hubungan prilaku dengan gangguan fungsi paru pada pekerja penyapu jalan di kota pontianak

13
HUBUNGAN ANTARA PRILAKU PENGGUNAAN APD (MASKER) ,KEBIASAAN MEROKOK DAN KEBIASAN OLAH RAGA TERHADAP GANGGUAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA PENYAPU JALAN DI KOTA PONTIANAK BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini pencemaran udara telah menjadi masalah kesehatan lingkungan utama di dunia, khususnya di negara berkembang, baik pencemaran udara dalam ruangan maupun udara ambien di perkotaan dan pedesaan. Di banyak kota, terutama di negara – negara sedang berkembang yang urbanisasinya tumbuh pesat, pencemaran udara telah merusak sistem pernapasan, khususnya bagi orang yang lebih tua, lebih muda, para perokok dan mereka yang menderita penyakit – penyakit kronis saluran pernapasan. Salah satunya adalah gangguan fungsi paru yang berkaitan dengan kapasitas paru. Kapasitas paru merupakan kesanggupan atau kemampuan paru dalam menampung udara di dalamnya . Kapasitas paru adalah suatu kombinasi peristiwa –peristiwa sirkulasi paru atau menyatakan dua atau lebih volume paru yaitu volume alun nafas, volume cadangan ekspirasi dan volume residu2 . Gangguan sistem pernafasan ini akan menurunkan kemampuan fungsi paru, dimana gangguan terhadap penurunan fungsi paru ini dapat diketahui dari volume paru. Volume paru itu sendiri digunakan sebagai indikator untuk mengetahui kondisi faal paru apakah masih dalam kondisi yang prima ataukah tidak.

Upload: kholisotul-hikmah

Post on 21-Nov-2015

70 views

Category:

Documents


21 download

DESCRIPTION

Bidang Penyehatan Udara

TRANSCRIPT

HUBUNGAN ANTARA PRILAKU PENGGUNAAN APD (MASKER) ,KEBIASAAN MEROKOK DAN KEBIASAN OLAH RAGA TERHADAP GANGGUAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA PENYAPU JALAN DI KOTA PONTIANAK

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangDewasa ini pencemaran udara telah menjadi masalah kesehatan lingkungan utama di dunia, khususnya di negara berkembang, baik pencemaran udara dalam ruangan maupun udara ambien di perkotaan dan pedesaan. Di banyak kota, terutama di negara negara sedang berkembang yang urbanisasinya tumbuh pesat, pencemaran udara telah merusak sistem pernapasan, khususnya bagi orang yang lebih tua, lebih muda, para perokok dan mereka yang menderita penyakit penyakit kronis saluran pernapasan. Salah satunya adalah gangguan fungsi paru yang berkaitan dengan kapasitas paru.Kapasitas paru merupakan kesanggupan atau kemampuan paru dalam menampung udara di dalamnya . Kapasitas paru adalah suatu kombinasi peristiwa peristiwa sirkulasi paru atau menyatakan dua atau lebih volume paru yaitu volume alun nafas, volume cadangan ekspirasi dan volume residu2 . Gangguan sistem pernafasan ini akan menurunkan kemampuan fungsi paru, dimana gangguan terhadap penurunan fungsi paru ini dapat diketahui dari volume paru. Volume paru itu sendiri digunakan sebagai indikator untuk mengetahui kondisi faal paru apakah masih dalam kondisi yang prima ataukah tidak.Fungsi paru yang ditampilkan dalam kapasitas vital paru dan daya fisik berubah ubah akibat sejumlah faktor, yaitu faktor lama bekerja, usia, jenis kelamin, ukuran paru, kelompok etnik, tinggi badan, kebiasaan merokok, toleransi latihan, kekeliruan pengamat, kekeliruan alat, dan suhu lingkungan sekitar.Bekerja dalam kondisi tingkat paparan udara yang tinggi akan mengganggu kesehatan khususnya kesehatan sistem pernafasan yang imbasnya akan ditampilkan dalam penurunan fungsi faal paru, dan fungsi faal paru itu sendiri dapat dilihat melalui pengukuran kapasitas vital paru dengan menggunakan pengukuran tes spirometri untuk kapasitas vital paru.Salah satu jenis pekerjaan yang beresiko terhadap gangguan fungsi paru adalah pekerjaan yang menghabiskan sebagian besar waktu di jalan, seperti petugas penyapu jalan. Penyapu jalan merupakan petugas yang membersihkan jalan dengan pembagian jam kerja (shift). Penyapuan dilakukan pada badan jalan, trotoar dan pada jalan protokol dan jalan penghubung dengan frekuensi penyapuan shift pada pukul 05.00 08.00 pagi.Prilaku petugas dapat mempengaruhi fungsi paru. Merokok adalah salah satu faktor yang mempengaruhi karena dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran pernapasan dan jaringan paru-paru. Pada saluran napas besar, sel mukosa membesar (hipertrofili) dan kelenjar mukus bertambah banyak. Pada saluran pernapasan kecil, terjadi radang ringan hingga penyempitan akibat bertambahnya sel penumpukan lendir. Pada jaringan paru terjadi peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan alveoli. Akibat perubahan anatomi saluran napas, pada perokok akan timbul fungsi paru-paru dan segala macam perubahan klinisnya. Hal ini menjadi dasar utama terjadinya penyakit obstruksi paru menahun (Depkes RI 2003).Kebiasaan olahraga adalah salah satu wujud dari prilaku hidup sehat terkait dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan manusia termasuk juga nelayan. Kebiasaan olahraga merupakan latihan fisik teratur yang dapat meningkatkan kemampuan kapasitas pernapasan. Karena olahraga bermanfaat dalam mengatur berat badan dan menguatkan sistem jantung dan pembuluh darah, serta membantu sistem metabolisme tubuh, sehingga dengan aktivitas atau olahraga yang teratur dapat menjaga kebugaran paru dan mencegah berbagai macam penyakit (Notoatmodjo, 2010).Merujuk pada data Dinas Kesehatan Kota Pontianak, jumlah kasus ISPA di Kota Pontianak sangat tinggi. Pada 2012, terdata kasus ISPA sebanyak 45.809 kasus dan 37.829 kasus pada 2013. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Indra Cahaya (2006), bahwa ada hubungan yang signifikan antara prilaku pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) masker dengan keluhan kesehatan petugas penyapu jalan di Kota Medan. Sementara penelitian oleh Aulia Chandra Meta (2012) menyatakan bahwa ada hubungan antara paparan debu dengan kapasitas vital paru-paru petugas penyapu pasar.Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan terhadap 6 orang pekerja penyapu jalan, didapat hasil bahwa 33 % menggunakan APD masker, 50 % pekerja merupakan perokok aktif dan hanya 16% yang memiliki kebiasaan olahraga. Beberapa pekerja mengalami keluhan sesak nafas (33%) dan sebanyak 66% pekerja mengalami gejala batuk-batuk akibat debu di jalan.Merujuk pada penelitian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan prilaku penggunaan APD (masker), kebiasaan merokok dan kebiasaan olahraga dengan Gangguan Fungsi Paru Pada Petugas Penyapu Jalan di Kota Pontianak. .B. Rumusan Masalah1. Apakah kapasitas vital paru penyapu jalan di Kota Pontianak > NAB?2. Apakah ada hubungan antara prilaku yaitu penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) masker, kebiasaan merokok dan kebiasaan olahraga dengan ga paru pada gangguan fungsi paru penyapu jalan di Kota Pontianak?

C. Tujuan Penelitian1. Tujuan umumMengetahui apakah ada hubungan antara prilaku dengan kapasitas vital paru pada petugas penyapu jalan di Kota Pontianak.2. Tujuan khususa. Menganalisa kapasitas vital paru penyapu jalan di Kota Pontianak.b. Menganalisa hubungan antara prilaku penggunaan APD dengan kapasitas vital paru penyapu jalan di Kota Pontianak.c. Menganalisa hubungan antara kebiasaan merokok dengan kapasitas vital paru penyapu jalan di Kota Pontianak.d. Menganalisa hubungan antara kebiasaan olahraga dengan kapasitas vital paru penyapu jalan di Kota Pontianak.

D. Manfaat Penelitian1. Bagi masyarakatSebagai pengetahuan masyarakat tentang penyakit akibat debu di lingkungan kerja.2. Bagi institusiSebagai bahan referensi mengenai penelitian.3. Bagi penelitiMenambah wawasan tentang penyakit gangguan paru-paru akibat debu di tempat kerja.E. Ruang Lingkup Penelitian1. LokasiPenelitian ini akan dilaksanakan di Kota Pontianak.2. WaktuPenelitian akan dilaksanakan pada Februari 2015.3. Keilmuaan Berdasarkan PP No 66 Tahun 2014, penelitian ini termasuk dalam bidang keilmuan penyehatan udara.

BAB IIIMETODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Variabel terikatGangguan fungsi paru Variabel bebasPrilaku penyapu jalan :Penggunaan APD (masker)Kebiasaan merokokKebiasaan olahraga

Gambar 3.1 Kerangka konsep penelitian

B. Variabel Penelitian1. Variabel bebasVariabel bebas dalam penelitian ini adalah prilaku penyapu jalan yaitu meliputi penggunaan APD, kebiasaan merokok dan kebiasaan olahraga.2. Variabel terikatVariabel terikat dalam penelitian ini adalah gangguan fungsi paru yang disebabkan konsentrasi debu yang melebihi nilai ambang batas yang secara tidak sengaja akan terhirup oleh pekerja.

C. Definisi OperasionalTabel 3.1 Definisi OperasionalNoVariabelDefinisi OperasionalCara UkurAlat UkurHasil UkurSkala Pengukuran

Variabel Bebas

1.APDAlat yang dipakai oleh pekerja penyapu jalan berupa masker untuk menutup mulut dan hidung selama bekerja.

Kuisioner Wawancara 1. Selalu dipakai2. kadang-kadang3. Tidak pernahOrdinal

2.Kebiasaan merokok Prilaku pekerja melakukan kegiatan menghisap rokok.

KuisionerWawancara1. Merokok2. Tidak merokokOrdinal

3.Kebiasaan olahragaAktivitas untuk melatih tubuh seseorang tidak hanya secara jasmani.

Kuisioner Wawancara 1. Olahraga2. Tidak olahragaOrdinal

Variabel Terikat

4.Gangguan fungsi paruPenurunan kapasitas paru yang diakibatkan oleh debu.

DiukurSpirometer 1. Normal2. Gangguan Ordinal

D. Desain PenelitianPenelitian ini dengan menggunakan metode penelitian survei (survey research method) merupakan suatu penelitian yang dilakukan tanpa melakukan intervensi terhadap subyek penelitian atau noneksperimental. Penelitian survei yang bersifat analitik yang bertujuan untuk menjelaskan suatu keadaan atau situasi dengan rancangan survei potong silang (cross sectional), penelitian untuk mempelajari dinamika kolerasi antara faktor-faktor resiko dengan efek (Notoatmojdjo, 2010).

E. HipotesisAda hubungan antara prilaku penggunaan APD dan kebiasaan merokok dengan gangguan fungsi paru pada penyapu jalan di Kota Pontianak.

F. Waktu dan Lokasi Penelitian1. WaktuPenelitian akan dilaksanakan pada Februari Maret 2015.2. Lokasi Lokasi penelitian ini akan dilaksanakan di Laboratorium Terpadu Poltekkes Kemenkes Pontianak.

G. Populasi dan Sampel1. PopulasiPopulasi dalam penelitian ini adalah petugas penyapu jalan jalan di Kota Pontianak.2. Sampel Sampel yang di gunakan dalam penelitian ini adalah petugas penyapu jalan yang jumlahnya di tentukan oleh perhitungan rumus sebagai berikut (Notoadmodojo,2005).

Berdasarkan perhitungan di atas, maka jumlah penyapu jalan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 83 orang.H. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data1. Teknik pengumpulan dataa. Data primerData primer diperoleh dari hasil penelitian tentang hubungan prilaku dengan gangguan fungsi paru pada petugas penyapu jalan di Kota Pontianak.b. Data sekunderData sekunder yang diperoleh adalah data jumlah petugas penyapu jalan pada 2014 di Dinas Kebersihan da Pertamanan Kota Pontianak.2. Instrumen pengumpulan dataa. Kuisioner Kuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang berikan (Sulistyo-Basuki, 2006).b. SpirometerAlat yang digunakan untuk mengukur tekanan fungsi paru petugas penyapu jalan.3. Prosedur Kerjaa. Alat dan Bahan1) Alat tulis2) Kuisioner3) Spirometerb. Cara Kerja1) Cara kerja spirometria) Siapkan alat spirometrib) Nyalakan alat terlebih dahulu dengan memencet tombol ON. Masukkan data seperti umur, seks, TB, BBc) Kemudian masukkan mouthpiece yang ada dalam alat spirometri kedalam mulutnya dan tutuplah hidung dengan penjepit hidung.d) Untuk mengatur pernapasan, bernapaslah terlebih dahulu dengan tenang sebelum melakukan pemeriksaan.e) Tekan tombol start jika sudah siap untuk memulai pengukuran.f) Mulai dengan pernapasan tenang sampai timbul perintah dari alat untuk ekspirasi maksimal (tidak terputus). Bila dilakukan dengan benar maka akan keluar data dan kurva pada layar monitor spirometri.g) Kemudian ulangi pengukuran dengan melanjutkan inspirasi dalam dan ekspirasi maksimal.h) Setelah selesai lepaskan mouthpiece, periksa data dan kurva kemudian dilanjutkan dengan mencetak hasil rekaman (tekan tombol print pada alat spirometri).

I. Pengolahan Data1. EditingProses memeriksa data yang sudah terkumpul, meliputi kelengkapan isian yang bertujuan untuk memeriksa kembali apakah isian pada lembar pengumpulan data (kuesioner) sudah cukup baik sebagai upaya menjaga kualitas data agar dapat diproses lebih lanjut.2. Coding Mengklasifikasikan jawaban dari responden menurut kriteria tertentu.3. TabulatingPenyusunan dan perhitungan data dilakukan secara manual denganmenggunakan alat bantu berupa komputer.4. Analisis dataData yang telah disusun dan dihitung selanjutnya disajikan dalam bentuktabel. Pembuatan tabel tersebut dilakukan dengan cara tabulasi langsungkarena data langsung dipindahkan dari data ke kerangka tabel yang telahdisiapkan.

J. Penyajian DataData yang terkumpul selanjutnya diolah dengan menggunakan program komputer. Selanjutnya data yang telah diolah disajikan dalam bentuk deskripsi berupa tabel dan narasi.

K. Analisis Data1. Analisis univariatDeskriptif variabel penelitian disajikan dengan frekuensi dari variabel yang diteliti baik variabel bebas maupun variabel terikat dan disajikan dalam bentuk tabel.2. Analisis bivariatAnalisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat menggunakan uji statistik Chi Square dengan tingkat ketelitian 95% ( = 0,05). Kesimpulan diperoleh dengan melihat nilai probabilitas. Jika probabilitas (0,05), maka Ho ditolak artinya terdapat hubungan antara prilaku penggunaan APD (masker), kebiasaan merokok dan kebiasaan olahraga dengan gangguan fungsi paru pada pekerja penyapu jalan di Kota Pontianak. Jika probabilitas (0,05), maka Ho diterima artinya tidak terdapat hubungan antara prilaku penggunaan APD (masker), kebiasaan merokok dan kebiasaan olahraga dengan gangguan fungsi paru pada pekerja penyapu jalan di Kota Pontianak.