hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah sebuah kondisi medis saat seseorang mengalami...

29
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah sebuah kondisi medis saat seseorang mengalami peningkatan tekanan darah atas normal. Akibatnya, volume darah meningkat dan saluran darah menyempit. Oleh karena itu, jantung harus memompa lebih keras untuk menyuplai oksigen dan nutrisi ke setiap sel di dalam tubuh (Puspitorini. M, 2009) dan hipertensi sering disebut sebagai pembunuh terselubung. Hipertensi tidak memberikan gejala kepada penderita. Namun bukan berarti hal ini tidak berbahaya (Santoso. D, 2010). Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu gangguan pada sistem peredaran darah yang sering terdapat pada usia pertengahan atau lebih, yang ditandai dengan tekanan darah lebih dari normal. Hipertensi menyebabkan perubahan pada pembuluh darah yang mengakibatkan makin meningkatnya tekanan darah. Dari definisi – definisi diatas dapat disimpulkan bahwa : Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah baik sistolik maupun diastolik diatas normal sesuai umur dan merupakan salah satu faktor resiko terjadinya kompilkasi penyakit kardiovaskuler. Seseorang baru merasakan dampak yang gawat dari hipertensi ketika telah terjadi komplikasi. Hipertensi baru disadari ketika telah menyebabkan gangguan organ, seperti gangguan fungsi jantung, koroner, ginjal, gangguan fungsi kognitif ataupun stroke. Hipertensi pada dasarnya akan mengurangi harapan hidup para penderitanya. Selain mengakibatkan angka kematian yang tinggi (hight case fatality rate), hipertensi juga berdampak pada mahalnya pengobatan dan perawatan yang harus ditanggung para penderita. Bahkan, hipertensi berdampak pula bagi penurunan kualitas hidup. Hipertensi sebenarnya dapat diturunkan dari orang tua kepada anaknya. Jika salah satu orang tua orangtua terkena hipertensi, maka kecenderungan anak untuk menderita hipertensi lebih besar dibandingkan mereka yang tidak memiliki orang tua penderita hipertensi. Sekitar 40% kematian dibawah usia 65 tahun bermula dari tekanan darah tinggi. Penyakit ini sudah menjadi endemi di zaman modern, menggantikan wabah kolera dan TBC dizaman dulu. 2.3 Jenis-Jenis Hipertensi A. Menurut Dewi. S & Familia. D, (2010) yang berdasarkan keadaan disebutkan krisis hipertensi ini terbagi menjadi dua jenis diantaranya ialah: 1. Hipertensi Emergensi

Upload: herperian-ari

Post on 26-Dec-2015

26 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hipertensi Atau Tekanan Darah Tinggi Adalah Sebuah Kondisi Medis Saat Seseorang Mengalami Peningkatan Tekanan Darah Atas Normal

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah sebuah kondisi medis saat seseorang mengalami peningkatan tekanan darah atas normal. Akibatnya, volume darah meningkat dan saluran darah menyempit. Oleh karena itu, jantung harus memompa lebih keras untuk menyuplai oksigen dan nutrisi ke setiap sel di dalam tubuh (Puspitorini. M, 2009) dan hipertensi sering disebut sebagai pembunuh terselubung. Hipertensi tidak memberikan gejala kepada penderita. Namun bukan berarti hal ini tidak berbahaya (Santoso. D, 2010). Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu gangguan pada sistem peredaran darah yang sering terdapat pada usia pertengahan atau lebih, yang ditandai dengan tekanan darah lebih dari normal. Hipertensi menyebabkan perubahan pada pembuluh darah yang mengakibatkan makin meningkatnya tekanan darah.Dari  definisi – definisi  diatas dapat  disimpulkan  bahwa  : Hipertensi  adalah  peningkatan  tekanan  darah  baik  sistolik  maupun  diastolik  diatas  normal  sesuai   umur  dan  merupakan   salah  satu  faktor  resiko  terjadinya  kompilkasi  penyakit   kardiovaskuler.Seseorang baru merasakan dampak yang gawat dari hipertensi ketika telah terjadi komplikasi. Hipertensi baru disadari ketika telah menyebabkan gangguan organ, seperti gangguan fungsi jantung, koroner, ginjal, gangguan fungsi kognitif ataupun stroke. Hipertensi pada dasarnya akan mengurangi harapan hidup para penderitanya. Selain mengakibatkan angka kematian yang tinggi (hight case fatality rate), hipertensi juga berdampak pada mahalnya pengobatan dan perawatan yang harus ditanggung para penderita. Bahkan, hipertensi berdampak pula bagi penurunan kualitas hidup.Hipertensi sebenarnya dapat diturunkan dari orang tua kepada anaknya. Jika salah satu orang tua orangtua terkena hipertensi, maka kecenderungan anak untuk menderita hipertensi lebih besar dibandingkan mereka yang tidak memiliki orang tua penderita hipertensi. Sekitar 40% kematian dibawah usia 65 tahun bermula dari tekanan darah tinggi. Penyakit ini sudah menjadi endemi di zaman modern, menggantikan wabah kolera dan TBC  dizaman dulu.2.3 Jenis-Jenis HipertensiA.    Menurut Dewi. S & Familia. D, (2010) yang berdasarkan keadaan disebutkan  krisis hipertensi ini terbagi menjadi dua jenis diantaranya ialah: 1.      Hipertensi EmergensiMerupakan hipertensi gawat darurat, tekanan darah melebihi 180/120mmHg disertai salah satu ancaman gangguan fungsi organ, seperti otak (perdarahan otak/stroke dan enselopatihipertensi), jantung (gagal jantung kiri akut dan penyakit jantung koroner akut), paru (bendungan diparu), dan eklamsia, atau tekanan darah dapat lebih rendah dari 180/120 mmHg, tetapi dengan salah satu gejala gangguan organ di atas yang sudah nyata timbul. Jika tekanan darah tidak segera diturunkan dapat mengakibatkan komplikasi yang menetap. Oleh karena itu, harus diturunkan dengan obat intravena (suntikan) yang bekerja cepat dalam beberapa menit maksimal satu jam. Pasien ini harus dibawa ke intensive care unit (ICU) untuk dipantau tekanan darahnya dan diberikan obat-obatan parenteral. Target penurunan mean arterial pressure (MAP) tidak melebihi 25% dalam hitungan menit sampai 1 jam dan jika stabil dapat mencapai tekanan darah 160/100-110 mmHg dalam waktu 2-6 jam, karena penurunan yang lebih cepat akan menyebabkan iskemia koroner, otak, dan ginjal. Terapi awal yang tepat untuk keadaan tersebut adalah memberikan nifedipin kerja singkat. Jika tingkat tekanan

Page 2: Hipertensi Atau Tekanan Darah Tinggi Adalah Sebuah Kondisi Medis Saat Seseorang Mengalami Peningkatan Tekanan Darah Atas Normal

darah tersebut dapat diteloransi dan pasien stabil, tekanan darah normal dapat dicapai dalam 24-48 jam berikutnya.2.      Hipertensi UrgensiTekanan darah sangat tinggi (>180/120 mmHg) tetapi belum ada gejala seperti di atas. Tekanan darah tidak harus diturunkan dengan cepat (dalam hitungan menit), tetapi dapat diturunkan dalam hitungan jam sampai dengan hari dengan obat oral. Gejalanya berupa sakit kepala hebat/berputar (vertigo), mual, muntah, pusing/melayang, penglihatan kabur, mimisan, sesak nafas, gangguan cemas berat, tetapi tidak ada kerusakan target organ. Pasien dengan hipertensi urgensi dapat juga diberikan terapi oral yang bekerja short acting seperti kaptopril, labetalol, atau klonidin dengan pengawasan yang ketat.B.     Sementara itu menurut Saraswati. S, (2009) hipertensi dibagi dua jenis yang berdasarkan penyebabnya antara lain: 1.      Hipertensi Esensial atau PrimerPenyebab pasti dari hipertensi esensial sampai saat ini masih belum dapat diketahui. Namun, berbagai faktor diduga turut berperan sebagai penyebab hipertensi primer, seperti bertambahya umur, stres psikologis, dan hereditas (keturunan). Kurang lebih 90% penderita tergolong hipertensi primer, sedangkan 10% tergolong hipertensi sekunder.2.      Hipertensi SekunderHipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui, antara lain kelainan pembulu darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid), penyakit kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme), dan lain-lain. Karena golongan terbesar dari penderita hipertensi adalah hipertensi esensial, maka penyelidikan dan pengobatan lebih banyak ditujukan untuk penderita hipertensi esensial.2.4 Berdasarkan Faktor Akibat Hipertensi Terjadi Peningkatan Tekanan Darah di Dalam Arteri Dengan Beberapa Cara diantaranya:1.          Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya.2.       Terjadi penebalan dan kekakuan pada dinding arteri akibat usia lanjut. Arteri besar kehilangan kelenturan dan menjadi kaku sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu, darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan naiknya darah.3.          Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh.4.            Volume darah dalam tubuh meningkat sehingga tekanan darah juga meningkat.Oleh sebab itu, jika aktivitas memompa jantung berkurang. Maka, arteri mengalami pelebaran dan banyak cairan dari sirkulasi. Tekanan darah pula akan menurun atau menjadi lebih kecil.2.5 Berdasarkan Faktor Pemicu

Berdasarkan faktor pemicu yang menurut Dewi. S & Familia. D, (2010)

mengatakan hipertensi dibedakan atas yang tidak dapat terkontrol seperti umur, jenis

Page 3: Hipertensi Atau Tekanan Darah Tinggi Adalah Sebuah Kondisi Medis Saat Seseorang Mengalami Peningkatan Tekanan Darah Atas Normal

kelamin, dan keturunan. Pada 70-80 % kasus hipertensi primer, didapatkan riwayat

hipertensi didalam keluarga. Apabila riwayat hipertensi didapatkan pada kedua orang

tua, maka dugaan hipertensi primer lebih besar. Hipertensi juga banyak dijumpai pada

penderita kembar monozigot (satu telur), apabila salah satunya menderita hipertensi.

Dugaan ini kian menguatkan bahwa faktor genetik mempunyai peran bagi terjadinya

hipertensi.

Faktor-faktor yang dapat dikontrol antara lain kegemukan atau obesitas, stres,

kurang olahraga, merokok, serta konsumsi alkohol dan garam. Faktor lingkungan ini

berpengaruh terhadap timbulnya hipertensi esensial. Hubungan antara stres dan

hipertensi diduga terjadi melalui aktivitas saraf simpatis, saraf parasimpatis adalah saraf

yang bekerja pada saat kita beraktivitas. Peningkatan aktvitas saraf simpatis dapat

meningkatkan tekanan darah secara intermitten (tidak menentu). Stres berkepanjangan

dapat mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi. Walaupun hal ini belum terbukti,

tetapi angka kejadian di masyarakat perkotaan lebih tinggi dibandingkan di pedesaan.

Hal ini dapat dihubungkan dengan pengaruh stres yang dialami kelompok masyarakat

yang tinggal di kota.

Berdasarkan penyelidikan, kegemukan merupakan ciri khas dari populasi

hipertensi dan dibuktikan bahwa faktor ini mempunyai kaitan yang erat dengan

terjadinya hipertensi di kemudian hari. Walaupun belum dapat dijelaskan hubungan

antara obesitas dan hipertensi esensial, tetapi penyelidikan membuktikan bahwa daya

pompa jantung dan sirkulasi volume darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih

tinggi dibandingkan penderita yang mempunyai berat badan normal. Pada tahap lebih

jauh, hipertensi bisa memunculkan krisis. Krisis hipertensi adalah keadaan potensial

Page 4: Hipertensi Atau Tekanan Darah Tinggi Adalah Sebuah Kondisi Medis Saat Seseorang Mengalami Peningkatan Tekanan Darah Atas Normal

yang dapat mengancam jiwa sehingga memerlukan tindakan medis untuk mencegah

atau mengurangi kerusakan organ yang dapat terkena, yakni organ target seperti, otak,

jantung, ginjal, dan lain-lain. Benar bahwa biasanya tekanan darah dalam krisis

hipertensi meningkat secara cepat dan biasanya tekanan diastolik (tekanan yang

angkanya ditulis: 120/80 mmHg, 80 mmHg adalah tekanan diastolik) biasanya melebihi

120-130 mmHg.

2.6 Faktor Risiko Hipertensi

Faktor risiko hipertensi bukanlah penyebab dari timbulnya penyakit hipertensi.

Faktor resiko hanyalah pemicu munculnya suatu penyakit.

Menurut Dewi. S & Familia. D, (2010) faktor resiko timbulnya hipertensi ada 2 yaitu:

faktor genetik dan lingkungan. Penjelasan dari kedua faktor tersebut menurut Dewi. S &

Familia. D, (2010) adalah sebagai berikut:

A.         Faktor Genetik

Faktor genetik di sini merupakan faktor yang tidak dapat dimodifikasi. Faktor

genetik ini memainkan peran penting dalam hipertensi primer (esensial). Penelitian

yang berkembang tengah memfokuskan pada faktor genetik yang mempengaruhi

sistem renin-angiostensin-aldosteron. Sistem inilah yang membantu dalam pengaturan

tekanan darah dengan mengontrol keseimbangan garam dan keluwesan dari arteri.

Faktor-faktor tersebut meliputi beberapa hal seperti di bawah ini:

1.      Faktor Usia

Hipertensi umumnya berkembang diusia antara 35-55 tahun. Semakin tua usia

seseorang, maka pengaturan metabolisme zat kapurnya (kalsium) terganggu. Hal ini

Page 5: Hipertensi Atau Tekanan Darah Tinggi Adalah Sebuah Kondisi Medis Saat Seseorang Mengalami Peningkatan Tekanan Darah Atas Normal

menyebabkan banyaknya zat kapur yang beredar bersama aliran darah. Akibatnya,

darah menjadi lebih pekat dan tekanan darah meningkat.

Endapan kalsium di dinding pembulu darah (arterioklerosis) menyebabkan

penyempitan pembuluh darah. Aliran darah pun menjadi terganggu dan memacu

peningkatan tekanan darah darah. Pertambahan usia menyebabkan elastisitas arteri

berkurang. Arteri tidak lagi lentur malah cenderung kaku sehingga volume darah yang

mengalir sedikit dan kurang lancar. Agar kebutuhan darah di jaringan tercukupi, maka

jantung harus memompa darah lebih kuat sehingga tekanan meningkat. Pembuluh

darah yang bermasalah pada orang tua adalah pembuluh arteri, maka tekanan sistolik

yang meningkat tinggi.

2.      Faktor Keturunan

Pada 70-80% kasus hipertensi esensial, terdapat riwayat hipertensi dalam keluarga.

Jika kedua orang tua menderita hipertensi, maka dugaan hipertensi esensial lebih

besar. Kasus hipertensi juga banyak ditemukan pada kembar monozigotik, apabila

salah satunya menderita hipertensi. Ini menunjukkan bahwa faktor genetik berperan

dalam kemumculan penyakit hipertensi.

Perlu diketahui bahwa terdapat dua gen yang diduga berperan dalam timbulnya

hipertensi, yaitu NPPA dan NPPB. Kedua gen tersebut membuat tubuh kelebihan

sodium. Pengidap hipertensi berpeluang besat menderita penyakit stroke, serangan

jantung, gagal jantung, maupun gagal ginjal. Para peneliti mengemukakan bahwa

penyakit-penyakit tersebut dipengaruhi oleh faktor keturunan. Orang-orang yang

memiliki kedua gen tersebut berpotensi terkena hipertensi 18% lebih tinggi daripada

mereka yang hanya memiliki salah satu gen tersebut atau yang tidak memilikinya sama

Page 6: Hipertensi Atau Tekanan Darah Tinggi Adalah Sebuah Kondisi Medis Saat Seseorang Mengalami Peningkatan Tekanan Darah Atas Normal

sekali. Kedua gen tersebut memproduksi peptide natriuretik, yaitu sejenis protein yang

berpengaruh meregangkan pembuluh darah dan membuang garam (sodium) melalui

urin.

3.      Etnis

Hipertensi lebih banyak terjadi pada orang yang berkulit hitam daripada orang yang

berkulit putih. Penyebabnya secara pasti belum diketahui. Tetapi pada orang kulit hitam

ditemukan kadar renin yang lebih rendah dan sensitivitas terhadap vasopressin lebih

besar.

Di beberapa Negara pernah dilakukan penelitian yang menunjukkan bahwa ras

dengan kulit berwarna mempunyai faktor lebih tinggi terkena hipertensi. Faktor suhu

mungkin berpengaruh pada hubungan antara umur dan tekanan darah, seperti yang

ditunjukkan oleh kecenderungan tekanan darah yang meninggi bersamaan dengan

bertambahnya umur secara progresif pada orang Amerika berkulit hitam keturunan

Afrika ketimbang pada orang Amerika berkulit putih. Etnis Amerika keturunan Afrika

menempati posisi tertinggi terkena hipertensi.

4.      Jenis Kelamin

Pada umumnya resiko hipertensi pada pria lebih tingg dari pada wanita. Namun,

pada usia pertengahan dan lebih tua, insiden pada wanita akan meningkat. Ini berkaitan

dengan masa pramenopause yang dialami perempuan yang mengakibatkan tekanan

darah cenderung naik. Sebelum menopause wanita relatif terlindung oleh penyakit

kardiovaskuler karena adanya hormon ekstrogen. Sementara itu, kadar estrogen

menurun pada wanita yang memasuki masa menopause. Dengan demikian, resiko

hipertensi pada wanita usia di atas umur 65 tahun menjadi lebih tinggi.

Page 7: Hipertensi Atau Tekanan Darah Tinggi Adalah Sebuah Kondisi Medis Saat Seseorang Mengalami Peningkatan Tekanan Darah Atas Normal

B.     Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan dapat meningkat resiko penyakit hipertensi. Faktor lingkungan di sini meliputi faktor-faktor yang dapat dimodifikasi. Dengan demikian, suatu perubahan gaya hidup dan lingkungan dimungkinkan dapat menurunkan potensi terkena hipertensi. Faktor lingkungan tersebut antara lain stres, obesitas, kurang olah raga, dan lain-lain.

1.      Stres dan Beban Mental

Hubungan antara stres dan hipertensi diduga melalui aktivitas simpatis. Peningkatan

aktivitas saraf simpatis akan meningkatkan tekanan darah secara tidak menentu. Jika

stres terjadi secara terus-menerus, maka akan mengakibatkan tekanan darah yang

menetap tinggi.

Seperti telah kita tahu, cepat atau lambat denyut jantung dipengaruhi oleh hormon

adrenalin. Peningkatan hormon adrenalin akan meningkat denyut jantung dan

menyebabkan penyempitan kapiler darah tepi. Pengeluaran hormon ini diatur oleh saraf

simpatis. Saraf simpatis ini bekerja keras pada orang yang berada dalam kondisi stres

atau mengalami tekanan mental. Karena itulah orang yang berada dalam kondisi stres

atau mengalami tekanan mental. Jantungnya terjebak kemacetan, menemui masalah

yang sulit, menghadapi ujian, dan sebagainya. Ketegangan yang berlarut-larut dapat

meningkatkan resiko hipertensi.

2.      Konsumsi Makanan Berlebih dan Obesitas

Kadar lemak dalam tubuh maksimum adalah 150 mg/dl. Kandungan lemak baik

(HDL) optimum adalah 45 mg/dl. Sementara kandungan LDL maksimum 130 mg/dl.

Konsumsi makanan berlebih dapat meyebabkan kegemukan atau obesitas. Obesitas

adalah ketidak seimbangan antara konsumsi kalori dengan kebutuhan energi yang

disimpan dalam bentuk lemak (jaringan subkutan tirai usus, organ vital jantung, paru,

dan hati). Hal ini menyebabkan jaringan tidak aktif sehingga beban kerja jantung

Page 8: Hipertensi Atau Tekanan Darah Tinggi Adalah Sebuah Kondisi Medis Saat Seseorang Mengalami Peningkatan Tekanan Darah Atas Normal

meningkat. Selain itu, obesitas juga didefinisikan sebagai kelebihan berat badan.

Biasanya kelebihan tersebut sebesar 20% atau lebih dari berat badan ideal. Obesitas

adalah penumpukan jaringan lemak tubuh yang berlebihan dengan perhitungan IMT >

27.0. Pada orang yang menderita obesitas organ-organ tubuhnya dipaksa untuk bekerja

lebih berat. Oleh sebab itu, orang dengan obesitas akan lebih cepat gerah dan lelah.

Akibatnya dari obesitas, para penderita cenderung menderita penyakit kardiovaskuler,

hipertensi, dan diabetes mellitus.

Obesitas sendiri lebih banyak terjadi pada orang dengan gaya hidup pasif (kurang

olahraga). Jika makanan yang dikonsumsi lebih banyak mengandung kolesterol dapat

menimbulkan penimbunan lemak di sepanjang pembuluh darah. Akibatnya, aliran darah

menjadi kurang lancar. Kolesterol memang dibutuhkan oleh tubuh, tetapi dalam jumlah

tertentu.

Orang yang memiliki kelebihan lemak (hiperlipidemia), berpotensi mengalami

penyumbatan darah sehingga suplai oksigen dan zat makanan ke organ tubuh

terganggu. Penyempitan dan sumbatan oleh lemak ini memacu jantung untuk

memompa darah lebih kuat lagi agar dapat memasok kebutuhan darah ke jaringan.

Akibatnya, tekanan darah meningkat, maka terjadilah hipertensi.

3.      Merokok

Seperti telah diketehui oleh masyarakat pada umumnya, rokok mengandung ribuan

zat kimia bebahaya tersebut anatara lain nikotin, tar, dan meningkatkan kekentalan

darah. Ini mengakibatkan jantung harus memompa darah lebih kuat lagi.

Sementara nikotin dapat memicu pengeluaran zat catecholamine tubuh seperti

hormon adrenalin. Hormon tersebut dapat memacu jantung untuk berdetak lebih

Page 9: Hipertensi Atau Tekanan Darah Tinggi Adalah Sebuah Kondisi Medis Saat Seseorang Mengalami Peningkatan Tekanan Darah Atas Normal

kencang, yaitu 10 hingga 20 kali lipat per menit. Ini meningkatkan tekanan darah 10

sampai 20 skala. Akibatnya, volume darah meningkat dan jantung menjadi lebih cepat

lelah.

Karbon monoksida (CO) dapat meningkatkan keasaman sel darah. Akibatnya, darah

menjadi lebih kental dan menempel di dinding pembuluh darah. Seperti yang terjadi

pada pengaruh zat sebelumnya, penempelan tersebut menyebabkan penyempitan

pembuluh darah dan memaksa jantung memompa darah lebih kuat lagi. Lambat laun,

tekanan darah pun akan meningkat. Tidak hanya perokok aktif saja yang berpotensi

terkena hipertensi, tetapi juga perokok pasif. Risiko hipertensi pada perokok pasif dua

kali lipat dari perokok aktif.

4.      Konsumsi Alkohol

Alkohol dapat mengganggu sistem kerja saraf pusat maupun saraf tepi. Jika kerja

saraf simpatis terganggu, maka akan terjadi gangguan pula pada pengaturan tekanan

darah. Orang yang gemar mengkonsumsi alkohol dengan kadar yang tinggi akan

memiliki tekanan darah yang cepat berubah dan cenderung meningkat tinggi. Alkohol

juga memiliki efek yang hampir sama dengan karbon monoksida, yaitu dapat

meningkatkan keasaman darah. Darah menjadi lebih kuat lagi agar darah yang sampai

ke jaringan jumlahnya mencukupi. Ini berarti juga terjadi peningkatan tekanan darah.

5.      Kelainan Ginjal

Hipertensi dapat disebabkan oleh adanya penurunan massa ginjal yang dapat

berfungsi dengan baik, kelebihan produksi angiotensin, dan aldosteron serta

meningkatnya hambatan aliran darah dalam arteri ginjal. Penurunan fungsi ginjal dalam

menyaring darah, menyebabkan sisa metabolisme yang seharusnya dibuang ikut

Page 10: Hipertensi Atau Tekanan Darah Tinggi Adalah Sebuah Kondisi Medis Saat Seseorang Mengalami Peningkatan Tekanan Darah Atas Normal

beredar kembali ke bagian tubuh yang lain. Akibatnya, volume darah total meningkat

sehingga darah yang dikeluarkan jantung juga meningkat.

6.      Kebiasaan Minum Kopi

Hipertensi dapat dipicu pula oleh kebiasaan minum kopi. Kopi mengandung kafein.

Kafein dalam kopi dapat memacu kerja jantung dalam memompa darah. Peningkatan

tekanan dari jantung diteruskan pada arteri sehingga tekanan darah meningkat.

7.      Kurang Olahraga

Olahraga lebih sering dihubungkan dengan pengobatan hipertensi. Hal ini

dikarenakan olahraga yang teratur dapat melancarkan peredaran darah sehingga dapat

menurunkan tekanan darah. Olahraga juga bermanfaat menurunkan obesitas dan dapat

mengurangi asupan garam ke dalam tubuh.

2.7 Akibat Fatal Apabila Terkena Hipertensi

Hipertensi terjadi seperti sebuah selang kecil tipis berisi terlalu banyak air yang menekan. Bila tertekan terus, selang akan bocor dan pecah (Lysis) (Saraswati. S, 2009).

1.      Bila sumbatan terjdi di pembuluh otak, timbullah stroke.

2.      Bila terjadi di pembuluh darah jantung, jadilah serangan jantung.

3.      Bila kerusakan terjadi di pembuluh darah diretina mata, bisa menyebabkan kebutaan.

4.      Bila mengenai pembuluh darah di ginjal, bisa menyebabkan gagal ginjal.

Hipertensi primer terjadi akibat dampak dari gaya hidup seseorang, dan faktor

lingkungan, serta beberapa faktor yang belum jelas diketahui penyebabnya. Mungkin

karena faktor-faktor usia, kurang olahraga, stres psikologis, keturunan, dan lain-lain.

Sekitar 90 % pasien hipertensi diperkirakan termasuk kategori ini.

Sedangkan, hipertensi sekunder adalah hipertensi akibat dari adanya penyakit

lain, misalnya ginjal yang tidak berfungsi, pemakaian kontrasepsi oral, atau

Page 11: Hipertensi Atau Tekanan Darah Tinggi Adalah Sebuah Kondisi Medis Saat Seseorang Mengalami Peningkatan Tekanan Darah Atas Normal

terganggunya keseimbangan hormon yang merupakan faktor pengatur tekanan darah,

dan lain-lain. Sekitar 5-10% penderita hipertensi sekunder berhubungan dengan

penyakit ginjal, 1-2% berhubungan dengan kelainan hormonal atau pemakaian obat

tertentu (misalnya, pil KB). Sedangkan sisanya disebabkan oleh berbagai faktor lain.

Kegemukan (obesitas), gaya hidup yang tidak aktif, stres, alkohol, ataupun garam

dalam makanan dapat memicu terjadinya hipertensi bagi orang tertentu yang memeiliki

kepekaan faktor keturunan. Stres cenderung menyebabkan kenaikan tekanan darah

untuk sementara waktu. Jika stres berlalu, tekanan darah biasanya akan normal

kembali. Organ-organ penjaga yang membuat tekanan darah meliputi:

1.      Jantung

2.      Pembulu Darah

3.      Otak dan System Saraf Otonomik (saraf kehidupan)

4.      Ginjal

5.      Sebagian Hormon (Hormon Kortison, Adrenalin, Aldosteron, Hormon Tiroksin, Hormon

Antinatriuretik Peptid)

Sebagian ini terlibat dalam mempertahankan tekanan darah senantiasa konstan

normal (Santoso. D, 2010).

                        Jadi, beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder adalah;

1.      Penyakit-penyakit ginjal, misalnya stenosis arteri renalis, pielonefretis,

glomerulonefretis, tumor-tomor ginjal, polikista ginjal, dan lain-lain.

2.      Kelainan hormonal, misalnya hiperaldosteronisme, sindroma cushing, dan

feokromositoma.

Page 12: Hipertensi Atau Tekanan Darah Tinggi Adalah Sebuah Kondisi Medis Saat Seseorang Mengalami Peningkatan Tekanan Darah Atas Normal

3.      Obat-obatan tertentu, misalnya pil KB kortikosteroid, sikllosporin, eritropoetin, kokain,

alkohol, dan kayu manis.

4.      Penyebab lain, seperti koartasio aorta, preeklamsi pada kehamilan, perforia intermitten

akut, dan keracunan timbal akut (Saraswati. S, 2009).

2.8 Perjalanan Sampai Terkena Hipertensi

Menurut Saraswati. S, (2009) yang mengatakan hipertensi pada awalnya

tergantung dari faktor genetika, namun pada perjalanannya dipengaruhi pula oleh

beberapa faktor, yaitu:

1.      Pola makan. Orang yang tanpa disadari telah terbiasa menyantap makanan yang asin

secara berlebihan dan kebetulan orang tersebut sensitif terhadap garam (menurut

statistik sensibilitas orang terhadap garam hanya 33%), maka lama kelamaan, akan

merasakan tubuhnya berubah, seperti cepat merasa pusing, berkurang keseimbangan

tubuhnya dan sering merasakan aneka gejala yang tidak enak. Setelah diperiksakan diri

ke dokter, baru diketahui tubuhnya mengidap hipertensi. Hipertensi sering kali tidak

menimbulkan gejala apa pun (tidak ada keluhan pusing dan sebagainya). Ini yang

sering berbahaya karena pasien sering menganggap tekanan darahnya sudah normal.

2.      Olahraga. Berolahraga bertujuan memperlancar peredaran darah dan mempercepat

penyebaran impuls urat saraf kebagian tubuh atau sebaliknya sehingga tubuh

senantiasa bugar.

3.      Istirahat. Seseorang dengan aktivitas berat atau dalam kondisi stres bisa mengalami

tekanan darah yang meningkat. Tekanan darah yang meningkatkan ini akan semakin

membuat stres. Jadi, stres dan tekanan darah tinggi memang seperti “Lingkaran Setan”.

2.9 Klasifikasi

Page 13: Hipertensi Atau Tekanan Darah Tinggi Adalah Sebuah Kondisi Medis Saat Seseorang Mengalami Peningkatan Tekanan Darah Atas Normal

Hipertensi merupakan kelainan yang sulit diketahui oleh tubuh kita sendiri. Satu-

satunya cara untuk mengetahui hipertensi adalah dengan mengukur tekanan darah

secara teratur. Tekanan darah diukur dalam satuan millimeter mercury (mmHg) dan

digambarkan sebagai dua angka tekanan darah sistolik terhadap tekanan diastolik.

Tekanan sistolik anda tulis didepan, sedangkan diastolik dibelakang. Jika hasil

pengukuran tensi 120/80 mmHg, artinya sistolik anda 120 dan diastolik adalah 80.

Pengukuran didasarkan dalam arteri yang menyebabkan naiknya kolom air raksa pada

alat pengukuran tekanan darah (Puspitorini. M, 2009).                                                                                  

Para ahli memberikan klasifikasi tekanan darah yang berbeda-beda, namun pada

dasarnya seseorang dikatakan menderita tekanan darah tinggi jika tensinya di atas

140/90 mmHg. Menurut WHO, tekanan darah dianggab normal bila kurang dari 135/85

mmHg, dikatakan hipertensi bila lebih dari 140/90 mmHg, dan diantara nilai tersebut

digolongkan normal tinggi.                                                                                                      

Seventh Report of the Jointh National Committee VII (JNC VII) on Prevention,

Detection, Evaluation and Treatment of Hight Blood Pressure memberikan klasifikasi

tekanan darah bagi dewasa 18 tahun ke atas yang tidak sedang dalam pengobatan

tekanan darah tinggi dan tidak menderita penyakit serius dalam jangka waktu tertentu.

Tabel 2.1: Klasifikasi Tekanan Darah Menurut  JNC VII

KATEGORI SISTOLIK (mmHg)

DIASTOLIK (mmHg)

Optimal <120 <80Normal <130 <85Normal-Tinggi 130-139 85-89Hipertensi Stadium I* 140-159 90-99Stadium II* 160-179 100-109Stadium III* 180 110

Keterangan:

Page 14: Hipertensi Atau Tekanan Darah Tinggi Adalah Sebuah Kondisi Medis Saat Seseorang Mengalami Peningkatan Tekanan Darah Atas Normal

*) berdasarkan rata-rata pada dua kali atau lebih penguluran tekanan darah saat kedatangan pasien untuk pemeriksaan

Merujuk dari data pusat kesehatan jantung, paru-paru dan darah di Amerika

Serikat (NHLBI), tekanan darah 140/90 mmHg ke atas tergolong tinggi, sedangkan

antara 120-80 mmHg dikatakan prahipertensi.

Lembaga Kesehatan Nasional Amerika mengklasifikasikan sebagai berikut:Tabel 2.2: National Institute of Health

Kategori Sistolik DiastolikNormal ≤119 <79Pra-hipertensi 120-139 80-89Hipertensi derajat 1 140-159 90-99Hipertensi derajat 2 ≥160 ≥100

2.10 Patogenesis Hipertensi

Jantung adalah organ yang sangat vital dalam kehidupan manusia. Oleh karena

itu, tidak heran bila seorang manusia mempunyai masalah dengan penyakit jantungnya,

akibat paling seringnya adalah kematian (Maulana. M, 2008). Dan menurut Gayton &

Hall, (2007) bila seseorang dalam keadaan istirahat, setiap menitnya jantung hanya

akan memompa 4 sampai 6 liter darah. Selama bekerja berat, jantung mungkin perlu

memompa darah sebanyak empat sampai tujuh kali lipat. Dua alat dasar yang

mengatur volume darah yang dipompa oleh jantung adalah pengaturan intrinsik

pemompa jantung sebagai respon terhadap perubahan volume darah yang mengalir ke

dalam jantung, dan pengendalian frekuensi denyut jantung dan kekuatan pemompa

jantung oleh sistem saraf otonom.

Menurut Saraswati. S, (2009) terjadinya hipertensi sebagai berikut: Konsumsi

sodium (garam) yang berlebihan akan mengakibatkan  meningkatnya volume cairan

dan pre load sehingga meningkatkan  cardiac aouput. Mekanisme yang mengontrol

Page 15: Hipertensi Atau Tekanan Darah Tinggi Adalah Sebuah Kondisi Medis Saat Seseorang Mengalami Peningkatan Tekanan Darah Atas Normal

konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat vasomotor, pada medulla

diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah

ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks

dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang

bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini,

neuron preganglion melepaskan asetikolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca

ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin

mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan

ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang

vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin,

meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa

terjadi.                                                                 Pada saat bersamaan dimana sistem

saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar

adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla

adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal

mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons

vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran

ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Rennin merangsang pembentukan

angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat,

yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini

menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan

volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.

Dan mekanisme lainya terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin II

Page 16: Hipertensi Atau Tekanan Darah Tinggi Adalah Sebuah Kondisi Medis Saat Seseorang Mengalami Peningkatan Tekanan Darah Atas Normal

dari angiotensin I oleh angiotensin I-Converting Enzyme (ACE). ACE memang peran

fisiologis penting dalam mengatur tekanan darah. Darah mengandung angiotensinogen

yang diproduksi di hati. Selanjutnya oleh hormon, renin (diproduksi oleh ginjal) akan

diubah menjadi angiotensin I. Oleh ACE yang terdapat di paru-paru, angiotensin I

diubah menjadi angiotensi II. Angiotensin II inilah yang memiliki peranan kunci dalam

menaikkan tekanan darah melalui dua aksi utama.                                                      

Aksi pertama adalah meningkatkan sekresi hormon antidiuretik (ADH) dan rasa haus.

ADH diproduksi dihipotalamus (kelenjar pituitari) dan bekerja pada ginjal untuk

mengatur osmolalitas dan volume urin. Dengan meningkatnya ADH, sangat sedikit urin

yang diekskresikan ke luar tubuh (antidiuresis) sehingga menjadi pekat dan tinggi

osmolalitasnya. Untuk mengencerkan, volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan

dengan cara menarik cairan dari bagian intraseluler. Akibatnya, volume darah

meningkat, yang pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah.

Aksi kedua adalah menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal. Aldosterol

merupakan hormon steroid yang memiliki peranan penting pada ginjal. Untuk mengatur

volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl (garam)

dengan cara mereabsorpsi dari tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan

diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume ekstraseluler yang pada

gilirannya akan meningkatkan volume dan tekanan darah.                 Sekitar 9-10 orang

yang menderita hipertensi tidak dapat diidentifikasi penyebab dari penyakit mereka ini.

Hipertensi dapat diturunkan oleh orang tua kepada anaknya. Apabila salah satu dari

orangtua anda terkena lebih besar jika dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki

orang tua yang menderita hipertensi.                                      Gejala-gelaja hipertensi

Page 17: Hipertensi Atau Tekanan Darah Tinggi Adalah Sebuah Kondisi Medis Saat Seseorang Mengalami Peningkatan Tekanan Darah Atas Normal

antara lain pusing, muka merah, sakit kepala, keluar darah dari hidung secara tiba-tiba,

tengkuk terasa gatal, kelemahan pada otot, mual, muntah, sesak nafas, dan pandangan

menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan

ginjal, dan lain-lain. Dampak yang dapat ditimbulkan oleh hipertensi adalah kerusakan

ginjal, perdarahan pada selaput bening (retina mata), pecahnya pembuluh darah di

otak, serta kelumpuhan. Namun, hipertensi sebenarnya sulit disadari karena hipertensi

tidak memiliki gejala khusus. Gejala ringan seperti pusing, gelisah, mimisan, dan sakit

kepala biasanya jarang berhubungan langsung dengan hipertensi. Hipertensi dapat

diketahui dengan mengukur tekanan darah secara teratur.

Penderita hipertensi, apabila tidak ditangani dengan baik, akan mempunyai resiko

besar untuk meninggal karena komplikasi kardiovaskuler; seperti stroke, serangan

jantung, gagal jantung, menimbulkan gejala meskipun secara tidak sengaja beberapa

tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Kadang-kadang, penderita

hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran, dan bahkan koma karena terjadi

pembengkakan otak. Keadaan ini disebut enselopati hipertensi, yang memerlukan

penanganan segera.

Resiko terkena hipertensi dapat diperkecil dengan cara;

1.      Mengontrol berat badan

2.      Menjaga kebugaran

3.      Menjaga pola makan

4.      Menjaga pola makan yang seimbang dan membatasi konsumsi alkohol serta

menghindar obat-obatan yang dapat meningkatkan tekanan darah.

Page 18: Hipertensi Atau Tekanan Darah Tinggi Adalah Sebuah Kondisi Medis Saat Seseorang Mengalami Peningkatan Tekanan Darah Atas Normal

Faktor lain dengan kemungkinan yang lebih baik kecil sebagai penyebab

hipertensi adalah adanya kelainan ginjal atau kelenjar endokrin. Hal ini dapat diketahui

dengan pemeriksaan oleh tenaga kesehatan.

2.11 Komplikasi Hipertensi

Komplikasi hipertensi terjadi karena adanya kerusakan salah satu bahkan lebih

pada organ tubuh. Hal ini dikarenakan peningkatan tekanan darah sangat tinggi dalam

waktu lama sehingga organ tidak mampu bertahan dalam keadaan itu. Organ-organ ini

disebut dengan target organ hipertensi. Organ-organ itu meliputi otak, mata, jantung,

pembuluh darah arteri, dan ginjal (Dewi. S & Familia. D, 2010).

Pada otak, hipertensi akan menimbulkan komplikasi yang cukup parah, yaitu

stroke. Namun apabila hipertensi dapat dikendalikan, resiko stroke juga dapat menurun.

Selain stroke, akibat komplikasi pada otak adalah daya ingat menurun atau mulai pikun

(dimensia), dan kehilangan kemampuan mental yang lain.

Pada mata, hipertensi dapat menimbulkan kerusakan pada pembuluh darah halus

mata. Hipertensi menyebabkan pembuluh darah halus pada retina (bagian belakang

mata) robek. Darah merembes ke jaringan sekitarnya sehingga dapat menimbulkan

kebutaan.

Sementara itu, komplikasi yang terjadi pada jantung dan pembuluh darah dapat

dijabarkan seperti dibawah ini (Dewi. S & Familia. D, 2010).

a.       Arteriosklerosis atau penyumbatan dipembuluh darah atau terjadinya pergeseran

pembuluh darah arteri karena tekanan yang terlalu besar. Dikarenakan hipertensi yang

tinggi, dinding arteri lama-kelamaan akan kaku dan menebal. Akibatnya, aliran darah

Page 19: Hipertensi Atau Tekanan Darah Tinggi Adalah Sebuah Kondisi Medis Saat Seseorang Mengalami Peningkatan Tekanan Darah Atas Normal

mejadi tidak lancar. Selain itu, juga dibutuhkan tekanan yang lebih kuat sebagai

kompensasi atau imbalannya.

b.      Aterosklerosis atau ateroklerosis suatu keadaan arteri besar dan kecil yang ditandai

oleh endapan lemak, trombosit, magrofag, dan leukosit diseluruh lapisan tunika intima

dan akhirnya ke tunika media. Lebih singkatnya, ateroklerosis merupakan endapan

lemak pada lapisan dinding arteri. Penumpukan lemak pada jumlah besar disebut plak.

Pembentuan plak di dalam pembuluh darah sangat berbahaya karena dapat

menyebabkan penyempitan pembuluh darah sehingga organ-organ tubuh akan

mengalami kekurangan pasokan darah.

c.       Aneurisme, istilah ini mungkin masih asing ditelinga kita. Tidak aneh karena memang

penyakit ini belum sepopuler penyakit mematikan lainnya. Bahkan, data mengenai

penyakit ini pun belum begitu jelas di Indonesia. Padahal, jika terjadi kematian

mendadak hanya ada dua kemungkinannya, yaitu serangan jantung dan jika

menyerang otak hampir dapat dipastikan itu aneurisme. Aneurisme adalah kelainan

pembuluh darah di otak karena lemahnya dinding pembuluh darah. Dinding pembuluh

darah tesebut tidak mampu menahan tekanan darah yang relatif tinggi. Melalui proses

sekian lama, terjadilah penggelembungan atau pelebaran yang disebut dilatasi.

Gelembung yang awalnya kecil itu dapat membesar seiring bertambahnya usia dan

makin melemahnya dinding pembuluh. Kondisi ini akan menjadi fatal jika kemudian

pecah.

d.      Penyakit pada arteri koronaria. Arteri koronaria adalah pembuluh darah utama yang

membersihkan pasokan darah pada otot jantung. Apabila arteri ini mengalami

Page 20: Hipertensi Atau Tekanan Darah Tinggi Adalah Sebuah Kondisi Medis Saat Seseorang Mengalami Peningkatan Tekanan Darah Atas Normal

gangguan, misalnya plak, maka aliran darah ke jantung akan terganggu sehingga

organ-organ tubuh kekurangi darah.

e.       Ginjal, hipertensi yang lama/berat dapat menyebabkan kerusakan ginjal sehingga

fungsi ginjal menurun. Fungsi ginjal yang menurun menyebabkan darah yang disaring

menjadi berkurang sehingga jumlah urin yang dihasilkan menurun dan zat-zat yang

seharusnya dibuang seperti urea menumpuk dalam darah/plasma. Kondisi seperti ini

lama-kelamaan dapat meracuni tubuh. Kerusakan ginjal juga menyebabkan

peningkatan albumin dalam urin sehingga dapat menyebabkan kekurangan albumin

(albuminemia) yang dapat menyebabkan keluarnya cairan dari pembuluh darah ke

jaringan dengan segala manifestasinya seperti asites (busung air), edema harus

diperiksa fungsi ginjal (serum creatinin, creatinin clearance, protein urin, dan albumin).