hiradc k3

7
Penilaian risiko dan penentuan kontrol alias HIRADC (Hazzard Identification Risk Assesment Determining Control).HIRADC adalah salah satu bagian dari standar ohsas 18001;2007 clause 4.3.1, Di indonesia biasa juga disebut sebagai risk assesment atau identifikasi bahaya dan aspek K3L. di klausa itu menyebutkan bahwa organisasi harus menetapkan, membuat, menerapkan dan memelihara prosedur untuk melakukan identifikasi bahaya, penilaian risiko dan menentukan pengendalian bahaya dan risiko yang diperlukan. Di dalam klausa ini menjelaskan mengenai proses/hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksananaan HIRADC : 1. Hazard/Bahaya 2. Risk/Risiko 3. Penentuan untuk pengendalian bahaya dan risiko ( harus mempertimbangkan hierarki dari pengendalian : eliminasi, subtitusi, isolasi, engineering control, penandaan/peringatan/administrative control, PPE) 4. Perubahan dari management 5. Pencatatan dan dokumentasi dari kegiatan HIRADC (misalnya : HIRADC register) 6. Tinjauan yang berkelanjutan. Apa aja yang harus diperhitungkan dalam membuat HIRADC?? di dalam OHSAS 18001;2007 menerangkan item2 yang harus masuk dalam membuat HIRADC, karena HIRADC merupakan salah satu dasar dari penerapan OHSAS : 1. Kegiatan rutin dan non rutin ( keadaan gawat darurat, bencana alam, kegiatan pemeliharaan yg diluar jadwal, pembersihan, pengoperasian mesin,shut down/ start up, visit dari kontraktor/pelanggan, keadaan lain yg memang tidak rutin dilakukan oleh organisasi) 2. Semua kegiatan yang memungkinkan seluruh pekerja/orang mempunyai akses masuk di area kerja ( termasuk kontraktor dan juga pengunjung/tamu). 3. Perilaku manusia, kemampuan, dan juga faktor manusia. ( sifat, kesalahan dari pihak manusia, perilaku, kebiasaan, stress dll). 4. bahaya yang berasal dari luar tempat kerja yang dapat menimbulkan efek buruk ke kesehatan dan keselamatan pekerja di

Upload: amalia-safira-koesputri

Post on 20-Dec-2015

250 views

Category:

Documents


18 download

DESCRIPTION

k3

TRANSCRIPT

Page 1: hiradc K3

Penilaian risiko dan penentuan kontrol alias HIRADC (Hazzard Identification Risk Assesment Determining Control).HIRADC adalah salah satu bagian dari standar ohsas 18001;2007 clause 4.3.1, Di indonesia biasa juga disebut sebagai risk assesment atau identifikasi bahaya dan aspek K3L. di klausa itu menyebutkan bahwa organisasi harus menetapkan, membuat, menerapkan dan memelihara prosedur untuk melakukan identifikasi bahaya, penilaian risiko dan menentukan pengendalian bahaya dan risiko yang diperlukan.

Di dalam klausa ini menjelaskan mengenai proses/hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksananaan HIRADC :1. Hazard/Bahaya2. Risk/Risiko3. Penentuan untuk pengendalian bahaya dan risiko ( harus mempertimbangkan hierarki dari pengendalian : eliminasi, subtitusi, isolasi, engineering control, penandaan/peringatan/administrative control, PPE)

4. Perubahan dari management5. Pencatatan dan dokumentasi dari kegiatan HIRADC (misalnya : HIRADC register)6. Tinjauan yang berkelanjutan.

Apa aja yang harus diperhitungkan dalam membuat HIRADC?? di dalam OHSAS 18001;2007 menerangkan item2 yang harus masuk dalam membuat HIRADC, karena HIRADC merupakan salah satu dasar dari penerapan OHSAS :1. Kegiatan rutin dan non rutin ( keadaan gawat darurat, bencana alam, kegiatan pemeliharaan yg diluar jadwal, pembersihan, pengoperasian mesin,shut down/ start up, visit dari kontraktor/pelanggan, keadaan lain yg memang tidak rutin dilakukan oleh organisasi)2. Semua kegiatan yang memungkinkan seluruh pekerja/orang mempunyai akses masuk di area kerja ( termasuk kontraktor dan juga pengunjung/tamu).3. Perilaku manusia, kemampuan, dan juga faktor manusia. ( sifat, kesalahan dari pihak manusia, perilaku, kebiasaan, stress dll).4. bahaya yang berasal dari luar tempat kerja yang dapat menimbulkan efek buruk ke kesehatan dan keselamatan pekerja di organisasi.5. hazard/ bahaya yg timbul dari kegiatan yg berkaitan dengan pekerjaan atau aktivitas yg berada dibawah kendali dilingkungan kerja dan organisasi.( semua ini jg bisa berasal dari aspek lingkungan)6. infrastruktur/sarana/prasarana, peralatan dan material di tempat kerja, yg disediakan oleh pihak organisasi atau pihak luar.7.perubahan atau rencana perubahan pada organisasi, kegiatannya, dan bahan yg digunakan.8. modifikasi dari SMK3, termasuk yg bersifat sementara, dan pengaruhnya terhadap kegiatan operasi, proses atau aktivitas.9. Semua peraturan yg mengikat yg berkaitan dengan penilaian risiko dan pengendalian yg dibutuhkan.10. Disain dari area kerja, proses, instalasi, mesin/peralatan, termasuk kemampuan adaptasi dari pekerja/manusia.

Di dalam klausa ini juga mengharuskan menentukan metodologi atau cara untuk melakukan HIRADC, dan metodologi yg digunakan itu berbentuk tindakan yg proaktif :

Page 2: hiradc K3

1. Cara-cara untuk melakukan ini diserahkan kepada organisasi tergantung dari kebutuhan organisasi untuk melakukan HIRADC, tergantung dari ruang lingkup, sifat, besar kecil organisasi, waktu,biaya dan ketersediaan data untuk pelaksanaan HIRADC.dari semua itu diharapkan metode yang dipilih dapat mencakup untuk pelaksanaan HIRADC yg ada di organisasi.2. orang yg melakukan punharus kompeten.

mungkin ini sekilas penjelasan yg bisa saya berikan mengenai HIRADC,untuk lebih jelasnya bisa mengacu pada panduan dalam penerapan ohsas 18001, yaitu di OHSAS 18002;2008.

HIRADC

Bagi setiap perusahaan yang telah melakukan registrasi OHSAS dan berkomitmen dalam menerap-kan K3 di lingkup perusahaannya secara total, maka perlu membuat atau pun menyusun HIRADC. HIRADC adalah salah satu bagian dari standar OHSAS 18001:2007 klausul 4.3.1. HIRADC yang juga biasa disebut sebagai risk asses-mentatau identifikasi bahaya, pada klausul 4.3.1. dari OHSAS 18001: 2007 disebutkan bahwa perusahaan harus menetapkan, membuat, menerapkan dan memelihara prosedur untuk melakukan identifikasi bahaya, penilaian risiko dan menentukan pengendalian bahaya dan risiko yang diperlukan. HIRADC ini disu-sun sebagai bagian dalam perencanaan K3 perusahaan tersebut.

Pada OHSAS 18001:2007 dije-laskan poin-poin yang harus masuk dalam HIRADC, yaitu:

Kegiatan rutin dan nonrutin (keadaan gawat darurat, bencana alam, kegiatan pemeliharaan yang di luar jadwal, pembersihan, pengoperasian mesin, shut down / start up, kunjungan dari kontraktor atau pun pelanggan, keadaan lain yang memang tidak rutin dilakukan oleh perusahaan)

Semua kegiatan yang me-mungkinkan seluruh pekerja/ orang mempunyai akses masuk ke area kerja (termasuk kontraktor dan juga pengunjung/ tamu).

Perilaku manusia, kemampuan, dan juga faktor manusia.

Bahaya yang berasal dari luar tempat kerja yang dapat me-nimbulkan efek buruk terhadap kesehatan dan keselamatan pekerja di organisasi.

Bahaya yang timbul dari ke-giatan yang berkaitan dengan pekerjaan atau aktivitas yang berada di bawah kendali di lingkungan kerja dan organisasi.

Infrastruktur/sarana/prasarana, peralatan dan material di tempat kerja, yang disediakan oleh pihak organisasi atau pihak luar.

Perubahan atau rencana perubahan pada organisasi, kegiatannya, dan bahan yang digunakan.

Modifikasi dari SMK3, termasuk yang bersifat sementara, dan pengaruhnya terhadap kegiatan operasi, proses atau aktivitas.

Page 3: hiradc K3

Semua peraturan yang mengikat yang berkaitan dengan penilaian risiko dan pengendalian yang dibutuhkan.

Desain dari area kerja, proses, instalasi, mesin/peralatan, termasuk kemampuan adaptasi dari pekerja/manusia.

Setelah HIRADC tersusun se-cara sistematis, maka hasil tersebut dapat digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan K3 terutama dalam hal mengenal bahaya dan menghindarinya, meminimalisasi risiko, serta acuan dalam melakukan tindakan kontrol termasuk tindakan perbaikan bila baha-ya tersebut menyebabkan kesehatan dan/atau keselamatan karyawan terganggu.

Perlu dilakukan peninjauan ulang terhadap HIRADC yang sudah disusun paling tidak dua tahun sekali atau jika ada rekayasa teknik, pen-desainan ulang fasilitas, atau penataan ulang ruang, perubahan peralatan, metode atau gedung, adanya proyek baru, adanya penggantian material atau penggunaan material baru termasuk bahan kimia, adanya perubahan prosedur, instruksi kerja, atau standar baru, pada saat tindakan perbaikan telah dilakukan, dan jika ada indikasi bahaya yang ber-potensi menimbulkan gangguan ke-pada manusia.

 

Tahapan atau Langkah-Langkah Penyusunan HIRADC

Langkah dalam menyusun HIRADC adalah sebagai berikut:

Page 4: hiradc K3

 

1. Menentukan ruang lingkup identifikasi bahaya dan asesmen risiko

2. Mengidentifikasi jenis bahaya yang mungkin ada dan berpotensi membahayakan/menimbulkan kerugian. Jenis bahaya yang harus diidentifikasi termasuk: bahaya fisika, kimia, biologi, ergonomi, dan psikologi. Lihat Tabel 1

3. Menganalisa potensi konsekuensi dimaksud adalah menganalisa ter-hadap potensi dari tingkat kerugi-an, analisa ini dilakukan dengan mempertimbangkan potensi keparahan dampak yang terjadi dan potensi jumlah yang terkena dampak, dan jika diperlukan pada ka-sus tertentu dapat pula dipertimbangkan tingkat gangguan terha-dap kelangsungan kegiatan (bisnis). Lihat Tabel 2

4. Menganalisa kemungkinan /Likelyhood analysis dengan menentukan tingkat kemungkinan ter-jadinya bahaya yang dapat mem-bahayakan. Ada tiga hal yang harus menjadi pertimbangan dalam menganalisa tingkat kemungkinan potensi kerugian terjadi.

Page 5: hiradc K3

5. Penilaian risiko dengan menentu-kan kriteria risiko yang merupakan hasil perkalian dari kriteria kemungkinan dan kriteria konsekuensi.  Risiko (R) = kemungkinan (P) x konsekuensi (C). tabel 3.

6. Menetapkan tingkat risiko dan menentukan tindakan kontrol yang diperlukan dilakukan berdasarkan perhitungan pada tabel 4.

 

Penentuan tindakan kontrol untuk mengurangi risiko harus mengikuti hirarki tindakan pengen-dalian sebagai berikut:

1. Pemusnahan yaitu menghilangkan bahaya dengan cara mengerjakan pekerjaan dengan cara lain/ cara berbeda.

2. Substitusi yaitu menurunkan risiko dari sumbernya atau mengguna-kan alternatif yang lebih aman

3. Rekayasa desain atau teknik; tindakan kontrol ini biasa dilakukan sebagai tindakan pencegahan secara kolektif melalui rekayasa teknik termasuk dalam tindakan ini adalah:   

1) Pengisolasian/Pemisahan, 

2) Pemasangan Ventilasi,      

3) Pemberian Alat Pengaman

4. Pengendalian administratif; tindakan yang bersifat administratif seperti misalnya tindakan yang berkaitan dengan pembatasan waktu kerja, jumlah paparan, pemberian pelatihan, rotasi kerja, papan informasi, pemasangan label, prosedur kerja dan intruksi kerja, serta pengawasan.

5. Jika seluruh upaya tidak berhasil maka dilakukan langkah terakhir yaitu tindakan pengamanan perorangan. Tindakan pengamanan perorangan yaitu tindakan kontrol yang bertujuan untuk mengurangi potensi terjadinya kerugian kepada karyawan secara pribadi/perorangan, seperti penyediaan dan pengharusan dalam memakai  alat pelindung.  ¨