hukum & teori ilmiah

7
1 Hukum dan Teori Ilmiah 1. Hukum: Hubungan Sebab Akibat Tujuan dari ilmu pengetahuan adalah untuk mengkaji hubungan khusus antara peristiwa tertentu dengan peristiwa lainnya. Ilmu pengetahuan dan itu juga berarti kegiatan ilmiah dengan menggunakan metode ilmiah yang telah dibahas sebelumnya, bertujuan untuk menjelaskan berbagai peristiwa atau fenomena alam. Pertama, yang mau dijelaskan adalah apakah ada kaitan antara peristiwa atau fenomena yang satu dengan peristiwa atau fenomena yang lainnya. Mungkin saja peristiwa- peristiwa itu tampak seakan berdiri sendiri tanpa ada kaitannya. Tetapi, ilmu pengetahuan justru mau menyingkapkan kaitan tersebut secara masuk akal dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Kedua, yang juga mau dijelaskan adalah apa hubungan atau kaitan tersebut. Misalnya, besi berkarat dan udara lembab. Air mendidih dan lilin mencair, dan sebagainya. Setelah peristiwa tersebut diteliti, ternyata ditemukan bahwa ada hubungan khusus yang erat sekali dan untuk peristiwa tertentu hubungan tersebut pasti terjadi dengan sendirinya antara kedua peristiwa tersebut. Artinya kalau satu peristiwa terjadi, peristiwa lainnya pasti terjadi atau menyusul. Atau, kalau peristiwa yang satu terjadi, peristiwa yang lain pasti telah terjadi mendahuluinya. Hubungan di antara kedua peristiwa ini kemudian ditemukan sebagai hubungan sebab akibat, yaitu bahwa ternyata peristiwa yang satu menjadi sebab dari peristiwa yang lain, atau bahwa yang satu menjadi akibat dan yang lain menjadi sebabnya. Ilmu pengetahuan sesungguhnya mengkaji atau meneliti hubungan sebab akibat sebagai suatu hubungan yang bersifat pasti karena kalau suatu peristiwa terjadi yang lain dengan sendirinya akan menyusul atau pasti telah terjadi sebelumnya. Inilah hubungan yang dalam ilmu pengetahuan disebut sebagai hukum. Kalau dikatakan bahwa ilmu pengetahuan mengkaji hubungan diantara berbagai peristiwa, atau bahwa ilmu pengetahuan mengkaji hubungan sebab-akibat antara peristiwa yang satu dengan peristiwa yang lain, itu tidak lain berarti ilmu pengetahuan mengkaji hukum ilmiah. Hukum ilmiah atau hubungan sebab-akibat itulah yang menjadi objek material utama dari ilmu pengetahuan.

Upload: luthfi-smailing

Post on 27-Jan-2016

227 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Hukum dan Teori Ilmiah

TRANSCRIPT

Page 1: Hukum & Teori Ilmiah

1

Hukum dan Teori Ilmiah

1.  Hukum: Hubungan Sebab Akibat            Tujuan dari ilmu pengetahuan adalah untuk mengkaji hubungan khusus antara peristiwa tertentu dengan peristiwa lainnya. Ilmu pengetahuan dan itu juga berarti kegiatan ilmiah dengan menggunakan metode ilmiah yang telah dibahas sebelumnya, bertujuan untuk menjelaskan berbagai peristiwa atau fenomena alam. Pertama, yang mau dijelaskan adalah apakah ada kaitan antara peristiwa atau fenomena yang satu dengan peristiwa atau fenomena yang lainnya. Mungkin saja peristiwa-peristiwa itu tampak seakan berdiri sendiri tanpa ada kaitannya. Tetapi, ilmu pengetahuan justru mau menyingkapkan kaitan tersebut secara masuk akal dan dapat dipertanggungjawabkan  secara ilmiah.             Kedua, yang juga mau dijelaskan adalah apa hubungan atau kaitan tersebut. Misalnya, besi berkarat dan udara lembab. Air mendidih dan lilin mencair, dan sebagainya. Setelah peristiwa tersebut diteliti, ternyata ditemukan bahwa ada hubungan khusus yang erat sekali dan untuk peristiwa tertentu hubungan tersebut pasti terjadi dengan sendirinya antara kedua peristiwa tersebut. Artinya kalau satu peristiwa terjadi, peristiwa lainnya pasti terjadi atau menyusul. Atau, kalau peristiwa yang satu terjadi, peristiwa yang lain pasti telah terjadi mendahuluinya. Hubungan di antara kedua peristiwa ini kemudian ditemukan sebagai hubungan sebab akibat, yaitu bahwa ternyata peristiwa yang satu menjadi sebab dari peristiwa yang lain, atau bahwa yang satu menjadi akibat dan yang lain menjadi sebabnya.            Ilmu pengetahuan sesungguhnya mengkaji atau meneliti hubungan sebab akibat  sebagai suatu hubungan yang bersifat pasti karena kalau suatu peristiwa terjadi yang lain dengan sendirinya akan menyusul atau pasti telah terjadi sebelumnya. Inilah hubungan yang dalam ilmu pengetahuan disebut sebagai hukum. Kalau dikatakan bahwa ilmu pengetahuan mengkaji hubungan diantara berbagai peristiwa, atau bahwa ilmu pengetahuan mengkaji hubungan sebab-akibat antara peristiwa yang satu dengan peristiwa yang lain, itu tidak lain berarti ilmu pengetahuan mengkaji hukum ilmiah. Hukum ilmiah atau hubungan sebab-akibat itulah yang menjadi objek material utama dari ilmu pengetahuan.     Tujuan utama dari ilmu pengetahuan adalah untuk menemukan hukum ilmiah yang bisa menjelaskan suatu peristiwa yang menjadi sebuah masalah. Hukum ilmiah merupakan hasil akhir yang bersifat sementara dari suatu proses kegiatan ilmiah. Hukum lalu berguna sebagai problem solving. Ada masalah dalam hidup manusia atau dalam alam ini. Masalah tersebut ditemukan sebabnya, lalu bisa dicari pemecahan atau jalan keluar, justru dengan memanfaatkan hubungan sebab-akibat atau hukum tadi. Hubungan sebab-akibat atau hukum ilmiah adalah hubungan ini sering dipahami sebagai hubungan susul-menyusul dianggap sebagai mempunyai hubungan sebab-akibat. Dua peristiwa atau lebih hanya bisa dianggap mempunyai hubungan sebab-akibat, yang menjadi sebuah hukum ilmiah, kalau keduanya terjadi secara susul-menyusul dan punya kaitan langsung tanpa kecuali.            Contoh, besi memuai (peristiwa B) dan besi dipanaskan (peristiwa A). Hubungan antara peristiwa A dan B adalah hubungan sebab-akibat dan dengan demikian adalah sebuah hukum ilmiah. Karena, keduanya terjadi secara susul-menyusul tanpa terkecuali. Artinya, setiap kali peristiwa A terjadi, peristiwa B pasti akan terjadi dengan sendirinya. Tidak semua peristiwa yang terjadi secara susul-menyusul adalah peristiwa sebab-akibat atau mengungkapkan suatu hukum ilmiah, contohnya kelahiran dan kematian. Keduanya terjadi secara susul-meyusul, tetapi kematian bukan disebabkan oleh kelahiran.

Page 2: Hukum & Teori Ilmiah

2

2.   Sifat-sifat Hukum Ilmiah Lebih pasti

Hukum ilmiah sesungguhnya adalah perkembangan lebih lanjut dari hipotesis. Hukum ilmiah, yang mengungkapkan hubungan sebab-akibat antara peristiwa yang satu dengan peristiwa yang lain, sesungguhnya tidak lain adalah lanjutan dari hipotesis yang telah mendapat status yang lebih pasti sifatnya, yaitu karena telah terbukti benar dengan didukung oleh fakta dan data yang tidak terbantahkan. Maka dapat dikatakan bahwa semakin pasti sebuah hipotesis, hipotesis itu akan berubah menjadi sebuah hukum ilmiah. Ini terutama terjadi kalau apa yang dinyatakan dalam hipotesis ternyata terbukti benar, dan bahwa ada hubungan langsung tanpa kecuali antara peristiwa yang satu dengan peristiwa yang lain.

Walaupun bersifat lebih pasti, selalu saja kebenarannya bersifat sementara atau tidak definitif. Selalu saja ada kemungkinan, kendati sangat kecil sekali, bahwa hukum tersebut kelak akan dibantah atau gugur oleh penemuan ilmiah yang baru.

Berlaku umum atau universalKarena hukum lebih pasti sifatnya, dengan sendirinya akan lebih umum atau universal

pula keberlakuannya. Hukum bersifat umum karena, pertama, mengungkapkan hubungan yang bersifat universal antara dua peristiwa. Hubungan ini sejauh merupakan sebuah hukum ilmiah tidak hanya terjadi pada kasus partikular tertentu, yaitu antara dua peristiwa khusus dalam kurun waktu dan tempat tertentu saja. Melainkan, berlaku untuk semua peristiwa sejenis lainnya kapan saja dan di mana saja. Maka, di mana saja dan kapan saja hubungan sebab akibat diungkapkan, hukum ilmiah tadi akan dengan sendirinya terjadi. Sejauh merupakan hukum ilmiah, siapun akan sepakat dan menyetujui bahwa memang benar ada hubungan sebab-akibat antara peristiwa sejenis yang satu dengan peristiwa sejenis lainnya. 

Punya daya terang yang lebih luasHal yang paling membedakan hukum dari hipotesis adalah bahwa hukum mempunyai

daya terang yang jauh lebih jelas. Dengan hukum ilmiah, ilmuan ingin mendapatkan penjelasan ilmiah yang memperlihatkan secara gamblang hubungan antara satu peristiwa dengan peristiwa lainnya, antara satu unsur dengan unsur lainnya. Dengan hukum tersebut, menjadi jelas bahwa alam semesta dan segala peristiwa yang ada di dalam alam ini, bukannya merupakan peristiwa yang acak, yang kacau balau, melainkan peristiwa yang teratur karena di balik peristiwa-peristiwa yang kelihatannya berdiri sendiri dan acak ini, ada hukum yang menyatukan dan mengaitkan satu sama lain. Dengan kata lain, hukum memperlihatkan dan menjelaskan keteraturan dalam alam semesta ini.

Dengan adanya hukum ilmiah itu, manusia secara bebas dapat merencanakan hidupnya secara lebih pasti dalam semangat kebebasannya, justru karena adanya keteraturan atau karena dengan penjelasan itu manusia tahu bahwa ada hubungan terkait yang erat sekali antara peristiwa yang satu dengan peristiwa yang lain. Misalnya, mengapa cat tembok jauh lebih kotor dalam ruangan dengan lampu gas dibandingkan dengan ruangan dengan lampu listrik. Persoalan ini dapat dijelaskan dengan hukum ilmiah bahwa menghitamnya tembok itu karena cat tembok itu tercampur dengan gas belerang yang dikeluarkan oleh lampu gas. Hukum menjelaskan pengalaman hidup manusia sehari-hari secara masuk akal karena hukum menata pengalaman dan peristiwa sehari-hari itu dengan mengaitkan peristiwa khusus itu dengan asas umum bahwa karbonat (yang terkandung dalam gas) selalu bereaksi terhadap belerang. 

3.   Hukum, Kebetulan, dan Kontinuitas AlamIlmuan alam tunduk pada hukum (regularitas dan uniformitas), dan karena itu alam dapat

dimengerti karena hanya hukum yang terbuka bagi pikiran manusia. Ilmuan hanya mampu menjelaskan fenomena eksperimental yang mengungkapkan uniformitas suatu kelas. Ia tidak

Page 3: Hukum & Teori Ilmiah

3

berbicara tentang chaos. Hukum berkembang dari kebetulan, dalam pengertian bahwa variasi kebetulan secara bertahap tunduk pada hukum dan pada gilirannya akan menjadi mantap dalam pola-pola yang regular dan karena itu dapat dipahami. Hal ini terjadi secara kontinu. Kontinuitas membuat peristiwa dan benda semakin lama semakin mencapai status hukum. Maka, penjelasan tentang hukum juga dapat diperlihatkan dengan menunjukkan bagaimana ia berkembang dari irregularitas atau kebetulan.

Pada tahap penemuan dan perumusan hipotesis, kita sebenarnya tidak dapat berbicara tentang hukum yang tetap, melainkan tentang tendensi benda-benda atau kebetulan-kebetulan. Karena alam selalu berkembang maka, perkembangan bertahap dari kosmos kepada regularitas merupakan suatu pertumbuhan kepada reasonableness in nature. Tetapi, ini berarti hukum alam tidak pernah bersifat mutlak. Ilmu-ilmu alam hanya menjelaskan bahwa dalam alam ada suatu elemen regularitas, bukan regularitas universal. Alam mengalami diversitas, sementara diversitas dan spesialisasi dalam alam berhubungan dengan kebetulan. Variasi selalu menunjukkan kenyataan bahwa benda-benda tidak sama atau serupa. Ini berarti alam mengandung kebetulan atau irregularitas.

Di satu sisi evolusi merupakan suatu proses diversifikasi tetapi di pihak lain merupakan proses pertumbuhan kepada hukum dan regularitas. Apa yang disebut filsuf-filsuf Yunani dengan arkhe, prinsip dasar dari segala sesuatu, tidaklah homogen. Jadi, dalam evolusi kosmos, terdapat dua tendensi sekaligus. Tendensi pertama adalah tendensi terbentuknya kebiasaan atau pola yang mendorong terjadinya hukum dan regularitas. Tendensi kedua, di bawahnya terdapat suatu nisus, suatu dorongan atau usaha yang memunculkan sesuatu yang baru, suatu varietas baru.       Selain kebetulan, pemunculan regularitas atau hukum alam dapat pula dipahami dalam konteks kontinuitas.  Kontinuitas merupakan kenyataan dasar dari setiap benda. Maka ada kontinuitas dari situasi baru, spontanitas dan orisinalitas arkhe kepada kebiasaan. Kontinuitas merupakan unsur yang penting dalam perkembangan alam atau benda-benda tertentu, yakni kontinuitas dari chaos kepada formation of habits, dari kebetulan kepada hukum. 

4.   Evolusi dan Kontinuitas PengetahuanBanyak filsuf seperti Peice yang memandang adanya kecocokan antara akal budi manusia

dan alam, tidak meragukan sedikitpun tentang hal ini. Evolusi dan kontinuitas tidak hanya merupakan kenyataan alam, melainkan juga kenyataan pengetahuan itu sendiri. Setiap ilmuan selalu tumbuh dan berkembang selama penelitiannya berkembang. Ia juga mewariskan pengetahuan kepada generasi berikutnya. penelitian dari generasi terdahulu didiskusikan dan diteruskan kepada generasi berikutnya. Selain pemikiran, metode ilmu pengetahuan juga mengalami perkembangan dari zaman ke zaman. Proposisi-proposisi ilmiah yang diterima pada suatu waktu tertentu tidak lebih dari suatu demi-cadence dalam simfoni kebenaran.

Penelitian terus dijalankan dengan dua sikap, yaitu kepercayaan bahwa alam dapat dipahami dan kerendahan hati bahwa prestasi ilmiahnya bukanlah apa-apa dibandingkan dengan problematika alam yang belum dijawabnya secara tuntas. Maka, ilmuan yang benar adalah ilmuan yang selalu berjanji kepada dirinya untuk tidak “merintangi upaya penyelidikan”. 

5.   Aktivitas Pikiran dan AlamRealitas alam terbuka untuk dimengerti dan secara mendasar kita dapat katakan bahwa

tidak ada yang tidak dapat diketahui akal budi manusia. Dasar dari kesuksesan ilmu pengetahuan itu adalah afinitas antara budi manusia dan alam. Keberhasilan ilmu pengetahuan dalam memilih hipotesis juga merupakan akibat dari fakta bahwa pikiran

Page 4: Hukum & Teori Ilmiah

4

manusia berjalan bersamaan dengan alam. Atau dalam rumusan Kant, pengetahuan manusia terjadi karena kategori-kategori tertentu dalam akal budi manusia yang memungkinkannya untuk menangkap alam sebagai objek pengetahuan.

Keberhasilan ilmu pengetahuan berangkat dari kepercayaan dasar bahwa budi manusia memiliki kemampuan natural untuk mengenal realitas alam. Galileo menyebutnya dengan kepercayaan pada il lume naturale, a natural light, or light of nature. Jadi, ilmu pengetahuan berkembang berkat insting budi atau intuisi budi yang langsung menyentuh kebesaran dan keindahan alam. Mind, as one with nature, and also as a knowing faculty, must have an instinctive feel for the ways of nature. Di atas kepercayaan ini, ilmu pengetahuan menugaskan diri untuk memilih atau menentukan hipotesis untuk diuji. 

6.   Dari Hukum Menuju TeoriDalam ilmu pengetahuan, khususnya ilmu-ilmu alam, ada kecenderungan umum yang

cukup berat untuk mengembangkan dan menyempurnakan hipotesis yang ada menjadi semakin pasti dan akhirnya dapat diterima sebagai hukum ilmiah. Fungsi dari teori adalah untuk menjelaskan hukum ilmiah. Hukum dan teori ada kaitan yang sangat erat. Namun demikian ada perbedaan yang besar di antara keduanya. Hukum lebih bersifat empiris dan harus diperiksa dan ditolak berdasarkan fakta empiris. Sebaliknya, teori lebih merupakan pandangan umum yang sulit diperiksa langsung secara empiris.

Untuk melihat hubungan antara hukum dan teori ini, ada baiknya melihat dari sisi fungsi teori. Pertama, teori merupakan upaya tentatif untuk membangun hubungan yang cukup luas antara sejumlah hukum ilmiah. Kedua, teori berfungsi menjelaskan hukum-hukum yang mempunyai hubungan satu sama lain itu sehingga hukum-hukum tersebut dapat dipahami sebagai masuk akal. Contoh: 1. Hukum boyle: “tekanan berbanding terbalik dengan volume.” Jika volume dikurangi menjadi setengah, maka tekanan meningkat dua kali lipat. 2. Hukum gay-lussac: “dengan volume yang tetap, tekanan meningkat sesuai dengan meningkatnya suhu.” Semua hukum ini dihubungkan dan dijelaskan secara masuk akal oleh apa yang dikenal dengan “Teori Dinamika Panas”.

Menurut teori dinamika panas, sebuah gas terdiri dari sejumlah besar partikel yang sangat kecil, yang disebut molekul, yang beterbangan ke segala arah, bertabrakan satu sama lain dan bertabrakan dengan dinding bejana. Dampaknya, pada dinding bejana cenderung memaksa dinding bejana itu terdesak keluar dan menimbulkan tekanan pada dinding tersebut. Dengan gerak molekul-molekul tersebut, panas dialirkan dari satu bagian gas ke bagian gas yang lain dengan cara yang disebut konduksi. Teori menjelaskan hukum maksudnya, pertama, jika kita menerima teori tersebut sebagai benar, maka kita dapat membuktikan bahwa hukum yang harus dijelaskannya juga benar dengan sendirinya. Kedua, teori menjelaskan hukum dengan memberi pernyataan yang jauh lebih dikenal umum atau diterima.