hubungan antara burnout dengan perceived school …

17
HUBUNGAN ANTARA BURNOUT DENGAN PERCEIVED SCHOOL ADJUSTMENT PADA GURU REGULER YANG MENGAJAR KELAS 1 DAN KELAS 2 SEKOLAH DASAR INKLUSIF Indah Yani, Patricia Adam Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia, 16424, Depok, Indonesia Email: [email protected] ABSTRAK Adanya perubahan sistem pendidikan menjadi inklusif, menuntut guru untuk mengajar siswa dengan berbagai kebutuhan. Perubahan tersebut memungkinkan munculnya burnout karena kelebihan beban kerja, perubahan tugas guru, dan sarana dan prasarana tidak mendukung. Bila kondisi ini dibiarkan maka akan mengganggu proses school adjustment khususnya anak berkebutuhan khusus yang berada di kelas 1 dan kelas 2 karena mereka membutuhkan hubungan yang baik dengan guru. Penelitian ini hanya akan meminta guru memberikan penilaian terhadap kondisi burnout yang dialaminya, maupun memberikan rating school adjustment terhadap anak berkebutuhan khusus secara umum. penelitian ini melibatkan 46 responden guru sekolah dasar inklusif di wilayah Jakarta Timur, Jakarta Selatan dan Depok. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara ketiga dimensi burnout dengan perceived school adjustment dengan nilai korelasi r= -0.296 hingga -0.388. THE CORRELATION BETWEEN BURNOUT AND PERCEIVED SCHOOL ADJUSTMENT AMONG INCLUSIVE ELEMENTARY SCHOOL TEACHER WHO TEACH CHILDREN IN GRADE 1 AND GRADE 2 ABSTRACT Change in the education system to be inclusive, requires teacher to teach students with various needs. The change are likely to lead burnout due to work overload, changes in the teacher assignments, and then facilities and infrastructure does not support. If this condition is left it will interfere with the process of school adjustment children especially childen with special needs who are in grade 1 and grade 2 because they need a good relationship with teacher. This research only ask the teacher gives an assessment of the conditions they experienced burnout, as well as providing rating of school adjustment children with special need in general. This study involved 46 respondents inclusive primary school teacher in East Jakarta, South Jakarta, and Depok. The result indicate t there is a significan relationship between three dimensions of burnout with perceived school adjustment. Value of correlation two variabels are 0.296 to -0.388 Keywords: burnout, perceived school adjustment, inclusive education Hubungan antara..., Indah Yani, FPSI UI, 2013

Upload: others

Post on 02-Nov-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN ANTARA BURNOUT DENGAN PERCEIVED SCHOOL …

HUBUNGAN ANTARA BURNOUT DENGAN PERCEIVED SCHOOL ADJUSTMENT

PADA GURU REGULER YANG MENGAJAR KELAS 1 DAN KELAS 2 SEKOLAH

DASAR INKLUSIF

Indah Yani, Patricia Adam

Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia, 16424, Depok, Indonesia

Email: [email protected]

ABSTRAK

Adanya perubahan sistem pendidikan menjadi inklusif, menuntut guru untuk mengajar siswa dengan berbagai

kebutuhan. Perubahan tersebut memungkinkan munculnya burnout karena kelebihan beban kerja, perubahan tugas

guru, dan sarana dan prasarana tidak mendukung. Bila kondisi ini dibiarkan maka akan mengganggu proses school

adjustment khususnya anak berkebutuhan khusus yang berada di kelas 1 dan kelas 2 karena mereka membutuhkan

hubungan yang baik dengan guru. Penelitian ini hanya akan meminta guru memberikan penilaian terhadap kondisi

burnout yang dialaminya, maupun memberikan rating school adjustment terhadap anak berkebutuhan khusus secara

umum. penelitian ini melibatkan 46 responden guru sekolah dasar inklusif di wilayah Jakarta Timur, Jakarta Selatan

dan Depok. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara ketiga dimensi

burnout dengan perceived school adjustment dengan nilai korelasi r= -0.296 hingga -0.388.

THE CORRELATION BETWEEN BURNOUT AND PERCEIVED SCHOOL

ADJUSTMENT AMONG INCLUSIVE ELEMENTARY SCHOOL TEACHER WHO

TEACH CHILDREN IN GRADE 1 AND GRADE 2

ABSTRACT

Change in the education system to be inclusive, requires teacher to teach students with various needs. The

change are likely to lead burnout due to work overload, changes in the teacher assignments, and then facilities and

infrastructure does not support. If this condition is left it will interfere with the process of school adjustment children

especially childen with special needs who are in grade 1 and grade 2 because they need a good relationship with

teacher. This research only ask the teacher gives an assessment of the conditions they experienced burnout, as well as

providing rating of school adjustment children with special need in general. This study involved 46 respondents

inclusive primary school teacher in East Jakarta, South Jakarta, and Depok. The result indicate t there is a significan

relationship between three dimensions of burnout with perceived school adjustment. Value of correlation two

variabels are 0.296 to -0.388

Keywords: burnout, perceived school adjustment, inclusive education

Hubungan antara..., Indah Yani, FPSI UI, 2013

Page 2: HUBUNGAN ANTARA BURNOUT DENGAN PERCEIVED SCHOOL …

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan modal utama bagi manusia untuk memperoleh kehidupan yang

berkualitas. Hal ini dikarenakan dengan memperoleh pendidikan, manusia dapat memiliki

kemampuan di dalam membentuk perilaku sehingga kualitas hidup menjadi lebih baik (Ali,

2009). Selain itu pendidikan dapat membangun manusia memiliki daya saing tinggi dan dapat

pula memajukan suatu bangsa (Ayk, 2012). Oleh karena itu, melihat pentingnya aspek

pendidikan bagi peningkatan kualitas hidup manusia maka tidaklah mengherankan bila berbagai

negara berusaha untuk meningkatkan kualitas pendidikannya. Salah satunya adalah Negara

Indonesia, dengan wujud perjuangannya adalah ditetapkannya Undang-Undang Negara Indonesia

tahun 1945 bab 13 pasal 31 ayat 1 yang menyatakan bahwa setiap warga negara Indonesia berhak

Memperoleh pengajaran. Hal inipun berlaku bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) karena

dengan memperoleh pendidikan anak berkebutuhan khusus dapat mengembangkan potensi

dirinya, sehingga kelemahannya berupa kecacatan yang dimiliki tidak mempengaruhinya untuk

berprestasi.

Banyak sekolah luar biasa didirikan oleh pemerintah untuk memenuhi kebutuhan

pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus. Namun, dalam pelaksanaannya sekolah luar biasa

memiliki kelemahan. Salah satu kelemahannya adalah pergaulan anak berkebutuhan khusus

terbatas hanya pada teman sebayanya yang memiliki kelemahan. Sehingga mereka kehilangan

kesempatan untuk berbagi dengan teman sebaya yang normal dan belajar satu sama lain tentang

perilaku dan bebagai keterampilan yang relevan untuk perkembangan kepribadian kemampuan

dan bakat mereka (“Menuju Inklusif dan Pengayaan”, n.d). Maka, mengatasi kelemahan tersebut

didirikan sekolah inklusif. Sekolah inklusif adalah tempat dimana anak berkebutuhan khusus

belajar bersama dengan anak normal dalam satu kelas (Kochar, West, & Tayman, 2000). Selain

itu, dengan memperoleh pendidikan inklusif anak berkebutuhan khusus dapat memperoleh

pelayanan pendidikan yang efektif disesuaikan dengan kemampuan individu dan diberi

kesempatan dan peluag yang sama untuk mengembangkan potensi yang ada pada dirinya

(BPDIKSUS, n.d).

Mendirikan sekolah inklusif pada dasarnya membutuhkan berbagai persiapan. Berbagai

persiapan tersebut antara lain mendirikan berbagai sarana dan prasana seperti ruangan pendukung

pembelajaran, kurikulum pendidikan yang efektif, dan fasilitas pembantu bagi guru di dalam

mengajar (Bain & Dobel; Davis & Maheady, 1991 dalam Choi, 2008). Hal lainnya yang juga

Hubungan antara..., Indah Yani, FPSI UI, 2013

Page 3: HUBUNGAN ANTARA BURNOUT DENGAN PERCEIVED SCHOOL …

penting untuk dipersiapkan adalah kesiapan guru reguler dalam menyambut anak berkebutuhan

khusus (ABK) di kelas. Mempersiapkan guru reguler untuk dapat mengajar anak berkebutuhan

khusus (ABK) penting untuk dilakukan karena berbeda dengan guru pendamping khusus (GPK)

yang memiliki dasar pengetahuan mengenai anak berkebutuhan khusus (ABK), guru reguler

sebagian besar berasal dari pendidikan non luar biasa sehingga kurang memiliki skill dalam

menangani anak berkebutuhan khusus di dalam kelas. Oleh karena itu, guru reguler seharusnya

diberikan berbagai pelatihan untuk menunjang guru dalam membantunya mengajar anak

berkebutuhan khusus (ABK).

Kenyataannya, fakta dilapangan menunjukkan hal yang berbeda. Masih banyak guru

reguler yang tidak diberikan pelatihan terlebih dahulu sehingga mereka harus mengajar secara

otodidak (Latief, 2010). Selain itu, masih banyak sekolah inklusif yang tidak memiliki guru

pendamping khusus (GPK) alhasil guru reguler hanya mengajar seorang diri menangani berbagai

karakteristik anak di dalam kelas (Kaya, 2008; Rudiyati, 2011). Bahkan, kondisi terparah

ditemukan guru reguler yang mengajar seorang diri baik itu adalah anak berkebutuhan khusus

(ABK) maupun anak normal dengan jumlahnya melebihi kuota yang telah ditetapkan oleh

pemerintah (Kaya, 2008). Selain itu, banyak sekolah inklusif yang tidak memiliki sarana dan

prasarana pendukung pengajaran sehingga menyulitkan guru untuk mengajar. Berbagai kondisi

tersebut pastinya merugikan bagi guru reguler sebagai pengajar karena pastinya mengalami

kesulitan dalam mengajar maupun mendidik siswa di dalam kelas. Situasi tersebut terkadang

membuat guru reguler merasa dengan adanya perubahan sistem pendidikan inklusif maka

memperberat beban kerja yang dimilikinya (Kaya, 2008; Rudiyapenti, 2011). Hal penting lainnya

adalah adanya perubahan sistem pendidikan inklusif menyebabkan tugas yang dimiliki oleh guru

reguler berubah (Forlin, 2001 dalam Kaya, 2008). Adanya perubahan tugas yang dimiliki oleh

guru reguler dianggap memiliki dampak signifikan dalam menimbulkan stres yang terjadi di

dalam pekerjaannya (Farber, 1991 dalam Kaya, 2008). Stres berkepanjangan yang bila tidak

diatasi maka akan memunculkan kondisi yang dinamakan burnout.

Burnout merupakan stres yang terokupasi karena pengaruh dari pengalaman negatif yang

disebabkan karena ketidakseimbangan antara tuntutan pekerjaan dengan respon kesanggupan dari

pegawai. Ketika tuntutan pekerjaan terlalu tinggi untuk diatasi akan memunculkan reaksi berupa

stres. Munculnya burnout dianggap sebagai stres yang terokupasi pada waktu yang relatif

panjang (Schauafeli & Enzmann, 1998). Definisi lain dikemukakan oleh Maslach dan Leiter

Hubungan antara..., Indah Yani, FPSI UI, 2013

Page 4: HUBUNGAN ANTARA BURNOUT DENGAN PERCEIVED SCHOOL …

(1997) yang menyatakan bahwa burnout adalah ketidaksesuaian antara tuntutan yang terdapat di

dalam pekerjaan dengan kemampuan yang dimiliki oleh pegawai dan terdiri dari tiga dimensi

yaitu emotional exhaution, cynicism, dan ineffectiveness.

Dampak yang muncul bila guru mengalami burnout adalah meningkatnya frekuensi

absensi di sekolah, berkurangnya komitmen dalam pekerjaan, dan lebih rentan terkena penyakit

(Abel & Sewell, 1999), performa dan kompetensi guru dalam mengajar kurang maksimal, guru

memilih untuk pensiun dini, hingga meninggalkan pekerjaannya begitu saja (Griffith, Stepthoe

& Cropley, 1999). Selain itu, burnout pada guru reguler berdampak pula pada relasinya dengan

orang lain. Adanya burnout dapat menyebabkan hubungannya dengan rekan kerja dan siswa yang

diajarkannya menjadi kurang baik (Heus & Diekstra, 1999; Rudow, 1999; Smylie, 1999 dalam

Kaya, 2008). Khususnya pada siswa, guru akan menampilkan sikap negatif dan memiliki

ekspetaksi yang rendah terhadap mereka. Selain itu, guru akan menunjukkan keterlibatan yang

rendah dalam mengajar dan berbagai aktivitas yang berkaitan dengan siswa (Tomic & Brouwers,

2004; Maslach,1976; Spaniol & Caputo, 1979; Farber & Miller, 1981 dalam Talmor, Reiter &

Reigin, 2005).

Interaksi yang kurang baik antara guru dan siswa sebagai dampak dari burnout dianggap

memiliki kaitan yang amat erat dengan school adjustment. Maksudnya adalah interaksi yang

kurang baik antara guru dan siswa akan mengganggu school adjustment pada siswa di lingkungan

baru. Pernyataan itu didasari pada berbagai penelitian yang mengungkapkan pentingnya sebuah

relasi yang hangat antara guru dan siswa untuk membantu siswa di dalam proses adaptasinya di

sekolah (Hamre & Pianta, 2006; Birch & Ladd, 1997). School adjustment perlu dilakukan oleh

siswa khususnya mereka yang baru masuk ke sekolah formal untuk pertama kalinya karena

biasanya akan mengalami kecemasan disertai ketakutan pada dirinya karena harus berpisah

dengan orang tua atau pengasuhnya (hasil wawancara pada beberapa guru SD). Oleh karena itu,

sebagai sosok yang paling banyak berinteraksi dengan siswa di sekolah setiap hari, guru memiliki

peran untuk mengatur dan berhubungan secara langsung dengan para siswa dan dapat menjadi

sosok yang paling signifikan dalam membantu proses school adjustment (Brownlee &

Carrington, 2000 dalam Barr & Bracchita, 2008).

Khusus pada anak berkebutuhan khusus (ABK) yang baru menempuh pendidikan formal

untuk pertama kalinya, relasi yang baik dengan guru sangatlah penting mengingat di dalam

proses school adjustment, anak berkebutuhan khusus (ABK) harus dihadapkan dengan berbagai

Hubungan antara..., Indah Yani, FPSI UI, 2013

Page 5: HUBUNGAN ANTARA BURNOUT DENGAN PERCEIVED SCHOOL …

tantangan yang jarang dialami oleh anak normal. Berbagai tantangan tersebut antara lain

tantangan dalam hal bahasa, tantangan dalam hal atensi dan aktivitas, tantangan dalam hal

kemampuan kognitif, dan tantangan dalam hal relasi sosial dan emosional dengan orang lain

(Smith, 1998). Relasi yang baik dengan guru dapat membantu siswa untuk merasa nyaman

berada di sekolah dan dapat membantu siswa untuk mengembangkan relasi yang menyenangkan

dengan teman sebayanya (Hamre & Pianta, 2006). Selain itu, kedekatan antara guru dan siswa

yang positif dapat berdampak pada aspek akademis, khususnya perbendaharaan bahasa. Siswa

yang memiliki kedekatan yang baik dengan gurunya akan memiliki perbendaraan bahasa yang

jauh lebih banyak dibandingkan dengan siswa lainnya yang kurang dekat dengan gurunya

(Burchinal, dkk. 2002). Namun, bila anak berkebutuhan khusus (ABK) tidak dapat melakukan

school adjustment dengan baik maka dampak yang dirasakannya adalah antusiasme dalam belajar

akan berkurang dan akan muncul perasaan negatif terhadap sekolah maupun pendidikan

(Gholiszek, 2005). Selain itu, anak berkebutuhan khusus (ABK) akan berpeluang untuk

dipindahkan dari sekolah umum menuju sekolah khusus dengan aturan yang lebih ketat

(Turnbull & Winton, 1983; Winton & Turnbull, 1981; dalam Baughan, 2012). Dampak yang

lebih besar lagi yang mungkin akan terjadi pada ABK adalah frustasi, depresi, dan beresiko untuk

melakukan aksi bunuh diri (McBride & Seigel, 1997).

Pada dasarnya penelitian ini ingin mengungkap hubungan antara burnout dan school

adjustment anak berkebutuhan khusus (ABK) di sekolah inklusif. Namun, mengingat

karakteristik anak berkebutuhan khusus (ABK) yang baru memasuki sekolah dasar seperti

kemampuan akademik dan hubungan sosial dengan orang lain masih kurang (Baughan, 2012)

maka peneliti merasa penelitian langsung kepada anak berbutuhan khusus (ABK) tidaklah

memungkinkan untuk dilakukan. Oleh karena itu, peneliti memutuskan untuk menggunakan

persepsi guru di dalam memberikan penilaian apakah school adjustment anak berkebutuhan

khusus (ABK) secara umum dikelasnya sudah relatif baik atau tidak. Alasan yang mendasari

peneliti adalah karena guru paling banyak berhubungan dengan murid di sekolah, dan hanya

guru yang paling banyak mengetahui bagaimana performa akademik murid, keterlibatan murid

di kelas, dan terakhir perilaku murid di kelas. Mengingat, penelitian ini akan menggunakan

persepsi guru sebagai landasannya maka konstruk awal yaitu school adjustment akan

disubstitusikan menjadi perceived school adjustment.

Hubungan antara..., Indah Yani, FPSI UI, 2013

Page 6: HUBUNGAN ANTARA BURNOUT DENGAN PERCEIVED SCHOOL …

TINJAUAN TEORITIS

Definisi burnout

Maslach dan Leiter (1997) menyatakan bahwa burnout adalah ketidaksesuaian antara

tuntutan yang terdapat di dalam pekerjaan dengan kemampuan yang dimiliki oleh pegawai dan

terdiri dari tiga dimensi, yaitu kelelahan emosional (exhaution), perasaan sinis (cynicism), dan

perasaan tidak berguna (ineffectiveness).

Dimensi Burnout

Maslach dan Leiter (1997) menjelaskan mengenai tiga dimensi yang terdapat pada

burnout antara lain:

1. Kelelahan emosional (Exhaution). Dimensi ini memaparkan tentang seorang yang

mengalami kelelahan baik fisik maupun emosional yang berkepanjangan. Guru yang

mengalami hal ini merasa tidak berdaya dan tidak mampu untuk bersemangat. Selain itu,

guru yang mengalami kondisi ini akan merasa tidak bersemangat ketika mengerjakan

tugas di sekolah bahkan bertemu dengan rekan kerja atau siswa baru di kelasnya. Kondisi

ini merupakan reaksi pertama dari stres terhadap tuntutan pekerjaan atau hal lainnya yang

terdapat di dalam pekerjaan.

2. Perasaan sinis (cynicism) Guru yang mengalami kondisi ini akan memperlihatkan sikap

acuh dan menjaga jarak dengan rekan kerja dan siswanya. Selain itu, guru bahkan

mengurangi keikutsertaannya di dalam bebagai kegiatan di sekolah dan menyerahkan

berbagai keputusan begitu saja.

3. Perasaan tidak efektif (Ineffectiveness). Guru yang mengalami kondisi ini akan merasa

bahwa dirinya tidak memiliki kemampuan di dalam mengajar siswa. Bahkan ketika

dirinya diberikan tugas baru maka akan mengalami kewalahan. Selain itu, guru akan

merasa bahwa segala hal yang telah dilakukannya sia-sia atau tidak berguna.

Definisi School Adjustment

Birch dan Ladd (1997) menyatakan bahwa school adjustment merupakan kombinasi

antara penerimaan performa akademik anak, perilaku yang positif terhadap sekolah, dan

keterikatan atau keterlibatan anak di dalam lingkungan sekolah.

Hubungan antara..., Indah Yani, FPSI UI, 2013

Page 7: HUBUNGAN ANTARA BURNOUT DENGAN PERCEIVED SCHOOL …

Aspek dalam school adjustment

Birch dan Ladd (1997) menjabarkan tiga aspek di dalam school adjutment antara lain:

1. On task classroom involvement ditunjukkan dengan siswa yang mengikuti berbagai aturan

yang diberikan oleh gurunya, selain itu keterlibatan nyata siswa di dalam mengerjakan

tugas di dalam kelas.

2. Maturity ditunjukkan dengan kematangan yang dimiliki oleh siswa di sekolah dan

kompetensi sosial yang dimilikinya.

3. Positive orientation ditunjukkan dengan sikap yang positif yang ditampilkan oleh anak

terhadap tugas dan guru di sekolah

Faktor yang mempengaruhi school adjustment

Birch dan Ladd (1997) menjabarkan beberapa faktor yang mempengaruhi school adjustment

siswa antara lain:

1. Jenis kelamin. Faktor ini mempengaruhi school adjustment siswa saat memasuki

lingkungan sekolah yang baru. Siswa perempuan cenderung dapat memenuhi tuntutan

yang terdapat di lingkungan sekolah, lebih cenderung kooperatif, dan dapat memelihara

hubungan yang baik dengan guru.

2. Relasi dengan orang lain di lingkungan sekolah. Siswa yang memiliki relasi yang baik

dengan lingkungan sekolah dapat membuatnya merasa nyaman dan dapat beradaptasi

dengan baik di sekolah.

3. Relasi dengan guru. Membangun relasi yang baik dengan guru dapat membantu siswa

untuk dapat menyesuaikan diri di lingkungan sekolah. Siswa yang memiliki relasi yang

baik dengan guru dapat bersifat lebih koorperatif dibandingkan dengan siswa yang relasi

dengan guru kurang baik.

METODE PENELITIAN

Subjek penelitian ini adalah guru reguler yang mengajar kelas 1 dan kelas 2 sekolah dasar

inklusif yang berlokasi di Jakarta Timur, Jakarta Selatan, dan Depok. Kumar (2005) menjelaskan

mengenai desain penelitian yang didasarkan pada tiga perspektif seperti jumlah kontak dengano

Hubungan antara..., Indah Yani, FPSI UI, 2013

Page 8: HUBUNGAN ANTARA BURNOUT DENGAN PERCEIVED SCHOOL …

responden penelitian, lama periode penelitian, dan situasi dalam penelitian. Berdasarkan

perspektif jumlah kontak dengan responden penelitian, maka penelitian ini adalah cross sectional

study karena pengambilan data dilakukan satu kali. Kemudian, berdasarkan perspektif lama

periode penelitian, penelitian ini adalah retrospective study karena menginvestigasi fenomena,

situasi, masalah atau isu yang telah terjadi pada masa lampau. Terakhir, berdasarkan situasi

dalam penelitian, penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental karena penelitian ini

tidak melakukan manipulasi terhadap variabel yang diteliti dan tidak melakukan randomisasi

pada sampel penelitian.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik non-probability sampling,

khususnya convenience sampling. Teknik non-probability sampling adalah teknik pengambilan

sampel dimana tidak semua anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi

sampel penelitian (Kumar, 2005). Selanjutnya, dalam penelitian ini variabel yang diteliti dalam

adalah burnout dan perceived school adjustment.

Berdasarkan teknik pengumpulan data, penelitian ini menggunakan kuesioner. Kuesioner

sendiri adalah seperangkat pertanyaan tertulis dimana dalam proses pengerjaannya partisipan

diminta untuk membaca setiap pertanyaan yang tertera kemudian menginterpretasikan

pertanyaan-pertanyaan tersebut dan menuliskannya sendiri jawaban pada lembar yang tersedia

(Kumar, 2005). Kuesioner (alat ukur) dalam penelitian ini adalah Maslach burnoutv inventories

for educators survey (MBI-ES) untuk mengukur variabel burnout, sedangkan Short form teacher

rating scale of student school adjustment (SFTRSSA) untuk mengukur variabel perceived school

adjustment. Selanjutnya, cara penyebaran kuesioner bersifa administratif kolektif.Cara

pengumpulan kuesioner ini memungkinkan peneliti untuk dapat menjelaskan tujuan, relevansi,

dan pentingnya penelitian ini untuk dilaksanakan kepada partisipan (Kumar, 2005). Administrasi

kolektif digunakan ketika peneliti mengambil data pada guru reguler di sekolah dasar inklusif

yang berada di ruang guru ataupun ruang kelas.

Analisis dan metode statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistika

deskriptif bertujuan untuk melihat frekuensi dari karakteristik responden penelitian, korelasi

pearson bertujuan untuk melihat hubungan antara dua variabel yang dikorelasikan, alpha

cronbach bertujuan untuk melihat nilai reliabilitas kuesioner (alat ukur), independent sample t-

test bertujuan untuk membandingkan mean antara dua kelompok, dan terakhir one-way nova

Hubungan antara..., Indah Yani, FPSI UI, 2013

Page 9: HUBUNGAN ANTARA BURNOUT DENGAN PERCEIVED SCHOOL …

yang bertujuan untuk melihat hubungan antara hubungan antara dimensi variabel penelitian

dengan faktor mempengaruhi.

HASIL PENELITIAN

Tabel 1. Korelasi ketiga dimensi burnout dengan perceived school adjustment

Dimensi

Koefisien Korelasi

(r)

Koefisien Determinan

(r2)

Nilai signifikansi

(p)

Keputusan

Emotional

exhaution

-0.360

0,1296

0,014

Signifikan

Depersonalization -0,296 0,28416 0.046 Signifikan

Ineffectiveness -0,388 0,150544 0,008* Signifikan

*signifikansi pada LOS 0.01

Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa dengan jumlah responden sebanyak 46 orang

guru reguler SD inklusif yang mengajar kelas 1 dan kelas 2 dan level signifikansi lebih kecil dari

0,05 dan 0,001 (two-tails), tiap dimensi variabel burnout memiliki korelasi yang signifikan

dengan variabel perceived school adjustment yaitu emotional exhaution (r= -.360),

depersonalization (r = -.296), dan terakhir dimensi ineffectiveness (r =-0,388). Selanjutnya, dari

tabel diatas, terlihat bahwa ketiga dimensi dari burnout memiliki hubungan yang negatif dan

signifikan dengan variabel perceived school adjustment. Pada dimensi emotional exhaution, nilai

koefisiennya sebesar r= -0,360, maka dapat dikatakan terdapat hubungan negatif yang

signifikan antara emotional exhaution dan perceived school adjustment. Kekuatan hubungan

antara dimensi emotional exhaution dan perceived school adjustment adalah lemah. Kemudian,

Hubungan antara..., Indah Yani, FPSI UI, 2013

Page 10: HUBUNGAN ANTARA BURNOUT DENGAN PERCEIVED SCHOOL …

pada dimensi cynicism, nilai koefisien sebesar r= -0,296 maka terdapat hubungan negatif yang

signifikan antara cynicism dan perceived school adjustment. Kekuatan hubungan antara dimensi

cynicism dan perceived school adjustment adalah lemah. Dan terakhir, pada dimensi

ineffectiveness, nilai koefisien sebesar r= -0,388 maka terdapat hubungan negatif yang signifikan

antara ineffectivenes dan perceived school adjustment. Kekuatan hubungan antara dimensi

ineffectivenes dan perceived school adjustment adalah lemah.

PEMBAHASAN

Pada dimensi emotional exhaution, didapatkan hasil yang signifikan dan negatif antara

dimensi ini dengan variabel perceived school adjustment. Maslach dan Jackson (1996 dalam

Miller 2000) menyatakan bahwa kondisi terberat bagi seorang yang mengalami emotional

exhaution adalah tidak dapat memberikan dukungan psikologis kepada orang lain. Hal ini

tentunya berpengaruh pada murid karena mereka membutuhkan kualitas hubungan yang baik

dengan guru sehingga proses adaptasinya berjalan dengan baik. Bila kondisi emotional exhaution

muncul maka guru akan sulit untuk berhubungan dengan ABK yang dianggap sebagai salah satu

sumber stres (Kaya, 2008). Hal ini akan memunculkan kondisi school adjustment yang buruk

terutama dalam komponen performa akademik yang jelas membutuhkan perhatian besar dari

guru.

Pada dimensi cynicism, didapatkan hasil yang signifikan negatif antara dimensi ini dengan

variabel perceived school adjustment. Cynicism merupakan kondisi dimana pegawai

menampilkan sikap negatif terhadap penerima layanan dan menjauh dari pekerjaan dan orang

yang berada dalam ruang lingkup kerja bahkan menyerah terhadap tugas (Maslach & Leiter,

1997). Dalam konteks pendidikan, kondisi cynicism membuat guru tidak peduli dengan murid

dan menghindari pekerjaan. Padahal, murid di dalam proses penyesuaian diri membutuhkan

hubungan hangat dan intim dengan guru agar murid dapat merasa nyaman dengan lingkungan

baru dan dapat menampilkan performa akademik dan keterlibatan yang aktif dengan sekolah.

Pada dimensi ineffectiveness, penelitian ini membuktikan adanya hubungan yang

signifikan dan negatif antara dimensi ini dengan variabel perceived school adjustment. Hal yang

Hubungan antara..., Indah Yani, FPSI UI, 2013

Page 11: HUBUNGAN ANTARA BURNOUT DENGAN PERCEIVED SCHOOL …

menarik pada hasil penelitian ini adalah guru yang memiliki skor ineffectiveness tinggi yang

artinya guru tidak terindikasi burnout didapatkan perceived school adjustment ABK yang rendah

begitu pula pada kondisi sebaliknya. Peneliti menduga hal ini disebabkan karena adanya

perbedaan persepsi yang besar pengaruhnya terhadap hasil penelitian. Thoha (2000) menyatakan

bahwa persepsi melibatkan proses kognitif yang kompleks sehingga dapat menghasilkan

gambaran yang unik tentang kenyataan yang memiliki perbedaan dengan kenyatan yang

sebenarnya. Ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap persepsi antara lain dari dalam diri

orang yang mempersepsi maupun objek yang dipersepsikan. Khususnya pada objek yang

dipersepsikan, adanya pengaruh status orang yang dinilai; sifat dan perangai orang yang dinilai;

dan kategori-kategori tertentu yang dimiliki oleh orang yang dinilai yang dapat menyebabkan

persepsi berbeda dengan realitas yang ada (Thoha, 2000). Pada variabel perceived school

adjustment, guru diminta untuk mempersepsikan school adjustment ABK yang diajarnya.

Mempersepsikan school adjustment ABK merupakan tugas yang cukup sulit karena karakteristik

ABK sulit untuk didentifikasi baik itu sikap dan perangainya bila hanya melalui indera visual

saja. Oleh karena itu, peneliti menduga kurangnya kemampuan responden untuk mempersepsikan

school adjustment ABK yang mempengaruhi hasil penelitian ini.

KESIMPULAN

Penelitian ini berhasil untuk membuktikan hubungan antara ketiga dimensi burnout

dengan perceived school adjustment. Dari hasil dan analisis penelitian, didapatkan bahwa

terdapat hubungan yang signifikan antara ketiga dimensi burnout dan variabel perceived school

adjustment.

Dimensi pertama yaitu emotional exhaution menunjukkan hubungan yang signifikan

negatif dengan variabel perceived school adjustment. Hal ini berarti bila seseorang mengalami

kondisi emotional exhaution yang tinggi maka perceived school adjustment akan rendah.

Sebaliknya, bila seseorang mengalami kondisi emotional exhaution yang rendah maka perceived

school adjustment akan tinggi. Kemudian, pada dimensi kedua yaitu cynicism menunjukkan

hubungan yang signifikan negatif dengan variabel perceived school adjustment. Hal ini berarti

Hubungan antara..., Indah Yani, FPSI UI, 2013

Page 12: HUBUNGAN ANTARA BURNOUT DENGAN PERCEIVED SCHOOL …

bila seseorang mengalami kondisi cynicism yang tinggi maka perceived school adjustment akan

rendah. Sebaliknya, bila seseorang mengalami kondisi cynicism yang rendah maka perceived

school adjustment akan tinggi. Dan terakhir, pada dimensi ketiga yaitu ineffectiveness

menunjukkan hubungan yang signifikan negatif terhadap variabel perceived school adjustment.

Hal ini berarti bila seseorang mengalami kondisi ineffectiveness yang tinggi maka perceived

school adjustment akan rendah. Sebaliknya, bila seseorang mengalami kondisi ineffectiveness

yang rendah maka perceived school adjustment akan tinggi.

SARAN

Beberapa saran yang dapat diberikan terhadap penelitian ini adalah

1. Dalam penelitian ini, uji coba alat ukur hanya dilakukan pada 15 orang guru reguler SD

inklusif kelas 1 dan kelas 2. Penelitian ke depan akan lebih baik jika uji coba alat ukur

dilakukan pada lebih banyak orang.

2. Pengumpulan data sebaiknya dilakukan secara massal dalam ruangan. Hal tersebut

dilakukan agar pengumpulan data dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Dengan

dilakukannya secara serempak, peneliti dapat mengontrol suasana ketika mengerjakan tes.

3. Penelitian ini hanya melihat hubungan antara ketiga dimensi burnout dengan perceived

school adjustment, profil burnout dan profil perceived school adjustment, beserta

hubungan antara ketiga dimensi burnout dengan variabel demografi. Diharapkan pada

penelitian selanjutnya dapat memperlihatkan keterhubungan antara burnout dengan

perceived school adjustment dan mengkaitkannya dengan variabel demografi sehingga

penelitian selanjutnya dapat lebih kaya.

4. Pelaksanaan penelitian ini mengikutsertakan 46 orang guru reguler SD inklusif yang

mengajar kelas 1 dan kelas 2. Untuk memperoleh hasil yang lebih memuaskan diharapkan

penelitian selanjutnya dapat mengikutsertakan lebih banyak guru reguler SD inklusif.

Sebaiknya untuk memperoleh data lebih banyak dari responden penting bagi peneliti

selanjutnya untuk memperhatikan periode pengambilan data agar tidak bentrok dengan

berbagai kegiatan di sekolah.

Hubungan antara..., Indah Yani, FPSI UI, 2013

Page 13: HUBUNGAN ANTARA BURNOUT DENGAN PERCEIVED SCHOOL …

DAFTAR REFERENSI

Ali, M. (2009). Pendidikan untuk Pembangunan Nasional. Jakarta: PT Imperial Bhakti Utama

Agomoh, O. (2012). The Roles of Regular Teacher in Facilitating Inclusion of Children with

Special Need in Regular School in Norwegia. An international Journal by Global Educators

for All Initiative, Vol. 1 No 1 June 2012

Anwer, M & Sulman, N. (2012). Regular Schools‟ Teachers Attitude Toward Inclusive

Education In the Region of Gilgit-Baltistan. Interdisciplinary Journal of Contemporary

Research in Bussiness, Vol 4, No. 5

Barr, J.J & Bracchitta, K. (2008). Differences in Preservices Teachers Attitudes Toward

Individual with Physical, Developmental, and Behavioral Disabillities. The Journal of

Research in Education, 18, 125-127

Baughan, C.C. (2012). An Examination of Predictive Factors Related to School Adjustment for

Children with Disabilities Transitioning Into Formal School Settings. Retrieved from

Proquest Dissertation and Theses (Accession order No. 3525881)

Bayani, A.A., Bagheri, B & Bayani, A. (2013). Influence of Gender and Years of Teaching on

Burnout. Annals of Biological Research, Vol.4 No. 4, pp 239-243

Belagali, H.V. (2011). A study of Teacher Attitude Toward Teaching Proffesion of Secondary

School in Relation to Gender and Locality. International Referred Research Journal, Vol. 3,

ISSN. 09742832

Birch, S.H & Ladd, G.W. (1997). The Teacher-Child Relationship and Children Early School

Adjustment. Journal of School Psychology, Vol. 35, No. 1, pp 61-79

Brewer, M. and Shephard, A. (2004), „Has Labour Made Work Pay?‟, York: Joseph Rowntree

Foundation.

Hubungan antara..., Indah Yani, FPSI UI, 2013

Page 14: HUBUNGAN ANTARA BURNOUT DENGAN PERCEIVED SCHOOL …

Bridget K. Hamre & Robert C. Pianta. (2006). “Student-Teacher Relationships.” In Children‟s

Needs III: Development , prevention and intervention, Ed. G. Bear and Kathleen M. Minke.

National Association of School Psychologists, Bethesda, MD.

Chiu, S & Tsai, M.C. (2006). Relationship Among Burnout, Job Involvement and Organizational

Citizenship Behavior. The Journal of Psychology. 140(6), 517-530

Choi. (2008). Attitude and Perception of South Korean Elementary School Principals Toward

Inclusion of Student with Disabilities. Retrieved from Proquest Dissertation and Theses

(Accession order No. 3314746)

Dessler, G. (2008). Human Resources Management (11th Ed.). New Jersey:Pearson Education,

Inc.

Donohue, W.TO & Tole, L.W. (2009). Behavioral Approach to Chronic Disease in Adolescence:

A Guide to Integrative Care. New York: Springer Science + Bussiness Media, Ltd

Firdaus, E. (n.d). Pendidikan inklusif dan implementasinya di Indonesia.

Retrievedfromhttp://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/M_K_D_U/195703031988031-

ENDIS_FIRDAUS/Makalah_pro_internet/1nkls_seminar.pdf

Gainez, B.C. (2011). Perceived Principal Support and Middle Teacher Burnout. Phd diss,

University of Tennesse. Retrieved from http://trace.tennesse.edu/utk_gradiss/1076

Gholiszek, A. (2005). Manajemen Stress. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer

Griffith, J., Steptoe, A., & Crospley, M. (1999). An Investigation of Coping Strategies Associated

with Job Stress in Teachers, British Journal of Educational Psychology, 69(4), 517-32

Hallahan, D.P., Kauffman, J.M., & Pullen, P.C. (2009). Exceptional Learners: An Introduction to

Special Education (International Edition : 9th

ed). United States : Pearson Education, Inc

Heward, W.L. (1996). Exceptional Children: An Introduction to Special Education (International

Edition: 5th ed). United States: Prentice-Hall, Inc

Jarvela, S. (2011). Social and Emotional Aspect of Learning. United Kingdom: Elsevier

Hubungan antara..., Indah Yani, FPSI UI, 2013

Page 15: HUBUNGAN ANTARA BURNOUT DENGAN PERCEIVED SCHOOL …

Kam, C., Greenberg, M. T., & Kusché, C. A. (2004). Sustained effects of the PATHS curriculum

on the social and psychological adjustment of children in special education. Journal of

Emotional and Behavioral Disorders, 12, 66–78

Kaya, O. (2008). Inclusion and Burnout: Examining General Education Teacher Experiences in

Turkey. (Doctoral Dissertation). Retrieved from Proquest Dissertation and Theses (Accession

order No. 3319885)

Kochhar, West & Taymans (2000). Successful Inclusion: Practical Strategies for a Shared

Responsibility. Upper Saddle River, NJ: Prentice- Hall Company.

Kumar, R (2005). Research Methodology: A Step-By-Step Guide for Beginners 2nd Ed.

London: SAGE Publications Ltd.

Kyriacou, C. (2001). Teacher Stress: Direction for Future Research. Educational Review, 53, 28-

53

Larzen, P.D. & Lubkin, I. M. (2009). Chronic Illness: Impact and Intervention. United Kingdom:

John and Bartletts Publishers

Laub, A.R.(1998). Isolation in the secondary school as a predictor of teacher burnout. Dissertation Abstracts

International US: Univ Microfilms International. 59

(4-A).

Latief. (2010). Di Sekolah Reguler Pendidikan Inklusi Miskin Perhatian. Retrieved from

http://edukasi.kompas.com/read/2010/02/23/13104657/Di.Sekolah.Reguler.Pendidikan.Inklusi.Miskin.Pe

rhatian

Lazarus, R.S. (1976). Pattern of Adjustment (International Edition: 3th

ed). Tokyo: McGraw-Hill,

Kogusha, Ltd

Mangunsong, F. (2009). Psikologi dan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. Depok: Lembaga

Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3)

Maslach, C & Leiter, M.P. (1997). The truth about Burnout. San Francisco: CA, Joassey-Bass

Hubungan antara..., Indah Yani, FPSI UI, 2013

Page 16: HUBUNGAN ANTARA BURNOUT DENGAN PERCEIVED SCHOOL …

Mayer, Helley. (2008). Association Between Teacher-Chid Relationship, Child Characteristics,

and Children’s Writing Quality in Kindergarden and First Grade. (Doctoral Dissertation).

Retrieved from Proquest Dissertation and Theses (Accession order No. 3304344)

McBride, H., & Siegel, L. S. (1997). Learning disabilities and suicide: A causal connection.

Journal of Learning Disabilities, 30, 652-659.

Miller, D. (2000). Dying to Care? Work, Stress, and Burnout in HIV/AIDS. London: Routledge.

Haber, A & Runyon, R. (1984). Psychology of Adjustment. United States: Dorkey Press

Rudiyati, S. (2011). Potret Sekolah Inklusif di Indonesia: Makalah Disampaikan dalam Seminar

Umum “Memilih Sekolah yang tepat bagi Anak Berkebutuhan Khusus” pada Pertemuan

Nasional Asosiasi Kesehatan Jiwa dan Remaja.

RetrievedFromhttp://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad

=rja&ved=0CCgQFjAA&url=http%3A%2F%2Fstaff.uny.ac.id%2Fsites%2Fdefault%2Ffiles

%2F130543600%2FPotret%2520Sekolah%2520Inklusif%2520di%2520Indonesia.pdf&ei=X

K3MUbnvAcPXrQecqIHwCQ&usg=AFQjCNHEWRgpmiKiEWof0UvMgqayz61vUg&sig2

=_1J2otRXyu3DaDQv6hNOcg

Santrock, J.W. (1998). Adolescence (International Edition: 7th

edition). Boston: McGraw Hill

Schaufeli, W & Enzmann, D. (1998). The Burnout to Study and Practice: A critical Analysis.

Hongkong: T.J. International Ltd, Padstow, UK

Smith, J.D. (1998). Inclusion: School for All Student. Belmont: Wadsworth Publishing Company

Talmor, R., Reiter.S., & Feign, N. (2005). Factor Relating to Regular Education Teacher Burnout

In Inclusion. European Journal of Special Need Education, Vol. 20 No. 2, pp 215-229

Thoha. (2000). Perilaku Organisasi. Jakarta: Raja Grapindo Persada

Weiner, I.B., Reynolds, W.M & Miller, G.E. (2012). Handbook of Psychology, Educational

Psychology (7th

edition). Colorado: Wiley Publisher, Inc

Ayk.(2012). Guru berperan strategis dalam pembangunan. Retrieved from

http://beritamanado.com/kota-bitung-2/guru-peran-strategis-dalam-pembangunan/110775/

Hubungan antara..., Indah Yani, FPSI UI, 2013

Page 17: HUBUNGAN ANTARA BURNOUT DENGAN PERCEIVED SCHOOL …

e.g. (n.d). Menuju Pendidikan Inklusif. Retrieved from

http://ocw.usu.ac.id/course/download/1270000036-pend-anak-luar

biasa/pal_142_slide_menuju_inklusif_dan_pengayaan.pdf.

Bpdiksus. (n.d). Penyelenggaraan Pendidikan Inklusi di Provinsi Jawa Tengah. Retrieved from

http://bpdiksus.org/v2/index.php?page=dberita&id=3.

Hubungan antara..., Indah Yani, FPSI UI, 2013