i. pendahuluan 1.1. latar belakang - core.ac.uk · apabila dengan skenario optimistik bisa mencapai...

12
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejarah berdirinya perbankan syariah dengan sistem bagi hasil didasarkan pada dua alasan utama yaitu adanya pandangan bahwa bunga (interest) pada bank konvensional hukumnya haram karena termasuk dalam kategori riba yang dilarang dalam agama, baik Islam maupun non-Islam dan dari aspek keadilan dimana penyerahan resiko usaha terhadap salah satu pihak dinilai melanggar norma keadilan. Menurut Sjahdeini (1999) bahwa dalam jangka panjang sistem perbankan konvensional akan menyebabkan penumpukan kekayaan pada segelintir orang yang memiliki kapital besar. Hadirnya bank syariah di Indonesia didorong oleh keinginan masyarakat Indonesia (terutama masyarakat Islam) yang berpandangan bahwa bunga bank adalah riba. Meskipun demikian, prinsip bagi hasil dalam lembaga keuangan telah dikenal luas baik di negara mayoritas ataupun minoritas Islam. Jadi, dapat dikatakan bahwa prinsip bagi hasil bukanlah merupakan kegiatan spiritual suatu agama (Islam) melainkan lebih merupakan konsep pembagian hasil usaha antara pemilik dengan pengelola modal. Dengan demikian, pengelolaan bank berdasarkan prinsip bagi hasil dapat diterapkan dan digunakan oleh seluruh masyarakat Indonesia tanpa terbatas pada umat Islam saja. Hanya saja, perkembangan bank syariah di Indonesia saat ini baru berkembang pada masyarakat tertentu, yaitu masyarakat Islam.

Upload: lylien

Post on 30-Mar-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - core.ac.uk · apabila dengan skenario optimistik bisa mencapai 20%. ... Dalam undang-undang ini dinyatakan pula bahwa prinsip syariah adalah aturan

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sejarah berdirinya perbankan syariah dengan sistem bagi hasil didasarkan

pada dua alasan utama yaitu adanya pandangan bahwa bunga (interest) pada bank

konvensional hukumnya haram karena termasuk dalam kategori riba yang

dilarang dalam agama, baik Islam maupun non-Islam dan dari aspek keadilan

dimana penyerahan resiko usaha terhadap salah satu pihak dinilai melanggar

norma keadilan. Menurut Sjahdeini (1999) bahwa dalam jangka panjang sistem

perbankan konvensional akan menyebabkan penumpukan kekayaan pada

segelintir orang yang memiliki kapital besar.

Hadirnya bank syariah di Indonesia didorong oleh keinginan masyarakat

Indonesia (terutama masyarakat Islam) yang berpandangan bahwa bunga bank

adalah riba. Meskipun demikian, prinsip bagi hasil dalam lembaga keuangan telah

dikenal luas baik di negara mayoritas ataupun minoritas Islam. Jadi, dapat

dikatakan bahwa prinsip bagi hasil bukanlah merupakan kegiatan spiritual suatu

agama (Islam) melainkan lebih merupakan konsep pembagian hasil usaha antara

pemilik dengan pengelola modal. Dengan demikian, pengelolaan bank

berdasarkan prinsip bagi hasil dapat diterapkan dan digunakan oleh seluruh

masyarakat Indonesia tanpa terbatas pada umat Islam saja. Hanya saja,

perkembangan bank syariah di Indonesia saat ini baru berkembang pada

masyarakat tertentu, yaitu masyarakat Islam.

Page 2: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - core.ac.uk · apabila dengan skenario optimistik bisa mencapai 20%. ... Dalam undang-undang ini dinyatakan pula bahwa prinsip syariah adalah aturan

2

Sejak tahun 1992, industri perbankan syariah di Indonesia mulai

berkembang cukup pesat sampai dengan saat ini, bahkan diperkirakan akan terus

berkembang pesat di masa yang akan datang sebagaimana terlihat dalam Tabel 1.

Tabel 1. Proyeksi Pertumbuhan Aset Perbankan Syariah Tahun Bank Indonesia Karim Busimess Consulting

Aset Yang Diproyeksikan

Pertumbuhan Riil Yang

Diharapkan

Jumlah PengoperasianKantor Cabang

Yang Diharapkan

Persentase terhadap

Total Industri

Perbankan Nasional

Aset Yang Diproyeksikan

(pesimistik)

Persentase terhadap

Total Industri

Perbankan Nasional

2005 24,06 70% 438 1,85 25 1,92 2006 38,48 60% 560 2,79 40 2,96 2007 57,72 50% 673 3,94 75 5,36 2008 80,81 40% 753 5,18 100 6,67 2009 107,08 33% 799 6,45 150 9,38 2010 135,45 27% 808 7,67 200 11,77 2011 171,34 27% 818 9,10 300 16,67

Sumber : Laporan Perkembangan Perbankan Syariah 2004, Bank Indonesia dan Karim Growth Model (2005)

Bank Indonesia (2004) memperkirakan bahwa jumlah aset perbankan

syariah dibandingkan seluruh jumlah perbankan nasional mencapai 9,10% pada

tahun 2011. Proyeksi yang dibuat oleh Karim Business Consulting (2005),

menyatakan bahwa pada tahun 2011 jumlah aset perbankan syariah dibandingkan

dengan perbankan konvensional sebesar 16,67% (dengan skenario pesimistik),

apabila dengan skenario optimistik bisa mencapai 20%.

Hal ini didukung pula oleh terbitnya Undang-Undang No. 10 Tahun 1998

tentang Perbankan yang secara eksplisit memperbolehkan operasional bank

berdasarkan prinsip syariah baik bagi Bank Umum maupun Bank Perkreditan

Rakyat. Dalam undang-undang ini dinyatakan pula bahwa prinsip syariah adalah

aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk

penyimpanan dana dan/atau pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lainnya

yang dinyatakan sesuai dengan syariah, antara lain pembiayaan berdasarkan

prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan

Page 3: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - core.ac.uk · apabila dengan skenario optimistik bisa mencapai 20%. ... Dalam undang-undang ini dinyatakan pula bahwa prinsip syariah adalah aturan

3

modal (musyarakah), prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan

(murabahah), atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni

tanpa pilihan (ijarah), atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas

barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa igtina).

Era undang-undang inilah yang menandai dimulainya sistem perbankan

ganda (dual banking system) dalam sistem hukum perbankan di Indonesia, yaitu

sistem perbankan konvensional dan sistem perbankan syariah. Bahkan bank

umum konvensional diperkenankan untuk membuka layanan syariah melalui

Islamic window dengan terlebih dahulu membentuk Unit Usaha Syariah (UUS).

Keberadaan Indonesia yang merupakan salah satu negara dengan

penduduk mayoritas muslim menyebabkan perbankan syariah Indonesia mulai

menarik perhatian banyak bank konvensional bahkan merupakan suatu peluang

dalam merebut pangsa pasar perbankan Indonesia. Hal ini tampak sejak tahun

2006 dimana bank-bank konvensional mulai diperkenankan membuka counter-

counter syariah dalam kantor cabang utama maupun kantor cabang pembantu

tanpa perlu mendirikan UUS atau biasa dikenal dengan office channelling. Sampai

dengan akhir Desember 2007, di Indonesia telah terdapat 3 kantor Bank Umum

Syariah dan 26 Unit Usaha Syariah (Bank Umum Konvensional) dan 114 Bank

Perkreditan Rakyat Syariah yang tersebar di seluruh Indonesia (BI, 2007) seperti

terlihat pada Tabel 2.

Page 4: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - core.ac.uk · apabila dengan skenario optimistik bisa mencapai 20%. ... Dalam undang-undang ini dinyatakan pula bahwa prinsip syariah adalah aturan

4

Tabel 2. Jumlah Total Jaringan Kantor Perbankan Syariah *)

Desember 2007 Kelompok Bank KP/UUS KPO/KC KCP UPS KK

Bank Umum Syariah 3 113 63 25 198 1. PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk

1 51 10 12 83

2. PT. Bank Syariah Mandiri, Tbk 1 57 46 13 114 3. PT. Bank Syariah Mega Indonesia 1 5 7 0 1 Unit Usaha Syariah 26 110 55 0 6 1. PT. Bank IFI 1 1 0 0 0 2. PT. Bank Negara Indonesia 1 24 25 0 0 3. PT. Bank Jabar 1 5 1 0 0 4. PT. Bank Rakyat Indonesia 1 27 16 0 0 5. PT. Bank Danamon 1 7 3 0 0 6. PT. Bank Bukopin 1 5 1 0 0 7. PT. Bank Internasional Indonesia 1 2 0 0 0 8. HSBC, Ltd 1 0 1 0 0 9. PT. Bank DKI 1 1 0 0 5 10. BPD Riau 1 2 0 0 1 11. BPD Kalsel 1 2 0 0 0 12. PT. Bank Niaga 1 2 5 0 0 13. BPD Sumatera Utara 1 2 0 0 0 14. BPD Aceh 1 2 3 0 0 15. Bank Permata 1 5 0 0 0 16. Bank Tabungan Negara 1 12 0 0 0 17. BPD Nusa Tenggara Barat 1 1 0 0 0 18. BPD Kalimantan Barat 1 1 0 0 0 19. BPD Sumatera Selatan 1 1 0 0 0 20. BPD Kalimanta Timur 1 1 0 0 0 21. BPD DIY 1 1 0 0 0 22. BPD Sulawesi Selatan 1 2 0 0 0 23. BPD Sumatera Barat 1 1 0 0 0 24. BPD Jawa Timur 1 1 0 0 0 25. PT. Bank Ekspor Indonesia 1 1 0 0 0 26. Bank Lippo 1 1 0 0 0 Bank Perkreditan Rakyat Syariah 114 0 0 0 0

TOTAL 146 223 118 25 204 Sumber : Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia (2007) *)Terdiri dari : Kantor Pusat/Unit Usaha Syariah, Kantor Pusat Operasional/Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu, Unit Pelayanan Syariah, Kantor Kas (termasuk gerai)

Sedangkan, total aset perbankan syariah per Desember 2007 tercatat

sebesar Rp 36,5 trilyun, meningkat sekitar 26,8% dibanding posisi awal tahun

2007 (BI, 2007) seperti terlihat pada Tabel 3.

Page 5: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - core.ac.uk · apabila dengan skenario optimistik bisa mencapai 20%. ... Dalam undang-undang ini dinyatakan pula bahwa prinsip syariah adalah aturan

5

Tabel 3. Aset Perbankan Syariah (dalam juta rupiah) Tahun 2007*) Keterangan Mar-07 Jun-07 Sep-07 Okt-07 Nov-07 Des-07

1. Kas 370.870 377.200 410.271 612.751 411.153 487.800

2. Penempatan pada BI 4.804.784 3.461.996 2.941.506 3.238.131 3.210.526 4.539.661 3. Penempatan pada bank lain 1.227.930 1.127.480 1.214.436 1.436.817 1.265.566 1.667.075

4. Pembiayaan yang diberikan 20.820.064 22.969.103 25.589.806 26.148.752 26.548.228 27.944.311

5. Penyertaan 40.660 40.660 40.660 40.660 40.660 41.095

6. Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP)

(617.879) (766.387) (867.661) (901.697) (862.962) (785.271)

7. Aktiva Tetap & Inventaris 266.578 274.288 273.354 270.232 274.583 295.959

8. Rupa-rupa Aktiva 1.381.616 1.577.182 2.004.602 1.969.336 2.093.559 2.101.528

Total Aset 28.447.352 29.208.812 31.802.773 33.016.029 33.287.970 36.537.637

Sumber : Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia (2007)

*) Meliputi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah (tidak termasuk BPR Syariah)

Meskipun demikian, tantangan yang dihadapi perbankan syariah di

Indonesia tidaklah ringan dikarenakan dukungan masyarakat yang merupakan

kunci suksesnya bank syariah belum sepenuhnya. Hal ini dapat terlihat dari efek

ketika MUI mengeluarkan fatwa pada Desember 2003 yang menyatakan bahwa

bunga bank haram, ternyata tidak menciptakan rush di bank-bank konvensional.

Pemahaman dan sosialisasi masyarakat terhadap produk dan sistem

perbankan syariah masih terbatas. Hal ini didukung oleh data yang dipublikasikan

oleh Bank Indonesia (2008), bahwa hingga Desember 2007, perbankan syariah

hanya memiliki sekitar 2% dari total aset perbankan secara nasional. Meskipun

mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim, tetapi perkembangan produk

syariah berjalan lambat dan belum bisa berkembang seperti halnya bank

konvensional. Upaya pengembangan bank syariah tidak cukup hanya

berlandaskan pada aspek-aspek legal dan peraturan perundang-undangan tetapi

juga harus berorientasi kepada pasar atau masyarakat sebagai pengguna jasa

lembaga perbankan. Keberadaan bank konvensional dan syariah secara umum

Page 6: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - core.ac.uk · apabila dengan skenario optimistik bisa mencapai 20%. ... Dalam undang-undang ini dinyatakan pula bahwa prinsip syariah adalah aturan

6

memiliki fungsi strategis sebagai lembaga intermediasi dan memberikan jasa

dalam lalu lintas pembayaran, namun karakteristik dari kedua tipe bank tersebut

dapat mempengaruhi perilaku calon nasabah dalam menentukan preferensi

mereka terhadap pemilihan antara kedua tipe bank tersebut. Perilaku nasabah

terhadap produk perbankan dapat dipengaruhi oleh sikap dan persepsi masyarakat

terhadap karakteristik perbankan itu sendiri.

Industri keuangan syariah pada tahun 2008 akan mengalami

perkembangan yang dinamis. Bahkan Bank Indonesia menetapkan target

akselerasi perkembangan perbankan syariah mencapai 5% dari pangsa pasar

perbankan nasional secara optimis (Abdullah, 2008).

Maju atau tidaknya industri perbankan syariah sangat bergantung kepada

semua pihak yang secara langsung ataupun tidak langsung merasakan manfaat

atas kehadiran bank syariah. Pihak yang dapat merasakan secara langsung manfaat

bank syariah berarti setidaknya telah meningkatkan jumlah nasabah perbankan

syariah, begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu, kerjasama antar berbagai pihak

yang merupakan komponen dari stakeholder merupakan cara utama mencapai

kemajuan dan kesinambungan operasional industri perbankan syariah di masa

yang akan datang.

Fenomena perkembangan perbankan syariah tersebut, semakin menarik

bagi pelaku industri perbankan untuk memperluas pelayanannya di sektor

perbankan syariah. Terkait dengan perkembangan perbankan syariah ini,

diperlukan suatu strategi pemasaran yang didasarkan atas pemahaman terhadap

segmentasi pasar beserta karakteristik dan perilaku nasabah yang ada dalam

segmen tersebut. Menurut Weinstein (1994), pemahaman terhadap segmentasi

Page 7: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - core.ac.uk · apabila dengan skenario optimistik bisa mencapai 20%. ... Dalam undang-undang ini dinyatakan pula bahwa prinsip syariah adalah aturan

7

pasar mempunyai tujuan utama untuk melayani konsumen dengan lebih baik dan

memperbaiki posisi kompetitif perusahaan.

Penelitian yang bersifat kuantitatif ini merupakan langkah lanjutan dari

penelitian kuantitatif dari Karim Business Consulting (2005) yang telah

menganalisis perilaku nasabah dan segmentasi pasar perbankan syariah Indonesia.

Kasali (2003) mengatakan bahwa pemahaman yang lebih baik terhadap

segmentasi pasar akan meningkatkan pangsa pasar, perbaikan proses komunikasi

dan memperkuat citra perusahaan. Berbagai studi terkait dengan segmentasi pasar

dan pemahaman atas perilaku dari setiap segmen pasar perbankan merupakan hal

yang penting untuk mendukung perkembangan perbankan syariah. Di tengah

sedikitnya penelitian tentang segmentasi pasar dan perilaku nasabah terhadap

bank syariah, maka upaya untuk melakukan studi tentang hal ini diharapkan

mampu mendorong perkembangan industri perbankan syariah ke arah yang lebih

baik.

Provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta sebagai ibukota Negara

Indonesia merupakan pusat ekonomi nasional yang memiliki potensi besar untuk

pengembangan industri perbankan syariah dan penduduknya tidak didominasi

oleh suatu kelompok tertentu. Hal ini ditunjukkan dengan pertumbuhan ekonomi

provinsi DKI Jakarta (termasuk Banten) yang tinggi dan menjadi penyumbang

pertumbuhan ekonomi terbesar secara nasional, yaitu dengan tingkat pertumbuhan

ekonomi sebesar 26,4% pada tahun 2007. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh

Bappeda DKI Jakarta (2008), kinerja perbankan di wilayah provinsi DKI Jakarta

pada tahun 2007 juga menunjukkan peningkatan. Penghimpunan Dana Pihak

Ketiga (DPK) mencapai Rp 725,7 trilyun atau meningkat sebesar 13,6%

Page 8: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - core.ac.uk · apabila dengan skenario optimistik bisa mencapai 20%. ... Dalam undang-undang ini dinyatakan pula bahwa prinsip syariah adalah aturan

8

dibandingkan tahun sebelumnya. Komposisi DPK terbesar dalam bentuk deposito,

yaitu sebesar Rp 401,8 trilyun atau 55,4% dari keseluruhan DPK. Nilai kredit

yang disalurkan juga mengalami peningkatan sebesar 26,4% dengan nilai kredit

yang telah disalurkan sebesar Rp 503,8 trilyun. Meningkatnya kinerja perbankan

juga tercermin dari meningkatnya Loan to Deposit Ratio (LDR) dan menurunnya

tingkat Non Performing Loan (NPL) Ratio (Lampiran 1).

Selain itu, berdasarkan data statistik yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia

(2008), DKI Jakarta bila dibandingkan dengan provinsi-provinsi lainnya,

merupakan provinsi yang memiliki penghimpunan Dana Pihak Ketiga (simpanan)

terbesar yaitu 47,73% dari total simpanan perbankan secara nasional, yang diikuti

oleh provinsi Jawa Timur sebesar 9,92% dan kemudian provinsi Jawa Barat

sebesar 8,34% (Lampiran 2).

Oleh karena itu, DKI Jakarta merupakan provinsi yang memiliki pangsa

pasar perbankan terbesar di Indonesia sehingga dibutuhkan informasi berbasis

pasar yang dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam merancang strategi

pengembangan sistem perbankan syariah yang tepat dan disesuaikan dengan

kebutuhan masyarakat. Mengumpulkan informasi mengenai pasar dapat dilakukan

dengan melakukan riset pasar terhadap minat, loyalitas, usage dan sikap yang

dihubungkan dengan faktor-faktor demografi masyarakat terhadap perbankan.

Secara umum motivasi dan perilaku konsumen dalam melakukan

pembelian suatu barang atau jasa sangat dipengaruhi oleh produsen atau pemasar

melalui iklan. Untuk itu efektifitas dari setiap tahap dalam pengambilan keputusan

konsumen dan persepsi mengenai suatu produk menjadi sangat penting bagi

pemasar. Selain pengaruh yang ditimbulkan oleh produsen atau pemasar melalui

Page 9: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - core.ac.uk · apabila dengan skenario optimistik bisa mencapai 20%. ... Dalam undang-undang ini dinyatakan pula bahwa prinsip syariah adalah aturan

9

iklan, motivasi dan perilaku konsumen juga sangat dipengaruhi oleh faktor

lingkungan, perbedaan individu dan proses psikologi yang terjadi dalam pikiran

konsumen. Beberapa faktor yang berasal dari pengaruh lingkungan konsumen dan

perbedaan individu akan diidentifikasi dan dianalisis dalam penelitian ini melalui

beberapa pertanyaan yang dianggap mewakili dan berpengaruh terhadap

pengambilan keputusan konsumen. Persepsi yang terbentuk akibat faktor-faktor

yang berpengaruh pada motivasi dan pengambilan keputusan konsumen menjadi

penyebab terjadinya perbedaan posisi relatif antar produk dan selanjutnya dapat

meningkatkan pangsa pasar untuk setiap merek yang ada melalui komunikasi

pemasaran yang tepat dan efektif.

1.2. Perumusan Masalah

Untuk pengembangan bank syariah diperlukan informasi pasar secara

lebih spesifik mengenai segmentasi pasar dan perilaku nasabah perbankan yang

dihubungkan dengan karakteristik demographic (demografi) masyarakat terhadap

lembaga perbankan syariah untuk mengetahui potensi di wilayah tertentu dan

digunakan sebagai dasar perencanaan program pengembangan bank syariah.

Perencanaan yang akan dilakukan harus disesuaikan dengan keadaan situasi dan

kondisi pada masa lampau, saat ini serta prediksi masa mendatang. Oleh karena

itu untuk perencanaan masa depan diperlukan kajian-kajian masa kini. Dalam hal

ini adalah perencanaan pengembangan bank syariah dengan mengkaji dari sudut

pandang masyarakat.

DKI Jakarta dengan potensi ekonomi yang besar, tentunya perlu dilakukan

kajian yang lebih spesifik untuk mendapatkan informasi pasar yang nyata secara

Page 10: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - core.ac.uk · apabila dengan skenario optimistik bisa mencapai 20%. ... Dalam undang-undang ini dinyatakan pula bahwa prinsip syariah adalah aturan

10

berkelanjutan. Informasi tersebut tentunya dapat digunakan untuk mendukung

perencanaan pengembangan perbankan syariah di DKI Jakarta dan sekitarnya

sekarang maupun di masa depan.

Berdasarkan fenomena yang dipaparkan sebelumnya maka dapat

dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana segmen pasar perbankan syariah di wilayah provinsi DKI Jakarta ?

2. Bagaimana preferensi dan sumber informasi nasabah tentang bank syariah ?

3. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi responden dalam memilih bank

syariah ?

4. Bagaimana formulasi strategi pemasaran bagi industri perbankan syariah yang

sesuai dengan segmentasi pasar dan preferensi nasabah terhadap bank-bank

syariah yang akan/telah beroperasi di wilayah penelitian?

1.3. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan latar belakang dan perumusan masalah, maka penelitian ini

bertujuan untuk :

1. Menganalisis segmen pasar perbankan syariah di Provinsi DKI Jakarta.

2. Menganalisis preferensi dan sumber informasi nasabah tentang bank syariah.

3. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi responden memilih bank

syariah.

4. Menyusun formulasi strategi pemasaran bagi industri perbankan syariah yang

sesuai dengan segmentasi pasar dan preferensi nasabah terhadap bank-bank

syariah yang akan/telah beroperasi di wilayah penelitian.

Page 11: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - core.ac.uk · apabila dengan skenario optimistik bisa mencapai 20%. ... Dalam undang-undang ini dinyatakan pula bahwa prinsip syariah adalah aturan

11

1.4. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini, maka diharapkan :

1. Dapat menjadi literatur bagi kepentingan akademisi, praktisi dan regulator

yang ingin memahami tentang segmentasi dan perilaku nasabah terhadap bank

syariah

2. Mampu memberikan rekomendasi formulasi strategi pemasaran perbankan

syariah sesuai dengan segmentasi pasar beserta dengan karakteristik dan

perilaku nasabahnya.

3. Mampu memberikan informasi yang dapat digunakan dalam merancang

program pengembangan perbankan syariah yang sesuai dengan masyarakat

wilayah DKI Jakarta. Dan secara nasional sebagai informasi untuk pemetaan

potensi masyarakat dalam pengembangan bank syariah di Indonesia.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini terbatas pada analisis segmentasi pasar dan

perilaku nasabah perbankan yang dihubungkan dengan karakteristik demografi

masyarakat terhadap lembaga perbankan syariah di wilayah DKI Jakarta.

Page 12: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - core.ac.uk · apabila dengan skenario optimistik bisa mencapai 20%. ... Dalam undang-undang ini dinyatakan pula bahwa prinsip syariah adalah aturan

Untuk Selengkapnya Tersedia di Perpustakaan MB-IPB