hubungan antara hukum dan politik terhadap ekonomi

31
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Akhir-akhir ini, permasalahan yang terjadi di sekitar kita, baik itu dalam konteks kenegaraan maupun dalam konteks kemasyarakatan, menjadi semakin kompleks. Masalah dalam satu bidang pasti akan berdampak pada bidang lainnya. Apabila kita tidak mengetahui bagaimana implikasi dari tindakan yang kita ambil terhadap bidang lainnya, maka akan terjadi kekacauan dalam keberlangsungannya. Oleh karena itu, makalah ini disusun agar kita memahami bagaimana hubungan dan pengaruh dari bidang hukum dan politik terhadap bidang ekonomi, agar kita tahu dampak ekonomi seperti apa yang akan muncul dalam tindakan hukum dan politik. I.2 Rumusan Masalah 1. Apakah yang dimaksud dengan hukum ? 2. Apa saja unsur-unsur dari hukum ? 3. Bagaimana hubungan hukum dengan ekonomi ? 4. Apakah yang dimaksud dengan politik ? 5. Bagaimana hubungan politik dengan ekonomi? I.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian hukum 1

Upload: rosita-dewi

Post on 26-Jun-2015

22.994 views

Category:

Business


6 download

DESCRIPTION

Tugas Pengantar Ilmu Ekonomi -- Semester I D3 Akuntansi STIE Pelita Indonesia

TRANSCRIPT

Page 1: Hubungan antara hukum dan politik terhadap ekonomi

Bab I PendahuluanI.1 Latar Belakang

Akhir-akhir ini, permasalahan yang terjadi di sekitar kita, baik itu dalam konteks

kenegaraan maupun dalam konteks kemasyarakatan, menjadi semakin kompleks.

Masalah dalam satu bidang pasti akan berdampak pada bidang lainnya. Apabila kita

tidak mengetahui bagaimana implikasi dari tindakan yang kita ambil terhadap bidang

lainnya, maka akan terjadi kekacauan dalam keberlangsungannya. Oleh karena itu,

makalah ini disusun agar kita memahami bagaimana hubungan dan pengaruh dari bidang

hukum dan politik terhadap bidang ekonomi, agar kita tahu dampak ekonomi seperti apa

yang akan muncul dalam tindakan hukum dan politik.

I.2 Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan hukum ?

2. Apa saja unsur-unsur dari hukum ?

3. Bagaimana hubungan hukum dengan ekonomi ?

4. Apakah yang dimaksud dengan politik ?

5. Bagaimana hubungan politik dengan ekonomi?

I.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian hukum

2. Untuk mengetahui unsur-unsur hukum

3. Untuk mengetahui hubungan hukum dan ekonomi

4. Untuk mengetahui pengertian politik

5. Untuk mengetahui hubungan politik dan ekonomi

I.4 Manfaat

1. Dapat menambah wawasan bagi para pembaca

2. Dapat dijadikan referensi untuk proses penulisan selanjutnya

3. Dapat memenuhi tugas yang diberikan dosen/pengajar

1

Page 2: Hubungan antara hukum dan politik terhadap ekonomi

Bab II PembahasanII.1 Pengertian Hukum

Menurut Prof. Mr. L.J. van Apeldoorn dalam bukunya yang berjudul “Inleiding tot

de studie van het Nederlandse Recht” (Pengantar Ilmu Hukum), bahwa tidak mungkin

memberikan suatu defenisi tentang apakah yang disebut hukum itu. Jikalau kita

menanyakan apakah yang dinamakan hukum, maka kita akan menjumpai tidak adanya

persesuaian pendapat.

Adapun sebabnya mengapa hukum itu sulit diberikan defenisi yang tepat, ialah

karena hukum itu mempunyai segi dan bentuk yang sangat banyak, sehingga tidak

mungkin tercakup keseluruhan segi dan bentuk hukum itu di dalam satu defenisi. Akan

tetapi, walaupun tidak mungkin diadakan suatu batasan yang lengkap tentang apakah

hukum itu, namun Drs. E. Utrecth, SH. telah mencoba membuat suatu batasan, yang

maksudnya sabagai pegangan bagi orang yang sedang mempelajari ilmu hukum.

Utrecht memberikan batasan hukum sebagai berikut: “Hukum adalah himpunan

peraturan-peraturan (perintah-peritah dan larangan-larangan) yang mengurus tata tertib

suatu masyarakat dan karena itu harus ditaati oleh masyarakat itu.”

II.2 Unsur-Unsur HukumApa yang dimaksud dengan hukum di sini tidak hanya berupa serangkaian kaidah,

tetapi juga lembaga, proses, serta sikap masyarakat terhadap hukum. Dengan demikian,

tulisan ini melihat hukum sebagai suatu sistem dan sekaligus sebagai "an operating unit"

yang mengisyaratkan adanya gerak dinamik dari hukum, dalam arti mengandung pula

aspek-aspek yang berkaitan dengan berfungsinya hukum dalam masyarakat,

Pandangan ini sejalan dengan pandangan yang dikemukakan Friedman yang menyatakan

bahwa dalam setiap sistem hukum memiliki tiga unsur utama:

1. Substansi hukum (legal substance), terdiri dari seperangkat kaidah hukum yang

menyangkut kaidah hukum tertulis (written law), yang lazim disebut peraturan

2

Page 3: Hubungan antara hukum dan politik terhadap ekonomi

perundang-undangun, dan kaidah hukum yang tidak tertulis (unwritten law).

Apabila hukum dilihat dari aspek substansi, dapat dikemukakan bahwa hukum

yang kini berlaku di Indonesia beraneka ragam, yang dapat dibedakan ke dalam:

a. Kaidah hukum adat, yaitu hukum yang sumbernya adalah peraturan-peraturan

hukum tidak tertulis yang tumbuh dan berkembang dan dipertahankan dengan

kesadaran hukum masyarakatnya. Suatu aspek yang belum dimanfaatkan secara

maksimal dari kaidah hukum adat adalah mengenai cara-cara penyelesaian

sengketa berdasarkan musyawarah. Cara penyelesaian ini sangat membantu

dalam menyelesaikan sengketa, terutama di bidang perdagangan dan bisnis.

Sifat kekeluargaan akan mengembalikan suasana keseimbangan di antara

pihak yang bersengketa untuk terus mempertahankan dan melanjutkan

hubungan bisnis di antara mereka. Hal ini sesuai dengan asas keseimbangan

yang dikenal dalam masyarakat adat. Selain itu, juga menghemat waktu dan

biaya yang sangat penting bagi dunia usaha, dibandingkan dengan

penyelesaian sengketa melalui pengadilan, yang dikenal sangat tidak

sederhana, tidak murah dan tidak pula cepat.

b. Kaidah peraturan perundang-undangan, memiliki beberapa ciri antara lain:

- Pertama, peraturan perundang-undangan merupakan produk hukum yang

diciptakan secara sadar dan sengaja untuk mengatur kehidupan sosial. Oleh

karena itu, untuk mendukung perkembangan ekonomi, dapat dibentuk

berbagai peraturan perundang-undangan sesuai yang dibutuhkan.

- Kedua, peraturan perundang-undangan memberikan kepastian hukum

yang lebih nyata karena kaidahnya mudah diidentifikasi dan mudah

ditemukan kembali, serta tidak bersifat diskriminatif karena kaidahnya

bersifat umum. Kaidah peraturan perundang-undangan memiliki beberapa

kelemahan bawaan, beberapa di antaranya yang dapat disebut:

Pertama, peraturan perundang-undangan sesuai dengan sifatnya yang

tertulis, tidak mudah menyesuaikan diri dengan perkembangan

masyarakat yang selalu berkembang. Sebagai konsekuensinya tidak

seluruh bidang ekonomi mempunyai pijakan hukum yang kukuh karena

peraturan perundang-undangan yang ada sudah ketinggalan zaman.

3

Page 4: Hubungan antara hukum dan politik terhadap ekonomi

Sementara itu untuk mengubah atau membentuk peraturan perundang-

undangan tidak selalu cepat dilakukan, karena harus mengikuti prosedur

tertentu.

Kedua, sebagai konsekuensi dari hal yang pertama, banyak kegiatan di

bidang ekonomi diatur oleh pihak pemerintah melalui aturan kebijakan.

Ketiga, peraturan perundang-undangan seringkali memberikan

kewenangan pengaturan kepada pemerintah melalui delegated legislation.

Aturan pendelegasian yang seringkali ditentukan secara serampangan,

juga mempunyai potensi konflik dengan peraturan yang tingkatannya

lebih tinggi.

c. Kaidah hukum yurisprudensi, merupakan aturan hukum yang

dikembangkan oleh pengadilan. Kelemahan dari kaidah yurisprudensi yaitu

karena sistem kita tidak menganut asas preseden, maka bisa terjadi untuk

perkara yang sama melahirkan putusan yang tidak sama jika diperiksa dan

diadili oleh hakim dan pengadilan yang berbeda. Hal ini dapat menimhulkan

kerisauan bagi kalangan pengusaha.

2. Struktur hukum (legal structure), berkaitan dengan hal penerapan dan

penegakan hukum dan berkaitan dengan kelembagaan hukum termasuk masalah

yurisdiksi dan prosedur, serta mengenai sumber daya manusia bidang hukum.

Dilihat dan aspek ini, perkembangan ekonomi selama ini juga didorong oleh

ketersediaan aspek ini. Meskipun kita harus mengakui, bahwa di bidang

penerapan dan penegakan hukum masih banyak ditemui hambatan, baik yang

menyangkut kelembagaan, prosedur maupun sumber daya manusia. Karena itu,

berkaitan dengan kelembagaan, dewasa ini telah dibentuk pengadilan niaga untuk

menyelesaikan masalah kepailitan dan bidang bisnis lainnya serta pemberian

jaminan kemandirian kekuasaan kehakiman yang dilakukan melalui perubahan

Undang-Undang No. 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman.

3. Budaya hukum (legal culture). Kesadaran hukum masyarakat merupakan salah

satu pencerminan budaya hukum (legal culture) masyarakat. Budaya hukum

4

Page 5: Hubungan antara hukum dan politik terhadap ekonomi

dapat diibaratkan sebagai "a working machine" dari sistem hukum atau

merupakan "the element of social attitude and value". Sulit mengharapkan terlalu

banyak terhadap hukum, manakala banyak anggota masyarakat yang tidak

mempunyai sikap menghargai hukum, apalagi apabila hal tersebut dilakukan oleh

penguasa melalui pendekatan yang serba kekuasaan. Sebagaimana yang lazim

terjadi dalam praktik pada masa-masa yang lalu.

II.3 Hubungan Hukum dan EkonomiPada dasarnya setiap kegiatan atau aktivitas manusia perlu diatur oleh suatu

instrumen yang disebut sebagai hukum. Hukum disini direduksi pengertiannya menjadi

perundang-undangan yang dibuat dan dilaksanakan oleh negara. Lembaga hukum adalah

salah satu di antara lembaga/pranata-pranata sosial, seperti juga halnya keluarga, agama,

ekonomi, perang atau lainnya. Hukum bagaimanapun sangat dibutuhkan untuk mengatur

kehidupan bermasyarakat di dalam segala aspeknya, baik dalam kehidupan sosial,

politik, budaya, pendidikan, dan yang tak kalah penting adalah fungsinya atau

peranannya dalam mengatur kegiatan ekonomi.

Dalam kegiatan ekonomi inilah justru hukum sangat diperlukan karena sumber-

sumber ekonomi yang terbatas disatu pihak dan tidak terbatasnya permintaan atau

kebutuhan akan sumber ekonomi dilain pihak, sehingga konflik antara sesama warga

dalam memperebutkan sumber-sumber ekonomi tersebut akan sering terjadi.

Berdasarkan pengalaman sejarah, peranan hukum tersebut haruslah terukur sehingga

tidak mematikan inisiatif dan daya kreasi manusia yang menjadi daya dorong utama

dalam pembangunan ekonomi

Tuntutan agar hukum mampu berinteraksi serta mengakomodir kebutuhan dan

perkembangan ekonomi dengan prinsip efisiensinya merupakan fenomena yang harus

segera ditindaklanjuti apabila tidak ingin terjadi kepincangan antara laju gerak ekonomi

yang dinamis dengan mandeknya perangkat hukum. Di samping itu ahli hukum juga

diminta peranannya dalam konsep pembangunan, yaitu untuk menempatkan hukum

sebagai lembaga (agent) modernisasi dan bahwa hukum dibuat untuk membangun

masyarakat (social engineering).

5

Page 6: Hubungan antara hukum dan politik terhadap ekonomi

Bukan hanya hukum yang harus tunduk pada tuntutan-tuntutan ekonomi sehingga

segala asas hukum harus minggir demi pencapaian tujuan di bidang ekonomi, tetapi

sebaliknya juga, bahwa untuk mendapat tujuan pembangunan ekonomi, maka langkah-

langkah di bidang ekonomi itu sendiri memerlukan kepastian hukum dan jalur (channel)

hukum sehingga terjalin sinergi antara bidang hukum dan ekonomi. Sinergi itu sendiri

diharapkan akan memperkuat pembangunan ekonomi secara sistematik maupun

pembangunan Sistem Hukum Nasional , sehingga pada gilirannya baik Sistem Ekonomi

Nasional maupun Sistem Hukum Nasional akan semakin mantap dalam perspektif

Pembangunan yang Berkelanjutan.

Tentu saja sistem ekonomi pun harus juga mendukung pembangunan sistem hukum

secara positif, agar sistem hukum itu dapat lebih lagi mendukung pembangunan sistem

ekonomi nasional secara positif, dan seterusnya. Tidak seperti masa lalu ketika

pembangunan hukum diabaikan, dilanggar bahkan diinjak-injak oleh pelaku ekonomi

maupun DPR dan Penguasa, tetapi berteriak-teriak menuntut adanya perlindungan

hukum dan kepastian hukum begitu krisis moneter mengancam kelangsungan kehidupan

dan pembangunan ekonomi, yang notabene disebabkan oleh sikap arogan para ahli dan

pelaku ekonomi sendiri, seakan-akan hukum hanya merupakan penghambat

pembangunan ekonomi saja.

Hukum mempunyai peranan dalam perkembangan ekonomi, dengan menyediakan

infrastruktur hukum yang memungkinkan bagi berfungsinya sistem ekonomi.

infrastruktur hukum ini, tidak hanya berupa seperangkat kaidah, tetapi meliputi pula

lembaga dan proses yang mewujudkan berlakunya kaidah tersebut dalam kenyataan.

II.3.1 Sejarah Awal Perkembangan Hukum Ekonomi

Sudah lama orang mengetahui adanya hubungan yang erat antara hukum dan

ekonomi, akan tetapi barulah sekitar tahun 1930-an orang mulai menggunakan kacamata

hukum ekonomi atau Droit Économique, yang pada waktu itu baru mencakup peraturan

administrasi negara yang membatasi kaidah-kaidah hukum perdata dan / atau hukum

dagang. Pembatasan ini berpangkal pada konsepsi negara kesejahteraan (mendekati

liberal) yang mewajibkan negara secara aktif menyelenggarakan kepentingan umum,

6

Page 7: Hubungan antara hukum dan politik terhadap ekonomi

dan tidak hanya menyerahkan kepada warga negara sendiri saja untuk memenuhi

kebutuhan-kebutuhan dan kepentingan saja.

Presiden Amerika Serikat saat itu, Thomas Jefferson, mengungkapkan bahwa “That

government which give governs least, governs best”. Namun, ungkapan tersebut tidak

lagi bisa diteruskan setelah terjadinya malaise atau resesi ekonomi yang melanda seluruh

dunia tahun 1930-an. Maka bertindaklah Prancis melalui kaidah administrasi negaranya

untuk mengusahakan keseimbangan antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum,

yang mana sebelumnya mereka menggunakan dasar filsafat liberal.

Dalam akhir tahun 1940-an (pasca PD II), Eropa dihadapkan pada keharusan

membangun kembali perekonomiannya yang telah hancur total oleh peperangan. Namun,

sumber dana untuk itu sangat terbatas, dan terutama diperoleh dari International Bank of

Reconstruction and Development (IBRD) berdasarkan Marshall plan. Oleh karena itu

terpaksalah negara-negara Eropa mengadakan pembangunan berencana dibawah

pengawasan IBRD. Tentu saja pembangunan tersebut memerlukan peraturan-peraturan

hukum yang akan mengarahkan kegiatan anggota masyarakatnya supaya melakukan hal-

hal yang mendukung rencana pembangunan ekonomi itu.

Bertambahnya kaidah-kaidah hukum di segala bidang yang mengarahkam anggota

masyarakat itulah yang akhirnya mengubah ciri hukum ekonomi dari yang membatasi

hukum perdata dan hukum dagang (Droit Économique) menjadi lebih luas (Droit de l’

Économie) seperti hukum tata negara, hukum pidana, hukum internasional, hukum pajak,

dan hukum administrasi negara.

Di Indonesia, kaidah-kaidah yang membatasi hukum perdata dan hukum dagang

maupun kaidah yang mengarahkan masyarakat sesuai dengan kehendak dan tujuan

pemerintah, ternyata sudah ada dalam hukum adat jauh sebelum negara-negara Eropa

melakukannya. Seperti dalam hukum adat serta Agrarische Wetgeving dan Agrarische

Besluit tahun 1870 yang melarang para petani menanami sawah atau ladangnya dengan

tanaman yang dikehendakinya sendiri, tetapi diadakan untuk mensukseskan Cultuur

Stelsel, yaitu penanaman tanaman keras, guna diekspor ke luar negeri.

Pada tahun 1875 diadakan Vrevreemdingsverbod atau larangan pengasingan tanah

adat kepada orang yang tidak tubduk pada hukum adat supaya rakyat Indonesia jangan

sampai kehilangan tanah (adatnya). Demikian pula pasal 163 Indische Staatsregeling

7

Page 8: Hubungan antara hukum dan politik terhadap ekonomi

dapat dipandang sebagai kaidah-kaidah droit de l’ économie karena pasal-pasal itulah

yang menjadi landasan hukum dari struktur ekonomi Indonesia.

Sesudah Proklamasi Kemerdekaan dapat dicatat juga kaidah-kaidah droit

économique dan droit de l’ économie di Indonesia, seperti larangan penimbunan barang

yang diancam dengan hukuman pidana subversi, pembatasan pemilikan tanah oleh

Undang-undang Pokok Agraria (1960), pasal 33 UUD 1945, Bimas, KUD, Kep.Pres.

14A, dan lain sebagainya.

II.3.2 Hukum Ekonomi atau “Hukum dan Ekonomi”

Lalu lintas ekonomi akhir-akhir ini semakin ramai dan rumit sehingga sering

membawa persoalan-persoalan baru yang menuntut pemecahan-pemecahan baru, seperti

dalam sengketa internasional melalui arbitrase, pengaturan tarif bersama, bebas cukai

pada kerja sama regional, atau keterikatan yang sama dalam ketentuan paten

internasional. Pada tingkat domestik juga mengalami hal yang sama. Banyak peristiwa

ekonomi dan pranata ekonomi yang dulu tidak kita jumpai sekarang hadir di tengah kita,

atau ada lembaga baru yang berupa perkembangan evolusi berpuluh tahun seperti yang

terjadi pada kontrak bagi hasil perminyakan kita. Semua itu tidak diatur dalam

ketentuan-ketentuan hukum kita sehingga tidak bisa menyelesaikan persoalan-persolaan

sekarang.

Ketertinggalan hukum dalam lalu lintas ekonomi yang semakin kompleks ini

sebagian besar karena sifat hukum yang konservatif. Hukum itu sering sekali berubah

kalau nilai-nilai sudah berubah. Namun, peraturan lalu lintas ekonomi tersebut terdapat

di Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD), sehingga kita akan menyebutnya

sebagai hukum dagang saja. Padahal kita membutuhkan lebih dari sekedar hukum

dagang untuk menyikapi persoalan ekonomi yang muncul. Apalagi KUHD yang ada

sudah ketinggalan zaman kerena KUHD yang dipakai sejak 1848 itu adalah KUHD

Belanda yang diciptakan tahun 1838. Jadi wajar saja jika KUHD tidak mampu menjawab

persoalan mutakhir ekonomi.

Konsekuensi logis dari semua ini adalah mutlaknya perubahan dilakukan agar

KUHD tersebut bisa mengatur juga lalu lintas ekonomi yang sekarang terjadi. Perubahan

8

Page 9: Hubungan antara hukum dan politik terhadap ekonomi

yang dilakukan hanyalah perubahan partial dengan memperhatikan kepentingan umum,

dan harus memberikan kemudahan bagi pengusaha kecil.

Pembangunan hukum dengan pembangunan ekonomi sering dipisahkan, padahal

pertumbuhan hukum dan pertumbuhan ekonomi itu saling berhubungan. Kadangkala

pengaruh hukum terasa kuat, tetapi lebih sering pengaruh ekonomi yang lebih

menentukan.1 Atau sering pula hukum dan ekonomi itu bertarung dulu sebelum ketahuan

siapa yang akan keluar sebagai pemenang.2 Menurut Posner, sering terbukti suatu sistem

hukum itu mendukung efisiensi ekonomi. Pendapat ini agak meragukan sebab sering kita

mendengar keluhan bahwa cukup banyak ketentuan hukum yang ditafsirkan

menghambat kemajuan ekonomi.3

Kalau kita sepakat bahwa lalu lintas ekonomi yang semakin luas dan rumit ini

membutuhkan suatu rangkaian ketentuan hukum yang mengaturnya, tidak akan cukup

jika hanya dengan melakukan perubahan Hukum Dagang pada KUHD karena akan

memakan waktu yang lama. Lebih baik jika diciptakan satu cabang hukum yang baru.

Ada beberapa ahli menamakan hukum yang baru itu sebagai “Hukum Ekonomi”, ada

juga yang menyebutkan “Hukum dan Ekonomi”

Istilah “Hukum Ekonomi” cenderung menekankan soal dalil-dalil ekonomi yang

berhubungan dengan hukum penawaran dan permintaan. Sedangkan istilah “Hukum dan

Ekonomi” agaknya lebih menarik dan lebih luas jangkauannya. Dengan menempatkan

kata penghubung “dan” antara hukum dengan ekonomi sebetulnya kita membuka banyak

kemungkinan perluasan di masa datang.

1 Dilahirkannya UUPMA No.1 th 1967 karena pembangunan ekonomi membutuhkan peraturan yang mengatur masuknya modal asing ke Indonesia

2 Kepres 14/1979 yang ditujukan untuk membantu pengusaha lemah mengalami kemacetan karena realitas pembangunan ekonomi yang cenderung tidak mau membantu pengusaha lemah

3 Pasal 54 lama KUHD yang membatasi hak suara modal asing

9

Page 10: Hubungan antara hukum dan politik terhadap ekonomi

II.4 Pengertian Politik

Politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang

antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara. Pengertian

ini merupakan upaya penggabungan antara berbagai definisi yang berbeda mengenai

hakikat politik yang dikenal dalam ilmu politik.

Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional maupun

nonkonstitusional.

Di samping itu politik juga dapat ditilik dari sudut pandang berbeda, yaitu antara lain:

politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan

bersama (teori klasik Aristoteles)

politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan

negara

politik merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan

mempertahankan kekuasaan di masyarakat

politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaan

kebijakan publik.

II.5 Hubungan Politik dan EkonomiElemen lingkungan politik yang relevan adalah peranan pemerintah dalam

perekonomian , ideologi ekonomi dan politik, hubungan internasional, dan hubungan

antara pemerintah dan bisnis pada umumnya. Lingkungan politik telah diakui sebagai

faktor penting dalam banyak keputusan bisnis internasional. Studi menunjukkan bahwa

nasionalisme dan perundangan dengan pemerintah dianggap sebagai masalah pokok bagi

manajemen internasional. Selanjutnya, Hendrick dan Struggles memperkirakan bahwa

lebih dari 60% perusahaan Amerika Serikat yang melakukan bisnis di luar negeri

mengalami kerugian akibat politik dalam periode 1975 sampai 1980

Dewasa ini semua pemerintah memainkan peranan penting dalam perekonomian

negara. Pada dasarnya peranan itu terdiri dari dua jenis yaitu sebagai pemeran serta

10

Page 11: Hubungan antara hukum dan politik terhadap ekonomi

sebagai pengatur (regulator). Sebagian besar pemerintah memainkan kedua peranan itu

dengan kadar yang berbeda-beda. Di negara industri barat peran serta pemerintah dalam

perekonomian tidak begitu menonjol walaupun cukup penting.

a. Pemeran serta

Ada beberapa alasan mengapa peran serta pemerintah dalam kegiatan

ekonomi perlu diperhatikan oleh pemasar internasional. Pertama, pemilikan

pemerintah mungkin menutup kemungkinan operasi perusahaan di beberapa

pasar, seperti di India. Alasan lainnya adalah bahwa pemilikan pemerintah

dapat berarti satu-satunya pelanggan perusahaan di suatu negara adalah

pemerintah negara itu (monopoli power).

b. Pengatur (Regulator)

Pemasar memahami perananan pemerintah sebagai pengatur lingkungan

ekonomi. Pemerintah merencanakan dan mengarahkan, mengenakan pajak dan

mengatur perekonomian. Kebijakan moneter dan kebijakan fiskal

mempengaruhi penggunaan peralatan penetapan harga dan peralatan kredit

oleh pemasar.

Pengaruh Politik terhadap Perkembangan Perekonomian

di Indonesia

Kancah dunia politik di Indonesia sangat berpengaruh besar terhadap kemajuan

ekonomi bangsa ini. Seperti kita ketahui dengan adanya campur tangan antara dunia

politik di pemerintahan akan menghasilkan suatu perjanjian atau kerjasama dengan dunia

internasional.

Sebenarnya dengan adanya dunia politik di Indonesia bisa berdampak positif

maupun negatif untuk negara ini, sebut saja organisasi PBB, dengan bergabungnya

Indonesia menjadi anggota PBB bisa berdampak positif dan bepengaruh sekali terhadap

ekonomi bangsa ini karena dengan bantuan pinjaman uang dari bank internasional yang

bernaung di badan PBB bisa membantu sedikit demi sedikit dampak ekonomi Indonesia,

tidak hanya itu Indonesia juga bisa mengenal dunia Internasional.

11

Page 12: Hubungan antara hukum dan politik terhadap ekonomi

Tidak hanya ikut dalam organisasi PBB indonesia juga ikut serta dalam organisasi

G20, dengan ikutnya Indonesia dalam organisasi tersebut sangat berdampak positif sekali

karena negara kita bisa menarik simpati para investor-investor asing untuk menanamkan

saham mereka di Indonesia.

Indonesia pun juga aktif dalam berbagai Hal di dalam kerajasama organisasi lainya,

sebut saja AFTA (Asean Free Trade Arena) yang artinya kawasan bebas Asia yang

terdiri dari 10 negara asia termasuk Indonesia.

Memang AFTA sangat berpengaruh sekali terhadap ekonomi rakyat Indonesia tetapi

AFTA juga berdampak buruk untuk negeri ini karena dengan adanya AFTA tersebut

produk-produk indonesia kalah saing dengan negara-negara lain seperti yang di gembor-

gemborkan pada awal tahun 2010 ini.

Mungkin kita semua tahu bahwa China ikut bergabung dengan organisasi AFTA.

Dampak bergabungnya China ke dalam organisasi tersebut sangatlah meresahkan

pengusaha-pengusaha lokal, karena produk-produk china memiliki kualitas yang sama

dengan produk-produk dalam negeri tapi harga yang mereka tawarkan jauh lebih murah

dari pada produk dalam negeri. Itulah yang sangat meresahkan bagi pengusaha-

pengusaha indonesia terutama usaha kecil dan menengah yang masih sangat tergantung

dengan kerja pemerintahan.

Indonesia tidak bisa mengelak lagi karena hal itu menjadi pengaruh terburuk dalam

persaingan produk-produk dalam negeri, tapi ada beberapa cara untuk menyiasati hal

tersebut adalah dengan cara rakyat indonesia lebih suka atau mencinta produk-produk

Indonesia dibanding produk luar negeri dan produk-produk Indonesia harus lebih

mementingkan kualitas agar tidak terjepak oleh harga yang murah tapi kualitasnya

rendah.

Jadi intinya memperbaiki kualitas agar mejadi produk-produk yang disukai oleh

rakyat Indonesia serta mencari jalan alternatif lain untuk membuat produk yang sama

tetapi mamakai bahan yang mudah didapat dan lebih murah. Hal itu juga menjadi

dampak positif dari peranan dunia politik Indonesia, akan tetapi kita patut bersyukur

dengan adanya kerjasama-kerjasama tersebut akan meningkatkan hubungan antar negara

menjadi lebih baik lagi, meskipun akan berdampak negatif untuk bangsa Indonesia.

12

Page 13: Hubungan antara hukum dan politik terhadap ekonomi

Pengaruh Politik terhadap Ekonomi dan Bisnis di Indonesia Era Orde Baru

Pada awal pemerintahan Orde Baru, pemerintah mencanangkan pembangunan

ekonomi dan industri. Pada waktu itu posisi pengusaha dalam negeri masih dalam

keadaan yang tidak kuat untuk berdiri sendiri.. Akibatnya, pemerintah (negara) menjadi

dominan dalam perekonomian. Pengusaha menggantungkan diri kepada pemerintah. Hal

ini menimbulkan konsekuensi yaitu pemerintah menjadi mesin pertumbuhan ekonomi

atau dengan kata lain pemerintah menjadi sumber penggerak investasi dan pengalokasian

kekayaan nasional. Dalam hal ini pemerintah tidak hanya menyediakan proyek, kontrak,

konsesi pengeboran minyak dan eksploitasi hutan, serta lisensi agen tunggal, melainkan

juga kredit besar dan subsidi. Pemerintah juga menunjang dengan kebijakan proteksi

serta pemberian hak monopoli impor dan pasar.

Pada masa tersebut, pemerintah cenderung menghasilkan dua lapisan ekonomi-

politik utama, yaitu birokrat-politik yang melibatkan lingkup keluarganya dalam bisnis,

serta pengusaha yang dapat berkembang berkat dukungan khusus dari pemerintah (mulai

berkembangnya KKN). Kedua lapisan ini mendominasi perekonomian dan politik.

Dalam perkembangan sistem ekonomi tersebut, pemerintah sebagai sumber penggerak

investasi dan pengalokasian kekayaan nasional hanyalah bersifat jangka pendek.

Kemampuan pemerintah menyediakan segalanya dibatasi oleh gerak sistem ekonomi.

Indonesia menjadi rawan akan krisis. Pola bisnis tersebut memerlukan sebuah rezim

politik yang mampu mengendalikan reaksi kaum buruh dan gerakan demokratisasi.

Untuk keperluan ini rakyat berhasil dijauhkan dari partisipasi politik. Pembangunan

ekonomi dijaga dengan kekuatan militer yang kuat sehingga terlihat stabil. Pertumbuhan

partai politik dan pengekpresian politik dilarang dalam upaya menciptakan kestabilan

untuk pertumbuhan ekonomi. Rakyat seakan dibungkam untuk menuntut hak-haknya

atas nama pembangunan ekonomi. Pada masa Orde baru, bentuk partisipasi rakyat diatur

agar hanya terlibat pada pemilihan umum anggota DPR dan DPRD. Hal ini menunjukkan

betapa kuatnya kaitan politik dan birokratik dalam pola bisnis. Pemerintah sudah sejak

awal jadi mesin pertumbuhan ekonomi, yang menyebabkan para birokrat-politik terlibat

bisnis yang bersifat jangka pendek. Pola ini tidak mendorong tumbuhnya kepercayaan

dunia usaha untuk jangka panjang..

13

Page 14: Hubungan antara hukum dan politik terhadap ekonomi

Sistem politik Indonesia pada masa itu mempunyai kelemahan, salah satu

diantaranya adalah sedikitnya sumber-sumber yang dapat menjadi penekan dan

penyeimbang atas kekuatan pemerintah, di tingkat nasional atau daerah. Padahal,

kekuatan penekan sangat diperlukan untuk melakukan kontrol, maupun sumbangan-

sumbangan gagasan dan pemikiran untuk membentuk bangunan sosial politik yang lebih

aspiratif.

Pengaruh kalangan non-pemerintah, termasuk dari pengusaha dan profesional sangat

terbatas dan acap diabaikan. Kecuali para pengusaha tertentu yang mempunyai koneksi

langsung dengan penguasa. Ketergantungan ekonomi swasta pada pemerintah

menimbulkan hubungan yang sangat tidak sehat di antara keduanya, yang jika dipandang

dari sudut politik, bisnis, dan masyarakat luas sangatlah merugikan. Konsekuensi dari

hubungan yang tidak sehat tampak nyata ketika Indonesia diterpa krisis ekonomi, sosial

dan politik sekaligus, yang mengalami kesulitan untuk diperbaiki.

Kalangan bisnis dan profesi swasta yang merupakan unsur krusial dalam

pembentukan kelas menengah, selama zaman Orde Baru tidak memiliki kesempatan

untuk membentuk asosiasi maupun organisasi yang mampu berfungsi sebagai sumber

kritik, pengaruh, dan sumbangan ide pada perencanaan politik, ekonomi dan sosial.

Unsur-unsur baru dari kalangan profesional maupun kalangan bisnis cenderung

menghindarkan diri dari politik dan berkonsentrasi pada bidangnya sendiri yang sempit.

Semua hal tersebut membuat sistem ekonomi Indonesia menjadi cukup rawan krisis,

terutama krisis fiskal dan krisis keuangan. Terjadinya krisis rupiah dan berbagai

dampaknya membuat pemerintah terpaksa harus mengeluarkan sejumlah kebijakan

deregulasi di bidang ekonomi. Secara politik, kebijakan ini memacu pertumbuhan sektor

swasta, termasuk swastanisasi BUMN. Hal ini menuntut pemerintah untuk melakukan

pembenahan besar-besaran. Pemerintah terpaksa menerima tawaran IMF untuk

menyetujui Nota Kesepakatan menuju reformasi ekonomi. Krisis ekonomi memang

menimbulkan dampak politik yang lebih kuat. pemerintah semakin didesak untuk

melepaskan keterlibatannya dari bisnis dan untuk lebih menjalankan fungsi sebagai

perlengkapan politik supaya dapat bertugas menyehatkan sistem ekonomi.

Sistem peraturan hukum yang kuat sangat dibutuhkan untuk menopang kinerja

reformasi ekonomi. Kalangan dunia usaha semakin menuntut kepastian hukum. Krisis

14

Page 15: Hubungan antara hukum dan politik terhadap ekonomi

rupiah yang semakin parah sampai menggerogoti sistem ekonomi, telah memperlemah

posisi birokrat-politik. Banyak dari mereka yang mulai terbuka terhadap reformasi

politik. Banyak telah menyatakan perlunya reformasi. Hasil kemajuan ekonomi secara

internal telah menghasilkan sebagian lapisan yang menghendaki reformasi politik.

Kalangan bisnis menghendaki tumbuhnya kepercayaan dunia usaha untuk jangka

panjang. Semua ini hanya dapat dicapai dengan program reformasi ekonomi dan

diperkuat dengan reformasi politik.

 

Pengaruh Politik terhadap Ekonomi dan Bisnis di Indonesia pada Era Reformasi

Struktur dan pandangan rezim Orde Baru telah menjadikan kalangan bisnis dan

profesional merasa lebih mudah dan aman untuk mengikuti keadaan daripada mencoba

mendorongnya ke arah lain yang lebih sehat. Kecenderungan ini dengan sendirinya

memperluaskan korupsi, kolusi, dan penyalahgunaan kekuasaan pada zaman Orde Baru.

Pada era reformasi, gejala-gejala itu sulit dihilangkan karena telah mengakar di setiap

lembaga negara, maupun di kalangan bisnis dan profesional. Masalahnya bukan hanya

korupsi yang sulit diatasi, tetapi juga hilangnya orientasi terhadap kepentingan

masyarakat luas dan lemahnya kemauan untuk merombak sistem politik, termasuk

lembaga-lembaga negara yang amat perlu diperbaiki, struktur ekonomi, dan hubungan

antara warga negara dan negara.

Di dalam negeri, perubahan di bidang politik dan pemerintahan yang diwarnai

dengan adanya perubahan signifikan dalam sistem politik (terjadi proses demokratisasi)

membuka suatu peluang baru dan juga ancaman baru bagi dunia usaha di Indonesia.

Keputusan-keputusan politik atau hukum perlu juga selalu dicermati. Perubahan-

perubahan kepemimpinan seringkali berakibat terjadinya perubahan dalam keputusan

politik dan yang akhirnya berdampak secara langsung terhadap kondisi bisnis. Sebagai

contoh. Pada saat Orde baru, perdagangan Bahan Pangan Pokok selalu dikendalikan oleh

Pemerintah melalui BULOG, sehingga ada kondisi yang stabil dalam perdagangan

Bahan Pangan Pokok tersebut. Tetapi, setelah reformasi peran BULOG diredefinisi

sehingga tidak menjadi pemain sentral dan akhirnya seringkali berdampak terhadap

terjadinya fluktuasi harga dan kelangkaan barang yang disebabkan permainan spekulan,

15

Page 16: Hubungan antara hukum dan politik terhadap ekonomi

sehingga yang terkena dampak/pengaruhnya adalah rakyat miskin yang semakin

menderita untuk mendapakan kebutuhan pangan mereka.

Di tahun 2007 yang lalu kondisi perpolitikan nasional relatif stabil, walaupun

banyak unjuk rasa diberbagai daerah terutama menyangkut kekisruhan hasil Pilkada dan

di tingkat nasional menyangkut kebijakan pemerintah tentang UU PA, UU PMA, UU

Pornografi dan UU Politik yang banyak menimbulkan kontroversi dari masyarakat. Dari

kondisi politik yang demikian ternyata pengaruh terhadap sektor ekonomi tidak begitu

signifikan. Tercatat kondisi pertumbuhan ekonomi di tahun 2007 merupakan kondisi

terbaik sejak krisis ekonomi 1998. Berbagai sektor ekonomi mengalami peningkatan, di

sektor properti, nilai kredit properti yang dirilis Bank Indonesia (BI) per Juni 2007

sebesar Rp130,93 Trilyun naik 7-8% dibandingkan tahun sebelumnya. (1)

Di tahun 2008 ini perilaku ekonomi menjadi sering kali sulit diprediksi. Bahkan

oleh Pemerintah sekalipun yang memiliki ekonom-ekonom yang sangat pakar di

bidangnya. Sebagai contoh yang nyata adalah dalam penyusunan APBN 2008 prediksi

harga minyak 80 US $ per barel, tapi pada awal tahun perekonomian nasional dikejutkan

dengan kenaikan harga minyak dunia yang menembus batas sampai 100 US $ per barel

bahkan melewati 110 US $ per barel sampai akhir kuartal pertama 2008. Kenaikan ini

tentunya berpengaruh terhadap asumsi APBN tahun 2008 sehingga pemerintah mau

tidak mau dihadapkan pada pilihan sulit antara tetap mempertahankan subsidi BBM

dengan harga yang ada atau menaikkan harga BBM untuk mengurangi defisit APBN

yang terlalu berat. Selain itu dari sektor perbankan, pemerintah telah mengeluarkan

kebijakan menurunkan BI rate menjadi 8% per Januari 2008. (2) Dengan dikeluarkan

kebijakan ini memberikan peluang bagi sektor properti untuk bisa berkembang. Namun

dari bidang politik kemungkinan-kemungkinan negatif bisa terjadi mengingat kondisi

tahun 2008 masih rawan karena semua partai politik akan bekerja keras untuk meraih

dukungan massa, gesekan-gesekan politik kemungkinan akan mudah terjadi. Tentunya

kondisi serupa dihadapi oleh para pebisnis, sulit sekali untuk secara akurat memprediksi

kondisi ekonomi. Hal ini antara lain juga dampak globalisasi yang menyebabkan kondisi

ekonomi di suatu negara dapat berpengaruh besar terhadap kondisi ekonomi negara

lainnya. Bahkan ketika ramalan tentang kondisi ekonomi akurat, masih belum jelas

dampak ekonomi terhadap industri tertentu. Sebagai contoh nyata, seperti yang telah

16

Page 17: Hubungan antara hukum dan politik terhadap ekonomi

diketahui bersama saat ini beberapa sektor industri sedang digoncang krisis akibat

pengaruh krisis global yang tengah melanda dunia. Beberapa perusahaan telah berencana

merumahkan bahkan memPHK karyawan-karyawannya.

Dalam sektor perbankan, kalangan perbankan mengkhawatirkan gejolak ekonomi

global akan menggerus kinerja perbankan di tengah situasi politik yang mulai

menghangat menjelang pemilihan umum 2009. Di sisi lain, Bank Indonesia meyakini

fundamental industri perbankan dalam negeri cukup kuat, sehingga bank sentral meminta

sejumlah kalangan agar tetap optimistis. Direktur Bank NISP Rudy Hamdani

menyatakan pihaknya mulai 'mencium' gelagat dampak dari gejolak perekonomian dunia

terhadap perekonomian dalam negeri, disusul peningkatan suhu politik menjelang 2009.

Akan tetapi di sisi lain, di tengah indikator ekonomi akabibat kenaikan harga bahan

bakar minyak, yang berpengaruh besar dan cenderung negatif terhadap perilaku bisnis,

kalangan perbankan merasa optimis dapat meningkatkan pertumbuhan kredit. Suhu

politik Pemilu 2009 yang sudah mulai terasa, diharapkan dapat mendorong gairah

perekonomian. Dana-dana politik dan perputaran uang untuk tujuan politik dan

kampanye semakin lancar sehingga diharapakan terjadi pertumbuhan dana ekonomi

pihak ketiga dan pertumbuhan bisnis yang berkaitan dengan politik, sebagai contoh

bisnis percetakan dan bisnis sablon bendera dan sebagainya.

Proyeksi semua sektor ekonomi pada tahun 2008 selalu dikaitkan dengan variabel

politik. Hal ini disebabkan suhu politik di tahun 2008 diprediksi akan meningkat karena

persiapan Pemilu 2009. Faktor politik pasti berdampak pada perekonomian, terutama

pada investasi. Situasi politik menjelang pemilu dan Sidang Umum MPR, melahirkan

iklim ketidakpastian bagi investor, terutama investor asing. Adapun pengaruh politik

menjelang Pemilihan Presiden 2009 diyakini akan memengaruhi uang beredar. Di satu

sisi, aktivitas ekonomi akan menurun seiring dengan keterlibatan pelaku ekonomi dalam

pemilu.

Hubungan sektor bisnis dengan politik lebih mengacu pada konteks ekonomi yang

dipengaruhi oleh kebijakan politik, apabila kondisi politik tidak menentu atau mengalami

kekacauan (chaos) akan berdampak kepada perekonomian terutama menyangkut sektor

industri; permintaan dan penawaran tidak seimbang dan distribusi barang akan

terganggu. Apabila ini berlanjut maka akan terjadi inflasi tinggi yang ditandai dengan

17

Page 18: Hubungan antara hukum dan politik terhadap ekonomi

kenaikan harga akibat permintaan yang menurun drastis atau bajhkan tidak adanya

permintaan. Di sisi lain,pengaruh gejolak politik pada kegiatan ekonomi, tidak dapat

diukur dengan eksak dan laporan angka-angka. Para pengamat hanya dapat menganalisa

kualitas dampaknya.

 

Peluang mengatasai dampak negatif pengaruh politik terhadap bisnis

Dalam suasana sekarang yang penuh ketidakpastian politik dan ekonomi, ada

semacam peluang untuk mengatasi hubungan antara pemerintah dan bisnis melalui

pembagian kekuasaan, strategi pembangunan menurut sektor-sektor yang sebaiknya

diurus para pengusaha swasta atau negara, dan seterusnya. Selain itu, diperlukan juga

semacam ideologi dan program tentang peranan bisnis, harapannya, dan tanggung

jawabnya pada masyarakat, tentang hak dan kewajiban yang bersangkutan dengan

penegakkan etika bisnis, tanggung jawab sosial perusahaan dan sejenisnya.

Hal ini tentu saja bukan pekerjaan yang mudah. Berbagai masalah yang sedang

melilit negeri ini seperti stabilitas politik, kesulitan ekonomi, peninggalan masa lalu

terhadap buruknya praktik bisnis, serta ketegangan dalam hubungan antara pemerintah

dan perusahaan swasta sangat mempengaruhi proses tersebut. Memperbaiki pandangan

umum terhadap dunia usaha sangat penting sekaligus sangat sukar, dan menghilangkan

kecurigaan rakyat terhadap kalangan bisnis membutuhkan waktu. Tetapi semua harus

dilakukan secara terencana dan terorganisir. Sebuah harapan terwujudnya trias etika:

etika pemerintahan, etika profesi, dan etika bisnis. ICW mengambil posisi untuk

bersama-sama rakyat membangun gerakan sosial memberantas korupsi dan berupaya

mengimbangi persekongkolan kekuatan birokrasi pemerintah dan bisnis. Dengan

demikian reformasi di bidang hukum, politik, ekonomi dan sosial untuk menciptakan tata

kelola pemerintahan yang demokratis dan berkeadilan sosial serta berekonomi baik dapat

diwujudkan.

Pada akhirnya kondisi perekonomian akan bisa tumbuh apabila pemerintah tetap

berperan sebagai partner yang menguntungkan bagi berkembangnya perilaku bisnis yang

dipengaruhi oleh kondisi politik dalam negeri. Instrumen-intrumen investasi perlu

diinovasi, birokrasi perijinan dan sektor perbankan diharapkan mampu mendukung

sektor bisnis dalam menghadapai pengaruh situasi dan kondisi politik.

18

Page 19: Hubungan antara hukum dan politik terhadap ekonomi

Bab III PenutupIII.1 Kesimpulan

Hukum yang merupakan himpunan peraturan-peraturan (perintah-peritah dan

larangan-larangan) yang mengurus tata tertib suatu masyarakat dengan segala unsur-

unsur yang dikandungnya sangat dibutuhkan dalam kegiatan ekonomi. Hukum

mempunyai peranan dalam perkembangan ekonomi, dengan menyediakan infrastruktur

hukum yang memungkinkan bagi berfungsinya sistem ekonomi, seperti mengatasi

permasalahan ekonomi yang muncul setiap saat. Untuk itu diperlukan suatu hukum

khusus yang mengatur ekonomi sendiri yakni sebuah hukum ekonomi.

Politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat

yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara.

Lingkungan politik telah diakui sebagai faktor penting dalam banyak keputusan bisnis

internasional. Pemerintah memiliki peran dalam perekonomian negara baik sebagai

pemeran ekonominya itu sendiri maupun sebagai pengaturnya. Dengan adanya campur

tangan antara dunia politik di pemerintahan akan menghasilkan suatu perjanjian atau

kerjasama dengan dunia internasional dengan dampak positif dan negatifnya.

III.1 SaranPeranan hukum harus terukur agar tidak mematikan inisiatif dan daya kreasi

manusia yang menjadi daya dorong utama dalam pembangunan ekonomi. Ahli hukum

juga diminta peranannya dalam konsep pembangunan dengan menempatkan hukum

sebagai lembaga (agent) modernisasi dan bahwa hukum dibuat untuk membangun

masyarakat (social engineering). Sistem ekonomi pun harus mendukung pembangunan

sistem hukum secara positif, agar sistem hukum itu dapat lebih lagi mendukung

pembangunan sistem ekonomi nasional secara positif, dan seterusnya.

Adanya suatu dampak negatif akibat bergabungnya Indonesia dengan organisasi

internasional harus dijadikan suatu pembelajaran bagi kita utuk memperbaiki kekurangan

yang ada agar kita bisa tampil lebih baik dikemudian harinya.

19