hubungan antara dukungan sosial dan - … · hubungan antara dukungan sosial dan work-life balance...
TRANSCRIPT
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN
WORK-LIFE BALANCE PADA WANITA PEKERJA
USIA DEWASA DINI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Psikologi Program Studi Psikologi
Disusun oleh:
Irene Yesi Kristianti
139114001
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
God gave us the ability to think about His world,
but we can never completely understand everything He does.
And yet, He does everything at just the right time.
(Ecclesiastes 3:11)
Berpusatlah dan fokuslah pada 998 batu-bata yang terpasang baik
daripada 2 batu-bata yang buruk.
(Ajahn Brahm)
Apapun yang engkau lakukan,
curahkanlah segala yang ada pada dirimu!
(Ajahn Brahm)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan untuk:
Tuhan Yesus dan Bunda Maria,
yang selalu mengulurkan pertolongan
dan menjadi sahabat sejati dalam perjalanan hidup ini.
Bapak, Ibu, dan Adik-adikku,
Yang selalu mendukungku dalam doa dan mencintaiku tanpa syarat
selama berproses dalam banyak hal.
Semua pihak yang telah mendukung proses pengerjaan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN
WORK-LIFE BALANCE PADA WANITA PEKERJA
USIA DEWASA DINI
Irene Yesi Kristianti
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara dukungan sosial
dan work-life balance pada wanita pekerja usia dewasa dini. Hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan positif antara dukungan
sosial dan work-life balance pada wanita pekerja usia dewasa dini. Penelitian ini
merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional. Responden
dalam penelitian ini adalah 79 wanita usia dewasa dini yang bekerja di PT Panen
Mas Jogja. Alat pengumpul data yang digunakan berupa skala work-life balance
dan skala dukungan sosial. Koefisien reliabilitas skala work-life balance adalah
sebesar 0,842, sedangkan koefisien reliabilitas skala dukungan sosial adalah
sebesar 0,857. Hasil uji korelasi Pearson Product Moment menunjukkan koefisien
korelasi yang diperoleh sebesar 0,409 dengan taraf signifikansi 0,000. Hasil
tersebut mengindikasikan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan
antara dukungan sosial dan work-life balance pada wanita pekerja usia dewasa
dini.
Kata Kunci: dukungan sosial, work-life balance, wanita pekerja, usia dewasa dini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
CORRELATION BETWEEN SOCIAL SUPPORT AND WORK-LIFE BALANCE
AMONG WORKING WOMEN IN EARLY ADULTHOOD
Irene Yesi Kristianti
ABSTRACT
This study aimed to examine the relationship between social support and
work-life balance among working women in early adulthood. The hypothesis of
this study was that there was a positive relationship between social support and
work-life balance among working women in early adulthood. This research was a
quantitative method using correlational study. Participants in this study were 79
working women in early adulthood in PT Panen Mas Jogja. Data were collected
used work-life balance scale and social support scale. The reliability coefficient of
work-life balance scale is 0.842, while the reliability coefficient of social support
scale is 0.857. Data were analyzed by using Pearson Product Moment
Correlation. The results of data analyzed showed correlation coefficient is 0.409
with a significance level of 0.000. These finding indicates that there is a positive
and significant relationship between social support and work-life balance among
working women in early adulthood.
Keyword: social support, work-life balance, working women, early adulthood
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah Yang Maha Kasih atas
segala berkat dan penyertaan-Nya sehingga penulis mampu melalui seluruh proses
penulisan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi di Universitas Sanata Dharma
Peneliti menyadari bahwa proses penyelesaian skripsi ini telah melibatkan
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si., selaku dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak P. Eddy Suhartanto, M.Si., selaku Ketua Program Studi Psikologi
Universitas Sanata Dharma
3. Ibu Sylvia Carolina M.Y.M., M.Si. dan Bapak Minto Istono, M.Si., selaku
Dosen Pembimbing Akademik yang selalu memberikan dukungan dan
arahan selama penulis menjalani perkuliahan.
4. Ibu Dr. Titik Kristiyani, M.Psi., selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
dengan penuh kesabaran telah meluangkan waktu dan memberikan banyak
masukan berharga sejak seminar hingga akhir pembuatan skripsi ini.
Terima kasih, semoga Tuhan senantiasa memberkati setiap karya Ibu.
5. Bapak/Ibu dosen dan staf karyawan Fakultas Psikologi Universitas Sanata
Dharma yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan dan
pengalaman yang bermanfaat.
6. Bapak Widodo Harmanto, selaku Manager HRD PT Panen Mas Jogja
yang telah memberikan izin penelitian di perusahaan.
7. Mbak Eka Kusumawati, selaku Staff HRD sekaligus pembimbing
lapangan selama penulis melakukan penelitian di PT Panen Mas Jogja.
Terima Kasih atas waktu dan kebaikan hati Mbak Eka untuk mendampingi
penulis.
8. Bapak dan Ibu terkasih, yang selalu mendukungku dalam doa. Terima
kasih untuk harapan, cinta kasih dan perhatian yang diberikan. Adik-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING............................... ii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iii
HALAMAN MOTTO..................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………............................. v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA.................................... vi
ABSTRAK...................................................................................................... vii
ABSTRACT...................................................................................................... viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH................... ix
KATA PENGANTAR.................................................................................... x
DAFTAR ISI................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL........................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xvi
BAB I. PENDAHULUAN.............................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG........................................................................ 1
B. RUMUSAN MASALAH................................................................... 10
C. TUJUAN PENELITIAN.................................................................... 10
D. MANFAAT PENELITIAN................................................................ 10
1. Manfaat Teoritis............................................................................ 10
2. Manfaat Praktis............................................................................. 11
BAB II. LANDASAN TEORI........................................................................ 12
A. WORK-LIFE BALANCE..................................................................... 12
1. Definisi Work-Life Balance......................................................... 12
2. Aspek-aspek Work-Life Balance................................................. 13
3. Faktor-faktor yang Memengaruhi Work-Life Balance................. 13
B. DUKUNGAN SOSIAL………………………….............................. 16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
1. Definisi Dukungan Sosial............................................................ 16
2. Aspek-aspek Dukungan Sosial.................................................... 17
3. Sumber-sumber Dukungan Sosial............................................... 18
C. DEFINISI WANITA PEKERJA DAN PERKEMBANGAN
WANITA USIA DEWASA DINI.................................................... 19
D. DINAMIKA HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL
DAN WORK-LIFE BALANCE PADA WANITA PEKERJA USIA
DEWASA DINI................................................................................ 24
E. KERANGKA PENELITIAN.............................................................. 29
F. HIPOTESIS......................................................................................... 30
BAB III. METODE PENELITIAN................................................................ 31
A. JENIS PENELITIAN…...................................................................... 31
B. VARIABEL PENELITIAN................................................................ 31
1. Variabel Dependen...................................................................... 31
2. Variabel Independen.................................................................... 31
C. DEFINISI OPERASIONAL............................................................... 31
1. Work-Life Balance....................................................................... 31
2. Dukungan Sosial.......................................................................... 32
D. RESPONDEN PENELITIAN............................................................. 32
E. METODE PENGUMPULAN DATA................................................. 33
1. Penyusunan Blueprint.................................................................. 33
2. Penulisan Item.............................................................................. 35
3. Review dan Revisi Item............................................................... 36
4. Validitas Isi.................................................................................. 36
5. Uji Coba Pendahuluan................................................................. 37
6. Uji Coba Alat Ukur...................................................................... 37
F. PEMERIKSAAN RELIABILITAS ALAT UKUR PENELITIAN.... 40
G. METODE ANALISIS DATA............................................................. 41
1. Uji Normalitas.............................................................................. 42
2. Uji Linearitas............................................................................... 42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................... 43
A. HASIL PENELITIAN........................................................................ 43
1. Pelaksanaan Penelitian.................................................................. 43
2. Deskripsi Responden Penelitian................................................... 43
3. Deskripsi Data Penelitian.............................................................. 45
4. Reliabilitas Data Penelitian........................................................... 46
5. Hasil Uji Asumsi........................................................................... 46
6. Hasil Uji Hipotesis........................................................................ 47
7. Hasil Analisis Tambahan.............................................................. 48
B. PEMBAHASAN................................................................................. 49
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN........................................................ 54
A. KESIMPULAN................................................................................... 54
B. KETERBATASAN PENELITIAN.................................................... 55
C. SARAN............................................................................................... 55
1. Bagi Peneliti Selanjutnya............................................................. 55
2. Bagi Instansi Kerja....................................................................... 56
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 57
LAMPIRAN.................................................................................................... 61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Blueprint Skala Work-Life Balance................................................. 34
Tabel 2. Blueprint Skala Dukungan Sosial.................................................... 34
Tabel 3. Distribusi Item Skala Work-Life Balance Setelah Uji Coba……… 39
Tabel 4. Distribusi Item Skala Dukungan Sosial Setelah Uji Coba………... 40
Tabel 5. Deskripsi Responden…………………........................................... 44
Tabel 6. Deskripsi Data Penelitian................................................................. 45
Tabel 7. Hasil Uji Normalitas........................................................................ 47
Tabel 8. Hasil Uji Linearitas.......................................................................... 47
Tabel 9. Hasil Uji Korelasi............................................................................ 48
Tabel 10. Hasil Uji Korelasi antara Aspek Dukungan Sosial dan Work-Life
Balance............................................................................................ 49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Skala Work-Life Balance dan Dukungan Sosial untuk Uji
Coba................................................................................................. 63
Lampiran 2. Uji Reliabilitas dan Seleksi Item Skala Work-Life Balance Uji
Coba................................................................................................. 81
Lampiran 3. Uji Reliabilitas dan Seleksi Item Skala Dukungan Sosial Uji
Coba................................................................................................. 88
Lampiran 4. Skala Work-Life Balance dan Dukungan Sosial untuk
Pengambilan Data............................................................................ 93
Lampiran 5. Uji Reliabilitas Skala Pengambilan Data......................................... 105
Lampiran 6. Hasil Uji One Sample T-Test........................................................... 107
Lampiran 7. Hasil Uji Normalitas........................................................................ 109
Lampiran 8. Hasil Uji Linearitas.......................................................................... 111
Lampiran 9. Hasil Uji Korelasi............................................................................ 113
Lampiran 10. Surat Keterangan Penelitian............................................................. 115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pada era globalisasi ini, peluang atau kesempatan kerja semakin
terbuka bagi setiap orang dari berbagai kalangan. Kesempatan ini tampaknya
disambut baik oleh banyak kalangan, terutama para perempuan. Saat ini,
jumlah angkatan kerja perempuan pun terus mengalami peningkatan. Di
Indonesia, hal tersebut dapat dilihat dari tingkat partisipasi angkatan kerja
perempuan yang naik yaitu dari 48,87% pada bulan Agustus 2015 menjadi
52,71% pada bulan Februari 2016 (Badan Pusat Statistik, 2016). Partisipasi
perempuan dalam dunia kerja tersebut tentu memunculkan berbagai
konsekuensi terlebih pada pekerja wanita yang telah berkeluarga.
Banyak wanita mulai terlibat dalam berbagai pekerjaan, baik bekerja
pada instansi tertentu maupun bekerja secara freelance. Wanita yang bekerja
di instansi tentu memiliki peran dan tugas yang seringkali sulit untuk
ditinggalkan. Adanya target-target yang harus dicapai dalam sebuah instansi
atau perusahaan membuat karyawan dituntut untuk melakukan pekerjaan
dengan baik dan profesional. Akan tetapi, di lain sisi mereka juga memiliki
tanggung jawab dan tuntutan lain di luar pekerjaan yang harus dipenuhi pula,
seperti relasi sosial, tanggung jawab terhadap keluarga, dan aktivitas pribadi
lainnya. Wanita cenderung memiliki perbedaan tipe dan intensitas tuntutan di
luar pekerjaan bila dibandingkan dengan laki-laki. Pada wanita, tanggung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
jawab dan perannya dalam keluarga dipandang lebih membebani secara
psikologis dibandingkan pada laki-laki. Sebagai contoh, merawat anak yang
sakit merupakan pekerjaan yang biasa dikerjakan oleh wanita, sedangkan
laki-laki cenderung mengambil peran lain seperti bermain dengan anak (Choi
& Chen, 2006).
Realita mengenai maraknya partisipasi wanita yang masuk ke dalam
dunia kerja tersebut membuat work-life balance semakin penting dimiliki
oleh mereka. Wanita pekerja tentu saja diharapkan dapat menyeimbangkan
antara perannya dalam pekerjaan dengan berbagai aspek kehidupan lain,
seperti relasi sosial dan tanggung jawab terhadap keluarga. Adanya
keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan di luar pekerjaan penting
dimiliki untuk menghindari terjadinya konflik-konflik yang terjadi antara
pekerjaan dan kehidupan pribadi khususnya keluarga.
Work-life balance yaitu sejauh mana individu merasa puas dan terlibat
secara seimbang pada peran-perannya dalam pekerjaan maupun kehidupan
lainnya di luar pekerjaan (McDonald & Bradley, 2005). Work-life balance
merupakan istilah yang berbeda dengan work-family conflict, namun
memiliki keterkaitan. Work-family conflict merupakan konsep yang hanya
fokus membahas konflik-konflik yang terjadi terkait dengan peran dalam
pekerjaan dan keluarga, sedangkan work-life balance merupakan
pengembangan dari konsep tersebut. Konsep work-life balance menggunakan
landasan positive psychology, sehingga konsep ini lebih fokus pada upaya
menciptakan keseimbangan kehidupan kerja melalui strategi-strategi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
dapat membantu seseorang untuk mengelola berbagai peran yang dijalani,
sehingga dapat meminimalisir konflik peran antara pekerjaan dan kehidupan
di luar pekerjaan, seperti keluarga (Linley, Harrington, & Garcea, 2010).
Adanya berbagai tuntutan peran yang harus dijalani oleh wanita
pekerja, apabila tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan berbagai
dampak. Bagi instansi atau perusahaan, rendahnya work-life balance dapat
berdampak pada penurunan produktivitas dan peningkatan turnover
(Beauregard & Henry, 2009; Deery & Jago, 2009; Huang, Lawler, & Lei,
2007). Selain itu, ketidakseimbangan kehidupan kerja pada wanita pekerja
juga dapat berdampak negatif pada kehidupan keluarganya. Wanita pekerja
yang kurang memiliki keseimbangan dalam menjalankan perannya cenderung
juga memiliki kualitas interaksi yang buruk dengan anak-anak mereka
(Milkie et al., 2010). Hal tersebut tentu rentan memicu munculnya berbagai
permasalahan sosial yang terjadi pada anak. Adanya berbagai dampak yang
muncul akibat rendahnya tingkat work-life balance pada individu membuat
topik ini sangat penting untuk diteliti.
Realita di lapangan menunjukkan bahwa banyak wanita yang
memiliki peran ganda sulit membagi perannya. Pada wanita pekerja,
membagi waktu untuk pekerjaan, keluarga, dan diri sendiri merupakan
persoalan terberat yang membutuhkan usaha lebih besar untuk
menyelesaikannya (Wijayanti, 2016). Tuntutan kerja yang dimiliki oleh
wanita seringkali membuat mereka kesulitan untuk memenuhi tanggung-
jawabnya pada aspek kehidupan lain, seperti pada keluarga. Mereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
cenderung menghabiskan waktu untuk memenuhi tuntutan kerja tersebut
sehingga berdampak pada berkurangnya waktu bersama keluarga. Sebanyak
5 orang wanita pekerja yang berhasil diwawancarai peneliti mengatakan
bahwa mereka harus mampu memenuhi target kerja yang harus dicapai dalam
rentang waktu tertentu, sehingga harus bekerja lembur dan pulang hingga
larut malam. Hal tersebut sering menyebabkan terbengkalainya pekerjaan
rumah, seperti menyeterika dan membersihkan rumah. Selain itu, 3 orang
wanita pekerja yang diwawancarai peneliti juga merasa kurang memiliki
waktu untuk menemani anak-anak mereka beraktivitas, seperti belajar dan
bermain (Wawancara Pribadi, 2017).
Rendahnya work-life balance yang dimiliki oleh wanita pekerja dapat
menyebabkan tanggung jawab lain menjadi terabaikan. Hal tersebut juga
didukung dengan penelitian yang menunjukkan bahwa tingkat work-life
balance orang tua cenderung berhubungan positif dengan waktu yang
dimiliki untuk berinteraksi dan beraktivitas bersama anak mereka (Milkie et
al., 2010). Selain itu, penelitian terdahulu juga menyebutkan bahwa
sedikitnya waktu yang dihabiskan untuk mengasuh anak di rumah terbukti
berkaitan dengan tingginya tingkat konflik peran pada seorang pekerja
(Bohen & Viveros-Long, dalam Day & Chamberlain, 2006). Hal tersebut
terjadi karena rendahnya keseimbangan peran seorang pekerja dalam
pekerjaan maupun kehidupan di luar pekerjaan.
Keseimbangan peran yang rendah pada wanita pekerja juga dapat
memicu terjadinya konflik antara pekerjaan dan keluarga sehingga akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
berdampak pada rendahnya kepuasan hidup pada wanita pekerja. Hal ini
didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lu, Siu, Spector, dan
Shi (2009). Penelitian tersebut menemukan bahwa tingkat konflik peran yang
tinggi pada orang tua bekerja cenderung menghasilkan tingkat kepuasan
hidup yang rendah. Selain itu, Shagvaliyeva dan Yazdanifard (2014) juga
menyebutkan hal serupa, yaitu seseorang yang memiliki tingkat work-life
balance yang rendah cenderung memiliki kepuasan hidup yang rendah pula.
Penelitian-penelitian tersebut menunjukkan bahwa dengan menyeimbangkan
perannya dalam kehidupan pekerjaan dan di luar pekerjaan, wanita bekerja
dapat terhindar dari konflik akibat adanya berbagai tuntutan peran dan
cenderung dapat mencapai kepuasan hidup.
Banyak faktor dapat memengaruhi work-life balance pada wanita
pekerja. Beban kerja yang diterima oleh wanita sehari-hari dapat
menyebabkan terjadinya konflik peran karena tidak dapat menyeimbangkan
peran dan tanggung jawab yang lain. Hal tersebut senada dengan penelitian
yang dilakukan oleh Ilies et al. (2007) yang menemukan bahwa tingginya
beban kerja dapat berdampak pada terjadinya work-family conflict pada
pekerja yang memiliki work-life balance rendah. Bell, Rajendran, dan Theiler
(2012) mengemukakan bahwa orang yang memiliki stress kerja tinggi
cenderung memiliki tingkat work-life balance yang rendah. Stres kerja itu
sendiri dapat terjadi akibat adanya berbagai tuntutan pekerjaan, seperti jam
kerja yang tinggi dan deadline pekerjaan yang harus diselesaikan oleh
pekerja. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Valcour (2007) juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
menyebutkan bahwa jam kerja terbukti berkorelasi negatif dengan tingkat
work-life balance yang dimiliki seseorang. Seseorang yang tidak dapat
menyeimbangkan perannya cenderung akan mengalami konflik peran apabila
memiliki tuntutan jam kerja yang tinggi (Grönlund, 2007).
Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, dapat disimpulkan
bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat memengaruhi tingkat work-life
balance pada individu. Faktor-faktor tersebut dapat dikategorikan menjadi
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor-faktor internal yang dapat
memengaruhi work-life balance diantaranya adalah gender dan well-being
(Emslie & Hunt, 2009; Gröpel & Kuhl, 2009). Selain itu, tingkat work-life
balance juga dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal, seperti dukungan sosial,
work hours, job complexity, work schedule, dan job stress (Bell et al., 2012;
Hayman, 2009; Marcinkus, Whelan-Berry, & Gordon, 2007; Valcour, 2007).
Dukungan sosial menjadi salah satu faktor eksternal yang
memengaruhi work-life balance. Tercapainya work-life balance pada wanita
bekerja seringkali tidak terlepas dari adanya berbagai bentuk dukungan dari
lingkungan tempatnya berada. Penelitian yang dilakukan oleh Abendroth dan
den Dulk (2011) mengemukakan bahwa instrumental dan emotional support
di tempat kerja terbukti mampu meningkatkan work-life balance pada
pekerja. Penelitian juga menyebutkan bahwa emotional family support
terbukti memberikan dampak positif terhadap work-life balance. Hasil
tersebut didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Seiger dan
Wiese (2009). Dalam hasil penelitiannya, dukungan sosial yang berasal dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
pasangan, anggota keluarga, supervisor, dan co-worker cenderung
memengaruhi seseorang dalam menyeimbangkan perannya, sehingga dapat
meminimalisir terjadinya konflik akibat berbagai tuntutan peran yang
dimiliki pekerja. Hal tersebut diperkuat dengan hasil penelitian Greenhaus,
Ziegert, dan Allen (2012) yang mengatakan bahwa dukungan sosial terbukti
berasosiasi positif dengan keseimbangan kehidupan kerja. Penelitian-
penelitian tersebut menunjukkan bahwa persepsi mengenai adanya berbagai
bentuk dukungan sosial yang disediakan oleh lingkungan tempat individu
berada memiliki peran yang efektif untuk mencapai work-life balance.
Dukungan sosial dianggap menjadi salah satu faktor penting yang
mendorong tercapainya work-life balance pada seseorang. Berdasarkan
penelitian-penelitian sebelumnya, dukungan sosial memiliki pengaruh positif
terhadap work-life balance karena dukungan sosial yang berasal dari berbagai
sumber dapat membantu mengurangi konflik dalam keluarga dan pekerjaan
(Lapierre & Allen, 2006; Selvarajan, Cloninger, & Singh, 2013; Van Daalen,
Willemsen, & Sanders, 2006). Dukungan sosial tersebut dapat berasal dari
dukungan pasangan, rekan kerja, keluarga, supervisor, maupun organisasi
tempat bekerja.
Wanita bekerja cenderung lebih mudah mencapai work-life balance
ketika mendapatkan dukungan sosial dari berbagai pihak. Penelitian
terdahulu menunjukkan bahwa persepsi individu mengenai adanya work-
based dan personal social support berkorelasi positif dengan pencapaian
work-life balance pada wanita yang bekerja (Marcinkus et al., 2007). Work-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
based social support merupakan dukungan yang diberikan oleh organisasi,
supervisor, dan coworker kepada para pekerja. Selain itu, wanita yang
bekerja juga merasa mendapatkan personal social support dari pasangan,
anggota keluarga, dan teman.
Penelitian terkait topik work-life balance ini telah dilakukan di
berbagai negara baik di Amerika, Eropa, maupun Asia termasuk Indonesia.
Beberapa penelitian yang dilakukan di Indonesia banyak membahas
mengenai hubungan work-life balance yang dikaitkan dengan isu-isu
organisasi, seperti turnover dan organizational commitment (Bintang &
Astiti, 2016; Novelia, 2013). Penelitian dengan topik dukungan sosial dan
work-life balance ini juga sudah pernah dilakukan di beberapa negara. Akan
tetapi, penelitian ini memiliki beberapa perbedaan dari penelitian
sebelumnya. Marcinkus et al. (2007) menyebutkan kelemahan penelitiannya
yang hanya dilakukan pada wanita pekerja di Amerika Serikat. Pengalaman
wanita pekerja terhadap dukungan sosial dalam kaitannya dengan pencapaian
work-life balance kemungkinan akan berbeda di negara-negara lain karena
adanya perbedaan budaya. Oleh karena itu, penelitian dengan topik serupa
perlu dilakukan di negara-negara lain, seperti penelitian ini yang dilakukan di
Negara Indonesia.
Selain itu, kelemahan yang disebutkan dalam penelitian sebelumnya
adalah melibatkan responden yang mayoritas memiliki latar belakang
pendidikan tinggi atau lulusan sarjana (Seiger & Wiese, 2009). Seseorang
dengan latar belakang pendidikan yang tinggi cenderung menduduki posisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
pekerjaan pada tingkat managerial atau staf. Oleh karena itu, penelitian ini
lebih memilih responden dengan background pendidikan rendah, seperti
operator produksi. Latar belakang pendidikan dianggap dapat mempengaruhi
strategi seseorang dalam mencapai work-life balance. Pada responden dengan
tingkat pendidikan tinggi, mereka cenderung memiliki pendapatan yang lebih
tinggi sehingga cenderung lebih mudah membayar jasa untuk mendapatkan
berbagai bantuan, sedangkan bagi mereka dengan latar belakang rendah
cenderung memiliki pekerjaan repetitif dan memiliki kompleksitas pekerjaan
yang rendah sehingga juga cenderung memiliki pendapatan rendah yang
hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari (Valcour, 2007). Hal ini
membuat peneliti tertarik untuk meneliti topik tersebut pada wanita yang
bekerja sebagai operator produksi.
Pada penelitian ini, peneliti juga memilih responden yang merupakan
wanita pekerja usia dewasa dini (20-40 tahun). Usia dewasa dini dipilih
karena pada masa tersebut, seseorang telah memasuki usia produktif dan
memiliki tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikan, seperti
membangun kehidupan berkeluarga (Hurlock, 1998). Pada wanita, tugas-
tugas tersebut lebih banyak berkaitan dengan pengasuhan anak dan mengurus
rumah tangga. Pada usia ini pula, mayoritas wanita memiliki anak dengan
usia-usia yang masih banyak membutuhkan perhatian atau belum mandiri,
sehingga tanggung jawab wanita di luar pekerjaan semakin besar.
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, peneliti ingin melakukan
penelitian yang bertujuan untuk melihat apakah terdapat hubungan antara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
dukungan sosial dengan work-life balance pada wanita pekerja usia dewasa
dini.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pemaparan latar belakang tersebut, rumusan masalah
yang ingin diuji melalui penelitian ini adalah “Apakah ada hubungan antara
dukungan sosial dan work-life balance pada wanita pekerja usia dewasa
dini?”
C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan
sosial dan work-life balance pada wanita pekerja usia dewasa dini.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini dapat memperkaya wawasan dalam bidang
ilmu Psikologi khususnya dalam pengelolaan sumber daya manusia. Hasil
penelitian juga diharapkan dapat memberi kontribusi dalam bidang ilmu
Psikologi Sosial khususnya mengenai pentingnya peran dukungan sosial
untuk meningkatkan work-life balance pada wanita pekerja usia dewasa
dini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
2. Manfaat Praktis
Bagi subjek penelitian, hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan kesadaran baru agar memanfaatkan dukungan sosial di
sekitarnya sebagai salah satu upaya untuk mencapai work-life balance.
Selain itu, penelitian ini diharapkan juga dapat mendorong keluarga dan
orang-orang terdekat dari wanita yang bekerja untuk lebih banyak
memberikan berbagai bentuk dukungan. Bagi instansi kerja, penelitian ini
diharapkan dapat mendorong instansi untuk memberikan dukungan sosial
berupa kebijakan-kebijakan kerja yang memberi ruang bagi pekerja untuk
mencapai work-life balance.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
BAB II
LANDASAN TEORI
A. WORK-LIFE BALANCE
1. Definisi Work-Life Balance
Work-life balance adalah kemampuan individu untuk
menyelaraskan tuntutan pekerjaan dengan tanggung jawabnya terhadap
kehidupan pribadi dan kehidupan di luar pekerjaan, seperti tanggung
jawab terhadap keluarga (Schermerhorn, Hunt, & Osborn, 2002). Moore
(2007) mendefinisikan work-life balance sebagai situasi yang terjadi
ketika seseorang mampu menyeimbangkan perannya dalam pekerjaan dan
kehidupan di luar pekerjaan.
McDonald dan Bradley (2005) menyatakan bahwa work-life
balance adalah sejauh mana individu merasa puas dan terlibat secara
seimbang pada peran-perannya dalam pekerjaan maupun kehidupan
lainnya di luar pekerjaan. Greenhaus, Collins, dan Shaw (2003)
mengartikan work-life balance sebagai taraf ketika individu dapat
menyelaraskan kepuasan dan keterlibatan perannya dalam pekerjaan
maupun keluarga.
Definisi yang digunakan dalam penelitian ini adalah definisi work-
life balance yang dikemukakan oleh McDonald dan Bradley (2005), yaitu
sejauh mana individu secara seimbang dapat terlibat dan merasa puas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
dengan peran-perannya dalam pekerjaan maupun kehidupan lainnya di
luar pekerjaan.
2. Aspek-aspek Work-Life Balance
McDonald dan Bradley (2005) menyebutkan bahwa terdapat tiga
aspek dalam work-life balance, yaitu:
2.1. Keseimbangan waktu (time balance)
Aspek ini menyangkut adanya keseimbangan antara waktu yang
digunakan untuk melakukan peran individu dalam pekerjaan dan
kehidupan lain di luar pekerjaan.
2.2. Keseimbangan keterlibatan (involvement balance)
Aspek ini berkaitan dengan seimbangnya keterlibatan individu secara
psikologis dan komitmennya terhadap peran dalam pekerjaan
maupun kehidupan di luar pekerjaan.
2.3. Keseimbangan kepuasan (satisfaction balance)
Aspek ini menekankan pada tingkat kepuasan individu yang
seimbang dalam menjalankan perannya pada pekerjaan maupun
kehidupan di luar pekerjaan.
3. Faktor-faktor yang Memengaruhi Work-Life Balance
Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi seseorang dalam
mencapai work-life balance (McDonald & Bradley, 2005; Poulose &
Sudarsan, 2014), yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
3.1.Gender
Pada beberapa tempat gender sangat memengaruhi work-life balance.
Ketidaksetaraan gender seringkali dikaitkan dengan sistem pembagian
tugas dalam keluarga yang dilakukan secara tradisional. Pada sistem
ini, mengurus pekerjaan rumah tangga dianggap sebagai tugas utama
seorang wanita sehingga cenderung rentan mengalami konflik peran
ketika mereka juga memilih terjun ke dalam dunia kerja.
3.2.Psychological Well-being
Psychological well-being seringkali dikaitkan dengan pencapaian
work-life balance pada individu. Individu yang memiliki psychological
well-being tinggi cenderung memiliki tingkat work-life balance yang
lebih tinggi. Psychological well-being sendiri mengarah pada sifat-sifat
psikologis yang positif, seperti penerimaan diri, harapan, dan
optimisme.
3.3.Kecerdasan emosi
Kemampuan individu untuk mengelola emosi dan perasaan dapat
memengaruhi pencapaian work-life balance individu. Individu dengan
kecerdasan emosi yang tinggi cenderung memiliki work-life balance
yang tinggi pula.
3.4.Work Arrangements
Pengaturan jam kerja yang fleksibel dapat membantu pekerja untuk
menyeimbangkan perannya dalam pekerjaan dan kehidupan di luar
pekerjaan. Hal tersebut terjadi karena karyawan lebih memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
kesempatan untuk mengatur sendiri waktu untuk bekerja dan tanggung
jawab lainnya secara lebih efektif.
3.5.Work Support
Dukungan yang berasal dari tempat kerja, seperti dukungan dari atasan
sangat memengaruhi individu dalam mencapai work-life balance.
Semakin tinggi dukungan yang diterima dari tempat kerja, maka
semakin tinggi pula tingkat work-life balance pada seorang pekerja.
Dukungan tersebut dapat berupa kebijakan-kebijakan kerja yang dapat
memfasilitasi pekerja untuk menyeimbangkan tuntutan dan tanggung
jawabnya terhadap pekerjaan dan kehidupan lain di luar pekerjaan.
3.6.Job stress
Job stress merupakan situasi tegang atau tidak nyaman di lingkungan
pekerjaan yang cenderung membuat individu merasa tertekan. Kondisi
tersebut dapat menghambat tercapainya work-life balance pada
individu.
3.7.Childcare Responsibilities
Jumlah anak dan tanggung jawab pengasuhan berkaitan erat dengan
tingkat keseimbangan peran dalam pekerjaan dan keluarga. Jumlah
anak dan tanggung jawab pengasuhan yang lebih banyak berkorelasi
dengan rendahnya tingkat work-life balance pada seseorang.
3.8.Family Support
Dukungan sosial dari keluarga sangat berpengaruh pada tingkat work-
life balance pada seseorang. Dukungan sosial keluarga yang tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
cenderung berhubungan dengan tingkat work-life balance yang tinggi
pula pada seorang pekerja. Ada berbagai strategi yang dapat ditempuh
oleh seseorang untuk mencapai work-life balance, seperti dengan cara
meminta orang yang dipercaya untuk mengambil alih pekerjaan rumah
atau dengan mengatur jam kerja yang lebih fleksibel.
B. DUKUNGAN SOSIAL
1. Definisi Dukungan Sosial
Dukungan sosial dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk
perhatian, penghargaan, dan bantuan yang diberikan kepada seseorang.
Dukungan tersebut dapat diberikan oleh beberapa pihak, seperti pasangan
atau orang yang dicintai, keluarga, teman, atau komunitas organisasi
(Sarafino & Smith, 2010). Taylor, Peplau, dan Sears (2006) menyebutkan
bahwa dukungan sosial merupakan suatu perhatian dan penghargaan yang
dapat diberikan oleh pasangan, anggota keluarga, komunitas sosial, serta
coworkers dan supervisors yang ada di tempat kerja.
Sarafino dan Smith (2010) menyebutkan bahwa dukungan sosial
yang mengarah pada tindakan nyata atau benar-benar dilakukan orang lain
disebut sebagai received support. Di sisi lain, dukungan sosial juga dapat
mengacu pada persepsi individu akan adanya kenyamanan, kepedulian,
dan bantuan yang tersedia ketika diperlukan atau disebut sebagai
perceived support.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Berdasarkan uraian tersebut, maka definisi dukungan sosial yang
digunakan dalam penelitian ini adalah perceived social support yang
diartikan sebagai persepsi individu terhadap adanya perhatian,
penghargaan, dan bantuan yang diberikan oleh keluarga, pasangan, teman,
supervisors, komunitas organisasi maupun sosial ketika diperlukan.
2. Aspek-aspek Dukungan Sosial
Aspek-aspek dukungan sosial dalam penelitian ini menggunakan
operasionalisasi dari empat jenis atau bentuk dukungan sosial yang
dikemukakan oleh Sarafino dan Smith (2010). Keempat aspek dukungan
sosial tersebut, yaitu:
2.1. Emotional Support
Dukungan emosional merupakan dukungan yang diberikan pada
seseorang dalam bentuk perhatian, kepedulian, rasa empati,
penerimaan, dan dorongan sehingga orang tersebut merasa dicintai
dan diperhatikan ketika sedang menghadapi tekanan dalam
hidupnya.
2.2. Instrumental Support
Dukungan instrumental melibatkan adanya bantuan langsung yang
bisa berupa barang, bantuan finansial maupun bantuan jasa dari
orang lain untuk mengerjakan tugas-tugas tertentu ketika seseorang
sedang menghadapi tekanan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
2.3. Informational Support
Dukungan ini diberikan dalam bentuk saran, arahan, atau feedback
yang dapat membantu seseorang untuk menemukan jalan keluar dari
masalah yang sedang dihadapi.
2.4. Companionship Support
Dukungan ini merupakan bentuk dukungan yang memberikan rasa
kebersamaan dalam kelompok yang saling berbagi minat dan
melakukan aktivitas sosial bersama
3. Sumber-Sumber Dukungan Sosial
Dukungan sosial dapat diperoleh individu dari berbagai sumber
yang ada di lingkungan sosial. Sarafino dan Smith (2010) mengatakan
bahwa individu dapat memperoleh dukungan yang datang dari berbagai
sumber, seperti pasangan, keluarga, teman, dan organisasi. Sumber-
sumber dukungan tersebut akan memberikan bantuan sewaktu-waktu
dibutuhkan.
Dukungan sosial juga dapat diperoleh dari pasangan, anggota
keluarga, teman, komunitas atau kontak sosial, dan orang lain dalam
komunitas keagamaan (Taylor et al., 2006). Selain itu, dukungan juga
dapat berasal dari lingkungan atau tempat kerja yang biasa diberikan oleh
supervisor atau atasan dan rekan kerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
C. DEFINISI WANITA PEKERJA DAN PERKEMBANGAN WANITA
DEWASA DINI
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2011) mendefinisikan wanita sebagai
“perempuan dewasa”, sedangkan pekerja diartikan sebagai “orang yang
bekerja; orang yang menerima upah atas hasil kerjanya”. Pada penelitian ini,
definisi upah didasarkan pada Kamus Besar Bahasa Indonesia yang berarti
“uang dan sebagainya yang dibayarkan sebagai pembalas jasa atau sebagai
pembayar tenaga yang sudah dikeluarkan untuk mengerjakan sesuatu; gaji;
imbalan”. Berdasarkan definisi-definisi yang telah diuraikan tersebut maka
wanita pekerja dapat diartikan sebagai seorang perempuan dewasa yang
melakukan suatu pekerjaan dan menerima upah atau gaji atas hasil kerjanya.
Masa dewasa dini merupakan salah satu rentang kehidupan dengan
berbagai tugas perkembangan yang mengarah pada penyesuaian diri individu
terhadap pola kehidupan baru dan berbagai harapan sosial. Masa ini dimulai
ketika seseorang berada pada usia 20 tahun hingga sekitar usia 40 tahun
(Papalia, Olds, & Feldman, 2008). Pada masa dewasa dini, seseorang mulai
memegang peran baru, seperti peran sebagai suami/istri, orang tua, dan
pencari nafkah. Menurut Hurlock (1998), masa dewasa dini memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
1. Masa pengaturan
Pada usia dewasa dini, seseorang mulai mengatur segala hal yang
berkaitan dengan peran dan tanggung jawabnya terhadap tugas
perkembangan pada masa tersebut. Pada laki-laki, masa dewasa dini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
merupakan saat untuk mulai memegang tanggung jawab utama di bidang
pekerjaan atau berkarier, sedangkan wanita mulai bertanggung jawab
terhadap perannya sebagai ibu dan pengurus rumah tangga.
2. Usia reproduktif
Masa dewasa dini ditandai dengan adanya kesiapan individu untuk
menerima tanggung jawab baru sebagai orang tua. Hal tersebut menjadi
peran yang sangat penting dalam hidup orang dewasa. Pada umumnya,
orang akan menikah dan mulai menjadi orang tua pada usia dua puluh
hingga awal tiga puluhan tahun.
3. Masa dewasa dini sebagai “masa bermasalah”
Pada masa dewasa dini, seseorang cenderung akan mengalami banyak
masalah karena adanya berbagai perubahan dan tanggung jawab baru.
Orang dewasa dini cenderung kesulitan melakukan penyesuaian diri pada
berbagai persoalan yang dihadapi, seperti persoalan pekerjaan, peran
sebagai orang tua, dan peran sebagai warga negara. Kesulitan penyesuaian
diri tersebut dipengaruhi oleh beberapa alasan, seperti kurangnya
persiapan untuk menghadapi masalah pada masa dewasa serta kurangnya
bantuan dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah yang
terjadi pada usia dewasa muda.
4. Masa ketegangan emosional
Ketegangan emosi cenderung banyak terjadi ketika seseorang memasuki
usia dewasa dini karena adanya berbagai peran baru yang harus dikuasai.
Orang muda diharapkan telah mampu memecahkan berbagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
permasalahan yang dihadapi tersebut pada pertengahan usia tiga puluhan
sehingga lebih tenang secara emosional. Apabila seseorang tidak mampu
melakukan penyesuaian diri terhadap berbagai masalah pada usia tersebut
maka ketegangan emosi akan terus berlanjut sehingga menimbulkan
keresahan.
5. Masa keterasingan sosial
Peran baru yang dimiliki oleh orang dewasa dini, seperti bekerja,
mengurus rumah tangga, dan mengasuh anak seringkali membuat
hubungan mereka dengan teman sebaya menjadi renggang. Kesibukan
mereka terhadap peran baru memengaruhi berkurangnya keterlibatan
mereka dalam aktivitas kelompok dan sosialisasi. Erikson menyebut masa
ini sebagai krisis keterasingan. Orang dewasa dini membutuhkan
penyesuaian diri untuk mengatasai krisis ini sehingga mereka tidak larut
dalam kesepian.
6. Masa Ketergantungan
Masa ketergantungan biasanya terjadi pada awal memasuki usia dewasa
dini. Pada masa tersebut, seseorang cenderung masih bergantung pada
orang lain, seperti orang tua untuk membiayai pendidikan yang akan
digunakan untuk bekal bekerja.
7. Masa perubahan nilai
Pada usia dewasa dini, seseorang cenderung akan mengalami adanya
perubahan nilai-nilai. Orang dewasa cenderung akan lebih berpedoman
pada nilai-nilai tradisional untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
sosial yang baru sehingga dapat diterima oleh lingkungan sosial tempat
mereka berada.
8. Masa penyesuaian diri dengan cara hidup baru
Masa dewasa dini merupakan periode perkembangan yang banyak
mengalami perubahan. Orang muda harus melakukan penyesuaian diri
terhadap gaya-gaya hidup sebagai orang tua dan peran gender dalam
kehidupan keluarga saat ini.
9. Masa kreatif
Masa dewasa dini merupakan kesempatan bagi seseorang untuk
mewujudkan keinginan-keinginan sesuai dengan minat dan kemampuan
yang dimiliki. Orang dewasa cenderung lebih memiliki kebebasan karena
berkurangnya aturan-aturan yang mengikat dari lingkungan sekitarnya.
Hurlock (1998) mengemukakan ada beberapa tugas perkembangan
masa dewasa dini, seperti mendapatkan suatu pekerjaan, membangun hidup
berkeluarga, membesarkan anak-anak, mengurus rumah tangga, menerima
tanggung jawab sebagai warga negara, dan bergabung dalam kelompok-
kelompok sosial di sekitarnya. Pada generasi-generasi terdahulu, masa dewasa
dini pada lelaki diartikan sebagai saat menerima tanggung jawab utama untuk
membangun karir, sedangkan wanita mulai menerima tanggung jawab sebagai
ibu yang mengasuh anak-anak dan mengurus rumah tangga. Akan tetapi, saat
ini banyak wanita dewasa dini juga turut memainkan peran dalam dunia kerja
atau berkarir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Keterlibatan wanita dalam dunia kerja tersebut tentu menuntut
kemampuan mereka untuk melakukan penyesuaian diri terhadap tugas-tugas
perkembangan lain pada masa dewasa dini. Selain tanggung jawab terhadap
pekerjaan, pengasuhan terhadap anak juga menjadi tanggung jawab serta tugas
perkembangan yang sangat penting dan utama karena anak pada umumnya
sedang dalam usia-usia yang membutuhkan perhatian besar.
Tugas-tugas utama pada wanita dewasa dini tersebut tentu menjadi
tantangan tersendiri bagi mereka. Meskipun terjadi kemajuan terhadap hak-
hak perempuan, seperti keterlibatan mereka dalam dunia kerja, pembagian
peran gender secara tradisional masih sering dijumpai pada keluarga-keluarga.
Hal tersebut menyebabkan wanita memiliki peran yang lebih dominan
daripada laki-laki dalam mengasuh anak dan mengurus rumah tangga di luar
jam kerja (Berk, 2012).
Keberhasilan wanita dalam menguasai tugas perkembangan pada
usia dewasa dini sangat memengaruhi keberhasilan dan kebahagiaan mereka
pada saat itu maupun pada tingkat kehidupan selanjutnya. Akan tetapi, apabila
tugas-tugas perkembangan tersebut tidak mampu dikuasai dengan baik maka
dapat menjadi hambatan bagi mereka dalam melalui tahap perkembangan
selanjutnya. Oleh karena itu, penyesuaian diri perlu dilakukan agar wanita
berhasil menguasai tugas-tugas perkembangan pada masa dewasa dini tersebut
dengan baik.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa wanita
pekerja usia dewasa dini (20 – 40 tahun) yang digunakan sebagai subjek pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
penelitian ini adalah wanita yang telah bekerja pada suatu instansi atau
perusahaan tertentu, telah menikah, dan memiliki anak yang masih tinggal
bersama.
D. DINAMIKA HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN
WORK-LIFE BALANCE PADA WANITA PEKERJA USIA DEWASA
DINI
Dukungan sosial merupakan suatu bentuk perhatian, penghargaan,
dan bantuan yang diberikan pada seseorang (Sarafino & Smith, 2010).
Dukungan tersebut dapat berasal dari beberapa sumber, seperti pasangan,
keluarga, supervisor, dan coworker (Taylor, Peplau, & Sears, 2006).
Dukungan sosial memiliki aspek-aspek yang terdiri dari dukungan emosional
(emotional support), dukungan instrumental (instrumental support), dukungan
informasi (informational support), dan companionship support (Sarafino &
Smith, 2010).
Aspek dukungan emosional terjadi ketika seseorang mendapatkan
perhatian, kepedulian, empati, penerimaan, dan dorongan, sehingga orang
tersebut tetap merasa dicintai dan diperhatikan saat sedang menghadapi
tekanan dalam hidupnya. Aspek dukungan instrumental terjadi ketika
seseorang mendapatkan bantuan langsung saat menghadapi suatu tekanan.
Pada aspek dukungan informasi, seseorang akan mendapatkan dukungan
dalam bentuk saran, arahan, atau feedback, sehingga dapat membantu orang
tersebut untuk menemukan jalan keluar dari masalahnya, sedangkan pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
aspek companionship support, seseorang akan mendapatkan dukungan yang
memberikan rasa kebersamaan dalam kelompok dengan saling berbagi minat
dan melakukan aktivitas sosial bersama.
Penelitian terdahulu menemukan bahwa wanita yang memiliki
tingkat dukungan sosial tinggi cenderung memiliki tingkat work-life balance
yang lebih tinggi pula (Marcinkus, Whelan-Berry, & Gordon, 2007). Hal ini
terjadi karena adanya peran lingkungan sosial yang menyediakan berbagai
bentuk dukungan pada mereka ketika dibutuhkan. Persepsi terhadap adanya
dukungan tersebut akan sangat membantu wanita pekerja untuk mencapai
keseimbangan peran dalam pekerjaan dan kehidupan di luar pekerjaan.
Pada wanita bekerja, dukungan emosional berkaitan erat dengan
pencapaian work-life balance. Lingkungan kerja dan keluarga yang penuh
dengan perhatian, kepedulian, empati, dan penerimaan cenderung akan
membuat seseorang merasa berharga dan dicintai, sehingga mereka akan lebih
mudah untuk menyeimbangkan perannya dalam pekerjaan dan kehidupan di
luar pekerjaan. Sebagai contoh, pengertian dan kesediaan suami untuk
mendengarkan keluh kesah istrinya ketika sedang mengalami masalah di
tempat kerja cenderung akan mengurangi tekanan yang dialami, sehingga akan
mempermudah pencapaian work-life balance pada wanita bekerja. Hal ini
didukung dengan penelitian yang menemukan bahwa emotional support dari
pasangan berhubungan positif dengan work-life balance (Abendroth & den
Dulk, 2011).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Dukungan sosial lain yang berhubungan erat dengan pencapaian
work-life balance pada wanita bekerja adalah dukungan instrumental.
Dukungan tersebut biasa diberikan dalam bentuk bantuan langsung. Pada
perusahaan, dukungan instrumental yang diberikan biasanya berupa
kebijakan-kebijakan yang mendukung pemenuhan kebutuhan karyawan.
Kebijakan-kebijakan yang diterapkan diantaranya adalah fleksibilitas pekerja
dalam mengatur jadwal kerja dan penyediaan fasilitas day care. Kebijakan-
kebijakan tersebut cenderung berpengaruh pada peningkatan work-life balance
karyawan karena dapat memberi kesempatan bagi karyawan untuk mengatur
perannya. Pernyataan tersebut didukung dengan hasil penelitian Hayman
(2009) yang menyebutkan bahwa flexible work-schedule terbukti berkorelasi
dengan work-life balance. Selain itu, dukungan instrumental dari pasangan
juga dapat memengaruhi work-life balance pada pekerja. Hal tersebut
mungkin terjadi ketika ada pembagian peran dalam keluarga. Sebagai contoh,
suami yang mau terlibat untuk menyelesaikan pekerjaan rumah dan mengurus
anak tentu dapat meringankan beban yang dialami oleh istrinya akibat tuntutan
kerja yang harus diselesaikan dalam waktu bersamaan. Hal tersebut didukung
dengan penelitian yang mengungkapkan bahwa kontribusi dan peran pasangan
untuk ikut mengurus pekerjaan rumah berhubungan dengan work-life balance
(Gordon & Whelan-Berry, 2004). Dengan adanya perpesepsi dukungan
instrumental yang tinggi, maka wanita pekerja akan merasa lebih ringan
bebannya, sehingga mereka juga lebih mudah mencapai work-life balance.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Aspek dukungan informasi juga berhubungan dengan pencapaian
work-life balance pada seorang pekerja. Dalam bekerja, ketersediaan saran
atau arahan dari supervisor ketika karyawannya mengalami masalah atau
kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaannya cenderung berhubungan dengan
pencapaian work-life balance. Dukungan informasi yang diberikan akan
membantu karyawan untuk segera menemukan jalan keluar dari kesulitannya,
sehingga tidak akan menyita terlalu banyak waktu hanya untuk berfokus pada
pekerjaan dan mengabaikan perannya yang lain.
Selain ketiga aspek dukungan sosial yang telah diuraikan tersebut,
dukungan yang diperoleh melalui kebersamaan dalam kelompok juga
cenderung berhubungan dengan pencapaian work-life balance pada wanita
bekerja. Hal ini terjadi karena di dalam kelompok tersebut karyawan dapat
saling berbagi minat dan melakukan aktivitas bersama sehingga mereka akan
merasakan kebersamaan yang saling menguatkan satu sama lain. Persepsi
yang tinggi terhadap adanya kebersamaan dalam sebuah kelompok dapat
memberikan penguatan bagi wanita pekerja dalam menjalani dan menghadapi
permasalahan perannya, sehingga dapat mendukung tercapainya work-life
balance.
Sebaliknya, pekerja wanita yang kurang menunjukkan adanya
gambaran kondisi dari keempat aspek dukungan sosial yang telah diuraikan
tersebut maka juga akan memiliki tingkat work-life balance yang rendah.
Mereka cenderung akan memiliki konflik peran yang lebih tinggi (Lapierre &
Allen, 2006). Hal tersebut mungkin terjadi karena mereka merasa harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
memenuhi memenuhi dan menghadapi berbagai tuntutan yang ada dalam
waktu yang sama seorang diri.
Berdasarkan pemaparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pekerja
wanita yang mempersepsikan adanya dukungan sosial yang tinggi akan
memiliki work-life balance yang tinggi pula. Sebaliknya, pekerja wanita yang
mempersepsikan dukungan sosial yang rendah akan memiliki tingkat work-life
balance yang rendah pula.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
E. KERANGKA PENELITIAN
Dukungan Sosial
Tinggi Rendah
1. Individu mempersepsikan
keberadaan lingkungan sosial yang
penuh dengan perhatian,
kepedulian, empati, dan
penerimaan.
2. Individu mempersepsikan
ketersediaan dukungan yang berupa
bantuan langsung saat dibutuhkan.
3. Individu merasa mendapatkan
saran, arahan, atau feedback yang
dibutuhkan ketika menghadapi
kesulitan atau masalah.
4. Individu merasakan adanya
kebersamaan dalam kelompok yang
saling menguatkan satu sama lain.
1. Individu mempersepsikan tidak
adanya perhatian, kepedulian,
empati, dan penerimaan dari
lingkungan sosial.
2. Individu mempersepsikan
ketidaktersediaan dukungan yang
berupa bantuan langsung saat
dibutuhkan.
3. Indvidu merasa kesulitan
mendapatkan saran, arahan, atau
feedback yang dibutuhkan saat
menghadapi kesulitan atau masalah.
4. Individu tidak merasakan adanya
kebersamaan yang saling
menguatkan satu sama lain dalam
kelompok.
1. Individu memiliki waktu yang
seimbang untuk melakukan peran
dalam pekerjaan dan kehidupan di
luar pekerjaan.
2. Individu memiliki keseimbangan
keterlibatan secara psikologis dan
berkomitmen terhadap peran dalam
pekerjaan dan kehidupan di luar
pekerjaan.
3. Individu memiliki kepuasan
terhadap perannya dalam pekerjaan
dan kehidupan di luar pekerjaan
yang seimbang.
1. Individu kesulitan menyeimbangkan
waktu untuk melakukan peran dalam
pekerjaan dan kehidupan di luar
pekerjaan.
2. Individu kurang memiliki
keseimbangan keterlibatan secara
psikologis dan komitmen terhadap
perannya dalam pekerjaan maupun
kehidupan di luar pekerjaan.
3. Individu tidak memiliki kepuasan
yang seimbang terhadap perannya
dalam pekerjaan dan kehidupan di
luar pekerjaan.
Work-Life Balance
Tinggi
Work-Life Balance
Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
F. HIPOTESIS
Hipotesis pada penelitian ini adalah terdapat hubungan positif antara
dukungan sosial dan work-life balance pada wanita pekerja usia dewasa dini.
Artinya, semakin tinggi tingkat persepsi terhadap dukungan sosial yang
dimiliki wanita pekerja usia dewasa dini, maka semakin tinggi pula tingkat
work-life balance yang dimiliki. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah
tingkat persepsi terhadap dukungan sosial yang dimiliki wanita pekerja usia
dewasa dini, maka tingkat work-life balance yang dimiliki juga semakin
rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang termasuk dalam jenis
penelitian korelasional. Pada penelitian ini, peneliti ingin melihat korelasi
antara dukungan sosial dengan work-life balance pada wanita bekerja.
B. VARIABEL PENELITIAN
Penelitian ini memiliki dua variabel, yaitu:
1. Variabel Dependen : Work-Life Balance
2. Variabel Independen : Dukungan Sosial
C. DEFINISI OPERASIONAL
1. Work-Life Balance
Definsi operasional work-life balance pada penelitian ini yaitu sejauh
mana wanita pekerja merasa puas dan terlibat secara seimbang pada peran-
perannya dalam pekerjaan maupun kehidupan lainnya di luar pekerjaan.
Work-life balance ini akan diukur menggunakan skala work-life balance.
Work-life balance dapat dilihat dari skor total yang diperoleh melalui
pengerjaan skala work life-balance. Semakin tinggi skor total yang
diperoleh responden, maka semakin tinggi tingkat work-life balance yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
dimiliki. Sebaliknya, semakin rendah perolehan skor, maka semakin
rendah tingkat work-life balance pada wanita pekerja.
2. Dukungan Sosial
Definisi operasional dukungan sosial yang digunakan dalam
penelitian ini adalah perceived social support yang diartikan sebagai
persepsi wanita pekerja terhadap adanya perhatian, penghargaan, dan
bantuan yang diberikan oleh keluarga, pasangan, teman, supervisors,
komunitas organisasi maupun sosial ketika diperlukan. Dukungan sosial
ini akan diukur menggunakan skala dukungan sosial. Dukungan Sosial
dapat dilihat dari skor total yang diperoleh melalui pengisian skala
dukungan sosial. Semakin tinggi skor total yang diperoleh, maka semakin
tinggi persepsi dukungan sosial pada wanita pekerja. Sebaliknya, semakin
rendah perolehan skor, maka semakin rendah persepsi dukungan sosial.
D. RESPONDEN PENELITIAN
Responden penelitian ini dipilih menggunakan metode nonprobability
sampling dengan jenis purposive sampling (Siregar, 2013). Metode ini
dilakukan dengan cara memilih responden berdasarkan kriteria atau ciri-ciri
tertentu yang ditetapkan sesuai dengan tujuan penelitian. Kriteria responden
yang diteliti dalam penelitian ini, yaitu karyawan wanita yang telah menikah,
berusia 20-40 tahun, sudah memiliki anak dan tinggal bersama (maksimal 2
anak), dan bekerja di bagian produksi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Responden yang berusia dewasa dini atau berusia 20-40 tahun dipilih
karena pada usia ini mereka memasuki usia produktif. Selain itu, pada usia
tersebut seseorang juga memiliki tugas perkembangan yang harus dipenuhi
seperti mulai memasuki dunia kerja, menikah, dan menjadi orang tua. Selain
itu, responden yang dipilih adalah yang sudah memiliki anak dan masih
tinggal bersama sehingga responden cenderung memiliki tanggung jawab
yang lebih besar di luar pekerjaan, seperti mengurus rumah tangga dan
mengasuh anak. Responden yang dipilih juga merupakan karyawan bagian
produksi karena mereka cenderung memiliki pengaturan jam kerja yang lebih
ketat atau tidak fleksibel dan memiliki latar belakang pendidikan yang lebih
rendah dibandingkan karyawan lainnya.
E. PENGUMPULAN DATA
Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan dua buah skala,
yaitu skala work-life balance dan skala dukungan sosial. Adapun langkah-
langkah yang dilakukan terdiri dari:
1. Penyusunan Blue Print
Penyusunan blueprint masing-masing skala adalah sebagai berikut:
1.1. Skala Work-Life Balance
Skala work-life balance disusun peneliti berdasarkan tiga aspek
work-life balance yang dikemukakan oleh McDonald dan Bradley
(2005). Ketiga aspek tersebut adalah keseimbangan waktu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
keseimbangan keterlibatan, dan keseimbangan kepuasan. Blueprint
Skala Work-Life Balance dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1.
Blueprint Skala Work-Life Balance
Dimensi/Aspek Item
Jumlah Prosentase favorable unfavorable
Keseimbangan
Waktu
8 8 16 33,33 %
Keseimbangan
Keterlibatan
8 8 16 33,33 %
Keseimbangan
Kepuasan
8 8 16 33,33 %
Total 24 24 48 100
1.2. Skala Dukungan Sosial
Skala dukungan sosial disusun peneliti berdasarkan empat
aspek dukungan sosial yang dikemukakan oleh Sarafino dan Smith
(2010). Keempat aspek tersebut adalah emotional support,
instrumental support, informational support, dan companionship
support. Blueprint Skala Dukungan Sosial dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2.
Blueprint Skala Dukungan Sosial
Dimensi/Aspek Item
Jumlah Prosentase favorable unfavorable
Emotional
support
6 6 12 25 %
Instrumental
Support
6 6 12 25 %
Informational
support
6 6 12 25 %
Companionship
support
6 6 12 25 %
Total 24 24 48 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
2. Penulisan Item
Pada tahap ini, peneliti melakukan penulisan item sesuai blueprint
masing-masing skala yang telah disusun sebelumnya. Peneliti menulis 48
item work-life balance dan 48 item dukungan sosial berdasarkan definisi
masing-masing atribut psikologis yang telah ditetapkan. Peneliti berasumsi
bahwa dengan jumlah item yang ditulis, maka masih didapatkan sekitar
50% item yang berkualitas untuk disusun menjadi bentuk item final.
Jumlah item yang tidak terlalu besar tersebut juga mempertimbangkan
keterbatasan waktu responden karena adanya target produksi yang harus
dipenuhi. Selain itu, jumlah item yang tidak terlalu besar juga bertujuan
untuk mengantisipasi terjadinya kelelahan dan kebosanan pada responden
ketika mengisi kuisioner.
Jenis skala yang digunakan untuk mengukur work-life balance dan
dukungan sosial pada penelitian ini adalah skala likert. Responden akan
diminta untuk memberikan respon yang paling menggambarkan kondisi
responden pada setiap pernyataan yang diberikan. Respon yang disediakan
terdiri dari empat pilihan, yaitu “Sangat Sesuai”, “Sesuai”, “Tidak Sesuai”,
dan “Sangat Tidak Sesuai”. Pada kedua skala pengukuran (skala work-life
balance dan skala dukungan sosial) tidak tersedia pilihan jawaban netral.
Hal ini bertujuan untuk menghindari kecenderungan subjek untuk
memberikan penilaian tengah (central tendency effect) yang dapat
berpengaruh pada rendahnya tingkat validitas (Kline, 1986 dalam
Supratiknya, 2014).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
3. Review dan Revisi Item
Setelah melakukan penulisan item, peneliti memeriksakan item-
item tersebut kepada dosen pembimbing skripsi. Review item yang
dilakukan mencakup pemeriksaan terhadap ketepatan dan kesesuaian
penulisan isi item dengan definisi serta aspek-aspek atau dimensi yang
telah ditentukan sebelumnya. Pemeriksaan juga dilakukan terkait dengan
adanya kesalahan teknis penulisan item, seperti penggunaan kata-kata
yang bermakna frekuensi (“sering”, “selalu”, “jarang), penggunaan kata-
kata yang bermakna negatif seperti kata “tidak”, tata bahasa dan ejaan
yang digunakan, serta adanya beberapa gagasan yang ditulis dalam satu
item. Selain itu, pemeriksaan item juga dilakukan terkait dengan pemilihan
kata yang sesuai dengan konteks responden. Setelah dilakukan
pemeriksaan item, peneliti kemudian melakukan perbaikan sesuai dengan
catatan-catatan yang telah diberikan oleh dosen pembimbing skripsi.
4. Validitas Isi
Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi
yang dilakukan dengan cara meminta pendapat ahli (Kountur, 2003). Pada
penelitian ini, peneliti melakukan uji validitas isi dengan cara
memeriksakan item yang dibuat pada ahlinya yaitu dosen pembimbing
skripsi (expert judgement). Pemeriksaan validitas ini dilakukan untuk
melihat relevansi atau taraf kesesuaian dan ketepatan item dengan
konstruk psikologis yang akan diukur (Supratiknya, 2014).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
5. Uji Coba Pendahuluan
Langkah selanjutnya yang dilakukan peneliti adalah melakukan uji
coba pendahuluan secara informal pada 5 orang sampel yang memiliki
karakteristik sama dengan responden penelitian. Langkah ini dilakukan
untuk mengetahui apakah petunjuk pengerjaan skala dapat dipahami oleh
responden sehingga dapat meminimalisir terjadinya kesalahan pengerjaan.
Selain itu, langkah ini juga bertujuan untuk mengetahui apakah item-item
yang dibuat dapat dipahami dan dikerjakan oleh responden, serta untuk
melihat rata-rata waktu yang dibutuhkan responden untuk menyelesaikan
pengisian skala (Supratiknya, 2014). Pertanyaan-pertanyaan dan masukan
responden selama uji coba digunakan peneliti untuk menyempurnakan
skala penelitian yang telah disusun.
6. Uji Coba Alat Ukur
Peneliti melakukan uji coba alat ukur sesungguhnya terhadap 89
orang sampel yang memiliki kesamaan karakteristik dengan responden
penelitian di PT Panen Mas Jogja. Uji coba penelitian dilakukan pada
tanggal 12 Juni 2017 sampai dengan 21 Juni 2017. Dari 89 skala yang
disebar, diperoleh 80 skala yang terisi lengkap dan dapat dianalisis.
Peneliti selanjutnya melakukan seleksi item berdasarkan hasil uji
coba yang telah dilakukan. Seleksi item dilakukan dengan memilih item-
item yang memiliki daya diskriminasi item tinggi. Hal ini dilakukan agar
skala tersebut mampu membedakan subjek berdasarkan tinggi rendahnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
atribut yang diukur (Supratiknya, 2014). Daya diskriminasi item
didapatkan dengan melakukan perhitungan koefisien korelasi item-total.
Item dapat dikatakan baik apabila memiliki koifisien korelasi item-total
≥0,30 (Azwar, 2009). Selain itu, item yang baik juga harus memiliki
koefisien korelasi total item yang bernilai positif (Supratiknya, 2014).
Dengan demikian, item yang memiliki koefisien korelasi item total
bernilai negatif atau <0,3 harus digugurkan.
Hasil uji coba skala work-life balance menunjukkan bahwa
terdapat 15 item yang memiliki koefisien korelasi item total <0,3 dan
bernilai negatif sehingga harus digugurkan. Setelah dilakukan
pengguguran terhadap 15 item tersebut peneliti kembali menghitung
koefisien korelasi item total. Berdasarkan hasil penghitungan tersebut,
diperoleh hasil bahwa masih terdapat 1 item yang memiliki koefisien
korelasi item total <0,3 sehingga harus digugurkan. Dengan demikian,
terdapat 32 item yang memiliki koefisien korelasi item total ≥ 0,3 sehingga
dapat dikatakan sebagai item yang lolos. Akan tetapi, dengan
mempertimbangkan keterbatasan waktu responden dan sebaran item yang
tidak merata antar aspek, maka peneliti menggugurkan lagi 8 item yang
memiliki koefisien korelasi item total terendah pada setiap aspek atau
dimensi. Dengan demikian, terdapat 24 item yang digunakan untuk
pengambilan data. Distribusi item skala work-life balance dapat dilihat
pada Tabel 3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Tabel 3.
Distribusi Item Skala Work-Life Balance Setelah Uji Coba
Dimensi/Aspek Item Jumlah
Item Lolos Favorable Unfavorable
Keseimbangan
Waktu
4*, 17(5), 20*,
22(8), 27(11),
29*, 31(19), 37*
1*, 3*, 6*,
14(4), 35(14),
42*, 44(1),
46(21)
8
Keseimbangan
Keterlibatan
5(23), 13*, 21(7),
33(13), 34*,
38(15), 40*, 48*
10(3), 11*,
18*, 24(9),
32*, 36*,
41(18), 43(20)
8
Keseimbangan
Kepuasan
7(2), 12*, 15*,
16*, 25*, 26(10),
28(17), 30(12)
2*, 8*, 9*,
19(6), 23*,
39(16), 45(22),
47(24)
8
Jumlah Item Lolos 12 12 24
Keterangan:
1. Item yang dicetak tebal dengan tanda bintang (*) adalah item yang
tidak lolos atau gugur
2. Item dengan tanda bintang (*) tanpa ditebalkan adalah item yang
digugurkan untuk menyeimbangkan jumlah item antar aspek
3. Item di dalam tanda kurung (()) adalah nomor item yang digunakan
dalam pengambilan data
Hasil uji coba skala dukungan sosial menunjukkan bahwa terdapat
13 item yang memiliki koefisien korelasi item total <0,3 dan bernilai
negatif sehingga harus digugurkan. Dengan demikian, terdapat 35 item
yang memiliki koefisien korelasi item total ≥ 0,3 sehingga dapat dikatakan
sebagai item yang lolos. Akan tetapi, dengan mempertimbangkan
keterbatasan waktu responden dan sebaran item yang tidak merata antar
aspek, maka peneliti menggugurkan lagi 11 item yang memiliki koefisien
korelasi item total terendah pada setiap aspek atau dimensi. Hasil akhir
seleksi item menunjukkan bahwa terdapat 24 item yang digunakan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
pengambilan data. Sebaran item skala dukungan sosial dapat dilihat pada
Tabel 4.
Tabel 4.
Distribusi Item Skala Dukungan Sosial Setelah Uji Coba
Dimensi/Aspek Item Jumlah
Item Lolos Favorable Unfavorable
Emotional
support
1*, 17(8),
22(10), 26(14),
30*, 42*
11(4), 12(5),
15*, 18*,
27(15), 37*
6
Instrumental
Support
2*, 14*, 25(13),
40(21), 45*,
46(23)
5*, 10(3), 13(6),
35(20), 36*, 43*
6
Informational
support
3*, 6*, 9(2),
20(11), 29(17),
44*
7*, 16(7), 24*,
31(18), 38*,
41(22), 45*
6
Companionship
support
4*, 8(1), 23(12),
32*, 33*, 47(19)
19*, 21(9),
28(16), 34(24),
39*, 48*
6
Jumlah Item Lolos 12 12 24
Keterangan:
1. Item yang dicetak tebal dengan tanda bintang (*) adalah item yang
tidak lolos atau gugur
2. Item dengan tanda bintang (*) tanpa ditebalkan adalah item yang
digugurkan untuk menyeimbangkan jumlah item antar aspek
3. Item di dalam tanda kurung (()) adalah nomor item yang digunakan
dalam pengambilan data
F. PEMERIKSAAN RELIABILITAS ALAT UKUR PENELITIAN
Uji reliabilitas skala pengukuran pada penelitian ini dilakukan dengan
menghitung koefisien reliabilitas Alpha Cronbach dengan SPSS for windows
versi 18. Reliabilitas skala pengukuran semakin tinggi apabila koefisien
reliabilitas yang didapatkan semakin mendekati angka 1,00. Sebaliknya,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
apabila koefisien reliabilitas semakin mendekati angka 0 maka reliabilitas
skala pengukuran tersebut semakin rendah (Azwar, 2009). Guilford (1956,
dalam Supratiknya, 2014) menyebutkan bahwa reliabilitas suatu alat ukur
dianggap memuaskan apabila memiliki koefisien ≥0,70. Berdasarkan hasil uji
coba, skala work-life balance pada penelitian ini memiliki koefisien
reliabilitas sebesar 0,923, sedangkan skala dukungan sosial memiliki koefisien
reliabilitas sebesar 0,922. Dengan demikian, skala work-life balance dan skala
dukungan sosial yang telah disusun peneliti dapat dikatakan reliabel.
G. METODE ANALISIS DATA
Uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
hubungan antara dukungan sosial dan work-life balance pada wanita pekerja
usia dewasa dini. Apabila uji asumsi terpenuhi, maka hipotesis penelitian ini
akan diuji menggunakan uji statistik parametrik, yaitu uji korelasi Product
Moment Pearson (Santoso, 2010). Akan tetapi, uji hipotesis akan dilakukan
menggunakan uji korelasi Spearman Rho apabila uji asumsi tidak terpenuhi.
Dalam uji korelasi, nilai koefisien korelasi yang berada dalam rentang -1
hingga 1 menunjukkan adanya hubungan yang positif atau negatif kedua
variabel penelitian (Santoso, 2010). Hipotesis penelitian dapat diterima
apabila nilai signifikansi yang diperoleh <0,05. Dua syarat atau uji asumsi
yang harus dipenuhi dalam uji korelasi Product Moment Pearson, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
1. Uji Normalitas
Uji normalitas menjadi salah satu uji asumsi yang harus dipenuhi
dalam perhitungan statistik parametrik. Uji ini dilakukan untuk
mengetahui apakah data penelitian memiliki sebaran yang normal atau
tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
uji one sample Kolmogorov-Smirnov. Suatu data dapat dikatakan memiliki
sebaran normal apabila memiliki taraf signifikansi >0,05 (Santoso, 2010).
2. Uji Linearitas
Syarat lain yang harus dipenuhi dalam uji statistik parametrik
adalah uji linearitas yang bertujuan untuk mengetahui apakah kedua
variabel penelitian memiliki hubungan yang linear atau tidak. Uji linearitas
pada penelitian ini dilakukan menggunakan SPSS for windows versi 18.
Suatu data dapat dikatakan linear apabila memiliki taraf signifikansi <0,05
(Santoso, 2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
1. Pelaksanaan Penelitian
Pengambilan data penelitian ini dilaksanakan di PT Panen Mas
Jogja mulai tanggal 6 Juli 2017 sampai dengan 17 Juli 2017. Peneliti
menyebarkan 115 skala penelitian secara individual pada karyawan bagian
produksi yang memenuhi kriteria penelitian, yaitu wanita usia dewasa dini,
telah menikah, dan memiliki anak yang masih tinggal bersama. Pada
proses pengambilan data, peneliti juga dibantu oleh pembimbing lapangan
dari pihak perusahaan dalam menyebarkan skala pada karyawan. Dari 115
skala yang disebar, terdapat 5 skala yang tidak kembali pada peneliti. Dari
keseluruhan skala yang diisi oleh responden, terdapat 31 skala yang tidak
dapat digunakan karena tidak terisi dengan lengkap dan tidak memenuhi
kriteria penelitian.
2. Deskripsi Responden Penelitian
Deskripsi responden penelitian seperti usia, lama bekerja, divisi
pekerjaan, jumlah anak, usia anak bungsu, pengasuh anak, orang lain yang
tinggal serumah, dan pekerjaan suami dapat dilihat pada Tabel 5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Tabel 5.
Deskripsi Responden
Kategori Jumlah Presentase
Usia 21-25 tahun 6 7,6 %
26-30 tahun 26 32,9 %
31-35 tahun 23 29,1 %
36-40 tahun 24 30,4 %
Lama Bekerja 1 tahun 26 32,9 %
2 tahun 22 27,8 %
3 tahun 12 15,2 %
4 tahun 19 24,1 %
Divisi Pekerjaan Sewing 65 82,3 %
Cutting 7 8,9 %
Quality Control 7 8,9 %
Jumlah Anak 1 orang 43 54,4 %
2 orang 36 45,6 %
Usia Anak Bungsu ≤ 1 tahun 7 8,9%
2 – 5 tahun 29 36,7%
6 – 9 tahun 32 40,5%
10 – 13 tahun 5 6,3%
14 – 17 tahun 6 7,6%
Pengasuh Anak Tanpa pengasuh 13 16,5 %
Orangtua 36 45,6 %
Mertua 21 26,6 %
Pembantu/baby sitter 2 2,5 %
Suami 4 5,1 %
Lainnya (nenek,
saudara, dll)
3 3,8 %
Orang lain yang
tinggal serumah
Tidak ada 28 35,4%
Orang tua 18 22,8%
Mertua 17 21,5%
Saudara kandung 1 1,3%
Saudara ipar 3 3,8%
Keluarga Besar 12 15,2%
Pekerjaan Suami tidak bekerja 8 10,1 %
buruh 50 63,3 %
wiraswasta 9 11,4 %
pedagang 1 1,3 %
karyawan 9 11,4 %
tukang kayu 1 1,3%
pengacara 1 1,3 %
Total 79 100 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
3. Deskripsi Data Penelitian
Peneliti melakukan analisis deskriptif untuk melihat gambaran data
empirik dan teoritik yang berupa rata-rata, skor minimum, skor
maksimum, dan standar deviasi. Deskripsi data penelitian tersebut dapat
dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6.
Deskripsi Data Penelitian
Work-Life Balance Dukungan Sosial
Empirik Teoritik Empirik Teoritik
Rata-rata 64,75 60 74,25 60
X maks. 87 96 91 96
X min. 46 24 63 24
Standar Deviasi 7,318 12 6,657 12
Koef. Uji Beda 5,765 19,029
Sign. 0,000 0,000
Berdasarkan deskripsi data penelitian tersebut, dapat dilihat bahwa
variabel work-life balance memiliki mean empirik yang lebih tinggi
daripada mean teoritik. Hasil uji beda one sample t-test menunjukkan
bahwa keduanya memiliki perbedaan yang signifikan. Hal tersebut berarti
bahwa responden pada penelitian ini memiliki tingkat work-life balance
yang tinggi. Selain itu, variabel dukungan sosial juga memiliki mean
empirik yang lebih tinggi dibandingkan mean teoritik. Hasil uji beda one
sample t-test juga menunjukkan bahwa keduanya memiliki perbedaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
yang signifikan. Hal ini berarti bahwa tingkat dukungan sosial yang
dimiliki oleh responden dalam penelitian ini tergolong tinggi.
4. Reliabilitas Data Penelitian
Berdasarkan hasil uji reliabilitas terhadap data penelitian masing-
masing variabel, diperoleh hasil bahwa skala work-life balance memiliki
nilai koefisien reliabilitas sebesar 0,842, sedangkan skala dukungan sosial
memperoleh nilai koefisien reliabilitas sebesar 0,857. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa kedua skala yang digunakan dalam penelitian ini
tergolong reliabel.
5. Hasil Uji Asumsi
5.1.Uji Normalitas
Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan dengan One Sample
Kolmogorov-Smirnov Test. Berdasarkan uji normalitas diperoleh hasil
bahwa variabel work-life balance memiliki nilai signifikansi sebesar
0,566 (p>0,05), sedangkan variabel dukungan sosial memiliki nilai
signifikansi sebesar 0,159 (p>0,05). Dengan demikian, kedua data
pada variabel penelitian ini dapat dikatakan memiliki sebaran yang
normal. Hasil uji normalitas kedua variabel penelitian dapat dilihat
pada Tabel 7.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Tabel 7.
Hasil Uji Normalitas
Variabel Signifikansi Interpretasi
Work-Life Balance 0,764 Terdistribusi Normal
Dukungan Sosial 0,162 Terdistribusi Normal
5.2.Uji Linearitas
Hasil uji linearitas menunjukkan bahwa kedua variabel dalam
penelitian ini memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000 (p<0,05).
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kedua variabel dalam
penelitian ini memiliki hubungan yang bersifat linear. Hasil uji
linearitas dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8.
Hasil Uji Linearitas
Variabel Signifikansi Interpretasi
Work-Life Balance 0,000 Linear
Dukungan Sosial
6. Hasil Uji Hipotesis
Berdasarkan hasil uji asumsi yang telah dilakukan, maka uji
hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji korelasi Pearson
Product Moment. Uji korelasi antara variabel dukungan sosial dan work-
life balance menunjukkan koefisien korelasi yang diperoleh sebesar 0,409
dengan taraf signifikansi 0,000. Hal tersebut berarti bahwa terdapat
hubungan yang positif dan signifikan antara dukungan sosial dan work-life
balance pada wanita pekerja usia dewasa dini. Hasil uji korelasi antara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
dukungan sosial dan work-life balance pada wanita pekerja usia dewasa
dini dapat dilihat pada Tabel 9.
Peneliti juga melakukan penghitungan koefisien determinasi untuk
melihat sumbangan efektif variabel bebas terhadap variabel tetap. Hasil
penghitungan menunjukkan perolehan koefisien determinasi sebesar
0,167. Hal ini berarti bahwa dukungan sosial memiliki sumbangan
terhadap work-life balance sebesar 16,7%.
Tabel 9.
Hasil Uji Korelasi antara Dukungan Sosial dan Work-Life Balance pada
Wanita Pekerja Usia Dewasa Dini
Variabel
Independen
Variabel
Dependen
Koef.
Korelasi
(r)
Sign. Interpretasi
Dukungan
Sosial
Work-Life
Balance 0,409 0,000
Ada Hubungan
Signifikan
7. Hasil Analisis Tambahan
Peneliti melakukan analisis tambahan untuk melihat hubungan
antara aspek-aspek dukungan sosial dan work-life balance pada wanita
pekerja usia dewasa dini. Analisis tambahan ini dilakukan dengan
melakukan uji korelasi Spearman Rho karena uji asumsi tidak terpenuhi.
Hasil uji korelasi tersebut menunjukkan bahwa aspek emotional support,
instrumental support, dan companionship support berhubungan positif dan
signifikan dengan work-life balance, sedangkan aspek informational
support tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan work-life
balance. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa aspek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
emotional support memiliki nilai koefisien korelasi tertinggi dengan work-
life balance dibandingkan aspek-aspek dukungan sosial lainnya. Hasil uji
korelasi antara aspek-aspek dukungan sosial dan work-life balance dapat
dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10.
Hasil Uji Korelasi antara Aspek Dukungan Sosial dan Work-Life Balance
Aspek
Dukungan
Sosial
Variabel
Dependen
Koef.
Korelasi
(r)
Sign. Interpretasi
Emotional
Support
Work-Life
Balance
0,412 0,000 Ada Hubungan
Signifikan
Instrumental
Support 0,324 0,004
Ada Hubungan
Signifikan
Informational
Support 0,217 0,055
Tidak Ada Hubungan
Signifikan
Companionship
Support 0,268 0,017
Ada Hubungan
Signifikan
B. PEMBAHASAN
Hasil uji korelasi pada penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis
yang diajukan dalam penelitian ini diterima. Artinya, terdapat hubungan yang
positif dan signifikan antara dukungan sosial dan work-life balance pada
wanita pekerja usia dewasa dini. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin
tinggi persepsi terhadap dukungan sosial yang dimiliki oleh wanita pekerja
usia dewasa dini, maka semakin tinggi pula tingkat work-life balance yang
mereka miliki. Sebaliknya, Semakin rendah persepsi terhadap dukungan sosial
pada wanita pekerja usia dewasa dini, maka semakin rendah pula tingkat
work-life balance yang dimiliki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Hasil uji hipotesis dalam penelitian ini didukung dengan hasil
penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa tingginya dukungan sosial
yang diperoleh dari berbagai sumber terbukti berhubungan dengan tingginya
tingkat work-life balance yang dimiliki individu (Marcinkus, Whelan-Berry,
& Gordon, 2007). Hal ini dapat terjadi karena individu merasa bahwa orang-
orang di sekitarnya cenderung bersedia memberikan berbagai bentuk
dukungan yang dibutuhkan sewaktu-waktu. Ketersediaan dukungan sosial
tersebut cenderung akan memberikan kesempatan bagi wanita pekerja untuk
tetap dapat menjalani perannya di lingkungan kerja maupun di luar lingkungan
kerja.
Dukungan emosional yang berasal dari lingkungan sosial seperti
supervisor cenderung dapat membantu pencapaian work-life balance pada
wanita pekerja (Van Daalen, Willemsen, & Sanders, 2006). Sebagai contoh,
kesediaan atasan untuk memahami permasalahan keluarga yang dihadapi oleh
karyawan akan menumbuhkan perasaan berharga, diperhatikan, dan dicintai
sehingga dapat menumbuhkan persepsi mengenai lingkungan kerja yang
penuh dukungan (Hammer, Kossek, Daniels, & Zimmerman, 2007). Apabila
kondisi tersebut terwujud di dalam lingkungan kerja, maka tekanan-tekanan
akibat adanya beberapa peran yang harus dipenuhi oleh wanita pekerja akan
berkurang sehingga mereka lebih mudah menyeimbangkan perannya.
Adanya dukungan sosial juga memungkinkan wanita pekerja untuk
mengatur keterlibatan perannya sehari-hari. Adanya bantuan langsung yang
didapatkan dari lingkungan sosial seperti tempat kerja, pasangan, keluarga,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
maupun orang-orang terdekat lainnya dapat membantu pencapaian work-life
balance pada wanita bekerja (Gordon & Whelan-Berry, 2004; Hayman, 2009;
Watts, 2009). Dalam penelitian ini, salah satu bentuk dukungan langsung yang
didapatkan responden yaitu keterlibatan orang-orang terdekat dalam
pengasuhan anak saat ibu bekerja, seperti orang tua, mertua, maupun
pembantu rumah tangga. Dukungan sosial tersebut cenderung dapat
meringankan beban wanita pekerja dalam memenuhi tanggung jawab
perannya. Dengan demikian, wanita pekerja yang dapat menyesuaikan diri dan
fokus menjalankan masing-masing tanggung jawab perannya secara seimbang.
Wanita pekerja juga cenderung lebih dapat menyeimbangkan berbagai
peran yang harus dipenuhi ketika mereka mempersepsikan adanya dukungan
informasi dari lingkungan sosial saat dibutuhkan. Dukungan informasi
tersebut dapat berupa nasihat, saran, petunjuk, atau arahan (Seiger & Wiese,
2009). Keterbukaan atasan, keluarga maupun lingkungan sosial lainnya untuk
memberikan dukungan tersebut cenderung dapat membantu wanita pekerja
dalam mengatasi berbagai masalah yang terkait dengan perannya. Dengan
demikian, hal tersebut dapat meminimalisir terjadinya konflik peran sehingga
wanita pekerja dapat mencapai work-life balance.
Keterlibatan wanita dalam pengasuhan anak dan mengurus rumah
tangga merupakan salah satu peran yang tidak dapat dihindari sehingga
seringkali menimbulkan konflik dengan peran lainnya. Hal tersebut membuat
wanita pekerja sangat membutuhkan adanya dukungan dalam menjalani
peran-peran tersebut. Salah satu bentuk dukungan tersebut seringkali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
diperoleh melalui kebersamaan mereka dalam kelompok-kelompok sosial.
Adanya aktivitas yang dilakukan bersama dalam kelompok tersebut cenderung
memberikan penguatan bagi wanita pekerja saat mengalami permasalahan
terkait dengan berbagai peran yang harus dipenuhi. Hal tersebut cenderung
dapat memunculkan keyakinan dalam diri wanita pekerja bahwa mereka
mampu menyelesaikan konflik peran yang dialami. Jika kondisi tersebut
terwujud, maka work-life balance yang mereka miliki juga akan meningkat.
Hasil analisis penelitian ini juga menunjukkan bahwa dukungan sosial
memiliki sumbangan sebesar 16,7% terhadap work-life balance pada wanita
pekerja usia dewasa dini. Hal tersebut berarti bahwa terdapat 83,3% faktor
lain yang memengaruhi work-life balance wanita pekerja usia dewasa dini.
Faktor lain yang memberikan sumbangan terhadap work-life balance antara
lain gender, psychological well-being, kecerdasan emosi, children
responsibility, work hours, dan work schedule (Emslie & Hunt, 2009; Gröpel
& Kuhl, 2009; Hayman, 2009; McDonald & Bradley, 2005; Poulose &
Sudarsan, 2014; Valcour, 2007).
Hasil analisis tambahan menunjukkan bahwa bahwa aspek emotional
support, instrumental support, dan companionship support berhubungan
positif dan signifikan dengan work-life balance, sedangkan aspek
informational support tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan work-
life balance. Aspek emotional support memiliki korelasi paling tinggi dengan
work-life balance dibandingkan dengan aspek dukungan sosial lainnya.
sedangkan aspek instrumental support memiliki korelasi tertinggi kedua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
dengan work-life balance. Hal tersebut senada dengan hasil penelitian Wayne,
Randel, dan Stevens (2006) yang menunjukkan bahwa dukungan emosional
yang diberikan oleh lingkungan sosial lebih mampu menjadi prediktor bagi
meningkatnya kualitas peran dalam kehidupan kerja dan keluarga
dibandingkan dengan dukungan instrumental. Adanya dukungan emosional
dari lingkungan sosial khususnya keluarga akan membuat wanita pekerja
merasa nyaman dan tidak tertekan. Dengan demikian, mereka juga cenderung
dapat menyelesaikan berbagai konflik dan tuntutan perannya dengan tenang,
serta lebih mudah mencapai work-life balance.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara dukungan
sosial dan work-life balance pada wanita pekerja usia dewasa dini. Hasil uji
hipotesis menyatakan bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
diterima. Hal tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif dan
signifikan antara dukungan sosial dan work-life balance pada wanita pekerja
usia dewasa dini. Hubungan yang positif dan signifikan tersebut menunjukkan
bahwa semakin tinggi persepsi terhadap dukungan sosial yang dimiliki oleh
wanita pekerja usia dewasa dini, maka semakin tinggi pula tingkat work-life
balance yang mereka miliki. Sebaliknya, Semakin rendah persepsi terhadap
dukungan sosial pada wanita pekerja usia dewasa dini, maka semakin rendah
pula tingkat work-life balance yang dimiliki. Dukungan sosial memiliki
sumbangan efektif sebesar 16,7% terhadap work-life balance, sehingga 83,3%
lainnya dipengaruhi oleh faktor-faktor yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Hasil analisis tambahan menunjukkan bahwa aspek emotional support,
instrumental support, dan companionship support berhubungan positif dan
signifikan dengan work-life balance, sedangkan aspek informational support
tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan work-life balance.. Aspek
emotional support memiliki korelasi paling kuat dengan work-life balance.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
B. KETERBATASAN PENELITIAN
Keterbatasan penelitian ini yaitu peneliti tidak melakukan
penyeimbangan jumlah item berdasarkan sumber-sumber dukungan sosial.
C. SARAN
1. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang berminat melakukan penelitian
dengan topik serupa diharapkan dapat memperluas lingkup penelitian,
sehingga dapat menambah variasi data responden seperti bidang pekerjaan
dan jumlah jam kerja. Selain itu, penelitian ini dilakukan di perusahaan
yang berada di kota kecil, sehingga responden cenderung lebih mudah
mendapatkan berbagai bentuk dukungan sosial dari kerabat dekat. Oleh
karena itu, penelitian selanjutnya dapat menggunakan responden di
perusahaan yang berada di kota besar. Pada individu yang merantau di
kota-kota besar, dukungan sosial dari kerabat dekat, khususnya keluarga
tentu lebih sulit diperoleh, sehingga hal tersebut mungkin juga
berpengaruh terhadap tingkat work-life balance yang dimiliki. Peneliti
selanjutnya juga perlu melakukan penyeimbangan jumlah item
berdasarkan sumber-sumber dukungan sosial, sehingga dapat dilakukan
analisis lebih mendalam untuk melihat sumber-sumber dukungan sosial
yang paling memengaruhi work-life balance.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
2. Bagi Instansi Kerja
Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa terdapat
korelasi antara persepsi terhadap dukungan sosial dan work-life balance
pada wanita pekerja usia dewasa dini. Selain itu, responden juga memiliki
tingkat work-life balance di atas rata-rata teoritik. Oleh karena itu,
lingkungan sosial khususnya instansi kerja diharapkan dapat membantu
responden untuk mempertahankan work-life balance yang telah dicapai
dengan cara tetap menjalin relasi dan komunikasi yang baik dengan
karyawan. Komunikasi tersebut dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk
kebijakan atau fasilitas yang mendukung pencapaian work-life balance
pada wanita usia dewasa dini, seperti menyediakan fasilitas konseling dan
family gathering. Kebijakan-kebijakan tersebut akan membuat karyawan
merasa diperhatikan, dipedulikan, dan dihargai keberadaannya, sehingga
mereka akan mempersepsikan keberadaan lingkungan kerja yang penuh
dengan dukungan. Hal tersebut dapat membantu karyawan dalam
mengatasi tekanan-tekanan yang muncul akibat adanya berbagai tuntutan
peran yang ada, sehingga semakin mendukung tercapainya work-life
balance. Apabila kondisi tersebut tercapai, maka kinerja karyawan juga
akan semakin meningkat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Daftar Pustaka
Abendroth, A.-K., & den Dulk, L. (2011). Support for the work-life balance in
Europe: the impact of state, workplace and family support on work-life
balance satisfaction. Work, Employment and Society, 25(2), 234–256.
https://doi.org/10.1177/0950017011398892
Azwar, S. (2009). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Badan Pusat Statistik. (2016). Indikator Pasar Tenaga Kerja Indonesia Februari
2016. Diakses dari https://www.bps.go.id/website/pdf_publikasi/Indikator-
Pasar-Tenaga-Kerja-Indonesia-Februari-2016----.pdf pada tanggal 18
September 2016.
Beauregard, T. A., & Henry, L. C. (2009). Making the link between work-life
balance practices and organizational performance. Human Resource
Management Review, 19(1), 9–22.
https://doi.org/10.1016/j.hrmr.2008.09.001
Bell, A. S., Rajendran, D., & Theiler, S. (2012). Job stress, wellbeing, work-life
balance and work-life conflict among Australian academics. Sensoria: A
Journal of Mind, Brain & Culture, 8(1), 25–37.
Berk, L. E. (2012). Development Through the Lifespan. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Bintang, S. K., & Astiti, D. P. (2016). Work-life balance dan intensi turnover pada
pekerja wanita Bali di Desa Adat Sading, Mangupura, Badung. Jurnal
Psikologi Udayana, 3(3), 382–394.
Choi, J., & Chen, C. C. (2006). Gender differences in perceived work demands,
family demands, and life stress among married Chinese employees.
Management and Organization Review, 2(2), 209–229.
Day, A. L., & Chamberlain, T. C. (2006). Committing to your work, spouse, and
children: Implications for work–family conflict. Journal of Vocational
Behavior, 68(1), 116–130.
Deery, M., & Jago, L. (2009). A framework for work–life balance practices:
Addressing the needs of the tourism industry. Tourism and Hospitality
Research, 9(2), 97–108. https://doi.org/10.1057/thr.2009.4
Emslie, C., & Hunt, K. (2009). “Live to work”or “work to live”? A qualitative
study of gender and work–life balance among men and women in mid-life.
Gender, Work & Organization, 16(1), 151–172.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Gordon, J. R., & Whelan-Berry, K. S. (2004). It takes two to tango: An empirical
study of perceived spousal/partner support for working women. Women in
Management Review, 19(5), 260–273.
Greenhaus, J. H., Collins, K. M., & Shaw, J. D. (2003). The relation between
work–family balance and quality of life. Journal of Vocational Behavior,
63(3), 510–531.
Greenhaus, J. H., Ziegert, J. C., & Allen, T. D. (2012). When family-supportive
supervision matters: Relations between multiple sources of support and
work–family balance. Journal of Vocational Behavior, 80(2), 266–275.
https://doi.org/10.1016/j.jvb.2011.10.008
Grönlund, A. (2007). More control, less conflict? Job demand–control, gender and
work–family conflict. Gender, Work & Organization, 14(5), 476–497.
https://doi.org/10.1111/j.1468-0432.2007.00361.x
Gröpel, P., & Kuhl, J. (2009). Work–life balance and subjective well-being: The
mediating role of need fulfilment. British Journal of Psychology, 100(2),
365–375.
Hammer, L. B., Kossek, E. E., Daniels, R., & Zimmerman, K. (2007). Clarifying
the construct of family-supportive supervisory behaviors (FSSB): A
multilevel perspective. Exploring the Work and Non-Work Interface, 6,
165–204. https://doi.org/10.1016/S1479-3555(06)06005-7
Hayman, J. R. (2009). Flexible work arrangements: exploring the linkages
between perceived usability of flexible work schedules and work/life
balance. Community, Work & Family, 12(3), 327–338.
Huang, T. C., Lawler, J., & Lei, C.-Y. (2007). The effects of quality of work life
on commitment and turnover intention. Social Behavior and Personality,
35(6), 735–750. https://doi.org/10.2224/sbp.2007.35.6.735
Hurlock, E. B. (1998). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Ilies, R., Schwind, K. M., Wagner, D. T., Johnson, M. D., DeRue, D. S., & Ilgen,
D. R. (2007). When can employees have a family life? The effects of daily
workload and affect on work-family conflict and social behaviors at home.
Journal of Applied Psychology, 92(5), 1368.
Kountur, R. (2003). Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. Jakarta:
Penerbit PPM.
Lapierre, L. M., & Allen, T. D. (2006). Work-supportive family, family-
supportive supervision, use of organizational benefits, and problem-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
focused coping: implications for work-family conflict and employee well-
being. Journal of Occupational Health Psychology, 11(2), 169.
Linley, P. A., Harrington, S., & Garcea, N. (2010). Oxford Handbook of Positive
Psychology and Work. New York: Oxford University Press.
Lu, J.-F., Siu, O.-L., Spector, P. E., & Shi, K. (2009). Antecedents and outcomes
of a fourfold taxonomy of work-family balance in Chinese employed
parents. Journal of Occupational Health Psychology, 14(2), 182.
Marcinkus, W. C., Whelan-Berry, K. S., & Gordon, J. R. (2007). The relationship
of social support to the work-family balance and work outcomes of midlife
women. Women in Management Review, 22(2), 86–111.
McDonald, P., & Bradley, L. M. (2005). The Case for Work-Life Balance:
Closing the Gap Between Policy and Practice. Australia: Hudson
Highland Group, Inc.
Milkie, M. A., Kendig, S. M., Nomaguchi, K. M., & Denny, K. E. (2010). Time
with children, children’s well-being, and work-family balance among
employed parents. Journal of Marriage and Family, 72(5), 1329–1343.
Moore, F. (2007). Work‐life balance: contrasting managers and workers in an
MNC. Employee Relations, 29(4), 385–399.
https://doi.org/10.1108/01425450710759217
Novelia, P. (2013). Hubungan antara work/life balance dan komitmen
berorganisasi pada pegawai perempuan. Diakses dari
http://lib.ui.ac.id/naskahringkas/2015-09/S45223-Putri%20Novelia
Papalia, D., Olds, S., & Feldman, R. (2008). Human Development. USA:
McGraw-Hill Education.
Poulose, S., & Sudarsan, N. (2014). Work life balance: A conceptual review.
International Journal of Advances in Management and Economics, 3(2),
1–17.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. (2012). Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Santoso, A. (2010). Statistik untuk Psikologi dari Blog menjadi Buku. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma.
Sarafino, E. P., & Smith, T. W. (2010). Health Psychology: Biopsychosocial
Interactions, 7th Edition. USA: John Wiley & Sons, Inc.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Schermerhorn, J. R., Hunt, J. G., & Osborn, R. N. (2002). Organizational
Behavior. USA: John Wiley & Sons, Inc.
Seiger, C. P., & Wiese, B. S. (2009). Social support from work and family
domains as an antecedent or moderator of work–family conflicts? Journal
of Vocational Behavior, 75(1), 26–37.
Selvarajan, T. T., Cloninger, P. A., & Singh, B. (2013). Social support and work–
family conflict: A test of an indirect effects model. Journal of Vocational
Behavior, 83(3), 486–499.
Shagvaliyeva, S., & Yazdanifard, R. (2014). Impact of flexible working hours on
work-life balance. American Journal of Industrial and Business
Management, 4, 20–23.
Siregar, S. (2013). Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
Supratiknya, A. (2014). Pengukuran Psikologis. Yogyakarta: Penerbit USD.
Taylor, S. E., Peplau, L. A., & Sears, D. O. (2006). Social Psychology. New
Jersey: Pearson Prentice Hall.
Valcour, M. (2007). Work-based resources as moderators of the relationship
between work hours and satisfaction with work-family balance. Journal of
Applied Psychology, 92(6), 1512.
Van Daalen, G., Willemsen, T. M., & Sanders, K. (2006). Reducing work–family
conflict through different sources of social support. Journal of Vocational
Behavior, 69(3), 462–476.
Watts, J. H. (2009). “Allowed into a man's world” meanings of work-life balance:
perspectives of women civil engineers as “minority” workers in
construction. Gender, Work & Organization, 16(1), 37–57.
Wayne, J. H., Randel, A. E., & Stevens, J. (2006). The role of identity and work–
family support in work–family enrichment and its work-related
consequences. Journal of Vocational Behavior, 69(3), 445–461.
Wijayanti, E. (2016). Sebagai Ibu yang Bekerja, Membagi Waktu adalah
Pekerjaan Terberat. Diakses dari
https://www.vemale.com/menyusui/98247-sebagai-ibu-yang-bekerja-
membagi-waktu-adalah-pekerjaan-terberat.html pada tanggal 11 Agustus
2017.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Lampiran 1.
Skala Work-Life Balance dan Dukungan Sosial untuk Uji Coba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
SKALA KEHIDUPAN KERJA DAN KELUARGA
Disusun oleh:
Nama : Irene Yesi Kristianti
NIM : 139114001
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Yogyakarta, Mei 2017
Yth. Saudara
yang berpartisipasi dalam penelitian ini
Dengan hormat,
Saya yang beridentitas di bawah ini:
Nama : Irene Yesi Kristianti
NIM : 139114001
mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, memohon bantuan dan
kesediaan Saudara untuk mengisi kuisioner atau skala penelitian ini dalam rangka
menyelesaikan tugas akhir (skripsi) saya.
Sebelum mengisi kuisioner atau skala penelitian, saudara diharapkan untuk
mengisi Data Diri terlebih dahulu. Kuisioner atau skala ini juga disertai dengan
Petunjuk Pengerjaan. Oleh karena itu, Saudara diharapkan membaca dan memahami
terlebih dahulu petunjuk pengerjaan yang diberikan untuk mengisi kuisioner atau
skala ini.
Kuisioner atau skala ini terdiri dari beberapa pernyataan yang dikelompokkan
menjadi 2 bagian. Saudara diharapkan mengisi kuisioner atau skala penelitian ini dengan
sebenar-benarnya, jujur, dan apa adanya sesuai dengan keadaan Saudara dalam
kehidupan sehari-hari, bukan berdasarkan atas pandangan masyarakat pada umumnya.
Dalam pengisian kuisioner atau skala ini tidak ada penilaian benar atau salah. Selain itu,
semua informasi (identitas dan jawaban) yang Saudara berikan akan dijaga
kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan penyusunan skripsi yang saya
laksanakan. Saudara diharapkan dapat berpartisipasi sepenuhnya dalam penelitian ini.
Atas waktu dan kesediaan Saudara untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, saya
mengucapkan terima kasih.
Hormat saya,
Irene Yesi Kristianti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
PERNYATAAN KESEDIAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan kesediaan saya untuk
mengisi skala penelitian ini dengan sukarela tanpa ada paksaan dari pihak tertentu demi
membantu terlaksananya penelitian ilmiah yang disusun. Semua jawaban yang saya
berikan benar-benar sesuai dengan keadaan yang saya alami sehari-hari. Saya juga
memberikan ijin agar jawaban saya dapat digunakan sebagai data untuk penelitian ilmiah
meskipun tanpa mencantumkan identitas pribadi saya.
, 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
DATA DIRI
Inisial :
Usia : tahun
Jumlah anak : orang
Usia anak : 1. tahun
2. tahun
3. tahun
(Jika anak lebih dari satu, silakan menyebutkan usia semuanya.)
Bagian/Divisi Pekerjaan :
Lama bekerja di perusahaan : tahun
Lama bekerja dalam sehari : jam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
PETUNJUK PENGERJAAN
Berikut ini terdapat pernyataan-pernyataan yang terkait dengan apa yang Saudara alami
dalam kehidupan sehari-hari. Bacalah dan pahami setiap pernyataan yang ada dengan seksama,
kemudian silakan memberikan tanda silang (X) pada kolom pilihan jawaban yang paling
menggambarkan atau paling sesuai dengan keadaan yang Saudara alami.
Berikut merupakan pilihan jawaban yang disediakan:
STS = Sangat Tidak Sesuai
TS = Tidak Sesuai
S = Sesuai
SS = Sangat Sesuai
Dalam hal ini, tidak ada jawaban yang benar atau salah. Setiap orang mungkin memiliki
jawaban yang berbeda sesuai dengan keadaan masing-masing. Oleh karena itu, pilihlah jawaban
yang Saudara anggap paling sesuai untuk menggambarkan keadaan Saudara pada pernyataan-
pernyataan yang disajikan.
Contoh pengisian jawaban:
No. PERNYATAAN STS TS S SS
1. Saya sulit berkumpul dengan keluarga karena sering
bekerja lembur.
X
Apabila Saudara ingin mengganti jawaban, Saudara dapat mencoret ( ─ ) jawaban
sebelumnya, kemudian memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang Saudara anggap lebih
sesuai.
Contoh mengganti jawaban:
No. PERNYATAAN STS TS S SS
1. Saya sulit berkumpul dengan keluarga karena sering
bekerja lembur.
X X
-Selamat mengerjakan, jangan sampai ada yang terlewatkan-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
SKALA 1
No. PERNYATAAN STS TS S SS
1. Waktu berkumpul saya dengan keluarga menjadi
terbatas karena pekerjaan yang harus diselesaikan
di perusahaan.
2. Saya merasa kurang puas dengan kondisi keluarga
dan prestasi kerja yang saya capai hingga saat ini.
3. Saya terlambat datang ke kantor/perusahaan ketika
harus mengerjakan pekerjaan rumah tangga yang
belum terselesaikan.
4. Saya memiliki waktu untuk berkumpul dengan
tetangga atau teman meskipun sedang banyak
pekerjaan.
5. Di sela-sela kesibukan kerja, saya tetap bisa
mengawasi perkembangan dan aktivitas sehari-hari
anak-anak saya.
6. Saya tetap bekerja di kantor/perusahaan pada hari
libur.
7. Berperan sebagai seorang ibu dan pekerja
merupakan suatu hal yang menyenangkan bagi
saya.
8. Saya mengesampingkan berbagai kegiatan yang
saya sukai karena harus bekerja sesuai tuntutan
kantor/perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
No. PERNYATAAN STS TS S SS
9. Saya merasa tertekan karena harus menyelesaikan
berbagai tuntutan pekerjaan dan tugas rumah
tangga sehari-hari.
10. Saya melewatkan acara bersama masyarakat
tempat saya tinggal karena kesibukan kerja di
perusahaan.
11. Saya harus meninggalkan keluarga karena tuntutan
pekerjaan yang banyak.
12. Saya puas terhadap apa yang saya raih dalam
pekerjaan maupun keluarga.
13. Saya tetap terlibat dalam menyiapkan keperluan
keluarga sehari-hari meskipun memiliki kesibukan
kerja.
14. Tanggung jawab pekerjaan mengurangi waktu saya
bersama suami.
15. Saya merasa puas karena pekerjaan yang saya
jalani tetap memungkinkan saya untuk
menjalankan peran saya di dalam keluarga.
16. Saya merasa bangga dengan pencapaian kerja yang
saya peroleh saat ini di tengah berbagai tuntutan
keluarga yang harus saya penuhi.
17. Saya tetap meluangkan waktu untuk melakukan
kegiatan atau hobi yang saya minati meskipun saya
sibuk bekerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
No. PERNYATAAN STS TS S SS
18. Pada waktu yang bersamaan, saya sulit memilih
antara menghadiri kegiatan bersama anak-anak
atau tetap bekerja.
19. Tuntutan kerja yang sulit membuat saya sempat
berpikir untuk berhenti bekerja sehingga dapat
mengurus dan memberikan perhatian penuh pada
keluarga.
20. Saya memiliki waktu istirahat yang cukup ketika
merasa lelah dan bosan terhadap pekerjaan di
perusahaan.
21. Saya dapat mengikuti kegiatan-kegiatan di
masyarakat meskipun saya sibuk bekerja dan
mengurus rumah tangga.
22. Saya tetap memiliki waktu untuk bermain dengan
keluarga di tengah kesibukan saya untuk bekerja.
23. Saya merasa kecewa dengan prestasi kerja saya
selama ini karena kesibukan saya mengurus
keluarga.
24. Pekerjaan rumah saya terbengkalai karena saya
kelelahan akibat tuntutan tugas yang berat di
tempat kerja.
25. Saya merasa puas dengan kehidupan bertetangga
yang saya jalani di sela-sela kesibukan peran saya
sebagai pekerja.
26. Kegiatan di perusahaan, di rumah maupun di
masyarakat saya jalani dengan senang hati.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
No. PERNYATAAN STS TS S SS
27. Saya memiliki waktu untuk bersantai dengan
keluarga meskipun harus bekerja di
kantor/perusahaan.
28. Saya bersemangat menyelesaikan pekerjaan di
perusahaan maupun tanggung jawab di dalam
keluarga dan lingkungan tempat tinggal.
29. Saya mampu membagi waktu untuk menyelesaikan
tugas di tempat kerja maupun di rumah dengan
baik.
30. Apa yang saya lakukan untuk keluarga dan
pekerjaan sesuai dengan harapan saya.
31. Saya menggunakan waktu sepulang bekerja untuk
mengikuti acara-acara di lingkungan tempat saya
tinggal (arisan, perkumpulan rutin, dan
sebagainya).
32. Saya memilih untuk meninggalkan pekerjaan di
kantor/perusahaan pada saat anak atau pasangan
saya sedang sakit.
33. Saya tetap fokus bekerja ketika sedang mengalami
masalah dalam keluarga.
34. Saya tetap dapat menyelesaikan pekerjaan rumah
tangga ketika banyak tuntutan kerja di perusahaan.
35. Saya kesulitan mengikuti acara bersama keluarga
karena jadwal kerja yang ketat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
No. PERNYATAAN STS TS S SS
36. Saya merasa terganggu saat melakukan kegiatan di
rumah karena memikirkan masalah yang terjadi di
tempat kerja.
37. Saya mempunyai waktu untuk menemani anak
saya bermain atau belajar setelah pulang bekerja.
38. Saya mampu menyelesaikan tanggung jawab di
rumah tanpa mengganggu aktivitas saya di tempat
kerja.
39. Saya merasa sedih karena tuntutan kerja
menyulitkan saya untuk mengasuh anak
sepenuhnya.
40. Saya tetap melakukan kegiatan bersama keluarga
seperti biasa meskipun sedang memiliki masalah
dengan rekan kerja.
41. Beberapa pekerjaan rumah tangga terbengkalai
karena saya kelelahan setelah bekerja.
42. Waktu yang saya miliki lebih banyak saya gunakan
untuk urusan pekerjaan daripada aktivitas pribadi.
43. Saya merasa gelisah saat bekerja karena
mengkhawatirkan kondisi anak-anak saya di
rumah.
44. Waktu berkumpul saya dengan keluarga menjadi
terbatas karena harus bekerja lembur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
No. PERNYATAAN STS TS S SS
45. Saya merasa bersalah karena tuntutan pekerjaan
membuat perhatian saya kepada keluarga menjadi
berkurang.
46. Waktu saya untuk berinteraksi dengan teman dan
tetangga menjadi terbatas karena harus bekerja.
47. Kesibukan kerja membuat saya kesulitan untuk
memenuhi tanggung jawab dan peran saya dalam
keluarga.
48. Saya menyempatkan diri untuk mengantar anak ke
sekolah di sela-sela kesibukan saya untuk bekerja.
-Periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang terlewati-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
SKALA 2
No. PERNYATAAN STS TS S SS
1. Suami saya akan memberikan dorongan ketika
saya mengalami kegagalan dalam menyelesaikan
tuntutan pekerjaan.
2. Keluarga saya mau menggantikan peran saya untuk
menyiapkan keperluan anak-anak sebelum sekolah
apabila saya terburu-buru berangkat kerja.
3. Orang-orang di sekitar saya bersedia membagikan
informasi-informasi yang bermanfaat untuk
mengatasi permasalahan pengasuhan anak yang
saya hadapi.
4. Saya diikutsertakan dalam acara liburan bersama
dengan teman-teman di tempat kerja.
5. Keluarga akan merasa direpotkan apabila saya
meminjam uang untuk kebutuhan yang mendesak.
6. Teman kerja saya akan memberikan penjelasan
yang membantu saya dalam menyelesaikan
pekerjaan.
7. Informasi yang saya dapatkan dari atasan belum
bisa membantu saya dalam mengatasi kesulitan di
tempat kerja.
8. Keluarga saya merasa senang dengan kehadiran
saya dalam acara-acara keluarga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
No. PERNYATAAN STS TS S SS
9. Tetangga saya akan memberitahukan hal-hal
penting yang sedang terjadi ketika saya tidak
mengetahuinya.
10. Rekan kerja saya tetap diam apabila melihat saya
membutuhkan bantuan untuk mengerjakan sesuatu
di tempat kerja.
11. Suami saya mengabaikan saya yang sedang
bersedih.
12. Ketika sedang menghadapi masalah, keluarga
cenderung mengeluarkan perkataan yang
menyakiti saya.
13. Tetangga saya acuh tak acuh ketika saya
membutuhkan bantuan karena kesibukan mereka
masing-masing.
14. Fasilitas dan kebijakan yang diberikan perusahaan
memungkinkan saya untuk tetap melaksanakan
peran saya yang lain (seperti mengasuh anak,
olahraga, dll).
15. Saya kesulitan untuk menceritakan permasalahan
yang saya alami karena kesibukan masing-masing
anggota keluarga.
16. Suami saya kurang memberikan penyelesaian
masalah ketika saya mengeluh mengenai persoalan
rumah tangga.
17. Teman saya akan mendengarkan keluhan saya
mengenai permasalahan keluarga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
No. PERNYATAAN STS TS S SS
18. Suami saya akan menyalahkan saya apabila
pekerjaan rumah terbengkalai karena saya sibuk
bekerja.
19. Peran saya diabaikan ketika mengadakan acara-
acara penting dalam keluarga.
20. Teman saya akan memberikan nasihat yang saya
butuhkan ketika bingung mengatasi suatu masalah.
21. Masyarakat mengucilkan saya dalam pertemuan
bersama.
22. Suami saya bisa memahami kesibukan kerja yang
saya alami.
23. Saya dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan sosial
yang dilakukan di lingkungan tempat tinggal saya.
24. Di sela-sela banyaknya tugas yang harus saya
selesaikan secara bersamaan, rekan kerja tidak
mengingatkan saya apabila lupa mengerjakan
perintah atasan.
25. Tetangga saya bersedia menjemput anak saya di
sekolah ketika saya sulit meninggalkan pekerjaan.
26. Keluarga akan memberikan semangat kepada saya
apabila saya mengalami kesulitan dan masalah di
tempat kerja.
27. Rekan kerja mengabaikan keadaan saya yang
terlihat murung.
28. Teman-teman saya sulit meluangkan waktu untuk
melakukan aktivitas bersama-sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
No. PERNYATAAN STS TS S SS
29. Suami saya mau diajak berdiskusi untuk
menemukan jalan keluar dari masalah yang sedang
saya hadapi.
30. Atasan saya tetap akan menerima dan memaafkan
saya ketika saya melakukan kesalahan dalam
mengerjakan sesuatu.
31. Orang-orang di sekitar rumah saya sulit berbagi
informasi-informasi yang saya butuhkan di
lingkungan tempat tinggal.
32. Teman-teman mengajak saya untuk melakukan
kegiatan yang kami sukai bersama-sama.
33. Saya dilibatkan untuk mengurusi berbagai
persiapan acara keluarga.
34. Saya merasa terkucilkan ketika mengikuti acara
bersama teman-teman saya.
35. Saya kesulitan mendapatkan ijin dari atasan untuk
merawat anggota keluarga yang sedang sakit.
36. Fasilitas yang disediakan oleh tempat kerja belum
mampu menunjang kinerja saya secara maksimal.
37. Teman saya akan menjauh ketika saya
menceritakan permasalahan yang saya alami.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
No. PERNYATAAN STS TS S SS
38. Hampir semua urusan mengenai anak saya
selesaikan sendiri karena suami sulit untuk diajak
berdiskusi.
39. Rekan kerja saya cenderung mengabaikan
kehadiran saya dalam pertemuan-pertemuan yang
diadakan bersama.
40. Tetangga saya dengan sukarela akan menjaga anak
saya ketika harus saya tinggalkan sendirian untuk
bekerja.
41. Keluarga membiarkan saya membuat keputusan
sendiri tanpa memberikan saran yang saya
butuhkan.
42. Atasan saya mau mendengarkan pendapat saya
ketika terjadi masalah di tempat kerja.
43. Suami saya membiarkan saya menyelesaikan
pekerjaan rumah tangga sendiri meskipun saya
sedang sibuk.
44. Atasan saya akan memberikan arahan ketika saya
mengalami kesulitan dalam bekerja.
45. Rekan kerja saya bersedia mengambil alih
tanggung jawab kerja saya sementara waktu
apabila saya harus merawat anak saya yang sakit.
46. Suami saya bersedia mengasuh anak ketika saya
harus menyelesaikan pekerjaan dalam waktu
bersamaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
No. PERNYATAAN STS TS S SS
47. Keluarga mengabaikan kehadiran saya dalam
pertemuan-pertemuan keluarga.
48. Saya dilibatkan dalam acara-acara yang diadakan
bersama dengan rekan-rekan kerja.
-Periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang terlewati-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Lampiran 2.
Uji Reliabilitas dan Seleksi Item Skala Work-Life Balance Uji Coba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Hasil Uji Reliabilitas dan Analisis Item
Skala Work-Life Balance Uji Coba
Tahap 1:
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 80 100.0
Excludeda 0 .0
Total 80 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.921 48
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
wlb1 128.06 211.907 .193 .922
wlb2 127.42 206.222 .397 .920
wlb3 127.20 207.504 .394 .920
wlb4 127.69 209.661 .220 .922
wlb5 127.25 206.899 .404 .920
wlb6 127.16 212.264 .126 .923
wlb7 126.94 207.477 .511 .919
wlb8 127.81 210.407 .268 .921
wlb9 127.41 206.473 .509 .919
wlb10 127.84 205.657 .507 .919
wlb11 127.85 206.813 .433 .920
wlb12 127.17 206.703 .520 .919
wlb13 126.96 211.277 .284 .921
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
wlb14 127.74 200.652 .577 .918
wlb15 127.21 208.828 .354 .920
wlb16 127.20 211.656 .218 .921
wlb17 127.45 204.605 .547 .919
wlb18 128.04 210.669 .217 .922
wlb19 127.67 202.830 .548 .918
wlb20 127.60 209.939 .278 .921
wlb21 127.40 203.610 .639 .918
wlb22 127.32 203.994 .595 .918
wlb23 127.14 212.525 .273 .921
wlb24 127.60 200.749 .664 .917
wlb25 127.32 208.627 .384 .920
wlb26 127.01 205.633 .601 .918
wlb27 127.17 204.247 .647 .918
wlb28 127.01 207.607 .498 .919
wlb29 127.10 208.066 .440 .920
wlb30 127.39 206.443 .502 .919
wlb31 127.40 203.585 .568 .918
wlb32 128.06 210.110 .258 .921
wlb33 127.32 208.931 .399 .920
wlb34 127.20 208.466 .381 .920
wlb35 127.84 203.809 .542 .919
wlb36 127.35 211.800 .186 .922
wlb37 127.26 210.576 .200 .922
wlb38 127.06 209.401 .389 .920
wlb39 127.59 201.056 .651 .917
wlb40 127.20 211.656 .218 .921
wlb41 127.66 200.125 .691 .917
wlb42 127.94 209.021 .286 .921
wlb43 127.55 204.023 .589 .918
wlb44 128.12 203.984 .521 .919
wlb45 127.81 201.952 .614 .918
wlb46 127.84 206.416 .451 .919
wlb47 127.64 203.095 .563 .918
wlb48 127.21 211.435 .201 .922
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Tahap 2:
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 80 100.0
Excludeda 0 .0
Total 80 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.931 33
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
wlb2 87.49 143.747 .425 .931
wlb3 87.26 145.411 .390 .931
wlb5 87.31 144.901 .400 .931
wlb7 87.00 145.241 .520 .929
wlb9 87.48 144.101 .537 .929
wlb10 87.90 143.610 .520 .929
wlb11 87.91 144.334 .461 .930
wlb12 87.24 144.892 .506 .929
wlb14 87.80 139.352 .590 .929
wlb15 87.28 147.316 .297 .932
wlb17 87.51 143.569 .506 .929
wlb19 87.74 141.057 .569 .929
wlb21 87.46 142.328 .625 .928
wlb22 87.39 142.063 .619 .928
wlb24 87.66 139.315 .687 .927
wlb25 87.39 146.418 .376 .931
wlb26 87.08 143.944 .590 .929
wlb27 87.24 143.044 .619 .928
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
wlb28 87.08 145.134 .523 .929
wlb29 87.16 145.910 .435 .930
wlb30 87.45 144.656 .489 .930
wlb31 87.46 141.897 .579 .929
wlb33 87.39 146.671 .390 .931
wlb34 87.26 146.297 .371 .931
wlb35 87.90 141.914 .563 .929
wlb38 87.13 146.997 .386 .931
wlb39 87.65 140.028 .647 .928
wlb41 87.73 139.113 .695 .927
wlb43 87.61 142.418 .591 .928
wlb44 88.19 142.129 .537 .929
wlb45 87.88 139.908 .661 .927
wlb46 87.90 143.838 .490 .930
wlb47 87.70 141.681 .562 .929
Tahap 3:
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 80 100.0
Excludeda 0 .0
Total 80 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.932 32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
wlb2 84.53 139.037 .422 .931
wlb3 84.30 140.896 .372 .931
wlb5 84.35 140.281 .390 .931
wlb7 84.04 140.568 .511 .930
wlb9 84.51 139.468 .528 .930
wlb10 84.94 138.869 .519 .930
wlb11 84.95 139.339 .475 .930
wlb12 84.28 140.227 .498 .930
wlb14 84.84 134.594 .593 .929
wlb17 84.55 138.959 .497 .930
wlb19 84.78 136.303 .572 .929
wlb21 84.50 137.646 .621 .928
wlb22 84.43 137.336 .619 .928
wlb24 84.70 134.441 .698 .927
wlb25 84.43 141.539 .381 .931
wlb26 84.11 139.342 .578 .929
wlb27 84.28 138.328 .616 .929
wlb28 84.11 140.405 .519 .930
wlb29 84.20 141.175 .430 .931
wlb30 84.49 139.924 .487 .930
wlb31 84.50 137.215 .576 .929
wlb33 84.43 141.994 .380 .931
wlb34 84.30 141.580 .366 .931
wlb35 84.94 136.996 .574 .929
wlb38 84.16 142.315 .375 .931
wlb39 84.69 135.104 .660 .928
wlb41 84.76 134.361 .700 .927
wlb43 84.65 137.648 .593 .929
wlb44 85.23 137.265 .544 .929
wlb45 84.91 135.068 .670 .928
wlb46 84.94 138.895 .501 .930
wlb47 84.74 136.728 .576 .929
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Tahap 4:
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 80 100.0
Excludeda 0 .0
Total 80 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.923 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Lampiran 3.
Uji Reliabilitas dan Seleksi Item Skala Dukungan Sosial Uji Coba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Hasil Uji Reliabilitas dan Seleksi Item
Skala Dukungan Sosial Uji Coba
Tahap 1:
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 80 100.0
Excludeda 0 .0
Total 80 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.919 48
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
ds1 143.85 170.256 -.100 .922
ds2 143.84 165.834 .225 .919
ds3 143.85 167.243 .166 .919
ds4 144.06 166.819 .191 .919
ds5 144.14 165.842 .172 .920
ds6 143.81 163.369 .421 .917
ds7 144.06 160.819 .526 .916
ds8 143.62 160.136 .605 .916
ds9 143.82 162.425 .480 .917
ds10 143.79 163.233 .377 .918
ds11 143.57 158.728 .661 .915
ds12 143.64 158.816 .629 .915
ds13 143.77 157.164 .693 .914
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
ds14 144.14 163.361 .270 .919
ds15 144.11 158.785 .612 .915
ds16 143.84 156.847 .734 .914
ds17 143.87 161.275 .535 .916
ds18 143.87 162.642 .399 .917
ds19 143.92 160.298 .517 .916
ds20 143.70 159.833 .639 .915
ds21 143.62 156.617 .721 .914
ds22 143.69 160.116 .464 .917
ds23 144.07 162.450 .355 .918
ds24 144.12 166.972 .090 .921
ds25 143.99 161.253 .451 .917
ds26 143.67 161.564 .415 .917
ds27 143.89 158.785 .648 .915
ds28 144.23 158.075 .563 .916
ds29 143.62 159.402 .586 .916
ds30 143.80 164.238 .345 .918
ds31 143.81 159.977 .731 .915
ds32 143.86 167.791 .094 .920
ds33 144.06 171.477 -.176 .923
ds34 143.77 159.265 .601 .915
ds35 143.96 160.163 .501 .916
ds36 144.37 163.174 .271 .919
ds37 143.82 162.855 .500 .917
ds38 143.65 158.484 .656 .915
ds39 143.79 162.321 .577 .916
ds40 144.04 162.720 .377 .918
ds41 143.92 160.247 .637 .915
ds42 143.85 167.471 .089 .920
ds43 143.84 164.188 .292 .919
ds44 143.65 165.597 .211 .919
ds45 143.70 164.922 .317 .918
ds46 143.73 163.291 .379 .918
ds47 143.65 161.041 .470 .917
ds48 143.98 164.253 .304 .918
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Tahap 2:
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 80 100.0
Excludeda 0 .0
Total 80 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.937 35
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
ds6 105.43 133.336 .445 .936
ds7 105.68 131.437 .516 .935
ds8 105.24 130.487 .622 .934
ds9 105.44 132.806 .476 .936
ds10 105.40 133.686 .362 .937
ds11 105.19 129.218 .676 .934
ds12 105.25 129.329 .641 .934
ds13 105.39 127.506 .728 .933
ds15 105.73 129.088 .639 .934
ds16 105.45 127.516 .749 .933
ds17 105.49 131.114 .584 .935
ds18 105.49 133.645 .347 .937
ds19 105.54 130.581 .534 .935
ds20 105.31 130.369 .643 .934
ds21 105.24 127.247 .739 .933
ds22 105.30 131.251 .426 .937
ds23 105.69 132.800 .353 .937
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
ds25 105.60 131.610 .456 .936
ds26 105.29 131.954 .416 .936
ds27 105.50 129.013 .683 .934
ds28 105.84 128.340 .592 .935
ds29 105.24 130.183 .574 .935
ds30 105.41 134.701 .319 .937
ds31 105.43 130.323 .753 .934
ds34 105.39 129.582 .625 .934
ds35 105.58 131.285 .462 .936
ds37 105.44 132.933 .521 .935
ds38 105.26 129.158 .659 .934
ds39 105.40 132.648 .580 .935
ds40 105.65 133.294 .357 .937
ds41 105.54 130.176 .690 .934
ds45 105.31 135.129 .307 .937
ds46 105.34 133.695 .367 .937
ds47 105.26 131.664 .458 .936
ds48 105.59 134.372 .306 .937
Tahap 3:
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 80 100.0
Excludeda 0 .0
Total 80 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.922 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Lampiran 4.
Skala Work-Life Balance dan Dukungan Sosial untuk Pengambilan Data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
SKALA KEHIDUPAN KERJA DAN KELUARGA
Disusun oleh:
Nama : Irene Yesi Kristianti
NIM : 139114001
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Yogyakarta, Mei 2017
Yth. Saudara
yang berpartisipasi dalam penelitian ini
Dengan hormat,
Saya yang beridentitas di bawah ini:
Nama : Irene Yesi Kristianti
NIM : 139114001
mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, memohon bantuan dan kesediaan
Saudara untuk mengisi kuisioner atau skala penelitian ini dalam rangka menyelesaikan tugas
akhir (skripsi) saya.
Sebelum mengisi kuisioner atau skala penelitian, saudara diharapkan untuk mengisi
Data Diri terlebih dahulu. Kuisioner atau skala ini juga disertai dengan Petunjuk
Pengerjaan. Oleh karena itu, Saudara diharapkan membaca dan memahami terlebih
dahulu petunjuk pengerjaan yang diberikan untuk mengisi kuisioner atau skala ini.
Kuisioner atau skala ini terdiri dari beberapa pernyataan yang dikelompokkan
menjadi 2 bagian. Saudara diharapkan mengisi kuisioner atau skala penelitian ini dengan
sebenar-benarnya, jujur, dan apa adanya sesuai dengan keadaan Saudara dalam
kehidupan sehari-hari, bukan berdasarkan atas pandangan masyarakat pada umumnya. Dalam
pengisian kuisioner atau skala ini tidak ada penilaian benar atau salah. Selain itu, semua
informasi (identitas dan jawaban) yang Saudara berikan akan dijaga kerahasiaannya dan
hanya digunakan untuk kepentingan penyusunan skripsi yang saya laksanakan. Saudara
diharapkan dapat berpartisipasi sepenuhnya dalam penelitian ini.
Atas waktu dan kesediaan Saudara untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, saya
mengucapkan terima kasih.
Hormat saya,
Irene Yesi Kristianti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
PERNYATAAN KESEDIAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan kesediaan saya untuk mengisi
skala penelitian ini dengan sukarela tanpa ada paksaan dari pihak tertentu demi membantu
terlaksananya penelitian ilmiah yang disusun. Semua jawaban yang saya berikan benar-benar
sesuai dengan keadaan yang saya alami sehari-hari. Saya juga memberikan ijin agar jawaban
saya dapat digunakan sebagai data untuk penelitian ilmiah meskipun tanpa mencantumkan
identitas pribadi saya.
Klaten, 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
DATA DIRI
(tuliskan atau lingkari jawaban Anda)
Inisial :
Usia : tahun
Pekerjaan suami :
Jumlah anak : orang
Usia anak : 1. tahun
2. tahun
3. tahun
4. tahun
5. tahun
Pengasuh anak saat bekerja : pembantu (baby sitter) / orangtua / mertua /
Orang yang tinggal serumah (selain suami dan anak) : a. orangtua
b. mertua
c. saudara kandung
d. saudara ipar
e. keponakan
f.
Bagian/Divisi Pekerjaan : Sewing / Cutting / Quality Control /
Lama bekerja di perusahaan : tahun
Lama bekerja dalam sehari : jam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
PETUNJUK PENGERJAAN
Berikut ini terdapat pernyataan-pernyataan yang terkait dengan apa yang Saudara
alami dalam kehidupan sehari-hari. Bacalah dan pahami setiap pernyataan yang ada dengan
seksama, kemudian silakan memberikan tanda silang (X) pada kolom pilihan jawaban yang
paling menggambarkan atau paling sesuai dengan keadaan yang Saudara alami.
Berikut merupakan pilihan jawaban yang disediakan:
STS = Sangat Tidak Sesuai
TS = Tidak Sesuai
S = Sesuai
SS = Sangat Sesuai
Dalam hal ini, tidak ada jawaban yang benar atau salah. Setiap orang mungkin
memiliki jawaban yang berbeda sesuai dengan keadaan masing-masing. Oleh karena itu,
pilihlah jawaban yang Saudara anggap paling sesuai untuk menggambarkan keadaan Saudara
pada pernyataan-pernyataan yang disajikan.
Contoh pengisian jawaban:
No. PERNYATAAN STS TS S SS
1. Saya sulit berkumpul dengan keluarga karena
sering bekerja lembur.
X
Apabila Saudara ingin mengganti jawaban, Saudara dapat mencoret ( ─ ) jawaban
sebelumnya, kemudian memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang Saudara anggap
lebih sesuai.
Contoh mengganti jawaban:
No. PERNYATAAN STS TS S SS
1. Saya sulit berkumpul dengan keluarga karena
sering bekerja lembur.
X X
-Selamat mengerjakan, jangan sampai ada yang terlewatkan-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
SKALA 1
No. PERNYATAAN STS TS S SS
1. Waktu berkumpul saya dengan keluarga menjadi terbatas
karena harus bekerja lembur.
2. Berperan sebagai seorang ibu dan pekerja merupakan
suatu hal yang menyenangkan bagi saya.
3. Saya melewatkan acara bersama masyarakat tempat saya
tinggal karena kesibukan kerja di perusahaan.
4. Tanggung jawab pekerjaan mengurangi waktu saya
bersama suami.
5. Saya tetap meluangkan waktu untuk melakukan kegiatan
atau hobi yang saya minati meskipun saya sibuk bekerja.
6. Tuntutan kerja yang sulit membuat saya sempat berpikir
untuk berhenti bekerja sehingga dapat mengurus dan
memberikan perhatian penuh pada keluarga.
7. Saya dapat mengikuti kegiatan-kegiatan di masyarakat
meskipun saya sibuk bekerja dan mengurus rumah tangga.
8. Saya tetap memiliki waktu untuk bermain dengan
keluarga di tengah kesibukan saya untuk bekerja.
9. Pekerjaan rumah saya terbengkalai karena saya kelelahan
akibat tuntutan tugas yang berat di tempat kerja.
10. Kegiatan di perusahaan, di rumah maupun di masyarakat
saya jalani dengan senang hati.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
No. PERNYATAAN STS TS S SS
11. Saya memiliki waktu untuk bersantai dengan keluarga
meskipun harus bekerja di kantor/perusahaan.
12. Apa yang saya lakukan untuk keluarga dan pekerjaan
sesuai dengan harapan saya.
13. Saya tetap fokus bekerja ketika sedang mengalami
masalah dalam keluarga.
14. Saya kesulitan mengikuti acara bersama keluarga karena
jadwal kerja yang ketat.
15. Saya mampu menyelesaikan tanggung jawab di rumah
tanpa mengganggu aktivitas saya di tempat kerja.
16. Saya merasa sedih karena tuntutan kerja menyulitkan saya
untuk mengasuh anak sepenuhnya.
17. Saya bersemangat menyelesaikan pekerjaan di perusahaan
maupun tanggung jawab di dalam keluarga dan
lingkungan tempat tinggal.
18. Beberapa pekerjaan rumah tangga terbengkalai karena
saya kelelahan setelah bekerja.
19. Saya menggunakan waktu sepulang bekerja untuk
mengikuti acara-acara di lingkungan tempat saya tinggal
(arisan, perkumpulan rutin, dan sebagainya).
20. Saya merasa gelisah saat bekerja karena
mengkhawatirkan kondisi anak-anak saya di rumah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
No. PERNYATAAN STS TS S SS
21. Waktu saya untuk berinteraksi dengan teman dan tetangga
menjadi terbatas karena harus bekerja.
22. Saya merasa bersalah karena tuntutan pekerjaan membuat
perhatian saya kepada keluarga menjadi berkurang.
23. Di sela-sela kesibukan kerja, saya tetap bisa mengawasi
perkembangan dan aktivitas sehari-hari anak-anak saya.
24. Kesibukan kerja membuat saya kesulitan untuk memenuhi
tanggung jawab dan peran saya dalam keluarga.
-Periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang terlewati-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
SKALA 2
No. PERNYATAAN STS TS S SS
1. Keluarga saya merasa senang dengan kehadiran saya
dalam acara-acara keluarga.
2. Tetangga saya akan memberitahukan hal-hal penting yang
sedang terjadi ketika saya tidak mengetahuinya.
3. Rekan kerja saya tetap diam apabila melihat saya
membutuhkan bantuan untuk mengerjakan sesuatu di
tempat kerja.
4. Suami saya mengabaikan saya yang sedang bersedih.
5. Ketika sedang menghadapi masalah, keluarga cenderung
mengeluarkan perkataan yang menyakiti saya.
6. Tetangga saya acuh tak acuh ketika saya membutuhkan
bantuan karena kesibukan mereka masing-masing.
7. Suami saya kurang memberikan penyelesaian masalah
ketika saya mengeluh mengenai persoalan rumah tangga.
8. Teman saya akan mendengarkan keluhan saya mengenai
permasalahan keluarga.
9. Masyarakat mengucilkan saya dalam pertemuan bersama.
10. Suami saya bisa memahami kesibukan kerja yang saya
alami.
11. Teman saya akan memberikan nasihat yang saya
butuhkan ketika bingung mengatasi suatu masalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
No. PERNYATAAN STS TS S SS
12. Saya dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan sosial yang
dilakukan di lingkungan tempat tinggal saya.
13. Rekan kerja mengabaikan keadaan saya yang terlihat
murung.
14. Keluarga akan memberikan semangat kepada saya
apabila saya mengalami kesulitan dan masalah di
tempat kerja.
15. Tetangga saya bersedia menjemput anak saya di sekolah
ketika saya sulit meninggalkan pekerjaan.
16. Teman-teman saya sulit meluangkan waktu untuk
melakukan aktivitas bersama-sama.
17. Suami saya mau diajak berdiskusi untuk menemukan
jalan keluar dari masalah yang sedang saya hadapi.
18. Orang-orang di sekitar rumah saya sulit berbagi
informasi-informasi yang saya butuhkan di lingkungan
tempat tinggal.
19. Keluarga mengabaikan kehadiran saya dalam
pertemuan-pertemuan keluarga.
20. Saya kesulitan mendapatkan ijin dari atasan untuk
merawat anggota keluarga yang sedang sakit.
21. Tetangga saya dengan sukarela akan menjaga anak saya
ketika harus saya tinggalkan sendirian untuk bekerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
No. PERNYATAAN STS TS S SS
22. Keluarga membiarkan saya membuat keputusan sendiri
tanpa memberikan saran yang saya butuhkan.
23. Suami saya bersedia mengasuh anak ketika saya harus
menyelesaikan pekerjaan dalam waktu bersamaan.
24. Saya merasa terkucilkan ketika mengikuti acara
bersama teman-teman saya.
-Periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang terlewati-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Lampiran 5.
Uji Reliabilitas Skala Pengambilan Data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Hasil Uji Reliabilitas Data
1. Data Work-Life Balance
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 79 100.0
Excludeda 0 .0
Total 79 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.842 24
2. Data Dukungan Sosial
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 79 100.0
Excludeda 0 .0
Total 79 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.857 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Lampiran 6.
Hasil Uji One Sample T-Test
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
HASIL UJI ONE SAMPLE T-TEST
1. Work-Life Balance
One-Sample Test
Test Value = 60
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Work_Life_
Balance
5.765 78 .000 4.747 3.11 6.39
2. Dukungan Sosial
One-Sample Test
Test Value = 60
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Dukungan_Sosial 19.029 78 .000 14.253 12.76 15.74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Lampiran 7.
Hasil Uji Normalitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Hasil Uji Normalitas Work-Life Balance dan Dukungan Sosial
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
wlb ds
N 79 79
Normal Parametersa,b
Mean 64.75 74.25
Std. Deviation 7.318 6.657
Most Extreme Differences Absolute .075 .126
Positive .075 .126
Negative -.054 -.061
Kolmogorov-Smirnov Z .668 1.121
Asymp. Sig. (2-tailed) .764 .162
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Lampiran 8.
Hasil Uji Linearitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Hasil Uji Linearitas
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
Work_Life_
Balance *
Dukungan_
Sosial
Between Groups (Combined) 2232.753 24 93.031 2.584 .002
Linearity 698.628 1 698.628 19.405 .000
Deviation
from Linearity
1534.125 23 66.701 1.853 .032
Within Groups 1944.183 54 36.003
Total 4176.937 78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Lampiran 9.
Hasil Uji Korelasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Hasil Uji Korelasi
1. Hasil Uji Korelasi antara Dukungan Sosial dan Work-Life Balance
Correlations
Work_Life_Balance Dukungan_Sosial
Work_Life_Balance Pearson Correlation 1 .409**
Sig. (2-tailed) .000
N 79 79
Dukungan_Sosial Pearson Correlation .409** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 79 79
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
2. Hasil Uji Korelasi antara Aspek-aspek Dukungan Sosial dan Work-Life
Balance
Correlations
Emotional_
support
Instrumental
_support
Informational
-support
Companions
hip_support
Spearman's rho Work_life_
balance
Correlation
Coefficient
.412** .324
** .217 .268
*
Sig. (2-tailed) .000 .004 .055 .017
N 79 79 79 79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Lampiran 10.
Surat Keterangan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI