hubungan terapi rehabilitasi dengan tingkat kemandirian ...eprints.ums.ac.id/67657/12/naskah...

22
HUBUNGAN TERAPI REHABILITASI DENGAN TINGKAT KEMANDIRIAN ACTIVITY OF DAILY LIVING PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Oleh : NANFIA BELLA KUNCOROWATI J210 140 048 PROGRAM STUDI KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

Upload: lamkhanh

Post on 13-Jul-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN TERAPI REHABILITASI DENGAN TINGKAT KEMANDIRIAN ...eprints.ums.ac.id/67657/12/Naskah Publikasi.pdf · dengan tingkat kemandirian activity of daily living pada pasien skizofrenia

HUBUNGAN TERAPI REHABILITASI DENGAN TINGKAT

KEMANDIRIAN ACTIVITY OF DAILY LIVING PADA

PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA

DAERAH SURAKARTA

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I

pada Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh :

NANFIA BELLA KUNCOROWATI

J210 140 048

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2018

Page 2: HUBUNGAN TERAPI REHABILITASI DENGAN TINGKAT KEMANDIRIAN ...eprints.ums.ac.id/67657/12/Naskah Publikasi.pdf · dengan tingkat kemandirian activity of daily living pada pasien skizofrenia

i

i

Page 3: HUBUNGAN TERAPI REHABILITASI DENGAN TINGKAT KEMANDIRIAN ...eprints.ums.ac.id/67657/12/Naskah Publikasi.pdf · dengan tingkat kemandirian activity of daily living pada pasien skizofrenia

iii

ii

Page 4: HUBUNGAN TERAPI REHABILITASI DENGAN TINGKAT KEMANDIRIAN ...eprints.ums.ac.id/67657/12/Naskah Publikasi.pdf · dengan tingkat kemandirian activity of daily living pada pasien skizofrenia

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak

terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu

perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis

diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya diatas,

maka akan saya bertanggung jawab sepenuhnya.

Surakarta, 10 Agustus 2018

Yang menyatakan

Nanfia Bella Kuncorowati

iii

Page 5: HUBUNGAN TERAPI REHABILITASI DENGAN TINGKAT KEMANDIRIAN ...eprints.ums.ac.id/67657/12/Naskah Publikasi.pdf · dengan tingkat kemandirian activity of daily living pada pasien skizofrenia

1

HUBUNGAN TERAPI REHABILITASI DENGAN TINGKAT

KEMANDIRIAN ACTIVITY OF DAILY LIVING PADA

PASIEN SCHIZOPHRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA

DAERAH SURAKARTA

Abtrak

Skizofrenia merupakan gangguan jiwa yang ditandai dengan distorsi khas dan

fundamental dalam pikiran dan persepsi yang disertai dengan adanya afek yang

tumpul atau tidak wajar. Di dunia terdapat sekitar 21 juta orang penduduk terkena

skizofenia dan pada umumnya skizofrenia kronis mengalami gangguan dalam

aktivitas sehari-harinya, maka dalam penanganan pasien dilakukan berbagai

macam terapi, termasuk rehabilitasi. Rehabilitasi pada pasien skizofrenia

bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pasien untuk dapat hidup mandiri di

masyarakat. Penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan terapi rehabilitasi

dengan tingkat kemandirian activity of daily living pada pasien skizofrenia di

Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta. Metode penelitian ini menggunakan survey

analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Sampel terdiri dari 42 pasien

skizofrenia di ruang rawat inap Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta pada April

2018 dan diambil dengan menggunakan teknik simple random sampling.

Kuesioner yang digunakan yaitu indeks Katz lalu data hasil penelitian di analisis

menggunakan Chi-Square. Penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan

yang bermakna antara terapi rehabilitasi dengan tingkat kemandirian activity of

daily living pada pasien skizofrenia nilai (pvalue 0,000). Hasil penelitian

menyatakan bahwa pelaksanaan terapi rehabilitasi secara rutin sangat diperlukan

dalam meningkatkan aktivitas sehari-hari pada pasien skizofrenia.

Kata kunci: activity of daily living, kemandirian, rehabilitasi, skizofrenia

Abstract

Schizophrenia is mental disorders are characterized by distinctive and

fundamental distortions in mind and perception accompanied by the presence of

dull or unnatural affects. In the world there are about 21 million people are

exposed to schizophrenia and in general, chronic schizophrenia is disrupted in

daily activities, so in the treatment of patients carried out various therapies,

including rehabilitation. Rehabilitations in patient schizophrenia aims to improve

the ability of the patient to be able to live independently in the community. This

research is to know relation of rehabilitation therapy with level of independence

activity of daily living in patient of schizophrenia in Surakarta Mental Hospital.

This research method used analytical survey with Cross Sectional approach. The

sample consisted of 42 schizophrenic patients in the inpatient room of Surakarta

Mental Hospital in April 2018 and taken by using simple random sampling

technique. The questionnaire used is the Katz index and the results of the research

data are analyzed using Chi-Square. This study shows that there is a significant

Page 6: HUBUNGAN TERAPI REHABILITASI DENGAN TINGKAT KEMANDIRIAN ...eprints.ums.ac.id/67657/12/Naskah Publikasi.pdf · dengan tingkat kemandirian activity of daily living pada pasien skizofrenia

2

relationship between rehabilitation therapy with the level of independence activity

of daily living in schizophrenic patients value (pvalue 0. 000). The results of the

study stated that the routine implementation of rehabilitation therapy was needed

in increasing daily activities in schizophrenic patients.

Keyword: activity of daily living, independence, rehabilitation, schizophrenia

1. PENDAHULUAN

Penyakit gangguan jiwa adalah kondisi kesehatan yang melibatkan perubahan

dalam berpikir, emosi atau perilaku (atau bisa juga keduanya) (American

Psychiatric Association, 2015). Menurut Yosep (2009) gangguan jiwa adalah

gangguan atau masalah dalam cara berpikir (cognitive), kemauan (volition),

emosi (affective), dan tindakan (psychomotor) seseorang. Gangguan jiwa

dikaitkan dengan distress mengenai masalah fungsi sosial, pekerjaan atau

kegiatan keluarga, seperti halnya skizofrenia. Dalam Pedoman Penggolongan

dan Diagnosis Gangguan Jiwa III (2013) definisi skizofrenia dijelaskan bahwa

gangguan jiwa yang ditandai dengan distorsi khas dan fundamental dalam

pikiran dan persepsi yang disertai dengan adanya afek yang tumpul atau tidak

wajar.

Menurut WHO (2016), terdapat sekitar 21 juta orang penduduk dunia

terkena skizofenia. Sedangkan hasil Riskesdas (2013) yang dilaksanakan oleh

badan penelitian dan pengembangan kesehatan RI tahun 2013 menyebutkan

prevalensi gangguan jiwa berat skizofrenia pada penduduk Indonesia

sebanyak 1.728 orang dan prevalensi di Jawa Tengah sebanyak 0,23%. Di

Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta terdapat 439 orang dengan skizofrenia.

Pasien skizofrenia kronis umumnya tidak mampu melakukan fungsi dasar

secara mandiri, misalnya kebersihan diri, penampilan, dan sosialisasi, karena

adanya kemunduran dalam kognitif, emosi, tingkah laku, serta persepsi oleh

karena itu perlu dilakukan rehabilitasi pada pasien.

Menurut Hawari (2007) program rehabilitasi adalah terapi yang dapat

diberikan pada pasien skizofrenia. Sedangkan Stuart dan Laraia (2005)

menegaskan bahwa rehabilitasi merupakan rangkaian tindakan sosial, edukasi,

perilaku dan kognitif untuk meningkatkan fungsi kehidupan pasien

gangguan jiwa dan berguna untuk proses penyembuhan serta pasien

dengan gangguan jiwa kronis harus diberikan kesempatan untuk hidup

Page 7: HUBUNGAN TERAPI REHABILITASI DENGAN TINGKAT KEMANDIRIAN ...eprints.ums.ac.id/67657/12/Naskah Publikasi.pdf · dengan tingkat kemandirian activity of daily living pada pasien skizofrenia

3

mandiri dalam masyarakatnya.Terapi rehabilitasi mencakup semua terapi

psikiatri non-akut dan poin utamanya adalah untuk mencegah akan terjadinya

penyakit kronis (Nasir & Muhith, 2011). Saat terjadi rangsangan dari luar

melalui berbagai aktivitas sehari-hari pasien, misalnya seperti kunjungan dan

bertamasya ke suatu tempat, maka dengan begitu kebebasan akan terpacu dan

terjadi angka penurunan dalam gejala negatif skizofrenia (Nasir & Muhith,

2011).

Pasien skizofrenia sering terlihat adanya kemunduran yang ditandai

dengan menghilangnya motivasi dalam diri dan tanggung jawab, tidak

mengikuti kegiatan, dan hubungan sosialnya, kemampuan mendasar yang

terganggu salah satunya Activity of Daily Living (ADL) (Maryatun, 2015).

ADL adalah aktivitas yang dilakukan sehari-hari scera normal yang mencakup

ambulasi, makan, mandi, menyikat gigi, berpakaian, dan berhias (Abdul dan

Sandu, 2016). Ada beberapa sifat dalam kondisi tertentu yang membutuhkan

bantuan untuk memenuhi ADL antara lain sifat akut, kronis, temporer,

rehabilitative (Potter&Perry, 2005). Kemudian Menurut Dewy (2013) sangat

penting untuk melakukan pengkajian ADL karena dengan pengkajian tersebut

dapat ditentukan seberapa besar bantuan yang diperlukan dalam melakukan

aktivitas sehari-hari. Tingkat kemandirian ADL mengalami perubahan salah

satunya dengan dilakukan terapi rehabilitasi.

Penelitian Maryatun (2015) menegaskan bahwa pasien mandiri sebanyak

15 dari 18 (83,3%) dapat melakukan rehabilitasi terapi gerak dengan baik dan

sebanyak 5 dari 14 (35,7%) pasien kurang baik dalam melakukan rehabilitasi

terapi gerak. Sedangkan dari data penelitian Silvina (2011) didapatkan bahwa

sebagian besar pasien yang aktif mengikuti posyandu lansia, tingkat

kemandirian aktivitas sehari-harinya dengan persentase 64% mandiri dan

pasien yang tidak aktif mengikuti posyandu tingkat kemandiriannya 44%

tergolong mandiri tetapi ada sebagian juga yang tergantung pada orang lain.

Observasi yang dilakukan peneliti selama satu minggu pada tanggal 11

Desember 2017 hingga 18 Desember 2017 di bangsal gatotkaca dan bangsal

sadewa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta terdapat 12 pasien skizofrenia

yang menjalani terapi rehabilitasi dengan sembilan pasien mampu mandi,

Page 8: HUBUNGAN TERAPI REHABILITASI DENGAN TINGKAT KEMANDIRIAN ...eprints.ums.ac.id/67657/12/Naskah Publikasi.pdf · dengan tingkat kemandirian activity of daily living pada pasien skizofrenia

4

makan, berpindah, berpakaian, toileting dan kontinensi dan tiga pasien kurang

mampu dalam berpakaian, mandi dan toileting. Namun, belum diukur tingkat

kemandirian dalam ADL, karena terdapat beberapa faktor lain yang

mempengaruhi. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan

terapi rehabilitasi dengan tingkat kemandirian Activity of Daily Living pada

pasien Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta. Tujuan dari

penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara terapi rehabilitasi dengan

tingkat kemandirian ADL pada pasien Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa

Daerah Surakarta. Kemudian tujuan umum dari penelitian antara lain

mengetahui karakteristik pasien Schizophrenia, tingkat kemandirian ADL

pada pasien Skizofrenia setelah mengikuti terapi rehabilitasi dan mengetahui

hubungan terapi rehabilitasi dengan tingkat kemandirian ADL.

2. METODE

Penelitian ini termasuk penelitian non eksperimen karena peneliti tidak

memberikan perlakuan pada subyek penelitian. Metode yang digunakan yaitu

deskriptif korelasi yang bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan terapi

rehabilitasi denagn tingkat kemandirian activity of daily living pada pasien

skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta. Penelitian ini

menggunakan pendekatan studi Cross sectional yang artinya setiap subjek

diobservasi hanya saatu kali saja dan pengukuran setiap variabel pada waktu

yang sama (Notoatmojo,2012). Terapi rehabilitasi diukur dengan

menggunakan lembar observasi yang terdiri dari 2 sub yaitu aktif dan tidak

aktif bila <3 kali mengikuti terapi rehabilitasi. Pengukuran untuk tingkat

kemandirian ADL menggunakan Indeks Katz yang meliputi kemandirian

makan, mandi, berpakaian, toileting, berpindah dan kontinensi (Katz, 1970).

Untuk penilaian terdapat mandiri 1 dan bergantung 0. Kemudian dari total

nilai jawaban dapat simpulan nilai mandiri total 6, tergantung paling ringan 5,

tergantung ringan 4, tergantung sedang 3, tergantung berat 2, tergantung

paling berat 1, tergantung total 0. Uji validitas dikatakan valid karena dari

setiap butir pertanyaan mempunyai nilai yaitu 0,771. Sampel diambil dengan

kriteria inklusi responden merupakan penderita penyakit skizofenia, menjalani

terapi rehabilitasi secara aktif maupun tidak aktif dengan rentang usia dewasa

Page 9: HUBUNGAN TERAPI REHABILITASI DENGAN TINGKAT KEMANDIRIAN ...eprints.ums.ac.id/67657/12/Naskah Publikasi.pdf · dengan tingkat kemandirian activity of daily living pada pasien skizofrenia

5

26-45 tahun (Depkes RI, 2009). Dari populasi 75 responden yang telah

memenuhi kriteria inklusi, sampel dalam penelitian berjumlah 42 responden

dihitung menggunakan rumus slovin (Sugiyono, 2010). Pengambilan sampel

ini menggunakan teknik simple random sampling. Jalannya penelitian berawal

dari pasien yang setuju untuk menjadi responden kemudian diukur tingkat

ADL dari responden tersebut mandiri atau bergantung. Pengolahan data hasil

penelitian menggunakan uji Chi-Square (x2) dengan kemaknaan α < 0,05.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

3.1.1 Analisa Univariat

Hasil penelitian dengan analisia univariat yaitu sebagai berikut :

a. Karakteristik responden

Tabel 1. Karakteristik Responden di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta

No Karakteristik Frekuensi (n) Persentase (%) N

1 Umur

a. 26-35 tahun

b. 36-45 tahun

26

61,9

42 16 38,1

2 Jenis kelamin

a. Laki-laki

b. Perempuan

23

54,8 42

19 45,2

3 Lama sakit

a. 0-3 bulan

b. 4-12 bulan

17

14

59,5

40,5

42

4 Tingkat pendidikan

a. Tidak sekolah

b. SD

c. SMP

d. SMA

e. Sederajat

5

11

9

8

9

11,9

26,2

21,4

19,0

21,4

42

Page 10: HUBUNGAN TERAPI REHABILITASI DENGAN TINGKAT KEMANDIRIAN ...eprints.ums.ac.id/67657/12/Naskah Publikasi.pdf · dengan tingkat kemandirian activity of daily living pada pasien skizofrenia

6

Tabel 1 menunjukkan bahwa responden sebagian besar memiliki

umur 26-35 tahun yaitu 26 responden (61,9%) dan umur 36-45 tahun

berjumlah 16 responden. Jenis kelamin sebagian besar laki-laki sebanyak

23 responden (54,8%) dan 19 responden (45,2%) lainnya merupakan

perempuan. Kemudian untuk lama sakit skizofrenia terbanyak yaitu

dalam rentang 0-3 bulan berjumlah 59,5% , rentang 4-12 bulan sebanyak

40,5%. Tingkat pendidikan pada responden sebagian besar tamat SD

sejumlah 11 orang dengan persentase 26,2%.

b. Keaktifan Mengikuti Terapi Rehabilitasi

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Keaktifan Mengikuti Terapi Rehabilitasi

No Kemandirian Frekuensi(n) Persentase(%) N

1.

2.

Tidak aktif

Aktif

21

21

50

50 42

Tabel 2 distribusi responden dalam terapi rehabilitasi menunjukkan

sebagian besar responden aktif yaitu sebanyak 21 responden (50%) dan

21 responden (50%) tidak aktif.

c. Tingkat Kemandirian ADL

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Tingkat Keamndirian Activity of Daily

Living

No Aktivitas Kemandirian Frekuensi

(n)

Persentase

(%) N

1 Makan Bergantung

Mandiri

6

36

14,0

83,7 42

2 Mandi Bergantung

Mandiri

12

30

27,9

69,8 42

3 Toileting Bergantung

Mandiri

9

33

20,9

76,7 42

4 Berpindah Bergantung

Mandiri

6

36

14,0

83,7 42

5 Berpakaian Bergantung

Mandiri

11

31

25,6

72,1 42

6 Kontinensi Bergantung

Mandiri

10

32

23,3

74,4 42

Page 11: HUBUNGAN TERAPI REHABILITASI DENGAN TINGKAT KEMANDIRIAN ...eprints.ums.ac.id/67657/12/Naskah Publikasi.pdf · dengan tingkat kemandirian activity of daily living pada pasien skizofrenia

7

Data hasil distribusi frekuensi kemandirian aktivitas makan

menunjukkan sebagian besar responden mandiri yaitu sebanyak 36

responden (83,7%) dan 6 responden (14%) bergantung.Kemudian

aktivitas mandi menunjukkan sebagian besar responden mandiri yaitu

sebanyak 30 responden (69,8%) dan 12 responden (27,9%) bergantung.

Kemusian tingkat kemandirian dalam aktivitas toileting menunjukkan

sebagian besar responden mandiri yaitu sebanyak 33 responden (76,7%)

dan 9 responden (20,9%) dan distribusi tingkat kemandirian dalam

aktivitas berpindah menunjukkan sebagian besar responden mandiri

yaitu sebanyak 36 responden (83,7%) dan 6 responden (14,0%)

bergantung. Sedangkan dalam aktivitas berpakaian menunjukkan

sebagian besar responden mandiri yaitu sebanyak 31 responden (72,1%).

Terakhir dalam distribusi tingkat kemandirian kontinensi sebagian besar

mandiri yaitu sebanyak 32 responden (74,4%) dan 10 responden (23,3%)

bergantung.

3.1.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk menganalisis ada tidaknya hubungan

status perkawinan dan aktivitas fisik dengan tingkat depresi lansia di

Kelurahan Karangasem Kecamatan Laweyan Surakarta. Teknik analisis

menggunakan uji Korelasi dan dibantu dengan program SPSS 20.0 for

windows. Dilakukan uji normalitas data untuk mengetahui teknik distribusi

data normal atau tidak. Teknik uji normalitas data yang digunakan yaitu uji

Kolmogorov-smirnov sebagai berikut.

a. Uji Normalitas Data

Tabel 4 Hasil Uji Normalitas Data

Variabel p-value

Terapi rehabilitasi 0,744

Tingkat kemandirian ADL 0,506

Hasil uji normalitas data menunjukkan bahwa kedua data penelitian

memiliki nilai p-value terapi rehabilitasi sebesar 0,744 > 0,05 dan

Page 12: HUBUNGAN TERAPI REHABILITASI DENGAN TINGKAT KEMANDIRIAN ...eprints.ums.ac.id/67657/12/Naskah Publikasi.pdf · dengan tingkat kemandirian activity of daily living pada pasien skizofrenia

8

tingkat ADL sebesar 0,506 > 0,05 sehingga disimpulkan kedua data

penelitian berdistribusi normal. maka berikutnya teknik uji yang

digunakan adalah uji Chi Square dengan Fisher Exact Test.

b. Hubungan Terapi Rehabilitasi dengan Tingkat Kemandirian Activity of

Daily Living (ADL)

Tabel 5 Ringkasan Hasil Uji Chi-Square

Terapi

Rehabilitasi

Tingkat Kemandirian ADL

pada Pasien Skizofrenia

(Makan) Total

P-

value

Bergantung Mandiri

N % N % N %

0,000 Tidak aktif 12 57,1 9 42,9 21 100,0

Aktif 0 0,0 21 100,0 21 100,0

Total 12 28,6 30 71,4 42 100,0

Terapi

Rehabilitasi

Tingkat Kemandirian ADL

pada Pasien Skizofrenia

(Mandi) Total

P-

value

Bergantung Mandiri

N % N % N %

0,021 Tidak aktif 6 28,6 15 71.4 21 100.0

Aktif 0 0,00 21 100.0 21 100.0

Total 6 14.3 36 85.7 42 100.0

Terapi

Rehabilitasi

Tingkat Kemandirian ADL

pada Pasien Skizofrenia

(Toileting) Total

P-

value

Bergantung Mandiri

N % N % N %

0,001 Tidak aktif 9 42,9 12 57,1 21 100,0

Aktif 0 0,0 21 100,0 21 100,0

Total 9 21,4 33 78,6 42 100,0

Page 13: HUBUNGAN TERAPI REHABILITASI DENGAN TINGKAT KEMANDIRIAN ...eprints.ums.ac.id/67657/12/Naskah Publikasi.pdf · dengan tingkat kemandirian activity of daily living pada pasien skizofrenia

9

Terapi

Rehabilitasi

Tingkat Kemandirian ADL

pada Pasien Skizofrenia

(Kontinensi) Total

P-

value

Bergantung Mandiri

N % N % N %

0,009 Tidak aktif 9 42.9 12 57,1 21 100.0

Aktif 1 4.8 20 95,5 21 100.0

Total 10 23.8 32 76.2 42 100.0

Terapi

Rehabilitasi

Tingkat Kemandirian ADL

pada Pasien Skizofrenia

(Berpakaian) Total

P-

value

Bergantung Mandiri

N % N % N %

0,032 Tidak aktif 9 42,9 12 57,2 21 100,0

Aktif 2 9,5 19 90,5 21 100,0

Total 11 26,2 31 73,8 42 100,0

Terapi

Rehabilitasi

Tingkat Kemandirian ADL

pada Pasien Skizofrenia

(Berpindah) Total

P-

value

Bergantung Mandiri

N % N % N %

0,021 Tidak aktif 6 28,6 15 71,4 21 100,0

Aktif 0 0,0 21 100,0 21 100,0

Total 6 14,3 36 85,7 42 100,0

Hasil uji Chi Square diperoleh nilai signifikansi (p-value) diambil

ringkasan bahwa nilai p-value lebih kecil dari 0,05. Nilai terapi

rehabilitasi dengan tingkat kemandirian ADL makan (0,000 < 0,05),

mandi (0,021 < 0,05), toileting (0,001 < 0,05), kontinensi (0,009 < 0,05),

berpakaian (0,032 < 0,05), berpindah (0,021 < 0,05), maka keputusan uji

adalah H0 ditolak yang berarti “Ada hubungan antara terapi rehabilitasi

Page 14: HUBUNGAN TERAPI REHABILITASI DENGAN TINGKAT KEMANDIRIAN ...eprints.ums.ac.id/67657/12/Naskah Publikasi.pdf · dengan tingkat kemandirian activity of daily living pada pasien skizofrenia

10

dengan tingkat kemandirian Activity of Daily Living (ADL) pada pasien

skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta”.

3.2 Pembahasan

3.2.1 Karakterisik Responden

Distribusi karakteristik responden menurut usia menunjukkan sebagian

besar responden yang berusia 26-35 tahun berjumlah 26 (61,9%)

sedangkan rentang usia 36-45 tahun hanya berjumlah 16 (38,1%). WHO

(2012) menyatakan bahwa 24 miliar penduduk di dunia menderita

skizofrenia pada usia antara 15 sampai dengan 35 tahun. Penelitian

Irmansyah (2005) menyatakan skizofrenia pada laki-laki biasanya timbul

antara usia 15-25 tahun, sedangkan pada wanita antara 25-35 tahun.

Penelitian lain menunjukkan distribusi usia pasien skizofrenia

berdasarkan jenis kelamin, usia yang terbanyak pada pasien berjenis

kelamin laki-laki maupun perempuan adalah yang berusia antara 26-45

tahun yaitu 66,1% dan 73,3% (Fahrul dkk, 2014). Hal ini disebabkan pada

usia muda terdapat faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi

perkembangan emosional, sedangkan pada usia tua lebih banyak

dipengaruhi oleh faktor biologik (Kaplan and Sadock, 1997). Usia

memiliki nilai prediksi yang tinggi dalam tingkat kejadian hospitalisasidan

memiliki hubungan yang signifikan (Hoffman, 1994).

Jenis kelamin responden menunjukkan distribusi perempuan sejumlah

19 (45,2%) lebih kecil dibandingkan dengan laki-laki sebanyak responden

23 (61,9%). Penelitian yang dilakukan oleh Messias, Chen, & Eaton

(2007) menyatakan bahwa laki-laki memiliki tingkat kejadian tinggi

dibandingkan wanita dengan perbandingan 1,4 : 1. Pernyataan dari Daily

(2018) stres yang dialami oleh perempuan lebih mungkin melepaskannya

dengan bercerita pada keluarga atau teman dekat sehingga memberikan

penguatan diri dari eksternal sedangkan cenderung memendam stres.

Alasan tersebut yang menyebabkan laki-laki tidak dapat melewati fase

stres kemudian berakhir dengan gangguan kejiwaan dalam tahap lebih

lanjut. Maka dapat disimpulkan sebagian besar penderita skizofrenia

adalah laki-laki.

Page 15: HUBUNGAN TERAPI REHABILITASI DENGAN TINGKAT KEMANDIRIAN ...eprints.ums.ac.id/67657/12/Naskah Publikasi.pdf · dengan tingkat kemandirian activity of daily living pada pasien skizofrenia

11

Distribusi lama penyakit yang diderita responden dalam rentang 0-3

bulan sebanyak 17 (59,5%) lebih besar dibanding dengan yang lama

penyakitnya 4-12 bulan sebanyak 14 (40,5%), Gangguan jiwa skizofrenia

biasanya muncul pada masa remaja, sehingga pasien perlu pengobatan

dalam jangka waktu lama karena skizofrenia bersifat kronis sehingga

kemampuannya membangun relasi dengan baik cenderung terganggu

(David, 2004; Sira, 2011).Lama perawatan penyakit merupakan salah satu

unsur yang digunakan untuk melihat dan mengukur seberapa efektif dan

efisiennya pelayanan kesehatan jiwa yang telah diberikan kepada pasien

(Oktovina,2009). Menurut WHO (2017) lama perawatan pasien sizofrenia

terdiri dari: 14% selama kurang lebih 1 tahun, 12% selama 1 sampai 4

tahun, 25% selama 5 sampai 10 tahun, dan 49% selama lebih dari 10

tahun.20 Di Rumah Sakit Jiwa Bogor dan di Rumah Sakit Jiwa Aceh, rata-

rata masa rawat pasien gangguan jiwa adalah selama 115 hari

(Keliat,2009).

Tingkat pendidikan yang ditemukan pada penelitian dengan

pendidikan SD berjumlah 11 (26,2%) yang lebih besar dibanding dengan

SMP 9 (21,4%), SMA 8 (19,0%), sederajat 9 (21,4%) dan yang tidak

sekolah sebanyak 5 (11,9%). Amarita dalam Lesmanawati (2012)

menyatakan bahwa pasien yang memiliki pendidikan rendah cenderung

kurang memerhatikan kualitas hidup sehat yang dapat mempengaruhi

kesehatannya. Dalam penelitian lain menyatakan tingkat pendidikan dibagi

ke dalam lima kategori yaitu tidak bersekolah (2,5%), lulus SD (12,5%),

lulus SMP (22,5%), lulus SMA (42,5%) dan lulus sarjana (20%)

(Novitayani, 2016),. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa

responden skizofrenia memiliki tingkat kurang dalam memerhatikan

kualitas kesehatan, sehingga mereka tidak memerhatikan sesuai intruksi

untuk menangani masalah skizofrenia yang menyebabkan gejala muncul

dan parah, sehingga hospitalisasi terjadi.

3.2.2 Tingkat Kemandirian ADL

Tingkat kemandirian responden menunjukkan sebagian besar adalah

mandiri, dimana pada tingkat kemandirian aktivitas makan responden

Page 16: HUBUNGAN TERAPI REHABILITASI DENGAN TINGKAT KEMANDIRIAN ...eprints.ums.ac.id/67657/12/Naskah Publikasi.pdf · dengan tingkat kemandirian activity of daily living pada pasien skizofrenia

12

yang mandiri yaitu sebanyak 36 responden (83,7%). Distribusi tingkat

kemandirian dalam aktivitas mandi menunjukkan sebagian besar

responden mandiri yaitu sebanyak 30 responden (69,8%). Distribusi

tingkat kemandirian dalam aktivitas toileting menunjukkan sebagian besar

responden mandiri yaitu sebanyak 32 responden (74,4%). Distribusi

tingkat kemandirian dalam aktivitas berpindah menunjukkan sebagian

besar responden mandiri yaitu sebanyak 37 responden (86%). Distribusi

tingkat kemandirian dalam aktivitas berpakaian menunjukkan sebagian

besar responden mandiri yaitu sebanyak 34 responden (79,1%). Distribusi

tingkat kemandirian dalam aktivitas kontinensi menunjukkan sebagian

besar responden mandiri yaitu sebanyak 32 responden (74,4%).

Kemandirian adalah keadaan seseorang yang dapat berdiri sendiri

tanpa bergantung pada orang lain. Faktor-faktor dari kemandirian yaitu

bertanggung jawab, mandiri, pengalaman praktis dan akal sehat yang

relevan, otonomi, kemampuan memecahkan masalah, kebutuhan dan

kesehatan yang baik seperti olahraga (Keliat, 2009). Adanya kemunduran

kemampuan pada pasien gangguan jiwa menyebabkan terjadinya

kekurangmampuan pasien gangguan jiwa untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya sehingga kemandiriannya menjadi turun. Adanya gangguan

kemandirian pada pasien gangguan jiwa sebagaimana ditunjukkan dalam

beberapa penelitian diantaranya penelitian Maryatun (2015) yang

menunjukkan bahwa kemandirian pasien skizofrenia yang tinggal di

masyarakat sebagian besar adalah kurang.

Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki

kemandirian yang baik, dimana sebagian besar adalah mandiri. Kondisi ini

disebabkan bahwa responden berada di rumah sakit yang telah

mendapatkan aktivitas pengobatan dan terapi di rumah sakit. Pengobatan

dan terapi-terapi rehabilitasi yang dilakukan di rumah sakit berdampak

pada adanya peningkatan kemandirian pasien skizofrenia.

Hal tersebut sebagaimana ditunjukkan dalam penelitian Rahmasari

(2013) yang menunjukkan bahwa tingkat kemandirian pasien skizofrenia

di RS Jiwa Grhasia Pemda Yogyakarta sebagian besar adalah mandiri dan

Page 17: HUBUNGAN TERAPI REHABILITASI DENGAN TINGKAT KEMANDIRIAN ...eprints.ums.ac.id/67657/12/Naskah Publikasi.pdf · dengan tingkat kemandirian activity of daily living pada pasien skizofrenia

13

cukup mandiri. Handayani, Sriati dan Widianti (2013) menyebutkan

bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang

kedokteran dan keperawatan serta tuntutan masyarakat terhadap

pelayanan, mendorong meningkatnya kemampuan perawatan yang

diberikan oleh rumah sakit, termasuk rumah sakit jiwa.

3.2.3 Hubungan Terapi Rehabilitasi dengan Tingkat Kemandirian Activity Daily

Living (ADL) pada pasien skizofrenia

Hasil uji Chi-Square menunjukkan bahwa dari keseluruhan aktivitas

terbukti berhubungan dengan keaktifan mengikuti terapi rehabilitasi yaitu

ditandai dengan nilai p-value kurang dari 0,05. Nilai hubungan terapi

rehabilitasi dengan tingkat kemandirian ADL p-value makan (0,000 <

0,05), mandi (0,021 < 0,05), toileting (0,001 < 0,05), kontinensi (0,009 <

0,05), berpakaian (0,032 < 0,05), berpindah (0,021 < 0,05, Hubungan

tersebut memperjelas bahwa keduanya memiliki keterkaitan satu sama

lain. Penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan kemandirian ADL

pasien skizofrenia ditinjau dari keaktifan mengikuti terapi rehabilitasi.

Chowdhury (2010) menjelaskan bahwa terapi rehabilitasi merupakan

proses pemulihan fungsi fisik, mental-emosional, dan sosial ke arah

keutuhan pribadi yang dilakukan secara holistik. Pasien sebagai manusia

yang meliputi biologis, psikologis, sosial dan spritual tentu saja memiliki

masalah yang multikompleks, dengan demikian penanganannya pun tentu

harus multidisipliner.

Ariyadi (2009) menjelaskan bahwa pasien skizofrenia dapat

disembuhkan dengan berbagai macam terapi. Terapi dapat dilakukan

dengan terapi gerak ataupun terapi kognitif. Terapi berupa gerak atau olah

raga yang dilakukan dengan perasaan senang, dapat menurungkan tingkat

kegelisahan pasien, menurunkan tingkat kecemasan, menurunkan

ketegangan, mengurangi depresi pada pasien. Terapi berupa gerakan dapat

pula merangsang pengeluaran hormon dopamine adrenalin yang dapat

meningkatkan energy bergerak dalam melakukan aktivitas. Terapi gerak

yang dilakukan menyebabkan munculnya hormon dopamine adrenalin

Page 18: HUBUNGAN TERAPI REHABILITASI DENGAN TINGKAT KEMANDIRIAN ...eprints.ums.ac.id/67657/12/Naskah Publikasi.pdf · dengan tingkat kemandirian activity of daily living pada pasien skizofrenia

14

sehingga peredaran darah dapat terangsang, meningkatkan metabolisme

tubuh dan energy untuk melakukan aktivitas-aktivitas perawatan diri.

Terapi rehabilitasi yang bersifat kognitif menurut Parker (2006) adalah

mengupayakan untuk peningkatan kemampuan otonomi, inde-pendensi,

dan kemampuan memecahkan masalah pada diri pasien. Tanggung jawab

merupakan perwujudan kesadaran akan kewajiban, dengan mengikuti

kegiatan berkelompok pasien belajar untuk memahami bahwa setiap

individu memiliki kewajiban atau tugas yang harus diselesaikan dan

dipertanggungjawabkan hasilnya.

Beberapa hasil yang menyebutkan tingkat ADL makan, mandi,

toileting, kontinensi, berpakaian dan berpindah pasien mandiri tetapi

pasien tersebut dalam terapi rehabilitasi tidak aktif, hal tersebut salah

satunya dikarenakan adanya hiperaktivitas sistem dopaminergic akibat

terapi farmakologi (Luana, 2007). Faktor lainnya menurut O’Kennedy dan

Ballard (2014) yaitu dari jenis skizofrenia dimana terdapat manifestasi

yang berbeda-beda pada setiap jenisnya. Meningkatnya kemandirian pada

pasien skizofrenia juga dipengaruhi adanya dukungan keluarganya.

Penelitian Wulansih dan Widodo (2008) menyatakan bahwa dukungan

keluarga dari pasien berperan penting dalam meminimalkan pengaruh

stressor psikososial supaya tidak rentan terhadap kekambuhan.

Penelitian ini menunjukkan adanya hubungan terapi rehabilitasi

dengan tingkat kemandirian activity daily living (ADL) pada pasien

skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta. Hasil penelitian ini

didukung oleh hasil-hasil penelitian sebelumnya. Penelitian Handayani,

Sriati dan Widianti (2013) tentang tingkat kemandirian pasien mengontrol

halusinasi setelah terapi aktivitas kelompok yang menunjukkan bahwa

terdapat peningkatan tingkat kemandirian pasien setelah menjalani terapi

aktivitas kelompok. Penelitian lain dilakukan oleh Sholikhah (2013) yang

meneliti pengaruh terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi terhadap

tingkat kemandirian pada pasien perilaku kekerasan. Penelitian ini

menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan terapi kelompok stimulasi

persepsi terhadap peningkatan tingkat kemandirian pasien perilaku

Page 19: HUBUNGAN TERAPI REHABILITASI DENGAN TINGKAT KEMANDIRIAN ...eprints.ums.ac.id/67657/12/Naskah Publikasi.pdf · dengan tingkat kemandirian activity of daily living pada pasien skizofrenia

15

kekerasan. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Rahmasari (2013) yang

meneliti pengaruh ADL training terhadap tingkat kemandirian pasien

skizofrenia di RS Jiwa Grhasia Yogyakarta, yang menyimpulkan adanya

pengaruh ADL training terhadap peningkatan kemandirian pasien

skizofrenia.

3.2.4 Keterbatasan Penelitian

a. Penelitian dilakukan di rumah sakit, dimana selain mendapatkan terapi

rehabilitasi, pasien juga mendapatkan terapi menggunakan medikasi.

Kondisi ini memungkinkan bahwa kondisi ketenangan yang dialami

oleh pasien lebih banyak disebabkan oleh faktor medikasi

dibandingkan oleh terapi rehabilitasi yang diterima oleh pasien.

b. Peneliti tidak melakukan pengamatan terhadap bentuk-bentuk

keaktifan pasien dalam terapi rehabilitasi, sehingga penggambaran

tentang keaktifan pasien dalam kegiatan terapi rehabilitasi kurang

detail.

4. PENUTUP

4.1 Simpulan

4.1.1 Karakteristik responden penelitian sebagian besar berjenis kelamin laki-

laki dengan rentang usia 26-35 tahun lebih banyak dari 36-45 tahun serta

lama sakit terbanyak yaitu dalam waktu 0-3 bulan.

4.1.2 Tingkat kemandirian activity daily living (ADL) pada pasien skizofrenia

di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta sebagian besar adalah mandiri.

4.1.3 Ada hubungan yang signifikan antara terapi rehabilitasi dengan tingkat

kemandirian activity daily living pada pasien skizofrenia di Rumah Sakit

Jiwa Daerah Surakarta.

4.2 Saran

4.2.1 Bagi pasien

Pasien hendaknya memiliki motivasi yang kuat dalam mengikuti

kegiatan terapi rehabitasi, sehingga proses penyembuhan yang diterapkan

oleh rumah sakit dapat berdampak secara maksimal dan meningkatkan

proses kesembuhan pasien

Page 20: HUBUNGAN TERAPI REHABILITASI DENGAN TINGKAT KEMANDIRIAN ...eprints.ums.ac.id/67657/12/Naskah Publikasi.pdf · dengan tingkat kemandirian activity of daily living pada pasien skizofrenia

16

4.2.2 Bagi keluarga pasien

Keluarga diharapkan memberikan dukungan yang besar terhadap

pasien, sebab salah satu faktor yang berhubungan dengan kemandirian

pasien skizofrenia adalah dukungan keluarga khususnya kepercayaan

keluarga terhadap kemandirian pasien skizofrenia.

4.2.3 Bagi perawat

Perawat diharapkan senantiasa belajar untuk memahami metode-

metode dalam memberi pelayanan kesehatan terutama pelayanan untuk

penderita gangguan jiwa.

DAFTAR PUSTAKA

American Psychiatric Association. 2016 Diakses tanggal 22 Oktober 2017 dari

https://www.psychiatry.org/newsroom/reporting-on-mental-health-

conditions

Ariyadi. 2009. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Indek.

Daily, News. 2018. Paradigm Penanganan Stress diakses tanggal 02 Agustus 2018

dari http://www.es.scribd.com/kesehatan/paradigm-penanganan-stress

David, F.R. 2004. Manajemen Strategis: Konsep Edisi ketujuh. Jakarta: PT.

Prenhallindo.

Dewi, Vivian N.L., & Sunarsih, Tri. 2013. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas.

Jakarta: Salemba Medika.

Fahrul, dkk. (2014). Rasionalitas Penggunaan Antipsikotik pada Pasien

Skizofrenia) Online Jurnal of Natural Science, Vol.3(2): 18-29 ISSN: 2338-

0950 Agustus 2014

Handayani, Dwi dan Sriati, Aat dan Widianti, Efri. (2013). Tingkat Kemandirian

Pasien Mengontrol Halusinasi setelah Terapi Aktivitas Kelompok Volume 1

No.1

Hawari, D. 2007. Pendekatan Holistik pada Gangguan Jiwa Skizofrenia. Jakarta:

FKUI.

Hoffman, H. (1994). Age and other factors relevant to the rehospitalization of

schizophrenic outpatients. Acta Psychiatrica Scandinavica, 89 (3); 205-10.

Doi: 10.1111/j.16000447.1994.tb08093.x

Irmansyah, M., 2005, Skizofrenia Bisa Mengenai Siapa Saja. Jakarta : Majalah

Kesehatan Jiwa No. 3.

Page 21: HUBUNGAN TERAPI REHABILITASI DENGAN TINGKAT KEMANDIRIAN ...eprints.ums.ac.id/67657/12/Naskah Publikasi.pdf · dengan tingkat kemandirian activity of daily living pada pasien skizofrenia

17

Kaplan, H.I., Sadock B.J., (1997). Sinopsis psikiatri Edisi ke-7 Terjemahan.

Jakarta :Binarupa Aksara.

Katz, S. (1983). Asseing Self-Maintenance : Activiies of Daily Living, Mobility

and Instrumental Activiies of Daily Living. J Am Geriatr Soc 31 (12): 721-

726.

Katz, S., TD, Cash, HR, et al. (1970). Progress in The Development of The Index

of ADL. Gerontologist 10:20-30. Copyright The Gerontological Society of

America. Reproduced by permission of the publisher

Keliat, B. A. 2009. Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta: ECG.

Lesmanawati, D., A., S. (2012). Analisis Efektivitas Biaya Penggunaan Terapi

Antipsikotik Pada Pasien Skizofrenia di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

Jiwa Grhasia Yogyakarta. Berita Ilmu Keperawatan Vol. 1 No. 4.

Luana, NA. 2007. Skizofrenia Gangguan Psikotik Lainnya. Jakarta : EGC.

Maryatun, Sri. (2015). Peningkatan Kemandirian Perawatan Diri Pasien

Skizofrenia Melalui Rehabilitasi Terapi Gerak Jurnal Keperawatan

Sriwijaya Vol 2, No 2 (2015) page. 108-114 Publisher: universitas sriwijaya

Messias, E. L., Chen, C. Y., & Eaton, W. W. (2007). Epidemiology of

schizophrenia : Review of findings and myths. Psychiatric Clinics of North

America,30, 323-338. doi: 10.1016/j.psc.2007.04.007

Nasir, A dan Muhith, A. 2011. Dasar-Dasar Keperawatan Jiwa : Pengantar dan

Teori. Jakarta : Salemba Medika.

Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Oktovina, Silvina. (2009). Evaluasi Rejimen Obat Pasien Schizophrenia pada

Unit Rawat Jalan dan Rawat Inap Setelah Uji Coba Kebijakan INA-DRG di

Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan. Jakarta : Universitas Indonesia

O’Brian, G.P, Kennedy, Z.W dan Ballard, A.K. 2014. Keperawatan Kesehatan

Jiwa Psikiatrik. Jakarta : EGC.

Parker, K. L, Brunton, L. L., & Lazo, J. S.,. (2006). Goodman & Gillman's the

pharmacological basis of theurapeutics. New York: McGraw Hill.

Potter, P.A & Perry, A.G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep,

Proses, dan. Praktik. Edisi 4 Volume 1. Jakarta : EGC.

Page 22: HUBUNGAN TERAPI REHABILITASI DENGAN TINGKAT KEMANDIRIAN ...eprints.ums.ac.id/67657/12/Naskah Publikasi.pdf · dengan tingkat kemandirian activity of daily living pada pasien skizofrenia

18

Rahmasari, Anisa (2013). Pengaruh. Activity of Daily Living (ADL) Training

Terhadap Tingkat Kemandirian Pasien Skizofrenia Di Ruang Rawat Inap

Rumah Sakit Jiwa Ghrasia Pemda Jogja

Riskesdas. 2013. Laporan nasional 2013. Diakses tanggal 25 Oktober 2017 dari

http://www.depkes.go.id.

Sholikhah, Siti. (2013). Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi

Terhadap Tingkat Kemandirian Pada Pasien Perilaku Kekerasan Di Rumah

Sakit Jiwa Menur Surabaya Vol.05 No.01

Stuart & Laraia. 2005. Buku Saku Keperawatan Jiwa (terjemahan). Jakarta: EGC.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung :

PT. Alfabet.

World Health Organization (WHO). (2016). Diakses tanggal 10 Oktober 2017

http://www.who.int/mental_health/en/

Wulansih, Sri & Widodo, Arif. (2008). Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan

dan Sikap Keluarga dengan Kekambuhan pada Pasien Skizofrenia di Rumah

Sakit Jiwa Daerah Surakarta Berita Ilmu Keperawatan, ISSN 1979-2697,

Vol. 1 No. 4 ,Desember 2008, 181-186

http://journals.ums.ac.id/index.php/BIK/article/view/3732/2402

Yosep, I. (2009). Keperawatan Jiwa. Bandung : Refika Aditama.