hubungan antara penilaian kinerja dan hasil …

139
i HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL BELAJAR PADA KONSEP CAHAYA DENGAN METODE EKSPERIMEN Di SMP Negeri 1 Caringin Bogor Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh EVI SUTAMI NIM 107016300366 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014

Upload: others

Post on 24-Nov-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

i

HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL BELAJAR PADA KONSEP CAHAYA DENGAN METODE

EKSPERIMEN Di SMP Negeri 1 Caringin Bogor

Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh EVI SUTAMI

NIM 107016300366

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2014

Page 2: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

ii

Page 3: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

iii

Page 4: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

iv

Page 5: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

v

ABSTRAK

Evi Sutami (107016300366). Hubungan antara Penilaian Kinerja dan Penilaian Hasil Belajar pada Konsep Cahaya dengan Metode Eksperimen. Skripsi Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran atau informasi tentang hubungan antara penilaian kinerja terhadap penilaian hasil belajar peserta didik pada pembelajaran fisika konsep cahaya. Penelitian dilaksanakan pada tahun ajaran 2012/2013, dimulai pada bulan februari sampai dengan bulan April 2013. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kenyataan di lapangan bahwa sistem penilaian yang digunakan belum komprehensif dan berkesinambungan, sehingga tidak jarang penilaian aspek proses pembelajaran peserta didik masih belum optimal dilakukan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode regresi linier sederhana. Subyek penelitian adalah peserta didik kelas VIII-8 SMP Negeri 1 Caringin Bogor, dengan instrumen pengumpul data berupa penilaian kinerja dan penilaian hasil belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar kelompok peserta didik telah menguasai kemampuan yang diajarkan dengan persentase tertinggi yaitu 66.7% pada kategori baik pada penilaian kinerja-baik pada penilaian hasil belajar dan kategori cukup baik pada penilaian kinerja-baik pada penilaian hasil belajar sebesar 33.3%. Hal ini membuktikan bahwa efektivitas penilaian kinerja terhadap penilaian hasil belajar di SMP Negeri 1 Caringin Bogor mempunyai kontribusi yang sangat positif. Kelompok peserta didik mempunyai nilai rata-rata 3 pada penilaian kinerja, artinya penilaian kinerja seluruh kelompok peserta didik termasuk dalam kategori baik dan penilaian hasil belajar memperoleh nilai di atas 70 (nilai KKM), yaitu dengan rata-rata 78, dengan nilai tertinggi sebesar 83.2, sedangkan nilai terendah dengan nilai 75.2. dengan demikian bahwa dalam proses yang baik akan mengahsilkan hasil akhir yang baik pula. Kata kunci: Penilaian Kinerja (performance assessment), Penilaian Hasil

Belajar,Konsep Cahaya, dan Metode Eksperimen.

Page 6: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

vi

ABSTRACT Evi Sutami (107016300366). Relationship Between Performance And Learning Outcomes Assessment in Light Concept Experiments Method. Thesis Studies Program Faculty of Physical Education and Teaching Tarbiyah Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2014. This study aims to obtain a picture or information about the effectiveness of the performance appraisal assessment of learning outcomes of students in learning physics concepts of light. The experiment was conducted in the academic year 2012/2013, starting in February and ending in April 2013. Research was motivated by the reality on the ground that the scoring system used has not been a comprehensive and continuous, so is not uncommon assesses the learners the learning process is still not optimally done. The method used is descriptive method. Subjects were students of class VIII-8 SMP Negeri 1 Bogor Caringin, the data collection instrument and a performance appraisal form of a multiple choice test with four alternative answers. The results showed that most groups of learners have mastered the skills taught by the highest percentage of 66.7 % in both categories in the performance-appraisal well on the assessment of learning outcomes and assessment category quite well on good performance on the assessment of learning outcomes by 33.3 %. This proves that the effectiveness of the performance assessment of learning outcomes assessment in SMP Negeri 1 Bogor Caringin have a very positive contribution. Group of students having an average value of 3 in performance assessment, performance appraisal means the entire group of students included in both categories, and assessment of learning outcomes scoring above 70 (KKM), by an average of 78, with a highest score of 83.2, while the lowest value with a value of 75.2. so that in the process of good will mengahsilkan also a good final result. Keywords: Performance Assessment (performance assessment), Assessment of

Learning Outcomes, Light Concepts, and Experimental Methods.

Page 7: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

vii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan nikmat dan karunia yang tidak terhingga. Salah satu nikmat dan

karunia-Nya adalah akhirnya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Shalawat teriring salam senantiasa tersampaikan kepada nabi tercinta, nabi

Muhammad SAW beserta keluarga dan para pengikutnya. Skripsi ini disusun

dalam rangka memenuhi syarat akademis untuk menyelesaikan studi Strata 1 (S1)

program studi Pendidikan Fisika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dengan

judul “Hubungan Penilaian Kinerja dan Hasil Belajar pada Konsep Cahaya

dengan Metode Eksperimen”. Peneliti menyadari bahwa dalam penyelesaian

skripsi ini banyak pihak yang terlibat. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini

peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Ibu Dra. Nurlena Rifa’I, M.A, Pd.D., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Baiq Hana Susanti, M. Sc., selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPA FITK

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Iwan Permana Suwarna, M.Pd., selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Fisika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus sebagai dosen penguji. Terima

kasih atas doa, ilmu, didikan, dorongan semangat, serta kebijakan-kebijakan

selama penulis menyelesaikan studi di program studi pendidikan fisika.

4. Ibu Diah Mulhayatiah, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing I yang telah

meluangkan banyak waktu, tenaga, dan pikirannya untuk membimbing dan

mengarahkan penulis dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih atas do’a,

bimbingan dan arahan, serta dorongan semangatnya yang juga menjadi salah

satu sosok inspiratif bagi peneliti, sehingga peneliti dapat menyelesaikan

skripsi ini.

Page 8: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

viii

5. Ibu Kinkin Suartini, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II sekaligus sebagai

pembimbing akademik yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya

untuk membimbing dan mengarahkan peneliti dalam penelitian skripsi ini.

Terima kasih atas do’a, bimbingan dan arahan, ilmu serta dorongan

semangatnya yang juga menjadi salah satu sosok inspiratif bagi peneliti,

sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Ibu Erina Hertanti, M.Si., selaku Dosen Penguji I yang telah meluangkan

banyak waktu dan pikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis

dalam penulisan skripsi ini.

7. Segenap dosen dan staff jurusan pendidikan IPA, khususnya program studi

pendidikan fisika, yang telah memberikan ilmu selama proses perkuliahan di

perguruan tinggi ini.

8. Bapak Drs. Dede Raharja, selaku Kepala Sekolah SMP Negeri I Caringin

Bogor. Trimakasih telah mengizinkan peneliti untuk penelitian.

9. Ibu Intan Nurbagjawati, S.Pd., selaku guru pembimbing di SMP Negeri 1

Caringin Bogor selama peneliti melaksanakan penelitian. Dan segenap guru

beserta staff SMP Negeri I Caringin Bogor. Terima kasih telah memberikan

informasi selama proses penelitian.

10. Secara khusus, peneliti juga menyampaikan ucapan terimakasih kepada Ibu

dan Bapak, yang kasih sayangnya tak terbatas dan tak lekang oleh waktu,

segala puji dan syukur hanya kepada Allah SWT. atas karunia yang Allah

berikan melalui Ibu dan Bapak. Do’a, didikan, nasehat, dorongan moril dan

materi yang diberikan senantiasa menjadi pengobat rasa lelah dan pemicu

untuk senantiasa melakukan yang terbaik dan berusaha meraih yang terbaik

untuk membuat Ibu dan Bapak bangga. Semoga Allah selalu menyayangi

keduanya sebagaimana keduanya menyayangi ku.

11. Adik-adikku tercinta : Eva Rosita, S.KM., Wida dan Sahid terimakasih atas

do’a, cinta, motivasi serta semangat yang diberikan, terimakasih atas

segalanya.

12. Keluarga besar Physics Family ’07, terutama Delia, Agis, Ira, Reni dan Indra,

terima kasih atas kebersamaannya selama ini, teman-teman satu perjuangan di

Page 9: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

ix

kampus UIN Syarif Hidayatullah angkatan 2007 khususnya pendidikan fisika

yang tidak bisa disebutkan satu-persatu, penulis ucapkan terima kasih atas

kerjasama dan bantuannya selama ini.

13. Keluarga besar Racana Fatahillah-Nyi Mas Gandasari (UKM Pramuka UIN

Jakarta), terima kasih atas kebersamaannya sampai sekarang, khususnya The

Gigil’s ‘07. Thanks for being my friends in the health and sick, in the the

happiness and sadness, in the love and cherish, Thank you for all.

-Gigil NeverLasst-.

Atas semuanya semoga Allah SWT membalas dengan balasan yang lebih

baik, jazákum ahsan al-jazâ’.

Jakarta, April 2014

Evi Sutami

Page 10: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

x

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. i

PERNYATAAN KARYA SENDIRI ............................................................ iii

ABSTRAK ...................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ................................................................................... vi

DAFTAR ISI ................................................................................................. ix

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xiii

DAFTAR DAFTAR LAMPIRAN .............................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................. 5

C. Pembatasan Masalah ................................................................. 5

D. Rumusan Masalah ..................................................................... 6

E. Tujuan Penelitian ...................................................................... 6

F. Manfaat Penelitian .................................................................... 6

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR ............................... 7

A. Kajian Teoritis .......................................................................... 7

1. Penilaian Kelas ..................................................................... 7

a. Pengertian penilaian kelas ................................................ 7

b. Tujuan penilaian kelas ...................................................... 9

c. Fungsi penilaian kelas .................................................... 10

d. Prinsip-prinsip penilaian kelas ........................................ 13

e. Jenis-jenis penilaian kelas .............................................. 13

f. Manfaat penilaian kelas .................................................. 19

g. Keunggulan penilaian kelas ............................................ 19

2. Penilaian Kinerja ................................................................ 20

a. Pengertian penilaian kinerja ........................................... 21

Page 11: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

xi

b. Tugas penilaian kinerja .................................................. 22

c. Rubrik penilaian kinerja ................................................. 22

d. Teknik penilaian ............................................................ 25

e. Tujuan penialian kinerja ................................................. 27

f. Kriteria penilaian kinerja ................................................ 27

g. Kelebihan dan kekurangan penialaian kinerja ................. 28

3. Penilaian Hasil Belajar ........................................................ 29

a. Ranah kognitif ............................................................... 31

b. Ranah afektif .................................................................. 34

c. Ranah psikomotorik ....................................................... 35

4. Metode Eksperimen ............................................................ 37

a. Tahapan metode eksperimen .......................................... 39

b. Jenis-jenis metode eksperimen ....................................... 41

c. Kelebihan metode eksperimen ........................................ 42

d. Kelemahan metode eksperimen ...................................... 43

5. Konsep Cahaya ................................................................... 43

a. Sifat cahaya merambat lurus ........................................... 45

b. Pemantulan cahaya ......................................................... 45

c. Pembiasan cahaya .......................................................... 50

B. Penelitian yang Relevan .......................................................... 53

C. Kerangka Berpikir ................................................................... 56

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 58

A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 58

B. Metode Penelitian ................................................................... 58

C. Subjek Penelitian ..................................................................... 58

D. Intrumen Penelitian ................................................................. 59

E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 65

F. Teknik Analisis Data ............................................................... 66

Page 12: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

xii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 69

A. Hasil Penelitian ....................................................................... 69

1. Penilaian Kinerja dalam Pembelajaran ................................ 69

2. Penilaian Hasil Belajar ........................................................ 71

3. Hasil Uji Regresi Linieritas Penilaian Kinerja dan Penilaian

Hasil Belajar ........................................................................ 72

B. Pembahasan ............................................................................ 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 75

A. Kesimpulan ............................................................................. 75

B. Saran ....................................................................................... 75

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 76

Page 13: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Contoh Rubrik penilaian Kinerja .................................................... 22

Tabel 2.2 Contoh Daftar Penilaian Checklist .................................................. 24

Tabel 2.3 Contoh Skala Penilaian ................................................................... 25

Tabel 2.4 Perbandingan Penilaian Kinerja dengan Penilaian Konvensional .... 27

Tabel 2.5 Ketentuan pada Lensa ..................................................................... 52

Tabel 3.1 Uji Validitas Ahli ........................................................................... 58

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes Pilihan Ganda ............................................ 59

Tabel 3.3 Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen ..................................... 62

Tabel 3.4 Interpretasi Tingkat Kesukaran ....................................................... 63

Tabel 3.5 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal .................................. 63

Tabel 3.6 Klasifikasi Daya Pembeda .............................................................. 64

Tabel 3.7 Hasil Analisis Daya pembeda ......................................................... 64

Tabel 3.8 Klasifikasi Kategori Penilaian Kinerja ............................................ 65

Tabel 3.9 Klasifikasi Kategori Penilaian Hasil Belajar .................................... 66

Tabel 3.10 Pasangan Kategori penilaian Kinerja dengan penilaian hasil belajar 67

Tabel 4.1 Penilaian Kinerja pada Tiap Kelompok pada Pertemuan Pertama ... 69

Tabel 4.2 Penilaian Kinerja pada Tiap Kelompok pada Pertemuan Kedua ...... 70

Tabel 4.3 Penilaian Kinerja pada Tiap Kelompok pada Pertemuan Ketiga ...... 70

Tabel 4.4 Penilaian Kinerja pada Tiap Kelompok pada Pertemuan Keempat .. 71

Tabel 4.5 Rekapitulasi Penilaian Kinerja Untuk Tiap Kelompok .................... 72

Tabel 4.6 Distribusi Kelompok Peserta Didik Berdasarkan Ketegori Penilaian

Kinerja ........................................................................................... 73

Tabel 4.7 Rekapitulasi Penilaian Hasil Belajar Untuk Tiap kelompok ............ 74

Tabel 4.8 Distribusi Kelompok Peserta Didik Berdasarkan Kategori Penilaian

Hasil Belajar ................................................................................... 74

Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Penilaian Kinerja dengan Penilain Hasil Belajar 75

Tabel 4.10 Persentase Efektivitas Penilaian Kinerja dalam Pembelajaran ......... 76

Page 14: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Peta Konsep Cahaya ............................................................... 43

Gambar 2.2 Bayang-bayang Gelap (umbra) dan Bayang-bayang Semu

(penumbra) Terbentuk Oleh Sumber Cahaya yang Lebih Besar

dari bendanya ........................................................................... 44

Gambar 2.3 Pembentukan Bayangan Pada Cermin Datar ............................ 45

Gambar 2.4 Tiga Sinar Istimewa Cermin Cekung ....................................... 46

Gambar 2.5 Pembagian Ruangan pada Cermin Cekung .............................. 46

Gambar 2.6 Tiga Sinar Istimewa Cermin Cembung .................................... 48

Gambar 2.7 Pembiasan pada Kaca Plan Paralel .......................................... 49

Gambar 2.8 Tiga Sinar Istimewa Lensa Cekung ......................................... 50

Gambar 2.9 Tiga Sinar Istimewa Lensa Cembung ...................................... 51

Gambar 2.10 Kerangka Berfikir ................................................................... 56

Gambar 4.1 Persentase Hasil Penilaian Kinerja Tiap Kelompok ................. 73

Gambar 4.2 Persentase Penilaian Hasil Belajar Tiap Kelompok ................. 75

Gambar 4.3 Persentase Efektivitas Penilaian Kinerja dalam Pembelajaran . 77

Page 15: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus ..................................................................................... 80

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ............................... 82

Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa (LKS) ................................................... 102

Lampiran 4 Kisi-kisi Penilaian Kinerja .................................................... 124

Lampiran 5 Pedoman Penilaian Kinerja .................................................... 126

Lampiran 6 lembar Penilaian Kinerja ....................................................... 128

Lampiran 7 Kisi-kisi Instrumen Penilaian Hasil Belajar ........................... 141

Lampiran 8 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen Hasil Belajar ............. 143

Lampiran 9 Soal Tes Penilaian Hasil Belajar ............................................. 145

Lampiran 10 Lembar Uji Validitas Ahli ..................................................... 152

Lampiran 11 Surat Keterangan Penelitian ................................................... 155

Page 16: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Balakang

Pendidikan sebagai suatu upaya yang sistematis, terencana, dan

berkelanjutan tentu berusaha optimal untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan

yang lebih baik. Pendidikan saat ini harus mampu membekali setiap peserta

didiknya dengan pengetahuan, keterampilan, serta nilai-nilai dan sikap, dimana

proses belajar bukan semata-mata mencerminkan pengetahuan (knowledge based)

tetapi harus mampu mengembangkan potensi-potensi peserta didik untuk

memiliki keterampilan yang diperlukan dalam kehidupan.

Menanggapi hal tersebut para ahli pendidikan Indonesia dengan cepat

merespon terhadap kebutuhan pendidikan, yaitu melalui Kurikulum Berbasis

Kompetensi (KBK) yang selanjutnya pada tahun 2006 disebut Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP). Perubahan yang terjadi pada kurikulum ini sangat

berpengaruh terhadap kegiatan belajar mengajar.

Mata pelajaran fisika berdasarkan Standar Isi (SI) termasuk dalam rumpun

mata pelajaran IPA dan kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi (IPTEK). Kajian IPA mencakup hasil pengamatan, temuan maupun

hasil penelitian orang lain. Jadi, IPA khususnya fisika bukan hanya mempelajari

konsep-konsep tetapi juga merupakan suatu proses penemuan dan

mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai ilmiah peserta

didik. Sehingga diharapkan dapat memberikan bekal keterampilan pengetahuan

yang dapat diperkaya melalui pengembangan diri dan keilmuan melalui proses

pencarian yang terus menerus.

Sesuai dengan hakekat pembelajaran IPA, maka implementasi

pembelajaran IPA terdapat dua fase yang harus dinilai, yaitu fase proses belajar

mengajar dan fase hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik. Dalam fase proses

belajar mengajar yang dinilai adalah keterampilan menyelesaikan tugas belajar

(keterampilan proses), sedangkan fase hasil belajar (produk) adalah penilaian

Page 17: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

2

akhir setelah fase proses dilalui. Kedua fase tersebut tidak dapat dipisahkan dan

hanya dapat diukur keberhasilannya dengan alat ukur yang relevan.

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan di sekolah SMP Negeri 1

Caringin Bogor pada pembelajaran fisika, ditemukan bahwa proses penilaian yang

banyak dilakukan guru dalam pelajaran IPA selama ini semata-mata hanya

menekankan pada aspek penguasaan konsep secara kognitif. Penilaian tersebut

hanya mengukur penguasan materi saja, sedangkan aspek proses pembelajarannya

masih diabaikan. Alat ukur yang digunakan adalah tes objektif.

Hal ini tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

(Permendiknas) No 20 tahun 2007 tentang standar penilaian pendidikan, yang

menerangkan bahwa salah satu prinsip penilaian adalah menyeluruh dan

berkesinambungan.1 Artinya bahwa penilaian tidak hanya ditunjukkan pada

penguasaan salah satu aspek pengetahuan saja, namun meliputi berbagai aspek.

Sesuai dengan yang dikatakan Bloom yang mengklasifikasikan hasil belajar ke

dalam tiga ranah, yaitu kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotor

(keterampilan).

Ketetapan tersebut didukung pula dengan ditetapkannya Peraturan

Pemerintah (PP) No. 19 tahun 2005 pasal 25 ayat 4 tentang standar kompetensi

lulusan, bahwa kompetensi lulusan mencakup pengetahuan, sikap dan

keterampilan.2 Dengan demikian, penilaian dalam pembelajaran harus mampu

mengukur ketiga ranah tersebut, yang semuanya itu akan dilaporkan kepada

peserta didik dan orang tua dalam bentuk laporan hasil belajar.

Hasil belajar merupakan keberhasilan peserta didik setelah menempuh

proses pembelajaran tentang materi tertentu.3 Hasil belajar merupakan tingkat

penguasaan kognitif yang dapat diukur dengan tes tertulis serta diwujudkan dalam

bentuk nilai. Pengukuran atau penilaian hasil belajar peserta didik biasanya

dilakukan dengan penilaian hasil belajar berupa soal objektif berbentuk pilihan

1 Depdiknas, Salinan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 20, (Jakarta: Depdiknas, 2007), h. 2. 2 Kemendikbud, Peraturan Pemerintah No 19 pasal 25 ayat 4, (Jakarta: Kemendikbud, 2005), h. 5. 3 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar ; edisi revisi, (Jakarta:Rineka Cipta, 2010), h. 84.

Page 18: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

3

ganda. Penilaian hasil belajar peserta didik sebaiknya selain menggunakan tes

objektif, perlu juga dilengkapi dengan penerapan penilaian yang mampu memberi

peluang kepada peserta didik untuk memperlihatkan pemahamannya dalam

mengaplikasikan konsep. Dalam proses belajar mengajar IPA peserta didik

diharapkan dapat mengembangkan pengalaman untuk dapat merumuskan

masalah, mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan, menafsirkan data

serta mengkomunikasikan data hasil percobaan. Dengan mencermati berbagai

kemampuan, keterampilan dan kompetensi dasar yang diharapkan pada

pembelajaran IPA, maka sistem penilaiannya pun harus menggunakan penilaian

yang dapat mengungkap kemampuan, keterampilan dan kompetensi peserta didik

secara menyeluruh seperti yang diharapkan dalam kurikulum.

Seperti sistem penilaian yang sedang dikembangkan dalam KTSP, yaitu

sistem penilaian kelas yang sering disebut sebagai asesmen otentik (authentic

assessment). Asesmen otentik adalah jenis asesmen yang memicu peserta didik aktif

membangun pengetahuan yang dapat membentuk kompetensi seperti yang

ditetapkan dalam kurikulum.4 Mueller berpendapat bahwa penilaian otentik

merupakan suatu bentuk tugas yang menghendaki peserta didik untuk

menunjukkan kinerjanya yang merupakan penerapan dari pengetahuan dan

keterampilan mereka.

Salah satu jenis asesmen otentik yang digunakan dalam penelitian ini

adalah penilaian kinerja (performance assessment). Penilaian Kinerja merupakan

penilaian yang melibatkan peserta didik dalam suatu kegiatan unjuk kemampuan

baik dalam keterampilan dan atau berkreasi mengenai produk tertentu sebagai

perwujudan dari penguasaan pengetahuan. Sarwiji berpendapat bahwa penilaian

kinerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta

didik dalam melakukan sesuatu.5 Jadi, penilaian kinerja adalah penelusuran

produk dalam proses. Artinya, hasil-hasil kerja yang ditunjukkan peserta didik

4 Masnur Muslich, Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi, (Bandung: Refika Aditama, 2011), h. 69. 5 Sarwiji Suwandi, Model-model Asesmen dalam Pembelajaran, (Surakarta: Yuma Pustaka, 2011), h. 83.

Page 19: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

4

dalam proses pembelajaran digunakan sebagai landasan perkembangan

pengetahuannya.

Penilaian ini dapat digunakan untuk menilai kinerja peserta didik secara

individu atau kelompok, dan dirasakan lebih otentik dari hasil tes tertulis. Karena

apa yang dinilai lebih mencerminkan keterampilan peserta didik yang sebenarnya.

Selain itu, penilaian kinerja direkomendasikan sebagai penilaian yang sesuai

dengan hakikat IPA yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu

kompetensi tertentu dengan kegiatan eksperimen atau praktikum. Stiggins

mengemukakan beberapa alasan mengapa guru harus melakukan penilaian

kinerja, yaitu ada beberapa segi dari kemampuan peserta didik yang tidak dapat

dideteksi dengancara tertulis yaitu keterampilan dan kreativitas, penilaian kinerja

memberi peluang yang lebih banyak kepada guru untuk menganalisis peserta

didik secara total, penilaian dilakukan pada saat proses pembelajaran tanpa

menunggu proses akhir.6

Oleh sebab itu, dalam penelitian ini mencoba melakukan penilaian proses

dan produk pembelajaran. Untuk proses pembelajaran peneliti menggunakan

penilaian kinerja pada kegiatan eksperimen dan pada produk pembelajaran

peneliti mengunakan penilaian hasil belajar. Penelitian ini diharapkan mampu

memberikan informasi atau catatan yang cukup tentang umpan balik (feed back)

untuk memperbaiki proses belajar selanjutnya.

Dari hasil wawancara kepada guru IPA di sekolah, dimana dalam penerapan

penilaian kinerja guru merasa belum memahami betul prosedur penilaiannya.

Kendala ini disebabkan karena guru masih kurang berpengalaman dalam menyusun

dan merumuskan kriteria-kriteria untuk dijadikan pedoman penilaian, serta

pengolahan penilaiannya. Padahal kegiatan pembelajaran IPA yang melibatkan

kinerja peserta didik dalam kegiatan eksperimen di sekolah sering dilakukan.

Tetapi, penilaian peserta didik dalam melakukan eksperimen belum terlaksana

dengan baik. Artinya, kemampuan peserta didik saat melakukan unjuk keterampilan

dalam melakukan kegiatan eksperimen selama ini belum teramati dan terukur.

6 Douglas G. Wren, Ed.D., Perfoemance Assessment: A Key Component of A Balnced Assessment System, Journal from the Department of Research, Evaluation, and Assessment, 2, 2009, pp. 1-12.

Page 20: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

5

Berdasarkan pernyataan tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan

penilaian kinerja dalam pembelajaran IPA serta tertarik untuk mengidentifikasi

apakah terdapat kelinieran antara penilaian kinerja dengan hasil belajar. Oleh

sebab itu, penulis mengambil judul penelitian tentang “Hubungan Penilaian

Kinerja dan Hasil Belajar pada Konsep Cahaya dengan Metode Eksperimen.”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka terdapat

beberapa masalah yang dapat diidentifikasi yaitu:

1. Sistem penilaian yang digunakan dalam pembelajaran IPA belum penerapkan

sistem penilaian yang otentik.

2. Kemampuan peserta didik aspek proses dan hasil belajar belum teramati dan

terukur secara menyeluruh.

C. Pembatasan Masalah

Dari beberapa masalah yang telah diidentifikasi, maka perlu dilakukan

pembatasan masalah agar penelitian ini terarah. Adapun batasan masalahnya

adalah sebagai berikut:

1. Penilaian yang digunakan untuk menilai proses pembelajaran adalah dengan

penilaian kinerja peserta didik meliputi persiapan eksperimen, melakukan

pengambilan data, aktifitas dalam kelompok, dan persentasi hasil eksperimen.

2. Penilaian hasil belajar yang digunakan adalah dalam bentuk tes pilihan ganda

dengan empat alternatif jawaban, dengan tingkat berfikir mengingat (C1),

memahami (C2), mengaplikasikan (C3), dan menganalisis (C4).

3. Konsep yang diambil adalah tentang materi cahaya yang meliputi sifat cahaya

merambat lurus, umbra dan penumbara, pemantulan cahaya pada cermin,

serta pembiasan cahaya pada lensa yang disajikan dengan metode

pembelajaran eksperimen.

Page 21: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

6

D. Rumusan Masalah

Merujuk dari masalah yang dibatasi, maka dapat dirumuskan

permasalahannya adalah sebagai berikut: “Bagaimana hubungan penilaian kinerja

dan hasil belajar pada konsep cahaya dengan metode eksperimen?”.

E. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan dari

penelitian ini adalah untuk melihat hubungan penilaian kinerja dan hasil belajar

pada konsep cahaya dengan metode eksperimen.

F. Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan penelitian, manfaat yang diharapkan dari hasil

penelitian ini adalah:

1. Memberikan informasi tentang hubungan penilaian kinerja dan hasil belajar

pada konsep cahaya dengan metode eksperimen.

2. Memdorong semangat peserta didik dalam proses kegiatan pembelajaran,

sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar fisika.

Page 22: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

7

7

BAB II

KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Kajian Teori

1. Penilaian Kelas (classroom assessment)

Istilah penilain (assessmnent) dapat diartikan sebagai proses menentukan

nilai suatu objek. Depdiknas mengemukakan bahwa penilaian merupakan kegiatan

yang dilakukan guru untuk memperoleh informasi secara objektif, berkelanjutan

dan meyeluruh tentang proses dan hasil belajar yang dicapai peserta didik, yang

hasilnya digunakan sebagai dasar untuk menentukan prilaku selanjutnya.7

Objektif yang dimaksud adalah adil terhadap semua peserta didik dan

tidak membeda-bedakan latar belakang peserta didik yang dapat mempengaruhi

pencapaian hasil belajar. objektivitas penilaian dipengaruhi oleh faktor-faktor

pelaksana, kriteria untuk scoring, dan pembuatan keputusan. Berkelanjutan yaitu

terus-menerus, teratur, bertahap untuk memperoleh gambaran tentang

perkembangan kemajuan belajar peserta didik.

Kemudian, menyeluruh artinya penilaian yang dilakukan meliputi aspek

pengetahuan, sikap atau nilai, dan keterampilan secara representatif sehingga

hasilnya dapat diintegrasikan dengan baik. Penilaian juga merupakan suatu

kegiatan yang harus dilakukan sebagai bagian dari prposes pembelajaran yang

direncanakan dan diimplementasikan di kelas.

a. Pengertian Penilaian Kelas

Penilaian kelas pada dasarnya merupakan serangkaian kegiatan guru yang

terkait dengan pengambilan keputusan tentang pencapaian suatu kompetensi atau

hasil belajar peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran.8 Harus

dipahami bahwa dalam penilaian kelas dilakukan melalui langkah-langkah

7 Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Pressindo, 2010), Cet. III, h. 54. 8 Hamzah B. Uno dan Satria Koni, Assessment Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), Cet. I, h. 4.

Page 23: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

8

perencanaan, penyusunan alat penilaian, pengumpulan informasi melalui sejumlah

bukti yang menunjukkan pencapaian hasil belajar peserta didik.9 Sementara itu,

menurut Supranata dan Hatta, penilaian kelas dapat diartikan sebagai suatu proses

pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan data dan informasi tentang hasil belajar

peserta didik untuk menetapkan tingkat pencapaian dan penguasaan peserta didik

terhadap tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.10

Tujuan pendidikan yang dimaksud adalah standar kompetensi, kompetensi

dasar, dan indikator pencapaian hasil belajar yang terdapat dalam kurikulum.

Dalam implementasi penilaian kelas juga perlu diterapkan prinsip-prinsip

penilaian berkelanjutan, otentik, akurat, dan konsisten dalam kegiatan

pembelajaran di bawah kewenangan guru di kelas.11 Dalam hal ini kewenangan

guru menjadi sangat luas dan menentukan, sehingga guru dituntut harus cermat

dalam menentukan ketepatan jenis penilaian untuk menilai keberhasilan atau

kegagalan peserta didik.

Untuk itu, kompetensi profesional dan integritas moral guru merupakan

persyaratan penting agar hasil yang dicapai sesuai dengan apa yang diharapkan.

Jadi penilaian kelas yang dilakukan untuk memperoleh informasi tentang hasil

belajar peserta didik selama dan setelah kegiatan pembelajaran, juga dapat

digunakan untuk mengukur keberhasilan suatu program pendidikan.

b. Tujuan Penilaian Kelas

Secara umum penilaian kelas bertujuan untuk menilai hasil belajar peserta

didik, sehingga guru akan memperoleh potret atau profil kemampuan peserta didik

dalam mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dirumuskan

dalam kurikulum. Secara rinci tujuan dari penilaian kelas adalah sebagi berikut:

9 Jihad, op. cit., h. 94. 10 Sarwiji Suwandi, Model-model Asesmen dalam Pembelajaran, (Surakarta: Yuma Pustaka, 2011), h. 15. 11 Ahmad Sofyan, dkk., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2006), h. 6.

Page 24: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

9

1) Dengan melakukan penilaian kelas guru dapat mengetahui seberapa jauh

peserta didik dapat mencapai tingkat kompetensi yang dipersyaratkan, baik

selama mengikuti pembelajaran atau setelahnya.

2) Pada saat melaksanakan penilaian, guru dapat memberikan umpan balik

kepada peserta didik.

3) Guru dapat terus melakukan pemantauan kemajuan belajar yang dialami

peserta didik.

4) Hasil pantauan kemajuan proses dan hasil pembelajaran yang dilakukan terus-

menerus juga dapat dipakai sebagai umpan balik untuk memperbaiki metode,

pendekatan, kegiatan, dan sumber belajar yang digunakan, sesua dengan

kebutuhan materi ajar dan kebutuhan peserta didik itu sendiri.

5) Hasil asesmen dapat pula memberikan informasi kepada orang tua dan komite

sekolah tentang efektifitas pendidikan.12

Menurut Chittenden tujuan penilaian di kelas oleh guru hendaknya

diarahkan pada empat tujuan berikut:

1) Penelusuran (keeping track); menelusuri agar proses pembelajaran peserta

didik tetap sesuai dengan rencana. Guru mengumpulkan informasi sepanjang

semester dan tahun pelajaran melalui berbagai bentuk penilaian kelas agar

memperoleh gambaran tentang pencapaian kompetensi oleh peserta didik.

2) Pengecekan (checking-up); mengecek adakah kelemahan-kelemahan yang

dialami peserta didik dalam proses pembelajaran. Melalui penilaian kelas,

baik yang bersifat formal maupun informal guru melakukan pengecekan

kemampuan (kompetensi) apa yang telah peserta didik kuasai dan apa yang

belum dikuasai.

3) Pencarian (finding-out); mencari dan menemukan hal-hal yang menyebabkan

terjadinya kelemahan dan kesalahan dalam proses pembelajaran. Guru harus

terus menganalisis dan merefleksikan hasil penialain kelas dan mencari hal-

hal yang menyebabkan proses pembelajaran tidak berjalan secara efektif.

12 Hamzah B Uno, Satria Koni, Assessment Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), cet. I, h. 4-5.

Page 25: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

10

4) Penyimpulan (summing-up); menyimpulkan apakah peserta didik telah

menguasai seluruh kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum atau belum.

Penyimpulan sangat penting dilakukan guru, khususnya pada saat guru

diminta melaporkan hasil kemajuan belajar peserta didik kepada orang tua,

sekolah, atau pihak lain seperti di akhir semester atau akhir tahun ajaran baik

dalam bentuk rapor peserta didik atau bentuk lainnya.13

c. Fungsi Penilaian Kelas

Sejalan dengan tujuan penilaian kelas yang telah dikemukakan di atas,

penilaian kelas juga memiliki beberapa fungsi, diantaranya sebagai beriut:14

1) Menggambarkan sejauh mana pencapaian standar kompetensi maupun

kompetensi dasar telah dikusai peserta didik.

2) Mengevaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu peserta

didik dalam memahami dirinya, membuat keputusan tentang langkah

berikutnya, baik untuk pemilihan program, pengembangan kepribadian,

maupun untuk penjurusan (sebagai bimbingan).

3) Menemukan kesulitan belajar dan kemungkinan prestasi yang bisa

dikembangkan peserta didik dan sebagai alat diagnosis yang membantu guru

menemukan apakah seseorang perlu mengikuti remedial atau pengayaan.

4) Menemukan kelemahan dan kekurangan proses pembelajaran yang sedang

berlangsung guna perbaikan proses pembelajaran berikutnya.

5) Sebagai kontrol bagi guru dan sekolah tentang kemajuan perkembangan

peserta didik.

Menurut Abdul Majid penilaian kelas yang disusun secara berencana dan

sistematis oleh guru juga memiliki fungsi sebagai berikut:

1) Fungsi motivasi

Penilaian yang dilakukan oleh guru di kelas harus mendorong motivasi

peserta didik untuk belajar. Latihan, tugas, dan ulangan yang diberikan guru harus

13 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: PT. Rosdakarya, 2011), h. 187-188. 14 Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Pressindo, 2010), Cet. III, h. 95.

Page 26: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

11

memungkinkan peserta didik melakukan proses pembelajaran baik secara individu

maupun berkelompok. Bentuk latihan, tugas dan ulangan harus dirancang

sedemikian rupa sehingga peserta didik terdorong untuk terus belajar dan merasa

kegiatan tersebut menyenangkan dan menjadi kebutuhannya. Dengan

mengerjakan latihan, tugas dan ulangan yang diberikan, peserta didik memperoleh

gambaran tentang hal-hal apa yang dia sudah kuasai dan belum dikuasai. Jika

peserta didik merasa ada hal-hal yang belum dia kuasai, ia terdorong untuk

mempelajarinya lagi.

2) Fungsi belajar tuntas

Penilaian di kelas harus diarahkan untuk memantau ketuntasan belajar

peserta didik. Pertanyaan yang harus selalu diajukan oleh guru adalah apakah

peserta didik sudah menguasai kemampuan yang diharapkan, siapa dari peserta

didik yang belum menguasai kemampuan tertentu, dan tindakan apa yang harus

dilakukan agar peserta didik akhirnya menguasai kemampuan tersebut.

Ketuntasan belajar harus menjadi fokus dalam perancangan materi yang harus

dicakup setiap kali guru melakukan penilaian. Jika suatu kemampuan belum

dikuasai peserta didik, penilaian harus terus dilakukan untuk mengetahui apakah

semua atau sebagian besar peserta didik telah menguasai kemampuan tersebut.

Rencana penilaian harus disusun sesuai dengan target kemampuan yang harus

dikuasai peserta didik pada setiap semester dan kelas sesuai dengan daftar

kemampuan yang telah ditetapkan.

3) Fungsi sebagai indikator efektivitas pengajaran

Di samping untuk memantau kemajuan belajar peserta didik, penilaian

kelas juga dapat digunakan untuk melihat seberapa jauh proses belajar mengajar

telah berhasil. Apabila sebagian besar atau semua peserta didik telah menguasai

kemampuan yang diajarkan, maka dapat disimpulkan bahwa proses belajar

mengajar telah berhasil sesuai dengan rencana. Apabila guru menemukan bahwa

hanya sebagian peserta didik saja yang menguasai kemampuan yang ditargetkan,

guru perlu melakuakan analisis dan refleksi mengapa hal ini terjadi dan apa

tindakan yang harus guru lakukan untuk meningkatkan efektivitas pengajaran.

Page 27: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

12

4) Fungsi umpan balik

Hasil penilaian harus dianalisis oleh guru sebagai bahan umpan balik bagi

peserta didik dan guru itu sendiri. Umpan balik hasil penilaian sangat bermanfaat

bagi peserta didik agar peserta didik mengetahui kelemahan yang dialaminya dan

dapat mencapai kemampuan yang diharapkan, dan peserta didik diminta

melakukan latihan atau pengayaan yang dianggap perlu. Analisis hasil penilaian

juga berguna bagi guru untuk melihat hal-hal apa yang perlu diperhatikan secara

serius dalam proses belajar mengajar. Dalam hal-hal tertentu hasil penilaian juga

dapat menjadi umpan balik bagi sekolah dan orang tua agar secara bersama-sama

mendorong dan membantu ketercapaian target penguasaan kemampuan yang telah

ditetapkan.15

d. Prinsip-prinsip Penilaian Kelas

Sebagai bagian dari kurikulum, pelaksanaan penilaian kelas sangat

dipengaruhi oleh berbagai faktor dan komponen yang ada di dalamnya. Untuk itu,

dalam pelaksanaan penilaian harus memperhatikan prinsip-prinsip berikut:

1) Mengacu pada kompetensi (competence referenced)

Penilaian kelas perlu disusun dan dirancang untuk mengukur apakah

peserta didik telah menguasai kemampuan sesuai dengan target yang ditetapkan

dalam kurikulum. Penilaian kelas menilai pencapaian kompetensi peserta didik

yang meliputi seperangkat pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang tercermin

dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Dengan berpijak pada kompetensi ini,

maka ukuran-ukuran keberhasilan pembelajaran akan dapat diketahui secara jelas

dan terarah.

2) Berkelanjutan (continuous)

Penilaian yang dilakukan di kelas oleh guru harus merupakan proses yang

berkelanjutan dalam rangkaian rencana mengajar guru selama satu semester dan

tahun ajaran untuk mengetahui secara menyeluruh perkembangan peserta didik,

sehingga kegiatan dan unjuk kerja peserta didik dapat dipantau melalui penilaian.

15 Majid, op. cit., h. 188-189.

Page 28: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

13

3) Didaktis

Alat yang akan digunakan untuk penilaian kelas berupa tes maupun non-

tes harus dirancang baik isi, format, layout, dan tampilannya agar peserta didik

menyenangi dan menikmati kegiatan penilaian. Alat penilaian kelas seperti ini

dapat menumbuhkan rasa keingintahuan peserta didik lebih dalam dan dorongan

belajar lebih kuat.

4) Menggali informasi

Penilaian kelas yang baik harus dapat memberikan informasi yang cukup

bagi guru untuk mengambil keputusan dan umpan balik. Pemilihan metode, teknik

dan alat penilaian yang tepat sangat menentukan jenis informasi yang ingin digali

dari proses penilaian kelas. Acuan sederhana yang dapat digunakan guru adalah

prinsip “sedikit tapi banyak”, prinsip ini dimaksudkan agar guru melakukan

penilaian dengan cakupan materi dan kemampuan yang tidak terlalu banyak tetapi

informasi yang diperoleh dari hasil penilaian tersebut sangat dalam dan luas.

5) Melihat yang benar dan yang salah

Dalam melaksanakan penilaian, guru hendaknya melakukan analisis

terhadap hasil penilaian dan kerja peserta didik secara seksama untuk melihat

adanya kesalahan yang secara umum terjadi pada peserta didik sekaligus melihat

hal-hal positif yang diberikan peserta didik. Analisis terhadap kesalahan jawaban

dan peyelesaian masalah yang diberikan peserta didik sangat berguna untuk

menghindari terjadinya miskonsepsi dan ketidak jelasan dalam proses

pembelajaran.16

e. Jenis-jenis Penilaian Kelas

Beragam jenis penilaian dapat dilakukan untuk mengumpulkan informasi

tentang perkembangan belajar peserta didik, baik yang berhubungan dengan

proses belajar maupun hasil belajar. Jenis pengumpulan tersebut pada prinsipnya

adalah cara penilaian kemajuan belajar peserta didik berdasarkan standar

kompetensi, kompetensi dasar, serta indikator-indikator pembelajaran yang harus

dicapai. Berdasarkan indikator-indikator ini dapat ditentukan jenis penilaian yang

16 Ibid., h.189-191.

Page 29: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

14

sesuai dengan apa yang hendak dinilai. Adapun jenis-jenis penilaian tersebut

adalah sebagai berikut:

1) Penilaian dengan tes

Tes adalah suatu cara untuk melakukan penilaian yang berbentuk tugas-

tugas yang harus dikerjakan peserta didik.17 Menurut Zainul, A. dan Nasution, N.

bahwa tes adalah suatu pertanyaan atau seperangkat tugas yang direncanakan

untuk memperoleh informasi tentang atribut atau karakteristik pendidikan atau

psikologi yang setiap butir pertanyaan atau tugas tersebut mempunyai jawaban

atau ketentuan yang dianggap benar.18

Tes dapat dibedakan menjadi beberapa macam tergantung pada dasar yang

digunakan. Diantaranya berdasarkan tujuan penggunaannya; pre-test dan post-test,

mastery test, tes diagnostik, tes prestasi belajar umum, tes formatif, tes sumatif.

Tes diklasifikasikan menurut bentuknya; tes uraian dan tes objektif. Dan masih

banyak ragam tes yang lain sesuai dengan jenis-jenis tes di atas. Jenis-jenis tes di

atas biasanya sangat cocok untuk hampir semua kompetensi yang terdapat dalam

kurikulum, sehingga ada beberapa yang harus dipertimbangkan dalam

perencanaan tes, yaitu:19

a) Pengambilan sampel dan pemilihan butir soal,

b) Tipe tes yang akan digunakan,

c) Aspek yang akan diuji,

d) Format butir soal,

e) Jumlah butir soal, dan

f) Distribusi tngkat kesukaran butir soal.

2) Penilaian unjuk kerja (performance assessment)

Penilaian kinerja merupakan penilaian dengan berbagai macam tugas dan

situasi, dimana peserta didik diminta untuk mendemonstrasikan pemahaman dan

17 Sarwiji Suwandi, Model-model Asesmen dalam Pembelajaran, (Surakarta: Yuma Pustaka, 2011), h. 47. 18 Zulfiani, dkk., Strategi Pembalajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 75. 19 Ibid., h. 78.

Page 30: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

15

pengaplikasian pengetahuan yang mendalam, serta keterampilan di dalam berbagai

macam konteks.20 Penilaian ini cocok digunakan untuk mkenilai ketercapaian

kompetensi yang menuntut peserta didik menunjukkan unjuk kinerjanya. Unjuk

kerja yang dapat diamati seperti bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi,

membaca puisi/deklamasi, menggunakan peralatan laboratorium, dan pengoprasian

suatu alat.21

Penilaian dilakukan terhadap perilaku peserta didik pada saat proses

pembelajaran berlangsung, sehingga cara penilaian ini dianggap lebih otentik

daripada tes tertulis, karena apa yang dinilai lebih mencerminkan kemampuan

peserta didik yang sebenarnya. Untuk penjelasan lebih lanjut mengenai penilaian

kinerja dapat dilihat pada sub-bab berikutnya.

3) Penilaian sikap

Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan

kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap juga sebagai

ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang.22

Sikap terdiri dari tiga komponen, yakni: afektif, kognitif, dan konaktif.

Kompoen afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau

penilainya terhadap sesutu objek. Komponen kognitif adalah kepercayaan atau

keyakinan seseorang mengenai objek. Sedangkan konaktif adalah kecenderungan

untuk berprilaku atau berbuat dengan cara-cara tertentu berkenaan dengan

kehadiran objek sikap.

Secara umum, objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran

berbagai mata pelajaran, terdiri dari; sikap terhadap materi pelajaran, sikap

terhadap guru/pengajar, sikap terhadap proses pembelajaran, dan sikap berkaitan

dengan nilai atau norma yang berhubungan dengan materi pelajaran. Untuk

20 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran (Bandung: Rosda Karya, 2009), h. 200. 21 Hamzah, B. Uno, Satria Koni, Assessment Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Akasara, 2012), h. 19. 22 Sarwiji Suwandi, Model-model Asesmen dalam Pembelajaran, (Surakarta: Yuma Pustaka, 2011), h. 91.

Page 31: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

16

penilaian sikap dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain melalui

observasi prilaku, pertanyaan langsung, dan laporan pribadi.

4) Penilaian proyek

Penilaian proyek adalah penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan

dalam waktu tertentu. Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan,

pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, hingga penyajian data. Proyek

juga akan memberikan informasi tentang pemahaman dan pengetahuan peserta

didik pada proses pembelajaran tertentu, kemampuan peserta didik dalam

pengaplikasian pengetahuan, dan kemampuan peserta didik untuk

mengkomunikasikan informasi.

Dalam penilaian proyek ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan, yitu

sebagai berikut:23

a) Kemampuan pengelolaan; kemampuan peserta didik dalam memilih topik,

mencari informasi, mengelola waktu pengumpulan data, dan penulisan

laporan.

b) Relevansi; kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan

memepertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan

dalam pembelajaran.

c) Keaslian; proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil

karyanya, dengan memepertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk

dan dukungan terhadap proyek peserta didik.

Teknik penilaian proyek dapat menggunakan alat/instrumen penilaian berupa

daftar cek ataupun skala penilaian.

5) Penilaian produk (produck assessment)

Penilaian hasil kerja (produk) peserta didik adalah penilaian terhadap

penguasaan keterampilan peserta didik dalam membuat suatu produk (proses) dan

penilaian kualitas hasil kerja peserta didik (produk). Dalam Penilaian produk

biasanya menggunakan cara holistik atau analitik.

23Ibid., h. 99-100.

Page 32: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

17

Terdapat tiga tahap penilaian yang perlu dilakukan pada penilaian produk, yaitu:

a) Tahap persiapan; penilaian kemampuan peserta didik dalam

merencanakan, menggali, mengembangkan gagasan, dan mendisaian

produk.

b) Tahap pembuatan produk (proses); menilai kemampuan menyeleksi,

menggunakan alat dan bahan, dan teknik.

c) Tahap penilaian produk (appraisal); menilai produk yang dihasilkan sesuai

dengan kriteria yang sudah ditetapkan.

6) Penilaian portopolio

Penilaian portofolio merupakan penilaian berbasis kelas terhadap

sekumpulan karya peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi

yang diambil selama proses pembelajaran dalam kurun waktu tertentu, digunakan

oleh guru dan peserta didik untuk memantau perkembangan pengetahuan,

keterampilan dan sikap peserta didik. Dalam penilaian portopolio ada beberapa

hal yang perlu diperhatikan, yaitu sebagai berikut:24

a) Karya siswa adalah benar-benar karya peserta didik itu sendiri.

b) Saling percaya antara guru dan peserta didik.

c) Kerahasiaan bersama antara guru dan peserta didik.

d) Milik bersama (joint ownership) antara peserta didik dan guru.

e) Kepuasan.

f) Kesesuaian.

g) Penilaian proses dan hasil.

h) Penilaian dan pembelajaran.

Hal penting yang perlu disadari oleh guru, bahwa penggunaan portopolio

secara interaktif dan kolaboratif, tidak terjadi secar otomatis. Untuk itu

perencanaan yang baik dan sistematis sangat diperlukan. Di bawah ini adalah

langkah-langkah penerapan penilaian portopolio, yaitu sebagai berikut:25

24 Ibid., h. 114-116. 25 Ibid., h. 123-125.

Page 33: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

18

a) Jelaskan kepada peserta didik bahwa penggunaan portopolio tidak hanya

digunakan oleh guru untuk penilaian, tetapi peserta didik dapat mengetahui

perkembangan prestasinya.

b) Menentukan bersama tugas yang akan dikumpulkan.

c) Mengumpulkan dan menyimpan penilaian portopolio dalam satu folder

untuk masing-masing peserta didik, baik di rumah maupun loker sekolah.

d) Memberi tanggal informasi, sehingga terlihat perubahan kulitas dari waktu

ke waktu.

e) Menentukan kriteria penilaian dengan peserta didik.

f) Meminta peserta didik menilai karyanya secara berkesinambungan.

g) Peserta didik dapat memperbaiki tugasnya dengan waktu yang sudah

ditentukan.

h) Jadwalkan pertemuan untuk membahas portopolio yang sudah

dikumpulkan.

7) Penilaian diri (self assessment)

Penilaian diri adalah suatu teknik penilaian di mana peserta didik diminta

menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian

kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu. Teknik penilaian

diri dapat digunakan untuk mengukur kompetensi kognitif, afektif, dan

psikomotor.26 Penilain diri dilakukan berdasarkan kriteria yang jelas dan objektif.

Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah untuk melakukanya. Langkah-

langkah tersebut diantaranya adalah:

a) Menentukan kompetensi atau aspek kemampuan yang akan dinilai.

b) Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan.

c) Merumuskan format penilaian, berupa pedoman penskoran, daftar tanda

cek, atau skala penilaian.

d) Meminta peserta didik melakukan penilaian diri.

e) Mengkaji hasil penilaian secara acak, untuk mendorong peserta didik

supaya senantiasa melakukan penilaian diri secara cermat dan objektif.

26 Ibid., h. 135.

Page 34: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

19

f) Menyampaikan umpan balik kepada peserta didik berdasarkan hasil kajian.

Jadi penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan oleh dirinya

sendiri, sehingga peserta didik dapat mengetahui, menilai, dan memperbaiki

dirinya berdasarkan hasil penilaian terhadap aspek-aspek yang sudah ditentukan.

Perlu diingat, bahwa melakukan teknik penilaian tunggal tidak cukup untuk

memberikan gambaran/informasi tentang kemampuan, keterampilan,

pengetahuan, dan sikap peserta didik secar lengkap. Dan interpretasi hasil tes

tidak mutlak dan abadi, karena peserta didik akan mengalami perubahan, terus

berkembang sesuai dengan pengalaman belajar yang dialaminya.

f. Manfaat Penilaian Kelas

Terdapat beberapa menfaat penilaian kelas, antara lain sebagai berikut:

1) Untuk memeberikan umpan balik bagi peserta didik agar mengetahui

kekuatan dan kelemahannya dalam proses pencapaian suatu kompetensi.

2) Untuk memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami

peserta didik sehingga dapat dilakukan pengayaan dan ramedial.

3) Untuk umpan balik bagi guru dalam memperbaiki metode, pendekatan,

kegiatan, dan sumber belajar yang digunakan.

4) Untuk masukan bagi guru guna merancang kegiatan belajar.

5) Untuk memberikan informasi kepada orang tua dan komite sekolah tentang

efektivitas pendidikan.

g. Keunggulan Penilaian Kelas

Salain memiliki manfaat, penilaian kelas juga memiliki beberapa

keunggulan sebagai berikut:

1) Pengumpulan informasi kemajuan belajar, baik formal maupun nonformal

diadakan secara terpadu, dalam suasana yang menyenangkan, dan senantiasa

memungkinkan adanya kesempatan yang terbaik bagi peserta didik untuk

menunjukkan apa yang diketahui, dipahami, dan mampu dikerjakan peserta

didik.

Page 35: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

20

2) Pencapaian hasil belajar peserta didik tidak dibandingkan dengan prestasi

kelompok (norm reference assessment), tetapi dibandingkan dengan

kemampuan sebelumnya, kriteria pencapain kompetensi, standar pencapaian,

dan level pencapaian nasional dalam rangka membantu peserta didik

mencapai apa yang ingin dicapai bukan untuk menghakiminya.

3) Pengumpulan informasi menggunakan berbagai cara agar kemajuan belajar

peserta didik dapat terdeteksi secara lengkap.

4) Peserta didik dituntut agar dapat mengeksplorasi dan memotivasi diri untuk

mengerahkan semua potensi dalam menanggapi dan mengatasi semua

masalah yang dihadapi dengan cara sendiri, bukan sekedar melatih peserta

didik memilih jawaban yang tersedia.

5) Untuk menentukan ada tidaknya kemajuan belajar dan perlu tidaknya bantuan

secara berencana, bertahap, dan berkesinambungan berdasarkan fakta dan

bukti yang cukup akurat.27

2. Penilaian Kinerja (performance assessment)

Salah satu prinsip penilaian adalah menyeluruh, artinya menyangkut

semua aspek proses dan produk belajar yang secara bertahap dapat

menggambarkan perubahan prilaku dan konsepsi peserta didik. Olah karena itu,

dalam pembelajaran IPA khususnya pelajaran fisika selain menggunakan tes

objektif, perlu juga dilengkapi dengan penilaian yang menilai hasil belajar

mencakup aspek proses. Salah satu alternatif penilaian yang digunakan adalah

dengan menerapkan penilaian kinerja (performance assessment).

Terdapat istilah lainnya yang berkaitan dengan penilaian kinerja yaitu

penilaian alternatif (alternative assessment) dan penilaian otentik (authentic

assessment). Beberapa ahli menyatakan bahwa istilah penilaian otentik kadang-

kadang digunakan untuk menjelaskan penilaian kinerja karena tugas-tugas

asesmennya yang lebih dekat dengan kehidupan nyata. Istilah penilaian alternatif

27 Ibid., h. 17.

Page 36: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

21

digunakan untuk penilaian kinerja karena merupakan alternatif untuk penilaian

tradisional paper and pencil test (tes tertulis objektif).28

a. Pengertian Asesmen Kinerja

Penilaian kinerja (performance assessment) merupakan penilaian yang

dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu.29

Penilaian kinerja adalah penilaian berdasarkan hasil pengamatan penilai terhadap

aktivitas peserta didik sebagaimana yang terjadi.30 Penialain ini cocok digunakan

untuk menilai keterampilan kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan

sesuatu yang bisa diamati atau diobservasi, seperti; praktikum di laboratorium,

praktik sholat, bermain peran, memainkan alat musik, dan lain-lain.

Penilaian kinerja adalah suatu penilaian yang menuntut peserta didik

menerapkan pengetahuan dan keterampilannya dengan cara mendemonstrasikan

yang dapat mereka kerjakan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan atau

sesuai dengan indikator pembelajaran. Dan bisa juga dikatakan penelusuran

produk dalam proses. Artinya, hasil-hasil kerja yang ditunjukkan dalam proses

pembelajaran digunakan untuk pemantauan perkembangan kemampuan peserta

didik pada suatu kompetensi.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa penilaian kinerja merupakan

asesmen yang harus menunjukkan pertimbangan (judge) terhadap penampilan

nyata hasil karya peserta didik. Asesmen kinerja dapat difokuskan untuk menilai

proses (misalnya kemampuan menggunakan alat-alat laboratorium), produk atau

hasil kerja (misalnya laporan hasil penelitian), atau menilai kedua-duanya.

Penilaian kinerja perlu mempertimbangkan hal-hal berikut:31

1) Langkah-langkah kinerja yang diharapkan dilakukan peserta didik untuk

menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi.

2) Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai dalam kinerja tersebut.

28 Ana Ratna Wulan, Penilaian Kinerja dan Portofolio Pada Pembelajaran Fisika, (Bandung: UPI), h. 1. 29 Suwandi, op. cit., h. 83. 30 Masnur Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 95.

31 Suwandi, op. cit., h. 83-84.

Page 37: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

22

3) Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas.

4) Upayakan kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak, sehingga semua

dapat diamati.

5) Kemampuan yang akan dinilai diurutkan berdasarkan urutan yang akan

diamati.

Berbagai macam instrumen penilaian kinerja dapat ditemukan dari buku,

dan jurnal. Tetapi, instrumen yang diperoleh ada kalanya belum sesuai dengan

kompetensi dasar yang diharapkan dan karakteristik peserta didik. Untuk itu perlu

disesuaikan dengan materi ajar, serta kondisi peserta didik, sehingga instrumen

memenuhi atau sesuai dengan situasi dan kondisi kelas. Terdapat tiga komponen

utama dalam asesmen kinerja, yaitu tugas kinerja (performance task), rubrik

performansi (performance rubrics), dan teknik penilaian (scoring guide).

b. Tugas Kinerja (performance task)

Salah satu persyaratan penting dalam penilaian kinerja adalah adanya

tugas yang harus diselesaikan. Tugas kinerja adalah suatu tugas yang berisi topik,

standar tugas, deskripsi tugas, dan kondisi penyelesaian tugas.32 Tugas kinerja

berupa prosedur kegiatan yang harus dilakukan dan daftar kinerja yang harus

ditunjukkan peserta didik dalam bentuk kegiatan atau proses dan pernyataan atau

deskripsi atau produk tertulis mengacu pada kegiatan praktikum yang

dilakukan.

c. Rubrik Performansi (performance rubrics)

Penilaian kinerja tidak menggunakan kunci jawaban yang menentukan

suatu kinerja benar atau salah seperti yang biasa dilakukan dalam soal tes, tetapi

dilakukan dengan melihat derajat keberhasilannya. Hal ini dapat dicapai dengan

menentukan kriteria penilaian yang sering disebut dengan rubrik. Rubrik adalah

suatu pedoman pensekoran yang digunakan untuk menentukan tingkat kemahiran

(proficiency) peserta didik dalam mengerjakan suatu tugas.33

32 Masnur Muslich, op. cit., h. 70.

33 Ibid., h. 131.

Page 38: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

23

Dengan demikian maka rubrik dapat membantu guru untuk menentukan

tingkat ketercapaian kinerja yang diharapkan. Agar mempermudah guru atau

pemberi peringkat (rater). Secara singkat scoring rubric terdiri dari beberapa

elemen, yaitu :

1) Dimensi yang akan dijadikan dasar menilai kinerja peserta didik.

2) Definisi dan contoh yang merupakan penjelasan setiap dimensi.

3) Skala yang akan digunakan untuk menilai dimensi.

4) Standar untuk setiap kategori kinerja.

Rubrik dapat bersifat menyeluruh (berlaku umum) dan dapat pula bersifat

khusus (hanya berlaku untuk suatu topik tertentu dalam suatu mata pelajaran).

Rubrik yang bersifat menyeluruh dapat disajikan dalam bentuk holistik rubric dan

dapat pula dalam bentuk analytic rubric. Sedangkan mutu dapat berupa penilaian

subyektif dinyatakan secara deskriptif seperti sangat kompeten, kompeten, kurang

kompeten. Selain itu dapat pula dinyatakan dengan angka misalnya 3, 2 dan 1.

Atau kombinasi dari keduanya, yakni deskripsi maupun angka.

Dalam menentukan skala tersebut tergantung pada jenis kriteria yang

digunakan dan hakikat kinerja yang akan dinilai. Berikut ini adalah contoh rubrik

pada pelajaran Fisika.

Tabel 2.1 Contoh Rubrik Penilaian Kinerja pada Eksperimen Kalor

No Butir Penilaian Kriteria Penilaian Skor

1 Menggunakan termometer

a. posisi ujung termometer tercelup larutan.

b. Posisi termometer tidak menyentuh dasar gelas kimia.

c. Menutup gelas kimia (untuk meminimalkan panas yang terbuang).

(3) jika memenuhi 3 kriteria (2) jika memenuhi 2 kriteria (1) jika memenuhi 1 kriteria

2 Membaca skala termometer

a. Membaca termometer dalam keadaan tercelup.

b. Melihat termometer secara tegak lurus.

c. Membaca termometer tepat

(3) jika memenuhi 3 kriteria (2) jika memenuhi 2 kriteria (1) jika memenuhi 1 kriteria

Page 39: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

24

No Butir Penilaian Kriteria Penilaian Skor

dengan selang waktu yang ditentukan.

3 Menganalisis

data hasil pengukuran

a. Mendeskripsikan data hasil pengukuran secara tertulis.

b. Mampu membedakan variabel bebas dan terikat.

c. Menemukan hubungan varibel bebas dan terikat (sebanding atau sebanding terbalik).

(3) jika memenuhi 3 kriteria (2) jika memenuhi 2 kriteria (1) jika memenuhi 1 kriteria

4 Menyimpulkan

data hasil pengukuran

a. Merangkum secara garis besar data yang diperoleh.

b. Menggunakan referensi parameter.

c. Membandingkan data yang didapat dengan referensi parameter.

(3) jika memenuhi 3 kriteria (2) jika memenuhi 2 kriteria (1) jika memenuhi 1 kriteria

5 Menyusun

laporan hasil percobaan

a. Laporan hasil pengukuran dibuat dengan rapih dalam tabel data yang disediakan.

b. Sistematika penulisan sesuai dengan laporan ilmiah.

c. Mengumpulkan laporan tepat waktu.

(3) jika memenuhi 3 kriteria (2) jika memenuhi 2 kriteria (1) jika memenuhi 1 kriteria

Setelah tugas dan rubrik dibuat, maka langkah berikutnya adalah

melakukan uji validitas ahli. Hasil uji validitas ini direvisi atau dimodifikasi

sampai benar-benar tepat untuk menilai performansi peserta didik. Dengan

mengkomunikasikan rubrik kepada peserta didik diharapkan peserta didik secara

jelas memahami dasar penilaian yang akan digunakan untuk mengukur suatu

kinerja peserta didik. Kedua pihak (guru dan peserta didik) akan memiliki

pedoman bersama yang jelas tentang tuntutan kinerja yang diharapkan. Rubrik

juga diharapkan dapat mendorong atau memotivasi peserta didik dalam proses

pembelajaran. Karena apapun yang dilakukan peserta didik selama proses

pembelajaran akan diamati atau di nilai.

Page 40: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

25

d. Teknik Penilaian (scoring guide)

Untuk mengamati unjuk kerja peserta didik dapat menggunakan alat atau

instrumen berikut:

1) Daftar cek (check-list)

Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek.

Daftar cek berfungsi untuk mengukur hasil belajar berupa produk, prosedur,

maupun proses yang dirinci ke dalam komponen-komponen yang lebih kecil dan

terdefinisi secara oprasional dan sangat spesifik. Kelemahan cara ini adalah

penilai hanya mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benar-salah, dapat

diamati-tidak dapat diamati, baik-tidak baik. Dengan demikian tidak terdapat nilai

tengah, namun daftar cek lebih praktis digunakan mengamati subjek dalam jumlah

besar.

Dalam menyusun daftar cek hendaknya menentukan indikator-indikator

penguasaan keterampilan yang akan di nilai dan mengurutkan indikator-indikator

tersebut sesuai dengan urutan penampilannya. Berikut contoh penilaian dengan

daftar cek.

Tabel 2.2 Contoh Daftar Penilaian Check list LEMBAR PENILAIAN KINERJA SISWA

Eksperimen Sifat Perambatan Cahaya Nama Siswa : …….............. Kelompok : ……………..

Berilah tanda check list (√) pada kolom yang tersedia!

No Aspek Kinerja yang Dinilai Kriteria yang Diamati Baik Tidak

Baik

1. Persiapan Eksperimen

a. Kelengkapan alat eksperimen. b. Menyusun alat eksperimen dengan

benar.

c. Menjaga alat dari kerusakan.

2. Melakukan Pengambilan Data.

a. Posisi menyalakan senter lurus dengan karton.

b. Cahaya senter terlihat jelas pada layar.

c. Mencatat data hasil eksperimen lengkap dan tepat.

Page 41: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

26

Keterangan penilaian: Baik mendapat skor 1 Tidak Baik mendapat skor 0

Dengan menggunakan daftar cek, peserta didik mendapat nilai bila kriteria

penguasaan kompetensi tertentu dapat diamati oleh penilai. Jika tidak dapat

diamati, peserta didik tidak memperoleh nilai.

2) Skala penilaian (rating scale)

Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala penilaian memungkinkan

penilai memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu, karena

pemberian nilai secara kontinum di mana pilihan kategori nilai lebih dari dua.

Skala penilaian terentang dari tidak sempurna sampai sangat sempurna. Misalnya:

1= tidak kompeten, 2 = cukup kompeten, 3 = kompeten dan 4 = sangat kompeten.

Berikut adalah contoh skala penilaian.

Tabel 2.3 Contoh Skala Penilaian LEMBAR PENILAIAN KINERJA

Eksperimen Kalor Nama Siswa : …….............. Kelompok : ……………..

No Aspek yang Diamati Nilai 1 2 3 4

1 Menggunakan termometer 2 Membaca skala termometer 3 Menganalisis data hasil pengukuran 4 Menyimpulkan data hasil pengukuran

5 Mendeskripsikan hasil percobaan dengan teman sekelompoknya

6 Menyusun laporan hasil percobaan

3. Aktifitas dalam Kelompok.

a. Terjalin kerjasama yang baik. b. Pembagian tugas kelompok yang

merata.

c. Terjadi proses diskusi aktif dalam kelompok.

4. Persentasi Hasil Eksperimen.

a. Penjelasan hasil eksperimen lugas dan tepat.

b. Mampu menjawab pertanyaan dari kelompok lain dengan benar.

c. Menghargai pendapat kelompok lain.

Page 42: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

27

No Aspek yang Diamati Nilai 1 2 3 4

Jumlah Skor Maksimum 24

Keterangan Penilaian:

1 = tidak kompeten 2 = cukup kompeten 3 = kompeten 4 = sangat kompeten

Untuk memperkecil faktor subjektivitas, perlu dilakukan penilaian oleh

lebih dari satu orang, agar hasil penilaian lebih akurat. Kedua cara ini sama-sama

berdasarkan pada beberapa kumpulan kemampuan keterampilan atau kinerja yang

hendak diukur, pada model checklist hanya memberikan dua kategori penilaian

sedangkan model rating scale memberikan lebih dari dua kategori penilaian.

e. Tujuan Penilaian Kinerja

Berikut ini terdapat lima tujuan dari adanya sistem penilaian kinerja:

1) Memantau perkembangan peserta didik terhadap hasil yang diinginkan.

2) Merangkul tanggung jawab sekolah dan guru terhadap keberhasilan atau

pencapaian peserta didik.

3) Menetukan secara jelas keterampilan dan kemampuan peserta didik.

4) Menghasilkan pembentukan kurikulum, pengajaran, dan penilaian yang lebih

baik.

5) Mempengaruhi praktek kurikulum dan pengajaran.34

f. Kriteria Penilian Kinerja

Instrumen penilaian kinerja yang baik memuat hal-hal berikut:

1) Autentik dan menarik

Hal yang penting dari suatu instrumen penilaian kinerja adalah menarik

dan melibatkan peserta didik dalam situasi yang akrab dengan mereka sehingga

34 US Department of Education, Assessment of Student Performance, (US: Office of

Educational Research and Improvement, 1997), h. 1-2.

Page 43: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

28

peserta didik berusaha untuk menyelesaikan tugas itu dengan sebaik-baiknya.

Peserta didik cenderung tertarik terhadap situasi tugas yang menyerupai

kehidupan sehari-hari. Tugas ini akan membuat peserta didik menggunakan

pengetahuan dan keterampilan yang dikuasainya untuk menyelesaikan tugas

tersebut. situasi dan pertanyaan dalam bahasa yang baik dan dapat dipahami

peserta didik sehingga tidak memancing reaksi peserta didik seperti “siapa

peduli?”

2) Memungkinkan penilaian individual

Banyak instrumen penilaian kinerja yang dimaksudkan untuk dikerjakan

peserta didik secara berkelompok. Namun perlu diingat bahwa penilaian ini

sebenarnya lebih dititik beratkan untuk penilaian individu. Karena itu desain

penilaian kinerja sebaiknya bisa ditunjukkan untuk kelompok dan individu.

Sebagai contoh sekelompok peserta didik diberi data dan diminta untuk

menganalisisnya. Untuk penilaian individu masing-masing peserta didik diminta

untuk memberi rangkuman dan penafsiran apa yang ditunjukkan oleh data

tersebut.

3) Memuat petunjuk yang jelas

Instrumen penilaian kinerja yang baik harus memuat petunjuk yang jelas,

lengkap, tidak ambigu dan tidak membingungkan. Petunjuk juga harus memuat

apa yang dikerjakan peserta didik yang nanti akan dinilai. Sebagai contoh, jika

salah satu kriteria penilaian meliputi organisasi informasi, maka peserta didik

harus diminta untuk menampilkan informasi yang diperoleh dalam bentuk yang

teratur.

g. Kelebihan dan Kekurangan Penilaian Kinerja

Jika dibandingkan dengan tes konvensional, penilaian kinerja memiliki

beberapa penekanan, yaitu seperti yang disajikan pada tabel di bawah ini:

Page 44: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

29

Tabel 2.4 Perbandingan Penilaian Kinerja dengan Penilaian Konvensional Penilaian Kinerja Penilaian Konvensional

Mementingkan kemampuan peserta didik dalam menerapkan pengetahuan menjadi unjuk kerja yang dapat diamati atau produk yang dihasilkan.

Lebih mengutamakan pemahaman konsep peserta didik.

Membutuhkan waktu yang banyak untuk membuat dan melaksanakan tetapi menghasilkan format penilaian yang dapat digunakan berulang-ulang pada peserta didik yang sama atau peserta didik baru.

Membutuhkan waktu yang banyak untuk membuat, pelaksanaannya lebih cepat dan dapat digunakan untuk peserta didik dalam jumlah banyak secara serentak, tetapi hanya bisa digunakan sekali.

Memungkinkan untuk mendiagnosis dan meremidiasi kinerja peserta didik dan memetakan kemajuan peserta didik sepanjang waktu.

Memungkinkan untuk mendiagnosis dan meremidiasi kemampuan peserta didik tetapi hanya untuk soal uraian terbuka (open ended).

Memfokuskan pembelajaran pada unjuk kerja peserta didik.

Memfokuskan pembelajaran pada materi pelajaran.

Asesmen kinerja memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari

asesmen kinerja adalah sebagai berikut :

1) Dapat mengevaluasi hasil belajar yang kompleks dan keterampilan-

keterampilan yang tidak dapat dievaluasi dengan tes kertas dan pensil.

2) Memotivasi peserta didik dalam belajar secara lebih baik. membuat

pembelajaran lebih bermakna. Kreativitas dan kemandirian belajar peserta

didik, serta proses dialog antara peserta didik dan guru merupakan faktor

penting dalam asesmen kinerja.

3) Dapat mengevaluasi beberapa keterampilan motorik.

4) Mendorong aplikasi pembelajaran pada situasi kehidupan nyata.

Adapun kelemahan asesmen kinerja yaitu sebagai berikut :

1) Membutuhkan waktu dan usaha-usaha yang harus dipertimbangkan dalam

penggunaannya.

2) Penilaian dan penskoran kinerja subjektif dan memiliki reliabilitas rendah.

Page 45: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

30

3. Penilaian Hasil Belajar

Sebelum membahas tentang pencapaian hasil belajar, terlebih dahulu akan

dipaparkan beberapa pandangan tentang teori belajar. Belajar merupakan suatu

proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya

mengingat, akan tetapi lebih luas daripada itu, yakni mengalami. Belajar,

bukanlah semata-mata menambah pengetahuan atau ketrampilan, tetapi belajar

dapat dipandang sebagai cara memperoleh beberapa alternatif untuk

meningkatkan kualitas hasil belajar. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil

latihan, melainkan perubahan tingkah kelakuan.35

Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam

bentuk seperti berubah pengetahuan, pemahaman sikap dan tingkah laku,

keterampilan, kecakapan, kebiasaan serta perubahan perubahan aspek lain yang

ada pada individu yang belajar. Oleh karena itu, tidak akan ada hasil jika tidak ada

proses pengambilan nilai. Penilaian hasil belajar diperlukan kesesuaian antara

fungsi dan tujuan penilaian.

Penilaian pada dasarnya adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui

sejauh mana tingkat keberhasilan belajar yang telah dicapai peserta didik setelah

berlangsungnya pembelajaran. Penilaian hasil belajar adalah proses memberikan

atau menentukan nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai peseta didik

dengan kriteria tertentu.36

Dikatakan kewajiban karena setiap guru pada akhir kegiatan pembelajaran

harus dapat memberikan informasi kepada sekolah, orang tua atau kepada peserta

didik itu sendiri, bagaimana dan sampai dimana penguasaan dan kemampuan yang

telah dicapai peserta didik tentang materi dan keterampilan-keterampilan

mengenai mata pelajaran yang telah diberikan. Dengan adanya penilaian akan

diketahui kemampuan peseta didik tersebut termasuk kelompok yang pandai,

sedang, cukup atau kurang baik dikelasnya jika dibandingkan teman-temannya.

35 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), Cet. ke-4, h: 36. 36 Nana Sudjana, Dasar dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung:Sinar Baru, 2001), h. 3.

Page 46: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

31

Penilaian hasil belajar mata pelajaran fisika dalam Kurikulum 2004

menyangkut ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor. Dengan

demikian, penilaian hasil belajar perlu dilakukan secara seimbang antara ranah

kognitif (pengetahuan), ranah afektif (sikap), dan ranah psikomorik

(keterampilan). Ketiga ranah itu dikenal dengan istilah Bloom’s Taxonomy

(taksonomi bloom).

a. Ranah Kognitif

Ranah kognitif ini mengacu pada Taksonomi Bloom yang sudah direvisi,

meliputi kemampuan pengembangan keterampilan intelektual (knowledge) dengan

tingkatan-tingkatan sebagai berikut.37

1) Menghafal/mengingat (remember)

Menghafal atau mengingat adalah menarik kembali informasi yang

tersimpan dalam memori jangka panjang. Mengingat merupakan proses kognitif

yang paling rendah tingkatannya. Untuk mengkondisikan agar “mengingat” bisa

menjadi bagian belajar bermakna, tugas mengingat hendaknya selalu dikaitkan

dengan aspek pengetahuan yang lebih luas dan bukan sebagai suatu yang lepas dan

terisolasi. Kategori ini mencakup dua macam proses kognitif:

a) Mengenali (recognizing); mencakup proses kognitif untuk menarik kembali

informasi yang tersimpan dalam memori jangka panjang agar dapat

membandingkan dengan informasi yang baru.

b) Mengingat (recalling); menarik kembali informasi yang tersimpan dalam

memori jangka panjang dengan menggunakan petunjuk yang ada.

2) Memahami (understand)

Memahami adalah mengkonstruk makna atau pengertian berdasarkan

pengetahuan awal yang dimiliki, atau mengintegrasikan pengetahuan yang baru ke

dalam skema yang telah ada dalam pemikiran peserta didik. Kategori memahami

mencakup tujuh proses kognitif:

37 Peter W. Airasian, dkk., A Taxonomy for Learning, Teaching and Assesing, (New York: Longman, 2001), h. 67-68.

Page 47: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

32

a) Menafsirkan (interpreting); mengubah dari satu bentuk informasi ke bentuk

informasi yang lainnya, misalnya dari kata-kata ke grafik atau gambar, atau

sebaliknya. Misalnya meringkas atau membuat parafrase.

b) Memberikan contoh (exemplifying); memberikan contoh dari suatu konsep

atau prinsip yang bersifat umum. Memberikan contoh menuntut kemampuan

mengidentifikasi ciri khas suatu konsep dan selanjutnya menggunakan ciri

tersebut untuk membuat contoh.

c) Mengklasifikasikan (classifying); mengenali bahwa sesuatu (benda atau

fenomena) masuk dalam kategori tertentu. Termasuk dalam kemampuan

mengkelasifikasikan adalah mengenali ciri-ciri yang dimiliki suatu benda

atau fenomena.

d) Meringkas (summarizing); membuat suatu pernyataan yang mewakili

seluruh informasi atau membuat suatu abstrak dari sebuat tulisan. Meringkas

menuntut peserta didik untuk memilih inti dari suatu informasi dan

meringkasnya.

e) Menarik inferensi (inferring); menemukan suatu pola dari sederetan contoh

atau fakta. Contoh: memprediksikan perkembangan suatu populasi dalam

sebuah komunitas berdasarkan data perkembangan populasi selama 10 tahun

terakhir.

f) Membandingkan (comparing); mendeteksi persamaan dan perbedaan yang

dimiliki dua objek atau lebih.

g) Menjelaskan (explaining); mengkonstruk dan menggunakan model sebab-

akibat dalam suatu sistem.

3) Mengaplikasikan (applying)

Mengaplikasikan yaitu mencakup penggunaan suatu prosedur guna

menyelesaikan masalah atau mengerjakan tugas. Oleh karena itu mengaplikasikan

berkaitan erat dengan pengetahuan prosedural. Namun tidak berarti bahwa kategori

ini hanya sesuai untuk pengetahuan prosedural saja. Kategori ini mencakup dua

macam proses kognitif:

Page 48: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

33

a) Menjalankan (executing); menjalankan suatu prosedur rutin yang telah

dipelajari sebelumnya. Langkah-langkah yang diperlukan sudah tertentu dan

juga dalam urutan tertentu.

b) Mengimplementasikan (implementing); memilih dan menggunakan prosedur

yang sesuai untuk menyelesaikan tugas yang baru.

4) Menganalisis (analyzing)

Menganalis maksudnya menguraikan suatu permasalahan atau objek ke

unsur-unsurnya dan menentukan bagaimana saling keterkaitan antar unsur-unsur

tersebut. Ada tiga macam proses kognitif yang tercakup dalam menganalisis:

a) Menguraikan (differentiating); menguraikan suatu struktur dalam bagian-

bagian berdasarkan relevansi, fungsi dan penting tidaknya.

b) Mengorganisir (organizing); mengidentifikasi unsur-unsur suatu keadaan

dan mengenali bagaimana unsur-unsur tersebut terkait satu sama lain untuk

membentuk suatu struktur yang padu.

c) Menemukan pesan tersirat (attributting); menemukan sudut pandang, bias,

dan tujuan dari suatu bentuk komunikasi.

5) Mengevaluasi (evaluate)

Mengevalusai adalah membuat suatu pertimbangan berdasarkan kriteria dan

standar yang ada. Ada dua macam proses kognitif yang tercakup dalam kategori ini:

a) Memeriksa (checking); menguji konsistensi atau kekurangan suatu karya

berdasarkan kriteria internal (kriteria yang melekat dengan sifat produk

tersebut). Contoh: memeriksa apakah kesimpulan yang ditarik telah sesuai

dengan data yang ada.

b) Mengritik (critiquing); menilai suatu karya baik kelebihan maupun

kekurangannya, berdasarkan kriteria eksternal. Contoh: menilai apakah

rumusan hipotesis sesuai atau tidak (sesuai atau tidaknya rumusan hipotesis

dipengaruhi oleh pengetahuan dan cara pandang penilai).

Page 49: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

34

6) Membuat/menghasilkan karya (create)

Menghasilkan karya maksudnya adalah menggabungkan beberapa unsur

menjadi suatu bentuk kesatuan. Ada tiga macam proses kognitif yang tergolong

dalam kategori ini, yaitu:

a) Membuat (generating); menguraikan suatu masalah sehingga dapat

dirumuskan berbagai kemungkinan hipotesis yang mengarah pada

pemecahan masalah tersebut. Contoh: merumuskan hipotesis untuk

memecahkan permasalahan yang terjadi berdasarkan pengamatan di

lapangan.

b) Merencanakan (planning); merancang suatu metode atau strategi untuk

memecahkan masalah. Contoh: merancang serangkaian percobaan untuk

menguji hipotesis yang telah dirumuskan.

c) Memproduksi (producing); membuat suatu rancangan atau menjalankan

suatu rencana untuk memecahkan masalah. Contoh: mendesain (atau juga

membuat) suatu alat yang akan digunakan untuk melakukan percobaan.

b. Ranah Afektif

Ranah afektif adalah suatu domain yang berkaitan dengan sikap, nilai-nilai

interes, apresiasi (penghargaan) dan penyesuaian perasaan sosial.38 Jadi dalam

penilaian ranah afektif peserta didik dituntut memberikan responnya yang

melibatkan sikap atau nilai terhadap proses pembelajaran. Ciri-ciri hasil belajar

ranah efektif ini akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku,

seperti; perhatian terhadap pelajaran, kedisiplinan, motivasi serta minat belajar,

dan sebagaianya.

Oleh karena itu, guru mempunyai tugas bukan hanya meningkatkan nilai

pengetahuannya tetapi bertugas pula membangkitkan minat belajar peserta didik.

Sehingga diharapkan sikap peserta didik terhadap semua pelajaran bernilai positif.

Dengan demikian akan terjadi usaha yang sinergi untuk meningkatkan kualitas

38 Hamzah B. Uno, Satria Koni, Assesment Pembelajaran, Ed. 1, Cet. 1, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h. 63.

Page 50: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

35

proses pembelajaran. Krathwohl dan kawan-kawan merinci ranah efektif ini

menjadi lima jenjang, yaitu:39

1) Penerimaan (reciving/attending)

Penerimaan merupakan keinginan untuk memperhatikan suatu fenomena

atau stimulus tertentu. Misalnya mendengarkan secara seksama penjelasan guru

tentang alat-alat laboratorium sebelum digunakan.

2) Menanggapi (responding)

Menanggapi berkaitan dengan memberikan respon sebagai partisipasi aktif

dalam suatu kegiatan. Seperti menyelesaikan tugas laboratorium, mengikuti

diskusi kelas, serta menyelesaikan tugas terstruktur lain.

3) Penilaian (valuing)

Penilaian yaitu nilai dan kepercayaan terhadap stimulasi yang datang.

Seperti menunjukan kepercayaan terhadap sesuatu, apresiasi (penghargaan), sikap

ilmiah atau kesungguhan (komitmen), untuk melakukan suatu kehidupan sosial.

Contohnya; menunjukkan rasa bertanggung jawab terhadap alat-alat laboratorium

yang dipakainya dalam praktikum.

4) Mengorganisasi (organization)

Pengorganisasian adalah pengembangan dari nilai ke dalam suatu sistem

organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain. Seperti menyadari

pentingnya keselarasan antara hak dan tanggung jawab, memahami dan menerima

kelebihan dan kekurangan diri sendiri.

5) Karakteristik (characterization)

Karakteristik merupakan puncak proses internalisasi nilai dalam diri

seseorang. Internalisasi yaitu keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki

seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Contohnya:

rajin, tepat waktu, berdisiplin diri dan dapat menilai serta mengajukan saran

perbaikan/solusi masalah.

39 Zulfiani, dkk., Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta:Lembaga penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 20.

Page 51: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

36

c. Ranah Psikomotorik

Berkaitan dengan psikomotor, Bloom berpendapat bahwa ranah

psikomotor berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui

keterampilan manipulasi yang melibatkan otot dan kekuatan fisik.40 Keterampilan

itu sendiri menunjukkan tingkat keahlian seseorang dalam suatu tugas atau

sekumpulan tugas tertentu. Oleh karena itu, hasil belajar psikomotor tidak dapat

diabaikan khususnya pada pelajaran IPA yang memungkinkan peserta didik untuk

melakukan penelitian dengan percobaan, pengukuran apa yang didapat, penyajian

secara matematis tentang fenomena-fenomena alam yang terjadi.

Pada ranah psikomotorik menurut Bloom dan kawan-kawan, pada ranah

psikomotor terdiri dari tijuh aspek:41

1) Persepsi; menyadari stimulus, menyeleksi stimulus terarah sampai

menerjemahkannya dalam pengamatan stimulus terarah kepada kegiatan yang

ditapilkan.

2) Kesiapan; berkaitan dengan kesiapan melakukan sesuatu kegiatan tertentu,

ternasuk kesiapan mental, fisik, dan emosional.

3) Respon terpimpin; meliputi kemampuan meniru gerakan, gerakan coba-coba,

dan performansi yang memadai yang menjadi tolak ukur.

4) Mekanisme; merupakan kebiasaan yang berasal dari respons yang dipelajari,

gerakan yang dilakukan dengan mantap, penuh keyakinan dan kemahiran.

5) Respon kompleks; berkaitan dengan gerak motorik yang memerlukan pola

gerakan yang kompleks.

6) Penyesuaian; berkaiatan dengan pola gerakan yang telah berkembang dengan

baik, sehingga seseorang dapat merubah pola gerakannya agar sesuai dengan

situasi yang dihadapinya.

7) Mencipta; keterampilan tingkat tinggi diman pada tingkatan ini seseorang

memiliki kemampuan untuk menghasilkan pola-pola gerakan baru agar sesuai

dengan situasi yang dihadapinya.

40 Depdiknas, Pengembangan Perangkat Penilaian Psikomotor. 2006. 41 Zulfiani, dkk., op. cit., h. 68-69.

Page 52: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

37

Penilaian hasil belajar peserta didik pada ranah psikomotor akan nampak

dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu.42 Tes untuk

mengukur ranah psikomotor adalah tes mengukur penampilan atau kinerja

(performance) peserta didik. Menurut Lunetta dkk. Ada empat jenis tes penilaian

psikomotor, yaitu:43

1) Tes paper and pencil; walaupun aktivitasnya seperti tes tulis, namun yang

menjadi sasarannya adalah kemampuan peserta didik dalam menampilkan

karya. Misalnya berupa desain alat, desain grafis, dll.

2) Tes identifikasi; tes ini lebih ditunjukkan untuk mengukur kemampuan

peserta didik dalam mengidentifikasi sesuatu hal. Contohnya menemukan

bagian yang rusak atau yang tidak berfungsi dari alat.

3) Tes simulasi; tes ini dilakukan bila tidak alat yang sesungguhnya yang dapat

dipakai untuk memperagakan penampilan peserta didik, sehingga dengan

simulasi tetap dapat dinilai apakah peserta didik sudah menguasai

keterampilan dengan bantuan peralatan tiruan atau seolah-olah menggunakan

suatu alat.

4) Tes unjuk kerja (work sample); tes ini dilakukan dengan alat yang

sesungguhnya dan tujuannya untuk mengetahui apakah peserta didik sudah

menguasai atau sudah terampil menggunakan alat tersebut.

Jadi, dalam penilaian hasil belajar psikomotor atau keterampilan harus

mencakup persiapan, proses, dan produk. Penilaian dapat dilakukan pada saat

proses berlangsung yaitu pada waktu peserta didik melakukan praktik, atau

sesudah proses berlangsung dengan cara mengetes peserta didik.

4. Metode Eksperimen

Makna belajar dan pembelajaran sains adalah pendidikan yang lebih

menekankan pembentukkan kompetensi peserta didik melalui peningkatan

motivasi dan kreativitas peserta didik. Kreativitas peserta didik akan berkembang

42 Masnur Muslich, Authentic Assessment; Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi, (Bandung: Refika Aditama, 2010), h. 48. 43Asep Jihad, Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Presindo, cet. III 2010), h.

Page 53: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

38

jika diikuti dengan menerapkan metode-metode pembelajaran yang dapat

mengefektifkan kegiatan belajar mengajar, sehingga tujuan pembelajaran dapat

tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan.

Metode mengajar diartikan sebagai cara mengajar yang digunakan oleh

guru atau instruktur ketika menyampaikan bahan ajar atau materi pelajaran.44

Metode mengajar adalah cara yang digunakan oleh guru dalam mengajarkan

satuan atau unit materi pelajaran dengan memusatkan pada keseluruhan proses

atau situasi belajar untuk mencapai tujuan.45 Setiap guru harus mempunyai

keterampilan dalam memilih metode mengajar yang tepat untuk digunakan ketika

menyampaikan bahan ajar. Karena salah satu keberhasilan implementasi

pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode

pembelajaran.

Metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran, di mana peserta didik

melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang

dipelajari.46 Menurut Ratna Wilis Dahar, metode eksperimen adalah salah satu

cara penyampaian suatu pelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta

didik untuk melakukan kegiatan yang dikenal dengan keterampilan proses IPA,

yang meliputi; mengamati, menafsirkan, pengamatan, meramalkan, menggunakan

alat dan bahan, menerapkan konsep, berkomunikasi dan mengajukan pertanyaan.47

Zulfiani dkk, mengemukakan bahwa metode eksperimen adalah metode

mengajar dengan cara mempraktekkan langsung untuk menguji atau membuktikan

suatu konsep yang sedang dipelajari. Metode ini diyakini sebagai metode yang

paling tepat dalam mengajarkan konsep-konsep sains, karena sains berasal dari

hal-hal yang bersifat fakta.48

44 Zulfiani, dkk, Strategi Pembelajaran Sains (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2009), h. 96. 45 Moh Amien. Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Dengan Menggunakan Metode “Discovery” dan “Inquiry”. (Jakarta : Departemen Pendidikikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi), 98. 46 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar ; edisi revisi, (Jakarta:Rineka Cipta, 2010), h. 84. 47 Ratna Wilis Dahar, Dasar-dasar Teori Pendidikan, (), h. 52-53. 48 Zulfiani, dkk, Strategi Pembelajaran Sains. (Jakarta : Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009). h.104.

Page 54: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

39

Eksperimen bisa dilakukan pada suatu laboratorium atau diluar

laboratorium, pekerjaan eksperimen mengandung makna belajar untuk berbuat,

karena itu dapat dimasukkan kedalam metode pembelajaran.49 Dengan demikian,

dalam metode eksperimen peserta didik diberi kesempatan untuk mengalami

sendiri atau melakukan sendiri, mengamati suatu objek, menganalisis,

membuktikan sebuah konsep atau hukum, serta dapat menarik kesimpulan atas

proses yang dialaminya. Dalam pelaksanaan metode eksperimen peran guru pun

sangat penting, khususnya berkaitan dengan ketelitian, kecermatan, dan

penggunaan alat-alat labotarorium sehingga tidak terjadi kekeliruan dan kesalahan

dalam memaknai kegiatan eksperimen ini.

a. Tahapan Mengajar Metode Eksperimen

Keterampilan mengajar eksperimen dapat dipisahkan menjadi tiga tahap,

yaitu persiapan, pelaksanaan dan penutup.50

1) Keterampilan menyiapkan eksperimen.

Pada tahap persiapan meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

a) Menentukan tujuan pengajaran dan tujuan eksperimen.

b) Mengidentifikasi variabel-variabel eksperimen yang akan diselidiki sesuai

dengan topik pelajaran.

c) Merancang percobaan untuk eksperimen. Dalam kegiatan ini guru

menterjemahkan informasi dan prinsip verbal dari topik yang dipelajari

menjadi informasi dan prinsip yang tervisualisasikan melalui eksperimen.

d) Merancang prosedur pelaksanaan eksperimen, yaitu langkah kegiatan

pembelajaran dalam eksperimen yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti

dan kegiatan penutup.

2) Pelaksanaan eksperimen.

Pada tahap pelaksanaan meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

49 Syaiful Sagala. Konsep dan Makna Pembelajaran. (Bandung : Alfabeta, 2010), h.220. 50 Pudyo Susanto, Keterampilan Dasar Mengajar IPABerbasis Kontruktivisme, (Malang: Universitas Negeri Malang, 2002), h. 68-69.

Page 55: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

40

a) Pada kegiatan awal, eksperimen dimaksudkan untuk menyajikan fenomena

dalam rangka menimbulkan konflik kognitif, menggali pengetahuan awal

siswa dan memotivasi belajar peserta didik. Keterampilan guru yang

diperlukan diantarannya adalah sebagai berikut:

(1) Memandu peserta didik untuk menjalankan eksperimen. Keterampilan

ini diperlukan karena eksperimen biasanya dilaksanakan oleh

beberapa kelompok kecil.

(2) Memandu peserta didik untuk memusatkan perhatiannya pada

informasi yang esensial khususnya yang menimbulkan konflik

kognitif.

(3) Menggali pengetahuan awal peserta didik dan memotivasi peserta

didik, kegiatan ini didahului dengan meminta peserta didik untuk

menghentikan eksperimen. Selanjutnya, guru mengajukan masalah

yang dapat menimbulkan konflik kognitif dan mengevaluasi jawaban

peserta didik. Dengan begitu pengetahuan awal peserta didik dapat

digali.

b) Pada kegiatan inti, keterampilan guru yang diperlukan adalah sebagai

berikut:

(1) Guru membimbing penemuan masalah dan hipotesis. Tanya jawab

pada penggalian pengetahuan awal diteruskan ke tanya jawab untuk

menemukan masalah yang terkait dengan konsep/prinsip yang

dipelajari dan diteruskan lagi sampai ditemukan hipotesis.

(2) Guru juga membimbing kerja kelompok, setelah hipotesis dirumuskan

peserta didik dipandu untuk melanjutkan eksperimen lanjutan.

Kegiatan ini merupakan kegiatan kerja kelompok kecil atau

perseorangan.

(3) Guru membimbing diskusi kelompok keci untuk pencatatan data,

analisis data dan penarikan kesimpulan. Kegiatan ini dapat dilakukan

dikelompok kecil atau secara klasikal.

Page 56: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

41

3) Mengakhiri ekspeimen.

Pada tahap penutup meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

a) Memberikan pemantapan. Setelah kegiatan eksperimen berakhir guru

memberi pamanasan dapat berupa pertanyaan aplikatif atau memberi

masalah baru untuk dipecahkan melalui eksperimen di luar jam pertemuan.

b) Mengevaluasi tes belajar. Tes formatif dapat dilaksanakan secara informal

(tanya jawab) atau formal (tertulis). Tes sebaiknya mengukur hasil belajar

melalui pengalaman langsung (tes penampilan).

c) Membimbing peserta didik untuk mengemas, mengembalikan peralatan

dan membersihkan ruang belajar secara rapi. Ini merupakan kegiatan untuk

latihan pengembangan sikap.

b. Jenis-jenis Metode Eksperimen

Ada beberapa jenis metode ekperimen, yaitu: eksperimen sederhana,

ekperimen terkontrol, dan ekperimen berujung-terbuka.51

1) Eksperimen sederhana

Banyak permasalahan IPA yang dapat dipecahkan dengan eksperimen

sederhana, sehingga tidak memerlukan tahapan-tahapan kerja yang terpisah untuk

menyelesaikannya. Langkah dari ekperimen sederhana ini adalah pengajuan

masalah, pelaksanaan percobaan untuk pengamatan, dan pengambilan kesimpulan.

Dalam eksperimen sederhana tidak perlu dilakukan pengontrolan terhadap variabel-

variabel bebas yang tidak dipelajari, karena pengaruhnya terhadap veriabel terikat

dapat diabaikan atau memang tidak ada variabel lain yang berpengaruh kecuali

variabel yang sedang dipelajari.

Contohnya; “Apakah cahaya datang melalui sebuah cermin datar akan

dipantulkan?”. Hal seperti ini cukup dipecahkan dengan percobaan yang dilakukan

dengan mengarahkan sinar terhadap cermin datar, kemudian mengamati bahwa

seberkas sianar datang pada cermin datar akan dipantukan sama besar.

51 Ibid.

Page 57: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

42

2) Eksperimen terkontrol

Banyak fenomena-fenomena alam yang terjadi tidak dapat langsung

diamati, ini karena adanya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat yang

diamati. Sehingga diperlukan tindakan atau perlakuan untuk membandingkan

hasilnya. Misalnya, ada suatu tamanan pot baru yang tanahnya diberi urea,

pertumbuhannya subur. Tetapi tidak dapat disimpulkan begitu saja bahwa yang

menyebabkan subur adalah zat urea, karena mungkin ada faktor lain yang

mempengaruhi tingkat kesuburan tanaman itu.

Maka dalam pelaksanaan ekperimen terkontrol, ada langkah-langkah yang

perlu dilaksanakan, meliputi:

a) Pengajuan masalah.

b) Pengajuan hipotesis.

c) Pengontrolan variabel; membuat perlakuan variabel bebas dan

mengendalikan varibel kontrol.

d) Pelaksanaan eksperimen.

e) Pengolahan data.

f) Pengambilan kesimpulan; kesimpulan ini merupakan jawaban yang pasti

(bersifat tertutup), maka tidak perlu dipertanyakan kebenarannya, atau tidak

mengundang munculnya masalah baru.

3) Eksperimen berujung-terbuka

Metode ekperimen berujung-terbuka memiliki langkah-langkah yang sama

dengan eksperimen terkontrol. Yang membedakan antara keduanya adalah pada

eksperimen berujung-terbuka kesimpulan dari jawaban masalah masih terbuka.

Artinya kesimpulan dari suatu masalah dapat menimbulkan masalah yang baru atau

hipotesis baru (lebih kompleks). Disamping itu, pada eksperimen sederhana dan

terkontrol, hipotesis dan rancangan kegiatan eksperimen disiapkan oleh guru,

sedangkan pada ekperimen terbuka peserta didik dapat diminta untuk menemukan

masalah, menyusun hipotesis, dan membuat rancangan ekperimen sendiri.

Page 58: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

43

c. Kelebihan Metode Eksperimen

Metode eksperimen memiliki beberapa kelebihan yaitu sebagai berikut:52

1) Peserta didik dirangsang berpikir kritis, tekun, jujur, mau bekerja sama, terbuka

dan objektif.

2) Peserta didik dirangsang untuk memiliki keterampilan proses sains, seperti

mengamati, menginterpretasi, mengelompokkan, mengajukan pertanyaan,

merencanakan percobaan, menggunakan alat dan bahan, mengkomunikasikan

dan melakukan eksperimen.

3) Peserta didik belajar secara konstruktif tidak bersifat hafalan, sehingga

pemahamannya terhadap suatu konsep bersifat mendalam dan bertahan lama.

4) Peserta didik ditempatkan pada situasi belajar yang penuh tantangan, sehingga

tidak mudah bosan.

5) Peserta didik konsentrasinya terarahkan pada kegiatan pembelajaran.

6) Peserta didik lebih mudah memahami suatu konsep yang bersifat abstrak.

d. Kelemahan Metode Eksperimen

Selain mempunyai kelebihan, metode eksperimen juga memiliki kelemahan,

antara laian:53

1) Memerlukan waktu yang relatif lama.

2) Memerlukan alat dan bahan yang cukup dan terkadang sulit ditemukan atau

mahal harganya.

3) Guru harus membuat perencanaan kegiatan eksperimen yang matang, hal ini

nenuntut guru menguasai konsep yang akan diuji atau dibuktikan dalam

kegiatan eksperimen.

4) peserta didik dituntut terlebih dahulu memiliki landasan berpikir, sehingga

mengetahui secara jelas tujuannya melakukan eksperimen dan kesimpulan yang

diambilnya relevan dengan konsep yang sedang diuji.

5) Cenderung memerlukan ruang khusus (laboratorium), untuk lebih leluasa

melakukan eksperimen.

52 Zulfiani, dkk, Strategi Pembelajaran Sains (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2009), h. 104. 53 Ibid., h. 105.

Page 59: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

44

5. Konsep Cahaya

Konsep fisika yang diambil dalam penelitian adalah salah satu konsep yang

terdapat di kelas VIII SMP semester genap, yaitu konsep cahaya. Materi pokok ini

mengcu pada standar kompetensi dan kompetensi dasar yang tercantum dalam

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006. Konsep cahaya secara

garis besar dapat dilihat pada peta konsep di bawah ini:

Gambar 2.1 Peta Konsep Cahaya

Hakikat cahaya adalah energi yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.

Tanpa cahaya aktivitas kita akan terbatasi. Cahaya juga merupakan salah satu

bentuk gelombang. Cahaya dapat merambat di ruang hampa udara, karena termasuk

jenis gelombang elektromagnetik. Jika cahaya mengenai suatu benda, seperti halnya

gelombang mekanik, cahaya tersebut dapat dipantulkan dan dibiaskan.

Page 60: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

45

a. Sifat cahaya merambat lurus

Cahaya dapat merambat lurus ke semua arah. Buktinya, saat berjalan di

kegelapan kita memerlukan senter. Cahaya dari lampu senter arah rambatannya

menurut garis lurus. Atau ketika kita melihat cahaya matahari yang menerobos

masuk melalui genting. Kedua hal tersebut membuktikan bahwa cahaya merambat

lurus. Perhatikan gambar berikut.

Gambar 2.2 Bayang-bayang gelap (umbra) dan bayang-bayang semu (penumbra) terbentuk oleh sumber cahaya yang lebih besar dari bendanya

Dari gambar di atas, cahaya yang sedang merambat mengenai benda yang

tidak tembus cahaya (apaque), cahaya tersebut akan terhalang. Hal ini terbukti,

ruangan di belakang benda tersebut gelap sehingga terjadi bayang-bayang benda.

Biasanya, bayang-bayang yang terbentuk ada dua macam, yaitu bayang-banyang

inti (umbra), dan bayang-bayang kabur (penumbra).

b. Pemantulan cahaya

Pemantulan cahaya pada permukaan rata diamati pertama kali oleh

seorang ilmuwan Belanda yang bernama Willebrord Snellius. Maka dikenal

dengan hukum Snellius. Pemantulan cahaya sesuai dengan hukum pemantulan

yang dikemukakan oleh Snellius yaitu:

(1) Sinar datang, sinar pantul dan garis normal terletak pada satu bidang

datar.

(2) Sudut datang sama dengan sudut pantul.

1) Cermin datar

Cermin datar adalah cermin yang bentuk permukaannya datar. Bayangan

yang terbentuk karena berkas cahaya mengenai suatu benda yang rata akan

dipantulkan secara teratur. Perhatikan gambar di bawah ini

Page 61: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

46

Gambar 2.3 Pembentukan bayangan pada cermin datar

Dari gambar di atas dapat disimpulkan bahwa sifat bayangan yang

terbentuk pada cermin datar adalah; maya, tegak, sama besar, sama jarak, dan

sifatnya terbalik antara kiri-kanan. Bila benda diletakan di antara dua cermin datar

yang membentuk sudut α, maka bayangan yang terbentuk dapat kita hitung

dengan persamaan:

푛 =360훼 − 1

Keterangan: n : banyaknya bayangan α : sudut yang terbentuk 1 : konstanta

2) Cermin cekung

Cermin cekung (cermin konkaf/cermin positif) adalah cermin yang

permukaannya lengkung seperti permukaan bola. Cermin cekung memiliki sifat

mengumpulkan cahaya (konvergen). Adapun tiga sinar istimewa pada cermin

cekung adalah sebagai berikut:

a) Sinar datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan melalui titik fokus.

b) Sinar datang melalui titik fokus akan dipantulkan sejajar sumbu utama.

c) Sinar datang melalui titik pusat kelengkungan cermin akan dipantulkan

melalui titik kelengkungan itu juga.

Bila digambarkan seperti gambar di bawah ini.

Page 62: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

47

Gambar 2.4 Tiga Sinar Istimewa Cermin Cekung

Untuk mengagmbar bayangan benda pada cermin cekung dapat

menggunakan dua dari tiga sinar istimewa di atas. Sifat bayangan yang terbentuk

tergantung pada posisi benda terhadap cermin. Untuk memudahkan mengingat

posisi atau letak dan sifat-sifat bayangan suatu benda yang diletakkan pada cermin

cekung, yaitu dengan menggunakan metode penomoran ruangan (delil esback),

seperti pada gambar di bawah ini.

Gambar 2.5 Bagian-bagian ruangan pada cermin cekung

Jadi, untuk menentukan posisi bayangan suatu benda bisa menggunakan

persamaan sebagai berikut:

Keterangan:

(1) Jika benda berada di ruang II dan III (lebih besar dari jarak fokus),

bayangan yang terbentuk bersifat nyata, diperkecil dan terbalik.

(2) Jika benda berada di ruang I (jaraknya lebih kecil dari jarak fokus),

bayangan yang terbentuk bersifat maya, diperbesar dan sama tegak.

(3) Bila benda berada di tempat jauh tak terhingga, bayangannya terletak

pada titik fokus dan mempunyai sifat nyata, diperkecil,dan terbalik.

(4) Bayangan nyata terletak di depan cermin dan bayangan maya terletak

di belakang cermin. Bayangan nyata adalah bayangan yang terbentuk

푛표푚표푟푟푢푎푛푔푙푒푡푎푘푏푒푛푑푎 + 푛표푚표푟푙푒푡푎푘푏푎푦푎푛푔푎푛푏푒푛푑푎 = 5

Page 63: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

48

oleh perpotongan sinar pantul. Sedangkan bayangan maya adalah

bayangan yang terbentuk oleh perpanjangan sinar-sinar pantul (garis

putus-putus).

Persamaan yang berlaku untuk cermin cekung adalah sebagai berikut:

= + karena f = 푅

maka bisa juga menggunakan persamaan: 2푅 =

1푆 +

1푆

Keterangan: f : titik fokus (m) So : jarak benda (m) Si : jarak bayangan (m) R : jari-jari kelengkungan (m)

Sedangakan untuk mengetahui perbesaran bayangan didefinisikan sebagai

perbandingan ukuran bayangan dengan ukuran bendanya. Secara matematis dapat

ditulis menjadi:

푀 =푆푆

=ℎℎ

Keterangan: M : perbesaran bayangan (m) SO : jarak benda (m) Si : jarak bayangan (m) hO : tinggi benda (m) hi : tinggi bayangan (m)

Cermin cekung banyak dimanfaatan dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya

sebagai berikut:

(1) Kaca rias, Cermin cekung dengan fokus yang besar dapat dijadikan

kaca rias, karena menghasilkan bayangan yang diperbesar.

(2) Parabola, cermin cekung banyak digunakan sebagai parabola karena

sifatnya yang mengumpulkan gelombang.

Page 64: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

49

(3) Teropong, cermin cekung digunakan pada teropong pantul pengganti

lensa okuler.

(4) Sebagai pengumpul sinar matahari pada Pembangkit Listrik Tenaga

Surya.

3) Cermin cembung

Cermin cembung (cermin konveks/cermin negatif) adalah cermin yang

permukaannya melengkung keluar. Cermin cembung selalu menyebarkan cahaya

(divergen). Sehingga sinar-sinar yang dipantulkan pada cermin cembung seolah-

olah berasal dari titik fokus menyebar keluar. Oleh karena itu pada perhitungan

titik fokus (titik api) pada cermin cembung bernilai negatif karena bersifat maya

(semu).

Adapun tiga sinar istimewa yang dimiliki cermin cembung adalah sebagai berikut:

a) Sinar yang datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan seolah-olah dari

titik fokus.

b) Sinar yang datang menuju fokus akan dipantulkan sejajar sumbu utama.

c) Sinar yang datang menuju pusat kelengkungan akan dipantulkan kembali.

Bila digambarkan seperti gambar di bawah ini.

Gambar 2.6 Tiga Sinar Istimewa Cermin Cembung

Sama halnya dengan pembentukan bayangan pada cermin cekung,

pembentukan bayangan pada cermin cembung juga dengan menggunakan dua sinar

istimewa cermin cembung. Tetapi bayangan yang terbentuk selalu dibelakang

cermin dengan sifat maya, sama tegak, dan diperkecil. Untuk mengetahui jarak

benda, jarak bayangan dan perbesarannya dapat menggunakan persamaan: 1푓 =

1푆 +

1푆

Page 65: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

50

Persamaan untuk perbesaran bayangan:

푀 =푆푆 =

ℎℎ

Keterangan: f : titik fokus (m) SO : jarak benda (m) Si : jarak bayangan (m) M : perbesaran bayangan (m) hO : tinggi benda (m) hi : tinggi bayangan (m) nilai f dan Si selalu negatif.

Dengan sifat bayangan yang terbentuk selalu dibelakang cermin, maya,

sama tegak, dan diperkecil maka cermin cembung banyak digunakan untuk:

(1) Kaca spion pada kendaraan.

(2) Kaca pengintai pada supermarket.

(3) Kaca spion pada tikungan jalan.

c. Pembiasan cahaya

Pembiasan cahaya adalah peristiwa penyimpangan atau pembelokan cahaya

karena melalui dua medium yang berbeda kerapatan optiknya. Sinar bias akan

mendekati garis normal ketika sinar datang dari medium kurang rapat (udara) ke

medium lebih rapat (kaca). Dan jika cahaya merambat dari medium lebih rapat

(kaca) ke medium kurang rapat (udara), maka sinar bias akan menjauhi garis

normal. Perhatikan gambar berikut.

Gambar 2.7 Pembiasan pada kaca plan paralel

Pembelokan ini terjadi karena cepat rambat cahaya dalam medium satu

dengan yang lain berbeda-beda. Perbandingan cepat rambat cahaya di ruang hampa

Page 66: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

51

dan cepat rambat cahaya dalam medium disebut indeks bias. Secara sistematis

dirumuskan:

푛 =푐푐

Keterangan: n : indeks bias c : cepat rambat cahaya di ruang hampa (3 · 108 m/s) cn : cepat rambat cahaya dalam medium (m/s)

indeks bias tidak pernah lebih kecil dari 1 (artinya, n ³1).

Pada pembiasan juga berlaku hukum Snellius, yang berbunyi sebagai berikut:

(1) Sinar datang, garis normal, dan sinar bias terletak dalam satu bidang

datar.

(2) Perbandingan antara proyeksi sinar datang dan proyeksi sinar bias pada

bidang batas merupakan bilangan tetap.

1) Pembiasan lensa cekung

Lensa cekung adalah lensa yang bagian tengahnya berbentuk cekung lebih

tipis dari bagian tepinya. Jika sinar-sinar sejajar dikenakan pada lensa cekung, sinar-

sinar biasnya akan menyebar seolah-olah berasal dari satu titik yang disebut titik

fokus. Titik fokus lensa cekung bersifat maya atau semu dan bernilai negatif. Ada

tiga sinar-sinar istimewa lensa cekung, yaitu:

a) Sinar datang sejajar sumbu utama dibiaskan seolah-olah berasal dari titik

fokus.

b) Sinar datang menuju titik fokus akan dibiaskan sejajar sumbu utama.

c) Sinar datang melalui pusat optik akan diteruskan tanpa dibiaskan.

Bila disajikan dalam bentuk gambar adalah sebagai berikut:

Gambar 2.8 Tiga Sinar Istimewa Lensa Cekung

Page 67: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

52

Lensa cekung juga memiliki beberapa jenis lensa, yaitu: lensa konveks konkaf;

lensa yang salah satu permukaannya berbentuk bidang cekung dan permukaan

lainnya berbentuk bidang cembung. Lensa plan konkaf; lensa cekung yang salah

satu permukaannya berbentuk bidang datar. Dan lensa bikonkaf; lensa cekung

yang kedua permukaannya berupa bidang cekung.

2) Pembiasan lensa cembung

Lensa cembung atau lensa konveks merupakan lensa yang bersifat

mengumpulkan cahaya (konvergen). Berbeda dengan lensa cekung, jari-jari

kelengkungan lensa cembung bernilai positif. Lensa cembung ada tiga macam,

yaitu: lensa bikonveks (cembung ganda), lensa plankonveks (cembung datar), lensa

konkaf konveks (meniskus cembung/cembung cekung). Lensa cembung juga

memiliki sinar-sinar istimewa, yaitu sebagai berikut.

a) Sinar datang sejajar sumbu utama dibiaskan melalui titik fokus.

b) Sinar datang melalui titik fokus dibiaskan sejajar sumbu utama.

c) Sinar datang melalui titik pusat optik tidak dibiaskan melainkan diteruskan.

Gambar 2.9 Tiga Sinar Istimewa Lensa Cembung

Untuk menggambarkan bayangan pada lensa cembung dan lensa cekung

menggunakan dua sinar istimewanya masing-masing. Bayangan benda diperoleh

dari perpotongan atau perpanjangan dua sinar bias tersebut. Persamaannya adalah

sebagai berikut: 1푆 +

1푆 =

1푓 푀 =

푆 푎푡푎푢푀 =

ℎℎ

Keterangan: So : jarak benda (m) M : perbesaran bayangan Si : jarak bayangan (m) ho : tinggi benda (m)

Page 68: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

53

f : jarak fokus (m) hi : tinggi bayangan (m)

Dengan ketentuan sebagai berikut:

Tabel 2.5 Ketentuan pada Lensa Lensa Cekung Lensa Cembung

f = negatif (f < 0) f = posiif (f > 0) Si = negatif (Si < 0) So = positif (So > 0)

Lensa memiliki kekuatan untuk memfokuskan sinar-sinar yang

melewatinya. Semakin kecil jarak fokus, semakin besar kekuatan lensa tersebut.

Adapun persamaanya adalah:

푃 =1푓

Keterangan: P : kekuatan lensa (dioptri) f : jarak fokus (m)

Kegunaan lensa sering dipakai dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya: kaca

mata, kamera, mikroskop, lup, teleskop, dan OHP.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh penelitian-penelitian yang telah

dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Berikut ini adalah beberapa penelitian

yang relevan dengan penelitian yang dilakukan:

1. Ana Ratna Wulan (2008), dengan jurnalnya yang berjudul “Skenario Baru Bagi

Implementasi Asesmen Kinerja pada Pembelajaran Sains di Indonesia”.

Asesmen kinerja telah direkomendasikan oleh para ahli asesmen sebagai

penilaian otentik pada pembelajaran sains. Besarnya potensi asesmen kinerja

dalam menilai kemampuan proses sains belum dimanfaatkan oleh sebagian

besar guru sains. Besarnya jumlah peserta didik, tingginya beban mengajar guru

dan keterbatasan waktu mengakibatkan asesmen tersebut tidak dapat

dilaksanakan di sekolah. Prosedur asesmen kinerja yang ditawarkan oleh para

ahli asesmen juga terlalu rumit sehingga sulit dipelajari dan sulit dilaksanakan

pada pembelajaran sehari-hari. Belum ada metode praktis bagi pelaksanaan

asesmen kinerja pada setting pembelajaran sains di Indonesia. Sehingga tes

Page 69: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

54

kognitif masih dijadikan sebagai alat penilaian utama pada pembelajaran sains.

Studi mendalam selama lima tahun telah menghasilkan suatu skenario baru bagi

implementasi asesmen kinerja yang sesuai dengan konteks pembelajaran sains

seharihari di sekolah.54

2. I Wayan Suastra (2007), dengan jurnalnya yang berjudul “Pengembangan

Sistem Asesmen Otentik dalam Pembelajaran Fisika di Sekolah Menengah Atas

(SMA)”. Perangkat asesmen otentik yang dikembangkan adalah penilaian

kinerja dengan menggunakan metode IDI (Instructional Model Institute). Hasil

penelitiannya menunjukan bahwa sistem asesmen otentik yang

diimplementasikan dalam tiga model pembelajaran (inkuiri terbimbing,

pembelajaran berbasis masalah, dan pendekatan stater eksperimen) secara

konsisten dapat meningkatkan kompetensi dasar fisika dengan skor rerata secar

berturut-turut untuk setiap model pembelajran adalah 70.8 (kualifikasi baik),

79.8 (kulifikasi baik), 78.1 (kualifikasi baik). Respon siswa terhadap asesmen

otentik yang dikembangkan dalam pembelajaran fisika sangat positif. Dengan

demikian disarankan kepada guru-guru fisika agar menerapkan sistem asesmen

otentik melalui berbagai metode pembelajran inovatif lainnya.55

3. Subroto (2012), makalah pada Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan

Penerapan MIPA: “Trend” dan “Isu” tentang Penilaian dalam Pembelajaran

Sains-Fisika”. Belaiau memaparkar bahwa penilaian dipandang sebagai alat

untuk mengukur hasil hasil belajar siswa. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu

penyelarasan antara penilaian dengan pembelajaran, agar diperoleh suatu

penilaian yang mempunyai manfaat yang lebih luas. Dari beberapa isu dan

trend yang berkembang dalam pembelajaran saat ini dapat disimpulkan bahwa

disarankannya penggunaan penilaian kinerja dalam suatu pembelajaran, karena

mempunyai kontribusi untuk mengaktifkan dan memberi motivasi, ketrampilan

berpikir kreatif, kepercayaan diri, serta rasa ingin tahu peserta didik dalam belajar

54 Ana Ratna Wulan, Skenario Baru Bagi Implementasi Asesmen Kinerja pada Pembelajaran Sains di Indonesia, Jurnal Pendidikan, 3, 2008, h. 4-22. 55 I. Wayan Suastra, Pengembangan Sistem Asesmen Otentik dalam Pembelajaran Fisika di Sekolah Menengah Atas (SMA), Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, 1, 2007, h. 21.

Page 70: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

55

sains. Namun kesulitan utama yang dihadapi peserta didik adalah penggunaan

waktu dan menentukan topik.56

4. Douglas G. Wren, Ed.D. (2009), dengan jurnal Perfoemance Assessment: “A

Key Component of A Balnced Assessment System”. Performance assessment is

used to evaluate higher-order thinking and the acquisition of knowledge,

concepts, and skills required for students to succeed in the 21st century

workplace. Performance assessment has other advantages over the traditional

assessments that are more commonly used in schools today. Students are able

to recognize real-life connections with performance assessments. Additionally,

students are generally more motivated by high-quality performance

assessments, which have the capacity to measure higher-order thinking skills

and other abilities needed to achieve success in the contemporary workplace.

However, a great deal of time and effort must be invested to ensure that

performance assessments and the rubrics used to score them are reliable and

yield valid results. Although performance assessments will never completely

replace traditional tests, they can be effectively utilized by schools and

divisions to complement other types of assessment within the framework of a

balanced assessment system.57

5. Bruce B. Frey, et al. (2012), dengan jurnal yang berjudul “Defining Authentic

Classroom Assessment”. Assessments are only authentic if they have meaning

or value beyond the score or grade that participation might produce. In other

words, the assessment task itself should be meaningful. This suggests that

assessments that require behaviors or cognitive operations that are not

intrinsically meaningful, (e.g. responding to multiple-choice questions on an

externally produced standardized tests) are not authentic. Conversely, the

56 Subroto, “Trend” dan “Isu” tentang Penilaian dalam Pembelajaran Sains-Fisika, Makalah pada Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA di Universitas Negeri Yogyakarta, 2012, h. 1-5. 57 Douglas G. Wren, Ed.D., Perfoemance Assessment: A Key Component of A Balnced Assessment System, Journal from the Department of Research, Evaluation, and Assessment, 2, 2009, pp. 1-12.

Page 71: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

56

definition suggests that assessment tasks that are interesting, require complex

thought, and require high levels of student participation are authentic.58

C. Kerangka Berpikir

Berdasarkan hakekat pembelajaran IPA yang merupakan suatu proses

penemuan dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai

ilmiah peserta didik, maka implementasi pembelajaran IPA terdapat dua fase yang

harus dinilai, yaitu fase proses belajar mengajar dan fase hasil belajar yang dicapai

oleh peserta didik. Dalam fase proses belajar mengajar yang dinilai adalah

ketrampilan menyelesaikan tugas belajar (ketrampilan proses), sedangkan fase

hasil belajar (produk) adalah penilaian akhir setelah fase proses dilalui. Kedua

fase tersebut tidak dapat dipisahkan dan hanya dapat diukur keberhasilannya

dengan alat ukur yang relevan.

Penilaian hasil belajar peserta didik sebaiknya selain menggunakan tes

objektif, perlu juga dilengkapi dengan penerapan penilaian yang mampu memberi

peluang kepada peserta didik untuk memperlihatkan pemahamannya dalam

mengaplikasikan konsep. Seperti sistem penilaian yang sedang dikembangkan saat

ini yaitu penilaian kelas yang sering disebut sebagai asesmen otentik (authentic

assessment). Penilaian otentik adalah suatu bentuk tugas yang menghendaki

peserta didik untuk menunjukkan kinerjanya yang merupakan penerapan dari

pengetahuan dan keterampilan mereka. Salah satu jenis asesmen otentik yang

digunakan adalah penilaian kinerja (performance assessment).

Penilaian kinerja adalah penelusuran produk dalam proses. Artinya, hasil-

hasil kerja yang ditunjukan peserta didik dalam proses pembelajaran digunakan

sebagai landasan perkembangan pengetahuannya. Sehingga diterapkannya teknik

penilaian kinerja diharapkan dapat melengkapi alat penilaian tes tertulis (paper

and pencil test) yang selama ini dipergunakan oleh para guru untuk mengukur

kemampuan peserta didik. Dengan demikian, kemampuan peserta didik dapat

terukur secara menyeluruh dan berkesinambungan sesuai dengan ketentuan

58 Bruce B. Frey, et al., Defining Authentic Classroom Assessment, Electronic Journal of Practical Assessment, Research & Evaluation, Vol 17, No 2, 2012, pp. 1-18.

Page 72: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

57

kurikulum. Paparan kerangka pikir di atas jika disajikan dalam bentuk bagan, yaitu

sebagai berikut.

Bagan 2.10 Kerangka Berpikir

Page 73: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

58

58

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Caringin Bogor, semester

genap tahun ajaran 2012/2013, sedangkan pengambilan data dilakukan pada bulan

Februari sampai dengan bulan April 2013.

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis

regresi linier sederhana. Metode penelitian analisis regresi linier sederhana adalah

hubungan secara linear antara satu variabel independen (X), dalam penelitian ini

adalah penilaian kinerja peserta didik dan dengan variabel dependen (Y) yaitu

hasil belajar peserta didik. Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara

variabel independen dengan variabel dependen apakah positif atau negatif dan

untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen

mengalami kenaikan atau penurunan.59 Metode penelitian ini berusaha

menemukan atau mencari hubungan antarvariabel, sebagai dasar untuk dapat

dipakai melakukan penaksiran atau peramalan atau estimasi dari hubungan

antarvariabel tersebut.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian atau responden adalah pihak-pihak yang dijadikan

sebagai sampel dalam sebuah penelitian. Subjek dalam penelitian ini adalah

seluruh siswa kelas VIII-8 SMP Negeri 1 Caringin Bogor dengan jumlah 30

orang. Peran subjek penelitian adalah untuk memberikan tanggapan dan informasi

terkait data yang dibutuhkan oleh peneliti, serta memberikan masukan kepada

peneliti, baik secara langsung maupun tidak langsung.

59 Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penilaian Pendidikan Sains, (Jakarta: UIN Jakarta,

2008), h. 10.

Page 74: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

59

D. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan dua instrumen penelitian, yaitu:

1. Penilaian Kinerja

Instrumen penilaian kinerja merupakan pedoman penilaian yang

digunakan untuk menilai kinerja peserta didik selama kegiatan eksperimen

berlangsung. Di dalam pedoman tersebut terdapat aspek yang dinilai serta krtiteria

penilaiannya. Bentuk penilaian kinerja yang digunakan berupa daftar cheklist (√).

Artinya, guru hanya memberikan tanda cheklist (√) jika kriteria tersebut dilakukan

oleh peserta didik. Ketercapaian dari kriteria-kriteria itulah yang menentukan skor

kinerja peserta didik. Adapun kisi-kisi instrumen penilaian kinerja dapat dilihat

pada lampiran C.

Sebelum digunakan, pedoman penilaian kinerja tidak di uji cobakan tetapi

dilakukan validitas isi dan keterukuran tujuan. Validitas isi dan keterukuran tujuan

dilakukan oleh ahli bidang studi. Bagi mahasiswa pendidikan sains ahli bidang

studi bisa melibatkan para guuru mata pelajaran, dosen pembimbing, dan dosen

mata kuliah sains (sesuai topik yang diteliti).60

Validitas isi dilakukan oleh tiga orang ahli, yaitu dua dosen pembimbing

dan 1 guru fisika dari sekolah tempat penelitian dilaksanakan. Validitas isi

merupakan judgement terhadap kesesuaian antara indikator pembelajaran, dimensi

penilaian, dan kriteria yang harus ditunjukan oleh peserta didik, serta bahasa yang

digunakan.Uji validitas isi ditunjukan pada tabel di bawah.

Tabel 3.1 Uji Validitas Ahli

No Aspek yang uji Kriteria

Baik Cukup Kurang

1 Kejelasan format instrumen.

2 Kesesuaian skor dengan kriteria.

3 Kesesuaian kriteria dengan aspek kinerja yang dinilai.

4 Keterwakilan semua tahap eksperimen oleh aspek kinerja yang dikembangkan.

60 Ibid., h. 32.

Page 75: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

60

No Aspek yang uji Kriteria

Baik Cukup Kurang

5 Kejelasan dan keefektifan bahasa yang digunakan.

2. Penilaian Hasil Belajar

Penilaian hasil belajar menggunakan instrumen tes pilihan ganda (tes

objektif) yang digunakan berupa soal dengan empat alternatif jawaban sebanyak

25 butir soal. Soal tersebut dibuat berdasarkan indikator pembelajaran, dengan

tingkat berfikir C1 (mengingat), C2 (memahami), C3(mengaplikasikan), dan C4

(menganalisis). Adapun kisi-kisi instrumen tes pilihan ganda dapat dilihat pada

tabel di bawah ini:

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes Pilihan Ganda

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator Aspek Kognitif

C1 C2 C3 C4 Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam produk teknologi sehari-hari.

Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa.

Merancang dan melakukan percobaan untuk menunjukkan sifat-sifat perambatan cahaya.

1,2* 3*,4,5* - - 5

Menjelaskan hukum pemantulan yang diperoleh melalui percobaan.

6* 7*, 8* 9* - 4

Menjelaskan hukum pembiasan yang diperoleh berdasarkan percobaan.

10, 11*, 12, 13, 14

15, 16* 17* - 8

Mendeskripsikan proses pembentukkan dan sifat-sifat bayangan pada cermin datar,

18, 19, 20*

21, 22*

23*, 24, 25*, 26*, 27*

28, 29* 12

Page 76: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

61

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator Aspek Kognitif C1 C2 C3 C4

cermin cekung, dan cermin cembung. Mendeskripsikan proses pembentukkan dan sifat-sifat bayangan pada lensa cembung dan lensa cekung.

30*, 31

32, 33*, 34*

35*, 36*

37*, 38*, 39, 40*

11

Jumlah 13 12 9 6 40 Keterangan: Nomor soal bertanda bintang (*) adalah soal yang digunakan dalam penelitian berdasarkan hasil uji coba.

Soal-soal tersebut terlebih dahulu sudah di uji cobakan kepada siswa kelas

IX di sekolah yang sama. Uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah

soal tersebut telah memenuhi persyaratan seperti uji validitas, reliabilitas, tingkat

kesukaran, dan daya pembeda. Berikut adalah pengujian yang perlu dilakukan

agar istrumen dikatakan baik.

a. Uji validitas

Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan suatu instrumen.61 Suatu instrumen dikatakan valid apabila dapat

mengukur apa yang hendak diukur. Pengujian validitas instrumen tes ini

merupakan pengujian validitas setiap butir soal tes. Uji validitas menggunakan

rumus Korelasi Point Biserial (rpbi) karena skor butir soal berbentuk dikotomi

(skor butir 0 atau 1). Untuk memberikan interpretasi terhadap angka rpbi

dipergunakan tabel nilai “r” product moment, dengan terlebih dahulu mencari (df

= N-nr). Adapun rumus rpbi, yaitu:62

61 Suharsimi Arikunto, Penelitian Prosedur Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), cet. 11, h. 160.

62 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), cet. 21, hal. 258.

Page 77: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

62

풓풑풃풊풔 =푴풑 −푴풕

푺푫풑풒

Keterangan: rpbi = angka indeks korelasi point biserial Mp = mean (nilai rata-rata hitung) yang dijawab dengan benar Mt = mean dari skor total SD = standar deviasi total p = proporsi siswa yang menjawab benar terhadap butir item q = proporsi siswa yang menjawab salah terhadap butir item

Nilai indeks korelasi point biserial kemudian dibandingkan dengan rtabel

dengan kriteria; jika rpbi > rtabel maka soal tersebut valid, sedangkan jika rpbi < rtabel

maka soal tersebut tidak valid. Berdasarkan hasil uji coba instrumen, dari 40 soal

yang diujikan diperoleh 27 soal yang valid, perhitungan pengujian validitas

instrumen tes ini terdapat pada Lampiran D. Semua soal yang valid selanjutnya

akan disaring kembali berdasarkan uji yang lainnya untuk dapat digunakan dalam

penelitian.

b. Reliabilitas instrumen

Reliabilitas (rely ability = reliability), yang bermakna: keterpercayaan,

keterandalan, keajegan, kestabilan, atau konsistensi.63 Artinya, sejauh mana hasil

suatu pengukuran dapat dipercaya dan konsisten. Sehingga kapan pun alat

penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama. Pengujian

reliabilitas menggunakan rumus K-R 20 (Kuder-Richardson 20).64

푟11 =푛

푛− 1푆2 − ∑푝푞

푆2

Keterangan: r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1 - p) ∑pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q n = banyaknya item

63 Ahmad Sofyan, dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Lembaga

Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006), h. 105. 64 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), cet. 11,

h. 100.

Page 78: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

63

S = standar deviasi dari tes

Adapun kategori reliabilitas menurut Gilford seperti yang dikutip oleh Yanti

Herlanti adalah sebagai berikut:65

Tabel 3.3 Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen

Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas

0,00 r 0,20 Kecil

0,21 r 0,40 Rendah

0,41 r 0,70 Sedang

0,71 r 0,90 Tinggi

0,91 r 1,00 Sangat Tinggi

Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh bahwa nilai reliabilitas

instrumen tes adalah 0,726. Nilai ini termasuk kategori tinggi (r11 > 0,70) atau

dengan kata lain bahwa instrumen ini reliabel, dan dapat disimpulkan instrumen

ini layak untuk digunakan dalam penelitian. Lebih lengkapnya perhitungan nilai

reliabilitas terdapat pada Lampiran A bersama dengan uji validitas.

c. Taraf kesukaran (difficulty index) Taraf kesukaran tes merupakan kemampuan seluruh peserta didik dalam

menjawab soal dengan benar pada setiap butir soal. Pengujian taraf kesukaran

bertujuan untuk mengetahui tingkat mudah atau sukarnya suatu soal. Soal terlalu

mudah tidak merangsang peserta didik untuk mempertinggi usaha

memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan peserta

didik menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi

karena diluar jangkauannya.66 Indeks kesukaran dihitung menggunakan rumus:67

푃 =퐵퐽푆

65 Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penilaian Pendidikan Sains, (Jakarta: UIN Jakarta,

2008), h. 38. 66 Suharsimi Arikunto, op. cit., h. 207. 67 Ibid., h. 208.

Page 79: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

64

Keterangan: P = indeks kesukaran B = banyaknya siswa menjawab soal tersebut dengan benar JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

Tolak ukur menginterpretasikan tingkat kesukaran butir soal yang diperoleh adalah

sebagai berikut:68

Tabel 3.4 Interpretasi Tingkat Kesukaran

Indeks Tingkat Kesukaran Kriteria Tingkat Kesukaran

0,00 – 0,30 Sukar

0,30 – 0,70 Sedang

0,70 – 1,00 Mudah

Berikut ini adalah hasil analisis tingkat kesukaran pada 40 soal yang diujicobakan.

Tabel 3.5 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal

Kriteria No Soal Jumlah

Sukar 13,14,16,22,24,28,29,35,37,39 10

Sedang 2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,15,17,19,20,21,23,25,26,27,30,31,32,33,34,36,38,40 28

Mudah 1,18 2

Total 40

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa terdapat 10 soal sukar, 28 soal sedang,

dan 2 soal mudah.

a. Daya pembeda (discriminating power)

Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antara

peserta didik yang berkemampuan tinggi dengan peserta didik yang

berkemampuan rendah.69

68 Ibid., h. 210. 69 Ibid., h. 211.

Page 80: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

65

Rumus yang digunakan untuk mengetahui daya pembeda setiap butir soal

adalah:70

퐷 =퐵퐽 −

퐵퐽

Keterangan: D = indeks diskriminasi JA = banyaknya peserta kelompok atas JB = banyaknya peserta kelompok bawah BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan

benar. BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu

dengan benar.

Setelah indeks daya pembeda diketahui, maka nilainya diklasifisikan pada kriteria

daya pembeda sebagai berikut:71

Tabel 3.6 Klasifikasi Daya Pembeda

Indeks Daya Pembeda Kriteria Daya Pembeda

0,00 – 0,20 Buruk (poor)

0,20 – 0,40 Cukup (statisfactory)

0,40 – 0,70 Baik (good)

0,70 – 1,00 Baik sekali (excellent)

Berikut klasifikasi soal berdasarkan hasil perehitungan daya pembeda pada 40 soal

yang diujicobakan.

Tabel 3.7 Hasil Analisis Daya Pembeda

Kriteria No Soal Jumlah

Buruk 21,28 2

Cukup 1,3,4,5,7,8,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20

,22,24,27,29,31,32,33,35,36,37,38,39,40

30

70 Ibid., h. 213. 71 Ibid., hal. 218.

Page 81: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

66

Kriteria No Soal Jumlah

Baik 6,9,23,25,26,34 6

Baik Sekali 2,30 2

Total 40

E. Teknik Analisis Data

Terdapat dua buah teknik analisis data dalam penelitian ini, yaitu teknik

analisis data penilaian kinerja dan penilaian hasil belajar. Semua data dalam

penelitian ini akan dianalisis menggunakan perhitungan regresi linieritas pada

umumnya, yaitu dengan cara menghitung koefisien regresi (nilai peningkatan

ataupun penurunan) yang akan menentukan ada tidaknya hubungan atara kedua

variabel yang sedang dicari.

1. Penilaian kinerja

Dalam mengolah data penilaian kinerja peserta didik pada kegiatan

eksperimen dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menghitung skor mentah pada lembar penilaian kinerja sesuai kriteria

yang telah ditentukan.

b. Menghitung nilai rata-rata yang diperoleh oleh setiap kelompok pada setia

pertemuan.

c. Setelah semua nilai diketahui, maka nilainya diklasifisikan pada kategori

sebagai berikut:

Tabel 3.8 Klasifikasi Kategori Penilaian Kinerja Nilai Kategori

1 Kurang Baik 2 Cukup Baik 3 Baik

2. Penilaian hasil belajar

Untuk mengolah nilai tes hasil belajar yang berupa tes pilihan

ganda yaitu dengan menggunakan persamaan:

푁 = 푆푥4

Page 82: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

67

Keterangan: N : nilai yang diperoleh S : skor yang didapat 4 : bilangan tetap

Setelah semua nilai diketahui, maka nilainya diklasifisikan pada kategori sebagai

berikut:

Tabel 3.9 Klasifikasi Kategori Penilaian Hasil Belajar

Nilai Kategori < 70 Kurang Baik = 70 Cukup Baik >70 Baik

70 adalah nilai KKM yang sudah ditetapkan oleh sekolah tempat penelitian.

3. Uji Regresi Linieritas Penilaian Kinerja dan Penilaian Hasil Belajar

Uji regresi dugunakan untuk mengukur pengaruh satu atau

beberapa variabel bebas terhadap variabel terikat. Uji regresi pada kasus lebih

dari tiga variabel bebas, dapat mengetahui variabel bebas mana yang pengaruhnya

paling dominan (nyata) terhadap variabel terikat.72 Persamaan regresi dapat

digunakan untuk melakukan prediksi seberapa tinggi nilai variabel dependen bila

nilai variabel independen dimanipulasi (dirubah-rubah). Secara umum persamaan

regresi sederhana (dengan satu prediktor) dapat dirumuskan sebagai berikut.73

푟푋푌 =푛∑푋푌 − (∑푋)(∑푌)

푛∑푋2 − (∑푋)2 푛∑푋2 − (∑푌)2

Keterangan: rxy = koefisien kerelasi X = jumlah variabel independen Y = jumlah variabel dependen n = jumlah responden

72 Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penilaian Pendidikan Sains, (Jakarta: UIN Jakarta,

2008), h. 54. 73 Suharsimi Arikunto,Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka

Cipta, 1998), h. 256.

Page 83: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

68

Setelah nilai koefisien korelasi diketahui, maka nilainya diinterpretasikan sesuai

dengan ketentuan sebagai berikut:74

Tabel 3.10 Interpretasi Koefisien Korelasi Besarnya Nilai Koefisien

Korelasi Interpretasi

0.00 – 0.20 Sangat rendah (tak berkorelasi)

0.20 – 0.40 Rendah 0.40 – 0.60 Agak rendah 0.60 – 0.80 Cukup 0.80 – 1.00 Tinggi

Apabila diperoleh angka negatif, maka koerelasinya negatif dan

indeks korelasi tidak pernah lebih dari 1,00.

74 Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penilaian Pendidikan Sains, (Jakarta: UIN Jakarta,

2008), h. 38.

Page 84: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

69

69

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang dilakukan di SMP Negeri 1 Caringin Bogor pada

kelas VIII-8, diperoleh dua data hasil penilaian. Penilaian pertama yaitu penilaian

kinerja pada saat kegiatan eksperimen konsep cahaya dan yang ke dua adalah

penilaian hasil belajar berupa tes pilihan ganda yang diberikan setelah

pembelajaran selesai. Adapun rincian dari masing-maing pengolahan data hasil

penelitian akan dipaparkan sebagai berikut.

1. Penilaian Kinerja dalam Kegiatan Pembelajaran

Penilaian kinerja peserta didik dilaksanakan berdasarkan pedoman

penilaian kinerja yang sudah divalidasi. Penilaian kinerja dalam kegiatan

pembelajaran dilakukan berdasarkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

dan disesuaikan dengan langkah kerja yang tercantum dalam LKS yang telah

dibuat. Dalam kegiatan pembelajaran ini, peserta didik dituntut untuk

mengeluarkan segala kemampuannya dalam melaksanakan tugas-tugas

eksperimen dalam rangka mengaplikasikan pengetahuannya tentang pengetahuan

fisika yang mereka miliki.

Penilaian kinerja melibatka tiga orang penilai (observer) dengan petunjuk

pengisian yaitu memberi tanda checklist (√) sesuai dengan tugas yang

ditunjukkan atau diperlihatkan oleh peserta didik. Berikut adalah hasil penilaian

kinerja untuk setiap kelompok yang diperoleh dari hasil pengamatan dilapangan,

melalui lembaran penilaian kinerja.

Tabel 4.1 Rekapitulasi Penilaian Kinerja untuk Setiap Kelompok

Kelompok Pertemuan Rata-rata Keterangan 1 2 3 4

1 2 3 2 2 2 Cukup Baik 2 3 3 3 3 3 Baik

Page 85: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

70

Kelompok Pertemuan

Rata-rata Keterangan 1 2 3 4

3 3 3 2 2 3 Baik 4 3 3 2 2 3 Baik 5 3 2 2 2 2 Cukup Baik 6 3 3 3 3 3 Baik

Rata-rata 3 3 2 2 3 Baik Keterangan: Nilai 1: jika melakukan semua kriteria yang ada pada lembar lembar penilaian

kinerja. Nilai 2: jika melakukan 2 kriteria yang ada pada lembar penialaian kinerja. Nilai 3: jika melakukan 1 kriteria yang ada pada lembar kinerja.

Pada tabel 4.1 dapat diketahui bahwa skor rata-rata penilaian kinerja untuk

setiap kelompok selama empat pertemuan berada pada kategori penilaian kinerja

baik. Hal ini terbukti ada empat kelompok peserta didik yang termasuk kategori

baik yaitu kelompok 2, 3, 4, dan 6. Dua kelompok yang termasuk dalam kategori

cukup baik yaitu kelompok 1, dan 5. Sedangkan tidak ada kelompok peserta didik

yang termasuk kategori kurang baik. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih

jelas mengenai hasil rekapitulasi penilaian kinerja pada setiap kategori, maka

dibuatlah tabel persentase sebagai berikut.

Tabel 4.6 Distribusi Kelompok Peserta Didik

Berdasarkan Kategori Penilaian Kinerja

Nilai Kategori Jumlah Kelompok

Persentase (%)

1 Kurang Baik 0 0 2 Cukup Baik 2 33.3 3 Baik 4 66.7

6 100

Berdasarkan tabel di atas, kategori penilaian kinerja baik memiliki

persentase tertinggi sebesar 66.7%, kategori penilaian kinerja cukup baik sebesar

33.3%, dan persentase terendah terdapat pada kategori penilaian kinerja kurang

baik sebesar 0%.

Page 86: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

71

2. Penilaian Hasil Belajar

Selain data penilaian kinerja peserta didik, dalam penelitian ini juga

diambil data penilaian hasil belajar peserta didik mengenai konsep yang telah

dipelajari dengan metode eksperimen. Berikut adalah rekapitulasi penilaian hasil

belajar pada masing-masing kelompok peserta didik.

Tabel 4.7 Rekapitulasi Penilaian Hasil Belajar

pada Tiap Kelompok

Kelompok Rata-rata Hasil Belajar Kategori

1 74.4 Baik 2 80 Baik 3 78.4 Baik 4 83.2 Baik 5 75.2 Baik 6 76.8 Baik

Rata-rata 78 Baik

Pada tabel 4.3 terlihat bahwa rata-rata kemampuan peserta didik dalam

mengerjakan soal tes memiliki nilai yang “baik” yaitu 78. Nilai tertinggi

diperoleh oleh kelompok empat sebesar 83.2, sedangkan nilai terendah diperoleh

oleh kelopok lima dengan nilai 75.2. Hasil penilaian yang diperoleh masing-

masing kelompok peserta didik akan dikelompokan menjadi tiga kategori

penilaian sebagai berikut.

Tabel 4.8 Distribusi Kelompok Peserta Didik Berdasarkan Kategori Penilaian hasil Belajar

Nilai Kategori Jumlah Kelompok

Persentase (%)

<70 Kurang Baik 0 0 =70 Cukup Baik 0 0 >70 Baik 6 100

6 100

Berdasarkan tabel di atas, hasil perhitungan persentase kelompok peserta

didik untuk penilaian hasil belajar kategori baik memiliki persentase tertinggi

Page 87: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

72

sebesar 100% dan untuk penilaian hasil belajar kategori cukup baik dan kurang

baik sebesar 0%.

3. Hasil Uji Regresi Linearitas Penilaian Kinerja dan Penilaian Hasil Belajar

Uji regresi linearitas dilakukan untuk melihat hubungan antara penilaian

kinerja dan penilaian hasil belajar. Analisis dilakukan dengan menggunakan uji

linearitas regresi sederhana (bisa dilihat pada lampiran B.3). Hasil perhitungan

didapatkan koefisien korelasi sebasar r2 = 0.802, artinya ada hubungan linear yang

“sangat baik” antara penilaian kinerja dan hasil belajar. Oleh karena itu, dapat

dikatakan bahwa penilaian kinerja dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

B. Pembahasan

Dari hasil analisis data diketahui bahwa hubungan penilaian kinerja dan

hasil belajar pada konsep cahaya dengan metode eksperimen, menunjukan nilai

yang positif. Hal ini bisa dilihat setelah dilakukan uji linearitas sederhana,

menunjukkan perubahan hasil belajar atas penilaian kinerja sebesar 0.802, artinya

menunjukkan ada hubungan yang sangat baik antara penilaian kinerja dan hasil

belajar peserta didik. Jadi bisa disimpulkan bahwa penilaian kinerja dapat

mengakibatkan peningkatan penilaian hasil belajar kelompok peserta didik. Hal

ini sesuai dengan yang dipaparkan Wayan bahwa sistem asesmen otentik

(penilaian kinerja) yang diimplementasikan dalam pembelajaran secara konsisten

dapat meningkatkan kompetensi dasar peserta didik dan respon peserta didik

terhadap pembelajaran fisika sangat positif.75

Penerapan penilaian kinerja memberi peluang kepada peserta didik untuk

mengembangkan keterampilan, kreativitas, serta nilai-nilai dan sikap ilmiah untuk

membangun pengetahuannya. Pemerintah dalam peraturan menteri pendidikan

nasional no 25 pasal 4 merekomendasikan penilaian kinerja, karena penilaian

kinerja merupakan penilaian pembelajaran yang menuntut peserta didik

mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu melalui kegiatan percobaan di

75 I. Wayan Suastra, Pengembangan Sistem Asesmen Otentik dalam Pembelajaran Fisika di Sekolah Menengah Atas (SMA), Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, 1, 2007, h. 17.

Page 88: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

73

laboratorium.76 Kegiatan eksperimen adalah bagian dari kegiatan pembelajaran

yang bertujuan untuk menguji dan melaksanakan suatu teori serta mampu

mengembangkan keterampilan praktikan. Manfaat praktikum sangat banyak

diantaranya dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapatkan

pengalaman yang nyata dalam rangka meningkatkan pemahamannya tentang

suatu teori.

Dengan adanya penilaian kinerja, 90% peserta didik berupaya untuk

memperlihatkan kinerja terbaik yang dimilikinya sehingga peserta didik bersaing

untuk mendapatkan nilai tertinggi. I Wayan mengemukakan bahwa adanya

penilaian kinerja saat kegiatan leboratorium dapat lebih memotivasi peserta didik

untuk lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran.77 Hal ini terlihat pada penilaian

kinerja kategori baik memiliki persentase tertinggi sebesar 66.7%, dibandingkan

dengan kategori penilaian kinerja lainnya, yaitu cukup baik sebesar 33.3% dan

kategori kurang baik sebesar 0%. Mueller juga menegaskan bahwa penilaian

otentik merupakan suatu bentuk tugas yang menghendaki peserta didik untuk

menunjukkan kinerjanya yang merupakan penerapan dari pengetahuan dan

keterampilan mereka.

Penilaian kinerja juga mampu mengungkap hasil belajar peserta didik serta

meningkatkan motivasi dalam memahami dan mengaplikasikan konsep IPA.

Motivasi akan mendorong peseta didik untuk bekerja lebih baik dan aktif selama

proses pembelajaran, sehingga akan mempengruhi hasil belajarnya. Seperti pada

tabel 4.7 perolehan hasil belajar konsep cahaya seluruh kelompok peserta didik

termasuk dalam kategori baik. Hal ini ditunjukkan oleh nilai rata-rata dari setiap

kelompok peserta didik memperoleh nilai 78, dengan nilai tertinggi 83.2 diperoleh

oleh kelompok empat dan nilai terendah dengan nilai 75.2 diperoleh oleh

kelompok lima. Artinya, indikator pembelajaran pada kompetensi dasar

menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin

dan lensa bisa dikatakan sudah tercapai oleh semua peserta didik.

76 Kemendikbud, Peraturan Pemerintah No 19 pasal 25 ayat 4, (Jakarta: Kemendikbud, 2005), h. 5. 77 Wayan., h. 17.

Page 89: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

74

Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa, hubungan

penilaian kinerja dan hasil belajar pada konsep cahaya dengan metode

eksperimen memiliki hubungan yang sangat baik. Telihat dalam proses dan hasil

belajar, peserta didik sangat antusias dan terlihat bersungguh-sungguh dalam

melaksanakan kegiatan eksperimen dan dapat dikatakan hampir seluruh kelompok

peserta didik sudah terampil dalam melaksanakan proses pembelajaran dengan

metode eksperimen. Subroto mengemukakan dalam makalahnya pada Seminar

Nasional Penelitian, bahwa penilaian kinerja mempunyai kontribusi untuk

mengaktifkan dan memberi motivasi, ketrampilan berpikir kreatif, kepercayaan

diri, serta rasa ingin tahu siswa dalam belajar sains-fisika.78

78 Subroto, “Trend” dan “Isu” tentang Penilaian dalam Pembelajaran Sains-Fisika, Makalah pada Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA di Universitas Negeri Yogyakarta, 2012, h. 1-5.

Page 90: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

75

75

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan

yang sangat baik antara penilaian kinerja dan hasil belajar peserta didik pada konsep

cahaya dengan metode eksperimen. Hubungan ini dilihat dari nilai koefisien korelasi

sebesar 0.802. Dengan demikian, pelaksanaan penilaian kinerja memberikan

pengaruh yang kuat terhadap perubahan hasil belajar peserta didik. Hal ini dibuktikan

dengan rata-rata penilaian kinerja kelompok peserta didik termasuk pada kategori

baik dan searah dengan penilaian kinerja, penilaian hasil belajar pun mencapai nilai

rata-rata 78 dengan persentase 100% kelompok peserta didik termasuk dalam kategori

baik dan mencapai nilai diatas KKM.

B. Saran

Setelah melakukan penelitian, ada beberapa saran yang ingin peneliti

kemukakan sebagai upaya perbaikan dalam penelitian selanjutnya. Adapun saran

tersebut adalah sebagai berikut:

1. Penggunaan penilaian kinerja memiliki hubungan yang sangat baik dengan hasil

belajar peserta didik, sehingga dapat digunakan sebagai salah satu alternatif

penilaian pembelajaran oleh guru.

2. Untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik, sebaiknya penelitian

mengenai penilaian kinerja peserta didik dilakukan dalam waktu yang lebih lama

dan dalam konsep yang berbeda, misalnya konsep wujud zat dan perubahanya.

Serta diharapkan mampu menilai peserta didik secara individu.

Page 91: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

76

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Sofyan, dkk. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta. 2006.

Airasian, Peter W. dkk. A Taxonomy for Learning, Teaching and Assesing. New York: Longman. 2001.

Amien, Moh. Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan Menggunakan Metode “Discovery” dan Inquiry. Jakarta: Depertemen Pendidikan dan kebudayaan. 1987.

Anwar, Kasful dan Henddra Harmi. Perencanaan Sistem Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP). Bandung: Alfabeta. 2011.

Arifin, Zainal. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2011. Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas). Sistem Penilaian Kelas SD SMP SMA dan SMK.

Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi Cet. I. Jakarta: Bumi Aksara.1999.

_______. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). Jakarta: Rineka Cipta. 1998.

Bahri, Djamarah, dkk. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. 2006.

B. Bruce Frey, et al., Defining Authentic Classroom Assessment, Electronic Journal of Practical Assessment, Research & Evaluation, Vol 17, No 2, 2012.

Dahar, Ratna Wilis. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga, 1996.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Model-model Pembelajaran IPA. Bandung: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Pusat Pengembangan Penataran Guru IPA. 2000.

Dimyati, Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. 1994.

Page 92: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

77

G. Douglas Wren, Ed.D., Perfoemance Assessment: A Key Component of A Balnced Assessment System. Journal from the Department of Research, Evaluation, and Assessment, 2, 2009.

Herlanti, Yanti. Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains. Jakarta: Jurusan Pendidikan IPA FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2008.

Iryanti, Puji. Penilaian Unjuk Kerja. Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional. 2004.

Kusaeri, Supranoto. Pengukuran dan Penilaian Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2012.

Majid, Abdul. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Rosdakarya. 2009.

Mulhayatiah, Diah. Hubungan Peningkatan hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif dengan Ranah Psikomotorik Melalui Model Pembelajaran Berbasis Laboratorium. Jurnal Edusains Center for Science Education Jurusan Pendidikan IPA, Vol. 3 No. 1 Juni 2010.

Mulyasa, E. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Suatu Panduan Praktis. Cet., 3. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2007.

________. Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2009.

Muslich, Masnur. Authentic Assessment: Penilaian Berbasis Kelas dan

Kompetensi. Bandung: Refika Aditama. 2011.

_______. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara. 2009.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 20 Tahun 2007. Standar Penilaian Pendidikan.

Rustaman, Nuryani Y., dkk. Pengembangan Butir Soal Keterampilan Proses Sains. Bandung: FPMIPA UPI.

Page 93: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

78

Sagala, Saiful. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. 2005.

Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2008.

Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. 2010.

Subroto, “Trend” dan “Isu” tentang Penilaian dalam Pembelajaran Sains-Fisika,

Makalah pada Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA di Universitas Negeri Yogyakarta, 2012.

Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2008.

Sudjana, Nana dan Ibrahim. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar

Baru. 1989.

_______. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2009.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta. 2007.

Supartin. Studi Deskriptif Hasil Belajar Fisika. Jurnal Penelitian Pendidikan: Universitas Negeri Semarang, 2006.

Susanto, Pudyo. Keterampilan Dasar Mengajar IPA Berbasis Konstruktivisme.

Malang: Universitas Negeri Malang. 2002.

Suwandi Sarwiji, Model-Model Asesmen dalam Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka, Cet. 1. 2011.

Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya, 1997.

Tedi, Wibowo. Inspirasi Sains:Pelajaran IPA Terpadu untuk SMP kelas VIII. Jakarta: Ganesa. 2007.

Page 94: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

79

Uno, Hamzah B, dan Satria Koni. Assessment Pembelajaran. Ed., 1. Cet.,1. Jakarta: Bumi Aksara. 2012.

US Department of Education. Assessment of Student Performance. US: Office of Educational Research and Improvement. 1997.

Wasis, dkk. Contextual Teaching and Learning Ilmu Pengetahuan Alam SMP dan MTs Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Nasional (BSE). 2008.

Wayan, I Suastra, Pengembangan Sistem Asesmen Otentik dalam Pembelajaran Fisika di Sekolah Menengah Atas (SMA), Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, 1, 2007.

Winarsih, Anni. dkk. IPA Terpadu untuk Sekolah Menengah dan Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Nasional (BSE). 2008.

Wulan, Ana Ratna. Pengertian dan Esensi Konsep, Evaluasi, Penilaian, Tes dan Pengukuran. Bandung: FPMIPA UPI.

_______. Penilaian Kinerja dan Portofolio Pada Pembelajaran Biologi. Bandung: FMIPA UPI.

_______. Skenario Baru Bagi Implementasi Asesmen Kinerja pada Pembelajaran Sains di Indonesia, Jurnal Pendidikan, 3, 2008.

Y, Nuryani Rustaman, dkk. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: Universitas Negeri Malang. 2005.

Zulfiani, dkk. Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah. 2009.

Page 95: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

Silabus IPA Fisika SMP dan MTs Jilid 2 1

Silabus Sekolah : SMP ................... Kelas : VIII (Delapan) Mata Pelajaran : IPA Fisika

Standar Kompetensi : 5. Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan sehari-hari.

Kompetensi Dasar Materi Pokok/ Pembelajaran Kegiatan pembelajaran Indikator

Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar

Teknik Bentuk

Instrumen Contoh Instrumen

5.1 Mengidentifikasi jenis-jenis gaya, penjumlahan gaya dan pengaruhnya pada suatu benda yang dikenai gaya.

Gaya

Memetakan gaya-gaya yang ada

pada suatu benda. Menentukan jenis-jenis gaya yang

bekerja pada suatu benda. Menghitung resultan gaya segaris

yang searah dan berlawanan arah. Studi pustaka untuk

mendeskripsikan syarat terjadinya keseimbangan.

Membedakan gaya sentuh dan

gaya tak sentuh. Mengukur gaya suatu benda. Melukiskan penjumlahan gaya

dan selisih gaya-gaya segaris baik yang searah maupun berlawanan.

Mengidentifikasi syarat

terjadinya keseimbangan.

Tes tertulis

Tes unjuk kerja

Tes tertulis

Tes tertulis

Tes PG

Uji petik kerja produk

Tes uraian

Tes isian

Berikut ini yang tidak termasuk gaya tak sentuh adalah .... a. gaya gesek b. gaya magnet c. gaya gravitasI d. gaya listrik Eksperimen mengamati perubahan yang ditimbulkan gaya (Kegiatan 1.1). Dua orang siswa mendorong meja masing-masing dengan gaya 20 N ke kanan dan 15 N ke kiri. Tentukan resultan gaya yang bekerja pada meja. Keadaan dimana dua gaya atau lebih bekerja pada sebuah benda, tetapi tidak mengakibatkan perubahan sifat gerak benda disebut ....

4 × 40’

Buku IPA Fisika 2 Esis hlm. 1-9, buku referensi yang relevan, lingkungan alat dan bahan praktikum.

5.2 Menerapkan hukum Newton untuk menjelaskan berbagai peristiwa dalam kehidupan sehari-hari.

Gaya

Melakukan percobaan hukum I,

hukum II, dan hukum III Newton dengan menggunakan alat-alat.

Mengaplikasikan hukum Newton

dalam kehidupan sehari-hari.

Mendemonstrasikan hukum I

Newton dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Mendemonstrasikan hukum II

Newton dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Mendemonstrasikan hukum III

Newton dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Penugasan

Tugas rumah

Buatlah artikel yang menjelaskan percobaan sederhana (tujuan, alat dan bahan serta langkah kerja) tentang aplikasi hukum Newton dalam kehidupan sehari-hari.

6 × 40’

Buku IPA Fisika 2 Esis hlm. 9-28, buku referensi yang relevan, lingkungan, alat dan bahan praktikum.

Page 96: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

Silabus IPA Fisika SMP dan MTs Jilid 2 2

Kompetensi Dasar Materi Pokok/ Pembelajaran Kegiatan pembelajaran Indikator

Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar

Teknik Bentuk Instrumen Contoh Instrumen

Melakukan percobaan gaya gesek pada permukaan yang kasar dan licin.

Merumuskan adanya gaya gesek

yang menguntungkan dan merugikan dalam kehidupan sehari-hari.

Studi pustaka untuk mencari

perbedaan berat dan massa menggunakan alat.

Membedakan besar gaya

gesekan pada berbagai permukaan yang berbeda kekasarannya yaitu pada permukaan benda yang licin, agak kasar, dan kasar.

Menunjukkan beberapa contoh

adanya gaya gesekan yang menguntungkan dan gaya gesekan yang merugikan.

Membandingkan berat dan

massa suatu benda.

Tes unjuk

kerja

Tes tertulis

Tes tertulis

Uji petik

kerja produk

Tes uraian

Tes PG

Eksperimen mengamati faktor-faktor yang mempengaruhi gaya gesekan. Mengapa permukaan ban dibuat berulir? Apakah yang terjadi jika ban itu digunakan di jalan yang becek? Besarnya gaya tarik bumi pada suatu benda menyatakan .... a. berat benda b. massa benda c. volume benda d. massa jenis benda

5.3 Menjelaskan hubungan bentuk energi dan perubahannya, prinsip usaha dan energi serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Energi dan

Usaha

Studi pustaka untuk

mendeskripsikan pengertian energi dan bentuk-bentuk energi.

Studi referensi untuk

membandingkan pengertian energi kinetik dan energi potensial.

Mencari informasi tentang hukum

kekekalan energi. Studi pustaka untuk

mendeskripsikan kaitan antara energi dan usaha.

Menunjukkan bentuk-bentuk

energi dan contohnya dalam kehidupan sehari-hari.

Mengaplikasikan konsep energi

dan perubahannya dalam kehidupan sehari-hari.

Membedakan konsep energi

kinetik dan energi potensial pada suatu benda yang bergerak.

Mengenalkan hukum

kekekalan energi melalui contoh dalam kehidupan sehari-hari.

Menjelaskan kaitan antara

energi dan usaha.

Tes lisan

Tes unjuk kerja

Tes tertulis

Tes tertulis

Tes tertulis

Daftar

pertanyaan

Uji petik kerja produk

Tes isian

Tes uraian

Tes PG

Sebutkan bentuk-bentuk energi dalam kehidupan sehari-hari. Eksperimen mengamati perubahan bentuk energi (Kegiatan 2.2 h.32). Energi yang tersimpan dalam benda karena posisinya terhadap acuan tertentu disebut .... Jelaskan hukum kekekalan energi dan berikan contohnya dalam kehidupan sehari-hari. Seorang atlet angkat berat menyangga beban seberat 700 N dengan tangannya pada ketinggian 2 m. Usaha yang dilakukan atlet itu adalah ....

4 × 40‘

Buku IPA Fisika 2 Esis hlm. 29-43, buku referensi yang relevan, lingkungan, alat dan bahan praktikum.

Page 97: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

Silabus IPA Fisika SMP dan MTs Jilid 2 3

Kompetensi Dasar Materi Pokok/ Pembelajaran Kegiatan pembelajaran Indikator

Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar

Teknik Bentuk Instrumen Contoh Instrumen

Melakukan percobaan untuk

menemukan hubungan antara daya, usaha, dan kecepatan.

Menunjukkan penerapan daya

dalam kehidupan sehari-hari.

Tes tertulis

Tes uraian

a. 1.400 J c. 350 J b. 700 J d. nol Listrik yang terpasang pada sebuah rumah mempunyai daya 450 VA. Berapakah energi maksimal yang dapat digunakan oleh pemilik rumah selama 1 jam?

5.4 Melakukan percobaan tentang pesawat sederhana dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Energi dan

Usaha

Melakukan percobaan tentang

pesawat sederhana (tuas, katrol, dan bidang miring).

Diskusi untuk memecahkan

masalah yang berhubungan dengan pesawat sederhana.

Menunjukkan penggunaan

beberapa pesawat sederhana yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari misalnya tuas (pengungkit), katrol tunggal baik yang tetap maupun yang bergerak, bidang miring, dan roda gigi (gir).

Menyelesaikan masalah secara

kuantitatif sederhana yang berhubungan dengan pesawat sederhana.

Tes unjuk

kerja

Tes tertulis

Uji petik

kerja prosedur

Tes uraian

Eksperimen mengamati prinsip kerja tuas (Kegiatan 2.7). Eksperimen menyelidiki bidang miring pada sekrup (Kegiatan 2.10). Seseorang hanya mampu mengangkat benda dengan gaya 60 N. Tentukan berat beban yang sanggup ia angkat, jika: a. menggunakan satu katrol tetap b. menggunakan satu katrol bergerak

4 × 40’

Buku IPA Fisika 2 Esis hlm. 43-58, buku referensi yang relevan, lingkungan, alat dan bahan praktikum.

5.5 Menyelidiki tekanan pada benda padat, cair, dan gas serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Tekanan

Melakukan percobaan tentang

tekanan sampai menemukan konsep tekanan.

Melakukan percobaan bejana

berhubungan.

Menemukan hubungan antara

gaya, tekanan, dan luas daerah yang dikenai gaya melalui percobaan.

Mengaplikasikan prinsip

bejana berhubungan dalam kehidupan sehari-hari.

Mendeskripsikan hukum Pascal

dan hukum Archimedes

Tes unjuk

kerja

Tes tertulis

Tes unjuk kerja

Uji petik kerja

prosedur

Tes isian

Uji petik kerja prosedur

Eksperimen menyelidiki kaitan antara luas permukaan dan massa benda dengan tekanan (Kegiatan 3.1 dan Kegiatan 3.2). Permukaan air bendungan harus lebih tinggi dari permukaan sawah yang akan dialiri. Prinsip yang digunakan adalah .... a. hukum Pascal b. hukum Archimedes c. efek bejana berhubungan d. efek kapilaritas Eksperimen menyelidiki besar gaya angkat (Kegiatan 3.8)

10 × 40’

Buku IPA Fisika 2 Esis hlm. 59-88, buku referensi yang relevan, alat dan bahan praktikum.

Page 98: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

Silabus IPA Fisika SMP dan MTs Jilid 2 4

Kompetensi Dasar Materi Pokok/ Pembelajaran Kegiatan pembelajaran Indikator

Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar

Teknik Bentuk Instrumen Contoh Instrumen

Melakukan percobaan tentang hukum Pascal dan hukum Archimides.

Mencari informasi melalui

lingkungan mengenai alat-alat yang prinsip kerjanya berdasarkan hukum Pascal dan hukum Archimides.

Studi lapangan untuk menemukan

konsep tekanan.

melalui percobaan sederhana serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Menunjukkan beberapa produk

teknologi dalam kehidupan sehari-hari sehubungan dengan konsep benda terapung, melayang dan tenggelam.

Mengaplikasikan konsep

tekanan benda padat, cair, dan gas pada peristiwa alam yang relevan (dalam penyelesaian masalah sehari- hari).

Tes tertulis

Tes tertulis

Tes uraian

Tes isian

Mengapa sebuah kapal selam dapat mengapung, melayang, dan tenggelam? Pada kedalaman yang sama, tekanan di dalam air sungai lebih kecil daripada tekanan di dalam air laut karena ....

Standar Kompetensi : 6. Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam produk teknologi sehari-hari.

Kompetensi Dasar Materi Pokok/ Pembelajaran Kegiatan pembelajaran Indikator

Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar

Teknik Bentuk

Instrumen Contoh Instrumen

6.1 Mendeskripsikan konsep getaran dan gelombang serta parameter-parameternya.

Getaran dan Gelombang

Mencari informasi melalui

referensi tentang pengertian getaran.

Menentukan besarnya periode

dari hasil percobaan. Melakukan percobaan untuk

mencari perbedaan periode dan frekuensi suatu getaran.

Mencari informasi melalui

referensi tentang pengertian gelombang.

Melakukan percobaan untuk

mencari perbedaan karakteristik

Mengidentifikasi getaran pada

kehidupan sehari-hari. Mengukur periode dan

frekuensi suatu getaran. Membedakan karakteristik

gelombang transversal dan gelombang longitudinal.

Tes tertulis

Tes unjuk kerja

Tes tertulis

Tes unjuk kerja

Tes isian

Uji petik kerja prosedur

Tes uraian

Uji petik kerja

prosedur

Gerakan bolak-balik secara berkala di sekitar posisi setimbangnya disebut .... Eksperimen menentukan periode getaran (Kegiatan 4.3). Apa yang membedakan gelombang transversal dengan gelombang longitudinal? Berikan contohnya masing-masing. Eksperimen mengamati gelombang transversal dan

8 × 40’

Buku IPA Fisika 2 Esis hlm. 89-108, buku referensi yang relevan, alat dan bahan praktikum.

Page 99: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

Silabus IPA Fisika SMP dan MTs Jilid 2 5

Kompetensi Dasar Materi Pokok/ Pembelajaran Kegiatan pembelajaran Indikator

Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar

Teknik Bentuk Instrumen Contoh Instrumen

gelombang transversal dan gelombang longitudinal.

Menggali informasi dari nara

sumber untuk menemukan hubungan antara periode, frekuensi, cepat rambat gelombang, dan panjang gelombang.

Mendeskripsikan hubungan

antara periode, frekuensi, cepat rambat gelombang, dan panjang gelombang.

Tes tertulis

Tes uraian

gelombang longitudinal pada slinki (Kegiatan 4.7 dan Kegiatan 4.8). Sebuah vibrator dengan frekuensi 6 Hz dimasukkan ke dalam tangki air menghasilkan panjang gelombang 0,02 m. Maka cepat rambat gelombangnya adalah .... a. 3 m/s c. 30 m/ b. 0,02 m/s d. 0,12 m/s

6.2 Mendeskripsikan konsep bunyi dalam kehidupan sehari-hari.

Bunyi

Mencari informasi tentang

pengertian bunyi. Melakukan percobaan tentang

cepat rambat bunyi. Mencari informasi dari nara

sumber untuk membedakan pengertian infrasonik, audiosonik, dan ultrasonik.

Melakukan percobaan tentang

resonansi. Mengaplikasikan pemantulan

bunyi dalam kehidupan sehari-hari.

Memaparkan karakteristik

gelombang bunyi. Merencanakan percobaan

untuk mengukur laju bunyi. Membedakan infrasonik,

audiosonik, dan ultrasonik. Menunjukkan gejala resonansi

dalam kehidupan sehari-hari. Memberikan contoh

pemanfaatan dan dampak pemantulan bunyi dalam kehidupan sehari-hari dan teknologi.

Tes tertulis

Tes unjuk kerja

Tes tertulis

Tes unjuk kerja

Tes tertulis

Tes isian

Uji petik kerja prosedur

Tes PG

Uji petik kerja prosedur

Tes uraian

Kuat lemahnya bunyi ditentukan oleh .... Eksperimen mengukur cepat rambat bunyi (Kegiatan 5.3). Berikut ini yang dapat menghasilkan bunyi infrasonik adalah .... a. lumba-lumba b. mesin-mesin berat c. kelalawar d. gitar Eksperimen mengamati terjadinya resonansi pada garpu tala dan pada bandul sederhana (Kegiatan 5.4 dan Kegiatan 5.5). Jelaskan penerapan konsep pemantulan bunyi dalam perancangan suatu gedung pertunjukkan musik.

8 × 40’

Buku IPA Fisika 2 Esis hlm.109-132, buku referensi yang relevan, lingkungan, alat dan bahan praktikum.

6.3 Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa.

Cahaya

Melakukan pengamatan tentang

jalannya sinar untuk menentukan sifat perambatan cahaya.

Merancang dan melakukan

percobaan untuk menunjukkan sifat-sifat perambatan cahaya.

Tes unjuk

kerja

Uji petik kerja

prosedur

Eksperimen mengamati perambatan cahaya dan peristiwa terbentuknya bayang-bayang umbra dan penumbra (Kegiatan 6.1 dan Kegiatan 6.2).

8 × 40’

Buku IPA Fisika 2 Esis hlm. 133-168, buku referensi yang relevan, alat dan bahan praktikum.

Page 100: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

Silabus IPA Fisika SMP dan MTs Jilid 2 6

Kompetensi Dasar Materi Pokok/ Pembelajaran Kegiatan pembelajaran Indikator

Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar

Teknik Bentuk Instrumen Contoh Instrumen

Melakukan percobaan tentang

pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya.

Menggali informasi dari nara

sumber untuk mengenal sifat-sifat bayangan pada cermin dan lensa.

Menjelaskan hukum

pemantulan yang diperoleh melalui percobaan.

Menjelaskan hukum pembiasan

yang diperoleh berdasarkan percobaan.

Mendeskripsikan proses

pembentukan dan sifat-sifat bayangan pada cermin datar, cermin cekung, dan cermin cembung.

Mendeskripsikan proses

pembentukan dan sifat-sifat bayangan pada lensa cembung.dan lensa cekung.

Tes tertulis

Tes unjuk kerja

Tes tertulis

Tes tertulis

Tes PG

Uji petik kerja prosedur

Tes uraian

Tes uraian

Pemantulan cahaya oleh permukaan cermin datar merupakan pemantulan .... a. baur c. acak b. teratur d. tak teratur Eksperimen kelompok untuk mengamati arah perambatan cahaya yang melewati dua medium (Kegiatan 6.4). Sebuah benda setinggi 5 cm terletak di depan cermin cembung (f = 15 cm). Benda itu membentuk bayangan maya pada jarak 10 cm di belakang cermin. Tentukan jarak benda dari cermin dan perbesaran bayangannya Sebuah lilin setinggi 10 cm terletak 5 cm di depan sebuah lensa cekung yang memiliki fokus 15 cm. Tentukan: a. letak bayangan b. perbesaran bayangan c. tinggi bayangan.

6.4 Mendeskripsikan alat-alat optik dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari

Alat-alat Optik

Menggali informasi dari nara

sumber untuk memperoleh penjelasan tentang fungsi mata sebagai alat optik dan tentang cacat mata.

Studi pustaka untuk membedakan

ciri-ciri kamera dan lup sebagai

Menjelaskan fungsi mata

sebagai alat optik. Menggambarkan pembentukan

bayangan benda pada retina. Menjelaskan beberapa cacat

mata dan penggunaan kaca mata.

Tes tertulis

Tes tertulis

Tes unjuk kerja

Tes tertulis

Tes PG

Tes isian

Uji petik kerja prosedur

Tes uraian

Benda akan terlihat jelas oleh mata jika bayangan jatuh di .... a. kornea c. lensa mata b. retina d. pupil Bayangan yang dibentuk oleh lensa mata bersifat .... Eksperimen membuktikan penglihatan binokuler (Kegiatan 7.3). Jelaskan cara kamera menangkap gambar.

4 × 40’

Buku IPA Fisika 2 Esis hlm. 169-187, buku referensi yang relevan, lingkungan, alat dan bahan praktikum.

Page 101: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

Silabus IPA Fisika SMP dan MTs Jilid 2 7

Kompetensi Dasar Materi Pokok/ Pembelajaran Kegiatan pembelajaran Indikator

Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar

Teknik Bentuk Instrumen Contoh Instrumen

alat optik. Melalui diskusi kelompok dapat

menjelaskan cara kerja alat-alat optik yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari.

Menyelidiki ciri-ciri kamera

sebagai alat optik. Menjelaskan konsep lup

sebagai alat optik. Menjelaskan cara kerja

beberapa produk teknologi yang relevan, seperti : mikroskop, berbagai jenis teropong, dan periskop.

Tes tertulis

Penugasan

Tes uraian

Tugas rumah

Mengapa lup harus memiliki panjang fokus yang pendek? Membuat model periskop (Cipta Ide).

............................................................

Mengetahui Kepala SMP ............ Guru Mata Pelajaran .............................................. .............................................. NIP NIP

Page 102: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

Sekolah : SMP Kelas : VIII (Delapan) Mata Pelajaran : IPA FISIKA Standar Kompetensi

6. Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam produk teknologi sehari-hari.

Kompetensi Dasar 6.3. Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa.

Indikator

1. Merancang dan melakukan percobaan untuk menunjukkan sifat-sifat perambatan cahaya.

2. Menjelaskan hukum pemantulan yang diperoleh melalui percobaan. 3. Menjelaskan hukum pembiasan yang diperoleh berdasarkan percobaan. 4. Mendeskripsikan proses pembentukan dan sifat-sifat bayangan pada cermin datar,

cermin cekung, dan cermin cembung. 5. Mendeskripsikan proses pembentukan dan sifat-sifat bayangan pada lensa cembung

dan lensa cekung

A. Tujuan Pembelajaran Peserta didik dapat:

1. Menjelaskan pengertian cahaya. 2. Membedakan cahaya tampak dan cahaya tidak tampak. 3. Menyebutkan contoh cahaya tampak dan cahaya tidak tampak. 4. Mengamati perambatan cahaya dan peristiwa terbentuknya bayang-bayang umbra

dan penumbra. 5. Menyebutkan bunyi hukum pemantulan. 6. Membedakan pemantulan teratur dan pemantulan tidak teratur. 7. Menyebutkan syarat agar benda dapat dilihat oleh mata. 8. Menjelaskan pengertian pembiasan. 9. Menyebutkan bunyi hukum pembiasan (hukum Snellius). 10. Mengamati arah perambatan cahaya yang melewati dua medium. 11. Menjelaskan pengertian indeks bias. 12. Menentukan indeks bias suatu medium. 13. Melukis pembiasan cahaya yang melibatkan medium udara dan tidak melibatkan

medium udara. 14. Menjelaskan pengertian pemantulan sempurna. 15. Menjelaskan syarat terjadinya pemantulan sempurna. 16. Menyebutkan contoh pemantulan sempurna dalam kehidupan sehari-hari.

Page 103: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

17. Menjelaskan peristiwa fatamorgana. 18. Membedakan bayangan nyata dan bayangan maya. 19. Menjelaskan proses pembentukan dan sifat-sifat bayangan pada cermin datar. 20. Menyebutkan tiga sinar istimewa pada cermin cekung. 21. Menjelaskan proses pembentukan dan sifat-sifat bayangan pada cermin cekung. 22. Menjelaskan hubungan antara jarak benda, jarak bayangan, dan jarak fokus. 23. Menjelaskan pengertian perbesaran bayangan. 24. Menyebutkan manfaat cermin cekung dalam kehidupan sehari-hari. 25. Menyebutkan tiga sinar istimewa pada cermin cembung. 26. Menjelaskan proses pembentukan dan sifat-sifat bayangan pada cermin cembung. 27. Menyebutkan manfaat cermin cembung dalam kehidupan sehari-hari. 28. Menjelaskan pengertian lensa. 29. Membedakan lensa cembung dan lensa cekung. 30. Menyebutkan tiga sinar istimewa pada lensa cembung. 31. Menjelaskan proses pembentukan dan sifat-sifat bayangan pada lensa cembung. 32. Menyebutkan manfaat lensa cembung dalam kehidupan sehari-hari. 33. Menyebutkan tiga sinar istimewa pada lensa cekung. 34. Menjelaskan proses pembentukan dan sifat-sifat bayangan pada lensa cekung. 35. Menyebutkan manfaat lensa cekung dalam kehidupan sehari-hari.

B. Materi Pembelajaran Cahaya C. Metode Pembelajaran

1. Model : - Direct Instruction(DI) - Cooperative Learning

2. Metode : - Diskusi kelompok - Eksperimen

- Ceramah D. Langkah-langkah Kegiatan PERTEMUAN PERTAMA

a. Kegiatan Pendahuluan Motivasi dan Apersepsi:

- Mengapa benda dapat terlihat di tempat yang terang? - Mengapa jika sebatang pensil dimasukkan ke dalam gelas berisi air, pensil akan terlihat bengkok?

Prasyarat pengetahuan: - Apakah syarat agar benda dapat dilihat oleh mata?

- Apakah yang dimaksud dengan pembiasan? Pra eksperimen:

- Berhati-hatilah menggunakan peralatan laboratorium.

b. Kegiatan Inti

Page 104: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok. Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian cahaya. Peserta didik mendiskusikan dengan kelompoknya mengenai perbedaan cahaya

tampak dan cahaya tidak tampak. Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk menyebutkan contoh cahaya tampak

dan cahaya tidak tampak. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal. Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan

informasi yang sebenarnya. Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk mengambil sebatang lilin, tiga buah

karton yang berukuran sama, sebuah meja, sebuah lampu bohlam kecil beserta dudukannya, sebuah lampu bohlam besar beserta dudukannya, seutas kabel listrik, sebuah bola, dan selembar kertas putih.

Guru mempresentasikan langkah kerja untuk melakukan eksperimen mengamati perambatan cahaya dan peristiwa terbentuknya bayang-bayang umbra dan penumbra (Kegiatan 6.1 h.135 dan Kegiatan 6.2 h.135-136).

Peserta didik dalam setiap kelompok melakukan eksperimen sesuai dengan langkah kerja yang telah dijelaskan oleh guru.

Guru memeriksa eksperimen yang dilakukan peserta didik apakah sudah dilakukan dengan benar atau belum. Jika masih ada peserta didik atau kelompok yang belum dapat melakukannya dengan benar, guru dapat langsung memberikan bimbingan.

Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pemantulan cahaya. Perwakilan peserta didik diminta untuk menyebutkan bunyi hukum pemantulan

cahaya. Peserta didik mendiskusikan dengan kelompoknya mengenai perbedaan

pemantulan teratur dan pemantulan tidak teratur. Peserta didik dalam setiap kelompok mendiskusikan syarat agar benda dapat

dilihat oleh mata. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal. Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan

informasi yang sebenarnya. Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian pembiasan cahaya. Perwakilan peserta didik diminta untuk menyebutkan hukum pembiasan cahaya

(hukum Snellius). Guru memberi instruksi kepada peserta didik untuk melakukan eksperimen

mengamati arah perambatan cahaya yang melewati dua medium (Kegiatan 6.4 h.140).

Peserta didik melakukan eksperimen dengan menggunakan sebuah kaca panpararel, sebuah kotak cahaya, dan selembar kertas putih.

Guru memeriksa kegiatan eksperimen yang dilakukan peserta didik apakah sudah dilakukan dengan benar atau belum. Jika masih ada peserta didik atau kelompok yang belum dapat melakukannya dengan benar, guru dapat langsung memberikan bimbingan.

Peserta didik diminta untuk membuat kesimpulan dari eksperimen yang telah dilakukan.

Page 105: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal. Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan

informasi yang sebenarnya.

c. Kegiatan Penutup Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan

kerjasama yang baik. Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman. Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.

PERTEMUAN KEDUA

a. Kegiatan Pendahuluan

Motivasi dan Apersepsi: - Apakah syarat terjadinya pemantulan sempurna? - Bagaimana jarak antara bayangan ke cermin datar dibandingkan dengan jarak benda ke cermin datar?

Prasyarat pengetahuan: - Apakah yang dimaksud dengan pemantulan sempurna?

- Sebutkan sifat-sifat bayangan pada cermin datar. Pra eksperimen:

- Berhati-hatilah menggunakan peralatan laboratorium.

b. Kegiatan Inti Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok. Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian indeks bias. Perwakilan peserta didik diminta untuk menyebutkan indeks bias beberapa zat. Peserta didik memperhatikan contoh soal menentukan indeks bias suatu medium

yang disampaikan oleh guru. Guru memberikan beberapa soal menentukan indeks bias suatu medium untuk

dikerjakan oleh peserta didik. Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau belum. Jika

masih ada peserta didik yang belum dapat menjawab dengan benar, guru dapat langsung memberikan bimbingan.

Peserta didik memperhatikan penjelasan guru melukis pembiasan cahaya yang melibatkan medium udara dan tidak melibatkan medium udara.

Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian pemantulan sempurna.

Perwakilan peserta didik dalam setiap kelompok diminta untuk menyebutkan syarat terjadinya pemantulan sempurna.

Perwakilan peserta didik diminta untuk menyebutkan contoh pemantulan sempurna dalam kehidupan sehari-hari.

Peserta didik memperhatikan penjelasan guru mengenai peristiwa fatamorgana. Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pemantulan cahaya pada

cermin datar. Perwakilan peserta didik diminta untuk menjelaskan perbedaan bayangan nyata

Page 106: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

dan bayangan maya. Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk mengambil sebuah cermin datar

berukuran 10 cm x 10 cm, sebuah karton putih berukuran 50 cm x 50 cm, plastisin, dan beberapa buah jarum pentul.

Guru mempresentasikan langkah kerja untuk membandingkan jarak benda dengan jarak bayangan pada cermin datar (Kegiatan 6.7 h.147-148).

Peserta didik dalam setiap kelompok melakukan eksperimen sesuai dengan langkah kerja yang telah dijelaskan oleh guru.

Guru memeriksa eksperimen yang dilakukan peserta didik apakah sudah dilakukan dengan benar atau belum. Jika masih ada peserta didik atau kelompok yang belum dapat melakukannya dengan benar, guru dapat langsung memberikan bimbingan.

Peserta didik dalam setiap kelompok mendiskusikan sifat-sifat bayangan pada cermin datar.

Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal. Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan

informasi yang sebenarnya. c. Kegiatan Penutup

Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.

Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman. Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.

PERTEMUAN KETIGA

a. Kegiatan Pendahuluan Motivasi dan Apersepsi:

- Bagaimanakah sifat pemantulan cahaya pada cermin cekung? - Mengapa pada spion mobil, obyek lebih dekat daripada bayangan yang terlihat?

Prasyarat pengetahuan: - Sebutkan tiga sinar istimewa pada cermin cekung.

- Apakah manfaat cermin cembung dalam kehidupan sehari-hari? Pra eksperimen:

- Berhati-hatilah menggunakan peralatan laboratorium.

b. Kegiatan Inti Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok. Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pemantulan cahaya pada

cermin cekung. Perwakilan peserta didik diminta untuk menyebutkan sifat pemantulan sinar-sinar

istimewa pada cermin cekung. Peserta didik memperhatikan proses pembentukan dan sifat-sifat bayangan pada

cermin cekung yang disampaikan oleh guru.

Page 107: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

Peserta didik memperhatikan penjelasan guru mengenai hubungan antara jarak benda, jarak bayangan, dan jarak fokus.

Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian perbesaran bayangan.

Peserta didik memperhatikan contoh soal menentukan perbesaran bayangan pada cermin cekung yang disampaikan oleh guru.

Peserta didik dalam setiap kelompok mendiskusikan manfaat cermin cekung dalam kehidupan sehari-hari.

Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal. Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan

informasi yang sebenarnya. Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pemantulan cahaya pada

cermin cembung. Perwakilan peserta didik diminta untuk menyebutkan sifat pemantulan sinar-sinar

istimewa pada cermin cembung. Peserta didik memperhatikan proses pembentukan dan sifat-sifat bayangan pada

cermin cembung yang disampaikan oleh guru.

Perwakilan peserta didik diminta untuk menyebutkan manfaat cermin cembung dalam kehidupan sehari-hari.

Peserta didik memperhatikan contoh soal menentukan perbesaran bayangan pada cermin cembung yang disampaikan oleh guru.

Guru memberikan beberapa soal menentukan perbesaran bayangan pada cermin cekung dan cermin cembung untuk dikerjakan oleh peserta didik.

Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau belum. Jika masih ada peserta didik yang belum dapat menjawab dengan benar, guru dapat langsung memberikan bimbingan.

c. Kegiatan Penutup Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan

kerjasama yang baik. Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman. Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.

PERTEMUAN KEEMPAT

a. Kegiatan Pendahuluan Motivasi dan Apersepsi:

- Bagaimanakah sifat pembiasan pada lensa cembung? - Apakah fungsi lensa cekung pada teropong?

Prasyarat pengetahuan: - Sebutkan tiga sinar istimewa pada lensa cembung.

- Apakah sifat bayangan yang dihasilkan lensa cekung? Pra eksperimen:

- Berhati-hatilah menggunakan peralatan laboratorium.

Page 108: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

b. Kegiatan Inti Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok. Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian lensa. Perwakilan peserta didik diminta untuk menyebutkan jenis-jenis lensa. Peserta didik dalam setiap kelompok mendiskusikan perbedaan lensa cembung

dan lensa cekung. Perwakilan peserta didik diminta untuk menyebutkan sifat pembiasan sinar-sinar

istimewa pada lensa cembung. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal. Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan

informasi yang sebenarnya. Peserta didik memperhatikan proses pembentukan dan sifat-sifat bayangan pada

lensa cembung yang disampaikan oleh guru. Peserta didik dalam setiap kelompok mendiskusikan manfaat lensa cembung

dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal. Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan

informasi yang sebenarnya. Peserta didik memperhatikan contoh soal menentukan perbesaran bayangan pada

lensa cembung yang disampaikan oleh guru. Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pembiasan cahaya pada lensa

cekung. Perwakilan peserta didik diminta untuk menyebutkan sifat pembiasan sinar-sinar

istimewa pada lensa cekung. Peserta didik memperhatikan proses pembentukan dan sifat-sifat bayangan pada

lensa cekung yang disampaikan oleh guru. Perwakilan peserta didik diminta untuk menyebutkan manfaat lensa cekung dalam

kehidupan sehari-hari. Peserta didik memperhatikan contoh soal menentukan perbesaran bayangan pada

lensa cekung yang disampaikan oleh guru. Guru memberikan beberapa soal menentukan perbesaran bayangan pada lensa

cembung dan lensa cekung untuk dikerjakan oleh peserta didik. Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau belum. Jika

masih ada peserta didik yang belum dapat menjawab dengan benar, guru dapat langsung memberikan bimbingan.

c. Kegiatan Penutup

Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.

Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman. Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.

E. Sumber Belajar

a. Buku IPA Fisika Jl.2 (Esis) halaman 133-168 b. Buku referensi yang relevan

c. Alat dan bahan praktikum

Page 109: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

F. Penilaian Hasil Belajar

a. Teknik Penilaian: - Tes tertulis - Tes unjuk kerja b. Bentuk Instrumen:

- Tes PG - Tes uraian - Uji petik kerja prosedur c. Contoh Instrumen: - Contoh tes PG

Pemantulan cahaya oleh permukaan cermin datar merupakan pemantulan .... a. baur c. acak b. teratur d. tak teratur

- Contoh tes isian Sebuah lilin setinggi 10 cm terletak 5 cm di depan sebuah lensa cekung yang memiliki fokus 15 cm. Tentukan:

a. letak bayangan b. perbesaran bayangan c. tinggi bayangan

...............,................... Mengetahui Kepala SMP Guru Mata Pelajaran ......................... .............................. NIP. NIP.

Page 110: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

LEMBAR KERJA SISWA

Hukum pemantulan Cahaya.

Tujuan

1. Mengamati pemantulan teratur dan pemantulan baur

Alat dan bahan

Kotak cahaya

cermin datar

papan triplek putih,

dan kertas putih

Gambar

Skema percobaan untuk mengamati pemantulan baur dan teratur

1. Cara kerja

1. Sediakan alat dan bahan.

2. Jatuhkan seberkas cahaya pada cermin dan papan triplek.

3. Tangkaplah kedua cahaya pantul tersebut oleh kertas putih.

2. Pertanyaan

1. Apakah sinar pantul dari kedua bahan tersebut dapat

ditangkap kertas?

2. Mengapa sinar pantul yang berasal dari cermin lebih mudah

ditangkap oleh layar daripada yang berasal dari papan triplek?

Page 111: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

LEMBAR KERJA SISWA

Tujuan

Mengamati pembiasan cahaya pada kaca plan paralel

Alat dan bahan

Kotak cahaya monokromatis

catu daya

kertas HVS

penggaris,

Dan kaca plan paralel.

Gambar

Cahaya tunggal dilewatkan pada kaca plan paralel.

Cara kerja

1. Siapkan alat dan bahan.

2. Rangkaikan kotak cahaya dengan catu daya dan pilihlah kisi tunggal untuk

mendapatkan satu berkas cahaya.

3. Letakkan kaca plan paralel di atas kertas HVS dan buatlah batas-batas dari kaca

tersebut pada kertas.

Page 112: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

4. Lewatkan seberkas cahaya tunggal pada kaca plan paralel dengan membentuk sudut

tertentu.

5. Amati perjalanan sinarnya. Tandai arah sinar datang dan arah sinar setelah keluar dari

kaca.

6. Matikan catu daya dan angkat kaca plan paralel, kemudian tariklah garis perjalana

sinar hasil pengamatan tersebut.

Pertanyaan

1. Apakah berkas cahaya yang masuk ke dalam kaca dan pada saat keluar dari kaca

membentuk garis lurus?

2. Apakah kerapatan massa udara dan kerapatan massa kaca sama?

3. Apakah besarnya sudut datang dan sudut bias di dalam kaca sama?

Page 113: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

LEMBAR KERJA SISWA

Tujuan

Mengamati perjalanan sinar pada lensa cembung

Alat dan bahan

Kotak cahaya

beberapa lensa cembung

kertas HVS

dan penggaris.

Cara kerja

1. Sediakan alat dan bahan.

2. Pegang dan rabalah permukaan lensa cembung dan bedakan

3. dengan lensa yang lain.

4. Letakkan lensa cembung di tengah-tengah kertas HVS.

5. Jatuhkan sinar sejajar sumbu utama lensa cembung.

6. Amati berkas sinar sejajar tersebut setelah melewati lensa

7. cembung.

Gambar

Skema percobaan pengamatan sinar pada lensa cembung.

Pertanyaan

1. Ketika sinar sejajar dilewatkan pada lensa cembung, apakah

yang terjadi pada sinar biasnya?

2. Titik apakah hasil pertemuan sinar bias yang tampak palingterang pada layar? Apakah

titik api itu nyata?

Page 114: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

LEMBAR KERJA SISWA

Tujuan

Menentukan titik fokus (F) pada lensa cekung

Alat dan bahan

Beberapa lensa cekung

kotak cahaya

kisi sejajar

dan catu daya.

Cara kerja

1. Sediakan alat dan bahan.

2. Rabalah beberapa lensa cekung. Apakah yang membedakannya

dengan lensa cembung?

3. Jatuhkan sinar sejajar pada lensa cekung rangkap (bikonkaf).

4. Amati perjalanan sinar biasnya.

Pertanyaan

1. Ketika sinar sejajar dilewatkan pada lensa cekung, apakah

yang akan terjadi pada sinar biasnya?

2. Di manakah letak titik fokus lensa cekung?

3. Apakah titik api (titik fokus) tersebut dapat ditangkap oleh

layar?

4. Jadi, apakah sifat titik fokus lensa cekung tersebut?

Page 115: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

KISI-KISI PENILAIAN KINERJA “Efektivitas Penilaian Kinerja dalam Pembelajaran Konsep Cahaya dengan Metode Eksperimen”.

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Indikator

Penilaian Kinerja Aspek kinerja yang dinilai Skor

Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam produk teknologi sehari-hari.

Menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa.

Merancang dan melakukan eksperimen untuk menunjukkan sifat-sifat perambatan cahaya.

Melakukan eksperimen.

Persiapan eksperimen

Untuk penggunaan skala penilaian (rating scale) dari 1 sampai 3, adalah sebagai berikut: 3 = jika melakukan

semua kriteria yang ada pada lembar lembar penilaian kinerja.

2 = jika melakukan 2 kriteria yang ada pada lembar penialaian kinerja.

1 = jika melakukan 1 kriteria yang ada pada lembar kinerja.

Melakukan Pengambilan data Aktifitas dalam kelompok

Menginterpretasi data eksperimen.

Persentasi hasil ekperimen

Menjelaskan hukum pemantulan yang diperoleh melalui eksperimen.

Melakukan eksperimen

Persiapan eksperimen Melakukan Pengambilan data Aktifitas dalam kelompok

Menginterpretasi data eksperimen

Persentasi hasil ekperimen

Menjelaskan hukum pembiasan yang diperoleh berdasarkan eksperimen.

Melakukan eksperimen

Persiapan eksperimen Melakukan Pengambilan data Aktifitas dalam kelompok

Menginterpretasi Persentasi hasil

Page 116: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Indikator

Penilaian Kinerja Aspek kinerja yang dinilai Skor

data eksperimen ekperimen Mendeskripsikan proses pembentukan dan sifat-sifat bayangan pada cermin datar, cermin cekung, dan cermin cembung.

Melakukan eksperimen

Persiapan eksperimen Melakukan Pengambilan data Aktifitas dalam kelompok

Menginterpretasi data eksperimen

Persentasi hasil ekperimen

Mendeskripsikan proses pembentukan dan sifat-sifat bayangan pada lensa cembung.dan lensa cekung.

Melakukan eksperimen

Persiapan eksperimen Melakukan Pengambilan data Aktifitas dalam kelompok

Menginterpretasi data eksperimen

Persentasi hasil ekperimen

Page 117: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

PEDOMAN PENILAIAN KINERJA (Performance Assessment) SISWA PADA KEGIATAN EKSPERIMEN CAHAYA

SMP kelas VIII

Pelaksanaan Eksperimen: 1. Siswa dikelompokan menjadi kelompok kecil/sedang untuk eksperimen yang akan

dilaksanakan.

2. Memberikan arahan terlebih dahulu kepada siswa tentang eksperimen yang akan

dilaksanakan.

3. Gunakan petunjuk kerja praktikum untuk masing-masing siswa dalam melakukan

penilaian kinerja.

4. Ikuti petunjuk pengisian penilaian kinerja pada lembar penilaian.

Petunjuk Pengisian Lembar Kinerja: 1. Amati dan cermati kegiatan eksperimen yang sedang dilaksanakan oleh siswa.

2. Berilah tanda chek list (√) pada pilihan kolom yang sudah tersedia.

3. Perhatikan kriteria penilaian untuk memberi tanda chek list () pada kolom 3 jika

melakukan semua kriteria, 2 jika melakukan 2 kriteria, 1 jika melakukan 1 kriteria.

Page 118: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

KRITERIA PENILAIAN KINERJA SISWA

No Aspek Kinerja yang Dinilai Kriteria Skor

A. Aspek Proses ( skor maksimal 12)

1. Persiapan eksperimen a. Kelengkapan alat eksperimen.* 3 = jika melakukan semua kriteria.

2 = jika melakukan 2 kriteria. 1 = jika melakukan 1 kriteria.

b. Menyusun alat eksperimen dengan benar. c. Menjaga alat dari kerusakan.

2. Melakukan pengambilan data. Disesuaikan dengan kegiatan praktikumnya

3 = jika melakukan semua kriteria. 2 = jika melakukan 2 kriteria. 1 = jika melakukan 1 kriteria.

3. Aktifitas dalam kelompok.

a. Terjalin kerjasama yang baik. 3 = jika melakukan semua kriteria. 2 = jika melakukan 2 kriteria. 1 = jika melakukan 1 kriteria.

b. Pembagian tugas kelompok yang merata. c. Terjadi proses diskusi aktif dalam kelompok.

4. Persentasi hasil eksperimen.

a. Penjelasan hasil eksperimen lugas dan tepat. 3 = jika melakukan semua kriteria. 2 = jika melakukan 2 kriteria. 1 = jika melakukan 1 kriteria.

b. Mampu menjawab pertanyaan dari kelompok lain dengan benar.

c. Menghargai pendapat kelompok lain.

Page 119: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

LEMBAR PENILAIAN KINERJA SISWA Eksperimen 1.a

Kelompok : …………………… Berilah tanda check list (√) dalam kolom yang tersedia!

No Aspek Kinerja yang Dinilai Kriteria Nama Siswa

1. Persiapan eksperimen

a. Kelengkapan alat eksperimen.* b. Menyusun alat eksperimen

dengan benar.

c. Menjaga alat dari kerusakan.

2. Melakukan pengambilan data.

a. Posisi menyalakan senter lurus dengan karton.

b. Cahaya senter terlihat jelas pada layar.

c. Mencatat data hasil eksperimen lengkap dan tepat.

3. Aktifitas dalam kelompok.

a. Terjalin kerjasama yang baik. b. Pembagian tugas kelompok yang

merata.

c. Terjadi proses diskusi aktif dalam kelompok.

4. Persentasi hasil eksperimen.

a. Penjelasan hasil eksperimen lugas dan tepat.

b. Mampu menjawab pertanyaan dari kelompok lain dengan benar.

c. Menghargai pendapat kelompok lain.

* : Mengcu pada lembar cek alat dan bahan. Bogor, 2013 Penilai

Page 120: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

LEMBAR PENILAIAN KINERJA SISWA Eksperimen 1.b

Kelompok : …………………… Berilah tanda check list (√) dalam kolom yang tersedia!

No Aspek Kinerja yang Dinilai Kriteria Nama Siswa

1. Persiapan eksperimen

a. Kelengkapan alat eksperimen.* b. Menyusun alat eksperimen

dengan benar.

c. Menjaga alat dari kerusakan.

2. Melakukan pengambilan data.

a. Cahaya tepat mengenai benda. b. Bayangan yang dihasilkan

terlihat jelas pada layar.

c. Mencatat data hasil eksperimen lengkap dan tepat.

3. Aktifitas dalam kelompok.

a. Terjalin kerjasama yang baik. b. Pembagian tugas kelompok

yang merata.

c. Terjadi proses diskusi aktif dalam kelompok.

4. Persentasi hasil eksperimen.

a. Penjelasan hasil eksperimen lugas dan tepat.

b. Mampu menjawab pertanyaan dari kelompok lain dengan benar.

c. Menghargai pendapat kelompok lain.

* : Mengcu pada lembar cek alat dan bahan. Bogor, 2013 Penilai

Page 121: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

LEMBAR PENILAIAN KINERJA SISWA Eksperimen 2.a

Kelompok : …………………… Berilah tanda check list (√) dalam kolom yang tersedia!

No Aspek Kinerja yang Dinilai Kriteria Nama Siswa

1. Persiapan eksperimen

a. Kelengkapan alat eksperimen.* b. Menyusun alat eksperimen

dengan benar.

c. Menjaga alat dari kerusakan.

2. Melakukan pengambilan data.

a. Mengamati perjalanan sinar datang dan sinar pantul.

b. Mengukur perjalanan sinar datang dan sinar pantul.

c. Mencatat data hasil eksperimen dengan lengkap dan tepat.

3. Aktifitas dalam kelompok.

a. Terjalin kerjasama yang baik. b. Pembagian tugas kelompok

yang merata.

c. Terjadi proses diskusi aktif dalam kelompok.

4. Persentasi hasil eksperimen.

a. Penjelasan hasil eksperimen lugas dan tepat.

b. Mampu menjawab pertanyaan dari kelompok lain dengan benar.

c. Menghargai pendapat kelompok lain.

* : Mengcu pada lembar cek alat dan bahan. Bogor, 2013 Penilai

Page 122: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

LEMBAR PENILAIAN KINERJA SISWA Eksperimen 2.b

Kelompok : …………………… Berilah tanda check list (√) dalam kolom yang tersedia!

No Aspek Kinerja yang Dinilai Kriteria Nama Siswa

1. Persiapan eksperimen

a. Kelengkapan alat eksperimen.* b. Menyusun alat eksperimen

dengan benar.

c. Menjaga alat dari kerusakan.

2. Melakukan pengambilan data.

a. Mengamati perjalanan sinar datang dan sinar pantul

b. Mengukur perjalanan sinar datang dan sinar pantul

c. Mencatat data hasil eksperimen dengan lengkap dan tepat.

3. Aktifitas dalam kelompok.

a. Terjalin kerjasama yang baik. b. Pembagian tugas kelompok

yang merata.

c. Terjadi proses diskusi aktif dalam kelompok.

4. Persentasi hasil eksperimen.

a. Penjelasan hasil eksperimen lugas dan tepat.

b. Mampu menjawab pertanyaan dari kelompok lain dengan benar.

c. Menghargai pendapat kelompok lain.

* : Mengcu pada lembar cek alat dan bahan. Bogor, 2013 Penilai

Page 123: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

LEMBAR PENILAIAN KINERJA SISWA Eksperimen 3.a

Kelompok : …………………… Berilah tanda check list (√) dalam kolom yang tersedia!

No Aspek Kinerja yang Dinilai Kriteria Nama Siswa

1. Persiapan eksperimen

a. Kelengkapan alat eksperimen.* b. Menyusun alat eksperimen

dengan benar.

c. Menjaga alat dari kerusakan.

2. Melakukan pengambilan data.

a. Mengamati bayangan yang dihasilkan dengan teliti.

b. Melakukan pengukuran dengan cermat.

c. Mencatat data hasil eksperimen dengan lengkap dan tepat.

3. Aktifitas dalam kelompok.

a. Terjalin kerjasama yang baik. b. Pembagian tugas kelompok

yang merata.

c. Terjadi proses diskusi aktif dalam kelompok.

4. Persentasi hasil eksperimen.

a. Penjelasan hasil eksperimen lugas dan tepat.

b. Mampu menjawab pertanyaan dari kelompok lain dengan benar.

c. Menghargai pendapat kelompok lain.

* : Mengcu pada lembar cek alat dan bahan. Bogor, 2013 Penilai

Page 124: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

LEMBAR PENILAIAN KINERJA SISWA Eksperimen 3.b

Kelompok : …………………… Berilah tanda check list (√) dalam kolom yang tersedia!

No Aspek Kinerja yang Dinilai Kriteria Nama Siswa

1. Persiapan eksperimen

a. Kelengkapan alat eksperimen.* b. Menyusun alat eksperimen

dengan benar.

c. Menjaga alat dari kerusakan.

2. Melakukan pengambilan data.

a. Mengamati bayangan yang dihasilkan dengan teliti.

b. Bayangan yang dihasilkan terlihat jelas pada layar.

c. Mencatat data hasil eksperimen dengan lengkap dan tepat.

3. Aktifitas dalam kelompok.

a. Terjalin kerjasama yang baik. b. Pembagian tugas kelompok

yang merata.

c. Terjadi proses diskusi aktif dalam kelompok.

4. Persentasi hasil eksperimen.

a. Penjelasan hasil eksperimen lugas dan tepat.

b. Mampu menjawab pertanyaan dari kelompok lain dengan benar.

c. Menghargai pendapat kelompok lain.

* : Mengcu pada lembar cek alat dan bahan. Bogor, 2013 Penilai

Page 125: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

LEMBAR PENILAIAN KINERJA SISWA Eksperimen 3.c

Kelompok : …………………… Berilah tanda check list (√) dalam kolom yang tersedia!

No Aspek Kinerja yang Dinilai Kriteria Nama Siswa

1. Persiapan eksperimen

a. Kelengkapan alat eksperimen.* b. Menyusun alat eksperimen

dengan benar.

c. Menjaga alat dari kerusakan.

2. Melakukan pengambilan data.

a. Mengamati bayangan yang dihasilkan dengan teliti.

b. Bayangan yang dihasilkan terlihat jelas pada layar.

c. Mencatat data hasil eksperimen dengan lengkap dan tepat.

3. Aktifitas dalam kelompok.

a. Terjalin kerjasama yang baik. b. Pembagian tugas kelompok

yang merata.

c. Terjadi proses diskusi aktif dalam kelompok.

4. Persentasi hasil eksperimen.

a. Penjelasan hasil eksperimen lugas dan tepat.

b. Mampu menjawab pertanyaan dari kelompok lain dengan benar.

c. Menghargai pendapat kelompok lain.

* : Mengcu pada lembar cek alat dan bahan. Bogor, 2013 Penilai

Page 126: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

LEMBAR PENILAIAN KINERJA SISWA Eksperimen 4.a

Kelompok : …………………… Berilah tanda check list (√) dalam kolom yang tersedia!

No Aspek Kinerja yang Dinilai Kriteria Nama Siswa

1. Persiapan eksperimen

a. Kelengkapan alat eksperimen.* b. Menyusun alat eksperimen

dengan benar.

c. Menjaga alat dari kerusakan.

2. Melakukan pengambilan data.

a. Mengamati bayangan yang dihasilkan dengan teliti.

b. Bayangan yang dihasilkan terlihat jelas pada layar.

c. Mencatat data hasil eksperimen dengan lengkap dan tepat.

3. Aktifitas dalam kelompok.

a. Terjalin kerjasama yang baik. b. Pembagian tugas kelompok

yang merata.

c. Terjadi proses diskusi aktif dalam kelompok.

4. Persentasi hasil eksperimen.

a. Penjelasan hasil eksperimen lugas dan tepat.

b. Mampu menjawab pertanyaan dari kelompok lain dengan benar.

c. Menghargai pendapat kelompok lain.

* : Mengcu pada lembar cek alat dan bahan. Bogor, 2013 Penilai

Page 127: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

LEMBAR PENILAIAN KINERJA SISWA Eksperimen 4.b

Kelompok : …………………… Berilah tanda check list (√) dalam kolom yang tersedia!

No Aspek Kinerja yang Dinilai Kriteria Nama Siswa

1. Persiapan eksperimen

a. Kelengkapan alat eksperimen.* b. Menyusun alat eksperimen

dengan benar.

c. Menjaga alat dari kerusakan.

2. Melakukan pengambilan data.

a. Mengamati bayangan yang dihasilkan dengan teliti.

b. Bayangan yang dihasilkan terlihat jelas pada layar.

d. Mencatat data hasil eksperimen dengan lengkap dan tepat.

3. Aktifitas dalam kelompok.

a. Terjalin kerjasama yang baik. b. Pembagian tugas kelompok

yang merata.

c. Terjadi proses diskusi aktif dalam kelompok.

4. Persentasi hasil eksperimen.

a. Penjelasan hasil eksperimen lugas dan tepat.

b. Mampu menjawab pertanyaan dari kelompok lain dengan benar.

c. Menghargai pendapat kelompok lain.

* : Mengcu pada lembar cek alat dan bahan. Bogor, 2013 Penilai

Page 128: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

1

SOAL Post-Tes

1. Sumber cahaya adalah ….

a. benda-benda yang dapat memantulkan cahaya.

b. benda-benda yang dapat memancarkan cahaya.

c. benda-benda yang dapat membiaskan cahaya.

d. benda-benda yang dapat menyerap cahaya.

2.

Gambar di atas menunjukan ….

a. lilin mengeluarkan cahaya. c. sinar merambat lurus.

b. lilin sebagai benda cahaya. d. sinar keluar dari lilin.

3. Cahaya mempunyai sifat-sifat sebagai berikut.

1) Merupakan gelombang tranversal.

2) Merupakan gelombang longitudinal.

3) Dipancarkan dalam bentuk radiasi.

4) Dapat mengalami pemantulan, pembiasan, interferensi, difraksi,

dan polarisasi.

Peryataan yang benar adalah ….

a. 1, 2, dan 3 c. 1, 3, dan 4

b. 1, 2, dan 4 d. 2, 3, dan 4

Petunjuk Pengerjaan Soal : 1. Kerjakan soal-soal di bawah dengan jawaban yang Anda anggap

paling benar. 2. Beri tanda silang (x) pada jawaban Anda. 3. Jika Anda ingin mengganti jawaban, beri tanda sama dengan (=)

pada jawaban yang telah Anda beri tanda silang (x) kemudian beri tanda silang (x) pada jawaban yang baru.

Misal : a. b. c. d.

INSTRUMEN PENELITIAN

Page 129: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

2

SOAL Post-Tes

4.

Pada gambar di atas, huruf x dan y berturut-turut adalah ruang ….

a. umbra dan bayangan.

b. umbra dan penumbra.

c. penumbra dan bayangan.

d. penumbra dan umbra.

5. Di bawah ini adalah kelompok benda-benda yang tembus cahaya,

kecuali ….

a. kaca, air jernih, dan udara berkabut.

b. air jernih, es dan kaca

c. bumi, kayu dan batu

d. kaca, es dan batu

6. Pemantulan baur terjadi karena permukaan bidang pantulnya ….

a. licin c. kasar

b. datar d. cembung

7. Berikut ini macam-macam pemantulan cahaya, kecuali ….

a. difusi c. teratur

b. baur d. osmasi

8. Gambar yang menunjukan hukum pemantulan cahaya adalah ….

a. c.

Page 130: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

3

SOAL Post-Tes

b. d.

9. Seberkas sinar jatuh pada permukaan cermin datar seperti pada

gambar di bawah ini.

Besar sudut pantul sinar tersebut adalah ….

c. 30o c. 40o

d. 50o d. 60o

10. Penyebab peristiwa pembiasan cahaya adalah ….

a. perbedaan sinar datang.

b. cepat rambat cahaya yang mediumnya berbeda.

c. cepat rambat cahaya pada permukaan halus.

d. sinar datang tepat digaris normal.

11. Sinar yang datang dari medium yang kurang rapat ke medium yang

rapat akan dibiaskan mendekati garis normal. Peryataan tersebut

sesuai dengan ….

a. hukum Huygens c. hukum Fresnel

b. hukum Snellius d. hukum Maxwell

12. Pelangi dan fatamorgana adalah contoh dari peristiwa ….

a. pemantulan c. pencerminan

b. pembiasan d. peleburan

13. Indeks bias zat dirumuskan sebagai ….

a. � � c. � �� � �� � �

Page 131: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

4

SOAL Post-Tes

b. � � d. � �� � �� � �

14. Gambar pembiasan cahaya yang terjadi dari kaca ke udara adalah

….

a. c.

b. d.

15. Perhatikan diagram pembiasan di bawah ini!

Dari gambar tersebut indeks bias dirumuskan menjadi ….

a. Α ,

, c. Α� �

b. ,

, d. , ,

� �

16. Cermin yang mempunyai sifat mengumpulkan sinar adalah cermin

….

a. cekung c. cembung

b. silindris d. datar

Page 132: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

5

SOAL Post-Tes

17. Bayangan yang terbentuk oleh cermin cembung selalu bersifat ….

a. maya, terbalik, diperkecil c. maya, tegak, sama besar

b. nyata, tegak, diperbesar d. maya, tegak, diperkecil

18. Untuk menghitung perbesaran bayangan pada cermin cekung dapat

menggunakan rumus ….

a. c.

b. d.

19. Di bawah ini merupakan sinar istimewa pada cermin cembung,

kecuali ….

a. c.

b. d.

20. Pada lampu senter, bola lampu kecil diletakan di titik fokus cermin

cekung, halini dimaksudkan agar sinar yang terpantul ….

a. menyebar ke segala arah.

b. berkumpul di satu titik.

c. membentuk bayangan nyata.

d. sejajar ke tempat yang jauh.

21. Suatu benda diletakan di antara dua buah cermin datar, bayangan

yang terbentuk sebayak 5 buah. Sudut yang dibentuk oleh kedua

cermin datar tersebut adalah ….

a. 50o c. 70o

Page 133: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

6

SOAL Post-Tes

b. 60o d. 80o

22. Sebuah benda diletakan di depan cermin cembung yang jarak titik

apinya 15 cm. jika terjadi bayangan 6 cm dibelakang cermin, maka

letak benda tersebut adalah ….

a. 10 cm c. 20 cm

b. 15 cm d. 25 cm

23. Sebuah cermin cekung berfokus 5 cm. jika sebuah benda diletakan

di depan cermin pada jarak 10 cm dan tingginya 4 cm, maka tinggi

bayangannya adalah ….

a. 4 cm c. 15 cm

b. 8 cm d. 20 cm

24. Pembentukan bayangan pada cermin cekung yang benar adalah ….

a. c.

b. d.

25. Sifat lensa cembung adalah ….

a. divergen c. homogen

b. konvergen d. heterogen

26. Sebuah benda berada di ruang II pada lensa cembung, maka sifat-

sifat bayanganya adalah ….

a. nyata, tegak, diperkecil.

b. nyata, terbalik, diperbesar.

c. semu, terbalik, diperbesar.

Page 134: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

7

SOAL Post-Tes

d. maya, tegak, diperbesar.

27. Jarak benda terhadap lensa cembung adalah 12 cm, jika bayangan

maya terjadi 20 cm dari lensa, maka jarak titik apinya adalah ….

a. 15 cm c. 30 cm

b. – 15 cm d. -30 cm

28. Lensa cembung dapat dimanfaatkan pada alat-alat di bawah ini,

kecuali ….

a. kaca sepion c. lup dan kamera

b. kaca mata rabun jauh d. mikroskop

29. Lensa kacamata yang digunakan Pak Bambang berkekuatan -5.

Artinya ….

a. lensa cekung berfokus 20 cm.

b. lensa cekung berfokus 50 cm.

c. lensa cembung berfokus 0,2 cm.

d. lensa cembung berfokus 0,5 cm.

30. Sebuah benda di depan lensa cembung seperti pada gambar. Jika

jarak fokus lensa 20 cm, maka perbesaran bayangan yang dihasilkan

adalah …

a. 3 kali c. 1,5 kali

b. 2 kali d. 0,5 kali

---------------oOo---------------

7

SOAL Post-Tes

d. maya, tegak, diperbesar.

27. Jarak benda terhadap lensa cembung adalah 12 cm, jika bayangan

maya terjadi 20 cm dari lensa, maka jarak titik apinya adalah ….

a. 15 cm c. 30 cm

b. – 15 cm d. -30 cm

28. Lensa cembung dapat dimanfaatkan pada alat-alat di bawah ini,

kecuali ….

a. kaca sepion c. lup dan kamera

b. kaca mata rabun jauh d. mikroskop

29. Lensa kacamata yang digunakan Pak Bambang berkekuatan -5.

Artinya ….

a. lensa cekung berfokus 20 cm.

b. lensa cekung berfokus 50 cm.

c. lensa cembung berfokus 0,2 cm.

d. lensa cembung berfokus 0,5 cm.

30. Sebuah benda di depan lensa cembung seperti pada gambar. Jika

jarak fokus lensa 20 cm, maka perbesaran bayangan yang dihasilkan

adalah …

a. 3 kali c. 1,5 kali

b. 2 kali d. 0,5 kali

---------------oOo---------------

7

SOAL Post-Tes

d. maya, tegak, diperbesar.

27. Jarak benda terhadap lensa cembung adalah 12 cm, jika bayangan

maya terjadi 20 cm dari lensa, maka jarak titik apinya adalah ….

a. 15 cm c. 30 cm

b. – 15 cm d. -30 cm

28. Lensa cembung dapat dimanfaatkan pada alat-alat di bawah ini,

kecuali ….

a. kaca sepion c. lup dan kamera

b. kaca mata rabun jauh d. mikroskop

29. Lensa kacamata yang digunakan Pak Bambang berkekuatan -5.

Artinya ….

a. lensa cekung berfokus 20 cm.

b. lensa cekung berfokus 50 cm.

c. lensa cembung berfokus 0,2 cm.

d. lensa cembung berfokus 0,5 cm.

30. Sebuah benda di depan lensa cembung seperti pada gambar. Jika

jarak fokus lensa 20 cm, maka perbesaran bayangan yang dihasilkan

adalah …

a. 3 kali c. 1,5 kali

b. 2 kali d. 0,5 kali

---------------oOo---------------

Page 135: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

Yuliani Sudibyo Kosan Darunisa

Jln. Legoso Raya Gang Bungur 05/08 Kec/Des Pisangan Timur

Tangerang – Banten 15419

Ustadzah Iik Hikmatillah, S.E Pesantren Tahfidz Daarul Qur’an Perum Graha Ciantra Rt 009/05

Kap. Kunkun Des. Ciantra Cikarang Selatan – Bekasi 17550

Page 136: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

PENGARUH METODE PRAKTIKUM DENGAN MENGGUNAKAN PENILAIAN KINERJA PADA KONSEP

CAHAYA

Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh : Evi Sutami

NIM: 107016300366

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA

1434H/2013M

Page 137: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

UJI VALIDITAS PENILAIAN KINERJA Untuk Pakar/Ahli

Berilah tanda check list (√) dalam pilihan kolom yang tersedia!

No Aspek yang Uji Kriteria Baik Cukup Kurang

1 Kejelasan format instrumen.

2 Kesesuaian skor dengan kriteria.

3 Kesesuaian kriteria dengan aspek kinerja yang dinilai.

4 Keterwakilan semua tahap eksperimen oleh aspek kinerja yang dikembangkan.

5 Kejelasan dan keefektifan bahasa yang digunakan.

Saran : ……………………………………………………………………………..

……………………………………………………………………………..

……………………………………………………………………………..

……………………………………………………………………………..

Jakarta, 12 Maret 2013 Validator

Pembimbing I

Diah Mulhayatiah, M. Pd. NIP. 197903092008012016

Page 138: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

UJI VALIDITAS PENILAIAN KINERJA Untuk Pakar/Ahli

Berilah tanda check list (√) dalam pilihan kolom yang tersedia!

No Aspek yang Uji Kriteria Baik Cukup Kurang

1 Kejelasan format instrumen.

2 Kesesuaian skor dengan kriteria.

3 Kesesuaian kriteria dengan aspek kinerja yang dinilai.

4 Keterwakilan semua tahap eksperimen oleh aspek kinerja yang dikembangkan.

5 Kejelasan dan keefektifan bahasa yang digunakan.

Saran : ……………………………………………………………………………..

……………………………………………………………………………..

……………………………………………………………………………..

……………………………………………………………………………..

Jakarta, 08 Maret 2013 Validator

Pembimbing II

Kinkin Suartini, M. Pd. NIP. 1978040620062003

Page 139: HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN KINERJA DAN HASIL …

UJI VALIDITAS PENILAIAN KINERJA Untuk Pakar/Ahli

Berilah tanda check list (√) dalam pilihan kolom yang tersedia!

No Aspek yang Uji Kriteria Baik Cukup Kurang

1 Kejelasan format instrumen.

2 Kesesuaian skor dengan kriteria.

3 Kesesuaian kriteria dengan aspek kinerja yang dinilai.

4 Keterwakilan semua tahap eksperimen oleh aspek kinerja yang dikembangkan.

5 Kejelasan dan keefektifan bahasa yang digunakan.

Saran : ……………………………………………………………………………..

……………………………………………………………………………..

……………………………………………………………………………..

……………………………………………………………………………..

Jakarta, 08 Maret 2013 Validator

Guru Mata pelajara IPA SMP Negeri 1 Caringin Bogor

Intan Nurbagjawati, S.Pd. NIP.