hikayat raja banjar, tutur candi, dan hikayat hang

21
HIKAYAT RAJA BANJAR, TUTUR CANDI, DAN HIKAYAT HANG TUAH: SUATU PERBANDINGAN DR. M. RAFIEK, S. PD., M. PD. Lektor Kepala Universitas Lambung Mangkurat PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BEKERJA SAMA DENGAN PENERBIT ASWAJA PRESSINDO, YOGYAKARTA

Upload: vudien

Post on 01-Feb-2017

361 views

Category:

Documents


24 download

TRANSCRIPT

i

HIKAYAT RAJA BANJAR, TUTURCANDI, DAN HIKAYAT HANG TUAH:

SUATU PERBANDINGAN

DR. M. RAFIEK, S. PD., M. PD.Lektor Kepala Universitas Lambung Mangkurat

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN BAHASADAN SASTRA INDONESIA

PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BEKERJA SAMA DENGAN

PENERBIT ASWAJA PRESSINDO, YOGYAKARTA

ii

Hikayat Raja Banjar, Tutur Candi, dan Hikayat Hang Tuah: Suatu Perbandingan

PERPUSTAKAAN NASIONAL RI:KATALOG DALAM TERBITAN (KDT)

HIKAYAT RAJA BANJAR, TUTUR CANDI, DAN HIKAYATHANG TUAH: SUATU PERBANDINGAN

Penulis: DR. M. Rafiek, S. Pd., M. Pd.

Hak cipta dilindungi oleh Undang-UndangDilarang memperbanyak isi buku ini sebagian atau seluruhnya dalambentuk apapun juga, baik secara mekanis maupun elektronis, termasuk

fotokopi, rekaman, dan lain-lain tanpa izin dari penerbit

x + 120 halaman, 15,5 x 23 cmISBN-10: 602-18660-6-1

ISBN-13: 978-602-18660-6-1

Editor:Raudhatun Nisa, M. Pd.

Rancang Sampul:Agvenda

Penata Isi:Lusiana Susanti

Cetakan I, Juni 2013

Dicetak dan diterbitkan oleh:CV. ASWAJA PRESSINDO

Jl. Plosokuning V/73, Minomartani,Ngaglik, Sleman, Yogyakarta

Telp. (0274)4462377E-mail: [email protected]

[email protected]

iii

Kupersembahkan buku ini untuk Raudhatun Nisa,Raudhatun Nisa,Raudhatun Nisa,Raudhatun Nisa,Raudhatun Nisa,M. Pd.M. Pd.M. Pd.M. Pd.M. Pd., istr iku, Fatimah Az Zahra Fatimah Az Zahra Fatimah Az Zahra Fatimah Az Zahra Fatimah Az Zahra danMuhammad ZainiMuhammad ZainiMuhammad ZainiMuhammad ZainiMuhammad Zaini, anakku, dan Kedua OrangTuaku, yang bernama H. RusbandiH. RusbandiH. RusbandiH. RusbandiH. Rusbandi (Alm.), ayahkudan Hj. SitiHj. SitiHj. SitiHj. SitiHj. Siti AminahAminahAminahAminahAminah, ibuku

iv

Hikayat Raja Banjar, Tutur Candi, dan Hikayat Hang Tuah: Suatu Perbandingan

v

KATA PENGANTAR

Segala puji penulis haturkan ke hadirat Allah Swt. yang telahmemberikan nikmat iman dan islam. Penulis juga mengucapkan pujidan syukur kepada Allah Swt. atas nikmat sehat dan rezeki yanghalal untuk melakukan penelitian ini dari awal hingga akhir.Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan terhitung sejak Januari 2013hingga Juni 2013 dengan biaya sendiri. Penelitian ini dilakukansebagai salah satu wujud pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi,khususnya dharma penelitian.

Penelitian dengan judul Hikayat Raja Banjar, Tutur Candi, danHikayat Hang Tuah: Suatu Perbandingan ini berupa mengungkappersamaan motif ceritanya. Penelitian ini merupakan penerapanteori sastra bandingan nusantara. Sastra bandingan nusantaraadalah studi perbandingan yang didasarkan pada sastra-sastra yangberkembang di nusantara (Ikram, 1990). Penelitian sastra bandingannusantara berdasarkan konsep-konsep yang ditawarkan olehClements (1978), yaitu (a) genre dan bentuk, (b) periode, aliran, danpengaruh, dan (c) tema dan mitos.

Dalam kata pengantar ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih yang tulus kepada H. Rusbandi (Alm.) dan Hj. Siti Aminah,kedua orang tua yang telah mendidik dan membesarkan sehinggamenjadi seperti sekarang ini. Raudhatun Nisa, M. Pd. (istri), FatimahAz Zahra (anak pertama), dan Muhammad Zaini (anak kedua) yangtelah mendukung setiap kegiatan penelitian di rumah. Mudah-mudahan Allah Swt. memberikan balasan yang setimpal kepadamereka.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua relasi di Pro-gram Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universi-

vi

Hikayat Raja Banjar, Tutur Candi, dan Hikayat Hang Tuah: Suatu Perbandingan

tas Lambung Mangkurat yang telah mendukung dan memberikansemangat dalam penyelesaian penelitian ini, khususnya kepada Dr.H. Zulkifli, M. Pd. (Ketua Program Studi Magister PendidikanBahasa dan Sastra Indonesia Program Pascasarjana Unlam), Prof.Dr. H. Jumadi, M. Pd. (Pembantu Rektor II Unlam), dan Drs. H.Rustam Effendi, M. Pd., Ph. D.

Peneliti mengucapkan terima kasih kepada dosen-dosen penelitidi Program Studi S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIPUniversitas Lambung Mangkurat seperti Prof. Drs. H. M. NansiMirhanuddin (Alm.), Prof. H. Fudiat Suryadikara, M. A., Ph. D.(Alm.), Prof. Dr. Durdje Durasid (Alm.), Prof. Dr. H. Djantera Kawi(Alm.), Prof. Drs. H. Abdul Djebar Hapip, M. A., Prof. H.Darmansyah, M. A., Ph. D., Prof. Dr. H. Jumadi, M. Pd., Drs. H.Rustam Effendi, M. Pd., Ph. D., Dr. H. Zulkifli, M. Pd., Drs. H.Abdurachman Ismail (Alm.), Drs. H. Zainuddin Hanafi (Alm.), Drs.H. Mukhtasar Khalid, Dra. Hj. Sunarti, Dra. Hj. Zakiah Agus Kusasi,M. Pd., Drs. Daud Pamungkas, M. Pd., Dra. Maria LAS, M. Pd.,Dra. Sri Wirarti Setyani, Dr. H. Moh. Fatah Yasin, M. Pd., dan Drs.Sabhan, M. Pd.

Penulis mengucapkan terima kasih dosen-dosen di ProgramPascasarjana Universitas Negeri Malang seperti Prof. Dr. H. ImamSyafi’ie, Prof. Dr. H. Suparno, Prof. Dr. H. Abdul Syukur Ibrahim,Prof. H. Abdul Wahab, M. A., Ph. D. (Alm.), Prof. Dr. H. AhmadRofi’uddin, M. Pd., Prof. Dr. H. Dawud, M. Pd., Prof. Dr. DjokoSaryono, M. Pd., dan Prof. Dr. H. Abdul Syukur Ghazali, M. Pd.Penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Ir. H.Muhammad Ruslan, M. S. (Rektor Universitas Lambung Mangkurat)dan Drs. H. Ahmad Sofyan, M. A. (Dekan FKIP UniversitasLambung Mangkurat).

Penulis menyadari bahwa penelitian yang diterbitkan ini masihterdapat kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yangmembangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan penelitianini. Akhir kata, penulis mengucapkan selamat membaca.

Banjarmasin, Juni 2013Dr. M. Rafiek, S. Pd., M. Pd.

vii

DAFTAR ISI

HalHALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................... iiiKATA PENGANTAR ...................................................................... vDAFTAR ISI .................................................................................... viiDAFTAR TABEL ............................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN ............................................................. 11.1 Latar Belakang........................................................... 11.2 Rumusan Masalah .................................................... 31.3 Tujuan Penelitian ...................................................... 31.4 Manfaat Penelitian .................................................... 41.5 Penegasan Istilah ....................................................... 4

BAB II KERANGKA TEORI ....................................................... 52.1 Hikayat ....................................................................... 52.2 Teks HRB Edisi Ras (1968) ....................................... 92.3 Teks TC Transkripsi Kadir (1982/1983) ............... 102.4 Teks TC Transkripsi Saleh (1986) .......................... 152.5 HHT .......................................................................... 162.6 Motif Cerita .............................................................. 19

BAB III METODE PENELITIAN ................................................ 233.1 Jenis dan Pendekatan ............................................. 233.2 Sumber Data dan Data ........................................... 233.3 Prosedur Pengumpulan Data ................................ 24

viii

Hikayat Raja Banjar, Tutur Candi, dan Hikayat Hang Tuah: Suatu Perbandingan

3.4 Analisis Data ........................................................... 243.5 Pengecekan Keabsahan Temuan ........................... 26

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................... 274.1 Kesamaan Motif Cerita Mencari Tanah untuk

Mendirikan Negeri .................................................. 274.2 Kesamaan Motif Cerita Peran Dua Orang

Bawahan Raja ......................................................... 334.3 Kesamaan Motif Cerita Raja Mengutus

Nahkodanya ke Keling ........................................... 374.4 Kesamaan Motif Cerita Raja Mengutus

Nahkodanya ke Cina .............................................. 414.5 Kesamaan Motif Cerita Putri Raja disediakan

Mahligai dan Dayang Pengiringnya ..................... 444.6 Kesamaan Motif Cerita Raja Diturunkan

di Tempat yang Tinggi, yaitu Gunung atauBukit dan Calon Pasangannya .............................. 52

4.7 Kesamaan Motif Cerita Lembu Mangkuratdan Hang Tuah Ditakuti oleh Raja Majapahitdan Bawahannya .................................................... 57

4.8 Kesamaan Motif Cerita Tokoh Terjun ke Airuntuk Melepaskan Gangguan HewanBerwarna Putih ....................................................... 60

4.9 Kesamaan Motif Cerita Raja MengutusBawahannya ke Majapahit .................................... 66

4.10 Kesamaan Motif Cerita Gaibnya Rajadan Keturunannya.................................................. 70

4.11 Kesamaan Motif Cerita Bayi Dilahirkansudah Memakai Perhiasan atau Mahkota............ 75

BAB V PENUTUP ........................................................................ 795.1 Kesimpulan .............................................................. 795.2 Saran......................................................................... 80

DAFTAR RUJUKAN ..................................................................... 81LAMPIRAN ..................................................................................... 87

ix

DAFTAR TABEL

Hal3.1 Instrumen Penjaring Data ....................................................... 243.2 Perbandingan Data yang Dicatat dengan Unit Konteks ..... 253.3 Perbandingan Hasil menggunakan Unit-Unit

Pembeda Enumerasi ................................................................. 25

x

Hikayat Raja Banjar, Tutur Candi, dan Hikayat Hang Tuah: Suatu Perbandingan

1

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangPerbandingan antara hikayat dengan hikayat sangat jarang

dilakukan oleh para ahli sastra. Hal ini membuat banyak orang tidakmengetahui persamaan dan perbedaan antara hikayat yang satudengan yang lain. Untuk itu, peneliti memberanikan diri untuk mem-bandingkan antara Hikayat Raja Banjar (selanjutnya disingkat HRB),Tutur Candi (selanjutnya disingkat TC), dengan Hikayat Hang Tuah(selanjutnya disingkat HHT). Peneliti tertarik meneliti perbandinganmotif cerita antara HRB, TC, dan HHT karena secara tidak sengajaketika menyusun disertasi, peneliti menemukan beberapa kesamaanmotif cerita antara keduanya. Namun pada saat itu, peneliti belumsempat melakukan penelitian secara khusus tentang hal itu karenaterfokus untuk menyusun dan menyelesaikan disertasi.

Setelah beberapa tahun lamanya ide penelitian ini terpendam,kini peneliti merasa memiliki banyak waktu dan kesempatan untukmeneliti perbandingan antara HRB, TC, dan HHT tersebut. Sebagaibahan perbandingan dengan penelitian lainnya, peneliti mencobamenyajikan sebuah contoh membandingkan hikayat dengan hikayat.Sebagai contoh, Sudibyo (2010, dalam http://indonesiaartnews.-or.id/artikeldetil.php?id=41) dalam penelitiannya yang berjudul DiriMelayu dan Liyan (Other) Jawa, Pembacaan Poskolonial terhadap SejarahMelayu, Hikayat Hang Tuah, dan Hikayat Raja-Raja Pasai mengutipSulalatus Salatin: Sejarah Melayu yang ditulis oleh Ahmad (2006)bahwa Keperkasaan Hang Tuah menjadi buah bibir di Majapahit. Dimana-mana orang merindukan Hang Tuah. Jika ia berada di Peseban,peseban gempar; jika ia pergi ke pasar, pasar geger. Segala perempuan

5

BAB IIKERANGKA TEORI

2.1 HikayatIstilah hikayat mengacu kepada karya sastra berbentuk prosa

yang berisi kisahan fantastik dan penuh dengan petualangan. Katahikayat berasal dari bahasa Arab yang berarti naratif, cerita, ataukisah (Hava, 1951: 137). Hal yang sama juga dikemukakan olehSunarto (2007: 90 & 151) yang menyatakan bahwa hikayat dalambahasa Arab berarti cerita atau dongeng. Hikayat berasal dari bentukkata kerja haka yang berarti menceritakan atau mengatakan sesuatukepada orang lain (Hava, 1951: 136; Sunarto, 2007: 151). MenurutUsman (1963: 21), kata hikayat dalam kesusastraan lama lebih dekatartinya kepada cerita atau sesuatu yang diceritakan, baik cerita itubersifat khayal (fantasi) atau tarikh (historis). Hikayat adalah salahsatu genre sastra yang berkembang setelah masyarakat Indonesiamengenal agama Islam. Dalam sastra Melayu, hikayat berartikarangan prosa, sebagai lawan dari karangan berbentuk syair, sejajardengan pengertian roman (prosa) dalam sastra Barat (Robson, 1969:7).

Baried (http://dirmanmanggeng.blogspot.com/2009/02/html) merumuskan pengertian hikayat dalam sastra Melayu sebagaikarangan yang kadarnya cerita, bukan peristiwa yangsesungguhnya, hasil rekaan, cerita yang sudah kuno, cerita lama,bentuk cerita tersebut prosa juga berarti cerita yang pernah terjadi,kenangan atau sejarah, dan riwayat. Oleh karena itu, hikayat dalamsastra Melayu dapat digolongkan menjadi tiga kelompok, yaitu jenisrekaan, jenis sejarah, dan jenis biografi. Sutrisno (1991: 37)menyatakan bahwa dalam bahasa Arab, hikayat berarti cerita. Kata

23

BAB IIIMETODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan PendekatanPenelitian ini berjenis kualitatif dengan pendekatan sastra

bandingan. Pendekatan sastra bandingan peneliti anggap cocokuntuk membandingkan HRB, TC, dengan HHT. Hal ini sudah sesuaidengan anjuran Endraswara (2011: 217) yang menyarankan sangatmenarik jika kesusasteraan Melayu dijadikan bahan penelitian sastrabandingan. Meskipun dalam bukunya tersebut, Endraswarasebenarnya hanya menyarankan studi sastra bandingan antarakesusasteraan Melayu dengan Jawa, atau sebaliknya.

Pendekatan sastra bandingan yang digunakan dalam penelitianini mengacu pada pandangan Ikram (1990) tentang studi perban-dingan yang didasarkan pada sastra-sastra yang berkembang dinusantara. Pendekatan sastra bandingan nusantara ini didukungoleh pandangan Nada (1999:9) yang menyatakan bahwa sastrabandingan adalah suatu studi atau kajian sastra suatu bangsa yangmempunyai kaitan kesejarahan dengan sastra bangsa lain,bagaimana terjalin proses saling mempengaruhi antara satu denganlainnya, apa yang telah diambil suatu sastra, dan apa pula yangtelah disumbangkannya.

3.2 Sumber Data dan DataSumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah HRB

edisi Ras (1968), TC transkripsi Kadir (1982) dan Saleh (1986) danHHT edisi Bot Genoot Schap atau kepunyaan Koninklijk BataviaaschGenootschap yang diterbitkan kembali oleh Proyek Penerbitan BukuBacaan Sastra Indonesia dan Daerah, Jakarta (1978) sebanyak dua

27

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kesamaan Motif Cerita Mencari Tanah untuk MendirikanNegeriDalam kutipan di bawah ini disajikan cerita tentang pesan

Saudagar Mangkubumi sebelum meninggal dunia kepada EmpuJatmaka, anaknya. Dalam kutipan tersebut, Saudagar Mangkubumisempat berpesan kepada anaknya agar mencari tanah hangat danberbau harum untuk mendirikan negeri. Tanah hangat dan berbauharum adalah tempat yang bagus untuk berdiam (mendirikan ataudijadikan tempat tinggal).

….Maka kata Saudagar Mangkubumi: ….Lamun kamu masih diamdi negeri Kaling ini tiada kamu menjadi orang besar. Baik kamulari dari negeri Kaling ini mencari tempat lain. Adapun lamunkamu hendak berdiam pada tempat lain dari sini, cari tanah itumaka tabuk kira-kira sepencaluk di tengah malam itu. Ambilsekepal tanah itu, lamun rasanya hangat serta bau harum itu baiktempat berdiam, banyak berkatnya pada bumi itu; barangditanam menjadi, penyakit pun jauh, orang dagang banyak datang,seteru pun jauh; sukar ia mengira-ngirakan menyerang, berkattuah tanah itu; banyak makmur sedikit yang sukar. ….(HRB alineake-3).

Dalam HRB terdapat cerita Empu Jatmaka dan keluarga sertabawahannya mencari tanah yang hangat dan berbau harum sepertipesan ayahnya. Empu Jatmaka mula-mula singgah di suatu pulauyang tidak diketahui namanya. Di pulau itu, Empu Jatmaka tidakmenemukan tanah seperti yang ada dalam pesan ayahnya. EmpuJatmaka lalu melanjutkan pelayaran dan sampai di Laut Hujung

79

BAB VPENUTUP

5.1 KESIMPULANKesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah HRB,

TC, dan HHT memiliki 11 kesamaan motif cerita. Kesebelas motifcerita itu adalah (1) kesamaan motif cerita mencari tanah untukmendirikan negeri, (2) kesamaan motif cerita penaklukan oleh duaorang bawahan raja, (3) kesamaan motif cerita raja mengutusnahkodanya ke Keling, (4) kesamaan motif cerita raja mengutusnahkodanya ke Cina, (5) kesamaan motif cerita putri raja disediakanmahligai dan dayang pengiringnya, (6) kesamaan motif cerita rajaditurunkan di tempat yang tinggi, yaitu gunung atau bukit dan calonpasangannya, (7) kesamaan motif cerita Lembu Mangkurat danHang Tuah ditakuti oleh Raja Majapahit dan bawahannya, (8)kesamaan motif cerita tokoh terjun ke air untuk melepaskangangguan hewan berwarna putih, (9) kesamaan motif cerita rajamengutus bawahannya ke Majapahit, (10) kesamaan motif ceritagaibnya raja dan keturunannya, dan (11) kesamaan motif cerita bayidilahirkan sudah memakai perhiasan atau mahkota. Kesamaan-kesamaan motif cerita dalam HRB, TC, dan HHT tersebut sejalandengan pendapat Rusyana (dalam Satoto dan Fananie, 2000: 8) yangmenyatakan terdapat tipe-tipe yang sama, tetapi perwujudannyapada berbagai sastra berbeda. Kesamaan ini, menurut Rusyana,terjadi karena berasal dari bawaannya dan ada pula yangmerupakan akibat dari terjadinya kontak dengan sesama sastra diIndonesia dan kebudayaan asing. Dari peristiwa kontak budayatersebut terjadilah peminjaman, substitusi, integrasi anasir luar, danselanjutnya terjadi penulisan atau penceritaan kembali denganmenggunakan cerita dari luar itu.

81

DAFTAR RUJUKAN

Ahmad, A. Samad. 2006. Sulalatus Salatin: Sejarah Melayu. EdisiPelajar. Cetakan ke-10. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa danPustaka.

Badrun, Ahmad. 1983. Pengantar Ilmu Sastra (Teori Sastra). Surabaya:Usaha Nasional.

Badudu, J. S. 1984. Sari Kesusastraan Indonesia 2. Bandung: PustakaPrima.

Baried, Siti Baroroh, Syakir, M., Masjkoer, Moeh., Suratno, SitiChamamah, & Sawu. 1985. Memahami Hikayat dalam SastraIndonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan dan PengembanganBahasa.

Baried, Siti Baroroh. 2009. Dalam Dirman Manggeng. PengaruhSistem Baca Al Quran dalam Sastra Lisan Aceh,(Online), (http://dirmanmanggeng.blogspot.com/2009/02/pengaruh-sistem-baca-alquran-dalam.htm, diakses 10 November2009).

Chambert-Loir, Henri. 2011. Sultan, Pahlawan, dan Hakim. Jakarta:KPG, École française d’Extrême-Orient, MasyarakatPernaskahan Nusantara, Pusat Pengkajian Islam danMasyarakat-UIN Jakarta.

Danandjaja, James. 2002. Folklor Indonesia, Ilmu Gosip, Dongeng, danlain-lain. Jakarta: Grafiti.

Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa EdisiKeempat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

82

Hikayat Raja Banjar, Tutur Candi, dan Hikayat Hang Tuah: Suatu Perbandingan

Djajadiningrat, Hoesein. 1965. Local Tradition and The Study ofIndonesian History. Dalam Soedjatmoko, Mohammad Ali,G. J. Resink, & G. MCT. Kahin (Eds.), An Introduction toIndonesian Historiography (hlm. 74-86). New York: CornellUniversity Press.

Eddy, Nyoman Tusthi, 1991. Kamus Istilah Sastra Indonesia. Ende,Flores, NTT: Nusa Indah.

Endraswara, Suwardi. 2011. Metodologi Penelitian Sastra Bandingan.Jakarta: Bukupop.

Eneste, Pamusuk. 1994. Kamus Sastra untuk Pelajar. Ende, Flores, NTT:Nusa Indah.

Hadidjaja, Tardjan. 1951. Sedjarah Melaju (Usaha Perbaikan disertaiTinjauan dan Keterangan) Jilid I. Djakarta: Firma PenerbitanSaptadarma.

Hamid, Ahmad Sarji Abdul. 1960. Hang Tuah dalam Hikayat HangTuah dan Sejarah Melayu. Kuala Lumpur: LISM, JPMUM.

Hamid, Nor Aziah binti Abdul. 1962. Perbandingan Watak Hang Tuahdalam Sejarah Melayu dan Hikayat Hang Tuah. Kuala Lumpur:LABA, JPMUM.

Hartoko, Dick & Rahmanto, B.. 1986. Pemandu di Dunia Sastra.Yogyakarta: Kanisius.

Hava, J. G. 1951. Arabic-English Dictionary. Beirut: Catholic Press.

Holsti, Ole R. 1969. Content Analysis for the Social Sciences and Hu-manities. Reading, Massachusetts: Addison-Wesley Publish-ing Company.

Hooykaas, C. 1947. Over Maleise Literatuur. Leiden: E.J.Brill.

http://ms.wikipedia.org/wiki/Keling

Ikram, Achadiati. 1990. Sastra Bandingan Nusantara. Makalahdisajikan dalam Seminar Sastra Bandingan, Fakultas Sastra,Universitas Indonesia.

Iskandar, T. 1970. Kamus Dewan. Kuala Lumpur: Dewan Bahasadan Pustaka.

Jamaludin, Murizah. 1976. Persamaan dan Perbezaan antara HikayatHang Tuah dan Sejarah Melayu. Kuala Lumpur: LASM,IBKKM, UKM.

83

Kadir, M. Saperi. 1982. Tutur Candi. Kalimantan Selatan: Depdikbud.

Klinkert, E. C. 1947. Nieuw Malaeisch-Nederlandsch Woordenboek.Leiden: E. J. Brill.

Krippendorff, Klaus. 1980. Content Analysis, An Introduction to ItsMethodology. Beverly Hills: Sage Publications.

Laelasari & Nurlailah. 2006. Kamus Istilah Sastra. Bandung: NuansaAulia.

Liaw Yock Fang. 1982. Sejarah Kesusastraan Melayu Klassik.Singapura: Pustaka Nasional.

Liaw Yock Fang. 1993. Sejarah Kesusastraan Melayu Klasik. Jakarta:Erlangga.

Maharsi. 2009. Kamus Jawa Kawi-Indonesia. Yogyakarta: PuraPustaka.

Munoz, Paul Michel. 2006. Kerajaan-Kerajaan Awal Kepulauan Indo-nesia dan Semenanjung Malaysia, Perkembangan Sejarah danBudaya Asia Tenggara (Zaman Prasejarah-Abad XVI).Terjemahan oleh Tim Media Abadi. 2009. Yogyakarta: MitraAbadi.

Murad, Mushthafa. 2008. Misteri 7 Bayi yang Berbicara, Mengeja Tandademi Tanda Kekuasaan Allah di Alam Semesta. Jakarta: Mirqat.

Nada, Thaha. 1999. Sastra Bandingan. Terjemahan oleh AliuddinMahyudin. Depok: Fakultas Sastra, Universitas Indonesia.

Perret, Daniel. 1999. Kota Raja dalam Kesusastraan Melayu Lama.Dalam Henri Chambert-Loir & Hasan Muarif Ambary(Eds.), Panggung Sejarah, Persembahan Kepada Prof. Dr. DenysLombard (hlm. 245-259). Jakarta: École française d’Extrême-Orient, Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, dan YayasanObor Indonesia.

Poerwadarminta, W. J. S. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka.

Purwadi. 2009. Pengkajian Sastra Jawa. Yogyakarta: Pura Pustaka.

Rafiek, Muhammad. 2010. Mitos Raja dalam Hikayat Raja Banjar.Disertasi tidak diterbitkan. Malang: Universitas NegeriMalang.

Daftar Rujukan

84

Hikayat Raja Banjar, Tutur Candi, dan Hikayat Hang Tuah: Suatu Perbandingan

Rani, Supratman Abdul & Maryani, Yani. 2004. Intisari Sastra Indo-nesia. Bandung: Pustaka Setia.

Ras, Johanes Jacobus. 1968. Hikajat Bandjar: A Study in Malay Histo-riography. The Hague: Martinus Nijhoff.

Ras, Johanes Jacobus. 1986. Hikayat Banjar and Pararaton: A Struc-tural Comparison of Two Chronicles. Dalam C.M.S. Hellwigdan S.O. Robson (Eds.), A Man of Indonesian Letters, Essaysin Honour of Professor A. Teeuw (hal. 184-203). Dordrecht-Holland/Cinnaminson-U.S.A.: Foris Publications.

Robson, S. O. 1969. Hikayat Andaken Penurat. The Hague: MartinusNijhoff.

Rusyana, Yus. 2000. Memperlakukan Sastra Berbahasa Indonesiadan Sastra Berbahasa Daerah sebagai Sastra Milik Nasional.Dalam Satoto, Soediro dan Fananie, Zainuddin (Eds.).Sastra: Ideologi, Politik, dan Kekuasaan (hal. 3-11). Surakarta:Muhammadiyah University Press.

Safioedin, Asis. 1969. Seni Sastra Indonesia. Bandung: Peladjar.

Saidi, Shaleh. 2003. Melayu Klasik, Khazanah Sastra Sejarah IndonesiaLama. Denpasar: Larasan Sejarah.

Saleh, M. Idwar. 1986. Tutur Candi, Sebuah Karya Sastra SejarahBanjarmasin. Jakarta: Depdikbud.

Schap, Bot Genoot. 1978a. Hikayat Hang Tuah I. Jakarta: DepartemenPendidikan dan Kebudayaan.

Schap, Bot Genoot. 1978b. Hikayat Hang Tuah II. Jakarta:Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sedyawati, Edi, Sugono, Dendy, Zaidan, Abdul Rozak, Djamaris,Edwar, Ikram, Achadiati (Eds.). 2004. Sastra Melayu LintasDaerah. Jakarta: Pusat Bahasa, Depdiknas.

Sham, Abu Hasan. 1976. Perbandingan antara Hikayat Hang Tuahdan Hikayat Inderaputera. Bimbingan Sastera siri ke-9.Mastika, Juni, 1976: 122-7.

Sudibyo. 2010. Diri Melayu dan Liyan (Other) Jawa, PembacaanPoskolonial terhadap Sejarah Melayu, Hikayat Hang Tuah, danHikayat Raja-Raja Pasai (http://indonesiaartnews.or.id/artikeldetil.php?id=41, diakses 15 Mei 2011).

85

Sudjiman, Panuti. 1995. Filologi Melayu. Jakarta: Pustaka Jaya.

Sunarto, Ahmad. 2007. Kamus Al-Fikr, Arab-Indonesia-Inggris, Indo-nesia-Arab-Inggris. Surabaya: Halim Jaya.

Suroto. 1989. Teori dan Bimbingan Apresiasi Sastra Indonesia. Jakarta:Erlangga.

Sutrisno, Sulastin. 1983. Hikayat Hang Tuah, Analisa Struktur danFungsi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Sutrisno, Sulastin. 1991. Classical Malay Literature and Its Heirs.Dalam J. J. Ras & S. O. Robson (Eds.), Variation, Transfor-mation, and Meaning, Studies on Indonesian Literatures inHonour of A. Teeuw (hlm. 37-52). Leiden: KITLV Press.

Sweeney, Amin. 1967. The Connection between the Hikayat Raja-Raja Pasai and the Sejarah Melayu. JMBRAS, 40 (2).

Teeuw, A. 1964. Hikayat Raja-Raja Pasai and Sejarah Melayu. In J.Bastin & R. Roolvink (Eds.), Malayan and Indonesian Studies.Oxford: Clarendon Press.

Thompson, Stith. 1977. The Folktale. Berkeley-Los Angeles-London:University of California Press.

Tim Penulis. 1981. Cerita Rakyat Kalimantan Selatan. Jakarta:Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Tjahjono, Liberatus Tengsoe. 1988. Sastra Indonesia: Pengantar Teoridan Apresiasi. Ende, Flores, NTT: Nusa Indah.

Usman, Zuber. 1963. Kesusastraan Lama Indonesia. Jakarta: GunungAgung.

Wikipedia Indonesia, Ensiklopedia Bebas Berbahasa Indonesia.Hikayat, (Online), (http://id.wikipedia.org/wiki/Hikayat,diakses 1 Mei 2008).

Yusuf, Suhendra. 1995. Leksikon Sastra. Bandung: CV. Mandar Maju.

Zaidan, Abdul Rozak, Rustapa, Anita K. & Hani’ah. 2000. KamusIstilah Sastra. Jakarta: Balai Pustaka.

Zoetmulder, P. J. & Robson, S. O. 1982. Kamus Jawa Kuna Indonesia.Terjemahan oleh Darusuprapta & Sumarti Suprayitna. 2006.Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Daftar Rujukan

119

Gambar 2 Mitos Asal-usul Pangeran Suryanata dan Putri Junjung Buih dalamTC

Lampiran