hasil laporan di lab

24
PERCOBAAN I ANALISIS KUALITATIF KARBOHIDRAT A. Judul Praktikum Analisis Kualitatif Karbohidrat B. Waktu Praktikum Hari : Kamis Tanggal : 23 Desember 2010 Pukul : 11.20 – 14.40 WIB C. Tujuan Praktikum 1. Melakukan uji reduksi karbohidrat. 2. Melakukan uji molisch, benedict, seliwanoff, dan uji iodium pati pada karbohidrat. 3. Mengetahui reaksi yang terjadi dalam uji kualitatif terhadap karbohidrat yang dilakukan. D. Prinsip Dasar Karbohidrat merupakan senyawa yang terdiri atas unsur karbon (C), hidrogen (H) dan oksigen (O) yang terbentuk di alam dengan rumus umum Cn(H2O)n. Rumus ini member kesan bahwa zat karbon yang diikat dengan air (dihidrasi) sehingga diberi nama karbohidrat. Berdasarkan gugus yang ada pada molekul karbohidrat, maka senyawa tersebut didefinisikan sebagai polihidroksialdehida dan polihidroksiketon.

Upload: amhar-syukur-rizki

Post on 12-Aug-2015

130 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hasil Laporan Di Lab

PERCOBAAN I

ANALISIS KUALITATIF KARBOHIDRAT

A. Judul Praktikum

Analisis Kualitatif Karbohidrat

B. Waktu Praktikum

Hari : Kamis

Tanggal : 23 Desember 2010

Pukul : 11.20 – 14.40 WIB

C. Tujuan Praktikum

1. Melakukan uji reduksi karbohidrat.

2. Melakukan uji molisch, benedict, seliwanoff, dan uji iodium pati pada karbohidrat.

3. Mengetahui reaksi yang terjadi dalam uji kualitatif terhadap karbohidrat yang dilakukan.

D. Prinsip Dasar

Karbohidrat merupakan senyawa yang terdiri atas unsur karbon (C), hidrogen (H) dan

oksigen (O) yang terbentuk di alam dengan rumus umum Cn(H2O)n. Rumus ini member

kesan bahwa zat karbon yang diikat dengan air (dihidrasi) sehingga diberi nama karbohidrat.

Berdasarkan gugus yang ada pada molekul karbohidrat, maka senyawa tersebut didefinisikan

sebagai polihidroksialdehida dan polihidroksiketon.

Karbohidrat memiliki berbagai fungsi dalam tubuh makhluk hidup, terutama sebagai

bahan bakar (misalnya glukosa), cadangan makanan (misalnya pati pada tumbuhan dan

glikogen pada hewan), dan materi pembangun (misalnya selulosa pada tumbuhan, kitin pada

hewan dan jamur). Pada proses fotosintesis, tetumbuhan hijau mengubah karbondioksida

menjadi karbohidrat. Pada umumnya, semua karbohidrat disebut sakarida (Yunani, sacbaron,

gula). Pembahasan akan dibatasi pada zat berikut:

1. monosakarida, yang tidak dapat dihidrolisis

2. disakarida, yang dapat dihidrolisis menjadi dua molekul monosakarida; dan

3. polisakarida, yang membentuk banyak molekul monosakarida dengan hidrolisis.

Page 2: Hasil Laporan Di Lab

Diantara monosakarida yang terpenting terdapat molekul yang mengandung enam atom

karbon, yang kenal dengan nama heksosa, C6H12O6 Bila suatu heksosa mengandung suatu

gugus aldehida, senyawaan itu dikenal sebagai suatu aldoheksosa; jika mengandung suatu

gugus keton, disebut ketoheksosa Heksosa adalah zat manis, kristalin dan larut yang terdapat

dalam madu dan buah matang karbohidrat yang terhidrolisis dan menghasilkan heksosa

adalah gula tebu, gula gandum, gula susu, pati dan selulosa.

Berdasarkan jumlah monomer pembentuk suatu karbohidrat maka dapat dibagi atas

empat golongan besar yaitu monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Monosakarida

merupakan karbohidrat paling sederhana karena molekulnya hanya terdiri atas beberapa atom

C dan tidak dapat diuraikan dengan cara hidrolisis menjadi karbohidrat lain. Monosakarida

dibedakan menjadi aldosa dan ketosa. Contoh dari aldosa yaitu glukosa dan galaktosa.

Contoh ketosa yaitu fruktosa. Disakarida merupakan karbohidrat yang terbentuk dari dua

molekul monosakarida yang berikatan melalui gugus -OH dengan melepaskan molekul air.

Contoh dari disakarida adalah sukrosa(gula yang dikenal sehari-hari) dengan rumus molekul

C12H22O11, laktosa (gabungan dari galaktosa dan glukosa), dan maltosa (terbentuk dari dua

molekul glukosa). Polisakarida merupakan karbohidrat yang terbentuk dari banyak sakarida

sebagai monomernya. Rumus umum polisakarida yaitu C6(H10O5)n. Contoh polisakarida

adalah selulosa, glikogen, dan amilum.

E. Alat dan Bahan

1. Alat yang digunakan antara lain :

- Tabung Reaksi - Bunsen

- Pipet Tetes

- Penangas air

- Gelas ukur

- Keping Tetes

- Penyangga

- Timbangan listrik

Page 3: Hasil Laporan Di Lab

2. Bahan yang digunakan antara lain :

Untuk uji Molisch bahan yang digunakan yaitu pereaksi Molisch, larutan sukrosa 0,1

M, larutan Glukosa 0,1 M, larutan Laktosa 0,1 M, larutan Pati 1% dan larutan asam

sulfat pekat.

Untuk uji benedict bahan yang digunakan yaitu pereaksi benedict, , larutan sukrosa 0,1

M, larutan Glukosa 0,1 M, larutan Laktosa 0,1 M, larutan Pati 1%.

Untuk uji seliwanof bahan yang digunakan yaitu pereaksi seliwanof dan larutan

fruktosa 0,1 M.

Untuk uji iodium pati bahan yang digunakan yaitu pereaksi iodium 0,05 M dan larutan

pati 1 %.

F. Prosedur

1. Uji Molisch

Prosedurnya adalah :

1) Tambahkan tiga tetes pereaksi Molisch ke dalam 1 ml larutan karbohidrat, kocok

pelan-pelan.

2) Tambahkan 1 ml asam sulfat pekat melalui dinding dalam tabung yang dimiringkan.

3) Terjadinya warna pada bidang batas antara kedua lapisan cairan menunjukan reaksi

positif.

4) Ulangi prosedur diatas untuk semua sampel yang tersedia dan bandingkan dengan

sampel yang bukan karbohidrat (larutan protein atau lipid misalnya)

2. Uji Benedict

Prosedur pelaksanaannya adalah :

1) Tambahkan 3 tetes larutan karbohidrat pada tabung reaksi yang telah diisi 2 ml reagen

benedict, lalu dikocok. Tempatkan tabung dalam penangas air mendidih selama menit,

biarkan dingin. Amati perubahan warna dan perhatikan apakah terbentuk endapan.

2) Pembentukan endapan hijau, kuning atau merah menunjukan reaksi positif.

3) Untuk melihat limit deteksi uji benedict dapat dilakukan pengujian pada larutan

glukosa 0,1 M yang diencerkan 2 kali, 10 kali, 50 kali, dan 100 kali.

Page 4: Hasil Laporan Di Lab

3. Uji Seliwanof

Prosedurnya antara lain :

1) Ke dalam tabung reaksi yang telah diisi dengan 2 ml larutan Seliwanof tambahkan

beberapa tetes larutan fruktosa 0,1 M. Panaskan tabung tersebut dalam air mendidih

selama 60 detik.

2) Terjadinya perubahan warna merah dan endapan menunjukan reaksi positif untuk

keton, Bila endapan dilarutkan dalam alkohol terjadi larutan berwarna merah.

4. Uji Iodium Pati

Prosedurnya adalah :

Pada keping tetes, tambahkan 1 tetes larutan iodium pada 1 tetes larutan pati 1 %. Segera

amati warna yang terjadi.

G. Data Hasil Pengamatan

1. Uji Molisch

Pencampuran 3 tetes molisch dengan 1 ml asam sulfat terjadinya perubahan yang

menunjukan reaksi positif atau adanya lapisan asam sulfat dengan karbohidrat.

a. Laktosa asamnya berwarna coklat, karbohidratnya berwarna ungu

b. Sukrosa asamnya berwarna coklat, karbohidratnya berwarna ungu

c. Glukosa asamnya berwarna hijau, karbohidratnya berwarna ungu

d. Pati asamnya berwarna bening, karbohidratnya berwarna ungu

2. Uji Benedict I

1. Glukosa : Biru

2. Sukrosa : Biru

3. Pati : Biru

4. Laktosa : Biru

Page 5: Hasil Laporan Di Lab

Uji Benedict II

1. Glukosa : Biru

2. Sukrosa : bening Biru

3. Pati : bening Biru

4. Laktosa : Keruh

3. Uji seliwanof

Pencampuran seliwanof 1 ml (20 tetes) dengan 1 M (20 tetes) larutan glukosa dan

di kocok warnannya bening, setelah di didihkan selama 60 detik, warna tetap berwarna

bening kemudian ditambah beberapa tetes alkohol warnanya tetap masih bening hal ini

menunjukan adanya reaksi negatif (-) dalam uji seliwanof.

4. Uji Iodium Pati

Setelah dilarutkan pereaksi (larutan iodium) pada 1 tetes larutan pati 1%, warna

yang tampak adalah warna Ungu kehitaman.

H. Kesimpulan

a. Uji Molisch

Uji ini bukan merupakan uji spesifik atau uji khusus untuk karbohidrat, walaupun hasil

reaksi yang negatif menunjukkan bahwa larutan yang diperiksa tidak mengandung

karbohidrat. Terbentuknya cincin ungu menyatakan reaksi positif.

b. Uji Benedict

Dari percobaan uji benedich maka dapat disimpulkan bahwa keempat larutan tersebut

dapat mereduksi karena memiliki gugus aldehid.

c. Uji Seliwanof

Dalam uji seliwanof, tidak terjadi perubahan dalam warna, hal ini menunjukkan reaksi

negatif dalam uji ini. Dalam glukosa, tidak ditemukan adanya reaksi untuk karbohidrat.

d. Uji Iodium Pati

Page 6: Hasil Laporan Di Lab

I. TUGAS PENDAHULUAN

Tabel 1. Uji Karbohidrat secara teoritis

Sampel Molisch Iod Benedict Barfoed Seliwanof

Amilum + ungu -tdk warna

Dextran

Sukrosa +ungu

Laktosa +ungu -bening

Maltosa +ungu

Fruktosa

Galaktosa

Glukosa +ungu -bening

2. Gambarkan rumus struktur dari Sukrosa, Laktosa, Maltosa, Fruktosa, Galaktosa, Glukosa.

Jawab :

Rumus Struktur Sukrosa

Rumus Struktur Laktosa

Rumus Struktur Maltosa

Page 7: Hasil Laporan Di Lab

Rumus Struktur Fruktosa

Rumus Struktur Galaktosa

Rumus Struktur Glukosa

Page 8: Hasil Laporan Di Lab

3. Salin skema pengujian karbohidrat diatas dan tempatkan : Amilum, Dextran Sukrosa, Laktosa,

Maltosa, Fruktosa, Galaktosa, Glukosa.

Jawab:

Sampel Molisch Iod Benedict Barfoed Seliwanof

Amilum + ungu -tdk warna

Dextran

Sukrosa +ungu

Laktosa +ungu -bening

Maltosa +ungu

Fruktosa

Galaktosa

Glukosa +ungu -bening

4. Tuliskan prinsip/ persamaan reaksi:

a. Reaksi Molisch

b. Reaksi Benedict

c. Reaksi Barfoed

d. Reaksi Seliwanof

Jawab :

a. Prinsip reaksi molisch adalah dehidrasi senyawa karbohidrat oleh asam sulfat pekat.

Dehidrasi heksosa menghasilkan senyawa hidroksi metil furfural, sedangkan dehidrasi

pentosa menghasilkan senyawa fulfural. Uji positif jika timbul cincin merah ungu yang

merupakan kondensasi antara furfural atau hidroksimetil furfural dengan a-naftol dalam

pereaksi molish. Uji ini untuk semua jenis karbohidrat. Mono-, di-, dan polisakarida akan

memberikan hasil positif.

b. Prinsip reaksi benedict yaitu menggunakan gugus aldehid pada gula untuk mereduksi

senyawa Cu2SO4 menjadi Cu2O (enpadan berwarna merah bata) setelah dipanaskan pada

suasana basa (Benedict) dengan ditambahkan agen pengikat (chelating agent) seperti Na-

sitrat dan K-Na-tatrat.

Page 9: Hasil Laporan Di Lab

c. Prinsip reaksi barfoed hampir sama dengan reaksi benedict yaitu menggunakan gugus

aldehid pada gula untuk mereduksi senyawa Cu2SO4 menjadi Cu2O (enpadan berwarna

merah bata) setelah dipanaskan pada suasana asam (Barfoed) dengan ditambahkan agen

pengikat (chelating agent) seperti Na-sitrat dan K-Na-tatrat.

d. Prinsip reaksi seliwanoff adalah untuk mengetahui adanya ketosa (karbohidrat yang

mengandung gugus keton). Pada pereaksi seliwanoff, terjadi perubahan oleh HCl panas

menjadi asam levulinat dan hidroksilmetil furfural. Jika dipanaskan karbohidrat yang

mengandung gugus keton akan menghasikan warna merah pada larutannya.

5. Suatu sampel memberikan hasil positif dengan uji Molisch, tetapi memberikan uji negative

untuk uji-uji Iod, Benedict, Barfoed dan Seliwanof. Apa yang dapat anda duga dari sampel

tersebut.

6. Apa fungsi Na sitrat pada uji Benedict, dapatkah diganti dengan asam sitrat, jelaskan. Apa

fungsi Na karbonat pada uji Benedict tersebut?

Jawab :

Fungsi Na pada uji benedict adalah untuk mencegah adanya endapan Cu (OH)2 atau

CuCO3. Na sitrat pada uji benedict juga berfungsi sebagai pengkompleks. Adanya Na

karbonat dan Na sitrat membuat pereaksi benedict bersifat basa lemah sehingga dapat

direduksi oleh glukosa.

Fungsi Na karbonat pada uji benedict untuk mempertahankan atau menjaga tekanan

osmotik darah dan kalor berperan penting dalam pembentukan asam lambung.

Page 10: Hasil Laporan Di Lab

PERCOBAAN II

ANALISIS KUALITATIF PROTEIN DAN LIPID

A. Judul Praktikum

Reaksi Uji Terhadap Protein Dan Lipid

B. Waktu Praktikum

Senin, 20 Desember 2010

Pukul 15.00-17.30

C. Tujuan Praktikum

1. Mengetahui reaksi yang terjadi dalam protein dan lipid

2. Mempraktikkan teori yang di pelajari dalam praktikum

D. Prinsip Dasar

Lemak dan minyak sangat bermanfaat bagi tubuh. Merupakan sumber energi yang lebih

efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein. 1gr lemak atau minyak dapat

menghasilkan energi sebesar 93 Kkal sedangkan karbohidrat atau protein hanya

menghasilkan energi sebesar 4 Kkal/gr.

Minyak dan lemak sebagai pelarut bagi vitamin A, D, E dan K karenanya lemak dan

minyak sebagai sumber vitamin-vitamin tersebut.

Lemak hewani mengandung banyak sterol yang disebut kolesterol. Lemak hewani darat

berbentuk padat misalnya lemak sapi, kambing, babi dan susu. Sedangkan lemak hewani laut

berbentuk cair misalnya minyak ikan paus, minyak ikan Cod, minyak ikan herring.

Lemak nabati mengandung fitosterol dan lebih banyak mengandung asam lemak tak

jenuh sehingga umumnya berbentuk cair. Dapat dibedakan atas 3 golongan yaitu:

a. Drying Oil, akan membentuk lapisan keras bila mengering di udara, misalnya minyak

untuk cat dan pernis.

b. Semi Drying Oil, misalnya minyak jagung, minyak biji kapas dan minyak bunga

matahari.

c. Non Drying Oil, misalnya minyak kelapa, dan minyak kacang tanah.

Page 11: Hasil Laporan Di Lab

Minyak nabati yang berbentuk padat adalah minyak coklat dan bagian dari stearin dari

minyak kelapa sawit.

E. Alat dan Bahan

1. Alat yang digunakan antara lain :

- Tabung Reaksi - Bunsen

- Pipet Tetes

- Penangas air

- Gelas ukur

- Keping Tetes

- Penyangga

- Timbangan listrik

2. Bahan yang Digunakan

Pada uji biuret, bahan yang digunakan adalah albumin (pereaksi), NaOH

10%, Cu SO4 0,1%, Urea, dan air.

Pada Xantthoprotein, bahan yang digunakan adalah albumin 2%, dan

asam nitrat pekat.

Pada uji kelarutan lipid, bahan yang digunakan adalah air, alkohol

dingin, alkohol panas, dan kloroform.

Pada uji penyabunan, bahan yang digunakan adalah minyak kompos

(minyak kelapa), larutan KOH alkoholis, dan air.

Pada uji peroksida, bahan yang digunakan adalah minyak kompos,

kloroform, asam asetat glasial, dan larutan Kl 10%.

F. Prosedur

1. Uji Biuret

1. 1 ml albumin 2% dalam tabung reaksi ditambah dengan 1 ml NaOh 10% dan

diaduk kuat-kuat (vortek). Tambahkan 1 tetes CuSO4 0,1%, aduk baik-baik. Jika

tidak timbul warna tambahkan lagi beberap tetes CuSO4 0,1% sampai terbentuk

warna ungu.

Page 12: Hasil Laporan Di Lab

2. 0.04 g (lebih kurang) urea dalam tabung reaksi dipanaskan hingga melebur.

Dinginkan dan perhatikan baunya. Tambahkan 2 ml air hingga larut dan lakukan

reaksi biuret seperti diatas.

2. Reaksi Xanthoprotein

1. 2 ml albumin 2% ditambah 1 ml asam nitrat pekat. Kocok hati-hati dan amati

endapan berwarna putih yang terjadi. Panaskan hati-hati selama 30 detik lalu

amati perubahan warna menjadi kuning.

2. Dinginkan dalam air mengalir kemudian tambahkan tetes demi tetes larutan

natrium hidroksida atau amonium hidroksida pekat. Warna kuning tua akan

berubah menjadi oranye.

3. Ulangi percobaan tersebut diatas untuk larutan tirosin, kasein dan gelatin. Amati

perubahan warna yang terjadi.

3. Lipid

1. Sediakan 4 tabung reaksi yang berisi :

Tabung 1 : 2 mL air

Tabung 2 : 2 mL alkohol dingin

Tabung 3 : 2 mL alkohol panas

Tabung 4 : 2 mL klorofom

Kemudian masukkan dalam tiap tabung 0,2 mL minyak goreng, kocok hati-hati.

2. Ambil 2-3 tetes dari masing-masing tabung diatas dan teteskan pada kertas saring,

adanya noda yang tertinggal pada kertas saring setelah dikering anginkan

menunjukan lemak/lipid yang larut dalam pelarut.

4. Uji Penyabunan

1. 0,5 mL minyak kelapa dalam tabung reaksi ditambah 3 mL larutan KOH

alkoholis. Tabung ditutup dengan kelereng.

Page 13: Hasil Laporan Di Lab

2. Panaskan diatas penangas air mendidih sampai penyambunansempurna.

Tambahkan 2 mL air dan panaskan kembali sampai semua alkohol menguap.

Amati pembentukan busa bila larutan tersebut diaduk.

3. Ambil larutan tahap 2 yang telah dingin kemudian ditambah beberapa tetes asam

klorida, selama penambahan kocok pelahan-lahan dengan baik. Amati peristiwa

yang terjadi.

5. Uji Peroksida

1. 1 mL minyak kelapa ditambahkan 1 mL klorofom, kocok pelahan hingga

tercampur, ditambahkan 2 mL asam asetat glasial dan 1 tetes larutan Kl 10%.

Kocok sempurna.

2. Ulangi prosedur 1 untuk minyak yang tengik.

3. Panaskan minyak goreng pada suhu 100-120 C (dengan api kecil, jaga agar tidak

melewati titik api dan terbakar) selama 15 menit dan 30 menit. Gunakan sebagai

sampel uji peroksida.

G. Data Hasil Pengamatan

1. Uji Biuret

Warna : Ungu muda dengan menambahkan CuSO4 3 tetes

Dengan melarutkan 1 mL albumin ditambah 1 mL NaOH 10% (dikocok) ditambah 3

tetes CuSO4 0,1% = warna ungu dengan 0,4 gram urea serta dipanaskan menjadi cair

ditambah 1 mL albumin ditambah 1 mL NaOH 10% (dikocok) ditambah 3 tetes CuSO4

0,1% = warna biru muda.

2. Reaksi Xanthoprotein I

Pencampuran 2 mL albumin 2% ditambah 2 mL asam nitrat pekat dan terjadi

endapan warna putih setelah dipanaskan terjadi perubahan warna kuning muda.

Reaksi Xanthoprotein II

Pencampuran 2 mL albumin 2% ditambah 1 mL asam amonia pekat dan terjadi

endapan warna putih setelah dipanaskan terjadi perubahan kuning. Setelah ditambah 1

Page 14: Hasil Laporan Di Lab

mL larutan amonium hidroksida pekat terjadi perubahan warna oranye muda dan ada

endapan berwarna putih. Hal ini menunjukkan adanya reaksi positif.

3. Lipid

1: minyak di atas air (berpisah dengan air)

2: minyak berada dibawah alkohol

3: minyak berada dibawah alkohol (minyak keruh)

4: minyak dan kloroform menyatu

4. Uji Penyabunan

Minyak kelapa+KOH+dipanaskan menggunakan air (berbusa) kemudian ditambah air

(2mL), dipanaskan dalam air mendidih (air+KOH+minyak bersatu). KOH sebagai

bahan untuk menyatukan air dan minyak (hidrolisis).

5. Uji Peroksida

Ketika minyak kelapa di tambahkan dengan kloroform, minyak menjadi larut dan

ketika di tambahkan dengan asam asetat glasial dan 1 tetes larutan KI 10% minyak

mulai terpisah dan setelah di panaskan, selama beberapa menit Minyak kelapa

berpisah dengan larutan lain, berada diatas larutan lain (minyak berpisah dengan

larutan).

H. Kesimpulan

Page 15: Hasil Laporan Di Lab

I. TUGAS PENDAHULUAN

1. Tuliskan mekanisme reaksi transaminase lengkap dengan enzim yang terlibat. Asam

amino apa saja yang dapat mengalami transminase.

Jawab:

transaminase

Asam L-amino + ketoglutrat ===== Asam keto + L-glutamat

alanin transaminase

Alanin + ketoglutarat ======= piruvat + glutamat

Aspartat transaminase

Aspartat + ketoglutarat ======= oksaloasetat + glutamat

leusin transaminse

Leusin + ketoglutarat ======= ketoisokaproat + glutamat

tirosin transaminase

Tirosin + ketoglutarat ====== hidroksifenilpiruvat +glutamat

Dalam reaksi ini tidak terjadi deaminasi total, karena ketoglutarat teraminasi pada

saat asam amino mengalami deaminasi. Dan reaksinya bersifat dapat balik karena tetapan

keseimbangannya mencapai 1.0. Harga delta G°‘ bagi reaksi tersebut mendekati nol.

Tujuan keseluruhan reaksi transaminasi adalah mengumpulkan gugus amino dari

berbagai asam amino ke bentuk asam amino glutamat.

Enzim yang terlibat :

Katalis: enzim aminotransferase.

Mentransfer gugus amino ke α-ketoglutarate hasilnya: asam keto + glutarate.

Enzim aminotransferase.

o Koenzim: piridoksal fosfat.

o Yg ada pada seluruh jaringan:

1. Alanin transaminase

Piruvat + asam α-amino jadinya: L-alanin + Asam α-keto.

2. Glutamate transaminase

α-ketoglutarat + asam α-amino jadinya: L-glutamat + asam α-keto.

Lysine, threonine, proline, dan hidroksiproline tidak mengalami transaminasi.

Page 16: Hasil Laporan Di Lab

2. Apa pengertian asam amino, protein, struktur sekunder protein.

Jawab:

Asam amino merupakan kelompok senyawa karbon yang terdiri dari karbon,

hydrogen, oksigen. Akan tetapi, terdapat juga 2 asam amino yang juga mengandung

belerang, yaitu sistein dan metionin.

Protein merupakan komponen utama makhluk hidup dan berperan penting dalam

aktifitas.

Struktur sekunder protein yaitu struktur protein yang rantai polipeptidanya

mempunyai pola teratur, misalnya pola memilin (menggulung).

3. Gambarkan struktur primer tripeptida Ala-Gly-Tyr, tunjukan ikatan peptidanya, gugus

samping, muatan total dan bentuk zwiter ion dari molekul tersebut.

4. Apa pengertian istilah berikut untuk protein

Koagulasi, denaturasi, titik isoelektrik, salting in dan salting out.

Jawab:

- Koagulasi adalah proses penggumpalan partikel koloid karena penambahan bahan

kimia sehingga partikel-partikel tersebut bersifat netral dan membentuk endapan

karena adanya grafitasi.

- Denaturasi adalah sebuah proses di mana protein atau asam nukleat kehilangan

struktur tersier dan struktur sekunder dengan penerapan beberapa tekanan eksternal

atau senyawa, seperti asam kuat atau basa, garam anorganik terkonsentrasi, sebuah

misalnya pelarut organik (cth, alkohol atau kloroform), atau panas.

- Titik Isoelektrik adalah derajat keasaman atau pH ketika suatu makromolekul

bermuatan nol akibat bertambahnya proton atau kehilangan muatan oleh reaksi asam-

basa.

- Salting in adalah ion anorganik yang terhidrasi sempurna akan mengikat permukaan

protein dan mencegah penggabungan (agregasi) molekul protein.

- Salting out adalah peristiwa dimana pada konsentrasi garam yang tinggi, garam akan

lebih cenderung mengikat air dan menyebabkan agregasi sehingga molekul protein

mengalami presipitasi.

Page 17: Hasil Laporan Di Lab

5. Tuliskan persamaan reaksi ninhidrin (tiga tahap reaksi).

6. Gambarkan struktur kimia tripalmitat.

7. Bagaimana hubungan kelarutan lemak dalam air dengan panjang rantai R nya.

8. Bagaimana hubungan titik beku/ titik leleh lemak dengan panjang rantai dan

kejenuhannya. Jelaskan

9. Apa yang dimaksud dengan emulsifier, mengapa phospolipid ataupun sabun (hasil reaksi

asam lemak dengan alkali) dapat bertindak sebagai emulsifier.

Jawab:

Emulsifier atau zat pengemulsi adalah zat untuk membantu menjaga kestabilan emulsi

minyak dan air. Umumnya emulsifier merupakan senyawa organik yang memiliki dua

gugus, baik yang polar maupun nonpolar sehingga kedua zat tersebut dapat bercampur.

10. Mengapa minyak tengik berbahaya bagi kesehatan dan bagaimana mencegah ketengikan?