hepatitis git

27
BAGIAN 1 Hepatitis Virus Hati adalah organ tubuh yang terbesar, terletak di rongga perut bagian kanan atas. Pada orang dewasa beratnya sekitar 1200 – 1600 gram. Dalam keadaan normal hati terdiri atas 4 bagian (lobus) yaitu lobus kanan (60%), lobus kiri (30%), lobus kaudatus dan lobus kuadratus (10%). Hati diliputi simpai yang disebut simpai Glisson. Fungsi hati . Fungsi hati banyak sekali, mungkin lebih dari 500, antara lain : 1. untuk proses pengolahan zat makanan seperti hidrat arang, protein dan lemak (emulsifikasi). 2. untuk memproduksi protein, empedu dan kolesterol. 3. untuk memproduksi unsur pembekuan darah (protrombin, fibrinogen). 4. ikut dalam proses pembentukan sel darah merah. 5. untuk membersihkan darah dari racun kuman, obat, hormon dll. Hepatitis (penyakit kuning) Hepatitis adalah penyakit akibat peradangan hati. Peradangan pada hati dapat disebabkan oleh kuman (tbc, sifilis), parasit (amuba, malaria), jamur dan yang terpenting ialah virus. Hepatitis virus . Hepatitis virus adalah penyakit peradangan hati yang disebabkan oleh virus. Penyebab terpenting ialah kelompok virus hepatitis A,B,C,D dan E. Akibat infeksi virus maka akan terjadi proses peradangan pada hati. Tergantung pada ganasnya virus serta bagaimana daya tahan dan reaksi tubuh maka penyakit hepatitis virus dapat berlangsung tanpa gejala ataupun dengan keluhan dan gejala tertentu seperti demam, mual, muntah, air seni berwarna kuning tua sampai kecoklatan, mata dan kulit menjadi kuning. Pada saat ini hepatitis virus masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia.. Penyakit ini penting karena beberapa faktor :

Upload: dewi-nadila

Post on 29-Dec-2015

22 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hepatitis GIT

BAGIAN 1

Hepatitis Virus

Hati adalah organ tubuh yang terbesar, terletak di rongga perut bagian kanan atas. Pada orang dewasa beratnya sekitar 1200 – 1600 gram. Dalam keadaan normal hati terdiri atas 4 bagian (lobus) yaitu lobus kanan (60%), lobus kiri (30%), lobus kaudatus dan lobus kuadratus (10%). Hati diliputi simpai yang disebut simpai Glisson.

Fungsi hati.Fungsi hati banyak sekali, mungkin lebih dari 500, antara lain :1. untuk proses pengolahan zat makanan seperti hidrat arang, protein

dan lemak (emulsifikasi).2. untuk memproduksi protein, empedu dan kolesterol.3. untuk memproduksi unsur pembekuan darah (protrombin, fibrinogen).4. ikut dalam proses pembentukan sel darah merah.5. untuk membersihkan darah dari racun kuman, obat, hormon dll.

Hepatitis (penyakit kuning)

Hepatitis adalah penyakit akibat peradangan hati. Peradangan pada hati dapat disebabkan oleh kuman (tbc, sifilis), parasit (amuba, malaria), jamur dan yang terpenting ialah virus.

Hepatitis virus.Hepatitis virus adalah penyakit peradangan hati yang disebabkan oleh virus. Penyebab terpenting ialah kelompok virus hepatitis A,B,C,D dan E. Akibat infeksi virus maka akan terjadi proses peradangan pada hati. Tergantung pada ganasnya virus serta bagaimana daya tahan dan reaksi tubuh maka penyakit hepatitis virus dapat berlangsung tanpa gejala ataupun dengan keluhan dan gejala tertentu seperti demam, mual, muntah, air seni berwarna kuning tua sampai kecoklatan, mata dan kulit menjadi kuning.

Pada saat ini hepatitis virus masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia.. Penyakit ini penting karena beberapa faktor :1. Penyakit hepatitis virus B telah menyerang lebih dari 2 miliar manusia

di seluruh dunia dengan angka kematian 1 – 2 juta orang pertahun dan hepatitis C menginfeksi 100 juta orang. Angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas) di negara kita termasuk tinggi. Menurut dr. Suwandi Widjaja PhD dan dr. Sumanto Simon, sekitar 50 persen penduduk Indonesia terinfeksi virus hepatitis B dengan angka kematian 30,000 – 60,000 orang per tahun

2. Belum ditemukan cara pengobatan yang jitu.3. Cara pengobatan yang ada selain sangat mahal, hasilnya juga belum

memuaskan.4. Bentuk menahun hepatitis dapat berkembang menjadi sirosis dan

kanker hati.5. Usaha pencegahan dapat dilakukan melalui vaksinasi (khususnya

hepattits A dan B) dan penyuluhan kesehatan yang berkesinambungan.

Page 2: Hepatitis GIT

Jenis2 virus hepatitis dan cara penularannya

Virus hepatitis A (VHA).VHA termasuk virus picorna (virus RNA) dengan ukuran 27-28 nm. Virus dikeluarkan dari tubuh melalui tinja yaitu lewat empedu masuk ke dalam usus, ditularkan secara feco-oral (tinja ke mulut). Di negara berkembang kebanyakan anak sekolah mengidap hepatitis A karena penularan dari orang lain. Mereka makan makanan yang tercemar kotoran yang mengandung VHA dan tidak dimasak secara sempurna. Masa inkubasi hepatitis A ialah 2 – 4 minggu.

Virus hepatitis B (VHB).VHB ditularkan melalui darah dan cairan tubuh seperti air liur, air mani, cairan vagina dan air susu ibu. Virus masuk ke tubuh lewat kulit atau selaput lendir tubuh yang rusak. Masa inkubasi 28 – 160 hari, rata rata 75 hari. Di daerah endemik penularan sering terjadi pada waktu persalinan atau pada awal pemberian makanan bayi. Penularan dari ibu ke bayi merupakan penyebab terpenting hepatitis menahun yang mudah berkembang menjadi kanker hati.

Virus hepatitis C (VHC).VHC terutama ditularkan melalui darah. Transfusi darah merupakan cara penularan yang ter-penting. Masa inkubasi rata rata 7 minggu. Orang yang mempunyai risiko tinggi mendapat VHC ialah mereka yang memerlukan tranfusi darah berulang, menjalani cuci darah, cangkok organ dll.

Virus hepatitis D (VHD).Cara penularan virus hepatits D sama dengan hepatitis virus B. Yang unik ialah untuk bisa terinfeksi VHD diperlukan bantuan VHB, sehingga VHD hanya dapat menginfeksi penderita yang terkena hepatitis B. Infeksi ini dapat terjadi bersamaan maupun sebagai infeksi tambahan pada penderita VHB. Masa inkubasi VHD ialah sekitar 35 hari.

Virus hepatitis E (VHE).VHE ditularkan melalui tinja ke mulut. Ukuran VHE ialah 27-34 nm. Masa inkubasi 15 – 60 hari. Wabah VHE pertama terjadi di New Delhi India pada tahun 1956. Infeksi VHE cukup tinggi di negara berkembang dengan sanitasi yang buruk, dan angka infeksi lebih tinggi pada orang dewasa.

Gambaran klinikGambaran klinik kelima jenis hepatitis virus hampir sama sehingga sering sukar dibedakan, perbedaan hanya terletak pada masa inkubasi dan riwayat penularannya. Untuk diagnosis pasti memerlukan pemeriksaan darah (serologi).

Tahap tahap penyakit hepatitis virus.

1. Tahap awal (belum tampak kuning).Pada tahap awal keluhan penderita sering tak khas, dapat berupa demam, sakit kepala, rasa lesu, lemah, cepat lelah, tak nafsu makan, mual, muntah,

Page 3: Hepatitis GIT

diare atau sembelit. Kadang kadang terasa nyeri di perut bagian kanan atas.

2. Tahap kuning.Pada tahap ini kulit dan mata penderita mulai tampak kuning diikuti warna air seni yang kuning gelap. Biasanya kalau sudah tampak kuning, beberapa keluhan mulai berkurang atau menghilang. Warna kuning bertambah dalam waktu 5 – 10 hari. Bila kuningnya hebat maka akan timbul rasa gatal. Selain itu hati dan limpa juga membengkak dan terasa nyeri. Keluhan penderita hepatitis C umumnya lebih ringan dan penderita sering tidak tampak kuning.

3. Tahap penyembuhan.Pada tahap ini mual dan muntah mulai menghilang dan nafsu makan timbul kembali. Rasa lemah dan lelah bisa menentap untuk beberapa hari. Warna kuning di mata secara berangsur mulai menghilang (bisa sampai 2 minggu)

Pemeriksaan laboratoriumUntuk mendukung kepastiaan diagnosis penyakit hepatits virus, dokter memerlukan bantuan pemeriksaan laboratorium, antara lain :

1. Pemeriksaan darah, yang meliputi :a. Tes fungsi hati.Antara lain bilirubin, SGOT, SGPT dan gama-GT. Pada tahap kuning, hasil tes ini akan meningkat sedang pada fase penyembuhan akan menurun dengan cepat dan mencapai normal dalam waktu 10 – 12 minggu. Jika setelah 6 bulan nilai tes tetap tinggi, ini menandakan penyakti tersebut telah berkembang menjadi hepatitis menahun.b. Tes serologi petanda virus.Tujuannya ialah untuk membedakan jenis jenis virus penyebab.

2. Pemeriksaan air seni.Ditemukan bilirubin dalam air seni.

Komplikasi.1. Hepatitis parah (fulminan),2. Hepatitis kronis, sirosis dan kanker hati

Perjalanan penyakit dan prognosis.

Hepatitis A.Meskipun dapat terjadi kekambuhan dan hepatitis parah, hepatitis A tidak pernah menjadi hepatitis kronik.. Jadi akan sembuh sempurna.

Hepatitis B.Hepattis B bisa berlangsung tanpa kuning bahkan tanpa gejala, namun penyakit ini berpotensi berkembang menjadi hepatitis parah, hepatitis kronik, sirosis hepatis dan kanker hati.

Hepatitis C.Hepatitis C lebih sering mengalami komplikasi hepatitis parah dengan prognosis yang jelek. Kemungkinan menjadi hepatitis kronik dan sirosis juga

Page 4: Hepatitis GIT

lebih besar, diperkirakan 50% penderita hepatitis C yang timbul akibat transfusi akan menderita penyakti hati menahun. Dalam waktu 10 tahun, 20% penderita berkembang menjadi sirosis. Kasus kanker hati juga sering ditemukan pada penderita hepatitis C.

Hepatitis D.Prognosis hepatitis D berkaitan erat dengan keadaan hepatitis B. Infeksi bersamaan ini biasanya hanya berlangsung sementar, terbatas dan tidak progresif.

Hepatitis E.Penyakit biasanya terbatas dan tidak berkembang menjadi hepatitis kronik. Angka kematian sekitar 20%.

Pengobatan.Hingga saat ini belum ditemukan obat yang jitu untuk hepatitis virus sehingga pengobatan umumnya bersifat menghilangkan keluhan saja dan meliputi :1. Istirahat2. Makanan bergizi dan yang mudah dicerna. Pada penderita yang mual

dan muntah, lemak perlu dikurangi.3. Vitamin.

Untuk hepatitis B, C dan D sekarang telah dipakai obat Interferon, Lamivudin, Telbivudin, Adefovir, Entecavir, Telbivudin, namun harga obat yang sangat mahal, serta efek samping adalah kendala kendala yang membatasi penggunaan obat ini.

Pencegahan.Berhubung hingga saat ini belum ada cara yang efektif dalam mengobati hepatitis virus maka pencegahan melalui penyluhan kesehatan yang berkesinambungan tentang kebersihan lingkunagn dan pola hidup sehat merupakan tindakan yang terpenting. Selain itu tindakan vaksinasi adalah pilihan yang bijaksana. Untuk Hepatitis A dan B, sekarang telah tersedia vaksin yang poten.

Page 5: Hepatitis GIT

BAGIAN 2

Hepatitis Virus

Oleh : dr Sutopo Widjaja, MS

Hati adalah organ tubuh yang terbesar, terletak di rongga perut bagian kanan atas.  Pada orang dewasa beratnya sekitar 1200 – 1600 gram.  Dalam keadaan normal hati terdiri atas 4 bagian (lobus) yaitu lobus kanan (60%), lobus kiri (30%), lobus kaudatus dan lobus kuadratus (10%).  Hati diliputi simpai yang disebut simpai Glisson.

Fungsi hati.

Fungsi hati banyak sekali, mungkin lebih dari 500, antara lain :

6. untuk proses pengolahan zat makanan seperti hidrat arang,  protein dan lemak (emulsifikasi).

7. untuk memproduksi  protein,  empedu dan kolesterol.8. untuk memproduksi unsur pembekuan darah (protrombin, fibrinogen).9. ikut dalam proses pembentukan sel darah merah.10. untuk membersihkan darah dari racun kuman, obat, hormon dll. Hepatitis (penyakit kuning)

Hepatitis adalah penyakit akibat peradangan hati.  Peradangan pada hati dapat disebabkan oleh kuman (tbc, sifilis), parasit (amuba, malaria), jamur dan yang terpenting ialah virus.

Hepatitis virus.

Page 6: Hepatitis GIT

Hepatitis virus adalah penyakit peradangan hati yang disebabkan oleh virus.   Penyebab terpenting ialah kelompok virus hepatitis A,B,C,D dan E.  Akibat infeksi virus maka akan terjadi proses peradangan pada hati.  Tergantung pada ganasnya virus serta bagaimana daya tahan dan reaksi tubuh maka penyakit hepatitis virus dapat berlangsung tanpa gejala ataupun dengan keluhan dan gejala tertentu seperti demam, mual, muntah, air seni berwarna kuning tua sampai  kecoklatan, mata dan kulit menjadi kuning.

Pada saat ini hepatitis virus masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia..  Penyakit ini penting karena beberapa faktor :

6. Penyakit hepatitis virus B telah menyerang lebih dari 2 miliar manusia di seluruh dunia dengan angka kematian 1 – 2 juta orang pertahun dan hepatitis C menginfeksi 100 juta orang.  Angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas) di negara kita termasuk tinggi. Menurut dr. Suwandi Widjaja PhD dan dr. Sumanto Simon, sekitar 50 persen penduduk Indonesia terinfeksi virus hepatitis B dengan angka kematian 30,000 – 60,000 orang per tahun

7. Belum ditemukan cara pengobatan yang jitu.8. Cara pengobatan yang ada selain sangat mahal, hasilnya juga belum memuaskan.9. Bentuk menahun hepatitis dapat berkembang menjadi sirosis dan kanker hati.10. Usaha pencegahan dapat dilakukan melalui vaksinasi (khususnya hepattits A

dan B) dan penyuluhan kesehatan yang berkesinambungan.Jenis2 virus hepatitis dan cara penularannya

Virus hepatitis A (VHA).

VHA termasuk virus picorna (virus RNA) dengan ukuran 27-28 nm. Virus dikeluarkan  dari tubuh melalui tinja yaitu lewat empedu masuk ke dalam usus, ditularkan secara feco-oral (tinja ke mulut).  Di negara berkembang kebanyakan anak sekolah mengidap hepatitis A karena penularan dari orang lain.  Mereka makan makanan yang tercemar kotoran yang mengandung VHA dan tidak dimasak secara sempurna.  Masa inkubasi hepatitis A ialah 2 – 4 minggu.

Virus hepatitis B (VHB).

VHB ditularkan melalui darah dan cairan tubuh seperti air liur, air mani, cairan 

Page 7: Hepatitis GIT

vagina dan air susu ibu.   Virus masuk ke tubuh lewat kulit atau selaput lendir tubuh yang rusak.   Masa inkubasi 28 – 160 hari, rata rata 75 hari.   Di daerah endemik penularan sering terjadi pada waktu persalinan atau pada awal pemberian makanan bayi.  Penularan dari ibu ke bayi merupakan penyebab terpenting hepatitis menahun yang mudah berkembang menjadi kanker hati.

Virus hepatitis C  (VHC).

VHC terutama ditularkan melalui darah.  Transfusi darah merupakan cara penularan yang ter-penting.  Masa inkubasi rata rata 7 minggu.   Orang yang mempunyai risiko tinggi mendapat VHC ialah mereka yang memerlukan tranfusi darah berulang, menjalani cuci darah, cangkok organ dll.

Virus hepatitis D (VHD).

Cara penularan virus hepatits D sama dengan hepatitis virus B.  Yang unik ialah untuk bisa terinfeksi VHD diperlukan bantuan VHB, sehingga VHD hanya dapat menginfeksi penderita yang terkena hepatitis B.   Infeksi ini dapat terjadi bersamaan maupun sebagai infeksi tambahan pada penderita VHB.  Masa inkubasi VHD ialah sekitar 35 hari.

Virus hepatitis E (VHE).

VHE ditularkan melalui tinja ke mulut. Ukuran VHE ialah 27-34 nm. Masa inkubasi 15 – 60 hari. Wabah VHE pertama terjadi di New Delhi India pada tahun 1956.  Infeksi VHE  cukup tinggi di negara berkembang dengan sanitasi yang buruk, dan angka infeksi lebih tinggi pada orang dewasa.

Gambaran klinik

Gambaran klinik kelima jenis hepatitis virus hampir sama sehingga sering sukar dibedakan, perbedaan hanya terletak pada masa inkubasi dan riwayat penularannya.  Untuk diagnosis pasti memerlukan pemeriksaan darah (serologi).

Tahap tahap penyakit hepatitis virus.

1. Tahap awal (belum tampak kuning).

Pada tahap awal keluhan penderita sering tak khas, dapat berupa demam, sakit kepala, rasa lesu, lemah, cepat lelah, tak nafsu makan, mual, muntah, diare atau sembelit.    Kadang kadang terasa nyeri di perut bagian kanan atas.

2. Tahap kuning.

Page 8: Hepatitis GIT

Pada tahap ini kulit dan mata penderita mulai tampak kuning diikuti warna air seni yang kuning gelap.  Biasanya kalau sudah tampak kuning, beberapa keluhan mulai berkurang atau menghilang.   Warna kuning  bertambah dalam waktu 5 – 10 hari.   Bila kuningnya hebat maka akan timbul rasa gatal.  Selain itu hati dan limpa juga membengkak dan terasa nyeri.  Keluhan penderita hepatitis C umumnya lebih  ringan dan penderita sering tidak tampak kuning.

3. Tahap penyembuhan.

Pada tahap ini mual dan muntah mulai menghilang dan nafsu makan timbul kembali. Rasa lemah dan lelah bisa menentap untuk beberapa hari.  Warna kuning di mata secara berangsur mulai menghilang  (bisa sampai 2 minggu)

Pemeriksaan laboratorium

Untuk mendukung kepastiaan diagnosis penyakit hepatits virus, dokter memerlukan bantuan pemeriksaan laboratorium, antara lain :

1.  Pemeriksaan darah, yang meliputi :a. Tes fungsi hati.

Antara lain bilirubin, SGOT, SGPT dan gama-GT.  Pada tahap kuning, hasil tes ini akan meningkat sedang pada fase penyembuhan akan menurun dengan cepat dan mencapai normal dalam waktu 10 – 12 minggu.  Jika setelah 6 bulan nilai tes tetap tinggi, ini menandakan penyakti tersebut telah berkembang menjadi hepatitis menahun.

b. Tes serologi petanda virus.

Tujuannya ialah untuk membedakan jenis jenis virus penyebab.

2.  Pemeriksaan air seni.

Ditemukan bilirubin dalam air seni.

Komplikasi.

3. Hepatitis parah (fulminan),4. Hepatitis kronis, sirosis dan kanker hatiPerjalanan penyakit dan prognosis.

Hepatitis A.

Meskipun dapat terjadi kekambuhan dan hepatitis parah, hepatitis A tidak pernah menjadi hepatitis kronik..  Jadi akan sembuh sempurna.

Page 9: Hepatitis GIT

Hepatitis B.

Hepattis B bisa berlangsung tanpa kuning bahkan tanpa gejala, namun penyakit ini berpotensi  berkembang menjadi hepatitis parah, hepatitis kronik, sirosis hepatis dan kanker hati.

Hepatitis C.

Hepatitis C lebih sering mengalami komplikasi hepatitis parah dengan prognosis yang jelek.  Kemungkinan menjadi hepatitis kronik dan sirosis juga lebih besar, diperkirakan 50% penderita hepatitis C yang timbul akibat transfusi akan menderita penyakti hati menahun.  Dalam waktu 10 tahun, 20% penderita berkembang menjadi sirosis.  Kasus kanker hati juga sering ditemukan pada penderita hepatitis C.

Hepatitis D.

Prognosis hepatitis D berkaitan erat dengan keadaan hepatitis B. Infeksi bersamaan ini biasanya  hanya berlangsung sementar, terbatas dan tidak progresif.

Hepatitis E.

Penyakit biasanya terbatas dan tidak berkembang menjadi hepatitis kronik.  Angka kematian sekitar 20%.

Pengobatan.

Hingga saat ini belum ditemukan obat yang jitu untuk hepatitis virus sehingga pengobatan umumnya bersifat menghilangkan keluhan saja dan meliputi :

4. Istirahat5. Makanan bergizi dan yang mudah dicerna.  Pada penderita yang mual dan muntah,

lemak perlu dikurangi.6. Vitamin.Untuk hepatitis B, C dan D sekarang telah dipakai obat Interferon, Lamivudin, Telbivudin, Adefovir, Entecavir, Telbivudin, namun harga obat yang sangat mahal, serta efek samping adalah kendala kendala yang membatasi penggunaan obat ini.

Pencegahan.

Berhubung hingga saat ini belum ada cara yang efektif dalam mengobati hepatitis virus maka pencegahan melalui penyluhan kesehatan yang berkesinambungan tentang kebersihan lingkunagn dan pola hidup sehat merupakan tindakan yang terpenting.   Selain itu tindakan vaksinasi adalah pilihan yang bijaksana. Untuk Hepatitis A dan B, sekarang telah tersedia vaksin yang poten.

Page 10: Hepatitis GIT

BAGIAN 3

HEPATITISBAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar belakangAdapun yang melatar belakangi penulisan makalah ini selain merupakan tugas kelompok juga merupakan materi bahasan dalam mata kuliah Epidemiologi Kebidananan. Dimana mahasiswa dari setiap kelompok akan membahas materi, sesuai judul materi yang telah ditugaskan kepada masing-masing kelompok. Adapun dalam makalah ini akan dibahas tentang “Hepatitis”merupakan penyakit peradangan pada hati yang disebabkan oleh virus, bakteri, penyakit autoimun, racun dan lain sebagainya. Virus hepatitis , sebagai penyebab hepatitis virus telah banyak mengalami perkembangan. Namun demikian untuk mendeteksinya kini dapat sehari jadi. Saat ini, telah ditemukan jenis-jenis virus hepatitis antara lain virus hepatitis A, B, C, D, E, G dan TT (masih dalam tahap penelitian). Hepatitis yang berlangsung kurang dari 6 bulan disebut “Hepatitis akut”, hepatitis yang berlangsung lebih dari 6 bulan disebut “hepatitis kronis”Penyebab Hepatitis biasanya terjadi karena virus, terutama salah satu dari kelima virus hepatitis, yaitu A, B, C, D atau E. Hepatitis juga bisa terjadi karena infeksi virus lainnya, seperti mononukleosis infeksiosa, demam kuning dan infeksi sitomegalovirus. Penyebab hepatitis non-virus yang utama adalah alkohol dan obat-obatan. Penyakit hepatitis telah menjadi masalah dunia saat ini. Diperkirakan sebanyak 400 juta orang di dunia mengidap penyakit hepatitis B kronis. Sekitar 1 juta orang meninggal setiap tahun karena penyakit hepatitis yang disebabkan oleh virus hepatitis) B (VHB) ini. Penderita penyakit hepatitis C juga tercatat sangat besar, yaitu sekitar 170 juta orang di seluruh dunia.Penyakit hepatitis juga menjadi masalah besar di Indonesia mengingat jumlah penduduk Indonesia yang juga besar, jumlah penduduk yang besar ini membawa konsekuensi yang besar pula. Penduduk dengan golongan sosial, ekonomi dan pendidikan rendah dihadapkan pada masalah kesehatan terkait gizi, penyakit menular serta kebersihan sanitasi yang buruk. Sedangkan penduduk dengan golongan sosial, ekonomi dan pendidikan tinggi memiliki masalah kesehatan terkait gaya hidup dan pola makan. Tak mengherankan jika saat ini penyakit hepatitis menjadi salah satu penyakit yang mendapat perhatian serius di Indonesia.Kasus hepatitis di Indonesia cukup banyak dan menjadi perhatian khusus pemerintah. Sekitar 11 juta penduduk Indonesia diperkirakan mengidap penyakit hepatitis B, ada sebuah asumsi bahwa 1 dari 20 orang di Jakarta menderita hepatitis B. Demikian pula dengan hepatitis C yang merupakan satu dari 10 besar penyebab kematian di Dunia. Angka kasus hepatitis C berkisar 0,5% hingga 4% dari jumlah penduduk. Jika jumlah

Page 11: Hepatitis GIT

pendudik Indonesia saat ini adalah 220 juta maka angka asumsi penderita hepatitis C menjadi 1,1 hingga 8,8 juta penderita. Jumlah ini dapat bertambah setiap tahunnya mereka yang terinfeksi biasanya tidak mengalami gejala-gejala spesifik sehingga tidak diketahui oleh masyarakat dan tidak terdiagnosis oleh dokter. Carrier/pembawa virus hepatitis B dan C berpotensi sebagai sumber penyebaran penyakit hepatitis B dan C.

1.2. Tujuan PenulisanAdapun beberapa tujuan penulisan makalah ini antara lain :1.2.1. Bagi Pendidikana) Sebagai bahan pengembangan pengetahuan bagi mahasiswa Kebidanan dalam mengerjakan tugas kelompok dari mata kuliah Epidemiologi.b) Sebagai bahan penilaian terhadap tugas yang di berikan terhadap mahasiswa ; baik dalam penyusunan makalah maupun presentasi makalah.

1.2.2. Bagi Mahasiswaa) Sebagai bahan pembelajaran dalam diskusi kelompok maupun individu.b) Mahasiswa mampu menguasai bahan makalah dan mempresentasikan hasil diskusi kelompok

BAB IITINJAUAN KASUS

2.1. Pengertian“Hepatitis”merupakan penyakit peradangan pada hati yang disebabkan oleh virus, bakteri, penyakit autoimun, racun dan lain sebagainya. Virus hepatitis , sebagai penyebab hepatitis virus telah banyak mengalami perkembangan. Saat ini, telah ditemukan jenis-jenis virus hepatitis antara lain virus hepatitis A, B, C, D, E, G dan TT (masih dalam tahap penelitian).. Hepatitis yang berlangsung kurang dari 6 bulan disebut “Hepatitis akut”, hepatitis yang berlangsung lebih dari 6 bulan disebut “hepatitis kronis”Penyebab Hepatitis biasanya terjadi karena virus, terutama salah satu dari kelima virus hepatitis, yaitu A, B, C, D atau E. Hepatitis juga bisa terjadi karena infeksi virus lainnya, seperti mononukleosis infeksiosa, demam kuning dan infeksi sitomegalovirus. Penyebab hepatitis non-virus yang utama adalah alkohol dan obat-obatan.

2.2. EtiologiPenyebab hepatitis bermacam-macam akan tetapi penyebab utama hepatitis dapat dibedakan menjadi dua kategori besar yaitu penyebab virus dan penyebab non virus. Sedangkan insidensi yang muncul tersering adalah hepatitis yang disebabkan oleh virus. Hepatitis virus dapat dibagi ke dalam hepatitis A, B, C, D, E, G. Hepatitis non virus disebabkan oleh agen bakteri, cedera oleh fisik atau kimia, pada prinsipnya penyebab hepatitis terbagi atas infeksi dan bukan infeksi. Hepatitis B dan C dapat berkembang menjadi sirosis (pengerasan hati), kanker hati dan komplikasi lainnya yang dapat mengakibatkan kematian.Dalam masyarakat kita, penyakit hepatitis biasa dikenal sebagai penyakit kuning. Sebenarnya hepatitis adalah peradangan organ hati (liver) yang disebabkan oleh berbagai faktor. Faktor penyebab penyakit hepatitis atau sakit kuning ini antara lain adalah infeksi virus, gangguan metabolisme, konsumsi alkohol, penyakit autoimun, hasil

Page 12: Hepatitis GIT

komplikasi dari penyakit lain, efek samping dari konsumsi obat-obatan maupun kehadiran parasit dalam organ hati (liver). Salah satu gejala penyakit hepatitis (hepatitis symptoms) adalah timbulnya warna kuning pada kulit, kuku dan bagian putih bola mata. Peradangan pada sel hati dapat menyebabkan kerusakan sel-sel, jaringan, bahkan semua bagian dari organ hati (liver). Jika semua bagian organ hati (liver) telah mengalami kerusakan maka akan terjadi gagal hati (liver) yang menyebabkan kematian.

2.3. PatofisiologiVirus atau bakteri yang menginfeksi manusia masuk ke aliran darah dan terbawa sampai ke hati. di sini agen infeksi menetap dan mengakibatkan peradangan dan terjadi kerusakan sel-sel hati (hal ini dapat dilihat pada pemeriksaan SGOT dan SGPT). akibat kerusakan ini maka terjadi penurunan penyerapan dan konjugasii bilirubin sehingga terjadi disfungsi hepatosit dan mengakibatkan ikterik. peradangan ini akan mengakibatkan peningkatan suhu tubuh sehinga timbul gejala tidak nafsu makan (anoreksia). salah satu fungsi hati adalah sebagai penetralisir toksin, jika toksin yang masuk berlebihan atau tubuh mempunyai respon hipersensitivitas, maka hal ini merusak hati sendiri dengan berkurangnya fungsinya sebagai kelenjar terbesar sebagai penetral racun. Aktivitas yang berlebihan yang memerlukan energi secara cepat dapat menghasilkan H2O2 yang berdampak pada keracunan secara lambat dan juga merupakan hepatitis non-virus. H2O2 juga dihasilkan melalui pemasukan alkohol yang banyak dalam waktu yang relatif lama, ini biasanya terjadi pada alkoholik.Peradangan yang terjadi mengakibatkan hiperpermea-bilitas sehingga terjadi pembesaran hati, dan hal ini dapat diketahui dengan meraba / palpasi hati. Nyeri tekan dapat terjadi pada saat gejala ikterik mulai nampak.Hepatitis viral dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu kronik dan akut. Klasifikasi hepatitis viral akut dapat dibagi atas hepatitis akut viral yang khas, hepatitis yang tak khas (asimtomatik), hepatitis viral akut yang simtomatik, hepatitis viral anikterik dan hepatitis viral ikterik. Hepatitis virus kronik dapat diklasifikasikan dalam 3 kelompok yaitu hepatitis kronik persisten, hepatitis kronik lobular, dan hepatitis kronik aktif.Virus hepatitis A mempunyai masa inkubasi singkat/hepatitis infeksiosa, panas badan (pireksia) didapatkan paling sering pada hepatitis A. Hepatitis tipe B mempunyai masa inkubasi lama atau disebut dengan hepatitis serum.Hepatitis akibat obat dan toksin dapat digolongkan ke dalam empat bagian yaitu: hepatotoksin-hepatotoksin direk, hepatotoksin-hepatotoksin indirec, reaksi hipersensitivitas terhadap obat, dan idiosinkrasi metabolik.Obat-obat yang dapat menyebabkan gangguan/kerusakan hepar adalah: Obat anastesi Obat antibiotik Obat antiinflamasi Obat antimetabolik dan imunosupresif Antituberkulosa hormon-hormon obat psikotropik Lain-lain, contoh phenothiazine

2.4. Gambaran klinis Penyakit HepatitisGambaran klinis dapat dibagi dalam dua kelompok besar yaitu : Hepatitis kronik.o Secara

Page 13: Hepatitis GIT

klinis bervariasi dari keadaan dari keadaan tanpa keluhan sampai perasaan lelah yang sangat mengganggu. Adanya keluhan dan gejala hipertensi portal (asites, perdarahan varises esofagus) menunjukkan penyakit pada stadium yang sudah lanjut.o Pemeriksaan biokimiawi menunjukkan peningkatan kadar bilirubin, transminase dan globulin serum.o Gambaran histopatologis memperlihatkan kelainan morfologis yang khas untuk hepatitis kronik. Hepatitis akut.o Pada umumnya, hepatitis tipe A, B, dan C mempunyai perjalanan klinis yang sama. Hepatitis tipe b dan c cenderung lebih parah perjalanan penyakitnya dan sering dihubungkan dengan serum-sickness.o Serangan yang teringan tidak menunjukkan gejala dan hanya ditandai dengan naiknya transminase serum.o Serangan ikterus biasanya pada orang dewasa dimulai dengan suatu masa prodmoral kurang lebih 3-4 hari sampai 2-3 minggu, saat mana pasien umumnya merasa “tidak enak badan”, menderita gejala digestif, terutama anoreksia dan nausea, dan kemudian ada panas badan ringan; ada nyeri di abdomen kanan atas, yang bertambah pada tiap guncangan badan; tak ada nafsu untuk merokok atau minum alkohol; perasaan badan tak enak bertambah menjelang malam dan pasien merasa sengsara.o Kadang-kadang dapat menderita sakit kepala yang hebat.o Hati dapat di palpasi dengan pinggiran yang lunak dan nyeri tekan pada 70% pasien.o Setelah kurang lebih 1-4 minggu masa ikterik, biasanya pasien dewasa akan sembuh. Manifestasi Kliniko Stadium Praikterik berlangsung selama 4-7 hari. Pasien mengeluh sakit kepala, lemah, anoreksia, mual, muntah, nyeri pada otot, dan nyeri di perut kanan atas, urin menjadi lebih coklato Stadium Ikterik, berlangsung selama 3-6 minggu. Ikterus mula-mula terlihat pada sclera, kemudian pada kulit seluruh tubuh. Keluhan-keluhan berkurang, tetapi pasien masih lemah anoreksia, dan muntah. Hati membesar dan nyeri tekan. Tinja mungkin berwarna kelabu atau kuning muda. Serangan Ikterus biasanya pada orang dewasa dimulai dengan suatu masa prodromal, kurang lebih 3-4 hari sampai 2-3 minggu, saat mana pasien umumnya merasa tidak enak makan, menderita gejala digestive terutama anoreksia dan nausea dan kemudian ada panas badan ringan, ada nyeri di abdomen kanan atas yang bertambah pada tiap guncangan badan. Masa prodormal diikuti warna urin bertambah gelap dan warna tinja menjadi gelap, keadaan demikian menandakan timbulnya ikterus dan berkurangnya gejala : panas badan menghilang, mungkin timbul bradikardi. Setelah kurang lebih 1-2 minggu masa ikterik, biasanya pasien dewasa akan sembuh. Tinja menjadi normal kembali dan nafsu makan pulih. Setelah kelihatannya sembuh rasa lemah badan masih dapat berlangsung selama beberapa mingguo Stadium pasca ikterik. Ikterus mereda, warna urin dan tinja menjadi normal lagi.Penyembuhan pada ank-anak lebih cepat lebih cepat dari orang dewasa, yaitu pada akhir bulan kedua, karena penyebab yang biasanya berbeda.

Page 14: Hepatitis GIT

2.5. Penegakkan Diagnosa Pemerikasaan laboratorium untuk deteksi hepatitisPemeriksaan laboratorium pada pasien yang diduga mengidap hepatitis dilakukan untuk memastikan diagnosis, mengetahui penyebab hepatitis dan menilai fungsi organ hati (liver). Pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi hepatitis terdiri dari atas tes serologi dan tes biokimia hati.o Tes serologi adalah pemeriksaan kadar antigen maupun antibodi terhadap virus penyebab hepatitis. Tes ini bertujuan untuk mengetahui jenis virus penyebab hepatitis.o Tes biokimia hati adalah pemeriksaan sejumlah parameter zat-zat kimia maupun enzim yang dihasilkan jaringan hati (liver). Dari tes biokimia hati inilah dapat diketahui derajat keparahan atau kerusakan sel dan selanjutnya fungsi organ hati (liver) dapat dinilai.Beberapa jenis parameter biokimia yang diperiksa adalah AST (aspartat aminotransferase), ALT (alanin aminotransferase), alkalin fosfate, bilirubin, albumin dan waktu protrombin. Pemeriksaan ini biasa dilakukan secara berkala untuk mengevaluasi perkembangan penyakit maupun perbaikan sel dan jaringan hati (liver). Pemeriksaan HbsAg. Yakni untuk mendeteksi adanya antigen virus dalam tubuh, sebagai penanda awal terjadinya infeksi Hepatitis B. Pemeriksaan antiHBs. Untuk mendeteksi adanya kekebalan atau antibodi terhadap virus Hepatitis B. Pemeriksaan IgM antiHBc. Untuk mendeteksi antibodi terhadap HbcAg. (penanda pernah terinfeksi hepatitis B). Pemeriksaan HbeAg dan Anti Hbe. Untuk mendeteksi apakah sedang terjadi replikasi virus aktif atau tidak dalam tubuh penderita. Pemeriksaan HBV DNA kuantitatif. Untuk mengetahui seberapa besar proses replikasi virus sedang terjadi di dalam tubuh. Tetapi hanya dilakukan bila penderita terinfeksi Hepatitis B, sehingga dapat ditemukan pada tipe mutant.Pemeriksaan laboratorium yang digunakan untuk melacak hepatitis virus C antara lain dengan; Anti HCV. Untuk mengetahui apakah penderita terpapar Hepatitis C. HCV RNA kuantitatif. Untuk mengetahui seberapa besar aktifitas Virus Hepatitis C.Saat ini, hasil pemeriksaan immunologi untuk deteksi hepatitis virus tersebut selain HBV DNA dan HCV RNA, dapat diketahui segera (One Day Sevice/sehari jadi). Perkembangan di bidang diagnostika laboratorium tersebut, tentunya akan mempercepat penanganan oleh dokter, sehingga dapat diambil langkah-langkah yang tepat bagi penderita Hepatitis A, B maupun C.

2.6. Prognosisprognosis pada penyakit hepatitis dapat dibedakan menjadi dua kategori besar yaitu: Infeksi hepatititis B dikatakan mempunyai mortalitas tertinggi. Pasien yang agak tua atau kesehatan umumnya jelek mempunyai prognosis jelek.

2.7. KomplikasiKomplikasi hepatitis virus yang paling sering dijumpai adalah perjalanan penyakit yang memanjang hingga 4-8 bulan. Keadaaan ini dikenal sebagai hepatitis kronik persisten, dan terjadi pada 5 % – 10 % pasien. Akan tetapi meskipun terlambat, pasien-pasien hepatitits kronik persisten akan selalu sembuhkembali.Setelah hepatitits virus akut sembuh, sejumlah kecil

Page 15: Hepatitis GIT

pasien akan mengalami hepatitis agresif atau kronik aktif, dimana terjadi kerusakan hati seperti digerogoti dan perkembangan sirosis. Kematian biasanya terjadi dalam 5 tahun akibat gagal hati atau komplikasi sirosis. Hepatitis kronik aktif dapat berkembang aktif pada 50 % pasien HCV. Sebaliknya, Hepatitis kronik umumnya tidak menjadi komplikasi dari HAV atau HEV. Akhirnya, suatu komplikasi lanjut dari suatu hepatitis yang cukup bermakna adalah perkembangan karsinoma hepatoseluler.

2.7. Epidemiologia) Hepatitis A Hepatitis A merupakan tipe hepatitis yang paling ringan. Infeksi virus hepatitis A (VHA) biasanya tidak sampai menyebabkan kerusakan jaringan hati (liver) yang parah. Mayoritas mereka yang terinfeksi oleh virus ini dapat pulih sepenuhnya. Hepatitis A menular melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh VHA. Gejala Hepatitis A :Gejala awal seperti influenza, gastritis maupun artritis. Tetapi yang terutama adalah adanya demam, lemah/lesu, mual, muntah, dan diare. Urin menjadi berwarna gelap dan tinja berwarna pucat selama penderita mengalami kulit berwarna kuning atau jaundice. Gejala hepatitis A biasanya berlangsung selama 3 – 6 minggu, dan masa penyembuhannya secara klinis dan biokimiawi memerlukan waktu sampai 6 bulan. Penularan Hepatitis A :Penularan hepatitis A terutama terjadi melalui makanan dan minuman (95%). Penularan lain melalui kontak langsung dengan penderita, atau melalui pemakaian jarum suntik. Kelompok yang berisiko terhadap Hepatitis A :Orang yang mengkonsumsi makanan atau minuman yang tidak terjamin kebersihannya berisiko untuk tertular hepatitis A. Terjadinya infeksi tambahan hepatitis A pada pengidap kronik hepatitis B atau hepatitis C sering mengakibatkan bertambah parahnya penyakit hati tersebut, sehingga menyebabkan gagal hati. Pengobatan dan pencegahannya :Tidak ada pengobatan yang spesifik terhadap hepatitis A. Istirahat dan gizi yang baik dapat membantu mempercepat penyembuhan. Pencegahan yang bisa dilakukan adalah dengan :- pola hidup yang baik dan bersih- vaksinasi terhadap hepatitis A Waktu pemberian dan dosis vaksin :Sedini mungkin bagi anak mulai umur 2 tahun . Satu kali suntikan pertama, dan 6 bulan berikutnya suntikan penguat (booster) dapat memberikan perlindungan sekurang-kurangnya 10 tahun. Yang harus divaksinasi :Anak-anak adalah prioritas untuk mendapatkan vaksinasi.Untuk orang dewasa :- orang yang tinggal di daerah endemis tinggi (Indonesia)- pengelola makanan : catering, koki, pedagang makanan, dll- dokter dan perawat- tentara- orang yang bepergian (travellers)- penderita hepatitis C kronis atau penyakit hati kronis yang lain.

b) Hepatitis B Prevalensi Hepatitis BPada saat ini diperkirakan bahwa di dunia terdapat kira-kira 300 juta orang pengidap Hepatitis B Surface Antigen (HBsAg – carrier), dan dari jumlah ini sekitar 220 juta orang dan ini berarti bahwa hampir 78% berdiam di Asia. Data prevalensi HBsAg di Indonesia sangat bervariasi, hal ini dapat

Page 16: Hepatitis GIT

dimengerti mengingat Indonesia memiliki daerah yang sangat luas.

Dengan prevalensi HBsAg 3 – 20% Indonesia digolongkan kedalam kelompok daerah endemis sedang sampai dengan tinggi, dan termasuk negara yang sangat dihimbau oleh WHO untuk segera melaksanakan usaha pencegahan terhadap hepatitis B.Data-data dari berbagai penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar infeksi virus hepatitis B yang menetap timbul sebagai akibat infeksi pada waktu bayi dan anak-anak. Makin muda usia seseorang terkena infeksi virus hepatitis B, lebih besar kemungkinannya untuk menderita infeksi virus hepatitis B yang menetap, dengan demikian lebih besar pula risiko untuk menjadi sirosis hati dan kanker hati primer dikemudian hari. Transmisi Virus Hepatitis B secara vertikal dan HorizontalInfeksi pada bayi terjadi pada saat persalinan dari ibu pengidap HBsAg dan penularan ini disebut sebagai penularan vertikal. Selain itu juga terdapat penularan secara horizontal berupa kontak erat dengan pengidap hepatitis B. Sumber Penularan Hepatitis Ba.DarahDalam perjalanan infeksi virus hepatitis B hati dan darah merupakan tempat yang mengandung konsentrasi virus hepatitis B yang tertinggi.b.Air SeniHBsAg dapat ditemukan dalam jumlah yang kecil dalam air seni penderita hepatitis akut B dan pengidap dengan fungsi ginjal yang normal. Bukti yang nyata bahwa air seni dapat menularkan infeksi tidak jelas.c.Tinja Dan Sekresi UsusPada waktu ini dianggap bahwa HBsAg tidak terdapat dalam tinja penderita hepatitis akut B dan pengidap.d.Air LiurHBsAg sering dijumpai pada air liur pada kasus hepatitis akut ataupun pengidap. Walaupun air liur dapat mengandung sejumlah kecil partikel virus hepatitis B namun agaknya daya infeksinya rendah.e.Semen (cairan mani)Sekresi Vagina dan Darah MenstruasiHBsAg telah dijumpai pada semen, baik pada kasus akut maupun pengidap, demikian pula pada sekret vagina dan darah menstruasi. Kontak seksual merupakan salah satu penularan HBsAg yang penting.f.Air Susu,Keringat dan cairan tubuh yang lainHBsAg telah dilaporkan dapat dijumpai pada air susu, keringat dan pada eksudat seperti cairan ketuban dan cairan sendi. Namun peranan dalam penularan HBsAg agaknya kecil.

Cara Penyebaran Virus Hepatitis BPenyebaran virus hepatitis B dapat melalui berbagai cara :A. Penularan melalui kulit (perkutan)Penularan perkutan terjadi jika bahan yang mengandung HBsAg/partikel virus hepatitis B intak masuk atau dimasukkan ke dalam kulit. Terdapat 2 keadaan cara penularan ini:Penularan perkutan yang nyata :Terjadi jika bahan yang infeksius masuk melewati kulit; melalui penyuntikan darah atau bahan yang berasal dari darah, baik secara intravena atau tusukan jarum. Hepatitis pasca transfusiHepatitis virus B akut dapat timbul sebagai akibat transfusi darah yang mengandung HBsAg positip.Dengan melakukan uji saring darah donor terhadap adanya HBsAg, maka jelas terdapat penurunan prevalensi kejadian hepatitis pasca transfusi. HemodialisaPrevalensi yang tinggi baik sebagai infeksi

Page 17: Hepatitis GIT

akut maupun kronik, telah dilaporkan pada penderita dengan penyakit gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa berkala. Alat suntikPenularan lewat suntikan dengan mempergunakan alat yang tidak steril, telah lama dikenal. Sering sesudah imunisasi masal terjadi letupan hepatitis beberapa waktu kemudian.Penularan perkutan tidak nyata :Penularan perkutan yang tidak nyata bisa terjadi. Banyak penderita mendapat hepatitis virus B dan tidak pernah dapat mengingat bahwa mereka mendapat trauma pada kulit atau hal lain, virus hepatitis B tidak dapat menembus kulit yang sehat, namun dapat melalui kulit yang mengalami kelainan penyakit kulit. Penularan yang tidak nyata ini sangat mungkin memegang peranan penting dalam menerangkan jumlah pengidap HBsAg yang sangat besar.

B.Penyebaran melalui selaput lendirPenyebaran peroralCara ini terjadi jika bahan yang infeksius mengenai selaput lendir mulut. Cara ini tidak sering menimbulkan infeksi. Agaknya penularan melalui mulut hanya terjadi pada mereka dimana terdapat luka didalam mulutnya.

Penyebaran seksualCara ini terjadi melalui kontak dengan selaput lendir saluran ginjal, sebagai akibat kontak seksual dengan individu yang mengandung HBsAg positip yang bersifat infeksius. Infeksi dapat terjadi melalui hubungan seksual baik heteroseksual maupun homoseksual. Hal ini dimungkinkan oleh karena cairan sekret vagina dapat mengandung HBsAg.

Penularan perinatal (transmisi vertikal)Penularan perinatal ini disebut juga sebagai penularan maternal neonatal dan merupakan cara penularan yang unik. Penularan infeksi virus hepatitis B terjadi dalam kandungan, sewaktu persalinan, pasca persalinan.

Penatalaksanaan Hepatitis B AkutPada dasarnya terdapat 3 cara umum dalam penatalaksanaan hepatitis B virus akut1. Tirah baringTirah baring telah merupakan suatu cara dalam mengobati suatu penyakit.2. DietPada prinsipnya penderita seharusnya mendapat diet cukup kalori. Pada stadium dini persoalannya ialah bahwa penderita mengeluh mual, dan bahkan muntah, disamping hal yang menganggu yaitu tidak nafsu makan. Dalam keadaan ini jika dianggap perlu pemberian makanan dapat dibantu dengan pemberian infus cairan glukosa.3. Obat-obatanPada saat ini belum ada obat yang mempunyai khasiat memperbaiki kematian/kerusakan sel hati dan memperpendek perjalanan penyakit hepatitis virus akut.

Penatalaksanaan Hepatitis KronikTujuan pengobatan tentu saja kita mengharapkan penyembuhan total dari infeksi virus hepatitis B, kita mengharapkan bahwa virus tersebut dapat dihilangkan di dalam tubuh dan terjadi penyembuhan penyakit hatinya. Hal ini ditandai dengan menghilangnya HBsAg, DNA polymerase dan

Page 18: Hepatitis GIT

HBVDNA dan juga perubahan nilai SGOT dan SGPT (enzim hati) ke dalam batas normal.

Macam pengobatan :OBAT ANTI VIRUSInterferonMempunyai aktivitas biologik sebagai antiviral, antiproliferatif dan khasiat imunomodulasi. Dari penelitian-penelitian terdahulu memang dilihat adanya respons yang kurang dan hal ini disebabkan karena dosis yang rendah dan pendeknya jangka waktu pengobatan. Dengan telah ditemukan cara DNA rekombinant telah dapat dibuat alfa, beta dan gamma interferon dalam jumlah yang besar dan sebagian problem diatas telah dapat diatasi.

Sasaran utama dari Interferon pada hepatitis kronis adalah menekan permanen replikasi virus atau membasminya sehingga dapat mencapai keadaan remisi penyakitnya. Indikasi pemberian interferon umumnya diberikan pada stadium replikasi (pembelahan virus) dan perjalanan hepatitis B kronik yang ditandai dengan kenaikan enzim hati (transaminase), HBeAg dan HBV DNA serum yang positif selama observasi 6 bulan. Salah satu interferon yang telah beredar luas di Indonesia adalah INTRON AÒ

Pemberian interferon sering disertai timbulnya efek samping yaitu menggigil, demam, lemah, rambut rontok, berat badan turun, penekanan pada sumsum tulang, dan perubahan lokal pada tempat suntikan.

c) Hepatitis C Prevalensi Virus Hepatitis CDi Indonesia prevalensi hepatitis C ditemukan sangat bervariasi mengingat luas geografis yang sangat luas, selain itu juga terdapat variasi dari hasil beberapa penelitian sehubungan dengan kelompok yang diteliti yang berlainan. Hasil pemeriksaan pendahuluan anti-HCV pada donor darah di beberapa tempat di Indonesia menunjukkan bahwa prevalensinya adalah diantara 3,1% sampai 4%.

Aspek Klinis Hepatitis CSecara klinik hepatitis C mirip dengan infeksi hepatitis B. Gejala awal tidak spesifik dengan gejala gastrointestinal (pencernaan) diikuti dengan ikterus (kuning) dan kemudian diikuti dengan perbaikan pada kebanyakan kasus.

Yang menyolok adalah sebagian besar penderita yang terkena infeksi hepatitis C akan menjurus menjadi kronik. Kejadiannya jauh lebih sering dibandingkan dengan hepatitis B. Dilaporkan bahwa kira-kira 50% menjadi sirosis hati.

Kanker hati dapat terjadi mengikuti sirosis hati yang disebabkan oleh hepatitis NANB. Lamanya waktu sejak terjadinya pemberian transfusi darah dan kejadian penyakit hati kronik sebagai berikut :o 13 tahun dibutuhkan untuk terjadinya hepatitis kronik aktifo 12 tahun dibutuhkan untuk terjadinya sirosis hatio 18-24 tahun untuk perkembangan ke arah karsinoma hepatoseluler

Page 19: Hepatitis GIT

Belum lama dilaporkan bahwa, kira-kira 50% kasus yang terinfeksi HCV akan menjadi kronik dan dalam 20% akan menjadi sirosis hati namun penelitian terakhir memperlihatkan angka kejadian kronik yang lebih tinggi lagi, yaitu bisa mencapai angka 70%. Dengan pemeriksaan HCV-RNA dalam serum hati, telah diperlihatkan bahwa angka infeksi yang menetap menjadi lebih tinggi lagi, yaitu antara 80-90%.

Penularan Hepatitis CParenteral (melalui darah)Di Amerika Serikat, dan Jepang penularan hepatitis C terjadi terutama melalui cara parenteral, seperti transfusi darah atau produk darah. Populasi dengan risiko tinggi terlihat pada hemodialisis (cuci darah) mereka yang sering mendapatkan penyuntikan obat-obatan secara intravena, disusul oleh penderita hemofilia dan thalasemia.

Kontak personalPeran kontak orang ke orang dalam penularan hepatitis C belum jelas. Penularan secara kontak erat dengan penggunaan bersama alat cukur atau sikat gigi dalam keluarga mungkin merupakan salah satu cara penularan.

Transmisi seksualHasil penelitian akhir-akhir ini memperlihatkan bahwa kontak seksual dengan banyak partner heteroseksual atau dengan penderita hepatitis dapat berakibat terjangkitnya penyakit. Transmisi neonatal (bayi baru lahir)Penularan VHC dari ibu ke bayi melalui transmisi vertikal/perinatal namun demikian angka kejadiannya kecil. Transmisi non parenteralDitemukannya antibodi pada para donor darah menunjukkan bahwa hepatitis C dapat ditularkan melalui cara non parenteral.

Pencegahan dan Pengobatana.Pencegahan lebih penting daripada pengobatan, yaitu dengan cara: Kebersihan diri dan lingkungan Bila akan donor darah, perlu di screning terhadap virus hepatitis C. Jangan pernah melakukan tatoo atau tindakan dengan jarum-jarum suntik yang tidak steril. Menghindari hubungan intim dengan wanita yang tidak kita kenal baik profesinya (partner yang tidak jelas). Memakai alat: sisir, pisau cukur, sikat gigi, handuk, dsb. milik pribadi Melakukan general check-up lengkap paling lama setiap tahun, termasuk pertanda hepatitis C.

b.Pengobatan :Satu-satunya pengobatan terhadap hepatitis C kronik yang sudah diakuti sampai sekarang ialah pemberian suntikan interferon selama paling sedikit 6 bulan – 1 tahun untuk meng-inaktifkan virus hepatitis C dan menormalkan SGPT dan gambaran biopsi hati menjadi tidak aktif lagi.

Interferon telah digunakan pada hepatitis C tahun 1986. Pada laporan tersebut dinyatakan pengobatan interferon alfa menormalkan SGPT dan memperbaiki gambaran histologi pada 50% kasus setelah pengobatan dengan dosis 3 juta unit 3 kali seminggu.

Page 20: Hepatitis GIT

Dikatakan bahwa penderita yang akan memberikan respons baik biasanya telah memperlihatkan SGOT dan SGPT yang menjadi normal dalam 3 bulan pertama. Relaps akan diperkecil dengan memperpanjang masa pemberian interferon.

Perkembangan akhir-akhir ini memperlihatkan bahwa keberhasilan pengobatan dengan interferon juga dikaitkan dengan genotip dari virus C, genoptip 1 termasuk yang sulit diobati. Dianggap bahwa virus hepatitis C juga mengalami mutasi dan sering terjadi reinfeksi pada seseorang. Karena itu sekarang terdapat kecenderungan bahwa pengobatan segera dimulai pada tingkat awal penyakit hati kronik dengan keadaan HCV-RNA yang rendah.

Masalah yang dapat terjadi pada penggunaan interferon adalah timbulnya efek samping yaitu rasa lemah, nyeri pada otot, demam, nafsu makan berkurang, gangguan konsentrasi dan susah tidur.

Masalah lain yang dihadapi adalah respons menetap yang hanya terjadi pada sebagian pasien yang diterapi dengan interferon tunggal. Meskipun telah terjadi serokonversi (HCV RNA menjadi negatif), beberapa bulan kemudian menjadi positif kembali.

Dalam hal tersebut, cara yang ditempuh adalah dengan meningkatkan dosis atau lama pengobatan yang membawa konsekuensi meningkatnya efek samping maupun biaya pengobatan. Akhir-akhir ini telah ditemukan Ribavirin suatu nukleosida analog yang memiliki sifat antivirus termasuk HCV dan dapat digunakan secara oral (diminum). Dari berbagai publikasi hasil penelitian menunjukkan bahwa terapi kombinasi Interferon (INTRON AÒ ) dan Ribavirin memberikan hasil respon menetap (hilangnya HCV-RNA) dari darah) yang lebih besar (2-3x lebih besar) dibandingkan terapi dengan terapi interferon tunggal.