i. pendahuluan -...

25
Kompos dan Mol 1 I. PENDAHULUAN Pengomposan dianggap sebagai teknologi berkelanjutan karena bertujuan untuk konservasi lingkungan, keselamatan manusia, dan mempunyai nilai ekonomi. Teknologi pengomposan saat ini menjadi sangat penting artinya terutama untuk mengatasi permasalahan limbah organik seperti sampah kota, limbah industri, serta limbah pertanian dan perkebunan. Seringkali petani menganggap bahwa pupuk kompos hanya berasal dari kotoran hewan, padahal bahan yang dapat digunakan sangat banyak dan tersedia dilingkungan sekitar seperti: daun-daunan, jerami dan sampah rumah tangga kecuali plastik, cara membuatnya dapat dilakukan secara sederhana. Bahan organik di alam akan mengalami penguraian dengan bantuan mikroba maupun biota tanah lainnya. Namun proses pengomposan yang terjadi secara alami berlangsung lama dan lambat. Untuk mempercepat proses pengomposan telah banyak dikembangkan teknologi pengomposan, baik pengomposan dengan teknologi sederhana, sedang, maupun teknologi tinggi. Pada prinsipnya pengembangan teknologi pengomposan berdasarkan penguraian bahan organik yang terjadi secara alami. Proses penguraian dioptimalkan sedemikian rupa sehingga pengomposan dapat berjalan dengan lebih cepat dan efisien. Kompos adalah hasil penguraian parsial/ tidak lengkap dari campuran bahan-bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam

Upload: hoangthu

Post on 03-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: I. PENDAHULUAN - lampung.litbang.pertanian.go.idlampung.litbang.pertanian.go.id/ind/images/stories/publikasi/... · bahan organik sebagai sumber energi. Membuat kompos ... dipupuk

Kompos dan Mol

1

I. PENDAHULUAN

Pengomposan dianggap sebagai teknologi

berkelanjutan karena bertujuan untuk konservasi lingkungan,

keselamatan manusia, dan mempunyai nilai ekonomi.

Teknologi pengomposan saat ini menjadi sangat penting

artinya terutama untuk mengatasi permasalahan limbah

organik seperti sampah kota, limbah industri, serta limbah

pertanian dan perkebunan. Seringkali petani menganggap

bahwa pupuk kompos hanya berasal dari kotoran hewan,

padahal bahan yang dapat digunakan sangat banyak dan

tersedia dilingkungan sekitar seperti: daun-daunan, jerami

dan sampah rumah tangga kecuali plastik, cara membuatnya

dapat dilakukan secara sederhana.

Bahan organik di alam akan mengalami penguraian

dengan bantuan mikroba maupun biota tanah lainnya.

Namun proses pengomposan yang terjadi secara alami

berlangsung lama dan lambat. Untuk mempercepat proses

pengomposan telah banyak dikembangkan teknologi

pengomposan, baik pengomposan dengan teknologi

sederhana, sedang, maupun teknologi tinggi. Pada

prinsipnya pengembangan teknologi pengomposan

berdasarkan penguraian bahan organik yang terjadi secara

alami. Proses penguraian dioptimalkan sedemikian rupa

sehingga pengomposan dapat berjalan dengan lebih cepat

dan efisien. Kompos adalah hasil penguraian parsial/ tidak

lengkap dari campuran bahan-bahan organik yang dapat

dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam

Page 2: I. PENDAHULUAN - lampung.litbang.pertanian.go.idlampung.litbang.pertanian.go.id/ind/images/stories/publikasi/... · bahan organik sebagai sumber energi. Membuat kompos ... dipupuk

Kompos dan Mol

2

mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab, dan

aerobik atau anaerobik. Sedangkan proses pengomposan

adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian

secara biologis, khususnya oleh mikroba yang memanfaatkan

bahan organik sebagai sumber energi. Membuat kompos

adalah mengatur dan mengontrol proses alami tersebut agar

kompos dapat terbentuk lebih cepat. Proses ini meliputi

membuat campuran bahan yang seimbang, pemberian air

yang cukup, mengatur aerasi, dan penambahan aktivator

pengomposan. Aktivator pengomposan saat ini sudah

banyak tersedia di kios-kios pertanian dengan berbagai

merek, namun bila ingin membuat sendiri dapat dibuat

dengan bahan-bahan yang tersedia di sekitar kita. Mikroba-

mikroba lokal yang dihasilkan dari campuran bahan-bahan

alami tersebut disebut dengan MOL (Mikroorganisme Lokal).

Page 3: I. PENDAHULUAN - lampung.litbang.pertanian.go.idlampung.litbang.pertanian.go.id/ind/images/stories/publikasi/... · bahan organik sebagai sumber energi. Membuat kompos ... dipupuk

Kompos dan Mol

3

II. KEUNTUNGAN PENGGUNAAN KOMPOS

2.1. Memperbaiki struktur dan kesuburan tanah

Peran kompos dalam memperbaiki struktur tanah

adalah meningkatkan kandungan bahan organik tanah,

berperan dalam merangsang granulasi, memperbaiki aerasi

tanah, dan meningkatkan kemampuan menahan air. Peran

bahan organik terhadap sifat biologis tanah adalah

meningkatkan aktivitas mikroorganisme yang berperan pada

fiksasi nitrogen dan transfer hara tertentu seperti N, P, dan

S. Aktivitas mikroba ini membantu tanaman untuk menyerap

unsur hara dari tanah dan menghasilkan senyawa yang

dapat merangsang pertumbuhan tanaman. Aktivitas mikroba

tanah juga diketahui dapat membantu tanaman menghadapi

serangan penyakit. Peran bahan organik terhadap sifat kimia

tanah adalah meningkatkan kapasitas tukar kation sehingga

mempengaruhi serapan hara oleh tanaman.

2.2. Keuntungan bagi tanaman

Tanaman yang dipupuk dengan kompos cenderung

mempunyai kualitas yang lebih baik daripada tanaman yang

dipupuk dengan pupuk kimia, misalnya: hasil panen lebih

tahan disimpan, lebih berat, lebih segar, dan lebih enak.

Kompos mengandung hormon dan vitamin bagi tanaman,

sehingga tanaman lebih tahan dari serangan hama penyakit

Page 4: I. PENDAHULUAN - lampung.litbang.pertanian.go.idlampung.litbang.pertanian.go.id/ind/images/stories/publikasi/... · bahan organik sebagai sumber energi. Membuat kompos ... dipupuk

Kompos dan Mol

4

2.3. Keuntungan dari segi ekonomi/ lingkungan :

a. Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan

limbah.

b. Mengurangi volume/ukuran limbah.

c. Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan

asalnya.

d. Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah.

e. Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan.

Page 5: I. PENDAHULUAN - lampung.litbang.pertanian.go.idlampung.litbang.pertanian.go.id/ind/images/stories/publikasi/... · bahan organik sebagai sumber energi. Membuat kompos ... dipupuk

Kompos dan Mol

5

III. PROSES PENGOMPOSAN

3.1. Bahan-bahan yang dapat Dibuat kompos

Pada dasarnya semua bahan organik padat dapat

dikomposkan, misalnya: limbah organik rumah tangga,

sampah organik pasar/kota, kertas, kotoran/limbah

peternakan (Kotoran ternak, binatang, sisa makanan),

limbah pertaniah (seresah, daun-daunan, pangkasan rumput,

ranting, dan sisa kayu), limbah agroindustri, limbah pabrik

kertas, limbah pabrik gula, limbah pabrik kelapa sawit, dan

lain-lain.

3.2. Proses Pengomposan

Proses pengomposan secara sederhana dapat dibagi

menjadi dua tahap, yaitu tahap aktif dan tahap pematangan.

Selama tahap awal proses, oksigen dan senyawa yang

mudah terdegradasi akan segera dimanfaatkan oleh mikroba

mesofilik. Suhu tumpukan kompos akan meningkat dengan

cepat yang diikuti dengan peningkatan pH kompos, hingga di

atas 50oC- 70oC. Suhu akan tetap tinggi selama waktu

tertentu. Mikroba yang aktif pada kondisi ini adalah mikroba

termofilik, yaitu mikroba yang aktif pada suhu tinggi. Pada

saat ini terjadi dekomposisi/penguraian bahan organik yang

sangat aktif. Mikroba-mikroba yang terdapat di dalam

kompos dengan menggunakan oksigen akan menguraikan

bahan organik menjadi CO2, uap air dan panas. Setelah

sebagian besar bahan telah terurai, maka suhu akan

berangsur-angsur mengalami penurunan. Pada saat ini

Page 6: I. PENDAHULUAN - lampung.litbang.pertanian.go.idlampung.litbang.pertanian.go.id/ind/images/stories/publikasi/... · bahan organik sebagai sumber energi. Membuat kompos ... dipupuk

Kompos dan Mol

6

terjadi pematangan kompos tingkat lanjut, yaitu

pembentukan komplek liat humus. Selama proses

pengomposan akan terjadi penyusutan volume maupun

biomassa bahan. Pengurangan ini dapat mencapai 30 – 40%

dari volume/bobot awal bahan. Proses pengomposan dapat

terjadi secara aerobik (menggunakan oksigen) atau

anaerobik (tanpa oksigen). Proses yang dijelaskan

sebelumnya adalah proses aerobik, dimana mikroba

menggunakan oksigen dalam proses dekomposisi bahan

organik. Proses dekomposisi dapat juga terjadi tanpa

menggunakan oksigen yang disebut proses anaerobik.

3.3. Strategi mempercepat proses pengomposan

Pengomposan dapat dipercepat dengan beberapa

strategi. Secara umum strategi untuk mempercepat proses

pengomposan dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:

1. Memanipulasi kondisi/faktor-faktor yang berpengaruh

pada proses pengomposan.

2. Menambahkan organisme yang dapat mempercepat

proses pengomposan, yaitu mikroba pendegradasi bahan

organik dan vermikompos (cacing).

3. Menggambungkan strategi pertama dan kedua.

A. Memanipulasi Kondisi Pengomposan (Strategi 1)

Strategi ini banyak dilakukan pada awal-awal

berkembangnya teknologi pengomposan. Kondisi

pengomposan dibuat seoptimum mungkin. Sebagai contoh,

rasio C/N yang optimum adalah antara 25 – 35. Dengan cara

Page 7: I. PENDAHULUAN - lampung.litbang.pertanian.go.idlampung.litbang.pertanian.go.id/ind/images/stories/publikasi/... · bahan organik sebagai sumber energi. Membuat kompos ... dipupuk

Kompos dan Mol

7

bahan-bahan yang mengandung rasio C/N tinggi dicampur

dengan bahan yang mengandung rasio C/N rendah, seperti

kotoran ternak. Ukuran bahan yang besar-besar dicacah

menjadi kecil dan ideal untuk proses pengomposan. Bahan

yang terlalu kering diberi tambahan air atau bahan yang

terlalu basah dikeringkan terlebih dahulu sebelum proses

pengomposan. Demikian pula untuk faktor-faktor lainnya.

B. Menggunakan Aktivator Pengomposan (Strategi 2)

Strategi yang lebih maju adalah dengan

memanfaatkan organisme yang dapat mempercepat proses

pengomposan. Organisme yang sudah banyak dimanfaatkan

misalnya cacing tanah, proses pengomposannya disebut

vermikompos dan kompos yang dihasilkan dikenal dengan

sebutan kascing. Organisme lain yang banyak dipergunakan

adalah mikroba, baik bakeri, aktinomicetes, maupun

kapang/cendawan. Saat ini dipasaran banyak sekali beredar

aktivator-aktivator pengomposan, misalnya : Promi,

OrgaDec, SuperDec, ActiComp, EM4, Stardec, Starbio, dll.

Promi, OrgaDec, SuperDec, dan ActiComp adalah

hasil penelitian Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan

Indonesia (BPBPI) dan saat ini telah banyak dimanfaatkan

oleh masyarakat. Aktivator pengomposan ini menggunakan

mikroba-mikroba terpilih yang memiliki kemampuan tinggi

dalam mendegradasi limbah-limbah padat organik, yaitu:

Trichoderma pseudokoningii, Cytopaga sp, Trichoderma

harzianum, Pholyota sp, Agraily sp dan FPP (fungi pelapuk

putih). Mikroba ini bekerja aktif pada suhu tinggi (termofilik).

Page 8: I. PENDAHULUAN - lampung.litbang.pertanian.go.idlampung.litbang.pertanian.go.id/ind/images/stories/publikasi/... · bahan organik sebagai sumber energi. Membuat kompos ... dipupuk

Kompos dan Mol

8

Pengomposan dapat dipercepat hingga 2 minggu untuk

bahan-bahan lunak/mudah dikomposkan hingga 2 bulan,

untuk bahan-bahan keras/sulit dikomposkan.

C. Memanipulasi Kondisi dan Menambahkan Aktivator

Pengomposan (Strategi 3)

Strategi proses pengomposan yang saat ini banyak

dikembangkan adalah menggabungkan strategi 1 dan 2.

Kondisi pengomposan dibuat seoptimal mungkin dengan

menambahkan aktivator pengomposan.

3.4. Alat-alat yang dibutuhkan

Peralatan yang dibutuhkan antara lain: parang/sabit,

ember/bak platik untuk menampung air, ember untuk

menyiram, plastik penutup, tali, sekop garpu/cangkul, dan

cetakan kompos (jika diperlukan). Platik penutup dapat

menggunakan plastik mulsa yang berwarna hitam. Plastik

dibelah sehingga lebarnya menjadi 2 m. Panjang plastik

disesuaikan dengan banyaknya bahan yang akan

dikomposkan. Cetakan kompos dapat dibuat dari bambu

atau kayu. Cetakan ini terdiri dari 4 bagian terpisah, dua

bagian berukuran kurang lebih 2 x 1 m dan dua lainnya

berukuran 1 x 1 m.

3.5. Lokasi Pengomposan

Pengomposan sebaiknya dilakukan di dekat kebun

yang akan diaplikasi kompos atau di dekat sumber bahan

baku yang akan dibuat kompos. Pemilihan lokasi ini akan

Page 9: I. PENDAHULUAN - lampung.litbang.pertanian.go.idlampung.litbang.pertanian.go.id/ind/images/stories/publikasi/... · bahan organik sebagai sumber energi. Membuat kompos ... dipupuk

Kompos dan Mol

9

menghemat biaya transportasi dan biaya tenaga kerja.

Lokasi juga dipilih dekat dengan sumber air. Karena apabila

jauh dengan sumber air akan menyulitkan proses

pengomposan.

3.6. Cara Pembuatan Kompos

A. Kompos Kotoran Sapi (Ternak)

Bahan yang diperlukan adalah :

1. Kotoran sapi : 80 – 83%

2. Serbuk gergaji : 5%

3. Abu sekam : 10%

4. Kalsit/Kapur : 2%

5. Dekomposer (Stardec) : 0,25%

Proses Pembuatan

1. Kotoran sapi (feses dan urin) dikumpulkan dan ditiriskan

selama satu minggu untuk mengurangi kadar airnya (±

60%).

2. Kotoran sapi yang sudah ditiriskan tersebut kemudian

dipindahkan ke petak pertama. Di tempat tersebut

dilakukan pencampuran bahan-bahan organik seperti

ampas gergaji, abu sekam, kapur dan dekomposer

(stardec).

3. Sebelum bahan-bahan organik dan dekomposer

dicampurkan pada kotoran sapi, sebaiknya keempat

bahan organik tersebut (ampas gergaji, abu sekam,

kapur dan stardec) dicampur terlebih dahulu, agar

Page 10: I. PENDAHULUAN - lampung.litbang.pertanian.go.idlampung.litbang.pertanian.go.id/ind/images/stories/publikasi/... · bahan organik sebagai sumber energi. Membuat kompos ... dipupuk

Kompos dan Mol

10

merata, dan dicampur merata pada kotoran sapi yang

telah disiapkan pada tempat pertama.

4. Untuk setiap 1 ton (1000 kg) kotoran ternak bahan

organik yang dicampurkan adalah 50 kg serbuk gergaji,

100 kg abu sekam, 20 kg kapur dan 2,5 kg stardec.

5. Setelah seminggu dilakukan pembalikan dan dipindahkan

ke lokasi kedua, dibiarkan selama seminggu. Setelah

seminggu dipindahkan ke lokasi ke 3 dan seterusnya

sampai berada dipetak keempat dan diperam selama

satu minggu.

6. Pada minggu keempat kompos sudah jadi dan untuk

mendapatkan bentuk yang seragam dilakukan

penyaringan atau diayak untuk memisahkannya dari

kerikil atau potongan kayu dan lainnya.

7. Selanjutnya kompos siap untuk diaplikasikan pada lahan

atau tanaman.

B. Kompos Jerami

1. Siapkan larutan dekomposer, gula dan air sesuai

petunjuk pada label.

2. Tumpuk jerami selapis demi selapis, masing-masing

lapisan setinggi kurang lebih 20 cm dan dipadatkan.

3. Di atas jerami taburkan kotoran ternak kira-kira setebal

5 cm untuk memperkaya kandungan haranya.

4. Selanjutnya taburkan dedak padi halus secara merata.

5. Siramkan larutan dekomposer yang telah disiapkan ke

seluruh permukaan bahan secara merata. Apabila

Page 11: I. PENDAHULUAN - lampung.litbang.pertanian.go.idlampung.litbang.pertanian.go.id/ind/images/stories/publikasi/... · bahan organik sebagai sumber energi. Membuat kompos ... dipupuk

Kompos dan Mol

11

larutan habis dan proses penyiraman belum selesai,

larutan harus dibuat lagi.

6. Lakukan lagi tahap ke-2 sampai ke-5 di atasnya secara

berlapis-lapis sampai mencapai ketinggian 1 meter.

7. Tutup seluruh bahan dengan plastik gelap/ terpal.

Usahakan sinar matahari dan air hujan tidak tembus

(masuk).

8. Seminggu sekali penutup dibuka, kemudian bahan

kompos dibalik. Setelah pembalikan selesai, bahan

kompos harus ditutup kembali. Tahap ini dilakukan

pada minggu ke-1 sampai ke-3.

9. Setelah 4 minggu, kompos sudah matang (jadi).

Kompos boleh langsung digunakan atau dikering

anginkan terlebih dahulu.

Gambar 1. Pembuatan kompos pada kegiatan M-KRPL

Kabupaten Pringsewu

Page 12: I. PENDAHULUAN - lampung.litbang.pertanian.go.idlampung.litbang.pertanian.go.id/ind/images/stories/publikasi/... · bahan organik sebagai sumber energi. Membuat kompos ... dipupuk

Kompos dan Mol

12

3.7. Pengamatan Kompos

Agar proses pengomposan dapat berjalan dengan

baik, perlu dilakukan pengamatan secara teratur.

Pengamatan dilakukan seminggu sekali secara visual dan

menggunakan peralatan yang sederhana. Pengamatan

meliputi suhu, kelembaban, penurunan volume, dan

kenampakan kompos. Buka plastik penutup kompos dan raba

tumpukan kompos hingga bagian dalam. Dalam waktu satu

dua hari setelah pembuatan kompos, suhu akan meningkat

dengan cepat. Peningkatan suhu dapat mencapai 70oC dan

dapat berlangsung beberapa minggu.

Pengamatan juga dilakukan terhadap kadar

air/kelembaban kompos, yang dilakukan hingga bagian

dalam kompos. Kompos yang baik akan terasa lembab

namun tidak terlalu basah. Sejalan dengan proses

penguraian bahan organik menjadi kompos akan terjadi

penyusutan volume kompos. Penyusutan volume ini dapat

mencapai setengah dari volume semula. Apabila selama

proses pengomposan tidak terjadi penyusutan volume,

kemungkinan proses pengomposan tidak berjalan dengan

baik.

Juga diamati perubahan warna yang terjadi pada

bahan baku kompos. Biasanya warna akan berubah menjadi

coklat kehitam-hitaman. Seringkali jamur juga ditemukan

tumbuh subur di atas tumpukan kompos. Pada proses

pengomposan aerobik, seharusnya tidak muncul bau

menyengat seperti bau air comberan pada saat proses

Page 13: I. PENDAHULUAN - lampung.litbang.pertanian.go.idlampung.litbang.pertanian.go.id/ind/images/stories/publikasi/... · bahan organik sebagai sumber energi. Membuat kompos ... dipupuk

Kompos dan Mol

13

pengomposan. Apabila muncul bau yang menyengat

kemungkinan proses pengomposan berjalan anaerob.

3.8. Mengatasi Masalah Selama Proses Pengomposan

Permasalahan yang sering muncul pada saat

pengomposan antara lain adalah tidak terjadi peningkatan

suhu, muncul bau menyengat dan tidak terjadi penurunan

volume kompos. Penyebab yang umum terjadi antara lain

karena kekurangan air atau kelebihan air dan kurang aerasi.

Apabila tumpukan kompos tampak kering, maka tambahkan

air secukupnya. Air ditambahkan secara merata sehingga

seluruh bagian mendapatkan air yang cukup. Jika jerami

sangat kering dicelup/direndam dengan air terlebih dahulu.

Apabila muncul bau yang menyengat dan tumpukan kompos

cukup kering, kemungkinan proses pengomposan berjalan

anaerob. Segera buka plastik penutup dan lakukan

pembalikan agar udara bisa masuk ke dalam tumpukan

kompos. Setelah itu plastik ditutupkan kembali. Apabila

muncul bau menyengat dan tumpukan kompos terlalu basah,

maka tambahkan aerasi. Penambahan aerasi dapat dilakukan

dengan cara menancapkan batang bambu yang telah

dilubangi. Apabila perlu dapat dilakukan pembalikan

tumpukan kompos.

Page 14: I. PENDAHULUAN - lampung.litbang.pertanian.go.idlampung.litbang.pertanian.go.id/ind/images/stories/publikasi/... · bahan organik sebagai sumber energi. Membuat kompos ... dipupuk

Kompos dan Mol

14

3.9. Kandungan Hara Kompos

Tabel 1. Menunjukan kandungan hara pengomposan

jerami di Lampung Tengah dengan berbagai macam

aktivator.

Tabel 1. Kandungan hara kompos jerami dengan berbagai

aktivator *)

Jenis Analisis Kompos Jerami

A (BeKa) B (Stardec) C (Promi) D (EM-4)

pH H2O 8.67 8.66 8.97 8.47

C-Organik (%)

(W&Black) 17.77 20.04 20.02 16.37

N-total (%)

(Kejdahl) 0.75 0.77 0.73 0.66

C/N 23.69 26.03 27.42 24.8

P2O5 (%)

(Bray 1) 0.12 0.19 0.12 0.11

K2O (%) 0.63 0.79 0.69 0.40

*) sumber : Barus, 2011

Page 15: I. PENDAHULUAN - lampung.litbang.pertanian.go.idlampung.litbang.pertanian.go.id/ind/images/stories/publikasi/... · bahan organik sebagai sumber energi. Membuat kompos ... dipupuk

Kompos dan Mol

15

Gambar 2. Pemanfaatan kompos untuk penanaman sayur-sayuran

di Kebun Bibit Desa Kegiatan M-KRPL di Kabupaten

Pringsewu

Page 16: I. PENDAHULUAN - lampung.litbang.pertanian.go.idlampung.litbang.pertanian.go.id/ind/images/stories/publikasi/... · bahan organik sebagai sumber energi. Membuat kompos ... dipupuk

Kompos dan Mol

16

IV. MIKROORGANISME LOKAL (MOL)

Larutan MOL adalah larutan hasil fermentasi yang

berbahan dasar dari berbagai sumberdaya yang tersedia di

suatu daerah. Larutan MOL mengandung unsur mikro dan

makro dan juga mengandung bakteri yang berpotensi

sebagai perombak bahan organik, perangsang tumbuhan,

dan sebagai agens pengendali hama dan penyakit tanaman,

sehingga MOL dapat digunakan baik sebagai dekomposer

pupuk hayati dan sebagai pestisida organik, terutama

sebagai fungisida. Larutan MOL dibuat sangat sederhana

yaitu dengan memanfaatkan limbah dari rumah tangga atau

tanaman di sekitar lingkungan misalnya sisa-sisa tanaman

seperti bonggol pisang, gedebog pisang, buah nanas, jerami

padi, sisa sayuran, nasi basi, dan lain-lain.

4.1. Mol Sebagai Bioaktivator (Dekomposer)

Perombakan bahan organik secara alami

membutuhkan waktu 3-4 bulan, sehingga upaya pelestarian

lahan pertanian mengalami hambatan, apalagi dihadapkan

dengan masa tanam yang mendesak untuk menghasilkan

produksi tinggi. Residu bahan organik sulit dikonversi

menjadi bentuk yang lebih berdayaguna karena degradasi

lignin merupakan pembatas bagi kecepatan dan efisiensi

dekomposisi. Dengan demikian diperlukan upaya untuk

mempercepat perombakan lignin dan selulosa dengan

berbagai dekomposer atau bioaktivator.

Page 17: I. PENDAHULUAN - lampung.litbang.pertanian.go.idlampung.litbang.pertanian.go.id/ind/images/stories/publikasi/... · bahan organik sebagai sumber energi. Membuat kompos ... dipupuk

Kompos dan Mol

17

Saat ini sudah tersedia berbagai jenis dekomposer di

pasaran sehingga peluang usaha pembuatan pupuk organik

terbuka luas. Penggunaan mikroba dekomposer dapat dilihat

dari efektivitas dan efisiensi, mutu kompos, biaya dan

kemudahan aplikasinya. Karakteristik dan dosis mikroba

beberapa jenis dekomposer yang digunakan dalam

pembuatan pupuk organik atau kompos adalah sebagai

berikut :

1. Biodec : Merupakan konsersia mikroba perombak

selulosa dan lignin dengan fungsi metabolik yang

komplementer, merombak dan mengubah residu

organik menjadi bahan organik tanah dan

menyuburkan tanah. Penggunaan Biodec untuk setiap

ton/m3 bahan adalah 2,5 kg.

2. Promi : Formula mikroba unggul, pemacu pertumbuhan

tanaman, pelarut hara terikat tanah dan pengendali

penyakit tanaman. Bahan aktif Promi adalah mikroba

Trichoderma harzianum, T. pseudokoningii dan

Aspergillus sp. Penggunaan Promi untuk setiap ton/m3

bahan adalah 1 kg.

3. M-Dec : Mikroba mempercepat pengomposan, alelopati

serta menekan perkembangan penyakit, larva insek

dan biji gulma. Bahan aktif M-Dec adalah mikroba

Trichoderma harzianum, T. pseudokoningii, Aspergillus

sp dan Trametes. Penggunaan M-Dec untuk setiap

ton/m3 bahan adalah 1 kg.

Page 18: I. PENDAHULUAN - lampung.litbang.pertanian.go.idlampung.litbang.pertanian.go.id/ind/images/stories/publikasi/... · bahan organik sebagai sumber energi. Membuat kompos ... dipupuk

Kompos dan Mol

18

4. Orlitani : Formula bioaktivator dengan bahan aktif

Trichoderma harzianum dan T. pseudokoningii.

Manfaat kompos dengan Orlitani dapat mengurangi

penggunaan pupuk kimia sampai 50% dan

meningkatkan hasil panen 10-20%. Penggunaan

Orlitani untuk setiap ton/m3 bahan adalah 5 kg.

5. Orgadec : Dekomposer yang memiliki kemampuan

menurunkan C/N ratio secara cepat dan bersifat

antagonis terhadap beberapa jenis penyakit akar.

Mengandung mikroba Trichoderma pseudokoningii dan

Cytophaga sp yang memiliki kemampuan tinggi dalam

penghancur lignin dan selulosa secara bersamaan.

Penggunaan Orgadec untuk setiap ton/m3 bahan

adalah 5 kg.EM-4 : Dekomposer yang mengandung

bakteri fotosintesis, bakteri asam laktat, Actinomycetes,

ragi dan jamur fermentasi. EM-4 merupakan cairan

berbau sedap dengan rasa asam manis dengan pH <

3,5. Penggunaan EM-4 untuk setiap ton/m3 bahan

adalah 1 liter. Berdasarkan hasil penelitian, beberapa

dekomposer (M-Dec, Orgadec, Probion, MOL-pepaya,

MOL-bambu) mampu menurunkan C/N ratio jerami

sekitar 25:1 setelah dua minggu masa inkubasi, namun

kematangan dan stabilitas kompos baru dicapai setelah

minggu ke-5 dengan C/N ratio 11:1 – 16:1.

Page 19: I. PENDAHULUAN - lampung.litbang.pertanian.go.idlampung.litbang.pertanian.go.id/ind/images/stories/publikasi/... · bahan organik sebagai sumber energi. Membuat kompos ... dipupuk

Kompos dan Mol

19

4.2. Cara Pembuatan Mol

Bahan utama dalam larutan MOL adalah

1. Karbohidrat : air cucian beras, nasi bekas, singkong,

kentang dan gandum

2. Glukosa : cairan gula merah, cairan gula pasir, air

kelapa/nira

3. Sumber bakteri : keong mas, buah-buahan misalnya

tomat, papaya, dan kotoran hewan.

Beberapa cara pembiakan MOL yang mudah dibuat, yaitu :

1. Menggunakan air rebusan kedelai (air rebusan kedelai ±

10 liter ditambahkan gula merah ¼ kg ).

2. Menggunakan air kelapa (air kelapa ± 10 liter, gula

merah ¼ kg, buah-buahan busuk secukupnya).

3. Menggunakan batang pisang (air kelapa ± 10 liter, gula

merah ¼ kg, batang pisang 0,5 cm )

4. Menggunakan kotoran hewan (kotoran hewan (sapi,

kerbau) ± 10 liter, gula merah ½ kg, dedak/bekatul 5

kg, air kelapa secukupnya (untuk mengaduk sampai

basah)).

Page 20: I. PENDAHULUAN - lampung.litbang.pertanian.go.idlampung.litbang.pertanian.go.id/ind/images/stories/publikasi/... · bahan organik sebagai sumber energi. Membuat kompos ... dipupuk

Kompos dan Mol

20

4.3. Membuat Stater/ Bio

Bahan-bahan yang digunakan :

1. Nasi (tidak basi) jumlahnya disesuaikan dengan

kebutuhan.

2. Jamur (berwarna putih tipis menempel di kulit

kayu/batang kelapa/ bambu / ranting bambu dll.) jumlah

disesuaikan dengan kebutuhan.

3. Besek (terbuat dari bambu) jumlah disesuaikan dengan

kebutuhan.

4. Air jumlahnya disesuaikan kebutuhan.

5. Gula merah 2 biji untuk pembuatan 1 toples.

6. Sak / karung goni secukupnya.

Cara membuat :

1. Masukan nasi dalam besek, lalu taruh jamur diatasnya,

kemudian tutup menggunakan sak/karung goni yang

sudah dibasahi dengan air untuk menjaga kelembaban.

Pembuatan pertama kali, waktu pembutan 3 hari 3

malam. Apabila besek dan jamur mau digunakan untuk

membuat lagi, terlebih dahulu besek dicuci dan jamur

dibasahi. Waktunya cukup 2 hari 2 malam.

2. Bila diatas nasi sudah kelihatan jamur putih seperti jamur

yang ada pada tempe, sak/tutup diangkat, kemudian

jamur diambil. Selanjutnya masukkan dalam toples

ukuran 2 liter tambahkan gula merah 2 biji yang sudah

dipotong-potong. Masukkan air sampai rata dengan nasi.

Page 21: I. PENDAHULUAN - lampung.litbang.pertanian.go.idlampung.litbang.pertanian.go.id/ind/images/stories/publikasi/... · bahan organik sebagai sumber energi. Membuat kompos ... dipupuk

Kompos dan Mol

21

Untuk nasi dan air paling banyak sebatas toples dan

ditutup rapat. Ciri-ciri stater jadi, nasi terapung dan

setelah 5 hari dibuka baunya seperti air tape, siap

digunakan untuk membuat kompos.

4.4. Cara membuat pupuk kompos menggunakan

MOL.

Bahan-bahan yang digunakan

1. Kotoran hewan, jerami, dedaunan, batang pisang,

batang jagung, sampah pekarangan, sekam, serbuk

gergaji, bahan lainnya kecuali plastik.

2. Gula merah ¼ kg untuk stater / mol 2 liter

3. Stater/mol 1 toples/2 liter untuk membuat 2 ton kompos

4. Air

5. Dedak / senil

6. Cangkul / garpu

7. Bak/ ember

8. Daun pisang (kalau ada)

9. Plastik / terpal tambak

Cara membuat :

1. Haluskan/dilarutkan gula merah dengan air

Page 22: I. PENDAHULUAN - lampung.litbang.pertanian.go.idlampung.litbang.pertanian.go.id/ind/images/stories/publikasi/... · bahan organik sebagai sumber energi. Membuat kompos ... dipupuk

Kompos dan Mol

22

2. Statater/mol dijadikan satu dengan larutan gula, tambah

air biasa dengan perbandingan (1 : 15) lalu diaduk

sampai rata dalam bak.

3. Batang pisang dan batang jagung dicacah, lalu ratakan

bahan organik diatas tanah setinggi kurang lebih 20 cm

(dalam keadaan lembab).

4. Selanjutnya stater/mol, taburkan/percikan sampai rata,

lalu taburi dedak / serbuk gergaji.

5. Berikutnya ratakan bahan organik diatasnya setinggi 20

cm, dan ditaburi/diperciki mol sampai rata, lalu dedak

ditabukan diatasnya, begitu seterusnya.

6. Selanjutnya ditutup pakai daun pisang kalau ada,

kemudian ditutup pakai plastik / terpal tambak.

7. Setelah 1 minggu lakukan pembalikan/pengadukan.

Minggu ke 2 aduk lagi. Bila perlu pengadukan 1 dan 2

bisa ditambah stater/mol. Minggu ke 3 aduk lagi tidak

perlu ditutup ditaruh di tempat yang teduh (tidak kena

hujan) selama 1 minggu, dan kompos sudah siap

aplikasi.

4.5. Membuat Pupuk Pelengkap Cair (PPC)

Bahan yang diperlukan :

Serabut kelapa muda, buah-buahan yang manis, pucuk

daun-daunan, urin ternak bonggol dan hati batang pisang,

Page 23: I. PENDAHULUAN - lampung.litbang.pertanian.go.idlampung.litbang.pertanian.go.id/ind/images/stories/publikasi/... · bahan organik sebagai sumber energi. Membuat kompos ... dipupuk

Kompos dan Mol

23

sisa-sisa makanan, berbagai tulang-tulangan, air kelapa/

legent dan abu dapur. (perbandingan 1:1)

Cara membuat :

1. Semua bahan diiris tipis-tipis kecuali abu dapur dan sisa

makanan, bahan yang sudah disiapkan masukan ke

dalam toples dan tambahkan air nira/legent lalu tutup

rapat dengan menggunakan plastik.

2. Biarkan rendaman selama 2 – 3 minggu jika digunakan

untuk bio stater dalam pengomposan. Dan jika

digunakan untuk pupuk pelengkap cair maka rendaman

harus lebih dari 4 minggu.

3. Cara penggunaan, ambil air rendaman lalu saring dan

campur dengan air biasa, dapat disiramkan langsung

atau disemprotkan ke tanaman, dengan perbandingan

1:1 untuk tanaman padi sawah (mengurangi

penggunaan pupuk kompos). 1 : 5 selain tanaman padi

sawah.

4.6. Membuat Kompos bernutrisi tinggi

Bahan-bahan yang diperlukan :

Jerami, batang jagung, sekam, serbuk gergaji, batang

pisang, daun-daunann, kotoran sapi, kerbau, kambing,

kelinci, dan sampah lingkungan keculai plastik, bak plastik,

ember plastik, cangkul / gapu, daun pisang, plastik / terpal

tambak.

Page 24: I. PENDAHULUAN - lampung.litbang.pertanian.go.idlampung.litbang.pertanian.go.id/ind/images/stories/publikasi/... · bahan organik sebagai sumber energi. Membuat kompos ... dipupuk

Kompos dan Mol

24

Cara membuat :

1. Kedua jenis stater / mol ini dicampur satu dengan

perbandingan 1 : 1 lalu diaduk sampai rata.

2. Proses membuatnya sama dengan membuat kompos

menggunakan stater/mol dari nasi dan jamur. Lebih

banyak mol dari buah-buahan lebih baik.

Page 25: I. PENDAHULUAN - lampung.litbang.pertanian.go.idlampung.litbang.pertanian.go.id/ind/images/stories/publikasi/... · bahan organik sebagai sumber energi. Membuat kompos ... dipupuk

Kompos dan Mol

25

V. BAHAN BACAAN

Barus, 2011. Uji Efektivitas Kompos Jerami dan Pupuk NPK

terhadap Hasil Padi (Oryza sativa L) di Lampung.

Jurnal Agrivigor 10 (3) : 250 – 255.

Simanungkalit, R.D.M, D.A Suriadikarta, R. Saraswati, D.

Setyorini, dan W. Hartatik. 2006. Pupuk Organik

dan Pupuk Hayati. Balai Besar Penelitian dan

Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian.