ho 16 plabemeriksaan laboratorium
DESCRIPTION
bhn kulTRANSCRIPT
ASUHAN KEBIDANAN I
HAND OUT
Nama Mata Pelajaran : Asuhan Kebidanan I
Topik : Pemeriksaan Laboratorium
Sub Topik : Pemeriksaan Laboratorium Pada Ibu Hamil
Tujuan : Setelah mengikuti pelajaran ini mahasiswa diharapkan dapat:
1. Menjelaskan pemeriksaan Haemoglobin pada ibu hamil
2. Menjelaskan pemeriksaan protein urine pada ibu hamil
3. Menjelaskan pemeriksaan glukosa urine pada ibu hamil
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
1. Pemeriksaan HB Sahli
Hemoglobin adalah suatu substansi protein dalam sel-sel darah merah oksigen.
Kriteria persangkaan Anemia bila Hb dibawah :
Pria dewasa 13-18 g %
Wanita tak hamil 12-16 g %
Wanita hamil 11 g %
Anak : 6 bl — 6 th 11 g %
6 th — 14 th 12 g %
Team Pengajar AMd. Keb 1
URAIAN MATERI
ASUHAN KEBIDANAN I
1.1. Tujuan
Menetapkan kadar hemoglobin dalam darah pada ibu hamil.
1.2. Alat
Standar Sahli Hemometer.
Pipet HB 20 µl.
Pipet Tetes.
Batang pengaduk.
Tabung Pengencer haemometer
1.3. Bahan
Hcl 0,1 N
Aquadest
1.4. Langkah Kerja
Masukan 5 tetes Hcl 0,1N ke dalam tabung pengencer Hemometer.
Isaplah darah (kapiler, EDTA/Oxalat) dengan pipet HB sampai garis tanda
20µl. hapus darah yang melekat pada sebelah luar ujung pipet.
Catatlah waktunya dan segeralah alirkan darah dari pipet kedalam dasar
tabung pengencer yang berisi Hcl 0,1N tadi. Jangan sampai terjadi
gelembung udara.
Angkat pipet sedikit, lalu isap Hcl 0,1N yang jernih ke dalam pipet 2-3 kali
untuk membersihkan darah yang masih tertinggal di pipet.
Campurlah isi tabung itu supaya darah dan Hcl bersenyawa; warna
campuran menjadi coklat tua.
Tambahkan aquadest setetes demi setetes, aduk dengan batang pengaduk.
Perbandingan warna campuran dengan warna standar harus dicapai dalam
waktu 3-5 menit setelah saat darah dan Hcl dicampurkan. Pada saat
menyamakan warna tabung diputar hingga garis bagi tidak terlihat.
Baca kadar HB dalam gram/100 ml darah.
Team Pengajar AMd. Keb 2
ASUHAN KEBIDANAN I
2. Pemeriksaan Urine
Urine merupakan hasil metabolisme tubuh yang dikeluarkan melalui ginjal.
Dari 1200 ml darah yang melalui glomeruli permenit akan terbentuk filtrat 120 ml/menit.
Filtrat tersebut akan mengalami reabsorpsi, difusi dan ekskresi oleh tubuli ginjal yang
akhirnya terbentuk 1 ml urin permenit. Secara umum dapat dikatakan bahwa pemeriksaan
urin selain untuk mengetahui kelainan ginjal dan salurannya juga bertujuan untuk
mengetahui kelainan – kelainan dipelbagai organ tubuh seperti hati, saluran empedu,
pankreas, korteks adrenal, uterus dan lain-lain. Pemeriksaan urin tidak hanya dapat
memberikan fakta – fakta tentang ginjal dan saluran urin tapi dapat juga mengenai faal
berbagai organ dalam tubuh seperti hati, saluran empedu pancreas, kortek adrenal.
Jika kita melakukan urinaisis dengan memakai urin kumpulan sepanjang 24 jam pada
seseorang, ternyata susunan urine tidak dapat banyak berbeda dari susunan urine 24 jam
berikutnya.
2.1. Pengertian Pemeriksaan protein urine
Pemeriksaan terhadap protein termasuk pemeriksaan rutin. Kebanyakan cara rutin
untuk menyatakan adanya protein dalam urin berdasarkan kepada timbulnya kekeruhan.
Karena padatnya atau kasarnya kekeruhan itu menjadi satu ukuran untuk jumlah protein
yang ada, maka menggunakan urin yang jernih betul menjadi syarat yang penting
terhadap protein. Jika urine yang akan diperiksa jernih, boleh terus dipakai, dan apabila
kekeruhan tidak dapat dihilangkan maka bisa dilakukukan penjernihan atau penyaringan
pada urine sehingga urin yang digunakan untuk pemeriksaan adalah urin yang benar-
benar jernih.
2.2. Tujuan
Untuk mengetahui kadar protein dalam urin dan juga untuk mengetahui
apakah pasien mengalami eklamsi.
2.3. Alat dan bahan
Team Pengajar AMd. Keb 3
ASUHAN KEBIDANAN I
1. Botol atau bengkok tempat urin
2. Lampu spirtus
3. Tabung kimia 2 buah
4. Asam asetat 6%
5. Korek api
6. Corong
2.4. Langkah kerja
1. Menyiapkan dan mengecek kelengkapan alat
2. Mencuci tangan
3. Memakai handscoon
4. Memperhatikan kejernihan urine
5. Bila urin keruh disaring dengan kertas penyaring
6. Mengisi kedua tabung dengan urin, masing + 2ml salah satu tabung sebagai bahan
pembanding pemeriksaan
7. Menyalakan lampu spirtus
8. Memanaskan tabung sampai mendidih
- Berjarak 2-3 cm
- Membentuk sudut 45 derajat
- Arahkan tabung yang dipanaskan ketempat yang kosong
- Panaskan tabung secara merata dari ujung bawah ke atas
9. Bila urin yang dipanaskan keruh tanbahkan 4 tetes asam asetat 6% dan bila
kekeruhan hilang maka menunjukkan hasil yang neatif
10. Jika urin tetep keruh maka panaskan sekali lagi dan bandingkan hasilnya
11. Bila setelah diapanaskan urin tetep keruh maka hasilnya positif dan baca hasil
pemeriksaan
12. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan
13. Membereskan peralatan
14. Mencuci tangan
2.5. Cara menilai hasil
Cara penilaian ini berlaku untuk pemeriksaan dengan asam asetat
Team Pengajar AMd. Keb 4
ASUHAN KEBIDANAN I
— : tidak ada kekeruhan.
+ : kekeruhan ringan tanpa butir-butir (0,01-0,05%).
++ : kekeruhan mudah dilihat & nampak butir-butir dalam kekeruhan tersebut(0,05-
0,2%).
+++ : urin jelas keruh dan kekeruhan berkeping-keping (0,2-0,5%).
++++ : sangat keruh dan bergumpal/memadat (>0,5%).
3. Pemeriksaan Glukosa UrineGlukosa mempunyai sifat mereduksi. Ion cupri direduksi menjadi
cupro dan mengendap dalam bentuk merah bata. Semua larutan sakar yang mempunyai gugusan aldehid atau keton bebas akan memberikan reaksi positif. Na sitrat dan Na karbonat (basa yang tidak begitu kuat) berguna untuk mencegah pengendapan Cu++ . Sukrosa memberikan reaksi negative karena tidak mempunyai gugusan aktif (aldehid/keton bebas).
Reaksi benedict sensitive karena larutan sakar dalam jumlah sedikit menyebabkan perubahan warna dari seluruh larutan, sedikit menyebabkan perubahan warna dari seluruh larutan, hingga praktis lebih mudah mengenalnya. Hanya terlihat sedikit endapan pada dasar tabung. Uji benedict lebih peka karena benedict dapat dipakai untuk menafsir kadar glukosa secara kasar, karena dengan berbagai kadar glukosa memberikan warna yang berlainan.
3.1. Tujuan Untuk mengetahui adanya glukosa di dalam urine
3.2. Alat dan bahanAlat : 2 Tabung reaksi Penjepit tabung reaksi Rak tabung Pipet tetes Corong Lampu spiritus Bengkok
Bahan :
5 cc larutan benedict
Team Pengajar AMd. Keb 5
ASUHAN KEBIDANAN I
Urine
3.3. Langkah kerja 1. Masukkan larutan benedict ke dalam tabung reaksi sebanyak 5 c2. Campurkan urine 5 – 8 tetes ke dalam tabung yang telah berisi benedict3. Panaskan tabung di atas spritus/Bunsen dan sambil dikocok perlahan
sampai mendidih4. Dinginkan dan amati terjadi perubahan warna atau tidak5. Cara menilai hasil :
Negatif (-) : Tetap biru atau sedikit kehijau-hijauanPositif (+) : Hijau kekuning-kuningan dan keruh (0,5-1% glukosa)Positif (++) : Kuning keruh (1-1,5% glukosa)Positif (+++) : Jingga atau warna lumpur keruh (2-3,5% glukosa)Positif (++++) : Merah keruh ( > dari 3,5 % glukosa)
Team Pengajar AMd. Keb 6