hasil pisa 2009

7
TUGAS INDIVIDU EVALUASI PROSES DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA HASIL PISA 2009 OLEH OLEH NAMA : AZHARI NIM : 2009 2512 002 PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN MATEMATIKA DOSEN. P : Prof. Dr. Zulkardi, M.I.Komp. M.Sc.

Upload: azharidrs

Post on 27-Jun-2015

700 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hasil Pisa 2009

TUGAS INDIVIDU

EVALUASI PROSES DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

HASIL PISA 2009

OLEH

OLEH

NAMA : AZHARI

NIM : 2009 2512 002

PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN MATEMATIKA

DOSEN. P : Prof. Dr. Zulkardi, M.I.Komp. M.Sc.

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SRIWIJAYA PALEMBANG

Page 2: Hasil Pisa 2009

TAHUN 2010

HASIL PISA 2009

Berdasarkan hasil PISA 2009 rangking Indonesia cenderung menurun khususnya pada matematika yaitu 61 dari 65 negara, sedangkan reading 57 dari 65 dan sains 60 dari 65. Secara keseluruhan, posisi Indonesia berada pada peringkat 57 dari 65 negara. Dalam kemampuan membaca, skor Indonesia adalah 402, sementara skor tertinggi diraih Kota Shanghai, China. Rata-rata, siswa dan siswi di Shanghai menunjukkan kemampuan paling tinggi dalam kemampuan matematika dan iptek (skor 600 dan 575). Adapun untuk kedua bidang tersebut, skor Indonesia adalah 371 dan 401.

Tabel hasil PISA Indonesia tahun 2009 :

Assesment Reading Mathematics

Science Ket

Score 402 371 383Rank 57 61 60

Tahun 2009 PISA menilai kemampuan membaca, kemampuan matematika, dan kemampuan iptek. Hasil kajian Program for International Student Assessment (PISA) 2009 memperlihatkan, di semua negara yang dinilai, skor membaca siswi perempuan lebih tinggi hingga 39 poin yang setara dengan lebih dari separuh kecakapan belajar dalam setahun. PISA adalah penilaian yang dilakukan tiap tiga tahunan oleh lembaga yang berafiliasi dengan Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD). Negara yang berpartisipasi adalah 34 negara OECD dan 31 negara mitra, termasuk Indonesia, atau kota (Shanghai, China), dan satu wilayah khusus (Hongkong).

Laporan ini menyebut, berdasarkan berbagai penelitian, kemampuan membaca secara luas, yaitu membaca untuk keperluan fungsional, seperti menemukan informasi praktis tertentu, ataupun membaca lebih dalam dan merefleksikannya untuk menemukan cara

Page 3: Hasil Pisa 2009

melakukan sesuatu, berpikir, dan memahami posisi diri, merupakan alat menduga tingkat kesejahteraan sosial dan ekonomi yang lebih baik daripada mengukur berapa tahun siswa bersekolah. Apabila selama ini ada kekhawatiran siswi tertinggal dibandingkan dengan para siswa, penilaian PISA di negara OECD menunjukkan hal sebaliknya dalam kemampuan membaca.

Meski begitu, dalam kemampuan matematik, skor para siswa 12 poin lebih tinggi daripada siswi, sementara untuk skor iptek kesenjangannya lebih sempit. Apabila dibandingkan di antara pelajar dengan skor tertinggi, tidak terdapat beda nyata antara siswi dan siswa.

Di negara anggota OECD, 4,4 persen siswi meraih skor tertinggi untuk ketiga bidang tersebut, sementara jumlah siswa peraih skor tertinggi adalah 3,8 persen. Dalam bidang matematika, jumlah siswa peraih skor tertinggi nyata lebih tinggi daripada jumlah siswi, yaitu 6,6 persen dan 3,4 persen.

Hal sebaliknya terjadi pada kemampuan membaca, yaitu 2,8 persen untuk siswi dan 0,5 persen untuk siswa. Hasil PISA menyebutkan, cara siswa membaca dan ketertarikan mereka pada kegiatan membaca membuat skor mereka lebih rendah daripada skor para siswi.

Karena itu, sebenarnya perbedaan itu dapat diatasi pengambil kebijakan pendidikan dengan mencari cara untuk membuat pelajar laki-laki lebih tertarik membaca dan mempelajari cara mengambil informasi penting dari bahan bacaan. Meskipun ada perbedaan nyata kemampuan membaca tersebut, tetapi perbedaan itu lebih besar di antara siswi atau di antara siswa sendiri.

Selain itu, kesenjangan antar-jender bervariasi di antara negara-negara yang dinilai. Hal ini memperlihatkan, tidak terdapat perbedaan minat atau kemampuan akademis secara inheren antara siswa dan siswi. Perbedaan itu lebih disebabkan lingkungan sosial.

Temuan lain, para siswi di negara-negara OECD ternyata lebih senang membaca naskah fiksi dan majalah daripada para siswa, sementara para siswa lebih senang membaca koran daripada para siswi. Meskipun komik bukan pilihan para pelajar di negara OECD, tetapi para siswa cenderung lebih suka membaca komik daripada para siswi.

Selain itu, PISA juga menyebutkan, daripada sama sekali tidak suka membaca, membaca fiksi untuk kesenangan nyata memperbaiki kemampuan membaca, sementara membaca komik tidak berpengaruh banyak. Adapun pelajar yang terlibat intensif membaca di media maya, seperti membaca surat elektronik, mengobrol, membaca berita dan kamus di internet, memiliki kemampuan membaca lebih baik daripada yang tidak menggunakan internet.

Page 4: Hasil Pisa 2009

Menurut laporan PISA (2009) lainnya, melaporkan 80% siswa-siswa sekolah menegah di Finlandia untuk sains dan matematika berhasil memperoleh skor/level 4 dan/atau lebih tinggi pada band descriptors (1-6) pada penilaian PISA, sedangkan anak-anak kita (sekitar 70%) baru bisa mencapai level 3 dan/atau lebih rendah lagi. Temuan TIMSS dan PISA sebenarnya sudah sangat sering diungkap oleh para pemerhati dan peneliti pendidikan. Namun, sayangnya belum mendapat perhatian yang serius dari pengelola dan penanggung jawab pendidikan di sekolah, dinas pendidikan kabupaten/kota, provinsi, dan direktorat pembina di pusat.

Berikut tabel hasilProgram untuk Penilaian Siswa Internasional (2009)

Maths Sciences Reading

1. China(Sanghai) 600 2. Singapura 562 3. HongKong,Cina 555 4. South Korea 546 5. Taiwan 543 6. Finland 541 7. Liechtenstein 536

8. Switzerland 534

9. Japan 529 10. Canada 527 11. Netherlands 526 12. Macau , China 525 13. New Zealand 519 14. Belgium 515 15. Australia 514 16. Germany 513 17. Estonia 512 18. Iceland 507 19. Denmark 503 20. Slovenia 501 21. Norway 498 22. France 497 23. Slovakia 497 24. Austria 496 25. Poland 495 26. Sweden 494 27. CzechRepblic 493 28. UnitdKingdm 492 29. Hungary 490 30. United States 487 : :

1. China(Shanghai) 575 2. Finland 554 3. HongKong,China 549 4. Singapore 542 5. Japan 539 6. South Korea 538 7. New Zealand 532 8. Canada 529 9. Estonia 528 10. Australia 527 11. Netherlands 522 12. Liechtenstein 520 13. Germany 520 14. Taiwan 520

15. Switzerland 517

16. United 514 17. Slovenia 512 18. Macau , China 511 19. Poland 508 20. Ireland 508 21. Belgium 507 22. Hungary 503 23. United States 502 24. Norway 500 25. Czech Republic 500 26. Denmark 499 27. France 498 28. Iceland 496 29. Sweden 495 30. Latvia 494 : :

1. China(Shanghai) 556 2. South Korea 539 3. Finland 536 4. HongKong,China 533 5. Singapore 526 6. Canada 524 7. New Zealand 521 8. Japan 520 9. Australia 515 10. Netherlands 508 11. Belgium 506 12. Norway 503 13. Estonia 501

14. Switzerland 501

15. Poland 500 16. Iceland 500 17. United States 500 18. Liechtenstein 499 19. Sweden 497 20. Germany 497 21. Ireland 496 22. France 496 23. Taiwan 49624. Denmark 495 25. UnitdKingdm 494 26. Hungary 494 27. Portugal 489 28. Macau , China 487 29. Italy 486 30. Latvia 484 : :

Page 5: Hasil Pisa 2009

65. Kyrgyzstan 331 65. Kyrgyzstan 330 65 Kyrgyzstan 314

DAFTAR PUSTAKA

http://edukasi.kompas.com/read/2010/12/10/14373774/Ada.Beda..tetapi.Bisa.Dijembatani-14

http://p4mri.net/new/?tag=hasil-pisa-2009

http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://www.pisa.oecd.org/document/4/0,3343,en_32252351_32236225_39758660_1_1_1_1,00.html

http://www.mediaindonesia.com/kirim/2010/11/01/178884/68/11/Guru-dan-Kualitas-Pembelajaran-Siswa-.html