hubungan perubahan fisik dengan kecemasan …repository.poltekkes-kdi.ac.id/28/1/orin...
TRANSCRIPT
i
HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK DENGAN KECEMASAN PADA WANITA MENOPAUSE DI DESA WAODE BURI KABUPATEN BUTON UTARA
SULAWESI TENGGARA TAHUN 2017
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan di Program Studi D-IV Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kendari
OLEH
ORIN DESMITA P00312016138
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN KEBIDANAN KENDARI
2017
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. IDENTITAS PENULIS
1. Nama : Orin Desmita
2. NIM : P00312016138
3. Tempat Tanggal Lahir : Mataoleo, 13 Maret 1993
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Agama : Islam
6. Suku/Bangsa : Buton/Indonesia
7. Alamat : Desa Wa Ode Buri Kecamatan Kulisusu
Utara Kabupaten Buton Utara
B. PENDIDIKAN
1. SD Negeri 14 Kulisusu, Tamat Tahun 2005
2. SMP Negeri 1 Kulisusu Utara, Tamat Tahun 2008
3. SMA Negeri 1 Kulisusu,Utara Tamat Tahun 2011
4. Politeknik Kesehatan Kendari Jurusan D-III Kebidanan, Tamat Tahun
2014
5. Politeknik Kesehatan Kendari Jurusan D-IV Kebidanan 2016 sampai
sekarang
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kahadirat Allah SWT karena berkat
karunia Nya, sehingga penulis dapa tmenyelesaikan skripsi ini tepat pada
waktunya dengan judul “Hubungan perubahan fisik dengan kecemasan pada
wanita menopause di Desa Waode Buri Kabupaten Buton Utara Sulawesi
Tenggara tahun 2017”.
Dalam penyusunan Skripsi ini, banyak kendala yang di hadapi namun
berkat dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan
terimakasih kepada ibu Melania Asi, S.Si.T, M.Kes selaku pembimbing I
dan ibu Farming, SST, M.Keb selaku pembimbing II yang telah meluangkan
waktunya untuk memberikan bimbingan, motivasi serta arahan dalam
proses penyusunan skripsi ini selesai.
Selanjutnya penulis pun mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Askrening, SKM, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kendari.
2. Ibu Sultina Sarita, SKM, M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kendari.
3. Ibu Melania Asi, S.Si. T,M.Kes selaku ketua Prodi D-IV Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kendari.
4. Ibu Wa Ode Asma Isra, S.Si.T, M.Kes selaku Penguji I.
5. Ibu Elyasari, SST, M.Keb selaku Penguji II.
vi
6. Ibu Nasrawati , S.Si.T, MPH selaku Penguji III.
7. Bapak dan Ibu Dosen di lingkungan pendidikan Politeknik Kesehatan
Kendari Jurusan Kebidanan yang telah banyak membimbing dan
membagi ilmu selama penulis mengikuti proses belajar dibangku kuliah
beserta seluruh staf pegawai yang telah banyak membantu.
8. Teristimewa untuk kedua orang tuaku, Ayahanda Nazanuddin, S.Pd dan
Ibunda Harmina, Serta Adik-adikku yang terkasih Rion Desrolan, S.Kep
dan Ronal Dino, atas doa, dukungan,bantuan, motivasi serta kasih sayang
yang begitu besar kepada penulis semoga kita semua selalu dalam
lindunganNYA dan semoga penulis bisa memberikan yang terbaik untuk
kalian.
9. Seluruh rekan–rekan seperjuanganku Politeknik Kesehatan Kendari Prodi
DIV Kebidanan angkatan 2016 khususnya teman-teman Alih Jenjang
Kelas C. Terima kasih sudah mau berbagi semangat dan atas segala
dukungan serta kebersamaan kita.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan
baik isi, bahasa maupun materi yang ada di dalamnya oleh karena itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dari para
pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Dan akhirnya penulis
mengucapkan terimakasih dan semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita
semua terutama dalam bidang ilmu Kebidan amin.
Kendari, Desember 2017
Penulis
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................... iii
RIWAYAT HIDUP………………………………………………………...
KATA PENGANTAR…....................................................................
iv
v
DAFTAR ISI….................................................................................. vi
DAFTAR TABEL.............................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................... x
ABSTRAK........................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN................................................................... 1
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian....................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian..................................................................... 6
E. Keaslian Penelitian.................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................... 8
A. Telaah Pustaka.......................................................................... 8
B. Landasan Teori.......................................................................... 33
C. Kerangka Teori.......................................................................... 35
D. Kerangka Konsep...................................................................... 36
E. Hipotesis Penelitian................................................................... 36
BAB III METODE PENELITIAN........................................................ 37
A. Jenis dan Rancangan Penelitian............................................ 37
B. Tempat dan Waktu Penelitian................................................... 37
viii
C. Populasi dan Sampel Penelitian................................................ 37
D. Variabel Penelitian………....................................................... 38
E. Definisi Operasional dan Kriteria Obyektif.................................. 39
F. Instrumen Penelitian.................................................................. 40
G. Jenis dan Sumber Data.............................................................. 40
H. Alur Penelitian.................................................................. 40
I. Rencana Pengolahan dan Analisis Data ................................... 41
J. Etika Penelitian.................................................. 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.......................... 47
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.......................................... 47
B. Hasil Penelitian......................................................................... 49
C. Pembahasan............................................................................. 53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................. 58
A. Kesimpulan................................................................................ 58
B. Saran......................................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA......................................................................... 60
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Distribusi Jenis dan Jumlah Tenaga Kesehatan di Puskesmas Waode Buri Kabupaten Buton Utara Tahun 2017....................................................................
48
Tabel 4.2 Distribusi Jumlah Sarana Kesehatan di Puskesmas Waode Buri Kabupaten Buton Utara Tahun 2017...............
49
Tabel 4.3 Deskripsi Perubahan fisik wanita dalam mengahadapi menopause di Desa Waode Buri tahun 2017.....
50
Tabel 4.4 Deskripsi Perubahan fisik wanita dalam mengahadapi menopause di Desa Waode Buri tahun 2017…………
51
Tabel 4.5 Hubungan Perubahan Fisik dengan Kecemasan Pada Wanita Menopause di Desa Waode Buri Tahun 2017………………………………………................…….........
52
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat izin penelitian dari Badan Riset Propinsi Sultra
Lampiran 2. Kuesioner
Lampiran 3. Surat keterangan telah melakukan penelitian
Lampiran 4. Master tabel
Lampiran 5. Output analisis data
xi
ABSTRAK
HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK DENGAN KECEMASAN PADA WANITA MENOPAUSE DI DESA WAODE BURI KABUPATEN BUTON UTARA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2017
Orin Desmita1 Melania Asi2 Farming2
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perubahan fisik dengan kecemasan pada wanita menopause di Desa Waode Buri Kabupaten Buton Utara Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2017.
Desain penelitian yang digunakan ialah observasional dengan rancangan cross sectional. Sampel penelitian adalah wanita yang berusia > 48 tahun yang telah mengalami perimenopause, menopause dan pasca menopause yang berjumlah 63 orang. Tekhnik pengambilan sampel dilakukan secara accidental sampling. Instrumen pengumpulan data berupa kuesioner untuk menilai perubahan fisik dan tingkat kecemasan pada wanita menopause . Data dianalisis dengan uji Chi-Square pada taraf α = 5%.
Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar wanita menopause di desa Waode Buri mengalami perubahan fisik yang ringan, dan sebagian besar wanita menopause di desa Waode Buri mengalami tingkat kecemasan pada kategori sedang. Berdasarkan hasil penlitian, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara perubahan fisik dan kecemasan pada wanita dalam menghadapi menopause di desa waode buri tahun 2017 (p=0,022; X2=11,464).
Kata kunci : Kecemasan, Menopause, Perubahan Fisik 1 Mahasiswa Prodi D-IV Kebidanan Poltekkes Kendari 2 Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Kendari
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menopause dan ketuaan merupakan kenyataan yang harus
dihadapi wanita. Cepat atau lambat masa tersebut akan datang, sehingga
setiap wanita diharapkan mempersiapkan diri sebaik mungkin, baik
secara fisik maupun mental dalam menghadapi dan menjalani masa
menopause tersebut. Menopause merupakan masa berhentinya
menstruasi yang terjadi pada perempuan dengan rentang usia 48 sampai
55 tahun. Masa ini sangat kompleks bagi perempuan karena berkaitan
dengan keadaan fisik dan kejiwaannya. Selain perempuan mengalami
stress fisik dapat juga mengalami stres psikologi yang mempengaruhi
keadaan emosi dalam menghadapi hal normal sebagaimana yang dialami
oleh semua perempuan (Baziad, 2013).
Menopause merupakan suatu masa transisi alamiah yang dialami
oleh setiap wanita saat dia bertambah umur, dimana perdarahan haidnya
berhenti sama sekali. Sebelum haid berhenti sebenarnya pada diri
seorang wanita telah terjadi suatu perubahan pada tubuh, baik secara
fisik maupun mental. Usia saat seorang akan memasuki menopause
disebut usia premenopause (Wiknjosastro, 2012).
Premenopause atau masa menjelang menopause adalah suatu
keadaan dimana terjadi keadaan perubahaan fisik dan psikologis yang
dirasakan oleh wanita, selama 4-5 tahun sebelum memasuk
2
usiamenopause. Menopause dan ketuaan bukanlah mitos. Keduanya
merupakan kenyataan pengalaman perempuan. Dengan kenyataan
tersebut, apakah penuh penderitaan atau tidak, tergantung dari
bagaimana perasaan perempuan mengenai dirinya sendiri. Menopause
juga bukanlah peristiwa dan kejadian secara mendadak dan merupakan
proses yang alamiah (Arisman, 2010).
Perubahan fisik, sosial, dan emosi dalam hidup, serta perubahan
psikologis pada diri wanita membuat masa menopause menjadi salah
satu goncangan dan analisis diri terbesar bagi beberapa wanita.
Menopause merupakan kejadian yang sangat individual, dengan berbagai
masalah akibat “usia paruh baya” yang menyertainya sehingga
bagaimana setiap wanita menerima dan mengalami waktu perubahan
fisik ini sangat bervariasi (Andrews, 2009).
Pemikiran-pemikiran seorang wanita menopause tentang hari
tuanya,kehilangan kemampuan untuk berproduksi dan kehilangan daya
tarik terkadang membuat wanita menopause merasa tertekan dan
menurunnya rasa percaya diri karena menganggap tidak lagi menjadi
seorang wanita sempurna, hal inilah yang menjadi pemicu utama wanita
menopause menjadi depresi dan menyebabkan wanita mempunyai resiko
terbesar mengalami depresi dibandingkan pria. Bila hal ini tidak segera
ditanggapi maka depresi akan menjadi depresi berat.
Gangguan kecemasan merupakan hal yang sering dialami wanita
yang akan menghadapi menopause, kecemasan dianggap sebagai
3
bagian dari satu mekanisme pertahanan diri yang dipilih secara alamiah
oleh makhluk hidup bila menghadapi sesuatu yang mengancam atau
membahayakan dirinya. Namun kecemasan ini umumnya bersifat relatif
artinya ada orang – orang yang cemas dan dapat tenang kembali setelah
mendapat dukungan dari orang-orang di sekitarnya namun ada juga
orang-orang yang terus menerus cemas meskipun orang disekitarnya
memberikan dukungan. Kecemasan yang timbul pada wanita menopause
sering dihubungkan dengan adanya kekhawatiran dalam menghadapi
situasi yang sebelumnya tidak pernah dikhawatikan. Merasa cemas
dengan berakhirnya masa reproduksi yang berarti berhentinya nafsu
seksual dan fisik.Apalagi menyadari bahwa dirinya akan menjadi tua yang
berarti kecantikan akan mundur. Seiring dengan hal itu vilatitas dan fungsi
organ-organ tubuhnya akan menurun. Hal ini dapat menghilangkan
kebanggaannya sebagai seorang wanita. Keadaan ini dikhawatirkannya
akan mempengaruhi hubungannya dengan suami maupun dengan
lingkungan sosialnya (Lestari, 2010).
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia.(WHO), di Asia pada tahun
2025 jumlah wanita berusia tua akan meningkat dari 107 juta menjadi 373
juta. sindroma premenopause dan menopause dialami oleh banyak
perempuan hampir di seluruh dunia, sekitar 70-80% wanita Eropa, 60%
diAmerika, 57% di Malaysia, 18% di Cina dan 10% di Jepang dan
Indonesia. Menurut data salah satu peneliti gejala yang paling banyak
dilaporkan adalah 40% merasakan hot flashes, 38% mengalami sulit
4
tidur, 37% merasa cepat lelah dalam bekerja, 35% sering lupa, 33%
mudah tersinggung, 26% mengalami nyeri pada sendi dan merasa sakit
kepala yang berlebihan 21% dari seluruh jumlah wanita premenopause.
Angka perceraian di Amerika Serikat mencapai 66,6% dan di
Inggris mencapai 50%. Jumlah perceraian di Indonesia telah mencapai
angka yang sangat fantastis. Tercatat pada tahun 2007 sedikitnya 200
ribu pasangan melakukan pisah ranjang alias cerai. Namun angka
perceraian di Indonesia ini sudah menjadi rekor tertinggi di kawasan Asia
Pasifik (Julianto, 2008). Menurut Proverawati (2010) sindrom
pramenopause dialami oleh hampir seluruh wanita di dunia. Se- tiap
tahun sekitar 25 juta wanita di dunia mengalami menopause.Jumlah
penduduk Indonesia berdasarkan sensus penduduk tahun 2008 jumlah
wanita yang berusia 40-49 tahun sebanyak 14,72 juta. Jumlah penduduk
Jawa Tengah tahun 2010 yaitu 32,82 juta jiwa dengan jumlah wanita
yang berusia 40-49 tahun yang memasuki masa pramenopause
sebanyak 2,36 juta orang. (proverati, 2010)
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Indonesia tahun
2016, hasil sensus penduduk tahun 2016 di Sulawesi Tenggara jumlah
penduduk 2.232.586 jiwa yang terdiri dari 1.121.826 laki-laki dan
1.110.760 jiwa wanita. Berdasarkan data dari BKKBN Kendari, Jumlah
wanita usia subur di Sulawesi Tenggara adalah 607.610 jiwa dan jumlah
wanita menopause adalah 130.158 jiwa. Di Kabupaten Buton Utara Di
5
Desa Waodeburi Tahun 2017 memiliki jumlah wanita usia subur 278 jiwa
dan menopause sebanyak 174 jiwa.
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan diatas, maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Perubahan
Fisik dengan Kecemasan Pada Wanita Menopause di Desa Waode Buri
Kabupaten Buton Utara Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut : “Apakah ada hubungan
perubahan fisik dengan kecemasan pada wanita menopause di Desa
Waode Buri Kabupaten Buton Utara Provinsi Sulawesi Tenggara tahun
2017 ?”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui hubungan pengetahuan perubahan fisik dengan
kecemasan pada wanita menopause di Desa Waode Buri Kabupaten
Buton Utara Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2017.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengindentifikasi perubahan fisik yang terjadi pada wanita
menopause di Desa Waode Buri Kabupaten Buton Utara Provinsi
Sulawesi Tenggara tahun 2017.
6
b. Untuk mengindentifikasi kecemasan pada wanita di Desa Waode
Buri Kabupaten Buton Utara Provinsi Sulawesi Tenggara tahun
2017.
c. Untuk menganalisa hubungan perubahan fisik dengan kecemasan
pada wanita menopause di Desa Waode Buri Kabupaten Buton
Utara Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2017.
D. Manfaat Penelitian
Diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi :
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai sumbangan bagi ilmu
pengetahuan khususnya tentang hubungan perubahan fisik dengan
kecemasan dalam menghadapi menopause, sehingga dapat
digunakan sebagai bahan perbaikan maupun peningkatan
pengetahuan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Wanita
Sebagai bahan informasi dan wawasan tentang menopause,
sehingga mereka dapat lebih siap dalam menghadapi masa
menopause.
b. Bagi Instansi
Sebagai bahan masukan bagi Desa maupun Puskesmas
mengenai perubahan fisik dan kecemasan dalam menghadapi
menopause sehingga dapat meningkatkan lagi pengetahuan
7
masyarakat tentang perubahan fisik dan kecemasan dalam
menghadapi menopause.
c. Bagi Peneliti
Sebagai tambahan pengetahuan, wawasan dan pengalaman bagi
peneliti mengenai hubungan perubahan fisik dengan kecemasan
dalam menghadapi menopause.
E. Keaslian Penelitian
Nurmadina, 2010 dengan judul hubungan antara dukungan sosial
dengan kecemasan pada wanita menopause. Penelitian ini merupakan
penelitian yang bersifat korelasional. Pengambilan sampel dilakukan
dengan menggunakan purposive sampling. Perbedaan dengan penelitian
ini adalah pada variabel independennya dan pada alat ukur yang
digunakan untuk mengukur tingka kecemasan ibu.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Tinjauan Umum Tentang Menopause
a. Pengertian Menopause
Menopause yaitu tahap atau masa yang ditandai dengan berhentinya
haid yang disebabkan tubuh sudah kehabisan sel telur dan penurunan
hormon estrogen.
Menopause yaitu priode menstruasi spontan yang terakhir pada
seorang wanita dan merupakan diagnosis yang ditegakkan secara
retrosfektif setelah amenore selama 12 bulan. Menopause merupakan
perjalanan normal seorang wanita. Di mana sesuai dengan pertambahan
usia tentunya semua fungsi organ tubuh juga mulai menunjukkan adanya
perubahan-perubahan yang signifikan. Salah satunya adalah menurunnya
fungsi organ reproduksi yaitu ovarium di mana pada usia sekitar 45 tahun
ditandai dengan keluhan-keluhan haid yang tidak teratur dan akhirnya di ikuti
oleh berhentinya siklus menstruasi.
Menopause merupakan fase dalam kehidupan seorang wanita yang
ditandai dengan berhentinya masa subur. Menopause terjadi pada usia rata
– rata 51 tahun seperti yang dijelaskan pada buku – buku sejarah
mengungkapkan bahwa rata – rata usia tersebut tidak berubah setelah
berabad – abad. (sibagariang. EE. 2010)
9
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan
menopause sebagai berhentinya menstruasi secara permanen akibat tidak
bekerjanya folikel ovariumm pada usia 35 – 45 tahun karena hormon
estrogen pada wanita sudah mulai mengalami penurunan.
Menopause dapat menjadi kejadian yang dapat terjadi secara alami
atau perubahan hidup yang timbul akibat intevensi medis. Umumnya, sebab
menopause dapat dikategorikan sebagai berikut :
1) Menopause alami
Menopause alami adalah akhir dari tahun reproduksi wanita. Ditandai
dengan tidak hadirnya siklus menstruasi selama satu tahun penuh. Hal ini
dapat terjadi antara usia 40 dan 58 tahun, dengan rata-rata usia kurang lebih
51 tahun.
2) Menopause prematur
Menopause premature adalah siklus menstruasi wanita berhenti selama
satu tahun penuh sebelum usia 40 tahun. Ini dapat terjadi akibat berbagai
alasan, termasuk akibat berbagai alasan termaksud genetik, proses
autoinum, intervensi medis, seperti kemoterapi. Wanita yang menjalani
menopause awal memiliki risiko kanker payudara dan ovarium lebih kecil,
tetapi memiliki risiko terkena osteoporosis lebih besar.
3) Menopause beralasan atau medis
Menopause medis, kadang-kadang disebut menopause berhalangan,
disebabkan pada saat ada kerusakan parah (seperti yang disebabkan oleh
10
kemoterapi yang digunakan selama pengobatan kanker) atau pengangkatan
operatif pada ovarium (menopause akibat bedah). Lebih dari 50 persen
wanita pada kemoterapi dilemparkan ke dalam keadaan menopause
sementara, dan kadang-kadang menetap. Wanita yang belum tua (lebih dari
45 tahun) cenderung lebih mengalami menopause permanen akibat
kemoterapi daripada wanita yang lebih muda (35 dan kurang). Setelah
pengangkatan ovarium (ooforektomi), awal menopause yang mendadak, dan
wanita yang cenderung mendapatkan gejala menopause yang cukup parah
(Tagliaferri,M.dkk, 2010).
b. Tahap-Tahap dalam Menopause
Tahap dalam menopause adalah :
1). Fase Pramenopause
Pada fase ini seorang wanita akan mengalami kekacauan pola
menstruasi, terjadi perubahan psikologis/ kejiwaan, terjadi perubahan fisik.
Hal ini biasanya berlangsung selama 4-5 tahun. Terjadi pada usia antara 48-
55 tahun.
Premenopause atau masa menjelang menopause adalah suatu
keadaan dimana terjadi keadaan perubahaan segala yang dirasakan oleh
wanita, selama 4-5 tahun sebelum memasuki usia menopause
(Winkjosastro, 2012)
11
2). Fase Menopause
Terhentinya menstruasi. Perubahan dan keluhan psikologis dan fisik
makin menonjol. Berlangsung sekitar 3-4 tahun. Pada usia antara 56-60
tahun.
Diagnosis menopause dibuat setelah terdapat amenorea sekurang-
kurangnya 1 tahun. Berhentinya haid dapat didahului oleh siklus haid yang
lebih panjang, dengan perdarahan yang berkurang. Umur waktu terjadinya
menopause dipengaruhi oleh keturunan, kesehatan umum, dan pola
kehidupan. Ada kecenderungan dewasa ini untuk terjadinya menopause
pada umur yang lebih tua. Menopause juga ada hubungannya dengan
menarche. Makin dini menarche terjadi, makin lambat menopause timbul;
sebaliknya, makin lambat menarche teradi, makin cepat menopause timbul
(Winkjosastro, 2012).
3). Fase Pascamenopause
Terjadi pada usia di atas 60-65 tahun. Wanita beradaptasi terhadap
perubahan psikologis dan fisik. Keluhan semangkin berkurang. Pasca
menopause adalah masa 3-5 tahun setelah menopause. Pasca menopause
adalah masa dimana seorang wanita sudah mencapai menopause. Pada
tahapan ini seorang wanita akan rentan terhadap osteoporosis dan penyakit
jantung, Selain itu, mereka berisiko lebih besar terserang penyakit
alzheimer, stroke, mata kering, kanker usus, dan lain-lain.
12
c. Faktor yang mempengaruhi menopause
Menurut beberapa referensi faktor – faktor yang mempengaruhi
menopause meliputi : genetik, nutrisi (makanan), fisik, psikis, status
kesehatan, dan lingkungan.
d. Perubahan yang Terjadi Pada Wanita Menopause
Setiap wanita menopause akan mengalami perubahan baik fisik dan
psikologis.
1). Perubahan Fisik
Akibat perubahan pada organ reproduksi maupun hormon tubuh pada
saat menopause mempengaruhi berbagai keadaan fisik tubuh seorang
wanita. Keadaan ini berupa keluhan-keluhan ketidaknyamanan yang timbul
dalam kehidupan sehari-hari (Nirmala, 2003) seperti :
a) Siklus haid yang tidak teratur/perdarahan
Beberapa keluhan siklus haid tanda paling umum adalah fluksasi dalam
siklus haid, kadang kala haid muncul tepat waktu, tetapi tidak pada siklus
berikutnya. Ketidakteraturan ini sering disertai dengan jumlah darah yang
sangat banyak, tidak seperti volume perdarahan hal yang normal.
b) Gejolak rasa panas (Hot Fluses)
Hot Fluses adalah rasa panas yang luar biasa pada wajah dan tubuh
bagian atas ( seperti leher dan dada). Kulit di daerah tersebut terlihat
kemerahan. Gejolak panas terjadi karena jaringan yang sensitif atau yang
bergantung pada estrogen akan terpengaruh sewaktu kadar estrogen
menurun. Pancaran panas diperkirakan akibat dari pengaruh hormon pada
13
bagian otak yang bertanggung jawab untuk mengukur temperatur tubuh.
Gejala panas bisa terjadi beberapa detik atau menit, tetapi ada juga yang
berlangsung sampai satu jam (Baziad, 2013).
c) Jantung berdebar – debar
Dalam beberapa penelitian masa menopause di ikuti dengan jantung
berdebar – debar karena pada masa ini kadar estrogen menurun sehingga
peluang terkena serangan jantung sekitar 20 kali lebih sedikit dari pria.
Peluang ini dapat berkurang jika berolahraga secara teratur, tidak merokok,
dan mempertahankan berat badan dalam jangkauan yang diinginkan, serta
diet terkendali.
d) Keringat Berlebihan di Malam Hari dan Sulit Tidur
Cara bekerja secara pasti tidak dapat di ketahui, tetapi pancaran panas
pada tubuh akibat pengaruh hormon yang mengatur termostat tubuh pada
suhu yang lebih rendah. Akibatnya, suhu udara yang semula dirasakan
nyaman mendadak menjadi terlalu panas dan tubuh mulai menjadi panas
serta mengeluarkan keringat untuk mendinginkan diri. Gejala ini sering
dirasakan pada malam hari, sehingga yang bersangkutan menjadi sulit tidur.
e) Berkunang – Kunang
Di masa ini penglihatan mulai terganggu terutama pada ketajaman
mata di karenakan kabur dan berkunang-kunang. Hal ini disebabkan karena
otot-otot bola mata mengalami kekenduran atau sebaliknya sehingga
mempengaruhi (Hawari, 2011).
14
f) Gangguan Libido
Dengan semangkin meningkatnya usia, maka mangkin sering dijumpai
gangguan seksual pada wanita yang di akibatkan kekurangan hormon
estrogen sehingga aliran darah ke vagina berkurang, dan sel-sel epitel
vagina menjadi tipis dan mudah cidera. akibatnya cairan vagina berkurang,
umumnya wanita mengeluh sakit saat senggama sehingga tidak mau lagi
melakukan hubungan seks (Baziad, 2013)
g) Perubahan Kulit
Kulit yang sehat sangat penting bagi wanita, kelainan sedikit saja pada
kulit menyebabkan dampak negatif bagi seorang wanita. Kulit terdiri atas dua
lapisan yaitu epidermis dan dermis. Dermis memiliki banyak artiolen yang
banyak membentuk tumpukan kapiler didalam papil-papil dan sangat
berperan dengan timbulnya panas. Perubahan pada kulit yang disebabkan
oleh kekurangan estrogen dapat mempengaruhi kadar kalogen dan kadar air
dalam kulit yang menyebabkan kulit kehilangan elastisitasnya, atopik, tipis,
kering, dan berlipat-lipat dan bintik-bintik berupa purpura senilis (Baziad,
2013).
h) Nyeri Otot dan Sendi
Banyak wanita menopause mengeluh nyeri otot dan sendi.
Pemeriksaan radiologik umumnya tidak ditemukan kelainan. Sebagian
wanita, nyeri sendi erat kaitannya dengan perubahan hormonal yang terjadi
yang mengakibatkan menurunnya aliran darah dan sintesis kalogen
15
sehingga dengan sendirinya tulang rawan ikut rusak. Kejadian ini meningkat
dengan meningkatnya usia (Baziad, 2013)
i) Berat Badan Bertambah
Perubahan kelenjar dapat membuat sebagian orang mengalami
pertambahan berat badan pada masa menopause, namun penyebab yang
lazim adalah asupan makanan dan minuman jauh melebihi yang
dibutuhkan.Wanita membakar kalori lebih lambat dibandingkan pria, dan
tenaga anda semangkin menurun dengan bertambahnya usia.
2). Perubahan Psikologis
Akibat perubahan pada organ reproduksi maupun hormon tubuh pada
saat menopause mempengaruhi berbagai keadaan fisik tubuh seorang
wanita. Keadaan ini berupa keluhan-keluhan ketidaknyamanan yang timbul
dalam kehidupan sehari-hari seperti :
a) Depresi
Ini adalah kondisi gejala yang pasti dan sering dialami pada ibu
menopause yang dikarenakan perubahan – perubahan yang ada pada diri
setiap seorang wanita karena perubahan fisik dan psikologi pada tubuh.
b) Kecemasan
Gangguan kecemasan dianggap sebagai bagian dari satu mekanisme
pertahanan diri yang dipilih secara alamiah oleh makhluk hidup bila
menghadapi sesuatu yang mengancam atau membahayakan dirinya. Namun
kecemasan ini umumnya bersifat relatif artinya ada orang – orang yang
cemas dan dapat tenang kembali setelah mendapat dukungan dari orang-
16
orang di sekitarnya namun ada juga orang-orang yang terus menerus cemas
meskipun orang disekitarnya memberikan dukungan.
c) Mudah tersinggung
Gejala ini lebih mudah terlihat di bandingkan kecemasan. Wanita lebih
mudah tersinggung dan marah terhadap sesuatu yang sebelumnya dianggap
tidak mengganggu. Ini mungkin disebabkan dengan datangnya menopause
maka wanita menjadi sangat menyadari proses yang sedang berlangsung
dalam dirinya. Perasaannya menjadi sangat sensitif terhadap sikap dan
perilaku orang-orang disekitarnya, terutama jika sikap dan prilaku tersebut di
persiapkan sebagai proses penerimaan yang sedang terjadi dalam dirinya.
d) Stres
Perubahan yang terjadi pada massa menopause dengan menyebabkan
stres pada wanita serta merupakan reaksi tubuh terhadap kecemasan yang
dihadapinya pada saat situasi yang menakutkan atau tidak nyaman. Tidak
ada orang yang bisa lepas sama sekali dari rasa was-was dan cemas
termasuk wanita menopause. Ketegangan perasaan atau stres selalu
berdebar dalam lingkungan pekerjaan, pergaulan sosial, kehidupan rumah
tangga dan bahkan menyusup ke dalam tidur. Kalau tidak di tanggulangi
stres dapat menyita energi, mengurangi produktivitas kerja, dan menurunkan
kekebalan terhadap penyakit. Namun demikian stres tidak hanya
memberikan dampak negatif tetapi juga dampak positif tergantung
bagaimana individu memandang dan mengendalikannya karena stres sangat
individual sifatnya.
17
e. Cara Hidup Sehat pada Menopause
Cara hidup sehat adalah cara – cara yang dilakukan untuk menjaga,
mempertahankan dan meningkatkan kesehatan seseorang. Adapun cara –
cara tersebut adalah :
1) Terapi Sulih Hormon (TSH)
Merupakan pemberian terapi penggantian hormon untuk menggantikan
hormon yang kurang kadarnya karena tidak diproduksi secukupnya akibat
kemunduran fungsi organ – organ endokrin hormon. Yang mana digunakan
untuk mendapatkan hormon yang hilang saat menopause.
2) Mengatur Pola Makan yang Mengandung Fitoestrogen
Wanita pada masa menopause kehilangan hormon estrogen, untuk
menggantikannya perlu mengkonsumsi makanan yang mengandung
fitostrogen yang terkandung dalam banyak bahan makanan seperti serealia,
biji – bijian, buah – buahan, kacang – kacangan, sayuran sehingga terpenuhi
suplai dasar tubuh, sekaligus memperkuat daya tahan tubuh dan mekanisme
penyembuhan.
3) Olahraga Khusus untuk Wanita Menopause.
Berolahraga diperlukan asalkan disesuaikan dengan kemampuan yang
ada. Sekalipun banyak di buka pusat kesegaran jasmani, untuk
mempersingkat waktu dapat dilakukan senam di rumah tanpa memerlukan
18
ruangan yang luas. Untuk mempertahankan kebugaran fisik harus mengikuti
senam kesegaran jasmani sebanyak dua kali seminggu hal itu sudah cukup.
Adapun kegiatan-kegiatan yang dapat mencegah pemunculan gejala-
gejala menopause:
1) Olahraga (exercising) secara teratur.
Olahraga selain membantu mengurangi datangnya gejala Menopause,
dapat pula meningkatkan kekuatan tulang. Mulilah olahraga seperti, jalan
kaki, joggong, meditasi, dan yoga.
2) Berhenti merokok.
Merokok sebenarnya ikut mempercepat munculnya Menopause dan
memudahkan kita terkena esteoporosis.
3) Mengkonsumsi makanan yang kaya akan kalsium.
Perempuan, terutama menjelang usia-usia Menopause, sebaiknya
mengkonsumsi kalsium sebanyak 1000-1500 gram sehariannya. Sebagian
besar dapat diperoleh dari makanan, seperti yogurt, susu beberapa jenis
sayuran seperti brokoli. Kalau jumlah kalsium dalam makanan kurang
mencukupi dapat meningkatkan kesehatan tubuh.
4) Mengkonsumsi makanan yang mangandung vitamin
Vitamin yang terkandung dalam buah-buahan dan sayuran dapat
meningkatkan daya tahan tubuh.
5) Mengurangi konsumsi kopi, teh, minuman soda dan alkohol.
19
Minuman ini banyak mengandung kafein yang dapat memperlambat
penyebaran kalsium.
6) Mengkonsumsi kedelai.
Kedelai mengandung fitostrogen atau estrogen yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan. Kedelai dapat kita konsumsi dari kecap (Baziad, 2013).
f. Pengaruh Menopause terhadap seksual wanita.
Kehidupan seksual sesudah Menopause ternyata mengalami
perubahaans pada 60% perempuan 20% diantaranya mengalami
peningkatan keinginan seksual dan 20% lagi mengalami pengurangan
karena tidak ada resiko kehamilan banyak perempuan mempunyai keinginan
seksual yang lebih besar dan bahkan kadang memperbaiki hubungan antara
pasangan. Memang dalam kenyataannya nafsu seksual tidak hubungannya
dengan Produksi Hormon pada saat atau sesudah tidak ada hubungannya
dengan Produksi hormon pada saat atau sesudah Menopause.
Penelitian di Amerika menunjukkan bahwa perempuan masih
mempunyai nafsu seksual sampai pada usia yang lebih tua dibanding kaum
laki-laki. Setiap 7 diantara 10 pasangan di Amerika masih tetap melakukan
senggama sesudah usia 60 tahun. Alasan utama berhentinya kegiatan
seksual mereka biasanya disebabakan oleh adanya gangguan kesehatan,
yang biasanya terjadi pada pihak laki-laki (Tagliaferry, M. dkk, 2010).
2. Tinjauan Umum Tentang Kecemasan
20
Stress psikososial adalah setiap keadaan atau peristiwa yang
menyebabkan perubahan terhadap diri seseorang; sehingga orang tersebut
terpaksa mengadakan adaptasi untuk menanggulanginya. Dari hal tersebut
maka dapat timbul kecemasan bahkan sampai depresi. Seseorang yang
mengalami sakit dengan penyakit yang kronis atau cidera dapat menjadikan
orang tersebut cemas. Tidak semua orang yang mengalami stress
psikososial mengalami kecemasan, hal ini tergantung pada kepribadian
masing masing orang dan dukungan yang diberikan keluarga di dalamnya
(Hawari, 2011)
a. Definisi
Kecemasan dapat disebut juga ansietas / anxiety adalah merupakan
gangguan alam perasaan (Affective) yang ditandai dengan perasaan
ketakutan atau kekawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak
mengalami gangguan dalam menilai realitas, kepribadian masih utuh,
perilaku terganggu tapi masih dalam keadaan normal (Hawari, 2011).
Kecemasan atau anxiety sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti
dan tidak berdaya. Kecemasan adalah pengalaman emosi
seseorang, keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik dan kondisi
ini dialami secara subjektif. Status kecemasan didefinisikan sebagai
munculnya emosi yang tidak menyenangkan dalam menghadapi tuntutan
atau bahaya. Kecemasan berbeda dengan perasaan takut. Takut merupakan
penilaian intelektual terhadap sesuatu yang berbahaya dimana objek
yang dihadapinya jelas, tertentu dan nyata, sedangkan kecemasan adalah
21
respon emosional terhadap penilaian tersebut, dan penilaian yang terjadi
tergantung dari bagaimana individu mempersepsikan rasa cemasnya
(Hawari, 2011)..
b. Kepribadian Pencemas
Kepribadian seseorang adalah perlawanan atau mempertahankan diri
sekuat tenaga dari stressor dan menyerah terhadap stressor.
Hawari menyatakan seseorang yang menderita gangguan cemas
manakala seseorang tidak mampu mengatasi stressor psikososial yang
dihadapinya dia akan menyerah atau mepertahakan diri sekuat tenaganya.
Seseorang yang tanpa stressor juga dapat menjadi cemas dapat dinamakan
pribadi pencemas. Ciri-ciri dengan kepribadian cemas :
1) Cemas, khawatir, tidak tenang, ragu dan bimbang
2) Memandang masa depan dengan rasa was-was (Khawatir)
3) Kurang percaya diri, gugup apabila tampil dimuka umum
4) Sering merasa tidak bersalah, menyalahkan orang lain
5) Tidak mudah mengalah atau suka “Ngotot”
6) Gerakan sering serba salah, gelisah
7) Seringkali mengeluh, khawatir yang berlebih terhadap penyakit.
8) Mudah tersinggung, suka membesarkan masalah kecil
9) Dalam mengambil keputusan sering bimbang atau ragu
10) Kalau sedang emosi bertindak histeris.
22
Orang dengan kepribadian ini tidak semua mengeluh hal yang sifatnya
psikis tapi juga somatik (Fisik) (Hawari, 2011).
c. Gejala Klinis Cemas
Keluhan keluahan yang sering diungkapkan oleh orang yang
mengalami gangguan kecemasan antara lain sebagai berikut (Hawari, 2011)
1) Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah
tersinggung
2) Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut
3) Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang
4) Gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan
5) Gangguan konsentrasi dan daya ingat
6) Keluhan-keluhan somatik, misalnya sakit pada otot dan tulang,
pendengaran berdenging, berdebar-debar, sesak nafas, gangguan
pencernaan, gangguan perkemihan, sakit kepala, dan lain sebagainya.
7) Selain keluhan cemas diatas ada kelompok cemas yang lebih berat dari
gangguan cemas menyeluruh, panik, gangguan Phobik, dan gangguan
obsesif kompulsif.
d. Gangguan Cemas Menyeluruh
Hawari Menyatakan bahwa secara klinis selain gejala cemas yang
biasa, disertai dengan kecemasan yang menyeluruh dan menetap (1bulan)
dengan manifestasi sebagai berikut :
1) ketegangan motorik/alat gerak :
23
a) Gemetar
b) Tegang
c) Nyeri otot
d) Letih
e) Tidak dapat santai
f) Kelopak mata bergetar
g) Kening berkerut
h) Muka tegang
i) Gelisah
j) Tidak dapat diam
k) Mudah kaget
2) Hiperaktivitas saraf autonom (Simpatis/ Parasimpatis) :
a) Berkeringat yang berlebihan
b) Jantung berdebar-debar
c) Rasa dingin
d) Telapak tangan/kaki basah
e) Mulut kering
f) Pusing
g) Kepala terasa ringan
h) Kesemutan
i) Mual
j) Rasa aliran panas atau dingin
k) Sering buang air seni
24
l) Diarea
m) Kerongkongan rasa tersumbat
n) Muka pucat dan atau memerah
o) Nadi dan nafas cepat pada waktu istirahat.
3) Rasa khawatir yang berlebihan tentang hal-hal yang akan datang :
a) Cemas, khawatir, takut
b) Berpikir berulang
c) Membayangkan akan datangnya kemalangan terhadap dirinya
atau orang lain
4) Kewaspadaan yang berlebihan
a) Mengamati lingkungan secara berlebihan sehingga
mengakibatkan perhatian mudah teralih
b) Sukar konsentrasi
c) Sukar tidur
d) Merasa ngeri
e) Mudah tersinggung
f) Tidak sabar
e. Faktor yang mempengaruhi kecemasan.
Faktor yang mempengaruhi kecemasan
yaitu:
1). Faktor predisposisi yang meliputi :
25
a) Peristiwa traumatik yang dapat memicu terjadinya kecemasan
berkaitan dengan krisis yang dialami individu baik krisis
perkembangan atau situasional.
b) Konflik emosional yang dialami individu dan tidak terselesaikan
dengan baik. Konflik antara id dan superego atau antara
keinginan dan kenyataan dapat menimbulkan kecemasan pada
individu.
c) Konsep diri terganggu akan menimbulkan ketidakmampuan
individu berpikir secara realitas sehingga akan menimbulkan
kecemasan.
d) Frustasi akan menimbulkan ketidakberdayaan untuk
mengambil keputusan yang berdampak terhadap ego.
e) Gangguan fisik akan menimbulkan kecemasan karena
merupakan ancaman integritas fisik yang dapat mempengaruhi
konsep diri individu.
f) Pola mekanisme koping keluarga atau pola keluarga
menangani kecemasan akan mempengaruhi individu dalam
berespons terhadap konflik yang dialami karena mekanisme
koping individu banyak dipelajari dalam keluarga.
g) Riwayat gangguan kecemasan dalam keluarga akan
mempengaruhi respon individu dalam berespon terhadap
konflik dan mengatasi kecemasannya.
26
h) Medikasi yang dapat memicu terjadinya kecemasan adalah
pengobatan yang mengandung benzodiazepin, karena
benzodiapine dapat menekan neurotransmitter gamma amino
butyric acid (GABA) yang mengontrol aktivitas neuron di otak
yang bertanggung jawab menghasilkan kecemasan.
2). Faktor presipitasi (stressor pencetus) meliputi :
a) Ancaman terhadap integritas fisik, ketegangan yang
mengancam integritas fisik meliputi :
(1) Sumber internal, meliputi kegagalan mekanisme fisiologi
system imun, regulasi suhu tubuh, perubahan biologis
normal. Gejala fisiologis pada wanita klimakterium meliputi
rasa panas tubuh, munculnya keringat dingin, vagina yang
mengering, insomnia dan sebagainya.
(2) Sumber eksternal, meliputi paparan terhadap infeksi virus
dan bakteri, polutan lingkungan, kecelakaan, kekurangan
nutrisi, tidak adekuatnya tempat tinggal. Wanita yang
mengalami klimakterium akan merasa takut kehilangan,
kehilangan kepercayaan diri dan sebagainya.
b) Ancaman terhadap harga diri meliputi sumber internal dan
eksternal.
(1) Sumber internal, meliputi kesulitan dalam berhubungan
interpersonal di rumah dan di tempat kerja, penyesuaian
27
terhadap peran baru. Berbagai ancaman terhadap integritas
fisik juga dapat mengancam harga diri.
(2) Sumber eksternal, meliputi kehilangan orang yang
dicintai,perceraian, perubahan status pekerjaan, tekanan
kelompok, sosial budaya.
3). Penilaian persepsi terhadap klimakterium
Wanita yang mengalami menopause merasakan pergeseran dan
perubahan-perubahan fisik dan psikis yang mengakibatkan timbulnya satu
krisis dan dimanifestasikan diri dalam simpton-simptom psikologis antara lain
adalah depresi, murung, mudah tersinggung dan mudah jadi marah, mudah
curiga, diliputi banyak kecemasan, insomia atau tidak bisa tidur karena
sangat bingung dan gelisah.
Perubahan lain sering pula terjadi, yang disebabkan gangguan
metabolisme tubuh. Ditandai dengan peningkatan kolestrol, kekurangan
kalsium tubuh, dan gangguan metabolisme karbohidrat. Perubahan ini dapat
menimbulkan penyempitan pembuluh darah dan gangguan pada tulang
(oesteporosis). Gejala-gejala ini tidak akan muncul, atau kadang tidak ada
sama sekali. Kondisi ini tergantung individual masing-masing.
Secara umum subjek memiliki kualitas hidup yang positif. Hal ini terlihat
dari gambaran fisik subjek yang selalu menjaga kesehatan dengan terus
makan sayuran, mengkonsumsi vitamin serta berolahraga. Subjek juga
berusaha mengatur pola tidur minimal 8 jam sehari. Faktor yang
mempengaruhi subjek mempunyai kualitas hidup yang positif adalah karena
28
semua kegiatan yang subjek jalani mendapat dukungan dari keluarga dan
orang-orang terdekat subjek. Dengan begitu subjek merasa percaya diri.
Subjek juga optimis dapat mengerjakan segala sesuatunya dengan baik
karena rasa kasih dan sayang dari semua pihak
4) Sumber koping
Individu dapat mengatasi kecemasan dengan menggerakkan sumber
koping di lingkungan. Sumber koping tersebut dapat berupa model ekonomi,
kemampuan menyelesaikan masalah, dukungan sosial dan keyakinan
budaya dapat membantu individu mengintegrasikan pengalaman yang
menimbulkan kecemasan dan mengadopsi strategi koping yang berhasil .
Kemampuan pemecahan masalah termasuk kemampuan untuk mencari
solusi, mengidentifikasi masalah, menimbang suatu pilihan, dan
implementasi rencana tindakan. Kemampuan sosial memudahkan
pemecahan masalah termasuk masalah orang lain. Dukungan sosial dapat
berupa dukungan yang diberikan dari orang-orang disekitar yang dapat
meredakan kecemasan dan merupakan sumber koping dalam menghadapi
kecemasan.
f. Alat Ukur Kecemasan (Hawari, 2013 mengutip dari HRS-A)
Score diberi 0-4 pada tiap kelompok gejala:
1) Perasaan cemas (Ansietas)
a) Cemas.
b) Firasat buruk.
c) Takut akan pikiran sendiri.
29
d) Mudah tersinggung.
2) Ketegangan
a) Merasa tegang
b) Lesu
c) Tidak bisa istirahat dengan tenang
d) Mudah terkejut
e) Mudah menangis
f) Gemetar
g) Gelisah
3) Ketakutan
a) Pada gelap
b) Pada orang asing
c) Ditinggal sendiri
d) Pada binatang besar
e) Pada keramaian lalu lintas
f) Pada kerumunan orang banyak
4) Gangguan tidur
a) Sukar masuk tidur
b) Terbangun pada malam hari
c) Tidur tidak nyenyak
d) Bangun dengan lesu
e) Banyak mimpi-mimpi
f) Mimpi buruk
30
g) Mimpi menakutkan
5) Gangguan kecerdasan
▪ Sukar konsentrasi
▪ Daya ingat yang menurun
▪ Daya ingat buruk
6) Perasan depresi (Murung)
a) Hilangnya minat
b) Berkurangnya kesenangan pada hobi
c) Sedih
d) Bangun dini hari
e) Perasaan berubah-ubah sepanjang hari
7) Gejala somatik/fisik (Otot)
a) Sakit dan nyeri otot-otot
b) Kaku
c) Kedutan otot
d) Gigi gemerutuk
e) Suara tidak stabil.
8) Gejala Somatik/ fisik(sensorik)
a) Tinitus (Telinga berdenging)
b) Pengelihatan kabur
c) Muka merah atau pucat
d) Merasa lemas
e) Perasaan seperti ditusuk-tusuk
31
9) Gejala kardiovaskuler (Jantung dan pembuluh darah)
a) Takikardia
b) Berdebar-debar
c) Nyeri di dada
d) Denyut nadi mengeras
e) Rasa lesu/ lemas seperti mau pingsan
f) Detak jantung menghilang atau berhenti sejenak
10) Gejala Respiratori
a) Rasa tertekan atau sempit di dada
b) Rasa tercekik
c) Sering menarik nafas
d) Nafas pendek dan sesak
11) Gejala gastrointestinal
a) Sulit menelan
b) Perut melilit
c) Gangguan pencernaan
d) Nyeri sebelum dan sesudah makan
e) Perasaan terbakar di perut
f) Rasa penuh atau kembung
g) Mual dan muntah
h) Buang air besar lembek
i) Konstipasi (Sukar buang air besar)
j) Weight loss (Kehilangan berat badan)
32
12) Gejala urogenital (Perkemihan dan Kelamin)
a) Sering buang air kecil
b) Tidak dapat menahan air seni
c) Tidak datang bulan
d) Darah haid yang berlebihan
e) Darah haid yang teramat sedikit
f) Masa haid yang berkepanjangan
g) Masa haid yang amat pendek
h) Haid beberapa kali dalam sebulan
i) Menjadi dingin (Frigid)
j) Ejakulasi dini
k) Ereksi melemah
l) Ereksi hilang
m) Hipotensi
13) Gejala autonom
a) Mulut kering
b) Muka merah
c) Mudah berkeringat
d) Kepala pusing
e) Kepala terasa berat
f) Kepala terasa sakit
g) Bulu-bulu berdiri
14) Tingkah laku (Sikap) pada saat wawancara
33
a) Gelisah
b) Tidak tenang
c) Jari gemetar
d) Kerut kening
e) Muka tegang
f) Otot mengeras/ tegang
g) Nafas pendek dan cepat
h) Muka merah
Perlu diketahui bahwa alat ukur HRS-A digunakan untuk mengukur
derajat cemas apakah ringan, sedang atau berat yaitu dengan skor
<14 tidak ada kecemasan; 14-20 Kecemasan ringan; 21-27
kecemasan sedang; 28-41 kecemasan berat; 42-56 Kecemasan berat
sekali (Hawari, 2001).
B. Landasan Teori
Menopause adalah tahap atau masa yang ditandai dengan berhentinya
haid yang disebabkan tubuh sudah kehabisan sel telur dan penurunan
hormon estrogen . Akibat perubahan pada organ reproduksi maupun hormon
tubuh pada saat menopause mempengaruhi berbagai keadaan fisik tubuh
seorang wanita. Keadaan ini berupa keluhan-keluhan ketidaknyamanan yang
timbul dalam kehidupan sehari-hari yaitu siklus haid tidak
teratur/perdarahan, gejolak rasa panas (hot fluses), jantung berdebar-debar,
keringat berlebihan di malam hari dan sulit tidur, berkunang-kunang,
34
gangguan libido, perubahan kulit, nyeri otot dan sendi serta berat badan
bertambah (Proverawati, 2010).
Faktor yang mempengaruhi kecemasan yaitu pertama faktor
presdisposisi (peristiwa traumatic, konflik emosional, konsep diri, frustasi,
gangguan fisik, pola mekanisme koping, riwayat gangguan kecemasan,
medikasi), kedua faktor presipitasi (ancaman terhadap integritas fisik dan
ancaman terhadap harga diri), ketiga penilaian persepsi pada klimakterium
dan keempat sumber koping.
Gangguan fisik akan menimbulkan kecemasan karena merupakan
ancaman integritas fisik yang dapat mempengaruhi konsep diri individu.
Kecemasan yang timbul pada wanita menopause sering di hubungkan
dengan adanya kekhawatiran dalam menghadapi situasi yang sebelumnya
tidak pernah dikhawatikan. Meski cemas dengan berakhirnya masa
reproduksi yang berarti berhentinya nafsu seksual dan fisik. Apalagi
menyadari bahwa dirinya akan menjadi tua yang berarti kecantikan akan
mundur. Seiring dengan hal itu vilatitas dan fungsi organ- organ tubunya
akan menurun. Hal ini dapat menghilangkan kebanggaannya sebagai
seorang wanita. Keadaan ini dikhawatirkannya akan mempengaruhi
hubungannya dengan suami maupun dengan lingkungan sosialnya. (Hawari,
2011).
35
C. Kerangka Teori
Gambar 1 : Kerangka Teori
(Modifikasi Proverawati, 2010 dan Hawari, 2011)
Perubahan Fisik Pada Wanita Menopause :
1. Siklus haid tidak teratur/Perdarahan
2. Gejolak rasa panas (Hot Fluses)
3. Jantung Berdebar-debar
4. Keringat Berlebihan di malam hari dan sulit tidur
5. Berkunang-Kunang 6. Gangguan Libido 7. Perubahan kulit 8. Nyeri Otot dan Sendi 9. Berat Badan
Bertambah
Faktor yang mempengaruhi kecemasan 1. Presdisposisi
a. peristiwa traumatik b. konflik emosional c. konsep diri d. frustasi e. gangguan fisik f. pola mekanisme koping g. riwayat gangguan kecemasan h. medikasi
2. Presipitasi
a. ancaman terhadap integritas
fisik
b. ancaman terhadap harga diri
3. Penilaian persepsi pada
klimakterium
4. Sumber koping
Kecemasan Pada Wanita
Menopause
36
D. Kerangka Konsep
Gambar 2 : Kerangka Konsep
Keterangan :
Variabel bebas (Independent) : Perubahan Fisik
Variabel terikat (Dependent) : Kecemasan Pada Wanita
Menopause
E. Hipotesis
Ada hubungan perubahan fisik dengan kecemasan pada wanita
menopause.
Perubahan Fisik Kecemasan Pada
Wanita Menopause
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah metode Observasional
melalui pendekatan cross sectional study. Dimana penelitian diadakan
dalam waktu yang bersamaan tetapi dengan subjek yang berbeda-beda
(Arikunto, 2006).
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Waode Buri Kabupaten Buton
Utara Provinsi Sulawesi Tenggara.
2. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2017.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi penelitian
Populasi adalah sejumlah subyek besar yang mempunyai
karakteristik subyek yang ditentukan sesuai dengan ranah dan tujuan
penelitian (Siswanto, 2015). Populasi dalam penelitian ini adalah
semua wanita pramenopause, menopause dan pasca menopause di
desa Waode Buri tahun 2017 yang berjumlah 174 orang.
38
2. Sampel penelitian
Sampel adalah wanita yang berusia > 48 tahun yang telah mengalami
perimenopause, menopause dan pasca menopause. Besar sampel
ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin (Siswanto, 2015) :
keterangan :
N : Jumlah populasi
n : Ukuran sampel
e : derajat ketentuan 90% (0,1)
maka besar sampel adalah :
2
)1,0(1741
174
n
74,2
174n
63n
Dengan demikian jumlah sampel sebanyak 63 responden. Tekhnik
pengambilan sampel dilakukan secara accidental sampling
Adapun kriteria inklusi dan ekslusi adalah sebagai berikut
a. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah kriteria dimana subjek penelitian dapat mewakili
sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah
39
1) Wanita premenopause, menopause dan pasca menopause usia > 48
tahun.
2) Sehat jasmani dan rohani
3) Mempunyai pasangan hidup
4) Berdomisili desa Waode Buri Kabupaten Buton Utara
5) Bersedia menjadi informan
b. Kriteria eksklusi
Kriteria eksklusi adalah kriteria dimana subjek penelitian tidak dapat
mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel
penelitian
Kriteria eksklusi penelitian ini adalah wanita premenopause, menopause
dan pasca menopause dalam keadaan sakit fisik dan kejiwaan.
D. Variabel Penelitian
1. Variabel terikat (dependent) yaitu perubahan fisik
2. Variabel bebas (Independent) yaitu kecemasan pada wanita
menopause.
E. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif
1. Perubahan fisik
Perubahan fisik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah gejala fisik
yang dialami oleh wanita menopause yang berupa: siklus haid tidak
teratur/perdarahan, gejolak rasa panas (hot fluses), jantung berdebar-
debar, keringat berlebihan di malam hari dan sulit tidur, berkunang-
40
kunang, gangguan libido, perubahan kulit, nyeri otot dan sendi serta
berat badan bertambah.
Kriteria objektifnya :
Berat : bila persentase gejala fisik yang dialami 76 – 100 %.
Sedang : bila persentase gejala fisik yang dialami 56 – 75 %.
Ringan : bila persentase gejala fisik yang dialami < 55 %
(Proverawati, 2010)
2. Kecemasan dalam Menghadapi Menopuse
Kecemasan dalam menghadapi menopause yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah respon yang tampak pada pasien atas apa
yang telah terjadi pada dirinya dalam menghadapi menopause.
Kriteria Obyektif :
Kecemasan Ringan : Jika total skor 14 – 20
Kecemasan Sedang : Jika total skor 21 – 27
Kecemasan Berat : Jika total skor 28 – 41
Kecemasan Berat Sekali : Jika total skor 42 – 56
Alat Ukur : Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A) (Hawari, 2011)
F. Instrument Penelitian
Instrumen penelitian data yang akan digunakan pada penelitian ini
adalah dengan menggunakan lembar kuisioner. Kuisioner merupakan
daftar pertanyaan yang diisi oleh peneliti berdasarkan jawaban lisan
yang diberikan oleh responden atau responden mengisi kuisioner secara
mandiri (Notoatmodjo, 2010). Alat yang dipakai untuk pengumpulan
41
peneliti menggunakan instrument HRSA yang mempunyai 14 butir
pertanyaan dan untuk mengukur tingkat kecemasan dan untuk
memperoleh informasi tentang perubahan fisik menggunakan angket/
kuesioner yang berisi 9 pertanyaan. Pada penelitian ini, untuk mengukur
perubahan fisik setiap butir soal instrument dengan pilihan yaitu ya (skor
1) dan pilihan tidak (skor 0).
G. Jenis dan Sumber Data
1. Data Primer
Dalam penelitian ini data primer digunakan untuk mengukur
dukungan keluarga dengan cara membagikan kuisioner kepada
wanita menopause tentang dukungan keluarga yang telah diberikan
2. Data Sekunder
Dalam penelitian ini data sekunder untuk jumlah wanita usia
premenopause.
H. Alur Penelitian
Alur penelitian dijelaskan sebagai berikut :
Populasi semua wanita usia > 48 tahun di Desa Waode Buri yang berjumlah
174 orang.
Sampel Sampel berjumlah 63 orang responden
Analisis data
Pengumpulan data
42
Gambar 2 : Alur penelitian
I. Rencana Pengololahan dan Analisis Data
1. Pengolahan Data
Dalam suatu penelitian, pengolahan data merupakan salah satu
langkah yang sangat penting. Hal ini di sebabkan karena data yang
diperoleh langsung dari penelitian masih mentah, belum memberikan
informasi apa-apa, dan belum siap untuk disajikan. Untuk
memperoleh penyajian data sebagai hasil yang berarti dan
kesimpulan yang baik, diperlukan pengolahan data (Notoatmodjo,
2010). Dalam hal ini pengolahan data menggunakan komputer akan
melalui tahap-tahap sebagai berikut
a. Editing’
Peneliti melakukan pengecekan isian formulir atau kuesioner
apakah jawaban yang ada di kuesioner sudah lengkap, jelas,
relevan dan konsisten.
b. Coding
Pemberian kode yakni mengubah data berbentuk kalimat atau
huruf menjadi data angka atau bilangan.
c. Processing
Pembahasan
Kesimpulan
43
Peneliti memasukan data dari kuesioner ke komputer agar dapat
dianalisis. Processing dilakukan pada analisa univariat dan
bivariat mengunakan komputer.
d. Cleaning
Peneliti melakukan pengecekan kembali data dari setiap sumber
data selesai di masukkan, untuk melihat kemungkinan adanya
kesalahan kode, ketidak lengkapan. Kemungkinan dilakukan
pembetulan atau koreksi.
e. Tabulating
Tabulating yaitu data yang dikelompokan kemudian disajikan
dalam bentuk tabel.
2. Analisa Data
a. Analisis Univariat
Analisa ini digunakan untuk mendiskripsikan variable bebas
yaitu variabel bebas yaitu perubahan fisik dan variabel terikat
yaitu kecemasan dalam menghadapi menopuse, dianalisa
menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
X = Presentase variable yang diteliti
f = Frekuensi kategori variable yang diamati
n = Jumlah sampel penelitian
X = f/n x K
44
K = Konstanta (100%)
b. Analisa Bivariat
Analisa bivariat adalah tekhnik analisa yang dilakukan terhadap
dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi
(Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini mengunakan uji chi square
(X2) dengan tingkat kepercayaan 95% (0,05).
Adapun penghitungan uji chi square (X2) dalam penelitian ini
digunakan untuk melihat hubungan perubahan fisik dengan
kecemasan dalam menghadapi menopuse, dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan :
X2 : Chi square
O : Nilai-nilai yang diamati
E : Nilai-nilai frekuensi harapan
E : Total baris x total kolom Grand total Adapun kriteria penilaian yaitu sebagai berikut :
1) Jika nilai X2 hitung > X2 tabel, maka Ha diterima, berarti ada
hubungan antara variabel independent dan variabel
dependent.
45
2) Jika X2 hitung < X2 tabel, maka Ha ditolak, berarti, tidak ada
hubungan antara variabel independent dan variabel
dependent.
J. Etika Penelitian
Penelitian dilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip etik.
Prinsip etik bertujuan untuk melindungi subjek penelitian. Responden baik
dilindungi hak-haknya. Peneliti menggunakan pertimbangan :
1. Right to self-determination
Responden mempunyai hak otonomi untuk berpartisipasi atau tidak
dalam penelitian. Setelah mendapatkan penjelasan dari peneliti yang berisi
prosedur penelitian, manfaat dan resikonya, responden diberikan
kesempatan untuk memberikan persetujuan atau menolak berpartisipasi
dalam penelitian. Responden dapat mengundurkan diri dari penelitian tanpa
konsekuensi apapun.
2. Right to privacy and dignity
Peneliti melindungi privasi dan martabat responden. Selama penelitian
kerahasiaan dijaga.
3. Right to anonymity and confidentiality
Data penelitian yang berasal dari responden tidak disertai dengan
identitas responden tetapi cukup dengan kode responden. Data yang
diperoleh dari hasil penelitian setiap responden hanya diketahui oleh peneliti
dan responden yang bersangkutan. Selama pengolahan data, analisis dan
publikasi dari hasil penelitian tidak dicantumkan identitas responden
46
4. Right to fair treatment
Semua responden mendapatkan intervensi yang sama pada saat
pengumpulan data penelitian.
5. Right to protection from discomfort and harm
Kenyamanan responden dan risiko perlakuan yang diberikan selama
penelitian tetap dipertimbangkan dalam penelitian ini. Kenyamanan
responden baik fisik, psikologis dan sosial dipertahankan.
47
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Keadaan Geografis
Desa Waode buri merupakan salah satu desa yang merupakan
wilayah kerja Puskesmas Waode Buri. Puskesmas Waode Buri secara
geografis terletak di daratan pesisir pantai dengan ketinggian dari
permukaan air laut degan luas 4900 km2 yang terletak di tengah dari
tempat pemukiman masyarakat sehingga pelayanan kesehatan
sangat mudah untuk dijangkau baik dari petugas kesehatan maupun
masyarakat. Puskesmas Waode Buri merupakan Puskesmas induk
non perawatan atau bukan Puskesmas rawat inap , Puskesmas
Waode Buri berdiri diatas lahan seluas 75x75 m2 , dengan luas
gedung 5184 m2 terletak di Desa Wamboule. Ditinjau dari letak
geografisnya Puskesmas Waode Buri mempunyai batas – batas
sebagaiberikut :
a. Sebelah utara berbatasan dengan desa Pebaoa
b. Sebelah timur berbatasan dengan laut banda
c. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Tomoahi (kecamatan
kulisusu )
d. Sebelah barat berbatasan dengan Kulisusu Barat.
48
2. Demografi
Jumlah penduduk yang berdomisili wilayah puskesmas Waode
Buri sekitar 17221 jiwa yang tersebar di 7 desa dan kelurahan yang
terdiri atas berbagai etnis, agama, budaya dan tingkat pendidikan.
Tingkat mobilitas penduduk yang cukup tinggi, baik yang
menggunakan kendaraan darat maupun laut sangat mempengaruhi
penyebaran penyakit terutama penyakit yang berasal dari luar daerah.
3. Ketenaga kerjaan Puskesmas Waode Buri
Distribusi jumlah tenaga Kesehatan yang ada di Puskesmas
Waode Buri Kabupaten Buton Utara dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 4.1 Distribusi Jenis dan Jumlah Tenaga Kesehatan di Puskesmas
Waode Buri Kabupaten Buton Utara Tahun 2017
No Jenis Tenaga Jumlah
1 Dokter Umum 1
2 Sarjana Kesehatan Masyarakat 3
3 Sarjana Keperawatan + Ners 5
4 D-III Keperawatan 8
5 D -III Kebidanan 6
6 D-IV Kebidanan 2
7 D-III Gizi 1
8 D-III AKL 1
9 D-III Farmasi 1
10 D-III Perawat Gigi 1
11 D-III Analisis 1
12 D-III Apoteker 1
13 D-I Kebidanan 2
14 Perawat/SPK 1
Jumlah 34
Sumber: Profil Puskesmas Waode Buri, 2017
49
Tabel 4.1 menunjukan bahwa jumlah tenaga yang ada di
Puskesmas Waode Buri pada Tahun 2017 berjumlah 34 orang.
4. Sarana Kesehatan
Sarana Kesehatan yang ada di Puskesmas Waode Buri adalah
sebagai berikut :
Tabel 4.2 Distribusi Jumlah Sarana Kesehatan di Puskesmas Waode Buri
Kabupaten Buton Utara Tahun 2017
No Jenis Sarana Kesehatan Jumlah
1 Sarana Kesehatan Pemerintah a. Puskesmas Induk b. Puskesmas Pembantu c. Pos Kesehatan Desa (Poskesdes)
1 7 0
2 Sarana Kesehatan bersumber daya Masyarakat a. Posyandu b. Posyandu Lansia
7 7
3 Sarana Kendaraan Operasional a. Kendaraan roda 4 b. Kendaraan roda 2
1 1
Sumber: Puskesmas Waode Buri, 2017
B. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan untuk menyelidiki hubungan antara
perubahan fisik dan kecemasan pada wanita dalam menghadapi menopause
di Desa Waode Buri Kabupaten Buton Utara Provinsi Sulawesi Tenggara
tahun 2017. Penelitian melibatkan responden sebanyak 63 orang, masing-
masing diteliti dengan mengambil data primer tentang perubahan fisik dan
tingkat kecemasan responden. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis
secara univarian dan bivariat dalam rangka melakukan generalisasi.
50
1. Analis univariat
Analisis univariat dalam penelitian ini dilakukan untuk memperoleh
gambaran yang jelas tentang perubahan fisik dan tingkat kecemasan wanita
dalam menghadapi menopause di desa WaodeBuri.
a. Deskripsi perubahan fisik wanita
Gangguan fisik akan menimbulkan kecemasan karena merupakan
ancaman integritas fisik yang dapat mempengaruhi konsep diri individu.
Kecemasan yang timbul pada wanita menopause sering di hubungkan
dengan adanya kekhawatiran dalam menghadapi situasi yang sebelumnya
tidak pernah dikhawatikan
Deskripsi perubahan fisik wanita dalam menghadapi menopause di
desa Waode Buri disajikan pada table 4.3 berikut
Tabel 4.3 Deskripsi Perubahan fisik wanita dalam mengahadapi menopause
di Desa Waode Buri tahun 2017
Kategori Perubahan Fisik Frekuensi Persentase (%)
Berat 7 11,1
Sedang 25 39,7
Ringan 31 49,2
Total 63 100 Sumber: hasil olahan data primer
Berdasarkan table 4.3 diperoleh gambaran bahwa mayoritas wanita di Desa
Waode Buri yakni sebesar 31 orang (49,2%),mengalami perubahan fisik
dengan kategori Ringan dalam mengahdapi menopause, sebesar 25 orang
51
(39,7%) mengalami perubahan fisik dengan kategori sedang, dan hanya 7
orang (11,1%) yang mengalami perubahan fisik dengan ketagori Berat.
b. Tingkat kecemasan wanita menopause di Desa Waode Buri
Kecemasan dapat disebut juga ansietas / anxiety adalah merupakan
gangguan alam perasaan (Affective) yang ditandai dengan perasaan
ketakutan atau kekawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak
mengalami gangguan dalam menilai realitas, kepribadian masih utuh,
perilaku terganggu tapi masih dalam keadaan normal (Hawari, 2011)
Deskripsi tingkat kecemasan wanita dalam menghadapi menopause di
desa Waode Buri disajikan pada table 4.4 berikut
Tabel 4.4 Deskripsi Perubahan fisik wanita dalam mengahadapi menopause
di Desa Waode Buri tahun 2017
Kategori kecemasan Frekuensi Persentase (%)
Tidak ada 0 0
Ringan 23 36,5
Sedang 27 42,9
Berat 13 20,6
Berat sekali 0 0,0
Total 63 100 Sumber: hasil olahan data primer
Table 4.4 menunjukkan bahwa wanita di desa waode buri selalu mengalami
kecemasan dalam menghadapi menopause dengan tingkatan yang
beragam. Meskipun tidak ada yang mengalami kecemasan dalam ketgeori
berat sekali, namun mayoritas wanita di desa waode Buri yakni 27 orang
(42,9%) mengalami kecemasan yang berada pada kategori Sedang,
52
sebanyak 23 orang (36,5%) mengalami kecemasan pada kategori ringan,
dan hanya 13 orang (20,6%) yang mengalami kecemasan pada kategori
berat.
2. Analisis bivariat
Analisis virariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara
Perubahan fisik dan kecemasan wanita dalam menghadapi menopause.
Analisis ini dilakukan menggunakan analisis Chi Square dengan bantuan
software SPSS versi 20 for windows.
Tabulasi antar variable yakni Pemberian pola makan dan Overweight
ditunjukkan pada table 4.5 berikut
Tabel 4.5 Hubungan Perubahan Fisik dengan Kecemasan Pada Wanita
Menopause di Desa Waode Buri Tahun 2017
Perubahan
Fisik
Kecemasan Jumlah
X² hitung (p-value) Ringan Sedang Berat
Ringan 17 10 4 31
11,464 (0,022)
Sedang 3 14 8 25
Berat 3 3 1 7
Jumlah 23 27 13 63 Sumber: hasil olahan data primer
Table 4.5 menunjukkan bahwa mayoritas wanita dengan perubahan
fisik ringan juga mengalami tingkat kecemasan yang ringan, yakni dari 31
wanita dengan perubahan fisik ringan, terdapat 17 orang mengalami tingkat
kecemasan ringan, 10 orang mengalami kecemasan sedang, dan hanya 4
orang yang mengalami kecemasan berat. Sementara wanita yang
53
mengalami perubahan fisik sedang mayoritas mengalami kecemasan pada
sedang, yakni dari 25 orang terdapat 14 orang mengalami kecemasan
sedang, 8 orang mengalami kecemasan berat, dan hanya 3 orang yang
mengalami kecemasan ringan. Sedangkan wanita yang mengalami
perubahan fisik berat, dari 7 orang wanita terdapat 3 orang mengalami
kecemasan ringan, 3 orang mengalami kecemasan sedang, dan hanya 1
orang yang mengalami kecemasan berat.
Berdasarkan tabel 4.5, tampak bahwa Hasil Uji Pearson chi-Square
(X²) pada tingkat kemaknaan 95% menunjukan nilai p=0,022. Jika
dibandingkan dengan nilai signifikan α=0,05 Nilai p ini lebih kecil (p=0,022 <
α =0,05) sehingga Ha diterima dan H0 ditolak berarti dapat disimpulkan
bahwa terdapat hubungan bermakna antara perubahan fisik dan kecemasan
pada wanita dalam menghadapi menopause di desa waode buri tahun 2017.
C. Pembahasan
Menopause adalah tahap atau masa yang ditandai dengan
berhentinya haid yang disebabkan tubuh sudah kehabisan sel telur dan
penurunan hormon estrogen Akibat perubahan pada organ reproduksi
maupun hormon tubuh pada saat menopause mempengaruhi berbagai
keadaan fisik tubuh seorang wanita. Keadaan ini berupa keluhan-keluhan
ketidaknyamanan yang timbul dalam kehidupan sehari-hari yaitu siklus haid
tidak teratur/perdarahan, gejolak rasa panas (hot fluses), jantung berdebar-
debar, keringat berlebihan di malam hari dan sulit tidur, berkunang-kunang,
54
gangguan libido, perubahan kulit, nyeri otot dan sendi serta berat badan
bertambah (Proverawati, 2010). Mengenai terjadinya menopause, tidak ada
batasan umur yang pasti. Sesungguhnya setiap wanita mengalaminya pada
umur tertentu, setelah masa kesempurnaan berakhir. Sehubungan dengan
itu para ahli memberikan batasan umur pada wanita menopause berbeda-
beda antara satu dengan yang lain, karena ditinjau dari sudut yang berbeda
pula.
Menurut Rosenthal (2010), menopause merupakan hal yang alamiah
yang akan terjadi pada semua wanita yang ada didunia. Proses menopause
terjadi disebabkan oleh penuaan pada diri wanita, dimana hormone
esterogen yang sudah menurun akan mengganggu sistem resproduksi pada
wanita menopause. Selain itu adanya pengaruh penurunan hormone
esterogen membuat terjadinya perubahan pada fisik wanita menopause
seperti kulit menjadi kendur, adanya rasa panas dimalam hari (hot flush) dan
lainnya
Hasil penelitian menunjukkan bahwa distribusi perubahan fisik wanita
di desa waode buri dalam menghadapi menopause sebagian besar
mengalami perubahan fisik yang ringan yakni sebesar 31 0rang (49,2%).
Sedangkan distribusi kecemasan wanita di Desa Waode Buri mayoritas
berada pada kategori sedang yaitu sebanyak 27 Responden (42,9%).
Diantara 27 orang itu, sebagian besar yakni 14 orang mengalami perubahan
fisik yang sedang.
55
Kecemasan merupakan respon emosional dengan bermacam
perasaan tidak menyenangkan yang ditimbulkan oleh hal yang tidak pasti
atau objek yang tidak jelas. Respon yang muncul dari kecemasan
bermacam-macam, mulai dari cemas kehilangan, ketakutan yang tidak
beralasan, hingga perilaku yang berbeda. Sebuah permasalahan yang
muncul pasti ada yang melatarbelakanginya, sehingga permasalahan itu
timbul demikian juga kecemasan yang dialami oleh seseorang
Menurut Kartono (2000), kecemasan disebabkan oleh dorongan-
dorongan seksual yang tidak mendapatkan kepuasan dan terhambat,
sehingga mengakibatkan banyak konflik batin. kecemasan dapat ditandai
dengan keadaan fisiologis seperti jantung berdebar-debar, mengeluarkan
keringat dingin. Kartono (2000), mengemukakan perubahan-perubahan
psikis yang terjadi pada masa menopause akan menimbulkan sikap yang
berbeda-beda antara lain yaitu adanya suatu krisis yang dimanifestasikan
dalam simtomsimtom psikologis seperti: depresi, mudah tersinggung, dan
mudah menjadi marah, dan diliputi banyak kecemasan.
Adanya perubahan fisik yang terjadi sehubungan dengan menopause
mengandung arti yang lebih mendalam bagi kehidupan wanita. Berhentinya
siklus menstruasi dirasakan sebagai hilangnya sifat inti kewanitaannya
karena sudah tidak dapat melahirkan anak lagi. Akibat lebih jauh adalah
timbulnya perasaan tak berharga, tidak berarti dalam hidup sehingga muncul
rasa khawatir akan adanya kemungkinan bahwa orang-orang yang
dicintainya berpaling dan meningggalkannya. Perasaan itulah yang seringkali
56
dirasakan wanita pada masa menopause, sehingga sering menimbulkan
kecemasan. Sebuah permasalahan yang muncul pasti ada yang
melatarbelakanginya, sehingga permasalahan itu timbul demikian juga
kecemasan yang dialami oleh seseorang, ada penyebab yang
melatarbelakanginya. Menurut Kartono (2000), kecemasan disebabkan oleh
dorongan-dorongan seksual yang tidak mendapatkan kepuasan dan
terhambat, sehingga mengakibatkan banyak konflik batin.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan
antara perubahan fisik dengan kecemasan wanita di desa waode buri dalam
menghadapi menopause. Hal ini mengindikasikan bahwa pada tahap
perubahan fisik wanita mengalami perubahan suasana hati yang dapat
memicu kecemasan terhadap dirinya. Sejalan dengan itu, Daradjat (1978)
mengungkapkan bahwa sudah menjadi kenyataan yang wajar bahwa setiap
perubahan hidup memberi dampak pada kondisi psikologis, maka perubahan
yang menurun pada wanita seperti berhentinya haid, dan hilangnya
kemampuan melahirkan anak mengakibatkan kegelisahan. Bila wanita dapat
menghadapi masa ini dengan tenang, mereka akan tetap bahagia dalam
hidupnya. Sebaliknya jika wanita menjadi cemas takut kehilangan daya tarik
fisik serta tertekan dengan keadaannya, maka hal tersebut justru akan
memberi dampak negatif terhadap psikisnya, keadaan emosi menjadi
guncang dan tidak stabil sehingga wanita menjadi mudah marah, mudah
tersinggung dan mudah pula merasa sedih
57
Wanita menjelang menopause akan mengalami penurunan berbagai
fungsi tubuh, sehingga akan berdampak pada ketidaknyamanan dalam
menjalani kehidupannya. Untuk itu, penting bagi seorang wanita selalu
berpikir positif bahwa kondisi tersebut merupakan sesuatu yang sifatnya
alami, seperti halnya keluhan yang muncul pada fase kehidupannya yang
lain.Tentunya sikap yang positif ini bisa muncul jika diimbangi oleh informasi
atau pengetahuan yang cukup, sehingga ibu lebih siap baik siap secara
fisik,mental, dan spiritual (Kasdu, 2002). Kecemasan di pengaruhi juga oleh
tingkat pendidikan, kurangnya pengertian dan pemahaman terhadap sesuatu
hal dapat menimbulkan kecemasan. Pendidikan yang memadai akan
memudahkan seseorang memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang
menopause. Pemahaman yang baik tentang seluk beluk menopause akan
menunjang kesiapan seorang wanita dalam menghadapi menopause.
Kecemasan di pengaruhi juga oleh status kerja, Wanita yang bekerja pada
umumnya mempunyai cara berfikir yang tidak sempit, merasa lebih aman
dan mempunyai kepercayaan terhadap diri sendiri dan kemampuannya.
58
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan
bahwa:
1. Mayoritas wanita di desa Waode Buri mengalami perubahan fisik yang
ringan dalam menghadapi menopause yakni dari 63 orang, terdapat 31
(49,2%) orang mengalami perubahan fisik ringan, sebanyak 25 (39,7%)
orang mengalami perubahan fisik sedang, dan 7 (11,1%) orang
mengalami perubahan fisik berat
2. Mayoritas wanita di Desa Waode Buri mengalami kecemasan sedang
dalam menghadapi menopause, yakni dari 63 orang terdap 27 (42,9%)
orang yang mengalami kecemasan sedang, sebanyak 23 (36,5%) orang
mengalami kecemasan ringan, dan 13 (20,6%) orang mengalami
kecemasan berat.
3. Terdapat hubungan yang signifikan antara peruabahan fisik dan
kecemasan wanita dalam menghadapi menopause di desa waode Buri
tahun 2017
B. Saran
Berdasarkan hasil penlitian yang telah diuraikan di atas, maka peneliti
mengajukan beberapa saran sebagai berikut:
59
1. Bagi bidan di wilayah kerja puskesmas waode buri diharapkan agar
memberikan penyuluhan premenopause tentang kesehatan reproduksi
khususnya tentang menopause untuk menambah pemahaman ibu
bagaimana cara menghadapi menopause dan mengurangi keluhan-
keluhan menjelang menopause
2. Bagi ibu premenopause diharapkan dapat menambah pengetahuan
tentang kesehatan reproduksi khususnya tentang menopause dengan
banyak membaca buku tentang menopause atau melalui media informasi
lainnya, sehingga dapat meningkatkan pemahaman tentang bagaimana
cara menghadapi menopause terutama bagi ibu premenopause dengan
tingkat pengetahuan tentang menopause yang rendah.
3. Bagi Peneliti Perlu diadakan penelitian lanjut tentang factor-faktor yang
menyebebkan terjadinya kecemasan yang berat pada wanita dalam
menghadapimenopause
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta
Arisman, M.B. 2010.Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Badan Pusat statistik. 2016. Jumlah Wanita Menopause. kendari: Baziad, A. 2010. Menopause dan Andropause.Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka. Dave, P; Nagar, S. 2015. Perception of Women Towards Physiologikal
Problem Faced at Menopause.Journal of Antropologist.7, 173-175 Diakses Tanggal 10 April 2017
Daradjat, Zakiyah. 1978, Kesehatan Mental, Jakarta: PT. Toko Agung. Kasdu, Dini. 2002. Operasi Caesar : Masalah dan Solusinya . Jakarta :
Puspa Swara Kartono, K. 2000 Psikologi Wanita Mengenal wanita sebagai ibu &
nenek.(jilid2) Bandung: Mandar maju Kemenkes RI. 2015. Departeman Kebijakan dan Strategi Nasional
Kesehatan Reproduksi di Indonesia.[Tersedia di Internet: http/www.departementkesehatan.co.id]. Diakses tanggal 3 November 2014.
Hawari, D. 2011. Manajemen Stress, Cemas dan Depresi. Jakarta: FKUII. Lestary, D. 2010. Seluk Beluk Menopause. Yogyakarta: Nuha Medika. Luk Lukaningsih, Z. 2011. Psikologi Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika. Mulyani, NS. 2013. Menopause Akhir Siklus Menstruasi pada Wanita di Usia
Pertengahan. Yogyakarta: Nuha Medika. Nurmadina, M. 2010. Hubungan antara Dukungan Seorang Suami dengan
Kecemasan pada wanita Menopause. Skripsi : Universitas Sumatera Utara
Prawirohardjo, S. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Proverawati. 2010. Menopause dan Sindrom Premenopause. Yogyakarta:
Nuha Medika. Sibagariang, EE, dkk. 2010. Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta:Buku
Kesehatan Tagliaferri dkk. 2010. The New Menopause Book. Jakarta: PT. Indek.
KUESIONER
KODE RESPONDEN :
I. PERUBAHAN FISIK
Petunjuk pengisian: Berikut adalah perubahan fisik atau gejala-gejala yang muncul pada masa menopause. Petunjuk : berilah tanda(√) pada kolom pilihan, setiap perubahan fisik yang anda rasakan.
No. Perubahan Fisik Ya Tidak
1. Siklus haid tidak teratur/Perdarahan
2. Gejolak rasa panas (Hot Fluses)
3. Jantung Berdebar-debar
4. Keringat Berlebihan di malam hari dan sulit tidur
5. Berkunang-Kunang
6. Gangguan Libido
7. Perubahan kulit
8. Nyeri Otot dan Sendi
9. Berat Badan Bertambah
II. KECEMASAN
.ALAT UKUR
TINGKAT KECEMASAN – HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HRS-A)
No. Responden :
Kode responden :
Penilaian :
0 : tidak ada gejala (Tidak ada gejala sama sekali)
1 : gejala ringan (Satu atau kurang dari sparuh dari gejala pilihan yang
ada)
2 : gejala sedang (Separuh dari gejala yang ada)
3 : gejala berat (Lebih dari separuh dari gejala yang ada)
4 : gejala berat sekali (Semua gejala ada)
Penilaian derajat kecemasan :
Score <14 : Tidak ada
Score 14-20 : Ringan
Score 21-27 : Sedang
Score 28-41 : Berat
Score 42-56 : Berat Sekali
Berilah tanda (√) gejala yang terjadi selama pemeriksaan (dimulai dari
anamnesa)
1) Perasaan cemas (Ansietas)
Cemas.
Score :
Firasat buruk.
Takut akan pikiran sendiri.
Mudah tersinggung.
2) Ketegangan
Merasa tegang
Lesu
Tidak bisa istirahat dengan tenang
Mudah terkejut
Mudah menangis
Gemetar
Gelisah
3) Ketakutan
Pada gelap
Pada orang asing
Ditinggal sendiri
Pada binatang besar
Pada keramaian lalu lintas
Pada kerumunan orang banyak
4) Gangguan tidur
Sukar masuk tidur
Terbangun pada malam hari
Tidur tidak nyenyak
Bangun dengan lesu
Banyak mimpi-mimpi
Mimpi buruk
Mimpi menakutkan
5) Gangguan kecerdasan
Sukar konsentrasi
Daya ingat yang menurun
Daya ingat buruk
6) Perasan depresi (Murung)
Score :
Score :
Score :
Score :
Score :
Hilangnya minat
Berkurangnya kesenangan pada hobi
Sedih
Bangun dini hari
Perasaan berubah-ubah sepanjang hari
7) Gejala somatik/fisik (Otot)
Sakit dan nyeri otot-otot
Kaku
Kedutan otot
Gigi gemerutuk
Suara tidak stabil.
8) Gejala Somatik/ fisik(sensorik)
Tinitus (Telinga berdenging)
Pengelihatan kabur
Muka merah atau pucat
Merasa lemas
Perasaan seperti ditusuk-tusuk
9) Gejala kardiovaskuler (Jantung dan pembuluh darah)
Takikardia
Berdebar-debar
Nyeri di dada
Denyut nadi mengeras
Rasa lesu/ lemas seperti mau pingsan
Detak jantung menghilang atau berhenti sejenak
10) Gejala Respiratori
Rasa tertekan atau sempit di dada
Rasa tercekik
Sering menarik nafas
Nafas pendek dan sesak
11) Gejala gastrointestinal
Sulit menelan
Score :
Score :
Score :
Score :
Score :
Perut melilit
Gangguan pencernaan
Nyeri sebelum dan sesudah makan
Perasaan terbakar di perut
Rasa penuh atau kembung
Mual dan muntah
Buang air besar lembek
Konstipasi (Sukar buang air besar)
Weight loss (Kehilangan berat badan)
12) Gejala urogenital (Perkemihan dan Kelamin)
Sering buang air kecil
Tidak dapat menahan air seni
Tidak datang bulan
Darah haid yang berlebihan
Darah haid yang teramat sedikit
Masa haid yang berkepanjangan
Masa haid yang amat pendek
Haid beberapa kali dalam sebulan
Menjadi dingin (Frigid)
Ejakulasi dini
Ereksi melemah
Ereksi hilang
Hipotensi
13) Gejala autonom
Mulut kering
Muka merah
Mudah berkeringat
Kepala pusing
Kepala terasa berat
Kepala terasa sakit
Bulu-bulu berdiri
Score :
Score :
14) Tingkah laku (Sikap) pada saat wawancara
Gelisah
Tidak tenang
Jari gemetar
Kerut kening
Muka tegang
Otot mengeras/ tegang
Nafas pendek dan cepat
Muka merah
Score :
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Saya yang bertandatangan dibawah ini :
No. Responden : ……..................………………………………................
Umur : …………………………………………….......................
Kelas : ....................................................................................
Alamat : ………………….......…………………….......................
Setelah mendengar/membaca penjelasan tentang maksud dan tujuan
penelitian ini, maka saya bersedia untuk berpartisipasi sebagai responden
dalam penelitian yang dilakukan peneliti dengan Judul “Hubungan
Perubahan Fisik dengan Kecemasan Pada Wanita Menopause di Desa
Waode Buri Kabupaten Buton Utara Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2017”.
Saya mengerti bahwa ada beberapa pertanyaan-pertanyaan yang harus saya
jawab, dan sebagai responden saya akan menjawab pertanyaan kuesioner dengan
jujur.
Saya bersedia menjadi responden bukan karena adanya paksaan dari pihak
lain, namun karena keinginan sendiri dan tanpa biaya yang akan ditanggungkan
kepada saya sesuai dengan penjelasan yang sudah dijelaskan oleh peneliti.
Hasil yang diperoleh dari saya sebagai responden dapat dipublikasikan sebagai
hasil dari penelitian dan akan diseminarkan pada ujian hasil dengan tidak akan
mencantumkan nama, kecuali nomor informan.
Kendari, ...............................2017
Responden
…………………………………
REKAPITULASI SKOR VARIABEL PERUBAHAN FISIK
NO RESP
PPERUBAHAN FISIK JUMLAH % KATEGORI DATA
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 A 1 0 0 1 0 1 0 1 0 4 44 RINGAN 1
2 B 1 1 0 0 0 0 1 0 1 4 44 RINGAN 1
3 C 1 1 0 1 1 0 0 1 1 6 67 SEDANG 2
4 D 1 1 1 0 1 1 0 1 1 7 78 BERAT 3
5 E 1 1 0 1 1 0 1 1 1 7 78 BERAT 3
6 F 1 1 1 0 1 1 1 0 1 7 78 BERAT 3
7 G 1 1 0 0 0 0 1 0 1 4 44 RINGAN 1
8 H 0 1 0 1 0 0 1 0 0 3 33 RINGAN 1
9 I 1 1 1 0 1 1 1 0 1 7 78 BERAT 3
10 J 1 1 1 0 1 1 1 0 1 7 78 BERAT 3
11 K 1 1 0 0 1 0 0 0 1 4 44 RINGAN 1
12 L 1 1 1 0 0 0 0 0 0 3 33 RINGAN 1
13 M 1 1 0 0 0 0 0 1 1 4 44 RINGAN 1
14 N 0 0 1 0 0 0 1 0 1 3 33 RINGAN 1
15 O 1 0 1 0 0 0 0 0 1 3 33 RINGAN 1
16 P 1 1 0 0 0 0 1 1 0 4 44 RINGAN 1
17 Q 1 0 0 1 0 0 0 0 0 2 22 RINGAN 1
18 R 1 0 0 0 0 0 0 1 1 3 33 RINGAN 1
19 S 1 1 0 0 0 1 0 1 1 5 56 SEDANG 2
20 T 1 1 0 0 0 0 0 1 1 4 44 RINGAN 1
21 U 1 1 1 1 0 0 0 0 1 5 56 SEDANG 2
22 V 1 1 0 0 0 0 1 1 1 5 56 SEDANG 2
23 W 1 1 0 0 0 0 0 1 1 4 44 RINGAN 1
24 X 1 0 0 0 0 0 0 1 1 3 33 RINGAN 1
25 Y 1 0 0 0 1 0 1 1 1 5 56 SEDANG 2
26 Z 1 1 1 1 0 1 0 0 1 6 67 SEDANG 2
27 AA 1 0 0 0 1 1 1 1 1 6 67 SEDANG 2
28 AB 1 0 0 0 0 1 1 1 1 5 56 SEDANG 2
29 AC 1 0 0 1 0 0 1 0 1 4 44 RINGAN 1
30 AD 1 0 1 0 0 1 1 1 0 5 56 SEDANG 2
31 AE 1 0 1 0 0 0 1 1 1 5 56 SEDANG 2
32 AF 1 1 1 0 0 0 1 1 1 6 67 SEDANG 2
33 AG 0 1 0 1 1 1 0 1 1 6 67 SEDANG 2
34 AH 0 1 1 1 0 0 1 1 1 6 67 SEDANG 2
35 AI 1 1 0 0 0 0 0 0 1 3 33 RINGAN 1
36 AJ 0 1 1 1 0 1 0 0 0 4 44 RINGAN 1
37 AK 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8 89 BERAT 3
38 AL 0 0 0 0 1 0 1 0 1 3 33 RINGAN 1
39 AM 0 0 0 0 1 1 1 1 1 5 56 SEDANG 2
40 AN 0 0 1 1 1 0 1 1 1 6 67 SEDANG 2
41 AO 0 0 1 1 1 0 1 1 1 6 67 SEDANG 2
42 AP 0 0 0 1 0 0 1 1 1 4 44 RINGAN 1
43 AQ 0 1 1 0 1 1 1 1 1 7 78 BERAT 3
44 AR 1 1 0 0 1 0 1 1 1 6 67 SEDANG 2
45 AS 1 1 0 1 0 0 1 1 1 6 67 SEDANG 2
46 AT 1 1 1 1 0 0 0 1 1 6 67 SEDANG 2
47 AU 1 0 0 1 0 0 0 1 1 4 44 RINGAN 1
48 AV 0 0 1 0 1 1 1 1 1 6 67 SEDANG 2
49 AW 1 1 1 0 0 0 0 0 0 3 33 RINGAN 1
50 AX 1 1 1 1 0 0 0 0 1 5 56 SEDANG 2
51 AY 0 1 0 0 0 1 1 1 1 5 56 SEDANG 2
52 AZ 1 1 0 0 0 0 1 0 1 4 44 RINGAN 1
53 AAA 0 1 1 1 0 0 0 1 1 5 56 SEDANG 2
54 AAB 0 0 0 0 0 0 1 1 1 3 33 RINGAN 1
55 AAC 1 0 0 0 0 0 0 1 1 3 33 RINGAN 1
56 AAD 1 1 1 0 0 0 1 1 1 6 67 SEDANG 2
57 AAE 0 1 0 0 0 1 0 0 1 3 33 RINGAN 1
58 AAF 1 1 0 0 0 0 0 1 0 3 33 RINGAN 1
59 AAG 0 1 0 0 1 0 0 0 1 3 33 RINGAN 1
60 AAH 1 0 0 1 0 0 0 1 1 4 44 RINGAN 1
61 AAI 0 1 1 0 0 0 0 0 1 3 33 RINGAN 1
62 AAJ 1 0 1 1 1 0 1 0 1 6 67 SEDANG 2
63 AAK 0 1 1 0 0 0 0 1 0 3 33 RINGAN 1
BERAT 7
SEDANG 25
RINGAN 31
REKAPITULASI SKOR VARIABEL KECEMASAN DALAM MENGHADAPI MENOPAUSE
NO RESP KECEMASAN
JUMLAH KATEGORI DATA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 A 2 3 3 1 0 0 0 3 0 3 2 1 3 3 24 SEDANG 2
2 B 1 1 1 1 1 1 0 1 1 3 2 1 2 3 19 RINGAN 1
3 C 2 2 2 2 1 2 2 1 2 1 1 1 2 3 24 SEDANG 2
4 D 2 1 3 1 1 2 1 0 3 1 3 3 3 3 27 SEDANG 2
5 E 1 3 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 3 19 RINGAN 1
6 F 2 3 3 1 1 1 1 0 1 1 2 3 3 3 25 SEDANG 2
7 G 2 3 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 3 1 18 RINGAN 1
8 H 2 3 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 3 18 RINGAN 1
9 I 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 3 3 20 RINGAN 1
10 J 2 1 1 1 1 1 1 1 2 0 0 0 3 3 17 RINGAN 1
11 K 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 3 3 18 RINGAN 1
12 L 2 3 3 3 4 2 3 3 2 3 0 0 3 3 34 BERAT 3
13 M 1 3 1 3 1 1 1 0 1 1 0 0 3 3 19 RINGAN 1
14 N 2 3 3 3 4 3 2 0 2 3 0 0 3 3 31 BERAT 3
15 O 2 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 0 3 3 22 SEDANG 2
16 P 1 1 1 1 1 1 2 0 1 0 1 1 3 2 16 RINGAN 1
17 Q 1 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1 0 3 3 23 SEDANG 2
18 R 2 3 3 3 4 1 1 0 1 0 2 0 1 2 23 SEDANG 2
19 S 2 3 3 3 4 2 1 0 3 0 2 0 3 2 28 BERAT 3
20 T 2 1 1 1 4 2 1 0 1 1 2 0 3 2 21 SEDANG 2
21 U 1 3 3 3 4 2 1 0 3 0 2 3 1 3 29 BERAT 3
22 V 2 3 3 3 4 3 3 0 0 1 2 3 3 3 33 BERAT 3
23 W 1 3 1 3 1 2 2 1 1 1 1 2 3 3 25 SEDANG 2
24 X 2 3 3 3 4 2 2 3 0 2 2 3 2 2 33 BERAT 3
25 Y 2 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 3 3 3 24 SEDANG 2
26 Z 1 1 1 3 1 1 3 2 0 1 2 3 3 3 25 SEDANG 2
27 AA 2 1 3 3 4 2 3 2 0 3 2 3 2 3 33 BERAT 3
28 AB 2 3 3 3 4 3 3 3 0 3 1 3 2 3 36 BERAT 3
29 AC 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 3 2 3 18 RINGAN 1
30 AD 1 1 1 3 1 1 1 0 2 3 2 2 3 3 24 SEDANG 2
31 AE 2 3 3 1 1 1 1 0 1 1 2 2 3 3 24 SEDANG 2
32 AF 2 1 1 1 1 1 1 0 1 3 2 2 3 3 22 SEDANG 2
33 AG 2 1 1 1 1 1 2 1 1 3 1 1 3 3 22 SEDANG 2
34 AH 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 18 RINGAN 1
35 AI 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 3 3 22 SEDANG 2
36 AJ 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 1 3 20 RINGAN 1
37 AK 2 1 2 1 4 3 3 3 3 1 1 2 3 3 32 BERAT 3
38 AL 2 3 1 1 4 2 3 3 3 1 1 2 2 3 31 BERAT 3
39 AM 2 3 1 3 4 3 2 3 2 3 2 3 3 3 37 BERAT 3
40 AN 2 3 1 3 1 1 1 3 3 3 2 3 3 3 32 BERAT 3
41 AO 2 3 1 3 1 2 1 1 1 1 1 3 2 3 25 SEDANG 2
42 AP 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 3 18 RINGAN 1
43 AQ 2 3 2 3 3 2 1 1 1 1 1 1 3 3 27 SEDANG 2
44 AR 2 3 2 3 4 3 1 3 3 3 2 3 3 3 38 BERAT 3
45 AS 1 3 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 3 17 RINGAN 1
46 AT 2 3 1 3 0 1 1 1 1 1 1 1 1 3 20 RINGAN 1
47 AU 1 1 2 1 0 1 1 1 1 3 1 1 3 3 20 RINGAN 1
48 AV 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 3 21 SEDANG 2
49 AW 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 18 RINGAN 1
50 AX 2 3 3 1 1 3 1 1 1 1 1 1 3 3 25 SEDANG 2
51 AY 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 3 2 3 22 SEDANG 2
52 AZ 2 3 1 1 1 1 1 1 0 1 1 2 1 3 19 RINGAN 1
53 AAA 2 3 3 3 1 1 1 1 1 3 2 3 1 2 27 SEDANG 2
54 AAB 2 3 3 1 1 1 1 2 3 1 1 1 1 1 22 SEDANG 2
55 AAC 2 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 RINGAN 1
56 AAD 2 3 1 3 4 2 2 1 1 1 1 1 1 3 26 SEDANG 2
57 AAE 2 3 1 1 1 1 1 2 2 3 2 2 3 2 26 SEDANG 2
58 AAF 2 3 3 1 1 1 1 1 1 1 2 3 3 3 26 SEDANG 2
59 AAG 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 18 RINGAN 1
60 AAH 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 19 RINGAN 1
61 AAI 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 18 RINGAN 1
62 AAJ 1 3 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 3 3 23 SEDANG 2
63 AAK 0 0 0 3 0 0 2 2 1 1 1 1 3 2 16 RINGAN 1
Berat 13
Sedang 27
Ringan 23
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
PERUBAHAN_FISIK *
KECEMASAN 63 100.0% 0 0.0% 63 100.0%
PERUBAHAN_FISIK * KECEMASAN Crosstabulation
Count
KECEMASAN Total
RINGAN SEDANG BERAT
PERUBAHAN_FISIK
RINGAN 17 10 4 31
SEDANG 3 14 8 25
BERAT 3 3 1 7
Total 23 27 13 63
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-
sided)
Pearson Chi-Square 11.464a 4 .022
Likelihood Ratio 12.456 4 .014
Linear-by-Linear
Association 3.228 1 .072
N of Valid Cases 63
a. 3 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 1.44.