hubungan kinerja perawat jaga malam terhadap …repository.utu.ac.id/461/1/bab i_v.pdf · perawat...

50
HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN KELUARGA PASIEN (PERSPEKTIF KELUARGA PASIEN) DI RUANG RAWAT INAP BEDAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NAGAN RAYA TAHUN 2014 SKRIPSI NUR ARAFAH NIM : 08C10104118 PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH 2014

Upload: others

Post on 09-Dec-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT JAGA MALAM TERHADAP …repository.utu.ac.id/461/1/BAB I_V.pdf · Perawat bertanggung gugat terhadap keberhasilan kinerja mereka dalam posisi apapun (Gaffar,

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN TINGKAT

KEPUASAN KELUARGA PASIEN (PERSPEKTIF KELUARGA PASIEN) DI RUANG RAWAT INAP BEDAH RUMAH SAKIT

UMUM DAERAH NAGAN RAYA TAHUN 2014

SKRIPSI

NUR ARAFAH NIM : 08C10104118

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS TEUKU UMAR

MEULABOH 2014

Page 2: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT JAGA MALAM TERHADAP …repository.utu.ac.id/461/1/BAB I_V.pdf · Perawat bertanggung gugat terhadap keberhasilan kinerja mereka dalam posisi apapun (Gaffar,

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sejalan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan yang

demikian cepat dan menghadapi era globalisasi, perawat dituntut dapat menyesuaikan

kualitas kinerjanya melalui peningkatan pelayanan keperawatan kepada masyarakat.

Sesuai falsafah nasional, keperawatan sebagai profesi memiliki pengetahuan

dan keterampilan yang berlandaskan prinsip – prinsip ilmiah serta berpegang kepada

pemahaman konsep bahwa perawat bertanggung gugat terhadap pelayanan dan

asuhan keperawatan yang diberikan kepada masyarakat. Perawat bertanggung gugat

terhadap keberhasilan kinerja mereka dalam posisi apapun (Gaffar, 2009). Saat ini

profesi perawat di tuntut untuk lebih profesional karena masyarakat sudah semakin

kritis dalam menuntut pelayanan terhadap kesehatannya.

Mutu pelayanan rumah sakit pada hakekatnya adalah memenuhi kebutuhan

dan tuntutan masyarakat selaku pemakai jasa pelayanan kesehatan. Bila kebutuhan

masyarakat (pasien) terpenuhi maka pasien akan merasa puas dan lega (Azwar, 2002).

Setiap orang menginginkan pelayanan yang di berikan dapat mengurangi keluhannya

dan di lakukan dengan ramah, sopan, dan profesional.

Keluarga pasien adalah orang yang mendampingi pasien selama di rawat di

rumah sakit, dengan tugas untuk menjaga dan memenuhi kebutuhan pasien yang

bersifat non medis. (Asmoro, 2005).

1

Page 3: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT JAGA MALAM TERHADAP …repository.utu.ac.id/461/1/BAB I_V.pdf · Perawat bertanggung gugat terhadap keberhasilan kinerja mereka dalam posisi apapun (Gaffar,

2

Adapun tugas dari keluarga pasien biasanya adalah mengambil obat yang

diresepkan dokter ke apotik, menyuapi makanan pada pasien yang tidak sanggup

makan sendiri, membantu membawa ke toilet, memberitahukan petugas apabila ada

keluhan yang di rasakan pasien dan melengkapi kebutuhan administrasi pasien.

Tingkat kepuasan pasien rawat inap juga mempengaruhi keluarga yang

mendampingi. Ada kaitan yang erat antara pasien dan keluarganya dalam penilaian

terhadap kinerja perawat selama berada di rumah sakit. Interaksi antara keluarga

pasien dengan petugas biasanya ketika pendamping pasien ini memberitahukan

petugas tentang keluhan pasien. (Yulianto, 2004).

Praktek keperawatan terdiri atas keterampilan kognitif, keterampilan

interpersonal, dan keterampilan psikomotor. Perawat bertanggung jawab untuk

mengetahui kapan salah satu metode ini lebih dibutuhkan dari yang lainnya.

Perawat kontemporer menuntut perawat yang memiliki pengetahuan dan

keterampilan dalam berbagai bidang. Keterampilan dalam tindakan dibutuhkan untuk

meningkatkan kesehatan fisik pasien . Karena asuhan keperawatan harus ditujukan

pada manusia secara utuh bukan sekedar fisik saja, maka memberikan kenyamanan

dan dukungan emosi sering lebih memberikan kekuatan bagi pasien.

Manusia memerlukan harga diri dan penghargaan dari orang lain. Sakit dan

perubahan peran mungkin mengancam kemampuan untuk memenuhi kebutuhan ini.

Perawat harus berkomunikasi dengan jelas, perhatian dan rasa saling percaya

ditunjukan dengan respon. Respon berarti menanggapi yaitu melibatkan partisipasi

aktif melalui proses mendengarkan dan beraksi secara verbal dan non verbal.

Seseorang merasa puas karena adanya tanggapan (Perry, 2005).

Page 4: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT JAGA MALAM TERHADAP …repository.utu.ac.id/461/1/BAB I_V.pdf · Perawat bertanggung gugat terhadap keberhasilan kinerja mereka dalam posisi apapun (Gaffar,

3

Fungsi keluarga menjadi besar dalam proses penyesuaian ini. Dalam keluarga

ada beberapa karakteristik yang perlu diperhatikan oleh perawat yaitu setiap keluarga

mempunyai cara yang unik dalam menghadapi masalah kesehatan para anggotanya

terutama dari segi pola komunikasi, pengambilan keputusan, sikap dan nilai keluarga,

kebudayaan, dan gaya hidup yang dapat mempengaruhi tingkat kepuasan (Nasrul.

2004).

Pendekatan berfokus pada keluarga paling terbukti pada saat merawat pasien

disebabkan oleh pengenalan bahwa keluarga merupakan pusat dalam kehidupan

seseorang. Salah satu pandangan yang berguna adalah yang berhubungan dengan

rencana klinis, masalah klinis, dan kesadaran tentang kenyataan dan kepraktisan.

Perawat memerlukan tenaga dan konsentrasi yang ekstra. Sesuai alur bioritme

kehidupan, sebagian besar manusia menggunakan waktu siang untuk bekerja dan

malam sebagai waktu istirahat, sehingga pola kerja yang tidak sama memerlukan

lebih banyak penyesuaian diri. Setiap manusia mempunyai kebutuhan dasar fisiologis

untuk istirahat. Jumlah kebutuhan istirahat bervariasi tergantung pada kualitas tidur,

status kesehatan, pola aktivitas, gaya hidup, dan umur seseorang (Perry, 2005).

Rumah sakit umum daerah Nagan Raya adalah rumah sakit rujukan bagi 13

puskesmas yang ada dalam Kabupaten Nagan Raya dengan status Tipe C. Jumlah

perawat yang bekerja pada RSUD Nagan Raya sebanyak 115 orang. Pada Instalasi

rawat Inap Inap bedah di kepalai oleh seorang kepala ruangan. Bangsal tempat

rawatan terdiri atas 22 tempat tidur. Ruang ini memiliki 16 perawat aktif yang

berstatus PNS dan kontrak maupun sukarela. Bed Ocupancy Rate (BOR) adalah

Page 5: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT JAGA MALAM TERHADAP …repository.utu.ac.id/461/1/BAB I_V.pdf · Perawat bertanggung gugat terhadap keberhasilan kinerja mereka dalam posisi apapun (Gaffar,

4

jumlah rata-rata pasien di bandingkan jumlah tempat tidur pada ruang ini rata-rata

mencapai 60 % (240 pasien) setiap bulan.

Dari hasil pengamatan peneliti dan pengalaman orang lain yang pernah

mendampingi keluarganya yang di rawat di RSUD Nagan Raya, Rata-rata keluhan

keluarga pasien di ruang rawat inap bedah adalah ruangan yang penuh sesak, ketidak

nyamanan karena bercampur dengan pasien lain, ketenangan dalam ruangan yang

kurang serta sikap perawat yang tidak sopan dalam komunikasi dan bertindak. Akibat

dari kondisi tersebut, pasien dan keluarganya merasa tidak betah dan merasa tidak

puas dengan keadaan di ruang bedah tersebut.

Atas berbagai dasar kenyataan diatas maka penulis merasa tertarik untuk

meneliti hubungan kinerja perawat terhadap tingkat kepuasan pasien di ruang rawat

inap bedah.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk meneliti bagaimana

hubungan kinerja perawat dengan tingkat kepuasan keluarga pasien pada ruang rawat

inap bedah RSUD Nagan Raya.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan umum.

Mengetahui hubungan kinerja perawat terhadap tingkat kepuasan keluarga

pasien di ruang rawat inap bedah RSUD Nagan Raya.

Page 6: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT JAGA MALAM TERHADAP …repository.utu.ac.id/461/1/BAB I_V.pdf · Perawat bertanggung gugat terhadap keberhasilan kinerja mereka dalam posisi apapun (Gaffar,

5

1.3.2. Tujuan khusus.

a. Mengetahui hubungan assitif terhadap tingkat kepuasan keluarga pasien.

b. Mengetahui hubungan hygienik terhadap tingkat kepuasan keluarga pasien.

c. Mengetahui hubungan suportif terhadap tingkat kepuasan keluarga pasien.

d. Mengetahui hubungan observatif terhadap tingkat kepuasan keluarga pasien.

e. Mengetahui hubungan edukatif terhadap tingkat kepuasan keluarga pasien.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Teoritis

1. Bagi Masyarakat

Mengakomodasi informasi dan masukan masyarakat tentang kebutuhan

pelayanan kesehatan yang lebih baik.

2. Bagi Rumah Sakit

Diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak rumah sakit dalam

memberikan pelayanan kesehatan yang optimal dengan memanfaatkan semua

aspek yang dapat meningkatkan kualitas pelayanan khususnya di Ruang

Rawat Inap Bedah.

3. Bagi Mahasiswa Kesehatan Masyarakat

Memberikan informasi yang dapat digunakan sebagai tambahan wawasan dan

pengetahuan tentang kebutuhan peningkatan pelayanan kesehatan yang ada.

4. Bagi Peneliti Lain

Page 7: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT JAGA MALAM TERHADAP …repository.utu.ac.id/461/1/BAB I_V.pdf · Perawat bertanggung gugat terhadap keberhasilan kinerja mereka dalam posisi apapun (Gaffar,

6

Sebagai bahan informasi atau sumber data bagi penelitian berikutnya dan

bahan pertimbangan bagi yang berkepentingan untuk melakukan penelitian

yang sejenis.

1.4.2. Manfaat Praktis

Di ketahuinya faktor-faktor apa saja yang berkaitan dengan kepuasan keluarga

pasien pada ruang rawat inap bedah RSUD Nagan Raya.

Page 8: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT JAGA MALAM TERHADAP …repository.utu.ac.id/461/1/BAB I_V.pdf · Perawat bertanggung gugat terhadap keberhasilan kinerja mereka dalam posisi apapun (Gaffar,

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Perawat

2.1.1. Pengertian Perawat

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1239/MenKes/SK/XI/

2001 tentang Registrasi dan Praktik Perawat maka pada pasal 1 ayat 1 yang berbunyi

“Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawat baik di dalam

maupun di luar negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang

berlaku”

Perawatan adalah pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari

pelayanan kesehatan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan

bio-psiko-sosial-spiritual yang menyeluruh ditujukan kepada individu, kelompok, dan

masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan

manusia (Zaidin, 2002).

2.1.2. Kinerja perawat

Kinerja secara umum dipahami sebagai seluruh aktivitas kerja dalam periode

waktu tertentu atau sebagai suatu kesuksesan didalam melakukan suatu pekerjaan.

Kriteria kinerja harus dapat diukur melalui pengamatan perilaku pekerjaan, terdefinisi

secara jelas, dan berhubungan dengan pekerjaan.

Menurut Zaidin (2002) ada tiga variabel yang mempengaruhi kinerja yaitu

:

a. Variabel individu atau teknis.

1). Kemampuan dan ketrampilan.

7

Page 9: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT JAGA MALAM TERHADAP …repository.utu.ac.id/461/1/BAB I_V.pdf · Perawat bertanggung gugat terhadap keberhasilan kinerja mereka dalam posisi apapun (Gaffar,

8

Kemampuan sebagai sifat dari lahir ataupun yang dipelajari seseorang

untuk menyelasaikan pekerjaan. Ketrampilan merupakan kecakapan yang

berhubungan dengan tugas yang dimiliki.

2). Latar belakang.

Berupa situasi dan kondisi keluarga, tingkat sosial seseorang dalam

kehidupan bermasyarakat.

3). Demografis.

Meliputi usia dan jenis kelamin. Secara umum dikatakan usia muda

dikatakan sebagai golongan usia yang produktif.

b. Variabel organisasi atau manajerial

1). Sumber daya.

Berupa sumber daya manusia atau tenaga kerja , dana dan sarana

penunjang lainnya.

2). Kepemimpinan

Merupakan upaya penggunaan jenis pengaruh untuk memotivasi orang

mencapai tujuan tertentu.

3). Imbalan.

Merupakan bagian dari pekerjaan mencakup penyelesaian, prestasi,

promosi, dan rasa hormat.

4). Desain pekerjaan.

Merupakan hasil analisis pekerjaan mencakup jumlah tugas yang

dilakukan, kebijakan kerja dan hubungan kerja.

Page 10: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT JAGA MALAM TERHADAP …repository.utu.ac.id/461/1/BAB I_V.pdf · Perawat bertanggung gugat terhadap keberhasilan kinerja mereka dalam posisi apapun (Gaffar,

9

c. Variabel interpersonal atau psikologis.

1). Persepsi.

Merupakan proses kognitif yang dipergunakan seseorang untuk

menafsirkan dan memahami dunia sekitarnya.

2). Sikap.

Merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap obyek dilingkungan

sekitarnya dengan cara tertentu. Terdiri dari tiga komponen yaitu kognitif,

afektif dan perilaku seseorang.

3). Motivasi.

Merupakan keinginan di dalam seseorang yang mendorong dirinya untuk

bertindak.

Kinerja perawat merupakan proses atau rangkaian kegiatan dalam

berhubungan dengan pasien sesuai dengan tugas, pekerjaan, dan tanggung jawab

yang secara aktual ditampilkan oleh perawat dalam tugasnya. Proses metode asuhan

keperawatan yang ilmiah, sistematis, dan terus menerus serta berkesinambungan

dalam rangka pemecahan masalah kesehatan klien melalui lima langkah proses

keperawatan yaitu (Boy S, 2004)

:

a. Pengkajian

Merupakan upaya mengumpulkan data secara lengkap dan sistematis untuk

dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan dan keperawatan yang

dihadapi pasien baik fisik, mental, sosial maupun spiritual dapat ditentukan.

b. Diagnosis keperawatan

Page 11: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT JAGA MALAM TERHADAP …repository.utu.ac.id/461/1/BAB I_V.pdf · Perawat bertanggung gugat terhadap keberhasilan kinerja mereka dalam posisi apapun (Gaffar,

10

Diagnosis keperawatan adalah pernyataan yang jelas, singkat, dan pasti

tentang masalah pasien serta pengembangannya yang dapat dipecahkan atau

diubah melalui tindakan keperawatan.

c. Rencana asuhan keperawatan

Rencana keperawatan adalah perumusan tujuan, tindakan, dan penilaian

rangkaian asuhan keperawatan pada klien berdasarkan analisis pengkajian

agar masalah kesehatan dan keperawatan pasien dapat diatasi.

d. Implementasi keperawatan.

Merupakan perumusan tindakan yang harus dilaksanakan berdasarkan

diagnosis pasien.

Menurut Nursalam (2003) Tindakan Keperawatan dibagi dalam :

1. Assitif, yaitu tindakan yang dilakukan untuk membantu pasien agar

mampu melaksanakan kegiatan sehari-hari.

2. Hygienik, yaitu tindakan yang dilakukan untuk membantu pasien dalam

memelihara kebersihannya.

3. Rehabilitatif, yaitu tindakan untuk menunjang fungsi mandiri dalam hal

mobilitas, penggunaan alat khusus, perlengkapan, fungsi faal, perencanaan

bersama, pembinaan partisipasi pasien, dan perencanaan pendanaan.

4. Suportif, yaitu untuk memberikan motivasi dan dukungan pada pasien.

5. Preventif, yaitu untuk menghindari penyakit, mencegah komplikasi, dan

mencegah penyalahgunaan alat atau obat.

6. Observasif, yaitu dengan mengamati hasil pemeriksaan dan penelitian, dan

memantau respon pasien terhadap penyakit dan pengobatan.

Page 12: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT JAGA MALAM TERHADAP …repository.utu.ac.id/461/1/BAB I_V.pdf · Perawat bertanggung gugat terhadap keberhasilan kinerja mereka dalam posisi apapun (Gaffar,

11

7. Edukatif, yaitu untuk mendidik, membimbing, dan melatih pasien dan

keluarga dalam hal kesehatan.

8. Delegatif, yaitu berdasarkan instruksi dokter atau profesi lain yang

dilimpahkan kepada perawat.

Perawat harus selalu mengingat prinsip dalam melakukan tindakan,

yaitu ; senyum, salam, sapa, sopan santun, sabar, serta syukur. Disamping itu

dalam melaksanakannya harus dengan disiplin, inovatif, rasional, integrated,

mampu dan mandiri, dan ugem (yakin dan percaya).

e. Evaluasi.

Memuat kriteria keberhasilan proses dan keberhasilan dari tindakan

keperawatan.

a. Peran dan fungsi perawat.

1. Peran perawat menurut para sosiolog (Russel, 2001)

:

a). Peran teraupetik; kegiatan yang ditujukan langsung pada pencegahan

dan pengobatan penyakit.

b). Expressive/ mother substitute role; yaitu kegiatan yang bersifat

langsung dalam menciptakan lingkungan dimana pasien merasa aman,

diterima, dilindungi, dirawat dan didukung oleh perawat. Menurut

Johnson dan Martin peran ini bertujuan untuk menghilangkan

ketegangan dalam kelompok pelayanan (dokter, perawat, pasien dan

lain- lain).

Page 13: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT JAGA MALAM TERHADAP …repository.utu.ac.id/461/1/BAB I_V.pdf · Perawat bertanggung gugat terhadap keberhasilan kinerja mereka dalam posisi apapun (Gaffar,

12

2. Menurut Wong (2005):

Hubungan perawat dan klien sama dengan hubungan ibu dan anak, antara

lain

:

a). Hubungan interpersonal disertai dengan kelembutan hati, dan rasa

kasih sayang.

b). Melindungi dari ancaman bahaya.

c). Memberi rasa aman dan nyaman.

d). Memberi dorongan untuk mandiri.

3. Menurut Peny (2005), fungsi perawat ada tiga:

a). Fungsi pokok

Membantu individu, keluarga, dan masyarakat baik sakit maupun

sehat dalam melaksanakan kegiatan yang menunjang kesehatan,

penyembuhan atau menghadapi kematian.

b). Fungsi tambahan

Membantu individu, keluarga dan masyarakat dalam melaksanakan

rencana pengobatan yang ditentukan oleh dokter.

c). Fungsi kolaboratif

Sebagai anggota tim kesehatan, perawat bekerja dalam merencanakan

dan melaksanakan program kesehatan yang mencakup pencegahan

penyakit, peningkatan kesehatan, penyembuhan, dan rehabilitasi.

Page 14: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT JAGA MALAM TERHADAP …repository.utu.ac.id/461/1/BAB I_V.pdf · Perawat bertanggung gugat terhadap keberhasilan kinerja mereka dalam posisi apapun (Gaffar,

13

b. Tugas perawat jaga malam.

Menurut Perry (2005), uraian tugas bagi ketua tim adalah :

1) Membuat perencanaan dan pengorganisasian kerja dalam timnya sehingga

masing-masing anggota tim telah mendapatkan tugas dan tanggung jawab

dalam mengelola pasien.

2) Memimpin konfrensi awal dan akhir yang diikuti anggota tim.

Menurut Nasrul (2004), uraian tugas perawat pelaksana adalah:

1) Sebagai pelindung, pengaruh, dan pembela pasien yang karena kelemahanya

tidak mampu melakukan perawatan kesehatan untuk diri sendiri dalam rangka

upaya mencapai kesehatan secara optimal.

2) Mengikuti serah terima jaga untuk mengetahui perkembangan atau kejadian

sebelumnya.

3) Mengikuti konfrensi awal atau akhir yang diselenggarakan oleh ketua tim.

4) Melaksanakan asuhan keperawatan paripurna kepada sejumlah pasien yang

menjadi tanggung jawabnya dengan berpedoman pada rencana keperawatan

yang telah disusun oleh ketua tim.

5) Bertanggung jawab atas putusan keperawatan selama ketua tim tidak berada

di tempat.

6) Berkontribusi dalam perawatan total dengan cara :

(a). Melakukan observasi pasien terus menerus.

(b). Mengikuti ronde keperawatan.

(c). Berinteraksi dengan pasien dan keluarganya.

Page 15: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT JAGA MALAM TERHADAP …repository.utu.ac.id/461/1/BAB I_V.pdf · Perawat bertanggung gugat terhadap keberhasilan kinerja mereka dalam posisi apapun (Gaffar,

14

7) Berkonsultasi dengan ketua tim bila ada masalah keperawatan yang diluar

batas wewenang dan kemampuannya.

8) Menuliskan semua tindakan keperawatan yang dilakukan pada lembar

dokumentasi yang tersedia.

9) Berupaya meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan di bidang keperawatan.

10) Ikut mengawasi ketertiban dan melaksanakan 5 R di ruang rawat yang

menjadi tanggung jawabnya.

c. Kompetensi perawat

Kompetensi perawat berdasarkan Russel (2001) adalah :

1. Mengumpulkan data, menganalisis dan menginterpretasikan data dalam

rangka mengidentifikasi kebutuhan keperawatan pasien termasuk sumber-

sumber yang tersedia dan potensial.

2. Mengembangkan rencana tindakan keperawatan untuk individu, keluarga,

kelompok dan masyarakat berdasarkan diagnosis keperawatan dan kebutuhan.

3. Menggunakan dan menerapkan konsep serta prinsip ilmu perilaku, ilmu sosial

budaya, dan ilmu biomedik dasar dalam melaksanakan asuhan keperawatan

kepada individu, keluarga, dan masyarakat. Menerapkan keterampilan

keperawatan untuk memenuhi kebutuhan manusiawi pasien. Merawat pasien

dengan gangguan berbagai fungsi tubuh. Merawat pasien dengan masalah

mental yang berhubungan dengan penyesuaian dan adaptasi psikososial.

Merawat pasien yang memerlukan pelayanan kebidanan dan penyakit

kandungan. Merawat anak dengan berbagai masalah kesehatan. Memberi

pelayanan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat

Page 16: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT JAGA MALAM TERHADAP …repository.utu.ac.id/461/1/BAB I_V.pdf · Perawat bertanggung gugat terhadap keberhasilan kinerja mereka dalam posisi apapun (Gaffar,

15

dengan menggunakan sumber yang ada secara optimal. Berperan serta dalam

merumuskan kebijakan, merencanakan program, melaksanakan pelayanan

kesehatan. Merawat pasien usia lanjut. Merawat pasien dengan keadaan atau

penyakit terminal. Melaksanakan kegiatan keperawatan sesuai kewenangan

dan tanggung jawabnya, serta etika rofesi.

4. Menentukan kriteria dapat diukur dalam menilai rencana keperawatan.

Menilai tingkat pencapaian tujuan berdasarkan kriteria. Mengidentifikasi

perubahan-perubahan yang perlu diadakan dalam rencana keperawatan.

5. Mengevaluasi data tentang masalah pasien. Mencatat data proses keperawatan

secara sistematis. Menggunakan catatan pasien dalam memantau kualitas

asuhan keperawatan.

6. Mengidentifikasi masalah penelitian dalam bidang keperawatan. Membuat

usulan rencana penelitian keperawatan. Menerapkan hasil penelitian dengan

tepat dalam keperawatan.

7. Mengidentifikasi kebutuhan pendidikan kesehatan bagi individu, keluarga,

kelompok, dan masyarakat. Membuat rancangan penyuluhan kesehatan

dengan menggunakan pendekatan yang sistematik. Melaksanakan penyuluhan

kesehatan dengan metode tepat guna. Mengevaluasi hasil penyuluhan

kesehatan berdasarkan hasil yang diharapkan.

8. Berperan serta dalam pelayanan keehatan individu, keluarga, kelompok, dan

masyarakat sebagai bagian dari tim kesehatan. Menciptakan komunikasi yang

efektif, baik dalam tim keperawatan, maupun dengan anggota tmi kesehatan

Page 17: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT JAGA MALAM TERHADAP …repository.utu.ac.id/461/1/BAB I_V.pdf · Perawat bertanggung gugat terhadap keberhasilan kinerja mereka dalam posisi apapun (Gaffar,

16

lain. Menyesuaikan diri dengan keadaan konflik peran dan kesulitan

lingkungan, agar pelayanan kesehatan yang diberikan dapat efektif.

9. Menciptakan komunikasi yang efektif dengan rekan sekerja dan petugas

lainnya. Mempelopori perubahan dilingkungannya secara efektif berhubungan

dengan perannya sebagai pembaharu.

10. Mengembangkan dan mengevaluasi kurikulum. Menyusun rencana fasilitas

pendidikan. Menyusun kebijaksanaan institusi pendidikan. Menyusun uraian

kerja karyawan. Menetapkan fasilitas proses belajar-mengajar. Menyusun

rencana dan jadwal rotasi. Melaksanakan dokumentasi pendidikan.

Memprakarsai program pengembangan staf. Kepemimpinan.

11.Mengkaji status individu, keluarga, dan masyarakat. Mengidentifikasi

kelompok resiko fungsi. Menghubungkan keperawatan dengan kegiatan

pelayanan kesehatan. Menyusun rencana kperawatan secara menyeluruh.

Meningkatkan jangkauan pelayanan keperawatan. Mengatur penggunaan

sumber - sumber. Melaksanakan asuhan keperawatan. Membina kerja sama

dengan individu, keluarga, masyarakat dan mengidentifikasi pelayanan

kantor. Bekerja sama dalam melatih dan mengelola kerja sama.

d. Evaluasi kinerja.

Evaluasi kinerja perawat dilakukan dengan menilai hal yang berkaitan d engan

pekerjaan perawat, yaitu kualitas pekerjaan yang diselesaikan, kuantitas

pekerjaan, tanggung jawab dalam melaksanakan pekerjaan, inisiatif, ketepatan

dalam bekerja, kecepatan dalam bekerja, tingkat kemandirian, perilaku selama

bekerja, pemanfaatan waktu, hubungan dengan staf lain, keterampilan dalam

Page 18: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT JAGA MALAM TERHADAP …repository.utu.ac.id/461/1/BAB I_V.pdf · Perawat bertanggung gugat terhadap keberhasilan kinerja mereka dalam posisi apapun (Gaffar,

17

bekerja, pengetahuan yang dimiliki, dan keabsahan pekerjaan yang dilakukan,

serta potensi kerja yang dapat dikembangkan (Suprayitno, 2006).

Penilaian evaluasi kinerja dapat dilakukan oleh berbagai unsur, yaitu atasan

langsung, perawat sendiri, perawat lain, konsultan penilaian kinerja, dan dapat

juga oleh pasien atau keluarga pasien.

2.2. Kepuasan

2.2.1. Pengertian Kepuasan

Kepuasan dalam kamus besar Bahasa Indonesia adalah perihal atau perasaan

puas, kesenangan, kelegaan. Kepuasan juga berarti tingkat perasaan seseorang setelah

membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dibandingkan dengan harapannya

(Soeroso, 2003).

Kepuasan manusia merupakan sesuatu yang subyektif dan dinamis. Bagi

manusia kepuasan itu bersifat sementara, jika suatu kebutuhan telah terpuaskan maka

kebutuhan lain akan muncul menuntut kepuasan (Kartika dkk, 2004).

2.2.2. Pengukuran Kepuasan

Menurut Boys (2004) Indikator mutu yang berkaitan dengan tingkat kepuasan

pasien dapat diukur dengan

:

a. Jumlah keluhan dari pasien atau keluarganya.

b. Surat pembaca di koran.

c. Surat kaleng.

d. Surat masuk di kotak saran.

e. Survey kepada pasien, dan sebagainya.

Page 19: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT JAGA MALAM TERHADAP …repository.utu.ac.id/461/1/BAB I_V.pdf · Perawat bertanggung gugat terhadap keberhasilan kinerja mereka dalam posisi apapun (Gaffar,

18

2.2.3. Faktor –faktor yang berpengaruh pada kepuasan :

Kepuasan pengguna jasa pelayanan jasa menurut metode ServiQual yang

dikembangkan Boy sebarguna adalah:

a. Reliability atau kehandalan.

Kemampuan petugas untuk memberikan jasa sesuai dengan yang dijanjikan,

terpercaya , akurat, dan konsisten.

b. Responsiveness atau daya tanggap.

Kemauan dari petugas untuk membantu pelanggan dan memberikan jasa

dengan cepat dan bermakna serta kesediaan mendengar dan mengatasi

keluhan yang diajukan konsumen.

c. Assurance atau kepastian

Kemampuan petugas untuk menimbulkan keyakinan dan kepercayaan yang

ditujukan kepada pelanggan akan meningkatkan rasa percaya diri dan

kenyamanan.

d. Emphaty atau empati.

Kesediaan petugas untuk lebih peduli memberikan perhatian secara pribadi

kepada pelanggan . Jika ada keluhan dari pelanggan harus dicari solusi untuk

mencapai persetujuan yang harmonis dengan menunjukan rasa peduli yang

tulus.

e. Tangibility atau perwujudan.

Penampilan dan kerapian yang ditujukan oleh petugas dalam melayani

pelanggan akan memberikan tingkat kepercayaan pelanggan yang tinggi. Hal

serupa juga berlaku pada kebersihan dan kenyamanan ruangan.

Page 20: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT JAGA MALAM TERHADAP …repository.utu.ac.id/461/1/BAB I_V.pdf · Perawat bertanggung gugat terhadap keberhasilan kinerja mereka dalam posisi apapun (Gaffar,

19

Pendapat lain mengenai beberapa aspek mengenai kepuasan pasien yaitu (Kariyoso,

2004)

:

a. Kenyamanan.

Terkait dengan kenyamanan adalah lokasi, kebersihan dan kenyamanan

ruangan, makanan, dan peralatan ruangan.

b. Hubungan pasien dengan petugas rumah sakit.

Terkait dengan hubungan petugas yaitu tentang keramahan, informasi,

komunikatif, responatif, suportif, dan cekatan.

c. Kompetensi teknis petugas.

Hal-hal terkait dengan kompetensi yaitu keberanian bertindak, pengalaman,

gelar, dan terkenal.

d. Biaya.

Terkait dengan biaya yaitu mahalnya pelayanan, sebandingnya, terjangkau

tidaknya, dan ada tidaknya keringanan.

Menurut Boys (2004), Penilaian kepuasan oleh pasien dilandasi oleh

:

a. Pengalaman masa lalu.

Riwayat berhubungan dengan penggunaan jasa pelayanan yang sama maupun

membandingkan dengan jasa pelayanan di tempat lain pada masa lalu.

b. Pendidikan.

Proses pematangan pemikiran yang dipengaruhi oleh dasar keilmuan yang

dimiliki pemakai jasa.

c. Situasi psikis waktu itu.

Page 21: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT JAGA MALAM TERHADAP …repository.utu.ac.id/461/1/BAB I_V.pdf · Perawat bertanggung gugat terhadap keberhasilan kinerja mereka dalam posisi apapun (Gaffar,

20

Kemampuan pemakai jasa menggunakan pemikiran yang rasional dan harapan

yang diinginkan.

d. Pengaruh lingkungan waktu itu.

Faktor yang berpengaruh besar oleh sesorang dalam mengambil suatu sikap.

2.3. Hubungan Kinerja Perawat Dengan Kepuasan Klien

Kinerja merupakan alat manajemen kunci untuk mengevaluasi produktivitas

pekerja yang mengarahkan pada perbaikan kontinu terhadap kualitas mutu pelayanan

(Russell, 2001). Kepuasan klien penting diketahui karena bagian dari mutu pelayanan,

sebab upaya pelayanan haruslah dapat memberikan kepuasan, tidak semata-mata

kesembuhan belaka. Rangkaian kerja perawatan dapat diungkapkan dengan teori

sistem. Suatu sistem dapat didefinisikan sebagai suatu perangkat elemen atau bagian

dalam interaksi untuk mencapai sasaran. Perawat bekerja di dalam, diantara, dan pada

pelbagai sistem dari semua tipe. Perawatan pasien dilaksanakan untuk menjadi

subsistem utama dari divisi keperawatan. Perbaikan hasil pasien adalah sasaran

keperawatan utama, dengan individu yang sakit sebagai masukan sistem, perbaikan

atau pasien sehat sebagai keluaran, dan proses keperawatan sebagai proses dalam

sistem, atau transformasi.

Menurut Muninjaya (2004), Teori sistem terdiri dari

:

1. Struktur.

Struktur adalah semua masukan untuk system pelayanan sebuah rumah sakit

yang meliputi tenaga, peralatan, dana, dan sebagainya. Terdapat asumsi bahwa jika

struktur sistem tertata dengan baik, akan menjamin mutu asuhannya. Baik tidaknya

Page 22: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT JAGA MALAM TERHADAP …repository.utu.ac.id/461/1/BAB I_V.pdf · Perawat bertanggung gugat terhadap keberhasilan kinerja mereka dalam posisi apapun (Gaffar,

21

struktur rumah sakit diukur dari tingkat kewajaran, kuantitas, biaya (efisiensi), mutu

dari komponen masing-masing struktur. Masukan bagi kinerja perawat dapat

ditunjukan sebagai entri perilaku staff, tingkat pendidikan, dan pengalaman

sebelumnya.

2. Proses.

Proses adalah semua kegiatan petugas yang mengadakan interaksi secara

professional dengan pasiennya. Terdapat asumsi bahwa semakin patuh tenaga profesi

menjalankan standard of conduct yang telah diterima dan diakui oleh masing-masing

ikatan profesi akan semakin tinggi pula mutu asuhan terhadap pasien. Baik tidaknya

pelaksanaan proses dapat diukur dari relevan tidaknya proses itu bagi pasien,

efektivitas proses, dan kualitas interaksi asuhan terhadap pasien. Proses dalam kinerja

keperawatan dapat ditunjukan sebagai orientasi, kebijakan, prosedur, dan pengarahan

manajerial.

3. Outcome.

Outcome adalah hasil akhir kegiatan petugas terhadap klien. Keluaran dalam

kinerja keperawatan dapat diunjukan sebagai perilaku staf akhir dan kualitas

perawatan klien yang mengarah pada kepuasan.

Dalam Theory of Goal Attainment, terdapat tiga sistem yang saling berinteraksi,

yakni sistem personal, interpersonal, dan sosial.

Sistem personal adalah sistem yang terkandung pada diri individu yang

mencakup pendapat individu, persepsi diri, gambaran diri, pertumbuhan,

perkembangan, interaksi personal, waktu, dan tempat. Aspek individu di sini meliputi

perasaan , rasionalitas, aksi, orientasi waktu, tanggung jawab, dan lain- lain. Sistem

Page 23: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT JAGA MALAM TERHADAP …repository.utu.ac.id/461/1/BAB I_V.pdf · Perawat bertanggung gugat terhadap keberhasilan kinerja mereka dalam posisi apapun (Gaffar,

22

interpersonal adalah proses interaksi yang melibatkan dua individu atau lebih. Sistem

sosial merupakan suatu sistem yang memberi pengaruh dinamis terhadap perubahan

sosial, masyarakat dan lingkungan.

Hubungan antar konsep sistem tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Jika persepsi kuat akan terjadi interaksi yang positif dan harmonis.

2. Jika transaksi antar perawat-klien terjadi dengan harmonis maka tujuan akan

tercapai.

3. Jika tujuan tercapai maka efisiensi dan efektifitas keperawatan tercapai dan

kepuasan kedua belah pihak akan terpenuhi.

4. Jika interaksi dan transaksi baik maka pertumbuhan perkembangan menjadi

baik.

5. Bila peran dapat dipahami oleh perawat dan klien maka transaksi akan terjadi.

6. Jika konflik peran dialami dalam interaksi akan terjadi stress.

7. Jika perawat memiliki pengetahuan dan keterampilan komunikasi yang tepat

maka tujuan yang diharapkan akan tercapai.

Menurut Sutopo (2003), Kaitan pelayanan dengan kepuasan klien dapat dijelaskan

dengan:

1. Kalau kinerjanya dibawah harapan, klien akan merasa kecewa.

2. Kalau kinerjanya sesuai dengan harapan maka klien akan merasa puas.

3. Kalau kinerjanya melebihi harapan maka klien akan sangat puas.

Page 24: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT JAGA MALAM TERHADAP …repository.utu.ac.id/461/1/BAB I_V.pdf · Perawat bertanggung gugat terhadap keberhasilan kinerja mereka dalam posisi apapun (Gaffar,

23

2.4. Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Sumber : Nursalam (2003), Handoko (2003)

TINDAKAN

KEPERAWATAN

a. Assitif

b. Hygienik c. Suportif

d. Observatif e. Edukatif

INPUT

1. Manusia 2. Dana

3. Sarana

PROSES

Tindakan Medis

Dan Non Medis

LINGKUNGAN

1. Kebijakan 2. Organisasi

3. Manajemen

HASIL PELAYANAN

Kepuasan Keluarga

Pasien

1. Umur 2. Jenis Kelamin 3. Pendidikan

4. Sosial ekonomi

5. Lama Rawai Inap

MUTU PELAYANAN

KEPERAWATAN

Puas Tidak Puas

Page 25: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT JAGA MALAM TERHADAP …repository.utu.ac.id/461/1/BAB I_V.pdf · Perawat bertanggung gugat terhadap keberhasilan kinerja mereka dalam posisi apapun (Gaffar,

24

2.5. Kerangka Konsep

Gambar 2.2. Kerangka Konsep

2.6. HIPOTESIS

Berdasarkan kerangka konsep diatas, maka hipotesis pada penelitian ini adalah :

Ha: Ada hubungan antara assitif, hygienik, suportif, observatif dan edukatif

terhadap tingkat kepuasan keluarga pasien.

Variabel Independen

Assitif

Hygienik

Suportif

Observatif

Kepuasan Keluarga Pasien

Variabel Dependen

Edukatif

Page 26: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT JAGA MALAM TERHADAP …repository.utu.ac.id/461/1/BAB I_V.pdf · Perawat bertanggung gugat terhadap keberhasilan kinerja mereka dalam posisi apapun (Gaffar,

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah Kuantitatifyang bersifat Analitik

dengan rancangan cross sectional,yaitu untuk melihat hubungan antara variabel

independen dengan dependen secara bersamaan (Notoatmodjo, 2003).

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Ruang Rawat Inap Bedah RSUD Nagan Rayapada

tanggal 21 maret s/d 04Apriltahun 2014.

3.3. Populasi dan sampel

3.3.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari objek penelitian. Populasi dalam penelitian

ini adalah keluarga pasien yang berobat pada RSUD Nagan Raya.Rata-rata jumlah

pasien yang berobat dalam 1 bulan adalah 120 pasien. Dengan asumsi jumlah

keluarga pasien yang mendampingi pasien adalah 2 orang, maka populasi adalah rata-

rata pasien pada ruang rawat inap bedah di kali 2 yaitu 240 orang.

25

Page 27: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT JAGA MALAM TERHADAP …repository.utu.ac.id/461/1/BAB I_V.pdf · Perawat bertanggung gugat terhadap keberhasilan kinerja mereka dalam posisi apapun (Gaffar,

26

3.1.2. Sampel

Penentuan besar sampel dalam penelitian ini didasarkan pada rumus

Slovin sebagai berikut:

RUMUS SLOVIN n = ___N__

1 + N (d ) ²

Berdasarkan rumus Slovin diatas maka jumlah sampel yang diambil adalah sebagai

berikut:

240

_____________

1+ 240. (0,1) ²

240

_____________

1+ 240 (0,01)

Jumlah sampel 70.

Tgl/Bln/Thn Sampel Tgl/Bln/Thn Sampel

21/03/2014 5 28/03/2014 5

22/03/2014 5 29/03/2014 4

23/03/2014 6 30/03/2014 4

24/03/2014 6 31/03/2014 6

25/03/2014 5 01/04/2014 6

26/03/2014 5 02/04/2014 4

27/03/2014 4 03/04/2014 6

n = Jumlah Sampel

N = Jumlah populasi

d² = Presisi ( diambil 10% = 0,1 )

n = = 70,5 n =

Page 28: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT JAGA MALAM TERHADAP …repository.utu.ac.id/461/1/BAB I_V.pdf · Perawat bertanggung gugat terhadap keberhasilan kinerja mereka dalam posisi apapun (Gaffar,

27

3.4. Metode Pengumpulan Data

a. Data primerdi peroleh langsung dari keluarga pasien yang mendampingi

pasien di RSUD Nagan Raya melalui kuesioner.

b. Data sekunder diperoleh melalui laporan harian dan bulanan pada bagian

rekam medik RSUD Nagan Raya.

3.5. Definisi operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Independen

NO Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil

Ukur

Skala

Ukur

1 Assitif Tindakan yang

dilakukan

untuk

membantu

pasien dalam

melaksanakan

kegiatan

sehari-hari

Wawancara Kuesioner 1. Baik 2. Kurang

Ordinal

2 Hygienic Tindakan

membantu

pasien dalam

memelihara

kebersihannya

Wawancara Kuesioner 1. Baik 2. Kurang

Ordinal

3 Suportif Memberikan

motivasi dan

dorongan pada

pasien.

Wawancara Kuesioner 1. Baik 2. Kurang

Ordinal

Page 29: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT JAGA MALAM TERHADAP …repository.utu.ac.id/461/1/BAB I_V.pdf · Perawat bertanggung gugat terhadap keberhasilan kinerja mereka dalam posisi apapun (Gaffar,

28

4 Observa

tif

Mengamati

hasil

pemeriksaan

dan penelitian.

Wawancara Kuesioner 1. Baik 2. Kurang

Ordinal

5 Edukatif Mendidik,

membimbing serta melatih pasien dan

keluarga dalam hal kesehatan.

Wawancara Kuesioner 1. Baik

2. Kurang

Ordinal

Variabel Dependen

6 Kepuasan

Keluarga

Pasien

Tingkat perasaan

keluarga pasien selama

berada di ruang rawat ataupun

setelah mendapatkan

perawatan pada anggota keluarganya.

Wawancara Kuesioner 1. Puas 2. Tidak

Puas

Ordinal

3.6.Aspek Pengukuran

Pada penelitian ini digunakan kuesioner yang meliputi pertanyaan tertulis

yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam laporan tentang

pribadinya atau hal-hal yang diketahui. Alat yang digunakan adalah lembar

kuesioner. Penilaian dengan menggunakan Rata-rata. Dari pengolahan data dengan

kuesioner diperoleh data sebagai berikut:

Page 30: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT JAGA MALAM TERHADAP …repository.utu.ac.id/461/1/BAB I_V.pdf · Perawat bertanggung gugat terhadap keberhasilan kinerja mereka dalam posisi apapun (Gaffar,

29

1. Assitif

1. Baik = Apabila perawat membantu pasien dalam melakukan

kegiatannya sehari-hari.

2. Kurang = Apabila perawat tidak membantu pasien dalam melakukan

kegiatannya sehari-hari.

(sumber : Guttman, 2005)

2. Hygienik

1. Baik =Apabila perawat membantu pasien dalam memelihara

kebersihannya.

2. Kurang =Apabila perawat tidak membantu pasien dalam memelihara

kebersihannya

(sumber : Guttman, 2005)

3. Suportif

1. Baik = Apabila perawat memberikan motivasi dan dorongan pada

pasien.

2. Kurang= Apabila perawat memberikan motivasi dan dorongan pada

pasien

(sumber : Guttman, 2005)

Page 31: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT JAGA MALAM TERHADAP …repository.utu.ac.id/461/1/BAB I_V.pdf · Perawat bertanggung gugat terhadap keberhasilan kinerja mereka dalam posisi apapun (Gaffar,

30

4. Observatif

1. Baik= Apabila perawat mengamati hasil pemeriksaan dan penelitian

serta memantau respon pasien terhadap penyakit dan pengobatan.

2. Kurang= Apabila perawat tidak mengamati hasil pemeriksaan dan

penelitian serta tidak memantau respon pasien terhadap penyakit dan

pengobatan.

(sumber : Guttman, 2005)

5. Edukatif

1. Baik = Apabila perawat mendidik, membimbing serta melatih

pasien dan keluarga dalam hal kesehatan.

2. Kurang = Apabila perawat tidak mendidik, membimbing serta melatih

pasien dan keluarga dalam hal kesehatan.

(sumber : Guttman, 2005)

6. Kepuasan Keluarga Pasien

Untuk keperluan analisis skala dikategorikan menjadi :

1. Puas = Apabila di kuesioner responden menjawab puas

2. Tidak puas= Apabila di kuesioner responden menjawab tidak puas

(Sumber: Skala Guttman, 2005)

Page 32: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT JAGA MALAM TERHADAP …repository.utu.ac.id/461/1/BAB I_V.pdf · Perawat bertanggung gugat terhadap keberhasilan kinerja mereka dalam posisi apapun (Gaffar,

31

3.7. Pengolahan data dan Analisa data

3.7.1. Pengolahan data

Pengolahan data penelitian dilaksanakan dengan cara manual dengan langkah –

langkah sebagai berikut:

1. Tahap editing dilakukan dengan tujuan agar data yang diperoleh merupakan

informasi yang benar pada tahap ini dilakukan dengan memperhatikan

kelengkapan jawaban dan jelas tidaknya jawaban

2. Pengkodean dimaksudkan untuk menyingkat data yang di peroleh agar

memudahkan dalam pengolahan dan menganalisis data dengan memberikan

kode dalam bentuk angka. Angka 1 (satu) seandainya jawaban “benar”, dan

angka 0 (nol) seandainya “salah”.

3. Pembuatan/pemindahan hasil koding kuesioner ke daftar koding(master

tabel).

3.7.2. Analisa data

Analisa data ditunjukan untuk mengetahui hubungan variabel independen

dengan variabel dependen dengan menggunakan uji chi square test.

Hasil uji stastistik dikatakan bermakna jika nilai t hitung < t tabel maka Ho

ditolak dan Ha diterima.

Page 33: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT JAGA MALAM TERHADAP …repository.utu.ac.id/461/1/BAB I_V.pdf · Perawat bertanggung gugat terhadap keberhasilan kinerja mereka dalam posisi apapun (Gaffar,

32

3.8. Penyajian Data

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

perhitungan statistic sederhana yaitu persentase atau proporsi. (Eko Budiarto, 2001).

Analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis dengan menentukan hubungan

variabel independen dengan variabel dependen melalui uji chi square. Pengolahan

data akan dilakukan dengan bantuan komputerisasi.

Adapun hipotesisnya adalah:

1. HO diterima = jika x² hitung <x² table, artinya tidak ada hubungan antara

variabel independent dengan variabel dependen.

2. HO ditolak = jika x² hitung >x² tabel, artinya ada hubungan antara

variabel independen dengan variabel dependen.

3. Confidence level (CL) = 95% dengan ά = 0,05

4. Derajat kebebasan (DK) = (b-1) (k-1)

Page 34: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT JAGA MALAM TERHADAP …repository.utu.ac.id/461/1/BAB I_V.pdf · Perawat bertanggung gugat terhadap keberhasilan kinerja mereka dalam posisi apapun (Gaffar,

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Rumah Sakit Umum Daerah Nagan Raya merupakan rumah sakit pemerintah

dengan tipe C. Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Nagan Raya merupakan

Lembaga Teknis Daerah yang memberikan Pelayanan Kesehatan kepada masyarakat

dan sebagai Pusat Rujukan; dan Rumah Sakit Umum Daerah Nagan Raya dipimpin

seorang Direktur bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekda, yang dibentuk

berdasarkan Qanun Nomor 1 Tahun 2009 tentang pembentukan Rumah sakit umum

daerah Kabupaten Nagan Raya.

Sampai dengan Bulan Juni tahun 2014 jumlah staf sebanyak 465 orang yang terdiri

dari PNS, staf kontrak dan honorer. Jumlah tempat tidur sebanyak 134 buah.

Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang tersedia di Rumah Sakit Umum Daerah Nagan

Raya pada saat ini adalah:

a. Pelayanan Unit Gawat Darurat / UGD 24 Jam

b. Pelayanan Rawat Jalan / Poliklinik

1) Poliklinik Dokter Umum

2) Poliklinik Dokter Spesialis:

Spesialis Anak, Spesialis Kandungan, Spesialis Penyakit Dalam, Spesialis

Bedah dan Spesialis THT.

3) Pelayanan Rawat Inap

33

Page 35: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT JAGA MALAM TERHADAP …repository.utu.ac.id/461/1/BAB I_V.pdf · Perawat bertanggung gugat terhadap keberhasilan kinerja mereka dalam posisi apapun (Gaffar,

34

Dengan 134 tempat tidur terdiri dari: Ruang VIP, Ruang Perawatan Kelas I,

Kelas II, Kelas III, Ruang Isolasi Perawatan Bayi (perinatologi), Ruang

bersalin/Kebidanan dan Ruang ICU.

4) Kamar Bedah / Operasi

5) Ruang ICU (Intensive Care Unit)

6) Farmasi

7) Laboratorium

8) Elektromedik

Seperti Rontgen, USG, dan EKG.

4.2 Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dari tanggal 21 Maret s/d 04 April

tahun 2014 di RSUD Nagan Raya terhadap 70 orang Responden didapatkan hasil

sebagai berikut.

4.2.1 Analisis Univariat

Analisis univariat digunakan untuk menggambarkan data responden dan

variabel penelitian secara tunggal. Variabel penelitian terdiri dari assitif, hygienik,

suportif, observatif dan edukatif dan kepuasan keluarga pasien di ruang bedah Rumah

Sakit Umum Daerah Nagan Raya.

Page 36: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT JAGA MALAM TERHADAP …repository.utu.ac.id/461/1/BAB I_V.pdf · Perawat bertanggung gugat terhadap keberhasilan kinerja mereka dalam posisi apapun (Gaffar,

35

4.2.1.1 Variabel Penelitian

Tabel 4.1 Distribusi responden berdasarkan Assitif di Rumah Sakit Umum

Daerah Nagan Raya Tahun 2014.

No Assitif Frekuensi %

1 Baik 27 38,6

2 Kurang 43 61,4

Jumlah 70 100

Sumber : Data Primer Diolah 2013

Berdasarkan Tabel 4.1 diatas terlihat bahwa kebanyakan dari responden

mengatakan perawat dengan assitifnya kurang sebanyak 43 orang (61,4%),

selebihnya berkategori baik sebanyak 27 orang (38,6%).

Tabel 4.2 Distribusi responden berdasarkan Hygienik di Rumah Sakit

Umum Daerah Nagan Raya Tahun 2014.

No Hygienik Frekuensi %

1 Baik 37 52,9

2 Kurang 33 47,1

Jumlah 70 100

Sumber : Data Primer Diolah 2013

Berdasarkan Tabel 4.2 diatas terlihat bahwa kebanyakan dari responden

menyatakan Hygienik perawat baik, yaitu sebanyak 37 orang (52,9%), selebihnya

berkategori kurang sebanyak 33 orang (47,1%).

Page 37: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT JAGA MALAM TERHADAP …repository.utu.ac.id/461/1/BAB I_V.pdf · Perawat bertanggung gugat terhadap keberhasilan kinerja mereka dalam posisi apapun (Gaffar,

36

Tabel 4.3. Distribusi responden berdasarkan Suportif di Rumah Sakit

Umum Daerah Nagan Raya Tahun 2014.

No Suportif Frekuensi %

1 Baik 33 47,1

2 Kurang 37 52,9

Jumlah 70 100

Sumber : Data Primer Diolah 2013

Berdasarkan Tabel 4.3 diatas terlihat bahwa kebanyakan dari responden

menyatakan Suportif oleh perawat masih kurang, yaitu sebanyak 37 orang (52,9%),

selebihnya berkategori baik sebanyak 33 orang (47,1%).

Tabel 4.4. Distribusi responden berdasarkan Observatif di Rumah Sakit

Umum Daerah Nagan Raya Tahun 2014.

No Observatif Frekuensi %

1 Baik 34 48,6

2 Kurang 36 51,4

Jumlah 70 100

Sumber : Data Primer Diolah 2013

Berdasarkan Tabel 4.4 diatas terlihat bahwa kebanyakan dari responden

menyatakan Observatif dari perawat masih kurang, yaitu sebanyak 36 orang (51,4%),

selebihnya berkategori baik sebanyak 34 orang (48,6%).

Page 38: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT JAGA MALAM TERHADAP …repository.utu.ac.id/461/1/BAB I_V.pdf · Perawat bertanggung gugat terhadap keberhasilan kinerja mereka dalam posisi apapun (Gaffar,

37

Tabel 4.5. Distribusi responden berdasarkan Edukatif di Rumah Sakit

Umum Daerah Nagan Raya Tahun 2014.

No Edukatif Frekuensi %

1 Baik 46 65,7

2 Kurang 24 34,3

Jumlah 70 100

Sumber : Data Primer Diolah 2013

Berdasarkan Tabel 4.5 diatas terlihat bahwa kebanyakan dari responden

menyatakan Edukatif dari perawat baik, yaitu sebanyak 46 orang (65,7%), selebihnya

berkategori kurang sebanyak 24 orang (34,3%).

Tabel 4.6. Distribusi responden berdasarkan Kepuasan keluarga pasien di

Rumah Sakit Umum Daerah Nagan Raya Tahun 2014.

No Kepuasan keluarga pasien Frekuensi %

1 Puas 40 57,1

2 Tidak puas 30 42,9

Jumlah 70 100

Sumber : Data Primer Diolah 2013

Berdasarkan Tabel 4.6 diatas terlihat bahwa kebanyakan dari responden

menyatakan puas, yaitu sebanyak 40 orang (57,1%), selebihnya menyatakan tidak

puas sebanyak 30 orang (42,9%).

Page 39: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT JAGA MALAM TERHADAP …repository.utu.ac.id/461/1/BAB I_V.pdf · Perawat bertanggung gugat terhadap keberhasilan kinerja mereka dalam posisi apapun (Gaffar,

38

4.2.2 Analisis Bivariat

Analisis Bivariat menggunakan uji Chi Square χ² terhadap significansi 0,05

yaitu melihat variabel assitif, hygienik, suportif, observatif dan edukatif terhadap

kepuasan keluarga pasien di ruang bedah Rumah Sakit Umum Daerah Nagan Raya.

1. Assitif

Tabel 4.7 Hubungan antara Assitif perawat dengan kepuasan keluarga

pasien di ruang rawat bedah RSUD Nagan Raya tahun 2014

Assitif

Kepuasan Keluarga Pasien Total

Ya Tidak

n % n % F % P OR

Baik 10 33,3 17 42,5 27 38,6

0,595

1,478 Kurang 20 66,7 23 57,5 43 61,4

Jumlah 30 100 40 100 70 100

Sumber : Data Primer Diolah 2013

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa dari 70 responden yang di wawancarai, 23

orang (57,5%) menyatakan assitif perawat kurang dan tidak puas dan 20 orang

(66,7%) puas.

Dari hasil perhitungan Chi Square pada derajat kemaknaan 95 % (ά=0,05)

diketahui bahwa nilai p value adalah 0,595 > α. Oleh karena itu Ho gagal di tolak

sehingga tidak ada hubungan antara assitif dengan kepuasan keluarga pasien. Dengan

nilai OR 1,478 dapat di artikan bahwa perawat yang assitifnya baik mempunyai

kemungkinan 1 kali lebih besar untuk memberikan kepuasan bagi pasien dan

keluarganya di bandingkan perawat yang assitifnya kurang.

Page 40: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT JAGA MALAM TERHADAP …repository.utu.ac.id/461/1/BAB I_V.pdf · Perawat bertanggung gugat terhadap keberhasilan kinerja mereka dalam posisi apapun (Gaffar,

39

2. Hygienik

Tabel 4.8 Hubungan antara Hygienik perawat dengan kepuasan keluarga

pasien di ruang rawat bedah RSUD Nagan Raya tahun 2014

Hygienik

Kepuasan Keluarga Pasien Total

Ya Tidak

n % n % F % P OR

Baik 17 56,7 20 50 37 52,9

0,756

0,765 Kurang 13 43,3 20 50 33 47,1

Jumlah 30 100 40 100 70 100

Sumber : Data Primer Diolah 2013

Tabel 4.8 menunjukkan bahwa dari 70 responden yang di wawancarai, 20

orang (50%) menyatakan hygienik perawat kurang dan tidak puas serta 20 orang

menyatakan hygienik perawatnya baik serta puas (50%).

Dari hasil perhitungan Chi Square pada derajat kemaknaan 95 % (ά=0,05)

diketahui bahwa nilai p value adalah 0,580 > α. Oleh karena itu Ho gagal di tolak

sehingga tidak ada hubungan antara hygienik dengan kepuasan keluarga pasien.

3. Suportif

Tabel 4.9 Hubungan antara Suportif perawat dengan kepuasan keluarga

pasien di ruang rawat bedah RSUD Nagan Raya tahun 2014

Suportif

Kepuasan Keluarga Pasien Total

Ya Tidak

n % n % F % P OR

Baik 11 36,7 22 55 33 47,1

0,201

2,111 Kurang 19 63,3 18 45 37 52,9

Jumlah 30 100 40 100 70 100

Page 41: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT JAGA MALAM TERHADAP …repository.utu.ac.id/461/1/BAB I_V.pdf · Perawat bertanggung gugat terhadap keberhasilan kinerja mereka dalam posisi apapun (Gaffar,

40

Tabel 4.9 menunjukkan bahwa dari 70 responden yang di wawancarai, 22

orang (55%) menyatakan suportif perawat baik dan puas serta 19 orang (63,3%)

menyatakan suportif perawatnya kurang tapi puas dengan pelayanan yang diberikan.

Dari hasil perhitungan Chi Square pada derajat kemaknaan 95 % (ά=0,05)

diketahui bahwa nilai p value adalah 0,201 > α. Oleh karena itu Ho gagal di tolak

sehingga tidak ada hubungan antara suportif dengan kepuasan keluarga pasien.

Dengan nilai OR 2,111 dapat di artikan bahwa perawat yang suportifnya baik

mempunyai kemungkinan 2 kali lebih besar untuk membuat pasien dan keluarganya

puas di bandingkan perawat yang suportifnya kurang.

4. Observatif

Tabel 4.10 Hubungan antara Observatif perawat dengan kepuasan keluarga

pasien di ruang rawat bedah RSUD Nagan Raya tahun 2014

Observatif

Kepuasan Keluarga Pasien Total

Ya Tidak

n % n % F % P OR

Baik 18 60 16 40 34 48,6

0,157

0,444 Kurang 12 40 24 60 36 51,4

Jumlah 30 100 40 100 70 100

Sumber : Data Primer Diolah 2013

Tabel 4.10 menunjukkan bahwa dari 70 responden yang di wawancarai, 24

orang (60%) menyatakan observatif perawat kurang dan tidak puas serta 18 orang

(60%) observatifnya baik dan puas dengan pelayanan perawat.

Page 42: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT JAGA MALAM TERHADAP …repository.utu.ac.id/461/1/BAB I_V.pdf · Perawat bertanggung gugat terhadap keberhasilan kinerja mereka dalam posisi apapun (Gaffar,

41

Dari hasil perhitungan Chi Square pada derajat kemaknaan 95 % (ά=0,05)

diketahui bahwa nilai p value adalah 0,157 > α. Oleh karena itu Ho gagal di tolak

sehingga tidak ada hubungan antara observatif dengan kepuasan keluarga pasien.

5. Edukatif

Tabel 4.11 Hubungan antara Edukatif perawat dengan kepuasan keluarga

pasien di ruang rawat bedah RSUD Nagan Raya tahun 2014

Edukatif

Kepuasan Keluarga Pasien Total

Ya Tidak

n % n % F % P OR

Baik 15 50 31 77,5 46 65,7

0,032

3,444 Kurang 15 50 9 22,5 24 34,3

Jumlah 30 100 40 100 70 100

Sumber : Data Primer Diolah 2013

Tabel 4.11 menunjukkan bahwa dari 70 responden yang di wawancarai, 31

orang (77,5%) menyatakan edukatif perawat baik tapi tidak puas dan 15 orang

(77,5%) menyatakan edukatif perawatnya kurang dan tidak puas dengan pelayanan

yang di berikan.

Dari hasil perhitungan Chi Square pada derajat kemaknaan 95 % (ά=0,05)

diketahui bahwa nilai p value adalah 0,032 < α. Oleh karena itu Ho di tolak sehingga

ada hubungan antara edukatif dengan kepuasan keluarga pasien. Dengan nilai OR

3,444 dapat di artikan bahwa perawat yang edukasinya baik mempunyai

kemungkinan 3 kali lebih besar untuk membuat pasien dan keluarganya puas

dibandingkan perawat yang edukasinya kurang.

Page 43: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT JAGA MALAM TERHADAP …repository.utu.ac.id/461/1/BAB I_V.pdf · Perawat bertanggung gugat terhadap keberhasilan kinerja mereka dalam posisi apapun (Gaffar,

42

4.3 Pembahasan

4.3.1 Assitif

Ketulusan perawat dalam menolong pasien untuk melakukan kegiatan sehari-

hari seperti makan, minum dan minum obat sangatlah di butuhkan oleh pasien. Hal

ini di karenakan ketidak berdayaan pasien untuk melakukan kegiatan tersebut sendiri.

Dari responden yang peneliti wawancarai di dapatkan jawaban bahwa untuk

kegiatan makan, minum, minum obat dan membantu pasien untuk bangun dari tempat

tidur di bebankan kepada keluarga pasien yang mendampingi. Perawat hanya

memberikan arahan tentang tatacara minum obat.

Dari pengolahan data dengan komputer di dapatkan hasil tidak ada hubungan

yang bermakna antara assitif dengan kepuasan keluarga pasien. Hal ini dikarenakan

semua pasien di dampingi keluarga selama di rawat. Untuk melaksanakan kegiatan

pribadi seperti makan minum, minum obat pasien merasa nyaman bila diberikan oleh

anggota keluarganya. Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian yang

dilakukan Asmanidar pada ruang rawat anak Badan Layanan Umum Daerah Meuraxa

tahun 2010.

4.3.2. Hygienik

Pasien yang dalam perawatan di ruang rawat inap seringkali mengabaikan

kebersihan pribadinya karena keluhan penyakit yang di alaminya lebih berat

dibandingkan dengan ketidaknyamanan karena tidak mandi atau pakaian yang tidak

di ganti. Bagi pasien yang harus dirawat dalam waktu lama, kebersihan pribadi

mutlak di perlukan agar tidak terjadi infeksi dari luka yang dider ita. Perawat yang

bertugas untuk meringankan penderitaan pasien seringkali melupakan kewajibannya

Page 44: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT JAGA MALAM TERHADAP …repository.utu.ac.id/461/1/BAB I_V.pdf · Perawat bertanggung gugat terhadap keberhasilan kinerja mereka dalam posisi apapun (Gaffar,

43

untuk memandikan pasien. Dari beberapa responden yang peneliti wawancarai di

dapatkan jawaban bahwa tugas memandikan pasien dilakukan oleh keluarga pasien

sendiri.

Dari pengolahan data dengan komputer di dapatkan hasil tidak ada hubungan

yang bermakna antara hygienik dengan kepuasan keluarga pasien. Hal ini disebabkan

karena ketakutan pasien apabila terlalu banyak bergerak dan terkena air menimbulkan

rasa sakit serta infeksi pada luka. Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian

yang di lakukan Aidil di Ruang Rawat Bedah Rumah Sakit Umum Dr. Zainal Abidin

tahun 2010.

4.3.3. Suportif

Pada pasien yang mengalami cedera yang parah seringkali muncul perasaan

putus asa seolah-olah tidak bisa sembuh dari penyakit yang di deritanya. Tekanan

psikologis ini justru membuat pasien menjadi tidak tenang dan menganggap

pengobatan yang saat ini dilakukan tidak berguna.

Peran perawat sebagai tenaga yang mengerti tentang kesehatan pasien yang

dirawatnya sangat perlu untuk membesarkan hati pasien dengan kata-kata yang dapat

membangkitkan semangat pasien bahwa penyakit yang dideritanya bisa di

sembuhkan.

Berdasarkan wawancara peneliti dengan beberapa orang responden, perawat

terkesan tidak mempunyai waktu yang cukup untuk mendampingi pasien dan

memberikan jawaban dari pertanyaan pasien maupun keluarganya.

Dari pengolahan data dengan komputer di dapatkan hasil tidak ada hubungan

yang bermakna antara suportif dengan kepuasan keluarga pasien. Hal ini di sebabkan

Page 45: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT JAGA MALAM TERHADAP …repository.utu.ac.id/461/1/BAB I_V.pdf · Perawat bertanggung gugat terhadap keberhasilan kinerja mereka dalam posisi apapun (Gaffar,

44

karena pasien lebih banyak mendapatkan suppor dari keluarga yang mendampingi

atau yang menjenguk di bandingkan dengan perawat. Keluarga atau saudara-

saudaranya yang menjenguk senantiasa membesarkan hatinya agar tidak berp utus asa

dan tabah dalam menghadapi cobaan. Hasil penelitian ini sama dengan hasil

penelitian yang di lakukan Aidil di Ruang Rawat Bedah Rumah Sakit Umum Dr.

Zainal Abidin tahun 2010.

4.3.4. Observatif

Observatif adalah mengamati hasil pemeriksaan dan penelitian, dan memantau

respon pasien terhadap penyakit dan pengobatan. Observasi sebaiknya dilakukan

setiap saat, bukan pada saat mengganti infus, injeksi dan tindakan lain. Observasi

juga harus dilakukan dari dekat dan di ikuti wawancara dengan pasien sehingga dapat

di ketahui apa yang di keluhkan pasien. Berdasarkan wawancara peneliti dengan

responden di ketahui bahwa perawat jarang melakukan komunikasi dengan pasien.

Dari pengolahan data dengan komputer di dapatkan hasil tidak ada hubungan

yang bermakna antara observatif dengan kepuasan keluarga pasien. Hal ini

disebabkan ketidak tahuan pasien maupun keluarganya dengan apa yang dilakukan

perawat. Keluarga pasien tidak melakukan protes bila jarang di kunjungi karena

menganggap itu sudah prosedur dalam perawat melakukan tugasnya. Hasil penelitian

ini sama dengan hasil penelitian yang di lakukan Asmanidar pada ruang rawat anak

Badan Layanan Umum Daerah Meuraxa tahun 2010.

4.3.5 Edukatif

Edukatif yaitu mendidik, membimbing, dan melatih pasien dan keluarga

dalam hal kesehatan. Kebanyakan pasien tidak tahu tindakan apa yang mesti

Page 46: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT JAGA MALAM TERHADAP …repository.utu.ac.id/461/1/BAB I_V.pdf · Perawat bertanggung gugat terhadap keberhasilan kinerja mereka dalam posisi apapun (Gaffar,

45

dilakukan untuk mempercepat penyembuhan penyakitnya. Bimbingan dan arahan dari

perawat sangat dibutuhkan.

Dari pengolahan data dengan komputer di dapatkan hasil ada hubungan yang

bermakna antara edukatif dengan kepuasan keluarga pasien. Hal ini dikarenakan

tugas untuk melatih, membimbing dan mendidik pasien yang dilakukan perawat lebih

terarah di bandingkan dilakukan oleh anggota keluarga karena perawat mengerti

dengan tindakan yang dilakukan tersebut. Hasil penelitian ini sama dengan hasil

penelitian yang di lakukan Asmanidar pada ruang rawat anak Badan Layanan Umum

Daerah Meuraxa tahun 2010.

Page 47: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT JAGA MALAM TERHADAP …repository.utu.ac.id/461/1/BAB I_V.pdf · Perawat bertanggung gugat terhadap keberhasilan kinerja mereka dalam posisi apapun (Gaffar,

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil dan pembahasan yang telah dijelaskan dapat dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Tidak ada hubungan antara assitif dengan kepuasan keluarga pasien

(p value = 0,595 > α).

2. Tidak ada hubungan antara hygienik dengan kepuasan keluarga pasien

(p value = 0,756 > α).

3. Tidak ada hubungan antara suportif dengan kepuasan keluarga pasien

(p value = 0,201 > α).

4. Tidak ada hubungan antara observatif dengan kepuasan keluarga pasien

(p value = 0,157 > α).

5. Ada hubungan antara edukatif dengan kepuasan keluarga pasien

(p value = 0,032 < α).

5.2. Saran

Dari kesimpulan yang telah diambil peneliti memberi saran sebagai berikut :

1. Disaran kepada Direktur RSUD Nagan Raya untuk berupaya meningkatkan

pelayanan yang diberikan dengan cara memberikan dukungan atau motivasi

kepada petugas untuk bekerja dengan baik dalam rangka memenuhi harapan

pasien.

46

Page 48: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT JAGA MALAM TERHADAP …repository.utu.ac.id/461/1/BAB I_V.pdf · Perawat bertanggung gugat terhadap keberhasilan kinerja mereka dalam posisi apapun (Gaffar,

47

2. Disarankan kepada perawat RSUD Nagan Raya untuk meningkatkan kinerja

sesuai dengan standar yang berlaku di RSUD Nagan Raya tersebut dan

meningkatkan tanggung jawab dan disiplin kerja dalam menjalakan tugasnya

sebagai pelayanan masyarakat.

Page 49: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT JAGA MALAM TERHADAP …repository.utu.ac.id/461/1/BAB I_V.pdf · Perawat bertanggung gugat terhadap keberhasilan kinerja mereka dalam posisi apapun (Gaffar,

48

DAFTAR PUSTAKA

Asmanidar, 2010. Tingkat Kepuasan Keluarga Pasien Di Tinjau Dari Kinerja Perawat Ruang Rawat Inap Anak Pada Rumah Sakit Umum Meuraxa Tahun 2010. (Skripsi Universitas Muhammaddiyah Banda Aceh).

Azwar, Azrul (2002). Program Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan. PKM. Jakarta.

Ali, Zaidin (2002). Dasar-Dasar Keperawatan Profesional. Widya Medika. Jakarta.

Arwani, Heru Suprayitno (2006). Manajemen Bangsal Keperawatan. EGC. Jakarta.

Asmoro S. Sastro, Ismail S (2005). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi 2. CV. Sagung Seto. Jakarta.

Effendy, Nasrul (2004). Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Edisi 2. EGC. Jakarta.

Farozin, Muh, H. Fithiyah, Kartika . 2004. Pemahaman Tingkah Laku.P.T Rinneka

Cipta. Jakarta.

Gaffar, La Ode J (2009). Pengantar Keperawatan Profesional. EGC. Jakarta.

Gibson L. (2004) Organisasi : Perilaku, Struktur, Proses. Alih Bahasa Djarkasih.

Erlangga. Jakarta.

Handoko (2003). Manajemen Personalia dan SDM. Edisi 2. BPFE. Yogyakarta.

Kariyoso (2004). Pengantar Komunikasi Bagi Siswa Perawat. EGC. Jakarta.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2003). Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam (2003). Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan;

Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Salemba

medika. Jakarta.

Munijaya,AA. Gde (2004). Manajemen Kesehatan. EGC.Jakarta. Potter, Perry (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan; Konsep, Proses, dan

Praktek. Volume I. Alih bahasa Yasmin Asih et.al. Edisi 4. EGC. Jakarta.

Page 50: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT JAGA MALAM TERHADAP …repository.utu.ac.id/461/1/BAB I_V.pdf · Perawat bertanggung gugat terhadap keberhasilan kinerja mereka dalam posisi apapun (Gaffar,

49

Sabarguna, Boy S (2004). Quality Assurance Pelayanan Rumah Sakit. Konsorsium

RSI jateng-DIY. Yogyakarta.

Santoso, Soeroso (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia di Rumah Sakit; Suatu Pendekatan System. EGC. Jakarta.

Sri Wahyuni, Endah. 2003. Penurunan Kewaspadaan Perawat Dengan Kerja Bergiliran (Shift) Pada RS ‘X’ Di Jakarta Dengan Faktor-Faktor Yang

Berhubungan.Thesis Pasca sarjana FK UNDIP. Diakses dari http//www.geoogle.com/JKpkbppk-gdl-ris-2003-endah.1733-shift-Badan Litbang Kesehatan-GDL 4.0-. diakses tanggal 20 Oktober 20013.

Sawal, Aidil (2010). Gambaran Kepuasan Keluarga Pasien Terhadap Kinerja

Perawat di Ruang Rawat Inap Bedah Rumah Sakit Umum Dr. Zainal Abidin tahun 2010. (Skripsi Universitas Muhammaddiyah Banda Aceh).

Swanburg, Russell C (2001). Pengembangan Staff Keperawatan Suatu Komponen Pengembangan SDM. Alih Bahasa Agung Waluyo SKp. EGC. Jakarta.

Sutopo (2003). Pelayanan Prima. Lembaga Administrasi Negara RI. Jakarta.

Whaley dan Wong (2005). Nursing Care of Infants and Sick Children. Mosby Year Book. California.

Yulianto, Didik. 2004. Hubungan Persepsi Pasien Terhadap Pelaksanaan

Komunikasi Teraupetik Perawat Dengan Tingkat Kepuasan Pasien Di Ruang

Perawatan Bedah RSU Kota Semarang.Skripsi PSIK UNDIP.