hukum internasional

Upload: fajrin-borneo

Post on 19-Jul-2015

247 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Presentasi Hukum Internasional

TRANSCRIPT

HUKUM INTERNASIONAL (INTERNATIONAL LAW)

Budi Hermawan Bangun FH Untan Mail: [email protected] to Budi H. Bangun 2005

PENGERTIAN & BATASANHk Perdata Intl

HI dlm arti luasHI Publik

HPI: kumpulan ketentuan hk yg menyelesaikan mslh antar individu2 yg pd saat yg sama tunduk pd yurisdiksi 2 negara/lbh yg berbeda HI Publik: keseluruhan kaedah & asas hk yg mengatur hub/persoalan yg melintasi batas negara (hub intl) yg bkn bersifat perdata. (HI dlm arti sempit).

Copyright to Budi H. Bangun 2005

ISTILAH2 HK. INTL

hk. Bangsa2 (law of nation, droit de gens, Voelkerrecht) berasal dr. Hk. Romawi (ius gentium) Hk. Mengatur hub antara orang Romawi dan bkn orang Romawi. mengatur hub antara orang bkn Romawi satu dgn lainnya. Berkembang jd hk mengatur antara kesatuan2 hk publik (kerajaan, republik) dgn hubungan2 antar individu (ius inter gentes)Copyright to Budi H. Bangun 2005

ISTILAH2 HK. INTLHukum antar bangsa/negara (zwischenstaatliches recht). Pada dasarnya sama dgn hk. Bangsa2, namun lebih bersifat mengatur hub antara anggota masy bangsa2/negara2 Dikenal sejak munculnya negara dlm bentuknya yg modern sebagai negara nasional.Copyright to Budi H. Bangun 2005

HK. INTL REGIONAL & SPESIAL

Hk. Intl general: berlaku umum, tidak dibatasi wilayah (region) Hk. Intl regional: Terbatas wilayah berlakunya (region tertentu, ex. ASEAN, Amerika Latin, Eropa). Disebabkan keadaan2 khusus yg terdpt di bagian dunia itu. Tumbuh melalui proses kebiasaan. Tidak bertentangan dgn HI general, malah kadang2 diterima sbg HI general.

Copyright to Budi H. Bangun 2005

HK. INTL REGIONAL & SPESIALHk. Intl spesial: Berlaku khusus utk negara2 tertentu saja. Diatur melalui perjanjian multilateral. Peserta2 tdk terbatas pd suatu region tertentu.

Copyright to Budi H. Bangun 2005

HK. INTL & HK. DUNIA

HI didasarkan pd fikiran adanya suatu masy intl yg terdiri dr negara2 berdaulat. Tidak ada suatu badan yg berdiri di atas (supra) negara2 tsb. Merupakan tertib hukum koordinasi antara anggota2 yg sederajat. HI diterima sbg kaedah2 & asas yg mengatur hub antar mereka.Copyright to Budi H. Bangun 2005

HK. INTL & HK. DUNIAHk. Dunia (world law, weltstaatrecht) dipengaruhi oleh analogi HTN. Ada suatu badan/negara yg secara hierarkis berada diatas negara2 nasional. Tertib hk dunia bersifat hk subordinasi.

Copyright to Budi H. Bangun 2005

MASY & HK. INTL

Masy intl sbg landasan sosiologis hk intl Adanya sejmlh negara blm berarti adanya masy intl Harus ditunjukkan adanya hub yg tetap antara anggota2 Hub antar bangsa krn kebutuhan timbal balik Timbul kepentingan bersama utk memelihara & mengatur hub yg bermanfaat Dibutuhkan hk utk menjamin unsur kepastian dlm hub.Copyright to Budi H. Bangun 2005

ASAS HK UMUMAsas hk umum adl pengikat non material masy intl Dikenal dgn the general principles of law recognized by civilized nations Merupakan penjelmaan dr hk alami (natuurrecht) Dpt dikembalikan pd akal (ratio) dan naluri utk bertahan (instinct for survival)Copyright to Budi H. Bangun 2005

KEDAULATAN NEGARA & HI

Kedaulatan mengandung arti kekuasaan tertinggi. Namun ada batasan2 dr kedaulatan sebuah negara: Terbatas pd wilayah teritorial neg tsb Berakhir di mana kekuasan neg lain mulai Akibatnya masing2 neg yg berdaulat merdeka dan sama derajatnyaCopyright to Budi H. Bangun 2005

SEJARAH HI

HI sbg kaedah hk yg mengatur hub bangsa2 sudah tua sekali, sbg kaedah hk yg mengatur hub negara2 baru bbrp ratus tahun Sbg kaedah hk yg mengatur hub bangsa2: Hk. India kuno Desadharma (SM), Manuscript (Abad 5 M), keistimewaan diplomat, ketentuan2 ttg treaties, adanya conduct of war (Bharatayudha); Hk Yahudi hk. Perang; Hk Yunani arbitrasi, pembedaan WN & bkn, diplomasi, hk alam; Hk Romawi ius gentium, bona fides, occupatio, servitut, pacta sunt servanda Sbg kaedah hk yg mengatur hub negara2 HI baru mulai setelah Westphalia

Copyright to Budi H. Bangun 2005

SEJARAH HI

Perdamaian Westphalia sbg tonggak penting HI modern Westphalia meletakkan dasar masy intl modern yg didasarkan atas negara2 nasional Melalui Westphalia tercapai: Berakhirnya perang 30 tahun & peneguhan perubahan peta politik di Eropa Mengakhiri utk selama2nya usaha Kaisar Roma utk menegakkan kembali imperium Romawi Hub antar negara dilepaskan dr persoalan hub kegerejaan & didsrkan atas kepentingan nas negara tsb Kemerdekaan Belanda, Swiss & negara2 kecil di Jerman diakuiCopyright to Budi H. Bangun 2005

SEJARAH HI

Ciri masy intl di Eropa Barat yg diletakkan Westphalia: Neg mrpk kesatuan teritorial yg berdaulat Hub nasional satu dgn lainnya didsrkan pd persamaan derajat Neg2 tdk mengakui kekuasaan di atas mereka (kaisar, Paus) Hub negara2 berdasrkan atas hk yg bnyk mengadopsi terminologi hk perdata Romawi Negara mengakui adanya HI sbg hk yg mengatur hub antara negara2 Tdk ada kekuatan yg memaksakan berlakunya HI ini Beralihnya anggapan ttg perang dr bellum justum sbg perang suci jd perang sbg penggunaan kekerasanCopyright to Budi H. Bangun 2005

SEJARAH HISarjana2 penting dlm HI: Hugo Grotius de jure belli ac pacis yg terbit pd waktu perang 30 thn melahirkan sistem organisasi masy negara2 baru di Eropa; mendasarkan sistem HI-nya berdasrkan hk alam ttp lepas dr pengaruh agama & gereja; memberikan tempat penting bagi negara2 nasional;meletakkan dasar sistematik pembahasan HI.Copyright to Budi H. Bangun 2005

SEJARAH HIFransisco Suarez (de legibus ae Deo legislatore) mengemukakan adanya suatu hk atau kaedah obyektif yg hrs dihormati; meletakkan dasar suatu HI yg berlaku bagi seluruh umat manusia Fransisco Vittoria (Relectio de Indis) hk bangsa2 tdk hanya terbatas bagi umat Kristen di Eropa ttp meliputi seluruh umat manusiaCopyright to Budi H. Bangun 2005

SEJARAH HI

Zouche (1590-1660), Bynkershoek (1673-1743), von Martens (1756-1821) adl positivist yg mementingkan praktek negara sbg sumber HI sebagaimana terjelma dlm adat & kebiasaan Pufendorf (1632-1694) HI merupakan bagian dr hk alam yg sbg hk berpangkal pd akal manusia, mengatur kehidupan manusia kapan saja & di mana saja ia berada, baik berorganisasi dlm negara atau tdkCopyright to Budi H. Bangun 2005

SEJARAH HI

Christian Wolf (1609-1764) mengemukakan teori civitas maxima yg sbg suatu negara dunia meliputi negara2 di dunia Emmerich Vattel (1714-1767) tergolong sbg ecclectic yg berdiri di antar gol positivist & hk alam, tulisannya banyak mengandung adat kebiasaan & perjanjian antar negara sbg bukti hk, HI tdk hanya dikenal sbg satu cabang ilmu hk ttp sbg satu sistem hk positif & mendapat bentuk yg semakin jelas.Copyright to Budi H. Bangun 2005

HAKEKAT BERLAKU HIJohn Austin: every law or rule is a command.....international law as the rules of positive morality Kenapa HI bisa mengikat? Apa dasar kekuatan berlakunya?

Copyright to Budi H. Bangun 2005

HAKEKAT BERLAKU HITeori hk alam: dlm bntk yg sekuler, hk alam diartikan sbg hk ideal yg didasarkan atas hakekat manusia yg berakal atau kesatuan kaedah yg diilhamkan alam pd akal manusia Negara terikat/tunduk pd HI krn merupakan bag dr hk alamCopyright to Budi H. Bangun 2005

HAKEKAT BERLAKU HI

Teori kehendak sendiri (selbst-limitation theorie; G. Jellinek) pd dasarnya negaralah yg merupakan sumber segala hk, & mengikatnya HI krn kemauan negara itu sendiri. Zorn: HI merupakan bag dr HTN yg mengatur hub LN (auszeres Staatsrecht) Triepel (vereinbarungstheorie): mendasarkan kekuatan mengikat HI pd kemauan negara ttp membantah kemungkinan suatu negara dpt melepaskan diri dr ikatan scr sepihakCopyright to Budi H. Bangun 2005

HAKEKAT BERLAKU HIMahzab Wina (H. Kelsen, dkk.): persetujuan negara utk tunduk pd HI krn suatu norma/kaedah hk, yg didasarkan pd kaedah dasar (grundnorm) Grundnorm merupakan persoalan di luar hk (meta yurisdis), yg tdk dpt diterangkan, dikembalikan pd rasa keadilan & moral, kembali kpd teori hk alamCopyright to Budi H. Bangun 2005

HAKEKAT BERLAKU HI

Mahzab Perancis (Fauchile, Schele, Duguit): mendasarkan kekuatan mengikat HI (spt jg segala hk) pd faktor biologis, sosial & sejarah kehidupan manusia yg dinamakan fakta kemasyarakatan (fait social). Dasar kekuatan mengikatnya HI terdpt dlm kenyataan sosial bahwa mengikatnya hk itu mutlak utk penuhi kebutuhan manusia (bangsa) utk hidup bermasyarakatCopyright to Budi H. Bangun 2005

HUBUNGAN HI-HK NASBeberapa persoalan pokok: Apakah HI-hk nas masing2 berdiri sendiri & tepisah a/ keduanya mrpk bag dr satu sist hk? Mana yg lebih tinggi kedudukannya? Dptkah HI menjelma jd hk nas & sebaliknya? Jika bisa, bagaimana prosesnya? Bagaimana praktek neg berkaitan dgn hal di atas & bagaimana pandangan teori2 mengenai hal tsb?Copyright to Budi H. Bangun 2005

HUBUNGAN HI-HK NASDr persoalan teoritis, hub HI-hk nas menimbulkan 2 paham: Voluntarisme menganggap bahwa dsr berlakunya HI ada pd kemauan neg Obyektivitas menganggap bahwa dsr berlakunya HI terlepas dr kemauan neg

Copyright to Budi H. Bangun 2005

HUBUNGAN HI-HK NASKedua paham ini menimbulkan 2 aliran: Dualisme: HI & hk nas merup 2 sist a/ perangkat hk yg terpisah 1 dgn lainnya Monisme: memandang bahwa hk nas & HI merup bag dr suatu sist hk yg lbh besar (hk pd umumnya). Krn semua hk merup 1 kesatuan yg punyai kekuatan mengikat umat manusia (individu, negara, subyek hk lainnya)Copyright to Budi H. Bangun 2005

HUBUNGAN HI-HK NAS

Dualisme didasarkan pd alasan: hk nas & HI mempunyai sumber yg saling berlainan (kemauan neg & kemauan bersama masy neg) Berlainan subyek hk-nya (perorangan & negara) Akibat pandangan ini tdk mungkin ada pertentangan HI & hk nas, yg ada hanya penunjukan (renvoi) saja Kelemahan: adanya hk bkn krn kemauan neg tp krn adl prasyarat kehidupan manusia yg teratur & beradab Subyek HI tdk hanya neg saja tp dlm perkembangannya meluas, termasuk jg individuCopyright to Budi H. Bangun 2005

HUBUNGAN HI-HK NASMonisme dgn primat HI: Yg utama adl HI; mendalilkan HI ada dahulu dr hk nas (bertentangan dgn kenyataan sejarah) HI merup sumber dr hk nas, hk nas tunduk pd HI, jd HI lbh tinggi kedudukannya

Copyright to Budi H. Bangun 2005

HUBUNGAN HI-HK NASMonisme dgn primat hk nas: HI bersumber pd hk nas & hanya merup kelanjutan hk nas saja Didasarkan pd alasan: Tdk ada 1 org di atas negara2 yg mengatur kehidupan negara2 di dunia Dasar mengatur hub intl terletak pd wewenang neg (kontitusional) utk lakukan perjanjian Kelemahan: Terlalu memandang hk nas sbg hk tertulis Menyangkal kenyataan terikatnya negara pd HI

Copyright to Budi H. Bangun 2005

HUBUNGAN HI-HK NAS

HI & hk nas hrs dipandang mempunyai hub, sederajat & tdk bertentangan Kelemahan kedua primat melahirkan: Teori transformasi HI dpt berlaku melalui transformasi ke hk nas (baik formal & substansial) Teori delegasi implementasi dr HI diserahkan kpd neg / hk nas masing2 Teori harmonisasi HI & hk nas hrs berada dlm hub harmonis, jk terjadi pertautan biar salah satu diutamakan

Copyright to Budi H. Bangun 2005

HUBUNGAN HI-HK NASPrimat HI menurut praktek intl: Umumnya neg saling taati & hormati HI Umumnya negara2 saling hormati PI dgn neg lain Umumnya mengakui ketentuan2 kekebalan diplomatik & keistimewaannya, kekebalan konsuler dsb Umumnya hk nas akui & berikan perlindungan thd orang asing & hak milik asing

Copyright to Budi H. Bangun 2005

SUMBER HIPs. 38 ay (1) Piagam Mahkamah Intl: dlm mengadili perkara yg diajukan kpdnya, MI akan mempergunakan: Perj. Inl, baik yg bersifat umum maupun khusus, yg mengandung ketentuan hk yg diakui scr tegas oleh negara2 yg bersengketa Kebiasaan intl, sbg bukti dr suatu kebiasaan umum yg telh diterima sbg hk Prinsip hk umum yg diakui oleh bangsa2 yg beradab Keputusan pengadilan & ajaran para sarjana yg paling terkemuka dr berbagai neg sbg sumber tambahan bagi menetapkan kaedah hkCopyright to Budi H. Bangun 2005

SUMBER HIPI sbg sumber utama HI Macam2 PI dilihat dr: jml peserta, kaidah hk yg lahir, prosedur pembentukan & jangka waktu berlakunya. Bentuk & penamaan PI bs bermacam2: traktat, konvensi, deklarasi, persetujuan, piagam, statuta, dll.Copyright to Budi H. Bangun 2005

SUMBER HIProses pembentukan PI: Tiap neg berhak utk adakan PI Tiap2 neg diwakili oleh wakilnya masing2 (dibuktikan dgn full powers), selain drpd: Kepala negara/pemerintahan, menlu, kepala misi diplomatik di neg ybs & wakil2 yg diakreditasi di lembaga2 intl ybs. Kesepakatan isi & rumusan penyempurnaan rumusan jd naskah asli pengikatan pd PI (penandatangan, pertukaran nota, ratifikasi, akseptasi, persetujuan, dsb.)Copyright to Budi H. Bangun 2005

SUMBER HIReservasi dlm PI: Reservasi: mengikatkan diri pd suatu PI ttp menetapkan persyaratan/menolak terikat pd pasal2 ttt. Bbrp aspek dlm reservasi: Hrs diajukan bersamaan a/ waktu menyatakan persetujuan utk terikat Mengadung 2 makna (penolakan sepenuhnya atas pasal2 ttt a/ memberi penafsiran tersendiri thd pasal tsb. Berdsrkan 2 sistem (Pan Amerika a/ suara bulat) Tunduk pd bbrp larangan & pembatasan

Copyright to Budi H. Bangun 2005

SUMBER HI

Kebiasaan sbg sumber HI hrs penuhi: Perilaku hrs merup praktek a/ yg scr umum telah dilakukan a/ dipraktekkan oleh neg2 Perilaku tsb oleh neg2 atau masy intl telah diterima & ditaati sbg perilaku yg miliki nilai hk Hub antara PI & kebiasaan intl: Hk kebiasaan dpt dituangkan dlm PI PI dpt berkembang jd hk kebiasaanCopyright to Budi H. Bangun 2005

SUMBER HI

Prinsip2 hk umum didsrkan pd teori hk alam Punyai sifat universal Yurisprudensi sbg sumber HI (baik putusan peradilan intl maupun peradilan nas). Putusan peradilan nas hrs penuhi min 2 syarat: Berkekuatan hk tetap Punyai aspek HI Dpt berpengaruh besar thd HI Doktrin berisi teori2 hk dan/atau peraturan2 hk masalahnya adl menetapkan kriteria terkemuka

Copyright to Budi H. Bangun 2005

SUBYEK HISubyek HI scr umum adl: Negara OI Palang Merah Intl Vatikan Individu Selain itu dpt dimasukan subyek HI lainnya spt belligerent & wilayah perwalian (hrs penuhi syarat2 ttt)Copyright to Budi H. Bangun 2005

SUBYEK HINegara adl subyek utama & pertama HI Sebagian besar HI terdiri dr hub hk antar negara2 Kelebihannya terletak pd kedaulatan Kualifikasi negara (Ps. 1 Konvensi Montevideo 1933)

Copyright to Budi H. Bangun 2005

SUBYEK HI

OI pertama: ITO (Intl Telecommunication Org) abad 19. OI pd hakekatnya utk tingkatkan & lembagakan KS intl scr permanen utk capai tuj bersama Kemampuan OI tunjukkan kemandirian OI telah milik kepribadian HI & berhak mengadakan hub hk dgn subyek HI lain OI dpt pula tetapkan kaedah HI bagi anggota2nya (resolusi, deklarasi, dsb.)Copyright to Budi H. Bangun 2005

SUBYEK HIPd dasarnya PM Intl merup salah satu OI Kekhususannya adl keanggotaan tdk terdiri dr negara2 tp PM2 nasional tiap2 negara dpt digolongkan sbg NGO Diakui sbg subyek HI & telah berperan penting dlm pembentukan HI (KJ 1949 & PTKJ 1977)Copyright to Budi H. Bangun 2005

SUBYEK HI

Vatikan diakui sbg subyek HI krn faktor sejarah (kewenangan bid kenegaraan & keagamaan) Traktat Lateran (11 Feb 1929) antara ItaliaTahta Suci mengakui eksistensi Vatikan Peranan sbg kekuatan moral mendorong perdamaian dunia Telah adakan hub diplomatik dgn berbagai negara

Copyright to Budi H. Bangun 2005

SUBYEK HIMulanya individu hanya subyek hk nas & bertindak dlm level intl atas izin negaranya; skrg dpt bertindak mandiri atas namanya & utk dirinya. Individu dpt dimintai pertanggunjawabannya dlm level intl Pengakuan thd individu dimunculkan prinsip2 & kaedah2 HI (ex: DUHAM, Konvensi Genosida, dsb)Copyright to Budi H. Bangun 2005

SUBYEK HIPemberontak menjadi belligerent bila: Punyai org yg rapi & teratur di bwh pemimpin yg jelas Menggunakan petunjuk identitas Menguasai sebagian wilayah scr efektif Mendapat dukungan rakyat Belligerent jd subyek HI hrs dpt pengakuan biasanya lbh bersifat politisCopyright to Budi H. Bangun 2005

WILAYAH NEGARAWilayah: suatu ruang dimana orang yg jd WN/penduduk negara ybs hidup serta menjalankan aktivitasnya. Bagian2 wilayah negara meliputi: Wilayah daratan (termasuk tanah dibwhnya) Wilayah perairan Wilayah dasar laut & tanah dibwhnya Wilayah ruang udaraCopyright to Budi H. Bangun 2005

WILAYAH NEGARAWilayah daratan & tanah dibwhnya Adl bagian dr daratan yg merup tempat permukiman/kediaman WN/penduduk negara ybs. Batas2 wil negara satu dgn lainnya harus tegas & jelas (biasanya lewat perjanjian) Blm ada batasan mengenai sedalam apa tanah yg menjadi wilayah negara (tidak terbatas) Negara punyai kedaulatan permanen atas SDA yg terkandung didlmnya.Copyright to Budi H. Bangun 2005

WILAYAH NEGARA

Wilayah perairan (perairan teritorial) Adl bagian perairan yg tunduk pd kedaulatan negara Tdk semua negara punyai wilayah perairan (land lock state). Ex: Afganistan, Uganda, Austria, Paraguay Dpt dibagi menjadi: Laut teritorial Perairan pedalaman: laut pedalaman & perairan darat

Copyright to Budi H. Bangun 2005

WILAYAH NEGARALaut teritorial (territorial sea) Adl bagian laut yg terletak pd sisi luar grs pangkal (baseline) & dibatasi oleh batas luar (outer limit) Grs pangkal adl grs yg ditarik pd pantai pd waktu air laut surut krn merup batasan antara daratan & lautanCopyright to Budi H. Bangun 2005

WILAYAH NEGARABatas laut teritorial Cornelis von Bynkershoek (1704) sejauh kemampuan jarak tembak meriam dr grs pantai pd waktu air surut (cannon shot rule theory) Galiani & Azuni (1782) 3 mil diukur dr pantai Awal abad XIX s/d pertengahan abad XX beberapa negara mengklaim lebih dr 3 mil UNCLOS (1982) maksimum 12 mil dr grs pangkal

Copyright to Budi H. Bangun 2005

WILAYAH NEGARAGaris pangkal ada 3 macam: GP (normal baseline) ditarik dr pantai dgn mengikuti lekukan2nya (sejajar dgn grs pantai) GP lurus (straight baseline) menghubungkan titik2 terluar dr pantai (tdk mengikuti lekukan pantai) GP kepulauan (archipelagic baseline) mulai dikenal dgn diakuinya prinsip negara kepulauan dlm UNCLOS (Ps. 46-54)Copyright to Budi H. Bangun 2005

WILAYAH NEGARA

Pembatasan2 thd penerapannya (Ps. 7 UNCLOS): Tdk boleh menyimpang terlalu jauh dr arah umum pantai tsb kecuali krn alasan hak2 sejarah & ekonomi yg sudah dinikmati jauh seblmnya oleh negara ybs Bagian2 laut yg terletak dlm GP lurus hrs cukup dekat ikatannya dgn daratan utk dpt ditundukkan pd rezim perairan pedalaman Tdk boleh ditarik dr elevasi surut kecuali jk di atas elevasi surut itu didirikan mercu suar a/ instalasi permanen yg tampak di atas permukaan laut Tdk boleh diterapkan sehingga memotong laut teritorial negara lain dr laut lepas a/ ZEECopyright to Budi H. Bangun 2005

WILAYAH NEGARA

Laut pedalaman Terjadi sbg akibat dr penarikan GP lurus sehingga pd pantai yg berliku a/ pantai yg didpnnya terdpt pulau atau gugusan pulau menyebabkan adanya bag. Perairan a/ laut yg terletak di sebelah dlm GP lurus tsb Diakui adanya hak lintas damai (right of innocent passage) bagi kapal2 asing yg melintasinya Perairan darat Segala wilayah perairan yg berada di dalam wilayah daratan (sungai, danau, rawa2, waduk, dsbCopyright to Budi H. Bangun 2005

WILAYAH NEGARA

Wilayah dasar laut & tanah dibwhnya: Wil negara jg meliputi dasar laut & tanah dibwhnya Negara memiliki kedaulatan permanen thd segala SDA yg ada di dasar laut & tanah dibwhnya Belum ada batasan mengenai seberapa dalam negara miliki kedaulatan thd tanah di bwh dasar laut Wilayah ruang udara Merup bagian wilayah negara yg terletak di atas wil daratan & perairan negara ybs Blm ada kesepakatan mengenai batas luar dr ruang udara

Copyright to Budi H. Bangun 2005

WILAYAH NEGARA

Berbagai teori mengenai kedaulatan negara di ruang udara dpt dikelompokkan 2: Yg berpendapat bahwa udara krn sifatnya adl bebas (by its nature is free) : teori kebebasan ruang udara tanpa batas, teori kebebasan ruang udara dgn beberapa hak khusus negara kolong, teori kebebasan dgn penetapan semacam zona teritorial dimana hak2 tertentu negara kolong (subjacent state) dpt dilaksanakan Yg berpendapat bahwa negara berdaulat atas ruang udaranya (the air sovereignity theory) diterima dlm Konvensi Paris 1919 & Konvensi Chicago 1944Copyright to Budi H. Bangun 2005

WILAYAH NEGARA

Zona Tambahan, ZEE & Landas Kontinen; pd dasarnya bkn merup wilayah negara, dlm arti negara tdk miliki kedaulatan tp miliki kekuasaan2 a/ yurisdiksi2 tertentu yg terbatas sifatnya Hak2 negara pantai di zona tambahan (contignuous zone) Ps. 33 ay (1) UNCLOS: Melaksanakan pengawasan utk mencegah pelanggaran2 yg berkenaan dgn bea cukai, perpajakan, keimigrasian & kesehatan Menghukum pelanggaran2 atas hal2 tsb ZT tdk boleh lebihi 24 mil dr grs pangkal dimana laut teritorial diukur (ay. 2)Copyright to Budi H. Bangun 2005

WILAYAH NEGARA

ZEE tdk boleh lebihi 200 mil diukur dr grs pangkal (Ps. 57 UNCLOS) Hak2 negara pantai di ZEE (Ps. 36): Hak2 berdaulat utk keperluan eksplorasi & eksploitasi, konservasi & pengelolaan SDA hayati/non hayati Yurisdiksi2 yg berkenaan dgn pembuatan & pemakaian pulau buatan, instalasi2 & bangunan lainnya, nelakukan riset kelautan, perlindungan & pelestarian lingkungan laut Hak2 & kewajiban lain yg ditentukan dlm UNCLOS

Copyright to Budi H. Bangun 2005

WILAYAH NEGARALandas kontinen (continental shelf) Ps. 76 UNCLOS) Meliputi dasar laut & tanah dibwhnya dr daerah dibwh permukaan laut yg terletak di luar laut teritorialnya Merupakan kelanjutan alamiah dr wilayah daratannya hingga pinggiran luar tepi kontinen a/ hingga suatu jarak 200 mil dr grs pangkal dlm hal pinggiran luar tepi kontinen tdk mencapai jarak tsb

Copyright to Budi H. Bangun 2005

YURISDIKSI NEGARA Yurisdiksi = kekuasaan, hak a/ wewenang utk tetapkan hukum Dlm arti luas trias politica, dlm arti sempit yudikatif/kekuasaan peradilan Yurisdiksi dlm hub intl timbul krn hubungan2 kehidupan masy intl yg lampaui batas2 negara; timbulkan masalah sampai mana yurisdiksi suatu negara atas orang, perbuatan & benda yg terkait dgn hub intl itu?Copyright to Budi H. Bangun 2005

YURISDIKSI NEGARA 2 asas yg digunakan utk melandasi yurisdiksi negara: Teritorial pasif utk tetapkan bahwa yurisdiksi negara berlaku bagi orang, perbuatan & benda yg ada di wilayah teritorialnya Teritorial aktif tetapkan bahwa yurisdiksi negara, juga berlaku bagi orang, perbuatan & benda yg terkait dgn negara tsb yg ada a/ terjadi di luar wilayahnyaCopyright to Budi H. Bangun 2005

YURISDIKSI NEGARA

Perluasan yurisdiksi dpt berdasarkan: Teknik Kewarganegaraan Prinsip proteksi Prinsip universalitas

Copyright to Budi H. Bangun 2005

YURISDIKSI NEGARA

Perluasan berdasar teknik terjadi krn perbuatan hk (khususnya hk pidana) Dirumuskan dgn menetapkan unsur2 perbuatan itu, dimana didapat bahwa sebagian unsur dilakukan di satu negara sedang sebagian unsur lagi dilakukan di negara lain Utk mengadili dpt digunakan 2 prinsip: Teritorial subyektif thd perbuatan yg mulai dilakukan di wilayahnya, ttp berakhir a/ menimbulkan akibat di negara lain Teritorial obyektif thd perbuatan yg mulai dilakukan di negara lain, ttp berakhir a/ menimbulkan akibat bagi negaranyaCopyright to Budi H. Bangun 2005

YURISDIKSI NEGARA

Perluasan berdsrkan kewarganegaraan (nasionalitas) tjd krn perbuatan hk yg dilakukan oleh WN suatu negara & membawa akibat bagi WN suatu negara lain Dpt dibagi dlm 2 prinsip: Nasionalitas aktif thd WN-nya yg lakukan pelanggaran hk baik di wilayahnya a/ di wilayah negara lain (lihat Ps. 5 KUHP) Nasionalitas pasif thd orang yg lakukan pelanggaran hk di wilayah negara lain tp menimbulkan akibat bagi WN-nya.Copyright to Budi H. Bangun 2005

YURISDIKSI NEGARA Perluasan berdsrkan prinsip proteksi dilakukan thd perbuatan pidana yg melanggar keamanan & integritas a/ kepentingan vital ekonominya yg dilakukan di LN Dasar perluasan yurisdiksi ini adl bahwa akibat dr perbuatan pidana yg menimpa negara tsb & bila yurisdiksi tdk dilaksanakan maka kejahatah tsb akan lepas dr hukumanCopyright to Budi H. Bangun 2005

YURISDIKSI NEGARA

Berdrkan prinsip universal, suatu negara dpt melakukan yurisdiksinya atas perbuatan pidana yg melanggar kepentingan masy intl (kejahatan intl) Dlm hal ini semua negara mempunyai hak utk menangkap & menghukum pelaku sbg jaminan agar kejahatan tsb tdk lepas dr hukumanCopyright to Budi H. Bangun 2005

YURISDIKSI NEGARA

Yurisdiksi dpt dikecualikan a/ tdk berlaku bagi pihak ttt, yaitu: Negara asing & kepala negara asing Perwakilan diplomatik & konsul asing Kapal publik asing AB asing Lembaga intlCopyright to Budi H. Bangun 2005

YURISDIKSI NEGARANegara & kepala negara asing Suatu negara krn kedaulatannya tdk dpt dituntut di muka pengadilan negara lainnya kecuali jk ada penundukan scr sukarela dr negara tsb Hanya berlaku bagi antar negara yg sudah saling akui kedaulatan & utk perkara yg bkn perdata Seorang kepala negara krn jabatannya merupakan representasi dr negaranya jg mendapat kekebalan dr yurisdiksi negara lainCopyright to Budi H. Bangun 2005

YURISDIKSI NEGARAPerwakilan diplomatik & konsul asing Perwakilan diplomatik & konsuler mendpt kekebalan atas yurisdiksi negara dimana ia ditempatkan Konvensi Wina 1961: utusan diplomatik asing mendpt kekebalan mutlak thd yurisdiksi pidana & sipil negara penerima; tdk berlaku bagi kegiatan privat Dasar pemberian kekebalan adl kebutuhan kebebasan perwakilan diplomatik dlm melaksanakan tugas atas nama negara tanpa campur tangan & gangguan dr negara penerima Konvensi Wina 1963: thd konsul kekebalan yg diterima tdk semutlak wakil diplomatik; hanya nikmati kekebalan utk perbuatan2 jabatannya sebatas wewenang yg ditetapkan HICopyright to Budi H. Bangun 2005

YURISDIKSI NEGARAKapal publik asing Kapal publik: kapal yg digunakan utk kepentinhan umum sebuah negara; dibuktikan dgn bendera & dokumen kapal tsb Kapal publik mendpt kekebalan berdsrkan 2 teori: Teori yg menganggap bahwa kapal publik tsb dianggap sbg bagian wilayah negara yg memilikinya sehingga yurisdiksi asing tdk berlaku disitu Teori yg menganggap bahwa kekebalan kapal tsb krn diberikan oleh negara setempat (dlm hal kapal berlayar a/ berlabuh di wilayah negara lain)Copyright to Budi H. Bangun 2005

YURISDIKSI NEGARAAB asing yg berada di wilayah negara sahabat mendapat kekebalan yurisdiksi; kekebalan tdk mutlak krn tergantung pd ada/tdknya perjanjian negara pemilik AB dgn negara penerima Lembaga intl yg berada di wilayah suatu negara mendpt kekebalan yurisdiksi negara tsb baik ths institusi maupun pegawai2 asing yg bekerja disitu; hak2 yg dinikmati sama dgn hak2 perwakilan diplomatik/konsuler (Konvensi PBB Tahun 1947)

Copyright to Budi H. Bangun 2005

PERTANGGUNGJAWABAN NEGARA

Pertanggungjawaban berarti memberikan kewajiban atas jawaban yg merup perhitungan atas suatu hal yg terjadi & kewajiban utk memberi pemulihan atas kerugian yg mungkin ditimbulkan (restitutio in integrum) Pertanggungjawaban negara timbul krn negara itu merugikan negara lainnya Pertanggungjawaban hanya dpt dimintakan thd perbuatan merugikan negara lain yg melanggar HI

Copyright to Budi H. Bangun 2005

PERTANGGUNGJAWABAN NEGARA

Pertanggungjawaban ttp timbul mskipun mnrt hk nasional perbuatan tsb bkn merup pelanggaran hk Akibatnya: negara tdk dpt menghindari pertanggungjwban dgn dalih kebenaran hk nasionalnya Satu2nya alasan yg dpt dipakai utk menolak pertanggungjwban adl keadaan darurat & pembelaan diriCopyright to Budi H. Bangun 2005

PERTANGGUNGJAWABAN NEGARAMacam2 pertanggungjwban negara: Pertanggungjwban atas PI timbul krn pelanggaran PI; berlaku asas bahwa setiap pelanggaran atas perjanjian menimbulkan kewajiban utk mengganti kerugian Pertanggungjwban atas kontrak pelanggaran atas kontrak (antar negara, WN & korporasi asing) tdk selalu timbulkan pertanggungjwban mnrt HI; pertanggungjwban tdk timbul krn kontrak tsb melainkan hanya bila negara langgar kwjbn di luar perjanjian tsb, ex: pengingkaran keadilan

Copyright to Budi H. Bangun 2005

PERTANGGUNGJAWABAN NEGARA

Pertanggungjwban atas konsesi: Terdpt clausula Calvo penerima konsesi telah lepaskan perlindungan pemerintahnya Sengketa hrs diajukan pd peradilan intl setelah seblmnya lalui peradilan nasional pemberi konsesi Tdk berarti hak negara utk lindungi warganya (penerima konsesi) hapus, namun yg demikian clausula Calvo jd batalCopyright to Budi H. Bangun 2005

PERTANGGUNGJAWABAN NEGARAPertanggungjawban atas ekpropriasi: Ekspropriasi: pencabutan hak milik perorangan demi kepentingan umum yg disertai pemberian ganti rugi Abad 19 tiap ekspropriasi thd hak milik WN asing dianggap sbg dasar bagi tuntutan intl Abad 20 ekspropriasi tdk lg dianggap bertentangan dgn HI jika sesuai dgn pengumuman politik & tdk membedakan hak milik asing dgn WN ybs; pertanggunjwban hanya atas ekpropriasi yg bertentangan dng HI

Copyright to Budi H. Bangun 2005

PERTANGGUNGJAWABAN NEGARA

a.

b.

Pertanggungjwban atas utang negara Utang negara yg tdk dibayar dpt timbulkan tuntutan atas pertanggungjwban negara tsb 3 teori ttg hak negara lindungi kreditur yg merup warganya: Teori Lord Palmerston negara kreditur berhak utk mengadakan campur tangan diplomatik & jg lakukan intervensi bersenjata Teori Drago dlm hal tsb negara tdk berhak gunakan kekerasan (sesuai KDH 1907 & Piagam PBB) Teori yg diterima umum yg nyatakan bahwa dlm hal tsb kwjbn negara debitur sama dgn kwjbn negara menurut hk perjanjian pd umumnyaCopyright to Budi H. Bangun 2005

PERTANGGUNGJAWABAN NEGARAPertanggungjwban atas kejahatan intl: Kejahatan yg dilakukan oleh aparat negara dpt dibebankan kp negara Pembebanan tsb dpt terjadi bila: Perbuatan yg dilakukan oleh aparat tsb merup pelanggaran atas kewajiban yg ditetapkan oleh HI HI membebankan kejahatan itu kpd negaranya Dlm hal tjd perbedaan antara HI & hk nasional mengenai apakah perbuatan tsb merup pelanggaran hk/tdk mk yg berlaku adl HI

Copyright to Budi H. Bangun 2005

SUKSESI

Suksesi pd dasarnya merup terminologi hk perdata, yaitu: penggantian subyek hk oleh subyek hk lainnya Dlm HI mencakup suksesi negara & suksesi pemerintahan Suksesi negara: perub identitas negara yg tjd krn hilang atau berubahnya kedaulatan wil negara tsb yg ditandai dgn perolehan kedaulatan wilayah baru oleh negara lain Suksesi pemerintah: perub pemerintah sebuah negaraCopyright to Budi H. Bangun 2005

SUKSESIPermasalahan hk dlm sebuah suksesi: Sejauh mana hak & kwjbn intl dr negara/pemerintahan yg lama msh berlaku? Sejauh mana hak & kwjbn beralih pd negara/pemerintahan yg baru? 2 konvensi yg mengatur suksesi: Konvensi Wina 1978 suksesi negara dlm hub dgn PI Konvensi Wina 1983 suksesi negara dlm hu dgn milik, utang & arsip negara

Copyright to Budi H. Bangun 2005

SUKSESISuksesi negara Hilangnya seluruh/sebagian kedaulatan wilayah negara lama & digantikan oleh negara baru Timbulnya hak & kwjbn oleh negara baru bkn krn gantikan negara lama ttp semata krn ia adl negara HI blm tetapkan sampai mana hak & kwjbn negara lama msh berlaku, namun dlm praktek hrs didasarkan pd pertimbangan keadilan, kenalaran, kepantasan & kepentingan masy intl Terdpt kecenderungan utk atur peralihan hak lewat perjanjian (suksesi sukarela)

Copyright to Budi H. Bangun 2005

SUKSESIKonvensi Wina 1978 Negara yg kedaulatan wilayahnya hapus/hilang seluruhnya pd hakekatnya tdk akibatkan peralihan hak & kwjbn thd negara penggantinya, kecuali PI yg atur ttg batas negara & perjanjian multilateral yg universal, ex: HAM, narkotika, dsb. Dlm hal negara kehilangan sebagian wilayahnya mk PI yg mengikat berhenti berlaku di wilayah yg hilang tsb Bagi negara yg br merdeka berlaku clean slate (tdk terikat utk meneruskan a/ jd pihak PI)

Copyright to Budi H. Bangun 2005

SUKSESI

Konvensi Wina 1983 Thd dana & milik publik (bergerak/tdk bergerak) jd milik negara baru tanpa kompensasi Thd arsip arsip yg berhub dgn wilayah beralih/administrasinya hrs diserahkan pd negara baru; sering ditentukan lwt perundinganCopyright to Budi H. Bangun 2005

SUKSESIThd utang: Suksesi tdk pengaruhi pihak berutang Negara baru hrs tanggung jwb thd utang yg berhub dgn wilayah itu krn peroleh keuntungan atas peralihan (taking the burden with the benefits) Bila tjd transfer sebagian wilayah pd negara lain tdk diatur apakah utang beralih pd negara pengganti Bila negara pengganti adl negara br merdeka, tdk ada pemindahan utang kecuali ditentukan dlm perjanjian Bila suatu negara adl hasil pemisahan diri/pemecahan mk utang beralih pd negara baru & dibagi adil sesuai dgn penerimaan negara pengganti atas aset2 negara ybs

Copyright to Budi H. Bangun 2005

SUKSESISuksesi pemerintah Pd prinsipnya suksesi pemerintah (konstitusional/tidak) tdk sebabkan hapus/hilangnya hak & kwjbn pemerintah yg lama Berlaku prinsip kontinuitas negara tetap terikat pd kwjbn intlnya meskipun ada perub intern atas susunan kenegaraannya. Prinsip tsb dpt diperkecualikan dlm hal hak & kwjbn intl pemerintah lama hapus.Copyright to Budi H. Bangun 2005

PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL

Sengketa intl menurut MI: suatu situasi ketika 2 negara punyai pandangan yg bertentangan mengenai dilaksanakan a/ tdk nya kewajiban2 yg terdpt dlm perjanjian Sengketa Intl menurut HI bila penyelesaiannya punyai akibat pd hubungan kedua belah pihak PSI dpt dibagi menjadi: PSI scr damai PSI dgn kekerasan (perang)Copyright to Budi H. Bangun 2005

PSI DAMAI PSI scr damai

Hukum: - Arbitrase Internasional - Peradilan Internasional

Non Hukum: - Negoisasi - Pencarian fakta - Jasa Baik - Mediasi - Konsiliasi

Copyright to Budi H. Bangun 2005

PSI DAMAIArbitrase Adl penyerahan sengketa scr sukarela kpd pihak ketiga yg netral yg keluarkan putusan bersifat final & mengikat. Penyerahan sengketa kpd arbitrase lwt compromis (klausul dlm perjanjian yg dibuat sblm sengketa) Pemilihan Arbitrator/arbiter adl sepenuhnya kesepakatan para pihak Arbiter akan menentukan aturan main yg menjadi pokok kerjanya

Copyright to Budi H. Bangun 2005

PSI DAMAIPeradilan Intl PSI melalui peradilan hanya ditempuh bila cara2 lain tdk berhasil Peradilan dpt dibagi 2: Yg permanen, ex: MI Peradilan ad hoc a/ khusus. Peradilan ad hoc lbh populer terutama dlm kerangka organisasi ekonomi intl

Copyright to Budi H. Bangun 2005

PSI DAMAINegoisasi Adl cara PS yg paling dasar & tua yg digunakan manusia; yg pertama kali ditempuh bila timbul sengketa Negosasi penting krn para pihak dpt awasi prosedur PS & tiap penyelesaiannya didasarkan atas kesepakatan (konsensus) negoisasi dpt berbentuk: bilateral a/ multilateral Dpt dilakukan lwt: saluran diplomatik a/ lembaga/OICopyright to Budi H. Bangun 2005

PSI DAMAI

Negoisasi dpt digunakan utk selesaikan segala jenis sengketa: ekonomi, politik, hukum & wilayah. Negoisasi dpt dilakukan thd sengketa yg sdh diserahkan pd badan peradilan ttt. Kelemahan negoisasi: Manakala kedudukan pihak tdk seimbang, pihak yg kuat dpt tekan pihak yg lemah. Sering memakan waktu lama. Jika ada pihak yg keras pendirian, negoisasi tdk produktif

Copyright to Budi H. Bangun 2005

PSI DAMAIPencarian Fakta: Suatu sengketa kadang mengenai persoalan suatu fakta; PS demikian tergantung pd penguraian fakta2 yg tdk disepakati Pihak ketiga yg netral ditugaskan utk mencari fakta Biasanya ditempuh bila konsultasi & negoisasi tdk berhasil Pihak ke-3 akan berupaya melihat suatu masalah dr semua sudut hk guna berikan penjelasan mengenai kedudukan masing2 pihak

Copyright to Budi H. Bangun 2005

PSI DAMAIJasa2 Baik Adl cara PS melalui a/ dgn pihak ke-3 Pihak ketiga berupaya utk pertemukan kedua pihak sehingga mau bernegoisasi Keikutsertaan pihak ke-3 dpt krn: Permintaan para pihak Alternatif pihak luar Kesepakatan para pihak merupakan syarat mutlak dlm penyertaan pihak ke-3

Copyright to Budi H. Bangun 2005

PSI DAMAIMediasi Adl cara PS lewat piak ke-3 yg disebut mediator bisa negara/OI/individu Mediator ikut aktif & biasanya memberikan saran PS, mencari berbagai solusi, mengidentifikasi hal2 yg disepakati para pihak & membuat usulan utk PS Kesepakatan para pihak dlm: pilih mediator, cara mediasi, diterima/tdknya usulan2 mediator & berakhirnya tugas mediatorCopyright to Budi H. Bangun 2005

PSI DAMAIKonsiliasi Konsiliasi lebih formal drpd mediasi krn dilakukan lwt komisi yg dibntk para pihak (komisi konsiliasi) Komisi dpt badan yg sdh terlembaga a/ ad hoc Komisi bertugas utk tetapkan syarat PS yg diterima para pihak; ttp putusannya tdk mengikat para pihakCopyright to Budi H. Bangun 2005

PSI DAMAI

Persidangan komisi lewat 2 tahap Sengketa (yg diuraikan scr tertulis) diserahkan pd komisi Komisi akan dengarkan keterangan para pihak; keterangan dpt diberikan langsung a/ kirimkan wakil Berdsrkan fakta2 yg diperoleh, konsiliator akan serahkan laporan pada pihak2 disertai kesimpulan & usulan PS Usulan tdk mengikat & tergantung sepenuhnya pada para pihak.

Copyright to Budi H. Bangun 2005

PSI DGN PERANG

Perang/pertikaian bersenjata adl salah satu btk PS dgn kekerasan di samping btk lainnya: restorsi, repraisal, pacific blockade & intervensi. Perang pd dsrnya merup sengketa antara 2 negara a/ lebih dgn pergunakan AB masing2 dgn tujuan akhir utk mengalahkan lawan & bebankan syarat2 perdamaian Von Clausewitz: perang adl perjuangan dlm skala besar yg dimksdkan salah satu pihak utk menundukkan lawannya guna penuhi kehendaknya

Copyright to Budi H. Bangun 2005

PSI DGN PERANG

Sugeng Istanto: Perang jk pertikaian bersenjata penuhi syarat2 ttt yaitu: yg bertikai adl negara & ada pernyataan perang Henry Black: hostile conflict by means of armed forces, carried on between nations, states, or rulers, or sometimes between parties within same nation or state; a period of such conflict

Copyright to Budi H. Bangun 2005

PSI DGN PERANG

Perang dpt dibagi: Dlm arti luas pertikaian bersenjata antara negara-negara, antar bangsa, antara penguasa & antar pihak2 dlm 1 negara/bangsa Dlm arti sempit pertikaian bersenjata antar negara yg didahului oleh pernyataan perang.Copyright to Budi H. Bangun 2005

PSI DGN PERANGPerang diatur dlm hk perang (HHI) yg berisi sekumpulan pembatasan ttg penggunaan kekuatan utk kalahkan musuh & perlakuan thd individu2 pd saat terjadinya perang Tujuan utama HHI adl utk kurangi/batasi penderitaan akibat perang & kawasan di mana perang dilakukan 3 instrumen utama HHI: KDH 1899 (disempurnakan 1907) KJ 1949 PTKJ 1977

Copyright to Budi H. Bangun 2005

PSI DGN PERANG

Beberapa asas/prinsip dlm HHI: Military necessity utk berikan landasan bagi milter ttg apa yg boleh/tdk dilakukan; tindakan melanggar hk a/ tdk; alat2 yg boleh/tdk digunakan dlm perang Humanitarian utk terapkan perlakuan thd manusia sbgmana kodratnya Chivalry utk berlaku ksatria; perang bkn utk balas dendam; hanya utk melumpuhkan kekuatan lawan, bkn utk hancurkan personel, keluarga & harta benda pihak lawan Non diskriminasi utk hargai persamaan derajat & tdk bedakan pihak & korban atas dasar ras, etnis, warna kulit, status sosial, ideologi, dsb

Copyright to Budi H. Bangun 2005

PSI DGN PERANGGrotius membagi 2 materi dlm HHI: Ius ad bellum hk ttg dlm hal bgmana negara dibenarkan berperang Ius in bello hk yg berlaku dlm perang; dpt dibagi lagi menjadi: a. Hk yg atur cara dilakukannya perang termsk pembatasan2nya (KDH) b. Hk mengenai perlindungan bagi orang2 yg jadi korban perang, baik sipil maupun militer (KJ) Selain itu, Istanto tambahkan mengenai penyelesaian pertikaian bersenjata sbg salah satu materi HHI yg mencakup: cara pengakhiran pertikaian bersenjata & postliminium

Copyright to Budi H. Bangun 2005

PSI DGN PERANG

Sblm Briand-Kellog Pact (1928), perang dianggap sbg sarana politik PS; tiap negara berhak utk berperang Stlh BKP perang hanya dpt dilakukan bila: Sbg sarana self defence yg dibenarkan HI Sbg tindakan kolektif dlm melaksanakan kwjbn intl Terjadi antara pihak & bkn pihak BKP Dilakukan utk melawan negara pihak BKP yg langgar ketentuan

Copyright to Budi H. Bangun 2005

PSI DGN PERANG

Perang yg sah (bellum justum) menghendaki syarat2: Dilakukan oleh pihak yg wenang (juste titre) Didasarkan pd alasan yg adil & seimbang dgn petaka yg ditimbulkannya (juste cause) Dilakukan krn tdk ada cara lain utk peroleh keadilan (necessite) Pelaksanaannya hrs dilakukan mnrt hukum (juste conduite de la guerre) H. Kelsen perang agar penuhi kriteria bellum justum: its permitted only as a reaction against illegal act, a delict, and only when directed against the state responsible for this delict.Copyright to Budi H. Bangun 2005

PSI DGN PERANG

Rousseau meletakkan dasar bagi prinsip pembedaan (kombatan/penduduk sipil) Kombatan: yg turut serta scr langsung dlm perang Kriteria utk digolongkan sbg kombatan (Ps. 1 KDH 1899): Adanya komandan yg bertanggung jwb kpd bawahannya Adanya tanda2 pengenal tetap yg kelihatan dr jarak ttt Membawa senjata scr terang2an Tindakan2nya didsrkan pd hk & kebiasaan perangCopyright to Budi H. Bangun 2005

PSI DGN PERANG

Kejahatan perang (Ps. 8 Statuta Roma): pelanggaran berat thd KJ 1949 yaitu thd perbuatan sbg thd orang2 a/ hak milik yg dilindungi yg berangkutan dgn: pembunuhan yg disengaja; penyiksaan & perlakuan tdk manusiawi; sengaja menyebabkan penderitaan yg hebat, luka yg serius; menyerang penduduk sipil; deportasi yg tdk sah; penggunaan senjata & cara perang yg dilarang; penggunaan lambang2 PM a/ tanda2 pelindung lain yg tdk semestinya;Copyright to Budi H. Bangun 2005

HAM & Hk. Intl Mengapa perlu? Sbg tambahan & harmonisasi dr legislasi nasional. Menempatkan HAM dlm jaminan kolektif bangsa2. Sbg peraturan2 khusus utk masalah2 ttt yg hanya dpt diatur HI.Copyright to Budi H. Bangun 2005

HAM & Hk. Intl

Intrumen HAM intl bkn utk menyeragamkan rumusan materi hak2 yg hrs dilindungi negara, ttp adl utk menyeragamkan esensi yg terkandung dr hak2 tsb. Terikatnya negara dlm instrumen HAM intl adl sejauh negara tsb sepakat utk terlibat.Copyright to Budi H. Bangun 2005

HAM & Hk. Intl Kewajiban negara menurut hk. HAM intl: Secara positif: membuat aturan2 yg melindungi HAM Secara negatif: negara tdk melakukan tindakan2 yg melanggar HAM

Copyright to Budi H. Bangun 2005

Instrumen2 HAM IntlDUHAM (10 Desember 1948) Resolusi Majelis Umum 217 (III) tgl. 10 Desember 1948 menugaskan Komisi HAM utk susun Konvenan & usulkan tindakan supaya tercapai pematuhan demi penuntasan Deklarasi. Majelis Umum setujui Konvenan Hak Sipil-Politik & Konvenan Hak ECOSOC dgn sistem pelaksanaannya (16 Desember 1966)

Copyright to Budi H. Bangun 2005

Instrumen2 HAM Intl

Berbagai instrumen2 umum dan khusus yg menyangkut:Penentuan nasib sendiri Pencegahan Diskriminasi Administrasi Peradilan, Penahanan & Penganiayaan Kejahatan Perang, kejahatan thd kemanusiaan, termasuk genosida Perbudakan & lembaga & praktek2 serupa Kewarganegaraan, ketiadaan kewarganegaraan, suaka & pengungsi. Perkawinan & keluarga, anak2 & remaja Hak utk bekerja & hak utk bebas berhimpun Kesejahteraan sosial, kemajuan dan pembangunan Hak2 politik dan sipil wanita Kebebasan informasi dan perlindungan data Penduduk asli & kelompok minoritas

Copyright to Budi H. Bangun 2005

Lembaga HAM IntlINTERNATIONAL COURT OF JUSTICE

SECURITY COUNCIL

GENERAL ASSEMBLY

SECRETARY GENERAL/ UN HQ

ECONOMIC & SOCIAL COUNCIL

HUMAN RIGHTS COUNCIL

Copyright to Budi H. Bangun 2005

Mekanisme HAM Intl o 1. 2.

3.4. 5.

Mekanisme pelaksanaan dlm PBB Badan2 perjanjian menyampaikan laporan (tahunan/2 tahunan kpd MU) Laporan negara2 laporan negara thd konvensi yg telah diratifikasi setahun setelah ratifikasi & setiap 2-5 tahun setelahnya. Pengaduan oleh negara informasi bahwa negara lain belum/tidak melaksanakan kewajiban2 konvensi Pengaduan oleh individu hrs penuhi syarat: Yg dilanggar adl HAM yg diatur konvensi & sudah diratifikasi/disetujui oleh negara ybs Korban berada di bawah yurisdiksi negara Identitas pelapor hrs jelas Telah menjalani mekanisme nasional namun tdk memuaskan Tidak sedang ditangani oleh prosedur internasional lainnya

Copyright to Budi H. Bangun 2005

Mekanisme HAM Intl

Mekanisme pelaksanaan lainnya yg disepakati PBB Kelompok kerja & pelapor khusus ditunjuk oleh Komisi utk melakukan penyelidikan & laporan serta bekerja dgn negara2 ttt yg berada dlm kebutuhan HAM yg mendesak Membuat pengaduan publik (Petisi 1235) & pribadi (Petisi 1503) dgn memenuhi kondisi khusus & syarat2 ttt.Copyright to Budi H. Bangun 2005

Mekanisme HAM IntlKapan layak ditempuh? Bila tdk tersedianya mekanisme HAM domestik yg efektif utk tangani pelanggaran HAM Bila semua jalur hukum nasional telah ditempuh smp akhir, ttp hasilnya tdk memuaskan Jika ada alasan strategis utk memunculkan kasus tsb di forum intl; utk menarik perhatian dunia intl

Copyright to Budi H. Bangun 2005