hukum ‘azl dalam membatasi kehamilan menurut fiqih …

78
HUKUM ‘AZL DALAM MEMBATASI KEHAMILAN MENURUT FIQIH ISLAM SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam (S.H) Pada Program Studi Hukum Keluarga (Ahwal Syakhshiyah) Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh: IRWANSYAH NIM: 105261102817 PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA (AHWAL SYAKHSHIYAH) FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1442 H / 2021 M

Upload: others

Post on 02-Nov-2021

70 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUKUM ‘AZL DALAM MEMBATASI KEHAMILAN MENURUT FIQIH …

HUKUM ‘AZL DALAM MEMBATASI KEHAMILAN

MENURUT FIQIH ISLAM

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Hukum Islam (S.H) Pada Program Studi Hukum Keluarga

(Ahwal Syakhshiyah) Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh:

IRWANSYAH

NIM: 105261102817

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA (AHWAL SYAKHSHIYAH)

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

1442 H / 2021 M

Page 2: HUKUM ‘AZL DALAM MEMBATASI KEHAMILAN MENURUT FIQIH …

ii

FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR Kantor:Jl. Sultan Alauddin No.259 GedungIqra lt. IV telp. (0411) 851914 Makassar 90222

PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi saudara Irwansyah, NIM : 105261102817 yang berjudul “Hukum ‘Azl

Dalam Membatasi Kehamilan Menurut Fiqih Islam” telah diujikan pada

tanggal: Sabtu 29 Zulkaidah 1442 H. Bertepatan dengan tanggal 10 Juli 2021 M

dihadapan penguji, dan dinyatakan telah diterima dan disahkan sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum Islam (SH) pada Fakultas Agama

Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, 29 Zulkaidah 1442 H

10 Juli 2021 M

Dewan Penguji

1. Ketua : Dr. Amirah Mawardi, S.Ag., M.Si. (………………………..)

2. Sekretaris : Dr. M. Ilham Muchtar. Lc., M.A. (………………………..)

Tim Penguji

1. Dr. M. Ilham Muchtar. Lc., M.A. : (………………………..)

2. Dr. Muhammad Ali Bakri, S.Sos., M.Pd. : (………………………..)

3. Rapung, Lc., M.H.I. : (………………………..)

4. Hasan bin Juhanis, Lc., M.S. : (………………………..)

Disahkan oleh :

Dekan Fakultas Agama Islam

Dr. Amirah Mawardi, S.Ag., M.Si

NBM: 774 234

Page 3: HUKUM ‘AZL DALAM MEMBATASI KEHAMILAN MENURUT FIQIH …

iii

FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR Kantor:Jl. Sultan Alauddin No.259 GedungIqra lt. IV telp. (0411) 851914 Makassar 90222

BERITA ACARA MUNAQASYAH

Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar, telah mengadakan

sidang munaqasyah pada Hari/Tanggal : Sabtu, 29 Zulkaidah 1442 H,/ 10 Juli 2021 M.

Tempat : Gedung Prodi Ahwal Syakhshiyah, Fakultas Agama Islam Universitas

Muhammadiyah Makassar, Jl. St. Alauddin No. 259 (Gedung Iqra Lantai 4) Makassar

MEMUTUSKAN

Bahwa saudara

Nama : IRWANSYAH

Nim : 105261102817

Judul Skripsi : Hukum ‘Azl Dalam Membatasi Kehamilan Menurut Fiqih Islam

Dinyatakan : LULUS

Ketua Sekretaris

Dr. Amirah Mawardi, S.Ag., M.Si. Dr. M. Ilham Muchtar. Lc., MA. NBM: 774 234 NBM : 108 2061

Dewan Penguji :

1. Dr. M. Ilham Muchtar. Lc., M.A. : (……………………………..)

2. Dr. Muhammad Ali Bakri, S.Sos., M.Pd. : (……………………………..)

3. Rapung, Lc., M.H.I. : (…………………….……….)

4. Hasan bin Juhanis, Lc., M.S. : (……….…………………….)

Disahkan Oleh:

Dekan Fakultas Agama Islam

Dr. Amirah Mawardi, S.Ag., M.Si

NBM: 774 234

Page 4: HUKUM ‘AZL DALAM MEMBATASI KEHAMILAN MENURUT FIQIH …

iv

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Irwansyah

NIM : 105261102817

Fakultas/ Prodi : Agama Islam/ Ahwal Syakhshiyah

Dengan ini menyatakan sebagai berikut:

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini,

saya menyusun sendiri skripsi saya( tidak dibuat oleh siapapun).

2. Saya tidak melakukan penjiplakan ( plagiat) dalam menyususn skripsi

3. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3 , saya

bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, 29 Zulkaidah 1442 H

10 Juli 2021 M

Yang membuat pernyataan

Irwansyah

Page 5: HUKUM ‘AZL DALAM MEMBATASI KEHAMILAN MENURUT FIQIH …

v

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR Kantor:Jl. Sultan Alauddin No.259 GedungIqra lt. IV telp. (0411) 851914 Makassar 90222

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Judul Proposal :Hukum ‘Azl Dalam Membatasi Kehamilan Menurut

Fiqih Islam

Nama : IRWANSYAH

NIM : 105261102817

Fakultas / Jurusan : Agama Islam / Hukum Keluarga (Ahwal Syakhshiyah)

Setelah dengan seksama memeriksa dan meneliti, maka skripsi ini dinyatakan

telah memenuhi syarat untuk diajukan dan dipertahankan di hadapan tim penguji

ujian skripsi prodi Hukum Keluarga (Ahwal Syakhshiyah) Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, 29 Zulkaidah 1442 H

10 Juli 2021

Disetujui Oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Muh. Ilham Muchtar, Lc., MA Hasan bin Juhanis, Lc., MS NIDN: 0909107201 NIDN: 0911047703

Page 6: HUKUM ‘AZL DALAM MEMBATASI KEHAMILAN MENURUT FIQIH …

vi

KATA PENGANTAR

الرحيم الرحمن الله بسم

Tiada untaian kata yang pantas diucapkan seorang hamba dan syukur

kehadirat Allah swt, semoga rahmat dan karunia-Nya selalu menyertai setiap

langkah-langkah kita dalam penghambaan kepada-Nya. Tak lupa pula, shalawat

serta salam tetap tercurahkan kepada manusia paling mulia, Nabi Muhammad

saw, keluarga, para sahabat, dan para pengikutnya yang selalu istiqamah dalam

menjalankan risalahnya hingga akhir zaman.

Alhamdulilah, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

judul “ HUKUM „AZL DALAM MEMBATASI KEHAMILAN MENURUT

FIQIH ISLAM” sebagai persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Hukum

Islam pada Program Studi Hukum Keluarga (Ahwal Syakhshiyah). Penulis dalam

penyelesaian skripsi ini telah bersungguh-sungguh mengerahkan segenap daya

dan upaya demi terselesainya skripsi ini dengan maksimal serta berkat bantuan

dari berbagai pihak.

Dibalik rampungnya tulisan ini, tentulah ada sederetan nama yang berjasa.

Untuk Bapakku Larigu dan Ibuku Sineng (rahimahumullah) yang saya

banggakan.Terima kasih karena telah memberikan kasih sayang yang tak

terhingga hingga kalian kembali ke pangkuan-Nya. Semoga Allah

mengumpulkan kita di Jannah-Nya.. Jazahumullahu khairan. Tak lupa penulis

haturkan pula rasa terima kasih yang mendalam kepada seluruh keluarga dan

saudara-saudaraku atas bantuan moril maupun materil yang diberikan.

Jazaakumullahu khairal jaza‟. Dan tak lupa pada istriku tercinta Saleha, sosok istri

yang begitu sabar dalam mendampingiku serta anakku yang selalu menjadi

penyemangatku, hingga penulis dapat menyelesaikan tulisan ini. Syukran zaujati.

Untuk penyejuk mata, anakku Khodijah, kehadiranmu adalah motivasi bagiku.

Kepada kedua orang tua angkatku Pa‟de Herman dan Mama Nur Alam, terima

kasih telah menjadi pengganti orang tua kandungku. Kepada kedua mertua ku

Page 7: HUKUM ‘AZL DALAM MEMBATASI KEHAMILAN MENURUT FIQIH …

vii

Muh. Safa dan Siti Aminah tersayang yang selalu mendoakan ku jazakumullahu

khairan katsiran. Kebaikan kalian tak bisa ku balas dengan apapun.

Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag., selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar, beserta segenap Wakil Rektor I sampai dengan

IV

2. Syekh Dr. (HC) Mohammad MT. Khoory, selaku Donatur Yayasan

Muslim Asia (AMCF)

3. K.H. Lukman Abdul Shamad, Lc. selaku Direktur Ma‟had Albirr

Universitas Muhammadiyah Makassar dan beserta staf.

4. Dr. Amirah Mawardi, S.Ag., M.Si, selaku Dekan Fakultas Agama Islam

beserta Wakil Dekan.

5. Dr. M. Ilham Muchtar, Lc., M.A., selaku Ketua Program Studi Ahwal

Syakhshiyah, juga selaku pembimbing satu penulis.

6. Hasan Bin Juhanis, Lc., M.S, selaku Sekretaris Program Studi Ahwal

Syakhshiyah, juga selaku pembimbing dua penulis.

7. Segenap dosen Universitas Muhammadiyah Makassar, khususnya pada

Program Studi Ahwal Syakhshiyah Universitas Muhammadiyah

Makassar.

8. Rekan-rekan seangkatan di Prodi Hukum Keluarga (Ahwal Syakhshiyah).

Demikian yang penulis sampaikan, semoga tulisan karya ilmiah ini dapat

menjadi tambahan khasanah keilmuan bagi ummat .Wallahu a‟lam

Makassar, 29 Zulkaidah 1442 H

10 Juli 2021 M

Irwansyah NIM : 1052 61102817

Page 8: HUKUM ‘AZL DALAM MEMBATASI KEHAMILAN MENURUT FIQIH …

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii

BERITA ACARA MUNAQASYAH ............................................................ iii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ...................................................... iv

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ v

KATA PENGANTAR ................................................................................... vi

DAFTAR ISI ................................................................................................... viii

ABSTRAK ...................................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN.......................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................ 1

B. Rumusan Masalah ..................................................... 14

C. Tujuan Penelitian ...................................................... 14

D. Manfaat Penelitian .................................................... 14

E. Definisi Operasional.................................................. 15

BAB II LANDASAN TEORI..................................................... 16

A. Kajian Terdahulu ....................................................... 16

B. Tinjauan Pustaka ....................................................... 18

1. Pengertian „Azl.................................................... 18

2. Sejarah Singkat Tentang „Azl ............................. 19

3. Dalil-Dalil Tentang „Azl .................................... 22

4. Faktor-Faktor Suami-Istri Melakukan „Azl ........ 28

5. „Azl Dalam Tinjauan Tradisi Dan Medis ............ 31

6. Hikmah „Azl ........................................................ 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................. 38

A. Jenis Penelitian .......................................................... 38

B. Pendekatan Penelitian ............................................... 39

C. Metode Pengumpulan Data ....................................... 40

D. Metode Pengolahan dan Analisis Data ..................... 41

Page 9: HUKUM ‘AZL DALAM MEMBATASI KEHAMILAN MENURUT FIQIH …

ix

BAB IV PEMBAHASAN ........................................................... 43

A. Hukum Membatasi Kehamilan Menurut

Pandangan Islam ....................................................... 43

B. Hukum „Azl Untuk Membatasi Kehamilan

Menurut Fiqih Islam................................................. 52

BAB V PENUTUP ..................................................................... 60

A. Kesimpulan ............................................................... 60

B. Saran .......................................................................... 61

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 62

RIWAYAT HIDUP

Page 10: HUKUM ‘AZL DALAM MEMBATASI KEHAMILAN MENURUT FIQIH …

x

ABSTRAK

IRWANSYAH, 105261102817 2021, Hukum „Azl Dalam Membatasi Kehamilan

Menurut Fiqih Islam. Skripsi. Program Studi Ahwal Syakhshiyah. Universitas

Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I: M. Ilham Muchtar, Pembimbing II:

Hasan Juhanis.

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui bagaimana hukum

membatasi kehamilan dalam pandangan Islam, dan 2) Bagaimana hukum „azl

untuk membatasi kehamilan menurut fiqih Islam.

Tulisan pada peneletian ini menggunakan jenis penelitian pustaka (Library

Research) dengan pendekatan kualitatif. Dimana peneliti melakukan riset berbagai

buku atau literatur yang berkaitan dengan masalah penelitian. Sumber data

berdasarkan literatur yang diteliti meliputi buku yang berkaitan dengan Masail

Fiqhiyah , kesehatan reproduksi, dan fatwa-fatwa ulama. Setelah data terkumpul,

selanjutnya peneliti mengolah, menganalisa, serta menarik kesimpulan

kesimpulan dari data yang telah terkumpul.

Setelah dilakukan penelitian, dapat disimpulkan bahwa membatasi

kehamilan adalah salah satu solusi dalam mengatur jarak kelahiran anak demi

tumbuh kembang generasi yang baik. Jumhur ulama melarang membatasi

kehamilan secara mutlak jika bertujuan menyetop kelahiran karena takut miskin

atau karena telah mencukupkan anak dengan jumlah yang tertentu. Namun

membolehkan jika dalam keadaan darurat. Dan „azl adalah alat untuk membatasi

kehamilan dan menjaga jarak kelahiran sebagaimana dipraktekkan sebahagian

para sahabat di zaman Rasulullah saw. Jumhur Ulama membolehkan „azl dengan

izin istri dan jika dalam keadaan darurat, namun menjadi makruh tanzih jika tanpa

izin istri. Oleh karenanya „azl sebagai alat kontrasepsi alami masih relevan dan

efektif di praktekkan di zaman sekarang ini meskipun telah ada alat-alat

kontrasepsi modern karena „azl mudah dalam praktek dan dapat diakses oleh

berbagai kalangan.

Kata Kunci : Hukum, ‘Azl , Kehamilan, Kelahiran ,Kontrasepsi

Page 11: HUKUM ‘AZL DALAM MEMBATASI KEHAMILAN MENURUT FIQIH …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkawinan yang merupakan ikatan suci dan mulia diantara laki-laki dan

wanita sehingga keduanya menjadi suami istri, yang kemudian terbentuklah

sebuah keluarga atau rumah tangga bersama anak-anak mereka, adalah merupakan

sumber kekuatan yang sangat besar sekali yang akan membentuk masyarakat

kaum muslimin menjadi masyarakat islami yang berjalan sesuai dengan apa yang

Allah swt syari‟atkan melalui lisan Nabi-Nya yang mulia saw.1

Perkawinan merupakan sunnatullah yang berlaku pada semua makhluk

Allah swt, baik manusia, hewan, maupun tumbuh-tumbuhan. Semua yang

diciptakan Allah swt berpasang-pasangan dan berjodoh-jodohan, sebagaimana

berlaku pada manusia. Dalam Q.S. al-zariyat/79: 49

نعهكى رزكش ج ء خهمب ص كم ش ي

Terjemahnya:

“Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan agar kamu

mengingat (kebesaran Allah)”.2

Perkawinan antar manusia berbeda dengan binatang, yang melakukan

perkawinan dengan bebas sekehendak hawa nafsunya. Bagi binatang, perkawinan

1Abdul Hakim bin Amir Abdat.1429 H/2008 M.Pernikahan dan Hadiah Pengantin.t.t:

.Maktabah Mu’awiyah bin Abi Sufyan.h.336. 2 Kementerian Agama RI.2015.Al-Qur’an dan terjemahnya.Depok:Adhwaul Bayan.h. 522.

Page 12: HUKUM ‘AZL DALAM MEMBATASI KEHAMILAN MENURUT FIQIH …

2

semata-mata kebutuhan birahi dan nafsu syahwatnya, sedangkan bagi

manusia perkawinan diatur oleh berbagai etika dan peraturan lain yang

menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan yang beradab dan berakhlak. Oleh

karena itu, perkawinan manusia harus mengikuti tata cara yang normatif dan

legal.3

Allah swt menciptakan makhluk-Nya bukan tanpa tujuan, tetapi di

dalamnya terkandung rahasia yang amat dalam, supaya hidup hamba-hamba-Nya

di dunia ini menjadi tenteram, sebagaimana firman Allah swt dalam Q.S surah al-

Rum/30: 21

آ ي خ سد دح كى ي جعم ث ب اجب نزغكا ئن فغكى أص أ خهك نكى ي أ بر

زفكش و بد نم نك ف ر .ئ

Terjemahnya:

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan

untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan

merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan

sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-

tanda bagi kaum yang berfikir.”4

Allah swt sengaja menumbuhkan rasa kasih dan sayang ke dalam hati

masing-masing pasangan, agar terjadi keharmonisan dan ketentraman dalam

membina suatu rumah tangga.5

3 Boedi Abdullah, Beni Ahmad Saebani. 2013.Perkawinan Perceraian Keluarga Muslim.

Bandung: Pustaka Setia.h.17 4 Kementerian Agama RI.2015.Al-Qur’an dan terjemahnya.Depok:Adhwaul Bayan.h. 306.

5 M.Ali Hasan.2003.Pedoman Hidup Berumah Tangga Dalam Islam. Jakarta: Prenada

Media.h.2-3

Page 13: HUKUM ‘AZL DALAM MEMBATASI KEHAMILAN MENURUT FIQIH …

3

Salah satu tujuan terpenting dari pernikahan ialah mempertahankan jenis

manusia melalui kelahiran, sebagaimana tumbuh-tumbuhan mempertahankan

jenisnya melalui penanaman. Seorang istri laksana ladang yang disiapkan untuk

ditanami benih. Sedangkan suaminya laksana petani yang menanamkan benih

dengan cara yang dipilihnya. Al-Qur‟an mengibaratkan wanita sebagai ladang

untuk menggambarkan peran pentingnya dalam bangunan keluarga. Allah swt

berfirman dalam Q.S. al-Baqarah/2: 223

ا أ اعه ارما الل فغكى يا ل لذ كى غبؤكى دشس نكى فأرا دشصكى أ شئزى

يل إي ش ان ث ل

Terjemahnya:

“Istri-istrimu adalah (seperti) ladang bagimu. Maka datangilah ladangmu

itu bagaimana saja kamu menghendakinya”.6

Ini merupakan petunjuk kepada orang-orang yang hendak menikah agar

memilih pasangan hidup yang baik. Karena lembaga pernikahan di dalam Islam

bukan semata-mata wadah untuk melampiaskan hasrat birahi dan menyalurkan

nafsu seksual (libido) belaka. Sebenarnya lembaga pernikahan merupakan

perencanaan yang matang untuk memakmurkan dan menghidupkan bumi melalui

keturunan yang baik. Dan pernikahan merupakan salah satu sumber utama

kebahagiaan baik pribadi maupun masyarakat.7

6 Kementerian Agama RI.2015.Al-Qur’an dan terjemahnya.Depok:Adhwaul Bayan.h.35

7 Sobri Mersi Al- Faqi.2011.Solusi Problematika Rumah Tangga Modern. Surabaya:

Pustaka Yassir.h.29-30

Page 14: HUKUM ‘AZL DALAM MEMBATASI KEHAMILAN MENURUT FIQIH …

4

Dalam pendekatan Islam, keluarga adalah basis utama yang menjadi

pondasi bangunan komunitas dan masyarakat Islam. Sehingga keluarga pun

berhak mendapat lingkupan perhatian dan perawatan yang begitu signifikan dari

al-Qur‟an. Dalam al-Qur‟an terdapat penjelasan untuk menata keluarga,

melindungi, dan membersihkan dari anarkisme jahiliah. Dikaitkannya keluarga

dengan Allah swt dan ketakwaan kepada-Nya dalam setiap ayat keluarga yang

dilansir al-Qur‟an, sambil menyoroti dengan pancaran spritual, sistem

perundangan, dan jaminan hukum dalam setiap kondisinya.

Sistem sosial Islam adalah sistem keluarga, karena keluarga merupakan

sistem rabbani bagi manusia yang mencakup segala karakteristik dasar fitrah

manusia, kebutuhan, dan unsur-unsurnya. Sistem keluarga dalam Islam terpancar

dari fitrah dan karakter alamiah yang merupakan basis penciptaan pertama

makhluk hidup. Sebagaimana firman Allah swt di dalam Q.S Yasin/ 36 :36

ب ل ي ى فغ أ ي جذ السض ب ر ب ي اط كه انز خهك الص عجذب

عه

Terjemahnya:

“Maha suci Allah swt yang telah menciptakan pasangan-pasangan

semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka

maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.”8

Konsepsi Islam tentang manusia juga terpapar secara bertahap. Pertama-

tama disebutkan, jiwa pertama yang menjadi sumber pasangan manusia, yaitu

Adam dan Hawa, kemudian anak keturunannya, dan selanjutnya umat manusia

8 Kementerian Agama RI.2015.Al-Qur’an dan terjemahnya.Depok:Adhwaul Bayan.h.442

Page 15: HUKUM ‘AZL DALAM MEMBATASI KEHAMILAN MENURUT FIQIH …

5

secara keseluruhan. Sebagaimana firman Allah swt di dalam Q.S al- Hujurat/49:

13

لجبئم نزعبسفا ئ بكى شعثب جعه ض أ ركش ب انبط ئب خهمبكى ي بأ

عهى خجش الل أرمبكى ئ ذ الل أكشيكى ع

Terjemahnya:

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-

laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan

bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang

yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah swt ialah orang yang paling

bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah swt Maha Mengetahui lagi

Maha Mengenal”.9

Sebenarnya Allah swt mampu menciptakan jutaan manusia sekaligus, akan

tetapi takdir-Nya menghendaki hikmah lain yang tersembunyi dalam fungsi

keluarga yang sangat besar bagi kelangsungan hidup makhluk ini.10

Allah swt menciptakan laki-laki dan wanita dengan peran yang saling

melengkapi. Yang satu melengkapi yang lain. Yang satu tidak bisa merasakan

ketenangan tanpa yang lain. Dan keduanya akan terus merasa gelisah dan tidak

tenang sampai keduanya bertemu dan bersama-sama masuk ke dalam masyarakat

yang tenang dan damai.

Karena adanya hubungan yang saling melengkapi inilah maka rumah

tangga bisa dibangun, keluarga bisa dibina dan masyarakat yang bahagia bisa

9 Kementerian Agama RI.2015. Al-Qur’an dan terjemahnya.Depok:Adhwaul Bayan.h.518

10 Mahmud Muhammad Al-Jauhari dan Muhammad Abdul Hakim Khayyal.2005.

Membangun Keluarga Qur’ani. Jakarta: Amzah. h.3-5

Page 16: HUKUM ‘AZL DALAM MEMBATASI KEHAMILAN MENURUT FIQIH …

6

diciptakan. Keluarga adalah kesatuan suci yang memiliki tujuan luhur. Islam

senantiasa berupaya mempertahankan eksistensinya sebagai bangunan yang kuat

dan kokoh, yang dapat mencapai tujuan-tujuannya dan mampu menghadapi segala

macam kesulitan dan tantangan.

Tujuan membangun keluarga ialah melahirkan keturunan yang baik,

mendapatkan ketenangan batin antara suami dan istri, dan menciptakan hubungan

yang bahagia di antara anggota keluarga dalam naungan syari‟at Allah swt yang

abadi. Keluarga yang didirikan di atas pondasi Islam yang sejati akan menjadi

keluarga yang bertahan sepanjang hayat dan tidak akan terpecah belah.11

Biasanya sepasang suami-istri tidak ada yang tidak mendambakan anak

turunan untuk meneruskan kelangsungan hidup. Anak turunan yang diharapkan

dapat mengambil alih tugas, perjuangan dan ide-ide yang pernah tertanam di

dalam jiwa suami-istri. Fitrah yang sudah ada dalam diri manusia ini diungkapkan

oleh Allah swt dalam firman-Nya Q.S an-Nahl/16 :72

سصلكى ي دفذح اجكى ث أص جعم نكى ي اجب فغكى أص أ جعم نكى ي الل

ى كفش ذ الل ع ث انطجبد أفجبنجبغم إي

Terjemahnya:

“Allah menjadikan bagi kamu istri-istri dari jenis kamu sendiri dan

menjadikan bagimu dari istri-istri kamu itu, anak-anak dan cucu dan

memberimu rezeki dari yang baik-baik”.12

11

Sobri Mersi Al-Faqi.2011.Solusi Problematika Rumah Tangga Modern.Surabaya: Pustaka Yassir.h.45-46

12 Kementerian Agama RI.2015.Al-Qur’an dan terjemahnya, Depok:Adhwaul Bayan.h.274

Page 17: HUKUM ‘AZL DALAM MEMBATASI KEHAMILAN MENURUT FIQIH …

7

Berdasarkan ayat tersebut di atas jelas, bahwa Allah swt menciptakan

manusia ini berpasang-pasangan supaya berkembang biak mengisi bumi ini dan

memakmurkannya. Atas kehendak Allah swt, naluri manusia pun menginginkan

demikian.

Kalau dilihat dari ajaran Islam, maka di samping alih generasi secara

estafet, anak cucu pun diharapkan dapat menyelamatkan orang tuanya (nenek

moyang) sesudah meninggal dunia dengan panjatan do‟a kepada Allah swt. Begitu

pentingnya masalah keturunan (pewaris), Allah swt menyebutkan ucapan lidah

hamba-Nya dengan firman-Nya dalam Q.S al-Furqan/25: 74

زم اجعهب نه ح أع برب لش رس اجب أص ت نب ي ب سث من انز

ئيبيب

Terjemahnya:

“Dan orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, anugerahkan kepada kami

istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penenang hati (kami) dan

jadikanlah kami imam, bagi orang-orang yang bertakwa”.13

Nabi Zakaria as sebagai Rasulullah juga mendambakan anak turunan

untuk meneruskan perjuangan beliau. Dalam usia senjanya beliau memohon

kepada Allah swt, yang disebutkan dalam firman-nya Q.S Maryam/ 19: 2-6

بنعظى ذاء خفب )( لبل سة ئ ذ سثك عجذ صكشب )( ئر بد سث ركش سد

ي ان ئ خفذ ان ثذعبئك سة شمب )( نى أك جب أط ش اشزعم انش ي

13

Kementerian Agama RI.2015. Al-Qur’an dan terjemahnya.Depok:Adhwaul Bayan.h.366

Page 18: HUKUM ‘AZL DALAM MEMBATASI KEHAMILAN MENURUT FIQIH …

8

كبذ سائ آل شس ي نب )( شص ك نذ ت ن ي ايشأر عبلشا ف

اجعه سة سظب عمة

Terjemahnya:

2)Yang dibacakan ini adalah penjelasan tentang rahmat Tuhanmu kepada

hamba-Nya Zakaria.3) yaitu ketika dia berdo‟a kepada Tuhannya dengan

suara yang lembut.4) Dia (Zakaria) berkata, “Ya Tuhanku, sungguh

tulangku telah lemah dan kepalaku telah dipenuhi uban, dan aku belum

pernah kecewa dalam berdo‟a kepada-Mu, ya Tuhanku.5)Dan sungguh,

aku khawatir terhadap kerabatku sepeninggalku, padahal istriku seorang

yang mandul, maka anugerahilah aku seorang anak dari sisi-Mu.6)Yang

akan mewarisi aku dan mewarisi dari keluarga Yakub; dan jadikanlah dia,

ya Tuhanku, seorang yang diridai”.14

Semua manusia yang normal merasa gelisah, apabila perkawinannya tidak

menghasilkan keturunan. Rumah tangga terasa sepi. Hidup tidak bergairah, karena

pada umumnya orang rela bekerja keras adalah untuk kepentingan keluarga dan

anak cucunya.15

Pernikahan berikut prinsip-prinsip, batas-batas dan kaidah-kaidahnya yang

telah digariskan oleh Allah swt adalah cara yang benar untuk melestarikan jenis

manusia dan mempertahankan eksistensinya. Allah swt telah memerintahkan

kepada kita untuk mengharapkan keturunan ketika kita berhubungan badan.

Karena Allah swt berfirman dalam Q.S. al-Baqarah/2: 187:

أ أ عهى الل زى نجبط ن أ نجبط نكى فش ئن غبئكى بو انش هخ انص كى دم نكى ن

فغكى أ زى رخزب ك اثزغا يب كزت الل ثبشش كى فب عفب ع كى فزبة عه

انفجش صى د ي ػ الع انخ ط ي ػ الث نكى انخ اششثا دز زج كها نكى

14

Kementerian Agama RI.2015.Al-Qur’an dan terjemahnya.Depok:Adhwaul Bayan.h. 305 15

M.Ali Hasan.2003. Pedoman Berumah Tangga Dalam Islam. Jakarta: Prenada Media.h.14-17

Page 19: HUKUM ‘AZL DALAM MEMBATASI KEHAMILAN MENURUT FIQIH …

9

ل م بو ئن انه ا انص فل أر غبجذ رهك دذد الل ف ان زى عبكف أ رجبشش

زم ى نهبط نعه آبر الل ب كزنك ج رمشث

Terjemahnya:

“Dihalalkan bagimu pada malam hari puasa bercampur dengan istrimu.

Mereka adalah pakaian bagimu, dan kamu adalah pakaian bagi mereka.

Allah mengetahui bahwa kamu tidak dapat menahan dirimu sendiri, tetapi

Dia menerima tobatmu dan memaafkan kamu. Maka sekarang campurilah

mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah bagimu. Makan dan

minumlah hingga jelas bagimu (perbedaan) antara benang putih dan

benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa sampai

(datang) malam. Tetapi jangan kamu campuri mereka, ketika kamu

beriktikaf dalam masjid. Itulah ketentuan Allah, maka janganlah kamu

mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada

manusia, agar mereka bertakwa.”16

Yang dimaksud dengan “mencari apa yang telah ditetapkan Allah swt –

menurut salah satu tafsir- adalah mengharapkan keturunan.17

Secara kodrati perempuan mengemban fungsi reproduksi umat manusia.

Fungsi- fungsi reproduksi yang paling penting adalah hamil, melahirkan, dan

menyusui anak. Kehamilan dalam pandangan al-Qur‟an merupakan tugas

kemanusiaan yang sangat berat dan ini diapresiasikan dengan redaksi yang begitu

menyentuh hati dalam firman Allah swt Q.S al-Ahqaf/ 46:15

فصبن ه د ب ظعز كش ب كش هز أي ئدغبب د انذ ث غب ب ال ص

ثهغ أ شا دز ئرا ثهغ أشذ ش أشكش صلص صع أ عخ لبل سة أ سثع

16

Kementerian Agama RI.2015. Al-Qur’an dan terjemahnya.Depok:Adhwaul Bayan. h.29 17

Sobri Mersi al-Faqi.2011. Solusi Problematika Rumah Tangga Modern.Surabaya: Pustaka yassir.h.37

Page 20: HUKUM ‘AZL DALAM MEMBATASI KEHAMILAN MENURUT FIQIH …

10

أصهخ ن ف م صبنذب رشظب أع أ انذ عه ذ عه ع زك انز أ ع

غه ان ئ ي ك ز ئ رجذ ئن رس

Terjemahnya:

“Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua

orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan

melahirkannya dengan susah payah (pula). Masa mengandung sampai

menyapihnya selama tiga puluh bulan, sehingga apabila dia (anak itu)

telah dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun dia berdoa, “Ya

Tuhanku, berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu

yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku

dan agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau ridai; dan berilah aku

kebaikan yang akan mengalir sampai kepada anak cucuku. Sesungguhnya

aku bertobat kepada Engkau dan sungguh, aku termasuk orang muslim.”18

Tentu bukan tanpa maksud al-Qur‟an menggambarkan kehamilan sebagai

tugas yang sangat berat. Penggambaran seperti itu boleh jadi merupakan

peringatan kepada manusia (laki-laki dan perempuan) agar memuliakan dan

menghormati ibu yang telah mengandung dan melahirkannya ke dunia.

Kehamilan dan kelahiran adalah peristiiwa luar biasa dalam kehidupan

manusia. Karena itu, manusia, terutama remaja laki-laki dan perempuan, perlu

mengetahui, menyadari untuk kemudian secara sungguh-sungguh mempersiapkan

18

Kementerian Agama RI.2015. Al-Qur’an dan terjemahnya.Depok:Adhwaul Bayan.h.504

Page 21: HUKUM ‘AZL DALAM MEMBATASI KEHAMILAN MENURUT FIQIH …

11

diri menghadapinya. Jangan sampai terjadi kehamilan yang tidak diinginkan sebab

reesikonya sangat berat.19

Dalam sisi yang lain, Islam memandang anak merupakan karunia dan

rezeki yang harus disyukuri dan dijaga dengan sebaik-baiknya. Rasulullah saw

pun menganjurkan kepada umatnya untuk menikahi wanita-wanita yang subur

agar menghasilkan keturunan yang banyak, dimana beliau akan membanggakan

ummatnya di hadapan para Nabi-Nabi sebelum beliau pada hari kiamat nanti.

Beliau bersabda dari sahabat Ma‟qil ibn Yasar diriwayatkan oleh Abu Daud:

صه الل غبس لبل جبء سجم ئن انج يعمم ث عهى فمبل ئ أصجذ ع عه

ب صى ب لبل ل صى أرب انضبخ ف ج ب ل رهذ أفأرض ئ بل ج أرب ايشأح راد دغت

ند فا يكبصش ثك دد ان جا ان ى اليىانضبنضخ فمبل رض20

Artinya:

“Ma‟qil berkata: Telah datang seorang laki-laki kepada Nabi saw, Ia

berkata: “Wahai Rasulullah saw, saya mengenal seorang wanita yang

mempunyai kedudukan dan cantik namun dia mandul, apakah saya boleh

menikahinya?, maka beliau melarangnya, kemudian dia mendatangi beliau

untuk yang kedua kali, beliau pun melarangnya lagi, kemudian dia

mendatangi beliau lagi, maka beliau pun tetap melarangnya. Akhirnya

Rasulullah saw bersabda: “Menikahlah kalian dengan wanita yang

penyayang dan subur, karena saya bangga dengan jumlah kalian yang

banyak”

Hadis diatas bukan berarti berarti tugas orang tua hanya menghasilkan

anak saja dan mengabaikan tugas dan tanggung jawab mereka terhadap anak-

anaknya. Ada kewajiban orang tua lainnya yang harus juga diperhatikan yakni

mendidik dan membekali anak-anakya dengan pengetahuan agama dan hikmah

yang baik sehingga menjadi bekal untuk menjalani kehidupan mereka di dunia

19

Amir Achsin, dkk.2003. Untukmu Ibu Tercinta.Bogor: Prenada Media.h.104-105 20

Sulaiman bin Al-Asy’ats. Abu Daud, Sunan Abu Daud, Bab Larangan Menikahi Wanita Yang Mandul, Juz V.Mauki’ Al-Islam.h.431

Page 22: HUKUM ‘AZL DALAM MEMBATASI KEHAMILAN MENURUT FIQIH …

12

dan menjadi generasi Islam yang baik dan tangguh. Sebagaiman firman Allah swt

dalam Q.S an-Nisa/4: 9

نمنا زما الل ى فه خ ظعبفب خبفا عه ى رس خهف رشكا ي ن نخش انز

ل عذذا ل

Terjemahnya:

“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya

meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka

khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu, hendaklah

mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan

perkataan yang benar”.21

Selain menganjurkan memperbanyak anak, Islam juga memerintahkan

untuk memperhatikan kualitas tumbuh kembang anak itu sendiri. Dan di antara

metode untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak adalah dengan mengatur

dan membatasi jarak kehamilan dan kelahiran anak. Hal ini penting mengingat

apabila setiap tahun melahirkan anak, akan membuat sang ibu tidak punya

kesempatan untuk memberikan perhatian kepada anaknya.

Bahkan bukan perhatian yang berkurang, nutrisi dalam bentuk ASI yang

sangat dibutuhkan pun akan berkurang dimana ini adalah suatu kebutuhan yang

dibutuhkan oeh anak agar bisa tumbuh dan berkembang dengan baik. Padahal

secara alamiah, seorang bayi idealnya menyusu kepada ibunya selama dua tahun

meski bukan sebuah kewajiban. Sebagaimana firman Allah swt dalam Q.S

Lukman/ 31: 14

21

Kementerian Agama RI.2015. Al-Qur’an dan terjemahnya.Depok:Adhwaul Bayan. h.78

Page 23: HUKUM ‘AZL DALAM MEMBATASI KEHAMILAN MENURUT FIQIH …

13

غب ب ال ص اشكش أ فصبن ف عبي ب عه هز أي د انذ ث

صش ان ك ئن انذ ن ن

Terjemahnya:

“Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang

ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang

bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah

kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah

kembalimu.”22

Inilah alasan yang bisa diterima oleh syari‟at berkaitan dengan pembatasan

atas kehamilan. Sedangkan pembatasan kehamilan karena alasan takut miskin atau

takut tidak mendapatkan rezeki akibat persaingan hidup yang semakin ketat tidak

bisa diterima Islam. Karena ketakutan itu sama sekali tidak berdasar dan hanya

bisikan syaithan serta syubhat dari orang-orang kafir yang tidak beriman kepada

Allah swt. Karena jauh sebelum bumi ini dihuni oleh manusia, Allah swt sudah

menyiapkan semua sarana penunjang kehidupan manusia. Hewan dan tumbuhan

sudah disiapkan untuk menjadi rezeki bagi manusia. Allah swt sudah menjamin

ketersediaan makanan dan minuman serta semua sarana penunjang kehidupan

lainnya di bumi ini.23

Alasan lain yang juga memungkinkan menunda kehamilan adalah karena

sedang dalam proses penyelesaian studi bagi para penuntut ilmu. Yang dimana

ketika terjadi kehamilan, maka akan menghambat dan membatasi kegiatan belajar

karena harus menjaga kehamilan dan mengurus anak jika telah melahirkan.

Demikian juga bagi yang memiliki riwayat penyakit dapat membahayakan

jiwanya jika melahirkan. Demikian juga adanya kelahiran yang tidak terkontrol di

22

Kementerian Agama RI.2015. Al-Qur’an dan terjemahnya.Depok:Adhwaul Bayan.h.412 23

Dasri,2016. Penundaan Kehamilan Dengan Memakai Alat Kontrasepsi Bagi Pengantin Baru DAlam Tinjauan Hukum Islam (Studi di Kec.Selebar Kota Bengkulu), Jurnal Qiyas. IAIN Bengkulu, vol.1 No.1.

Page 24: HUKUM ‘AZL DALAM MEMBATASI KEHAMILAN MENURUT FIQIH …

14

kalangan masyarakat awwam yang mengakibatkan tidak terpenuhinya kebutuhan

sandang pangan dan pendidikan yang baik bagi anak-anak mereka. Akibatnya

banyak anak-anak terlantar dan menimbulkan masalah sosial bagi masyarakat dan

ini bertentangan dengan ajaran Islam yang tujuannya memberikan mashlahat bagi

ummat. Hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan tentang cara membatasi

kehamilan dengan cara alami dan ketidakmampuan mengakses obat-obat yang

dapat mencegah kehamilan. Dengan adanya berbagai kompleksitas dalam

permasalahan ini, maka peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul “Hukum

„Azl Dalam Membatasi Kehamilan Menurut Fiqih Islam.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, peneliti merumuskan

beberapa rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana hukum membatasi kehamilan dalam pandangan islam?

2. Bagaimana hukum „azl untuk membatasi kehamilan menurut fiqih

Islam?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui hukum membatasi kehamilan dalam pandangan

islam

2. Untuk mengetahui hukum „azl untuk membatasi kehamilan menurut

fiqih Islam.

Page 25: HUKUM ‘AZL DALAM MEMBATASI KEHAMILAN MENURUT FIQIH …

15

D. Manfaat Penelitian

Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi yang

berguna bagi penulis dan memberikan sumbangan keilmuan kepada pembaca

terhadap problematika dalam hubungan suami-istri. Di samping itu juga,

penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih bagi masyarakat muslim

pada umumnya dan para pasangan suami-istri pada khususnya, sehingga dapat

menambah ilmu pengetahuan tentang hukum „azl dalam hubungan suami-istri dan

mengetahui manfaat dan mudarat melakukan „azl dengan pasangan.

E. Definisi Operasional

Dalam definisi operasional ini perlu untuk dipaparkan makna dari konsep

penelitian untuk menghindari terjadinya kekeliruan penafsiran pembaca terhadap

variabel penelitian sehingga dapat dijadikan acuan dalam menelusuri variabel

penelitian.

Adapun yang masuk dalam definisi opersional ini adalah sebagai berikut:

1. „Azl adalah menumpahkan sperma di luar vagina ketika terjadi

ejakulasi.

2. Fiqih Islam adalah ungkapan tentang hukum-hukum yang Allah swt

syariatkan kepada hamba-hamba-Nya, demi mengayomi seluruh

kemashalatan mereka dan mencegah timbulnya kerusakan ditengah-

tengah mereka.

Page 26: HUKUM ‘AZL DALAM MEMBATASI KEHAMILAN MENURUT FIQIH …

16

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Terdahulu

Berdasarkan penelusuran data pustaka, maka ditemukan beberapa literatur

atau hasil penelitian yang sesuai atau berhubungan dengan usulan dan objek

penelitian, diantaranya:

Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Mursyid Djawas, Misran, Cut

Putrau Ujong dengan judul ‘Azl Sebagai Pencegah Kehamilan (Studi

Perbandingan Antara Mazhab Hanafi dan Mazhab Syafi’i) menyatakan bahwa

„azl dan KB adalah sama karena tujuannya sama-sama untuk mencegah

pembuahan (kehamilan), tapi yang membedakan antara KB dan „azl hanya pada

proses dan alat yang digunakan, „azl tidak menggunakan alat apapun (secara

alami) sedangkan KB menggunakan alat kontrasepsi baik berupa pil KB atau

suntikan obat. Berdasarkan hasil istinbath hukum antara mazhab Hanafi dan

mazhab Syafi‟i, praktek „azl dibolehkan, meskipun berbeda pendapat dari segi

pelaksanaannya. Mazhab Hanafi membolehkan praktek „azl dilakukan oleh

pasangan suami istri asal adanya persetujuan dari istri, sedangkan menurut

pandangan mazhab Syafi‟i praktek „azl malah dibebaskan tanpa harus adanya

persetujuan dari istri.24

24

Mursyid Djawas, dkk.2019.“Azl Sebagai pencegah Kehamilan (Studi Perbandingan

Antara Mazhab Hanafi dan Mazhab Syafi‟i)”, Jurnal Hukum Keluarga UIN Ar-Raniry 2, no.2.h.

234.

Page 27: HUKUM ‘AZL DALAM MEMBATASI KEHAMILAN MENURUT FIQIH …

17

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Sulaemang L dengan judul Al-‘Azl

(Senggama Terputus) Dalam Perspektif Hadis (Disyarah Secara Tahlili) .

Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hadis-hadis tentang kebolehan dan

larangan melakukan „azl sebagai salah satu wujud mengatur jarak dan pencegahan

kehamilan seorang ibu. Implikasi penelitiannya adalah; (1) Untuk mengetahui

hadis-hadis Nabi saw sebagai dasar melakukan „azl bagi pasangan suami istri; (2)

Untuk menghilangkan keraguan tentang hadis-hadis „azl apakah dibolehkan

melakukannya atau dilarang; (3) Untuk memahami kandungan hukum hadis

tentang „azl; (4) Untuk mengetahui bahwa dari seluruh alat KB yang digunakan,

yang paling aman dari segi kesehatan, dan hukum islam adalah melakukan „azl.25

Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Gemy Nastity Handayani Fakultas

Ilmu Kesehatan UIN Alauddin Makassar dengan judul Kontrasepsi Dalam

Kajian Islam. Penelitian ini membahas tentang ragam kontrasepsi diantaranya

kontrasepsi suntikan, intravaginal, kondom, dan alat kontrasepsi dalam rahim

(AKDR) atau intra urine device (I.U.D) (kontrasepsi spiral), operasi tubektomi

atau vasektomi atau cara konvensional. Dan dalam pandangan islam, ada dua hal

yang berkaitan dengan kontrasepsi yakni menunda kehamilan dan membatasi

kehamilan. Dan cara menunda dan membatasi kehamilan pada masa Rasulullah

saw yang dilakukan para sahabat adalah dengan melakukan „azl.26

25

Sulaemang L.2015. Al-„Azl (Senggama Terputus) Dalam perspektif Hadis (Disyarah

Secara Tahlili), Jurnal al- Izzah. IAIN Kendari, vol.10 No.2 26

Gemy Nastity Handayani.2013.Kontrasepsi Dalam Kajian Islam. Jurnal al-Fikr UIN

Alauddin Makassar vol.17 No.1

Page 28: HUKUM ‘AZL DALAM MEMBATASI KEHAMILAN MENURUT FIQIH …

18

Adapun penelitian yang saya lakukan lebih pada proses bagaimana „azl

sebagai alat kontrasepsi efektif dalam membatasi kehamilan dan juga sarana

berhubungan intim dalam upaya saling memuaskan kebutuhan biologis masing-

masing dengan kesepakatan dan metode yang tidak bertentangan dengan syari‟at

sehingga tidak menimbulkan persepsi yang salah bagi pasangan suami istri

mengenai „azl itu dan mereka tidak merasa berdosa dan melanggar syari‟at agama

sehubungan dengan „azl tersebut. Dan bagaimana „azl bisa menjadi solusi bagi

pasangan suami istri di kalangan masyarakat yang kurang mampu dalam

membatasi kehamilan dan kelahiran sehingga memiliki kontrol dan waktu jeda

melahirkan untuk dapat mendidik dan mengarahkan anak-anak dengan

pendidikan agama yang baik dalam rangka upaya menghasilkan keturunan-

keturunan yang rabbani.

B. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian ‘Azl

Kata عضل-عضل -عضل „. Secara bahasa artinya melepaskan, memisahkan.27

Secara istilah „azl berarti mengeluarkan dzakar dari farj istri dan menumpahkan

sperma di luar vagina saat terjadi ejakulasi untuk mencegah kehamilan.28

Coitus

interruptus atau dikenal dalam islam dengan „azl, biasa disebut pula withdrawal

atau pull-out method, adalah salah satu dari cara mengontrol kelahiran, di mana

laki-laki tatkala bersenggama menarik penisnya dari vagina si wanita sebelum

27

Ahmad Warson Munawwir.1404 H/1984 M. Kamus al-Munawwir Arab –Indonsia. Surabaya: Pustaka Progressif.h.927

28 Muhammad sayyid sabiq, Fiqih Sunnah.2009 M/1430 H. Bab Zawaj.Cet.XXI;Kairo:

Darul Fathil ‘ilam Al‘arabiy.h.125

Page 29: HUKUM ‘AZL DALAM MEMBATASI KEHAMILAN MENURUT FIQIH …

19

terjadinya ejakulasi. Si pria sengaja menumpahkan spermanya dari vagina

pasangannya dalam upaya untuk menghindari inseminasi (pembuahan).29

Tujuan

Pasangan suami-istri melakukan „azl adalah untuk mengatur atau membatasi

keturunan.

2. Sejarah Singkat tentang ‘Azl

Dalam sejarah, teknologi atau alat kontrasepsi telah dikenal sejak zaman

kuno, yakni sejak 2700 SM berupa penemuan sebuah resep di Cina yang

menjelaskan tentang obat peluntur (abortifum) yang diduga merupakan

kontrasepsi pertama dalam sejarah keluarga berencana. Di Mesir ditemukan pula

catatan tentang beberapa resep pasta vagina bertahun 1850 SM, dan tambpon

vagina yang mengandung obat yang terdiri atas akasia tanah, tanaman yang

mengandung gom Arab yang karena fermentasi akan menghasilkan asam laktat

yang sampai sekarang dikenal sebagai spermisida pada tahun 1550 SM. Demikian

pula di India ditemukan catatan medis dalam bahasa Sanskrit yang melukiskan

usaha abstinensi, tampon dan obat vagina.

Di dalam al-Kitab, praktek kontrasepsi dengan sanggama terputus (coitus

interruptus) telah disebutkan. Pada awal abad kedua, di Yunani, telah diletakkan

dasar pemikiran kontrasepsi. Pada abad pertengahan, para dokter Islam seperti

Ibnu Sina (Avicena) telah mengatakan bahwa kontrasepsi merupakan bagian yang

sah dan legal dari praktek kedokteran yang terdiri dari beberapa barier vagina,

salep dan sanggama yang terputus, yang dalam bahasa Arab disebut „azl.30

29

https://en.m.Wikipedia.org/wiki/Coitus_interruptus. Diakses 12 Juni 2021 14:07 30

La Ode Ismail Ahmad,2010. ‘Azl (Coitus Interruptus) Dalam Pandangan Fukaha, Jurnal Hukum Diktum, STAIN Pare-Pare,vol.8,no.1.h.1

Page 30: HUKUM ‘AZL DALAM MEMBATASI KEHAMILAN MENURUT FIQIH …

20

„Azl adalah salah satu metode kontrasepsi tertua di dunia sebagai cara

efektif untuk mencegah kehamilan. Ini juga sudah masyhur di zaman Rasulullah

saw yang dipraktekkan sebahagian sahabat dan kaum muslimin pada masa itu. Ini

dilakukan sebagai tindakan kontraseptif mencegah kehamilan. Sementara pada

masa itu al- Qur‟an masih diwahyukan dan tidak ada nash ayat yang melarangnya.

Demikian juga dengan Rasulullah saw pun tidak melarang mereka dari melakukan

„azl. Sebagaimana hadis Rasulullah saw dari sahabat Jabir ra yang diriwayatkan

oleh Abu Daud dalam sunannya.

سجم جبء لبل جبثش ع صبس ي سعل ئن ال صه الل الل عهى عه فمبل ئ

ب أغف جبسخ ن أب عه أكش م أ ب اعضل فمبل رذ ع ب فا شئذ ئ عأر

س يب ب لذ جم فهجش لبل ن فمبل أرب صى انش هذ لذ انجبسخ ئ أخجشرك لذ لبل د أ

ب س يب عأر ب لذ ن31

Artinya:

“Dari sahabat Jabir, berkata : “Salah seorang dari kalangan Anshar datang

menemui Rasulullah saw lalu ia berkata : Sungguh aku memiliki jariah

sedang aku sendiri menggaulinya, akan tetapi aku tidak mengginginkannya

hamil. Kemudian Rasulullah saw memerintahkan lakukanlah „azl jika

engkau menghendaki karena dengan begitu hanya akan masuk sekedarnya

saja. Atas dasar itulah kemudian ia melakukan „azl. Kemudian ia

mendatangi Rasulullah saw dan berkata : Sungguh jariah itu telah hamil,

maka Rasulullah saw pun berkata : “Aku telah beritahu kamu bahwasanya

sperma akan masuk sekedarnya (ke rahimnya) dan akan membuahi”

„Azl merupakan salah satu alat kontrasepsi alami yang dikenal pada zaman

Rasulullah saw. Dan di masa sekarang ini, masih terdapat sebahagian pasangan

suami-istri di kalangan kaum muslimin yang melakukan „azl untuk mengatur jarak

kehamilan atau karena alasan lain seperti memperhatikan kesehatan istri, janin,

31

Sulaiman bin Al-Asy’ats. Abu Daud, Sunan Abu Daud. Bab ‘Azl. Juz VI.Mauqi’ Al- Islam.no.1.858.h.80

Page 31: HUKUM ‘AZL DALAM MEMBATASI KEHAMILAN MENURUT FIQIH …

21

atau anak yang sedang menyusui. Adapun gambaran „azlnya itu adalah ketika

akan mendekati keluarnya mani (ejakulasi), kemaluan sengaja ditarik keluar

vagina sehingga sperma tumpah di luar.

Seiring pesatnya perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan di

bidang medis pada zaman modern ini. Alat kontrasepsi ini mengalami perubahan

penggunaan ke berbagai jenis dan bentuk- bentuk alat kontrasepsi. Diantaranya

dengan metode mengkonsumsi berupa pil , melakukan penyuntikan, atau

memasang alat-alat di dalam sistem reproduksi seperti kondom, tubektomi,

vasektomi dan jenis yang lainnya. Namun seiring berkembangnya ilmu

pengetahuan medis di era modern ini telah banyak dijumpai berbagai macam alat

kontrasepsi modern. Ini menjadikan pasangan suami istri memiliki banyak pilihan

untuk membatasi kehamilan. Diantaranya memasang IUD (Intra Uterine Device),

memakai kondom, melakukan suntik KB, dan mengkonsumsi pil KB, serta jenis

yang lainnya.

Di Indonesia sendiri pembatasan kehamilan dikenal dengan KB (Keluarga

Berencana) yang berada di bawah lembaga pemerintah yaitu BKKBN (Badan

Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional). Visi BKKBN adalah

“Penduduk Tumbuh Seimbang 2015” dengan misi “mewujudkan pembangunan

yang berwawasan kependudukan dan mewujudkan keluarga kecil bahagia

sejahtera”. Untuk mencapai visi dan misi tersebut, BKKBN mempunyai tugas dan

fungsi untuk melaksanakan pengendalian penduduk dan penyelenggaraan

keluarga berencana.32

32

https://www.bkkbn.go.id/pages/sejarah-bkkbn. Diakses 20 Juni 2021 11:30

Page 32: HUKUM ‘AZL DALAM MEMBATASI KEHAMILAN MENURUT FIQIH …

22

3. Dalil-Dalil Tentang ‘Azl

Di dalam al-Qur‟an dan as-Sunnah yang merupakan sumber pokok hukum

Islam dan menjadi pedomam hidup bagi umat Islam, terdapat dalil-dalil yang

membolehkan „azl dan melarang „azl, namun tidak ada nash yang sharih yang

mengharamkan „azl.

Dalil-dalil yang membolehkan „azl dari al-Qur‟an berkaitan dengan

anjuran untuk menyiapkan perbekalan yang baik untuk anak keturunan untuk

menjalani kehidupan mereka di dunia, sebagaimana firman Allah swt dalam Q.S

an-Nisa/4:9

نمنا ما الل ى فهز خ ظعبفب خبفا عه ى رس خهف رشكا ي ن نخش انز

ل عذذا ل

Terjemahnya:

“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya

meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka

khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu, hendaklah

mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan

perkataan yang benar”.33

Dan ayat yang lain Q.S al-Anfal/8:28

ذ أجش عظى ع الل أ لدكى فزخ أ انكى ب أي ا أ اعه

Terjemahnya:

“Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai

cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah swt pahala yang besar”.34

Ayat ini memperingatkan bagaimana anak-anak dapat menjadi fitnah jika

orang tua tidak mampu mengarahkan mereka kepada ajaran Islam yang

33

Kementerian Agama RI.2015. Al-Qur’an dan terjemahnya.Depok:Adhwaul Bayan. h.78 34

Kementerian Agama RI.2015. Al-Qur’an dan terjemahnya.Depok:Adhwaul Bayan.h.180

Page 33: HUKUM ‘AZL DALAM MEMBATASI KEHAMILAN MENURUT FIQIH …

23

dituntunkan oleh Rasulullah saw. Maka dibolehkan „azl dalam rangka mengatur

kehamilan atau kelahiran agar terwujudnya generasi yang sehat dan yang terdidik

dengan baik secara agama dan pengetahuan umum.

Karena tidak ada nash sharih yang melarang „azl, maka hukum „azl harus

dikembalikan kepada kaidah Islam, sebagaimana dalam qaidah fiqhiyah yang

mengatakan:

ا ب ش رذ ه ع م ن انذ ل ذ ز د خ بد ث ل ا بل ع ف ال بء ش ف ال م ص ل35

Artinya:

“Pada dasarnya segala sesuatu perbuatan itu boleh, kecuali ada dalil yang

menunjukkan keharamannya”.

Selain berpegangan dengan kaidah hukum Islam tersebut di atas, pada

dasarnya Islam membolehkan melakukan sesuatu perbuatan dalam konteks

hubungan mua‟malah selama tidak nash al-Qur‟an dan hadis yang melarangnya.

Demikian juga melakukan „azl, maka Islam pun masih membolehkannya karena

merupakan cara pencegahan kehamilan secara alami dan dalam kondisi darurat.

Diriwayatkan dari para sahabat ra bahwa mereka melakukan „azl dan

Rasulullah saw tidak melarang mereka atas hal itu. Dalam hal itu, apabila untuk

maslahat, bisa jadi karena ia belum menginginkan kehamilan pada saat itu, atau

seperti yang dipertanyakan oleh penanya karena ia diharamkan melakukan

hubungan badan atau jima‟ karena istrinya haid atau nifas sedangkan kebutuhan

menuntut untuk melakukan hal itu, karena diharamkan adalah jima‟, dan

35

Abdur Rahman ibn Abu Bakr Jalaluddin as-Suyuthi. Al-Asybah wan Nazhair Fii Qawaid wa Furu’ Fiqh as-Syafi’i.Beirut Libanon:Darul Kutub al-Alamiah.

Page 34: HUKUM ‘AZL DALAM MEMBATASI KEHAMILAN MENURUT FIQIH …

24

disebutkan dalam hadis pada wanita haid dari sahabat Anas bin Malik ra yang

diriwayatkan oleh Muslim.

سعل لبل صه الل الل عهى عه عا ء كم اص انكبح ئل ش36

Artinya:

“Rasulullah saw bersabda, “Lakukanlah segala sesuatu kecuali nikah

(jima‟)”.

Maksud “nikah” dalam hadis tersebut adalah jima‟. Maka ia dapat

bermesraan dengan istrinya seperti mengecup, memeluk, menikmati dengan paha

dan perutnya atau semisalnya. Akan tetapi, yang lebih baik hendaklah istrinya

memakai sarung dan celana untuk menjauhkan diri dari bahaya. Karena

sesungguhnya bermesraan di sekitar kemaluan bisa membawa kepada jima‟.

Sebagaimana hadis dari Maimunah ra yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam

Shahih Bukhari.

عهى ئرا أساد عه صه الل سعل الل خ رمل كب ي ي جبشش ايشأح أ

ب أيش دبئط غبئ فبرضسد 37

Artinya:

Maimunah ra berkata: “Jika Rasulullah saw ingin mencumbu salah

seorang dari istrinya, beliau memerintahkannya untuk mengenakan sarung.

Maka ia pun mengenakan sarung, sementara ia sedang haid”

Para sahabat banyak melakukan „azl ketika nabi masih hidup dan wahyu

pun masih terus turun, sebagaimana dalam hadis Ibnu Majah.

36

Abu Husain Muslim bin Al-Hajjaj.Shahih Muslim. Juz I.Beirut:Daar Ihya at-Turaats al-Arabiy.no.302.h.246

37 Muhammad bin Isma’il al-Bukhari.Shahih al-Bukhari. Juz II.Muwaqi’ Al-

Islam.no.292.h.1

Page 35: HUKUM ‘AZL DALAM MEMBATASI KEHAMILAN MENURUT FIQIH …

25

عطبء ع ش ع ع ع دذصب عفب ذا ئعذك ان ث بس جبثش لبل دذصب

ضل انمشآ عهى عه صه الل ذ سعل الل كب عضل عه ع38

Artinya:

“Telah menceritakan kepada kami Harun Bin Ishaq Al Hamdani berkata,

telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Amru dari „Atha dari Jabir ia

berkata, “Kami pernah malakukan „azl pada masa Rasulullah saw ,

sementara al-Qur‟an masih turun”.

Dalam riwayat Muslim.

جبثش لبل ذ عه عضل كب ع سعل ع صه الل الل عهى عه رنك فجهغ ج الل

صه الل عهى عه ب فهى 39

Artinya:

“Dari Jabir dia berkata: “Kami melakukan „azl di masa Rasulullah saw,

kemudian hal itu disampaikan kepada Rasulullah saw, namun beliau tidak

melarang kami”.

Adapun diperbolehkan „Azl sebagaimana Ahmad bin Hanbal

meriwayatkan dari Umar bin Khattab ra, ia berkata:

ع عهى عه صه الل انج أ ع الل انخطبة سظ ش ث ع ع

ب ح ئل ثار انذش انعضل ع40

Artinya:

“Rasulullah saw melarang „azl dari istri-istri mereka mereka kecuali

dengan izinnya.

38

Abdullah Muhammad bin Yazid.Sunan Ibnu Majah.Bab ‘azl juz I.Dar Ihya Al-Kitab Al-Arabiyyah-Faisal ‘isa al-Baabi al-Jalbi.no.1928.h.620

39 Abu Husain Muslim bin al-Hajjaj. Shahih Muslim, Bab Hukum ‘Azl, Juz II.Beirut:Dar Ihya

at-Turats al- Arabiy.no.1440.h.1065 40

Abu Abdillah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal.1416 H/1995 M.Musnad Ahmad.Juz I.Kairo:Darul hadis.no.211.h.256

Page 36: HUKUM ‘AZL DALAM MEMBATASI KEHAMILAN MENURUT FIQIH …

26

Ini menunjukkan bolehnya „azl dengan izin istri dan melarang „azl dengan

larangan karahiyah tanzih tanpa izin istri, dan sesungguhnya „azl terhadap wanita

(budak) tidak membutuhkan izinnya, serta perlu diperhatikan agar tidak

melakukannya kecuali karena kebutuhan yang mendesak atau darurat.

Namun apabila pencegahan kehamilan itu karena suatu tujuan yang

mendesak, seperti perempuan tidak mampu melahirkan secara wajar dan

karenanya ia terpaksa harus menjalani operasi untuk mengeluarkan anaknya atau

ditangguhkan sampai waktu tertentu demi suatu kemaslahatan yang diinginkan

oleh suami istri, maka ketika itu tidak ada larangan terhadap pencegahan

kehamilan itu atau menangguhkannya sebagai pelaksanaan dari apa yang ada

dalam hadis shahih dan apa yang diriwayatkan dari „ijma Sahabat ra tentang

kebolehan „azl.

Dan dalil-dalil yang melarang „azl dari nash al-Qur‟an tentang larangan

membunuh anak-anak karena takut miskin Q.S al-Isra‟/17: 31

خطئب ى كب لزه ئبكى ئ ى شصل لدكى خخ ئيلق ذ ل رمزها أ

كجشا

Terjemahnya:

“Dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut

kemiskinan, Kami akan memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka.

Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar”.41

Dan dari hadis Rasulullah saw yang diriwayatkan Muslim tentang hadis

ghilah

41

Kementerian Agama RI.2015.Al-Qur’an dan terjemahnya.Depok:Adhwaul Bayan h.285

Page 37: HUKUM ‘AZL DALAM MEMBATASI KEHAMILAN MENURUT FIQIH …

27

ت أخذ عكبشخ لبن ذ جذايخ ث عهى ع عه صه الل ذ دعشد سعل الل

فبسط فارا و ظشد ف انش انغهخ ف ع أ ذ أ مل نمذ ف أبط

ئب صى ع ى رنك ش لد عش أ ى فل لد أ انعضل فمبل سعل ى غه أن ع

أد انخف عهى رنك ان عه صه الل الل42

Artinya:

“Dari Judamah bin Wahab saudara „Ukasyah bahwasanya ia berkata: Saya

hadir bersama Rasulullah saw dalam sebuah kelompok dan ia berkata:

Saya hampir melarang al-ghailah, tetapi kemudian saya

mempertimbangkan orang Roma dan Persia, dan mendapatkan perempuan-

perempuan mereka biasa menyusui anak-anak mereka dalam keadaan

hamil tanpa akibat buruk. Kemudian mereka bertanya kepada beliau

tentang „azl lalu beliau bersabda, „azl itu adalah pembunuhan anak secara

tersembunyi”.

Hadis ini menjelaskan bahwa „azl diibaratkan seperti melakukan

pembunuhan terhadap anak-anak yang dilakukan pada zaman jahiliyah yaitu

dengan mengubur anak perempuan hidup-hidup.

Dan riwayat yang lain dari sahabat Abu Said al- Khudri

كى انعضل فمبل ل عه عهى ع عه صه الل لبل عئم انج أث ععذ انخذس

ل انمذس أ ب رفعها راكى فا43

Artinya:

“Dari Abu Said al-Khudri, dia berkata; Nabi saw pernah ditanya mengenai

„azl, beliau bersabda: “Tidak ada mudharat jika kalian tidak melakukan

„azl, karena sesungguhnya hal itu hanyalah berkenaan dengan takdir Allah

swt”.

42

Abu Husain Muslim ibn Hajjaj.Shahih Muslim.Bab: Dibolehkannya ghailah Juz VII. Mauqi’ al-Islam. No.2613.h.324

43 Abu Husain Muslim ibn Hajjaj.Shahih Muslim.Bab: Hukum ‘azl. Juz V. Mauqi’ al-Islam.

No.2602.h.311

Page 38: HUKUM ‘AZL DALAM MEMBATASI KEHAMILAN MENURUT FIQIH …

28

Hadis ini menerangkan bahwa melakukan „azl dan tidak melakukannya,

kehamilan itu akan tetap terjadi jika Allah swt telah menakdirkannya.

4. Faktor-faktor Suami-istri Melakukan ‘Azl

Adapun faktor-faktornya sebagai berikut:

Pertama, khawatir terhadap nyawa atau kesehatan si ibu jika hamil atau

melahirkan anak yang disertai keterangan dan pemeriksaan oleh dokter yang dapat

dipercaya. Karena Allah swt berfirman dalam al-Qur‟an surah al-Baqarah/2: 195

فما ف عجم الل أ ذت الل أدغا ئ هكخ ذكى ئن انز ل رهما ثأ

ذغ ان

Terjemahnya:

“Dan janganlah kamu jatuhkan (diri sendiri) ke dalam kebinasaan dengan

tangan sendiri. Dan berbuat baiklah. Sungguh Allah menyukai orang-orang

yang berbuat baik”.44

Dalam ayat lain Allah swt berfirman dalam al-Qur‟an surah an-Nisa/4: 29

رشاض رجبسح ع رك كى ثبنجبغم ئل أ انكى ث آيا ل رأكها أي ب انز بأ

ل رمزها كى بي ثكى سد كب الل فغكى ئ أ

Terjemahnya:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian saling memakan harta

sesama kalian dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan

yang berlaku dengan suka sama suka di antara kalian. Dan janganlah

44

Kementerian Agama RI.2015.Al-Qur’an dan terjemahnya.Depok:Adhwaul Bayan.h. 30

Page 39: HUKUM ‘AZL DALAM MEMBATASI KEHAMILAN MENURUT FIQIH …

29

kalian membunuh diri kalian, sesungguhnya Allah adalah Maha

Penyayang kepada kalian.”45

Kedua, khawatir akan terjadinya bahaya pada urusan dunia yang bisa

mempersulit beribadah dan dalam menyelesaikan studi atau pendidikan (menuntut

ilmu), sehingga mengakibatkan terbengkalainya urusan tersebut karena

tersibukkan dalam pemenuhan kebutuhan anak-anaknya. Sementara Allah swt

menginginkan kemudahan kepada hamba-hamba-Nya, sebagaimana firman Allah

di dalam al-Qur‟an surah al-Baqarah/2: 185:

ل شذ ثكى انعغش ثكى انغش شذ الل

Terjemahnya:

“Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki

kesukaran bagimu”.46

Ketiga, keharusan melakukan „azl karena khawatir dengan keadaan

perempuan pada saat menyusui jika hamil dan melahirkan kembali. Rasulullah

saw menamakan bersetubuh saat perempuan masih dalam keadaan menyusui

dengan ghilah, karena kehamilan itu dapat merusak air susu dan melemahkan

kondisi anak. Dinamakannya ghilah atau ghalil, karena merupakan suatu bentuk

kriminalitas yang sangat rahasia terhadap anak yang sedang menyusui. Oleh

karenanya, perbuatan ini dapat diserupakan dengan pembunuhan tersembunyi.

Rasulullah saw senantiasa berusaha menginginkan kebaikan kepada

umatnya dengan memerintahkan kepada mereka agar berbuat apa yang kiranya

45

Kementerian Agama RI.2015.Al-Qur’an dan terjemahnya.Depok:Adhwaul Bayan.h 83 46

Kementerian Agama RI.2015. Al-Qur’an dan terjemahnya.Depok:Adhwaul Bayan.h. 28

Page 40: HUKUM ‘AZL DALAM MEMBATASI KEHAMILAN MENURUT FIQIH …

30

mendatangkan maslahat dan melarang dari apa yang kiranya akan memunculkan

bahaya. Diantara Rasulullah saw bersabda:

ح ث عش لبل أخجش فم أ ث د عجذ انش ذ ث يذ يبنك ع ع دذص

عبئخ أو ش ع ث ب انض ب أ ب أخجشر ت العذخ أ ذ جذايخ ث ع إي ان

انغهخ دز ع أ ذ أ عهى مل نمذ عه صه الل عذ سعل الل ع

ع فبسط ص و انش ركشد أ انغهخ أ ى لبل يبنك لد عش أ رنك فل

رشظع جم ايشأر ظ انش 47

Artinya:

“Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari Muhammad bin

Abdurrahman bin Naufal berkata; telah mengabarkan kepadaku „Urwah

bin az Zubair dari Aisyah Ummul Mukminin, dari Judamah binti Wahab al

Asadiyah, ia mengabarkan kepadanya, bahwa ia pernah mendengar

Rasulullah saw bersabda: “Sungguh, aku pernah berkeinginan untuk

melarang kalian dari ghilah, sehingga aku mengingat bahwa orang-orang

Romawi dan Persia juga melakukannya, dan hal itu tidak membahayakan

anak-anak mereka.” Malik berkata: “Ghilah adalah suami yang

menyetubuh istrinya, padahal istrinya masih menyusui”.

Mengenai „azl telah diungkapkan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan

Imam Muslim

صه الل ذ سعل الل عذ جبثشا مل نمذ كب عضل عه ع عطبء لبل ع ع

عهى عه48

Artinya:

“Dari „Atha dia berkata : “saya telah mendengar Jabir berkata: “kami

melakukan „azl di masa Rasulullah saw.

Dalam hadis lain dari sahabat Jabir ra yang diriwayatkan oleh Abu Daud

dalam Sunannya.

47

Malik bin Anas bin Malik . Kitab Muwatha’ Malik.Juz IV.Muwaqi’ Al-Islam.no.1117.h.273

48 Abu Husain Muslim bin al- Hajjaj. Shahih Muslim.Bab Hukum ‘Azl.Juz IV. Beirut:Dar

Ihya at-Turats al-Araby.h.160

Page 41: HUKUM ‘AZL DALAM MEMBATASI KEHAMILAN MENURUT FIQIH …

31

عهى فمبل ئ عه صه الل صبس ئن سعل الل ال جبثش لبل جبء سجم ي ع

ب ن جبسخ أغف شئذ فا عأر ب ئ م فمبل اعضل ع رذ أب أكش أ ب عه

هذ لبل لذ أخجشرك أ انجبسخ لذ د جم صى أرب فمبل ئ ب لبل فهجش انش س ن يب لذ

س ن ب يب لذ بعأر 49

Artinya:

“Dari sahabat Jabir, berkata : “Salah seorang dari kalangan Anshar

menemui Rasulullah saw lalu ia berkata : Sungguh aku memiliki jariah

sedang aku sendiri menggaulinya, akan tetapi aku tidak mengginginkannya

hamil. Kemudian Rasulullah saw memerintahkan lakukanlah „azl jika

engkau menghendaki karena dengan begitu hanya akan masuk sekedarnya

saja. Atas dasar itulah kemudian ia melakukan „azl. Kemudian ia

mendatangi Rasulullah saw dan berkata : Sungguh jariah itu telah hamil,

maka Rasulullah saw pun berkata : “Aku telah beritahu kamu bahwasanya

sperma akan masuk sekedarnya (ke rahimnya) dan akan membuahi”

Hadis di atas adalah hadis taqriri yang menjelaskan bahwa perbuatan „azl

yang dilakukan dalam upaya menghindari kehamilan dibolehkan. Apabila „azl

dilarang maka akan diterangkan di dalam al-Qur‟an yang masih turun pada saat

itu atau Rasulullah saw sendiri melarang hal tersebut. Rasulullah saw hanya

mengingatkan „azl hanya usaha manusia untuk tidak menginginkan kehamilan,

sedangkan kepastiannya hanya ada di tangan Allah swt.

5. ‘Azl dalam Tinjauan Tradisi dan Medis

„Azl sudah masyhur dilakukan oleh para sahabat di zaman Rasululah saw

untuk menyetop kehamilan. „Azl merupakan alat kontrasepsi alami pada masa itu

dan tidak ada larangan dari Rasulullah saw dalam melakukan „azl. „Azl yaitu

mengeluarkan sperma di luar rahim ketika terasa akan keluar. Diriwayatkan dari

49

Sulaiman bin Al-Asy’ats . Abu Daud, Sunan Abu Daud, Bab ‘Azl Juz VI.Mauqi’ Al- Islam.no.1858.h.80

Page 42: HUKUM ‘AZL DALAM MEMBATASI KEHAMILAN MENURUT FIQIH …

32

para sahabat ra bahwa mereka melakukan „azl dan Nabi Muhammad saw

membiarkan mereka atas hal itu. Dan mereka melakukan „azl karena

mashlahatnya mereka belum menghendaki kehamilan pada saat itu, atau karena

mereka sekedar ingin bersenang-senang dengan istri-istrinya dan kebutuhan

menuntut untuk melakukan hal itu.

Dalam tinjauan medis pembatasan kehamilan dan kelahiran di Indonesia

dikenal dengan program KB. Pengertian KB menurut UU No.10 Tahun 1992

tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera adalah

upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan

usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga,

peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.50

Metode pencegahan kehamilan serta alat-alat yang digunakan haruslah

yang sejalan dengan syari‟at Islam. Ada metode yang secara langsung, pernah

dicontohkan langsung oleh Rasulullah saw dan para sahabat dan ada juga yang

memang diserahkan kepada dunia medis dengan syarat tidak melanggar norma

dan etika serta prinsip umum ketentuan Islam. Memilih kontrasepsi untuk

mengatur kehamilan sering kali menjadi hal yang dilematis. Banyak anggapan bila

kita menggunakan kontrasepsi jenis tertentu akan mengakibatkan keputihan,

jerawat, tubuh gemuk, muncunya flek hitam hingga beragam mitos lainnya.

Padahal ada banyak alternatif atau jenis alat kontrasepsi yang bisa menjadi

pilihan.

50

Jenny Mandang,dkk. 2016.Kesehatan Reproduksi dan Pelayanan Keluarga Berencana, Bogor: In Media.h.201

Page 43: HUKUM ‘AZL DALAM MEMBATASI KEHAMILAN MENURUT FIQIH …

33

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kontrasepsi berarti cara

untuk mencegah kehamilan. Metode kontrasepsi tradisional (alami) dan

kontrasepsi modern. Berikut beberapa jenis alat kontrasepsi dan efek sampingnya:

a. Kontrasepsi tradisional

1) Senggama terputus (coitus interruptus)

Senggama terputus atau coitus interruptus adalah salah satu cara alami

yang bisa dilakukan. Caranya dengan menarik penis keluar dari vagina

pasangannya lalu berejakulasi diluar vagina dan menjauhkan cairan

sperma yang keluar dari vagina.

Menurut laman resmi World Health Organization (WHO) mencoba untuk

menjaga sperma tidak masuk vagina bisa efektif mencegah kehamilan dan

pembuahan hingga 98 persen.Sayangnya kontrasepsi jenis ini sangat beresiko

karena tepat waktu dalam menarik penis dari vagina sebelum ejakulasi bukanlah

hal mudah. Sehingga sering kali ejakulasi sudah terjadi dalam vagina baru penis

ditarik.

2) Metode Kalender

Metode kalender atau metode ritme adalah jenis kontrasepsi

dengan memantau pola siklus menstruasi perempuan selama 6 bulan

terakhir.Cara menghitung masa subur perempuan adalah memantau pola

siklus menstruasi selama 6 bulan, mengurangi 18 dari panjang siklus

terpendek (perkiraan hari subur pertama) dan mengurangi 11 dari panjang

siklus terpanjang (diperkirakan hari subur terakhir). Biasanya masa subur

Page 44: HUKUM ‘AZL DALAM MEMBATASI KEHAMILAN MENURUT FIQIH …

34

adalah hari ke 8 hingga 19 dari masing-masing siklus menstruasi 26

hingga 32 hari.

Bisa juga menggunakan aplikasi untuk menghitung masa subur

secara otomatis sehingga bisa mengetahui kapan mengalami masa subur

dan tidak melakukan hubungan seksual saat masa subur. Namun cara ini

bisa tidak efektif bila terjadi ovulasi dadakan selama masa kering atau

masa tidak subur. Sebab ovulasi ini bisa menyebabkan kehamilan.

b. Kontrasepsi Modern

Kontrasepsi modern adalah cara mencegah kehamilan dengan cara

yang lebih modern dengan bantuan alat atau adanya intervensi dari luar.

Diantaranya:

1) Kondom

Kondom memiliki dua jenis, kondom laki-laki dan kondom

perempuan. Kondom laki-laki digunakan oleh laki-laki saat penis

sudah ereksi dan sebelum terjadinya penetrasi ke vagina.

Sedangkan kondom perempuan adalah kondom yang dimasukkan

ke dalam vagina seperti bantalan di dalamnya untuk mencegah

masuknya sperma ke serviks perempuan. Menurut WHO kondom

laki-laki efektif mencegah kehamilan hingga 98 persen jika

digunakan dengan benar dan konsisten.

2) Pil KB

Merupakan salah satu kontrasepsi yang banyak digunakan

oleh perempuan indonesia. Merupakan jenis kontrasepsi hormonal

Page 45: HUKUM ‘AZL DALAM MEMBATASI KEHAMILAN MENURUT FIQIH …

35

atau bisa diartikan bahwa dalam pil KB terdapat kandungan

hormon. Pil KB ini 99 persen bisa mencegah terjadinya kehamilan

tidak direncanakan jika dilakukan dengan benar dan konsisten.

Penggunaan pil KB jenis ini biasanya bisa berdampak pada

perubahan hormon dan sebagian perempuan bisa menimbulkan

jerawat.

3) IUD

Juga merupakan jenis kontrasepsi yang banyak digunakan

perempuan Indonesia. IUD adalah kontrasepsi berbentuk T dan

tidak besar yang dimasukkan ke dalam rahim

perempuan..Kontrasepsi ini menurut WHO efektif hingga 99

persen untuk mencegah terjadinya kehamilan dan bisa digunakan

selama beberapa tahun. Dan rutin untuk memeriksa dan

berkonsultasi ke dokter untuk memastikan posisi IUD.

4) Kontrasepsi Suntik

Kontrasepsi jenis suntik ini lebih dikenal dengan istilah KB

suntik. KB suntik ini memiliki dua jenis, yaitu KB suntik

progesteron (dua atau tiga bulan sekali) dan KB suntik kombinasi

(suntik bulanan). Efek samping dari KB suntik ini bisa

mengakibatkan menstruasi tidak teratur yang umum, tetapi tidak

berbahaya.

Page 46: HUKUM ‘AZL DALAM MEMBATASI KEHAMILAN MENURUT FIQIH …

36

5) Vasektomi

Adalah kontrasepsi yang dilakukan oleh laki-laki dengan

cara sterilisasi dan merupakan kontrasepsi permanen yang

memblokir atau memotong vas deferens tabung yang membawa

sperma dari testis.

6) Tubektomi

Adalah kontrasepsi sterilisasi yang dilakukan oleh

perempuan dengan cara memblokir atau memotong tuba falopi.

Bertujuan menghalangi sel telur agar tak bertemu sperma dan

terjadi pembuahan.51

6. Hikmah adanya ‘azl

Allah swt adalah zat Maha Mengetahui akan keadaan hamba-hambanya.

Ketika mereka diciptakan Allah swt telah menyediakan apa yang mereka

butuhkan sebagai bekal dalam menjalani kehidupan ini. Sebagaimana firman

Allah swt dalam Q.S al-Baqarah/2: 29

بء ئن انغ عب صى اعز انز خهك نكى يب ف السض ج عجع ا فغ

ء عهى ثكم ش اد ب ع

Terjemahnya:

“Dialah (Allah) yang menciptakan segala apa yang ada di bumi untukmu

kemudian Dia menuju ke langit, lalu menyempurnakannya menjadi tujuh

langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.52

Praktek „azl merupakan salah satu solusi yang Allah swt dan Rasulullah

saw hadirkan kepada para sahabat dan kaum muslimin. Dimana ketika para

51 https://amp.tirto.id/15-jenis-kontrsepsi-dan-efek-sampingnya-kondom-iud-hingga-pil

kb,diakses 14 Juni 03:12 52

Kementerian Agama RI.2015.Al-Qur’an dan Terjemahnya. Depok:Adhwaul Bayan. h.5

Page 47: HUKUM ‘AZL DALAM MEMBATASI KEHAMILAN MENURUT FIQIH …

37

sahabat ingin berhubungan intim dengan budak-budak mereka atau sekedar ingin

bersenang-senang dengan istri-istri mereka dan tidak menginginkan kehamilan,

maka Rasulullah membiarkankan mereka para sahabat untuk melakukan „azl dan

tidak melarangnya.

Adapun hikmah adanya praktek „azl diantaranya:

a. „Azl menjadi alat kontrasepsi alami untuk mencegah kehamilan

b. „Azl menjadi sumber adanya penemuan alat-alat kontrasepsi modern di

masa sekarang ini.

c. Adanya pilihan bagi masyarakat dalam membatasi dan mengatur

kehamilan dengan cara alami atau menggunakan alat kontrasepsi modern

seperti memasang IUD, vasektomi, tubektomi, atau yang lainnya.

Page 48: HUKUM ‘AZL DALAM MEMBATASI KEHAMILAN MENURUT FIQIH …

38

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dari segi tempat atau lokasi penelitian yaitu di Perpustakaan Daerah

Sulawesi Selatan, Perpustakaan Umum dan Fakultas Ahwal Syakshiyah

Universitas Muhammadiyah Makasssar. Maka, jenis penelitian ini dilakukan di

perpustakaan (library research) yaitu penelitian yang dilakukan melalui riset

berbagai buku atau literatur yang berkaitan dengan masalah penelitian. Literatur

yang diteliti meliputi buku yang berkaitan dengan Masail Fiqhiyah, kesehatan

reproduksi, fatwa-fatwa ulama. Dari literatur tersebut dapat ditemukan berbagai

pendapat yang digunakan untuk menganalisis dan menjawab permasalahan

penelitian.

Berdasarkan jenis data, penelitian ini adalah penelitian kualitatif.

Karakteristik penelitian kualitatif antara lain:

1. Lebih bersifat deskriktif.

2. Data yang terkumpul membentuk kata-kata atau gambar, sehingga

tidak menekankan pada angka.

3. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses daripada produk

atau outcome.

4. Lebih menekankan makna (data dibaik yang teramati).53

53

Sugiono.2006. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan

R&D.Bandung: Alfabeta. h. 15. Dan M. Burhan Bungin. 2008. Penelitian Kualitatif .Jakarta :

Kencana. h. 65-70.

Page 49: HUKUM ‘AZL DALAM MEMBATASI KEHAMILAN MENURUT FIQIH …

39

B. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang dimaksud adalah sebuah cara atau metode yang

menjelaskan perspektif yang digunakan dalam membahas objek penelitian atau

pengumpulan pola pikir yang digunakan untuk membahas objek penelitian.54

Penelitian kualitatif dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

1. Penelitian Kualitatif dalam Paradigma Kuantitatif (positivisme)

Kriteria kebenaran menggunakan ukuran frekuensi tinggi. Data yang

terkumpul bersifat kuantitatif kemudian dibuat kategorisasi baik dalam

bentuk tabel, diagram, maupun grafik. Hasil kategorisasi tersebut

kemudian dideskripsikan, ditafsirkan berbagai aspek, baik dari segi latar

belakang, karakteristik dan sebagainya.Dengan kata lain data yang bersifat

kuantitatif ditafsirkan dan dimaknai lebih lanjut secara kualitatif. Beberapa

peneliti menyebut dengan istilah penelitian deskriptif kualitatif.

2. Penelitian Kualitatif dalam Paradigma Bahasa dan Sastra

Menggunakan Paradigma Post Positivisme.

Penelitian kualitatif jenis kedua ini berusaha mencari makna, baik

makna di balik kata, kalimat maupun karya sastra. Dalam penelitian

skripsi ini menggunakan pendekatan rasionalistik. Pendekatan rasionalistik

adalah pendekatan yang menekankan pemaknaan empirik,pemahaman

intelektual dan kemampuan berargumentasi secara logik.55

54

Tim Penyusun Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.2008, Pedoman Penulisan Karya

Ilmiah: Skripsi, Tesis dan Disertasi. Makassar : UIN Alauddin. h.11-12. 55

Neong Muhajir.1992. Metodologi Penelitian Kualitatif .Yogyakarta : Rake Sarasin.

h.83

Page 50: HUKUM ‘AZL DALAM MEMBATASI KEHAMILAN MENURUT FIQIH …

40

C. Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini terfokus pada penelitian perpustakaan (library research)

yang berarti semua sumber datanya berasal dari bahan-bahan tertulis berupa ide,

pikiran dan gagasan yang dalam istilah penelitian adalah data kualitatif berkaitan

dengan topik yang dibahas, masalah-masalah yang dibahas oleh peneliti dalam hal

ini:

1. Kutipan langsung, yaitu penulisan langsung mengutip dari sumber

dengan tidak mengalami perubahan.

2. Kutipan tidak langsung, yaitu kutipan dari hasil bacaan yang diuraikan

dalam bentuk ikhtiar dari konsep aslinya, namun tidak mengurangi

makna dan tujuannya.

Metode yang digunakan untuk memperoleh data adalahdokumentasi dan

wawancara, yaitu mencari data-data mengenai hal-hal yang berupa catatan atau

arsip-arsip sebagai sumber data kemudian wawancara kepada pasangan suami-

istri yang melakukan hal tersebut dan sebagainya yang berhubungan dengan objek

penelitian.56

Kitab suci al-Qur‟an merupakan sumber data pokok, sedangkan kitab-kitab

klasik baik yang beraliran as-syafii‟yah, hanafiyyah dan yang lainnya, dapat

dijadikan data instrumen, juga data yang bersumber dari kitab-kitab kebahasaan

dan teori-teori pengetahuan lainnya.

Kemudian dalam hadis atau as-Sunnah yang terdapat di dalamnya, berupa

hadis yang shahih sesuai dengan ijma‟ para ulama.

56

Suharsimi Arikunto, 2000.Manajemen Pendidikan .Jakarta: Rineka Cipta. h.134

Page 51: HUKUM ‘AZL DALAM MEMBATASI KEHAMILAN MENURUT FIQIH …

41

D. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Mengingat karena penelitian ini bercorak kepustakaan, tata kerja ilmiah

bercorak deskripsi dan bersifat kualitatif, 57

koenijarangningrat serta dengan

menggunakan teknik analisis isi (content analysis), yaitu teknik yang digunakan

untuk menarik kesimpulan melalui usaha menemukan karateristik pesan, dan

dilakukan secara objektif dan sistematis.58

Tahapan pengumpulan data sebagai langkah awal dari pengelolahan dan

analisis data, selanjutnya metode pegelolahan data yang digunakan dalam

penulisan ini adalah metode kualitatif, data-data yang dikumpulkan melalui studi

kepustakaan (library research) diolah dan dianalisis secara kualitatif dan

disimpulkan secara kualitatif pula dengan menggunakan analisisisi (content

analysis) karena metode ini menghendaki teknik-teknik analisis data, dipilihlah

metode analisis dengan tahapan-tahapan berikut:

1. Data yang telah terkumpul diedit dan diseleksi sesuai dengan ragam

pengumpulan data, ragam sumber, dan pendekataan yang digunakan

maka terjadi reduksi data sehingga diperoleh data halus/pilihan.

2. Berdasarkan hasil kerja tahap 1, dilakukan melalui klasifikasi data,

kelas data, dan sub kelas data. Hal ini untuk merujuk kepada

pertanyaan penelitian dan unsur-unsur yang terkandung dalam fokus

penelitian.

57

Koenijarangningrat, 1991.Metode-Metode penelitian Masyarakat .Cet. XI; Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama. h.3 58

Lexx J.Koleong, 2000.Metodologi Penelitian Kualitatif .Cet.XIII; Bandung: PT.

Renajayakarya.h.163.

Page 52: HUKUM ‘AZL DALAM MEMBATASI KEHAMILAN MENURUT FIQIH …

42

3. Data yang telah diklasifikasi dan disusun, lalu dihubungkan.

Hubungan antara data tersebut divisualisasikan dalam bentuk

deskripsi hasil penelitian.

4. Melakukan penafsiran data berdasarkan metode pendekatan terpakai.

Berdasarkan hasil kerja pada tahapan keempat dapat diperoleh jawaban

atas pertanyaan penelitian, sehingga dapat ditarik kesimpulan internal, yang di

dalamnya terkandung data baru atau temuan penelitian, lalu dilakukan konfirmasi

dengan sumber data dan sumber lainnya.

Page 53: HUKUM ‘AZL DALAM MEMBATASI KEHAMILAN MENURUT FIQIH …

43

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Hukum Membatasi Kehamilan Dalam Pandangan Islam

Dalam hal ini menjadi perbedaan pendapat di kalangan para ulama

diantaranya ada yang membolehkan untuk membatasi kehamilan dan ada juga

yang melarang secara mutlak. Adapun nukilan pendapat Ulama tentang

pembatasan kehamilan ini adalah sebagai:

Shalih bin Muhammad al-„Utsaimin berkata bahwa dalam perkara

membatasi kehamilan (keturunan) ada dua pendapat:

Pendapat yang pertama yaitu yang bertujuan membatasi kehamilan mutlak

karena telah mencukupkan memiliki anak-anak baik laki-laki maupun perempuan.

Maka pendapat ini tidak dibolehkan karena segala sesuatunya merupakan

kehendak Allah swt dan di tangan-Nya segala urusan. Pembatasan keturunan

dapat menjadi sebab kehilangan keturunan jika ada musibah kematian yang

menimpa semua anak-anak yang tidak pernah diketahui kapan datangnya dan jika

ini terjadi maka pada akhirnya tidak lagi memiliki keturunan.

Pendapat yang kedua yaitu dengan mengatur kehamilan dan kelahiran,

disebabkan rutinnya seorang perempuan melahirkan dan membahayakan jiwa dan

urusan rumah tangganya dan memilih membatasi kehamilan dalam waktu tertentu,

misalnya mengatur kehamilan dua tahun sekali. Maka alasan ini dibolehkan

dengan izin suami karena berkaitan dengan „azl dimana para sahabat

melakukannya di zaman Rasulullah saw dan beliau tidak melarangnya.

Page 54: HUKUM ‘AZL DALAM MEMBATASI KEHAMILAN MENURUT FIQIH …

44

Pembatasan atau pengaturan kehamilan dan kelahiran karena takut akan

rezeki dari Allah swt tidak diragukan lagi bahwa itu merupakan suatu persangkaan

buruk kepada Allah swt dan hal itu juga menyerupai perbuatan jahiliyah yang

dimana mereka membunuh anak-anak mereka karena takut miskin. Oleh

karenanya, wajib bagi seorang muslim untuk mengimani bahwa tidak ada seorang

pun makhluk melata di muka ini kecuali telah Allah tetapkan rezekinya. Jika

Allah swt telah mengaruniakan anak-anak, maka Allah akan membukakan pintu-

pintu rezekinya sehingga dengannya terpenuhi kebutuhan-kebutuhannya.

Terdapat sebahagian manusia yang mengatakan mereka tidak membatasi

atau mengatur kehamilan (kelahiran) bukan karena sempitnya rezeki, melainkan

mereka takut akan tidak adil dalam mengurus dan mendidik anak-anaknya. Ini

adalah perkataan yang salah karena Allah swt lah yang di tangan-Nya segala

urusan. Demikian juga dengan rezeki anak-anaknya sebagaimana mereka

bergantung kepada Allah swt tentang rezeki mereka. Allah swt yang mengatur

kebutuhan anak-anaknya dan memberikan petunjuk kepada mereka karena Allah

swt yang Maha Memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki.

Kepada mereka yang membatasi atau mengatur kehamilan (kelahiran)

karena takut tidak ada kesanggupan dalam mengurus anak-anak, maka sungguh

telah berburuk sangka kepada Rabbnya yang di tangan-Nya segala urusan. Oleh

karenanya umat manusia janganlah melakukan sesuatu yang dapat mengurangi

Page 55: HUKUM ‘AZL DALAM MEMBATASI KEHAMILAN MENURUT FIQIH …

45

keturunan, kecuali jika adanya keharusan untuk melakukannya atau karena dalam

kondisi darurat.59

Abu Malik Kamal as-Said Salim, menulis dalam buku beliau bahwa lebih

utama bagi seorang wanita untuk tidak mengamalkan dan menjauhi sarana

pencegah kehamilan misalnya menunda kehamilan dalam waktu tertentu dengan

mengkonsumsi obat-obat atau yang sejenis dengannya. Apalagi dengan perkataan

bahwa menggunakan dan mengkonsumsi obat tersebut dengan niat untuk

meniadakan kehamilan karena takut akan mengalami kesempitan rezeki. Ini

adalah perbuatan haram karena berburuk sangka kepada Allah swt sebagai

pemberi rezeki kepada orang tua dan anak-anaknya. Sebagaimana firman Allah

swt dalam Q.S. al-Isra/17: 31

ل لدكى رمزها ئيلق خخ أ ى ذ ئبكى شصل ى ئ لزه كجشا خطئب كب

Terjemahnya:

“Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan.

Kamilah yang akan memberi rezeki kepada mereka dan juga kepadamu.

Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar”.60

Adapun memandulkan diri untuk tidak hamil dengan cara mengangkat

rahim dengan operasi dan sejenisnya, maka tidak terdapat perbedaan pendapat di

kalangan ulama tentang keharamannya karena telah memutus lahirnya keturunan

menyelisihi perintah syari‟at untuk menjaga memperbanyak keturunan. Kecuali

59

Muhammad bin Shalih bin Muhammad al-‘Utsaimin. 1421 H.Fatawa Nur ‘ala Darbi lil ‘Utsaimin. Mauqi’ as- Syaikh ‘utsaimin.

60 Kementerian Agama RI.2015.Al-Qur’an dan terjemahnya.Depok:Adhwaul Bayan.h.285

Page 56: HUKUM ‘AZL DALAM MEMBATASI KEHAMILAN MENURUT FIQIH …

46

jika dalam kondisi darurat dan jika tidak dilakukan operasi pengangkatan rahim

dapat membahayakan ibunya, maka hal ini dibolehkan pada saat tersebut.61

Abdul Aziz Bin Baz berpendapat bahwa tidak dibolehkan membatasi

kehamilan (kelahiran). Maka seharusnya bagi suami istri berkeinginan untuk

memperbanyak keturunan sebagaiman sabda Rasulullah saw dari sahabat Ma‟qil

bin Yasar yang diriwayatkan oleh Abu Daud

ند فا يكبصش ثكى اليى دد ان جا ان فمبل رض62

Artinya:

“Maka beliau berkata: “Menikahlah kalian dengan wanita yang penyayang

dan subur, karena saya bangga dengan jumlah kalian yang banyak”

Oleh karenanya, Rasulullah saw menganjurkan menikahi wanita yang

subur. Seharusnya bagi seorang mukmin berusaha untuk menghasilkan keturunan

yang shaleh dan bermanfaat di dunia dan di akhirat. Memperbanyak jumlah kaum

muslimin dan berusaha menikahi wanita-wanita yang solehah dan juga memiliki

perhatian terhadap keturunan dan mendidiknya dengan pendidikan Islam yang

baik. Membatasi kehamilan dan kelahiran bertentangan dengan tujuan adanya

pernikahan.

Adapun larangan membatasi kelahiran atau kehamilan yang dimaksud

yaitu jika ada kesepakatan bersama suami istri untuk memiliki anak dalam jumlah

yang tertentu. Hendaknya suami istri berupaya dengan maksimal agar Allah swt

61

Abu Malik Kamal as- sayyid Salim, Shahih Fiqih Sunnah, Bab Zawaj.Kairo:Dar at-Taufiqiyah litturats.h.171

62 Sulaiman bin al-Asy’ats. Abu Daud, Sunan Abu Daud, Bab larangan menikahi wanita

mandul

Page 57: HUKUM ‘AZL DALAM MEMBATASI KEHAMILAN MENURUT FIQIH …

47

memberikan keturunan yang banyak, selama itu tidak membahayakan istrinya.

Maka jika kehamilan dapat membahayakan istri maka tidak mengapa untuk

membatasi atau mencegah kehamilan (kelahiran) dengan waktu yang dikehendaki

seperti ketika dalam keadaan menyusui atau sebagian dari waktu menyusui

sampai mampu dalam mendidik anak-anaknya. Tidak mengapa membatasi

kehamilan jika dilakukan tanpa adanya keinginan untuk menyetop keturunan

dengan jumlah tertentu. Karena dengan demikian suami istri dapat memberikan

pendidikan Islam yang baik kepada anak-anaknya dan juga tidak membahayakan

istri dengan kelahiran yang rutin.63

Dr Yusuf Qardhawi tidak membolehkan memasang alat-alat kontrasepsi

pada wanita dan laki-laki untuk mencgah kehamilan, baik terhadap kaum muslim

mapun orang non muslim. Karena hal itu berarti mengubah ciptaan Allah swt,

serta termasuk perbuatan dan penghias setan. Kecuali dalam keadaan sangat

darurat, misalnya jika kehamilan membahayakan si ibu, sedangkan cara

penanggulangan lainnya tidak ada. Maka hal ini merupakan darurat individual

yang jarang terjadi, dan diukur dengan kadarnya, serta tidak boleh dijadikan

kaidah umum.64

Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia, pada 1979 telah memfatwakan

bahwa vasektomi/tubektomi hukumnya haram. Fatwa yang ditetapkan pada 13

Juni 1979 ini diputuskan setelah membahas kertas kerja yang disusun oleh

KH.Rahmatullah Siddiq, KHM.Syakir, KHM. Syafi‟i Hadzami, yang menegaskan

bahwa; (i) pemandulan dilarang oleh agama; (ii) vasektomi/tubektomi adalah

63 https://binbaz.Org.sa/ fatwas/29033 diakses 25 Mei 2021 15:54

64 http://media.isnet.org/kmi/islam/Qardhawi/kontemporer/singkat1.html. Diakses 25

Juni 2021 01:18

Page 58: HUKUM ‘AZL DALAM MEMBATASI KEHAMILAN MENURUT FIQIH …

48

salah satu bentuk pemandulan; dan (iii) di Indonesia belum dapat dibuktikan

bahwa vasektomi/tubektomi dapat disambung kembali.

Namun seiring dengan perkembangan teknologi, kini vasektomi dapat

dipulihkan kembali pada situasi semula. Menyambung saluran spermatozoa (vas

deferen) dapat dilakukan oleh ahli urologi dengan menggunakan operasi

mikroskop. Namun, kemampuan untuk dapat mempunyai anak kembali akan

sangat menurun tergantung lamanya tindakan vasektomi.

Vasektomi hukumnya haram, kecuali: (a) untuk tujuan yang tidak

menyalahi syari‟at, (b) tidak menimbulkan kemandulan permanen, (c) ada

jaminan dapat dilakukan rekanalisasi yang dapat mengembalikanfungsi reproduksi

seperti semula, (d) tidak menimbulkan bahaya(mudharat) bagi yang bersangkutan,

dan (e) tidak dimasukkan ke dalam program dan methode kontrasepsi mantap.65

Menurut Lajnah Daimah untuk penelitian ilmiah dan fatwa (1395 H)66

memandang bahwa syariat Islam menghendaki menghasilkan dan memperbanyak

keturunan. Telah diketahui bahwa dengan adanya keturunan merupakan nikmat

yang besar dan anugerah yang agung. Allah swt memberikan nikmat tersebut

kepada hamba-Nya dan hal ini didukung oleh nash-nash syariat dari al-Quran dan

hadits-hadits Rasulullah saw. Dan memandang bahwa membatasi kehamilan dan

kelahiran bertentangan dengan fitrah manusia yang telah Allah swt ciptakan

atasnya dan syariat Islam yang Allah swt telah ridhai kepada hamba-Nya.

Adanya seruan-seruan membatasi kehamilan sebagai propaganda

golongan orang-orang yang memiliki tujuan untuk mengelabui kaum muslimin

65 Ijma Ulama Indonesia.2012. Himpunan keputusan ijtima ulama komisi fatwa se-

Indonesia IV. Bab VII vasektomi.https://mui.or.id.pdf (24 Juni 2021) h.80 66

https: //www.islamweb.net/ ar/ fatwa 636. Diakses 20 Juni 2021 22:48

Page 59: HUKUM ‘AZL DALAM MEMBATASI KEHAMILAN MENURUT FIQIH …

49

dalam konteks umum dan orang-orang Arab dalam konteks khusus. Sehingga

mereka nantinya memiliki kemampuan untuk menguasai negeri-negeri kaum

muslimin dan penghuninya. Dan apabila kita menjadikan itu sebagai contoh maka

itu merupakan perbuatan jahiliah.

Oleh karenanya tidak dibolehkan membatasi kehamilan (kelahiran) secara

mutlak dan membatasi kelahiran atau kehamilan jika tujuannya karena takut

dengan kemiskinan. Karena Allah swt yang memberi rezeki kepada hamba-

hamba-Nya. Sebagaimana firman Allah swt dalam Q.S Hud/ 11: 6

ب دع يغز ب عهى يغزمش ب سصل داثخ ف السض ئل عه الل يب ي

كم ف كز بة يج

Terjemahnya:

“....dan tidak satu pun makhluk bergerak di bumi melainkan dijamin Allah

rezekinya...”67

Adapun jika membatasi kehamilan karena keadaan darurat seperti wanita

yang rutin melahirkan dan membahayakan proses penyembuhan karena adanya

kelahiran tersebut. Maka hal ini tidak ada larangan untuk menunda atau

membatasi kehamilan demi kemaslahatannya.

Pandangan Jumhur Ulama dalam masalah ini adalah mayoritas

berpendapat tidak diperbolehkan membatasi kehamilan secara mutlak yakni

memutus kehamilan (kelahiran) dengan maksud tidak ingin memiliki anak lagi.

Namun Jumhur Ulama masih membolehkan adanya pembatasan kehamilan atau

67

Kementerian Agama RI.2015.Al-Qur’an dan terjemahnya.Depok:Adhwaul Bayan.h.222

Page 60: HUKUM ‘AZL DALAM MEMBATASI KEHAMILAN MENURUT FIQIH …

50

kelahiran dalam keadaan darurat dan ada hajat yang dibenarkan syari‟at. Bahwa

membatasi kehamilan tidak dibolehkan secara mutlak jika tanpa adanya alasan

yang dapat diterima oleh syari‟at agama. Karena syariat agama ini memerintahkan

untuk memperbanyak keturunan karena menjadi suatu kebanggaan yang akan

Rasulullah saw perlihatkan kepada nabi-nabi sebelum beliau pada hari kiamat

kelak. Dan juga dengan banyaknya keturunan yang shaleh dan shalehah akan

menampakkan syiar-syiar Islam kepada kaum kafir dalam ketaatan kepada Allah

swt dan menunjukkan kekuatan kaum muslimin kepada mereka. Namun terkadang

dalam mewujudkan hal tersebut, kaum muslimin memiliki kendala dalam

memperbanyak keturunan di ataranya karena faktor ketidakmampuan membiayai

dan mengurus anak-anak yang banyak serta juga dalam tahap penyelesaian

pendidikan atau sedang menuntut ilmu dan juga faktor kesehatan yang dapat

membahayakan istri apabila rutin melahirkan. Oleh karena itu, banyak dianatara

kaum muslimin yang membatasi kehamilan dengan cara meminum obat atau

memasang alat-alat medis yang dapat mencegah kehamilan sperti KB steril

(tubektomi untuk wanita dan vasektomi untuk pria).

Berdasarkan hasil pengkajian dari beberapa dalil-dalil dan Perkataan

ulama diatas, maka peneliti berkesimpulan bahwa membatasi kehamilan (tahdidil

nasl) tidak dibolehkan secara mutlak yang berarti itu telah memutus lahirnya

keturunan dan bertambahnya ummat karena tidak menginginkan lagi adanya

anak. Tetapi, dibolehkan jika ada alasan yang dibenarkan oleh syariat dan dalam

keadaan darurat atau untuk mempersiapkan lahirnya generasi yang baik dari kaum

muslimin. Sebagaimana firman Allah swt dalam Q.S. an-Nisa/4: 9

Page 61: HUKUM ‘AZL DALAM MEMBATASI KEHAMILAN MENURUT FIQIH …

51

نمنا ما الل ى فهز خ ظعبفب خبفا عه ى رس خهف رشكا ي ن نخش انز

ل عذذال

Terjemahnya:

“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya

meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka

khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu, hendaklah

mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan

perkataan yang benar”68

Agar tidak bertentangan dengan syariat dengan pembatasan kehamilan ini

maka peneliti berpendapat lebih memilih melakukan pengaturan kehamilan atau

kelahiran (tanzimil nasl) sehingga bisa mengatur jarak kelahiran antara anak yang

satu dengan anak yang lainnya. Pengaturan ini akan memberikan maslahat yang

diharapkan seperti akan menghasilkan keturunan yang baik karena terpenuhinya

sandang pangan dan pendidikan agama yang baik. Hal ini juga memberikan

kemudahan kepada para penuntut ilmu sehingga dapat memanfaatkan waktu

dengan baik tanpa terbebani mengurus anak yang banyak. Juga bagi para istri

yang memiliki riwayat penyakit yang membahayakan jiwanya dengan adanya

kelahiran, maka ini bisa memberikan solusi menyelamatkan jiwa dan anaknya.

68

Kementerian Agama RI.2015.Al-Qur’an dan terjemahnya.Depok: Adhwaul Bayan.h.78

Page 62: HUKUM ‘AZL DALAM MEMBATASI KEHAMILAN MENURUT FIQIH …

52

B. Hukum ‘Azl Untuk Membatasi Kehamilan Menurut Fiqih Islam

Dalam khasanah keilmuan Islam telah banyak dibahas mengenai „azl. Ada

pendapat yang membolehkan dan ada juga yang tidak membolehkan dengan

larangan karahiyah tanzih. Diantaranya penukilan pendapat ulama diantaranya:

Abu Zakaria an-Nawawi berkata bahwa „azl adalah sesuatu hal yang

dibenci dan tidak disukai di kalangan mereka pada setiap keadaan dan juga pada

perempuan itu sendiri, baik itu dengan keridhaannya atau pun tidak karena

merupakan jalan terputusnya keturunan. Sebagaimana telah disebutkan pada hadis

lain yang diserupakan dengan pembunuhan tersembunyi. Hal tersebut memutus

adanya keturunan karena seperti membunuh bayi yang baru dilahirkan.

Adapun pengharaman melakukan „azl menurut ashabuna bahwa itu tidak

diharamkan terhadap apa yang menjadi kepemilikannya dan juga pada istri-istri

kaum muslimin, baik dengan keridhaan mereka atau tidak. Karena

kemudharatannya itu akan kembali kepada mereka sebagai seorang ibu yang

melahirkan anak dan kenikmatan dalam berhubungan suami istri berdasarkan atas

apa yang disepakati dan kemudharatan melahirkan sesuai dengan kondisi ibunya.

Melakukan „azl kepada istri yang hurriyah jika dengan izin dan ridhanya,

maka tidak itu diharamkan dan sebaliknya jika ia menolaknya, maka terdapat dua

pendapat dan yang lebih shahih yaitu tidak haram. Hadis – hadis tentang „azl ini

jika dikumpulkan dengan hadis yang lain, maka larangan yang dimaksud adalah

larangan yang padanya sesuatu yang dibenci dan selayaknya ditinggalkan.

Page 63: HUKUM ‘AZL DALAM MEMBATASI KEHAMILAN MENURUT FIQIH …

53

Sedangkan jika „azl dilakukan dengan izin dan ridha dari istri maka itu bukan

haram dan dibolehkan.69

Abu Malik Kamal as-Saidi Salim menulis dalam kitab beliau mengenai

„azl bahwa perbuatan „azl adalah sesuatu yang dibenci dan tidak disukai.

Sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Muslim

عأن صى سعل فمبل انعضل ع صه الل الل عهى عه أد رنك ان انخف70

Artinya:

“Kemudian mereka bertanya tentang „azl, Maka Rasulullah saw berkata

itulah adalah pembunuhan tersembunyi”

Dan firman Allah swt dalam Q.S. at-Takwir/81: 8

ئرا ءدح عئهذ ان

Terjemahnya:

“Dan apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya”71

Dan dari hadis yang lain yang riwayatkan Abu Daud

جبثش لبل جبء سجم ي ع عهى فمبل ئ عه صه الل صبس ئن سعل الل ال

ب شئذ فا عأر ب ئ م فمبل اعضل ع رذ أب أكش أ ب ن جبسخ أغف عه

جم صى أ ب لبل فهجش انش س ن يب لذ هذ لبل لذ أخجشرك أ انجبسخ لذ د رب فمبل ئ

ب س ن ب يب لذ عأر72

Artinya:

69

Abu Zakariyya Muhyiddin Yahya bin Syarif an-Nawawi.1392 H. Al- Manhaj Syarh Shahih Muslim ibn Hajaj. Bab Hukum ‘Azl. Beirut:Dar Ihya Turats Arabiy.

70 Abu Husain Muslim bin Al- Hajjaj, Shahih Muslim. Bab Ghailah. Al-Mauqi’ Al-

Islam.no.2613 71

Kementerian Agama RI.2015.Al-Qur’an dan terjemahnya.Depok:Adhwaul Bayan.h.586 72

Sulaiman bin Al-Asy’ats. Abu Daud. Sunan Abu Daud. Bab.’Azl.no.1858

Page 64: HUKUM ‘AZL DALAM MEMBATASI KEHAMILAN MENURUT FIQIH …

54

“Dari sahabat Jabir, berkata : “Salah seorang dari kalangan Anshar datang

menemui Rasulullah saw lalu ia berkata : Sungguh aku memiliki jariah

sedang aku sendiri menggaulinya, akan tetapi aku tidak mengginginkannya

hamil. Kemudian Rasulullah saw memerintahkan lakukanlah „azl jika

engkau menghendaki karena dengan begitu hanya akan masuk sekedarnya

saja. Atas dasar itulah kemudian ia melakukan „azl. Kemudian ia

mendatangi Rasulullah saw dan berkata : Sungguh jariah itu telah hamil,

maka Rasulullah saw pun berkata : “Aku telah beritahu kamu bahwasanya

sperma akan masuk sekedarnya (ke rahimnya) dan akan membuahi”

Dalil-dalil diatas menunjukkan bahwa „azl adalah suatu perbuatan yang

dibenci dan tidak disukai. Dan ketahuilah apa yang Allah swt ingin ciptakan maka

akan akan tercipta baik itu dengan „azl atau pun bukan dengan „azl.73

Abdul Aziz bin Baz, beliau berkata „azl jika untuk menyalurkan kebutuhan

biologis maka tidak mengapa dilakukan, sebagaimana hadits yang diriwayatkan

Muslim dari sahabat Jabir ra:

ضل جبثش لبل ع انمشآ كب عضل 74

Artinya:

“Kami melakukan „azl dan sementara al-Qur‟an masih turun”

Dan juga dari riwayat lain dari Muslim,

جبثش ع الل ج عهى فجهغ رنك عه صه الل ذ سعل الل عضل عه ع كب

ب عهى فهى عه صه الل75

Artinya:

“Kami melakukan „azl di masa Rasulullah saw, kemudian hal itu

disampaikan kepada Nabi saw , namun beliau tidak melarang kami.”

73

Abu Malik Kamal as- sayyid Salim, Shahih Fiqih Sunnah, Bab zawaj.Kairo: Dar at-Taufiqiyah litturats.h.170

74 Abu Husain Muslim bin Al-Hajjaj. Shahih Muslim. Bab Hukum ’Azl.no.

75 Abu Husain Muslim bin Al-Hajjaj. Shahih Muslim. Bab Hukum ’Azl.no.1440

Page 65: HUKUM ‘AZL DALAM MEMBATASI KEHAMILAN MENURUT FIQIH …

55

Apabila tujuannya untuk menyalurkan kebutuhan biologis disebabkan istri

masih dalam keadaan lemah setelah melahirkan dan khawatir akan terjadinya lagi

kehamilan ketika berhubungan intim sehingga memberatkan istri untuk

mengurus dan mendidik anak-anak maka dibolehkan melakukan „azl pada waktu

yang dikehendaki.

Para ulama telah mengharamkan mengkonsumsi obat-obat pencegah

kehamilan. Dan telah berulang kali dibahas oleh Majelis Hai‟ah Kibar Ulama

tentang larangan mengkonsumsi obat-obat pencegah kehamilan, kecuali dalam

keadaan darurat seperti wanita yang memiliki riwayat penyakit yang

membahayakan jiwanya karena melahirkan, maka tidak mengapa mengkonsumsi

obat pencegah kehamilan. Atau adanya anjuran dari dokter bahwa kelahiran dalam

setahun atau dua tahun akan membahayakan jiwanya dan anaknya, terlebih jika

masih dalam keadaan menyusui sehingga ia mampu mendidik dan merawat anak-

anaknya. Apabila tidak dalam kondisi di atas maka wajib bagi wanita untuk

mencegah dan menjauhkan dirinya dari mengkonsumsi obat-obat pencegah

kehamilan.

Dan „azl yang dibenarkan oleh Rasulullah saw yang dilakukan pada

keadaan tertentu . „Azl terjadi saat berhubungan intim yang ketika sperma terasa

akan keluar (ejakulasi), maka zakar ditarik keluar dari vagina dan sperma

ditumpahkan di luar vagina sehingga tidak terjadi kehamilan. Ini sama halnya

seperti fungsi dari obat-obat pencegah kehamilan. Dan „azl dilakukan untuk

menyalurkan kebutuhan biologis dan dalam keadaan darurat.

Page 66: HUKUM ‘AZL DALAM MEMBATASI KEHAMILAN MENURUT FIQIH …

56

Abdul Aziz bin Baz berpendapat dalam permasalahan „azl ini adalah

meninggalkannya lebih utama dan karena Allah swt yang memberi rezeki dengan

kelahiran anak-anak. Syari‟at ini juga menganjurkan memperbanyak keturunan

yang menyembah Allah swt dan mentaati-Nya. Dengan tidak melakukan „azl,

maka akan dirasakan kenikmatan dalam berhubungan intim dan tujuan dari

hubungan intim yang diinginkan. Apabila mengeluarkan zakar pada saat

terjadinya ejakulasi maka itu akan melemahkan hubungan intim dan mengurangi

kepuasan dari hubungan intim yang dikehendaki. Dan ini adalah sesuatu yang

sangat berat bagi manusia. Oleh karenanya pada kondisi ini, hendaknya tidak

melakukan „azl.

Bersenang-senanglah dengan apa yang Allah swt telah halalkan dan

bersyukurlah dengan kehamilan yang Allah swt rezekikan. Dan kepada para istri-

istri untuk bersabar dan memohon pertolongan kepada Allah swt agar mampu

mendidik anak-anak dengan jumlah yang banyak. Namun apabila dalam kondisi

darurat maka tidak mengapa melakukan „azl dan mengkonsumsi obat-obat

pencegah kehamilan pada waktu yang dikendaki sehingga dapat membantu istri

dalam mendidik dan mengurus anak-anaknya.76

Dr. Yusuf Qardhawi mengatakan tidak ada larangan apabila kedua suami

istri telah sepakat dan tidak menimbulkan mudharat bagi si istri. Para sahabat

juga ada yang melakukan „azl (mencabut zakar dari faraj istri untuk

menumpahkan sperma di luar faraj pada waktu ejakulasi) karena alasan dan

76

https://binbaz.org.sa/fatwas/29033 .Diakses 1 Juni 2021 22:18

Page 67: HUKUM ‘AZL DALAM MEMBATASI KEHAMILAN MENURUT FIQIH …

57

sebab-sebab tertentu, tetapi hal itu tidak dilarang oleh Rasulullah saw,

sebagaimana disebutkan dalam hadis-hadis shahih.77

Berdasarkan nukilan perkataan ulama diatas, maka ditemukan persamaan

pendapat antara Abu Zakaria an-Nawawi, Abu Malik kamal as-Sayyid Salim, dan

Abdul Aziz bin Baz adalah bahwa „azl adalah sesuatu yang bersifat karahiyah

tanzih jika kerjakan tanpa ada alasan syar‟i atau tidak dalam keadaan darurat.

Sementara Dr. Yusuf Qardhawi membolehkan „azl jika telah ada kesepakatan

antara suami istri dan tidak menimbulkan kemudharatan bagi istri sebagaimana

nash hadis-hadis shahih mengenai „azl.

Sementara para imam mazhab memiliki perbedaan pendapat dalam

membolehkan atau tidak membolehkan melakukan „azl. Mazhab Hanafi,

Malikiyah dan Hambali, membolehkan „azl kepada istri jika ada kesepakatan

sebelumnya. Kepada istri yang berstatus budak memerlukan izin dari tuannya

sedangkan kepada budak, maka diperbolehkan walaupun tidak ada persetujuan,

hal ini berdasarkan hadis-hadis yang membolehkan „azl.

Namun madzab Syafi‟i, membolehkan „azl secara mutlak,baik dengan

persetujuan ataupun tanpa persetujuan dari istri atau budak itu sendiri. Hal ini

karena mereka berpendapat bahwa „azl bukanlah sesuatu yang dilarang, maka

tidak perlukan adanya persyaratan atau persetujuan dari perbuatan tersebut. Tetapi

ada sebahagian dari pengikut mazhab syafi‟i yang berpendapat membolehkan

praktek „azl harus dengan kesepakatan istri.

77

https://media.isnet.org/kmi/islam/Qardhawi/kontemporer/singkat2.html. Diakses 25 Juni 2021 00;20.

Page 68: HUKUM ‘AZL DALAM MEMBATASI KEHAMILAN MENURUT FIQIH …

58

Dengan demikian peneliti menganalisa bahwa „azl masih dibolehkan

kepada pasangan suami-istri pada masa sekarang ini sebagai media dalam

mengatur kehamilan dan kelahiran itu sendiri. „Azl adalah sebuah media

kontrasepsi alami yang tidak memiliki efek yang membahayakan bagi kesehatan,

berbanding terbalik dengan penggunaan obat-obat atau pemasangan alat-alat

medis pencegah kehamilan yang memiliki efek gangguan kesehatan dan akan

membahayakan sistem reproduksi. Hal ini dilarang oleh syari‟at karena memutus

adanya kehamilan sehingga tidak bisa menghasilkan keturunan lagi.

„Azl akan lebih efektif ketika pasangan suami-istri mengetahui waktu akan

terjadinya orgasme untuk menghindari terjadinya pembuahan. Sang suami

hendaknya membiarkan sang istri untuk mengalami orgasme lebih duluan dan

setelah itu barulah sang suami dengan cara tetap menumpahkan sperma jauh dari

mulut vagina agar menghindari masuknya sperma ke dalam vagina yang

memungkinkan terjadinya pembuahan. Dalam praktek „azl ini perlunya peran

suami untuk mengontrol waktu terjadinya orgasme pada dirinya. Jika ia tidak

mampu mengontrolnya, maka „azl akan gagal dan itu bisa menyebabkan

terjadinya kehamilan.

„Azl masih menjadi solusi bagi kaum muslimin dalam mengatur kelahiran

dimana mudah untuk dilakukan dan tidak membutuhkan biaya dalam prakteknya.

“Azl juga terjangkau untuk semua kalangan, baik kalangan yang memang tidak

ingin menggunakan alat-alat kontrasepsi kimia, yang memiliki keterbatasan

ekonomi ataupun para penuntut ilmu yang telah menikah namun tetap ingin

menuntut ilmu.

Page 69: HUKUM ‘AZL DALAM MEMBATASI KEHAMILAN MENURUT FIQIH …

59

Praktek „azl yang dimaksudkan disini adalah untuk membatasi kehamilan

dalam jangka waktu tertentu bukan untuk memutus kehamilan selama-lamanya.

Oleh karenanya praktek „azl sifatnya untuk mengatur jarak kehamilan antara anak

yang satu dengan yang lainnya. Dengan adanya pengaturan ini maka anak-anak

akan terpenuhi kebutuhan sandang pangan dan pendidikan Islam yang baik

sehingga bisa terwujud generasi rabbani yang diharapkan Allah swt dan Rasul-

Nya saw.

Page 70: HUKUM ‘AZL DALAM MEMBATASI KEHAMILAN MENURUT FIQIH …

60

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil pengkajian dan pemaparan diatas maka peneliti

berkesimpulan bahwa hukum membatasi kehamilan memiliki dua pendapat:

1) Pendapat yang membolehkan dengan alasan darurat misalnya karena alasan

medis yang dapat membahayakan jiwa jika melahirkan atau karena ingin

mengatur jarak kelahiran anak dan ingin bersenang - senang dengan istri

tanpa khawatir adanya kehamilan. Dan kedua, pendapat yang melarang

secara mutlak misalnya ingin memutus kehamilan dan kelahiran secara

permanen dengan tujuan untuk tidak ingin memiliki keturunan lagi karena

telah memiliki jumlah anak yang dikehendaki. Ini bertentangan dengan

perintah syari‟at untuk memperbanyak keturunan. Peneliti berkesimpulan

kebolehan membatasi kehamilan dengan tujuan menjaga jarak kelahiran atau

karena keadaan darurat yang dapat membahayakan keselamatan jiwa jika

melahirkan.

2) Kebolehan melakukan „azl tapi bersifat karahiyah tanzih (tidak disukai dan

sebaiknya dihindari) jika tanpa izin istri. Namun dibolehkan jika mendapat

izin dari istri, dan dalam keadaan darurat atau ada hajat padanya.

Page 71: HUKUM ‘AZL DALAM MEMBATASI KEHAMILAN MENURUT FIQIH …

61

B. Saran

1) Perlunya pasangan suami istri memiliki pemahaman yang baik tentang

media kontrasepsi, baik yang alami maupun yang modern dan

mengetahui mudharat dari masing-masing alat kontrasepsi tersebut

sehingga memiliki pilihan dalam menggunakannya.

2) Perlunya peran Muballiq untuk menyampaikan kepada kaum muslimin

secara luas mengenai „azl sebagai salah satu media kontrasepsi alami

untuk membatasi dan mengatur kelahiran dengan cara yang benar

sehingga tidak terjadi pembuahan. Dan bukan hal yang tabu untuk

didiskusikan.

3) Pentingnya peran Instansi Pemerintah atau BKKBN sebagai media

informasi masyarakat dalam mendapatkan informasi berbagai jenis

media kontrasepsi secara utuh, baik yang alami ataupun modern

sehingga adanya pilihan bagi masyarakat dalam mengatur jarak

kelahiran anak-anak mereka, terutama dari masyarakat yang kurang

mampu.

Page 72: HUKUM ‘AZL DALAM MEMBATASI KEHAMILAN MENURUT FIQIH …

62

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur‟anul al-Karim

Al-Qur‟an Kementerian Agama RI.2015. Al Qur‟an dan Terjemahnya.Depok:

Adhwaul Bayan.

Abdullah, Boedi dan Saebani, Beni Ahmad.2013.Perkawinan Perceraian

Keluarga Muslim. Bandung: Pustaka Setia.

Abu Daud, Sulaiman bin Al-Asy‟ats.t.th. Sunan Abu Daud. t.t.Mauqi‟ al- Islam.

Ahmad bin Hanbal, Abu Abdillah. 1416 H/1995 M.Musnad Ahmad. Kairo:Darul

Hadis.

Ahmad, La Ode Ismail. 2010. „Azl (Coitus Interruptus) Dalam Pandangan

Fukaha, Jurnal Hukum Diktum, STAIN Pare-Pare.

Al-Bukhari, Muhammad bin Isma‟il . 1422 H.Shahih Al-Bukhari. t.t.Daar Tuuq

an-Najah.

Al- Bukhari, Muhammad bin Isma‟il . t.th.Shahih Al-Bukhari. t.t.Mauqi‟ al- Islam

Al-Faqi, Sobri Mersi.2011.Solusi Problematika Rumah Tangga Modern.

Surabaya: Pustaka Yassir.

Al-„Utsaimin, Muhammad Bin Shalih. t.th.Fatawa Nur „Ala Darbi lil „Utsaimin.

t.t.Mauqi‟ al- Islam

Amir Abdat, Abdul Hakim.1429 H/2008 M.Pernikahan dan Hadiah Pengantin

t.t:Maktabah Mu‟awiyah bin Abi Sufyan.

Achsin, Amir, dkk.2003. Untukmu Ibu Tercinta.Bogor: Prenada Media.

An-Nawawi, Abu Zakaria Muhyiddin.1392 H. al- Manhaj Syarh Shahih Muslim.

Beirut:Dar Ihya Turats Arabiy.

Arikunto, Suharsimi. 2000. Manajemen Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

As-sayyid, Abu Malik Kamal.2010.Shahih Fiqih Sunnah. Kairo:Dar at-

Taufiqiyyah litturats.

Page 73: HUKUM ‘AZL DALAM MEMBATASI KEHAMILAN MENURUT FIQIH …

63

As-Suyuthi, Abdur Rahman.t.h. Al-Asybah wan Nazhair fi Qawaid wa Furu‟ Fiqh

as-Syafi‟i. Beirut Libanon:Darul Kutub al- Alamiah.

Bungin, M. Burhan.2008. Penelitian Kualitatif. Jakarta : Kencana.

Dasri.2016. Penundaan Kehamilan Dengan Memakai Alat Kontrasepsi Bagi

Pengantin Baru Dalam Tinjauan Hukum Islam (studi di kec.selebar

Bengkulu). Jurnal Qiyas. Bengkulu:IAIN Bengkulu.

Handayani, Gemy Nastity. 2013. Kontrasepsi Dalam Kajian Islam. Jurnal al-Fikr.

Makassar: UIN Alauddin.

Hasan, M.Ali.2003.Pedoman Hidup Berumah Tangga Dalam Islam. Jakarta:

Prenada Media.

Ibnu Majah, Abdullah Muhammad bin Yazid.t.th. Sunan Ibnu Majah.t.t.Daar Ihya

al-Kitab al-Arabiyyah.

Ijma Ulama Indonesia.2012. Ijtima Ulama Komisi Fatwa Se- Indonesia (Masalah

Kontemporer).t.t: t.p.

Koenijarangningrat.1991. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta:PT.

Gramedia Pustaka Utama.

Koleong, Lexx J.2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.

Renajayakarya.

L, Sulaemang.2015. Al-„Azl Senggama Terputus Dalam perspektif Hadis

(Disyarah Secara Tahlili). Jurnal al-Izzah. Kendari: IAIN Kendari.

Malik bin Anas bin Malik.1328 H . Kitab Muwatha‟ Malik : t.t.Mauqi‟ al-Islami.

Mandang, Jenny, dkk. 2016., Kesehatan Reproduksi dan Pelayanan Keluarga

Berencana .Bogor: In Media.

Muhajir, Neong.1992. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake

Sarasin.

Muhammad Al-Jauhari, Mahmud dan Abdul Hakim Khayyal, Muhammad.2005.

Membangun Keluarga Qur‟ani. Jakarta: Amzah.

Page 74: HUKUM ‘AZL DALAM MEMBATASI KEHAMILAN MENURUT FIQIH …

64

Munawwir, Ahmad Warson.1404 H/1984 M. Kamus Al-Munawwir Arab –

Indonsia. Surabaya: Pustaka Progressif.

Mursyid Djawas, Misran, dan Cut Putrau Ujong, 2019. “Azl Sebagai pencegah

Kehamilan (Studi Perbandingan Antara Mazhab Hanafi dan Mazhab

Syafi‟i)”, Jurnal Hukum Keluarga. Aceh: UIN Ar-Raniry.

Muslim,Abu Husain Muslim bin al-Hajjaj. t.th.Shahih Muslim. Beirut:Dar Ihya at-

Turats al- Arabiy.

Sayyid Sabiq, Muhammad.2009 M/1430 H. Fiqih Sunnah. Kairo: Darul Fathil

„ilam Al„arabiy.

Sugiyono.2006. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif

dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Tim Penyusun Pedoman Penulisan Karya Ilmiah,2008. Pedoman Penulisan Karya

Ilmiah: Skripsi, Tesis dan Disertasi. Makassar : UIN Alauddin

https//media.isnet.org/kmi/islam/Qardhawi/kontemporer/singkat

https//www.islamweb.net/ar/fatwa 636

https://amp.tiro.id/15-jenis-kontrasepsi-dan-efek-sampingnya-kondom-iud-

hingga-pilkb

https://binbaz.org.sa/fatwas/29033

https://en.m.wikipedia.org/wiki/coitus interruptus.

https://www.bkkbn.go.id/pages/sejarah-bkkbn

Page 75: HUKUM ‘AZL DALAM MEMBATASI KEHAMILAN MENURUT FIQIH …

65

Page 76: HUKUM ‘AZL DALAM MEMBATASI KEHAMILAN MENURUT FIQIH …

66

Page 77: HUKUM ‘AZL DALAM MEMBATASI KEHAMILAN MENURUT FIQIH …

67

Page 78: HUKUM ‘AZL DALAM MEMBATASI KEHAMILAN MENURUT FIQIH …

68

RIWAYAT PENULIS

Irwansyah dilahirkan di Doi-Doi, Kab.Barru, pada 12

Desember 1985. Merupakan anak pertama dari pasangan

bapak Larigu (Alm) dengan ibu Sineng (Alm). Pendidikan

formal pertamanya di SDN Inpres Bampae Kec. Pujananting

Kab. Barru Prov.Sul-Sel pada tahun 1999. Selanjutnya, pada

daerah yang sama, penulis melanjutkan pendidikan Sekolah

Lanjutan Tingkat Pertama ( SLTP ) pada SLTPN 3 Tanete Riaja (sekarang SMP

1) Pujananting, selesai pada tahun 2002. Kemudian melanjutkan pendidikan

Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK) ditempuh pada SMKN 7 Makassar dan

selesai pada tahun 2006. Selanjutnya pada tahun 2008 penulis melanjutkan studi

diploma (D2) Bahasa Arab dan Studi Islam pada Ma‟had Al Birr Universitas

Muhammadiyah Makassar, selesai pada tahun 2011. Kemudian peneliti

melanjutkan Strata satu (S1) di Fakultas Agama Islam Universitas

Muhammadiyah Makassar pada program studi Ahwal Syakhshiyah ( Hukum

Keluarga) pada tahun 2017, dan selesai pada tahun 2021.

Pengalaman Peneliti:

-Dai AMCF (Asia Muslim Charity Foundation) di Neira Maluku Tahun 2011-

2012

-Pengajar pada Yayasan Nurul Huffazh Wosu Kab.Morowali Sul-Teng Tahun

2014-2017

-Aktif sebagai TAK (Tenaga Ahli Keagamaan) Kab.Enrekang Tahun 2020 sampai

sekarang