jeratan utang luar negeri

19
Oleh : M. Chandra .S Ojon

Upload: azinuddin-haq

Post on 11-Jun-2015

3.087 views

Category:

Business


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Jeratan Utang Luar negeri

Oleh :M. Chandra .S

Ojon

Page 2: Jeratan Utang Luar negeri

Utang luar negeri menurut defenisi yang dirumuskan Development Assistance Committee adalah: (bantuan pembangunan secara resmi yang terdiri dari dana yang disediakan oleh pemerintah atas persyaratan konsesional terutama untuk meningkatkan perkembangan ekonomi dan kesejahteraan negara-negara berkembang).

Page 3: Jeratan Utang Luar negeri

Utang Piutang Internasional : Penduduk suatu negara mendapat utang dari yang bukan penduduk.

Penduduk yang berutang (debitur), terdiri dari pemerintah dan swasta

Pihak bukan penduduk (kreditur), terdiri dari pemerintah negara lain, perusahaan swasta negara lain, atau lembaga internasional

Transaksi utang piutang internasional suatu negara dicatat dalam neraca pembayaran internasional

Page 4: Jeratan Utang Luar negeri

Utang Era Soekarno (1945–1966) Jumlah utang Indonesia pada masa

pemerintahan Soekarno sebesar US$6,3 miliar (US$4 miliar warisan utang Hindia Belanda & US$2,3 miliar adalah utang baru)

Utang warisan Hindia Belanda disepakati dibayar dengan tenor 35 tahun sejak 1968 yang jatuh tempo pada 2003 lalu, sementara utang baru pemerintahan Soekarno memiliki tenor 30 tahun sejak 1970 yang jatuh tempo pada 1999.

Page 5: Jeratan Utang Luar negeri

Total ULN sebesar US$171,8 miliar, hanya (73%) yang disalurkan ke dalam bentuk proyek dan program, sedangkan sisanya (27%) menjadi pinjaman yang idle dan tidak efektif.

Utang Orde Baru terdiri atas utang jangka panjang dengan tenor 10–30 tahun. Maka, struktur utang yang jatuh tempo sepanjang tahun 2009 adalah sebesar Rp94 T, (Rp30 T utang domestik dan Rp64 T utang luar negeri)

Page 6: Jeratan Utang Luar negeri

Total ULN sebesar US$178,4 miliar dengan yang terserap ke dalam pembangunan sebesar 70%, dan sisanya idle.

Banyak keraguan baik di kalangan investor domestik maupun investor asing terhadap kestabilan perekonomian, sementara pemerintah sendiri saat itu tampak lebih “disibukkan” dengan pesta demokrasi lima tahunan tersebut.

Page 7: Jeratan Utang Luar negeri

Pemerintahan Gus Dur mencatatkan hal yang positif dalam hal utang, yaitu terjadi penurunan jumlah utang luar negeri sebesar US$21,1 miliar, dari US$178 miliar pada 1999 menjadi US$157,3 miliar pada 2001.

Namun,  utang nasional secara keseluruhan tetap meningkat, sebesar Rp38,9 triliun, dari Rp1.234,28 triliun pada 2000 menjadi Rp1.273,18 triliun pada 2001. 

Sementara itu, porsi utang terhadap PDB juga mengalami penurunan, dari 89% pada 2000 menjadi 77% pada  2001.

Page 8: Jeratan Utang Luar negeri

Pada 2004, total utang Indonesia menjadi Rp1.299,5 triliun. (ULN sebesar US$172,2 miliar)

Sejak 2002 hingga 2004, penyerapan utang mencapai 88% dari total utang luar negeri yang ada, porsi utang terhadap PDB yang makin turun, yakni dari 77% pada  2001 menjadi 47% pada 2004.

Page 9: Jeratan Utang Luar negeri

Utang pemerintah sebesar Rp1.700 triliun terdiri dari Rp968 triliun utang dalam negeri (57%) dan Rp732 triliun ULN (43%).

Tingkat penyerapan mencapai 95% dari total utang. Implikasi dari penyerapan ini, Nilai PDB Indonesia pun makin tinggi. Selama lima tahun terakhir, rasio utang negara terhadap PDB terlihat makin kecil, hingga menyentuh 32% pada 2009. 

Page 10: Jeratan Utang Luar negeri
Page 11: Jeratan Utang Luar negeri
Page 12: Jeratan Utang Luar negeri
Page 13: Jeratan Utang Luar negeri

Pembiayaan BLBI saat Krisis 97-98 + Rupiah melemah

Defisit APBN Indonesia Adanya kendala keterbatasan Devisa Untuk meningkatkan persediaan

tabungan domestik Kebutuhan akan bantuan teknis Untuk membiayai program-program

dan proyek-proyek pemerintah yang berkaitan dengan kemanusiaan, kemiskinan, lingkungan, dan infrastruktur.

Page 14: Jeratan Utang Luar negeri

Pertama, cicilan bunga yang makin mencekik.

Page 15: Jeratan Utang Luar negeri

Dalam APBN 2009, porsi pembayaran cicilan pokok dan bunga utang sudah mencapai Rp162 triliun. Padahal temuan BPK, KPK, dan BPKP telah menyatakan bahwa banyak dari proyek utang luar negeri telah diselewengkan.

Bunga utang Rp115,6 triliun dalam RAPBN 2010 Rp.115,6 triliun : 230 juta jiwa = Rp. 500.000,-/jiwa Jika diasumsikan biaya makan tiap penduduk/bulan

sebesar Rp.500.000,- maka bunga utang Indonesia dapat membiayai makan seluruh penduduk Indonesia selama 1 bulan.

Page 16: Jeratan Utang Luar negeri

Kedua, hilangnya kemandirian akibat keterbelengguan atas keleluasaan arah pembangunan negeri, oleh kreditor

Berbagai subsidi dikurangi untuk membayar hutang. Akibatnya, rakyat Indonesia hanya menerima anggaran kesehatan sebesar US$ 2 perorang. Anggaran untuk pembangunan hanya mendapat 13,4% (Rp. 45,5 trilyun) dari anggaran belanja negara. (2001)

Dampak lanjutannya? Rakyat pada negara dunia ketiga harus dipaksa "nrimo"hidup seadanya. Pegawai pemerintah sepertinya"diharamkan" naik gaji, kematian akibat krisis gizi dimana-mana, krisis moral kian bermunculan. Penderitaanpun tak mau enyah, karena terlanjur akrab dengankemelaratan.  

Page 17: Jeratan Utang Luar negeri

Abdurrahaman al-Maliki mengungkap lima bahaya besar yang jelas-jelas tampak di depan mata (Abdurrahman al-Maliki, op.cit., hal. 200-207, Bab Akhthar al-Qurudh al-Ajnabiyah) :

Page 18: Jeratan Utang Luar negeri
Page 19: Jeratan Utang Luar negeri

STOP UTANG LUAR NEGERI

ULN HANYALAH ALAT UNTUK

MELANGGENGKAN PENJAJAHAN !!!