hutang luar negeri
TRANSCRIPT
L/O/G/O
UTANG LUAR NEGERIUTANG LUAR NEGERI
.
PENDAHULUANPENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Pembangunan ekonomi suatu negara harus didukung oleh ketersediaan sumberdaya ekonomi, baik sumberdaya alam; sumberdaya manusia; dan sumberdaya modal, yang produktif.
Keterbatasan sumber daya ekonomi negara, khususnya sumberdaya modal mengharuskan pemerintah mendatangkan sumberdaya ekonomi dari negara-negara lain untuk dapat memberikan dukungan yang cukup bagi pelaksanaan program pembangunan ekonomi nasionalnya.
Namun, diterimanya pinjaman luar negeri tersebut dapat menimbulkan berbagai masalah dalam jangka panjang, baik ekonomi maupun politik, bahkan pada beberapa negara-negara yang sedang berkembang menjadi beban yang seolah-olah tak terlepaskan, yang justru menyebabkan
berkurangnya tingkat kesejahteraan rakyatnya.
Pengertian dan Latar Belakang Utang
Luar Negeri
Pengertian dan Latar Belakang Utang
Luar Negeri
Utang luar negeri merupakan bantuan luar negeri (loan)
yang diberikan oleh pemerintah negara-negara maju atau
badan-badan internasional yang khusus dibentuk untuk
memberikan pinjaman dengan kewajiban untuk membayar
kembali dan membayar bunga pinjaman tersebut.
Tujuannya untuk menutup kekurangan kebutuhan
pembiayaan investasi dan untuk membiayai defisit transaksi
berjalan (current account) neraca pembayaran dalam rangka
pembiayaan transaksi internasional sehingga posisi
cadangan devisa tidak terganggu.
jenis-jenis Pinjaman Luar Negeri jenis-jenis Pinjaman Luar Negeri
Dilihat dari sumber dananya
Dilihat dari segi pertimbangan
Pinjaman Multilateral
Pinjaman Bilateral
Pinjaman Sindikasi
Pinjaman Lunak
Purchase Installment Sale Agreement (PISA)
Pinjaman Komersial
Penyebab Besarnya Utang Luar Negeri
Penyebab Besarnya Utang Luar Negeri
Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya utang luar negeri Indonesia:
1) Defisit Transaksi Berjalan (TB)2) Meningkatnya kebutuhan investasi3) Meningkatnya Inflasi4) Struktur perekonomian tidak efisien
BEBAN HUTANG LUAR NEGERIBEBAN HUTANG LUAR NEGERI
TAHUNTOTAL UTANG PEMERINTAH
RASIO THD PDB
2000 Rp1,234.28 89%
2001 Rp1,273.18 77%
2002 Rp1,225.15 67%
2003 Rp1,232.50 61%
2004 Rp1,299.50 57%
2005 Rp1,313.50 47%
2006 Rp1,302.16 39%
2007 Rp1,389.41 35%
2008 Rp1,636.74 33%
2009 Rp1,590.15 28%
2010 Rp1,676.15 26%
2011 Rp1,803.49 25%
2012 Rp1,975.42 27%
2013 Rp2,371.39 29%
2014 Rp2,604.93 26%
Hingga Maret 2015, total utang pemerintah pusat tercatat Rp 2.795,84 triliun. Naik Rp 51,48 triliun dibandingkan posisi bulan sebelumnya, yaitu Rp 2.744,36 triliun. Sebagian besar utang pemerintah adalah dalam bentuk Surat Berharga Negara (SBN). Sampai Maret 2015, nilai penerbitan SBN mencapai Rp 2.099,35 triliun (75,1% dari total utang pemerintah)
Sementara pinjaman (baik bilateral maupun multilateral) tercatat Rp 696,48 triliun (24,9% dari total utang pemerintah). Dibandingkan Desember 2014, posisi utang dari SBN mengalami kenaikan. Pada Desember, posisi utang
SBN adalah Rp 1.931,22 triliun. Utang berupa
POSISI HUTANG PEMERINTAHPOSISI HUTANG PEMERINTAH
HUTANG PEMERINTAH BERDASARKAN KREDITUR
HUTANG PEMERINTAH BERDASARKAN KREDITUR