hipotiroid

24
Hipotiroidisme merupakan suatu penyakit akibat kekurangan produksi hormon tiroid atau adanya defek pada reseptornya. Kelainan tersebut dapat ditemukan sejak lahir yang sering dikenal sebagai hipotiroid kongenital, namun bila tampak gejala-gejala setelah periode fungsi tiroid yang tampaknya normal maka kelainan ini merupakan kelainan yang “didapat” yang biasanya akibat defek kongenital karena manifestasi defisiensinya terlambat. Hipotiroid merupakan penyakit yang ditemukan dengan perbandingan 1 : 5000 dari kelahiran hidup dan biasanya ditemukan 80 – 90 % pada bayi dengan usia < 3 bulan, lebih sering mengenai perempuan dengan perbandingan antara perempuan dan laki-laki 2 : 1. Hipotiroid seringkali dikelompokkan berdasarkan organ Ty pe Origi n Description Primer Kelenja r tiroid Bentuk yang paling sering dijumpai adalah Hashimoto’s Thyroiditis dan terapi radioyodium untuk hipertiroid. Sekunder Kelenja r Pituita ri Terjadi bila kelenjar pituitary tidak menghasilkan TSH Yang cukup untuk merangsang 1

Upload: vendi-cahyadi-riandika

Post on 12-Aug-2015

34 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

kkkk

TRANSCRIPT

Page 1: HIPOTIROID

Hipotiroidisme merupakan suatu penyakit akibat kekurangan produksi hormon

tiroid atau adanya defek pada reseptornya. Kelainan tersebut dapat ditemukan sejak lahir

yang sering dikenal sebagai hipotiroid kongenital, namun bila tampak gejala-gejala setelah

periode fungsi tiroid yang tampaknya normal maka kelainan ini merupakan kelainan yang

“didapat” yang biasanya akibat defek kongenital karena manifestasi defisiensinya

terlambat.

Hipotiroid merupakan penyakit yang ditemukan dengan perbandingan 1 : 5000

dari kelahiran hidup dan biasanya ditemukan 80 – 90 % pada bayi dengan usia < 3 bulan,

lebih sering mengenai perempuan dengan perbandingan antara perempuan dan laki-laki 2 :

1.

Hipotiroid seringkali dikelompokkan berdasarkan organ

Type Origin Description

Primer Kelenjar

tiroid

Bentuk yang paling sering dijumpai adalah Hashimoto’s

Thyroiditis dan terapi radioyodium untuk hipertiroid.

Sekunder Kelenjar

Pituitari

Terjadi bila kelenjar pituitary tidak menghasilkan TSH

Yang cukup untuk merangsang produksi thyroxine dan

Triiodothyronine. Biasanya hal ini disebabkan karena

Kerusakan kelenjar pituitary oleh beberapa hal, seperti

Tumor, radiasi, atau operasi.

Tersier Hipotala

mus

Terjadi bila hipotalamus gagal memproduksi cukup

TRH

BAB III

HIPOTIROID

1

Page 2: HIPOTIROID

Hipotiroid adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh gangguan pada salah satu

tingkat dari aksis hipotalamus-hipofisis-tiroid-“end organ”, dengan akibat terjadinya

defisiensi hormon tiroid, ataupun gangguan respon jaringan terhadap hormon tiroid.

Menurut onsetnya, hipotiroid pada anak dibedakan menjadi 2

1. Hipotiroid kongenital.

2. Hipotiroid dapatan.

 

I. PATOFISIOLOGI

Hipotiroid dapat disebabkan oleh gangguan sintesis hormon tiroid atau gangguan

pada respon jaringan terhadap hormon tiroid.

Sintesis hormon tiroid diatur sebagai berikut :

o Hipotalamus membuat “thyrotropin releasing hormone (TRH)” yang

merangsang hipofisis anterior.

o Hipofisis anterior mensintesis thyrotropin (thyroid stimulating hormone =

TSH) yang merangsang kelenjar tiroid.

o Kelenjar tiroid mensintesis hormone tiroid (triiodothyronin = T3 dan

tetraiodothyronin = T4 = thyroxin) yang merangsang metabolisme jaringan

yang meliputi : konsumsi oksigen, produksi panas tubuh, fungsi syaraf,

metabolisme protrein, karbohidrat, lemak, dan vitamin-vitamin, serta kerja

daripada hormon-hormon lain.

II. HIPOTIROID KONGENITAL

Penyebab hipotiroid kongenital dapat sporadis/ familial, gondok atau non gondok.

Pada banyak kasus, defisiensi hormon tiroid berat, dan gejala-gejala berkembang pada

umur beberapa minggu awal. Pada kasus lain, tingkat defisiensi yang lebih rendah

terjadi dan manifestasi dapat terlambat selama beberapa bulan atau beberapa tahun.4

Angka kejadian di beberapa negara sangat bervariasi dengan kisaran antara 4000-

6000 kelahiran hidup. Hipotiroid kongenital merupakan salah satu penyebab retardasi

mental dan kegagalan pertumbuhan yang dapat dihindari bila ditemukan dan diobati

sebelum usia 1 bulan. Oleh karena itu banyak negara maju melakukan screening saat

kelahiran.8

II.1. ETIOLOGI

A. Disgenesis Tiroid

2

Page 3: HIPOTIROID

Defek perkembangan (disgenesis tiroid) merupakan 90% dari bayi

yang terdeteksi hipotiroidisme. Pada sekitar sepertiga bayi tidak ditemukan

adanya sisa jaringan tiroid (aplasia), sedangkan duapertiga lainnya jaringan

tiroid yang tidak sempurna ditemukan pada lokasi ektopik, dari dasar lidah

(tiroid lidah) sampai posisi normalnya di leher.

Kebanyakan bayi dengan hipotiroidisme kongenital pada saat lahir

tidak bergejala walaupun ada agenesis total kelenjar tiroid. Situasi ini

dianggap berasal dari perpindahan transplasenta sejumlah sedang tiroksin ibu

(T4) yang memberikan kadar janin 25-50% normal pada saat lahir. Kadar T4

serum yang rendah ini dan secara bersamaan kadar TSH meningkat

memungkinkan pendeteksian neonatus dengan hipotiroid.

Jaringan tiroid ektopik (lidah, bawah lidah, subhioid)dapat

memberikan jumlah hormon tiroid yang cukup selama bertahun-tahun atau

dapat gagal pada masa anak-anak. Anak yang terkena biasanya datang karena

tumbuh massa pada dasar lidah atau pada linea mediana leher, biasanya

setinggi hioid. Kadang-kadang disertai dengan kista duktus tiroglossus.

Pengambilan secara bedah jaringan tiroid ektopik dari individu eutiroid dapat

mengakibatkan hipotiroidisme karena tidak memiliki jaringan tiroid yang

lain.

B. Antibodi Penyekat-Reseptor Tirotropin (TRBAb)

TRBAb dahulu disebut penghambat imunoglobulin pengikat tiroid

(TBII). Penyebab hipotiroidisme kongenital sementara yang tidak biasa

adalah antibodi ibu yang lewat secara transplasenta yang menghambat

pengikatan TSH pada reseptornya pada neonatus. Frekuensinya adalah 1

dalam 50.000-100.000 bayi. Harus dicurigai adanya riwayat penyakit tiroid

autoimun ibu termasuk tiroiditis Hashimoto, penyakit Graves, hipotiroidisme

pada terapi penggantian, ng hipotiroidisme kongenital berulang yang bersifat

sementara pada saudara kandung berikutnya. Diagnosis yang benar dalam

kasus ini adalah mencegah pengobatan berkepanjangan yang tidak perlu,

waspada klinis terhadap kemungkinan berulang pada kehamilan berikutnya,

dan menawarkan prognosis yang baik pada orang tua.

C. Sintesis Tiroksin yang Kurang Sempurna

Berbagai defek pada biosintesis hormon tiroid dapat mengakibatkan

hipotiroidisme kongenital, dan bila defeknya tidak sempurna akan terjadi

3

Page 4: HIPOTIROID

kompensasi dan mulainya hipotiroidisme dapat terlambat selama beberapa

tahun. Defek ini ditentukan secara genetik dan dipindahkan dengan cara

autosom resesif.

D. Radioyodium

Hipotiroidisme telah dilaporkan akibat dari pemberian radioyodium

secara tidak sengaja selama kehamilan untuk pengobatan kanker tiroid atau

hipertiroidism. Pemberian yodium radioaktif pada wanita yang sedang

menyusui juga terkontraindikasi karena dengan mudah dieksresikan dalam

susu.

E. Defisiensi Tirotropin

Defisiensi TSH dan hipotiroidisme dapat terjadi pada keadaan apapun

yang terkait dengan defek perkembangan kelenjar pituitaria atau

hipotalamus. Lebih sering pada keadaan ini, defisiensi TSH akibat defisiensi

hormon pelepas tiroropin (TRH). Mayoritas bayi yang terkena memiliki

defisiensi kelenjar pituitaria multipel dan datang dengan hipoglikemi, ikterus

persisten, dan mikropenis bersama dengan displasia septo-optik, celah bibir

linea mediana, hipoplasia wajah tengah, dan anomali wajah linea mediana

yang lain.

F. Ketidaktanggapan Hormon Tirotropin

Hipotiroidisme kongenital ringan telah dideteksi pada bayi baru lahir

yang selanjutnya terbukti menderita pseudohipoparatiroidisme tipe Ia.

Penyebab molekular resistensi terhadap TSH pada penderita ini adalah

gangguan menyeluruh aktivasi cAMP yang disebabkan oleh defisiensi

genetik subunit α guanin nukleotid pengatur protein. Keadaan

ketidaktanggapan TSH murni yang telah dideteksi, yaitu kadar T4 serum

rendah, kadar TSH serum dengan radioimmunoassay dan bioassay

meningkat, dan tidak ada respon terhadap pemberian TSH eksogen.

G. Ketidaktanggapan Hormon Tiroid

Semakin bertambah jumlah penderita yang ditemukan yang menderita

resistensi terhadap kerja endogen dan eksogen T4 dan T3. Kebanyakan

penderita menderita gondok, dan kadar T4, T3, T4 bebas, dan T3 bebas

meningkat. Ketidaktanggapan ini dapat bervariasi di antara jaringan.

Mungkin ada tanda klinis hipotiroidisme yang tidak terlihat, termasuk

retardasi mental, retardasi pertumbuhan, dan maturasi skeleton terlambat

4

Page 5: HIPOTIROID

ringan serta satu manifestasi neurologis yaitu peningkatan hubungan

gangguan hiperaktivitas defisit perhatian.

H. Penyebab Lain Hipotiroid (Obat)

Hipotiroidisme kongenital dapat merupakan akibat dari paparan janin

terhadap yodium atau obat antitiroid yang berlebihan. Keadaan ini bersifat

sementara dan tidak boleh keliru dengan bentuk-bentuk hipotiroidisme lain.

Pada neonatus, penggunaan antiseptik mengandung yodium topikal pada

kamar perawatan anak dan oleh ahli bedah juga dapat menyebabkan

hipotiroidisme kongenital sementara, terutama pada bayi dengan BBLR.

Sedangkan pada anak yang lebih besar, sumber yodium biasanya dalam

sediaan paten yang digunakan untuk mengobati asthma.

II.2. MANIFESTASI KLINIS

Hipotiroidisme kongenital lebih sering terjadi pada anak perempuan

dibanding anak laki-laki. Sebelum program skrining neonatus, hipotiroidisme

kongenital jarang dikenali pada bayi yang baru lahir karena tanda-tanda dan

gejala-gejalanya biasanya tidak cukup berkembang. Hipotiroidisme ini dapat

dicurigai dan diagnosis ditegakkan selama umur umur minggu-minggu awal jika

terdapat manifestasi awal tetapi kurang khas dikenali. Bayi dengan tampak tenang

dan mempunyai badan yang relatif gemuk biasanya lambat didiagnosa.4

Riwayat dan gejala pada neonatus dan bayi : 3.

-       Fontanella mayor yang lebar dan fontanella posterior yang terbuka.

-    Suhu rektal < 35,5˚C dalam 0-45 jam pasca lahir.

-    Berat badan lahir > 3500 gram; masa kehamilan > 40 minggu.

-    Suara besar dan parau, tidak belajar berbicara.

-    Hernia umbilikalis.

-    Riwayat ikterus lebih dari 3 hari, karotenemia

-    Miksedema (kulit kelopak mata, punggung tangan, dan genitalia eksterna)

-    Makroglosi.

-    Riwayat BAB pertama > 20 jam setelah lahir dan sembelit (< 1 kali/hari).

-    Kulit kering, dingin, dan “motling” (berbercak-bercak, terutama tungkai).

-    Letargi.

-    Gangguan minum dan menghisap

-    Bradikardia (< 100/menit).

5

Page 6: HIPOTIROID

- Penampilan fisik sekilas seperti sindrom Down, namun pada sindrom

Down bayi lebih aktif.

- Hipotonia

- Tidur yang berlebihan, sedikit menangis, tidak selera makan, biasanya

lamban.

- Mata terpisah lebar

- Jembatan hidung sempit

Diagnosis dan pengobatan dini penting untuk mencegah mental yang permanen

pada penderita.

Gejala pada anak besar :7

-       Dengan goiter maupun tanpa goiter.

-       Gangguan pertumbuhan (kerdil).

-       Gangguan perkembangan motorik, mental, gigi, tulang, dan pubertas.

-        Ganguan perkembangan mental permanen terutama bila onset terjadi

sebelum umur 3 th.

-       Aktivitas berkurang, lambat.

-       Kulit kering.

-       Miksedema.

-       Tekanan darah rendah, metabolisme rendah.

-       Intoleransi terhadap dingin.

II.3. PEMERIKSAAN DAN DIAGNOSIS

A. Anamnesis :

o       Apakah berasal dari daerah gondok endemik?

o       Struma pada ibu. Apakah ibu diberi KI, PTU waktu hamil?

o       Adakah keluarga yang struma?

o       Perkembangan anak.

B. Gejala klinis :

Dicurigai adanya hipotiroid bila skor Apgar hipotiroid kongenital > 5;

tetapi tidak adanya gejala atau tanda yang tampak, tidak menyingkirkan

kemungkinan hipotiroid kongenital.

6

Page 7: HIPOTIROID

Tabel : Skor Apgar pada hipotiroid kongenital

Gejala klinis Skore

Hernia umbilicalis 2

Kromosom Y tidak ada (wanita) 1

Pucat, dingin, hipotermi 1

Tipe wajah khas edematus 2

Makroglosi 1

Hipotoni 1

Ikterus lebih dari 3 hari 1

Kulit kasar, kering 1

Fontanella posterior terbuka (>3cm) 1

Konstipasi 1

Berat badan lahir > 3,5 kg 1

Kehamilan > 40 minggu 1

Total 15

C. Laboratorium :

o Pemeriksaan fungsi tiroid T4 dan TSH dilakukan untuk

memastikan diagnosis, apabila ditemukan kadar T4 rendah disertai

TSH meningkat maka diagnosis sudah dapat ditegakkan.

o Pemeriksaan darah perifer lengkap, air kemih, tinja, kolesterol

serum (biasanya meningkat pada anak > 2 tahun).

o Apabila ibu dicurigai menderita hipotiroid maka bayi perlu

diperiksa antibodi antitiroid. Kadar TBG diperiksa bila ada dugaan

defisiensi TBG yaitu bila dengan pengobatan hormon tiroid tidak

ada respon.

7

Page 8: HIPOTIROID

Name Normal ValueResults in

Hypothyroidism

Results in

Hyperthyroidism

Thyroid Stimulating

Hormone (TSH)

0.3 – 5.0µU/mL or

0.3 – 5.0 mU/L

High Low

Total T4

Immunoassay

5 – 11µg/dL or

64 – 142 nmol/L Low High

Free T4 Index 6.5 – 12.5 Low High

Total T3

Immunoassay

95 – 190 ng/dL or

1.5 – 2.9 nmol/L Normal or Low High

Free T3 Index 20 – 63 Normal or Low High

D. Radiologis :

USG atau CT scan tiroid.

Tiroid scintigrafi, membantu memperjelas penyebab yang

mendasari bayi dengan hipotiroidisme kongenital. Pasien

meminum radioaktif yodium atau technetium dan ditunggu hingga

8

Page 9: HIPOTIROID

substansi tersebut ada pada kelenjar tiroid. Jika tiroid berfungsi

maka akan terlihat level penyerapan yang sama pada seluruh

kelenjar tiroid. Bila ada aktivitas berlebih akan terlihat daerah

berwarana putih. Sedangkan area yang kurang aktif akan terlihat

lebih gelap.

Umur tulang (bone age), adanya retardasi perkembangan tulang

misalnya disgenesis epifise atau deformitas veterbra.

X-foto tengkorak, menunjukkan adanya fontanella besar dan

sutura yang melebar, tulang antar sutura (wormian) biasanya ada,

terlihatnya sella tursika yang membesar dan bulat, dan mungkin

terlihat adanya erosi dan penipisan.

II.4. DIAGNOSIS BANDING

Mongolisme

Sering disertai hipotiroid kongenital, sehingga perlu dilakukan

pemeriksaan faal tiroid secara rutin. Pada mongolisme terdapat: epikantus (+),

makroglosi (+), miksedema (-), retardasi motorik dan mental serta adanya

kariotyping dan trisomi 21.

Dysmorphogenetic chromosomal syndromes

Infeksi kongenital

Intrauterine drug exposure

Intestinal obstruction

Ikterus fisiologis

Miopatik kongenital

II.5. TATALAKSANA

Hormon tiroid

Obat pilihan adalah Sodium L-Thyroxine, diberikan sedini mungkin.

1.   Bila fasilitas untuk mengukur faal tiroid ada, diberikan dosis seperti tabel

berikut :

Umur Dosis µg/kg BB/hari

0-3 bulan

3-6 bulan

10-15

8-10

9

Page 10: HIPOTIROID

6-12 bulan

1-5 tahun

2-12 tahun

> 12 tahun

6-8

5-6

4-5

2-3

  Kadar T4 dipertahankan di atas pertengahan nilai normal.

3. Bila fasilitas untuk mengukur faal tiroid tidak ada, dapat dilakukan therapeutic

trial sampai usia 3 tahun dimulai dengan dosis rendah dalam 2-3 minggu; bila

ada perbaikan klinis, dosis dapat ditingkatkan bertahap atau dengan dosis

pemberian + 100 μg/m2/hari. Penyesuaian dosis tiroksin berdasarkan respon

klinik dari uji fungsi tiroid T3, T4, dan TSH yang dapat berbeda tergantung dari

etiologi hipotiroid.

4. Penundaan atau keterlambatan pengobatan akan meningkatkan risiko

komplikasi

5. Monitoring pengobatan harus dilakukan setiap bulan pada tahun pertama dan

selanjutnya setiap 2-3 bulan

6. Pemantauan tumbuh kembang yang optimal namun hindari overtreatment

7. Kasus transien hipotiroid kongenital boleh tidak diobati, namun jika penurunan

T4 dan peningkatan TSH menetap harus segera diobati.

II.6. PEMANTAUAN

A. Terapi

Kemungkinan terjadinya hipertiroidisme perlu diwaspadai. Dosis yang

berlebihan dapat mengakibatkan takikardia, kecemasan berlebihan, gangguan

tidur, dan gejala tirotoksikosis yang lain. Pemberian tiroksin berlebihan jangka

lama mengakibatkan kraniosinostosis. Anak yang sedang dalam pengobatan

hipotiroid kongenital harus dievaluasi secara teratur stiap beberapa bulan sampai

paling tidak hingga 3 tahun pertama kehidupan. Menurut American academy of

pediatric, serumT4 atau T4 bebas dan Tes darah TSH harus dilakukan menurut

jadwal:

2-4 minggu setelah pengobatan T4

Setiap 1-2 bulan hingga 6 bulan pertama kehidupan

Setiap 3-4 bulan, mulai 6 bln hingga 3 tahun pertama kehidupan

10

Page 11: HIPOTIROID

Setiap 6 -12 bulan hingga pertumbuhan normal tercapai

Dua minggu setelah perubahan dosis

Evaluasi lebih sering bila ditemukan hasil yang abnormal

Apabila fase perkembangan otak sudah dilalui, pemantauan dapat dilakukan 3 bulan sampai 6 bulan sekali dengan mengevaluasi

pertumbuhan linear, berat badan, perkembangan motorik dan bahasa serta kemampuan akademis untuk yang sudah bersekolah. Umur tulang

dipantau tiap tahun. Karena levothyroxine identik dengan thyroxine yang dihasilkan badan, efek samping jarang ditemukan. Namun bila dosis

terlalu kecil atau terlalu besar akan terjadi efek samping seperti tertulis di tabel berikut

Gejala dosis kurang atau berlebih dari Levothyroxine

Dosis

kurang

Dosis berlebih

Lemas Gejala kardiovaskuler (detak jantung cepat, berkeringat, varian denyut

nadi yang luas, angina atau congestive heart failure)

Ketumpulan

mental

Agitasi (tremor, nervousness, insomnia, keringat berlebih)

Merasa

kedinginan

Sakit kepala dan nyeri otot

Kram otot Gejala intestinal dan metabolic (pperubahan nafsu makan, diare,

penurunan BB)

Demam dan intoleransi terhadap panas

B. Tumbuh Kembang

Hipotiroid kongenital sangat mengganggu tumbuh kembanganak

apabila tidak terdiagnosis secara dini ataupun bila pengobatan dilakukan

tidak benar. Apabila hipotiroid diobati dini dengan dosis adekuat, proses

pertumbuhan linier pada sebagian besar kasus mengalami kejar tumbuh

yang optimal sehingga mencapai tinggi badan normal. Pengobatan yang

11

Page 12: HIPOTIROID

dilakukan setelah usia 3 bulan akan mengakibatkan taraf IQ subnormal atau

lebih rendah.

II.7. PROGNOSIS

Dengan adanya program skrining neonatus untuk mendeteksi

hipotiroidisme kongenital, prognosis untuk bayi yang terkena telah baik secara

dramatis. Diagnosis awal dan pengobatan yang cukup sejak umur minggu-minggu

pertama memungkinkan pertumbuhan linier yang normal dan intelegensianya

setingkat dengan saudara kandung yang tidak terkena.

Tanpa pengobatan dini akan terjadi sekuale neurologis berupa

retardasi mental

koordinasi motorik yang lemah

hipotonia muskuler

ataxia

Dengan pengobatan dini retardasi mental dapat dihindari. Lebih dini

pengobatan prognosis akan lebih baik. Bahkan dengan pengobatan komplikasi

disfungsi psikomotor seperti gangguan belajar masih dapat dijumpai.

III. HIPOTIROID DIDAPAT

III.1. ETIOLOGI

A. Tiroiditis Limfositik.

Tiroiditis limfositik merupakan penyebab paling lazim terjadinya

hipotiroidisme didapat. Meskipun secara khas ditemukan pada remaja,

keadaan ini terjadi seawal pada usia 2 tahun. Penyakit ini merupakan suatu

penyakit autoimun yang ditandai secara histologis infiltrasi tiroid dengan

limfosit.

12

Page 13: HIPOTIROID

Setiap bentuk autoimun tiroiditis secara tipikal dimulai dengan sel T dan B:

Sel T dan B menginfiltrasi kelenjar tiroid dalam jumlah yang setara. Kedua sel ini

berperan dalam respon primer terhadap infeksi. Sel T mengidentifikasi molekul

invasive (cth: virus) dan membantu sel B untuk memproduksi antibodi.

Pada kasus autoimunitas, sel T mengira molekul badan kita sebagai molekul invasive.

Sehingga sel B memproduksi antibodi yang disebut autoantibody.

Antibodi kemudian menyerang protein tiroid yang disebut thyroid peroxidase yang

menyebabkan kehancuran dari sel tiroid.

Ada beberapa teori yang menjelaskan mengapa sel T dan B menhancurkan sel tiroid,

antara lain:

Salah satu teori mengatakan selama infeksi sel T menginduksi sel B untuk

mengeluarkan antibodi guna melawan invasi virus. Namun tanpa diduga, sel T juga

menginduksi sel B untuk menghancurkan protein tiroid yang serupa.

Faktor genetic paling berperan pada autoimun tiroiditis. Sebagai contoh, pasien

dengan hashimoto’s tiroiditis memiliki gen yang disebut fas Gen, yang berinteraksi

dengan sel tiroid dan merangsang proses yang disebut apoptosis, yang memulai

terjadinya kehancuran sel.

Pada beberapa wanita, autoimunitas terjadi ketika sedang mengandung. Dalam hal ini

sel fetal terakumulasi di kelenjar tiroid ibu, merangsang respon imun.

Pada hashimoto’s tiroiditis antibodi memblok reseptor pada sel tiroid yang mengikat

TSH. Efek ini lebih menjelaskan perburukan dari kelainan ini, tapi tidak menjelaskan

sebab awal terjadinya kehancuran sel tiroid..

Beberapa penelitian membuktikan intake yodium yang berlebihan berhubungan

dengan terjadinya hashimoto’s tiroiditis

13

Page 14: HIPOTIROID

B. Tiroidektomi Subtotal

Tiroidektomi subtotal pada tirotoksikosis atau kanker dapat

menyebabkan hipotiroidisme, sama seperti halnya dengan pengambilan

jaringan tiroid ektopik misalnya tiroid lidah, tiroid subhioid media, atau

jaringan tiroid pada kista duktus tiroglossus merupakan satu-satunya

sumber hormon tiroid, dan pemotongan menyebabkan terjadinya

hipotiroidisme.

C. Sistinosis Nefropati

Anak dengan keadaan seperti ini ditandai dengan penyimpanan sistin

intralisosom dalam jaringan tubuh, mengalami gangguan fungsi tiroid.

Hipotiroidisme dapat jelas, tetapi bentuk yang terkompensasi lebih lazim,

dan penilaian berkala kadar TSH terindikasi. Pada usia 13 tahun,

duapertiga penderita ini memerlukan penggantian tiroksin.

D. Infiltrasi Histiosit

Yaitu terjadi pada anak dengan histiositosis sel Langerhans dapat

menyebabkan hipotiroidisme.

E. Iradiasi

Iradiasi daerah tiroid yang merupakan kejadian pada pengobatan

penyakit Hodgkin atau malignansi lain atau yang diberikan sebelum

transplantasi sumsum tulang sering menyebabkan kerusakan tiroid. Pada

sekitar sepertiga anak tersebut terjadi kenaikkan kadar TSH dalam setahun

setelah terapi, dan 15-20% menjadi hipotiroidisme dalam 5-7 tahun.

F. Obat-obatan

Penelanan obat-obatan yang mengandung yodium yang lama dapat

menyebabkan hipotiroidisme, biasanya disertai dengan gondok.

Amiodaron, obat yang digunakan untuk aritmia jantung 37% beratnya

terdiri dari yodium sehingga menyebabkan hipotiroidisme pada sekitar

20% anak yang diobati. Ini mempengaruhi fungsi tiroid secara langsung

karena kandungan yodiumnya yang tinggi juga karena hambatan 5’-

deiodinase yang mengubah T4 menjadi T3, anak yang mendapat pengobatan

ini harus dilakukan pengukuran T4, T3, dan TSH seri.

G. Subklinis hipotiroid

14

Page 15: HIPOTIROID

Subklinis hipotoiroid terjadi ketika kadar TSH tinggi

tetapi kadar T3 dan T4 normal. Para ahli masih meragukan bagaimana

subklinis hipotiroid mempengaruhi metabolisme selular karena kadar dari

hormone yang normal. Cochrane collaboration menemukan bahwa tidak

ada kegunaan dari terapi penggantian hormone.

III.2. MANIFESTASI KLINIS

Perlambatan pertumbuhan biasanya merupakan manifestasi klinis pertama,

tetapi tanda ini sering lewat tanpa diketahui. Perubahan miksedematosa kulit,

konstipasi, intoleransi dingin, energi menurun, bertambahnya kebutuhan untuk

tidur berkembang secara diam-diam. Namun, tugas sekolah dan nilai biasanya

tidak terpengaruh bahkan pada anak yang menderita hipotiroid berat sekalipun.

Maturasi tulang terlambat, sering secara mencolok yang merupakan petunjuk

lamanya hipotiroidisme.

Beberapa anak datang dengan nyeri kepala, masalah penglihatan, pubertas

prekoks, atau galaktorrea. Anak-anak ini biasanya mengalami pembesaran

hiperplastik kelenjar pituitaria, seringkali dengan perluasan suprasella, setelah

hipotiroidisme yang lama; keadaan ini dapat keliru dengan tumor kelenjar

pituitaria.

III.3. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK dan PENGOBATAN

Pemeriksaan diagnostik dan pengobatan adalah sama seperti yang

diuraikan pada hipotiroidisme kongenital. Pengukuran antibodi antiroglobulin dan

antiperoksidase (dahulu antimikrosom) dapat mengarah pada tiroiditis autoimun

sebagai penyebab. Selama tahun pertama pengobatan, penjelekkan tugas sekolah,

kebiasaan tidur yang buruk, kegelisahan, waktu perhatian yang pendek, dan

masalah-masalah perilaku dapat terjadi, tetapi hal ini sementara.

III.4. KOMPLIKASI

Kondisi Emergensi

Koma myxedema, merupakan komplikasi yang mengancam jiwa bila hipotiroid

tidak diobati. Gejalanya antara lain meliputi penurunan suhu tubuh yang drastis

(hypothermi), delirium, penurunan fungsi paru, perlambatan denyut jantung,

15

Page 16: HIPOTIROID

konstipasi, retensi urin, kejang, stupor dan akhirrnya koma. Jarang terjadi, tetapi

lebih sering ditemukan pada pasien yang mendapat paparan stresss yang berat,

seperti infeksi, operasi, atau cuaca yang terlalu dingin. Obat-obatan tertentu

( seperti sedative, penghilang nyeri, amiodarone, narkotik dan litium) dapat

meningkatkan resiko.Tingkat mortalitas tinggi (30-60%) terutama pada orang

tua dan penderita hipoternia persisten atau kelainan jantung.

Suppurative Thyroiditis. Biasanya diawali dengan infeksi saluaran nafas atas.

Gejala meliputi demam, nyeri leher, rash, dan kesulitan mengunyah dan

berbicara.

Efek hipotiroid pada anak dan balita

Anak yang dilahirkan dari ibu yang tidak mendapat pengobatan. Anak ini

memiliki resiko cacat mental termasuk gangguan konsentrasi dan verbal.

Efek hipotiroid selama masa balita. Walaupun sementara, pada kasus yang berat

dapat menyebabkan gangguan perkembangan neurologist dan mental.

Bayi yang dilahirkan dengan hipotiroid congenital. Harus segera mendapat

pengobatan untuk mencegah retardasi mental, pertumbuhan yang terhambat, dan

perkembanagan abnormal lainnya ( sindrom yang disebut kretinisme). Sudah

diperkirakan bahwa anak yang tidak diobati akan mengalami penurunan IQ tiga

hingga lima poin per bulan selama tahun pertama. Tetapi walau bagaimanapun,

bahakn dengan terapi awal, gangguan ringan dalam hal memori, perhatian, dan

perkembangan mental dapat tetap ada hingga dewasa.

Efek yang terjadi bila onset hipotiroid > 2 tahun. Ancaman mental retardasi

berkurang namun pertumbuhan fisik menjadi lebih pelan dan pertumbuhan gigi

jadi terlambat.

16