hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

142
hidrologi tpftri tdoile$tdirlt urffitndinDta rilid 2 Penerbit'NCVA' Soeu,r;arno

Upload: ariefmcty

Post on 09-Jan-2017

564 views

Category:

Engineering


51 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

hidrologitpftri tdoile$tdirlturffitndinDta

rilid 2

Penerbit'NCVA'Soeu,r;arno

Page 2: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

hidroloAplkni Metode Stttbtlk untuk Analba Data

sl

rilid 2

Soewarno

Ptrnanur 'l{ 0VA'ill xotrx ?os 1468. BANDUIIG

Y

Page 3: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

I

t;{

i1

KATA PIqNGAIYTAA

Buku HIDROLOGI - Aplikasi Metode Statistik untukAnalisis Data jilid II ini, merupakan lanjutan dari buku denganjudul yang sama Jilid i. Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan atas

segala rahmat-Nya, penulis dapat menyusun buku ini. Disusundengan maksud mengenalkan aplikasi metode statistik dalamanalisis data hidrologi pada kegiatan penelitian yang terkait denganhidrologi atau sumber daya air, baik oleh hidrologiwan, dosen danmahasiswa maupun para tenaga fungsional seperti peneliti,perekayasa dan litkayasa serta konsultan teknik.

Pada buku jilid I, telah diuraikan tentang metode statistik,variabel hidrologi, pemilihan sampel, proses hidrologi, kualitasdata, tipe data dan penyajian data. Pengukuran parameter statistik,meliputi pengukuran tendensi sentral, dispersi. Aplikasi distribusipeluang deskrit dan kontinyu, yang meliputi distribusi Normal, LogNormal, Pearson tipe III, log Pearson tipe III, Frechet, Gumbel,Gumbel tipe III, Goodrich. Dilanjutkan dengan uraianmemperkirakan debit banjir metode serial data, POT, regresi,perbaikan perhitungan debit banjir dan pada buku jilid I tersebutcliakhiri dengan metode memperkirakan debit banjir berdasarkantlata linggi muka air.

llraian pada buku jilid ke II ini dimulai Bab I, disajikanaplikrrsi rrli hipotesis tentang nilai rata-rata dan varian dari suatuscr iirl tl:rtrr hiclrologi runtut waktu, dengan menggunakan distribusirrolrrrrl. tlistrilrusi-t, distribusi chi-kuadrat dan distribusi-F, dantliaklriri tlcngan rrnalisis varian klasifikasi satu arah dan dua arahdilcngkapi pula dengan metode non parametrik untuk mengujisampel data hidrologi.

Aplikasi mctodc statistik untuk analisis deret berkala data

HAK PENULIS DILINDUNGI OLEH UNDANG.UNDANG

DILARANG MEMPERBANYAK SEBAGIAN

ATAUPUN SELURUHNYA

DARI EUKU INI DALAM BENTUK STENSIL,

FOTO COPY, ATAU CARA LAIN

TANPA IJIN PENULIS

ilt

MILIKBadan PerpustakaanPropinsi Jawa Timur

z}iz\Eo \n\, \ll1ut

Page 4: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

lridrologi diuraikan pada Bab II, yang meliputi uji : ketidak adaantrend, stasioner dan persistensi, kemudian dilanjutkan dengananalisis trend, diakhiri dengan uraian membangkitkan (generating)deret berkala sintesis.

Hubungan antara dua buah variabel hidrologi yang terdiridari variabel tidak bebas (VTB) dan variabel bebas (VB) disajikanpada bab III. Hubungan tersebut dapat dinyatakan dengan rumusmatematikayang umunmya disebut dengan model regresi. Dimulaidengan aplikasi model regresi linier sederhana yang meliputi :

penentuan model, batas daerah kepercayaan , pengujian titikpotong, pengujian koefisien korelasi peringkat. Kemudiandilanjutkan aplikasi hubungan sebuah VTB dan sebuah VB denganmodel regresi : eksponensial, berpangkat, logaritmik, polinomial.Pada bagian akhir Bab III, disajikan aplikasi hubungan antara

sebuah VTB dengan dua atau lebih VB, dalam model regresi linierberganda dan berpangkat berganda dan dibagian akhir Bab IIIdisaj ikan uji Durbin-Watson.

Pada bagian akhir buku ini disajikan Bab IV, menguraikantentang aplikasi metode statistik untuk uji ketelitian pengukurandebit. Dimulai dengan ketelitian pengukuran debit menggunakanalat ukur arus (curuent meter) yang meliputi : sumber kesalahan,penentuan ketelitian parameter, penentuan ketelitian pengukurandan dilanjutkan dengan uji-statistik berdasarkan pengukuran data dilapangan. Uraian buku ini diakhiri dengan ketelitian pengukurandebit menggunakan ambang (weir) dan uji-statistik berdasarkanpengukuran data dilapangan.

Dengan maksud memudahkan pemahaman aplikasi metodestatistik untuk analisis data hidrologi. setiap tahapan uraian selaludisajikan contoh persoalan. Namun demikian hendaknya hasilperhitungan dari setiap contoh untuk tidak dijadikan kesimpulantentatrg penomena hidrologi dari pos hidrologi atau DPS yangbersangkutan. Pada pokoknya contoh-contoh pada buku inidimaksudkan hanya sekedar untuk memudahkan pemahaman bukan

iv

rrr rl r rlr l lrl u;u r lrrurl isis l)cnonlcna hidrologi yang scbcnarnya.

I't'nrrlis rncngucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Ir.lrrr'srorf Locbis. M. Eng, Bapak Ir. Ali Hamzah Lubis, Bapak Ir.Srrrrrpudjo Komara Winata M.Eng, Bapak Ir. Bambang Kayanto.l)pl. HE, yang telah memberikan kesempatan dan bimbingansepenuhnya kepada penulis untuk melaksanakan penelitian dalambidang hidrologi terapan sehingga bermanfaat pada penulisan bukuini. Kepada penerbit Nova yang telah menerbitkan buku ini dankopada semua pihak yang telah membantu, penulis mengucapkantcrima kasih.

Kepada istri tercinta Siti Nurhidayatun dan kedua anaktersayang Teddy Nurhidayat dan Dwiki Nurhidayat, terima kasihatas kesabaran dan dorongannya.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauhdari sempuma, oleh karena itu kdtik dan saran dari semua pihakakan penulis terima dengan senang hati.

Bandung, 7 Mei 1995

Penulis: Soewarno

Page 5: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

1.6.

lsI .4.4. IJji Chi-Kuudrut Untuk Dutu Berpusang:un

Metode Non Parametrik

1.5.1. Uji Mann - llhitneyI .5.2. Uji Kruskal - lVallis

Analisis Varian

1.6.1. Klasifikasi Satu Arah1.6.2. Klasifikasi Dua Arah

APLIKASI METODE STATISTIK UNTUK ANALISISDERET BEBKALA DATA HIDROLOGI

2.1. Pendahuluan2.2. Uji Ketidakadaan Trend

2.2.1. Uji Korelasi Peringkat Metode Spearman2.2.2. Uj i Mann-Whitney2.2.3. Uji Tanda dari Cox dan Stuart

2.3. Uji Stationer2.4. Uji Persistensi2.5. Analisa Trend

2.5.1. Metode Analisis Regresi2.5.2. Metode Rata-Rata Bergerak

2.6. Membangkitkan Data Sintetik

2.6.1. Menggunakan Tabel Bilangan Acak2.6.2. Menggunakan Proses Markov

APLIKASI MODEL REGRESI DAN AI\ALISrcKORELASI DATA HIDROLOGI3.1. Pendahuluan

3.2. Model Regresi3.3. Model Regresi Linier Sederhana

3.3.1 . Penentuan persamaan3.3.2. Batas Daeroh Kepercayaan Garis Regresi3.3.3. Pengujian Titik Potong3.3.4. Pengujian Koefisien Regresi3.3.5." Pengujian Koeli.r ian Korelasi3.3.6." Koefisien Kora ltr:; i Peringkal

.t,t

17

48

52

57

59

66

83

83

8s

87

9t93

95

98

t02

102

103

t08

t11

Il5

t3tt3tt35

140

t40t49i/53

t56t58t60

vii

darfitat isi2.

Kata Pengantar

Daftar Isi

1. APLIKASI UJI HIPOTESIS DATA HIDROLOGI

1.1. Pendahuluan1.2. CaraPengujian1.3. Pengujian Nilai Rata-Rata

1.3.1. Pengujian Nilai Rata-Rata Sampel Besar1.3.2. Pengujian Nilai Rata-Rata Sampel Kecil

1.3.2.1. Menguji Rata-Rata Dua Set Sampel1.3.2.2. Menguji Rata-Rata Sampel dan

Rata-Rata Populosi

1.3.3. Interval Kepercayaan Nilai Ruta-Rutct

1.3.4. Uji+ Untuk Data Berpasangen1.3.5. Pengujian Rata-Rata Sampel Jika Varian

Tidak Samo Jenis1.3.6. Penentuan Jumlah Sampel

1.4. Pengujian Nilai Varian

. 1.4.1. Pengujian Varian Sampel dan Varian Populasi1.4.2. Pengujian Varian Populasi1.4.3. Uji Kesamaan Jenis Varian Sample

ut

vt

II3

8

9

I7

t8

22

23

26

30

33

3s

35

38

40

3.

vi

Page 6: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

3.4. Model Regresi Eksponensial3.5. Model Regresi Berpangkat3.6. Model Regresi Logaritmik3.7. Model Regresi Polinomial3.8. Model Regresi Berganda

3.8.1. Model Regresi Linier Berganda3.8.2. Model Regresi Berpangkat Berganda

3.9../ Uji Durbin Watson

4. APLIKASI METODE STATISTIK UNTUK UJIKETELITIAN PENGUKTIRAN DEBIT4.1. Pendahuluan4.2. Jenis Kesalahan Pengukuran Debit4.3. Ketelitian Pengukuran Debit dengan Alat Ukur Arus

4.3.1. Sumber Kesalahan pengukuran4.3.2. Penentuan Ketelitian Parameter pengukur Debit4.3.3. Perhilungan Ketelitian pengukuran Debit4.3.4. Kekurang Telitian pengukuran Debit dengan

Alat Ukur Arus

4.4. Ketelitian Pengukuran Debit Menggunakan Ambang4.4.1. Ketelitian Pengukuran Lebar Ambang4.4.2. Ketelitian Pengukuran Tinggi Muka Air Ambang4.4.3. Ketelitian Penentuan Koefisien Debit4.4.4. Contoh Pengukuran Debit dengan Ambang Tajam4.4.5. Pengukuran Debit dengan Ambong Lebar

Daftar Bacaan

163

172

178

184

201

202

215

221

233

233

234236

2i6238

245

bab r.

aerihasi uri lrliOotesisdata hidtologi

1.1 PENDA'IULUAN

Seperti telah disampaikan pada buku jilid I dengan judul yangsama, dalam penelitian hidrologi, adalah suatu hal yang tidaknrungkin melaksanakan pengambilan data dari seluruh populasi

Qxtpulutirtn). karena keterbatasan dana, waktu dan tenaga.Umumnya keputusan dalam analisis hidrologi ditentukanberdasarkan informasi yang diperoleh dari sampel (sample). Dariinformasi tersebut dapat dibuat penafsiran

l). perkiraan parameter statistik dari satu populasi,

2). membandingkan parameter statistik dari populasi.

Teknik yang membicarakan kedua penafsiran itu disebut denganstatistika penafsiran (statistical inferences) dan banyak digunakandalam penguj ian hipotesis statistik (t e s t ing s t at i s t i c al hypo t he s i s).

246

255

2s6256

257

2s8263

267

vru

Page 7: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

,)

Hipotesis statistik adarah suatu dugaan atau pemyataantentang parameter statistik yang didasarkan pada sampel dari data.Pengukuran parameter statistik terah dibicarakan padaBab II, padabuku jilid I dengan judul sama. Keputusan tentang dugaan ataupernyataan tentang popurasi yang dibuat berdasarkan sampeldisebut dengan keputusan statistik (s tati s tic al de c is ions). Hipotesisstatistik dirumuskan agar kita dapat dengan mudah menolak ataumenerima dugaan yang kita buat. Untuk maksud memudahkanperumusan tersebut maka hipotesis statistik dinyatakan denganistilah hipotesis nol (null hyporhe::is). Contoh : dari data curahhujan yang dikumpulkan selama 50 tahun. apabila dibuat distribusifrekuensinya maka dapat dibuat suatu dugaa, hahwa distribusi datacurah hujan tersebut mengikuti distribusi ,.r.rar, dugaan tcrsebutsering dinyatakan sebagai hipotesis nol.

Dalam hipotesis nor dirumuskan bahwa tidak ada perbedaan(no true dffirences) antara parameter statistik dan populasi.Penolakan hipotesis nor berarti menerima hipotesis arternatip(alternative hypothesis). Hipotesis nor dan hipotesis alternatipsering ditulis dengan simbol yang berbeda. Hipotesis nol ditulisdengan simbol Ho dan hipotesis artematip ditulis i"rg* simbol H,.sebagai contoh, dari dua daerah pengaliran sungai topsl dilakukanpengukuran erosi, masing-masing sebanyak 50 lokasi. Buat suatuhipotesis apakah besarnya erosi rata-r ata d,ari kedua Dps tersebutsama, maka dapat ditulis :

Ho:X,=nr,atauXl-Xr=0H, : X, *X?,atauX1 -Xz *0

Apabila ternyata dari hasil pengujian temyata X, : X, maka berartibesarnya erosi rata-rata dikedua DpS tersebut sama atau tidakberbeda pada derajat kepercayaan tertentu (lever of signrficance)dan derajat kebebasan tertentu (degrees offreedom).

Perkataan sama dari hipotesis nor tidaklah berarti sama persisnilainya atau sama sekali tidak mengandung suatu perbedaan.Apabila dijumpai perbedaan haruslah semata-mata terjadi karenakesalahan sampling.

I

I)ada bab ini akan disajikan cara pcngujian hipotcsis,grcngujian nilai rata-rata (mean), pengujian varian, dan analisisveuian dari sampel data atau populasi.

1.2. CABA PENGUJ'AN

Setiap hipotesis dapat benar atau tidak benar, oleh karena itudiperlukan pengujian. Andaikata suatu hipotesis (Ho) mendugabesamya erosi rata-rata kedua DPS adalah sama, tetapi pengukurandi lapangan dengan sejumlah sampel acak ternyata menunjukkanperbedaan yang menyolok, maka dapat dikatakan bahwa perbedaanyang diperoleh dari pengukuran erosi tersebut sebagai perbedaanyang meyakinkan (significance), atau disebut juga sebagaiperbedaan yang nyata, perbedaan yang berarti, dengan kondisidemikian maka Ho ditolak.

Prosedur untuk menentukan apakah suatu hipotesis diterimaatau ditolak atau apakah sampel berbeda meyakinkan denganpopulasi disebut dengan pengujian hipotesis atau pengujiankepercayaan (test of hypothesis or test of signtficance). Dalammelakukan pengujian hipotesis mungkin terjadi kesalahan, olehkarena itu ada 4 kemungkinan :

1). hipotesis betul tetapi hasil pengujian menolak (telahmengalami kesalahan jenis I dalam pengambilankeputusan).

2). hipotesis salah tetapi hasil pengujian menerima (telahmengalami kesalahan jenis II dalam pengambilankeputusan).

3). hipotesis betul dan hasil pengujian menerima(pengambilan keputusan tidak salah).

4). hipotesis salah dan hasil pengujian menolak(pengambilan keputusan tidak salah).

'l'abcl l.l, menunjukkan kesalahan dalam pengu.f ian hipotesis.

Page 8: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

Tabel L1. Macam Kesalahan Dalam Pengujian Hipotesis.

Keputusan Keadaan sebenarnya

Hipotesa Benar Hipotesis Salah

Hipotesis diterima Tidak salah Kesalahan Jenis Il

Hipotesis ditolak Kesalahan Jenis I Tidak salah

Perbedaan kesalahan Jenis I dan Jenis II, dapat disampaikancontoh serupa berikut :

l). Dari dua populasi, diduga perbedaan nilai rata-ratanyaadalah tidak nyata atau nol, tetapi dari sampel yangdiambil menunjukkan bahwa pengujian hipotesismenyatakan nilai rata-rata populasi adalah berbeda nyata,dengan demikian kita telah membuat kesalahan Jenis I.

2). Dilain pihak apabila kita menduga bahwa perbedaan

rata-ratanya adalah nyata akan tetapi hasil pengujianmenyatakan bahwa perbedaannya tidak nyata (notsignificant) maka kita telah membuat kesalahan Jenis keII.

Peluang untuk melakukan kesalahan Jenis I, umunnya dinyatakandengan simbol (cr) dan peluang untuk melakukan kesalahan Jenis keil umunnya dinyatakan dengan simbol (B). Dalam pengujianumwnnya peluang dari kesalahan jenis satu yang ditentukanterlebih datrulu. Dalam pengujian hipotesis, peluang maksimum.untuk mengalami resiko kesalatran Jenis I disebut dengan derajatkepercayaan (level of significance), disebut juga dengan daerahh,ritis (critical region) atau daerah penolakan II* (rejection region),

sedangkan daerah penerimaan H0 disebut dengan daerahpenerimaan (acceptance region). Derajat kepercayaan umumnyadinyatakan sebagai 100 % a (dalam%).

h

llrrtrrk kcpcrlualr praktis, dera.iat kcpcrt',tytttltt rlllt'ttlttlnttrrrlrurryl a ' 0.01 atau a: 0,05. Dengan n 0.(ll scrirrl'. rllrllrttltlt.rrgrrr.r derajat kepercayaan sebesar 1,00 o , irri hcritrli ltttltrvtt

kira-kira I dari tiap 100 kesimpulan kita akan tttcnolak lrilxrlcsisyang seharusnya diterima. Dengan kata lain 99 oh dapat dipcrt:ttytt,

dan telah membuat kesimpulan yang benar. Dalam hal dcrnikiundapat dikatakan bahwa hipotesis telah ditolak pada dcraiat

kepercayaan 0,01 yang berarti kemungkinan salah hanya 1,0 7o sa.ia-

Pengujian Hipotesis dapat dilaksanakan dengan cata:

l) Pengujian dua sisi (two-failed test), atau

2) Pengujian satu sisi (one-failed test).

Untuk jelasnya dapat dilihat pada Gambar l.l.a sampai 1.1.c.

g H 1x ,r.sofr

(iutttltttt l I tt l'attguf iun Dua Si,si dengana: 5'%

- t.645

(iutnhur I t.b. Pengujiqn Satu Sisi Kiri dengan tr ' 5 '%.

doaroh 9anarimoon

docrohp.nol okon

Page 9: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

doaroh Daaarimoon

o,5o I o,a3 doarohpanololon

Gambar l.l.c. Pengujian Satu Sisi Kanan a = 5 %o dengan a = 5 94.

Dalam pengujian dua sisi daerah penolakan terletak pada sisikanan dan kiri. Dari gambar 1.1.a, menunjukkan FIo akan diterimajika nilai statistik yang dihitung berada diantara d, dan dr, dan jikaterletak diluar daerah d, dan d, maka H0 ditolak. Bila pengujianhipotesis dilaksanakan pada derajat kepercayaan 5 o/o, maka daerahpenerimaan tiap sisi adalah 47,50 Yo dan daerah penolakannyaadalah 2,50 o/o. Apabila kita menggunakan kurva dan distribusinormal luas daerah penerimaan 0,475 adalah berhubungan dengankesalahan standar sebesar 1,96 pada tiap sisi. Apabila pengujianhipotesis hasilnya berada diluar daerah 1,96 kesalahan standar makahipotesa Ho ditolak, karena berada di daerah penolakan. Umumnyadalam pengujian dengan cara dua sisi derajat kepercayaan 5 % (95oh dapat dipercaya) yang sering digunakan. Walaupun demikianuntuk mengurangi resiko yang disebabkan oleh kesalahan Jenis I,dapat menggunakan derajat kepercayaan I % (99 % dapatdipercaya). Pengujian hipotesis dengan cara dua sisi umumnyadigunakan untuk pengujian nilai ekstrem di kedua sisi distribusi,misal : pengambilan keputusan apakah dua sampcl data hujanberasal dari populasi yang sama.

Pengujian satu sisi umumnya digunakan untuk menguji nilaiekstrem hanya pada satu sisi saja, misal dalam hal menguji apakahalat ukur arus (current meter) Jenis A lebih baik daripada Jenis Buntuk mengukur kecepatan aliran sungai. Untuk pengujian hipotesiscara satu sisi maka daerah penolakan hanya berada disalah satu sisi

1

.lrstr ibusi saia (lihat (ianrbar l.l.b dan l.l.c).

Sebagai uraian pengantar cukup sampai disini. Sccirru unluntpengujian hipotesis data hidrologi dapat dilaksanakan tlcrrgnrr

prosedur sebagai berikut :

l). Kumpulkan data hidrologi tersebut dan hitung paramctcr

statistiknya (perhitungannya lihat buku jilid I).2). Buat suatu dugaan atau pernyataan dan langkah

selanjutnya tentukan hipotesis nol (Ho) dan hipotesisalternatip (H,).

3). Pilih uji statistik yang digunakan.

4). Tentukan derajat kepercayaan. misal a = 0,05 ata:u d, =0.01.

5). Hitung nilai uji statistiknya.

6). Tolak Ho apabila nilai uji statistiknya berada didaerahkritis (di daerah penolakan) dan terima Ho apabila nilai ujistatistiknya berada didaerah penerimaan.

Hasil pengujian yang telah dilaksanakan akhirnya diharapkan suatukesimpulan dapat diperoleh dengan tepat. Metode pengujian yangmenganggap populasi atau sampel mengikuti distribusi tertentu disebut dengan metode parametrik Qtarametic method), sedangkan

metode non parametrik (non parametric method) yang diujidianggap tidak mengikuti suatu distribusi tertentu. Beberapa ujistatistik metode parametrik yang sering digunakan untuk analisishidrologi antara lain :

l). Uji-Distribusi Normal (Normal distribution test).

Uji distribusi normal umumnya digunakan untuk mengujirala-rata dari dua populasi (sampel ukuran besar).

2). Uji-T (Tee-tesr),t

Uji-T umumnya digunakan untuk menguji sampel

ukuran kecil : menguji nilai rata-rata 2 (dua) kelompoksampel, menguji nilai rata-rata tcrhadap rata-ratapopulasi, menguji data yang berpasangln, mengujikoefisien korelasi.

Page 10: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

Uji-Chi Kuadrat (KI - square test),A2

Uji-Chi kuadrat umumnya digunakan untuk ujikecocokan (Goodness of fit). Dikembangkan oleh KarlPearson dan digunakan dalam uji hipotesis dalammenguji data yang diperoleh secara pemilihan acak

(random sampling) dari suatu populasi.

Uji-F (AIF-Test),F

Uji-F digunakan untuk menguji nilai varian, dan untukmenguji sampel dalam analisis varian.

Prosedur pengujian nilai rata-rata hitung (mean) dibahas pada sub

bab 1.3, Pengujian nilai varian dibahas pada sub bab 1.4.

Sedangkan sub bab 1.5 membahas penggunaan metode nonparametrik untuk menguji hipotesis dan sub bab 1.6 membahas

analisis varian.

13. PENOA'IAN N'LA' RATA.RAiA

Masalah umum yang biasa dijumpai dalam analisis hidrologiadalah membandingkan nilai rata-rata dari dua sampel. Misalnyasaja pengambilan sampel dilakukan dengan cara acak denganjumlah Nr, ymB diambil dari suatu populasi dengan nilai rata-rata

tidak diketahui (unknown mean) sebesar pr dan sampel yang laindengan jumlah Nr, yang diambil dari suatu populasi dengan nilairata-rata tidak diketahui (unknown mean) sebesar pr,. Pengukuran

sampel yang pertama adalah X,, Xu, Xr, ... , Xr, dan sampel-sampelyang kedua adalah X',, X'r, X'r, ..., X',2. Nilai rata-ratanya adalah

X, dan Xz .

Pada sub bab ini akan membahas sehubungan dengan dugaan

atau pernyataan "Apakah terdapat perbedaan nyata antara

Xr clan X2 . Dengan kata lain menguji hipotesis nol.

t,

I )t'rrgrrrr lripotcsis alternatip :

l). H, : pr + p2, atau

2). Ht: p, ) pr, atau

3). H, : lrr < l-rz.

Hipotesis altematip yang pertama menggunakan metode pengujian

dua sisi, sedangkan hipotesis alternatip yang kedua dan ketiga

menggunakan metode pengujian satu sisi.

Beberapa asumsi yang diambil dalam pengujian ini adalah :

1). hasil pengukuran mempunyai distribusi normal.

2). populasi mempunyai nilai varian (cr'z) yang sama.

3). dua sampel yang diuji adalah bebas (independent).

Pengujian nilai rata-rata dapat menggunakan pengujian distribusinormal atau pengujian distribusi - t.

1.3.1. Penguiian Nilai tr,ata.tqts Sampel f,,esalr

Pada sub bab ini hanya digunakan untuk mempelajaripcrrnasalahan dalam hubungannya dengan jumlah sampel besarsiria. Wulaupun sebenarnya dalam analisis hidrologi umumnya sulitrurrtuk sccaril .jclas n-rcnentukan batas yang tegas antara jumlahsurnpcl besar dan jumlah sampel kecil. Umumnya para ahli statistiktclah menentukan bahwa suatu sampel dengan ketentuan :

1). jumlah kurang dari 30 buah disebut sampel kecil.2). jumlah sama atau lebih dari 30 buah disebut sampel

besar.

Beberapa asumsi dalam pemecahan masalah untuk sampel besar(large samples) adalah :

1). distribusi pemilihan acak dari sampcl rncndckati distribusinormal, dan

2). rrilai daripada sanrpcl cukup tlckat (:ttllit it.ttlt close)tlclrgiur rrilai populirsr

3)

4).

I\4 II,TKBadan Peii-ruslakaan

Page 11: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

10

Berdasarkan asumsi tersebut salah satu metode untuk menguji duasampel diambil atau berasal dari populasi yang sama adalah denganpengujian distribusi normal (normal distribution resf). Distribusinormal atau kurva normal disebut juga dengan distribusi Gauss.Distribusi ini merupakan salah satu distribusi yang banyakdigunakan. Fungsi densitas (density function) peluang normal darisuatu variabel random kontinyu X dapat ditulis dengan persaminnberikut ini :

(l.l)

Keterangan :

P(X) : fungsi densitas (ordinat kurva normal).o : deviasi standarpopulasi dari variabel x.n : 3,14157e : 2,718?,8

x : variabel random kontinyu.p : nilai rata-rata hitung populasi dari variabel X.

Pengujian distribusi normal termasuk uji-parametik Qtarametrictest) dan dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :

1). Tentukan deviasi standar dari perbedaan nilai rata-ratahitung:

J). llitung pcrbandingan nilai :

t-

Sumber : Bonnier, l98l

Catatan :

. hipotesis diterima jika nilai t

. hipotesis ditolak jika nilai t

Keterangan :

t - variate standar normal dari distribusi normal.X, : rata+atahitung sampel pertama.X2 : rata-ratahitung sampel kedua.

3) Kepdtusan:

Bandingkan variat standar normal (t) dengan variatstandar normal pada tabel (1.2) yaitu nilai tc, denganaturan keputusan :

l). Jika nilai t < tc maka hipotesis nol (Hr) diterima.2). Jika nilai t > tc maka hipotesis nol (Hr) tidak diterima

atau ditolak atau dengan kata lain menerima hipotesisalternatip (H,).

Tabel 1.2 Nilai tc Untuk Pengujian Distribusi Normal.

lt

.lX'-Xr;'olr,

I

(1.3)

P(x) : -+ "o J2n

lo, 2 6't 2

or-?=l + -lNr Nz

(r.2)

Keterangan :

or-2 : deviasi standar dari perbedaan rata-rata hitung(p, - pr).

6r' : varian sampel pertama6z' : varian sampel keduaNr : jumlah sampel pertamaN2 : jumlah sampel kedua

daripada nilai tc.

daripada nilai tc.

Dcraiat Kepercayaan(cr)

0,1 0,05 0,01 0,015 0,002

uji satu SISI

- 1,28atau

+ 1,29

- 1,645atau

+ 1,645

- 2,33atau

+ 2,33

- 2,58atau

+ 2,59

- 2,88atau

+ 2,88

uji dua sisi- 1,645

atau+ 1,645

- 1,96

atau+ 1,96

- 2,59atau

+ 2,58

- 2,81

atau+ 2,81

- 3,08atau

+ 3,08

Page 12: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

72 t:t

ConlohJ.L

l)ari curah hujan tahunan dari pos hujan Dago (X,) dan pos lrujnrrMalabar (Xr) selama tahun 1950 - 1981 (32 tahun), tercatat putlrr

tabel 1.3. Kedua pos hujan tersebut terletak di DPS Citarum Hulu,Kabupaten Bandung, Propinsi Jawa Barat (lihat gambar 1.2).

Tentukan apakah sifat curah hujan kedua pos hujan tersebut berbedapada derajat kepercayaan sebesar 5,00 yo.

-Inwoh Contoh I l- :

Karena jumlah data kedua pos hujan tersebut sama atau lebih dari30 buah, maka dapat disebut sampel besar dan dianggapdistribusinya mengikuti distribusi normal. Data hujan tahtrnantersebut pada tabel 1.3, dicatat dari dua lokasi pos hujan yangberbeda dengan jarak kurang lebih 40 km oleh karena itu dua set

data tersebut dapat dikatakan bebas (independenf) satu dengan yanglain.

Selanjutnya dapat dibuat hipotesis sebagai berikut :

Ho : pr = pz (tidak terdapat perbedaan nyata nilai rata-ratahitung dua populasi).

H, : p, * p, (terdapat perbedaan nyata).

Apabila dianggap deviasi standar dari sampel (S) sama denganstandar deviasi populasi (o), maka :

Sr = or, dan S, = or, sehingga :

\\

(

(

fu-I/

t1li[[1O

II

(.nJ-\\

\-^-/

.=l I (r,-x)'N-1

Keterangan :

S : deviasi standar dari sampel

Xi : nilai pengamatan i = 1,2, ..., NX = nilai rata-rata hitungN = jumlah sampel

/ --._J\

\Yi*t(

M

=\B

UBbo

q

L

04qiq.

q\\)Ba^i\\B

-a

o

I\)

Page 13: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

74

Tabel 1.3. curah Hujan PoS Hujan Dago dan Marabar (dalam mm/tahun)

No. Tahun Dagoxt (X,-X) (x,-Xf

Malabarx2 rx,-il I 6,i)'

ll| :.

lllu.L.l'.l,| ,0.

lilI ,,.I ra.L,.L..

17.

18.

19.

20.

2t.22.

23.

24.

25.

26.

27.

28.

29.

30.

31.

32.

les0l95l1952

1953

1954

1955

1956

t957

I 958

l 959

1960

l96lt962

lg63

lg64l

re6s i

te66l

r',atlI

re68 |

uolI,srol

I

reTr I

te72l

1973 I

,nrolI

rszs I

19761

,rrrluzrl,','rsl

,rtoIr98l I

t.u41.74',1

2.t27

1.693

2.092

2.248

1.970

1.553

2.693

t.'770

2.s09

t.577

1.923

1.129

t.857

1.672

1.958

1.264

2.482

2.005

2.37t

2.130

t.907

2.5',18

l 965

2.316

1.650

t.784

2.t17

2.627

r.978

I.9t3

-333

-230

150

-284

I l5

27t

424

7t6-207

532

400

-54

-848

-120

-305

-19

-'7 t3

505

28

394

153

-70

601

-t2

339

.327

.r93

r40

650

I

-64

I

l 10.899

52.900

22.500

80.656

t3.225

73.44t

49

179.776

5 r2.656

42 849

281 (\24

,uo.uro I

,.ntul,,r,nol

, o.oo, I

,, ,rt I

36r I

508.369 |

,rr.or.rl,to

I

r ss.zro I

zt.+osl4.eoo

I

361 .20 r I

,ool,oon rl

I

roo.rze I

v zqsl

,r.uro I

orr roolI

'l+.osal

2.742

2.305

2.718

2.089

3.25t

3.099

2.878

2.419

3.205

t.751

t.666

t.760

2.698

1.513

2.554

2.061 )

,.unrl, rrrl,.ril I

,.rrrlt.nu'rlr.789 I

I

r.43e I

t.t ts l

,,rrlq taol

I

2.6221

z.rtolt zztl,.r rul,.r,, I

, rrrl

246

-l9l222

407

755

603

382

-77

709

-'145

-830

-'736

202

-983

58

-435

197

-923

315

-744

-529

-707

- I .057

1.249

692

1.644

t26

-326

727

220

t7

341

60.516

36.48I

49.284

165.649

570.025

363.609

t45.924

s.929

502.1 8l

555.025

688.900

541.696

40.804

966.289

3.364

189.22s

38.809

,r,.r,,II

e9.22sl

sse.orcl

zts.t.+tlorr.ronl

,.rrr.rorl, .ruo oo, I

orr rool

,.rrr.rrul, r.rru I

I

t06.2761

,n rrnlor.oor l

,rnl,,u rfi I

UMLAH

(ATA.RATA

LXi

ToJ.t49

1.977

l5 4.3t6.1 76.85't

2.496

t5 t3.928.63

Sumber data: Publikasi curah hujan, Puslitbang pengairan

l)lri data dan perhitungan pada tabel | .3, dipcrolch :

Untuk Pos Hujan Dctgo

N,:32

x=63,2-49 = 1.977 mm/tahun32

^ lq'lte'6lr tis, =l=7il'l : 378mm/tahun

Untuk Pos Hujan Malabar

N2:32

- 79.857Xz = -# : 2.496 mm/tahun

s2 : lE#l@:li : uromm/tarrun

Berdasarkan persamuuln (1.2) :

lo,2 ar2l)or_2= I n, .Tu,

I

o, ,= l(:zt)' +(67q21132 32 I

or -2 = 135,98 mm/tahun.

Berdasarkan persamaan (1.3) nilai variat dari standar normal :

,:l*lr.977 -2.4961

-ffi-l :3,81

l6

t-

Dengan metode pengujian dua sisi, dari data tabel 1.2, berdasarkannilai variat dari standar normal (tc) pada derajat kepercayuun 5 oZ,

nraka dipcroleh tc : 1,96. Oleh karena nilai t: 3,81 lebih hcsar dari

Page 14: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

I(i

tc, maka hipotesis nol yang menyatakan Fr : lrz ditolak. Dengan

demikian dapat dikatakan 95 % data hujan tersebut berasal daripopulasi yang berbeda atau dapat dikatakan 95 % adalah benar

bahwa data hujan kedua pos hujan Dago dan Malabar di DPS

Citarum Hulu mempunyai perbedaan yang nyata. Dengan demikian

keberadaan kedua pos hujan tersebut masing-masing diperlukan

untuk kedua lokasi tersebut.

Pengujian khusus dapat dilakukan apabila parameter statistik

dari populasi diketahui nilai :

p : rata - rata hitungo : deviasi standar

Disamping itu diketahuijumlah pengambilan sampel sebesar N dan

rata-rata hitungnya adalah X. tentukan apakah X mempunyai

perbedaan yang nyata dengan p, maka dapat ditentukan dengan

persamaan berikut ini :

tX-p).Nt=Keterangan:

= variat standar normal terhitung

= rata-ratahitung sampel

: rata-rata hitung populasi: deviasi standar populasi: jumlah sample

Contoh 1.2.

Dari suatu embung (telaga, situ-situ) untuk keperluan irigasi, aimyadipompa dengan menggunakan pompa jenis A, debit pompa

rata-rata adalah 60 lldet dan deviasi standarnya l0 //det. Jenispompa B diusulkan untuk mengganti jenis pompa A. Untukmenentukan apakah jenis pompa tersebut diganti atau tidak, makapompa jenis B diuji coba selama 50 kali dan ternyata mampumemompa air dari embung dengan debit rata-rata70 lldet.

(1.4)

t

xp

oN

t7

I )r'nfliur rrraksud mengiunbil rcsiko scbcsar 5 %r, tctttukan n|rrrlnh

l('nrs pornpa B dapat diterima sebagai penggantijcnis pompa A

lsb,ab contoh 1.2. z

Pada kasus contoh 1.2, maka dapat dilakukan pengujian satu sisi(one tailed test).

Ho: Fr :60l/det. (pompa jenis A tidak diganti)

Hr : F > 60lldet. (pompa jenis A diganti dengan jenis B)

Dari contoh 1,2 dapat diketahui bahwa :

X : 7}lldet.tr : 60 //det.o : l0lldet.N=50

maka berdasarkan rumus (1.4) dapat dihitung variat standar normalterhitung:

r: 6-+16

(70 - 60) /so : 7,077t:

Dari tabel 1..2, pada derajat kepercayaan o : 5 o%, untuk pengujiansatu sisi diperoleh variat standar normal t. = 1,645. Karena nilai tlebih besar dari pada tc maka hipotesis nol ditolak. Dengandernikian dapat dikatakan jenis pompa B dapat mengganti jenis Adengan mengambil resiko 5 %o. Atau dapat dikatakan 95 % benarbahwa jenis pompa B dapat digunakan sebagai penggganti jenispompa A.

1.3.2. Penguiian Nilai f,,atq.tata tlampcl KccilPada sub bab 1.3.1 telah dijelaskan pengujian nilai rata-rata

untuk .iunrlah sampel besar (lrl > 30). Apabila jumlah sampcl kccil

MII, IKBnrl:rrt l'crIrrrtrrk:rrn

l0

Page 15: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

l8

distribusi-t. Distribusi-t dapat dinyatakan dengan persamaan :

12 d1 +l

P(t) : a(l +:-t- rdu'

Keterangan:

P(t) : peluang densitas fungsi t

a

fid- l'(q#)

(l.s)

rl-

L-

fungsi gama

student's variabel-t

variat student's normal

=uI

(Xr/du),

U

x'dk

lx, -x,l':"1*;

: x-po

(pada sub bab i.3.1 U dinyatakan sebagai t): variabel chi-kuadrat: derajat kebebasan (degrees offreedom)

Peluang densitas fungsi t tersebut telah dibuatkan tabel nilaidistribusinya seperti ditunjukkan pada tabel I.l pada bagian akhirBab I, dimaksudkan untuk memudahkan aplikasinya.

1.3.2.1. Menguji rata-rata dari dut set sompel

Untuk menguji dua sct sarnpel data apakah berasal daripopulasi yang sama atau ridak clapat menggunakan pengujiandistribusi-t, yang juga merupakan u.ii-parametrtk Qtarametric test)seperti distribusi normal. Pengujian distribusi-t dapat dilakukandengan persamaan sebagai berikut :

(1.6)

l9

K clcrattgittt :

[]x, =

r,=Nr 'N,

variabel-t terhitung.

rata-rata hitung samPel set ke l.rata-ratahitung sampel set ke 2.

jumlah sampel set ke 1.

jumlah sampel set ke 2.

S

,Nz

2-

+N

2

+Sr

N1

N1

"=l t'2

2 (r.7)

S,', Sr': varian sampel set ke I dan ke 2.

dr : N, + N, - 2 = derajat kebebasan

Keoutusan:

Apabila t terhitung lebih besar dari nilai kritis tc, (lihat tabel I.1)pada bagian akhir Bab I pada derajat kepercayaan (a) tertentu,maka kedua sampel yang diuji tidak berasal dari populasi yangsama.

Apabila t terhitung lebih kecil dari tc maka kedua sampel berasal

dari populasi yang sama.

Contoh 1.3.

Curah hujan tahunan telah dicatat dari pos hujan di Dago, KodyaBandung selama 12 tahun dari tahun 1974 - 1985, sebagai X,, danjuga pos hujan di Majalaya, Kabupaten Bandung didaerah BandungSelatan di Daerah Pengaliran Sungai Citarum Hulu, sebagai Xr.I)atanya dapat dilihat pada tabel l.4.'lerrlrrkirn apakah sifat hujan dari kedua pos hujan tersebut berbeda

rtyatir lrirtli.r cicririat kepercayaan 5 %o.

Page 16: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

20

Jawab Contoh 1.3. z

Tabel 1.4. Curah Hujan di Dago dan Majalaya (dalam mm/tahun).

No. Tahun Dagoxl (X,-X) (X,-X)'

Majalayax2 (XrX) (Xr-X)'

9'14

975

976

977

978

979

980

981

982

983

984

985

1.965

2.316

r.650

t.784

2.t t7

2.627

1 978

l .913

t.2t6

2.759

2.759

2.2r6

-91

260

-406

a1a

6l

57r

-'t8

- 143

-840

703

'70

160

8.281

67.600

l 64.836

73.984

3.72t

326.04t

6.084

20.449

705.600

494.209

4.900

25.600

r.887

1.934

2.645

1.872

2.261

2.2t5

2.059

1.133

l .188

1.308

2.051

l9

66

7?7

4

393

347

l9l-735

-680

-560

183

361

4.356

603.729

l6

154.449

120.409

36.481

540.225

462.400

3 13.600

33.489

IUMLAH

IATA.RATAxX,x

24.66'l2.0s6

-5. 1.901.305 zu.))J1.868

5 2.269.5t5

Sumber : Data dari Buku Publikasi Hujan Tahun 1974 - 1985, Puslitbang Pengairan.

Dapat dibuat hipotesrs :

Ho : pr : p, (tidak ada perbedaan)

Hr : pr * 1t, (terdapatperbedaan)

Dari tabel

Nr:

X,=

Sr:

Untuk pos hujan Majalaya:

Nr: 1l

.4, untuk pos hujan Dago :

t2

"# : 2.056 mrn/tahun

' ?3:T'l' : 416 mrn/tahun

2t

.; 20.553x.,:=ff: l'868mn/tahun

r,: (ffi-E); = o.,umm/tahun

Dari persamaanl.T :

o:

o:

Nr.Sr 2 +Nz.Sz 2

N1 +N2 -2

l2x(4t6)2 +nx(476)212+ll-2 = 466 mm/tatrun.

dan dari rumus 1.6 :

lf ' -x'l

-l r rtl"l[*"rl

r_l2.os6-1.8681 :0,9664661i* + I

;

Dengan dasar lrcngujian dua sisi pada derajat kepercayaan 5 %o (u:0,05), Ho akan ditolak bila t terletak diluar batas -to,o, sampai to,o*untuk derajat kebebasan Nr + N2 - 2. Untuk N, * N, - 2:21,dari tabel I-l Qihat dibagian akhir bab I), diperoleh hasil - 0,028 <0,966 < + 2,080, oleh karena itu Ho dapat diterima pada derajatkepercayaan 5 %o atau dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa 95oh adalah benar bahwa tidak ada beda nyata antara curah hujanrata-rata tahunan di Dago dan Majalaya. Rata-ratanya dapatdihitung dengan persamaEln berikut ini :

..-Nr.X, +Nr.X,' Nr *Nz

Berdasarkan rumus 1.8, maka rata-rata curatr hujannya adalatr :

(12 x 2'056) + (l.l x 1'868) : 1.966 mm/tatrun12+ l1

(1.8)

Page 17: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

9'

1.3.2.2. Menguji rata-rata sampel dan rata-rata populasi

Untuk menguji apakah rata-rata sampel (X) berbeda nyata

terhadap rata-rata populasi (p), dapat dilakukan dengan

menggunakan persamaan 1.9 :

(l.e){=S

Keterangan :

t : nilai student's-t terhitung

X : rata-rata sampelp : rata-ratapopulasiN : jumlah sampel

S : deviasi standar sampel

dengan derajat kebebasan dr: N - 1

Persamaan (1.9) pada dasamya sama dengan rumus untuk ukuran

sampel besar seperti ditunjukkan pada rumus (1.4) untuk pengujian

distribusi normal. Bedanya untuk sampel besar nilai t, adalah variat

standar normal (lihat tabel 1.2) dan untuk sampel kecil t adalah nilaistudent-t (lihat tabel I-l) pada bagian akhir bab I. Apabila jumlah

sampel bertambah maka hasil kedua perhitungan dari rumus 1.4 dan

rumus 1.9 akan sama (mendekati sama).

Contoh 1.4.

Data curah hujan tahunan dari pos hujan Dago, Kodya Bandung

tahun 1950 - 1981 sebagai populasi (lihat data tabel 1.3), telah

diperoleh bahwa rata-rata populasi p : 1977 mrn/tahun (lihat

Contoh Ll). Sedangkan data dari pos hujan Dago untuk tahun 1974

- i985 selar-na 12 tahun (lihat tabel 1.4) dianggap sebagai sampel,

dengan rata-rata sampel X : 2.056 mm/tahun (lihat contoh 1.3).

Tentukan apakah terdapat perbedaan nyata antara rata-rata sampel

x dengan rata-ratapopulasinya p pada derajat kepercayaan 5 0/o'

23

Juwahl-onlol--1"4-

lluat hipotesis sebagai berikut :

Ho : p : 1977 mm/tahun (rata-rata salna)

H, : F * 1977 mm/tahun (rata-rata tidak sama)

dari contoh 1.4, diperoleh :

X .-- Z.OSO mm/tahun

Ir . 1.977 mm/tahunS = 416 mm/tahun N = 12 tahun

Dari persamaan 1.9 :

1 : CX -.+r) /NS

(2.0s6-r.e77){e : 0,657

Dari tabel I-l pada bagian akhir bab I, pada derajat kepercayaan 5

Yo dengan derajat kebebasan du : \-l= l1 adalah tc:2,201(untukpengujian dua arah 5 % harus dibagi kedalam dua sisi,masing-masing untuk -h,0, dan +h,ozs). OIeh karena t lebih kecildari tc maka hipotesis nol (Ho) diterima dan menolak hipotesisaltematip (H,). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa 95 Yobetr:/-bahwa rata-rata sampel data hujan pos Dago tahun 1974 - lgl5tidak mempunyai beda nyata terhadap rata-rata populasinya daridata hujan tahun 1950 - 1981.

1.3.3. Intetaal Kepetcay,aan Untuh Nilai f,rata+ataPada sub bab 1.3.1 telah disampaikan pengujian nilai

rata-rata sampel besar (N > 30) dengan menggunakan pengujiantlistribusi normal, dan pada sub bab 1.3.2 telah disajikan pengujian

lrcrrliujian distribusi-t. Pada sub bab 1.3.3 akan disajikan penentuan

t-416

Page 18: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

24

interval kepercayaan untuk nilai rata-ratainterval for the mean). Penentuan intervalditentukan dengan rumus sebagai berikut :

1). Untuk Sampel Besar, N > 30

hitung (confidence

kepercayaan dapat

Interval kepercayaan untuk nilai rata-rata p padaderajatkepercayaan o adalah :

x-t"ft<p<x*t";fu

Keterangan:

tcr : variat standar normal (tabel 1.2)

(1. r0)

2) Untuk Sampel Kecil, N < 30

Interval kepercayaan untuk nilai rata-rata p pada derajatkepercayaan cr adalah :

(l.l l)

Keterangan :

tcr : nilai student's-t (tabel I-1, akhir bab I).

Contoh 1.5.

Dari data curah hujan di pos hu.jan Dago, Kodya Bandung, DpSCitarum Hulu selama 32 tahun dari tahun 1950 - 1981, diperolehnilai rata-rata hitung curah hu.jan tahunan : 1.977 mm/tahun,dengan deviasi standar 378 mmltahun. Tentukan 95 %obatas daerahkepercayaan dari nilai rata-rata curah hujan tersebut.

Jawab Contoh 1.5 :

Karena jumlah sampelnya besar N : 32 maka penentuan batasinterval kepercayaan menggunakan rumus 1.10.

X-t"ft<p<X'"tr

zfi

Dutt

ltN

S

h,os

maka:

1977 mm/tahun.32 buah.

378 mm/tahun.L 1,96 (lihat tabel 1.2), uji dua sisi.

X-t"7fu. r,

1,g77 - l,96+< F < 1,g77 + l,96J32

1,846< p <2,108

378

h2

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa 95 % betul curah hujanrata-rata dari pos hujan Dago berkisar antara 1.846 mm sampai2.108 mm per tahun.

Contoh 1.6.

Dari pengumpulan dan perolehan data debit minimum dilokasi posduga air Cimanuk - Leuwidaun tahun 1968 - 1979 adatah sebagaiberikut :

No Tahun

1. 19682. 19693. 19704. r97t5. 19726. 19737. 19748. tg75e. 197610. 1977

I I te78l-1. lt)Jt)

Debit (m3&et)

7,67g,7g

4,023,69

2,69

7,307.60

4,703,l03,60

5.80r.50

Page 19: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

21\

'l'errtukan interval kepercayaan scbesar 95 o/o dari nilai rata-ratanya.

Sumber data : Buku Publikasi Debit, Pusat litbang pengairan.

Jawab Contoh 1.6 :

Dari contoh 1.6, tersebut telah dihitung nilai rata-rata hitung dandeviasi standar data debit minimum sungai cimanuk - Leuwidaun,hasilnya adalah :

X : 5,43 m'/det.S : 2,22m3ldet.

Penyelesaian statistik :

1: (x-p)/N untuk p diambil.S

^_ xtst[ - -----:-

JN

Dari metode pengujian dua sisi, pada derajat kepercayaan 5 o/o danderajat kebebasan dk : N - I : 11, maka to,ozs = 2,201(lihat tabelI-l pada bagian akhir Bab I).

lt: 5,43 +(2,22)(2,201,) : 5,43 1- l,4l

Oleh karena itu dapat dikatakan 95 % betul bahwa debit minimumsungai Cimanuk - Leuwidaun berkisar antara 4,02 dari 6.84 m3/det.

1.3.4. Ari.t untuh data betpasanganPada umumnya kita mempunyai N buah pasang (paired)

data pengukuran X,j, Xr,.......X,: 0 :1,2,3, .......N) yang morupakanpengukuraq bebas (independent) dari populasi dcngan rata-rata pr,,

lrz.;. Hipotesis nol untuk tiap pasang rata-rataadalah :

,l-n

27

ll,, . 1t,, pr, (untuk semua j)

l't'r Ircdaan tiap pengukuran adalaLh

t: X,, - xr, (J = 1,2, ....N)

Aprrbila populasi mempunyai distribusi normal dan rata-ratapcrbcrtaurr diberi simbol d, dan deviasi standar dari perbedaanirtlirlirlr S, serta kesalahan standar (standar error) dari d adalah sy'N,nr:rka kita dapat menggunakan uji - t sebagai berikut :

at- sE

sp: SuLt

N'Keterangan :

t : nilai student's-t terhitungd : perbedaan rata-rataSE: kesalahan standar dari rata-rataS : deviasi standarN : jumlah data

Contoh 1.7

Dari pos duga air sungai citarum - Nanjung (lihat gambar r.2) telahdilaksanakan pengukuran debit dan telah dibuat lengkung debitnyauntuk data tahun 1973 - 1976, seperti ditunjukkan pada gambar 1.3.Data debit pengukuran dan debit hasil pembacaan lengkung debitdari tinggi muka air tertentu ditunjukkan pada tabel l.5. Tentukanapakah terdapat perbedaan yang nyata antara debit hasil pengukurandengan debit dari lengkung debit pada derajat kepercayaan sebesar1,00 Yo".

Jawab Contoh 1.7 :

Dari contoh 1.7 maka dapat dibuat hipotesis sebagai berikut

Ho : lrrj : Fz; (tidak ada beda nyata)

Hr : Fu ;e pr, (terdapat beda nyata)

I)erhitungannya dilihat pada tabel l.-5.

(1.1 3)

(1.14)

Page 20: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

28

s

:B

UB$Tq

-oq)

abo

^\.boq){

I.Ei!r},GE-AvsF'Bovlr,o

II

II

I

lllll tlv VInX IOOMr -f+

:t0

lrrbcl I 5 (,ji-t untuk Lcngkurtg l)cltil Sttttgrtt ('tlAttltlt Ntltt;ttltg

No.

PengukuranLengkung

U(n3/de0 (P-d)'

H

(m)

Qm

(n3/de,P l'-.1

+

l

)

l.4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

I l.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

2t

22.

23.

1,89

1,56

t,72

2,tl

2,88

1,80

3,25

3,78

2,69

3,99

10,

I,56

1,30

2,83

2,45

2,15

?1(

2,25

3,63

2,06

2,44

I ,83

2,02

43,7

29,0

'17 5

s5,2

99,1

39,9

l4l,0

t92,0

86,6

234,0

246,0

30,7

20,6

107,0

'79,5

52,0

70,t

57,6

169,0

51,0

74,5

38, l

54,1

44,0

29,6

35,9

55,6

112,0

39,5

148,0

208,0

96,2

233,0

244,0

29,6

20,5

108,0

77,5

58,0

70,5

64,0

190,0

52,8

'76,8

41,0

50,6

0,68

2,02

0,72

I 1,50

4,'13

7,69

9,98

0,93

10,30

0,57

0,10

I l,l0

3,41

2,99

7.07

4,46

l,0l

0,43

0,82

3,72

2,58

6,92

8,75

1,98

4,94

7,23

755

'l,25

8,35

0,66

0,24

4,23

2 ,07

0,73

7,21

2,03

3,76

3,1 8

3,5',1

6,47

3,24

t,82

511

2,r8

9,67

4,28

0,53

s 1,98

4,12

'16,56

14,13

3,92

24,40

52,27

l0,l I

12,74

4t,86

10,49

3,31

28,40

57,00

4,75

52,s6

69,72

0,43

0,05

18,66

93,50

83,70 20,43 5l,21 ) t,.Z0 635,'17

Keterangan = tinggi muka air= debit pengukuran

= debit dari kurva lengkung debit tahun 1973-1976.

H

QmQr

Dari perhitungan data pada tabel 1.5, diperoleh :

o l)cviasi rata-rata, , : *# x fiO Yo

Page 21: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

30

o Rata-rata perbedaan,, Pr * Pz *..... * Pn

tt = N

-; 83, 70 -20,43\r- 23

2,75

/ -\2 ,[P

_ d,,)

. Deviasi standar, S =

s_ 635,77 1:5,37u 23-1

. Kesalahan standar dari rata-rara SE = +N'

su = 1I: I.rleJzt

' Uji-t; t:4: ?2sE 1,119

| = 2,45

Dari tabel distribusi t (tabel I-1, pada akhir bab I), dengan derajat

kebebasan (degrees of freedom) dk = N-l : 22, pada derajat

kepercayaan 1 Yo, atau : to,o, diperoleh nilai tc:2,819' Oleh karena

t i tc maka hipotesis nol dapat diterima. Dengan demikian antara

debit pengukuran dengan debit dari lengkung debit mempunyai

perbedaan yang tidak nyata, atau dapat dikatakan bahwa 99 % betul

bahwa kedua.pasangan debit tersebut tidak berbeda nyata. Oleh

karena itu kurva dari lengkung debit pada gambar l'3, dapat

mewakili hubungan antara tinggi muka air dengan debit sungai

Citarum - Nanjung, tahun 1973 - 1976.

1.3.5. Peaguiian f,ista-rf,rarta Sarnpel iiha Vsriantidah satna JcnisPada sub-bab sebelumnya, rata-rata 2 sample yang

dibandingkan dianggap bahwa varian 1S2) ke 2 sample tersebut

N-1

$l

Irtlirk rrrempunyai beda nyata (not significant differenr). Ksnyrtotlll

.;e lrclum menguji rata-rata sample salah satu yang harus diuji adululr

kcsamaan jenis/homogenitas nilai varian dari sampel. Pada sub buh

scbclumnya pengujian nilai varian belum dibicarakan. Pengujian

kcsamaan jenis nilai varian baru akan dibicarakan pada sub bab l '4'

Apabila telah dilaksanakan pengujian nilai varian dan

tcrtryata mempunyai kesimpulan bahwa nilai variannya mempunyai

bctla rryata, dan kita akan tetap membandingkan nilai rata-ratanya,

rrraka dapat digunakan prosedur sebagai berikut :

l). Tentukan sudut 0, perbandingan deviasi standar :

e=t*-'*

Sr : deviasi standar sampel ke l.52: deviasi standar samPel ke 2.

2). Hitung nilai statistik :

. X, -I,o= ---(si * si) t

(l.l5.a)

(1.1s.b)

3). Ambil kePutusan

Bandingkan nitai (d) dengan nilai (dc) pada tabel I-2

(lihat tabel I-2, di bagian akhir Bab I)' Apabila dengan

derajat kepercayaan (a) tertentu pada derajat

Kebebasan.

dk,:N,-1dkr:Nr-1tcrnyata d < dc, maka hipotesis diterima dan dua sampel

hcritsal dari dua PoPulasi.

Page 22: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

32

Contoh 1.8.

Data curah hujan dari pos hujan Dago dan Majalaya (lihat tabel l-4)selama tahun 1974 - 1985, dari contoh 1.3, telah diperoleh :

Untuk pos hujan Dago : Nr : 12

Xr :2.056 mm/tahunSr = 416 mm/tahun

Untuk pos hujan Majalaya : N, : I I

X2 = 1.868 mm/tahun32 : 476 mm/tahun

Tentukan apakah x, sama dengan x, pada derajat kepercayaan 5 yo

Jawab Contoh 1.8. z

Buat hipotesis statistik sebagai berikut :

. Hipotesis nol, Ho : X, - X, = 0 (sama).

. Hipotesis alternatip, H, : X, -Xr+ 0 (berbeda).

Berdasarkanrumus 1.15.a, maka :

0: tan-l

o = tan-, lffil = 0,873

0:41;02o

Berdasarkan nrmus l.l5.b, maka :

SrlS, I

A : 2.056 _ 1.868 188

l{uo' + $7Q'1ll 632'16

derajat kebebasan :

:0,297 hujan dari pos hujan Dago,

88

dk,= N, -l=12-l=lldk2= Nr-l=ll-l=10

pada 0:41o, dan derajat kepercayaan sebesar c,:5 % maka daritabel I-2. diperoleh dc:2,168.

Oleh karena d = 0,297 ternyata lebih kecil dari dc = 2,16g, makahipotesis dapat diterima dan dua sampel data hujan tersebut berasaldari populasi yang sama. Dari Uji-t pada contoh 1.3 jugadisimpulkan bahwa tidak ada beda nyata antara rata-rata hujan diDago dan di Majalaya.

1.3.6. Penentuan Jumleh SampelJumlah sampel untuk menentukan perkiraan nilai rata-rata

populasi mempunyai nilai batas kurang lebih p % di sekitar nilaiyang sebenarnya, pada derajat kepercayaan a %o dapat perkirakandengan rumus sebagai berikut :

*, - [ loo. t. sl'z'':L P'x -1 (t'to)

Keterangan :

I : rata-rata sampelS : deviasi standarP : nilai yang diinginkanN : jumlah datat : derajat kepercayaan

Contoh 1.9.

Dari contoh 1.3, telah diperoleh datasebagai berikut :

X 2.056 mm/tahunS 416 mm/tahun

Page 23: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

34

Tentukan lama pencatatan data hujan di pos hujan Dago apabiladiinginkan besarnya derajat kepercayaan 5 oh dan nilai rata-ratanyaberada disekitar l0 % dari nilai yang sebenarnya.

Jawab contoh 1.9. :

Dari tabel distribusi-t (tabel I-l), pada derajat kepercayaan 5 Yo.

(k,orr) dan derajat kebebasan dk: l2-l : ll, diperoleh t"=2,201.Berdasarkan persamaan 1.16, maka :

r -r2

N_l 100.!_.s IL p.x l

10.000.4,844.173.056N=100 . 4.227.136

Dari perhitungan ke-I, diperlukanpengamatan.

Nilai t" untuk derajat kebebasan dk =persamzurn 1.16, maka:

* - [roo. L. s'l'L p.x .l

N_ 10.000.4,380.173.056100 . 4.227.136

_ 83.828.326 = 19.834.227.t36 I

19,83 tatrun atau 20 tahun

19, adalatr 2,093, dan dengan

_ 75.809.326 : fi.934.227.136 L ','

Dari perhitungan ke 2, diperlukan 17,93 tatrun atau 18 tatrunpengamatan.

Oleh karena hasil perhitungan ke 2 ini mendekati hasilperhitungan ke l, maka dapat dikatakan agar nilai rata-rata berada

disekitar l0 o/o dari nilai sebenarnya, 95 Yo betul bahwa diperlukanminimal l8 tahun pengamatan data hujan di pos hujan Dago.

86

I.4 PENGUJ,,AN N'LA' VABIAN

1.1.1. Penguilan Vatialn Eamgel danVasisn Populasl

Seperti telah dijelaskan pada buku jilid I varian dihitung darinilai kuadrat deviasi standar, yang dapat dirumuskan sebagai

berikut:N

X Cxi - vgzq2 - i=r (l.l7.a)v N-l \r'

Keterangan :

52 : varian

X, : data pengamatan ke iI : rata-rata hitung1r1 : jumlatr sampel

Uji-chi kuadrat, menentukan pengujian apakah terdapat perbedaan

nyata antara varian sampel dengan varian populasi.

Misal, varian dari curah hujan suatu DPS sebagai populasidihitung sebesar o2, jika suatu data pos hujan dengan varian sebesar

32 sebagai sampel, maka perbandingan antara varian sampel denganvarian populasi dapat dihitung dengan rumus :

^.r_NS2 (t.l7.b)X'=-o-

,'= * [(r'-x) *(x,-x) ......*(x"-x)]' (r'r7'c)

Apabila sejumlah sampel N buatr, diambil dari populasi normaltlcrrgan deviasi o, dan tiap sampel dihitung 12, maka distribusi.rrrrrr;rlirrg untuk y2 dapat diperoleh. Distribusi tersebut dinyatakanscl'rrgrrr distribusi chi-kuadrat (chi-square distribution). Distribusi('lu hrrnrlrut nrompunyai fungsi densitas sebagai berikut :

Page 24: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

36

P(x)'= I

'+" (+)

, r*'1*' . "*(1. l 8)

Keterangan :

P(X') : fungsi densitas 262

r = fungsi garnmadk : derajat kebebasan

Distribusi x' telah dibuat tabel nilai distribupinya, sepertiditunjukkan pada tabel I-3 pada bagian akhir Bab I ini,dimalisudkan untuk memudahkan apl ikasinya.

Untuk dk > 30, kira-kira mempunyai distribusi normal, dengannilai rata-rata sama dengan 0 dan varian : 1,0, dengan demikianuntuk dk > 30 dapat menggunakan tabel distribtisi normal (tabelr.2).

Derajat kebebasan dk: N - K, untuk K: 1 maka :

dk:N-K:N-l

Keterangan:

dk = derajat kebebasan

N : jumlatr data

K : jumlah pengamatan bebas dalam sampel

Contoh 1.10.

Dari contoh l.l, telah dihitung data curah hujan, selama 32 tahun(1950 - l98l) sebagai populasi :

. Pos hujan Dago

Deviasi standar o, : 378 mm

Varian 6f : 142.884 mm

. Pos hujan Malabor

it?

l)cviasi standar o, :Varian o2'=

. Rata-rata varian 02 =

670 mm

448.900 mm

142.884 +448.900= 295.892 mm

dianggap sebagai varian populasi.

l)rrrr contoh 1.3, telah dihitung data hujan dari pos hujan Majalayascliurra I I tahun (1974 - 1985) sebagai sampel :

a

a VarianDeviasi standar S : 476 mm.

32: 226.576 mm.

'fentukan apakah ada perbedaan yang nyata antara varian sampel(S'z) terhadap varian populasi (o'?) pada derajat kepercayaan 5 7o.

Jawob contoh 1.10.

Tentukan hipotesis statistik :

Ho : o2 - S' : 0 (tidak ada beda nyata)H, : o2 - 52 + 0 (terdapat beda nyata)

Diketahui bahwa :

32 =226.576 mmN = ll tahunc2:295.892 mm

Dari persamaan l.l7.b :

-z-N.52lv ',o-

,z - ll l?_25.,5--76 = g-42^ 295.892 v"-

l)cririat kebebasan dr.:N - 1= 11 - l:10. Nilai kritisuntukX'ujirirltt sisi pada derajat kepercayaan cr:5 oZ dcngan dk = l0 adalatr

t' lll,l07 (lihat tabel I-3, pada bagian ukhir Bab I). Dari

;rcrlrrlrrrrl,lirrr tlilrcroleh y2:8,42,jadi lebih kccil 262 = 18,307 olch

Page 25: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

38

karena itu hipotesis nol dapat diterima. Atau dapat dikatakan batrwa95 % betul bahwa varian data hujan di Majalaya tidak berbedadengan rata-rata varian data hujan di Dago dan Malabar.

1.4.2. Penguiian Vatia;n PogubsiApabila o,2 dan or' adalah varian dari dua populasi, maka

kedua nilai tersebut untuk diuji, harus membuat hipotesis statistik :

Ho:o,2=622=o2

Metode statistik yang umum digunakan untuk menguji hipotesistersebut adalah Uji-F. Jika S,'z dan Sr2 adalah varian dari sampeldengan jumlah N, dan N, maka dapat dilakukan pengujian denganmenggunakan distribusi F yang telah dikembangkan oleh Fisher.Apabila varian kedua sampel tersebut setelah di uji temyata tidakterdapat perbedaan nyata maka dapat disebut varian sama jenis(homogeneous yariances). Distribusi F dapat dirumuskan sebagaiberikut :

(F)

dengan

c

= "{

(dr r)

F ,-l(dk I +dt2)

(dkz + dkrF)- 2-(1.20)

(1.22\

: (dkr)&'/2(dkr)&2/2 r {1951-t} (l.21)

F:dk, :dk, :

r(?) r(*)Nr .Sr2(N2-l)Nz .Sz'(N, - t)N'-lNr-1

Keterangan:

(F) : fungsi distribusi F.F : perbandingan F.

89

dk, = derajat kebebasan kelompok sampel ke l.dk, = derajat kebebasan kelompok sampel ke 2.

f : fungsi gamma.

Nr : jumlatr sampel kelompok sampel ke 1.

N2 : jumlatr sampel kelompok sampel ke 2.

Sr : deviasi standar kelompok sampel ke l.S2 : deviasi standar kelompok sampel ke 2.

ferulilssn;

l'enggunaan distribusi F adalatr sama dengan penggunaan

distribusi-t. Dalam hal ini, hipotesis nol ditolak jika S,'z lebih besar

pengujian dua sisi (Tabel distribusi F tercantum pada tabel l-4, pada

bagian akAir bab I).

Contoh 1.11. z

Dari contoh 1.1, telah diperoleh :

o Pos curah hujan MalabarNr :32 tahun

Sr :670 mm/tatrun

. Pos hujan DagoN2 :32 tahun32 :378 mm/tahun

Tentukan hipotesis statistik :

. Hipotesis nol H0 : o,2 - oz' :0

. Hipotesis alternatip Hl : o12 - or2 * 0

I)ari persamaanl.22 :

Nr .S, , [N, - t;Nr . Sz '(N, - t)

Page 26: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

40

, _ zz $lo)2_(rz - t) :3,1432(378)'(32 - l)

Dari tabel l-4, padaderajat kepercayaan 5 o/o, untuk dkl : dk2: 32,maka diperoleh F tabel = 1,84. Karena F terhitung : 3,14 lebihbesar daripada F tabel : 1,84 maka hipotesis nol tidak dapat

diterima. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa 95 % beftl/-bahwa varian curah hujan Dago dan Malabar mempunyai beda

nyata.

Dari contoh 1.2, juga telah diperoleh bahwa 95 oh betulbahwa rata-rata curah hujan Dago dan Malabar mempunyai bedanyata. Oleh karena nilai varian serta rata-ratanya mempunyai bedanyata, maka dapat dikatakan bahwa curah hujan di Dago tidak samajenis/tidak homogen terhadap curah hujan di Malabar, dengan

demikian keberadaan pos hujan di kedua lokasi tersebutmasing-masing sangat penting, data curah hujan di Dago tidakdapat digunakan untuk mewakili data curah hujan di Malabar.

1.4.3. Aii Kcsanna,an Jenis Vafian {fampclKadang-kadang dari pos pengamatan data hidrologi, baik

pos hujan, pos duga air ataupun pos iklim, oleh karena suatu sebab

maka datanya tidak dapat tersedia berkesinambungan, kadangterputus untuk beberapa kali. Oleh karena itu perlu melaksanakanpengujian kesamaan jenis data setiap varian dan setiap periode yangdatanya tidak terputus. Pengujian dapat dilakukan dengan metodeBartlett - Chikuadrat distribusi. Persamaannya untuk k kali pos

hidrologi berhenti operasinya adalah :

x'= (1.33)

k+ldk:Iaui=l

dki . ln. Si2

(1.34)

4t

i : pcriode ke 1,2, ..., n.

ln : logaritma naturaldk : derajat kebebasan

Keputusan :

Apabila X' yang dihitung ternyata lebih besar dari pada A2 tabel,rrr:rkir hipotesis nol yang dibuat ditolak dan menerima hipotesisirltr:rrrutip.

L'utttoh--l-lA

I)ari l)PS Citarum di pos duga air Nanjung (lihat peta pada Gambar1.2), telah dilaksanakan pendataan data volume aliran dari tahun1920 - 1930 dan pada tahun 1974 - 1981. Tentukan apakah volumealiran tahunannya mempunyai varian.yang sama jenis pada derajatkepercayaan 5 Yo.

Jawab Contoh 1.12. z

Tabel 1.6. dari pos duga air sungai Citarum - Nanjung menunjukkandata volume aliran tahunan untuk periode tahun 1920-1930, volumealiran dinyatakan dalam juta m3/tahun. Tabel 1.7, menunjukkan datadebit untuk tahun 1974-1981, debit dinyatakan dalam juta m3ltahun.

Tentukan hipotesis statistik :

. hipotesis nol H, : S,2 = Sr2 (varian sama)

. hipotesis alternatip H, : S,2 * Sr' (varian beda)

Dari tabel 1.6. diperoleh :

Nr = llSt'=266

Page 27: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

42

Tabel 1.6. Volume Aliran Tahunan Sungai Citarum -Nanjung Tahun t9Z0 - 1930 (Juta m3)

Sumber : perhitungan dari buku publikasi debit. PUSAIR

Tabel 1.7 Volume Aliran Tahunan Sungai Citarum _

Nanjung Tahun t974 - lggl (Juta m3)

No. Tahun xt (X, - X) (X, - X)'

t920921922923924925926927928929930

2.5361.7532.346t.5672.5771.280

1.5741.4192.4481.4412.349

0,601- 0,192- 0,41I- 0,368

0,642- 0,655- 0,361- 0,516

0,553- 0,4240,4t4

0,3610,0330,1 690,1 350,4120,4290,1 302,6600,3060,2440, l7l

Jumlah 21.290 0,045 2,656

Rata-rata : 1.935

Varian : 266

No Tahun x) (X, - X) (X, - X)'l.2.

J.

4.

5.

6.

7.

8.

974975976977978979980981

2.50'7

3.1451.635

2.1292.5172.9991.534

1.731

0,2320,870

- 0,640- 0,146

0,2420,7420,741

- 0,544

0,0540,7570,4t00,021

0,0590,s240,5490,296

Jumlah : 18. 197 1,479 2,670Rata-rata = 2.275

Varian : 380

Sumber : perhitungan dari buku publikasi debit, pUSAIR

ls

l)ari tabel 1.7, diperoleh :

Nz:8Sz' = 380

Derajat kebebasan untuk dua periode :

dk':N, - 1= 1l - l: l0dk2:Nr-l: 8-l: 7

I)crajat kebebasan total berdasarkan persamaan (1.34) untuk k = Ilsatu kali periode terputus datanya)

k+ldk: x dk,i-l2

dk = X dk,:dkr+dk2=10*7:17I

Nilai k sama dcngan jumlah periode dikurangi I atau dalam hal inik:2-l = l. Berdasarkan persamaan (1.33), maka :

x'=

Page 28: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

44

x'=97,682 - 97,416 0,266

1,061 1,061: 0,250

Dari tabel I-3 pada bagian akhir Bab I, tabel 12, untuk derajatkebebasank:2 - l: I padaderajatkepercayaan 5%omakadiperoleh x2 tabel = 3, 841. oleh karena x2 perhitungan 0,250 lebihkecil dari pada y2 tabel maka hipotesis nol dapat diterima. Dengandemikian dapat dikatakan bahwa 95 % betul bahwa varian datavolume aliran tahunan sungai citarum - Nanjung untuk periodetahun 1920 - 1930 tidak ada beda nyatajika dibanding varian tahun1974 - 198t.

untuk latihan coba Saudara uji, apakah ada perbedaan nyatanilai rata-ratanya untuk kedua periode data tersebut pacla derajatkepercayaan 5 %o, menggunakan uji-t menggunakan rumus 1.6. Bilaternyata tidak ada beda nyata nilai rata-ratanya dan variannya telahterbukti tidak ada beda nyata maka data debit tahunan dua periodetersebut adalah sama jenis/homogen, dan dapat dianggap satu seridata.

1.4.4. Uii - Chi Kuadtat Untuh l)ata BerpasangalrtUji-chi kuadrat untuk data berpasangan adalah menguji

kecocokan antara data pengukuran dan hipotesis. Uji ini pentinguntuk menentukan apakah distribusi frekuensi hasil pengukuranberbeda secara nyata dengan frekuensi yang diharapkan menuruthipotesis. Umumnya dapat dirumuskan sebagai berikut :

,, :$ fto - el')x'=?, (--E:l (1.3s)

Keterangan :

X2 : chi-kuadrat terhitungO : nilai pengamatan/pengukuranE : nilai yang diharapkanN : jumlah data

46

horrrlrsr untuk Uji-chi kuadrat:

l). semua variat dalam sampel harus merupakan variaberbebas.

2). perbedaan antara nilai pengamatan yang kecil dan nilaiyang diharapkan pada bagian akhir distribusi memp,nyaipengaruh yang besar terhadap nrlu f .

('ontoh 1.13.

I'abel 1.8, menunjukkan data debit dari bangunan ukur debit darijenis cipoletti disaluran sekunder pesanggrahan JKN vI, daerahIrigasi cirebon. Qr, menunjukkan data debit yang dihitung denganrumus hidrolis dan telah tersedia tabel debit yang sehari-haridigunakan oleh pengamat penjaga pintu JKN vI, untukmenentukandebit yang harus dialirkan. ep, adalah debit yang diukur denganalat ukur arus, setelah di analisa lengkung debitnya. Dengan derajatkepercayaan 5 oz, tentukan apakah terdapat perbedaan oyutu antaraQr dan Qp.

Jawab Contoh 1.13. :

Tentukan hipotesis statistik :

. hipotesis nol FIo : er = ep (sama)o hipotesis alternatip H, : er * ep @eda)

Pengujian ini dimaksudkan untuk melaksanakan kalibrasi lengkungdebit yang merupakan tabel debit (er) yang sehari-hari digunakanoleh pengamat untuk membagi air di saluran irigasi JKN.VI,saluran Pesanggrahan, terhadap lengkung debit yang merupakanpengukuran debit menggunakan alat ukur arus.

Dari perhitungan data debit pada tabel 1.g, diperoleh 262hitung : 720,038. Pada derajat kebebasan dk : N - I - 24 daritahcl x2 (tabel I-3) pada derajat kepercayaan cr = 0,05 menunjukkanbulrwa A2 tabel = 36,41 (dibaca pada a : 0,05).

@

Page 29: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

46

Tabel 1.8 Debit Saluran Irigasi di Bangunan Ukur DebitCipoletti JKN VI Daerah Irigasi Cirebon

Sumber : Pengukuran lapangan, tahun l9g0Keterangan :

Qr = debit dari tabel di pengamat.

Qp = aeuit dari rengkung debit, penlukuran debit dengan arat ukur arus.H = tinggi muka air.

oleh karena ?(2 hitung ternyata lebih besar daripada y2 tabelmaka hipotesis nol tidak dapat diterima, dengan demikian harusmenerima hipotesis alternatip. Dapat dikatakan bahwa 95 %o betulterdapat perbedaan yang nyata antara data debit yang telah tersedia

l.2.

3.

4.5.

6.

7.

8.

9.

10.

I l.12.13.

14.15.

t6.17.18.

19.

20.21.))23.24.25.

2

468

l0t2t4l6l820))2426283032

343638404244

5,62l0,l I16,5026,5036,5046,5059,0071,5085,3099,90

I14,01130,30l4't,ll160,20182,40201,49221,24241,05261,42282,32303,76325,72348,17371,t3394,56

15,05

37,0546,5062,5080,5099,50

I16,50136,50r 58,70175,20196,50216,50239,50259,20287,50303,50327,40351,40372,20396,30415,00435,00457,50477,50495,00

9,4326,9430,0036,0044,0052,0057,5065,0073,4075,4082,4986,2091,3999,00

105,10102,01

106,16I10,35I10,78I l3,gglll,24109,29109,33

160,37100,44

5,90820,00019,35020,73624,04927,45128,37930,95233,94832,44934,62934,32035,01937,81238,42034,28634,42234,68432,97232,79129,91727,45726,12623,69520,390

Jumlah

t7

pirtla tabel debit di pcngamat dengan data debit hasil pcngukururr

tlc:bit dengan menggunakan alat ukur arus.

Dari pengamatan dilapangan keadaan tersebut disebabkanoleh karena kecepatan aliran yang terjadi di kolam penenimg(bagian hulu) dari Capoletti terlalu besar. Pengukuran dilapangankecepatan alirannya berkisar antara 0,30 - 0,60 m/det, sedangkan

menurut standar yang disarankan seharusnya kecepatan alirannyaharus kurang dari 0,15 m/det. Besarnya kecepatan aliran tersebutdisebabkan oleh karena :

l). posisi Cipoletti terlalu dekat dengan bangunan bagi.

2). terjadinya pengendapan dikolam penenang sehinggakedalamannya berkurang, ymg seharusnya kedalaman-nya harus lebih dari 2kali tinggi muka air diatas mercu,sedangkan kenyataannya dilapangan hanya Ya nya.

Kcnyataan tersebut akan menambah lajunya kecepatan alirandisebelah Ilulu Cipoletti sehingga debit yang mengalir melaluiCipolettijuga akan bertambah besar. Oleh karena itu untuk operasipengaliran debit harus menggunakan data Qp, tidak Qr lagi. Tidaktepatnya penentuan debit tersebut akan dapat menimbulkan masalahdalam pembagian air irigasi.

1.5. METODE TO'U PANAI,IETAIK

Pada Sub. Bab 1.3 dan 1.4, telah dibahas cara mengujisampel, apakah dua sampel berasal dari populasi yang sama.Metode yang telah digunakan adalah metode parametrik

Qtarametric methods), dengan menganggap populasinyamempunyai atau mengikuti distribusi tertentu. Dalam. metodeparametrik diperlukan parameter khusus, misal nilai rata-rata,rleviasi standar, dari populasi yang diamati, sedangkan dalamntctode non parametrik (non parametric methods) parametertcrschut tidak diperlukan. Dalam metode non parametrik dibuatiurl.itirpiln bahwa data pengukurar/ pengamatan adalah merupakan

Page 30: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

48

variabel bebas (independenl). Dalam uji non parametrik umumnyadata pengukuran/pengamatan disusun dalam suatu rangkaian data

dari yang terkecil ke yang terbesar dan kadang-kadang dalam

bentuk simbul.

Perhitungan uji non parametrik lebih sederhana, dan dapat

dikerjakan dengan cepat, tidak harus merupakan data kuantitatip,dapat juga berupa data kualitatip (misal "besar" atau "kecil","rusak" atau "tidak"). Walaupun demikian apabila anggapan-

anggapan yang diperlukan dalam uji parametrik terpenuhi, datanyacukup banyak, dan hasil pengukuran teliti maka lebih baikmenggunakan uji parametrik. Uji parametrik dan non parametrikdapat digunakan serentak bersama-sama untuk menguji hipotesisstatistik, dari data yang sama. Beberapa metode non parametrikyang umum digunakan adalah :

l). Uji Mann dan Whitney2). Uji Kruskal - Wallis3). Uji Kolmogorov - Smirnov

Uji non parametrik Mann dan Whitney akan dibahas pada sub bab1.5.1 serta uji non parametrik Kruskal - Wallis akan disampaikanpada sub bab 1.5.2, sedangkan untuk uji Kolmogorov- Smirnovdibahas pada buku jilid I, judul yang sama.

1.5.1. Uii l+lonn dan VllrlitncgUji Mann dan Whitney (Mann and Whitney test) dapat

digunakan untuk menguji apakah dua kelompok data yang tidakberpasangan (independenr) berasal dari populasi yang sama atautidak. Dari dua kelompok sampel yang diukur dari dua kelompokpopulasi A dan populasi B, maka dapat dibuat hipotesis bahwa Amempunyai sebaran yang sama dengan B. Untuk pengujian keduakelompok tadi digabungkan dan kemudian dibuat rangkaian daridata tersebut dari nilai yang terkecil sampai yang terbesar,pekerjaan ini sering disebut dengan membuat peringkat (ronk).

rt

lrrhapan pcngujiannya adalah .

I ). gabungkan kedua kelompok data A dan ll.2). buat peringkat rangkaian data dari nilai tcrkccil sutnpnl

yang terbesar.

3). hitung jumlah peringkat rangkaian data tiap kelompok.4). hitung parameter statistik :

u, : N,Nr*Y(Nr+l)-RmUz : Nr N, -Ut

Keterangan:

U,, Uz = parameter statistikNr : jumlah data kelompok AN2 = jumlatr data kelompok BRm = jumlah nilai peringkat dari rangkaian data

kelompok A.

5). pilih nilai U' atau U, yang nilainya lebih kecil sebagai

nilai LJ.

6). hitung uji Mann - Whitney, sebagai nrlanZ :

Z-U-Nr Nz)

2 (1.38)

(1.36)

(1.37)

t*{N, Nz(Nr +N2 + l)}1}

7). Keputusan:

Dengan anggapan batrwa kedua sampel kelompok A dan

B mempunyai distribusi normal (kira-kira betul kalaujumlah sampel tiap kelompok minimal 30 buah), makadari tabel 1.2 dapat ditentukan nrlal.Zc, untuk pengujiandua sisi (dalam tabel 1.2 di tulis tc). Bila nilai Z < Zcmaka hipotesis nol dapat diterima, sedangkan bila nilaiZ> Zc maka hipotesis nol ditolak.

Page 31: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

60

Contoh 1.14.

Tabel 1.9, menunjukkan data evapotranpirasi rata-rata harian tahun1987, dari pos klimatologi di wonosobo dan Singomerto, keduanyadi DPS Serayu bagian Hulu di Propinsi Jawa Tengah. Tentukanapakah data evapotranspirasi ke 2 pos tersebut berasal dari populasiyang sama, pada derajat kepercayaan 5 %o.

Tabel 1.9 Data Evapotranpirasi Rata-rata Tahun 1987(dalam mm/trari).

No. Bulan Singomerto Wonosobo

l.2.

3.

4.

5.

6.7.

8.

9.

10.

IL12.

JanuariFebruariMaretAprilMeiJuniJuliAgustusSeptemberOktoberNovemberDesember

3,342,gl2,93

3,012,822,502,582,943,303,062,95

3,16

3,664,063,673,763,493,20)o)3,003,33

3,543,743,68

Sumber : Puslitbang Pengairan, 1988.

Jawab Contoh 1.14. z

Misalkan kedua Frr dan p, adalah rata-rata dari kedua data tersebutpada tabel 1.9, maka dapat dibuat hipotesis statistik :

. hipotesis nol Ho : pr = lrz (sama)' . hipotesis alternatip H, : p, * p, (berbeda)

Selanjutnya data dari tabel 1.9, disusun dan diurutkan peringkatrangkaian data mulai dari yang terkecil sampai yang terbesar

61

rrilainya, kedua data tersebut digabungkan, data Singorncrto (XA)rlan data dari wonosobo (XB), sebagai ditunjukkan patla tabcl I .10.

Tabel l.l0 Perhitungan Uji Mann dan Whitney

No. XA Rm XB Rm

l.2.J.

4.

5.

6.7.

8.

9.

10.

I l.12.

3,342,81

2,93

3,012,822,50

,2,582,943,303,062,953,16

l63

6l04I2

7

t4ll8

t2

3,664,063,673,763,493,202,923,003,33

3,543,743,68

l9242023

l7l35

9l5l8222t

Jumlah 94 206

Sumber : Perhitungan data tabel 1.9.

Berdasarkan rumus (1.36), maka :

Ur:NrNr**Nr+l)-Rmz

U, : (12) (12) + (t2t2) (12 + r) - 94U,: 144 + 78 - 94U,:128

Berdasarkan nrmus (1.37),maka :

U2:N1.N2-U1Ur= (12) (12) - tzSUr:144 - 128Uz: 16

Page 32: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

52

Nilai U2 = 16, dan ternyata lebih kecil nilainya jika dibandingkan

nilai U, : l28,maka untuk perhitungan selanjutnya U : Uz: 16'

Berdasarkan rumus (1.38), maka :

U-(*r.*r)

Z_

16 - ,''It"Itt* r.Nz(Nr +N2 + l))]l

[ *ttrzltrz )e2 +rz + r)]]i

z : -56 = -56 :-3-233tro 17'32

Berdasarkan data pada tabel 1.2, untuk derajat kepercayaan 5 o/o,

maka diperoleh nila;_Zc:1,96 danZc: -1,96, oleh karena Z> Zc'

maka hipotesis nol ditolak, dan harus menerima hipotesis alternatip'

Dengan kata lain 95 % betul bahwa data pada tabel 1.9, berasal dari

populasi yang berbeda. Dengan demikian keberadaan pos

klimatologi di Singomerto dan Wonosobo keduanya masing-masing

sangat diperlukan.

1.5.2. Afi Ktuskol' Wa,llis

uji Kruskal - wallis (Kruskal - wallis resf) diperkenalkan

oleh W.H.Kruskal dan W.A.Wallis pada tahun 1952' dan

merupakan altbmatip bagi uji-F untuk menguji rata-ratz dalam

analisis varian. Analisis varian akan dibatras pada sub'bab 1'6' Uji

ini untuk menguji hipotesis nol H6, bahwa (k) sampel bebas berasal

dari populasi yang salna, dimana (k) merupakan jumlah kelompok

sampel, dan umumnYak> 2.

Tahapan untuk menggunakan Uji Kruskal-Wallis adalah :

l). gabungan semua data yang berasal dari (k) kelompok

menjadi satu kelomPok'

Z_

6il

2). buat peringkat dengan crllt rrlengurutkan data diui yang

nilainya terkecil sampai tcrbesar.

3). hitung jumlah peringkat rangkaian data dari setiap

kelompok.4). hitung parameter statistik dengan rumus (1'39), sebagai

berikut:

H:ffi,3(#)r-t3(N+r)lKeterangan:

(1.3e)

H = nilai uji l(ruskal-WallisN : Nr * N, + ...+ N,: jumlah seluruh sampel

\ : jumlah peringkat rangkaian data pada kelompok

sampel ke i.

i : I ,2,3,...,kn, = jumlah samPel tiaP kelomPok

k .. total jumlah kelomPok samPel

5). Keputusan:

Apabila H nilainya < Hc maka Ho diterima dengan

derajat kebebasan dk : k-l pada derajat kepercayaan

tertentu. Nilai Hc dibaca pada tabel 1'? (lihat tabel I-3)

pada bagian akhir bab I. Apabila H > Hc maka H6

ditolak dan harus menerima hipotesis alternatip H,.

Contoh 1.15.

Dari contoh 1.14, berdasarkan data evapotranspirasidi pos iklimSingomerto dan Wonosobo, seperti tercantum pada tabel 1.9.'l'entukan apakah kadua kelompok data evapotranspirasi tersebut

berasal dari populasi yang s€una, pada derajat kepercayaan 5 oh

dengan menggunakan Uj i Kruskal-Wallis.

Page 33: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

54

Jawab Contoh 1.15. z

Buat hipotesis statistik sebagai berikut :

. hipotesis nol Ho : pr = p, (sama)

. hipotesis alternatip Hr : pr * pr, (berbeda)

Pada contoh I . 14, telah diperoleh bahwa dari tabel I . l0 :

Data evapotransparasi di Singomerto,

nt: 12

R,=94

Data evapotransparasi di Wonosobo,

n2: 12

Rz:206

Jumlah seluruh data N = Nr * N, : 12 + 12:24

Berdasarkan rumus 1.39, maka :

H : ffi'$(#)r-t3(N+r)lH- ffitry.ry1 -t3(25)l

H: # (T6,33+3536,33) -(7s)

H: 14,24-75=-60,75

Dari tabel I-3 pada tabel y2, bagian akhir Bab I, diperoleh batrwauntuk derajat kepercayaan 5 Yo dan derajat kebebasan k:2 - I : l,nilai Hc : 3,841. Temyata nilai H jauh lebih besar jika dibandingdengan Hc, oleh karena itu hipotesis nol Ho ditolak dan harusbahwa 95 % betul, kedua kelompok data avapotranspirasi padatabel 1.9 berasal dari populasi yang berbeda. Oleh karenakeberadaan pos iklim di Singomerto dan Wonosobo, masing-masing sangat diperlukan (populasinya berbeda). Kesimpulan inisama dengan kesimpulan contoh 1.14.

66

Contoh 1.16.

Analisa contoh air untuk menentukan hcrut spesifik (spesifikweight) angkutan sedimen melayang dari lokasi pos duga air sungaiCitarum - Nanjung yang diambil secara acak pada tahun 1981,

hasilnya dari bulan Januari - April tercantum pada tabol 1.1 1.

Tabel l.l I Berat Spesifik Angkutan Sedimen

Melayang Sungai Citarum - Nanjung

tahun l98l (dalam gram/cm3)

No. Januari Februari Maret April

I2J

4

5

0,660,630,53

0,510,45

0,61

0,590,670,65

0,60

0,620,570,61

0,640,56

0,520,620,71

0,680,69

Sumber : DPMA, Buku Laporan No. 246lHI-43/1981

Tentukan apakah angkutan sedimen melayang dari pos duga airsungai Citarum - Nanjung mempunyai berat spesifik dari populasiyang sama pada derajat kepercayaan 5 o/o, menggunakan metodenon parametrik, Uji I(ruskal-Wallis.

Jawab Contoh 1.16. z

1). Buat hipotesis statistik :

. hipotesis nol Ho: Pr : V2: llo: ltq

. hipotesis altematip Hr : pr * trt, * ltz * Vt

2). derajat kepercay aan 5 %o.

3). daerah kritis Hc ) X'o,r, untuk derajat kebebasan : k- I

Page 34: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

66

4-l:3, Hc:7,815 (lihat tabel I-3, bagian akhir Bab I).

Data dalam tabel 1.11, diubah nilai berat spesifik itumenjadi peringkat urutan dari yang terkecil sampai yangterbesar untuk Setiap bulan, seperti ditunjukkan padatabel 1.12.

Tabel t . 12. Peringkat Urutan Data Tabel I .l l.

No. Januari Februmi Maret Aprill.2.

3.4.

5.

l6r342

I

9,5

7t7l58

I1,56

9,5t4

5

3

I 1,5

20t8l9

Jumlah 36 56,5 46 71,5

Sekarang dengan mensubstitusikan n, : 5, trz : 5, 1r : 5 dan rU : 5serta Rr :36, Rr:56,5, Rr:46, Ro:71,5 dan N :20, makaberdasarkan nrmus (1.39), dapat dihitung nilai Uji Kruskal-wallissebagai berikut :

H = ffit$(ff)]-o^*,,,, : ffitg. ry .ry. ry]-r3(20+,), = h<r.343,30)-63H = 66,95-63:3,95

Keputusan :

Karena H : 3,95 ternyata tidak jatuh didaerah kritis karena Hc :7,815, berarti tidak punya bukti yang cukup untuk menolakhipotesis bahwa berat spesifik angkutan sedimen melayang adalahsama untuk sampel data bulan Januari, Februari, Maret dan April

4).

67

l(,ll I I )cngan <lemikian dapat dikatakan 95 ol,, betul bahwa berat',P.rrlik angkutan sedimen melayang tersebut bcrasal dari populasi!'iilrg sarna.

r.6. AtAt rsrs vABtANPada sub bab 1.3 telah dijeraskan prosedur untuk menguji

apakah nilai rata-rata dua populasi itu akan sama atau tidak, denganasumsi varian kedua populasi itu sama meskipun tidak atau belumdiketahui nilainya. sedangkan sub bab r.4 menjelaskan proseduruntuk menguji apakah nilai varian dua populasi tersebut sama atautidak. Pengujian hipotesis statistik akan lebih bermanfaat apabilaprosedur pengujian diperluas sehingga mencakup uji hipotesisstatistik yang membandingkan (k) buah nilai rata-rata populasisekaligus. Misalnya kita akan menguji apakah tiga buah Dps yangaliran sungainya masuk ke suatu waduk mempunyai ,otong* yar!sama terhadap volunrc sedimen yang masuk waduk tersebut dariwaktu ke waktu, atau misalnya dari 5 buah DpS yang luas hutannyatidak sama menghasilkan laju erosi yang sirma. prosedur unhrkmenguji penomena hidrologi tersebut dapat dilakukan dengananalisis varian.

Analisis varian dikenalkan oleh salatr seorang statistikawan,yaitu sir Ronald A.Fisher (1g90 - 1962). Lalisis varianmerupakan salah satu metode analisis statistik yang bertujuan untukmenganalisis variasi data yang terjadi karena berbalai variasisumber (sources) atau sebab (causes). pada mulanya dikembangkanuntuk terutama dalam penelitian dibidang pertanian, misal untukmengetahui pengaruh dosis pemupukan terhadap produksi padi.Namun sekarang metode ini telah dikembangkan untuk berbagaiilmu pengetahuan termasuk hidrologi. Ada beberapa anggapandalam analisis varian :

l). populasi yang diuji mempunyai distribusi normal.2). populasi yang diuji mempunyai nilai varian yang sama.

Misalnya kita mempunyai k, (k>2) buah populasi yang

Page 35: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

5tt

rnasing-masing mempunyai distribusi norrnal, dengan :

Nilai rata-rata : pr, Fz, ....., Frdeviasi standar: or, o2, ....., ok

Dalam hipotesis statistik akan diuji :

hipotesis nol Ho : pr : Vz:.... :Irrhipotesis alternatip H, : sekurang-kurangnya dua nilai

rata-ratatidak sama

Selain nilai populasi dianggap mempunyai distribusi normal, makadalam analisis varian dimisalkan bahwa populasi bersifat sama jenis(homogen).

Dari setiap populasi dipilih sampel secara acak, berukuran nl untukpolupasi ke l, berukuran n, untuk populasi ke 2 dan seterusnya

terakhir berukuran nk untuk populasi ke k.

Hal yang perlu diingat bahwa pada analisis varian adalah bahwaanalisis in!-tidak dimaksudkan untuk menguji perbedaan nilai variansetiap populasi akan tetapi justru untuk menguji nilai rata-ratanyadengan menggunakan Uji-F. Umumnya analisis varian dapatdibedakan menjadi dua model, yaitu :

l). Klasifikasi satu arah (one-way classification) : modelklasifikasi satu arah digunakan untuk menguji apakahada perbedaan atau tidak dari beberapa kelompoksampel.

2). Klasifikari dua aruh (two-way t'lu.ssificotion) : modelklasifikasi dua arah digunakan untuk menguji apakahada perbedaan atau tidak setiap variat pada setiapkelompok dan juga menguji apakah ada perbedaansetiap kelompok sampel.

Sub bab 1.5.1 akan menguraikan secara singkat analisa variandengan model klasifikasi satu trfr, dan sub bab 1.6.2 akanmenguraikan secara singkat analisis varian dengan model klasifikasidua arah.

69

1.6.1. Klaslllkasl satu AsthApabila kita mempunyai k buah populasi, setiap populasi

dipilih sampel secara acak, dan apabila dianggap populasi itu :

. bebas (independent).

. mempunyai distribusi normal.

. variannya sama jenis (o2 sama).

Maka dapat dibuat hipotesis statistik :

Ho : Pr = F2:...: PrH, : sekurang-kurangnya dua nilai rata-rata tidak sama

(Catatan : Untuk menguji kesamaan jenis nilai varian setiap sampeldari k buah populasi dapat mengunakan Uji-Bartlett, sepertidiuraikan pada sub bab 1.4.3).

Untuk memperrnudah pemahaman tentang analisis varian denganmodcl satu arah, maka lebih baik diikuti contoh 1.16, berikut ini :

Contoh 1.16.

Tabel 1.13, menunjukkan data debit sedimen ratalata bulanan daribagian hulu.DPS Citarum selama tahun 1981 di tiga lokasi pos dugaair (lihat gambar 1.2), yaitu di :

. Cikapundung - Maribaya (X,)

. Cigulung - Maribaya (Xr)

. Cikapundung - Gandok (Xr)

Lakukan analisis varian, dan ujilah hipotesis pada derajatkepercayaan 0,05 bahwa nilai rata-rata data debit sedimen tersebutadalah sama jenis untuk ke 3 lokasi pos duga air tersebut.

Page 36: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

60

Tabel I .13 Debit Sedimen Rata-rata DPS Citarum

Hulu (dalam 100 ton/trari)

Sumber : Buku Publikasi Sedimen, DPMA, l98l

Catatan : X, = 6lLuprndung - Maribaya Tahun 1981

X2 = Cigulung - MaribaYa Tahun l98lx3 = Cikapundung - Gandok Tahun l98l

Uji hipotesis dapat disajikan sebagai ditunjukan pada tabel l.l4a.

Tabel l.l4a. Analisis Varian Model Klasifikasi Satu Arah.

No. Bulan Kelas : Kelompok: Kolom

x, x2 x3

I23

4

5

67

8

9l0llt2

JanuariFebruariMaretAprilMeiJuniJuliAgustusSeptemberOktoberNovemberDesember

0,400,220,570,440,490,270,31

0,210,170,160,270,23

0,380,200,760,771,27

0,400,470,340,040,03

0,470,13

0,370,17

0,780,930,350,41

0,220,11

0,19o,:,

SumberVariasi

DerajatKebebasan

JumlahVariasi

PerkiraanVarian

uji-F

Antar kelas k- l v2^V,Q z = ---i--

k-l S,,--s;r-

Dalam kelas N-k vr s.'= --Y-r---' N-k

Iotal N-l v, -Yr-N-l

V, V, + V., (t.42)

6l

I'e4jelasan tahel l. I 4.a.

Variasi total diantara pengamatan, adalaS y1

- i=ri=ni z \2vt: II(x:i_x.,)i=l j=l '

dengan :

x=*Iii,><,'

(1.40)

(1.41)

Keterangan

Vt:t_l-

variasi total diantara pengamatan.

7,2 ...1 : jumlah kelas = jumlah pos pengamatan :.iumlah kelompok.totaljumlah kelas.

1.2, ... nj : data dalam sebuah kelas.jumlah data dalam kelas ke i.rata-rata total.Total jumlah pengamatan dari seluruh kelas.data ke j dalam kelas ke i.

kj:nj

xNxji:

Sumber variasi dibagi menjadi dua, yn|1, '

1). V, : Variasi dalam kelas (variation of the observationwithin the classes;, yaitu jumlah deviasi kuadrat tiappengamatan terhadap rota-1414 tiap kelas.

2). Yr: Variasi antar kelas (variation between classes),yaitu jumlah deviasi kuadrat dari rata-rata tiap kelasterhadap r ata-r ata total.

Sclirniutnya :

Page 37: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

82

v,:IrfG:t-x)

i=k/\v,:In, (X'-X,)

x,= * *i, xt

(1.43)

(1.44)

(1.4s)

Keterangan:

v,vlV,xi

variasi total.variasi dalam kelas.

variasi antar kelas.

rata-rata pengamatan dalam kelas ke i.

Uji - F dapat ditunjukkan dengan rumus :

V,S, 2 r-r Vz(N -k)' S: I Vt Vr(k- l)

N-k

(r.46)

I' engamb i lun Keputtr.sun :

Apabila nilai F yang dihitung dengan persamaan (1.46) lebih kecildari pada nilai Fc yang tercantum pada tabel I-4. dibagian akhir BabI ini. maka hipotesis nol dapat diterima pada derajat kebebasan Vr:k-l dan Vr : N-k dengan derajat kepercayaan a Yo dan variabelhidrologi yang diuji mempunyai nilai rata-rata yang sama. Hipotesisnol ditolak jika nilai F > Fc.

Jawab Contoh 1.16.

Untuk analisis varian dengan model klasifikasi satu arah, maka datapada tabel I .13, dapat dihitung seperti ditunjukan pada tabel. 1.14.

6g

I'abel I . 14. Analisis Varian Dtta Tabel 3. l3 Klasifikasi Satu Arah,

No. xr (X,-X,)' x2 (XrXr)' xl (X,-X,)'

I 2 3 4 5 6 7

I

2

J

4

5

6

7

8

9

l0

llt2

0,40

0,22

0,57

0,44

0,49

0,27

0,31

0,21

o,l7

0,16

0,27

0,23

0,0091

0,0121

0,0676

0,0169

0,0324

0,0016

0,0000

0,0100

0,0196

0,0225

0,0016

0,0064

0,38

0,20

0,76

0,77

0,27

0,40

0,47

0,34

0,04

0,03

0,47

0,13

0,0036

0,0576

0,1024

0, I 089

0,6889

0,0016

0,0009

0,0100

0, I 600

0,r681

0,0009

0,0961

0,37

0,17

0,78

0,93

0,35

0,41

0,22

0,1 I

0, l9

0,5 I

0,0009

0,0529

0,1444

0,2909

0,0025

0,0001

0,0324

0,0841

0,0441

0,0121

lumlah 1,14 0,2036 5,26 1,399 4.04 0,6544

Rata-rata 0.3 r 0,44 0,40

Sumber:DataTabel l.l3

Untuk penyelesaian klasifikasi satu arah, maka klasifikasi hanyadibedakan dalam satu kriteria Hipotesis Statistik :

. hipotesis nol, Ho : pr = $z: $t. hipotesis alternatip Hr : lrr * pz * ltz

Dari tabel 1.14, diketahui jumlah kelas k = 3 DPS, jumlah total dataN:34 buah, jumlah perlakuan atau group: bulan n: 12 (= jumlahdata dalam kelas ke-i.

1). Varian Antar Sampel

Varian antar sampel (variance between the .rumpltr), tlulurrr lrnl irriadalah varian debit sedimen antar pos duga air yrrrrg nrcnccnninkun

Page 38: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

64

perbedaan perlakuan (treatments) dan perubahan dalam variasi

sampel antar pos duga air' Perlakuan yang sama dapat

menghasilkan data pengamatan yang berbeda karena perubahan

variasi. Misal : dalam curah hujan yang sama dapat menghasilkan

konsentrasi sedimen yang berbeda .karena perubahan penggunaan

lahan tiap DPS. Tahap perhitungan varian sedimen melayang antar

pos duga air adalah (data tabel l.14) :

(/). Hitung nilai rata-rata sedimen melayang tiap pos duga

air, gunakan rumus (1.a5) :

4.04v --:0140n3_ 10

(2). Hitung rata-ratatotal, gunakan nrmus (l'al) :

x=*3Px,maka:

,. =3'74 (3,74 + 5,26 + 4,04).rrl _ nXt = 0'38

(3). Hitung jumlah kuadrat antar sampel (antar kelas) dengan

menggunakan nrmus (1.44).

i=k /_ _\2Vr:In' (x,-x.Ji=l\/

maka :

n,=*p*1'

maka:

*,=t#= 0,31

*r=#: 0,44

6lt

v, = l2( 0,.1I - 0,38F t 12(0,44 - 0,38)'+ l0(0,40 - 0,38),

V, = 0, 106

(4). Hitung rata-ratakuadrat antar sampel (antar kelas) :

S, = V, - o, 106 :0.053ul k-1- 3-l 'v'vJJ

2). Varian Dalam Sampel

Varian dalam sampel (variance within thte samples) adalah

mengukur perbedaan tiap data dalam sampel (dalam hal iniperbedaan debit sedimen melayang tiap pos duga air karenaperbedaan waktu). Tahapan perhitungannya adalah :

(1). Hitung nilai rata-rata sedimen melayang tiap pos

duga air, dengan menggunakan rumus (1.a5) :

Xi :

maka:

*,=T:0,31<1AXr="ff =0,44

x, = # :0,40

Hitung deviasi kuadrat tiap data dengan

menggunakan nilai rata-rata tiap pos duga air, hasilperhitungan ditunjukkan pada kolom 3, 5 dankolom 7, tabell.l4.

Hitung jumlah deviasi kuadrat tiap pos duga air danjumlahkan hasilnya dengan jumlah deviasi kuadrat

pos duga air lainnya, dengan menggunakan rumus(1.43):

*,i':'

(2).

(J).

Page 39: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

66

i=k'jE')/ _\2v,=XX(xii-xi)i=ti=1 \ - '/

Vr: 0,2036+ 1,399 +0,6544Yr:2,257

(4). Hitung rata-ratakuadrat dalam sampel :

e2: VIaz N-k

s., =2'257^ :0,072v2 34-:

3). Hitung aji - r

n _ varian antarsampel"-@S,,

l-.:--^ S,,0,0530,072

:0,736

Keputusan:

Nilai kritis Fc, ditentukan dari tabel I-4, dengan derajat kebebasan

untuk Vr : N-k : 34-3: 3l dan untuk Vz : k-l : 3-l :2 pada

derajat kepercayaan 5 7o, diperoleh Fc : 19,46 dan karena F :0,736(F<Fc) maka hipotesis nol diterima. Dengan kata lain dapat

dinyatakan bahwa 95 % betul, nilai rata-rata debit sedimenmelayang tahun l98l dari pos duga air Cigulung - Maribaya,Cikapundung - Maribaya dan Cikapundung-Gandok adalah tidakberbeda nyata, dengan kata lain sama jenis.

1.6.2. tKlasifitesi lrt s Ar:olh

Dalam analisis varian dengan model klasifikasi satu aratt

variasi setiap nilai dari setiap kelas belum ditentukan apakah

6?

mempunyai beda yang nyata, karena analisis hzurya berdasarkanperbedaan satu kriteria, apabila terdapat perbedaan dianggapsebagai variasi dalam pemilihan sampel secara acak.

Dalam klasifikasi dua arah, kumpulan data diklasifikasikanmenurut dua kiteria atau faktor, dengan menyusun data tersebutdalam:

1). kelas (classes) disebut juga kolom (columm), dalamanalisis hidrologi umumnya merupakan kelompok datayang diukur dari lokasi yang berbeda (beda lokasi pos).

2). grup (group), disebut juga baris (row), dalam analisis' hidrologi umumnya merupakan periode waktu setiap

data dari setiap kelompok data diukur (beda waktu).

Dengan demikian kelas, kolom, kelornpok data menyatakanklasifikasi yang satu (dalarp analisis hidrologi menyatakanperbedaan lokasi), sedangkan grup, baris, periode menyatakanklasifikasi yang lain (umumnya dalam analisis hidrologimenyatakan klasifikasi menurut perbedaan waktu atau periodepengukuran). Misalnya akan menguji tingkit erosi dari 5 buah DPSyang diukur selama satu tahun, maka dapat dibuat pertanyaan :

l). apakah terdapat beda nyata tingkat erdsi dari setiap DPS.2). apakatr terdapat beda nyata tingkat erosinya dari waktu

ke waktu.

Pertanyaan itu dapat dijawab dengan menganalisa data erosi limaDPS tersebut dengan analisis varian model kalsifikasi dua arah.

Untuk menguji hipotesis pertanyaan tersebut maka data pengukurandapat disusun sebagai matrik, seperti ditunjukkan pada tabel 1.15.

Page 40: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

6u

Tabel l.l5 Analisis Varian Klasifikasi Dua Arah.

Group,

Baris

Kelas, kolom Total

Grup

Rata-rata

Grup2 ) I ..k

I

2

j

n

X,,

XI

4,

Xnr

X,,

X,,

X)z

Xrz

X,,

X,,

4,

Xnr

X,,

Xr,

...Xi,

..X",

.....X,,

.....Xru

..X,r

.X"u

Tl

T2

Tl

Tr

x,

x,

1

x"

TotalKelas Tr T2 T3 .. Ti .. Tk

Rata-rataKelas x, x" x" ... xi ...... xk

Suatu hal yang harus diingat bahwa analisis varian klasifikasi duaarah dianggap bahwa r

l). Tiap sampel dari populasi mempunyai distribusi normal,2). semua populasi mempunyai varian yang s.Lma,

3). hipotesis yang diuji adalah :

Ho : Pr : Vz: P: ... P,: F

Untuk lebih jelas, berikut ini disampaikan contoh analisis varianklasifikasi dua arah.

Contoh 1.17.

Kita akan menganalisa tingkat erosi rata-rata setiap bulan yang

terjadi di DPS Citarum Hulu, dari sub DPS (lihat gambar 1.2) :

60

l). Cikapundung-Maribaya (luas DPS : 76 km'z)

2). Cigulung-Maribaya (luas DPS : 43 km'?)

3). Cikapundung-Gandok (luasDPS : 119km,)

Tabel 1.16, menunjukkan data tingkat erosi dari ke 3 sub DPStersebut untuk tahun 1973.

Tentukan apakah terdapat perbedaan yang nyata tingkat erosi :

l). setiap sub DPS2). setiap waktu

dengan menggunakan derajat kepercayaan 5 o/o.

Tabel 1.16 Tingkat Erosi di DPS Citarum Hulu

Tahun 1973 (10-2 mm)

Bulan Cikapundung -Maribaya

Cigulung -Maribaya

Cikapundung-Gandok

JanuariFebruariMaretAprilMeiJuniJuliAgustusSeptemberOktob6rNovemberDesember

2,9010,60

5,209,10

13,60

5,702,601,40

l,l01,10

3,204,70

2,1021,8014,00

5,808,91

10,002,202,103,202,952,392,77

3,009,206,508,60

13,004,902,301,50

2,001,60

3,405,40

Surnber : Buku Publikasi Sedimen, 1973, DPMA.

I llr lrrpotcsis tllput ditunjukkan pada tabel 1.17.

Page 41: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

70

Jawab Contoh 1.17. z

Untuk menjawab pernyataan tersebut maka harus dibuat 4 hipotesisstatistik :

l). lH,ll

2). lH,ll

3). lHol2

4). lH,l2

Tabel l.l7 Analisis Varian Model Klasifikasi Dua Aratr

kelas adalatr sama jenis (homogen), tidak adaperbedaan nyata tingkat erosi setiap sub DPS

kelas tidak sama jenis (heterogen), terdapatperbedaan nyata tingkat erosi setiap sub DPS

grup adalah sama jenis (homogen) tidak adaperbedaan nyata tingkat erosi dari bulan kebulan

grup tidak sama jenis (heterogen), terdapatperbedaan nyata tingkat erosi dari bulan kebulan.

SumberVariasi

DerajatKebebasan

JumlahVariasi

PerkiraanVarian

uji-F

Antar kelas k- I Y2 --Yik-l

v, (k-l)

Antar grup n- I vl --Y-i--n-l

Kesalahanresidu (k-l) (n-l) v3 ------Y-r -- -

(k-l) (n-l) v3

Jumlah nk- I V, ---Yr--nk-l

Penielasan Tabel I.I7.

Varian total diantara pengarnatan, Vt.

k n / _\2v,: XX(x1i-xJ' i=l j=l \

7t

Vt terdiri dari 3 bagian :

V, = variasi diantara grupV, : variasi diantara kelas

V, = kesalahan residu

Secara matematis,

vr : x r. (x, -x)'j=t \

vz = *"(r,-x)'vr: II(*,t-X,-Xj+Xj)'

Dengan:

(1.48)

(1.4e)

(1.s0)

(r.sl)

(1.s2)

(1.s3)

x,=lI*,

x'=*ir

x=*IE*i'

Keterangan:

X, : rata-rata grup

X, = rata-rata kelasX : rata-rata total

Uji - F dapat dihitung dengan mmus :

Vr(n- l)-, :

-

' Vr

dcngan derajat kcbcbasan, (n-l) dan (k - 1)(n - l)(1.47)

(1.54)

Page 42: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

s,. _ V2(k- l).2___E_

dengan derajat kebebasan, (k-l) dan (k - lXn - l)

(r.55)

Pengambilan keputusan :

Nilai F yang dihitung berdasarkan rumus (1.54) dan rumus (1.55),dibandingkan dengan nilai Fc dari tabel I-4. Jika nilai F < Fc makahipotesis nol diterima dan jika nilai F > Fc maka hipotesis nolditolak dan harus menerima hipotesis alternatip.

Penyelesaian contoh 1.17, dapat dilihat pada perhitungan dalamtabel I .18.

Tabel 1.18. Analisis Varian Klasifikasi Dua Arah TingkatErosi DPS Citarum Hulu.

I23

4

5

67

8

9

t0llt2

2,9010,60

5,209,10

13,60

5,702,601,401,10

l,l03,204,70

2,102l

"9014,00

5,808,91

10,00

2,202,103,202,952,392,77

3,009,206,508,60

13,00

4,902,301,50

2,001,60

3,405,40

8,0041,6025,7023,5035,51

20,607,105,006,305,65

8,9912,97

2,6613,86

8,567,83

I 1,83

6,962,361,662,10l,8g2,994,29

73

t)ari data tabel I .18, diketahui bahwa

Jumtah kelas (DPS), k: 3

Jumlah gruP (bulan),i: 12

Jumlah semua data, N : 3 x 12: 36

Tahapan perhitungan selanjutnya adalah :

1). Hitung tingkat erosi rata-rata tiap kelas (tiap DPS)

dengan menggunakan rumus (1.52) :

x,=ltxjrrr n I- j=l

v_1Xt=ix61,20:5,101

Xr= i.x78,22:6,51,|v -' x61,40:5,11,r, - l2

2). Hitung tingkat erosi rata-rata tiap grup (tiap bulan)

dengan menggunakan rumus (1.51) :

x1 =ilx,i=l

x, = ry :2,66

*,=lf :13,86

X, =2# = 8,56

*,=1*: 7,83

o,=r#:1r,83

xu =2o j6o = 6,86

X, =ry =2,36

& = T :1,66

r, = ? =2,10

x,o=f :1,88

X,,=Y =2.e9

x,, 'Yf 4,te

Hitung tingkat erosi rata-t ttltt lolitl dengarr lttcttggttrtttkittt

rumus (1..53) :

3).

Page 43: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

?4

1).

x=*Ii,,,r3l2x=*??*,'I

X = 36 (61,20 +'18,22 + 61,40)

Ix=* (200,80):s,s78

Hitung variasi tingkat erosi rata-rata antar kelas (antarDPS), menggunakan rumus (1.a9) :

v,:i,(x,-x)'

v,: i ,z(x, - x) '

Yr= 72 [(5,10-5,57)2 + (6,51- 5,57)2 + 5,ll - 5,57)2f

Y,- 12l(0,221) + (0,883) + (0,21 l)lV, = 15,78, dengan derajatkebebasan k - I = 3 - | :2

Hitung variasi tingkat erosi rata-rata antar grup (antarbulan, antar waktu), menggunakan rumus (1.48) :

tt / 'lv: Ir(Xt-x)l=l

12 r \2v,: Il (xi-x)l/

v, = 3 [(2,66- 5,57)') +(13,96 - 5,57)2 +(9,56 - 5,57)2+(7,83 - 5,57)2 + (11,93 - 5,57)2 + (6,86 - 5,57)2 +(2,36-5,57)2 +( 1,66 -5,57)2 +(2,10 -5,57)2+(1,88 - 5,57)2 + ( 2,gg - 5,5-l)2 + (4,2g - 5,57)2 l

V, :3 [( 8,468) + (68,124) + ( 8,940) + ( 5,107) +

(39,187) + ( 1,664)+ (10,304) + (15,288) +

(12,040)+ (13,616) + ( 6,656) + ( 1,638) lY t: 574,89 dengan derajat kebebasan n-1, atau 12-l = ll.

s).

76

6) Ilitung kesalahan rcsidu. dcngart tttcttggunakarr runrus(r,50):

v,= i>(x;i-xi-x;*x)'" i=\j=t \

v, = i ? (*,'- xi- x.;* x)'

L : jumlah kelas = jumlah DPS, maka :

. untuk k = I DPS Cikapundung - Maribaya

bulan I :( 2,90 - 5,10 - 2,66+ 5,57)2 : 0,504bulan 2 : (10,60 - 5,10 - 13,86 + 5,57)' : 7,784bulan 3:(5,20-5,10- 8,56+5,57)' : 8,352dst.bulan 12 : (4,70 - 5,10 - 4,29 + 5,57)' : 0,774

Jumlah

2 DPS Cigulung - Maribaya

(2,10 -6,51 - 2,66+5,57)2(21,80 - 6,51 - 13,86 + 5,57)2

(14,00 - 6,51 - 8,56 + 5,57)'

(2,77 - 6,51 - 4,29 + 5,57)'

= 27,320

untuk k:

Jumlatr : 109,986

untuk k =

bulan 1

bulan 2bulan 3

dstbulan 12

bulan Ibulan 2bulan 3

dstbulan 12

: 2,250: 49,000: 20,250

: 6,051

3 DPS Cikapundung - Gandok

( 3,00 - 5,11 - 2,66 * 5,57)2 : 0,640(9,20 - 5,11 - 13,86 + 5,57)r: 17,640( 6,50 - 5,11 - 4,29 t 5,57)2 = 7,128

( 5,40 - 5,11 - 4,29 * 5,57)2 = 2,464

Jadi

Y, : (27,320 + I 09,98 6 + 40,976)Y. : 178,28, dengan derajat kebebasan :

= (k- l)(n- 1)=(3 - l)(12 -l)=22

Page 44: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

7$

7). Hitung nilai Uji - F anrar grup (antar bulan) denganmenggunakan rumus ( I .54) :

D _ V,(n- l),V3

n, : s74'.Yt7- t) = 35.47' l7g,2g rJ, ' '

Dari tabel I-4, dengan derajat kebebasan V, : (n_l) : 11,dan V, : (k-lXn-l) dibaca pada kolom yr: 22, padaderajat kepercayaan 5 oh, diperoleh nilai Fc :2,27. Olehkarena F > Fc maka hipotesis nol ditolak.

8). Hitung.nilai Uji - F antar kelas (antar DpS), denganmenggunakan rumus (1.55) :

, _ v2(k- l),r---VI15,79(2\

F, : ---=:-# :01177' l7g,2g

Dari tabel I-4, dengan derajat kebebasan V2 : ft-l)dibaca pada baris Y r:2 dan V, : (k-l)(n-l) dibaca padakolom Y, = 22, pada derajat kepercayaan 5 yo makadiperoleh nilai Fc :3,44. Oleh karena F : 0,177 temyataF < Fc maka hipotesis tidak dapat ditolak.

Kesimpulan dari contoh l.l7 :

l). Analisis varian dari ke 3 DpS : Cigulung_Maribaya,Cikapundung - Maribaya dan Cikapundung - Gandok,menunjukkan bahwa kesamaan jenis tingkat erosi tahun1973 tidak dapat ditolak pada derajat kepercayaan 5 o/o,

atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa 95 yobeturbahwa tingkat erosi tersebut sama jenis sebagai fungsidari ruang (DPS).

l'i

fabcl l-1, Nilai Kritis tc utrtuk I)istribusi-t ttii tlua srsi.

dkDeraj ut Kepercu.yuun ta

0,10 0,05 0,025 0,01 0,005

I

2

-)

4

5

6

7

8

9

l0

llt2tll,ll5

16

t718

l920

2t22

ZJ

24

25

26

2728

29inf.

3,0781,886

1,6381,5331,476

1,4401,4151,3971,3 83

1,312

1,3631,356r,3501,345

1,34 I

1,331

1,333

l,3301,3281,325

1,3231,321

1,3 l91,3 l81,3 l6

1,315

1,3141,3 l3l,3ll1.282

6,3142,9202,3532,1322,015

1,943

1,895

1,8601,833

1,812

1,7961,7821,771

l,l611,7 53

1,7461,7401,734l,'7291,725

1,721

1,717

1,7l41,7ll1,708

1,',l06

1,703

1,701

1,699

t.645

12,1064,3033,1822,7762,571

2,4472,3652,3062,2622,228

2,2012,1792,1602,1452,131

2,1202,1102,1012,0932,086

2,0802,0'142,0692,0642,060

2,0562,0522.0482,0451,960

31,8216,9654,5413,7473,365

3,1432,9982,8962,8212,764

2,1182,6812,6502,6242,602

2.5832,5672,5522,5392,528

2,5182,5082,5002,4922,485

2,4792,473

2,4672,4622,326

63,6579,9255,8414,6044,032

3,7073,4993,3553,2503,169

3,1 06

3,0553,0122,9772,947

2,9212,8982,8782,8612,845

2,8312,8192,8072,7972,787

2,7792,7712,763

2,7562,576

Sumber : Bonnicr, Januari l()ll I

Page 45: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

78

2). Analisis varian dari bulan Januari sampai Desember,untuk ke 3 DPS tersebut menunjukkan bahwa kesamaanjenis tingkat erosi tahun 1973 tidak dapat diterima padaderajat kepercayaan 5 Yo, atau dengan kata lain dapatdikatakan bahwa 95 % betul batrwa tingkat erosi dari ke3 DPS setiap bulan tidak sama sebagai fungsi waktu(bulan).

Tabel I-2. Nilai Kritis dc untuk Pengujian Nilai Rata-RataSampel dengan Nilai Varian Berbeda.

q.= I Yo dk,e

00 150 300 450 600 750 900

drr=6

drr-8

d*, = 12

dk2:24

drz=@

I'i@

6

8

l224@

6

8

t224co

6

8

t2246

3i

TI

13,707

ltJotlt,tolI t,totll'tot

|, ,,,I r,:ssI g,:ss

I r,rss

I r,:ss

I

3,0553,0553,0s53,0553,055

3,797 |

netl3.797 |

l,lsl I

tJst I

,.rru I

*toll,stalr.s;o I

rstol

3,6543,6433,6363,6313,626

3,3293,3163,3073,3013,295

3,0533,0393,0293,0203,014

2,8222,8052,'t932,7852,777

2,627 I

llsil?,58s I

z.sle I

I

| 3,ss1

| :,aes

11El| 3,402

| ,,,0,| 3,23eI tJgzI :,rsa

1 , ,,.| :,orz

| 2.e78

| 2,e38

I z.eoe

2,9382,8622,8032,7592,726

2,904 .

-*232,6612,6132,576

I

3,5143,3633,2463,1 593,093

3,3633,2063,0932,9882,916

3,2463,0832,9542,8s32,775

3,r582,9882,8s32,7472,664

,.0,, I

z.sro I

21t5y'

'r!rf

13,55713.307

l:,ro+||2,e38

lz,so+lz.qgs

lz,zts13,032

lz,toz12,723

I

3,4533,t922,9782,8032,66t

3.4243,1 58

2.9182.7592.613

3.4021:,r:z

I

2.909 |

2.726 |

2.s761

13,65413,328I r,os:

lz,nz

12,627lt,eqtlr,:ro| 3,039

lz,roslz,aotI

3,6363,3073,0292,7942,59s

3,63 r

3,301

3.020 I

2,785 |

2,58s I

,.urull,zssl:,ota I

z.ntl2.576l.

3,7073,3553,0552,7972,576

3,7073,3553,0552,7972,576

3,70',1

3,3553,0552,7972,576

3,7013,3553,05 5

2,7972,5',76

3,7073,3553,0552,7972,576

79

Tabel I-2. Nilai Kritis dc untuk Pengujian Nilai Rata-Ratn

Sampel dengan Nilai Varian Berbeda (lanjutan)'

2,4402,3102,1932,0881,993

2,4302,300

2,4182,2862.t682,0621,966

2,4132,2812.1632,0561.960

2,1832,07',lr,982

2,4232,2922,1752,0691,973

2,4472,3062,1792,0641,960

2,4472,3062,1792,0641,960

2,44'l2,3062,1792,0641,960

2,4472,3062,1792,064l,960

2,4472,3062.1792,064r,960

2,4352,3642,30 t

2,2472,201

2,3642,2922,2292,1752,128

2,30r2,2292,1672,1122,064

2,2472,1752,1122,0562,009

2,2012,r282.0642.009l.960

2,4352,3312,2392,1562,082

2,3982,2942,2012,1 l82,044

2,3672,2622,1692,0852,01I

2,3422,2362.1422,058l,983

1 7)''2,2152,1202,03sI,960

2,4352,3982,3672,3422,322

2,3312,2942,2622,2362,215

2,2392,2012,1692,1422,120

2,1562,1 l82,0852,0582.035

2,0822,0442,0t I

I,983l,960

2,4402,4302.4232,4t82,413

2,3102,3002,2922,2862,281

2,r932,1832,1752,1682,163

2,0882,0772,0692,0622,056

1.993

1,982

1,913l.966I,960

2.4472,4472,4172.4412,447

2,3062,3062,3062,3062,306

2,1'192,1792,1792,1792,179

2,0642,0642,0642,0642.064

1,960

I.960r,960I,960l,960

68

tz24ca

68

t224o

68

t224@

68

t224@

6

8

t224@

dtr=6

dtr=8

drr= 12

drr= 24

du, .o

Page 46: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

80

Tabel I - 3, Nilai Ituitis 12 untuk Distribusi Chi-kuadrat (satu sisi)

dtcidmi.tkcmrvu

0,995 0,99 o,975 0,95 0,05 0,02, 0,01 0,005

I2345

6789

l0

llt2l3l4l5

l6l7Itl920

2l22232d25

26272t2930

0,043930,01000,07 l7

0,207o,4t2

0 6760,9t9t,344t,735\t$

5,t425,69'l6,2656,E447,434

t,0348,6439,2@9,tt6

10,520

l I,160I 1,t08t2,46t13,t2tt3,7t7

2,@33,O43,5654,O754,601

q03157q02or

0,1 t5o2lngsrr

3,053,,57t4,to1,@5,X29

5,t l26.40t7,0157,633t,2@

t,tyl9,542

10,19610,t56I 1,524

l2,l9tt2,tT)13,565t4,25614,953

0,ant,239t,ffi2,08t155t

q039t20,05()6o,7t6q4t4qt3ll,B71,6901ltouoo3217

t0,28310,9t2I 1,6t9l2,,Ol13,120

13,t4411,57i15,30t16,047t6.79t

3,t161,&15,0095,6296,262

6,$t7,5Ut,23 It,9079,591

0,023930,103o,3520,71Il,145

r,6352,1672,7333,3253.940

7,2t,6729.390

lo, I l7l0,t5lI 1,59112,33tr3,091l3,t4t14,61 It5,37916,15t16,92tt7,70t18,493

4,5755,2265,t926,51t7.26t

3,8415,917,U59,4tt

l 1,070

12,59214,67t5,50716.9191E,307

t9,6752t,02622,16223.68524.996

26,29627,5t72t,t6930, l,t43 1,4 l0

32,57t33,92435,17236,4t537,652

3E,E85,10, I 13

41,33742,557$,n3

5,V247,37t9,34t

I t, l,l3t\t32t4,u9t6,013t7,535t9,o2320,4t3

2t,92023,33724,73626,t1927.488

2t,u530.t911t,52612,t5234.170

15,47936,7tt38,07639,3il40.646

4t,92343.19444,46145,72246.979

6,6359,2t0

I 1,3,15B,2nI5,016

16,il21t,4752q0902t,623,209

24,72526,21727,6tt29,t4tt30,57t

32,00033,40934,t0536, l9l17,56

3t,93240,2t941,63t42,9t044,3t4

45,4246,96348,27849,5tt50,t92

7,879rc,5nt2,t38l4,t@t6,750

18,54t20,27t2t,95523,5t925,ltt26,75728,3@29,tt93 1,3 l932,t01

34,267l5,7tE37,t5638,58239,997

4 t,40 I42.744, 18 I45,55846,928

48,29049.64550,99352.33653,672

Sumbd : Boanis, Juwi l9El

8l

I'abcl I - 4. Nilai Kritis lrc l)istribusi Ir.

F :0,05 (dkr, dk2) atau (V, ,V2 )

dkz- v' dkr

I 2 3 4 5 6 7 tt ()

IOllt213

l4

l5l6t1l8l9

20)t222324

I

23

4

56789

2526272829

304060

120@

l6 I .401rx stll0,l3l?.7t1

6,61 |

5,99 |

5.59l5.325.12

4,964,844.7 54,674,60

4,544.494,454,414.38

4.354,324,304,284,26

4,244,234,214,204,1 8

4,114,084,003,923,84

I qe.s0 I

190019,55 |

6.e4 |

I

5.791s. l4l4.7414.4614.26

4,t03,983,893,813,14

3.683,6315S1553.52

1493.4'73,443,423.40

3,391,3'.7

3,3 5

3,343.33

3,323,213, l5t,0'73.00

2 r s.70l

I,ill

l.7 t

3,593,493,413,34

?oo2,982,962,952,93

5,414.'764,354,0'73,86

3,293,243,203,163.1 3

l,l03,0'13.053,033.01

2,922,842,'762,682.60

224.601t9.259.t26.39

5,194.534,123.843.63

3,483,363,263,183,1 I

3,063,012,962,93.)oo

2.872,842,822,802.78

2,762,142,',l32,7 |2,'70

2,692,612,532,452.3'1

230.20 i

I9.309.016.26

s054.393,971593,48

3,203,l l3.032.96

2.902,852,81)112,74

2,112,682,662,642,62

2,55

2,532,452,3',1', )o2.21

2,602,592,572,56

2 34.00 i

19,331

8,946,16

4,954,283,873,583,37

1 ).)3,093,002,922,85

2,792,7 4)702,662,63

2,60a<12,552,532,51

2,492,412,462,452,43

2,422,34))\2,172,t0

216.80 |

l9.ls l

8,896.09

4,884,21l7q3,s03.29

3,143.012,912.832,76

2,712,662,612,582,54

2,5t2,492,462,442,42

2,402,392,312,362,15

Z,J J1a<

2,172,092,01

238,90t9,378,856.04

4,&24, l53,373,445,2 t

3,072,952,852,772,70

2"642,592,552,5t2,48

2,452,422,4023'72,36

2,342,322,3\2,292,28

2,2'72,182,102,02t,94

240,50te,l8

8.8 r

6,00

4,774,103,683,393,1 8

f ,022,902,802,712,6s

2,392,312,342,f22,30

2,282,272,252,24)1)

2,212,122,041,96t,88

2,592,542,492,462.42

Sumber: Bonnier- Januari l98l

Page 47: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

82

Tabel I - 4, Nilai Kritis Fc Distribusi F (lanjutan ke l)F : 0,05 (dkr , dk2 )

dkr= V,dks =Y,

10 t2 l5 20 24 30 40 60 120 @

r0llt2l3t4

l5l6t7l8t9

I)34

56789

202la1

2324

25262"1

2829

304060

t20@

24t,9019,408,795,96

4,744,06

2,542,492,452,412,38

3,643,353,14

2,982,852,752,672,60

2,J52,322,302,27))<

2,24)))2,202,t92.1 8

2,t62,08r,99l ,91t,83

243,9019,4t8,745,91

4,684,003,5'l),283.O'7

2,9t2,792,692,602,5)

2,482,422,382,342,31

2,282,252,232.202,1 8

2,t62,t52,t32,122,lo

2,092,00t,92l,8lI.75

245,90t9,438,705,86

4,623,943,513,223,01

2,202,182,t52,132,t1

2,092,072.06

2,0 tt.92l,841,75t,6't

2,852,722,622,532,46

2,402,3s2,lt2,272.2)

2,O42,03

248,0019,45

2,332,282,232,t92,t6

2,0t1,99I.9'l1,961,94

I ,931.841,75l,661,57

8,665,80

4,563,873,443,1 52,94

2,'772,652,542,462,39

2,t22,102,072,052,O3

249,t019,458,645,77

4,5t3,841,4t3,122,90

2,742,612,512,422,35

2,292,242,192,152,tt

I,96I,951,93I,9lr.90

1,89I,79I,74l,6l1.52

2,082,052,0t2,011,98

250,1019,468,625,75

4,503,813,383,082,86

2,702,572,472,382,3t

2,252,192,152,ll2,O'l

2,O42,01l,981,96t,94

1,841,74I,651,55I,46

t,92I,901,881,871,85

251,1019,478,59s,72

4,46

1,991,961,941,911,89

I,8?I,85I,841,82I,81

t,791,691,591,50l,39

1,773,343,042,83

2,662,512,432,142,27

2202,152,t02,062,03

252,201l9-481

4,433,743,303,012,'19

2,62

8,s715,691

2,492,382,10) )',

2,O21,98

I,95t,921,891,861,84

1,821,80t,79t,77t,75

2,t62,ll2,06

t,741,64l,5l1,43I,32

2s3,301t9,4918,5s

l

5,66

4,40t,'lo3,2't2,972,75

2,582,452,342,252.1 8

2,ll2,M2,01t,97t,93

1,901,8?1,84l,8lt,'19

1,771,751,73l,7t1,70

1,681,581,47I,35t,22

254,3019,508,535,63

4,361,673,232,932,71

2,542,402,302,212,13

2,072,Ot1,961,921,88

1,84l,8l1,781,761,73

t,7 t1,69t,671,651,64

1,62I,511,391,251,00

Sumber : Bomier, Jmuri l98l

82,t

Tabel I - 4, Nilai Kritis Fc DistribusiF (lanjutan ke 2)

F : 0,01 (dkr , dlg )

dkr= v, dk =Y r

2 3 4 5 6 7 8 9

l0llt2rll4

l5l6t7t8t9

I2J4

56789

2o2l22/J24

2526272829

304060

1206

4052"0098,5034,1221,20

t6,2613,'75L t<11,2610,56

10,049,65g 119,018.86

8,688,538,4011.29

ti.I8

8, 10

8,02"7,95

7,887,82

7,177,'727,687,647,60

t,567,317,086,856.63

4999,0099,0030,8218,00

13,271o,929,558,6s8,02

7,56'7,21

6,936,'t06,s l

6,366.236,l l6,015.91

5,tt557R5,725,665,61

5,s15 51

5,495,455,42

5,395,184,984"794,61

5403,0099,1729,4616,69

t2,069,'788,457,593,86

6,556,225955,745.56

4.944,874,824,764,72

4,684,644,604,574,54

4,514,3t4,t33,953,78

5,425,295,185 {rg5 0l

s625,0099,2528,7115,98

4,184,144,tl4,074,04

4,023,833,6s3,483.32

5,04

I 1.399,15't

"857,016,42

5,995,67s,4l5,21

4,894,'114,614,584.50

4.414,3'14,3t4,264,22

5764,0099,3028,2415,52

10,978,757,466,636,06

5,645,325,064,864,69

4,564,444,344,254.1'l

4,l04,O43,993,943,90

3,853,821,783,'151,73

3,703,513,343,173,02

58s9,0099,3327,9115,21

t0,678,4',7

7,196,175,80

5,395,0'14,824,624,46

4,324,202,702,662,63

3,873,813,763,713,67

3,633,593,563,533,50

3,473,293,122,962,80

s928,0099,3627,6714,98

'10,468,266996,185,61

3,50

3,461,423,393,363,33

3,303,t22,9s2,792,64

5,204,894,644,444,28

4,144,032,612,582,s4

3,703,643,593,54

s98 1,0099,372't,4914.80

t,tL3,293,263,233,20

3,1'72,992,822,662,51

t0,298,106,846,035,4'1

5,064,744,504,104,14

4,003,892,552,512,48

3,s63,513,453,413,36

6022,0099,39

10,16?,986,725,915,3s

4,944,6f4,394,194.03

3,26

3,223,183,153,123,09

3,072,892,722,562,41

27,3514,66

3,891,783,683,601,52

3,463,403,353,30

Smber rBomier, 1981

Page 48: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

82b

Tabel I - 4, Nilai Kritis Fc Distribusi F (lanjutan ke 3)F : 0,01 (dkl , dk2 )

Bab 2aplilGasi mctode statistilt

rrntrrk analisis deret berkaladata hidrologi

2.1 PENDAHULUAN'

Seperti telah disebutkan pada sub bab 1.2 Bab I buku jilid Ijudul sarna, bahwa data hidrologi runtut waktu, misal data publikasiDebit dapat diolah lebih lanjut dan disajikan dalam suatu :

. distribusi (distribution), atau

. deret berkala (time series)

Disajikan dalam suatu distribusi, apabila data hidrologi disusunberdasarkan urutan besamya nilai, misalnya data debit diuru&andari debit dengan dimulai yang nilainya terbesar menuju terkecilatau sebaliknya. Rangkaian data hidrologi yang disajikan secarakronologis sebagai fungsi dari waktu dengan interval waktu yangsama disebut dengan deret berkala. Umumnya disajikan scbagniberikut :

&z= Vzdlq = Vr

l0 t2 l5 20 24 30 40 60 I20 6

l0lll2l314

l5l6l7l8l9

I234

5

6789

202l11

2324

2526272829

304060

t20@

3.063.033,00

2.982,802,632,47all

6056,0099,4027,2314,55

10,057,876.625,815,26

4,8 5

4,544,304. l03,94

3,803.693,593,513,43

3,373,313,263,213,t7

3,133.09

6 I 06,0099,4227.0514.37

4,7 L

4,404.163,963,80

9,897,726,475,675.1 I

2,842,662,502,342,18

3,673,5 5

3,463,373,30

3,233.t13,t23,073.03

2,92,962,932,902,87

61 57,0099,4326,8714,20

9,727,566.315,524.96

4,564,254,013,821.66

1<'3,413,3r3,233.1 5

3,093.032,982.932,89

2,852,812,782,752.73

2,702,522,152,t92,04

6209,0099,4526,6914,02

9,557,405,l65,364,81

4,414,103,863,663.51

3,3 I3,263,163,083,00

2,942,882,832,182,74

2,702,662,632,602,57

2,552.372,202.031.88

6235,0099,4626,6013,93

4,334,023,783,593.43

9,477,3r6,O75,284,73

3.293,r83,083,002.92

2,862,802,152,102,66

2,622,58\5s2,522,49

2,472,292.121.951,79

6261,0099.4726,5013,84

9,3E7,235,995,204,65

4,253,943,703,511'15

3.2t3, t03,002.922,84

2,18ula

2,612,622.58

2,542,502,472,442,41

2,392,202.03l,t61,70

6287,0099,4726,4113,75

9,291,145,915,124,57

2.33

2,302.tl1,941.76l,59

4,173,863.6?3,433,27

3.l31,022,922,842,76

2,692,642,582,542,49

2,452,422,382.35

252,2019,488,575,69

4,433,743,303,012,19

2,622,492,382,30114

2,162,Ll2,062,021,98

1,951,921,891,861,84

1,821,80t,79t,771,73

1,741,641,531,43t.32

6339.0099,4926,2213,56

9,ll6,vt5.744,954,40

4,403,693,453,253,09

2,842,152,662,58

2,522,462,402,352.31

2,96

1 a',2.232,202,172.t4

2,tlt,v21,731,53t,32

6366,0099,5026,1313,46

9,O26,885,654,864,31

3,913,603,363,173,00

2,872,752,652,572,49

2,422,362,3rL:262,21

2,172,t32,r02-062,03

2,01I,E01,601,381,00

Smbcr: Bomcr, l98l

Hit

Page 49: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

84

X(t,), X(tJ, ...x(t)dimana!<tz(...<L

(2.r)

Deret berkala umunnya dibedakan menjadi dua tipe, yaitu :

. stasioner

. tidak stasioner

Deret berkala disebut stasioner apabila nilai dari parameterstatistiknya (rata-rata dan varian) relatip tidak berubah dari setiapbagian ke bagian yang lain dalam rangkaian data runtut waktutersebut, sedangkan apabila salah satu parameter statistiknyaberubah untuk setiap bagian rangkaian data tersebut, maka deretberkala itu disebut tidak stasioner. Deret berkala tidak stasionermenunjukkan bahwa datanya tidak homogen/tidak sama jenis.

Umumnya data lapangan setelah diolah dan disajikan dalam bukupublikasi data hidrologi, merupakan data dasar sebagai batran untukanalisis hidrologi. Buku publikasi tersebut misalnya : publikasiData Debit Sungai, Publikasi Data Hujan dan sebagainya. Datayang tertuang dalam buku publikasi itu disusun dalamlentuk deretberkala. Umumnya disajikan mulai tanggal l Januari sampaidengan 3l Desember setiap tahun. sudah barang tentu data deretberkala tersebut sebelum digunakan untuk anailis lanjutan harusdilakukan pengujian (lihat gambar 1.3 diagram alir, Bab I, bukujilid I judul sama). Pengujian yang dimaksud mslipuli tahap uji :. ketidak-adaantrend

. stasioner

. persistensi

Ketiga tahap pengujian itu sering disebut dengan penyaringan data(data screening).

Pengujian ketidak-adaan trend akan disajikan pada sub bab2.2, sub bab 2.3 menyajikan pengujian stasioner dan sub bab 2.4menguraikan pengujian persistensi. Analisis trend akan dibahaspada sub bab 2.5. Bab 2.6 menyajikan cara membangkitkan/menangkarkan (generating) data deret berkala sintetik (syntheticdata-generating), untuk memperpanjang lama rekaman data runtutwaktu.

86

2.2. UJ' KET'DAKADAAT 7BE'UD

Deret berkala yang nilainya menunjukkan gerakan yang

berjangka panjang dan mempunyai kecenderungan menuju kesatu

arah, arah menaik atau menurun disebut dengan pola atau trend(trend). Umumnya meliputi gerakan yang lamanya lebih dari 10

tahun. Trend musim sering disebut dengan variasi musim (seasonal

trend atau seasonal variation) dan hanya menujukkan gerakan

dalam jangka waktu satu tahun saja, sebagai contoh ditunjukkanhidrograp debit pada gambar 1.1 buku jilid I, menunjukkan adanya

trend yang menumn data debit dari musim penghujan ke musirir

kemarau. Deret berkala yang datanya kurang dari 10 tahunkadang-kadang sulit untuk menentukan gerakan dari suatu trend.

Hasilnya dapat meragukan, karena gerakan yang diperoleh hanya

mungkin menunjukkan suatu sikli (cyclical time series) dari suatu

trend. Sikli adalah gerakan yang tidak teratur dari suatu trend.

Untuk mengetahui ada atau tidaknya trend dari suatu deret

berkala lebih baik digunakan data yang meliputi lebih dari 25 tahun

pengamatan runtut waktu. Gerakan jangka panjang dari deret

berkala'umumnya disebut dengan trend sekuler (secular trend).

Gambar 2.1, menunjukkan sketsa garis trend dengan variasi musim,

dan gambar 2"2, menunjukkan sketsa garis trend dan sikli dengan

variasi musim dan variasi acak. Variasi musim dari suatu variabel

hidrologi umunnya dipengaruhi oleh kondisi iklim. Variasi acak

umrunnya gerakan yang disebabkan oleh faktor kebetulan (chance

factor), misal banjir besar, dan umumnya variasi acak sulit untukdiramal waktu kejadiannya.

Apabila dalam deret berkala menunjukkan adanya trend

maka datanya tidak disarankan untuk digunakan untuk beberapa

analisis hidrologi, misalnya analisis peluang dan simulasi. Apabiladeret berkala itu menunjukkan adanya trend, maka analisis

hidrologi harus mengikuti garis trend yang dihasilkan, misal

analisis regresi seperti akan dijelaskan pada Bab III, atau andisis

rata-rata bergerak (lihat sub bab 2.5.2). Ketidakadaan trend dapat

diuji dcrrgan banyak cara. Secara visual dapat ditentukan dengan

mengglnrbarkan deret berkala dalam kertas grafik arithmatik.

Page 50: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

u6

Beberapa metode statistik yang dapat digunakan untuk mengujiketidakadaan trend dalam deret berkala, diantaranya uji :

. korelasi peringkat metode Spearman.

. Mann dan Withney.

. Tanda dari Cox dan Stuart.

Masing-masing cara pengujian itu akan diuraikan secara singkatpada sub bab berikut ini.

OANIS TTETD

E

d=JugEtt

goE-Jutoctt

-_-+ w A x Tu

Gambar 2.I Sketsa Variasi Musim pado Trend.

* WAl( TU

Gambar 2.2. Sl<etsa SiHi pado Trend.

87

2.2.1. Uji Korclasi Perlinghot ltletode SpcattnanTrend dapat dipandang sebagai korelasi antara waktu dengan

variat dari suatu variabel hidrologi. Oleh karena itu koefisienkorelasinya dapat digunakan untuk menentukan ketidakadaan trend

dari suatu deret berkala. Salah satu cara adalah dengan

menggunakan koefisien korelasi peringkat metode Spearman, yang

dapat dirumuskan sebagai berikut :

o t rao,KP=l- 'i==l

nJ-n

t -rcp[ '-2=l]LI-KPZIKeterangan :

KP : koefisien korelasi peringkat dari Spearman.

n = jumlah data.

dt : Rt-Tt.Tt : peringkat da{i waktu.Rt : peringkat dmi variabel hidrologi dalam deret berkala.t - nilai distribusi t, pada derajat kebebasan (n-2) untuk

derajat kepercayaan tertentu (umumnya 5 %) (ihattabel I-1, Bab I).

Uji + digunakan untuk menentukan apakah variabel waktu dan

variabel hidrologi itu saling tergantung (dependent) atau tidaktergantung (independent). Dalam hal ini yang di uji adalah Tt dan

Rt. Berikut ini disampaikan contoh penerapannya.

Contoh 2,1.

Dari pengamatan curah hujan di pos hujan Dutamati di DPS

Cimanuk selama 26 tahun (1950 - 1975), telah diperoleh besarnya

curah hujan tahunan seperti ditunjukkan pada tabel 2.1. tliiketidak-adaan trcnd dari deret berkala dittit tcrscbut pada tlcruinlkepercayaan 5 "1, ditolak, dengan rrrcrtggurtukan u.ii korelttsiperingkat metocle Spearman.

(2.2)

(2.3)

Page 51: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

88

Tabel2.l. Curah Hujan Tahunan di Pos Hujan Dutamati

Cimanuk. Tahun 1950 - 1975

DPS

No. Tahun CurahHujan(mm)

No. Tahun CurahHujan(mm)

I

23

45

67

8

9

l0ilt2l3

950951

95295395495595695795895996096r962

2r0lt699l9l I

l5t8r 5782506t576t92520392231142115292099

14.15.

r6.17.18.

19.

20.21.))23.24.25.26.

19631964r 965t9661967

r9681969t970t97t1972t9't3t9741975

1639l84lr 808237621482207I 5071707225Er 5661793t9l02012

Sumber : Buku Publikasi Hujan, Pusat Litbang Pcngairan.

Jowab Contoh 2.1. z

Buat hipotesis :

Ho : tidak ada trend (Rt dan Tt independen, tidak salingtergantung.

H, : ada trend

Gambar 2.3, menunjukkan grafik deret berkala data tabel 7.1, dan

menunjukkan tidak ada trend. Bagaimana dengan uji-t nya.

89

Gambar 2.3. Deret Berkala Data Curah Hujan Data Mati Tahun

1950 sampai Tahun 1975.

2.2, dan rumus 2.2, maka dapatBerdasarkan data pada tabeldihitung:

o t (ao,Kp I - -ri-n -nr/n , 6x3094 , 18564r\r--l:l--

17576 -26 17550

KP: - 0.0s77

Selanjutnl'a dari rumus 2.3 dapat dihitung :

Page 52: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

90

TabelZ.Z Perhitungan Koefisien Korelasi Peringkat Metode

Spearman Data Crrrah Hujan Pos Dutamati DPS-

Cimanuk Tahun 1950 - 1975.

No. Tahun PeringkatTt

Hujan(mm)

Peringl<atR,

dt df

I 2 3 4 5 6:5-3 7=6x6

I2

J

45

6

7

8

9

l0ilt213

t4l5l6t7l819

202t2223

2425

26

950951

95295395495s9569579589s996096196296396496s96696796896997097r9729',13

974975

I2

3

45

6

7

8

9

l0llt2r3t4l5t6t7l8l92021

2223

2425

26

2t0l1699l91l1518

I 5782s06t516192520392231t42t152920991639l84lI 808237621482207t5071707

2258I 56617931910

2012

7

l8t22420

I

2lll9

4

2623

8

l9l4l52

65

25

17

3

22l6r3l0

+6+16+9+20+15-5r141J

0

-6+15+ ll-5+5-l-l- 15

-12-14+5-4- l9-l-8-t2- 16

362568l

400225

25

1969

0

36225121

2525

II

22514419625l6

361

I

641442s6

Jumlah 3094

Sumber : Perhitungan data tabel 7. l.

r ^ r1t: KP I "-2 l'L-r\r Lr-rcp']

t: - o,os77l zo-1, -]+Ll-(-0,0577)" )

t : - 0,2831

9l

Hipotesa Nol (Ho) :

Deret berkala dua seri data (Rt dan Tt) adalah independent pada

derajat kepercayaan 5 o/o.

Dengan melaksanakan pengujian dua sisi untuk derajat

kepercayaan 5 % ditolak pada derajat kebebasan dk: n-2 :24 da/.

tabel I-l Bab I, maka diperoleh h,rs : + 2,064 dan -h,rr, : - 2,064.

Dari perhitungan maka nilai t terletak -2,064 < -0,2831 < +2,064.

Oleh karena itu tidak dapat menolak hipotesis nol pada derajat

kepercayaan 5 Yo, atau dapat dikatakan dua seri data (Rt dan Tt)adalah independen dan tidak mungkin menunjukkan adanya trend.

Analisis ini sesuai dengan analisis grafis seperti ditunjukkan pada

gambar 2.3.

2.2.2. Uii ltlann dan Whittr,ey

Uji Mann dan Whitney untuk menguji apakah dua kelompokdata yang tidak berpasangan berasal dari populasi yang sama atau

tidak telah dibahas pada sub bab 1.5.1. Untuk menguji apakah satu

set sampel data deret berkala menunjukkan adanya trend atau tidakdapat digunakan prosedur yang sama, yaitu dengan menggunakanpersaman 1.36 sampai 1.38, dengan cara membagi satu seri data

deret berkala menjadi dua bagian yang jumlahnya sama.

Contoh 2.2.

Gunakan uji Mann dan Whitney untuk menentukan apakah data

hujan pada tabel l.l, menunjukkan adanya trend pada derajat

kepercayaan 5 % ditolak.

Jawab Contoh 2.2 z

Perhitungan ditunjukkan pada tabel 2.3.

Page 53: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

92 08

Tabel 2.3 Perhitungan Uji Mann dan Whitney Data

Curah Hujan Pos Dutamati DPS Cimanuk

Tahun 1950-1975

No Kelompok I Peringlrat Kelompok Il Peringkat

Ia

J

45

6

7

8

9

l0llt2l3

2t0t1699l9l Il5l8l 5782506t576192520392231t42l15292099

7

l8t22420

I2rll94

2623

8

1639l84l1808

23762148220',1

1507

r7072258I 5661793l9l02012

r9l4l5265

25t7

J.,.)

l6l3l0

Jumlah : r84 t67

Sumber : data tabel 2. l.

Dari perhitungan data tabel 2.3, maka diketahui :

Nr :13N2 =13Rm : 184

Berdasarkan persamaan (1.36) maka :

Ur:NrNr**(Nr+l)-Rmz

U,: (13)(13) + 6,5 (13 + l) - 184

Ur=76

Berdasarkan persam&m (1.37) maka :

Uz:NrNr-U,Ur: (13)(13) -76=93

Nilai U, : 76, dan temyata lebih kecil nilainya jika dibanding

dengan U, = 93, maka untuk perhitungan selanjutnya U: Ur = 76.

Berdasarkan persamaan (1.38) :

Z_

Z_ 76 - (13)(r3\t2 -8,519,5

Z: - 0,4358

Hipotesis nol Ho : apakah kelompok I dan kelompok II berasal daripopulasi yang sama.

Berdasarkan uji satu sisi pada derajat kepercayaan 5 yo

ditolak, dari tabel L2 (Bab I) diperoleh nilai Zc : I ,645 dan - I ,645.Nilai Z: -0,4358 ternyata lebih kecil dariZc: *1,645 dan lebihbesar Zc = -1,645 dengan demikian H0 tidak dapat ditolak padaderajat kepercayaan 5 Yo. Atau dapat dikatakan bahwa kelompok Idan II berasal dari populasi yang sarna, atau dengan kata lain tidakterjadi perubahan yang nyata nilai rata-ratanya atau tidakmenunjukkan adanya trend. Kesimpulan ini sama dengankesimpulan pada contoh 2.1 (lihat sub bab 2.2.1).

2.2.3. Uil Tanda dafi Go* dan StuartPerubahan trend dapat juga ditunjukkan dengan uji tanda

dari cox dan Stuart. Nilai data urut waktu dibagi menjadi 3 (tiga)bagian yang sirma. Setiap bagian jumlahnya n, : n/3. Apabilasampel acak tidak dapat dibagi menjadi 3 bagian yang sama makabagian yang kedua jumlahnya dikurangi 2 atau I buah. Selanjutnyamembandingkan nilai bagian ke I dan ke 3, dan memberi tanda (+)untuk nilai yang plus dan (-) untuk nilai yang negatip. Jumlah totalnilai (+; dan (-) diberi tanda S, maka nilai Z dapat dihitung sebagaiberikut :

u- \Y[*t*,Nz(Nr *Nz * l)]]i

[#tt,g)(,3)(13 + r: + r)]]]

Page 54: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

94 s6

untuk sampel besar (n > 30) :

s-9b,:-L

, .Ll'n )2\ tzl

untuk sampel kecil (n < 30) :

s -: - 0,50vO

r.\+\ r'zl

No. Kelompok I Kelompok III Tanda III - II)J

45

6

7

8

9

2t0t1699l9l Il5l8I 5782506157619252309

214822071507

1707

2258I 566179319102012

++

++

+

Sumber : data tabel 2.1

(2.4)

(2.s)

Dari tabel 2.4 diperoleh tanda (+) S : 5 buah.

Dengan persamaan 2.5 :

Z: s-: -0,s

5-ltz'* -o,s

Dengan uji satu sisi bandingkan nilai Z dengan nllai Zc pada tabel

1.2 Bab I untuk derajat kepercayaan tertentu (5 %) ditolak.

C,ontoh 2.3.

Gunakan uji Cox dan Stuart untuk menentukan apakah data hujan

pada tabel 2.1, menunjukkan adanya trend pada derajat kepercayaan

5 % ditolak.

Jawab Contoh 2.3. :

Buat hipotesis sebagai berikut :

Ho : tidak ada trend, Rt dan Tt tidak saling tergantung'

H, : terdapat trend, Rt dan Tt saling tergantung'

Tabel2.4. Perhitungan Uji Tanda Cox dan Stuart.

Data Curah Hujan Pos Dutamati DPS

Cimanuk.

Z_

Nilai Z teoritis dari tabel 1.2 Bab I, untuk derajat kepercayaan 5 Yo

ditolak adalah + 1,64. oleh karenaz:0,1l3 lebih kecil dari : 1,64maka H0 diterima. Dengan demikian data tabel 2.1, tidakmenunjukkan adanya trend, dan kesimpulan ini sama dengankesimpulan contoh 2.1 dan 2.2. Dengan demikian jelas batrwa datatabel 2.1 yarg secara visual dari gambar 2.3 tidak menunjukkanadanya trend, dengan menggunakan 3 (tiga) uji statistik juga tidakmenunjukkan adanya trend.

2.3 UJI STAS'OTEB

Setelah dilakukan pengujian ketidak-adaan trend (lihat 2.2)apabila deret berkala tersebut tidak menunjukkan adanya trendsebelum data deret berkala digunakan untuk analisis lanjutan harusdilakukan uji stasioner. Apabila menunjukkan adanya trend makaderet berkala tersebut dapat dilakukan analisis menurut garis trendyang dihasilkan. Analisis garis trend dapat menggunakan analisisregresi seperti aUn aiSetaskan pada Bab III. Model matematik yangdigunakan untuk analisis regresi tergantung dari kecenderungangaris trend yang dihasilkan.

Apabila menunjukkan tidak hda garis trend maka ujistasioner dimaksudkan untuk menguji kcstahilan nilai vnrian dan

rata-rata dari dcret berkala. Apabila dilihat padu gumbar 1.3. llub I

buku jilid I, maku pengujian ini termasuk uji kcsnmutn.jcnis tuhtp

t26tl rz

=ffi:o,l13

Page 55: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

96

ke II, untuk mengetahui homogen atau.tidaknya nilai varian dan

atau rata-ratanya.

Pengujian nilai varian dari deret berkala dapat dilakukan

dengan Uji-F, menggunakan persamaan 1.22 (Bab I). Data deret

berkala dibagi menjadi dua kelompok atau lebih, setiap dua

kelompok diuji menggunakan Uji-F. Apabila hasil pengujian

ternyata hipotesis nol ditolak, berarti nilai varian tidak stabil atau

tidak homogen. Deret berkala yang nilai variannya tidak homogen

berarti deret berkala tersebut tidak stasioner, dan tidak perlu

melakukan penguj ian lanjutan.

Akan tetapi bila hipotesis nol untuk nilai varian tersebut

menunjukkan stasioner, maka pengujian selanjutnya adalah menguji

kestabilan nilai rata-ratanya. Pengujian kcsamaan jenis nilairata-rata telah dijelaskan pada sub bab 1.3. Untuk rata-rata deret

berkala bila datanya dianggap sebuah populasi maka dapat

dilakukan pengujian dengan menggunakan Uji-t, persamaan 1.6 dan

1.7. Seperti dalam pengujian kestabilan nilai varian, maka dalam

pengujian nilai rata-rata, data deret berkala dibagi menjadi dua

kelompok atau lebih. Setiap pasangan 2 kelompok diuji. Apabiladalam pengujian temyata hipotesis nol ditolak, berarti nilai rata-rata

setiap dua kelompok tidak homogen dan deret berkala tersebut tidakstasioner pada derajat kepercayaan tertentu.

Analisis hidrologi lanjutan seperti analisis peluang, atau

simulasi dapat dilakukan pada bagian atau pada seluruh rangkaianderet berkala yang tidak mengandung trend dan stasioner, tahap

selanjutnya adalah melaksanakan uji persistensi. Sebelummembahas uji persistensi disampaikan contoh uji stasioner sebagai

berikut.

Contoh 2.4.

Data tabel 2.1, menunjukkan deret berkala dari curah hujan poshujan Dutamati tahun 1950 - 1975. Uji stasioner data tersebut padaderajat kepercayaan 5 % ditolak (95 % diterima), denganmelaksanakan pengujian nilai varian dan rata-ratanya.

1)7

Jawab Contoh 2.4 :

Berdasarkan data tabel l.l, yang telah dikerompokan sepertiditunjukkan pada tabel 1.3, maka dapat diketahui bahwa :

I)ari data tersebur dapat dibuat hipotesis sebagai berikut :

lJ,, : , nilai varian kelompok I dan II tidak ada beda nyatapada derajat kepercayaan 5 yo.

, nilai rata-rata kelompok I dan II tidak ada bedanyata pada derajat kepercayaan 5 oZ.

[{, : , nilaivariannyaberbeda.- nilai rata-ratanya berbeda.

Berarti deret berkala tabel 2.I tidak stasioner.

Untuk membuktikan hipotesis tersebut dilakukan pengujian sebagaiberikut:

1). Uji Kestabilan varian.

Berdasarkan Uji-F, persam&m 1.22 Bab I :

F- nr Sr (nz*l)nzSz2(n,-l)

maka:

" _ _!3!31)'? (13 - l)

t3 (27q'? (13 - l)

Pada derajat kebcbasan dk, : n, - I dan dk, n, - I tlnrrderajat kepercayaan 59Zt, maka dari tabcl l-4 (llnh t).diperoleh nilai l; tabel 2.6().

Kelompok I

nr :13

X, = 1856 mm/tahunSr :331 mm/tahun

Kelompok II

n2 :13X, :1906 mm/tahun52 :276 mm/tatrun

: 1,438

Page 56: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

9u

Oleh karena nilai F perhitungan : 1,438 ternyata lebihkecil dari nilai F tabel : 2,69, maka tidak ada alasanuntuk menolak bahwa varian kedua kelompok data tabel2.1 berbeda. Atau dengan kata lain dapat dikatakanbahwa pada peluang95 % nilai variannya stabil.

Uji Kestabilan Nilai Rata-rata.

Berdasarkan Uji-t, persam&m 1.6 dan 1.7 (Bab I).

X, -I,.--

"(+. +) '

/n, S, '+nrS, ') i' o=\ fu+nr-2 /maka:

13+13-2

!a

:317,18

t _ 11856_ 1906l_ : o,4olg317,18(+ . *J

Dari tabel I-1 Bab I, untuk derajat kebebasan dk : n, * nz - 2 :13+13-2 : 24, dan derajat kepercayaan 0,025 pada uji dua arahmaka diperoleh nilai t tabel: 1,960. Karena nilai t hitung:0,4019lebih kecil dari nilai t tabel : 1,960 maka hipotesis nol diterima danmenolak hipotesis alternatip. Dengan memperhatikan Uji-F danUji-t tersebut maka deret berkala tabel 2.1 adalah stasioner, berartinilai rata-rata serta ni.lai variannya adalah stabil.

2.4. UJ' PERS'S7E'US'

Anggapan bahwa data berasal dari sampel acak harus diuji,yang umumnya merupakan persyaratan dalam analisis distribusi

99

peluang. Persistensi (Persistence) adalah ketidak tergantungan dari

setiap nilai dalam deret berkala. Untuk melaksanakan pengujianpersistensi harus dihitung besarnya koefisien korelasi serial. Salah

satu metode untuk menentukan koefisien korelasi serial adalah

dengan metode Spearman.

Koefisien korelasi serial metode Spearman dapat

dirumuskan sebagai berikut :

o I tail,KS: l- i=l

m3-m

..^ I- ^-z 1it -KSl"'--!LI-KSZ]

Keterangan:

2).

(2.6)

(2.7)

"=(13 (331)2 + l3 (276)1)

= koefisien korelasi serial.

=N-1.: jumlah data.: perbedaan nilai antara peringkat data ke X, dan ke

Xi+I.t - nilai dari distribusi-t pada derajat kebebasan m-2 dan

derajat kepercayaan tertentu (umumnya 5% ditolak,atau 95 % diterima) (lihat tabel I-1, Bab I).

Contoh 2.5.

Dari pengamatan curah hujan di pos hujan Dutamati DPS Cimanuktahun 1950-1975, telah diperoleh data curah hujan tahunan seperti

ditunjukkan datanya pada tabel 2.1. Uji persistensi data tersebutpada derajat kepercayaan 5 o/o ditolak.

Jawab Contoh 2.5. z

Untuk menguji persistensi atau ketidak tergantungan dari nilai data

deret berkala dapat menggunakan koefisien korelasi serial metodeSpearman. Tabel 2.5 rnenunjukkan perhitungannya.

KSmNdi

t

li

il

il

Page 57: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

100

Tabel2.5. Perhitungan Koefisien Korelasi Serial Metode

Spearman Data Curah Hujan Pos Dutamati DPS

Cimanuk tahun 1950 - 1975-

l0l

KS:l ffi:-0,2819Berdasarkan persamaan (2.7) :

T -'t =KSl *-2= l'LI_KS']

t ^- ^ rlt:_o,28lrlfi;in)t : - 1.4090

Hipotesis nol. [{,, : dua seri data (tahun dan curah hujan) adalah

independen pada dera.iat kepercayaan 5 o/o ditolak.

Berdasarkan uji satu sisi, pada derajat kepercayaan 5 Yo

hipotesis nol (H,,) ditolak apabila t > 0,95 atau t ( - to,qs. Dengan

deraiat kebebasan m-2 .,.25-2:23, maka to.ss : 1,714 dan -to,ss :-1.714. Oleh karena t -1,4090 ternyata lebih kecil dari -to.r, :-1.714 maka IJ,, diterima pada derajat kepercayaan 5 Yo. Ataudengan kata lain dapat dikatakan bahwa 95 % data pada tabel 2.1

adalah inclcpcndcn atarr tidak menunjukkan adanya persistensi. Ataudapat dikataklrr huhwu clata tersebut merupakan data bersifat acak.

Apabila dari suatu dcrct berkala setelah diuji ternyata :

. tidak menuniukkan adanya trend (sub bab 2.2).

. stasioner, berarti varian dan rata-ratanya homogen/stabil/sama jenis (sub bab 2.3).

. bersifat acak (randomnes), independen (sub bab 2.4).

maka data deret berkala tersebut selanjutnya baru disarankan dapat

digunakan untuk analisis hidrologi lanjutan, misal analisis pcluang,

simulasi.

Tahap pengujian tersebut umumnya dischtrt tlcttttttttpenyaringan (screening) data, dengan maksud untuk rtretucrihstt tlttttmemilahkan atau mengkelompokan data, yang hcrlrritttttt ttttlttlmemperoleh data hidrokrgi yang cukup handal ttttltth rtttnllllqsehingga kesimpulan yang clipcnrlch cukup baik.

Sumber : Perhilungan data tabel 2.1.

Dari tabel 2.5 diketahui :

(di;' :33r,m :25

maka berdasarkan Persamaan (2.6):

o i tai),KS: 1 - i=l

m3-mdiperoleh:

t2l36

144l6

361

400100

4

25

4849

225t2t25

I169

l61

40064

196361

369

9

- ll+6-12+4+19-20+10-+2+5

)')+3+ l5- ll+5-l+13-4+l-20+8+14-19+6+3+3

7

18

t22420

I

2lll9

42623

8

l9l4l52

6

5.25t7

J))l6l3l0

ll3t

il

:lel

r0llllt213

t4l5t6t7l8l9202l22Z5

2425

2t0t1699191I1518

I 5782506t57 6

192520392231t42lt52920991639l84lI 8082376214822071507

170722581 5661793l9l02012

Page 58: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

102

Dalam melaksanakan pengujian diperlukan informasi

tambahan seperti perubahan DPS atau alur sungai karena bencana

alam, atau pengaruh manusia..Kembali pada pengertian bahwa :

1). data tidak homogen adalatr penyimpangan data dari sifat

statistiknya yang disebabkan oleh faktor alam dan atau

manusia.

2). data tidak konsisten adalah penyimpangan data karena

kesalahan acak dan kesalahan sistematisnya.

maka tahap penyaringan ini perlu pengetahuan lapangan dan

informasi yang terkait dengan data dalam deret berkala. Tahap

penyaringan ini baru merupakan penyaringan untuk data dari suatu

pos hidrologi dan belum membandingkart clcngan data sejenis dari

pos lain.

2.s. AruALrsrs TBEilD

Analisis trend dapat digunakan untuk menentukan ada atau

tidaknya perubahan dari variabel hidrologi yang terjadi karena

pengaruh manusia atau alam. Beberapa metode untuk analisis trend

antara lain dengan menggunakan metode analisis regresi

(regression analysis) atau metode rata-rata bergerak (moving -averages method).

2.5.1. ItctodaAnatisis f,,egr.esi

Deret berkala yang menunjukkan adanya trend yang

cenderung membentuk garis dapat dianalisis dengan metode regresi.

Model matematik yang digunakan tergantung dari kecenderungan

bentuk garis trend. Model-matematik untuk analisis regresi akan

dijelaskan pada Bab III. Dari trend yang dihasilkan mungkin dapat

menggunakan lebih dari satu persamaan regresi. Batas daerah

kepercayaan dan besarnya korelasi dari garis trend dapat ditentukan

dari persamaum regresi yang diperoleh. Model matematik yang

mungkin dibentuk oleh sebuah trend dapat di lihat sub bab 3.2.

108

2.5.2 ltfctodc nlstg,-frata Bet|gg/rleh

Deret berkala yang menunjukkan adanya trend sekular yang

cenderung tidak menunjukkan model matematik untuk analisis

regresi, maka gerakan dari deret berkala tersebut dapat diperoleh

dengan cara mengratakan kurva deret berkala yang bergelombang.

Tujuan dari pengrataan itu adalah untuk mengurangi pengaruh dari

variasi acak ataupun variasi musim bahkan sebagian dari sikli,sehingga diperoleh kurva yang lebih mudah untuk menafsirkan

penomena hidrologi yang terjadi.

Metode yang sering digunakan untuk mengratakan deret

berkala yang bergelombang adalah rata-rata bergerak. Cara

menghitung rata-rata bergerak adalah dengan menghitung nilairala-rata (mean) dari berbagai nilai untuk periode waktu tertentu.

Misal nilai dari variabel hidrologi itu merupakan deret berkala :

X,, Xz, Xr, ... , Xn

Nilai rata-rata untuk periode waktu tertentu, misal m = 3, yaitu

deret berkala taraf 3, sehingga deret berkala tersebut mempunyai

nilai rata-rata bergerak Yr, Yr, ..., Yn-,, yang dapat dihitung dengan

persamaan berikut ini :

b, X, + bz Xz +br X:-- J

br Xu + bz Xr +b3 Xa'5

v - br Xn-z * bz Xn-r * bs Xnrn-l

3(2.8)

Dari persamaan (2.8), nilai b,, b2, b, adalah faktor penimbang yang

kalau dijumlahkan nilainya: rn : 3. Oleh karena itu secara umum

dapat dinyatakan :

m

Xb, =tni=l

(2,e)

Umumnya nilai m digunakan bilangan gnnjil, rnisal m - 'l alatt ttt -

Page 59: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

104

5. Apabila nilai b, : b2 = b, + ... : bi : i, maka disebut dengan

rata-rata bergerak sederhana (simple moving averages). Apabila

nilainya tidak sama dengan satu disebut dengan rata-rata bergerak

tertimbang (weighted moving averages) dan kurva yang dihasilkan

lebih halus jika dibanding dengan kurva rata-raia bergerak

sederhana. Nilai Y,'yang dihitung dari persamazm (2'8), harus

berpasangan dengan nilai X yang terletak ditengah-tengah dari'rrilai-nilai X yang dihitung.

Tabel2.6 Data Curah Hujan dan Sedimen DPS Progo - Kranggan'

No. Tahun Curah Hujan(mm)

Sedimen(torr/th/km'])

:l

;l9

l0llt2

l3

l4l5l6t7

l8l920

966n967

967/1968

968n969

96911910

970n97t

97U1972

97211973

9731r9',74

9741t975

975/L976

97611977

.97711978

,97811979

t97911980

r980/1981

r98l/1982

t98211983

1983/1984

r984/1985

r98s/1986

2399,32

2603,80

3661,45

2531,16

2745,03

2538,58

2160,88

3164,18

3298,64

3020,09

2333,61

2600,29

3783,39

3258,91

2422,15

3265,1 8

t832,93

2770,83

2943,39

2607,76

559,209

407,985

328,293

190,723

284,250

259,386

174,816

325,692

344,641

548,544

250,821

212,060

1473,191

587,25t

258,467

270,637

225,765

348,127

258,453

223,787

Sumber : Fety.S, 1992.

Keterangan :

Tahun 1977/1978 - 1979/1980 dimulai usaha pengelolaanDPS, meliputi pembuatan teras 38,95 ?5 dan usahapengelolaan yang lain seperti : penanaman, saluranpembuang, unit percontohan meliputi * I0 % dari luas DPS(Fety S, 1992).

Tabel2.7. Perhitungan Rata-rata Bergerak Data Tabel 2.6Taraf 3.

106

III

{

No. Tahun Curah Hujan(mm)

Sedimen(tor/th/km2)

l.2.

J.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

I l.12.

13.

14.

15.

16.

t7.

18.

19.

20.

19661967

1968

1969

1970

t97t1972

t973

1974

1975

t976

tgT7

1978

1979

1980

l98l1982

1983

1984

1985

zss8, t s

2932,14

2979,21

2604,92

2481,48

2621,20

2874,55

3160,97

2884,1 I

2651,33

2905,75

32l4,lg

3 154,8 I

2982,09

250;6,75

2622,99

2515,72

2773,99

431,814

308,985

267,756

244,786

239,484

253,298

281,716

406,292

3 81,335

337,142

645,357

757,501

772,970

372,118

251,619

281,506

277,444

276,789

Sumber : Perhitungan Datn 'l nbcl 2.6.

Page 60: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

e8B

7

+

Tdl

fl T

llf'

w'o

t

TA

I{U

X

Gam

bu 2

.4.

Cur

ah H

uian

fun

Sed

imen

DP

S K

'Pro

go' K

rang

gan

SE

DIM

EN

CU

RA

H H

U.J

A'{

800

I E

500

!- .E 5E €o Eg

4oo

-f z- l!- =<

ctE

aD iY M

t Io

-.--

"'---

---\

:

o {G

amba

r 2.

5. R

ata-

Rat

a B

erge

rak

Dat

a T

abel

.2.7

.

Page 61: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

I08

L'onloh 2.6.

lirhe I 2.6, menunjukkan data hasil penelitian Fety.S, 1992,rrrahasiswa Fakultas Geografi-UGM, yaitu data curah hujan dan

scdimen dari DPS Progo - Kranggan, Propinsi Jawa Tengah tahun

196611967 - 1985i1986, selama 20 tahun. Tahun 1977/1978 -197911980 dimulai usaha pengelolaan DPS, yang meliputipembuatan teras 38,95 Yo dm usaha pengelolaan lainnya yang

meliputi a l0 % dari luas DPS 411,670 km2. Gambar 2.4,

menunjukan kurva curah hujan dan sedimen, dari data deret berkala

tabel2.6. Dari gambar 2.4 temyata tidak mudah untuk melihat trendhubungan antara curah hujan dan sedimen. Tentukan nilai rata-rata

bergerak sederhana dengan nilai m: 3 (taraf3).

Jawab Contoh 2.6 iData tabel 2.6, dihitung berdasarkan rumus (2.8) dan hasilnya

tercantum pada tabel 2.7 dart gambar 2.5.

Dari gambar 2.5, temyata trend curah hujan dan debit lebih mudah

diinterprestasi dibanding dengan data gambar 2.4. Secara umum

dapat diketahui bahwa trend sedimen selalu mengikuti trend curah

hujannya. Apabila trend curah hujan naik, maka trend sedimen naik,

begitu pula kalau trend curah hujan turun selalu diikuti oleh

turunnya sedimen.

Kenaikan sedimen yang cukup besar selama dimulai pengelolaan

DPS 197711978 - 197911980, karena pada tahap awal pengelolaan

ini tanah yang baru diolah (untuk pembuatan teras ataupun

penanalnan) masih mudah tererosi oleh air hujan. Setelah usaha

penanaman mulai tumbuh, maka laju erosi mulai berkurang dan

sedimen jrga mulai berkurang (mulai tahun 1980/1981

I 985/l 986) (Fety.S, 1992).

2.6 MEIITBANCK'TKAN DATA SINTET'K

I0t,

hidrologiwan, termasuk di Indonesia, adalah kekurangan data,misalnya dalam analisis peluang, dari suatu banjir ataupunkekeringan, datanya masih sangat terbatas. Dengan hanyamenggunakan data dari deret berkala yang rekaman datanya hanyamenghasilkan 15 atau 25 buah data debit puncak banjir, maka jelaskurang sesuai untuk memperkirakan debit puncak banjir yang harusmeliputi periode ulang 100 tahun.

Dengan keadaan data yang sangat terbatas, maka diperlukancara untuk memperoleh rekaman data yang lebih banyak jumlahnya.Dengan menerapkan cara membangkitkan (gener at ing t e chnique s),(ada pula yang menyebut cara menangkarkan) maka akan diperolehdata deret berkala buatan (artificially generating time series). Adapula yang menyebui data siritetik (synthetic data-generating). Agarjangan dicampur adukkan dengan istilah data simulasi (simulateddata), yaitu data keluaran sebuah perhitungan model, meskipun datasintetik dapat sebagai data masukan model.

Maksud dari pada mendapatkan deret berkala buatan adalahuntuk memperpanjang rekaman data sehingga mempunyai beberapaalternatip dalam hal analisis teknis ataupun ekonomis dari suatuproyek sumber daya air. Pada dasar nya deret berkala buatan dapatdianggap sebagai sampel dari suatu populasi. Dalam hal ini datahistoris runtut waktu hasil pengamatan lapangan dianggap sebagaipopulasi.

Sembarang deret berkala dapat mengandung beberapaunsur, yaitu : trend, periodik dan stokastik. Komponen trend danperiodik mempunyai sifat pasti (deterministic), oleh karena tidaktergantung waktu. Komponen stokastik (stochastic) mempunyuisifat stasioner dan tergantung waktu. Mempunyai sifat stasiorrcrberarti sifat statistik dari sampel tidak berbeda dengan sifat statistihpopulasinya. Unsur stokastik dapat mengandung unsur acitk tlnlrkorelasi/dapat pula tidak. Mengandung unsur korclasi bcnu'tr trrrlrnilai dalam derct bcrkala dipcngaruhi olch rrilli virrli lt'r lnrlisebelunrnya. Misalrrvl rlchil srrngai di srrltrr pos rlrrllrr ,rrr \.urEicr-jadi hari ini bcsurrrvlr tlrPe ngnpulti olclr tlclrrt \ julll lr,r lrrrllkctllaritt dan Irtrutgkitt tlipt'rr1t;rrrrlri olclr tlchit r lrrrli lt'r;,rrlr lrrl r lrrrt l

Salah satu masalah )'ang umum dihadapi oleh para

Page 62: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

110

sebelumnya. Oleh karena itu pada unspr stokastik, unsur acak dankorelasi harus dipisatrkan aan dinilai.

Metode stokastik yang digunakan dalam membangkitkanderet berkala buatan umuurnya hasilnyq akan dapat memuaskanapabila pertambahan waktunya secar.a tahunan atau bulanan. Untukpertambahan waktu harian atau rningguan akan dapat diperolehhasil yang memuaskan apabila dilakukan dengan memasukan unsurfisik DPS dan atau menggunakan data dari variabel hidrologi yanglain.

Dalam buku ini, hanya akan disajikan cara membangkitkar/menangkarkan data dcrct berkala buatan atas dasar pertambahanwaktu tahunan. Banyak mctode )ang clapat digunakan, akan tetapihanya akan disajikan 2 (dua) metode, yaitu :

I). penggunium tabel bilangan acak.2). penggunaan proses Markov.

Perhitungan dalam pengguniuut kedua metode tersebut dapatdengan kalkulator, tanpa harus' dengan progftlm komputer,sedangkan metode lainnya perlu menggunakan program komputer.

Perbedaan anggapan dalam menggunakan kedua metode tersebutadalah:

1). penggunaan tabel bilangan acak, berarti bahwa tiapnilai dalam rangkaian deret berkala buatan tidaktergantung nilai sebelu6nya. Oleh karena itu sampelyang diperoleh mempunyai sifat acak. Disarankanuntuk digunakan dalarn inembangkitkan deret berkalabuatan dari data yang nilainya terbesar, atau terkecil,misal debit puncak banjir terbesar atau debit minimumterkecil.

2). proses Markov merupaft6 suatu proses dimana setiapperistiwa hanya tergqnfimg pada kejadian yangmendatruluinya. Penggunan proses Markov mempunyaiarti bahwa tiap nilai dalam rangkaian deret berkala

lll

buatan tergantung secara langsung dengan nilai yangterjadi sebelumnya.

Deret berkala dari rangkaian data dengan pertambatranwaktu tahunan dapat dipandang sebagai rangkaian data dari suatuvariabel bebas atau dapat pula dipandang sebagai rangkaian datastokastik, oleh karena itu untuk membangkitkan data deret berkalabuatan data tahunan misal volume aliran tahunan, debit puncakbanjir tahunan, dapat menggunakan tabel bilangan acak atau prosesMarkov.

Rangkaian data deret berkala dengan pertambatran waktubulanan tidak dapat dipandang sebagai variabel. bebas, misal, debitbulan ini, besarnya sangat tergantung dari debit bulan yang lalu,bahkan mungkin bulan-bulan sebelumnya, oleh karena itu untukmembangkitkan data deret berkala buatan data bulanan sebaiknyadigunakan proses Markov, tidak dengan tabel bilangan acak.

2.6.1. I$cnggunehan Tabel Bilengan AcehProsedur penggun&m tabel bilangan acak sangat sering

dilaksanakan oleh para hidrologiwan. Tabel II-1, pada bagian akhirbab ini, menyajikan contoh dari tabel bilangan acak. Dari tabelbilangan acak, kelihatan bahwa setiap nilai bilangan acakmempunyai 4 digit desimal acak, sebagai contoh dari tabel II-1,bilangan acak yang pertama adalatr 0222, berarti 0,0222 atau 2,22% sebuah sampel acak dari peluang kumulatip (cummurativeprobability).

Dari tabel II-1, dapat dipilih bilangan acak. Cara memilihbilangan acak adalah dengan menutup mata serta memegang pensil,Angka sembarang yang ditunjuk menggunakan pensil dengan mnrntertutup dipilih sebagai bilangan acak pertama. Bilangun ucnkselanjutnya dilakukan dengan memilih bilangan dari posisi hilnrrgarracak pertama kearah kanan (dari kiri - ke kanan) atau kc urulr hawnlr(dari atas - ke bawah). Banyaknya bilangan acnk y'rrg rriprltlr

Page 63: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

tt2

tcrgantung dari jumlah nilai deret berkala buatan yang akan

cl i ban gkitkan/ditangkarkan.

Contoh 2.7.

'fabel 2.8, menunjukkan data debit puncak banjir DPS Citarum -

Nanjung, tahun 1918 - 1934 dan tahun 1973 - 1985, jumlah 30

tahun. Apabila data tersebut dianggap berasal dari populasi yang

mengikuti distribusi normal dan mempunyai sifat statistik stasioner,

tidak menunjukkan adanya trend dan bersifat acak, tentukan deret

berkala buatan/sintesis sehingga jumlah datanya mencapai 50 buah

dan kemudian tentukan pula persamarm distribusi normalnya.

Jawab Contoh 2.7. z

Tabel 2.8 Debit Puncak Banjir DPS Citarum - Nanjung'

ll;

Dari tabel 2.8. maka diperoleh persamaan debit puncak buniir

distribusi normal (lihat sub bab 3.3.1, jilid I) :

X=XtS.kX=286,20 * (55,56). k

Nilai bilangan acak dipilih dari tabel II-1. Misal, bilangan acak ke Iterletak pada kolom ke 2, baris ke l0 dari tabel II-1, halaman ke l,yaitu 3291. Baca nilai bilangan acak selanjutnya sebanyak 20 buah,

dari bilangan ke l, ke arah bawatr pada kolom yang sama. Nilaibilangan acak merupakan rangkaian peluang kumulatip yang dapat

ditrans- formasikan kedalam rangkaian acak dari variabel X.

Transformasi atau pengalih-ragaman dapat dilaksanakan dengan

salah satu cara sebagai berikut :

secara langsung dari persamaan distribusi yang telatt

diperoleh.dari gambar kurva persamaan distribusi yang telatr

diperoleh.

Untuk contoh ini, digunakan cara yang ke 1, yaitu dengan

menstransformasikan besamya peluang kumulatip setelah ditentu-

kan nilai k. Tabel 2.9, menunjukkan nilai bilangan acak dengan

pasangan nilai k. Penentuan nilai k dapat menggunakan tabel 3.3

(ilid I), atau lebih lengkapnya ditentukan dari tabel Wilayatr Luas

Dibawah Kurva Normal dari data pada tabel II-2. Nilai bilangan

acak ke I, adalah 3291, dari tabel II-2, untuk menentukan nilai kdengan cam menghitung peluang I - 0,3291 : 0,6709, dan nilaisebesar 0,6709 itu berpasangan dengan nilai k : * 0,44. Dari tabel

II-2 nilai k ditulis dengan t. Hasil selengkapnya untuk n : 20,ditunj ukkan pada tabel 2.9 .

l).

2).

269

323

364

247

290

302

301

284

276

261

303

335

320

1973

1974

1975

r976

19',77

1978

1979

1980

l98lr982

1983

1984

I 985

18.

19.

20.

21.

22.

23.

24.

25.

26.

27.

28.

29.

30.

244

217

285

261

295

252

275

204

208

t94256

207

354

445

350

336

320

l9l8l9l9r920

t92l1922

1923

1924

1925

1926

t927

1928

1929

I 930

193 I

1932

l 933

1934

Sumber : 'Iabet 3.8. (buku jilid I, judul sama)

Page 64: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

tt4

Tabel 2.9. Nilai Peluang dan k yang dipilih dengan acak.

No. Peluang k No. Peluang k

l.2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

3291

0462

5888

1983

3547

8218

5865

8923

6562

9815

+ 0,44

+ 1,67

- 0,22

+ 0,85

+ 0,37'-

o,g2

- 0,22

- 1,24

- 0,41

- 2,29

4148

0224

8756

2510

1403

9340

0466

9882

9355

9755

+ 0,21

+ 2,21

- l,l6+ 0,67

+ 1,08

- 1,50

+ 1,67

_ ))1

- 1,52

- 1,97

Sumber: Tabel II-l dan II-2.

Tabel2.lO Deret Berkala Buatan Debit Puncak Banjir DPS

Citarum-Nanjung.

No. Debit (X)

m'/det

No. Debit (Em'/det

I

2

3

4

5

6

7

8

9

l0

312

379

274

333

307

235

274

217

263

159

[.12.

r3.

t4.

I5.

r6.

17.

t8.

t9.

10.

299

409)))323

346

203

379

160

242

177

Sumber :Perhitungan X=286,20 + (55,56) k, dengan nilai k tabel 2.9.

Tabel 2.10, menunjukkan deret berkala buatan dari debit puncak

banjir DPS Citarum - Nanjung, sehingga apabila datanya digabung

dengan data tabel 2.8 jumlahnya sudah mencapai 50 buah. Debit

I 116

puncak banjir dari tabel 2.10, dari setiap nilai mempunyai peluang

yang sama untuk terjadi kapan saja secara acak sebagai debitpuncak banjir terbesar tahunan. Nilai pada tabel 2.10, dihitungberdasarkan persamuuul dari data tabel 2.8 :

X:286,20 + 55,56 (k)

dengan nilai (k) dari tabel 2.9, apabila data tabel 2.8 dan 2.10

digabung maka diperoleh data debit puncak untuk 50 tahun data.

Untuk n : 50 tahun, diperoleh X : 281,18 m3/det, mempunyai

selisih 1,78 oh dengan data 30 tahun dengan *.:286,2 m'ldet dan S: 63,14 m'/det. Sehingga persamuuxr debit puncak banjir daridistribusi normal untuk 50 buah data menjadi :

X:281,18 + 63,14 (k)

Persamaan itu dapat digunakan untuk menaksir debit puncak banjirhingga periode ulang 100 tahun dengan nilai (k) dari tabel 3.3 bab

III, jilid I, sedangkan persamaan dari tabel 2.8, hanya sampai 60

tahun. Perkiraan debit puncak banjir hanya disarankan sampai

periode ulang sebesar 2kali lama ketersediaan data.

2.6.2. Itenggunahan Proses ltqskooMenggunakan proses Markov adalah menggunakan model

auto-regresif tahunan. Model yang paling sederhana adalah modelMarkov - Chain, yang dapat dirumuskan sebagai berikut :

X; : r(X1-1)+(l - [ X + (S) (t) (1-r2)]

Keterangan:

(2.10)

: debit tahunan pada tahun ke t, : debit tahunan padatahun ke t-l

debit rata-rata tahunan dari pengamatan

deviasi standar dari pengamatan

koefi sien Markov-Chain, nilainya berkisar antaru

0,20 - 0,30, umumnya digunakan nilai 0.25

variat acak dari distribusi normal dcngun ruttt-rttltt

0 dan deviasi standar: I,0.

xixi_

xS

f

t" :

Page 65: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

I l(i

Apabila nilai X , S dan f telah ditetapkan maka membangkitkan

deret berkala buatan untuk n tahun dapat dilakukan. Nilai t dapat

dibaca dari tabel II-3, pada bagian akhir Bab II ini. Nilai n

umumnya kurang dari 100 tahun, jadi lebih pendek dari pada

menggunakan tabel bilangan random. Banyak peneliti mendapatkan

bahwa pembangkitan- data aliran dengan menggunakan distribusi

normal merupakan metode yang paling efektip. Nilai r, merupakan

angka koefisien korelasi serial lag-1. Perhitungan persamaan (2.10)

dapat dilakukan dengan menggunakan tabel nilai acak yang

ditunjukan pada tabel II-3, bagian akhir bab II.

Untuk mendapatkan deret berkala buatan dengan pertambahan

waktu bulanan dapat digunakan persamaan :

X,, : Xr * t,* (Xi-,^;-, - Xi-,) + tiJ (Sj) (l - rj'?)l (2'l l)

Subskrip j, menunjukkan jumlah bulan, untuk sintesis bulanan, jbervariasi antara | - 12. Subskrip i, menunjukan jumlah tahun,

mulai 1 sampai n tahun. Nilai Il adalah koefisien korelasi serial

antara xi d* 4-r.Nilai S; dan S,-r adalah deviasi standar dari debit

yang diamati untuk bulan ke j dan ke j-1. Nilai fu adalah variat

acak dari distribusi normal dengan tata-rata: 0 dan deviasi standar

= 1,0'

Persamaan (2.11) dapat digunakan setelah nilai X, S dan t.

untuk setiap bulan ditentukan. Nilai ({-1;-,), merupakan nilai awal'

yang ditentukan dari suatu pemisalan, dapat ditentukan secara acak

dari rangkaian data yang telah diamati, atau ditentukan dari suatu

nilai debit pada permulaan musim hujan. Berikut ini disajikan

contoh membangkitkan data hidrologi untuk data tahunan,

menggunakan persamaan (2. I 0).

Contoh 2.8.

Tabel 2.11, menunjukkan data debit total fiuta m'; dari nfscikapundung - Gandok selama 23 tahun, tahun 1958 - 1985.

Dengan menggunakan model Markov - chain, tentukan peramalan

117

debit total tahunan sehingga deret berkalanya n : 50 buah dan

tentukan persamium distribusinya.

Tabel 2.1 I Debit Total DPS Cikapundung - Gandok Tahun

1958 - 1985.

No. Debit (X)

Juta m'ldet

No. Debit (x)Juta m3/det

89, I

41,6

99,2

l0t,7

83,6

68,5

45,2

77,8

97,8

65,0

73,0

83,8

132,4

14.

t5.

16.

17.

18.

19.

20.

2t.22.

23.

84,6

9l,lI l4,l90,0

149,4

78,6

97,4

121,0

125,0

109,0

N = 23, X = 92,l6jutam3, S :25,95jutam3

Sumber : Tabel 3.4. jilid L

Jawab Contoh 2.8 z

Dari tabel 2.11, diperoleh X :92,l6juta m3 dan S :25,95juta m3.

1). Cara ke I :

Apabila diperkirakan nilai f :0,25, maka model Markov -

Chain untuk data tabel 2.ll :

I

Xi : r CXi-r) + (l - r) X + (S) (t) (l - rz;z

X,:0,25(X,-,) + 0,75 (92,16) + (25,95)(t) (0,9375)l

Page 66: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

118

X, :0,25 (Xi-,) + 25J2 (t) + 69,12

'l'abel 2.12 menunjukkan hasil debit sintesisnya.

2). Cara ke 2 z

Debit sintetik pada kolom 6 tabel 2.12 dihitung berdasarkan"anggapan" bahan nilai koefisien korelasi serial sebesar 0,25, yangsebetulnya nilai itu dapat dihitung berdasarkan data debitpengamatan. Berikut ini akan disajikan cara simulasi data debittabel 2.1l, dengan cara menghitung nilai f dari data pengamatan,bukan dianggap I- : 0,25, dan hasilnya dapat dibandingkan (tabel2.12 dengan tabel 2.14).

Apabila diperhatikan nilai I'. dari pcrsiunaan (2.10),merupakan koefisien korelasi serial lag-1, ini berarti debit tahunanyang terjadi pada tahun ini nilainya tergantung dari debit tahunandari tahun lalu. Nilai koefisien korelasi serial lag-1, dari suatu debitberkala dapat dihitung dengan persimaum :

fr = (2.t2)

lle

I'abel 2.12 Data Debit Total Sintetik DPS Cikapundung - OarrdokModel Markov - Chain. DistribusiNormal.(koefisien korelasi serial dianggap : 0,25).

[l ,,- *(ii . )']"[3 ,i- *(I ,,)']

No Y,- t 0,25 X,- t t 25,12 t + 69,12 xi

I ) 3 4 5 6=3+5I

2

J

4

5

6

7

8

9.

l0

ltt2.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

21.

22.

23.

24.

25.

26.

27.

92. I 6*)

61.76

65,21

98.23

98,44

52.03

r26,08

r 10,93

I t4,43

153,23

r 3 8,56

93.71

85,75

94,92

90,8 r

136.28

109.72

68.9 r l

I

1t3.46 I

1 03,76 I

66.42 I

54,.32 I

82,19 I

100,21 I

r r0,49 I

I 1s,58 I

g4,gg I

23,04

15,44

r 6,30

24,55

24,61

r3,00

3 r,52

27,73

28,60

3 8,30

34,64

23.42

2t,43

23,70

22,70

34,07

27,43

17,22

28,36

25,94

16,60

13,58

20,54

25,05

27,62

28,99

23,74

- l,2l- 0,77

+ 0,51

+ 0,19

- r,66

+ 1.75

+ 0,4 I

+ 0,70

+ 2.21

+ 1,24

- 0,40

- 0,27

+ 0,1'l

- 0,08

+ 7,77

+ 0,26

- l,l0+ 1,08

+ 0,25

- l,l4- 1,25

- o,o2

+ 0,42

+ 0,65

+ 0,75

- 0,12

- 0,23

38,72

49,77

81,93

73,89

27,42

I13,08

79,41

86,70

124,63

100,26

59,07

62,33

73,39

67,11

I13,59

75,65

41,49

96,24

75,40

40,48

3',1,72

68,61

79,67

85,44

87,96

66,10

63,34

61,76

65,21

99,23

98,44

52,03

126,08

110,93

114,43

153,23

138,56

93,71

85,75

94,92

90,91

136,29

109,72

6g,gl

113,46

103,76

66,42

54,32

82,19

100,21

110,49

I15,58

94,99

87,08

Untuk koefisien korelasi serial lag-k dapat dihitungpersamaurn:

t (x,xx*u,- *(:i, )(t,,*,)

Persamaan 2.12, dapat disederhanakan menjadi :

i (r,)(x,.,)- *(3 ,,)(I ,,)

[$,, - *($ *,)']-'[P, xi- *(,8, ,,)']

dengan

I-l = (2.13)

Sumber : Perhitungan data tabel 2.1 l.Catatan : . nilai kolom 4, dari tabel II - 3, dipilih secara acak.

. nilai kolom 6, debit sintesis (uta mr).

. nilai I- : 0,25 dan *) = dianggap sama dengan nilai rata-rata tabel 2. I l.

(2.14)

Page 67: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

r20

Tabel 2.13

Dari perhitungan data tabel

f,: r(X,)(X,.,)i=l

Perhitungan koefisien Korelasi Lag-lDebit Tahunan DPS Cikapundung - GandokTahun 1958 - 1985

121

L= I (Xi)r-l

i,: I (X,)

= 2009.10

= 2029.00r=l

f.: IX,,--(I ,)'f4: tg7gg3,rt - *.(2009,10), = 14517,62

f-- $v:-, f'S \r'') t-rn'- -,,-t tt*t)

fr=209874,85-+ eo2g), = 14g06,9022

Dari persamaan 2.14 :

r, - *(rrXr,)'- /

-\/ -\(jf. lIJf,)1 87 47 3, % - +QOog, r})(202s)

( I4sr ?, 3s ) ( vq4so6,to )I_r:0.1 I

Dengan demikian model Markov lag-l untuk data tabel 2.11, dapatditulis sebagai berikut :

X, :fr (Xi-r)+(1 -I-,)X+(S)(t)

2.r3.

: 187471,93

X, : 0, 1 I (Xi-r ) + (0, 89) (92,16) + (25,95) (t) l\,rg:^Xi : 0,1 I (xi_r) + 24,79 (t) + 82,02

Tabel 2.14. nrenunjukkan data debit sintesik dan ba,cringkandengan hasil pcrhitungan padatabel 2.12.

No x, xi xi X,(X,,) X,, X,,

I

2

J

4

5

6

7

8

9

t0

1t

12

l3

t4

15

l6l7

l8

l920

2t

22

23

89, I

41,6

99,2

101,7

83,6

68,5

45,2

7'l ,8

97,8

65,0

73,0

83,0

132,4

84,6

9l,lI t4,l90,0

149,4

78,6

97.4

121,0

125,0

109,0

89, I

41,6

99,2

101,7

83,6

68,5

45,2

77,8

97,8

65,0

73,0

83,0

t32,4

84,6

9l,ltt4,t90,0

149,4

78,6

97,4

121,0

125,0

41,6

99,2

101,7

83,6

68,5

45,2

77,8

97,8

65,0

73,0

83,0

132,4

84,6

9l,lll4,l90,0

149,4

78,6

97,4

121,0

125,0

109,0

3706,56

4126,72

10088,64

8502,12

5726,60

3096,20

3516,s6

7608,84

6357,00

4745,00

6059,00

10989,20

t1201,04

770',7,06

10394,51

10269,00

13446,00

t1742,84

7655,64

11785,40

15125,00

1362s,00

7938,81

1730,56

9940,64

10342,89

6899,96

4692,25

2043,04

6052,84

9564,84

4225,00

5329,00

6889,00

17529,76

7 r57 ,16

8299,21

13018,81

8100,00

22320,36

6177,96

9486,76

14641,00

1562s,00

I1881,00

7938,81

1730,56

9840,64

10342,89

6899,96

4692,25

2043,04

6052,84

9564,84

4225,00

5329,00

6889,00

17529,76

7157 ,16

8299,21

13018,81

8100,00

22320,36

6177,96

9486,76

14641,00

15625,00

x 2118,1 2009,1 2029 t87473,93 209874,85 197993,85

Sumber : Data Tabel 2.1 l.

Page 68: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

122

'l'abel 2.14 Data Debit Total Sintetik DPS Cikapundung -

Gandok Model Markov, Distribusi Normal.(koefisien korelasi serial dihitung = 0,1l).

Sumber : Perhitungan data tabel 2. I L

Catatan : - nilai kolom 4, dari tabel II - 3, dipilih secara acak.- nilai kolom 6, debit sintesis (uta m3)

- nilai I' = 0,1 I (dihitung dari data pengamatan).

. *) dianggapsamadengannilairata-ratadebittabel2.ll

t23

Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa dari data tabel 2.llyang merupakan data pengamatan dan hanya mencakup data runtutwaktu selama 23 tahun akan mempunyai pers.miuur distribusinormal :

X:92,16 + 25,95 (k)

Persamaan tersebut, walaupun hasil dari pengamatan di lokasi posduga air DPS cikapundung - Gandok hanya dapat digunakan untukrhemperkirakan debit total tahunan sampai periode ula g 2x23tahun, katakan sampai 50 tahun saja.

Apabila data tabel Z.ll, yang merupakan data pengamatandigabung dengan data tabel z.l2 dingan nilai koefisien korelasiserial lag-L = 0,25 yang merupakan data sintetik maka jumlahdatanya akan menjadi 50 tahun. Gabungan data tersebut akanmempunyai nilai rata-rata, *. :94,9}juta m3 (mempunyai selisih2.,99. Y: dengan nilai pengamatan n : 92,16 juta m)- dan nilaideviasi standar S : 25,39 juta m3 (mempunyai selisih Z,l5 yo

1:"*.T data pengamatan S :2i,95juta mi), sehingga pers:rmiumdistribusi normalnya akan menjadi :

X= 94,92 + 25,39 (k)

Apabila data tabel 2.11, yang merupakan data pengamatandigabung dengan data taber 2.r4 dengan nilai koefisien korelasiserial lag-l : 0,1I yang merupakan data sintetik maka jumlahdatanya akan menjadi 50 tahun. Gabungan data tersebut akanmempunyai nilai rata-rata, X : 94,97 juta m3 (mempunyai selisih

?,04 o/: dengan pengamatan) dan nilai deviasi standar, S : 25,44juta m3 (mempunyai selisih l,96 yo dengan pengamatan), sehingga

persamaan distribusi normalnya menjadi :

x:94,97 + 25,44 (k)

l.)ari kcdua persamiuur distribusi normar yang rcr'khir dapattligttttakln untuk memperkirakan dchit total lulrurran I)lrs{'ikrtp,.tlu.g - Gandok sampai periodc ulung 2 x 50 rulrun r00

No X,_, 0, I I Xi_l t 25,79 t + 82,02 X,

I 2 3 4 5 6:3+5I

2

J

4

5

6

7

8

9

l0ll12

l3

t4

l5l6t7

l8t9

20

2l22

23

24

25

26

27

92,16,1

60,94

68,86

102,74

98,09

49,99

132,64

1 07,1 8

I I 1,85

152,79

130,74

86,08

84,51

95,69

go,4'7

137,61

103,85

75,02

117,02

101,33

63,75

56,79

99,09

103,75

I 10,19

120,68

92,19

10,13

6,70

7,57

r 1,30

10,79

5,49

14,59

I 1,78

12,30

16,75

14,38

9,46

9,29

10,52

9,95

15,13

11,42

7,t5

12,87

1 I,14

7,01

6,24

10,90

I1,41

12,12

13,27

10,14

- t,2l- 0,'17

+ 0,51

+ 0,19

- 1,66

+ 1,75

+ 0,41

+ 0,70

+ 2,21

+ 1,24

- 0,40

- 0,2'7

+ 0,17

- 0,08

+ 1,77

+ 0,26

- l,l0+ 1,08

+ 0,25

- l,l4- 1,25

- 0,02

+ 0,42

+ 0,65

+ 0,75

- 0,12

- 0,23

50,81

62,16

95,17

86,79

39,20

127,15

92,59

100,07

I 39,01

l13,99

71,70

75,05

86,40

79,95

127,66

88,72

53,65

109,87

88,46

52,61

49,79

81,50

92,85

98,78

108,56

78,92

76,06

60,94

68,86

102,74

98,09

49,99

132,64

r07,t8

I I1,85

152,29

130,74

86,08

84,51

95,69

90,47

137,61

103,85

65,0',1

117,02

101,33

63,7s

56,79

99,09

103,75

I 10,19

120,68

92,19

86,22

Page 69: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

E

L24

tahun, dengan nilai (k) dari tabel 3.3 Bab III, buku jilid I, judulsama.

Apabila dalam perhitungan debit sintetik diperoleh nilaidebit negatip, maka nilai tersebut hanya dipakai untukmembangkitkan debit sintesis berikutnya, setelah itu nilai negatiptersebut dibuang, tidak digunakan. Dengan demikian debit negatiptidak boleh digunakan sebagai hasil simulasi.

Hal yang harus diingat bahwa data debit sintetik dari deret

berkala buatan, dengan cara membangkitkan atau menangkarkan(menggenerasikan) tidak dapat memperbaiki kualitas datapengamotan tetapi hanya diharapkan dapat memperbaiki kualitasdari suatu desain yang dihitung dari data tersebut. Setiap nilai debitsintetik, seperti yang ditunjukkan pada kolom 6 tabel 2.12 dankolom 6 tabel 2.14 mempunyai peluang yang sama untuk terjadisecara acak kapan saja, terjadinya tidak harus berturutan.

Dengan demikian dapat dimengerti, ymg dimaksud datasintetik (synthetic data) adalah data yang dihasilkan darimembangkitkan deret berkala buatan oleh analisis stokastik. Danagar tidak dicampur adukkan dengan istilah data simulasi(simulated data), yaitu data yang dikeluarkan oleh perhitungansebuah model. Data simulasi itu dapat saja dihasilkan dariperhitungan menggunakan data sintetik.

t25

Tabel II - 1 Tabel Bilangan Acak

0222 8st9 4874 5524 8969 l5s3 0020 8848 9508 004785?6 3451 4044 6293 6599 7264 0934 0lt3 09.14 90650088 9679 3824 7'100 1091 4743 4382 7167 4990 37096429 8185 5047 3650 9l19 09ts 9875 6058 3315 51449403 8004 2149 s49t 7785 0045 6823 1294 2144 3688

4228 52't1 0641 1747 473t 5299 8982 228t 8655 9909092'7 s272 49ll 3093 3329 5417 5448 4742 0479 18645468 640't 8532 0596 5479 5't43 9697 3072 t2t9 4t7o2504 9229 Tlll 6410 4223 236'7 0ll9 2058 3593 394625s8 329t 9528 4236 9859 6632 l55l 4663 5710 8355

643s 0462 2487 448s 4568 4166 l9l7 1309 633? ls336r0s ss88 2501 t577 1290 6934 3693 s239 3623 59739893 1893 6s98 9904 7528 3005 t209 5'135 9015 98076t89 3541 1632 20t6 78s2 8237 2633 6742 lt93 35619440 8218 066t s467 0366 't682 9031 7190 1927 9785

5438 5865 27"tO 9357 5900 6356 1879 8552 2103 03l663'70 8923 7646 9770 0062 l53s 9742 4754 6060 78126158 6562 8t29 697t 9ss3 s369 2095 6660 s07o 2297sr68 9515 0564 4332 7403 4463 5238 6'.159 5669 ll14592s 4t48 64'19 6226 8786 9430 4154 2698 6138 6344

8s00 0224 6785 8810 3401 s453 2377 33tr 1968 13500146 8756 t9t9 t943 702s 2429 4822 4481 t54o 3323424t 25t0 8727 7728 0590 7303 9546 8882 2502 0so00357 t403 1780 4785 9449 8955 t02.1 1950 2037 o27tl89s e340 4s43 04s7 t703 f454 8391 6902 9072 9845

74I| 0466 6852 70n 9701 5536 6349 4268 8215 4864ll54 9882 6164 4050 4248 9684 8242 55t5 7214 90968s5l 935s 8963 4792 8842 0008 2t52 2728 7748 0242r99s 97s5 279t 1520 9625 4875 4995 8868 1609 66t77574 5598 3302 3699 lt84 o77t 4065 9554 otgo 1412

7670 1648 38t4 9474 0037 2488 2640 Os87 0t87 oo82t232 2829 t436 0942 2265 8540 7923 6ot8 5889 6095st94 6737 4050 74ll 5707 s490 5s50 7566 .1459

43345905 3838 3563 7t92 5161 0757 3315 4780 1472 67276t54 4795 2l8t 9954 8468 4946 0487 23tO %t8 3462

3988 r2l8 7869 6n7 4t02 8298 5715 8065 08t8 25812862 6703 4453 1536 1427 4796 3538 2907 8499 5lt41657 5834 2347 9609 3691 8286 6890 2161 5586 14t79908 0216 8053 3589 0664 s432 9697 74t9 3304 06706309 7060 9'725 37t7 72s2 3987 l5l5 9830 515,1 0642

Page 70: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

l2t'

Tabel II - 1 Tabel Bilangan Acak (lanjutan)

9760 1618 5502 '1266 6380 2t24 2023 l8l3 8471 8173403s 8660 4236 t267 tO64 9765 9618 4t67 599t 42752846 3s52 20'18 7237 ?378 53+2 9251 26t4.6135 49003016 5354 0938 0872 0392 8692 9144 9612 6834 30864628 t625 2440 9062 8578 1068 2614 ?807 4797 949t

3453 9374 3782 9368 5032 5681 1570 7854 3713 97309988 0859 1746 2625 3270 t362 7302 3458 46t8 89593157 057'1 5E49 1459 7789 3s73 5407 3065 5968 8298540s 4894 9427 7681 6816 9785 0380 4925 1037 4388

9236 574s 4795 4211 8648 0236 5036 3632 8538 0415

1455 6140 0347 7064 4247 2328 9385 7546 9655 51042'134 1789 7839's649 5022 s625 4806 8442 2148 s082t392 6326 ls86 7l3l 8034 8052 1928 0030 8800 07762586 3095 8076 2602 ts't1 3569 258t 97sl 1070 0155t2s2 t76t 3442 6917 9330 3540 8526 1850 6144 )t84

7000 4452 9570 7t7t 970t 2571 4270 8514 0418 28770143 t2t4 84',t4 070t 8604 3689 't422 4295 2862 t48t6496 6950 7922 7203 2536 2469 0013 2284 4982 50893448 7308 6208 1730 9956 0084 0972 6799 0442 27286468 1686 7563 0640 4522 4192 6185 5235 7t63 9273

3908 8440 r488 5852 0451 4698 3356 1460 8535 03482484 0t27 6221 ',1421 lTll 0366 6800 0lt4 3301 't5193399 8071 6t02 7517 4082.43t6 3983 4509 t23't 78223002 1947 9298 077? 6162 5826 2733 ?782 4381 t7560734 t204 54t8 t279 0968 4035 3589 3544 3l7l 9788

4303 lr35 3245 666t 3080 9053 5074 1388 8l3l 2083l50l 1874 9319 9429 8426 t46't 7415 t816 2694 44976409 9389 674t 3972 8315 2265 4963 6686 9499 8130396t 0431 2963 2513 9949 fi20 6805 1961 1242 43288537 2881 7966 5675 6325 1059 5885 5122 t74l 9433

4987 9830 2829 9413 46tt 2061 0357 2952 6800 98272445 s833 2999 2955 3tt2 8'n4 1803 0332 3t39 98815225 t90t 7433 7538 5469 6983 0758 8358 0217 59755357 3944 0474 0843 6688 4650 'il55 9072 7628 88t17905 3856 4732 0807 0477 27tO 3449 5771 7982 9096

9698 4215 1569 l3ll 7061 0298 2423 3837 9870 69910159 3916 8926 2559 7602 938't 6933 3l2l 79ts 57643t)5 6263 4661 5703 0175 3586 9614 399t 284t sO231288 7418 lt96 l3ll 8349 8s22 t228 9106 0669 463'7

9654 4865 8404 8'767 8294 3548 t999 2138 6769 s622

727

Tabel II - I Tabel Bilangan Acak (lanjutan)

3915 0709 3758 9160 1140 9710 9001 0129 7907 55186323 3t4t 0266 1777 8681 1584 1189 8026 946',1 85569576 8584 8620 2082 8729 7t45 7921 2080 9446 78925569 1328 1861 6589 7476 575t 2599 6231 3426 31266426 3774 6005 8358 8858 3190 5374 0560 4517 3426

1362 6360 3981 3873 6448 0871 2825 7693 9304 90165871 9251 3386 3168 9946 8668 323',7 4608 1136 08508057 9085 797t 8897 t7l3 8222 9580 7963 6983 30768269 2276 0836 9910 8303 7518 9262',754A 1802 70897t^72 0442 7370 5570 4703 t774 3120 576t 7958 9285

9793 7t64 0343 t762 2839 0001 1169 8120 4589 98801164 8018 3099 6664 9908 4539 3633 1859 t63t 31924317 1925 l3r3 1136 8333 6817 4428 5t7t 1984 17578892 6229 7306 0043 4470 4509 4382 485t 1624 430582lt 8444 9543 9039 1263 3837 9t5t 2449 6262 0240

4302 2062 2739 46t2 7638 0429 3848 8628 7533 85793491 1097 2977 3t56 9476 t868 9426 9760 0032 65326833 0'770 t735 5777 t656 5024 0857 t793 9944 04530543 4932 2300 9635 7983 1820 9t44 75t8 9255 50084175 3267 rt50 6322 2320 7000 6219 7808 2tt9 0328

Sumber: Bonnier l98I

NIFrdart

ILIKPerpust:rk airn

Page 71: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

H128 r2$

I'abel ll - 2 Wilayah Luas Di Bawah Kurva Normal 'l'abel II-3. Variat Acak Distribusi Normal l)cngtrr nilaiRata-rata = 0 dan Deviasi Standar ., 1,0

- l,2l- 0,77

0,51

0,19- 1,66

1,75

0,41

0,702,21

1,24

- 0,40- 0,27

0,17- 0,08

1,77

0,26- I,l0

l,080,25

- l,l4

- t,25- 0,02

0,420,650,75

- 0,t2 .

- 0,23- 0,29

2,1I- 0,50

- 0,20- 3,02- 0,62- 0,88l,l7

- 1,49- 0,32

0,410,53

- 1,27

- 0,380,70

- 1,'10- 0,13- 0,29

0,350,l00,32

- 0,221,29

1,05

0,54- 0,04

0,400,88

0,21

1,29

0,43- 0,250,l7

0,551,34

0,08- 1,24- 0,58

- 0,46- 0,72

2,200,531,42

- 1,22

- 0,08- 0,63

.0,370,36

- 0,31- 1,02

- 0,880,23

- 0,93

1,57- 0,66

0,071,26

0,45

- 1,03- 0,97

0,030,21

1,23

- 0,42-2,03- 0,76

0,82- 0,23

0,78- 0,48- 1,08

0,06- 3,35

- 1,48

0,450,16

-0,230,25

- 0,54- 0,51

0,85l,l I

- 2,01

0,1I- 0,54

0,34- 0,03

0,l3

0,06- 1,79

0,69- 1,67

0,34

1,66- 1,69

1,89

0,220,60

0,303,050,75

- 0,960,19

- 0,270,180,81

0,24- l,o7

0,08- 1,82

1,92- 1,51

l,l6

- 0,131,03

l,6l- 0,85

1,34

- 0,630,2s

- 0,42r,66

- 0.99

Sumbcr Bonnier ( l98l ).

{I

I

-3,4-3,1-3,2-1, l-3,0

-2,e-2,8

-2,6

-2,4_, l

-2,t-2,0

-1,9- t,8- t.7-1,6,1 ,5

- t,4,l.l

-t,I- t,0

-0.9-0,8-0.7,0,6-0.5

-o,4-0,1-0,2-0, I

0,0

0,00,10.20.30.4

0.50.60,70.80.9

t.0l.lt.ll.l1.4

1,5

1.61.1

1.81,9

1,0t.tt.l:.11.4

:.6

1.8t.9

j.0

)tj,i-j.r

0,0003 0,00030,0005 0,00050,0007 0,00070,0010 0,00090,0013 0,00t1

0,00r9 0,00rE0,0026 0,00250,0035 0,00340,0047 0,00450,0062 0,0060

0,0082 0,00t00,0r07 0,01040,0119 0,01360,0179 0,01740,0228 0,0222

0,0217 0,02810,0359 0,01520,0446 0,04360.0548 0,05170.0668 0,0655

0,0808 0,07930,0968 0,095 I

0,l l5l 0, n3 t

0,1157 0,13350.1587 0,t562

0,r841 0,1814o,tl t9 0,20900.2420 0,2389o,2't43 0,27090,1085 0,3050

0,3446 0,t4090,3821 0,37t10,4207 0,4t680,4602 0,45620,5000 0,4960

0,5000 0,5(x00,5398 0,541t0,5793 0,5t320,6t79 0,62110,6554 0,659t

0,6915 0,69500,7257 0,729t0,75t0 0.76t I0.78E r 0,79t 00,r | 59 0,8 I 86

0,t4 I I 0.84180,8643 0,86650.8849 0,t8690,9032 0,90490,9192 0,9201

0,9312 0.91450,9452 0.94610,9554 0,95640,9641 0,96490.9711 0,97t9

0.9'172 0,917t0.9E21 0.98260.986t 0,9t640.9891 0,98960,99t8 0.9920

0,9938 0,99400,9951 0,99550.9965 0,99660.9974 0,99750.9981 0.99t2

0,9987 0,99t7

0,0003 0,00030,0005 0,00040,0006 0,00060,0009 0,00090,0013 0,0012

0,0017 0,00t70,0024 0,00230,0033 0,00320,0044 0,00430,0059 0,0057

0,0078 0,00750,0102 0,00990,0132 0,0t290,0t70 0,0166o,o2t7 a,o2t2

0,0274 0,02680,0344 0,03360,0421 0,04 t80,0526 0,05 I 60,0643 0,0630

0,0778 0,07640,0914 0,09t80,r l12 0,10930,1314 0,12920,1J39 .0,t515

0,1788 0,t7620,2061 0,20330,2358 0,21270,2616 0,264)0,3015 0,2981

0,1372 0,3316q3745 0,37070,4t29 0,40900,4522 0,44830,4920 0,4880

0,50t0 0,5t200,5478 0,55170,5t7t 0,J9t00,6255 0,62930.6628 0,6664

0,698J 0,70r90,7324 0,77570,7642 0,76730.7919 0,7qi70,t2t2 0,t218

0,146t 0,84tJ0,t6t6 0,87060,8881 0,89070,9066 0,90t20,9222 0,9216

0,9357 0,91700,9474 0,94t40,9571 0,95820,9656 0,96640,9126 0,9712

0,97E3 0,97880,9t10 0,98140,9868 0,9E7t0,9898 0,9m10.9922 0,9925,

0,994t 0,99430,9956 0,99570,9961 0,996E0,9976 0,99770,9982 0,9981

0.9987 0.99EE0,9991 0,99920,9994 0.99940.9995 0.99960.9997 0.9991

0,0003 0,00030,0004 0,00040,0006 0,00060,0008 0,00080,0012 0,001 I

0,0016 0,00160,0023 0,00220,0011 0,00100,0041 0,00400,0055 0,0054

0,0073 0,00710,0096 0,00940,0125 0,01220,0162 0,01580,0207 0,0202

0,0262 0,02560,0129 0.03220,0409 0.04010,0505 0,049J0,06tt 0,0606

0,0749 0.07150,0mt 0.0tt50,1075 0. t016o,t21t 0.125to,t492 0,t469

0, t736 0, t7l I0,2005 0,t9770,2296 0,22660,261 I 0,25780,2946 0,2912

0,3300 0,J2640,3669 0,76120,4052 0,40130,4443 0,440d0,4840 0,4t01

0,5160 0,5t990,5557 0,55960,5948 0,59870,6331 0,636t0,6700 0,6736

0,7054 0,70tt0,7189 0,14220,770d 0,77340,7995 0,E0230,8264 0,t289

0,8508 0,t5t r

0,8729 0,87490,8925 0,t9440,9099 0,9t l50.925t 0,9265

0,9182 0,93940,9495 0,95050.9591 0,95990.96?l 0,96780,9718 0,9744

0,9193 0,97980,9E38 0,98420,9875 0,98780,9904 0,99060,9927 0,9929

0,9945 0,99460,9959 0,99600,9 9 0,9700.q?77 0,99780.9984 0.9984

0,99p8 0,99E90.9992 0.99920,9994 0,9e940.9996 0.99960.9997 0.9997

0,0003 0,00030,0004 0,00040,0006 0,00050,0008 0,00080,001 I 0,001 I

0,0015 0,00150,0021 0,00210,0029 0,00280,0039 0,00380,0052 0,0051

0,0069 0,00680,0091 0,00690,01 19 0,01 160,0154 0,01500,0197 0,0192

0,0250 0,02440,03t4 0,03070,0392 0,01840,0485 0,04750,0594 0,0582

o,o722 0.0?080,0869 0.08 5 I0, I 0lt 0, t0200,1230 0.12t00,1446 0,t421

0,16E5 0,16600,t949 0,19220,2236 0,22060,2546 0,i5140,2877 0,2t43

qr228 0,11920,3594 0,35570,3974 0,19360,4364 0,43250,4761 O,472t

0,5239 0,52790,5616 0,5675q6026 0,60640,6406 0,64430,6772 0,6t0t

o,7t2t 0,71510,7454 0,74t60,716/ 0,77940,t05t 0,t07t0,83 I 5 0,8340

0,t554 0.8J770,8770 0,E7900,8962 0,t9t00,9t3t 0,9t470,927t 0.9292

0,9406 0,941t0,95 I 5 0,95250,!r0t 0.96t60,96t5 0, 910,9750 0.97J6

0,9803 0.9E0r,0,9846 0,98500,9881 0,9t840,9909 0,99t r

0,993t 0,9912

0,9948 0.99490,996t 0,99620,997t 0,99120,9979 0,99790,99E5 0,9985

0,9989 0.99190,9992 0.99920,9994 0.99950.9996 0.99960.9997 0.9997

0,0003 0,00020,0004 0,00030,0005 0,00050,0007 0,00070,0010 0,0010

0,0014 0,00140,0020 0,00t90,0027 0,00260,0037 0,00360,0049 0,0048

0,0066 0,00640,0087 0,00840,01 13 0,01 l00,0146 0,01430,0188 0,0181

0,0239 0,02170,0301 0,02940,0375 0,03670,0465 0.04550.057t 0.0559

0.0094 0,06Eto.08rt 0,0t2.to,t00r 0.09850, I t90 0. I 1700,140I 0,I379

0,r635 0,16t I0,1894 0,1E670,2111 0,2t480,2483 0,245t0,2810 0,2776

0,3t56 0,312tq3520 0,14E30,3t97 0,1t590,4286 0,42470,4681 0,4641

q53t9 0,53590,5714 0,57530,6t03 0,614t0,6480 0,65170,6t44 0.6879

0,7190 0,72240,7517 0,75490,7823 0,7t520,8106 0,Et330,E365 0,t189

0,E599 0,862t0,88 l0 0,8Et00,t997 0,m150,9162 0,9t770,9106 0,9319

0,9429 0,9,1410,9515 0,95450,9625 0,96330,9699 0,97060,9761 0,9167

0,9812 0,98170,9854 0,9t570,98t7 0,98900,9913 0,99160,9914 0.9916

0,995 t 0,99J20,9961 0,99640,9973 0.y9740,99E0 0.99E10,9986 0.99t6

0,9990 0.99900.9993 0,99910,9995 0.99950.9996 0,99970,9997 0.999E

0.9990 0.9991'0.9991 0.9991

0.9995 0.99950.9997 0.9997

Page 72: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

Bab 3aplilcasi model regresi

dan analisis korelasidata hidrologi

3.T PENDAHULUAN

Metode analisis statistik yang telah dibahas adalah baru

mengenai data yang terdiri dari sebuah variabel hidrologi, deskritmaupun kontinyu. Banyak analisis data hidrologi yang bertujuan

untuk mengetahui apakah ada hubungan antara dua variabel atau

lebih, misalnya saja :

. pengamatan data curah hujan umumnya telah

dilaksanakan lebih lama apabila dibanding dengan

pengamatan'data debit sungai dari suatu DPS, akibatnyadirasakan perlu untuk mempelajari hubungan keduavariabel tersebut untuk kepentingan peramalan debit,

. menentukan hubungan arttara debit sungai dari dua lokasipos duga air untuk kepentingan pengisian data kosong,

memperbaiki ataupun mengecek data, memperpanjanglama pencatatan data runtut waktu,

131

Page 73: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

l:tt

. menentukan hubungan untara dcbit sedimen dengan dcbitaliran sungai, luas DPS dan luas hutan atau variabel

hidrologi lainnya.

. menentukan hubungan antara debit puncak banjir tahunan

rata-rata dengan curah hujan, luas DPS, kemiringan alursungai dan proporsi luas genangan (telah disajikan contohpada sub bab 4.2.3, buku jilid I, judul sama).

Hubungan antara dua atau lebih variabel hidrologi dapat dinyatakan

dalam rumus matematik sehingga merupakan suatu model, yang

dapat digunakan untuk berbagai keperluan analisis hidrologi, misal

untuk:

o p€rirfiiolanQtrediction).. perpanjangan (extension).

memperbaiki atau mengecek ketelitian data.

pengisian data pada periode kosong

Suatu analisis yang membahas hubungan dua variabel atau

lebih disebut dengan analisis regresi. Apabila dalam analisis regresitelah dapat ditentukan model persamaan matematik yang cocok,persoalan berikutnya adalah menentukan berapa kuat hubunganantara variabel-variabel tersebut. Atau dengan kata lain harus

ditentukan derajat hubungan atau derajat asosiasi antara variabel

hidrologi yang digunakan dalam analisis regresi. Suatu analisisyang membahas tentang derajat asosiasi dalam analisis regresi

disebut dengan analisis korelasi (coruelation analysis). Derajathubungan tersebut umumnya dinyatakan secara kuantitatip sebpgai

koefisien korelasi (coruelotion coeficienr). Nilai koefisien korelasiyang tinggi tidak berarti menunjukkan kesamaan kejadianpenomena hidrologi (hydrological similarity) akan tetapi lebihcenderung menunjukkan kesamaan waktu kejadian atau

keserempakan kejadian penomena hidrologi (simultaneity ofhydrological events).

Pengertian analisis regresi dan korelasi, lebih lanjut dapat

dijelaskan dengan contoh sebagai berikut : dari 2 (dua) seri data

138

penomena hidrologi yang telah diukur misalnya curah hujan (X)dan debit (Y) sebanyak n buah data dapat dinyatakan sebagai

{(X,,Y,); i : l, 2,3,4,5, ... n}. Apabila setiap pasangan data debitdan curah hujan digambarkan pada kertas grafik aritmatik, makaakan diperoleh serangkaian titik-titik koordinat yang menghubung-kan kedua hasil pengukuran kedua data penomena hidrologitersebut. Penggambaran data tersebut dinamakan dengan diagrampencar (scatter diagram) atau diagram titik (dot diagram), dancontohnya dapat dilihat pada gambar 3.1.

Gambar 3.1. Sketsa Diagram pencar

Dmi gambar 3.1, dapat dikatakan bahwa proscdurpcnyelesaian dalam nrcncntukan pcrsamiuul matematik yrurg paling

a

a

Page 74: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

1ll4

scsuai dengan sebaran titik-titik koordinat yang menghubungkan

pasangan data (X,,Y,) disebut dengan analisa regresi. Kurva yang

digambarkan dari persamaan yang sesuai untuk menentukan nilai Ydari data (X,,Y,) disebut dengan garis regresi Y, nilai Y, disebut

variabel tidak bebas (VTB) dan nilai Xi disebut variabel bebas

(VB), sebaliknya kurva yang digambarkan dari persamaan yang

sesuai untuk menentukan nilai X dari data (X',Y') disebut dengan

garis regresi X, nilai Y1 disebut VB dan X, disebut VTB. Pada

umumnya garis regresi Y dan garis regresi X tidak berimpitan,

karena perbedaan parameter. Umumnya nilai Y yang digunakan

sebagai VTB, yaitu nilai Y yang diharapkan terjadi untuk X : X'.Nilai X yang merupakan VB, umumnya merupakan data yang

mudah diperoleh, misal Y; sebagai data debit yang diharapkan

terjadi pada tinggi muka air sebesar X : X, atau curah hujan scbesar

X: X'.

Titik-titik koordinat pasangan data (X,,Y;) dapat mempunyai

sebaran yang besar atau kecil disekitar garis regresi. Analisis

korelasi, membahas tentang derajat hubungan (X,Y,). Korelasi

mempunyai nilai yang besar apabila pasangan koordinat (X',Y,)

dekat dengan garis regresi.

Dalam analisis regresi, data hidrologi umumnya dipandang :

. mengikuti distribusi normal

. tiap variabel adalah homogen, semua nilai data dari

setiap variabel diukur dengan cara yang sama.

. nilai VB diukur tanpa kesalahan

. nilai VTB merupakan kejadian acak yang saling tidakberhubungan.

Dalam analisis korelasi, data harus merupakan data acak dari

distribusi normal, nilai VTB dan VB tanpa mengalami kesalahan

dalam pengukuran.

Gambar 3.2, menunjukkan diagram pencar dari n buah

pengamatan data korelasi {(X;, Y); i : 1,2,3,4,5,.....n}, yang

menunjukkan sketsa sejauh mana koordinat (X,,Y') menggerombol

di sekitar garis lurus. Nilai koefisien korelasi berkisar antara -1,0 <

R < 1,0. Dalam analisis hidrologi hubungan antara penomena,

135

berdasarkan nilai koefisien korelasi dapat dinyatakan sebagaiberikut :

R: I hubungan positip sempurna.

0,6 <R< I hubunganlangsungpositipbaik.0 < R < 0,6 hubungan langsung positip lematr.

R:0 tidak terdapat hubtrngan linier.- 0,6 < R < 0 hubungan langsung negatip lematr.

- 1,0 < R < -0,6 hubungan langsung negatip baik.

R = -1,0 hubungan negatip semptrrna.

Koefisien korelasi antara (X,, y,) adalah menunjukkan hubunganlinier antara variabel X, dan Yi. Oleh karena itu untuk nilai R : 0,berarti menunjukkan tidak adanya hubungan linier, mungkinhubungannya kuadratik. Dengan demikian nilai R = 0, itu mtmgkinmenunjukkan adanya hubungan tak linier yang sempurna antarakedua variabel tersebut.

3.2. MODEL BEGBES'Langkah awal dari analisis regresi dan korelasi adalatl

menentukar-r data penomena hidrologi {(Xi, Y); i : 1,2,3,4,5,..,.n}yang dipilih sebagai variabel bebas (VB) dan variabel tidak bebas(VTB), selanjutnya:

. menentukan bentuk kurva dan persamaan yang cocokdengan sebaran data (X,, y,).

. melakukan interpolasi nilai VTB berdasarkan nilai VIIyang telah diketatrui.

. bila diperlukan melakukan ektrapolasi nilui V't'ltberdasarkan nilai VB yang telah dikctahui.

Pekerjaan tc:rscbut umumnya dikenal scbugui penyanrEinrr krrrvn

Page 75: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

I3(; t:r7

merupakan gads lurus atau lengkung yang dapat mewakili titik-titiktersebut.

Dengan analisis grafis (freehand method of curve fitting),merupakan cara yang paling mudah untuk menentukan bentukkurva, yaitu dengan membuat kurva secara visual (dengan

perasaan). Meskipun cara ini praktis tetapi sangat subjektip, dan

cenderung dapat membuat kesalahan, terutama apabila penyebaran

titik-titik cukup besar.

Prosedur analitis, memberikan suatu metode yang lebih pasti

untuk mendapatkan kurva yang diinginkan. Salah satu caranya

adalah dengan melaksanakan prosedur yang disebut dengan metode

kuadrat terkecil (least-square method). Dengan metode kuadratterkecil memilih garis regresi yang membuat jumlah kuadrat jarak

vertikal dari titik-titik (Xi,Yi) ke garis regresi tersebut sekecil

mungkin, jadi apabila AY' menyatakan simpangan vertikal darititik-titik ke-i ke garis regresi Y seperti ditunjukkan pada gambar

3.1, maka jumlah kuadrat Y' harus minimum, dimana :

Gambar 3.2. Diagram Pencar dan Koefaien Korelasi'

(curvefitting). Metode curvefitting dapat dilaksanakan dengan :

. analisis grafiso prosedur analitis

Gambar 3.1, menunjukkan sketsa dari titik-titik pengukuran (X;,Y,)'

Pola (trend) secara umum dari koordinat titik-titik pengukuran

dapat diketahui, sehingga dapat ditsntukan bentuk kurvanya

AYi:Y'-Y

Keterangan :

AY, : simpangan vertikal dari titik-titik (X',Y') ke

regresi, sering disebutjuta dengan nilai residu.

= dibaca Y topi, untuk menyatakan bahwa nilai Yyang diperoleh dari garis regresi Y f(X), dan untukmembedakan dari nilai Y yang diperolch tluripengukuran.

: nilai Y pengukuran untuk X: X,

Apabila nilai (AY)2 untuk semua titik (Xi,Y,) aduluh nltnrluurnmaka kurva yang diperoleh dapat di sebut schagai tt ltc.t't litttrtylcurve.

(3.1)

gans

i

Yi

Page 76: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

138

Ileberapa altematip analisis regresi yang umum digunakan dalam

analisis data hidrologi diantaranya adalah model regresi :

a

a

a

a

a

linier sederhwa (simPle linier).

fungsi eksponensi al (exponential function)'fungsi logaritma (logarithmic function)'fungsi polinomoal (P olynomial function)'fungsi berganda (multiple function)'

Berbagai model regresi untuk membuat hubungan pasangan

pengamatan {(X,,Y,); i = 1,2,.."n} antara lain :

1). model sederhana (garis lurus)

Y:b,*arX1Y: b, + a, (X)

2). model eksPonensial

Y = br e"tx

Y: a,bx+c

3). model berPangkat

Y=br X"'

Y=b' Xn'+c

4). model logaritmik

Y:b,+a, logX

logY= f,+a,XlogY= a bx

logY- br+a, logX

5). model Polinomial

Y = bo +brx+ b2X2 + b3X3 + ..... + b,X'y= a16a+cX2Y: a+bX+sa2+dx3

logY=6*bX+cX2

data

139

model hiperbol

i, II:-ar * brX

$:u*b,(+)model logistik

t, IY:-^ a,b, '+ c

Y:a,b,*+c

Model regresi berganda umumnya digunakan untuk membuathubungan yang lebih komplek dari (m) buah variabel, misalnya :

1). regresi linier berganda :

Y : Ao + A,X, + ..... A,X, + ..... A._, X._,

2). regresi tidak linier berganda :

Y * Ao 'Xr er ' Xz o' ' ..... X*li'yang dapat ditransformasikan ke dalam model linier :

log Y: log bo + A, log X, + Az log X, +... * A..r log X.-,

atau

ln Y: ln bo + A, l" X, + A2 ln x2 + .... + A.-r ln x..l

Berikut ini akan disajikan beberapa model regresi yang umumnyodigunakan dalam analisis hidrologi, berikut dengan pencntuiutkoefisien korelasinya.

Pada prinsipnya, sembarang model yang digunakan upukulrsederhana atau komplek dengan lebih dari 2 variabcl yiutl{ llcntulp,bahwa model tersebut harus cocok dcngan pcnnrtsitluhurr lritlrolo;iryang di analisis. Dengan kata lain nrotlcl lcrsctrrrl lrnrus trtltkmemberikan penyimpangan yantt nyiltil upnhilu tlirrli Krrlrhrirsrmodel dengan data pcngukuran larrgsrrng, tli lupnttgnrr lurrrrs sclllu

6).

7).

Page 77: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

140

dilaksanakan. Apabila terjadi penyimpangan haruslah dibuatpersamium yang baru, sesuai dengan model yang digunakan, atau

mungkin model yang digunakan diubah sesuai dengan perolehandata yang baru. Hal ini mengingat jumlah pos hidrologi yang

semakin bertambah banyak dan periode waktu pengamatanbertambah lama.

3.3. MODEL BEGBES' LIN'ER SEDENHANA

3.3.1 Penentuan Persamaan

Penomena hidrologi yang terdiri dari dua variabelberpasangan {(X,,Y,); i : 1,2,3,...n}, bila dibuat hubungan makaakan dapat merupakan garis kurva linier sederhana dengan duamodel persamaan regresi garis lurus sebagai berikut :

keterangan :

o=***,

v:fiv,Besamya koefisien korelasi, yangantara variabel X, dan Y,, adalah :

R=[(a,)(ur))"'

dan dapat dihitung berdasarkansebagai persamium berikut ini :

br:

az:

/_\Y - ar [x.J

$ (*,-x)(v, - v)

t4t

(3.s)

(3.6)

(3.7)

t (", - v)'

",(v)bz:X*

(3.8)

(3.e)

menunjukkan derajat hubungan

Y:a,X+b,

X:arY+bu

(3.2)

(3.3)

Keterangan :

Y : persamaan garis lurus Y atas X. X : persam.urn garis lurus X atas Y

dt, d2 : koefisien regresi merupakan koefisien aratr darigaris regresi.

b,, b, : koefisien yang merupakan titik potong dari garisregresi.

Dengan menggunakan metode kuadrat terkecil maka besarnyakoefisien &r, br, a, dan b, dapat dihitung dengan menggunakanpersamaan sebagai berikut :

(3.10)

persamaan (3.4) sampai (3.7)

R- (3.1 r )

Besarnya koefisien penentu atau koefisien determinasi (dctermlnation coeJicient), yang menunjukkan perbedaan varian duri tlntnpengukuran Yi dan varian dari nilai pada garis persiunaotr rcgrcsiuntuk nilai X,adalah :

i

ti=l

t (" -x)(v -v)

[{*c -x)'}{tG,-o):}]'

&l= t (*,- x) (v, - v)R2: (a,) (ar)

Untuk persamaan rcgresi Y

( I l.ln)

rlrrpnl jup,,rr di

/ \2(xr-IJ

{3.4)

Page 78: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

L42

hitung sebagai :

i (i,- Y)'R'=

l(Y;f (3'r2b)

Nilai residu adalatr merupakan ukuran perbedaan antala nilaipengukuran dengan nilai dari persamaan regresi seperti telah

dijelaskan pada rumus 3.1, (rersamaan regresi Y atas X atau

sebaliknya). Deviasi standar dari nilai residu dapat dihitung dengan

rumus:

ox=[ (3. l 3)

t4:t

Pcrsamaan garis lurus (3.17) dan (3.18), mcmcrlukan pcrhitungunnilai rata-rata dari variabel, Y, x, deviasi standar variaber X dan yserta koefisien korelasi, sehingga dapat diketahui bahwa :

a). persamaan regresi selalu melalui titit 1X, Y;.b). apabila pasangan (X,, Y) mempunyai koefisien korelasi: I dan -1, maka persnmzurn (3.I7) dan (3.1g) akan

berimpit.

c). apabila pasangan (X,, y,) mempunyai nilai koefisienkorelasi : 0, maka persama{m (3.17) dan (3.1g) akansaling tegak lurus.

d). apabila pasangan (X,, yi) mempunyai nilai koefisienkorelasi yang terletak antara -1 dan 0, atau 0 dan +1,maka persamaan (3.17) akan membuat sudut tertentuterhadap persamuuul (3. I S).

Contoh 3.1. z

Tabel 3.1, menunjukkan data curah hujan (X,) dalam satuan (mm)dari DPS Cimanuk-Leuwigoong dan debit alirannya (y,) dalamm'/det, rata-ratabulanan dari tahun lg78 - 1982. Tentukan besarnyakoefisien korelasi, koefisien penentu dan persamaan regresinya.

Tabel3.l Data Curah Hujan Dan Debit DPS Cimanuk-Leuwigoong Tahun 1978 - 1982.

No. Bulan Curah Hujan (mm)

(x)Debit (mi/det)

(Y)

l2.J.

4.

5.

6.

7.

8.().

t0.ll.12.

JanuariFebruariMaretAprilMeiJuniJuliAgustusSeptemberOktoberNovemberDesember

229205271

304145

15498

697t96

184

280

323l38

4028242tl3t4t22817

Srrnrher : Analisis data huian tlarr tlchit l)ltS (.'irrrnrrrrl. l,crrwiguorrg

* (r,-x)'

y = Y.*(*)(r-x)

i = x.*(&)(r-v)

(n- l)

t (", Y)ov = [ at"_ rl ]; (3.r4)

Perhitungan koefisien regresi a, d^ ur, selain dapat dihitung

berdasarkan persam&m (3.4) dan (3.6) dapat juga ditentukan

berdasarkan nilai koefisien korelasi (R) sebagai berikut :

(3.1s)

(3.16)

Sehingga persamuum (3.2), persamaan garis lurus Y pada X, yaitu

persamzuul untuk meramal Y jika X diketahui, menjadi :

(3.17)

Sedangkan persamaan (3.3), persamaan garis lurus X pada Y, yaitu

persamiurn untuk meramal X jika Y diketatrui, menjadi :

",: * (*)

"r: * (&)

l

l

,l

I

irtittil

ti(3.18)

Tahun 1978-1982

Page 79: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

L44

Jawab Contoh 3.1.

Untuk menentukan garis regresi bagi data pada tabel 3.1, nilaiperhitungannfa disajikan dalam bentuk (Y, -Y), (Xi -X), G'-V)dan (Xi - X)2 serta (yi - V)(xr - X), sepeni ditunjukkan pada tabel

3.2.

Tabel3.2. Perhitungan Model Regresi Linier Sederhana

Data Curah Hujan (X,) dan Debit (Y,)

DPS Cimanuk - Leuwigoong Tahun 1978 - 1982.

Berdasafkan persamaim (3.1l), koefisien korelasi :

R: t(" -x)(v,-v)

Dari data perhitungan tabe13.2 :

146

No. Yi xi Y,- f x,-i (rb' (XrX)' tY,i rxh

I 2 3 4 5 6 7 8:4x5I

)J

4

5

6

7

8

9

l0

llt2

32

3l

38

40

28

24

2t

l3

t4

t2

28

37

229

205

27t

304

145

154

98

69

71

96

184

280

+ 5,5

+ 4,5

+ ll,5+ 13,5

+ 1,5

- ?{

- 5,5

- 13,5

- 12,5

- 14,5

+ 1,5

+ 10,5

+ 53,5

+ 29,5

+ 95,s

+ 128,5

- 30,5

- 21,5

- '7'1,5

- 106,5

- 104,5

- 79,5

+ 9,5

+104,5

30,25

20,25

132,25

182,25

2,25

6,25

30,25

182,25

156,25

210,25

2,25

110,25

2.862,25

870,25

9.120,25

16.512,25

930,25

462,25

6.006,25

1t.342,25.t0.920,25

6.320,25

72,25

10.920,25

294,25

132,75

1.098,25

1.734,75

- 45,75

53,75

426,25

1.437,75

1.306,25

1.152,7s

12,75

t.097,25

Jml. 318 2.106 0,00 0,00 1.065 76.339 8.701

Rata-rata

26,5 t75,5

Sumber: Perhitungan data Tabel 3.1.

[{* C -x)'}{* f, -o)'}]'

8.701

ffi:o,e64eR:{(76,331)(1.065)} '

R2 : 0,9310

Dari hasil ini terdapat korelasi positip antara debit (y) dan curahhujan (X). Berarti semakin besar curah hujan semakin besar puladebit DPS cimanuk - Leuwigoong. Besarnya pengaruh tersebutditentukan oleh koefisien penentu (koefisien determinasi) R2 :0,9310 atau sebesar 93,10 Yo. rni berarti bahwa bertambah besarnyadebit (Y) atau menumnnya debit (Y) sebesar 93,10 %o dapatdijelaskan oleh hubungan linier antara curah hujan dan debit yangpersaminnnya akan ditentukan kemudian, sedangkan sisanya sekitar7 %o disebabkan oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam analisisregresi ini. Deviasi standar dari nilai residu dapat dihitungberdasarkan persam&ur (3.13) dan (3.1a) sebagai berikut :

n / \2I(x,-xJ

,i =['ui1"]iox=[

""=f

(n- l)

2i (''-v)(n- l)

I maka perbandingannya :

- -lI 1.06s l,=l- |L II J

Page 80: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

146

-loY ( t.oos ), -*=l*l =0,118<yx \76.339/-tox ( lo.llg\z _*=l*t :8,466oy \ 1.605 /

Koefisien regresi dihitung berdasarkan persamaim (3.15) dan (3.16)'

Err : R (H) : 0,96 (0,118) = o,l 13

oz : R (#) : o,e6 (8,466) :8,127

Sehingga, persamaan garis regresi Y, yaitu persamaan untuk

meramal debit jika curah hujan DPS Cimanuk - Leuwigoong

diketahui adalah, dapat dihitung dengan Model (3'17) :

'gf.\ (.. - v)Y=Y+R[t*/t,r ,-)i :26,5+ 0,113 (X - 175,5)

i:0,113X+6,619

Dengan mensubstitusikan sembarang dua buah nilai X kedalam

p"rru-u* ini, misal Xl : 100 dan X, : 300, maka akan diperoleh

ordinat Y1 : 17,91 dan Y, = 40,51' Dengan menghubungkan kedua

koordinat titik tersebut maka diperoleh sebuah garis lurus seperti

ditunjukkan pada gambar 3.3.

persamaan garis regresi X, yaitu persamaan untuk memperkirakan

curah hujan jika debit DPS Cimanuk - Leuwigoong diketahui

adalatr dapat dihitung dengan model (3.18) :

X = r.*(*)("- v)

i : 175,5 + g,l2j (y - 26,5)ji.:8,t27 Y - 39,86

Dengan mensubstitusikan sembarang dua nilai Y kedalam

persamaan ini, misal Y, :20 dan Yr:30, akan diperoleh absis X, :

t47

122,68 dan X2 : 203,95. Apabila dua koordinat tersebutdihubungkan maka akan diperoleh sebuah garis lurus sepertiditunjukkan pada gambar 3.3.

Karena nilai R;c l, maka kedua garis regresi i dan i tia* salingberimpit dan membentuk sudut. Perpotongan kedua garis tersebutpada titik koordinat (X, Y) yaitu (175,5 dan 26,5).

Pada kasus contoh ini, apabila digunakan untuk meramaldata debit berdasarkan data hujan maka digunakan persamzurn :

i:0,l13X+ 6,619

Koefisien arah dari pada garis regresi menyatakan perubahanrata-rata variabel Y untuk setiap perubahan variabel X sebesar satuunit, oleh karena itu dapat dikatakan untuk perubahan curah hujanrata-rata bulanan sebesar satu satuan (dalam hal ini curah hujanberubah 1,00 mm) maka diharapkan dapat terjadi perubahan debitrata-rata bulanan sebesar 0,113 m3/det. Dengan memasukan datacurah hujan diantara batas 69 < X < 304, maka dapat diramalkandebit diantara kedua batas tersebut, pekerjaan ini biasanya disebutdengan interpolasi debit. Akan tetapi jika memasukan variabel Xdiluar batas nilai pengamatan yang digunakan untuk perhitunganpersamaan regresi, disebut dengan elutrapolasi, misal X : 500 mmmaka diperkirakan Y :63,1l9 mr/det.

Apabila dua titik (X,, Y,) dan (Xr, Yr) terletak pada garis regresi,maka persamium garis lurus dapat ditulis sebagai :

L-Y,.r. v\ /..Y-Y, =m(X-Xr), atau Y- Yr = k, _X,\,\-^r, \J.l8b)

Apabila persamiuul (3.18b) dibandingkan dengan pers,rmiurn (3.2),maka nilai a, adalah sama dengan m (koefisien arah) dan nilai b,adalah titik potong, yaitu nilai Y bila nilai X = 0.

Page 81: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

l4tt

qq.a.oq)

astRg:l'

tS

UBbosoossr8t .go

e:!c [,sg &.r..=Sa\:1 66ei7L!\

BI\JTI

II

I

oo{to

x2C,I

t6it.)

I

Eds

<x

149

3.3.2. Batas Daerah Kepercayaan Garis Regresi

Apabila nilai koefisien korelasi tidak sama dengan +l atau-1, maka perkiraan/ramalan tentang nilai Y jika X diketahui atausebaliknya akan dapat berbeda dengan nilai yang terukur. Darigambar 3.1, untuk X: X,, makanilai dari garis regresi adalah Y,sedangkan yang terukur adalah Y,, dimana nilai Y, : i * AY, atau

AY : Y, - Y. Nilai AY adalah deviasi yang menyatakan kesalatran

dalam memperkirakan i jika X, diketahui dan AY harus minimum,karena garis regresi diperoleh dengan metode kuadrat terkecil, olehkarena itu :

AY2: t(",-i)' (3.1e)

(3.20)

(3.21)

adalah minimum.Besamya kesalahan tersebut, dinyatakan sebagai nilai

kesalahan standar dari perkiraan (standard eruor of estimate). Nilaiyang dimaksud dapat digunakan untuk memperkirakan ataumeramal Y jika nilai X telah diketahui adalah :

,r"= [

* (" - i)'l'--" - ,-]

Sedangkan kesalahan standar dari perkiraan untuk memperkirakanatau meramal X jika nilai y telah diketahui adalah :

Apabila dinyatakan dengan koefisien korelasi :

SEy= or(l-Rzyi

SEX = ox(l -Rr;i

dan dapat dinyatakanjuga sebagai :

(3.22)

Page 82: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

150

(3.23)

Apabila nilai SEY atau SEX, semakin besar berarti titik koordinat

(X,,Y,) semakin jauh dari garis kurvanya. Apabila nilai SEY atau

SEX, semakin kecil berarti titik koordinat (X,,Y,) semakin dekat

dengan garis kurvanya dan berarti nilai Y perkiraan atau

ramalannya akan semakin teliti. Interval kepercayaan (confidence

ri* (r,-i)'

i -to (sEY) . Y < Y +tcr (sEY)

apabila kurvanya, garis regresi X :

i-to (sEY) . i. x*to (sEY)

(3.24)

(3.2s)

Nilai to, ditentukan pada batas daerah kepercayaan 95 % diterima

dari tabel I-1 pada bagian akhir bab I, pada derajat kebebasan n-2,

dengan uji dua sisi.

Contoh 3.2.

Dari contoh 3.1, telah diperoleh hubungan linier antara debit

rata-rata bulanan (Y) dan curah hujan rata-rata bulanan (x) dan

DPS Cimanuk-Leuwigoong, dengan persam&m :

y:0,113X+6,619

Tentukan batas daerah kepercayaan galis regresi tersebut pada

derajat kepercayaan 95 % diterima.

Jawab Contoh 3.2. z

Kesalahan standar dari perkiraan untuk memperkirakan atau

meramal Y jika X diketahui dihitung dengan persamuuul (3.21)

;l

!t

16r

SEy: oy(l-R2),

Nilai or, telah diperoleh dari contoh 3.1 :

y)z(Y'

n-ti=l

""=[ I _ (t.oos) :9.83e-\ n )

Nilai koefisien karena telah diperoleh dari contoh 3.1 :

R: 0,96.

Sehingga :

SEY:9,839 :1,967

Dengan persam&m Q.2$:

i-to. sEY. i. i*to. sEy

Dari tabel I-l pada bagian akhir bab I untuk derajat kebebasan n-2:12-2 : 10, menggunakan uji dua sisi diperoleh nilai ta: 2,228,

kepercayaan 95 % diterima adalah taksiran nilai i yang dapatdigambarkan dua garis sejajar dari garis regresi tersebut pada jarak :

Y - (2,228)(1,967) < Y < Y + Q,228)(1,967)

t + 4,38, (ihat tabel 3.3 dan gambar j.4)

Dari gambar 3.4, jumlah titik (Xi,Y,) yang berada didalam batasdaerah kepercayaan adalah sebanyak 9 buah atau 75 Yo darijumlah12 titik. Harus di ingat bahwa gambar 3.4, diperoleh dengan satusampel (1978-1982). Apabila dipilih 100 sampel sccara berulang-ulang, maka akan diperoleh 100 batas daerah kcpcrcay.Hn scrupudan diharapkan 95 oh dari jumlah daerah kcpcrt:ayirirn nrcnclkupgaris regresi populasinya.

Page 83: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

162

v)q.a\:s

sqaq-ts{Lq)aa bo

xo!o.= .$-o1U<!Ur!s-iCJs

-l(Bhsdc\-iB-o

B()

,/ \'../ \

\a\

3.3.3 Pengujian Tilik potong

Dari persarnaan regresi (3.2), i: a,X + br, dalarn hal ininilai a, adalah koefisien regresi atau koefisien arah, dan nilai b,

iduluh titik potong garis regresi. Kedua parameter tersebut perludiuji apakah nilainya : 0 atau tidak meralui titik asal nol. ujistatistik dengan menggunakan uji-t dapat digunakan untuk mengujinilai b,.

Tabel3.3. Perkiraan Debit Rata-rata Bulanan l)l,SCimanuk - Leuwigoong Dengan Model l,irrierSederhana.

Curah Hujan

(mm)

Debit Rata-rata Bulanan(m'/det)

Rata-ratg Batas DaerahKepercayaan

50

100

150

200

250

300

400

s00

600

12,26

17,92

23,56

29,21

34,86

40,51

51,81

63,1 1

74,41

7,8',1 - 16,64

13,s3 -22,30

15,78 - 27,94

24,82 - 33,59

30,47 - 39,24

36,12 - 44,99

47,42 - 56,19

58,72 - 67,49

70,02 - 79,79

Sumber : Perhitungan data tabel 3.1

b, -BSr (3.26)

(x)'

t (*,-x)'

\\ ./',\,

\,\

\\

Sb2= SEy,

{*.

163

(3.27.a)

Page 84: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

t64

Kctcrangan:

t - nilai uji-t, dengan derajat kebebasan sebesar n-2

br : titik potong garis regresi

B = nilai titik potong yang diketahuiSb : deviasi standar titik potong

Sb'z : varian titik potongSEY = kesalahan standar dari perkiraan nilai Y.

SEY'z : varian atau variasi rasidual dari garis regresi

Interval kepercayaan nilai b,, untuk ta:95 Yo.

b, - tcr (Sb) < b, < br + tcr (Sb)

dengan derajat kebebasan n-2.

(3.27.b)

Contoh 3.3.

Uji dan perkirakan nilai titik potong persam&m regresi contoh 3.1,

dengan menggunakan data tabel 3.1. Persamaan regresinya :

Y:0,l13X+6,619

Dengan derajat kepercayaan 95 %.

Jawab Contoh 3.3 t

Dari contoh 3.1 dan 3.2,telahdiketatrui :

n

br

x

:12: 6,619

: 175,5

SEY : 1,967

* (", - x) ' :76.33e

166

maka dari persamaan(3.27) :

Sb = SEY **

Ir (175,121*Sb: 1,967 IItz + 7fi3e )

Sb:1,372

Selanjutnya dapat dibuat hipotesis : (lihat Bqb D

Ho: b, :0H,:b,+0

Uji statistik dengan persamaan (3.26) :

b' -B'sb6.619 - 0t:l)-J--!=4,987' 1,372 - -' 'v '

Dari tabel I-1 pada bagian akhir bab I, dengan derajat kebebasan l0menggunakan uji dua sisi, maka diperoleh t.-:2,228. Oleh karena

ta : 4,987 lebih besar dari 2,228 maka hipotesa bahwa titik potong

garis regresi Y:0,113 X + 6,619 melalui titik nol ditolak, atau

untuk X:0 nilai Y tidak sama dengan nol.

Pendugaan nilai b, dengan interval kepercayaan 95 % ditcrimadapat diperkirakan dengan rumus 3.27b.

b, - to (Sb) < b, < b, +.t" (Sb)

6,619 - (2,228) (1,372) < b < 6,61 9 + (2,228) ( 1.372 )

3,562 <b <9,675

Dengan demikian hatas atas penduguur nilui titik prlottg guris

(x)'

t (',-x)'

Page 85: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

166

regresinya adalah 9,675 dan batas bawahnya 3,562. Berarti padaderajat kepercayaan 95 % dapat diterima bahwa nilai titik potonggaris regresinya akan terletak di antara 3,562 hingga 9,675.

3.3.4. Pengujian Koefrsien Regresi

Dari persamaan regresi Y : a,X + b1, maka bagi parahidrologi parameter a, jauh lebih penting dalam analisa data jikadibanding dengan parameter b,. Apabila nilai &r : 0, maka garisregresinya akan mendatar dan variabel X dan y adalah variabelbebas. Pertambahan atau pengurangan nilai X tidak merubah nilaiY, oleh karena itu perlu dilakukan pengujian apakah nilai a, : 0atau tidak. Metode statistik uji-t dapat digunakan untuk melakukanpengujian.

ar -At : -L-'S, (3.28)

SA: SEYDC-

{tG=r}'(3.2e)

Keterangan :

t - nilai uji-t, dengan derajat kebebasan sebesar n-2at : koefisien regresiA : koefisien regresi yang telah diketahuiSu : deviasi koefisien regresiSEY : kesalahan standar dari perkiraan nilai y.

Perkiraan nilai a, dapat menggunakan interval kepercayaan :

a, - tct (S") < or ( trr + tcr (SJ

Nilai t umumnya 95 o/o dan derajat kebebasan : n - 2.

(3.30)

167

Contoh 3.1

Lakukan pengujian dan pendugaan nilai3.1 :

Y:0,l13X+6,619

pada tingkat kepercayaan 95 oZ diterima.

Jawab Contoh 3.4 z

Dari contoh 3.1 dan 3.2, telah diketahui :

= 76.339

maka dari persamaan (3.29) :

koefisien regresi contoh

n =12ar : 0,1 13

Y :26,5SEY : 1,967n /

-\2) [x' -x]i=l ' /

Sa= SEY = t''u' '

:o'00711(76.33e)1

I

{* (, -o)'}'

Selanjutnya dapat dibuat hipotesis (lihat bab I) :

Ho:a,:0H,:a,*0

Uji statistik dengan persamaan (3.28).

.- ar -At- s.

0.u3-0t : : 15,99

0,0071 I

Page 86: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

168

I)ari tabel I-l padu hlgian akhir bab I, dengan, menggunakan ujidua sisi dengan dcrajat kebebasan 10, maka untuk uji 2 sisidiperoleh ta : 2,228. Oleh karena 1 5,89 > 2,228, maka hipotesa nol(Ho) ditolak dan menerima hipotesis altematip H, : a1 ;e 0. Olehkarena itu dapat dinyatakan bahwa terdapat hubungan linier antaracurah hujan bulanan dan debit bulanan di DPS CimanukLeuwigoong. Atau dengan kata lain variabel curah hujan (X) dapatmempengaruhi debit (Y) dalam model regresi ini.

Pendugaan'nilai a,, dengan menggunakan derajat 95 %diterima dapat diperkirakan dengan rumus 3.30.

a1 - tcr (S,) < &r ( €Ir + ta (S")

0,113 - (2,228) (0,00711) < a, < 0,1l3 + (2,228) (0,0071 l)0,097<ar<0,128

Ternyata besarnya koefisien regresi, mempunyai batas bawah 0,097dan batas atas 0,128.

3.3.5 Pengujian Koeftsien Korelasi

Dari 2 variabel hidrologi yang saling berpasangan denganjumlah sampel : n buah, seperti misalnya {(X,,Y,); i: 1,2,3, ... n},maka besarnya koefisien korelasi yang dihitung dengan rumus 3.1 Idapat merupakan penduga dari RR, dalam hal ini nilai RR adalahnilai koefisien korelasi dari populasi. Sampel yang lain denganjumlah n buah walaupun diambil dari populasi yang sama akanmenghasilkan nilai koefisien korelasi sampel R yang berbeda.Apabila nilai R dekat dengan nol, maka nilai RR cenderung : 0.

Akan tetapi jika nilai R mendekati +l atau -l maka RR + 0.

Masalahnya sekarang adalah bagaimana menguji nilai R berada

cukup jauh dari nol atau R * 0. Pengujian dapat dilakukan dengan

rumus sebagai berikut.

l.

R(n - 2),t--

I

(l - R2;z(3.31.a)

169

Apabila nilai t lebih kecil dari t pada tabel I-1, untuk derajatkebebasan n - 2, maka hipotesis yang menyatakan bahwa nilai R*0dapat diterima.

Contoh 3.5.a

Dari variabel hidrologi DPS Cimanuk-Leuwigoong antara datadebit dan curah hujan dari contoh 3.1, telah diperoleh batrwa nilaikoefisien korelasi : 0,96 dengan jumlatr data 12 buatr. Tentukanapakah nilai koefisien korelasi tersebut mempunyai beda nyataterhadap R = 0.

Jawab Contoh 3.5.a :

Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka perlu dibuat hipotesis :

Ho : R:0Hr:R*0

(lihat bab I)

Berdasarkan rumus 3.31.a dan nilai R dari contoh 3.1 :

ll- - R(n - 2): 0,9(10)'

:l

(l-R), ir-10,9eflt3.03st: -,--- : 10183' 0,2g

Dengan menggunakan Uji dua sisi dibaca pada tabel I-l padabagian akhir bab I, untuk derajat kebebasan 10, maka diperolehuntuk uji 2 sisi nilai tcr : 2,228, pada derajat kepercayaan 5 %o.

Karena t > tcr, maka hipotesa nol harus ditolak dan menerimahipotesa alternatip bahwa R * 0. Dengan kata lain dapat dikatakanbahwa antara curah hujan dan debit DPS Cimunuk - Lcuwigoonguntuk data rata-rata bulanan terdapat hubungun yung linicr.

Page 87: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

160

3.3.6 KoeJisien Korelasiperingkat

Penentuan koetisien korelasi yang telah dibahas, adalahberdasarkan asumsi bahwa pasangan data {(X,,y,); 1,2,3,... n}mengikuti distribusi tertentu, umumnya distribusi normal. Dalampenentuan koefisien liorelasi peringkat (rank correlationcoefficient) diasumsikan bahwa pasangan data tersebut tidakmengikuti suatu distribusi, sehingga pembahasannya dikenalsebagai statistika bebas distribusi atau statistika non parametrik(non parametric).

Prosedur penentuan koefisien korelasi peringkat adalahdengan cara menyusun peringkat pasangan data tersebut. Dari setiapvariabel disusun rnenurut urutan besar peringkat dari nomor l, 2hingga ke n. Maka koefisien korelasi peringkat antara variabel Xdan Y dihitung dengan rumus koefisien korelasi spearman (rfteSpearman Rank Correlation Cofficient), sebagai berikut :

6i1rx,-pyi)2RP: I - i=l

n1n2 - l;

Keterangan :

RP : koefisien korelasi peringkatPXi : peringkat variabel X ke iPYi : peringkat variabel y ke in : jumlah data

Untuk menguji tingkat hubungan antara variabel X dan variabel ydapat rnenggunakan nilai kritis untuk uji hipotesis pada derajatkepercayaan 1 Yo dan 5 % ditolak atau 99 yo dan 95 % diterima.Ketentuannya adalah (lihat tabel 3.3.2):

' apabila nilai RP lebih besar atau sama dengan nilai kritis,.maka hipotesis yang menyebutkan tidak ada hubunganantara variabel X dan y harus ditolak pada derajatkepercayaan I oh dan 5 %;o.

(3.3r.b)

161

. apabila nilai RP lebih kccil dari nilai kritis, nraka hipotcsuyang menyebutkan tidak ada hubungan antara variabcl Xdan Y harus diterima pada derajat kepercayaan I %o atau 5

%.

Untuk lebih memperjelas pemahaman perhitungan koefisienkorelasi peringkat dapat dilihat pada contoh 3.5.b, berikut ini.

Contoh 3.5.b.

Tentukan nilai koefisien korelasi peringkat antara debit dan curahhujan DPS Cimanuk - Leuwigoong yang datanya tercantum padatabel 3.1, dan uji apakah ada hubungan yang nyata antara curahhujan dan debit tersebut pada derajat kepercayaan 95 o/o diterima.

Jawab Contoh 3.5.b. z

Tabel 3.3.1, menunjukkan perhitungan peringkat variabel curahhujan (X) dan debit (Y) DPS Cimanuk - Leuwigoong.

Tabel 3.3. I . Perhitungan Koefisien Korelasi Peringkat Data Curah

Hujan dan Debit DPS Cimanuk - Leuwigoong.

Bulan Curah Hujan(X,)

Debit(n

PX, PY, PXt - PYt (PXt- PY)',

I2

)4

5

6

7

8

910

l112

22920527130114515498

6971

96184

280

323l384028242tl3t4t22837

4

5

)1I

8

7

9t2lll062

4

5

2

I6,58

9

lll0l26,53

0

0+ 1,0

0+ 1,5

- 1,0

0+ 1,0+ 1,0.- 2,0- 0.5- 1,0

0

0

I02,25

I0

II

4

0,25I

Jumlah I t,5

Surnhcr l'crhitungan data tabel 3.1.

Page 88: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

t62

Dari tabel3.3.l, dan rumus(3.31.b) maka :

- pyi)2.RP: I -

RP:1-

n1n2 - 1;

:0,9557

Dengan data yang s€una, dari contoh 3,1, telah diperoleh nilaikoefisien korelasi (R) yang dihitung dengan rumus 3.11, R :0,9644.

Dengan nilai RP = 0,9597, apabila ditentukan derajat kepercayaan:0,05. dari tabel 3.3.2, dcngan.lumlah data n = 12, maka diperolehnilai kritis : 0,504. Nanpak bahwa RP 0,95c)7 lebih besar daripada 0,504. Ini berarti dalam derajat kepercayaan 5 o/o, kita tolakhipotesis bahwa antara variabel curah hujan dan debit DPSCimanuk - Leuwigoong tidak ada hubungan. Atau dengan kata lainpada derajat kepercayaan 95 ohterjadi hubungan antara curah hujandan debit DPS Cimanuk - Leuwigoong adalah pernyataan yang

dapat diterima.

Dalam perhitungan koefisien korelasi, maka penggunaan koefisienkorelasi peringkat (RP) mempunyai beberapa keuntungan jikadibanding dengan penggunaan koefisien korelasi (R) dari mmus3.11, diantaranya adalah :

. perhitungannya lebih sederhana dan cepat,

. tidak perlu menganggap variabel X dan Y mengikutidistribusi normai.

Disamping itu juga tidak harus menganggap bahwa hubunganantara variabel X dan Y harus linier. Dengan demikian hubungantidak linierpun misal adanya hubungan yang kurvilinier, makakoefisien korelasinya dapat diduga dengan perhitungan koefisienkorelasi peringkat.

n

o I (pxii=l

r2(r44 - t)

163

Tabel3.3.2 Tabel Batas Kritis Untuk Uji Hubungan Dua Variabelberdasarkan Koefi sien Korelasi Peringkat.

JumlahSample

(n)

' Nilai Batas KritisP ada Deraj at Kepercayaan

0,01 0,05

4

5

6

7

8

9

l0t214

t618

202224

26

2830

1,000

0,9430,893

0,8330,783

0,7460,701

0,6450,6010,5640,5340,5090,4850,4650,4480,432

1,000

0,9000,9290,7140,6430,600

0,5640,5040,4560,4250,3990,3770,3590,3430,3290,3170,306

Sumber: Bonnier, 1980.

3.4 TITODELBEGBES' E'(SPOTEflS'AIDari pasangan data variabel hidrologi

apabila dihitung dengan persamrum regresirnodelnya adalah :

i:be'x

{(X,'Y,): i .2.1...rr1cksponcnsinl. trruku

(t 12)

Page 89: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

164

keterangan :

Y:

x:orb:e:

regresi eksponensial Y terhadap X, merupakan varia-

bel tak bebas.

variabel bebas

parameter

bilangan pokok logaritma asli, atau logaritmaNapir:2,7183

I0n

ll

Dimana Y, > 0.

Persamaan (3.32) dapat ditransformasikan menjadi persama^n linier

fungsi (ln) sebagai berikut :

lnY=lnbe"x

ffi:fu!*lne"xlny=lnb+aXlne

Oleh karena ln e: 1,0 maka :

lny:lnb+aX (3.33)

Persamaan (3.33) merupakan persam&rn fungsi semi logaritmik

antara lnY dengan X, dan merupakan persamarm garis lurus derigan

kemiringan (a) dan memotong sumbu ln Y di ln b. Gambar 3.5,

menunjukkan transformasi dari persamaan (3.32) menjadi

persamzum (3.33).

Untuk menyederhanakan penyelesaian persam&rn (3.33),

maka dapat dilakukan transformasi sebagai berikut :

P:ffi A:aX= X B: lnb

Sehingga perszrmaan (3.33) dapat dinyatakan sebagai persamazm :

Y=bcOI

lnY=lnb+ox

P:AX+B (3.34) Ganhur .l .\ 'l'runsformasi Fungsi lilulxtnen:;iul

Page 90: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

166

persamaan (3.34) adalah identik dengan persamaan (3.2), sehingga

dapat dinyatakan sebagai persamaan (3.17):

i=P+*(H)(*-x) (3.35)

R_ * (*,-x)(r, -r)(3.36)

I-abel 3.4 Data Debit dan Sedimen Melayang DPS

Citarum - Nanjung Maret 1981.

No. Debit(m3/det)

Sedimen Melayang(juta m3/det)

35

3943

54

56

88

95

105

112119

1,73

2,453,31

6,83

6,9910,44

16,36

27,4729,0633,96

Sumber : DPMA, Laporan No : 246lHI-43/81

Tabel 3.5 Perhitungan Persamaan Regresi Eksponensial Debitdan Sedimen Melayang DPS Citarum - Nanjung.

I (I7

[{t f., -x)'}{t (,, -u)'}]u

It (,., - *) 'lio*=l n-l IL]

It (r,-u)'l*ot:l ,-l ILJSEP: o, [ - R21]

Keterangan:

F : persama:ur regresi linier P terhadap XR : koefisien korelasi

ox : deviasi standar residu X

.op : deviasi standar residu P

SEP : kesalahan standar dari perkiraan nilai P.

(3.37\

(3.38)

(3.3e)

Contoh 3.6.

Tabel 3.4, menunjukkan data pengukuran debit dan sedimen

melayang di DPS Citarum - Nanjung pada bulan Maret 1981.

Tentukan besarnya koefisien korelasi dan persamaan eksponensial-

nya.

No Xr Yi P=lnY 6-n e-F) (x-x)' e-h' 6-ne-P)

I 2 3 4 5 6 7 8 9:5x635

39

43

58

56

88

95

r05

1t2

l19

1,73

2,45

3;3 i6,83

6,99

10,44

16,36

2'7,47

29,06

33,96

0,56

0,90

r,20

r,90

t,92

2,34

2,78

3,32

3,36

3,52

-40

-36

-32

-17

- 19

* rJ+20

+30

+37

+44

- t,62

- 1,28

- 0,99

- 0,28

- 0,26

+ 0,16

+ 0,60

+ l,l4+ l,l8+ 1,34

1.600

t.295

1.024

289

361

169

400

900

1.369

t.936

2,6244

t,6384

0,9604

0,0784

0,0676

0,0256

0,3600

t,2996

1,3924

t,7956

64,80

46,08

3 1,36

4,76

4,94

2,08

I2.00

34,20

4.1.6(r

I tl.()(r

750 21,80 0 0 9.344 10.2424 l(l.t,ll()

.rrrrrber : Data Tabel 3.4.

Page 91: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

IrfiH

l)lri rabcl 3.5 :

- 750X= -#:75l0

p = 2li8 :2,18^10

Berdasarkan persamaar 3.36, maka koefisien korelasi R :

t (r,-x)'(r,-P)'

169

Kemiringan garis regresi :

A:Ri*]=0,e78 lW)'A: 0,0323

Sehingga persamazm regresinya adalah :

p:F+-[*] [x-x]i :2,1g + 0,0323 tX - 751

i:0,0323 It-0,2425

Apabila ditransformasikan menj adi model eksponensial, mengingat

lnb:B :

ln b: - 0,2425, maka b:0,785

dan: a :Aa :0,0323

maka persamarm regresi eksponensialnya :

t: be"*

Y : 0,785 eo'0323 x

Dengan persam&Ln tersebut maka dapat untuk menaksir sedimen

melayang (uta m3), apabila debitnya diketahui :

. untuk X = 40, maka :

i : 0,785 eo'0323 (40) : 2,85

. untuk X : 100, maka :

i: 0'785 eo'0323(roo) : 19'84

R_

R_

[{* f' -x)'}{* f, -u)'i]'

302,86309,36

302,86

[(9344)(10 ,Z+Z+11i= 0,978

i

{

ili

Karena nilai koefisien korelasinya R :0,9'78, hal ini menunjukkan

adanya hubungan yang linier baik, antara debit dan sedimen

melayang di lokasi pos duga air Nanjung dari DPS Citarum.

Deviasi standar dari nilai residu debit :

[* (, - o) ' l' t gt+qrio-:1 n1 i =L 9 lL]Deviasi standar dari nilai residu sedimen :

[t (,, u)'li - -1

",: | =t,-, | =lY# )'L]Perbandingan nilai residu :

op I to,zqzqlio-=L 9344.1

Page 92: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

t70

Dengan dua titik koordinat (40 dan 2,85), (100 dan 19,84) maka

kurva garis lurusnya pada kertas grafik semi logaritmik dapat

digambar, seperti ditunjukkan pada gambar 3.6.

--+ xGambar j.6. Hubungan Debit (X) dan Sedimen (Y) DPS Citarum -

Nanjung Maret 1981.

to

Y

1

o

/

/

/

//

/(

o

,

"/

Y r OrTtO jopDl x

/

/

t7t

Kesalahan standar dari perkiraan untuk memperkirakan sedimenjika debitnya diketahui adalah :

SEP : oo (1 - R2;l

Nilai oo, telah diperoleh :

,r=()ry.) i:,,ouu

SEP : 1,066 1 - (0,978)2 : 0,222

Harus diingat bahwa :

lnY: P, maka:

ln SEY: SEP :0,222

sehingga SEY: 1,25 jutam'/hari.

Batas daerah kepercayaannya :

i-to(sEY).i.to(SEY)Dari tabel I-l pada bagian akhir bab I, untuk derajat kebebasan n-2: 8, pada u:0,025 dengan uji dua sisi diperoleh tcr : 2,306, makabatas daerah kepercayaannya dapat digambarkan dua garis sejajardengan jarak : Y r (2,306)(1,25) : Y + 2,88. Tabel 3.6,menunjukkan perkiraan sedimen melayang apabila debit diketatrui.

Tabel 3.6 Perkiraan Sedimen Melayang DPS Citarum

Nanjung Maret l98l dengan Model Eksponensial.

No. Debit(m3/det)

Sedimen(juta m3/hari)

Batas Daerah Kepercayaan(juta m3/hari')

I

25

4

5

4060

80100

120

2,85

5,4510,40

19,84

37,86

- 5,732,57 - 8,3.1

7,52 - t3,2816,96 - 22,72

34,|)lt - 40,74

roo

Sumber : Perhitungan data tabel 3.4.

Page 93: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

I 173t12

.I.5 MOOEL BEGBES' BERPANGKAT

Dari pasangan data variabel hidrologi {(X',Yr); i: 1,2,3 ..n\,

apabila dihitung dengan regresi berpangkat, maka modelnya

adalah:

i: bX" (3.40)

Apabila persamaan (3.40) ditransformasikan kedalam persamaan

linier fungsi (log) akan menjadi :

I*i:losbX"logY:logb+alogX

Dimana : Yr > 0 dan X,> 0

Selanjutnya dapat ditransformasikan kedalam persamaan linier

sederhana:

P:logY A:aB =logb q:logX

Sehingga persamaan (3.42) dapat disederhanakan menjadi :

Besarnya kesalahan standar dari perkiraan nilai P adalah :

SEp: o, [l -n211 e.46)

Contoh 3.7,

Tentukan koefisien korelasi dan persamaan regresi berpangkat data

sedimen dengan data debit pada tabel 3.4.

Tabel 3.7 Perhitungan Persamaan Regresi Berpangkat Debit dan

Sedimen DPS Citarum - Nanjung.

P=logY q=logX (q-q) (P.P\ <q-i)' @-F)' (q-q) (P-P\

I 2 -l 4 5 6 7 8=4x5

I

2

J

4

5

6

7

8

9

r0

0,238

0,389

0,519

0,834

0,844

1,018

1,213

t,438

t,463

l,530

1,544

1,591

1,633

1,763

1,748

1,944

t,977

2,201

2,049

2,075

- 0,291

- 0,244

- 0,202

- 0,072

- 0,087

+ 0,109

+ 0,142

+ 0,1 86

+ 0,2 I4

I 0,2 l4

- 0,71I

- 0,561

- 0,430

- 0,1 15

- 0,105

+ 0,069

+ 0,264

+ 0,489

+ 0,541

r 0.5|t I

0,0846

0,0595

0,0408

0,0052

0,0076

0,01 I 8

0,020I

0,0 141

0,0,1I ,

0,t)l rn

0,5055

0,3r41

0, r 849

0,01 32

0,0 t t0

(),0I It(),()arlrar

0.,! tul

(l,l,r4 |

0,ll/1

0,2069

0, r 368

0,0116,1

o,(x)82

(1.(x,r, I

(1,(xl7 t0.0 174

0,1trr0r,

0, Iorru

0, I t(,,4

t 9,486 I8.145 0 0 0. lrr 14 I,rrt l,l 0,r I l4

Sumber : Data'lahcl 3.4

dan

Il*'-u'-];"'=L ",

..l

Nilai R, adalah koefisien korelasi :

R_

-!-) (P, - P) (q'-Q)i=l

[{tn,-D'ii}",-r'}]*(3.4s)

(3.41)

(3.42)

P:[q+B (3.43)

Persamaan (3.42) merupakan hubungan log-log antara log Y dengan

Iog X, bentuknya garis lurus dengan kemiringan (a) dan memotong

sumbu log Y pada log b. Sedangkan persamaan (3.43) identik

dengan persamaan (3.2), sehingga dapat dinyatakan sebagai :

/o^\p=p+R(%/(q-q)

Nilai o, merupakan deviasi standar dari residu nilai P.

Il(.,-,)-ll"r:l - ILI

(3.44)

Page 94: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

l?a

,luuth*Lulah-lJ-lrcrhitungannya dilakukan pada tabel 3.7.

Dari tabel 3.7 :

p = 9',41L6 :0,9486

l0_ 18.345q= ff :1,8345

Berdasarkan persamaan 3.45 :

R_lCt,-F)(q,-Oi=l

l Ttr

l,crbandingan nilai -^-:r" op - [ l,95l4l]reslou G =

Lo,loz+lKemiringan garis regresi :

A:R(ff) =0,e84 \ffi)rA = 2,26

Sehingga persamaan garis lurusnya :

p = p+A(q_O

i : 0,984 + 2,26(q - 1,8345)

i :2,26 q- 3,1979

maka:

logY : 2,26lo9X -3,1979

dan persamaannya adalatr :

i:bX"y :6,33 (10-4) x2'26

Persamaan tersebut dapat untuk menaksir sedimen bila debitnyadiketahui. Besamya kesalahan standar dari perkiraan nifai p :

SEp : op (l - R2)l, al

sEP : 0,46s (, - (0, s}q'?)2 :0,082

Harus diingat bahwa :

log SEY = SEPSehingga SEY = l,zl}juta m3ftrari.

Batas daerah kepercayaannya :

Y - tcr(SEY) < Y < Y + tc[(SEy)

[{t n,-F),}{t ",-r,}]'p: 0,8344 :ry: 0,9g4

[(0,3674)(t,sst4)l ] 0,8'

Deviasi standar dari nilai P :

",= [tt''-pl,1]I n-r

]

^ - [ r,gsr+1io*:L , lDeviasi standar dari nilai q :

[t ro,-o'.l+. oq:

i *r_,

IL]I o.zatqll

"t: L-9 -l

Page 95: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

r76

Nilai t diambil dari dirr* tabel I-l pada bagian akhir Bab I,derajat kebebasan 8. drur untuk uji dua sisi a : 0,025,ta:2,306. Sehingga batas daerah kepercayaal)nya adalah(1,210)(2,306) : Y +. 2,79. Hasil selengkapnya dirunjukkantabel 3.8 dan gambar 3.7.

Tabel3.8 Perkiraan Sedimen Melayang DpS Citarum_Nanjung dengan Model Berpangkat.

t77

berpangkat lebih sesuai dibanding dengan menggunakan auralisisregresi eksponensial untuk kasus data tabel 3.4. tersebut. Debitdalam satuan 1m3/det1, sedangkan sedimen melayang dalam satuan(uta m3/hari).

roo

IIT-

Y:6,311 ( ld1 x2.2c

t

{

I

If

,o too

-_-___? x(ittuhar j.7. Hubungan Debit (X) dan Sedimen (y) DpS ('itarum-

Nttniung, Maret lgltI

untukmakaY*pada

No. Debit(m3/det\

Sedimen

Uuta m3/hdri)B atas Daerah Kepercayaan

$uta m3/hari'y

I

2

J

4

5

40

60

80

100

120

2,64

6,61

12,67

20,99

31,69

- 5,43

3,82 - 9,40

9,88 - 15,46

18,20 - 23,79

28,90 - 34,49

Sumber : Perhitungan data tabel 3.4.

Hubungan antara sedimen melayang (y) dengan debit (X), data dariDPS citarum - Nanjung untuk bulan Maret l9gl, menggunakananalisis regresi eksponensial adalah (lihat contoh 3.6) :

i : 0,785 eo'0323 x

Koefisien korelasi R: 0,978Kesalahan standar'dari perkiraan SEy : +. 1,25 j uta m3lhari.

dan menggunakan analisis regresi berpangkat :

i :6,33 (l04) x2,26

Koefisien korelasi R: 0,984Kesalahan standar dari perkiraan SEy: *.l,2ljuta m3lhari.

Dengan memperhatikan nilai koefisien korelasi dan nilai kesalahanperkiraan standar, dapat diambil kesimpulan bahwa analisa regresi

ro

Y

Page 96: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

17tt

3.6

179

II|ODEL BEGBES, LOGARTTMTK

Dengan menggunakan analisa regresi logaritmik, makapasangan data variabel hidrologi {(X,,Y,); i:\,2,3 ..n} dapat dibuathubungan sebagai berikut :

i:b+alogX (3.47)

Keterangan:

i : regresi Y terhadap XX : variabel bebas, harus lebih besar nola,b: parameter

Persamaan (3.47), merupakan persamaim fungsi semi logaritmikantara Y dan log X, merupakan persaminn garis lurus dengan

kemiringan (a) dan memotong sumbu Y di b.

Untuk menyederhanakan penyelesaian maka dapat dilakukantransformasi sebagai berikut :

. Nilai deviasi standar dari residu Y :

Il r",-D'lior:lklL]

. Nilai deviasi standar dari residu q :

It to, -o'lioo=lklLJ

Kesalatran standar dari perkiraan nilai Y :

SEy=ov[l-R21]

(3.51.a)

(3.51.b)

(3.s2)

Y -YB :b

q : logXA:a Tabel 3.9 Debit Rata-Rata Bulanan DPS Cimanuk -

Leuwigoong dan Leuwidaun Tahun 1972.Sehingga dapat dinyatakan sebagai persamaan :

Y:Aq+b

Persamaan (3.47) adalah identik dengan persiunium (3.2), sehinggadapat dinyatakan persamaan-persamran sebagai berikut :

. Persamaan garis lurusnya Y :

(3.48)

(3.4e)g = y. *(ff)(q - Q)

. Nilai koefisien korelasi R :

it", -D(q,-oi=l

[{I,, -D,}{t., -r,}]}

No. Bulan Leuwigoong(m3/hari)

Leuwidaun(mi/hari)

JanuariFebruariMaretAprilMeiJuniJuliAgustusSeptemberOktoberNovemberDesember

43,90

32,8049,60

32,9042,7017,70

10,80

8,506,366,19

12,50

31,69

30,4022,4024,6021,1024,609,296,424,773.t72.80

7,47

I l.l0Sumbcr : Publikasi Debit Tahun 1972 l'rrsat l.ithntrg l'crtgtttrrtt

R: (3.s0)

Page 97: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

t8rI80

Contoh 3,8.

Tabel 3.9, menunjukkan data debit rata-rata bulanan dari DPSCimanuk - Leuwigoong (760 km') dan Cimanuk - Leuwidaun(438,6 km'z) tahun 1972. Tentukan koefisien korelasi dua pasangan

data tersebut dan tentukan model persamuumnya menggunakanpersamaan logaritmik.

Jawab Contoh i.8. z

Tabel3.l0 Perhitungan Model Regresi Logaritmik Debit DPS

C imanuk-Leuwi goong- Leuwidaun.

No. Y q=logX Y-Y q-s &Yr (q-q)' (Y-Y) (qq)

I 2 3 4 J 6 a 8=4x5

l.)

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

ll.t2.

43,9

32,8

49,6

32,9

42,7

t't ,'l

10,8

8,5

6,36

6,t9

12,5

18,6

r,482

1,350

1,390

1,324

1,390

0,968

0,807

0,678

0,s0 l 0

0,44t'l

0,8733

l.0530

+ 20,3

+ 9,2

+ 26,0

+ 9,3

+ 19,l

- 5,9

- 12,8

- l5,l- 17,2

- t7,4

- I l,l- 5,0

+ 0,460

+ 0,328

+ 0,368

+ 0,302

+ 0,368

- 0,054

- 0,215

- 0,344

- 0,521

- 0,51s

- 0,148

+ 0,031

412,09

84,64

676,00

86,49

364,8 I

34,81

163,84

228,01

295,84

302,76

123,2t

25,00

0,2116

0, I 075

0,1 3 54

0,0912

0,1 3 54

0,0029

0,0462

0,r 183

0,2714

0,3306

0,0219

0,0009

+ 9,338

+ 3,017

+ 9,568

+ 2,808

+ 7,028

+ 0,318

+ 2,752

+ 5,194

+ 8,961

+ 10,005

+ 1,642

- 0,15s

t 282,6 t2,264 0 0 2797,50 1,4733 60,48

Sumber : Tabel 3.9.

Dari tabel 3.10 :

y =28r?:6 :23,6-12_ 12,264q= T :7,022

Berdasarkan persirmaan 3.49, koefisien korelasi R :

itv,-D(q,-oR-

p= 60,476

lQ7g7,5) (1,4733)li_60,476 : 0.g42

64,119

Deviasi standar dari nilai Y :

It s,-o,l* _lr,qtn1to":l-n-r I L ll lLJDeviasi standar dari nilai q :

",:[ry+]' =[#]'Perbandingan nilai residu :

oy (zlgl,s\i% = lrAT:; )

Kemiringan garis regresi A :

A:R (A) =oi,gqz(ffi)t :41,047

Persamaan garis lurusnYa :

i=V+A(q-g)i :23,6+ 41,05 (q- 1,022)

i:41,05q-18,35

Page 98: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

It82

IIarus di ingat bahwa q: log X, maka persamaan yang ditunjukkan

adalah :

n :41,05 log X - 18,35

Persamaan tersebut dapat untuk menaksir debit di Cimanuk-

Leuwigoong (Y), bila debit Cimanuk-Leuwidaun (X) diketahui,

dengan'P.:0,942.

Persamaan tersebut dapat untuk menaksir debit di Cimanuk-

Leuwigoong (Y), bila debit Cimanuk-Leuwidaun (X) diketahui,

dengan R:0,942.Besarnya kesalahan standar perkiraan dari persamaan tersebut

adalah:

SEY: oy 1f - n';i

SEY: tS,S+ (t = 5,35 m'/det.

Batas daerah kepercayaannya adalah :

i - to (sEY). i . i * to (sEY)

Nilai tcr diambil dari dap distribusi t pada tabel I-l pada bagian

akhir Bab I, untuk derajat kepercayaan 95 Yo diterima pada derajat

kebebasan n-2: 10, dengan uji dua sisi maka tc. :2,228. Sehingga

perama:u:l tersebut mempunyai batas daerah kepercayaan Y *(2,228) (5,35) atau i + I1,91. Hasil selengkapnya untuk perkiraan

debit DPS Cimanuk-Leuwigoong ditunjukkan pada tabel 3.11 dan.

gambar 3.8.

183

Tabel3.11. Perkiraan Debit DPS Cimanuk - Leuwigoong DariData Debit DPS Cimanuk - Leuwidaun dengan ModelRegresi Logaritmik.

No. Leuwigoong

(m3/hari)

Leuwidaun

(m3/hari)

Batas Daerah Kepercuyaan(mj/det)

I

2

3

4

10,0

15,0

20,0

30,0

22,70

29,92

25,05

42,28

10,79 - 34,61

18,01 - 41,g323,14 - 56,19

30,37 - 63,42

Sumber : Perhitungan data tabel 3.9.

-it-r+ X

Gambar 3.8. Iluhungttn l)chrt ('inutnuA l,cun,iduun (X) dan Cimanuk

lrux'tgttotty (l'),

- (o,g4la'?)+

Page 99: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

184

3.7 MODEL BEGBES, POLTNOJIilIAL

Pada sub bab 3.3 sampai 3.6 telah disajikan penggunuuul

persamaan garis regresi dengan model persamaan linier dan model

lainnya yang ditransformasikan kedalam persulmzmn linier.

Penggunaan persamtan linier bagi penggambaran hubungan antara

dua variabel hidrologi {(X;,Y;); i:|,2,3,..n} yang tidak berasosiasi

secara linier meskipun telah ditransformasikan dalam model

eksponensial, pangkat atau logaritmik, maka akan menghasilkan

garis'taksir atau persam&rn yang "kurang tepat". Transformasi

persamaan kurva yang lebih tepat untuk kondisi tersebut dapat

digunakan regresi polinomial. l)onurunan persamzumnya dapat

dilakukan dengan mctodc kuadrat tcrkccil.

Persamaan regresi polinomial ordc ke m yang menyatakan

hubungan dua variabel data hidrologi {(X',Y'); i:\,2,3, '.., n} dapat

disajikan sebagai berikut :

Y: bo + b,X + brX2 + brX3 + ...+ b,x-

Nilai : bo, bi, br, ...b. dicari dengan :

[n XX, XX,' .....XX'' ] tbJ [EY, 1

[Exi 'xi,

Xx,', ..... Xx"', ] [b,] tXx,v,l[xX,, XX,' Xx,o ..... xx,'*' ] tbrl: [Xxi'Yt]t. lt I t lt. lt 1 t lt. ]t I t l

[xxi'xxi'*' Ex,'*' .,... 'xi-"']

[b-] [txi'Yt]

(3.53)

(3.54)

Untuk memberikan contoh perhitungan hanya akan dibahas tentang

regresi polinomial sampai orde ke 2, saia, sehingga persamiuxl

(3.53). umunnya disajikan sebagai persamuum berikut ini :

y: a+ bx * c x2

Nilai : a, b, c dicari sebagai berikut :

[n Ex, Xx1'z] [a] [Xy, ]

[Xxi Xxi'? Xxi3] [b]: [Xxiyi .l

[xx,2 x43 xx,4] [c] [xx,ry,]

I tt{r

(3.s6)

Sehingga penyelesaiannya dapat dilakukan dengan 3 persamaansebagai berikut :

an +bXx1 +cXxi2: Xy,

alxl + b lxi'+c Xxi3 : EXiyi

a Xx,2 + b Xxi3 + c ;xi4 : Xxi'yi(3.57.a)

Penyelesaian dengan rumus 3.57a, sebagai altematip ke 1,

selanjutnya dapat juga digunakan alternatip ke-2, yaitu apabilavariabel :

X,: (x, - x)Yi: (yi - y)

i*, tr,-- i=l - i=lX=_T_ry=

n

maka persamiurn (3.55) dapat dinyatakan sebagai :

Y:A+BX+CX2

sehingga persamium (3.57a) dapat dinyatakan sebagai :

nA +BXXi +CXXi,:EYiAIXi +BXXi'+CXXi3 = XY;X,A EXi2 + B XX,3 + C XXia : EY; X12

(I xr ')' -nI x' o

Ix'Y,"- rrj11 - -nA'- r rJ

Pertyelesaian dengan rumus 3.59, sebagai alternatip ke 2, akhirnyn

A: I x'X Xi 2Yi

(3.s7.b)

(3.s7.c)

(3.s7.d)

(3.s8)

(3.5e)

( 1,('0)

1 I (r I )

( I (r.) )

(3.s5)

Page 100: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

-tIn(i

('ontoh 3.9.

I)engukuran debit dari sungai Way Seputih - Segala Mider tahun1980 menghasilkan hubungan antara tinggi muka air (x) dan debit(y) seperti ditunjukkan sebagai berikut :

I87

Tabel 3.12 Perhitungan Model Regresi Polinomial Hubungan

Tinggi Muka Air dan Debit DPS Way Seputih -Segala Mider (alternatip ke l).

Tinggi Muka Air (m)

1,50

1,60

1,70

1,80

1,90

2,002,102,202,302,402,50

Debit (mrydet)

2629

33

3743

4952

57

63

7t79

No. xi v, x,2 x,t xi xti xlyi

1,50

1,60

1,70

l,80

I,90

2,00

2,10

2,20

2,30

2,40

2,50

26

29

JJ

37

43

49

52

57

63

7l79

))s2,56

2,89

3,24

3,61

4,00

4,41

4,84

5,29

5,76

6,25

3,375

4,096

4,913

5,832

6,859

8,000

9,261

10,648

12,167

13,824

15,625

5,0625

6,5536

8,3520

10,4976

13,0321

16,0000

19,4481

23,4256

27,9841

33,1776

39,0625

39,00

46,40

56,1 0

66,60

81,70

98,00

109,20

125;40

144,90

170,40

197,50

58,50

74,24

95,37

I19,88

155,23

196,00

229,32

275,88

333,27

408,96

493,75

x 22,00 539 45,1 0 94,60 202,5958 1.135,20 2.440,40

Dengan menggunakan persamaan model regresi polinomial orde ke

2, tentukan persamuum data tersebut berdasarkan persamaan 3.57.a

(alternatip ke l) dan 3.59 (alternatip ke-2).

Jawab Contoh 3.9. z

Perhitungan untuk alternatip ke 1, ditunjukkan pada tabel 3.12.

Berdasarkan mmus 3.57, maka diperoleh hubungan :

an +bEx1 +cXxi': Ey,

aEx, +blxi2 +cXxi3 : Xxiyi

aXx,2 +bXxi3 +cXxi4 : Xxi'Yi

sehingga :

I. 1la + 22b +45,10c:539il. 22 a + 45,10 b+ 94,60 c = 1135,20

m. 45,10 a +94,60b+202,59 c:2440,40

Penyelesaiannya :

_ )')xi = fi :2,0

-2 45.1*, =ll , sehtngga:

(ll . 1) 22 a + 45,10 b(l.Xi) 22a+44,00b

+94,60 c : 1.135,20

+90,20 c: 1.078,00(-)

0+

(ilt . l) 45,1 a( r xi) 45,1 a

1,10b+4,40c:57,20b :52-4c

+ 94,60b + 202,59 c : 2.440,40+ 90,20b + 184,91 c = 2.009,90

; ;;,;;;;;;;;r;;;; "b - 52.ltt - 4.0ltl c

Page 101: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

188

Sehingga :

52 - 4 c:52,38 - 4,018 c

0,018 c = 0,38

c:2l,llb:52-4(2l,ll):'32,44u = * (539 - 22 (-32,44) - (45,lox2l,l l)- 1la:27,i2

Sehingga diperoleh model persamaum regresi polinomial orde ke 2,

hubungan antara tinggi muka air dan debit DPS Way Seputih -

Segala Mider sebagai berikut :

i :Zt,ll x2 -32,44x |27,32

Ketelitian persamaan tersebut dapat dilihat dari kesalahan perkiraan

standarnya, perhitungannya dapat dilihat pada tabel 3.13.

Tabel3.l3 Perhitungan Kesalahan Perkiraan Standar Data

Debit DPS Way Seputih - Segala Mider Model

Regresi Polinomial.

Nilai kesalahan standar dari perkiraan dapatpersamium (3.20).

/ 'r I

SEy:*[(Y'-i)'l'*[ n-l )

sEy : -(ry) ':* l,oo m3/det

Batas daerah kepercayaannya adalah :

i -tct (SEy) . y. y *to (SEy)

189

dihitung dengan

No. xi /i li fi-/i 0,-))'1,50

1,60

1,70

1,80

1,90

2,00

2,10

2,20

2,30

2,40

2,50

26

29

33

,37

43

49

52

57

63

71

79

26,15

29,45

33,1 0

37,32

41,89

46,88

52,59

5 8,12

64,37

71,05

78,1 5

- 0,15

- 0,45

- 0,10

- 0,32

+ l,ll+ 2,12

- 0,29

- 1,12

- 1,37

- 0,05

+ 0,85

0,0225

0,2025

0,0100

0,1024

1,2321

4,4944

0,0841

1,2544

1,8769

0,0025

0,7225

, 22,00 539 0,32 10,0043

Dengan derajat kepercayaan 95 %o diteima, maka berdasarkan tabelI- I pada bagian akhir Bab I, dengan derajat kebebasan n - 2: 9,untuk uji dua arah diperoleh nilai ta:2,262,dengan demikian batasdaerah kepercayaannya adalatr :

Y + (2,262)(1,00) = Y + 2,262 m3/det.

Merupakan dua garis sejajar dari persamaan regresinya. Tabel 3.14,menunj ukkan hasil interpolasi dan ekstrapolasinya.

Tabel3.l4 Perkiraan Debit DPS Way Seputih di pos

Duga Air Segala Mider.

No. Tinggi Muka Air(m)

Debit(m3/hari)

Batas Daerah Kepercayaan

(m3/de)

I

2

J

4

5

6

7

0,80

1,00

1,50

2,00

2,50

3,00

4,00

14,90

15,99

26,15

46,88

78,15

119,99

235,32

12,61 - 17,06

13,73 - 18,25

23,89 - 29,41

44,62 - 49,14

75,89 - 80,41

117,73 - 122,25

233,06 - 237,58

Sumber: I)crhitungan9 =21 ,ll x, - 12,44x+27,32*.2,262

Page 102: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

1190

. Prosedur perhitungan cara yang ke 2, ditunjukkan pada tabel 3.15.

Tabel 3.15 Perhitungan Model Regresi Polinomial HubrnganTinggi Muka Air dan Debit DPS Way Sepurtih -

Segala Mider (alternatip ke 2).

No. x, fi xi Yi X,, x,o X,Y, X,,Y,

1,50

1,60

1,70

1,80

I,90

2,00

2,10

2,20

2,30

2,40

2,50

26

29

33

37

43

49

52

57

63

7l

79

- 0,50

- 0,40

- 0,30

- 0,20

- 0,10

0,00

+ 0,10

+ 0,20.

+ 0,30

+ 0,40

+ 0,50

-23-20-16-12-60,00

+3+8+14+22+30

0,25

0,16

0,09

0,04

0,0t

0,00

0,01

0,04

0,09

0,r6

0,25

0,0625

0,0256

0,008r

0,00r6

0.0001

0,0000

0,000 t

0,0016

0,008r

0,0256

0,0625

1 r,50

8,00

4,80

2,40

0,60

0,00

0,10

1,60

4,20

8,80

15,00

- 5,75

- 3,20

- t,44

- 0,48

- 0,06

0,00

+ 0,03

-+ 0,32

+ 1,26

+3,52

+ 7,50

E 22,00 539 0,00 0,00 I, l0 0,1958 57,20 1,7

Penyelesaian dengan merubah variabel x; dan y, :

Xi: Xi- i, dan *=#:2

Yi = yi- y, dan y =fl = 49

Hubungan yang diperoleh dihitung dengan persamaan 3.59.

A_ Ix,' Xx,'Y,/ \a

[I xi.) -n X X, o

":+HAna

---v Xx, '

r91-t

Maka

a - (l,lxl,7o) 1,870A-- :-1,981(1, l)'- ll(0,1958) -0,9438

B :57,20 : 52l,l

No. xi li !i li-li 0,-h'I

2

3

4

5

6

7

8

9

l0ll

1,50

1,60

1,70

1,80

1,90

2,00

2,10

2,20

2,30

2,40

2,50

26

29

JJ

37

43

49

52

57

63'71

79

25,96

29,37

33,19

37,40

42,00

47,01

52,40

58,20

64,39

70,97

77,96

- 0,04

- 0,37

- 0,19

- 0,40

+ 1,00

+ 1,99

- 0,40

- 1,20

.- 1,39

- 0,03

+ 1,04

0,0016

0,1369

0,0361

0,1600

1,0000

3,9601

0,1600

1,4400

1,9321

0,0009

I,08 t6t 21,00 53e 9,90() I

c:_ (-1,981)(11)= 19,81I,I

Persamaannya adalah :

Y: A+bX+CX'zy : y+A+B(x-X)+C(x-x)2y :49- 1,981 +52(x-2)+19,81(x-2)'

y : 49 - 1,981 + 52x- 104+ 19,81x2 -79,24 -79,24x

y : 19,81x2 -27,24x+22,25

Ketelitian persamaan tersebut dapat dilihat pada perhitungankesalahan standar dari perkiraan pada tabel 3.16.

Tabel3.16 Perhitungan Kesalahan Perkiraan Standar Data

Debit DPS Way Seputih - Segala Mider ModelRegresi Polinomial.

Page 103: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

192

Nilai kesalahan standar dari pcrkiraan (rumus 3.20) :

SEY:.[(".-I)']'""'--L n-l ]

SEY=+ : r 0,99 m'/det.

Dengan demikian dari contoh 3.9, diperoleh dua persamarm yang

menyatakan hubungan antara tinggi muka air dan debit DPS WaySeputih - Segala Mider, yaitu :

l). i: 2l,l1x2 -32,44x+27,32dengan nilai SEY: 1,00 m3ldet, dan

2). i : 19,81 x2 - 27,24 x + 22,25

dengan nilai SEY :0,99 m3/det

Dengan memperhatikan nilai SEY temyata persamaan ke 2 lebih

kecil nilainya jika dibanding persamaan ke l. Tabel 3.17,menunjukkan hasil interpolasi dan ekstrapolasinya dan kurvanya

pada gambar 3.9.

Tabel3.17 Perkiraan Debit Way Seputih - Segala Mider.

No. Tinggi Muka Air(m)

Debit(m3/det)

Batas Dae ruh Ka pe rcayaan(mr/det)

I

2

J

4

5

6

1

0,80

1,00

1,50

2,00

2,50

3,00

4,00

13,13

14,82

25,96

47,01

77,96

I 18,82

230,25

12,14 - 14,12

13,83 - 15,81

24,97 - 26,95

46,02 - 48,00

76,97 - 78,95

117,83 - I 19,81

229,26 - 231,24

_ _tI e,e0e3 l,L ro ,l

l,)ol(rinl

O

x?GliiGl

Iixodaa

f,TII=AItZactC

toAt

193

V)q.a,a\)a{C-\\B-{S

€L

i.Sgosri (it'\ ;s&sdSrB-q(l;T!0ssq^o\sh'\N

O.

-;B-a

Sumber: Perhitungan y = 19,81 x2 -2'1,24x+22,25 t0,99

Page 104: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

t04

llila nremperhatikan gambar 3.9, maka penggunaan persamzum

rcgresi polinomial orde ke 2 (atau sering disebut fungsi parabola

atau persarnaan kuadrat) untuk menaksir debit (Y) jika data tinggimuka air (X) diketahui, dengan cara ekstrapolasi dapat menghasil-

kan taksiran yang "salah". Untuk X = 1,00 m menghasilkan taksiran

Y : 14,82 m'/det akan tetapi untuk X = 0,0 m justru menghasilkan

nilai Y : 22,25 m'/det, yang seharusnya lebih kecil dari 14,82

m3/det.

Penggunaan persamaan ini untuk membuat analisa hubungan

anrira tingi muka air dan debit, terutama untuk ekstrapolasi masih

harus membutuhkan pengecekan lapangan. Bahkan untuk pasangan

{(Xi,Yi); i:|,2,3,...n} antara tinggi muka air dan debit dari sampel

lainnya dapat menghasilkan debit hasil ekstrapolasi yang nilainyo

negatip. Keadaan yang tidak mungkin terjadi di lapangan- Membuat

hubungan variabel tinggi muka air dan debit memerlukan

penyelidikan nilai tinggi aliran nol (zero /low) di lapangan sehingga

dapat dibuat model regresi berpangkat :

y:k(x-xo)'

Keterangan:

Y : debitx : tinggi muka air

& : tinggi aliran nolk,c = konstanta

P.rr*uu, (3.63) dapat dinyatakan sebagai

sebagai berikut :

logy:logk+clog(x-x6)

persam&m garis lurus

(3.64)

seperti ditunjukkan pada persam aan (3 .2).

Penyelidikan untuk menenttrkan nilai a dan b dapat

menggunakan persamaan (3.a) dan (3.5) atau dengan persamarul

(3.17), ada cara lain dengan menganggap persamaan (3.65) sebagai

persamiurn regresi linier berganda orde ke 1 (penyelesaian

persamaan regresi linier berganda akan dibahas pada sub bab 3.8.1).Apabila persamaan (3,65) dipandang sebagai persam&m regresilinier multipel orde ke l, maka pasangan data {(X,,Y;); i:1,2,3,..n}dapat diselesaikan sebagai berikut :

nb+aXXi: XYi

bXX, + aXX'2: EYlX;

(3.66)

Dari persamaan dengan dua bilangan tidak diketahui maka dapat

dihitung nilai a dan b.

Contoh 3.10

Tabel 3.18, kolom 3 dan kolom 4 menunjukkan pasangan data

tinggi muka air (x) dan debit (y) hasil dari pengukuran debit sungai

DPS Cimanuk di pos duga air otomatik Monjot, Rentang, Jawa

Barat, dari tahun 1972 sanryai tahun 1979. Nilai tinggi aliran nol(xo) : 23,90 m dari muka laut. Tentukan persamaan lengkungdebitnya menggunakan persamzuul (3.63).

Jawab Contoh 3.10 z

Perhitungan ditunjukkan pada tabel 3.18.

Y =b+aX

196

(3.6s)

(3.63)

apabila:

log y: Ylog k: b

c:alog (x - xo): X i

maka akan diperoleh persamaan :

Page 105: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

106 Y107

Pr:rhitungan Modcl Lengkung Debit DpS Cimanuk_Monjot Tahun 1972 - 1979.

'l-abel 3.18

tGI

E'{.f

\laBLIBoo

to,o

*t:t

sUul.oq)

ab0

-Sa' FETOot)iE-.:O*; \I€IBIUII

8o|

E

I

o(\l

I

g

ao6ooqq c q q

N(o lo t r! NGld

(ul) oH-H <-

.a

\ ;r\

\

.acaGl

EII

{

^

a?

5qoNllo

t .t/a

ffi.An' -l

Urutxi ft (x,- x) Iog (r -x) = X, logy = Y, X,Y, x,'

3 4 5 0 7 8 I

z.

3.4.5.

6.7.

8.9.

1.0.

ll.12.

13.

t4.15.

16.

t7.18.

19.

?0.

2t.27.

23.24.25.26.

27.28.29.

30.31.32.33.34.35.

37,38.39.

40.4t.42.

43.44.45.46.47.

48.4950.

5l

l3l4l5t7l8l9204748

49

5l52535556

57585960626566

6768697079

8l82

8384

8586

87

89909l92

r00105

106t07108

lillt2il3il4t)7I28t.,9

25,21

2s,2125,0625,27252625,1125,9926,4625,6625,4325,0625,0424,9724,9425,2624,E925,6625,75?'5,6225,1626,3825,3s25,0425,3825,3825,U25,8625,2625,1626,tt25,9025,7625,8625,9026,2026,352s,3624,6026,9025,8625,7225,4225,5425,8725,7825,7025,63?6,4978,5224.86

tu,J39,539,9

30,750,645,5

344127t79

90,659,233,3

31,528,429,050,523,08s,698,781,239,7

180

59,4

30,256,752,578,8133

4E,0

39,5t44127108tt7lt5t67t9759

I 1,6

278120IM

68,880,2

tt2I l3t04

94,9250680

26.7

l,)o1,3 r

1,3 Il,l6t,371,36

r2l2,O9

2,561,761,53

I,t6I,l41,07t,04t,360,991,761,85

t,72t,262,481,45

I,l41,48I,48t,741,961,36

1,262,212,001,861,96

2,002,302,45t,460,703,001,96

1,82

t,521,64

1,97

1,88

I,801,73

2,594,620.96

o,t93l20,117270,\i274,064460,136720,133540,082790,320150,408240,2455 I0,184690,064460,056900,029380,017030,13354

-0,004360,2455 I0,267170,235530, I 00370,394450,16t370,056900,t10260,t70260,240550,292260, I 33540,100370,344390,301030,2695t0,292260,30103

0,361730,3E917

0,16435-0,154900,477120,292260,260070,181840,214840,294470,274t60,2s5270,238050,413300,664640,0 I 773

1,E46961,596601,60097t,4871 Il,704ls1,65801

1,536562,103802,25285t,957131,772321,522441,49E3 I1,45332t,462401,703291,36173t,93247t,99432I,90956I,598792,25s27t,77379I,4800 t1,75358t,720t61,896532,t2385l,68124l,s96602, I i8362,103802,033422,068192,060701

'111a2,29M71,770851,064462,444M2,079182,017031,837591,904 1 72,049222,0s30E2,01703

1,977272,397942,8325 It,4265 |

U,J)OOU

0,1E7230,187750,095E6o,232990,221410,127210,634300,919700,848900,327330,098 l40,085230,042700,024900,22746

-0,005940,474440,532820,449760,t60410,889590,286240,084210,298560,292870,456210,620720,224510,160250,743320,6333 I0,548030,604450,620330,804020,892940,29104

-0,16488I,l66l00,607660,524570,334150,409090,603430,562870,514E90,47069o,99l071,88260

-0.02s29

0,013750,013750,004160,018690,017830,006E50,102500,r66660,0602E

0,0341I0,004i60,000720,000860,000290,017830,000020,060280,071380,055470,010070,155590,026040,003240,028990,028990,057860,085420,0t7E30,010070,1 1 8600,090620,072460,085420,090620,130850,151450,0270t0,023990,227640,085420,M7640,033070,046160,0E67 I0,075 l60,065 t60,056670, t 70820.44 I 710,(x) r | 4

umlo 10.6861 r e1,(14669 22. I 8848 l\rrnrlrt.r \,rcwlrno, l99l

Page 106: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

tlgit

I'abel 3.19 Perhitungan Uji-t Data Lengkung Debit DPS Cimanuk-Monjot.

NoUrut

Pengukuran

Y,

P r o s e nt as e P e ny i mp angan

d=&PrNO

Peng X1 li P D=P.F+ +

L2.

3.4.5.

6.1.

8.9.

10.

u.t2.13.

14.

15.

16.

t7.18.

19.

20.2t.22.

23.24.25.26.27.28.29.30.31.32.

33.34.35.

36.37.

38.39.40.

4t.42.43.44.45.46.47.

4E.

49.50.

51.

t2l3l4l5l7l8l920474849

5l5253

5556575859

606265666'l686970

79

8la283

8485

86878990

9l92

t00105

106107

108llltt2l13l14t27128

r29

25,4625,21

252t25,0625,2725,2625,1t25,9926,4625,6625,4325,0625,0424,9724,9425,2624,8925,6625,7525,6225,t626,3825,3525,0425,3825,3825,6425,8625,2625,t626,t125,9025,7625,8625,9026,2026,3s25,3624,6026,9025,8625,7225,4225,5425,8725,7E25,7025,6326,4928,52)4 R(,

70,339,5

39,930,750,645,534,4

t2'lt79

90,659,233,33 1,5

28,429,050,523,085,698,781,2

39,7r80

59,430,256,752,578,8133

48,039,5

144t27r08ll7ll5167t9759I 1,6

278120104

68,880,2

lt2il3104

94,9250680

)_6 7

67,647,047:0

36,s51,650,839,8

t24190

86,964,936,5

35,230,829,150,826,286,996,5

E2,843,4

177

5E, l35,260,5

60,584,9

109

50,843,4

139

I l397,6

109

l13152173

58,912,'1

264109

93,264,075,0

ll099,891,083,9

t94649

24 (,

3,99

2,42

4,26

,:,

1.69

2292

3,6012,39r0,667,34|,779,87

13,870,17

5,3010,091 1,59

7,506,93I,E2

12,23

13,2913,1 I28,87

4,7E

8,54

15,96

l5,l lr5,89

1,9410,4313,57

5,79

8,788,77

10,5 I7,79

0,340,59

12,21

1,50

1,93

_8,53

t4,206,28

13,22

7,lE

5,518,99

8,66

3,579

2.009

3,489

I,869

1,2791,829

21,609

3,1 89I I,97910,2496,929I,3599,459

I 3,459

4,8899,679

l I,1797,0896,5191,409

12,819t3,87912,69929,4594,169.8.t29

ri,ttr15,521

16,3012,351

10,84113,891

6,201

,,t9l9,181

t0,92t8,201

0,7511,001

t2,621l,9l I

1,9ill,9l I

l,9l Il,9l Il,9l lt,9l 1

1,9111,91l

9,071

t2,809268,010240,901265,723

s,327117,527195,46E

4,361

38,45214,81584,47584,291

l I 9,26867,2560,5541,002

159,2903,6523,4935,480

79,9421,3583,345

213,481M,770

185,804

57,623466,949

2,77188,3791 0,1 70

t43,496105,04248,01I

t,84789,473

I 8 1,1450,058

82,2E323,90293,683

124,97050,25448,497

1,985

lu,327192,627

161,265E09,91 5

19,0E865.081

Jumloh 224.62 203,6E 5l6/.,43

Sumber : Soewarno, 1991.

199

Berdasarkan data tabel 3.18, diperoleh data :

n : 51

EX, : 10,68611

EX,2 = 3,32974

maka; dari persamaan (3.66) :

XY' : 95,04669tYixi : 22,188481

5l.b + 10,68611.a : 95,0466910,6861 l.b + 3,32974.a : 22,18848

Setelah diselesaikan diperoleh i a:2,08424 dan b: 1,4269,sehingga persamaannya adalatr :

i :1,4269 +2,08424X

Harus di ingat bahwa :

logy = Ylog k: b: 1,4269 dan c: a:2,08424log (x-xo)= X, maka :

logy : 1,4269 + 2,084241og (x - xa)

log k : 1,4269, sehingga k:26,7267

akhirnya diperoleh persamzum lengkung debit DPS Cimanuk di posduga air Monjot sebagai berikut :

y :26,7267 (x - 23,90;,2'o$a2t

Umumnya ditulis sebagai :

Q : 26,7267 (H - 23,90)2'08424

di mana Q adalah debit (m3/det) dan H adalatr tinggi muka air (m).

Gambar 3.10, memperlihatkan kurva persamaannya. Daripersam&m tersebut untuk melaksanakan ekstrapolasi debit pada

tinggi rnuka air rendah nilainya akan tepat karena nilai aliran nolnyatelah diselidiki terlebih dahulu. Mcskipun demikian untuk

Page 107: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

ckstrapolasi debit- nrr:l,,hihi ,r..-: .:--de b i t yang o.#',:HL"iJ [ti:J';si'^ T :1" ai r terti n g g i pasangan

rabel 3 . r sl, r,*r., r,ati_rruti p;il "i# lrr}il:; ::tilMilcenderung untuk membuat ^ ;;Iih; c*I "*i

*-J.**:*r*persamaan rengkung debit harus d,akukan a".rg*

"*;:;*^khususdan harus aibandinlkan dG; b;ak metode (rihat soeworno,l99t' Hidrorogi p"rs"ii*r")* pengorahan Datu AriranSunga i - Hi dro me tr i, p e neib i t iO 16lpengujian,

-apakah data pasangan (&,y,) pengukuranterwak,i oleh persamaan tersebut, utu, dengan t<ata tain terwak,ioleh pasangan (X,,y,)

fanat oi,.r.,rl"r'a"ngul "ji_;;hrk data yangberpasangan (lihat

:ug,i"u il.+il:,* data pada iabel 3.18,perhitungannya dapat dilihat p"Au ,rU"l :. f g.

Dari data tabel 3.I9 :

xr = tinggi muka air (rn)

I: = debit pengukuran (mjldett.Y ; = 26,7267 (+ - 2Z,Si1i.or"i'''

H

20r

SEy : 1LI_,4 : r,423 %o

(50);

Sehingga uji-t ; (lihar rumus t.t3, Bab I).

t- = 0,288

P

SEY

Persentase penyimpangan p = x 100 Yo

Rata-rata perbedaan, F - 224,62 - 203,625l

Dari taber I-l pada bagian akhir Bab I, dengan derajat kepercayaan95 04 diterima dan derajat kebebasan 50, untuk uji dua sisidiperoleh t, = r,960. oreh karena t = 0,2gg lebih kec, dari tomaka dapat dikatakan bahwa untuk ,*ii"i*i ;; il" (ringgimuka air yang sama) tidak ada beda nyata antara variaber yi (debit

B"X-#'fl;i;ff* variabel v laeoit perhitungan;;; rumus).

d i g unakan **u i,#l1ffif .#-5fi :* ":iT:.,1,[lT, BltCimanuk - Monjot (tahun t97Z _ tgTg).

Persamaan tersebut mestinya akan selalu berubah sesuaidengan perubahan - faktor y*g -"-pengaruhi hubungan antaravariabel {(Xi,Y,); i:|,2,3,...n} -di

lokasi -pengukura,f'Lengingatkondisi lokasi pos duga air DpS cimanuk-Monjot terretak pada arursungai yang terretak kurang stabil, artinya proses.pengendapan danpenggerusan seraru terjadi dari waktu ke waktu. u"tit J"uit yangsama belum tentu dapat terjadi pada tinggi muka air yang sama.

3.8 MODELPEGBES' BERCANDA' Pada umumnla. data hidrorogi yang diamati atau diukurmerupakan suatu variabel yang terj;di karcna pcngaruh dari ,uuvariaber atau lebih. sebagai rurlun ** .ont,h, pada-sub bab 4.2.3,buku yang sama jilid_ I, ielah ;ir,;;U;" suaru rumus regrcsi ynrrgmenyatakan bahwa debit banjir tuhirnan rutu-rula (MAl;; di I)lfS di

= 0,411 oh

Deviasi standar, S =

s = [#]i : to,t63 0/6

Kesalahan standar dari perkir aan : (ihat rumus / /4, tlub r).

SEY= S

c$j

itr--ul'li

l*J

Page 108: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

I202

Pulau Jawa dan Sumatera dapat diperkirakan dengan rumus :

MAF: (8,00Xl06XAREA)V (ApBAR)144r (SIMS)o.',, (l + LAKE)-o.s5

Berdasaran rumus tersebut maka dari suatu Dps yang belumtersedia data serial debit banjir yang diperoleh dari pengamatantinggi muka air dan pengukuran debit, maka MAF dapat dihitungberdasarkan variabel :

' AREA (: luas DPS). APBAR (: rata-rata tahunan dari hujan terbesar dalam satu

hari)SIMS (: kemiringan sungai)LAKE (: proporsi luas DI)S disebelah hulu danau/waduk

terhadap luas DPS di titik pengamateur).

Apabila debit banjir tahunan tersebut dinyatakan sebagai variabeltak bebas (Y), sedangkan variabel lainnya dinyatakan sebagaivariabel bebas (X,, Xr, X, dan Xo) maka hubungan dari variabel takbebas terhadap variabel bebas tersebut dapat dinyatakan sebagairegresi berganda. Model dari pada regresi berganda dapat berbentukpersamiurn:

. linier

. berpangkat

Contoh hubungan rumus MAF tersebut merupakan modelpersamaan regresi berganda berpangkat.

3.8.1 tregrcsi Llnict BugandeApabila sejumlah m variabel membentuk suatu hubungan,

satu variabel tak bebas (Y) dengan sejumlah (m-l) buah rrariabelbebas X, maka persamaan umum untuk menyatakan model regresilinier berganda adalatr :

Y : & + ArXr + ... + A,X, + ... A,-r X.-r

208

Nilai Ao adalah titik potong dan Ai adalah koclisicn regrcsiberganda (multiple regression cofficient) dari variabcl tuk bcbas Yterhadap variabel bebas X, dengan menganggap scmua variabel

bebas yang lain konstan.

Apabila dXi = X, - X, dYi - Y, - Y dengan nilai i bergerakdari 1 sampai m-I, maka dengan metode kuadrat terkecil persamzuul

(6.67) dapat diselesaikan untuk menentukan nilai Ao, A,, Ar, ...A.-r,dengan menggunakan persam&m sebagai berikut :

Arrdxr, + ArX(dx,.dXr) + ...+ A._rX(dxr.dX._,): t(dy.dxr)

ArE(dxr.dx2) + A2tdX2, + ... + A--,X(dX2.dX._r): >(dy.dxr)

A,E1dx,.dx_-,; + ArX1dx2.dx.-r) + ... + A*,X(dx._r)2: E(dy.dx.-r)

Ao : Y - A, Xz- ... -A,-rX.-r (3.6'i)

Persamaan (3.67) dapat disebut persamuum regresi berganda orde ke(m-l), dengan memperhatikan persamaan tersebut maka persamzum

regresi linier sederhana (3.2) dapat ditulis sebagai :

Y:A,+A,X

a

(3.6e)

Persamaan (3.69) merupakan persamaan linier berganda orde kesatu atau persamaan regresi linier 2 variabel.

Persamaan regresi linier dengan 3 variabel dapat dinyatakan sebagaipersamuuxl:

Y=Ao+A,X,+AzXz (3.70)

dimana A, adalah titik potong garis regresi terhadap sumbu y. A,dan A2 adalah koefisien regresi parsial Qtartial regressioncofficient). Nilali A, dan A, dapat dihitung dari persamaan normalberikut:

ArXdXr2 + A2E(dXr.dXr): t(dY.dxr)ArX(dXr.dX2) + A2XdX],: X(dY.dX,;

(3.67)

Page 109: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

"1

204

dan nilai Ao dihitung dengan :

L

Ao:Y-ArXr -AzXz Q.7l)

Dari persamaan (3.70), hubungan antara variabel Y dengan X,,dengan menganggap variabel X, tetap disebut dengan koefisien

korelasi parsial (koefisien regresi bagian) variabel Y terhadap X,dan dapdt dihitung dengan :

RB(YX,):

Keterangan :

RB(YX,):

R(YXr) :R(YXr) :R(XrXJ =

R(YX r ) - R(YX, {R(X, Xr)})(3.72)

l{ l - R,(Yx,)}{ l -n'z6,xr;11}

Dengan cara yang sama maka :

R(YX2) - R(YXr {R(XrXz)})

20ft

standar. maka dapat dihitung dengan pcrsalr)aan :

RM: [,-fl$]] (rru)

Keterangan:

RM : koefisien korelasi bergandaSEY: kesalahan standar dari perkiraan nilai Y.SY : deviasi standar dari variabel Y

Berdasarkan persamiuut (3.76), maka besarnya koefisien penentuatau koefisien determinasi dapat dihitung dengan persamairn :

koefisien korelasi parsial variabel Y terhadap X,

Qtartial correlation cofficient).koefisien korelasi variabel Y dan X,.koefisien korelasi variabel Y dan Xr.

koefisien korelasi variabel X, dan X2.

RM2: [, - sev'lL SY2 I

atau dapat dihitung :

r (i-v)'RM2 = i=l '

(3.77.a)

(3.77.b)

t (', - Y)'

Dari persamaan (3.70) besamya koefisien korelasi antara variabel Ydan kombinasi pengaruh variabel Xr dan X2 disebut dengankoefisien korelasi berganda (multiple correlation cofficient) dandapat dinyatakan sebagai RM.

RM: t1 - {l -R2(YXr)1{l -R2(YXz)}l} (3.7s)

Nilai SEY, seperti juga pada model regresi linier sederhana,

gunanya untuk mengukur dispersi data Y disekitar garis regresi iatas X, yang dapat dihitung dengan rumus :

SEY: (3.78)

Dalam memperkirakan nilai RM, ternyata tcrdupnt kelrilnngnndalam menentukan derajat kebebasan, jumlth kehilnngnrr $nnul

dengan jumlah konstanta dalam persamaan rcgrcsi ( )lelr knrcrrn itu

diperlukan penyesuaian, yang dapat dihitung tletrgrur l)rr$nnrnurberikut ini :

RB(YXr) :

RB(X,X2) =

[{ I - R2(YXr)} { r - R2(X1Xr;11i

RCxrxz) - R(Yxr {R(Yxz)})

[{ I - R2ffxr)}{ I - R2(Yxz)}]}

(3.73)

(3.74)

Apabila nilai RM dinyatakan sebagai nilai kesalahan perkiraan

Page 110: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

I206

Keterangan :

RM' : nilai koefisien korelasi linier berganda yang telahdikoreksi.

RM : nilai koefisien korelasi linier berganda terhitung.n : jumlah total pengamatan.

k : jumlah total variabel bebas.

Untuk menguji derajat kepcrcayaan koefisien penentu regresiberganda dapat digunakan uji-F sebagai berikut :

207

lain terdapat hubungan yang nyata antaravariabel yang digunakan dalam analisis modelregresi berganda.

Pengujian pada derajat kepercayaan tertentu, apabila nilai F ternyatalebih kecil dari nilai F dalam tabel I-4 pada bagian akhir bab I,maka hipotesis nol (Hr) diterima dan menolak hipotesis alternatip(H').

Dengan semakin bertambahnya variabel X sebagai variabel bebasyang digunakan maka untuk menentukan tingkat hubungan antaravariabel Y dan salah satu variabel X dengan mengan'ggap variabelX yang lain konstan, akan semakin rumit. Perhitungan koefisienkorelasi parsialnya semakin rumit. Untuk memudahkan penentuantingkat hubungan variabel bebas (X) terhadap variabel Y, dapatdiukur dari koefisien regresi terhadap nilai deviasi standamya.Umumnya disebut dengan koefisien tl (beta coeficient), sehinggapersamaan 3.67 dapat dinyatakzm sebagai :

RM'= {,-

t' T} "}' (3.7e)

(3.80)D _ RM2(n-m)- (l - RM2)(m - l)

pada derajat kebebasan nl = m - I dan n2 = n - m

Keterangan:

F =nilaiFterhitungRM2 = koefisien penentun : jumlah pengamatan

m = jurnlah total variabel bebas dan variabel tak bebasnr : derajat kebebasan variabeln2 : derajat kebebasan pengamatan

Sehubungan dengan persam:um (3.80), maka dapat dibuathipotesis :

H, : R2:0, tidak berbeda nyata dengan nol, atau dengankata lain tidak ada hubungan antara variabelyang digunakan dalam analisis model regresiberganda.

Hr : R' ;a 0, berbeda nyata dengan nol, atau dengan kata

#:Fu+o'f *Bf . *B*-,*

dimana:

B, = #, B1 = Ar*, B, = o,t

(3.8 l )

(3.82)

Sehingga:

S.n-tB.-r : a,-, i? (3.s3)

Keterangan :

B*-r : koefisien beta variabel ke m-l (tanpa satuan)A.-r : koefisien regresi variabel ke m-lS._r : deviasi standar variabel bebas ke m-1SY : deviasi standar variabel Y

Page 111: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

120rl

('ontoh 3.1I

Analisis hidrologi DPS Cimanuk, untuk data tahun 1981 - 1985,

telah diperoleh data debit sedimen melayang dan data variabel fisikDPS, meliputi : luas DPS, panjang sungai, kemiringan alur sungaisebagai ditunjukkan pada tabel 3.20.

Tabel 3.20 Debit Sedimen dan Variabel Fisik DPS Cimanuk.

Variabel Lokasi *)

I 2 3 4 J

Y : sedimen (105 ton/thn)

X, : luas DPS (1O'?km)

X, : panjang sungai(10'?km)

X, : luas hutan (%)

r,00

1,97

))1

47,58

t,28

4,57

4,69

34,38

5,28

7,16

7,57

24,05

9,77

t4,t2

16,79

20,65

5 1,02

19,68

19,33

23,55

Sumber : Analisa Data Sedimen, Pusat Litbang Pengairan.

t) Lokasi : I : pos duga air Cimanuk - Bojongloa2 : pos duga air Cimanuk - Leuwidaun3 : pos duga air Cimanuk - Leuwigoong4 = pos duga air Cimanuk - Wado5 = pos duga air Cimanuk - Tomo

X, : panjang sungai utama dan seluruh anak sungai.

Tentukan model regresi linier berganda variabel Y atas variabel (X,,Xr, Xr) data tabel 3.20.

Hitung koefisien penentu dan korelasinya, uji pada derajatkepercayaan 95 oh diterima.

209

Berdasarkan persamaan (3.68) untuk menentukan nilai A,, Ar, A,dan A, dihitung dengan persam&m berikut :

Ar>dxrz + A2xdxr.dX, + ArxdXr.dXr: >dY.dxr

Artdxr.dX2 + A2IdX2'? + A3XdX2.dXr: XdY.dX2

Arrdxr.dx3 + A2tdx2.dX' + A3tdx32: EdY.dXr

Ao: Y-A,X, -ArXr-ArX,

Penyelesaian dituangkan pada tabel 3.21.

Berdasarkan penyelesaian tabel 3.21, maka diperoleh 3 buahhubungan sebagai berikut :

I. 208,938 Ar + 214,884 A2 -253,716 A3: 533,291III. 214,884 At+226,920 A2-270,010 A3: 506,112lll. -253,716 Ar - 270,010 A2 + 485,880 A3 : - 436,930

Perhitungan selanjutnya :

I x253,716 | 53.010,91 Ar + 54.519,50 A2 - 64.371,80 A, = 135.304,45

III x 208,938 I -r3.010,9, A, - 56.

0 - 1895,84 A2+ 37042,73 Ar: 44.013,17

Az=44.013, 17 + 37 .042,73 A3

1.895, 84

Sehingga:

A, : 19,53 Ax - 23,215

Jawab Contoh 3-tt ,t I x 214'884 | M a97,43 A,+ 46175'13 A:- 54-519,50 Ai = 114595,70

Model regresiyangdigunakanadalahregresilinierbergandaorde "."o"t'*"i#"]ti;t;';'#i;;";iii':iit:tti:iii':li u'

ke3:L895,84 AI - 8.849,68

Y=A.+A, X'+A,X,+A,X, ^' L,f,rc8

Page 112: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

270

Schingga :

A2-- 1,532 A1- 7,153

Dari dua hubungan A, diperoleh :

19,53 A3 - 23,215 : L,532 A, - 7,15317,99 A3: 16,062

A:: 0,89

Az = 1,532 (0,89) - 7,153Az = - 5,78

Dari I, diperoleh :

208,938 A, :533,291 - (- 5,78X214,884) + (0,89X253,716)

Sehingga A, :9,577

Nilai Ao, dihitung dari persamaan (3.68) :

Ao:Y-A,X-AzXzA:X

Dari data tabel3.2l, maka :

Ao: 13,67 - 9,577(9,62) - (- 5,78)(10,13) - (0,89)(30,16)

&: - 46,751

Dan akhimya model regresi linier berganda yang diperoleh adalah :

i : - +o,lsr + g,577 xr - 5,78 Xz + 0,89 Xs

Apabila data sedimen melayang dinyatakan sebagai variabel SEDM(105 ton/tahun), luas DPS sebagai variabel LUAS (1O'z km). Panjangsungai sebagai variabel PS (1O'? km) dan proporsi luas hutan sebagaiHUTAN (%o), maka dari data tabel 3.20, terjadi hubungan :

SEDM : - 46,751 + 9,577 LUAS - 5,79 pS + 0,gg HUTAN

c\lci(l)-oclF(r,Gt

aCA(uE

1..oclt(lbo(1)

oL{()trFlU'(.)

o0(l)d(,)!ozc!3

(Bu)(l)o)>.oA

c.lcn

c)-o(dF

I

I

tj!

I

I

211

{id

R3333d6-6OHSjSeT+,

eoFd

8t

{.lJ

68=385d6dfhdi.;d.i6dd-i9:+'

F

d

Fd

iid

N

6d-oe-F€Fh--i-r:o:?sFTRS +,

.od

IF6.i

rl!

s66€6O;6N-hF- d- .\ o- Gl6N9TFdhno!d.d

6€3a

Fo

ii\oad.6FF€

Y). +- !- q FidF-h!O\9ddo+++r+

d

Idd

o

$t!

h6hc9s8-E-qE6dhFh66F++T +

ad

-€s

d

oooo!609.!Nt- €- F), i. €-6FOOoea6or

€€

FF6

iJ

6!66Qha6h!r:qvIdle";6€i=€dna

d66dd

atfl

{dN600NOh.hOYtvll-q6l6h606ddo

@

q.€od

raF.

\ s8.qA{t"o60hn9=Frg

-.:

E+6F-.i

6a

q

ddN+N6h9tj{vioi.d++

td

\€n9006+6hNdYi..idoi .++

t-o

TJN

ooats6660Fh-ta ,++

8d

5r660h

-60.i .i od di rjn+

3

5:66h61h69€hrj+dddi

-dNd

o€ €o

>ir6F66N66r6.f{F:.d6

Io

*FF6N€dnr-9.i+F:+o(

Io

r-&&\8^;-66 6 rd

I

6{az

-dothd

!fl

$

Page 113: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

212

'l'abel 3.23 Nilai Y untuk Data fabel 3.21.

No. Y Y (Y-n (Y - v\2

I

2

3

4

5

1,00

1,28

5,28

9,77

51,02

1,32

0,48

5,69.

9,71

50,81

- 0,32

+ 0,80

- 0,41

+ 0,06+ 0,27

4,1024

0,6400

0,1681

0,0036

0,0441

0,9582

Sumber : Perhitungan.

Dari persamiuut tersebut apabila - variabel LUAS dianggapbertambah atau berkurang satu unit satuan (100 km) dan variabelyang lain tetap, maka akan dapat menambah sedimen mclayang9,577 (10 5 ton/tahun).

Nilai kesalahan standar dari perkiraan untuk persamzum itu dihitungdalam tabel 3.23, hasilnya :

SEY:

RM2: I - 5,330 (10{1: 0,9994

Berarti bahwa 99,94 7o sedimen melayang yang dihasilkan oleh ke5 DPS tersebut dapat dijelaskan oleh hubungan variabel luas DPS,panjang sungai, dan luas hutan, sedangkan sisanya 0,06 %disebabkan oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam model ini.

Nilai koefisien korelasinya adalah : RM : (RMz;i , atau RM :0,9996. Nilai yang dikoreksi dihitung dari rumus 3.78

rl -RM2Xn- 1),RM':{1-. n_k ,

RM': {1 - (1 -o'2991)(s - 1)

} : 0,9988J_J

Ini berarti terdapat hubungan yang linier antara variabel SED,dengan LUAS, PS dan HUTAN, karena RM'mendekati satu, yangjuga dapat dibuktikan dengan Uji-F; mmus (3.79).

.. - RM2(n-m)- (l - RM'?)(m - l)

0.9994(5 - 4) _ <<< ,)??f:'^ (l - o,gg94)(4 - 1) JJJ'LLL

Pada derajat kebebasan n, : m-l = 3, dan n2 = n-m :5-4: l, daritabel tabel I-4 pada bagian akhir bab I, pada derajat kepercayaan 95 %

diterima, maka diperoleh nilai Ftabel =215,7. Temyata F :555,222lebih besar dari pada nilai dalam tabel I-4, ini berarti nilai RM'memang tidak siuna dengan nol. Dengan kata lain terdapatkesimpulan bahwa variabel LUAS, PS dan HUTAN bersama-samamempengaruhi dari pada produksi sedimen rata-rata tahunan secaralinier dari ke 5 DPS yang diteliti.

Apakah variabel LUAS atau PS atau HUTAN yang palingberpengaruh dapat diketahui dari koefisien B yang dupat dihitungdengan runtus (1.82) :

218

SEY : (Tf ) i:

0,48e (ro5 ton/tahun)

sedangkan deviasi standar dari data sedimen, dihitung dari3.21, adalah :

sy= f dY2)i-f 1.7e4,6) -rn-t,J ):21'18(lo5ton/tahun;

Sehingga koefisien penentunya adalah :

RM2=l-SEY2. SY2

RM2=l-(0'489)2(21, tg)

Page 114: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

214

Sr_rB.-t : e.-, t7

Telah dihitung bahwa SY = 21,18 (105 ton/tahun).

Dari perhitungan data pada tabel 3.22,maka diperoleh :

sXr:(*) i-1zoa.grs; I :7,227

SXz: (H) i -Tzzeozeli =7,532

SXr: (*f) l-1qss.rso; l :r,o2r

Maka:

B.: # =##:-2,207B,:A, * =

s,sn(ffi):r,ru,

Bz:Az*= -t,rr(ffi) :- 2,oss

B,:A, *=0,*r(ffi) :o,ou,

Nilai B0 tidak mempunyai pengaruh yang nyata (significant)terhadap model regresi yang diperoleh, karena tidak berpasangan

dengan salah satu variabel bebas dalam menghitung model regresi

tersebut. Nilai 8,, Br, B, semuanya mempengaruh dengan nyata

terhadap model regresi yang diperoleh. Pengaruh yang paling nyataterhadap SEDM berturut-turut adalah variabel LUAS, PS dan yang

terakhir HUTAN, apabila tidak terjadi korelasi yang kuat di antara

variabel bebas yang digunakan untuk membentuk model. Tetapiapabila diantara variabel bebas itu terdapat korelasi yang kuat makasulit untuk menentukan variabel bebas yang mana yang mempunyaipengaruh yang paling kuat terhadap variabel tidak bebas, dalam hal

ini masih diperlukan perhitungan korelasi

itu sendiri (korelasi matrik)

215

diantara variabel bebas

3.8.2 ltlodel f,.egtesi Betpanghat Betganda

Pada sub bab 3.8.1 telah disajikan model regresi berganda

dengan m buah variabel (m > 2) dengan (m - l) buah variabel bebas

Xr, X2,...X.-r, di regresikan terhadap variabel tidak bebas Y dalam

bentuk linier :

Y = & + Ar X, * ...AiX,* ... + A--l Xr-r

Variabel bebas X,, dapat berbentuk kuadrat atau berpangkat lainnya,

sehingga modelnya dapat ditulis :

i = Au (X,l^' (xl ) (xll') (xl:; )(3.8s)

Model tersebut nrcrupakan f'ungsi berpangkat yang dapat dibuat

linier melalui translirrntasi logaritmik sebagai berikut :

t?= lnAo+ArlnXr r ... I AilnXi +...+A,-rlnX,-r (3.36)

atau

a;?=logAs+AslogXr i. r A;logX;+...A.-1logX, (3.87)

Penjelasan model regrcsi (3.tt6) atau (3.87) dapat menggunakan

persamffIn (3.68), dengan mongganti dYi : ln Y, - lnY, dX, : ln X;-i;X, atau dY, = log Y, - l,)lg Y , dXi : log X, - GX;.

Contoh 3. t 2

Tentukan m<ldcl rcgrosi berpangkat berganda data pada tabel 3.20,hitung koefisien korelasi dan kesalahan perkiraan standarnya dan

bandingkan hasilnya dengan contoh 3.11.

Page 115: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

21$

Jawab Contoh 3.12 :

Tabel3.24 Perhitungan Model Regresi Berpangkat Berganda

Orde 3 Data Tabel 3.20.

Sumber : Perhitungan data tabel 3.20.

Keterangan :

Y : SEDM : sedimen melayang (105 ton/thn)Xr = LUAS = luas DPS (10'1km)X, = PS = panjang sungai (10'?km)X; = HUTAN : luas hutan (%o)

RT = rata-rata

Tabel3.24 Perhitungan Model Regresi berpangkat berganda Orde 3

Data Tabel 3.20 (lanjutan).

'f abel3.24 Perhitungan Model Regrcsi hcrparrgkirt bcrgiltttl:r ( )rde 3

Data Tabel 3.20 (lanjutan).

Berdasarkan perhitungan data pada tabel3.24, maka diperoleh

buah hubungan sebagai berikut :

I. 3,3566 At + 3,2576 A, - 1,1695 A, : 5,4960

II. 3,2576 At + 2,7791 A, - 1,1433 A, : 5,3011

III. - 1,1695 A, - 1,1433 Az + 0,4589 Ar:-1 ,7488

217

tiga

Keterangan:

dY : ln Y - lnY

dX,: lnX, - ffidXr: ln X, - lnXz

dX, : ln X, - lnE

Perhitungan selanjutnya :

I x3,2576 I 10,9344 Ar + 10,6119 A2 - 3,8079 At :17,9037

II x 3,3566 | 10,9344 \ + 9,3283 A, + 3,8376 A, : 17,7936 (-)

1,2836A2+ 0,0279A, : 0,1101

Az: 0, l10l -0.02t9 At1,2836

Sehingga :

,{2:0,0857 -00217 A3

I x 1 ,16951 3,9255 Ar + 3,3097 Ar- 1,3677 A,' 6,4275

III x 3,356 6 | -3,9255 At - 3,8376 A2 + 1,5403 A, ' -5,8700 (+;

0 - 0,5279 Az * 0,1726 Ar: 0,557568

0,1726 A, - 0,5575 : 0,5279 Az

No. Y xt X, XJ lnY ln X, ln X. ln X,

I 2 3 4 J 6 7 I 9

I

)

3

4

5

I,00

t,28

s,28

9,77

5l,02

I,97

4,57

7.76

t4.t2

19,68

2,27

4,69

7.57

16,79

t9.l-l

47,58

14,38

24,65

20,65

2,r,54

0,0000

0,2468

I,6639

2,2791

3,e322

0.6780

l,5195

2,04tt9

2.6457

2.9796

0,8 197

t,5454

2,0241

2.8207

2.9616

3,8624

3,5374

3,2047

3,0277

3, I 587

x 68.35 48.10 50.(t5 I50.80 8.t221 ().8 7-l7 l0. l7t8 I 6.7910

RT 13.67 9.62 10.t3 .10. l6 |,6244 |.9747 2,0.14.1 J,3 5 lt2

No. dYdX, dydX, dydxs dYdX, dYdY l dY&Yr

18 19 20 2t 22 23

I

2

)

4

5

+2,1063

+0,6270

+0,0029

+0,4405

+2,3191

+1,9729

+0,6735

- 0,0004

+0,5150

+2,t400

0,8190

0,2468

0,0060

0,2164

0,4604

+1,5749

+0,2225

- 0,0008

+0,5290

+0,9318

0,6531

0,0815

0,01l3

0,2223

0,2004

- 0,6124

- 0,0876

+ 0,0015

- 0.2599

- 0.r894

5,4960 5,30 r l 1,7488 3,2576 I,1 695 1,1433

No. dv dxt dY, dxj dY, dxt) dx,) dx32

t0 l1 t2 13 14 15 16 l7

I

2

3

4

5

- 1,6244

- t,3776

+ 0,0395

+ 0,6549

+ 2,3078

- 1,2967

- 0,4552

+ 0,0742

+ 0,6728

+ 1,0049

- t,2t46

- 0,4889

- 0,0t02

+ 0,7864

+ 09273

+ 0,5042

+ 0,1792

- 0,1 535

- 0,3305

- 0,1995

2,6386

1,8978

0,0016

0,4288

5,3259

1,6814

0,2072

0,0006

0,4526

1,0098

r,4752

0,2390

0,0001

0,2048

0,8598

0,2542

0,Q32t

0,0235

0,1092

0,0398

0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 r0.2928 3.3566 2,7791 0,4589

Page 116: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

2l tl

Schingga :

Ar:0,3269 A, - 1,0560

Dari dua hubungan nilai A, diperoleh nilai A, sebagai berikut :

0,3269 A, - 1,0560: 0,0857 -0,0217 A3

0,3486 *,,: \,,!r1rr1o

Ar: 0,3269 (3,275) - 1,0560

Ar: 0,0145

Dari (I) diperoleh :

^ 6,4275 - 3,3097(0,0146) + (1,3677)(3,275)I Lr

3,9255

At:2,7661

Nilai Ao dihitung dengan persamzum :

Ao : lnY -Arln>(l -A2lnX2 -A3lnEAo : r,6244 - (2,7 661)(1,97 47) - (0,0 1 46)(2,03 43) - (3,27 50X3,3 5 82)

An : - 14,8062

Nilai Ao tersebut tidak lain adalah ln &, nilai fu yang sesungguh-

nya adalah eAo, sehingga :

ln A, = - 14,8062 atau Ao: e-r4'8062

Ao:3,713 x l0-7

Dengan demikian diperoleh model regresi berpangkat berganda

sebagai berikut :

Y : 3,713 (10') Xr2J66 1r0'0ra Xrt'ztt

Atau dapat ditulis sebagai variabel :

SEDM :3,713 (10') LUAgz'z6o p5o'oto HUTAN''"'

Tabel 3.25 Perhitungan Nilai Perkiraan Kesalahan

Standar Nilai i Untuk Data Tabel 3.20.

No. Y v Y-Y ff-n'1I

2aJ

4

5

1,00

1,28

5,28

9,77

51,02

0,763

2,727

3,995

I 1,848

45,670

+ 0,237

- 1,447

+ 1,295

- 2,078+ 5,350

0,056169

2,093809

1,651225

4,318084

28,622500

Jumlah 36,74176

Dengan model regresi yang telah^diperoleh, maka dapat dihitung

nilai perkiraan debit sedimennya (Y) seperti ditunjukkan pada tabel

3.25, sehingga diperoleh nilai kesalahan standar dari perkiraan :

SEY:(H) '

SEy: fQJig4l j

:3,030 (lo5 ton/tahun)\12t, tty'/

Deviasi standar dari nilai Y pengamatan adalah SY : 21,18 (105

ton/thn) (lihat sub bab 3.8.1) maka diperoleh koefisien penentunya

sebagai berikut :

RM2: I SEY2SY2

RM2 : I - (3'030)l : 0.9795(21,18)t

Ini berarti bahwa 97,95 oh debit sedimen melayang yang dihasilkandari ke 5 DPS tersebut dapat dijelaskan oleh hubungtur ytt1lditunjukkan pada model regresi berpangkat tersebut. se:tlitttgktttt

sisanya 2,05 yo disebabkan oleh faktor lain yang titlitk lcrtttitstrk

dalartr model tersebut. Nilai koefisien korelasinya. Il M (lt M r I I

279

Page 117: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

220

0,989. Nilai RM yang dikoreksi adalah :

RN4', : 1 r - (l - RY-2X"- l),

RM', : 1 1 - (1 -o',2JesXs - 1)

(5-3) ):o'959

Dari analisis data debit sedimen melayang (SEDM, r05 ton/tahun),luas DPS (LUAS. 102 km), panjang sungai (pS. 10, km) dan luashutan (HUTAN, %) di DPS Cimanuk. dengan menerapkan metodestatistik menggunakan modcl rcgrcsi berganda telah diperolehhubungan ke 4 variabcl tcrscbut scbagai berikut :

. mcngg,unakan nrodr:l linicr (suh bab j.8.1)

SED = 9,577 LUAS - 5,79 pS + 0,89 [{U',fAN _ 46,751

dengan:. nilai koefisien korelasi RM:0,9988. nilai kesalahan standar dari perkiraan SEY : 0,489 (l0s

ton/thn).

. menggunakan model berpangkat :

SEDM =3,713 (10-?) LUAS2'?00 p50,0*s HUTANr,275

dengan:. nilai koefisien RM = 0,959. nilai kesalahan standar dari perkiraan SEy = 3,030 (105

ton/thn).

Dengan memperhatikan nilai RM dan SEynya maka untukkepentingan ramalan debit sedimen melayang DpS cimanuk untuklokasi yang terletak di antara pos duga air Bojongloa (diseberahhulu) dan Tomo (disebelah hilir) dapat menggunakan persam&m :

SED : 9,577 LUAS - 5,78 pS + g,39 HUTAN - 46,751

22t

Misalkan, diantara lokasi pos duga air tcrscbut tli suatu alur surrgiridiketahui variabel luas = 700 km,, panjang scluruh sungai utiunirdan anak sungai 750 km, &n luas hutan 20 %o maka dapat <Iikstahuidebit sedimermya adalah :

SEDM :9,577 (7) - 5.75 (7,5) + 0,89 (20) - 46,751 * SEySEDM :5,26 + SEY

Maka debit sedimen melayangnya dilokasi tersebut diramalkan(5,26 * 0,489) 105 toMahun.

Model tersebut hanya sekedar contoh perhitungan, karena untukmenentukan model regresi yang tepat masih memerlukan pekerjaankalibrasi dan penggunaan rekaman data runtut waktu yang lebihlama dibanding perhitungan dalam contoh ini. Disamping itu masihmemerlukan uji Durbin - watson (lihat sub bab 3.9 berikut ini),yaitu uji otokorelasi diantara nilai residu (persamaan 3.1).

3.9. UJI DUBBIN. WATSONUji nyata (significant - test) suatu garis regresi linier

berdasarkan uji-t atau uji-F sebetulnya tidak berlaku lagi apabilaterjadi otokorelasi nilai residu. perhitungan nilai residu (A y), lihatrumus 3.1, sub bab3.2, yaitu :

AY=Yi-Y

Apabila terjadi otokorelasi diantara nilai residu, maka data asliharus dialih ragamkan (ditransformasikan) terlebih dahulu untukmenghilangkannya. Sebelum dilakukan transformasi sebaiknyadilakukan dahulu uji Durbin - watson, yang dapat dihitung denganpersamaan berikut :

I (aY, - AYi-r)2i=2

t (ay,),i=l

T

DW=1 1 lllt)

Page 118: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

222

Keterangan :

DW : nilai uji Durbin - WatsonAYi : residu data ke iAYt-r : residu data ke i-ln : jumlah data

Durbin - watson telah melihat tabel untuk menguji adaltidaknyaotokorelasi yang disebut dengan "The Durbin w'atson d statistic,,pada derajat kepercayaan 5 %o dan I o/o seperti tercantum pada tabelIII-1, pada bagian akhir bab ini. Didalam tabel itu telah dimuat nilaibatas atas (dr) dan batas bawah (dr) untuk berbagaijumrah data (n)dan banyaknya variabel bebas (k).

Untuk menguji hipotesis (lihat bab I) :

H0 : tidak ada korelasi serial (otokorelasr), Ho : 0Hr : ada korelasi serial, H, * 0

untuk menguji apakah ada korelasi serial dengan nilai positip makadigunakan ketentuan jika nilai :

DW < dr, Ho ditolak, berarti ada korelasi serial positipDW > dr, Ho, diterima, berarti tidak ada korelasi serial

posltlpdL < DW < du, belum dapat diambil kesimpulan dan perlu

dilakukan penambahan jumlah sampel, ataudata asli perlu dialih-ragamkan.

Untuk menguji apakah ada otokorelasi dengan nilai negatip atautidak, maka nilai (DW) diganti dengan (4-DW) dan digunakanketentuan jika nilai :

(4-DW) < d,_, Ho, ditolak, berarti ada korelasi serial negatip

(4-DW) ) dr, Ho, diterima, berarti tidak ada korelasi serial negatip

dL < (4-pW) < dr, belum dapat diambil kesimpulan dan perlu dilaku-kan penambahan jumlah sampel, atau dialih-ragamkandata aslinya.

22:t

Tabel III-1, digunakan untuk pengujian satu sisi Qtne - truil - te.st),

Contoh 3.13.

Tabel 3.26, menunjukan data kondisi hidrologi, morfometri DI'Sdan luas penggunuum tanah dari 22 DPS di Pulau Jawa, dengan

keterangan variabbl sebagai berikut :

No Nama Variabel Simbol Satuan

I

2

3

4

5

6

l8

Debit banjir tahunan rata-rataLuas DPSHujan maksimum DPS dalam I hariHujan tahunan rata-rataLuas hutanLuas sawah

Panjang sungai utamaKemiringan sungai utama

QBRLDPHMSHTRLHTLSWPSUKSU

m'/detKrn2

mm/harimm/tahunKm2

Krn2

Kmm/Km

Catatan :

. variabel No. I sebagai VTB = variabel tidak bebas

. variabel No.2 sampai 8 sebagai VB = variabel bebas

Tentukan :

l). Model regresi berpangkat berganda dari VTB dengan VI)yang mempunyai nilai koefisien determinasi bergandayang terbesar.

2). Nilai perkiraan kesalahan standar3). uji - F4). Uji Durbin - Watson

Apabila dari tahap (l) sampai (4) diterima maka modcl ynn[1

diperoleh dapat untuk menaksir debit puncak haniir tirlrrrnulr

rata-rata pada DPS di Jawa yang belum dilakukan pcngukrrrirrr rlctrrl(ungauged basin).

Page 119: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

224

'l'abel3.26 Kondisi tiidrologi Morfometri DPS Dan LuasPenggunaan Tanah Untuk Membuat Dan MengujiModel Regresi Berganda.

')') r-

Jawab Contoh 3.13. :

Dari data tabel 3'26, setelah dilakukan perhitungan maka diperoleh

persamaan-persamaan re gre si berpangkat berganda seperti dituq.l 11L-

kan pada tabel 3.27, mengingat banyaknya variabel bebas cukup

banyak yaitu 7 macam data, maka perhitungannya dilakutan

dengan program komputer. Nilai koefisien determinasi dihitung

dengan persamaan :

R2=

Keterangan :

1) Dari tabel 3.27, diPeroleh

ditunjukkan pada model No. 6.

(3ae)

model yang tcrbaik

Hal ini dcngarr nrclihat

n /^ -\2! [v' - v.,1

f (", - v)'

nilai VTB ke i, hasil perhitungan model

nilai VTB ke i, hasil Pengarnatannilai VTB rata-ratahasil pengamatan

jumlah data

Tabel3.27. Hasil Uji Korelasi dan Model Regresi Berganda

Data Tabel 3.26.

Jawaban selengkapnya adalah :

Y

YiYn

No Sungai - Tempat 8BR Tahun LDP HMS HTR LTH LSW PSU KSU

I

2

l4

J

6

1

t9

t0

llt2

lll4

I5

t6

nItl9

20

2l

x2

Cikuug - Cikumg

Cigulung - Mribeyr

Cikrpundung - M.ribay.

Cimouk - Lowigrcng

Cimouk - Ldwidaun

Cisoggmng - Cilcngkrug

Crsel - Cilrrung

Crsccl llrnrn8un

Crrlurrrn Kolx)mrre

Crkeducun . (lrboSo

Ciliman - Leuwikopo

Crpiring

Crmandiri - Tegaldatar

Progo

BoSowonto - Gh Malang

Bogowonto - Bener

Mcnduran

Kauman

Bojonegoro

Gadang

As€m - Sentul

W.la8 - Pumodadi

244,80

26,10

ll,l0294,m

i02,?0

l9 r.00

r43,20

250,50

302,90

t42,60

I2t.50

294.50

169.50

5 I 9,40

2t'1,O0

98,20

466,90

t4't7,oo

20'12,00

217,70

t00,60

t40.80

ll22

t2

l2IO

5

8

1

8

9

6

5

6

t8

30

6

t0

tl

4

8

t2

474,90

622,t0

I 78.50

120,t0

100.00

14,60

108,50

79,10

495. I 0

I 749,40

r41,50

90,00

t 90 t,00

5900,00

12429,O

0

ttz,zo

187,40

I J2,OO

2t1.&49,00

75,@

757,40

t07,00

t02,00

98.00

8 1,00

8 t,00

E8,00

r22,00

I 16,00

I 12,00

r 53,00

I 26,00

t62,00

94,00

87,00

I I s,00

I 16,00

80,00

8 1.00

73,00

88,00

I I 3,00

t o l,00

1412.00 |

zros.m I

,orn * I

,ru".*l,r, t.* |

,*** |

3389.00

3279,00

1t64.00

)327,OO

126t,00

40t6.00

29E8,00

2985,00

2423,00

2034,00

2014,00

2342,00

2l 89,00

1990,00

3250,00

2469.00

27r.0o I

zzr.oo I

,.*lI

10.60

12,@

83,00

14,20

62,70

26,10

I 12,00

60.90

t4,50

o,:3

172,00

693,00

3032,00

250,00

125,00

47,00

27.00 I

,o.rrl,r.ro I

74,00 I

,.r, I

,o.ro I

trr,*l78.00

|

,ro,*l

l

6.40

I1.00

69,il)

14, to

9,40

1,75

144,00

3 3 t,00

t4,20

1,40

176,N

2062,00

4094,00

140,00

16,70

22,00

52,20ll

ro.oo I

r r.s0 |

sr.lo l

15,30

il,70

10,80

4t,60

68.40

I 1.61)

25,00

26,20

46,10

86,00

17,20

18,60

28,00

201,40

3 3 1,90

It,30

32,t0

21,*

5,41 |

,.to I

rr,*l20.80

|

,a,:l

16,60

19,60

26,90

I I l,(X)

23,70

24,40

21,60

37,00

86,20

150,00

2,t1

4,77

49,20

81,70

75m

Jumlah 238

Rah-ra!a

Dcvioistandar

Minimum

Maksimum

164,79

483,74

26,70

2012,0o

1228,88

28M,16

34,60

12429,00

l04,l6

23,t0

73,00

t62,00

282E,16

557,51

I 990,00

40E6,00

27J,1 I

647,97

0,25

3023,00

116,42

944,54

t,15

4094,00

59.48

7t,05

10,00

lll.90

45.84

4t,l I

2,17

l 50,00

Sumber : IOH - DPMA, 1983

Model Model llubungan R ]R.?

I

2

5

4

5

6

QBR : 4,185 PSUI'072

QBR = 20,174 PSUor{e5 KSU'0'227

epR : 0,178 PSUo'e4ei KSU-0'264r HMso'goro

QBR :. 4,151 (10)" LDP0'6350 HMS2't2e2 PSU0'373r

KSU-0,r07s

QBR : 7,306 (l0I? LDFp'72t HMS3'0r60 Psuo',3or

QBR : 1,002 (10)'?LDPo'50eoHMS3''37 PSU0'34t LSw0'224e

0,8920

0,9130

0,9272

0,9609

0,9576

0,9585

0,7958

0,8336

0,8s97

0,9234

o,9t zo

0,9381

Sumber : Perhitungan data tabel 3.26

Page 120: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

226

nilai koefisien determinasinya R' : 0,9381, merupakannilai yang terbesar jika dibandingkan dengan nilaikoefisien determinasi dari model yang lainnya. Tabel3.28, menunjukkan perhitungan residu model No. 6,terhadap data pengamatan, untuk menentukan nilaikesalahan standar dari perkiraan dan uji DurbinWatson.

Nilai perkiraan kesalahan standar dari perkiraan nilaiQBR dihitung dengan persamaan berikut ini (lihatpersamaan 3.20)

227

Besarnya pengaruh tersebut secara bcrsama-sitttttt

sebesar F :93,81 %o, sedangkan sisanya scbesar (r, l()% disebabkan oleh variabel yang lain. Walaupun

demikian Uji - F tersebut masih harus dicek dengan UjiDurbin - Watson.

Tabel 3.28 Perhitungan Residu Model No. 6 tabel3.27

N<r (Y,) (Y) AY AY'' aYi-Yi-r (aYi - aYi-r)2

2 3 4:3-2 5 6 7=62

I

2

J

4

5

67

8

9

l0lll1r3r4rJr6t7t8l92021

22

244,8026,7031,l0

294.90102,70

39r,00143,20250.50302,90t42,60121,50294,50369.50519.402t7,00

98,20466,90

1477,002072.',70

2t7,70r00,60r40.80

245,4734,3539,71

223,81r 20.50299,22169,43323.59367,28r40,60t49.272t5."r7262,42567.54r 55,95'7'' 11

360.571663,412333.45242,66166,72l0 r .85

- 0,67- 7,65- 8,61+ 71,03- 17,80+ 9t,78- 2t,23- 73,09- 64.38+ 2.00- 27.77+ 78,73+ 107,08- 48,14+ 61,05+ 25,43+ 106,33- 216,41- 260,75- 24,96- 66,12+ 38,95

0,44858,5274.13

504 I,003 16,84

8423,56688.01

5342.144t44.78

4,007 t t,t7

6r98,4111466,12231'7,453727.10

646,68

l 1306,0646833,28

67790,56623.00

4371,85l5l7.l0

- 6,98- 096+ 79,64- 88,83+ 109,58- I18,01- 46,86+ 8,75+ 66,38- 29,77+ 106,50+ 28,35- 155,94+ 109,19- 35,62+ 80,90- 322,74- 44,32

+ 235.79- 41,16+ 105,07

48,72

0,926342,527890,76

12007,7713926.362 r 95,85

76,564406,30886,25

1t342,25803,72

24317,2811922,45

1268,78

6544,81r04l6l,l0

1964,26I 1039.70

1694,14I r039,70

IRata2 364.79

-260,20

- r 1,82

l 8 l 806,75

8263,94

+ 38,96

+ l,'170

218431,50

12656,25

Sumber : perhitungan data tabel 3.27

Keterangan ' Y, = debit banjir tahunan pengamatan

Y1 = debit banjir tahunan perhitungan model

i = Qgn = 1,002 (10f7 LDPosoeo gysr'rrr l)s[," ''r l-sw0224e

2)

3).

Dari data tabel 3.28, maka :

SEy = (l!.$f:JI.) = ,o,ro m3ldet.

Uji - F, dihitung dengan persamaan (3.79):

R2(n - m)(l-R2Xm-l)

0,9381(22 - 5)

F_

F_ (l-0,938rx5-1) =t#: 64'40

Pada derajat kebebasan r1r = rn - I = 3, dan n, = n - m :22-5 : 17, dari tabel I-4 (lihat bagian akhir Bab I)., padaderajat kepercayaan 95 o/o diterima, maka diperoleh nilaiF tabel : 3,200. Ternyata F : 64,40 lebih besar daripada F tabel, ini berarti nilai koefisien korelasi modelyang dipilih memang tidak sama dengan nol. Dengankata lain terdapat kesimpulan bahwa variabel luas DPS(LDP), hujan maksimum DPS dalam satu hari (HMS),panjang sungai utama (PSU) dan luas sawah (LSUD,

secara bersama-sama mempengaruhi debit puncakbanjir tahunan rataqata (QBR) untuk sungai di Jawa.

IiIn- I

Page 121: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

22t) 229

4) Uji Durbin - Warson

Berdasarkan persamaan 3.88, uji Durbindihitung dengan :

Tabel III - I The Durbin - Watson d Statistic

Significant points of d, and du ; 5 %oWatson

DW=i 1av, - aY,-,)'i=7

nI (av,)'i=l

Dari persamaan data tabel 3.28, diperoleh :

DW 271t437 '51\

I 8 1 806.75l,,sl

Kita akan rncngu.li II,,:tak acla otokorclasi dan Il, :adaotokorelasi positip. Dari contoh ini n 22 buah denganvariabel bebas (k) :4. Dengan derajat kepercayaan 5 04.

dari tabel III-I pada bagian akhir bab III, diperoleh dr:0,96, dan du: 1,80 dan ternyata 0,96 < DW: 1,53 <1,80, oleh karena itu untuk menentukan adaltidaknyaotokorelasi masih diperlukan tambahan data atau dicobadengan bentuk model yang lain.

Dengan demikian model 6, pada tabel 3.27, meskipunmempunyai koefisien korelasi R: 0,9685, dengan SEydari QBR sebesar 90,90 m'/det atau 24,91 yo d,ari nilaiQBR rata-rata sebesar 364,79 m'/det dan dari Uji - Fhasilnya diterima, akan tetapi dari Uji Durbin - Watsonmenunjukkan bahwa untuk memperbaiki model masihdiperlukan tambahan data, atau data tabel 3.26ditransformasikan dalam bentuk yang lain agar dengandata tabel 3.26 dapat diperoleh model debit tahunanrata-rata untuk DPS di Jawa yang belum dipasang posduga air hasilnya lebih baik.

n

l5l6l7l8l9202t2223

242526272829303l3233

3435363738394045

5055

6065707580859095

100

k,= I k,= 2 k'= 3 k'= 4 k'= 5

dt du dL du dL du dr du dL du

,08,10.r3,16,t8,20)1

,24,26'r'l

,29,30,32,33,34,35,36,37,38,39,40,41

,42,43,43,44,48,50,53,55,57,58,60,61

,62,63,64,65

,36,37,38,39

1.40

,41t,42t,431,44

t,45t,45t,46t,471,48

t,48t,49r,50t,50t,5 lt,5 I1,52

t,52r,53t,54t,54t,54t,57r,59t,60t,62t,63t,64r,65t,66t,67r,68t,69r,69

0,950,98r,02l,051,08I, l0I,l3I,l5r,t7I, r9t,2lt,221,24t,261,27l,281,301,3 I

t,321,33

1,341,3 5

1,361,371,381,391,43

1,461,49r,5 l1,541,551,571,591,60l,6l1,621,63

,54,54,54,53,53,53,54,54,54,55,55,55,56,56,56{7

,57,57,58,58,58,59,59,59,60,60,62,63,64,65,66,67,68,69,'70

,70,7t1n

t,82

r,86

),90

),93

),97

,00,03,r05

1,08

I,l0t,t2L,l4t,l6r,l8I,20t,2lt,23t,24t,26t,27t,28t,29t,3l1,32

1,33

t,34t,38t,421,45

r,48r,50t,52t,541,56

t,57t,59t,60r,6l

1,751,73

t,7l1,69r,681,681,671,661,661,661,66t,651,65r,65I,651,651,651,65I,651,65r,551,65t,661,66t,66t,66t,671,671,681,691,701,701,71.1,721,72l;731,73

1,74

,69,74,78,82

'rg6,90t,93

t,96

t,99

,01

,04,06,08,10,12,14,16,18

,19,2t,22,24,25,26,27,29,34,38,41

,44,47,49,51

,53,55,57,58,59

t,971,93

1,901,87

1,85.1,83

l,8l1,801,79r,781,771,761,761,751,74t,741,741,731,73

t,73t,731,73

1,72t,721,721,721,72t,721,721,73

t,731,741,741,741,75

1,75

1,75

1,76

0,560,620,670,710,750,79Q,830,860,900,930,950,98l,0l1,031,05t,071,09l,l Il, l3l, l5I,l6I,l8l,l9l,2l1,221,231,291,34l,38t,4t1,44t,461,49l,5l1,521,541,561,57

?-212,152,102,062,021,991,961,911,921,90l,E91,881,861,85ri5,41,531,831,82l,8ll,8l1,801,801,801,791,791,791,781,771,771,771,771,771,771,77t,771,78t,781,78

Sumber: Bonnier, l98l

Page 122: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

230 23t

Tabel III-2. Nilai ltuitis untuk nilai Distribusi-t chi Kuadrat (satu sisi).

cr

0.995 0.99 0,975 0.9s 0,05 0,025 0.01 0,005

I

2

3

4

5

6

7

8

9

l0

llt2

rll4

l5

l6t7

t8

l920

2l22

23

24

25

26

27

28

29

30

0.04393

0.0100

0,07 17

0,20?

0,412

0.676

0,989

I,344

t,735

2,156

2,603

3,074

4.075

4.601

5,142

5,697

6,265

6,844

7,434

8,034

8,643

9,260

9,886

10,520

I I,160

I 1,808

t2,461

tJ,tztI tr,zsz

I

0,03 I 57

0,0201

0,t l50,297

0,554

0,872

|,239

|,646

2,088

2,55 8

1,053

3,57 |

4,1 07

4,660( l ro

s,8t26,408

7,015

7,633

8,260

8,897

9,542

r0,196

10,856

11,524

1 2,1 98

t2,879

I 3,565

14,256

t4,953

0.01982

0,0506

0,216

0,484

0,831

1.237

1,690

2,1 80

2,700

3,247

3,816

4,404

5,009

5.629

6,262

6,908

7,s64

8,231

8,907

9,591

10,283

10,982

I I,689

12,401

1 3,1 20

13,844

14,573

r 5.308

16,047

I 16.791

o.o23er I 3,841

o.tor I s.eel

o.lsz | 7,815

o.zrr I 9,4E8

r.us I r r.ozo

'.ur, |

'.sszz.roz | 14,067

z.ry | 15.507

l.lzs I l6,ele:.llo

I 18.307

o.rr, | 8.675s.zzo I zr,ozo

s.sgz I zz.:oz

o.srr I z:.oss

7.26t I z4.ee6

,.ru, | ,u.rru8.672 | 27,s87

s.rso I za,sos

ro.r rz I lo,u+ro,ssr I lr.lro

,r,rr, | ,r,uil12,338 | 33,924

r:.osr I rs,tzzrr.sqt I ro,lrsr+,or t I rz.osz

I

tr.r,, I ,t,rt,I ,u.,r, | +o,rrs

I ro.szs I lt.rrzI rr,rot | +z,sst

I re.lsr | $,773

5,024

7,378

9,348

l l, l4312,832

t4,449

t6,013

17,535

19,023

20,483

2r,920

23,317

24,7)6

26,fi927,488

28,845

30,191

31,526

32,8s2

34, I 70

35,479

36,781

38,076

39,364

40,646

41,923

43,194

44,461

45,722

46,979

I

6,635

9,210

t I,345

t3,277

I 5,086

t6,812

18,475

20,090

21,666

23,709

24,725

26,717

27,688

29,t41

30,578

32,000

33,409

34,805

36,t91

37,566

38,932

40,289

41,638

42,980

44,314

4s,642

46,963

48,278

49,588

50.892

I

7,879

10,597

12.838

14,860

16,750

I 8,548

20,278

2l,955

23,589

25, I 88

26,757

28,300

29,819

3 1,3 19

32,80 I

34,267

35,718

37,156

38,582

39,997

4l,401

42,796

44,1 8 1

45,558

46,928

48,290

49,645

50,993

52,336

53,672

Sumber: Bonnier, l98l

(Lanjutan tebel III - l)SigniJicant points of d, and du ; I %

n k,=t k'= 2 k,=j k,=4 k'= 5

dL du ut du dL du dL du dL du

l5l6t7l8l920

2l22

23

24

25

26

27

28

29

30

3l32

33

34

35

36

37

38

39

4045

50

55

6065

70

15

80

85

90

95

100

),81

),84

),87

),90

),93

),95

),97

,r00

.02

,04r,05

,,0'lr,09

l,l0l,t2I,l3r,l5I, r6,,11

r,l8i,l9t,2l,,22

,23

,24

,25

,29

,32

,36,38

,41

,43

,45

,47

,48

,50,51<,,

t,07r,09I, r0t,t2l,l3I,r5I, t6I,r7I.l9r,20t,2tt11

t,23t,24t,25t,261,27

t,28t,29r,30t,3 I

t,32t,32r,33

t,34t,34t,38t,40

t,43

i,45t,47t,49r,50

t,52

t,53

t,541,55

.56

),10),74

),77),80),83

),86

),89

).9t).94

),96

),98

r,00

t,02t,04t,051,01

t,08l, t0t,l It,l3t, l4r,l5t,l6l,l8t,l9t,20t,24t,28

t,32t,35

r,38

r,40

t,421,44

1,46

i,47r,49

.50

t,25t,25

t,25

t,261,26

t,27t,27t,28t,29r,30

r,30

r,3 It,32t,32t,33

1,34

t,34t,35t,36t,36t,37t,38r,3E

r,39

t,391,40

..42

",451,,47

,48

,50{?

,53

,54

,55

,56,51

,58

),59

),63

1,67

),7r),74

),77

),80),83

),86

),88

),90),93

),95

),97),99t,0lt,02t,04I,05t,07t,08t,l0t,l I

t,t2I,14L,l5

,20.,24,',28

',32,35

,37

,39,42

,43

,45

,47

,48

,46

,44

,43

,42

.4t,4t,41

,40,40,41

,41

,4t,41

,41

,42

,42

,42

,43

,43

,43

,44

,t0,45

,45

,45

,46

,48

,49

,51

,52

,53

,55

,56

,51

,58

,59,60,60

),49

),53

t,57),61

),65

),68

),72

);15

1,77

),80

),83

),85

),88

),90

),92

1,94

t,96),98

i,00t,0l1,03

t,44

,06,07

,09,10,16

,20

,2s,28

,31

,34

,37,39

,41

,43

,4s,46

t,70t,66t,63

t,60I,58t,57r,55

r,54

r,5lt.5lt,s2t,52l,5lI,5 I

1,5 lr,5 It,5 IL,5l

t,5 It,5lt,5 r

t,04r,5lt,52t,52t,52

,53.,54

,55.,56

,57

,58

,59,60,60,61

,62

,63

0,390,440,480,520,560,600,63

0,66o,70

o,720,750,780,81

0,83

0,85

0,880,900,920,940,95

0,970,991,00

1,02

1,03

1,05

l,l I

l,l6t,2l1,25

1,28

r,3 I1,34

I,361,39

l,4l1,42

1,44

,96,90,85

,80,17

,74,7t.69,67

,66

,65

,64

,63

,62,6t,61

,60,60,59,95

,59,59,59

,58

,58

,58

,58

,59,59,60,61

,61

,62

,62

,63

,64,64,65

Sumbcr : Bonnier, Jmuari l98l

Page 123: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

bab 4aplihasi metode statistih

untuh uii hetelitianpenguhuran debit

4.1. PENDAIIULUAN

Materi yang disampaikan pada BAB IV ini, lebih bersifatsebagai tambahan untuk melengkapi buku ini, dengan materitentang aplikasi metode statistik untuk uji ketelitian pengukuran

debit, bertujuan menyampaikan informasi bahwa data debit sebagai

salah satu data masukan dalam analisis hidrologi itu, dalam tahap

pengukurannya dilapangan bukan merupakan nilai absolut benar

seratus persen, akan tetapi mempunyai nilai deviasi. Ilcsurnyadeviasi tersebut tergantung dari macam kesalahan yang tcrjudi

2:t:r

Page 124: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

234

selama pengukuran berlangsung. Dengan demikiansebenarnya adalah :

Q:Qp*XqKeterangan:

a : debit yang sebenarnya.

Qp : debit pengukuran.

Xq : kesalahan pengukuran.

Setidaknya, sampai saat ini bclum ditemukan suatu cara

dengan analisis statistik atau modcl clcngan program komputer yang

dapat membetulkan kcsalahan pcngukuran dcbit.

Bab ini, menguraikan tentang persamaan (4.1), dan hanya

terbatas pada memperkirakan kekurang telitian dari pengukuran

debit sungai atau saluran terbuka, yang tidak kena pengaruh arus

balik atau aliran lahar, menggunakan :

l). alat ukur arus

2). ambang,

dengan disertai contoh penyelesaiannya. Uraian tentang pengukuran

debit dapat dijelaskan secara rinci pada buku (Soewarno 1991,

Hidrologi - Pengukuran dan Pengolahan Data Aliran Sungai,

Hidrometri, P enerbit Nova).

4.2. JET'S KESALAI,,AN PENCUKURAN DEBIT

Kekurang telitian atau kesalahan (errors) pengukuran debitdapat diartikan sebagai besamya nilai perbedaan antara debit yang

dihitung berdasarkan pengukuran dengan debit yang sebenarnya.

Berbicara tentang kesalahan maka dapat dibedakan antara ketepatan(accuracy) dan ketelitian Qtrecision). Ketepatan berhubrryrgan erat

dengan nilai yang sebenarnya, sedangkan ketelitian bbrhubungan

23b

dengan kecocokan pengukuran dengan purgukunur ynng luirr.Sebagai contoh pembacaan tinggi muka air pada papun tluga airmempunyai penyimpangan2 mm dari nilai yang scburanryu, rnakirdapat dikatakan bahwa pembacaannya mempunyai kctclitian yangtinggi, akan tetapi apabila ketinggian titik nol pada papan dugamempunyai kesalahan pemasangan sebesar l0 cm, maka dapatdikatakan ketepatannya rendah.

Kesalahan pengukuran debit umumnya bersumber dari 2

macam sebab yaitu :

a). kesalahan petugas, dan

b). kesalahan peralatan.(lihat sub bab 1.4.2 tentartg Kualitas Data Hidrologi,bukujilid I, judul sama)

Dari ke 2 jenis sumber tersebut maka jenis kesalahan pengukurandebit dapat dibedakan menjadi :

a). Kesalahan fatal (spurious errors), disebabkan olehkesalahan manusia dan atau alat pengukuran tidakberfungsi sebagaimana mestinya. Jenis kesalahan initidak dapat diperbaiki dengan analisis statistik. Hasilpengukuran tidak dapat digunakan, sehingga perlupengukuran ulang lagi agar hasilnya benar. pengukuran

ulang sebaiknya oleh petugas dan alat yang berbeda.

b). Kesalahan acak (random errors), kesalahan inidisebabkan adanya perbedaan dari nilai rata-ratapengukuran suatu parameter data aliran terhadap nilairata-rata yang sebenarnya. Kesalahan yang tcrjadiberasal dari hasil pembacaan data ataupun percobuurryang dilakukan. Jenis kesalahan ini dapat di anrlisissecara statistik. Besarnya kesalahan dapat dikurrurgidengan memperbanyak j umlatr pengukuran.

c). Kesalahan sistimatik (systemaric errors), kcsultlurn initerutama disebabkan oleh faktor kctclitiun perulttnrryang digunakan, misalnya alat duga airrryir. nlrrt rrkrrr

debit yang

(4.1)

Page 125: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

arusnya. Kesalahan ini tidak dapat dikurangi dengan

menambah jumlah pengukuran selama peralatan tersebut

belum diperbaiki dan atau dikalibrasi ulang. Kesalahan

sistematik dapat dipeftaiki dengan mengukur ulang

menggunakan alat berbeda dan petugas yang berbeda'

Pemb4hasan selanjutnya terbatas pada jenis kesalahan acak dan

kesalahan sistimatis karena keduanya dapat didekati dengan

perhitungan statistik.

4.3. KETEL'T,,AN PENGUKURAN DEB'TDENGAN ALAT UKUN ARUS

4.3.1. Sutnbcr Kcsalshan Penguhutan

Sumber kesalahan dapat dijelaskan dari persamaan

pengukuran debit menggunakaq alat ukur arus yaitu :

Q: I (ui di vi) (4.2)i=l

Keterangan :

a : debit total seluruh penampang (m3/det).

bi : lebar aliran Pada vertikal ke i.

di : kedalaman aliran pada vertikal ke i.

vi : kecepatan aliran rata-ratapada vertikal ke i'm : jumlah vertikal.

Gambar 4.1, menunjukkan sketsa penampang pengukuran debit.

Vertikal adalah kedalaman aliran terukur sebagai garis vertikal

untuk menentukan posisi alat ukur arus dalam mengukur lecepatanaliran.

2:t7

Persamaan (4.2) diperkirakan bahwa jumlah vertikal pcngukurttrt

adalah cukup, apabila jumlah vertikal tidak cukup mewakili kondisi

alirarr pada penampang basah yang diukur maka persamaan (4.2)

harus dikalikan dengan faktor F, sehingga persamaannya menjadi :

Q:F (b1 d;v') (4.3)mIi=l

xrTElArlalil. 6

- b. . ba..... ' .Dn 3 JAIAr DAit ?l?lx- TET P(RAll'

- dl r dt...,.....dn t VGltlIlL IgOlLAIltlLttltl .

Gambar 4.1. Penampang Melintang Pengukuran Debit

Nilai faktor F dapat kecil atau lebih besar dari satu olclt kurcrrir itupcrsam&m (4.3) harus dioptimasi sehingga lirktor l; l, l)e trg,trt

rlcrnikian kekurang telitian pengukuran rle hit hcrtsrrl tlrrr r lrurryuk

srrrrrbcr, yaitu :

ir). pcngukuran lebar aliran.

lrl(i-ll

ba

b2

;----']

\

II

ltl!

__Jt?! a

!

I

I

I

I

I

IlobI

I

I

_)\

L\

a

(n

\-

Page 126: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

238

b). pengukuran kedalaman aliran.

c). pengukuran kecepatan aliran rata-rata pada vertikal.

d).. jumlah vertikal.

Disamping sumber kesalahan tersebut, juga ada beberapa hal yang

menyebabkan kekurang telitian pengukuran debit yaitu antara lainperhitungan debit pengukuran dan pembacaan tinggi muka air

selama pengukuran dilaksanakan.

4.3.2. Pcncatuan l(ctelltlan PatamgltctPcngukutan DobllPcnentuan ketclitian pcngukuran dcbit menggunakan alat

ukur arus di lndonesia, setidaknya sampai saat ini belum pemah

diteliti. Penelitiannya akan memerlukan waktu yang lama, di

samping biaya yang cukup besar. Rujukan umum yang bisa

digunakan telah dibuat oleh ISO 1978 (International Organization

for Standardization) yang tertuang pada buku laporannya yang

berjudul "The Investigation of the Total Errors in Measurement ofFlow by Velocity Area Methods". Untuk memudahkan penentuan

nilai ketelitian telah dibuat tabel-tabel kekurang telitian pengukuran

lebar, kedalaman, kecepatan aliran dan penentuan jumlah vertikal.

Nilai yang tertuang pada tabel-tabel tersebut ditentukan pada

tingkat peluang 95 % batas daerah kepercayaan diterima. Nilai

kekurang telitiannya masing-masing akan disajikan pada tabel 4.1

sampai tabel4.7.

A. Kekurang Telitian Pengukuran Lebar Aliran

Pengukuran lebar aliran di antara dua vertikal dapat

dilakukan dengan menggunakan alat ukur lebar. Jenis alat ukur

lebar yang digunakan harus disesuaikan dengan peftrmpang basah

dan sarana pgnunjang yang tersedia. Jenis alat ukur lebar yang

digunakan antara lain :

239

1). kabel baja dengan ukuran diameter 3 - 5 mm dan pada

bagran panjang tertentu dapat ditandai jaraknya, misal

tanda jarak safu meter, dua meter,

2). alat penunjuk lebar yang dipasang pada kabel melintang

sungai,3). meteran

Apabila digunakan jenis alat ukur lebar tersebut, maka kekurang

telitian pengukuran lebar di antara dua vertikal biasanya dapat

diabaikan. Tabel 4.1 menunjukkan nilai ketelitian pengukuran lebar

berdasarkan jarak setiap vertikal pengukuran kedalaman sebesar 80

cm.Tabel 4.1 Kekurangan Telitian Pengukuran Lebar

Lebar(m)

Kekurang telilian

Absolut (m) Relatip (%')

0-100

100 - 150

150 - 250

0,30

0,50

1.20

+ 0,30

+ 0,40

+ 0,50

Pengukuran lebar aliran dari setiap dua vertikal pengukurankedalaman pada sungai lebar dapat dilakukan dengan bantuanpengukuran jarak menggunakan alat penyipat datar atau alatpenyipat ruang. Pengukuran lebar ini dapat dilakukan dengan carastadia atau cara sudut., tergantung kemudahan pelaksanannya disetiap lokasi pengukuran debit. Tabel 4.2 menunjukkan nilaikekurang telitian pengukuran lebar aliran untuk sungai lebar.

Tabel 4.2. Kekurang Telitian Pengukuran Lebar AliranPada Sungai Lebar.

Lebar(m)

Kekurang telitian Pengukuran lebardilal$analenAbsolut (m) Relatip (%)

300 - 600

600 - 1200

2,30

6,70

+ 0,40

+ 0,60

dari satu tebing

dari dua tcbing

Page 127: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

V'$

--E,q[240

B. Kekurang telitian pengukuran kedalaman aliran

Pengukuran kedalaman aliran dilaksanakan denganmenggunakan alat ukur kedalaman di setiap vertikal yang telatr diukur jaraknya. Jarak setiap vertikal diusahakan serapat mungkinagar debit di setiap bagian penampang tidak lebih dari pada 5 Yo

bagian dari debit seluruh penampang basah.

Alat ukur kedalaman yang dapat digunakan antara lain :

l). batang pengukur, alat ini terbuat dari logam (stang)yarrgdilengkapi dengan skala kedalaman.

2) kabel dengan pemberat, yang dilakukan dari atas perahu,jembatan atau kerata gantung.

3) alat duga kedalaman yang dapat bekerja secara

elektronik.

Pengukuran setiap jenis alat ukur kedalaman tergantung kedalaman

aliran dan sarana penunjang pengukuran yang tersedia, serta

kemudahan pelaksanaan pengukurannya. Tabel 4.3 menunjukkan

nilai kekurang telitian pengukuran kedalaman aliran.

Tabel 4.3 Kekurang Telitian Pengukuran Kedalaman Aliran.

Lebar(m)

Kekurang telilian Keterangan

Absolut (m) Relatip (%)

0,40 - 6

6 -t4

0,04

0,05

+ 0,70

t 0,60

- batang pOngukuran- kabel ukur

- kabel dan koreksisudut

C. Kekurang Telitian Pengukuran Kecepatan Aliran

Kecepatan aliran rata-rata dari suatu penampang basah

diperoleh dari hasil pengukuran kecepatan aliran rata-rata dari

beberapa vertikal dengan menggunakan alat ukur arus. Kgcepatan

aliran rata-rata disuatu vertikal dapat diperoleh dengan berbagai

macam cara, cara yang dimaksud adalah :

I ). pengukuran kecepatan aliran satu titik, dcngutr

ketentuan :

(/). pada titik 60% kedalaman, bila kedalaman kurangdari 75 cm.

(2). pada titik 20% kedalaman, bila cara lainnya tidakdapat dilaksanakan terutamapada saat banjir.

2). pengukuran kecepatan aliran dua titik, dilaksanakanpada titik 20Yo dan 80% kedalaman, dan kecepatanaliran rata-ratanya dapat dihitung dengan rumus :

V_ V6.2 + V6,g(4.4)

Keterangan :

V : kecepatan aliran rata-ratapada vertikal (m/det)V,,., : kecepatan aliran pada titik 20o/okedalaman

Vu.* kcccpatan aliran pada titik 80% kedalaman

3). pengukuran kecepatan aliran tiga titik, dan kecepatan

aliran rata-ratanya dapat dihitung dengan nrmus :

lfi

(4.s)

Keterangan:

Vo.o: kecepatan aliran pada titik 60% kedalaman.

4). pengukuran kecepatan aliran banyak titik, dilaksanakanpada banyak titik dengan jarak antara lll0 bagian darikedalaman mulai dari titil 10% sampai 90% kedalaman

. dan kecepatan rata-ratanya dapat dihitung secara grafis.

Untuk menentukan nilai kekurang telitian, pengukuran kecepatanaliran dengan kecepatan yang tinggi adalah suatu har yang tidakmungkin, walaupun demikian secara umum ketelitian pcngukurankecepatan dapat disebabkan 4 hal, yaitu :

v: t(r=e) .r,,] ,.j

Page 128: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

2.12

l) penentuan lamanya waktu pengukuran kecepatan aliran.2). penentuan jumlah titik pengukuran kecepatan aliran

pada suatu vertikal.3). penentuan rumus kecepatan aliran pada alat ukur arus.4). penentuan banyaknya jumlah vetikal.

Hal-hal tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

C.I. Kekurang telitian lama waktu pengukuran kecepatanaliran

Kecepatan aliran pada sembarang titik pada suatupenampang basah akan selalu berubah dari waktu ke waktu. Dengandemikian pengukuran kecepatan aliran pada suatu periode waktu(misal 40. 60 detik) adalah merupakan sampel yang dapat berbedanilainya apabila dibanding cara pengukuran untuk waktu yang lebihlama. Tabel 4.4 menunjukkan nilai ketelitian lama waktupengukuran kecepatan aliran.

Tabel4.4. Kekurang Telitian Lama Waktu Pengukuran Kecepatan Aliran

Kecepatan(m/det)

Titik pengukuran (%o kedalaman)

20 40 atau 60 80 atau 90

Lama pengukuran (menit)

0,5 123 0,5 I J)

0,0500,1 000,2000,3000,4000,500r,000

lebih 1,000

50 40 30 2027 22 16 13

15 t2 9 7

l0 7 6 5

86668664-664-654

80 60 50 4033 27 20 t7t7t4r0810765866s866476647654

243

C.2. Kekurang telitian jumlah titik pengukuran padasuatu vertikal

Secara umum dapat dikatakan bahwa kekurang telitianjumlah titik pengukuran pada suatu vertikal dapat dikurangi dengancara memmbah jumlah vertikal. Tabel 4.5 menunjukkan nilaikekurang telitian yang dimaksud.

Tabel 4.5 Kekurang Telitian Jumlah Titik Pengukuran Kecepatan

Aliran Pada Suatu Vertikal.

Cara pengukurankecepatan aliran

kekurang telilian(95 % batas daerah kepercayaan)

banyak titiklima titikdua titiksatu titik

+1+5t7+ 15

Sumbcr: WMO. 1980.

C.3. Kekurang telitian rumus kecepatan aliran pada alatukur arus

Pada umumnya rumus kecepatan aliran yang dibuat darikalibrasi alat ukur arus mempunyai kekurang telitian yang relatifkecil. Sumber kesalahan dapat acak atau sistimatik sehinggapersamaan kecepatan aliran yang ditentukan dari kalibrasimempunyai ketelitian yang tinggi, oleh karena itu alat ukur harusdikalibrasi secara berkala, minimal setelah digunakan 100 kaliberturut-turut.

Kecepatan aliran dapat ditentukan dari jumlah putaran kinciralat ukur arus, yang dapat dirumuskan sebagai berikut :

V:pN+qKeterangan:

V : kecepatan aliran (m/det).

(4.6)

Page 129: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

244

N : jumlah putaran kincir setiap detik.p.q : koefisien yang ditentukan dari kalibrasi alat ukur arus.

Nilai batas berlakunya rumus kecepatan aliran tersebut dapat

merupakan sumber kekurang telitian. Batas tersebut dapat

ditentukan secara grafis dari nilai hubungan antara setiap nilai Vdan N dari kalibrasi.

Tabel 4.6 Kekurang Telitian Rumus Kecepatan Aliran AIat Ukur Arus

246

Nilai kckurang tclitiart scbctulnya titlak ltarrya tcrgitttlttttg tlari pirda

banyaknya vertikal, akan tetapi juga tcrgantung dari pucla ukurandan bentuk penampang basah, sebaran kecepatan dart kcragarnan

dasar alur sungai. Kekurang telitian yang disebabkan oleh karenaparameter vertikal dapat dikurangi dengan menambah jumlahvertikal pengukuran kedalaman aliran.

4.3.3. P ethitungain Ketelitian P enguhut an L ebitBerdasarkan uraian pada sub bab 4.3.2, maka kekurang

telitian pengukuran debit adalah merupakan hasil kontribusi darikekurang telitian pengukuran parameternya. Kekurang telitian dapat

terjadi secara acak dan atau sistimatis.

Berdasarkan persamaan 4.2, maka keseluruhan kekurang

telitian pengukuran debit dapat ditentukan dengan rumus sebagai

berikut:

{tu,a,r,)'(xbf + xdf + xrf )

Kecepalan(m/der)

kekurang telitian (%o)

(95 '%' halus daerah kepercoyaan)

Itan(rtultt lunggul l'cnerudn kelompok

0,030,r00,150,250,50

lebih 0.50

r20+5+ 2,5+2+l+l

+20tl0+5+4+3+l

X^i

[ ,,,t,l't

Xril

:tX.i

:X"l *X,i

(4.7)

(4.8)

kekurang telitian pengukuran debit yang terjadi secara

acak (%o) pada vertikal ke i.kekurang telitian penentuan banyaknya vertikal (%) padavertikal ke i.kekurang telitian pengukuran lebar aliran (%)pada vertikalke i.kekurang telitian pengukuran kedalaman aliran (Yo) padavertikalke i.kekurang telitian pengukuran kecepatan aliran (%) pada

vertikal ke i.kekurang telitian penentuan lamanya pcrrgukuran

kecepatan aliran (%o) pada vertikal ke i.kekurang telitian penentuan jumlah tilik ;rerrgukuran

C.4 Kekurong telitian penentuan banyaknya jumlahVertikal

Tabel 4.7 memperlihatkan nilai kekurang telitian penentuan

banyaknya vertikal pada derajat kepercayaan 95 o/o diterima.

Tabel 4.7 Kekurang Telitian Penentuan Banyaknya Vertikal.

+

(3 o, 0,,;

X.i

Keterangan :

X,:\aTLmr

)a,.bi

VAd, -

Y

A.i =

X,,, .-

Jumlah vertikal Kekurang telitian

5

l0l52025

3035

4045

x20+10+7r5+5+3+3+3+3

Sumber: WMO, 1980

Page 130: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

246

kecepatan aliran pada vertikal ke i (%).X"i = kekurang telitian penentuan rumus kecepatan aliran pada

alat ukur arus (%).m : banyaknya vertikal

Untuk tujuan praktis maka persamaan 4.7 dan 4.8 dapatdisederhanakan menjadi persamaan 4.9 dengan anggapan bahwamasing-masing kekurang tel itian merupakan nilai rata-r atany a.

24?

Keterangan :

Xq : kekurang telitian pengukuran debit (%).

Berdasarkan uraian sebelumnya maka setiap debit pengukuransebesar a akan mempunyai kesalahan acak sebesar Xa dankesalahan sistimatis sebesar Xs, sehingga dapat disajikan sebagaiberikut :

1). Debit:Q+Xakekurang telitian yang terjadi secara acak: * Xa

2). Debit:Q+Xqkekurang telitian yang terjadi secara acak: t Xakekurang telitian yang terjadi secara sistimatis: * Xs

Contoh:

Pengukuran debit aliran Sungai Bt. Sumani - Bandarpadung(Propinsi Sumatera Barat) pada tanggal l0 Oktober 1979.

Xa = t[x*'* ]6u'+ Xd2 + *r')]"

Xv':Xe2+Xp2*Xc2

Untuk penelitian khusus maka sebaiknya digunakan persamiurn(4.7).

Kekurang telitian yang terjadi secara sistimatis sebagaiakibat dari peralatan pengukuran dapat dirumuskan sebagaiberikut :

as: +[Yb2+yd2+yc21]

Keterangan :

Xs : kekurang telitian pengukuran debit yang terjadisecara sistimatis (%).

Yb.Yd.Yc : kekurang telitian yang disebabkan oleh alat ukur,lebar, kedalaman dan kecepatan aliran (%) yangterjadi secara sistimatis yang besarnya masing-masing tidak boleh lebih dari + 0,50 yo.

4.3.4 Kehutang Telitian Penguhutan DebitIlengan Alat llhut ArusKekurang telitian pengukuran debit yang terjadi secara acak

dan sistimatis dapat dirumuskan sebagai berikut;

Data lapangan :

. jumlah vertikal

. kecepatan rata-tata

. waktu pengukuran kecepatan

. metode

. debit : 4,68m3ldetik

. lebar aliran

. kedalaman

(4.e)

(4.10)

(4.1l)

27 buah0,15 m/detik60 detik/setiap titikdua titik

28,0 m1,07 m

Tentukan kekurang telitiannya berdasarkan ketentuan tabel

4.1 sampai 4.7.

Jawab :

l). Besarnya kekurang telitian yang terjadi secar acak

. pengukuran lebar Xb : * 0,30 Yo

. pengukuran kedalaman Xd : * 0,30./.tXq: t[Xa2+Xs21z (4.T2)

Page 131: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

'-g

24u

. pengukuran kecepatan aliran

. lama waktu pengukuran Xe

. jumlah titik pengukuran Xp

. alat ukur arus Xc

. ;jumlah vertikal Xm

Berdasarkan rumus 4.10 dan 4.9, makadapat dihitung :

Xv2: Xe2 + Xp'+ X"'

Xa: *

Xa: +

Xa: +

2). Besarnya kekurang telitian yang terjadi secara sistimatis

. alat ukur lebar Yb : 0,50 yo.

. alat ukur kedalaman Yd : 0,50 o/o.

. alat ukur arus Yc : 0,50 o/o.

Berdasarkan rumus 4.11, maka dapat dihitung :

Xs:+ [Yb'z+Yd2+Yc'z1*

Xs:*(0,52+0,52+ 0,5)+Xs :1 0,87 yo

Besarnya kekurang telitian dari dchit tcrukur sebesar4,68 m3ldet adalah :

Xq: + CXu'+Xsr;lXq:+ (6,062+0,87r)i

Xq:* 6,120A

Dengan demikian data pengukuran debit aliran sungaiBt.Sumani - Bandarpadung tersebut sebenarnya adalah :

241

( I ) Debit : 4,68 mr/detik * 6,12 yo

kekurang telitian secara acak + 6,06 oh atau

(2) Debit :4,69 m3/detikkekurang telitian secara acak +.6,06 yo

kekurang telitian secara sistimatis + 0,87 o

Tabel 4.8, menunjukkan contoh lain yaitu data dan ketelitianpengukuran debit untuk kehilangan air saluran irigasi denganmetode inflow - outflow di Saluran Induk Kiri Daerah PengairanCiujung Serang yang dilaksanakan pada tanggal 25 Februari 1978,untuk panjang ruas saluran 4,8 km di lokasi LH 19 - 20.

Tabel 4.8 Pengukuran Debit Di Saluran Irigasi Ciujung SerangDi Lokasi LH 19-20.

Keterangan Inflow Outflow

lData

I jumlah vertikal

I kecepatan ruta-ratawaktumetodedebitlebarkedalaman

Kekurang telitian acak(yo) :

pengukuran lebarpengukuran kedalamanpengukuran.kecepatan :

.lama pengukuran

. jumlah titik

. alat ukur arus

. jumlah vertikal

Kekurang telitian sistematis (%) :

alat ukur lebaralat ukur kedalamanalat ukur arus

Kekurang telitian debit + acak (o/o) :

Debit. acak. sistimatis

23

0,4560

0,2 dan 0,83,657,60l,l I

+ 0,50+ 0,50+ 0,50

3,65 m3/det* 5,51 o/o

3,65 m3/det+ 5,45 oh

+0,8 %

+ 0,30+ 0,70

+ 6,0+ 7,0+ 1,0+ 5,0

2t0,3660

0,2 dan 0,83,067,80l,0g

+ 0,30+ 0,70

+ 0,50+ 0,50+ o,5o

]

3,06 m3/det I

+ 5,51 oh I

:,OO m'laet I

+5.45(. I

to.u w I

I

+ 6,0+ 7,0+ 1,0+ 5,0

tcrdiri dari

22oh+27 Yo

2

17 yo

*l0yo3%

_+ 24,5 yo

[r., + *{xb, + Xd2 +xr,1]i

ll' * )o.302 + 0,302 +24,52 +72 +,rrr]*

6.06 %

3).

4).

Sumber: Soewarno, l99l

Page 132: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

2l'r0

llertlusarkan data pada tabel 4.8, maka diperoleh hasil sebagai

lrcrikut:

1). besarnya kehilangap air irigasi (DQ) adalah :

DQ : 3' 65 - 3' 06 : o-59 m'/deY4,8 km.0,4g

v'J

DQ: 0,12 m3ldeVkm.

2). Dengan ketelitian = 0,12 mt/det/km + 5,51 oh atau

DQ: 120 lldetlkm* 21,8 //deVkm

DQ yang sebenarnya adalah berkisar antara :

99,2 sampai dengan 141,8 //det/knr.

Setelah debit diukur dengan cara mengukur lebar, kedalaman dan

kecepatan aliran maka harus dihitung debitnya. Selama proses

pengukuran debit berlangsung harus di ukur tinggi muka air,

kemudian dari kedua macam data tersebut di analisa lengkung

debitnya. Uji statistik untuk menentukan lengkung debit telah di

bahas pada sub bab 1.3.4.

Perhitupgan debit pengukuran selama ini banyak digunakandi Indonesia adalah cara interval tengah (mid section method) dancara interval rata-rata (mean section method). Debit dihitung dengan

rumus sebagai berikut.

(4.13)

Keterangan :

a : debit total seluruh penampang basah

gn = debit pada vertikal ke nbn : lebar aliran pada vertikal ke n

d" : kedalaman aliran pada vertikal ke n

Vn : kecepatan aliran pada vertikal ke nn : 7,2,3, ... jumlah vertikal

Gambar 4.1, pada sub bab 4.3. menunjukkan sketsa penampangpengukuran debit.

Tabel 4.9, rnenunjukkan contoh pengujian statistik untukmenentukan tingkat perbedaan perbandingan kedua caraperhitungan debit tersebut untuk sungai Cipanjalu di pos duga airdesa Kepuh Wilayah Kodya Bandung.

Tabel 4.9 Uji peri ''rngan debit pengukuran sungai Cipanjalu - Kepuh.

No. Tanggal H(m)

Q,(mr/det)

Q,(m3/det)

d(%,)

D%

tr(%")

I ) 3 5 6 7 8

I

2

J

45

6"7

8

9

l01lt2l3t4l5

02-03-860 l -04-8630-07-8609-08-8630-10-8622-12-8630-12-8604-0 l -87

04-0 I -87l6-06-8821-tt-88l0-07-89l4-09-8925- I 0-8922-tt-89

0,440,5 I0,390,380,381,17

0,990,88l,l80,350,390,530,400,390,37

0,4750,8380,2220,2040,1l95.2803,7672,8904,7600,1 l60,1 50

0,6260,0660,0470,061

0,4300,7960,2090,1 980,1 l85,0303,6942,8064,4900,1 090,1450,6160,0630,0460.060

+ 9,47+ 5,01+ 5,85,.2,94+ 0,84+ 4,73+ 1,93+3,11+ 5,67+ 6,03+ 3,33+ 1,59+ 4,54t 2,12t l,(r(r

+ 5,55+ 1,09+ 0,98- 0,39+ 0,81- l,gg- 0,81- l,9g-0,8t+ 1,75

+ 2,1t- 0,59+ 0,62- I,tt0- 2,.)6

30,80l,l83,720,96

14,450,653,960,653,064,450,345,420,381,245, l0

Jumlt thRulu-rutu

58,lto't.e2

- 0.70 7tt. r6

Sumbcr : Soewarno : 199 I

Q : q, + % + gr *... + qn-r + q,

Cara interval tengah :

(b.+b \q": [-i-,Jr" .0.

Cara interval rata-rata :

o,: (!+rL)(5s) '"

(4.14)

(4.rs)

Page 133: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

262

KctcranSan :

H : tinggi muka air

Q, : debit pengukuran dihitung dengan'rumus 4.14 (m3/det).

Qz : debit pengukuran dihitung dengan rumus 4.15 1m3/det1.

Oleh karena nilai Q, dan Q, setiap tanggal pengukuran yang diujiterjadi pada tinggi muka air yang sama maka pengujian statistikmenggunakan Uji - t, dengan tahapan sebagai berikut (lihat sub bab

1.3.4); uji-t untuk data berpasangan :

268

Apabila nilai tn,, lebih kecil dari pada t.o, maka nilaiyang diuji tidak mempunyai beda pada tingkatkepercayaan tertentu untuk derajat kbbebasan tertentu.

l). Menghitung'beda debit (d) :

' Q'-Q'O: Ylf xt}oo/o

2). menghitung deviasi standar (S) :

S:T D, )ie \n- 1/

D:d-d

*:dLhir SE

5). menarik kesimpulan

d- dr + dz * d: *...* dn

n: jumlatr data

3). menghitung kesalatran standar dari perkiraan :

sE: + (4.18)N'

4). menghitung nilai t (ton) :

Berdasarkan data pada tabel 4.9, maka perhitungannya adalahsebagai berikut :

l). beda debit setiap tanggal pengukuran tercantum pada

kolom 6, nilai yang diperoleh nilai :

. rata-rata d, :3,92%o.

. minimum : 0,84 Yo.

. maksimum :9,4'1 o/o.

2). deviasi standar:

r=(*) l=(ffi)*:2,36syo

3). kesalahan standar dari.perkiraan :

,r: ;}

:r#: o,6toYo

4). tn,,:#: ffi:6,4205). dari tabel I-1, Bab I pada derajat kebebasan dk: n-l :

13 dan tingkat kepercayaan 5 o/o, untuk uji 2 sisi maka

\^6 : 2,160, oleh karena harga to,, lebih besar dari Lo,maka dapat dikatakan harga Ql dan Q2 terdapat bedayang nyata.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pada tingkat.peluung 95o/o diterima, cara interval tengah dapat memberikan nilai yrurg

berbeda dibanding dengan cara interval rata-rata wuluupurrperbedaan tersebut tidak lebih dari l0 % lihat kolom 6 tuhcl 4.9.

(4.16)

(4.17a)

(4.17b)

(4.17c)

(4.re)

. Apabila nilai tn,, lebih besar dari pada harga ("6 Qihattabel I-1 pada bagian akhir bab I), maka nilai yangdiuji mempunyai beda nyata pada tingkat kepercayaantertentu untuk derajat kebebasan tertentu.

Page 134: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

,q2b4

('irrir irrlcrval tcngah pcrhitungannya lebih sederhana bagi pengukur

tlclrit rli lapangan dibanding cara interval rata-rata, dan hasilpcrhitungan debit pengukurannya cukup teliti. Cara interval tengahsckarang yang digunakan oleh Pusat Litbang Pengairan Bandung.

Penentuan tinggi muka air rata-rata pada suatu lokasipengukuran debit secara teliti dan benar adalah "soma pentingnya"

dengan pengukuran OeUit itu sendiri, karena kedua data tersebutmenentukan hubungan tinggi muka air dan debit (lengkung debit).Kesalahan penentuan tinggi muka air dapat disebabkan oleh petugas

atau peralatan pengukurannya. Untuk menentukan tinggi muka airyang teliti perlu dibaca muka air pada papan duga air pada waktumulai dan akhir pengukuran debit. Terdapat dua ketentuan untukmemperoleh hasil pembacaan papan duga yang hasilnya teliti :

Apabila selama pengukuran debit berlangsungperubahan tinggi muka air kurang dari 0,030 m makanilai rata-rata pembaciuxx merupakan tinggi muka airpengukuran saat mulai dan akhir.

Apabila selama pengukuran debit berlangsungperubahan tinggi muka air lebih dari 0,030 m maka nilairata-rata dari pembdcaawrya dapat ditentukan dengan

menggunakan rumus sebagai berikut :

grhr * gzhz+ e:hr *...*gnh,

Glagah Kedungsari, Kabupaten Kendal Propinsi Jawapengukuran debit dilaksanakan tanggal l0 April 1988.

Tabel 4.10. Perhitungan Tinggi Muka Air Rata-Rata

S.Glagah-Kedungsari.

2[c

1'ongah,

Ilaktu MA h q h*q HI 2 3 4 5 6

10.30

10.40

10.50

10.00

10.05

0,58

0,62

0,66

0,44

0,46

0,60

0,64

0,55

0,45

0,50

1,00

1,00

0,60

0,30

0,64

0,55

0,27

1,76

H =-= 0,573,10

Jumlah 3,01 t,76

Keterangan : MA : Pembacaan tinggi muka air tanggal l0 April l9gg.

Berdasarkan data tabel 4.10, maka apabi.la tinggi muka air hanyadibaca pada jam 10.30 dan 11.05 saja maka rata-ratanya H:0,52,ir, sedangkan apabila dihitung berdasarkan nrmus (4.20) nilairata-ratanya adalah H : 0,57 m. Penggunarn nrmus 4.20 akanmenghasilkan data tinggi muka air pengukuran yang lebih telitidibandingkan hanya merata-rata hasil pembacarrn saat awal danakhir pengukuran saja.

4.4 KETELIT'AI' PEA'GUKURAN DEBTTIITENGCUNAKAN A'TBANCPengukuran debit dengan menggunakan amhang,

ketelitianny a dapat dihitung berdasarkan persamaan :

Xo: * (X", + Xo, * n2 xXozl't,

Keterangan :

l).

2),

H_

dimana:

H

aQr,92,...,9n

(4.20)a

h,,hr,'..,h, :

tinggi muka air rata-rata (m)debit total 1mr/det)debit diukur selama interval waktu 1, 2,

3,..., tr (m3/det)

tinggi muka air rata-rata selama intervalwaktu 1,2,..n(m)

Tabel 4.10 menunjukkan contoh perhitungannya untuk Sungti(4.2t)

Page 135: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

{q2bll

X,, ketclitian pengukuran debit (%).

X. .. ketelitian acak koefisien debit (%).

Xh = ketelitian acak pengukuran lebar ambang (%).

Xn : ketelitian acak pengukuran tinggi muka air (%).

n : 2,5 untuk ambang berbentuk segitiga dan 1,5 untukambang berbentuk segi empat.

Pada umumnya ketelitian setiap parameter X", Xo, Xh telah

termasuk ketelilian sistimatis, misalnya saja koefisien debit,

biasanya diperoleh dengan cara membuat hubungan tinggi muka airdan debit di laboratorium, maka ketelitian hubungan tersebut telah

ditentukan secara acak dan sistimatis.

4.4.1. Kctclitiarn Pcnguhur.ort l*balr Ambong

Pada umumnya ketelitian pengukuran lebar ambmg (Xu)

adalah sebesar + O,lYo.

4.4.2. Ketelitian Penguhutan Titr,ggiIiluha Atu AmbangKetelitian acak untuk pengukuran tinggi muka air dapat

dihitung dengan persamaan sebagai berikut :

2(t1

4.4.3. Ketelitian Pcnerrltuartt Koclisicn llebitPenentuan koefisien debit untuk amb4ng tajam yang

dilengkapi bagian pengendali berbentuk segi tiga ketelitiannya

dapat diperkirakan sebesar L l,Oyo (ISO 1438). embang lebar yang.

dilengkapi bagian pengendali berbentuk segi empat ketelitian acak

koefisien debitnya dapat ditentukan dengan nrmus sebagai berikut :

X"=t(10F-8)

Keterangan:

X": ketelitian acak koefisien debit (%).

(4.23)

\, (En2-c 2rIXr,:* ,__?x roo

Keterangan:

Er, : ketelitian pengukuran ketinggian muka air (dapat

diperkirakan + 3 mm).

E. = ketelitian pemasangan titik nol pada alat duga air

(dapat diperkirakan + 3 mm).

h : ketinggian muka air.

Nilai F adalah faktor koreksi, yang dapat ditentukan dari tabel 4.I l.

Tabel 4.1 I Faktor Koreksi F untuk Ambang Lebar.

n,

L

h/(h, + p1

0,600 0,500 0,400 0,350

0,35

0,40

0,45

0,50

0,60

0,70

0,80

0,95

1,059

1,062

1,066

1,074

t,094

1,120

1,t44

1,152

,032

,035

,040

,047

,068

,092

,l l5

.123

1,01I

1,014

1,018

1,025

1,044

1,0'17

1,093

l,l0l

,001

,002

,00'l

,014

,034

,058

,080

,089

Dari tabel 4.1 1, nilai h, adalah tinggi muka air di hulu tcrharlapambang, nilai p adalah kedalaman air dihulu ambang dan l, adalalr

lebar mercu ambang.

Ambang lebar yang dilengkapi bagian pengcrrdali dcngatt

mulut pemasukan yang dibulatkan (round-no.sed htrittnlul cresl

(4.22)

Page 136: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

Keterangan :

L : lebar mercu ambang.X" : ketelitian acak koefisien debit.b : lebar ambang.

4.4.4. Gontoh Pengukutan Ulcblt dcnjqa AtnbonS TalamSebagai contoh aplikasi, dilaksanakan pada bangunan ukur

debit berupa ambang tajam dengan bagian plngendali berbentuktrapesium di saluran sekunder Gempol - Clrebon, dengan lebarambang 60 cm dan persamaan debitnya adaln6 :

Q:Cbh'Keterangan:

Q : debit (l/det)b : lebar ambang (cm)h : tinggi muka air (cm)c :0,0186

Pada h min. : 4,0 cm maka Q: 8,93 //det.Pada h max. :30,0 cm maka Q: 183,38 l/det.

Debit yang sebenamya adalah Qp + Xq, berdasarkan(4.21), persam&urnya adalah :

Xo=t(X.2+Xor*n2xX)z

dari contoh tersebut diatas, maka :

Xu: * 0,1YoX"=* l,0Yo

(4.26)

;;rerrntuk h = 4 cm, berdasarkan persamaan (4.22), maka :

/ ^ \l(nfr+el)'

Xr: a -- ,: x 100

xh =* ffi (32 +321v'

Xn:t 10,6 Yo.

Untuk h: 30 cm, berdasarkan persam,un (4.22),maka :

Xn: r 133 ,r,

+ 3,)n

Xh:*'1,41 o/o.

Selanjutnya untuk h:4 cm, maka ketelitian debitnya adalatr :

Xo: t (X.'+ Xo'+ r'+ Xn')'Xo : t [(1,0), + (0,1), + (312), x (10,6)r]%

Xo:15,93 Yo

Dengan demikian untuk h : 4 cm, debitnya adalatr 8 93 t/det+15,93%o.

Untuk h:30 cm, maka :

Xo: * (X.'+ Xo'+ r' +Xn')n

X, : * [(1,0), + (0,1), + (312), x (1,41)2)Y,

Xr:2,34 oh

Dengan demikian untuk h : 30 cm, debitnya 183,88 lldet * 2,34 yo.

Debit yang dihitung dari mmus (4.26) dan ketelitiannya tersebuthanyalah nilai teoritis, nilai yang sebenarnya adalah dapat diperolehdari pengukuran debit menggunakan alatukur arus dilapangan.

Tabel 4.12 menunjukkan perbedaan debit yang dihitungberdasarkan rumus (4.26) dengan debit yang diukur dengan alat

"%1ltfi

rlr,/f',1'), ketelitian koefisien debitnya

l)crsanlaan sebagai berikut :

X": a 2 (21 -20 Cd)%

ca:(r ry)(,-T) '

dapat ditentukan dengan

(4.24)

(4.2s)

persamaan

Page 137: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

2(lo

ukur rnrs. l)cbit yang diukur dengan alat ukur arus dianggap debitvirrrg schcnarnya, karena rumus kecepatan aliran pada alat ukur arus

tlrrplt dicek kebenarannya dengan cara mengkalibrasikan dilaboratorium kalibrasi alat ukur arus.

Tabel 4.12 Uji Ketelitian Pengukuran Debit Yang Melimpas

Ambang Taj am Saluran Sekunder Gempol-Cirebon.

28r

l).

2).

menghitung beda debit (d)

. Qz-QrO==E;:x100

menghitung deviasi standar

.-(!ozll"- ( n-l J

D=d-dd:d,adr+dr+...+4n : jumlah data

Sumber : DPMA, 1980, kolom 1,2,3,4.

Keterangan:

h = tinggi muka air.

Q, = debit dihitung dengan rumus (4.26).

Q, = debit diukur dengan alat ukur arus.

a = Q,/Q,

Pengujian ketelitiannya dapat menggunakan uji-t, dengan tahapan

sebagai berikut (lihat sub bab 1.3.4) :

3). menghitung kesalahan standar dari perkiraan (SE) :

menghitung nilai t perhitungm (tr,i,)

a\,i, - S

menarik kesimpulan :

. Apabila tn,, lebih besar daripada quo flihat tabel I-1Bab I) maka yang diuji mempunyai beda nyata pada

tingkat kepercayaan tertentu untuk derajat kebebasantertentu.

. Apabila tn,, lebih kecil dari pada t,o, maka yang diujitidak mempunyai beda nyata pada tingkatkepercayaan tertentu untuk derajat kebebasantertentu.

Berdasarkan data pada tabel 4.72, maka perhitungannya adalahsebagai berikut :

No h

(m)Q,

(l/det)Q,

(l/det)

a d('/r)

D(%")

tr(%")

I ) 3 4 5 6 7 8

I

2

J

4

5

6

7

8

9

t0

llt2

t3

t4

4

6

8

l012

l4t6l820

22

24

26

28

30

8,93

t6,40

25,25

35,29

46,39

58,46

71,42

85,23

99,82

I 15,16

13l,2l

147,95

165,35

183,38

r9,50

30,7s

42,60

s5,94

70,06

85,00

108,00

117,40

134,50

152,30

170,00

188,60

207,80

226,00

r,l8

,88

,68

sq

.,5 I

,45

5?

,38

,34

,32)q

,27

,2s

.23

54.2

46,7

40,7

36,9

33,8

31,2

34,4

27,4

25,7

24,4

22,8

21,5

20,4

18,9

22,8

t5,3

9,3

5,5

2,4

- 0,2

3,0

- 4,0

- 5,7

- 7,0

- 8,6

- 9,9

- I t,0- 12,5

5 t9,84

234.09

86,49

30,25

5,76

0,04

9,00

16,00

32,49

49,00

73.96

98,01

r 21,00

156,25

Jumlah

Rata-rata

439,0

31,4

- 0,60 1432,18

d\H=-eul

nZ

4).

s).

1). nilai d : 31,4 oh

Page 138: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

2tl1l

I t$z,lql; : rc. soh.2). deviasi standar S =

L-lZ-: l ) - Lv'a''"'

3). kesalahan standar dari perkiraan

sE = g* :2,804vo.3,741

3l ,4 = tt.zt44). tnu -' ffi - L \)LL '

Dari tabel I-1, Bab I' pada derajat kebebasan dk: n - 1 : 13'

dengan tingkat ft#'"uy*1 5. %t.'":"k uji 2 sisi maka to6 : 2'160'

oleh karena tn,, t"Uii i"sar dari pada !"5' maka dapat dikatakan harga

qi O* Q2 te;dapat perbedaan yang nvata'

I)engan demikian dapat dikatakan bahwa pada tingkat

peluang 95 %diterima' debit yang mengalir pada arnbang tajam

saluran sekunder Cempol tidak sesuai lagi apabila dihitung dengan

rumus aebit amuJ-g^"r*. Debit yang sebenarnya berkisar antara

i,23 sampai Z,f g t"uti iebih besar daripada yang dihitung dengan

rumus4-26(l\h;toto'5daritabel+'1i)'Keadaan-tersebutterjadikarena saluran'"'"ft""a"t Gempol banyak membawa angkutan

sedimen yang cukup tinggi konsentrasinya (lebih dari 7500 rnelt)

dan terendap di bagian hulu ambalg secara kontinyu' di samping itu

bentuk *"t""'r"u*itfuf' *"t''alami kerusakan karena proses abrasi'

sehinggaut*'*.*p"ngu*t,iketelitianpengukurandebitsecaralangsung menggunakan rumus ambang'

Berdasarkan uraian di atas maka penentuan debit yang

melimpah U""gu'* ukur debit lmbane tajam di saluran sekunder

Gempol k"t"d;;;"'tiaurt lagi tergirtung kesalahan acak dan

sistimatis akan tetapi debit yang. aitJntutan merupakan kesalahan

Jarcl apabito tiiot" aikalibrasi dengan cara mengukur debit yang

m.ti*iu' ambang menggunakan alat ukur arus'

:t6fl

4.4.5. Petllguhutan llolbit drlnian Amban3ltbar

Sebagaicontohaplikasi,dilaksanakandiltlkasrlrttttl.lttttttttukur debit u*U*g lebar ialuran induk Sedadi - Serang, Kabtt,ttlctt

GroboganPropinsiJawaTengah.Berdasarkanhasilmodcltcstlrlaboratorium debit yang melimpas ambang lebar saluran irltltrl'

Sedadi tersebut dapat dihitung dengan rumus :

3

Q : 24,26 hi z(4.27)

Berdasarkan rumus (4.zi.),maka debit yang melimpas adalah Qp 'r

Qq, dan

Xo : * (X"' + Xo'* n'x Xn2)%

Pada tinggi muka air 0,50 meter, maka debitnya + 8'57 m3/detik'

dengan ketelitian ;

Xu:+0,107oX":t2,0Yo

X* : t 100 132 +-Jz1't' = 0,8455" 500

Xo: r [(2,0)'+ (0,1)'z+ (1,5)'zx (0,84)'z]/:

Xc:2'36o/o

Dengan demikian debit teoritis pada tinggi muka air 0'50 m adalah

8,57 m3idet t2,36oh.

Dengan cara yang sama debit untuk tinggi muka air tertentu

dan ketelitiannya dapat di hitung.

Debityangdihitungberdasarkanrumus(4.27)barulahdchitteoritis berdasarian moaet tes, debit yang sebenamya dipcr,lc'5

dengan melaksanakan pengukuran debit menggunakan alut trkttr

arus. Tabel 4. 1 3 menunjukkan uji ketelitiannya'

Page 139: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

ailli,1

Iabcl 4.13 Uji Ketelitian Pengukuran Debit yang MelimpasAmbang Lebar Saluran Induk Sedadi - Serang.

No h

(m)Q,

(Udet)

Q,(Udet)

a d(%,)

D(%)

D2

(%")

I 2 3 4 5 6 7 I0,15

0,20

0,25

0,30

0,35

0,40

0,45

0,50

0,55

0,60

0,65

0,70

0,7 5

0,80

0,85

0,90

0,95

I,00

1,41

2,16

3,03

3,98

5,02

6,r3

7,32

8,57

9,89

11,27

12,7 |

14,20

15,75

17,85

19,01

20,71

22,46

24,26

1,60

2,30

3,25

4,20

5,30

6,40

7,60

8,80

10,05

I 1,30

12,55

13,80

15,15

16,50

17,35

14,20

20,60

22,00

0,88

0,93

0,93

0,94

0,94

0,95

0,96

0,97

0,98

0,99

l,0l1,02

l,03

l,05

1,06

1,07

r,09

l,l0

+ I 1,87

+ 6,08

+ 6,75

+ 5,23

+ 5,28

+ 4,21

I 3,68

+ 2,61

+ 1,59

+ 0,26

- 1,27

- 2,89

- 3,96

- 5,15

- 6,49

- 7,86

- 9,02

- t0,27

+ I l,g7+ 6,04

+ 6,72

+ 5,19

+ 5,24

t 4,ljr 3,64

+ 2,57

+ 1,55

+ 0,22

- 1,3 I

- 2,93

- 4,00

- 5,19

- 6,53

- 7,90

- 9,06

- 10,3 I

139,94

36,48

45,1 5

26,93

27,45

t7,38

13.24

6,60

2,40

0,04

1,7 7

8,58

16,00

26,93

42,64

62,4t

82,08

t06,29

Jumlah

Rata-rata

+ 0,66

+ 0,04

0,06 662,25

Sumber Kolom 2, 3, 4 : Buletin Pus Air No. 5 th 2.

Keterangan :

hi : tinggi air di atas mercu bangunan ukur dibaca dari elevasi air dihulu bangunan ukur dikurangai dengan elevasi mercu * 22,55m.

Q, = debit dihitung dengan rumus (4.27)

Q, : debit ditentukan dari lengkung debit yang debitnya diukurdengan alat ukur arus

a = Q,/Q,

266

Berdasarkan data pada tabel 4.13 tersebut, maka dapat dihitung uji-tnya, sebagai berikut:

l). nilai d:0,04Yo.

2). deviasi standar s : [662'25 f+ = u,ro ^.L l8-l J

3). kesalatran standar dari perkiraan :

sl:ffi: t,47 oh

/.\ t :qg4).tut:fr:0,027

Dari tabel I-1, Bab I, dengan uji 2 sisi, pada derajat kebebasan dk:N - I : 17, dengan tingkat kepercayaan 5 o/o makanilai q,o :2,110,oleh karena tn,, lebih kecil dari pada too maka dapat dikatakan nilaiQ, dengan nilai Q, tidak terdapat perbedaan yang nyata. Dengandemikian dapat dikatakan bahwa pada tingkat peluang 95 %diterima debit yang melimpas ambang lebar saluran Induksedadi-Serang dapat ditentukan dari nrmus 4.27, meskipundemikian kalibrasi dengan cara melaksanakan pengukuran debitmenggunakan alat ukur arus secara berkala, minimal 5 tahun sekalitetap perlu dilaksanakan.

Page 140: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

'DaJtat D,acaan

l. Anto Dayan, 1981 : Pengantar Metode Statistik Jilid I, LP3S,Jakarta.

2. Bonnier A, 1980 : Fundamental of Statistics, DPMA, Bandung.

3. Bonnier A, 1980 : Regression and Correlation Analysis, DPMA,Bandung.

4. Bonnier A, 1980 : Probability Distribution and ProbabilityAnalysis, DPMA, Bandung.

5. Bonnier A, 1980 : Test Hypothesis and Significance Analysis ofVariance, DPMA, Bandung.

6. Bonnier A, 1980 : An Introduction into Analysii of Timeseries,DPMA, Bandung.

7. Bonnier A, 1980 '. Sequential Generation of Hydrological Data,DPMA, Bandung.

8. Direktorat Penyelidikan Masalah Ait, 1979 : Kalibrasi BukaanPintu lrigasi di Prosida Sub-Pro Cirebon, Laporan Intern,

Il.

Baydung.

Direktorat Penyelidikan Masalah Air, l98l : DischargeMeasurement and Suspended Sedimen Observation of CitarumRiver at Nanjung, Saguling and Palumbon, Supporting Report,264/HY-43/1981.

Direktorat Penyelidikan Masalah Air, 1982 : Penelitian danEvaluasi Tingkat Erosi Yang Terjadi Pada Suatu DaerahPengaliran, Bahan Kursus. Hidrologi I 98 3, DP MA, B;andung.

Direktorat Penyelidikan Masalah Ab,19823 : Analisa PengolahanDaily Discharge Data Series Cimanuk - Monjot di DaerahProsida Sub Proyek Rentang Jawa Barat, Laporan Intern, No.7. 1 /HI-2 9/ I 98 3, DPMA, Bandung.

Direktorat Penyelidikan Masalah Air - IOH, 1983 : Flood DesignManualfor Java and Sumatera, Laporan Penelilian.

Direktorat Penyelidikan Masalah Air, 1983 : Penelitian ScdimentTransport Kali Cimanuk di Monjot, Laporan lnlcrn, No.44/HI- I 2/ I 98 j, DP MA, Bandung.

9.

10.

12.

MILIKBadan PerPustakaan

Propinsi Jawa Tirnur

267

13.

Page 141: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

2$t\ 269

32.

JJ.

34.

t4 l)ircktorat Penyelidikan Masalah Air, 1983 : Penelitian danI'cngumpulan Data Sediment Kali Madiun di Dam Jati, LaporanIntern, No. 46/Hi-14/1983, DPMA, Madiun.

Direktorat Penyelidikan Masalah Air, 1983 : Analisa Hidrograp,Bahan Kursus Hidrologi Tahun 1983, DPMA, Bandung.

Direktorat Penyelidikan Masalah Air, 1983 : Perqnan HidrologiDalam Pembangunan di Indonesiq, Bahan Kursus HidrologiTahun 198i, DPMA, Bandung.

Direktorat Penyelidikan Masalah Air, 1984 : Banjir Rencanauntuk Bangunan Air, DPMA, Bandung.

Departemen Pekerjaan Umum, 1986 : Perencanaan JaringanIrigasi, Standar Perencanaan lrigasi Kp-01, Galang Persada CV,

Bandung.

Departemen Pekerjaan Umum, 1986 : Bangunan StandarPerencanaan lrigasi Kp-04, Galang Persada CV, Bandung.

Elizabeth M Shaw, 1980: Hydrologt in Practice, Second Edition,Chapman and Hall, London.

Fety S, 1992 : Pemantquan Parameter Hidrologi untuk EvaluasiPengelolaan DAS Progo-Kranggan, Skripsi Fakultas GeografiUGM.

Henny Maria, Soewarno, 1994 : Penerapan Metode Steven untukmemperkiralcan Debit Banjir, Buletin PusAir, No. 17 Tahun IV,Nov. 1994.

Herschy, R.W, 1978 : Hydrometry, John lYilye and Sons, NewYork.

Hiranadi, M.G, 1969 : Stream Gauging, Ministry of lrrigation andPower, India.

Horst, L, l98l : Hydrometry, International Institute for Hydraulicand Env irontment al Engineer ing, Delfi , Netherlands.

Yogiyanto, H.M., 1984 : Statistik dengan Program Komputer,A ndi Offs et, Y o gt a kar t a.

Joyce M, Wanny A., 1982 : Mengenal Dasar-Dasar Hidrologi,NOVA, Bandung.

28. Joesron Loebis, Soewarno, Suprihadi, 1993 : Hidrologi Sungai,Badan Penerbit PU.

29. Linsley. F, 1972 : Resources Engineering, MC. Grow Hilt, NewYork.

Morean, M. et Mathieu.A, 1979 : Statistique Appliquee L'Experimentation, Eyrolles, P aris.

Nemec, 1970 : Engineering Hydrologt, Mc. Graw Hill, New York

Pusat Litbang Pengairan, 1986 : Survei Umum Ilidrologi Sungai,Laporan No. I 4 I lHi-i6/ I 986.

Pusat Litbang Pengairan, 1989 : Hidrologi Operasional, BahanKursus Hidrologi.

Pusat Litbang Pengairan, 1989 : Pengukuran Sedimentasi lladukPLTA Mrica, Laporan No. 9A/HI- I B/ I 989.

fuggs. H.C, 1977 : Some Statisticql Tools in Hydrolog, Book 4Chap. Al, USGS, lllashington.

Ronald, E.W, 1977 '. Pengantar Statistika, Gramedia, Jakarta.

Santosh, K.G, 1977 '. Water Resources and Hydrologt, New Delhi,Khana Publisher.

Schults E.F, 1973 1973 : Problemin Applied Hydrologt, Water

Resources Publication, USA.

Seyhan, E, 1979 : Application of Statistical Methods toHydrologt, Institute of Earth Sciences, Free lJniversity, The

Netherlands.

Soewarno dan Suprihadi, 1982 : Analisa Lengkung Aliran, BahanKursus Hidrologi DPMA Bandung.

Soewarno dan Suprihadi, 1982 '. Cara Perhitungan UntukPublikasi Besar Aliran Sungai, Bahan Kursus Hidrologi DPMABandung.

Soewarno, 1987 : Testing Hypothesis and Goodness of Fil, USAIDTraining Course in Statistical Hydrologt, IHE, Bandung, PPt-30.

Soewarno, Ali Hamzah Lubis, 1987 : Pengukuran Baniir Rencqna

dengan Cara Slope Area, Jurnal Pusat Litbang Pengairan, No.

7-Th. 2, KW. lil, Hal I l7-124.

Soewarno, 1988: Penerapan Persamaan Darcy- lleisbach UntukMenghitung Debit Pada Sungai Berbatu-batu, Jurnal PusatLitbang Pengairan, No. l0-Th. 3, KW. II, Hal74-84.

Soewarno, 1988 : Penelitian Pendahuluan Angkutan SedimenMelayang Sub Das Citarik Hulu, Majalah GeograJi Indonesia,No. 2, Th. i - September 1988.

Soewarno, 1989 : Debit Hasil Pengukuran Metode Alat Ukur ArusDibanding Dengan Metode Lainnya, Jurnql Litbang Pengairyn,No. I4 - Th. 4, KW. IL Hal 57-68.

Soewarno, 1989 : Debit Hasil Pengukuran Metode Alat Ukur ArusUntuk Menunjang Operasi dan Pemeliharaan lrigasi, JurnalInformas i TekniH 6/ I 9 8 9.

Soewarno, 1989 : Pengukuran dan Perhitungon Debit Sedimen

t5

16.

17.

18.

19.

20.

2t.

22.

23.

24.

25.

26.

27.

3s.

36.

5t.

38.

39.

40.

4t.

42.

43.

30.

44.

45.

*6.

47.

31. 48.

Page 142: Hidrologi aplikasi-metode-statistik-untuk-analisa-data-jilid-2 2

T270 211

Soewarno, 1994 : Model Perkiraun Debit llaniir pudtt ,\trttq4ttt rlt

Jawa - Sebuah Usulan Model Pembanding, Buhun unluk ll'lttlttltiltGeografi Indonesia - Fakultas Geografi UGM.

65. Soewamo, 1992 : Pengaruh Lama Pencatatan Debit 'ferhudup

Perkiraan Debit Banjir Rencana, Jurnal Pusair, No. 22 - Th. 6,

Kt'y - il.Sri Mulat Yuningsih, Soewarno, 1988: Besar Aliran Rendah DPS

Cikapundung di Pos Duga Air Gandok dan Maribaya, JurnqlPuslitbang Pengairan, No. 8, Th. 2 - KW. Iy.

Sri Mulat Yuningsih, Soewarno, 1994 : Perkiraan Debil BanjirRencana DPS Citarum - Nanjung, Cimanuk - Leuwigoong,.BuletinPusAir, No.17, Tahun IV/L994, Nov.1994,ISSN: 0852- 5919.

Syofuan, Dt. Mk, 1990 : Kalibrasi Alat Ukur Debit Ambang LebarSaluran Induk Sedqdi, Buletin Pus Air No. 5 Th. 2.

Soemarto, Ir. BIE, 1987 : Hidrologi, Teknik, Penerbit Usaha

Nasionql, Surabaya.

Sudjana, Dr. MA. Msc, 1975 : Metode Statistika, Tarsito,

Bandung.

Supranto, M.A., 1983 : Statistik Teori dan Aplikasi, Jilid 2,

P ener b it Er langga, Jakorta.

Tilrem, O, 1976 '. Stage Discharge Relation at Stream GaugingStation, N orwegian A gency for I nternational Development.

UNDP/WHO Project, 1982 : Rainfall Characteristics Over The

C itarum River Bas in, I HE, INS/7 8/0 j 8, Bandung.

Toto Sudarto, 1986 : Analisis Angkutan Sedimen Suspensi

Hubunganrrya Dengan Kondisi Fisik DPS Cimanuk Hulu, IPB,Bogor.

Varshney, R. S, 1974 : Engineering Hydrologt, Nem Chard &Bros, Roorke

Waluyo. H, Soewarno, Suprihadi l99l : Pembuatqn Lengkung

Debit dengan Bantuan Program Komputer, Jurnal Penelitian dan

Pengembangan Pengairan No. 2 I Th. 6 - KW lll, I 991 .

Wanny. A, l99l : Sebaran Peluang yang Tepat untuk Baniir,JLP.No.l8.Th.5.

World Meteorological Organization, 1980 : Manual on Stream

Gauging, Vol I, Field Work, Report No. 13, Geneva, Switzerland.

World Meteorological Organization, 1980 : Manual on Stream

Gauging, Vol II, Computation of Discharge, Report No. I i,Geneva, Switzerland.

49.

Meluyang Pada Kegiatan Operasi dan Pemeliharuan Pasca

Ko ns t r u ks i I r i gas i, i ur nal I nfo r m as i Te kn i k/ 6/ 1 9 8 9.

Soewarno, 1990 : Mengukur Debit Banjir Dengan Metode

Pelampung di Pos Duga Air Sungai, Majalah Pekeriaan Umqm,

No. 2/Th. XXI V/Mei/ I 990.

Soewamo, 1990 : Penyelidikan Faktor Kekasaran Sungai Cibama

- Kalumpang, Buletin Pusair, l',1o. 7 - Th. IIl, Juli 1990.

Soewarno, 1990 : Penerapan Beberapa Cara Memperpanjang

Lengkung Debit Muka Air Tinggi Dari Pos Duga Air Sungai,

Jurnal Pusair, No. l7 - Th. 5, KW - ll.

Soewarno, l99l : Perbandingun Melotle Grafis dan Penggunaan

Rumus Matemalik L)ntuk Anulis l.cngkung Debit llur Sungai,

Jurnal Pusair, No. 20 - 7'h 6

Soewarno, l99l : llitlrttltryt ' l'tttgukunur dun Pengolahan Dalrt

Aliran Sungui - Ilidrttmatt'i, Nttvu, Ilundwtg

Soewarno, 1990 : Perkiraan l.uiu Scdimcntasi Waduk di DPS

Citarum Berdasarkan Data Aliran Sungai Citarum di Pos Duga

Air Nanjung dan Palumbon, Jurnal InJbrmasi Teknik No. 7/1990.

Soewarno, l99l : Ketetitian Pengukuran Debit Metode Alat Ukur

Arus di Pos Duga Air Sungai atau Salutan lrigasi, JurnalInformasi Teknik No. 8/1991.

Soewarno, l99l '. Ketelitian Pengukuran Debit dengan

menggunakan Bangunan Ukur Jening Ambang, Jurnal Informasi

TeknikNo. S/1991.

Soewarno, 1990 : Perkiraan Masa Manfaat l{aduk Panglima

Besar Sudirman, Maialah Geografi Indonesia, Nomor 4'5, Tahun

2-3, Maret 1990.

Soewarno, l99l : Beberapa Aspek Teknik Pembuatan Lengkung

Debit Pos Duga Air Sungai Dengan Analisa Grafis, Majalah

Pekerjaan (Jmum No. 4/Th. )ffV, Juli 1991.

Soewarno, l99l : Beberapa Aspek Teknik Pengolahan Data

Aliran Sungai, Maialah Pekeriaan Umum No. 2/Th. XXV.

Soewarno, 1992 : Sekilas Tentang P engukuran Angkutan Sedimen

Sungai, Majalah Pekeriaan [Jmum No. 3/XXVI/Juni, 1992.

Soewamo, 1993 : Membuat Lengkung Debit Komplek Dengan

Analisa Grafis dari Pos Duga Air Sungai Dengan Menggunakan

Parameter Kemiringan, Jurnal Informasi Teknik No. I l//,993.

Soewarno, 1994 : Pengukuran Kehilangan Air di Saluran lrigasi,

Jurnal Informasi Teknik No. I 2/ I 994.

Soewamo, 1993 : Memperkirakan Laiu Pengurangan Kapasitas

Waduk Dengan Metode InJlow-Outflow, Jurnal Informasi Teknik

No. I 1/1993, Bekasi.

51.

.52

53.

55.

56.

57.

59.

60.

61.

62.

66.

67.

68.

69.

70

7t.

72.

73.

74

75

76

77.

78.

63.

79.