hasil praktikum darah (1)
TRANSCRIPT
-
8/10/2019 Hasil Praktikum Darah (1)
1/9
Biokimia Darah Page 1
BAB I
TUJUAN
1.1Tujuan Umum
Mengetahui tentang aktivitas biokimia dalam darah dan hubungannya dengan penyakit
yang berhubungan dengan ganguan metabolisme yang menyebabkan perubahan kimia
darah.
1.2Tujuan Khusus
1.2.1 Uji fragilitas globular eritrosit
Mengetahui tingkat fragilitas eritrosit
1.2.2
Uji Oksihemoglobin dan deoksihemoglobin
Membuktikan hemoglobin dapat mengikat oksigen membentuk oksihemoglobin
(HbO2) dan dapat terurai kembali menjadi O2 dan deoksihemoglobin
1.2.3
Uji untuk Methemoglobin
Memperlihatkan bila besi dalam molekul hemoglobin dioksidasi enjadi Fe3+, maka
terbentuk metHb yang tidak bisa mengkat oksigen.
1.2.4
Teknik pemisahan albumin dan globulin serum dengan salting out
Mengetahui perbedaan albumin dan globulin
-
8/10/2019 Hasil Praktikum Darah (1)
2/9
Biokimia Darah Page 2
BAB 2
HASIL PRAKTIKUM
2.1Uji Fragilitas Globular Eritrosit
Tabung 1 2 3 4 5 6
NaCl 0,2% 0,3% 0,4% 0,5% 0,6% 0,7%
Hasil ++++ +++ +++ ++ ++ +
Keterangan: (+) kefragilan, semakin banyak (+) warna merah semakin pekat
2.2Uji Oksihemoglobin dan Deoksihemoglobin
Prosedur Tabung 1 (A) Tabung 2 (B)
A Merah terang Merah terang
B Merah terang Merah terang menjadi Merah gelap
C Merah terang Merah gelap menjadi Merah gelapdan
timbul buih
Keterangan: (A) Oksi Hb
(B) Pembentukan deoksiHB
(C) Pembentukan kembali oksiHb dan deoksiHb
2.3Uji untuk methemoglobin
Reaksi Uji Hasil pengamatan
1) 1 ml darah + 4 ml air suling
- No 1 + bbrp tetes
K3Fe(CN)6
- + pereaksi stokes
Warna merah
Warna merah menjadi warna coklat
kehitaman
Warna tetap gelap
2) 1 ml darah + 1 ml air
suling(dipanaskan)
- No 2 + 6 ml K3Fe(CN)6
Gelembung banyak
-
8/10/2019 Hasil Praktikum Darah (1)
3/9
-
8/10/2019 Hasil Praktikum Darah (1)
4/9
-
8/10/2019 Hasil Praktikum Darah (1)
5/9
Biokimia Darah Page 5
terikat karena sifat reduksi Fe2+.Selanjutnya di bagi menjadi 2 tabung (A) sebagai control
dan (B) sebagai eksperiment.
Gambar 3.1 Gambar Reaksi Oksihemoglobin
Gambar 3.2 Gambar Pembentukan Oksihemoglobin di dalam Tubuh
Pada prosedur selanjutnya larutan stokes ditambahkan ke dalam tabung (B) 10 tetes.
Larutan stokes dibuat dari 40 tetes pereaksi stokes dan 5 tetes NH4OH 10%. Pereaksi
stokes berfungsi sebagai pereduksi kuat. Fungsi NH4OH adalah untuk mencegah
pengendapan karena sifat basa yang dimilikinya mampu mencegah protonasi oleh asam
sehingga tidak terbentuk endapan pada pembuatan pereaksi stokes. Pereaksi stokes dapat
dibuat dari 20 gram Fe2SO4ditambah 30 gram asam tartrat dalam aquadest, lalu encerkan
hingga 1000 ml. NH4OH 10% dapat dibuat dengan melarutkan NH4OH 10 gram dalam
100 mL aquades. Perubahan warna merah terang menjadi merah gelap, hal ini
dikarenakan Fe2+ tereduksi melepaskan O2, dalam hal ini disebut reaksi pembentukan
Deoksihemoglobin.
Gambar 3.2 Gambar Reaksi Deoksihemoglobin
Hb + 4O2 Hb(O2)4
Hb(O2)4 Hb + 4O2
-
8/10/2019 Hasil Praktikum Darah (1)
6/9
Biokimia Darah Page 6
Tabung yang berisi Deoksihemoglobin langsung dikocok kuat-kuat dan warna larutan
menjadi lebih pekat, yakni merah kecoklatan dan timbul buih. Hal ini disebabkan O2
dalam oksiHb tereduksi keluar karena longgarnya ikatan koordinasi O2dengan atom besi
dalam hemoglobin, ditambah dengan adanya tekanan CO2 yang besar dari pengocokan
kuat-kuat sehingga terbentuklah deoksihemoglobin.
3.3Uji untuk Methemoglobin
Dalam uji ini memperlihatkan bila besi dalam molekul hemoglobin dioksidasi
menjadi Fe3+maka terbentuk metHb yang tidak bisa mengikat oksigen. Methemoglobin
adalah suatu hasil oksidasi hemoglobin yang tidak mempunyai kemampuan lagi untuk
mengangkut oksigen. Ini dapat dibuktikan dengan mudah secara spektrofotometri.
Banyak zat, misalnya, amina aromatik atau senyawa nitro aromatik yang dalam
organisme direduksi menjadi amina aromatik, sulfonamida, asetanilid, asam
aminosalisilat, nitrofurantoin, primakuina, kinina atau nitrit, menyebabkan pembentukan
methemoglobin dari hemoglobin. Jika methemoglobin hanya dibentuk dalam jumlah
kecil, maka methemoglobin dapat direduksi kembali menjadi hemoglobin di dalam
eritrosit. Jika sebaliknya pembentukan methemoglobin naik sampai jumlah tertentu,
proses regenerasi pada eritrosit tidak cukup dan kemampuan darah untuk transport
oksigen berkurang dengan nyata.
Hemoglobin yang terikat pada oksigen disebut oksihemoglobin ( HbO2 ), sedangkan
hemoglobin yang melepaskan oksigen disebut deoksihemoglobin (HbCO).
Ikatan Hb dengan CO ini 200 kali lebih kuat daripada ikatan Hb dengan oksigen dan ini
mengakibatkan Hb tidak dapat lagi mengikat, membawa, dan mendistribusikan oksigen
ke jaringan tubuh. Muatan Fe yang terdapat pada pusat hem dapat berubah menjadi Fe3+.
Hal ini dikarenakan adanya oksidasi oleh senyawa-senyawa pengoksidasi. Hemoglobin
yang mengalami oksidasi disebut methemoglobin atau HbFe3+. Hb dalam bentuk ini tidak
dapat mengikat oksigen dan perubahan warna yang terjadi pada hemoglobin adalah warna
gelap. Warna gelap ini ditunjukkan tidak terbentuknya HbO2 karena larutan K3Fe(CN)6
mengoksidasi Fe2+ dalam hemoglobin, dioksidasi oleh oksidator K3Fe(CN)6 sehingga
terbentuk HbFe3+dan menyebabkan warna hemoglobin menjadi gelap karena hemoglobin
tidak mampu lagi mengikat oksigen.
Gambar 3.1 Reaksi oksidasi ion ferro menjadi ion ferri
-
8/10/2019 Hasil Praktikum Darah (1)
7/9
Biokimia Darah Page 7
Gambar 3.2 Reaksi oksidasi membentuk metHb
3.4 Teknik Pemisahan Albumin dan Globulin Serum dengan Salting Out
Serum adalah gabungan antara albumin dan globulin.
Larutan globulin dapat diendapkan oleh penambahan garam amonium sulfat hingga
setengah jenuh menjadi presipitat, larutan albumin juga dapat diendapkan dengan
penambahan amonium sulfat (NH4)2SO4 hingga jenuh, namun jika diencerkan akan larut
kembali (dibuat setengah jenuh).
Memang sebelum digojok, ada endapan albumin di dasar tabung dan setelah digojok,
endapan larut kembali hal tersebut di sebabkan Albumin mengalami denaturasi akibat adanya
pengocokan dengan kuat. Denaturasi adalah perubahan dalam struktur sekunder, tersier dan
kuartener dari suatu protein, baik itu dalam bentuk enzim maupun hormon. Sehingga albumin
dapat disaring dan didapatkan presipitat globulin.
Kemudian ekstrak globulin (presipitat) yang diperoleh ditambahkan air,tetapi tidak
dapat larut dan tetap mengendap. Hal tersebut sesuai dengan sifat globulin yang tidak larut
dengan air.
Lalu dilakukan uji biuret pada larutan presipitat (campuran globulin dan air) tetapi
hasil percobaan ini positif. Hal tersebut menandakan bahwa larutan tersebut tidak
mengandung protein globulin. Dan setelah pemanasan ditambahkan asam yang bertujuan
untuk menurunkan pH darah,untuk mencapai titik isoelektriknya yang menyebabkan protein
mengalami koagulasi. Tetapi karena globulin mengendap (tidak larut dalam air) sehingga
pada larutan tersebut tidak terdapat globulin, maka tidak terjadi koagulasi. Sedangkan,
Albumin adalah protein yang dapat larut dalam air serta dapat terkoagulasi oleh panas. Maka
saat filtrat (albumin dididihkan dalam pengangas air terjadi koagulasi).
-
8/10/2019 Hasil Praktikum Darah (1)
8/9
Biokimia Darah Page 8
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Semakin hipertonis larutan, maka fragilitas sel darah merah semakin kecil dan
semakin hipotonis larutan, maka semakin besar fragilitas sel darah merahnya.
Larutan K3Fe(CN)6 mengoksidasi Fe2+ menjadi Fe3+ dalam hemoglobin sehingga
terbentuk HbFe3+yang berwarna gelap dan hemoglobin tidak mampu lagi mengikat
oksigen
Hemoglobin dalam darah mengandung ion Fe2+
dalam keadaan tereduksi sehingga pada
penambahan air menyebabkan 4O2terikat ke dalam Hb membentuk oksihemoglobin.
Oksihemoglobin dapat tereduksi oleh larutan stokes menjadi deoksihemoglobin dan 4O2.
Serum adalah gabungan antara albumin dan globulin.
Larutan globulin tidak larut air, tetapi albumin larut air.
-
8/10/2019 Hasil Praktikum Darah (1)
9/9
Biokimia Darah Page 9
DAFTAR PUSTAKA