makalah sejarah lempeng tektonik di pula
TRANSCRIPT
8/17/2019 Makalah Sejarah Lempeng Tektonik Di Pula
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sejarah-lempeng-tektonik-di-pula 1/51
MAKALAH SEJARAH LEMPENG TEKTONIK DI PULAU KALIMANTAN
Ricky Aryadhi
Mahasiswa Program Studi Teknik Pertambangan
UNISBA Page 1
SEJARAH LEMPENG TEKTONIK
DI PULAU KALIMANTAN
THE HISTORY OF PLATE TECTONICS
ON THE BORNEO ISLAND
Ricky AryadhiMahasiswa Program Studi Teknik Pertambangan – UNISBA
Email : [email protected]
SARI
Secara geologi Indonesia berada di jalur "cincin api", yang merupakan jalur
patahan dan gunung api yang melingkar di sepanjang Samudra Pasifik, Wilayah
Indonesia merupakan daerah pertemuan atau tumbukan tiga lempeng tektonik, yaitu
Eurasia, Hindia-Australia, dan Lempeng Pasifik. Tumbukan tersebut telah terjadi
sejak berjuta-juta tahun yang lalu, yang mengakibatkan terbentuknya struktur geologi yang
beragam. Berbagai jenis dan umur batuan yang bervariasi membuat wilayah Indonesia kaya akan
sumberdaya geologi, baik mineral, logam, mineral non logam, dan energi.
Penyebaran mineral di Indonesia tidak merata, hal ini dipengaruhi oleh kondisi geologi dan
sejarah tektonik yang terjadi.
Kalimantan merupakan salah satu prospek pertambangan di Indonesia yang terdapat
sumberdaya geologi untuk di tambang oleh itu dapat diketahui dari sejarah tektonik lempeng dan
mandala metalogenik indikasi penyebaran mineral bahan galian dan keterdapatan suatu tipe
endapan. Makalah ini mengacu hasil pengamatan dari website internet yang
didapatkan dari berbagai sumber dan pada buku –buku referensi berupa jurnal
makalah yang telah di publikasikan dan di akui kebenarannya.
Kata kunci : lempeng tektonik, mandala metalogenik, sumber daya geologi
8/17/2019 Makalah Sejarah Lempeng Tektonik Di Pula
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sejarah-lempeng-tektonik-di-pula 2/51
MAKALAH SEJARAH LEMPENG TEKTONIK DI PULAU KALIMANTAN
Ricky Aryadhi
Mahasiswa Program Studi Teknik Pertambangan
UNISBA Page 2
ABSTRACT
The geology in Indonesia are on track "ring of fire", which is the fault lines and
volcanoes along the Pacific Ocean circular. Indonesian region is an area meeting or
collision of three tectonic plates, that is Eurasian, Indian-Australian, and Pacific
Plate. The collision has occurred since millions of years ago, which resulted in the
formation of diverse geological structure Various types and age of rocks which varies
make Indonesian territory rich geological resources, both minerals, metals, non-
metallic minerals, and energy. Spreading minerals in Indonesia is uneven, it is
influenced by geological conditions and tectonic history of the case.
Borneo is one prospect of mining in indonesia that there are resources in
geology to mining by it can be known from history of plate tectonics and mandala
metalogenik mineral indications the spread of material and keterdapatan excavation
of a type the sediment .This paper refers the results of observations of internet
websites obtained from various sources and on reference books in the form of the
journal paper that has been in and in published admit the truth.
Keyword: plate tectonics, mandala metalogenic, geological resources
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sumber daya alam adalah semua
kekayaan berupa benda mati maupun
benda hidup yang berada di bumi dan dapat
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan
hidup manusia (Abdullah, 2007: 3). Sumber
daya mineral merupakan sumber daya alamyang tak dapat diperbaharui, pengelolaannya
memerlukan teknologi pengambangan
sumber daya mineral, seperti teknik atau
cara untuk memanfaatkan sumber daya
mineral dan manajemen pengelolaannya.
Wilayah Indonesia merupakan daerah
pertemuan atau tumbukan tiga
lempeng tektonik, yaitu Eurasia,
Hindia-Australia, dan Lempeng
Pasifik. Tumbukan tersebut telah
terjadi sejak berjuta-juta tahun yang
lalu, yang mengakibatkan terbentuknya
struktur geologi yang beragam. Berbagai
jenis danu mur batuan yang bervariasi
membuat wilayah Indonesia kaya akan
sumberdaya geologi, baik mineral,
8/17/2019 Makalah Sejarah Lempeng Tektonik Di Pula
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sejarah-lempeng-tektonik-di-pula 3/51
MAKALAH SEJARAH LEMPENG TEKTONIK DI PULAU KALIMANTAN
Ricky Aryadhi
Mahasiswa Program Studi Teknik Pertambangan
UNISBA Page 3
logam, mineral non logam, dan energi.
Penyebaran mineral di Indonesia tidak
merata, hal ini dipengaruhi oleh kondisi
geologi.
Pulau Kalimantan termasuk pulau
besar yang berada di Indonesia dengan
berbagi kekayaan sumber daya alam yang
siap untuk di tambang
Maksud dan Tujuan
Maksud dari makalah ini di buat
pada umumnya untuk menjelaskan
tentang informasi umum keterdapatan
suatu endapan di pulau Kalimantan,
dan tujuan dari penulisan makalah ini,
diantaranya :
a. Mengetahui pergerakan sejarah
lempeng tektonik
b. Mengetahui kondisi geologi di
Kalimantan.
c. Mengetahui sebaran bahan galian
yang terdapat di Kalimantan.
d. Mengetahui tahap eksplorasi yang
dilakukan
e. Mengetahui potensi sumber daya
alam untuk dilakukan
pertambangan.
LANDASAN TEORI
Pengertian Tektonik
Lempeng
Tektonik lempeng adalah
suatu teori yang menerangkan proses
dinamika (pergerakan) bumi tentang
pembentukan jalur pegunungan, jalur
gunung api, jalur gempa bumi, dan
cekungan endapan di muka bumi
yang diakibatkan oleh pergerakan
lempeng. Menurut teori ini, permukaan
bumi terpecah menjadi beberapa
lempeng besar. Ukuran dan posisi dari
tiap-tiap lempeng ini selalu berubah-
ubah. Pertemuan antara lempeng-
lempeng ini, merupakan tempat-
tempat yang memiliki kondisi tektonik
yang aktif, yang menyebabkan yaitu
gempa bumi, gunung berapi, dan
pembentukan dataran tinggi.
Tahun 1912, seorang ahli
meteorologi dan fisika Jerman, Alferd
Wegener mengemukakan tentang
konsep pengapungan benua.
Hipotesanya yaitu bumi pada awalnya
hanya terdiri dari satu benua (super
continent) yang disebut Pangaea dan
dikelilingi oleh lautan yang dinamakan
Panthalassa. Kemudian Pangaea ini
pecah menjadi benua-benua yang
8/17/2019 Makalah Sejarah Lempeng Tektonik Di Pula
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sejarah-lempeng-tektonik-di-pula 4/51
MAKALAH SEJARAH LEMPENG TEKTONIK DI PULAU KALIMANTAN
Ricky Aryadhi
Mahasiswa Program Studi Teknik Pertambangan
UNISBA Page 4
lebih kecil dan bergerak ke tempatnya
seperti sekarang ini. Hal ini didukung
oleh bukti kesamaan garis pantai,
kesamaan fosil kesamaan struktur dan
batuan antar benua.
Prinsip umum dari lempeng
tektonik ini adalah adanya lempeng
litosfer padat dan kaku yang terapung
di atas selubung bagian atas yang
bersifat plastis. Selubung bagian atas
bumi merupakan massa yang
mendekati titik lebur atau bisa
dikatakan hampir mendekati cair
sehingga wajarlah kalau lempeng
litosfer yang padat dapat bergerak di
atasnya
Kondisi Tektonik Lempeng
di Indonesia
Secara geologi Indonesia
berada di jalur "cincin api" (ring of
fire), yang merupakan jalur patahan
dan gunung api yang melingkar di
sepanjang Samudra Pasifik,
membentang 40.000 km mulai dari
Peru dan Cile (Amerika Selatan),
Amerika Tengah, Kepulauan Aleutian,
Kepulauan Kuril, Jepang, Filipina,
Indonesia, Tonga, hingga Selandia
Baru. Tercatat 81 persen gempa bumi
terbesar terjadi di jalur ini.
Berdasarkan Survei Geologi Amerika
Serikat, rata-rata terjadi 19,4 gempa
bumi berkekuatan di atas 7 skala
Richter setiap tahunnya.
Pada dasarnya, seluruh
wilayah Indonesia rentan terhadap
bencana gempa bumi, kecuali
Kalimantan. Gempa-gempa tektonik
banyak dijumpai di jalur subduksi
Sunda (Sumatra-Jawa-Bali-Nusa
Tenggara), subduksi Banda (wilayah
Laut Banda), Zona Tumbukan Maluku
dan Papua. Tektonik lempeng di
Pulau Jawa sendiri didominasi dengan
subduksi dari lempeng Australia
sebelah utara-timur dibawah lempeng
Sunda dengan kecepatan pergerakan
59 mm/tahun. Wilayah sekitar
lempeng antara lempeng
Australia dan lempeng Sunda secara
seismik sangat aktif, yang sering
menimbulkan gempa di wilayah ini.
Sejarah Tektonik Pulau Kalimantan
Basement pre-Eosen
Bagian baratdaya Kalimantan
tersusun atas kerak yang stabil (Kapur
Awal) sebagai bagian dari Lempeng
Asia Tenggara meliputi baratdaya
Kalimantan, Laut Jawa bagian barat,
Sumatra, dan semenanjung Malaysia.
8/17/2019 Makalah Sejarah Lempeng Tektonik Di Pula
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sejarah-lempeng-tektonik-di-pula 5/51
MAKALAH SEJARAH LEMPENG TEKTONIK DI PULAU KALIMANTAN
Ricky Aryadhi
Mahasiswa Program Studi Teknik Pertambangan
UNISBA Page 5
Wilayah ini dikenal sebagai
Sundaland. Ofiolit dan sediment dari
busur kepulauan dan fasies laut dalam
ditemukan di Pegunungan Meratus,
yang diperkirakan berasal dari
subduksi Mesozoikum.
Di wilayah antara Sarawak dan
Kalimantan terdapat sediment laut
dalam berumur Kapur-Oligosen
(Kelompok Rajang), ofiolit dan unit
lainnya yang menunjukkan adanya
kompleks subduksi. Peter dan
Supriatna (1989) menyatakan bahwa
terdapat intrusive besar bersifat
granitik berumur Trias diantara
Cekungan Mandai dan Cekungan
Kutai atas, memiliki kontak tektonik
dengan formasi berumur Jura-Kapur.
Gambar 2.1SE Cross section Schematic reconstruction (A) Late Cretaceous, and
(B) Eocene (Pertamina BPPKA, 1997, op cit., Bachtiar, 2006).
Permulaan Cekungan Eosen
Banyak penulis
memperkirakan bahwa keberadaan
zona subduksi ke arah tenggara di
bawah baratlaut Kalimantan pada
periode Kapur dan Tersier awal dapatmenjelaskan kehadiran ofiolit,
mélanges, broken formations, dan
struktur tektonik Kelompok Rajang di
Serawak, Formasi Crocker di bagian
barat Sabah, dan Kelompok Embaluh.
Batas sebelah timur Sundaland
selama Eosen yaitu wilayah Sulawesi,
yang merupakan batas konvergensipada Tersier dan kebanyakan sistem
akresi terbentuk sejak Eosen.
8/17/2019 Makalah Sejarah Lempeng Tektonik Di Pula
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sejarah-lempeng-tektonik-di-pula 6/51
MAKALAH SEJARAH LEMPENG TEKTONIK DI PULAU KALIMANTAN
Ricky Aryadhi
Mahasiswa Program Studi Teknik Pertambangan
UNISBA Page 6
Gambar 2.2Paleocene – Middle Eocene SE Asia tectonic reconstruction.
SCS = South China Sea, LS = Lupar Subduction, MS = Meratus Subduction,WSUL = West Sulawesi, IAU = India Australia Plate, PA = Pacific plate
(Pertamina BPKKA, 1997, op cit., Bachtiar, 2006)
Gambar 2.3
Cross section reconstruction of North Kalimantanthat show Lupar subduction in Eocene
(Hutchison, 1989, op cit., Bachtiar 2006)
8/17/2019 Makalah Sejarah Lempeng Tektonik Di Pula
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sejarah-lempeng-tektonik-di-pula 7/51
MAKALAH SEJARAH LEMPENG TEKTONIK DI PULAU KALIMANTAN
Ricky Aryadhi
Mahasiswa Program Studi Teknik Pertambangan
UNISBA Page 7
Mulainya collision antara India
dan Asia pada Eosen tengah (50 Ma)
dan mempengaruhi perkembangan
dan penyesuaian lempeng Asia.
Adanya subsidence pada Eosen dan
sedimentasi di Kalimantan dan
wilayah sekitarnya merupakan
fenomena regional dan kemungkinan
dihasilkan dari penyesuaian lempeng,
sebagai akibat pembukaan bagian
back-arc Laut Celebes.
Tektonisme Oligosen
Tektonisme pada pertengahan
Oligosen di sebagian Asia tenggara,
termasuk Kalimantan dan bagian
utara lempeng benua Australia,
diperkirakan
sebagai readjusement dari lempeng
pada Oligosen. Di pulau New Guinea,
pertengahan Oligosen ditandai oleh
ketidakselarasan (Piagram et al., 1990
op cit., Van de Weerd dan Armin,
1992) yang dihubungkan dengan
collision bagian utara lempeng
Australia (New Guinea) dengan
sejumlah komplek busur. New Guinea
di ubah dari batas konvergen pasif
menjadi oblique. Sistem sesar strike-
slip berarah barat-timur yang
menyebabkan perpindahan fragmen
benua Australia (Banggai Sula) ke
bagian timur Indonesia berpegaruh
pada kondisi lempeng pada
pertengahan Oligosen.
Ketidakselarasan pada
pertengahan Oligosen hadir di Laut
China selatan (SCS) dan wilayah
sekitarnya (Adams dan Haak, 1961;
Holloway, 1982; Hinz dan Schluter,
1985; Ru dan Pigott, 1986; Letouzey
dan Sage, 1988; op cit., Van de
Weerd dan Armin, 1992). Ketidak
selarasan ini dihubungkan dengan
pemekaran lantai samudera di SCS.
Subduksi pada baratlaut Kalimantan
terhenti secara progresif dari
baratdaya sampai timurlaut. Di bagian
baratdaya, berhenti pada pertengahan
Oligosen; di bagian timurlaut, berhenti
pada akhir Miosen awal (Holloway,
1982, op cit., Van de Weerd dan
Armin, 1992).
8/17/2019 Makalah Sejarah Lempeng Tektonik Di Pula
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sejarah-lempeng-tektonik-di-pula 8/51
MAKALAH SEJARAH LEMPENG TEKTONIK DI PULAU KALIMANTAN
Ricky Aryadhi
Mahasiswa Program Studi Teknik Pertambangan
UNISBA Page 8
Gambar 2.4NW – SE cross section schematic reconstruction
(A) Oligocene – Middle Miocene, and (B) Middle Miocene - Recent(Pertamina BPPKA, 1997, op cit., Bachtiar, 2006).
Gambar 2.5Middle Miocene – Recent SE Asia tectonic reconstruction
(Pertamina BPKKA, 1997, op cit., Bachtiar, 2006)
8/17/2019 Makalah Sejarah Lempeng Tektonik Di Pula
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sejarah-lempeng-tektonik-di-pula 9/51
MAKALAH SEJARAH LEMPENG TEKTONIK DI PULAU KALIMANTAN
Ricky Aryadhi
Mahasiswa Program Studi Teknik Pertambangan
UNISBA Page 9
Tektonisme Miosen
Di wilayah sekitar SCS pada
Miosen awal-tengah terjadi perubahan
yang Sangat penting. Pemekaran
lantai samudera di SCS berhenti,
sebagai subduksi di Sabah dan
Palawan; mulai terjadinya pembukaan
Laut Sulu (silver et al., 1989; Nichols,
1990; op cit., Van de Weerd dan
Armin, 1992); dan obduksi ofiolit di
Sabah (Clennell, 1990, op cit., Van de
Weerd dan Armin, 1992).
Membukanya cekungan marginal Laut
Andaman terjadi pada sebagian awal
Miosen tengah (Harland et al., 1989.
op cit., Van de Weerd dan Armin,
1992).
Gambar 2.6Elemen Tektonik Pulau Kalimantan pada Miosen tengah.
(Nuay, 1985, op cit., Oh, 1987.)
8/17/2019 Makalah Sejarah Lempeng Tektonik Di Pula
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sejarah-lempeng-tektonik-di-pula 10/51
MAKALAH SEJARAH LEMPENG TEKTONIK DI PULAU KALIMANTAN
Ricky Aryadhi
Mahasiswa Program Studi Teknik Pertambangan
UNISBA Page 10
Zona Cekungan
Kalimantan
Kalimantan dapat dibagi
menjadi beberapa provinsi sekitar
berarah tektonik. Bagian utara pulau
ini didominasi oleh kompleks Crocker-
Rajang-Embaluh Kapur dan Eosen
hingga Miosen akresi. Hal ini terutama
terdiri dari turbidites yang
ditumpahkan ke timur laut (koordinat
hari ini) off dari busur vulkanik
Schwaner dan muda menjadi paralik
ke cekungan parit laut. Sedimen ini
yang terimbrikasi, cacat, dan lemah
bermetamorfosis selama subduksi
Creraceous dan Tersier dan akhirnya
yang diterobos oleh tahap akhir dan
intrusi subduksi pasca Kelompok
Sintang Oligo-Miosen.
Gambar 2.7tatanan tektonik pulau kalimantan
(Andang Bachtiar , 2006)
8/17/2019 Makalah Sejarah Lempeng Tektonik Di Pula
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sejarah-lempeng-tektonik-di-pula 11/51
MAKALAH SEJARAH LEMPENG TEKTONIK DI PULAU KALIMANTAN
Ricky Aryadhi
Mahasiswa Program Studi Teknik Pertambangan
UNISBA Page 11
Tektonik Cekungan Barito
Secara tektonik Cekungan
Barito terletak pada batas bagian
tenggara dari Schwanner Shield ,
Kalimantan Selatan. Cekungan ini
dibatasi oleh Tinggian Meratus pada
bagian Timur dan pada bagian Utara
terpisah dengan Cekungan Kutai oleh
pelenturan berupa Sesar Adang, ke
Selatan masih membuka ke Laut
Jawa, dan ke Barat dibatasi oleh
Paparan Sunda.
Cekungan Barito merupakan
cekungan asimetrik, memiliki
cekungan depan (foredeep) pada
bagian paling Timur dan
berupa platform pada bagian Barat.
Cekungan Barito mulai terbentuk pada
Kapur Akhir, setelah tumbukan
(collision)
antaramicrocontinent Paternoster dan
Baratdaya Kalimantan (Metcalfe,
1996; Satyana, 1996).
Pada Tersier Awal terjadi
deformasi ekstensional sebagai
dampak dari tektonik konvergen, dan
menghasilkan polarifting Baratlaut –
Tenggara. Rifting ini kemudian
menjadi tempat pengendapan
sedimen lacustrine dan kipas aluvial
(alluvial fan) dari Formasi Tanjung
bagian bawah yang berasal dari
wilayah horst dan mengisi
bagian graben, kemudian diikuti oleh
pengendapan Formasi Tanjung
bagian atas dalam hubungan
transgresi.
Pada Awal Oligosen terjadi
proses pengangkatan yang diikuti oleh
pengendapan Formasi Berai bagian
Bawah yang menutupi Formasi
Tanjung bagian atas secara selaras
dalam hubungan regresi. Pada
Miosen Awal dikuti oleh pengendapan
satuan batugamping masif Formasi
Berai.
Selama Miosen tengah terjadi
proses pengangkatan kompleks
Meratus yang mengakibatkan
terjadinya siklus regresi bersamaan
dengan diendapkannya Formasi
Warukin bagian bawah, dan pada
beberapa tempat menunjukkan
adanya gejala ketidakselarasan lokal
(hiatus) antara Formasi Warukin
bagian atas dan Formasi Warukin
bagian bawah.
Pengangkatan ini berlanjut
hingga Akhir Miosen Tengah yang
pada akhirnya mengakibatkan
terjadinya ketidakselarasan regional
antara Formasi Warukin atas dengan
8/17/2019 Makalah Sejarah Lempeng Tektonik Di Pula
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sejarah-lempeng-tektonik-di-pula 12/51
MAKALAH SEJARAH LEMPENG TEKTONIK DI PULAU KALIMANTAN
Ricky Aryadhi
Mahasiswa Program Studi Teknik Pertambangan
UNISBA Page 12
Formasi Dahor yang berumur Miosen
Atas – pliosen.
Tektonik terakhir terjadi pada
kala Plio-Pliestosen, seluruh wilayah
terangkat, terlipat, dan terpatahkan.
Sumbu struktur sejajar dengan
Tinggian Meratus. Sesar-sesar naik
terbentuk dengan kemiringan ke arah
Timur, mematahkan batuan-batuan
tersier, terutama daerah-daerah
Tinggian Meratus.
Statigrafi Cekungan Barito
Gambar 2.8Stratigrafi Cekungan Barito, Cekungan Kutai, dan Cekungan Tarakan.
(Courtney, et al., 1991, op cit., Bachtiar, 2006).
Urutan stratigrafi Cekungan
Barito dari tua ke muda adalah :
Formasi Tanjung (Eosen –
Oligosen Awal)
Formasi ini disusun oleh
batupasir, konglomerat, batulempung,
batubara, dan basalt. Formasi ini
diendapkan pada lingkungan litoral
neritik.
Formasi Berai (Oligosen Akhir
– Miosen Awal)
8/17/2019 Makalah Sejarah Lempeng Tektonik Di Pula
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sejarah-lempeng-tektonik-di-pula 13/51
MAKALAH SEJARAH LEMPENG TEKTONIK DI PULAU KALIMANTAN
Ricky Aryadhi
Mahasiswa Program Studi Teknik Pertambangan
UNISBA Page 13
Formasi Berai disusun oleh
batugamping berselingan dengan
batulempung / serpih di bagian
bawah, di bagian tengah terdiri dari
batugamping masif dan pada bagian
atas kembali berulang menjadi
perselingan batugamping, serpih, dan
batupasir. Formasi ini diendapkan
dalam lingkungan lagoon-neritik
tengah dan menutupi secara selaras
Formasi Tanjung yang terletak di
bagian bawahnya. Kedua Formasi
Berai, dan Tanjung memiliki ketebalan
1100 m pada dekat Tanjung.
Formasi Warukin (Miosen
Bawah – Miosen Tengah)
Formasi Warukin diendapkan
di atas Formasi Berai dan ditutupi
secara tidak selaras oleh Formasi
Dahor. Sebagian besar sudah
tersingkap, terutama sepanjang
bagian barat Tinggian Meratus,
malahan di daerah Tanjung dan
Kambitin telah tererosi. Hanya di
sebelah selatan Tanjung yang masih
dibawah permukaan.
Formasi ini terbagi atas dua
anggota, yaitu Warukin bagian bawah
(anggota klastik), dan Warukin bagian
atas (anggota batubara). Kedua
anggota tersebut dibedakan
berdasarkan susunan litologinya.
Warukin bagian bawah
(anggota klastik) berupa perselingan
antara napal atau lempung gampingan
dengan sisipan tipis batupasir, dan
batugamping tipis di bagian bawah,
sedangkan dibagian atas merupakan
selang-seling batupasir, lempung, dan
batubara. Batubaranya mempunyai
ketebalan tidak lebih dari 5 m.,
sedangkan batupasir bias mencapai
ketebalan lebih dari 30 m.
Warukin bagian atas (anggota
batubara) dengan ketebalan
maksimum ± 500 meter, berupa
perselingan batupasir, dan
batulempung dengan sisipan
batubara. Tebal lapisan batubara
mencapai lebih dari 40 m, sedangkan
batupasir tidak begitu tebal, biasanya
mengandung air tawar. Formasi
Warukin diendapkan pada lingkungan
neritik dalam (innerneritik) – deltaik
dan menunjukkan fasa regresi.
Formasi Dahor (Miosen Atas –
Pliosen)
Formasi ini terdiri atas
perselingan antara batupasir,
batubara, konglomerat, dan serpih
8/17/2019 Makalah Sejarah Lempeng Tektonik Di Pula
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sejarah-lempeng-tektonik-di-pula 14/51
MAKALAH SEJARAH LEMPENG TEKTONIK DI PULAU KALIMANTAN
Ricky Aryadhi
Mahasiswa Program Studi Teknik Pertambangan
UNISBA Page 14
yang diendapkan dalam lingkungan
litoral – supra litoral.
Tektonik Cekungan Kutai
Cekungan Kutai di sebelah
utara berbatasan dengan Bengalon
dan Zona Sesar Sangkulirang, di
selatan berbatasan dengan Zona
Sesar Adang, di barat dengan
sedimen-sedimen Paleogen dan
metasedimen Kapur yang
terdeformasi kuat dan terangkat dan
membentuk daerah Kalimantan
Tengah, sedangkan di bagian timur
terbuka dan terhubung dengan laut
dalam dari Cekungan Makassar
bagian Utara.
Gambar 2.9Elemen Struktur bagian timur Cekungan Kutai.
(Beicip, 1992, op.cit. Allen dan Chambers, 1998.) Cekungan Kutai dapat dibagi
menjadi fase pengendapan transgresif
Paleogen dan pengendapan
regresif Neogen. Fase Paleogen
dimulai dengan ekstensi pada tektonik
dan pengisian cekungan selama
Eosen dan memuncak pada fase
longsoran tarikan post-rift dengan
8/17/2019 Makalah Sejarah Lempeng Tektonik Di Pula
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sejarah-lempeng-tektonik-di-pula 15/51
MAKALAH SEJARAH LEMPENG TEKTONIK DI PULAU KALIMANTAN
Ricky Aryadhi
Mahasiswa Program Studi Teknik Pertambangan
UNISBA Page 15
diendapkannya serpih laut dangkal
dan karbonat selama Oligosen akhir.
Fase Neogen dimulai sejak Miosen
Bawah sampai sekarang,
menghasilkan progradasi delta dari
Cekungan Kutai sampai lapisan
Paleogen. Pada Miosen Tengah dan
lapisan yang lebih muda di bagian
pantai dan sekitarnya berupa sedimen
klastik regresif yang mengalami
progradasi ke bagian timur dari Delta
Mahakam secara progresif lebih muda
menjauhi timur. Sedimen-sedimen
yang mengisi Cekungan Kutai banyak
terdeformasi oleh lipatan-lipatan yang
subparalel dengan pantai. Intensitas
perlipatan semakin berkurang ke arah
timur, sedangkan lipatan di daerah
dataran pantai dan lepas pantai terjal,
antiklin yang sempit dipisahkan oleh
sinklin yang datar. Kemiringan
cenderung meningkat sesuai umur
lapisan pada antiklin. Lipatan-lipatan
terbentuk bersamaan dengan
sedimentasi berumur Neogen. Banyak
lipatan-lipatan yang asimetris
terpotong oleh sesar-sesar naik yang
kecil, secara umum berarah timur,
tetapi secara lokal berarah barat.
Gambar 2.10Cekungan Kutai dari Oligosen Akhir
(Beicip, 1992, op.cit. Allen dan Chambers, 1998.)
8/17/2019 Makalah Sejarah Lempeng Tektonik Di Pula
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sejarah-lempeng-tektonik-di-pula 16/51
MAKALAH SEJARAH LEMPENG TEKTONIK DI PULAU KALIMANTAN
Ricky Aryadhi
Mahasiswa Program Studi Teknik Pertambangan
UNISBA Page 16
Gambar 2.11Cekungan Kutai dari Oligosen sekarang.
(Beicip, 1992, op.cit. Allen dan Chambers, 1998.)
Pada Kala Oligosen (Tersier
awal) Cekungan Kutai mulai turun
dan terakumulasi sediment-sediment
laut dangkal khususnya mudstone,
batupasir sedang dari Formasi serpih
Bogan dan Formasi Pamaluan. Pada
awal Miosen, pengangkatan benua
(Dataran Tinggi Kucing) ke arah barat
dari tunjaman menghasilkan banyak
sedimen yang mengisi Cekungan
Kutai pada formasi delta-delta sungai,
salah satunya di kawasan Sangatta.
Ciri khas sedimen-sedimen delta
terakumulasi pada Formasi Pulau
Balang, khususnya sedimen dataran
delta bagian bawah dan sedimen
batas laut, diikuti lapisan-lapisan dari
Formasi Balikpapan yang terdiri
atas mudstone, bataulanau, dan
batupasir dari lingkungan
pengendapan sungai yang banyak
didominasi substansi gambut delta
plain bagian atas yang kemudian
membentuk lapisan-lapisan batubara
pada endapan di bagian barat
kawasan Pinang. Subsidence yang
berlangsung terus pada waktu itu
kemungkinan tidak seragam dan
meyebabkan terbentuknya sesar-
sesar pada sedimen-sedimen.
Pengendapan pada Formasi
Balikpapan dilanjutkan dengan
akumulasi lapisan-lapisan Kampung
Baru pada kala Pliosen. Selama Kala
8/17/2019 Makalah Sejarah Lempeng Tektonik Di Pula
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sejarah-lempeng-tektonik-di-pula 17/51
MAKALAH SEJARAH LEMPENG TEKTONIK DI PULAU KALIMANTAN
Ricky Aryadhi
Mahasiswa Program Studi Teknik Pertambangan
UNISBA Page 17
Pliosen, serpih dari serpih Bogan dan
Formasi Pamaluan yang sekarang
terendapkan sampai kedalaman 2000
meter, menjadi kelebihan tekanan
dan tidak stabil, menghasilkan
pergerakan diapir dari serpih ini
melewati sedimen-sedimen diatasnya
menghasilkan struktur antiklin-antiklin
rapat yang dipisahkan oleh sinklin
lebih datar melewati Cekugan Kutai
dan pada kawasan Pinang terbentuk
struktur Kerucut Pinang dan Sinklin
Lembak.
Tektonik Cekungan Tarakan
Cekungan Tarakan meliputi
wilayah basinal di NE Kalimantan.
Pekerja di daerah ini biasanya
membagi NE wilayah Kalimantan
basinal menjadi empat sub-DAS: yang
Subcekungan Tidung, Berau Sub-
basin, Tarakan Sub-basin, dan Muara
Sub-basin. Cekungan Tarakan dari
makalah ini mencakup semua empat
sub-DAS. Batas-batas antara sub-
DAS tidak selalu perbatasan
eA'ective, beberapa engsel saja atau
zona sesar. Cekungan Tarakan
dipisahkan dari Cekungan Kutai oleh
Tinggi Mangkalihat atau Arch. Di
sebelah barat cekungan dihentikan
oleh Sekatak - Berau Tinggi dari
Ranges Tengah, engsel cekungan di
Semporna Tinggi ke utara, dan
membuka ke arah timur dan
southeastwards ke Selat Makassar.
Deposisi di Cekungan Tarakan
dimulai pada Eosen Tengah,
bersamaan dengan fase rifting Selat
Makassar yang memisahkan Sulawesi
dari Kalimantan (Lentini dan Darman,
1996). Basin mereda dan membuka
ke timur. Laut melanggar barat dan
serpih laut dangkal dari Formasi
Sembakung diendapkan, melapisi
Dannu tua batuan dasar. The.
pelanggaran disela oleh
pengangkatan Eosen terbaru yang
mengakibatkan pengendapan klastik
hasil kasar Formasi Sujau. Selama
masa Oligosen karbonat plat-form
(Seilor Formasi) dikembangkan dan
berlanjut sampai Miosen Awal sebagai
Shales Mangkabua dan. reefal
Tabalar Limestone. Di Miosen tengah,
margin basin Barat yang terangkat
dan menyebabkan kondisi laut terbuka
untuk memberi jalan kepada luas dan
cepat deposisi delta klastik, yang
berturut-turut ke arah timur prograded
dengan waktu. Regresi periodik dan
siklik - pelanggaran selama Miosen
tengah ke waktu Pleistosen
8/17/2019 Makalah Sejarah Lempeng Tektonik Di Pula
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sejarah-lempeng-tektonik-di-pula 18/51
MAKALAH SEJARAH LEMPENG TEKTONIK DI PULAU KALIMANTAN
Ricky Aryadhi
Mahasiswa Program Studi Teknik Pertambangan
UNISBA Page 18
menyebabkan perpindahan sedimen,
meninggalkan serpih laut dan
batugamping diselingi dengan kasar
sedimen klastik delta (The serpih
Naintupo, Meliat - Tabul - Santul -
Tarakan - Sajau - deltaics Bunyu dan
Domaring - Waru karbonat). Biji-bijian
struktural hadir cekungan adalah
karakteristik-terized oleh lipatan
berarah NW - SE dan oleh kesalahan
berarah NE - SW. Struktural
penggundulan mation menjadi utara
semakin kompleks. NE biasa -
kesalahan SW tren, yang normal
terhadap arah penebalan sedimen,
menunjukkan bahwa mereka
dikembangkan contemporaneously
dengan depo-sition, dan mungkin
merupakan hasil langsung dari beban
sedimen sedimen delta berturut-turut.
Semua struktur di lembah yang lebih
rendah terbentuk sebagai hasil dari
berkulit tipis-tec tonik. Keterlibatan
ruang bawah tanah karakteristik-
terizes struktur cekungan atas,
mendekati Sekatak - Berau Tinggi.
Inversi tektonik hampir tidak ada di
basin ini. Sejarah tektonik dari
Cekungan Tarakan com-menced
dengan ekstensional tektonik di Eosen
Tengah, memulai baskom dengan
patahan blok, simi-lar ke acara di
cekungan tetangga. Dalam Miosen
Tengah, Laut Sulu, terletak di utara
cekungan, yang subduksi di bawah
kerak con-tinental bertambah Utara
Kalimantan, dan ini mengakibatkan
ekstrusi volkanik Neogen di
Semenanjung Semporna dan
bertanggung jawab untuk
pembentukan NW - SE tren, SE terjun
lipatan di Cekungan Tarakan. Ini
sumbu lipat sekarang rep-dibenci oleh
pulau Sebatik, Bunyu dan Tarakan.
Lipatan menjadi semakin lebih
kompleks menuju utara ketika mereka
mendekati batas con-konvergen.
Beberapa pekerja (Lentini dan
Darman, 1996;. Biantoro et al, 1996)
berhubungan untuk-mation dari lipatan
ke kunci tektonik di cekungan itu
sendiri. The progradation tebal dari
penyerahan SUC-delta selama
Miosen Tengah ke waktu Pleistosen
menghasilkan pertumbuhan-faulting
dengan struktur rollover, selaras tegak
lurus terhadap aliran sedimen dan
mereda ke arah timur.
8/17/2019 Makalah Sejarah Lempeng Tektonik Di Pula
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sejarah-lempeng-tektonik-di-pula 19/51
MAKALAH SEJARAH LEMPENG TEKTONIK DI PULAU KALIMANTAN
Ricky Aryadhi
Mahasiswa Program Studi Teknik Pertambangan
UNISBA Page 19
Tektonik Cekungan
Sandakan
The Sandakan Basin, terletak
di bagian selatan Laut Sulu, dengan
kompleks delta Tersier di selatan
cekungan. Hal ini sejalan dengan
berbagai cara dengan hidrokarbon
yang menghasilkan delta Baram dan
Mahakam, yang seperti Sandakan,
yang berdekatan dengan Kalimantan.
Ini kesamaan dengan Kalimantan
membedakan Cekungan Sandakan
dari semua cekungan sedimen lain di
Filipina.
Cekungan Sandakan diisi terutama
dengan Mio-Pliosen fluvio-delta
batuan sedimen usia, sampai 15 km
tebal. Bagian stratigrafi cekungan
telah dijelaskan oleh Tamesis (1990).
Cekungan ini dibatasi pada barat laut
oleh Ridge Cagayan dan meluas barat
daya ke tengah dan tenggara Sabah.
Palung Sulu aktif dan Kepulauan Sulu
membentuk batas timur cekungan. Ke
timur laut, sedimen yang cacat oleh
toe-of-lereng lipatan kompresional.
Sebelah timur laut dari lipatan,
menipis suksesi sedimen menjadi 2,5
km dan downlaps ke kerak samudera
Laut Sulu Tenggara, menandai batas
timur laut cekungan (Graves &
Swauger, 1997).
Sejarah tektonik cekungan ini
tidak disepakati. Klasifikasi Back-arc
dan intra-arc telah ditugaskan ke Laut
Sulu Tenggara. Dalam kedua kasus,
pemekaran dasar laut mungkin telah
dikaitkan dengan tenggara-diarahkan
subduksi kerak proto-Selatan yang
diusulkan Laut China laut, di bawah
perluasan timur laut dari
mikrokontinen Borneo (Ridge
Cagayan), selama Miosen Tengah
waktu (Hinz, et al, 1991.).
Pembahasan lebih lanjut dari
perkembangan cekungan dibuat oleh
Hutchison (1992) dan Rangin et al.
(1990).
Tektonik Cekungan Sarawak
The continental shelf lepas
pantai Malaysia Timur milik daerah air
dangkal yang luas yang
menghubungkan Kalimantan dengan
daratan Asia. Hanya bagian utara
Kalimantan yang terpisah dari benua
Asia oleh wilayah perairan dalam di
Laut Cina Selatan. Seiring pusat
Sarawak rak sangat luas, umumnya
melebihi 300 km dari tepi rak ke
pantai. Hal ini menjadi sempit menuju
8/17/2019 Makalah Sejarah Lempeng Tektonik Di Pula
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sejarah-lempeng-tektonik-di-pula 20/51
MAKALAH SEJARAH LEMPENG TEKTONIK DI PULAU KALIMANTAN
Ricky Aryadhi
Mahasiswa Program Studi Teknik Pertambangan
UNISBA Page 20
utara Sabah, di mana secara lokal
kurang dari 100 km lebar.
Sebagian besar dari rak ini
underlain oleh urutan Tersier tebal
atas. Data magnetik, secara lokal
didukung oleh data seismik,
menyarankan sedimen terbesar
ketebalan berada di tengah dan utara
Sarawak, dekat dengan pantai ini.
Dalam Sa-bah, zona maksimum
ketebalan tampaknya terjadi 60 km
lepas pantai. Sumber utama dari
sedimen adalah sabuk orogenic yang
membentang di sepanjang perbatasan
selatan Sarawak utara ke Sabah.
Gunung-gunung ini, yang terangkat
terutama dalam Eosen, sekarang
membentuk batas darat dari cekungan
Tersier tebal atas.
Di Sarawak, tebal sedimen
Tersier atas mencapai tar melewati
tepi rak, meliputi wilayah laut yang
besar. Lebih jauh ke utara, di barat
Sabah, palung yang relatif sempit
dalam (Sabah melalui) dengan
sebagian besar terganggu, sedimen
horizontal usia mungkin Pliosen,
memisahkan urutan Tersier tebal atas
bawah rak dari urutan Tersier lebih
tipis yang mendasari air yang dalam
jauh lepas pantai. Sebuah graben
sama dalam, tapi lebih pendek
ditemukan 250 km lebih jauh ke barat-
barat laut. Dataran abyssal dari
cekungan Cina terletak 350 km ke
arah barat laut dari palung Sabah,
pada kedalaman air 4.000 m, dan
underlain oleh basement laut dengan
hanya lapisan tipis sedimen. Di
daerah ini, ekstensi kerak
menyebabkan pembentukan
basement samudera, mungkin dalam
waktu Tersier tengah, sedangkan di
fase rifting selatan tidak pernah
melampaui pembentukan graben
awal. Tebal sedimen tersier atas juga
mendasari bagian dari rak di bagian
timur Sabah, memperluas darat di
Semenanjung Dent. Namun, di
perairan dalam ke timur laut,
basement samudera tampaknya
berada di kedalaman dangkal di
bawah Laut Sulu.
Di sebagian besar wilayah
lepas pantai basement seismik sesuai
dengan sedimen Paleogen indurated.
Berdasarkan proyeksi dari Sarawak
Barat onshore dan data sumur lepas
pantai dari Semenanjung Malaysia
dan Indonesia, basement diperkirakan
terdiri dari batuan metamorf dan granit
Mesozoikum, dan mungkin setidaknya
8/17/2019 Makalah Sejarah Lempeng Tektonik Di Pula
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sejarah-lempeng-tektonik-di-pula 21/51
MAKALAH SEJARAH LEMPENG TEKTONIK DI PULAU KALIMANTAN
Ricky Aryadhi
Mahasiswa Program Studi Teknik Pertambangan
UNISBA Page 21
sebagian dari batuan Paleozoikum
atas serupa dengan yang terkena di
Vietnam, Semenanjung Malaysia, dan
barat Sarawak. Batuan metamorf
Mesozoikum telah dijelaskan dari
singkapan permukaan di timur Sabah
(Leong, 1974).
Sementara kondisi rak
berlanjut ke bagian barat Sarawak,
sebuah palung yang mendalam
dikembangkan di pusat Sarawak
selama Cretaceous-Paleogen waktu,
memperluas atas bagian utara
Kalimantan Barat dan Sabah.
Beberapa ribu meter dari serpih laut
dan turbidites terakumulasi dalam
palung ini, sumbu yang tampaknya
telah terletak 100 hingga 200 km
pedalaman dari pantai hari ini.
Paleosen perairan dangkal
batugamping ditemukan di bawah
permukaan barat daya Luconia
menunjukkan adanya kawanan
karbonat sepanjang sisi barat dari
palung laut Paleogen. Sabuk orogenic
utama dari Northwest Kalimantan
cekungan itu sangat dilipat dan
terangkat selama waktu Eosen,
sehingga menjadi sumber penting
bagi sedimen Tersier muda.
Mid-Tersier fase rifting di basin
China diperkirakan telah diberikan
tekanan ekstensional yang
menyebabkan pembentukan separo
graben dan sistem graben di mana
sebagian besar benua sedimen
diendapkan. Pada saat yang sama
palung yang mendalam
dikembangkan di depan sabuk lipat
Eosen di Sabah dan Sarawak bagian
utara. Ini cepat diisi dengan shale
tebal dan urutan turbidit (West
Crocker dan Temburong formasi,
Liechti et al, 1960), tetapi karbonat
beting karang dan buildups
dikembangkan di sepanjang sisi barat
daya palung (Melinau Lime-batu,
Liechti et al, 1960) . Di pusat Sarawak
lingkungan yang dangkal menang
dengan fasies terutama berlempung
disimpan (pembentukan Kelabit,
Setap shale, Penian marl, Liechti et al,
1960; sebagian Miri Zone, Hale,
1973). Deep-laut, urutan didominasi
Shaly juga yang de-mengemukakan di
bagian timur Sabah, di mana mereka
mengandung radiolarites dan spilites.
Ini telah ditafsirkan sebagai parit
melanges indikasi dari Oligosen-
Miosen awal akhir barat laut ke
tenggara berorientasi zona subduksi
8/17/2019 Makalah Sejarah Lempeng Tektonik Di Pula
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sejarah-lempeng-tektonik-di-pula 22/51
MAKALAH SEJARAH LEMPENG TEKTONIK DI PULAU KALIMANTAN
Ricky Aryadhi
Mahasiswa Program Studi Teknik Pertambangan
UNISBA Page 22
(Hamilton, 1976; Beddoes, 1976).
Meskipun tidak ada metamorfosis
blueschist telah diamati, zona ini
dengan serpih yang sangat berkerut
dan radiolarites sering dan ophiolithes
menunjukkan indikasi lebih dari
subduksi dari barat daya ke barat laut
dari tren berorientasi Utara-barat
utama Kalimantan geosyncline, yang
tidak memiliki melanges parit yang
khas. Struktural. Sabah merupakan
daerah yang paling kompleks di barat
laut Kalimantan, karena posisi
megatectonic nya antara sistem
busur-tanah Pasifik Barat dan daratan
Asia.
Selama Miosen awal laut barat
dilanggar. Deeper deposito laut
mencapai rak utara hadir Sarawak
dan irisan laut dangkal diperpanjang
jauh ke perairan Indonesia. Lokal
karbonat beting dan buildups dibatasi
cekungan (misalnya Subis Limestone,
Melinau Limestone, Liechti et al 1960).
Luas pantai polos benua deposito
terbentuk sepanjang margin basin,
dengan perkembangan yang sangat
tebal di daerah ini dari pusat / barat
Sarawak. Barat laut ke tenggara
berorientasi horst graben dan tektonik
mempengaruhi daerah, tetapi
sebagian besar daerah barat dari
Sarawak telah kemudian menjadi
cukup stabil, tinggi, dan luas terkikis.
Selama penurunan Miosen tengah
yang kuat mulai dari pusat Sarawak
sepanjang sistem sesar dari orientasi
umum utara-barat laut ke selatan-
barat daya. Miosen tengah laut
menyebar ke depresi yang terbentuk
di kedua sisi daerah, relatif stabil
pusat ditinggikan, di mana buildups
karbonat yang luas mulai terbentuk
(Central Luconia). Pada saat yang
sama secara bertahap delta
outbuilding muncul di bagian barat
dan utara Sarawak dan Sabah di
utara. Selama Miosen akhir, banyak
daerah yang hadir dari tengah dan
selatan Sabah menjalani lipat yang
kuat, dimulai melalui uplifts basement
dan patahan kunci. Sebagian besar
dari bagian utara Sarawak, baik ke
dan luar negeri, juga dipengaruhi oleh
fase tektonik, meskipun deformasi
umumnya telah lemah. Deformasi
Synsedimentary terjadi dalam urutan
sedimen tebal yang memenuhi
depresi mendalam di kedua sisi dari
platform karbonat Luconia Tengah.
Outbuilding delta berlanjut di bagian
barat dan tengah Sarawak dan delta
8/17/2019 Makalah Sejarah Lempeng Tektonik Di Pula
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sejarah-lempeng-tektonik-di-pula 23/51
MAKALAH SEJARAH LEMPENG TEKTONIK DI PULAU KALIMANTAN
Ricky Aryadhi
Mahasiswa Program Studi Teknik Pertambangan
UNISBA Page 23
baru yang dikembangkan di selatan
dan timur Sabah. Selama Pliosen, laut
cepat berkembang atas landas utara
miring, penyetoran terbuka kelautan
lempung dan pasir. Di lereng rak,
lipatan dorong dikembangkan jauh di
lepas pantai. Deformasi
Synsedimentary berlanjut di daerah
delta, sementara yang lain fase lipat,
mungkin lagi dipicu oleh uplifts
basement melalui patahan dan kunci
pas, sebagian besar terkena dampak
dari dekat pantai utara Sarawak dan
Sabah terutama bagian utara.
Tektonik Cekungan Melawi
dan Ketungau
The melange dan batuan
akresi timur dari domain Kalimantan
Northwest secara tidak selaras ditindih
oleh tiga urutan sedimen, urutan Silat,
Melawi Basin urutan dan Ketungau /
Mandai Basin urutan. Yang paling
awal dari ini adalah urutan Silat, yang
terdiri dari batu pasir fluviatile hingga
600 ditindih tebal hingga 2000m dari
endapan danau hitam shale. Urutan
menipis dengan cepat ke barat dan
tidak hadir di sebelah barat Sungai
Kapuas. Hal ini dilipat menjadi sinklin,
ketat terjun timur, dan anggota badan
berada di tempat terbalik. Urutan Silat
ignimbrit deposito akresi selatan dan
selaras ditindih oleh batuan dari
Cekungan Melawi. Daerah singkapan
dari urutan disebut oleh Zeybnans van
Emmichoven (1939) dan Williams et
al., (1984) sebagai Sabuk Lipat Silat.
Urutan Silat dilipat sebelum
pengendapan urutan Basin Melawi.
Sifat melipat menunjukkan adanya
kesalahan dorong pada kedalaman
(Williams et al., 1984). The Basin
Melawi berisi sampai 5 km dari
sedimen laut fluviatile, lagoonal dan
marjinal. Detritus vulkanik tidak
berlimpah namun van Es (1918) dan
Williams dan Heryanto (1986) diakui
cakrawala banyak mengandung udara
jatuh dan fragmen pecahan kaca
silisifikasi menunjukkan vulkanik
kontemporer jauh.
Kondisi Geologis
Kalimantan
Kompleks batuan dasar di
Kalimantan di bagian barat dan bagian
tengah Kalimantan (termasuk
pegunungan Schwaner) mewakili
singkapan dasar benua terbesar di
Indonesia. Batuan dasar adalah
8/17/2019 Makalah Sejarah Lempeng Tektonik Di Pula
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sejarah-lempeng-tektonik-di-pula 24/51
MAKALAH SEJARAH LEMPENG TEKTONIK DI PULAU KALIMANTAN
Ricky Aryadhi
Mahasiswa Program Studi Teknik Pertambangan
UNISBA Page 24
batuan di dasar lapisan stratigrafi
yang umumnya lebih tua dari batuan
di atasnya. Batuan ini biasanya
mengalami metamorfosis bela terkena
panas. Hasil metamorfosis batuan ini
yang khas adalah batu pualam yang
berasal dari batu kapur; bati sekis
hijau yang berasal dari batuan
vulkanik, batu gneis yang berasal dari
batu pasir atau granit. Daerah batuan
metamorfosis atau batuan dasar
adalah jenis kerak benua yang sering
dipengaruhi oleh batuan intrusi muda.
Kompleks batuan dasar Kalimantan
terdiri dari atas sekis dan gneis yang
tercampur dengan granit dari Era
Palaezoikum dan Periode Terseir
membentuk daerah kristal yang
sangat luas.
Batuan yang berasosiasi
dengan pinggir lempeng Kalimantan
mencakup opiolit (kerak samudera)
dan melange. Potongan lantai
samudera (kerak samudera) terdapat
beberapa tempat didaratan
Kalimantan. Potongan-potongan ini
dicirikan oleh susunan batuan beku
yang padat gelap tipe basa dan ultra
basa dengan komponen granit.
Endapan batu kersik samudera dan
karbonat mungkin juga terdapat
deretan batuan ini disebut opiolit.
Sebagian pengganti jalur penunjaman,
opiolit-opiolit ini terbentuk oleh
tubrukan lempeng ketika kerak
samudera terperangkap oleh gerakan
tektonik lempeng dan tertekan ke
pinggir lempeng yang berdekatan dan
di sini opiolit-opiolit ini tetap
terlindungi. Proses pencuatan ini
sering disertai oleh rubuh dan
retaknya batuan. Kompleks opiolit di
Pulau Laut dan Pegunungan Meratus
terbentuk dengan cara ini.
8/17/2019 Makalah Sejarah Lempeng Tektonik Di Pula
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sejarah-lempeng-tektonik-di-pula 25/51
MAKALAH SEJARAH LEMPENG TEKTONIK DI PULAU KALIMANTAN
Ricky Aryadhi
Mahasiswa Program Studi Teknik Pertambangan
UNISBA Page 25
Gambar 2.12Peta Geologi Kalimantan
Batuan melange adalah
batuan campuran potongan-potongan
batu dari berbagai jenis dan ukuran
yang berbeda dalam matrik berliat
yang terpotong, yang menunjukkan
adanya tekanan yang sangat kuat.
Potongan-potongan ini ukurannya
dapat sangat kecil (cm) dan dapat
juga berukuran besar (ratusan meteratau lebih.
Malange sering dikaitkan
dengan proses pembentukan jalur
penunjaman. Melange merupakan
perpaduan antara bahan-bahan yang
terkikis dari lempeng samudera yang
bergerak turun dengan endapan yang
berasal dari massa daratan atau
lengkung vulkanik di dekatnya.
Seluruh massa ini tergesek dan
terpotong karena desakan ke bawah
dari lempeng yang bergerak turun.
Batuan yang terbentuk dengan caraini berasosiasi dengan desakan
keatas lempeng opiolit yang besar di
Pegunungan Meratus.
8/17/2019 Makalah Sejarah Lempeng Tektonik Di Pula
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sejarah-lempeng-tektonik-di-pula 26/51
MAKALAH SEJARAH LEMPENG TEKTONIK DI PULAU KALIMANTAN
Ricky Aryadhi
Mahasiswa Program Studi Teknik Pertambangan
UNISBA Page 26
Daerah melange yang luas di
bagian tengah Kalimantan, yaitu yang
terbentang di perbatasan antara
Kalimantan dan Malaysia, masih
belum diketahui dengan baik. Daerah
melange ini merupakan zona batuan
hancur, sering mengandung
potongan-potongan opiolit, tetapi luas
dan umur geologinya (akhir
mesozoikum sampai periode tersier
yang lebih tua) sulit untuk dijelaskan
dalam peristilahan lempeng tektonik
sederhana (williams dkk, 1989).
Sebagian besar Kalimantan
terdiri dari batuan yang keras dan
agak keras, termasuk batuan kuarter
di semenanjung Sangkulirang dan
jajaran pegunungan meratus, batuan
vulkanik dan endapan tersier.
Kalimantan tidak memiliki gunung api
yang aktif seperti yang terdapat di
Sumatera dan Jawa, tetapi memiliki
daerah batuan vulkanik tua yang
kokoh di bagian barat daya dan
bagian timur Kalimantan. Hal-hal
tersebut merupakan peninggalan
sejarah geologis Indonesia yang
mencakup berbagai masa kegiatan
vulkanik dari 300 juta tahun yang lalu
sampai sekarang. Batuan vulkanik
terbentuk sebagai hasil magma dari
perut bumi yang mencapai
permukaan. Ketika magma menjadi
dingin dan membeku, dibawah
permukaan bumi terbentuk sebagai
hasil magma dari perut bumi yang
mencapai permukaan. Ketika magma
menjadi dingin dan membeku,
dibawah permukaan bumi terbentuk
batuan intrusi seperti granodiorit.
Ditempat batuan vulkanik tua
Kalimantan yang telah terkikis, intrusi
yang mengandung cadangan emas,
semula di bawah gunung api
merupakan bagian penting dari proses
utama pembentukan mineral seperti
emas.
Suatu kawasan yang luas di
bagian tengah, timur dan selatan
Kalimantan tersusun dari batuan
endapan seperti batu pasir dan batu
sabak. Selain formasi yang lebih tua di
Kalimantan Barat, kebanyakan
formasi sedimen relatif muda dan
mencakup batu bara dan batuan yang
mengandung minyak bumi. Bagian
selatan Kalimantan terutama tersusun
dari pasir keras yang renggang dan
teras kerikil yang sering dilapisi oleh
timbunan gambut muda yang dangkal
dan kipas aluvial yang tertimbun
karena luapan sungai.
8/17/2019 Makalah Sejarah Lempeng Tektonik Di Pula
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sejarah-lempeng-tektonik-di-pula 27/51
MAKALAH SEJARAH LEMPENG TEKTONIK DI PULAU KALIMANTAN
Ricky Aryadhi
Mahasiswa Program Studi Teknik Pertambangan
UNISBA Page 27
Setidaknya di Kalimantan
terdapat 205 formasi batuan. Formasi
batuan di Kalimantan, terdapat banyak
patahan di Kalimantan Timur dan
Barat, sedikit di Kalimantan Selatan
dan sangat sedikit di Kalimantan
Barat. Sebaran patahan yang paling
sedikit berada di bagian selatan
sampai barat dari Pulau Kalimantan.
Kalimantan Utara membentuk
sebagian arah pokok Kepulauan
Filipina. Rangkaian pulau Palawan
berakhir pada Pegunungan Kinibalu
dan rangakaian Pulau Sulu berakhir di
daerah Teluk Darvel. Pegunungan
Kinibalu yang membujur arah timur
laut barat daya terdiri dari lapisan Pra-
tertier yang terlipat tinggi dan lapisan
Tertier tang terlipat lebih rendah, yang
terganggu oleh granodiorit dari massa
batuan massif Kinibalu. Pegunungan
di sebelah utara Teluk Darvel yang
membujur arah timur barat juga
tersusun dari batuan Pre tertier dan
Tertier bawah. Lapisan Tertier yang
lebih muda yang kurang terlipat
terdapat pada sisi rangkaian ini serta
pada basin di antaranya yang meluas
ke arah barat palung Sulu.
Kalimantan Utara yang
komplek ini mempunyai hubungan
geologis dengan Kepulauan Filipina,
yang dipisahkan oleh massa Neogen
yang membentang melintasi pulau itu
dari Basin Sulawesi di bagian timur
sampai teluk Labuhan di pantai barat
laut. Bagian yang bersifat Sunda di
Kalimantan terdiri atas teras kontinen
berbentuk segitiga (baji) di Kalimantan
barat daya yang dibatasi oleh Basin
Tertier bagian selatan dan timur
Kalimantan pada sisi lain. Hanya
bagian barat Kalimantan berupa
segitiga yang dibentuk oleh
Pegunungan Muller Ujung Datuk
Ujung Sambar yang sebenarnya
merupakan massa kontinen. Bagian
itu pada sisi timurnya terdiri atas Basin
Melawi dengan fasies air payau
Tertier Bawah. Menurut Fen
(1933),hanya Kalimantan barat daya
yang boleh disebut daratan tua (Alte
Rumpfebene).
Teras kontinen ini membentuk
bagian massa daratan Sunda tua.
Batas utaranya dibentuk oleh
kelompok pegunungan yang
membentang dari Ujung Datuk melalui
gunung Niut dan Plato Madi ke arah
Pegunungan Muller. Tepi selatan
dibentuk oleh Pegunungan Schwaner
dan pegunungan rendah yang
8/17/2019 Makalah Sejarah Lempeng Tektonik Di Pula
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sejarah-lempeng-tektonik-di-pula 28/51
MAKALAH SEJARAH LEMPENG TEKTONIK DI PULAU KALIMANTAN
Ricky Aryadhi
Mahasiswa Program Studi Teknik Pertambangan
UNISBA Page 28
membentang ke pantai selatan. Kedua
jalur batuan selanjutnya ditandai
dengan intrusi volkanis dan ekstrusi
Tertier. Jalur volkan Tertier ini
bertemu di Pegunungan Muller dan
selanjutnya membentang ke arah
timur laut melalui Batuayan (1652 m)
ke Kongkemal (2053 m) dan berakhir
pada Pegunungan Datong yang
rendah di sebelah barat Tarakan. Di
dekat ujung utara massa kontinen
Kalimantan Barat, jalur basalt Kuarter
terdapat di sekeliling Gunung Niut
yang tua dan sepanjang ujung barat
daya terdapat beberapa volkan
Kuarter yang telah padam, seperti
Murai, Seluh, dan Bawang Aso. Dari
Kongkemal sebuah pegunungan yang
kompleks bercabang ke arah timur
menuju Niapa (1275 m) dan dari
tempat tersebut basement kompleks
merosot dengan teratur da bawah
lapisan Tertier semenanjung
Mangkaliat.
Massa tanah Sunda itu
menyusup ke Kalimantan seperti
sebuh baji besar yang lebar dasarnya
600 km, sepanjang pantai barat daya
antara Ujung Datuk dan Ujung
Sambar, membentang ke timur laut
sampai pulau itu, serta berangsur
angsur menyempit. Bagian timur laut
Pegunungan Schwaner mulai merosot
di bawah lapisan marin Tertier, tetapi
kemudian dapat diikuti lebih jauh ke
arah timur laut sampai Kongkemal,
kemudian meruncing keluar ke
pegunungan Latong di Kalimantan
timur laut. Baji batuan Pre Tertier ini
membentuk kerangka struktural
Kalimantan Sunda.
Di sebelah barat lautnya
terdapat pegunungan besar setinggi
1000 2000 m yang cekung ke arah
barat laut dan terdiri dari Pegunungan
Kapuas Hulu dan Iran. Rangkaian
pegunungan ini tersusun dari batuan
marin Pre Tertier dan Tertier Bawah
yang terlipat secara intensif serta
menekan ke arah barat laut.rangkaian
tersebut dipisahkan oleh Lembah
Rejang, dari sebuah punggungan (Igir
Ularbulu) yang tingginya berangsur
angsur berkurang dari 1000 m, yang
juga cekung ke arah barat laut.
Pegunungan ini merupakan
antiklinorium yang sebagian besar
terdiri dari lapisan Tertier, dipisahkan
dari pantai Serawak dan Brunei oleh
jalur agak sempit dari tanah
pegunungan rendah. Pegunungan
Kapuas Hulu Iran dan Punggungan
8/17/2019 Makalah Sejarah Lempeng Tektonik Di Pula
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sejarah-lempeng-tektonik-di-pula 29/51
MAKALAH SEJARAH LEMPENG TEKTONIK DI PULAU KALIMANTAN
Ricky Aryadhi
Mahasiswa Program Studi Teknik Pertambangan
UNISBA Page 29
Ularbulu merupakan rangkaian
pegunungan Tertier yang termasuk
kedalam Sistem Pegunungan Sunda.
Di sebelah tenggara dan timur
kerangka struktural Kalimantan,
basement kompleks Pre tertier
menghilang di bawah basin bagian
selatan dan timur dan di tempat itu
terjadi pengendapan ribuan meter
sidimen Tertier.
Basement kompleks itu muncul
lagi ke arah pantai timur, merosot
membentuk palung di Selat Makasar
dan muncul lagi sebagai Pulau Laut
dan Sebukku di luar sudut tenggara
Kalimantan. Pada bagian tepi ini basin
Tertier Kalimantan tenggara dan timur
berupa pegunungan membujur barat
daya timur laut. Pegunungan tersebut
berawal di Meratus di bagian selatan,
terdiri dari batuan Pre tertier dan
berhubungan dengan antiklinorium
Samarinda. Dari antiklinorium
Samarinda, pada bagian yang
terpotong oleh sungai anteseden
Mahakam, sumbu itu muncul lagi ke
arah utara ke ambang melintang yang
dibentuk oleh Sistem Kongkemal
Niapa Mangkaliat.
Rangkaian Pegunungan
Meratus Samarinda merupakan hasil
orogenesis Tertier pada sisi tenggara
kerangka struktural kalimantan.
Orogenesis itu membentuk bagian
yang berlawanan dari rangkaian
pegunungan Tertier Serawak pada sisi
barat lautnya.
Geomorfologi Kalimantan
Morfologi Kalimantan
dibedakan menjadi 3 yaitu :
Pegunungan, Dataran, dan Rawa.
Karakteristik Tanah
Secara umum karakteristik
tanah di Pulau Kalimantan
adalah berkisar dari ultisol masam
yang sangat lauk dan inceptisol muda.
Di bagian selatan dataran aluvial dan
tanah gambut yang sangat luas.
Sebagian besar tanah telah di
berkembang pada dataran
bergelombang dan pegunungan yang
tertoreh diatas batuan sedimen dan
batuan beku tua.
Karakteristik Batuan
Di Kalimantan terdapat empat
unit geologi utama, yaitu batuan yang
dihubungkan dengan pinggir lempeng,
batuan dasar, batuan muda yang
mengeras dan tidak mengeras, dan
8/17/2019 Makalah Sejarah Lempeng Tektonik Di Pula
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sejarah-lempeng-tektonik-di-pula 30/51
MAKALAH SEJARAH LEMPENG TEKTONIK DI PULAU KALIMANTAN
Ricky Aryadhi
Mahasiswa Program Studi Teknik Pertambangan
UNISBA Page 30
batuan aluvial serta endapan muda
yang dangkal.
Kompleks batuan dasar
Kalimantan terdiri dari atas
sekis dan gneis yang
tercampur dengan granit dari
Era Palaezoikum dan Periode
Terseir membentuk daerah
kristal yang sangat luas.
Batuan yang berasosiasi
dengan pinggir lempeng
Kalimantan mencakup opiolit
(kerak samudera) dan
melange.
Sebagian besar Kalimantan
terdiri dari batuan yang keras
dan agak keras, termasuk
batuan kuarter di semenanjung
Sangkulirang dan jajaran
pegunungan meratus, batuan
vulkanik dan endapan tersier.
Kalimantan tidak memiliki
gunung api yang aktif seperti
yang terdapat di Sumatera dan
Jawa, tetapi memiliki daerah
batuan vulkanik tua yang
kokoh di bagian barat daya
dan bagian timur Kalimantan.
Suatu kawasan yang luas di
bagian tengah, timur dan
selatan Kalimantan tersusun
dari batuan endapan seperti
batu pasir dan batu sabak.
Selain formasi yang lebih tua
di Kalimantan Barat,
kebanyakan formasi sedimen
relatif muda dan mencakup
batu bara dan batuan yang
mengandung minyak bumi.
Bagian selatan Kalimantan
terutama tersusun dari pasir
keras yang renggang dan teras
kerikil yang sering dilapisi oleh
timbunan gambut muda yang
dangkal dan kipas aluvial yang
tertimbun karena luapan
sungai.
Formasi batuan di Kalimantan,
terdapat banyak patahan di
Kalimantan Timur dan Barat, sedikit di
Kalimantan Selatan dan sangat sedikit
di Kalimantan Barat. Sebaran patahan
yang paling sedikit berada di bagian
selatan sampai barat dari Pulau
Kalimantan. Batuan Pulau Kalimantan
miskin kandungan logam dan tanah
Kalimantan umumnya kurang subur
dibandingkan dengan tanah vulkanik
yang subur di Jawa.
8/17/2019 Makalah Sejarah Lempeng Tektonik Di Pula
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sejarah-lempeng-tektonik-di-pula 31/51
MAKALAH SEJARAH LEMPENG TEKTONIK DI PULAU KALIMANTAN
Ricky Aryadhi
Mahasiswa Program Studi Teknik Pertambangan
UNISBA Page 31
Keberadaan air
Kondisi air dan perairan di
pulau Kalimantan meliputi perairan
umum (sungai, danau, dan lain-lain)
dan perairan laut. Persediaan air
tanah di Kalimantan cukup tinggi
dengan turunnya hujan sepanjang
tahun dan keadaan dalam yang
berupa hutan.
Kalimantan merupakan pulau
yang memiliki lahan gambut yang
sangat luas, kondisi hidrologi
Kalimantan umumnya sangat
dipengaruhi oleh lahan gambut,
karena hutan rawa gambut dalam
kondisi murni air tawar memiliki
karakteristik kimiawi yang khas. Airnya
sangat asam (pH 3,0-4,5) dan unsur
hara yang sangat rendah, karena tidak
ada nutrisi atau komponen penyangga
yang dapat mengalir masuk dari luar
area gambut tersebut. Tanah gambut
dalam kondisi yang tak terganggu itu
mengandung 80-90 persen air.
Karena kemampuannya untuk
menyimpan air dalam jumlah besar
itu, hutan rawa gambut berperan
penting dalam mengurangi banjir dan
menjamin pasokan air yang
berkelanjutan.
Besarnya pengaruh pasang
dan curah hujan yang tinggi terutama
terjadi pada daerah-daerah pinggiran
sungai. Besarnya pengaruh pasang
surut ini berkisar antara 1-2 meter.
Kondisi Iklim
Kalimantan terletak di
katulistiwa dan memiliki iklim tropis
dengan suhu yang relatif konstan
sepanjang tahun, yaitu antara 250 -
350 C di dataran rendah. Tipe
vegetasi tidak hanya ditentukan oleh
jumlah curah hujan tahunan juga oleh
distribusi curah hujan sepanjang
tahun. Dataran rendah di sepanjang
garis katulistiwa yang mendapat curah
hujan minimum 60 mm setiap bulan
dapat mendukung hutan yang selalu
hijau. Semua bagian Borneo terletak
di daerah yang selalu basah
sepanjang tahun.
Penggunaan Lahan
Untuk penggunaan tanah
lahan pertanian yang berkelanjutan,
banyak tanah-tanah di Kalimantan
memerlukan tindakan-tindakan
konservasi terutama untuk lapisan
tanah atas dan pengendalian erosi,
8/17/2019 Makalah Sejarah Lempeng Tektonik Di Pula
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sejarah-lempeng-tektonik-di-pula 32/51
MAKALAH SEJARAH LEMPENG TEKTONIK DI PULAU KALIMANTAN
Ricky Aryadhi
Mahasiswa Program Studi Teknik Pertambangan
UNISBA Page 32
penggunaan pupuk yang seimbang
serta pengelolaan yang baik.
Pulau Kalimantan sebagian
besar merupakan daerah pegunungan
atau perbukitan (39,69 %), daratan
(35,08 %), dan sisanya dataran pantai
atau pasang surut (11,73 %) dataran
aluvial (12,47 %), dan lain lain (0,93
%).Karena sebagian besar
pegunungan, maka di Kalimantan
terdapat potensi beberapa taman
nasional sebagai konservasi flora dan
fauna dan hutan di pegunungan Muller
serta sebagian di Schawner yang
ditetapkan sebagai world heritage
forest dan merupakan cadangan air
seluruh Kalimantan sebanyak sekitar
35 % yang tidak akan habis di masa
yang akan datang dengan syarat tidak
teganggu dan tercemar serta perlu
dilindungi sebagai suatu ekosistem.
Berbeda dengan pulau pulau
lain, Kalimantan tidak mempunyai
gunung api aktif, kecuali pegunungan
Apokayam pada perbatasan dengan
Malaysia Timur. Oleh karena itu
peremajaan tanah oleh bahan
vulkanik tidak terjadi. Hal ini tampak
bila tanah di Kalimantan mulai di buka
(digarap) tanahnya tidak subur
(kecuali diberi pupuk dan dijaga
humusnya).
Walaupun di Kalimantan
terbebas dari bahaya gunung berapi,
patahan atau sesar dan gempa bumi,
namun masih mungkin terjadi
beberapa potensi bahaya lingkungan.
Berdasarkan kajian Banter (1993)
kemungkinan sering terjadi erosi pada
lereng barat laut pegunungan
Schwener dan Gunung Benturan,
serta di beberapa tempat lainnya di
bagian tengan dan hulu sungai besar
di Kalimantan. Erosi sabagai akibat
aberasi pantai terjadi di pantai barat,
selatan dan timur. Bahaya lingkungan
lainnya adalah kebakaran hutan pada
musim kemarau sebagai akibat panas
alam yang membakar batu bara yang
berada di bawah hutan tropisini.
Bahaya lingkungan ini harus menjadi
faktor penting untuk dipertimbangkan
dalam pengaturan ruang wilayah.
Karakteristik geosfer
Pegunungan
Pegunungan di Kalimantan
berpusat di tengah tengah pulau.
Gunung yang tertinggi di Kalimantan
adalah Kongkemul (2053 m), yang
lebih tinggi di Kalimantan Utara
8/17/2019 Makalah Sejarah Lempeng Tektonik Di Pula
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sejarah-lempeng-tektonik-di-pula 33/51
MAKALAH SEJARAH LEMPENG TEKTONIK DI PULAU KALIMANTAN
Ricky Aryadhi
Mahasiswa Program Studi Teknik Pertambangan
UNISBA Page 33
(Malaysia Timur) seperti Gunung
Kinibalu (4175 m), Limbakauh (2300
m), Murud (2260 m) dan Gunung Mulu
(3000 m). Batas antara Kalimantan
Indonesia dengan Malaysia Timur dan
Pegunungan Kapuas Hulu dengan
Pegunungan Muller terbentang
dataran rendah Kapuas yang semakin
meluas ke arah pantai. Di antara
Pegunungan Muller dan Schwaner
dengan Pegunungan Meratus
terbentang dataran rendah sungai
sungai yang mengalir ke selatan.
Akhirnya di sebelah Timur terdapat
dataran rendah Sungai Mahakam.
Pegunungan utama sebagai
kesatuan ekologis di
Kalimantan adalah Pegunungan
Muller, Schwaner, Pegunungan Iban
dan Kapuas Hulu serta dibagian
selatan Pegunungan Meratus.
Batuan
Pegunungan yang membujur
dari barat daya ke timur laut di bagian
utara, dan berawal di Meratus di
bagian selatan, terdiri dari batuan
Pretertier dan berhubungan dengan
antiklinorium Samarinda. Rangkaian
pegunungan Pegunungan Kapuas
Hulu dan Iran tersusun dari batuan
marin Pre Tertier dan Tertier Bawah
yang terlipat secara intensif serta
menekan ke arah barat laut.
Pegunungan Muller terdiri atas Basin
Melawi dengan fasies air payau
Tertier Bawah.
Tanah
Di pegunungan Maratus,
terdapat tanah yang paling lapuk yaitu
exisol, didominasi oleh liat yang
mempunyai sedikit mineral yang
terdapat lapuk dan menghasilkan
sedikit hara tanaman. Jenis tanah ini
terdapat diatas batuan ulta basa.
Air
Keberadaan air di pegunungan
sangat banyak, karena banyak
tersimpan pada hutan-hutan yang
terdapat di pegunungan. Selian itu, air
tersimpan pada kedalaman yang
relatif dangkal sehingga mudah untuk
dimanfaatkan untuk segala
kebutuhan.
Penggunaan lahan
Potensi pertambangan banyak
terdapat di pegunungan dan
perbukitan di bagaian tengah dan hulu
sungai. Deposit pertambangan yang
cukup potensial adalah emas,
mangan, bauksit, pasir kwarsa, fosfat,
mika dan batubara. Tambang minyak
8/17/2019 Makalah Sejarah Lempeng Tektonik Di Pula
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sejarah-lempeng-tektonik-di-pula 34/51
MAKALAH SEJARAH LEMPENG TEKTONIK DI PULAU KALIMANTAN
Ricky Aryadhi
Mahasiswa Program Studi Teknik Pertambangan
UNISBA Page 34
dan gas alam cair terdapat di dataran
rendah, pantai, dan lepas pantai.
Kegiatan perkebunan pada
umumnya berada pada wilayah di
perbukitan dataran rendah.
Perkebunan yang potensi dan
berkembang adalah : sawit, kelapa,
karet, tebu dan perkebunan tanaman
pangan.
Karakteristik geosfer
Dataran
Batuan
Kondisi batuan di dataran yang
meliputi kawasan yang luas di bagian
tengah, timur dan selatan Kalimantan
tersusun dari batuan endapan seperti
batu pasir dan batu sabak. Selain
formasi yang lebih tua di Kalimantan
Barat, kebanyakan formasi sedimen
relatif muda dan mencakup batu bara
dan batuan yang mengandung minyak
bumi. Bagian selatan Kalimantan
terutama tersusun dari pasir keras
yang renggang dan teras kerikil yang
sering dilapisi oleh timbunan gambut
muda yang dangkal dan kipas aluvial
yang tertimbun karena luapan sungai.
Tanah
Tanah-tanah di Kalimantan
adalah tanah yang sangat miskin,
sangat rentan dan sangat sukar
dikembangkan untuk pertanian. Lahan
daratan memerlukan konservasi yang
sangat luas karena terdiri dari lahan
rawa gambut, lahan bertanah asam,
berpasir, dan lahan yang memiliki
kelerengan curam. Kalimantan dapat
dikembangkan, tetapi hanya dalam
batas-batas ekologis yang agak ketat
dan dengan kewaspadaan tinggi.
Tanah di atas bagian utama
Kalimantan tengah dan Kalimantan
timur laut adalah ultasol (acrisol).
Tanah yang mengalami pelapukan
sangat berat ini membentuk jenis
tanah podsolik merah-kuning di
sebagian besar daratan Kalimantan
yang bergelombang. Tanah histosol,
nonmineral atau tanah yang terutama
tersusun atas bahan organik disebut
gambut, mencakup daerah yang luas
di dataran rendah Kalimantan. Tanah
ini semula berupa dataran aluvial
berbatu di rawa.
Jenis tanah entisol berasal dari
batuan yang lebih muda dan kurang
berkembang. Fluvent dan aquents
(tanah aluvial) terdapat di dataran-
dataran banjir pada lembah-lembah
sungai dan di dataran pantai, yang
menerima endapan baru dari lembah-
8/17/2019 Makalah Sejarah Lempeng Tektonik Di Pula
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sejarah-lempeng-tektonik-di-pula 35/51
MAKALAH SEJARAH LEMPENG TEKTONIK DI PULAU KALIMANTAN
Ricky Aryadhi
Mahasiswa Program Studi Teknik Pertambangan
UNISBA Page 35
lembah sungai dan di dataran pantai,
yang menerima endapan baru dari
tanah aluvial secara berkala. Tanah
aluvial yang lebih baru ini umumnya
lebih subur dari pada lereng-lereng
sekitarnya, tetapi tidak sesubur tanah
aluvial laut atau abu vulkanik. Tanah-
tanah aluvial di dataran tepi sungai di
Kalimantan adalah tanah- tanah yang
paling subur dan merupakan habitat
yang mudah dikelola.
Air
Ketersediaan air di Kalimantan
cukup banyak. Hal itu karena
Klimantan berada di garis Khatulistiwa
dengan hujan yang turun sepanjang
tahun, dan kawasan hutan yang masih
luas sehingga ketersediaan air tetap
terjaga. Di dataran, air mudah diambil
karena kondisinya yang relatif dangkal
dan banyak terdapai sungai, danau
dan rawa.
Penggunaan lahan
Penggunaan lahan di dataran
banyak digunakan untuk kawasan
hutan, baik hutan lindung ataupun
hutan produksi, dan perkebunan.
Selain itu, beberapa lahan kering di
manfaatkan utuk pertanian.
Karakteristik geosfer Rawa
Kawasan lahan rawa di
Kalimantan umumnya dipengaruhi
oleh sungai-sungai baik sungai ukuran
besar dan panjang maupun sungai
ukuran kecil. Kalimantan Timur
umumnya dipengaruhi oleh sungai
Mahakam yang bermuara langsung ke
laut, dan jangkauan sungai ini sangat
luas, dan untuk ke wilayah lainnya
dihubungkan oleh sungai-sungai yang
lebih kecil maupun anak sungai.
Kalimantan Selatan kawasan lahan
rawanya umumnya dipengaruhi oleh
sungai Barito yang juga bermuara ke
laut, sedangkan sungai-sungai ukuran
kecil lainnya yang bermuara ke sungai
Barito, sedangkan Kalimantan Tengah
oleh sungai Kahayan, Kapuas,
Murung dan sungai-sungai lainnya.
Tanah
Tanah hydraquents terdapat di
rawa pasang surut Kalimantan dengan
ciri tanah ini muda, lunak, berlumpur
dan belum berkembang. Tanah
sulfaquents umumnya terdapat
bersama-sama dengan hydraquents.
Tanah-tanah yang tersalir buruk ini
sangat terbatas untuk tanah pertanian,
karena mengandung pirit, yang jika
dikeringkan akan menimbulkan
8/17/2019 Makalah Sejarah Lempeng Tektonik Di Pula
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sejarah-lempeng-tektonik-di-pula 36/51
MAKALAH SEJARAH LEMPENG TEKTONIK DI PULAU KALIMANTAN
Ricky Aryadhi
Mahasiswa Program Studi Teknik Pertambangan
UNISBA Page 36
kondisi yang sangat masam dengan
kadar besi dan aluminium sulfat yang
cukup tinggi, sehingga bersifat
beracun. Tanah asam sulfat ini
terdapat di daerah Pulau Petak,
Kalimantan Selatan.
Air
Kondisi air di daerah
rawa dalam kondisi murni air tawar
memiliki karakteristik kimiawi yang
khas yaitu airnya sangat asam (pH
3,0-4,5). Keberadaan air di daerah
rawa dipengaruhi oleh sungai-sungai
di sekitarnya. Lahan gambut ini
mampu menyerap air dan
menyimpannya dalam jumlah yang
banyak sehingga dapat mengurangi
resiko terjadinya banjir.
Penggunaan lahan
Penggunaan lahan lahan di
daerah rawa apabila musim
kemaran/kering di jadikan sebagai
pertanian, yaitu untuk menanam padi
jenis tertentu yang memiliki daya
toleran terhadap lahan gambut. Selain
itu, di daerah rawa banyak ditanami
mohon bakau untuk mencegah
terjadinya banjir.
Borneo merupakan daratan
dengan sungai-sungai besar: Sungai
Kapuas, Sungai Barito, Sungai
Kahayan, Sungai Kayan, dan Sungai
Mahakam di wilayah Kalimantan.
Sungai-sungai ini merupakan jalur
masuk utama ke pedalaman pulau
dan daerah pegunungan tengah.
Semakin ke hulu, sungai lebih sempit.
Sungai tersebut mengalir melalui
hutan-hutan perbukitan, berarus
deras, dan airnya jernih.
Kebanyakan sungai-sungai
utama di Kalimantan terdapat di
jajaran pegunungan tengah. Pola
aliran sungainya secara umum adalah
radial sentrifugal, atau menjauhi titik
pusat yaitu berasal dari rangkaian
pegunungan bagian tengah
Kalimantan ke arah laut. Tetapi pada
percabangannya pola aliran
sungainya adalah dendritik. Pola itu
terjadi karena Kalimantan memiliki
topografi yang relatif datar,
dikarenakan mempunyai pesisir yang
rendah dan memanjang serta dataran
sungai, terutama disebelah selatan
dan barat. Lebih dari setengah pulau
ini berada di ketinggian di bawah 150
m dpl dan air pasang dapat mencapai
100 km ke arah pedalaman.
Kalimantan tidak memiliki pegunungan
berapi namun jajaran pegunungan
utamanya semula merupakan gunung
8/17/2019 Makalah Sejarah Lempeng Tektonik Di Pula
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sejarah-lempeng-tektonik-di-pula 37/51
MAKALAH SEJARAH LEMPENG TEKTONIK DI PULAU KALIMANTAN
Ricky Aryadhi
Mahasiswa Program Studi Teknik Pertambangan
UNISBA Page 37
berapi. Sungai-sungai itu semakin
lebar dan semakin besar volumenya
menuju ke laut, karena ada tambahan
air dari anak-anak sungainya, yang
membentuk sungai utama yang
mengalirkan air dari daerah aliran
sungai yang luas. Debit air bervariasi
menurut musim. Kecepatan arus,
kedalaman air, dan komposisi substrat
bervariasi menurut panjang aliran dan
lebar sungai, dan ini mempengaruhi
biota yang dapat hidup di dalamnya.
Kalimantan dilalui oleh sungai-
sungai besar yang mengalir dari
bagian tengah pulau ke pesisir.
Kalimantan memiliki tiga sungai
terpanjang yang menjadi kebanggaan
Indonesia. Sungai Kapuas (1.143 km),
Sungai Barito (900 km) dan Sungai
Mahakam (775 m). Sungai Kapuas
mengalir dari kaki Gunung Cemaru ke
barat, mengaliri sebagian besar
Kalimantan Barat. Sungai Barito yang
besar mata airnya berasal dari
pegunungan Muller dan mengalir ke
selatan dan bertemu dengan Sungai
Negara yang berasal dari
Pegunungan Meratus bermuara dekat
Banjarmasin. Sungai Kahayan dan
Sungai Mahakam mengalir dari
pegunungan di pedalaman ke pesisir
timur. Sejumlah sistem sungai yang
berukuran besar mempunyai anak-
anak sungai yang sangat luas di
daerah alirannya di pedalaman dam
pantai-pantainya di dataran rendah.
Sungai Mahakam, Sungai Barito,
Sungai Negara, Sungai Kapuas dan
Sungai Baram (serawak) semuanya
mempunyai danau tapal kuda dan
anak sungai musiman pada dataran
banjir.
Puncak pegunungan di
Kalimantan rendah, dan bentuknya
tumpul. Keadaan ini menyebabkan
sungai sungai di Kalimantan tidak
begitu deras alirannya (gradien
tingginya kecil), sehingga sangat baik
untuk pelayaran. Hal ini membantu
bagi sistem lalulintas di daratan bagi
daerah pedalaman yang sulit
terjangkau transportasi darat.
Aliran Sungai di Kalimantan
Tengah memiliki fungsi yang penting
dalam mendukung perkembangan
perekonomian. Sebagian besar
daerah-daerah di Kalimantan Tengah
dihubungkan oleh sungai, sehingga
dimanfaatkan untuk sarana
transportasi dan distribusi barang.
Selain penumpang, barang-barang
yang didistribusikan terutama adalah
8/17/2019 Makalah Sejarah Lempeng Tektonik Di Pula
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sejarah-lempeng-tektonik-di-pula 38/51
MAKALAH SEJARAH LEMPENG TEKTONIK DI PULAU KALIMANTAN
Ricky Aryadhi
Mahasiswa Program Studi Teknik Pertambangan
UNISBA Page 38
barang kebutuhan pokok, komoditas
hasil perkebunan pertambangan dan
indusri. Hal ini ditujukan untuk
meningkatkan distribusi pendapatan
masyarakat perkotaan dan pedesaan
agar lebih merata. Sejumlah sungai
besar merupakan urat nadi
transportasi utama yang menjalarkan
kegiatan perdagangan hasil sumber
daya alam dan olahan antar wilayah
dan eksport-import. Seperti misalnya
aliran sungai yang berada di wilayah
Kalimantan Tengah yang meliputi
Sungai Barito dengan panjang
mencapai 900 Km, Sungai Katingan
sepanjang 650 Km, Sungai Kahayan
dan Kapuas masing-masing
sepanjang ± 600 Km, Sungai Mentaya
400 Km dan yang terpendek Sungai
Seruyan.
Secara umum sungai-sungai di
Kalimantan berfungsi sebagai sarana
transportasi.
Transportasi air menjadi
pilihan utama di Kalimantan karena
sungai-sungai di Kalimantan besar-
besar dan alirannya tenang. Selain itu,
dengan transportasi sungai dapat
menjangkau tempat-tempat di
pedalaman yang sulit untuk dijangkau
dengan transportasi darat.
Permasalahan yang muncul saat ini
adalah mulai terjadi pendangkalan
sungai. Hal itu juga membuat
penyempitan badan sungai.
Pendangkalan terjadi akibat
sedimentasi yang dibawa sungai yang
berasal dari erosi di deretan
pegunungan bagian tengah
Kalimantan, dan maraknya
pembuangan sampah di sungai.
Potensi Sumberdaya
Kalimantan Timur
Sumberdaya energi tak
terbarukan Kaltim meliputi minyak
bumi sekitar 57 juta barel/tahun, gas
bumi sekitar 1,98 Triliun Standar
Cubic Feet (TSCF)/tahun dan
batubara sekitar 160 juta ton/tahun.
Dari data potensi Sumber
daya energi adalah sebagai berikut :
Energi Tak Terbarukan
(Unrenewable Energy)
Batubara : + 90 Th
cadangan
Cad : 25,13 Milliar
Metric Ton (38 % Nasional)
Prod : 120,50 Juta
Ton (68,5% Nasional)
Gas Bumi : + 20 th
cadangan
8/17/2019 Makalah Sejarah Lempeng Tektonik Di Pula
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sejarah-lempeng-tektonik-di-pula 39/51
MAKALAH SEJARAH LEMPENG TEKTONIK DI PULAU KALIMANTAN
Ricky Aryadhi
Mahasiswa Program Studi Teknik Pertambangan
UNISBA Page 39
Cad : 24,96 TSCF
(24,3 % Nasional)
Prod : 1,98 TSCF (
37,0 % Nasional )
Minyak Bumi : + 10 Th
cadangan
Cad :
765,75 MMSTB (11,0 %
Nasional)
Prod : 57,0 MMSTB
(6,1 % Nasional)
Gas Metana Batubara :
(dalam riset)
Cad : 108,3 TSCF
(23,5 % Nasional)
Energi Terbarukan
(Renewable Energy)
Tenaga Air :
Potensi : 5.916,3 MW
Terbangun : 0,4 MW
Biomasa :
Potensi : 4.710 MW
Terbangun : 160 MW
Tenaga Surya :
Potensi : Tersebar
Terbangun : 17. 425 unit
(0,87 MW)
Potensi Sumberdaya
Kalimantan Barat
Emas
Ditemukan di Kab.
Bengkayang merupakan emas placer
(alluvial), sedangkan emas primer
terdapat di G. Selakean, G. Pandan
(kadar Au 170g/t, Ag 156g/t, Cu
8,16%), Serantak sumber daya
terukur 813.114 ton, kadar Au
2,264gr/m 3), Sintoro (kadar Au 0,2-
0,7 gr/t) dan Sekarem (kadar Au bijih
110 gr/t, Au urat 64 gr/t). Di daerah
Lumar dan Ledo, emas primer hadir
bersama emas sekunder dengan
kadar 1,77-2,8 gr/t. Emas alluvial di
daerah Monterado pernah
dieksploitasi oleh PT Monterado Mas
Mining, dengan sumber daya terukur
35.000.000 m 3, kadar Au 169 mgr/m
3 atau 0,005 oz Au/m 3, di Pangkalan
Batu sumber daya diprediksi
6.703.125 m 3 (kadar Au 124 mg/m
3), Bonglitung sumber daya terukur
72.000.000 m 3 dan Capkala.
Tembaga
Ditemukan berasosiasi dengan
emas yang berbentuk urat kuarsa atau
urat barik-barik (stockwork) dan tipe
pengisian (cavity filling) merupakan
8/17/2019 Makalah Sejarah Lempeng Tektonik Di Pula
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sejarah-lempeng-tektonik-di-pula 40/51
MAKALAH SEJARAH LEMPENG TEKTONIK DI PULAU KALIMANTAN
Ricky Aryadhi
Mahasiswa Program Studi Teknik Pertambangan
UNISBA Page 40
tipe epitermal. Selain itu tembaga juga
dapat hadir berasosiasi dengan
Molibdenit (Mo) sebagai tipe porfiri
ditemukan di Ledo (S. Ledo) kadar Cu
39 g/t, Pb : 32 g/t, Zn 131 g/t,
Barguruh (kadar Cu 0,01%, Au 0,2 g/t,
Mo 0,01%, Selakean (Cu 0,17%), 2,2-
26 g/t). Pada tempat lainnya
merupakan urat kuarsa mengandung
kalkoporit, malakit, bornit, konvelit
berasosiasi dengan galena, sfalerit
yang terdapat di daerah tiga desa
yaitu G. Bawang, G. Hang Mui San
dan Tanayan Goa Boma-Monterado.
Timbal (Timah Hitam)
Cebakan timbal hitam didapat
sebagai Galena (Pbs), Serusit
(PbCo3) yang berasosiasi dengan
seng berupa tipe endapan cavity filling
dan replacement dari larutan
hidrotermal pada suhu relatif rendah.
Ditemukan di Tanya (Goa Boma-
Monterado) berasosiasi dengan
kalkopirit dan sfalerit sedangkan di G.
Bawang (timbal hadir dalam urat
kuarsa bersama sfalerit.
Timah Putih
Indikasi timah putih ditemukan
di daerah Monterado (Bukit Taman)
yang berasosiasi dengan emas
alluvial.
Antimoni
Ditemukan sebagai stibnite
(Sb2S2) di daerah : Tempurung
(Monterado), G. Bawang (Lumar) dan
G. Selabat, sebagai urat kuarsa dalam
granit dan granodiorit.
Air Raksa
Jenis logam yang berbentuk
cair dalam kondisi alam normal,
berwarna abu-abu kilap logam, berat
jenisnya 13,6. Mineral komersialnya
a.l.: Cinabar (Hg), Kolenal (HgCl) dan
sedikit Native Mercury (Hg). Tempat
ditemukan: G. Selabat (rata-rata10%),
G. Bawang (sebagai cinnabar dalam
urat kuarsa pada batuan granodiorit),
di daerah Bukit Jagoi, Sekere, Jelatok
(Lumar) air raksa hadir dalam
konsentrat bersama emas.
Perak
Terdapat di Kab. Bengkayang.
Umumnya berasosiasi dengan emas
placer dan primer (sumber daya
terukur 5.443 ton). Di daerah Beguruh,
Serantak dan Selakean, kehadirannya
berasosiasi dengan tembaga, emas
dan molibdenit.
Mangan
Mangan dijumpai di daerah
Kab. Bengkayang umumnya
merupakan endapan sedimenter dan
8/17/2019 Makalah Sejarah Lempeng Tektonik Di Pula
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sejarah-lempeng-tektonik-di-pula 41/51
MAKALAH SEJARAH LEMPENG TEKTONIK DI PULAU KALIMANTAN
Ricky Aryadhi
Mahasiswa Program Studi Teknik Pertambangan
UNISBA Page 41
residual. Sebaran Mangan di Kec.
Lumar terdapat di Bukit Jelatok
dengan sumber daya terukur 42.700
ton bijih Mn, Bukit Sansan (kadar Mn
33,80-42,28%, MnO2 51,18%-
60,19%), Bukit Tansan (kadar Mn
25,02-32,97%, MnO2 37,07-48,43%),
Bukit Sekere (kadar Mn 22,99-
49,30%, MnO2 21,09-72,66%),
sedangkan di daerah Sengkabang
Kec. Sei. Betung (sumber daya tereka
2.000.000 ton, jenis rodonit
hidrotermal dan pelapukan).
Bijih Besi
Ditemukan di Bengkayang
dalam bentuk sulfide dan hidroksida
seperti : Hematit (Fe203), Limonit
(Fe203H20), Magnetit (Fe304) dan
Pirit (FeS). Di daerah Sepoteng Kec.
Sei. Betung, Kec. Siding. Bijih besi
ditemukan sebagai lensa-lensa
hematite/limonit dan Kec. Bengkayang
(indikasi).
Bauksit
Di Bengkayang terjadi karena
proses pelapukan residul dari batuan
beku yang kaya akan mineral feldspar
dan alumunium silikat seperti; granit,
granodit, monzoit, syenit, diorite, dasit,
andesit, trakit, riolit dan membentuk
endapan laterit. Ditemukan di Sei.
Raya (Tj. Belati) dengan kadar Al2O3
40-43%, Batupayung (Sungaimerah)
dengan kadar Al2O3 47-57%
sedangkan di Kec. Bengkayang,
Samalantan dan Seluas terindikasi.
Zirkon
Terbentuk sebagai mineral
ikutan pada batuan Na-feldspar,
seperti batuan beku asam (granit dan
syenit) dan batuan metamorf (Gneis
dan Skiss). Secara ekonomis zirkon
dijumpai dalam bentuk butiran (ukuran
pasir), baik yang terdapat pada
sediment sungai maupun sediment
pantai. Pasir zirkon di daerah Kab.
Bengkayang terdapat di Kec.
Monterado dan Capkala.
Pasir Kuarsa
Dijumpai sebagai endapan
sedimen berasal dari rombakan
batuan dan granodiorit. Terdapat di
Kec. Sei. Raya dan KEc. Sanggau
Ledo.
Kaolin
Terdapat di Kec. Capkala
(Mandor dan Pangkalan Batu) kadar
SiO2 51-60%, Fe2O3 1,3% dan Al2O3
19-23%, Monterado kadar SiO2 51-
60%, Fe2O3 1,3% dan Al2O3 16-26%
dan Lumar kadar SiO2 51-60%,
Fe2o3 1,3% dan Al2O314-25%
8/17/2019 Makalah Sejarah Lempeng Tektonik Di Pula
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sejarah-lempeng-tektonik-di-pula 42/51
MAKALAH SEJARAH LEMPENG TEKTONIK DI PULAU KALIMANTAN
Ricky Aryadhi
Mahasiswa Program Studi Teknik Pertambangan
UNISBA Page 42
Ballclay
Bersifat sangat plastik
mempunyai daya ikat dan daya alir
sangat baik. Ditemukan di Kec.
Capkala dan Sei. Raya Kepulauan
Batubara
Terdapat di Desa Bengkawan
Kec. Seluas yang terdapat pada
formasi di Batupasir Kayan.
Kenampakan di lapangan sedimentasi
batubara hanya berupa lensa-lensa
dan pengisi pada kekar-kekar dengan
pengamatan bahwa batubaranya tidak
menerus. Dari analisa laboratorium
diketahui kalori sedimentasi batubara
yang ada diatas 6000 KKal.
Potensi Sumberdaya di
Kalimantan Selatan
Bahan galian di wilayah
Kalimantan Selatan beraneka ragam
jenisnya, baik itu bahan galian energi,
bahan galian logam, bahan galian non
logam maupun bahan galian industri.
Jenis, lokasi dan keadaan bahan
galian di wilayah Kalimantan Selatan
adalah sebagai berikut:
1. Minyak dan Gas bumi
Potensi sumberdaya minyak
dan gas bumi di Kalimantan Selatan
terdapat dalam dua cekungan yaitu
Cekungan Barito dan Cekungan
Asam-asam dengan struktur lokasi
yang terdiri dari:
a. Cekungan Barito
Struktur berproduksi: Struktur
Tanjung, Kambitin, Bagog, Warukin
Selatan, Warukin Tengah, Tapian
Timur.
Struktur prospek : Struktur Hayup
dan Paringin
Terindikasi : Struktur Didi,
Tangkan, Kelua,
Manunggul,
Tanta, Dahor
Selatan,
Lampihong,
Maridu,
Bongkong,
Ambakiang dan
Batu Mandi.
b. Cekungan Asam-asam
Sebelah timur Pegunungan
Meratus: terindikasi dan perlu diteliti
lebih lanjut. Pada Cekungan Barito
mempunyai cadangan minyak sebesar
620,571 juta barrel (98,5 juta m3) dan
yang dapat diproduksi sebesar 160
juta barrel (27 juta m3), sampai tahun
2009 produksi minyak telah mencapai
20,6 juta m3. Di lapangan Tanjung
8/17/2019 Makalah Sejarah Lempeng Tektonik Di Pula
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sejarah-lempeng-tektonik-di-pula 43/51
MAKALAH SEJARAH LEMPENG TEKTONIK DI PULAU KALIMANTAN
Ricky Aryadhi
Mahasiswa Program Studi Teknik Pertambangan
UNISBA Page 43
Raya terdapat sebanyak 231 sumur,
yang berproduksi 95 sumur, yang
ditutup sementara 69 sumur yang
ditutup selamanya 28 sumur dan
sumur injeksi 39 sumur. Terhadap
sumur yang telah ditutup tersebut, ada
peluang untuk diminta oleh daerah
dan dikelola oleh masyarakat atau
koperasi.
2. Batubara
Batubara sebagai bahan
energi banyak terdapat di Kalimantan
Selatan. Keberadaanya secara
geologi terjadi pada masa Neogen
yaitu jaman Tersier Eosen dan
Miosen. Secara kualitas batubara
pada umur Eosen lebih mempunyai
nilai kalori tinggi dibanding pada umur
Miosen. Nilai kalori yang terkandung
didalamnya antara 4000 s/d 7100
Kal/gr, adb. Potensi sumberdaya
secara keseluruhan 9.101.380.000 ton
sedangkan cadangannya masih
1.804.145.000 ton.
Pengusahaan batubara
dilakukan oleh perusahaan yang
tergolong dalam kelompok ijin PKP2B
dan KP. Jumlah PKP2B yang
beroperasi menambang adalah 13
perusahaan. Sedangkan jumlah ijin
KP yang diterbitkan oleh Pemerintah
Kabupaten/Kota adalah 378. Rata-rata
produksi batubara setiap tahunnya ±
65 juta ton. Tujuan penjualan terbagi
dalam dua kelompok yaitu Dalam
negeri dan Luar negeri. Di dalam
negeri untuk kepentingan industri
logam, besi baja, rumah tangga dan
PLTU sedangkan ke luar negeri yaitu
ke negara tujuan Jepang, Taiwan,
Eropa dan Amerika. Tenaga kerja
yang terserap mencapai 22.061 orang
dan tenaga kerja asing mencapai 95
orang.
3. Emas
Bahan galian emas di
Kalimantan Selatan penyebarannya
cukup luas, baik itu emas primer
maupun emas sekunder. Lokasi
penyebaran emas terutama terdapat
di Kabupaten Kotabaru, Kabupaten
Tanah Laut, Kabupaten Tanah
Bumbu, Kabupaten Banjar, Kabupaten
Hulu Sungai Tengah dan Kabupaten
Balangan.
Beberapa perusahaan Kontrak
Karya yang pernah melakukan
eksplorasi, yaitu PT. Meratus Sumber
Mas untuk wilayah Kabupaten
Kotabaru, Kabupaten Tapin Tengah
dan Kabupaten Hulu Sungai Selatan.
PT. Pelaihari Mas Utama untuk
8/17/2019 Makalah Sejarah Lempeng Tektonik Di Pula
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sejarah-lempeng-tektonik-di-pula 44/51
MAKALAH SEJARAH LEMPENG TEKTONIK DI PULAU KALIMANTAN
Ricky Aryadhi
Mahasiswa Program Studi Teknik Pertambangan
UNISBA Page 44
wilayah Kabupaten Tanah Laut.
Disamping itu juga terdapat kegiatan
PT. Aneka Tambang untuk berbagai
tempat di wilayah Kalimantan Selatan.
Pencarian emas juga dilakukan oleh
rakyat dengan sistem penambangan
tradisional. Namun sampai dengan
sekarang belum terdapat perusahaan
yang melakukan penambangan
secara permanen.
4. Intan
Perusahaan yang saat ini
sedang melakukan eksplorasi detail
adalah PT. Galuh Cempaka yang
terletak di desa Tambak Jariah,
Kelurahan Palam Kecamatan
Cempaka, Banjarbaru Kota.
Berdasarkan hasil penyelidikan
diperoleh bahan sampingan selain
intan juga terdapat mineral-mineral
pengikut seperti emas, platina, rutil,
korundum, kromit, ilmenit dan
sebagian kecil terdapat magnetit. Dari
kegiatan eksplorasi diatas diperoleh
rata-rata kandungan intan untuk 1 m³
kerikil mengandung rata-rata 0.146
karat intan. Selain itu intan juga
terdapat di Bati-Bati, Angsana,
Sebamban, Sungai Loban,
Bakarangan, Rantau Betung.
Penggunaannya sebagai perhiasan,
mata bor, gerinda, pemotong kaca, dll.
5. Nikel
Nikel di Kalimantan Selatan
terdapat di Pegunungan Bobaris dan
daerah Tanjung Batu dan Pulau
Sebuku Kabupaten Kotabaru.
Cadangan nikel yang diketahui yaitu di
daerah Kabupaten Kotabaru sebanyak
42.434.000 ton. Pada umumnya nikel
laterit dengan kadar nikel rendah
sekitar 1 – 1,75%. Kadar ini belum
dapat menyaingi endapan nikel di
daerah Indonesia lainnya yang
mempunyai kadar > 2%.
Kemungkinan di waktu mendatang
dengan pertimbangan teknologi yang
lebih canggih dan harga serta
permintaan pasar yang meningkat,
nikel di Kalimantan Selatan akan
diusahakan oleh para investor.
Penggunaan nikel ini pada umumnya
untuk campuran baja tahan karat,
pelapis logam, katalisator dll.
6. Besi
Endapan besi terdapat di
Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten
Balangan, Kabupaten Tabalong,
Kabupaten Kotabaru, Kabupaten
Tanah Bumbu dan Kabupaten Banjar.
Jumlah cadangan secara keseluruhan
8/17/2019 Makalah Sejarah Lempeng Tektonik Di Pula
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sejarah-lempeng-tektonik-di-pula 45/51
MAKALAH SEJARAH LEMPENG TEKTONIK DI PULAU KALIMANTAN
Ricky Aryadhi
Mahasiswa Program Studi Teknik Pertambangan
UNISBA Page 45
sebanyak 194.772.800 ton. Jumlah
cadangan yang besar ini tidak
ditunjang kadar Fe yang tinggi.
Pada umumnya besi di
Kalimantan Selatan merupakan besi
laterit yang berkadar rendah yaitu
dibawah 50% FE. Endapan besi
berkadar tinggi yaitu > 50% Fe
terdapat di Gunung Tanalang
Kabupaten Hulu Sungai Tengah, akan
tetapi jumlah cadangannya kecil yaitu
sekitar 4.998.100 ton; di Kabupaten
Tanah Laut terdapat di Gunung Ulin
489.300 ton, Gunung Tembaga
425.700 ton, Gunung Melati 108.700
ton, Gunung Batukora 120.000 ton,
Jajakan – Pontain 137.000 ton,
Koratain 30.000 ton, Tanjung 150.000
ton, Riam Pinang 128.700 ton.
Penggunaannya sebagai bahan baku
besi baja, basic refractories, dll.
7. Chromit
Jebakan Chromit dapat terjadi
dari proses magmatik sebagai
segregasi di dalam batuan ultrabasa,
dan dapat juga berbentuk sebagai
massa yang tersebar tidak merata.
Lokasi endapan terdapat di
Kabupaten Banjar, Kabupaten Tanah
Laut dan Kabupaten Kotabaru.
Mutu endapan mempunyai
kandungan:
Cr2O3 = 30,5 – 44,73 %
TIO2 = 0,78 – 1 %
Fe2O3 = 14,33 – 21,68%
MgO – 10,22 – 12,9%
Penggunaannya sebagai
campuran baja tahan karat, tahan
suhu tinggi, bahan penyamak kulit,
obat-obatan dll. Cadangan yang
diketahui yaitu 132.200 ton terletak di
Tanah Ambungan Kabupaten Tanah
Laut dan 10.000 ton di Ratrabulu
Kabupaten Banjar. PT. Indo Butirima
mencoba untuk melakukan eksplorasi
chromit di kabupaten Kotabaru.
8. Mangan
Batuan induknya bisa berupa
batugamping atau dolomit dengan
kadar Al rendah, tetapi mengandung
oksida Mn. Dapat pula berupa batuan
beku atau sekis kristalin yang
mengandung silikat Mn atau
merupakan endapan hirothermal dan
metasomatik kontak yang mengalami
replacement, atau dapat juga sebagai
segregasi di dalam batuan ultrabasa.
Lokasi endapan terletak di Kabupaten
Tanah Laut dan Kabupaten Hulu
Sungai Selatan. Penggunaannya
sebagai pembuatan baja tahan
8/17/2019 Makalah Sejarah Lempeng Tektonik Di Pula
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sejarah-lempeng-tektonik-di-pula 46/51
MAKALAH SEJARAH LEMPENG TEKTONIK DI PULAU KALIMANTAN
Ricky Aryadhi
Mahasiswa Program Studi Teknik Pertambangan
UNISBA Page 46
pengaruh belerang, baja kuat,
perunggu, industri kimia, bahan cat,
pernis, keramik, dll.
9. Gambut
Gambut sebagai bahan bakar
mempunyai prosfek yang cukup baik
disamping batubara. Nilai kalori
gambut di Kalimantan Selatan antara
500 – 2.000 cal/gr, hal ini merupakan
faktor penunjang sebagai bahan
energi alternatif.
Pemanfaatan gambut sebagai
bahan bakar, akan menambah bahan
energi disamping minyak bumi dan
batubara, disamping itu juga bisa
mengurangi kerusakan hutan yang
saat ini banyak ditebang untuk
keperluan bahan bakar. Lokasi
endapan gambut terdapat di
Kabupaten Banjar, Kabupaten Hulu
Sungai Utara, Kabupaten Tapin.
Sumberdaya terindikasi yang baru
diketahui yaitu di daerah Gambut
sebesar 475.628.000 m³.
10. Batu gamping
Batu gamping atau juga
disebut batu kapur adalah berasal dari
sisa-sisa kehidupan binatang karang.
Di alam diketemukan sebagai
endapan gamping terumbu dan
sebagian berupa endapan gamping
berlapis. Penyebaran endapan
batugamping di Kalimantan Selatan
cukup luas yaitu pada sayap Barat
dan Timur Pegunungan Meratus.
Lokasi endapannya terletak di
Kabupaten Banjar, Tapin, Hulu Sungai
Selatan, Hulu Sungai Tengah, Hulu
Sungai Utara, Kabupaten Tabalong,
Tanah Laut dan Kabupaten Kotabaru.
Jumlah sumberdaya hipotetik yang
sudah diketahui yaitu sebanyak
8.473.587.625 ton.
Mutu batugamping cukup baik
dengan kadar :
CaO = 51,43 – 55,74%
MgO = 0,03 – 1,35%
Fe2O3 = 0,05 – 0,17%
Pengunaan batugamping pada
umumnya sebagai bahan baku
semen, bahan bangunan, karbit dalam
bidang pertanian untuk menetralisir
keasaman tanah dll.
11. Phospat
Phospat di Kalimantan Selatan
termasuk jenis phosfat guano. Bahan
galian ini terbentuk di dalam gua-gua
batugamping, dimana kotoran
binatang, bangkai burung atau
kelelawar terkumpul dan bereaksi
dengan unsur karbonat. Lokasi
endapan terdapat di Kabupaten Tapin,
8/17/2019 Makalah Sejarah Lempeng Tektonik Di Pula
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sejarah-lempeng-tektonik-di-pula 47/51
MAKALAH SEJARAH LEMPENG TEKTONIK DI PULAU KALIMANTAN
Ricky Aryadhi
Mahasiswa Program Studi Teknik Pertambangan
UNISBA Page 47
Kabupaten Hulu Sungai Selatan,
Kabupaten Hulu Sungai Tengah,
Kabupaten Hulu Sungai Utara dan
Kabupaten Kotabaru.
Mutu bahan galian phospat
pada umumnya mempunyai kadar :
P2O5 = 7,3 – 37,2%
Fe2O3 = 3,7 – 17,7%
Al2O3 = 1,9 – 17,8%
Sumberdaya hipotetik
diketahui sebanyak 166.237,3 ton.
Penggunaan pada umumnya dipakai
sebagai pupuk alam, bahan baku,
pembuatan Tripple Super Phospat,
Double Super Phospat, asam phospat
dan industri kimia lainnya.
12. Kaolin
Kaolin terjadi dari hasil
pelapukan dan dekomposisi batuan
beku dan batuan metamorf yang kaya
akan aluminium silikat. Di Kalimantan
Selatan ditemukan sebagai endapat
sedimenter merupakan lempung
berkualitas tinggi, warna putih, abu-
abu, lunak dan tidak plastis. Lokasi
endapan terletak di Kabupaten Hulu
Sungai Utara, Tapin, Banjar, dan
Kotabaru.
Mutunya cukup baik dengan
kandungan :
Al2O3 = 7,6 – 28,75%.
SiO2 = 44,52 – 86,95%
MgO = 0,02 – 0,65%
Fe2O3 = 0,03 – 9,67%
TiO2 = 0,05 – 0,43 %
Sumberdaya yang sudah
diketahui terdapat di Pematang Danau
Kabupaten Banjar sebesar 9,6 juta
ton, Bitahan Kabupaten Tapin sebesar
2.433.550 ton, Desa Sungai Dua
Kabupaten Kotabaru sebasar 100.000
ton dan Benua Hanyar di Kabupaten
Hulu Sungai Utara sebesar 988.000
ton. Penggunaan kaolin sebagai
bahan filter dan coater industri kertas,
bahan keramik, industri tekstil, cat,
pasta gigi, batu tahan api dll.
13. Pasir Kwarsa
Pasir kwarsa atau pasir putih
terdiri dari kristal-kristal silika yang
mempunyai ukuran halus – kasar.
Pasir kwarsa terjadi dari pelapukan
batuan yang mengandung kristal-
kristal kwarsa yang kemudian
tertransport dan tercuci secara almi
kemudian diendapkan pada tempat
yang rendah, misalnya di sungai,
danau dan pantai.
Apabila mengalami kompaksi
maka akan berubah menjadi batu
pasir. Lokasi endapan terdapat di
8/17/2019 Makalah Sejarah Lempeng Tektonik Di Pula
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sejarah-lempeng-tektonik-di-pula 48/51
MAKALAH SEJARAH LEMPENG TEKTONIK DI PULAU KALIMANTAN
Ricky Aryadhi
Mahasiswa Program Studi Teknik Pertambangan
UNISBA Page 48
Kabupaten Banjar, Tapin, Tanah Laut,
Kotabaru dan Kabupaten Tabalong.
Mutunya cukup baik dengan
kadar :
SiO2 = 88,12 – 99,51%
Al2O3 = 0,12 – 4,25%
Fe2O3 = 0,03 – 0,71%
TiO2 = 0,05 – 0,68%
Jumlah sumberdaya yang
diketahui yaitu sebasar 49,865 juta
ton. Penggunaan pasir kwarsa
sebagai bahan baku industri gelas,
bata tahan api, keramik, ampelas,
semen, dll.
14. Batu Gamping Marmeran
Batu gamping marmeran
terdapat juga di Kabupaten Tabalong,
Kabupaten Hulu Sungai Tengah,
Kabupaten Hulu Sungai Selatan,
Kabupaten Tapin dan Kabupaten
Kotabaru. Penggunaan sebagai batu
hias/ornamen. Sumberdaya terindikasi
yang diketahui di daerah Bajuin
sebanyak 1.167.993 ton, sedangkan
sumberdaya hipotetik untuk batu
gamping marmeran di daerah lain
sekitar 3,14 milyard m³.
15. Batu Gunung
Batu gunung secara teknis
disebut batuan beku, yaitu merupakan
suatu masa batuan yang dihasilkan
dari pembekuan magma. Batu gunung
secara garis besar dibagi menjadi 3
jenis yaitu batuan beku dalam, batuan
beku luar dan batuan beku gang.
Jenis batuan beku dalam
misalnya granit, granodiorit, diorit,
gabro dll. Jenis batuan beku luar
misalnya dasit, andesit, ryolit dll. Jenis
batuan beku gang adalah diorit popiry,
granit popiry, andesit porpiry dll.
Lokasi endapan terdapat di
Kabupaten Banjar, Kabupaten Tanah
Laut, Kabupaten kotabaru, Kabupaten
Hulu Sungai Selatan, Kabupaten Hulu
Sungai Tengah, Kabupaten hulu
Sungai Utara, Kabupaten Tapin dan
Kabupaten Tabalong. Penggunaan
batu gunung adalah untuk bahan
bangunan dan ornamen/ batu hias.
Jumlah sumberdaya hipotetik sebesar
75,44 milyard m².
16. Pasir, Kerikil, Bongkah Batu
Merupakan hasil pelapukan
dari batuan yang kemudian ditransport
dan diendapkan, misalnya pada
sungai, danau dan pantai. Selain itu
juga dapat dihasilkan dari aktivitas
gunung berapi. Lokasi endapan
tersebar hampir disemua sungai di
Kalimantan Selatan. Penggunaannya
8/17/2019 Makalah Sejarah Lempeng Tektonik Di Pula
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sejarah-lempeng-tektonik-di-pula 49/51
MAKALAH SEJARAH LEMPENG TEKTONIK DI PULAU KALIMANTAN
Ricky Aryadhi
Mahasiswa Program Studi Teknik Pertambangan
UNISBA Page 49
sebagai bahan bangunan dan
cadangannya belum diketahui.
17. Ketenagalistrikan
Kondisi kelistrikan yang
diukelola oleh PT PLN (Persero)
Kalselteng sampai Januari 2007
berdasarkan Neraca Daya Sistem
Kelistrikan Kalselteng sebagai berikut:
Table 2.1
Neraca Daya Sistem Kelistrikan
NO. TYPE OF POWER PLANT NUMBER (UNIT) CAPACITY (MW)
1. Steam Power Plant / PLTU 3 126
2. Water Power Plant / PLTA 3 28,5
3. Diesel Power Plant / PLTD 29 86.45
4. Leased Power Plant 10,5
5. Purchased Power Plant 9,5
Total 260,95
Beban puncak = 252,59 –
269,13 MW maka kondisi kelistrikan
PLN Kalselteng dapat dikatakan kritis,
sehingga terjadi pemadaman bergilir.
Asumsi pertumbuhan keperluan listrik
6% - 8,1% (Untuk tahun 2005 – 2015)
maka beban puncak pada 2010 =
458,06 MW.
Rencana pembangunan PLTU
Asam-asam 324 dengan daya
sebesar 2 x 65 MW pada tahun 2010
tanpa ada tambahan pembangunan
pembangkit baru akan terjadi kritis
listrik yang cukup besar sampai
dengan tahun 2010.
18. Energi Baru dan Terbarukan
Potensi Energi terbarukan di
Kalimantan Selatan (berdasarkan
hasil survey Dinas Pertambangan dan
Energi Propinsi Kalimantan Selatan)
adalah sebagai berikut:
Air = 561,35 KW (sebagai
pembangkit listrik tenaga mikro
hidro)
Biogas = 6.810.424,61 slm
Biomasa :
Padi = 14.556.288,10 slm
Kelapa = 4.232.369,88 slm
8/17/2019 Makalah Sejarah Lempeng Tektonik Di Pula
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sejarah-lempeng-tektonik-di-pula 50/51
MAKALAH SEJARAH LEMPENG TEKTONIK DI PULAU KALIMANTAN
Ricky Aryadhi
Mahasiswa Program Studi Teknik Pertambangan
UNISBA Page 50
Jagung = 2.913.312,46
MWh
Energi Surya = radiasi harian
matahari rata-rata 8-9
KWh/m2/hari.
KESIMPULAN
Kalimantan dapat dibagi
menjadi beberapa provinsi sekitar
berarah tektonik. Bagian utara pulauini didominasi oleh kompleks Crocker-
Rajang-Embaluh Kapur dan Eosen
hingga Miosen akresi. Hal ini terutama
terdiri dari turbidites yang
ditumpahkan ke timur laut (koordinat
hari ini) off dari busur vulkanik
Schwaner dan muda menjadi paralik
ke cekungan parit laut. Sedimen iniyang terimbrikasi, cacat, dan lemah
bermetamorfosis selama subduksi
Creraceous dan Tersier dan akhirnya
yang diterobos oleh tahap akhir dan
intrusi subduksi pasca Kelompok
Sintang Oligo-Miosen.
Di Kalimantan terdapat empat
unit geologi utama, yaitu batuan yangdihubungkan dengan pinggir lempeng,
batuan dasar, batuan muda yang
mengeras dan tidak mengeras, dan
batuan aluvial serta endapan muda
yang dangkal.
Kompleks batuan dasar
Kalimantan terdiri dari atas sekis dan
gneis yang tercampur dengan granit
dari Era Palaezoikum dan Periode
Terseir membentuk daerah kristal
yang sangat luas.
Batuan yang berasosiasi
dengan pinggir lempeng Kalimantan
mencakup opiolit (kerak samudera)
dan melange.
Sebagian besar Kalimantan
terdiri dari batuan yang keras dan
agak keras, termasuk batuan kuarter
di semenanjung Sangkulirang dan
jajaran pegunungan meratus, batuan
vulkanik dan endapan tersier.
Kalimantan tidak memiliki gunung api
yang aktif seperti yang terdapat di
Sumatera dan Jawa, tetapi memiliki
daerah batuan vulkanik tua yang
kokoh di bagian barat daya dan
bagian timur Kalimantan.
Suatu kawasan yang luas di
bagian tengah, timur dan selatan
Kalimantan tersusun dari batuan
endapan seperti batu pasir dan batu
sabak. Selain formasi yang lebih tua di
Kalimantan Barat, kebanyakan
formasi sedimen relatif muda dan
8/17/2019 Makalah Sejarah Lempeng Tektonik Di Pula
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-sejarah-lempeng-tektonik-di-pula 51/51
MAKALAH SEJARAH LEMPENG TEKTONIK DI PULAU KALIMANTAN
mencakup batu bara dan batuan yang
mengandung minyak bumi. Bagian
selatan Kalimantan terutama tersusun
dari pasir keras yang renggang dan
teras kerikil yang sering dilapisi oleh
timbunan gambut muda yang dangkal
dan kipas aluvial yang tertimbun
karena luapan sungai.
Potensi Sumberdaya di
Kalimantan Selatan : Minyak dan Gas
bumi, Batubara, Emas, Intan, Nikel,
Besi, Chromit, Mangan, Gambut,Batu
gamping, Phospat, Kaolin, Pasir
Kwarsa, Batu Gamping Marmeran.
Potensi Sumberdaya
Kalimantan Barat : Emas, Tembaga,
Timbal (Timah Hitam), Timah Putih,
Antimoni, Air Raksa, Perak, Mangan,
Bijih Besi, Bauksit, Zirkon, Pasir
Kuarsa, Kaolin, Ballclay ,Batubara
Potensi Sumberdaya
Kalimantan Timur : Batubara, Gas
Bumi, Minyak Bumi, Gas Metana,
Batubara
DAFTAR PUSTAKA
1. Eddy S, 2009, Tinjauan Emas
Epitermal pada Lingkungan Volkanik ,Kelompok Program Penelitian Bawah
2. Dudi Nasrudin U, 2014 Endapan Emas Epitermal Dalam Lingkungan
Busur Benua, Mahasiswa ProgramDoktor Fakultas Teknik Geologi – Universitas Padjadjaran
3. Hadipandoyo, S., Setyoko, J.,Suliantara, Guntur, A., Riyanto, H.,Saputro, H.H., Harahap, M.D.,Firdaus, N., 2007, KualifikasiSumberdaya HidrokarbonIndonesia, Pusat Penelitian danPengembangn Energi danSumberdaya Mineral “LEMIGAS”,Jakarta
4. Van de Weerd, A.A., dan Armin,Richard A., 1992, Origin andEvolution of the TertiaryHydrocarbon-Bearing Basins inKalimantan (Borneo), Indonesia,The American Association ofPetroleum Geologists Bulletin v.76, No. 11, p. 1778-1803.
5. Satyana, A.H., Nugroho, D.,
Surantoko, I, 1999, TectonicControls on The HydrocarbonHabitats of The Barito, Kutai andTarakan Basin, EasternKalimantan, Indonesia; MajorDissimilarities, Journal of AsianEarth Sciences Special Issue Vol.17, No. 1-2, Elsevier Science,Oxford 99-120