hubungan tingkat pengetahuan perawat · pdf file... obedience, sop when setting up iv fluid...

80
i i HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG PLEBITIS DENGAN KEPATUHAN MELAKSANAKAN STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PEMASANGAN INFUS PADA BBLR DI RSUD DR. SOEDIRAN MANGUN SUMARSO WONOGIRI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan Oleh : H A R T A T I NIM: ST. 14 027 PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2016

Upload: vuongkhanh

Post on 09-Feb-2018

232 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT · PDF file... obedience, SOP when setting up IV fluid infusion ... dengan pemberian cairan intravena yang bertujuan untuk mensuplai cairan, elektrolit,

i

i

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG PLEBITIS

DENGAN KEPATUHAN MELAKSANAKAN STANDAR PROSEDUR

OPERASIONAL PEMASANGAN INFUS PADA BBLR DI

RSUD DR. SOEDIRAN MANGUN SUMARSO

WONOGIRI

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan

Oleh :

H A R T A T I

NIM: ST. 14 027

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2016

Page 2: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT · PDF file... obedience, SOP when setting up IV fluid infusion ... dengan pemberian cairan intravena yang bertujuan untuk mensuplai cairan, elektrolit,

ii

ii

Page 3: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT · PDF file... obedience, SOP when setting up IV fluid infusion ... dengan pemberian cairan intravena yang bertujuan untuk mensuplai cairan, elektrolit,

iii

Page 4: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT · PDF file... obedience, SOP when setting up IV fluid infusion ... dengan pemberian cairan intravena yang bertujuan untuk mensuplai cairan, elektrolit,

iv

Page 5: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT · PDF file... obedience, SOP when setting up IV fluid infusion ... dengan pemberian cairan intravena yang bertujuan untuk mensuplai cairan, elektrolit,

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha

kuasa karena berkat petunjuk dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan

penyusunan skripsi yang berjudul: ”Hubungan Tingkat Pengetahuan Perawat

tentang Plebitis dengan Kepatuhan Melaksanakan Standar Prosedur Operasional

Pemasangan Infus pada BBLR di Ruang Perinatologi RSUD dr. Soediran Mangun

Sumarso Wonogiri.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa tanpa dorongan,

bimbingan dan motivasi dari semua pihak, penulis tidak akan mampu

menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Oleh karena itu, penulis menyampaikan

terimakasih yang tak terhingga kepada :

1. Ns. Wahyu Rima Agustin, M.Kep., selaku Ketua STIKes Kusuma Husada

Surakarta, yang telah memberi izin penelitian kepada penulis.

2. Ns. Atiek Murharyati, M.Kep., selaku Ketua Prodi S1 Keperawatan yang telah

memberikan dukungan dan motivasi kepada semua mahasiswanya.

3. Ns. Happy Indri Hapsari, M.Kep., selaku pembimbing yang telah

memberikan bimbingan dan arahan penulis dengan penuh kesabaran sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

4. Ns. Ika Subekti Wulandari, M.Kep., selaku pembimbing yang telah

memberikan bimbingan dan arahan penulis dengan penuh kesabaran sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

5. Ns. Galih Setia Adi, M.Kep., selaku penguji yang telah memberikan

bimbingan dan arahan penulis dengan penuh kesabaran sehingga skripsi ini

dapat terselesaikan dengan baik.

v

Page 6: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT · PDF file... obedience, SOP when setting up IV fluid infusion ... dengan pemberian cairan intravena yang bertujuan untuk mensuplai cairan, elektrolit,

vi

6. dr. Setyorini, M.Kes., selaku Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)

dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri yang telah memberikan ijin

penelitian kepada penulis.

7. Bapak dan Ibu Dosen STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah

memberikan segenap ilmu dan pengalamannya kepada penulis, sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Keluarga yang telah memberikan dukungan, doa, nasihat, kasih sayang dan

semangat bagi penulis dalam mengerjakan skripsi ini.

9. Semua responden yang telah bersedia untuk menjadi responden dan bersedia

untuk mengisi kuesioner yang diberikan dalam rangka penyusunan skripsi.

10. Teman Angkatan/Kelas ST14 yang telah memberikan dukungan dan

bantuannya, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

11. RSUD DR. Soediran Mangun Soemarso sebagai tempat penelitian.

Tiada kata yang pantas penulis sampaikan kepada semuanya, kecuali

ucapan terima kasih yang tak terhingga serta iringan doa semoga kebaikan

Bapak/Ibu/Saudara mendapat balasan dari Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

Surakarta,12 Januari 2016

Hartati

NIM. ST. 14 027

vi

Page 7: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT · PDF file... obedience, SOP when setting up IV fluid infusion ... dengan pemberian cairan intravena yang bertujuan untuk mensuplai cairan, elektrolit,

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL .......................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN ................................................................... iv

KATA PENGANTAR ........................................................................... v

DAFTAR ISI ........................................................................................ vii

DAFTAR TABEL ................................................................................. viii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. ix

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xi

ABSTRAK ... ........................................................................................ xii

ABSTRACH .. ........................................................................................ xiii

BAB I. PENDAHULUAN ................................................................. 1

2.1 Latar Belakang .............................................................. 1

2.2 Rumusan Masalah .......................................................... 5

2.3 Tujuan Penelitian ........................................................... 5

2.4 Manfaat Penelitian ........................................................ 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori ............................................................... 7

2.2. Keaslian Penelitian ........................................................ 34

2.3 Kerangka Teori .............................................................. 35

2.4 Kerangka Konsep ........................................................... 36

2.5 Hipotesis ........................................................................ 36

vii

Page 8: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT · PDF file... obedience, SOP when setting up IV fluid infusion ... dengan pemberian cairan intravena yang bertujuan untuk mensuplai cairan, elektrolit,

viii

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian ...................................... 37

3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel......... 38

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian ......................................... 39

3.4 Variabel, Definisi Operasional dan Skala Pengukuran ..... 40

3.5 Unstrumen Penelitian ..................................................... 40

3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas ......................................... 43

3.6. Teknik Pengumpulan Data ............................................. 45

3.7 Pengolahan dan Analisis Data ........................................ 46

3.8 Etika Penelitian ............................................................. 49

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1. Analisis Univariat ........................................................... 51

4.2. Analisis Bivariat ............................................................ 53

BAB V PEMBAHASAN

5.1. Analisis Univariat ........................................................... 55

5.2. Analisis Bivariat ............................................................ 61

BAB VI PENUTUP

6.1. Simpulan ........................................................................ 64

6.2. Saran ............................................................................ 64

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN

viii

Page 9: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT · PDF file... obedience, SOP when setting up IV fluid infusion ... dengan pemberian cairan intravena yang bertujuan untuk mensuplai cairan, elektrolit,

ix

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Judul Tabel Halaman

2.1 Keaslian Penelitian ............................................................... 33

3.1 Definisi Operasional Variabel ............................................... 38

3.2. Kisi-kisi Angket Variabel Pengetahuan tentang Plebitis ........ 39

4.1. Karakteristik Responden Menurut Umur ............................... 51

4.2. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin ..................................... 51

4.3. Distribusi Frekuensi Pendidikan Akhir ................................. 52

4.4. Karakteristik Responden Menurut Lama Bekerja ................... 52

4.5. Distribusi Frekuensi tentang Tingkat Pengetahuan ................ 52

4.6. Distribusi Frekuensi tentang Kepatuhan Perawat .................. 53

4.7. Hasil Crostab dan Analisis Uji Chi-Sqquare (χ2) ................... 53

ix

Page 10: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT · PDF file... obedience, SOP when setting up IV fluid infusion ... dengan pemberian cairan intravena yang bertujuan untuk mensuplai cairan, elektrolit,

x

DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Judul Gambar Halaman

2.1 Kerangka Teori ..................................................................... 35

2.2 Kerangka Konsep .................................................................. 36

x

Page 11: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT · PDF file... obedience, SOP when setting up IV fluid infusion ... dengan pemberian cairan intravena yang bertujuan untuk mensuplai cairan, elektrolit,

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran Nama Lampiran

1. Surat Ijin Studi Pendahuluan

2. Surat Balasan Ijin Pendahuluan

3. Surat ijin Penelitian

4. Surat Balasan Ijin Penelitian

5. Surat Permohonan Menjadi Informan

6. Surat Persetujuan Menjadi Informan

7. Kuesioner

8. Rekapitulasi Hasil Penelitian

9. Hasil Penelitian

10. Jadwal Penelitian

11. Blangko Konsultasi

xi

Page 12: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT · PDF file... obedience, SOP when setting up IV fluid infusion ... dengan pemberian cairan intravena yang bertujuan untuk mensuplai cairan, elektrolit,

xii

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2016

Hartati

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG PLEBITIS

DENGAN KEPATUHAN MELAKSANAKAN STANDAR PROSEDUR

OPERASIONAL PEMASANGAN INFUS PADA BBLR DI

RSUD DR. SOEDIRAN MANGUN SUMARSO

WONOGIRI

Abstrak

Salah satu komplikasi pemberian terapi intravena adalah terjadinya

phlebitis. Perawat profesional yang bertugas dalam memberikan pelayanan

kesehatan tidak terlepas dari kepatuhan perilaku perawat dalam setiap tindakan

prosedural yang bersifat invasif seperti halnya pemasangan infus. Tujuan dari

penelitian ini untuk menganalisis hubungan tingkat pengetahuan perawat tentang

plebitis dengan kepatuhan melaksanakan standar prosedur operasional pemasangan

infus pada BBLR.

Metode yang digunakan adalah deskriptif korelasional dengan pendekatan

case control. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2015 di Ruang Perinatologi

RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri. Jumlah sampel 18 responden

dengan teknik total sampling. Alat analisis yang digunakan dengan analisis chi-

square (X2).

Hasil penelitian menunjukkan: Karakteristik responden nilai rata-rata umur

33 tahun, berjenis kelamin perempuan (100%), berpendidikan D-3 Keperawatan

(88,9%), dan rata-rata lama bekerja 9 tahun; sebagian besar perawat mempunyai

tingkat pengetahuan tinggi (83,3%); sebagian besar perawat mempunyai

kepatuhan dalam pelaksanaan SPO pemasangan infus tergolong patuh (94,4%);

ada hubungan signifikan tingkat pengetahuan perawat tentang plebitis dengan

kepatuhan melaksanakan standar prosedur operasional pemasangan infus pada

BBLR (p-value = 0,021 < 0,05), adapun tingkat hubungan tergolong sedang.

Kesimpulan dari penelitian, ada hubungan signifikan tingkat pengetahuan

perawat tentang plebitis dengan kepatuhan melaksanakan standar prosedur

operasional pemasangan infus pada BBLR.

Kata kunci: Tingkat Pengetahuan, Kepatuhan, SPO Pemasangan Infus, Plebitis,

BBLR.

Daftar Pustaka: 47 (2005 – 2014)

Page 13: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT · PDF file... obedience, SOP when setting up IV fluid infusion ... dengan pemberian cairan intravena yang bertujuan untuk mensuplai cairan, elektrolit,

xiii

BACHELOR OF NURSING PROGRAM

SCHOOL OF HEALTH SCIENCES OF KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2016

Hartati

The Relationship between Knowledge Levels of Nurses on Phlebitis and Their

Standard Operating Procedure Obedience when Setting Up IV fluid infusion for

Low Birth Weight Infants at dr. Soediran Mangun Sumarso Regional Public

Hospital of Wonogiri

Abstract

One of intravenous therapy complications is known as phlebitis. A

professional nurse serving as a health care service provider requires their obedience

in every invasive procedural care, one of which is procedure to set up IV fluid

infusion. The aim of the research is to analyze the relationship between knowledge

levels of nurses on phlebitis and their standard operating procedure obedience when

setting up IV fluid infusion for low birth weight infants.

This research used descriptive correlational method with case control

approach. It was conducted in October 2015 at perinatology suites of dr. Soediran

Mangun Sumarso Regional Public Hospital of Wonogiri. Samples of 18

respondents were taken with total sampling technique. The data were later

analyzed using chi-square (X2) analysis.

The research findings indicate that 1) Respondents are characterized by

average ages of 33 years, feminine gender (100%), educational background of

three year nursing diploma (88.9%), and average length of work experience of 9

years; 2) Most nurses possess high level of knowledge (83.3%); 3) Most nurses

(94.4%) are proven to be obedient when setting up IV fluid infusion; 4) there

exists a significant relationship between knowledge levels of nurses on phlebitis

and their standard operating procedure obedience when setting up IV fluid

infusion for low birth weight infants (with p-value of 0.021 < 0.05) which is

considered as moderate relationship.

In conclusion, there is a significant relationship between knowledge levels

of nurses on phlebitis and their standard operating procedure obedience when

setting up IV fluid infusion for low birth weight infants.

Keywords : knowledge levels, obedience, SOP when setting up IV fluid

infusion, phlebitis, low birth weight infants

Bibliography : 47 (2005 – 2014)

Page 14: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT · PDF file... obedience, SOP when setting up IV fluid infusion ... dengan pemberian cairan intravena yang bertujuan untuk mensuplai cairan, elektrolit,

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Prevalensi bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) secara

global hingga saat ini masih tetap berada di kisaran 10-20% dari seluruh bayi

yang lahir hidup setiap tahunya (Sulani, 2014). World Health Organisation

(WHO) (2011) memperkirakan sekitar 25 juta bayi mengalami BBLR setiap

tahun dan hampir 5% terjadi di negara maju sedangkan 95% terjadi di negara

berkembang. Prevalensi BBLR di India mencapai 26%, dan di Amerika

Serikat mencapai 7%. Kematian bayi di seluruh dunia adalah 20 kali lebih

besar pada bayi yang mengalami BBLR dibandingkan dengan yang tidak

BBLR (Jayant, 2011).

Menurut Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013,

prevalensi bayi dengan BBLR Indonesia diperkirakan mencapai 2.103 bayi

dari 18.948 bayi (11,1%) yang ditimbang dalam kurun waktu 6-48 jam setelah

melahirkan. Prevalensi ini menyebar secara tidak merata antara satu provinsi

dengan provinsi lainya dengan prevalensi tertinggi berada di Provinsi Nusa

Tenggara Timur sekitar 19.2%, dan terendah berada di Provinsi Sumatera

Barat yakni 6,0% (Kemenkes RI, 2013).

Berdasarkan profil kesehatan provinsi Jawa Tengah jumlah bayi

dengan BBLR di Jawa Tengah pada tahun 2013 sebanyak 16.303 (2,81%)

meningkat bila dibandingan tahun 2012 sebesar 11.865 (2.08,%). Banyaknya

BBLR yang ditangani oleh tenaga kesehatan secara keseluruhan di tingkat

Provinsi Jawa Tengah, cakupannya tidak selalu mengalami peningkatan. Pada

1

Page 15: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT · PDF file... obedience, SOP when setting up IV fluid infusion ... dengan pemberian cairan intravena yang bertujuan untuk mensuplai cairan, elektrolit,

2

tahun 2011 sebesar 92,77% dan pada tahun 2012 sebesar 99,67 % sedang pada

tahun 2013 bayi BBLR yang ditangani sebesar 96,67% (Dinkes Jateng, 2014).

Menurut Profil Kesehatan Kabupaten Wonogiri (2013), di Kabupaten

Wonogiri ditemukan angka kejadian BBLR sebanyak 133 kasus dari 17.296

bayi lahir hidup (0,77%) dan jumlah ini meningkat dibandingkan tahun 2007

yaitu 94 kasus dari 16.976 bayi lahir hidup (0,55%).

Bayi dengan BBLR berisiko untuk hipotermia, apnue, hipoksemia,

sepsis, intoleransi minum dan enterokolitis nekrotikan, semakin kecil bayi

semakin tinggi resikonya. Salah satu tatalaksana bayi dengan BBLR adalah

dengan pemberian cairan intravena yang bertujuan untuk mensuplai cairan,

elektrolit, nutrisi dan obat. Salah satu komplikasi pemberian terapi intravena

adalah terjadinya phlebitis. Bayi dengan BBLR risiko tinggi terjadinya

phlebitis karena bayi dengan BBLR memiliki sistem imun yang belum aktif

selama beberapa bulan kehidupan, sehingga menyebabkan rentang terhadap

berbagai infeksi dan alergi, walaupun struktur kulit bayi sudah terbentuk saat

lahir tetapi belum matang. Epidermis dan dermis tidak terikat dengan baik dan

sangat tipis, kulit bayi sangat sensitif dan dapat rusak dengan mudah, kulit

sering terlihat bercak-bercak, terutama di daerah sekitar ekstremitas, tangan

dan kaki terlihat sedikit sianotik (IDAI, 2014).

Akibat yang ditimbulkan dari komplikasi plebitis pada pasien adalah

meningkatkan hari rawat di rumah sakit, menambah lama terapi, dan

meningkatkan tanggung jawab perawat serta dapat menyebabkan pasien

mendapatkan risiko masalah kesehatan lain, sehingga untuk mencegah

Page 16: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT · PDF file... obedience, SOP when setting up IV fluid infusion ... dengan pemberian cairan intravena yang bertujuan untuk mensuplai cairan, elektrolit,

3

terjadinya plebitis diperlukan kepatuhan perawat dalam melaksanakan

pemasangan infus sesuai dengan standar prosedur operational (Alexander at

al, 2010)

Perawat profesional yang bertugas dalam memberikan pelayanan

kesehatan tidak terlepas dari kepatuhan perilaku perawat dalam setiap

tindakan prosedural yang bersifat invasif seperti halnya pemasangan infus.

Pemasangan infus dilakukan oleh setiap perawat. Semua perawat dituntut

memiliki kemampuan dan keterampilan mengenai pemasangan infus yang

sesuai Standar Prosedur Operasional (SPO) (Hinlay, 2009). Hasil penelitian

Andares (2009), menunjukkan bahwa perawat kurang memperhatikan

kesterilan luka pada pemasangan infus. Perawat biasanya langsung memasang

infus tanpa memperhatikan tersedianya bahan-bahan yang diperlukan dalam

prosedur tindakan tersebut, tidak tersedia handscoen, kain kasa steril, alkohol,

dan pemakaian yang berulang pada selang infus yang tidak steril. Hasil

penelitian Pasaribu (2008), yang melakukan analisa pelaksanaan pemasangan

infus diruang rawat inap Rumah Sakit Haji Medan menunjukkan bahwa

pelaksanaan pemasangan infus yang sesuai Standar Prosedur Operasional

katagori baik 27 %, sedang 40 % dan buruk 33 %.

Kepatuhan merupakan bagian dari perilaku individu yang

bersangkutan untuk mentaati atau mematuhi sesuatu, sehingga kepatuhan

perawat dalam melaksanakan SPO pemasangan infus tergantung dari perilaku

perawat itu sendiri. Menurut Green (1980) dalam Notoatmodjo (2010)

perilaku seseorang dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu : faktor-faktor

predisposisi (predisposing factors), mencakup pengetahuan dan sikap, tradisi

dan kepercayaan masyarakat, sistem budaya, tingkat pendidikan dan tingkat

Page 17: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT · PDF file... obedience, SOP when setting up IV fluid infusion ... dengan pemberian cairan intravena yang bertujuan untuk mensuplai cairan, elektrolit,

4

sosial ekonomi, faktor-faktor pemungkin/pendukung (enabling factors),

mencakup sarana dan prasarana/fasilitas, faktor-faktor penguat (reinforcing

factor) meliputi sikap tokoh masyarakat, tokoh agama, petugas kesehatan,

undang-undang dan peraturan-peraturan.

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo, 2010),.

Penelitian yang dilakukan oleh Pamuji (2008) yang meneliti tentang hubungan

pengetahuan perawat tentang Standar Prosedur Operasional dengan kepatuhan

perawat terhadap pelaksanaan SPO profesi pelayanan keperawatan, hasil

penelitian menjelaskan bahwa ada hubungan antara pengetahuan SPO dengan

kepatuhan pelaksanaan SPO yang bersifat positip yaitu tingkat pengetahuan

perawat yang tinggi diikuti dengan tingkat kepatuhan yang tinggi pula.

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di RSUD dr. Soediran

Mangun Soemarso Wonogiri menemukan bahwa pada tahun 2014-2015

terdapat 155 kasus bayi dengan BBLR dan 139 kasus yang diinfus, selain itu

ditemukan juga kejadian phlebitis dari pasien yang telah dipasang infus

terdapat 27 pasien yang mengalami phlebitis dari 139 pasien yang terpasang

infus atau sekitar 18,6% yang sudah menampakan adanya tanda-tanda plebitis

seperti bengkak disekitar tusukan jarum infus, kemerahan dan nyeri

disepanjang vena. Hasil observasi terhadap 5 perawat menunjukkan bahwa 3

perawat patuh (60%) dan 2 perawat (40%) cenderung tidak patuh. Hasil

wawancara terhadap perawat yang tidak patuh menyatakan bahwa mereka

kurang mematuhi Standar Prosedur Operasional pemasangan infus karena

lupa, repot, terlalu formal dan situasional.

Page 18: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT · PDF file... obedience, SOP when setting up IV fluid infusion ... dengan pemberian cairan intravena yang bertujuan untuk mensuplai cairan, elektrolit,

5

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam penelitian ini

ditentukan judul : “Hubungan tingkat pengetahuan perawat tentang plebitis

dengan kepatuhan melaksanakan standar prosedur operasional pemasangan

infus pada BBLR di Ruang Perinatologi RSUD dr. Soediran Mangun

Soemarso Wonogiri.

1.2 Rumusan Masalah

Data dari RSUD dr. Soediran Mangun Soemarso Wonogiri diketahui

pada tahun 2014-2015 terdapat 155 kasus bayi dengan BBLR dan 139 kasus

yang di infus,selain itu ditemukan juga kejadian phlebitis dari pasien yang

telah dipasang infus terdapat 27 pasien yang mengalami phlebitis dari 139

pasien yang terpasang infus atau sekitar 18,6% yang sudah menampakan

adanya tanda-tanda plebitis seperti bengkak disekitar tusukan jarum infus,

kemerahan dan nyeri disepanjang vena. Hasil wawancara terhadap 5 perawat

menunjukkan bahwa 3 perawat patuh (60%) dan 2 perawat (40%) cenderung

tidak patuh. Hasil wawancara terhadap perawat yang tidak patuh menyatakan

bahwa mereka kurang mematuhi Standar Prosedur Operasional pemasangan

infus karena lupa, repot, terlalu formal dan situasional. Berdasarkan uraian di

atas dapat dirumuskan masalah : “Apakah ada hubungan tingkat pengetahuan

perawat tentang plebitis dengan kepatuhan melaksanakan standar prosedur

operasional pemasangan infus pada BBLR di Ruang Perinatologi RSUD dr.

Soediran Mangun Soemarso Wonogiri?”

Page 19: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT · PDF file... obedience, SOP when setting up IV fluid infusion ... dengan pemberian cairan intravena yang bertujuan untuk mensuplai cairan, elektrolit,

6

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan

tingkat pengetahuan perawat tentang plebitis dengan kepatuhan

melaksanakan standar prosedur operasional pemasangan infus pada BBLR

di Ruang Perinatologi RSUD dr. Soediran Mangun Soemarso Wonogiri.

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk :

1. Mendeskripsikan karakteristik responden dan tingkat pengetahuan

perawat tentang plebitis di Ruang Perinatologi RSUD dr. Soediran

Mangun Soemarso Wonogiri.

2. Mendeskripsikan kepatuhan melaksanakan standar prosedur

operasional pemasangan infus pada BBLR di Ruang Perinatologi

RSUD dr. Soediran Mangun Soemarso Wonogiri

3. Untuk menganalisis hubungan tingkat pengetahuan perawat tentang

plebitis dengan kepatuhan melaksanakan standar prosedur operasional

pemasangan infus pada BBLR di Ruang Perinatologi RSUD dr.

Soediran Mangun Soemarso Wonogiri.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini antara lain adalah :

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi peneliti

Mengaplikasikan teori metodologi penelitian untuk diterapkan dalam

kegiatan nyata di lapangan seperti rumah sakit atau tempat pelayanan

kesehatan lainnya.

Page 20: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT · PDF file... obedience, SOP when setting up IV fluid infusion ... dengan pemberian cairan intravena yang bertujuan untuk mensuplai cairan, elektrolit,

7

b. Bagi peneliti berikutnya

Sebagai acuan untuk peneliti lebih lanjut yang melakukan penelitian

khususnya mengenai pengetahuan perawat tentang plebitis

hubungannya dengan kepatuhan melaksanakan SPO pemasangan infus.

c. Bagi Institusi Pendidikan

Penelitian ini memperkaya ilmu pengetahuan dalam bidang

keperawatan khususnya keperawatan maternitas untuk dimanfaatkan

sebagai sumber belajar.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Rumah Sakit

Sebagai masukan untuk meningkatkan pelayanan Rumah Sakit,

terutama pelayanan keperawatan pada Bayi Berat Lahir Rendah

(BBLR) untuk mengurangi kejadian plebitis.

b. Bagi Perawat

Perawat dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

kepatuhan melaksanakan standar prosedur operasional pemasangan

infus pada BBLR selain pengetahuan tentang plebitis.

Page 21: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT · PDF file... obedience, SOP when setting up IV fluid infusion ... dengan pemberian cairan intravena yang bertujuan untuk mensuplai cairan, elektrolit,

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1 Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)

a. Pengertian

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir

kurang dari 2500 gram tanpa memandang usia gestasi. BBLR dapat terjadi

pada bayi kurang bulan (< 37 minggu) atau pada bayi cukup bulan

(intrauterine growth restriction) (Pudjiadi, dkk., 2010).

b. Klasifikasi

Ada beberapa cara dalam mengelompokkan BBLR (Proverawati

dan Ismawati, 2010) :

1) Menurut harapan hidupnya

a) Bayi berat lahir rendah (BBLR) dengan berat lahir 1500-2500

gram.

b) Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) dengan berat lahir 1000-

1500 gram.

c) Bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLER) dengan berat lahir kurang

dari 1000 gram.

2) Menurut masa gestasinya

a) Prematuritas murni yaitu masa gestasinya kurang dari 37 minggu

dan berat badannya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi

atau biasa disebut neonatus kurang bulan sesuai untuk masa

kehamilan (NKB-SMK).

8

Page 22: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT · PDF file... obedience, SOP when setting up IV fluid infusion ... dengan pemberian cairan intravena yang bertujuan untuk mensuplai cairan, elektrolit,

9

b) Dismaturitas yaitu bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat

badan seharusnya untuk masa gestasi itu. Bayi mengalami retardasi

pertumbuhan intrauterin dan merupakan bayi kecil untuk masa

kehamilannya (KMK).

c. Faktor penyebab

Beberapa penyebab dari bayi dengan berat badan lahir rendah

(Proverawati dan Ismawati, 2010).

1) Faktor ibu

a) Penyakit

(1) Mengalami komplikasi kehamilan, seperti anemia, perdarahan

antepartum, preekelamsi berat, eklamsia, infeksi kandung

kemih.

(2) Menderita penyakit seperti malaria, infeksi menular seksual,

hipertensi, HIV/AIDS, TORCH, penyakit jantung.

(3) Penyalahgunaan obat, merokok, konsumsi alkohol.

b) Ibu

(1) Angka kejadian prematitas tertinggi adalah kehamilan pada usia

< 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.

(2) Jarak kelahiran yang terlalu dekat atau pendek (kurang dari 1

tahun).

(3) Mempunyai riwayat BBLR sebelumnya.

c) Keadaan sosial ekonomi

(1) Kejadian tertinggi pada golongan sosial ekonomi rendah. Hal ini

dikarenakan keadaan gizi dan pengawasan antenatal yang

kurang.

Page 23: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT · PDF file... obedience, SOP when setting up IV fluid infusion ... dengan pemberian cairan intravena yang bertujuan untuk mensuplai cairan, elektrolit,

10

(2) Aktivitas fisik yang berlebihan

(3) Perkawinan yang tidak sah

2) Faktor janin

Faktor janin meliputi : kelainan kromosom, infeksi janin kronik (inklusi

sitomegali, rubella bawaan), gawat janin, dan kehamilan kembar.

3) Faktor plasenta

Faktor plasenta disebabkan oleh : hidramnion, plasenta previa, solutio

plasenta, sindrom tranfusi bayi kembar (sindrom parabiotik), ketuban

pecah dini.

4) Faktor lingkungan

Lingkungan yang berpengaruh antara lain : tempat tinggal di dataran

tinggi, terkena radiasi, serta terpapar zat beracun.

d. Permasalahan pada BBLR

BBLR memerlukan perawatan khusus karena mempunyai

permasalahan yang banyak sekali pada sistem tubuhnya disebabkan

kondisi tubuh yang belum stabil (Surasmi dkk, 2007).

1) Ketidakstabilan suhu tubuh.

Dalam kandungan ibu, bayi berada pada suhu lingkungan 36°C- 37°C

dan segera setelah lahir bayi dihadapkan pada suhu lingkungan yang

umumnya lebih rendah. Perbedaan suhu ini memberi pengaruh pada

kehilangan panas tubuh bayi. Hipotermia juga terjadi karena

kemampuan untuk mempertahankan panas dan kesanggupan

menambah produksi panas sangat terbatas karena pertumbuhan

Page 24: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT · PDF file... obedience, SOP when setting up IV fluid infusion ... dengan pemberian cairan intravena yang bertujuan untuk mensuplai cairan, elektrolit,

11

otototot yang belum cukup memadai, ketidakmampuan untuk

menggigil, sedikitnya lemak subkutan, produksi panas berkurang

akibat lemak coklat yang tidak memadai, belum matangnya sistem

saraf pengatur suhu tubuh, rasio luas permukaan tubuh relatif lebih

besar dibanding berat badan sehingga mudah kehilangan panas.

2) Gangguan pernafasan

Akibat dari defisiensi surfaktan paru, toraks yang lunak dan otot

respirasi yang lemah sehingga mudah terjadi periodik apneu.

Disamping itu lemahnya reflek batuk, hisap, dan menelan dapat

mengakibatkan resiko terjadinya aspirasi.

3) Imaturitas imunologis

Pada bayi kurang bulan tidak mengalami transfer IgG maternal melalui

plasenta selama trimester ketiga kehamilan karena pemindahan

substansi kekebalan dari ibu ke janin terjadi pada minggu terakhir

masa kehamilan. Akibatnya, fagositosis dan pembentukan antibodi

menjadi terganggu. Selain itu kulit dan selaput lendir membran tidak

memiliki perlindungan seperti bayi cukup bulan sehingga bayi mudah

menderita infeksi.

4) Masalah gastrointestinal dan nutrisi

Lemahnya reflek menghisap dan menelan, motilitas usus yang

menurun, lambatnya pengosongan lambung, absorbsi vitamin yang

larut dalam lemak berkurang, defisiensi enzim laktase pada jonjot usus,

menurunnya cadangan kalsium, fosfor, protein, dan zat besi dalam

Page 25: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT · PDF file... obedience, SOP when setting up IV fluid infusion ... dengan pemberian cairan intravena yang bertujuan untuk mensuplai cairan, elektrolit,

12

tubuh, meningkatnya resiko NEC (Necrotizing Enterocolitis). Hal ini

menyebabkan nutrisi yang tidak adekuat dan penurunan berat badan

bayi.

5) Imaturitas hati

Adanya gangguan konjugasi dan ekskresi bilirubin menyebabkan

timbulnya hiperbilirubin, defisiensi vitamin K sehingga mudah terjadi

perdarahan. Kurangnya enzim glukoronil transferase sehingga

konjugasi bilirubin direk belum sempurna dan kadar albumin darah

yang berperan dalam transportasi bilirubin dari jaringan ke hepar

berkurang.

6) Hipoglikemi

Kecepatan glukosa yang diambil janin tergantung dari kadar gula darah

ibu karena terputusnya hubungan plasenta dan janin menyebabkan

terhentinya pemberian glukosa. Bayi berat lahir rendah dapat

mempertahankan kadar gula darah selama 72 jam pertama dalam kadar

40 mg/dl. Hal ini disebabkan cadangan glikogen yang belum

mencukupi. Keadaan hipotermi juga dapat menyebabkan hipoglikemi

karena stress dingin akan direspon bayi dengan melepaskan

noreepinefrin yang menyebabkan vasokonstriksi paru. Efektifitas

ventilasi paru menurun sehingga kadar oksigen darah berkurang. Hal

ini menghambat metabolisme glukosa dan menimbulkan glikolisis

anaerob yang berakibat pada penghilangan glikogen lebih banyak

sehingga terjadi hipoglikemi. Nutrisi yang tak adekuat dapat

Page 26: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT · PDF file... obedience, SOP when setting up IV fluid infusion ... dengan pemberian cairan intravena yang bertujuan untuk mensuplai cairan, elektrolit,

13

menyebabkan pemasukan kalori yang rendah juga dapat memicu

timbulnya hipoglikemi.

2.1.2 Kepatuhan

1. Kepatuhan

Kepatuhan adalah ketaatan seseorang dalam melaksanakan suatu

perintah perawatan, pengobatan dan perilaku yang disarankan oleh

perawat, dokter atau tenaga kesehatan lainnya (Smeth, 2005). Perilaku

kepatuhan bersifat sementara karena perilaku akan bertahan apabila ada

pengawasan.bila kurang ada pengawasan maka akan timbul perilaku

ketidakpatuhan. Perilaku kepatuhan ini dapat dicapai jika pengawas

merupakan orang yang dapat dipercaya dan dapat memberikan motivasi

(Purwanto, 2006).

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku kepatuhan

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku untuk patuh adalah :

(Niven, 2008)

a. Faktor internal

1) Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan terjadi seseorang telah

melakukan penginderaan terhadap suatu objek. Penginderaan terjadi

melalui panca indera manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba (Notoatmodjo, 2010). Oleh karena itu

pengetahuan menuntut adanya kesadaran obyek yang diketahui.

Page 27: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT · PDF file... obedience, SOP when setting up IV fluid infusion ... dengan pemberian cairan intravena yang bertujuan untuk mensuplai cairan, elektrolit,

14

Perilaku yang didasari pengetahuan umumnya bersifat dalam waktu

yang lama, sebelum orang mengadopsi perilaku baru tersebut.

2) Sikap

Sikap adalah bentuk suatu perasaan yang mendukung ( favourable )

dan perasaan yang tidak mendukung ( unfavourable ) pada obyek.

Sikap berupa kesiapan untuk bereaki pada obyek tertentu. Sikap

adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus. Stimulus

merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial.

b. Faktor eksternal

a) Karakteristik Organisasi

Keadaan dari organisasi dan struktur organisasi ditentukan oleh

filosofi dari manajer organisasi. Keadaan organisasi dan struktur

organisasi akan memotivasi atau gagal memotivasi perawat

profesional untuk berpartisipasi pada tingkatan yang konsisten sesuai

dengan tujuan. Bahwa karakteristik organisasi meliputi komitmen

organisasi dan hubungan antara teman sekerja dan supervisor yang

akan berpengaruh terhadap kepuasan kerja dan perilaku individu

(Walgito, 2004).

b) Karakteristik Kelompok

Karakteristik kelompok adalah unit komunitas yang terdiri dari dua

orang atau lebih yang memiliki suatu kesatuan tujuan dan pemikiran

serta integritas antar anggota yang kuat.

Page 28: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT · PDF file... obedience, SOP when setting up IV fluid infusion ... dengan pemberian cairan intravena yang bertujuan untuk mensuplai cairan, elektrolit,

15

c) Karakteristik Pekerjaan

Karakteristik pekerjaan akan memberikan motivasi bagi karyawan

untuk lebih bekerja dengan giat dan untuk menumbuhkan semangat

kerja yang lebih produktif. Karakteristik pekerjaan adalah proses

membuat pekerjaan akan lebih berarti, menarik dan menantang

sehingga dapat mencegah seseorang dari kebosanan dan aktivitas

pekerjaan yang monoton sehingga pekerjaan terlihat lebih bervariasi.

d) Karakteristik Lingkungan

Perawat harus bekerja dalam lingkungan yang terbatas dan

berinteraksi secara konstan dengan staf lain, pengunjung, dan tenaga

kesehatan lain. Kondisi seperti ini yang dapat menurunkan motivasi

perawat terhadap pekerjaannya, dapat menyebabkan stress, dan

menimbulkan kepenatan.

3. Pengukuran kepatuhan

Pengukuran kepatuhan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menyatakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek

penelitian atau responden. Kedalaman tingkat kepatuhan yang ingin

diketahui atau diukur dapat disesuaikan dengan tingkatan dari kepatuhan

tersebut. Tingkat kepatuhan seseorang dapat diketahui dan diinterpre-

tasikan dengan skala yang bersifat kuantitatif, yaitu: (Natasia, 2014)

1) Patuh : bila (x) ≥ 50% dari nilai skor total

2) Kurang patuh : bila < 50% dari nilai skor total

Page 29: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT · PDF file... obedience, SOP when setting up IV fluid infusion ... dengan pemberian cairan intravena yang bertujuan untuk mensuplai cairan, elektrolit,

16

3.1.3 Pengetahuan

1. Pengertian

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu,

penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif

merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan

seseorang (Notoatmodjo, 2010).

2. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang penting bagi

terbentuknya perilaku seseorang. Pengetahuan yang mencakup domain

kognitif mencakup 6 tingkatan: (Notoatmodjo, 2010)

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya termasuk dalam tingkat ini adalah mengingat

kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang

dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh karena itu tahu

merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

b. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat

intrepretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham

terhadap suatu obyek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebut

Page 30: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT · PDF file... obedience, SOP when setting up IV fluid infusion ... dengan pemberian cairan intravena yang bertujuan untuk mensuplai cairan, elektrolit,

17

contoh, menyimpulkan dan meramalkan terhadap suatu obyek yang

telah dipelajari.

c. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari dalam keadaaan yang nyata.

Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai penggunaan hukum-hukum,

rumus, metode dan prinsip dalam kontek dan situasi lain.

d. Analisis (analyisis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

suatu obyek kedalam suatu struktur obyek kedalam komponen-

komponen, tetapi masih dalam struktur organisasi tersebut dan masih

ada kaitannya satu dengan yang lain. Kemampuan analisis ini dapat

dilihat dari penggunaan kata kerja seperti: menggambarkan,

membedakan, memisahkan, mengelom-pokkan dan sebagainya.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukkan pada satu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi

yang telah ada.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian lain terhadap suatru obyek atau penilaian

Page 31: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT · PDF file... obedience, SOP when setting up IV fluid infusion ... dengan pemberian cairan intravena yang bertujuan untuk mensuplai cairan, elektrolit,

18

terhadap suatu obyek atau materi. Penilain ini ditentukan oleh kriteria

yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang telah ada.

Tingkat pengetahuan seseorang erat hubungannya dengan

pendidikan yang telah diperolehnya. Dalam arti luas pendidikan mencakup

proses kehidupan dan segala bentuk interaksi individu dengan

lingkungannya, baik secara formal maupun informal. Apabila seseorang

mempunyai pendidikan lebih tinggi maka dirinya akan lebih mudah dalam

mengetahui, mengerti dan memahami. Kemampuan mengetahui sesuatu

dipengaruhi oleh kemampuan belajar dan daya ingat. Pengukuran

pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang

menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian

atau responden (Sukanto, 2005).

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya perilaku terbuka (Over behavior) perilaku yang didasari

pengetahuan bersifat langgeng. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi

tingkat pengetahuan (Soekanto, 2005) yaitu :

a. Tingkat pendidikan, pendidikan adalah upaya untuk memberikan

pengetahuan sehingga terjadi perubahan perilaku positif yang

meningkat.

b. Informasi, seseorang mempunyai sumber informasi lebih akan

mempunyai pengetahuan lebih luas

Page 32: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT · PDF file... obedience, SOP when setting up IV fluid infusion ... dengan pemberian cairan intravena yang bertujuan untuk mensuplai cairan, elektrolit,

19

c. Budaya, tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam

memenuhi kebutuhan yang meliputi sikap dan kepercayaan.

d. Pengalaman, sesuatu yang pernah dialami seseorang akan menambah

pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat informal.

e. Sosial ekonomi, tingkat kemampuan seseorang untuk memenuhi

kebutuhan hidup. Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi akan

menambah tingkat pengetahuan, hal ini disebabkan oleh sarana

prasarana serta biaya yang dimiliki untuk mencari ilmu pengetahuan

terpenuhi.

4. Pengukuran Tingkat Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menyatakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek

penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui

atau kita ukur dapat disesuaikan dengan tingkatan domain di atas

(Notoatmodjo, 2010).

Tingkat pengetahuan seseorang dapat diketahui dan diinterpre-

tasikan dengan skala yang bersifat kuantitatif, yaitu: (Riwidikdo, 2010)

1) Pengetahuan Tinggi : bila (x) > mean + 1 SD

2) Pengetahuan Sedang : bila mean – 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD

3) Pengetahuan Rendah : bila (x) < mean - 1 SD.

Page 33: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT · PDF file... obedience, SOP when setting up IV fluid infusion ... dengan pemberian cairan intravena yang bertujuan untuk mensuplai cairan, elektrolit,

20

3.1.4 Standar Prosedur Operasional (SPO) Pemasangan Infus

1. Konsep Dasar Therapi Intravena (Infus)

a. Pengertian

Terapi intravena/Pungsi vena adalah sebuah teknik yang

digunakan untuk memungsi vena secara transkutan dengan

menggunakan jarum (pemflon) yang tajam (jarum kupu-kupu atau

jarum logam) yang sebagian dilapisi oleh kateter plastik atau dengan.

jarum yang dipasangkan ke spuit (Perry dan Potter, 2005). Terapi

intravena adalah bagian terpenting dari sebagian terapi yang diberikan

di rumah sakit, dan merupakan prosedur umum yang diberikan kepada

pasien yang membutuhkan akses vaskuler (Gabriel, 2010). Hal ini

berarti terapi intravena merupakan suatu tindakan pemberian cairan

atau obat ke dalam tubuh melalui pembuluh darah vena dengan

menggunakan jarum logam atau jarum kupu-kupu.

b. Ukuran, lamanya penggunaan jarum, dan daerah pemasangan infus

Menurut Perry dan Potter (2005) ukuran jarum infus yang

biasa digunakan adalah :

1) Untuk orang dewasa : 18 sampai 22-G

2) Untuk anak-anak : 23 sampai 25-G

3) Untuk bayi : Wings needle (jarum kupu-kupu)

Lamanya penggunaan jarum infus menurut Kartono dalam

Yansyah (2004) harus diganti paling sedikit setiap 24 jam, ganti lokasi

vena yang ditusuk jarum therapi intravena setiap 48 Jam. Secara

Page 34: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT · PDF file... obedience, SOP when setting up IV fluid infusion ... dengan pemberian cairan intravena yang bertujuan untuk mensuplai cairan, elektrolit,

21

teknis, lamanya penggunaan jarum kateter intravena (IV) tetap steril

selama 48 sampai dengan 72 jam, disamping itu juga teknik ini lebih

menghemat biaya dan tidak meningkatkan resiko infeksi.

Adapun daerah penusukan therapi intravena (pemasangan

infus) yang sering digunakan dan sangat efektif. Vena supervisial atau

periferkutan yang terletak di dalam fasia subcutan dan merupakan

akses paling mudah untuk terapi intravena. Daerah tempat infus yang

memungkinkan adalah permukaan dorsal tangan (vena supervival

dorsalis, vena basalika, dan vena sefalika), lengan bagian dalam (vena

bosalika, vena sefalika, vena kubital median, vena median lengan

bawah, dan vena radialis), permukaan dorsal (vena safena margna,

ramus dorsalis). Vena kulit kepala (biasanya vena yang terletak di

frontal, daerah tempotal, di atas atau di belakang telinga), sering

digunakan pada anak umur kurang dari 2 tahun dan tebaik pada bayi

muda (Perry dan Potter, 2005).

2. Prosedur Pemasangan Infus

Prosedur pemasangan therapi intravena menurut Perry dan Potter

(2005) dapat dikemukakan sebagai berikut :

1) Informed Concent

2) Persiapan Alat

Dalam melakukan pemasangan infus dibutuhkan alat dan bahan yang

sebelumnya harus dipersiapkan terlebih dahulu. (1). Sarung tangan

nonsteril. (2). Kateter plastik yang menyelubungi jarum (jarum infus).

Page 35: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT · PDF file... obedience, SOP when setting up IV fluid infusion ... dengan pemberian cairan intravena yang bertujuan untuk mensuplai cairan, elektrolit,

22

(3). Larutan IV untuk cairan. (4). Papan lengan (pilihan). (5). Slang

infus. (6). Tiang IV (yang diletakkan di tempat tidur atau berdiri

sendiri dengan roda) atau pompa IV. (7). Paket atau perlengkapan

pemasangan IV, termasuk torniket (atau manset tekanan darah);

plester-dengan lebar 2,5 cm (atau lebar plester 5 cm), potong); kapas

alkohol (atau antiseptik yang telah direkomendasikan oleh institusi,

seperti povidone); balutan kasa berukuran 5x5 cm; plester perekat ;

label perekat. (8). Gunting dan sabun (opsional). (9). Handuk atau

penglindung linen.

3) Persiapan Penolong

a) Cuci tangan dengan sabun pada air mengalir dan keringkan dengan

handuk/tissue/alat pengering

b) Pasang sarung tangan

4) Pelaksanaan Tindakan

a) Letakkan alat-alat disamping pasien lalu pengalas dibawah lokasi

penusukan

b) Pasang turniket sehingga vena tampak jelas

c) Menghapushamakan kulit dengan cara memutar searah jarum jam

dari dalam keluar dan lanjutkan dengan menghapus satu kali dari

bagian atas ke bawah.

d) Ibu jari dan telunjuk kanan memegang jarum infus, tangan kiri

menyangga bagian akan ditusuk dengan posisi ibu jari dan

telunjuk mengfikasasi vena yang akan ditusuk, tiga jari lainnya

bagian bawah.

Page 36: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT · PDF file... obedience, SOP when setting up IV fluid infusion ... dengan pemberian cairan intravena yang bertujuan untuk mensuplai cairan, elektrolit,

23

e) Tusukan ujung jarum dengan lubang mengarah ke atas dengan

sudut 30 - 40 derajat, bila ujung jarum memasuki lumen vena

maka darah akan. keluar melalui vena yang ditusuk

f) Turniket dilonggarkan, selang kateter disejajarkan dengan jalan

vena, dorong hingga kateter melewati tusukkan vena sambil

ditarik sedikit kemudian dikeluarkan dengan cara tan an kiri

menekan pangkal kateter untuk menekan darah tidak keluar dari

posisi tangan sedikit pleksi.

g) Sambungkan pangkal kateter dengan selang infus, lalu buka

pengatur tetesan secara perlahan-lahan.

h) Tutup pangkal tusukan dengan kasa steril yang telah diberi

betadine kemudian fiksasi dengan plaster.

i) Atur dan hitung tetesan sesuai kebutuhan pasien (8 tetes/menit, 10

tetes/menit, kocor atau asnet).

j) Memasang bidai bila diperlukan

k) Pasang kertas grafik pada botol infus

l) Merapikan pasien kemudian alat-alat dibereskan

m) Cuci tangan setelah tindakan

Adapun Standar Operasional Prosedur (SOP) pemasangan infus

menurut RSUD dr. Soediran Mangun Soemarso Wonogiri (2014) adalah :

1) Cuci tangan

Dalam melakukan tindakan perawat diharuskan mecuci tangan baik

sebelum dan sesudah melakukan tindakan.

Page 37: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT · PDF file... obedience, SOP when setting up IV fluid infusion ... dengan pemberian cairan intravena yang bertujuan untuk mensuplai cairan, elektrolit,

24

2) Dekatkan alat

Peralatan yang dibutuhkan didekatkan agar mudah dijangkau dalam saat

melakukan pemasangan infus.

3) Jelaskan kepada pasien dan keluarga tentang prosedur pemasangan infus

dan efek samping setelah dipasang infus. Didalam melaksankan tindakan

sebelum memasang infus perawat memberikan informasi pada pasien dan

keluarga tentang maksud dan tujuan dipasang infus.

4) Atur posisi pasien

Memberikan kenyamanan posisi pada pasien dan memudahkan perawat

dalam menentukan vena sebelum dilakukan pemasangan infus.

5) Siapkan cairan, menyambung botol cairan dengan selang infus dan

gantungkan pada standar infuse. Menyiapkan cairan sesuai dengan terapi

dan menghilangkan udara yang ada didalam selang infus.

6) Menentukan area vena yang akan ditusuk

Perawat sebelum menusukkan kateter ke dalam vena harus

mempertimbangkan ukuran vena dengan ukuran kateter yang digunakan.

7) Pasang alas

Pengalas yang diletakan dibawah tangan pasien dengan tujuan

memberikan kenyamanan pasien dan menghindari kotoran (darah, cairan)

yang tumpah tidak mengenai sprai atau pakaian pasien.

8) Pasang tourniket pembendung ± 15 cm diatas vena yang akan ditusuk

Tindakan ini dilakukan dengan tujuan mempermudah vena kelihatan

membesar dan tidak bergeser sebelum tusuk dengan kateter.

Page 38: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT · PDF file... obedience, SOP when setting up IV fluid infusion ... dengan pemberian cairan intravena yang bertujuan untuk mensuplai cairan, elektrolit,

25

9) Pakai sarung tangan

Bagian dari alat pelindung diri perawat dan mengurangi proses penularan

infeksi.

10) Desinfeksi area yang akan ditusuk dengan diameter 5-10 cm

Membersihkan area yang akan ditusuk dengan cairan disinfektan dengan

tujuan mengurangi terjadinya infeksi.

11) Tusukan IV catheter ke vena dengan jarum menghadap ke jantung

Mengarahkan jarum kateter keatas agar jarum keteter tajam masuk

kedalam vena.

12) Pastikan jarum IV masuk ke vena

Memastikan jarum keteter masuk kedalam vena dengan cara menarik

mandrain atau jarum keluar disertai darah yang keluar lewat kateter hal

ini menunjukan bahwa kateter intravena sudah masuk.

13) Sambungkan jarum IV dengan selang infus

Menyambungkan selang infus yang telah disiapkan dengan kateter yang

telah masuk kedalam vena.

14) Lakukan fiksasi ujung jarum IV ditempat insersi

Mengikat kateter dengan hepafix atau plaster bertujuan untuk tidak lepas

ataupun bergeser dari vena.

15) Tutup area insersi dengan kasa kering kemudian plester

Menutup kateter dengan kassa steril untuk mengurangi bakteri masuk

kedalam tempat penusukan.

Page 39: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT · PDF file... obedience, SOP when setting up IV fluid infusion ... dengan pemberian cairan intravena yang bertujuan untuk mensuplai cairan, elektrolit,

26

16) Atur tetesan infus sesuai program medis

Mengatur tetesan infus sesuai dengan kebutuhan.

17) Lepas sarung tangan

Melepas sarung tangan yang infekius kedalam tempat infeksius yang

telah disediakan.

18) Pasang label pelaksanaan tindakan yang berisi: nama pelaksana, tanggal

dan jam pelaksanaan.

Memberikan informasi tanggal berikutnya penggantian infus kepada team

sejawat (perawat).

19) Bereskan alat.

Membersihakan peralatan yang telah digunakan dan dilakukan

strerilisasi.

20) Cuci tangan.

Mencuci tangan setelah melakuakan tindakan untuk mengurangi

penularan infeksi.

21) Observasi dan evaluasi respon pasien, catat pada dokumentasi

keperawatan.

Mengawasi dan mengkaji keluhan pasien setelah dipasang infus dan

melihat tanda tanda phlebitis.

3.1.5 Phlebitis

1. Pengertian

Phlebitis adalah peradangan pada tunika intima vena yang terjadi

karena komplikasi pemberian terapi intra vena ( IV) yang di tandai dengan

Page 40: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT · PDF file... obedience, SOP when setting up IV fluid infusion ... dengan pemberian cairan intravena yang bertujuan untuk mensuplai cairan, elektrolit,

27

bengkak, kemerahan sepanjang vena, nyeri, peningkatan suhu pada daerah

insersi kanula dan penurunan kecepatan tetesan infus (Smeltzer dan Bare,

2005). Phlebitis merupakan inflamasi vena yang disebabkan oleh iritasi

kimia maupun mekanik. Hal ini ditunjukkan dengan adanya daerah yang

merah, nyeri dan pembengkakan di daerah penusukan atau sepanjang vena.

Insiden plebitis meningkat sesuai dengan lamanya pemasangan jalur

intravena. Komplikasi cairan atau obat yang diinfuskan (terutama PH dan

tonisitasnya), ukuran dan tempat kanula dimasukkan. Pemasangan jalur IV

yang tidak sesuai, dan masuknya mikroorganisme pada saat penusukan

(Brunner dan Sudarth, 2005).

Menurut Infusion Nursing Society (INS, 2006) phlebitis merupakan

peradangan pada tunika intima pembuluh darah vena, yang sering

dilaporkan sebagai komplikasi pemberian terapi infus. Peradangan

didapatkan dari mekanisme iritasi yang terjadi pada endhothelium tunika

intima vena, dan perlekatan tombosit pada area tersebut.

2. Tanda dan gejala phlebitis

Pasien yang dipasang infus dapat dikatakan mengalami flebitis jika

pada daerah sekitar tempat penusukan kanula ditemukan tanda-tanda

berikut: (INS/Infusion Nursing Society, 2006.)

a. Rubor (Hyperemia)

Kemerahan atau rubor biasanya merupakan kejadian pertama yang

ditemukan di daerah yang mengalami peradangan. Pada reaksi

peradangan arteriola yang mensuplai darah tersebut mengalami

Page 41: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT · PDF file... obedience, SOP when setting up IV fluid infusion ... dengan pemberian cairan intravena yang bertujuan untuk mensuplai cairan, elektrolit,

28

pelebaran sehingga darah yang mengalir ke mikrosirkulasi lokal lebih

banyak.

b. Kalor (Hipertermi)

Kalor terjadi bersamaan dengan kemerahan pada reaksi peradangan.

Daerah sekitar peradangan menjadi lebih panas, karena darah yang

disalurkan ke daerah tersebut lebih besar dibandingkan daerah lainnya

yang normal

c. Tumor (Oedem)

Pembengkakan lokal terjadi karena pengiriman cairan dan sel-sel dari

sirkulasi ke jaringan intrerstitiel, campuran antara sel yang tertimbun

didaerah peradangan disebut eksudat. Pada keadaan ini reaksi

peradangan eksudatnya adalah cairan

d. Nyeri (Dolor)

Rasa nyeri pada daerah peradangan dapat disebabkan oleh perubahan

pH lokal ataupun konsentrasi ion-ion tertentu yang merangsang ujung

saraf selain itu juga pembengkakan yang terjadi dapat juga

menyebabkan peningkatan tekanan lokal yang dapat merangsang sakit.

3. Penyebab plebitis

Penyebab plebitis yang dinyatakan oleh Workman (1999) terbagi

atas 3 yaitu: (Pujasari, 2007).

a. Iritasi kimia

Biasanya iritasi ini bersumber dari cairan intravena atau obat-obatan

yang digunakan umumnya cairan tersebut memiliki pH rendah dengan

Page 42: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT · PDF file... obedience, SOP when setting up IV fluid infusion ... dengan pemberian cairan intravena yang bertujuan untuk mensuplai cairan, elektrolit,

29

osmolaritas tinggi, sebagai contoh adalah cairan dextrose hipertonik

atau cairan yang mengandung kalium klorida.

b. Iritasi fisik

Terjadi karena faktor bahan kanul yang digunakan berdiameter besar,

sehingga mempermudah pecahnya pembuluh darah flebitis dapat pula

terjadi jika pemasangan tidak pada tempat yang baik, misalnya siku

atau pergelangan tangan.

c. Iritasi mekanik

Misalnya fiksasi kurang baik sehingga menyebabkan kanul ber-gerak-

gerak dalam pembuluh darah dan menyebabkan iritasi pada pembuluh

darah. Banyak hal yang dapat menyebabkan flebitis antara lain

tindakan pembersihan yang akan dilakukan penusukan kateter

intravena kurang baik dan juga adanya bakteri. Boker dan Ignaticus

(1996) menyimpulkan bahwa bakteri-bakteri yang terdapat pada kulit

yang mempunyai potensi menyebabkan flebitis adalah staphylococcus

apidernidis dan staphylococcus aureus.

4. Skala Phlebitis

Ada beberapa standar yang bisa digunakan untuk mengukur tingkat

keparahan flebitis (Pujasari, 2007).

a. Menurut Lai (1998), tingkat keparahan flebitis diidentifikasi sebagai

berikut:

Skala 0 : Tidak kemerahan, tidak nyeri, tidak terjadi pembeng-

kakan lokal, tidak hangat dan tidak indurasi.

Page 43: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT · PDF file... obedience, SOP when setting up IV fluid infusion ... dengan pemberian cairan intravena yang bertujuan untuk mensuplai cairan, elektrolit,

30

Skala 1 : Terjadi kemerahan, tidak nyeri, tidak terjadi pembeng-

kakan lokal, tidak hangat dan tidak indurasi.

Skala 2 : Terjadi kemerahan, nyeri, terjadi pembengkakan lokal,

tidak hangat dan tidak indurasi

Skala 3 : Terjadi kemerahan, nyeri, terjadi pembengkakan lokal,

terasa hangat dan indurasi kurang dari 7 cm.

Skala 4 : Terjadi kemerahan, nyeri, terjadi pembengkakan lokal,

terasa hangat dan indurasi lebih atau sama dengan 7 cm.

b. Skala phlebitis

Menurut Intravenous Nurses Society (INS. 2006) keparahan flebitis

diidentifikasi sebagai berikut :

Skala 0 : Tidak nyeri, tidak kemerahan, tidak edema, tidak hangat

dan tidak terjadi pembengkakan lokal

Skala 1 : Terasa nyeri, kemerahan, tidak hangat, tidak terjadi

pembengkakan lokal dan mungkin bisa terjadi edema atau

tidak terjadi edema.

Skala 2 : Terasa nyeri, kemerahan, hangat, tidak terjadi

pembengkakan lokal dan mungkin bisa terjadi edema atau

tidak terjadi edema

Skala 3 : Terasa nyeri, kemerahan, hangat, terjadi pembengkakan

lokal dan mungkin bisa terjadi edema atau tidak edema

5. Tindakan Pencegahan Phlebitis

Kejadian phlebitis merupakan hal yang masih lazim terjadi pada

pemberian terapi cairan baik terapi rumatan cairan, pemberian obat

Page 44: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT · PDF file... obedience, SOP when setting up IV fluid infusion ... dengan pemberian cairan intravena yang bertujuan untuk mensuplai cairan, elektrolit,

31

melalui intravena maupun pemberian nutrisi parenteral. Oleh karena itu

sangat diperlukan pengetahuan tentang faktor–faktor yang berperan dalam

kejadian phlebitis serta pemantauan yang ketat untuk mencegah dan

mengatasi kejadian phlebitis. Ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk

mencegah terjadinya phlebitis yang telah disepakati oleh para ahli, antara

lain : (Nassaji dan Ghorbani, 2007)

a. Mencegah phlebitis bakterial

Pedoman yang lazim dianjurkan adalah menekankan pada kebersihan

tangan, tehnik aseptik, perawatan daerah infus serta antisepsis kulit.

Untuk pemilihan larutan antisepsis, CDC merekomendasikan

penggunaan chlorhexedine 2%, akan tetapi penggunaan tincture

yodium, iodofor atau alcohol 70 % bisa digunakan.

b. Selalu waspada dan tindakan aseptic.

Selalu berprinsip aseptic setiap tindakan yang memberikan manipulasi

pada daerah infus. Studi melaporkan Stopcock (yang digunakan

sebagai jalan pemberian obat, pemberian cairan infus atau

pengambilan sampel darah ) merupakan jalan masuk kuman.

c. Rotasi katheter

Pemberian Perifer Parenteral Nutrition (PPN), di mana mengganti

tempat (rotasi) kanula ke lengan kontralateral setiap hari pada 15

pasien menyebabkan bebas flebitis. Namun, dalam uji kontrol acak

yang dipublikasi baru-baru ini oleh Webster dkk disimpulkan bahwa

kateter bisa dibiarkan aman di tempatnya lebih dari 72 jam jika tidak

Page 45: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT · PDF file... obedience, SOP when setting up IV fluid infusion ... dengan pemberian cairan intravena yang bertujuan untuk mensuplai cairan, elektrolit,

32

ada kontraindikasi. The Centers for Disease Control and Prevention

menganjurkan penggantian kateter setiap 72-96 jam untuk membatasi

potensi infeksi.

c. Aseptic dressing

INS merekomendasikan untuk penggunaan balutan yang transparan

sehingga mudah untuk melakukan pengawasan tanpa harus

memanipulasinya. Penggunaan balutan konvensional masih bisa

dilakukan, tetapi kassa steril harus diganti tiap 24 jam.

d. Kecepatan pemberian

Para ahli umumnya sepakat bahwa makin lambat infus larutan

hipertonik diberikan makin rendah risiko flebitis. Namun, ada

paradigma berbeda untuk pemberian infus obat injeksi dengan

osmolaritas tinggi. Osmolaritas boleh mencapai 1000 mOsm/L jika

durasi hanya beberapa jam. Durasi sebaiknya kurang dari tiga jam

untuk mengurangi waktu kontak campuran yang iritatif dengan dinding

vena. Ini membutuhkan kecepatan pemberian tinggi (150 – 330

mL/jam). Vena perifer yang paling besar dan kateter yang sekecil dan

sependek mungkin dianjurkan untuk mencapai laju infus yang

diinginkan, dengan filter 0.45mm. Katheter harus diangkat bila terlihat

tanda dini nyeri atau kemerahan. Infus relatif cepat ini lebih relevan

dalam pemberian infus sebagai jalan masuk obat, bukan terapi cairan

maintenance atau nutrisi parenteral.

Page 46: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT · PDF file... obedience, SOP when setting up IV fluid infusion ... dengan pemberian cairan intravena yang bertujuan untuk mensuplai cairan, elektrolit,

33

e. Titrable acidity

Titratable acidity mengukur jumlah alkali yang dibutuhkan untuk

menetralkan pH larutan infus. Potensi phlebitis dari larutan infus tidak

bisa ditaksir hanya berdasarkan pH atau titrable acidity sendiri.

Bahkan pada pH 4.0, larutan glukosa 10% jarang menyebabkan

perubahan karena titrable acidity nya sangat rendah (0.16 mEq/L).

Dengan demikian makin rendah titrable acidity larutan infus makin

rendah risiko phlebitisnya.

f. Heparin dan hidrokortison

Heparin sodium, bila ditambahkan ke cairan infus sampai kadar akhir 1

unit/mL, mengurangi masalah dan menambah waktu pasang katheter.

Risiko phlebitis yang berhubungan dengan pemberian cairan tertentu

(misal, kalium klorida, lidocaine, dan antimikrobial) juga dapat

dikurangi dengan pemberian aditif IV tertentu, seperti hidrokortison.

Pada uji klinis dengan pasien penyakit koroner, hidrokortison secara

bermakna mengurangi kekerapan phlebitis pada vena yg diinfus

lidokain, kalium klorida atau antimikrobial. Pada dua uji acak lain,

heparin sendiri atau dikombinasi dengan hidrokortison telah

mengurangi kekerapan phlebitis, tetapi penggunaan heparin pada

larutan yang mengandung lipid dapat disertai dengan pembentukan

endapan kalsium.

Page 47: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT · PDF file... obedience, SOP when setting up IV fluid infusion ... dengan pemberian cairan intravena yang bertujuan untuk mensuplai cairan, elektrolit,

34

2.2. Keaslian Penelitian

Sejauh penelusuran yang dilakukan, belum pernah ditemukan pada

penelitian yang sama, namun ada beberapa penelitian terdahulu yang dapat

dijadikan acuan, hal ini dapat disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 2.1. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti Judul Metode Hasil

1 Triwidiyatmi,

dkk (2013)

Hubungan

kepatuhan perawat

dalam menjalan

SOP Pemasangan

infus dengan

kejadian phlebitis.

Jenis penelitian

deskriptif kore-

lasional dengan

pendekatan

crossectional.

Alat analisis

yang digunakan

uji ch-square.

Ada hubungan yang

signifikan antara

kepatuhan perawat

dalam menalan SOP

pemasangan infus

dengan kejadian

phlebitis.

2 Muspita

(2014)

Kepatuhan

perawat dalam

melaksanakan

standar prosedur

operasional

pemasangan infus.

Jenis penelitian

kualitatif dengan

rancangan studi

kasus yang

hasilnya disaji-

kan secara

deskriptif.

Hasil penelitian menun-

jukkan seluruh perawat

tidak patuh (100%)

dalam melaksanakan

SPO pemasangan infus.

Hasil wawancara

mendalam menunjukkan

bahwa komitmen,

hubungan sosial,

kelangkaan, resiprositas,

validasi sosial dan

otoritas terkait

kepatuhan perawat

belum terwujud dengan

baik dalam hal

pelaksanaan 1SPO

pemasangan infus.

3 Ratnawati

(2012)

Hubungan antara

tingkat pengeta-

huan perawat

tentang patient

safety dengan

tindakan pemasa-

ngan infus sesuai

dengan SOP.

Jenis penelitian

deskriptif

analitik dengan

pendekatan

crossectional.

Alat analisis uji

chi-square.

Tidak ada hubungan

yang bermakna antara

tingkat pengetahuan

perawat tentang

patient safety dan

tindakan pemasangan

infus.

Page 48: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT · PDF file... obedience, SOP when setting up IV fluid infusion ... dengan pemberian cairan intravena yang bertujuan untuk mensuplai cairan, elektrolit,

35

2.3. Kerangka Teori

Berdasarkan tinjauan pustaka di atas, maka dapat dibuat kerangka teori

sebagai berikut:

Keterangan :

: Tidak Diteliti

: Diteliti

Gambar 2.1. Kerangka Teori

Sumber: Notoatmodjo (2010), Proverawati dan Ismawati (2010), Noven (2008)

Dampak

ketidakpatuhan :

1. Meningkatkan

hari rawat

2. Menambah

lama terapi

3. Meningkatkan

tanggung

jawab perawat

4. Resiko

masalah

kesehatan lain

Faktor-faktor yang

mempengaruhi

pengetahuan:

Internal:

1. Pengetahuan

a. Pendidikan

b. Informasi

c. Budaya

d. Pengalaman

e. Sosial

ekonomi

2. sikap

Eksternal:

a. Karakteristik

organisasi

b. Karakeristik

kelompok

c. Karakteristik

pekerjaan

Kepatuhan SPO

pemasangan

infus

Patuh :

Masalah teratasi

Tidak patuh

Plebitis

Masalah pada BBLR :

a. Ketidakstabilan suhu

tubuh

b. Gangguan pernafasan

c. Imaturitas imunologis

d. Gastrointestinal dan

nutrisi

e. Imaturitas hati

f. hipoglikemi

Pengetahuan

tentang plebitis

Page 49: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT · PDF file... obedience, SOP when setting up IV fluid infusion ... dengan pemberian cairan intravena yang bertujuan untuk mensuplai cairan, elektrolit,

36

2.4. Kerangka Konsep

Untuk memperjelas alur pemikiran secara jelas, maka dapat dibuat suatu

kerangka konsep seperti tampak pada gambar berikut:

Variabel Independen : Variabel Dependen :

Gambar 2.2. Kerangka Konsep

2.5. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari penelitian, patokan duga atau

dalil sementara yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian

(Notoatmodjo, 2010). Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Ho : Tidak ada hubungan antara pengetahuan perawat tentang plebitis dengan

kepatuhan melaksanakan standar prosedur operasional pemasangan infus

pada BBLR di Ruang Perinatologi RSUD dr. Soediran Mangun Soemarso

Wonogiri.

Ha : Ada hubungan antara pengetahuan perawat tentang plebitis dengan

kepatuhan melaksanakan standar prosedur operasional pemasangan infus

pada BBLR di Ruang Perinatologi RSUD dr. Soediran Mangun Soemarso

Wonogiri.

Pengetahuan perawat

tentang Plebitis

Kepatuhan Melaksanakan

SPO Pemasangan Infus

Page 50: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT · PDF file... obedience, SOP when setting up IV fluid infusion ... dengan pemberian cairan intravena yang bertujuan untuk mensuplai cairan, elektrolit,

37

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1.Jenis dan Rancangan Penelitian

3.1.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif

korelasional, dengan menggunakan pendekatan case-control yaitu dengan

melakukan pengukuran sesaat untuk mengetahui hubungan pengetahuan

perawat tentang plebitis dengan kepatuhan melaksanakan standar prosedur

operasional pemasangan infus pada BBLR di Ruang Perinatologi RSUD dr.

Soediran Mangun Soemarso Wonogiri. Faktor risiko serta efek tersebut diukur

menurut keadaan atau status pada waktu observasi, jadi tidak ada tindak lanjut

(Setiadi, 2007).

3.1.1 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian dalam penelitian ini dapat disajikan dalam

gambar berikut :

N =

Keterangan :

X1 : Pengetahuan perawat tentang plebitis

X2 : Kepatuhan melaksanakan SPO pemasangan infus

: Hubungan

Gambar 3.1. Rancangan Penelitian

37

X2 X1

Page 51: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT · PDF file... obedience, SOP when setting up IV fluid infusion ... dengan pemberian cairan intravena yang bertujuan untuk mensuplai cairan, elektrolit,

38

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian

3.2.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian yang akan diteliti

(Setiadi, 2007). Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

perawat yang bekerja di Ruang Perinatologi RSUD dr. Soediran Mangun

Soemarso Wonogiri. Hasil studi pendahuluan pada bulan Juli 2015 yang

dilakukan oleh peneliti didapatkan bahwa jumlah perawat sebanyak 18

orang.

3.2.2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang diteliti (Suharsimi,

2006). Penentuan jumlah sampel ditentukan bahwa apabila subyeknya

kurang 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan

penelitian populasi (Arikunto, 2006).

Kriteria sampel :

3.2.2.1. Kriteria Inklusi :

1. Semua perawat di ruang Perinatologi

2. Minimal berpendidikan D-3

3. Pengalaman bekerja minimal 2 tahun.

3.2.2.2. Kriteria Eksklusi :

1. Perawat yang sedang cuti

2. Perawat yang sedang sakit

3. Tidak bersedia menjadi responden

Page 52: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT · PDF file... obedience, SOP when setting up IV fluid infusion ... dengan pemberian cairan intravena yang bertujuan untuk mensuplai cairan, elektrolit,

39

3.2.3. Teknik Sampling

Dalam penelitian ini seluruh populasi dijadikan sampel, sehingga

penelitian ini menggunakan teknik total sampling. Total sampling adalah

teknik pengambilan sampel dengan melibatkan semua populasi yang ada

(Arikunto, 2006). Adapun jumlah sampel ditetapkan sebanyak 18 orang.

3.3. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2015. Tempat penelitian

dilakukan di Ruang Perinatologi RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso

Wonogiri.

3.4. Variabel, Definisi Operasional, dan Skala Pengukuran

Variabel yang diteliti dalam penelitian ini meliputi:

3.4.1. Variabel bebas :

Variabel bebas adalah variabel yang berpengaruh yang

menyebabkan berubahnya nilai dari variabel terikat dan merupakan

variabel bebas pada penelitian ini adalah pengetahuan perawat

tentang plebitis.

3.4.2. Variabel terikat :

Variabel terikat adalah variabel yang diduga nilainya akan

berubah karena pengaruh dari variabel bebas. Variabel terikatnya

adalah kepatuhan perawat dalam melaksanakan Standar Prosedur

Operasional (SPO) Pemasangan Infus.

Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini dapat

dijelaskan sebagai berikut:

Page 53: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT · PDF file... obedience, SOP when setting up IV fluid infusion ... dengan pemberian cairan intravena yang bertujuan untuk mensuplai cairan, elektrolit,

40

Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel.

No Variabel Definisi Operasional Alat

Ukur

Hasil Ukur Skala

1 Tingkat

Pengetahuan

perawat

tentang

plebitis

Segala sesuatu yang

diketahui perawat ter-

hadap plebitis pada

bayi BBLR (Berat

Badan Lahir Rendah).

Kuesione

r

1. Tinggi :

(x) > mean + 1

SD

2. Sedang

mean – 1 SD ≤ x

≤ mean + 1 SD

3. Rendah

(x) < mean - 1 SD

(Riwidikdo, 2009)

Ordinal

2 Kepatuhan

perawat

dalam

pelaksanaan

SPO

Suatu hal yang

dilakukan perawat

dalam melaksanakan

perawatan,

pengobatan dan

perilaku yang disaran-

kan oleh perawat lain,

dokter atau tenaga

kesehatan lainnya ber-

kaitan dengan

pelaksanaan SPO

pemasangan infus

pada BBLR di ruang

Perinatologi RSUD

dr. Soediran Mangun

Soemarso Wonogiri.

Lembar

observasi

1. Patuh :

(x) ≥ 50%

2. Kurang patuh

(x) < 50%

(Natasia, 2014)

Ordinal

3.5. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

kuesioner, yaitu:

1. Kuesioner pengetahuan tentang plebitis

Instrumen ini digunakan untuk alat pengumpul data dalam pengambilan

data variabel pengetahuan yang tertuang dalam point pernyataan yang

berjumlah 18 item. Kuesioner ini berbentuk closed question/pertanyaan

Page 54: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT · PDF file... obedience, SOP when setting up IV fluid infusion ... dengan pemberian cairan intravena yang bertujuan untuk mensuplai cairan, elektrolit,

41

tertutup, dengan pilihan jawaban dikotomi choice yaitu : apabila

pertanyaan bersifat favourable jawaban salah nilainya 0 dan benar nilainya

1, sebaliknya apabila bentuk pertanyaan bersifat unfavourable jawaban

benar nilainya 0 dan jawaban salah nilainya 1 (Wawan dan Dewi, 2010).

Instrumen ini diisi oleh perawat pelaksana yang bertugas di ruang

Perinatologi RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri. Adapun kisi-

kisi kuesioner untuk pengetahuan perawat tentang plebitis dapat dilihat

pada tabel 3.1.

Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket Variabel Pengetahuan tentang Plebitis

No. Indikator Item No. Jml. Item

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Pengertian Plebitis

Proses Infeksi

Cuci tangan

Kewaspadaan isolasi

Pencegahan dan penanganan

infeksi pada petugas kesehatan

Dekontaminasi

Disinfeksi dan sterilisasi

Aseptik bedah

1, 2

3, 4, 5, 6,

7, 8

9, 10

11, 12

13, 14, 15

16

17

18

2

4

2

2

2

3

1

1

1

Total Item 18

Pengetahuan tentang plebitis dibagi menjadi 3 kategori, sehingga untuk

menentukan pembagian intervalnya menggunakan rumus:

Interval = KategoriJumlah

TerendahNilaiTertinggiNilai −

Interval = 3

118− = 5

Berdasarkan ketentuan tersebut maka tingkat pengetahuan tentang plebitis

dapat dikategorikan dengan batasan sebagai berikut : (Riwidikdo, 2009)

1 : Rendah jika nilai skor antara 1 – 6 ( (x) < mean - 1 SD)

Page 55: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT · PDF file... obedience, SOP when setting up IV fluid infusion ... dengan pemberian cairan intravena yang bertujuan untuk mensuplai cairan, elektrolit,

42

2 : Sedang jika nilai skor antara 7 – 12 ( mean–1 SD ≤ x ≤ mean+1SD)

3 : Tinggi jika nilai skor antara 13 – 18 ( (x) > mean + 1 SD)

2. Lembar observasi tentang kepatuhan perawat dalam pelaksanaan SPO

Pemasangan Infus pada BBLR

Kepatuhan perawat dalam pelaksanaan SPO Pemasangan Infus pada

BBLR diisi oleh observer (peneliti dan kepala ruang) yang berbentuk

closed question/pertanyaan tertutup, alat pengumpulan data untuk

pengambilan data variabel kepatuhan melaksanakan SPO pemasangan

infus yang tertuang dalam point pernyataan 1-21. Masing-masing jawaban

dari pernyataan dinyatakan dengan: “melakukan“ dan “tidak

melakukan“. (jika melakukan nlai 1 dan tidak melakukan nilai 0).

Kepatuhan perawat dalam pelaksanaan SPO Pemasangan infus pada

BBLR dibagi menjadi 2 kategori, sehingga untuk menentukan pembagian

intervalnya menggunakan rumus:

Interval = KategoriJumlah

TerendahNilaiTertinggiNilai −

Interval = 2

121− = 10

Berdasarkan ketentuan tersebut maka kepatuhan perawat dalam

pelaksanaan SPO Pemasangan Infus pada BBLR dapat dikategorikan

dengan batasan sebagai berikut : (Natasia, 2014)

1 : Kurang patuh jika nilai skor antara 1 – 10 (< 50%)

2 : Patuh jika nilai skor antara 11 – 21 (≥ 50%)

Page 56: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT · PDF file... obedience, SOP when setting up IV fluid infusion ... dengan pemberian cairan intravena yang bertujuan untuk mensuplai cairan, elektrolit,

43

3.6. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Uji Validitas merupakan tingkat kemampuan suatu instrumen

untuk mengungkapkan sesuatu yang menjadi sasaran pokok pengukuran

yang dilakukan dengan instrumen tersebut (Sugiyono, 2008). Untuk

mengetahui validitas tiap item dari instrumen dengan menggunakan

perhitungan korelasi point biserial dari Sugiyono (2008). Adapun rumus

korelasi point biserial adalah :

rpbi = �������� ��

r = koefisien korelasi point biserial

Mp = jumlah responden yang menjawab benar

Mq = jumlah responden yang menjawab salah

St = standar deviasi untuk semua item

P =proporsi responden yang menjawab benar

Q = proporsi responden yang menjawab benar

Bila koefisien korelasi untuk seluruh item telah dihitung, perlu

ditentukan angka terkecil yang dapat dianggap cukup “ tinggi ” sebagai

indikator adanya konsistensi antara skor item dan skor keseluruhan. Dalam

hal ini tidak ada batasan yang tegas. Prinsip utama pemilihan item dengan

melihat koefisien korelasi adalah mencari harga koefisien yang setinggi

mungkin dan menyingkirkan setiap item yang mempunyai korelasi negatif

(-) atau koefisien yang mendekati nol (0,00). Menurut Friedenberg (1995)

dalam Sugiyono (2008) biasanya dalam pengembangan dan penyusunan

skala-skala psikologi, digunakan harga koefisien korelasi yang minimal

sama dengan 0,30. Dengan demikian, semua item yang memiliki korelasi

Page 57: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT · PDF file... obedience, SOP when setting up IV fluid infusion ... dengan pemberian cairan intravena yang bertujuan untuk mensuplai cairan, elektrolit,

44

kurang dari 0,30 dapat disisihkan dan item-item yang akan dimasukkan

dalam alat test adalah item-item yang memiliki korelasi diatas 0,30 dengan

pengertian semakin tinggi korelasi itu mendekati angka satu (1,00) maka

semakin baik pula konsistensinya (validitasnya).

2. Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas adalah suatu uji yang digunakan untuk menguji

sejauh mana alat ukur relatif konsisten apabila pengukuran diulang dua

kali atau lebih. Untuk menguji reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini

digunakan nilai koefisien alpha Cronbach. Rumus alpha cronbach yang

digunakan adalah :

r11 =

−∑

2

2

11 St

Si

k

k

Keterangan :

r11 = nilai reliabilitas yang dicari

k = banyaknya item

Si2 = Jumlah varian item

St2 = Varian total

Setelah harga r11 diketahui, kemudian diinterpretasikan dengan indeks

korelasi > 0,600 berarti reliabilitas tinggi (Ghozali, 2009).

Uji validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini tidak dilakukan

karena instrumen yang berupa lembar kuesioner pengetahuan perawat tentang

plebitis sudah pernah dilakukan oleh Supatmono (2013) dengan tingkat

reliabilitas sebear 0,893, sedangkan untuk instrumen kepatuhan perawat dalam

Page 58: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT · PDF file... obedience, SOP when setting up IV fluid infusion ... dengan pemberian cairan intravena yang bertujuan untuk mensuplai cairan, elektrolit,

45

pelaksanaan SPO menggunakan lembar observasi yaitu pelaksanaan SPO

pemasangan infus.

3.7. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara :

1. Peneliti mengajukan surat permohonan ijin penelitian dari institusi kepada

Direktur RSUD dr. Soediran Mangun Soemarso Wonogiri.

2. Setelah mendapatkan surat persetujuan dari Direktur RSUD dr. Soediran

Mangun Soemarso Wonogiri, selanjutnya peneliti menentukan waktu

penelitian.

3. Peneliti bertemu dan meminta bantuan kepada Kepala Ruang Perinatologi

RSUD dr. Soediran Mangun Soemarso Wonogiri atau perawat yang

bertanggung jawab di tempat penelitian untuk mengumpulkan data dari

perawat berkaitan dengan tingkat pengetahuan tentang plebitis dan

kepatuhan perawat dalam pelaksanaan SPO.

4. Peneliti mengadakan pendekatan kepada calon responden dengan

menjelaskan tujuan dan manfaat penelitian kemudian responden yang

bersedia menjadi responden menandatangani informed consent dan

responden diberi lembar kuesioner berkaitan dengan pengetahuan tentang

plebitis dan lembar observasi tentang kepatuhan perawat dalam

pelaksanaan SPO Pemasangan infus pada BBLR.

5. Setelah responden mengisi lembar kuesioner dan lembar observasi telah

diisi oleh observer, peneliti mengambil lembar kuesioner dan lembar

Page 59: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT · PDF file... obedience, SOP when setting up IV fluid infusion ... dengan pemberian cairan intravena yang bertujuan untuk mensuplai cairan, elektrolit,

46

observasi tersebut untuk dikumpulkan dan dianalisis data dalam rangka

mengetahui hasil penelitian.

3.8. Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

Data yang telah terkumpul dalam tahap pengumpulan data, perlu

diolah dulu. Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan melalui suatu

proses dengan tahapan sebagai berikut:

a. Editing

Proses editing dilakukan untuk meneliti kembali apakah isian

lembar kuesioner sudah lengkap atau belum. Editing dilakukan di

tempat pengumpulan data, sehingga apabila ada kekurangan dapat

segera di lengkapi.

b. Coding

Coding adalah usaha mengklasifikasi jawaban-jawaban/hasil-

hasil yang ada menurut macamnya. Klasifikasi dilakukan dengan jalan

manandai masing-masing jawaban dengan kode berupa angka,

kemudian dimasukkan dalam lembaran tabel kerja guna

mempermudah membacanya. Hal ini penting untuk dilakukan karena

alat yang digunakan untuk analisa data dalam komputer yang

memerlukan suatu kode tertentu. Hal ini penting untuk dilakukan

karena alat yang digunakan untuk analisa data dalam komputer yang

memerlukan suatu kode tertentu. Adapun kode yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah:

Page 60: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT · PDF file... obedience, SOP when setting up IV fluid infusion ... dengan pemberian cairan intravena yang bertujuan untuk mensuplai cairan, elektrolit,

47

1) Karakteristik responden

a) Umur : - 21 - 30 tahun = code 1

- 30 – 40 tahun = code 2

- > 40 tahun = code 3

b) Tingkat pendidikan : - D3-Keperawatan = code 1

- S1-Keperawatan = code 2

2) Pengetahuan : - Rendah = code 1

- Sedang = code 2

- Tinggi = code 3

3) Kepatuhan Perawat : - Kurang patuh = code 1

- Patuh = code 2

c. Scoring

Pemberian nilai pada masing-masing jawaban dari pertanyaan

yang diberikan kepada responden sesuai dengan ketentuan penilaian

yang telah ditentukan.

d. Tabulating

Kegiatan memasukkan data-data hasil penelitian ke dalam

tabel-tabel sesuai kriteria sehingga didapatkan jumlah data sesuai

dengan kuesioner

2. Analisis Data

Data yang terkumpul kemudian diolah dengan tahapan perbaikan

data, pemberian kode, dan setelah itu dilakukan tabulasi. Analisis data

dilakukan dengan analisis univariate dan bivariate (Notoatmodjo, 2010),

sebagai berikut:

Page 61: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT · PDF file... obedience, SOP when setting up IV fluid infusion ... dengan pemberian cairan intravena yang bertujuan untuk mensuplai cairan, elektrolit,

48

a. Analisis Univariate

Analisis univariate dilakukan terhadap tiap-tiap variabel dan

hasil penelitian yang meliputi karakteristik responden, pengetahuan

perawat tentang plebitis dan kepatuhan perawat dalam pelaksanaan

SPO pemasangan infus.

Analisis univariat bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik

setiap variabel penelitian (Notoatmodjo, 2010). Analisis univariat

dalam penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan tingkat

pengetahuan perawat tentang plebitis dan kepatuhan perawat dalam

pelaksanaan SPO pemasangan infus. Pada analisis univariat, data yang

diperoleh dari hasil pengumpulan dapat disajikan dalam bentuk tabel

distribusi frekuensi atau grafik, yaitu menyajikan data yang bersifat

ordinal yaitu tingkat pengetahuan perawat tentang plebitis dan

kepatuhan perawat dalam pelaksanaan SPO pemasangan infus.

b. Analisis Bivariate

Hasil pengukuran dari dua variabel yang diteliti dikumpulkan

dan diolah dalam bentuk tabel maupun paparan. Data dengan

sampel besar dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji hipotesis

dengan analisis Chi-Square (χ2) yaitu untuk mencari hubungan antar

variabel dengan syarat datanya berbentuk ordinal dan ordinal dengan

kriteria lebih dari satu, tidak ada sel yang kosong (0) serta nilai

expected lebih dari 5% (Dahlan, 2014). Untuk menjawab hipotesa yang

Page 62: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT · PDF file... obedience, SOP when setting up IV fluid infusion ... dengan pemberian cairan intravena yang bertujuan untuk mensuplai cairan, elektrolit,

49

telah dibuat, digunakan interpretasi nilai korelasi menurut Sugiyono

(2008), adalah:

1) Bila hasil χ2hit < χ2

tab atau nilai p > 0,05, artinya bahwa tidak ada

hubungan pengetahuan tentang plebitis dengan kepatuhan

melaksanakan standar prosedur operasional pemasangan infus pada

BBLR di Ruang Perinatologi RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso

Wonogiri.

2) Bila hasil χ2hit ≥ χ2

tab atau nilai p < 0,05, artinya bahwa ada

hubungan pengetahuan tentang plebitis dengan kepatuhan

melaksanakan standar prosedur operasional pemasangan infus pada

BBLR di Ruang Perinatologi RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso

Wonogiri.

Setelah diketahui apakah ada hubungan signifikan atau tidak,

maka perlu diketahui pula seberapa kekuatan hubungan tersebut, untuk

itu maka dilakukan uji Coeficien Contingency (CC). Uji CC bertujuan

untuk mengetahui seberapa besar ukuran kekuatan hubungan antar

variabel tersebut (Dahlan, 2014).

3.9. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian, seorang peneliti harus menerapkan etika

penelitian : (Hidayat, 2011)

1. Informed Consent (lembar persetujuan menjadi responden)

Merupakan cara persetujuan antara peneliti dengan responden

penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consent ini

Page 63: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT · PDF file... obedience, SOP when setting up IV fluid infusion ... dengan pemberian cairan intravena yang bertujuan untuk mensuplai cairan, elektrolit,

50

diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberi lembar

persetujuan untuk menjadi responden. Hal ini bertujuan agar responden

mengerti maksud dan tujuan penelitian serta mengetahui dampak yang

ditimbulkan.

2. Anonimity (tanpa nama)

Identitas responden tidak perlu dicantumkan pada lembar

pengumpulan data, cukup menggunakan kode pada masing-masing lembar

pengumpulan data.

3. Confidentialty (kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi dari responden dijamin oleh peneliti, hanya

kelompok data tertentu yang akan disajikan atau dilaporkan pada hasil

penelitian

Page 64: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT · PDF file... obedience, SOP when setting up IV fluid infusion ... dengan pemberian cairan intravena yang bertujuan untuk mensuplai cairan, elektrolit,

51

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Analisis Univariat

4.1.1 Karakteristik Responden

Karakteristik responden dalam penelitian ini membahas tentang

umur, jenis kelamin, pendidikan dan masa kerja pada perawat di Ruang

Perinatologi RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri. Hal ini dapat

dikemukakan seperti tampak pada pembahasan berikut :

1. Umur

Tabel 4.1. Karakteristik Responden menurut Umur

Keterangan Mean Minimum Maximum STD

Umur 33,3 26 49 6,16

Tabel 4.1. menunjukkan bahwa rata-rata umur responden 33

tahun dengan standar deviasi sebesar 6,16 tahun.

2. Jenis Kelamin

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah (%)

Laki-laki 0 0,0

Perempuan 18 100,0

Jumlah 18 100,0

Tabel 4.2. menunjukkan bahwa semua responden mempunyai

jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 18 responden (100%).

51

Page 65: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT · PDF file... obedience, SOP when setting up IV fluid infusion ... dengan pemberian cairan intravena yang bertujuan untuk mensuplai cairan, elektrolit,

52

3. Pendidikan akhir

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Pendidikan Akhir

Pendidikan Jumlah (%)

D-3 Keperawatan 16 88,9

S1-Keperawatan 2 11,1

Jumlah 18 100,0

Tabel 4.3. menunjukkan bahwa sebagian besar responden

mempunyai tingkat pendidikan D-3 Keperawatan yaitu sebanyak 16

responden (88,9%).

4. Lama Bekerja

Tabel 4.4. Karakteristik Responden menurut Lama Bekerja

Keterangan Mean Minimum Maximum STD

Lama Bekerja 8,78 4 21 4,47

Tabel 4.1. menunjukkan bahwa rata-rata lama bekerja

responden 9 tahun dengan standar deviasi sebesar 4,47 tahun.

4.1.2 Tingkat Pengetahuan

Hasil distribusi frekuensi tentang tingkat pengetahuan perawat

tentang plebitis disajikan dalam tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi tentang Tingkat Pengetahuan

Perawat tentang Plebitis

Tingkat Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)

Rendah

Sedang

Tinggi

0

3

15

0,0

16,7

83,3

Jumlah 18 100,0

Sumber: Data primer yang diolah, 2015.

Distribusi data tentang tingkat pengetahuan tentang plebitis pada

perawat di Ruang Perinatologi RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso

Wonogiri sebagian besar mempunyai pengetahuan tinggi yaitu sebanyak 15

orang (83,3%).

Page 66: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT · PDF file... obedience, SOP when setting up IV fluid infusion ... dengan pemberian cairan intravena yang bertujuan untuk mensuplai cairan, elektrolit,

53

4.1.3 Kepatuhan perawat

Hasil distribusi frekuensi tentang kepatuhan perawat dalam

melaksanakan Standar Prosedur Operasional (SPO) Pemasangan Infus dapat

disajikan dalam tabel 4.6.

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi tentang Kepatuhan Perawat

Kepatuhan Perawat Frekuensi Persentase (%)

Kurang patuh

Patuh

1

17

5,6

94,4

Jumlah 18 100,0

Sumber: Data primer yang diolah, 2015.

Distribusi data tentang kepatuhan perawat dalam melaksanakan

Standar Prosedur Operasional (SPO) Pemasangan Infus sebagian besar

mempunyai kepatuhan tergolong patuh yaitu sebanyak 17 orang (94,4%).

4.2 Analisis Bivariat

Penelitian ini menggunakan uji Chi-Square (χ2) untuk mengetahui

hubungan antara pengetahuan perawat tentang plebitis dengan kepatuhan

melaksanakan standar prosedur operasional pemasangan infus pada BBLR.

Berikut hasil analisis yang telah diuji yang tersajikan dalam tabel 4.7.

Tabel 4.7 Hasil Crostab dan analisis Uji Chi-Square (χ2)

Kepatuhan

Total

χ2hit

p-value Kurang

Patuh

Patuh

Tingkat

Pengetahua

n

Sedang f 1 2 3

% 33.3% 66.7% 100,0%

Tinggi f 0 15 15 5,294 0,021

% 0.0% 100.0% 100,0%

Total f 1 17 18

% 5.6% 94.4% 100,0%

Page 67: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT · PDF file... obedience, SOP when setting up IV fluid infusion ... dengan pemberian cairan intravena yang bertujuan untuk mensuplai cairan, elektrolit,

54

Hasil analisis Chi-square (χ2) diketahui bahwa nilai chi-square hitung

sebesar 5,294 dengan nilai probabilitas 0,021 (p value < 0,05), artinya ada

hubungan antara pengetahuan perawat tentang plebitis dengan kepatuhan

melaksanakan standar prosedur operasional pemasangan infus pada BBLR di

Ruang Perinatologi RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri.

Hal ini dapat dikatakan bahwa semakin tinggi dan meningkat

pengetahuan yang dimiliki perawat maka semakin patuh dan meningkat pula

kepatuhan perawat dalam melaksanakan standar prosedur operasional

pemasangan infus pada BBLR di Ruang Perinatologi RSUD dr. Soediran

Mangun Sumarso Wonogiri, adapun kekuatan hubungan tergolong hubungan

yang sedang, karena nilai coeficient contingency (CC) = 0,477 yang berada

diantara 0,26 - 0,50.

Page 68: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT · PDF file... obedience, SOP when setting up IV fluid infusion ... dengan pemberian cairan intravena yang bertujuan untuk mensuplai cairan, elektrolit,

55

BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Hasil Analisis Univariat

5.1.1 Karakteristik Responden

1. Umur

Penelitian menunjukkan bahwa rata-rata umur responden 33 tahun

dengan standar deviasi sebesar 6,16 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa

responden memiliki usia yang matang dalam berfikir dan bekerja atau

masih dalam usia produktif. Sejalan dengan pendapat Nursalam (2007)

bahwa semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan

seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Karena dengan

bertambahnya umur seseorang maka kematangan dalam berpikir

semakin baik sehingga akan termotivasi setiap melakukan pekerjaan

dalam melayani pasien secara profesional.

Hal ini sejalan dengan penelitan yang dilakukan oleh

Triwidyawati (2013) bahwa sebagian besar perawat yang diteliti adalah

usia 21-40 tahun, dengan usia yang masih muda tersebut dilihat dari

pengalaman-pengalaman yang didapat dari tindakan SPO pemasangan

infuse belum banyak dibandingkan dengan perawat yang sudah berusia

lebih tua. Hal ini diungkapkan oleh Potter dan Perry (2005) bahwa usia

akan mempengaruhi jiwa seseorang yang menerima untuk mengolah

kembali pengertian-pengertian atau tanggapan, sehingga dapat dilihat

bahwa semakin tinggi usia seseorang, maka proses pemikirannya untuk

55

Page 69: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT · PDF file... obedience, SOP when setting up IV fluid infusion ... dengan pemberian cairan intravena yang bertujuan untuk mensuplai cairan, elektrolit,

56

bekerja melakukan tindakan di rumah sakit lebih matang. Biasanya

orang muda pemikirannya radikal sedangkan orang dewasa lebih

moderat.

2. Pendidikan

Penelitian didapatkan hasil bahwa sebagian besar responden

mempunyai tingkat pendidikan Diploma yaitu sebanyak 16 (88,9%). Di

samping itu, menurut hasil observasi diketahui bahwa syarat minimal

saat ini sebagai syarat tenaga perawat profesional yang disyaratkan oleh

rumah sakit minimal memiliki tingkat pendidikan D-3 Keperawatan.

Tingkat pendidikan perawat dengan rasio akademik lebih banyak

akan memudahkan dalam menerima serta mengembangkan pengetahuan

dan teknologi. Hasil ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh

Purwadi dan Sofiana (2006) yang membuktikan bahwa perawat dengan

pendidikan minimal Diploma (D3) dan tingkat pendidikan yang lebih

tinggi mempunyai efisiensi kerja dan penampilan kerja yang lebih baik

dari pada perawat dengan pendidikan SPK. Oleh karena itu, pendidikan

seseorang merupakan faktor yang penting sehingga kinerja perawat

dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien agar

mendapatkan hasil yang maksimal.

3. Masa Kerja

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata masa kerja perawat

adalah 9 tahun. Hal ini juga didukung hasil observasi bahwa sebagian

besar responden mempunyai masa kerja kurang dari 10 tahun, namun

Page 70: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT · PDF file... obedience, SOP when setting up IV fluid infusion ... dengan pemberian cairan intravena yang bertujuan untuk mensuplai cairan, elektrolit,

57

juga ada beberapa responden mempunyai masa kerja lebih dari 10 tahun.

Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Pamuji dkk (2008)

bahwa hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden

mempunyai masa kerja antara 1-5 tahun (61,5%).

Pada awal bekerja, perawat memiliki kepuasan kerja yang lebih,

dan semakin menurun seiring bertambahnya waktu secara bertahap lima

atau delapan tahun dan meningkat kembali setelah masa lebih dari

delapan tahun, dengan semakin lama seseorang dalam bekerja, akan

semakin terampil dalam melaksanakan pekerjaan (Hariandja, 2008).

Seseorang yang sudah lama mengabdi kepada organisasi memiliki

tingkat kepuasan yang tinggi. Hal ini juga dinyatakan oleh

Sastrohadiworjo (2005), bahwa semakin lama seseorang bekerja

semakin banyak kasus yang ditanganinya sehingga semakin meningkat

pengalamannya, sebaliknya semakin singkat orang bekerja maka

semakin sedikit kasus yang ditanganinya. Pengalaman bekerja banyak

memberikan kesadaran pada seseorang perawat untuk melakukan suatu

tindakan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan, hal ini ini sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh Arfianti (2010) yang menyatakan

pengalaman merupakan salah satu faktor dari kepatuhan.

5.1.2 Tingkat Pengetahuan

Hasil penelitian tentang tingkat pengetahuan perawat diketahui

bahwa sebagian besar mempunyai tingkat pengetahuan tinggi yaitu

sebanyak 15 orang (83,3%). Pengetahuan responden tergolong tinggi

Page 71: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT · PDF file... obedience, SOP when setting up IV fluid infusion ... dengan pemberian cairan intravena yang bertujuan untuk mensuplai cairan, elektrolit,

58

disebabkan oleh tingkat pendidikan yang dimiliki responden, berdasarkan

hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas responden berpendidikan D3-

Keperawatan dan ada juga yang mempunyai pendidikan S1-Keperawatan

namun belum ada perawat yang mempunyai pendidikan profesi (Ners).

Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi tingkat pengetahuan perawat, dalam kesehariannya,

pendidikan seseorang berhubungan dengan kehidupan sosial dan

perilakunya. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka perilaku seseorang

itu akan semakin baik, oleh sebab itu perawat yang memiliki tingkat

pendidikan tinggi cenderung memiliki tingkat pengetahuan yang baik.

Pengetahuan merupakan faktor penting dalam seseorang mengambil

keputusan namun tidak selamanya pengetahuan seseorang bisa

menghindarkan dirinya dari kejadian yang tidak diinginkannya, misalnya

perawat yang tingkat pengetahuannya baik tidak selamanya melaksanakan

keselamatan pasien dengan baik karena segala tindakan yang akan dilakukan

beresiko untuk terjadi kesalahan (Notoatmodjo, 2010).

Lamanya responden bekerja juga dapat mempengaruhi tingkat

pengetahuan perawat. Dalam penelitian ini responden sebagian besar

bekerja antara 5-10 tahun. Masa kerja adalah (lama kerja) adalah merupakan

pengalaman individu yang akan menentukan pertumbuhan dalam pekerjaan

dan jabatan. Masa kerja yang lama akan cenderung membuat seseorang

betah dalam sebuah organisasi hal ini disebabkan karena telah beradaptasi

dengan lingkungan yang cukup lama sehingga akan merasa nyaman dalam

pekerjaannya (Saragih, 2009).

Page 72: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT · PDF file... obedience, SOP when setting up IV fluid infusion ... dengan pemberian cairan intravena yang bertujuan untuk mensuplai cairan, elektrolit,

59

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh

Trianiza (2014) yang menjelaskan bahwa perawat sebagian besar

mempunyai pengetahuan baik (55%), dengan lama bekerja sebanyak 68

orang atau 94 % bekerja ≤ 10 tahun. Hasil penelitian ini juga diperkuat oleh

penelitian yang dilakukan oleh Mada (2012) yang menjelaskan bahwa rata-

rata perawat memiliki pengetahuan yang tinggi tentang infeksi nosokomial.

Hasil ini menunjukkan bahwa dengan latar belakang pendidikan yang

didominasi oleh D-3 keperawatan, perawat tetap memiliki pengetahuan

tentang infeksi nosokomial dalam kategori tinggi berkaitan dengan

penerapan prinsip steril pada pemasangan infus yang dilakukan oleh

perawat

5.1.2 Kepatuhan Perawat

Hasil penelitian diketahui bahwa kepatuhan perawat dalam

melaksanakan Standar Prosedur Operasional (SPO) Pemasangan Infus di

Ruang Perinatologi RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri

sebagian besar patuh terhadap SPO pemasangan infus yaitu sebanyak 17

orang (94,4%). Hal ini disebabkan sebagian besar perawat melakukan

pengkajian tentang pemasangan infus yang berdampak pada terjadinya

plebitis pada pasien hanya berdasarkan usia, keterbatasan mobilisasi dan

terpasangnya infus/iv ataupun kateter. Kepatuhan merupakan ketaatan

seseorang pada tujuan yang telah ditetapkan. Kepatuhan merupakan masalah

utama kedisiplinan dalam pelayanan perawatan di rumah sakit.

Menurut Setyarini, dkk (2013), bahwa perawat yang sudah

mendapatkan sosialisasi atau memahami terkait dengan pengkajian

Page 73: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT · PDF file... obedience, SOP when setting up IV fluid infusion ... dengan pemberian cairan intravena yang bertujuan untuk mensuplai cairan, elektrolit,

60

pemasangan infus dan dampaknya terhadap plebitis cenderung lebih baik

dalam melakukan pengkajian resiko jatuh dibandingkan dengan perawat

yang belum memahami dan mendapat sosialisasi SPO pemasangan infus,

selain itu umur juga mempengaruhi kepatuhan perawat dalam SPO

pemasangan infus. Seseorang yang dikatakan senior lebih cenderung

memiliki sikap yang kurang dalam pengkajian SPO pemasangan infus.

Mereka lebih sering menggunakan penilaian berdasarkan ketergantungan

pasien (Setyarini, dkk, 2013).

Sebagaimana dijelaskan dalam suatu penelitian yang dilakukan

Triwidyawati (2013) bahwa kepatuhan perawat dalam menjalan SOP

pemasangan infus sebagian besar termasuk dalam kategori patuh (70,3%).

Dijelaskan pula bahwa dalam pelayanan keperawatan, kepatuhan terhadap

standar sangat membantu perawat untuk mencapai asuhan yang berkualitas,

sehingga perawat dan bidan harus berpikir realitis tentang pentingnya

evaluasi sistematis terhadap semua aspek asuhan yang berkualitas tinggi

(Simamora, 2012).

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Pamuji, dkk (2014) yang meneliti tentang kepatuhan perawat

melaksanakan standar prosedur operasional pelayanan keperawatan, hasil

penelitian menyebutkan bahwa sebagian besar tingkat kepatuhan perawat

dalam pelaksanaan SPO profesi pelayanan tergolong patuh yaitu 24 orang

(92,3%) namun demikian masih adanya responden yang mempunyai tingkat

kepatuhannya rendah, hal ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan

Page 74: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT · PDF file... obedience, SOP when setting up IV fluid infusion ... dengan pemberian cairan intravena yang bertujuan untuk mensuplai cairan, elektrolit,

61

karena kurang adanya penyegaran maupun pelatihan. Selain itu juga akibat

kurangnya perawat mengikuti berbagai seminar. Pelatihan dan seminar pada

program pengembangan staf keperawatan sebagian besar pelatihan bersifat

untuk peningkatan spiritual dan kepribadian. Sedangkan untuk pelatihan dan

penyegaran tentang standar prosedur operasional pelayanan keperawatan

belum pernah dilakukan.

Namun demikian, penelitan ini kurang didukung oleh penelitian

yang dilakukan oleh Muspita (2014) yang meneliti tentang kepatuhan

perawat dalam melaksanakan standar operasional prosedur pemasangan

infus, hasil penelitian menjelaskan bahwa kepatuhan perawat terhadap SPO

pemasangan infus diperoleh 42 orang kategori tidak patuh (100%).

Berdasarkan SPO Pemasangan Infus di rumah sakit, terdapat beberapa poin

yang tidak sesuai dengan Peripheral Intravenous Catheter Guideline

(2013), poin-poin yang terdapat pada Guideline namun tidak terdapat pada

SPO pemasangan infus di rumah sakit yaitu diantaranya pendokumentasian

yang lebih terperinci mengenai tanggal dan jam pemasangan infus, termasuk

tipe kateter intravena, lokasi anatomi penusukan, cairan desinfektan/

antiseptik yang digunakan dan nama operator.

5.2 Hasil Analisis Bivariat

Hasil penelitian diketahui sebagian besar responden mempunyai

tingkat pengetahuan tinggi dengan kepatuhan tergolong patuh yaitu sebanyak

15 orang (83,3%), dan hasil analisis Chi-Square (χ2) diketahui nilainya

sebesar 5,294 dengan nilai probabilitas 0,021 (p value < 0,05), sehingga Ha

Page 75: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT · PDF file... obedience, SOP when setting up IV fluid infusion ... dengan pemberian cairan intravena yang bertujuan untuk mensuplai cairan, elektrolit,

62

diterima dan Ho ditolak, artinya bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan

perawat tentang plebitis dengan kepatuhan melaksanakan standar prosedur

operasional pemasangan infus pada BBLR di Ruang Perinatologi RSUD dr.

Soediran Mangun Sumarso Wonogiri. Hal ini dapat dikatakan bahwa semakin

tinggi dan meningkat pengetahuan yang dimiliki perawat maka semakin patuh

perawat dalam melaksanakan standar prosedur operasional pemasangan infus

pada BBLR di Ruang Perinatologi RSUD dr. Soediran Mangun Soemarso

Wonogiri, adapun kekuatan hubungan tergolong hubungan yang sedang,

karena nilai coeficient contingency (CC) = 0,477 yang berada diantara 0,26 -

0,50.

Hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kepatuhan perawat

dalam pelaksanaan Standar Prosedur Operasional dalam melaksanakan

pemasangan infus dapat diasumsikan bahwa seseorang yang memiliki tingkat

pengetahuan yang tinggi cenderung lebih baik dalam melakukan pengkajian

pemasangan infus dan kejadian plebitis lebih baik dibandingkan dengan

perawat yang memiliki tingkat pengetahuan rendah. Pengetahuan yang baik

sebagian besar dimiliki oleh perawat berpendidikan sarjana dibandingkan D3.

Tingkat pendidikan yang tinggi akan lebih mempermudah seseorang dalam

melakukan sesuatu (Pamuji I, dkk, 2008).

Depkes RI (2008) menjelaskan bahwa kepatuhan dalam melaksanakan

SPO pengkajian pemasangan infus dan kejadian plebitis. Pengetahuan perawat

yang baik akan mempengaruhi tingkat kepatuhan perawat sehingga

mengurangi resiko komplikasi pada pasien. Pengkajian pemasangan infus dan

Page 76: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT · PDF file... obedience, SOP when setting up IV fluid infusion ... dengan pemberian cairan intravena yang bertujuan untuk mensuplai cairan, elektrolit,

63

kejadian plebitis ini telah dapat dilaksanakan sejak pasien mulai mendaftar,

yaitu dengan menggunakan skala jatuh. Pengalaman, pengetahuan dan sumber

informasi merupakan hal yang mempengaruhi kejelian perawat dalam

melakukan pengkajian pemasangan infus kejadian plebitis. Sumber informasi

di sini didapat dalam pelatihan–pelatihan, seminar ataupun workshop tentang

resiko jatuh pasien. Dalam pelatihan-pelatihan perawat dibekali ilmu, skill dan

pengalaman terkait pasien safety (Anwar, 2012).

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh

Triwidyawati (2013) yang menyimpulkan bahwa ada hubungan yang

signifikan antara kepatuhan perawat dalam menjalankan SPO pemasangan

infus dengan kejadian plebitis. Hasil penelitian lain yang juga memperkuat

hasil penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Mada, dkk (2012),

yang menjelaskan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan

perawat tentang infeksi nosokomial dengan penerapan prinsip steril pada

pemasangan infus di RS Kristen Lende Moripa, Sumba Barat.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Wayunah (2012) yang

menjelaskan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan perawat

tentang terapi infus dengan kejadian plebitis (p<0.01), dan ada hubungan yang

signifikan antara pengetahuan perawat tentang terapi infus dengan

kenyamanan (p<0.01).

Page 77: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT · PDF file... obedience, SOP when setting up IV fluid infusion ... dengan pemberian cairan intravena yang bertujuan untuk mensuplai cairan, elektrolit,

64

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan

beberapa hal sebagai berikut:

1. Karakteristik responden diketahui sebagian besar rata-rata umur 33 tahun,

berjenis kelamin perempuan (100%), berpendidikan D-3 Keperawatan

(88,9%), dan rata-rata lama bekerja 9 tahun.

2. Sebagian besar perawat mempunyai tingkat pengetahuan tentang plebitis

tergolong tinggi yaitu sebanyak 15 orang (83,3%).

3. Sebagian besar perawat mempunyai kepatuhan dalam pelaksanaan SPO

pemasangan infus tergolong patuh yaitu sebanyak 17 orang (94,4%).

4. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara hubungan antara

pengetahuan perawat tentang plebitis dengan kepatuhan melaksanakan

standar prosedur operasional pemasangan infus pada BBLR di Ruang

Perinatologi RSUD dr. Soediran Mangun Soemarso Wonogiri (p-value =

0,021), adapun tingkat hubungan tergolong sedang (C = 0,447).

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat

disimpulkan beberapa saran :

1. Bagi Rumah Sakit

Diharapkan untuk dilakukannya sosialisasi kepada seluruh perawat

yang berkaitan dengan pengkajian pemasangan infus dan plebitis dan

64

Page 78: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT · PDF file... obedience, SOP when setting up IV fluid infusion ... dengan pemberian cairan intravena yang bertujuan untuk mensuplai cairan, elektrolit,

65

bagaimana cara pengisian menggunakan form SPO pemasangan infus serta

menetukan intepretasi secara benar.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan dapat mempergunakan sebagai bahan acuan dalam

menentukan kebijakan dalam menyusun panduan perkuliahan terutama

yang berkaitan dengan tingkat pengetahuan hubungannya dengan

kepatuhan perawat dalam pelaksanaan SPO pemasangan infus pada pasien

di rumah sakit.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti faktor yang

mempengaruhi kepatuhan perawat dalam pelaksanaan Standar Prosedur

Operasional (SPO) pemasangan infus pada pasien misalnya sikap dan

lingkungan kerja, serta meneliti cakupan sampel yang lebih luas.

4. Bagi Peneliti

Bagi peneliti dapat menerapkan teori ke dalam kegiatan nyata di

lapangan terutama penerapan metode penelitian berkaitan dengan tingkat

pengetahuan perawat tentang plebitis hubungannya dengan kepatuhan

perawat dalam pelaksanaan SPO pemasangan infus pada pasien di rumah

sakit.

Page 79: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT · PDF file... obedience, SOP when setting up IV fluid infusion ... dengan pemberian cairan intravena yang bertujuan untuk mensuplai cairan, elektrolit,

66

DAFTAR PUSTAKA

Alphatino, (2009). Nutrisi Parenteral Total Pada Bayi Prematur. Jurnal Neonatal. Jakarta: UI.

Andares, (2009), Analisa hubungan karakteristik perawat dan tingkat kepatuhan perawat dalam pelaksanaan protap pemasangan infus di Rumah Sakit Badrul Aini Medan, Tesis Program Pasca Sarjana, Minat Magister Kesehatan, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Brunner & Suddarth. (2005). Keperawatan Medikal Bedah.(edisi 8). Jakarta : EGC.

Dinkes Kabupaten Wonogiri. (2013). Profil Kesehatan Kabupaten Wonogiri. Wonogiri: Dinkes Kab. Wonogiri.

Gabriel, Dougherty; Bravery, K;; Kayley, J; Scales, K; & Inwood, S. (2010). Standards for Infusion Therapy. The RCN IV Therapy Forum 2010.

Hinlay. (2006). Terapi Intravena pada Pasien di Rumah Sakit. Yogyakarta : Nuha Medika.

IDAI, (2014). Buku Ajar Neonatologi. Edisi pertama. Jakarta: IDAI. INS. (2006). Setting the Standard for Infusion Care. Diperoleh tanggal 2 Juli

2015, dari http://www.ins1.org.

Jayant D, Phalke DB, Bangal BV, Peeyuusha D, Sushen B. (2011). Maternal risk factor for low birth weight neonates: a hospital based case-control study in rural area of Western Maharshtra, India. Natl J Community Med.

Kemenkes RI. (2013). Hasil Riskesdas 2013. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Mada MD, Susilo CB, Nekada CY. (2013). Hubungan Pengetahuan Perawat tentang Infeksi Nosokomial dengan Penerapan Prinsip Steril pada Pemasangan Infus di RS Kristen Lende Moripa, Sumba Barat.

Mayunah, (2012). Hubungan Pengetahuan Perawat tentang Terapi Infus dengan Kejadian Plebitis dan Kenyamanan Pasien di Ruang Rawat Inap di RSUD Indramayu. Jurnal Kebidanan dan Keperawatan, Vol. 8 No. 1, Juni 2012: 90-99.

Mulyani. 2011. Tinjauan Pelaksanaan Standar Operasional Prosedur (SOP) Pemasangan Infus Pada Pasien Di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS PKU Muhammadiyah Gombong. Jurnal Keperawatan. Gombong.

Muspita, M J. 2014. Gambaran Kepatuhan Perawat dalam Melaksanakan Standar Operasional Prosedur Pemasangan Infus di RS PKU Muhammadiyah Gombong. Naskah Publikasi. Yogyakarta: PPS UNY.

Nassaji, M dan Ghorbani R. (2007). Peripheral Intravenous Catheter Re;ated

Phlebitis and Related Risk Factors. Singapore Medicine Journal 48 (8): 733.

Page 80: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT · PDF file... obedience, SOP when setting up IV fluid infusion ... dengan pemberian cairan intravena yang bertujuan untuk mensuplai cairan, elektrolit,

67

Niven, Niel. 2008. Psikologi Kesehatan : Pengantar Untuk Perawat Dan Profesional. Jakarta : EGC.

Notoatmodjo, S. 2010. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:

Rineka Cipta. Pamuji I, Asrin, Kamaludin A. 2008. Hubungan Pengetahuan Perawat tentang

SPO dengan Kepatuhan Perawat terhadap Pelaksanaan SPO Profesi Pelayanan Keperawatan. Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 3 No.1 Maret 2008.

Pasaribu. 2008. Analisis Pelaksanaan Standar Operasional Prosedur Pemasangan

Infus terhadap Kejadian Phlebitis di Ruang Rawat Inap RS Haji Medan. Jurnal Keperawatan. Medan: USU.

Perry dan Potter. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan

Praktek. Edisi 4. Alih bahasa Renata Komalasari. Jakarta : EGC. Proverawati Atikah, & Ismawati Cahyo, S. (2010). BBLR : Berat Badan Lahir

Rendah. Yogyakarta: Nuha Medika. Pudjiadi Antonius, H., Hegar Badriul, dkk. (2010). Pedoman Pelayanan Medis

Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: IDAI. Pujasari, Hening. (2007). Angka kejadian phlebitis dan tingkat keparahanya di

ruang penyakit dalam RSCM Jakarta, diakses dari http:/Pujasari pada tanggal 20 Juni 2015.

Purwanto. (2006). Pengantar Perilaku Manusia Untuk Keperawatan, Jakarta:

Buku Kedokteran.

Smeltzer, Suzanne C. dan Bare, Brenda G, (2005), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth (Ed.8, Vol. 1,2), Alih bahasa oleh Agung Waluyo…(dkk), Jakarta: EGC.

Smeth, Bart. (2005). Psikologi Kesehatan. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Soekanto, Soerjono. 2005. Sosiologi Ruang Lingkup dan Aplikasinya. Bandung: Remaja Rosda Karya

Surasmi A., Handayani S., Kusuma H. (2007). Perawatan Bayi Resiko Tinggi. Jakarta: EGC.

Trianiza, Efi. (2013). Faktor-faktor Penyebab Kejadian Phlebitis di Ruang Rawat Inap RSUD Cengkareng. Tesis (tidak dipublikasikan). Jakarta: Universitas Esa Unggul.

Triwidyawati, Kristiyawati dan Purnomo. (2013). Hubungan Kepatuhan Perawat

dalam Menjalankan SOP Pemasangan Infus dengan Kejadian Plebitis. Jurnal Keperawatan. Semarang: STIKES Telogorejo Semarang.