hf_mekbat
TRANSCRIPT
5/12/2018 HF_MEKBAT - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hfmekbat 1/6
HYDRAULIC FRACTURING(PEREKAHAN HIDROLIK)
Hydraulic fracturing adalah suatu teknik stimulasi yang digunakan untuk memperbaiki atau meningkatkan produktivitas sumur. Tujuan adalah membentuk saluran
konduktif dan kontinyu yang menembus zona skin (yang mengalami kerusakan), jauh ke
dalam reservoar. Untuk mencapai tujuan itu, maka dibuat rekahan untuk jalan mengalirnya
fluida reservoir ke lubang sumur dengan cara menginjeksikan fluida perekah dengan laju dan
tekanan tertentu diatas tekanan rekah formasi. Setelah formasi mengalami perekahan fluida
terus diinjeksikan untuk memperlebar rekahan yang terjadi. Untuk menjaga agar rekahan
tidak menutup kembali, maka rekahan yang terjadi diberi pengganjal (proppant). Proppant
yang digunakan harus mampu mengalirkan fluida dan dapat menahan agar rekahan tidak
menutup kembali, oleh karena itu proppant tersebut harus memiliki permeabilitas yang besar
dan kekuatan yang cukup baik agar tidak mudah hancur terkena tekanan dan temperatur
tinggi. Gambar 1. memperlihatkan skematik proses stimulasi hydraulic fracturing.
Gambar 1.
Skematik Proses Stimulasi Hydraulic Fracturing(8)
MEKANIKA BATUAN
Batuan dalam bumi akan mengalami tegangan-tegangan yang diakibatkan oleh gaya-
gaya yang bekerja atau dikenakan kepadanya. Gambar 2. memperlihatkan skematik normal
stress dan shear stress pada batuan
In-situ Stress : gaya per unit area
0Δ lim
A
Δ A
Δ F………………………………………...……….....(1)
5/12/2018 HF_MEKBAT - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hfmekbat 2/6
Gambar 2.
Skematik Normal Stress dan Shear Stress(8)
Overburden Stress : gaya akibat beban formasi diatasnya
dz(z)g
H
0
ov …………………………………..………………...(2)
dimana rata-rata gradient (g) berkisar 0.95 – 1.1 psi/ft ; densitas formasi (ρ ) berdasarkan hasil
penelitian diketahui bahwa densitas batuan berkisar antara 125 hingga 200 lb/ft3.
Strain : deformasi/alterasi posisi relatif titik-titik pada benda yang dikenakan stress. Strain
dikomposisikan sebagai perubahan panjang dan perubahan angular.
1
11lim
*
01
………………………………………..…………….....(3)
Gambar 3.
Elemen Tegangan dan Bidang Rekahan
5/12/2018 HF_MEKBAT - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hfmekbat 3/6
Gambar 3. memperlihatkan Elemen Tegangan dan Bidang Rekahan. Penjabaran akan
hal ini adalah perbandingan poisson (poisson ratio) dimana apabila suatu benda ditekan ke
satu arah tertentu, maka benda itu bukan saja mengalami perubahan panjang (memendek)
sepanjang arah pembebanan, melainkan juga akan melebar kearah lateral (gaya yang kecil).
Atau didefinisikan sebagai rasio dari ekspansi lateral terhadap kontraksi longitudinal.
v =1
2εε
……………………………………………………….... (4)
dimana ε 1 dan ε 2 masing-masing adalah strain arah tegak lurus satu sama lainnya. Harga v
berkisar antara 0.15 – 0.30 dan untuk batupasir = 0.25, sedangkan untuk shale = 0.27.
Gambar 4.
Penggambaran Mengenai Efek Poisson
Atau dengan persamaan sebagai berikut :
E = 2 G(1 + v) ……………………………………………………..... (5)
keterangan : E = (slope) Modulus Elastisitas Young, psi
Gambar 4. memperlihatkan penggambaran mengenai efek poisson Modulus
Elastisitas Young merupakan ukuran kekenyalan (stiffness) dimana untuk batuan harganya
berkisar antara 1 x 106
(soft rock) sampai dengan 10 x 106
(hard rock). Dalam hydraulic
fracturing dikenal istilah plane-strain modulus (E`) yang ditulis sebagai berikut :
E` = E / (1 – v2) …………………………………………………..... (6)
dimana untuk sandstone :
E` = 1.07 E dan v = 0.25
Hubungan antara stress dan strain dapat digambarkan dengan grafik stress vs strain pada
Gambar 5., sebagai berikut :
5/12/2018 HF_MEKBAT - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hfmekbat 4/6
Gambar. 5.
Grafik Hubungan Stress vs Strain
Ketika suatu sumur dibor, maka tegangan yang bekerja pada batuan akan mengalami
perubahan. Suatu pendekatan perhitungan perubahan atau kelainan ini dibuat dengan asumsibatuan elastis, lubang sumur lurus dan silindris serta sumbu sumur vertikal. Sedangkan gaya-
gaya tangensial yang bekerja disekitar lubang sumur adalah dua kali tegangan horizontalnya,
sehingga tekanan yang diperlukan untuk merekahkan batuan secara vertikal adalah jumlah
dari tekanan yang diperlukan untuk mengurangi compressive stress pada dinding lubang
sampai nol ditambah tensile strength dari batuannya, atau :
ttf Szv1
v2Sh2P
…………………..……..……..….. (7)
keterangan :Pf = Internal pressure, psi
St = Tensile strength batuan, psi
Dengan menggunakan kisaran tensile strength 0 sampai 500 psi untuk batupasir dan
limestone, maka akan didapat harga tekanan yang diperlukan untuk membuat rekahan
vertikal yaitu antara :
D0,4400,181
D1,0x0,18x2Pf
psi
500D0,745000,271
D1,0x0,18x2Pf
psi
Menurut Hubert dan Willis, tekanan injeksi dasar sumur minimum yang diperlukan
untuk menjaga rekahan tetap terbuka adalah sedikit lebih besar dari tegangan yang bekerja
pada bidang rekahan tersebut, dan masuknya fluida ke dalam formasi akan mengurangi
besarnya tekanan yang diperlukan untuk tekanan vertikal.
Dalam hal rekahan horizontal, tekanan yang diperlukan untuk menahan atau
mengembangkan rekahan sama dengan efektif overburdennya pada kedalaman rekahan.
Dengan demikian rekah horizontal akan terjadi bila :
Pf = δ z ..………………………..…….……………....………….... (8)
5/12/2018 HF_MEKBAT - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hfmekbat 5/6
Pendekatan ke dalam maksimum dimana rekah horizontal terjadi, kecuali dalam daerah di
bawah kompresif aktif dapat ditentukan dari persamaan-persamaan diatas dengan anggapan :
σ zSzv1
v2
t
…………………..………………..……..……….. (9)
Bila diketahui gradien tekanan vertikal (overbuden) adalah 1 psi/ft, poisson ratio 0.25 dan
tensile strength 1000 psi, maka kedalaman maksimum rekah horizontal adalah 3000 ft. Untuk
rekahan yang terjadi pada sudut tertentu () dari horizontal, Crittendon menyajikan suatu
rumus tekanan rekah sebagai berikut :
θcos
v1
v21
v1
v21
2
PP ov
f .……………....……..………... (10)
keterangan :
Pov = tekanan overbuden, psi
= sudut yang diukur dari horizontal
Jenis-jenis rekahan dapat dilihat pada Gambar 6.. Untuk mengetahui hubungan
antara efek perekahan terhadap produktivitas sumur dapat ditinjau dengan mengetahui sifat-
sifat atau karakteristik fluida injeksi, karakteristik fluida reservoar, dan karakteristik batuan
reservoarnya disekitar daerah perekahan. R.D.Carter mendiskripsikan persamaan untuk
menghitung luas daerah perekahan baik dengan perekahan secara vertikal maupun horizontal.
Gambar 6.
Jenis-jenis Arah Rekahan
5/12/2018 HF_MEKBAT - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hfmekbat 6/6
Asumsi yang digunakan untuk menghitung luas daerah perekahan adalah :
1. Luas rekahan uniform.
2. Aliran fluida perekah ke dalam formasi linear dan arah aliran tegak lurus permukaan
rekahan.
3. Kecepatan aliran di dalam formasi pada setiap titik dipermukaan rekahan adalah fungsi
waktu titik alirnya.4. Fungsi kecepatan V = F(t) sama untuk setiap titik di dalam formasi.
5. Tekanan di dalam rekahan sama dengan tekanan injeksi didepan formasi serta harga
konstannya.