hubungan antara penggunaan media audio visual...

116
HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DENGAN HASIL BELAJAR FIQIH KELAS IX SEMESTER 1 MTs MA’ARIF WALISONGO SIDOWANGI, KAJORAN, MAGELANG TAHUN 2020 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Disusun Oleh : TANTRI SUPRIHATININGTYAS NIM.111-14-071 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA TAHUN 2020

Upload: others

Post on 06-Feb-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN

    MEDIA AUDIO VISUAL DENGAN HASIL BELAJAR FIQIH

    KELAS IX SEMESTER 1 MTs MA’ARIF WALISONGO

    SIDOWANGI, KAJORAN, MAGELANG

    TAHUN 2020

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memperoleh

    Gelar Sarjana Pendidikan

    Disusun Oleh :

    TANTRI SUPRIHATININGTYAS

    NIM.111-14-071

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

    TAHUN 2020

  • ii

  • iii

  • iv

  • v

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

    DAN

    KESEDIAAN DIPUBLIKASIKAN

    Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

    Nama : TANTRI SUPRIHATININGTYAS

    NIM : 111-14-071

    Jurusan : Pendidikan Agama Islam

    Program Studi : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

    Judul Skripsi : Hubungan antara Penggunaan Media Audio Visual dengan

    Hasil Belajar Fiqih Kelas IX Semester 1 MTs Ma‟arif

    Walisongo Sidowangi, Kajoran, Magelang Tahun 2020

    Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil

    karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau

    temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan

    kode etik ilmiah. Skripsi ini diperkenankan untuk dipublikasikan pada e-

    repository perpustakaan IAIN Salatiga.

    Salatiga, 28 Februari 2020

    Penulis,

    TANTRI SUPRIHATININGTYAS

    Materai

  • vi

    MOTTO

    Ilmu yang bermanfaat adalah yang dibagikan untuk

    kemaslahatan orang banyak dan orang yang belajar akan

    berhati hati dalam bertindak dan berusaha menjauhi

    kesalahan untuk kedua kalinya

    Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah

    dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan

    untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya

    Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-

    orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha

    Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

    (Qs. Al-Mujadilah:11)

  • vii

    PERSEMBAHAN

    Skripsi ini penulis persembahkan untuk:

    1. Ayah bundaku tercinta, Dwi Sarasa dan Budi Kurniati yang selalu dengan

    sabar mencurahkan kasih sayang, dukungan dan do‟a yang tak pernah

    putus untuk penulis.

    2. Suamiku Andri Santosa, terimakasih atas kasih sayang, perhatian dan

    kesabaranmu yang telah memberikanku semangat dan inspirasi dalam

    menyelesaikan tugas akhir ini.

    3. Anakku tersayang, Muhammad Pandu Andrian Pratama yang senantiasa

    memberikan semangat dengan senyuman dan motivasi dengan pelukan

    sehingga dapat terselesaikannya skripsi ini.

    4. Kakakku Achmad Charis Prasetyo dan Humam Abdurrouf dan adikku

    tersayang Farkhi Rizqi Kurmiawan, Raykhan Fikri Anugrah dan Talenta

    Dewi Aisyah yang selalu memberi dukungan sehingga terselesainya

    skripsi ini.

    5. Teman-teman seperjuanganku Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

    angkatan 2014 khususnya jurusan Pendidikan Agama Islam.

  • viii

    KATA PENGANTAR

    Bismillahirrohmanirrohim

    Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan

    hidayah-Nya, sehingga pada kesempatan ini penulis dapat menyelesaikan skripsi

    ini.

    Skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Penggunaan Media Audio Visual

    dengan Hasil Belajar Fiqih Kelas IX Semester 1 MTs Ma‟arif Walisongo

    Sidowangi, Kajoran, Magelang Tahun 2020” ini, telah disusun dengan sungguh-

    sungguh sehingga memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana

    Pendidikan (S.Pd) pada Institut Agama Islam Negeri ( IAIN ) Salatiga.

    Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan

    saran-saran dari berbagai pihak sehingga penyusunan skripsi ini dapat

    terealisasikan. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada :

    1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri

    (IAIN) Salatiga.

    2. Bapak Prof. Dr. Mansur, M.Ag selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

    Keguruan (FTIK)

    3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si selaku Ketua Program Pendidikan Agama Islam

    (PAI)

  • ix

    4. Bapak Drs. Abdul Syukur, M.Si selaku Pembimbing Akademik yang

    senantiasa membimbing dan mengarahkan dalam proses bimbingan akademik

    selama kuliah.

    5. Ibu Dra. Hj.Siti Farikhah, M.Pd selaku Dosen Pembimbing yang telah

    berkenan meluangkan waktu dan pikiran untuk membimbing penulis dalam

    penulisan skripsi ini.

    6. Seluruh Dosen dan Karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu

    selama kuliah hingga menyelesaikan skripsi

    Terselesaikannya tulisan ini selain sebagai bentuk tanggung jawab

    pengenyam perguruan tinggi yang tentunya kelak akan menjadi salah satu

    referensi. Penulis sepenuhnya sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari

    kesempurnaan, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis

    harapkan. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya

    dan para pembaca pada umumnya

    Salatiga, 28 Februari 2020

    Penulis,

  • x

    ABSTRAK

    Suprihatiningtyas, Tantri. 2020. Hubungan Antara Penggunaan Media Audio

    Visual dengan Hasil Belajar Fiqih Kelas IX Semester 1 MTs Ma‟arif

    Walisongo Sidowangi, Kajoran, Magelang Tahun 2020. Fakultas

    Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Pendidikan Agama Islam (PAI).

    Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Dra. Hj.Siti Farikhah, M.Pd.

    Kata Kunci : Media Audio Visual, Hasil Belajar Fiqih

    Tujuan Penelitian ini adalah 1). Untuk mengetahui pengunaan media

    audio visual pada mata pelajaran Fiqih pada siswa MTs Ma‟arif Walisongo

    Sidowangi Kec. Kajoran Kab. Magelang Tahun 2020. 2). Untuk mengetahui hasil

    belajar fiqih pada siswa MTs Ma‟arif Walisongo Sidowangi Kec. Kajoran Kab.

    Magelang Tahun 2020. 3). Untuk mengetahui hubungan penggunaan media audio

    visual dan hasil belajar fiqih pada siswa MTs Ma‟arif Walisongo Sidowangi Kec.

    Kajoran Kab. Magelang Tahun 2020.

    Penelitian ini merupakan pendekatan penelitian kuantitatif dan jenis

    penelitian ini adalah hubungan atau korelasi. Penelitian kuantitatif dalam melihat

    hubungan variabel terhadap objek yang diteliti lebih bersifat sebab-akibat

    (kausal), sehingga dalam penelitiannya ada variabel independen dan dependen.

    Sedangkan metode pengumpulan data dalam penulisan skripsi ini adalah

    Kuesioner, Dokumentasi, Wawancara dan Observasi. Analisis data menggunakan

    Product Moment dari Karl Pearson untuk mengetahui hubungan penggunaan

    antara media audio visual dan hasil belajar fiqih kelas IX MTs Ma‟arif Walisongo

    Sidowangi Kec. Kajoran Kab. Magelang Tahun 2020.

    Hasil penelitian menunjukkan penggunaan media pembelajaran audio

    visual pada mata pelajaran fiqih MTs Ma‟arif Walisongo: 1). Kategori (A) baik

    sekali sebanyak 43 orang atau 63,24%, 2). Kategori (B) baik sebanyak 11 orang

    atau 16,18%, 3). Kategori (C) cukup sebanyak 6 orang atau 8,82% dan 4).

    Kategori (D) kurang sebanyak 8 orang atau 11,77%. Hasil belajar fiqih MTs

    Ma‟arif Walisongo menunjukkan: 1). Kategori A (Sangat Baik) sebanyak 24 atau

    35,29%, 2). Kategori B (Baik) sebanyak 21 atau 30,88% dan 3). Kategori C

    (Cukup) sebanyak 23 atau 33,83%. Hubungan penggunaan media audio visual dan

    hasil belajar fiqih di MTs Ma‟arif Walisongo Sidowangi Kec. Kajoran Kab.

    Magelang Tahun 2020 sangat positif dan signifikan, terbukti pada N=68 dengan r

    observasi (hitung) = 0,392 > r tabel 0,306. maka dapat disimpulkan bahwa tinggi

    rendahnya hasil belajar fiqih kelas IX MTs Ma‟arif Walisongo Sidowangi Kab.

    Magelang sangat dipengaruhi oleh tinggi rendahnya pengunaan media audio

    visual.

  • xi

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

    LEMBAR BERLOGO ...................................................................................... ii

    PERSETUJUAN PEMBIMBING..................................................................... iii

    PENGESAHAN KELULUSAN........................................................................ iv

    DEKLARASI..................................................................................................... v

    MOTTO ............................................................................................................ vi

    PERSEMBAHAN ............................................................................................ vii

    KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii

    ABSTRAK ....................................................................................................... x

    DAFTAR ISI .................................................................................................... xi

    DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xiv

    DAFTAR TABEL............................................................................................ xv

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1

    B. Rumusan Masalah ...................................................................... 5

    C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 6

    D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 6

    E. Definisi Operasional ................................................................. 7

    F. Sistematika Penulisan ................................................................ 12

    BAB II LANDASAN TEORI

    A. Tinjauan Tentang Media Pembelajaran Audio Visual .............. 13

    1. Pengertian Media Pembelajaran .......................................... 13

  • xii

    2. Audio Visual ........................................................................ 15

    3. Media Berbasis Audio Visual .............................................. 16

    4. Nilai-Nilai Praktis Penggunaan Media ................................ 17

    5. Fungsi dan Manfaat Media Dalam Pembelajaran ............... 19

    6. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran ............................. 20

    7. Indikator Penggunaan Media Pembelajaran Audio Visual ..22

    B. Tinjauan Hasil Belajar .............................................................. 23

    1. Pengertian Belajar ……………............................................. 23

    2. Pengertian Hasil Belajar .............................................................. 24

    3. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar..................................... 25

    C. Tinjauan Mata Pelajaran Fiqih tingkat MTs ............................. 30

    1. Pengertian dan Ruang Lingkup Fiqih MTs........................... 30

    2. Tujuan dan Fungsi Pembelajaran Fiqih di MTs.................... 32

    3. Standar Kelulusan Bidang Studi Fiqih di MTs...................... 32

    4. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Fiqih MTs........ 34

    5. Fiqih Ibadah........................................................................... 38

    D. Hubungan antara Penggunaan Media Audiio Visual dan Hasil

    Belajar Peserta didik .................................................................. 42

    E. Kajian Pustaka (Penelitian Terdahulu) ...................................... 44

    F. Hipotesis Penelitian ................................................................... 47

  • xiii

    BAB III METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian ……….................................................……… 48

    B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 49

    C. Populasi dan Sampel ................................................................. 49

    D. Variabel Penelitian .................................................................... 50

    E. Instrumen Penelitian .................................................................. 51

    F. Metode Pengumpulan Data ....................................................... 53

    G. Teknik Analisis Data ................................................................. 55

    BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA ............................................... 57

    BAB V PENUTUP ........................................................................................... 76

    DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 79

    LAMPIRAN-LAMPIRAN................................................................................ 82

  • xiv

    DAFTAR LAMPIRAN

    1. Lampiran 1 Surat Izin Penelitian.................................................. 83

    2. Lampiran 2 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari

    Sekolah.......................................................................................... 84

    3. Lampiran 3 Lembar Konsultasi Skripsi......................................... 85

    4. Lampiran 4 Pedoman Angket........................................................ 87

    5. Lampiran 5 Hasil Angket ............................................................. 89

    6. Lampiran 6 Foto Pengisian Angket............................................... 95

    7. Lampiran 7 Foto Gedung Madrasah.............................................. 97

    8. Lampiran 8 Tabel Product Moment............................................... 99

    9. Lampiran 9 Daftar Riwayat Hidup.............................................. 100

  • xv

    DAFTAR TABEL

    1. Tabel 1.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Fiqih

    Semester I Kurikulum 2013 ......................................................... 34

    2. Tabel 1.2 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Fiqih

    Semester II Kurikulum 2013......................................................... 35

    3. Tabel 2.1 Pergantian Kepala Sekolah........................................... 59

    4. Tabel 2.2 Daftar Guru MTs Ma‟arif Walisongo........................... 60

    5. Tabel 2.3 Perkembangan Jumlah Siswa........................................ 61

    6. Tabel 2.4 Hasil Angket Penggunaan Media Audo Visual............ 62

    7. Tabel 2.5 Tabel Distribusi Frekuensi............................................ 66

    8. Tabel 2.6 Hasil Nilai Raport Hasil Balajar Fiqih.......................... 68

    9. Tabel 2.7 Predikat Hasil Belajar Fiqih.......................................... 70

    10. Tabel 2.8 Persiapan untuk Menghitung Hubungan antara Hasil

    Angket dengan Hasil Belajar......................................................... 71

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri

    setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya

    interaksi antara seseorang dengan lingkunganya. Oleh karena itu, belajar

    dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Salah satu pertanda bahwa

    seseorang itu telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri

    orang itu, yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada

    tingkat pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya (Sudjana, 2013:13).

    Apabila proses belajar itu diselenggarakan secara formal di

    sekolah-sekolah, tidak lain ini di maksudkan untuk mengarahkan

    perubahan pada diri peserta didik secara terencana, baik dalam aspek

    pengetahuan, keterampilan, maupun sikap. Interaksi yang terjadi selama

    proses belajar tersebut dipengaruhi oleh lingkungannya, yang antara lain

    terdiri atas murid, guru, petugas perpustakaan, kepala sekolah, bahan atau

    materi pelajaran (buku, modul, majalah, rekaman video atau audio, dan

    yang sejenisnya), dan berbagai sumber belajar dan fasilitas (proyektor

    overhead, perekam pita audio dan video, radio, televisi, komputer,

    perpustakaan, pusat sumber belajar, dan lain-lain).

    Dalam proses pembelajaran guru mempunyai peranan yang penting

    dalam menggunakan metode mengajar dan media mengajar. Pemilihan

  • 2

    salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media

    pengajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang

    harus diperhatikan dalam memilih media. Salah satu fungsi utama media

    adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim,

    kondisi dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru. Guru

    banyak menyadari bahwa tanpa adanya suatu media yang menunjang

    dalam proses pembelajaran akan sulit dipahami oleh peserta didik. Pada

    dasarnya setiap mata pelajaran dalam kelas mempunyai tingkat kesukaran

    yang berbeda. Sehingga terdapat mata pelajaran yang membutuhkan media

    pembelajaran namun ada juga yang tidak membutuhkan media

    pembelajaran.

    Media pembelajaran merupakan salah satu unsur yang amat penting

    dalam proses pembelajaran yang dapat dimuati pesan yang akan

    disampaikan kepada siswa yang berupa alat, selain itu media pembelajaran

    elektronik merupakan salah satu cara untuk peningkatan kualitas hasil

    belajar dan berkomunikasi dengan siswa agar lebih efektif. Oleh karena itu

    penggunaan media pembelajaran elektronik saat proses pembelajaran

    sangat diperlukan (Rivai, 2002:65).

    Media pembelajaran merupakan salah satu unsur yang amat penting

    dalam proses pembelajaran yang dapat dimuati pesan yang akan

    disampaikan kepada siswa yang berupa alat, selain itu media pembelajaran

    elektronik merupakan salah satu cara untuk peningkatan kualitas hasil

    belajar dan berkomunikasi dengan siswa agar lebih efektif. Oleh karena itu

  • 3

    penggunaan media pembelajaran elektronik saat proses belajar mengajar

    sangat diperlukan (Sudjana, 2002:65). Pemakaian media dalam proses

    pembelajaran juga dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,

    membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan bahkan

    membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap peserta didik.

    Menurut Asnawir (2002:95) bahwa pengajaran dengan teknologi

    audio visual adalah cara atau menyampaikan materi dengan menggunakan

    mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio

    visual. Pengajaran audio visual jelas bercirikan pemakaian perangkat keras

    selama proses belajar, seperti mesin proyektor, film bersuara, gambar

    hidup dan televisi. Jadi pengajaran dengan audio visual adalah produksi

    dan penggunaan materi yang penyerapannya melalui pandangan dan

    pendengaran serta tidak seluruhnya tergantung kepada pemahaman kata

    atau simbol-simbol yang serupa agar para siswa mampu termotivasi dalam

    mengikuti pelajaran. Penggunaan alat audio visual seperti tersebut

    ditujukan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses

    pembelajaran sehingga diharapkan peserta didik mampu mengembangkan

    daya nalar serta daya rekannya. Hasil berbagai penelitian bahwa proses

    belajar dan mengajar menggunakan sarana audio visual mampu

    meningkatkan efisiensi pengajaran 20% - 50% (Darwanto, 2007:101).

    Secara umum Abdurrahman (2003:38) menjelaskan bahwa hasil

    belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan

    belajar, menurutnya juga anak-anak yang berhasil dalam belajar ialah

  • 4

    berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional.

    Hasil belajar ini menjadi salah satu tujuan proses pembalajaran dimana

    siswa yang hasil belajarnya tinggi dapat dikatakan sudah mengerti dan

    paham tentang materi yang telah disampaikan dan siswa yang hasil

    belajarnya rendah belum memahami tentang materi yang telah disampaikan.

    Inilah yang menjadikan hasil belajar itu sebagai tolak ukur kepahaman siswa

    dalam proses pembelajaran.

    Mata pelajaran pendidikan agama Islam dalam penyusunan skripsi

    ini adalah tentang fiqih, yaitu bidang studi yang memberikan pendidikan

    untuk mengamalkan dan memahami fiqih. Fiqih merupakan pengetahuan

    tentang hukum-hukum syariat Islam mengenai perbuatan-perbuatan

    manusia, yang diambil dari dalil-dalil secara terinci. Jadi, ilmu fiqih

    bertujuan untuk memberi pelajaran, pengetahuan atau petunjuk tentang

    hukum, apa yang disuruh dan apa yang dilarang, mana yang boleh dan

    mana yang tidak, serta menunjukkan cara melaksanakan suatu perintah

    ajaran Islam. Sebagaimana lazimnya suatu bidang studi yang diajarkan di

    madrasah, materi keilmuan mata pelajaran fiqih mencakup dimensi

    pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang berguna bagi kehidupan

    siswa di masa depan. Dengan mempelajari fiqih secara optimal, siswa

    dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari, dapat menjadi manusia

    yang memiliki spiritual tinggi dan dapat mencegah terjadinya perilaku

    menyimpang. Maka sangatlah perlu untuk seorang guru dalam proses

    pembelajaran menggunakan media pembelajaran, salah satunya adalah

  • 5

    media audio visual yang berfungsi sebagai memotivasi dan meningkat

    hasil belajar siswa pada pelajaran fiqih di MTs Ma‟arif Walisongo

    Sidowangi Kec. Kajoran Kab. Magelang.

    Berdasarkan latar belakang di atas maka dilakukan penelitian

    dengan judul yaitu: “Hubungan antara Penggunaan Media Audio Visual

    dengan Hasil Belajar Fiqih Kelas IX Semester 1 MTs Ma‟arif Walisongo

    Sidowangi, Kajoran, Magelang Tahun 2020”.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan dalam penelitian

    ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

    1. Bagaimana penggunaan media pembelajaran audio visual pada mata

    pelajaran fiqih kelas IX semester 1 MTs Ma‟arif Walisongo Sidowangi

    Kec. Kajoran Kab. Magelang Tahun 2020?

    2. Bagaimana hasil belajar fiqih kelas IX semester 1 MTs Ma‟arif

    Walisongo Sidowangi Kec. Kajoran Kab. Magelang Tahun 2020?

    3. Apakah ada hubungan penggunaan media audio visual dengan hasil

    belajar fiqih kelas IX semester 1 MTs Ma‟arif Walisongo Sidowangi

    Kec. Kajoran Kab. Magelang Tahun 2020?

  • 6

    C. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin di

    capai dalam penelitian ini adalah:

    1. Mengetahui pengunaan media audio visual pada mata pelajaran fiqih

    pada siswa MTs Ma‟arif Walisongo Sidowangi Kec. Kajoran Kab.

    Magelang Tahun 2020.

    2. Mendeskripsikan hasil belajar fiqih pada peserta didik MTs Ma‟arif

    Walisongo Sidowangi Kec. Kajoran Kab. Magelang Tahun 2020.

    3. Mendefiniskan hubungan penggunaan media audio visual dengan

    hasil belajar fiqih pada siswa MTs Ma‟arif Walisongo Sidowangi

    Kec. Kajoran Kab. Magelang Tahun 2020.

    D. Manfaat Penelitian

    Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

    yang jelas tentang hubungan antara media audio visual dengan hasil

    belajar fiqih kelas IX semester 1 Mts Ma‟arif Walisongo Sidowangi Kec.

    Kajoran Kab. Magelang, sehingga mampu memberikan manfaat baik

    secara teoritis dan praktis

    1. Manfaat Teoritis

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pada dunia

    pendidikan dan dapat memperkaya khasanah keilmuan khususnya

    tentang penerapan media pembelajaran audio visual terhadap hasil

    belajar peserta didik pada mata pelajaran fiqih bagi orang yang

    membacanya.

  • 7

    2. Manfaat Praktis

    a. Bagi Guru

    Guru diharapkan mampu memanfaatkan media audio visual

    secara maksimal agar siswa lebih mudah dalam mempelajari

    materi fiqih.

    b. Bagi Siswa

    Siswa diharapkan dengan menggunakan media audio visual lebih

    mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru dan bisa

    menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari dengan tepat.

    c. Bagi Sekolah

    Sekolah mampu bersaing dengan sekolah lain dengan melengkapi

    sarana prasarana yang menunjang kegiatan pembelajaran

    sehingga mutu pendidikan semakin meningkat.

    E. Definisi Operasional

    Untuk menghindari kesalah pahaman dan kekaburan dalam

    penafsiran judul, maka perlu dikemukakan maksud dan istilah yang

    digunakan dalam judul skripsi ini agar dapat dipahami.

    1. Media audio visual

    a. Media

    Menurut Gerlach dan Ely dalam Arsyad (2011:3) media apabila

    dipahami secara garis besar adalah manusia, materi dan kejadian yang

    membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh

  • 8

    pengetahuan, ketrampilan atau sikap. Dalam pengertian ini guru, buku

    materi pembelajara dan lingkungan sekolah adalah media. Sedangkan

    menurut Hamzah (2011:78), media merupakan alat komunikasi yang

    digunakan untuk membawa suatu informasi dari suatu sumber kepada

    penerimanya.

    Jadi dapat disimpulkan media adalah segala sesuatu yang dapat

    digunakan oleh seorang guru sebagai perantara untuk menyalurkan pesan

    kepada peserta didik sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,

    perhatian dan minat peserta didik sedemikian rupa sehingga terjadi

    proses pembelajaran

    b. Audio Visual

    Menurut Sanjaya (2015:211) audio adalah media yang hanya dapat

    didengar saja atau media yang hanya memiliki unsur suara seperti radio

    dan rekaman suara. Sedangkan menurut Hamdani (2011:248) media

    audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (hanya

    dapat didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan

    kemampuan para siswa untuk mempelajari bahan ajar.

    Media visual menurut Arsyad (2007:91) memegang peran sangat

    penting dalam proses belajar, media visual dapat memperlancar pemahan

    (misalnya melalui elaborasi struktur dan organisasi) dan memperkuat

    ingatan. Visual juga dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat

    memberikan hubungan antar isi materi pembelajaran dan dunia nyata.

    Bentuk visual bisa berupa gambar representasi (gambar, lukisan, atau

  • 9

    foto), diagram (melukiskan hubungan-hubungan konsep, organisasi dan

    struktur isi materi), peta (menunjukkan hubungan-hubungan ruang),

    grafik (tabel, grafik, chart) yang menyajikan gambaran atau

    kecenderungan data

    Audio visual adalah produksi dan penggunaan materi yang

    penyerapanya melalui pandangan dan pendengaran serta tidak seluruhnya

    tergantung kepada pemahaman kata atau simbol-simbol yang serupa agar

    para siswa mampu termotivasi dalam mengikuti pelajaran (Sukiman,

    2012:22). Jadi, audio visual adalah media penyalur pesan dengan

    memanfaatkan indera pendengaran dan penglihatan.

    Jadi bisa disimpulkan bahwa media pembelajaran audio visual

    adalah perantara atau alat peraga yang digunakan oleh guru dalam

    kegiatan pembelajaran yang produksi dan penggunaan materi yang

    penyerapannya melalui pandangan (gambar) dan pendengaran (suara).

    Dari berbagai jenis media audio visual, salah satu yang digunakan adalah

    video di dalam laptop yang ditampilkan menggunakan proyektor.

    Berdasarkan penjelasan istilah diatas, maka indikator penggunaan

    media audio visual adalah:

    1) Guru terampil menggunakan media yang dapat dilihat dan dapat

    didengar.

    2) Guru menggunakan media pembelajaran audio visual dalam rangka

    komunikasi dan interaksi guru dengan siswa dalam proses

    pembelajaran.

  • 10

    3) Guru dalam menggunakan media pembelajaran audio visual mampu

    membuat siswa memperhatikan materi yang disampaikan.

    2. Hasil Belajar Fiqih

    a. Hasil Belajar

    Hasil Belajar dalam KBBI “hasil” diartikan sebagai sesuatu yang

    dihasilkan dibuat, dijadikan, dsb oleh suatu usaha (Balai Pustaka,

    2007:391). Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki

    oleh siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Sukiman,

    2012:25).

    Sedangkan menurut Sam‟s hasil belajar adalah suatu kemampuan

    yang berupa ketrampilan dan perilaku baru sebagai akibat dari latihan

    atau pengalaman yang diperoleh (Sam‟s dan Rosma Hartiny, 2010:48).

    Jadi hasil belajar merupakan kemampuan anak yang berupa

    keterampilan dan perilaku baru sebagai akibat dari latihan yang

    diperoleh dari lingkungan dimana anak berada.

    b. Pelajaran Fiqih

    Fiqih dalam Kamus Arab-Indonesia “fiqih” berasal dari kata

    faqiha-yafqahu-fiqhan yang berarti mengerti, faham akan sesuatu

    (2007:321). Sedangkan menurut Karim (2006:11) fiqih adalah ilmu

    yang mempelajari syariat yang bersifat amaliah (perbuatan) yang

    diperoleh dari dalil-dalil hukum yang terperinci.

    Pelajaran fiqih adalah salah satu bagian dari mata pelajaran

    pendidikan agama Islam (PAI) yang membahas dan menerangkan

  • 11

    tentang hal-hal yang berkaitan tentang hukum-hukum syara‟ dengan

    dalil-dalil yang terperinci yang dipahami melalui kekuatan rasio atau

    hasil pemikiran berdasarkan dalil-dalil tersebut.

    Maka bisa disimpulkan bahwa hasil belajar mata pelajaran fiqih

    adalah sesuatu yang dihasilkan dari sebuah usaha sadar oleh individu

    untuk mencapai suatu tujuan yang terjadi setelah proses pembelajaran

    mata pelajaran fiqih itu dilaksanakan dan selesai. Biasanya hasil akan

    diterima siswa setelah melakukan suatu evaluasi.

  • 12

    F. Sistematika Penulisan

    Sistematika penulisan skripsi ini penulis susun terdiri dari bab-bab dan

    sub bab sebagai berikut:

    Bab I Pendahuluan, yang berisi : Latar Belakang Masalah, Rumusan

    Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian (Manfaat Teoretis dan

    Manfaat Praktis), Definisi Operasional dan Sistematika Penulisan.

    Bab II Landasan Teori, memuat tentang: Landasan teori (Deskripsi

    Media Audio Visual dan Deskripsi Hasil Belajar Fiqih), Kajian pustaka

    (Kajian penelitian terdahulu) dan Hipotesis penelitian.

    Bab III Metode Penelitian, berisi : Jenis Penelitian, Lokasi dan Waktu

    Penelitian, Populasi dan Sampel, Variabel Penelitian, Instrumen Penelitian,

    Metode Pengumpulan Data dan Teknik Analisis Data.

    Bab IV Deskripsi dan Analisis Data, berisi: Deskripsi Data (pertama

    analisis tentang variabel Penggunaan Audio Visual, kedua analisis tentang

    variabel Hasil belajar fiqih dan ketiga analisis tentang hubungan antara

    penggunaan media audio visual dengan hasil belajar fiqih kelas IX semster 1

    MTs Ma‟arif Walisongo Sidowangi, Kajoran, Magelang Tahun 2020

    Bab V Penutup, bab ini berisi mengenai kesimpulan dan saran-saran

  • 13

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Tinjauan Tentang Media Pembelajaran Audio Visual

    1. Pengertian Media Pembelajaran

    Dalam Arsyad (2013:3) menuliskan bebrapa pendapat dari para

    ahli mengenai definisi media pembelajaran, yaitu:

    a. Gerlach dan Ely

    Media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi

    atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu

    memperoleh pengetahuan, ketrampilan atau sikap.

    b. Association of Education ang Community Technology (AECT)

    Media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk

    meyampaikan pesan atau informasi.

    c. Gagne and Briggs

    Media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk

    menyampaikan isi materi pengajaran.

    Menurut Daryanto (2011:4), media adalah alat komunikasi,

    penyampaian pesan dari pengantar ke penerima. Pesan berupa isi atau

    ajaran yang dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi baik secara

    verbal maupun nonverbal. Gagne dalam (Solihatin dan Raharjo, 2007:

    23) mengartikan media sebagai jenis komponen dalam lingkungan

    peserta didik yang dapat merangsang mereka untuk belajar. Senada

  • 14

    dengan itu, Djamarah dan Zain (2006:120) menyatakan bahwa, media

    adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur

    pesanguna mencapai tujuan pembelajaran.

    Jadi media adalah alat untuk menyampaikan pesan dari pengirim

    kepada penerima pesan yang disini orang yang menyampaikan pesan

    disebut guru dan penerima pesan disebut peserta didik.

    Sedangkan media pembelajaran adalah sebuah alat yang

    berfungsi dan digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran.

    Pembelajaran adalah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar, dan

    bahan ajar. Media pembelajaran adalah alat bantu yang digunakan

    seorang pengajar dalam proses tranformasi pengetahuan, budaya, ilmu

    dari satu generasi ke generasi lain untuk mempermudah proses

    pembelajaran tersebut dipahami oleh para peserta didik dari apa yang

    diujarkan dan di jelaskan oleh pendidik (Arsyad, 2006:3).

    Gagne dan Briggs secara implisit mengatakan bahwa media

    pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk

    menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari buku, tape-

    recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide (gambar

    bingkai), foto, grafik, televisi dan komputer. Dengan kata lain, media

    adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung

    materi instructional di lingkungan peserta didik yang dapat merangsang

    peserta didik untuk belajar (Asnawir, 2002:13).

  • 15

    Ibrahim dan Syaodih (2003: 112) mengartikan bahwa media

    pembelajaran adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan

    pesan atau isi pelajaran, merangsang pikiran, perasaan perhatian dan

    kemampuan peserta didik. Sedangkan Asosiasi Teknologi dan

    Komunikasi Pendidikan (Association of Education and Communication

    Technology/AECT) di Amerika, menyatakan bahwa media pembelajaran

    adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk

    menyalurkan pesan/informasi (Sadiman,dkk, 2006: 6).

    Jadi, dapat disimpulkan pengertian media pembelajaran

    merupakan suatu alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau

    isi dari materi pembelajaran.

    2. Audio Visual

    Audio visual adalah produksi dan penggunaan materi yang

    penyerapanya melalui pandangan dan pendengaran serta tidak seluruhnya

    tergantung kepada pemahaman kata atau simbol-simbol yang serupa agar

    para peserta didik mampu termotivasi dalam mengikuti pelajaran

    (Darwanto, 2007:101).

    Menurut Sukiman (2012:184) audio visual adalah media

    penyalur pesan dengan memanfaatkan indera pendengaran dan

    penglihatan.

    Jadi bisa disimpulkan media pembelajaran audio visual adalah

    perantara atau media yang digunakan oleh guru dalam kegiatan

    pembelajaran melalui pandangan (gambar) dan pendengaran (suara).

  • 16

    3. Media Berbasis Audio Visual

    Media pembelajaran berbasis audio visual adalah media

    penyaluran pesan dengan memanfaatkan indera pendengaran dan

    penglihatan. Diantara jenis media audio visual adalah media film, video,

    dan televisi. Dalam penelitian ini peneliti lebuh terfokus membahas

    media pembelajaran audio visual berupa film dan video. Definisi film

    menurut UU 8/1992 adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan

    media komunikasi massa pandang dengar yang dibuat berdasarkan asas

    sinemografi. Film kini diartikan sebagai suatu cabang seni yang

    menggunakan audio dan visual sebagai medianya (Sukiman, 2012:185).

    Sedangkan video adalah seperangkat komponen atau media yang

    mampu menampilkan gambar sekaligus suara dalam waktu yang

    bersamaan. Media video ini dalam pembelajaran PAI dapat digunakan

    untuk mengajarkan materi untuk pengembangan aspek sikap atau nilai-

    nilai meupun ketrampilan seperti ketrampilan wudhu, shalat, manasik

    haji, dan sebagainya. Media film dan video memiliki kelebihan dan

    kekurangan, diantaranya kelebihan dari media film dan video adalah:

    a. Film dan video dapat melengkapi pengalaman-pengalaman dasar

    peserta didik ketika mereka membaca, berdiskusi, dan berpraktik.

    b. Film dan video dapat menggambarkan suatu proses secara tepat yang

    dapat disaksikan secara berulang-ulang jika dipandang perlu.

    Misalnya langkah – langkah berwudhu dan sholat fardhu.

  • 17

    c. Film dan video dapat meningkatkan motivasi dan menanamkan sikap

    yang baik.

    d. Film dan video yang mengandung nilai-nilai positif dapat

    mengundang pemikiran dan pembahasan dalam kelompok peserta

    didik (Arsyad, 2011:49).

    Berdasarkan penjelasan teori-teori yang dikemukakan diatas

    maka salah satu hal yang bisa dilakukan oleh seorang guru dalam

    menjelaskan materi Fiqih yakni dengan pemanfaatan media pembelajaran

    secara maksimal terutama penggunaan media film dan video.

    Pembelajaran Fiqih yang banyak praktiknya menuntut seorang guru

    supaya dapat menjelaskan materi secara jelas dan terperinci agar mudah

    dipahami oleh peserta didik. Misalnya saja pada saat menjelaskan tentang

    tata cara shalat dan bacaan-bacaannya bisa diputarkan video, dengan

    melihat tata cara shalat secara langsung dan mendengarkan penjelasan

    materi tersebut diharapkan peserta didik dapat memahami dan

    memperbaiki kesalahan-kesalahan yang selama ini dilakukan setelah

    diputarkan video mengenai tata cara shalat.

    4. Nilai-Nilai Praktis Penggunaan Media

    Penggunaan media dalam proses pembelajaran mempunyai

    nilai-nilai praktis sebagai berikut:

    a. Media dapat mengatasi berbagai keterbatasan pengalaman yang

    dimiliki peserta didik atau mahapeserta didik. Pengalaman masing-

    masing individu yang beragam karena kehidupan keluarga dan

  • 18

    masyarakat sangat menentukan macam pengalaman yang dimiliki

    mereka. Dalam hal ini media dapat mengatasi perbedaan tersebut.

    b. Media dapat mengatasi ruang kelas. Banyak yang sukar untuk dialami

    secara langsung oleh peserta didik didalam kelas. Maka dengan

    melalui media akan dapat diatasi kesukaran-kesukaran tersebut.

    c. Media memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik

    dengan lingkungannya.

    d. Media menghasilkan keseragaman pengamatan. Pengamatan yang

    dilakukan peserta didik dapat secara bersama-sama diarahkan menuju

    hal-hal yang sesuai dengan tujuan yang dicapai.

    e. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit dan

    realistis.

    f. Media dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru.

    g. Media dapat membangkitkan motivasi dan merangsang peserta didik

    untuk belajar. Dengan adanya media pembelajaran dapat

    menimbulkan rangsangan tertentu kearah keinginan untuk belajar.

    h. Media dapat memberikan pengalaman yang integral dari sesuatu yang

    konkret kepada yang abstrak (Asnawir, 2002:14).

    Jadi dengan adanya penggunaan media pembelajaran audio

    visual yang mempunyai nilai-nilai praktis maka akan mempermudah

    seorang guru dan seorang peserta didik. Bagi seorang guru penggunakan

    media akan membantu dalam memberikan penjelasan kepada peserta

    didik terhadap hal-hal yang dianggap sulit menjadi sesuatu yang bisa

  • 19

    dipelajari dan dipahami secara lebih sederhana. Dengan menggunakan

    media audio visual peserta didik bisa melihat secara langsung materi

    fiqih dan mendengar penjelaskan dari materi tersebut yang diharapkan

    membantu pemahaman peserta didik. Adanya media audio visual yang

    menjelaskan materi dengan melihat secara langsung dan mendengarkan

    maka peserta didik dalam mengikuti pembelajaran tidak akan merasa

    bosan dan akan meningkatkan hasil belajar peserta didik.

    5. Fungsi dan Manfaat Media Dalam Pembelajaran

    Pemakaian media pembelajaran dalam proses pembelajaran

    dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan

    motivasi dan rangsangan kegiatan, dan membawa pengaruh-pengaruh

    psikologis terhadap peserta didik. Bahan-bahan audio visual dapat

    memberikan banyak manfaat asalkan guru berperan aktif dalam proses

    pembalajaran. Hubungan peserta didik dengan guru tetap merupakan

    elemen paling penting dalam sistem pendidikan modern saat ini.

    Berdasarkan penjelasan istilah diatas maka manfaat praktis penggunaan

    media pembelajaran dalam proses pembelajaran yaitu:

    a. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan

    informasi sehingga dapat memperlancar serta meningkatkan proses

    dan hasil belajar.

    b. Meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak peserta didik

    sehingga menimbulkan motivasi, interaksi yang lebih langsung antara

  • 20

    peserta didik dengan lingkungan, dan kemungkinan peserta didik

    untuk belajar sendiri sesuai kemampuan dan minatnya.

    c. Media pembelajaran dapat mengetasi keterbatasan indra, ruang dan

    waktu.

    d. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada

    peserta didik tentang peristiwa dilingkungan mereka serta

    memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru,

    masyarakat, dan lingkungan (Kustandi, 2011:23).

    Penggunaan media pembelajaran hendaknya diupayakan untuk

    memanfaatkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh media tersebut.

    Fungsi media adalah sebagai berikut:

    a. Memotivasi minat atau tindakan. Untuk memenuhi fungsi memotivasi,

    maka media pembelajaran dapat direalisasikan dengan teknik

    penyampaian materi dengan berbasis audio visual.

    b. Memberikan instruksi/ pengarahan kepada peserta didik.

    c. Menyajikan informasi kepada peserta didik mengenai hal-hal yang

    belum dimengerti oleh peserta didik (Daryanto, 2013:20).

    6. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran

    Media merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan

    kegiatan proses pembelajaran. Penggunaan media dalam pembelajaran

    akan membantu seorang guru dalam menjelaskan materi kepada peserta

    didik akan lebih jelas. Karena beraneka ragamnya media tersebut, maka

    masing-masing media mempunyai karakteristik yang berbeda-beda.

  • 21

    Media audio visual merupakan salah satu media pembelajaran dengan

    suara dan gambar yang bisa digunakan oleh guru untuk menjelaskan

    materi fiqih yang bersifat praktik. Untuk itu perlu memilihnya dengan

    cermat dan tepat agar dapat digunakan secara tepat guna.

    Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih

    media, antara lain: tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, ketepat

    gunaan, kondisi peserta didik, ketersediaan perangkat keras dan

    perangkat lunak, mutu teknis dan biaya. Oleh sebab itu, beberapa

    pertimbangan yang perlu diperhatikan antara lain:

    a. Media yang dipilih hendaknya selaras dan menunjang tujuan

    pembelajaran yang sudah ditetapkan. Masalah tujuan belajar ini

    merupakan komponen yang utama yang harus diperhatikan dalam

    memilih media. Dalam penerapan media harus jelas dan operasional,

    spesifik, dan benar-benar tergambar dalam bentuk perilaku.

    b. Aspek materi menjadi pertimbangan yang amat penting dalam

    memilih media. Sesuai atau tidaknya antara materi dengan media yang

    digunakan akan berdampak pada hasil pembelajaran peserta didik.

    c. Kondisi peserta didik dari segi subjek belajar menjadi perhatian yang

    serius bagi guru dalam memilih media yang sesuai dengan kondisi

    anak. faktor umum, intelegensi, latar belakang pendidikan, budaya dan

    lingkungan anak menjadi titik perhatian dan pertimbangan dalam

    memilih media pengajaran.

  • 22

    d. Ketersediaan media di sekolah atau memungkinkan bagi guru

    mendesain sendiri media yang akan digunakan merupakan hal yang

    perlu menjadi pertimbangan seorang guru. Seringkali suatu media

    dianggap tepat untuk digunakan dikelas akan tetapi di sekolah tersebut

    tidak tersedia media atau peralatan yang diperlukan, sedangkan untuk

    mendesain atau merancang suatu media yang dikehendaki tidak

    mungkin dilakukan oleh guru. Media yang dipilih seharusnya dapat

    menjelaskan apa yang akan disampaikan kepada peserta didik secara

    tepat dan berhasil guna, dengan kata lain tujuan yang ditetapkan dapat

    dicapai secara optimal.

    e. Biaya yang akan dikeluarkan dlam pemanfaatam media harus

    seimbang dengan hasil yang akan dicapai. Pemanfaatan media yang

    sederhana mungkin lebih menguntungkan daripada menggunakan

    media yang canggih bilamana hasil yang dicapai tidak sebanding

    dengan dana yang dikeluarkan (Asnawir, 2002:17).

    Jadi, pemilihan media pembelajaran harus sesuai dengan tujuan

    yang akan dicapai, Karakteristik media sesuai dengan proses

    pembelajaran, media mudah diperoleh, penggunaan media tidak

    memakam waktu yang lama dan kesesuaian media pembelajaran dengan

    cara berfikir peserta didik.

    7. Indikator Penggunaan Media Pembelajaran Audio Visual

    Adapun indikator penggunaan media pembelajaran audio visual

    adalah sebagai berikut:

  • 23

    a. Guru terampil menggunakan media yang dapat dilihat dan dapat

    didengar.

    b. Guru menggunakan media pembelajaran audio visual dalam rangka

    komunikasi dan interaksi guru dengan peserta didik dalam proses

    pembelajaran.

    c. Guru dalam menggunakan media pembelajaran audio visual mampu

    membuat peserta didik memperhatikan materi yang disampaikan

    (Hermawan, 2007:22-34).

    B. Tinjauan Hasil Belajar

    1. Pengertian Belajar

    Belajar dalam pengertian secara luas yaitu perkembangan psiko-

    fisik menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Maksudnya belajar itu

    suatu perubahan mental yang menjadikan seseorang berkembang secara

    baik. Sedangkan dalam arti sempit belajar dimaksudkan sebagai usaha

    penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan

    menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya (Baharuddin, 2010:13).

    Manurut Slameto (2010:2), belajar merupakan suatu proses

    usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan

    tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman

    sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan menurut

    Purwanto (2009:42), belajar merupakan aktifitas mental atau psikis yang

    berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan

    perubahan-perubahan pengetahuan, keterampilan dan sikap. Tujuan

  • 24

    belajar adalah untuk memperoleh kepandaian dan untuk merubah

    perilaku individu menjadi lebih baik. Belajar merupakan proses atau

    usaha untuk memperoleh tujuan belajar tersebut.

    Jadi, belajar adalah suatu proses usaha untuk menghasilkan

    perubahan tingkah laku dengan melalui praktik-praktik, yaitu mendengar,

    mengikuti, membaca, mencoba hal-hal baru, mengamati dan mengikuti

    petunjuk serta pengarahan.

    2. Pengertian Hasil Belajar

    Hasil Belajar terdiri dari dua kata „hasil‟ dan „belajar‟. Dalam

    KBBI hasil memiliki beberapa arti:1) Sesuatu yang diadakan oleh usaha,

    2) pendapatan; perolehan; buah. Sedangkan belajar adalah perubahan

    tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman (Tim

    Penyusun Pusat Bahasa, 2007:121).

    Secara umum Abdurrahman (2003:38) menjelaskan bahwa hasil

    belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan

    belajar, menurutnya juga anak-anak yang berhasil dalam belajar ialah

    berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional.

    Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh individu

    setelah proses belajar berlangsung, yang dapat memberikan perubahan

    tingkah laku baik pengetahuan, pemahaman, sikap dan keterampilan

    siswa sehingga menjadi lebih baik dari sebelumnya. Hasil belajar

    merupakan salah satu indikator dari proses belajar. Hasil belajar adalah

    perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami aktivitas

  • 25

    belajar. Salah satu indikator tercapai atau tidaknya suatu proses

    pembelajaran adalah dengan melihat hasil belajar yang dicapai oleh siswa

    (Purwanto, 2002:82).

    Menurut Tri Anni, Hasil belajar adalah kemampuan yang

    diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri

    merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh

    suatu bentuk perilaku yang relatif menetap (2004:4).

    Dapat disimpulkan hasil belajar adalah kemampuan yang

    diperoleh anak setelah proses belajar yang dapat memberikan perubahan

    tingkah laku.

    3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Peserta Didik

    Dalyono (2007:55-60) menyatakan, faktor-faktor yang

    mempengaruhi hasil belajar peserta didik terdiri dari:

    a. Faktor Internal (yang berasal dari dalam diri)

    1) Kesehatan

    Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya

    terhadap kemampuan belajar peserta didik. Bila peserta didik selalu

    tidak sehat sakit kepala, demam, pilek, dan sebagainya, dapat

    mengakibatkan tidak bergairah untuk belajar.

    Demikian halnya jika kesehatan rohani (jiwa) kurang baik,

    misalnya mengalami gangguan pikiran, ini dapat mengganggu dan

    mengurangi semangat belajar.

  • 26

    2) Intelegensi dan Bakat

    Dua aspek kejiwaan (psikis) ini besar sekali pengaruhnya

    terhadap kemampuan belajar. Peserta didik yang memiliki

    intelagensi baik (IQ- nya tinggi) umumnya mudah belajar dan

    hasilnya pun cenderung baik. Sebaliknya peserta didik yang

    intelegensi-nya rendah cenderung mengalami kesukaran dalam

    belajar, lambat berpikir sehingga prestasi belajarnya rendah. Bakat

    juga besar pengaruhnya dalam menentukan keberhasilan belajar.

    Misalnya belajar bermain gitar, apabila dia memiliki bakat musik

    akan lebih mudah dan cepat pandai dibanding dengan peserta didik

    yang tidak memiliki bakat itu.

    Selanjutnya, bila peserta didik mempunyai intelegensi

    tinggi dan bakatnya ada dalam bidang yang dipelajari, maka proses

    belajarnya akan lancar dan suskses dibanding dengan peserta didik

    yang memiliki bakat saja tetapi intelegensinya rendah.

    3) Minat dan Motivasi

    Sebagaimana halnya intelegensi dan bakat, maka minat

    dan motivasi adalah dua aspek psikis yang juga besar pengaruhnya

    terhadap pencapaian prestasi belajar. Minat dapat timbul karena

    daya tarik dari luar dan juga datang dari hati sanubari. Timbulnya

    minat belajar bisa disebabkan dari berbagai hal, diantaranya minat

    belajar yang besar untuk menghasilkan prestasi yang tinggi.

  • 27

    Motivasi berbeda dengan minat. Motivasi adalah daya

    pendorong untuk melakukan pekerjaan, yang bisa berasal dari

    dalam diri (intrinsik) yaitu dorongan yang umumnya karena

    kesadaran akan pentingnya sesuatu. Motivasi yang berasal dari luar

    diri (ekstrinsik), misalnya dari orang tua, guru atau teman.

    4) Cara Belajar

    Cara belajar peserta didik juga mempengaruhi pencapaian

    hasil belajarnya. Belajar tanpa memperhatikan tekhnik dan faktor

    fisiologis, psikologis, dan kesehatan, akan memperoleh hasil yang

    kurang memuaskan. Peserta didik yang rajin belajar siang dan

    malam tanpa istirahat yang cukup. Cara belajar seperti ini tidak

    baik, belajar harus istirahat untuk memberi kesempatan kepada

    mata, otak, serta tubuh lainnya untuk memperoleh tenaga kembali.

    Selain itu, teknik- teknik belajar perlu diperhatikan

    bagaimana caranya membaca, mencatat, membuat ringkasan, apa

    yang harus dicatat dan sebagainya. Selain dari teknik teknik

    tersebut, perlu juga diperhatikan waktu belajar, tempat, fasilitas

    untuk belajar.

    b. Faktor Eksternal (yang berasal dari luar diri)

    1) Keluarga

    Faktor keluarga sangat besar pengaruhnya terhadap

    keberhasilan peserta didik dalam belajar. Tinggi rendahnya

    pendidikan orang tua, besar kecilnya penghasilan, cukup atau

  • 28

    kurangnya perhatian dan bimbingan orang tua, keharmonisan

    keluarga, semuanya turut mempengaruhi pencapaian prestasi

    belajar peserta didik.

    2) Sekolah

    Keadaan sekolah tempat belajar turut mempengaruhi

    tingkat keberhasilan belajar. Kualitas guru, metode mengajarnya,

    kesesuaian kurikulum dengan kemampuan peserta didik, keadaan

    fasilitas sekolah, keadaan ruangan, dan sebagainya. Semua ini turut

    mempengaruhi prestasi belajar peserta didik.

    3) Masyarakat

    Keadaan masyarakat juga menentukan prestasi belajar.

    Bila disekitar tempat tinggal keadaan masyarakatnya terdiri dari

    orang- orang yang berpendidikan, terutama anak-anaknya rata- rata

    bersekolah tinggi dan moralnya baik, hal ini akan mendorong anak

    lebih giat belajar. Tetapi sebaliknya, apabila tinggal di lingkungan

    banyak anak- anak yang nakal, tidak bersekolah dan pengangguran,

    hal ini akan mengurangi semangat belajar atau dapat dikatakan

    tidak menunjang sehingga motivasi belajar berkurang.

    4) Lingkungan Sekitar

    Keadaan lingkungan sekitar tempat tinggal juga sangat

    penting dalam mempengaruhi prestasi belajar. Keadaan

    lingkungan, bangunan rumah, suasana sekitar, keadaan lalu lintas,

    iklim dan sebagainya. Keadaan lalu lintas yang membisingkan,

  • 29

    suara hiruk pikuk orang disekitar, suara pabrik, polusi udara, iklim

    yang terlalu panas, semua ini akan mempengaruhi kegairahan

    belajar. Sebaliknya tempat yang sepi dengan iklim yang sejuk akan

    menunjang proses belajar.

    Faktor-faktor diatas sangat berpengaruh terhadap proses

    pembelajaran. Ketika dalam proses belajar peserta didik tidak memenuhi

    faktor tersebut dengan baik, maka hal tersebut akan berpengaruh

    terhadap hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik. Oleh karena itu,

    untuk mencapai hasil belajar yang telah direncanakan seorang guru harus

    memperhatikan faktor-faktor diatas agar hasil belajar yang dicapai

    peserta didik bisa maksimal.

    Dengan demikian dapat di tarik kesimpulan bahwa, kurikulum

    2013 bertujuan dapat membentuk dan meningkatkan sumber daya

    manusia sebagai model pembangunan bangsa dan negara Indonesia serta

    meningkatkan persaingan yang sehat antar satuan pendidikan tentang

    kualitas pendidikan yang akan dicapai. Karena sekolah diberikan

    keleluasaan untuk mengembangkan Kurikulum 2013 sesuai kondisi

    satuan pendidikan, kebutuhan peserta didik dan potensi daerah.

  • 30

    C. Tinjauan Mata Pelajaran Fiqih tingkat MTs

    1. Pengertian dan Ruang Lingkup Fiqih MTs

    Kata fiqih (فقه) secara bahasa terdapat dua makna. Makna pertama

    adalah al fahmu al mujarrad ( المجرد الفهم ), yang artinya adalah mengerti

    secara langsung atau sekedar mengerti saja (Syafi‟i, 2006:82).

    Kata fiqih yang berarti sekedar mengerti atau memahami,

    disebutkan di dalam ayat Al Quran Al Karim, ketika Allah menceritakan

    kisah kaum Nabi Syu‟aib „Alaihis Salam yang tidak mengerti ucapannya.

    Mereka berkata: "Hai Syu'aib, kami tidak banyak mengerti tentang apa

    yang kamu katakan itu dan sesungguhnya kami benar-benar melihat

    kamu seorang yang lemah di antara kami; kalau tidaklah karena

    keluargamu tentulah kami telah merajam kamu, sedang kamupun

    bukanlah seorang yang berwibawa di sisi kami" (Qs.Hud:91)

    Menurut Syafi‟i (2006:98), Fiqih Secara Istilah Mengandung Dua Arti:

    a. Pengetahuan tentang hukum-hukum syari‟at yang berkaitan dengan

    perbuatan dan perkataan mukallaf (mereka yang sudah terbebani

    menjalankan syari‟at agama), yang diambil dari dalil-dalilnya yang

    bersifat terperinci, berupa nash-nash al Qur‟an dan As sunnah serta

    yang bercabang darinya yang berupa ijma‟ dan ijtihad.

  • 31

    b. Hukum-hukum syari‟at itu sendiri. Jadi perbedaan antara kedua

    definisi tersebut bahwa yang pertama digunakan untuk mengetahui

    hukum-hukum (Seperti seseorang ingin mengetahui apakah suatu

    perbuatan itu wajib atau sunnah, haram atau makruh, ataukah

    mubah, ditinjau dari dalil-dalil yang ada), sedangkan yang kedua

    adalah untuk hukum-hukum syari‟at itu sendiri (yaitu hukum apa

    saja yang terkandung dalam shalat, zakat, puasa, haji, dan lainnya

    berupa syarat-syarat, rukun-rukun, kewajiban-kewajiban, atau

    sunnah-sunnahnya).

    Mata pelajaran fiqih dalam kurikulum MTs adalah salah satu

    bagian mata pelajaran pendidikan agama Islam yang diarahkan untuk

    menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan

    mengamalkan hukum Islam yang kemudian menjadi dasar pandangan

    hidupnya (way of life) melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan

    penggunaan, pengamalan dan pembiasaan.

    Mata pelajaran fiqih MTs ini meliputi fiqih ibadah, fiqih

    muamalah, fiqih jinayat dan fiqih siyasah yang menggambarkan bahwa

    ruang lingkup fiqih mencakup perwujudan keserasian, keselarasan, dan

    keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT, dengan diri sendiri,

    sesama manusia, makhluk lainnya, maupun lingkungannya (Dirjen

    Kelembagaan Agama Islam Depag RI, 2005:46).

  • 32

    2. Tujuan dan Fungsi Pembelajaran Fiqih di MTs

    Pembelajaran fiqih di MTs. bertujuan untuk membekali peserta

    didik agar dapat: (1) mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum

    Islam dalam mengatur ketentuan dan tata cara menjalankan hubungan

    manusia dengan Allah yang diatur dalam fiqih ibadah dan hubungan

    manusia dengan sesama yang diatur dalam fiqih muamalah. (2)

    Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar

    dalam melaksanakan ibadah kepada Allah dan ibadah sosial. Pengalaman

    tersebut diharapkan menumbuhkan ketaatan menjalankan hukum Islam,

    disiplin dan tanggung jawab sosial yang tinggi dalam kehidupan pribadi

    maupun sosial (Dirjen Kelembagaan Agama Islam Depag RI, 2005:49).

    Sedangkan fungsi dari pembelajaran fiqih di MTs. adalah

    sebagai berikut:

    a. Penanaman nilai-nilai dan kesadaran beribadah peserta didik kepada

    Allah SWT. sebagai pedoman mencapai kebahagiaan hidup di dunia

    dan akhirat.

    b. Penanaman kebiasaan melaksanakan hukum Islam di kalangan peserta

    didik dengan ikhlas dan perilaku yang sesuai dengan peraturan yang

    berlaku di madrasah dan masyarakat.

    c. Pembentukan kedisiplinan dan rasa tanggung jawab sosial di

    madrasah dan masyarakat.

  • 33

    d. Pengembangan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT serta

    akhlaq mulia peserta didik seoptimal mungkin untuk melanjutkan

    yang telah ditanamkan lebih dahulu dalam lingkungan keluarga.

    e. Pembangunan mental peserta didik terhadap lingkungan fisik dan

    sosial melalui ibadah dan muamalah.

    f. Perbaikan kesalahan-kesalahan, kelemahan-kelemahan peserta didik

    dalam keyakinan dan pelaksanaan ibadah dalam kehidupan sehari-

    hari.

    g. Pembekalan peserta didik untuk mendalami fiqih/hukum Islam pada

    jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

    3. Standar Kelulusan Bidang Studi Fiqih di MTs

    Standar kelulusan fiqih di MTs. adalah siswa dapat memahami

    ketentuan hukum Islam yang berkaitan dengan ibadah mahdah dan

    muamalah serta dapat mempraktekkan dengan benar dalam kehidupan

    sehari-hari.

    Bila standar kelulusan hanya dapat memahami dan

    mempraktekkan, berarti hanya sampai pada kemampuan kognitif dan

    psikomotorik saja, belum sampai kepada aspek afektifnya atau kesadaran

    melaksanakan ibadah dan muamalah serta mendapatkan kecerdasan

    emosional dan spiritual untuk diaplikasikan dalam kehidupan nyata.

    4. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Fiqih MTs dan

    Pemetaannya

  • 34

    Tabel 1.1 Standar kompetensi dan kompetensi dasar fiqih di MTs

    semester I Kurikulum 2013 berdasarkan Permenag Nomor 2

    Tahun 2008

    Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

    1. Melaksanakan ketentuan Taharah

    (bersuci)

    1.1. Menjelaskan macam-macam

    najis dan tatacara Taharahnya (

    bersucinya ).

    1.2. Menjelaskan hadas kecil dan

    tata cara Taharahnya

    1.3. Menjelaskan hadas besar dan

    tatacara Taharahnya

    1.4. Mempraktekkan bersuci dari

    najis dan hadas

    2. Melaksanakan tata cara salat

    fardu dan sujud sahwi

    2.1. Menjelaskan tata cara salat

    lima waktu

    2.2. Menghafal bacaan-bacaan

    salat lima waktu

    2.3. Menjelaskan ketentuan waktu

    salat lima waktu

    2.4. Menjelaskan ketentuan sujud

    sahwi

    2.5. Mempraktekkan salat lima

    waktu dan sujud sahwi

    3. Melaksanakan tata cara azan,

    ikamah, salat jamaah

    3.1. Menjelaskan ketentuan azan

    dan ikamah

  • 35

    3.2. Menjelaskan ketentuan salat

    berjamaah

    3.3. Menjelaskan ketentuan

    makmum masbuq

    3.4. Menjelaskan cara

    mengingatkan imam yang lupa

    3.5. Menjelaskan cara

    mengingatkan imam yang

    batal

    3.6. Mempraktekkan azan, ikamah,

    dan salat jamaah

    Tabel 1.2 Standar kompetensi dan kompetensi dasar fiqih di MTs Semester II

    Kurikulum 2013 berdasarkan Permenag Nomor 2

    Tahun 2008

    Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

    4. Memahami shalat dan khutbah

    sesuai tuntunan Rasul Saw

    1.1. Menjelaskan ketentuan-

    ketentuan shalat Jum‟at

    dan khutbahnya

    1.2. Mendemonstrasikan tata

    cara shalat Jum‟at dan

    khutbahnya

    1. Membiasakan shalat berjamaah

    dalam setiap shalat lima waktu

    2.1. Menjelaskan ketentuan-

    ketentuan shalat berjamaah

    2.2. Menjelaskan ketentuan-

  • 36

    ketentuan makmum masbuk

    2.3. Menjelaskan cara

    mengingatkan imam yang

    lupa

    2.4. Memperaktekkan shalat

    berjamaah dalam setiap

    waktu

    2. Memahami shalat qashar, jama dan

    qashar jama.

    3.1. Menjelaskan ketentuan-

    ketentuan shalat qashar,

    jama dan qashar jama

    3.2. Menghapal niat shalat

    qashar, jama dan qashar

    jama

    3.3. Mendemonstrasikan tata

    cara shalat qashar, jama dan

    qashar jama

    3. Memahami tata cara shalat dalam

    keadaan darurat

    4.1. Menjelaskan ketentuan-

    ketentuan shalat dalam

    keadaan darurat

    4.2. Membedakan shalat dalam

    keadaan darurat ketika

    sedang sakit dan di

    kendaraan

    4.3. Mendemonstrasikan shalat

    darurat dalam keadaan sakit

    dan sedang di kendaraan

    4. Memahami tata cara shalat Jenazah 5.1. Menjelaskan ketentuan-

    ketentuan shalat Jenazah

    5.2. Menghafal bacaan-bacaan

    shalat Jenazah

  • 37

    5.3. Mendemonstrasikan tata

    cara shalat jenazah

    6. Membiasakan shalat sunah malam

    (lail)

    6.1. Menjelaskan macam-

    macam shalat malam

    6.2. Menjelaskan ketentuan-

    ketentuan macam-macam

    shalat malam

    6.3. Mempraktekkan macam-

    macam shalat malam

    7. Memahami tata cara shalat „Idain 7.1. Menjelaskan ketentuan-

    ketentuan shalat „Idain

    7.2. Menghafal bacaan niat dan

    bacaan tasbih ketika shalat

    „Idain

    7.3. Mendemonstrasikan shalat

    „Idain

    8. Membiasakan shalat Dhuha 8.1. Menjelaskan ketentuan-

    ketentuan shalat Dhuha

    8.2. Menghapal do‟a setelah

    shalat Dhuha

    8.3. Memperaktekkan shalat

    Dhuha

    9. Membiasakan shalat sunah Tahiyatul

    masjid

    .

    9.1. Menjelaskan ketentuan-

    ketentuan shalat Tahiyatul

    masjid

    9.2. Menjelaskan ketentuan-

    ketentuan I‟tikaf

    9.3. Memperaktekkan shalat

    Tahiyatul masjid dan I‟tikaf

  • 38

    Berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar

    Kurikulum K13 Permenag Nomor 2 Tahun 2008, dapat disimpulkan

    bahwa tuntutan dalam kompetensi dasar fiqih MTs lebih ditekankan pada

    kemampuan kognitif dan psikomotorik semata belum sampai pada

    kemampuan afektif. Hal ini tampak jelas dari kata-kata dalam kompetensi

    dasar itu seperti menghafal, menjelaskan, mempraktekkan dan

    mendemonstrasikan suatu materi.

    Guru sebagai motivator dituntut untuk mampu mengembangkan

    kompetensi dasar itu sekaligus materinya agar siswa termotivasi untuk

    mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Motivasi itu dapat berupa

    pahala yang akan mereka terima, keuntungan yang akan didapat, manfaat

    yang akan mereka rasakan atau kebaikan-kebaikan lainnya yang akan

    mereka nikmati dengan mengamalkan ibadah dan muamalah yang mereka

    pelajari.

    5. Fiqih Ibadah

    a. Pengertian Fiqih ibadah

    Ibadah berasal dari kata arab ‘ibadah jamaknya lafadz

    ‘ibadat yang berarti pengabdian, penghambaan, ketundukan dan

    kepatuhan. Dari akar kata yang sama kita kenal dengan istilah „abd

    (hamba, budak) yang menghimpin makna kekurangan, kehinaan dan

    kerendahan (Ali, 2012:15).

    Ibadah juga bisa diartikan dengan taat yang artinya patuh,

    tunduk dengan setunduk-tunduknya, artinya mengkuti semu perintah

  • 39

    Allah SWT dan menjauhi semua larangan yang dikehendaki oleh

    Allah Swt. Karena makna asli ibadah adalah menghamba, dapat pula

    diartikan sebagai bentuk perbuatan yang menghambakan diri

    sepenuhnya kepada Allah SWT.

    Konsep ibadah adalah konsep tentang seluruh perbuatan

    lahiriah maupun batiniah, jasmani dan rohani yang di cintai dan di

    ridhoi oleh Allah SWT. Ibadah juga diartikan sebagai hubungan

    manusia dengan yang diyakini kebesaran dan kekuasaannya.

    Artinya, jika yang diyakini kebesarannya adalah Allah, maka

    menghambakan diri kepada Allah.

    b. Ruang lingkup fiqih ibadah

    Sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa semua kehidupan

    hamba Allah yang dilaksanakan dengan niat mengharap keridhaan

    Allah Swt. bernilai ibadah. Hanya saja ada ibadah yang sifatnya

    langsung berhubungan dengan Allah tanpa ada perantara yang

    merupakan bagian dari ritual formal atau hablum minallah dan ada

    ibadah yang secara tidak langsung, yakni semua yang berkaitan

    dengan masalah muamalah, yang disebut dengan hablum minannas

    (hubungan antar manusia).

    Secara umum, bentuk ibadah kepada Allah dibagi menjadi

    dua yaitu Ibadah mahdhah dan Ibadah ghoiru mahdhah. Ibadah

    mahdhah adalah ibadah yang perintah dan larangannya sudah jelas

    secara dzahir dan tidak memerlukan penambahan atau pengurangan.

  • 40

    Ibaah ini di tetapkan oleh dalil-dalil yang kuat (qad‟i ad-dilalah),

    misalnya perintah shalat, zakat, puasa, ibadah haji dan bersuci dari

    hadas kecil dan besar (Ridwan, 2009:70-71).

    Ibadah ghairu mahdhoh adalah ibadah yang cara

    pelakanaannya dapat direkayasa oleh manusia, artinya bentuknya

    dapat beragam dan mengikuti situasi dan kondisi, tetapi subtansi

    ibadahnya tetap terjaga. Misalnya, perintah melaksanakan

    perdagangan dengan cara yang halal dan bersih, larangan

    perdagangan yang gharar, mengandung unsur penipuan dan

    sebagainya.

    Ibadah merupakan bentuk pengakuan yang hakiki dari

    hamba Allah bahwa dirinya adalah alam yang akan binasa, dirinya

    tiada berarti, dirinya lemah, dirinya kotor dan tidak berdaya upaya.

    Oleh karena itu, beribadah kepada Allah merupakan upaya agar

    Allah memberikan kekuatan-Nya, melimpahkan rahmat,

    melimpahkan kasih sayangnya serta membersihkan jiwa yang kotor.

    c. Macam-Macam Fiqih Ibadah

    Beberapa macam-macam ibadah dilihat dari berbagai

    tinjauan, antara lain :

    1) Dilihat dari segi umum dan khusus, ibadah dibagi menjadi dua :

    a) Ibadah umum ialah ibadah yang mencakup semua aspek

    ialah kehidupan.

  • 41

    b) Ibadah khusus ialah ibadah yang macam dan cara

    melaksanakannya ditentukan dalam syara‟. Ibadah khusus

    inilah yang bersifat khusus dan mutlak. Contohnya, bersuci

    untuk mengerjakan shalat di lakukan menggunakan air

    (Basyir, 2003:15-16)

    2) Dilihat dari tatacara melaksanakannya, ibadah dibagi menjadi

    lima :

    a) Ibadah badaniyyah (dzatiyyah), seperti : shalat.

    b) Ibadah maaliyah, seperti : zakat.

    c) Ibadah ijtima‟iyyah, seperti : haji, shalat berjamaah, shalat

    idul fitri, idul adha dan shalat jum‟ah.

    d) Ibadah ijabiyah, seperti : tawaf.

    e) Ibadah salbiyah, seperti : meninggalkan segala sesuatu ang

    diharamkan ketika sedang berikhram.

    3) Dilihat dari niat melaksanakannya, ibadah dapat di bagi menjadi

    dua :

    a) Ibadah hakiki, yakni ibadah yang dilakukan sepenuh-

    penuhnya untuk ibadah semata. Misalnya, berdo‟a kepada

    Allah Swt. ibadah hakiki bersifat ghair ma‟qulatil-ma‟na,

    artinya maknanya tidak fahami secara ma‟qul, tidak jelas

    maksud dan hikmahnya. Semua perbuatan dimaksudkan

    hanya semata-mata ta‟abudi, sebagai bentuk memperbudak

    diri hanya kepada Allah.

  • 42

    b) Ibadah sifati artinya yang memperbuatannya memiliki nilai-

    nilai ibadah. Ibadah seperti ini jelas sifat-sifatnya atau

    ma‟qulatul ma‟na. Semua urusan ibadah sosial atau bernilai

    duniawi yang mengandung unsur ukrawi, dalam

    pelaksanaannya, memiliki hukum asal mubah dan tidak

    mutlak harus dilaksanakan.

    Dengan dua macam ibadah tersebut, ibadah itu

    berhubungan secara langsung dengan Allah, artinya tidak ada

    satupun ibadah yang keluar dari komunikasi hamba dengan

    Allah.

    D. Hubungan antara Penggunaan Media Pembelajaran Audio Visual

    dan Hasil Belajar Peserta didik

    Pengajaran dengan teknologi audio visual adalah cara atau

    menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan

    elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio visual (Asnawir, 2002:

    95). Pengajaran audio visual jelas bercirikan pemakaian perangkat keras

    selama proses belajar, seperti mesin proyektor, film bersuara, gambar

    hidup dan televisi. Jadi pengajaran dengan audio visual adalah produksi

    dan penggunaan materi yang penyerapannya melalui pandangan dan

    pendengaran serta tidak seluruhnya tergantung kepada pemahaman kata

    atau symbol-simbol yang serupa agar para peserta didik mampu

    termotivasi dalam mengikuti pelajaran. Penggunakan alat audio visual

    seperti tersebut, ditujukan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi

  • 43

    proses belajar mengajar, sehingga diharapkan anak-anak mampu

    mengembangkan daya nalar serta daya rekannya. Hasil berbagai penelitian

    bahwa proses belajar dan mengajar menggunakan sarana audio visual

    mampu meningkatkan efisiensi pengajaran 20% - 50% (Darwanto, 2007:

    101).

    Media audio visual merupakan salah satu jenis media yang

    mampu menampilkan materi dengan jelas dan menarik, selain itu dalam

    penggunaannya media ini dapat merupakan kombinasi antara media audio

    dan media visual maupun animasi, sehingga dapat menggambarkan secara

    nyata hal yang bersifat verbal menjadi konkrityangdapatmendukung isi

    materi pembelajaranagar siswa lebih mudah dalam memahami materi yang

    diberikan oleh guru. Hasil belajar akan menjadi lebih baik ketika sebuah

    metode yang digunakan tepat, hal ini lah pembelajaran dengan

    menggunakan media audio visual sebagai langkah strategis untuk

    meningkatkan hasil belajar, karena media tersebut mengandung unsur

    suara dan gambar, dimana dalam proses penyerapan materi melibatkan

    indra penglihatan dan indra pendengaran peserta didik secara langsung.

    Hal ini sejalan diperkuat oleh pendapat Arsyad (2002: 15) tentang

    manfaat pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar-mengajar

    yang dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,

    membangkitkan motivasi dan rangsangan, serta memberikan pengaruh-

    pengaruh psikologis terhadap siswa.

  • 44

    Berdasarkan uraian di atas maka ada hubungan antara penggunaan

    media audio visual terhadap hasil belajar siswa. Dengan penggunaan media

    audio visual proses pembelajaran akan lebih menarik sehingga akan

    tercipta lingkungan belajar yang kondusif dan dengan sendirinya akan

    meningkat hasil belajar pada peserta didik.

    E. Kajian Pustaka (Penelitian Terdahulu)

    Sebelum penlitian dilakukan, penulis mencari rujukan berupa

    buku atau beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, antara

    lain:

    1. Skripsi Khusnul Afifah. 2015. Pengaruh Penggunaan Media

    Pembelajaran Audio Visual dan Motivasi Terhadap Hasil Belajar

    Peserta didik Pada Mata Pelajaran Fiqih di MTs Assalafi Kenteng,

    Kec.Susukan, Kab.Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015.

    Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) Penggunaan media

    pembelajaran audio visual oleh guru kategori tinggi yaitu sebesar 64,15

    %. (2) Motivasi belajar dalam kategori tinggi yaitu sebesar 73,58%. (3)

    Hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Fiqih dalam kategori

    tinggi yaitu sebesar 67,92%. (4) Tidak ada pengaruh pengaruh

    penggunaan media pembelajaran audio visual terhadap hasil belajar

    peserta didik pada mata pelajaran Fiqih, hal ini dibuktikan dengan r

    (0,256 < 0,361). (5) Ada pengaruh antara motivasi belajar terhadap

    hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Fiqih, hal ini dibuktikan

    dengan rh > r (0,499 > 0,361). (6) Ada pengaruh penggunaan media

  • 45

    pembelajaran audio visual dan motivasi terhadap hasil belajar peserta

    didik pada mata pelajaran Fiqih. Hal ini dibuktikan dengan rt (0,532 >

    0,361). Hasil uji F dengan taraf kesalahan 5%, dan diperoleh F sebesar

    10,071 dan Ft sebesar 3,18. Jadi, dapat disimpulkan bahwa Fh > F

    (10,071 > 3,18) berarti persamaan regresi tersebut signifikan.

    Persamaan penelitian Khusnul Afifah (2015) dengan

    penelitaian ini adalah terdapat pengaruh atau Hubungan antara

    Penggunaan media audio visual dengan hasil belajar fiqih, sedang kan

    perbedaanya terletak pada motivasi dan lokasi objek.

    2. Skripsi Abdul Hadi (2009), Pengaruh Media Film Dokumenter

    terhadap Hasil Belajar Fiqih (Kasus Pada Materi Manasik Haji dan

    Umroh) di MTs Al mursyidiyyah Pamulan Tahun 2009.

    Hasil dari penelitian diperoleh, tabel r product moment dengan df

    yang mendekati pada angka 38 yaitu 40, taraf signifikansi 5 % dari df 40 maka

    diperoleh r sebesar 0,304 sedangkan taraf signifikansi 1 % diperoleh rt sebesar

    0,393. Sedangkan nilai rxy atau r h sebesar 0,018. Karena r atau r atau ro (0,304

    >0,018) maka Ha di tolak dan Ho diterima jadi pada taraf signifikansi 5 %

    berarti tidak terdapat korelasi yang signifikan antara variabel X pengaruh

    media film dokumenter dengan variabel Y hasil belajar fiqih dengan kata lain

    korelasi antara variabel X dengan variabel Y sangat lemah. t pada taraf

    signifikansi 5 % lebih besar dari nilai r Sedangkan pada taraf signifikansi 1 %

    didapat pula rxY lebih besar dari r (0,393 _ 0,018) maka Ha ditolak dan Ho

    diterima jadi pada taraf signifikansi 1 % berarti tidak terdapat korelasi yang

  • 46

    signifikan antara variabel X dengan variabel Y dengan kata lain korelasi

    antara variabel X dengan variabel Y sangat lemah.

    Persamaan penelitian Abdul Hadi (2009) dengan penelitian ini

    adalah terdapat pengaruh antara Penggunaan media audio visual dengan

    hasil belajar fiqih, sedang kan perbedaanya terletak lokasi objek.

    3. Skripsi oleh Nining Hasanah, 2010. Pengaruh Penggunaan Media

    Audio Visual terhadap Hasil Belajar Al-Qur’an Hadits Di MTs

    Tarqiyatul Himmah Kauman Lor, Kecamatan Pabelan, Kabupaten

    Semarang.

    Hasil temuan dapat menunjukkan bahwa ada pengaruh yang

    signifikan antara penggunaan media audio visual terhadap hasil belajar

    Al-Qur‟an Hadits dengan kualitas pembelajaran di MTs Tarqiyatul

    Himmah Kauman Lor Kecamatan Pabelan dengan koefisien korelasi

    produk moment: hasil % hitung lebih besar dengan % tabel dengan taraf

    signifikan 5 % dengan hasil rXY hitung = 0,376 dan rxy tabel = 0,294.

    Jadi, penggunaan media audio visual merupakan salah satu komponen

    yang harus ada setiap pembelajaran dalam jenjang pendidikan apapun.

    Media juga menentukan kualitas pembelajaran, sehingga akan terjadi

    interaksi dengan baik antara guru dengan peserta didik yang akhirnya

    dapat melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan tujuan

    yang telah ditentukan.

    Persamaan skripsi Nining Hasanah (2010) dengan penelitian

    ini adalah Tujuan dari variabel pertama yaitu untuk mengetahui

  • 47

    penggunaan media audio visual. Sedangkan perbedaanya terletak pada

    objek atau tempat penelitian, tahun penelitian, variabel kedua yaitu

    Nining Hasanah (2010) fokus pada mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits

    dan dalam penelitian ini adalah hasil belajar fiqih.

    F. Hipotesis Penelitian

    Hipotesis berasal dari kata “hypo” yang artinya di bawah dan

    “thesa” artinya kebenaran. Hipotesis adalah suatu teori sementara yang

    kebenarannya masih diuji (di bawah kebenaran) (Arikunto, 2011:68-69).

    Jadi, hipotesis digunakan untuk menentukan apakah jawaban

    teoritis yang terkandung dalam pernyataan hipotesis didukung oleh fakta

    yang di kumpulkan dan di analisis dalam proses pengujian data.

    Hipotesis yang akan diujikan kebenarannya secara empiris adalah:

    Penggunaan media audio visual berpengaruh dalam meningkatkan hasil

    belajar fiqih pada siswa kelas IX semster 1 MTs Ma‟rif Walisongo,

    Sidowangi, Kajoran, Magelang tahun 2020

  • 48

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian

    Penelitian ini merupakan pendekatan penelitian kuantitatif dan

    jenis penelitian ini adalah hubungan atau korelasi. Penelitian kuantitatif

    dalam melihat hubungan variabel terhadap objek yang diteliti lebih bersifat

    sebab-akibat (kausal), sehingga dalam penelitiannya ada variabel

    independen dan dependen. Dari variabel tersebut selanjutnya dicari

    seberapa besar hubungan penggunaan variabel independen terhadap

    variabel dependen (Sugiyono, 2011:11).

    Dipilihnya dengan kuantitatif ini dengan pertimbangan sebagai

    berikut:

    1. Penelitian ini mengkaji dua variabel yaitu media audio visual sebagai

    variabel bebas serta hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih

    sebagai variabel terikat.

    2. Penelitian ini dilakukan untuk mencari adakah hubungan penggunaan

    media pembelajaran audio visual terhadap hasil belajar siswa pada mata

    pelajaran fiqih.

  • 49

    B. Lokasi dan Waktu Penelitian

    Lokasi penelitian di MTs Ma‟arif Walisongo Sidowangi Kajoran

    Magelang Provinsi Jawa Tengah dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada

    tanggal 04 September 2019- 15 Februari 2020.

    C. Populasi dan Sampel

    1. Populasi

    Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek

    atau subjek yang mempunyai kualitas serta karakteristik tertentu yang

    ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

    kesimpulannya (Sugiyono, 2012: 80). Dalam penelitian ini, yang

    menjadi populasi adalah siswa kelas IX MTs Ma‟arif Walisongo

    Sidowangi Kec. Kajoran Kab. Magelang Tahun 2020 dengan jumlah

    populasi 314 siswa.

    2. Sampel

    Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang

    dimiliki oleh populasi. Menurut Sugiyono (2012:88) sampel adalah

    sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti hendak diselidiki.

    Sedang teknik yang dipergunakan yaitu Purposive Sampling.

    Purposive sampling adalah salah satu teknik sampling non random

    sampling dimana peneliti menentukan pengambilan sampel dengan cara

    menetapkan ciri-ciri khusus yang sesuai dengan tujuan penelitian

    sehingga diharapkan dapat menjawab permasalahan penelitian

  • 50

    (Sugiyono, 2012:92). Tujuan purposive sampling adalah karena tidak

    semua sampel memiliki kriteria yang sesuai dengan fenomena yang

    diteliti. Oleh karena itu, Peneliti memilih teknik purposive sampling

    yang menetapkan pertimbangan-pertimbangan atau kriteria-kriteria

    tertentu yang harus dipenuhi oleh sampel-sampel yang digunakan dalam

    penelitian ini.

    Dalam hal ini sampel yang diambil adalah siswa kelas IX yang

    berjumlah 68 orang, dengan jumlah laki-laki 23 orang dan perempuan

    45 orang. Peneliti mengambil sampel kelas IX karena siswa kelas IX

    lebih memahami pertanyaan dalam lembar kuesioner atau angket, siswa

    kelas VII dan VIII sedang melakukan kegiatan pramuka.

    D. Variabel Penelitian

    Variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi

    titik perhatian suatu penelitian. Dalam penelitian ini terdiri dari 2 variabel

    yaitu:

    1. Variabel Independen

    Menurut Widianto variabel independen adalah variabel yang

    mempengaruhi variabel lain (Widiyanto, 2013:23)

    Sebagai variabel pengaruh dalam penelitian ini adalah media

    audio visual yang disebut variabel (X) diambil dari nilai hasil isian

    kuesioner atau angket.

  • 51

    2. Variabel Dependen

    Menurut Sugiyono dalam Zulfikar variabel dependen adalah

    variabel yang dipengaruhi atau dikenal juga sebagai variabel yang

    menjadi akibat karena adanya variabel independen (Zulfikar, 2016:45)

    Sebagai variabel terpengaruh yang disebut dalam penelitian ini

    adalah hasil belajar fiqih MTs Ma‟arif Walisongo Sidowangi Kec.

    Kajoran Kab. Magelang berupa Nilai Ulangan ataupun Nilai Raport

    (Y).

    E. Instrumen Penelitian

    Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan

    digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan

    tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Instrumen

    pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti

    untuk mengumpulkan data. Instumen sebagai alat bantu dalam

    menggunakan metode pengumpulan data merupakan sarana yang dapat

    diwujudkan dalam benda, misalnya angket, perangkat tes, pedoman

    wawancara, pedoman observasi dan skala (Arikunto, 2006:149).

  • 52

    1. Instrumen Variabel Penggunaan Media Audio Visual

    Instumen variabel penggunaan media audio visual yaitu video

    di dalam laptop yang ditampilkan menggunakan proyektor adalah

    kuesioner. Berikut adalah indikator penggunaan media audio visual:

    a. Terpenuhinya media audio visual (Proyektor, Sound system ataupun

    Laptop)

    b. Kualitas atau kondisi media audio visual selalu baik saat digunakan saat

    pembelajaran fiqih

    c. Penyampaian materi dengan media audio visual sangat tepat dan

    jelas

    d. Penggunaan media audio visual dalam setiap kali pelajaran

    e. Media audio visual yang ditampilkan sesuai dengan materi yang

    dibahas

    f. Guru fiqih menggunakan media audio visual sangat cekatan dalam

    mengoperasikan komputer

    g. Kesesuaian penjelasan guru dengan menggunakan media audio

    visual

    h. Suasana saat penggunaan media audio visual

    i. Media audio visual yang sedang dijalankan atau diputar sangat

    membantu dalam menemukan hal baru terkait materi fiqih

    j. Guru fiqih mengembangkan materi dengan gaya Bahasa yang baik

    dalam penggunaan media audio visual

  • 53

    k. Guru fiqih memberi anda kesempatan untuk bertanya pada saat

    menggunakan media audio visual

    l. Keaktifan atau interaksi siswa menjawab setiap pertanyaan dari guru

    ketika pemutaran media sedang berlangsung

    2. Intrumen Hasil Belajar Fiqih

    Instumen pada hasil belajar fiqih menggunakan nilai raport

    mata pelajaran pada siswa IX semester 1 MTs Ma‟arif Walisongo

    Sidowangi Kec. Kajoran Kab. Magelang.

    F. Metode Pengumpulan Data

    Untuk mengumpulkan data dalam penulisan skripsi ini akan

    menggunakan metode sebagai berikut :

    1. Kuesioner

    Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan

    memberikan pertanyaan yang berhubungan dengan masalah yang

    hendak dipecahkan, disusun dan disebarkan kepada responden untuk

    memperoleh informasi (Sukardi, 2011:79).

    Kuesioner dalam penelitian ini berupa beberapa pertanyaan

    terkait penggunaan media audio visual sebagai pengukur hasil belajar

    fiqih kelas IX MTs Ma‟arif Walisongo Sidowangi Kec. Kajoran Kab.

    Magelang.

  • 54

    2. Dokumentasi

    Tenik ini adalah cara pengumpulan data melalui peninggalan

    tertulis, terutama berupa arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku

    tentang pendapat, teori, dalil atau hukum-hukum yang berhubungan

    dengan masalah penyelidikan (Sugiyono, 2012:115).

    Dokumentasi dapat berupa data sekunder adalah data yang

    diperoleh dari pihak lain, tidak langsung diperoleh peneliti dari subyek

    penelitiannya, dan data ini terwujud data dokumentasi atau data laporan

    yang tersedia. Data ini berfungsi sumber data yang dijadikan sebagai

    data pelengkap dan pendukung dari data primer. Sedangkan data

    sekunder ini didapat dari arsip nilai-nilai test ataupun raport siswa,

    Profil Sekolah dan data resmi dari MTs Ma‟arif Walisongo Sidowangi

    Kec. Kajoran Kab. Magelang.

    3. Wawancara

    Wawancara identik dengan pengumpulan data dengan bertanya

    langsung, lisan maupun tertulis kepada narasumber (Sugiyono,

    2012:111). Wawancara digunakan oleh peneliti untuk mengetahui

    kondisi fisik maupun non fisik tentang keadaan MTs Ma‟arif

    Walisongo Sidowangi Kec. Kajoran Kab. Magelang.

    4. Observasi

    Observasi adalah metode pengumpulan data melalui

    pengamatan langsung menggunakan pancainderanya yaitu indra

    penglihatan atau peninjauan secara cermat dan langsung di lapangan

  • 55

    atau lokasi penelitian (Sukardi, 2011:78). Dalam hal ini, peneliti dengan

    berpedoman kepada desain penelitiannya perl