hubungan self efficacy dan self regulated learning siswa

Upload: risfadhilla

Post on 02-Jun-2018

258 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Hubungan self efficacy dan self regulated learning siswa

    1/7

    Hubungan antara Self-regulated Learning dengan Self-

    efficacy pada Siswa Akselerasi Sekolah Menengah Pertamadi Jawa Timur

    Nono Hery YoenantoFakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya

    Korespondensi: Nono Hery Yoenanto, Departemen Psikologi Pendidikan dan Perkembangan. Fakultas Psikologi

    Universitas Airlangga. Jalan Dharmawangsa Dalam Selatan 4-6 Surabaya, 60286, Telp. (031) 5032770, 5014460, Faks

    (031) 5025910. Email: [email protected]

    Abstract.

    The purpose of this study was to know the correlation between self-regulated learning and self-

    efficacy among accelerated student in East Java. Respondents in this research are four schools: SMPN

    1 in Bondowoso, SMPN 1 Tuban, SMPN 2 Jember and SMPN 1 Surabaya. Self-regulated learning was

    measured with questionairre originally constructed by Vallerand, and self-efficacy was measured byquestionnaire made by Matthias Jerusalem and Ralf Schawarzer. This study used Spearman's

    product moment. The result showed that there is a significant correlation between self-regulated

    learning and self-efficacy among accelerated student in state junior high school in East Java with r =

    0.412.

    Keywords:self-regulated learning, self-efficacy, accelerated students

    Abstrak.

    Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara self-regulated learning dengan self-

    efficacy pada siswa akselerasi di SMP di Jawa Timur. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa

    SMP yang ada di wilayah Jawa Timur. Sampel dalam penelitian ini ada 4 sekolah, yaitu: SMPN 1 di

    Bondowoso, SMPN 1 Tuban, SMPN 2 Jember dan SMPN 1 Surabaya. Untuk mengukur self-regulated

    learning menggunakan kuesioner yang dikembangkan oleh Vallerand dan kuesioner self-efficacy

    menggunakan kuesioner yang diciptakan oleh Matthias Jerusalem dan Ralf Schawarzer. Teknik

    analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu korelasi product moment dari Spearman.

    Dari hasil penelitian, maka disimpulkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara self-

    regulated learning dengan self-efficacy pada siswa-siswa akselerasi di SMP Negeri di Jawa Timur

    dengan r = 0,412.

    Kata kunci:self-regulated learning, self-efficacy, siswa akselerasi

    Di era globalisasi diperlukan sumber daya Munandar (1999) Pengembangan sumber dayamanusia yang berkualitas dan siap bersaing manusia yang berkualitas pada hakikatnyadengan negara lain. Namun untuk membentuk menuntut adanya komitmen 1) identifikasi bakat-sumber daya manusia yang berkualitas dan bakat unggul dalam berbagai bidang dan 2)memiliki kompetensi yang tinggi tidaklah pemupukan dan pengembangan kreativitas yangsemudah membalik telapak tangan. Menurut dimiliki setiap orang yang pada dasarnya perlu

    88 INSAN Vol. 12 No. 02, Agustus 2010

  • 8/10/2019 Hubungan self efficacy dan self regulated learning siswa

    2/7

    untuk dikenali dan dirangsang semenjak usia dini. terpenting yang masih kurang diperhatikan dariAnak berbakat atau juga diberi istilah anak semua karakteristik keberbakatan. Konsepsi

    cerdas istimewa adalah a gift from God and nature keberbakatan Renzulli ini kemudian lebih populeryang merupakan sumber day a manusia dikenal sebagai The Three Ring Conceptions danberkualitas dan bermakna yang tidak boleh disia- keberbakatan merupakan interaksi (irisan) tigasiakan. Dalam belajar, anak-anak cerdas istimewa kluster yang melibatkan kemampuan intelektualmemiliki self-regulated learning yang kuat dan yang berada di atas rata-rata, kreativitas danposi tif untuk menunjang keberhasilannya. komitmen terhadap tugas yang tinggi. Tidak adaMereka mampu menentukan sendiri tujuan satu kluster pun yang dapat berdiri sendiri dalambelajarnya, mampu menumbuhkan rasa mampu mewujudkan keberbakatan sehingga interaksidiri (self-efficacy) untuk meraih target yang antara 3 kluster merupakan syarat utamahendak dicapai, penataan lingkungan untuk keberbakatan yang keberadaan dimunculkanmenopang pencapaian target, menentukan secara nyata melalui tercapainya prestasi kreatif-sendiri bagaimana mendapatkan social support produktif (Renzulli, 1978, dalam Hawadi, 2001:7).

    agar dapat sukses, melakukan evaluasi diri dan Interaksi dari ketiga kluster adalah resep pentingmemonitor kegiatan belajarnya. Hal inilah yang untuk mencapai produktivitas sehingga dapatmembedakan anak cerdas istimewa dengan anak- dikatakan sebagai pengikatan kreativitas dananak biasa. Apakah kenyataannya seperti ini bukan pelengkap ekstra dalam membentukterjadi pada anak cerdas istimewa di Indonesia keberbakatan. Setiap kluster keberbakatan satukhususnya di Jawa Timur. Dengan pertimbangan sama lain berperan sejajar dan penting dalamtersebut, apakah ada hubungan antara Self mewujudkan keberbakatan seseorang (Renzulli,Regulated Learning dengan Self Efficacy pada Reis dan Smith, 1981, dalam Hawadi, 2001:7).siswa akselerasi di SMP di Jawa Timur.

    Tujuan Program percepatan belajarAnak Cerdas Istimewa (gifted) (akselerasi)

    Istilah gifted (anak cerdas istimewa) yang Program percepatan belajar (akselerasi)sering digunakan saat ini, pertama kalinya

    sekarang istilahnya diganti dengan Programdiperkenalkan oleh Guy Whipple dalamMonroe's pendidikan cerdas istimewa adalah programEncyclopedia of Education untuk menunjukkan layanan pendidikan khusus bagi peserta didikkeadaan anak-anak yang memiliki kemampuan yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luarsupernormal (Hawadi, 2002). Istilah yang biasa dengan penyelesaian waktu belajar lebihmenunjuk keadaan gif ted sebelumnya ada cepat/lebih awal dari waktu yang telah ditentukanbermacam-macam dan tidak satu pun definisi pada setiap jenjang pendidikan.yang sama, meski demikian secara umum Tujuan dari program akselerasi antara lain:pengertian anak cerdas istimewa merujuk pada 1. Memberikan kesempatan kepada pesertaindividu yang memiliki kemampuan memproses didik cerdas dan/ atau istimewa untukpotensi yang luar biasa untuk pencapaian mengikuti program pendidikan sesuaikeberhasilan akademik atau pengejaran produksi dengan potensi kecerdasan yang dimilikinya.intelektual. 2. Memenuhi hak asasi peserta didik cerdas

    Renzulli (1978, dalam Munandar 1999) istimewa sesuai kebutuhan pendidikan bagiseorang pakar keberbakatan mengajukan evaluasi dirinya.kelemahan beberapa konsepsi keberbakatan yang 3. Meningkatkan efisiensi dan efektivitastelah berkembang sekitar abad 18 sebagai konsepsi proses pembelajaran bagi peserta didikkeberbakatan yang didominasi determinan cerdas istimewatunggal (unifaktor) mengacu pada batasan IQ 4. Membentuk manusia berkualitas yangsemata sedangkan konsepsi pada periode memiliki kecerdasan spiritual, emosional,setelahnya telah menambahkan determinan lain sosial, dan intelektual serta memilikiseperti kreativitas. Renzulli kemudian ketahanan dan kebugaran fisik.mengajukan faktor komitmen terhadap tugas 5. Membentuk manusia berkualitas yang(motivasi) sebagai karakteristik keberbakatan

    89INSAN Vol. 12 No. 02, Agustus 2010

    Nono Hery Yoenanto

  • 8/10/2019 Hubungan self efficacy dan self regulated learning siswa

    3/7

    kompeten dalam pengetahuan dan seni, dapat ditarik kesimpulan bahwa self-regulatedberkeahlian dan berketerampilan, menjadi learning adalah mengacu pada kemampuan dari

    anggota masyarakat yang bertanggung siswa untuk memahami dan mengontroljawab, serta mempersiapkan peserta didik belajarnya, dimana siswa memerlukan untukmengikuti pendidikan lebih lanjut dalam mengontrol belajarnya melalui keyakinan akanrangka mewujudkan tujuan pendidikan motivasi yang produktif dan menggunakannasional. (Diknas, 2007). strategi belajar kognitif.

    Self-regulated Learning Komponen dari self regulated learningSelf regulated learning adalah suatu usaha Self-regulated learning memiliki tiga

    yang mendalam dan memanfaatkan sumber daya komponen yaitu:dan jaringan yang ada, memonitor dan 1. mengamati diri sendiri (self-observation),meningkatkan proses yang mendalam Dengan yaitu dengan sengaja memberikan perhatiankata lain, self regulated learning mengacu pada yang spesifik dari aspek perilaku dirinya

    perencanaan dan memonitor proses kognitif dan sendiri,afe ktif ya ng me lib atk an keb erh asi lan 2. penilaian dirinya sendiri (self-judgement),menyelesaikan tugas-tugas akademik (Kerlin, B.A. yaitu dengan membandingkan kemajuan1992). sekarang dengan suatu tujuan secara standar,

    Menurut Schunk yang dikutip oleh Kerlin, danB.A.(1992) self regulated learning adalah proses 3. reaksi dari dirinya sendiri (self-reaction),kognitif mulai dari menghadirkan informasi atau yaitu dengan membuat respon yang evaluatifinstruksi, memproses dan mengintegrasikan terhadap penilaian kinerja dirinya sendiri.penge tahuan dan mengul ang in for masi. Menurut Schunk & Zimmerman (1994)Sementara Menurut Eggen, P & Kauchak (2004: Ketrampilan self regulated learning meliputi: 1)389) self regulated learning adalah proses untuk me net ap ka n tu ju an pe rf om an si ny a, 2)menerima tanggung jawab dan mengontrol merencanakan dan mengelola waktu, 3) memilikibelajarnya sendiri. S e l f r e g u l a t e d keyakinan yang positif tentang kemampuannya,di de f in is ikan ca ra ba ga iman a se se oran g 4) memperhatikan dan konsentrasi pada instruksi,memonitor, mengontrol dan mengarahkan aspek- 5) mengorganisir secara efektif, mengulang danaspek proses kognitif dan perilakunya. mengkode informasi, 6) menetapkan lingkungan

    Self regulated learning mencakup beberapa kerja yang kondusif, 7) memanfaatkan sumberaspek kognitif antara lain: daya sosial secara efektif, 8) memfokuskan pada1. perencanaan: mengorganisir langkah- pengaruh positif, 9)membuat atribusi kegagalan

    langkah meliputi menetapkan tujuan dan keberhasilan.dengan cara harus mengidentikasi tujuan-tujuan, mengembangkan strategi dengan Self-efficacyc a r a m e n g a n a l i s i s t u g a s d a n Istilah self-efficacypertama kali diciptakanmendiskripsikan hasil yang diharapkan oleh Albert Bandura pada tahun 1977. Menurutdengan mempertimbangkan kendala yang Betz, N.E & Hackett, G (1988) Self efficacymuncul. mengacu pada keyakinan akan kemampuan dari

    2. monitoring: melibatkan kemampuan individu untuk berhasil melaksanakan tugas-mengobservasi, melaporkan dan mengukur tugas atau perilaku yang diharapkan. Teori self-kemajuan terhadap tujuan; efficacy dianggap salah satu pendekatan dari

    3. mengevaluasi: meliputi mengevaluasi tujuan penerapan teori belajar sosial atau teori kognitifdan kemajuan dari evaluasi sosial. Senada Dengan Betsz, menurut Elliot, N.S,

    4. memperkuat(reinforcing): refleksi dan Kratochwill, T.R,& Travers, J.F (2000) self-efficacypember ian penghargaan termasuk adalah keyakinan dari diri individu padapemberian reward. kemampuannya untuk mengontrol kehidupannya

    atau perasaan untuk merasa mampu. MenurutDari beberapa pengertian para ahli maka

    90 INSAN Vol. 12 No. 02, Agustus 2010

    Hubungan antara Self-regulated Learning dengan Self-efficacy pada Siswa Akselerasi Sekolah Menengah Pertama di Jawa Timur

  • 8/10/2019 Hubungan self efficacy dan self regulated learning siswa

    4/7

    teori dan penelitian dari Bandura (Schawarzer, METODE PENELITIANR.1998) self efficacy membuat suatu perbedaan

    bagaimana individu: 1) merasa (feel), 2) berfikir Tipe Penelitian(think) dan 3) bertindak (act). Self efficacy juga Penelitian ini menggunakan pendekatanmembuat seseorang memilih situasi yang kuantitatif dan dengan metode survei. Penelitianmenantang, mengeksplorasi lingkungannya atau ini disebut jenis penelitian korelatif, karena akanmenciptakan lingkungan yang baru. memperoleh informasi sejauhmana korelasi

    Menurut Bandura dalam (Eggen, P & antara self-regulated learning dan self-efficacyKauchak, 2004: 361) Self-efficacy adalah suatu siswa akselerasi.keyakinan tentang kemampuan diri sendiri dalammengorganisir dan melengkapi suatu tugas yang Variabel Penelitiandipersyaratkan untuk memenuhi suatu tugas yang Variabel X (bebas) dalam penelitian inispesifik. Self efficacy fokus pada mengorganisir adalah self-regulated learningsedangkanVariabeldan melengkapi tugas lebih spesifik dan dalam Y (terikat) dalam penelitian ini adalah self-

    situasi yang termotivasi (Bong & Clark, 1999). efficacy. Untuk mengukur self-regulated learningMisalnya siswa yang memiliki self-efficacy yang menggunakan kuesioner yang dikembangkan olehtinggi pada pelajaran matematika, ketika ia Vallerand (2000) dan untuk kuesioner Selfmenjumpai soal-soal yang pelik ia yakin dapat Efficacy menggunakan kuesioner yang diciptakanmemecahkannya. Pengertian merasa, orang yang oleh Matthias Jerusalem dan Ralf Schawarzermemiliki self-efficacy yang rendah berkaitan (1979). Teknik analisis data yang digunakan dalamdengan depresi, kecemasan, ketidakberdayaan, penelitian ini, yaitu korelasiproduct momentdariharga diri yang rendah dan pesimis. Spearman.

    Faktor-faktor yang mempengaruhi self- Subyek penelitianefficacy Populasi dari penelitian ini adalah seluruh

    Bandura yang dikutip oleh Betz, N.E & siswa SMP yang ada di wilayah Jawa Timur yaitu

    Hackett, G (1988) mengemukakan ada empat ada10 sekolah. Sampel dalam penelitian ini SMP Nsumber informasi yang spesifik untuk dipelajari 1 Bondowoso, SMP N 1 Tuban, SMP N 2 Jember dandan dimodifikasi, yaitu: SMP N 1 Surabaya.1. p er fo ma ns i s eb el um mn ya (p a s t

    p e r f o r m a n c e ) , y a i t u p e n g a l a m a n Metode Analisis Datakeberhasilan sebelummnya adalah paling Teknik analisis data yang digunakan dalampe nt in g, ka re na aka n mem be ri ka n penelitian ini, yaitu menggunakan statistikkeyakinan pada orang lain, deskriptif untuk melihat tingkat self-regulated

    2. p e m o d e l a n ( m o d e l i n g ) , d e n g a n learning dan self-efficacy siswa akselerasi darimengobservasi model dari seseorang orang m a s i n g - m a s i n g s e k o l a h . K e m u d i a nyang dianggap tepat, misalnya seperti orang diperbandingkan untuk masing-masing sekolah.bisa menyampaikan laporan secara akurat, Selain itu, teknik analisis data yangakan meningkatkan harapan tentang digunakan adalah uji korelasi product momentperfomansi orang tersebut. dari Spearman untuk melihat korelasi antara self-

    3. persuasi verbal, misalnya komentar dari yang regulated learning dan self-efficacybaik untukme mb es ar ka n hati sis wan ya akan masing-masing sekolah yang jadi subyekmeningkatkanself-efficacy-nya dan penelitian maupun total seluruh sekolah.Analisis

    4. kondisi fisik misalnya, kelelahan atau lapar datanya menggunakan bantuan SPSS versi 13.dapat mengurangi self-efficacy, walaupuntidak terkait dengan tugas.

    91INSAN Vol. 12 No. 02, Agustus 2010

    Nono Hery Yoenanto

  • 8/10/2019 Hubungan self efficacy dan self regulated learning siswa

    5/7

    HASIL DAN BAHASAN

    Tabel 1 hasil statistik Deskriptif

    Sekolah Rerata SERank

    SE

    Rerata

    SRL Rank

    SRL SD SE SD SRL N

    SMP 1 Sby 32 1 50,85 3 3,69 5,49 26SMP 1 Tuban 26,82 4 48,36 4 4,63 4,26 33SMP 1 Bdws

    30,22

    2

    51,56

    2

    4,89

    4,0118

    SMP 2 Jbr

    28,33

    3

    51,66

    1

    3,71

    7,289

    SMP Total

    29,25

    50,13

    4,8

    5,0986

    Dari hasil statistik deskriptif jenjang tiap Jember memiliki skor self-regulated learningsekolah, tampak bahwa untuk tingkat self-efficacy (rerata= 51,66) yang paling tinggi diantara siswamasing-2 sekolah menunjukkan rerata yang akselerasi sekolah yang lainnya. Kemudian diikuti

    bervariasi dengan rentang terendah rerata=26,82 oleh siswa akselerasi SMP Negeri 1 Bondowosohingga yang tertinggi rerata=32 . Siswa akselerasi (rerata= 51,56) dan SMP Negeri 1 Surabaya dengandi SMP Negeri 1 Surabaya memiliki self-efficacy rerata = 50,85 dan yang paling rendah tingkat(rerata= 32) yang paling tinggi diantara siswa SRLnya adalah siswa akselerasi SMP Negeri 1akselerasi sekolah yang lainnya. Kemudian diikuti Tuban dengan rerata sebesar 48,36. Jikaoleh siswa akselerasi SMP Negeri 1 Bondowoso dibandingkan dengan rerata SRL SMP total(rerata= 30,22) dan SMP Negeri 2 Jember dengan (rerata= 50,13) tampak bahwa yang ada diatasrerata = 28,33 dan yang paling rendah tingkat self- rerata adalah siswa akselerasi SMP Negeri Jember,efficacy-nya adalah siswa akselerasi SMP Negeri 1 SMP Negeri 1 Surabaya dan SMP Negeri 1Tuban. Jika dibandingkan dengan rerata self- Bondowoso. Sementara yang dibawah rerata self-efficacySMP total (rerata= 29,35) tampak bahwa regulated learning-nya adalah siswa akselerasiyang ada diatas rerata adalah siswa akselerasi SMP SMP Negeri 1 Tuban.

    Negeri 1 Surabaya dan SMP Negeri 1 Bondowoso. Dari hasil statistik deskriptif, tingkat self-Sedangkan yang dibawah rerata self-efficacy-nya efficacydan self-regulated learningtampak bahwaadalah siswa akselerasi SMP Negeri 2 Jember dan siswa akselerasi SMP Negeri 1 Tuban memiliki skorSMP Negeri 1 Tuban. yang rendah diantara siswa akselerasi SMP yang

    Untuk tingkat self-regulated learning lainnya. SMP Negeri 1 Bondowoso yang palingmasing-masing sekolah juga menunjukkan rerata konsisten menempati rangking 2 baik untuk self-yang bervariasi. Siswa akselerasi di SMP Negeri 2 efficacymaupun self-regulated learning.

    Tabel 2. hasil uji korelasi product moment

    self-efficacy self-regulated

    learning

    Pearson Correlation 1 .412(**)

    Sig. (2-tailed) .000

    N 86 86 Pearson Correlation

    .412(**)

    1

    Sig. (2-tailed)

    .000

    N

    86

    86

    92 INSAN Vol. 12 No. 02, Agustus 2010

    Hubungan antara Self-regulated Learning dengan Self-efficacy pada Siswa Akselerasi Sekolah Menengah Pertama di Jawa Timur

  • 8/10/2019 Hubungan self efficacy dan self regulated learning siswa

    6/7

    Dari tabel 2. hasil uji korelasi product Demikian juga untuk self-efficacyyaitu suatumomentdengan level taraf signifikansi 0.05 (5%), keyakinan tentang kemampuan diri sendiri dalam

    maka dapat disimpulkan bahwa ada korelasi mengorganisir dan melengkapi suatu tugas yangsignifikan antara self-regulated learning dengan dipersyaratkan untuk memenuhi suatu tugas yangself-efficacy pada siswa-siswa akselerasi di SMP spesifik menunjukkan bahwa siswa akselerasi diNegeri di Jawa Timur dengan r sebesar 0, 412. SMP Negeri 1 Tuban memiliki skor yang paling

    rendah dibandingkan dengan siswa akselerasiSMP yang lainnya.Bahasan

    Dari hasil penelitian terbukti ada korelasiBerdasarkan hasil uji korelasi dengan sampelantara self-regulated learningdengan self-efficacy4 SMP Negeri penyelenggara sekolah akselerasi dimaka dapat disarankan sebagai berikut: 1) BagiJawa Timur ternyata terbukti ada korelasi antarasiswa, setelah tahu tingkat self-regulated learningself-regulated learning pada siswa akselerasidan self-efficacy-nya disarankan untuk lebihdengan tingkat korelasi (r = 0,412) denganmeningkatkan kemampuan self-regulatedsignifikansi = 0.00 (p < 0,05). Artinya ada korelasi

    learningdan self efficacy-nya agar bisa dijadikanyang signifikan antara self-regulated learning bekal untuk mengikuti kelas akselerasi secaradengan self-efficacy pada siswa akselerasi di SMPefektif. 2) Bagi guru, dengan mengetahui tingkatdi Jawa Rimur baik pada taraf signifikansi 1%self-regulated learning dan self-efficacy darimaupun 5%. Dari hasil penelitian ini ternyatamasing-masing siswa diharapkan guru bisasejalan dengan yang dikemukakan oleh Schunkmemotivasi siswanya untuk lebih meningkatkandalam Kerlin (1992) yang mengatakan bahwa self-self-regulated learning dan self-efficacy-nya, 3)efficacymerupakan prediktor dari motivasi danSekolah; dengan mengetahui tingkat self-ketrampilan pemerolehan, sehingga dapatregulated learning dan self-efficacy dari masingmenjelaskan self-regulated learning dari usahamasing siswa diharapkan dapat menjadikan dasarsiswa.rujukan sekolah untuk menjaring siswa akselerasiMerujuk kepada hasil statistik deskriptif,yang lebih berkualitas.baik untuk self-regulated learningdan self-efficacy

    pada siswa akselerasi di SMPN 1 Tuban adalahpaling rendah dibandingkan dengan siswaakselerasi di sekolah yang lainnya. Hal inimenunjukkan hasil self-regulated learning danself-efficacy yang konsisten. Sayangnya penulistidak bisa membandingkan prestasi akademiknyasebelumnya dengan siswa di sekolah akselerasiyang lainnya.

    SIMPULAN DAN SARAN

    Jika mengacu definisi operasional self-

    regulated learning yang mengacu pada carabagaimana seseorang memonitor, mengontrol danmengarahkan aspek-aspek proses kognitif danperilakunya. Dari pengertian ini mengandungpengertian bahwa kemampuan siswa dalammengelola dirinya yang melibatkan keberhasilanmenyelesaikan tugas-tugas akademik. Tampakbahwa self-regulated learningsiswa SMP Negeri 1Tuban memiliki skor yang lebih rendah jikadibandingkan dengan siswa akselerasi pada SMPyang lain.

    93INSAN Vol. 12 No. 02, Agustus 2010

    Nono Hery Yoenanto

  • 8/10/2019 Hubungan self efficacy dan self regulated learning siswa

    7/7