hidup selaras dengan merapi
DESCRIPTION
Pengantar diskusi kebencanaan, pengurangan resiko dan kesisp siagaan menghadapi bencanaTRANSCRIPT
Mewujudkan Masyarakat Lereng Merapi yang Sadar Bencana
Refleksi1. Erupsi Merapi Oktober – November 2010
2. Wilayah terdampak : Magelang, Boyolali, Klaten danSleman
3. Kerusakan signifikan menimpa : 53.315 keluarga di 57 desa dalam 11 kecamatan di 4 kabupaten tersebut.
4. Tercatat 275 orang meninggal, 576 sakit, dan 303.233 jiwa mengungsi.
Dampak Erupsi Merapi 20101. Di sektor pertanian mengalami kerugian mencapai Rp.1 trilyun, meliputi kerusakan tanaman
pangan, holtikultura dan tanaman perkebunan. Luasan lahan pertanian yang mengalami
kerusakan mencapai lebih dari 33.000 ha.
2. Di sektor peternakan, sebanyak 188.765 ekor (sapi perah, kerbau, dan kambing), selain
kesulitan pakan ternak, harga jual ternak-ternak itupun menurun tajam, misalnya, sapi dewasa
yang biasanya berharga Rp 5-6 juta per ekor merosot sampai hanya Rp 3 juta.
3. Di sektor kehutanan, 33% (2.400 ha) kawasan hutan mengalami kerusakan.
4. Di sektor pemukiman, 45.677 unit rumah hancur atau rusak berat dan ringan, terdiri dari
11.517 unit di Jawa Tengah dan 34.160 unit di Yogyakarta.
5. Di sektor prasarana dasar (infrastruktur), kerusakan berat dan ringan menimpa sejumlah
sumber dan jaringan air bersih, irigasi, jalan, jembatan, pasar dan infrastruktur lain.
Kondisi terkini
EkonomiSektor pertanian, peternakan dan perdagangan belum 100% Pulih
HunianDi Kab Sleman, telah terbangun 1.675 unit huntap (79 %) dari rencana2.129 unit Huntap yang akan dibuat (data BNPB Oktober 2012)
InfrastrukturSampai saat ini perbaikan dan pembangunan infrastruktur yang rusakakibat erupsi masih belum sepenuhnya selesai seluruhnya dan masihterus berjalan
Memaknai Bencana
Bencana
Bencana
Bencana terjadi karena Kapasitas manusia tidaksebanding dengan Kerentanan dan ancaman yang
dihadapi
Bencana
Walaupun sebagian besar ancaman bersifat alamidan kodrati, namun terjadi/tidaknya, maupun besar/ kecilnya dampak bencana dipengaruhi oleh variabelyang sifatnya sosial yaitu kerentanan dan kapasitas
Upaya pengurangan risiko bencana menjadi pentingkarena risiko ini bisa dikelola dan ditekan
Paradigma baru penanganan bencana fokus padapengurangan kerentanan dan peningkatan kapasitas
Hidup selaras dengan Merapi
Merapi Potensi
Ancaman
Strategi Mitigasi Mengenali dan mengelola ancaman
Karakter dan jenis ancaman, Sejarah dan Siklus, Tanda-tanda,Kecepatan kejadian, Kekuatan, Luasan daerah terdampak, Lamanyaancaman
Peningkatan kesadaran, Peningkatan Pengetahuan , Sistem peringatandini dan Kesiapsiagaan
Mengurangi kerentanan dan meningkatkan KapasitasMemetakan Asset penghidupan sebagai sumber kerentanan sekaliguskapasitas untuk bertahan dan pemulihan paska bencana.
Melibatkan semua pihak dalam upaya PRBMasyarakat (laki-laki, perempuan, Anak, Lansia, Difabel) dan semuapemangku kepentingan harus bersinergi karena kerja PRB tidak dapatdilakukan secara sektoral
Integrasi PRB dalam perencanaan dan pembangunanTata ruang dan tata guna lahan, Infrastruktur, Rencana kontijensi, SOP PRB, dll
Sekian
Choiri AskolaniWakid
Perhimpunan AksaraJl. Adhyaksa II No. 1A, Perum Banteng Baru, Yogyakarta
E-mail : [email protected] : www.aksara-jogja.net