hasil laporan di lab
TRANSCRIPT
PERCOBAAN I
ANALISIS KUALITATIF KARBOHIDRAT
A. Judul Praktikum
Analisis Kualitatif Karbohidrat
B. Waktu Praktikum
Hari : Kamis
Tanggal : 23 Desember 2010
Pukul : 11.20 – 14.40 WIB
C. Tujuan Praktikum
1. Melakukan uji reduksi karbohidrat.
2. Melakukan uji molisch, benedict, seliwanoff, dan uji iodium pati pada karbohidrat.
3. Mengetahui reaksi yang terjadi dalam uji kualitatif terhadap karbohidrat yang dilakukan.
D. Prinsip Dasar
Karbohidrat merupakan senyawa yang terdiri atas unsur karbon (C), hidrogen (H) dan
oksigen (O) yang terbentuk di alam dengan rumus umum Cn(H2O)n. Rumus ini member
kesan bahwa zat karbon yang diikat dengan air (dihidrasi) sehingga diberi nama karbohidrat.
Berdasarkan gugus yang ada pada molekul karbohidrat, maka senyawa tersebut didefinisikan
sebagai polihidroksialdehida dan polihidroksiketon.
Karbohidrat memiliki berbagai fungsi dalam tubuh makhluk hidup, terutama sebagai
bahan bakar (misalnya glukosa), cadangan makanan (misalnya pati pada tumbuhan dan
glikogen pada hewan), dan materi pembangun (misalnya selulosa pada tumbuhan, kitin pada
hewan dan jamur). Pada proses fotosintesis, tetumbuhan hijau mengubah karbondioksida
menjadi karbohidrat. Pada umumnya, semua karbohidrat disebut sakarida (Yunani, sacbaron,
gula). Pembahasan akan dibatasi pada zat berikut:
1. monosakarida, yang tidak dapat dihidrolisis
2. disakarida, yang dapat dihidrolisis menjadi dua molekul monosakarida; dan
3. polisakarida, yang membentuk banyak molekul monosakarida dengan hidrolisis.
Diantara monosakarida yang terpenting terdapat molekul yang mengandung enam atom
karbon, yang kenal dengan nama heksosa, C6H12O6 Bila suatu heksosa mengandung suatu
gugus aldehida, senyawaan itu dikenal sebagai suatu aldoheksosa; jika mengandung suatu
gugus keton, disebut ketoheksosa Heksosa adalah zat manis, kristalin dan larut yang terdapat
dalam madu dan buah matang karbohidrat yang terhidrolisis dan menghasilkan heksosa
adalah gula tebu, gula gandum, gula susu, pati dan selulosa.
Berdasarkan jumlah monomer pembentuk suatu karbohidrat maka dapat dibagi atas
empat golongan besar yaitu monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Monosakarida
merupakan karbohidrat paling sederhana karena molekulnya hanya terdiri atas beberapa atom
C dan tidak dapat diuraikan dengan cara hidrolisis menjadi karbohidrat lain. Monosakarida
dibedakan menjadi aldosa dan ketosa. Contoh dari aldosa yaitu glukosa dan galaktosa.
Contoh ketosa yaitu fruktosa. Disakarida merupakan karbohidrat yang terbentuk dari dua
molekul monosakarida yang berikatan melalui gugus -OH dengan melepaskan molekul air.
Contoh dari disakarida adalah sukrosa(gula yang dikenal sehari-hari) dengan rumus molekul
C12H22O11, laktosa (gabungan dari galaktosa dan glukosa), dan maltosa (terbentuk dari dua
molekul glukosa). Polisakarida merupakan karbohidrat yang terbentuk dari banyak sakarida
sebagai monomernya. Rumus umum polisakarida yaitu C6(H10O5)n. Contoh polisakarida
adalah selulosa, glikogen, dan amilum.
E. Alat dan Bahan
1. Alat yang digunakan antara lain :
- Tabung Reaksi - Bunsen
- Pipet Tetes
- Penangas air
- Gelas ukur
- Keping Tetes
- Penyangga
- Timbangan listrik
2. Bahan yang digunakan antara lain :
Untuk uji Molisch bahan yang digunakan yaitu pereaksi Molisch, larutan sukrosa 0,1
M, larutan Glukosa 0,1 M, larutan Laktosa 0,1 M, larutan Pati 1% dan larutan asam
sulfat pekat.
Untuk uji benedict bahan yang digunakan yaitu pereaksi benedict, , larutan sukrosa 0,1
M, larutan Glukosa 0,1 M, larutan Laktosa 0,1 M, larutan Pati 1%.
Untuk uji seliwanof bahan yang digunakan yaitu pereaksi seliwanof dan larutan
fruktosa 0,1 M.
Untuk uji iodium pati bahan yang digunakan yaitu pereaksi iodium 0,05 M dan larutan
pati 1 %.
F. Prosedur
1. Uji Molisch
Prosedurnya adalah :
1) Tambahkan tiga tetes pereaksi Molisch ke dalam 1 ml larutan karbohidrat, kocok
pelan-pelan.
2) Tambahkan 1 ml asam sulfat pekat melalui dinding dalam tabung yang dimiringkan.
3) Terjadinya warna pada bidang batas antara kedua lapisan cairan menunjukan reaksi
positif.
4) Ulangi prosedur diatas untuk semua sampel yang tersedia dan bandingkan dengan
sampel yang bukan karbohidrat (larutan protein atau lipid misalnya)
2. Uji Benedict
Prosedur pelaksanaannya adalah :
1) Tambahkan 3 tetes larutan karbohidrat pada tabung reaksi yang telah diisi 2 ml reagen
benedict, lalu dikocok. Tempatkan tabung dalam penangas air mendidih selama menit,
biarkan dingin. Amati perubahan warna dan perhatikan apakah terbentuk endapan.
2) Pembentukan endapan hijau, kuning atau merah menunjukan reaksi positif.
3) Untuk melihat limit deteksi uji benedict dapat dilakukan pengujian pada larutan
glukosa 0,1 M yang diencerkan 2 kali, 10 kali, 50 kali, dan 100 kali.
3. Uji Seliwanof
Prosedurnya antara lain :
1) Ke dalam tabung reaksi yang telah diisi dengan 2 ml larutan Seliwanof tambahkan
beberapa tetes larutan fruktosa 0,1 M. Panaskan tabung tersebut dalam air mendidih
selama 60 detik.
2) Terjadinya perubahan warna merah dan endapan menunjukan reaksi positif untuk
keton, Bila endapan dilarutkan dalam alkohol terjadi larutan berwarna merah.
4. Uji Iodium Pati
Prosedurnya adalah :
Pada keping tetes, tambahkan 1 tetes larutan iodium pada 1 tetes larutan pati 1 %. Segera
amati warna yang terjadi.
G. Data Hasil Pengamatan
1. Uji Molisch
Pencampuran 3 tetes molisch dengan 1 ml asam sulfat terjadinya perubahan yang
menunjukan reaksi positif atau adanya lapisan asam sulfat dengan karbohidrat.
a. Laktosa asamnya berwarna coklat, karbohidratnya berwarna ungu
b. Sukrosa asamnya berwarna coklat, karbohidratnya berwarna ungu
c. Glukosa asamnya berwarna hijau, karbohidratnya berwarna ungu
d. Pati asamnya berwarna bening, karbohidratnya berwarna ungu
2. Uji Benedict I
1. Glukosa : Biru
2. Sukrosa : Biru
3. Pati : Biru
4. Laktosa : Biru
Uji Benedict II
1. Glukosa : Biru
2. Sukrosa : bening Biru
3. Pati : bening Biru
4. Laktosa : Keruh
3. Uji seliwanof
Pencampuran seliwanof 1 ml (20 tetes) dengan 1 M (20 tetes) larutan glukosa dan
di kocok warnannya bening, setelah di didihkan selama 60 detik, warna tetap berwarna
bening kemudian ditambah beberapa tetes alkohol warnanya tetap masih bening hal ini
menunjukan adanya reaksi negatif (-) dalam uji seliwanof.
4. Uji Iodium Pati
Setelah dilarutkan pereaksi (larutan iodium) pada 1 tetes larutan pati 1%, warna
yang tampak adalah warna Ungu kehitaman.
H. Kesimpulan
a. Uji Molisch
Uji ini bukan merupakan uji spesifik atau uji khusus untuk karbohidrat, walaupun hasil
reaksi yang negatif menunjukkan bahwa larutan yang diperiksa tidak mengandung
karbohidrat. Terbentuknya cincin ungu menyatakan reaksi positif.
b. Uji Benedict
Dari percobaan uji benedich maka dapat disimpulkan bahwa keempat larutan tersebut
dapat mereduksi karena memiliki gugus aldehid.
c. Uji Seliwanof
Dalam uji seliwanof, tidak terjadi perubahan dalam warna, hal ini menunjukkan reaksi
negatif dalam uji ini. Dalam glukosa, tidak ditemukan adanya reaksi untuk karbohidrat.
d. Uji Iodium Pati
I. TUGAS PENDAHULUAN
Tabel 1. Uji Karbohidrat secara teoritis
Sampel Molisch Iod Benedict Barfoed Seliwanof
Amilum + ungu -tdk warna
Dextran
Sukrosa +ungu
Laktosa +ungu -bening
Maltosa +ungu
Fruktosa
Galaktosa
Glukosa +ungu -bening
2. Gambarkan rumus struktur dari Sukrosa, Laktosa, Maltosa, Fruktosa, Galaktosa, Glukosa.
Jawab :
Rumus Struktur Sukrosa
Rumus Struktur Laktosa
Rumus Struktur Maltosa
Rumus Struktur Fruktosa
Rumus Struktur Galaktosa
Rumus Struktur Glukosa
3. Salin skema pengujian karbohidrat diatas dan tempatkan : Amilum, Dextran Sukrosa, Laktosa,
Maltosa, Fruktosa, Galaktosa, Glukosa.
Jawab:
Sampel Molisch Iod Benedict Barfoed Seliwanof
Amilum + ungu -tdk warna
Dextran
Sukrosa +ungu
Laktosa +ungu -bening
Maltosa +ungu
Fruktosa
Galaktosa
Glukosa +ungu -bening
4. Tuliskan prinsip/ persamaan reaksi:
a. Reaksi Molisch
b. Reaksi Benedict
c. Reaksi Barfoed
d. Reaksi Seliwanof
Jawab :
a. Prinsip reaksi molisch adalah dehidrasi senyawa karbohidrat oleh asam sulfat pekat.
Dehidrasi heksosa menghasilkan senyawa hidroksi metil furfural, sedangkan dehidrasi
pentosa menghasilkan senyawa fulfural. Uji positif jika timbul cincin merah ungu yang
merupakan kondensasi antara furfural atau hidroksimetil furfural dengan a-naftol dalam
pereaksi molish. Uji ini untuk semua jenis karbohidrat. Mono-, di-, dan polisakarida akan
memberikan hasil positif.
b. Prinsip reaksi benedict yaitu menggunakan gugus aldehid pada gula untuk mereduksi
senyawa Cu2SO4 menjadi Cu2O (enpadan berwarna merah bata) setelah dipanaskan pada
suasana basa (Benedict) dengan ditambahkan agen pengikat (chelating agent) seperti Na-
sitrat dan K-Na-tatrat.
c. Prinsip reaksi barfoed hampir sama dengan reaksi benedict yaitu menggunakan gugus
aldehid pada gula untuk mereduksi senyawa Cu2SO4 menjadi Cu2O (enpadan berwarna
merah bata) setelah dipanaskan pada suasana asam (Barfoed) dengan ditambahkan agen
pengikat (chelating agent) seperti Na-sitrat dan K-Na-tatrat.
d. Prinsip reaksi seliwanoff adalah untuk mengetahui adanya ketosa (karbohidrat yang
mengandung gugus keton). Pada pereaksi seliwanoff, terjadi perubahan oleh HCl panas
menjadi asam levulinat dan hidroksilmetil furfural. Jika dipanaskan karbohidrat yang
mengandung gugus keton akan menghasikan warna merah pada larutannya.
5. Suatu sampel memberikan hasil positif dengan uji Molisch, tetapi memberikan uji negative
untuk uji-uji Iod, Benedict, Barfoed dan Seliwanof. Apa yang dapat anda duga dari sampel
tersebut.
6. Apa fungsi Na sitrat pada uji Benedict, dapatkah diganti dengan asam sitrat, jelaskan. Apa
fungsi Na karbonat pada uji Benedict tersebut?
Jawab :
Fungsi Na pada uji benedict adalah untuk mencegah adanya endapan Cu (OH)2 atau
CuCO3. Na sitrat pada uji benedict juga berfungsi sebagai pengkompleks. Adanya Na
karbonat dan Na sitrat membuat pereaksi benedict bersifat basa lemah sehingga dapat
direduksi oleh glukosa.
Fungsi Na karbonat pada uji benedict untuk mempertahankan atau menjaga tekanan
osmotik darah dan kalor berperan penting dalam pembentukan asam lambung.
PERCOBAAN II
ANALISIS KUALITATIF PROTEIN DAN LIPID
A. Judul Praktikum
Reaksi Uji Terhadap Protein Dan Lipid
B. Waktu Praktikum
Senin, 20 Desember 2010
Pukul 15.00-17.30
C. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui reaksi yang terjadi dalam protein dan lipid
2. Mempraktikkan teori yang di pelajari dalam praktikum
D. Prinsip Dasar
Lemak dan minyak sangat bermanfaat bagi tubuh. Merupakan sumber energi yang lebih
efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein. 1gr lemak atau minyak dapat
menghasilkan energi sebesar 93 Kkal sedangkan karbohidrat atau protein hanya
menghasilkan energi sebesar 4 Kkal/gr.
Minyak dan lemak sebagai pelarut bagi vitamin A, D, E dan K karenanya lemak dan
minyak sebagai sumber vitamin-vitamin tersebut.
Lemak hewani mengandung banyak sterol yang disebut kolesterol. Lemak hewani darat
berbentuk padat misalnya lemak sapi, kambing, babi dan susu. Sedangkan lemak hewani laut
berbentuk cair misalnya minyak ikan paus, minyak ikan Cod, minyak ikan herring.
Lemak nabati mengandung fitosterol dan lebih banyak mengandung asam lemak tak
jenuh sehingga umumnya berbentuk cair. Dapat dibedakan atas 3 golongan yaitu:
a. Drying Oil, akan membentuk lapisan keras bila mengering di udara, misalnya minyak
untuk cat dan pernis.
b. Semi Drying Oil, misalnya minyak jagung, minyak biji kapas dan minyak bunga
matahari.
c. Non Drying Oil, misalnya minyak kelapa, dan minyak kacang tanah.
Minyak nabati yang berbentuk padat adalah minyak coklat dan bagian dari stearin dari
minyak kelapa sawit.
E. Alat dan Bahan
1. Alat yang digunakan antara lain :
- Tabung Reaksi - Bunsen
- Pipet Tetes
- Penangas air
- Gelas ukur
- Keping Tetes
- Penyangga
- Timbangan listrik
2. Bahan yang Digunakan
Pada uji biuret, bahan yang digunakan adalah albumin (pereaksi), NaOH
10%, Cu SO4 0,1%, Urea, dan air.
Pada Xantthoprotein, bahan yang digunakan adalah albumin 2%, dan
asam nitrat pekat.
Pada uji kelarutan lipid, bahan yang digunakan adalah air, alkohol
dingin, alkohol panas, dan kloroform.
Pada uji penyabunan, bahan yang digunakan adalah minyak kompos
(minyak kelapa), larutan KOH alkoholis, dan air.
Pada uji peroksida, bahan yang digunakan adalah minyak kompos,
kloroform, asam asetat glasial, dan larutan Kl 10%.
F. Prosedur
1. Uji Biuret
1. 1 ml albumin 2% dalam tabung reaksi ditambah dengan 1 ml NaOh 10% dan
diaduk kuat-kuat (vortek). Tambahkan 1 tetes CuSO4 0,1%, aduk baik-baik. Jika
tidak timbul warna tambahkan lagi beberap tetes CuSO4 0,1% sampai terbentuk
warna ungu.
2. 0.04 g (lebih kurang) urea dalam tabung reaksi dipanaskan hingga melebur.
Dinginkan dan perhatikan baunya. Tambahkan 2 ml air hingga larut dan lakukan
reaksi biuret seperti diatas.
2. Reaksi Xanthoprotein
1. 2 ml albumin 2% ditambah 1 ml asam nitrat pekat. Kocok hati-hati dan amati
endapan berwarna putih yang terjadi. Panaskan hati-hati selama 30 detik lalu
amati perubahan warna menjadi kuning.
2. Dinginkan dalam air mengalir kemudian tambahkan tetes demi tetes larutan
natrium hidroksida atau amonium hidroksida pekat. Warna kuning tua akan
berubah menjadi oranye.
3. Ulangi percobaan tersebut diatas untuk larutan tirosin, kasein dan gelatin. Amati
perubahan warna yang terjadi.
3. Lipid
1. Sediakan 4 tabung reaksi yang berisi :
Tabung 1 : 2 mL air
Tabung 2 : 2 mL alkohol dingin
Tabung 3 : 2 mL alkohol panas
Tabung 4 : 2 mL klorofom
Kemudian masukkan dalam tiap tabung 0,2 mL minyak goreng, kocok hati-hati.
2. Ambil 2-3 tetes dari masing-masing tabung diatas dan teteskan pada kertas saring,
adanya noda yang tertinggal pada kertas saring setelah dikering anginkan
menunjukan lemak/lipid yang larut dalam pelarut.
4. Uji Penyabunan
1. 0,5 mL minyak kelapa dalam tabung reaksi ditambah 3 mL larutan KOH
alkoholis. Tabung ditutup dengan kelereng.
2. Panaskan diatas penangas air mendidih sampai penyambunansempurna.
Tambahkan 2 mL air dan panaskan kembali sampai semua alkohol menguap.
Amati pembentukan busa bila larutan tersebut diaduk.
3. Ambil larutan tahap 2 yang telah dingin kemudian ditambah beberapa tetes asam
klorida, selama penambahan kocok pelahan-lahan dengan baik. Amati peristiwa
yang terjadi.
5. Uji Peroksida
1. 1 mL minyak kelapa ditambahkan 1 mL klorofom, kocok pelahan hingga
tercampur, ditambahkan 2 mL asam asetat glasial dan 1 tetes larutan Kl 10%.
Kocok sempurna.
2. Ulangi prosedur 1 untuk minyak yang tengik.
3. Panaskan minyak goreng pada suhu 100-120 C (dengan api kecil, jaga agar tidak
melewati titik api dan terbakar) selama 15 menit dan 30 menit. Gunakan sebagai
sampel uji peroksida.
G. Data Hasil Pengamatan
1. Uji Biuret
Warna : Ungu muda dengan menambahkan CuSO4 3 tetes
Dengan melarutkan 1 mL albumin ditambah 1 mL NaOH 10% (dikocok) ditambah 3
tetes CuSO4 0,1% = warna ungu dengan 0,4 gram urea serta dipanaskan menjadi cair
ditambah 1 mL albumin ditambah 1 mL NaOH 10% (dikocok) ditambah 3 tetes CuSO4
0,1% = warna biru muda.
2. Reaksi Xanthoprotein I
Pencampuran 2 mL albumin 2% ditambah 2 mL asam nitrat pekat dan terjadi
endapan warna putih setelah dipanaskan terjadi perubahan warna kuning muda.
Reaksi Xanthoprotein II
Pencampuran 2 mL albumin 2% ditambah 1 mL asam amonia pekat dan terjadi
endapan warna putih setelah dipanaskan terjadi perubahan kuning. Setelah ditambah 1
mL larutan amonium hidroksida pekat terjadi perubahan warna oranye muda dan ada
endapan berwarna putih. Hal ini menunjukkan adanya reaksi positif.
3. Lipid
1: minyak di atas air (berpisah dengan air)
2: minyak berada dibawah alkohol
3: minyak berada dibawah alkohol (minyak keruh)
4: minyak dan kloroform menyatu
4. Uji Penyabunan
Minyak kelapa+KOH+dipanaskan menggunakan air (berbusa) kemudian ditambah air
(2mL), dipanaskan dalam air mendidih (air+KOH+minyak bersatu). KOH sebagai
bahan untuk menyatukan air dan minyak (hidrolisis).
5. Uji Peroksida
Ketika minyak kelapa di tambahkan dengan kloroform, minyak menjadi larut dan
ketika di tambahkan dengan asam asetat glasial dan 1 tetes larutan KI 10% minyak
mulai terpisah dan setelah di panaskan, selama beberapa menit Minyak kelapa
berpisah dengan larutan lain, berada diatas larutan lain (minyak berpisah dengan
larutan).
H. Kesimpulan
I. TUGAS PENDAHULUAN
1. Tuliskan mekanisme reaksi transaminase lengkap dengan enzim yang terlibat. Asam
amino apa saja yang dapat mengalami transminase.
Jawab:
transaminase
Asam L-amino + ketoglutrat ===== Asam keto + L-glutamat
alanin transaminase
Alanin + ketoglutarat ======= piruvat + glutamat
Aspartat transaminase
Aspartat + ketoglutarat ======= oksaloasetat + glutamat
leusin transaminse
Leusin + ketoglutarat ======= ketoisokaproat + glutamat
tirosin transaminase
Tirosin + ketoglutarat ====== hidroksifenilpiruvat +glutamat
Dalam reaksi ini tidak terjadi deaminasi total, karena ketoglutarat teraminasi pada
saat asam amino mengalami deaminasi. Dan reaksinya bersifat dapat balik karena tetapan
keseimbangannya mencapai 1.0. Harga delta G°‘ bagi reaksi tersebut mendekati nol.
Tujuan keseluruhan reaksi transaminasi adalah mengumpulkan gugus amino dari
berbagai asam amino ke bentuk asam amino glutamat.
Enzim yang terlibat :
Katalis: enzim aminotransferase.
Mentransfer gugus amino ke α-ketoglutarate hasilnya: asam keto + glutarate.
Enzim aminotransferase.
o Koenzim: piridoksal fosfat.
o Yg ada pada seluruh jaringan:
1. Alanin transaminase
Piruvat + asam α-amino jadinya: L-alanin + Asam α-keto.
2. Glutamate transaminase
α-ketoglutarat + asam α-amino jadinya: L-glutamat + asam α-keto.
Lysine, threonine, proline, dan hidroksiproline tidak mengalami transaminasi.
2. Apa pengertian asam amino, protein, struktur sekunder protein.
Jawab:
Asam amino merupakan kelompok senyawa karbon yang terdiri dari karbon,
hydrogen, oksigen. Akan tetapi, terdapat juga 2 asam amino yang juga mengandung
belerang, yaitu sistein dan metionin.
Protein merupakan komponen utama makhluk hidup dan berperan penting dalam
aktifitas.
Struktur sekunder protein yaitu struktur protein yang rantai polipeptidanya
mempunyai pola teratur, misalnya pola memilin (menggulung).
3. Gambarkan struktur primer tripeptida Ala-Gly-Tyr, tunjukan ikatan peptidanya, gugus
samping, muatan total dan bentuk zwiter ion dari molekul tersebut.
4. Apa pengertian istilah berikut untuk protein
Koagulasi, denaturasi, titik isoelektrik, salting in dan salting out.
Jawab:
- Koagulasi adalah proses penggumpalan partikel koloid karena penambahan bahan
kimia sehingga partikel-partikel tersebut bersifat netral dan membentuk endapan
karena adanya grafitasi.
- Denaturasi adalah sebuah proses di mana protein atau asam nukleat kehilangan
struktur tersier dan struktur sekunder dengan penerapan beberapa tekanan eksternal
atau senyawa, seperti asam kuat atau basa, garam anorganik terkonsentrasi, sebuah
misalnya pelarut organik (cth, alkohol atau kloroform), atau panas.
- Titik Isoelektrik adalah derajat keasaman atau pH ketika suatu makromolekul
bermuatan nol akibat bertambahnya proton atau kehilangan muatan oleh reaksi asam-
basa.
- Salting in adalah ion anorganik yang terhidrasi sempurna akan mengikat permukaan
protein dan mencegah penggabungan (agregasi) molekul protein.
- Salting out adalah peristiwa dimana pada konsentrasi garam yang tinggi, garam akan
lebih cenderung mengikat air dan menyebabkan agregasi sehingga molekul protein
mengalami presipitasi.
5. Tuliskan persamaan reaksi ninhidrin (tiga tahap reaksi).
6. Gambarkan struktur kimia tripalmitat.
7. Bagaimana hubungan kelarutan lemak dalam air dengan panjang rantai R nya.
8. Bagaimana hubungan titik beku/ titik leleh lemak dengan panjang rantai dan
kejenuhannya. Jelaskan
9. Apa yang dimaksud dengan emulsifier, mengapa phospolipid ataupun sabun (hasil reaksi
asam lemak dengan alkali) dapat bertindak sebagai emulsifier.
Jawab:
Emulsifier atau zat pengemulsi adalah zat untuk membantu menjaga kestabilan emulsi
minyak dan air. Umumnya emulsifier merupakan senyawa organik yang memiliki dua
gugus, baik yang polar maupun nonpolar sehingga kedua zat tersebut dapat bercampur.
10. Mengapa minyak tengik berbahaya bagi kesehatan dan bagaimana mencegah ketengikan?