hubungan antara persepsi terhadap …eprints.ums.ac.id/57424/11/naskah publikasi.pdfkeperawatan...

15
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BEBAN KERJA DENGAN BURNOUT SYNDROME PADA PERAWAT Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Psikologi Oleh : RORO VASTHY DWI ARDHANTI F. 100130173 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

Upload: doandan

Post on 29-Mar-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP …eprints.ums.ac.id/57424/11/Naskah Publikasi.pdfKeperawatan adalah salah satu pekerjaan penuh ketegangan dan perawat, sebagai anggota utama dari

i

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BEBAN KERJA

DENGAN BURNOUT SYNDROME PADA PERAWAT

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada

Jurusan Psikologi

Oleh :

RORO VASTHY DWI ARDHANTI

F. 100130173

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2017

Page 2: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP …eprints.ums.ac.id/57424/11/Naskah Publikasi.pdfKeperawatan adalah salah satu pekerjaan penuh ketegangan dan perawat, sebagai anggota utama dari

i

HALAMAN PERSETUJUAN

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BEBAN KERJA

DENGAN BURNOUT SYNDROME PADA PERAWAT

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh :

RORO VASTHY DWI ARDHANTI

F. 100130173

Telah diperiksa dan disetujui oleh

Dosen Pembimbing

Achmad Dwityanto O.,S.Psi, M.Si

NIP/NIDN. 805/0609106802

Page 3: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP …eprints.ums.ac.id/57424/11/Naskah Publikasi.pdfKeperawatan adalah salah satu pekerjaan penuh ketegangan dan perawat, sebagai anggota utama dari

ii

HALAMAN PENGESAHAN

HUBUNGAN PERSEPSI TERHADAP BEBAN KERJA DENGAN BURNOUT

SYNDROME PADA PERAWAT

OLEH

RORO VASTHY DWI ARDHANTI

F100130173

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Psikologi Universitas

Muhammadiyah Surakarta Pada tanggal 19 September 2017

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

1. Achmad Dwityanto, S.Psi., M.Si (……..…………..…..)

(Ketua Dewan Penguji)

2. Drs. Mohammad Amir, M.Si, Psikolog (…………………..…)

(Anggota I Dewan Penguji)

3.Wisnu Sri Hertinjung, S.Psi., M.Si, Psikolog (……………………..)

(Anggota II Dewan Penguji)

Dekan

Dr. Moordiningsih,M.Si

NIK/NIDN. 876/0615127401

Page 4: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP …eprints.ums.ac.id/57424/11/Naskah Publikasi.pdfKeperawatan adalah salah satu pekerjaan penuh ketegangan dan perawat, sebagai anggota utama dari

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilmiah ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi

dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah

ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan

disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam

pernyataan saya di atas, maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya. .

Surakarta, 11 September 2017

Penulis

Roro Vasthy Dwi Ardhanti

F 100130173

Page 5: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP …eprints.ums.ac.id/57424/11/Naskah Publikasi.pdfKeperawatan adalah salah satu pekerjaan penuh ketegangan dan perawat, sebagai anggota utama dari

1

HUBUNGAN PERSEPSI TERHADAP BEBAN KERJA DENGAN BURNOUT

SYNDROME PADA PERAWAT

Abstrak

Perawat merupakan salah satu jenis pekerjaan yang termasuk memiliki resiko

terkena tingkat stress yang tinggi. Salah satu faktor yang mengakibatkan tingkat

stress yang tinggi yaitu beban kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

hubungan antara persepsi terhadap beban kerja dengan burnout syndrome pada

perawat. Hipotesis yang diajukan yaitu adanya hubungan positif antara persepsi

terhadap beban kerja dengan burnout syndrome pada perawat. Teknik pengambilan

sampel yang digunakan yaitu teknik quota sampling dengan subjek sebanyak 100

orang. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan alat ukur

yaitu skala Persepsi beban kerja dan skala burnout syndrome . Analisis data pada

penelitian ini menggunakan SPSS 16.00 dengan teknik korelasi product moment,

diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,605 dengan signifikansi (p) = 0,000 (p ≤

0,01), yang berarti ada hubungan positif yang sangat signifikan antara persepsi beban

kerjadengan burnout syndrome . Sumbangan efektif dari kedua variabel ditujukkan

oleh nilai ( ) sebesar 0,366. Hal ini menunjukkan bahwa variabel persepsi terhadap

beban kerja mempengaruhi burnout syndrome sebesar 36,6% dan 63,4% terdapat

faktor lain yang mempengaruhi diluar persepsi beban kerja. Kategori persepsi

terhadap beban kerja tergolong tinggi dengan rerata empirik (RE) sebesar 68,65 dan

rerata hipotetik (RH) sebesar 55. Sedangkan kategori burnout syndrome juga

tergolong tinggi dengan rerata empirik (RE) sebesar 93,00 dan rerata hipotetik (RH)

sebesar 75.

Kata Kunci: Persepsi terhadap beban kerja, Burnout Syndrome.

Abstract

Nurses are one type of work that includes having a high risk of stress. One

of the factors causing high stress level is workload. This study aims to determine the

relationship between the perception of workload with burnout syndrome in nurses.

The hypothesis proposed is a positive relationship between the perception of

workload with burnout syndrome on the nurse. The sampling technique used the

quota sampling technique with the subject of 100 people. This research uses

quantitative method by using measurement perception of work load scale and burnout

syndrome scale. Data analysis in this study using SPSS 16.00 with product moment

correlation technique, obtained correlation coefficient value of 0.605 with

significance (p) = 0,000 (p ≤ 0.01), which means there is a very significant positive

relationship between workload perception with burnout syndrome . The effective

contribution of the two variables is shown by the value ( ) of 0.366. This shows that

Page 6: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP …eprints.ums.ac.id/57424/11/Naskah Publikasi.pdfKeperawatan adalah salah satu pekerjaan penuh ketegangan dan perawat, sebagai anggota utama dari

2

the variable of workload perception affecting burnout syndrome is 36,6% and 63,4%

there are other factors that influence outside perception of work load. Category of

work load perception is high with the empirical rate (RE) of 68.65 and the

hypothetical average (RH) of 55. While the burnout syndrome category is also quite

high with the empirical rate (RE) of 93.00 and the hypothetical (RH) of 75.00.

Keywords: Perception of work load, Burnout Syndrome.

I. PENDAHULUAN

Keperawatan adalah salah satu pekerjaan penuh ketegangan dan perawat,

sebagai anggota utama dari tim perawatan, memainkan peran penting dalam

meningkatkan kesehatan. Perawat adalah orang yang bertanggung jawab untuk

mengontrol pasien setiap hari dan terus dihadapkan dengan banyak faktor penuh

ketegangan.Dalam sebagian besar bangsal rumah sakit, kita temui perawat yang,

meskipun memiliki banyak disiplin dan ketekunan pada awal pekerjaan mereka,

biasanya mendapatkan lelah dan cenderung berhenti bekerja setelah bekerja di profesi

ini selama beberapa tahun dan menghadapi kesulitan pekerjaan dan tekanan dalam

lingkungan kerja. (Bemana,dkk. 2013). Menurut Undang-Undang Republik Indonesia

No. 44 tahun 2009 tentang rumh sakit menyatakan bahwa Perawat dituntut dapat

menjadi figur yang dibutuhkan oleh pasiennya, yang dapat bersimpati, selalu

perhatian, fokus, dan hangat kepada pasien (dalam Warsito,dkk. 2016). Berdasarkan

hasil survey yang dilakukan PPNI tahun 2006, sekitar 50,9 persen perawat yang

bekerja di 4 provinsi di Indonesia mengalami stress kerja, sering pusing, lelah, tidak

bisa beristirahat karena beban kerja yang tinggi dan menyita waktu (dalam Citrawati

, & Maryanti, 2012)

Menurut hasil wawancara yang dilakukan Fitri (liputan6.com,2016) pada

salah satu mantan perawat yang memilih untuk membuka pengobatan herbal yaitu

Yana (20) menyatakan bahwa Yana mengakui, alasan dirinya terjun ke terapi herbal

di latar belakangi dunia medis yang mempunyai tingkat stres lebih tinggi. Akibat

tuntutan kerja yang berat,

Page 7: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP …eprints.ums.ac.id/57424/11/Naskah Publikasi.pdfKeperawatan adalah salah satu pekerjaan penuh ketegangan dan perawat, sebagai anggota utama dari

3

Rochmawati (dalam viva.co.id,2016) menyatakan berikut ini, adalah daftar

pekerjaan di 2016, yang kemungkinan besar akan meningkatkan stress salah satunya

adalah Perawat karena perawat bekerja sekeras dokter, tetapi pendapatannya kurang

jauh di bawah dokter. Mereka bekerja dalam bahaya, karena berdekatan langsung

dengan kumat, jenis penyakit, dan obat-obatan.Ditambah lagi, dengan jam kerja yang

panjang (biasanya di rumah sakit) dan harus selalu siaga jika ada pasien

membutuhkan setiap saat. Hal ini sesuai dengan pendapat Pangastiti (dalam Sari,

Y.N.L.P.D, 2015) bahwa tanggung jawab dan tuntutan pekerjaan yang banyak dapat

berpotensi menjadi stresor bagi perawat. Stresor yang terjadi secara terus menerus

dan tidak mampu diadaptasi oleh individu akan menimbulkan beberapa gejala yang

disebut dengan burnout syndrome.

Menurut Pines &Maslach (dalam Prijayanti, 2015) Burnout merupakan

sindrom kelelahan, baik secara fisik maupun mental yang termasuk di dalamnya

berkembang konsep diri yang negatif, kurangnya konsentrasi serta perilaku kerja

yang negatif.

Robbins (dalam Purwati,2016) menyatakan bahwa positif negatifnya beban

kerja merupakan masalah persepsi. Persepsi didefinisikan sebagai suatu proses

dimana individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar

memberi makna kepada lingkungan mereka.

Permendagri No. 12/2008 menyatakan bahwa beban kerja merupakan besaran

pekerjaan yang harus dipikul oleh suatu jabatan/unit organisasi dan merupakan hasil

kali antara volume kerja dan norma waktu. Jika kemampuan pekerja lebih tinggi

daripada tuntutan pekerjaan, akan muncul perasaan bosan. Namun sebaliknya, jika

kemampuan pekerja lebih rendah daripada tuntutan, pekerjaan, maka akan muncul

kelelahan yang lebih (dalam Prijayanti,2015)

Menurut Suma’mur (dalam Kusumaningrum,2016) beban kerja adalah

kemampuan kerja suatu tenaga kerja yang beda dari satu dan lainnya dan sangat

tergantung pada tingkat keterampilan, kesehatan jasmani, keadaan gizi, jenis kelamin,

usia dan ukuran tubuh yang berbeda dari yang bersangkutan.

Page 8: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP …eprints.ums.ac.id/57424/11/Naskah Publikasi.pdfKeperawatan adalah salah satu pekerjaan penuh ketegangan dan perawat, sebagai anggota utama dari

4

Fenomena lain didapatkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Larasati

(2014) di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta menyatakan bahwa 26,1%

perawat memiliki stress kerja sedang, serta 17,4% mengalami stress berat.

Selanjutnya,peneliti telah melakukan wawancara terhadap perawat di Rumah Sakit

PKU Muhammadiyah Surakarta yang berinisial D (30) mengatakan bahwa di ruang

inap ini Ia bekerja sepenuh jiwa sampai melewatkan waktu pulang dan makan siang

serta terkadang mudah lupa atau blank dan ruangan menjadi berantakan. Di samping

itu para perawat dengan keadaan lapar maupun sakit tetap bekerja sesuai aturan dan

jadwal serta banyak pasien yang susah diatur membuat tingkat emosional perawat

meningkat. Wawancara kedua yaitu dengan perawat berinisial Y (25) yang

menyatakan bahwa disini bekerja mau tidak mau harus saling bantu satu sama lain

karena pasiennya banyak dan kapasitas perawat jumlahnya tidak sebanding,pihak

atasan itu kurang mengerti keadaan di setiap ruangan seperti pada saat isi angket ini

disini padahal perawatnya tidak sampai dua puluh orang. Selanjutmya, perawat

tersebut meminta maaf jika terkesan tidak enak atau siniskarena banyaknya

pekerjaan.Hal diatas sesuai dengan yang diungkapkan Maslach (dalam Sari

Y.N.L.P.D, 2015)Burnout syndrome memiliki tiga dimensi atau aspek, yaitu

emotional and physicalexhaustion dimana adanya keterlibatan emosi yang

menyebabkan energi dan sumber-sumber dirinya terkuras oleh satu pekerjaan.

Rodahl dan Manuaba (dalam Kusumaningrum,2016) menyatakan bahwa

beban kerja dipengaruhi faktor – faktor sebagai berikut ;

a. Faktor eksternal yaitu beban yang berasal dari luar tubuh pekerja, seperti ;

1.) Tugas-tugas yang dilakukan yang bersifat fisik seperti stasiun kerja, tata

ruang, tempat kerja, alat dan sarana kerja, kondisi kerja, sikap kerja,

sedangkan tugas-tugas yang bersikap mental seperti kompleksitas pekerjaan,

tingkat kesulitan pekerjaan, tanggung jawab pekerjaan.

2.) Organisasi kerja seperti lamanya waktu kerja, waktu istirahat, kerja

bergilir, kerja malam, sistem pengupahan, model struktur organisasi,

pelimpahan tugas dan wewenang.

Page 9: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP …eprints.ums.ac.id/57424/11/Naskah Publikasi.pdfKeperawatan adalah salah satu pekerjaan penuh ketegangan dan perawat, sebagai anggota utama dari

5

3.) Lingkungan kerja adalah lingkungan kerja fisik, lingkungan kimiawi,

lingkungan kerja biologis dan lingkungann kerja psikologis. Ketiga aspek ini

sering disebut sebagai stressor.

b. Faktor internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh itu sendiri

akibat dari reaksi beban kerja eksternal. Reaksi tubuh disebut Strain ,berat

ringannya strain dapat dinilai baik secara obyektif maupun subyektif. Faktor

internal meliputi faktor somatis (jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, status

gizi, kondisi kesehatan), faktor psikis (motivasi, persepsi, kepercayaan,

keinginan dan kepuasan)

Caputo (dalam Putri,2015) membagi faktor-faktor penyebab burnout menjadi dua ,

yaitu eksternal dan internal. Dimana faktor internal itu terdiri dari usia, jenis kelamin,

kepribadian, demografik, pendidikan dan status pernikahan Selanjutnya, yaitu faktor

eksternal diantaranya adalah lingkungan,beban kerja, konflik peran, ambiguitas peran

dan keterlibatan emosional saat pelayanan. Hal tersebut diatas saling berkaitan satu

sama lain dan sangat berpengaruh terhadap terjadinya burnout di lingkungan kerja.

Dari uraian diatas penulis ingin membuktikan hipotesis yaitu: ada hubungan

positif antara persepsi beban kerja dengan burnout syndrome pada perawat. Semakin

tinggi persepsi beban kerjamaka akan semakin tinggi burnout syndrome, begitu

sebaliknya semakin rendah persepsi beban kerjamaka akan semakin rendah burnout

syndrome pada perawat.

2. METODE

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan variabel bebas yaitu

pesepsi beban kerja dan variabel tergantung yaitu burnout syndrome.Teknik

pengambilan sampel yang digunakan yaitu quota sampling dimana subjek penelitian

sudah ditetapkan oleh pihak dari tempat penelitian sebelumnya.Subjek yang dipakai

yaitu 100 perawat di Rumah Sakit Swasta di Surakarta.Pengumpulan data dalam

penelitian ini menggunakan skala pengukuran psikologis, yaitu skala persepsi

Page 10: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP …eprints.ums.ac.id/57424/11/Naskah Publikasi.pdfKeperawatan adalah salah satu pekerjaan penuh ketegangan dan perawat, sebagai anggota utama dari

6

terhadap beban kerja dan skala burnout syndrome. Jumlah pernyataan valid dalam

skala setelah dilakukan menggunkan rumus Aiken’s sebanyak 22 pernyataan untuk

skala persepsi beban kerja yang diadopsi dari Dewi (2013) dan 30 pernyataan untuk

skala burnout syndrome yang diadopsi Prihantoro, S. (2014). Untuk teknik analisis

data penulis menggunakan teknik analisis product moment untuk mengetahui

hubungan antara persepsi terhadap beban kerja dengan burnout syndrome.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diperoleh nilai koefisien korelasi r

sebesar 0,605 dengan signifikansi (p) = 0,000 (p ≤ 0,01), yang berarti ada hubungan

positif yang sangat signifikan antara persepsiterhadap beban kerjadengan burnout

syndrome. Kategori untuk persepsi terhadap beban kerja tergolong tinggi dengan

rerata empirik (RE) sebesar 68,65 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 55. Sedangkan

kategori burnout syndrome juga tergolong tinggi dengan rerata empirik (RE) sebesar

93,00 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 75. Tingkat Burnout Syndrome juga

tergolong tinggi, hal ini ditunjukkan dengan rerata empirik (RE) sebesar dan rerata

hipotetik sebesar (RE > RH). Hasil ini menunjukkan bahwa Burnout Syndrome

tergolong tinggi, kondisi ini dapat dilihat dari adanya kelelahan fisik yang tinggi

seperti terkurasnya tenaga yang berlebihan, perubahan pola makan saat bekerja, rasa

mudah berprasangka buruk serta tidak puas dalam hasil dari pekerjaan yang subjek

lakukan. Menurut Maslach (dalam Sari, Y.N.L.P.D, 2015) manusia yang memiliki

konsep diri rendah rentan terhadap burnout karena mereka pada umumnya memiliki

percaya diri dan penghargaan diri yang rendah.

Cooper ( dalam S.M Nasrudin,2010) menyatakan sumber stress kerja adalah

salah satunya (1) kondisi pekerjaan diantaranya kondisi pekerjaan kerja yang buruk

seperti ruangan yang sempit, panas, gelap, kotor, pengap, berisik dan padat. (2)

Kelebihan beban (over load).

Manuaba (dalam Romadhoni, & Suryatni, M., 2015) menyatakan beban kerja

dikategorikan menjadi 2 yaitu a.)Beban kerja fisik dapat berupa beratnya pekerjaan

Page 11: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP …eprints.ums.ac.id/57424/11/Naskah Publikasi.pdfKeperawatan adalah salah satu pekerjaan penuh ketegangan dan perawat, sebagai anggota utama dari

7

seperti mengangkat, merawat mendorong. b.) Sedangkan beban kerja psikologis atau

mental dapat berupa sejauh mana tingkat keahlian dan prestasi kerja yang dimiliki

individu dengan individu lainnya.

Menurut hasil penelitian terdahulu yang dilakukan Prijayanti (2015),

menyatakan bahwa beban kerja berpengaruh positif dan signifikan tehadap burnout,

yang berarti semakin tinggi beban kerja yang diberikan maka semakin tinggi burnout

yang dirasakan.

Menurut Pangastiti (dalam Sari, Y.N.L.P.D, 2015) bahwa tanggung jawab dan

tuntutan pekerjaan yang banyak dapat berpotensi menjadi stresor bagi perawat.

Stresor yang terjadi secara terus menerus dan tidak mampu diadaptasi oleh individu

akan menimbulkan beberapa gejala yang disebut dengan burnout syndrome.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa persepsi beban kerja

berpengaruh terhadap burnout syndrome dengan nilai sebesar 36,6% yang didapatkan

dari nilai koefisien determinan ( ) sebesar 0,366. Hal ini menunjukkan bahwa

terdapat faktor-faktor lain sebesar 63,4% yang mempengaruhi burnout syndrome

diluar persepsi beban kerja. Faktor lain yang mempengaruhi diantaranya adalah

Faktor internal yaitu usia, jenis kelamin, kepribadian, pendidikan dan status

pernikahan Selanjutnya, yaitu untuk eksternal sendiri adalah lingkungan, konflik

peran, ambiguitas peran dan dukungan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya hubungan positif yang sangat

signifikan antara persepsi terhadap beban kerja dengan burnout syndrome pada

perawat di RS PKU Muhammadiyah Surakarta.Sehingga hipotesis yang diajukan

penulis diterima atau terbukti yaitu adanya hubungan positif antara persepsi terhadap

beban kerja dengan burnout syndrome.

4.PENUTUP

Berdasarkan hasil analisis data yang telah diuraikan diatas maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara persepsi

terhadap beban kerja dengan burnout syndrome.Persepsi terhadap Beban Kerja pada

Page 12: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP …eprints.ums.ac.id/57424/11/Naskah Publikasi.pdfKeperawatan adalah salah satu pekerjaan penuh ketegangan dan perawat, sebagai anggota utama dari

8

perawat di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta tergolong tinggi dan

Burnout syndrome pada perawat di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta

juga tergolong tinggi.Berdasarkan hasil Sumbangan efekif persepsi terhadap beban

kerjadengan burnout syndrome adalah 36,6% yang didapatkan dari nilai koefisien

determinan ( ) sebesar 0,366. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat faktor-faktor

lain sebesar 63,4% yang mempengaruhi burnout syndrome.Hal ini dapat diartikan

bahwa semakin tinggi persepsi terhadap beban kerjamaka akan semakin tinggi

burnout syndrome, begitu sebaliknya semakin rendah persepsi beban kerjamaka akan

semakin rendah burnout syndrome.

Dari hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan diatas, maka penulis ingin

menyumbangkan beberapa syarat yang diharapkan dapat bermanfaat yaitu :

1. Untuk Rumah Sakit :Hasil penelitian menunjukkan persepsi terhadap beban kerja

dan burnout syndrome tergolong tinggi, sehingga saran yang dapat diberikan pada

pihak manajemen yaitu diharapkan dapat lebih memperhatikan banyaknya beban

beban pekerjaan yang diberikanserta memperhatikan kapasitas jumlah perawat dan

pasien di RS PKU Muhammadiyah Surakarta. Cara yang dapat dilakukan dengan

memperhatikan aspek-aspek beban kerja.2.Untuk PerawatRumah Sakit PKU

Muhammadiyah Surakarta diharapkan dapat memanajemen beban kerja yang

dihadapi. Dengan cara memanajemen pekerjaan yang dihadapi maka tingkat burnout

akan semakin berkurang. Perawat diharapkan mampu menciptakan suasana kerja

yang baik agar terjalin hubungan yang harmonis antara dirinya dengan pemimpin

maupun perawat serta karyawan yang lain. Hal ini akan mendukung dalam

berkurangnya amarah, iri serta konflik dalam bekerja.3. Untuk Peneliti

Selanjutnyadiharapkan untuk menyempurnakan penelitian ini misalkan dengan

memperhatikan faktor-faktor lain yang turut mempengaruhi burnout syndrome seperti

usia, jenis kelamin, pendidikan , lingkungan dan dukungan sosial. Selain itu, peneliti

selanjutnya diharapkan dapat lebih memperluas populasi dan memperbanyak sampel

serta menggunakan alat ukur yang sesuai dengan subjek yang akan digunakan

Page 13: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP …eprints.ums.ac.id/57424/11/Naskah Publikasi.pdfKeperawatan adalah salah satu pekerjaan penuh ketegangan dan perawat, sebagai anggota utama dari

9

misalnya subjek perawat maka peneliti selanjutnya diharapkan menggunakan skala

yang sesuai untuk meneliti perawat. Dengan begitu, akan diperoleh kesimpulan yang

lebih komprehensif.

PERSANTUNAN

Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak dan Ibu penulis

serta Keluarga besar dari Bapak dan Ibu penulis yang selalu mendukung, membantu

dan mendoakan untuk kelancaran penelitian. Terimakasih untuk kakak dan teman-

teman penulis yang telah memberi dukungan dan doa. Serta Bapak Drs. Achmad

Dwityanto, S.Psi., M.Si yang telah memberikan ilmu serta bimbingan kepada penulis

dalam menyelesaikan naskah publikasi.

DAFTAR PUSTAKA

Bemana,dkk(2013). The relationship between Antecedents (Job Stressors) and

Burnout in Iranian Nurses.International Journal of Academic Research in

Business and Social Sciences December 2013, Vol. 3, No. 12 ISSN: 2222-

6990.

Citrawati & Maryanti. (2011). Burnout Pada Perawat Yang Bertugas Di Ruang Rawat

Inap Dan Rawat Jalan Rsab Harapan Kita. Jurnal Psikologi Volume 9 No 2,

Desember 2011.

Dewi, Irawaty Arie. (2013). Hubungan Antara Persepsi Terhadap Beban Kerja

Dengan Komitmen Organisasi Karyawan Divisi Pelaksana Produksi Pt. Solo

Kawistara Garmindo.Skripsi (dipublikasikan). Semarang: Universitas

Diponegoro.

Fitri.(2016) http://m.liputan6.com/health/read/2649653/sosok-lia-baryana-perawat-

yang-kini-jadi-terapis-tradisional

Kasmarani., M. K. (2012). Pengaruh Beban Kerja Fisik dan Mental Terhadap Stress

Kerja pada Perawat Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Cianjur . Jurnal

Kesehatan Masyarakat Vol. 01. No. 02 , 767-776

Page 14: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP …eprints.ums.ac.id/57424/11/Naskah Publikasi.pdfKeperawatan adalah salah satu pekerjaan penuh ketegangan dan perawat, sebagai anggota utama dari

10

Kusumaningrum.(2016) Pengaruh Beban Kerja Dan Karakteristik Individu Terhadap

Kinerja Perawat Melalui Burnout Sebagai Variabel Intervening Pada Pt.

Nusantara Medika Utama Rumah Sakit Perkebunan (Jember Klinik).

Skripsi(dipublikasikan).Jember :Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Jember.

Larasati, D. (2014). Hubungan Antara Stres dan Kejadian Hipertensi pada Perawat di

RS Pku Muhammadiyah Surakarta. Skripsi(dipublikasikan). Surakarta:

Fakultas Ilmu Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Prihantoro, S. (2014) Kecenderungan Burnout Pada Perawat Ditinjau dari Jenis

Kelamin dan Usia Dewasa di Rumah Sakit Islam Surakarta. Skripsi (tidak

dipublikasikan) Surakarta: Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah

Surakarta.

Prijayanti, I. (2015). Pengaruh Beban Kerja dan Hubungan Sosial Terhadap Burnout

Pada Karyawan PT. X.Skripsi (tidak dipublikasikan). Jakarta: Psikologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidyatullah.

Purwati. (2016). Pengaruh Keseimbangan Kehidupan Kerja (Work-Life Balance)

Terhadap Beban Kerja(Work Load) Divisi Penjualan Di PT. Ulam Tiba Halim

(Marimas) Cabang Sidoarjo.Skripsi(dipublikasikan). Malang: Psikologi

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.

Putri. (2015).Analisis Pengaruh Dukungan Sosial terhadap Burnout pada

Perawat.Skripsi(dipublikasikan). Semarang: Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Diponegoro.

Rochmawati. (2016). Ini daftar pekerjaan dengan tingkat stres tinggi . Retrieved 10

2016, from http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/734488/ini-daftar-

pekerjaan-dengan-tingkat-stres-tinggi.

Romadhoni, & Suryatni, M. (2015). Pengaruh Beban Kerja, Lingkungan Kerja, dan

Dukungan Sosial Terhadap Burnout Pustakawan di Kota Mataram. jurnal ilmu

Perpustakan, Informasi, dan Kearsipan Khizanah Al- Hikmah, 3(2) , 125-145.

S.M Nasrudin., E. (2010). Psikologi Manajemen. Bandung: CV. PUSTAKA SETIA.

Sari Y.N.L.P.D. (2015). Hubungan Beban Kerja, Faktor Demografi, Locus of

Control, dan Harga Diri terhadap Burnout Syndrome Pada Perawat Pelaksana

Ird Rsup Sanglah. COPING Ners Journal ISSN: 2303-1298 Vol. 3 No.2 Mei-

Agustus.

Page 15: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP …eprints.ums.ac.id/57424/11/Naskah Publikasi.pdfKeperawatan adalah salah satu pekerjaan penuh ketegangan dan perawat, sebagai anggota utama dari

11

Warsito,dkk. (2016). Analisis Karakteristik Individu Terhadap Kejenuhan Perawat.

Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Edisi 2, ISSN 2502-1524 No. 1 Agustus

2016.