hubungan tehnik menyusui yang benar …simtakp.uui.ac.id/docjurnal/misrina-jurnal.pdf · yang tidak...

Download HUBUNGAN TEHNIK MENYUSUI YANG BENAR …simtakp.uui.ac.id/docjurnal/MISRINA-jurnal.pdf · yang tidak benar yaitu posisi duduk yang tidak tegak,kepala dan tubuh bayi tidak berada pada

If you can't read please download the document

Upload: vanthuan

Post on 06-Feb-2018

220 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

  • ,Jurnal Karya Tulis Ilmiah

    HUBUNGAN TEHNIK MENYUSUI YANG BENAR DENGAN KEJADIAN

    BENDUNGAN ASI PADA IBU NIFAS DI WILAYAH KERJA

    PUSKESMAS MEUREUDU KABUPATEN PIDIE JAYA

    MISRINA

    Mahasiswi Pada STIKes UBudiyah Banda Aceh

    D-III Kebidanan

    ABSTRAK

    Latar Belakang:Pada masa nifas ibu menyusui sering kali menghentikan menyusui karena payudaranya

    terasa sakit,dan merasa tidak nyaman saat menyusui bayinya, disebabkan karena cara pada saat menyusui

    yang tidak benar yaitu posisi duduk yang tidak tegak,kepala dan tubuh bayi tidak berada pada garis lurus

    dan dagu bayi tidak menyentuh payudara ibu.

    Tujuan Penelitian: Mengetahui Hubungan Teknik Menyusui Yang Benar Dengan Kejadian Bendungan

    ASI Pada Ibu Nifas Di Wilayah Kerja Puskesmas Meureudu Kabupaten Pidie Jaya.

    Metode Penelitian: Penelitian ini bersifat Analitik dengan desain crossectional yaitu untuk mengetahui

    hubungan teknik menyusui yang benar dengan kejadian bendungan ASI pada ibu di wilayah kerja Puskesmas Meureudu Kabupaten Pidie Jaya. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 34 orang,

    dan yang menjadi sampel adalah total sampling, yaitu sebanyak 34 orang. Cara pengumpulan data dengan

    cara membagikan kuesioner,yang dilakukan pada tanggal 24-26 Agustus 2013 .

    Hasil Penelitian : Responden yang mengalami bendungan ASI mayoritas tidak menerapkan teknik

    menyusui yang benar yaitu sebanyak 14 responden (82,4), dan responden yang tidak mengalami

    bendungan ASI mayoritas menerapkan teknik menyusui yang benar, yaitu sebanyak 5 responden (29,4%).

    Setelah dilakukan uji statistik dengan chi square didapatkan P value = 0,654 (P> 0,05).

    Kesimpulan: Dari 34 responden diperoleh hasil bahwa tidak ada hubungan antara tehnik menyusui yang

    benar dengan kejadian bendungan ASI, bisa saja bendungan ASI disebabkan oleh faktor lain, seperti

    pengosongan mammae yang tidak sempurna. Diharapkan hasil penelitian ini dapat untuk menambah

    informasi terhadap hubungan teknik menyusui yang benar dengan kejadian bendungan ASI, sehingga

    masyarakat terutama ibu menyusui mau memberikan ASI kepada bayinya.

    Kata kunci : teknik menyusui yang benar dan bendungan ASI.

    I. Pendahuluan Setiap tahun terdapat 1 1,5 juta

    bayi di dunia meninggal karena tidak

    diberi ASI secara Eksklusif kepada

    sang buah hati. Sayangnya, masih

    banyak ibu yang kurang memahami

    manfaat pentingnya pemberian ASI

    utuk sang buah hati, ASI eksklusif

    sangat penting sekali bagi bayi usia

    0-6 bulan karena semua kandungan

    gizi ada pada ASI yang sangat

    berguna bagi pertumbuhan bayi,dari

    jumlah tersebut diperoleh fakta 95%

    ibu menyusu

    Insiden bendungan ASI dapat

    dikurangi hingga setengahnya bila

    disusui tanpa batas Pada tahun-tahun

    berikutnya sejumlah peneliti lain

    juga mengamati bahwa bila waktu

    untuk menyusui dijadwalkan, lebih

    sering terjadi bendungan yang sering

    diikuti dengan mastitis dan

    kegagalan laktasi (WHO, 2011).

    Menurut WHO,Kurang lebih 40

    % wanita Amerika saat ini memilih

    untuk tidak menyusui, dan banyak

    diantaranya mengalami nyeri dan

    pembengkakan payudara yang cukup

    nyata. Pembesaran ASI,

    pembengkakan dan nyeri payudara

    mencapai puncaknya 3 sampai 5 hari

    postpartum. Sebanyak 10% wanita

  • mungkin melaporkan nyeri berat

    hingga 14 hari post partum dan

    seperempat sampai setengah dari

    wanita tersebut mengkonsumsi

    analgesik untuk meredakan nyeri

    payudara pada masa nifas (Kartika,

    2007).

    Menurut Sastrawinata (2005)

    masalah menyusui umumnya terjadi

    dalam dua minggu pertama masa

    nifas. Pada masa ini, pengawasan

    dan perhatian petugas kesehatan

    sangat diperlukan agar masalah

    menyusui dapat segera ditanggulangi

    sehingga tidak terjadi penyulit atau

    menyebabkan kegagalan menyusui.

    Masalah menyusui yang sering

    terjadi diantaranya : payudara

    bengkak, kelainan puting susu,

    puting nyeri dan lecet, puting datar

    atau terbenam, saluran susu

    tersumbat, mastitis dan abses pada

    payudara. Kegagalan dalam proses

    menyusui sering disebabkan karena

    timbulnya beberapa masalah, baik

    masalah pada ibu maupun bayi.

    Bendungan ASI adalah peningkatan

    aliran vena dan limfe pada payudara

    yang akan mengakibatkan

    meningkatnya tekanan intraduktal,

    dan mempengaruhi berbagai segmen

    pada payudara, sehingga tekanan

    seluruh payudara akan meningkat,

    akibatnya payudara sering terasa

    penuh serta nyeri. Selain itu juga

    dapat disebabkan karena proses

    menyusui yang tiadak adekuat akibat

    tidak sempurnanya pengosongan

    payudara ( Kartika, 2007)

    Menurut DepKes 2011

    pemberian Air Susu Ibu (ASI)

    Eksklusif 06 bulan di Indonesia

    berfluktuasi dalam tiga tahun

    terakhir, menurun dari 62,2% tahun

    2010 menjadi 56,2% pada tahun

    2011 dan sedikit meningkat pada

    tahun 2012 menjadi 61,3%.

    Demikian juga cakupan pemberian

    ASI Eksklusif pada bayi

    sampai 6 bulan menurun dari

    28,6% tahun 2010 menjadi 24,3%

    pada tahun 2011 dan meningkat

    menjadi 34,3% pada tahun 2012

    (Susenas, 2010 2012).

    Untuk Provinsi Aceh

    berdasarkan data Dinkes (2012)

    cakupan ASI Eksklusif hanya 45%,

    sedangkan data yang diperoleh dari

    Dinas Kesehatan Pidie Jaya dari

    jumlah 2.649 (99,37%) bayi, yang

    mendapat ASI Ekslusif 96 (36,2%)

    bayi. Selebihnya diberikan ASI

    dengan makanan pendamping.

    Pada data Puskesmas Meureudu

    yang peneliti lakukan pada bulan

    Januari-Juni tahun 2012 diketahui

    ibu menyusui berjumlah 105

    (50,5%), sedangkan data teknik

    menyusui yang benar sebanyak 32

    (30%) orang.

    Berdasarkan survey yang

    peneliti dapatkan di masyarakat

    terdapat 34 ibu postpartum yang

    menyusui bayinya pada minggu

    pertama setelah melahirkan

    berjumlah 10 yang mengalami

    bendungan ASI.Dari hasil

    wawancara yang peneliti dapatkan

    Mereka mengatakan pada keadaan

    ini sering kali menghentikan

    menyusui karena payudaranya terasa

    sakit,dan merasa tidak nyaman saat

    menyusui bayinya, disebabkan

    karena cara pada saat menyusui yang

    tidak benar yaitu posisi duduk yang

    tidak tegak,kepala dan tubuh bayi

    tidak berada pada garis lurus dan

    dagu bayi tidak menyentuh payudara

    ibu.

  • Tujuan Penelitian

    Tujuan Umum

    Untuk Mengetahui Hubungan

    Teknik Menyusui Yang Benar Dengan

    Kejadian Bendungan ASI Pada Ibu

    Nifas Di Wilayah Kerja Puskesmas

    Meureudu Kabupaten Pidie Jaya.

    Tujuan Khusus

    Untuk mengetahui hubungan teknik

    menyusui yang benar dengan kejadian

    bendungan ASI pada ibu nifas di

    Wilayah Kerja Puskesmas Meureudu

    Kabupaten Pidie Jaya.

    II. METODOLOGI 1. Kerangka Konsep

    Dalam proses laktasi kadang

    kala terjadi kegagalan yang sering

    disebabkan karena timbulnya

    berbagai masalah, baik masalah

    dari ibu maupun bayi. Salah satu

    faktor dari ibu yaitu cara menyusui

    yang tidak benar. Cara menyusui

    yang tidak benar dapat

    menyebabkan putting susu lecet

    dan ASI tidak keluar optimal. Hal

    ini dapat menimbulkan gangguan

    dalam proses menyusui sehingga

    pemberian ASI tidak adekuat,

    pemberian ASI yang tidak adekuat

    dapat mengakibatkan payudara

    bengkak (breast engorgement)

    karena sisa ASI pada duktus. Statis

    pada pembuluh darah akan

    mengakibatkan meningkatnya

    tekanan intraduktal yang akan

    mempengaruhi segmen pada

    payudara sehingga tekanan seluruh

    payudara meningkat, akibatnya

    payudara sering terasa penuh,

    tegang serta terasa nyeri (Iin dan

    Titik, 2011).

    Hipotesa Penelitian

    Ha : Tidak ada hubungan teknik

    menyusui dengan kejadian bendungan

    ASI

    Jenis Penelitian

    Penelitian ini bersifat Analitik dengan

    desain crossectional yaitu untuk

    mengetahui hubungan teknik menyusui

    yang benar dengan kejadian bendungan

    ASI pada ibu di wilayah kerja

    Puskesmas Meureudu Kabupaten Pidie

    Jaya.

    Populasi dan sampel

    Populasi pada penelitian ini adalah

    seluruh ibu menyusui di wilayah kerja

    Puskesmas Meureudu Kabupaten Pidie

    Jaya pada bulan Januari sampai Agustus

    tahun 2013 adalah sebanyak 34 orang

    ibu.

    Sampel yang di gunakan dalam

    penelitian ini adalah total sampling,

    yaitu semua populasi dijadikan sampel

    yaitu sebanyak 34 orang ibu menyusui.

    Tempat dan waktu Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di wilayah

    kerja Puskesmas Meureudu Kabupaten

    Pidie Jaya. pada Bulan 24 26 Agustus

    2013.

    Pengumpulan dan Analisa Data

    Data yang dikumpulkan adalah

    data primer dan data sekunder. Data

    primer yaitu data yang di peroleh

    langsung di lapangan dengan

    menyebarkan kuesioner yang berisi

    Teknik Menyusui

    yang benar

    Kejadian

    bendunganASI

  • pertanyaan untuk mengetahui hubungan

    teknik menyusui yang benar dengan

    kejadian bendungan ASI pada ibu nifas

    sedangkan data sekunder adalah data

    yang diperoleh di Puskesmas Meureudu

    Kabupaten Pidie Jaya . Setelah

    responden mengerti tentang penjelasan

    tersebut maka kuesioner diberikan

    untuk diisi dan kemudian data tersebut

    dikumpulkan untuk rencana pengolahan

    dan analisa data.

    Pengolahan Data

    Menurut (Notoatmodjo, 2010) :data

    yang telah didapatkan akan diolah

    dengan tahap-tahap berikut: Editing,

    Coding, Transfering, Tabulating,

    III. HASIL DAN PEMBAHASAN

    Analisa Univariat

    Analisa univariat untuk melihat distribusi variabel dependent (terikat)

    dan variabel independet (bebas) yang

    meliputi: bendungan ASI teknik

    menyusui yang benar.

    Teknik Menyusui yang benar

    Tabel 5. 1

    Distribusi Frekuensi Teknik Menyusui

    yang benar di Wilayah Kerja Puskesmas

    Meureudu Kabupaten Pidie Jaya

    Tahun 2013

    NoTeknik Menyusui yang

    BenarFrekuensi (%)

    1 Baik 25 73.5

    2 Tidak 9 26.5

    34 100Jumlah

    Dari tabel 5.1 dapat dilihat

    bahwa dari 34 responden mayoritas

    responden berkategori baik dalam

    penerapan teknik menyusui yang benar,

    yaitu sebanyak 25 responden (73,5%).

    Bendungan ASI

    Tabel 5.2

    Distribusi Frekuensi Bendungan ASI di

    Wilayah Kerja Puskesmas Meureudu Kabupaten Pidie Jaya

    Tahun 2013

    No Bendungan ASI Frekuensi (%)

    1 Ya 26 76.5

    2 Tidak 8 23.5

    34 100Jumlah

    Dari tabel 5.2 dapat dilihat bahwa

    dari 34 responden mayoritas responden

    mengalami bendungan ASI, yaitu

    sebanyak 26 responden (76,5%).

    Analisa Bivariat

    Analisa bivariat untuk melihat

    kemaknaan hubungan antara variabel

    dependent dan variabel independent

    dengan menggunakan statistik

    sederhana yaitu: chi square ( )

    pengambilan keputusan ada hubungan

    atau tidak pada tingkat kepercayaan

    95% ( = 0,05%).

    Hubungan Tehnik Menyusui yang

    Benar dengan Bendungan ASI Tabel 5. 3

    Hubungan Teknik Menyusui yang Benar dengan Kejadian Bendungan ASI di

    Wilayah Kerja Puskesmas Meureudu

    Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013

    N

    o

    Teknik

    Menyusui

    Yang Benar

    Bendungan ASI Jumlah

    Uji

    Statistik

    Ya Tidak p

    f % f % f %

    1 Baik 21 84 4 16 25 100 0,654

    2 Tidak 5 55,6 4 44,4 9 100

    Jumlah 26 8 34

    Dari tabel 5.3 dapat dilihat

    bahwa responden yang mengalami

    bendungan ASI mayoritas tidak

    menerapkan teknik menyusui yang

    benar, dan responden yang tidak

  • mengalami bendungan ASI mayoritas

    menerapkan teknik menyusui yang

    benar, yaitu sebanyak 5 responden

    (29,4%) Setelah dilakukan uji statistik

    dengan chi square didapatkan p value =

    0,654 (p> 0,05).

    Hipotesa yang menyatakan

    bahwa tidak ada hubungan tehnik

    menyusui yang benar dengan kejadian

    bendungan ASI , hal ini dapat dilihat

    dari nilai p value = 0,654 (p> 0,05).

    Pembahasan

    Hubungan Tehnik Menyusui yang

    Benar dengan Bendungan ASI

    Berdasarkan hasil penelitian

    pada tanggal 24 26 Agustus 2013,

    dapat di lihat bahwa tidak ada hubungan

    antara tehnik menyusui yang benar

    dengan kejadian bendungan ASI, ini

    dapat dilihat dari perolehan p value =

    0,654 (p> 0,05).

    Mochtar (2005) pengosongan

    mamae yang tidak sempurna (Dalam

    masa laktasi, terjadi peningkatan

    produksi ASI pada Ibu yang produksi

    ASI-nya berlebihan. apabila bayi sudah

    kenyang dan selesai menyusu, &

    payudara tidak dikosongkan, maka

    masih terdapat sisa ASI di dalam

    payudara. Sisa ASI tersebut jika tidak

    dikeluarkan dapat menimbulkan

    bendungan ASI).

    Berdasarkan hasil penelitian

    yang dilakukan oleh Nurhayati (2012)

    tentang hubungan tehnik menyusui

    dengan terjadinya bendungan ASI di

    Kemukiman Teungku Chik Dipulo

    Baroh Kecamatan Samalanga

    Kabupaten Bireuen Tahun 2012

    diperoleh p-value adalah 0,002.

    selanjutnya dilakukan pengujian dimana

    p-value 0,002 < (0,05), Ho Sehingga

    dapat di ketahui bahwa hipotesa objektif

    (Ha) diterima yang berarti tidak ada

    hubungan antara tehnik menyusui

    dengan kejadian bendungan ASI di

    Kemukiman Teungku Chik Dipulo

    Baroh Kecamatan Samalanga

    Kabupaten Bireuen.

    Asumsi peneliti bahwa tehnik

    menyusui harus sangat diperhatikan

    oleh ibu menyusui,karena ASI adalah

    faktor penting untuk tumbuh kembang

    bayi agar lebih optimal,setiap ibu harus

    diberi bimbingan atau arahan oleh bidan

    atau petugas kesehatan agar ibu lebih

    mengerti tentang tehnik menyusui yang

    benar,apabila ibu tidak menyusui

    dengan tehnik yang benar ditakutkan

    akan terjadi bendungan ASI.

    IV. PENUTUP

    Kesimpulan

    Tidak ada hubungan tehnik

    menyusui yang benar dengan kejadian

    bendungan ASI, hal ini dapat dilihat

    dari nilai p value = 0,654 (p> 0,05).

    Saran-saran

    1. Bagi peneliti

    sebagai bahan kajian dan sebagai

    pengembangan ilmu pengetahuan

    untuk menambah informasi

    terhadap hubungan teknik

    menyusui yang benar dengan

    kejadian bendungan ASI.

    2. Bagi Institusi Pendidikan, dapat dimanfaatkan dan dijadikan

    sebagai bahan referensi untuk

    pustaka.

    3. Bagi Tempat Penelitian, untuk menambah informasi

    terhadap hubungan teknik

    menyusui yang benar dengan

    kejadian bendungan ASI, sehingga

    masyarakat terutama ibu menyusui

    mau memberikan ASI kepada

    bayinya.

  • REFERENSI

    Budiarto, Eko. 2002, Biostatistika

    untuk Kedokteran dan

    Kesehatan Masyarakat.

    Jakarta,EGC

    Fujiadi, 2000, ASI dan Ibu bekerja,

    Jakarta, Salemba Medika

    Notoadmodjo , Soekidjo , 2003, Ilmu

    Perrilaku Kesehatan , Jakarta

    BPKM FKM IU .

    Jones, 2002, Kesejahteraan bayi dan

    ASI, Jakarta, Salemba Medika

    Kamelia, 2005, Pengetahuan ibu

    tentang menyusui, Jakarta

    Siregar, 2004, Menyusui . Jakarta,

    Salemba Medika

    Sunoto, 2001, Pemberian Air Susu

    Ibu, Renika Cipta Jakarta

    Roesli, 2004 Air Susu Ibu, Trubus,

    Jakarta