hubungan pengetahuan dan sikap ibu premenopause …repository.poltekkes-kdi.ac.id/621/1/skripsi suci...
TRANSCRIPT
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU PREMENOPAUSE TERHADAP PERUBAHAN MASA MENOPAUSE DI DESA
ORAWA KECAMATAN TIRAWUTA KABUPATEN KOLAKA TIMUR
TAHUN 2018
SKRIPSI
DiajukanSebagai Salah SatuSyaratUntukMemperoleh GelarSarjanaTerapanKebidanan
OLEH : SUCI AULIA TRIASTIN
P00312014035
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN KEBIDANAN PRODI D-IV
2018
ii
iii
iv
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Penulis
Nama : Suci Aulia Triastin
Tempat/Tanggal lahir : Kendari, 16 Januari 1997
Jenis kelamin : Perempuan
Suku : Tolaki
Agama : Islam
Alamat : Orawa, Kec. Tirawuta Kab. Kolaka
Timur
B. Riwayat Pendidikan
1. SD Negeri 1 Rate-rate Tamat tahun 2008
2. SMP Negeri 1 Rate-rate Tamat Tahun 2011
3. SMA Negeri 1 Tirawuta Tamat Tahun 2014
4. Politeknik Kesehatan Kendari Jurusan D IV Kebidanan Tahun
2014 sampai sekarang.
v
ABSTRAK
Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Premenopause Terhadap
Perubahan Masa Menopause Di Desa Orawa Kecamatan
Tirawuta Kabupaten Kolaka Timur
Tahun 2018.
Suci Aulia Triastin1, Askrening2, Hj. Syahrianti3
Latar Belakang: Premenopause adalah fase yang terjadi pada usia 40
tahun dan dimulainya masa klimakterium, ditandai dengan siklus
menstruasi tidak teratur, siklus mentruasi memanjang, jumlah darah lebih
banyak dan kadang disertai nyeri saat menstruasi (Mulyani, 2013).
Tujuan penelitian: untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan dan Sikap
ibu Premenopause terhadap Perubahan masa Menopause di Desa Orawa
Kecamatan Tirawuta Kabupaten Kolaka Timur Tahun 2018.
Jenis penelitian: Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif
dengan desain Crosectional. Populasi 98 orang dengan, sampel 49 orang
dengan tehnik Purposive Sampling.
Hasil: Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dengan mengacu
pada rumusan masalah dan tujuan serta hipotesis penelitian, maka dapat
disimpulkan, responden yang memiliki pengetahuan yang baik sebanyak
37 orang (75,5%) dan Sikap yang Positif 44 orang (89,9%) serta ibu yang
berpengetahuan kurang sebanyak 12 orang (24,5%) dan Sikap negatif 5
orang (10,2%). Berdasarkan uji statistik Chi-Square didapatkan hasil, ada
hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu premenopause terhadap
perubahan masa menopause di desa Orawa Kecamatan Tirawuta
Kabupaten Kolaka Timur (ρ Value = 0,02).
Kesimpulan: Dari 49 responden yang berada di Desa orawa indikator
baik sebanyak 75,5%, indicator positif sebanyak 89.9%.
Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Menopause
Pustaka : 26 (2007-2017)
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena berkat
karunia-Nya jualah, sehinga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini tepat
pada waktunya yang merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan
pendidikan Diploma IV Jurusan Kebidanan di Politeknik Kesehatan
Kemenkes Kendari, dengan judul :’’Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu
Premenopause Terhadap Perubahan Masa Menopause Di Desa Orawa
Kecamatan Tirawuta Kabupaten Kolaka Timur Tahun 2018’’. Penulis
menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi mulai dari tahap
perencanaan hingga selesainya, penulis senantiasa mendapat tantangan
dan hambatan, namun berkat petunjuk, bimbingan dan arahan-arahan dari
ibu Askrening, SKM, M.Kes selaku pembimbing I dan ibu Hj. Syahrianti,
S.Si.T, M.Kes selaku pembimbing II semua dapat teratasi. Untuk itu
penulis mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada beliau
yang telah meluangkan waktunya dalam membimbing penulis. Pada
kesempatan ini pula dengan segala kerendahan hati penulis ingin
menghaturkan terimakasih yang tak terhingga kepada :
1. Ibu Askrening, SKM, M.Kes, selaku Direktur Poltekkes Kemenkes
Kendari.
2. Ibu Sultina Sarita, SKM, M.Kes, selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Kendari.
3. Ibu Halijah, SKM, M.Kes, ibu Melania Asi, S.Si.T, M.Kes dan ibu
Feryani, S.Si.T, M.Kes selaku penguji skripsi yang telah bersedia
vii
meluangkan waktunya untuk memberi petunjuk dan saran dalam
penyusunan Skripsi hingga selesai.
4. Ibu Hasmia naningsih S.Si.T, M.Keb selaku ketua prodi D-IV
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kendari.
5. Bapak ibu dosen Politeknik Kesehatan Kendari Jurusan Kebidanan
atas segala didikan, ilmu dan bimbinganya selama penulis berada
dalam proses perkuliahan.
6. Kepada Artis Abbas selaku kepala Desa Orawa yang telah
memberikan izin melakukan penelitian.
7. Teristimewa kepada kedua orang tuaku yang tercinta ibunda
Jumaeda, SKM dan ayahanda Arisman, SE yang selalu memberikan
dukungan moril maupun materil dan motivasi serta doa dan restu yang
selalu mengiringi tiap langkah penulis sehingga bisa sampai ke titik ini.
8. Untuk Kakak dan kedua adikku Andika Budi Permana, SM, Aditya
Deris Permana dan Natasya Aulia, terimakasih atas segala perhatian
dan kasih sayangnya, terkhusus kakak yang telah menjadi bagian dari
motivator yang luar biasa sehingga penulis dapat menyelesaikan
penelitian ini.
9. Sahabat-sahabatku Yuyun Afriani, S.IP, Sari Nugraha, S.AP, Fina
Fitrayana Saranani, Erlin Pratiwi, Anjelis Avisilimaudy Kensu dan
Yuliani Sarana Pratiwi, terimakasih atas segala canda, tawa dan
tangisan haru serta bahagia yang telah dibagi dan turut dirasa serta
rasa kekeluargaan yang begitu besar meski tanpa ikatan darah.
viii
10. Seluruh teman-teman seperjuangan prodi D-IV Kebidanan tahun 2014
yang penulis tidak bisa menyebutkan namanya satu persatu yang
telah sama-sama berjuang selama 4 tahun dalam suka maupun duka
untuk mencapai cita-cita.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis menerima
kritik dan saran yang sifatnya membangun. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Kendari, Juli 2018
Penulis
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... iii
RIWAYAT HIDUP ...................................................................................... iv
ABSTRAK .................................................................................................. v
KATA PENGANTAR ................................................................................. vi
DAFTAR ISI ............................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Perumusan Masalah .................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 5
E. Keaslian Penelitian ...................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Menopause...................................................... 8
B. Tinjauan Tentang Premenopause .............................................. 20
C. Tinjauan Tentang Pengetahuan ................................................. 23
D. Tinjauan Tentang Sikap ............................................................. 31
E. Landasan Teori .......................................................................... 35
F. Kerangka Teori .......................................................................... 37
G. Kerangka Konsep ...................................................................... 38
H. Hipotesis Penelitian ................................................................... 38
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .......................................................................... 39
B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 39
C. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................. 39
D. Variabel Penelitian ..................................................................... 41
E. Definisi Operasional ................................................................... 41
x
F. Jenis dan Cara Pengumpulan Data ........................................... 42
G. Instrumen Penelitian .................................................................. 43
H. Alur Penelitian ............................................................................ 44
I. Pengolahan Data ....................................................................... 45
J. Analisis Data .............................................................................. 46
K. Penyajian Data ........................................................................... 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................... 49
B. Hasil Penelitian .......................................................................... 50
C. Pembahasan .............................................................................. 53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................ 56
B. Saran ......................................................................................... 56
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Teori .............................................................. 24
Gambar 2. Kerangka Konsep .......................................................... 25
Gambar 3. Rancangan Penelitian.................................................... 26
xii
DAFTAR TABEL
.
Tabel 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Usia .... 51
Tabel 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ...... 52
Tabel 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ........ 52
Tabel 4. Distibusi Pengetahuan Ibu Premenopause Terhadap
Perubahan Masa Menopause di Desa Orawa
Kecamatan Tirawuta Kabupaten Kolaka Timur tahun
2018 ............................................................................. 53
Tabel 5. Distibusi Pengetahuan Ibu Premenopause Terhadap
Perubahan Masa Menopause di Desa Orawa Kecamatan
Tirawuta Kabupaten Kolaka Timur tahun 2018 ..................... 53
Tabel 6. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Premenopause
Terhadap Perubahan Masa Menopause di Desa Orawa
Kecamatan Tirawuta Kabupaten Kolaka Timur tahun 2018 .. 54
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Pengantar Kuesioner
2. Surat izin pengambilan data awal
3. Surat Pengantar Izin Penelitian Dari Politeknik Kesehatan Kendari
Kepada Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Sulawesi
Tenggara
4. Surat Izin Penelitian dari Badan Penelitian dan Pengembangan
Provinsi Sulawesi Tenggara
5. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari Desa Orawa
Kecamatan Tirawuta Kabupaten Kolaka Timur
6. Data Hasil Penelitian
7. Tabel Chi-Square
8. Tabel Pengolahan Data dengan Program SPSS
9. Dokumentasi penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menopause terjadi pada perempuan pada akhir masa siklus
haid yang terakhir, namun kepastiannya apabila perempuan sudah
tidak lagi mengalami siklus haid selama paling kurang 12 bulan.
Karena itu masa menopause ini mulai terjadi pada rata-rata umur
50 tahun, tetapi bisa juga terjadi secara normal pada wanita yang
berusia diatas atau dibawah usia 50 tahun (Mulyani, 2013).
Premenopause adalah fase yang terjadi pada wanita usia 40
tahun dan dimulainya fase klimakterium. Fase ini timbul ditandai
dengan siklus menstruasi menjadi tidak teratur, perdarahan
menstruasi memanjang, jumlah darah menstruasi menjadi lebih
banyak, dan adanya rasa nyeri saat menstruasi (Mulyani, 2013).
Pengetahuan mengenai menopause sangatlah diperlukan
oleh wanita karena banyak wanita merasa takut mencapai masa
menopause dan enggan membicarakan fase menopause, karena
ada anggapan umum bahwa ini adalah pintu yang harus dilalui
menuju masa tua. Dengan peningkatan pengetahuan pada wanita
premenopause tentang menopause, diharapkan sikap wanita
premenopause tentang menopause menjadi lebih baik (Proverawati
dan Sulistyawati, 2010).
2
Sikap merupakan organisasi pendapat, keyakinan seseorang
mengenai obyek atau situasi yang relatif, yang disertai adanya
perasaan tertentu dan memberikan dasar kepada orang tersebut
untuk membuat respon atau berperilaku dalam cara tertentu yang
dipilihnya. Bila seseorang mempunyai sikap terhadap suatu obyek,
itu menunjukan tentang pengetahuan orang tersebut terhadap
obyek sikap yang bersangkutan. Setelah pengetahuan dan sikap
wanita premenopause tentang menopause menjadi lebih baik,
diharapkan kesiapan mereka menghadapi masa menopause
menjadi lebih baik pula (Azwar, 2013).
Pada tahun 2030, jumlah perempuan di seluruh dunia yang
memasuki masa menopause diperkirakan mencapai 1,2 miliar
orang (WHO, 2014). Di Indonesia, pada tahun 2025 diperkirakan
akan ada 60 juta perempuan menopause. Berdasarkan data jumlah
persentase menopause menurut umur 30-34 tahun sebanyak 11,4
%, 35-39 tahun sebanyak 13,6%, 40-41 tahun sebanyak 14,8%, 42-
43 tahun sebanyak 17,8%, 44-45 tahun sebanyak 22,6%, 46-47
tahun sebanyak 32,6%, 48-49 tahun sebanyak 44,0% (Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia, 2012) Di dalam Sasrawita
(2016).
Jumlah penduduk wanita di Sulawesi Tenggara tahun 2016
sebanyak 1.286.159 jiwa dengan jumlah wanita kategori 50 tahun
keatasseb anyak 192.618 jiwa (Profil Kesehatan Sulawesi
3
Tenggara, 2016). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan
Kabupaten Kolaka Timur Tahun 2017 jumlah perempuan yang
berusia diatas 50 tahun adalah 1.741 jiwa (Dinkes Kolaka Timur,
2017). Sedangkan di Desa Orawa jumlah perempuan sebanyak
710 jiwa dan kategori umur 40-50 tahun berjumlah 98 orang (Profil
Desa Orawa, 2017).
Survey awal yang dilakukan oleh peneliti di desa Orawa
dengan cara wawancara pada 10 wanita premenopause
didapatkan hasil bahwa 2 orang (20%) wanita premenopause
mengetahui tanda dan gejala menopause, yaitu seperti haid tidak
teratur, adanya rasa panas pada daerah wajah dan emosi tidak
terkontrol. Sedangkan 8 orang (80%) wanita premenopause tidak
mengetahui tanda dan gejalanya, mereka hanya sekedar
mengetahui bahwa ketika sudah tidak menstruasi berarti mereka
sudah menopause sehingga mereka bersikap biasa saja dalam
menghadapi menopause karena mereka tidak tahu atau kurang
paham apa yang akan terjadi setelah menopause.
Hasil survey sehubungan dengan sikap ibu dalam
menghadapi masa menopause didapatkan hasil, 2 orang (20%)
mencari informasi dan bertanya kepada keluarga, tetangga maupun
tenaga kesehatan sehubungan dengan menopause dan 8 orang
(80%) lainya tidak terlalu menghiraukan, karena mereka
4
beranggapan siap tidak siap semua wanita jika sudah tua pasti
akan mengalami menopause.
Dari uraian diatas, menunjukan bahwa pengetahuan dan
sikap ibu masih kurang tentang perubahan pada masa menopause.
Sehingga peneliti tertarik mengambil judul ‘’Hubungan
Pengetahuan dengan Sikap Ibu Premenopause terhadap
Perubahan Masa Menopause di Desa Orawa Kecamatan Tirawuta
Kabupaten Kolaka Timur Tahun 2018’’.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, peneliti
merumuskan masalah ‘’Apakah Ada Hubungan Pengetahuan dan
Sikap Ibu Premenopause Terhadap Perubahan Masa Menopause
Di Desa Orawa Kecamatan Tirawuta Kabupaten Kolaka Timur
Tahun 2018?’’
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu
Premenopause terhadap Perubahan Masa Menopause di Desa
Orawa Kecamatan Tirawuta Kabupaten Kolaka Timur Tahun
2018.
5
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengetahuan ibu premenopause terhadap
Sperubahan masa menopause di Desa Orawa Kecamatan
Tirawuta Kabupaten Kolaka Timur Tahun 2018
b. Mengetahui Sikap ibu premenopause terhadap perubahan
masa menopause di Desa Orawa Kecamatan Tirawuta
Kabupaten Kolaka Timur Tahun 2018.
c. Menganalisis Hubungan pengetahuan dan sikap ibu
premenopause terhadap perubahan masa menopause di
Desa Orawa Kecamatan Tirawuta Kabupaten Kolaka Timur
Tahun 2018.
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian diharapkan berguna untuk mengembangkan
dan menambah pengetahuan yang telah ada tentang hubungan
pengetahuan dan sikap ibu premenopause terhadap perubahan
masa menopause serta dijadikan sebagai dasar untuk penelitian
selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi tempat penelitian
Sebagai masukan dan pertimbangan bagi tempat
penelitian untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dan
mengadakan posyandu lansia.
6
b. Bagi Masyarakat
Menambah pengetahuan masyarakat khususnya
wanita usia premenopause sehingga para wanita lebih siap
dan memiliki sikap yang positif terhadap perubahan pada
masa menopause.
c. Bagi Penelitian
Dapat menerapkan ilmu yang diperoleh selama
pendidikan serta dapat memperoleh gambaran nyata tentang
hubungan pengetahuan dan sikap ibu premenopause
terhadap perubahan masa menopause.
E. Keaslian penelitian
1. Lisnani (2010), Universitas Sumatra Utara dengan judul
‘’Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Pramenopause
dalam Menghadapi perubahan pada masa Menopause di
Kelurahan Tegal Sari Kecamatan Medan Denai’’. Perbedaan
dengan penelitian yang penulis lakukan dengan peneliti diatas
yaitu tempat penelitian, tahun penelitian dan tehnik
pengambilan sampel purposive sampling dengan
menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Sedangkan Lisnani
menggunakan jenis penelitian deskriptif korelasi dengan
metode pengambilan sampel Cluster Sampling.
2. Diniyati, Dkk (2016), Poltekkes Jambi dengan judul ’’Hubungan
Pengetahuan dengan Sikap Perempuan Premenopause
7
Menghadapi Perubahan Pada Masa Menopause di Kelurahan
Buluran Kenali Kota Jambi’’. Perbedaan penelitian dengan yang
penulis lakukan yaitu tahun penelitian, tempat penelitian dan
tehnik pengambilan sampel yaitu purposive sampling.
Sedangkan Diniyati Dkk, menggunakan jenis penelitian
deskriptif dan tehnik pengambilan sampel yaitu Sratifait
Random Samping.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan tentang Menopause
1. Pengertian menopause
Menopause merupakan sebuah kata yang mempunyai
banyak arti yang terdiri dari kata Men dan Pausies yang berasal
dari bahasa Yunani yang pertama kali digunakan untuk
menggambarkan berhentinya haid. Ini merupakan suatu akhir
proses biologis dari siklus menstruasi yang terjadi karena
penurunan produksi hormone estrogen yang dihasilkan ovarium
(indung telur). Menopause mulai pada umur yang berbeda
umunya adalah sekitar 50 tahun (Prawirohardjo, 2008).
Seorang wanita dikatakan menopause mengalami
menopause bila siklus menstruasinya sudah berhenti selama 12
bulan, berhentinya haid tersebut akan membawa dampak pada
konsekuensi kesehatan fisik maupun psikis (Baziad, 2008).
Berikut beberapa istilah yang ada dalam masa menopause
(Mansur, 2011).
a. Premenopause, masa antara usia 40 tahun dan dimulainya
siklus haid yang tidak teratur.
b. Perimenopause, masa perubahan antara premenopause dan
menopause yang ditandai dengan siklus haid yang tidak
9
teratur dan disertai pula dengan perubahan-perubahan
fisiologis termasuk juga masa 12 bulan setelah menopause.
c. Menopause, haid terakhir yang masih dikendalikan oleh
fungsi hormone ovarium.
d. Pascamenopause, menorhea 12 bulan (12 bulan setelah
menopause) ditandai dengan kadar FSH dan LH yang tinggi
serta kadar estrogen dan progesteron yang rendah.
e. Menopause Latrogenik, menopause karena pengangkatan
kedua ovarium atau kerusakan ovarium akibat radiasi,
penggunaan obat sitostika atau penyebab lainya.
f. Menopause Prekok, menopause sebelum usia 40 tahun
g. Sindrom Klimakterium, keluhan-keluhan spesifik yang timbul
akibat kekurangan estrogen yang dapat dimulai pada masa
perimenopause dan berlanjut sampai beberapa tahun pasca
menopause.
2. Jenis-jenis Menopause
Menopause dapat di bedakan menjadi 2 jenis diantaranya:
a. Menopause Prematur (Dini)
Menurut dr. Ali Baziad, Sp.OG KFFR, staf pada bagian
Obstetrik dan Ginekologi, FKUI/RSUPN Cipto
Mangunkusumo, Jakarta ‘’menopause dini adalah
berhentinya haid dibawah usia 40 tahun’’ (Sukarni dan
Margareth, 2013).
10
b. Menopause Alamiah
Menopause ini terjadi secara bertahap, biasanya antara usia
45-55 tahun. Menopause alamiah terjadi pada wanita yang
masih mempunyai indung telur. Durasinya sampai sekitar 5-
10 tahun (Sukarni dan Margareth, 2013).
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Menopause
a. Umur saat haid pertama kali (Menarche)
Menarche biasanya terjadi pada usia 12 tahun di Negara-
negaramaju, menunjukan bahwa seorang anak wanita telah
memasuki usia subur. Menurut penelitian di inggris, rata-rata
haid pertama datang pada uia 13 tahun. Dibandingkan
dengan keadaan di abad yang lalu, dimana haid pertama
pada umumnya datang pada umur 15 tahun. Beberapa ahli
yang melakukan penelitian mendapatkan adanya hubungan
antara usia pertama kali mendapat haid dengan seorang
wanita memasuki menopause. Kesimpulan dari penelitian ini
mengungkapkan bahwa semakin mudah seorang mengalami
haid pertama kalinya, semakin tua atau lama ia memasuki
masa menopause.
b. Paritas
Beberapa peneliti menemukan bahwa semakin sering
sesorang melahirkan maka semakin tua atau semakin lama
memasuki menopause. Penelitian yang dilakukan oleh Beth
11
Israel Deaconess Center di Boston mengungkapkan bahwa
wanita yang masih melahirkan di atas 40 tahun akan
mengalami usia menopause yang lebih tua.
c. Faktor Psikis
Keadaan seorang wanita yang tidak menikah dan bekerja
diduga mempengaruhi perkembangan psikis seorang wanita.
Menurut beberapa penelitian, mereka akan mengalami masa
menopause lebih muda dibandingkan mereka yang menikah
dan tidak bekerja/bekerja atau tidak menikah dan tidak
bekerja. Selainfisik, perubahan psikis juga sempat
mempengaruhi kualitas hidup seorang wanita dalam
menjalani masa menopause. Pengetahuan yang cukup akan
membantu mereka memahami dan mempersiapkan dirinya
menjalani masa ini dengan baik.
d. Pemakaian alat Kontrasepsi
Pemakaian kontrasepsi ini, khususnya alat kontrasepsi
hormonal. Hal ini bisa terjadi karena cara kerja kontrasepsi
yang menekan fungsi indung telur sehingga tidak
memproduksi sel telur. Pada wanita yang menggunakan
kontrasepsi ini akan lebih lama atau tua memasuki
masa/usia menopause.
e. Merokok
12
Ada dugaan bahwa wanita perokok akan lebih cepat
memasuki masa menopause.
f. Nutrisi
Wanita yang kesehatan dan asupan gizinya baik cenderung
akan lebih lambat memasuki masa menopause (Sibagariang
Dkk, 2010).
4. Fase Menopause
Menurut Kusmiran (2011), tiga fase kehidupan berhubungan
dengan menopause yaitu:
a. Perimenopause
Perimenopause dimulai dengan munculnya tanda-tanda dan
gejala awal perubahan dari system tubuh ketika siklus
menstruasi mulai tidak teratur. Perimenopause dapat terjadi
pada awal usia 30-an dan berakhir satu tahun setelah siklus
menstruasi berakhir. Rata-rata terjadi pada usia 47-51 tahun.
b. Menopause
Menopause adalah masa berakhirnya siklus menstruasi yang
terdiagnosis setelah 12 bulan tanpa periode menstruasi.
Rata-rata Menopause natural terjadi pada usia 51 tahun
untuk negara industry, secara umum terjadi pada usia 40-58
tahun.
c. Postmenopause
13
Postmenopause adalah suatu periode yang terjadi sesudah
siklus menstruasi terakhir dan merupakan periode setelah
menopause.
5. Perubahan tubuh menjelang Menopause
Perubahan-perubahan organ reproduksi menjelang
menopause yaitu :
a. Uterus (Rahim)
Rahim mengalami atropi (keadaan kemunduran gizi
jaringan), panjangnya menyusut dan dindingnya menipis.
Jaringan Miometrium (otot rahim), menjadi sedikit dan lebih
banyak mengandung jaringan fibriotik (sifat berserabut
secara berlebihan).
b. Tuba Fallopi (saluran telur)
Lipatan-lipatan tuba menjadi lebih pendek, menipis dan
mengerut. Rambut getar yang ada pada saluran telur atau
Fimbrae menghilang .
c. Ovarium
Setelah wanita melwati usia akhir 30-an, produksi indung
telur berangsur-angsur menurun. Dengan demikian,
pelepasan sel telur tidak selalu siklus haid. Padasaat ini jarak
haid menjadi tidak teratur, yaitu terjadi pada selang waktu
yang lebih lama, pola cairan haid berubah menjadi semakin
14
sedikit atau semakin banyak. Sampai akhirnya pelepasan sel
telur tidak lagi terjadi dan haid pun berhenti.
d. Serviks (leher rahim)
Seperti halnya rahim dan indung telur, serviks juga
mengalami pengerutan dan memendek.
e. Vagina
Vagina mengalami kontraktur (melemahnya otot jaringan),
panjang dan lebar vagina juga mengalami pengecilan,
forniks (dinding vagina bagian belakang dekat mulut rahim)
menjadi dangkal. Atropi vagina berangsur-angsur
menghilang, selaput lendir alat kelamin akan menipis dan
tidak lagi mempertahankan elastisitasnya akibat fibrosis
(pembentukan jaringan ikat dalam alat atau bagian tubuh
dalam jumlah yang melampaui keadaan biasa). Perlu
diketahui perubahan ini sampai batas tertentu di engaruhi
keberuntungan dalam aktivitas seksual. Artinya makin lama
kegiatan tersebut dilakukan makin kurang laju pendangkalan
atau pengecilan alat kelamin bagian luar wanita (genitalia
ekterna).
f. Vulva (Mulut rahim)
Jaringanya menipis karena berkurang dan hilangnya jaringan
lemak serta jaringan elastik. Kulitnya menipis dan pembuluh
darah berkurang, sehingga menyebabkan pengerutan lipatan
15
vulva. Terjadi gangguan rasa gatal dan juga hilangnya secret
kulit. Semua keadaan ini mempengaruhi munculnya
gangguan nyeri waktu bersenggama (Sibagariang Dkk,
2010).
6. Perubahan fisiologi pada masa Menopause
a. Perubahan pada tulang
Hilangnya masa tulang pada wanita sebenarnya di
mulai pada masa usia 30-an. Keadaan ini terjadi lebih cepat
saat menopause. Kehilangan massa tulang yang paling
cepat terjadi pada 3 - 4 tahun pertama setelah menopause.
Gejala ini terjadi lebih cepat pada wanita yang merokok dan
sangat kurus. Tempat yang paling sering menjadi lokasi
fraktur akibat osteoporosis adalah korpus vertebrae, suatu
akibat yang secara klinis mungkin dikeluhkan sebagai nyeri
punggung dan berkembangnya dowager’s hump. Femur
bagian atas, humerus, iga dan lengan bagian distal juga
sering terkena akibat kehilangan masa tulang pasca
menopause. Fraktur femur bagian atas yang mengenai sendi
panggul dapat membahayakan nyawa karena resiko
tomboemboli vena yang menyertai.
Osteoporosis yang disebabkan oleh defisiensi
esterogen yang berkepanjangan meliputi penurunan
kuantitas tulang tanpa perubahan komposisi kimianya.
16
Pembentukan tulang oleh osteoklas meningkat. Tulang
Trabekular adalah yang pertama terkena, di ikuti oleh tulang
kortikal. Esterogen tampaknya bekerja berlawanan dengan
efek hormone paratiroid (PTH) pada mobilisasi kalsium. Hal
ini mungkin terjadi sebagai efek langsung dari esterogen
pada tulang karena reseptor esterogen ditemukan pada sel-
sel tulang yang dikultur.
b. Perubahan Kardiovaskular
Reseptor esterogen terdapat pada pembulu darah
dan esterogen secara klinis menurunkan resistensi vaskuler
dan meningkatkan aliran darah. Suatu mekanisme yang
mungkin bagaimana esterogen dapat memperbaiki adalah
melalui kemampuan dalam menurunkan produksi endotelin,
suatu vasokontriktor yang paten, oleh endoteli vascular.
Terapi esterogen juga berhubungan dengan meningkatnya
lipoprotein berdensitas tinggi (HDL) dan menurunnya
lipoprotein berdensitas rendah (LDL). Terapi pengganti
hormone (HRT) pasca menopause memiliki efek
kardiovaskular yang tidak menguntungkan (Fitri, 2017).
7. Perubahan Psikologis pada masa Menopause
a. Perubahan peran dalam kehidupan keluarga
Perubahan peran ini menginjak pada saat anak-anak menuju
usia dewasa dan mandiri. Orang yang lebih tua yang
17
mengalami pelepasan itu menjadi bahagia dengan
kebebasanya yang lebih banyak, kewajiban-kewajibanya
berkurang terhadap lingkungan sosial dan terhadap
kehidupan bersama.
b. Ibu merasa tidak lagi dibutuhkan
Dengan bertambah dewasa dan mandirinya seorang anak,
terkadang anak tidak mengikutsertakan orang tua kedalam
suatu permasalahan-permasalahanya. Seorang anak ingin
mengatasi berbagai masalahnya sendiri. Di sini akan timbul
suatu konflik baru, orang tua akan merasa tidak lagi
dibutuhkan oleh anak-anak mereka.
c. Perubahan hubungan sosial dengan lingkungan
Dalam teori disengagement dikatakan bahwa manusia yang
menjadi tua dan terutama yang sudah sangat tua akan
mencari bentuk-bentuk isolasi sosial tertentu dan justru
dalam isolasi itu, atau karena isolasi itu ia menjadi bahagia
dan puas.
d. Kehilangan anggota keluarga
Ketika seorang anak menjadi orang dewasa dan pada
waktunya mereka harus menikah, orangtua tentunya akan
merasa senang karena kewajibanya telah selesai dalam
mengasuh anak, dan dalam kesenangan itu ada perasaan
kehilangan terhadap salah satu anggota keluarganya. Hal ini
18
dapat menjadi konflik ketika semua anggota keluarga hidup
mandiri dan tidak hidup bersama dengan orang tuanya.
e. Pertambahan usia
Segera setelah dilahirkan, maka seorang secara fisiologis
menjadi lebih tua, jaringan-jaringan dan sel-sel menjadi tua,
sebagian mengalami regenerasi, tetapi sebagian lagi akan
mati.
f. Mudah sakit-sakitan
Dengan bertambahnya usia maka jaringan - jaringan dan
sel-sel menjadi tua, sebagian mengalami regenerasi tetapi
sebagian lagi akan mati. Dengan tidak maksimalnya fungsi
jaringan dan sel maka kondisi orang yang sudah lanjut usia
akan rentan sekali terhadap penyakit, sehingga mereka akan
mudah sekali sakit (Mansur, 2011).
8. Pencegahan Dampak Negatif Menopause
Upaya pencegahan terhadap keluhan/masalah menopause
yang dapat dilakukan di tingkat dasar dengan cara sebagai
berikut:
a. Pemeriksaan alat kelamin
Pemeriksaan alat kelamin wanita bagian luar, liang vagina
dn leher rahim untuk melihat kelainan yang mungkin ada
misalnya lecet, keputihan, keputihan abnormal atau tanda
radang.
19
b. Pap Smear
Pemeriksan ini dapat dilakukan setahun sekali, untuk melihat
adanya tanda-tanda radang dan deteksi awal bagi
kemungkinan adanya kanker pada saluran reproduksi.
Dengan demikian pengobatan terhadap adanya kelainan
segera dilakukan.
c. Perabaan payudara (Sadari)
Ketidakseimbangan hormon yang terjadi akibat penurunan
kadar hormone estrogen dapat menimbulkan pembesaran
atau tumor payudara. Hal ini juga dapat terjadi pada
pemberian hormone pengganti untuk mengatasi masalah
kesehatan akibat menopause. Perabaan payudara sendiri
atau sadari dapat dilakukan untuk deteksi tumor payudara
sedini mungkin.
d. Makan makanan yang sehat, rendah lemak, tinggi protein
serta banyak mengandung vitamin dan mineral, misalnya
buah-buahan dan sayuran berwarna hijau.
e. Penggunaan bahan makanan yang mengandung unsure
fitoesterogen seperti kedelai, tahu, tempe, papaya dan
semangi merah.
f. Penggunaan bahan makanan sumber kalsium seperti susu,
yogurt, keju dan lain-lain.
g. Menghindari rokok, kopi dan alkohol.
20
h. Pertahankan berat badan ideal.
i. Lakukan olahraga secara teratur (Kumalasari dan
Andyantoro, 2012).
B. Tinjauan tentang Premenopause
1. Pengertian Premenopause
Premenopause adalah suatu kondisi fisiologis wanita yang
telah memasuki masa penuaan (Aging) yang ditandai dengan
menurunnya kadar hormonal estrogen ovarium yang sangat
berperan dalam seksualitas. Premenopause sering menimpa
wanita yang berusia menjelang 40 tahun keatas. Fase
Premenopause adalah sebagai permulaan transisi klimakterik,
yang dimulai 4-5 tahun sebelum premenopause. Keluhan
klimakterium sudah mulai muncul dan hormon estrogen masih
dibentuk oleh tubuh, bila kadar estrogen turun maka akan
terjadi perdarahan yang tidak teratur (Proverawati, 2010).
2. Tanda dan Gejala Premenopause
Menurut Proverawati (2010), gejala Premenopause adalah
sebagai berikut.
a. Hot Flush (perasaan panas dari dada hingga wajah)
Wajah dan leher menjadi berkeringat. Kulit menjadi
kemerahan muncul di dada dan lengan terasa panas dapat
terjadi beberapa bulan atau beberapa tahun sebelum dan
sesudah berhentinya menstruasi.
21
b. Night sweat (keringat dimalam hari)
Keringat dingin dan gemetar juga dapat terjadi selama 30
detik sampai 5 menit.
c. Penurunan daya ingat dan mudah tersinggung
Produksi endorphin pada masa Premenopause mengalami
penurunan, hal ini terjadi karena penurunan kadar
endorphin, dofamin dan serotonin tersebut mengakibatkan
gangguan yang berupa penurunan daya ingat dan suasana
hati sering berubah atau mudah tersinggung.
d. Insomnia (susah tidur)
Susah tidur disebabkan karena keringat dimalam hari, wajah
merah dan perubahan lainya. Kesulitan tidur dipengaruhi
dengan rendahnya kadar serotonin pada masa
premenopause. Kadar serotonin dipengaruhi oleh kadar
endorphin.
e. Dryness Vaginal (kekeringan pada vagina)
Area genital yang kering disebabkan oleh kadar estrogen.
Kekeringan ini dapat membuat area genital mudah
mengalami infeksi.
f. Gejala akibat kelainan metabolik
Meliputi kelainan metabolise lemak dihati, penurunan kadar
estrogen menyebabkan meningkatkan kadar kolesterol LDL
22
(low density lipoprotein) dan menurunya kadar kolesterol
HDL (high density lipoprotein).
g. Depresi (rasa cemas)
Depresi atau stress sering terjadi pada wanita ketika
memasuki masa premenopause. Hal ini terkait dengan
penurunan hormonal pada wanita yaitu terutama perubahan
hormon estrogen sehingga menyebabkan wanita sering
stress atau depresi.
h. Fatigue (mudah lelah)
Rasa lelah sering kali muncul ketika menjelang masa
premenopause karena sering terjadi perubahan hormonal
pada wanita yaitu terutama perubahan hormone estrogen.
i. Penurunan Libido
Faktor-faktor yang berkaitan dengan penurunan libido pada
wanita usia pertengahan begitu kompleks, termasuk depresi,
gangguan tidur dan keringat dimalam hari Keringat dimalam
hari dapat menganggu tidur dan kekurangan tidur dapat
mengurangi energi untuk yang lain, termasuk aktivitas seks.
Hal tersebut terjadi karena adanya perubahan pada vagina,
seperti kekeringan yang membuat area genital sakit dan
selain itu terjadi perubahan hormonal sehingga dapat
menurunkan gairah seks.
j. Dyspareunia (rasa sakit ketika berhubungan seksual)
23
Hal ini terjadi karena vagina menjadi pendek, menyempit,
hilang elastisitas, epitelnya tipis dan mudah trauma karena
kurang lubrikasi.
C. Tinjauan tentang Pengetahuan
1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil
tahu seseorang terhadap suatu objek dari indra yang dimilikinya
(Notoatmodjo, 2012).
Menurut Notoatmodjo (2012), terdapat 6 tingkat
pengetahuan yaitu:
a. Tahu (Know)
Tahu adalah mengingat kembali memori yang telah ada
sebelumnya setelah mengamati sesuatu.
b. Memahami (Comprehension)
Memahami adalah suatu kemampuan untuk menjelaskan
tentang suatu objek yang diketahui dan di interpretasikan
secara benar.
c. Aplikasi (Aplication)
Aplikasi adalah suatu kemampuan untuk mempraktekkan
materi yang sudah dipelajari pada kondisi real (sebenarnya).
d. Analisis (Analysis)
Analisis adalah kemampuan menjabarkan atau menjelaskan
suatu objek atau materi tetapi masih di dalam struktur
24
organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu dengan
yang lainnya.
e. Sintesis (Synthesis)
Sintesis adalah suatu kemampuan menghubungkan bagian-
bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi adalah pengetahuan untuk melakukan penilaian
terhadap suatu materi atau objek.
2. Proses terjadinya pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2012) pengetahuan mengungkapkan
bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru didalam diri
terjadi proses sebagai berikut:
a. Kesadaran (Awareness), dimana orang tersebut menyadari
dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap suatu objek
stimulasi tertentu.
b. Merasa (interest), tertarik terhadap stimulasi atau objek
tersebut.
c. Menimbang-nimbang (Evaluation), terhadap baik atau
tidaknya stimulasi tersebut bagi dirinya.
d. Mencoba (Trial), dimana subyek mulai mencoba melakukan
sesuatu sesuai dengan apa yang di kehendakinya.
25
e. Adaptasi (adaption), dimana subyek telah berperilaku baru
sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikap terhadap
stimulasi
3. Cara memperoleh pengetahuan
Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari
pengalaman yang berasal dari berbagai macam sumber,
misalnya: media masa, media elektronik, petugas kesehatan,
kerabat dekat dan sebagainya.
Menurut Notoatmodjo (2012), dari berbagai macam cara
yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran
pengetahuan dapat dikelompokan menjadi dua yakni:
a. Cara tradisional atau non ilmiah
Cara tradisional terdiri dari empat yakni:
1) Trial and Eror
Cara ini dipakai orang sebelum adanya kebudayaan,
pada waktu itu bila seseorang menghadapi persoalan atau
masalah, upaya yang dilakukan hanya dengan mencoba-
coba saja. Cara coba-coba ini dilakukan dengan
menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah
,apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil maka dicoba
kemungkinan yang lain sampai berhasil. Oleh karena itu
cara ini disebut metode Trial (coba) dan Error (gagal atau
salah) atau metode coba-salah/ coba-coba.
26
2) Kekuasaan atau otoritas
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali
kebiasaan dan tradisi yang dilakukan oleh orang tanpa
melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik
atau tidak. Kebiasaan ini tidak hanya terjadi pada
masyarakat tradisional saja, melainkan juga terjadi pada
masyarakat moderen. Kebiasaan - kebiasaan ini seolah -
olah diterima dari sumbernya berbagai kebenaran yang
mutlak. Sumber pengetahuan ini dapat berupa pemimpin -
pemimpin masyarakat baik formal maupun informal, ahli
agama, pemegang pemerintahan dan sebagainya.
3) Berdasarkan pengalaman pribadi
Adapun pepatah mengatakan ‘’pengalaman adalah
guru terbaik’’. Pepatah ini mengandung maksud bahwa
pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan atau
pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh
kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman
pribadipun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh
pengetahuan
4) Jalan Pikiran
Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat
manusia cara berfikir umat manusiapun ikut berkembang.
Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalaranya
27
dalam memperoleh pengetahuan. Dengan kata lain, dalam
memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah
menjalankan jalan pikiranya, baik melalui induksi maupun
deduksi. Induksi dan deduksi pada dasarnya adalah cara
melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui
pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan.
b. Cara modern atau cara ilmiah
Cara baru dalam memperoleh pengetahuan pada
dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah yang disebut
metode ilmiah. Kemudian metode berfikir induktif bahwa
dalam memperoleh kesimpulan dilakukan dengan
mengadakan observasi langsung, membuat catatan
terhadap semua fakta sehubungan dengan objek yang
diamati (Notoatmodjo, 2012).
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Menurut Budiman dan Riyanto (2013) faktor yang
mempengaruhi pengetahuan meliputi:
a. Pendidikan
Pendidikan adalah proses perubahan sikap dan
perilaku seseorang atau kelompok dan merupakan usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
pelatihan.
28
b. Informasi/Media massa
Informasi adalah suatu tehnik untuk mengumpulkan,
menyiapkan, menyimpan, memanipulasi, mengumumkan,
menganalisis dan menyebarkan informasi dengan tujuan
tertentu. Informasi diperoleh dari pendidikan formal maupun
nonformal dapat memberikan pengaruh jangka pendek
maupun jangka pendek sehingga menghasilkan perubahan
dan peningkatan pengetahuan. Semakin berkembangnya
teknologi menyediakan bermacam-macam media massa
sehingga dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat.
Informasi mempengaruhi pengetahuan seseorang jika
sering mendapatkan informasi tentang suatu pembelajaran
maka akan menambah pengetahuan dan wawasannya,
sedangkan seseorang yang tidak sering menerima informasi
tidak akan menambah pengetahuan dan wawasannya.
c. Sosial budaya dan Ekonomi
Tradisi atau budaya seseorang yang dilakukan tanpa
penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk akan
menambah pengetahuanya walaupun tidak melakukan.
Status ekonomi juga akan menentukan tersedianya fasilitas
yang dibutuhkan untuk kegiatan tertentu sehingga status
ekonomi akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.
29
Seseorang yang mempunyai sosial budaya yang baik
maka pengetahuanya akan baik tapi jika sosial budayanya
kurang baik maka pengetahuanya akan kurang baik. Status
ekonomi seseorang mempengaruhi tingkat pengetahuan
karena seseorang yang memiliki status ekonomi dibawah
rata-rata maka seseorang tersebut akan sulit untuk
memenuhi fasilitas yang diperlukan untuk meningkatkan
pengetahuan.
d. Lingkungan
Lingkungan mempengaruhi proses masuknya
pengetahuan kedalam individu karena adanya reaksi timbal
balik ataupun yang akan di respon sebagai pengetahuan
oleh individu. Lingkungan yang baik akan didapatkan
pengetahuan yang baik, tapi jika lingkungan yang kurang
baik maka pengetahuan yang didapat juga akan kurang baik.
e. Pengalaman
Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman orang
lain maupun diri sendiri sehingga pengalaman yang sudah
diperoleh dapat meningkatkan pengetahuan seseorang.
Pengalaman seseorang tentang suatu permasalahan akan
membuat orang tersebut mengetahui bagaimana cara
menyelesaikan permasalahan dari pengalaman sebelumnya
yang telah di alami sehingga pengalaman yang didapat bisa
30
dijadikan sebagai pengetahuan apabila mendapatkan
masalah yang sama.
f. Usia
Semakin bertambahnya usia maka akan semakin
berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya sehingga
pengetahuan yang diperoleh juga akan semakin membaik
dan bertambah.
5. Pengukuran pengetahuan
Menurut Arikunto (2010), pengukuran pengetahuan
dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang
menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subjek
penelitian atau responden kedalam pengetahuan yang ingin di
ukur dan disesuaikan dengan tingkatanya. Adapun jenis
pertanyaan yang dapat digunakan untuk pengetahuan secara
umum dibagi menjadi dua jenis yaitu:
a. Pertanyaan subjektif
Penggunaan pertanyaan subjektif dengan jenis pertanyaan
essay digunakan dengan penilaian yang melibatkan faktor
subjektif dari penilai, sehingga hasil nilai akan berbeda dari
setiap penilai dari waktu ke waktu.
b. Pertanyaan objektif
31
Jenis pertanyaan objektif seperti pilihan ganda (multiple
choise), betul salah dan pertanyaan menjodohkan dapat
dinilai secara pasti oleh penilai.
D. Tinjauan Tentang Sikap
1. Pengertian Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup
dari seseorang terhadap suatu stimulasi atau objek
(Notoatmodjo, 2012). Menurut Newcomb dalam Notoatmodjo
(2012), salah seorang ahli psikologis sosial menyatakan bahwa
sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak,
dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum
merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi
merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih
merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka
atau tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan
untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai
suatu penghayatan terhadap objek.
2. Komponen Sikap
Komponen sikap menurut Azwar (2013) mengikuti skema
triadik yang meliputi 3 komponen yaitu:
a. Komponen kognitif, yaitu komponen yang berisikan tentang
kepercayaan seseorang mengenai apa yang benar bagi
objek sikap.
32
b. Komponen afektif, komponen ini menyangkut masalah
emosional subjektif seseorang terhadap suatu obyek sikap.
c. Komponen konatif, komponen perilaku atau komponen
konatif dalam struktur sikap menunjukan bagaimana perilaku
atau kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri
seseorang berkaitan dengan obyek.
Sedangkan dalam Notoatmodjo (2012), Allport 1954
menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai tiga komponen
pokok yaitu:
a. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu
obyek.
b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek
c. Kecenderungan untuk bertindak (Tend to behave)
3. Tingkatan Sikap
Menurut Notoatmodjo (2012), sikap terdiri dari berbagai
tingkatan yaitu:
a. Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan
memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).
b. Merespon (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya mengerjakan dan
menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi
dari sikap.
33
c. Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan
suatu masalah adalah suatu indikasi tingkat tiga.
d. Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya
dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.
4. Ciri-ciri Sikap
Menurut Purwanto (2012), ciri-ciri sikap adalah:
a. Sikap bukan dibawah sejak lahir melainkan dibentuk serta
dipelajari sepanjang perkembangan orang itu dalam
hubungan dengan objeknya.
b. Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari
dan karena itu pula sikap dapat berubah pada orang-orang
bila terdapat keadaan-keadaan dan syarat-syarat tertentu
yang memudahkan sikap pada orang itu.
c. Sikap tidak berdiri sendiri tetapi senantiasa mempunyai
hubungan tertentu terhadap suatu obyek.
d. Obyek sikap itu dapat merupakan suatu hal tertentu, tetapi
dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut.
e. Sikap mempunyai segi motivasi dan juga segi perasaan.
5. Pembentukan Sikap
Purwanto (2012) juga berasumsi bahwa sikap dapat
dibentuk oleh 4 macam cara yaitu:
34
a. Adopsi
Kejadian dari peristiwa yang berulang secara terus menerus,
sehingga secara bertahap diserap ke dalam diri individu dan
mempengaruhi terbentuknya suatu sikap.
b. Diferensiasi
Perkembangan intelegensi, bertambahnya pengalaman,
maka ada hal yang tadinya dipandang tersendiri lepasdari
jenisnya.
c. Integrasi
Pembentukan sikap disini terjadi secara bertahap dimulai
dengan berbagai pengalaman yang berhubungan dengan
suatu hal tertentu.
d. Trauma
Merupakan pengalaman yang tiba-tiba, mengejutkan yang
meninggalkan kesan mendalam pada jiwa orang yang
bersangkutan. Pengalaman yang traumatis dapat juga
menyebabkan terbentuknya sikap.
6. Pengukuran Sikap
Budiman dan Riyanto (2013) menjelaskan bahwa ranah
efektif tidak dapat diukur seperti halnya ranah kognitif.
Kemampuan yang diukur adalah: menerima (memperhatikan),
merespon, menghargai, mengorganisasi dan menghayati. Skala
yang digunakan untuk mengukur ranah efektif seseorang
35
terhadap kegiatan suatu objek diantaranya menggunakan skala
sikap. Hasil pengukuran berupa kategori sikap, yakni
mendukung (positif), menolak(negatif), dan netral. Salah satu
skala sikap yang digunakan adalah skala likert. Dalam skala
likert, pernyataan-pernyataan yang diajukan, baik pernyataan
positif maupun negatif, dinilai oleh subjek dengan sangat setuju,
setuju, tidak punya pendapat,tidak setuju,sangat tidak setuju.
E. Landasan Teori
Menopause merupakan suatu akhir proses biologis dari
siklus menstruasi yang terjadi karena penurunan produksi hormone
estrogen yang dihasilkan ovarium (indung telur). Menopause mulai
pada umur yang berbeda umunya adalah sekitar 50 tahun
(Prawirohardjo, 2008).
Seorang wanita dikatakan menopause mengalami
menopause bila siklus menstruasinya sudah berhenti selama 12
bulan, berhentinya haid tersebut akan membawa dampak pada
konsekuensi kesehatan fisik maupun psikis (Baziad, 2008).
Pada masa Menopause terdapat perubahan fisik, fisiologis
dan psikologis yang terjadi pada masa tersebut. Perubahan fisik
yang terjadi yaitu perubahan pada uterus, tuba palopi, ovarium,
serviks, vagina dan mulut rahim. Perubahan fisiologis yang terjadi
yaitu perubahan pada tulang dan kardiovaskular. Perubahan
Psikologis yang terjadi yaitu perubahan perandalam keluarga, ibu
36
merasa tidak lagi dibutuhkan, perubahan hubungan sosial dan
lingkungan, kehilangan anggota keluarga, pertambahan usia dan
mudah sakit-sakitan. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi
menopause adalah menarche, paritas, faktor psikis, pemakaian alat
kontrasepsi, merokok dan nutrisi.
Pengetahuan ibu premenopause tentang perubahan yang
terjadi pada masa menopause sangatlah penting, karena dengan
itu ibu premenopause akan lebih memahami keadaan yang akan di
alaminya nanti, mulai dari perubahan fisik dan psikologi sehingga
akan lebih siap dalam menerima datangnya menopause.
Semakin banyak pengetahuan yang di peroleh oleh ibu
premenopause maka semakin baik pengetahuan yang ibu
premenopause miliki, sehingga ibu akan menunjukan sikap yang
baik dan positif terhadap perubahan pada masa menopause.
Sedangkan kurangnya pengetahuan akan mengakibatkan ibu
premenopause menunjukan sikap yang negatif dengan
beranggapan bahwa menopause adalah penyakit, padahal
menopause adalah hal yang fisiologis yang akan terjadi kepada
seluruh wanita dan bukan hal yang patologis.
37
F. Kerangka Teori
Gambar 1. Kerangka Teori
Sumber: Modifikasi Teori Notoatmodjo (2012), Azwar (2013) Mansur (2011) dan Fitri (2017),
Sibagariang, Dkk (2010)
Pengetahuan
dan sikap ibu
premenopause
Tanda dan Gejala
Menopause:
1. Perubahan Fisik
2. Perubahan
Fisiologis
3. Perubahan
psikologis
Faktor yang
mempengaruhi
Menopause:
1. Menarche
2. Paritas
3. Faktor psikis
4. Pemakaian alat
kontrasepsi
5. Merokok
6. Nutrisi
Perubahan
pada masa
Menopause
38
G. Kerangka Konsep
Berdasarkan pemikiran di atas, maka kerangka konsep
penelitian ini sebagai berikut:
Variabel independen Variabel dependen
Gambar 2. Kerangka Konsep
Keterangan :
= Variabel terikat (dependen)
= Variabel bebas (independen)
H. Hipotesis penelitian
Ada hubungan pengetahuan dan sikap ibu premenopause terhadap
perubahan masa menopause di Desa Orawa Kecamatan Tirawuta
Kabupaten Kolaka Timur Tahun 2018.
Sikap Ibu Premenopause
terhadap perubahan masa menopause
Pengetahuan
39
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif dengan
pendekatan/desain penelitian cross sectional, yaitu jenis penelitian
yang menekankan waktu pengukuran/observasi variabel
independen dan dependen pada saat yang bersamaan (Nursalam,
2013).
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di Desa Orawa Kecamatan
Tirawuta Kabupaten Kolaka Timur pada tanggal 16-27 April 2018.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi penelitian adalah seluruh ibu premenopause di
Desa Orawa yang berusia 40-50 tahun berjumlah 98 orang.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu yang
berusia 40 - 50 tahun dan belum terhenti siklus haidnya selama
12 bulan berturut-turut di Desa Orawa Kecamatan Tirawuta
Kabupaten Kolaka Timur. Metode yang digunakan adalah
purposive sampling yaitu di dasarkan pada suatu pertimbangan
tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri berdasarkan ciri atau
40
sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya
(Notoatmodjo, 2010).
Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah ibu
Premenopause umur 40-50 tahun yang tinggal di Desa Orawa
Kecamatan Tirawuta Kabupaten Kolaka Timur, ibu
premenopause yang siklus haidnya belum terhenti selama 12
tahun berturut-turut, ibu Premenopause yang bersedia menjadi
responden. Kriteria ekslusi penelitian adalah ibu premenopause
yang tidak di tempat saat penelitian, ibu menopause yang
sedang sakit saat penelitian.
Besar pengambilan sampel dalam penelitian ini ditentukan
dengan menggunakan rumus slovin.
𝑛 = 𝑁
1+(𝑁.𝑒2)
Keterangan:
n = Jumlah Sampel
N= Jumlah Populasi
e= Standar Eror (10%)
sehingga didapatkan :
𝑛 = 98
1+(98.0.12)
𝑛 = 98
1+(98.0,01)
𝑛 = 98
1+(0,98)
41
𝑛 = 98
1,98
𝑛 = 49
Sehingga jumlah sampel yang digunakan sebanyak 49 orang
responden.
D. Variabel Penelitian
1. Variabel independen atau variabel bebas dalam penelitian yaitu
pengetahuan dan sikap ibu premenopause.
2. Variabel dependen atau variabel terikat dalam penelitian yaitu
perubahan pada masa menopause.
E. Definisi Operasional
1. Pengetahuan
Pengetahuan tentang menopause adalah kemampuan ibu
premenopause dalam menjawab dengan benar tentang
menopause meliputi : perubahan terhadap masa menopause,
faktor-faktor penyebab menopause, gejala menopause,
penanganan menopause dan cara mengatasi masalah
menopause. Skala yang digunakan adalah skala nominal.
Kriteria Objektif :
a. Baik : Jika skor yang diperoleh > 60 %
b. Kurang : Jika skor yang diperoleh < 60%
(Notoatmodjo, 2007).
42
2. Sikap
Sikap ibu premenopause tentang perubahan pada masa
menopause adalah penilaian atau pendapat ibu premenopause
tentang perubahan yang akan terjadi pada masa menopause
dan bagaimana cara menyikapinya, meliputi, perubahan
terhadap masa menopause, penanganan menopause dan cara
mengatasi masalah menopause. Skala yang digunakan adalah
skala nominal.
Kriteria Objektif :
a. Positif apabila jawaban responden > 62,5%
b. Negatif apabila jawaban responden ≤ 62,5%
(Azwar, 2013).
F. Jenis dan Cara Pengumpulan Data
1. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung
menggunakan kuesioner terstruktur berupa pertanyaan baik
pada variabel bebas yaitu pengetahuan dan sikap ibu
premenopause maupun variabel terikat yaitu perubahan pada
masa menopause.
2. Data sekunder Data sekunder diambil dari data di kantor desa
yang meliputi jumlah wanita premenopause yang berusia 40–50
tahun di Desa Orawa Kecamatan Tirawuta Kabupaten Kolaka
Timur Tahun 2018.
43
G. Instrumen Penelitian
informasi dari responden, diperoleh dengan cara
menggunakan kuesioner yang disusun secara terstruktur
berdasarkan teori dan pernyataan yang harus dijawab responden.
Instrumen terdiri dari tiga bagian yaitu data demografi meliputi
inisial nama, umur, pendidikan, pekerjaan dan alamat. Bagian
kedua kuesioner untuk pengetahuan ibu premenopause sebanyak
15 pernyataan tertutup tentang perubahan pada masa menopause,
gejala menopause, penanganan menopause dan cara mengatasi
masalah menopause. Penilaian untuk pernyataan positif tentang
pengetahuan menggunakan skala nominal jika jawaban benar
mendapatkan nilai 1 dan jika jawaban salah tidak mendapat nilai
(0).
Bagian ketiga kuesioner berisi 15 pernyataan tertutup
tentang sikap ibu premenopause tentang perubahan pada masa
menopause dan penilaianya menggunakan skala likert. Penilaian
untuk pertanyaan positif dan negatif sikap ibu premenopause
menggunakan skala likert, yaitu : sangat setuju : 4, Setuju : 3, Tidak
Setuju : 2 dan sangat Tidak Setuju 1.
44
H. Alur Penelitian
Gambar 3. Alur Penelitian
Setelah mendapat surat ijin dari kampus peneliti melaksanankan studi pendahuluan dengan tujuan mencari permasalahan yang muncul berkaitan dengan perubahan masa
menopause
Pengumpulan data akan dilakukan oleh peneliti sendiri
Kuesioner diisi oleh responden diberi waktu sekitar 30 menit
Penyajian Data
Peneliti mengecek kembali kelengkapan kuesioner yang telah diisi oleh responden
dan apabila ada jawababn yang belum lengkap maka peneliti akan meminta
responden untuk melengkapinya
Analisis Data
Pengolahan Data
Data diperoleh dengan menggunakan Kuesioner
45
I. Pengolahan Data
Pengolahan data pada dasarnya merupakan suatu proses
untuk memperoleh data atau data ringkasan berupa suatu data
mentah dengan menggunakan rumus tertentu sehingga
menghasilkan informasi yang diperlukan. Pengolahan data
dilakukan dengan cara:
1. Pengeditan (editing)
Editing dimaksudkan untuk meneliti tiap daftar
pertanyaan yang diisi agar lengkap untuk mengoreksi data
yang meliputi kelengkapan pengisian atau jawaban yang tidak
jelas, sehingga jika terjadi kesalahan atau kekurangan data
dapat dengan mudah terlihat dan segera dilakukan perbaikan.
Proses editing dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
mengecek kelengkapan kuesioner yang telah diisi oleh
responden untuk memastikan bahwa seluruh pertanyaandalam
kuesioner telah diisi sesuai dengan petunjuk sebelum
menyerahkan kuesioner.
2. Pengkodean (coding)
Setelah data terkumpul dan selesai di edit dilapangan,
tahap berikutnya adalah mengkode data, yaitu melakukan
pemberian kode untuk setiap pertanyaan dan jawaban dari
responden untuk memudahkan dalam pengolahan data.
Pengkodean yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini
46
yaitu dengan member nomor yang mewakili dan berurutan
pada tiap kuesioner sebagai kode yang mewakili identitas
responden dan memberikan kode pada setiap jawaban
responden.
3. Pemberian skor (scoring)
Scoring adalah memberikan penilaian terhadap item-item
yang perlu diberi penilaian atau skor.
4. Pemasukan data (entry)
Entry adalah proses memasukan data-data dalam tabel
berdasarkan variabel penelitian.
5. Tabulasi (tabulating)
Tabulasi dilakukan dengan memasukan data ke dalam tabel
yang tersedia kemudian melakukan pengukuran masing-masing
variabel (Sugiyono, 2011).
J. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan program computer yaitu
menggunakan program SPSS 20. Adapun analisa data yang
dilakukan adalah :
1. Analisis Univariat
Analisis Univariat menggambarkan variabel independen
diantaranya pengetahuan dan sikap serta variabel dependen
yaitu perubahan pada masa menopause dalam bentuk
47
distribusi frekuensi dengan menggunakan rumus (Sugiyono,
2011).
𝑝 =𝑓
𝑛 𝑋 100%
Keterangan :
p = Proporsi
𝑓 = Jumlah karakteristk dari jumlah penelitian
n = Jumlah sampel.
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk menganalisis hubungan
antara variabel dependen dan independen. Tehnik analisis
yang dilakukan yaitu dengan analisis Chi-Square dan uji
korelasi dengan menggunakan derajat kepercayaan 95%
dengan α 5%, sehingga jika nilai P (p value) < 0,05, berarti hasil
perhitungan statistic bermakna (signifikan) atau menunjukan
ada hubungan antara variabel dependen dengan variabel
independen, dan apabila nilai p value > 0,05 berarti hasil
perhitungan statistik tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara variabel dependen dengan variabel independen. Adapun
rumus perhitungan Chi-Square adalah sebagai berikut
(Arikunto, 2010).
𝑥2 =𝛴(𝑓𝑜 − 𝑓ℎ)
𝑓ℎ
48
Keterangan :
X2= Chi-Square
f0 = frekuensi observasi
fh = frekuensi harapan
K. Penyajian Data
Penyajian data dalam penelitian ini disajikan dalam tabel
distribusi frekuensi berdasarkan variabel yang di teliti dengan narasi
secukupnya.
49
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Letak Geografis
Desa Orawa adalah salah satu desa yang berada di
kecamatan Tirawuta kabupaten kolaka Timur. Desa ini berada di
tengah kabupaten Kolaka Timur tepatnya di Jl. Poros Kolaka-
Kendari. Di desa ini terdiri dari 6 dusun dengan jumlah
penduduk 1.468 jiwa dengan luas wilayah ± 12 Km2.
Secara geografis kabupaten Kolaka Timur di apit oleh 6
kabupaten yakni di sebelah utara berbatasan dengan Kolaka
Utara, di sebelah timur berbatasan dengan kabupaten Konawe
Utara dan Kabupaten Konawe, di sebelah selatan berbatasan
dengan kabupaten Konawe Selatan dan Kabupaten Bombana
serta di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Kolaka.
Desa orawa memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut.
a. Sebelah Timur berbatas dengan Desa Lara
b. Sebelah Utara berbatas dengan Desa Woiha
c. Sebelah Barat berbatas dengan Desa Simbune
d. Sebelah Selatan berbatas dengan Kelurahan Rate-rate
2. Demografi Kependudukan
Jumlah penduduk Desa Orawa Kecamatan Tirawuta
terdiri dari penduduk Laki-Laki sebanyak 758 jiwa, penduduk
50
Perempuan sebanyak 710 jiwa, Jumlah kepala keluarga sebanyak
375 kepala keluarga.
Dari uraian diatas dapat kita simpulkan bahwa desa Orawa
Kecamatan Tirawuta memiliki jumlah penduduk Laki-Laki dan
Perempuan berjumlah 1.468 jiwa.
B. Hasil Penelitian
Melalui penelitian yang dilakukan di Desa Orawa Kecamatan
Tirawuta Kabupaten Kolaka Timur pada bulan April 2018 untuk
mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu premenopause
terhadap perubahan masa menopause dimana dalam penelitian ini
dilakukan wawancara yaitu dengan menggunakan kuesioner. Maka,
setelah data tersebut dikumpulkan, kemudian dilakukan
pengolahan data sesuai dengan tujuan penelitian, selanjutnya
dibahas dalam bentuk tabel di sertai dengan penjelasan, sebagai
berikut ;
1. Karakteristik Responden
Tabel 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Usia
Usia Jumlah
(n)
Persentase
(%)
40-45 34 69,4
46-50 15 30,6
Jumlah 49 100
Sumber : Data Primer Terolah (2018)
Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa usia responden rata-
rata 40-50 tahun yaitu 69,4%.
51
Tabel 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan Jumlah
(n)
Persentase
(%)
SD 2 4
SMP 14 28,6
SMA 21 43
D3 1 2
S1 9 18
S2 2 4
Jumlah 49 100
Sumber : Data Primer Terolah (2018)
Dari tabel 2 diketahui bahwa tingkat pendidikan terakhir
responden yang paling banyak adalah SMA sebanyak 28,6%.
Tabel 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan Jumlah
(n)
Persentase
%
IRT 38 77
PNS 11 23
Jumlah 49 100
Sumber : Data Primer Terolah (2018)
Dari tabel 3 diketahui bahwa tingkat pekerjaan responden
paling banyak yang tidak bekerja atau IRT sebanyak 77%.
2. Analisis Univariat
Analisis ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran umum
dengan mendeskripsikan tiap-tiap variabel melalui frekuensi dalam
bentuk tabel.
52
Tabel 4. Distribusi Pengetahuan ibu premenopause terhadap perubahan pada masa menopause di Desa Orawa Kecamatan Tirawuta Kabupaten Kolaka Timur tahun 2018
Pengetahuan
tentang perubahan
masa menopause
Jumlah
(n)
Persentase
(%)
Baik 37 75,5
Kurang 12 24,5
Total 49 100
Sumber : Data Primer Terolah (2018)
Tabel 4 menunjukan bahwa presentase responden yang
memiliki pengetahuan dalam kategori baik tentang perubahan pada
masa menopause lebih dominan yaitu sebesar 75,5%
Tabel 5. Distribusi sikap ibu premenopause terhadap
perubahan pada masa menopause di Desa Orawa
Kecamatan Tirawuta Kabupaten Kolaka Timur
tahun 2018
Sikap tentang
perubahan masa
Menopause
Jumlah
(n)
Persentase
(%)
Positif 44 89,8
Negatif 5 10,2
Total 49 100
Sumber : Data Primer Terolah (2018)
Tabel 5 menunjukan bahwa responden yang mempunyai
sikap positif terhadap perubahan pada masa menopause lebih
banyak daripada yang mempunyai sikap negative yaitu sebanyak
89,8 %.
53
3. Analisisis Bivariat
Analisis ini dilakukan dengan tabulasi silang antara variabel
pengetahuan dan sikap ibu premenopause terhadap perubahan
masa menopause. Hasil analisis bivaribel bertujuan untuk
memperlihatkan ada tidaknya hubungan variabel bebas dengan
variabel terikat yang dapat diketahui melalui nilai X2 dan ρ value.
Tabel 6. Hubungan Pengetahuan dan sikap Ibu Premenopause Terhadap Perubahan Masa Menopause di Desa Orawa Kecamatan Tirawuta Kabupaten Kolaka Timur Tahun 2018
Pengetahuan
Sikap menghadapi
menopause
Jumlah
ρ
Value
Negatif Positif
N % N % N %
Kurang 4 33,3 8 66,7 12 100
0,02 Baik 1 2,7 36 97,3 37 100
Total 5 10,2 44 89,8 49 100
Sumber : Data diolah dari SPSS 20
C. Pembahasan
Setelah melakukan pengolahan data sesuai dengan
penelitian yang telah dilakukan di desa Orawa yang berlangsung
selama 12 hari dari tanggal 16-27 April 2018, maka secara
terperinci hasil penelitian tersebut dapat dibahas berdasarkan
variabel yang di teliti. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan
sebagian besar responden yang memiliki pengetahuan baik
terhadap perubahan masa menopause sebanyak 37 orang (75,5%)
dan yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 12 orang (24,5
%) dari 49 responden. Ibu premenopause yang memiliki sikap
54
positif terhadap perubahan masa menopause sebanyak 44 orang
(89,8%) dan yang memiliki sikap negatif sebanyak 5 orang (10,2%)
dari 49 responden.
Hasil uji statistic Chi Square diperoleh nilai X2 atau ρ = 0,02
< 0,05 yang berarti menunjukan bahwa ada hubungan yang
bermakna antara pengetahuan dan sikap ibu premenopause
terhadap perubahan masa menopause di desa Orawa Kecamatan
Tirawuta Kabupaten Kolaka Timur tahun 2018 pada taraf
kepercayaan 95% (α=0,05%).
Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil
tahu seseorang terhadap suatu objek dari indra yang dimilikinya
(Notoatmodjo, 2012). Dengan pengetahuan yang baik maka ibu
premenopause akan bersikap positif terhadap perubahan yang
akan terjadi pada masa menopause.
Hasil penelitian ini diperkuat dengan hasil penelitian Lisnani
(2010) yang menyatakan ada hubungan antara pengetahuan
dengan sikap ibu premenopause terhadap perubahan masa
menopause, dimana nilai ρ= 0,012 dengan besar sampel 219,
sebagian besar sampel memiliki pengetahuan yang kurang dan
bersifat negatif.
Menurut Newcomb dalam Notoatmodjo (2012), salah
seorang ahli psikologis sosial menyatakan bahwa sikap itu
merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan
55
merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan
suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi
tindakan suatu perilaku.
Dari penelitian ini menunjukan bahwa semakin banyak
pengetahuan yang di peroleh oleh ibu premenopause maka
semakin baik pengetahuan yang ibu premenopause miliki,
sehingga ibu akan menunjukan sikap yang baik dan positif
terhadap perubahan pada masa menopause. Sedangkan
kurangnya pengetahuan akan mengakibatkan ibu premenopause
menunjukan sikap yang negatif.
56
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Ibu Premenopause yang memiliki pengetahuan baik
terhadap perubahan masa menopause sebanyak 37 orang
(75,5%) dan yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak
12 orang (24,5 %) dari 49 responden.
2. Ibu premenopause yang memiliki sikap positif terhadap
perubahan masa menopause sebanyak 44 orang (89,8%)
dan yang memiliki sikap negatif sebanyak 5 orang (10,2%)
dari 49 responden.
3. Ada hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu
premenopause terhadap perubahan masa menopause di
Desa Orawa Kecamatan Tirawuta Kabupaten Kolaka Timur
Tahun 2018 dimana hasil uji statistik Chi-Squre nilai ρ = 0,02
< 0,05.
B. Saran
1. Bagi tempat penelitian
Perlunya diberikan penyuluhan tentang Menopause pada ibu
premenopause dan bekerjasama dengan petugas
kesehatan.
57
2. Bagi Masyarakat
Disarankan kepada ibu premenopause agar meningkatkan
lagi pengetahuanya tentang perubahan pada masa
menopause melalui buku, media massa, media elektronik,
situs-situs internet dan yang lainya.
3. Bagi penelitian
Diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk meningkatkan
penelitian dengan menambah variabel yang diteliti.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi. Jakarta : Rineka Cipta.
Azwar, Saifuddin. 2013. Sikap Manusia Teori dan Pengukuranya.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Baziad. Ali. 2008. Menopause dan Andropause. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Budiman dan Riyanto A. 2013. Kapita Selekta Kuisioner Pengetahuan dan
Sikap dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika. Dinkes Kolaka Timur. 2017. Format Kesehatan dan Pelaporan Kesehatan
Lanjut Usia Puskesmas Tahun 2017. Kolaka Timur: Dinkes Kab. Kolaka Timur.
Dinkes Prov. Sultra. 2016. Profil Kesehatan Sultra 2016. Kendari: Dinas
Kesehatan. Diniyati, Dkk. 2016. Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Perempuan
Premenopause Menghadapi Perubahan Pada Masa Menopause di Kelurahan Buluran Kenali Kota Jambi : Poltekkes Jambi.
Fitri, Imelda 2017. Lebih Dekat dengan Sistem Reproduksi Wanita.
Yogyakarta : Gosyen Publishing. Kantor Kepala Desa Orawa, 2017. Profil Desa tahun 2017. Kolaka Timur. Kumalasari, Intan dan Andhyantoro, Iwan. 2012. Kesehatan Reproduksi
Untuk Mahasiswa Kebidanan dan Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Kusmiran, Eny. 2011. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta
: Salemba Medika. Lisnani. 2010. Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Pramenopause
Terhadap Perubahan Pada Masa Menopause di Kelurahan Tegal Sari Kecamatan Medan Denai : Universitas Sumatra Utara.
Mansur, Herawati. 2011. Psikologi Ibu dan Anak Untuk Kebidanan.
Jakarta : Salemba Medika. .
Mulyani, S. 2013. Menopause Akhir Siklus Menstruasi Pada Wanita di Usia Pertengahan. Yogyakarta : Nuha Medika.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan Edisi
Revisi. Jakarta : Rineka Cipta. _________________. 2007. Promosi Kesehatan dan ilmu Perilaku
Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. _________________. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan.
Jakarta : Rineka Cipta. Nursalam, 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pendekatan
Praktis Edisi 3. Jakarta : Salemba Medika. Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka. Proverawati, A dan Sulistyawati, E. 2010. Menopause dan Sindrom
Premenopause. Yogyakarta : Medical Book. Purwanto. 2012. Metodologi Penelitian Kuantitatif Untuk Psikologi dan
Pendidikan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset. Sasrawita. 2016. Hubungan Pengetahuan, Sikap tentang Menopause di
Puskesmas Pekanbaru. Riau : Akbid Helvetia. Sibagariang, Eva Elya, Dkk. 2010. Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta
: TIM. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta. Sukarni, I dan Margareth, Z.H. 2013. Kehamilan, Persalinan dan Nifas.
Yogyakarta : Nuha Medika. Tambunan, Y Dewi Erni, 2010. Gambaran Pengetahuan Dan Sikap
Wanita Usia 40-50 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas Sigumpar.
Toba Samosir : Universitas Sumatra Utara.
LAMPIRAN
PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI
RESPONDEN PENELITIAN
Dengan menandatangani lembar ini, saya :
Nama :
Usia :
Alamat :
Memberikan persetujuan untuk menjadi responden dalam penelitian
yang berjudul “Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Premenopause
Terhadap Perubahan Masa Menopause di Desa Orawa Kecamatan
Tirawuta Kabupaten Kolaka Timur Tahun 2018’’ yang akan dilakukan oleh
Suci Aulia Triastin mahasiswi jurusan Prodi D IV Poltekkes Kemenkes
Kendari.
Saya telah dijelaskan bahwa jawaban kuesioner ini hanya
digunakan untuk keperluan penelitian dan saya secara suka rela bersedia
menjadi responden penelitian ini.
Kendari, 2018
Yang menyatakan
( )
KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU PREMENOPAUSE TERHADAP PERUBAHAN PADA MASA MENOPAUSE
DI DESA ORAWA KECAMATAN TIRAWUTA KABUPATEN KOLAKA TIMUR
TAHUN 2018
I. Data Demografi
Nama (inisial) :
Umur :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
II. Daftar Pernyataan
A. Pernyataan tentang Pengetahuan
Berilah tanda check list (√) pada kalimat pernyataan yang paling
tepat menurut responden.
No Pernyataan Benar Salah
1 Menopause merupakan tahap atau masa yang di tandai
degan berhentinya haid selama 12 bulan berturut-turut
2 Usia menopause bervariasi antara usia 45-50 tahun
tetapi dimulai sejak wanita berusia 40 tahun
3 Penyebab terjadinya menopause adalah penurunan
kadar hormone dalam tubuh
4 Ketidakteraturan haid meningkatkan kecemasan bahwa
daya tarik fisik dan seksualnya berkurang
5 Menopause suatu masa kritis dalam hidup wanita
karena terjadi banyak perubahan pada tubuh
6 Perubahan fisik pada wanita menopause yang sering
terjadi yaitu berat badan meningkat
7 Perubahan fisik dan psikologis merupakan perubahan
yang timbul pada masa menopause
8 Perubahan psikologis pada wanita menopause yaitu
mudah tersinggung
9 Gejala menopause yang paling sering dibicarakan dan
dialami adalah arus panas sensasi yang muncul tiba-
tiba yang kemudian dapat menjadi sangat panas
10 Gejala penurunan kesehatan pada wanita menopause
salah satunya di tandai dengan jantung berdebar-debar
11 Pengobatan pada wanita menopause merupakan salah
satu pencegahan dari menopause
12 Olahraga yang cukup, mengkonsumsi makanan yang
berserat merupakan bentuk dari pencegahan masalah
menopause
13 Cara hidup sehat pada wanita menopause yaitu
mengatur istirahat yang cukup
14 Rasa gelisah, mudah tersinggung, ketegangan dan
kecemasan merupakan ciri umum menjelang
menopause
15
Yang merupakan dampak dari menopause adalah
perubahan susasana hati
(Sumber:Y Tambunan, 2010)
DATA HASIL PENELITIAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU PREMENOPAUSE TERHADAP PERUBAHAN MASA MENOPAUSE
DI DESA ORAWA KECAMATAN TIRAWUTA KABUPATEN KOLAKA TIMUR
TAHUN 2018
No Nama Pengetahuan Sikap Kategori
Pengetahuan
Kategori
Sikap
1 Ny. N 80 78 Baik Positif
2 Ny.R 80 83 Baik Positif
3 Ny. J 93 72 Baik Positif
4 Ny. G 73 75 Baik Positif
5 Ny. M 93 70 Baik Positif
6 Ny. H 93 70 Baik Positif
7 Ny. N 53 67 Kurang Positif
8 Ny. S 67 67 Baik Positif
9 Ny. R 60 78 Kurang Positif
10 Ny. s 67 68 Baik Positif
11 Ny. A 47 78 Kurang Positif
12 Ny. I 73 77 Baik Positif
13 Ny. C 73 77 Baik Positif
14 Ny. S 87 83 Baik Positif
15 Ny. D 80 78 Baik Positif
16 Ny. A 67 77 Baik Positif
17 Ny. T 60 60 Kurang Negatif
18 Ny. M 47 60 Kurang Negatif
19 Ny. S 67 77 Baik Positif
20 Ny. H 60 77 Kurang Positif
21 NY. D 60 77 Kurang Positif
22 Ny. A 67 77 Baik Positif
23 Ny. I 47 73 Kurang Positif
24 Ny. S 53 75 Kurang Positif
25 Ny.M 67 77 Baik Positif
26 Ny. N 80 75 Baik Positif
27 Ny. H 40 55 Kurang Negatif
28 Ny.F 60 57 Kurang Negatif
29 Ny. I 67 55 Baik Negatif
6
30 Ny. A 73 72 Baik Positif
31 Ny. S 73 77 Baik Positif
32 Ny. I 67 78 Baik Positif
33 Ny. M 67 75 Baik Positif
34 Ny. G 67 77 Baik Positif
35 Ny. M 67 77 Baik Positif
36 Ny.N 67 80 Baik Positif
37 Ny. A 67 77 Baik Positif
38 Ny. C 67 78 Baik Positif
39 Ny. D 73 75 Baik Positif
40 Ny. N 67 80 Baik Positif
41 Ny. A 67 75 Baik Positif
42 Ny. M 80 78 Baik Positif
43 Ny. T 73 77 Baik Positif
44 Ny. M 80 82 Baik Positif
45 Ny. S 60 80 Kurang Positif
46 Ny. A 80 80 Baik Positif
47 Ny. I 80 82 Baik Positif
48 Ny. A 73 80 Baik Positif
49 Ny. I 73 80 Baik Positif
OUTPUT HASIL PENGOLAHAN DATA DENGAN PROGRAM SPSS 20 FOR WINDOWS
Frequencies
Statistics
Pengetahuan sikap
N Valid 49 49
Missing 0 0
Frequency Table
PENGETAHUAN
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
Kurang 12 24.5 24.5 24.5
Baik 37 75.5 75.5 100.0
Total 49 100.0 100.0
SIKAP
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
Negatif 5 10.2 10.2 10.2
Positif 44 89.8 89.8 100.0
Total 49 100.0 100.0
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
pengetahuan *
sikap 49 100.0% 0 0.0% 49 100.0%
PENGETAHUAN * SIKAP Crosstabulation
Sikap Total
negatif Positif
Pengetahua
n
kurang
Count 4 8 12
% within
pengetahuan 33.3% 66.7% 100.0%
baik
Count 1 36 37
% within
pengetahuan 2.7% 97.3% 100.0%
Total
Count 5 44 49
% within
pengetahuan 10.2% 89.8% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Pearson Chi-Square 9.278a 1 .002
Continuity Correctionb 6.236 1 .013
Likelihood Ratio 7.824 1 .005
Fisher's Exact Test .010 .010
Linear-by-Linear
Association 9.089 1 .003
N of Valid Cases 49
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.22.
b. Computed only for a 2x2 table
Symmetric Measures
Value Approx.
Sig.
Nominal by
Nominal
Contingency
Coefficient .399 .002
N of Valid Cases 49
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null
hypothesis.
Risk Estimate
Value 95% Confidence
Interval
Lower Upper
Odds Ratio for
pengetahuan (kurang /
baik)
18.000 1.767 183.411
For cohort sikap =
negative 12.333 1.522 99.947
For cohort sikap =
positif .685 .458 1.026
N of Valid Cases 49
DOKUMENTASI