crs omsk - dr. al hafiz, sp.tht-kl
DESCRIPTION
CRS OMSKTRANSCRIPT
Case Report Session
OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIS TIPE MALIGNA
Anggota
Dilla Anindita (06120173)
Isnaniyah Usman (0910312055)
Hasra Mukhlisan (0910312117)
PRESEPTOR:
dr. Al Hafiz, Sp. THT-KL
BAGIAN TELINGA HIDUNG TENGGOROK KEPALA LEHER
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
RSUP DR M. DJAMILPADANG
2014
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Definisi
Otitis media supuratif kronis (OMSK) adalah infeksi kronis di telinga tengah dengan
perforasi membran timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah (otorea) lebih dari 2
bulan, baik terus menerus atau hilang timbul. Sekret mungkin encer atau kental, bening atau
berupa nanah. OMSK dahulu disebut otitis media perforata (OMP) atau sehari-hari dikenal
sebagai congek.1
1.2 Epidemiologi
Insiden OMSK ini bervariasi pada setiap negara. Secara umum, insiden OMSK dipengaruhi
oleh ras dan faktor sosio-ekonomi. Misalnya, OMSK lebih sering dijumpai pada orang
Eskimo dan Indian Amerika, anak-anak aborigin Australia dan orang kulit hitam di Afrika
Selatan. Namun lebih dari 90% beban dunia akibat OMSK ini dipikul oleh negara-negara di
Asia Tenggara, daerah Pasifik Barat, Afrika, dan beberapa daerah minoritas di Pasifik.
Kehidupan sosial ekonomi yang rendah, lingkungan kumuh dan status kesehatan serta gizi
yang jelek merupakan faktor yang menjadi dasar untuk meningkatnya prevalensi OMSK pada
negara yang sedang berkembang.2
Semakin besar perforasi pada membran timpani, maka semakin besar juga kemungkinan
pasien menderita OMSK . Beberapa penelitian memperkirakan kejadian tahunan OMSK
adalah 39 kasus per 100.000 orang anak-anak dan remaja berusia 15 tahun atau lebih muda .
Di Inggris , 0,9 % dari anak-anak dan 0,5 % orang dewasa menderita OMSK.3
1.3 Jenis OMSK
OMSK dapat dibagi atas 2 jenis , yaitu:
1. OMSK tipe aman (tipe mukosa=tipe benigna)
2. OMSK tipe bahaya (tipe tulang=tipe maligna)
Berdasarkan aktivitas sekret yang keluar dikenal juga OMSK aktif dan OMSK tenang.
OMSK aktif adalah OMSK dengan sekret yang keluar dari cavum timpani secara aktif,
sedangkan OMSK tenang adalah yang keadaan kavum timpaninya terlihat basah atau
kering.1
Proses peradangan pada OMSK tipe aman terbatas pada mukosa saja, dan biasanya
tidak mengenai tulangb. Perforasi terletak di sentral. Umumnya OMSK tipe aman jarang
menimbulkan komplikasi yang berbahaya . Pada OMSK tipe aman tidak terdapat
kolesteatoma.1
Yang dimaksud dengan OMSK tipe maligna adalah OMSK yang disertai dengan
kolesteatoma. OMSK ini dikenal juga dengan OMSK tipe bahaya atau OMSK tipe tulang.
Perforasi pada OMSK tipe bahaya letaknya marginal atau di atik, kadang-kadang terdapat
juga kolesteatoma pada OMSK dengan perforasi subtotal. Sebagian besar komplikasi
yang berbahaya atau fatal timbul pada OMSK tipe bahaya.1
1.4 Kolesteatoma1
Kolesteatoma adalah suatu kista epitelial yang berisi deskuamasi epitel (keratin).
Deskuamasi terbentuk terus lalu menumpuk sehingga kolesteatoma bertambah besar.
Banyak teori dikemukakan oleh para ahli tentang patogenesis kolesteatoma, antara
lain adalah : teori invaginasi, teori migrasi, teori metaplasi dan teori implantasi.
Teori tersebut akan lebih mudah dipahami bila diperhatikan definisi kolestatoma
adalah epitel kulit yang berada di tempat yang salah, atau kolesteatoma dapat terjadi oleh
karena adanya epitel kulit yang terperangkap.
Sebagaimana kita ketahui bahwa seluruh epitel kulit pada tubuh berada pada lokasi
yang terbuka/terpapar ke dunia luar.Epitel kulit di liang telinga merupakan suatu daerah cul-
de-sac sehingga apabila terdapat serumen padat di liang telinga dalam waktu yang lama maka
epitel kulit yang berada medial dari serumen tersebut seakan terperangkap sehingga
membentuk kolesteatoma.
Kolesteatoma dapat dibagi atas dua jenis :
1. Kolesteatoma kongenital yang terbentuk pada masa embrionik dan ditemukan pada
telinga dengan membran timpani utuh tanpa tanda-tanda infeksi. Lokasi kolesteatoma
biasanya di kavum timpani, daerah petrosus mastoid atau di cerebellopontin angle.
Kolesteatoma di cerebellopontin angle sering ditemukan secara tidak sengaja oleh ahli
bedah saraf.
2. Kolesteatoma akuisital yang terbentuk setelah anak lahir, jenis ini terbagi atas:
- Kolesteatoma akuisital primer
Kolesteatoma yang terbentuk tanpa didahului oleh perforasi membran timpani.
Kolesteatoma timbul akibat terjadi proses invaginasi dari membran timpani pars
flaksida karena adanya tekanan negatif di telinga tengah akibat gangguan tuba
(Teori Invaginasi).
- Kolesteatoma akuisital sekunder
Kolesteatoma trebentuk setelah adanya perforasi membran timpani. Kolesteatoma
terbentuk sebagai akibat dari masuknya epitel kulit dari liang telinga atau dari
pinggir perforasi membran timpani ke telinga tengah ( Teori Migrasi) atau terjadi
akibat metaplasi mukosa kavum timpani karena iritasi infeksi yang berlangsung
lama (Teori Metaplasi).
Pada teori implantasi dikatakan bahwa kolesteatoma terjadi akibat implantasi epitel
kulit secara iatrogenik ke dalam telinga tengah waktu operasi, setelah blust injury,
pemasangan pipa ventilasi atau setelah miringotomi.
Kolesteatoma merupakan media yang baik untuk tempat pertumbuhan kuman (infeksi) , yang
paling sering adalah Proteus dan Pseudomonas aeruginosa . Sebaliknya infeksi dapat memicu
respons imun lokal yang mengakibatkan produksi berbagai mediator inflamasi dan berbagai
sitokin.
Massa kolesteatoma ini akan menekan dan mendesak organ di sekitarnya serta menimbulkan
nekrosis terhadap tulang. Terjadinya proses nekrosis terhadap tulang diperhebat oleh karena
pembentukan reaksi asam oleh pembusukan bakteri. Proses nekrosis tulang ini
mempermudah timbulnya komplikasi seperti labirinitis, meningitis dan abses otak.
1.5 Etiologi3
Untuk mendiagnosis OMSK harus ada perforasi membran timpani . Perforasi ini bisa terjadi
karna trauma dan iatrogenik.
Mekanisme infeksi telinga tengah ini disebabkan oleh translokasi bakteri dari saluran
pendengaran eksternal melalui perforasi ke dalam telinga tengah. Beberapa penulis
berpendapat bahwa organisme patogen dapat masuk melalui tuba eustachius.
Risiko OMSK meningkat pada keadaan berikut :
1. Riwayat otitis media akut
2. Pasien dengan anomali kraniofasial
down syndrome, cri du chatting syndrome, atresia choanal, sindrom DiGeorge,
bibir sumbing, dan microcephal dan kelainan anatomi tuba estachius.
1.6 Patogenesis4
Patogenesis OMSK belum diketahui secara lengkap, tetapi dalam hal ini merupakan
stadium kronis dari otitis media akut (OMA) dengan perforasi yang sudah terbentuk diikuti
dengan keluarnya sekret yang terus menerus.
1.6.1 OMSK benigna
Terjadinya OMSK hampir selalu dimulai dengan otitis media berulang pada anak,
jarang dimulai pada dewasa. OMSK disebabkan oleh multifaktor antara lain infeksi virus atau
bakteri, gangguan fungsi tuba, alergi, kekebalan tubuh, lingkungan, dan social ekonomi.
Anak lebih mudah mengalami infeksi telinga tengah karena struktur tuba anak yang berbeda
dengan dewasa serta kekebalan tubuh yang belum berkembang sempurna sehingga bila
terjadi infeksi saluran napas maka otitis media dapat terjadi.
Fokus infeksi biasanya terjadi pada nasofaring (adenoiditis, tonsillitis, rhinitis,
sinusitis), mencapai telinga tengah melalui tuba Eustachius. Kadang-kadang infeksi berasal
dari telinga luar masuk ke telinga tengah melalui perforasi membran timpani, maka terjadi
inflamasi. Bila terbentuk pus akan terperangkap di dalam kantung mukosa di telinga tengah.
Dengan pengobatan yang cepat dan adekuat serta perbaikan fungsi telinga tengah, biasanya
proses patologis akan berhenti dan kelainan mukosa akan kembali normal. Walaupun kadang-
kadang terbentuk jaringan granulasi atau polip ataupun terbentuk kantong abses di dalam
lipatan mukosa yang masing-masing harus dibuang, tetapi dengan penatalaksanaan yang baik
perubahan menetap pada mukosa telinga tengah jarang terjadi. Mukosa telinga tengah
mempunyai kemampuan besar untuk kembali normal. Bila terjadi perforasi membrane
timpani yang permanen, mukosa telinga tengah akan terpapar ke telinga luar sehingga
memungkinkan terjadinya infeksi berulang. Hanya pada beberapa kasus keadaan telinga
tengah tetap kering dan pasien tidak sadar akan penyakitnya. Berenang, kemasukan benda
yang tidak steril ke dalam liang telinga atau karena adanya focus infeksi pada saluran napas
bagian atas akan menyebabkan infeksi eksaserbasi akut yang ditandai dengan secret yang
mukoid atau mukopurulen.
1.6.2 OMSK tipe bahaya
OMSK ini mengandung kolesteatom, disebut tipe bahaya karena sering menimbulkan
komplikasi. Kolesteatom berpotensi mendestruksi tulang dan memungkinkan penyebaran
infeksi sehingga diperlukan tindakan operasi.
Gambar 1.1. Perforasi Membran Timpani.5
Gambar 1.2. Otitis Media Supuratif Kronik.5
1.7 Gambaran Klinik OMSK1
1. Telinga berair (otorrhoe)
Sekret bersifat purulen (kental, putih) atau mukoid (seperti air dan encer) tergantung
stadium peradangan. Sekret yang mukus dihasilkan oleh aktivitas kelenjar sekretorik telinga
tengah dan mastoid. Pada OMSK tipe jinak, cairan yang keluar mukopus yang tidak berbau
busuk yang sering kali sebagai reaksi iritasi mukosa telinga tengah oleh perforasi membran
timpani dan infeksi. Keluarnya secret biasanya hilang timbul. Meningkatnya jumlah sekret
dapat disebabkan infeksi saluran nafas atas atau kontaminasi dari liang telinga luar setelah
mandi atau berenang. Pada OMSK stadium inaktif tidak dijumpai adannya sekret telinga.
Sekret yang sangat bau, berwarna kuning abu-abu kotor memberi kesan kolesteatoma dan
produk degenerasinya. Dapat terlihat keping-keping kecil, berwarna putih,mengkilap. Pada
OMSK tipe ganas unsur mukoid dan sekret telinga tengah berkurang atau hilang karena
rusaknya lapisan mukosa secara luas. Sekret yang bercampur darah berhubungan dengan
adanya jaringan granulasi dan polip telinga dan merupakan tanda adanya kolesteatom yang
mendasarinya. Suatu sekret yang encer berair tanpa nyeri mengarah kemungkinan
tuberkulosis.
2. Gangguan pendengaran
Ini tergantung dari derajat kerusakan tulang-tulang pendengaran. Biasanya dijumpai
tuli konduktif namun dapat pula bersifat campuran. Gangguan pendengaran mungkin ringan
sekalipun proses patologi sangat hebat, karena daerah yang sakit ataupun kolesteatom, dapat
menghambat bunyi dengan efektif ke fenestra ovalis. Bila tidak dijumpai kolesteatom, tuli
konduktif kurang dari 20 db ini ditandai bahwa rantai tulang pendengaran masih baik.
Kerusakan dan fiksasi dari rantai tulang pendengaran menghasilkan penurunan pendengaran
lebih dari 30 db. Beratnya ketulian tergantung dari besar dan letak perforasi membran timpani
serta keutuhan dan mobilitas sistem pengantaran suara ke telinga tengah. Pada OMSK tipe
maligna biasanya didapat tuli konduktif berat karena putusnya rantai tulang pendengaran,
tetapi sering kali juga kolesteatom bertindak sebagai penghantar suara sehingga ambang
pendengaran yang didapat harus diinterpretasikan secara hati-hati. Penurunan fungsi kohlea
biasanya terjadi perlahan-lahan dengan berulangnya infeksi karena penetrasi toksin melalui
jendela bulat (foramen rotundum) atau fistel labirin tanpa terjadinya labirinitis supuratif. Bila
terjadinya labirinitis supuratif akan terjadi tuli saraf berat, hantaran tulang dapat
menggambarkan sisa fungsi kohlea.
3. Otalgia ( nyeri telinga)
Nyeri tidak lazim dikeluhkan penderita OMSK, dan bila ada merupakan suatu tanda
yang serius. Pada OMSK keluhan nyeri dapat karena terbendungnya drainase pus. Nyeri
dapat berarti adanya ancaman komplikasi akibat hambatan pengaliran sekret, terpaparnya
durameter atau dinding sinus lateralis, atau ancaman pembentukan abses otak. Nyeri telinga
mungkin ada tetapi mungkin oleh adanya otitis eksterna sekunder. Nyeri merupakan tanda
berkembang komplikasi OMSK seperti Petrositis, subperiosteal abses atau trombosis sinus
lateralis.
4. Vertigo
Vertigo pada penderita OMSK merupakan gejala yang serius lainnya. Keluhan vertigo
seringkali merupakan tanda telah terjadinya fistel labirin akibat erosi dinding labirin oleh
kolesteatom. Vertigo yang timbul biasanya akibat perubahan tekanan udara yang mendadak
atau pada panderita yang sensitif keluhan vertigo dapat terjadi hanya karena perforasi besar
membran timpani yang akan menyebabkan labirin lebih mudah terangsang oleh perbedaan
suhu. Penyebaran infeksi ke dalam labirin juga akan meyebabkan keluhan vertigo. Vertigo
juga bisa terjadi akibat komplikasi serebelum. Fistula merupakan temuan yang serius, karena
infeksi kemudian dapat berlanjut dari telinga tengah dan mastoid ke telinga dalam sehingga
timbul labirinitis dan dari sana mungkin berlanjut menjadi meningitis. Uji fistula perlu
dilakukan pada kasus OMSK dengan riwayat vertigo. Uji ini memerlukan pemberian tekanan
positif dan negatif pada membran timpani, dengan demikian dapat diteruskan melalui rongga
telinga tengah.
Tanda-tanda klinis OMSK tipe maligna
Mengingat OMSK tipe bahaya sering kali menimbulkan komplikasi yang bebahaya.
Diagnosis pasti baru ditegakkan pada dikamar operasi namun beberapa tanda klinik OMSK
yaitu:
1. Perforasi marginal atau atik
2. Adanya Abses atau fistel retroaurikular
3. Jaringan granulasi atau polip diliang telinga yang berasal dari kavum timpani.
4. Pus yang selalu aktif atau berbau busuk (aroma kolesteatom)
5. Foto rontgen mastoid adanya gambaran kolesteatom.
1.8 Diagnosis1
Diagnosis OMSK dibuat berdasarkan gejala klinik dan pemeriksaan THT terutama
pemeriksaan otoskopi. Pemeriksaan penala merupakan pemeriksaan sederhana untuk
mengetahui adanya gangguan pendengaran. Untuk mengetahui jenis dan derjat gangguan
pendengaran dapat dilakukan pemeriksaan audiometri nada murni, audiometri tutur dan
pemeriksaan BERA (Brainstem Evoked Response Audiometry) bagi pasien atau anak yang
tidak kooperatif dengan pemeriksaan audiometri murni.
Pemeriksaan penunjang lain berupa foto rontgen mastoid serta kultur dan uji resistensi kuman
dari sekret telinga
1.9 Penatalaksanaan
Prinsip terapi OMSK tipe benigna ialah konstervatif atau dengan medika mentosa.
Bila sekret yang keular terus-menerus, maka diberikan obat pencuci telinga, berupa larutan
H2o2 3 % selama 3 – 5 hari. Setelah sekret berkurang terapi dilanjutkan dengan obat tetes
telinga yang mengandung antibiotic dan kortikosteroid, kultur dan tes resisten penting untuk
perencanaan terapi karena dapat terjadi strain-strain baru seperti pseudomonas atau
puocyaneous.
Infeksi pada kolesteatom sukar diobati sebab kadar antibiotic dalam kantung yang
terinfeksi tidak bias tinggi. Pengangkatan krusta yang menyumbat drainage sagaat membantu.
Granulasi pada mukosa dapat diobati dengan larutan AgNo3 encer ( 5 -100 %) kemudian
dilanjutkan dengan pengolesan gentian violet 2 %. Untuk mengeringkan sebagai bakterisid
juga berguna untuk otitis eksterna dengan otorhea kronik.
Cara terbaik mengangkat polip atau masa granulasi yang besar, menggunakan cunam
pengait dengan permukaan yang kasar diolesi AgNo3 25-50 % beberapa kali, selang 1 -2
minggu. BIla idak dapat diatasi , perlu dilakukan pembedahan untuk mencapai jaringan
patologik yang irreversible. Konsep dasar pembedahan adalah eradikasi penyakit yang
irreversible dan drainase adekwat, rekontruksi dan operasi konservasi yang memungkinkan
rehabilitasi pendengaran sempurna pada penyakit telinga kronis.
1.11 Komplikasi
OMSK tipe benigna :
OMSK tipe benigna tidak menyerang tulang sehingga jarang menimbulkan
komplikasi, tetapi jika tidak mencegah invasi organisme baru dari nasofaring dapat menjadi
superimpose otitis media supuratif akut eksaserbsi akut dapat menimbulkan komplikasi
dengan terjadinya tromboplebitis vaskuler.
Prognosis dengan pengobatan local, otorea dapat mongering. Tetapi sisa perforasi
sentral yang berkepanjangan memudahkan infeski dari nasofaring atau bakteri dari meatus
eksterna khususnya terbawa oleh air, sehingga penutupan membrane timpani disarankan.
OMSK tipe maligna :
Komplikasi dimana terbentuknya kolesteatom berupa :
1. erosi canalis semisirkularis
2. erosi canalis tulang
3. erosi tegmen timpani dan abses ekstradural
4. erosi pada permukaan lateral mastoid dengan timbulnya abses subperiosteal
5. erosi pada sinus sigmoid
Prognosis kolesteatom yang tidak diobati akan berkembang menjadi meningitis, abes
otak, prasis fasialis atau labirintis supuratif yang semuanya fatal. Sehingga OMSK type
maligna harus diobati secara aktif sampai proses erosi tulang berhenti
BAB II
ILUSTRASI KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : DM
Umur : 9 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Solok
Suku Bangsa : Minang
No. MR : 85.46.06
ANAMNESIS
Seorang pasien laki-laki berumur 9 tahun dirawat di Bangsal THT RSUP DR.M Djamil
Padang sejak tanggal 1 Februari 2014, dengan :
Keluhan Utama :
keluar cairan dari telinga kanan sejak 2 tahun sebelum masuk Rumah Sakit.
Riwayat Penyakit Sekarang :
- Keluar cairan dari telinga kanan sejak 2 tahun sebelum masuk Rumah Sakit,
terus-menerus, berwarna kekuningan dan kadang bercampur darah,
- Riwayat keluar cairan dari telinga kanan sejak 5 tahun yang lalu, hilang
timbul, cairan berwarna kekuningan dan berbau. Timbul bila demam, batuk,
dan pilek,
- Riwayat bengkak di telingan kanan bagian belakang 2 kali, bengkak pertama
tahun lalu dan pecah sedangkan bengkak kedua 1 bulan yang lalu berisi nanah.
Nanah sudah dikeluarkan dan pasien dirawat di bangsal THT-KL RS Dr. M.
Djamil, Padang,
- Sakit kepala hebat tidak ada, pusing berputar tidak ada, wajah mencong tidak
ada,
- Penurunan pendengaran ada pada telinga kanan sejak sakit,
- Kejang-kejang tidak ada, penurunan kesadaran tidak ada,
Riwayat penyakit dahulu :
♦ Riwayat sakit asma tidak ada.
♦ Riwayat batuk-batuk lama tidak ada
Riwayat penyakit keluarga :
♦ Tidak ada anggota keluarga yang mengalami gejala dan penyakit yang sama
Riwayat pekerjaan, sosial ekonomi dan kebiasaan :
♦ Pasien seorang pelajar
♦ Pasien tidak merokok dan tidak minum alkohol
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Composmentis kooperatif
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Frekuensi nadi : 70 x/menit
Frekuensi nafas : 20 x/menit
Suhu : 36,5 0C
Pemeriksaan Sistemik
Kepala : tidak ditemukan kelainan
Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Thoraks :
Paru : Vesikuler, rhonki tidak ada wheezing tidak ada
Jantung : Irama teratur, bising tidak ada
Abdomen : tak ditemukan kelainan
Ekstremitas : akral hangat, refilling kapiler baik.
Status Lokalis THT
Telinga
Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra
Daun telinga
Kel kongenital Tidak dilakukan Tidak ada
Trauma Tidak ada
Radang Tidak ada
Kel. Metabolik Tidak ada
Nyeri tarik Tidak Ada
Nyeri tekan tragus Tidak Ada
Dinding liang
telinga
Cukup lapang (N) Sulit dinilai
(terpasang perban)
Cukup lapang
Sempit - -
Hiperemi - Tidak ada
Edema - Tidak ada
Massa - -tidak ada
Ada / Tidak Sulit dinilai Tidak ada
Sekret/serumen
Bau - -
Warna - -
Jumlah - -
Jenis - -
Membran timpani
Utuh
Warna Sulit dinilai Putih
Reflek cahaya - (+)
Bulging - Tidak ada
Retraksi - Tidak ada
Atrofi - Tidak ada
Perforasi
Jumlah perforasi Sulit dinilai Tidak ada
Jenis - -
Kwadran - -
Pinggir - -
Gambar
Tanda radang Sulit dinilai Tidak ada
Mastoid
karena tertutup
perban
Fistel - Tidak ada
Sikatrik - Tidak ada
Nyeri tekan - Tidak ada
Nyeri ketok - Tidak ada
Tes garpu tala
Rinne - (+)
Schwabach Sukar dinilai Sama dengan
pemeriksa
Weber Lateralisasi ke kanan
Kesimpulan Tuli konduktif
Audiometri -
Hidung
Pemeriksaan Kelainan Dektra Sinistra
Hidung luar
Deformitas Tidak ada Tidak ada
Kelainan kongenital Tidak ada Tidak ada
Trauma Tidak ada Tidak ada
Radang Tidak ada Tidak ada
Massa Tidak ada Tidak ada
Sinus paranasal
Pemeriksaan Dekstra Sinistra
Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada
Nyeri ketok Tidak ada Tidak ada
Rinoskopi Anterior
Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra
Vestibulum Vibrise Ada Ada
Radang Tidak ada Tidak ada
Cavum nasi
Cukup lapang (N) Cukup lapang Cukup lapang
Sempit - -
Lapang - -
Sekret
Lokasi Tidak ada Tidak ada
Jenis - -
Jumlah - -
Bau - -
Konka inferior Ukuran Eutrofi Eutrofi
Warna Merah muda Merah muda
Permukaan Licin Licin
Edema Tidak ada Tidak ada
Konka media Ukuran Eutrofi Eutrofi
Warna Merah muda Merah muda
Permukaan Licin Licin
Edema Tidak ada Tidak ada
Septum
Cukup lurus/deviasi Cukup lurus
Permukaan Licin
Warna Merah muda
Spina Tidak ada
Krista Tidak ada
Abses Tidak ada
Perforasi Tidak ada
Massa
Lokasi Tidak ada Tidak ada
Bentuk - -
Ukuran - -
Permukaan - -
Warna - -
Konsistensi - -
Mudah digoyang - -
Pengaruh
vasokonstriktor
- -
Gambar
Rinoskopi Posterior :
Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra
Koana
Cukup lapang (N)
Sempit
Lapang
Sulit dinilai
-
-
Sulit dinilai
-
-
Mukosa
Warna Sulit dinilai Sulit dinilai
Edem - -
Jaringan granulasi - -
Konka inferior
Ukuran Sulit dinilai Sulit dinilai
Warna - -
Permukaan - -
Edem - -
Adenoid Ada/tidak Sulit dinilai Sulit dinilai
Muara tuba
eustachius
Tertutup sekret Sulit dinilai Sulit dinilai
Edem mukosa - -
Massa
Lokasi Sulit dinilai Sulit dinilai
Ukuran - -
Bentuk - -
Permukaan - -
Post Nasal Drip Ada/tidak Sulit dinilai Sulit dinilai
Jenis - -
Gambar
Orofaring dan mulut
Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra
Palatum mole +
Arkus Faring
Simetris/tidak Simetris
Warna Merah muda
Edem Tidak ada
Bercak/eksudat Tidak ada
Dinding faring Warna Merah muda
Permukaan Rata
Tonsil
Ukuran T1 T1
Warna Merah muda Merah muda
Permukaan Rata Rata
Muara kripti Tidak Melebar Tidak Melebar
Detritus Tidak ada Tidak ada
Eksudat Tidak ada Tidak ada
Perlengketan Tidak ada Tidak ada
dengan pilar
Peritonsil
Warna Merah muda Merah muda
Edema Tidak ada Tidak ada
Abses Tidak ada Tidak ada
Tumor
Lokasi Tidak ada Tidak ada
Bentuk - -
Ukuran - -
Permukaan - -
Konsistensi - -
Gigi Karies/Radiks Tidak ada Tidak ada
Kesan Hygiene mulut baik
Lidah
Warna Merah muda
Normal
Tidak ada
Tidak ada
Bentuk
Deviasi
Massa
Gambar
Laringoskopi Indirek :
Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra
Bentuk Sulit dinilai
Warna -
Epiglotis Edema -
Pinggir rata/tidak -
Massa -
Ariteniod
Warna Sulit dinilai Sulit dinilai
Edema - -
Massa - -
Gerakan - -
Ventrikular band
Warna Sulit dinilai Sulit dinilai
Edema - -
Massa - -
Plica vokalis
Warna Sulit dinilai Sulit dinilai
Gerakan - -
Pingir medial - -
Massa - -
Subglotis/trakea Massa Sulit dinilai
Sekret -
Sinus piriformis Massa Sulit dinilai Sulit dinilai
Sekret - -
Valekula Massa Sulit dinilai Sulit dinilai
Sekret ( jenisnya ) - -
Gambar
Pemeriksaan Kelenjar Getah Bening Leher
Inspeksi : tidak tampak pembesaran KGB leher
Palpasi : tidak teraba pembesaran KGB leher
Diagnosis Kerja
- Post radikal mastoidektomi AD a.i. OMSK AD Tipe bahaya
- Tuli konduktif
Pemeriksaan Audiometri
AD tuli konduktif sedang dengan ambang dengar 48,75 dB.
AS normal dengan ambang dengar 7,5 dB.
CT Scan
Abses regio aurikula dextra
Mastoiditis dextra dengan kolesteatom dan destruksi os mastoid dextra
Pemeriksaan laboratorium:
- Darah rutin
- PT/APTT
Hasil :
- Hb 13,6 gr/dL
- Ht 39,7 %
- Leukosit 11.840/mm3
- Trombosit 357.000/mm3
- APTT 31,1 sec
- PT 12,1 sec
Tatalaksana :
- Ceftriaxon 2 x 750 mg – dilakukan skin test
- Tarivid otic 2x 5 gtt AD
- H2O2 3% 2x 5 gtt AD
- Tarivid otic 2x 5 gtt AS
- H2O2 3% 2x 5 gtt AS
Prognosis:
Quo ad Sanam : dubia et malam
Quo ad Vitam : dubia et bonam
Quo ad Fungsionam : dubia et malam
Follow Up
3 Februari 2014
S/ Demam (-), sakit kepala (-), pusing berputar (-), wajah mencong (-)
Nyeri pada bagian belakang telinga kanan
O/ Status Generalis :
KU Kesadaran TD Nadi Nafas Suhu
Sedang CMC 100/60mmHg 86x/i 19x/i 36,60C
Status lokalis :
Telinga
AD : Liang telinga lapang, Membran timpani perforasi total, Reflek cahaya (-),
sekret (+) mukopurulen
AS : Liang telinga lapang, membran timpani utuh, refleks cahaya (+)
Hidung
Kavum Nasi D/S : lapang/lapang, konka inferior eutrofi/eutrofi, konka media
eutrofi/eutrofi. Deviasi septum (-), secret (-), massa (-)
Tenggorok dan mulut
Arkus faring simetris, uvua di tengah, tonsil T1-T1 tenang, peritonsil tenang, dinding
posterior faring tenang
A/ - OMSK AD Tipe bahaya
- Tuli konduktif
P/
- Pro radikal mastoidektomi AD
- Puasa 6 jam pro operasi
Th/
- Ceftriaxon 2 x 750 mg – dilakukan skin test
- Tarivid otic 2x 5 gtt AD
- H2O2 3% 2x 5 gtt AD
4 Februari 2014
Telah dilakukan tindakan radikal mastoidektomi AD a.i. OMSK AD tipe bahaya + tuli
konduktif AD dalam narkose
Instruksi postoperasi
1. Awasi tanda vital (TD, Nd, Nf, Sh)
2. Awasi tanda perdarahan pada telinga kanan
3. Awasi tanda parese fasialis
4. Diet MB bila BU (+) normal
Th/
- IVFD RL 8 jam/kolf
- Ceftriaxon 2 x 750 mg – dilakukan skin test
- Deksametason 3 x ½ amp
- Tramadol drip 1 amp/kolf
- Ranitidin 2 x ½ amp
5 Februari 2014
S/ Demam (-), sakit kepala (-), pusing berputar (-), wajah mencong (-)
Keluar cairan/nanah dari bekas insisi (+), bau (-)
Nyeri pada bagian belakang telinga kanan
O/ Status Generalis :
KU Kesadaran TD Nadi Nafas Suhu
Sedang CMC 90/60mmHg 80x/i 20x/i 36,80C
Status lokalis :
Telinga
AD : Liang telinga tertutup tampon dan perban, darah merembes tidak ada, bau
tidak ada
AS : Liang telinga lapang, membran timpani utuh, refleks cahaya (+)
Hidung
Kavum Nasi D/S : lapang/lapang, konka inferior eutrofi/eutrofi, konka media
eutrofi/eutrofi. Deviasi septum (-), secret (-), massa (-)
Tenggorok dan mulut
Arkus faring simetris, uvua di tengah, tonsil T1-T1 tenang, peritonsil tenang, dinding
posterior faring tenang
A/ - Post radikal mastoidektomi AD a.i. OMSK AD Tipe bahaya
- Tuli konduktif
P/
- Post radikal mastoidektomi AD
Th/
- IVFD off
- Ceftriaxon 2 x 750 mg
- Dexametason 3 x ½ amp
- Ranitidin 2 x ½ amp
- Asam mefenamat 3 x 250 mg
DISKUSI
Telah dilaporkan seorang pasien laki-laki, 9 tahun, dengan diagnosis Post radikal
Mastoidektomi AD a.i. Otitis media supuratif kronik tipe maligna.
Diagnosis ini ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang.
Dari anamnesis didapatkan telinga kanan mengeluarkan cairan sejak 2 tahun sebelum
masuk Rumah Sakit, terus-menerus, berwarna kekuningan dan kadang bercampur darah.
Riwayat keluar cairan dari telinga kanan sejak 5 tahun yang lalu, hilang timbul, cairan
berwarna kekuningan dan berbau. Timbul bila demam, batuk, dan pilek. Riwayat bengkak di
telinga kanan bagian belakang 2 kali, bengkak pertama tahun lalu dan pecah sedangkan
bengkak kedua 1 bulan yang lalu berisi nanah. Nanah sudah dikeluarkan dan pasien dirawat
di bangsal THT-KL RS Dr. M. Djamil, Padang. Sakit kepala hebat tidak ada, pusing berputar
tidak ada, wajah mencong tidak ada. Penurunan pendengaran ada pada telinga kanan sejak
sakit. Kejang-kejang tidak ada, penurunan kesadaran tidak ada,
Dari anamnesis ini kita bisa menegakkan diagnosis pada pasien ini adalah otitis media
supuratif kronik tipe maligna. Semua hal di atas sudah mencakup pengertian dari omsk itu
sendiri, yaitu infeksi kronis di telinga tengah, adanya perforasi membran timpani, sekret yang
keluar terus menerus atau hilang timbul, dan proses nya sudah lebih dari 2 bulan. Pada
OMSK ini ditegakkan tipe maligna karena adanya abses retroaurikuler. Tetapi, sebenarnya
untuk penegakkan pasti OMSK tipe maligna, kita harus menemukan kolesteatom.
Kolesteatom ini secara kasat mata hanya dapat ditemukan di ruang operasi.
Terapi pada pasien ini adalah mastoidektomi. Hal ini sesuai dengan algoritma
tatalaksana OMSK dimana OMSK dengan otore yang tidak berhenti dengan pengobatan,
terapi idealnya adalah mastoidektomi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Djaafar ZA,dkk. 2012. Kelainan Telinga Tengah. Dalam: Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Telinga Hidung Tenggorok Kepala leher. Edisi 6. Jakarta : FKUI. Hal : 57-67.
2. Aboet A. Radang Telinga Tengah Menahun. Pidato Pengukuhan Guru Besar Tetap Bagian
Ilmu Kesehatan Hidung Telinga Tenggorok Bedah Kepala Leher. Kampus USU. 2007.
3. Roland P., et al.2013. Chronic Suppurative Otitis Media. Diakses dari
http://emedicine.medscape.com/article/859501-overview#aw2aab6b2b4aa, tanggal 5
Februari 2014
4. Helmi. Otitis Media Supuratif Kronis Pengetahuan Dasar, Terapi Medik, Mastoidektomi,
Timpanoplasti.Jakarta: FK UI. 2005
5. Anonim. Ear Discharge. 2008. Diunduh dari http://www.myhealth.gov.my/myhealth pada tanggal 4 Februari 2014
Lampiran 1