hubungan ukuran dan bobot badan dengan produksi susu ... · pdf file5 i pendahuluan indonesia...
TRANSCRIPT
1
Bidang Unggulan : Ilmu Hewani
Kode/Nama Bidang Ilmu : 211/Ilmu Peternakan
USULAN PENELITIAN
HIBAH UNGGULAN PROGRAM STUDI
Hubungan Ukuran dan Bobot Badan dengan Produksi Susu
Kambing Peranakan Etawah yang diternakkan di Dataran
Tinggi dan Dataran Rendah
Dr. Ir. Ketut Suriasih, M.App.Sc NIDN : 0001015106
Ni Made Suci Sukmawati, S.Pt., M.Si.NIDN : 0022017201
PROGRAM STUDI ILMU PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS UDAYANA
PEBROARI 2015
2
HALAMAN PENGESAHAN
1. Hubungan Ukuran dan Bobot Badan dengan Produksi Susu Kambing Peranakan
Etawah yang diternakkan di Dataran Tinggi dan Dataran Rendah
2. Bidang Unggulan : Ilmu Peternakan
3. Ketua Peneliti :
a. Nama Lengkap : Dr. Ir. Ketut Suriasih, M.App.Sc
b. Jenis Kelamin : Wanita
c. NIP/NIDN : 195101011980032003/0001015106
d. Jabatan Struktural : -
e. Jabatan Fungsional : Lektor Kepala, Penata/IV b
f. Fakultas/Jurusan : Ilmu Peternakan
g. Pusat Penelitian : Universitas Udayana
h. Alamat : Kampus Bukit Jimbaran-Badung
i. Telpon/Faks : 0361. 703367/704622
j. Alamat Rumah : Jl Gemitir N0. 40 Denpasar
k. Telpon/Faks/E-mail: 0361. 466698/461247/ [email protected]
4. Jumlah anggota peneliti : 1 orang
5. Jumlah Mahasiswa : 2 orang.
Pembiayaan
Jumlah biaya yang diusulkan ke Fakultas : Rp 25.000.000,-
Bukit Jimbaran, 19 Pebroari 2015
Mengetahui
Ketua Peneliti
Dr. Ir. Ketut Suriasih, M. App, Sc
NIP. 195101011980032003
Mengetahui
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Universitas Udayana
Prof.Dr.Ir I Nyoman Gde Antara, M.Eng
NIP. 196408071992031002
3
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................................... 2
DAFTAR ISI.................................................................................................................. 3
RINGKASAN................................................................................................................ 4
I PENDAHULUAN.................................................................................................... 5
II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................ 7
2.1 Asal usul kambing PE................................................................................... 7
2.2 Bibit dan reproduksi kambing PE................................................................. 8
2.3 Bobot badan kambing.................................................................................... 9
2.4 Ukuran-Ukuran badan kambing.................................................................. 10
2.5 Hubungan antara ukuran-ukuran badan dengan bobot badan.................... 11
III METODE PENELITIAN.......................................................................................... 12
3.1 Materi Penelitian........................................................................................... 12
3.2 Metode......................................................................................................... 12
IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN.................................................................... 14
4.1 Biaya ............................................................................................................ 14
4.2 Jadwal Kegiatan............................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA 15
LAMPIRAN 16
4
RINGKASAN
Kambing PE (Peranakan Etawa) selain dikenal sebagai kambing bertipe besar.
Kambing PE juga dikenal sebagai penghasil susu yang cukup potensial, mampu
menghasilkan susu sebanyak 0,45-2,2 liter perhari dengan panjang masa laktasi 92-256
hari. Pengembangan ternak kambing PE sebagai penghasil susu untuk meningkatkan
populasi, produksi dan produktivitasnya akan dapat membantu mengatasi masalah
penyediaan susu dalam negeri, memenuhi kebutuhan nasional melalui program
pemerintah. Produksi susu segar dalam negeri baru memenuhi 25% dari kebutuhan
nasional yang sentra produksinya masih terkonsentrasi di Pulau Jawa (70%) dari
produksi dalam negeri. Produksi susu tersebut boleh dikatakan keseluruhan atau
sebagian besar adalah dari ternak sapi perah, padahal susu bukan hanya dapat dihasilkan
dari ternak sapi perah, tetapi juga dapat dihasilkan dari kambing perah yang pupulasinya
di Indonesia cukup banyak yang masih dapat dikembangkan untuk meningkatkan
populasi, produksi dan produktivitasnya.
Hodgson (1973) menyatakan bahwa produktivitas ternak dipengaruhi oleh faktor
genetik (30%) dan bukan genetik yaitu lingkungan (70%). Meskipun peternak dapat
mengatasi masalah makanan dan pengelolaan, namun masalah lingkungan masih perlu
mendapat perhatian Cekaman panas pada ternak di daerah tropis akan mempengaruhi
suhu dam metabolisme tubuh. Dalam kaadaan demikian ternak berusaha mengeluarkan
panas dari dalam tubuhnya (Hafes, 1968). Ternak akan mengurangi kegiatan makan
sehingga jumlah konsumsi pakan berkurang, sebaliknya konsumsi air minum meningkat
(Carlson dan Hsieh, 1970). Jika hal ini berlangsung cukup lama akan menyebabkan
pertumbuhan ternak lambat.
Pengukuran badan kambing PE dilakukan pada tempat datar dengan mengatur
posisi ternak agar kedua kaki depan dam belakang berdiri tegak sehingga letak keempat
kakinya merupakan segi empat. Pedoman pengukuran dilaksanakan sebagai berikut :
Lingkar dada : diukur dengan melingkarkan pita ukur melingkar tubuh tepat dibelakang
siku (Oleoranon). Tinggi pundak : jarak tertinggi sampai tanah. Panjang badan : diukur
mulai dari benjolan tulang bahu sampai benjolan tulang tapis. Bobot badan : kambing
diangkat keatas timbangan selanjutnya bobot badan diperoleh dengan mengurangi bobot
total dengan bobot sipengangkat. Produksi susu dilakukan dengan cara pemerahan.
Data yang diperoleh sejak persiapan sampai pelaksanaan seleksi data yang
diperoleh yaitu mulai dari editing, cleaning, koding sampai tabulasi dimasukkan pada
file navigator program SPSS.
5
I PENDAHULUAN
Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan keragaman sumber daya
alamnya, termasuk sebagai salah satu negara yang kaya akan jenis ternak, namun pada
kenyataannya sektor peternakan belum dikembangkan secara maksimal walaupun
sebenarnya pengembangan agribisnis peternakan mempunyai peluang yang sangat besar
dalam hal peningkatan permintaan baik dalam negeri maupun luar negeri.
Kambing PE (Peranakan Etawa) selain dikenal sebagai kambing bertipe besar kambing
PE juga dikenal sebagai penghasil susu yang cukup potensial, kambing PE mampu
menghasilkan susu sebanyak 0,45-2,2 liter perhari dengan panjang masa laktasi 92-256
hari. Di Indonesia, hampir 90% pemeliharaan kambing bertujuam menghasilkan daging,
tentunya kenyataan ini sangat ironis dengan fakta bahwa dinegeri ini populasi ternak
kambing PE termasuk terbesar di dunia, dan seperti diketahui bahwa kambing PE
adalah penghasil susu yang sangat potensial. Di luar negeri , seperti di India, kambing
etawa juga dipelihara sebagai penghasil susu yang sangat produktif, rata-rata
produksinya adalah 235Kg per masa laktasi (261hari).
Produksi susu kambing memberikan sumbangan sebesar 35% terhadap produksi
susu di dunia. FAO (1996) memperkirakan bahwa permintaan atau impor daging
kambing dunia akan meningkat rata-rata sekitar 2% pertahunnya, sehingga pada tahun
2000 jumlah kebutuhan sudah mencapai tidak kurang dari 10,9 juta ton. Sedangkan
jumlah yang diperdagangkan mencapai kurang lebih 1,4 juta ton. Dari seluruh jumlah
impor dunia, Australia, New Zealand, dan negara-negara maju lainya diperkirakan akan
memasok 1,1 juta ton. Dan sisanya diposok oleh negara-negara berkembang yang juga
akan mengalami peningkatan produksi. Negara-negara berkembang yang selama ini
mengalami kemajuan pesat dalam perkembangan produksi ternak kambing adalah ;
Cina, Bangladesh, Pakistan, Maroko, Aljazair dan Nigeria. Sedangkan negara yang
berpotensi melakukan impor tinggi adalah ; Amerika Latin, Afrika Selatan, dan Timur
Jauh (kawasan Asia Pasifik dan Oceania). Hal ini disebabkan karena wilayah tersebut
merupakan daerah yang pertumbuhan ekonominya tergolong tinggi (Ditjen Peternakan
1999). Sedangkan di Indonesia produksi daging kambing rata-rata menurun 2,93%
pertahun dalam periode 1993-1997. Penurunan produksi terjadi hampir diseluruh
Propinsi kecuali di Jawa Barat, Jawa Timur, DI Aceh, Sumatra Utara, Sulawesi Tengah,
Nusa Tenggara Timur. Sedangkan produsen utama daging kambing di Indonesia adalah
6
Jawa Timur dengan rata-rata sumbangan 34,07% pertahun, kemudian diikuti Jawa
Tengah 14,17% pertahun dan Jawa Barat 11,46% pertahun. Propinsi lainya rata-rata
seperti Bali hanya mampu menyumbang dibawah 5 % pertahun.
Terkait dengan beberapa persoalan diatas, sudah saatnya kita melakukan sesuatu yang
mampu memberikan sumbangan nyata bagi pembangunan sub-sektor peternakan dan
langsung menyentuh masyarakat kecil dengan kemampuan modal yang terbatas, usaha
ternak kambing PE rasanya sangat relevan dengan tujuan diatas karena memiliki
beberapa karakteristik pendukung seperti, modal awal yang dibutuhkan relatif kecil
dibandingkan dengan ternak besar, teknik pemeliharaan relatif mudah, sederhana dan
tidak membutuhkan tempat yang luas, perkembang biakan relatif lebih cepat
dibandingkan dengan ternak besar.
Hodgson (1973) menyatakan bahwa produktivitas ternak dipengaruhi oleh faktor
genetik (30%) dan bukan genetik yaitu lingkungan (70%). Meskipun peternak dapat
mengatasi masalah makanan dan pengelolaan, namun masalah lingkungan masih perlu
mendapat perhatian, Muthalib (2002) menyatakan bahwa cekaman panas pada ternak di
daerah tropis akan mempengaruhi suhu dam metabolisme tubuh. Dalam kaadaan
demikian ternak berusaha mengeluarkan panas dari dalam tubuhnya (Smith, J.B. dan
S.Mangkuwidjoyo. 1988). Ternak akan mengurangi kegiatan makan sehingga jumlah
konsumsi pakan berkurang, sebaliknya konsumsi air minum meningkat (Carlson dan
Hsieh, 1970). Jika hal ini berlangsung cukup lama akan menyebabkan pertumbuhan
ternak lambat
Berdasarkan uraian diatas dipandang perlu melakukan kajian di daerah-derah di
Bali baik dataran tinggi maupun dataran rendah yang mempunyai potensi untuk
mengembangkan peternakan kambing PE yang mampu memproduksi susu lebih banyak
dan lebih baik.
Tujuan khusus penelitian adalah untuk mengetahui hubungan ukuran dan bobot
badan dengan produksi susu kambing peranakan Etawah yang diternakkan didataran
tinggi dan dataran rendah.
Urgensi penelitian adalah ukuran dan bobot badan kambing peranakan Etawah
berpengaruh terhadap peningkatan produksi susu, dengan peningkatan produksi susu
akan berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas dan nilai tambah dari peternakan
tersebut.
7
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Asal-usul kambing PE
Asal usul kambing PE ( kambing etawa ) atau peranakan kambing etawa adalah
kambing perah yang sekarang banyak dikembangkan di indonesia yang hasil susu
kambing etawanya dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit ganas, nama lain
dari peranakan kambing etawa sampai saat ini masih dikenal dengan nama kambing
Jamnapari dengan kehidupannya di daratan sungai Jamuna, Cambal dan Kwari di
districk Bhind negara madya Prades di sebelah timur kota Dehli yang merupakan tempat
asalnya kambing etawa, kambing etawa jenis Jamnapari tinggal di daerah subur sekitar
daerah persungaian yang sejuk dan hingga saat ini kambing etawa harganya pun sangat
mahal dibanding kambing jenis lain, apa lagi hasil dari susu kambing etawa mempunyai
banyak manfaat bagi kesehatan tubuh melawan berbagi penyakit dengan proses yang
sangat alami.
Kambing etawa Jamnapari memiliki ciri fisik lebih tinggi, leher jenjang dan
wajah tersenyum, dari struktur tubuh warna kambing etawa jamnapari adalah putih
bersih dan memiliki bulu yang pendek kecuali pada paha belakang hidung bengkok,
tanduk menjulang ke atas hingga 26 cm, kuping panjang dan melambai ke bawah karena
tidak ada tulangnya, ekor pendek, ciri - ciri dari kambing etawa jamnapari tersebut
merupakan persyaratan ideal untuk kambing etawa jamnapari yang berada di negara
india. tetapi untuk kambing etawa jamnapari yang sudah merupakan keturunan dari
kambing etawa jamnapari tidak bisa masuk dalam kategori persyaratan diatas
dikarenakan sangat berbeda dari segi fisik, peranakan dari kambing etawa mungkin
lebih pas kalau katagorikan jenis lain karena kambing etawa Jamnapari bisa bertahan
hidup di tempat asal kambing etawa Jamnapari dan tidak bisa bertahan hidup didaerah
baru yang tidak mendukung, pada negara asal kambing Jamnapari mengalami berbagai
masalah dikarenakan beberapa sebab berikut ini :
1. Tidak ada tenaga ahli bidang peternakan ( dokter hewan ) yang bersedia
merawat serta mengontrol proses perkembangan hewan ternak secara kontinu
8
2. Kurangnya perhatian pemerintah dalam mengembangkan peternakan kambing
etawa
3. Pada musim tertentu ( kemarau ) sangat sulit mendapatkan makanan segar
4. Adanya serangan binatang buas atau yang lainnya
Kambing perah di Indonesia yaitu kambing Peranakan Etawa (PE), merupakan
keturunan kambing Etawa dari India, dibawa oleh Belanda pada jaman penjajahan,
dikawinkan dengan kambing kacang dan berkembang sebagai kambing penghasil susu,
sehingga bentuk tubuh, sifat dan ciri-cirinya berada di antara kambing Etawa dan
kambing kacang, yaitu: Bentuk kepala bagian hidung ke atas melengkung atau
cembung, telinga panjang menggantung ke bawah, bulu yang indah dan warnanya
beragam dari belang putih, merah coklat, bercak hitam atau kombinasi ketiganya, pada
bagian belakang memiliki bulu yang panjang dan tebal. Pengembangan ternak kambing
PE sebagai penghasil susu untuk meningkatkan populasi, produksi dan produktivitasnya
akan dapat membantu mengatasi masalah penyediaan susu dalam negeri, memenuhi
kebutuhan nasional melalui program pemerintah. Produksi susu segar dalam negeri
baru memenuhi 25% dari kebutuhan nasional yang sentra produksinya masih
terkonsentrasi di Pulau Jawa (70%) dari produksi dalam negeri. Produksi susu tersebut
boleh dikatakan keseluruhan atau sebagian besar adalah dari ternak sapi perah, padahal
susu bukan hanya dapat dihasilkan dari ternak sapi perah, tetapi juga dapat dihasilkan
dari kambing perah yang pupulasinya di Indonesia cukup banyak yang masih dapat
dikembangkan untuk meningkatkan populasi, produksi dan produktivitasnya
2.2 Bibit dan reproduksi kambing PE
Kambing PE berbadan besar, berat badan betina kurang lebih 25 kg dan jantan
kurang lebih 35 kg, tinggi gumba yang betina kurang lebih 60 cm dan yang jantan
kurang lebih 70 cm. Jantan maupun betina memiliki tanduk pendek dan ramping.
Kambing PE dapat menghasilkan anak antara 1–4 ekor per kelahiran atau rata-rata dua
ekor. Waktu kawin kambing PE yang baik pada usia 15–18 bulan, karena pada waktu
itu alat reproduksinya sudah berkembang sempurna. Calon induk dan pejantan dipilih
berdasarkan catatan produksi. Calon induk yaitu: bobot lahir antara 1,8 - 2 kg; berat
sapih antara 6-8 kg; berat umur satu tahun (yearling) antara 20 - 25 kg; pertambahan
berat badan harian antara 80 - 120 g/ekor/hari, jumlah anak sekelahiran (litter size) 1,5-
9
1,8 ekor/induk; umur antara 8-12 bulan; mempunyai efisiensi reproduksi yang baik;
tubuh tegap, sehat, lincah, dan tidak cacat; tidak pernah terserang penyakit; bentuk
ambing simetris, sedikit menggantung, dan puting susu normal (tidak bercabang);
bentuk punggung lurus; dan bulu mengkilap Calon pejantan yaitu: umur antara 1,5-3
tahun; penampilan bagus dan tegap; memiliki catatan atau informasi produksi maupun
reproduksi yang superior, yaitu berasal dari induk yang jumlah anak (litter size) 1,5 -
1,8 ekor/induk, pertambahan berat badan harian (80-120 g/ekor/hari), bentuk scrotum
simetris dan mempunyai panjang lingkar 28-30 cm dan tidak nampak bekas abses
permanen pada kulitnya, libido tinggi, motilitas sperma 90% dan progresif.
Dewasa kelamin pada umur sekitar 10 bulan, kemudian dapat dikawinkan pada umur
10-12 bulan dengan berat badan sekitar 55 kg. Lama birahi sekitar 35 jam, siklus birahi
berselang selama 3 minggu. Pada saat birahi merupakan saat yang tepat untuk
dikawinkan, dengan tanda-tandanya yaitu: gelisah, nafsu makan dan minum menurun,
ekor sering dikibaskan, sering kencing, kemaluan bengkak dan diam bila dinaiki. Masa
bunting sekitar 5 bulan, serta masa melahirkan, penyapihan dan istirahat ± 2 bulan.
Diusahakan agar kambing bisa beranak minimal 3 kali dalam dua tahun.
Kambing Peranakan Etawa (PE) merupakan hasil silangan kambing Etawa (dari India)
dengan kambing kacang, yang perawakan dan penampi lannya mirip Kambing Etawa
tetapi lebih kecil. Walaupun lebih kecil tetapi kambing ini besarnya bisa 2-4 kali dari
kambing biasa. Karena kemampuannya beradabtasi sehingga kambing ini sangat cocok
dengan iklim di Indonesia (daerah Tropis). Kambing ini cocok dengan mengkonsumsi
makanan yang banyak terdapat di Indonesia seperti berbagai jenis tanaman hijau-
hijauan dan daun-daunnan dan berbagai sisa dari hasil produksi pertanian.
Peluang usaha kambing ini sangat terbuka, karena disamping pemeliharaannya
tidak susah, cepat berkembang biak dalam 2 tahun bisa beranak 3 kali, harga susu
maupun kambingnya sendiri di pasaran sangat mahal, selain itu kotoran kambing ini
sangat baik untuk pupuk. Beternak kambing ini sangat cocok kalau dilakukan di desa,
baik di dataran rendah maupun di dataran tinggi karena untuk mencari pakan mudah di
dapat (daun-daunan dan rerumputan melimpah).
2.3 Bobot badan kambing
Dalam penelitiannya terhadap kambing Peranakan Etawah betina, Djegho (1981)
10
mendapatkan rata-rata bobot badan berturut-turut 14,69 ; 24,24 ; 25,59 dan 29,59 kg
masing-masing pada gigi sari purmanen nol, dua, empat dan enam buah. Pada penelitian
yang terhadap bobot badan kambing PE betina, Sudarisma (1987) mendapatkan rata-
rata bobot badan kambing berturut-turut 15,88 ; 26,83 ; 29,60 ; 32,11 dan 35,57 kg pada
gigi seri permanen nol, dua, empat, enam dan delapan buah, Sementara itu Singh at al,
(1979) mendapatkan rata-rata bobot badan kambing Black Bengal pada gigi sari
permanen no1, dua, empat, enam dan delapan buah masing-masing 10,8 ; 13,0 ; 16,3 ;
16,9 dan 20,7 kg. Berdasarkan kelompok umur, rata-rata bobot badan dan ukuran-
ukuran badan kambing Peranakan Etawah untuk kedua jenis kelamin meningkat dari
sebelum disapih sampai mencapai gigi seri permanen empat buah (Soewartono at.al.,
1983).
2.4 Ukurun~ukuran badan kambing
Pertumbuhan ternak dinyatakan dengan perubahan-pelubahan dimensi tubuh
seperti bertambahnya tinggi badan dah bertambahnya ukuran lingkar dada. Pengukuran
terhadap panjang badan, lingkar dada dam tinggi pundak dapat dilakukan untuk
manentukun bentuk dan tipe ternak (Bhinawa at al, 1985)
Pengukuran lingkar dada dapat dilakukan dengan melingkarkan pita ukur tepat
di belakang siku kaki depan pada saat ternak berdiri tegak pada tempat yang datar
dengan posisi kaki membentuk segi empat panjang serta posisi kepala normal (Wendra,
1966). Rata-rata lingkar dada kambing Peranakan Etawah betina yang didapatkan oleh
Djegho (1961) masing-masing 54,15; 65,35; 67,32 dan 76,65 cm pada sari permanen
nol sampai gigi sari permanen enam buah. Demikian pula Sudarisma (1987)
mendapatkan rata-rata lingkar dada kambing Peranakan Etawah betina masing masing
64,23; 66,63; 66,65; 72,40 dan 74,43 cm untuk gigi sari permanen nol sampai gigi sari
permanen empat buah. Sedangkan Singh at.al, 1979) pada penelitiannya terhadap
kambing Black Bengal mendapatkan rata-rata lingkar dada masing-masing 53,3; 58,8;
60,2; 62,6 dan 64,7 cm untuk gigi seri permanen nol sampai empat buah. Salah satu cara
untuk mengetahui pertumbuhan ternak disamping lingkar dada adalah dengan mengukur
tinggi pundak, seperti yang dikemukakan oleh Lana at.al (1979) bahwa pertambahan
bobot badan ternak dibarengi oleh pertambahan lingkar dada, tlnggi pundak, panjang
badan yang berjalan sesuai dengan umur ternak. Devendra dan Burns (1970)
11
mengklasifikasikan 'kambing berdasarkan tinggi pundak yaitu besar (diatas 65 cm),
sedang (51-65 cm). dam kecil (dibawah 50 cm).
2.5 Hubungun antara ukuran~ukuran badan dengan bobot badan.
Steel dan Torrie (1980) memberikan batasan bahwa korelasi merupakan
hubungan antara satu bagian dengan bagian lainnya atau satu bagian dengan beberapa
bagian lainnya. Di dalam berbagai penelitian telah didapatkanhubungan positif dan
nyata antara bobot badan dengan ukuran~ukuran badan ternak seperti lingkar dada sapi
(Partama, 1984) dan pada kambing (Djegho, 1981). Lana at.al (1979) menyatakan
semua dimensi tubuh ternak berkorelasi terhadap bobot badan secara nyata dan positif
tetapi korelasi terbesar terjadi antara bobot badan dengan lingkar dada. Ukuran~ukuran
badan dapat digunakan untuk menduga produksi walaupun hasilnya beragam (Lush,
1969).
Mukherjee at.al (1982) mendapatkan korelasi sebesar 0,70 - 0,94 antara lingkar
dada dengan bobot badan kambing Grey Bengal. Sedangkan Singh at.al (1979)
memperoleh nilai korelasi sebesar 0,74 antara bubot badan dengan lingkar dada pada
kambing Black Bengal. Demikian pula Valdez at. al (1982) pendapatkan korelasi antara
bobot badan dengan lingkar dada kambing sebesar 0,90 serta korelasi multiple antara
lingkar dada, dan panjang badan denggn bobot badan sebesar 0,90. Djegho (1081)
mendapatkan nilai korelasi sebesar 0,72 sampai 0,87 antara bobot badan dengan lingkar
dada pada kambing PE betina untuk gigi sari permanen nol sampai gigi sari permanen
enam buah. Pada penelitian yang dilakukan-oleh Sudarisma (1987) diperoleh nilai
korelasi sebesar 0,74 sampai 0,92 antara bobot badan dengan lingkar dada kambing PE,
betina untuk gigi sari permanen nol sampai gigi sari permanen delapan buah.
12
III METODE PENELITIAN
3.1 Materi Penelitian
Materi penelitian adalah kambing peranakan Etawah (PE) yang diternakkan di
dataran tinggi dan dataran rendah.
Alat Ukur dan Timbangan
Pita ukur mark "Butterfly" dengan„ panjang 150 cm kepekaan 0,1 cm digunakan
untuk mengukur lingkar dada kambing. Tongkat ukur panjang 100 cm dengan kepekaan
0,1 om digunakan untuk mengukur tinggi pundak dan panjang badan „kambing.
Sedangkan bobot badan kambing ditimbang dengan timbangan model “Soenhnle"
Jerman kapasitas 120 kg dengan kepekaan 0,1 kg.
Data Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat pada penelitian untuk dataran tinggi yaitu di desa Wanagiri,
Kecamatan Selemadeg, Kabupaten Tabanan dan dataran rendah di desa Serangan,
Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar dan datanya diambil dari data pada
masing-masing lokasi.
3.2 Metode
Rancangan Penelitian. Pada penelitin ini kambing yang digunakan sebagai
sampel ditetapkan secara sengaja (Purposive Sampling) yang dikelompokkan
berdasarkan umur yaitu 10 -12 bulan (belum terjadi pergantian gigi sari) dan umur 12 -
18 bulan (terdapat sepasang gigi sari permanen) dengan perbedaan topografi yaitu
dataran tinggi dengan ketinggian diatas 750 m, dataran sedang dengan ketinggian 250 -
750 m dan dataran rendah dengan ketinggian 0-250 diatas permukaan laut (Soribasya,
1990).
Tempat dan Lama penelitian. Penelitian ini dilaksanakan didesa Wanagiri
Kecamatan Selemadeg, Kabupaten Tabanan dan dataran rendah di desa Serangan,
Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar. Pemilihan lokasi penalitian ini
berdasarkan pertimbangan daerah tersebut mempunyai populasi kambing PE terpadat
menurut laporan Dinas Peternakan Kabupaten Tabanan. Penelitian ini berlangsung
Selama dua bulan yaitu direncanakan bulan juni dan juli
13
Pelaksanaan penelitian pengukuran badan kambing PE dilakukan pada tempat
datar dengan mengatur posisi ternak agar kedua kaki depan dam belakang berdiri tegak
sehingga letak keempat kakinya merupakan segi empat. Pedoman pengukuran
dilaksanakan sebagai berikut :
Lingkar dada : diukur dengan melingkarkan pita ukur melingkar tubuh tepat di
belakang siku (Oleoranon).
Tinggi pundak : jarak tertinggi sampai tanah
Panjang badan : diukur mulai dari benjolan tulang bahu sampai benjolan tulang
tapis
Bobot badan : Kambing diangkat keatas timbangan selanjutnya bobot badan
diperoleh dengan mengurangi bobot total dengan bobot
sipengangkat.
Produksi susu dilakukan dengan cara pemerahan.
Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diperoleh sejak persiapan sampai pelaksanaan seleksi data yang
diperoleh yaitu mulai dari editing, cleaning, koding sampai tabulasi dimasukkan pada
file navigator program SPSS. Rerata, simpang baku, rentangan terhadap variabel umur,
tinggi badan, berat badan, kesehatan dan suhu ditabulasi. Uji normalitas dengan
Kolmogorov-Smirnov Test untuk melihat distribusi tiap variabel. Uji pengaruh
perlakuan, dengan Analisis Varians (ANOVA ). Sedangkan hubungan antara ukuran-
ukuran badan dengan bobot badan diduga dengan korelasi sederhana, apabila terdapat
nilai korelasi (r) yang nyata maka dilanjutkan dengan regresi sederhana dan berganda.
14
IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Biaya
Jenis Pengeluaran Rincian Anggaran Yang Diusulkan (Rp)
Gaji / upah 7.500.000,-
Bahan / perangkat penunjang 10.000.000,-
Perjalanan 2.500.000,-
Pengolahan data,laporan,publikasi dalam
jurnal, menghadiri seminar dan lainnya
5.000.000,-
Total Anggaran 25.000.000,-
4.2 Jadwal Kegiatan
No
Uraian
Bulan, Tahun 2015
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Persiapan
2 Penentuan
sampel
3 Pengukuran
badan
kambing
4 Produksi
susu
5 Analisis
Data
6 Penyusunan
Laporan
7 Seminar
15
DAFTAR PUSTAKA
Bhinawa, I.G.N, IK Saka,IB Djagra, IB Mantra, IGG Putra dan IG Wenten, 1985.
Kambing dan Domba Bagian Skor Kondisi. Penuntun Ternak Potong dan Kerja
Fakultas Peternakan Universitas Udayana Denpasar
Carlson,L.D. and A.C.LHsich, 1970. Control of Energy Exchange.Cooler
Mc.Milan,Ltd,London.
Devendra,C and Marca Burns, 1970. Goat Production in the Tropics. Commonewealth
Agricultural Bucks Bureaaux Farnham Royal Bucks, England
Djegho,J. 1981. Penafsiran Berat Badan Berdasarkan Lingkaran Dada pada kambing
Peranakan Etawah di dataran Tinggi Mbay Kabupaten Ngada Nusa Tenggara
Timur. Skripsi Sarjana Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Udayana
Denpasar
Hodgson,,R.E. 1973. That Fluid Called Milk. Jurnal Dairy Science, 56:500-505
Hafez,E.S.E, 1968. Adaption of Domestic Animal.les and Febiger,Philadhelpia
http://www.kolombloggratis.org/2013/06/asal-usul-sejarah-kambing etawa.
Lana,K;K. Ardika dan IM Nitis, 1979. Pengaruh Kosentrat terhadap Dimensi Tubuh
serta Korelasinya dengan Berat Badan Sapi Bali Jantan Kebiri yang
dikandangkan.Proc. Seminar Penelitian dan Penunjang Pengembangan
Peternakan Bogor.
Lush,J.L, 1963. Animal Breeding plan. Iowa State University Press, Ames, Iowa.
Mukherjee,D.K,CSP Singh,HR Misra and S.Nath, 1982. Comparation of
Corelation Between Body Weight and Measurement in Grey Bengal Goat.
Muthalib, R.A. 2002. Kajian beberapa faktor genetic dan non genetic terhadap
produktifitas kambing PE di Kabupaten Batanghari Propinsi Jambi. Jurnal
Ilmiah Ilmu-ilmu Peternakan. V0l 5(3): 112-119
Partama. G IB, 1984. Hubungan antara Lingkar dada dengan berat badan sapi Bali umur
0-4 bulan. Skripsi Sarjana Peternakan Fakultas Peternakan Universitas
Udayana Denpasar
Singh,CSP,HR Misra,BD Sarma, DK Mukherjee and DK Singh, 1979. A note of body
Measurement of Black Bengal Coat.
Soewartono,H. Rahmat dan Kadarman, 1983. Bobot dan Ukuran-ukuran badan kambing
peranakan Etawah di Jambi media Peternakan.
Steel,RGD and JH Torrie, 1980. Principle and Procedures of Statistik Mc Graw Hill
Book Company Inc, New York.
Sudarisma,M, 1987. Hubungan antara bobot badan dengan lingkar dada pada kambing
peranakan Etawah Betina. Skripsi Sarjana Peternakan Fakultas Peternakan
Universitas Udayana Denpasar.
Smith, J.B. dan S.Mangkuwidjoyo. 1988. Pemeliharaan ,Pembiakan dan Penggunaan
Hewan percobaan di Daerah Tropis. Cetakan Pertama UI Press. Jakarta.
Valdez,C.A, DV.Fagan and IB Vicera, 1982. The Corelation of body to external
Messurement in Goast.
Wendra,K, 1985. Hubungan antara lingkar dada dengan berat badan sapi Bali Jantan
umur 4-8 bulan. Skripsi Sarjana Peternakan Fakultas Peternakan Universitas
Udayana Denpasar
16
LAMPIRAN
Lampiran 1. Justifikasi Anggaran Penelitian
Rincian Anggaran
1. Gaji dan Upah
No Pelaksanaan
Kegiatan
Jumlah Jumlah
Jam/Minggu
Honor/Jam
(Rp)
Biaya(Rp)
1 Koord. Kegiatan 1 40 20,000,- 3.000.000,-
2 Pelaksana/Peneliti 1 40 15.000,- 2.000.000,-
3 Instruktur 2 20 14.000,- 1.500.000,-
4 Tenaga Harian 2 20 10.000,- 1000.000,-
Jumlah Biaya 7.500.000,-
2. Bahan /perangkat penunjang
No Bahan Volume Biaya Satuan
(Rp)
Biaya (Rp)
1 Pita Ukur merk Butterfly 1 1.500.000,- 1.500.000,-
2 Timbangan model
Soenhnle Jerman
2 250.000,- 500.000,-
3 Biaya pemeliharaan
kambing
20x75 5.000,- 7.500.000,-
4 Alat untuk pemerahan
susu
1 500.000,- 500.000,-
Jumlah Biaya 10.000.000,-
3. Perjalanan
No Jenis Volume Biaya Satuan
(Rp)
Biaya (Rp)
1 Pperjalanan lokal 30 50.000,- 1.500.000,-
2 Ketua,peneliti,instruktur 20 50.000,- 1.000.000,-
Jumlah Biaya 2.5.000.000,-
4. Pengolahan data,laporan,publikasi dalam jurnal, menghadiri seminar dan lainnya
No Kota/Tempat Tujuan Volume Biaya Satuan
(Rp)
Biaya (Rp)
1 Pengolahan data 2 750.000,- 1.500.000,-
2 Laporan 500 2000,- 1.000.000,-
3 Publikasi 1 1000.000,- 1.000.000,-
4 Seminar 1 1.500.000 1.500.000,-
Jumlah Biaya 5.000.000,-
17
Lampiran 2. Dukungan Sarana dan Prasarana Penelitian
Laboratorium
Laboratorium yang intensif digunakan untuk pelaksanaan penelitian yang direncanakan
yaitu : Laboratorium Ternak Perah Fakultas Peternakan Universitas Udayana
Peralatan Utama
Lampiran 3. Susunan Organisasi tim peneliti dan pembagian tugas
No Nama Tugas Dalam Bidang
Kegiatan Keahlian
Pendidikan
Akhir
Unit
Kerja/Lembaga
1 Ketut Suriasih Ketua Peneliti, Ternak Perah S3 Fapet Unud
2 Ni Made Suci
Sukmawati
Peneliti S2 Fapet Unud
3 Putu Wahyu
Diatmika
Peneliti Ilmu
(Mahasiswa) Peternakan
S1 Fapet Unud
4 I Putu Diki
Andika
Peneliti Ilmu
(Mahasiswa) Peternakan
S1 Fapet Unud
Lampiran 4. Biodata Ketua dan anggota peneliti
1.1 Nama Lengkap (dengan gelar) : Dr. Ir. Ketut Suriasih, M.App.Sc
1.2 Jabatan fungsional : Lektor Kepala
1.3. NIP/NIDN : 195101011980032003/0001015106
1.4. Tempat dan Tanggal Lahir : Tabanan, 1 Januari 1951
1.5 Alamat Rumah : Jl. Gemitir No. 40 Denpasar
1.6 Nomor Telepon/Faks : 0361 461247
1.7 Nomor HP : 081338670771
1.8 Alamat Kantor : Kampus Bukit Jimbaran Badung
1.9 Nomor Telepon/Faks : 0361 701802
1.10Alamat e-mail : [email protected]
1.11 Bidang Keilmuan : Bioteknologi Pertanian dan Perkebunan
II. RIWAYAT PENDIDIKAN
S-1 S-2 S-3
Nama PT Bidang Ilmu
Univ. Udayana Peternakan
1971
UNSW Australia Univ.Udayana Ilmu Pertanian
2009 2013
Ilmu Pertanian Tahun Masuk- 1993 Lulus 1979 1995
Pengalaman Penelitian dan Publikasi Ilmiah:
1
2
1. Pengaruh Pemberian tambahan konsentrat terhadap pertumbuhan anak kambing
PE lepas sapih
2. Pengaruh pemberian tambahan pakan konsentrat terhadap produksi susu
kambing PE pada akhir masa laktasi
18
3
4
5
6
7
3. Pengaruh tambahan pakan konsentrat terhadap produksi dan komposisi susu
kambing PE pada akhir masa laktasi
4. Occurence,properties and Interaction of Bacteria in Camembert
and Blue Veined Cheeses
5. Study On Reproductive performance of Bali cattle fed concentrate in a feedlot
system
6. Study On Reproductive performance of Bali cattle fed concentrate in a feedlot
system
7. Minuman probiotik“kefir” susu sapi Bali meningkatkan imunitas dan mencegah
penyakit degenerative
8. Pengaruh substitusi starter yoghurt dengan cairan tape ketan terhadap
karakteristik yoghurt yang dihasilkan
9. Pengambangan soft skills dengan pendekatan sistemik, holistik, interdisipliner
dan partisipatori (SHIP) meningkatkan motivasi mahasiswa
10. Pengaruh umur starter terhadap cemaran mikroba yoghurt
11. Modifikasi mesin perontok padi dengan pendekatan ergonomi dapat
meningkatkan hasil perontokkan
12. Karateristik senyawa antimikroba yang dihasilkan oleh bakteri asam laktat isolat
kefir dan „biji‟ kefir
13. Potensi dan karakteristik bakteri asam laktat (BAL) isolat kefir dan ‟biji‟ kefir
sebagai imunomodulator pada hewan coba
14. Milk production and quality of Bali cows (bibos banteng) given concentrate
supplementation of grass-legunie based diet at early lactation
15. Microbiological and chemical properties of kefir made of Bali cattle milk
16. Microbiological, chemical and sensory characteristics of yoghurt prepared from
blended cow and goat milk
17. Antagonistic interactions of lactobacillus acidophilus against gastrointestinal
pathogens
18. Antimicrobial activity of kefir and lactic acid bacteria isolated from kefir and
kefir grains against escherichia coli (EHEC and EPEC), staphylococcus aureus
and salmonella.
19. Correlation of ph and reduction time to shelf life of fresh peranakan etawah (PE)
goat milk added sodium bicarbonate and “kapur sirih” (CaO)
20. Microbial characteristics of fresh fish sold at Kedonganan fish market, Bali,
Indonesia
21. Microbial fish spoilage and its biochemical changes
22. Potency of Bali cattle milk as functional food
Pengalaman Pengabdian kepada masyarakat
1. Memberi penyuluhan teknik beternak kambing Peranakan Etawa di Desa Plaga,
Kecamatan Petang Kabupaten Badung
2. Memberi penyuluhan teknik beternak kambing Peranakan Etawa (PE) di Desa Wanagiri
Kecamatan Selemadeg Tengah Kabupaten Tabanan
3. Memberi sosialisasi manajemen pemeliharaan kambing Peranakan Etawa sebagai
19
penghasil susu di Desa Takmung Kabupaten Klungkung
4. Memberi penyuluhan pemeliharaan kambing penghasil susu dan pengolahan pasca
panen berorientasi agribisnis di desa Paksebali, kabupaten Klungkung
5.Memberi pelatihan diversifikasi daging menjadi dendeng sebagai usaha untuk
meningkatkan jenis produk dan kreativitas pada kelompok wanita tani di desa Gerana
Abiansemal Kabupaten Badung
6.Memberi pelatihan Teknologi Pengolahan Telur Lablabenyah untuk meningkatkan
keterampilan ibu-ibu PKK di desa Telutung kecamatan Petang
7. Memberikan penyuluhan penataan dan penghijauan system tiga strata (STS) di Farm
Fakultas Peternakan Universitas Udayana Bukit Jimbaran
8 Memberi penyuluhan Manejemen pemeliharaan dan pengolahan pasca panen kambing
perah di desa Pupuan Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan
9. Memberi pelayanan donor darah dalam rangka ulang tahun Korpri 2008 di rumah sakit
Puri Raharja Denpasar
10.Memberi pelayanan pemberian vitamin A pada anak-anak TK Dharma Patni di TK
Dharma Patni Denpasar
12.Memberi pelayanan pemberian imunisasi kepada anak-anak TK Dharma Patni di TK
Dharma Patni Denpasar
13.Memberi pelayanan pembinaan manajemen pemeliharaan sapi perah di PT Puri
Purnama, Desa Gunaksa Bangli
14.Memberi pelayanan peningkatan produktivitas ternak sapi dan babi melalui kawin
suntik di UPT Peternakan Dinas Peternakan Propinsi Bali di Desa Baturiti Tabanan
15Membuat/menulis karya pengabdian kepada masyarakat yang di sampaikan pada
seminar nasional hasil penelitian dan pengabdian kepada masyarakat sebagai
aktualisasi pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi di Inna Grand Bali Beach Sanur
Bali
Bukit Jimbaran, 19 Pebroari 2015
Dr. Ir. Ketut Suriasih, M. App, Sc
NIP. 195101011980032003
20
Identitas Peneliti
1 NamaLengkap (dengan gelar) Ni Made Suci Sukmawati, S.Pt., M.Si.
2 JenisKelamin Perempuan
3 JabatanFungsional Lektor
4 NIP/NIK/Identitaslainnya 197201221997022001
5 NIDN 0022017201
6 TempatdanTanggalLahir Guniang, 22 Januari 1972
7 E-mail [email protected]
8 AlamatRumah Jl. Jalak Putih 15 Tabanan
9 NomorTelepon/HP 0361-811885 / 087861892884
10 Alamat Kantor Bukit Jimbaran. Badung, Bali
11 NomorTelepon/Faks 036-1701812. Fax 0361-701907
12 Lulusan yang telah Dihasilkan S-1 = 8 orang, S-2 = . . . orang, S-3 = . . . orang
13 Mata Kuliah yang Diampu
1. Biokimia
2. Kimia Biofisik
3. Ilmu Ternak Perah
4. Manajemen Usaha Ternak Perah
A. RiwayatPendidikan
S-1 S-2
NamaPerguruan
Tinggi
Fakultas Peternakan UNUD Program Pascasarjana IPB Bogor
BidangIlmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ilmu Nutrisi Ternak
TahunMasuk-
Lulus
1991-1996 2008-2011
JudulSkripsi/Te
sis/Disertasi
Tabiat makan dan hubungan social
ayam kampung pada system
pemeliharaan intensif dan semi-
intensif pada masa peneluran
pertama
Produktivitas dan emisi metan pada
kambing perah peranakan Etawah yang
diberi kaliandra dan comlpete rumen
modifier (CRM)
Pembimbing Prof. Dr. I Made Mastika Dr. Ir. Idat Galih Permana, M.Sc. Agr
Prof. Ir. K. Astiningsih, M.Rur. Sc Dr. Drs. Amlius Thalib, APU
B. PengalamanPenelitianDalam 5 TahunTerakhir
(BukanSkripsi, Tesis, maupunDisertasi)
No. Tahun JudulPenelitian
Pendanaan
Sumber* Jml
(JutaRp)
1 2010 Produktivitas dan
emisi metan pada
kambing perah
peranakan Etawah
yang diberi kaliandra
dan comlpete rumen
Anggaran APBN 2010, Balitnak,
Puslitbangnak, Badan Litbangtan 50
21
modifier (CRM)
2 2013 Pengaruh pemberian
ransum yang
mengandung daun ubi
jalar ungu (Ipomoea
batatas L) yang
disuplementasi dengan
starpig terhadap
penampilan itik Bali
jantan umur 24
minggu
Dana PNBP Universitas Udayana
No.74.49/N14.2/PN1.03.00/2013.
Tgl 16 Mei 2013
7,5
*Tuliskansumberpendanaanbaikdariskemapenelitian DIKTI maupundarisumberlainnya
C. PengalamanPengabdianKepadaMasyarakatdalam 5 TahunTerakhir
No Tahun JudulPengabdianKepadaMasyarakat Pendanaan
Sumber* Jml (JutaRp)
1 2011 IBM Kelompok ternak sapi Bali di Desa
Abiantuwung, Kecamatan Kediri, Kabupaten
Tabanan.
DIKTI 50
2 2012 Meningkatkan pendidikan dan latihan (Diklat)
tentang penyediaan ternak sapi dengan silage
yang berbasis jerami padi di Dusun Manikan,
Desa Guwang, Kec. Sukawati, Kab.Gianyar
DIPA 4
3 2012 IbIKK Satwa Upakara, Satwa Sarana Ritual
bagi Ethnis Hindu Bali
DIKTI 100
4 2012 Aplikasi Teknologi Biosekurity dengan
Bayclean untuk menanggulangi Avian
Influensa (AI) pada peternakan ayam buras di
Desa Sembung Gede Tabanan
DIPA 4
5 2013 Sosialisasi dan demontrasi pengolahan kotoran
ternak sapi dengan teknologi Rumino Bacillus
(RB) pada masyarakat Desa Penatih, Denpasar
Timur
DIPA 4
6 2013 Diversifikasi hijauan pakan ternak unggul
untuk meningkatkan produktivitas ternak sapi
di desa Tanglad, Nusa Penida, Klungkung
DIPA 4
7 2014 IbW Desa Babahan dan Senganan, Kec.
Penebel, Kab. Tabanan
DIKTI 100
*Tuliskansumberpendanaanbaikdariskemapengabdiankepadamasyarakat DIKTI
maupundarisumberlainnya
E. PublikasiArtikelIlmiahdalamJurnaldalam 5 TahunTerakhir
No JudulArtikelIlmiah Nama Jurnal Volume/
Nomor/Tahun
2010 Kadar metabolit dalam rumen kambing Majalah Ilmiah
22
Peranakan Etawah yang diberi pakan
serat wastelage jerami padi dengan
aditif mikroorganisme kompleks
Peternakan
Universitas Udayana
Volume 13
No.2 Tahun
2010
2010 Suplementasi morea plus dalam ransum
untuk meningkatkan penampilan
kambing Peranakan Etawah (PE) yang
diberi pakan serat rumput lapangan
Majalah Ilmiah
Peternakan Fakultas
Peternakan
Universitas Udayana
Volume 9
No.2 Tahun
2010/
2010 Kadar metabolit dalam rumen kambing
Peranakan Etawah yang diberi pakan
serat wastelage jerami padi dengan
aditif mikroorganisme kompleks
Majalah Ilmiah
Peternakan Fakultas
Peternakan
Universitas Udayana
Volume 13
No.2 Tahun
2010
2010 Suplementasi morea plus dalam ransum
untuk meningkatkan penampilan
kambing Peranakan Etawah (PE) yang
diberi pakan serat rumput lapangan
Majalah Ilmiah
Peternakan Fakultas
Peternakan
Universitas Udayana
Volume 9
No.2 Tahun
2010
2010 Pengaruh Pemberian Jahe (Zingiber
Officinale Rosc) Dalam Ransum
Terhadap Penampilan Itik Petelur Afkir
Jurnal Ilmu dan
Teknologi Hasil
Ternak
Volume 5
No.2 Tahun
2010. Hal: 41-
48
2011 Pengaruh Complete Rumen Modifier
(CRM) dan Calliandra calothyrus
Terhadap Produktivitas dan Gas Metan
Enterik pada Kambing Perah PE
Jurnal Ilmu
Peternakan dan
veteriner (JITV)
Vol. 16 No. 3
Th. 2011
Hal. 163-241
2014 Lemak tubuh dan profil lipida darah itik
Bali jantan yang diberi ransum
mengandung daun ubi jalar (Ipomaea
batatas) ungu disuplementasi starbio
dan pignox (starpig)
Majalah Ilmiah
Peternakan Fakultas
Peternakan
Universitas Udayana
Volume 17
No.2 Tahun
2014
Denpasar, 19 Pebruari 2015
Ni Made Suci Sukmawati, S.Pt., .Si
NIP. 199701221997022001
Peneliti Mahasiswa
1. Putu Wahyu Diatmika
2. I Putu Diki Andika
23
SURAT PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini :
1. Nama : Dr. Ir Ketut Suriasih, M.App.Sc
NIP : 195101011980032003
Pangkat,Jabatan,Gol : Pembina Utama Muda/Lektor Kepala/IVb
Prodi : Peternakan Fakultas Peternakan Unud
2. Nama : Ni Made Suci Sukmawati, S.Pt., M.Si.
NIP : 197201221997022001
Pangkat,Jabatan,Gol : Lektor
Prodi : Peternakan Fakultas Peternakan Unud
dengan ini menyatakan sebagai personalia penelitian riset invensi Udayana yang
berjudul : “Hubungan Ukuran dan Bobot Badan dengan Produksi Susu Kambing
Peranakan Etawah yang diternakkan di Dataran Tinggi dan Dataran Rendah”
Demikian surat pernyataan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Yang Membuat Pernyataan Tanda Tangan
1. Dr. Ir Ketut Suriasih, M.App.Sc
2. Ni Made Suci Sukmawati, S.Pt., M.Si