hubungan sikap duduk dan beban kerja terhadap …eprints.ums.ac.id/75344/13/naskah publikasi joni...

21
HUBUNGAN SIKAP DUDUK DAN BEBAN KERJA TERHADAP KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA TUKANG BECAK DI STASIUN BALAPAN Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Oleh: JONI PRANATA J 410 130 020 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2019

Upload: others

Post on 13-Nov-2020

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN SIKAP DUDUK DAN BEBAN KERJA TERHADAP …eprints.ums.ac.id/75344/13/NASKAH PUBLIKASI Joni Pranata.pdf · kerja dengan keluhan nyeri punggung bawah pada tukang becak di Stasiun

HUBUNGAN SIKAP DUDUK DAN BEBAN KERJA TERHADAP

KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA TUKANG BECAK DI

STASIUN BALAPAN

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I

pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh:

JONI PRANATA

J 410 130 020

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2019

Page 2: HUBUNGAN SIKAP DUDUK DAN BEBAN KERJA TERHADAP …eprints.ums.ac.id/75344/13/NASKAH PUBLIKASI Joni Pranata.pdf · kerja dengan keluhan nyeri punggung bawah pada tukang becak di Stasiun

i

Page 3: HUBUNGAN SIKAP DUDUK DAN BEBAN KERJA TERHADAP …eprints.ums.ac.id/75344/13/NASKAH PUBLIKASI Joni Pranata.pdf · kerja dengan keluhan nyeri punggung bawah pada tukang becak di Stasiun

ii

Page 4: HUBUNGAN SIKAP DUDUK DAN BEBAN KERJA TERHADAP …eprints.ums.ac.id/75344/13/NASKAH PUBLIKASI Joni Pranata.pdf · kerja dengan keluhan nyeri punggung bawah pada tukang becak di Stasiun

iii

Page 5: HUBUNGAN SIKAP DUDUK DAN BEBAN KERJA TERHADAP …eprints.ums.ac.id/75344/13/NASKAH PUBLIKASI Joni Pranata.pdf · kerja dengan keluhan nyeri punggung bawah pada tukang becak di Stasiun

1

HUBUNGAN SIKAP DUDUK DAN BEBAN KERJA TERHADAP

KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA TUKANG BECAK DI

STASIUN BALAPAN

Abstrak

Pekerjaan tukang becak dengan sikap duduk dan posisi duduk tidak ergonomis

serta beban kerja yang cukup berat, berpotensi terhadap nyeri punggung bawah.

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis hubungan antara

sikap duduk dan beban kerja terhadap nyeri punggung bawah pada tukang becak

di stasiun Balapan. Mengukur keluhan nyeri punggung bawah pada tukang becak

di stasiun Balapan. Jenis penelitian ini observasional analitik menggunakan

pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini 36 tukang becak dengan

menggunakan instrument penelitian berupa kuesioner. Analisis data menggunakan

analisis univariat untuk menghasilkan distribusi dan prosentase dari tiap variable.

Selanjutnya dianalisis bivariat terhadap dua variabel diduga berhubungan dengan

metode uji chi square jika berdistribusi normal sedangkan uji fisher exact test

jika berdistribusi tidak normal. Dari hasil analisis data disimpulakan terdapat

hubungan antara sikap duduk dengan keluhan nyeri punggung bawah pada tukang

becak di Stasiun Balapan (p-value = 0,002). Tidak ada hubungan antara beban

kerja dengan keluhan nyeri punggung bawah pada tukang becak di Stasiun

Balapan (p-value = 0,158). Sikap duduk tukang becak di Stasiun Balapan tidak

ergonomis. Keluhan nyeri punggung bawah pada tukang becak di Stasiun Balapan

75,8% nyeri.

Kata kunci : nyeri punggung bawah, sikap duduk, beban kerja, tukang becak.

Abstract

Work pedicab with posture and ergonomic seating position and a fairly heavy

workload, has the potential to lower back pain. The aim of the study is to examine

and analyze the relationship between posture and workload to lower back pain in

a pedicab driver at the station Race. Measure low back pain on a pedicab driver at

the station Race. This type of observational research using cross sectional

approach. The sample in this study 36 pedicab drivers using research instrument

in the form of a questionnaire. Analysis of data using univariate analysis to

generate distribution and percentage of each variable. Subsequently bivariate

analysis of the two variables were related to the method of chi square test if

normally distributed test while Fisher exact test if the distribution is not normal.

From the results of data analysis disimpulakan the relationship between posture

with low back pain on a pedicab driver at Station Racing (p-value = 0.002). There

was no association between the workload with complaints of lower back pain in a

pedicab driver at Station Racing (p-value = 0.158). Posture pedicab Station

Racing is not ergonomic. Low back pain on a pedicab driver at 75.8% Racing

stations pain. There was no association between the workload with complaints of

lower back pain in a pedicab driver at Station Racing (p-value = 0.158). Posture

Page 6: HUBUNGAN SIKAP DUDUK DAN BEBAN KERJA TERHADAP …eprints.ums.ac.id/75344/13/NASKAH PUBLIKASI Joni Pranata.pdf · kerja dengan keluhan nyeri punggung bawah pada tukang becak di Stasiun

2

pedicab Station Racing is not ergonomic. Low back pain on a pedicab driver at

75.8% Racing stations pain. There was no association between the workload with

complaints of lower back pain in a pedicab driver at Station Racing (p-value =

0.158). Posture pedicab Station Racing is not ergonomic. Low back pain on a

pedicab driver at 75.8% Racing stations pain.

Keywords : Lower back pain, posture, workload, pedicab.

1. PENDAHULUAN

Transportasi merupakan sarana perpindahan manusia atau barang dari satu tempat

ke tempat lainnya menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan

oleh manusia atau mesin. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia

dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Di negara maju, mereka biasanya

menggunakan kereta bawah tanah (subway) dan taksi. Penduduk di sana jarang

yang mempunyai kendaraan pribadi karena mereka sebagian besar menggunakan

angkutan umum sebagai transportasi mereka. Transportasi sendiri dibagi 3 yaitu,

transportasi darat, laut, dan udara. Transportasi udara merupakan transportasi

yang membutuhkan banyak uang untuk memakainya ( Khisty, dan lall 2003).

Perkembangan transportasi di Indonesia mengalami kemajuan yang pesat

terutama penggunaan mulai gerobak sampai dengan kereta api. Angkutan darat

selain mobil, bus, ataupun sepeda motor yang lazim digunakan oleh masyarakat,

umumnya digunakan untuk skala kecil, rekreasi, ataupun sarana sarana di

perkampungan baik di kota maupun di desa. Penggunaan alat transportasi yang

sederhana digunakan jaman dulu sampai sekarang adalah sarana transportasi

becak. Becak merupakan alat sarana transportasi menggunakan tenaga manusia

yang mengandalkan ayuhan kaki. Jenis pekerjaan tersebut memiliki resiko tinggi

terhadap terjadinya cedera pada anggota tubuh ataupun cedera pada otot rangka,

selain itu aktivitas ini memerlukan energi yang cukup besar. Desain becak yang

kurang baik membuat kondisi dan posisi kerja yang tidak ergonomis, sehingga

akan memberikan beban kerja statis pada anggota tubuh (Salim, 1993).

Pada dasarnya profesi tukang becak bisa mengalami keluhan nyeri punggung

bawah. Aktivitas kerja yang dilakukan oleh tukang becak diantaranya mengayuh,

Page 7: HUBUNGAN SIKAP DUDUK DAN BEBAN KERJA TERHADAP …eprints.ums.ac.id/75344/13/NASKAH PUBLIKASI Joni Pranata.pdf · kerja dengan keluhan nyeri punggung bawah pada tukang becak di Stasiun

3

sikap badan berada pada posisi duduk tegak atau membungkuk, kedua kaki

mengayuh pedal secara bergantian, dengan pola gerakan kedua telapak kaki

mengayuh, dan anggota badan yang sering bergerak bagian pinggul, punggung,

paha, betis, telapak kaki. Postur kerja yang dialami oleh pengayuh becak saat

aktivitas mengayuh adalah dalam keadaan statis dan dinamis atau disebut juga

manual handling.

Kegiatan sebagai tukang becak berktivitas manual handling dapat bersifat

fatal, terutama pada bagian otot pinggang dan punggung disebabkan karena

aplikasi pekerjaan yang tidak benar atau pengerahan tenaga untuk periode yang

lama. Faktor risiko yang dominan dengan manual handling diantaranya sikap

tubuh yang tidak alamiah dan dipaksakan, gerakan berulang, pengerahan tenaga

berlebihan, sikap kerja statis (Tarwaka, 2014).

Nyeri punggung bawah merupakan kondisi yang tidak mengenakkan atau nyeri

kronis minimal keluhan 3 bulan disertai keterbatasan aktivitas akibat nyeri apabila

melakukan pergerakan (Noor, 2016). Prevalensi nyeri punggung bawah di

Amerika Serikat sebesar 15-20% dengan 80% dari populasinya akan mengalami

setidaknya satu episode nyeri punggung bawah selama hidupnya, sekitar 40%

populasi lain akan berkunjung ke dokter pelayanan primer, 40% dari chiropractor

dan 20% dari sub-spesialis. Diperkirakan sekitar 60-70% warga di Negara maju

mengalami nyeri punggung bawah non spesifik minimal sekali seumur hidup

(2,9%). Menurut Purwata et al, low back pain adalah nyeri neuropatik yang paling

sering ditemukan di Indonesia.

Nyeri punggung bawah yang dialami seorang tukang becak disebabkan faktor

sikap duduk dan beban kerja. Sikap duduk merupakan pekerjaan ringan, namun

jika dilakukan dalam waktu yang lama bahkan setiap hari maka akan terasa sangat

berat dan melelahkan (Tarwaka, 2014). Sikap duduk membungkuk memiliki

risiko 2,657 kali lebih besar mengalami kejadian nyeri punggung bawah

dibandingkan dengan sikap duduk tegak (Harkian, 2014). Posisi duduk yang tidak

ergonomis pada tukang becak akan menimbulkan kontraksi otot-otot punggung

secara isometris (melawan tahanan). Otot-otot punggung akan bekerja keras

menahan beban anggota gerak atas, sehingga beban kerja bertumpu di daerah

Page 8: HUBUNGAN SIKAP DUDUK DAN BEBAN KERJA TERHADAP …eprints.ums.ac.id/75344/13/NASKAH PUBLIKASI Joni Pranata.pdf · kerja dengan keluhan nyeri punggung bawah pada tukang becak di Stasiun

4

punggung sebagai penahan beban utama akan mudah mengalami kelelahan dan

selanjutnya akan terjadi nyeri pada otot punggung bawah. Dimana duduk yang

efektif untuk kesehatan adalah empat jam dalam sehari dan duduk dengan kursi

yang baik adalah kursi yang terdapat sandaran sekitar 135 derajat, posisi ini akan

mengurangi tekanan pada tulang punggung daripada posisi tegak 90 derajat atau

membungkuk 70 derajat (Risyanto et al., 2008).

Beban kerja yaitu beban dari suatu pekerjaan yang memerlukan energi fisik

pada otot manusia yang akan berfungsi sebagai sumber tenaga. Selama kerja fisik

berlangsung, maka konsumsi energi menjadi faktor utama yang dijadikan sebagai

tolak ukur dalam menentukan berat atau ringannya suatu pekerjaan (Tarwaka,

2014). Total rata-rata beban kerja sebesar 71,42% dan prevalensi gangguan

muskuloskeletal di punggung adalah 43,37% (Kalantari, 2017). Berbagai macam

beban kerja berisiko terhadap terjadinya keluhan nyeri dan postur yang kaku serta

beban pada otot yang statis (Tarwaka, 2014). Kondisi tersebut dapat

mengakibatkan ke arah ketidaknyamanan hingga timbulnya nyeri punggung

bawah (Arshad, et al., 2015).

Stasiun Balapan merupakan salah satu stasiun tertua di Indonesia setelah

Semarang. Pembangunan stasiun ini dilakukan oleh jaringan kereta api masa

kolonial pada abad ke-19, yaitu pada masa pemerintahan Mangkunegaran IV dan

berada di wilayah Kadipaten Praja Mangkunagaran dan merupakan stasiun besar

di Surakarta untuk wilayah Kasunan Surakarta. Alat transportasi yang dapat

mempermudah para penumpang setelah turun dari stasiun Balapan diantaranya

tersedia taxi, ojek (online maupun pangkalan), dan tukang becak.

Berdasarkan hasil survei pendahuluan yang telah dilakukan pada Bulan Maret

2018 dapat diketahui paguyuban becak stasiun Solo Balapan sudah berdiri sejak

2003, namun anggotanya semakin berkurang hingga saat ini tersisa 36 orang

dengan usia 30-60 tahun. Rata-rata tiap tukang becak dapat membawa beban lebih

dari 30kg dengan durasi kerja mulai pukul 04.00-22.00. Adapun aktivitas yang

mereka lakukan seperti mengangkat beban, mengayuh, membungkuk. Mereka

mengeluhkan adanya rasa pegal dan nyeri pada area pundak, betis, tengkuk leher,

dan juga sepanjang punggung bagian bawah. Berkaitan dengan hal tersebut

Page 9: HUBUNGAN SIKAP DUDUK DAN BEBAN KERJA TERHADAP …eprints.ums.ac.id/75344/13/NASKAH PUBLIKASI Joni Pranata.pdf · kerja dengan keluhan nyeri punggung bawah pada tukang becak di Stasiun

5

penulis tertarik untuk melakukan penelitian menganai hubungan sikap duduk dan

beban kerja terhadap nyeri punggung bawah di stasiun Balapan.

2. METODE

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik yaitu penelitian

yang berupaya mencari hubungan antar variabel yang kemudian dilakukan analisi

terhadap data yang terkumpul. Berdasarkan pendekatannya, maka penelitian ini

menggunakan pendekatan cross sectional dimana peneliti melakukan observasi

atau pengukuran variabel sikap duduk, beban kerja dan nyeri punggung bawah

dalam satu waktu.

Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2018 di Stasiun Balapan. Populasi

dalam penelitian ini adalah tukang becak yang tergabung pada paguyuban tukang

becak Stasiun Balapan. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 36 orang dengan

tehnik pengambilan sampel ditentukan dengan metode total sampling/ sampel

jenuh sehingga responden dalam penelitian ini 36 orang. Untuk mengetahui

sampel minimal yang harus dipenuhi dalam penelitian ini menggunakan rumus

Lameshow.

Adapun langkah penelitian ini sebagai berikut :

Penelitian dilaksanakan pada Oktober 2018 di paguyuban tukang becak di

Stasisun Balapan, dimulai dengan :

a. Melakukan pengumpulan responden di paguyuban tukang becak di Stasisun

Balapan untuk dilakukan wawancara dalam pengisian lembar kuesioner yang

meliputi nama, alamat, usia dan lama kerja.

b. Melakukan penelitian untuk memperoleh data dengan melakukan pengukuran

kondisi sikap ketika tukang becak mengayuh becak.

c. Melakukan penelitian untuk memperoleh data dengan melakukan pengukuran

kondisi beban kerja yang dilakukan tukang becak ketika berjalan di Stasisun

Balapan.

d. Melakukan penelitian untuk memperoleh data dengan menunjukkan letak

keluhan nyeri punggung bawah dan mengukur keluhan tersebut dengan skala

VAS, untuk data tambahan maka penelitian menayakan beberapa pertanyaan

responden.

Page 10: HUBUNGAN SIKAP DUDUK DAN BEBAN KERJA TERHADAP …eprints.ums.ac.id/75344/13/NASKAH PUBLIKASI Joni Pranata.pdf · kerja dengan keluhan nyeri punggung bawah pada tukang becak di Stasiun

6

e. Melakukan dokumentasi selama penelitian.

f. Mengumpulkan semua data penelitian

Analisa data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik sebagai

berikut:

1).Analisis Univariat

Analisis dilakukan pada tiap variabel hasil penelitian. Umumnya hanya

menghasilkan distribusi dan prosentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2002:

188). Data hasil penelitian dideskripsikan dalam bentuk tabel, grafik, dan

narasi untuk mengevaluasi besarnya proporsi masing-masing faktor yang

meningkatkan risiko yang ditemukan pada sampel untuk masing-masing

variable yang di teliti. Analisis univariat bermanfaat untuk melihat apakah data

sudah layak untuk dilakukan analisis, melihat gambaran data yang

dikumpulkan dan apakah data sudah optimal untuk analisis lebih lanjut.

2).Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan pada dua variabel diduga berhubungan atau

korelasi. Dengan uji fisher exact penggabungan sel. Analisis dilakukan dengan

menggunakan software komputer dengan tingkat signifikan α= 0,05 (taraf

kepercayaan 95%), dimana dasar pengambilan kesimpulan pada hipotesis

didasarkan pada:

a. Jika nilai p value 0,05 maka Ho diterima berarti tidak ada pengaruh antara

variabel yang diuji.

b. Jika nilai p value < 0,05 maka Ho ditolak berarti ada pengaruh antara

variabel yang diuji.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

3.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian

Stasiun kereta api Solo Balapan (SLO) atau yang selanjutnya disebut dengan

Stasiun Balapan adalah stasiun induk di kota Surakarta, tepatnya berada di Jalan

Wolter Monginsidi No. 112 Kelurahan Kestalan Kecamatan Banjarsari. Nama

"Balapan" diambil karena konon lahan yang merupakan Alun-Alun Utara milik

Page 11: HUBUNGAN SIKAP DUDUK DAN BEBAN KERJA TERHADAP …eprints.ums.ac.id/75344/13/NASKAH PUBLIKASI Joni Pranata.pdf · kerja dengan keluhan nyeri punggung bawah pada tukang becak di Stasiun

7

Keraton Mangkunegara terdapat lapangan pacuan kuda balapan yang sekarang

menjadi Stasiun Balapan.

Stasiun kereta api bernama Stasiun Balapan ini merupakan stasiun yang

menghubungkan Yogyakarta (barat), Semarang (utara), dan Surabaya (timur), dan

teretak berdekatan dengan terminal bus Tirtonadi, suatu hal yang jarang dijumpai

di Indonesia. Transportasi dari stasiun ini cukup baik, mencangkup semua kota

besar di Jawa secara langsung dan hampir dalam semua kelas. Lokasi stasiun ini

berada di sebelah barat pasar Atau atau sebelah Utara Hotel Pose In. Oleh sebab

itu banyak ditemukan transportasi-tranportasi untuk mempermudah aktivitas

orang-orang yang berada Stasiun Balapan dan sekitarnya salah satunya adalah

transportasi becak.

Transportasi becak di Stasiun Balapan mempunyai suatu paguyuban, yang

berfungsi agar tidak terjadi bersitengang antar tukang becak dalam

memperebutkan para penumpang. Ada sekitar 36 tukang becak yang bergabung

dalam paguyuban tukang becak Stasiun Balapan. Rata-rata tukang becak di

paguyuban Stasiun Balapan telah bekerja sebagai tukang becak lebih dari 8 tahun

dan usia rata-rata diatas 30 tahun.

Becak merupakan alat transportasi tradisional yang menggunakan tenaga

manusia sebagai penggerak. Pengendara becak memiliki risiko tinggi terhadap

terjadinya cedera pada anggota tubuh ataupun cedera pada otot rangka. Selain itu

aktivitas mengayuh becak memerlukan energi yang cukup besar. Bila posisi kerja

yang tidak ergonomis ketika mengedarai becak, maka akan memberikan beban

kerja statis pada anggota tubuh sehingga dapat menimbulkan penyakit akibat kerja

seperti nyeri punggung bawah. Oleh sebab itu dilakukan penelitian mengenai

sikap duduk dan beban kerja saat mengendarai becak serta keluhan nyeri

punggung bawah. Hal ini bertujuan untuk mengetahui sikap duduk, beban kerja,

dan keluhan nyeri punggung bawah yang dirasakan tukang becak sehingga dapat

dilakukan pencegahan untuk terjadinya kondisi yang lebih parah.

3.1.2 Karakteristik Responden

Penelitian ini melibatkan 32 orang tukang becak sebagai responden dari total 36

tukang becak di paguyuban tukang becak Stasiun Balapan. Hal ini dikarenakan

Page 12: HUBUNGAN SIKAP DUDUK DAN BEBAN KERJA TERHADAP …eprints.ums.ac.id/75344/13/NASKAH PUBLIKASI Joni Pranata.pdf · kerja dengan keluhan nyeri punggung bawah pada tukang becak di Stasiun

8

pada saat penelitian 4 responden sudah tidak bergabung di paguyuban ini. Berikut

karakteristik responden yang dikumpulkan :

Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden Terhadap Keluhan Nyeri Punggung

Bawah

Variabel

Keluhan Nyeri Punggung Bawah N %

Tidak nyeri Nyeri

ringan

Nyeri

sedang Nyeri berat

N (%) N (%) N (%) N (%)

Usia

Dewasa awal 0 0 0 0 0 0 0 0 0 100

Dewasa akhir 1 33,3 2 66,7 0 0 0 0 3 100

Lansia awal 3 25,0 2 16,7 6 50,0 1 8,3 12 100

Lansia akhir 3 21,4 5 35,7 6 42,9 0 0 14 100

Manula 1 33,3 2 66,7 0 0 0 0 3 100

Lama kerja

≤ 8 jam 4 21,1 9 47,4 6 31,6 0 0 19 100

> 8 Jam 4 30,8 2 15,4 6 46,2 1 7,7 13 100

Masa kerja

≤ 5 tahun 0 0 1 50,0 1 50 0 0 2 100

> 5 tahun 8 26,7 10 33,3 11 36,7 1 3,3 30 100

Sumber : Data Primer Terolah Oktober 2018

Berdasarkan distribusi karakteristik pada tabel 1, pada kategori dewasa awal tidak

diterdapat responden. Pada kategori usia dewasa akhir terdapat 2 orang (66,7) dari

total 3 responden mengalami nyeri ringan. Kategori usia lansia awal sebanyak 6

orang (50,0%) dari total 12 responden mengalami nyeri sedang. Pada kategori

usia lansia akhir sebanyak 6 orang (42,9) dari total 14 responden mengalami nyeri

sedang. Sedangkan pada kategori usia manula sebanyak 2 orang (66,7%) dari total

3 responden mengalami nyeri ringan.

Untuk karakteristik berdasarkan lama kerja, diketahui yang memiliki

waktu kerja ≤ 8 jam berjumlah 19 orang, yang mana 9 orang (47,4%) dari

responden tersebut mengalami nyeri ringan. Kemudian untuk responden yang

memiliki waktu kerja > 8 jam berjumlah 12 orang, sebanyak 6 orang (46,2%)

responden mengalami nyeri sedang.

Pada karakteristik masa kerja, responden dengan masa kerja ≤ 5 tahun

berjumlah 2 orang yang mana 1 orang (50%) mengalami nyeri ringan dan 1 orang

(50%) mengalami nyeri sedang. Sedangkan responden dengan masa kerja > 5

tahun berjumlah 30 orang. Sebanyak 11 orang (36,1%) responden dengan masa

kerja > 5 tahun diketahui mengalami nyeri sedang.

Page 13: HUBUNGAN SIKAP DUDUK DAN BEBAN KERJA TERHADAP …eprints.ums.ac.id/75344/13/NASKAH PUBLIKASI Joni Pranata.pdf · kerja dengan keluhan nyeri punggung bawah pada tukang becak di Stasiun

9

Berdasarkan data-data pada tabel 1, maka dapat disimpulkan bahwa

mayoritas responden mengalami nyeri sedang, baik berdasarkan distribusi

karakteristik usia, lama kerja, maupun masa kerja.

3.1.3 Analisis Univariat

Pada tabel 2 dibawah, dapat diketahui distribusi frekuensi responden berdasarkan

beban kerja, sikap duduk dan keluhan nyeri punggun bawah, sebagai berikut :

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Sikap Duduk,

Beban Kerja, dan Nyeri Punggung Bawah

Variabel Jumlah Persentase (%)

Sikap Duduk

Tegak 15 46,9

Condong ke depan 17 53,1

Total 32 100

Beban Kerja

Sedang 23 71,9

Berat 9 28,1

Total 32 100

Keluhan Nyeri Punggung Bawah

Tidak nyeri 8 25,0

Nyeri ringan 11 34,4

Nyeri sedang 12 37,5

Nyeri berat 1 3,1

Total 32 100

Sumber : Data Primer Terolah Oktober 2018

Berdasarkan tabel 2, dapat diketahui bahwa dari 32 responden sebanyak 15

responden (46,9%) mengayuh becak dengan posisi duduk tegak dan sebanyak 17

responden (53,1%) masih merasa mengayuh becak dengan posisi duduk condong

ke depan. Pada kategori beban kerja responden saat mengayuh becak diketahui

bahwa dari 32 responden sebanyak 23 responden (71,9%) mengalami beban kerja

sedang dan sebanyak 9 (28,1%) responden mengalami beban kerja berat.

Sedangkan distribusi keluhan nyeri punggung bawah dengan jumlah tertinggi

adalah sebanyak 12 responden (37,5%) mengalami nyeri sedang dan yang

terendah adalah nyeri berat yaitu 1 responden (3,1%).

3.1.4 Analisis Bivariat

Analisis bivariat pada penelitian ini menggunakan uji Fisher Exact Test untuk

mengetahui ada tidaknya hubungan antara sikap duduk dan beban keja terhadap

Page 14: HUBUNGAN SIKAP DUDUK DAN BEBAN KERJA TERHADAP …eprints.ums.ac.id/75344/13/NASKAH PUBLIKASI Joni Pranata.pdf · kerja dengan keluhan nyeri punggung bawah pada tukang becak di Stasiun

10

nyeri punggun bawah pada tukang becak di Stasiun Balapan Solo. Berikut adalah

hasil uji bivariat :

Tabel 3. Hubungan antara Sikap Duduk, Beban Kerja, Terhadap Nyeri Punggung

Bawah

Keluhan Nyeri Punggung

Bawah N (%) P-value

Sikap

duduk

Tidak nyeri Nyeri

n (%) N (%)

Tegak 8 53,3 7 46,7 15 100

0,001 Condong 0 0 17 100,0 17 100 Total 8 25,0 24 75, 0 32 100

Beban

Kerja Sedang 4 17,4 19 82,6 23 100

0,176 Berat 4 44,4 5 55,6 9 100

Total 8 25,0 24 75,0 32 100

Sumber : Data Primer Terolah Oktober 2018

Berdasarkan hasil uji Fisher Exact Test pada tabel 3 hubungan antara sikap duduk

terhadap nyeri punggung bawah menunjukkan p-value = 0,001 (≤ 0,05), maka H0

ditolak, yang berarti terdapat hubungan yang signifikan secara statistika antara

sikap duduk dengan nyeri punggung bawah pada tukang becak di Stasiun

Balapan.

Sedangkan hasil uji Fisher Exact Test pada tabel 3 hubungan antara beban

kerja terhadap nyeri punggung bawah menunjukan p-value = 0,176 (≥ 0,05) maka

H0 diterima yang berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan antara beban

kerja dengan nyeri punggung bawah pada tukang becak di Stasiun Balapan.

3.2 Pembahasan

3.2.1 Hubungan Sikap Duduk Terhadap Nyeri Punggung Bawah Pada Tukang

Becak di Stasiun Balapan

Sebanyak 36 orang tukang becak yang seharusnya menjadi responden penelitian,

namun di lapangan ternyata hanya ada 32 responden. Hal ini dikarenakan pada

saat penelitian 4 responden sudah tidak bergabung di paguyuban tukang becak.

Namun 32 reponden ini sudah memenuhi sampel minimal penelitian yaitu 26

responden.

Page 15: HUBUNGAN SIKAP DUDUK DAN BEBAN KERJA TERHADAP …eprints.ums.ac.id/75344/13/NASKAH PUBLIKASI Joni Pranata.pdf · kerja dengan keluhan nyeri punggung bawah pada tukang becak di Stasiun

11

Hasil uji Chi Square hubungan sikap duduk dengan keluhan nyeri

punggung bawah diperoleh nilai signifikansi (p-value) 0,001. Nilai signifikansi <

0,05, tetapi terdapat 4 cell (50%) yang mempunyai nilai frekuensi harapan yang

kurang dari 5. Maka dapat disimpulkan bahwa uji Chi Square tidak memenuhi

syarat yaitu jumlah cell pada tabel lebih dari 2 x 2 yang memiliki frekuensi

harapan yang kurang dari 5 tidak boleh lebih dari 20%.

Alternatif selain uji Chi Square yang akan digunakan adalah uji Fisher

Exact Test dengan metode penggabungan sel menjadi tabel 2 x 2, diperoleh nilai

signifikansi (p-value) 0,001. Nilai signifikansi < 0,05, maka HO ditolak, yang

artinya terdapat hubungan yang signifikan antara sikap duduk dengan keluhan

nyeri punggung bawah pada tukang becak di Stasiun Balapan. Hal ini sejalan

dengan penelitian Zammira (2018) yang mana diperoleh nilai p-value 0,006,

dimana ada hubungan bermakna antara posisi duduk dengan keluhan nyeri

punggung bawah. Begitu juga dengan hasil penelitian yang dilakukan Nurkaput,

dkk (2015) memperoleh nilai p = 0,005 atau p < α (0,05) sehingga dapat

disimpulkan bahwa posisi duduk atau posisi mengemudi dapat menimbulkan

terjadinya keluhan nyeri punggung bawah.

Berdasarkan uji statistik dari 32 responden sebanyak 15 orang (46,9%)

diketahui memiliki sikap duduk tegak, dan 17 orang (53,1%) memiliki sikap

duduk condong kedepan. Hasil tabulasi silang antara sikap duduk dengan keluhan

NPB menunjukkan dari 15 responden dengan sikap duduk tegak terdapat 8 orang

(53,3%) tidak mengalami keluhan NPB dan 7 orang (46,7%) mengalami keluhan

NPB. Sedangkan 17 responden lainnya (53,1%), mengalami keluhan NPB dengan

sikap duduk condong kedepan. Maka dapat disimpulkan bahwa sikap duduk yang

tidak tegak dapat mempengaruhi mengalami keluhan NPB.

Menurut Purnomo (2013), aktivitas pekerja dengan posisi duduk

mempunyai perilaku yang berbeda-beda, sehingga memungkinkan untuk duduk

dengan posisi berbeda.beda. Duduk dengan jangka waktu yang cukup lama dapat

menyebabkan berbagai keluhan. Keluhan yang timbul antara lain berupa nyeri

punggung bawah yang biasanya mengarah pada perubahan kurva vertebra lumbal

karena pembebanan yang terus terjadi saat duduk lama. Apalagi diikuti dengan

Page 16: HUBUNGAN SIKAP DUDUK DAN BEBAN KERJA TERHADAP …eprints.ums.ac.id/75344/13/NASKAH PUBLIKASI Joni Pranata.pdf · kerja dengan keluhan nyeri punggung bawah pada tukang becak di Stasiun

12

posisi duduk yang tidak sesuai dengan posisi yang seharusnya yaitu pada saat

duduk punggung harus tegak dan tidak boleh membungkuk ke depan atau lunglai

sesuai dengan tradisi militer (Parjoto, 2007).

Berdasarkan dari hasil wawancara peneliti menemukan bahwa para tukang

becak melakukan tindakan sederhana guna mencegah dan mengurangi nyeri.

Tindakan pencegahan dilakukan dengan memijat bagian yang nyeri dengan

minyak angin atau balsem, dan beritirahat. Belum ada yang berinisiatif melakukan

pemeriksaan kepada layanan kesehatan untuk mencegah atau mengurang keluhan

NPB.

Sedangkan dari hasil observasi peneliti melihat beberapa tempat duduk

untuk mengayuh becak tidak ergomonis, seperti tempat duduk yang terlalu tinggi

dan tempat duduk yang sedikit jauh dari pegangan tangan pada becak.

Oleh sebab itu, peneliti menyarankan perlu adanya perbaikan mulai dari

posisi duduk saat mengayuh becak, duduk harus tegak. Desain pada becak juga

harus dimodifikasi agar lebih ergonomis seperti tinggi tempat duduk harus sama

dengan panjang tungkai penarik becak ± 3 cm, jarak kemudi ±3 cm dari panjang

lengan, tempat duduk harus lebih lebar dari pinggul, tinggi pandangan mata lebih

panjang dari tinggi atap becak, dan lain-lain. Selain itu perlu upaya untuk

mencegah dan mengendalikan keluhan NPB seperti hidari kegiatan atau bekerja

secara statis dalam jangka waktu lama, usahkan merelaksasikan badan diantara

jam kerja, melakukan pemeriksaan kesehatan saat maupun sebelum mengalami

keluhan NPB. Upaya lainnya adanya penyuluhan dan edukasi tentang sikap dan

posisi kerja yang baik kepada pekerja dan adanya perbaikan lingkungan kerja

guna memperlancar proses kerja, hal ini dapat dilakukan dengan bekerja sama

dengan pihak terkait seperti dinas transportasi, dinas kesehatan, dinas pariwisata,

dana pihak-pihak lain.

3.2.2 Hubungan Beban Kerja Terhadap Nyeri Punggung Bawah Pada Tukang

Becak di Stasiun Balapan

Hasil uji Chi Square hubungan beban kerja dengan keluhan nyeri punggung

bawah diperoleh nilai signifikansi (p-value) 0,053. Nilai signifikansi > 0,05, tetapi

terdapat 5 cell (62,5%) yang mempunyai nilai frekuensi harapan yang kurang dari

Page 17: HUBUNGAN SIKAP DUDUK DAN BEBAN KERJA TERHADAP …eprints.ums.ac.id/75344/13/NASKAH PUBLIKASI Joni Pranata.pdf · kerja dengan keluhan nyeri punggung bawah pada tukang becak di Stasiun

13

5, Maka dapat disimpulkan bahwa uji Chi Square tidak memenuhi syarat.

Alternatif uji yang akan digunakan adalah uji Fisher Exact Test dengan metode

penggabungan sel menjadi tabel 2x2 yang diperoleh hasil p-value 0,176, maka

HO diterima, yang artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara beban

kerja dengan keluhan nyeri punggung bawah.

Hal ini sejalan dengan penelitian Indri, dkk (2014) yang mana diperoleh

nilai p-value 0,156 berarti p-value > 0,05 disimpulkan tidak ada hubungan antara

beban kerja dengan low back pain atau yang dapat disebut juga sebagai nyeri

punggung bawah. Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan Kasjono dkk

(2017) dengan judul faktor risiko manual handling dengan keluhan nyeri

punggung bawah pembuat batu bata di Dusun Asri, dalam penelitian ini

didapatkan bahwa tidak adanya hubungan antara beban manual handling dengan

nyeri punggung bawah.

Berdasarkan hasil uji statistik beban kerja dari 32 reponden sebanyak 23

orang (71,9%) mengalami beban kerja sedang dan 9 orang (28,1%) mengalami

beban kerja berat.. Hasil tabulasi silang antara beban kerja dengan keluhan NPB

menunjukan sebanyak 82,6% responden yang mengalami beban kerja sedang

mengeluh NPB dan 55,6% responden dengan beban kerja berat juga mengeluhkan

NPB. Maka dapat disimpulkan pada penelitian ini tidak ditemukan hubungan

secara signifikan antara beban kerja dengan keluhan NPB.

Beban kerja para pekerja pasti berbeda-beda dan tergantung pula dari jenis

pekerjaannya. Dari hasil pengamatan dengan cara obervasi, didapatkan bahwa

pekerja pada saat melakukan pekerjannya tidak terlalu dipaksa, sehingga beban

yang diterima juga tidak terlalu berat, walaupun pekerjaan yang dilakukan masih

jauh dari ergonomi. Pekerja juga sudah mengatur waktu istirahat sehingga dapat

menyesuaikan kondisi tubuh dengan pekerjaan yang sering dilakukan. Beban

kerja yang dipikul tukang becak juga menjadi sedikit lebih ringan karena ada alat

bantu yaitu dengan mengayuh roda becak. Dalam hal ini menunjukan berat beban

tidak mempengaruhi seseorang mengalami NPB, ada faktor lain yang dapat

mempengaruhi nyeri punggung seperti faktor nutrisi (Ema dkk, 2018).

Page 18: HUBUNGAN SIKAP DUDUK DAN BEBAN KERJA TERHADAP …eprints.ums.ac.id/75344/13/NASKAH PUBLIKASI Joni Pranata.pdf · kerja dengan keluhan nyeri punggung bawah pada tukang becak di Stasiun

14

Beban fisik yang dibenarkan umumnya tidak melebihi 30-40%

kemampuan seorang pekerja dalam waktu 8 jam sehari. Di Indonesia beban fisik

untuk mengangkat dan mengangkut yang dilakukan seorang pekerja dianjurkan

agar tidak melebihi dari 40 kg setiap kali mengangkat dan mengangkut (Irzal,

2016).

Dalam penelitian Nurzannah (2015) menurut hasil studi Departemen

Kesehatan RI (2005) diketahui bahwa 40,5% pekerja mempunyai keluhan

gangguan kesehatan yang diduga terkait dengan pekerjaan yaitu 16% penyakit

otot rangka yang disebut sakit punggung. Wold Health Organization (WHO) juga

menyatakan bahwa di negara industri tiap tahun tercatat 2 - 5 % mengalami Nyeri

Punggung Bawah (NPB). Kemudian National Safety Council melaporkan bahwa

sakit akibat kerja dengan frekuensi kejadian yang paling tinggi adalah sakit/nyeri

pada punggung bawah, yaitu 22% dari 1.700.000 kasus..

Dalam jurnal Dewi (2012) dikemukakan beberapa survei yang dilakukan

oleh Kementrian Kesehatan RI pada tahun 2004 di 8 Provinsi pada pekerja sektor

informal mendapat hasil 75,8% Perajin Batu Bata mengalami gangguan Otot

Rangka. Selain itu dari Profil Kesehatan Kerja Indonesia tahun 2008 yang disusun

Direktoral Bina Kesehatan Kerja, Kementerian Kesehatan RI tercatat bahwa dari

9.482 pekerja di 12 Kabupaten/Kota dari 10 Provinsi yang disurvei tercatat 40,5%

pekerja mempunyai keluhan terhadap kesehatannya dengan keluhan utamanya

adalah gangguan otot rangka 16%, sehingga perlu dilakukan adanya pencegahan

guna mengurangi dampak dari keparahan PAK.

Oleh sebab itu, dalam permasalahan ini perlu adanya perhatian khusus dari

para tukang becak agar lebih memperhatikan posisi duduk yang sesuai saat

mengayuh becak. Serta perlu adanya edukasi tentang sikap duduk maupun beban

kerja kepada para tukang becak agar dapat mencegah dan mengurangi terjadinya

keluhan nyeri punggung yang lebih berat lagi.

4. PENUTUP

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan: ada hubungan

antara sikap duduk dengan keluhan nyeri punggung bawah pada tukang becak di

Page 19: HUBUNGAN SIKAP DUDUK DAN BEBAN KERJA TERHADAP …eprints.ums.ac.id/75344/13/NASKAH PUBLIKASI Joni Pranata.pdf · kerja dengan keluhan nyeri punggung bawah pada tukang becak di Stasiun

15

Stasiun Balapan (p-value = 0,001). Namun Tidak ada hubungan antara beban

kerja dengan keluhan nyeri punggung bawah pada tukang becak di Stasiun

Balapan (p-value = 0,176). Sikap duduk tukang becak di Stasiun Balapan tidak

ergonomis. Keluhan nyeri punggung bawah pada tukang becak di Stasiun Balapan

75,0 % nyeri.

DAFTAR PUSTAKA

Arshad, M., Shamim, Akram, M., Shaheen, G., Arshad, M., Shamim, T., &

Yasmeen, Z. 2011. Effects of Breast Cancer On Physiological and

Psychological Health of Patients. International Journal of Applied Biology

and Pharmaceutical Technology vol.2, Issue 1. Pkaistan : The Islamia

University of Bahawalpur

Indri. 2014. Dasar-dasar Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Jakarta: Kencana.

Kalantari Farhad. 2017. Prevalence of cancers in the National Oil Company

employees referred to Ahwaz health and industrial medicine in 5 years

(Ministry of oil). Life Science Journal. 2011;8(4):698-700] (ISSN:1097-

8135).

Kasjono, H. S., Yamtana., dan Pandini, D.I. 2017. Faktor Risiko Manual

Handling dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah Pembuat Batu Bata.

Politeknik Kesehatan Kemenkes. Yogyakarta.

Khisty, J.C., dan Lall, K.B,.2003,”Dasar-dasar Rekayasa Transportasi”, Erlangga,

Jakarta.

Lemeshow, Stanley dkk. 1997. Besar Sampel Dalam Penelitian Kesehatan,

Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

Lumantobing S. M. dan Tjokronegoro A. 1986. Penatalaksanaan : Low Back

Pain (Nyeri Punggung Bawah). Jakarta : FKUI.

Mardiman Sri. 2001. 3 sindroma low back pain ( Nyeri Punggung Bawah ),

Kumpulan Makalah Pelatihan.

Moh. Nasir. 1983. Metodologi Penelitian, Jakarta : Ghalia Indonesia.

Noor Helmi, Zairin. 2014. Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal. Salemba

Medika. Jakarta.

Nurmianto Eko. 1998. Ergonomi Konsep dan Aplikasi. Jakarta : Guna Widya,

Page 20: HUBUNGAN SIKAP DUDUK DAN BEBAN KERJA TERHADAP …eprints.ums.ac.id/75344/13/NASKAH PUBLIKASI Joni Pranata.pdf · kerja dengan keluhan nyeri punggung bawah pada tukang becak di Stasiun

16

Nurzannah, Makmur Sinaga, dan Umu Salmah. 2015. Hubungan Faktor Risiko

dengan Terjadinya Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain) pada Tenaga

Kerja Bongkar Muat (Tkbm) di Pelabuhan Belawan Medan Tahun 2015.

FKM USU. Medan.

Notoatmodjo Soekidjo. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka

Cipta.

Parjoto, S. 2001. Pentingnya Memahami Sikap Tubuh Dalam Kehidupan,

Majalah Fisioterapi Indonesia, Vol. 7 No. 11/Mei 2007, Jakarta : IFI Graha

Jati Asih.

Pearce, C. Evelin. 1998. Anatomi dan Fisiologi Untuk Para Medis. Jakarta :

Gramedia.

Poerwadarminta. 1986. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Purnomo, Hari. 2013. Antropometri dan Aplikasinya. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Putranto Trie Hermawan, Rafael Djajakusli, Andi Wahyuni. 2014. Hubungan

postur tubuh menjahit dengan keluhan low back pain (LBP) pada penjahit

di pasar sentral kota makasar. Skripsi. Bagian Kesehatan dan Kesehatan

dan Keselamatan Kerja. FKM Universitas Hasanuddin.

Putri, Ema dan T. Samsul Alam. 2018. Ergonomi Dalam Bekerja dengan Nyeri

Punggung Bawah Pada Pekerja Buruh Kasar. JIM FKEP. Vol. III No. 3

2018. Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.

Rachmawati Selviana. 2006. Hubungan Antara Berat Beban Frekuensi Angkat

dan Jarak Angkut dengan Keluhan Nyeri Pinggang Pada Buruh Angkut di

Stasiun Tawang. Skripsi. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Universitas Negeri

Semarang.

Rinaldi Erwin, Wasisto Utomo, Fathra Annis Nauli. 2015. Hubungan Posisi Kerja

Pada Pekerja Industri Batu Bara dengan Kejadian Low Back Pain. JOM.

Vol 2 No 2. Oktober 2015 Riau : Univarsitas Riau.

Risyanto. 2008. Pengaruh Lamanya Posisi Kerja Terhadap Keluhan Subyektif

Low Back Pain Pada Pengemudi Bus Kota di Terminal Giwangan. Skripsi.

Fakultas Kedokteran. Universitas Islam Indonesia.

Salim, Abbas. 1993. Manajemen Transportasi, Jakarta ; Ghalia Indonesia.

Samara. D. 2004. Lama dan sikap duduk sebagai faktor risiko terjadinya nyeri

pinggang bawah, Jurnal Kedokter Trisakti. April-Juni 2004, Vol.23 No.2.

Santoso Singgih. 2004. SPSS Versi 10 Mengolah Data Statistik Secara

Profesional. Kelompok Gramedia-Jakarta : PT Elex Media Komputindo.

Page 21: HUBUNGAN SIKAP DUDUK DAN BEBAN KERJA TERHADAP …eprints.ums.ac.id/75344/13/NASKAH PUBLIKASI Joni Pranata.pdf · kerja dengan keluhan nyeri punggung bawah pada tukang becak di Stasiun

17

Sastroasmoro Sudigdo. 1995. Dasar-Dasar metodologi Penelitian Klinis. Jakarta :

Binarupa Aksara.

Sastrodiwirjo Soemargono. 1986. Nyeri Kepala Menahun. Jakarta: UI Press.

Sengadji, M, I. Rahaya. Nurkaput. 2015. Hubungan Antara Posisi Mengemudi

Terhadap Low Back Pain Pada Sopir Angkotdi Kota Malang. Jurnal.

Fakultas Kedokteran. Universitas Muhammadiyah Malang.

Septadina, Indri S., dan Legiran. 2014. Nyeri Pinggang dan Faktor-faktor Resiko

yang Mempengaruhinya. Jurnal Keperawatan Sriwijaya. Universitas

Sriwijaya. Palembang.

Shidarta P. 1994. Neurologi Klinis dalam Praktek, Dian rakyat. Jakarta

Soemarko, Dewi Sumaryani. 2012. Penyakit Akibat Kerja "Indentifikasi dan

Rahabilitasi Kerja". Makalah K3 Expo Seminar SMESCO Jakarta.

Penyelenggara: Kemenakertrans RI, DK3N, APINDO.

Sugiono. 2002. Statistika untuk Penelitian. Bandung : CV Alfa Beta.

Sugiyanto. 2009. Perkembangan dan Belajar Gerak. Jakarta : Departemen

Pendidikan dan kebudayaan

Suma’mur. 2009. Hiperkes Keselamatan Kerja Dan Ergonomi. Jakarta : Dharma

Bhakti.

Tarwaka. 2014. Ergonomi Industri Dasar-Dasar Pengetahuan Ergonomi dan

Aplikasi di Tempat Kerja, Penerbit : Harapan Press. Surakarta.

Zatadin, Zammira Mutia and -, Dr. Iwan Setiawan, Sp.S., M.Kes. 2018.

Hubungan Posisi Duduk dan Lama Duduk Terhadap Kejadian Nyeri

Punggung Bawah (NPB) pada Penjahit Sektor Informal di Kecamatan

Laweyan Kota Surakarta. Skripsi thesis. Universitas Muhammadiyah

Surakarta.