hubungan profil lipid darah dengan insidens...

38
SKRIPSI 2020 HUBUNGAN PROFIL LIPID DARAH DENGAN INSIDENS KOLELITIASIS DI RUMAH SAKIT BENYAMIN GULUH KOLAKA PERIODE 2018-2019 OLEH: Reza Syakhnur C011171506 PEMBIMBING : dr. Syahrijuita.,M.Kes,.Sp.THT DISUSUN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MENYELESAIKAN STUDI PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2020

Upload: others

Post on 26-May-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN PROFIL LIPID DARAH DENGAN INSIDENS …repository.unhas.ac.id/id/eprint/1401/2/C011171506_skripsi 1-2.pdf2.1 Kolelitiasis 2.1.1 Definisi Kolelitiasis adalah terdapatnya batu

SKRIPSI

2020

HUBUNGAN PROFIL LIPID DARAH DENGAN INSIDENS

KOLELITIASIS DI RUMAH SAKIT BENYAMIN GULUH

KOLAKA PERIODE 2018-2019

OLEH:

Reza Syakhnur

C011171506

PEMBIMBING :

dr. Syahrijuita.,M.Kes,.Sp.THT

DISUSUN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK

MENYELESAIKAN STUDI PADA PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2020

Page 2: HUBUNGAN PROFIL LIPID DARAH DENGAN INSIDENS …repository.unhas.ac.id/id/eprint/1401/2/C011171506_skripsi 1-2.pdf2.1 Kolelitiasis 2.1.1 Definisi Kolelitiasis adalah terdapatnya batu
Page 3: HUBUNGAN PROFIL LIPID DARAH DENGAN INSIDENS …repository.unhas.ac.id/id/eprint/1401/2/C011171506_skripsi 1-2.pdf2.1 Kolelitiasis 2.1.1 Definisi Kolelitiasis adalah terdapatnya batu

1

Page 4: HUBUNGAN PROFIL LIPID DARAH DENGAN INSIDENS …repository.unhas.ac.id/id/eprint/1401/2/C011171506_skripsi 1-2.pdf2.1 Kolelitiasis 2.1.1 Definisi Kolelitiasis adalah terdapatnya batu

2

Page 5: HUBUNGAN PROFIL LIPID DARAH DENGAN INSIDENS …repository.unhas.ac.id/id/eprint/1401/2/C011171506_skripsi 1-2.pdf2.1 Kolelitiasis 2.1.1 Definisi Kolelitiasis adalah terdapatnya batu

3

Page 6: HUBUNGAN PROFIL LIPID DARAH DENGAN INSIDENS …repository.unhas.ac.id/id/eprint/1401/2/C011171506_skripsi 1-2.pdf2.1 Kolelitiasis 2.1.1 Definisi Kolelitiasis adalah terdapatnya batu

4

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadiran Alllah SWT atas berkah, rahmat,

hidayah, karunia dan izinnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

sebagai salah satu syarat penelesesaian pendidikan sarjana strata 1 (S1)

kedokteran program studi pendidikan dokter fakultas kedokteran Universitas

Hasanuddin.

Berbekalkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama perkuliahan dan

pengalaman serta dengan arahan dan bimbingan dosen pembimbing, maka skripsi

yang berjudul “Hubungan Profil Lipid Darah dengan Insidens Kolelitiasis di

Rumah sakit Benyamin Guluh Kolaka periode 2018-2019” dapat terselesaikan

dengan baik dan tepat waktu

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini

masih banyak kekurangan dan kelemahan, namun penulis berusaha semaksimal

mungkin untuk menyelesaikan dengan baik dan berharap semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi banyak orang.

Selesainya penyusunan skripsi ini adalah berkat bimbingan, kerja sama,

dukungan serta bantuan dari berbagi pihak. Penulis dengan penuh kerendehan hati

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya secara tulus dan ikhlas kepada

yang terhormat:

1. dr. Syahrijuita.,M.Kes,Sp-THT selaku penasehat akademik dan dosen

pembimbing penyusunan skripsi dan kesediaan, keikhlasan, dan kesabaran

Page 7: HUBUNGAN PROFIL LIPID DARAH DENGAN INSIDENS …repository.unhas.ac.id/id/eprint/1401/2/C011171506_skripsi 1-2.pdf2.1 Kolelitiasis 2.1.1 Definisi Kolelitiasis adalah terdapatnya batu

5

meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada

penulis mulai dari penyusunan proposal hingga pada penulisan skripsi ini.

2. Pimpinan, seluruh dosen/pengajar, dan seluruh karyawan Fakultas

Kedokteran Universitas Hasanuddun yang telah banyak memberikan ilmu

pengetahuan, motivasi, bimbingan, dan membantu selama masa

pendidikan pre-klinik hingga penyusunan skripsi ini.

3. Pihak RSUD Benyamin Guluh serta segenap karyawan di bagian rekam

medik yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitiaan ini.

4. Orang tua penulis tercinta, ayah, ibu, serta saudara dan sahabat-sahabat

dekat penulis tercinta yang telah banyak memberikan dukungan, doa,

moril, dan materi selama penyusunan skripsi ini.

5. Teman-teman sejawat seperjuangan angkatan 2017 “Vitreous” penulis di

Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin yang telah memberikan

bantuan

6. Fina Gisnawaty telah membantu penulis untuk segera mungkin untuk

meyelesaikan skripsi ini.

7. Serta semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah

membantu penulis selama penyusunan skripsi ini.

aimSemoga segala bimbingan, dukungan, dan bantuan yang telah

diberikan kepada penulis bernilai pahala dari Allah SWT. Penulis menyadari

bahwa skripsi masih sangat jauh dari kesempurnaan, mulai tahap persiapan

sampai tahap penyelesaian. Semoga dapat menjadi bahan introspeksi dan motivasi

bagi penulis kedepannya.

Makassar, November 2020

Page 8: HUBUNGAN PROFIL LIPID DARAH DENGAN INSIDENS …repository.unhas.ac.id/id/eprint/1401/2/C011171506_skripsi 1-2.pdf2.1 Kolelitiasis 2.1.1 Definisi Kolelitiasis adalah terdapatnya batu

6

penulis

SKRIPSI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

November 2020

Reza Syakhnur/C011171506

dr. Syahrijuita.,M.Kes,Sp.THT

Hubungan profil lipid darah dengan temuan kolelitiasis di Rumah Sakit

Benyamin Gukuh Kolaka periode 2018-2019

ABSTRAK

Latar Belakang:Perubahan pola makan masyarakat menyebabkan angka kejadian

kolelitiasis semakin meningkat setiap tahunnya Di indonesia sendiri kolelitiasis

baru menjadi perhatian dokter klinisi sehingga belum memiliki data yang lengkap.

Metode Penelitian:penelitian yang digunakan adalah jenis observasional dengan

pendekatan deksriptif retrospektif. Observasi pada status rekam medik pasien

kolelitiasis. Penelitian dilakukan pada 16 pasien yang memenuhi kriteria inklusi di

RS Benyamin Guluh Kolaka periode 2018-2019

Hasil Penelitian:Penelitian ini dilakukan pada sampel sebanyak 16 kasus.

Berdasrkan usia terbanyak adalah kelompok diatas 40 tahun atau usia dewasa

akhir-manula. Berdasarkan jenis kelamin terbanyak adalah laki-laki sebanyak 10

orang. Berdasarkan hasil analisis data yang didapatkan bahwa penurunan kadar

HDL memiliki hubungan dengan kejadian kolelitiasis dirumah sakit Benyamin

Guluh periode 2018-2019. Sedangkan penurunan kadar kolestrol total,LDL, dan

trigliserida tidak memiliki hubungan dengan kejadian kolelitiasis.

Kesimpulan:kolelitiasis paling banyak dialami oleh laki-laki dengan usia diatas

40 tahun. Dan perubahan profil lipid darah yang berpengaruh terhadap kejadian

kolelitiasis ialah penurunan kadar HDL.

Kata Kunci: Profil lipid, Kolelitiasis, karakteristik, Rumah Sakit Benyamin

Guluh

Daftar Pustaka: 23

Page 9: HUBUNGAN PROFIL LIPID DARAH DENGAN INSIDENS …repository.unhas.ac.id/id/eprint/1401/2/C011171506_skripsi 1-2.pdf2.1 Kolelitiasis 2.1.1 Definisi Kolelitiasis adalah terdapatnya batu

7

SKRIPSI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

November 2020

Reza Syakhnur/C011171506

dr. Syahrijuita.,M.Kes,Sp.THT

Lipid profile and Cholelithiasis at Hospital Benyamin Guluh Kolaka, 2018-

2019 period

ABSTRACT

Background: Changes in dietary patterns lead to an increased incidence of

cholelithiasis in years In indonesia alone, new cholelithiasis has become the

concern of clinicians so that they do not have complete research.

Research Methods: The research used was an observational type with a

retrospective descriptive approach. Observation on the medical record status of

cholelithiasis patients. The study was conducted on 16 patients who met the

inclusion criteria at the Benjamin Guluh Kolaka Hospital in the 2018-2019 period.

Research Result: his research was conducted on a sample of 16 cases. Based on

the most age groups are above 40 years or late adulthood. Based on sex the most

are 10 male people. Based on the results of data analysis, it was found that an

reduction in HDL levels had a relationship with the incidence of cholelithiasis at

the Benjamin Guluh hospital in the 2018-2019 period. While the decrease in total

cholesterol, LDL, and triglyceride levels had no relationship with the incidence of

cholelithiasis.

Summary: Cholelithiasis is most commonly experienced by men over the age of

40 years. And changes in blood lipid profile that affect the incidence of

cholelithiasis is an increase in HDL levels.

Key Words: Lipid profil, cholelithiasis, characteristic, Benyamin Guluh Hospital

Bibliography: 23

Page 10: HUBUNGAN PROFIL LIPID DARAH DENGAN INSIDENS …repository.unhas.ac.id/id/eprint/1401/2/C011171506_skripsi 1-2.pdf2.1 Kolelitiasis 2.1.1 Definisi Kolelitiasis adalah terdapatnya batu

8

DAFTAR ISI

............................................................................................................................................ 1

ABSTRAK .............................................................................................................................. 6

DAFTAR TABEL .................................................................................................................. 10

BAB 1 ................................................................................................................................. 11

PENDAHULUAN ................................................................................................................. 11

1.1 Latar belakang permasalahan ........................................................................... 11

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 12

1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................................. 13

1.4 Manfaat penelitian ............................................................................................ 13

Manfaat teoritis ........................................................................................................ 13

1.4.2 Manfaat Praktis ................................................................................................ 14

BAB 2 ................................................................................................................................. 15

TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................................................... 15

2.1 Kolelitiasis ............................................................................................................... 15

2.1.1 Definisi ............................................................................................................. 15

2.1.2 Epidemiologi .................................................................................................... 16

2.1.3 Anatomi Kandung Empedu .............................................................................. 16

2.1.4 Fisiologi Kandung Empedu ............................................................................... 18

2.1.5 Etiologi Kolelitiasis ........................................................................................... 19

2.1.6 Patogenesis dan Tipe Batu ............................................................................... 21

2.1.7 Diagnosis .......................................................................................................... 23

2.1.8 Penatalaksanaan .............................................................................................. 26

2.1.9 Komplikasi ........................................................................................................ 28

2.1.10 Prognosis ........................................................................................................ 29

2.2 Dasar Pemikiran Variabel Yang Diteliti ................................................................... 30

2.3 Profil lipid darah ...................................................................................................... 30

2.3.1 Kolesterol Total ................................................................................................ 31

2.3.2 HDL Kolesterol .................................................................................................. 32

2.3.3 LDL Kolesterol .................................................................................................. 33

2.3.4 VLDL ................................................................................................................. 33

2.3.5 Trigliserida ........................................................................................................ 34

Page 11: HUBUNGAN PROFIL LIPID DARAH DENGAN INSIDENS …repository.unhas.ac.id/id/eprint/1401/2/C011171506_skripsi 1-2.pdf2.1 Kolelitiasis 2.1.1 Definisi Kolelitiasis adalah terdapatnya batu

9

2.4 Kerangka Teori ........................................................................................................ 35

2.5 Konsep Kerangka ..................................................................................................... 36

.......................................................................................................................................... 36

.......................................................................................................................................... 36

.......................................................................................................................................... 36

BAB 3 ................................................................................................................................. 37

METODE PENELITIAN ........................................................................................................ 37

3.1 Jenis Penelitian ........................................................................................................ 37

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................................... 37

3.3 Variabel penelitian .................................................................................................. 37

Variabel adalah insiden kolelitiasis ............................................................................... 37

3.4 Populasi dan Sampel ............................................................................................... 38

3.5 Definisi Operasional dan Kriteria Objektif .............................................................. 38

3.7 Jenis Data dan Instrumen Penelitian ...................................................................... 40

3.9 Teknik Pengolahan dan Penyajian Data .................................................................. 41

3.10 Etika Penelitian ..................................................................................................... 41

BAB 4 ................................................................................................................................. 42

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN ....................................................... 42

`4.1 Hasil Penelitian ...................................................................................................... 42

4.2 Analisis Univariat ..................................................................................................... 42

4.2.1 Distribusi Pasien Kolelitiasis Berdasarkan Umur .............................................. 42

4.2.2 Distribusi Pasien Kolelitiasis Berdasarkan Jenis Kelamin ................................. 44

4.3 Analisis Bivariat ....................................................................................................... 45

4.3.1 Hubungan Kadar Kolesterol Total terhadap Kejadian Kolelitiasis .................... 45

4.3.2 Hubungan High Density Lipoprotein (HDL) terhadap Kejadian Kolelitiasis ...... 46

4.3.3 Hubungan Low Density Lipoprotein (LDL) terhadap Kejadian Kolelitiasis ....... 47

4.3.4 Hubungan Trigliserida terhadap Kejadian Kolelitiasis...................................... 49

BAB 5 ................................................................................................................................. 51

PEMBAHASAN ................................................................................................................... 51

BAB 6 ................................................................................................................................. 54

KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................................. 54

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 56

LAMPIRAN ......................................................................................................................... 60

Page 12: HUBUNGAN PROFIL LIPID DARAH DENGAN INSIDENS …repository.unhas.ac.id/id/eprint/1401/2/C011171506_skripsi 1-2.pdf2.1 Kolelitiasis 2.1.1 Definisi Kolelitiasis adalah terdapatnya batu

10

.......................................................................................................................................... 61

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 ............................................................................................................................ 42

Distribusi Pasien dengan Kejadian Kolelitiasis Berdasarkan Kelompok Usia .................... 42

Tabel 4.2 ............................................................................................................................ 43

Distribusi Pasien dengan Kejadian Kolelitiasis Berdasarkan Faktor Risiko Usia ............... 43

Tabel 5.3 ............................................................................................................................ 44

Distribusi Pasien dengan Kejadian Kolelitiasis Berdasarkan Jenis Kelamin ...................... 44

Tabel 4.4 ............................................................................................................................ 45

Analisis Hubungan antara Kolesterol Total dengan Temuan Kolelistiasis ........................ 45

Tabel 4.5 ............................................................................................................................ 46

Analisis Hubungan antara High Density Lipoprotein (HDL) dengan Temuan Kolelistiasis 46

Tabel 4.6 ............................................................................................................................ 47

Analisis Hubungan antara Low Density Lipoprotein (LDL) dengan Temuan Kolelistiasis .. 48

Tabel 4.7 ............................................................................................................................ 49

Analisis Hubungan antara Trigliserida dengan Temuan Kolelistiasis ................................ 49

Page 13: HUBUNGAN PROFIL LIPID DARAH DENGAN INSIDENS …repository.unhas.ac.id/id/eprint/1401/2/C011171506_skripsi 1-2.pdf2.1 Kolelitiasis 2.1.1 Definisi Kolelitiasis adalah terdapatnya batu

11

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang permasalahan

Kolelitiasis atau biasa disebut batu empedu merupakan endapan satu atau

lebih komponen empedu yaitu kolestrol, bilirubin, garam empedu, kalsium,

protein, asam lemak, dan fosfolipid di dalam kantung empedu atau

duktuskeledokus atau kedua-duanya (Price, 2006).

Kolelitiasis saat ini menjadi masalah kesehatan masyarakat karena frekuensi

kejadiannya tinggi yang menyebabkan beban finansial maupun beban sosial

bagi masyarakat. Sudah merupakan masalah kesehatan yang penting di negara

barat. Angka kejadian lebih dari 20% populasi dan insiden meningkat dengan

bertambahnya usia. Kolelitiasis sangat banyak ditemukan pada populasi umum

dan laporan menunjukkan bahwa dari 11.840 yang dilakukan otopsi ditemukan

13,1% adalah pria dan 33,7% adalah wanita yang menderita batu empedu.Di

negara barat penderita kolelitiasis banyak ditemukan pada usia 30 tahun, tetapi

rata-rata usia tersering adalah 40–50 tahun dan meningkat saat usia 60 tahun

seiring bertambahnya usia, dari 20 juta orang di negara barat 20% perempuan

dan 8% laki-laki menderita kolelitiasis dengan usia lebih dari 40 tahun

(Cahyono, 2014).

Sedangkan kejadian Kolelitiasis di negara Asia 3%-15% lebih rendah

dibandingan negara barat. Di Indonesia, kolelitiasis kurang mendapat perhatian

Page 14: HUBUNGAN PROFIL LIPID DARAH DENGAN INSIDENS …repository.unhas.ac.id/id/eprint/1401/2/C011171506_skripsi 1-2.pdf2.1 Kolelitiasis 2.1.1 Definisi Kolelitiasis adalah terdapatnya batu

12

karena sering sekali asimtomatik sehingga sulit di deteksi atau sering terjadi

kesalahan diagnosis. Penelitian di Indonesia pada Rumah Sakit Columbia Asia

Medan sepanjang tahun 2011 didapatkan 82 kasus kolelitiasis (Ginting, 2012).

Di Indonesia, Kolelitiasis baru mendapat perhatiansetelah di klinis,

sementara publikasi penelitian tentang kolelitiasis masih terbatas. Berdasarkan

studi kolesitografi oral didapatkan laporan angka insidensi kolelitiasis terjadi

pada wanita sebesar 76% dan pada laki-laki 36%dengan usia lebih dari 40

tahun. Sebagian besar pasien dengan batu empedu tidak mempunyai keluhan.

Risiko penyandang batu empedu untuk mengalami gejala dan komplikasi relatif

kecil. Walaupun demikian, sekali batu empedu mulai menimbulkan serangan

nyeri kolik yang spesifik maka 3 resiko untuk mengalami masalah dan penyulit

akan terus meningkat (Cahyono,2014).

Perkembangan angka kejadian kolelitiasis yang terus meningkat di berbagai

Negara termasuk Indonesia yang salah Satu di pengaruhi oleh perubahan pola

makam masyarakat juga masih kurangnya dat mengenai kolelitiasis di

Indonesia, membuat peneliti tertarik untuk mengetahui kenaikan jenis lipid

darah apa yang terjadi dari perubahan pola hidup masyarakat yang paling sering

menyebabkan kejadian kolelitiasis. Oleh karena itu peneliti ingin mencoba

melakukan penelitian tentang hubungan profil lipid darah dengan temuan

kolelitiasis di Rumah Sakit Benyamin guluh periode 2018-2019.

1.2 Rumusan Masalah

Page 15: HUBUNGAN PROFIL LIPID DARAH DENGAN INSIDENS …repository.unhas.ac.id/id/eprint/1401/2/C011171506_skripsi 1-2.pdf2.1 Kolelitiasis 2.1.1 Definisi Kolelitiasis adalah terdapatnya batu

13

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan suatu masalah

yaitu bagaimna hubungan profil lipid darah dengan insidens kolelitiasis RS

Benyamin Guluh Kolaka periode 2018-2019.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Untuk mengetahui mengenai hubungan Profil lipid Darah dengan

insidens kolelitiasis di Rumah Sakit Benyamin Guluh Kolaka periode

2018-2019

1.3.2 Tujuan khusus

1. Untuk mengetahui hubungan antara kadar kolestrol total dengan

insidens kolelitiasis di Rumah Sakit Benyamin Guluh Kolaka periode

2018-2019

2. Untuk mngetahui hubungan antara kadar high density lipoprotein (HDL)

dengan insidens kolelitiasis di Rumah Sakit Benyamin Guluh Kolaka

periode 2018-2019

3. Untuk mengetahui hubungan antara kadar low density lipoprotein (LDL)

dengan insidens kolelitiasis dirumah sakit Benyamin Guluh Kolaka

periode 2018-2019

4. Untuk mengetahui hubungan antara kadar trigliserida dengan kejadian

kolelitiasis di rumah sakit Benyamin Guluh Kolaka periode 2018-2019

1.4 Manfaat penelitian

Manfaat teoritis

Page 16: HUBUNGAN PROFIL LIPID DARAH DENGAN INSIDENS …repository.unhas.ac.id/id/eprint/1401/2/C011171506_skripsi 1-2.pdf2.1 Kolelitiasis 2.1.1 Definisi Kolelitiasis adalah terdapatnya batu

14

Menambah wawasan dan pengetahuan serta diagnosis dan prognosis

mengenai hubungan profil lipid darah dengan, insidens kolelitiasis

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi peneliti

Penelitian ini merupakan sarana untuk menerepkan dan mempraktekkan

teori yang diperoleh selain itu untuk menambah wawasan pengetahuan

pengalaman, diagnosis dan prognosis profil lipid darah dengan insidens

kolelitiasis.

2. bagi masyarakat

Sebagai bahan wawasan dan pengetahuan serta mencegah terjadinya

penyakit kolelitiasis

Page 17: HUBUNGAN PROFIL LIPID DARAH DENGAN INSIDENS …repository.unhas.ac.id/id/eprint/1401/2/C011171506_skripsi 1-2.pdf2.1 Kolelitiasis 2.1.1 Definisi Kolelitiasis adalah terdapatnya batu

15

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kolelitiasis

2.1.1 Definisi

Kolelitiasis adalah terdapatnya batu dalam kandung empedu atau saluran

empedu. Kolelitiasis adalah inflamasi akut atau kronis dari kandung

empedu,biasanya berhubungan dengan batu kandung empedu yang tersangkut

pada duktus kristik dan menyebabkan distensi kandung empedu (M.Clevo

Rendy & Margareth TH, 2012:80).

Adanya infeksi dapat menyebabkan keruusakan dinding kandung empedu,

sehingga menyebaban terjadinya statis dan dengan demikian menaikkan batu

empedu. Infeksi dapat disebabkan kuman yang berasal dari makanan. Infeksi

bisa merambat ke saluran empedu sampai ke kandung empedu. Penyebab paling

utama adalah infeksi di usus. Infeksi ini menjalar tanpa merasa meyebabkan

peradangan pada saluran dan kantong empedu sehingga cairan yang berada di

kantong empedu mengendap dan menimbulkan batu. Infeksi tersebut misalnya

tifoid atau tifus. Kuman tifoid apabila bermuara di kantong empedu dapat

menyebabkan peradangan lokal yang tidak dirasakan pasien, tanpa gejala sakit

Page 18: HUBUNGAN PROFIL LIPID DARAH DENGAN INSIDENS …repository.unhas.ac.id/id/eprint/1401/2/C011171506_skripsi 1-2.pdf2.1 Kolelitiasis 2.1.1 Definisi Kolelitiasis adalah terdapatnya batu

16

ataupun demam. Namun, infeksi lebih sering timbul akibat dari terbentuknya

batu dibanding penyebab terbentuknya batu. (Schwartz S,2000)

Sedangkan batu empedu bisa terbentuk di dalam saluran empedu paling

banyak disebabkan karena empedu mengalami aliran balik yang disebabkan

adanya penyempitan saluran. Batu empedu di dalam saluran empedu bisa

mengakibabkan infeksi hebat saluran empedu (kolangitis). Jika saluran empedu

tersumbat, maka bakteri akan tumbuh dan dengan segera menimbulkan infeksi

di dalam saluran. bakteri bisa menyebar melalui aliran dan darah dapat

menyebabkan infeksi dibagian tubuh lainnya. (lesmana L,2014)

2.1.2 Epidemiologi

Kasus kolelitiasis di Indonesia sama dengan kasus kolelitiasis di

Afrika yang jumlahnya tidak banyak dibandingkan dengan kasus kolelitiasis di

Eropa dan Amerika Utara. Berdasarkan hasil studi Universitas Illoin di Nigeria

mendapatkan total pasien yang mengalami kolesistektomi karena peradangan

pada penyakit kandung empedu selama lima tahun (1997-2001) sejumlah 46

pasien, dari total tersebut didapatkan rata-rata pasien yang mengalami penyakit

pada kandung empedu sebanyak sembilan pasien setiap tahunnya. Hal ini

terlihat juga dari admisi masuk pasien yang dianalisis Bremner pada sebuah

rumah sakit di Afrika yang mendapatkan prevalensi peningkatan enam kali lipat

rumah sakit melakukan kolesistektomi dari tahun 1956 1-2/100.000 sampai

tahun 1969 12/100.000 (Rahman, 2005)

2.1.3 Anatomi Kandung Empedu

Page 19: HUBUNGAN PROFIL LIPID DARAH DENGAN INSIDENS …repository.unhas.ac.id/id/eprint/1401/2/C011171506_skripsi 1-2.pdf2.1 Kolelitiasis 2.1.1 Definisi Kolelitiasis adalah terdapatnya batu

17

Kandung empedu (vesika felea), yang merupakan organ berbentuk

seperti buah pir, berongga dan menyerupai kantong dengan panjang 7,5 hingga 10

cm, terletak dalam suatu cekungan yang dangkal pada permukaan inferior hati

oleh jaringan ikat yang longgar. Dinding kandung empedu terutama tersusun dari

otot polos. Kandung empedu dihubungkan dengan duktus koledokus lewat duktus

sistikus (Smeltzer dan Bare, 2002). Kandung empedu memiliki bagian berupa

fundus, korpus, dan kolum. Fundus berbentuk bulat, berujung buntu pada kandung

empedu sedikit memanjang di atas tepi hati. Korpus merupakan bagian terbesar

dari kandung empedu. Kolum adalah bagian sempit dari kandung empedu yang

terletak antara korpus dan duktus sistika.

Empedu yang disekresikan dari hati akan disimpan sementara waktu

dalam kandung empedu. Saluran empedu terkecil yang disebut kanalikulus

terletak diantara lobules hati. Kanalikulus menerima hasil sekresi dari hepatosit

dan membawanya ke saluran empedu yang lebih besar yang akhirnya akan

membentuk duktus hepatikus. Duktus hepatikus dari hati dan duktus sistikus dari

kandung empedu bergabung untuk membentuk duktus koledokus (common bile

duct) yang akan mengosongkan isinya ke dalam intestinum. Aliran empedu ke

dalam intestinum dikendalikan oleh sfingter oddi yang terletak pada tempat

sambungan (junction) dimana duktus koledokus memasuki duodenum (Smeltzer

dan Bare, 2002).

Page 20: HUBUNGAN PROFIL LIPID DARAH DENGAN INSIDENS …repository.unhas.ac.id/id/eprint/1401/2/C011171506_skripsi 1-2.pdf2.1 Kolelitiasis 2.1.1 Definisi Kolelitiasis adalah terdapatnya batu

18

2.1.4 Fisiologi Kandung Empedu

Fungsi Kandung Empedu, yaitu:

• Tempat menyimpan cairan empedu dan memekatkan cairan empedu yang

ada di dalamnya dengan cara mengabsorpsi air dan elektrolit. Cairan

empedu ini adalah cairan elektrolit yang dihasilkan oleh sel hati. (Leonard

V, 2001)

• Garam empedu meenyebabkan meningkatnya kelarutan kolestrol, lemak

dan vitamin yang larut dalam lemak, sehingga membantu penyerapannya

dari usus. Hemoglobin yang berasal dari penghancuran sel darah merah

diubah menjadi bilirubin (pigmen utama dalam empedu) dan dibuang ke

dalam empedu. (leonard V, 2001)

Kandung empedu mampu menyimpan 40-60 ml empedu. Diluar waktu

makan, empedu disimpan sementara di dalam kandung empedu. Empedu hati

tidak dapat segera masuk ke duodenum, akan tetapi setelah melewati duktus

hepatikus, empedu masuk ke duktus sistikus dan ke kandung empedu. Dalam

kandung empedu, pembuluh limfe dan pembuluh darah mengabsorpsi dari garam-

garam organik, sehingga empedu dalam kandung empedu dalam kandung empedu

kira-kira lima kali lebih pekat dibandingkan empedu hati. (Leonard V, 2001)

Page 21: HUBUNGAN PROFIL LIPID DARAH DENGAN INSIDENS …repository.unhas.ac.id/id/eprint/1401/2/C011171506_skripsi 1-2.pdf2.1 Kolelitiasis 2.1.1 Definisi Kolelitiasis adalah terdapatnya batu

19

Empedu memiliki fungsi, yaitu membantu pencernaan dan penyerapan

lemak, berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama

hemoglobin yang berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan

kolestrol, garam empedu meningkatkan kelarutan kolestrol, lemak dan 10 vitamin

yang larut dalam lemak untuk membantu proses penyerapan. Garam empedu

merangsang pelepasan air oleh usus besar untuk membantu menggerakkan isinya.

Bilirubin (pigmen utama dari empedu) dibuang kedalam empedu sebagai limbah

dari sel darah merah yang dihancurkan serta obat dan limbah lainnya dibuang

dalam empedu dan selanjutnya dibuang dari tubuh. Garam empedu kembali

diserap kedalam usus halus, disuling oleh hati dan dialirkan kembali ke dalam

empedu. Sirkulasi ini dikenal sebagai sirkulasi enterohepatik. Seluruh garam

empedu di dalam tubuh mengalami sirkulasi sebanyak 10-12 kali/hari. Dalam

setiap sirkulasi, sejumlah kecil garam empedu masuk kedalam usus besar (kolon).

Di dalam kolon, bakteri memecah garam empedu menjadi berbagai macam unsur

pokok. Beberapa dari unsur pokok ini diserap kembali dan sisanya dibuang

bersama tinja. Hanya sekitar 5% dari asam empedu yang disekresikan dalam

feses. (Schwartz S, 2000)

2.1.5 Etiologi Kolelitiasis

Penyebab pasti dari kolelitiasis atau koledolitiasis atau batu empedu belum

diketahui. Satu teori menyatakan bahwa kolesterol dapat menyebabkan

supersaturasi empedu di kandung empedu. Setelah beberapa lama, empedu yang

telah mengalami supersaturasi empedu di kandung empedu. Setelah beberapa

lama, empedu yang telah mengalami supersaturasi menjadi mengkristal dan mulai

membentuk batu. Tipe lain batu empedu adalah batu pigmen. Batu pigmen

Page 22: HUBUNGAN PROFIL LIPID DARAH DENGAN INSIDENS …repository.unhas.ac.id/id/eprint/1401/2/C011171506_skripsi 1-2.pdf2.1 Kolelitiasis 2.1.1 Definisi Kolelitiasis adalah terdapatnya batu

20

tersusun oleh kalsium bilirubin, yang terjadi ketika bilirubin bebas berkombinasi

dengan kalsium (NANDA NIC-NOC, 2015).

Berbagai faktor yang mempengaruhi pembentukan batu empedu, diantaranya:

1. Eksresi garam empedu

Setiap faktor yang menurunkan konsentrasi berbagai garam

empedu atau fosfolipid dalam empedu. Asam empedi dihidroksi atau

dihydroxy bile acids adalah kurang polar dari pada asam trihidroksi.

Jadi dengan bertambahnya kadar asam empedu dihidroksi mungkin

menyebabkan terbentukanya batu empedu. (Leonard V,2001)

2. Kolestrol empedu

Apa bila binatang percobaan di beri diet tinggi, kolestrol, sehingga

kadar kolestrol dalam vesika vellea sangat tinggi, dapatlah terjadi batu

empedu kolestrol yang ringan. Kenaikan kolestrol empedu dapat

dijumpai pada orang gemuk, dan diet kaya lemak. ( Pearce E, 2002)

3. Substansia mucus

Perubahan dalam banyaknya dan komposisi substansi mucus dalam

empedu mungkin penting dalam pembentukan batu empedu. (Pearce E,

2002)

4. Pigmen empedu

Pada anak muda terjadinya batu empedu mungkin disebabkan

karena bertambahnya pigmen empedu. Kenaikan pigmen empedu

dapat terjadi karena hemolisis yang kronis. Eksresi bilirubin adalah

berupa larutan bilirubin glukorumid. (Leonard V, 2001)

5. Infeksi

Page 23: HUBUNGAN PROFIL LIPID DARAH DENGAN INSIDENS …repository.unhas.ac.id/id/eprint/1401/2/C011171506_skripsi 1-2.pdf2.1 Kolelitiasis 2.1.1 Definisi Kolelitiasis adalah terdapatnya batu

21

Adanya infeksi dapat menyebabkan kerusakan dinding kandung

empedu, sehingga menyebabkan terjadinya statis dan dengan demikian

menaikan pembentukan batu. (Pearce E, 2000)

2.1.6 Patogenesis dan Tipe Batu

Patogenesis terbentuknya batu kolesterol diawali adanya pengendapan

kolesterol yang membentuk kristal kolesterol. Batu kolesterol terbentuk ketika

konsentrasi kolesterol dalam saluran empedu melebihi kemampuan empedu untuk

mengikatnya dalam suatu pelarut, kemudian terbentuk kristal yang selanjutnya

membentuk batu. Pembentukan batu kolesterol melibatkan tiga proses yang

panjang yaitu pembentukan empedu yang sangat jenuh (supersaturasi),

pembentukan kristal kolesterol dan agregasi serta proses pertumbuhan batu.

Proses supersaturasi terjadi akibat peningkatan sekresi kolesterol, penurunan

sekresi garam empedu atau keduanya (Gustawan, 2007).

Patogenesis batu pigmen melibatkan infeksi saluran empedu, stasis

empedu, malnutrisi, dan faktor diet. Kelebihan aktivitas enzim -glucuronidase

bakteri dan manusia (endogen) memegang peran kunci dalam patogenesis batu

pigmen pada pasien dinegara Timur. Hidrolisis bilirubin oleh enzim tersebut akan

membentuk bilirubin tak terkonjugasi yang akan mengendap sebagaicalcium

bilirubinate. enzim -glucuronidase bakteri berasal kuman E.coli dan kuman

lainnya di saluran empedu. Enzim ini dapat dihambat glucarolactone yang

kadarnya meningkat pada pasien dengan diet rendah protein dan rendah lemak

(Lesmana, 2006).

Menurut gambaran makroskopik dan komposisi kimia, batu saluran

empedu dapat diklafikasikan menjad tiga kategori, yaitu:

Page 24: HUBUNGAN PROFIL LIPID DARAH DENGAN INSIDENS …repository.unhas.ac.id/id/eprint/1401/2/C011171506_skripsi 1-2.pdf2.1 Kolelitiasis 2.1.1 Definisi Kolelitiasis adalah terdapatnya batu

22

a. Batu Kolestrol

Untuk terbentuknya batu kolestrol diperlukan 3 faktor utama:

• Supersaturasi kolestrol

• Hipomotilitas kandung empedu

• Nukleasi/pembentukan nidus cepat (Lesmana L,2014)

Khusus mengenai nukleasi cepat, sekarang telah terbukti bahwa

empedu pasien dengan kolelitiasis mempunyai zat yang mempercepat

waktu nukleasi kolestrol (promoter) sedangkan empedu orang normal

mengandung zat yang menghalangi terjadinya nukleasi. (Lesmana L,

2014)

b. Batu kalsium bilirunat (pigmen coklat)

Patogenesis batu pigmen melibatkan infeksi saluran empedu,

statis empedu, maltnutrisi, dan factor diet. Kelebihan aktivitas enzim

beta-glucoronidase bakteri dan manusia (endogen) memegang peran

kunci dalam pathogenesis batu pigmen pada pasien di Negara timur.

Hidrolisis bilirubin oleh enzim tersebut akan membentuk bilirubin tak

terkonjugasi yang akan mengendap sebagai kalsium bilirubinate.

Enzim beta- glucoronidase bakteri berasal dari kuman E.Coli dan

kuman lainnya disaluran empedu. Enzim minidapat dihambat oleh

glucoralactone yang konsentrasinya meningkat pada pasien dengan

diet rendah protein dengan rendah lemak. (Lesmana L, 2014)

c. Batu pigmen hitam

Batu pigmen hitam adlah tipe batu yang banyak ditemukan pada

pasien dengan hemolisis kronik atau sirosis hati. Batu pigmen hitam

Page 25: HUBUNGAN PROFIL LIPID DARAH DENGAN INSIDENS …repository.unhas.ac.id/id/eprint/1401/2/C011171506_skripsi 1-2.pdf2.1 Kolelitiasis 2.1.1 Definisi Kolelitiasis adalah terdapatnya batu

23

ini terutama terdiri dari derivate polymerized bilirubin. Patgenesis

terbentuknya batu ini belum jela. Umumnya batu pigmen terbentuk

dalam kandung empedu dengan empedu yang steril. (Lesmana L,

2014)

Batu kandung empedu dapat berpindah ke dalam duktus

koledokus melalui duktus sistikus. Di dalam perjalanannya memlalui

duktus sistikus, batu tersebut dapat menimbulkan sumbatan aliran

empedu secara parsial maupun total sehingga minumbulkan gejala

kolik bilier. Pasase berulang batu empedu melalui duktus sitikus yang

sempit dapat menimbulkan iritasi dan perlukaan sehingga dapat

menimbulkan peradangan dinding duktus dan striktur. Apabila batu

berhenti di dalam duktus sistikus karena diameter batu yang terlalu

besar ataupun karena adanya struktur, batu akan tetap berada disana

sebagai batu duktus sistikus. (Lesmana L,2014)

2.1.7 Diagnosis

A. anamnesis

Setengah sampai duapertiga penderita kolelitiasis adalah asimtomatis.

Keluhan yang mungkin timbul adalah dispepsia yang kadang disertai intoleran

terhadap makanan berlemak. Pada yang simtomatis, keluhan utama berupa

nyeri di daerah epigastrium, kuadran kanan atas atau perikondrium. Rasa nyeri

lainnya adalah kolik bilier yang mungkin berlangsung lebih dari 15 menit, dan

kadang baru menghilang beberapa jam kemudian. Timbulnya nyeri

kebanyakan perlahan-lahan tetapi pada 30% kasus timbul tiba-tiba. ( Lesmana

L, 2014)

Page 26: HUBUNGAN PROFIL LIPID DARAH DENGAN INSIDENS …repository.unhas.ac.id/id/eprint/1401/2/C011171506_skripsi 1-2.pdf2.1 Kolelitiasis 2.1.1 Definisi Kolelitiasis adalah terdapatnya batu

24

Penyebaran nyeri pada punggung bagian tengah, scapula, atau ke puncak

bahu, disertai mual dan muntah. Lebih kurang seperempat penderita

melaporkan bahwa nyeri berkurang setelah menggunakan antasida. Kalau

terjadi kolelitiasis, keluhan nyeri menetap dan bertambah pada waktu menarik

nafas dalam. (Lesmana L, 2014)

B. Pemeriksaan fisis

1. Batu kandung empedu

Apabila ditemukan kelainan, biasanya berhubungan dengan

komplikasi, seperti kolesistitis akut dengan peritonitis lokal atau umum,

hidrop kandung empedu, atau pankreatitis. Pada pemeriksaan ditemukan

nyeri tekan dengan punktum maksimum di daerah letak anatomis kandung

empedu. Murphy sign positif apabila nyeri tekan bertambah sewaktu

penderita menarik nafas panjang karena kandung empedu yang meradang

tersentuh ujung jari tangan pemeriksa dan pasien berhenti menarik nafas.

(Schwartz S, et all, 2000)

2. Batu saluran empedu

Batu saluran empedu tidak menimbulkan gejala pada fase tenang.

Kadang teraba hepar dan sklera ikterik. Perlu diketahui bila kadar bilirubin

darah kurang dari 3 mg/dl, gejala ikterik tidak jelas.Apabila sumbatan

saluran empedu bertambah berat, akan timbul ikterus klinis. (Schwartz S,

et all, 2000)

C. Pemeriksaan penunjang

1. Pemeriksaan laboratorium

Page 27: HUBUNGAN PROFIL LIPID DARAH DENGAN INSIDENS …repository.unhas.ac.id/id/eprint/1401/2/C011171506_skripsi 1-2.pdf2.1 Kolelitiasis 2.1.1 Definisi Kolelitiasis adalah terdapatnya batu

25

Batu kandung empedu yang asimptomatik biasanya tidak

menunjukkan kelainan pada pemeriksaan laboratorium. Apabila terjadi

peradangan akut, dapat terjadi leukositosis. Apabila terjadi sindroma

mirizzi, akan ditemukan kenaikan ringan bilirubin serum akibat penekanan

duktus koledokus oleh batu. Kadar bilirubin serum yang tinggi mungkin

disebabkan oleh batu di dalam duktus koledokus. Kadar serum alkali

fosfatase dan mungkin juga amilase serum biasanya meningkat sedang

setiap kali terjadi serangan akut. (Sodeman S, 2005)

2. Pemeriksaan radiologi

a. Foto polos abdomen

Foto polos abdomen biasanya tidak memberikan gambaran yang

khas karena hanya sekitar 10-15% batu kandung empedu yang bersifat

radiopak. Kadang-kadang empedu yang mengandung cairan empedu

berkadar kalsium tinggi dapat dilihat dengan foto polos. Pada

peradangan akut dengan kandung empedu yang membesar atau

hidrops, kandung empedu kadang terlihat sebagai massa jaringan lunak

di kuadran kanan atas yang menekan gambaran udara dalam usus

besar, di fleksura hepatika. (Sodeman S, 2005)

b. Ultrasonografi (USG)

Ultrasonografi mempunyai kadar spesifisitas dansensitifitas yang

tinggi untuk mendeteksi batu kandung empedu dan pelebaran saluran

empedu intra-hepatik. Dengan USG juga dapat dilihat dinding

kandung empedu yang menebal karena fibrosis atau udem yang

diakibatkan oleh peradangan maupun sebab lain. Batu yang terdapat

Page 28: HUBUNGAN PROFIL LIPID DARAH DENGAN INSIDENS …repository.unhas.ac.id/id/eprint/1401/2/C011171506_skripsi 1-2.pdf2.1 Kolelitiasis 2.1.1 Definisi Kolelitiasis adalah terdapatnya batu

26

pada duktus koledokus distal kadang sulit dideteksi karena terhalang

oleh udara di dalam usus. Dengan USG punktum maksimum rasa nyeri

pada batu kandung empedu yang gangren lebih jelas daripada dengan

palpasi biasa. (Sodeman S, 2005)

c.Magnetik Resonance Cholangiopancreatography

MRCP adalah teknik pencitraan dengan gema magnet tanpa

menggunakan zat kontras, instrument, dan radiasi ion. Pada MRCP

saluran empedu akan terlihat sebagai struktur yang terang karena

mempunyai intensitas sinyal tinggi sedangkan batu saluran empedu

akan terlihat sebagai intensitas sinyal rendah yang dikelilingi empedu

dengan intensitas sinyal tinggi, sehingga metode ini cocok untuk

mendiagnosis batu saluran empedu. (Lesmana L, 2014)

2.1.8 Penatalaksanaan

Jika tidak ditemukan gejala, maka tidak perlu dilakukan pengobatan.

Nyeri yang hilang timbul bisa dihindari atau dikurangi dengan menghindari

Page 29: HUBUNGAN PROFIL LIPID DARAH DENGAN INSIDENS …repository.unhas.ac.id/id/eprint/1401/2/C011171506_skripsi 1-2.pdf2.1 Kolelitiasis 2.1.1 Definisi Kolelitiasis adalah terdapatnya batu

27

atau mengurangi makanan berlemak.(Schwartz,2000) Pilihan penatalaksanaan

antara lain:

A. Kolisistekomi terbuka

Operasi ini merupakan standar terbaik untuk penanganan pasien

dengan kolelitiasis simptomatik. Komplikasi yang paling bermakna

yang terjadi adalah cedera dekubitus biliaris yang terjadi pada 0,2%

pasien. Indikasi yang paling umum untuk kolisistektomi adalah kolik

biliaris rekuren, diikuti oleh kolesistitis akut. (Schwartz, 2000)

B. Kolisistekomi laparoskopi

Indikasi awal hanya pasien dengan kolelitiasis simptomatik

tanpa adanya kolesistitis akut. Karena semakin bertambahnya

pengalaman, banyak ahli bedah mulai melakukan prosedur ini pada

pasien dengankolesistitis akut dan pasien dengan batu duktus

koledokus. Secara teoritis keuntungan tindakan ini dibandingkan

prosedur konvensional adalah dapat mengurangi perawatan di rumah

sakit dan biaya yang dikeluarkan, pasien dapat cepat kembali bekerja,

nyeri menurun dan perbaikan kosmetik. Masalah yang belum

terpecahkan adalah keamanan dari prosedur ini, berhubungan dengan

insiden komplikasi seperti cedera duktus biliaris yang mungkin dapat

terjadi lebih sering selama kolesistektomi laparoskopi. (Schwartz,

2000)

C. Disolusi medis

Masalah umum yang menggangu semua zat yang pernah

digunakan adalah angka kekambuhan yang tinggi dan biaya yang

Page 30: HUBUNGAN PROFIL LIPID DARAH DENGAN INSIDENS …repository.unhas.ac.id/id/eprint/1401/2/C011171506_skripsi 1-2.pdf2.1 Kolelitiasis 2.1.1 Definisi Kolelitiasis adalah terdapatnya batu

28

dikeluarkan. Zat disolusi hanya memperlihatkan manfaatnya untuk

batu empedu jenis kolesterol. Penelitian prospektif acak dari asam

xenodeoksikolat telah mengindikasikan bahwa disolusi dan hilangnya

batu secara lengkap terjadi sekitar 15%. Jika obat ini dihentikan,

kekambuhan batu terjadi pada 50% pasien.

D. Disolusi kontak

Meskipun pengalaman masih terbatas, infus pelarut kolesterol

yang poten (metal-ter-butil-eter (MTBE) ke dalam kandung empedu

melalui kateter yang diletakkan per kutan telah terlihat efektif dalam

melarutkan batu empedu pada pasien-pasien tertentu. Prosedur ini

invasif dan kerugian utamanya adalah angka kekambuhan yang tinggi

(50% dalam 5 tahun). (Leonard L, 2001)

E. Kolesistotomi

Kolesistotomi yang dapat dilakukan dengan anastesi lokal

bahkan disamping tempat tidur pasien terus berlanjut sebagai

prosedur yang bermanfaat, terutama untuk pasien yang sakitnya kritis.

(Maryam LF, 2013)

2.1.9 Komplikasi

Komplikasi untuk kolelitiasis, yaitu:

a. Kolesistitis

Kolesistitis adalah Peradangan kandung empedu, saluran kandung

empedu tersumbat oleh batu empedu, menyebabkan infeksi dan

peradangan kandung empedu. (Pearce E, 2002)

b. Kolangitis

Page 31: HUBUNGAN PROFIL LIPID DARAH DENGAN INSIDENS …repository.unhas.ac.id/id/eprint/1401/2/C011171506_skripsi 1-2.pdf2.1 Kolelitiasis 2.1.1 Definisi Kolelitiasis adalah terdapatnya batu

29

Kolangitis adalah peradangan pada saluran empedu, terjadi karena

infeksi yang menyebar melalui saluran-saluran dari usus kecilsetelah

saluran-saluran menjadi terhalang oleh sebuah batu empedu.

c. Hidrops

Obstruksi kronis dari kandung empedu dapat menimbulkan hidrops

kandung empedu. Dalam keadaan ini, tidak ada peradangan akut dan

sindrom yang berkaitan dengannya. Hidrops biasanya disebabkan oleh

obstruksi duktus sistikus sehingga tidak dapat diisilagi empedu pada

kandung empedu yang normal. Kolesistektomi bersifat kuratif. (Pearce E,

2002)

d. Empiema

Pada empiema, kandung empedu berisi nanah. Komplikasi ini dapat

membahayakan jiwa dan membutuhkan kolesistektomi darurat segera.

(Pearce E, 2002)

2.1.10 Prognosis

Prognosis pada kolelitiasis sendiri tidak dihubungkan dengan

meningkatnya kematian atau ditandai dengan kecacatan. Bagaimanapun, bisa

disebabkan karena adanya komplikasi. Jadi prognosis cholelithiasis tergantung

dari ada/tidak dan berat/ringannya komplikasi. Namun, adanya infeksi dan

halangan disebabkan oleh batu yang berada di dalam saluran biliaris sehingga

dapat mengancam jiwa. Walaupun demikian, dengan diagnosis dan pengobatan

yang cepat serta tepat, hasil yang didapatkan biasanya sangat baik.(Sodeman S,

2005)

Page 32: HUBUNGAN PROFIL LIPID DARAH DENGAN INSIDENS …repository.unhas.ac.id/id/eprint/1401/2/C011171506_skripsi 1-2.pdf2.1 Kolelitiasis 2.1.1 Definisi Kolelitiasis adalah terdapatnya batu

30

2.2 Dasar Pemikiran Variabel Yang Diteliti

Angka kejadian kolelitiasis semakin mengalami peningkatan hampir

diseluruh dunia. Pada bagian Radiologi Rumah Sakit Benyamin Guluh Kolaka

selama 2 tahun (2018-2019) 16 pasien yang dinyatakan mengidap penyakit

kolelitiasis berdasarkan hasil USG. Hal ini menunjukkan bahwa kolelitiasis

masih menjadi masalah kesehatan di masyarakat yang masiih perlu di

perhatikan. Selain menimbulkan rasa nyeri pada bagian perut kolelitiasis juga

dapat menyebabkan komplikasi lainnya. Kolelitiasis terjadi salah satunya

diakibatkan oleh hipersaturasi kolestrol di dalam kandung empedu. Oleh

karrrena itu, perlu dilakukan penelitian mengenai profil lipid yang paling

berpengaruh terjadinya kolelitiasis di Rumah Sakit Benyamin Guluh Kolaka.

2.3 Profil lipid darah

Profil lipid adalah suatu gambaran kadar lipid di dalam darah. Beberapa

gambaran yang diperiksa dalam pemeriksaan profil lipid adalah kolesterol total,

trigliserida, HDL (High Density Lipoprotein), LDL (Low Density Lipoprotein),

dan VLDL (Very Low Density Lipoprotein). Gambaran profil lipid merupakan

suatu indikator yang baik untuk memprediksi apakah seseorang memiliki resiko

yang besar untuk terkena Penyakit Jantung Koroner (PJK) (Selwyn, 2005).

Uji kolesterol atau disebut juga panel lipid atau profil lipid, mengukur kadar

lemak (lipid) dalam darah. Pemeriksaan ini memerlukan persiapan puasa

Page 33: HUBUNGAN PROFIL LIPID DARAH DENGAN INSIDENS …repository.unhas.ac.id/id/eprint/1401/2/C011171506_skripsi 1-2.pdf2.1 Kolelitiasis 2.1.1 Definisi Kolelitiasis adalah terdapatnya batu

31

mulai jam 12 jam sebelumnya (tidak makan dan minum, kecuali air putih).

Setelah serangan jantung, pembedahan, infeksi, cedera atau kecelakaan, sebaiknya

menunggu sedikitnya 2 bulan agar hasinya lebih akurat (Djauzi, 2009).

2.3.1 Kolesterol Total

Asal kata kolesterol berasal dari bahasa Yunani, chole yang berarti

empedu, dan stereo yang berarti padat. Kolesterol adalah senyawa lemak yang

lunak, berbentuk seperti lilin yang ditemukan di antara lipid dalam aliran darah

dan dalam semua sel tubuh. Diperlukan untuk membentuk membran sel, hormon,

dan fungsi-fungsi tubuh lainnya (Mackay, 2004).

Kolesterol adalah steroid dengan gugus hidroksil sekunder pada posisi C3.

Kolesterol disintesis dibanyak jaringan, tetapi kebanyakan disintesis dalam hati

dan dinding intestinal. Rata-rata ¾ kolesterol disintesis dan sekitar ¼ berasal dari

asupan.Kolesterol diukur dalam satuan miligram per desiliter darah (mg/dL) atau

milimol per liter darah (mmol/L). Pada hasil pemeriksaan yang diberikan

laboratorium atau rumah sakit biasanya akan disajikan informasi tentang 4

komponen lemak utama dalam darah yakni total kolesterol, HDL, LDL, dan

Trigliserida (Kurniadi, 2015).

Kolesterol total adalah jumlah keseluruhan kandungan kolesterol darah

pasien. Kolesterol diproduksi oleh tubuh sendiri dan juga datang dari asupan

makanan yang kita konsumsi (produk hewani). Kolesterol dibutuhkan tubuh untuk

mempertahankan kesehatan sel-sel tetapi level yang terlalu tinggi akan

meningkatkan risiko sakit jantung. Faktor genetik juga berperan sebagai penentu

kadar kolesterol, selain dari makanan yang dikonsumsi. Idealnya total kolesterol

harus <200 mg/dL atau 5,2 mmol/L. Kedua ukuran tersebut setara, hanya

dinyatakan dalam satuan yang berbeda. Di Indonesia umumnya menggunakan

satuan mg/dL (Kurniadi, 2015).

Page 34: HUBUNGAN PROFIL LIPID DARAH DENGAN INSIDENS …repository.unhas.ac.id/id/eprint/1401/2/C011171506_skripsi 1-2.pdf2.1 Kolelitiasis 2.1.1 Definisi Kolelitiasis adalah terdapatnya batu

32

Kadar kolesterol normal pada manusia adalah <200 mg/dL. Kadar

kolesterol dikatakan resiko batas tinggi apabila kadarnya 200-239 mg/dL, dan

resiko tinggi pada kadar 240 mg/dL. Resiko yang diwaspadai dibawah 170 mg/dL

(Apriyanti, 2010). Berbagai sumber menyebutkan bahwa apabila kadar kolesterol

melebihi normal, bahkanmelebihi 240 mg/dL maka beresiko terserang penyakit.

Dari studi juga diketahui, orang yang mempunyai kadar koesterol darah lebih dari

angka batas normal, lebih beresiko menderita penyakit jantung, tekanan darah

tinggi, stroke, dan masih banyak lagi penyakit lain. Semakin tinggi nilai

kelebihankolesterol dalam darah, maka resiko jenis penyakit yang diderita juga

semakin meningkat (Woodward, 2007).

2.3.2 HDL Kolesterol

High Density Lipoprotein (HDL) merupakan senyawa lipoprotein yang

berat jenisnya tinggi, membawa lemak total rendah, protein tinggi, dan dibuat dari

lemak endogenus dihati. HDL dikenal sebagai kolesterol baik. HDL berperan

membawa kembali kolesterol LDL ke hati untuk pemrosesan lebih lanjut.

Kelebihan kolesterol akan diangkut kembali oleh HDL untuk dibawa ke hati yang

selanjutnya akan diuraikan lalu dibuang kedalam kandung empedu sebagai asam

(cairan) empedu. Dapat dikatakan HDL Kolesterol merupakan lipoprotein

pembersih kelebihan kolesterol dalam jaringan. Protein utama yang membentuk

HDL adalah Apo-A (Apolipoprotein). Jika kadar HDL dalam darah cukup tinggi,

terjadi proses pengendapan lemak pada dinding pembuluh darah pun dapat

dicegah. Kolesterol yang diangkut ke hati terutama berupa kolesterol yang akan

dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan empedu dan hormon. Kandungan

HDL dikatakan rendah jika kurang dari35 mg/dL pada pria dan kurang dari 42

mg/dL pada wanita. HDL dalam plassma darah akan mengikat kolesterol bebas

maupun ester kolesterol dan mengangkutnya kembali ke hati. Selanjutnya,

Page 35: HUBUNGAN PROFIL LIPID DARAH DENGAN INSIDENS …repository.unhas.ac.id/id/eprint/1401/2/C011171506_skripsi 1-2.pdf2.1 Kolelitiasis 2.1.1 Definisi Kolelitiasis adalah terdapatnya batu

33

kolesterol yang terikat akan mengalami perombakan menjadi cadangan kolesterol

untuk sintesis VLDL (Marks, 2000).

Kolesterol LDL atau yang sering dicap sebagai kolesterol jahat

mengangkut kolesterol paling banyak didalam darah. Tingginya kadar LDL

menyebabkan penyakit jantung koroner sekaligus target utama dalam pengobatan.

Sementara kolesterol HDL mengangkut kolesterol lebih sedikit dari LDL dan

sering disebut kolesterol baik karena dapat membuang kelebihan kolesterol jahat

dipembuluh darah arteri kembali ke hati, untuk diproses dan dibuang. HDL

mencegah kolesterol mengendap di arteri dan melindungi pembuluh darah dari

proses ateosklerosis (terbentuknya plak dinding pembuluh darah).

2.3.3 LDL Kolesterol

LDL (Low Density Lipoprotein) merupakan lipoprotein utama pembawa

kolesterol dan merupakan suatu kumpulan partikel dengan ukuran yang berbeda

densitass, kandungan lipid, dan potensi aterogenik yang berbeda. LDL sering

disebut kolesterol jahat. Sebab, jika terlalu banyak LDL dalam darah dapat

menyebabkan akumulasi endapan lemak (plak) dalam arteri (proses

aterosklerosis), sehingga aliran darah menyempit. Plak ini kadang-kadang bisa

pecah dan menimbulkan masalah besar untuk jantung dan pembuluh darah. LDL

ini adalah target utama dari berbagai obat penurunan kolesterol (Masrufi, 2009).

Berat molekul dari LDL kolesterol kurang lebih 2.000.000 dalton dan BJ

1,006-1,003. LDL kolesterol pada plasma mengandung sedikit trigliserida,

fosfolipid sedang, protein sedang, dan kolesterol tinggi, yang kesemuanya 75 %

disertai karier (Apo B) sebanyak 25% dan fosfolipid 20-30 % (Masrufi, 2009).

2.3.4 VLDL

VLDL (Very Low Density Lipoprotein) yaitu lipoprotein dengan densitas

Page 36: HUBUNGAN PROFIL LIPID DARAH DENGAN INSIDENS …repository.unhas.ac.id/id/eprint/1401/2/C011171506_skripsi 1-2.pdf2.1 Kolelitiasis 2.1.1 Definisi Kolelitiasis adalah terdapatnya batu

34

rendah; disintesis oleh hati untuk mengangkut tricylglycerol dari hati ke jaringan

perifer. Lipoprotein ini terutama terdiri dari trigliserida, beberapa molekul

kolesterol, dan kurang protein. Lemak yang lebih banyak mengandung

lipoprotein, kerapatannya kurang. Dalam kasus ini, VLDL kurang padat daripada

kebanyakan lipoprotein karena komposisi lipidnya yang tinggi. VLDL dibuat di

hati dan bertanggung jawab untuk mengantarkan trigliserida ke sel-sel di dalam

tubuh, yang dibutuhkan untuk proses seluler. Saat trigliserida dikirim ke sel,

VLDL tidak mengandung lemak dan lebih banyak protein, meninggalkan

kolesterol pada molekul. Seiring proses ini terjadi, VLDL pada akhirnya akan

menjadi molekul LDL (Cleveaned, 2013).

VLDL merupakan alat pengangkut trigliserol dari hati ke jaringan diluar

hati (ekstrahepatik). Antara mekanisme pembentukan kilomikron oleh sel usus

dan pembentukan VLDL oleh sel parenkim hati terdapat banyak kesamaan. VLDL

mempunyai berat molekul sekitar 600.000 dalton dan berat jenis kurang dari

1,006 (Carl, 2006).

2.3.5 Trigliserida

Trigliserida (TG) adalah tipe lemak lain dalam darah. Level TG yang

tinggi umumnya menunjukkan bahwa pasien makan lebih banyak kalori daripada

kalori yang dibakar untuk aktivitas, karena itu level TG biasanya tinggi pada

pasien gemuk atau pasien yang mengidap Diabetes melitus. Makanan tinggi

karbohidrat (gula sederhana) atau alkohol dapat menaikkan TG secara bermakna.

Idealnya level trigliserida haruslah <150 mg/dl (1,7 mmol/L). American Heart

Association (AHA) merekomendasikan bahwa level TG untuk kesehatan jantung

“optimal” adalah 100 mg/dL (1,1 mmol/L).Trigliserida yaitu satu jenis lemak

yang terdapat dalam darah dan berbagai organ dalam tubuh (Conley, 2006).

Page 37: HUBUNGAN PROFIL LIPID DARAH DENGAN INSIDENS …repository.unhas.ac.id/id/eprint/1401/2/C011171506_skripsi 1-2.pdf2.1 Kolelitiasis 2.1.1 Definisi Kolelitiasis adalah terdapatnya batu

35

2.4 Kerangka Teori

Faktor Resiko

umur

>40 tahun

7α hidroksilase

Terganggunya

metabolisme

kolestrol

Jenis kelamin

Wanita>Pria

Estrogen>>

Obesitas DM

Kadar glukosa

darah

Dislipedemia

(-)glukoneogenesis

jaringan

Lemak menempuk

di jaringan

Sintesis kolestrol

Glukosa

menumpuk pada

sel schwaan

Neuropati

kandung empedu

Gamgguan

kontraksi

(hipomotilitas

LDL Kolestrol HDL

Intake

kolestrol

kedalam

hepar

HMG

Koaredukt

ase

Sekresi

kolestrol

Apo 1/2

Defisensi

antinukleas

i

(+)nukleasi

empedu

Gold Standard Diagnosis: USG Abdominal

atau metode radiologis lainnya

penanganan

Kolesistektomi terbuka

atau laparoskopi Asimptomatik

Supersaturasi kolestrol

BATU EMPEDU

Batu menyumbat duktus

Nyeri visceral berupa

kolik bilier

Stimulasi nervus vagal

menjadi mual

Pencegahan dengan perbaikan

gaya hidup dan UDCA 10-15

mg/KgBB/hari

Disertai dengan kompliksi

-kolesistitis akut(nyeri memberat,

demam

-kolangitis

-pankreas

-trias charcot(nyeri peersisten,

demam, ikterus

Page 38: HUBUNGAN PROFIL LIPID DARAH DENGAN INSIDENS …repository.unhas.ac.id/id/eprint/1401/2/C011171506_skripsi 1-2.pdf2.1 Kolelitiasis 2.1.1 Definisi Kolelitiasis adalah terdapatnya batu

36

2.5 Konsep Kerangka

HDL

LDL

Trigliserida

Kolestrol

Total

KOLELITIASIS