hukum internasional

43
HUKUM INTERNASIONAL Oleh : Nurul Hikmah

Upload: luka

Post on 21-Mar-2016

81 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

HUKUM INTERNASIONAl. Oleh : Nurul Hikmah. Menurut Mochtar Kusumaatmadja, Hukum internasional (publik)  keseluruhan kaidah dan asas hukum yang mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas negara. - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: HUKUM INTERNASIONAl

HUKUM INTERNASIONAL

Oleh : Nurul Hikmah

Page 2: HUKUM INTERNASIONAl

Menurut Mochtar Kusumaatmadja, Hukum internasional (publik) keseluruhan kaidah dan asas hukum yang mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas negara.

Hukum perdata internasional keseluruhan kaidah dan asas-asas hukum yang mengatur hubungan perdata yang melintasi batas negara

Page 3: HUKUM INTERNASIONAl

ISTILAH YANG DIGUNAKAN: International law Public international law Law of nations Inter state law Transnational law istilah ini digunakan

oleh pakar yang tidak setuju pada pembagian hukum internasional public dan hukum internasional perdata. Yaitu prinsip dan kaidah yang mengatur hubungan hukum antara subjek-subjek hukum dan bersifat lintas batas negara.

Page 4: HUKUM INTERNASIONAl

SIFAT HUKUM INTERNASIONAL Sifatnya koordinatif bukan sub-ordinatif Hubungan internasional yang diatur

oleh hukum internasional dilandasi oleh persamaan kedudukan antar anggota masyarakat bangsa-bangsa.

Tidak ada badan supranasional ataupun pemerintahan dunia (world government) yang memiliki kewenangan membuat dan memaksakan berlakunya aturan internasional.

Page 5: HUKUM INTERNASIONAl

TIDAKKAH PBB

MERUPAKAN BADAN

SUPRANASIONAL ?

Page 6: HUKUM INTERNASIONAl

PBBOrganisasi

terbesar dengan anggota hampir

200 negara

Mengurus masalah politik, ekonomi,

keamanan & hukum

Dipimpin oleh SEKJEN

Memiliki Mahkamah

Internasional

International Law Commission

(ILC)

Page 7: HUKUM INTERNASIONAl

PERWUJUDAN HUKUM INTERNASIONAL

bilateral

trilateral

regionalmultilateral

universal

Page 8: HUKUM INTERNASIONAl

EKSISTENSI HUKUM INTERNASIONAL Austin :

- bukan hukum sesungguhnya - menurutnya utk dikatakan sebagai hukum harus memenuhi dua unsur :

> badan legislatif> aturan yang dipaksakan

- positif morality

Page 9: HUKUM INTERNASIONAl

Oppenheim :- menurutnya, really law memenuhi tiga syarat: adanya aturan hukum, adanya masyarakat internsional, adanya jaminan pelaksanaan dari luar (external power). - menurutnya hukum internasional adalah hukum yang lemah (weak law)

Page 10: HUKUM INTERNASIONAl

Para pakar HI modern menyatakan bahwa hukum internasional adalah hukum yang sesungguhnya bukan sekedar positive morality.

Bilamana HI merupakan kaidah moral tidak ada external power kesadaran subjek hukum.

Page 11: HUKUM INTERNASIONAl

PENGAKUAN MASY. INTERNASIONAL TRHADAP HI SBG HUKUM Dari pendapat Dixon: 1. HI bnyk dipraktekkan oleh pejabat2 LN,

foreign offices, pengadilan nasional dan organisasi internasional

2. negara2 yg melanggar HI dlm praktek tdk mengatakan bhw mrk melanggar hukum krn HI tdk mengikat mrk.

3. Mayoritas negara mematuhi HI

Page 12: HUKUM INTERNASIONAl

4. Adanya lembaga2 penyelesaian hukum sprt arbritase dan berbagai pengadilan internasional yg menggunakan argumentasi2 hukum dlm penyelesaian sengketa yg ditanganinya

5. Dlm praktek HI dpt diterima kedalam hukum nasional negara2. tidak ada satu negarapun dlm membuat hukum nasionalnya tanpa melihat kaidah HI yg ada.

Page 13: HUKUM INTERNASIONAl

DASAR MENGIKATNYA HI Menurut aliran dalam HI 1. hukum alam 2.positivisme 3.modern

Page 14: HUKUM INTERNASIONAl

HUKUM INTERNASIONAL, NEGARA MAJU, DAN NEGARA BERKEMBANG HI meskipun mengalami perkembangan

namun masih etnosentris, berpihak pada kepentingan negara-negara barat dan negara-negara maju.

Hukum bisa dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu sbg alat untuk mencapai suatu kepentingan.

Page 15: HUKUM INTERNASIONAl

PEMANFAATAN HI SBG INSTRUMEN POLITIK MENRT. HIKMAHANTO :

Pengubah konsep Sarana Intervensi urusan domestik Alat penekan

Page 16: HUKUM INTERNASIONAl

SUMBER-SUMBER HUKUM INTERNASIONAL

Oleh: Nurul Hikmah

Page 17: HUKUM INTERNASIONAl

Dalam HI ada 2 pasal yg mencantumkan sec tertulis sumber hukum dlm arti formil :1. konvensi Den Haag XII tgl 18 okt 1907 mendirikan Makamah Internsn Perampasan kapal di laut (Internasional Prize Court).2. pasal 38 Piagam Mahkamah Internasnl Permanen tgl 16 des 1920 yg kmd diterima berlakunya piagam PBB tgl 26 jun 1945

Page 18: HUKUM INTERNASIONAl

Pasal 38 ayat 1 : dlm mengadili perkara yg diajukan, Mahkamah Internasional akn mempergunakan:

Perjanjian Internasio

nal (treaty)

Kebiasaan Internasio

nal (Internasi

onal Custom)

Prinsip Hukum Umum

(General Principles of Law)

Sumber hukum

tambahan

Keputusan badan

organisasi dan

lembaga internasio

nal

Page 19: HUKUM INTERNASIONAl

TREATY Menurut Konvensi wina Pasal 2 1969,

Perjanjian Internasional (treaty) didefinisikan sebagai:“Suatu Persetujuan yang dibuat antara negara dalam bentuk tertulis, dan diatur oleh hukum internasional, apakah terdiri dari satu instrumen atau lebih dan apapun nama yang diberikan.”

Page 20: HUKUM INTERNASIONAl

Konvensi Wina 1969 dapat digunakan trhdp sengketa mengenai perjanjian yg dibentuk negara dg negara dan bentuknya tertulis.

Konvensi Wina 1986 utk sengketa yg pihaknya bukan negara melainkan organisasi internasional.

Page 21: HUKUM INTERNASIONAl

INTERNATIONAL CUSTOMARY LAW (HUKUM KEBIASAAN INTERNASIONAL) Men. Dixon: hukum yang berkembang

dari praktek/ kebiasaan negara-negara.

Merupakan sumber hukum tertua dalam HI

HI tumbuh dan berkembang melalui kebiasaan negara-negara.

Page 22: HUKUM INTERNASIONAl

Hukum kebiasaan internasional berbeda dengan hukum adat istidat (usage) atau kesopanan internasional (international community) ataupun persahabatan (friendship)

Praktek negara-negara yang tidak diterima sebagai hukum kebiasaan mrp kesopanan internasional

Page 23: HUKUM INTERNASIONAl

PRAKTEK SUATU NEGARA MRP HUKUM KEBIASAAN / KESOPANAN / ADAT ?

1. Memenuhi dua unsur hukum kebiasaan intenasional secara kumulatifa. Unsur faktual adanya praktek umum negara, berulang-ulang dan dlm jangka waktu lamab. Unsur psikologis bersifat abstrak dan subjektif

Page 24: HUKUM INTERNASIONAl

2. Perubahan hukum kebiasaan internasional

Suatu hukum kebiasaan baru (new customary law) dapat menggantikan hukum kebiasaan lama bila ada praktik negara yang bertentangan dg hukum kebiasaan yg sudah ada di dukung oleh opinio jurist

Page 25: HUKUM INTERNASIONAl

3. Hubungan antara hukum kebiasaan dengan perjanjian internasional

Page 26: HUKUM INTERNASIONAl

SUBJEK HUKUM INTERNASIONAL

Page 27: HUKUM INTERNASIONAl

Kecakapan hukum bagi subjek HI

Mampu menuntut hak-haknya d dpn pengadilan

Menjadi subjek dari bbrp kewajiban HI

Mampu membuat perjanjian internasiona yg sah

Memiliki imunitas dari yurisdiksi pengadilan domestik

Page 28: HUKUM INTERNASIONAl

SUBJEK HI: Negara Organisasi

Internasional INGO Individu Tahta suci (vatikan) Palang Merah

Internasional

Belligerent Perusahaan

Transnasional Organisasi bangsa

yang memperjuangkan haknya

Page 29: HUKUM INTERNASIONAl

1. NEGARA Pasal 1 Konvensi Montevideo 1933

tentang hak dan kewajiban negara merupakan konvensi regional kawasan Amerika yg senantiasa mjd rujukan pertanyaan kapan suatu kesatuan (entitas) dikatakan sbg negara.

Page 30: HUKUM INTERNASIONAl

KARAKTERISTIK NEGARA “PASAL 1 KONVENSI MONTEVIDEO 1933” Wilayah negara (Defined Territory) Penduduk (Permanent Population) Pemerintah (Government) Kemampuan melakukan hubungan dg

neg lain

Page 31: HUKUM INTERNASIONAl

2. 0RGANISASI INTERNASIONAL Baru diakui sbg subjek HI yg berhak

menyandang hak dan kewajibannya sejak keluarnya advisory opinion MI dalam kasus Repration Case 1949.

Kasus ini bermula dari tertembaknya Pangeran Bernadotte dari Swiss oleh tentara Israel, saat menjalankan tugas sbg mediator PBB di Timur Tengah.

Page 32: HUKUM INTERNASIONAl

Men PBB: Israel tlh gagal utk mencegah tjdnya pembunuhan dan menghukum pembunuh shg PBB menuntut ganti rugi berdasarkan HI.

Apakah PBB memiliki legal personality dan legal capacity utk menuntut kerugian pada israel.

Page 33: HUKUM INTERNASIONAl

MI dalam advisory opinion nya secara de jure dan de facto cukup PBB yg memiliki legal personality dan legal capacity utk bertindak di depan hukum mewakili kepentinan PBB juga kepentingan korbannya.

legal personality dan legal capacity hal yang sangat penting dimiliki oleh organisasi internasional agar dpt menjalankan fungsinya.

Page 34: HUKUM INTERNASIONAl

Karakteristik Organisasi internasional:

Adanya perjanjian yg di bentuk oleh negara-negara

Memiliki sekretariat tetap

Page 35: HUKUM INTERNASIONAl

International legal capacity yg hrs dimiliki OI

Mampu membuat perjanjan internsnl dg subjek2 HI

Memiliki property atas nama sendiri

Dpt melakukan perbuatan hukum atas nama anggota2nya

Dpt menuntut dan dituntut di pengaadilan Internasionl

Page 36: HUKUM INTERNASIONAl

Organisasi tidaklah sebebas negara, krn setiap putusannya melibatkan persetujuan negara2 angotanya.

Pd dasarnya organisasi internasional dan subjek-subjek lain non negara subjek derivatif subjek turunan yg keberadaannya atas kehendak negara.

Page 37: HUKUM INTERNASIONAl

Convention on the Recognition of the legal Personality of INGO 1986 adlh contoh instrumen hukum yg mencoba utk menetapkan status hukum INGO. Kovensi ini dibentuk dan ditandatangani oleh negara-negara anggota The Council of Europe yg mengakui dan menyadari semakin besarnya peran INGO dalam hubungan internasional.

Page 38: HUKUM INTERNASIONAl

4. INGO / NGO’S Organisasi privat internasional.

Th 1945 organisasi ini semakin besar. Organisasi ini bergerak di berbagai bidang sprt berbagai layanan hukum, psikiater, save the children (KB), pekerja sosial, perlindungan satwa langka, dll.

Page 39: HUKUM INTERNASIONAl

5. INDIVIDU Case Concerning Competence of the

Courts of Danzig tahun 1928.Dlm kasus ini mahkamah internasional melalui PJIC menyimpulkan bahwa “pada dasarnya perjanjian yg tlh disepakati tidak menimbulkan hak dan kwjbn bg individu kecuali apbl para pihak perjanjian bermaksud demikian”.

Page 40: HUKUM INTERNASIONAl

Individu memiliki international personality, mampu menyandang hak dan kewajiban yg diberikan HI padanya.

Para ahli HI menyatakan bhw dibuatnya berbagai konvensi HAM menunjukkan keseriusan HI menempatkan individu sbg subjek HI, namun keberadaan konvensi2 akn kurang berarti tnpa di sertai penguatan hak individu utk mengaukn tuntutan ats nama dirinya ke pengadilan internasional.

Page 41: HUKUM INTERNASIONAl

6.TAHTA SUCI (VATIKAN) Peninggalan sejarah jaman dahulu

ketika itu Paus bukan hanya sbg kepala gereja Roma ttp jg memiliki kkuasaan dunia.

Tahta suci mrp subjek hukum yg kedudukannya sejajar dg negara.

Page 42: HUKUM INTERNASIONAl

7. PALANG MERAH INTERNASIONAL Berkedudukan di Swiss.

Kedudukannya tdk lepas dari perannya yg besar dlm memberikan pertolongan korban perang dunia I dan II.

Walaupun sbg orgnss non pemerintah, organisasi ini tlh mmbrkn kontribusi yg besar pd pembentukan konvensi jenewa 1949.

Page 43: HUKUM INTERNASIONAl

8. BELLIGERENT