hid rome ter

2
Distribusi ukuran butiran tanah telah digunakan sebagai dasar untuk menentukan klasifikasi dan memprediksi perilaku tanah. Untuk partikel tanah yang tertahan saringan No.200 (standard ASTM) umumnya dilakukan analisis saringan mekanis, sedangkan untuk butiran yang lolos saringan tersebut digunakan analisis hidrometer. Metode alternatif untuk mengetahui distribusi ukuran butiran halus menggunakan prinsip gaya apung diperkenalkan oleh Bardet & Young (1997). Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan distribusi ukuran butiran halus yang didapat berdasarkan analisis hidrometer dan prisip gaya apung. Tujuh jenis tanah digunakan dalam penelitian ini, masing-masing sampel diuji tiga kali dengan hydrometer dan tiga kali dengan bola apung. Perbandingan hasil pengujian dengan ayakan mekanis menunjukkan hasil yang konsisten dengan ratio 0.7544 0.55. Penggabungan hasil pengujian berdasarkan prinsip bola apung dengan hasil analisis saringan mekanis memberikan grafik yang lebih baik daripada penggabungan hasil analisis saringan dengan metode hidrometer. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa bola apung dapat digunakan sebagai pengganti hidrometer dalam analisis distribusi ukuran partikel halus. Namun, masih dirasa perlu dilakukan penelitian lebih lanjut uniuk mevalidasikan hasil ini.

Upload: muhammad-abdul-fattah

Post on 26-Sep-2015

8 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

hidro

TRANSCRIPT

Distribusi ukuran butiran tanah telah digunakan sebagai dasar untuk menentukan klasifikasi dan memprediksi

Distribusi ukuran butiran tanah telah digunakan sebagai dasar untuk menentukan klasifikasi dan memprediksi perilaku tanah. Untuk partikel tanah yang tertahan saringan No.200 (standard ASTM) umumnya dilakukan analisis saringan mekanis, sedangkan untuk butiran yang lolos saringan tersebut digunakan analisis hidrometer. Metode alternatif untuk mengetahui distribusi ukuran butiran halus menggunakan prinsip gaya apung diperkenalkan oleh Bardet & Young (1997). Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan distribusi ukuran butiran halus yang didapat berdasarkan analisis hidrometer dan prisip gaya apung. Tujuh jenis tanah digunakan dalam penelitian ini, masing-masing sampel diuji tiga kali dengan hydrometer dan tiga kali dengan bola apung. Perbandingan hasil pengujian dengan ayakan mekanis menunjukkan hasil yang konsisten dengan ratio 0.7544 0.55. Penggabungan hasil pengujian berdasarkan prinsip bola apung dengan hasil analisis saringan mekanis memberikan grafik yang lebih baik daripada penggabungan hasil analisis saringan dengan metode hidrometer. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa bola apung dapat digunakan sebagai pengganti hidrometer dalam analisis distribusi ukuran partikel halus. Namun, masih dirasa perlu dilakukan penelitian lebih lanjut uniuk mevalidasikan hasil ini.