pengaruh emotional dissonance pada burnout …/pengaruh... · kata kunci: emotional dissonance,...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user i
PENGARUH EMOTIONAL DISSONANCE PADA BURNOUT DENGAN
PERSEPSI DUKUNGAN ORGANISASI DAN OTONOMI KERJA
SEBAGAI PEMODERASI
(Studi pada Karyawan BNI Cabang Surakarta)
Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas – Tugas dan Memenuhi
Syarat – Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Disusun oleh :
DEVITA MUTIARA SARI
NIM. F1209023
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ii
ABSTRAK Pengaruh Emotional Dissonance Pada Burnout Dengan Persepsi Dukungan
Organisasi Dan Otonomi Kerja Sebagai Pemoderasi (Studi Pada Karyawan BNI Cabang Surakarta)
DEVITA MUTIARA SARI F1209023
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh emotional dissonance pada burnout dengan persepsi dukungan organisasi dan otonomi kerja sebagai pemoderasi. Peneliti mengajukan hipotesis H1(a). emotional dissonance berpengaruh positif pada burnout dalam dimensi kelelahan, H1(b). emotional dissonance berpengaruh positif pada burnout dalam dimensi ketidakterlibatan, H2(a). pengaruh emotional dissonance pada burnout dalam dimensi kelelahan yang dimoderasi oleh persepsi dukungan organisasi, H2(b). pengaruh emotional dissonance pada burnout dalam dimensi ketidakterlibatan yang dimoderasi oleh persepsi dukungan organisasi, H3(a). pengaruh emotional dissonance pada burnout dalam dimensi kelelahan yang dimoderasi otonomi kerja, H3(b). pengaruh emotional dissonance pada burnout dalam dimensi ketidakterlibatan yang dimoderasi otonomi kerja.
Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan Bank BNI cabang Surakarta. seluruh karyawan karyawan Bank BNI cabang Surakarta yang berjumlah 110 karyawan dijadikan sebagai sampel penelitian ini. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui kuesioner dan wawancara.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Moderated Regresion Analysis (MRA). Dari persamaan regresi dapat dilihat pada tabel IV.14, IV.15 dimana β signifikan pada p<0,001. Maka dapat disimpulkan H1 (a) dan H1 (b) didukung; emotional dissonance berpengaruh positif pada burnout dalam dimensi kelelahan dan ketidakterlibatan. Dilihat pada nilai β pada tabel IV.16 tidak ada yang signifikan pada p<0,05. Maka dapat disimpulkan H2 (a) tidak didukung; dilihat pada nilai β pada tabel IV.17, signifikan pada p<0,05 tapi bernilai negatif. Maka dapat disimpulkan H2(b) didukung; Persepsi dukungan organisasi memoderasi pengaruh emotional dissonance pada burnout dalam dimensi ketidakterlibatan. Dilihat pada nilai β pada tabel IV.18, tidak ada yang signifikan pada p<0,05. Maka dapat disimpulkan H3(a) tidak didukung; dilihat pada nilai β pada tabel IV.19, signifikan pada p<0,05. Maka dapat disimpulkan H3(b) didukung; Otonomi kerja memoderasi pengaruh emotional dissonance pada burnout dalam dimensi ketidakterlibatan
Berdasarkan temuan-temuan tersebut maka diajukan saran-saran sebagai berikut : Disarankan untuk penelitian yang akan datang sebaiknya melakukan pre-test untuk memperkecil kemungkinan indikator-indikator yang tidak valid, Penelitian selanjutnya sebaiknya dilakukan pada bidang perbankan dengan populasi beberapa perusahaan, supaya dapat membandingkan hasil yang diperoleh.
Kata kunci: emotional dissonance, burnout, kelelahan, ketidakterlibatan,
persepsi dukungan organisasi, otonomi kerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iii
ABSTRACT THE EFFECT OF EMOTIONAL DISSONANCE ON BURNOUT WITH
PERCEIVED ORGANIZATIONAL SUPPORT AND WORK AUTONOMY AS MODERATING VARIABLES
(A Study on the Employees of Surakarta Branch BNI) DEVITA MUTIARA SARI
F 1209023 The objective of research is to find out the effect of emotional dissonance on
burnout with perceived organizational support and work autonomy as moderating variables. The author proposes the following hypotheses: H1(a) emotional dissonance affects positively the burnout in exhaustion dimension, H1(b) emotional dissonance affects positively the burnout in disengagement dimension, H2(a) emotional dissonance affects positively the burnout in exhaustion dimension moderated by the perceived organizational support, H2(b) emotional dissonance affects positively the burnout in disengagement dimension moderated by the perceived organizational support, H3(a) emotional dissonance affects positively the burnout in exhaustion dimension moderated by the work autonomy, H3(b) emotional dissonance affects positively the burnout in disengagement dimension moderated by the work autonomy.
The population of research was the employees of Surakarta Branch BNI Bank. All employees of Surakarta Branch BNI Bank, consisting of 110 employees, become the sample of research. The methods of collecting data used in this research were questionnaire and interview.
The analysis method used in this research was Moderated Regression Analysis (MRA). From the regression equation, it can be seen in table IV.14, IV.15 that b is significant with p < 0.001; emotional dissonance affects positively the burnout in exhaustion and disengagement dimensions. Therefore, it can be concluded that H1 (a) and H1 (b) are supported. Viewed from the b value in table IV.16, there is no significant value with p < 0.05; therefore, it can be concluded that H2 (a) is not supported. Viewed from the b value in table IV.17, significant with p < 0.05 but negative; Perceived organizational support moderates the effect of emotional dissonance affects positively the burnout in exhaustion dimension. Therefore, H2 (b) is supported. Viewed from the b value in table IV.18, there is no significant value with p < 0.05; therefore H3 (a) is not supported. Viewed from the b value in table IV.19, significant with p < 0.05; Work autonomy moderates the effect of emotional dissonance affects positively the burnout in disengagement dimension. Therefore, H3 (b) is supported.
Based on those findings, the following recommendations are given: the next research is recommended to conduct pretest to minimize the potential invalid indicators, the further research should be conducted on the banking sector with some companies as the population, to compare the result obtained. Keywords: emotional dissonance, burnout, exhaustion, disengagement, perceived
organizational support, work autonomy.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vi
MOTTO
Hari ini ada karena hari kemarin,hari esok ada karena hari ini
Ketika satu pintu tertutup, pintu lain terbuka; namun terkadang kita melihat dan menyesali pintu tertutup tersebut terlalu lama hingga kita tidak melihat pintu lain
yang telah terbuka
Jangan menyesal jika dunia tidak mengenalmu, tapi menyesalah jika kamu tidak mengenal dunia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vii
PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini aku persembahkan untuk:
Ø Beliau – beliau yang telah merawat, membimbing dan mendidik aku. Beliau
adalah Ibunda Dra. Sri Murwani dan Ayahanda Drs. Sarwanta yang selalu
menjadi pedoman dan contoh hidupku sepanjang masa. Maafkan adinda ya, masih
suka nakal dan belum bisa balas perjuangan Ibu dan Ayah selama ini.
Ø Kakek dan nenek tercinta yang telah menyayangi aku, dan selalu memberikan
bantuan moral serta spirituial.
Ø Kedua adikku tersayang, (my “little princess dan prince”) “AYU dan WISNU” railah
cita – citamu setinggi mungkin !!!
Ø Seseorang dengan ijin - Nya kelak akan menjadi bagian terpenting dalam
hidupku.
Ø Teman - teman ku ”Unyil, Dina, Devhi, Mbk Adek, Mbk Lucy, Mbk Walid,
Prima, Nurul, Tika, Desi” , dan masih banyak lagi, sukses selalu buat kalian
semua.
Ø Sahabat – sahabat yang tak pernah lelah denger cerita – ceritaku dan selalu ada
buat aku “Unyil, Rini, Karlina, Canggih, Tina”.
Ø Seluruh teman – teman Manajemen Swadana Transfer 2009.
Ø Alumni penghuni kos “Anissa” terimakasih atas do”a dan dukungan kalian.
Sukses selalu buat temen – temen semua.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji hanya bagi Allah SWT atas segala
limpahan rahmat dan kemudahan-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi
yang berjudul “PENGARUH EMOTIONAL DISSONANCE PADA BURNOUT
DENGAN PERSEPSI DUKUNGAN ORGANISASI DAN OTONOMI KERJA
SEBAGAI PEMODERASI. (STUDI PADA KARYAWAN BNI CABANG
SURAKARTA)”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bantuan,
bimbingan, dan saran dari berbagai pihak. Oleh karena itulah penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Wisnu Untoro, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
2. Dr. Hunik Sri Runing S., M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
3. Sinto Sunaryo, SE, Msi selaku pembimbing skripsi atas saran dan kesabarannya
yang telah bersedia membimbing penulis.
4. Drs. Wiyono, MM selaku pembimbing akademik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ix
5. Bapak-Ibu dosen serta seluruh staf karyawan Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
6. Bapak Danang, Mas Wawan, dan seluruh karyawan BNI Cabang Surakarta.
7. Ibu dan Bapak-ku yang telah merawat, mendidik,dan membesarkan aku sampai
sekarang.
8. Kakek dan nenek-ku tercinta yang selalu memberi semangat dan dukungan.
9. Teman seperjalanan : Ulil, Dina, Devhi, Mbk Adek, Mbk lucy, Mbk walid, Prima,
Tika, Nurul, Desi, serta teman teman yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan demi keutuhan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Surakarta, Januari 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
ABTRAK ....................................................................................................... ii
ABSTRACT ................................................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ v
HALAMAN MOTTO .................................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Perumusan Masalah ................................................................ 7
C. Tujuan Penelitian .................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian ................................................................. 8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xi
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori ........................................................................ 10
1. Emotional Dissonance ..................................................... 10
2. Burnout............................................................................. 12
3. Persepsi Dukungan Organisasi......................................... 19
4. Otonomi Kerja.................................................................. 24
B. Penelitian Terdahulu .............................................................. 26
C. Kerangka Penelitian ............................................................... 28
D. Pengembangan Hipotesis ....................................................... 30
BAB III. METODE PENELITIAN
A. DesainPenelitian..................................................................... 34
B. Definisi Operasional dan Konsep Pengukuran Variabel ........ 35
C. Sumber Data ........................................................................... 37
D. Metode Pengumpulan Data .................................................... 38
E. Metode Analisis Data ............................................................. 39
1. Uji Validitas Instrumen .................................................... 39
2. Uji Reabilitas Instrumen .................................................. 40
3. Uji Hipotesis .................................................................... 40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xii
BAB IV. ANALISIS DATA
A. Gambaran Umum Perusahaan ................................................ 45
1. Profil Perusahaan ............................................................. 45
2. Struktur Organisasi .......................................................... 52
B. Analisis Deskriptif ................................................................. 61
1. Karakteristik Responden ................................................. 61
2. Tanggapan Responden ....................................................... 65
C. Uji Validitas .......................................................................... 82
D. Uji Reliabilitas ...................................................................... 85
E. Uji Hipotesis ......................................................................... 87
F. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................ 98
BAB V. PENUTUP
A. Simpulan ................................................................................ 104
B. Keterbatasan Penelitian .......................................................... 107
C. Saran....................................................................................... 107
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xiii
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR HALAMAN
II.1 KerangkaPemikiran .............................................................................. 29
IV.1 Struktur Organisasi .............................................................................. 52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xiv
DAFTAR TABEL
TABEL HALAMAN
II.1 Indikator Burnout ................................................................................. 13
IV.1 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............................... 61
IV.2 Deskripsi Responden Berdasarkan Umur ............................................ 62
IV.3 Deskripsi Responden Berdasarkan Masa Kerja ................................... 63
IV.4 Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan ................................... 63
IV.5 Deskripsi Responden Berdasarkan Jabatan ......................................... 64
IV.6 DeskripsiTanggapanRespondenTerhadap Emotional Dissonance (ED)
.............................................................................................................. 66
IV.7 Deskripsi Tanggapan Responden Terhadap Kelelahan (KL) .............. 70
IV.8 Deskripsi Tanggapan Responden Terhadap Ketidakterlibatan (KT) ... 74
IV.9 Deskripsi Tanggapan Responden Terhadap Persepsi Dukungan Organisasi
(PDO) ................................................................................................... 77
IV.10 Deskripsi Tanggapan Responden Terhadap Otonomi Pekerjaan (OP)
.............................................................................................................. 80
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xv
IV.11 Hasil Uji Validitas ................................................................................ 83
IV.12 Hasil Uji Validitas Revisi .................................................................... 84
IV.13 Hasil Uji Reliabilitas ............................................................................ 86
IV.14 Hasil Uji Regresi .................................................................................. 88
IV.15 Hasil Uji Regresi .................................................................................. 89
IV.16 Hasil Uji Moderasi ............................................................................... 91
IV.17 Hasil Uji Moderasi ............................................................................... 93
IV.18 Hasil Uji Moderasi ............................................................................... 95
IV.19 Hasil Uji Moderasi ............................................................................... 97
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK Pengaruh Emotional Dissonance Pada Burnout Dengan Persepsi Dukungan
Organisasi Dan Otonomi Kerja Sebagai Pemoderasi (Studi Pada Karyawan BNI Cabang Surakarta)
DEVITA MUTIARA SARI F1209023
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh emotional dissonance pada burnout dengan persepsi dukungan organisasi dan otonomi kerja sebagai pemoderasi. Peneliti mengajukan hipotesis H1(a). emotional dissonance berpengaruh positif pada burnout dalam dimensi kelelahan, H1(b). emotional dissonance berpengaruh positif pada burnout dalam dimensi ketidakterlibatan, H2(a). pengaruh emotional dissonance pada burnout dalam dimensi kelelahan yang dimoderasi oleh persepsi dukungan organisasi, H2(b). pengaruh emotional dissonance pada burnout dalam dimensi ketidakterlibatan yang dimoderasi oleh persepsi dukungan organisasi, H3(a). pengaruh emotional dissonance pada burnout dalam dimensi kelelahan yang dimoderasi otonomi kerja, H3(b). pengaruh emotional dissonance pada burnout dalam dimensi ketidakterlibatan yang dimoderasi otonomi kerja.
Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan Bank BNI cabang Surakarta. seluruh karyawan karyawan Bank BNI cabang Surakarta yang berjumlah 110 karyawan dijadikan sebagai sampel penelitian ini. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui kuesioner dan wawancara.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Moderated Regresion Analysis (MRA). Dari persamaan regresi dapat dilihat pada tabel IV.14, IV.15 dimana β signifikan pada p<0,001. Maka dapat disimpulkan H1 (a) dan H1 (b) didukung; emotional dissonance berpengaruh positif pada burnout dalam dimensi kelelahan dan ketidakterlibatan. Dilihat pada nilai β pada tabel IV.16 tidak ada yang signifikan pada p<0,05. Maka dapat disimpulkan H2 (a) tidak didukung; dilihat pada nilai β pada tabel IV.17, signifikan pada p<0,05 tapi bernilai negatif. Maka dapat disimpulkan H2(b) didukung; Persepsi dukungan organisasi memoderasi pengaruh emotional dissonance pada burnout dalam dimensi ketidakterlibatan. Dilihat pada nilai β pada tabel IV.18, tidak ada yang signifikan pada p<0,05. Maka dapat disimpulkan H3(a) tidak didukung; dilihat pada nilai β pada tabel IV.19, signifikan pada p<0,05. Maka dapat disimpulkan H3(b) didukung; Otonomi kerja memoderasi pengaruh emotional dissonance pada burnout dalam dimensi ketidakterlibatan
Berdasarkan temuan-temuan tersebut maka diajukan saran-saran sebagai berikut : Disarankan untuk penelitian yang akan datang sebaiknya melakukan pre-test untuk memperkecil kemungkinan indikator-indikator yang tidak valid, Penelitian selanjutnya sebaiknya dilakukan pada bidang perbankan dengan populasi beberapa perusahaan, supaya dapat membandingkan hasil yang diperoleh.
Kata kunci: emotional dissonance, burnout, kelelahan, ketidakterlibatan, persepsi dukungan organisasi, otonomi kerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT THE EFFECT OF EMOTIONAL DISSONANCE ON BURNOUT WITH
PERCEIVED ORGANIZATIONAL SUPPORT AND WORK AUTONOMY AS MODERATING VARIABLES
(A Study on the Employees of Surakarta Branch BNI) DEVITA MUTIARA SARI
F 1209023
The objective of research is to find out the effect of emotional dissonance on burnout with perceived organizational support and work autonomy as moderating variables. The author proposes the following hypotheses: H1(a) emotional dissonance affects positively the burnout in exhaustion dimension, H1(b) emotional dissonance affects positively the burnout in disengagement dimension, H2(a) emotional dissonance affects positively the burnout in exhaustion dimension moderated by the perceived organizational support, H2(b) emotional dissonance affects positively the burnout in disengagement dimension moderated by the perceived organizational support, H3(a) emotional dissonance affects positively the burnout in exhaustion dimension moderated by the work autonomy, H3(b) emotional dissonance affects positively the burnout in disengagement dimension moderated by the work autonomy.
The population of research was the employees of Surakarta Branch BNI Bank. All employees of Surakarta Branch BNI Bank, consisting of 110 employees, become the sample of research. The methods of collecting data used in this research were questionnaire and interview.
The analysis method used in this research was Moderated Regression Analysis (MRA). From the regression equation, it can be seen in table IV.14, IV.15 that b is significant with p < 0.001; emotional dissonance affects positively the burnout in exhaustion and disengagement dimensions. Therefore, it can be concluded that H1 (a) and H1 (b) are supported. Viewed from the b value in table IV.16, there is no significant value with p < 0.05; therefore, it can be concluded that H2 (a) is not supported. Viewed from the b value in table IV.17, significant with p < 0.05 but negative; Perceived organizational support moderates the effect of emotional dissonance affects positively the burnout in exhaustion dimension. Therefore, H2 (b) is supported. Viewed from the b value in table IV.18, there is no significant value with p < 0.05; therefore H3 (a) is not supported. Viewed from the b value in table IV.19, significant with p < 0.05; Work autonomy moderates the effect of emotional dissonance affects positively the burnout in disengagement dimension. Therefore, H3 (b) is supported.
Based on those findings, the following recommendations are given: the next research is recommended to conduct pretest to minimize the potential invalid indicators, the further research should be conducted on the banking sector with some companies as the population, to compare the result obtained.
Keywords: emotional dissonance, burnout, exhaustion, disengagement, perceived
organizational support, work autonomy.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Sumberdaya manusia merupakan asset penting dalam pencapaian tujuan
suatu organisasi karena dapat menentukan keberhasilan suatu organisasi. Dalam
lingkungan bisnis, teknologi dan ilmu pengetahuan serta tuntutan konsumen yang
selalu berubah, maka peningkatan kemampuan SDM merupakan faktor yang
sangat mendasar dalam sebuah organisasi.Bagi seorang manajer, pandangan
terhadap karyawan haruslah manusiawi. Karyawan adalah tulang punggung tugas
untuk mendapatkan apa yang diinginkan perusahaan. Seorang manajer harus mau
menyimak pendapat karyawan dan menghormati pendapat orang lain walaupun
berbeda prinsip. Sedangkan bagi karyawan, mereka harus menyadari bahwa
apapun yang dibebankan adalah merupakan tugas yang harus mereka jalankan.
Setiap karyawan mengeluarkan usaha fisik dan mental ketika mereka
menempatkan kapabilitas tubuh dan kognitif mereka ke dalam pekerjaan mereka.
Tantangan sebenarnya adalah ketika karyawan harus menunjukkan suatu emosi
sementara pada saat yang bersamaan mengalami emosi lain. Disparitas atau
perbedaan ini disebut dissonansi emosional (emotional dissonance) dan hal ini
dapat berakibat sangat buruk bagi karyawan .Emotional Dissonance merupakan
inkonsistensi antara emosi yang dirasakan dengan emosi yang diproyeksikan
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
(Robbins, 2008). Jika dibiarkan perasaan – perasaan terkukung dari frustasi,
kemarahan, dan kebencian akhirnya dapat menyebabkan kelelahan emosional dan
kelelahan mental (burnout).
Burnout cenderung menjadi masalah tertentu diantara orang yang
pekerjaannya memerlukan kontak yang mendalam dan memiliki tanggung jawab
atas orang lain. Burnout (kelelahan mental) merupakan penipisan sumberdaya
secara total yang disebabkan oleh perjuangan yang berlebihan untuk mencapai
sasaran yang tidak realistis yang berhubungan dengan pekerjaan (Dessler, 2007).
Suatu tingkat keterlibatan yang tinggi, identifikasi atau komitmen terhadap
pekerjaan atau profesi seseorang serta ketidaksesuaian emosi (emotional
dissonance) merupakan penyebab burnout (Ivancevich,et al., 2007). Hampir tidak
mungkin seseorang akan lelah tanpa memberikan banyak usaha. Karena itu, ironi
dari burnout adalah bahwa karyawan yang paling rentan terkena adalah karyawan
yang paling berkomitmen terhadap pekerjaan mereka. Organisasi memberikan
kontribusi pada burnout karyawan dengan beragam cara, dua faktor yang pada
umumnya merupakan kontributor penting terhadap burnout adalah kelelahan dan
ketidakterlibatan karyawan.
Emotional dissonance memiliki suatu hubungan yang positif dengan
burnout. Hal ini didukung oleh penelitian Karatepe (2011) bahwa
ketidakcocokkan emosional sebagai sebuah stressor (penyebab stres)
menyebabkan kelelahan dan ketidakterlibatan.Ketidakterlibatan, nantinya,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
ditentukan sebagai “menjauhkan diri seseorang dari pekerjaan, dan mengalami
sikap negatif terhadap obyek pekerjaan”. Hal ini juga didukung oleh penelitian
Bakker dan Heuven (2006) yang memberikan dukungan empiris mengenai
hubungan positif antara ketidakcocokkan emosional dengan kelelahan mental.
Bakker dan Heuven (2006) juga menguji hubungan antara kerja emosi dan
burnout di antara petugas kabin maskapai penerbangan Belanda. Sandiford dan
Seymour (dalam Karatepe, 2011) juga menyelidiki tenaga kerja emosional dalam
sektor perumahan masyarakat pada industri pariwisata Inggris dan melaporkan
bahwa para karyawan yang melakukan kerja emosional mengalami stress
(tekanan) dalam kehidupan pribadi mereka.
Pengaruh emotional dissonance pada burnout semakin kuat dengan
adanya persepsi karyawan tentang dukungan organisasi dan otonomi kerja.
Persepsi tentang dukungan organisasi terkait dengan penilaian karyawan tentang
seberapa jauh organisasi ada disamping mereka. Selain itu, persepsi tentang
dukungan organsiasi dianggap sebagai jaminan bahwa organisasi akan memberi
karyawan bantuan yang cukup dalam melaksanakan tugas-tugas secara efektif dan
mengatasi tuntutan yang rentan stress di tempat kerja seperti konflik peran dan
ambiguitas peran (Witt dan Carlson, dalam Karatepe, 2011). Penelitian Witt dan
Carlson juga telah mengungkapkan bahwa persepsi dukungan organisasi
mengurangi konflik peran organisasi. Persepsi dukungan organisasi memoderasi
pengaruh emotional dissonance pada burnout, persepsi dukungan organisasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
berfungsi sebagai alat untuk mengelola terjadinya stres di tempat kerja. Dengan
adanya persepsi dukungan organisasi karyawan merasa lebih diperhatikan dan
dihargai di dalam pekerjaanya. Meskipun persepsi dukungan organisasi belum
dipelajari sebagai dukungan sosial dari individu penelitian umumnya menemukan
persepsi dukungan organisasi berhubungan negatif dengan stress di tempat kerja
(Stamper dan Johlke, dalam Richardson, 2008).
Selain persepsi karyawan tentang dukungan organisasi, otonomi kerja
merupakan pemoderasi pengaruh emotional dissonance pada burnout. Otonomi
pekerjaan mengacu kepada “seberapa jauh pekerjaan memberikan kebebasan,
kemandirian dan keleluasaan yang cukup besar kepada karyawan dalam
menjadwalkan pekerjaan mereka dan dalam menentukan prosedur-prosedur yang
harus digunakan dalam menjalankannya”. Ketersediaan otonomi pekerjaan dalam
organisasi mengirimkan sinyal-sinyal yang kuat kepada karyawan bahwa manajer
mereka memiliki kepercayaan terhadap keterampilan dan kemampuan karyawan
untuk menjalankan tugas, kesejahteraan emosional karyawan akan turun ketika
mereka sama sekali tidak memiliki otonomi pekerjaan (Karatepe, 2011). Dalam
sebuah penelitian terkini tentang karyawan jasa hotel, Kim (dalam Karatepe,
2011) menemukan bahwa otonomi pekerjaan tidak menunjukkan suatu hubungan
yang signifikan dengan peran karyawan bagian frontliner maupun backoffice.
Para karyawan frontliner memiliki otonomi yang cukup dapat mengatasi situasi
yang rentan stres dan ketegangan dalam menangani masalah pelayanan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
otonomi pekerjaan mengurangi ketidakcocokkan emosional. Penelitian Tai dan
Liu (2007) menyatakan bahwa otonomi memiliki pengaruh positif bagi karyawan
yang memiliki emosional yang tinggi di saat mengalami tekanan dan ketegangan.
Perusahaan sebaiknya memberikan keleluasan bekerja bagi pegawai yang
memilki emosional tinggi agar dapat bekerja lebih baik. Dengan adanya otonomi
mereka akan lebih bijaksana dalam bekerja tanpa ketegangan dan tekanan.
Penulis mereplikasi penelitian yang telah dilakukan oleh Karatepe (2011).
Penelitian ini menarik karena saat ini burnout menjadi masalah penting di dunia
kerja, karena seringkali menghambat laju kinerja para karyawan yang akhirnya
merugikan perusahaan. Burnout seringkali muncul di dunia kerja dikarenakan
rutinitas serta tekanan yang tinggi dalam kesehariannya. Sebab itu banyak
perusahaan mencari cara untuk membantu setiap karyawan yang ada untuk
menanggulangi burnout di tempat kerja. Mengingat bahwa mengelola emosi
memerlukan usaha, waktu, dan energi, karyawan yang berusaha untuk mengatur
emosi, sesuatu yang sangat pribadi akan menemukan rasa tidak nyaman dalam
diri karyawan. Jika keadaan ini dibiarkan, rasa tidak nyaman tersebut akan
menimbulkan kejenuhan (burnout). Burnout akan bisa berkurang jika karyawan
mendapat dukungan yang kuat dari organisasi terhadap apa yang dilakukan
karyawan di dalam melaksanakan tugas – tugasnya, serta otonomi pekerjaan yang
memberikan keleluasaan dan kebebasan kepada karyawan dalam menjadwalkan
pekerjaan yang akan dilaksanakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Pengaruh emotional dissonance pada burnout banyak dijumpai di dalam
organisasi profit maupun non – profit. Salah satu bentuk organisasi profit adalah
Bank. Masalah emotional dissonance dan burnout rentan terjadi di dunia
perbankan, salah satu diantarannya adalah BNI. Karyawan sering mengalami
masalah emosi yang berhubungan dengan pekerjaan yang menumpuk, pertemuan
dengan nasabah, masalah pribadi dan kantor, yang pada akhirnya akan
menimbulkan kelelahan emosi (burnout). Pengaruh dukungan organisasi
merupakan sebuah hal yang sangat diperlukan pada karyawan BNI, secara tidak
langsung dukungan organisasi akan mempengaruhi emosi, karena dukungan itu
sendiri merupakan penilaian organisasi dan sebagai jaminan bahwa organisasi
akan memberi karyawan bantuan yang cukup dalam melaksanakan tugas-tugas
secara efektif. Begitu pula dengan otonomi pekerjaan yang memberikan
kebebasan, kemandirian dan keleluasaan yang cukup besar kepada karyawan
dalam menjadwalkan pekerjaan mereka dan dalam menentukan prosedur-prosedur
yang harus digunakan dalam menjalankannya. Berdasarkan latar belakang
tersebut, maka penulis mengambil permasalahan tentang :Pengaruh Emotional
Dissonance Pada Burnout dengan Persepsi Dukungan Organisasi dan
Otonomi Kerja Sebagai Pemoderasi (Studi Pada Karyawan BNI Cabang
Surakarta).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
B. PERUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah Emotional Dissonance berpengaruh pada burnout dalam dimensi
kelelahan dan ketidakterlibatan karyawan?
2. Apakah Persepsi karyawan tentang dukungan organisasi memoderasi
pengaruh Emotional Dissonance pada burnout dalam dimensi kelelahan dan
ketidakterlibatan karyawan?
3. Apakah otonomi pekerjaan memoderasi pengaruh Emotional Dissonance pada
burnout dalam dimensi kelelahan dan ketidakterlibatan karyawan?
C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak
dicapai dalam melakukan penelitian ini adalah :
1. Menguji pengaruh Emotional Dissonance pada burnout dalam dimensi
kelelahan dan ketidakterlibatan karyawan.
2. Menguji bahwa Persepsi karyawan tentang dukungan organisasi memoderasi
pengaruh Emotional Dissonance pada burnout dalam dimensi kelelahan dan
ketidakterlibatan karyawan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
3. Menguji bahwa otonomi pekerjaan memoderasi pengaruh Emotional
Dissonance pada burnout dalam dimensi kelelahan dan ketidakterlibatan
karyawan.
D. MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan secara :
1. Akademis
a. Teoritis
Hasil penelitian diharapkan dapat dimanfaatkan untuk menambah wawasan
ilmu pengetahuan dan mengkaji lebih dalam mengenai teori tentang
emotional dissonane, burnout, persepsi dukungan organisasi, dan otonomi
kerja.
b. Peneliti berikutnya
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan wacana bagi peneliti
selanjutnya yang mengambil topik sejenis.
2. Praktis
Dengan adanya persepsi karyawan tentang peran dukungan organisasi dan
otonomi kerja dalam mengatasi masalah ketidaksesuaian emosi (emotional
dissonance) dan burnout, diharapkan hasil penelitian dapat dimanfaatkan oleh
pihak manajemen untuk memberikan perhatian lebih bagi karyawan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
berkaitan dengan pengaruh emotional dissonance pada burnout yang secara
langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kondisi kerja karyawan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
A. LANDASAN TEORI
1. Emotional Dissonance
a. Pengertian Emotional Dissonance
Kadang – kadang terdapat ketidaksesuaian antara sikap dan
perilaku. Ketidaksesuaian semacam ini disebut Dissonansi Kognitif
(Cognitive Dissonance). Dissonansi Kognitif adalah suatau keadaan
mental dari kecemasan yang muncul ketika terdapat konflik antara
berbagai kognitif individu (misalnya sikap dan keyakinan) setelah suatu
keputusan dibuat (Ivancevich,et al., 2007).
Setiap karyawan mengeluarkan usaha fisik dan mental. Ketika
mereka menempatkan kapabilitas tubuh dan kognitif mereka, berturut –
turut ke dalam pekerjaan mereka. Tetapi, pekerjaan juga membutuhkan
kerja emosional. Tantangan sebenarnya adalah ketika para karyawan harus
menunujukkan satu emosi sementara pada saat yang bersamaan megalami
emosi yang lain. Disparitas atau perbedaan ini disebut Disonansi
Emosional (Emotional Dissonance), dan hal ini dapat berakibat buruk
pada karyawan.Jadi, ketidaksesuaian emosional adalah Inkonsistensi
10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
antara emosi yang kita rasakan dengan emosi yang kita proyeksikan,
(Robbins, 2008).
b. Kerja Emosional
Menurut Robbins (2008), setiap karyawan mengeluarkan usaha
fisik dan mental ketika mereka menempatkan kapabilitas tubuh dan
kognitif mereka, ke dalam pekerjaan mereka. Tetapi pekerjaan juga
membutuhkan kerja emosional. Kerja emosional adalah situasi di mana
seorang karyawan mengekspresikan emosi – emosi yang diinginkan secara
organisasional selama transaksi antarpersonal di tempat kerja.
Dalam organisasi, kerja emosional mungkin meningkatkan,
memalsukan, atau menekan emosi untuk memodifikasi ekspresi
emosional. Kerja emosional adalah pengelolaan emosi untuk
mempertahankan agar emosi tersebut berada di bawah kendali
(Ivancevich,et al, 2007). Walau kerja emosional bias efektif secara
organisasi, mungkin terdapat efek terhadap karyawan. Asumsinya adalah
bahwa mengelola emosi memerlukan usaha, waktu dan energi. Organisasi
yang berusaha untuk mengatur emosi, sesuatu yang sangat pribadi,akan
menemukan penolakan, skeptisisme, dan rasa tidak nyaman dalam diri
karyawan mereka.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
2. Burnout
a. Pengertian Burnout
Burnout (kelelahan mental) merupakan penipisan sumberdaya
secara total yang disebabkan oleh perjuangan yang berlebihan untuk
mencapai sasaran yang tidak realistis yang berhubungan dengan
pekerjaan, (Dessler, 2007).
Menurut Ivancevich,et al (2007), burnout adalah suatu proses
psikologis yang dihasilkan oleh stres pekerjaan yang tidak terlepaskan dan
menghasilkan kelelahan emosi, perubahan kepribadian, dan perasaan
pencapaian yang menurun. Burnout cenderung menjadi masalah tertentu
diantara orang yang pekerjaannya memerlukan kontak yang mendalam
dengan atau memiliki tanggung jawab atas orang lain.
Mondy (2008), menjelaskan fenomena kejenuhan (burnout)
meskipun jarang berakibat fatal, merupakan kondisi mengganggu di mana
orang – orang kehilangan makna tujuan dasar dan penyelesaian
pekerjaannya. Kejenuhan (burnout) merupakan kondisi yang menganggu
di mana orang – orang kehilangan makna tujuan dasar dan penyelesaian
pekerjaan mereka.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
b. Indikator Burnout
Menurut Ivancevich,et al (2007), Indikator Burnout adalah sebagai
berikut :
Tabel II.1 Indikator Burnout
Kelelahan Emosi Perubahan
Kepribadian
Pencapaian Pribadi
yang rendah
Merasa terkuras oleh
pekerjaan
Menjadi keras atau
tidak sensitif karena
pekerjaan
Tidak dapat
berhadapan dengan
masalah secara efektif
Merasa lelah di pagi
hari
Memperlakukan orang
seperti objek
Tidak memiliki
pengaruh positif
terhadap orang lain
Frustasi Tidak peduli apa yang
terjadi pada orang lain
Tidak dapat
memahami masalah
orang lain dan
mengidentifikasikan
diri dengan mereka
Tidak ingin bekerja
dengan orang lain
Merasa orang lain
menyalahkan anda
Tidak lagi merasa
bersemangat dalam
bekerja
Sumber : Ivancevich,et al (2007)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
c. Pencegahan burnout dan stres kerja
Menurut Handoko (1998), Cara terbaik untuk mengurangi stress
adalah dengan menangani penyebab – penyebabnya. Komunikasi yang
lebih baik bisa memperbaiki pemahaman karyawan terhadap situasi –
situasi stress, dan program – program latihan dapat diselenggarakan untuk
mengembangkan ketrampilan dan sikap dalam menangani stress.
Bagaimanapun juga, pelayanan konseling mungkin merupakan cara paling
efektif untuk membantu para karyawan menghadapi stress. Handoko
(1998) juga menyebutkan beberapa program yang dapat dilakukan dalam
menangani stress diantaranya adalah :
1) Program Konseling
Konseling atau pembimbingan dan penyuluhan adalah
pembahasan suatu masalah dengan seorang karyawan, dengan
maksud pokok untuk membantu karyawan tersebut agar dapat
menangani masalah secara lebih baik. Atau dengan kata lain,
konseling bertujuan untuk membuat orang – orang menjadi hkan
masalah – masalah lebih efektif dalam memecahkan masalah –
masalah mereka. Kebutuhan akan konseling
Fungsi – fungsi konseling :
Kegiatan – kegiatan yang dilaksanakan dalam konseling sering
disebut fungsi – fungsi konseling. Berbagai fungsi pokok konseling
adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
a) Pemberian Nasehat
Proses konseling sering berupa pemberian nasehat kepada
karyawan denga maksud untuk mengarahkan mereka dalam
pelaksanaan serangkaian kegiatan yang diinginkan.
b) Penentraman Hati
Pengalaman konseling bias menentramkan hati karyawan, karena
mereka diyakinkan kemampuannnya untuk mengerjakan
serangkaian kegiatan dan mereka didorong untuk mencobanya.
c) Komunikasi
Konseling adalah suatu proses komunikasi. Ini menciptakan
komunikasi ke atas manajemen, dan juga memberikan kesempatan
kepada pembimbing untuk menginterpretasikan masalah – masalah
manajemen dan menjelaskan berbagai pandangan kepada para
karyawan.
d) Pengenduran Ketegangan Emosional
Orang cenderung menjadi kendur ketegangan emosionalnya bila
mereka mempunyai kesempatan untuk membahas masalah –
masalah mereka dengan orang lain.
e) Penjernihan Pemikiran
Pembahasan masalah – masalah secara serius dengan orang lain
akan membantu seseorang untuk berfikir lebih jernih tentang
berbagai masalah mereka.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
f) Reorientasi
Reorientasi mencakup pengubahan berbagai tujuan dan nilai
karyawan.Konseling yang mendalam oleh para psikolog atau
psikiatrik.Dalam praktik, sering sangat membantu para karyawan
merubah nilai – nilai mereka.Sebagai contoh, mereka lebih
menyadari keterbatasan – keterbatasan mereka.
Sebagai tambahan terhadap beragam aktivitas yang mungkin
diambil untuk memperbaiki kesesuaian orang - lingkungan, beberapa
organisasi, yang jumlahnya semakin banyak, telah mengembangkan
program manajemen atau pencegahan stress yang sangat spesifik.
Beberapa dari program ini terfokus pada persoalan atau masalah yang
spesifik, seperti penyalahgunaan alkohol atau obat terlarang, konseling
karir, relokasi pekerjaan, atau burnout. Menurut Ivancevich,et al (2007),
pencegahan stress dapat dilakukan dengan beberapa program yaitu :
1) Program bantuan Karyawan (Employee Assistance Programs)
Merupakan suatu program tunjangan karyawan yang dirancang
untuk mengatasi beragam masalah yang berhubungan dengan stres,
termasuk kesulitan emosional dan perilaku, penyalahgunaan zat
terlarang, serta pernikahan dan keluarga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
2) Program Kesehatan
Program kesehatan merupakan suatu program karyawan yang
terfokus pada kesehatan fisik dan mental keseluruhan dari karyawan.
Program kesehatan mungkin memasukkan beragam aktivitas yang
dirancang untuk mengidentifikasikan dan membantu dalam mencegah
atau memperbaiki masalah kesehatan spesifik, bahaya kesehatan, atau
kebiasaan kesehatan yang negatif.
3) Teknik Kognitif
Alasan yang mendasari beberapa pendekatan individual dalam
manajemen stress, dikenal sebagai teknik kognitif, adalah respons
seseorang terhadap stressor menggunakan sarana proses kognitif, atau
pemikiran. Asumsi dasar dari teknik ini adalah bahwa pikiran orang,
dalam bentuk ekspektasi, keyakinan, dan asumsi merupakan label
yang mereka terapkan pada situasi, dan label ini menimbulkan respons
emosional terhadap situasi. Teknik kognitif dan manajemen stress
berfokus pada mengubah label atau kognisi sehingga orang tersebut
melalui situasi secara berbeda.
4) Pelatihan Relaksasi
Tujuan dari pendekatan ini adalah untuk menurunkan tingkat
rangsangan seseorang dan membawa suatu keadaan yang lebih
tenang, baik secara psikologis maupun fisiologis. Secara psikologis,
relaksaksi yang berhasil menghasilkan perasaan yang sehat, tenang,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
dan damai, suatu perasaan berada dalam kendali, serta penurunan
dalam ketegangan dan kegelisahan. Secara fisiologis, penurunan
dalam tekanan darah, pernafasan, dan detak jantung seharusnya
muncul. Teknik relaksasi termasuk latihan bernafas, relaksasi otot,
dan beragam strategi relaksasi mental, termasuk khayalan dan
visualisasi.
Kondisi yang kondusif untuk mencapai tingkat yang relaks
seperti lingkungan yang tenang, posisi fisik yang nyaman, dan mata
tertutup. Hanya mengambil beberapa saat melakukan “ istirahat
mental” dari aktivitas pekerjaan dapat menjadi aktivitas relaksasi
yang efektif. Istirahat yang singkat namun, lebih sering, lebih
menenangkan daripada istirahat panjang, tapi sedikit.
5) Meditasi
Seseorang hanya perlu duduk dengan nyaman dengan mata
tertutup dan mendengar pengulangan secara khusus, (suatu mantra)
selama sekitar 20 menit, dua kali sehari. Praktik meditasi
transcendental diasosiasikan dengan detak jantung yang menurun,
konsumsi oksigen yang lebih rendah, dan penurunan tekanan darah.
6) Biofeedback
Pelatihan biofeedback telah bermanfaat dalam mengurangi
kegelisahan, menururnkan keasaman lambung, mengendalikan
tekanan dan migren, dan secara umum mengurangi manifestasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
fisiologis dan stress. Walau hasilnya positif, orang yang beralih ke
biofeedback untuk mengendalikan stress perlu memahami bahwa
keberhasilan memerlukan pelatihan dan peralatan yang mungkin
sangat mahal.
3. Persepsi Dukungan Organisasi
a. Pengertian Persepsi Dukungan Organisasi
Persepsi merupakan hal yang empiris dalam artian bahwa hal
tersebut didasarkan pada pengalaman masa lalu. Menurut Ivancevich,et al
(2007), persepsi merupakan proses dimana seorang individu memberikan
arti pada lingkungan. Hal tersebut melibatkan pengorganisasian dan
penerjemahan berbagai stimulus menjadi suatu pengalaman psikologis.
Persepsi dukungan tentang organisasi diartikan sebagai seberapa
jauh karyawan beranggapan bahwa kontribusi mereka dihargai oleh
organisasi dan bahwa organisasi tersebut peduli dengan kesejahteraan
mereka. Kecuali jika manajemen mendukung bagi karyawan, karyawan
dapat melihat tugas-tugas tersebut sebagai tidak menyenangkan dan
memperlihatkan hasil kerja yang tidak efektif. Maka dari itu, tampak
bahwa dukungan organisasi dianggap sebagai salah satu indikator tentang
komitmen manajemen terhadap keutamaan jasa (pelayanan), (Karatepe,
2011).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Menurut Robbins (2008), dukungan organisasional yang dirasakan
(perceived organizational support – POS) adalah tingkat sampai mana
karyawan yakin organisasi menghargai kontribusi mereka dan peduli
dengan kesejahteraan mereka. Penelitian menunjukkan bahwa individu
merasa bahwa organisasi mereka bersifat suportif ketika penghargaan
dipertimbangkan dengan adil, karyawan mempunyai suara dalam
pengambilan keputusan, dan pengawas mereka dianggap supportif.
b. Pengelompokkan Persepsi
Ketika stimulus yang relevan terpilih, individu
mengkategorikan dan mengelompokkannya agar stimulus – stimulus itu
memiliki arti.Otak menerima stimulus dan berusaha mengenali pola yang
umum. Ini merupakan inti dari cara mengorganisasikan sensasi dan
menerapkannya pada orang, objek, atau peristiwa. Kaidah
pengelompokkan persepsi menurut Ivancevich,et al (2007), dibagi
menjadi empat yaitu :
1) Kaidah kedekatan (Law of nearness) – dengan semua hal lain yang
dianggap sama, stimulus yang berdekatan satu sama lain cenderung
dikelompokkan bersama.
2) Kaidah keserupaan (Law of similarity) – stimulus yang serupa dalam
hal ukuran, warna, bentuk, cenderung dikelompokkan bersama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
3) Kaidah ketertutupan (Law of closure) – kecenderungan untuk
melengkapi suatu gambar, sehingga terdapat bentuk keseluruhan yang
konsisten.
4) Kaidah figure dan latar (Law of figure and ground) – kecenderungan
untuk mengelompokkan sensasi menjadi gambar utama dan latar
belakang.
c. Anteseden Persepsi Dukungan Organisasi
Menurut Eisenberger, et al (dalam Rhoades dan Eisenberger,
2002), ada tiga bentuk umum perlakuan yang menyenangkan dari
organisasi yang akan meningkatkan persepsi dukungan organisasional
yaitu keadilan, dukungan dari supervisor atau atasan dan reward dari
organisasi dan kondisi kerja.
1) Keadilan
Shore dan shore mengatakan bahwa keadilan prosedural
mengenai pengambilan keputusan yang berhubungan dengan distribusi
sumber daya mempunyai pengaruh yang kuat terhadap persepsi
dukungan organisasional. Keadilan terhadap distribusi sumber daya
tersebut diindikasikan sebagai perhatian organisasi terhadap
kesejahteraan karyawan (Rhoades dan Eisenberger, 2002).
2) Dukungan dari Supervisor atau Atasan
Supervisor berperan sebagai agen dari organisasi, mereka
mempunyai kewajiban untuk mengarahkan dan mengevaluasi kinerja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
bawahannya, orientasi yang menyenangkan atau yang tidak
menyenangkan dari supervisor dipandang karyawan sebagai dukungan
organisasi yang ditunjukkan organisasi melalui supervisor terhadap
mereka (Rhoades dan Eisenberger, 2002).
3) Reward dari Organisasi dan Kondisi Kerja
Shore dan Shore (dalam Rhoades dan Eisenberger, 2002),
mengatakan bahwa praktek sumber daya manusia menunjukkan
penghargaan atau kontribusi karyawan akan berhubungan positif
dengan persepsi dukungan organisasional. Jenis reward dan kondisi
kerja yang berhubungan dengan persepsi dukungan organisasional
diantaranya : penghargaan, upah dan promosi, jaminan keamanan
kerja, otonomi, role stressor, pelatihan, serta ukuran organisasi
(Rhoades dan Eisenberger, 2002).
d. Konsekuensi Persepsi Dukungan Organisasional
Teori dukungan organisasional memberi penekanan variabel
akibat persepsi dukungan organisasional : pertama, basis dari norma
hubungan timbal balik, disini persepsi dukungan organisasional akan
menghasilkan rasa berkewajiban untuk menjaga kesejahteraan dan
membantu pencapaian tujuan organisasi, kedua, perlindungan,
persetujuan, dan penghargaan persepsi dukungan organisasional akan
memenuhi kebutuhan sosial emosi pekerja dan memimpin mereka untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
menjaga keanggotaannya di organisasi, dan peran status menuju identitas
sosial, ketiga, persepsi dukungan organisasional akan memperkuat
kepercayaan tenaga kerja bahwa organisasi menghargai mereka dan akan
meningkatkan pengembalian atas kinerja. Proses ini akan menghasilkan
hasil yang menyenangkan baik untuk pekerja seperti kepuasan kerja,
suasana hati yang baik maupun organisasi seperti komitmen afektif,
kinerja, dan penurunan perpindahan karyawan (Rhoades dan Eisenberger ,
2002).
Armeli, et al (dalam Rhoades dan Eisenberger , 2002)
mengatakan bahwa dukungan organisasional dapat membantu memenuhi
kebutuhan – kebutuhan sosial emosional, yang pada akhirnya menciptakan
kewajiban karyawan untuk membalas jasa kepada organisasi. Tingginya
level dukungan organisasi akan menciptakan perasaan untuk memenuhi
kewajiban. Karyawan bukan hanya merasa bahwa mereka harus memiliki
komitmen kepada organisasi, melainkan juga merasa berkewajiban
memberi balas jasa atas komitmen yang diberikan organisasi dengan
menunjukkan perilaku yang mendukung tujuan organisasi (Rhoades dan
Eisenberger , 2002).
Analisis yang disusun oleh Eisenberger dan Rhoades (2002)
sebanyak lebih dari 70 studi mengemukakan konsekuensi dari persepsi
dukungan organisasional, antara lain : persepsi dukungan organisasional
secara langsung berpengaruh positif pada komitmen afektif, kepuasan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
kerja, positif mood saat bekerja, keinginan untuk tetap tinggal dengan
organisasi. Persepsi dukungan organisasional menunjukkan pengaruh
moderasi yang negatif pada stress, dan pengaruh moderasi positif dengan
keterlibatan pekerjaan.Persepsi dukungan organisasional mempunyai
pengaruh negatif dengan komitmen kontinyu dan berpengaruh negatif
pada pengunduran diri.
4. Otonomi Kerja
Otonomi pekerjaan mengacu kepada “seberapa jauh pekerjaan
memberikan kebebasan, kemandirian dan keleluasaan yang cukup besar
kepada karyawan dalam menjadwalkan pekerjaan mereka dan dalam
menentukan prosedur-prosedur yang harus digunakan dalam
menjalankannya”. Ketersediaan otonomi pekerjaan dalam organisasi
mengirimkan sinyal-sinyal yang kuat kepada karyawan bahwa manajer
mereka memiliki kepercayaan terhadap keterampilan dan kemampuan
karyawan untuk menjalankan tugas, kesejahteraan emosional karyawan
menderita ketika mereka sama sekali tidak memiliki otonomi pekerjaan.
Otonomi pekerjaan juga merupakan salah satu sumberdaya yang mengurangi
tingkat pergantian pekerjaan secara sengaja dikalangan karyawan.(Wang dan
Netemeyer, 2002).
Hackman dan Oldham (dalam Robbins, 2006) mengidentifikasikan
lima desain karakteristik suatu pekerjaan yang lebih dikenal dengan Model
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Karakteristik Pekerjaan (JCM –job characteristics model). Lima desain
karakteristik suatu pekerjaan menurutJCM :
a. Ragam pekerjaan
Sejauh mana pekerjaan itu menuntut keragaman kegiatan yang berbeda
sehingga pekerja itu dapat menggunakan sejumlah ketrampilan dan bakat
yang berbeda.
b. Identifikasi tugas
Sejauh mana pekerjaan itu menuntut diselesaikannya seluruh potongan
kerja secara utuh dan dapat dikenali.
c. Signifikansi tugas
Sejauh mana pekerjaan itu mempunyai dampak yang cukup besar lagi bagi
kehidupan atau pekerjaan orang lain.
d. Otonomi kerja
Sejauhmana sebuah pekerjaan memberikan kebebasan, ketidak
tergantungan, dan keleluasaan yang cukup besar kepada individu dalam
menjadwalkan pekerjaan tersebut dan dalam menentukan prosedur yang
digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan itu.
e. Umpan balik
Informasi yang diterima pekerja mengenai baik atau buruknya (efektif
atau tidak) pekerjaan yang telah mereka lakukan. Ragam keahlian,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
identifikasi dan signifikansi tugas mempengaruhi berartinya pekerjaan
,otonomi merangsang tanggung jawab, dan umpan balik memberikan
pengetahuan akan hasil.
B. PENELITIAN TERDAHULU
Beberapa penelitian terdahulu yang menghubungkan antara pengaruh
emotional dissonance pada burnout antara lain :
1. Karatepe (2011) menguji pengaruh emotional dissonance pada burnout
dengan persepsi dukungan organisasi dan otonomi kerja sebagai pemoderasi
pada karyawan di perhotelan Ankara, Turkey. Hasil penelitian bedasarkan
analisis regresi hierarkis mengungkapkan bahwa emotional dissonance dapat
menyebabkan terjadinya burnout dan pengaruh emotional dissonance pada
burnout positif. Hasil juga menunjukkan bahwa persepsi dukungan organisasi
dan otonomi kerja dapat meminimalisir emotional dissonance sehingga dapat
menekan terjadinya burnout .
2. Bakker & Heuven (2006) melakukan penelitian dengan sampel 220 anggota
kabin untuk menguji hipotesis bahwa emotional dissonance merupakan
prediktor penting dari kejenuhan di dalam suatu pekerjaan jasa pelayanan.
Selain itu, emotional dissonance adalah prediktor yang penting dari burnout
di antara petugas kabin dari tuntutan pekerjaan kuantitatif dan kontrol
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
pekerjaan. Hasil penelitian ini menunjukkan hubungan antara dua skala
kelelahan bahwa emotional dissonance secara signifikan dengan
depersonalisasi. Selain itu variabel prediktor berhubungan signifikan dengan
dua variabel burnout.
3. Bakker,et al (2004) melakukan penelitian kelelahan yang berhubungan
dengan kinerja dengan menggunakan model yang menggabungkan dimensi
inti kejenuhan dan ekstra peran kinerja. . Hasil penelitian menunjukkan bahwa
perasaan kelelahan terkait positif dengan ketidakterlibatan. Hal ini
menunjukkan bahwa karyawan secara psikologis menarik diri dari pekerjaan
mereka, ketika merekamerasakelelahan.Selain itu, hasil menunjukkan bahwa
tuntutan pekerjaanadalah prediktor paling penting dari kelelahan,
yang pada gilirannya memberikan kontribusi untuk menjelaskan
perankinerja.Dengan demikian,kelelahan individu yang paling mungkin
terjadi karena mengikuti strategi pekerjaan, sehingga menurunkan dampak
tuntutan eksternal pada kelelahan karyawan.
4. Azzem (2010) melakukan penelitian tentang Pengaruh persepsi dukungan
organisasi terhadap stres kerja di Sektor Perbankan Pakistan. Penelitian ini
menyelidiki hubungan antara persepsi dukungan organisasi dan
stres kerja. Hasil penelitian mendukung bahwa persepsi organisasi secara
signifikan berhubungan dengan stres kerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
C. KERANGKA PEMIKIRAN
Penelitian Karatepe (2011) menguji hubungan pengaruh emotional
dissonance pada burnout dengan persepsi dukungan organisasi dan otonomi kerja
sebagai pemoderasi pada karyawan yang bekerja di Hotel Ankara,Turkey.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Karatepe (2011).Burnout
dipengaruhi oleh emotional dissonance dan pada penelitian ini persepsi dukungan
organisasi dan otonomi kerja bertindak sebagai variabel moderasi yang dapat
memainkan peran diantara pengaruh emotional dissonace pada burnout. Sebagai
variabel moderasi, peranan yang dilakukan oleh persepsi dukungan organisasi dan
otonomi kerja dapat memperkuat atau memperlemah pengaruh emotional
dissonance pada burnout. Tingkat emosi yang tinggi akan memacu burnout yang
kuat pula pada setiap individu, dan peran persepsi dukungan organisasi dan
otonomi kerja dapat meminimalisir adanya emotional dissonance sehingga
burnout dapat ditekan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Gambar II.1.Kerangka pemikiran
Keterangan :
Variabel Dependen : Emotional Dissonance
Variabel Independen : Burnout
Variabel Moderator : Persepsi dukungan organisasi dan otonomi
Kerja
Persepsi Dukungan Organisasai dan Otonomi
Kerja
Emotional Dissonance
Burnout
(Kelelahan dan Ketidakterlibatan)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
D. PENGEMBANGAN HIPOTESIS
1. Pengaruh emotional dissonance pada burnout
Dalam sebuah penelitian perawat di Belanda, Bakker dan Heuven
(2006) memberikan dukungan empiris mengenai hubungan positif antara
ketidakcocokkan emosional dengan kelelahan, Bakker dan Heuven (2006)
juga melakukan penelitian pada anggota kabin bahwa emotional dissonance
merupakan prediktor penting dari kejenuhan di dalam suatu pekerjaan jasa
pelayanan. Selain itu, emotional dissonance adalah prediktor yang penting
dari burnout di antara petugas kabin dari tuntutan pekerjaan kuantitatif dan
kontrol pekerjaan.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa emotional
dissonance secara signifikanmemiliki pengaruh positif yang kuat terhadap
kelelahan.
Karatepe et al (2009) menemukan hasil yang serupa untuk sebuah
sampel karyawan frontliner hotel di Nigeria. Karatepe et al (2009) juga
memberikan dukungan empiris untuk hubungan antara emosional dissonance
pada burnout di kalangan karyawan frontliner hotel di Northern Cyprus.
Bakker,et al (2004) melakukan penelitian kelelahan yang berhubungan
dengan kinerja. Hasilpenelitianmenunjukkanbahwakelelahanterkait positif
dengan ketidakterlibatan. Hal ini menunjukkanbahwakaryawan secara
psikologis menarik diri dari pekerjaan mereka, ketika merekamerasakelelahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Berdasarkan hasil – hasil penelitian tersebut, hipotesis dalam
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
H1. Emotional Dissonance akan mempengaruhi burnout pada dimensi(a)
kelelahan dan (b) ketidakterlibatan
2. Persepsi dukungan organisasi dan otonomi kerja sebagai pemoderasi pengaruh
Emotional Dissonance pada burnout
Karyawan dalam pekerjaan jasa frontliner mendapatkan manfaat dari
dukungan organisasi dan otonomi pekerjaan guna mengurangi dampak dari
emotional dissonance terhadap burnout. Seymour (dalam Karatepe, 2011)
mengadakan sebuah penelitian terhadap para karyawan restoran makanan cepat
saji dan restoran tradisional di Inggris, menunjukkan bahwa karyawan
frontliner memainkan peran pada saat bekerja, yang terkait dengan
ketidakcocokkan emosional. Sandiford dan Seymour (2002) juga menyelidiki
tenaga kerja dalam sektor perumahan industri pariwisata di Inggris, bahwa para
karyawan yang melakukan kerja emosional lebih sering mengalami stress
(tekanan) dalam kehidupan pribadi mereka.
Jawahar (2007) meneliti tentang pengaruh persepsi dukungan
organisasi pada burnout. Dalam penelitian ini dikemukakan bahwa persepsi
dukungan organisasi berhubungan negatif dengan burnout. Persepsi dukungan
organisasi dapat mengurangi burnout serta sebagai penyangga efek dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
burnout. Tingginya tingkat persepsi dukungan organisasi secara negatif
berhubungan dengan burnout karena peran organisasi yang peduli pada
kesejahteraan karyawan lebih mungkin mengurangi komplikasi pekerjaan yang
tidak perlu bagi karyawan. Selain itu, organisasi tersebut kemungkinan dapat
menentukan dan memperjelas harapan pekerjaan dan norma-norma bagi
karyawan untuk lebih mempersiapkan karyawan dalam bekerja.
Azzem (2010) melakukan penelitian tentang pengaruhpersepsi
dukunganorganisasi pada streskerja di Sektor Perbankan Pakistan. Hasil
penelitian mendukung bahwa persepsi organisasi secara signifikan
berhubungan dengan stres kerja. Penelitian Tai dan Liu (2007) menyatakan
bahwa otonomi memiliki pengaruh positif bagi karyawan yang memiliki
emosional yang tinggi di saat mengalami tekanan dan ketegangan. Persepsi
dukungan organisasi dan otonomi kerja adalah dua pemoderasi dalam
hubungan antara ketidakcocokkan emosional dengan kelelahan. Penelitian Witt
dan Carlson (2006) mengungkapkan bahwa persepsi dukungan organisasi
mengurangi konflik peran organisasi. Persepsi dukungan organisasi
memoderasi pengaruh emotional dissonance pada burnout, persepsi dukungan
organisasi berfungsi sebagai alat untuk mengelola terjadinya stres di tempat
kerja.
Karatepe (2011) mengembangkan hipotesis mengenai persepsi
karyawan tentang dukungan organisasi dan otonomi kerja sebagai dua
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
pemoderasi dalam hubungan antara ketidakcocokkan emosional dengan
kelelahan. Interaksi antara jenis tuntutan kerja yang berbeda dengan
sumberdaya pekerjaan memprediksikan terjadinya kelelahan kerja. Bukti
empiris menunjukkan bahwa interaksi antara tuntutan pekerjaan emosional
dengan otonomi kerja akan mengurangi kelelahan pada karyawan. Penelitian
yang sama juga menemukan bukti bahwa dukungan sosial mendukung
pengaruh dari tuntutan pekerjaan emosional terhadap kelelahan.
Berdasarkan hasil – hasil penelitian tersebut, hipotesis dalam
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
H2. Persepsi tentang dukungan organisasi memoderasi pengaruh Emotional
dissonance terhadap burnout pada dimensi (a) kelelahan dan (b)
ketidakterlibatan.
H3. Otonomi pekerjaan memoderasi pengaruh emotional dissonance terhadap
burnout pada dimensi (a) kelelahan dan (b) ketidakterlibatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dikategorikan ke dalam studi deskriptif (descriptive
study). Studi deskriptif dilakukan untuk mengetahui dan menjadi mampu
untuk menjelaskan karakteristik variabel yang diteliti dalam suatu situasi
(Sekaran, 2006). Dalam penelitian ini analisis deskriptif dilakukan untuk
menginterpretasikan tanggapan responden terhadap item – item pertanyaan
dalam kuesioner, sehingga dapat diketahui respon karyawan dalam tiap
variabel yang diteliti. Lebih lanjut, Penelitian ini bertujuan untuk memberikan
pemahaman yang lebih dalam tentang pengaruh emotional dissonance pada
burnout, serta peran dari persepsi dukungan organisasi dan otonomi kerja
yang dapat mengurangi ketidaksesuaian emosi sehingga burnout dapat
ditekan.
Penelitian ini adalah penelitian sensus yang meneliti seluruh anggota
populasi. Menurut Cooper dan Schindler (2001), sensus merupakan sebuah
perhitungan atau jumlah pada keseluruhan elemen dalam suatu populasi.
Populasi penelitian ini adalah seluruh karyawan BNI cabang Surakarta yang
berjumlah 120 orang terdiri 4 bidang yaitu, bidang pembinaan kantor layanan,
bidang pelayanan, bidang operasional dan bidang penjualan. 34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
2. Dimensi Waktu Penelitian
Dilihat dari dimensi waktunya, penelitian ini adalah penelitian cross-
sectional. Penelitian cross-sectional dilakukan dengan data yang hanya sekali
dikumpulkan, mungkin selama periode harian, mingguan, atau bulanan, dalam
rangka menjawab pertanyaan penelitian (Sekaran, 2006).
3. Situasi (setting) Penelitian
Berdasarkan setting-nya, penelitian ini melibatkan lingkungan non
contrived setting, yaitu lingkungan riil atau field setting (Jogiyanto, 2007).
4. Unit Analisis
Unit analisis merujuk pada tingkat kesatuan data yang
dikumpulkan selama tahap analisis data selanjutnya (Sekaran, 2006). Unit
analisis dalam penelitian ini adalah individual, di mana individu
responden akan diminta tanggapannya mengenai variabel-variabel yang
diteliti.
B. Definisi Operasional dan Konsep Pengukuran Variabel
Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah :
1. Independent Variable atau variabel bebas : Emotional Dissonance
Emotional Dissonance adalah Inkonsistensi antara emosi yang
dirasakan dengan emosi yang diproyeksikan . Diukur dengan menggunakan
11 butir pertanyaan berdasarkan Chu dan Murrmann (2006). Untuk respon
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
pertanyaan menggunakan skala likert poin 4 yang dikelompokkan dari
“Sangat Setuju” sampai “Sangat Tidak Setuju”.
2. Dependent Variable atau variabel terikat : Burnout
Burnout (kelelahan mental) merupakan penipisan sumberdaya secara
total yang disebabkan oleh perjuangan yang berlebihan untuk mencapai
sasaran yang tidak realistis yang berhubungan dengan pekerjaan. Diukur
dengan menggunakan 15 butir pertanyaan berdasarkan Demerouti et al
(2003). Untuk respon pertanyaan menggunakan skala likert poin 4 yang
dikelompokkan dari “Sangat Setuju” sampai “Sangat Tidak Setuju”.
3. Moderator Variable atau variabel moderasi : Persepsi dukungan
organisasi dan otonomi kerja
Persepsi tentang dukungan organisasi adalah sebagai seberapa jauh
karyawan beranggapan bahwa kontribusi mereka dihargai oleh organisasi dan
bahwa organisasi tersebut peduli dengan kesejahteraan mereka. Diukur
dengan menggunakan 6 butir pertanyaan berdasarkan Eisenberger et al
(1986). Untuk respon pertanyaan menggunakan skala likert poin 4 yang
dikelompokkan dari “Sangat Setuju” sampai “Sangat Tidak Setuju”.
Otonomi kerja adalah seberapa jauh pekerjaan memberikan kebebasan,
kemandirian dan keleluasaan yang cukup besar kepada karyawan dalam
menjadwalkan pekerjaan mereka dan dalam menentukan prosedur-prosedur
yang harus digunakan dalam menjalankannya. Diukur dengan menggunakan 4
butir pertanyaan berdasarkan Wang dan Netemeyer (2002). Untuk respon
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
pertanyaan menggunakan skala likert poin 4 yang dikelompokkan dari
“Sangat Setuju” sampai “Sangat Tidak Setuju”.
C. Sumber Data
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini meliputi :
1. Data Primer
Data primer mengacu pada informasi yang diperoleh dari tangan
pertama oleh peneliti yang berkaitan dengan variabel minat untuk tujuan
spesifik studi (Sekaran, 2006). Data ini diperoleh melalui kuesioner yang
disebarkan dan diisi oleh responden, mengenai tanggapan mereka terhadap
emosional dissonance, burnout, persepsi karyawan tentang dukungan
organisasi dan otonomi kerja.
2. Data Sekunder
Data sekunder mengacu pada informasi yang dikumpulkan oleh
seseorang, dan bukan peneliti yang melakukan studi mutakhir (Sekaran,
2006). Data sekunder biasanya berwujud data dokumentasi atau data laporan
yang telah tersedia. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif obyek penelitian yang meliputi sejarah berdirinya perusahaan,
gambaran umum perusahaan, struktur organisasi, jumlah karyawan perbagian
dan kode etik perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
D. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui kuesioner, yaitu
pengumpulan data yang dilakukan dengan memberikan seperangkat pertanyaan
tertulis kepada responden untuk dijawab dan responden memilih alternatif
jawaban yang telah disediakan. Penyebaran Kuesioner dilakukan untuk
menginterpretasikan tanggapan responden terhadap item – item pertanyaan dalam
kuesioner, sehingga dapat diketahui respon karyawan dalam tiap variabel yang
diteliti. Lebih lanjut, Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang
lebih dalam tentang pengaruh emotional dissonance pada burnout, serta peran
dari persepsi dukungan organisasi dan otonomi kerja. Teknik kuesioner yang
digunakan mengacu pada Personally Administered Questionaire, yaitu dengan
menyampaikan formulir daftar pertanyaan pada responden (Sekaran, 2006). Tipe
pertanyaan yang diajukan adalah close ended questions, di mana responden
memilih jawaban yang telah tersedia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
E. Metode Analisis Data
1. Uji Validitas Instrumen
Uji Validitas menunjukkan seberapa nyata suatu pengujian mengukur
apa yang seharusnya diukur (Jogiyanto, 2004) Dikarenakan konstruk yang
hendak diuji merupakan pengujian kembali dari penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya, dimana pada penelitian sebelumnya telah berhasil
mengidentifikasi faktor-faktor yang membentuk konstruk maka dalam
penelitian ini teknik analisis yang dipakai dengan menggunakan Confirmatory
Factor Analysis (CFA), dengan bantuan paket perangkat lunak program SPSS
16 for Windows.
Uji validitas dalam penelitian ini akan dijalankan dengan
Confirmatory Factor Analysis (CFA). CFA digunakan untuk mengukur
sebuah konsep yang dibangun dengan menggunakan indikator terukur
(Ferdinand, 2002). Pada CFA, jika masing-masing indikator merupakan
indikator pengukur konstruk, maka akan memiliki factor loading yang tinggi.
Menurut Hair,et al (1998), factor loading lebih besar ± 0.30 dianggap
memenuhi level minimal, sangat disarankan besarnya factor loading adalah ±
0.40, jika factor loading mencapai ± 0.50 maka item tersebut sangat penting
dalam menginterpretasikan konstruk yang diukur. Pedoman umum untuk
analisis faktor adalah nilai lambda atau loading factor ≥ 0.40 (Ferdinand,
2002).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
2. Uji Reliabilitas Instrumen
Dalam penelitian ini reliabilitas dilakukan dengan metode one shot,
dimana pengukuran hanya sekali dilakukan dan kemudian hasilnya
dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban.
Dalam pengukurannya, one shot akan dilakukan dengan analisis Cronbach
Alpha (Nunnally, dalam Ghozali, 2005). Menurut Hair et.al (1998), suatu
instrumen dinyatakan reliabel jika hasil Cronbach Alpha menunjukkan nilai ≥
0.70. Kriteria Cronbach Alpha yang lain dikemukakan oleh Sekaran (2006)
sebagai berikut :
a. Nilai Alpha 0.8 – 1.0 dikategorikan reliabilitas baik
b. Nilai Alpha 0.6 – 0.79 dikategorikan reliabilitas dapat diterima
c. Nilai Alpha ≤ 0.6 dikategorikan reliabilitas kurang baik
3. Uji Hipotesis
Alat analisis untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan
dengan metode analisis Moderate Multiple Regresion.Moderated Multiple
Regresion atau disebut juga uji interaksi (Ghozali, 2001) merupakan aplikasi
khusus regresi berganda linear, dimana dalam persamaan regresinya
mengandung unsur interaksi.
Menurut Ghozali (2001) prosedur pengujiannya adalah sebagai
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
a. Variabel dependen dimasukkan dalam pengujian
b. Setelah variabel dependen, dimasukkan variabel independen, variabel
moderasi dan hasil perkalian antara variabel independen dengan variabel
moderasi (interaksi), selanjutnya dilihat signifikansi nilai t nya.
Tujuan dari pengujian Moderated Multiple Regresion ini adalah untuk
menguji apakah variabel moderasi mempengaruhi pengaruh variabel
independen pada variabel dependen. Model persamaan regresi berganda
dalam penelitian ini mengikuti model yang telah dikembangkan oleh Ghozali
(2001). Untuk menguji apakah persepsi dukungan organisasi dan otonomi
kerja merupakan variabel moderating, maka persamaan regresinya dapat
ditulis sebagai berikut :
Model:
P = α + V1 C+ V2 E + V3C*E +e
Dimana :
P = Burnout
C = Emotional Dissonance
E = Persepsi dukungan organisasi dan otonomi kerja
Langkah selanjutnya menguji pengaruh moderasi yaitu dengan
memasukkan variabel interaksi ke dalam pengujian. Pengaruh moderasi dari
variabel persepsi dukungan organisasi, persamaannya adalah :
P = α + V1 C+ V2 E1 + V3C*E 1+e
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Kemudian untuk menguji pengaruh moderasi dari variabel otonomi kerja,
persamaannya adalah :
P = α + V1 C+ V2 E2+ V3C*E 2+e
Adapun pengujian Moderated Multiple Regresion dalam penelitian ini
menggunakan paket perangkat lunak SPSS 16.0 for windows.
Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat
diukur dari goodness of fit nya. Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur
dari nilai koefisien determinasi, nilai statistik F dan nilai statistik t.
Perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji
statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana Ho ditolak).
Sebaliknya disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam
daerah dimana Ho diterima (Ghozali, 2005).
Berikut adalah penilaian goodness of fit suatu model menurut Ghozali
(2005) :
a. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil
berarti kemampuan variabel – variabel independen dalam menjelaskan
variasi variabel dependen amat terbatas. Akan tetapi, R2 memiliki
kelemahan mendasar yaitu bias terhadap jumlah variabel independen yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
dimasukkan ke dalam model karena setiap tambahan satu variabel
independen, maka R2 pasti meningkat tidak perduli apakah variabel
tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh
karena itu dianjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R2 pada saat
mengevaluasi model regresi terbaik karena nilai Adjusted R2 dapat naik
atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model.
b. Uji Statistik F
Uji Statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
independen yang dimasukkan ke dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel dependennya. Uji statistik F
memiliki kriteria dalam pengambilan keputusan, sebagai berikut :
1) Jika nilai F lebih besar daripada 4 maka Ho dapat ditolak pada derajat
kepercayaan 5%. Dengan kata lain Ha diterima dimana hal tersebut
menyatakan bahwa semua variabel independen secara serentak dan
signifikan mempengaruhi variabel dependen.
2) Membandingkan nilai hasil F hasil perhitungan dengan nilai F
menurut tabel. Jika nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel,
maka Ho ditolak dan menerima Ha.
c. Uji Statistik t
Uji Statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Cara melakukan uji t adalah sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
1) Bila jumlah degree of freedom (df) adalah 20 atau lebih dan derajat
kepercayaan 5%, maka Ho dapat ditolak bila nilai t lebih besar dari 2
(dalam nilai absolut). Dengan kata lain, Ha diterima yang berarti
bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi
variabel dependen.
2) Membandingkan nilai statistik t dengan titik kritis menurut tabel.
Apabila nilai statistik t hasil perhitungan lebih tinggi dibandingkan
dengan nilai t tabel maka Ha diterima yang menyatakan bahwa suatu
variabel independen secara individual mempengaruhi variabel
dependen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Objek Penelitian
1. Gambaran Perusahaan
Berdiri sejak 1946, BNI yang dahulu dikenal sebagai Bank Negara
Indonesia, merupakan bank pertama yang didirikan dan dimiliki oleh
Pemerintah Indonesia.
Bank Negara Indonesia mulai mengedarkan alat pembayaran resmi
pertama yang dikeluarkan Pemerintah Indonesia, yakni ORI atau Oeang
Republik Indonesia, pada malam menjelang tanggal 30 Oktober 1946, hanya
beberapa bulan sejak pembentukannya. Hingga kini, tanggal tersebut
diperingati sebagai Hari Keuangan Nasional, sementara hari pendiriannya
yang jatuh pada tanggal 5 Juli ditetapkan sebagai Hari Bapak Nasional.
Menyusul penunjukkan De Javasche Bank yang merupakan warisan
dari Pemerintah Belanda sebagai Bank Sentral pada tahun 1949, pemerintah
membatasi peranan Bank Negara Indonesia sebagai bank sirkulasi atau bank
sentral. Bank Negara Indonesia lalu ditetapkan sebagai bank pembangunan,
dan kemudian diberikan hak untuk bertindak sebagai bank devisa, dengan
akses langsung untuk transaksi luar negeri.
45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Sehubungan dengan penambahan modal pada tahun 1955, status Bank
Negara Indonesia diubah menjadi bank komersial milik pemerintah.
Perubahan ini melandasi pelayanan yang lebih baik dan luas bagi sector
usaha nasional.
Sejalan dengan keputusan penggunaan tahun pendirian sebagai bagian
dari identitas perusahaan, nama Bank Negara Indonesia 1946 resmi
digunakan mulai akhir tahun 1968. Perubahan ini menjadikan Bank Negara
Indonesia lebih dikenal sebagai ‘BNI 46’. Penggunaan nama panggilan yang
lebih mudah diingat – ‘Bank BNI’ – ditetapkan bersamaan dengan
perubahan identitas perusahaan tahun 1988.
Tahun 1992, status hukum dan nama BNI berubah menjadi PT. Bank
Negara Indonesia (Persero), sementara keputusan untuk menjadi perusahaan
publik diwujudkan melalui penawaran saham perdana di pasar modal pada
tahun 1996.
Kemampuan BNI untuk beradaptasi terhadap perubahan dan kemajuan
lingkungan, sosial – budaya serta teknologi dicerminkan melalui
penyempurnaan identitas perusahaan yang berkelanjutan dari masa ke masa.
Hal ini juga menegaskan dedikasi dan komitmen BNI terhadap perbaikan
kualitas kinerja secara terus – menerus.
Pada tahun 2004, identitas perusahaan yang diperbaharui mulai
digunakan untuk menggambarkan prospek masa depan yang lebih baik,
setelah keberhasilan mengarungi masa – masa sulit. Sebutan “Bank BNI”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
dipersingkat menjadi “BNI”, sedangkan tahun pendirian – “46” – digunakan
dalam logo perusahaan untuk meneguhkan kebanggan sebagai bank nasional
pertama yang lahir pada era Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Berangkat dari semangat pejuang yang berakar pada sejarahnya, BNI
bertekad menjadi kebanggaan Negara.
2. Visi dan Misi Perusahaan
a. Visi BNI
Menjadi Bank kebanggaan nasional yang unggul, Terkemuka
dan Terdepan dalam Layanan dan Kinerja.
Pernyataan Visi
Menjadi Bank kebanggaan nasional, yang menawarkan
layanan terbaik dengan harga kompetitif kepada segmen pasar
korporasi, komersial dan konsumer
b. Misi BNI
1) Memberikan layanan prima dan solusi yang bernilai tambah kepada
seluruh nasabah, dan selaku mitra pilihan utama (the bank choice).
2) Meningkatkan nilai investasi yang unggul bagi investor.
3) Menciptakan kondisi terbaik sebagai tempat kebanggaan untuk
berkarya dan berprestasi.
4) Meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab terhadap lingkungan
sosial.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
5) Menjadi acuan pelaksanaan kepatuhan dan tata kelola perusahaan
yang baik.
c. Values
Kenyamanan dan Kepuasan.
d. Filosofi Logo Baru
Identitas Baru BNI – Dasar Pembuatan Desain
Identitas baru BNI merupakan hasil desain ulang untuk
menciptakan suatu identitas yang tampak lebih segar, lebih modern,
dinamis, serta menggambarkan posisi atau arah organisasi yang baru.
Identitas tersebut merupakan ekspresi brand baru yang tersusun dari
symbol “46” dan kata “BNI” yang selanjutnya dikombinasikan dalam
suatu bentuk logo baru BNI.
1) Huruf BNI
Huruf “BNI” dibuat dalam warna turquoise baru, untuk
mencerminkan kekuatan, otoritas, kekokohan, keunikan dan citra
yang lebih modern.Huruf tersebut dibuat secara khusus untuk
menghasilkan struktur yang orisinal dan unik.
2) Simbol “46”
Angka 46 merupakan simbolisasi tanggal kelahiran
BNI, sekaligus mencerminkan warisan sebagai bank pertama di
Indonesia. Dalam logo ini, angka “46” diletakkan secara diagonal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
menembus kotak berwarna jingga untuk menggambarkan BNI
baru yang modern.
3. Produk
Produk – produk kredit konsumtif BNI yang ditawarkan adalah
sebagai berikut :
a. BNI Griya
BNI Griya adalah kredit yang diberikan kepada masyarakat (perorangan)
untuk membeli, membangun, merenovasi rumah, (termasuk ruko, rusun,
rukan, kios, apartemen, kondominium, rumah peristirahatan/ villa dan
sejenisnya) dan membeli tanah karvling yang besarnya disesuaikan
dengan kebutuhan pembiayaan dan kemampuan membayar kembali
masing – masing debitur.
b. BNI Griya Multiguna
BNI Griya Multiguna adalah fasilitas kredit konsumen yang diberikan
kepada masyarakat (perorangan) untuk keperluan berbagai kebutuhan
dengan agunan rumah tinggal milik sendiri atau milik suami/istri yang
ditempati, dengandua pilihan system penarikan/ realisasi kredit.
c. BNI Fleksi
BNI Fleksi adalah fasilitas kredit tanpa agunan yang diberikan kepada
pegawai / pensiunan pemegang rekening Taplus yang mempunyai
penghasilan tetap (regular income), untuk keperluan konsumtif yang tidak
bertentangan dengan peraturan maupun undang – undang yang berlaku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
d. BNI OTO
BNI OTO adalah fasilitas kredit yang diberikan kepada masyarakat untuk
pembelian kendaraan bermotor dengan jaminan kendaraan bermotor yang
dibiayai dengan kredit ini. Untuk mobil yang bisa dibiayai dengan BNI
Oto adalah mobil baru (segala jenis/ merk), sedangkan untuk mobil bekas
dan refinancing khusus buatan Jepang atau Eropa, sedangkan motor hanya
merk Honda, Yamaha atau Suzuki.
e. BNI Instan
BNI Instan adalah kredit yang dijamin dengan simpanan dalam bentuk
Depositi / Giro / Tabungan yang diterbitkan BNI.
f. BNI Card
Dengan BNI Card, nikmati kenyamanan berbelanja di jaringan toko /
merchant berlogo Master Card dengan otorisasi tandatangan, keleluasaan
tarik tunai di BNI ATM, jaringan ATM Link, jaringan ATM Bersama
yang tersebar di seluruh Indonesia dan jaringan ATM berlogo Cirrus di
seluruh dunia serta semakin mudah melakukan pembayaran rutin bulanan
di BNI ATM dan transfer antar Bank ATM Bersama. Selain itu, BNI Card
sebagai akses untuk mendapatkan layanan E- Banking seperti BNI
Phoneplus, BNI SMS Banking dan BNI Internet Banking.
g. Kartu Kredit
Kartu kredit dewasa ini bukan sekedar gaya hidup tetapi merupakan
kebutuhan bagi masyarakat modern untuk menunjang semua aktivitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
dalam kehidupannya sehari – hari. Semua keperluan bisnis maupun
pribadi, mulai dari membiayai perjalanan dinas, menjamu klien,
membiayai kelahiran si kecil, hingga belanja kebutuhan harian atau
berlibur bersama keluarga tercinta dapat dipenuhi dengan Kartu Kredit
BNI.
h. Cash Collateral Credit
Memfasilitasi kredit yang diberikan khusus untuk pemegang deposito /
tabungan / giro dari BNI.
i. Kredit Koperasi Primer
KKPA (Kredit kepada Koperasi Primer untuk Anggotanya) adalah
layanan kredit investasi dan / atau kredit modal kerja kepada koperasi
primer untuk diteruskan guna membiayai usaha produktif
anggotanya.Maksimal kredit yang diberikan Rp 50 juta per anggota
koperasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
4. Struktur Organisasi
Gambar IV.I : Struktur Organisasi Bank BNI Cabang Surakarta
Sumber : HRD BNI Cabang Surakarta
Pemimpin Cabang
BQA
Bidang Pembinaan
Kantor Layanan
Bidang Pelayanan Bidang Operasional
Penjualan
Kantor Layanan
Pelayanan Uang Tunai (I)
Pelayanan Uang Tunai
(II)
Pelayanan Nasabah (I)
Pelayanan Nasabah (II)
ADM.Kredit ADM.Dalam Negeri / Kliring
ADM. Umum & Akuntansi
Layanan Khusus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
a. Pemimpin KCU :
Bertanggung jawab memimpin atau mengorganisasikan kegiatan
operasional dan bisnis di kantor Cabang dan kantor layanan terutama
dalam peningkatan mutu layanan, pelayanan yang unggul terhadap
nasabah, pengembangan dan pengendalian usaha dan pengelolaan
administrasi cabang. Pemimpin KCU juga bertanggung jawab untuk
membina dan mengembangkan kepegawaian kantor cabang dan kantor
layanan dalam usaha meningkatkan prestasi dan mutu kerja para pegawai.
Pemimpin KCU memiliki tugas serta tanggung jawab sebagai berikut :
1) Memantau pekerjaan di semua unit, baik yang berada di bawah
penyeliaan langsung ataupun tidak langsung, agar pelaksanaan
operasional dapat berjalan dengan baik.
2) Me – review dan memberikan keputusan kredit sesuai dengan
kewenangan.
3) Melakukan penanda – tanganan perjanjian kredit dan aksesoris lainnya
secara langsung atau memberikan kuasa pada pejabat lain.
4) Me – review dan memberikan keputusan atas strategi serta upaya
penyelamatan kredit.
b. Quality Assurance
Quality Assurance berperan sebagai partner pemimpin wilayah dalam
mengevaluasi kinerja unit, namun Quality Assurance bekerja secara
independen dalam melakukan audit atau review atas unit organisasi dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
member rekomendasi.Quality Assurance memiliki tugas utama untuk
memantau kierja, anggaran, dan keseluruhan aktivitas cabang atau
organisasi dan sentra kredit kecil.Wewenangnya meliputi keseluruhan unit
organisasi maupun unit kerja.
c. Pelayanan Uang Tunai (I)
1) Melayani transaksi kas atau tunai dan pemindahan.
2) Melayani kegiatan eksternal payment point.
d. Pelayanan Uang Tunai (II)
1) Mengelola uang layak edar.
2) Mengelola uang tidak layak edar untuk ditukarkan ke Bank Indonesia.
e. Pelayanan Nasabah (I)
1) Mengelola aktivitas produk dana.
2) Melayani informasi mengenai produk dana dan jasa BNI.
3) Melayani penerbitan BNI Card.
4) Melayani aktivitas jasa dalam negeri.
5) DHN Nasabah.
f. Pelayanan Nasabah (II)
Mengelola aktivitas dan transaksi Luar Negeri.
g. Layanan Khusus
1) Melayani transaksi nasabah inti.
2) Mengelola layanan untuk nasabah inti kantor cabang utama.
3) Melayani informasi produk atau jasa dalam dan luar negeri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
h. Administrasi Kredit
Tugas dan tanggung jawab Administrasi Kredit:
1) Melakukan review atas keputusan kredit.
2) Menyusun, mencetak dan menyampaikan surat keputusan kredit
(SKK) kepada unit sales.
3) Melakukan kerjasama dengan notaries untuk enforcement pemenuhan
syarat dalam SKK.
4) Mempersiapkan dokumen perjanjian kredit.
5) Melakukan penandatanganan perjanjian kredit dan asesoris lainnya
(Pengikatan Agunan Kredit).
6) Melakukan penutupan asuransi (jiwa dan kerugian).
7) Melakukan pembukaan, pengelolaan dan maintenance rekening
pinjaman.
8) Membuat nota usulan pencairan kredit dan melakukan pencairan
kredit.
9) Melakukan pengelolaan dokumentasi dan administrasi debitur kredit
konsumen, termasuk debitur hapus buku (penghapus bukuan dan
penghapusan piutang).
10) Melakukan review bunga.
11) Menyusun laporan secara berkala.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
i. Administrasi Dalam Negeri dan Kliring
1) Mengelola transaksi dan administrasi kliring (termasuk kiriman uang
atau inkaso dalam negeri) untuk kantor cabang utama maupun kantor
layanan.
2) Melakukan Administrasi back office transaksi pada kantor cabang
utama maupun kantor layananan.
3) Melakuka entri transaksi keuangan kliring atau pemindahan dari
kantor cabang utama maupun kantor layanan dalam sistem.
4) Mengelola kegiatan Bank Persepsi oleh KPPN.
5) Mengelola kegiatan Bank Operasional untuk KPPN (termasuk bagian
– bagian di bawah koordinasinya).
j. Administrasi Keuangan
1) Mengelola sistem otomasi cabang.
2) Mengelola transaksi Daftar Pos Terbuka (DPT) rupiah.
3) Mengelola kebenaran dan sistem transaksi keuangan kantor cabang
utama dan kantor layanan serta laporan harian.
4) Mengendalikan transaksi pembukaan Kantor Cabang Utama maupun
kantor layanan.
5) Mengelola laporan keuangan Kantor Cabang Utama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
k. Administrasi Umum
1) Mengelola logistik kantor cabang, kantor layanan, dan sentra kredit.
2) Menyelenggarakan administrasi umum kantor cabang dan kantor
layanan.
3) Mengelola kepegawaian kantor cabang, kantor layanan dan sentra kredit.
l. Pemasaran
Memiliki tugas utama sebagai penyelia atas aktivitas penjualan produk
(funding dan lending) dan jasa BNI yang ditargetkan, megintensifkan
penjualan pada nasabah yang ada, mengembangkan pasar baru potensial,
menyusun peta bisnis daerah serta mengadministrasikanseluruh aktivitas
penjualan.
Penyelia unit pemasaran memiliki tanggung jawab sebagai berikut :
1) Menjadi penyelia atas pelaksanaan penjualan produk dan jasa BNI
yang ditargetkan dengan :
a) Menyusun rencana kerja penjualan produk dan jasa BNI.
b) Mengidentifikasi kebutuhan nasabah atas produk dan jasa
perbankan.
c) Menawarkan produk dan jasa sesuai kebutuhan nasabah secara
produktif.
d) Melakukan kunjungan ataucall kepada nasabah atau calon
nasabah.
e) Membuat laporan atas kunjungan dan call (call memo).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
f) Menetapkan dan memantau realisasi program atas rencana
penjualan.
g) Melakukan koordinasi secara periodik dengan unit internal kantor
layanan, kantor wilayah maupun kantor besar untuk meningkatkan
penjualan.
2) Menyelia pelaksanaan penetrasi dan pengembangan pasar (intensive
dan ekstensive).
3) Menyelia penelitian potensi ekonomi dan menyusun peta bisnis
daerah.
4) Menyelia asisten penjualan dan asisten pemasaran.
5. Penghargaan
a. Penghargaan Tahun 2006
1) Customer Service Championship.
2) Juara 3 Customer Service Championship dari Center for Customer
Satisfaction & Loyalty (April 2006).
b. Penghargaan Tahun 2007
Pemenang Anugerah Media Humas 2007 - BAKOHUMAS
BUMN Untuk Kategori Website.
c. Penghargaan Tahun 2008
1) The Best Sharia Division.
2) The Most Earning Asset Expansion.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
3) The Most Third Party Fund Expansion.
4) The Top of Mind Sharia Division and The 1st Rank Sharia Skill
Competition dari Karim Business Consulting.
5) Islamic and Financial Quality Award.
d. Penghargaan Tahun 2009
1) Indonesian Bank Loyalty Award Kategori Best Loyalty Program.
2) League of American Communications Profesionals 2009 - Best In-
House.
3) The Best Channel Award 2009.
4) South East Asia Deal Award.
5) Indonesian Bank Loyalty Award Kategori Credit Card.
GCG Award 2009:
1) Housing Estate - Green Property Award 2009.
2) Islamic & Financial Quality Award – Funding.
3) League of American Communications Profesionals 2009 Rangking
38.
4) League of American Communications Profesionals 2009 - Gold
Award.
5) The Best Contact Center Indonesia 2009Islamic & Financial Quality
Award - Financing & MRI.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
6) Call Center Award 2009 dari Majalah Marketing kategori Credit
Card.
7) Green Leadership Award dari Asia Responsible Entrepreneurship.
8) Good Corporate Governance Award 2009 dari Investor & Analyst's
Assessment Survey.
9) Banking Service Excellence Award 2009 1st Best Customer dari
Infobank & MRI.
10) Call Center Award 2009 dari Majalah Marketing kategori Banking
for Achieving Excellent.
Annual Report Award:
1) Asia Best Managed Companies.
2) Banking Service Excellence Award 2009.
3) Community Engagement Award.
4) Good Corporate Governance Award 2009 dari Corporate
Governance Perception Index.
5) Top Brand Award dari Majalah Marketing.
6) Banking Service Excellence Award 2009 3rd Best Phone Handling
dari Infobank & MRI.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
B. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dimaksudkan untuk mengetahui karakteristik dan
tanggapan responden terhadap item-item pertanyaan dalam kuesioner. Responden
yang dipakai dalam penelitian ini adalah karyawan Bank BNI cabang Surakarta.
Pada penelitian ini kuesioner yang disebarkan adalah sebanyak 120
kuesioner.Kuesioner ini disebarkan dalam waktu 2 minggu, pada jam kerja
karyawan.Kuesioner tersebut dapat dibawa pulang untuk diisi oleh responden
sehingga diharapkan tidak mengganggu produktivitas kerja karyawan.Jumlah
kuesioner yang bisa dikumpulkan kembali oleh peneliti adalah sejumlah 110
kuesioner (respon rate 92%) dan tidak ada kuesioner yang rusak.
1. Karakteristik Responden
Gambaran tentang karakteristik responden diperoleh dari data diri yang
terdapat pada bagian depan kuesioner yaitu identitas responden yang meliputi
jenis kelamin, usia, masa kerja, pendidikan terakhir, dan jabatan karyawan.
a. Jenis Kelamin Responden
Tabel IV.1
Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
Pria 56 51%
Wanita 54 49%
Jumlah 110 100%
Sumber: Data Primer yang diolah (2011)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Berdasarkan tabel IV.1 dapat diketahui bahwa dari 110 responden,
51% atau 56 responden berjenis kelamin laki-laki dan 49% atau 54
responden berjenis kelamin wanita. Sehingga jumlah sampel terbanyak
adalah pria.
b. Umur Responden
Tabel IV.2
Deskripsi Responden Berdasarkan Umur
Usia (tahun) Frekuensi Persentase
21-30 69 63%
31-40 32 29%
41-50 7 6%
>50 2 2%
Jumlah 120 100 %
Sumber: Data Primer yang diolah (2011)
Berdasar tabel IV.2 diatas dapat diketahui bahwa responden yang
berusia antara 21 sampai 30 tahun sebanyak 69 orang atau 63%, usia
antara 31 sampai 40 tahun sebanyak 32 orang atau 29%, usia antara 41
sampai 50 tahun sebanyak 7 orang atau 6%, usia lebih dari 50 tahun
sebanyak 2 orang atau 2%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
responden terbanyak berusia antara 21 sampai 30 tahun. Hal ini
menggambarkan bahwa karyawan bank BNI 46 cabang Surakarta dalam
usia produktif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
c. Masa Kerja Responden
Tabel IV.3
Deskripsi Responden Berdasarkan Masa Kerja
Masa Kerja (tahun) Frekuensi Persentase
1 – 10 89 81%
11 - 20 19 17 %
21 - 30 2 2%
Jumlah 110 100%
Sumber: Data Primer yang diolah (2011)
Berdasarkan tabel IV.3 dapat diketahui bahwa responden yang
mempunyai masa kerja antara 1 sampai 10 tahun sebanyak 89 orang atau
81%, masa kerja antara 11 sampai 20 tahun sebanyak 19 orang atau 17%,
dan masa kerja antara 21 sampai 30 tahun sebanyak 2 orang atau 2%.
Sehingga jumlah responden terbanyak adalah responden dengan masa
kerja 1-10 tahun.
d. Pendidikan Terakhir Responden
Tabel IV.4
Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Pendidikan Terakhir Frekuensi Persentase
SMU 3 3%
D3 21 19%
S1 atau lebih 86 78%
Jumlah 110 100%
Sumber: Data Primer yang diolah (2011)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Berdasarkan tabel IV.4 dapat diketahui bahwa dari 110 responden,
3% atau 3 responden berpendidikan terakhir setingkat SMA, 19% atau 21
responden berpendidikan D3, 78% atau 86 responden berpendidikan S1
atau lebih. Sehingga jumlah sampel terbanyak adalah responden yang
berpendidikan S1.Hal ini karena tuntutan pekerjaan yang membutuhkan
lulusan S1 untuk mengoperasikan kegiatan perusahaan.
e. Jabatan Responden
Tabel IV.5
Deskripsi Responden Berdasarkan Jabatan Responden
Jabatan Frekuensi Persentase
Frontliner 86 78%
Back office 24 22%
Jumlah 110 100%
Sumber: Data Primer yang diolah (2011)
Berdasarkan tabel IV.5 dapat diketahui bahwa dari 110 responden,
78% atau 86 responden sebagai Frontliner, 22% atau 24 responden
sebagai Back office. Sehingga jumlah sampel terbanyak adalah responden
yang bekerja sebagai forntliner.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
2. Tanggapan Responden
Dalam Analisis ini akan diuraikan mengenai kecenderungan pendapat
dan tanggapan dari karyawan Bank BNI 46 cabang Surakarta selaku
responden dalam penelitian ini. Karena kuesioner yang digunakan dalam
penelitian ini bersifat kualitatif maka data, informasi dan keterangan yang
diberikan responden harus diubah dalam bentuk data kuantitatif dengan
menggunakan format alternatif jawaban dengan skala likert 4 point.
Pernyataan-pernyataan responden mengenai variabel penelitian dapat dilihat
pada jawaban responden terhadap kuesioner yang diberikan peneliti.
a. Tanggapan Responden Mengenai Ketidakseimbangan Emosi
(Emotional Dissonance)
Deskripsi tanggapan responden sebanyak 120 orang terhadap
item pernyataan mengenai Ketidakseimbangan Emosi (Emotional
Dissonance)sebanyak 9 item. Dari data kuesioner yang terdapat pada
lampiran dapat dilihat deskripsi tanggapan responden pada setiap item
pernyataan adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Tabel IV.6
Deskripsi Tanggapan Responden Mengenai
Ketidakcocokan Emosional (Emotional Dissonance)
NO PERTANYAAN STS TS S SS Jumlah 1. Saya menunjukkan perasaan yang tidak
sebenarnya saat menghadapi konsumen
16 49 38 7 110
2. Emosi yang saya tunjukkan kepada konsumen cocok dengan apa yang benar-benar saya rasakan (R)a
11 29 58 12 110
3. Saya berperilaku yang berbeda dengan apa yang saya rasakan
14 53 40 3 110
4. Saya menunjukkan perilaku yang tidak sesungguhnya agar dapat menghadapi konsumen dengan cara yang tepat
9 45 42 14 110
5. Interaksi saya dengan konsumen sangat robotik (seperti robot)
23 66 21 - 110
6. Saya memperlihatkan perasaan yang tidak benar-benar saya rasakan
22 44 42 2 110
7. Saya harus menutup-nutupi perasaan saya saat menghadapi konsumen
14 36 54 6 110
8. Saya benar-benar merasakan emosi yang perlu saya tunjukkan untuk melakukan pekerjaan saya dengan baik (R)a
11 52 46 1 110
9. Saya menunjukkan perasaan yang sama kepada konsumen seperti yang saya rasakan didalam batin (R)a
14 37 52 7 110
Sumber: Data Primer yang diolah (2011)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
1) Berdasarkan tabel IV.6 dapat terlihat mayoritas responden sebanyak 49
orang atau 44,5% tidak setuju dengan item pertanyaan secara
keseluruhan, saya menunjukkan perasaan yang tidak sebenarnya saat
menghadapi konsumen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
sebagian karyawan BNI cabang Surakarta menunjukkan perasaan
sebenarnya saat menghadapi konsumen.
2) Berdasarkan tabel IV.6 dapat terlihat mayoritas responden sebanyak 58
orang atau 52,7% setuju dengan item pertanyaan secara keseluruhan,
Emosi yang saya tunjukkan kepada konsumen cocok dengan apa yang
benar-benar saya rasakan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
sebagian karyawan BNI cabang Surakarta menunjukkan emosi yang
cocok kepada konsumen dengan apa yang benar – benar mereka
rasakan.
3) Berdasarkan tabel IV.6 dapat terlihat mayoritas responden sebanyak 53
orang atau 48,2% tidak setuju dengan item pertanyaan secara
keseluruhan, Saya berperilaku yang berbeda dengan apa yang saya
rasakan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian karyawan
BNI cabang Surakarta tidak berperilaku berbeda dengan apa yang
mereka rasakan.
4) Berdasarkan tabel IV.6 dapat terlihat mayoritas responden sebanyak 45
orang atau 40,9% tidak setuju dengan item pertanyaan secara
keseluruhan, Saya menunjukkan perilaku yang tidak sesungguhnya agar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
dapat menghadapi konsumen dengan cara yang tepat. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa sebagian karyawan BNI cabang Surakarta
menunjukkan perilaku yang sesungguhnya agar dapat menghadapi
konsumen dengan cara yang tepat.
5) Berdasarkan tabel IV.6 dapat terlihat mayoritas responden sebanyak 66
orang atau 60,0% tidak setuju dengan item pertanyaan secara
keseluruhan, Interaksi saya dengan konsumen sangat robotik (seperti
robot). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
karyawan BNI cabang Surakarta melakukan interaksi tidak seperti
robot.
6) Berdasarkan tabel IV.6 dapat terlihat mayoritas responden sebanyak 44
orang atau 40% setuju dengan item pertanyaan secara keseluruhan,
Saya memperlihatkan perasaan yang tidak benar-benar saya rasakan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar karyawan
BNI cabang Surakarta memperlihatkan perasaan yang tidak benar –
benar mereka rasakan.
7) Berdasarkan tabel IV.6 dapat terlihat mayoritas responden sebanyak 54
orang atau 49,1% setuju dengan item pertanyaan secara keseluruhan,
Saya harus menutup-nutupi perasaan saya saat menghadapi konsumen.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar karyawan
BNI cabang Surakarta cenderung menutup – nutupi perasaannya saat
menghadapi konsumen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
8) Berdasarkan tabel IV.6 dapat terlihat mayoritas responden sebanyak 52
orang atau 47,3% tidak setuju dengan item pertanyaan secara
keseluruhan, Saya benar-benar merasakan emosi yang perlu saya
tunjukkan untuk melakukan pekerjaan saya dengan baik. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar karyawan BNI
cabang Surakarta cenderung tidak menunjukkan emosi yang benar –
benar mereka rasakan untuk melakukan pekerjaan mereka dengan baik.
9) Berdasarkan tabel IV.6 dapat terlihat mayoritas responden sebanyak 52
atau 47,3% setuju dengan item pertanyaan secara keseluruhan, Saya
menunjukkan perasaan yang sama kepada konsumen seperti yang saya
rasakan di dalam batin. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
sebagian besar karyawan BNIcabang Surakarta menunjukkan perasaan
yang sama kepada konsumen seperti apa yang mereka rasakan di dalam
batin.
Berdasarkan analisis deskriptif tanggapan responden mengenai
emotional dissonance secara umum dapat dikatakan bahwa karyawan BNI
cabang Surakarta memiliki ketidakseimbanagan emosi yang rendah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
b. Tanggapan Responden Mengenai Burnout Pada Dimensi Kelelahan
Deskripsi tanggapan responden sebanyak 120 orang terhadap
item pernyataan mengenai Kelelahan sebanyak 8 item. Dari data
kuesioner yang terdapat pada lampiran dapat dilihat deskripsi tanggapan
responden pada setiap item pernyataan adalah sebagai berikut:
Tabel IV.7
Deskripsi Tanggapan Responden Mengenai
Burnout Pada Dimensi Kelelahan
NO PERTANYAAN STS TS S SS Jumlah 1. Ada kalanya saya merasa lelah sebelum saya tiba
bekerja
7 55 39 9 110
2. Setelah bekerja, dulu saya cenderung memerlukan lebih banyak waktu untuk bersantai dan merasa lebih baik.
3 40 62 5 110
3. Saya dapat mentolerir tekanan dari pekerjaan saya dengan sangat baik (R)a
15 80 15 - 110
4. Pada saat bekerja, saya seringkali merasakan kosong secara emosional
14 74 21 1 110
5. Setelah bekerja, saya memiliki cukup energi untuk kegiatan-kegiatan waktu luang saya (R)a
7 80 20 3 110
6. Setelah bekerja, saya biasanya lelah dan letih
2 38 58 12 110
7. Biasanya saya dapat mengelola jumlah pekerjaan saya dengan baik (R)a
12 86 9 3 110
8. Ketika saya bekerja, saya biasanya merasa energik (R)a
11 87 9 3 110
Sumber: Data Primer yang diolah (2011)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
1) Berdasarkan tabel IV.7 dapat terlihat mayoritas responden sebanyak 55
orang atau 50% tidak setuju dengan item pertanyaan secara keseluruhan,
Ada kalanya saya merasa lelah sebelum saya tiba bekerja. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar karyawan
BNIcabang Surakarta cenderung tidak merasa lelah sebelum tiba
bekerja.
2) Berdasarkan tabel IV.7 dapat terlihat mayoritas responden sebanyak 62
orang atau 56,4% setuju dengan item pertanyaan secara keseluruhan,
Setelah bekerja, dulu saya cenderung memerlukan lebih banyak waktu
untuk bersantai dan merasa lebih baik. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar karyawan BNI cabang Surakarta
cenderung memerlukan lebih banyak waktu untuk bersantai dan merasa
lebih baik setelah bekerja.
3) Berdasarkan tabel IV.7 dapat terlihat mayoritas responden sebanyak 80
orang atau 72,7% tidak setuju dengan item pertanyaan secara
keseluruhan, Saya dapat mentolerir tekanan dari pekerjaan saya dengan
sangat baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
karyawan BNI cabang Surakarta cenderung tidak dapat mentolerir
tekanan dari pekerjaan dengan sangat baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
4) Berdasarkan tabel IV.7 dapat terlihat mayoritas responden sebanyak 74
orang atau 67,3% tidak setuju dengan item pertanyaan secara
keseluruhan, Pada saat bekerja, saya seringkali merasakan kosong
secara emosional. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar karyawan BNI cabang Surakarta cenderung pada saat bekerja
tidak merasakan perasaan yang kosong secara emosional.
5) Berdasarkan tabel IV.7 dapat terlihat mayoritas responden sebanyak 80
orang atau 72,7% tidak setuju dengan item pertanyaan secara
keseluruhan, Setelah bekerja, saya memiliki cukup energi untuk
kegiatan-kegiatan waktu luang saya. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar karyawan BNI cabang Surakarta
tidak memiliki cukup energi setelah bekerja untuk kegiatan – kegiatan di
waktu luang mereka.
6) Berdasarkan tabel IV.7 dapat terlihat mayoritas responden sebanyak 58
orang atau 52,7% setuju dengan item pertanyaan secara keseluruhan,
Setelah bekerja, saya biasanya lelah dan letih. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar karyawan BNIcabang Surakarta
merasa lelah dan letih setelah mereka bekerja.
7) Berdasarkan tabel IV.7 dapat terlihat mayoritas responden sebanyak 86
orang atau 78,2% tidak setuju dengan item pertanyaan secara
keseluruhan, Biasanya saya dapat mengelola jumlah pekerjaan saya
dengan baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
karyawan BNI cabang Surakarta cenderung tidak bias mengelola
pekerjaan mereka dengan baik.
8) Berdasarkan tabel IV.7 dapat terlihat mayoritas responden sebanyak 87
orang atau 79,1% dengan item pertanyaan secara keseluruhan, Ketika
saya bekerja, saya biasanya merasa energik. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar karyawan BNI cabang Surakarta
tidak merasa energik ketika mereka bekerja.
Berdasarkan analisis deskriptif tanggapan responden mengenai
kelelahan karyawan secara umum dapat dikatakan bahwa karyawan BNI
cabang Surakarta memiliki tingkat kelelahan yang rendah.
c. Tanggapan Responden Mengenai Burnout Pada Dimensi
Ketidakterlibatan
Deskripsi tanggapan responden sebanyak 120 orang terhadap
item pernyataan mengenai Ketidakterlibatan sebanyak 7 item. Dari data
kuesioner yang terdapat pada lampiran dapat dilihat deskripsi tanggapan
responden pada setiap item pernyataan adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Tabel IV.8
Deskripsi Tanggapan Responden Mengenai
Burnout Pada Dimensi Ketidakterlibatan
NO PERTANYAAN STS TS S SS Jumlah 1. Saya selalu menemukan aspek-aspek yang baru
dan menarik dalam pekerjaan saya (R)a
12 74 19 9 110
2. Seringkali saya berbicara tentang pekerjaan saya dengan cara negatif
36 56 15 3 110
3. Belakangan ini, saya cenderung kurang berpikir dalam bekerja dan melakukan pekerjaan secara apa adanya
31 69 8 2 110
4. Saya menganggap pekerjaan saya sebagai sebuah tantangan yang positif (R)a
42 48 17 3 110
5. Kadang-kadang saya merasa sakit oleh tugas-tugas pekerjaan saya
31 63 11 5 110
6. Ini adalah satu-satunya jenis pekerjaan yang saya bayangkan akan saya lakukan sendiri (R)a
24 52 34 - 110
7. Saya merasa semakin terlibat dalam pekerjaan saya
31 31 45 3 110
Sumber: Data Primer yang diolah (2011)
1) Berdasarkan tabel IV.8 dapat terlihat mayoritas responden sebanyak 74
orang atau 67,3% tidak setuju dengan item pertanyaan secara
keseluruhan, Saya selalu menemukan aspek-aspek yang baru dan
menarik dalam pekerjaan saya. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa sebagian besar karyawan BNI cabang Surakarta cenderung tidak
menemukan aspek – aspek baru dan menarik di dalam pekerjaan
mereka.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
2) Berdasarkan tabel IV.8 dapat terlihat mayoritas responden sebanyak 56
orang atau 50,9% tidak setuju dengan item pertanyaan secara
keseluruhan, Seringkali saya berbicara tentang pekerjaan saya dengan
cara negatif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
karyawan BNI cabang Surakarta berbicara positif tentang pekerjaan
mereka.
3) Berdasarkan tabel IV.8 dapat terlihat mayoritas responden sebanyak 69
orang atau 62,7% tidak setuju dengan item pertanyaan secara
keseluruhan, Belakangan ini, saya cenderung kurang berpikir dalam
bekerja dan melakukan pekerjaan secara apa adanya. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa sebagian besar karyawan BNI cabang
Surakarta cenderung berfikir dalam bekerja dan melakukan pekerjaan
secara bervariasi.
4) Berdasarkan tabel IV.8 dapat terlihat mayoritas responden sebanyak 48
orang atau 43,6% tidak setuju dengan item pertanyaan secara
keseluruhan, Saya menganggap pekerjaan saya sebagai sebuah
tantangan yang positif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
sebagian besar karyawan BNI cabang Surakarta tidak menganggap
pekerjaan mereka sebagai sebuah tantangan yang positif.
5) Berdasarkan tabel IV.8 dapat terlihat mayoritas responden sebanyak 63
orang atau 57,3% tidak setuju dengan item pertanyaan secara
keseluruhan, Kadang-kadang saya merasa sakit oleh tugas-tugas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
pekerjaan saya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar karyawan BNI cabang Surakarta tidak merasa sakit atau terbebani
dengan tugas – tugas dari pekerjaan mereka.
6) Berdasarkan tabel IV.8 dapat terlihat mayoritas responden sebanyak 52
orang atau 47,3% tidak setuju dengan item pertanyaan secara
keseluruhan, Ini adalah satu-satunya jenis pekerjaan yang saya
bayangkan akan saya lakukan sendiri. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar karyawan BNI cabang Surakarta
cenderung melakukan pekerjaan dengan kerja sama tidak secara
individual.
7) Berdasarkan tabel IV.8 dapat terlihat mayoritas responden sebanyak 45
orang atau 40,9% setuju dengan item pertanyaan secara keseluruhan,
Saya merasa semakin terlibat dalam pekerjaan saya. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa sebagian besar karyawan BNI cabang
Surakarta merasa semakin terlibat di dalam pekerjaan mereka.
Berdasarkan analisis deskriptif tanggapan responden mengenai
ketidakterlibatan karyawan secara umum dapat dikatakan bahwa karyawan
BNI cabang Surakarta memiliki tingkat ketidakterlibatan yang rendah.
Sehingga karyawan BNI cabang Surakarta memiliki keterlibatan yang
tinggi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
d. Tanggapan Responden Mengenai Persepsi Tentang Dukungan
Organisasi
Deskripsi tanggapan responden sebanyak 120 orang terhadap item
pernyataan mengenai Persepsi Tentang Dukungan Organisasi sebanyak 6
item. Dari data kuesioner yang terdapat pada lampiran dapat dilihat
deskripsi tanggapan responden pada setiap item pernyataan adalah sebagai
berikut:
Tabel IV.9
Deskripsi Tanggapan Responden Mengenai
Persepsi Tentang Dukungan Organisasi
NO PERTANYAAN STS TS S SS Jumlah 1. Bank ini menghargai kontribusi saya terhadap
kemajuan perusahaan
1 2 85 22 110
2. Bank ini sangat mempertimbangkan tujuan dan nilai-nilai saya
1 2 81 26 110
3. Bank ini mau membantu saya disaat saya memerlukan dukungan khusus
1 4 82 23 110
4. Bank ini menunjukkan sedikit sekali perhatian kepada saya (R)a
1 12 78 19 110
5. Bank ini peduli dengan pendapat saya
- 5 93 11 110
6. Bank ini bangga dengan prestasi saya dalam pekerjaan
1 - 87 22 110
Sumber: Data Primer yang diolah (2011)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
1) Berdasarkan tabel IV.9 dapat terlihat mayoritas responden sebanyak 85
orang atau 77,3% setuju dengan item pertanyaan secara keseluruhan,
Bank ini menghargai kontribusi saya terhadap kemajuan perusahaan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar karyawan
BNIcabang Surakarta menganggap BNI cabang Surakarta menghargai
kontribusi mereka terhadap kemajuan perusahaan.
2) Berdasarkan tabel IV.9 dapat terlihat mayoritas responden sebanyak 81
orang atau 73,6% setuju dengan item pertanyaan secara keseluruhan,
Bank ini sangat mempertimbangkan tujuan dan nilai-nilai saya. Dengan
demikian dapat diambil kesimpulan bahwa sebagian besar karyawan
BNI cabang Surakarta merasa BNI cabang Surakarta
mempertimbangkan tujuan dan nilai – nilai mereka.
3) Berdasarkan tabel IV.9 dapat terlihat mayoritas responden sebanyak 82
orang atau 74,5% setuju dengan item pertanyaan secara keseluruhan,
Bank ini mau membantu saya disaat saya memerlukan dukungan
khusus. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa sebagian
besar karyawan BNI cabang Surakarta merasa BNI cabang Surakarta
mau membantu mereka di saat memerlukan dukungan khusus.
4) Berdasarkan tabel IV.9 dapat terlihat mayoritas responden sebanyak 78
orang atau 70,9% setuju dengan item pertanyaan secara keseluruhan,
Bank ini menunjukkan sedikit sekali perhatian kepada saya. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar karyawan BNI
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
cabang Surakarta merasa BNI cabang Surakarta menunjukkan sedikit
perhatian kepada mereka.
5) Berdasarkan tabel IV.9 dapat terlihat mayoritas responden sebanyak 93
orang atau 84,5% setuju dengan item pertanyaan secara keseluruhan,
Bank ini peduli dengan pendapat saya. Dengan demikian dapat diambil
kesimpulan bahwa sebagian besar karyawan BNI cabang Surakarta
merasa BNI cabang Surakarta peduli dengan pendapat mereka.
6) Berdasarkan tabel IV.9 dapat terlihat mayoritas responden sebanyak 87
orang atau 79,1% setuju dengan item pertanyaan secara keseluruhan,
Bank ini bangga dengan prestasi saya dalam pekerjaan. Dengan
demikian dapat diambil kesimpulan bahwa sebagian besar karyawan
BNI cabang Surakarta merasa BNI cabang Surakarta bangga terhadap
prestasi kerja mereka.
Berdasarkan analisis deskriptif tanggapan responden mengenai
persepsi karyawan tentang dukungan organisasi secara umum dapat
dikatakan bahwa karyawan BNI cabang Surakarta memiliki tingkat
persepsi dukungan organisasi yang tinggi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
e. Tanggapan Responden Mengenai Otonomi Pekerjaan
Deskripsi tanggapan responden sebanyak 120 orang terhadap item
pernyataan mengenai Otonomi Pekerjaan sebanyak 4 item. Dari data
kuesioner yang terdapat pada lampiran dapat dilihat deskripsi tanggapan
responden pada setiap item pernyataan adalah sebagai berikut:
Tabel IV.10
Deskripsi Tanggapan Responden Mengenai
Otonomi Pekerjaan
NO PERTANYAAN STS TS S SS Jumlah 1. Saya memiliki otonomi (kebebasan) yang
signifikan dalam menentukan bagaimana saya melakukan pekerjaan saya
- 34 64 12 110
2. Saya memutuskan sendiri tentang bagaimana cara saya melakukan tugas saya
- 62 42 6 110
3. Saya memiliki banyak kesempatan untuk kemandirian dan kebebasan dalam bagaimana saya melakukan pekerjaan saya.
- 21 76 13 110
4. Pekerjaan ini membuat saya menggunakan inisiatif atau penilaian pribadi dalam menjalankan pekerjaan.
- 22 72 16 110
Sumber: Data Primer yang diolah (2011)
1) Berdasarkan tabel IV.10 dapat terlihat mayoritas responden sebanyak 64
orang atau 58,2% setuju dengan item pertanyaan secara keseluruhan,
Saya memiliki otonomi (kebebasan) yang signifikan dalam menentukan
bagaimana saya melakukan pekerjaan saya. Dengan demikian dapat
diambil kesimpulan bahwa sebagian besar karyawan BNI cabang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
Surakarta memiliki otonomi (kebebasan) yang signifikan dalam
menentukan bagaimana saya melakukan pekerjaan mereka.
2) Berdasarkan tabel IV.10 dapat terlihat mayoritas responden sebanyak 62
atau 56,4% tidak setuju dengan item pertanyaan secara keseluruhan,
Saya memutuskan sendiri tentang bagaimana cara saya melakukan tugas
saya. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa sebagian besar
karyawan BNI cabang Surakarta cenderung memutuskan secara bersama
– sama tentang bagaimana cara melakukan tugas mereka.
3) Berdasarkan tabel IV.10 dapat terlihat mayoritas responden sebanyak 76
orang atau 69,1% setuju dengan item pertanyaan secara keseluruhan,
Saya memiliki banyak kesempatan untuk kemandirian dan kebebasan
dalam bagaimana saya melakukan pekerjaan saya. Dengan demikian
dapat diambil kesimpulan bahwa sebagian besar karyawan BNI cabang
Surakarta memiliki banyak kesempatan untuk kemandirian dan
kebebasan dalam bagaimana mereka melakukan pekerjaan.
4) Berdasarkan tabel IV.10 dapat terlihat mayoritas responden sebanyak 72
orang atau 65,5% setuju dengan item pertanyaan secara keseluruhan,
Pekerjaan ini membuat saya menggunakan inisiatif atau penilaian
pribadi dalam menjalankan pekerjaan. Dengan demikian dapat diambil
kesimpulan bahwa sebagian karyawan BNI cabang Surakarta merasa
Pekerjaan yang mereka lakukan menggunakan inisiatif atau penilaian
pribadi dalam menjalankan pekerjaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
Berdasarkan analisis deskriptif tanggapan responden mengenai
otonomi pekerjaan secara umum dapat dikatakan bahwa karyawan BNI
cabang Surakarta memiliki otonomi pekerjaan yang tinggi.
C. Uji Validitas
Uji Validitas menunjukkan seberapa nyata suatu pengujian mengukur apa
yang seharusnya diukur (Jogiyanto, 2004). Dikarenakan konstruk yang hendak
diuji merupakan pengujian kembali dari penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya, dimana pada penelitian sebelumnya telah berhasil mengidentifikasi
faktor-faktor yang membentuk konstruk maka dalam penelitian ini teknik analisis
yang dipakai dengan menggunakan Confirmatory Factor Analysis (CFA), dengan
bantuan paket perangkat lunak program SPSS 16 for Windows.
Uji validitas dalam penelitian ini akan dijalankan dengan Confirmatory
Factor Analysis (CFA). CFA digunakan untuk mengukur sebuah konsep yang
dibangun dengan menggunakan indikator terukur (Ferdinand, 2002). Pada CFA,
jika masing-masing indikator merupakan indikator pengukur konstruk, maka akan
memiliki factor loading yang tinggi. Menurut Hair, et all (1998), factor loading
lebih besar ± 0.30 dianggap memenuhi level minimal, sangat disarankan besarnya
factor loading adalah ± 0.40, jika factor loading mencapai ± 0.50 maka item
tersebut sangat penting dalam menginterpretasikan konstruk yang diukur.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
Pedoman umum untuk analisis faktor adalah nilai lambda atau loading factor ≥
0.40 (Ferdinand, 2002). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel IV.11
Analisis Faktor
Variabel Item pertanyaan Faktor Loading Keterangan Emotional Dissonance ED1 0,776 Valid
ED2 Tidak Valid ED3 0,843 Valid ED4 0,852 Valid ED5 0,722 Valid ED6 0,873 Valid ED7 0,759 Valid ED8 0,643 Valid ED9 0,648 Valid
Kelelahan KL1 0,544 Valid KL2 0,428 Valid KL3 0,653 Valid KL4 0,433 Valid KL5 0,730 Valid KL6 0,745 Valid KL7 0,636 Valid KL8 0,762 Valid
Ketidakterlibatan KT1 0,525 Valid KT2 Tidak Valid KT3 0,682 Valid KT4 0,699 Valid KT5 0,682 Valid KT6 0,583 Valid KT7 0,631 Valid
Persepsi Dukungan Organisasi
PDO1 0,839 Valid PDO2 0,801 Valid PDO3 0,743 Valid PDO4 -0,473 Tidak Valid PDO5 0,610 Valid PDO6 0,741 Valid
Otonomi Pekerjaan OP1 0,546 Valid OP2 0,737 Valid OP3 0,689 Valid OP4 0,682 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
Dari tabel IV.11 dapat terlihat bahwa dalam variabel Emotional
Dissonance,kelelahan, ketidakterlibatan, persepsi dukungan organisasi dan
otonomi kerja terdapat beberapa item pertanyaan yang tidak valid yaitu ED2, KT2,
dan PDO4. Sedangkan untuk variabel otonomi kerja menunjukkan bahwa seluruh
item pertanyaan valid. Karena adanya item pertanyaan yang tidak valid yaitu ED2,
KT2, dan PDO4 maka dilakukan uji validitas kembali.
Adapun hasil uji validitas yang kedua dapat dilihat dalam tabel IV.12
dimana item pertanyaan yang tidak valid tidak diikutsertakan dalam analisis.
Tabel IV.12
Analisis Faktor (Revisi) Variabel Item pertanyaan Faktor Loading Keterangan
Emotional Dissonance ED1 0,790 Valid ED3 0,843 Valid ED4 0,860 Valid ED5 0,720 Valid ED6 0,875 Valid ED7 0,771 Valid ED8 0,657 Valid ED9 0,644 Valid
Kelelahan KL1 0,553 Valid KL2 0,452 Valid KL3 0,672 Valid KL4 0,438 Valid KL5 0,748 Valid KL6 0,722 Valid KL7 0,651 Valid KL8 0,782 Valid
Ketidakterlibatan KT1 0,504 Valid KT3 0,657 Valid KT4 0,694 Valid KT5 0,716 Valid KT6 0,687 Valid KT7 0,770 Valid
Persepsi Dukungan Organisasi PDO1 0,841 Valid PDO2 0,804 Valid PDO3 0,743 Valid PDO5 0,610 Valid PDO6 0,740 Valid
Otonomi Pekerjaan OP1 0,552 Valid OP2 0,728 Valid OP3 0,699 Valid OP4 0,686 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
Pada tabel IV.12 dapat dilihat setelah dilakukan revisi terdapat perubahan
instrument dimana pertanyaan ED2, KT2, dan PDO4 tidak diikutsertakan dalam
analisis. Dengan demikian revisi uji validitas telah menghasilkan item-item
pertanyaan yang valid.
D. Uji Reabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk menguji tingkat seberapa besar suatu
pengukur mengukur dengan stabil dan konsisten yang besarnya ditunjukkan oleh
nilai koefisien, yaitu koefisien reliabilitas (Jogiyanto, 2004:120). Dalam
penelitian ini uji reliabilitas dilakukan menggunakan metode Cronbach’s Alpha
dengan menggunakan bantuan program SPSS for Windows versi 16.
Dalam penelitian ini reliabilitas dilakukan dengan metode one shot,
dimana pengukuran hanya sekali dilakukan dan kemudian hasilnya dibandingkan
dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban. Dalam
pengukurannya, one shot akan dilakukan dengan analisis Cronbach Alpha
(Nunnally, dalam Ghozali, 2005). Menurut Hair et.al (1998), suatu instrumen
dinyatakan reliabel jika hasil Cronbach Alpha menunjukkan nilai ≥ 0.70. Kriteria
Cronbach Alpha yang lain dikemukakan oleh Sekaran (2006) sebagai berikut :
1. Nilai Alpha 0.8 – 1.0 dikategorikan reliabilitas baik
2. Nilai Alpha 0.6 – 0.79 dikategorikan reliabilitas dapat diterima
3. Nilai Alpha ≤ 0.6 dikategorikan reliabilitas kurang baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
Dari hasil pengujian reliabilitas variabel dengan menggunakan bantuan
program SPSS for Windows versi 16 didapatkan nilai Cronbach’s Alpha masing-
masing variabel sebagai berikut:
Tabel IV.13
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan Emotional Dissonance 0,910 Baik Kelelahan 0,811 Baik Ketidakterlibatan 0,816 Baik Persepsi dukungan organisasi
0,814 Baik
Otonomi kerja 0,685 Dapat diterima Sumber: Data primer yang diolah
Dari tabel IV.18 dapat diketahui bahwa hampir semua variabel mempunyai
reliabilitas yang baik karena nilai Cronbach’s alpha-nya ada di antara 0,80
sampai 1. Khusus untuk variabel otonomi kerja, mempunyai nilai Cronbach’s
alpha di bawah 0,80 tetapi variabel tersebut masih memiliki reliabilitas yang
dikategorikan dapat diterima.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
E. Uji Hipotesis
Untuk menguji pengaruh antara variabel emotional dissonance, burnout,
persepsi dukungan organisasi, dan otonomi kerja, peneliti menggunakan uji
Moderated Multiple Regresion. Tujuan dari pengujian Moderated Multiple
Regresion ini adalah untuk menguji apakah variabel persepsi dukungan organisasi
dan otonomi pekerjaan moderasi pengaruh variabel emotional dissonance pada
burnout dalam dimensi kelelahan dan ketidakterlibatan. Data dapat diolah dengan
bantuan komputer program SPSS 16.0.
1. Pengaruh Emotional Dissonance pada burnout dalam dimensi Kelelahan dan
Ketidakterlibatan
a. Pengaruh Emotional Dissonance pada burnout dalam dimensi Kelelahan
Hipotesis pertama atau H1 (a) menguji pengaruh emotional
dissonance pada burnout dalam dimensi kelelahan. Hasil uji regresi
Pengaruh Emotional Dissonance pada burnout dalam dimensi Kelelahan
dapat dilihat pada Tabel IV.14 berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
Tabel IV.14
Hasil Uji Regresi Pengaruh Emotional Dissonance pada Burnout dalam
dimensi Kelelahan
Coefficientsa
Variabel
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t- statistik Sig. B Std. Error Beta
Konstanta 13.323 1.808 7.370 .000
ED .341 .089 .347 3.847 .000
Adjusted R2 0.112
.Dependent Variable: KELELAHAN
Sumber: Data primer yang diolah
Hasil Uji Regresi pada Tabel IV.14 menunjukkan bahwa koefisien
variabel emotional dissonance adalah sebesar 0.347 dan signifikansinya
sebesar 0.000. Pengujian memberikan hasil yang signifikan (p<0.001),
maka dapat disimpulkan bahwa emotional dissonance berpengaruh positif
pada burnout dalam dimensi kelelahan. Artinya, apabila ketidaksesuaian
emosi tinggi maka burnout dalam dimensi kelelahan juga akan semakin
tinggi. Berdasarkan hasil pengujian tersebut, maka hipotesis pertama atau
H1(a) dalam penelitian ini didukung. Pada pengujian tersebut
menunjukkan nilai Adjusted R2 sebesar 0.112, artinya bahwa variabel
emotional dissonance mampu menjelaskan variasi perubahan variabel
burnout dalam dimensi kelelahan sebesar 11.2% dan sisanya sebesar
88.8% diterangkan oleh sebab-sebab di luar model. Hasil penelitian ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
konsisten dengan penelitian Karatepe. (2011) dan penelitian Heuven dan
Demerouti (2003).
b. Pengaruh Emotional Dissonance pada burnout dalam dimensi
Ketidakterlibatan
Hipotesis pertama atau H1(b) menguji pengaruh emotional
dissonance pada burnout dalam dimensi ketidakterlibatan. Hasil uji
regresi Pengaruh Emotional Dissonance pada burnout dalam dimensi
Ketidakterlibatan dapat dilihat pada Tabel IV.14 berikut ini:
Tabel IV.15
Hasil Uji Regresi Pengaruh Emotional Dissonance pada Burnout dalam
dimensi Ketidakterlibatan
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t - statistik Sig. B Std. Error Beta
Konstanta 9.172 1.274 7.199 .000
ED .291 .062 .409 4.661 .000
Adjusted R2 0.167
Dependent Variable:
KETIDAKTERLIBATAN
Sumber: Data primer yang diolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
Hasil Uji Regresi pada Tabel IV.15 menunjukkan bahwa koefisien
variabel emotional dissonance adalah sebesar 0.409 dan signifikansinya
sebesar 0.000. Pengujian memberikan hasil yang signifikan (p<0.001),
maka dapat disimpulkan bahwa emotional dissonance berpengaruh positif
pada burnout dalam dimensi ketidakterlibatan. Artinya, apabila
ketidaksesuaian emosi tinggi maka burnout dalam dimensi
ketidakterlibatan juga akan semakin tinggi. Berdasarkan hasil pengujian
tersebut, maka hipotesis pertama atau H1(b) dalam penelitian ini
didukung. Pada pengujian tersebut menunjukkan nilai Adjusted R2 sebesar
0.167, artinya bahwa variabel emotional dissonance mampu menjelaskan
variasi perubahan variabel burnout dalam dimensi ketidakterlibatan
sebesar 16.7% dan sisanya sebesar 83.3% diterangkan oleh sebab-sebab di
luar model. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Karatepe.
(2011).
2. Pengaruh emotional dissonance pada burnout dalam dimensi kelelahan dan
ketidakterlibatan dimoderasi oleh persepsi dukungan organisasi
a. Pengaruh emotional dissonance pada burnout dalam dimensi kelelahan
dimoderasi oleh persepsi dukungan organisasi
Hipotesis kedua atau H2 (a) menguji peranan persepsi dukungan
organisasi yang memoderasi pengaruh emotional dissonance pada burnout
dalam dimensi kelelahan. Untuk menentukan peranan persepsi dukungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
organisasi yang memoderasi pengaruh emotional dissonance pada burnout
dalam dimensi kelelahan digunakan Moderated Regression Analysis.
Berdasarkan hasil regresi diperoleh nilai persamaan berikut ini :
Y = β0 + β1X1 + β3X3 + β4X1*X3 + e
Y = 19.900+ 0.93X1 - 0.366X3 + 0.406X1*X3
Hasil uji Moderated Regression Analysis (MRA) persepsi
dukungan organisasi yang memoderasi pengaruh emotional dissonance
pada burnout dalam dimensi kelelahan dapat dilihat pada Tabel IV.16
berikut ini:
Tabel IV.16
Hasil Uji Moderated Regression Analysis (MRA)
persepsi dukungan organisasi memoderasi pengaruh emotional dissonance pada
burnout dalam dimensi kelelahan
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t-statistik Sig. B Std. Error Beta
Konstanta 19.900 5.503 3.616 .000
ED .092 .257 .093 .357 .722
PDO -.539 .426 -.366 -1.265 .209
Interact X1*X3 .021 .020 .406 1.049 .296
Adjusted R2 0.111
Dependent Variable: KELELAHAN
Sumber: Data primer yang diolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
Hasil Uji Moderated Regression Analysis (MRA) pada Tabel
IV.16 menunjukkan bahwa koefisien variabel interact X1*X3 adalah
sebesar 0.406 dan signifikansinya sebesar 0.296. Pengujian memberikan
hasil yang tidak signifikan (p>0.05), maka dapat disimpulkan bahwa
persepsi dukungan organisasi bukan merupakan variabel yang
memoderasi pengaruh emotional dissonance pada burnout dalam dimensi
kelelahan. Berdasarkan hasil pengujian tersebut, maka hipotesis kedua
atau H2 (a) dalam penelitian ini tidak didukung. Hasil penelitian ini
konsisten dengan penelitian Karatepe (2011).
b. Pengaruh emotional dissonance pada burnout dalam dimensi
ketidakterlibatan dimoderasi oleh persepsi dukungan organisasi
Hipotesis kedua atau H2 (b) menguji peranan persepsi dukungan
organisasi yang memoderasi pengaruh emotional dissonance pada burnout
dalam dimensi ketidakterlibatan. Untuk menentukan peranan persepsi
dukungan organisasi yang memoderasi pengaruh emotional dissonance
pada burnout dalam dimensi ketidakterlibatan digunakan Moderated
Regression Analysis.
Berdasarkan hasil regresi diperoleh nilai persamaan berikut ini :
Y = β0 + β1X1 + β3X3 + β4X1*X3 + e
Y = 12.822+ 0.270X1 - 0.280X3 - 0.227X1*X3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
Hasil uji Moderated Regression Analysis (MRA) persepsi
dukungan organisasi yang memoderasi pengaruh emotional dissonance
pada burnout dalam dimensi ketidakterlibatan dapat dilihat pada Tabel
IV.17 berikut ini:
Tabel IV.17
Hasil Uji Moderated Regression Analysis (MRA)
persepsi dukungan organisasi memoderasi pengaruh emotional dissonance pada
burnout dalam dimensi ketidakterlibatan
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t-statistik Sig. B Std. Error Beta
Konstanta 12.822 3.873 3.311 .001
ED .192 .181 .270 2.207 .039
PDO -.299 .300 -.280 -2.997 .021
Interact XI*X3 -.008 .014 -.227 -2.604 .035
Adjusted R2 0.176
Dependent Variable:
KETIDAKTERLIBATAN
Sumber: Data primer yang diolah
Hasil Uji Moderated Regression Analysis (MRA) pada Tabel
IV.17 menunjukkan bahwa koefisien variabel interact X1*X3 adalah
sebesar -0.227 yang artinya, persepsi dukungan organisasi mempunyai
hubungan negatif dengan emotional dissonance dalam dimensi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
ketidakterlibatan dan signifikansinya sebesar 0.035. Pengujian
memberikan hasil yang signifikan (p<0.05), maka dapat disimpulkan
bahwa persepsi dukungan organisasi merupakan variabel yang
memoderasi pengaruh emotional dissonance pada burnout dalam dimensi
ketidakterlibatan. Artinya, apabila persepsi dukungan organisasi dalam
organisasi tinggi, maka emotional dissonance akan rendah dan burnout
dapat diminimalisir. Jadi, pengaruh emotional dissonance pada burnout
dalam dimensi ketidakterlibatan akan semakin rendah. Berdasarkan hasil
pengujian tersebut, maka hipotesis kedua atau H2 (b) dalam penelitian ini
didukung. Pada pengujian tersebut menunjukkan nilai Adjusted R2 sebesar
0.176, artinya bahwa variabel emotional dissonance dimoderasi oleh
persepsi dukungan organisasi mampu menjelaskan variasi perubahan
variabel burnout dalam dimensi ketidakterlibatan sebesar 17.6% dan
sisanya sebesar 82.4% diterangkan oleh sebab-sebab di luar model. Hasil
penelitian ini konsisten dengan penelitian Karatepe (2011).
3. Pengaruh emotional dissonance pada burnout dalam dimensi kelelahan
ketidakterlibatan dimoderasi oleh otonomi pekerjaan
a. Pengaruh emotional dissonance pada burnout dalam dimensi kelelahan
dimoderasi oleh otonomi pekerjaan
Hipotesis ketiga atau H3 (a) menguji peranan otonomi pekerjaan
yang memoderasi pengaruh emotional dissonance pada burnout dalam
dimensi kelelahan. Untuk menentukan peranan otonomi pekerjaan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
memoderasi pengaruh emotional dissonance pada burnout dalam dimensi
kelelahan digunakan Moderated Regression Analysis.
Berdasarkan hasil regresi diperoleh nilai persamaan berikut ini :
Y = β0 + β1X1 + β3X3 + β4X1*X3 + e
Y = 20.147+ 0.071X1 - 0.416X3 + 0.426X1*X3
Hasil uji Moderated Regression Analysis (MRA) otonomi
pekerjaan yang memoderasi pengaruh emotional dissonance pada burnout
dalam dimensi kelelahan dapat dilihat pada Tabel IV.18 berikut ini:
Tabel IV.18
Hasil Uji Moderated Regression Analysis (MRA)
Otonomi pekerjaan memoderasi pengaruh emotional dissonance pada burnout
dalam dimensi kelelahan
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t-statistik Sig. B Std. Error Beta
(Constant) 20.417 5.380 3.795 .000
ED .070 .256 .071 .273 .785
OP -.720 .517 -.416 -1.392 .167
Interact X1*X3 .028 .025 .426 1.120 .265
Adjusted R2 0.116
Dependent Variable: KELELAHAN
Sumber: Data primer yang diolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
Hasil Uji Moderated Regression Analysis (MRA) pada Tabel
IV.18 menunjukkan bahwa koefisien variabel interact X1*X3 adalah
sebesar 0.426 dan signifikansinya sebesar 0.265. Pengujian memberikan
hasil yang tidak signifikan (p>0.05), maka dapat disimpulkan bahwa
otonomi pekerjaan bukan merupakan variabel yang memoderasi pengaruh
emotional dissonance pada burnout dalam dimensi kelelahan. Berdasarkan
hasil pengujian tersebut, maka hipotesis kedua atau H3 (a) dalam
penelitian ini tidak didukung. Hasil penelitian ini konsisten dengan
penelitian Karatepe (2011) dan penelitian Kim dan Stoner (2008).
b. Pengaruh emotional dissonance pada burnout dalam dimensi
ketidakterlibatan dimoderasi oleh otonomi pekerjaan
Hipotesis ketiga atau H3 (b) menguji peranan otonomi pekerjaan
yang memoderasi pengaruh emotional dissonance pada burnout dalam
dimensi ketidakterlibatan. Untuk menentukan peranan otonomi pekerjaan
yang memoderasi pengaruh emotional dissonance pada burnout dalam
dimensi ketidakterlibatan digunakan Moderated Regression Analysis.
Berdasarkan hasil regresi diperoleh nilai persamaan berikut ini :
Y = β0 + β1X1 + β3X3 + β4X1*X3 + e
Y = 12.967+ 0.237X1 - 0.306)X3 - 0.264X1*X3
Hasil uji Moderated Regression Analysis (MRA) otonomi
pekerjaan yang memoderasi pengaruh emotional dissonance pada burnout
dalam dimensi ketidakterlibatan dapat dilihat pada Tabel IV.19 berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
Tabel IV.19
Hasil Uji Moderated Regression Analysis (MRA)
Otonomi pekerjaan memoderasi pengaruh emotional dissonance pada burnout
dalam dimensi ketidakterlibatan
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t-statistik Sig. B Std. Error Beta
Konstanta 12.967 3.799 3.413 .001
ED .169 .181 .237 2.934 .035
OP -.383 .365 -.306 -1.049 .296
Interact X1*X3 -.012 .017 -.264 -2.712 .043
Adjusted R2 0.318
Dependent Variable:
KETIDAKTERLIBATAN
Sumber: Data primer yang diolah
Hasil Uji Moderated Regression Analysis (MRA) pada Tabel
IV.19 menunjukkan bahwa koefisien variabel interact X1*X3 adalah
sebesar -0.264 yang artinya, otonomi pekerjaan mempunyai hubungan
yang negatif dengan emotional dissonance dalam dimensi
ketidakterlibatan dan signifikansinya sebesar 0.043. Pengujian
memberikan hasil yang signifikan (p<0.05), maka dapat disimpulkan
bahwa otonomi pekerjaan merupakan variabel yang memoderasi pengaruh
emotional dissonance pada burnout dalam dimensi ketidakterlibatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
Artinya, apabila otonomi tinggi, maka emotional dissonance akan rendah
dan burnout dapat diminimalisir. Jadi, pengaruh emotional dissonance
pada burnout dalam dimensi ketidakterlibatan akan semakin rendah.
Berdasarkan hasil pengujian tersebut, maka hipotesis kedua atau H3 (b)
dalam penelitian ini didukung. Pada pengujian tersebut menunjukkan
nilai Adjusted R2 sebesar 0.318, artinya bahwa variabel emotional
dissonance dimoderasi otonomi pekerjaan mampu menjelaskan variasi
perubahan variabel burnout dalam dimensi ketidakterlibatan sebesar
31.8% dan sisanya sebesar 68.2% diterangkan oleh sebab-sebab di luar
model. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Karatepe (2011).
F. Pembahasan
Berikut adalah pembahasan untuk setiap hipotesis dalam penelitian ini:
1. Hipotesis 1
Emotional Dissonance akan mempengaruhi burnout pada dimensi (a)
kelelahan dan (b) ketidakterlibatan.
Hipotesis ini menguji apakah Emotional dissonance akan secara
positif berpengaruh pada burnout dalam dimensi kelelahan dan
ketidakterlibatan. Dapat dilihat pada tabel IV.14 dan IV.15 dimana pada tabel
IV.14 β signifikan pada (p<0,001). Maka dapat disimpulkan H1 (a)
didukung. Artinya, secara statistik dapat ditunjukkan bahwa emotional
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
dissonance mempunyai pengaruh langsung dan positif pada burnout dalam
dimensi kelelahan. Dimana semakin tinggi emotional dissonance maka
burnout dalam dimensi kelelahan juga akan semakin tinggi, dan jika
emotional dissonance semakin kecil, burnout dalam dimensi kelelahan juga
akan semakin kecil pula. Hasil ini mendukung penelitian Karatepe (2011)
yang mengungkapkan bahwa emotional dissonance mempunyai pengaruh
positif pada burnout dalam dimensi kelelahan. Penelitian Heuven dan
Demerouti (2003) juga menemukan bahwa emotional dissonance memiliki
pengaruh yang signifikan pada burnout dalam dimensi kelelahan.
Pada tabel IV.15 β signifikan pada (p<0,001). Maka dapat disimpulkan
H1 (b) didukung. Artinya secara statistik dapat ditunjukkan bahwa emotional
dissonance mempunyai pengaruh langsung dan positif pada burnout dalam
dimensi ketidakterlibatan. Dimana semakin tinggi emotional dissonance maka
burnout dalam dimensi ketidakterlibatan juga akan semakin tinggi, dan jika
emotional dissonance semakin kecil, burnout dalam dimensi ketidakterlibatan
juga akan semakin kecil pula. Hasil ini mendukung penelitian Karatepe (2011)
yang mengungkapkan bahwa emotional dissonance mempunyai pengaruh
positif pada burnout dalam dimensi ketidakterlibatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
2. Hipotesis 2
Persepsi tentang dukungan organisasi memoderasi pengaruh Emotional
dissonance pada burnout pada dimensi (a) kelelahan dan (b) ketidakterlibatan.
Hipotesis ini menguji apakah persepsi dukungan organisasi akan
memoderasi pengaruh emotional dissonance pada burnout . Dapat dilihat pada
tabel IV.16 dan IV.17 dimana pada tabel IV.16 β tidak signifikan pada (p>
0,05). Maka dapat disimpulkan H2 (a) tidak didukung. Dengan kata lain,
persepsi dukungan organisasi tidak memoderasi pengaruh emotional
dissonance pada burnout dalam dimensi kelelahan. Hasil ini mendukung
penelitian Karatepe (2011) yang menunjukkan bahwa persepsi dukungan
organisasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengaruh
emotional dissonance pada burnout dalam dimensi kelelahan. Hal ini
dimungkinkan karena di dalam analisis deskriptif variabel emotional
dissonance dan kelelahan dalam tingkat yang rendah dan persepsi dukungan
organisasi tinggi. Variabel – variabel emotional dissonance dan kelelahan
kurang begitu tampak pada karyawan BNI cabang Surakarta. Jadi, pengaruh
persepsi dukungan organisasi yang menyebabkan emotional dissonance dan
kelelahan tidak begitu dirasakan bahkan tidak berpengaruh pada karyawan
BNI cabang Surakarta. Hal ini perlu diperhatikan oleh pihak manajemen
untuk berupaya meningkatkan sosialisasi organisasi yang sudah ada dan dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
juga mengadakan program – program pelatihan yang dapat mengurangi
kelelahan kerja.
Pada tabel IV.17 β signifikan pada (p<0,05). Maka dapat disimpulkan
H2 (b) didukung. Artinya secara statistik dapat ditunjukkan bahwa persepsi
dukungan organisasi memoderasi pengaruh emotional dissonance pada
burnout dalam dimensi ketidakterlibatan. Dimana, jika persepsi dukungan
organisasi rendah maka emotional dissonance akan semakin tinggi dan
burnout dalam dimensi ketidakterlibatan akan semakin kuat pula. Sebaliknya,
jika persepsi dukungan organisasi tinggi maka emotional dissonance akan
semakin kecil dan burnout dalam dimensi ketidakterlibatan dapat
diminimalisir. Hasil ini mendukung penelitian Karatepe (2011) yang
menunjukkan bahwa persepsi dukungan organisasi memoderasi pengaruh
emotional dissonance pada burnout dalam dimensi ketidakterlibatan.
3. Hipotesis 3
Otonomi pekerjaan memoderasi pengaruh emotional dissonance pada burnout
pada dimensi (a) kelelahan dan (b) ketidakterlibatan.
Hipotesis ini menguji apakah otonomi pekerjaan akan memoderasi
pengaruh emotional dissonance pada burnout dalam dimensi kelelahan dan
ketidakterlibatan. Dapat dilihat pada tabel IV.18 dan IV.19 dimana pada tabel
IV.18 β tidak signifikan pada (p>0,05). Maka dapat disimpulkan H3 (a)
tidak didukung. Artinya, otonomi pekerjaan tidak memoderasi pengaruh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
emotional dissonance pada burnout dalam dimensi kelelahan. Hasil ini
mendukung penelitian Karatepe (2011) yang menunjukkan bahwa otonomi
pekerjaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengaruh
emotional dissonance pada burnout dalam dimensi kelelahan. Penelitian Kim
dan Stoner (2008) juga menunjukkan bahwa otonomi pekerjaan dan dukungan
sosial berhubungan negatif terhadap keinginan untuk pindah, tetapi bukan
pada burnout. Hal ini dimungkinkan karena di dalam hasil analisis deskriptif
menunjukkan variabel emotional dissonance dan kelelahan yang rendah,
sedangkan otonomi pekerjaan tinggi. Variabel emotional dissonance dan
kelelahan kurang begitu nampak pada karyawan meskipun dengan adanya
otonomi pekerjaan yang tinggi sekalipun. Oleh karena itu, otonomi pekerjaan
tidak mempunyai pengaruh yang begitu besar pada tingkat emotional
dissonance dan kelelahan karyawan BNI cabang Surakarta.
Pada tabel IV.19 β signifikan pada (p<0,05). Maka dapat disimpulkan
H3 (b) didukung. Dengan kata lain, secara statistik dapat ditunjukkan bahwa
otonomi pekerjaan memoderasi pengaruh emotional dissonance pada burnout
dalam dimensi ketidakterlibatan. Dimana, jika otonomi pekerjaan rendah
maka emotional dissonance akan semakin tinggi dan burnout dalam dimensi
ketidakterlibatan akan semakin kuat pula. Sebaliknya, jika otonomi pekerjaan
tinggi maka emotional dissonance akan semakin kecil dan burnout dalam
dimensi ketidakterlibatan dapat diminimalisir. Hasil ini mendukung penelitian
Karatepe (2011) yang menunjukkan bahwa otonomi pekerjaan memoderasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
pengaruh emotional dissonance pada burnout dalam dimensi
ketidakterlibatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
Pada Bab V ini akan disajikan simpulan dari hasil penelitian yang telah
dilakukan. Simpulan ini didasarkan pada hasil analisis data yang telah dilakukan
dan akan menjawab permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya sesuai
dengan tujuan penelitian ini. Selain itu juga akan dikemukakan keterbatasan
penelitian serta saran-saran yang diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi
semua pihak yang berkepentingan.
A. Simpulan
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh
Karatepe (2011). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada Bank BNI
46 cabang Surakarta, mengenai pengaruh emotional dissonance pada burnout
dengan persepsi dukungan organisasi dan otonomi kerja sebagai pemoderasi
maka dapat diambil kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan analisis deskriptif tanggapan responden mengenai emotional
dissonance secara umum dapat dikatakan bahwa karyawan BNI cabang
Surakarta memiliki ketidakseimbanagan emosi yang rendah.
2. Berdasarkan analisis deskriptif tanggapan responden mengenai kelelahan
karyawan secara umum dapat dikatakan bahwa karyawan BNI cabang
Surakarta memiliki tingkat kelelahan yang rendah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
3. Berdasarkan analisis deskriptif tanggapan responden mengenai
keterlibatan karyawan secara umum dapat dikatakan bahwa karyawan BNI
cabang Surakarta memiliki tingkat keterlibatan yang rendah.
4. Berdasarkan analisis deskriptif tanggapan responden mengenai persepsi
karyawan tentang dukungan organisasi secara umum dapat dikatakan
bahwa karyawan BNI cabang Surakarta memiliki tingkat persepsi
dukungan organisasi yang tinggi.
5. Berdasarkan analisis deskriptif tanggapan responden mengenai otonomi
pekerjaan secara umum dapat dikatakan bahwa karyawan BNI cabang
Surakarta memiliki otonomi pekerjaan yang tinggi.
6. Hasil analisis menunjukkan bahwa emotional dissonance secara positif
berpengaruh pada burnout dalam dimensi kelelahan dan ketidakterlibatan.
Maka dapat disimpulkan H1 (a) dan H1 (b) didukung. Artinya karyawan
dengan emotional dissonance yang rendah berpengaruh positif pada
burnout dalam dimensi kelelahan dan ketidakterlibatan yang kecil pula.
Hal ini sesuai dengan penelitian Karatepe (2011).
7. Hasil analisis menunjukkan bahwa persepsi dukungan organisasi tidak
memoderasi pengaruh emotional dissonance pada burnout dalam dimensi
kelelahan dan persepsi dukungan organisasi memoderasi pengaruh
emotional dissonance pada burnout dalam dimensi ketidakterlibatan.
Maka dapat disimpulkan H2 (a) tidak didukung Artinya tinggi rendahnya
persepsi dukungan organisasi tidak mempengaruhi pengaruh emotional
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
dissonance pada burnout dalam dimensi kelelahan. Hal ini sesuai dengan
penelitian Karatepe (2011).
H2 (b) didukung. Artinya karyawan dengan persepsi dukungan
organisasi yang tinggi akan mengakibatkan emotional dissonance yang
rendah dan berpengaruh pada burnout dalam dimensi ketidakterlibatan
yang kecil pula. Hal ini sesuai dengan penelitian Karatepe (2011).
8. Hasil analisis menunjukkan bahwa otonomi pekerjaan tidak memoderasi
pengaruh emotional dissonance pada burnout dalam dimensi kelelahan
dan otonomi pekerjaan memoderasi pengaruh emotional dissonance pada
burnout dalam dimensi ketidakterlibatan. Maka dapat disimpulkan H3 (a)
tidak didukung Artinya tinggi rendahnya otonomi pekerjaan tidak
mempengaruhi pengaruh emotional dissonance pada burnout dalam
dimensi kelelahan. Hal ini sesuai dengan penelitian Karatepe (2011).
H3 (b) didukung karyawan dengan otonomi pekerjaan yang tinggi akan
mengakibatkan emotional dissonance yang rendah dan berpengaruh pada
burnout dalam dimensi ketidakterlibatan yang kecil pula. Hal ini sesuai
dengan penelitian Karatepe (2011).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
B. Keterbatasan Penelitian
1. Pada penelitian ini tidak dilakukan pre-test dalam penyebaran kuesioner
yang disebabkan karena keterbatasan waktu serta peraturan dari
perusahaan. Hal ini mengakibatkan adanya indikator pertanyaan yang
tidak valid sehingga harus dikeluarkan dalam analisis selanjutnya.
2. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah BNI cabang Surakarta
dengan sampel responden hanya sebatas karyawan BNI cabang Surakarta
sehingga hasilnya hanya berlaku untuk objek tersebut dan tidak dapat
digeneralisasikan untuk objek lain.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti
memberikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Saran Akademis:
a. Tidak dilakukannya pre-test dalam penyebaran kuesioner
menyebabkan adanya beberapa indikator yang harus dikeluarkan
dalam analisis berikutnya. Disarankan untuk penelitian yang akan
datang sebaiknya melakukan pre-test untuk memperkecil kemungkinan
indikator-indikator yang tidak valid.
b. Penelitian selanjutnya sebaiknya dilakukan pada bidang perbankan
dengan populasi beberapa perusahaan, supaya dapat membandingkan
hasil yang diperoleh. Di samping itu penelitian selanjutnya dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
dilakukan pada jenis industri lain, supaya didapatkan hasil yang
bervariasi.
2. Saran Praktis:
a. Emotional dissonance memiliki hubungan yang positif pada burnout
dalam dimensi kelelahan dan ketidakterlibatan. Oleh karena itu, BNI
cabang Surakarta harus meningkatkan upaya sosialisasi organisasi
yang sudah ada. Hal tersebut dapat dilakukan dengan komunikasi yang
lebih baik agar bisa memperbaiki pemahaman karyawan terhadap
situasi – situasi yang menyebabkan kelelahan kerja, dan program –
program latihan dapat diselenggarakan untuk mengembangkan
ketrampilan dan sikap dalam menangani kelelahan kerja. Adapun
pelayanan konseling mungkin merupakan cara paling efektif untuk
membantu para karyawan menghadapi stress dan kelelahan kerja,
b. Persepsi dukungan organisasi memiliki hubungan negatif dengan
pengaruh emotional dissonance pada burnout dalam dimensi
ketidakterlibatan. Oleh karena itu, BNI cabang Surakarta harus
meningkatkan suasana yang bersahabat agar karyawan dapat saling
membantu dalam pekerjaan, dan peran serta organisasi yang
menghargai kontribusi dan peduli dengan kesejahteraan karyawan.
Selain itu, individu akan merasa bahwa organisasi mereka bersifat
suportif ketika penghargaan dipertimbangkan dengan adil, karyawan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
mempunyai suara dalam pengambilan keputusan, dan pengawas
mereka dianggap supportif.
c. Otonomi pekerjaan memiliki hubungan negatif dengan pengaruh
emotional dissonance pada burnout dalam dimensi ketidakterlibatan.
Oleh karena itu, BNI cabang Surakarta harus meningkatkan
kebebasan, kemandirian dan keleluasaan yang cukup besar kepada
karyawan dalam menjadwalkan pekerjaan mereka dan dalam
menentukan prosedur-prosedur yang digunakan. Karena, ketersediaan
otonomi pekerjaan dalam organisasi memberikan jaminan yang kuat
bagi karyawan bahwa manajer mereka memiliki kepercayaan terhadap
keterampilan dan kemampuan karyawan untuk menjalankan tugas.