hubungan terpaan dakwah islam di facebook dengan … · jl. ahmad yani dan melanjutkan ke sekolah...

180
i i HUBUNGAN TERPAAN DAKWAH ISLAM DI FACEBOOK DENGAN PERUBAHAN PERILAKU PENGURUS KAMMI KOMISARIAT IAIN SAMARINDA SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Oleh ZAMZANI FRISKA OKTAVIANI NIM. 1102055041 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA 2015

Upload: tranthuy

Post on 06-May-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

i

i

HUBUNGAN TERPAAN DAKWAH ISLAM DI FACEBOOK

DENGAN PERUBAHAN PERILAKU PENGURUS KAMMI

KOMISARIAT IAIN SAMARINDA

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1

Oleh

ZAMZANI FRISKA OKTAVIANI

NIM. 1102055041

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA

2015

ii

ii

iii

iii

ABSTRAK

Zamzani Friska Oktaviani, 2015. Hubungan Terpaan Dakwah Islam di

Facebook Dengan Perubahan Perilaku Pengurus KAMMI Komisariat IAIN

Samarinda. Skripsi ini dibawah bimbingan Drs. Massad Hatuwe, M.Si selaku

pembimbing I dan Drs. Ghufron, M.Si selaku pembimbing II. Jurusan Ilmu

Administrasi, Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Mulawarman.

Hal yang melatarbelakangi penelitian ini adalah perkembangan teknologi

informasi yang semakin canggih, sehingga memudahkan khalayak dalam

memperoleh informasi, salah satunya adalah informasi yang berkaitan tentang

dakwah Islam. Dewasa ini dakwah Islam tidak hanya dapat dinikmati di majelis

ta’lim, media televisi seperti pada umumnya, tetapi memanfaatkan media sosial

facebook sebagai media penyampaianya, dengan bahasa yang lugas dan mudah

dipahami, serta dikemas secara menarik agar menjadi sebuah alternatif media

dakwah yang tepat dan efektif, sehingga dapat mempengaruhi khalayak yang

menjadi objek penelitian adalah pengurus KAMMI yang secara fleksibel

menjadwalkan pertemuan untuk mengkaji dakwah Islam di facebook.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan terpaan

dakwah Islam di facebook dengan perubahan perilaku Pengurus KAMMI

Komisariat IAIN Samarinda dan membuktikan kebenarkan hipotesis yang penulis

rumuskan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Stimulus,

Organisme and Response dan Teori Belajar Sosial serta konsep komunikasi

massa. Metode penelitian ini terdiri dari beberapa tahap, dan populasi pada lokasi

penelitian berjumlah 52 Orang, dari populasi tersebut diperoleh 34 Orang untuk

menjadi sampel penelitian berdasarkan perhitungan slovin besaran sampel.

Adapun teknik Analisis data yang digunakan adalah Koefisien korelasi

person product moment (r), dengan bantuan SPSS. 17 yang telah memperoleh

hasil perhitungan r = 0,516, yang berarti “sedang”, dan dilanjtkan dengan uji

signifkansi diperoleh t = 3,409 yang akan dibandingkan dengan t tabel 2,042,

maka berarti t hitung > t tabel, yang berarti Ho ditolak dan Hi diterima.

Berdasarkan Hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa adanya

hubungan terpaan dakwah Islam di facebook dengan perubahan peilaku pengurus

KAMMI Komisariat IAIN Saamarinda, dari hasil perhitungan (r) = 0,516 yang

berarti hubungan terpaan dakwah dengan perubahan perilaku sedang. Pada uji

signifikansi t hitung (3,409) > t tabel (2,042) yang artinya Hi diterima.

Kata Kunci : Terpaan Dakwah Islam, Facebook, Perubahan Perilaku, IAIN

Samarinda

iv

iv

PERNYATAAN ORISINIALITAS SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang saya buat adalah orisinal,

merupakan hasil karya saya sendri, tidak pernah diajukan oleh orang lain untuk

memperoleh gelar akademik di Perguruan Tinggi manapun, dan tidak terdapat

karya atau pendapat yang pernah ditulis orang lain, kecuali yang secara tertulis

dikutip dalam skripsi ini dan disebutkan sumber kutipan dan daftar pustakarya.

Apabila di kemudian hari ditemukan bahwa naskah skripsi ini dibuktikan

adanya unsur-unsur plagiasi, saya bersedia skripsi ini digugurkan dan gelar

akademik yang telah saya peroleh (sarjana) dibatalkan, serta diproses menurut

peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Samarinda, Oktober 2015

Zamzani Friska Oktaviani

1102055041

v

v

RIWAYAT HIDUP

Zamzani Friska Oktaviani, lahir pada tanggal 13 Oktober

1993 di Muara Jawa Kalimantan Timur, merupakan anak

pertama dari pasangan Abdul Kadir D dan Syamsuriani.

Mengawali pendidikan di Taman Kanak-kanak DDI Muara Jawa

Jl. Ahmad Yani dan melanjutkan ke Sekolah Dasar 017 di Jl.

Achmad Yani Muara Jawa pada tahun 1999 selama 6 tahun dan

lulus pada tahun 2005. Selanjutnya penulis menimba ilmu di SMP Negeri 1

Muara Jawa di Jl. Moh Hatta km. 7 Muara Jawa dan lulus pada tahun 2008.

Selanjutnya pada tahun 2008 penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah

Atas di SMP Negeri 1 Muara Jawa dan lulus tahun 2011

Pada tahun 2011 melalui ujian tertulis Seleksi Nasional Masuk Perguruan

Tinggi Negeri (SNMPTN), penulis berhasil melanjutkan pendidikan di

Universitas Mulawarman Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, jurusan Ilmu

Administrasi, Program Studi Ilmu Komunikasi. Pada tahun 2011 Penulis juga

pernah memiliki pengalaman organisasi di UKM Jurnalisktik Unmul yang

sekarang berubah nama menjadi LPM SKETSA yang sempat mengemban amanah

sebagai Sekretaris Umum pada periode 2014-2015. Pada bulan Juli hingga bulan

Agustus 2014 mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Mulawarman

angkatan XL secara reguler yang bertempat di daerah Penajam Paser Utara (PPU).

Zamzani Friska Oktaviani, 1102055041 program studi Ilmu Komunikasi,

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, menyusun skripsi yang berjudul Hubungan

Terpaan Dakwah Islam di Facebook dengan Perubahan Perilaku Pengurus

KAMMI Komisariat IAIN Samarinda.

vi

vi

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan karunia

serta petunjuk-Nyalah penyusunan skripsi yang berjudul hubungan terpaan

dakwah Islam di facebook dengan perubahan perilaku pengurus KAMMI

Komisariat IAIN Samarinda. Telah penulis selesaikan, walaupun belum dikatakan

sempurna.

Terimakasih penulis ucapkan kepada Orang tua yang selalu memberikan

wejangan dan nasihat agar penulis selalu bersemangat dalam penyusunan skripsi

ini. Susah dan senang telah penulis jalani. Mulai dari tahap pengajuan judul

proposal hingga penyusunan skripsi. Semua yang penulis lewati ini, tidak lepas

dari dukungan dan bantuan dari beberapa pihak yang terlibat. Untuk itu tak henti-

hentinya penulis ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Masjaya, M.Si selaku Rektor Universitas Mulawarman

2. Bapak Drs. Muhammad Noor, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik

3. Ibu Dra. Rosa Angraeiny, M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi

Bapak Drs. Sugandi, M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi.

4. Bapak Drs.Massad Hatuwe, M.Si selaku pembimbing I dan Drs.Ghufron,

M.Si, selaku pembimbing II.

5. Bapak Drs. Badaruddin Nasir, M.Si selaku penguji I dan Bapak Sarwo Edy

Wibowo, S.I.Kom, M.M selaku penguji II

6. Orangtua penulis, Ayahanda Abdul Kadir D dan Ibunda Syamsuriani yang

telah memberikan semangat, motivasi dan doa serta dukungan penuh kepada

penulis dalam penyusunan skripsi sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

Tiada manusia yang sempurna karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT,

oleh karena itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya

membangun demi membawa skripsi ini ke arah perbaikan, semoga segala bantuan

vii

vii

yang diberikan mendapat balasan dari Allah SWT. Akhirnya penulis berharap

semoga skripsi ini bermanfaat dimasa mendatang. Amin.

Samarinda, Oktober 2015

Penulis

Zamzani Friska Oktaviani

viii

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii

PERNYATAAN ORIGINALITAS SKRIPSI ...................................................... iii

ABSTRAK ............................................................................................................ iv

RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... v

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi

DAFTAR ISI .......................................................................................................viii

DAFTAR BAGAN .............................................................................................. x

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xvi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 8

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................ 9

1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................... 9

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Teori dan Konsep ........................................................................ 11

2.1.1 Teori S-O-R ....................................................................... 11

2.1.2 Teori Belajar Sosial ........................................................... 14

2.1.3 Komunikasi Massa............................................................. 16

2.1.3.1 Tujuan Komunikasi Massa .................................. 20

2.1.3.2 Fungsi Komunikasi Massa .................................. 21

2.1.3.3 Efek Komunikasi Massa ...................................... 27

2.1.4 Terpaan Media ................................................................... 26

2.1.4.1 Terpaan Dakwah Islam di facebook .................... 30

2.1.5 Dakwah Islam .................................................................... 31

2.1.5.1 Dakwah Islam di Media Sosial Facebook .......... 33

2.1.5.2 Konten Dakwah Islam di facebook .................... 35

2.1.6 Perubahan Perilaku ............................................................ 37

ix

ix

2.1.6.1 Perubahan Perilaku Agama ............................... 40

2.1.7 Sejarah Kesatuan Aksi Mahasiswa

Indonesia Muslim (KAMMI) ............................................ 51

2.2 Hipotesis Penelitian ....................................................................... 53

2.3 Definisi Konsepsional ................................................................... 53

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ............................................................................ 56

3.2 Definisi Operasional.................................................................... 56

3.3 Populasi, Sampling dan Sampel .................................................. 60

3.4 Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 62

3.5 Teknik Pengukuran Data ............................................................. 63

3.6 Teknik Analisis Data ................................................................... 64

3.7 Lokasi dan Jadwal penelitian ...................................................... 65

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum ........................................................................ 66

4.1.1 Sejarah Singkat KAMMI Komisariat IAIN Samarinda .... 66

4.1.2 Struktur KAMMI Komisariat IAIN Samarinda ................ 68

4.2 Fenomena Dakwah Islam di Facebook ....................................... 70

4.3 Analisis Deskriptif ...................................................................... 72

4.3.1 Terpaan dakwah Islam di Facebook .................................. 72

4.3.2 Perubahan Perilaku ............................................................ 82

4.4 Analisis Kuantitatif ...................................................................101

4.5 Pembahasan ...............................................................................112

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ...............................................................................125

5.2 Saran .........................................................................................126

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

x

x

DAFTAR BAGAN

No Judul Bagan Halaman

2.1 Teori Stimulus, Organisme dan Response 13

2.2 Kerangka Pikir Definisi Konsepsional 55

3.1 Kerangka Pikir Definisi Operasional 59

4.1 Struktur Pengurus KAMMI Komisariat IAIN

Samarinda Periode 2015-2016

69

xi

xi

DAFTAR TABEL

No

Judul Halaman

1.1 Tabel Pengguna Facebook Pada Setiap Negaraj

4

3.1 Daftar jumlah pengurus berdasarkan jabatan 60

4.1 Responden yang pernah membaca dakwah Islam di facebook

73

4.2 Responden yang sering membaca dakwah Islam di facebook

73

4.3 Responden yang rutin membaca dakwah Islam di facebook

74

4.4 Responden yang jarang membaca dakwah Islam di facebook

74

4.5 Responden yang membaca dakwah Islam di facebook hingga

≥ 7 𝑗𝑎𝑚

75

4.6 Responden yang membaca dakwah Islam di

Facebookmenghabiskan waktu hingga 5-6 jam

75

4.7 Responden yang membaca dakwah Islam di facebook

menghabiskan waktu hingga 3-4 jam

76

4.8 Responden yang membaca dakwah Islam di facebook

menghabiskan waktu hingga 1-2 jam

76

4.9 Responden yang membaca dakwah Islam di facebook

menghabiskan waktu hingga < 1 𝑗𝑎𝑚

77

4.10 Responden yang membaca dakwah Islam di facebook,

karena tertarik untuk membacanya karena isi dari apa yang

disampaikan sangat baik dan masuk akal

78

4.11 Responden yang membaca karena “haus” akan dakwah maka

membaca kontennya benar-benar karena menurutnya isi

dakwah Islam itu penting untuk dipahami

78

4.12 Responden yang sangat menunggu dakwah Islam yang ada di

facebook karena menurutnya sangat menambah pengetahuan

agama, apapun dakwah yang dibahas dia selalu membaca dan

tidak jarang saya menerapkannya dalam kesehariannya

79

xii

xii

4.13 Responden yang membaca dakwah Islam di facebook dengan

kecenderung kurang memperhatikan sehingga perhatian

terbagi dan butuh informasi baru yang menarik demi menyita

perhatiannya kembali

79

4.14 Responden yang saat membaca dakwah Islam di facebook

akan mengabaikan informasi yang lainnya, dan fokus pada

dakwah Islam tersebut

80

4.15 Responden yang saat membaca dakwah Islam di facebook

mudah untuk beralih perhatian kepada informasi yang lain

81

4.16 Responden yang mendalami setiap apa yang dibaca pada

dakwah Islam di facebook

81

4.17 Responden yang hanya mengambil informasi dakwah Islam

yang menurut saya penting

82

4.18 Responden yang membaca dakwah Islam di facebook dan

bertambah keyakinannya tentang Allah

83

4.19 Responden yang setelah membaca dakwah Islam di facebook

bertambah keyakinannya tentang malaikat Allah beserta

tugasnya yang terlibat dalam kehidupannya sehari-

hari,(Rakib dan atid, mungkar dan nangkir)

83

4.20 Responden yang setelah membaca dakwah Islam di facebook

bertambahnya keyakinannya tentang mulianya kitab-kitab

Allah sehingga harus membacanya dan menerapkannya

dalam kehidupannya

84

4.21 Responden yang setelah membaca dakwah Islam di facebook

bertambahnya keyakinannya tentang Nabi/Rasul serta tugas-

tugasnya dalam kehidupan manusia

85

4.22 Responden yang setelah membaca dakwah Islam di facebook

bertambanya.keyakinannya tentang adanya qadha dan qadar

Allah yang sudah ditentukan, sehingga optimis dan

bersemangat dalam menjalani hidup

85

4.23 Responden yang setelah membaca dakwah Islam di

facebook yang berkaitan tentang kebaikan dan keburukan

maka bertambah keyakinannya tentang adanya imbalan

syurga dan neraka kepada semua manusia

86

4.24 Responden yang setelah membaca dakwah Islam di facebook 86

xiii

xiii

membuat nya menjadi tambah lebih bersemangat dalam

melaksanakan shalat wajib dan shalat sunnah

4.25 Responden yang setelah membaca dakwah Islam di facebook

membuat nya semakin rutin melaksanakan puasa wajib

maupun sunnah

87

4.26 Responden yang setelah membaca dakwah Islam di facebook

sering kali tergerak hatinya untuk menunaikan zakat, infak,

dan shodaqoh

87

4.27 Responden yang setelah membaca dakwah Islam di facebook

tentang keutamaan membaca Al-Quran dan manfaatnya

maka semakin rutin Membaca Al-Quran

88

4.28 Responden yang saat membaca dakwah Islam di Facebook

tentang keajaiban dan keutamaan doa dan dzikir untuk

kehidupan sehari-hari sehingga selalu Membaca doa dan

dzikir

89

4.29 Responden yang saat membaca dakwah Islam tentang

kemuliaan bulan ramadhan, maka memutuskan untuk

memperbanyak amalan pada bulan ramadhan sehingga pada

bulan ramadhan melakukan I’tikaf

89

4.30 Responden yang setelah melihat konten atau gambar terkait

keutamaan menunaikan haji dan umrah maka semakin

bersemangat untuk melakasanakan haji dan umrah

90

4.31 Responden yang setelah membaca salah satu konten dakwah

Islam di facebook timbulah Perasaan dekat dengan Allah

90

4.32 Responden yang setelah membaca dakwah Islam di facebook

adanya perasaan doa-doa yang ucapkan terkabul seketika dan

91

4.33 Responden yang setelah membaca dakwah Islam tentang

kemuliaan Allah di facebook timbulnya Perasaan tentram

bahagia karena menuhankan Allah

91

4.34 Responden yang setelah membaca dakwah Islam mengenai

tafsiran ayat suci Al-Quran menjadi tentang isi dari Al-Quran

92

4.35 Responden yang setelah membaca salah satu konten dakwah

Islam di facebook tentang ajaran Islam yang wajib diimani

dan dilaksanakan, menjadi rutin melaksanakan ajaran Islam

93

xiv

xiv

dalam kehidupan sehari-hari

4.36 Responden yang setelah membaca dakwah Islam di facebook

mengenai hukum-hukum Islam, sehingga menjadi tau apa

saja hukum Islam yang berlaku dan wajib dilaksanakan

93

4.37 Responden yang setelah membaca salah satu konten dakwah

Islam mengenai sejarah syiar Islam, sehingga sekarang

paham dan mengetahui tentang sejarah Islam

94

4.38 Responden yang saat membaca dakwah Islam di facebook

tergerak hati nya untuk mengikuti majelis keagamaan agar

bertambahnya segala-sesuatunya tentang agama

94

4.39 Responden yang setelah membaca salah satu gambar,

Ilustrasi, dan kisah, dalam dakwah Islam di facebook maka

tersentuh hatinya untuk suka menolong orang lain baik itu

yang kesusahan atau membutuhkan pertolongan

95

4.40 Responden yang setelah membaca salah satu gambar,ilustrasi

dan kisah dalam dakwah Islam di facebook maka sekarang

menjadi suka berkerja sama, karena kerja sama itu baik

96

4.41 Responden yang setelah melihat dan membaca dakwah Islam

tentang orang yang membutuhkan pertolongan tapi tidak

terlalu berpengaruh untuk menyumbangkan sebagian

hartanya karena mengingat diajauh dari tempat yang

bersangkutan sehingga hanya mengirimkan doa dan merasa

iba.

96

4.42 Responden yang setelah membaca tentang motivasi dan

kisah dalam dakwah Islam di facebook maka tidak terlalu

berpengaruh untuk merasakan apa yang orang lain rasakan,

karena sama sekali tidak ada hubungan kekerabatan dengan

orang yang diceritakan dalam kisah tersebut.

97

4.43 Responden yang setelah membaca salah satu konten dakwah

Islam yang berkaitan tentang larangan untuk berbohong dan

menguraikan hukuman atau adzab bagi orang yang

berbohong maka tidak ingin berbohong

97

xv

xv

4.44 Responden yang setelah membaca dakwah Islam di facebook

mengenai keutamaan memaafkan dan berusaha menerima

kesalahan orang lain dengan bijak, jadi saya suka memaafkan

dan melupakan kesalahan orang lain khususnya kepadanya

98

4.45 Responden yang setelah membaca konten Islami tentang

salah satu kerusakan yang terjadi di bumi karena ulah

manusia, maka tergerak hatinya untuk menjaga lingkungan

agar tetap baik dan menyenangkan

98

4.46 Responden yang saat membaca dakwah Islam tentang

keutamaan orang yang menjaga amanahnya, seperti

menyampaikan apa yang sudah di berikan dengan sebaik-

baiknya, intinya menjaga amanah

99

4.47 Responden yang saat membaca tentang larangan berjudi,

menipu dan korupsi, sepertinya tidak berpengaruh ke dirinya

karena memang tidak pernah melakukan ke tiga hal tersebut.

99

4.48 Responden yang setiap membaca dakwah Islam di facebook ,

saat menemukan tentang norma yang harus dijalankan dalam

berperilaku menurut syariat Islam, maka mulai sedikit-sedikit

untuk menerapkannya

100

4.49 Perhitungan Korelasi Indikator Variabel X(Frekuensi) ↔

Indikator Perubahan Perilaku (Kepercayaan, sikap dan nilai)

102

4.50 Tabel perhitungan Korelasi Indikator Variabel X(Durasi) ↔

Indikator Perubahan Perilaku (Kepercayaan, sikap dan nilai)

104

4.51 Tabel perhitungan Korelasi Indikator Variabel X(Atensi) ↔

Indikator Perubahan Perilaku (Kepercayaan, sikap dan nilai

106

4.52 Tabel Koefisien Korelasi Product Moment

108

4.53 Interprestasi Koefisien Korelasi

109

4.54 Model Summary

110

4.55 Hasil dari T hitung 111

xvi

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul

Lampiran 1 Kuesioner

Lampiran 2 Jadwal Penelitian

Lampiran 3 Tabel Distribusi t

Lampiran 4 Tabel Hasil Output SPSS. 17 (Korelasi

Product Moment dan Uji t

Lampiran 5 Rangkuman Nilai Terpaan Dakwah

Islam dan Perubahan Perilaku

Lampiran 6 Contoh Gambar Dakwah Islam

Lampiran 7 Lampiran Jawaban Responden

Lampiran 8 Surat Izin Observasi dan Penelitian

Lampiran 9 Struktur Pengurus KAMMI Komisariat

IAIN Samarinda

Lampiran 10 Surat Keterangan Melaksanakan

Penelitian

Lampiran 11 Instrumen Pertanyaan Dalam Kuesioner

Lampiran 12 Foto Kegiatan KAMMI Komisariat

IAIN Samarinda

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kegiatan komunikasi selalu terjadi dalam berbagai sektor kehidupan, seperti

dagang, perekonomian, pertambangan, telekomunikasi dan pemasaran. Hal ini

disebabkan karena dalam melaksanakan fungsi dan kegiatannya, berpusat pada

kegiatan komunikasi. Hal ini dapat dinyatakan bahwa tidak ada kegiatan tanpa

melakukan komunikasi, baik secara langsung maupun tidak langsung, verbal

maupun nonverbal.

Menurut Hovland dalam (Fajar,2009:37), komunikasi adalah suatu proses

dimana seseorang memindahkan perangsang yang biasanya berupa lambang kata-

kata untuk mengubah tingkah laku orang lain. Jadi dengan demikian komunikasi

itu adalah persamaan pendapat, bersikap dan bertingkah laku yang sama dengan

kita.

Kegiatan komunikasi dapat pula dilakukan melalui media massa. Media

massa adalah bagian yang tidak dapat terpisahkan dari masyarakat. Fakta dan

peristiwa apapun, masyarakat dapat memperolehnya melalui media massa. Media

massa dibedakan menjadi tiga macam, yaitu pertama, media cetak seperti majalah,

tabloid surat kabar dan sebagainya, kedua, media elektronik seperti radio, televisi

dan ketiga, media baru karena adanya perkembangan dalam bidang teknologi

informasi sehingga ditambahkanya media baru sebagai media massa dengan

2

2

beberapa ciri-cirinya termasuk dalam media massa, yang telah diketahui bahwa

menggunakan media baru tidak selamanya membutuhkan biaya yang mahal dan

dapat diakses di mana saja dan kapan saja. Inilah yang membuat Internet menjadi

salah satu media pilihan oleh masyarakat banyak sebagai media memperoleh

informasi, contohnya informasi dawkah Islam dengan mudah. Aplikasi-aplikasi

yang dapat dioperasikan di Internet juga bermacam-macam, salah satunya adalah

media sosial facebook. Facebook adalah salah satu aplikasi yang sangat

digandrungi oleh berbagai kalangan.

Popularitas facebook terus tumbuh dari hari ke hari, perusahaan mengklaim

bahwa mereka memiliki lebih dari 57 juta anggota aktif (Pengguna yang login ke

facebook selama 30 hari terakhir). Sejak tahun 2007, rata-rata jumlah mendaftar

perhari adalah 250.000 Orang. Ini menandakan bahwa facebook adalah termasuk

media sosial dengan banyak pengguna. Penggunaan facebook juga tidak hanya

sekedar meambahkan teman baru, menulis status, mengapload foto dan

sebagainya, serta mengomentari kiriman akun yang lain, tetapi sudah bisa

menikmati dan membaca kiriman tentang dakwah Islam, ternyata perkembangan

teknologi sangat berpengaruh juga dalam penyampaian dakwah melalui media

sosial salah satunya facebook. .(Hendroyono,2007:77).

Dakwah adalah suatu proses mengajak, menyeru, dan membimbing umat

manusia untuk berbuat baik dan mengikuti petunjuk Allah dan rasulNya. Usaha

tersebut dilakukan dengan sengaja dan perencanaan yang matang baik dilakukan

individu atau organisasi dengan sasaran umat perorangan atau sekelompok orang

(masyarakat) agar mereka mengetahui, mengimani, dan mengamalkan ajaran

3

3

Islam dalam semua aspek kehidupan.(Khoiri, Dakwah Melalui Jejaring Sosial

Media facebook K.H Abdullah Gymnasiar,2014)

Dakwah dan teknologi adalah suatu yang tidak dapat dipisahkan. Hai ini

jika kita berpijak pada konsep dakwah kontemporer yang mudah diterima oleh

kalangan masa kini. Teknologi buka suatu di larang, meskipun di zaman

Rasullullah Saw belum ditemukan adanya teknologi seperti yang berkembang

pesat dewasa ini. Perkembangan dakwah perlu memperhatikan perkembangan

teknologi, agar sesuatu yang dihadirkan mudah diterima, dan tidak ketinggalan

zaman. Walaupun tidak semua teknologi informasi saat ini berkembang dewasa

ini bersifat positif, ada kelebihan dan kekurangannya bagi kehidupan umat

manusia.

Dengan adanya teknologi informasi yang dimanfaatkan sebagai media

dakwah Islam, tidak dipungkiri bahwa kemajuan teknologi itu ibarat pisau yang

bermata ganda, disatu sisi untuk memudahkan pekerjaan, dan di sisi lainya bisa

mencelakai orang lain. Memang kemajuan teknologi itu sangat bergantung pada

dan ditangan siapa, ketika ia berada ditangan orang jahat maka jahat lah dampak

yang dihasilkanya. Seharusnya penggunanyalah yang sangat menentukan ingin

dibawa ke arah baik atau buru, semua tergantung oleh penggunanya. Maka

sebagai seorang Da’i, harus dituntut untuk berfikir kreatif tentang metode dakwah

yang dapat membuat khalayak merasa nyaman sehingga mudah dipahami dan

menimbulkan dampak yang sesuatu dengan tujuan dakwah tersebut dengan cara

memanfaatkan kemajuan teknologi salah satunya adalah media sosial facebook.(

4

4

Khoiri, Dakwah Melalui Jejaring Sosial Media facebook K.H Abdullah

Gymnasiar,2014)

Pemanfaatan media internet sebagai media dakwah mengingat pengguna

internet sebagaimana dilansir oleh internetworldstat di dunia mencapai

2.405.518.376 orang, dan 44,8% adalah dari Asia. Beberapa media sosial yang

dapat dimanfaatkan sebagai media dakwah antara lain. Facebook merupakan situs

jejaring sosial yang memiliki banyak user. Menurut data yang dilansir oleh situs

internetworldstats, pengguna facebook di seluruh dunia sampai September 2012,

mencapai 937.407.180 pengguna, dengan rincian sebagai berikut. (Slamet,

Dakwah Islam di Tengah Globalisasi Media dan Teknologi Informasi,

www.academia.edu%2F55264105, 2013).

Tabel. 1.1

Tabel Pengguna Facebook Pada Setiap Negaraj

iwa)

Wilayah User aktif (Juta jiwa)

Eropa 243,2

Asia 236,0

Amerika Utara 231,2

Amerika Latin 134,6

Afrika 48,3

Timur Tengah 22,8

Oceania/Australia 14,6

Karibia 6,7

Sumber : http://www.internetworldstats.com/facebook.htm

5

5

Fenomena dakwah melalui media sosial facebook khususnya di Indonesia

mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hal ini ditandai dengan hadirnya

para aktivis dakwah untuk memanfaatkan facebook sebagai media dakwah

Islamnya. Telah kita ketahui bahwa semua pengguna facebook bisa melihat

facebook, belajar di facebook untuk menambah wawasan keilmuan dan informasi

seputar dunia Islam.

Pemanfaatan media sosial facebook sangat tepat sekali jika digunakan untuk

berbagai kiriman tentang dakwah Islam, dengan kemudahan mengakses pada

facebook sehingga dakwah bisa seacra luas tersebar kepada umat Islam dalam

kurun waktu yang bersamaan, seperti yang dikutip sebagai berikut.

“Dulu saya harus blusukan kepinggir-pinggir jalan di Jawa barat untuk

berdakwah, sekarang bisa lewat media sosial dan di baca oleh hampir

seluruh rakyat Indonesia, “jelasnya, Karena itu Ustadz Erick Yusuf

menyambut baik perkembangan media sosial yang ternyata memiliki

banyak manfaat untuk dakwah agama Islam, Diantaranya, dapat

menjangkau secara luas, lebih cepat tersebar dan informasi dari ulama

dimanapun, dapat di sampaikan pada umat Islam dalam waktu yang

bersamaan”.(Sumber:http://www.republika.co.id/berita/duniaislam/khazana

h/14/11/25/nflc72-ustaz-erick-yusuf-medsos-efektifkan-dakwah-islam).

Dewasa ini perkembangan zaman sudah semakin canggih, dakwah Islam yang

disampaikan oleh tokoh agama tersebut dapat dinikmati melalui Smartphone,

Laptop, dan PC, inilah yang menjadikan facebook sebagi media dakwah Islam

yang digandrungi oleh berbagai khalayak karena kemudahan dalam mengkakses.

Namun untuk menggunakan media-media tersebut, para da’i harus mengetahui

karakteristik dari mad’u nya masing-masing. Selain itu da’i juga perlu mengetahui

tentang faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi khalayak pada komunikasi

massa. Khususnya dalam rangka behaviorisme, media massa adalah faktor

6

6

lingkungan yang mengubah perilaku khalayak melalui proses pelaziman klasik,

pelaziman operan, atau proses imitasi. Oleh karena itu media menjadi sangat

penting untuk dijadikan sarana melakukan aktivitas dakwah sekaligus

menyampaikan pesan-pesan yang diajarkan dalam agama Islam. Strategi

pemanfaatan media ini merupakan trobosan bagi para da’i untuk memperluas

wilayah dakwahnya sekaligus menciptakan komunikasi dengan khayalak berbagai

lini. Kelahiran teknologi-teknologi informasi saat ini mendorong para da’i untuk

berinovasi dalam berdakwah, seperti pada kutipan di bawah ini:

Tak sekadar untuk bersilaturahim, media sosial merupakan wahana

yang tepat dan efektif untuk berdakwah. Hal ini karena jejaring sosial ini

digunakan oleh masyarakat dari berbagai kalangan usia dan profesi di

seluruh dunia. Dakwah pun bisa dilakukan di manapun dan kapan

punMelalui media sosial, menurutnya, dakwah bisa tersampaikan dengan

baik dibandingkan dengan dakwah melalui acara-acara keislaman. Hal ini

dimungkinkan karena masyarakat, dalam hal ini para pemilik akun media

sosial, berada dalam situasi 'tidak dipaksa'. Maksudnya, mereka membaca

kultweet atau dakwah tersebut ketika mereka memang ingin membacanya,

begitu juga sebaliknya. Hilal melihat, saat ini banyak dai dan daiyah yang

memanfaatkan media sosial untuk berdakwah. Mereka mem-posting

kultweet-kultweet tentang keislaman dan berbagi informasi yang

bermanfaat. Dengan demikian, masyarakat bisa selalu mendapatkan

siraman rohani keislaman atau bertanya tentang hal keagamaan secara

langsung, kapan pun dan di manapun, tanpa harus datang ke acara tausiyah

atau pengajian (Sumber: http://www.republika.co.id/berita/koran/khazanah-

koran/14/11/27/nforg59-gencarkan-dakwah-melalui-media-sosial)

Kehadiran teknologi-teknologi tersebut harus dijadikan sebagai “paksaan”

untuk melakukan perubahan model dakwah yang bersifat konvensional kepada

model e-dakwah. E-dakwah secara sederhana didefinisikan sebagai pelaksanaan

dakwah dengan bentuan teknologi informasi, terutama Internet. Edakwah

merupakan salah satu pemanfaatan teknologi informasi sebagai respon aktif-

kreatif yang muncul dari kesadaran akan sisi positif teknologi informasi terhadap

7

7

perkembangan yang ada. E-dakwah menjadi perlu dilakukan karena penyebaran

dakwah secara konvensional dibatasi oleh ruang dan waktu, sedangkan dakwah

digital atau e-dakwah dapat dilaksanakan melintasi atas ruang dan waktu.

Cakupan geografis e-dakwah lebih luas sehingga semua pengguna Internet dapat

tersentuh. (Fathul,2004:31)

.Hal ini sebagai wujud adaptasi pada kondisi sosial masyarakat yang sudah

berada pada sebuah zamn yang disebut dengan meminjam istilah Nurcholis

Majdid, “zaman teknik”. Sehingga dakwah pun harus dikemas dengan

memanfaatkan media dan teknologi informasi tanpa mengurasi substansi dari

dakwah itu sendiri.(Slamet, Dakwah Islam di Tengah Globalisasi Media dan

Teknologi Informasi, www.academia.edu%2F55264105, 2013).

Strategi yang dilakukan dalam kegiatan membangun jaringan dakwah

adalah dengan memanfaatkan perkembangan global connection. Sistem ini

merupakan salah satu alternatif untuk dijadikan sebagai media untuk berdakwah.

Aspek keuntungan yang diperoleh dengan pemanfaatan jaringan internet

(facebook) ini antara lain dapat mempererat persaudaraan antara satu dengan yang

lainnya, juga dapat memberikan informasi dalam waktu yang singkat (aspek

sosial), dapat berdiskusi mengenai perkembangan Islam (aspek agama), serta

pengembangan Ilmu Pengetahuan Teknologi (aspek ilmu pengetahuan)( Khoiri,

Dakwah Melalui Jejaring Sosial Media facebook K.H Abdullah Gymnasiar,2014).

berjabat tangan.

Penggunaan jejaring sosial mengacu pada teori kegunaan dan gratifikasi

yang di populerkan oleh Dennis Mc. Quail, 1972 (dalam West and Turner, 2010).

8

8

Teori ini menyatakan bahwa orang secara aktif mencari media tertentu dan

muatan (isi) tertentu untuk menghasilkan kepuasan (hasil) tertentu.

Sehingga peneliti memilih pengurus KAMMI sebagai objek penelitian

karena isi pesan dari dakwah Islam di facebook adalah berkaitan tentang dakwah

yang berisikan tentang seruan, bujukan untuk melaksanakan aktivitas- aktivitas

keagamaan, berkesimpulan jika pengurus KAMMI memiliki kepuasan tersendiri

untuk menikmati dakwah Islam di facebook. Sebab lainnya yang membuat

peneliti memilih KAMMI sebagai objek penelitian karena KAMMI adalah

organisasi yang bergerak dibidang ke Islaman dan STAIN adalah sekolah tinggi

yang banyak pengetahuan tentang agama.

Hal ini sesuai dengan teori kegunaan dan gratifikasi yang dilakukan oleh

Mc Quail, dkk (dalam West and Turner, 2010) yang menjelaskan penggunaan

media social khususnya jejaring sosial facebook , diantara kategori yang

diidentifikasi oleh individu adalah kebutuhan yang berhubungan dengan mencari

dan mendapatkan informasi atau pengetahuan, kesenangan, status, memperkuat

hubungan, dan pelarian.

Selain itu, KAMMI juga menjadwalkan pertemuan dalam waktu yang

fleksibel, guna untuk mengkaji tentang dakwah Islam yang disebarkan melalui

media sosial salah satunya adalah facebook. ini memungkinkan untuk di terpakan

dalam kehidupan sehari-harinya, yaitu perilakunya. Dengan didukung dengan

penyampaian dakwah yang mudah hanya mengandalkan gadget sudah bisa

diakses, dan dikemas dengan sedemikian rupa sehingga menarik untuk dibaca,

9

9

untuk itu peneliti tertarik untuk mengerahui hubungan terpaan dakwah Islam

dengan perubahan perilaku KAMMI Komisariat IAIN Samarinda.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah, “Apakah ada hubungan terpaan dakwah

Islam di facebook dengan perubahan perilaku pengurus KAMMI Komisariat IAIN

Samarinda ?”

1.3 Tujuan penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah, “Untuk

mengetahui adanya hubungan terpaan dakwah Islam di facebook dengan

perubahan perilaku pengurus KAMMI Komisariat IAIN Samarinda”.

1.4 Manfaat penelitian

Setiap penelitian diharapkan akan mendapatkan suatu yang berguna bagi

semua pihak dan sesuai dengan tujuan penelitian yang berguna bagi semua

pihak dan sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai maka penelitian

ini diharapkan juga berguna dan bermanfaat yang terbagi atas:

1. Secara teoritis, melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan pemikiran dan memperkarya pembedaharaan kepustakaan

bagi pengembangan ilmu pengetahuai pada umumnya dan bagi jurusan

ilmu komunikasi khususnya masukan untuk komunikasi massa pada

penelitian-penelitian mendatang

10

10

2. Segi Praktis, hasil penelitian ini dapat berguna sebagai bahan informasi

dan evaluasi objek penelitian serta pengurus KAMMI Komisariat IAIN

Samarinda. Diharapkan dengan membaca dakwah Islam di facebook dapat

menambah dan dapat memotivasi merubahn perilaku sesuai dengan aspek

keagamaan.

11

11

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Teori dan Konsep

2.1.1 Teori Stimulus, Organism, dan Response

Teori S-O-R sebagai singkatan dari Stimulus-Organism-Response ini semula

berasal dari kajian ilmu Psikologi. Kalau kemudian menjadi juga teori

komunikasi, tidak mengherankan, karena objek material dari psikologi dan ilmu

komunikasi adalah sama, yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-

komponen, sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi dan konasi.

Menurut stimulus response ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus

terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan

memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan jadi unsur-unsur

dalam model ini adalah :

a. Pesan (stimulus,S)

Ide atau informasi yang disampaikan (Fajar,2009:30)

b. Komunikan (Organism,O)

Audience, pihak yang menerima pesan (Fajar, 2009:30)

c. Efek (Response, R)

Respon dari komunikan terhadap pesan yang diterimanya (Fajar, 2009:30)

Dalam proses komunikasi berkenaan dengan perubahan sikap aspek “how”

bukan “what”. Jelasnya how to communicate dalam hal ini how to change the

attitude, bagaimana mengubah sikap komunikan. Dalam proses perubahan sikap

tampak bahwa sikap dapat berubah, hanya jika stimulus yang menerpa benar-

12

12

benar melebihi semula. Menurut Hovland dkk dalam (Mar’at,1982:27) “sikap

Manusia, perubahan serta pengukurannya”, yang mengatakan bahwa dalam

menelaah sikap yang baru ada tiga variabel penting, yaitu

a. Perhatian

Proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam

kesadaran dalam stimuli yang lainnya melemah (Rahkmad,2008:77)

b. Pengertian/pemahaman

Pemahaman berasal dari kata paham yang mempunyai arti mengerti benar,

sedangkan pemahaman merupakan proses perbuatan cara memahami.

c. Penerimaan

Proses memilah pesan untuk diputuskan atara diterima atau ditolak dalam

mempengaruhi perilaku

Bagan. 2.1

Teori Stimulus Organisme Respons

Sumber : (Effendy,2007:77)

13

13

Gambar di atas menunjukkan bahwa perubahan sikap bergantung pada

proses yang terjadi pada individu. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada

komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan

berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan

mengerti. Kemampuan inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah

komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk

mengubah sikap. (Effendy,2007 : 254)

Selain itu Skinner (1983) seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa

perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan

dari luar). Perilaku terjadi melaui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan

kemudian organisme tersebut merespon, maka teori Skinner ini disebut teori “S-

O-R” atau stimulus-organisme-respon. Skinner membedakan dua respon, yaitu :

1. Respondent respon atau refleksif, yaitu respon yang ditimbulkan oleh

rangsangan-rangsangan (stimulus) tertentu. Stimulus semacam inidisebut

eliciting stimulation karena menimbulkan respon-respon yang relatif tetap,

misalnya makanan yang lezat menimbulkan keinginan kita untuk makan,

cahaya terang menyebabkan mata tertutup dan sebagainya. Responden

respons ini juga mencakup perilaku emosional, misalnya mendengar berita

musibah menjadi sedih atau menangis, lulus ujian meluapkan

kegembiraannya dengan mengadakan pesta, dan sebagainya.

2. Operant respon instrumental respon, yaitu respon yang timbul dan

berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang tertentu.

Perangsang ini disebut reinforcing stimulation atau rainforce, karena

14

14

memperkuat respon. Misalnya apabila seorang petugas kesehatan

melakukan tugasnya dengan baik kemudian mendapatkan penghargaan

dari atasannya (stimulus baru), maka petugas kesehatan tersebut akan lebih

baik lagi dalam melakukan tugasnya.

2.1.2 Teori Belajar Sosial

Menurut Bandura dalam (Effendy,2007:281) social learning theory (teori

belajar sosial) yang ditampilkan oleh Bandura ini mengkaji proses belajar melalui

media massa sebagai tandingan terhadap proses belajar melalui media massa

sebagai tandingan terhadap proses belajar secara tradisional. Teori belajar sosial

secara tradisional menyatakan bahwa belajar terjadi dengan cara menunjukkan

tanggapan (response) dan mengalami efek-efek yang timbul. Penentu utama

dalam belajar adalah peneguh (reinforcement), dimana tanggapan akan diulangi

(jadi dipelajari) jika organisme mendapat ganjaran (reward). Tanggapan tidak

akan diulangi kalau organisme mendapat hukuman (punishment) atau bila

tanggapan tidak memimpinnya ke tujuan yang dikehendaki. Jadi, perilaku diatur

secara eksternal oleh kondisi stimulus yang ditimbulkan oleh kondisi-kondisi

peneguhan.

Bandura menyatakan bahwa Social Learning Theory menganggap media

massa sebagai agen sosialisasi yang utama disamping keluarga, guru di sekolah

dan sahabat karib. Pada proses belajar sosial langkah pertama adalah perhatian

(attention) kepada suatu peristiwa. Jelas bahwa kita tidak dapat belajar dari suatu

peristiwa kecuali kalau kita menaruh perhatian kepadanya dan secara seksama

mencerna hal-hal penting yang dicakupnya. Setiap hari kita dihadapkan kepada

15

15

ratusan peristiwa. Perhatian suatu peristiwa ditentukan oleh karakteristik peristiwa

itu (atau rangsangan yang dimodelkan) dan karakteristik si pengamat. Peristiwa

yang jelas dan sederhana akan mudah menarik perhatian dan karenanya mudah

dimodelkan.

Mengenai ciri-ciri pengamat yang menentukan perhatian adalah antara lain

kemampuan seseorang dalam proses informasi, umur, intelegensi, daya persepsi,

dan taraf emosional. Orang yang emosional, misalnya marah, penasaran atau

takut, akan lebih atentif terhadap suatu rangsangan tertentu. Menurut social

learning theory itu sesudah langkah:

1. Pertama, attentional process (proses relensi),

2. Kedua, Model reproduction process (proses reproduksi motor)

3. Ketiga, motivational process (proses motivational).

Pada langkah kedua, yakni proses refensi tadi, peristiwa yang menarik

perhatian dimasukkan ke dalam benak dalam bentuk lambang secara verbal atau

imaginal sehingga menjadi ingatan (memory). Pada langkah ketiga, motor

reproduction process, hasil ingatan tadi akan meningkat menjadi bentuk perilaku.

Kepemimpinan kognitif dan kemampuan motorik pada langkah ini berperan

penting. Reproduksi yang seksama biasanya merupakan produk “trial and error”:

di mana umpan balik turut mempengaruhi.. Langkah terakhir, motivasional

process, menunjukkan bahwa perilaku akan berwujud apabila terdapat nilai

peneguhan. Peneguhan dapat berbentuk ganjaran eksternal, pengamatan yang

menujukkan bahwa bagi orang lain ganjaran disebabkan perilaku yang sama, serta

ganjaran internal, misalnya rasa puas diri. (Effendy, 2007:281).

16

16

Menurut dalam (Awlisol,2004:) Miller dan Dollard bahwa tingkah laku

manusia merupakan hasil belajar. Oleh karena itu untuk memehami tigkah laku

sosial dan proses belajar sosial, kita harus mengetahui prinsip – prinsip psikologi

belajar. Prinsip – prinsip belajar ini terdiri dari 4, yakni : dorongan ,isyarat

,tingkah laku balas ,dan ganjaran.

Isyarat adalah rangsangan yang menentukan bila dan dimana suatu respon

akan timbul dan terjadi. Isyarat ini dapat disamakan dengan rangsangan

diskriminasi. Didalam belajar sosial,isyarat yang terpenting adalah tingkah laku

orang lain,baik yang langsung ditujukan kepada orang tertentu maupun yang

tidak, misalnya: ditujukan kepala merupakan isyarat untuk setuju,uluran tangan

merupakan isyrat untuk berjabat tangan

2.1.3 Komunikasi Massa

Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner

(Rakhmat,2003:188), yakni komunikasi massa adalah pesan yang

dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (mass

communication is massage communited throught a mass medium to a large

number of people). Dalam definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi

massa itu harus menggunakan media massa. (Elvinaro,dkk,2009:3).

Definisi komunikasi massa juga diuraikan di dalam buku Nurudin yakni,

komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan

elektronik). Sebab, awal perkembangannya saja, komunikasi massa berasal dari

pengembangan kata media of mass communication (media komunikasi massa)

(Nurudin,2011:3)

17

17

Menurut Defluer dan McQuail dalam (Riswandi,2009:103) menyatakan

bahwa komunikasi massa adalah suatu proses dalam mana komunikator-

komunikator menggunakan media untuk menyebarkan pesan secara luas, dan

secara terus menerus menciptakan makna-makna yang diharapkan dapat

mempengaruhi khalayak-khalayak yang besar dan berbeda-beda dengan melalui

berbagai cara.

Komunikasi massa yang terjadi secara terus menerus dan berlangsung

secara berkesinambungan akan menimbulkan efek komunikasi massa, efek

komunikasi massa dapat dibagi menjadi beberapa bagian. Secara sederhana

Stamm dan Bowes 1990 dalam (Wiryanto,2000:46) membagi kedua bagian dasar

yaitu:

1. Pertama efek primer meliputi terpaan, perhatian, permahaman.

2. Kedua, efek sekunder meliputi perubahan tingkat kognitif (perubahan

pengetahuan dan sikap), dan perubahan perilaku (menerima dan memilih)

Pada komunikasi massa terdapat saluran penyampaian pesan, yaitu media.

Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari

komunikator ke khalayak. Jika dikaitkan dengan komunikasi massa maka media

massa dapat didefinisikan sebagai alat yang digunakan dalam penyampaikan

pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat alat

komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, dan televisi.

(Cangara,2007:126)

Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan

dari komunikator kepada khalayak (Cangara,2007:137). Menurut Nurudin, saluran

18

18

penyampaian pesar dalam komunikasi massa hanya ada 2, Namun dalam

perkembangannya, komunikasi massa yang sudah sangat moderen dewasa ini ada

satu perkembangan tentang media massa, yakni ditemukannya Internet. Pada

komunikasi massa, alat untuk menyampaikan pesan terdiri dari 3 yaitu:

1. Media cetak

Dengan adanya teknologi komunikasi baru, publikasi cetak masih

menjadi utama untuk komunikasi internet dikebanyakan organisasi.

Bayangkan bagaimana persaingan menarik perhatian pada publikasi ini yang

harus diatasi saat publikasi itu sampai dirumah karyawan dan keluarga.

Terdiri dari: Majalah, Koran, surat, newsletter (Fajar,2009:35)

2. Media Elektronik

Menyediakan informasi dalam bentuk audible, Visual dan Audio

Visual terdiri dari: Radio, televisi/televisi kabel dan satelit, display, video,

telekonferensi, hotline, dan internet (Blog,facebook,chatingg,email letter)

(Fajar, 2009:35)

3. Media Baru

Menurut (McQuail,2011:158), media baru adalah tempat dimana

seluruh pesan komunikasi terdesentralisasi; distribusi pesan lewat satelite

meningkatkan penggunaan jaringan kabel dan komputer, keterlibatan audiens

dalam proses komunikasi yang semakin meningkatJika ditinjau dari segi ciri,

fungsi dan elemenya, internet termasuk dalam media massa, dengan

demikian bentuk komunikasi massa dapat ditambahkan dengan

internet.(Nurudin, 2011:5).Media baru adalah media yang berkembang pada

19

19

era komunikasi interaktif. Ron Rice mendefinisikan media baru adalah media

teknologi komunikasi yang melibatkan komputer di dalamnya (baik

mainframe, PC maupun Notebook) yang memfasilitasi penggunanya untuk

berinteraksi antar sesama pengguna ataupun dengan informasi yang

diinginkan.

Ciri-ciri media baru ini secara umum :

1. Pengadaan informasi tidak sepenuhnya berada pada sumber informasi

2. Kemampuan yang tinggi dalam pengiriman pesan-pesan melalui kabel

dan satelit sehingga mengatasi hambatan komunikasi.

3. Proses komunikasi berjalan dua arah (inter-aktivity) antara sumber dan

penerima. Artinya penerima dapat memilih, menjawab kembali dan

menukar informasi secara langsung.

4. Adanya kelenturan/flexibility dalam bentuk, isi, dan penggunaan medium

(Riswandi,2009:104)

Seperti yang diketahui bahwa internet dapat mengakses aplikasi salah

satunya adalah jejaring sosial facebook, popularitas facebook terus tumbuh dari

hari ke hari. perusahaan mengklaim bahwa mereka memiliki lebih dari 57 juta

anggota aktif (pengguna yang login ke facebook selama 30 hari terakhir). sejak

2007, rata-rata jumlah pendaftar per hari adalah 250.000 orang. facebook

mengatakan bahwa jumlah pengguna aktif menjadi dua kali lipat setiap enam

bulannya. Jumlah pemilik akun facebook terbesar berasal dari Amerika. diikuti

kanada dan inggris. facebook juga mengklaim sebagai situs nomor 1 dalam hal

layanan berbagi gambar di internet dan pada jam-jam ramai mereka juga

20

20

menduduki peringkat dua, tiga dan empat. Sehubungan dengan jumlah gambar,

bisa diartikan facebook menerima lebih dari 14 juta foto yang diunggah setiap

hari. Angka ini akan terus meningkat karena tidak adanya batas jumlah foto yang

dapat diunggah anggotanya dan karena setiap hari ada anggota baru mendaftar

(Hendroyono,2009:77)

2.1.3.1 Tujuan Komunikasi Massa

Menurut Hovland dalam (Fajar,2009:60) mengenai ilmu komunikasi

didefinisikan sebagai upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas asas-

asas penyampaian informasi, melainkan juga pembentukan pendapat umum

(Public Opinion) dan sikap public (public attitude).

Ilmu komunikasi pun menyelidiki gejala komunikasi. Tidak hanya dengan

pendekatan secara ontologis (apa itu komunikasi), tetapi juga secara aksiologis

(bagaimana berlangsungnya komunikasi yang efektif) dan secara epistemologis

(untuk apa komunikasi itu dilaksanakan.

Adapun tujuan komunikasi yaitu membangun/menciptakan pemahaman

atau pengertian bersama. Salang memahami atau mengerti bukan berarti harus

menyetujuai tetapi mungkin dengan komunikasi terjadi suatu perubahan sikap,

perilaku ataupun perubahan secara sosial.

a. Perubahan sikap

Seorang komunikan setelah menerima pesan kemudian sikapnya

berubah, baik positif maupun negatif. Dalam berbagai situasi kita

berusaha mempengaruhi sikap orang lain dan berusaha agar orang lain

bersikap positif sesuai keinginan kita.

21

21

b. Perubahan pendapat

Dalam komunikasi berusaha menciptakan pemahaman. Pemahaman,

ialah kemampuan memahami pesan secara cermat sebagaimana

dimaksudkan oleh komunikator. Setelah memahami apa yang dimaksud

komunikator maka akan tercipta pendapat yang berbeda-beda bagi

komunikan.

c. Perubahan perialku (behavior change)

Komunikasi bertujuan untuk mengubah perilaku maupun tindakan

seseorang.

d. Perubahan sosial (social change)

Membangun dan memelihara ikatan hubungan dengan oranglain

sehingga menjadi hubungan yang makin baik. Dalam proses komunikasi

yang efektif secara tidak sengaja meningkatkan kadar hubungsn

interpersonal (Fajar, 2009:60)

2.1.3.2 Fungsi Komunikasi Massa

Vito dalam (Fajar, 2009:238) mengatakan, bahwa popularitas dan pengaruh

yang merasuk dari media massa hanya dapat dipertahankan apabila mereka

menjalankan beragam fungsi pokok. Enam di antara fungsi yang paling penting

yang dibahasnya dalam komunikasi massa adalah sebagai berikut:

1. Fungsi Menghibur

Vito menyebutkan, bahwa media mendesain program-program mereka

untuk menghibur khalayk. Tentu saja, sebenarnya, mereka memberi

hiburan itu untuk mendapatkan perhatian dari khalayak sebanyak

22

22

mungkin sehingga mereka dapat menjual hal ini kepada pengiklan. Inilah

sebab utama adanya komuniaksi massa. Dama masyarakat di mana

anegara membantu kehidupan media atau di mana perildanan dilarang

untuk dilakukan dibanyak macam media, proses berbeda. Tetapi di

Amerika Serikat dan di kebanyakan negara demokrasi lainnya, jika

media tidak memberi hiburan, mereka tidak akan hidup lama dan dengan

cepat akan tersingkir dari area (Fajar,2009:239)

2. Fungsi meyakinkan

Meskipun fungsi media yang paling jelas adalah menghibur,

namun fungsinya yang terpenting adalah meyakinkan (to persuade).

Persuasi dapat datang dalam banyak bentuk, missalnya: a) mengukuhkan

atau memperkuat sikap, kepercayaan atau nilai seseorang, b) mengubah

sikap kepercayaan atau nilai seseorang; c) menggerakkan seseorang

untuk melakukan sesuatu dan d) memeprkenalkan etika atau menawarkan

sistem nilai tertentu (fajar,2009:239)

a) Mengukuhkan sikap

b) Mengubah sikap

c) Menggerakkan

d) Menawarkan etika atau sistem nilai tertentu

3. Menginformasikan

Menurut Vito, sebagian besar informasim kita dapat bukan dari

sekolah, melainkan dari media. Kita belajar musik, politik, seni, film,

sosiologi, psikologi, ekonomi, dan masih banyak lagi subjek lainnya dari

23

23

media. Kita juga mengenal tempat-tempat lain dan masa-masa lain dari

film, di sampong juga dari buku sejarah. (Fajar,2009:241)

4. Menganugrahkan status

Daftar seratus orang terpenting di dunia bagi kita hampir boleh

dipastikan berisi nama-nama orang yang banyak di muat dalam media.

Tanpa pemuatan orang-orang tersebut tentulah tidak penting, setidak-

tidaknya di mata masyaraka (Fajar,2009:242)

5. Fungsi membius

Salah satu fungsi media yang paling menarik dan paling banyak

dilupakan adalah fungsi membiusnya (narcotizing). Ini berarti bahwa

tindakan tertentu telah diambil. Sebagai akibatnya, pemirsa atau

penerima terbius ke dalam keadaan tidak aktif seakan-akan berada dalam

pengaruh narkotik. (Fajar,2009:242)

6. Menciptakan rasa kebersatuan

Salah satu fungsi komunikasi massa yang tidak banyak orang

menyadarinya adalah kemampunya membuat kita merasa menjadi

anggota suatu kelompok bayangkanlah seorang pemirsa televisi sambil

menikmati makan malam. Program-program televisi membuat orang

yang kesepian ini merasa menjadi anggota sebuah kelompok yang lebih

besar (Vito 1997:51) dalam (Fajar,2009:243)

Ada banyak sekali fungsi yang dapat dilakukan oleh komunikasi

massa, namun pada kesempatan ini yang kita bicarakan adalah khusus

tentang fungsi sosialnya. Yang dimaksud dengan fungsi sosial dalam hal

24

24

ini adalah fungsi-fungsi kemasyarakatan bagi individu anggota

masyarakat maupun bagi masyarakat luas.

a. Fungsi informatif

Denis Me Quail dalam bukun terkenalnya yang berjudul mass

communication Theory antara lain menyebut-nyebut bahwa salah satu

fungsi sosial komunikasi massa adalah fungsi informatif. Komunikasi

massa menyediakan informasi tentang peristiwa yang terdapat di dalam

masyarakat, baik nasional maupun internasional. Kita telah paham benar

dan akan dengan mudah mengambil contoh berbagai peristiwa di dalam

negeeri maupun di luar negeri yang menyangkut bidanng politik,

ekonomi, sosial budaya dan lain-lain (Fajar,2009:260)

b. Fungsi Mendidik

Komunikasi massa ternyata juga menunjukkan fungsi sosial

lainnya, yaitu mendidik masyarakat. Komunikasi massa mendidik

masyarakat untuk berfikir kritis dan memiliki horizon pengetahuan yang

luas. Melalui komunikasi massa, masyarakat itu dididik agar dapat

mendiri dalam setiap persoalan kehidupannya (Fajar,2009:262)

c. Fungsi Intergrasi dan empati

Bukan hanya pemahaman antar suku bangsa yang dapat diraih

oleh komunikasi massa lantaran telah mengubah image masyarakat yang

kurang positif menjadi lebih positif dan kondusif bagi berkembangnya

toleransi dan solidaritas sosial. Komunikasi massa sekaligus dapat juga

menciptakan, memelihara, dan memperkuat integrasi bangsa. Melalui

25

25

nilai-nilai sosial, nilai-nilai moral, kegamaan, hukum, dan tatanan sosial

lainnya, maka integrasi nasional relatif lebih mudah dapat diciptakan

(Fajar,2009:263)

d. Transmisi Budaya

Fungsi sosial lain dari komunikasi massa adalah melestarikan dan

mewariskan nilai-nilai sosial dari suatu generasi kepada generasi

berikutnya. Melalui proses sosialisasi anggota baru suatu masyarakt

dapat belajar peranan orang lain di dalam masyarakat, sekaligus dapat

mengerti posisi sosial dan menempelkan dirinya secara tepat di dalam

pergaulan sosial. Sebagian dari pengalamannya ini tentunya dapat

diperolehnya melalui komunikasi massa yang sarat dengan anggota

masyarakat. Wright juga menyebut-nyebut dalam (Fajar,2009 bahwa

komunikasi massa dapat meningkatkan kohesivitas sosial. Sudah barang

tentu komunikasi massa dapat menjadi sarana terciptanya persahabatan

berbagai kalangan karena kepentingan yang sama. Belakangan ini

bahkan, dapat menjadi saranan mencari dan menemukan jodoh dan lain-

lain. (Fajar,2009:265).

2.1.3.3 Efek Komunikasi Massa

Schramm dalam bukunya “how Communication Work” menggolongkan efek

komunikasi massa kedalam efek yang bersifat khusus dan efek-efek yang bersifat

umum sebagai berikut :

26

26

1. Efek Umum

Efek umum menyangkut efek “dasar” yang diramalkan dapat

terjadi akibat pesan-pesan yang disiarkan melalui media massa.

2. Efek Khusus

Efek khusus terutama menyangkut ramalan tentang efek yang

diperkirakan akan timbul pada individu-individu dalam suatu mass

audience pada perilaku mereka dalam menerima pesan-pesan media

massa. Schramm mengatakan tidak dapat meramalkan efek pada mass

audience. Kita hanya dapat meramalkan efek pada mass audience. Kita

hanya dapat meramalkan efek pada perorangan. Lembaga komunikasi

memang mengembangkan encoding secara berkelompok, tetapi setelah

dikomunikasikan, yang terjadi adalah decoding secara

perorangan.(Wiryanto,2000:46)

2.1.4 Terpaan Media

Terpaan media juga dapat didefinisikan sebagai penggunaan media baik

jenis media, frekuensi penggunaan, maupun durasi penggunaan (Ardianto dan

Erniana, 2009:164). Menurut pendapat Rosengen (1974) dalam Rakhmat

(2003:66), penggunaan media terdiri dari jumlah waktu yang digunakan dalam

berbagai jenis media, jenis isi media yang dikonsumsi, dan berbagai hubungan

antara individu konsumen dengan isi media yang dikonsumsi atau dengan media

secara keseluruhan. Dari pendapat tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa terpaan

media dapat dioprasionalkan melalui frekuensi membaca dakwah Islam di

27

27

facebook, durasi penggunaan media dan atensi dalam membaca dakwah Islam di

facebook.

Penggunaan jenis media meliputi media audio, audiovisual, media cetak, dan

lain sebagainya. Lebih lanjut lagi Ardianto dan Erdiana (2009:164) menjelaskan

bahwa frekuensi penggunaan media mengumpulkan data khalayak tentang berapa

kali, sehari seseorang menggunakan media dalam satu minggu (untuk meneliti

program harian), berapa kali seminggu seseorang menggunakan dalam satu bulan

(untuk program mingguan dan tengah bulanan), serta berapa kali sebulan

seseorang menggunakan media dalam satu tahun (untuk program bulanan).

Sedangkan untuk durasi penggunaan media dapat dilihat dari beberapa lama,

khalayak bergabung dengan suatu media atau berapa lama khalayak mengikuti

suatu program. Jika digambarkan sesuai dengan penggunaan media sosial yang

sesuai tujuan penelitian adalah dalam (ejournal keperawatan, Volume 3. ,

Hubungan Durasi Penggunaan Media Sosial Dengan Kejadian Insomnia Pada

Remaja di SMA Negeri 9 Manado Universitas Sam Ratulangi Manado, 2015)

durasi penggunaan sosial media yang dirancang untuk mengukur lamanya

responden menggunakan media sosial yaitu : ≥ 7 Jam: Sangat lama, 5-6 Jam :

Lama, 3-4 Jam : Sedang, 1-2 Jam : Singkat, dan < 1 jam: Sangat Singkat.

Selain kedua hal di atas, Menurut Rakhmat (2003:55) hubungan antara

khalayak dengan isi media itu juga berkaitan dengan perhatian (attention).

Menurut Andersen dalam Rakhmat (2003:66) mendefinisikan atensi sebagai

proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam

kesadaran dalam stimuli yang lainnya melemah. Jika dikaitkan dengan perhatian

28

28

dalam menggunakan media sosial maka peneliti mengambil macam macam

perhatian atau atensi dalam menggunakan media sosial sebagaimana dijelaskan

menurut (Ahmadi, 2004: 148), perhatian dapat dibagi menjadi beberapa macam,

yaitu:

a. Perhatian spontan dan disengaja

Perhatian spontan, disebut juga pula perhatian asli atau perhatian

langsung, ialah perhatian yang timbul dengan sendirinya oleh karena

tertarik pada sesuatu dan tidak didorong oleh kemauan. Perhatian

disengaja yakni perhatian yang timbulnya didorong oleh kemauan karena

adanya tujuan tertentu (Ahmadi, 2004: 148).

b. Perhatian statis dan dinamis

Perhatian statis ialah perhatian yang tetap terhadap sesuatu. Ada

orang yang dapat mencurahkan perhatiannya kepada sesuatu seolah-olah

tidak berkurang kekuatannya. Dengan perhatian yang tetap itu maka

dalam waktu yang agak lama orang dapat melakukan sesuatu dengan

perhatian yang kuat.

Perhatian dinamis ialah perhatian yang mudah berubah-rubah,

mudah bergerak, mudah berpindah dari objek yang satu ke objek yang

lain. Supaya perhatian kita terhadap sesuatu tetap kuat, maka tiap-tiap

kali perlu diberi perangsang baru (.Ahmadi,2004: 148).

c. Perhatian konsentratif dan distributif

Perhatian konsentratif (perhatian memusat), yakni perhatian yang

hanya ditujukan kepada suatu objek ( masalah) tertentu. Perhatian

29

29

distributif (perhatian terbagi-bagi). Dengan sifat distributif ini orang

dapat membagi-bagi perhatiannya kepada beberapa arah dengan sekali

jalan/ dalam waktu yang bersamaan. (.Ahmadi,2004: 148).

d. Perhatian sempit dan luas

Perhatian sempit, orang yang mempunyai perhatian sempit

dengan mudah dapat memusatkan perhatiannya kepada suatu objek yang

terbatas, sekalipun ia berada dalam lingkungan ramai. Dan lagi orang

semacam itu juga tidak mudah memindahkan perhatiannya ke objek lain,

jiwanya tidak mudah tergoda oleh keadaan sekelilingnya.

Perhatian luas, orang yang mempunyai perhatian luas mudah

sekali tertarik oleh kejadian-kejadian sekelilingnya, perhatiannya tidak

dapat mengarah ke hal-hal tertentu, mudah terangsang dan mudah

mencurahkan jiwanya kepada hal yang baru. (.Ahmadi,2004: 149).

e. Perhatian fiktif dan fluktuatif

Perhatian fiktif (perhatian melekat), yakni perhatian yang mudah

dipusatkan suatu hal dan boleh dikatakan bahwa perhatiannya dapat

melekat lama pada objeknya. Biasanya teliti sekali dalam mengamati

sesuatu. Perhatian fluktuatif (bergelombang). Pada umumnya dapat

memperhatikan bermacam- macam hal sekaligus, tetapi tidak seksama.

Yang melekat hanya hal yang dirasa penting

Berdasarkan teori mengenai terpaan media ini, maka peneliti mengukur

terpaan media berdasarkan. Pada frekuensi, durasi dan atensi. Dan Intensitas

adalah banyaknya informasi yang diperoleh melalui media, yang meliputi

30

30

frekuensi, atensi dan durasi penggunaan pada setiap jenis media yang digunakan

(Rakhmat, 2004:66).

Dalam penelitian ini frekuensi dapat dilihat dari seberapa pernah, sering dan

jarangnya dan durasi yang digunakan pengurus KAMMI Komisariat IAIN

Samarinda dalam membaca dakwah Islam di facebook serta ditinjau dari seberapa

besar perhatian, penerimaan, dan pemahaman pengurus KAMMI Komisariat IAIN

Samarinda dalam membaca dakwah Islam di facebook dan dugaan adanya

hubungan dari terpaan dakwah Islam di facebook dengan perubahan perilaku.

2.1.4.1 Terpaan Dakwah Islam di facebook

Dakwah Islam adalah merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh umat

Islam sebagai bahan penyegaran rohani. Perlunya dakwah Islam dalam kehidupan

sehari-hari untuk menjalani kehidupan sebagai pedoman kehidupan seseorang.

Dakwah Islam di facebook adalah menjadi alternatif untuk seseorang dalam

membaca dakwah Islam.

Pada proses membaca dakwah Islam tersebut, terdapat terpaan untuk dapat

mengukur kegiatan terpaan oleh responden KAMMI. Terpaan media juga dapat

didefinisikan sebagai penggunaan media baik jenis media, frekuensi penggunaan

maupun durasi penggunaan (Ardianto dan Erniana 2009:164). Sehingga penulis

dapat mengukur terpaan yang diterima oleh responden sebagai berikut ini.

Seberapa seringnya pengurus KAMMI dalam membaca dakwah Islam di

facebook, yang terdiri dari seberapa sering, rutin, jarang sehingga penulis

menganalisa frekuensi responden dalam membaca dakwah Islam di facebook.

Durasi yang digunakan oleh reponden dalam membaca dakwah Islam di facebook,

31

31

yang terdiri dari ≥ 7 Jam: Sangat lama, 5-6 Jam : Lama, 3-4 Jam : Sedang, 1-2

Jam : Singkat, dan < 1 jam: Sangat Singkat. Atensi yang diberikan responden

terhadap pesan dakwah Islam di facebook, jadi atensi dapat diukur dengan 1.

Perhatian spontan dan disengaja, 2. Perhatian statis dan dinamis, 3. Perhatian

konsentratif dan distributi, 4. Perhatian sempit dan luas, dan 5. Perhatian fiktif dan

fluktuatif (Ahmadi,2011:148)

2.1.5 Dakwah Islam

Dakwah adalah pekerjaan yang mengkomunikasikan pesan Islam kepada

manusia. Secara lebih oprasional, dakwah adalah mengajak atau mendorong

manusia kepada tujuan yang defentif yang rumusannya bisa diambil dari Al-

Quraan-hadis, atau dirumuskan oleh da’i, sesuai dengan ruang lingkup

dakwahnya. Dakwah ditujukan kepada manusia, sementara manusia bukan hanya

telinga dan mata tetapi mahluk yang berjiwa, yang berfikir dan merasa, yang bisa

menerima dan menolak sesuai dengan presepsinya terhadap dakwah yang

diterima. Sebagai peristiwa komunikasi, aktivitas dakwah dapat menimbulkan

berbagai peristiwa di tengah masyarakat, peristiwa yang harmoni, yang

menegangkan, yang kontroversial, bisa juga melahirkan berbagai pemikiran, baik

pemikiran yang moderat maupun yang ektrem, yang sederhana maupun yang

rumit, yang parsial maupun konprehensif. Manusia sebagai objek dakwah

(mad’u), baik sebagai individu maupun sebagai kelompok, memiliki karakteristik

yang berbeda-beda, sebagaimana juga da’i, ada yang berfikiran sempit dan ada

yang berwawasan luas. Da’i tidak cukup hanya menguasai materi dakwah, tetapi

juga memahami karakteristik manusia yang menjadi mad’u.(Mubarok,2006:1).

32

32

Dakwah mengandung pengertian psikologis sebagai suatu kegiatan ajakan

baik dalam bentul lisan, tulisan, tingkah laku dan sebagaianya. Yang dilakukan

secara sadar dan berencana dalam usaha mempengaruhi orang lain baik secara

individual maupun secara kelompok agar timbul dalam dirinya suatu pengertian,

kesadaran, sikap penghayatan serta pengalaman terhadap ajaran agama sebagai

unsur massage yang disampaikan kepadanya dengan tanpa adanya unsur-unsur

paksaan. Dengan demikian maka ensensi dakwah adalah terletak pada ajakan,

dorongan (motivasi), rangsangan serta bimbingan terhadap orang lain untuk

menerima ajaran agama dengan penuh kesadaran demi untuk keuntungan

pribadinya sendiri, bukan untuk kepentingan juru dakwah / juru penerang. Oleh

karena itu sikap sukarela dalam penerimaan massage dakwah merupakan ciri khas

kejiwaan, maka kegiatan dakwah yang didasarkan atas pandangan psikologi

mengandung sifat persuasif (memberikan keyakinan), motivatif (merangsang),

konsultatif (memberikan nasihat) serta eduktif (mendidik). Sifat-sifat demikian

merupakan intinya dakwah yang dikembangkan dalam sistem dan metodelogi

dakwah .(Arifin,2004:6)

Psikologi dakwah dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang

bertugas mempelajari/membahas tentang segala gejala hidup kejiwaan manusia

yang terlibat dalam proses kegiatan dakwah oleh karena psikologi dakwah di

mana sasarannya adalah manusia sebagai makhluk individu dan sebagai makhluk

sosial. Di dalamnya melibatkan sikap dan kepribadian para juru dakwah/penerang

agama dalam menggarap sasaran dakwah yang berupa manusia hidup yang punya

sikap dan kepribadian pula. Sikap dan kepribadian juru dakwah/penerang dengan

33

33

sasaran dakwah untuk mempengaruhi khalayak dan akan terlihat adanya

hubungan atau antar hubungan dan saling pengaruh mempengaruhi antara juru

dakwah/penerang agama dengan sasaran dakwah sehingga terwujudlah suatu

rangkaian proses cybernatic yaitu input yang berupa motivasi dakwah yang

dibawa oleh juru dakwah/penerang agama dengan sikap dan kepribadiannya ke

arah sasaran dakwah yang berupa manusia sebagai individu dan pengurus

masyarakat dari mana tiga kekuatan rohaniah digerakkan (kognisi, konasi, dan

emosi) melalui proses belajar sehingga timbul pengertian, kesadaran, penghayatan

dan pengalaman terhadap ajaran agama, yang merupakan thuruput sedang tingkah

laku yang berubah berupa pengalaman ajaran agama adalah merupakan output.

Antara input terjadi interaksi yang disebut feedback (Umpan balik) sebagai

pengkoreksi lebih lanjut.

Bilamana output sudah tepat atau sudah benar sesuai dengan input maka

tidak perlu dilakukan perbaikan-perbaikan bahkan perlu dikembangkan terus.

Demikian proses itu berlangsung terus dalam dakwah secara siklus

(Arifin,2004:17).

2.1.5.1 Dakwah Islam di Media Sosial Facebook

Jenis dari dakwah itu sendiri bermacam-macam contohnya adalah Da’wah

bil qalam, yaitu dakwah melalui tulisan yang dilakukan dengan keahlian menulis

di surat kabar, majalah, buku maupun Internet. Jangkauan yang dapat dicapai oleh

da’wah bil qalam ini lebih luas daripada melalui media lisan, demikian pula

metode yang digunakan tidak membutuhkan waktu secara khusus untuk

kegiatannya. Kapan saja dan di mana saja mad’u atau objek dakwah dapat

34

34

menikmati sajian dakwah bil qalam ini Islam harus membuat strategi dakwah

yang berbasis pada pemanfaatan teknologi moderen. Seperti pemanfaatan jejaring

sosial (social network), website, aplikasi mobile, dan sebagainya. Termasuk

menggunakan strategi e-paper yang saat-saat ini sedang digandrungi oleh

masyarakat luas. Pasalnya selain ramah lingkungan, e-paper dirasa lebih praktis

dan efisien, khususnya dalam pemanfaatan ruang dan meniadakan penggunaan

bahan baku kertas sebagai bahan dasarnya. Brittney G. Chenault mengatakan

bahwa ketika berbicara tentang internet bukan hanya berbicara tentang teknologi,

informasi, komunikasi (percakapan) antar seseorang dengan orang lain, atau

sekadar melakukanpertukaran informasi melalui e-mail. Lebih dari itu,

menurutnya internet adalah partisipasi massa secara langsung dan keseluruhan

tanpa adanya batasan dalam melakukan proses komunikasi. .(Amin, 2008:11)

Komunikasi bisa dikatakan sebagai fondasi, sedangkan internet adalah wadah

atau komunitas. Pernyataan Brittney tersebut semakin menguatkan bahwa model

komunikasi yang diciptakan oleh teknologi internet adalah komunikasi massa

yang melibatkan khalayak banyak dalam aktivitasnya. Hal ini menciptakan

peluang besar bagi da’i untuk melebarkan sayap dakwahnya ke seluruh penjuru

dunia dan seluruh masyarakat lintas negara maupun bahasa. Islam sebagai agama

dakwah tentu tidak bisa diam melihat peluang yang besar ini untuk

menyampaikan pesan-pesan dakwahnya melalui media internet. Arus globalisasi

tak selamanya harus dimaknai sebagai bentuk “kolonialisasi” Barat atas dunia

Islam, akan tetapi globalisasi juga bisa dimaknai sebagai sebuah peluang untuk

melakukan dakwah yang bersifat global pula. Penciptaan strategi dakwah yang

35

35

berbasis pada internet atau yang penulis sebut dengan “e-Dakwah” adalah hal

yang mutlak dilakukan oleh da’i sekarang ini. Dengan memanfaatkan media

internet, kegiatan dakwah tentunya akan lebih efisien, karena teknologi internet

memiliki sifat yang seolah tanpa batas, terjangkau, dan cepat, sehingga akan

memudahkan para da’i dalam melaksanakan aktivitas dakwahnya.

Salah satu strategi dalam melakukan aktivitas dakwah yang berbasis pada

internet adalah dengan memanfaatkan layanan yang tersedia dalam internet seperti

website, jaringan sosial (social network) baik facebook ataupun twitter dan

sebagainya. Termasuk penciptaan aplikasi-aplikasi dakwah melalui smartphone

yang lebih mudah dan praktis. Dengan memanfaatkan media-media tersebut

artinya melakukan aktivitas dakwah lintas sektoral dan lintas geografis, karena

sekali lagi dakwah melalui internet adalah dakwah yang bersifat global

2.1.5.2 Konten Dakwah Islam di facebook

Salah satu strategi dalam melakukan aktivitas dakwah yang berbasis pada

internet adalah dengan memanfaatkan layanan yang tersedia dalam internet seperti

website, jaringan sosial (social network) baik facebook ataupun twitter dan

sebagainya. Termasuk penciptaan aplikasi-aplikasi dakwah melalui smartphone

yang lebih mudah dan praktis. Dengan memanfaatkan media-media tersebut

artinya melakukan aktivitas dakwah lintas sektoral dan lintas geografis, karena

sekali lagi dakwah melalui internet adalah dakwah yang bersifat global (Slamet,

Dakwah Islam di Tengah Globalisasi Media dan Teknologi Informasi,

www.academia.edu%2F55264105, 2013).

36

36

Banyaknya fitur-fitur didalam facebook menjadikan kita tidak akan merasa

bosan. kita bisa mengirim berbagai pesan dakwah melalui layanan tersebut. Selain

itu, kita juga bisa menggunakannya sebagai media pendidikan, media politik, dll.

Facebook menjadi media untuk menemukan dan menjadikan komunitas yang

memiliki kepekaan juga kepedulian. Banyak juga yang menjadikan facebook

sebagai alat untuk mencari teman-teman sepermaianan dulu, teman sekolah yang

sudah berpisah lama, atau bahkan mencari saudara yang sudah lama menghilang.

Selain itu, Facebook juga mampu mengeratkan tali persahabatan antara manusia

yang satu dengan yang lain walaupun sebelumnya tidak pernah bertatap muka.

Kelebihan-Kelebihan inilah yang menjadian facebook dengan sangat

mudah diterima dalam lapisan Masyarakat. Mengangkat facebook sebagai Top

Social Media Sites peringkat ke-2 dibawah Blogger Facebook mempunyai

beberapa kelebihan diantaranya, bisa digunakan sebagai chatting, mengirim pesan

ke semua teman, update info, update kegiatan, mengirim artikel, mencari teman

untuk dijadikan anggota group. Dengan chatting kita bisa melakukan strategi

dakwah fardhiyah, sehingga pendekatan kita lebih inten dan ikatan persaudaraan

akan semakin kuat. Dakwah melalui facebook dinilai sangat efektif dan potensial

dengan berbagai alasan, di antaranya:

1. Mampu menembus batas ruang dan waktu dalam sekejap dengan biaya

dan energi yang relatif terjangkau;

2. Pengguna jasa internet setiap tahunnya meningkat drastis, ini berarti

berpengaruh pula pada jumlah penyerap misi dakwah;

37

37

3. Dakwah melalui internet telah menjadi salah satu pilihan masyarakat.

Berbagai situs mereka bebas memilih materi dakwah yang mereka sukai,

dengan demikian pemaksaaan kehendak bisa dihindari.(Hidayat,2009:8)

Sehingga peneliti fokus pada konten dakwah Islam melalui facebook, karena

seperti yang sudah dipaparkan di atas konten dakwah Islam yang sajikan ada

bermacam-macam, berupa artikel, gambar, ilustrasi dan lain-lain. Dalam dakwah

Islam melalui facebook ini, melibatkan tokoh masyarakat sebagai penyebar

dakwah, seperti Ustadz dan Ustadzah, Organisasi Islam dan lain-lain. Beberapa

contoh da’i dan komunitas dan lembaga yang melakukan dakwah Islam melalui

facebook seperti berikut : Ustadz Felix Siauw, Ustadz Wijayanto, Ustadz Yusuf

Mansyur, Asma Nadia, Ippho Santosa, IslamPost, hijab diary, ODOJ (One Day

One Juz), terima kasih bunda, forum dakwah Islam, dakwah Islami dan lain-lain.

Dan sebagian nama yang tertera dalam contoh tersebut, berdasarkan dengan

konten yang dibaca oleh responden penelitian.

2.1.6 Perubahan Perilaku

Perubahan adalah berubah dari satu bentuk ke bentuk lain yang berbeda

dari sebelumnya. Perubahan-perubahan dalam kehidupan tidak selalu

menunjukkan kemajuan (Progress) namun dapat pula berarti kemunduran dari

bidang-bidang kehidupan tertentu. Perubahan sebagai suatu kemajuan adalah

perubahan yang memberi dan membawa kemajuan pada masyarakat. Hal ini tentu

sangat diharapkan karena kemajuan itu bisa memberikan keuntungan dan berbagai

kemudahan pada manusia.(Soekanto,1982:496)

38

38

Menurut WHO yang dikutip oleh Notoatmodjo perubahan perilaku

dikelompokkan menjadi tiga yaitu :

1. perubahan alamiah (natural change) ialah perubahan yang dikarenakan

perubahan pada lingkungan fisik, sosial, budaya ataupun ekonomi dimana dia

hidup dan beraktivitas.

2. Perubahan terencana (planned change), perubahan ini terjadi karena memang

direncanakan sendiri oleh subjek.

3. Perubahan dari hal kesediaannya untuk berubah (readiness to change)

ialahperubahan yang terjadi apabila terdapat suatu inovasi atau program-

program.

Perubahan juga terjadi dalam perilaku sehari-hari, perubahan perilaku yang

ditimbulkan juga bermacam-macam sesuai dengan rangsangan yang diterima oleh

seseorang dan menimbulkan efek yang berbeda. Perilaku merupakan cermin dari

diri manusia itu sendiri. Perilaku timbul dari motif yang ada di dalam diri

manusia. Menurut (Walgito,2003:10) dengan demikian bahwa perilaku atau

aktifitas-aktifitas itu merupakan manifestasi kehidupan psikis.

Seperti yang dipaparkan oleh Rokenchn dalam (Gumgum dan

Maulana,2013:16) Perilaku meliputi sikap, kepercayaan, nilai salah satu teori

yang paling komperhensif mengenai sikap dan perubahannya, dia

mengembangkan penjelasan yang meluas mengenai perilaku manusia berdasarkan

kepercayaan, sikap dan nilai. Rokench percaya setiap orang mempunyai sistem

yang tersusun dengan baik atas kepercayaan, sikap dan nilai yang menuntun

perilaku (Gumgum dan Maulana,2013:16) Kemudian ada pula pendapat yang

39

39

mengatakan Perilaku merupakan hasil faktor-faktor kognitif dan lingkungan.

Artinya kita mampu memiliki keterampilan tertentu, bila terdapat jalinan positif

antara stimuli yang kita amati dan karakteristik diri kita. (Rakhmad,2007:240).

Perilaku yang dimiliki oleh manusia tidak secara serta merta konsisten dan

monoton, karena akan mengalami sebuah perubahan perilaku karena berbagai

stimuli yang masing-masing berbeda setiap individunya, dan stimuli tersebut akan

mempersuasi manusia untuk melakukan suatu hal. Diskusi tentang persuasi tidak

dapat dilepaskan dari ilmu psikologi sebagai akarnya yang membahas tentang

perilaku manusia. Secara umum yaitu di dalam kajian psikologi komunikasi,

persuasi menjadi bagian pentingnya. Persuasi adalah berntuk penanaman

pengaruh yang bisa berwujud apapun, mulai dari keyakinan, sikap, maksud,

motivasi. Persuasi adalah bagian tidak terpisahkan dari proses komunikasi

individu, seorang pengirim pesan (sender) yang disampaikan kepada penerima

pesan (receiver). Persuasi adalah sebuah proses yang bertujuan untuk mengubah

sikap atau perilaku individu (baik secara personal ataupun kelompok)

Perilaku juga akan mengalami perubahan karena proses pembelajaran,

seperti yang akan diungkapkan oleh Kingsley dalam buku Sudjana yaitu

keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, sikap dan cita-cita

(Sudjana,2011:45). Sama halnya dengan yang dipaparkan oleh Milthon Rokenchn

Perilaku meliputi sikap, kepercayaan, nilai salah satu teori yang paling

komperhensif mengenai sikap dan perubahannya, dia mengembangkan penjelasan

yang meluas mengenai perilaku manusia berdasarkan kepercayaan, sikap dan

nilai. Rokench percaya setiap orang mempunyai sistem yang tersusun dengan

40

40

baik atas kepercayaan, sikap dan nilai yang menuntun perilaku (Gumgum dan

Maulana,2013:16)

Beberapa pengertian perilaku secara umum telah dikemukakan di bagian

sebelumnya, sehingga peneliti mengambil perilaku yang didasari pada agama

karena sesuai dengan tujuan peneliti.

2.1.6.1 Perubahan Perilaku Agama

Perilaku agama juga dipengaruhi oleh Islam yang telah kita ketahui bahwa

Islam tersebut mempunyai syarat dalam membentuknya yaitu meliputi.

1. Iman

Berasal dari bahasa arab dengan kata dasar amana yu’minu –

imanan, artinya beriman atau percaya, percaya dalam bahasa Indonesia

artinya mengakui atau yakin bahwa sesuatu (yang dipercayaai) itu

memang benar atau nyata adanya. Pada umumnya iman di sini selalu

dihubungkan dengan kepercayaan dalam berkenaan dengan agama. Iman

sering juga dikenal dengan istilah akidah. Akidah artiunya ikatan yaitu

ikatan hati. Bahwa seseorang yang beriman mengikat hati dan perasaan

dengan sesuatu kepercayaan yang tidak lagi ditukarkan dengan

kepercayaan lain. Akidah tersebut akan menjadi pegangan dan pedoman

hidup, mendarah daging dalam diri seseorang mukmin. Bahkan

seseorang mukmin sanggup berkorban segalanya harta dan bahkan

jiwanya demi mempertahankan akidahnya.

Konsep iman alam iman terdapat 3 unsur yang mesti berjalan serasi,

tak boleh timpang antara: pengakuan lisan, pembenaran hati, dan

41

41

pelaksanaan secara nyata dalam amal perbuatan. Apa yang dipercayaai

hendaklah secara nyata dibuktikan; antara ikrar lisan bersesuaian dengan

perbuatan. Bukan sebaliknya, lain di mulut, lain di hati dan lain pula

yang dilakukan. Bila perbuatan tidak sesuai dengan apa yang diucapkan,

hal itu bukanlah perbuatan yang muncul dari iman, karena iman

seharusnya menmapilkan hal-hal positif yang seirama dengan detik hari

dan ucapan lidah. (Kaeylany,2000:58)

2. Al-Qur’an

AlQuran sebagai wahyu, mukjizatm pedoman hidup, dan korektor

a. Al-Quran sebagai Wahyu

Al-Quran merupakan wahyu yang diturunkan Allah kepada Nabi

Muhammad SAW secara berangsur-angsur dalam tempo lebih kurang 23

tahun. Wahyu secara etimologis berasal dari kata waha-yahy-wahyan

bisa berarti ajaran. wahyu, ilham atau isyarat yang tepat. Sedang secara

terminologi, wahyu berarti petunjuk yang disampaikan atau diresapkan

kepada Rasul. Maulana Muhammad Ali, dalam bukunya “Islamonologi”

menerangkan makna wahyu dan membaginya menjadi wahyu jenis

rendah dan jenis tinggi. Jenis rendah wahyu bermakna ilham, ru’yah dan

kasyaf yang merupakan pengalaman universal sekalian manusia

(Kaeylany,2000:58).

b. Al-Quran sebagai mukjizat

Mukjizat adalah ayat-ayat atau tanda-tanda yang diberikan Allah

kepada para rasul-Nya yang membuktikan bahwa mereka benar-benar

42

42

utusan yang diangkat-Nya. Tanda-tanda itu berupa mukjizat yang artinya

mengalahkan atau melemahkan, yaitu sesuatu yang luar biasa dan

melemahkan kemampuan yang dimiliki masyarakat tempat Rasul itu

diutus.

Mukjizat para nabi terdahulu pada umumnya merupakan

peristiwa-peristiwa alamiah yang dapat dirasakan oleh panca indra yang

demikian agaknya sengaja dibnuat oleh Allah SWT sebab disaat itu akal

pikiran manusia masih dalam suatu taraf yang belum sampai pada tingkat

kecerdasan atau cendekiawan, sebagaimana mukjizat yang diberikan

kepada Musa As, Ibrahim As, Isa As dan lain-lain. Akan tetapi setelah

kemajuan dan akal manusia berkembang memasuki alam kecerdikan dan

intelektualitas, maka diutuslah nabi Muhammad SAW yang dibekali

dengan mukjizat yang berbentuk ilmiah dan dapat, menentang serta

melemahkan betapapun majunya akal pikiran manusia, Yakni Al-Quran..

(Kaeylany,2000:58)

c. Al-Quran sebagai pedoman hidup

Tidak terdapat sangsi lagi bahwa Al-Quran merupakan pedoman

hidup, sumber nilai dan petujuk dalam rangka melakukan berbagai aspek

kehidupan, Al-Quran menampilkan pokok-pokok serta prinsip-prinsip

umum pengaturan hidup, baik antara kepada Allah, hubungan antar

sesama manusia maupun hubungan terhadap lingkungan (alam semesta).

Al-Quran sendiri menyatakan bahwa Al-Quran adalah pedoman hidup

manusia (Beriman).(Kaelany,2000:88)

43

43

3. Amal Saleh

Ibadah, kendati ia berasal dari bahasa arab, sudah menajdi istilah

umum dan masuk ke dalam bahasa insonesia. Kamus besar bahasa

Indonesia mengartikan ibadah sebagai: “perbuatan untuk menyatakan

bakti kepada Allah SWT, yang didasari ketaan mengerjakan perintah-

Nya, dan menjauhi larangan-Nya” atau dengan kata lain : “segala usaha

lahir dan batin, sesuai dengan perintah tuhan, untuk mendapatkan

kebahagiaan dan keselarasan hidup, baik terhdap diri sendiri, keluarga,

masyarakat maupun terhadap alam semesta.

Ibadah secara khusus biasa diartikan dengan amal perbuatan yang

bersifat ritual yang mempunyai pola dan tata cara yang baku

sebagaimana dicontohkan oleh Nabi SAW. Ibadah semacam ini sering

disebut saja “ibadah”, seperti Zakat , puasa, haji, ibadah (dalam arti

umum sebgaimana disebut diatas), diluar ibadah ritual itu biasa disebut

“muamalah”. Aspek Ibadah yang dimaksud dalam tulisan ini, adalah

dalam pengertian ibadah ritual atau khusus tadi (Kaelany,2000:88)

a. Ibadah Shalat

Ibarat suatu bangunan shalat itu adalah tiangnya. Ada 5 tiadng yang

wajib dipertahankan tetap terpancarang tegak oleh masing-masing guna

mempertahankan agamanya. Demikianlah Nabi mengisyaratkan Shalat

itu bak “tiang agama” .Shalat itu tiang agama,: siapa yang mendirikannya

sesungguhnya ia adalah telah mendirikan agama, dan siapa yang

meninggalkannya sesungguhnya ia telah merobohkan agama. Karena

44

44

demikian pentingya ibadah shalat itu, ia merupakan kewajiban yang

bersifat universal: perintah shalat sudah diturunkan kepada manusia sejak

manusia ini ada, mungkin dengan tata cara yang sederhana.

(Kaelany,2000:89).

b. Ibadah Zakat

Tuhan telah menaklukan atau memudahkan alam raya ini untuk

kepentingan dan bekal hidup manusia, demikian Al-Quran menyatakan

dalam surat 45:13:”dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di

langit dan apa yang ada di bumi semuanya (sebagai rahmat) dari-Nya.

Sesunggunya yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda

kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir.”(QS. 45:13).

Ayat tersebut menjelaskan kecuali Allah merupakan alam semesta

ini untuk manusia, juga dia yang memberi manusia kemampuan untuk

menundukkannya. Sesungguhnya Allah SWT adalah pemilik seluruh

alam raya dan segala isinya, termasuk manusia berikut harta benda yang

telah diusahakannya. Seseorang yang beruntung memperolehnya, pada

hakikatnya hanya menerima titioan sebagai amanat untuk disalurkan dan

dibelanjakkan sesuai dengan kehendak pemiliknya itu (Kaelany,2000:89)

c. Ibadah puasa

Munculnya peradaban manusia, sebagai dikemukakan terdahulu

disebabkan tuntutan akar kebutuhan hidupnya. Tanpa itu peradaban akan

terhenti. Di dalam hidupnya, manusia mempunyai kebutuhkan yang

45

45

secara garis besarnya dapat dikelompokkan pada lima kebutuhan pokok,

yaitu:

a. Kebutuhan fa’ali (makan, minum dan hubungan seksual)

b. Kebutuhan akan ketentraman dan keamanan;

c. Kebutuhan akan keterikatan pada kelompok;

d. Kebutuhan akan rasa penghormatan; dan

e. Kebutuhan akan pencapaian cita-cita

Kebutuhan-kebutuhan manusia diperlukan mansia secara berurutan;

kebutuhan fa’ali merupakan kebutuhan utama yang pertama kali mesti

terpenuhi sebelum kebutuhan-kebutuhan yang lainnya kebutuhan kedua

tidak akan mendesaknya sebelum kebutuhan pertama terpenuhi. Bahkan

seseorang dapat mengorbankan kebutuhan berikutnya bila kebutuhan

sebelumnya belum terpenuhi Allah mewajibkan manusia untuk berpuasa,

yang salah satu maksudnya ialah agar manusia mampu mengendalikan

dkirinya dalam rangka memenuhi kebutuhan pertamanya itu, dalam

berpuasa, dari segi hukum, seseorang berkewajiban mengendalikan

dirinya berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhanm fa’ali tersebut dalam

waktu-waktu tertentu (Kaelany,2000:89)

d. Ihsan

Ihsan artinya membaikkan atau membaguskan (amal-sikap dan

tingkah laku). Menurut hadist Nabi, ihsan digambarkan:

“Anta’budaAllah kaannaka tarahu, fa in-lam yakun tarahu, fa-innahu

yaraka”, ihsan adalah anda menyembah (Ibadah,mengabdi) kepada Allah

46

46

seolah-olah anda melihatnya, jika anda tidak melihat dia, sesungguhnya

Ia melihat anda.

Ibadah dan mengabdi kepada Allah mencakup makna segala segi

kehidupan seseorang muslim-mukmin. Artinya, setiap perbuatan dan

perilakunya tidak lepas dari niat ibadah. Pada tingkat ihsan, perbuatan

dan perilaku muslim-mukmin ini dilaksanakan dengan sebaik-baiknya

dan semaksimal mungkin seperti halnya seseorang karyawan atau buruh

yang melaksanakan pekerjaanya di depan majikannya. Perasaan akan

kehadiran tuhan di depannya itu dimana pun dan kapanpun ia berada

membuatnya bersikap khusu’, tawadu’ dan ikhlas. Ia berbuat baik, tak

penting orang lain tahu, tidak pula ia mengharap balasan jasa dari orang

lain atas perbuatan baiknya. Bahkan pada tingkat yang tinggi dan

mendalam kerelaan dan keikhlasanya, ia pun berharap balasan dari Allah,

kecuali Ridha-Nya. Itulah kira-kira gambaran dari apa yang disebut

ihsan.

Sedangkan Amal baik dan amal buruk saling menghapuskan amal

baik yang besar nilainya akan menghapuskan keburukan dan dosa.

Sebaliknya dosa-dosa besar seperti : syirik, kufur, membunuh tanpa hak,

zina, dan sebagaimanya akan melenyapkan amal-amal baik. Nabi

bersabda: “iringilah perbuatan buru dengan kebaikan yang dapat

menghapuskannya” dan Al-Quran mengatakan: Sesungguhnya

perbuatan-perbuatan yang baik itu akan menghapuskan (dosa) perbuatan

buruk”. Ada beberapa jenis ihsan yaitu:

47

47

a. Berbuat ihsan kepada Allah

b. Ihsan kepada ibu dan bapak

c. Ihsan kepada karib kerabat

d. Ihsan kepada anak-anak yatim

e. Berbuat ihsan terhadap orang-orang miskin

f. Ihsan terhadap tetangga

g. Ihsan terhadap ibnu sabil

h. Ihsan terhadap hamba sahaya. (Kaeylany,2000:174)

Dari ke tiga aspek tersebut maka dapat diklasifikasikan perilaku

yang berdasarkan agama dapat dikelompokkan menjadi lima dimensi

menurut Stark dan Glock dalam (Ancok dan Suroso, 2011:77) religi

(religiosity) meliputi lima dimensi yaitu keyakinan beragama (beliefs),

praktik keagamaan (practice), rasa keberagamaan (feelings), pengetahuan

agama (knowledge), dan konsekuensi (effect) dari ke lima dimensi

tersebut dapat ditemukan indikator-indikator yang berkaitan dengan

perilaku religius sebagai berikut

1. Keyakinan beragama (beliefs) adalah kepercayaan atas doktrin teologis,

seperti percaya terhadap adanya Tuhan, malaikat, hari akhirat, surga,

neraka, takdir,dan lain-lain .Ancok dan Suroso (2011:77) menyatakan

bahwa orang religi berpegang teguh pada pandangan teologis tertentu dan

mengakui kebenaran doktrin-doktrin tersebut. Indikator dari dimensi

keyakinan adalah:

a. Keyakinan tentang Allah

48

48

b. Keyakinan tentang malaikat Allah

c. Keyakinan tentang kitab-kitab Allah

d. Keyakinan tentang Nabi/Rasul Allah

e. Keyakinan tentang hari akhir

f. Keyakinan tentang qadha dan qadar Allah

g. Keyakinan tentang syurga dan neraka

2. Praktik agama (practice) merupakan dimensi yang berkaitan dengan

seperangkat perilaku yang dapat menunjukkan seberapa besar komitmen

seseorang terhadap agama yang diyakininya. Indikator dari dimensi ini

adalah :

a. Melaksanakan shalat wajib dan shalat sunnah

b. Melaksanakan puasa wajib maupun sunnah

c. Menunaikan zakat, infak, dan shodaqoh

d. Melakasanakan haji dan umrah

e. Membaca Al-Quran

f. Membaca doa dan dzikir

g. Melakukan I’tikaf di bulan ramadhan

3. Rasa/pengalaman keberagamaan (feelings) adalah dimensi yang

berkaitan dengan pengalaman keagamaan, perasaan-perasaan, persepsi-

persepsi, dan sensasi-sensasi yang dialami oleh seseorang perasaan

yang dialami oleh orang beragama, seperti rasa tenang, tenteram,

bahagia, syukur, patuh, taat, takut, menyesal, bertobat, dan lain-lain.

Menurut Ancok dalam kacamata Islam dimensi ini berkaitan dengan

49

49

pengalaman-pengalaman yang unik dan yang merupakan keajaiban.

Contohnya, doa yang dikabulkan, diselamatkan dari suatu bahaya, dan

lain-lain. Indikator dari dimensi ini adalah :

a. Perasaan dekat dengan Allah

b. Perasaan doa-doanya terkabul

c. Perasaan tentram bahagia karena menuhankan Allah

d. Perasaan bertawakal kepada Allah

e. Persaan khusyuk ketika melaksanakan shalat dan berdoa

f. Perasaan bergetar ketika mendengar adzan atau ayat-ayat Al- Quran

g. Perasaan bersyukur kepada Allah

h. Perasaan mendapatkan peringatan atau pertolongan dari Allah.

4. Pengetahuan agama (knowledge) merupakan dimensi yang mencakup

informasi yang dimiliki seseorang mengenai keyakinannya. Ancok dan

Suroso (2011) mengatakan bahwa dimensi pengetahuan berkaitan erat

dengan keyakinan, karena pengetahuan mengenai suatu keyakinan adalah

syarat bagi penerimaannya. Indikator dari dimensi ini adalah :

a. Pengetahuan tentang isi Al-Quran

b. Pokok-pokok ajaran Islam yang harus diimani dan dilaksanakan

Pengetahuan tentang hukum-hukum Islam

c. Pengetahuan tentang sejarah Islam

d. Mengikuti aktivitas untuk menambah pengetahuan agama.

5. Konsekuensi keberagamaan (effect) merupakan dimensi yang mengacu

pada identifikasi akibat-akibat keyakinan keagamaan, praktik,

50

50

pengalaman, dan pengetahuan seseorang dalam kehidupan sehari-hari.

Dimensi konsekuensi ini mestinya merupakan kulminasi dari dimensi

lain. Menurut Ancok dalam Islam dimensi ini memiliki arti sejauh mana

perilaku seseorang dalam kehidupan sehari-hari didorong oleh ajaran

agama. Kenyataannya dimensi itu tidak selalu lengkap ada pada

seseorang, sedangkan sikap, ucapan dan tindakan seseorang tidak selalu

atas dorongan ajaran agama. Indikatir dari dimensi ini adalah :

a. Suka menolong

b. Suka bekerjasama

c. Suka menyumbangkan sebagian harta

d. Memiliki rasa empati dan solidaritas kepada orang lain

e. Berperilaku adil

f. Berperilaku jujur

g. Suka memaafkan

Dapat peneliti simpulkan bahwa perubahan perilaku diindikasikan

sebagaimana terjadinya perubahan terkait lima dimensi pembentuk

perilaku religius (Acok dan Suroso, 2011:79)

2.1.7 Sejarah Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI)

Dewan pengurus ketua umum: Fahri Hamzah Sekretaris jenderal: Haryo

Setyoko. Sejarah terus bergerak mengikuti kehendak Illahi tanpa ada yang bisa

menghalang. Tidak terasa dunia telah berubah dengan cepat laksana kilat.Kita kini

berada pada penghujung memasuki millennium ke-3, arena baru sedang

digelar.Pasar bebas dan globalisasi menjadi tantangan yang harus dijawab.Akan

51

51

tetapi, ditengah suasana demikian, negeri kita menghadapi bencana besar.Setelah

bencana alam yang memilukan, bencana ekonomi datang memporak-porandakan

kehidupan bengsa Indonesia.Bencana tersebut disebabkan oleh kejahilan segelintir

orang yang menyelenggarakan amanah kepemimpinan secara sembrono dan tidak

jujur.

Pembangunan suatu bangsa dengan mengabaikan nilai-nilai moral ternyata

menghasilkan sebuah bangunan rapuh. Terpaan badai dan krisis terhadap bangsa

Indonesia telah memperlihatkan kepada seluruh rakyat akan rentan dan lemahnya

bangunan yang dibuat selama lebih dari 30 tahun. Melihat berbagai indikator

krisis nasional, banyak kalangan memperkirakan bahwa pemerintahan tidak akan

mampu bertahan lama, manakala tidak dilakukan trobosan-trobosan mendasar

untuk memperbaiki bangunan bangsa.

Kondisi krisis nasional yang melanda negeri telah mengundang perhatian dan

rekasi dari berbeagai kalangan.Rakyat yang sejak lama menyimpan rasa duka dan

kepedihan mendalam, akibat kezaliman penguasa, sudah tidak tahan lagi untuk

mengungkapkan isi hatinya.Terutama mahasiswa, sebagai respresentasi dari suara

rakyat, mulai menggugah nuraninya untuk meneriakkan rintihan dan jerit tangis

rakyat, dan memperjuangkan usaha-usaha perbaikan di Negeri tercinta ini. Tidak

ada pilihan lain bagi negeri yang telah bobrok ini, selain reformasi harus

disuarakan dan ditegakkan. Suara-suara reformasi mulai dikumandangkan oleh

seluruh kampus melalui mimbar bebasnya. Aksi mimbar bebas itu sudah mulai

membentuk isu bersama, yaitu reformasi politik, hukum, ekonomi. Namun aksi-

52

52

aksi kampus itu ditandai oleh dua hal yaitu : belum terkoordinasi dan memiliki

kendala konsepsional.

Momentum perubahan telah hadir didepan mata, Cita-cita akan terjadinya

perubahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara semakin dekat. Masa adalah

sesesuatu yang berharga, masa yang telah kita lewatkan tidak mungkin untuk

diraih dan diulangi kembali. Momentum perubahan tidak boleh disia-siakan.

Gerakan mengusung usaha-usaha perbaikan harus segera ditutupi kelemahan dan

kekurangnanya. Oleh karena itu dalam sebuah lintas masa, tepatnya 29 Maret

1998, dikampus Universitas Muhammadiyah Malang didirikan Kesatuan Aksi

Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI). Lahirnya KAMMI ditandai oleh

penyataan tertulis yang dinamakan Deklarasi Malang. Pada acara pendirian

KAMMI disampaikan juga Pandangan Umum KAMMI atas berbagai persoalan

bangsa Indonesia.

Pada setiap pertemuan yang telah ditentukan, semua pengurus wajib

melaksanakan kajian Islami, baik itu secara bertatap muka dan konten dari media

sosial, contohnya adalah facebook, mereka mengkaji setiap konten yang dibagikan

di facebook dan berkaitan tentang keagamaan, sehingga setiap pengurus KAMMI

diwajibkan untuk mempunyai media sosial facebook. Karena KAMMI adalah

organisasi yang berorientasi pada keagamaan, sehingga dalam diri mereka

cenderung membutuhkan dakwah Islam untuk menambah ilmu mereka dan

menjadi bahan untuk dikaji. (Arsip KAMMI,2015).

53

53

2.2 Hipotesis Penelitian

Adapun Hipotesis yang peneliti kemukakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

Ho : Diduga tidak adanya hubungan signifikan terpaan dakwah Islam di

facebook dengan perubahan perilaku pengurus KAMMI Komisariat IAIN

Samarinda

thitung > ttabel Ho ditolak

Hi : Diduga adanya hubungan signifikan terpaan dakwah Islam di facebook

dengan perubahan perilaku pengurus KAMMI Komisariat IAIN Samarinda

ttabel > thitung Hi ditolak

2.3 Definisi Konsepsional

Definisi konsepsional adalah merupakan pembatas pengertian tentang suatu

konsep atau pengertian ini merupakan unsur pokok dari suatu penelitian.

Penelitian ini mengangkat pengaruh terpaan dakwah Islam di facebook terhadap

perilaku pengurus KAMMI Komisariat IAIN Samarinda.

1. Terpaan adalah. Pada proses membaca dakwah Islam tersebut, terdapat

terpaan untuk dapat mengukur kegiatan terpaan oleh responden KAMMI.

Terpaan media juga dapat didefinisikan sebagai penggunaan media baik jenis

media, frekuensi penggunaan maupun durasi penggunaan (Ardianto dan

Erniana,2009:164).

2. Perubahan adalah berubah dari satu bentuk ke bentuk lain yang berbeda dari

sebelumnya. Perubahan-perubahan dalam kehidupan tidak selalu

menunjukkan kemajuan (Progress) namun dapat pula berarti kemunduran dari

54

54

bidang-bidang kehidupan tertentu. Perubahan sebagai suatu kemajuan adalah

perubahan yang memberi dan membawa kemajuan pada masyarakat. Hal ini

tentu sangat diharapkan karena kemajuan itu bisa memberikan keuntungan

dan berbagai kemudahan pada manusia.(Soekanto,1982:496)

Seperti yang dipaparkan oleh Rokenchn dalam (Gumgum dan

Maulana,2013:16) Perilaku meliputi sikap, kepercayaan, nilai salah satu teori

yang paling komperhensif mengenai sikap dan perubahannya, dia

mengembangkan penjelasan yang meluas mengenai perilaku manusia

berdasarkan kepercayaan, sikap dan nilai. Rokench percaya setiap orang

mempunyai sistem yang tersusun dengan baik atas kepercayaan, sikap dan

nilai yang menuntun perilaku (Gumgum dan Maulana,2013:16)

Perubahan perilaku yang dimaksud peneliti adalah perubahan perilaku

keagamaan yang terdiri dari lima dimensi menurut Stark dan Glock dalam

(Ancok dan Suroso, 2011:77) religi (religiosity) meliputi lima dimensi yaitu

keyakinan beragama (beliefs), praktik keagamaan (practice), rasa

keberagamaan (feelings), pengetahuan agama (knowledge), dan konsekuensi

(effect) dari ke lima dimensi tersebut dapat ditemukan indikator-indikator

yang berkaitan dengan perilaku religius

55

55

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian kuantitatif, dan analisis

deskriptif yaitu menggambarkan (mendeskripsikan) jawaban responden yang

sedang diteliti

3.2 Definisi Operasional

56

56

Dalam penelitian ini variabel yang dioprasionalkan adalah variabel terpaan

dakwah Islam sebagai variabel independen (X) dan perubahan perilaku sebagai

variabel dependen (Y).

Untuk memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian, maka peneliti

merasa perlu untuk menjabarkan operasional masing-masing variabel tersebut,

yakni variabel terpaan dakwah Islam di facebook (X) dan variabel perubahan

perilaku (Y) sehingga pada saat melakukan penelitian, akan lebih terorganisir.

Adapun indikator-indikator variabel sebagai berikut:

3.2.1 Indikator Variabel X (Terpaan Dakwah Islam di facebook)

1. Frekuensi

Frekuensi merupakan rutinitas mengkonsumsi acara. Melalui

frekuensi membaca dakwah Islam di facebook, dapat dilihat

hubungannya dengan perubahan perilaku pengurus KAMMI Komisariat

IAIN Samarinda. Seberapa sering membaca dakwah Islam di facebook

setiap kali membuka facebook.

2. Durasi

Durasi diartikan dengan waktu yang dihabiskan untuk membaca

dakwah Islam. Mengetahui seberapa lama pengurus KAMMI membaca

dakwah Islam di facebook. apakah pengurus KAMMI membaca dakwah

Islam dengan durasi tertentu.

3. Atensi

57

57

Atensi adalah proses mental ketika stimuli menjadi menonjol dalam

kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah (Rakhmad,2007:52).

Perhatian atau atensi yang diberikan khalayak untuk membaca dakwah

Islam di facebook. apakah komunikan melakukan kegiatan lain sambil

membaca atau hanya membaca dakwah Islam di facebook saja

3.2.2 Variabel Y (Perubahan Perilaku)

1. Kepercayaan

Kepercayaan merupakan hal yang penting karena membantu

mengatur kompleksitas, membantu mengembangkan kapasitas aksi,

meningkatkan kolaborasi dan meningkatkan kemampuan pembelajaran

organisasi. Kunci yang sangat penting dalam membangun kepercayaan

yang tinggi dalam organisasi adalah pencapaian hasil, bertindak dengan

integritas, dan pendemonstrasian perhatian. Peningkatan tingkat

kepercayaan membutuhkan keseimbangan dari hal-hal penting yang telah

tersebut di atas, meskipun ada konflik di antara para pihak dalam

organisasi. Tindakan penyeimbangan membutuhkan desain organisasi

yang dapat mendukung kepercayaan, baik struktur organisasi maupun

budaya tidak formal.

2. Sikap

Sikap pada awalnya diartikan sebagai suatu syarat untuk

munculnya suatu tindakan. Fenomena sikap adalah mekanisme mental

yang mengevaluasi, membentuk pandangan, mewarnai perasaan, dan

akan ikut menetukan kecendrungan perilaku kita terhadap manusia atau

58

58

sesuatu yang kita hadapi, bahkan terhadap diri kita sendiri. Pandangan

dan perasaan kita terpengaruh oleh ingatan akan masa lalu, oleh apa yang

kita ketahui dan kesan kita terhadap apa yang sedang kita hadapi saat ini

(Azwar, 2005:25).

3. Nilai

Nilai merupakan sesuatu yang kita alami sebagai ajakan dari

panggilan untuk dihadapi. Nilai mau dilaksanakan dan mendorong kita

untuk bertindak. Nilai mengarahkan perhatian serta minat kita, menarik

kita keluar dari kita sendiri ke arah apa yang bernilai.nilai berseru kepada

tingkah laku dan membangkitkan keaktifan kita.

Gambar 3.1

59

59

Gambar Bagan Kerangka Pikir Operasional

60

60

3.3 Populasi, Sampling dan Sampel

Pengertian populasi menurut Sugiyono (2003:90) adalah wilayah

generalisasi yang terdiri dari objek atau subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

KAMMI Komisariat IAIN Samari ZSnda yang beranggotakan 52 orang seperti

pada tabel berikut:

Tabel 3.1

Daftar Jumlah Pengurus Berdasarkan Jabatan

No Jabatan Jumlah

1 Ketua 1 Orang

2 Sekretaris Umum 1 Orang

3 Bendahara Umum 1 Orang

4 Bidang Humas 10 Orang

5 Bidang Kestari 7 Orang

6 Bidang Kaderisasi 9 Orang

7 Bidang Kastrat 10 Orang

8 Bidang DANUS 9 Orang

9 Bidang keperempuanan 8 Orang

Total 52 Orang

Sumber : Dokumen KAMMI 2015

Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan jumlah sampel Penelitian

dengan menggunakan sampel yang representatif yaitu dapat memberikan hasil

61

61

untuk dapat disimpulkan dan kriteria sampel yang representatif tersebut

tergantung pada aspek akurasi dan presisi yang tinggi dari sampelnya. Suatu

sampel yang representatif, yaitu apabila ciri-ciri sampel yang berkaitan dengan

tujuan penelitian harus sama dengan ciri-ciri populasinya. Suatu sampel yang baik

harus memadai, tergantung pada sifat populasi dan tujuan penelitian.

Dalam Rumus Slovin (dalam Riduwan, 2005:65). Dari berbagai rumus yang

ada, peneliti menggunakan rumus Slovin. Dengan presisi sebesar 10% dengan

populasi 52 Orang sehingga diperoleh 34 Orang sebagai sampel dalam penelitian.

Secara rinci perhitungan rumus slovin dapat diuraikan sebagaimana berikut:

𝑛 =𝑁

1 + 𝑁𝑑2

n : Besaran Sampel

N : Besaran Populasi

𝑑2 :Presisi (1%)

1 :Bilangan Konstan

𝑛 =𝑁

1 + 𝑁𝑑2

=52

1 + 52(0,1)2=

52

1 + 52 0,01 =

52

1 + 0,52=

52

1.52= 34

Sehingga diperolehnya jumlah responden dengan menggunakan presisi

sebanyak 10% adalah sebanyak 34 Orang dari KAMMI Komisariat IAIN

Samarinda yang beranggotakan 52 Orang

62

62

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuisoner yang berisi

pernyataan tentang penelitian pada pengurus KAMMI Komisariat IAIN

Samarinda Sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan dalam penelitian ini.

kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau penyataan tertulis kepada responden untuk

dijawabnya. Kuisoner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila

peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tau apa yang bisa

diharapkan dari responden (Sugiyono,2009: 142).

1. Observasi adalah observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para

ilmuan hanya dapat dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai

dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi data itu dikumpulkan

dan sering dengan bantuan berbagai alat sangat canggih, sehingga benda-

benda yang sangat kecil (proton dan elektron) maupun yang sangat jauh

(benda ruang angkasa) dapat diobservasi dengan

jelas.(Sugiyono,2009:226)

2. Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh responden.

Disebut juga angket. Kuesioner bisa dikirim melalui post atau periset

mendatangi secara langsung responden. Bisa diisi saat periset bisa

bertindak sebagai pembaca pertanyaan dan responden tinggal jawab

berdasarkan jawaban yang disediakan. Kuesioner bisa diisi sendiri oleh

responden tanpa bantuan atau kehadiran periset kemudian hasilnya bisa

dikirim atau diambil sendiri oleh periset berbagai cara diatas yang biasa

63

63

terjadi dalam riset. Tujuan penyebaran angket adalah mencari informasi

yang lengkap mengenai suatu masalah dari responden tanpa merasa

khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan

kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan. Ada beberapa jenis angket

atau kuesioner: angket terbuka dan angket tertutup. Peneliti menggunakan

angket terbuka yaitu bila pertanyaan diformulasikan sedemikian rupa

sehingga responden mempunyai kebebasan untuk menjawab tanpa adanya

alternatif jawaban yang diberikan periset (Kriyantono,2008:95)

3. Penelitian kepustakaan merupakan pendelitian yang memanfaatkan

keputakaan sebagai sumber telaah. Kegiatan yang dilakukan diantaranya

adalah pengumpulan data dari data literature dan mempelajari buku-buku,

petunjuk pelaksanaan, buku refrensi, teori-teori yang diperlukan, serta

dokumen yang lainnya yang dapat digunakan sebagai bahan penelitian

skripsi.

3.5 Teknik Pengukuran Data

Skala Ordinal adalah lambang-lambang bilangan hasil pengukuran

menunjukkan urutan atau tingkatan obyek yang diukur menurut karakteristik yang

dipelajari. Kemudian untuk menentukan jenjang skor dari pertanyaan-pertanyaan

dalam penelitian lebih lanjut Singarimbun (1995:77) mengatakan penelitian harus

membuat keputusan jenjang 3 (1,2,3), 5 (1,2,3,4,5), 7 (1,2,3,4,5,6,7). Berdasarkan

pendapat tersebut, maka penelitian ini menggunakan jenjang/rangking 3 dalam

pemberian skor yakni dimana untuk setiap jawaban yang diberikan oleh

64

64

responden dalam pengisian kuesioner. Penggolongan atas pengamatan yang mana

memberi urutan dari respon seperti penjelasan di bawah ini:

3.4 Teknik Analisis Data

3.6.1 Uji Korelasi Product Moment

Untuk mengetahui koefisien korelasi atau derajat kekuatan hubungan dan

membuktikan hipotesis hubungan antara variabel /data skala interval dengan

interval lainnya. Adapun rumus koefisien korelasi Product Moment dalam

(Sugiyono,2006:212) yaitu :

𝑟𝑥𝑦 =𝑁( 𝑋𝑌) − ( 𝑋 𝑌)

𝑁 𝑋2 – ( 𝑋)2 𝑁 𝑌2 – ( 𝑌)2

Pada penelitian ini peneliti menggunakan aplikasi SPSS. 17 sebagai alat bantu

perhitungan hubungan dari setiap nilai Item pertanyaan indikator variabel x

(Terpaan dakwah Islam) dan variabel y (Perubahan Perilaku)

3.6.2 Uji T

Pengujian signifikansi koefisien korelasi, selain dapat menggunakan tabel,

juga dapat dihitung dengan uji t yang rumusnya adalah sebagai berikut:

1. Bila responden menjawab (a), maka akan diberi skor nilai 3

2. Bila responden menjawab (b), maka akan diberi skor nilai 2

3. Bila responden menjawab (c), maka akan diberi skor nilai 1

65

65

𝑡 =𝑟 𝑛 − 2

1 − 𝑟2

r = koefisien korelasi Product Moment

n = jumlah sampel

Pada penelitian ini peneliti menggunakan aplikasi SPSS. 17 sebagai alat bantu

dari perhitungan hubungan dari setiap nilai Item pertanyaan indikator variabel x

(Terpaan dakwah Islam) dan variabel y (Perubahan Perilaku) Nilai t yang

diperoleh dari penghitungan rumus di atas dibandingkan dengan Nilai t tabel

dengan menentukan tingkat signifikansi 5 % dalam uji dua pihak dan derajat

kebebasan (n-2). Jika Nilai t hitung > dari t tabel maka Ho ditolak (berarti ada

hubungan yang signifikan). Jika Nilai t hitung < t tabel maka Ho diterima (berarti

tidak ada hubungan yang signifikan).(Sugiyono,2006:214).

3.5 Lokasi dan Jadwal Penelitian

Lokasi penelitian di KAMMI Komisariat IAIN Samarinda dan melakukan

penelitian pada pengurus KAMMI Komisariat IAIN Samarinda, Penelitian telah

dilaksanakan pada bulan Mei 2015

66

66

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum

4.1.1 Sejarah Singkat KAMMI Kom isariat IAIN Samarinda

Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) KAMMI lahir pada

ahad tanggal 29 Maret 1998 PK.13.00 wib atau bertepatan dengan tanggal 1

Dzulhijah 1418 H yang dituangkan dalam naskah deklarasi yang didasari

keprihatinan mendalam terhadap krisis nasional yang melanda negeri ini dan di

dorong tanggung jawab moral terhadap penderitaan rakyat yang masih terus

berlangsung, serta itikad baik untuk berperan aktif dalam proses perubahan dan

perbaikan, maka segenap mahasiswa muslim indonesia mendeklarasikan lahirnya

Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia, selanjutnya KAMMI menempatkan

diri sebagai bagian tak terpisahkan dari rakyat dan akan senantiasa berbuat untuk

kebaikan bangsa dan rakyat Indonesia, dalam kepengurusannya

KAMMI diketuai oleh Fahri Hamzah, Sekretaris Jendral Haryoko Setyoko.

Adapun asas dan sifat organisasi KAMMI yaitu berasaskan Islam, dan bersifat

terbuka dan independent , KAMMI terbentuk sebagai Organisasi kemasyarakatan.

Visi gerakan KAMMI adalah tujuan yang hendak dicapai atau kondisi yang ingin

diwujudkan oleh KAMMI sebagai wadah perjuangan permanen yang akan

melahirkan pemimpin masa depan dalam upaya mewujudkan bangsa dan negara

Indonesia yang Islami. Selanjutnya misi gerakan KAMMI adalah sebagai berikut:

a. membina keislaman, keimanan, dan ketaqwaan mahasiswa muslim

Indonesia

67

67

b. menggali, mengembangkan, dan memantapkan potensi dakwah,

intelektual, sosial, dan politik mahasiswa,

c. mencerahkan dan meningkatkan kualitas masyarakat Indonesia menjadi

masyarakat yang rabbani, madani, adil, dan sejahtera.

d. Memelopori dan memelihara komunikasi, solidaritas, dan kerjasama

mahasiswa Indonesia dalam menyelesaikan permasalahan kerakyatan dan

kebangsaan.

e. Mengembangkan kerjasama antar elemen masyarakat dengan semangat

membawa kebaikan, menyebar manfaat, dan mencegah kemungkaran

(amar ma`ruf nahi munkar).

Prinsip gerakan KAMMI adalah nilai-nilai dasar gerakan yang menjiwai

pergerakan KAMMI sebagai suatu amal jama’i, prinsip Gerakan adalah ciri khas

pergerakan KAMMI yang secara unik membedakannya dengan gerakan lain,

prinsip Gerakan merupakan tradisi yang menjadi tetapan (tsawabit) gerakan dan

menjadi tolok ukur konsistensi (asholah) gerakan KAMMI. KAMMI adalah

Gerakan Da’wah Tauhid, dapat jelaskan gerakan da’wah tauhid adalah gerakan

pembebasan manusia dari berbagai bentuk penghambaan terhadap materi, nalar,

sesama manusia dan lainnya, serta mengembalikan pada tempat yang

sesungguhnya, Allah swt, gerakan da’wah tauhid merupakan gerakan yang

menyerukan deklarasi tata peradaban kemanusiaan yang berdasar pada nilai-nilai

universal wahyu ketuhanan (Ilahiyyah) yang mewujudkan Islam sebagai rahmat

semesta (rahmatan lil ‘alamin).

68

68

Gerakan Da’wah Tauhid adalah gerakan perjuangan berkelanjutan untuk

menegakkan nilai kebaikan universal dan meruntuhkan tirani kemungkaran (amar

ma’ruh nahi munkar). Dalam periode kepengurusan KAMMI Komisariat IAIN

Samarinda 2015-2016 diketuai oleh Ismail dan badan pengurus yang lainnya.

Dalam setiap pertemuan yang telah ditentukan, semua pengurus wajib

melaksanakan kajian Islami, baik itu secara bertatap muka dan konten dari media

sosial, contohnya adalah facebook, mereka mengkaji setiap konten yang dibagikan

di facebook dan berkaitan tentang keagamaan, sehingga setiap pengurus KAMMI

diwajibkan untuk mempunyai media sosial facebook. Karena KAMMI adalah

organisasi yang berorientasi pada keagamaan, sehingga dalam diri mereka

cenderung membutuhkan dakwah Islam untuk menambah ilmu mereka dan

menjadi bahan untuk dikaji. (Arsip KAMMI, 2015)

4.1.2 Struktur Organisasi Komisariat IAIN Samarinda

69

69

70

70

4.2 Fenomena Dakwah Islam di Facebook

Semakin canggihnya teknologi yang sekarang telah berkembang membuat

para penggunanya semakin kratif untuk memanfaatkan dengan cara yang

bermacam-macam, perkembangan dan inovasi ini juga termasuk salah satunya

adalalah media yang digunakan dalam dakwah Islam, dakwah yang cenderung

dijumpai hanya dengan cara yang konvensional seperti bertatap muka dan

membuat forum dan pertemuan untuk membuat majelis ta’lim yang membahas

tentang keagamaan, kini bisa dinikmati melalui media sosial yang sering

digunakan oleh berbagai kalangan, sehingga ini dapat mempermudah dalam

mengakses dakwah Islam tersebut.

Kemudahan yang diperoleh dari penggunaan media sosial facebook sebagai

media dakwah membuat para pembaca cenderung lebih tertarik membaca dakwah

Islam yang diciptakan dengan bahasa yang ringan sehingga mudah untuk di

pahami. Ini menimbulkan kecenderungan untuk terbentuknya perubahan perilaku

yang sesuatu dengan apa yang dibahas dalam dakwah Islam khususnya di

facebook. Dengan dukungan ilustrasi dan kisah keagamaan lainnya sehingga dapat

mengugah hati para pembaca untuk hanyut di dalamnya.

Isi konten dakwah Islam di facebook, sangat beragam, mulai dari kata

motivasi, kata mutiara, kata tausiah, dan kata yang mendidik sehingga terciptanya

proses pembelajaran, kemasan dakwah Islam di facebook lebih menitik beratkan

pada ilustrasi atau yang menggambarkan apa yang ada sedang didakwahkan

karena ini berpengaruh besar untuk perubahan sikap para pembaca, dakwah di

facebook sudah ada sejak dibentuknya sosial media facebook, untuk media

71

71

komunikasi untuk interaksi sosial, contoh dari dakwah Islam di facebook tersebut

seperti berikut, contoh group K.H.Muhammad Arifin Ilham, sudah mencapai 3,3

juta pengguna, group Ustad Yusuf Mansyur mencapai 802.938, Ustadz Felix Siaw

mencapai 2.092.928 .Pengguna dan lain lain (survey peneliti), ini menandakan

banyaknya penikmat dakwah Islam di facebook. Contoh dakwah Islam dapat

dilihat dalam lampiran. Salah satu pendakwah, yakni Ustaz Erick Yusuf, sepakat

bahwa media sosial efektif untuk menyebarkan ajaran Islam. Sebab, dakwah yang

disampaikan bisa langsung dibaca dan diketahui oleh jutaan orang dalam waktu

yang bersamaan. Melalui media sosial, kegiatan dakwah pun menjadi lebih

mudah. "Pada pendakwah tak harus pergi ke tempat yang jauh untuk berdakwah,"

katanya.

Dulu, menurut Ustaz Erick, ia kerap harus blusukan ke pinggir-pinggir

jalan di Jawa Barat untuk berdakwah. "Sekarang bisa lewat media sosial dan

dibaca oleh hampir seluruh rakyat Indonesia." Melihat manfaat positif

media sosial ini, ia berpendapat, sudah saatnya par ustaz dan ustazah

mengikuti perkembangan zaman dengan memanfaatkan media sosial. "Saya

menganjurkan pada pendakwah lainnya agar bisa memanfaatkan kelebihan

gadget untuk berdakwah," katanya. Ia mengaku sering menggunakan media

sosial untuk memberikan info jadwal tausiyah, membagi kultweet tentang

Islam, seperti akhlak dan lainnya. "Bayangin aja, kalau kita punya follower,

misal, ribuan, terus dakwah kita di-retweet oleh akun lain yang follower-nya

ratusan ribu dan seterusnya, pasti dakwah itu akan cepat sampai ke semua

umat Islam, baik di Indonesia maupun di luar negeri."

Dengan segala kelebihannya, ia tak memungkiri, media sosial juga

berpontesi menimbulkan dampak negatif. Karena itu, ia menganjurkan para

pengguna media sosial, terutama umat Islam, agar dapat membentengi diri

dari hal-hal negatif tersebut. Karena itu, ia berencana mengadakan kajian

dan pelatihan i-source (integrative social media system) untuk melatih tata

cara menggunakan dan memanfaatkan media sosial dengan baik sekaligus

membentengi diri dari hal-hal negatif yang mungkin timbul dari aktivitas

dunia maya ini.(Sumber:http://www.republika.co.id/berita/koran/khazanah-

koran/14/11/27/nforg59-gencarkan-dakwah-melalui-media-sosia)l

72

72

4.3 Analisis deskriptif

Teknik analisis deskriptif memaparkan jawaban responden dengan cara

mentabulasikan lalu di interorientasikandalam kuesioner untuk mengetahui makna

hasil penelitian. Kuisioner ini kemudian dikelompokkan berdasarkan jenis

pertanyaanya, ditabulasikan kemudian diberi analisis. Analisis ini digunakan

untuk mendeskripsikan dan menggambarkan data yang terkumpul secara umum

atau generalisasi.

4.3.1 Terpaan Dakwah Islam di Facebook

Terpaan dakwah Islam di facebook adalah kegiatan mendengarkan melihat

dan membaca pesan media massa dalam dakwah Islam di facebook yang

mempunyai pengalaman dan perhatian terhdap pesan tersebut yang dapat terjadi

pada tingkat individu ataupun kelompok.

Dalam variabel terpaan dakwah Islam di facebook (Variabel X) dengan 17

pertanyaan dan perubahan perilaku sebanyak 31 pertanyaan berikut ini adalah

hasil dari analisa deskriptif dari 48 pertanyaan tersebut.

a. Frekuensi

Frekuensi membaca adalah intensitas atau tingkat keseringan responden

dalam membaca dakwah Islam di facebook. Pertanyaan dapat disajikan

sebagaimana berikut.

Dari penelitian ini peniliti mengambil besaran sampel dengan

menggunakan rumus slovin sehingga didapatkan 34 responden yang menjadi

objek penelitian yang diambil dari 52 Populasi, maka diperolehnya sebanyak 34

73

73

Orang yang membaca dakwah Islam di facebook dengan presentasi sebagai

berikut.

Tabel 4.1

Responden yang pernah membaca dakwah Islam di facebook

No Jawaban

Responden

Jumlah Jawaban Persentase (%)

1 Setuju 23 67,64 %

2 Netral 11 32,36%

3 Tidak Setuju 0 00,00%

Jumlah 34 100%

Sumber : Hasil Perhitungan Kuesioner 2015

Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa

jumlah responden yang pernah membaca dakwah Islam di facebook menjawab

setuju, yaitu sebesar 67,64 % dan netral yaitu sebesar 32,36%. Dari jawaban

responden ternyata pengurus KAMMI Komisariat IAIN Samarinda 67,64 %

membaca dakwah Islam di facebook.

Tabel. 4.2

Responden yang sering membaca dakwah Islam di facebook

No Jawaban

Responden

Jumlah Jawaban Persentase (%)

1 Setuju 13 38,23 %

2 Netral 12 35,30%

3 Tidak Setuju 9 26,47%

Jumlah 34 100%

Sumber : Hasil Perhitungan Kuesioner 2015

Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa

jumlah responden yang sering membaca dakwah Islam di facebook menjawab

setuju, yaitu sebesar 38,23 % , netral yaitu sebesar 35,30% dan tidak setuju

26,47% Dari jawaban responden ternyata pengurus KAMMI Komisariat IAIN

Samarinda 38,23 % sering membaca dakwah Islam di facebook

74

74

Tabel. 4.3

Responden yang rutin membaca dakwah Islam di facebook

No Jawaban

Responden

Jumlah Jawaban Persentase (%)

1 Setuju 5 14,17 %

2 Netral 15 44,12%

3 Tidak Setuju 14 41,17%

Jumlah 34 100%

Sumber : Hasil Perhitungan Kuesioner 2015

Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa

jumlah responden yang rutin membaca dakwah Islam di facebook menjawab

setuju, yaitu sebesar 14,17 %, netral yaitu sebesar 44,12% dan tidak setuju

41,17% Dari jawaban responden ternyata pengurus KAMMI Komisariat IAIN

Samarinda 44,12% memilih netral rutin membaca dakwah Islam di facebook

Tabel. 4.4

Responden yang jarang membaca dakwah Islam di facebook

No Jawaban

Responden

Jumlah Jawaban Persentase (%)

1 Setuju 12 35,32 %

2 Netral 14 41,26%

3 Tidak Setuju 8 23,53%

Jumlah 34 100%

Sumber : Hasil Perhitungan Kuesioner 2015

Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa

jumlah responden yang jarang membaca dakwah Islam di facebook menjawab

setuju, yaitu sebesar 35,32 %, netral yaitu sebesar 41,26% dan tidak setuju

23,53% Dari jawaban responden ternyata pengurus KAMMI Komisariat IAIN

Samarinda 41,26% memilih netral menyatakan jarang ataupun tidak jarang

membaca dakwah Islam di facebook.

b. durasi

75

75

Durasi membaca adalah waktu yang dihabiskan responden dalam dalam

membaca dakwah Islam di facebook. Pertanyaan dapat disajikan sebagaimana

berikut.

Tabel. 4.5

Responden yang membaca dakwah Islam di facebook hingga ≥ 𝟕 𝒋𝒂𝒎

No Jawaban

Responden

Jumlah Jawaban Persentase (%)

1 Setuju 1 2,94 %

2 Netral 9 26,47%

3 Tidak Setuju 24 70,59%

Jumlah 34 100%

Sumber : Hasil Perhitungan Kuesioner 2015

Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa

jumlah responden yang menjawab setuju, yaitu sebesar 2,94 %, netral yaitu

sebesar 26,47% dan tidak setuju 70,59% Dari jawaban responden ternyata

pengurus KAMMI Komisariat IAIN Samarinda 70,59% memilih tidak setuju

membaca dakwah Islam di facebook selama ≥ 𝟕 𝒋𝒂𝒎

Tabel. 4.6

Responden yang membaca dakwah Islam di facebook menghabiskan waktu

hingga 5-6 jam

No Jawaban

Responden Jumlah Jawaban Persentase (%)

1 Setuju 0 0%

2 Netral 7 20,59 %

3 Tidak Setuju 27 79,41%

Jumlah 34 100%

Sumber : Hasil Perhitungan Kuesioner 2015

Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa

jumlah responden yang menjawab setuju, yaitu sebesar 0%, netral yaitu sebesar

20,59 % dan tidak setuju 79,41% Dari jawaban responden ternyata pengurus

76

76

KAMMI Komisariat IAIN Samarinda 79,41% memilih tidak setuju tidak setuju

membaca dakwah Islam di facebook dengan durasi 5-6 jam.

Tabel. 4.7

Responden yang membaca dakwah Islam di facebook menghabiskan waktu

hingga 3-4 jam

No Jawaban

Responden

Jumlah Jawaban Persentase (%)

1 Setuju 3 8,82 %

2 Netral 9 26,47%

3 Tidak Setuju 22 64,71%

Jumlah 34 100%

Sumber : Hasil Perhitungan Kuesioner 2015

Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa

jumlah responden yang menjawab setuju, yaitu sebesar 8,82 %, netral yaitu

sebesar 26,47% dan tidak setuju 64,71% Dari jawaban responden ternyata

pengurus KAMMI Komisariat IAIN Samarinda menyatakan 64,71% memilih

tidak setuju untuk pernah membaca dakwah Islam di facebook dengan durasi 3-4

jam.

Tabel. 4.8

Responden yang membaca dakwah Islam di facebook menghabiskan waktu

hingga 1-2 jam

No Jawaban

Responden

Jumlah Jawaban Persentase (%)

1 Setuju 11 32,35 %

2 Netral 6 17,65%

3 Tidak Setuju 17 50%

Jumlah 34 100%

Sumber : Hasil Perhitungan Koesioner 2015

Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa

jumlah responden yang menjawab setuju, yaitu sebesar 32,35 %, netral yaitu

sebesar 17,65% dan tidak setuju 50%, Dari jawaban responden ternyata pengurus

77

77

KAMMI Komisariat IAIN Samarinda sebagian pengurus menyatakan 50%,

memilih tidak setuju untuk membaca dakwah Islam di facebook dengan durasi 1-2

jam.

Tabel. 4.9

Responden yang membaca dakwah Islam di facebook menghabiskan waktu

hingga < 1 𝑗𝑎𝑚

No Jawaban

Responden

Jumlah Jawaban Persentase (%)

1 Setuju 23 67,65 %

2 Netral 6 17,64%

3 Tidak Setuju 5 14,71%

Jumlah 34 100%

Sumber : Hasil Perhitungan Koesioner 2015

Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa

jumlah responden yang menjawab setuju, yaitu sebesar 67,65 %, netral yaitu

sebesar 17,64% dan tidak setuju 14,71% Dari jawaban responden ternyata

pengurus KAMMI Komisariat IAIN Samarinda menyatakan 67,65 %, memilih

setuju membaca dakwah Islam di facebook dengan durasi < 1 𝑗𝑎𝑚

c. Atensi

Atensi terhadap informasi di facebook diukur dari bagaimana cara

responden membaca informasi mengenai dakwah Islam yang terdapat di media

sosial facebook. Pertanyaan dapat disajikan sebagaimana berikut.

78

78

Tabel 4.10

Responden yang membaca dakwah Islam di facebook, karena tertarik

untuk membacanya karena isi dari apa yang disampaikan sangat baik dan

masuk akal

No Jawaban

Responden

Jumlah Jawaban Persentase (%)

1 Setuju 22 64,71 %

2 Netral 11 32,35%

3 Tidak Setuju 1 2,94%

Jumlah 34 100%

Sumber : Hasil Perhitungan Koesioner 2015

Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa

jumlah responden yang menjawab setuju, yaitu sebesar 64,71 %, netral yaitu

sebesar 32,35% dan tidak setuju 2,94% Dari jawaban responden ternyata pengurus

KAMMI Komisariat IAIN Samarinda menyatakan 64,71 %, memilih setuju

membaca dakwah Islam di facebook karena tertarik dengan apa yang disajikan

dan informasinmya masuk akal bagi mereka.

Tabel 4.11

Responden yang membaca karena “haus” akan dakwah maka membaca

kontennya benar-benar karena menurutnya isi dakwah Islam itu penting

untuk dipahami

No Jawaban

Responden

Jumlah Jawaban Persentase (%)

1 Setuju 26 76,47 %

2 Netral 8 23,53%

3 Tidak Setuju 0 0%

Jumlah 34 100%

Sumber : Hasil Perhitungan Koesioner 2015

Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa

jumlah responden yang setuju, yaitu sebesar 76,47 %, netral yaitu sebesar 23,53%

dan tidak setuju 0% Dari jawaban responden ternyata pengurus KAMMI

Komisariat IAIN Samarinda menyatakan 76,47 %, memilih setuju membaca

79

79

dakwah Islam karena butuh akan dakwah dan menurut mereka isi dakwah Islam

penting untuk dipahami.

Tabel. 4.12

Responden yang sangat menunggu dakwah Islam yang ada di facebook

karena menurutnya sangat menambah pengetahuan agama, apapun dakwah

yang dibahas dia selalu membaca dan tidak jarang saya menerapkannya

dalam kesehariannya

No Jawaban

Responden

Jumlah Jawaban Persentase (%)

1 Setuju 18 52,94 %

2 Netral 14 41,18%

3 Tidak Setuju 2 5,88%

Jumlah 34 100%

Sumber : Hasil Perhitungan Koesioner 2015

Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa

jumlah responden yang menjawab setuju, yaitu sebesar 52,94 %, netral yaitu

sebesar 41,18% dan tidak setuju 5,88% Dari jawaban responden ternyata pengurus

KAMMI Komisariat IAIN Samarinda menyatakan 52,94 % memilih setuju

pengurus sangat menunggu dakwah Islam untuk dibaca dan membuat dakwah

menjadi sarana pengetahuan sehingga berpotensi untuk menerapkannya dalam

kehidupan sehari-hari

Tabel. 4.13

Responden yang membaca dakwah Islam di facebook dengan kecenderung

kurang memperhatikan sehingga perhatian terbagi dan butuh informasi

baru yang menarik demi menyita perhatiannya kembali

Sumber:Hasil Perhitungan Kuesioner 2015

No Jawaban

Responden

Jumlah Jawaban Persentase (%)

1 Setuju 10 29,41 %

2 Netral 16 47,06%

3 Tidak Setuju 8 23,53%

Jumlah 34 100%

80

80

Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa

jumlah responden yang menjawab setuju, yaitu sebesar 29,41 %, netral yaitu

sebesar 47,06% dan tidak setuju 23,53% Dari jawaban responden ternyata

pengurus KAMMI Komisariat IAIN Samarinda menyatakan 47,06% memilih

netral dalam membaca konten dakwah Islam, mereka tidak pula memperhatikan

seksama namun tidak mengabaikannya pula

Tabel. 4.14

Responden yang saat membaca dakwah Islam di facebook akan

mengabaikan informasi yang lainnya, dan fokus pada dakwah Islam tersebut

No Jawaban

Responden

Jumlah Jawaban Persentase (%)

1 Setuju 11 32,35 %

2 Netral 15 44,12%

3 Tidak Setuju 8 23,53%

Jumlah 34 100%

Sumber : Hasil Perhitungan Koesioner 2015

Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa

jumlah responden yang menjawab setuju, yaitu sebesar 32,35 %, netral yaitu

sebesar 44,12% dan tidak setuju 23,53% . Dari jawaban responden ternyata

pengurus KAMMI Komisariat IAIN Samarinda menyatakan 44,12% memilih

netral untuk mengabaikan informasi dakwah Islam yang ada dan tidak pula fokus

atau tidak fokus dalam membaca dakwah Islam di Facebook.

81

81

Tabel. 4.15

Responden yang saat membaca dakwah Islam di facebook mudah untuk

beralih perhatian kepada informasi yang lain

No Jawaban

Responden

Jumlah Jawaban Persentase (%)

1 Setuju 8 23,53 %

2 Netral 20 58,82%

3 Tidak Setuju 6 17,56%

Jumlah 34 100%

Sumber : Hasil Perhitungan Koesioner 2015

Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa

jumlah responden yang menjawab setuju, yaitu sebesar 23,53 %, netral yaitu

sebesar 58,82% dan tidak setuju 17,56% Dari jawaban responden ternyata

pengurus KAMMI Komisariat IAIN Samarinda menyatakan 58,82% memilih

netral jika terlalu mudah beralih perhatian ketika membaca dakwah Islam di

facebook

Tabel . 4.16

Responden yang mendalami setiap apa yang dibaca pada dakwah Islam di

facebook

No Jawaban

Responden

Jumlah Jawaban Persentase (%)

1 Setuju 16 47,06 %

2 Netral 17 50%

3 Tidak Setuju 1 2,94%

Jumlah 34 100%

Sumber : Hasil Perhitungan Koesioner 2015

Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa

jumlah responden yang menjawab setuju, yaitu sebesar 47,06 %, netral yaitu

sebesar 50 % dan tidak setuju 2,94% Dari jawaban responden ternyata pengurus

KAMMI Komisariat IAIN Samarinda menyatakan 50% memilih netral dalam

mendalami setiap apa yang disampaikan dalam dakwah Islam di facebook

82

82

Tabel 4.17

Responden yang hanya mengambil informasi dakwah Islam yang menurut

nya penting

No Jawaban

Responden

Jumlah Jawaban Persentase (%)

1 Setuju 8 23,53 %

2 Netral 9 26,47%

3 Tidak Setuju 17 50%

Jumlah 34 100%

Sumber : Hasil Perhitungan Koesioner 2015

Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa

jumlah responden yang menjawab setuju, yaitu sebesar 23,53 %, netral yaitu

sebesar 26,47% dan tidak setuju 50% Dari jawaban responden ternyata pengurus

KAMMI Komisariat IAIN Samarinda menyatakan 50% memilih tidak setuju

hanya mengambil informasi yang penting, tetapi mengambil semua informasi

yang berkaitan tentang agama.

4.3.2 Perubahan perilaku

Perubahan perilaku juga akan mengalami perubahan karena proses

pembelajaran, seperti yang akan diungkapkan oleh Howard Kingsley dalam buku

Nana Sudjana yaitu keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian,

sikap dan cita-cita. Karena untuk menyesuaikan dengan tema penelitian sehingga

peneliti mengambil perilaku yang didasari pada religi dalam penelitian ini peneliti

mengambil 5 dimensi yang sudah menjadi sub variabel dari tida variabel

pembentuk religi, lima dimensi itu meliputi keyakinan beragama (beliefs), praktik

keagamaan (practice), rasa keberagamaan (feelings), pengetahuan agama

(knowledge), dan konsekuensi (effect)..

83

83

Dalam variabel perubahan perilaku (Variabel Y ) dengan 31 pertanyaan

dan Terpaan dakwah Islam di facebook(Variabel X) sebanyak 17 pertanyaan

berikut ini adalah hasil dari analisa deskriptif dari 48 pertanyaan tersebut.

Tabel 4.18

Responden yang membaca dakwah Islam di facebook dan bertambah

88keyakinannya tentang Allah

No Jawaban

Responden

Jumlah Jawaban Persentasi (%)

1 Setuju 26 76,47%

2 Netral 8 23,53%

3 Tidak Setuju 0 0%

Jumlah 34 100%

Sumber : Hasil Perhitungan Koesioner 2015

Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa

jumlah responden yang menjawab setuju, yaitu sebesar 76,47%, netral yaitu

sebesar 23,53% dan tidak setuju 0% Dari jawaban responden ternyata pengurus

KAMMI Komisariat IAIN Samarinda menyatakan 76,47% memilih setuju

bertambah keyakinannya setelah membaca dakwah Islam di facebook.

Tabel. 4.19

Responden yang setelah membaca dakwah Islam di facebook bertambah

keyakinannya tentang malaikat Allah beserta tugasnya yang terlibat dalam

kehidupannya sehari-hari,(Rakib dan atid, mungkar dan nangkir)

No Jawaban

Responden

Jumlah Jawaban Persentasi (%)

1 Setuju 23 67,65%

2 Netral 10 29,41%

3 Tidak Setuju 1 2,94%

Jumlah 34 100%

Sumber : Hasil Perhitungan Koesioner 2015

Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa

jumlah responden yang menjawab setuju, yaitu sebesar 67,65%, netral yaitu

84

84

sebesar 29,41% dan tidak setuju 2,94% Dari jawaban responden ternyata pengurus

KAMMI Komisariat IAIN Samarinda menyatakan 67,65% memilih setuju

bertambah keyakinannya tentang malaikat Allah setelah membaca dakwah Islam

di facebook.

Tabel. 4.20

Responden yang setelah membaca dakwah Islam di facebook bertambahnya

keyakinannya tentang mulianya kitab-kitab Allah sehingga harus

membacanya dan menerapkannya dalam kehidupannya

No Jawaban

Responden

Jumlah Jawaban Persentasi (%)

1 Setuju 21 61,76%

2 Netral 12 32,3%

3 Tidak Setuju 1 2,94%

Jumlah 34 100%

Sumber : Hasil Perhitungan Koesioner 2015

Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa

jumlah responden yang menjawab setuju, yaitu sebesar 61,76%, netral yaitu

sebesar 32,3% dan tidak setuju 2,94% Dari jawaban responden ternyata pengurus

KAMMI Komisariat IAIN Samarinda menyatakan 61,76% memilih setuju

bertambah keyakinannya tentang kitab-kitab Allah setelah membaca dakwah

Islam di facebook.

85

85

Tabel. 4.21

Responden yang setelah membaca dakwah Islam di facebook bertambahnya

keyakinannya tentang Nabi/Rasul serta tugas-tugasnya dalam kehidupan

manusia

No Jawaban

Responden

Jumlah Jawaban Persentasi (%)

1 Setuju 22 64,71%

2 Netral 11 32,35%

3 Tidak Setuju 1 2,94%

Jumlah 34 100%

Sumber : Hasil Perhitungan Koesioner 2015

Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa

jumlah responden yang menjawab setuju, yaitu sebesar 64,71%, netral yaitu

sebesar 32,35% dan tidak setuju 2,94% Dari jawaban responden ternyata pengurus

KAMMI Komisariat IAIN Samarinda menyatakan 64,71% memilih setuju

bertambah keyakinannya tentang nabi dan rasul setelah membaca dakwah Islam di

facebook

Tabel. 4. 22

Responden yang setelah membaca dakwah Islam di facebook k

bertambanya.Keyakinannya tentang adanya qadha dan qadar Allah yang

sudah ditentukan, sehingga optimis dan bersemangat dalam menjalani

hidup

No Jawaban

Responden

Jumlah Jawaban Persentasi (%)

1 Setuju 22 64,71 %

2 Netral 11 32,35 %

3 Tidak Setuju 1 2,94%

Jumlah 34 100%

Sumber : Hasil Perhitungan Koesioner 2015

Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa

jumlah responden yang menjawab setuju, yaitu sebesar 70,59%, netral yaitu

sebesar 26,47% dan tidak setuju 2,94% Dari jawaban responden ternyata pengurus

86

86

KAMMI Komisariat IAIN Samarinda menyatakan 70,59% memilih setuju

bertambah keyakinannya tentang qadha dan qadhar setelah membaca dakwah

Islam di facebook.

Tabel. 4. 23

Responden yang setelah membaca dakwah Islam di facebook yang

berkaitan tentang kebaikan dan keburukan maka bertambah Keyakinannya

tentang adanya imbalan syurga dan neraka kepada semua manusia

No Jawaban

Responden

Jumlah Jawaban Persentasi (%)

1 Setuju 24 70,59 %

2 Netral 9 26,47 %

3 Tidak Setuju 1 2,94%

Jumlah 34 100%

Sumber : Hasil Perhitungan Koesioner 2015

Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa

jumlah responden yang menjawab setuju, yaitu sebesar 70,59%, netral yaitu

sebesar 26,47% dan tidak setuju 2,94% Dari jawaban responden ternyata pengurus

KAMMI Komisariat IAIN Samarinda menyatakan 70,59% memilih setuju

bertambah keyakinan tentang surga dan neraka setelah membaca dakwah Islam di

facebook.

Tabel. 4. 24

Responden yang setelah membaca dakwah Islam di facebook membuat nya

menjadi tambah lebih bersemangat dalam Melaksanakan shalat wajib dan

shalat sunnah

No Jawaban

Responden

Jumlah Jawaban Persentasi (%)

1 Setuju 16 47,06 %

2 Netral 17 50 %

3 Tidak Setuju 1 2,94 %

Jumlah 34 100%

Sumber : Hasil Perhitungan Koesioner 2015

87

87

Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa

jumlah responden yang menjawab setuju, yaitu sebesar 47,06% netral yaitu

sebesar 50% dan tidak setuju 2,94% Dari jawaban responden ternyata pengurus

KAMMI Komisariat IAIN Samarinda menyatakan 50% memilih netral jika lebih

bersemangat melaksanakan Shalat setelah membaca dakwah Islam di facebook.

Tabel. 4. 25

Responden yang setelah membaca dakwah Islam di facebook membuatnya

semakin rutin melaksanakan puasa wajib maupun sunnah

No Jawaban

Responden

Jumlah Jawaban Persentasi (%)

1 Setuju 11 32,35 %

2 Netral 21 61,77 %

3 Tidak Setuju 2 5,88%

Jumlah 34 100%

Sumber : Hasil Perhitungan Koesioner 2015

Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa

jumlah responden yang menjawab Setuju, yaitu sebesar 32,35% netral yaitu

sebesar 61,77% dan tidak setuju 5,88%. Dari jawaban responden ternyata

pengurus KAMMI Komisariat IAIN Samarinda menyatakan 61,77% memilih

netral jika menjadi rutin berpuasa setelah membaca dakwah Islam di facebook.

Tabel 4. 26

Responden yang setelah membaca dakwah Islam di facebook sering kali

tergerak hatinya untuk Menunaikan zakat, infak, dan shodaqoh

No Jawaban

Responden

Jumlah Jawaban Persentasi (%)

1 Setuju 13 38,24 %

2 Netral 19 55,88 %

3 Tidak Setuju 2 5,88 %

Jumlah 34 100%

Sumber : Hasil Perhitungan Koesioner 2015

88

88

Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa

jumlah responden yang menjawab setuju, yaitu sebesar 38,24% netral yaitu

sebesar 55,88% dan tidak setuju 5,88% .Dari jawaban responden ternyata

pengurus KAMMI Komisariat IAIN Samarinda menyatakan 55,88% memilih

netral jika tergerak hatinya untuk bersedekah setelah membaca dakwah Islam di

facebook.

Tabel. 4. 27

Responden yang setelah membaca dakwah Islam di facebook tentang

keutamaan membaca Al-Quran dan manfaatnya maka semakin rutin

Membaca Al-Quran

No Jawaban

Responden

Jumlah Jawaban Persentasi (%)

1 Setuju 17 50 %

2 Netral 16 47,06 %

3 Tidak Setuju 1 2,94%

Jumlah 34 100%

Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa

jumlah responden yang menjawab setuju, yaitu sebesar 50%, netral yaitu sebesar

47,06% dan tidak setuju 2,94% .Dari jawaban responden ternyata pengurus

KAMMI Komisariat IAIN Samarinda menyatakan 50 % memilih setuju jika

semakin mengetahui keutamaan dan manfaat rutinnya membaca Al-Qur’an

setelah membaca dakwah Islam di facebook.

89

89

Tabel. 4.28

Responden yang saat membaca dakwah Islam di facebook tentang

keajaiban dan keutamaan doa dan dzikir untuk kehidupan sehari-hari

sehingga selalu Membaca doa dan dzikir

No Jawaban

Responden

Jumlah Jawaban Persentasi (%)

1 Setuju 18 52,94 %

2 Netral 15 44,12 %

3 Tidak Setuju 1 2,94 %

Jumlah 34 100%

Sumber : Hasil Perhitungan Koesioner 2015

Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa

jumlah responden yang menjawab setuju, yaitu sebesar 52,94% netral yaitu

sebesar 44,12 % dan tidak setuju 2,94% .Dari jawaban responden ternyata

pengurus KAMMI Komisariat IAIN Samarinda menyatakan 52,94% memilih

setuju tentang pengetahuan manfaat doa dan dzikir sehari hari setelah membaca

dakwah Islam di facebook.

Tabel. 4.29

Responden yang saat membaca dakwah Islam tentang kemuliaan bulan

ramadhan, maka memutuskan untuk memperbanyak amalan pada bulan

ramadhan sehingga pada bulan ramadhan melakukan I’tikaf

No Jawaban

Responden

Jumlah Jawaban Persentasi (%)

1 Setuju 21 61,76 %

2 Netral 12 35,3 %

3 Tidak Setuju 1 2,94 %

Jumlah 34 100%

Sumber : Hasil Perhitungan Koesioner 2015

Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa

jumlah responden yang menjawab setuju, yaitu sebesar 61,76%, netral yaitu

sebesar 35,30% dan tidak setuju 2,94% .Dari jawaban responden ternyata

pengurus KAMMI Komisariat IAIN Samarinda menyatakan 61,76 % memilih

90

90

setuju jika sangat baik memperbanyak amalan pada bulan ramadhan setelah

membaca dakwah Islam di facebook.

Tabel. 4. 30

Responden yang setelah melihat konten atau gambar terkait keutamaan

menunaikan haji dan umrah maka semakin bersemangat untuk

Melakasanakan haji dan umrah

No Jawaban

Responden

Jumlah Jawaban Persentasi (%)

1 Setuju 18 52,94 %

2 Netral 13 38,24 %

3 Tidak Setuju 3 8,82 %

Jumlah 34 100%

Sumber : Hasil Perhitungan Koesioner 2015

Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa

jumlah responden yang menjawab setuju, yaitu sebesar 52,94%, netral yaitu

sebesar 38,24% dan tidak setuju 8,82% Dari jawaban responden ternyata

pengurus KAMMI Komisariat IAIN Samarinda menyatakan 52,94% memilih

setuju semakin bersemangat untuk melaksanakan haji dan umroh setelah

membaca dakwah Islam di facebook.

Tabel. 4. 31

Responden yang setelah membaca salah satu konten dakwah Islam di

facebook timbulah Perasaan dekat dengan Allah

No Jawaban

Responden

Jumlah Jawaban Persentasi (%)

1 Setuju 22 64,71 %

2 Netral 10 29,41 %

3 Tidak Setuju 2 5,88%

Jumlah 34 100%

Sumber : Hasil Perhitungan Koesioner 2015

Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa

jumlah responden yang menjawab setuju, yaitu sebesar 64,71% netral yaitu

91

91

sebesar 29,41% dan tidak setuju 5,88% . Dari jawaban responden ternyata

pengurus KAMMI Komisariat IAIN Samarinda menyatakan 64,71% memilih

setuju jika merasakan perasaan dekat dengan Allah setelah membaca dakwah

Islam di facebook.

Tabel. 4.32

Responden yang setelah membaca dakwah Islam di facebook adanya

perasaan doa-doa yang ucapkan terkabul seketika dan perassaan optimis

oleh kabar gembira seperti bisyarah dari Allah

No Jawaban

Responden

Jumlah Jawaban Persentasi (%)

1 Setuju 21 61,76 %

2 Netral 11 32,36 %

3 Tidak Setuju 2 5,88 %

Jumlah 34 100%

Sumber : Hasil Perhitungan Koesioner 2015

Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa

jumlah responden yang menjawab setuju, yaitu sebesar 61,76% netral yaitu

sebesar 32,36% dan tidak setuju 5,88% . Dari jawaban responden ternyata

pengurus KAMMI Komisariat IAIN Samarinda menyatakan 61,76% memilih

setuju jika membaca dakwah Islam di facebook maka merasakan adanya doa-doa

yang selama ini terkabul dan timbulah rasa optimisme dalam diri.

Tabel. 4. 33

Responden yang setelah membaca dakwah Islam tentang kemuliaan Allah di

facebook timbulnya Perasaan tentram bahagia karena menuhankan Allah

No Jawaban

Responden

Jumlah Jawaban Persentasi (%)

1 Setuju 24 70,59 %

2 Netral 9 26,47 %

3 Tidak Setuju 1 2,94%

Jumlah 34 100%

Sumber : Hasil Perhitungan Koesioner 2015

92

92

Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa

jumlah responden yang menjawab setuju, yaitu sebesar 70,59%, netral yaitu

sebesar 26,47% dan tidak setuju 2,94% . Dari jawaban responden ternyata

pengurus KAMMI Komisariat IAIN Samarinda menyatakan 70,59% memilih

setuju jika setelah membaca dakwah Islam di facebook merasakan bahagia dalam

menuhankan Allah.

Tabel. 4. 34

Responden yang setelah membaca dakwah Islam mengenai tafsiran ayat suci

Al-Quran menjadi tentang isi dari Al-Quran

No Jawaban

Responden

Jumlah Jawaban Persentasi (%)

1 Setuju 15 44,12 %

2 Netral 18 52,94 %

3 Tidak Setuju 1 2,94%

Jumlah 34 100%

Sumber : Hasil Perhitungan Koesioner 2015

Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa

jumlah responden yang menjawab setuju, yaitu sebesar 44,12% netral yaitu

sebesar 52,94% dan tidak setuju 2,94% . Dari jawaban responden ternyata

pengurus KAMMI Komisariat IAIN Samarinda menyatakan 52,94% memilih

netral jika setelah membaca dakwah Islam di facebook sehingga bmengetahui

tafsir ayat suci Al-Quran.

93

93

Tabel. 4. 35

Responden yang setelah membaca salah satu konten dakwah Islam di

facebook tentang ajaran Islam yang wajib diimani dan dilaksanakan,

menjadi rutin melaksanakan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari

No Jawaban

Responden

Jumlah Jawaban Persentasi (%)

1 Setuju 20 58,82 %

2 Netral 13 38,24 %

3 Tidak Setuju 1 2,94 %

Jumlah 34 100%

Sumber : Hasil Perhitungan Koesioner 2015

Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa

jumlah responden yang menjawab setuju, yaitu sebesar 58,82% netral yaitu

sebesar 38,24% dan tidak setuju 2,94%. Dari jawaban responden ternyata

pengurus KAMMI Komisariat IAIN Samarinda menyatakan 58,82% memilih

setuju jika melihat dakwah Islam di facebook yang berkaitan tentang iljustrasi

tentang ajaran Islam maka menjadi tau tentang ajaran Islam

Tabel. 4.36

Responden yang setelah membaca dakwah Islam di facebook mengenai

hukum-hukum Islam, sehingga menjadi tau apa saja hukum Islam yang

berlaku dan wajib dilaksanakan

No Jawaban

Responden

Jumlah Jawaban Persentasi (%)

1 Setuju 21 61,76 %

2 Netral 12 35,3 %

3 Tidak Setuju 1 2,94%

Jumlah 34 100%

Sumber : Hasil Perhitungan Koesioner 2015

Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa

jumlah responden yang menjawab setuju, yaitu sebesar 61,76% netral yaitu

sebesar 35,3% dan tidak setuju 2,94%. Dari jawaban responden ternyata pengurus

KAMMI Komisariat IAIN Samarinda menyatakan 61,76% memilih setuju jika

94

94

setelah membaca dakwah Islam di facebook maka tahu tentang hukum-hukum

Islam yang sedang berlaku.

Tabel. 4. 37

Responden yang setelah membaca salah satu konten dakwah Islam mengenai

sejarah syiar Islam, sehingga sekarang paham dan mengetahui tentang

sejarah Islam

No Jawaban

Responden

Jumlah Jawaban Persentasi (%)

1 Setuju 24 70,59 %

2 Netral 9 26,47 %

3 Tidak Setuju 1 2,94 %

Jumlah 34 100%

Sumber : Hasil Perhitungan Koesioner 2015

Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa

jumlah responden yang menjawab setuju, yaitu sebesar 70,59% netral yaitu

sebesar 26,47% dan tidak setuju 2,94%. Dari jawaban responden ternyata

pengurus KAMMI Komisariat IAIN Samarinda menyatakan 70,59% memilih

setuju jika setelah membaca dakwah Islam di facebook maka paham tentang

sejarah-sejarah Islam.

Tabel. 4. 38

Responden yang saat membaca dakwah Islam di facebook tergerak hati nya

untuk mengikuti majelis keagamaan agar bertambahnya segala-sesuatunya

tentang agama

No Jawaban

Responden

Jumlah Jawaban Persentasi (%)

1 Setuju 23 67,65 %

2 Netral 11 32,35 %

3 Tidak Setuju 0 0 %

Jumlah 34 100%

Sumber : Hasil Perhitungan Koesioner 2015

Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa

jumlah responden yang menjawab setuju, yaitu sebesar 67,65% netral yaitu

95

95

sebesar 32,35% dan tidak setuju 0%. Dari jawaban responden ternyata pengurus

KAMMI Komisariat IAIN Samarinda menyatakan 67,65% memilih setuju jika

setelah membaca dakwah Islam di facebook maka tergerak hatinya untuk

mengikuti majelis agama karena agar bertambahnya ilmu agama.

Tabel. 4. 39

Responden yang setelah membaca salah satu gambar, Ilustrasi, dan kisah,

dalam dakwah Islam di facebook maka tersentuh hatinya untuk suka

menolong orang lain baik itu yang kesusahan atau membutuhkan

pertolongan

No Jawaban

Responden

Jumlah Jawaban Persentasi (%)

1 Setuju 24 70,59 %

2 Netral 9 26,47 %

3 Tidak Setuju 1 2,94 %

Jumlah 34 100%

Sumber : Hasil Perhitungan Koesioner 2015

Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa

jumlah responden yang menjawab setuju, yaitu sebesar 70,59% netral yaitu

sebesar 26,47% dan tidak setuju 2,94%. Dari jawaban responden ternyata

pengurus KAMMI Komisariat IAIN Samarinda menyatakan 70,59% memilih

setuju jika setelah membaca dakwah Islam di facebook maka tergerak hatinya

untuk suka menolong.

Tabel. 4. 40

Responden yang setelah membaca salah satu gambar,ilustrasi dan kisah

dalam dakwah Islam di facebook maka sekarang menjadi suka berkerja

sama, karena kerja sama itu baik

No Jawaban

Responden

Jumlah Jawaban Persentasi (%)

1 Setuju 18 52,94 %

2 Netral 14 41,18 %

3 Tidak Setuju 2 5,88 %

Jumlah 34 100%

96

96

Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa

jumlah responden yang menjawab setuju, yaitu sebesar 52,94% netral yaitu

sebesar 41,18% dan tidak setuju 5,88%. Dari jawaban responden ternyata

pengurus KAMMI Komisariat IAIN Samarinda menyatakan 52,94% memilih

setuju jika setelah membaca dan melihat Ilustrasi keagamaan di facebook yang

berkaitan tentang kerja sama maka sekarang akan suka berkerja sama.

Tabel. 4. 41

Responden yang setelah melihat dan membaca dakwah Islam tentang orang

yang membutuhkan pertolongan tapi tidak terlalu berpengaruh untuk

menyumbangkan sebagian hartanya karena mengingat diajauh dari tempat

yang bersangkutan sehingga hanya mengirimkan doa dan merasa iba.

No Jawaban

Responden

Jumlah Jawaban Persentasi (%)

1 Setuju 20 58,83 %

2 Netral 11 32,35 %

3 Tidak Setuju 3 8,82 %

Jumlah 34 100%

Sumber : Hasil Perhitungan Koesioner 2015

Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa

jumlah responden yang menjawab setuju, yaitu sebesar 58,83% netral yaitu

sebesar 32,35% dan tidak setuju 8,82%. Dari jawaban responden ternyata

pengurus KAMMI Komisariat IAIN Samarinda menyatakan 58,83% memilih

setuju jika setelah membaca dakwah Islam di facebook tidak berpengaruh untuk

menyumbangkan sebagian hartanya karena mengingat bencana yang terjadi jauh

dari tempat sang pembaca.

97

97

Tabel. 4. 42

Responden yang setelah membaca tentang motivasi dan kisah dalam

dakwah Islam di facebook maka tidak terlalu berpengaruh untuk

merasakan apa yang orang lain rasakan, karena sama sekali tidak ada

hubungan kekerabatan dengan orang yang diceritakan dalam kisah tersebut.

No Jawaban

Responden

Jumlah Jawaban Persentasi (%)

1 Setuju 15 44,12 %

2 Netral 13 38,24 %

3 Tidak Setuju 6 17,64 %

Jumlah 34 100%

Sumber : Hasil Perhitungan Koesioner 2015

Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa

jumlah responden yang menjawab setuju, yaitu sebesar 44,12 % netral yaitu

sebesar 38,24% dan tidak setuju 17,64%. Dari jawaban responden ternyata

pengurus KAMMI Komisariat IAIN Samarinda menyatakan 44,12% memilih

setuju jika setelah membaca dakwah Islam di facebook tidak terlalu berpengaruh

dalam hal memotivasi para pengurus.

Tabel. 4. 43

Responden yang setelah membaca salah satu konten dakwah Islam yang

berkaitan tentang larangan untuk berbohong dan menguraikan hukuman

atau adzab bagi orang yang berbohong maka tidak ingin berbohong

No Jawaban

Responden

Jumlah Jawaban Persentasi (%)

1 Setuju 23 67,65 %

2 Netral 11 32,35 %

3 Tidak Setuju 0 0%

Jumlah 34 100%

Sumber : Hasil Perhitungan Koesioner 2015

Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa

jumlah responden yang menjawab setuju, yaitu sebesar 67,65% netral yaitu

sebesar 32,35 % dan tidak setuju 0 % . Dari jawaban responden ternyata pengurus

KAMMI Komisariat IAIN Samarinda menyatakan 67,65% memilih setuju jika

98

98

setelah membaca dakwah Islam di facebook maka tidak akan berbohong karena

tau ganjaran dan hukuman yang diterima untuk orang yang berbohong.

Tabel. 4. 44

Responden yang setelah membaca dakwah Islam di facebook mengenai

keutamaan memaafkan dan berusaha menerima kesalahan orang lain

dengan bijak, jadi saya suka memaafkan dan melupakan kesalahan orang

lain khususnya kepadanya

No Jawaban

Responden

Jumlah Jawaban Persentasi (%)

1 Setuju 24 70,59 %

2 Netral 10 29,41 %

3 Tidak Setuju 0 0 %

Jumlah 34 100%

Sumber : Hasil Perhitungan Koesioner 2015

Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa

jumlah responden yang menjawab setuju, yaitu sebesar 70,59%, setral yaitu

sebesar 29,41% dan tidak setuju 0% . Dari jawaban responden ternyata pengurus

KAMMI Komisariat IAIN Samarinda menyatakan 70,59% memilih setuju jika

setelah membaca dakwah Islam di facebook maka tergerak hatinya untuk

memaafkan antar sesama.

Tabel. 4. 45

Responden yang setelah membaca konten Islami tentang salah satu

kerusakan yang terjadi di bumi karena ulah manusia, maka tergerak hatinya

untuk menjaga lingkungan agar tetap baik dan menyenangkan

No Jawaban

Responden

Jumlah Jawaban Persentasi (%)

1 Setuju 28 82,35 %

2 Netral 6 17,65 %

3 Tidak Setuju 0 0 %

Jumlah 34 100%

Sumber : Hasil Perhitungan Koesioner 2015

99

99

Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa

jumlah responden yang menjawab setuju, yaitu sebesar 82,35% netral yaitu

sebesar 17,65% dan tidak setuju 0%. Dari jawaban responden ternyata pengurus

KAMMI Komisariat IAIN Samarinda menyatakan 82,35% memilih setuju jika

setelah membaca dakwah Islam di facebook maka tergerak hatinya untuk menjaga

lingkungan dari kerusakan alam.

Tabel. 4. 46

Responden yang saat membaca dakwah Islam tentang keutamaan orang

yang menjaga amanahnya, seperti menyampaikan apa yang sudah di berikan

dengan sebaik-baiknya, intinya menjaga amanah

No Jawaban

Responden

Jumlah Jawaban Persentasi (%)

1 Setuju 23 67,65 %

2 Netral 9 26,47 %

3 Tidak Setuju 2 5,88 %

Jumlah 34 100%

Sumber : Hasil Perhitungan Koesioner 2015

Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa

jumlah responden yang menjawab setuju, yaitu sebesar 23,53 %, netral yaitu

sebesar 26,47% dan tidak setuju 50%. Dari jawaban responden ternyata pengurus

KAMMI Komisariat IAIN Samarinda menyatakan sebagian pengurus tidak hanya

mengambil informasi yang penting, tetapi mengambil semua informasi yang

berkaitan tentang agama.

100

100

Tabel. 4. 47

Responden yang saat membaca tentang larangan berjudi, menipu dan

korupsi, sepertinya tidak berpengaruh ke dirinya karena memang tidak

pernah melakukan ke tiga hal tersebut.

No Jawaban

Responden

Jumlah Jawaban Persentasi (%)

1 Setuju 3 8,82 %

2 Netral 10 29,41 %

3 Tidak Setuju 21 61,77 %

Jumlah 34 100%

Sumber : Hasil Perhitungan Koesioner 2015

Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa

jumlah responden yang menjawab setuju, yaitu sebesar 8,82 % netral yaitu

sebesar 29,41% dan tidak setuju 61,77%. Dari jawaban responden ternyata

pengurus KAMMI Komisariat IAIN Samarinda menyatakan 61,77% memilih

tidak setuju jika setelah membaca dakwah Islam di facebook tidak berpengaruh

kepada sikap korupsi dikarenakan tidak pernah melakukan hal tersebut.

Tabel. 4. 48

Responden yang setiap membaca dakwah Islam di facebook , saat

menemukan tentang norma yang harus dijalankan dalam berperilaku

menurut syariat Islam, maka mulai sedikit-sedikit untuk menerapkannya

No Jawaban

Responden

Jumlah Jawaban Persentasi (%)

1 Setuju 26 76,47%

2 Netral 8 23,53%

3 Tidak Setuju 0 0%

Jumlah 34 100%

Sumber : Hasil Perhitungan Koesioner 2015

Dari jawaban hasil responden di atas maka diketahui dengan jelas bahwa

jumlah responden yang menjawab setuju, yaitu sebesar 76,47% netral yaitu

sebesar 23,53% dan tidak setuju 0%. Dari jawaban responden ternyata pengurus

KAMMI Komisariat IAIN Samarinda menyatakan 76,47 memilih setuju jika

101

101

setelah membaca dakwah Islam di facebook, maka menemukan aturan dan norma-

norma yang berlaku sehingga menerapkan dalam perilaku yang sesuai dengan

ketentuan.

Demikian penyajian data yang didapatkan pada penelitian ini. Yang mana

semua itu adalah hasil-hasil dari jawaban responden yang masing-masing

pertanyaan untuk variabel terpaan dakwah Islam di facebook dan variabel

perubahan perilaku.

Analisis data dalam penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antar

variabel x terpaan dakwah Islam di facebook dan variabel y perubahan perilaku

pengurus KAMMI Komisariat IAIN Samarinda, Proses analisis data pada bagian

ini dilakukan untuk membuktikan yang telah diajukan sebelumnya yaitu:

Ho : Diduga tidak adanya hubungan signifikan terpaan dakwah Islam di facebook

dengan perubahan perilaku pengurus KAMMI Komisariat IAIN Samarinda

Hi : Diduga adanya hubungan signifikan terpaan dakwah Islam di facebook

dengan perubahan perilaku pengurus KAMMI Komisariat IAIN Samarinda

Selanjutnya, untuk melakukan uji signifikan yang telah dijabarkan di atas,

teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis korelasi product moment

dan pengujian Hipotesis dengan uji t.

4.4 Analisis Kuantitatif

4.4.1 Uji Korelasi Product Moment

Setelah Peneliti menyajikan data-data dari variabel terpaan dakwah Islam di

facebook (X) dan perubahan perilaku penguru (Y), maka selanjutnya peneliti

menganalisis data-data tersebut dengan menggunakan rumus korelasi product

102

102

moment. Setelah data diproses dengan menggunakan SPSS.17.0, diperoleh hasil

analisis yang dapat dilihat pada tabel berikut Peneliti akan menguji hubungan

indikator Frekuensi dengan Kepercayaan, sikap dan nilai. Hasil perhitungan

dengan menggunakan bantuan SPSS 17. Sehingga peneliti memperoleh

Tabel. 4. 49

Perhitungan Korelasi Indikator Variabel X(Frekuensi) ↔ Indikator

Perubahan Perilaku (Kepercayaan, sikap dan nilai)

Correlations

Frekuensi Kepercayaan Sikap Nilai

Frekuensi Pearson Correlation 1 .345* .438

** .376

*

Sig. (2-tailed) .046 .010 .028

N 34 34 34 34

Kepercayaan Pearson Correlation .345* 1 .634

** .675

**

Sig. (2-tailed) .046 .000 .000

N 34 34 34 34

Sikap Pearson Correlation .438** .634

** 1 .730

**

Sig. (2-tailed) .010 .000 .000

N 34 34 34 34

Nilai Pearson Correlation .376* .675

** .730

** 1

Sig. (2-tailed) .028 .000 .000

N 34 34 34 34

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Sumber : Hasil Output SPSS 17.0

Indikator Frekuensi – Kepercayaan. Nilai korelasi adalah postif 0,345.

Besaran angka korelasi menunjukkan bahwa korelasi antara frekuensi dan

kepercayaan berada dalam kategori “rendah”. Sedangkan nilai positif

mengidentifikasikan pola hubungan antara frekuensi dan kepercayaan adalah

searah (semakin besar terpaan dakwah maka semakin besar pula perubahan

103

103

kepercayaan). Perolehan nilai sig = 0,046<0,05 yang menandakan bahwa

hubungan yang terjadi adalah signifikan seperti itu pula sebaliknya antara

Perubahan kepercayaan dengan Frekuensi membaca.

Indikator Frekuensi –Sikap Nilai korelasi adalah postif 0,438. Besaran

angka korelasi menunjukkan bahwa korelasi antara frekuensi dan perubahn sikap

berada dalam kategori “Sedang”. Sedangkan nilai positif mengidentifikasikan

pola hubungan antara frekuensi dan sikap adalah searah (semakin besar terpaan

dakwah maka semakin besar pula perubahan sikap Perolehan nilai sig = 0,010 =

0,01 yang menandakan bahwa hubungan yang terjadi adalah signifikan seperti itu

pula sebaliknya antara perubahan sikap dengan frekuensi membaca.

Indikator Frekuensi – Nilai. Nilai korelasi adalah postif 0,376 Besaran

angka korelasi menunjukkan bahwa korelasi antara frekuensi dan perubahn nilai

berada dalam kategori “Rendah”. Sedangkan nilai positif mengidentifikasikan

pola hubungan antara frekuensi dan nilai adalah searah (semakin besar terpaan

dakwah maka semakin besar pula perubahan nilai Perolehan nilai sig = 0,028 <

0,05 yang menandakan bahwa hubungan yang terjadi adalah signifikan seperti itu

pula sebaliknya antara perubahan nilai dengan frekuensi membaca.

Berdasarkan hasil perhitungan korelasi di atas maka dapat disimpulkan,

hubungan Indikator frekuensi dengan perubahan sikap yang paling berhubungan

diatara 3 indikator lainnya, karena diperoleh koefisien korelasi 0,438 yang

memenuhi kriteria jika r hitung masuk dalam kriteria 0,40 – 0,599 berarti adanya

hubungan yang “sedang”.

104

104

Selanjutnya peneliti akan menguji hubungan indikator durasi dengan

kepercayaan, sikap dan nilai. Hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan

SPSS 17. Sehingga peneliti memperoleh.

Tabel. 4. 50

Tabel perhitungan Korelasi Indikator Variabel X(Durasi) ↔ Indikator

Perubahan Perilaku (Kepercayaan, sikap dan nilai)

Correlations

Durasi Kepercayaan Sikap Nilai

Durasi Pearson Correlation 1 .224 .483** .425

*

Sig. (2-tailed) .203 .004 .012

N 34 34 34 34

Kepercayaan Pearson Correlation .224 1 .634** .675

**

Sig. (2-tailed) .203 .000 .000

N 34 34 34 34

Sikap Pearson Correlation .483** .634

** 1 .730

**

Sig. (2-tailed) .004 .000 .000

N 34 34 34 34

Nilai Pearson Correlation .425* .675

** .730

** 1

Sig. (2-tailed) .012 .000 .000

N 34 34 34 34

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Sumber : Hasil Output SPSS 17.0

Indikator Durasi – Kepercayaan. Nilai korelasi adalah postif 0,224 Besaran

angka korelasi menunjukkan bahwa korelasi antara frekuensi dan kepercayaan

berada dalam kategori “rendah”. Sedangkan nilai positif mengidentifikasikan pola

hubungan antara frekuensi dan kepercayaan adalah searah (semakin besar

frekuensi maka semakin besar pula perubahan kepercayaan). Perolehan nilai sig =

0,210>0,01 yang menandakan bahwa hubungan yang terjadi adalah tidak

105

105

signifikan tapi pasti seperti itu pula sebaliknya antara perubahan kepercayaan

dengan durasi membaca.

Indikator Durasi –Sikap Nilai korelasi adalah postif 0,483. Besaran angka

korelasi menunjukkan bahwa korelasi antara frekuensi dan perubahn sikap berada

dalam kategori “Sedang”. Sedangkan nilai positif mengidentifikasikan pola

hubungan antara frekuensi dan sikap adalah searah (semakin besar durasi maka

semakin besar pula perubahan sikap Perolehan nilai sig = 0,004 < 0,01 yang

menandakan bahwa hubungan yang terjadi adalah signifikan seperti itu pula

sebaliknya antara perubahan sikap dengan durasi membaca.

Indikator Durasi – Nilai. Nilai korelasi adalah postif 0,425 Besaran angka

korelasi menunjukkan bahwa korelasi antara frekuensi dan perubahn nilai berada

dalam kategori “sedang”. Sedangkan nilai positif mengidentifikasikan pola

hubungan antara durasi dan perubahan nilai adalah searah (semakin besar durasi

maka semakin besar pula perubahan nilai Perolehan nilai sig = 0,028 < 0,05 yang

menandakan bahwa hubungan yang terjadi adalah signifikan seperti itu pula

sebaliknya antara perubahan nilai dengan frekuensi membaca.

Berdasarkan hasil perhitungan korelasi di atas maka dapat disimpulkan,

hubungan Indikator durasi dengan perubahan sikap yang paling berhubungan

diatara 3 indikator lainnya, karena diperoleh koefisien korelasi 0,483 yang

memenuhi kriteria jika r hitung masuk dalam kriteria 0,40 – 0,599 berarti adanya

hubungan yang “sedang”.

106

106

Selanjutnya peneliti akan menguji hubungan indikator atensi dengan

Kepercayaan, sikap dan nilai. Hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan

SPSS 17. Sehingga peneliti memperoleh.

Tabel. 4. 51

Tabel perhitungan Korelasi Indikator Variabel X(Atensi) ↔ Indikator

Perubahan Perilaku (Kepercayaan, sikap dan nilai)

Correlations

atensi Kepercayaan Sikap Nilai

Atensi Pearson Correlation 1 .402* .299 .134

Sig. (2-tailed) .019 .086 .451

N 34 34 34 34

Kepercayaan Pearson Correlation .402* 1 .634

** .675

**

Sig. (2-tailed) .019 .000 .000

N 34 34 34 34

Sikap Pearson Correlation .299 .634** 1 .730

**

Sig. (2-tailed) .086 .000 .000

N 34 34 34 34

Nilai Pearson Correlation .134 .675** .730

** 1

Sig. (2-tailed) .451 .000 .000

N 34 34 34 34

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Sumber : Hasil Output SPSS 17.0

Indikator Atensi – Kepercayaan. Nilai korelasi adalah postif 0,402 Besaran

angka korelasi menunjukkan bahwa korelasi antara frekuensi dan kepercayaan

berada dalam kategori “sedang”. Sedangkan nilai positif mengidentifikasikan pola

hubungan antara atensi dan kepercayaan adalah searah (semakin besar atensi

maka semakin besar pula perubahan kepercayaan). Perolehan nilai sig = 0,019

>0,01 yang menandakan bahwa hubungan yang terjadi adalah tidak signifikan tapi

107

107

pasti seperti itu pula sebaliknya antara perubahan kepercayaan dengan durasi

membaca.

Indikator atensi – Sikap Nilai korelasi adalah postif 0,299 Besaran angka

korelasi menunjukkan bahwa korelasi antara frekuensi dan perubahn sikap berada

dalam kategori “rendah”. Sedangkan nilai positif mengidentifikasikan pola

hubungan antara durasi dan nilai adalah searah (semakin besar durasi maka

semakin besar pula perubahan nilai Perolehan nilai sig = 0,08 > 0,05 yang

menandakan bahwa hubungan yang terjadi adalah tidak signifikan tapi pasti

seperti itu pula sebaliknya antara perubahan nilai dengan atensi membaca.

Indikator atensi – Nilai. Nilai korelasi adalah postif 0,134 Besaran angka

korelasi menunjukkan bahwa korelasi antara atensi dan perubahn nilai berada

dalam kategori “sedang rendah”. Sedangkan nilai positif mengidentifikasikan pola

hubungan antara atensi dan perubahan nilai adalah searah (semakin besar atensi

maka semakin besar pula perubahan nilai Perolehan nilai sig = 0,451 < 0,05 yang

menandakan bahwa hubungan yang terjadi adalah tidak signifikan seperti itu pula

sebaliknya antara perubahan nilai dengan atensi membaca.

Berdasarkan hasil perhitungan korelasi di atas maka dapat disimpulkan,

hubungan Indikator atensi dengan perubahan kepercayaan yang paling

berhubungan diatara 3 indikator lainnya, karena diperoleh koefisien korelasi 0,402

yang memenuhi kriteria jika r hitung masuk dalam kriteria 0,40 – 0,599 berarti

adanya hubungan yang “sedang”.

Bagian selanjutnya adalah mengenai uji korelasi atas Variabel X dan Y.

Uji korelasi dilakukan untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan

108

108

diantara variabel-variabel yang ada. Peneliti menghitung korelasi product moment

dengan menggunakan bantuan SPSS .17 yaitu seperti tabel di bawah ini.

Tabel. 4. 52

Tabel Koefisien Korelasi Product Moment

Correlations

Terpaan

Dakwah

Perubahan

Perilaku

Terpaan

Dakwah

Pearson

Correlation

1 .516**

Sig. (2-tailed) .002

N 34 34

Perubaha

n Perilaku

Pearson

Correlation

.516** 1

Sig. (2-tailed) .002

N 34 34

**. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Sumber : Hasil Output SPSS 17.0

Uji korelasi pada penelitian ini menggunakan uji korelasi pearson (Product

moment) untuk mengetahui kuat atau lemahnya hubungan terpaan dakwah Islam

di facebook dengan perubahan perilaku yang ada. Terpaan Dakwah – Perubahan

Perilaku. Nilai Korelasi adalah Positif 0,516. Besaran angka korelasi

menunjukkan bahwa korelasi antara Terpaan dakwah dan perubahan perilaku

berada dalam kategori “Sedang”. Sedangkan nilai positif mengindikasikan pola

hubungan antara terpaan dakwah dengan perubahan perilaku adalah searah

(semakin besar terpaan dakwah maka semakin besar pula perubahan perilaku ).

Perolehan sig hitung = 0,002 < 0,005 yang menandakan bahwa hubungan yang

terjadi adalah signifikan.

109

109

Perubahan Perilaku – terpaan dakwah. Nilai korelasi adalah Nilai Korelasi

adalah Positif 0,516. Besaran angka korelasi menunjukkan bahwa korelasi antara

Terpaan dakwah dan perubahan perilaku berada dalam kategori “Sedang”.

Sedangkan nilai positif mengindikasikan pola hubungan antara Perubahan

perilaku dengan terpaan dakwah adalah searah (semakin besar perubahan

perilaku maka semakin besar pula terpaan dakwah ). Perolehan sig hitung = 0,002

< 0,005 yang menandakan bahwa hubungan yang terjadi adalah signifikan.

Selanjutnya melakukan uji signifikansi dengan rumus uji t, melalui bantuan

SPSS.17

4.4.2 Pengujian Hipotesis

Hipotesis Hi yang berbunyi “adanya hubungan signifikan antara terpaan

dakwah Islamdi facebook dengan perubahan perilaku pengurus KAMMI

Komisariat IAIN Samarinda” untuk membuktikan hasil dari hipotesis ini maka

diperlukan data tentang berapa besarnya hubungan variabel X dengan Y, dan

menentukan apakah hubungan variabel tersebut signifikan atau tidak.

Tabel. 4. 53

Interprestasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199

0,20 – 0,399

0,40 – 0,599

0,60 – 0,799

0,80 – 1,000

Sangat Rendah

Rendah

Sedang

Kuat

Sangat Kuat

Sumber : Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, 2009

110

110

Dari analisis koefisien korelasi dapat dilihat bahwa terpaan dakwah Islam

di facebook (X) dengan perubahan perilaku (Y) adalah sebesar R = 0,516

menunjukkan bahwa hubungan yang sedang antara terpaan dakwah Islam di

facebook dengan perubahan perilaku.

Nilai R adalah berarti hubungan antara terpaan dakwah Islam di facebook

dengan perubahan perilaku adalah 0,516, maka diketahui jika r hitung termasuk

dalam kategori 0,40 – 0,599 bermakna “sedang”. Selain itu nilai positif

menandakan pola hubungan antara terpaan dakwah Islam dan perubahan perilaku

((semakin besar perubahan perilaku maka semakin besar pula terpaan dakwah )

𝑅2 = 0,266 artinya variabel terpaan dakwah Islam di facebook berhubungan

dengan perubahan perilaku sebesar 26,6 % dan sisanya 73,4 % berhubungan

dengan faktor-faktor yang lain.

Standar error of the estimete adalah berarti standar error dari estimasi

variabel terikat(dalam kasus kita adalah permintaan). Angka ini dibandingkan

dengan standar deviasi dari permintaan. Semakin kecil angka standar error ini

dibandingkan angka standar deviasi dari permintaan maka model regresi semakin

tepat dalam memprediksi permintaan.

Tabel. 4. 54

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .516a .266 .244 8.122

a. Predictors: (Constant), terpaan dakwah Islam

Sumber : Hasil Output SPSS 17.0

111

111

Tabel. 4. 55

Hasil dari T hitung

Model Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 40.914 11.154 3.668 .001

Terpaan

dakwah Islam

1.072 .314 .516 3.409 .002

a. Dependent Variable: perubahan_perilaku

Sumber : Hasil Output SPSS 17.0

Berdasarkan hasil perhitungan uji t dapat lihat t hitung (3,409) lebih besar

dari pada t tabel (2,042). Berdasarkan ketentuan yang ditetapkan adalah sebagai

kerikut. Jika t hitung > t tabel, ∝ < 0,05 maka Hi diterima/Ho ditolak dan Jika t

hitung< t tabel, ∝ < 0,05 maka Hi ditolak/Ho diterima Sehingga dapat

disimpulkan bahwa Ho ditolak (adanya hubungan antara terpaan dakwah Islam di

facebook dengan perubahan perilaku pengurus KAMMI Komisariat IAIN

Samarinda) dan Hi diterima (adanya hubungan terpaan dakwah Islam di facebook

dengan perubahan perilaku pengurus KAMMI Komisariat IAIN Samarinda.

Berdasarkan melalui uji t dibuktikan bahwa hasil dari t hitung dari X

sebesar 3,409 kemudian sig X mempunyai nilai sebesar 0,002 maka diambil

keputusan bahwa Hi diterima, artinya uji sampel dan uji signifikansi berhubungan.

Ini membuktikan bahwa “terpaan dakwah Islam di facebook berhubungan dengan

perubahan perilaku pengurus KAMMI Komisariat IAIN Samarinda

.

112

112

4.5 Pembahasan

Pada perkembangan zaman di bidang komunikasi, komunikasi mengalami

suatu perkembangan yang disebut dengan komunikasi massa, karakteristik

komunikasi massa tersebut adalah terjadinya perkembangan pada alat

penyampaian pesan yaitu menggunakan media cetak dan media elektronik, yang

kita ketahui bahwa media cetak seperti surat kabar, tabloid, majalah dan buku,

sedangkan media elektronik seperti televisi, radio, film dan internet. Diantara

bebrapa media yang di gunakan dalam penyampaiannya, internet adalah yang

terbilang efisien dan efektif sebagai media penyebaran pesan secara luas dan

merata.

Komunikasi massa juga memiliki efek komunikasi massa dan efek dapat

dibagi menjadi beberapa bagian. Pertama adalah efek primer yaitu, efek yang

meliputi terpaan, perhatian dan pemahaman. Kedua, efek sekunder meliputi

perubahan tingkat kognitif (perubahan pengetahuan, dan sikap) dan perubahan

perilaku (menerima dan memilih). Efek primer tersebut membahas tentang sebuah

program acara yang disajikan dengan teknik dalam pengambilan gambar, suara,

tulisan yang dipakai untuk memperjelas gambar, intonasi bicara dan lain-lain.

Dalam hubungan variabelnya peneliti menggunakan variabel terpaan

media/dakwah Islam di facebook sebagai variabel x yang berhubungan dengan

variabel perubahan perilaku sebagai variabel y. Terpaan media secara langsung

berhubungan dengan perubahan perilaku seseorang. Jadi apabila seseorang terus

menerus diterpa oleh informasi media yang dipercayainya, hal yang pertama yang

113

113

terjadi adalah bertambahnya pengetahuan dan selanjutnya ada kemungkinan

terjadi perubahan sikap dan perilaku (Effendy,2007:10).

Frekuensi penggunaan media dalam satu bulan diukurdalam beberapa kali

sebulan seseorang menggunakan media dalam satu tahun. Untuk mengukur durasi

penggunaan media adalah dengan menghitung berapa lama seseorang

menggunakan media dan mengikuti suatu artikel dalam sebulan, sedangkan

hubungan antara khalayak dengan isi media meliputi attention atau perhatian.

Dengan demikian terpaan media dapat diukur melalui frekuensi, durasi, dan atensi

khalayak pembaca (Ardiyanto dan Erdinaya, 2005: 164)

Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan peneliti tentang hubungan

antara terpaan dakwah Islam di facebook dengan perubahan perilaku, terdapat

indikator variabel terpaan media (X) yang digunakan peneliti dalam penelitian ini,

yaitu sebagai berikut:

Frekuensi diukur dari seberapa seringnya responden membaca dakwah

Isalm di facebook. dari uraian pada indikator ini responden memilih kategori

jawaban setuju 38,23% maka dapat dikatakan bahwa dari 13 responden

menyatakan setuju sering membaca dakwah Islam di facebook

Durasi diukur dari lama waktu responden membaca dakwah Isalm di

facebook. dari uraian pada indikator ini menunjukan responden yang menjawab

setuju 67,65 % untuk membaca dalam waktu <1 jam, maka dapat dikatakan

bahwa dari 23 reponden menyatakan etuju membaca dakwah Islam di facebook

hanya menghabiskan waktu <1 jam saja.

114

114

Atensi terhadap Informasi di facebook dari bagaimana responden

menyimak informasi mengenai dakwah Islam di facebook. Dari Uraian pada

indikator ini menunjukkan responden yang menjawab setuju 76,47 % untuk

membaca karena “haus” akan dakwah maka membaca kontennya benar-benar

karena menurutnya isi dakwah Islam itu penting untuk dipahami oleh responden,

maka dapat dikatakan bahwa dari 26 responden menyatakan setuju membaca

dakwah Islam karena “haus” dakwah dan kontennya sangat penting untuk dibaca.

Jika dikumulatifkan persentase berhubungannya terpaan dakwah dengan

perubahan perilaku maka, diperoleh sebesar 37 % responden yang menyatakan

setuju jika terpaan dakwah Islam mempengaruhi perubahan perilaku, dan memilih

netral sebesar 34%, serta yang memilih tidak setuju sebanyak 29 %. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan jawaban dari responden 34%

mengacu pada setuju jika ada hubungan antara terpaan dakwah Islam di facebook

terhadap perubahan perilaku.

Pada penggunaan media sosial facebook, aktivitasnya tidak hanya

membuka akunya dan menulis status, tetapi juga bisa menikmati konten-konten

yang lainnya, salah satunya adalah konten yang bersifat dakwah untuk mengajak

audience dapat mengikuti apa yang telah disebarkan di akun dakwah Islam

tersebut. Melalui facebook, kita juga dapat membaca konten dakwah Islam

tersebut secara berulang-ulang karena ini dapat menjadi faktor untuk terjadinya

perubahan perilaku, seperti yang jelaskan dalam buku nurudin agar pesam yang

disiarkan bisa mengubah perilaku komunikan, perlu diadakan pengulangan

(redundancy).

115

115

Pada variabel perubahan perilaku pengurus KAMMI dapat dilihat pada

hasil hitung atas jawaban mengenai responden yang membaca dakwah Islam di

facebook bertambah keyakinannya tentang Allah adalah sebesar 76,47 % maka ini

mendukung bahwa terpaan dakwah di facebook berhubungan dengan perubahan

dari aspek kepercayaan responden. Kemudian komponen sikap yang berkaitan

tentang responden yang setelah membaca dakwah Islam di facebook timbulnya

perasaan tentram bahagia karena menuhankan Allah adalah sebesar 70,59%

memilih setuju, maka ini mendukung bahwa terpaan dakwah Islam di facebook

berhubungan dari aspek sikap responden. Selanjutnya komponen nilai yang

berkaitan tentang responden yang setelah membaca dakwah Islam di facebook

tentang salah satu kerusakan yang terjadi dibumi karena ulah manusia, maka

tergerak hatinya untuk menjaga lingkungan agar tetap baik dan menyenangkan

adalah sebesar 82,35% maka ini mendukung bahwa terpaan dakwah di facebook

berhubungan dengan perubahan nilai pada responden. Dapat disimpulkan bahwa

tingkat kepercayaan, pengetahuan, penanaman nilai pada perilaku responden

adalah tinggi. Responden mampu menerima dan menanamkan nilai-nilai tentang

dakwah Islam dengan baik.

Jika dihitung secara keseluruhan persentase berhubungannya perubahan

perilaku yang disebabkan karena terpaan dakwah Isalm difacebook maka,

diperoleh sebesar 59 % responden yang memilih setuju jika menyatakan

perubahan perilaku berhubungan dengan terpaan dakwah Islam, dan memilih

netral sebesar 35%, serta yang memilih tidak setuju sebanyak 6 %. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa secara keseluruhan jawaban dari responden 59 % mengacu

116

116

pada setuju jika ada hubungan antara perubahan perilaku dan terpaan dakwah

Islam di facebook.

Jika ditinjau melalui sudut pandang Theory Stimulus, Response and

Organisme Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin

diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian

dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan inilah yang

melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan

menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap dan perilaku,

proses munculnya stimulus dari pesan yang diterima adalah dakwah Islam yang di

sajikan melalui facebook yang berisi konten Islami yang dikemas sedemikian rupa

oleh komunikator dengan tulisan yang menggunakan bahasa yang lugas dan

mudah dipahami, tidak berat dan cenderung di rancang menjadi bahasa yang

ringan, dalam membaca dakwah Islam tersebut, terjdinya proses dari dalam diri

responden yaitu pengurus KAMMI Komisariat IAIN Samarinda.

Setelah diketahui bahwa variabel X memiliki hubungan yang signifikan

dengan variabel Y, dari kesimpulan hasil dari hubungan frekuensi dengan

kepercayaan, sikap dan nilai. Berdasarkan hasil perhitungan korelasi maka dapat

disimpulkan, hubungan Indikator frekuensi dengan perubahan sikap yang paling

berhubungan diatara 3 indikator lainnya, karena diperoleh koefisien korelasi 0,438

yang memenuhi kriteria jika r hitung masuk dalam kriteria 0,40 – 0,599 berarti

adanya hubungan yang “sedang”.

Selanjutnya peneliti akan menguji hubungan indikator Durasi dengan

Kepercayaan, sikap dan nilai. Hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan

117

117

SPSS 17. Sehingga peneliti memperoleh hasil perhitungan korelasi di atas maka

dapat disimpulkan, hubungan Indikator durasi dengan perubahan sikap yang

paling berhubungan diatara 3 indikator lainnya, karena diperoleh koefisien

korelasi 0,483 yang memenuhi kriteria jika r hitung masuk dalam kriteria 0,40 –

0,599 berarti adanya hubungan yang “sedang”.

Selanjutnya, penelitian melakukan uji korelasi antara indikator atensi

dengan perubahan kepercayaan, sikap dan nilai maka dapat disimpulkan,

hubungan Indikator atensi dengan perubahan kepercayaan yang paling

berhubungan diatara 3 indikator lainnya, karena diperoleh koefisien korelasi 0,402

yang memenuhi kriteria jika r hitung masuk dalam kriteria 0,40 – 0,599 berarti

adanya hubungan yang “sedang”.

Melalui berbagai tahapan yaitu, tingkat keseringan komunikan dalam

membaca dakwah Islam di facebook sangat tinggi dengan durasi yang cukup

memadai sehingga timbulah suatu perhatian khusus terhadap pesan dakwah Islam

yang disajikan, karena mereka menilai bahwa pesan yang disampaikan masuk

akal untuk dibaca, dan karena mereka haus akan dakwah sehingga sangat penting

menurutnya untuk membaca dakwah Islam tersebut. Pengetahuan agama yang

diulas dalam dakwah melalui facebook sangat banyak, dan mereka selalu

membaca dakwah apa saja yang disajikan. Dalam proses tersebut sehingga

munculnya penerimaan dalam diri komunikan dengan diharapkan tumbuhnya

response tertentu salah satunya motivasi dalam mengubah perilakunya.

Menurut Social Learning Theory itu sesudah langkah pertama, attentional

process (proses atensi), dilanjutkan oleh model reproduction motor process

118

118

(proses reproduksi motor), dan yang terakhir motivational process (proses

motivational).

Proses pertama yang akan di lalui oleh manusia dalam mempelajari apa

yang telah diterima pada sesuatu hal adalah, komunikan akan mengalami tingkat

perhatian yang sangat tinggi tentang suatu hal, hal ini berkaitan dengan dakwah

Islam yang menyita perhatian komunikan untuk membacanya, tingkat

keseringanya dalam membaca dikarenakan apa yang dia baca sesuai dengan apa

yang dia butuhkan untuk dirinya, dan stimulus yang diterimanya sangat menarik

perhatian, sehingga penting bagi mereka untuk membacanya dan ini membuat

para komunikan sangat perlu untuk memperhatikan pesan tersebut. Jika

komunikan sudah merasa tertarik pada pesan yang dibacanya, secara langsung di

dalam diri komunikan terjadinya suatu proses yang dinamakan dengan proses

repsoduksi motorik yang berkaitan denagn mengolah pesan, memproses pesan dan

mencerna dakwah Islam yang telah komunikan baca, setelah mendapatkan

keputusan tentang apa yang terjadi dan diharapkan munculnya tmotivasi salah

satunya adalah perubahan perilaku.

Perubahan perilaku agama tersebut, disebabkan karena tiga indikator yang

telah peneliti tentukan, yaitu, kepercayaan sikap dan nilai dalam menjalani

kehidupan sehari-hari, yang mengalami perubahan setelah membaca dakwah

Islam di facebook dan saling berhubungan antara terpaan dakwah Islam di

facebook dengan perubahan perilaku yang dialami oleh pengurus KAMMI

Komisariat IAIN Samarinda.

119

119

Responden dapat dikatakan mengalami perubahan perilaku dikarenakan

adanya perhatian dari responden untuk melihat stimulus sebagai sesuatu yang

akan di masukkan kebenaknya sehingga menjadi ingatan yang melekat, dalam

penelitian ini pengurus KAMMI Komisariat IAIN Samarinda, menaruh perhatian

pada pesan dakwah Islam di facebook untuk dijadikan ingatan dalam benaknya

dan kemudian hasil dari ingatan tersebut menjadikannya perilaku, dan perilaku

tersebut mengalami sebuah peneguhan sehingga dapat mempertahankan perilaku

itu dan adanya ganjaran setelah mengalami perubahan perilaku seperti merasa

puas diri untuk menjalani perilaku tersebut sebagai pembelajaran oleh pengurus

KAMMI Komisariat IAIN Samarinda terhadap pessan dakwah Islam di

faceboook.

Perubahan perilaku yang timbul karena adanya proses belajar melalui

media massa dengan proses penerimaan stimulus dan menjadi perubahan sikap

dan perilaku ini tidak lain disebabkan oleh tiga indikasi terpaan itu sendiri seperti,

membaca dalam frekuensi, durasi dan atensi tertentu.

Bagian selanjutnya adalah mengenai uji korelasi atas Variabel X dan Y.

Uji korelasi dilakukan untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan

diantara variabel-variabel yang ada. Peneliti menghitung korelasi product moment

dengan menggunakan bantuan SPSS .17 Uji korelasi pada penelitian ini

menggunakan uji korelasi pearson (Product moment) untuk mengetahui kuat atau

lemahnya hubungan terpaan dakwah Islam di facebook dengan perubahan perilaku

yang ada.

120

120

Terpaan Dakwah – Perubahan Perilaku. Nilai Korelasi adalah Positif 0,516.

Besaran angka korelasi menunjukkan bahwa korelasi antara Terpaan dakwah dan

perubahan perilaku berada dalam kategori “Sedang”. Sedangkan nilai positif

mengindikasikan pola hubungan antara terpaan dakwah dengan perubahan

perilaku adalah searah (semakin besar terpaan dakwah maka semakin besar pula

perubahan perilaku ). Perolehan p hitung = 0,002 < 0,005 yang menandakan

bahwa hubungan yang terjadi adalah signifikan.

Perubahan Perilaku – terpaan dakwah. Nilai korelasi adalah Nilai Korelasi

adalah Positif 0,516. Besaran angka korelasi menunjukkan bahwa korelasi antara

Terpaan dakwah dan perubahan perilaku berada dalam kategori “Sedang”.

Sedangkan nilai positif mengindikasikan pola hubungan antara Perubahan

perilaku dengan terpaan dakwah adalah searah (semakin besar perubahan

perilaku maka semakin besar pula terpaan dakwah ). Perolehan p hitung = 0,002 <

0,005 yang menandakan bahwa hubungan yang terjadi adalah signifikan.

Selanjutnya melakukan uji signifikansi dengan rumus uji t, melalui bantuan

SPSS.17 maka diperoleh hasil t hitung 3,409 berarti adanya hubungan yang

signifikan antara terpaan dakwah Islam di facebook dengan perubahan perilaku

karena diketahui jika memenuhi kriteria pengujian t hitung 3,409 > t tabel 2,042

maka Hi diterima (Adanya hubungan yang signifikan antara terpaan dakwah

Islam di facebook dengan perubahan perilaku pengurus KAMMI Komisariat IAIN

Samarinda)

Standar eror of the estimete adalah berarti standar error dari estimasi variabel

terikat(dalam kasus kita adalah permintaan). Angka ini dibandingkan dengan

121

121

standar deviasi dari permintaan. Semakin kecil angka standar error ini

dibandingkan angka standar deviasi dari permintaan maka model regresi semakin

tepat dalam memprediksi permintaan.

Nilai sig pada constant sebesar 0,001, artinya jika nilai sig < 0,005 maka

dinyatakan hubungan yang signifikan antara variabel x dan variabel y. Nilai sig

pada variabel terpaan sebesar 0,002, artinya jika nilai sig < 0,005 maka

dinyatakan hubungan yang signifikan antara terpaan dengan perubahan perilaku.

Sehingga dapat disimpulkan pada akhir pembahasan jika variabel terpaan

dakwah Islam di facebook berhubungan dengan perubahan perilaku yang

berkaitan dengan keagamaan. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan,

maka peneliti menyatakan bahwa Hi diterima dengan kriteria jika t hitung > t

tabel maka adanya hubungan yang signifikan, dan Ho ditolak jika t hitung < t

tabel maka tidak adanya hubungan yang signifikam antara terpaan dakwah Islam

dengan perubahan perilaku. Berdasarkan kriteria yang diperoleh dari hasil

perhitugan uji t sehingga disimpulkan bahwa adanya hubungan signifikan terpaan

dakwah Islam di facebook dengan perubahan perilaku pengurus KAMMI

Komisariat IAIN Samarinda.

Sehingga terpaan media massa yang mengenai audience menjadi salah satu

bentuk efek. Akan lebih bagus lagi jika audience terebut memerhatikan pesan-

pesan media massa, efek primer juga melekat pada diri kita. Bahkan jika kita

memahami apa yang disiarkan media massa itu sama saja semakin kuat efek

primer terjadi. Kemudian efek sekunder ini adalah tidak hanya bagaimana media

memengaruhi audience mereaksi pesan-pesan media yang sampai pada dirinya.

122

122

Faktor interaksi yang terjadi antar individu akan ikut mempengaruhi pesan yang

diterima.

Selain dua efek yaitu efek primer dan efek sekunder, adapula efek tidak

terbatas dalam menyebarkan pesan, yang dapat dijelaskan adalah media massa

diibaratkan peluru. Jika peluru itu ditembakkan ke sasaran, sasaran tidak akan bisa

menghindar. Analogi ini menunjukkan bahwa peluru mempunyai kekuatan yang

luar biasa di dalam usaha “memengaruhi” sasaran. Menurut asumsi efek ini,

media massa mempunyai kekuatan luar biasa (all powerfull). Hal inilah yang

mendasari bahwa media massa mempunyai efek tidak terbatas. Efek ini

didasarkan pada asumsi-asumsi sebagai berikut.

a. Ada hubungan yang langsung antara isi pesan dengan efek yang ditimbulkan

b. Penerima pesan tidak mempunyai sumber sosial dan psikologis untuk

menolak upaya persuasif yang dilakukan media massa.

Asumsi mengapa efek tidak terbatas ini muncul bisa dikaji dari perspektif

psikologi dan sosiologi. Ilmu psikologi memandang bahwa individu merupakan

mahluk yang tidak rasional dari dalam perilakunya secara tidak terkontrol oleh

instingnya. Sementara itu, menurut ilmu sosiologi, “masyarakat massa” (mass

society) dianggap tidak melakukan hubungan antarpesona. Dalam masyarakat itu,

satu sama lain saling meninggalkan atau salaing mengisolasi diri. Akibatnya,

individu tersebut muda terpengaruh oleh efek media massa.

Efek yang telah diulas di atas adalah efek yang disebabkan oleh media

penyampaian pesan komunikasi massa, salah satu media dalam komunikasi massa

adalah Internet. Internet adalah salah satu media massa dalam komunikasi massa,

123

123

media massa menyebarkan pesan secara serempak, cepat kepada audience yang

luas dan heterogen, kelebihan media massa dibanding dengan jenis komunikasi

lain adalah ia bisa mengatasi hambatan ruang dan waktu. Bahkan media massa

mampu menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu yang tak terbatas. Seperti

yang telah kita ketahui bahwa internet dapat mengoperasikan berbagai aplikasi

salah satu contohnya adalah media sosial facebook. facebook adalah jejaring

sosial yang tidak kalah populer diantara media sosial yang lainnya, pengguna

yang bergabung hampir 57 juta pengguna aktif per harinya, ini membuktikan

besarnya tingkat penggunakan facebook bagi individu, setiap kali mengakses tidak

menutup kemungkinan jika tingkat keseringan yang sangat tinggi untu

menggunakan media sosial facebook.

. Jika ditinjau dari facebook, maka hal ini termasuk dalam pengulangan,

karena membaca facebook dalam dilakukan sesering mungkin dimana saja dan

kapan saja, dengan akses yang terbilang cukup mudah, baik menggunakan

smartphone atau PC. Selain itu alasan mendukung untuk terjadinya efek yang

tidak terbatas dari terpaan dakwah Islam di facebook dengan perubahan perilaku

adalah pihak yang dijadikan sasaran akan merasa bahwa program yang disiarkan

itu mewakili dirinya sehingga perlu untuk ditiru. Seperti halnya para pengurus

KAMMI Komisariat IAIN Samarinda, mereka adalah organisasi yang bergerak di

bidang keagamaan sehingga, penting menurut mereka untuk membaca dakwah

Islam di facebook, dan sebagai bahan kajian mereka pada waktu yang telah

ditentukan.

124

124

Jadi, program atau pesan yang ditujukan pada sasaran tertentu akan

mempunyai efek yang labih besar jika dibandingkan dengan yang tidak ditujukan

pada sasaran tertentu atau bersifat umum. Karena peneliti mengkategorikan jika

pesan dakwah Islam adalah pesan khusus untuk para khalayak yang ingin

merubah dirinya untuk menjadi lebih religius dan yang berhubungan dengan

keagamaan. Salah satu kriteria tersebut dimiliki oleh pengurus KAMMI

Komisariat IAIN Samarinda.

Melalui berbagai tahapan yaitu, tingkat keseringan komunikan dalam

membaca dakwah Islam di facebook sangat tinggi dengan durasi yang cukup

memadai sehingga timbulah suatu perhatian khusus terhadap pesan dakwah Islam

yang disajikan, karena mereka menilai bahwa pesan yang disampaikan masuk

akal untuk dibaca, dan karena mereka haus akan dakwah sehingga sangat penting

menurutnya untuk membaca dakwah Islam tersebut. Pengetahuan agama yang

diulas dalam dakwah melalui facebook sangat banyak, dan mereka selalu

membaca dakwah apa saja yang disajikan. Dalam proses tersebut sehingga

munculnya penerimaan dalam diri komunikan dengan diharapkan tumbuhnya

response tertentu salah satunya motivasi dalam mengubah perilakunya.

125

125

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian, analisis data dan pembahasan yang telah

dikembangkan pada bab sebelumnya maka kesimpulan dari hasil penelitian

ini adalah sebagai berikut.

1. Terpaan dakwah Islam di facebook berhubungan positif dan signifikan

dengan perubahan perilaku khususnya pengurus KAMMI Komisariat

IAIN Samarinda

2. Berdasarkan data yang dikumpulkan dihitung secara kumulatif, jika

persentase tingkat terpaan media berhubungan dengan perubahan

perilaku sebesar 34% yang memilih setuju, dan perubahan perilaku

terjadi karena berhubungan dengan tingkat terpaan adalah 59%

responden yang memilih setuju, jika perubahan perilaku disebabkan oleh

terpaan media.

3. Hasil perhitungan korelasi product moment sebesar 0,516 yang berarti

termasuk dalam kategori 0,40 – 0,599 yang berarti adanya hubungan

yang “sedang” antara terpaan dakwah Islam di facebook dengan

perubahan perilaku pengurus KAMMI Komisariat IAIN Samarinda.

Serta uji t menyatakan bahwa t hitung lebih besar dari t tabel : t hitung

3,409> 2,042. (Hi diterima berarti adanya hubungan yang signifikan

antara terpaan dakwah Islam di facebook dengan perubahan perilaku

pengurus KAMMI Komisariat IAIN Samarinda.

126

126

4. Pada hasil analisis yang dihasilkan bahwa semakin sering waktu

membaca dakwah Islam di facebook dan lebih banyaknya perubahan

perilaku yang terjadi terhadap pengurus KAMMI Komisariat IAIN

Samarinda.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, analisis data dan pembahasan serta

kesimpulan maka saran dalam penelitian adalah sebagai berikut

1. Diharapkan dakwah Islam di facebook berhubungan langsung dengan

perubahan perilaku khalayak, karena hal ini sangat penting karena media

adalah wadah pembelajaran untuk menanamkan nilai-nilai dalam sikap

dan perilaku individu pada kehidupan sehari-harinya.

2. Diharapkan dari pihak Pengurus KAMMI Komisariat IAIN Samarinda,

untuk menambah intensitasnya dalam membaca dakwah Islam di

facebook, karena dakwah Islam di facebook merupakan pesan yang

berkaitan tentang agama, sehingga dapat mendukung perilaku keagamaan

para pengurus dan anggota sebagai bekal untuk berdakwah.

3. Diharapkan lebih menjelajahi tentang apa saja yang dapat mempengaruhi

perilaku keagamaan selain yang dipaparkan pada penelitian ini, sehingga

dapat mengetahui faktor apa saja yang sangat berpengaruh lebih kuat

untuk mengubah perilaku menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

127

127

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Ahmad, Abu. 2004. Psikologi Belajar.Jakarta: PT Rineka Cipta

Ancok, Djalaluddin, Suroso. 2011. Psikologi Islami: Solusi atas Problem-Problem

Psikologi.Yogyakarta:Pustaka Pelajaran

Alwisol. 2004. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.

Ardianto,Elvinaro, dkk.2009.KomunikasiMassa Suatu Pengantar.Bandung :

Simbiosa Rekatama Media

Arifin, 2004. Psikologi Dakwah. Jakarta : Bumi Aksarai

Azwar, Saifuddin. (2005). Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya.

Yogyakarta: Pustaka Pelaja

Cangara,Hafied.2007.Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. RajaGrafindo

Husada

Effendy,Onong Uchajana.2007.Ilmu, Teori dan Filsafat.Bandung: PT citra Aditya

Bakri

Fajar, Marhaeni.2009. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik. Jakarta : Universitas

Mercu Buana

Fathul Wahid, e-Dakwah: Dakwah Melalui Internet, (Yogyakarta: Gaya Media,

2004)

Hendroyono, Tony. 2009. Facebook Situs Social Networking bernilai 15 miliar

dolar. yogyakarta : PT.Bentang Pustaka.

Jalaluddin,2004. Psikologi Agama. Jakarta:PT RajaGrafindo Persada

Kaelany.2000.Islam Iman dan Amal Saleh .Jakarta: PT Rineka Cipta

Kriyantono, Rakhmat.2008.Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana

Maulana, Herdiyan dan Gumgum Gumelar. 2013. Psikologi Komunikasi dan

Persuasi. Jakarta:Akademia Permata

McQuail,Dennis.2011.Teori Komunikasi Massa McQuail. Jakarta: Salemba

Humanika

Mubarok,Achmad.2006.Psikologi Dakwah.Jakarta:Kencana

Nurudin.2011.Pengantar Komunikasi Massa.Jakarta :Rajawali Pers

128

128

Rakhmad, Jalaluddin.2007.Psikologi Komunikasi. Bandung : PT Remaja

Rosdakarya

Riduwan,2005. Skala Pengukuran Variabel – Variabel Penelitian, Bandung:

Alfabeta

Riswandi,2009.Ilmu Komunikasi.Yogyakarta:Graha Ilmu

Singarimbun,Masri dan Sofyan Effendy. 1995. Metode penelitian Survey. Jakarta:

LP3ES

Sudjana, Nana.2011.Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru

Algensindo

Sugiyono,2003.Statistika Untuk Penelitian.Bandung : Alfabeta

Sugiyono.2006 .Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono.2009.Metode Penelitian Administrasi.Bandung : Alfabeta

Walgito, Bimo. 2003. Psikologi Sosial suatu Pengantar. Yogyakarta:Andi Offset

West and Turner 2010 Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi.

Jakarta: Salemba Humanika

Wiryanto, 2000.Teori Komunikasi Massa.Jakarta : PT Grasindo

Sumber Internet,Jurnal

E-Dakwah sebagai Alternatif Media Dakwah (Agus Muljanto}

http://www.Facebook.com (diakses pada 20/11/2014, 12:10)

https://meta.discourse.org/t/give-discourse-social-media-look/23711/40(diakses,

6/11/15, 6:24)

http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-

nusantara/15/03/18/nlefb8 erick-yusuf-dakwah-di-medsos-sangat-efektif (diakses

pada 7/11/2015, 23:23)

Khoiri, Misbahul. Dakwah Melalui Jejaring Sosial Media facebook K.H Abdullah

Gymnasiar. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Yogyakarta:

diakses pada 29/10/2015, 08:27)

129

129

Kurniawan, Adit.2012.Hubungan Antara Terpaan Tayangan Jejak Petualang

dengan Sikap Mahasiswa terhadap Keindahan Alam Indonesia. Bandung:Ejurnal

Mahasiswa Universitas Padjadjaran vol 1. No 1. (2012)

Slamet. 2013. Dakwah Islam di Tengah Globalisasi Media dan Teknologi

Informasi.Universitas Islam Negeri syarif hidayatullah Jakarta: (diakses pada

26/11/2014, 11:44)

Yusuf ,Ustaz Erick .2014, Ustaz Erick Yusuf Tausiyah di Rumah Menteri.

Republikahttp://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-

nusantara/14/11/06/nem4vg-ustaz-erick-yusuf-tausiyah-di-rumah-menteri (diakses

pada 06/11/2014,17:23)

Syamsoedin, Wydia Khristianty Putriny,dkk.2015, Hubungan Durasi Penggunaan

Media Sosial Dengan Kejadian Insomnia Pada Remaja di SMA Negeri 9 Manado,

http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/download/6691/6211 , Manado:

ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 3. Nomor 1. Februari 2015 Universitas Sam

Ratulangi Manado

130

130

LEMBAR KUESIONER

HUBUNGAN TERPAAN DAKWAH ISLAM DI FACEBOOK DENGAN

PERUBAHAN PERILAKU PENGURUS KAMMI KOMISARIAT IAIN

SAMARINDA

Petunjuk Pengisian

□ Berilah Tanda silang (X) pada jawaban yang tersedia sesuai dengan pendapat

anda.

□ Seluruh pertanyaan pada kuisioner ini harus dijawab

□ Jawablah pertanyaan dengan hati nurani dan sesuai pilihan yang anda rasakan

karena ini berkaitan dengan penelitian.

IDENTITAS RESPONDEN

1. Nomor Responden :..............................(diisi oleh peneliti)

2. Nama :

3. Jenis Kelamin :

4. Alamat :

5. No. telp :

Dakwah Islam yang dimaksud oleh peneliti adalah dakwah Islam yang berupa

tausiah yang disampaikan oleh ustadz ataupun ustadzah melalui media sosial facebook ,

dan dapat dicontohkan misalnya, Ustadz Furqon Kholid, Ustadz Felix Siauw, Ustadz

Yusuf Mansyur, Ustadz Al-habsyi, Ustadz Arifin Ilham dan masih banyak lagi Ustadz

yang menggunakan facebook sebagai media dakwahnya..

Variabel X Terpaan

Frekuensi

131

131

1. Saya pernah membaca dakwah Islam di Facebook

a. Pernah

b. Netral

c. Tidak Pernah

2. Saya sering membaca dakwah Islam di Facebook

a. Sering

b. Netral

c. Tidak sering

3. Saya rutin membaca dakwah Islam di Facebook

a. Rutin

b. Netral

c. Tidak rutin

4. Saya jarang membaca dakwah Islam di Facebook

a. Tidak jarang

b. Netral

c. Jarang

Durasi

5. Saya membaca dakwah Islam di Facebook hingga ≥ 7 𝑗𝑎𝑚

a. Setuju

b. Netral

c. Tidak setuju

6. Saya membaca dakwah Islam di Facebook menghabiskan waktu hingga 5-

6 jam

a. Setuju

b. Netral

c. Tidak setuju

7. Saya membaca dakwah Islam di Facebook menghabiskan waktu hingga 3-

4 jam

a. Setuju

b. Netral

c. Tidak setuju

132

132

8. Saya membaca dakwah Islam di Facebook menghabiskan waktu hingga 1-

2 jam

a. setuju

b. Netral

c. Tidak Setuju

9. Saya membaca dakwah Islam di Facebook menghabiskan waktu hingga

< 1 𝑗𝑎𝑚

a. setuju

b. Netral

c. Tidak Setuju

Atensi

10. Saat saya membaca dakwah Islam di Facebook, Saya tertarik untuk

membacanya karena isi dari apa yang disampaikan sangat baik dan masuk

akal

a. Setuju

b. Netral

c. Tidak Setuju

11. Karena saya “haus” akan dakwah maka saya membaca kontennya benar-

benar karena menurut saya isi dakwah Islam itu penting untuk dipahami

a. Setuju

b. Netral

c. Tidak Setuju

12. Saya sangat menunggu dakwah Islam yang ada di Facebook karena menurut saya

sangat menambah pengetahuan agama, apapun dakwah yang dibahas saya selalu

membaca dan tidak jarang saya menerapkannya dalam keseharian saya

a. Setuju

b. Netral

c. Tidak Setuju

13. Saat saya membaca dakwah Islam di Facebook saya cenderung kurang

memperhatikan sehingga perhatian terbagi dan butuh informasi baru yang

menarik demi menyita perhatian saya kembali.

a. Tidak Setuji

b. Netral

c. Setuju

133

133

14. Saat saya membaca dakwah Islam di Facebook saya akan mengabaikan

informasi yang lainnya, dan fokus pada dakwah Islam tersebut

a. Tidak Setuju

b. Netral

c. Setuju

15. Saat membaca dakwah Islam di Facebook saya mudah untuk beralih perhatian

kepada informasi yang lain

a. Tidak Setuju

b. Netral

c. Setuju

16. Saya mendalami setiap apa yang saya baca pada dakwah Islam di Facebook

a. Setuju

b. Netral

c. Tidak Setuju

17. Saya hanya mengambil informasi dakwah islam yang menurut saya penting

a. Tidak Setuju

b. Netral

c. Setuju

Variabel Y Perubahan Perilaku

Kepercayaan

18. Setelah membaca dakwah Islam di Facebook bertambah Keyakinan saya

tentang Allah

a. Setuju

b. Netral

c. Tidak Setuju

19. Setelah saya membaca dakwah Islam di Facebook bertambah Keyakinan

saya tentang malaikat Allah beserta tugasnya yang terlibat dalam

kehidupan saya sehari-hari,(Rakib dan atid, mungkar dan nangkir

a. Setuju

134

134

b. Netral

c. Tidak Setuju

20. Setelah membaca dakwah Islam di Facebook bertambahnya Keyakinan

saya tentang mulianya kitab-kitab Allah sehingga saya harus membacanya

dan menerapkannya dalam kehidupan saya

a. Setuju

b. Netral

c. Tidak Setuju

21. Setelah membaca dakwah Islam di Facebook bertambahnya Keyakinan

saya tentang Nabi/Rasul serta tugas-tugasnya dalam kehidupan manusia

a. Setuju

b. Netral

c. Tidak Setuju

22. Setelah membaca dakwah Islam di Facebook bertambanya.Keyakinan

saya tentang adanya qadha dan qadar Allah yang sudah ditentukan,

sehingga saya optimis dan bersemangat dalam menjalani hidup

a. Setuju

b. Netral

c. Tidak Setuju

23. Setelah saya membaca dakwah Islam di Facebook yang berkaitan tentang

kebaikan dan keburukan maka bertambah Keyakinan saya tentang adanya

imbalan syurga dan neraka kepada semua manusia

a. Setuju

b. Netral

c. Tidak Setuju

Sikap

24. Setelah membaca dakwah Islam di Facebook membuat saya menjadi

tambah lebih bersemangat dalam Melaksanakan shalat wajib dan shalat

sunnah

a. Setuju

b. Netral

c. Tidak Setuju

135

135

25. Setelah membaca dakwah Islam di Facebook membuat saya semakin rutin

Melaksanakan puasa wajib maupun sunnah

a. Setuju

b. Netral

c. Tidak Setuju

26. Setelah membaca dakwah Islam di Facebook sering kali tergerak hati saya

untuk Menunaikan zakat, infak, dan shodaqoh

a. Setuju

b. Netral

c. Tidak Setuju

27. Setelah saya membaca dakwah Islam di Facebook tentang keutamaan

membaca Al-Quran dan manfaatnya maka saya semakin rutin Membaca

Al-Quran

a. Setuju

b. Netral

c. Tidak Setuju

28. Saat saya membaca dakwah Islam di Facebook tentang keajaiban dan

keutamaan doa dan dzikir untuk kehidupan sehari-hari sehingga saya

selalu Membaca doa dan dzikir

a. Sangat Setuju

b. Tidak Setuju

c. Netral

29. Saat membaca dakwah Islam tentang kemuliaan bulan ramadhan, maka

saya memutuskan untuk memperbanyak amalan pada bulan ramadhan

sehingga pada bulan ramadhan Melakukan I’tikaf

a. Setuju

b. Netral

c. Tidak Setuju

30. Setelah melihat konten atau gambar terkait keutamaan menunaikan haji

dan umrah maka saya semakin bersemangat untuk Melakasanakan haji dan

umrah

a. Setuju

b. Netral

c. Tidak Setuju

136

136

31. Setelah saya membaca salah satu konten dakwah Islam di Facebook

timbulah Perasaan dekat dengan Allah

a. Setuju

b. Netral

c. Tidak Setuju

32. Setelah membaca dakwah Islam di Facebook adanya perasaan doa-doa

yang saya ucapkan terkabul seketika dan perassaan optimis oleh kabar

kebira seperti bisyarah dari Allah

a. Setuju

b. Netral

c. Tidak Setuju

33. Setelah saya membaca dakwah Islam tentang kemuliaan Allah di

Facebook timbulnya Perasaan tentram bahagia karena menuhankan Allah

a. Setuju

b. Netral

c. Tidak Setuju

Nilai

34. Setelah membaca dakwah Islam mengenai tafsiran ayat suci Al-Quran

saya menjadi tentang isi dari Al-Quran

a. Setuju

b. Netral

c. Tidak Setuju

35. Setelah membaca salah satu konten dakwah Islam di Facebook tentang

ajaran Islam yang wajib diimani dan dilaksanakan, saya menjadi rutin

melaksanakan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari

a. Setuju

b. Netral

c. Tidak Setuju

36. Setelah saya membaca dakwah Islam di Facebook mengenai hukum-

hukum Islam, sehingga saya menjadi tau apa saja hukum Islam yang

berlaku dan wajib dilaksanakan

137

137

a. Setuju

b. Netral

c. Tidak Setuju

37. Setelah saya membaca salah satu konten dakwah Islam mengenai sejarah

syiar Islam, sehingga sayan sekarang paham dan mengetahui tentang

sejarah Islam

a. Setuju

b. Netral

c. Tidak Setuju

38. Saat saya membaca dakwah Islam di Facebook, tergerak hati saya untuk

mengikuti majelis keagamaan agar bertambahnya segala-sesuatu saya

tentang agama

a. Setuju

b. Netral

c. Tidak Setuju

39. Setelah saya membaca salah satu gambar, Ilustrasi, dan kisah, dalam dakwah

Islam di Facebook maka tersentu hati saya untuk suka menolong orang lain baik

itu yang kesusahan atau membutuhkan pertolongan

a. Setuju

b. Netral

c. Tidak Setuju

40. Setelah saya membaca salah satu gambar,ilustrasi dan kisah dalam dakwah

Islam di Facebook maka sekarang saya menjadi suka berkerja sama, karen

kerja sama itu baik

a. Setuju

b. Netral

c. Tidak Setuju

41. Setelah melihat dan membaca dakwah Islam tentang orang yang

membutuhkan pertolongan tapi tidak terlalu berpengaruh untuk

menyumbangkan sebagian harta saya karena mengingat saya jauh dari

tempat yang bersangkutan sehingga hanya mengirimkan doa dan merasa

iba.

138

138

a. Setuju

b. Netral

c. Tidak Setuju

42. Setelah membaca tentang motivasi dan kisah dalam dakwah Islam di

Facebook maka tidak terlalu berpengaruh untuk merasakan apa yang orang

lain rasakan, karena sama sekali tidak ada hubungan kekerabatan dengan

orang yang diceritakan dalam kisah tersebut. Berperilaku adil

a. Tidak Setuju

b. Netral

c. Setuju

43. Setelah membaca salah satu konten dakwah Islam yang berkaita tentang

larangan untuk berbohong dan menguraikan hukuman atau adzab bagi

orang yang berbohong maka saya tidak ingin berbohong

a. Setuju

b. Netral

c. Tidak Setuju

44. Setelah membaca dakwah Islam di Facebook mengenai keutamaan

memaafkan dan berusaha menerima kesalahan orang lain dengan bijak,

jadi saya suka memaafkan dan melupkan kesalahn orang lain

khususnyakepada saya

a. Setuju

b. Netral

c. Tidak Setuju

45. Setelah saya membaca konten Islami tentang salah satu kerusakan yang

terjadi di bumi karena ulah manusia, maka tergerak hati saya untuk

menjaga lingkungan agar tetap baik dan menyenangkan

a. Setuju

b. Netral

c. Tidak Setuju

46. Saat saya membaca dakwah Islam tentang keutamaan orang yang menjaga

amanahnya, seperti menyampaikan apa yang sudah di berikan dengan

sebaik-baiknya, intinya menjaga amanah

a. Setuju

139

139

b. Netral

c. Tidak Setuju

47. Saat membaca tentang larangan berjudi, menipu dan korupsi, sepertinya

tidak berpengaruh ke diri saya karena saya memang tidak pernah

melakukan ke tiga hal tersebut.

a. Tidak Setuju

b. Netral

c. Setuju

48. Setiap membaca dakwah Islam di Facebook, saat menemukan tentang

norma yang harus dijalankan dalam berperilaku menurut syariat Islam,

maka saya mulai sedikit-sedikit untuk menerapkannya

a. Sangat Setuju

b. Netral

c. Tidak Setuju

140

140

141

141

142

142

Tabel. 1

Uji Korelasi Product Moment

Correlations

Terpaan

Dakwah Perubahan Perilaku

Terpaan

Dakwah

Pearson

Correlation

1 .516**

Sig. (2-tailed) .002

N 34 34

Perubaha

n Perilaku

Pearson

Correlation

.516** 1

Sig. (2-tailed) .002

N 34 34

**. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Sumber : Hasil Output SPSS 17.0

Uji t

Tabel.2

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .516a .266 .244 8.122

b. Predictors: (Constant), terpaan dakwah Islam

Sumber : Hasil Output SPSS 17.0

Tabel. 3

Hasil dari T hitung

Model Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 40.914 11.154 3.668 .001

143

143

Terpaan

dakwah Islam

1.072 .314 .516 3.409 .002

b. Dependent Variable: perubahan_perilaku

Sumber : Hasil Output SPSS 17.0

Tabel. 4

Perhitungan Korelasi Indikator Variabel X(Frekuensi) ↔

Indikator Perubahan Perilaku (Kepercayaan, sikap dan nilai)

Frekuensi Kepercayaan sikap nilai

Frekuensi Pearson Correlation 1 .345* .438

** .376

*

Sig. (2-tailed) .046 .010 .028

N 34 34 34 34

Kepercayaan Pearson Correlation .345* 1 .634

** .675

**

Sig. (2-tailed) .046 .000 .000

N 34 34 34 34

sikap Pearson Correlation .438** .634

** 1 .730

**

Sig. (2-tailed) .010 .000 .000

N 34 34 34 34

nilai Pearson Correlation .376* .675

** .730

** 1

Sig. (2-tailed) .028 .000 .000

N 34 34 34 34

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

144

144

Tabel 5

Perhitungan Korelasi Indikator Variabel X(Durasi) ↔ Indikator Perubahan

Perilaku (Kepercayaan, sikap dan nilai)

Durasi Kepercayaan Sikap Nilai

Durasi Pearson Correlation 1 .224 .483** .425

*

Sig. (2-tailed) .203 .004 .012

N 34 34 34 34

Kepercayaan Pearson Correlation .224 1 .634** .675

**

Sig. (2-tailed) .203 .000 .000

N 34 34 34 34

sikap Pearson Correlation .483** .634

** 1 .730

**

Sig. (2-tailed) .004 .000 .000

N 34 34 34 34

nilai Pearson Correlation .425* .675

** .730

** 1

Sig. (2-tailed) .012 .000 .000

N 34 34 34 34

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Tabel 6

Perhitungan Korelasi Indikator Variabel X(Frekuensi) ↔ Indikator Perubahan

Perilaku (Kepercayaan, sikap dan nilai)

atensi Kepercayaan sikap nilai

atensi Pearson Correlation 1 .402* .299 .134

Sig. (2-tailed) .019 .086 .451

N 34 34 34 34

Kepercayaan Pearson Correlation .402* 1 .634** .675**

145

145

Sig. (2-tailed) .019 .000 .000

N 34 34 34 34

sikap Pearson Correlation .299 .634** 1 .730**

Sig. (2-tailed) .086 .000 .000

N 34 34 34 34

nilai Pearson Correlation .134 .675** .730** 1

Sig. (2-tailed) .451 .000 .000

N 34 34 34 34

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

146

146

147

147

148

148

149

149

150

150

151

151

152

152

153

153

154

154

155

155

156

156

157

157

158

158

159

159

160

160

161

161

162

162

163

163

164

164