hubungan antara stress kerja dengan produktivitas kerja...

28
HUBUNGAN ANTARA STRESS KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA KERYAWAN BAGIAN PRODUKSI CV. LUXINDO KOTA CIREBON Natalia Sutarto Wijono Jusuf Tjahjo Purnomo Program Studi Psikologi FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2015

Upload: dokhue

Post on 03-Mar-2019

238 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hubungan antara Stress Kerja dengan Produktivitas Kerja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9133/2/T1_802010047_Full... · Tabel 1 . Hasil Produksi . ... berdampak negatif

HUBUNGAN ANTARA STRESS KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA

PADA KERYAWAN BAGIAN PRODUKSI CV. LUXINDO KOTA CIREBON

Natalia

Sutarto Wijono

Jusuf Tjahjo Purnomo

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2015

Page 2: Hubungan antara Stress Kerja dengan Produktivitas Kerja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9133/2/T1_802010047_Full... · Tabel 1 . Hasil Produksi . ... berdampak negatif
Page 3: Hubungan antara Stress Kerja dengan Produktivitas Kerja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9133/2/T1_802010047_Full... · Tabel 1 . Hasil Produksi . ... berdampak negatif
Page 4: Hubungan antara Stress Kerja dengan Produktivitas Kerja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9133/2/T1_802010047_Full... · Tabel 1 . Hasil Produksi . ... berdampak negatif
Page 5: Hubungan antara Stress Kerja dengan Produktivitas Kerja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9133/2/T1_802010047_Full... · Tabel 1 . Hasil Produksi . ... berdampak negatif
Page 6: Hubungan antara Stress Kerja dengan Produktivitas Kerja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9133/2/T1_802010047_Full... · Tabel 1 . Hasil Produksi . ... berdampak negatif
Page 7: Hubungan antara Stress Kerja dengan Produktivitas Kerja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9133/2/T1_802010047_Full... · Tabel 1 . Hasil Produksi . ... berdampak negatif

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan negatif antara

stres kerja dengan produktivitas kerja pada karyawan bagian produksi CV. Luxindo

Kota Cirebon. Penelitian ini dilakukan di CV. Luxindo Cirebon dengan jumlah 34 orang

responden sebagai sampel penelitian. Stres kerja diukur dengan menggunakan The Job

Stres Scale oleh Tores Theorell (1988), dan untuk produktivitas kerja diukur dengan

menggunakan lembar kerja yang dibuat oleh perusahaan itu sendiri. Analisis data

dengan menggunakan teknik analisis korelasi product moment dari Pearson dan

diperoleh hasil r=0.223 dengan signifikansi 0.204 (p>0.05). Hasil penelitian

menunjukkan tidak ada hubungan antara stres kerja terhadap produktivitas kerja

karyawan pada bagian produksi.

Kata kunci Produktivitas kerja, Stres kerja

Page 8: Hubungan antara Stress Kerja dengan Produktivitas Kerja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9133/2/T1_802010047_Full... · Tabel 1 . Hasil Produksi . ... berdampak negatif

Abstract

The purpose of this study was to know whether there is relation or not between job

stress and productivity of employees who worked on the production of CV. Luxindo

Cirebon. The hypothesis of this study is there are a relationship between job stress and

productivity of employees working on the production. This research was conducted in

the CV. Cirebon Luxindo the number of 34 respondents as research sample. Job stress

is measured using ' the job stress scale' by tores theorell (1988), consisting of 17

questions, and to labor productivity is measured using worksheets made by a company

itself. Data analysis using Pearson product moment correlation technique and the result

obtained r = 0.223 with significance 0.204 (p>0.05). The result showed no correlation

between job stress on labor productivity employees at the production line.

Keywords Work productivity, Job stress

Page 9: Hubungan antara Stress Kerja dengan Produktivitas Kerja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9133/2/T1_802010047_Full... · Tabel 1 . Hasil Produksi . ... berdampak negatif

PENDAHULUAN

Berkembangnya dunia bisnis pada era globalisasi ini membuat berbagai macam

perusahaan untuk segera membenahi diri agar lebih kompetitif dan mengembangkan

potensi yang ada khususnya bagi individu (Sedarmayati, 2004). Dalam suatu organisasi,

SDM memiliki peran penting dalam kegiatan produksi, bukan hanya sebagai alat dalam

produksi tetapi juga sebagai penggerak dan penentu berlangsungnya proses produksi

dengan segala aktivitasnya. Guna menciptakan kemampuan (kompetensi),

meningkatkan daya saing, dan meraih keunggulan dalam bersaing, SDM harus dikelola

dan dikembangkan agar perusahaan lebih kompetitif dan efektif (Ellitan, 2002). Hal ini

menuntut perusahaan dan pihak-pihak berwenang untuk menekankan pada peningkatan

produktivitas yang berkualitas (Perkuri, 2011).

Produktivitas sendiri menjadi fenomena yang menarik sejak awal industrialisasi,

oleh sebab itu produktivitas sangatlah penting untuk menciptakan sebuah daya saing

pada perusahaan. Untuk kepentingan tersebut perusahaan di harapkan dapat

melaksanakan semua fungsi organisasi dengan tingkat efisiensi, efektivitas, dan

produktivitas yang tinggi. Produktivitas juga merupakan asset terbesar dari sebuah

perusahaan selain karyawan-karyawan, kesehatan mental, fisik, keberadaan, dan

semangat kerja (Setiawati, dalam Sedarmayati 2001). Hal inilah yang sedang dialami

oleh CV. Luxindo, perusahaan yang baru berkembang di industri rotan ini mengalami

beberapa permasalahan yang terkait dengan rendahnya produktivitas kerja. Situasi

tersebut disebabkan oleh adanya tekanan pekerjaan yang terlalu berlebihan, sehingga

berdampak negatif pada kebanyakan karyawan, seperti hasil produksi yang tidak

berkualitas sesuai dengan desain yang sudah ditentukan. Hal tersebut mengeluarkan

anggaran yang cukup besar untuk memperbaiki, tentunya sangat memakan banyak

Page 10: Hubungan antara Stress Kerja dengan Produktivitas Kerja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9133/2/T1_802010047_Full... · Tabel 1 . Hasil Produksi . ... berdampak negatif

waktu untuk mengerjakannya, dan jumlah target produksi tidak tercapai. Namun ada

pula yang berdampak positif bagi segelintir karyawan, seperti karyawan menjadi

bersemangat sehingga dalam waktu satu hari dapat mencapai target yang sudah

ditentukan. Seperti yang terlihat dalam tabel berikut ini;

Tabel 1

Hasil Produksi

No Tahun Kuantitas Total

1 2008 281pcs 281pcs

2 2009 826pcs 826pcs

3 2010 809pcs 1233pcs

4 2011 470pcs 871pcs

5 2012 690pcs 737pcs

6 2013 372pcs 594pcs Sumber: CV. Luxindo

Oleh karena itu, penulis menganggap penting untuk meneliti produktivitas kerja.

Selain itu untuk memberikan keuntungan kepada perusahaan, peningkatan produktivitas

juga dapat berdampak pada kesejahteraan para karyawan itu sendiri. Produktivitas pada

industri konstruksi sebagian besar dipengaruhi oleh hasil kinerja dari para pekerja dalam

industri tersebut. Pada akhirnya hasil produktivitas dapat diharapkan berkualitas.

Sedangkan tidak sedikit karyawan yang mengalami penurunan produktivitas. Penelitian

yang dilakukan oleh Michac (dalam Mark, 2012) menemukan beberapa alasan

rendahnya produktivitas yaitu sebagai berikut, kurangnya pelatihan di perusahaan

tersebut, mesin yang break downs, standar kinerja tidak ditetapkan, kurangnya

perencanaan dan motivasi, perubahan, suasana dan lingkungan yang kurang baik,

komunikasi yang tidak memadai di berbagai tingkatan, non-identifikasi dengan tujuan

perusahaan. Hal tersebut didukung oleh Oyewobi dkk (2011) yang mengatakan bahwa

produktivitas yang rendah disebabkan oleh jenis pekerjaan, kompleksitas, metode

konstruksi, cuaca, stres, dll. Stres merupakan salah satu faktor utama yang bertanggung

Page 11: Hubungan antara Stress Kerja dengan Produktivitas Kerja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9133/2/T1_802010047_Full... · Tabel 1 . Hasil Produksi . ... berdampak negatif

jawab untuk produktivitas yang rendah di industri, hal ini dikarenakan proses konstruksi

membutuhkan banyak aktivitas fisik yang menyebabkan stres pada para partisipan

dalam industri (Wahab, dalam Oyewobi 2011).

Suatu perusahaan yang ingin tumbuh dan berkembang selalu berupaya untuk

meningkatkan produktivitas kerja sebagai sistem organisasi tersebut, dan meminimalkan

dampak-dampak yang nantinya dapat merugikan pihak perusahaan. Seperti,

produktivitas akan berdampak positif pada meningkatnya output atau kualitas output

dan manfaatnya akan didapat melalui nilai tambah pada produk-produk McTague

(dalam Timpe, 2002). Sebaliknya, produktivitas yang rendah di tempat kerja akan

berdampak negatif bagi perusahaan dan dapat menghambat operasi bisnis. Penurunan

kerja karyawan dan hasil akan menghambat seluruh sistem, merugikan hubungan

dengan pelanggan dan penundaan pengiriman barang/jasa. Lynch dan Kardis (dalam

Subri, 2003) menyatakan bahwa organisasi yang akan mampu bersaing dan dapat

bertahan dalam globalisasi pasar dunia adalah organisasi yang memiliki tingkat

produktivitas yang tinggi. Sebaliknya organisasi yang memiliki tingkat produktivitas

rendah secara perlahan ataupun cepat akan kalah dalam persaingan dan akhirnya akan

tersingkir.

Dalam pencapaian produktivitas kerja karyawan, ada berbagai faktor yang

mempengaruhi antara lain adalah adanya motivasi kerja, disiplin kerja, kepuasan

kerja dan stres kerja karyawan bertambah. Sebagian besar yang mempengaruhi

produktivitas kerja karyawan ditentukan oleh besar kecilnya produktivitas kerja yang

diterima karyawan selama bekerja di perusahaan, sehingga karyawan akan memberikan

disiplin kerja, motivasi kerja, kepuasan kerja yang baik untuk perusahaan sehingga tidak

ada lagi stres dalam bekerja (Wijono, 2008). Pada suatu kesempatan Ilyas (1999)

Page 12: Hubungan antara Stress Kerja dengan Produktivitas Kerja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9133/2/T1_802010047_Full... · Tabel 1 . Hasil Produksi . ... berdampak negatif

menjelaskan bahwa produktivitas dipengaruhi oleh banyak faktor seperti; lingkungan,

personal, organisasi, dan manajerial. Hasil penelitian tersebut didukung oleh Dean

(dalam Mark, 2012) yang menunjukkan bahwa stres sebagai penyebab utama untuk

rendahnya tingkat produktivitas di tempat kerja. Sejalan dengan ini Levin-Epstein

(dalam Mark, 2012) stres pada pekerjaan berakibat terhadap organisasi nirlaba, seperti

waktu yang banyak terbuang, menurunnya produktivitas, moral staf yang rendah,

turnover, dan biaya pelayanan kesehatan yang lebih tinggi. Selanjutnya Cockburn

(dalam Mark, 2012) mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas

dapat meliputi karakteristik individu dari para pekerja, faktor gaya hidup, tuntutan

pekerjaan, dan lingkungan kerja. Sementara itu, dikatakan bahwa produktivitas terjadi

karena kesalahan dalam pekerjaan, kualitas kerja yang rendah, dan meningkatnya

absensi yang merupakan tanda bahwa seorang karyawan mengalami stres (Halkos dkk.,

2008). Sejalan dengan itu ada pendapat yang mengatakan bahwa penurunan produksi

kerja dapat disebabkan oleh stres, konflik, tujuan tidak jelas atau struktur manajemen

yang buruk (Assad, 2014).

Stres kerja menjadi penting untuk diteliti karena stres bisa menjadi penyumbang

utama terhadap penurunan produktivitas, absensi, moral karyawan yang rendah,

kecelakaan yang tinggi dan tingkat turnover, dan biaya pengobatan meningkat (Whetten

& Cameron, dalam Oyewobi dkk 2011). Menurut ILO dalam world labour report,

fenomena stres telah menjadi isu kesehatan yang paling serius dalam abad ke 20. Para

ahli perilaku organisasi juga mengatakan bahwa stres dipandang sebagai agen penyebab

dari berbagai masalah fisik, mental, bahkan output organisasi. Stres kerja tidak hanya

berpengaruh terhadap individu, tetapi juga terhadap biaya organisasi dan industri

(Iswanto, 2001). Pada dasarnya setiap aspek di pekerjaan dapat menjadi pembangkit

Page 13: Hubungan antara Stress Kerja dengan Produktivitas Kerja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9133/2/T1_802010047_Full... · Tabel 1 . Hasil Produksi . ... berdampak negatif

stres. Adanya berbagai tekanan yang dirasakan oleh karyawan dapat berasal dari faktor-

faktor intrinsik dalam pekerjaan. Hal tersebut dapat menimbulkan kebosanan karena

pekerjaan berulang-ulang dan tempat kerja yang bising, adanya karir yang tidak

berkembang, hubungan yang buruk dengan rekan sekerja maupun dengan atasan

(Sunyoto, 2001).

Loosemore & Waters (dalam Oyewobi 2011) mengemukakan bahwa seberapa

besar risiko para pekerja yang bekerja dalam lingkungan yang tidak sehat akan mudah

mengalami stres kerja, sehingga mereka akan kesulitan untuk mempertahankan

keseimbangan yang efektif antara pekerjaan dan kehidupan pribadinya. Mimura e.t al;

(dalam Oyewobi 2011) mengatakan bahwa karyawan yang mengalami stres kerja, akan

berakibat pada penurunan produktivitas, peningkatan ketidakhadiran, dan masalah

lainnya seperti alkoholisme, penyalahgunaan obat, hipertensi dan sejumlah masalah

kardiovaskular. Halkos, dkk (2008) juga menemukan bahwa karyawan yang stres dapat

membuat keputusan yang salah dan hubungan dengan rekan kerja menjadi negatif.

Dalam kaitannya dengan pekerjaan, maka semua aspek stres akan menjurus pada

penurunan performasi, efisiensi, dan produktivitas kerja yang bersangkutan (Tarwaka,

2004).

Hasil-hasil penelitian mengenai stres kerja dan produktivitas kerja yang dilakukan

oleh beberapa peneliti, seperti yang dilakukan oleh Halkos, dkk (2008) mengemukakan

bahwa tingkat stress yang tinggi dapat menyebabkan penurunan produktivitas. Pengaruh

stres pada produktivitas, yaitu ketika pekerjaan mulai mempengaruhi kehidupan pribadi

dari para pekerja, hal ini memiliki efek negatif pada produktivitas, kesalahan dalam

pekerjaan, kualitas kerja yang rendah, dan meningkatnya absensi. Menurut Oyewobi,

dkk (2011) efek umum dari stres di kalangan pekerja konstruksi adalah sakit kepala dan

Page 14: Hubungan antara Stress Kerja dengan Produktivitas Kerja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9133/2/T1_802010047_Full... · Tabel 1 . Hasil Produksi . ... berdampak negatif

kemarahan; sakit kepala menjadi efek fisiologis dan kemarahan efek psikologis. Kronis

ini memiliki efek konsekuensial mengurangi produksi dari para pekerja dan kurangnya

kepuasan kerja. Djebarni (dalam Oyewobi dkk, 2011) menemukan bahwa tingkat stres

yang tinggi di antara manajer dapat merusak produktivitas, penyebab utamanya karena

tekanan waktu, jam kerja yang panjang, waktu santai tidak mencukupi, kertas kerja,

waktu bersama keluarga tidak mencukupi, wisata, komunikasi yang buruk, kekurangan

staf, dan kesenjangan kekuasaan dan tanggung jawab (Sutherland dan Davidson, dalam

Oyewobi 2011).

Hal serupa juga di ungkapkan oleh Tarafdar, dkk (2007), Menemukan bahwa stres

mempunyai peran yang negatif terhadap peningkatan produktivitas dan kualitas kerja,

karena hal tersebut menciptakan terganggunya kemampuan individu untuk secara

efektif menyelesaikan tugas-tugasnya, dan faktor disfungsional lainnya seperti

ketidakpuasan dengan hasil pekerjaannya. Konsekuensi dari meningkatnya stres salah

satunya mengarah pada rendahnya produktivitas, ketidakpuasan di tempat kerja,

kurangnya keterlibatan pekerjaan, dan hasil pekerjaan yang buruk.

Holden, dkk (2011) menunjukkan pula bahwa kondisi kesehatan pekerja diketahui

berdampak pada hasil produktivitas. Tekanan psikologis yang tidak wajar menunjukkan

sebuah peningkatan risiko yang akan memperburuk produktivitas dan menyebabkan

penurunan produktivitas. Pretorius dan Taylor (dalam Oyewobi dkk, 2011) menemukan

di Inggris bahwa sifat dasar konfrontasi proyek konstruksi menghasilkan tingkat stres

yang signifikan bagi para pekerja konstruksi profesional. Semua faktor stres dalam

industri ini berpengaruh terhadap produktivitas para tenaga kerja yang pada akhirnya

akan mempengaruhi output (Iyagba & Ayanda, dalam Oyewobi 2011).

Page 15: Hubungan antara Stress Kerja dengan Produktivitas Kerja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9133/2/T1_802010047_Full... · Tabel 1 . Hasil Produksi . ... berdampak negatif

Pendapat yang berlawanan dikemukakan oleh Donald dkk (2005), hasilnya

menunjukkan sejumlah hubungan yang menarik. Pertama, prediktor dari produktivitas

adalah kesejahteraan psikologis. Kedua, faktor yang berpengaruh pada produktivitas

adalah komitmen dari organisasi untuk karyawan. Penelitian ini menjadi perintis

luasnya penurunan produktivitas, dan ternyata stres tidak ditemukan memiliki pengaruh

langsung terhadap tingkat produktivitas. Artinya, individu yang stress terhadap

pekerjaan tidak berdampak pada produktivitas mereka melainkan pada kesejahteraan

mental mereka. Penelitian dari Violeta (2014) menyiratkan hubungan yang signifikan

lemah antara stress dan produktivitas. Stres kerja yang dialami oleh para pekerja

perantara asuransi muncul karena masalah di rumah dan masalah keuangan, tidaklah

mengherankan bahwa pernyataan "penyebab yang menjadi perhatian adalah upah yang

tidak stabil" hal itu disepakati oleh sebagian besar dari para responden (34,4%) benar-

benar setuju dan (42,9%) setuju saja dengan pernyataan ini. Diperkuat selama

wawancara tidak seorang dari manajer menyebutkan bahwa stres di tempat kerja, sebab

dan akibatnya berdampak besar atau signifikan terhadap produktivitas, dan tidak ada

yang menyebutkan bahwa produktivitas dapat meningkat jika tingkat stres yang

berhubungan dengan pekerjaan diminimalkan

CV. Luxindo merupakan perusahaan yang bergerak di industri rotan, yang

menghasilkan produk-produk furniture. Didalam penelitian ini, penulis mengadakan

penelitian dibagian/divisi produksi. Dimana bagian atau divisi tersebut selalu

dihadapkan pada mesin-mesin berat setiap harinya, jika kondisi fisik tidak baik maka

akan menimbulkan tekanan kerja yang biasa disebut dengan stres kerja. Begitu pula

dengan interaksi sesame karyawan, pada bagian produksi hanya sedikit karyawan yang

bekerja segingga dalam satu kali shift kerja karyawan hanya bertemu dengan orang-

Page 16: Hubungan antara Stress Kerja dengan Produktivitas Kerja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9133/2/T1_802010047_Full... · Tabel 1 . Hasil Produksi . ... berdampak negatif

orang yang sama. Kondisi kerja yang monoton seperti ini rentan sekali akan terjadinya

stres kerja, karyawan menjadi jenuh. Akibatnya barang yang diproduksi mulai

berkurang, hal ini disebabkan oleh kinerja yang buruk sebagai akibat dari stres kerja

yang dialami karyawan. Dampak langsungnya pada produktivitas karyawan yang mulai

menurun. Oleh karenanya penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai

“Hubungan stres kerja dengan produktivitas kerja karyawan” di CV. Luxindo Cirebon,

adapun hipotesis dari penelitian yaitu apakah terdapat hubungan antara stress kerja

dengan produktivitas kerja karyawan bagian produksi.

KAJIAN TEORI

Produktivitas Kerja

Produktivitas pada dasarnya merupakan sikap mental yang selalu mempunyai

pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan

hari ini dikerjakan untuk kebaikan hari esok (Sodomo, dalam Tarwaka 2004). Konsep

produktivitas bukan berarti bahwa perusahaan harus dapat menghasilkan lebih

banyak hasil produksi, melainkan produktivitas diukur dari bagaimana menghasilkan

output yang diinginkan secara efisien, produktivitas merupakan suatu ukuran kinerja

yang mencakup efektivitas dan efisiensi (Robbins, 2003). The European Association

of National Productivity Centres (EANPC 2005, dalam Perkuri 2011) mendefinisikan

produktivitas sebagai seberapa efisien dan efektif produk dan jasa sedang diproduksi.

Efisiensi dalam konteks ini dapat dilihat sebagai “melakukan hal yang benar” atau

memanfaatkan sumber daya untuk mencapai hasil yang diinginkan (Grünberg, dalam

Perkuri 2011).

Page 17: Hubungan antara Stress Kerja dengan Produktivitas Kerja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9133/2/T1_802010047_Full... · Tabel 1 . Hasil Produksi . ... berdampak negatif

Terdapat dua aspek penting menurut Ghiselli & Brown (dalam, As’ad 2001)

yaitu aspek kualitas, dimana tingkat produktivitas kerja masing-masing karyawan

dapat dilihat rata-rata observasi yang merupakan standar penilaian untuk menentukan

seorang karyawan produktif atau tidak. Aspek kuantitas, dimana seorang tenaga kerja

dinilai produktif jika mampu menghasilkan produk yang lebih besar dari tenaga kerja

lainnya dengan menggunakan waktu dengan seefisien mungkin.

Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja menurut

Tarwaka (2004) yaitu motivasi, kedisiplinan, etos kerja, stres kerja, keterampilan, dan

pendidikan.

Stres Kerja

Beehr dan Newman (dalam Rice, 1999) mendefinisikan stres kerja sebagai

tuntutan pekerjaan yang berlebihan melebihi kemampuan pekerja yang meliputi

interaksi antara kondisi pekerjaan dengan sikap individu yang mengubah kondisi

normal dan fungsi psikologis pekerja sehingga menyebabkan orang merasa sakit,

tidak nyaman atau tegang karena pekerjaan, tempat kerja atau situasi kerja yang

tertentu. Mandelson (dalam Tarwaka, 2004) mendefinisikan stress akibat kerja secara

lebih sederhana, dimana stress merupakan suatu ketidakmampuan pekerja untuk

menghadapi tuntutan tugas dengan akibat suatu ketidaknyamanan dalam bekerja.

Kemudian Rice (1999) mempunyai definisi senada mengenai stres kerja, bahwa stres

kerja yang terjadi pada individu meliputi gangguan psikologis, fisiologis, perilaku,

dan gangguan pada organisasi.

Terdapat tiga dimensi stres kerja menurut Theorell (dalam Alves, 2004) yaitu

pertama tuntutan, behubungan dengan waktu dan kecepatan untuk melakukan tugas-

tugas. Kedua kontrol, yang berhubungan dengan penggunaan dan pengembangan

Page 18: Hubungan antara Stress Kerja dengan Produktivitas Kerja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9133/2/T1_802010047_Full... · Tabel 1 . Hasil Produksi . ... berdampak negatif

kemampuan dan proses kerja. Ketiga dukungan sosial, tentang hubungan pekerja

dengan rekan-rekan dan atasan.

Looker, dkk (2005) mengatakan terdapat beberapa faktor yang berhubungan

dengan pekerjaan yang menimbulkan stres kerja, yaitu beban kerja berlebihan,

tekanan waktu dan tenggat waktu yang tidak mungkin dipenuhi, seberapa baik dan

sejauh mana individu merasa keahlian-keahlian dan kemampuan-kemampuan sedang

dipergunakan, peran kerja yang dipahami atau didefinisikan dengan buruk, perubahan

prosedur, dan komunikasi yang buruk.

METODE PENELITIAN

a. Partisipan

Penelitian ini dilakukan di CV. Luxindo Kota Cirebon, populasi yang digunakan

adalah Karyawan bagian produksi CV. Luxindo berjumlah 34 orang sebagai responden

yang akan di teliti. Menggunakan teknik sampling jenuh sebanyak 34 responden dipilih

sebagai sampel penelitian ini.

b. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 3 bagian. Bagian pertama

berkaitan dengan stres kerja. Stres kerja diukur dengan menggunakan "The Job Stres

Scale" oleh Tores Theorell (dalam Alves, 2004), yang terdiri dari 17 pertanyaan. Dari

jumlah tersebut, lima pertanyaan mengevaluasi tuntutan contohnya “apakah anda

diharuskan untuk bekerja secara terus-menerus”, selanjutnya enam pertanyaan

mengevaluasi kontrol contohnya “apakah pekerjaan anda menuntut tingginya tingkat

keterampilan atau keahlian”, dan enam pertanyaan untuk dukungan sosial contohnya

“saya berhubungan baik dengan rekan kerja saya”. Untuk kedua dimensi yaitu tuntutan

Page 19: Hubungan antara Stress Kerja dengan Produktivitas Kerja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9133/2/T1_802010047_Full... · Tabel 1 . Hasil Produksi . ... berdampak negatif

dan kontrol, mencakup empat pilihan jawaban berdasarkan frekuensi berikut: “sering”,

“kadang-kadang”, “sesekali/jarang”, dan “tidak pernah atau hampir tidak pernah”

(dengan skor 4, 3, 2, dan 1). Untuk dukungan sosial terdiri dari enam pertanyaan

mencakup empat pilihan jawaban yaitu “sangat setuju”, “agak setuju”, “agak tidak

setuju”, “sangat tidak setuju” (dengan skor 4, 3, 2, dan 1).

Bagian kedua berkaitan dengan produktivitas kerja, produktivitas kerja di ukur

dengan menggunakan lembar kerja yang dibuat oleh perusahaan itu sendiri, mencakup

aspek kuantitas yaitu jumlah barang yang dihasilkan dan kualitas yaitu seperti

pembentukan (shaping), sambungan (jointing), anyaman, warna, tekstur, kaki-kaki,

roda, dan pemasangan baut.

Bagian ketiga mencakup sejumlah pertanyaan demografis seperti jenis kelamin,

umur, status perkawinan, dan lama bekerja.

c. Prosedur Penelitian

Kuesioner dibagikan kepada karyawan bagian produksi dan responden diminta untuk

mengisi kuesioner tersebut sesuai dengan keadaan dari masing-masing karyawan.

Kuesioner yang telah diberikan, sebelumnya akan peneliti beritahu bahwa hasilnya akan

digunakan untuk tujuan penelitian saja dan akan merahasikan data-data yang dianggap

sangat pribadi dari karyawan-karyawan tersebut.

HASIL PENELITIAN

a. Uji Validitas dan Reliabilitas

Skala stres kerja terdiri dari 17 item valid dan didapat nilai reliabilitas sebesar 0.895.

Menurut Sekaran (dalam Priyatno, 2013) Cronbach’s Alpha diatas 0.8 reliabilitas

baik.

Page 20: Hubungan antara Stress Kerja dengan Produktivitas Kerja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9133/2/T1_802010047_Full... · Tabel 1 . Hasil Produksi . ... berdampak negatif

Tabel 1

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.895 17

b. Uji Normalitas dan Linearitas

Tabel 2

Tabel Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

STRES KERJA PRODUKTIVITAS KERJA

N 34 34

Normal Parametersa Mean 56.00 50.29

Std.

Deviation 7.303 17.962

Most Extreme

Differences

Absolute .128 .250

Positive .113 .250

Negative -.128 -.133

Kolmogorov-Smirnov Z .747 1.455

Asymp. Sig. (2-tailed) .633 .029

a. Test distribution is Normal.

Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh hasil skor stres kerja sebesar 0.747

dan skor produktivitas sebesar 1.455 dengan tingkat signifikansi > 0.05, sehingga

dapat dikatakan bahwa kedua variabel dalam penelitian ini berdistribusi normal.

Page 21: Hubungan antara Stress Kerja dengan Produktivitas Kerja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9133/2/T1_802010047_Full... · Tabel 1 . Hasil Produksi . ... berdampak negatif

Tabel 3

Tabel Hasil Uji Linearitas

ANOVA Table

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

STRES KERJA *

PRODUKTIVITAS

KERJA

Between

Groups

(Combined) 241.341 4 60.335 1.152 .352

Linearity 9.618 1 9.618 .184 .671

Deviation from

Linearity 231.723 3 77.241 1.475 .242

Within Groups 1518.659 29 52.368

Total 1760.000 33

Dari hasil uji linieritas, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi pada linearity

sebesar 0.671 dan hasil signifikansi pada deviation from linearity sebesar 0.242

dengan tingkat signifikansi > 0.05. Hal ini berarti antar variabel stres kerja dan

produktivitas kerja terdapat hubungan yang linear, dengan ini maka asumsi linieritas

terpenuhi.

c. Hasil Analisa Deskriptif

Tabel 4

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

STRES KERJA 34 46 68 56.00 7.303

PRODUKTIVITAS KERJA 34 25 85 50.29 17.962

Valid N (listwise) 34

Variabel Stres Kerja

Variabel stres kerja memiliki 17 item valid dengan 4 pilihan jawaban setiap item,

memiliki mean sebesar 55.79 dengan standar deviasi 3.859 dan jumlah subjek (N)

sebanyak 34 yang memperoleh nilai empirik minimum sebesar 46 dan maksimum 62.

Untuk menentukan tinggi rendahnya hasil pengukuran variabel stres kerja, peneliti

Page 22: Hubungan antara Stress Kerja dengan Produktivitas Kerja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9133/2/T1_802010047_Full... · Tabel 1 . Hasil Produksi . ... berdampak negatif

menggunakan 5 (lima) kategori yaitu sangat rendah, rendah, sedang, tinggi dan sangat

tinggi. Maka skor hipotetik maksimum 4x17 item valid = 68 dan skor minimum 1x17

item valid = 17, maka intervalnya adalah 10,2 (diperoleh dari perhitungan Interval).

Tabel 5

Kategori Stres Kerja

No Kategori dalam angka Kategori dalam

kata N Prosentase Mean

1 17 ≤ x < 27.2 Sangat rendah 0 0%

56.00

2 27.2 ≤ x < 37.4 Rendah 0 0%

3 37.4 ≤ x < 47.6 Sedang 4 2,94%

4 47.6 ≤ x < 57.8 Tinggi 18 67.65%

5 57.8 ≤ x ≤ 68 Sangat tinggi 12 29.41%

Jumlah 34 100%

Variabel produktivitas kerja

Variabel produktivitas memiliki mean sebesar 47.06 dengan dan jumlah subjek

(N) sebanyak 34 yang memperoleh nilai empirik minimum sebesar 25 dan maksimum 85.

Untuk menentukan tinggi rendahnya hasil pengukuran variabel produktivitas kerja,

peneliti menggunakan 5 (lima) kategori yaitu sangat rendah, rendah, sedang, tinggi dan

sangat tinggi. maka intervalnya adalah 15 (diperoleh dari perhitungan Interval).

Tabel 6

Kategori Produktivitas Kerja

No Kategori dalam angka Kategori dalam

kata N Prosentase Mean

1 25 ≤ x < 40 Sangat rendah 11 32.36%

50.29 2 40 ≤ x < 55 Rendah 18 52.94%

3 55 ≤ x < 70 Sedang 0 0%

4 70 ≤ x < 85 Tinggi 5 14.70%

5 85≤ x < 100 Sangat tinggi 0 0%

Jumlah 34 100%

Page 23: Hubungan antara Stress Kerja dengan Produktivitas Kerja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9133/2/T1_802010047_Full... · Tabel 1 . Hasil Produksi . ... berdampak negatif

c. Hasil Analisis Korelasi

Tabel 7

Correlations

STRES KERJA PRODUKTIVITAS KERJA

STRES KERJA Pearson

Correlation 1 .074

Sig. (2-tailed) .678

N 34 34

PRODUKTIVITAS

KERJA

Pearson

Correlation .074 1

Sig. (2-tailed) .678

N 34 34

Dari hasil perhitungan analisis korelasi menggunakan analisis korelasi Pearson,

didapatkan hasil nilai korelasi sebesar 0.074 dengan nilai signifikansi sebesar 0.678 p >

0.05 maka Ho di terima yang artinya tidak ada hubungan antara stres kerja dengan

produktivitas kerja karyawan.

PEMBAHASAN

Dari hasil uji korelasi yang sudah dilakukan oleh peneliti maka didapatkan nilai

korelasi sebesar 0.074 dengan signifikansi 0.678 (p > 0.05) sehingga hipotesis awal

(Ha) peneliti ditolak. Yaitu tidak ada hubungan antara stres kerja terhadap produktivitas

kerja karyawan pada bagian produksi. Untuk tingkat masing-masing variabel dalam

penelitian ini berkisar antara tinggi dan rendah. Untuk variabel stres kerja dengan

prosentase sebesar 56.00% dan untuk variabel produktivitas kerja sebesar 50.29%. Hal

ini berarti rendahnya produktivitas yang dialami oleh karyawan perusahaan tersebut

bukan diakibatkan oleh faktor stres kerja, karena stres kerja sendiri dalam penelitian ini

Page 24: Hubungan antara Stress Kerja dengan Produktivitas Kerja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9133/2/T1_802010047_Full... · Tabel 1 . Hasil Produksi . ... berdampak negatif

hanya menyumbangkan 0.54% yang berarti 99.46% dipengaruhi oleh faktor lain diluar

stres kerja, seperti motivasi, kedisiplinan, etos kerja, keterampilan, dan pendidikan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Donald dkk

(2005) yaitu pertama, prediktor dari produktivitas adalah kesejahteraan psikologis.

Kedua, faktor yang berpengaruh pada produktivitas adalah komitmen dari organisasi

untuk karyawan. Stres tidak ditemukan memiliki pengaruh langsung terhadap tingkat

produktivitas, artinya individu yang stress terhadap pekerjaan tidak berdampak pada

produktivitas mereka melainkan pada kesejahteraan mental mereka.

Penelitian dari Violeta (2014) menyiratkan stres kerja yang dialami oleh para

pekerja karena masalah di rumah dan masalah keuangan, hal itu disepakati oleh

sebagian besar dari para responden (34,4%) benar-benar setuju dan (42,9%) setuju saja

dengan pernyataan ini. Diperkuat selama wawancara tidak seorang dari manajer

menyebutkan bahwa stres di tempat kerja, sebab dan akibatnya berdampak besar atau

signifikan terhadap produktivitas, dan tidak ada yang menyebutkan bahwa produktivitas

dapat meningkat jika tingkat stres yang berhubungan dengan pekerjaan diminimalkan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang hubungan antara stres

kerja terhadap produktivitas kerja pada karyawan bagian produksi, maka diperoleh

kesimpulan :

Page 25: Hubungan antara Stress Kerja dengan Produktivitas Kerja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9133/2/T1_802010047_Full... · Tabel 1 . Hasil Produksi . ... berdampak negatif

1. Tidak ada hubungan positif antara stres kerja terhadap produktivitas kerja pada

karyawan bagian produksi. Dengan hasil korelasi sebesar 0.074 dengan nila p =

0.678.

2. Responden yang diteliti sebanyak 34 orang, dalam penelitian ini tingkat stres kerja

memiliki kategori tinggi (56.00%) dan tingkat produktivitas kerja dengan kategori

rendah (50.29%).

Saran

Adapun saran peneliti berdasarkan hasil penelitian adalah sebagai berikut :

1. Bagi penelitian selanjutnya

Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan dapat meneliti faktor-faktor lain yang

dapat mempengaruhi produktivitas kerja selain stres kerja, seperti faktor motivasi,

kedisiplinan, etos kerja, keterampilan, dan pendidikan

2. Bagi perusahaan

Untuk meningkatkan produktivitas kerja hendaknya setiap karyawan diberi

kesempatan yang sama untuk menghadapi kompetisi dalam bekerja sehingga

pencapaian target produksi dapat dimaksimalkan dan perusahaan juga dapat

memberikan sebuah pelatihan kepada karyawan agar lebih terampil, dan termotivas.

Daftar Pustaka

(2000). Karakteristik Penduduk Indonesia Tahun 2000. Jakarta: BPS.

(2012). Workplace Stress: The Productivity Killer. Emercomm Business Consultants Lean Enterprise Management.

Almigo, N. (2004). Hubungan Antara Kepuasan kerja Dengan Produktivitas Kerja

Karyawan. Journal Psyche, 1(1), 51–59.

Page 26: Hubungan antara Stress Kerja dengan Produktivitas Kerja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9133/2/T1_802010047_Full... · Tabel 1 . Hasil Produksi . ... berdampak negatif

Alves, M. G. M., dkk. (2004). Short Version Of The “Job Stress Scale”: A Portuguese-

language adaptation, 38(2).

Anoraga, P. (2001). Psikologi Kerja. Jakarta: Rineka Cipta.

As’ad, M. (2001). Psikologi Industri. Yogyakarta.

Assad, A. (2014). http://www.ehow.com/info_7742832_effectslowproductivity-workplacee.html (Di akses 20 Mei 2014).

Donald, I., Paul, T., Sheena, J. (2005). Work Environments, Stress, and Productivity:

An Examination Using ASSET. International Journal of Stress Management, 12(4), 409–423.

Ellitan, L. (2002). Praktik-praktik Pengelolaan Sumber Daya Manusia dan Keunggulan

Kompetitif Berkelanjutan. Surabaya

Gibson, James, L. (2000). Organisasi, Perilaku, Struktur dan Proses, Edisi Kelima. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Ghiselli, E.E., & Brown, C.W. (1955), Personnel and Industrial Psychology. Mc- Graw

Hill, New York.

Gomes, F. C. (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Kedua. Yogyakarta: Andi.

Hadi, S. (2004). Metodologi Research. Yogyakarta-Andi

Halkos, G. (2008). The influence of stress and satisfaction on productivity. University of

Thessaly, Department of Economics.

Harsiwi, M. A. (2004). http://researchengines.educationcreativity.com/agungharsiwi6-04-2.html. (Di akses 16 Juli 2014)

Hasibuan, H. M. (2003). Organisasi dan Motivasi, Dasar Peningkatan Produktivitas.

Jakarta: Bumi Aksara.

Holden, L., Paul, A.S., Michael, F.H., Robert, S.W., Nerina, V. and Harvey, A.W.

(2011). Health-related productivity losses increase when the health condition is co-

morbid with psychological distress: findings from a large cross-sectional sample of working Australians. Holden et al. BMC Public Health, 11, 1–9.

Ilyas. (1999). Kinerja, Teori-Penilaian dan Penelitian. Universitas Indonesia.

Istijanto. (2005). Riset Sumber Daya Manusia, Cara Praktis Mendeteksi Dimensi-

Dimensi Kerja Karyawan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Page 27: Hubungan antara Stress Kerja dengan Produktivitas Kerja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9133/2/T1_802010047_Full... · Tabel 1 . Hasil Produksi . ... berdampak negatif

Iswanto, Yun. (2001). Analisis Hubungan Antara Stres Kerja, Kepribadian, dan Kinerja

Manajer Bank. [email protected]

Kartono, K. (2001). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Kanzunnudin, M. (2006). Kepuasan Kerja Pengaruhnya Pada Produktivitas Kerja

Karyawan Sebuah Perusahaan, 1(1), 22–30.

Looker, T., Olga, G. (2005). Managing Stress. Cet 1. Yogyakarta: BACA. p. 44, 113,

157-9, 299, 375, 388-91.

Manuaba, A. (2000). Ergonomi, Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Editor:

Wignyosubroto, S. & Wiranto, S.E. “Proceeing Seminar Nasional Ergonomi”.

Surabaya: Guna Wijaya.

Mark, A. D. (2012). Stress and Its Effects On Employees Productivity – A Case Study

Of Ghana Ports and Habours Authority, Takoradi. A Thesis submitted to the

Institute of Distance Learning Kwame Nkrumah University of Science and

Technology in partial fulfillment of the requirements for the degree of

Commonwealth Executive Master Of Business Administration

Mathis, Robert L. John H. Jackson. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Pertama. Jakarta: Salemba Empat.

Oyewobi, L. O., Adamu, A. D., Ganiyu B. O., and Odelade, O. M. (2011). Impact Of

Stress Management On The Productivity Of Workers On Nigerian Construction Sites. Malaysia Built Environment Journal, 8(2), 1–8.

Perkuri, A., Harri H., Maila H. (2011). Productivity and Performance Management-

Managerial Practices in the Construction Industry. International Journal of Performance Measurement, 1, 39–58.

Priyatno, D. (2013). Mandiri Belajar Analisis Data Dengan SPSS. Jakarta: Mediakom.

Rice, Phillip L, (1999). Stress and Health. London: Brooks Cole Publishing Company

Robbins, S. P. (2003). Perilaku Organisasi Jilid 2. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Sedarmayanti. (2001). Sumber Daya Manusia Dan Produktivitas Kerja. Bandung:

Mandar Maju

Sedarmayati. (2004). Pengembangan Kepribadian Pegawai. Bandung: Mandar Maju

Subri, M. (2003). Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sunyoto, M. A. (2001). Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: UI-Press.

Page 28: Hubungan antara Stress Kerja dengan Produktivitas Kerja ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9133/2/T1_802010047_Full... · Tabel 1 . Hasil Produksi . ... berdampak negatif

Tarafdar, M., Tu, Q., Ragu-Nathan, B.S., Ragu-Nathan, T.S. (2007). The impact of

technostress on role stress and productivity. OMEGA: The International Journal of Management Science, and Jurnal of Strategic Information Systems.

Tarwaka. (2004). Ergonomi Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas,

Edisi 1(1). Surakarta: UNIBA PRESS.

Tarwaka. (2010). Ergonomi Industri. Surakarta: Harapan Press.

Timpe, D. (2002). Seri Manajemen Sumber Daya Manusia Produktivitas. Cetakan

Kelima. Jakarta : PT. Gramedia

Umar, H. (2004). Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Vilasini P. P. G. N., Gamage J. R., Kahangamage U. P., and Thibbotuwawa N. (2012).

Low Productivity and Related Causative Factors: A Study Based on Sri Lankan

Manufacturing Organisations. The third international conference on Engineering,

Project and Production Management (EPPM), United Kingdom.

http://www.mech.mrt.ac.lk/staff/mr-jr-gamage. (Di akses 17 Juni 2014).

Violeta, R. K., Gintare, A. (2014). Insurance Intermediaries’ Work-Related Stress:

Connections With Labour Poductivity. Vilnius University, Lithuania Ekonomika,

93(1), 146–159.

Wijono, S. (2008). Pengaruh Locus Of Control Eksternal dan Iklim Organisasi terhadap Stres Kerja Manajer Manajer Medya.

http://au9usta.wordpress.com/2013/01/22/international-monetary-fund-imf/. (Di akses

30 Maret 2014).