hubungan tingkat stres dengan usiarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53680... ·...

65
HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI KELAS 8 DAN KELAS 9 MTS KHAZANAH KEBAJIKAN TAHUN 2019 Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN Disusun oleh: DEVIN SEPTIA BRAMANDA 11161030000057 PROGRAM STUDI KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H/2019 M

Upload: others

Post on 20-Dec-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN USIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53680... · 2020. 11. 14. · Gambar 2.3 Aksis hipotalamus–hipofisis–gonad pada anak Perempuan

HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN USIA

MENARCHE PADA SISWI KELAS 8 DAN KELAS 9 MTS

KHAZANAH KEBAJIKAN TAHUN 2019

Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA KEDOKTERAN

Disusun oleh:

DEVIN SEPTIA BRAMANDA

11161030000057

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1441 H/2019 M

Page 2: HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN USIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53680... · 2020. 11. 14. · Gambar 2.3 Aksis hipotalamus–hipofisis–gonad pada anak Perempuan
Page 3: HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN USIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53680... · 2020. 11. 14. · Gambar 2.3 Aksis hipotalamus–hipofisis–gonad pada anak Perempuan
Page 4: HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN USIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53680... · 2020. 11. 14. · Gambar 2.3 Aksis hipotalamus–hipofisis–gonad pada anak Perempuan
Page 5: HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN USIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53680... · 2020. 11. 14. · Gambar 2.3 Aksis hipotalamus–hipofisis–gonad pada anak Perempuan

v

KATA PENGANTAR

Assalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

Alhamdulillahirabbill’aalamin, puji dan syukur saya ucapkan atas kehadirat

Allah SWT karena dengan limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat

menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi ini. Shalawat dan salam kepada

Rasulullah Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan pengikutnya yang setia hingga

akhir zaman.

Penelitian ini tentunya tidak dapat terlaksana dengan baik tanpa bimbingan,

bantuan, dukungan serta doa dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin

menyampaikan rasa terima kasih kepada :

1. dr. Hari Hendarto, Ph.D., Sp.PD-KEMD selaku Dekan Fakultas Kedokteran UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, dr. Achmad Zaki, M.Epid., Sp.OT selaku Ketua Program

Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, seluruh

tenaga pendidik yang selalu membimbing dan memberikan arahan selama menjalani

masa pendidikan di Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Prof. Dr. dr. Sardjana, Sp.OG(K) SH NSL dan Dr. Zeti Harriyati, M. Biomed selaku

dosen pembimbing, yang telah membimbing, mengarahkan, dan memberikan

semangat dalam menyelesaikan penelitian ini.

3. dr. H. M. Djauhari W, AIF., PFK dan dr. Nina Afiani, Sp.OG, M.Kes yang telah

bersedia menjadi penguji penulis dalam sidang skripsi penelitian ini.

4. drg. Laifa Annisa Hendarmin, Ph.D selaku penanggung jawab riset Program Studi

Kedokteran dan Profesi Dokter Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Seluruh keluarga besar terutama kedua orang tua tercinta, Heru Wahyudi dan

Triningsih yang tak henti-hentinya memberikan dukungan moral, materil dan doa

sepanjang waktu sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.

Page 6: HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN USIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53680... · 2020. 11. 14. · Gambar 2.3 Aksis hipotalamus–hipofisis–gonad pada anak Perempuan

vi

6. Untuk adik-adik tercinta, Regita Ardhya Citra Pramesti dan Tesar Chandra Esnawan

yang menjadi penyemangat penulis dalam menyelasaikan penelitian ini.

7. Wahyuddin S Pd selaku kepala sekolah MTs Khazanah Kebajikan Tangerang Selatan

yang telah memberikan izin kepada penulisuntuk melakukan penelitian di Khazanah

Kebajikan.

8. Teman-teman satu kelompok riset, Laksana Firman Latief, Arga Prahastya dan Ahmad

Zaqi yang telah berjuang dan bekerjasama dalam menyelesaikan penelitian ini.

9. Teman-teman satu tempat pengambilan data riset “Pejuang Khazanah”, Rara Sifa

Izdihariyah, Salwa Luthfianissofa, Laksana Firman Latief dan Rendika Fajryah Hutami

10. Seluruh teman seperjuangan saya, angkatan 2016 Pacemaker FK UIN.

11. Sahabat saya Annisa Luthfi Hapsari, Ahmad Mustafa Bardah, Ahmad Syahal

Syaifudin, Farras Yassar dan Putra Agung Rahmatullah.

12. Seluruh responden yang sudah meluangkan waktunya untuk mengikuti penelitian ini

sampai selesai.

13. Semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan penelitian ini yang tidak

bisa disebutkan satu persatu.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena

itu peneliti mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun dari pembaca

demi kesempurnaan skripsi ini.

Ciputat, 28 November 2019

Devin Septia Bramanda

Page 7: HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN USIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53680... · 2020. 11. 14. · Gambar 2.3 Aksis hipotalamus–hipofisis–gonad pada anak Perempuan

vii

ABSTRAK

Devin Septia Bramanda. Fakultas Kedokteran. Hubungan Tingkat Stres dengan Usia Menarche pada Siswi Kelas 8 dan Kelas 9 MTs Khazanah Kebajikan Tahun 2019.

Latar belakang: Menarche adalah menstruasi pertama yang dialami seorang wanita saat masa pubertas. Di Indonesia, rata-rata usia menarche adalah 13 tahun. Stres adalah salah satu bagian dalam kehidupan seseorang dan perempuan lebih rentan untuk mengalami stres. Stres dipengaruhi banyak faktor. Karena belum adanya penelitian hubungan tingkat stres dengan usia menarche, maka penelitian ini diperlukan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat stres dengan usia menarche pada siswi MTs Khazanah Kebajikan tahun 2019. Metode: Penelitian ini menggunakan desain analitik secara potong lintang. Sampel penelitian adalah siswi kelas 8 dan kelas 9 MTs Khazanah Kebajikan tahun ajaran 2019/2020. Sampel diambil dengan metode simple random sampling. Siswi yang masuk menjadi sampel kemudian diberikan lembar informed consent dan kemudian dilakukan pengisian kuesioner. Hasil: Distribusi sampel berdasarkan usia terbanyak adalah 13 tahun dengan usia termuda adalah 12 tahun dan usia tertua adalah 15 tahun. Usia menarche rata-rata adalah 11,9 tahun. Pengukuran stres dengan Dass Score dan hubungannya dengan usia menarche menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat stres dengan usia menarche (Chi-square p=0,752). Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara tingkat stres dengan usia menarche pada siswi kelas 8 dan kelas 9 MTs Khazanah Kebajikan tahun 2019.

Kata kunci: tingkat stres, usia menarche

Page 8: HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN USIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53680... · 2020. 11. 14. · Gambar 2.3 Aksis hipotalamus–hipofisis–gonad pada anak Perempuan

viii

ABSTRACT

Devin Septia Bramanda. Faculty of Medicine. Correlation between Stress Levels and Menarche Age on 8th grade and 9th grade Female Students of MTs Khazanah Kebajikan on 2019.

Background: Menarche is a first menstruation that happens in woman who is in puberty age. In Indonesia, the mean age of menarche is 13 years old. Stress is a part of one’s life and woman is more suspectible to become stressed. Stress is influenced by many factors. Because of there is no study that discuss about correlation between stress and menarche age, this study is conducted. Objective: This study’s objective is to determine the correlation between stress levels and menarche age on female students of MTs Khazanah Kebajikan on 2019. Method: This study is a cross sectional analytical study. Samples were female 8th and 9th grade students of MTs Khazanah Kebajikan for academic year of 2019/2020. Samples was obtained by simple random sampling method. Students who were eligible was given informed consent form and they filled the questionnaire. Result: Sample distribution according to the highest in age group was 13 years old with the youngest is 12 years old and the oldest is 15 years old. The mean age of menarche is 11,9 years old. The measurement of stress level with Dass Score and its correlation with menarche age showed that there was no correlation between stress level and menarche age. (Chi-square p=0,752). Conclusion: There was no correlation between stress levels and menarche ages on female 8th and 9th grade students of MTs Khazanah Kebajikan on 2019.

Keywords: stress level, age of menarche

Page 9: HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN USIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53680... · 2020. 11. 14. · Gambar 2.3 Aksis hipotalamus–hipofisis–gonad pada anak Perempuan

ix

DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................. ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................... iiiPENGESAHAN PANITIA UJIAN ........................................................................... iv

KATA PENGANTAR ................................................................................................. vABSTRAK ................................................................................................................. vii

DAFTAR ISI .............................................................................................................. ixDAFTAR GAMBAR .................................................................................................. xi

DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xiiDAFTAR SINGKATAN .......................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xivBAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 11.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 31.3 Hipotesis ....................................................................................................... 31.4 Tujuan Penelitian .......................................................................................... 3

1.4.1 Tujuan Umum ....................................................................................... 31.4.2 Tujuan Khusus ...................................................................................... 3

1.5 Manfaat Penelitian ........................................................................................ 31.5.1 Bagi Peneliti .......................................................................................... 31.5.2 Bagi Institusi ......................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 32.1 Landasan Teori .............................................................................................. 4

2.1.1 Pengertian pubertas ............................................................................... 42.1.2 Perubahan fisik pada pubertas pada wanita .......................................... 52.1.3 Pengertian Menarche ............................................................................ 72.1.4 Pengertian Menstruasi ........................................................................... 82.1.5 Fisiologi Menstruasi ............................................................................. 82.1.6 Pengertian Stres .................................................................................. 122.1.7 Jenis – Jenis Stres................................................................................ 132.1.8 Klasifikasi Stres .................................................................................. 132.1.9 Sumber Stres ....................................................................................... 142.1.10 Fisiologi Stres ..................................................................................... 162.1.11 Neurotransmiter dan Stres ................................................................... 182.1.12 Alat Ukur Tingkat Stres ...................................................................... 202.1.13 Mekanisme Stres dengan Perubahan Usia Menarche ......................... 21

2.2 Kerangka Teori ........................................................................................... 232.3 Kerangka Konsep ........................................................................................ 24

Page 10: HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN USIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53680... · 2020. 11. 14. · Gambar 2.3 Aksis hipotalamus–hipofisis–gonad pada anak Perempuan

x

2.4 Definisi Operasional ................................................................................... 25

BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................... 253.1 Desain Penelitian ........................................................................................ 263.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................................... 26

3.2.1 Lokasi .................................................................................................. 263.2.2 Waktu .................................................................................................. 26

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian .................................................................. 263.3.1 Populasi ............................................................................................... 263.3.2 Sampel ................................................................................................. 26

3.4 Teknik Pengambilan Sampel ...................................................................... 273.5 Kriteria Sampel ........................................................................................... 27

3.5.1 Kriteria Inklusi .................................................................................... 273.5.2 Kriteria Eksklusi ................................................................................. 27

3.6 Cara Pengumpulan Data ............................................................................. 273.6.1 Bahan .................................................................................................. 273.6.2 Alat ...................................................................................................... 28

3.7 Cara Kerja Penelitian .................................................................................. 293.8 Managemen Data ........................................................................................ 30

3.8.1 Pengumpulan Data .............................................................................. 303.8.2 Pengolahan Data ................................................................................. 30

3.9 Analisis Data ............................................................................................... 30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. 304.1 Hasil Penelitian ........................................................................................... 31

4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ................................................................ 314.1.2 Karakteristik Responden ..................................................................... 314.1.3 Tingkat Stres Responden .................................................................... 324.1.4 Usia Menarche Responden ................................................................. 334.1.5 Analisis Bivariat .................................................................................. 33

4.2 Pembahasan ................................................................................................. 344.3 Keterbatasan penulis ................................................................................... 36

BAB V SIMPULAN DAN SARAN .......................................................................... 365.1 Simpulan ..................................................................................................... 375.2 Saran ........................................................................................................... 37

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 38Lampiran 1 ................................................................................................................ 42

Lampiran 2 ................................................................................................................ 44Lampiran 3 ................................................................................................................ 48

Lampiran 4 ................................................................................................................ 49Lampiran 5 ................................................................................................................ 50

Lampiran 6 ................................................................................................................ 51

Page 11: HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN USIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53680... · 2020. 11. 14. · Gambar 2.3 Aksis hipotalamus–hipofisis–gonad pada anak Perempuan

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tahap perkembangan pubertas pada anak perempuan menurut Tanner. .. 5

Gambar 2.2 Tahapan pubertas pada anak perempuan menurut Tanner. ....................... 5

Gambar 2.3 Aksis hipotalamus–hipofisis–gonad pada anak Perempuan. .................... 6

Gambar 2.4 Persentase perempuan usia 10-59 tahun menurut umur pertama haid. ..... 7

Gambar 2.5 Korelasi antara kadar hormone dan perubahan siklus ovarium dan

uterus ........................................................................................................................... 12

Gambar 2.6 Aksis HPA. ............................................................................................. 17

Gambar 2.7 Komponen Mayor Sistem Limbik, Pengaturan Neurotransmiter dan

Sistem Neurotransmitter yang Mengatur Respon Stres. ............................................. 20

Page 12: HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN USIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53680... · 2020. 11. 14. · Gambar 2.3 Aksis hipotalamus–hipofisis–gonad pada anak Perempuan

xii

DAFTAR TABEL

Table 2.1 Kriteria Dass ............................................................................................... 20

Table 3.1 Komponen pertanyaan dalam kuesioner .................................................... 28

Table 4.1 Distribusi Karateristik Responden .............................................................. 31

Table 4.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Stres Responden ........................................... 32

Table 4.3Distribusi Frekuensi Usia Menarche Responden ......................................... 33

Table 4.4 Hubungan Usia Menarche dengan Tingkat Stres ....................................... 33

Page 13: HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN USIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53680... · 2020. 11. 14. · Gambar 2.3 Aksis hipotalamus–hipofisis–gonad pada anak Perempuan

xiii

DAFTAR SINGKATAN

GnRH : gonadotropik releasing hormone

FSH : Follicle stimulating hormon

LH : Luteinizing hormone

Riskesdas : Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar

MTs :Madrasahtsanawiyah

Depkes RI : Departemen Kesehatan Republik Indonesia

APA : American Psychological Association

GABA :gamma-aminobutyricacid

HPA : Hipothalamus-pituitary-Adrenal

ACTH : Adrenocorticoid Hormone

CRF : Corticotropin Releasing Factor

DHEA : Dehydroepiandrosterone

5-HT1A : 5- hidroksitriptamin 1A

PVN : Paraventricular Nucleus

NMDA : N-metil-D-Aspartat

DASS : Depression Anxiety and Stress Scale

Page 14: HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN USIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53680... · 2020. 11. 14. · Gambar 2.3 Aksis hipotalamus–hipofisis–gonad pada anak Perempuan

xiv

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lembar Informed Consent…..…………………………………………..41

Lampiran 2 Lembar Kuesioner …….....……………………………….….................43

Lampiran 3 Surat Persetujuan Etik…………………………………………………..47

Lampiran 4 Hasil Uji Statistik SPSS………………………………………………...48

Lampiran 5 Dokumentasi…………………………………………………................49

Lampiran 6 Riwayat Hidup Penulis………………………………………................50

Page 15: HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN USIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53680... · 2020. 11. 14. · Gambar 2.3 Aksis hipotalamus–hipofisis–gonad pada anak Perempuan

1

BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Masa pubertas didefinisikan sebagai waktu tercapainya kematangan seksual,

yaitu mulai berfungsinya organ reproduksi. Pada perempuan, pubertas dimulai dengan

terjadinya menarche yaitu mentruasi yang terjadi pertama kali dengan ditandai

keluarnya darah dari vagina akibat peluruhan dinding endometrium.1

Menarche adalah menstruasi pertama kali yang dialami seorang wanita

disebabkan oleh proses sistem hormonal yang kompleks. Inisiasi pubertas itu sendiri

dikontrol oleh neuron kisspeptin yang terletak di nucleus arcuate hipotalamus. Neuron

tersebut akan mengeluarkan neurokinin B dan dynorphin, sehingga menstimulasi

hipotalamus sekresi gonadotropik releasing hormone (GnRH) yang akan meransang

kelenjar hipofisis sekresi Follicle stimulating hormon (FSH) dan Luteinizing hormone

(LH). FSH merangsang folikel primordial untuk menghasilkan hormon esterogen

sehingga terjadi pertumbuhan dan perkembangan tanda seks sekunder, ini juga

merupakan tanda - tanda remaja sedang mengalami pubertas.2

Menarche dini adalah menstruasi pertama yang dialami seorang wanita ketika

usianya masih dibawah 12 tahun.3 Usia menarche yang terlampau cepat pada remaja

dapat menyebabkan ketidaksiapan dan masalah pada remaja.4 Menarche yang terlalu

cepat juga menjadi faktor risiko terjadinya kanker payudara, kanker ovarium,

penumpukan lemak dalam jaringan adiposa, risiko penyakit kardiovaskuler, hipertensi,

dan juga menopause yang lebih cepat.5

Di beberapa negara di dunia terdapat variasi umur menarche yang dialami

perempuan, seperti di Amerika Serikat menurut penelitian pada tahun 2001, rata –

rata umur menarche yaitu 12,5 tahun. Di beberapa negara Asia, seperti India pada

tahun 1998 perempuan mengalami menarche rata-rata umur 12,1 tahun, dan di

Jepang pada tahun 1992 memiliki rata-rata umur menarche yaitu 12,6 tahun.4 Di

Kanada rata – rata usia menarche adalah 12,72 tahun.6

Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010 rata – rata usia

menarche di Indonesia adalah 13 tahun (20,0%) terjadi pada 37,5 persen anak dengan

Page 16: HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN USIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53680... · 2020. 11. 14. · Gambar 2.3 Aksis hipotalamus–hipofisis–gonad pada anak Perempuan

2

kejadian lebih awal pada usia kurang dari 9 tahun dan ada yang lebih lambat sampai

dengan usia 20 tahun. Sebanyak 30,3 persen anak di DKI Jakarta mengalami menarche

pada umur 11 sampai 12 tahun dan 2,6 persen anak di DKI Jakarta mengalami

menarche pada umur 9 sampai 10 tahun.7

Pada saat ini usia menarche pada remaja putri mengalami perubahan. Penelitian

menunjukan kecenderungan anak perempuan mencapai usia pubertas semakin dini.

Penelitian di amerika serikat dan eropa, rata – rata usia menarche turun 3 sampai 4

bulan per dasawarsa dari tahun 1830 sampai 1980 di Amerika Serikat.8 Sedangkan di

Indonesia menempati urutan ke 15 dari 67 negara dengan penurunan usia menarche

mencapai 0,145 tahun per decade.9

Stres adalah suatu respon adaptif dari individu pada berbagai tekanan atau

tuntutan eksternal yang diterima sehingga menghasilkan berbagai gangguan meliputi

gangguan fisik, emosional dan perilaku.10

Stres merupakan bagian yang tidak terhindarkan dari kehidupan seseorang.

Stres dapat mempengaruhi setiap orang, termasuk remaja. Sumber stres pada remaja

laki-laki dan perempuan pada umumnya sama, namun dampak beban ini berbeda pada

remaja perempuan dan laki-laki.10 Remaja perempuan lebih rentan merasakan dampak

negatif dari stres daripada remaja laki-laki dikarenakan remaja perempuan memiliki

tingkat sensitif yang lebih besar daripada remaja laki – laki.11

Menurut Santrock kebanyakan remaja awalnya mengalami stres karena

masalah di keluarga, sekolah, dan mereka mengalami masalah perilaku. Banyak stresor

lain yang dialami remaja secara terus menerus setiap harinya, tekanan akademis,

kompetisi, kecemasan, tekanan dari teman sebaya.12

MTS Khazanah Kebajikan terletak di kota Tanggerang Selatan, merupakan

sekolah berbasis islam yang dikelola oleh yayasan khazanah kebajikan. Memberikan

pendidikan bagi siswa yatim piatu dan ekonomi menengah kebawah.

Berdasarkan latar belakang tersebut dan belum adanya penelitian yang terkait

di Indonesia maka penulis tertarik melakukan penelitian di MTS Khazanah Kebajikan

untuk mengetahui hubungan tingkat stres dengan usia menarche pada siswi kelas 8 dan

kelas 9 MTS Khazanah Kebajikan Kota Tanggerang Selatan.

Page 17: HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN USIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53680... · 2020. 11. 14. · Gambar 2.3 Aksis hipotalamus–hipofisis–gonad pada anak Perempuan

3

1.2 Rumusan Masalah

Adakah hubungan tingkat stres dengan usia menarche pada siswi kelas 8 dan

kelas 9 MTS Khazanah Kebajikan Tahun 2019?

1.3 Hipotesis

Terdapat hubungan tingkat stres dengan usia menarche pada MTs Khazanah

Kebajikan Tahun 2019.

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan tingkat stres dengan usia menarche pada siswi mts

khazanah kebajikan tahun 2019.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui gambaran tingkat stres di MTs Khazanah Kebajikan.

2. Mengetahui gambaran usia menarche di MTs Khazanah Kebajikan.

3. Mengetahui apakah tingkat stres mempengaruhi usia menarche di MTs

Khazanah Kebajikan.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Bagi Peneliti

1. Memenuhi syarat mendapatkan gelar sarjana kedokteran di Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Menambah referensi dalam penelitian di bidang kedokteran.

1.5.2 Bagi Institusi

Menambah sumber referensi penelitian hubungan tingkat stres dengan usia

menarche.

Page 18: HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN USIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53680... · 2020. 11. 14. · Gambar 2.3 Aksis hipotalamus–hipofisis–gonad pada anak Perempuan

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian pubertas

Pubertas merupakan masa transisi dari masa anak menjadi dewasa. Pada saat

tersebut telah terjadi pertumbuhan yang cepat (growth spurt), yang akhirnya mulailah

terbentuk karakteristik seksual sekunder, tercapainya fertilitas, dan perubahan besar

dalam hal psikologis.13

Pubertas merupakan tahapan yang penting bagi wanita, akan terjadi perubahan

dari masa anak-anak menjadi dewasa. Perubahan tersebut terdiri dari perubahan

hormon, fisik, psikologi dan sosial. Masa pubertas adalah fase organ reproduksi remaja

matang dan siap untuk bereproduksi.12

Saat pubertas ini terjadi dua perubahan yang menonjol di dalam diri yaitu

perubahan fisik dan psikologis. Peristiwa yang paling penting pada masa pubertas

adalah perubahan yang berlangsung cepat dan drastis yang terjadi pada sistem

reproduksi. Perubahan bentuk tubuh terjadi karena sejumlah hormon mulai diproduksi

dan mempengaruhi organ reproduksi untuk memulai siklus reproduksi. Perubahan

dalam pubertas terjadi secara bertahap dari karakteristik seksual primer dan

karakteristik seksual sekunder. Perkembangan organ-organ reproduksi merupakan

perubahan primer, sedangkan perubahan dalam bentuk tubuh sesuai dengan jenis

kelamin termasuk dalam seksual sekunder, misalnya pada remaja putri ditandai dengan

menarche (menstruasi pertama), tumbuhnya rambut-rambut pubis, pembesaran buah

dada, dan pinggul.13

Suatu indikator yang menandakan kematangan organ reproduksi pada remaja

wanita adalah menarche. Sistem reproduksi pada wanita sudah berfungsi yang

mempengaruhi perubahan fisik.13

Menarche merupakan salah satu perubahan yang terjadi pada masa pubertas bagi

remaja putri. Perubahan tubuh yang terjadi akan semakin mencapai keseimbangan yang

sifatnya individual. Di akhir masa remaja, ukuran tubuh remaja sudah mencapai bentuk

Page 19: HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN USIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53680... · 2020. 11. 14. · Gambar 2.3 Aksis hipotalamus–hipofisis–gonad pada anak Perempuan

5

akhir dan sistem reproduksi sudah mencapai kematangan secara fisiologis. Hasil akhir

dari kematangan sistem reproduksi ini, remaja sudah mampu menjalankan fungsi

reproduksinya, artinya sudah dapat mempunyai keturunan.13

2.1.2 Perubahan fisik pada pubertas pada wanita

Dalam masa ini organ reproduksi wanita akan mengalami perubahan. Ovarium,

tuba falopi, uterus dan vagina akan mengalami perubahan dan pembesaran berkali lipat.

Selain itu organ genitalia eksterna juga akan mengalami perubahan dan ciri ciri seks

sekunder.9

Perubahan fisik selama pubertas dapat diukur menggunakan skala tanner. Secara

umum tahapan pubertas tertera pada Gambar 2.1 dan Gambar 2.2 menurut Tanner.

Gambar 2.1 Tahap perkembangan pubertas pada anak perempuan menurut Tanner.14

Sumber: Tanner 1990

Gambar 2.2 Tahapan pubertas pada anak perempuan menurut Tanner.14

Sumber: Tanner 1990

Page 20: HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN USIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53680... · 2020. 11. 14. · Gambar 2.3 Aksis hipotalamus–hipofisis–gonad pada anak Perempuan

6

2.1.1 Fisiologi Pubertas

Pubertas terjadi disebabkan oleh peningkatan sekresi GnRH dari hipotalamus,

kemudian diikuti oleh sistem umpan balik negatif dan positif dari sistem endokrin yang

kompleks. Selanjutnya, proses ini akan diikuti dengan timbulnya timbunya tanda -

tanda seks sekunder dan kesiapan organ reproduksi untuk reproduksi.15

Pubertas normal diawali oleh terjadinya aktivasi aksis hipotalamus–hipofisis–

gonad dengan peningkatan GnRH secara menetap (Gambar 2.3).17 Inisiasi pubertas itu

sendiri dikontrol oleh neuron kisspeptin yang terletak di nucleus arcuate hipotalamus.

Neuron tersebut akan mengeluarkan neurokinin B dan dynorphin, sehingga

menstimulasi sekresi GnRH. GnRH akan menyebabkan pengeluaran LH dan FSH dari

kelenjar hipofisis bagian anterior, sehingga akan mempengaruhi sel sertoli pada testis

laki-laki atau sel teka dan sel granulosa pada perempuan yang nantinya akan

mengeluarkan hormon seksual sehingga memulai pubertas.16

Gambar 2.3 Aksis hipotalamus–hipofisis–gonad pada anak Perempuan.17

Sumber: Brook CDG 1999

Page 21: HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN USIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53680... · 2020. 11. 14. · Gambar 2.3 Aksis hipotalamus–hipofisis–gonad pada anak Perempuan

7

2.1.3 Pengertian Menarche

Pertumbuhan dan kematangan dari fungsi organ reproduksi yang ditandai dengan

menstruasi untuk pertama kali disebut menarche.18

Menarche adalah haid pertama yang dialami seorang wanita diakibatkan oleh

proses hormonal yang kompleks.17 Sekresi GnRH di hipotalamus merangsang hipofisis

mensekresikan hormon FSH dan LH untuk merangsang pematangan folikel.1

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI) melaporkan terjadinya

usia menarche di Indonesia, data Riskesdas tahun 2010, usia menarche13-14 tahun

sekitar 37,5% dan yang mengalami menarche di bawah usia 12 tahun sebanyak 5,2%

sementara responden yang berusia 15 tahun mengalami menarchesebanyak 15,2%.3

Gambar 2.4 Persentase perempuan usia 10-59 tahun menurut umur pertama haid. 3

Sumber: Riskesdas 2010

Page 22: HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN USIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53680... · 2020. 11. 14. · Gambar 2.3 Aksis hipotalamus–hipofisis–gonad pada anak Perempuan

8

2.1.4 Pengertian Menstruasi

Menstruasi adalah perdarahan periodik pada uterus yang dimulai sekitar 14 hari

setelah ovulasi.22 Menstruasi adalah perdarahan vagina secara berkala akibat

terlepasnya lapisan endometrium uterus. Fungsi menstruasi normal merupakan hasil

interaksi antara hipotalamus, hipofisis, dan ovarium dengan perubahan-perubahan

terkait pada jaringan sasaran pada saluran reproduksi normal, ovarium memainkan

peranan penting dalam proses ini, karena tampaknya bertanggung jawab dalam

pengaturan perubahan-perubahan siklus maupun lama siklus menstruasi.19

2.1.5 Fisiologi Menstruasi

Siklus reproduksi normal perempuan terjadi setiap sebulan sekali dari awal

menarche samapi menopause, sehingga fertilitas dari perempuan memiliki waktu

terbatas. Pada awal-awal menstruasi sekitar 1 – 2 hari setelah menarche, ovulasi hanya

terjadi 10% dari siklus dan fase luteal lebih pendek.23

2.1.5.1 Fase Folikular

Didalam folikel primer, oosit primer dikelilingi oleh selapis sel granulosa. Satu

lapisan sel granulosa pada folikel primer berproliferasi untuk membentuk beberapa

lapisan yang mengelilingi oosit. Sel - sel granulosa membentuk zona pelusida. Pada

saat yang sama ketika oosit sedang membesar dan sel – sel granulosa berproliferasi, sel

sel jaringan ikat ovarium khusus yang berkontak dengan sel granulosa berproliferasi

dan berdiferensiasi membentuk sel teka, mengubah folikel primer menjadi folikel pra

antral. Folikel yang mencapai tahap praantral direkrut untuk berkembang lebih lanjut

dibawah pengaruh FSH pada saat dimulainya siklus ovarium. Lingkungan hormon

mendorong terjadinya pembesaran dan pengembangan cepat kemampuan sekresi sel –

sel folikel, mengubah folikel praantral menjadi folikel sekunder atau folikel antral.

Selama tahap perkembangan folikel ini, terbentuk suatu rongga berisi cairan, antrum,

dibagian tengah folikel. Salah satu folikel akan berkembang menjadi folikel dominan

akan tumbuh lebih cepat karena memiliki lebih banyak reseptor FSH disebabkan oleh

estrogen yang dihasilkan oleh folikel dominan lebih banyak. Setelah sekitar 14 hari

Page 23: HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN USIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53680... · 2020. 11. 14. · Gambar 2.3 Aksis hipotalamus–hipofisis–gonad pada anak Perempuan

9

terjadi pertumbuhan cepat folikel yang dipengaruhi oleh FSH dan folikel berkembang

menjadi folikel matang. Pada folikel matang, antrum menempati sebagian besar ruang.

Oosit yang dikelilingi oleh zona pelusida dan satu lapisan sel granulosa, tergeser

asimetris ke salah satu sisi folikel, dalam suatu gundukan kecil yang menonjol ke arah

antrum. Folikel matang yang telah membesar menonjol ke permukaan ovarium,

menciptakan suatu daerah tipis yang kemudian pecah untuk membebaskan oosit pada

ovulasi dibawah pengaruh lonjakan LH. 23

2.1.5.2 Fase Luteal

Folikel yang pecah yang tertinggal di ovarium mengalami perubahan karena sel

– sel granulosa dan sel teka yang tertinggal di sisa folikel mengalami transformasi

struktural dan fungsional yang disebut luteinisasi. Sel – sel yang tertinggal ini

membentuk Korpus luteum.23 Ketika terjadi lonjakan FSH akan menyebabkan

pembentukan reseptor LH pada sel granulosa. Hal ini menyebabkan korpus luteum

produksi progesteron.24

Kadar progesteron yang tinggi akan menginhibisi FSH dan LH sehingga tidak ada

pembentukan folikel baru, namun karena LH juga mempertahankan korpus luteum

maka korpus luteum hanya bertahan hingga hari ke 9 – 11 setelah ovulasi, yang

nantinya akan membentuk korpus albikans.25

2.1.5.3 Fase Proliferatif

Setelah masing-masing daerah endometrium mengelupas sewaktu menstruasi,

mulai terjadi proses perbaikan regeneratif, permukaan endometrium dibentuk kembali

dengan metaplasia sel-sel stroma dan dengan pertumbuhan keluar sel-sel epitel kelenjar

endometrium. Dalam tiga hari setelah menstruasi berhenti, perbaikan seluruh

endometrium sudah selesai. Endometrium pada fase proliferatif dini tipis kelenjarnya

sedikit, sempit, lurus dan dilapisi sel kuboid, dan stromanya padat. Fase regeneratif

dini berlangsung dari hari ke-3 siklus menstruasi hingga hari ke-7, ketika proliferasi

semakin cepat. Kelenjar-kelenjar epitelial bertambah besar dan tumbuh ke bawah tegak

lurus terhadap permukaan. Sel-selnya menjadi kolumnar dengan nuklei di basal. Sel-

Page 24: HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN USIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53680... · 2020. 11. 14. · Gambar 2.3 Aksis hipotalamus–hipofisis–gonad pada anak Perempuan

10

sel stroma berproliferasi, tetap padat dan berbentuk kumparan. Pembelahan sel

(mitosis) umum terjadi pada kelenjar dan stroma. Endometrium disuplai oleh arteri-

arteri basal di miometrium yang memberikan percabangan pada sudut yang tepat untuk

mendarahi endometrium. Pada mulanya ketika menembus endometrium basal,

masingmasing arteri berjalan lurus, tetapi pada lapisan media dan superfisial arteri

berubah menjadi spiral. Bergelungnya arteri ini memungkinkannya memberikan suplai

darah pada endometrium yang terus tumbuh hingga menjadi tidak berkelok lagi. Setiap

arteri spiral mensuplai suatu daerah endometrium tertentu.23 Fase proliferasi ini

berlangsung dari hari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus haid dan terbagi 3 fase yaitu

fase proliferasi dini (hari ke-4 sampai hari ke-7), fase proliferasi media (hari ke-8

sampai hari ke-10), dan fase proliferasi akhir (hari ke-11 sampai hari ke-14).23

2.1.5.4 Fase Sekretori

Fase ini mulai sesudah ovulasi dan berlangsung dari hari ke-14 sampai ke-28.22

Jika terjadi ovulasi, seperti biasanya, endometrium mengalami perubahan-perubahan

yang nyata, kecuali pada awal dan akhir masa reproduksi. Perubahan ini mulai pada

dua hari terakhir pada fase proliferatif, tetapi meningkat secara dramatis setelah

ovulasi. Vakuol-vakuol sekretorik, yang kaya akan glikogen, tampak di dalam sel-sel

yang melapisi kelenjar endometrium. Pada mulanya vakuol-vakuol tersebut terdapat di

bagian basal dan menggeser inti sel ke arah superfisial. Jumlahnya cepat meningkat

dan kelenjar menjadi berkelok-kelok. Pada hari keenam setelah ovulasi, fase sekresi

mencapai puncak. Vakuol-vakuol telah melewati nukleus. Beberapa diantaranya sudah

mengeluarkan mukus ke dalam rongga kelenjar yang lain penuh dengan mukus,

sehingga tampak seperti gigi gergaji. Arteri spiral bertambah panjang dengan

meluruskan gelungan.24

Apabila tidak ada kehamilan, sekresi estrogen dan progesteron menurun karena

corpus luteum menjadi tua. Penurunan ini menyebabkan peningkatan asam arakidonat

dan endoperoksidase bebas di dalam endometrium. Enzim-enzim ini menginduksi

lisosom sel stroma untuk mensintesis dan mensekresi prostaglandin (PGF2α dan

PGE2α) dan prostasiklin. PGF2α merupakan suatu vasokonstriktor kuat dan

Page 25: HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN USIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53680... · 2020. 11. 14. · Gambar 2.3 Aksis hipotalamus–hipofisis–gonad pada anak Perempuan

11

menyebabkan kontraksi uterus; PGE2α menyebabkan kontraksi uterus dan

vasodilatasi; prostasiklin adalah suatu vasodilator, yang menyebabkan relaksasi otot

dan menghambat agregasi trombosit. Perbandingan PGF2α dengan kedua

prostaglandin meningkat selama menstruasi. Perubahan ini mengurangi aliran darah

melalui kapiler endometrium dan menyebabkan pergeseran cairan dari jaringan

endometrium ke dalam kapiler, sehingga mengurangi ketebalan endometrium. Ini

menyebabkan bertambahnya kelokan arteri spiral bersamaan dengan terus

berkurangnya aliran darah. Daerah endometrium yang disuplai arteri spiral menjadi

hipoksik, sehingga terjadi nekrosis iskemik. Vasokonstriksi terjadi pada setiap arteri

spiral dengan waktu berbeda, bergantian dengan vasodilatasi. Daerah nekrotik dari

endometrium mengelupas ke dalam rongga uterus disertai dengan darah dan cairan

jaringan, maka menstruasi mulai terjadi.24

Jika diambil panjang siklus haid 28 hari dengan perkiraan ovulasi terjadi pada

hari ke-14, maka 36-48 jam setelah ovulasi belum terlihat perubahan yang menonjol

pada endometrium. Karena itu, dating hari ke-14 dan ke-15 tidah berguna untuk

dilakukan, dan sebaiknya baru dimulai pada hari ke-16. Pada hari ke-16 vakuola basal

subnukleus terlihat pada banyak kelenjar. Hari ini ialah hari terakhir pseudostratifikasi

barisan inti. Terlihat mitosis pada kelenjar-kelenjar dan stroma. Pada hari ke-19

sebagian kecil vakuola terlihat. Sepintas lalu gambarannya menyerupai hari ke-16,

tetapi pada hari ke-19 ini dapat dilihat sekresi intraluminal, dan tidak terdapat

pseudostratifikasi dan mitosis.23

Page 26: HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN USIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53680... · 2020. 11. 14. · Gambar 2.3 Aksis hipotalamus–hipofisis–gonad pada anak Perempuan

12

Gambar 2.5 Korelasi antara kadar hormone dan perubahan siklus ovarium dan uterus.23

Sumber: Sherwood edisi 8, 2014

2.1.6 Pengertian Stres

Stres adalah suatu keadaan yang dihasilkan oleh perubahan lingkungan yang

diterima sebagai suatu hal yang menantang, mengancam atau merusak terhadap

keseimbangan seseorang. Selain itu stres dapat disebut juga sebagai suatu reaksi atau

respon tubuh terhadap stresor psikososial (tekanan mental atau beban kehidupan).10

Page 27: HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN USIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53680... · 2020. 11. 14. · Gambar 2.3 Aksis hipotalamus–hipofisis–gonad pada anak Perempuan

13

Stres dapat dialami oleh setiap orang dari berbagai usia, ras atau jenis kelamin.

Tingkat stres di dunia cukup tinggi, sebagai contoh tingkat stres di negara Amerika

sekitar 75% orang dewasa mengalami tingkat yang stres berat dengan jumlah yang

terus meningkat dalam satu tahun terakhir.25

2.1.7 Jenis – Jenis Stres

Laura mengategorikan jenis stres menjadi dua jenis, yaitu:26

A. Eustres

Eustres adalah keadaan penderitaan emosi atau fisik yang menyenangkan.

Stres ini bersifat positif dan membangun. Beberapa karakteristik eustres adalah:

1. Meningkatkan kinerja

2. Sifat jangka pendek

3. Motivasi dan kekuatan fokus

4. Terasa menyegarkan atau memberi energi

5. Keyakinan atas kemampuan diri/sesuatu yang dapat ditangani.

B. Distres

Distres adalah keadaan penderitaan emosi atau fisik, rasa tidak nyaman atau

sakit stres ini bersifat negatif dan merusak. Beberapa karakteristik distres adalah:

1. Demotivasi dan menggugurkan energi

2. Menyebabkan ansietas, kekhawatiran atau kerisauan

3. Merasa segala sesuatu tidak menyenangkan/menyakitkan

4. Menurunnya seluruh kinerja/kemampuan

5. Dapat menyebabkan penyakit fisik/kelelahan mental/penipisan emosional

2.1.8 Klasifikasi Stres

Menurut American Psychological Association (APA), stres dibagi menjadi tiga bagian,

yaitu:25

a. Stres Akut

Stres akut adalah stres yang datang dari tuntutan dan tekanan masa lalu yang

diantisipasi dalam waktu dekat.

Page 28: HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN USIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53680... · 2020. 11. 14. · Gambar 2.3 Aksis hipotalamus–hipofisis–gonad pada anak Perempuan

14

b. Stres Akut Episodik

Stres akut episodik adalah stres akut dimana penderita tidak dapat mengatasi

stresor yang dihadapinya sehingga menjadi stres yang berkepanjangan dan tidak

selesai. Ciri-ciri orang yang mudah terkena stres akut episodik adalah orang yang

pemarah, mudah cemas, dan tegang.

c. Stres Kronik

Pada kondisi ini penderita akan sering menyendiri, depresi, dan tidak

memiliki semangat hidup. Stres kronik datang ketika penderita tidak mampu

menyelesaikan masalah yang dihadapinya.

2.1.9 Sumber Stres

Sumber stres juga disebut stresor. Ada dua tipe stresor yaitu stresor positif dan

stresor negatif. Stresor yang sering dirasakan pada aktivitas sehari-hari adalah sebagai

berikut:27

A. Kesibukan

Kesibukan adalah gangguan kehidupan sehari-hari yang menimpakan beban

stres. Contohnya adalah kemacetan lalu lintas, urusan rumah tangga, tugas mahasiswa

preklinik yang menumpuk, aktivitas organisasi kampus, menghadapi cuaca buruk, dan

menyeimbangkan tuntutan keluarga dan hubungan sosial.

Saat melaksanakan aktivitas sehari-hari, seseorang pasti akan menghadapi kerepotan

yang datang terus menerus secara tidak teratur atau tidak terduga misalnya terjebak

hujan tanpa membawa payung. Akan tetapi kesibukan harian yang semakin menumpuk

akan menyebabkan seseorang mengalami stres berat.

B. Peristiwa Kehidupan

Stres juga bisa diakibatkan oleh perubahan besar dalam suasana kehidupan. Hal

ini bisa berupa kejadian negatif, seperti kehilangan pekerjaan, atau peristiwa positif,

seperti menikah, menerima promosi jabatan, lulus ujian akhir atau kelahiran bayi.

Perubahan lebih baik atau lebih buruk bisa menimpakan beban stres yang menuntut

penyesuaian.

Page 29: HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN USIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53680... · 2020. 11. 14. · Gambar 2.3 Aksis hipotalamus–hipofisis–gonad pada anak Perempuan

15

C. Frustasi

Frustasi adalah keadaan emosi negatif yang dialami ketika upaya seseorang untuk

mengejar satu tujuan yang terhambat atau pupus. Contohnya adalah orang yang ingin

menempuh pendidikan tinggi namun terkendala masalah biaya, ataupun seseorang

yang merasa frustasi ketika kita menetapkan cita-cita yang terlalu tinggi dan tidak

mampu dicapai

D. Konflik

Konflik adalah keadaan ketegangan yang disebabkan oleh keberadaan dua atau

lebih tujuan yang berlawanan yang menuntut penyelesaian dan berlangsung serempak.

Konflik terbagi menjadi empat yaitu konflik pendekatan-pendekatan, konflik

penghindaran-penghindaran, konflik pendekatan-penghindaran dan konflik banyak

pendekatan-penghindaran.

Konflik pendekatan-pendekatan terjadi ketika seseorang merasa ditarik kearah

dua tujuan positif yang bertolak belakang. Konflik penghindaran-penghindaran terjadi

ketika seseorang menghadapi dua tujuan yang berlawanan dan sama- sama tidak

menyenangkan. Konflik pendekatan-penghindaran terjadi ketika seseorang

menghadapi tujuan yang memiliki kualitas segaligus positif dan negatif. Sedangkan

konflik banyak pendekatan-penghindaran melibatkan dua atau lebih tujuan, masing-

masing dengan karakteristik negatif dan positif yang menarik.

E. Pola Perilaku Tipe A

Pola perilaku tipe A adalah pola perilaku yang ditandai dengan ketidaksabaran,

terburu waktu, suka bersaing, dan bermusuhan. Orang yang memiliki perilaku ini

cenderung tidak sabaran, kompetitif, dan agresif. Orang tersebut senantiasa dalam

keadaan terburu-buru dan merasa bahwa waktu amat mendesak.

F. Stresor Traumatik

Stresor traumatik adalah peristiwa yang mengancam nyawa. Yang termasuk

dalam kategori ini adalah bencana alam atau bencana teknologi misalnya angin topan,

tsunami, banjir, kecelakaan nuklir, dan sebagainya. Orang yang mengalami peristiwa

traumatik bisa mengembangkan gangguan psikologis yang disebut gangguan stres

pascatrauma (PTSD).

Page 30: HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN USIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53680... · 2020. 11. 14. · Gambar 2.3 Aksis hipotalamus–hipofisis–gonad pada anak Perempuan

16

G. Stres Akulturasi

Stres akulturasi adalah tuntutan yang dihadapi oleh para imigran untuk

menyesuaikan diri dengan budaya tempat menumpang. Stres yang dihadapi oleh para

imigran yang berakulturasi secara buruk dalam usaha mereka untuk mendapatkan

pijakan ekonomi dan bisa menyumbang pada masalah emosional dalam bentuk ansietas

dan depresi.

2.1.10 Fisiologi Stres

Secara fisiologis, respon tubuh yang diakibatkan stres akan mengaktivasi

hipotalamus yang kemudian akan mengendalikan system neuroendokri yaitu system

simpatis dan korteks adrenal. Saraf simpatis berespon terhadap impuls saraf dari

hipotalamus yaitu dengan aktivasi berbagai organ tubuh dan otot polos. Respon tubuh

terhadap stres yang mengaktifkan system simpatis antara lain akan meningkatkan

kecepatan denyut jantung ( takikardi) dan dilatasi pupi. Saraf simpatis memberi sinyal

ke medulla adrenal untuk melepaskan epinefrin dan norepinefrin ke aliran darah. Jika

tubuh tidak mampu melakukan penyesuaian diri maka akan terjadi gangguan

keseimbangan dalam tubuh. 20,21

Dalam ilmu syaraf, terdapat dua klasifikasi neurotransmiter berdasarkan fenotip,

yaitu eksitatorik dan inhibitorik.8 Terdapat tiga jenis neurotransmiter yang

berhubungan dengan gangguan kecemasan, yaitu norepinefrin, serotonin yang

berperan sebagai neurotransmiter eksitatorik, dan reseptor γ-aminobutyric (GABA) ,

atau secara spesifik GABAA, yang berperan sebagai neurotransmiter inhibitorik.8,9

Stres fisiologik dapat meningkatkan sintesis dan pengeluaran kortisol. Kortisol

memiliki peran dalam peningkatan rangsangan, kewaspadaan, fokus, atensi, dan

pembentukan memori. Namun, kortisol dapat menginhibisi sistem reproduksi dan

menahan respons imun. Sekresi kortisol yang berlebihan dapat menyebabkan efek

samping, termasuk hipertensi, osteoporosis, immunosupresi, resistensi insulin,

dislipidemia, gangguan koagulasi, aterosklerosis dan penyakit kardiovaskular. Pada

pasien dengan stres, terdapat perubahan pada fungsi pada aksis HPA (Hipothalamus-

pituitary-Adrenal) dan terdapat penelitian respons ACTH (Adrenocorticoid Hormone)

Page 31: HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN USIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53680... · 2020. 11. 14. · Gambar 2.3 Aksis hipotalamus–hipofisis–gonad pada anak Perempuan

17

menjadi tumpul terhadap CRF (Corticotropin Releasing Factor) pada pasien dengan

gangguan panik.8

Mediator pada respons stres, seperti CRH berfungsi untuk koordinasi terhadap

perubahan-perubahan yang terjadi ketika stres seperti perilaku adaptif dan perubahan

fisiologis. Ketika berada dalam keadaan stres, CRH meningkat dan mengakibatkan

aktivasi aksis HPA dan mengeluarkan kortisol dan DHEA (Dehydroepiandrosterone)

dan CRH mengakibatkan inhibisi fungsi neurovegetatif seperti nafsu makan, aktivitas

seksual, dan sistem endokrin untuk pertumbuhan dan reproduksi.9

GABA merupakan neurotransmitter inhibitorik primer pada sistem saraf pusat (1

dari 3 neuron pada sistem saraf pusat adalah GABA dan merupakan neurotransmitter

utama). Peran aktivasi reseptor GABA pada gangguan kecemasan adalah sebagai

neuron inhibitorik. Inhibisi neuron oleh GABA di mediasi oleh dua jenis reseptor

GABA yaitu GABAA ionotropik yang bekerja cepat dan GABAB metabotropik yang

bekerja lamban dan respons inhibitorik yang berkepanjangan.12

Gambar 2.6 Aksis HPA. 28

Sumber: Kulkarni 2016

Page 32: HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN USIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53680... · 2020. 11. 14. · Gambar 2.3 Aksis hipotalamus–hipofisis–gonad pada anak Perempuan

18

2.1.11 Neurotransmiter dan Stres

Menurut Kumar, terdapat beberapa teori mengenai neurotransmiter pencetus stres

sebagai berikut:29

A. Asam Gamma—Aminobutirat (GABA)

Neurotransmiter ini adalah inhibitor penting dalam sistem saraf pusat. Peran

reseptor GABA dan benzodiazepin telah didokumentasikan dengan baik dalam

gangguan stres, seperti kecemasan, epilepsi, insomnia, dan gangguan kejang.

Dilaporkan bahwa stres dapat mengubah neurotransmiter GABA, yang menunjukkan

keterlibatan GABA dalam perubahan perilaku dan biokimia yang diinduksi oleh stres.

B. Dopamin

Perubahan tingkat induksi stres dalam dopamin (DA) pada daerah terminal

melibatkan daerah-daerah sel yang terproyeksi. Penemuan dari studi praklinis

menunjukkan bahwa respon dari DA dalam rangsangan stres itu berbeda- beda. Secara

spesifik, tekanan fisik yang akut dan dapat dikontrol menyebabkan peningkatan sekresi

DA ke dalam striatum ventral, sedangkan pada kondisi yang kronis dan tidak terkontrol

pada tekanan yang sama, sekresi DA mengalami penurunan. Penyakit Parkinson

merupakan penyakit neurodegeneratif yang berkaitan dengan usia, secara klinis

ditandai dengan gangguan gerakan yang timbul karena neuron dopamin yang

terdegenerasi secara selektif pada substansia nigra otak tengah ventral, sehingga kadar

dopamin pada striatum menipis.

C. Norepinefrin

Secara umum, epinefrin berfungsi sebagai sistem alarm yang mengurangi fungsi

neurovegetatif seperti makan dan tidur, serta bekontribusi terhadap peningkatan

otonom dan respon neuroendokrin terhadap stres seperti aktivasi aksis HPA.

Norepinefrin juga berfungsi mengaktifkan amigdala, bagian otak yang mengatur rasa

takut, memori ingatan jangka panjang dan sebagai tempat penyimpanan kenangan

emosional pada bagian hipokampus dan striatum.

Sistem monoaminergik mengatur aktivitas neuron di amigdala. Dilaporkan

bahwa stres meningkatkan omset NE pada banyak ujung proyeksi lokus seruleus serta

meningkatkan NE ekstraseluler di hipokampus. Bukti substansial menunjukkan bahwa

Page 33: HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN USIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53680... · 2020. 11. 14. · Gambar 2.3 Aksis hipotalamus–hipofisis–gonad pada anak Perempuan

19

neuron di otak mengandung dan menyekresi noradrenalin dan CRF diaktifkan selama

stres. Dapat disimpulkan bahwa noradrenalin dan CRF terlibat dalam respon perilaku

terhadap stres.

D. Serotonin

Stres dapat memengaruhi aktivitas neuron dopaminergik dan serotonergik

sentral. Sebuah studi menjelaskan bahwa terjadi penurunan kadar serotonin secara

signifikan sebagai respon terhadap stres. Konsentrasi serotonin hipokampus meningkat

selama konflik psikososial pada hewan. Reseptor 5- hidroksitriptamin 1A (5-HT1A)

menurun secara teratur pada daerah otak yang berbeda di dalam hipokampus.

E. Glutamat

Studi menjelaskan bahwa Paraventricular Nucleus (PVN) menerima inervasi

glutaminergik dari area otak besar yang melibatkan PVN itu sendiri dan beberapa inti

lain di dalam dan di luar hipotalamus. Antara daerah neuroanatomical afferent

glutaminergic ke PVN, nukleus dorsomedial hipotalamus adalah lokus awal untuk

neuron glutaminergik yang dapat diaktifkan oleh stres yang imobilisasi. Mikroinjeksi

N-metil-D-Aspartat (NMDA) ke dalam nukleus dorsomedial hipotalamus

menyebabkan peningkatan pelepasan glutamat dalam PVN dan hasil dalam respon

kardiovaskular sangat mirip dengan yang ditimbulkan oleh stres emosional.

Page 34: HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN USIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53680... · 2020. 11. 14. · Gambar 2.3 Aksis hipotalamus–hipofisis–gonad pada anak Perempuan

20

Gambar 2.7 Komponen Mayor Sistem Limbik, Pengaturan Neurotransmiter dan

Sistem Neurotransmitter yang Mengatur Respon Stres.29

Sumber: Kumar 2013

2.1.12 Alat Ukur Tingkat Stres

Depression Anxiety and Stres Scale (DASS) adalah kuesioner untuk menilai

depresi, rasa cemas dan stres. Kuesioner ini bukan sebagai alat bantu diagnosis namun

sebagai alat untuk menentukan tingkat keparahan kondisi stres. Unsur yang dinilai

antara lain skala stres. Setiap pertanyaan diberikan skor 0 hingga 3, kemudian skor

pada masing-masing kategori dijumlahkan dan dilakukan interpertasi normal, ringan,

sedang, berat dan sangat berat. Interpretasi hasil penjumlahan skor dapat ditampilkan

sebagai berikut:30

Tabel 2.1 Kriteria Dass

Kategori Skor

Normal 0-14

Ringan 15-18

Sedang 19-25

Berat 26-33

Sangat Berat >34

Page 35: HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN USIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53680... · 2020. 11. 14. · Gambar 2.3 Aksis hipotalamus–hipofisis–gonad pada anak Perempuan

21

2.1.13 Mekanisme Stres dengan Perubahan Usia Menarche

Inisiasi pubertas dikontrol oleh neuron kisspeptin yang terletak di nucleus arcuate

hipotalamus. Neuron tersebut akan mengeluarkan neurokinin B dan dynorphin,

sehingga menstimulasi sekresi GnRH.16 Sekresi GnRH di hipotalamus akan

merangsang hipofisis anterior mensekresikan hormon FSH dan LH.1 FSH berperan

memicu sekresi inhibin B untuk merangsang LH agar meningkatkan sekresi androgen

di sel teka dan memberi umpan balik negatif FSH yang di sekresi oleh hipofisis. Selain

itu, FSH memicu aktivin yang berfungsi untuk memicu sekresi esterogen di sel

granulosa mengakibatkan kadar esterogen terus meningkat. LH berperan memicu

pembentukan prostaglandin lokal pada sel granulosa. Hal tersebut memicu ovulasi

dengan perubahan vaskular sehingga menyebabkan proliferasi folikel secara cepat dan

kontraksi dinding folikel untuk “memecahkan” dinding folikel agar oosit keluar dan

terjadi ovulasi.31 Setelah ovulasi, folikel pecah yang tertinggal di ovarium mengalami

perubahan pada sel granulosa dan sel teka secara struktural dan membentuk korpus

luteum. Ketika memasuki fase luteal, sel-sel yang mengalami perubahan menjadi

membesar dan menghasilkan kadar progesteron dan esterogen secara aktif.32 Perubahan

pada komponen-komponen endometrium terjadi karena peran estrogen dan

progesteron yang berasal dari korpus luteum setelah ovulasi. Namun, jika ovum yang

telah dibebaskan tidak mengalami pembuahan, maka sel-sel luteal pada korpus luteum

akan mengalami degenerasi dan difagositosis serta membentuk massa jaringan fibrosa

yang diketahui sebagai Korpus Albicans.31,32 sekresi estrogen dan progesteron

menurun karena corpus luteum mengalami degenerasi. Penurunan ini menyebabkan

peningkatan asam arakidonat dan endoperoksidase bebas di dalam endometrium.

Enzim-enzim ini menginduksi lisosom sel stroma untuk mensintesis dan mensekresi

prostaglandin (PGF2α dan PGE2α) dan prostasiklin. PGF2α merupakan suatu

vasokonstriktor kuat dan menyebabkan kontraksi uterus.24 Vasokonstriksi terjadi pada

setiap arteri spiral dengan waktu berbeda, bergantian dengan vasodilatasi. Daerah

Page 36: HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN USIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53680... · 2020. 11. 14. · Gambar 2.3 Aksis hipotalamus–hipofisis–gonad pada anak Perempuan

22

nekrotik dari endometrium mengelupas ke dalam rongga uterus disertai dengan darah

dan cairan jaringan, maka menstruasi mulai terjadi.24

Ketika berada dalam keadaan stres, CRH meningkat dan mengakibatkan aktivasi

aksis HPA dan menghasilkan kortisol yang sekresikan oleh kelenjar adrenal. Kortisol

menekan fungsi reproduksi melalui inhibisi GnRH di hipotalamus. Di tingkat hipofisis,

efek dari inhibisi GnRH oleh kortisol menyebabkan penurunan produksi FSH dan LH

di hipofisis anterior.28

Jika kadar FSH dan LH semakin menurun mengakibatkan pematangan folikel

terganggu. Proses pematangan folikel terganggu menyebabkan proses ovulasi

terganggu. Jika tidak terjadi ovulasi, tidak akan terbentuk korpus luteum. Produksi

progesterone dan estrogen yang dihasilkan korpus luteum akan menurun dan

menyebabkan proliferasi endometrium terganggu mengakibatkan terlambatnya

menstruasi atau tidak terjadi menstruasi.

Jumlah folikel yang berkembang dari folikel primordial menuju folikel antral di

pengaruhi oleh respon folikel terhadap hormone FSH. Folikel yang teransang aksi

FSH akan tumbuh dan berkembang hingga tahap proses maturasi. Kortisol dapat

mengganggu pulsasi dari GnRH sehinggga membuat kadar FSH dan LH semakin

menurun mengakibatkan pematangan folikel terganggu. Proses pematangan folikel

terganggu menyebabkan proses ovulasi terganggu. Produksi progesterone yang

terganggu akan menyebabkan proliferasi endometrium terganggu mengakibatkan

terlambatnya menstruasi atau tidak terjadi menstruasi 28

Page 37: HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN USIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53680... · 2020. 11. 14. · Gambar 2.3 Aksis hipotalamus–hipofisis–gonad pada anak Perempuan

23

2.2 Kerangka Teori

hipocampus

perempuan

MasalahLingkungan

keluarga, sekolah, pergaulan

Stressor

Hipotalamus

Hipofisisanterior

ACTH

kortisol

Adrenal korteks

CRH

Sistem SarafSimpatik GnRH

LH FSH

STRES

Folikelprimer

Folikelsekunder

FaseProliferasi

Folikeldegraaf

korpusluteum

Pembentukanendometrium

progesteron

Fasesekretori

Fasemensruasi

oosit

estrogen

Norepinefrindari sekeliling

ujung saraf

Faseluteal

Fasefolikuler

pubertas

Neuronkiss

menarche

(-)

(-)

(-)(-)

Selteka

Selgranulosa

Kolesterol Androgen Estrogen

Diubahmenjadi

Diubahmenjadi

(-)

(-)

Amigdala

Page 38: HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN USIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53680... · 2020. 11. 14. · Gambar 2.3 Aksis hipotalamus–hipofisis–gonad pada anak Perempuan

24

2.3 Kerangka Konsep

Siswi MTs KhazanahKebajikan kelas 8 dan

kelas 9

Tingkat StresUsia menarche

VariabelIndependen

VariabelDependen

Stressor

Page 39: HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN USIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53680... · 2020. 11. 14. · Gambar 2.3 Aksis hipotalamus–hipofisis–gonad pada anak Perempuan

25

2.4 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Alat Ukur Cara

Ukur

Skala

Ukur

1 Tingkat

Stres

Tingkatan reaksi

tubuh terhadap

situasi yang dapat

menimbulkan

tekanan,

perubahan, dan

ketegangan emosi.10

Kuesioner

DASS 42

Baca Kategorik

2 Usia

Menarche

Usia responden (siswi

kelas 8 dan kelas 9 MTs

Khazanah Kebajikan)

saat pertama

kali mengalami

menstruasi.

Kuesioner Baca Kategorik

Page 40: HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN USIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53680... · 2020. 11. 14. · Gambar 2.3 Aksis hipotalamus–hipofisis–gonad pada anak Perempuan

26

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan merupakan deskriptif yang bersifat analitik

dengan menggunakan desain potong lintang (cross sectional).

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi

Penelitian dilaksanakan di MTs Khazanah Kebajikan

3.2.2 Waktu

Penelitian dilakukan pada bulan Mei tahun 2019 – September tahun 2019

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi

Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah Siswi MTs Khazanah

Kebajikan kelas 8 dan kelas 9 tahun ajaran 2019/2020.

3.3.2 Sampel

Untuk menentukan besarnya sampel dalam penelitian ini digunakan rumus

sebagai berikut:

𝑛 =#%&'

(%)(+'))-

.% -'+ /#%&'(%)(+'))

+,12%.4,5(+'4,5)+674,+% +67'+ /+,12%.4,5(+'4,5)

= 58

Page 41: HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN USIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53680... · 2020. 11. 14. · Gambar 2.3 Aksis hipotalamus–hipofisis–gonad pada anak Perempuan

27

Keterangan :

n = Jumlah sampel yang dibutuhkan

a = persisif relatif

Z = z score ditentukan berdasarkan derajat kepercayaan

P = proporsi penelitian sebelumnya

N = jumlah populasi

Dari hasil perhitungan di atas diperoleh jumlah sampel minimal yang diperlukan 58

orang, dalam penelitian ini saya mengambil sampel 100 siswa

3.4 Teknik Pengambilan Sampel

Metode pengumpulan data dalam penlitian ini ialah menggunakan simple

random sampling.

3.5 Kriteria Sampel

3.5.1 Kriteria Inklusi

• Siswi MTs Khazanah Kebajikan yang bersedia menjadi responden.

• Siswi MTs Khazanah Kebajikan yang telah mengalami menarche.

3.5.2 Kriteria Eksklusi

• Siswi MTs Khazanah Kebajikan yang menderita penyakit kronis.

• Siswi MTs Khazanah Kebajikan yang tidak hadir pada saat penelitian

berlangsung.

3.6 Cara Pengumpulan Data

3.6.1 Bahan

Bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer

yang diperoleh dari subjek yang telah mengisi pertanyaan gambaran menarche

pada anak dan kuesioner DASS 42.

Page 42: HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN USIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53680... · 2020. 11. 14. · Gambar 2.3 Aksis hipotalamus–hipofisis–gonad pada anak Perempuan

28

3.6.2 Alat

Alat yang digunakan adalah kuesioner yang disebarkan kepada

responden. Kuesioner dibagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama adalah

bagian yang meliputi demografi responden yang mencakup umur dan kelas.

Bagian kedua adalah gambaran usia menarche pada anak yang meliputi usia

menarche responden dan beberapa informasi mengenai menstruasi yang

dialami responden pertama kali. Bagian ketiga adalah gambaran tingkat stres

anak menggunakan kuisoner DASS 42.

Sebelum disebarkan kepada responden, kuesioner dilakukan uji coba

untuk mengetahui kelayakan kuesioner untuk digunakan dalam penelitian.

Uji yang digunakan adalah uji keterbacaan untuk melihat apakah terdapat

kata-kata yang sulit dimengerti oleh responden dan untuk mengetahui

apakah kuesioner dapat dimengerti dapat dijawab oleh responden sesuai

dengan yang diharapkan oleh peneliti.

Tabel 3.1 Komponen pertanyaan dalam kuesioner

Komponen Nomor Pertanyaan Jumlah Pertanyaan

1. Demografi responden

a. usia saat ini

b. kelas saat ini

2. Gambaran Usia Menarche

a. konsumsi obat saat ini 1 1

b. usia menarche responden 2 1

c. Frekuensi Menstruasi setelah menarche 3 1

d. Apakah responden mengalami menstruasi

setiap bulannya4 1

3. Gambaran Tingkat Stres

a. Tingkat stres DASS 421, 6, 8, 11, 12, 14, 18, 22, 27,

29, 32, 33, 35, 39.14

Page 43: HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN USIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53680... · 2020. 11. 14. · Gambar 2.3 Aksis hipotalamus–hipofisis–gonad pada anak Perempuan

29

3.7 Cara Kerja Penelitian

Siswi MTs Khazanah Kebajikan yang ditetapkan menjadi sampel

Informed consent

Ya

Pengumpulan dan pengolahan data denganSPSS for window

Pengisiankuisoner

Usia Menarche

Analisa usia menarche dan faktor –faktor yang mempengaruhinya

Tidak

Analisis usia menarche dantingkat stres

Usia menarche & DASS SCORE

Page 44: HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN USIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53680... · 2020. 11. 14. · Gambar 2.3 Aksis hipotalamus–hipofisis–gonad pada anak Perempuan

30

3.8 Managemen Data

3.8.1 Pengumpulan Data

Data primer diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner yang dibagikan kepada

siswi MTs Khazanah Kebajikan yang terpilih dengan metode simple random sampling

serta memenuhi kriteria inklusi. Alat yang digunakan berupa kuesioner.

3.8.2 Pengolahan Data

Semua data dalam penelitian diolah dengan menggunakan program SPSS. Proses

pengolahan data dimulai dengan pengumpulan data dan melakukan proses editing

untuk memeriksa data yang sudah terkumpul, kemudian dilakukan proses coding untuk

pemberian nilai kepada setiap jawaban respoden. Selanjutnya memasukan atau meng-

entry data ke perangkat lunak komputer yang diakhiri dengan proses cleaning data

untuk membersihkan kesalahan input data.

3.9 Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan dua tahap yaitu analisis univariat untuk

mendeskripsikan karakteristik dari variabel independen dan dependen, dan analisis

bivariat untuk melihat hubungan antara variabel independent dan dependen dengan

analisis uji chi square

3.10 Etika Penelitian

Jenis Penelitian ini tidak menggunakan kaji etik namun menggunakan informed

consent.

Page 45: HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN USIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53680... · 2020. 11. 14. · Gambar 2.3 Aksis hipotalamus–hipofisis–gonad pada anak Perempuan

31

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMKs Khazanah Kebajikan yang berlokasi di Jalan

Talas 1 Pondok Cabe Ilir, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten. MTs

Khazanah Kebajikan. MTs Khazanah Kebajikan sebagai salah satu lembaga

pendidikan yang diselenggarakan oleh Yayasan Khazanah Kebajikan adalah wujud

kepedulian untuk membantu pemerintah dalam pemerataan kesempatan pendidikan

terutama pendidikan bagi segenap lapisan masyarakat baik dari kalangan mampu

maupun tidak.

4.1.2 Karakteristik Responden

Tabel 4.1 Distribusi Karateristik Responden

Variabel Min Max Mean

Usia 12 15 13,6

Usia

Menarche

10 13 11,9

Tabel 4.1 menjelaskan bahwa rata-rata usia responden adalah 13,6 tahun. Usia

termuda adalah usia 12 tahun dan tertuanya adalah usia 15 tahun.

Untuk usia menarche responden, rata-rata usia menarche responden adalah 11,9

tahun. Usia menarche termuda adalah usia 10 tahun dan adalah usia 13 tahun.

Page 46: HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN USIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53680... · 2020. 11. 14. · Gambar 2.3 Aksis hipotalamus–hipofisis–gonad pada anak Perempuan

32

4.1.3 Tingkat Stres Responden

Pada penelitian ini, proporsi stres dikategorikan menjadi lima yaitu normal, stres

ringan, stres sedang, stres berat dan stres sangat berat. Terdapat 14 pertanyaan

mengenai stres dari kuesioner DASS-42 dengan 4 pilihan jawaban sehingga skor

minimal masing-masing pertanyaan adalah 0 dan skor maksimal adalah 3. Kategori

stres dapat dilihat pada Table 2.1. Hasil perhitungan didapatkan subjek penelitian yang

terdistribusi berdasarkan proporsi stres seperti pada tabel di bawah.

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Stres Responden

No variabel jumlah presentase

Tingkat Stres

1 Normal 25 25%

2 Stres Ringan 30 30%

3 Stres Sedang 19 19%

4 Stres Berat 20 20%

5 Stres Sangat Berat 6 6%

Tabel 4.2 menjelaskan kategori tingkat stres responden , responden yang

dikategorikan Normal berjumlah 25 orang (25%), stres ringan berjumlah 30 orang

(30%), stres sedang berjumlah 19 orang (19%),stres berat berjumlah 20 orang (20%)

dan stres sangat berat berjumlah 6 orang (6%)

Page 47: HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN USIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53680... · 2020. 11. 14. · Gambar 2.3 Aksis hipotalamus–hipofisis–gonad pada anak Perempuan

33

4.1.4 Usia Menarche Responden

Usia menarche responden, dikategorikan sesuai dengan rata-rata lazim yaitu

dikategorikan dengan tidak normal jika usia menarche kurang dari 12 tahun dan normal

jika usia menarche 12 tahun sampai 13 tahun.

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Usia Menarche Responden

No variabel jumlah presentase

Usia Menarche

6 < 12 Tahun 31 31%

7 12-13 Tahun 69 69%

Dari distribusi Sehingga diketahui frekuensi responden terbanyak pada usia

menarche normal dengan jumlah 69 orang (69%), sedangkan pada usia menarche tidak

normal berjumlah 31 orang (31%).

4.1.5 Analisis Bivariat

Hasil analisis bivariate antara Usia Menarche dengan Tingkat Stres adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.4 Hubungan Usia Menarche dengan Tingkat Stres

No Tingkat Stres usia menarche p-value

< 12 tahun 12-13 tahun

N % N %

1 Normal 6 6% 19 19% 0,752

2 Stres Ringan 11 11% 19 19%

3 Stres Sedang 7 7% 12 12%

4 Stres Berat 6 6% 14 14%

5 Stres Sangat

Berat

1 1% 5 5%

Diketahui bahwa responden dengan tingkat stres yang dikategorikan Normal

dengan usia menarche tidak normal berjumlah 6 orang (6%) dan normal berjumlah 19

Page 48: HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN USIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53680... · 2020. 11. 14. · Gambar 2.3 Aksis hipotalamus–hipofisis–gonad pada anak Perempuan

34

orang (19%), dikategorikan Stres Ringan dengan usia menarche tidak normal

berjumlah 11 orang (11%) dan normal berjumlah 19 orang (19%). Kategorikan Stres

Sedang dengan usia menarche tidak normal berjumlah 7 orang (7%) dan normal

berjumlah 12 orang (12%). Kategorikan Stres Berat dengan usia menarche tidak

normal berjumlah 6 orang (6%) dan normal berjumlah 14 orang (14%). Kategorikan

Stres Sangat Berat dengan usia menarche tidak normal berjumlah 1 orang (1%) dan

normal berjumlah 5 orang (5%). Hasil dari uji statistik chi-square didapatkan p-value

0.752 (p < 0.05) Hal ini menunjukkan tidak adanya hubungan antara tingkat stres

dengan usia menarche pada siswi MTs Khazanah Kebajikan.

4.2 Pembahasan

Gambaran Usia Menarche Siswi MTs Khazanah Kebajikan

Hasil pada penelitian ini menunjukkan dari 100 responden, rata - rata usia

menarche mereka adalah 11,9 tahun. Usia menarche tercepat adalah 10 tahun.

Menarche merupakan salah satu tanda pubertas anak perempuan. Menurut penelitian

yang dilakukan oleh Putri (2009) menunjukkan hasil persentase yang lebih tinggi untuk

status menarche. Penelitian yang dilakukan di sekolah menengah pertama di Jakarta

dengan karakteristik umur populasi yang sama menunjukkan siswi sudah mengalami

menarche dengan rata-rata usia menarche 11,42 tahun.34

Penelitian menganai menarche juga pernah dilakukan di Bekasi. Hasil

penelitian oleh Agustin (2010) pada siswi SMP. Rata-rata usia menarche mereka

adalah 11,6 tahun.35

Rata – rata usia menarche dari dua penelitian di Jakarta dan Bekasi

menunjukkan hasil yang berbeda dengan penelitian ini. Rata-rata usia menarche di dua

daerah tersebut lebih cepat yaitu 11,42 tahun dan 11,59 tahun. Rata-rata usia menarche

dalam penelitian ini menunjukkan hasil 11,9 tahun. Penelitian tingkat nasional

menunjukkan rata-rata usia menarche lebih lambat dari dua penelitian ini yaitu 13-14

tahun (Riskesdas, 2010).3

Page 49: HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN USIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53680... · 2020. 11. 14. · Gambar 2.3 Aksis hipotalamus–hipofisis–gonad pada anak Perempuan

35

Perbedaan usia menarche ini dipengaruhi oleh banyak faktor. Menurut

Karapanou (2010) faktor-faktor yang mempengaruhi menarche adalah genetik, ras,

status gizi, persen lemak tubuh, aktifitas fisik, dan sosial ekonomi. 36

Usia menarche remaja putri cenderung mengalami percepatan selama 100

tahun terakhir. Pubertas remaja yang ditandai dengan usia menarche terjadi lebih cepat.

Di Norwegia, rata-rata usia menarche menurun dari 15,6 tahun pada wanita yang lahir

tahun 1860 menjadi 13,3 pada wanita yang lahir setelah tahun 1940. Di Amerika

Serikat, penurunan rata-rata usia menarche terjadi 3 bulan per dekade. Pada pergantian

abad, rata-rata umur menarche menurun dari 14,6 tahun menjadi

12,6 tahun (Krumel,1996).37

Gambaran Tingkat Stres Siswi MTs Khazanah Kebajikan

Hasil dari penelitian ini menunjukan siswi mts khazanah kebajikan dengan tingkat

stres ringan berjumlah 30 orang dengan presentase 30%. tingkat stres normal berjumlah

25 orang dengan presentase 25%. tingkat stres berat berjumlah 20 orang dengan

presentase 20% dan tingkat stres sangat berat berjumlah 6 orang dengan presentase 6%.

Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yunitasari (2017)

pada siswi SMPN 3 Sragi Pekalongan diperoleh sebagian besar siswi mengalami stres

sedang dengan presentase 67%. Stres ringan dengan presentase 32,8%. Dan tidak ada

siswi yang mengalami stres berat. Dan tidak sejalan dengan penelitian fitania Mariska

(2018) pada siswi smp jember diperoleh siswi smp dengan tingkat stres berat sebanyak

45%, siswi dengan tingkat stres sangat berat sebanyak 26%. Siswi dengan tingkat stres

sedang sebanyak 24%. Siswi dengan tingkat stres ringan sebanyak 2%. Dan siswi

dengan tingkat stres normal sebanyak 1,3%. 37

Lovibond (1995) membagi stres dalam beberapa tingkat menurut seringnya

respon yang dirasakan dan menggangu keseimbangan.31 Stres didefinisikan sebagai

hubungan antara seseorang dengan lingkungannya yang dalam keadaan itu

mendapatkan tuntutan yang melebihi kemampuan dan membahayakan keselamatannya

(Lazarus & Folkman, 1986).38

Page 50: HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN USIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53680... · 2020. 11. 14. · Gambar 2.3 Aksis hipotalamus–hipofisis–gonad pada anak Perempuan

36

Hubungan Tingkat Stres dengan Usia Menarche pada Siswi MTs Khazanah

Kebajikan

Berdasarkan hasil uji statistik chi square didapatkan nilai p (0,752), yang berarti

secara statistik tidak ada hubungan bermakna antara tingkat stres dengan usia menarche

pada siswi MTs Khazanah Kebajikan. Karena p-value > 0,5 maka Ha ditolak dan Ho

diterima yang artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat stres

dengan usia menarche pada siswi MTs Khazanah Kebajikan tahun 2019.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Julia A. Graber,

Jeanne Brooks-Gunn dan Michelle P Warren pada tahun 1995 bahwa stres tidak

mempengaruhi usia menarche 46

4.3 Keterbatasan Penulis

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah jumlah sampel yang terlalu sedikit,

walaupun memenuhi kriteria minimal jumlah sampel sehingga menyebabkan tingkat

stres tidak berhubungan dengan usia menarche. Dan mempertimbangkan faktor-faktor

lain yang mempengaruhi usia menarche.

Page 51: HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN USIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53680... · 2020. 11. 14. · Gambar 2.3 Aksis hipotalamus–hipofisis–gonad pada anak Perempuan

37

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan

Berdasarkan pembahasan pada penelitian ini, didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Rata-rata usia menarche pada siswi MTs Khazanah Kebajikan Kota Tangeran Selatan

pada tahun 2019 adalah 11,9 tahun dengan usia termuda menarche pada 10 tahun dan

usia tertua menarche adalah 13 tahun.

2. Tingkat Stres pada siswi MTs Khazanah Kebajikan kota tanggerang selatan pada tahun

2019 menunjukan stres ringan berjumlah 30 orang, Stres sedang 19 orang. Stres berat

berjumlah 20 orang dan Tingkat Stres sangat berat berjumlah 6 orang.

3. Berdasarkan pengelompokan dari usia menarche didapatkan 33% mengalami

menarche pada usia <12 tahun sedangkan 67% mengalami menarche pada usia 12-13

tahun.

4. Berdasarkan hasil uji statistik chi-square menunjukkan tidak terdapat hubungan antara

tingkat stres dengan usia menarche pada siswi MTs Khazanah Kebajikan Kota

Tangerang Selatan Tahun 2019.

5.2 Saran

Untuk penlitian serupa berikutnya dapat diharapkan:

1. Pada penelitian berikutnya diharapkan memperbanyak jumlah dari sampel penelitian

dengan memperluas populasi.

2. Pada penelitian berikutnya dapat diperhatikan faktor-faktor lain yang dapat

mempengaruhi tingkat sress dan usia menarche.

Page 52: HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN USIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53680... · 2020. 11. 14. · Gambar 2.3 Aksis hipotalamus–hipofisis–gonad pada anak Perempuan

38

DAFTAR PUSTAKA

1. Susanti AV, Sunarto S. Faktor Risiko Kejadian Menarche Dini pada Remaja di SMP

N 30 Semarang (Doctoral dissertation, Diponegoro University).

2. Ida, M. Penyakit Kandungan dan Ilmu Kebidanan. Jakarta: EGC, 2005

3. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Riset

Kesehatan Dasar (Riskesdas). Jakarta. 2010.

4. Karapanou, Olga, dan Anastasios Papadimitriou. “Determinants of Menarche.”

Reproductive Biology and Endrocrinology. 8:115 (2010): 1-8.

5. Tim Penulis Poltekkes Depkes Jakarta, Kesehatan Remaja Problem dan Solusinya.

Jakarta: Salemba Medika; 2010. hal.12-15.

6. Al-Sahab, B., Ardern, C.I., Hamadeh, M.J. et al. Age at menarche in Canada: results

from the National Longitudinal Survey of Children & Youth. BMC Public

Health 10, 736 (2010) Available at: http://bmcpublichealth.biomedcentral.com/.

7. Rokade SA, Mane AK. A study of age at menarche, the secular trend and factors

associated with it. The Internet Journal of Biological Anthropology. 2009;3(2)

Available at: https://www.cabdirect.org [Accessed June 30, 2019].

8. Talma H, Schonbeck Y, van Dommelen P, Bakker B, van Buuren S, HiraSing RA.

Trends in Menarcheal Age between 1955 and 2009 in the Netherlands. LoS ONE.

2013; 8(4): e60056. doi:10.1371/journal.pone.0060056. Diakses 9 Februari 2017.

9. Silvana S. Pemodelan Usia Menarche dengan Regresi Logistik Ordinal dan Metode

CHAID pada Siswi SMP di Kota Depok [tesis] Bogor (Indonesia): Program Studi

Statistika, Institut Pertanian Bogor; 2008

10. Hawari, D. 1997. Alquran Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Mental. Jakarta:Dana

Bhakti Yasa.

11. Santrock, J.W.Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup. Edisi Kelima.

Jilid 2. Jakarta: Erlangga. 2002

12. Walker J. Teens in distress series adolescent stress and depression. The Center for.

2002.

Page 53: HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN USIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53680... · 2020. 11. 14. · Gambar 2.3 Aksis hipotalamus–hipofisis–gonad pada anak Perempuan

39

13. Institute of Medicine and National Research Council. Adolescent Development and

the Biology of Puberty: Summary of a Workshop on New Research. Washington DC:

The National Academy Press. [diunduh pada Rabu, 12 Juni 2019]. Pada website

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK224692/

14. Tanner JM. Foetus into man: Physical growth from conception to maturity. Harvard

University Press; 1990.

15. Retnowati S. Remaja dan permasalahannya. Yogyakarta: Universitas. 2011.

16. Breehl, Logen; Caban, Omar. Physiology, Puberty. Treasure Island (FL): StstPearls

Publishing. 2019. [diunduh pada Kamis, 13 Juni 2019]. Pada website

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK534827/

17. Brook CDG. Mechanism of Puberty. Horm Res 1999;51:52-4

18. Tarwoto, Ns. Dkk. Kesehatan Remaja Problem dan Solusinya. Jakarta: Salemba

Medika. 2010.

19. Kaplan SL, Grumbach MM. Pituitary and placental gonadotrophins and sex steroids in

the human and sub-human primate fetus. Clinics in endocrinology and metabolism.

1978 Nov 1;7(3):487-511.

20. Batubara JR. Adolescent development (perkembangan remaja). Sari pediatri. 2016 Nov

23;12(1):21-9.

21. Tarwoto, Ns. Dkk. Kesehatan Remaja Problem dan Solusinya. Jakarta: Salemba

Medika. 2010.

22. Manuaba, I. B. G. Ilmu Kandungan dan Penyakit Kandungan.Jakarta : EGC. 2005

23. Sherwood, L. 2014. Fisiologi manusia : dari sel ke sistem. Edisi 8. Jakarta: EGC

24. Braunwald E, Isselbacher KJ, Petersforg RG,et al. Harrison’s Principles of Internal

Medicine 19th Edition. New York: McGraw-Hill. 2015.

25. American Psychological Association. 2013. Stress in america: missing the health care

connection [Online Journal] [diunduh pada 6 juni 2016]. Tersedia dari:

https://www.apa.org/news/press/releases/stress/2012/full-report.pdf.

26. Chang LK, Eustress vs Distress, Mindfulness Muse, 2011.

https://www.mindfulnessmuse.com/stress-reduction/eustress-vs-distress [Diakses

pada tanggal 14 Oktober 2019 pukul 19.09]

Page 54: HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN USIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53680... · 2020. 11. 14. · Gambar 2.3 Aksis hipotalamus–hipofisis–gonad pada anak Perempuan

40

27. Nevid JS, Psikologi Konsepsi dan Aplikasi, Edisi 3, Bandung, Penerbit Nusa Media,

2017

28. Kulkarni J, Worsley R, Handbook of Behavioral Neurosciences, vol. 23, Singapore,

ELSEVIIER, 2016

29. Kumar A, Rinwa P, Stres: Neurobiology, consequences and management. Journal of

Pharmacy & Bioallied Sciences. Vol. 5, 2013

30. Lovibond, SH, Lovibond, PF. Manual for the Depression Anxiety & Stress Scales. 2nd

Ed. Sydney: Psychology Foundation.1995.

31. Prawirohardjo S, Wiknjosatrio H. Ilmu Kandungan Edisi Ketiga. Jakarta: PT Bina

Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2017 (di hubungan stres menarch

32. 32. Sherwood, L et al. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta: Buku Kedokteran

EGC. 2016.

33. Anoraga, Pandji. Psikologi Kerja, Rineka Cipta. Jakarta; 2014.

34. Manuaba A. Bunga Rampai Ergonomi, Vol I. Program Studi Ergonomi-Fisiologi Kerja

Universitas Udaayana Denpasar. 1998.

35. Tarwaka .Ergonomi Industri. Surakarta : Harapan Press, 2011

36. Susman EJ, Rogol A. Puberty and psychological development. Handbook of adolescent

psychology. 2004 Jan 2;2:15-44

37. Whirledge S, Cidlowski JA. Glucocorticoids, stress, and fertility. Minerva

endocrinologica. 2010 Jun;35(2):109.

38. Matthiesen SM, Frederiksen Y, Ingerslev HJ, Zachariae R. Stress, distress and outcome

of assisted reproductive technology (ART): a meta-analysis. Human reproduction.

2011 Aug 1;26(10):2763-76.

39. Hawari D, Sonhadji HM. Al Qur'an: ilmu kedokteran jiwa dan kesehatan jiwa. Dana

Bhakti Prima Yasa; 1995.

40. Kaplan SL, Grumbach MM. Pituitary and placental gonadotrophins and sex steroids in

the human and sub-human primate fetus. Clinics in endocrinology and metabolism.

1978 Nov 1;7(3):487-511.

Page 55: HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN USIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53680... · 2020. 11. 14. · Gambar 2.3 Aksis hipotalamus–hipofisis–gonad pada anak Perempuan

41

41. Putri AK. Hubungan antara Status Gizi, Status Menarche Ibu, Media Massa, Aktivitas

Olahraga dengan Status Menarche Siswi di SMP Islam Al-Azhar Rawamangun, Jakarta

Timur tahun 2009 (skripsi). Depok. Universitas Indonesia. 2009.

42. Agustin ID. Hubungan antara Status Gizi, Aktivitas Fisik, dan Tingkat Sosial Ekonomi

terhadap Kejadian Menarche Remaja Putri di SMP Negeri 17 Bekasi Tahun 2010.

Skripsi. Universitas Indonesia. 2010.

43. Karapanou O, Papadimitriou A. Determinants of menarche. Reproductive Biology and

Endocrinology. 2010 Dec;8(1):115.

44. Krummel DA, Kris-Etherton PM. Nutrition in women's health. Jones & Bartlett

Learning; 1996.

45. Yunitasari R, Rejeki S, Khayati N. KARAKTERISTIK DAN TINGKAT STRES

SISWI DENGAN KEJADIAN DISMENORE PRIMER DI SMP N 3 SRAGI

PEKALONGAN. In PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL

2017

46. Folkman S, Lazarus RS. Stress processes and depressive symptomatology. Journal of

abnormal psychology. 1986 May;95(2):107.

47. GRABER, Julia A., et al. Is psychopathology associated with the timing of pubertal

development?. Journal of the American Academy of Child & Adolescent Psychiatry,

1997, 36.12: 1768-1776.

Page 56: HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN USIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53680... · 2020. 11. 14. · Gambar 2.3 Aksis hipotalamus–hipofisis–gonad pada anak Perempuan

42

Lampiran 1

NASKAH PENJELASAN KEPADA PESERTA PENELITIAN

Assalamualaikum Wr. Wb.

Saudara/i yang saya hormati,

Perkenalkan kami, Laksana Firman Latief dan Devin Septia Bramanda adalah

mahasiswa jurusan pendidikan dokter angkatan 2016 Fakultas Kedokteran Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatulla Jakarta yang sedang melaksanakan penelitian

mengenai:

1. HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI

MTS KHAZANAH KEBAJIKAN

2. HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN USIA MENARCHE PADA

SISWI MTS KHAZANAH KEBAJIKAN

Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan proses

belajar mengajar pada program S1 Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran UIN SH.

Kuesioner yang saya berikan pertanyaan terkait menstruasi pertama (menarche) untuk

menentukan usia saat mengalami menarche, dan juga pertanyaan terkait status gizi dan

tingkat stres untuk menentukan hubungan faktor tersebut dengan usia menarche. Untuk

kepentingan tersebut kami mohon kesedian Saudara/i untuk ikut sebagai responden

dalam penelitian ini. Jika Saudara/i bersedia, silahkan menandatangani persetujuan

sebagai bukti kesukarelaan.

Identitas pribadi sebagai responden akan dirahasiakan dan semua informasi yang

diberikan hanya akan digunakan untuk penelitian ini. Jika ada hal yang kurang dapat

dipahami dapat bertanya langsung kepada peneliti.

Atas perhatian dan kesediaan Saudara/i menjadi responden dalam penelitian ini kami

ucapkan terima kasih.

Ciputat, 2019

(peneliti)

Page 57: HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN USIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53680... · 2020. 11. 14. · Gambar 2.3 Aksis hipotalamus–hipofisis–gonad pada anak Perempuan

43

(lanjutan) LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

(Informed Consent)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Umur : Kelas : No. Hp : Telah mendapat keterangan dan penjelasan secara lengkap, maka dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan, saya menandatangani dan menyatakan bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini.

Ciputat, Juli 2019

Responden

(__________________________)

Page 58: HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN USIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53680... · 2020. 11. 14. · Gambar 2.3 Aksis hipotalamus–hipofisis–gonad pada anak Perempuan

44

Lampiran 2

KUESIONER PENELITIAN MENSTRUASI

1. Apakah Anda saat ini sedang minum obat?

a. Ya, kenapa?....

b. Tidak

2. Pada saat terjadi menstruasi/haid/haid pertama, berapakah usia Anda?

a. <12 tahun, berapa tepatnya b. 12-15 tahun, berapa tepatnya c. >15 tahun, berapa tepatnya

3. Setelah menstruasi/haid pertama, berapa kali sudah mengalami menstruasi/haid lagi? a. Beberapa kali (1-5 kali) b. Sudah sering (>5 kali)

4. Apakah setiap bulannya selalu mendapatkan menstruasi/haid? a. Iya b. Tidak

Page 59: HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN USIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53680... · 2020. 11. 14. · Gambar 2.3 Aksis hipotalamus–hipofisis–gonad pada anak Perempuan

45

(lanjutan) TES DASS

Petunjuk Pengisian Kuesioner ini terdiri dari berbagai pernyataan yang mungkin sesuai dengan

pengalaman Bapak/Ibu/Saudara dalam menghadapi situasi hidup sehari-hari. Terdapat empat pilihan jawaban yang disediakan untuk setiap pernyataan yaitu:

0 : Tidak sesuai dengan saya sama sekali, atau tidak pernah. 1 : Sesuai dengan saya sampai tingkat tertentu, atau kadang kadang. 2 : Sesuai dengan saya sampai batas yang dapat dipertimbangkan, atau lumayan

sering. 3 : Sangat sesuai dengan saya, atau sering sekali.

Selanjutnya, Bapak/Ibu/Saudara diminta untuk menjawab dengan cara memberi tanda silang (X) pada salah satu kolom yang paling sesuai dengan pengalaman Bapak/Ibu/Saudara selama satu minggu belakangan ini. Tidak ada jawaban yang benar ataupun salah, karena itu isilah sesuai dengan keadaan diri Bapak/Ibu/Saudara yang sesungguhnya, yaitu berdasarkan jawaban pertama yang terlintas dalam pikiran Bapak/Ibu/ Saudara.

No PERNYATAAN 0 1 2 3

1 Saya merasa bahwa diri saya menjadi marah karena hal-hal sepele.

2 Saya merasa bibir saya sering kering.

3 Saya sama sekali tidak dapat merasakan perasaan positif.

4 Saya mengalami kesulitan bernafas (misalnya: seringkali terengah-engah atau tidak dapat bernafas padahal tidak melakukan aktivitas fisik sebelumnya).

5 Saya sepertinya tidak kuat lagi untuk melakukan suatu kegiatan.

6 Saya cenderung bereaksi berlebihan terhadap suatu situasi.

7 Saya merasa goyah (misalnya, kaki terasa mau ’copot’). 8 Saya merasa sulit untuk bersantai.

9 Saya menemukan diri saya berada dalam situasi yang membuat saya merasa sangat cemas dan saya akan merasa sangat lega jika semua ini berakhir.

10 Saya merasa tidak ada hal yang dapat diharapkan di masa depan.

Page 60: HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN USIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53680... · 2020. 11. 14. · Gambar 2.3 Aksis hipotalamus–hipofisis–gonad pada anak Perempuan

46

(lanjutan)

No PERNYATAAN 0 1 2 3

11 Saya menemukan diri saya mudah merasa kesal.

12 Saya merasa telah menghabiskan banyak energi untuk merasa cemas.

13 Saya merasa sedih dan tertekan.

14 Saya menemukan diri saya menjadi tidak sabar ketika mengalami penundaan (misalnya: kemacetan lalu lintas, menunggu sesuatu).

15 Saya merasa lemas seperti mau pingsan. 16 Saya merasa saya kehilangan minat akan segala hal.

17 Saya merasa bahwa saya tidak berharga sebagai seorang manusia.

18 Saya merasa bahwa saya mudah tersinggung.

19 Saya berkeringat secara berlebihan (misalnya: tangan berkeringat), padahal temperatur tidak panas atau tidak melakukan aktivitas fisik sebelumnya.

20 Saya merasa takut tanpa alasan yang jelas. 21 Saya merasa bahwa hidup tidak bermanfaat. 22 Saya merasa sulit untuk beristirahat. 23 Saya mengalami kesulitan dalam menelan.

24 Saya tidak dapat merasakan kenikmatan dari berbagai hal yang saya lakukan.

25 Saya menyadari kegiatan jantung, walaupun saya tidak sehabis melakukan aktivitas fisik (misalnya: merasa detak jantung meningkat atau melemah).

26 Saya merasa putus asa dan sedih. 27 Saya merasa bahwa saya sangat mudah marah. 28 Saya merasa saya hampir panik.

29 Saya merasa sulit untuk tenang setelah sesuatu membuat saya kesal.

30 Saya takut bahwa saya akan ‘terhambat’ oleh tugas-tugas sepele yang tidak biasa saya lakukan.

31 Saya tidak merasa antusias dalam hal apapun.

32 Saya sulit untuk sabar dalam menghadapi gangguan terhadap hal yang sedang saya lakukan.

33 Saya sedang merasa gelisah. 34 Saya merasa bahwa saya tidak berharga.

Page 61: HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN USIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53680... · 2020. 11. 14. · Gambar 2.3 Aksis hipotalamus–hipofisis–gonad pada anak Perempuan

47

(lanjutan)

35 Saya tidak dapat memaklumi hal apapun yang menghalangi saya untuk menyelesaikan hal yang sedang saya lakukan.

36 Saya merasa sangat ketakutan. 37 Saya melihat tidak ada harapan untuk masa depan. 38 Saya merasa bahwa hidup tidak berarti. 39 Saya menemukan diri saya mudah gelisah.

40 Saya merasa khawatir dengan situasi dimana saya mungkin menjadi panik dan mempermalukan diri sendiri.

41 Saya merasa gemetar (misalnya: pada tangan).

42 Saya merasa sulit untuk meningkatkan inisiatif dalam melakukan sesuatu.

Page 62: HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN USIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53680... · 2020. 11. 14. · Gambar 2.3 Aksis hipotalamus–hipofisis–gonad pada anak Perempuan

48

Lampiran 3

SURAT PERSETUJUAN ETIK

Page 63: HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN USIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53680... · 2020. 11. 14. · Gambar 2.3 Aksis hipotalamus–hipofisis–gonad pada anak Perempuan

49

Lampiran 4

HASIL UJI STATISTIK SPSS

USIA

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid

12 3 3.0 3.0 3.0 13 44 44.0 44.0 47.0 14 43 43.0 43.0 90.0 15 10 10.0 10.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

KELAS

Frequency Percent Valid

Percent Cumulative

Percent

Valid

KELAS 8

52 52.0 52.0 52.0

KELAS 9

48 48.0 48.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

TINGKAT STRES

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

normal 25 25.0 25.0 25.0 ringan 30 30.0 30.0 55.0 sedang 19 19.0 19.0 74.0 berat 20 20.0 20.0 94.0 sangat berat 6 6.0 6.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

Page 64: HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN USIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53680... · 2020. 11. 14. · Gambar 2.3 Aksis hipotalamus–hipofisis–gonad pada anak Perempuan

50

Lampiran 5

Dokumentasi

Responden berkumpul untuk pengarahan pengisian kuesioner

Responden mengisi kuesioner.

Page 65: HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN USIArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53680... · 2020. 11. 14. · Gambar 2.3 Aksis hipotalamus–hipofisis–gonad pada anak Perempuan

51

Lampiran 6

Riwayat Hidup Penulis

Identitas

Nama : Devin Septia Bramanda

Jenis Kelamin : Laki - Laki

Tempat, tanggal lahir: Jakarta, 22 September 1994

Agama : Islam

Alamat : Jl Candra No 648, Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur

e-mail : [email protected]

Riwayat Pendidikan

2009 - 2000 : TK Angkasa 5

2000 - 2006 : SD Angkasa 1

2006 - 2009 : SMPN 80 Jakarta

2009 - 2012 : SMAN 67 Jakarta

2016 – Sekarang : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi

Kedokteran dan Profesi Dokter UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta