hnp.doc
DESCRIPTION
artikel mengenai hernia nukleus pulposusTRANSCRIPT
HNP
PENGERTIAN
Diskus Intervertebralis adalah lempengan kartilago yang membentuk sebuah bantalan
diantara tubuh vertebra. Material yang keras dan fibrosa ini digabungkan dalam satu kapsul.
Bantalan seperti bola dibagian tengah diskus disebut nukleus pulposus. HNP merupakan
rupturnya nukleus pulposus. (Brunner & Suddarth, 2002)
Hernia Nukleus Pulposus bisa ke korpus vertebra diatas atau bawahnya, bisa juga langsung
ke kanalis vertebralis. (Priguna Sidharta, 1990)
STRUKTUR NORMAL DAN FUNGSI
Disc intervertebralis merupakan struktur avaskular terbesar dalam tubuh. Discus
Intervertebralis berasal dari sel-sel notochordal antara endplates kartilaginosa, yang
menempati sekitar 50% dari ruang discus pada saat lahir sampai sekitar 5% pada orang
dewasa, dimana kondrosit menggantikan sel-sel notochordal. Discus Intervertebralis terletak
di dalam columna vertebralis. Tinggi discus meningkat dari tepi perifer ke pusat, sehingga
tampak berbentuk biconveks. Sebuah ligamentum longitudinal menempel di corpus
vertebralis dan juga melekat pada discus intervertebralis pada bagian anterior dan
posteriornya, sedangkan endplate kartilaginosa dari masing-masing discus menempel pada
endplate pada corpus vertebralis.
.
Material nukleus biasanya terkandung dalam anulus, akan tetapi dapat mendesak dan
menyebabkan penonjolan anulus atau dapat juga mengalami herniasi melalui anulus ke dalam
canalis vertebralis. Hal tersebut biasanya terjadi di lokasi posterolateral dari discus
intervertebralis, seperti yang digambarkan.
Saraf tulang belakang keluar dari canalis vertebralis melalui foramina pada setiap tingkat.
Pengurangan tinggi discus menyebabkan penurunan ketinggian foramen pada tingkat yang
sama. Pada gambar diatas, L4-5 telah kehilangan sebagian besar ketinggian discus dan
beberapa hipertrofi facet, sehingga menutupi batas ruang yang tersedia untuk keluarnya
serabut saraf (L4). Hernia Nucleus Pulposus dalam kanal akan mempersulit dan menghalangi
serabut saraf (L5) yang melintas.
HERNIASI
Material nukleus yang mengalami dislokasi pada canalis vertebralis akan
berhubungan dengan respon inflamasi yang signifikan, seperti yang telah ditunjukkan dalam
penelitian yang telah dilakukan pada hewan. Discus yang mengalami cedera akan
menyebabkan peningkatan molekul pro-inflamasi interleukin-1 (IL-1), IL-8, dan faktor
nekrosis tumor (TNF) alpha. Makrofag kemudian akan merespon peningkatan molekul-
molekul tersebut dan menuju ke canalis vertebralis. Yang selanjutnya akan menimbulkan
luka signifikan. Kompresi saraf akut dapat mengakibatkan kelumpuhan. Kompresi syaraf
motorik akan megakibatkan kelemahan atau kelumpuhan pada otot, dan kompresi syaraf
sensorik akan menyebabkan mati rasa. Nyeri radikuler disebabkan oleh peradangan dari
syaraf.Selanjutnya, degenerasi discus intervetebralis dapat menyebabkan keluarnya material
nukleus, yang mengarah ke toksisitas saraf. Respon inflamasi selanjutnya sering
menyebabkan iritasi syaraf dan menimbulkan rasa sakit yang menjalar tanpa mati rasa,
lemah, atau kehilangan refleks, bahkan ketika tidak ditemukan kompresi syaraf.
Beberapa faktor dapat mempengaruhi terjadinya hernia nucleus pulposus. Merokok
merupakan faktor risiko pada epidemiologi herniasi discus lumbal dan telah tercatat dapat
menurunkan tekanan oksigen dalam discus, hal tersebut mungkin terjadi akibat efek
vasoconstriksi pada pembuluh darah. Herniasi discus Lumbal mungkin dapat terjadi akibat
batuk kronis dan hal lain yang dapat menyebabkan penekanan pada discus. Misalnya, duduk
tanpa penyangga pada lumbal dapat menyebabkan peningkatan tekanan dalam discus, dan
mengemudi dalam jangka waktu yang lama juga merupakan faktor risiko karena resonansi
getaran 5-Hz yang menjalar dari jalanan ke tulang belakang. Penyakit pada tulang belakang
meningkat jumlahnya secara signifikan pada orang yang sering mengemudi. Supir truk
mempunyai resiko tambahan mengalami penyakit tulang belakang dari mengangkat benda
berat selama bongkar muat, yang sayangnya, dilakukan setelah mengemudi berkepanjangan.
Keadaan patologis dari anulus yang melemah adalah kondisi yang penting dipertimbangan
dalam terjadnya herniasi. Banyak kasus yang melibatkan trauma sepele yang sering terjadi
sehingga akhirnya menimbulkan penekanan pada discus.
(http://emedicine.medscape.com/article/1263961-overview)
PATOFISIOLOGI
Protrusi atau ruptur nukleus pulposus biasanya didahului dengan perubahan
degeneratif yang terjadi pada proses penuaan. Kehilangan protein polisakarida dalam diskus
menurunkan kandungan air nukleus pulposus. Perkembangan pecahan yang menyebar di
anulus melemahkan pertahanan pada herniasi nukleus. Setela trauma *jatuh, kecelakaan, dan
stress minor berulang seperti mengangkat) kartilago dapat cedera.
Pada kebanyakan pasien, gejala trauma segera bersifat khas dan singkat, dan gejala ini
disebabkan oleh cedera pada diskus yang tidak terlihat selama beberapa bulan maupun tahun.
Kemudian pada degenerasi pada diskus, kapsulnya mendorong ke arah medula spinalis atau
mungkin ruptur dan memungkinkan nukleus pulposus terdorong terhadap sakus dural atau
terhadap saraf spinal saat muncul dari kolumna spinal.
Hernia nukleus pulposus ke kanalis vertebralis berarti bahwa nukleus pulposus menekan pada
radiks yang bersama-sama dengan arteria radikularis berada dalam bungkusan dura. Hal ini
terjadi kalau tempat herniasi di sisi lateral. Bilamana tempat herniasinya ditengah-tengah
tidak ada radiks yang terkena. Lagipula,oleh karena pada tingkat L2 dan terus kebawah sudah
tidak terdapat medula spinalis lagi, maka herniasi di garis tengah tidak akan menimbulkan
kompresi pada kolumna anterior.
Setelah terjadi hernia nukleus pulposus sisa duktus intervertebralis mengalami lisis sehingga
dua korpora vertebra bertumpang tindih tanpa ganjalan.
MANIFESTASI KLINIS
Nyeri dapat terjadi pada bagian spinal manapun seperti servikal, torakal (jarang) atau lumbal.
Manifestasi klinis bergantung pada lokasi, kecepatan perkembangan (akut atau kronik) dan
pengaruh pada struktur disekitarnya. Nyeri punggung bawah yang berat, kronik dan berulang
(kambuh).
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. RO Spinal : Memperlihatkan perubahan degeneratif pada tulang belakang
2. M R I : untuk melokalisasi protrusi diskus kecil sekalipun terutama untuk penyakit spinal
lumbal.
3. CT Scan dan Mielogram jika gejala klinis dan patologiknya tidak terlihat pada M R I
4. Elektromiografi (EMG) : untuk melokalisasi radiks saraf spinal khusus yang terkena.
PENATALAKSANAAN
1. Pembedahan
Tujuan : Mengurangi tekanan pada radiks saraf untuk mengurangi nyeri dan
mengubah defisit neurologik.
Macam :
a. Disektomi : Mengangkat fragmen herniasi atau yang keluar dari diskus
intervertebral
b. Laminektomi : Mengangkat lamina untuk memajankan elemen neural pada
kanalis spinalis, memungkinkan ahli bedah untuk menginspeksi kanalis spinalis,
mengidentifikasi dan mengangkat patologi dan menghilangkan kompresi medula
dan radiks
c.Laminotomi : Pembagian lamina vertebra.
d. Disektomi dengan peleburan.
2. Immobilisasi
Immobilisasi dengan mengeluarkan kolor servikal, traksi, atau brace.
3. Traksi
Traksi servikal yang disertai dengan penyanggah kepala yang dikaitkan pada
katrol dan beban.
4. Meredakan Nyeri
Kompres lembab panas, analgesik, sedatif, relaksan otot, obat anti inflamasi dan
jika perlu kortikosteroid.
(http://askepasbid.blogspot.com/2009/12/hernia-nukleus-pulposus.html)
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Hernia Nukleus Pulposus. http://askepasbid.blogspot.com/2009/12/hernia-
nukleus-pulposus.html (diakses 26 November 2010)
Priguna Sidharta. 1996. Sakit Neuromuskuloskeletal dalam Praktek. Jakarta : Dian Rakyat
Foster, Mark R. 2010. Herniated Nucleus Pulposus.
http://emedicine.medscape.com/article/1263961-overview (diakses 26 November 2010)