hubungan inisiasi menyusui dini dengan involusi …

72
SKRIPSI HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN INVOLUSI UTERUS PADA IBU POST PARTUM HARI KE TUJUH DI KLINIK PRATAMA ANNA TEMBUNG DAN DI KLINIK PRATAMA MUTIA BANDAR KHALIFAH TAHUN 2018 ROULINA MUSTIKA NIM P07524517067 POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MEDAN JURUSAN KEBIDANAN MEDAN PRODI –DIV ALIH JENJANG KEBIDANAN TAHUN 2018

Upload: others

Post on 04-Dec-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN INVOLUSI …

SKRIPSI

HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN INVOLUSI UTERUS PADA

IBU POST PARTUM HARI KE TUJUH DI KLINIK PRATAMA ANNA TEMBUNG

DAN DI KLINIK PRATAMA MUTIA BANDAR KHALIFAH

TAHUN 2018

ROULINA MUSTIKA NIM P07524517067

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MEDAN

JURUSAN KEBIDANAN MEDAN PRODI –DIV

ALIH JENJANG KEBIDANAN

TAHUN 2018

Page 2: HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN INVOLUSI …

SKRIPSI

HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN INVOLUSI UTERUS PADA

IBU POST PARTUM HARI KE TUJUH DI KLINIK PRATAMA ANNA TEMBUNG

DAN DI KLINIK PRATAMA MUTIA BANDAR KHALIFAH

TAHUN 2018

Sebagai Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Studi

Diploma IV Kebidanan Alih Jenjang

ROULINA MUSTIKA

NIM P07524517067

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MEDAN

JURUSAN KEBIDANAN MEDAN PRODI –DIV

ALIH JENJANG KEBIDANAN

TAHUN 2018

Page 3: HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN INVOLUSI …
Page 4: HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN INVOLUSI …
Page 5: HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN INVOLUSI …

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MEDAN JURUSAN KEBIDANAN MEDAN Juli 2018 ROULINA MUSTIKA

Hubungan Inisiasi Menyusui Dini Dengan Involusi Uterus Pada Ibu Post Partum Hari Ke Tujuh Di Klinik Pratama Anna Tembung Dan Di Klinik Pratama Mutia Bandar Khalifah Tahun 2018

Viii + 39 halaman + 9 tabel + 2 gambar + 7 lampiran

ABSTRAK

Inisiasi menyusu dini merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi involusi uterus karena saat menyusui terjadi rangsangan dan dikeluarkannya hormon antara lain oksitosin yang berfungsi selain merangsang kontraksi otot-otot polos payudara, juga menyebabkan terjadinya kontraksi dan retraksi otot uterus. Hal ini akan menekan pembuluh darah yang mengakibatkan berkurangnya suplai darah ke uterus.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungnan Inisiasi Menyusui Dini dengan Involusi Uterus pada Ibu Post Partum Hari Ke Tujuh di Klinik Pratama Anna Tembung Tahun dan di Klinik Pratama Mutia Bandar Khalifah Tahun 2018.Penelitian ini menggunakan penelitian observasional analitik dengan desain cross sectional. Sample berjumlah 30 orang diperoleh melalui teknik purposive sampling.

Pengumpulan data menggunakan lembar cheklis dan lembar observasi, kemudian di analisis menggunakan Uji Chi Square. Hasil penelitian yang didapatkan dari 30 responden tentang TFU hari ketujuh diperoleh ibu dengan TFU normal sebanyak 17 responden (56,7%), sisanya 13 responden (43,3%) dengan TFU yang tidak normal.

Hasil uji statistik bivariat diperoleh nilai p=0,001 maka dapat disimpulkan ada perbedaan proporsi ukuran fundus uteri antara ibu yang dilakukan IMD dengan yang tidak dilakukan IMD (adahubungan yang signifikan antara perlakuan IMD dengan ukuran fundus uteri).

Petugas kesehatan khususnya bidan sudah memberikan pendidikan kesehatan tentang IMD, ASI eksklusif, mobilisasi, senam nifas kepada ibu, sejak periode masa kehamilan sampai masa nifas. Kata Kunci : IMD, Ibu Post Partum, Involusi Uterus Referensi : 20 (2008 – 2018)

Page 6: HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN INVOLUSI …

MEDAN HEALTH POLYTECHNIC OF MINISTRY OF HEALTH

EXTENTION PROGRAM OF APPLIED HEALTH SCIENCE IN MIDWIFERY

Thesis, July 2018

ROULINA MUSTIKA The Relationship of Early Breastfeeding Initiation with Uterus Involution of Post Partum Mother in Seventh Day at Anna Primary Clinic of Tembung and at Mutia Primary Clinic of Bandar Khalifah in 2018 Viii + 39 pages + 9 tables + 2 images + 7 attachments

ABSTRACT

Early initiation of breastfeeding is one of the factors that affect uterine involution because when breastfeeding occurs stimulation and release of hormones, including oxytocin, which functions in addition to stimulating the contraction of the smooth muscles of the breast, also causes contraction and retraction of the uterine muscles. This will suppress blood vessels which results in reduced blood supply to the uterus.

This study aims to determine the relationship of Early Breastfeeding Initiation with Uterine Involution of Post Partum mother in 7th day at the Pratama Clinic of Anna at Tembung and at Mutia Bandar Khalifah Primary Clinic in 2018. This study used an analytic observational study with cross sectional design. A sample of 30 peoples was obtained through purposive sampling technique.

Data collection used checklist and observation sheets, then analyzed using Chi Square Test. The results obtained from 30 respondents in the seventh day of uterine fundus height obtained normal uterine fundus height of mothers as many as 17 respondents (56.7%), the remaining 13 respondents (43.3%) with abnormal uterine fundus height.

The results of bivariate statistical test showed that p = 0.001, it can be concluded that there was a difference in the proportion of uterine fundus size between mothers who had early breastfeeding initiation and those who did not do early breastfeeding initiation (there was a significant relationship between the treatment of early breastfeeding initiation and the size of uterine fundus).

Health workers especially midwives have provided health education about early breastfeeding initiation, exclusive breastfeeding, mobilization, postpartum gymnastics to mothers, from the period of pregnancy to the puerperium. Keywords : Early Breastfeeding, Post Partum Mother, Uterine Involution References : 20 (2008 - 2018)

Page 7: HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN INVOLUSI …

KATA PENGANTAR

Puji syukur Kehadirat Allah Yang Maha Esa, atas semua berkat dan

rahmat-Nya sehingga dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Hubungan

Inisiasi Menyusu Dini Dengan Involusi Uterus pada Ibu Postpartum Hari Ke Tujuh

di Klinik Pratama Anna Tembung dan Klinik Pratama Mutia Bandar Khalifah

Tahun 2018” sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Sarjana Sains

Terapan Kebidanan pada Program Studi D-IV Kebidanan Medan Poltekkes

Kemenkes RI Medan.

Dalam hal ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,

karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terima kasih

kepada :

1. Dra. Ida Nurhayati, M.Kes, selaku Direktur Poltekkes Kemenkes RI Medan,

yang telah memberikan kesempatan menyusun skripsi ini.

2. Betty Mangkuji, SST, M.Kes, selaku Ketua Jurusan Poltekkes Kemenkes RI

Medan, yang telah memberikan kesempatan menyusun skripsi ini.

3. Melva Simatupang, SST, M.Kes, selaku Ketua Program Studi D-IV

Kebidanan Poltekkes Kemenkes RI Medan.

4. Yusniar Siregar, SST, M. Kes, selaku Plt Program Studi D-IV Kebidanan

Poltekkes Kemenkes RI Medan, yang telah memberikan kesempatan

menyusun dan membimbing skripsi ini.

5. Dewi Meliasari, SKM, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan dari pengajuan judul hingga skripsi ini selesai.

6. Suswati SST, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan sehingga proposal skripsi ini dapat terselesaikan.

7. Idau Ginting, SST, M.Kes, selaku ketua penguji yang telah memberikan

kritikan dan saran sehingga proposal ini dapat menjadi lebih baik dari

sebelumnya.

8. Ibu Nurseni Br. Saragih, AM.Keb yang telah memberi kesempatan kepada

penulis untuk melakukan penelitian di Klinik Pratama Anna.

9. Ibu Hj. Astuti S, AM.Keb yang telah memberikan kesempatan kepada penulis

untuk melakukan penelitian di Klinik Pratama Mutia Bandar Khalifah.

10. Kepada Ayah dan Ibu Tercinta M. Syukur Marpaung dan Yusnida Murni,

Spdi, yang telah membesarkan, membimbing, serta mengasuh saya dengan

Page 8: HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN INVOLUSI …

penuh cinta dan kasih sayang, yang selalu menjadi inspirasi dan motivasi

penulis dan juga telah memberikan dukungan moral selama penulis

menyelesaikan pendidikan.

11. Kepada kakak dan abang Elisa Sofia, SE, dan Pratu Ikhwanul Huda, yang

selalu menjadi inspirasi dan motivasi penulis dan juga telah memberikan

dukungan moral selama penulis memulai pendidikan.

12. Kepada seluruh teman – teman seperjuangan di Poltekkes Kemenkes RI

Medan, terima kasih atas kebersamaan dan kerjasamanya sampai kita sama-

sama tuntas dalam penyelesaian skripsi ini

13. Dan secara khusus terimakasih buat teman-teman yang ada dipoltekkes

yang banyak memberikan saran, Kak Parida, Kak Mega, Mei Herdika,

Romauli Prasta, dan buat bg Fadli yang selalu memberi semangat dan

motivasi serta dukungan.

Semoga Allah Yang Maha Esa memberikan kesehatan dan lindungan-

NYA, atas perhatiannya saya ucapkan Terimah kasih kepada semua pihak

yang tidak dapat disebut satu persatu. Semoga proposal skripsi ini

memanfaatkan bagi semua pihak.

Medan, Juli 2018

Penulis

Roulina Mustika

Page 9: HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN INVOLUSI …

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN KATA PENGANTAR .................................................................................. i DAFTAR ISI ................................................................................................ iii DAFTAR TABEL ........................................................................................ v DAFTAR GAMBAR. ................................................................................... vi DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. vii BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .............................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................ 4 C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 4

1. Tujuan Umum. .......................................................................... 4 2. Tujuan Khusus. ........................................................................ 4

D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 4 1. Manfaat Teoritis ........................................................................ 4 2. Manfaat Praktik ........................................................................ 5

E. Keaslian Penelitian ....................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Inisiasi Menyusui Dini ................................................................... 7

1. Pengertian ............................................................................... 7 2. Manfaat Inisiasi Menyusu Dini ................................................. 8 3. Inisiasi Menyusu Dini yang Dianjurkan .................................... 11 4. Lima Tahapan Inisiasi Menyusu Dini ....................................... 11

B. Pengertian Post Partum ................................................................ 12 1. Tahapan Masa Nifas ................................................................ 12 2. Perubahan Fisik Masa Nifas .................................................... 13 3. Perubahan Psikis Masa Nifas .................................................. 13 4. Program dan Kebijakan Teknik Masa Nifas ............................ 13

C. Involusi Uteri ................................................................................. 15 1. Pengertian ............................................................................... 15 2. Proses Involusi Uterus ............................................................. 15 3. Faktor-faktor yang Mengganggu Involusi Uterus .................... 18 4. Perubahan – perubahan Selama Postpartum ......................... 18 5. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Involusi .......................... 20

D. Kerangka Teori ............................................................................. 23 E. Kerangka Konsep ......................................................................... 23 F. Defenisi Oprasional Variabel Penelitian ....................................... 24 G. Hipotesa Penelitian ...................................................................... 25

BAB III METODELOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian ......................................................... 26 B. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................ 26

Page 10: HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN INVOLUSI …

1. Waktu ....................................................................................... 26 2. Lokasi ....................................................................................... 26

C. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................... 27 1. Populasi .................................................................................... 27 2. Sampel ..................................................................................... 27

D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data ............................................. 28 E. Alat Ukur / Instrumen dan Bahan penelitian………………….. ..... 28 F. Prosedure Penelitian .................................................................... 28 G. Pengolahan Data dan Analisa Data ............................................. 29 H. Etika Penelitian ............................................................................. 30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ............................................................................. 31 1. Analisis Univariat .................................................................... 31 2. Analisis Bivariat ....................................................................... 32

B. Pembahasan Penelitian ................................................................ 33 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................................... 36 B. Saran ............................................................................................ 36

1. Bagi petugas pelayanan kesehatan ......................................... 36 2. Bagi peneliti selanjutnya .......................................................... 36

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 38 LAMPIRAN

Page 11: HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN INVOLUSI …

DAFTAR TABEL

1.1 Keaslian Penelitian .............................................................................. 5

2.1 Kunjungan Nifas ................................................................................... 14

2.2 Perubahan Uterus ................................................................................ 18

2.3 Defenisi Oprasional .............................................................................. 24

3.1 Waktu Penelitian .................................................................................. 26

4.1 Distribusi Ibu postpartum ..................................................................... 31

4.2 Distribusi TFU Ibu Postpartum ............................................................ 31

4.3 Perbedaan TFU Ibu Postpartum .......................................................... 32

4.4 Hubungan IMD dengan Involusi Uterus .............................................. 32

Page 12: HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN INVOLUSI …

DAFTAR GAMBAR

2.1 Kerangka Teori.................................................................................... 23

2.2 Kerangka Konsep ............................................................................... 24

Page 13: HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN INVOLUSI …

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Permohonan Izin Survey Awal Penelitian

2. Surat Balasan Penerimaan Survey Awal Penlitian

3. Surat Izin Penelitian

4. Surat Balasan Penelitian

5. Lembar Penjelasan Penelitian

6. Lembar Inform Consen

7. Lembar Observasi

8. Pernyataan Otentifikasi

9. Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi Skripsi

Page 14: HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN INVOLUSI …

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

World Health Organization (WHO) memperkirakan angka kematian ibu di

seluruh Dunia 216/100.000 KH, diantaranya Negara Eropa 16/100.000 KH,

Argenia 542/100.000 KH juta jiwa setiap tahun. Sedangkan di Asia

memperkirakan angka kematian ibu 164/100.000 KH, diantaranya negara

indonesia 126/100.000 KH, Sri Langka berjumlah 20/100.000 KH juta jiwa setiap

tahun. Kejadian kematian ibu sebagian besar terdapat di negara berkembang

yaitu sebesar 98% - 99% dimana kematian ibu di negara berkembang 100%

lebih tinggi dibandingkan dengan negara maju. Angka Kematian Ibu (AKI) di

Indonesia masih tinggi, bahkan jumlah perempuan Indonesia yang meninggal

saat melahirkan mencapai rekor tertinggi di Asia (WHO, 2015).

Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) penurunanan

AKI di Indonesia terjadi sejak tahun 1991 sampai dengan 2007, yaitu mencapai

390 menjadi 228. Namun demikian, SDKI tahun 2012 menunjukkan peningkatan

AKI yang signifikan yaitu mencapai 359 kematian ibu per 100.000 kelahiran

hidup, AKI kembali menunjukkan penurunan menjadi 305 kematian ibu per

100.000 kelahiran hidup berdasarkan survei penduduk antar sensus (SUPAS)

2015 (SDKI, 2015).

Ditinjau berdasarkan laporan profil kesehatan kab/kota, jumlah kematian

ibu pada tahun 2016 dilaporkan tercatat 239 kematian. Namun bila di konversi

berdasarkan profil Kabupaten/Kota maka Aki Sumatera Utara adalah sebesar

85/100.000 kelahiran hidup. Jumlah kematian ibu di kabupaten Deliserdang pada

Tahun 2015 tercatat ada 28 orang. Kondisi ini menempatkan kabupaten

Deliserdang sebagai salah satu penyumbang angka kematian ibu. Selain

Asahan, Langkat, Madina menjadi penyumbang AKI terbanyak tahun ini.

Sementara medan, hanya 6 orang saja. Berdasarkan hasil survey adapun

penyebab terbesar kematian ibu karena perdarahan sebanyak 50 orang,

eklampsia 43 orang, infeksi 10 orang, partus macet 5 orang, dan abortus 3 orang

(Provinsi Sumatera Utara, 2016).

Pelayanan nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu

mulai 6 jam sampai 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan.

Page 15: HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN INVOLUSI …

Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan yang terjadi setelah

persalinan, dan 50% kematian masa nifas terjadi 24 jam pertama. Masa

neonatus merupakan masa krisis dari kehidupan bayi, dua pertiga kematian bayi

terjadi dalam 4 minggu setelah persalinan dan 60% kematian bayi baru lahir

terjadi dalam waktu 7 hari setelah lahir (Heryani, 2017).

Menurut Depkes tahun 2014, Kementerian Kesehatan telah melakukan

berbagai upaya percepatan penurunan AKI dan AKB antara lain mulai tahun

2015 meluncurkan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) ke Puskesmas di

Kabupaten/ Kota yang difokuskan pada kegiatan preventif dan promotif dalam

program Kesehatan Ibu dan Anak. Penyebab kematian ibu di Indonesia meliputi

penyebab obstetri langsung yaitu perdarahan (28%), preeklamsi/eklamsi (24%),

infeksi (11%), sedangkan penyebab tidak langsung adalah trauma obstetri (5%)

dan lain –lain (11%). Perdarahan yang menyebabkan kematian ibu diantaranya

adalah perdarahan nifas sekitar 26,9% (Depkes, 2014).

Inisiasi menyusu dini adalah proses bayi menyusu segera setelah

dilahirkan, dimana bayi dibiarkan mencari puting susu ibunya sendri (tidak

disodorkan ke puting susu). Inisiasi menyusui dini akan sangat membantu dalam

keberlangsungan pemberian ASI ekslusif (ASI aja) dan lama menyusui, dengan

demikian bayi akan terpenuhi kebutuhannya hingga usia 2 tahun, dan mencegah

anak kurang gizi (Maryunani, 2012).

Inisiasi menyusu dini merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

involusi uterus karena saat menyusui terjadi rangsangan dan dikeluarkannya

hormon antara lain oksitosin yang berfungsi selain merangsang kontraksi otot-

otot polos payudara, juga menyebabkan terjadinya kontraksi dan retraksi otot

uterus. Hal ini akan menekan pembuluh darah yang mengakibatkan

berkurangnya suplai darah ke uterus (Wulandari, 2018).

Pemberian ASI awal sangat dianjurkan karena beberapa alasan. Asi yang

keluar pertama kali sangat bergizi dan mengandung antibodi yang dapat

melindungi bayi baru lahir dari penyakit. Menyusui seawal mungkin

mempengaruhi kesehatan ibu baru melahirkan yaitu dengan menimbulkan

retraksi uterus yang membantu mengurangi kehilangan darah setelah melahirkan

(Depkes, 2013).

Salah satu perubahan yg terjadi di masa nifas (post partum) pada alat

reproduksi yaitu terjadi involusi. Involusi uterus atau pengerutan uterus

Page 16: HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN INVOLUSI …

merupakan suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil.

Involusi uteri dapat juga dikatakan sebagai proses kembalinya uterus pada

keadaan semula atau keadaan sebelum hamil. Ada beberapa faktor yang

mempengaruhi involusi uterus antara lain,usia, mobilitas dini ibu post partum,

jumlah anak yang dilahirkan (paritas), menyusui ekslusif, inisiasi menyusui dini.

IMD merupakan titik awal yang penting untuk proses menyusui, serta untuk

membantu memperscepat pengembalian rahim ke bentuk semula dan

mengurangi perdarahan setelah kelahiran (Maryunani, 2012).

Dari hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Wulandari dan

Sholaikah (2017) tentang Hubungan Umur Ibu dan Inisiasi Menyusu Dini dengan

Involusi Uteri di RSU PKU Muhammadiyah Bantul 2017 dengan didapatkan hasil

penelitian yang dilakukan terhadap 52 responden menunjukkan bahwa ibu yang

melakukan IMD mengalami involusi uterus normal yaitu sebanyak 19 responden

(36,5%), dan 16 (30,8%) responden dengan ibu yang melakukan IMD dengan

involusi tidak normal, dan dari hasil ibu yang tidak melakukan IMD dan

mengalami involusi uteri normal yaitu sebnayak 3 responden (5,8%) sedangkan

yang tidak melakukan IMD dan mengalami involusi tidak normal sebnayak 14

responden (26,9%) responden.

Hasil penelitian Sendra dan Dewi (2017) dengan judul Hubungan antara

menyusui dengan involusi uterus pada ibu nifas fisiologis di RSIA Aura Syifa

Kabupaten Kediri 2017 dari 21 responden terdapat 14 orang (66,67%) yang

involusi uterus normal menyusui dengan benar,yang menyusui dengan benar

terdapat 16 orang (76,19%) dan 5 orang (23,81%) menyusui salah, hal ini bisa

disebabkan karena saat persalianan di RSIA Aura Syifa Kabupaten Kediri

dilakukan IMD (Inisiasi Menyusu Dini yang merupakan salah satu metode

memberikan ASI secara dini pada bayi yang baru melahirkan. Dan dari 21

responden terdapat 15 orang (71,43%) yang mengalami involusi uterus cepat

(normal) dan 6 orang (28,57%) yang mengalami involusi uterus lambat (tidak

normal). Involusi uterus yang cepat bisa disebabkan karena rumah sakit

menganjurkan mobilisasi dini dan mengajari cara menyusui yang benar sebagai

bentuk asuhan kebidanan pada ibu nifas.

Lebih lanjut hasil survei yang dilakukan peneliti lakukan di klinik pratama

anna dan klinik pratama mutia, dimana klinik ini menerapkan Asuhan Persalinan

Normal (APN) yang menjadi acuan pertolongan persalinan dan menerapkan

Page 17: HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN INVOLUSI …

teknik Inisiasi Menyusui Dini (IMD).Pada survei awal yang dilakukan di Klinik

Pratama Anna Tembung dan telah didapat data dari salah satu pegawai yang

ada di klinik, bahwasannya terdapat 15 orang ibu hamil pada trimester III yang

akan bersalin di bulan April-Juni, dan di Klinik pratama mutia terdapat 15 orang

ibu hamil trimester III yang bersalin di bulan April-Juni. Sehingga nantinya peneliti

akan dapat meneliti selanjutnya,pada saat proses persalinan.

Berdasarkan latar belakang tersebut,penulis menyimpulkan bahwa inisiasi

menyusu dini (IMD) sangat penting karena adanya hubungan hisapan bayi pada

payudara ibu yang dapat mengakibatkan pengeluaran hormon oksitosin yang

dapat mengurangi kejadian perdarahan setelah nifas dan membantu percepatan

pemulihan otot rahim ibu. Dari kesimpulan diatas maka penulis tertarik untuk

mengadakan penelitian demgan judul “Hubungan Inisiasi Menyusui Dini dengan

Involusi Uterus pada Ibu Post Partum Hari ke Tujuh di Klinik Pratama Anna

Tembung dan Klinik Pratama Mutia Bandar Khalifah tahun 2018”.

B. Rumusan Masalah

“Apakah ada hubungan Inisiasi Menyusui Dini dengan Involusi Uterus

pada Ibu Post Partum Hari Ke Tujuh di Klinik Pratama Anna Tembung dan Klinik

Pratama Mutia Bandar KhalifahTahun 2018 ?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui hubungnan Inisiasi Menyusui Dini dengan Involusi

Uterus pada Ibu Post Partum Hari Ke Tujuh di Klinik Pratama Anna

Tembung Tahun dan di Klinik Pratama Mutia Bandar Khalifah Tahun 2018

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengidentifikasi IMD pada ibu post partum

b. Mengidentifikasi involusi uterus 7 hari setelah persalinan

c. Mengidentifikasi hubungan inisiasi menyusui dini dengan involusi

uterus.

Page 18: HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN INVOLUSI …

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai tambahan informasi bagi

manunjang keilmuan ilmiah dan sebagai acuan dalam menyusun skripsi

selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi bidang Akademi/Ilmiah

Sebagai bahan bacaan menambah wawasan peserta didik mengenai

hubungan inisiasi menyusu dini dengan involusi uterus.

b. Bagi Masyarakat

Sebagai bahan masukan untuk mengetahui adanya hubungan inisiasi

menyusu dini dengan involusi uterus.

c. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman nyata bagi

peneliti pemula dalam proses penelitian dan menambah pengetahuan

mengenai hubungan inisiasi menyusu dini dengan involusi uterus.

E. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1. Keaslian Penelitian

N

O

Judul,Nama,

Tahun

Sasaran Variabel

yang diteliti

Metode Hasil

1.

Hubungan antara menyusui dengan involusi uterus pada ibu nifas fisiologis di RSIA Aura Syifa Kabupaten Kediri tahun 2017

Sasaran dalam penelitian ini adalah semua ibu nifas fisiologis di RSIA Aura Syifa Kediri

Variabel independen : Inisiasi Menyusui Variabel Dependen : Involusi Uterus

Jenis penelitian yaitu disain cross sectional

Setelah dilakukan tabulasi silang dan dilakukan uji statistik,maka ada hubungan antara menyusui dengan involusi uterus di RSIA Aura Syifa Kabupaten Kediri 2017

Page 19: HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN INVOLUSI …

2.

Hubungan umur ibu dan inisiasi menyusui dini dengan involusi uterus di RSU PKU Muhammadiyah Bantul tahun 2017

Sasaran penelitian ini adalah semua ibu post partum

Variabel Independen : umur,inisiasi meyusui dini Variabel Dependen : Involusi Uterus

Desain penelitian dengan studi korelasi dengan teknik pengambilan sampling secara purposive sampling

Ada hubungan umur ibu dan inisiasi menyusu dini dengan involusi uteri di RSU PKU Muhammadiyah Bantul

Page 20: HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN INVOLUSI …

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Inisiasi Menyusui Dini (IMD)

1. Pengertian

Inisiasi menyusui dini atau disingkat sebagai IMD merupakan program

yang sedang gencar dianjurkan pemerintah. Menyusu dan bukan menyusui

merupakan gambaran bahwa IMD bukan program ibu menyusui bayi,tetapi bayi

yang harus aktif menemukan sendiri puting susu ibu. Program ini dilakukan

dengan cara langsung meletakkan bayi yang baru lahir di dada ibunya dan

membiarkan bayi ini merayap dan menemukan puting susu ibu untuk menyusu.

IMD harus dilakukan langsung saat lahir, tanpa boleh ditunda dengan kegiatan

menimbang atau mengukur bayi. Bayi juga tidak boleh dibersihkan, hanya

dikeringkan kecuali tangannya. Proses ini harus berlangsung skin to skin antara

bayi dan ibu (Maryunani, 2012).

Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dalam isitilah asing sering disebut early

initiation adalah memberi kesempatan pada bayi baru lahir untuk menyusu

sendiri pada ibu dalam satu jam pertama kelahirannya. Inisiasi Menyusui Dini

adalah pemberian air susu ibu dimulai sedini mungkin segera setelah bayi lahir,

setelah tali pusat dipotong, letakkan bayi tengkurap di dada ibu dengan kulit bayi

melekat pada kulit ibu. Biarkan kontak kulit bayi ke kulit ibu menetap selama

setidaknya 1 jam bahkan lebih sampai bayi dapat menyusu sendiri (Roesli,2008).

Ada tiga langkah inisisi menyusu dini : pertama, bayi harus mendapatkan

kontak kulit kekulit dengan ibu segera setelah lahir selama paling sedikit satu

jam. Dianjurkan agar tetap melakukan kontak kuli ibu selama satu jam pertama

kelahirannya walaupun bayi berhasil menghisap puting susu ibu dalam waktu

kurang dari satu jam. Kedua, bayi harus menggunakan naluri alamiahnya untuk

melakukan IMD dan ibu dapat mengenali bayinya siap untuk menyusu dan

memberi bantuan jika diperlukan. Ketiga, menunda semua prosedur lainnya yang

harus dilakukan pada bayi baru lahir sehingga inisiasi menyusu dini

selesai,prosedur berikut seperti menimbang,pemberian salep mata,vitamin K1,

dan lain-lain (JNPK-KR, 2014).

Page 21: HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN INVOLUSI …

2. Manfaat Inisiasi Menyusu Dini

IMD merupakan salah satu faktor yang mendukung untuk terjadinya

proses involusi uteri, karena dengan memeberikan ASI segera setelah bayi lahir

memberikan efek kontraksi pada otot polos uterus. Prolaktin bertanggung jawab

dalam memulai produksi ASI, namun penyampaian ASI ke bayi dan

pemeliharaan laktasi bergantung pada stimulasi mekanis pada puting susu.

Stimulasi Isapan bayi adalah stimulasi utama pengeluaran ASI dan reflek ini

dapat dikondisikan.

Inisiasi menyusu dini bermanfaat bagi ibu dan bayi baik secara fisiologis

maupun psikologis yaitu sebagai berikut:

1) Manfaat Untuk Ibu

Sentuhan dan hisapan payudara ibu mendorong keluarnya

oksitoksin. Oksitoksin menyebabkan kontraksi pada uterus sehingga

membantu keluarnya plasenta dan mencegah perdarahan. Oksitoksin

juga menstimulasi hormon-hormon lain yang menyebabkan ibu

merasa aman dan nyaman, sehingga ASI keluar dengan lancar.

2) Manfaat Untuk Bayi

a. Mempertahankan suhu bayi tetap hangat

b. Menenangkan ibu dan bayi serta meregulasi pernafasan dan

detak jantung

c. Kolonisasi bakiterial dikulit dan usus bayi dengan bakteri

badan ibu yang normal (bakteri yang berbahaya dan

menjadikan tempat yang baik bagi bakteri yang

menguntungkan) dan mempercepat pengeluaran kolostrum

sebagai antibody bayi

d. Mengurangi bayi menangis sehingga mengurangi stres dan

tenaga yang dipakai bayi

e. Memungkinkan bayi untuk menemukan sendiri payudara ibu

untuk mulai menyusu

f. Mengatur tingkat kadar gula dalam darah, dan biokimia lain

dalam tubuh bayi

g. Mempercepatnya keluarnya meconium (kotoran bayi berwarna

hijau agak kehitaman yang pertama keluar dari bayi karena

meminum air ketuban)

Page 22: HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN INVOLUSI …

h. Bayi akan terlatih motoriknya saat menyusu, sehingga

mengurangi kesulitan menyusu

i. Membantu perkembangan persarafan bayi,(nervous system)

j. Memperoleh kolostrum yang sangat bermanfaat bagi sistem

kekebalan bayi

k. Mencegah trelewatnya puncak “refleks mengisap” pada bayi

yang terjadi 20-30 menit setelah lahir. Jika bayi tidak disusui,

reflek akan berkurang cepat, dan hanya akan muncul kembali

dalam kadar secukupnya 40 jam kemudian.

Manfaat secara psikologis :

1. Adanya ikatan emosi (emotional bonding) :

a. Hubungan ibu dan bayi lebih erat dan penuh kasi sayang

b. Ibu merasa lebih bahagia

c. Bayi lebih jarang menangis

d. Ibu berprilaku lebih peka (affectionately)

2. Perkembangan : anak menunjukkan uji kepintaran yang lebih baik

dikemudian hari (Maryunani, 2012).

Menurut JNPK-KR (2014), beberapa keuntungan IMD adalah :

1. Keuntungan kontak kulit ibu dengan kulit bayi

a. Optimalisasi fungsi hormonal ibu dan bayi

b. Menstabilkan pernapasan

c. Mengendalikan temperatur tubuh bayi

d. Memperbaiki atau mempunyai pola tidur yang lebih baik

e. Mendorong keterampilan bayi menyusu yang lebih cepat dan

efektif

f. Meningkatkan berat badan bayi lebih cepat

g. Meningkatkan hubungan psikologis antara ibu dan bayi

h. Bayi tidak menangis satu jam pertama

2. Keuntungan kontak kulit dengan kulit untuk ibu

a. Merangsang produksi hormon oksitoksin. Hormon oksitosin akan

merangsang kontraksi uterus dan menurunkan resiko terjadinya

perdarahan pasca persalinan, merangsang pengeluaran kolostrum

dan meningkatkan produksi ASI, keuntungan dan hubungan

Page 23: HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN INVOLUSI …

mutualistik ibu dan bayi, ibu menjadi lebih tenang, fasilitasi

kelahiran placenta dan pengalihan nyeri dari berbagai prosedur

pasca persalinan lainnya.

Oksitoksin dikeluarkan dari kelenjer bawah otak bagian

belakang (posterior), bekerja terhadap otot uterus dan jaringan

payudara. Selama tahap ketiga persalinan, oksitoksin

menyebabkan pemisahan plasenta. Kemudian seterusnya

bertindak atas otot yang menahan kontraksi, mengurangi tempat

plasenta dan mencegah perdarahan. Pada wanita yang memilih

menyusui bayinya, isapan bayi merangsang keluarnya oksitoksin

lagi dan ini membantu uterus kembali kebentuk normal dan

pengeluaran air susu. Fungsi Oksitoksin dalam persalinan antara

lain, merangsang dan meningkatkan kontraksi, mencegah

perdarahan, meningkatkan ikatan batin antara ibu dan bayinya.

(Wulandari, 2018).

b. Merangsang hormom prolaktin. Horomon prolaktin akan

meningkatkan produksi ASI, membantu ibu mengatasi stress dan

rasa kurang nyaman, memberikan efek relaksasi pada ibu setelah

bayi menyusu, menunda terjadinya ovulasi sehingga mempunyai

efek kontrasepsi.

3. Keuntungan menyusu dini untuk bayi

a. Makanan dengan kualitas dan kuantitas optimal agar kolostrum

segera keluar yang disesuaikan dengan kebutuhan bayi.

b. Memberikan kesehatan bayi dengan kekebalan pasif yang segera

kepada bayi.

c. Kolostrum adalah imunisasi pertama bagi bayi

d. Meningkatkan kecerdasan

e. Membantu bayi mengkoordinasikan hisap, telan dan napas.

f. Meningkatkan jalinan kasih sayang ibu-bayi

g. Mencegah kehilangan panas

h. Merangsang kolostrum segera keluar.

4. Keuntungan menyusu dini untuk ibu

a. Merangsang produksi oksitosin dan prolaktin

Page 24: HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN INVOLUSI …

b. Meningkatkan keberhasilan produksi ASI

c. Meningkatkan jalinan kasih sayang ibu-bayi.

3. Inisiasi Menyusu Dini yang Dianjurkan

Berikut ini langkah – langkah melakukan Inisiasi Menyusu Dini yang

dianjurkan (Maryunani, 2012 ) :

a. Begitu lahir, bayi diletakkan di perut ibu yang sudah dialasi kain

kering.

b. Keringkan seluruh tubuh bayi termasuk kepala secepatnya kecuali

kedua tangannya.

c. Tali pusat dipotong, lalu diikat.

d. Vernix (zat lemak putih) yang melekat ditubuh bayi sebaiknya

tidak dibersihkan karena zat inimembuat nyaman kulit bayi.

e. Tanpa dibedong bayi langsung ditengkurapkan di dada atau perut

ibu dengan kontak kulit bayi dan kulit ibu. Ibu dan bayi diselimuti

bersama-sama. Jika perlu bayi diberi topi untuk mengurangi

pengeluaran panas dari kepalanya.

4. Lima Tahapan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

1. Dalam 30-45 Menit Pertama, bayi akan diam dalam keadaan siaga.

Sesekali matanya membuka lebar dan melihat ke ibunya. Masa ini

merupakan penyesuaian peralihan dari kedaan dalam kandungan

keluar kandungan dan merupakan dasar pertumbuhan rasa aman

bayi terhadap lingkungannya. Hal ini juga akan meningkatkan rasa

percaya diri ibu akan kemampuan menyusui dan mendidik anaknya.

Demikian pula halnya dengan ayah, dengan melihat bayi dan istrinya

dalam suasana menyenangkan ini, akan tertanam rasa percaya diri

ayah untuk membantu keberhasilan membantu ibu menyusui dan

mendidik anaknya.

2. Antara 45-60 menit, bayi akan menggerakkan mulutnya seperti mau

minum, mencium, kadang mengeluarkan suara, dan menjilat

tangannya. Bayi akan mencium dan merasakan cairan ketuban yang

ada ditangannya. Bau ini sama dengan bau cairan yang dikeluarkan

payudara ibu dan bau serta rasa ini yang akan membimbing bayi

Page 25: HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN INVOLUSI …

untuk menemukan payudara dan puting susu ibu. Itulah sebabnya

tidak dianjurkan mengeringkan ke 2 tangan bayi pada saat bayi baru

lahir.

3. Mengeluarkan liur,saat bayi siap menyadari ada makanan

disekitarnya, bayi mulai mengeluarkan liur.

4. Bayi mulai bergerak ke arah payudara, areola payudara akan menjadi

sasarannya dengan kaki bergerak menekan perut ibu. Bayi akan

menjilat kulit ibu, menghentakkan kepala kedada ibu, menoleh

kekanan dan kekiri, serta menyentuh dan meremas daerah puting

susu dan sekitranya dengan tangannya.

5. Menyusu,akhirnya bayi menemukan, menjilat, mengulum puting,

membuka mulut lebar-lebar, dan melekat dengan baik serta mulai

menyusu (Maryunani, 2012).

B. Pengertian Post Partum (NIFAS)

Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya placenta sampai

alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal masa nifas

berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari. Periode postnatal adalah waktu

penyerahan dari selaput dan placenta (menandai akhir dari periode intrapartum)

menjadi kembali kesaluran reproduktif wanita pada masa sebelum hamil. Periode

ini juga disebut puerperium (Walyani, 2015).

Masa nifas atau pueperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya placenta

sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Pelayanan pasca persalinan harus

terselenggara pada masa itu untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi, yang

meliputi upaya pencegahan, deteksi dini dan pengobatan komplikasi dan

penyakit yang mungkin terjadi, serta penyediaan pelayanan pemberian ASI, cara

menjarangkan kehamilan, imunisasi, dan nutrisi bagi ibu (Heryani, 2017).

1. Tahapan Masa Nifas

Nifas dibagi dalam tiga periode, yaitu :

a) Puerperium dini, yaitu kepulihan ketika ibu telah diperbolehkan berdiri dan

berjalan, dalam agama islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja

setelah 40 hari.

Page 26: HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN INVOLUSI …

b) Puerperium intermedial, yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genital yang

lamanya 6-8 minggu.

c) Remote puerperium, yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat

sempurna, terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai

komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna mungkin beberapa minggu,

bulan, atau tahun (Wulandari, 2018).

2. Perubahan Fisik Masa Nifas

a) Rasa kram dan mules dibagian bawah perut akibat penciutan rahim

(involusi)

b) Keluarnya sisa-siasa darah dari vagina (lochea)

c) Kelelahan karena proses melahirkan

d) Pembentukan ASI sehingga payudsara membesar

e) Kesulitan buang air besar (BAB) dan (BAK)

f) Gangguan otot (betis, dada, perut, panggul, dan bokong )

g) Perlukan jalan lahir (lecet atau jahitan)

3. Perubahan Psikis Masa Nifas

a) Perasaan ibu berfokus pada dirinya, berlangsung setelah melahirkan

sampai hari ke 2 (fase taking in)

b) Ibu merasa khawatir akan ketidak mampuan merawat bayi, muncul

perasaan sedih (baby blues) disebut fase taking hold (hari ke 3-10)

c) Ibu merasa percaya diri untuk merawat diri dan bayinya disebut fase

letting go (hari ke 10-akhir masa nifas) (Walyani, 2017)

4. Program dan Kebijakan Teknik Masa Nifas

Paling sedikit 4 kali melakukan kunjungan pada masa nifas, dengan

tujuan untuk :

1. Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi

2. Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya

gangguan kesehatan ibu nifas dan bayi

3. Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa

nifas

Page 27: HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN INVOLUSI …

4. Menanganbi komplikasi atau masalah yang timbul dan menganggu

kesehatan ibu nifas maupun bayinya

Kunjungan Waktu Tujuan

1 6-8 jam

setelah

persalian

a) Mencegah terjadinya perdarahan pada masa

nifas

b) Mendeteksi dan merawat penyebab lain

perdarahan dan memberikan rujukan bila

perdarahan berlanjut

c) Memberikan konseling kepada ibu atau salah

satu anggota keluarga mengenai bagaimana

mencegah perdarahan masa nifas karena

atonia uteri

d) Pemberian ASI pada masa awal menjadi ibu

e) Mengajarkan ibu untuk mempererat

hubungan antara ibu dan bayi baru lahir

f) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara

mencegah hipotermi

2 6 hari

setelah

persalinan

a) Memastikan involusi uteri berjalan normal,

uterus berkontraksi, fundus di bawah

umbilicus tidak adan perdarahan abnormal,

dan tidak ada bau

b) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi

atau kelainan pasca melahirkan

c) Memastikan ibu mendapat cukup makanan,

cairan, dan istirahat

d) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan

tidak ada tanda-tanda penyulit

e) Memberikan konseling kepada ibu mengenai

asuhan pada bayi, cara merawat tali pusat,

dan menjaga bayi agar tetap hangat

3 2 minggu

setelah

a) Memastikan involusi uteri berjalan normal,

uterus berkontraksi, fundus di bawah

Page 28: HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN INVOLUSI …

persalinan umbilicus tidak ada perdarahan abnormal,

dan tidak ada bau

b) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi

atau kelainan pasca melahirkan

c) Memastikan ibu mendapat cukup makanan,

cairan dan istirahat

d) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan

tidak ada tanda-tanda penyulit

e) Memberikan konseling kepada ibu mengenai

asuhan pada bayi, cara merawat tali pusat,

dan menjaga bayi agar tetap hangat

4 6 minggu

setelah

persalinan

a) Menanyakan pada ibu tentang penyulit-

penyulit yang dialami atau bayinya

b) Memberikan konseling untuk KB secara dini.

Gambar 2.1. Kunjungan Nifas

Sumber : Walyani (2017)

C. Involusi Uteri

1. Pengertian

Involusi uteri merupakan pengecilan yang normal dari suatu organ setelah

organ tersebut memenuhi fungsinya, misalnya pengecilan uterus setelah

melahirkan. Involusi uteri adalah mengecilnya kembali rahim setelah persalinan

kembali ke bentuk asal (Walyani, 2015).

Involusi adalah pengembalian uterus ke keadaan sebelum hamil setelah

melahirkan. Proses ini dimulai segera setelah placenta keluar akibat kontraksi

otot-otot polos uterus (Roito, 2013).

Involusi uterus adalah kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil baik

dalam bentuk maupun posisi. Selain uterus, vagina, ligament uterus dan otot

dasar panggul juga kembali ke keadaan sebelum hamil (Wulandari, 2018).

2. Proses Involusi Uteri

Proses pemulihan kesehatan pada masa nifas merupakan hal yang

sangat penting bagi ibu setelah melahirkan. Sebab selama masa kehamilan dan

Page 29: HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN INVOLUSI …

persalinan telah terjadi perubahan fisik dan psikis. Perubahan fisik merupakan

ligament-ligament bersifat lembut dan kendor, otot-otot teregang, uterus

membesar, postur tubuh berubah sebagai kompensasi terhadap perubahan berat

badan pada masa hamil, serta terjadi bendungan pada tungkai bawah. Pada saat

persalinan dinding panggul selalu teregang dan mungkin terjadi kerusakan pada

jalan lahir, serta setelah persalinan otot-otot dasar panggul menjadi longgar

karena diregang begitu lama pada saat hamil maupun bersalin (Sarwono, 1994).

Involusi uterus dimulai setelah proses persalinan yaitu setelah placenta

dilahirkan. Proses involusi berlangsung kira-kira selama 6 minggu. Involusi belum

selesai sampai akhir puerperium, tetapi penurunan ukuran dan berat uterus

banyak terjadi pada kunjungan kedua nifas hari ke 7 atau 10 periode pascanatal,

laju involusi bervariasi dari satu wanita ke wanita lainnya dan kemajuannya harus

dikaji secara individual. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan perabaan atau

palpasi uterus melalu dinding abdomen dan menentukan apakah terjadi

pengecilan ukuran (Walyani, 2015).

Proses involusi uteri yang terjadi pada masa nifas melalui tahapan

sebagai berikut :

a. Iskemia Miometrium

Hal ini disebabkan oleh kontraksi dan retraksi yang terus menerus dari

uterus setelah pengeluaran plasenta sehingga membuat uterus menjadi

relatif anemi dan menyebabkan serat otot atrofi.

b. Autolysis

Autolysis merupakan penghancuran jarinagn otot-otot uterus yang

tumbuh karena adanya hyperplasi, dan jaringan otot yang membesar

menjadi lebih panjang 10 kali dan menjadi 5 kali lebih tebal dari sewaktu

masa hamil, akan susut kembali mencapai keadaan semula. Faktor yang

menyebabkan terjadinya autolysis apakah merupakan hormon ataw

enzim yang sampai sekarang belum diketahui, tetapi telah diketahui

adanya penghancuran protoplasma dan jarinagan yang diserap oleh

darah kemudian dikeluarkan oleh ginjal. Inilah sebabnya bebrapa hari

setelah melahirkan ibu mengalami beser air kemih ataw sering buang air

kemih.

Page 30: HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN INVOLUSI …

c. Aktifitas otot-otot

Aktifitas otot-otot adalah adanya retraksi dan kontraksi dari otot-otot

setelah anak lahir, yang diperlukan untuk menjepit pembuluh darah yang

pecah karena adanya kontraksi dan retraksi yang terus menerus ini

menyebabkan terganggunya peredaran darah di dalam uterus yang

mengakibatkan jaringan otot-otot tersebut menjadi lebih kecil.

d. Efek oksitosin

Oksitosin adalah suatu hormon yang diproduksi oleh hipofisis posterior

yang akan dilepaskan kepembuluh darah apabila medapatkan

rangsangan yang tepat. Efek fisiologis dari oksitoksin adalah merangsang

kontraksi oto polos uterus baik pada masa persalinan maupun masa nifas

sehingga akan mempercepat proses involusi uterus. Disamping itu

oksitoksin juga mempunyai efek pada payudara ibu, yaitu meningkatkan

pemancaran ASI dari kelenjer mammae (Walyani, 2017),

Selama tahap ketiga persalinan, oksitoksin menyebabkan pemisahan

placenta. Kemudian seterusnya bertindak atas otot yang menahan kontraksi,

melepaskan placenta dan mencegah perdarahan. Pada wanita yang memilih

menyusui bayinya, isapan bayi akan merangsang keluarnya oksitoksin lagi dan

ini membantu uterus kembali ke bentuk normal dan pengeluaran air susu. Pada

wanita menyusui, involusi biasanya terjadi lebih efisien, yang kemungkinan

berkaitan dengan peningkatan aliran oksitoksin (meningkatkan kontraksi dan

retraksi serat otot uterus). Hal ini berarti involusi akan berlangsung lebih lambat

bila uterus tidak dapat melakukan kontraksi dan retraksi secara efektif. Ini dapat

terjadi setelah seksio sesaria,uterus robek atau karena sisa produk konsepsi.

Selain itu hal tersebut juga dapat menunjukkan adanya infeksi. Subinvolusi

uterus harus diteliti, karena ibu dapat mengalami perdarahan pascanatal

sekunder (Ambarwati, 2009).

Wanita yang memilih untuk menyusu bayinya, isapan bayi menstimulasi

ekresi oksitoksin dipayudara keadaan ini membantu kelanjutan involusi uterus

dan pengeluaran ASI. Setelah placenta lahir sirkulasi HCG, estrogen,

progesteron dan hormon laktogen placenta menurun cepat, keadaan ini

menyebabkan perubahan fisiologis pada ibu nifas.

Page 31: HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN INVOLUSI …

3. Faktor-faktor yang dapat Mengganggu Involusi Uterus

Uterus mempunyai peranan penting dalam proses reproduksi. Kelainan

uterus, baik bawaan maupun yang diperoleh, dapat menganggu lancarnya

kehamilan, persalinan dan masa nifas. Berikut ini beberapa faktor yang dapat

mengganggu involusi uterus.

a. Mioma Uteri

Mioma uteri adalah salah satu faktor yang dapat mengganggu involusi

uterus, bahakan berpengaruh terhadap kehamilan dan persalinan. Mioma uteri

merupakan tumor uterus, dimana pertumbuhan dan perkembangannya menjadi

lebih cepat karena pengaruh hormon pada masa kehamilan. Perubahan

bentuknya menyebabkan rasa nyeri di perut. Komplikasi sering terjadi pada masa

nifas karena sirkulasi dalam tumor mengurang akibat perubahan sirkulasi yang

dialami oleh wanita setelah bayi lahir.

b. Endometritis

Endometritis adalah infeksi yang sering terjadi pada masa nifas. Yang

sering terjadi akibat kuman yang masuk ke endometrium dan menempel di

daerah bekas insersio plasenta. Jika terjadi infeksi nifas maka akan mengganggu

involusi uterus, dimana uterus agak membesar dan disertai dengan rasa nyeri

serta uterus teraba lembek.

c. Ada sisa placenta

Proses mengecilnya uterus dapat terganggu karena tertinggalnya sisa

placenta dalam uterus, sehingga tidak jarang terdapat pendarahn dan terjadi

infeksi nifas.

4. Perubahan-perubahan selama Postpartum

a. Tinggi Fundus Uteri (TFU)

Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusi) sehingga

akhirnya kembali seperti sebelum hamil. Perubahan-perubahan normal

pada uterus selama post partum adalah sebagai berikut :

Perubahan-perubahan normal pada uterus selama post partum

Involusi uterus Tinggi Fundus Uteri Berat Uterus

Bayi lahir Setinngi pusat 1000 gram

Placenta lahir 2 jari bawah pusat 750 gram

Page 32: HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN INVOLUSI …

12 jam Sekitar 12-13 cm dari atas

symphisis atau 1 cm dibawah

pusat/sepusat

3 hari 3 cm dibawah pusat selanjutnya

turun 1 cm/hari

1 minggu (7 hari) Pertengahan pusat symphisis 500 gram

2 minggu (14 hari) Tidak teraba 350 gram

6 minggu Bertambah kecil (normal) 50 gram

Gambar 2.2. Perubahan Uterus

Walyani, 2015

Involusi uterus TFU Berat Uterus Diameter Uterus

Placenta lahir Setinggi pusat 1000 gram 12,5 cm

7 hari (1 mgg) Pertengahan

pusat simpisis

500 gram 7,5 cm

14 hari (2 mgg) Tidak teraba 350 gram 5 cm

6 mgg Normal 60 gram 2,5 cm

(Heryani, 2017).

Perubahan-perubahan normal uterus yang dapat diketahui dengan

melakukan pemeriksaan palpasi untuk meraba dimana TFU (tinggi fundus

uteri)nya :

1) Pada saat bayi lahir, fundus uteri setinggi pusat dengan berat 1000 gram.

2) Pada akhir kala III, TFU teraba 2 jari dibawah pusat.

3) Pada satu minggu post partum, TFU teraba diatas simpisis dengan berat

500 gram.

4) Pada dua minggu post partun, TFU teraba diatas simpisis dengan berat

350 gram.

5) Pada enam minggu post partum, fundus uteri mengecil, (tak teraba)

dengan berat 50 gram (Salemba. 2011).

b. Lochea

Page 33: HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN INVOLUSI …

Lochea adalah cairan sekret yang berasal dari cavum uteri dan vagina

dalam masa nifas. Lochea mempunyai perubahan karena proses involusi yang

dapat dilihat dari 4 tahapan sebagai berikut :

1. Lochea rubra (cruenta) yaitu berisi darah segar dan sisa-sisa selaput

ketuban, sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo, dan mekonium,

selama 2 hari postpartum.

2. Lochea sanguinolenta yaitu berwarna kuning berisi darah dan lendir,

hari ke 3-7 postpartum.

3. Lochea serosa yaitu berwarna kuning cairan tidak berdarah lagi, pada

hari ke 7-14 postpartum.

4. Lochea alba yaitu berwarna cairan putih yang mengandung leukosit,

sel desidua, sel epitel, selaput lendir servik dan serabut jaringan yang

mati setelah 2 minggu.

c. Servik

Servik mengalami involusi bersama-sama uterus. Setelah persalinan,

ostium eksterna dapat dimasuki oleh 2 hingga 3 jari tangan, setelah 6 minggu

persalinan servik menutup.

d. Vulva dan Vagina

Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat

besar selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari pertama

sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap berada dalam keadaan kendur.

Setelah 3 minggu vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan

rugae dalam vagina secara berangsur-angsur akan muncul kembali sementara

labia menjadi lebih menonjol.

e. Ovarium dan tuba falopi

Setelah kelahiran placenta, produksi estrogen dan progesteron menurun,

sehingga menimbulkan mekanisme timbal balik dan sirkulasi menstruasi. Dimana

dimulainya kembali proses ovulasi sehingga wanita bisa hamil kembali

(Wulandari, 2018).

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Involusi

Menurut Walyani (2017) menerangkan, proses involusi dapat terjadi

secara cepat atau lambat, faktor yang memengaruhi involusi uterus selain Inisiasi

Menyusu Dini (IMD) antara lain :

Page 34: HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN INVOLUSI …

Beberapa karakteristik ibu yang turut mempengaruhi proses involusi

uterus antara lain:

1. Menyusui (ASI Ekslusif)

Pada proses menyusui ada refleks let down dari isapan bayi

merangsang hipofise posterior mengeluarkan hormon oxytosin yang

oleh darah hormon ini diangkat menuju uterus dan membantu uterus

berkontraksi sehingga proses involusi uterus terjadi.

ASI Eklusif adalah pemberian ASI tanpa memberikan makan

tambahan lain pada umur 0-6 bulan (Maryunani. 2009).

Pemberian ASI eklusif pada masa nifas berkaitan dengan proses

involusi uteri. Hal ini dikarenakan adanya hubungan antara menyusui

dengan pengaturan kadar hormonal proklatin dan oksitoksin dalam

darah. Kedua horomon ini sangat diperlukan dalam proses

pengeluaran permulaan dan pemeliharaan penyediaan ASI selama

proses menyusui. Pengeluaran prolaktin dihambat oleh faktor yang

menghambat pengeluaran prolaktin seperti bahan dopamin, serotonin.

Pengeluaran oksitoksin ternyata disamping dipengaruhi isapan bayi

juga oleh suatu reseptor yang terletak dalam sistem duktus.

2. Mobilisasi Dini

Mobilisasi dini merupakan gerakan yang dilakukan oleh ibu segera

setelah melahirkan untuk merubah posisi ibu dari berbaring, miring,

duduk sampai ibu dapat berdiri sendiri. Pergerakan ini bertujuan

untuk membantu memperlancar pengeluaran lochea, memperlancar

proses involusi, memperlancar organ gastrointestinal, organ

perkemihan dan membantu memperlancar sirkulasi darah.

Aktifitas otot-otot ialah kontraksi dan retraksi dari otot-otot setelah

anak lahir, yang diperlukan untuk menjepit pembuluh darah yang

pecah karena adanya pelepasan plasenta dan berguna untuk

mengeluarkan isi uterus yang tidak diperlukan, dengan adanya

kontraksi dan retraksi yang terus menerus ini menyebabkan

terganggunya peredaran darah dalam uterus yang mengakibatkan

Page 35: HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN INVOLUSI …

jaringan otot kekurangan zat-zat yang diperlukan, sehingga ukuran

jaringan otot-otot tersebut menjadi kecil.

3. Usia Ibu

Pada ibu yang usianya lebih tua banyak dipengaruhi oleh proses

penuaan, dimana prosses penuaan terjadi peningkatan jumlah lemak.

Penurunan elastisitas otot dan penurunan peneyrapan lemak, protein,

serta karbihidrat. Bila proses ini dihubungkan dengan penurunan

protein pada proses penuaan, maka hal ini akan menghambat

involusi uterus. Usia kurang dari 20 tahun elastisnya belum maksimal

dikarenakan organ reproduksi yang belum matang, sedangkan usia

diatas 35 tahun sering terjadi komplikasi saat sebelum dan setelah

kelahiran dikarenakan elastisitas otot rahimnya sudah menurun,

emnyebabkan kontraksi uterus tidak maksimal.

4. Paritas

Paritas mempengaruhi involusi uterus, otot-otot yang terlalu sering

terenggang memerluikan waktu yang lama. Paritas pada ibu yang

mempunyai anak lebih dari satu (multigravida) cenderung menurun

kecepatannya dibandingkan ibu yang primigravida, dikarenakan otot

uterus ibu multigravida lebih lemah tonus ototnya dibandingkan

dengan primigravida, begitu juga ukuran uterusnya pada ibu primi

ataupun multi, memliki perbedaan sehingga ini juga memberikan

pengaruh terhadap proses involusi.

5. Status Gizi

Status gizi adalah tingkat kecukupan gizi seseorang yang sesuai

dengan jenis kelamin dan usia. Status gizi yang kurang pada ibu

postpartum maka pertahanan pada dasar ligamentum latum yang

terdiri dari kelompok infiltrsi sel-sel bulat yang disamping

mengadakan pertahanan terhadap penyembuhan kuman bermanfaat

pula untuk menghilangkan jaringan nefrotik, pada ibu postpartum

dengan status gizi yang baik akan mampu menghindari serangan

Page 36: HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN INVOLUSI …

kuman sehingga tidak terjadi infeksi dalam masa nifas dan

mempercepat proses involusi uterus.

D. Kerangka Teori

Istilah kerangka teori secara sederhana berarti pengguna salah satu teori

atau teori-teori yang terkait untuk mendukung rasional (alasan) dilakukan studi

dan pedoman untuk menganalisi hasilnya. Suatu kerangka disebut kerangka

teoritis jika variabel-variabel yang sudsh dipelajri dan telah didapatkan

sebelumnya dan didapatkan berhubungan satu dengan yangb lainnya.

Gambar 2.1. Kerangka Teori

E. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah fomulasi atau simplifikasi dari kerangka teori

atau teori-teori yang mendukung penelitian tersebut. Oleh sebab itu, kerangka

konsep ini terdiri dari variabel-variabel serta hubungan variabel yang satu dengan

Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

Proses involusi uteri terjadi melauli

tahapan berikut :

1. Iskemia Miometrium

2. Autolysis

3. Aktifitas otot-otot

4. Efek oksitoksin

Involusi Uteri

Perubahan

Uterus Lebih

cepat

Page 37: HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN INVOLUSI …

yang lain. Dengan adanya kerangka konsep akan mengarahkan kita untuk

menganilisis hasil penelitian (Notoatmodjo, 2013).

Berdasarkan tinjauan dan tujuan penelitian, maka kerangka konsep

dalam penelitian “Hubungan Inisiasi Menyusu Dini dengan Involusi Uterus pada

Ibu Postpartum Hari ke Tujuh di Klinik Pratama Anna Tembung dan Klinik

Pratama Mutia Bandar Khalifah Tahun 2018.

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 2.2. Kerangka Konsep

F. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Definisi operasional bertujuan untuk mengoperasionalkan variabel-

variabel. Semua konsep dan variabel didefinisikan dengan jelas sehingga

terjadinya kerancuan dalam pengukuran, analisis serta kesimpulan dapat

terhindar.

No Variabel Definisi operasional Alat

ukur

Hasil ukur Skala

1 Independen

:inisiasi

menyusu

dini

Satu teknik segera

bayi menyusui pada

ibunya yang dapat

dilakukan oleh bayi

baru lahir, pada jam

pertama kelahiran

bayi.

chekl

ist

1 : dilakukan

2 : Tidak

dilakukan

Ordinal

2. Dependen

:involusi

uterus

Suatu proses

mengecilnya uterus

pada ibu setelah

melahirkan dilihat

dari perubahan

tinggi fundus uteri

Jari 1= normal bila

tfu berada

pertengahan

pusat simfisis

2= tidak

normal bila tfu

Ordinal

Involusi Uterus Inisiasi Menyusui

Dini

Page 38: HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN INVOLUSI …

pada hari ke 7 post

partum

berada lebih

tinggi dari

pertengahan

pusat simpisis

Gambar 2.3. Definisi Operasional

G. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian ini adalah Ada Hubungan inisiasi menyusu dini

dengan involusi uterus pada ibu postpartum.

Page 39: HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN INVOLUSI …

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan desain cross

sectional. Rancangan cross sectional merupakan rancangan penelitian dengan

melakukan pengamatan dan pengukuran pada saat bersamaan.

Pemilihan ini didasarkan pada tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui

hubungan inisiasi menyusui dini dengan involusi uterus pada ibu post partum hari

ke tujuh diklinik pratama tembung dan klinik pratama mutia bandar khalifah tahun

2018.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1) Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di Klinik Pratama Anna Tembung dan Klinik

Pratama Mutia Bandar Khalifah.

2) Waktu Penelitian

Waktu penelitian dimulai dari pengajuan judul penelitian hingga

seminar hasil akhir, yaitu bulan Febbuari 2018 sampai dengan Juli

2018.

C. Populasi dan Sample Penelitian

1) Populasi penelitian

Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu post partum yang telah bersalin

di Klinik Pratama Anna Tembung dan Klinik Pratama Mutia Bandar

Khalifah Tahun 2018 adalah sebanyak 30 orang.

2) Sampel Penelitian

Pengambilan sample pada penelitian ini adalah menggunakan teknik

purposive sampling, dimana didasarkan pada suatu pertimbangan

tertentu dan berdasarkan ciri dan sifat populasi yang sudah diketahui

sebelumnya. Jumlah sampel pada bulan april sampai juni adalah

sebanyak 30 orang, 15 orang di Klinik Pratama Anna Tembung dan 15

orang lagi di Klinik Pratama Mutia Bandar Khalifah.Sample penelitian ini

adalah pasien ibu nifas yang memenuhi kriteria inklusif sebagai berikut :

Page 40: HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN INVOLUSI …

a. Bersedia menjadi responden

b. Ibu post partum/melahirkan normal di Klinik Pratama Anna dan

Klinik Pratama Mutia Bandar Khalifah

c. Ibu yang melakukan inisiasi menyusu dini dan melanjutkan

menyusukan bayi (ASI ekslusif)

d. Tidak ada kendala dalam proses persalinan dan riwayat penyakit

reproduksi

e. Ibu nifas yang tidak mengalami komplikasi nifas

Kriteria Eklusif :

a. Tidak setuju dijadikan responden

b. Ibu nifas yang mengalami komplikasi nifas

D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

1. Jenis Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data Primer yaitu

data yang secara langsung diambil dari objek penelitian, dan menggunakan

alat observasi. Peneliti menjelaskan sebelumnya tentang hubungan IMD

dengan perubahan uterus. Kemudian dilakukan tindakan pemeriksaan

selama kurang lebih 10 menit setelah itu pengisian lembar observasi.

Jumlah sampel yaitu sebanyak 30 orang. 15 orang diklinik Pratama

Anna Tembung, dan 15 orang di Klinik Mutia Bandar Khalifah.

2. Cara Pengumpulan Data

Pada tahap ini peneliti menyerahkan surat permohonan izin untuk

melakukan penelitian di Klinik Pratama Anna Tembung dan Klinik Pratama

Mutia Bandar Khalifah. Setelah mendapatkan responden, peneliti

menjelaskan kepada responden tentang tujuan, manfaat, kemudian

responden diminta untuk menandatangani surat persetujuan yang telah

dibuat oleh peneliti. Setelah itu peneliti menjelaskan prosedur inisiasi

menyusui dini, dan inisiasi menyusui dini dilakukan segera setelah bayi lahir

1 jam. Kemudian dilakukan pada hari ke 7 yang dilakukan dirumah pasien.

Lebih lanjut, peneliti melakukan pengukuran tinggi fundus uteri dengan

menggunakan pita centimeter, selanjutnya mencatat hasil kedalam lembar

observasi untuk mengidentifikasi involusi uterus pada ibu postpartum setelah

Page 41: HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN INVOLUSI …

dilakukan inisiasi menyusui dini dengan melibatkan bidan dan suami atau

orang terdekat.

E. Alat ukur/ instrumen Penelitian dan Bahan Penelitian

Alat ukur/instrumen data berupa pita centimeter dan lembar observasi.

Mengambil data demografi untuk penunjang pada penelitian ini yang meliputi

usia, paritas, pekerjaan, pendidikan. Peneliti menggunakan pita centimeter untuk

mengobservasi involusi uterus dengan mengukur tinggi fundus uteri pada ibu

post partum sesudah dilakukan menyusu dini.

F. Prosedure Penelitian

Langkah-langkah penelitian ini adalah :

1. Menentukan masalah dalam penelitian

Dalam tahap ini peneliti mengadakan survei awal terhadap ibu postpartum

di Klinik Pratama Anna Tembung dan Klinik Pratama Mutia Bandar

Khalifah.

2. Penelusuran kepustakaan

Pada tahap ini peneliti melakukan penelusuran kepustakaan yang

dilakukan berdasarkan buku dan jurnal yang berkaitan dengan

permasalahan yang akan diteliti untuk memperoleh informasi yang

relavan.

3. Pelaksanaan

Penelitian ini dilaksanakan dengan melakukan pengumpulan data. Pada

tahap pelaksanaan dilakukan pengumpulan data demografi responden,

kemudian dilakukan pencatatan.

4. Data terkumpul

Setelah data terkumpul peneliti melakukan analisa univariat dan bivariat.

G. Pengolahan Data dan Analisa Data

1. Pengolahan Data

Dalam pengolahan data menurut (Notoatmodjo, 2013) dilakukan

dengan empat langkah yaitu sebagai berikut :

Page 42: HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN INVOLUSI …

a. Editing

Pengecekan kelengkapan data pada data-data yang telah terkumpul.

Bila terdapat kesalahan atau kekurangan pengumpulan data maka

dapat dilengkapi dan diperbaiki.

b. Cooding

Merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data

berbentuk angka/bilangan. Kegunaan dari cooding adalah untuk

mempermudah pada saat analisis data dan juga mempercepat pada

saat entry data.

c. Entry Data

Memasukkan data dalam program computer untuk proses analisa data

d. Tabulasi

Yakni membuat tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian atau

yang diinginkan oleh peneliti.

2. Analisa data

a. Analisi Univariat

Dilakukan dengan cara membuat distribusi frekuensi dari setiap

variabel, hasil ini disajikan dalam bentuk tabel dan narasi.

b. Analisi Bivariat

Dilakukan untuk menguji hubungan antar 2 variabel yaitu masing-

masing variabel bebas dan variabel terikat. Uji statistik yang digunakan

adalah uji chi square. Untuk mengetahui hubungan IMD dengan

involusi uterus.

H. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti mengajukan permohonan izin

kepada pemilik Klinik Pratama Anna Tembung dan Klinik Pratama Mutia Bandar

Khalifah untuk mendapatkan persetujuan, kemudian peneliti melakukan

penelitian dengan menekankan aspek etika penelitian yang meliputi :

1. Lembar persetujuan menjadi responden (informat consent)

Lembar persetujuan kepada responden yang diteliti, sebelum

ditandatangani sampel penelitian. Peneliti memberi informasi tentang

tujuan dan sifat keikut sertaan dalam penelitian.

2. Kerahasiaan (convidentially)

Page 43: HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN INVOLUSI …

Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti, hanya kelompok

data tertentu yang disajikan atau dilaporkan sebagai hasil riset sesuai

dengan tujuan penelitian. Peneliti juga tidak mencamtumkan nama sampel

penelitian dalam kuesioner (cukup dengan kode sampel peneliti).

Page 44: HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN INVOLUSI …

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Ibu nifas hari ke 7 di Klinik Pratama Anna Tembung dan Klinik Pratama

Mutia Bandar Khalifah yang direkrut menjadi responden berjumlah 30 orang dan

seluruhnya layak untuk menjadi responden.

1. Analisis Univariat

Tabel 4.1 Distribusi Ibu Post Partum Hari ke 7 di Klinik Pratama Anna Tembung dan

Klinik Pratama Mutia Bandar KhalifahTahun 2018 Berdasarkan Imd

Variabel

Total

n %

Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

1. Ya 15 50

2. Tidak 15 50

Jumlah 30 100

Berdasarkan tabel 4.1 didapatkan hasil bahwa jumlah responden yang di

lakukan IMD adalah 15 (50%) responden dan yang tidak di lakukan IMD

sebanyak 15 (50%) responden.

Tabel 4.2 Distribusi Ibu Post Partum Hari ke 7 di Klinik Pratama Anna Tembung dan

Klinik Pratama Mutia Bandar KhalifahTahun 2018 Berdasrakan TFU

Variabel

Total

n %

Tinggi Fundus Uteri (TFU)

1. Normal 17 56,7

2. Tidak Normal 13 43,3

Jumlah 30 100

Page 45: HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN INVOLUSI …

Berdasarkan tabel 4.2 didapatkan hasil bahwa jumlah responden ydengan Tfu

normal adalah 17 (56,7%) responden dan yang tidak normal sebanyak 13

(43,3%) responden.

2. Analisis Bivariat Hubungan (IMD) dengan TFU Hari ke-tujuh

Berdasarkan kerangka konsep penelitian dilihat antara IMD dengan TFU

post partum hari ke-tujuh. Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui ada

tidaknya hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.

Dalam penelitian ini Variabel independennya adalah IMD sedangkan Variabel

dependennya adalah tinggi fundus uteri ibu postpartum hari ke-tujuh.

Tabel 4.3 Hubungan IMD dengan involusi (TFU) hari ke-tujuh Ibu nifas

Hari ke 7 di Klinik Pratama Anna Tembung dan Klinik Pratama Mutia Bandar KhalifahTahun 2018

Variabel

Fundus

Normal %

Tidak

normal % Total % p

IMD

0,001 1. Ya 13 86,7 2 13,3 15 100%

2. Tidak 4 26,7 11 73,3 15 100%

Dari 15 orang ibu post partum yang dilakukan IMD, mayoritas TFU normal

yaitu 13 orang (86,7%), sementara dari 15 orang yang tidak dilakukan IMD

mayoritas TFU tidak normal yaitu 11 orang (73.3%).Hasil uji statistik diperoleh

nilai p =0,001 maka dapat disimpulkan hubungan yang signifikan antara IMD

dengan ukuran tinggi fundus uteri.

Page 46: HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN INVOLUSI …

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Inisiasi Menyusui Dini (IMD)

Dari hasil analisis didapatkan hasil bahwa jumlah responden yang di

lakukan IMD adalah 15 responden (50%) dan yang tidak IMD adalah sebanyak

15 responden (50%).

IMD merupakan salah satu faktor yang mendukung untuk terjadinya

proses involusi uteri, karena dengan memberikan ASI segera setelah bayi lahir

memberikan efek kontraksi pada otot polos uterus. Prolaktin bertanggung jawab

dalam memulai produksi ASI, namun penyampaian ASI ke bayi dan

pemeliharaan laktasi bergantung pada stimulasi mekanis pada puting susu.

Stimulasi isapan bayi yang dikenal sebagai ejeksi atau pengeluaran ASI isapan

bayi adalah stimulasi utama pengeluaran ASI dan reflek ini dapat dikondisikan.

(Widjanarko, 2011).

2. Tinggi Fundus Uterus

Hasil analisis terhadap 30 responden tentang TFU hari ketujuh di peroleh,

ibu dengan TFU normal sebanyak 56,7 % (17 orang), sisanya 43,3 % (13 orang)

dengan TFU yang tidak normal pada penelitian ini, proses involusi dilihat

berdasarkan tinggi fundus uteri pada post partum hari ke-tujuh,

Menurut Justina (2012) pada saat menyusui akan terjadi kontak kulit kekulit

antara ibu dan bayi. Ketika kontak fisik antara ibu dan bayi tetap dipertahankan

setelah bayi lahir, konsentrasi perifer oksitocin dalam sirkulasi maternal

tampaknya menjadi tinggi dalam satu jam pertama dibanding sesaat sebelum

lahir. Hal inilah yang membantu mempercepat proses involusi uterus.

Intensitas kontraksi uterus akan meningkat secara bermakna segera

setelah bayi lahir, diduga terjadi sebagai respon terhadap penurunan volume

intrauterin yang sangat besar. Oksitosin merupakan zat yang dapat merangsang

myometrium uterus sehingga dapat berkontaksi. Kontraksi uterus merupakan

suatu proses yang kompleks dan terjadi karena adanya pertemuan aktin dan

myosin.

Dengan demikian aktin dan myosin merupakan komponen kontraksi.

Page 47: HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN INVOLUSI …

Pertemuan aktin dan myosin disebabkan karena adanya myocin light chine

kinase (MLCK) dan dependent myosin ATP ase, proses ini dapat dipercepat oleh

banyaknya ion kalsium yang masuk didalam sel. Sedangkan oksitosin

merupakan suatu hormon yang memperbanyak masuknya ion kalsium kedalam

intra sel sehingga dengan adanya oksitosin akan memperkuaat kontraksi uterus

(Ambarwati, 2009).

Penelitian yang menunjang hasil diatas adalah pendapat Roesli, Utami.

2010 yang mengatakan bahwa isapan bayi pada puting susu ibu akan

merangsang dikeluarkannnya hormon oksitosin yang merangsang uterus

berkontraksi dan mempercepat involusi uterus.

Perilaku menyusu yang baik segera setelah kelahiran dapat membantu

kontraksi uterus dan penurunan TFU dengan respon hormonal oksitosin di otak

yang akan memperkuat kontraksi uterus Inisiasi menyusu dini diharapkan akan

menjadi awal dari berlangsungnya pemberian ASI eksklusif kepada bayi.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Fikawati dan Syafiq (2010), bahwa bayi

yang diberikan kesempatan menyusu dini, hasilnya delapan kali lebih berhasil

untuk ASI eksklusif dibandingkan yang tidak diberi kesempatan menyusu dini

Fikawati dan Syafiq (2010).

Kontraksi dan retraksi otot uterin akan mengurangi perdarahan. Selama 1

sampai 2 jam pertama postpartum intensitas kontraksi uterus bisa berkurang dan

menjadi teratur, karena itu penting sekali menjaga dan mempertahankan

kontraksi uterus pada masa ini. Pemberian ASI segera setelah bayi lahir akan

merangsang pelepasan oksitosin karena hisapan bayi pada payudara. Selama

tahap ketiga persalinan, oksitosin menyebabkan pemisahan plasenta. Kemudian

seterusnya bertindak atas otot yang menahan kontraksi, melepaskan plasenta

dan mencegah perdarahan. Pada wanita yang dilakukan IMD, hisapan bayi pada

puting susu ibu akan merangsang keluarnya oksitosin dan ini membantu uterus

kembali ke bentuk normal dan merangsang pengeluaran air susu (Ambarwati,

2009).

3. Hubungan IMD Terhadap TFU Ibu Postpartum Hari ke-tujuh

Dari 15 orang ibu post partum yang dilakukan IMD, mayoritas TFU normal

yaitu 13 orang (86,7%), sementara dari 15 orang yang tidak dilakukan IMD

mayoritas TFU tidak normal yaitu 11 orang (73.3%).Hasil uji statistik diperoleh

Page 48: HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN INVOLUSI …

nilai p =0,001 maka dapat disimpulkan hubungan yang signifikan antara IMD

dengan ukuran tinggi fundus uteri.

Dari hasil analisis didapatkan bahwa rata-rata TFU hari ketujuh ibu yang

IMD adalah 5,60 cm, TFU minimal ibu yang dilakukan IMD 3 cm dan maksimal 8

cm. Berdasarkan hasil estimasi interval dapat disimpulkan bahwa 95% ibu yang

dilakukan IMD diyakini rata-rata TFU hari ke-tujuh adalah 4,74 cm - 6,46 cm.

Sementara TFU ibu yang tidak dilakukan IMD di dapatkan rata – rata tfu 8,07 cm,

dengan standar deviasi 1,438. Berdasarkan hasil estimasi interval dapat

disimpulkan bahwa 95% ibu yang tidak dilakukan IMD diyakini rata-rata TFU hari

ke-tujuh adalah 7,27 – 8,86 cm. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

Marisa (2010), bahwa rata- rata TFU ibu yang tidak dilakukan IMD adalah 7,23

cm sedangkan ibu yang dilakukan IMD 6,60 cm.

Page 49: HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN INVOLUSI …

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil penelitian hubungan Inisiasi Menyusui Dini terhadap

Involusi Uterus pada Ibu Post Partum Hari Ke Tujuh di Klinik Pratama Anna

Tembung dan Klinik Pratama Mutia Bandar Khalifah Tahun 2018 adalah sebagai

berikut :

1. Responden yang di lakukan IMD adalah 15 responden (50%) dan yang tidak

dilakukan IMD sebanyak 15 orang (50%)

2. Mayoritas TFU hari ketujuh ibu yang IMD dengan TFU normal adalah 56,7 %

(17 orang), dan yangbtidak normal sisanya 43,3 % (13 orang)

3. Ada hubungan ukuran fundus uteri antara ibu yang dilakukan IMD dengan

yang tidakdilakukan IMD. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,001 (ada

hubungan yang signifikan antara perlakuan IMD dengan ukuran fundus uteri).

B. Saran

1. Bagi Petugas di Pelayanan Kesehatan/Kebidanan

a) Petugas kesehatan khususnya bidan sudah memberikan pendidikan

kesehatan tentang IMD, ASI eksklusif.

b) Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dijadikan prosedur tetap dalam melakukan

pelayanan kebidanan saat melakukan pertolongan persalinan, bagi tenaga

kesehatan khususnya bidan yang belum melaksanakan IMD saat menolong

persalinan

2. Bagi Ibu Post Partum

a) Ibu post partum supaya menerapkan kunjungan nifas yang menjadi aturan.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

a) Agar peneliti selanjutnya dapat melanjutkan penelitian dengan memperluas

variabel yang berhubungan dengan involusi uterus pada ibu post partum.

4. Bagi Pendidikan

Pihak pendidikan juga dapat lebih memfasilitasu buku di perpustakaan yang

terkait tentang IMD dengan buku nifas, yang bekaitan dengan tinggi fundus uteri.

Page 50: HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN INVOLUSI …

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, R., dan Wulandari. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas. Jakarta: Salemba.

Ambarwati. 2008 . Asuhan Kebidanan Nifas. Mitra Cendikia. Yogyakarta.

Depkes, 2013. Pemberian Asi awal. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

Heryani, R. 2017. Asuhan KebidanannIbu Nifas dan Menyusu. Jakarta: CV Trans

Info Media.

JNPK-KR. 2014. Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal Bahan Tambahan Inisiasi Menyusu Dini. Jakarta, Indonesia.

Justina, 2012. Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini dengan Lama Persalinan Kala III

dan Proses Involusi, Tesis, Fakultas Ilmu Keperawatan- UI, Depok

Marisa, 2010. Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini Terhadap Involusi Uteri Pada Ibu Post Partum di Klinik Bersalin Khadijah dan Klinik Bersalin Wina Medan, KTI, DIV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran- USU. Medan

Maryunani, A. 2012. Inisiasi Menyusu Dini, ASI Eklusif dan Manajemen Laktasi. Jakarta: CV Trans Info Media.

Notoatmodjo, S. 2013. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Roesli, U. 2018. Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI Eklusif. Jakarta: Pustaka Bunda.

Roito, Juraida, et al,. 2013. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Jakarta: EGC.

Senda, E. dan Indriani D. 2017. Jurnal Hubungan antara Menyusu dengan Involusi Uterus pada Ibu Nifas Fisiologis di RSIA Aura Syifa Kabupaten Kediri.

Surjantini, S. H. 2013. Profil Kesehatan Profil Sumatera Utara. Medan.

Walyani, E. S. 2015. Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan Menyusui. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

, 2017. Auhan Kebidanan Masa Nifas dan Menyusui. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Widjanarko. 2011. Payudara dan Laktasi, Refleks Laktasi.

http://reproduksiumj.blogspot.com/2011/08/payudara-dan laktasi. html.

Diakses pada tanggal, 1juli 2018

Wulan, J. W. et al., 2017. Jurnal Hubungan Status Preeklamsia dengan Kejadian Perdarahan Postpartum pada Ibu Bersalin di RSUD dr H Abdul Moeloek

Page 51: HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN INVOLUSI …

Provinsi Lampung Periode 1 Juli 2014 – 30 Juni 2015. Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. 6(3): 51-52.

Wulandari, A. S, dan Sulistyoningtyas S. 2017. Jurnal Hubungan Umur Ibu dan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dengan Involusi Uterus di RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Skripsi. Universitas Aisyiyah. 5(1): 1-3.

Wulandari, S. R, dan Handayani S. 2018. Asuhan Kebidanan Ibu Masa Nifas. Yogyakarta: Gosyen Publishing.

Page 52: HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN INVOLUSI …

Biodata Peneliti

I. DATA PRIBADI

Nama : Roulina Mustika

Tempat/Tanggal Lahir : Banjar XII, 06 Juli 1995

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Anak Ke : III (Tiga) dari 4 bersaudara

No.Hp : 082360810225

Alamat : JL Sido Tani SP. Benar, Kec. Tanah Putih

Kab. Rokan Hilir

Email : [email protected]

II. DATA ORANG TUA

Nama Ayah : M. Syukur Marpaung

Nama Ibu : Yusnida Murni, SPdi

III. RIWAYAT PENDIDIKAN

Tahun 2001-2007 : SD Negri 015 Banjar XII

Tahun 2007-2010 : MTS. Negeri Ujung Tanjung

Tahun 2010-2013 : MA. Negeri Kisaran

Tahun 2013-2016 : D-III Kebidanan STIKes Deli Husada Delitua

Tahun 2017-2018 : D-IV Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan

Page 53: HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN INVOLUSI …
Page 54: HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN INVOLUSI …

PERNYATAAN OTENTIFIKASI

HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN INVOLUSI

UTERUS PADA IBU POST PARTUM HARI KE TUJUH DI

KLINIK PRATAMA ANNA TEMBUNG DAN DI KLINIK

PRATAMA MUTIA BANDAR KHALIFAH

TAHUN 2018

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi ini tidak terdapat karya yang

pernah diajukan disuatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga

tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang

lain, kecuali yang tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam Daftar

Pustaka.

Medan, 26 September 2018

Roulina Mustika

P07524517067

Page 55: HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN INVOLUSI …

LEMBAR PENJELASAN

Kepada :

Yth. Ibu calon responden

Dengan Hormat,

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Roulina Mustika

NIM : P07524517067

Akan mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan Inisiasi Menyusu Dini

dengan Involusi Uterus pada Ibu PostPartum Hari ke Tujuh” Penelitian tidak akan

menimbulkan akibat yang merugikan bagi ibu sebagai responden. Kerahasian

semua informasi yang ibu berikan merupakan tangguang jawab kami untuk

menjaganya.

Jika ibu bersedia maupun menolaknya menjadi responden maka tidak akan

ada ancaman bagi ibu dan keluarga. Jika selama menjadi responden ibu merasa

dirugikan maka ibu diperbolehkan mengundurkan diri dan tidak berpartisipasi

dalam penelitian ini.

Demikian surat permintaan ini kami buat, jika ibu telah menyetujui

permintaaan kami untuk menjadi responden, maka saya sebagai peneliti sangat

mengharapkan kesediaanya untuk menandatangani lebar persetujuan untuk

menjadi responden.

Tembung, 2018

Peneliti

(Roulina Mustika)

Page 56: HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN INVOLUSI …

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

(Inform Concent)

“Hubungan Inisiasi Menyusu Dini dengan Involusi Uterus pada Ibu Postpartum

Hari ke Tujuh di Klinik Pratama Anna Tembung dan

Klinik Pratama Mutia Bandar Khalifah

Tahun 2018”

Setelah saya mendapat penjelasan dari peneliti tentang tujuan penelitian,

saya bersedian menjadi responden tanpa ada ada unsur paksaan, sebagai bukti

saya akan menandatagani surat persetujuan menjadi responden penelitian.

Tembung, 2018

Hormat Saya Sebagai Responden

( )

Page 57: HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN INVOLUSI …

Hasil Pemeriksaan TFU

LEMBAR OBSERVASI PEMERIKSAAN TINGGI

FUNDUS UTERI IBU POSTPARTUM

Nama Responden :

IMD/Tidak : YA TIDAK

No Langkah

1 Mengosongkan kandung kemih/Anjurkan Ibu BAK terlebih dahulu

2 Memposisikan ibu dengan posisi tidur telentang dengan kedua kaki di

Tekuk

3 Lihat apakah ada luka bekas operasi pada abdomen ibu

4 Palpasi untuk menilai/mendeteksi apakah ada uterus diatas pubis atau

Tidak

5 Palpasi untuk mendeteksi apakah ada massa atau konsistensi / otot parut

6 Menanyakan adakah rasa nyeri saat dipalpasi sambil melihat reaksi klien

7 Menanyakan warno lokhea/pengeluaran pervaginam

8 Mencatat hasil pemeriksaan fundus uteri

No TFU dalam cm

1

Page 58: HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN INVOLUSI …
Page 59: HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN INVOLUSI …
Page 60: HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN INVOLUSI …
Page 61: HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN INVOLUSI …
Page 62: HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN INVOLUSI …
Page 63: HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN INVOLUSI …
Page 64: HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN INVOLUSI …
Page 65: HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN INVOLUSI …

Master Tabel

Hubungan Inisiasi Menyusui Dini Terhadap Involusi Uterus Pada Ibu Post

Partum Hari Ke Tujuh Di Klinik Pratama Anna Tembung Dan Klinik Pratama

Mutia Bandar Khalifah tahun 2018

NO.

Responden TIDAK IMD/IMD TFU (CM) KODE TFU

1 2 10 2

2 1 5 1

3 2 8 2

4 1 4 1

5 1 6 1

6 2 6 1

7 2 9 2

8 1 4 1

9 2 10 2

10 1 3 1

11 2 9 2

12 1 4 1

13 2 9 2

14 1 5 1

15 2 6 1

16 1 6 1

17 1 6 1

18 2 8 2

19 2 6 1

Page 66: HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN INVOLUSI …

20 1 6] 1

21 2 8 2

22 1 8 1

23 2 9 2

24 1 5 1

25 1 8 2

26 2 8 2

27 2 9 2

28 1 6 1

29 1 8 2

30 2 6 1

Page 67: HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN INVOLUSI …

1. Analisis Univariat

IMD

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Imd 15 50,0 50,0 50,0

Tidak

Imd 15 50,0 50,0 100,0

Total 30 100,0 100,0

TFU

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Normal 17 56,7 56,7 56,7

Tidak Normal 13 43,3 43,3 100,0

Total 30 100,0 100,0

Case Processing Summary

tfu Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

imdyatidak

<7 17 100,0% 0 0,0% 17 100,0%

>7 13 100,0% 0 0,0% 13 100,0%

Page 68: HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN INVOLUSI …

TFU Total

Normal Tidak Normal

IMD

Imd

Count 13 2 15

Expected Count 8,5 6,5 15,0

% Within IMD 86,7% 13,3% 100,0%

% Within TFU 76,5% 15,4% 50,0%

Tidak

Imd

Count 4 11 15

Expected Count 8,5 6,5 15,0

% Within IMD 26,7% 73,3% 100,0%

% Within TFU 23,5% 84,6% 50,0%

Total

Count 17 13 30

Expected Count 17,0 13,0 30,0

% Within IMD 56,7% 43,3% 100,0%

% Within TFU 100,0% 100,0% 100,0%

Chi-Square Tests

Value Df Asymp. Sig. (2-

Sided)

Exact Sig. (2-

Sided)

Exact Sig. (1-

Sided)

Pearson Chi-Square 10,995a 1 ,001

Continuity Correctionb 8,688 1 ,003

Page 69: HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN INVOLUSI …

Likelihood Ratio 11,876 1 ,001

Fisher's Exact Test ,003 ,001

Linear-By-Linear

Association 10,629 1 ,001

N Of Valid Cases 30

A. 0 Cells (0,0%) Have Expected Count Less Than 5. The Minimum Expected Count Is 6,50.

B. Computed Only For A 2x2 Table

Page 70: HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN INVOLUSI …
Page 71: HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN INVOLUSI …
Page 72: HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN INVOLUSI …