homework dr.dian, sp.tht

13
7/21/2019 Homework Dr.dian, Sp.tht http://slidepdf.com/reader/full/homework-drdian-sptht 1/13 7. Macam-macam pemeriksaan penala a. Definisi Rinne Membandingkan hantaran melalui udara dan hantaran melalui tulang pada telinga yang diperiksa. Weber Tes pendengaran untuk membandingkan hantaran tulang pada telinga kiri dengan telinga kanan. Schwabach Membandingkan hantaran tulang orang yang diperiksa dengan pemeriksa yang pendengarannya normal. Referensi Soepardi! "fiaty #rsyad dkk.  Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher edisi 6  .$akarta %&'(. )**7  b. +ara-cara pemeriksaan Rinne ,enala digetarkan!tangkainya diletakkan di prosesus mastoid! setelah tidak terdengar penala dipegang didepan telinga kira-kira ) cm. bila masih terdengar disebut rinne /0 dan bila tidak terdengar Rinne -0 Weber ,enala digetarkan dan tangkai penala diletakkan di garis tengah kepala 1erte2! dahi! pangkal hidung! ditengah-tengah gigi seri atau dagu0. #pabila terdengar lebih keras pada salah satu telinga disebut weber lateralisasi ke telinga tersebut. 3ila tidak dapat dibedakan kearah telinga mana bunyi terdengar lebih keras disebut weber tidak ada lateralisasi Schwabach ,enala digetarkan! tangkai penala diletakkan pada prosesus mastoideus sampai tidak terdengar bunyi. &emudian tangkai penala segera dipindahkan pada prosesus mastoideus pemeriksa yang pendengarannya normal. 3ila pemeriksa dapat mendengar disebut schwabach memendek!  bila pemeriksa tidak dapat mendengar! pemeriksaan dapat diulang dengan cara sebaliknya yaitu penala diletakkan pada prosesus mastoideus  pemeriksa terlebih dahulu. 3ila pasien masih dapat mendengar bunyi disebut schwabach meman4ang dan bila pasien dan pemeriksa kira-kira sama-sama mendengarnya disebut dengan schwabach sama dengan  pemeriksa.

Upload: rannie-nayoko

Post on 04-Mar-2016

220 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

THT

TRANSCRIPT

Page 1: Homework Dr.dian, Sp.tht

7/21/2019 Homework Dr.dian, Sp.tht

http://slidepdf.com/reader/full/homework-drdian-sptht 1/13

7. Macam-macam pemeriksaan penala

a. Definisi

• Rinne

Membandingkan hantaran melalui udara dan hantaran melalui tulang pada

telinga yang diperiksa.

• Weber 

Tes pendengaran untuk membandingkan hantaran tulang pada telinga kiri

dengan telinga kanan.

• Schwabach

Membandingkan hantaran tulang orang yang diperiksa dengan pemeriksa

yang pendengarannya normal.

Referensi Soepardi! "fiaty #rsyad dkk.  Buku Ajar Ilmu Kesehatan

Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher edisi 6  .$akarta %&'(. )**7

 b. +ara-cara pemeriksaan

• Rinne,enala digetarkan!tangkainya diletakkan di prosesus mastoid! setelah tidak 

terdengar penala dipegang didepan telinga kira-kira ) cm. bila masih

terdengar disebut rinne /0 dan bila tidak terdengar Rinne -0

• Weber 

,enala digetarkan dan tangkai penala diletakkan di garis tengah kepala

1erte2! dahi! pangkal hidung! ditengah-tengah gigi seri atau dagu0.

#pabila terdengar lebih keras pada salah satu telinga disebut weber 

lateralisasi ke telinga tersebut. 3ila tidak dapat dibedakan kearah telingamana bunyi terdengar lebih keras disebut weber tidak ada lateralisasi

• Schwabach

,enala digetarkan! tangkai penala diletakkan pada prosesus mastoideus

sampai tidak terdengar bunyi. &emudian tangkai penala segera

dipindahkan pada prosesus mastoideus pemeriksa yang pendengarannya

normal. 3ila pemeriksa dapat mendengar disebut schwabach memendek!

 bila pemeriksa tidak dapat mendengar! pemeriksaan dapat diulang dengan

cara sebaliknya yaitu penala diletakkan pada prosesus mastoideus pemeriksa terlebih dahulu. 3ila pasien masih dapat mendengar bunyi

disebut schwabach meman4ang dan bila pasien dan pemeriksa kira-kira

sama-sama mendengarnya disebut dengan schwabach sama dengan

 pemeriksa.

Page 2: Homework Dr.dian, Sp.tht

7/21/2019 Homework Dr.dian, Sp.tht

http://slidepdf.com/reader/full/homework-drdian-sptht 2/13

Referensi Soepardi! "fiaty #rsyad dkk. Buku Ajar Ilmu Kesehatan

Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher edisi 6  .$akarta %&'(. )**7c. 5asil masing-masing

• Rinne

3ila masih terdengar disebut rinne /0 dan bila tidak terdengar Rinne -0

#da 6 interpretasi dari hasil tes rinne

 ormal

tes rinne positif 

Tuli konduksi

tes rine negatif

getaran dapat

didengar melalui

tulang lebih

lama0

Tuli persepsi! terdapat 6

kemungkinan

• 3ila pada posisi (( penderita masih

mendengar bunyi getaran garpu tala

• $ika posisi (( penderita ragu-ragu

mendengar atau tidak tes rinne /8-0

•,seudo negatif ter4adi pada

 penderita telinga kanan tuli persepsi

 pada posisi ( yang mendengar 4ustru

telinga kiri yang normal sehingga

mula-mula timbul.

• Weber 

Terdengar lebih keras pada salah satu telinga disebut weber lateralisasi ke

telinga tersebut. 3ila tidak dapat dibedakan kearah telinga mana bunyi

terdengar lebih keras disebut weber tidak ada lateralisasi.

Page 3: Homework Dr.dian, Sp.tht

7/21/2019 Homework Dr.dian, Sp.tht

http://slidepdf.com/reader/full/homework-drdian-sptht 3/13

• Schwabach

3ila pasien masih dapat mendengar bunyi disebut schwabach meman4ang

dan bila pasien dan pemeriksa kira-kira sama-sama mendengarnya disebut

dengan schwabach sama dengan pemeriksa.

 ormal sama dengan pemeriksaTuli konduktif meman4ang

Tuli sensorineural memendek 

d. Table ringkasan penala

T"S R(" T"S W"3"R T"S S+5W#3#+5 D(#9:S(S

,ositif Tidak ada lateralisasi Sama dengan pemeriksa ormal

 egati1e ;ateralisasi ke telinga yang

sakit

Meman4ang Tuli konduktif  

,ositif ;ateralisasi ke telinga yang

sehat

Memendek Tuli sensorineural

+atatan ,ada tuli konduktif < 6* d3!

Rinne bisa masih positif Referensi Soepardi! "fiaty #rsyad dkk. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung

Tenggorok Kepala Leher edisi 6  .$akarta %&'(. )**7

=. Tuli mendadak 

a. DefinisiTuli yang ter4adi secara- tiba-tiba. $enis ketuliannya adalah sensorineural!

 penyebabnya tidak dapat langsung diketahui! biasanya ter4adi pada satu

telinga.beberapa ahli mendefinisikan tuli mendadak sebagai penurunan

 pendengaran sensorineural 6*d3 atau lebih! paling sedikit tiga frekuensi berturut-

turut pada pemeriksaan audiometri dan berlangsung dalam waktu kurang dari 6

hari.

 b. ,atofisiologi

Page 4: Homework Dr.dian, Sp.tht

7/21/2019 Homework Dr.dian, Sp.tht

http://slidepdf.com/reader/full/homework-drdian-sptht 4/13

(skemia koklea merupakan penyebab utama tuli mendadak. &eadaan ini dapat

disebabkan oleh karena spasme! thrombosis atau perdarahan arteri auditi1a

interna. ,embuluh darah ini merupakan arteri u4ung end artery0! sehingga bila

ter4adi gangguan pembuluh darah ini koklea sangat mudah mengalami kerusakan.

(skemia mengakibatkan degenerasi luas pada sel-sel ganglion stria 1askularis dan

ligament spiralis. &emudian diikuti oleh pembentukan 4aringan ikat dan

 penulangan. &erusakan sel-sel rambut tidak luas dan membrane basal 4arang

terkena.

c. "tiologi3eberapa 4enis 1irus! 1irus parotis! 1irus campak! 1irus influen>a 3 dan

mononucleosis menyebabkan kerusakan pada organ corti! membrane tektoria dan

selubung myelin saraf akustik. &etulian yang ter4adi biasanya berat! terutama

 pada frekuensi sedang dan tinggi.

d. ,enatalaksanaan

• Tirah baring sempurna total bed rest0 istirahat fisik dan mental selama

dua minggu untuk menghilangkan atau mengurangi stress yang besar 

 pengaruhnya pada keadaan kegagalan neuro1ascular.

• ?asodilatansia yang cukup kuat misalnya dengan pemberian complamin

in4eksi.

o 6 2 @)** mg A ampul0 selama 6 hari

o 6 2 B** mg 6 ampul0 selama 6 hari

o 6 2 C** mg ) ampul0 selama 6 hari

o 6 2 6** mg @ ampul0 selama 6 hari

• Disertai dengan pemberian tablet 1asodilator 4enis lain ! mengingat

complamin sudah kurang diproduksi.

• ,rednison kortikosteroid0 A 2 @* mg ) tablet0! tapering offtiap 6 hari

hati-hati pada pasien diabetes melitus0

• ?itamin c ** mg @ 2 @ tablet8hari

•  eurobion neurotonik0 6 2 @tablet 8 @ hari

• Diet rendah garam dan rendah kolesterol

• (nhalasi oksigen A 2 @ menit ) liter8menit0 obat anti1iral sesuai dengan

1irus penyebab

• 5ipertorik oksigen terapi 530

e. ,arameter keberhasilan terapi

Page 5: Homework Dr.dian, Sp.tht

7/21/2019 Homework Dr.dian, Sp.tht

http://slidepdf.com/reader/full/homework-drdian-sptht 5/13

"1aluasi fungsi pendengaran dilakukan setiap minggu selama satu bulan. &allinen

et al @BB70 mendefinisikan perbaikan pendengaran pada tuli mendadak adalah

sebagai berikut

• Sangat baik ! apabila perbaikan lebih dari 6* d3 pada %rekuensi

• Sembuh ! apabila perbaikan ambang pendengaran kurang dari 6* d3 pada

frekuensi )* 5>! ** 5>! @*** 5> dan dibawah ) d3 pada frekuensi

A*** 5>.

• Baik ! apabila rerata perbaikan @*-6* d3 pada frekuensi.

• Tidak ada perbaikan! apabila terdapat perbaikan kurang dari @* d3 pada

frekuensi.

Referensi Soepardi! "fiaty #rsyad dkk.  Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga

 Hidung Tenggorok Kepala Leher edisi 6  .$akarta %&'(. )**7

B. :totoksisitasa. Definisi

&erusakan pada struktur koklea dan atau 1estibuler ditelinga akibat paparan >at

kimia. &erusakan pada struktur-struktur ini yang disebabkan oleh karena

 penggunaan obat-obat tersebut dapat memberikan ge4ala berupa gangguan

 pendengaran! tinitu dan gangguan keseimbangan.

:totoksisitas didefinisikan oleh #merican Speech ;anguage 5earing #ssociation

#S5#0 dan ational +ancer (nstitute +ommon Terminology +riteria %or 

#d1erse "1ent +T+#"0 sebagai

,enurunan sebesar )* d3 atau lebih pada audiometri nada murni pada satu

frekuensi

,enurunan sebesar @* d3 atau lebih pada dua frekuensi yang berdekatan

Tidak ada respon pada pemeriksaan :#" atau 3"R# pada 6 kali pemeriksaan

 berulang dimana sebelumnya ada respon.

Page 6: Homework Dr.dian, Sp.tht

7/21/2019 Homework Dr.dian, Sp.tht

http://slidepdf.com/reader/full/homework-drdian-sptht 6/13

Referensi Mudd ,#. inner "ar ! :toto2icity. #rticle in emedicine . )**=.

#1ailable from http8emedicine.medscape.com8article8=7C7B-o1er1iew

 b. %aktor risiko

• ,emberian terapi dosis tinggi

• &onsentrasi serum tingggi

• Terapi dalam waktu lama

• ,asien usia lan4ut

• ,asien dengan insifisuensi renal

• ,asien dengan kondisi gangguan dengar sebelumnya

• Riwayat keluarga yang mengalami ototoksisitas

• ,asien yang menerima pengobatan loop diuretic

Referensi Mudd ,#. inner "ar ! :toto2icity. #rticle in emedicine . )**=.

#1ailable from http8emedicine.medscape.com8article8=7C7B-o1er1iew

c. $enis obat

• #minoglikosida tuli yang diakibatkan bersifat bilateral dan bernada

tinggi! sesuai dengan kehilangan sel rambut pada putaran basal koklea.

Dapat 4uga ter4adi tuli unilateral dan dapat disertai gangguan 1estibuler.

$enis obat aminoglikosida antara lain streptomisin! neomisin! kanamisin!

gentamisin! tobramisin! amikasin dan yang baru adalah netilmisin dan

sisomisin. etilmisin mempunyai efek sperti gentamisin tetapi sifat

ototoksisitasnya 4auh lebih kecil dibandingkan dengan aminoglikosida

 4enis lain.khusus untuk pemakaian streptomisin memerlukan perhatian

yang lebih. 5al ini harus dilakukan oleh karena streptomisin merupakan

salah satu obat golongan aminoglikosida yang sampai saat ini masih

digunakan sebagai terapi anti-tuberculosa katagori ((.

• "ritromisin ge4ala pemberian eritromisin intra1ena terhadap telinga

adalah kurang pendengaran subyektif tinnitus yang meniup dan kadang-

kadang disertai dengan 1ertigo. ,ernah dilaporkan bahwa ter4adi tulisensorineural nada tinggi bilateral dan tinitus setelah pemberian intra1ena

dosis tinggi . biasanya gangguan pendengaran dapat pulih setelah

 pengobatan dihentikan. #ntibiotika lain seperti 1ankomisin! 1iomisin!

capreomisin! minosiklin dapat mengakibatkan ototoksisitas bila diberkan

 pada pasien yang terganggu fungsi gin4alnya.

Page 7: Homework Dr.dian, Sp.tht

7/21/2019 Homework Dr.dian, Sp.tht

http://slidepdf.com/reader/full/homework-drdian-sptht 7/13

• ;oop deuretics ethycrynic acid ! furosemide dan bumetanide adalah

deuretik yang kuat yang disebut loop diuretic karena dapat menghambat

reabsorbsi elektrolit-elektrolit dan air dari cabang naik dari lengkung

henle. Walaupun diuretic tersebut tersebut hanya memberikan sedikit efek 

samping tetapi menun4ukan dera4at potensi ototoksisitas! terutama bila

diberikan kepada pasien dengan insifisuensi gin4al secara intra1ena.

3iasnaya gangguan pendengaran yang ter4adi ringan! tetapi pada kasus-

kasus tertentu dapat menyebabkan tuli permanen.

• :bat anti inflamasi salisilat termasuk aspirin dapat mengakibatkan tuli

sensorineural berfrekuensi tinggi dan tinitus. Tetapi bila pengobatan

dihentikan pendengaran akan pulih dan tinitus akan menghilang.

• :bat anti malaria kina dan klorokuin adalah obat ant malaria yang sering

digunakan. "fek toksisitasnya berupa gangguan pendengaran dan tinitus.

Tapi bila pengobatan dihentikan biasanya pendengaran akan pulih dan

tinitusnya akan hilang. ,erlu dicatat bahwa kina dan klorokuin dapat

melalui plasenta. ,ernah ada laporan kasus tentang tuli kongenitl dan

hypoplasia koklea karena pengobatan malaria waktu ibu sedang hamil.

• :bat anti tumor ge4ala yang ditimbulkan +(S platinum! sebagai

ototoksisitasnya adalah tuli subyektif! tinitus dan otalgia! tetapi dapat pula

disertai dengan gangguan keseimbangan. Tuli biasanya bilateral dimulai

dengan frekuensi C &5> dan = &5>!kemudian terkena frekuensi yang

lebih rendah. &urang pendengaran biasanya mengakibatkan menurunnya

hasil speech discrimination score. Tinitus biasanya samar-samar. 3ila tuli

ringan pada penghentian pengobatan pendnegaran akan pulih! tetapi bila

 berat biasanya menetap.

• :bat tetes telinga banyak obat tetes telinga mengandung antibiotika

golongan aminoglikosida seperti eomisin dan ,olimiksin 3. ter4adinya

ketulian oleh karena obat tersebut dapat menembus tingkap bundar.

Walaupun membrane tersebut pada manusia lebih tebal 6 2 dibandingkan

 pada hewan percobaan baboon 8 se4enis monyet besar 0 E FC mikron.!

tetapi hasil penelitian masih dapat ditembus obat-obatan

Page 8: Homework Dr.dian, Sp.tht

7/21/2019 Homework Dr.dian, Sp.tht

http://slidepdf.com/reader/full/homework-drdian-sptht 8/13

tersebut.sebetulnya obat-obatan tetes telinga yang mengandung antibiotika

aminoglikosida diperuntukkan untuk infeksi telinga luar.d. ,atofisiologi

#kibat penggunaan obat-obat yang bersifat ototoksik akan dapat menimbulkan

ter4adinya gangguan fungsional pada telinga dalam yang disebabkan telah ter4adi perubahan struktur anatomi pada organ telinga dalam. &erusakan yang

ditimbulkan oleh preparat ototoksik tersebut antara lain adalah Degenerasi stria 1askularis. &elainan patologi ini ter4adi pada penggunaan semua

 4enis obat ototoksik.

Degenerasi sel epitel sensori. &elainan patologi ini ter4adi pada organ corti dan

labirin 1estibuler! akibat penggunaan antibiotika aminoglikosida sel rambut luar 

akan lebih terpengaruh daripada sel rambut dalam! dan perubahan degenerati1e

ini ter4adi dimulai dari basal koklea dan berlan4ut terus hingga akhirnya sampai ke bagian apeks.

Degenerasi sel ganglion.kelainan ini ter4adi sekunder akibat adanya degenerasi

dari sel epitel sensori.

e. ,enatalaksanaanTuli yang diakibatkan oleh obat-obatan ototoksik tidak dapat diobati. 3ila pada

waktu pemberian obat-obatan ototoksik ter4adi gangguan pada telinga dalam

dapat diketahui dengan pemeriksaan audiometri0! maka pengobatan dengan obat-

obatan tersebut harus segera dihentikan. 3erat-ringannya ketulian masih

tergantung pada 4enis obat! 4umlah dan lama pengobatan. &erentanan pasien

termasuk yang menderita insifisiensi gin4al dan sifat obat itu sendiri.

#pabila ketulian sudah ter4adi dapat dicoba melakukan rehabilitasi antara lain

dengan alat bantu dengar! psikoterapi! auditory training! termasuk cara

menggunakan sisa pendengaran dengan alat bantu dengar! bela4ar komunikasi

total dengan bela4ar membaca bahasa isyarat. ,ada tuli total bilateral mungkin

dapat dipertimbangkan implant koklea.

Referensi Soepardi! "fiaty #rsyad dkk.  Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga

 Hidung Tenggorok Kepala Leher edisi 6  .$akarta %&'(. )**7

Page 9: Homework Dr.dian, Sp.tht

7/21/2019 Homework Dr.dian, Sp.tht

http://slidepdf.com/reader/full/homework-drdian-sptht 9/13

@*. %isiologi pendengaran dan keseimbangan

FISIOLOGI PENDENGARAN

3unyi ditangkap oleh daun telinga dalam bentuk gelombang di fokuskan

melalui +#" dan akan menggetarkan membranno timpani. Di teruskan melalui

rangkaian tulang pendengaran! energy getar yang sudah di amplifikasi ini di

sampaikan ke stapes dan akan menggerakan o1al window sehingga perilimf di

skala 1estibule bergerak kemudian di teruskan ke membrane reissner yang akan

mendorong endolimf! timbul gerak relati1e antar membrane basalis dan

membrane tektoria sehingga timbul gerak mekanik yang akan mengakibatkan

defleksi stereosilia sel-sel rambut sehingga kanal ion terbuka ter4adi pelepasan ion

listrik dari badan sel! depolarisasi sel rambut dan menghasilkan neurotransmitter 

ter4adi potensial aksi yang akan di teruskan ke ner1us auditorius di teruskan

nukleus auditorius sampai ke korteks pendengaran area 6B-A* 0 di lobus

temporalis.

FISIOLOGI KESEIMBANGAN

&eseimbangan dan orientasi tubuh seseorang terhadap lingkungan

disekitarnya tergantung pada input sensorik dari reseptor 1estibuler labirin! organ

1isual dan propioseptif. 9erakan atau perubahan kepala dan tubuh akan

menimbulkan perpindahan cairan endolimfa di labirin dan selan4utnya silia sel

rambut akan menekuk. Tekukan silia menyebabkan permeabilitas membrane sel

 berubah! sehingga ion kalsium akan masuk ke dalam sel yang menyebabkan

ter4adinya proses depolarisasi dan akan merangsang pelepasan neurotransmitter 

eksitator yang selan4utnya akan meneruskan impuls sensorik melalui saraf aferen

ke pusat keseimbangan diotak. Sewaktu berkas silia terdorong kea rah

 berlawanan! maka ter4adi hiperpolarisasi.:rgan 1estibuler berfungsi sebagai tranduser yang mengubah energy

mekanik akibat rangsangan otolit dan gerakan endolimfe di dalam kanalis

semisirkularis men4adi energi biolistrik! sehingga dapat memberi informasi

Page 10: Homework Dr.dian, Sp.tht

7/21/2019 Homework Dr.dian, Sp.tht

http://slidepdf.com/reader/full/homework-drdian-sptht 10/13

mengenai perubahan posisi tubuh akibat percepatan linier atau percepatan sudut.

Dengan demikian dapat memberi informasi mengenai semua gerak tubuh yang

sedang berlangsung. System 1estibuler berhubungan dengan system tubuh lain!

sehingga kelainannya dapat menimbulkan ge4ala pada system tubuh bersangkutan.

9e4ala yang timbul dapat berupa 1ertigo! rasa mual dan muntah. ,ada 4antung

 berupa bradikardia atau takikardia dan pasa kulit reaksinya berkeringat dingin. 3agan

@@. 3,,?a. Definisi

 Benign Paroxysmal Positional Vertigo  3,,?0 atau ?ertigo ,osisi ,aroksismal

$inak ?,,$0 adalah 1ertigo dengan nistagmus 1ertikal! hori>ontal atau rotatoar 

yang dicetuskan oleh perubahan posisi kepaia. Terdapat masa laten sebelum

timbulnya nistagmus! re1ersibilitas! kresendo! dan fenomena kelelahan fatigue0.

;ama nistagmus terbatas! umumnya kurang dari 6* detik. 3,,? dikenal 4uga

dengan nama 1ertigo postural atau kupulolitiasis! merupakan gangguan

keseimbangan perifer yang sering di4umpai.

Page 11: Homework Dr.dian, Sp.tht

7/21/2019 Homework Dr.dian, Sp.tht

http://slidepdf.com/reader/full/homework-drdian-sptht 11/13

 b. Teori etiologi

• ,ada sekitar *G kasus! penyebabnya tidak diketahui idiopatik0. 3eberapa kasus

3,,? di4umpai setelah mengalami 4e4as atau trauma kepala atau leher! infeksi

telinga tengah atau operasi stapedektomi dan proses degenerasi pada telingadalam 4uga merupakan penyebab 3,,? sehingga insiden 3,,? meningkat

dengan bertambahnya usia.

• 3anyak 3,,? yang timbul spontan! disebabkan oleh kelainan di otokonial berupa

deposit yang berada di kupula be4ana semisirkularis posterior. Deposit ini

menyebabkan be4ana men4adi sensitif terhadap perubahan gra1itasi yang

menyertai keadaan posisi kepala yang berubah.

Terdapat ) teori yang men4elaskan patofisiologi 3,,?! yakni teori kupulolitiasis dan

kanalolitiasis.

@. Teori &upulolitiasis

,ada tahun @BC)! Schuknecht menga4ukan teori kupulolitiasis untuk 

men4elaskan patofisiologi 3,,?. &upulolitiasis adalah adanya partikel yang

melekat pada kupula krista ampularis. Schuknecht menemukan partikel basofilik 

yang melekat pada kupula melalui pemeriksaan fotomikrografi. Dengan adanya

 partikel ini maka kanalis semisirkularis men4adi lebih sensitif terhadap gra1itasi.

Teori ini dapat dianalogikan sebagai adanya suatu benda berat yang melekat pada

 puncak sebuah tiang. &arena berat benda tersebut! maka posisi tiang men4adi sulit

untuk tetap dipertahankan pada posisi netral. Tiang tersebut akan lebih mengarah

ke sisi benda yang melekat. :leh karena itu kupula sulit untuk kembali ke posisi

netral. #kibatnya timbul nistagmus dan pening di>>iness0.

). Teori &analitiasis

Teori ini dikemukakan olleh "pley pada tahun @B=*. Menurutnya ge4ala 3,,?

disebabkan oleh adanya partikel yang bebas bergerak canalith0 di dalam kanalis

semisirkularis. Misalnya terdapat kanalit pada kanalis semisirkularis posterior.

3ila kepala dalam posisi duduk tegak! maka kanalit terletak pada posisi terendah

dalam kanalis semisirkularis posterior. &etika kepala direbahkan hingga posisi

supinasi! ter4adi perubahan posisi se4auh B*H. Setelah beberapa saat! gra1itasi

menarik kanalit hingga posisi terendah. 5al ini menyebabkan endolimfa dalam

Page 12: Homework Dr.dian, Sp.tht

7/21/2019 Homework Dr.dian, Sp.tht

http://slidepdf.com/reader/full/homework-drdian-sptht 12/13

kanalis semisirkularis men4auhi ampula sehingga ter4adi defleksi kupula. Defleksi

kupula ini menyebabkan ter4adinya nistagmus. 3ila posisi kepala dikembalikan ke

awal! maka ter4adi gerakan sebaliknya dan timbul pula nistagmus pada arah yang

 berlawanan.

Teori ini lebih men4elaskan adanya masa laten antara perubahan posisi kepala

dengan timbulnya nistagmus. ,arnes dan Mc+lure pada tahun @BB@ memperkuat

teori ini dengan menemukan adanya partikel bebas dalam kanalis semisirkularis

 poster. Saat melakukan operasi kanalis tersebut.

3ila ter4adi trauma pada bagian kepala! misalnya! setelah benturan keras! otokonia

yang terdapat pda utikulus dan sakulus terlepas. :tokonia yang terlepas ini

kemudian memasuki kanalis semisirkularis sebagai kanalit. #danya kanalit

didalam kanalis semisirkularis ini akan memnyebabkan timbulnya keluhan 1ertigo

 pada 3,,?. 5al inilah yang mendasari 3,,? pasca trauma kepala.

c. ,enatalaksanaan,enatalaksanaan 3,,? meliputi obser1asi! obat-obatan untuk menekan

fungsi 1estibuler 1estibulosuppressan0! reposisi kanalit dan pembedahan. Dasar 

 pemilihan tata laksana berupa obser1asi adalah karena 3,,? dapat mengalami

resolusi sendiri dalam waktu mingguan atau bulanan. :leh karena itu sebagian

ahli hanya menyarankan obser1asi. #kan tetapi selama waktu obser1asi tersebut

 pasien tetap menderita 1ertigo. #kibatnya pasien dihadapkan pada kemungkinan

ter4atuh bila 1ertigo tercetus pada saat ia sedang berakti1itas.:bat-obatan penekan fungsi 1estibuler pada umumnya tidak 

menghilangkan 1ertigo. (stilah I1estibulosuppresantJ digunakan untuk obat-

obatan yang dapat mengurangi timbulnya nistagmus akibat ketidakseimbangan

sistem 1estibuler. ,ada sebagian pasien pemberian obat-obat ini memang

mengurangi sensasi 1ertigo! namun tidak menyelesaian masalahnya. :bat-obat ini

hanya menutupi ge4ala 1ertigo. ,emberian obat-obat ini dapat menimbulkan efek 

samping berupa rasa mengantuk. :bat-obat yang diberikan diantaranya dia>epam

dan amitriptilin. 3etahistin sering digunakan dalam terapi 1ertigo. 3etahistin

adalah golongan antihistamin yang diduga meningkatkan sirkulasi darah ditelinga

dalam dan mempengaruhi fungsi 1estibuler melalui reseptor 56.

Page 13: Homework Dr.dian, Sp.tht

7/21/2019 Homework Dr.dian, Sp.tht

http://slidepdf.com/reader/full/homework-drdian-sptht 13/13

Tiga macam perasat dilakukan umtuk menanggulangi 3,,? adalah +RT

+analith repositioning Treatment 0 ! perasat liberatory dan latihan 3randt-Daroff.

Reposisi kanalit dikemukakan oleh "pley. ,rosedur +RT merupakan prosedur 

sederhana dan tidak in1asif. Dengan terapi ini diharapkan 3,,? dapat

disembuhkan setelah pasien men4alani @-) sesi terapi. +RT sebaiknya dilakukan

setelah perasat Di2-5allpike menimbulkan respon abnormal. ,emeriksa dapat

mengidentifikasi adanya kanalithiasis pada kanal anterior atau kanal posterior 

dari telinga yang terbawah.