harus di print - repository.bsi.ac.id

74
PELAKSAN KARYAW Diajukan untuk P Akademi S NAAN KESELAMATAN DAN KESEHATA WAN PADA PT. PLN (PERSERO) PUSLI KETENAGALISTRIKAN JAKARTA TUGAS AKHIR memenuhi salah satu syarat kelulusan Diplom SRI RETNOWATI NIM: 22130680 Program Studi Manajemen Administrasi Sekretari dan Manajemen Bina Sarana Inf Jakarta 2016 AN KERJA ITBANG ma Tiga (D.III) formatika

Upload: others

Post on 24-Oct-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: harus di print - repository.bsi.ac.id

PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

KARYAWAN PADA PT. PLN (PERSERO) PUSLITBANG

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Diploma Tiga (D.III)

Progr

Akademi Sekretari dan Manajemen

PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

KARYAWAN PADA PT. PLN (PERSERO) PUSLITBANG

KETENAGALISTRIKAN JAKARTA

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Diploma Tiga (D.III)

SRI RETNOWATI

NIM: 22130680

Program Studi Manajemen Administrasi

Sekretari dan Manajemen Bina Sarana Informatika

Jakarta

2016

PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

KARYAWAN PADA PT. PLN (PERSERO) PUSLITBANG

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Diploma Tiga (D.III)

Bina Sarana Informatika

Page 2: harus di print - repository.bsi.ac.id

ii

Page 3: harus di print - repository.bsi.ac.id

iii

Page 4: harus di print - repository.bsi.ac.id

iv

Page 5: harus di print - repository.bsi.ac.id

v

Page 6: harus di print - repository.bsi.ac.id

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang

telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga pada akhirnya penulis dapat

menyelesaikan tugas ini dengan baik. Dimana tugas akhir ini penulis sajikan dalam

bentuk buku yang sederhana. Adapun judul tugas akhir, yang penulis ambil, sebagai

berikut: “PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

KARYAWAN PADA PT. PLN (PERSERO) PUSLITBANG

KETENAGALISTRIKAN JAKARTA”

Tujuan penulisan tugas akhir ini dibuat sebagai salah satu syarat kelulusan program

Diploma Tiga (D.III) ASM BSI. Sebagai bahan penulisan diambil berdasarkan hasil

penelitian (eksperimen), observasi dan beberapa sumber literatur yang mendukung

penulisan ini. Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan dari semua

pihak, maka penulisan tugas akhir ini tidak akan lancar. Oleh karena itu pada

kesempatan ini, izinkanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Direktur Akademi Sekretari dan Manajemen Bina Sarana Informarika Jakarta.

2. Ketua Program Studi Sekretari Akademi Sekretari dan Manajemen Bina Sarana

Informatika.

3. Ibu Nurhidayati, SH, MH selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir.

4. Bapak Ending Djoyo Sumpeno selaku Assisten Analis Keamanan & K3 PT PLN

(persero) Puslitbang Ketenagalistrikan

5. Bapak/ibu dosen Manajemen Adminstrasi ASM BSI yang telah memberikan

penulis dengan semua bahan yang diperlukan.

6. Sebuah terima kasih ditujukan kepada keluarga penulis, terutama kedua orangtua,

saudara-saudara yang telah sangat membantu dalam mendorong, menyarankan

penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini.

7. Anak gesrek yang selalu memberikan dukungan untuk menyelesaikan tugas akhir

ini.

Page 7: harus di print - repository.bsi.ac.id

vii

8. Jullyan Putra Riswansah yang selalu memberikan dukungan untuk menyelesaikan

tugas akhir ini.

9. Sebuah terima kasih ditujukan kepada teman-teman 22.6A.31 atas waktunya saat

kita bersama-sama.

Serta semua pihak yang terlalu banyak untuk disebut satu persatu sehingga

terwujudnya penulisan ini. Penulis menyadari bahwa penulisan tugas akhir ini masih

jauh sekali dari sempurna, untuk itu penulis mohon kritik dan saran yang bersifat

membangun demi kesempurnaan penulisan dimasa yang akan datang.

Akhir kata semoga tugas akhir ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan

bagi para pembaca yang berminat pada umumnya.

Jakarta, 22 Juni 2016

Penulis

Sri Retnowati

Page 8: harus di print - repository.bsi.ac.id

viii

ABSTRAK

Sri Retnowati (22130680), Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Karyawan Pada PT. PLN (persero) Puslitbang Ketenagalistrikan Jakarta.

Proses Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) akan rasa aman atau selamat dari kecelakaan di tempat kerja akan dapat mendorong karyawan untuk bekerja lebih maksimal dalam menyelesaikan pekerjaanya. Perusahaan harus meningkatkan kesejahteraan pegawai dengan memperhatikan kondisi kerja yang kondusif, aman serta nyaman dan memberikan fasilitas yang memadai sesuai dengan standar keamanan yang diharapkan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT PLN (persero) Puslitbang Ketenagalistrikan. Metode yang digunakan penulis adalah metode observasi, wawancara dan metode dokumentasi. PT PLN (persero) Puslitbang Ketenagalistrikan telah melaksanakan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada setiap karyawan dengan cara memberikan penjelasan kepada karyawan tentang bagaimana memakai Alat Perlindungan Diri dan akibat kecelakaan kerja. Jadi, PT PLN (Persero) Puslitbang Ketenagalistrikan harus mempertahankan kualitas yang sudah dicapai saat ini agar nama baik perusahaan tetap terjaga baik dan para karyawan dapat memberikan kontribusi yang maksimal bagi perusahan.

Kata Kunci : Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Page 9: harus di print - repository.bsi.ac.id

ix

ABSTRACT

Sri Retnowati (22130680), Implementation of the Occupational Safety and Health Employees at PT . PLN ( Persero ) Center for Electricity Jakarta .

Process Safety and Health (K3) for security or survivors of an accident at work will be able to encourage employees to work more optimally in completing the job. Companies must improve the welfare of employees by paying attention to working conditions conducive, safe and comfortable and provide adequate facilities in accordance with safety standards expected. The purpose of the study is to examine how the implementation of the Health and Safety at PT PLN (Persero) Center for Electric Power. The method used is the method of observation, interviews and documentation methods. PT PLN (Persero) Puslitbang Electrification program has been implemented Occupational Health and Safety (K3) on each employee by providing an explanation to employees about how to wear personal protection equipment and work-related accident. Thus, PT PLN (Persero) Center for Electricity should maintain the quality that has been achieved at this time so that the good name of the company is maintained well and the employees can give a maximum contribution to the company.

Keywords : Occupational Health and Safety

Page 10: harus di print - repository.bsi.ac.id

x

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Judul Tugas Akhir............................................................................. i Lembar Pernyataan Keaslian Tugas Akhir .................................................... ii Lembar Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah ............................... iii Lembar Persetujuan dan Pengesahan Tugas Akhir ........................................ iv Lembar Konsultasi Tugas Akhir .................................................................... v Kata Pengantar ............................................................................................... vi Abstrak ........................................................................................................... viii Daftar Isi......................................................................................................... x Daftar Gambar ................................................................................................ xii Daftar Tabel ................................................................................................... xiii Daftar Lampiran ............................................................................................. xiv BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ................................................................... 1 1.2. Perumusan Masalah ........................................................... 2 1.3. Tujuan dan Manfaat ........................................................... 3 1.4. Metode Pengumpulan Data ............................................... 4 1.5. Ruang Lingkup .................................................................. 5 1.6. Sistematika Penulisan ........................................................ 5

BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia ..................................... 7 2.1.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia ...... 7 2.1.2. Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia ............ 8

2.1.3. Fungsi Operatif Manajemen Sumber Daya Manusia 8 2.1.4. Manfaat Pengembangan Sumber Daya Manusia ..... 10

2.2.Keselamatan dan Kesehatan Kerja ........................................ 11 2.2.1. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja ........ 11 2.2.2. Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja .............. 12

2.2.3. Penyebab Terjadi Kecelakaan dan Gangguan Kesehatan ........................................................................... 14

2.2.4. Upaya-Upaya Meningkatkan Keselamatan Kerja ... 19 2.2.5. Pendekatan Sistem Pada Manajemen Keselamatan

Kerja .................................................................................. 19 2.2.6. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja ......... 21

Page 11: harus di print - repository.bsi.ac.id

xi

BAB III PEMBAHASAN 3.1. Tinjauan Umum Perusahaan .............................................. 24 3.1.1. Sejarah dan Perkembangan Singkat Perusahaan .... 24 3.1.2. Struktur dan Tata Kerja Perusahaan ........................ 26 3.1.3. Kegiatan Usaha ....................................................... 31 3.2. Hasil Penelitian .................................................................. 33

BAB VI PENUTUP 4.1. Kesimpulan ........................................................................ 45 4.2. Saran ................................................................................. 46

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 47 DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................... 48 SURAT KETERANGAN PKL/RISET ..................................................... 49 LAMPIRAN-LAMPIRAN ......................................................................... 50

Page 12: harus di print - repository.bsi.ac.id

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar III.1 Struktur Organisasi .................................................................. 26

Page 13: harus di print - repository.bsi.ac.id

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel III.1 Alat perlindungan diri karyawan pada bagian Penelitian di PLN

Puslitbang ....................................................................................................................... 38

Page 14: harus di print - repository.bsi.ac.id

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

A1. Daftar Pertanyaan ................................................................................... 50

A2. Struktur Organisasi PT PLN (Persero) Puslitbang Ketenagalistrikan .... 51

B1. Kebijakan Manajemen ............................................................................ 52

B2. Alat Perlindungan Diri (APD) ................................................................ 53

B3. Proteksi Wherehouse .............................................................................. 54

C1. Piagam Penghargaan .............................................................................. 55

C2. Keputusan Menteri Ketenagakerjaan RI ................................................ 56

C3. Lampiran Keputusan Menteri Ketenagakerjaan RI ............................... 57

C4. Keputusan General Manajer PT. PLN .................................................... 58

C4. Keputusan General Manajer PT. PLN (terusan)..................................... 59

C5. Kartu PLN Sehat .................................................................................... 60

Page 15: harus di print - repository.bsi.ac.id

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Keselamatan kesehatan kerja merupakan hal berkaitan dengan

ketenagakerjaan dan sumber daya manusia. Keselamatan dan kesehatan kerja suatu

upaya untuk menjamin keutuhan jasmani dan rohani para karyawan. Dengan

keselamatan dan kesehatan kerja maka para karyawan dapat melakukan pekerjaan

dengan aman dan nyaman. Pekerjaan dapat dikatakan aman dan nyaman, jika resiko

yang mungkin muncul dapat dihindari dan merasa nyaman sehingga melakukan

pekerjaan dengan senang.

Untuk menciptakan suasana yang aman dan nyaman keselamatan dan kesehatan

kerja harus di perhatikan oleh para karyawan dan juga harus dipenuhi dalam sistem

pekerjaan karena berdampak positif atas berkelanjutannya produktivitas kerja

karyawan dan perusahaan dalam mewujudkan tujuan keselamatan dan kesehatan

kerja dengan baik. Apabila perusahaan salah menerapkan kondisi kerja yang aman

dan telah menerapkan sistem manajamen keselamatan dan kesehatan kerja tetapi

karyawan tidak mengikuti keselamatan dan kesehatan kerja diperusahaan, maka

kecelakaan kerja masih dapat terjadi.

Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja akan berlangsung dengan baik dan

lancar apabila para karyawan mengerti, memahami dan mempraktikan mengenai

Page 16: harus di print - repository.bsi.ac.id

2

kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja di dalam perusahaan. Hal tersebut dapat

terwujud dengan upaya pencegahan dan pengendalian bahaya kerja yang dapat

menyebabkan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Selain itu dapat

diwujudkan dengan melakukan salah satu program keselamatan dan kesehatan kerja

yaitu pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja pada karyawan. Pelatihan mengenai

keselamatan dan kesehatan kerja penting untuk diadakan guna meningkatkan

kesadaran dan kewaspadaan pekerja akan sumber-sumber bahaya dan cara

penanganannya sehingga bisa meminimalkan potensi terjadinya kecelakaan kerja.

Berdasarkan hal tersebut, maka penulis mengambil judul “Pelaksanaan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Karyawan Pada PT. PLN (persero)

PUSLITBANG Ketenagalistrikan Jakarta”

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah-masalah yang dirumuskan

adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja karyawan di PLN

Puslitbang?

2. Bagaimana pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja di PLN Puslitbang?

3. Bagaimana fasilitas dan pelayanan kesehatan pada karyawan di PLN Puslitbang?

Page 17: harus di print - repository.bsi.ac.id

3

1.3. Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah:

1. Untuk mengetahui kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja karyawan di PLN.

2. Untuk mengetahui pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PLN.

3. Untuk mengetahui fasilitas dan pelayanan kesehatan untuk karyawan di PLN.

Penulisan Tugas Akhir ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

berikut:

1. Bagi Penulis

Dapat menambah dan memperluas pengetahuan penulis dalam hal Manajemen

khususnya yang berhubungan dengan keselamatan dan kesehatan kerja.

2. Bagi Perusahaan

Sebagai bahan masukan bagi organisasi, untuk dapat dijadikan bahan perbaikan

perusahaan di masa yang akan datang tentang keselamatan dan kesehatan kerja.

3. Bagi Pembaca

Untuk menambah wawasan tentang program keselamatan dan kesehatan kerja,

tingkat kecelakaan kerja yang terjadi dan semua yang berhubungan dengan

keselamatan dan kesehatan kerja.

Page 18: harus di print - repository.bsi.ac.id

4

1.4. Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data-data yang menunjang dalam penulisan TugasAkhir

ini, penulisan menggunakan beberapa metode adalah sebagai berikut:

1. Metode Observasi

Penulis mengumpulkan data yang dikumpulkan langsung dari lapangan untuk

memperoleh data-data yang bersangkutan dengan objek penelitian yang

diperlukan untuk penyusunan Tugas Akhir.

2. Metode Wawancara

Pada kegiatan ini diajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara kepada

kepala bagian kepegawaian atau melakukan tanya jawab secara langsung dalam

usaha untuk melengkapi data-data yang akan diperoleh. Wawancara dilakukan

pada bagian yang terkait dengan keselamatan dan kesehatan kerja.

3. Metode Dokumentasi

Penulisan dilakukan dengan mempelajari berbagai pustaka yang menyangkut

pentingnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang di khususkan untuk

karyawan, terutama buku dan catatan-catatan yang didapat dibangku kuliah yang

ada hubungannya. Dengan materi penyusunan Tugas Akhir.

Page 19: harus di print - repository.bsi.ac.id

5

1.5. Ruang Lingkup

Untuk memperjelas masalah yang akan di bahas dan agar tidak terjadi pembahasan

yang lebih meluas pada penelitian tugas akhir ini, penulis membatasi hanya pada

Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Karyawan Pada PT PLN (persero)

PUSLITBANG Ketenagalistrikan Jakarta dalam hal kebijakan keselamatan dan

kesehatan kerja, pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja, fasilitas dan

pelayanan kesehatan karyawan. Data yang penulis ambil pada periode februari-maret

2016.

1.6. Sistematika Penulisan

Adapun isi dan pembahasan dari penulisan tugas akhir ini disajikan dengan

sistematika sebagai berikut:

Bab I PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis menguraikan tentang latar belakang, maksud

dan tujuan, pengumpulan data, ruang lingkup, perumusan masalah,

dan sistematika penulisan.

Bab II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini penulis menguraikan secara garis besar tentang

pengertian MSDM, tujuan MSDM dan pengertian kesehatan dan

keselamatan kerja, tujuan kesehatan dan keselamatan kerja, penyebab

Page 20: harus di print - repository.bsi.ac.id

6

terjadinya kecelakaan dan gangguan kesehatan kerja dan segala hal

yang sekiranya berhubungan dengan tulisan ini.

Bab III PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis membahas tentang tinjauan umum perusahaan

yang terdiri dari sejarah perkembangan organisasi, struktur dan tata

kerja organisasi, kegiatan usaha organisasi, dan hasil penelitian.

Bab IV PENUTUP

Bab ini berisi mengenai kesimpulan dan saran-saran penulis sebagai

masukan untuk menyelesaikan masalah yang ada.

Page 21: harus di print - repository.bsi.ac.id

7

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia

2.1.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia adalah suatu bidang manajemen yang

khusus mempelajari hubungan dan peranan manusia dalam organisasi perusahaan.

Menurut Dessler dalam Sedarmayanti (2016:35) manajemen sumber daya manusia strategis adalah menghubungkan manajemen sumber daya manusia dengan peran strategis dan tujuan dalam rangka meningkatkan kinerja bisnis dan pengembangan budaya organisasi dan mendorong tumbuhnya inovasi dan fleksibilitas.

Menurut Byars dan Rue dalam Fajar dan Heru (2015:2) “manajemen sumber

daya manusia adalah desain aktivitas yang mencakup pengadaan dan

pengkoordinasian sumber daya manusia”.

Menurut Jackson dan Schuler dalam fajar dan Heru (2015:2) “manajemen

sumber daya manusia adalah orang yang berbakat dan bersemangat tinggi yang

tersedia bagi organisasi sebagai kontributor potensial untuk menciptakan dan

merealisasikan tujuan, misi, serta visi organisasi”.

Menurut Mangkunegara (2013:2) manajemen sumber daya manusia merupakan suatu perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, pelaksanaan dan pengawasan terhadap pengadaan, pengembangan, pemberian balas jasa, pengintegrasaian, pemeliharaan, dan pemisahan tenaga kerja dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

Page 22: harus di print - repository.bsi.ac.id

8

2.1.2. Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia

Menurut Barry Cushway dalam Sedarmayanti (2016:11) tujuan manajemen

sumber daya manusia meliputi:

1. Memberi saran kepada manajemen tentang kebijakan SDM untuk memastikan

organisasi/ perusahaan memiliki tenaga kerja bermotivasi dan berkinerja tinggi,

dilengkapi sarana untuk menghadapi perubahan.

2. Memelihara dan melaksanakan kebijakan dan prosedur SDM untuk mencapai

tujuan organisasi/perusahaan.

3. Mengatasi krisis dan siatuasi sulit dalam hubungan antara pegawai, agar tidak

ada gangguan dalam mencapai tujuan organisasi/perusahaan.

4. Menyediakan sarana komunikasi antar karyawan dengan manajemen organisasi.

5. Membantu perkembangan arah dan strategi organisasi secara keseluruhan

memperhatikan segi-segi SDM.

6. Menyediakan bantuan dan menciptakan kondisi yang dapat membantu manajer

lini dalam mencapai tujuan.

2.1.3. Fungsi Operatif Manajemen Sumber Daya Manusia

Terdapat enam fungsi operatif manajemen sumber daya manusia menurut

Mangkunegara (2013: 2) yaitu berikut ini:

1. Pengadaan tenaga kerja terdiri dari:

a. Perencanaan sumber daya manusia.

Page 23: harus di print - repository.bsi.ac.id

9

b. Analisis jabatan.

c. Penarikan pegawai.

d. Penempatan kerja.

e. Orientasi kerja (job orientation).

2. Pengembangan tenaga kerja mencakup:

a. Pendidikan dan pelatihan (training and development).

b. Pengembangan (karier).

c. Penilaian prestasi kerja.

3. Pembarian balas jasa mencakup:

a. Balas jasa langsung terdiri dari:

1.) Gaji atau upah.

2.) Insentif.

b. Balas jasa tak langsung terdiri:

1.) Keuntungan (benefit).

2.) Pelayanan atau kesejahteraan (service).

4. integrasi mencakup:

a. kebutuhan karyawan.

b. Motivasi kerja.

c. Kepuasan kerja.

d. Disiplin kerja.

e. Partisipasi kerja.

Page 24: harus di print - repository.bsi.ac.id

10

5. pemeliharaan tenaga kerja mencakup:

a. komunikasi kerja.

b. Kesehatan dan keselamatan kerja.

c. Pengendalian konflik kerja.

d. Konseling kerja.

6. pemisahan tenaga kerja mencakup: pemberhentian karyawan.

2.2.4. Manfaat Pengembangan Sumber Daya Manusia

Menurut Castetter dalam Basri dan Rusdiana (2015:18) mengemukakan

manfaat pengembangan pegawai, yaitu:

1. Meningkatkan performasi personil sesuai dengan posisi saat ini.

2. Pengembangan keterampilan personil untuk mengantisipasi tugas-tugas baru yang

bersifat reformasi.

3. Memotivasi pertumbuhan diri personil bagi penciptaan kepuasan kerja secara

individual.

Menurut Manullang dalam Basri dan Rusdiana (2015:18) bahwa

pengembangan personil akan memberikan manfaat bagi personil yang dikembangkan,

antara lain:

1. Membantu para personil untuk membuat keputusan yang lebih baik.

2. Meningkatkan kemampuan personil.

Page 25: harus di print - repository.bsi.ac.id

11

3. Terjadinya internalisasi dan operasional faktor-faktor motivasional.

4. Timbulnya suatu dorongan untuk meningkatkan kemampuan.

5. Peningkatan kemampuan personil dalam mengatasi stres, frustasi dan konflik.

6. Tersedianya informasi berbagai program pengembangan.

7. Meningkatkan kepuasan kerja semakin besarnya pengakuan atas kemampuan

seseorang.

8. Semakin besar bagi pegawai untuk bersikap mandiri.

9. Mengurangi ketakutan menghadapi tugas-tugas baru.

2.2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja

2.2.1. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Menurut Leon C. Megginson dalam Mangkunegara (2013:161) pengertian

keselamatan mencakup dua istilah risiko keselamatan dan risiko kesehatan. Dalam

bidang kepegawaian, kedua istilah tersebut dibedakan. Keselamatan kerja

menunjukan kondisi yang aman atau selamat dari penderitaan, kerusakan atau

kerugian di tempat kerja. Risiko keselamatan merupakan aspek-aspek dari lingkungan

kerja yang dapat menyebabkan kebakaran, ketakutan aliran listrik, terpotong, luka

memar, keseleo, patah tulang, kerugian alat tubuh, penglihatan, dan pendengaran.

Semua itu sering dihubungkan dengan perlengkapan perusahaan atau lingkungan fisik

dan mencakup tugas-tugas kerja yang membutuhkan pemeliharaan dan latihan.

Sedangkan kesehatan kerja menunjukan pada kondisi yang bebas dari gangguan fisik,

Page 26: harus di print - repository.bsi.ac.id

12

mental, emosi atau rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja. Risiko

kesehatan merupakan faktor-faktor dalam lingkungan kerja yang bekerja melebihi

periode waktu yang ditentukan, lingkungan yang dapat membuat stres emosi atau

gangguan fisik.

Menurut Milyandra dalam Widodo (2015:235) istilah keselamatan dan kesehatan kerja, dapat dipandang mempunyai dua sisi pengertian. Pengertian yang pertama mengandung arti sebagai suatu pendekatan ilmiah (scientific approach) dan di sisi lain mempunyai pengertian sebagai suatu terapan atau suatu program yang mempunyai tujuan tertentu. Karena itu keselamatan dan kesehatan kerja dapat digolongkan sebagai suatu ilmu terapan (applied science).

Menurut Mangkunegara dalam Widodo (2015:235) menyatakan bahwa keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat makmur dan sejahtera. Sedangkan pengertian secara keilmuan adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Keselamatan dan kesehatan kerja tidak dapat dipisahkan dengan proses produksi baik jasa maupun industri.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam Widodo (2015:241)

“menyebutkan bahwa pengertian kesehatan adalah sebagai suatu keadaan fisik,

mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya keadaan penyakit atau kelemahan”.

2.2.2. Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Tujuan keselamatan dan kesehatan kerja menurut Mangkunegara (2013:162)

adalah sebagai berikut:

1. agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik

secara fisik, sosial, dan psikologis.

Page 27: harus di print - repository.bsi.ac.id

13

2. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya,

seefektif mungkin.

3. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.

4. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai.

5. Agar meningkat kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja.

6. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau

kondisi kerja.

7. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.

Menurut Sedarmayanti (2016:231) tujuan dari sistem manajemen keselamatan

dan kesehatan kerja adalah:

1. Sebagai alat pencapai derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggi-tingginya,

baik buruh, petani, nelayan, pegawai negeri, atau pekerja bebas.

2. Sebagai upaya mencegah dan memberantas penyakit dan kecelakaan akibat kerja,

memelihara, dan meningkatkan kesehatan dan gizi tenaga kerja. Merawat dan

meningkatkan efisiensi dan daya produktivitas tenaga kerja, merawat dan

meningkatkan efisiensi dan daya produktivitas tenaga manusia, memberantas

kelelahan kerja dan melipat gandakan gairah serta kenikmatan bekerja.

Page 28: harus di print - repository.bsi.ac.id

14

3. Memberi perlindungan bagi masyarakat sekitar perusahaan, agar terhindar dari

bahaya pengotoran bahan proses industrialisasi yang bersangkutan, dan

perlindungan masyarakat luas dari bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh

produk industri.

2.2.3. Penyebab Terjadi Kecelakaan dan Gangguan Kesehatan

Dibawah ini dikemukakan beberapa sebab yang memungkinkan terjadinya

kecelakaan dan gangguan kesehatan karyawan menurut Mangkunegara (2013:162)

terdiri dari:

1. Keadaan tempat lingkungan kerja

a. Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang berbahaya kurang

diperhitungkan keamanannya.

b. Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak.

c. Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnya.

2. Pengaturan udara

a. Pergantian udara di ruang kerja yang tidak baik (ruang kerja yang kotor,

berdebu, dan berbau tidak enak).

b. Suhu udara yang tidak dikondisikan pengaturannya.

3. Pengaturan penerangan

a. Pengaturan dan penggunaan sumber cahaya yang tidak tepat.

b. Ruang kerja yang kurang cahaya, remang-remang.

Page 29: harus di print - repository.bsi.ac.id

15

4. Pemakaian peralatan kerja

a. Pengaman peralatan kerja yang sudah usang atau rusak.

b. Penggunaan mesin, alat elektronik tanpa pengaman yang baik.

5. Kondisi fisik dan mental pegawai

a. Kerusakan alat indera, stamina pegawai yang tidak stabil.

b. Emosi pegawai yang tidak stabil, kepribadian pegawai yang rapuh, cara

berfikir dan kemampuan persepsi yang lemah, motivasi kerja rendah, sikap

pegawai yang ceroboh, kurang cermat, dan kurang pengetahuan dalam

penggunaan fasilitas kerja terutama fasilitas kerja yang membawa risiko

bahaya.

Menurut Dessler dalam Hanggraeni (2012:173) secara umum ada dua penyebab

atau sumber terjadinya kecelakaan kerja yaitu:

1. Faktor kondisi kerja yang tidak aman. Faktor ini berasal dari perusahaan. Kondisi

kerja yang tidak aman dianggap sebagai salah satu sumber terjadinya kecelakaan

kerja. Ketidakamanan bisa saja berasal dari peralatan yang tidak memenuhi

standar, kerusakan mesin, tidak adanya prosedur operasional yang jelas, proses

penyimpanan (storage) yang tidak aman seperti kelebihan muatan dan lain-lain.

Pencahayaan di tempat kerja yang tidak pas seperti terlalu terang atau terlalu

redup, dan juga ventilasi udara yang tidak sehat.

Page 30: harus di print - repository.bsi.ac.id

16

2. Faktor perilaku kerja yang tidak aman. Faktor ini berasal dari sisi pekerja. Bisa

saja perusahaan telah menererapkan kondisi kerja yang aman, telah memenuhi

semua standart keamanan yang ada, dan menerapkan sistem manajemen K3.

Akan tetapi, kecelakaan kerja masih saja terjadi. Hal ini kemungkinan besar

disebabkan dari perilaku kerja para pekerja yang tidak mengikuti kaidah dan

standar K3. Misalkan, standar operasional telah dibuat dengan jelas dan rinci,

tetapi kemudian pekerja tidak mematuhinya sehingga terjadilah kecelakaan. Atau

bisa jadi pekerja tidak menyadari pentingnya mematuhi standar-standar

keselamatan yang telah diterapkan sehingga kemudian pekerja menjadi lalai

dalam mematuhi standar-standar tersebut selama bekerja.

Menurut Fajar dan Heru (2015:204) kecelakaan kerja biasanya merupakan

hasil dari tindakan-tindakan kerja dan lingkungan kerja yang tidak aman, atau

gabungan keduanya. Berikut ini beberapa penyebab kecelakaan kerja yang

terindetifikasi:

1. Kecerobohan personal.

Sebagian ahli menunjuk pekerja sebagai penyebab utama terjadinya

kecelakaan menurut Schuler dan Jackson. Kecelakaan bergantung pada perilaku

kerja, tingkat bahaya dalam lingkungan pekerjaan, atau karena nasib sial. Sampai

seberapa jauh seorang pekerja menjadi penyebab kecelakaan dapat menjadi

petunjuk kecenderungan pekerja untuk mengalami kecelakaan. Kecelakaan kerja

yang bersumber dari kecerobohan pribadi telah mencapai angka sebesar 80% dari

Page 31: harus di print - repository.bsi.ac.id

17

keseluruhan kecelakaan kerja yang terjadi di organisasi menurut Byar dan Rue.

Tindakan-tindakan personal yang kurang aman ini meliputi senda gurau yang

berlebihan, tidak menggunakan alat pengaman, menggunakan alat yang tidak

sesuai, dan sering tidak mengindahkan prosedur kerja atau mengambil jalan

pintas. Peristiwa tersebut terjadi sulit untuk diidentifikasi penyebabnya, tapi

kemungkinan besar disebabkan oleh kelelahan kerja yang amat sangat, terlalu

tergesa-gesa, kebosanan, stres, penglihatan yang kurang, suka melamun

(daydreaming), kebencian dan ketidakmatangan emosional. Hampir semua

karyawan berfikir kecelakaan selalu terjadi pada orang lain, sehingga muncul

sikap yang mengarah kepada ketidak hati-hatian atau kurang respek terhadap apa

yang dapat terjadi.

2. Lingkungan fisik.

Kecelakaan kerja dapat terjadi disemua tipe lingkungan, misalnya dikantor, di

tempat parkir, dan pabrik.

3. Kecenderungan terjadinya kecelakaan (accident promenes).

Penyebab ketiga yang sering menimbulkan kecelakaan kerja adalah adanya

orang-orang tertentu yang cenderung mengalami kecelakaan. Kondisi ini terjadi

mungkin berasal dari sifat bawaan sejak lahir, atau karena keadaan tertentu

(misalnya, seorang karyawan yang tidak dapat tidur sepanjang malam, karena

mengurus anaknya sakit).

Page 32: harus di print - repository.bsi.ac.id

18

4. Kehidupan kerja yang berkualitas rendah.

Struktur organisasi yang menyebabkan terjadinya kehidupan kerja berkualitas

rendah, meliputi:

a. Pekerjaan-pekerjaan dengan tingkat penugasan, keragaman, identitas,

otonomi, dan umpan balik yang rendah.

b. Minimnya keterlibatan karyawan dalam pengambilan keputusan dan terlalu

banyaknya komunikasi satu arah pada para pekerja.

c. Sistem pengupahan yang tidak berdasarkan kinerja, atau berdasarkan kinerja

yang tidak dapat diukur secara obyektif, atau dibawah pengendalian pekerja.

d. Supervisor, deskripsi pekerjaan, dan kebijakan-kebijakan organisasi yang

gagal mengungkapkan kepada pekerja apa yang diharapkan dan faktor yang

mempengaruhi pemberian imbalan.

e. Kebijakan-kebijakan dan praktik-praktik sumber daya manusia yang

diskriminatif dan bervaliditas rendah.

f. Kondisi-kondisi pekerjaan yang dapat mengakibatkan pekerja dapat

diberhentikan semaunya.

g. Budaya perusahaan yang tidak mendukung pemberdayaan karyawan dan

keterlibatan dalam pekerjaan.

Page 33: harus di print - repository.bsi.ac.id

19

2.2.4. Upaya-Upaya Meningkatkan Keselamatan Kerja

Ada beberapa upaya untuk memelihara keselamatan dan kesehatan pada

tempat kerja. Menurut Widodo (2015: 250) dalam rangka meningkatkan keselamatan

dan kesehatan kerja perlu dibuat suatu program sebagai berikut:

1. Libatkan manajemen dan karyawan dalam menyusun program keselamatan dan

kesehatan.

2. Tentukan siapa yang bertanggung jawab dalam melaksanakan program tersebut.

3. Tentukan kebutuhan keselamatan dan kesehatan yang dibutuhkan bagian anda.

4. Ketahui bagian mana dari fasilitas perusahaan yang membahyakan.

5. Perbaiki bagian-bagian yang berbahaya.

6. Latih karyawan dalam teknik keselamatan dan kesehatan.

7. Ciptakan suatu mind-set para karyawan bahwa perusahaan harus bebas dari

potensi bahaya.

8. Secara terus menerus perbaiki dan sempurnakan program keselamatan dan

kesehatan yang ada.

2.2.5. Pendekatan Sistem Pada Manajemen Keselamatan Kerja

Pendekatan sistem pada manajemen keselamatan kerja dimulai dengan

mempertimbangkan tujuan keselamatan kerja, teknik, dan peralatan yang digunakan,

proses produk, dan perencanaan tempat kerja.

Page 34: harus di print - repository.bsi.ac.id

20

Menurut George S. Odiorne dalam Mangkunegara (2013:163) mengemukakan

bahwa pendekatan sistem pada manajemen keselamatan kerja mencakup:

1. Penetapan indikator sistem

Tahap dasar dalam implementasi sistem keselamatan kerja adalah menetapkan

metode untuk mengukur pengaruh pelaksanaan keselamatan kerja, kesehatan, dan

kesejahteraan pegawai. Statistik kecelakaan harus dijadikan pedoman dan

dibandingkan organisasi lainnya. Efektifitas dari sistem dapat diukur dan

kecenderungan-kecenderungannya dapat di identifikasikan. Indikator-indikator

tersebut merupakan kriteria untuk tujuan keselamatan kerja.

2. Melibatkan para pengawas dalam sistem pelaporan

Bilamana terjadi kecelakaan harus dilaporkan pada pengawas langsung dari bagian

kerusakan, dan laporan harus pula mengidentifikasi kemungkinan penyebab

terjadinya kecelakaan. Hal ini agar pengawas tersebut dapat mudah mengadakan

perbaikan dan mengadakan upaya preventif untuk masa selanjutnya.

3. Pengembangan prosedur manajemen keselamatan kerja

Pendekatan sistem yang esensi adalah menetapkan sistem komunikasi secara

teratur dan tidak lanjut pada setiap kecelakaan pegawai. Kemudian mengadakan

penelitian terhadap penyebab terjadinya kecelakaan dan mempertimbangkan

kebijakan yang telah ditetapkan untuk diadakan perubahan seperlunya sesuai

dengan keperluan pada saat itu.

Page 35: harus di print - repository.bsi.ac.id

21

4. Menjadikan keselamatan kerja sebagai bagian dari tujuan kerja

Membuat kartu penilaian keselamatan kerja. Setiap kesalahan yang dilakukan

pegawai dicatat oleh pengawas dan di pertanggung jawabkan sebagai bahan

pertimbangan dalam memberikan penilaian prestasi kerja, kondite yang

bersangkutan.

5. Melatih pegawai-pegawai dan pengawasan dalam menajemen keselamatan kerja

Melatih pegawai-pegawai untuk dapat menggunakan peralatan kerja dengan baik.

Begitu pula pegawai-pegawai dilatih untuk dapat menggunakan alat pengamanan

jika terjadi kecelakaan di tempat kerja.

2.2.6. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Pengaturan-pengaturan dan penetapan kebijakan-kebijakan yang diambil oleh

suatu perusahaan sangat mungkin berbeda dengan yang dilakukan oleh perusahaan

lain karena dipengaruhi oleh beberapa hal seperti jenis usaha, ukuran perusahaan dan

besarnya jumlah karyawan, dan macam gangguan kesehatan, dan kecelakaan kerja

yang mungkin dapat timbul. Menurut Suparyadi (2015:382) beberapa kebijakan yang

dapat dilakukan antara lain:

1. Dibentuk organisasi SMK3

Dalam rangka melaksanakan SMK3, perlu dibentuk organisasi secara

khusus yang bertanggung jawab atas terwujudnya jaminan keselamatan

dan kesehatan kerja karyawan. Dengan adanya organisasi ini, proses

Page 36: harus di print - repository.bsi.ac.id

22

perencanaan, pelaksanaan, pengoordinasian, pengendalian dan

pengawasan penyelenggaraan keselamatan dan kesehatan kerja bagi

karyawan dapat dilaksanakan secara terarah, efektif, dan efisien.

2. Perencanaan secara terintegrasi

Perencanaan penyelenggaraan keselamatan dan kesehatan kerja yang

integrasi akan mampu menjangkau seluruh aktivitas karyawan dalam

melaksanakan tugasnya, yang meliputi terdatanya seluruh aktivitas

terutama yang berpotensi menimbulkan kecelakaan atau gangguan

kesehatan, macam dan tingkat resiko yang mungkin dapat terjadi, tindakan

pencegahan dan cara mengatasi kecelakaan dan gangguan kesehatan,

petugas khusus dan peralatan yang diperlukan, serta tindakan pengawasan

dan pengendalian yang diperlukan.

3. Pembagian wewenang

Peristiwa kecelakaan tidak dikehendaki oleh siapapun, waktu dan tempat

kejadiannya juga tidak dapat dipastikan terlebih dahulu sehingga perlu

diatur satu prosedur tetap dalam menangani setiap kejadian kecelakaan.

Pada dasarnya setiap kasus kecelakaan perlu segera ditangani dengan

cepat dan tepat agar tidak terjadi kerugian atau akibat buruk yang lebih

besar. Oleh karena itu perlu ditentukan pihak-pihak yang diberi wewenang

secara proporsional untuk mengambil tindakan secara cepat dan tepat

tersebut dan tidak terlalu birokratik.

Page 37: harus di print - repository.bsi.ac.id

23

4. Tanggung jawab organisasi atau perusahaan dan individu secara

proporsional

Terselenggaranya keselamatan dan kesehatan kerja secara keseluruhn

menjadi tanggung jawab organisasi SMK3. Namun demikian, setiap

individu karyawan juga memiliki tanggung jawab untuk mewujudkan

keselamatan dan kesehatan kerja tersebut, terutama untuk dirinya sendiri

dengan cara mematuhi seluruh peraturan, prosedur, dan petunjuk yang

ditetapkan oleh organisasi.

5. Dukungan anggaran yang cukup

Penyelenggaran SMK3 sudah tentu memerlukan dukungan anggaran,

antara lain untuk menyelenggarakan pelatihan bagi karyawan, sosialisasi

seluruh peraturan, prosedur, dan petunjuk keselamatan kerja, membuat

rambu-rambu, sarana dan prasarana (helm, sarung tangan, sepatu khusus,

masker, dan lain-lain), pengawasan, evaluasi, pelaporan, dan lain-lain.

6. Pengawasan dan pengendalian internal

Pengawasan dan pengendalian pelaksanaan keselamatan dan kesehatan

kerja dilakukan mulai dari tingkat yang paling bawah, yaitu dilaksanakan

oleh pimpinan tim atau kelompok yang langsung memimpin karyawan

dalam melaksanakan pekerjaannya sampai pada pimpinan puncak.

Page 38: harus di print - repository.bsi.ac.id

24

BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Tinjauan Umum Perusahaan

3.1.1. Sejarah dan Perkembangan Singkat Perusahaan

Institusi ini berdiri tahun 1964 dengan nama Lembaga Masalah Ketenagaan

(LMK) dibawah naungan Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik (PUTL),

dengan tugas utama di bidang RDE (Research, Development & Engineering Services)

Sebagai ketenagalistrikan dalam pencapaian sasaran penyediaan tenaga listrik yang

cukup handal, harga yang layak, dan mutu yang tinggi. Tahun 1983 LMK berubah

nama menjadi Pusat Penyelidikan Masalah Kelistrikan (PLN PPMK) dan pada

Agustus 1995 menjadi PT PLN (Persero) Jasa Teknik Kelistrikan (PLN JTK).

Karena bidang kerjanya PLN JTK semakin luas, maka untuk lebih

mengefektifkan kompetisi dan kompetensi, sesuai dengan Surat Keputusan Direksi

Nomor 308.K/DIR/2003 tanggal 19 November 2003 telah dilakukan pemecahan

organisasi PT PLN (Persero) Jasa Teknik Kelistrikan menjadi 2 unit penunjang, yaitu

PLN Jasa Sertifikasi dan PLN Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan atau

disingkat dengan nama PLN LITBANG Ketenagalistrikan.

Page 39: harus di print - repository.bsi.ac.id

25

Selanjutnya, berdasarkan Surat Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor:

017.K/DIR/2010 sebutannya berubah menjadi PLN Pusat Penelitian dan

Pengembangan Ketenagalistrikan dan dipimpin oleh seorang Kepala Pusat Penelitian

dan Pengembangan Ketenagalistrikan.

Visi : Menjadi sebuah institusi penelitian dan pengembangan di bidang

ketenagalistrikan yang unggul dan terpercaya.

Misi : 1. Menyelenggarakan penelitian, pengembangan standarisasi dan inovasi di

bidang ketenagalistrikan yang meliputi pembangkitan, transmisi dan distribusi guna

memenuhi kebutuhan PLN dan Institusi lain.

2. Menyelenggarakan kegiatan jasa pengujian, kalibrasi, serta konsultasi

teknik dan sistem manajemen di bidang ketenagalisrikan yang meliputi

pembangkitan, transmisi dan distribusi guna memenuhi kebutuhan PLN dan Institusi

lain.

Page 40: harus di print - repository.bsi.ac.id

26

3.1.2. Struktur dan Tata Kerja Perusahaan

A. Struktur organisasi di bagian keselamatan dan kesehatan kerja

Sumber : PLN Puslitbang Duren Tiga

Gambar III.1.

Struktur Organisasi PLN Duren Tiga

DM. ADMINISTRASI UMUM & FASILITAS

ANALYST/ ASSISTANT ANALYST / JUNIOR ANALYST KEAMANAN DAN K3

OFFICER/ASSISTANT OFFICE/JUNIOR OFFICER SEKRETARIAT

ASSISTANT OFFICER/JUNIOR OFFICER PENGELOLAAN ASET

SPV.PENGELOLAAN FASILITAS KANTOR (SPV FAS)

OFFICER/ASSISTANT OFFICER/ JUNIOR OFFICER SARANA DAN FASILITAS

ANALYST/ASSISTANT ANALYST HUKUM DAN HUMAS

Page 41: harus di print - repository.bsi.ac.id

27

B. Tata Kerja Organisasi

1. Deputi Manajer Administrasi Umum & Fasilitas (DM ADMUM)

Bertanggung jawab atas pengelolaan sarana/prasarana, faslitas, keamanan,

kesehatan dan keselamatan kerja.

Tugas pokok:

a. Menyusun rencana kerja dan anggaran bidang administrasi dan umum.

b. Mengkoordinasikan dan mengarahkan kegiatan kehumasan dan hukum.

c. Mengkoordinasikan dan mengarahkan kegiatan kesekretariatan, pekerjaan

rumah tangga kantor, penggunaan kendaraan dinas dan penyediaan fasilitas

K3 dan pengoperasiannya.

d. Mengkoordinasikan dan mengevaluasi pekerjaan pemeliharaan

sarana/prasarana daan fasilitas kantor.

e. Mengelola dan mengevaluasi kebutuhan perlengkapan kantor dan ATK.

f. Mengoptimalkan proses penyelenggaraan surat menyurat dan kearsipan

(TLSK).

g. Mengendalikan pengelolaan Perjalanan Dinas Pegawai dan non Pegawai.

h. Mengoptimalkan pengelolaan Pengamanan yang bersifat operasional dan

strategis serta implementasi K3.

i. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasannya yang

berkaitan dengan tanggung jawab dan tugas pokoknya.

Page 42: harus di print - repository.bsi.ac.id

28

2. Analyst/ Assistant Analyst Hukum dan Humas

Bertanggung jawab atas kegiatan kehumasan dan kegiatan yang terkait

hukum seperti SK, SPK dan Kontrak.

Tugas Pokok:

a. Menyelesaikan laporan, data dan informasi kasus hukum tepat waktu

untuk bahan penelaahan dan barang bukti di persidangan.

b. Mempelajari dan menganalisa masalah hukum yang timbul, baik masalah

pidana maupun perdata.

c. Menyelesaikan permasalahan hukum yang timbul baik secara langsung

maupun tidak langsung yang berkaitan dengan perusahaan PLN atau

pegawai dalam hubungannya dengan kedinasan sebagai tergugat.

d. Menyarankan penyelesaian masalah kepegawaian termasuk penyusunan

keputusan bidang kepegawaian.

e. Menyiapkan surat-surat atau dokumen yang menyangkut perjanjian,

perusahaan dan pertanahan.

f. Menganalisa dan mengevaluasi kontrak-kontak dengan pihak ketiga dan

memberikan saran dan tanggapan sesuai dengan kebutuhan.

g. Memeriksa dan menangani pengurusan surat-surat atau akte, sertifikat

tanah, bangunan dan dokumen perjanjian dengan pihak ketiga maupun

lembaga atau instansi pemerintah dalam menyesuaikan perkara-perkara

hukum.

h. Mengamankan legalisasi produk hukum.

Page 43: harus di print - repository.bsi.ac.id

29

i. Membuat dan menyiapkan alat-alat publikasi guna mendukung kegaiatan

kehumasan, seperti: company profile, leaflet, plakat, cinderamata.

j. Menyusun dan mengevaluasi kegiatan pelakasanaan program kehumasan.

3. Analyst/Assistant Analyst/Junior Analyst Keamanan dan K3

Bertanggung jawab atas proses pelaksanaan keamanan dan K3 lingkungan

PLN Puslitbang.

a. melaksanakan dan menerapkan Standart Operation Prosedure (SOP) dan

Prosedur Tetap (PROTAP) Keamanan dan K3.

b. Melaksanakan Petunjuk Teknis untuk menjalin kesesuaiaannya terhadap

kebutuhan pelaksana.

c. Memonitor jumlah personil pengamanan (satpam) termasuk jadwal jaga.

d. Mendata kebutuhan peraltan pemaadam kebakaran (APAR/Hidrant) dan

alat Keselamatan Kerja sesuai ketentuan yang berlaku.

e. Melakukan uji coba secara berkala paling lama setiap 6 bulan pada semua

peraltan yang berkaitan dengan sistem pengamanan gedung PLN yang

ada di lingkungannya.

f. Membuat laporan Keamanan dan K3, termasuk kecelakaan kerja,

kecelakaan masyarakat umum, serta melaksanakan investigasi sesuai

peraturan yang berlaku.

4. Officer/Assistant Officer/Junior Officer Sekretariat

Bertanggung jawab atas proses administrasi surat masuk dan surat keluar

serta pengarsipan dan perindustrian dokumen surat.

Page 44: harus di print - repository.bsi.ac.id

30

a. Melakukan pencatatan surat-surat, faximile, telegram, telex masuk yang

diterima dengan mencatat kedalam buku agenda.

b. Melaksanakan pengadaan surat dan memberikan penomoran berdasarkan

TLSK.

c. Melakukakn pengelompokan dan mengarsip surat-surat berdasarkan

TLSK.

d. Melaksanakan/memproses permintaan SPPD dan pertanggungjawaban

SPPD rutin.

e. Memproses tagihan biaya pengiriman surat domestik dan pembelian

materai dan tagihan masalah/koran dan lain-lain.

f. Memproses/membuat permintaan cetak ATK (kop Surat dan Amplop

Dinas) untuk PLN Puslitbang.

5. Supervisor Pengelolaan Fasilitas Kantor

Bertanggung jawab atas pengelolaan pemeliharaan saran/prasarana, fasilitas

kantor, logistik dan rumah tangga kantor serta dokumentasinya.

a. Menyusun jadwal kegiatan pengelolaan fasilitas kantor.

b. Mengevaluasi usulan kebutuhan ATK dan mengawasi pelaksanaan

pengadaan ATK.

c. Mengawasi pelaksanaan kegiatan rumah tangga kantor, meliputi

pembelian bahan minuman, pemakaian telepon, listrik, gas dan konsumsi

rapat/tamu dinas.

d. Mengawasi penggunaan dan pemeliharaan kendaraan dinas.

e. Mensupervisi pembuatan kontrak/SPK.

Page 45: harus di print - repository.bsi.ac.id

31

f. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasannya

yang berkaitan dengan tanggung jawab dan tugas pokoknya.

6. Assistant Officer/Junior Officer Pengelolaan Asset

Bertanggung jawab atas pengelolaan aset di PLN Puslitbang.

a. Melakukan monitoring dan penomoran barang excom dan barang AT.

b. Melakukan monitoring proses pengadaan perlengkapan kantor.

c. Mempercepat proses pengadaan prasarana kantor untuk mendukung

pelayanan pelanggan.

d. Mengevaluasi barang excom.

7. Officer/Assistant Officer/Junior Officer Sarana dan Fasilitas

Bertanggung jawab atas pengelolaan sarana dan fasilitas di PLN Puslitbang.

a. Melaksanakan pengelolaan fasilitas kerja dan kendaraan.

b. Mengusulkan kebutuhan fasilitas kerja dan memonitor realisasinya.

c. Memonitoring pengadaan, pemakaian dan pemeliharaan fasilitas kerja

dan sarana kerja, termasuk pengelolaan pemakaian kendaaraan dan BBM.

d. Melakukan inventarisasi dan pengendalian peralatan kerja.

e. Melakukan pengaturan dan pengendalian penggunaan kendaraan dinas.

Page 46: harus di print - repository.bsi.ac.id

32

3.1.3. Kegiatan Usaha

PLN (Persero) Puslitbang Ketenagalistrikan merupakan perusahaan yang

bergerak di bidang jasa ketenagalistrikan, kegiatan utamanya melaksanakan

penelitian dan pengembangan ketenagalistrikan dengan arah kebijakan sebagai

berikut:

1. Penelitian Tingkat Perusahaan.

a. Sesuai arahan Direksi/Kepala Divisi, proposal oleh PLN Puslitbang.

b. Penelitian jangka pendek & menengah.

2. Penelitian Terapan/Industri.

a. Identifikasi kegiatan R & D oleh PLN Puslitbang.

b. Penelitian jangka pendek & menegah.

3. Tingkat Unit Bisnis/ Anak Perusahaan PLN (Tingkat Unit Bisnis/AP)

a. Sesuai pesanan/kebutuhan Unit Bisnis/Anak Perusahaan.

b. Penelitian jangka pendek.

c. Konsultasi teknik, investigasi.

4. Penilaian Teknologi dan Litbang.

a. Pengkajian teknologi/sistem/metode baru sebelum digunakan di lingkungan

PLN.

b. Mengkaji produk R & D dari institusi non PLN untuk diadopsi di lingkungan

PLN.

Page 47: harus di print - repository.bsi.ac.id

33

5. Pengembangan Produk dan Inovasi.

Pengembangan peralatan/sistem/metode untuk mendukung peningkatan daya

saing PLN.

3.2. Hasil Penelitian

3.2.1. Kebijakan PT. PLN (persero) Puslitbang Ketenagalistrikan Jakarta

tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Karyawan.

PT. PLN Duren tiga sudah mempunyai kebijakan tentang keselamatan dan

kesehatan kerja dan sudah mendapatkan Piagam Penghargaan berupa Bendera Emas

yang diberikan oleh Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia. Kebijakan

Keselamatan kerja merupakan perwujudan dari komitmen pimpinan atau ketua yang

memuat visi & misi organisasi, komitmen, sistem manajemen terpadu dan tekad

untuk melaksanakan keselamatan dan kesehatan kerja, kerangka dan program kerja.

Dasar Hukum yang digunakan PLN Duren Tiga dalam membuat kebijakan

keselamatan dan kesehatan kerja adalah berdasarkan UU Nomor 1 tahun 1970 yaitu

tentang:

a. Syarat-Syarat Keselamatan Kerja

1) Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja

untuk:

a) Mencegah dan mengurangi kecelakaan.

Page 48: harus di print - repository.bsi.ac.id

34

b) Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.

c) Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan.

d) Memberi kesempatan atau jalan meyelamatakan diri pada waktu

kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya.

e) Memberi pertolongan pada kecelakaan.

f) Memberi alat-alat perlindungan diri kepada para pekerja.

g) Mencegah dan mengendalikan, timbulnya atau menyebarluasnya suhu,

kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca,

sinar atau radiasi, suara dan getaran.

h) Mencegah dan mengendalikan, timbulnya penyakit akibat kerja baik

physik maupun psychis, peracunan, infeksi dan penularan.

i) Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.

j) Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik.

k) Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup.

l) Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.

m) Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan,

cara dan proses kerjanya.

n) Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang,

tanaman atau barang.

o) Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.

p) Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.

q) Menyesuaikan dan menyempurnakan pengarahan pada pekerja yang

bahaya kecelakaan yang menjadi bertambah tinggi.

Page 49: harus di print - repository.bsi.ac.id

35

Pasal 4

1) Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan

kerja dalam perencanaan, pengtangkutan, peredaran perdagangan,

pemasangan, pemakaian, penggunaan, pemeliharaan dan penyimpanan

bahan, barang produk tennis dan aparat produksi yang mengandung dan

dapat menimbulkan bahaya kecelakaan.

2) Syarat-syarat tersebut memuat prinsip-prinsip teknis ilmiah menjadi suatu

kumpulan ketentuan yang disusun secara teratur, jelas dan praktis yang

mencakup bidang konstruksi, bahan pengolahan dan pembuatan,

perlengkapan alat-alat perlindungan. Pengujian dan pengesahan,

pengepakan atau pembungkusan pemberian tanda-tanda pengenal atas

bahan, barang, produksi teknis dan aparat produksiguna menjamin

keselamatan barang-barang itu sendiri, keselamatan tenaga kerja yang

melakukannya dan keselamatan umum.

3) Dengan peraturan perundangan aparat dirubah perincian seperti tersebut

dalam ayat 1 dan 2, dengan peraturan perundangan ditetapkan siapa yang

berkewajiban memenuhi dan mentaati syarat-syarat keselamatan tersebut.

Pasal 9

1) Pengurus diwajibkan menunjukan dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja

baru tentang:

a) Kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya yang dapat timbul dalam tempat

kerjanya.

Page 50: harus di print - repository.bsi.ac.id

36

b) Semua pengamanan dan alat-alat perlindungan yang diharuskan

dalam tempat kerjanya.

c) Alat-alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan.

d) Cara-cara dan sikap yang mau dalam melaksanakan pekerjaannya.

2) Pengurus hanya dapat memperkerjakan tenaga kerja yang bersangkutan

setelah iya yakin bahwa tenaga kerja tersebut telah memahami syarat-

syarat tersebut diatas.

a) Pengurus diwajibkan menyelenggarakan pembinaan bagi semua

tenaga kerja yang berada dibawah pimpinannya, dalam pencegahan

kecelakaan dan pemberantasan kebakaran serta peningkatan

keselamatan dan kesehatan kerja pada dalam pemberian pertolongan

pertama pada kecelakaan.

b) Pengurus diwajibkan memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat

dan ketentuan-ketentuan yang berlaku bagi usaha dan tempat kerja

yang dijalankan.

Pasal 10

1) Menteri tenaga kerja berwenang membentuk panitia pembina keselamatan

dan kesehatan kerja guna memperkembangkan kerjasama saling

pengertian dan partisipasi efektif dari pengusaha atau pengurus dan tenaga

kerja dalam tempat-tempat kerja untuk melaksanakan tugas dan kewajiban

bersama di bidang keselamatan dan kesehatan kerja, dalam rangka

melancarkan usaha produktif.

Page 51: harus di print - repository.bsi.ac.id

37

2) Susunan panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja, tugas dan lain-

lainnya di tetapkan oleh menteri tenaga kerja.

3) Kecelakaan

pasal 11

1.) Pengurus diwajibkan melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi dalam

tempat kerja yang dipimpinnya pada pejabat yang ditunjuk oleh menteri

tenaga kerja.

2.) Tata cara pelaporan dan pemeriksaan kecelakaan oleh pegawai termaksud

dalam ayat 1 diatur dengan peraturan perundangan.

Selain itu dalam Undang-undang tersebut juga mengatur yaitu:

Kewajiban dan Hak Tenaga Kerja

Pasal 12

Dengan peraturan perundangan diatur kewajiban dan hak tenaga kerja untuk:

1) Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai pengawas

dan atau ahli keselamatan kerja.

2) Memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan.

3) Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan kerja yang

diwajibkan.

4) Meminta pada pengurus agar dilakukan semua syarat keselamatan dan

kesehatan kerja yang diwajibkan.

5) Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan dimana syarat keselamatan

dan kesehatan kerja serta alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan

Page 52: harus di print - repository.bsi.ac.id

38

diragukan olehnya kecuali dalam hal-hal khusus ditentukan lain oleh

pegawai dalam batas-batas yang masih dipertanggung jawabkan.

4) Kewajiban Bila Memasuki Tempat Kerja

Pasal 13

Barang siapa akan memasuki sesuatu tempat kerja diwajibkan mentaati semua

petunjuk keselamatan kerja dan memekai alat-alat perlindungan diri yang

diwajibkan.

3.2.2. Pelaksanaan K3 pada PLN Puslitbang

Untuk melaksanakan keselamatan dan kesehatan kerja karyawan pada PT. PLN

(persero) Puslitbang Ketenagalistrikan sudah menerapkan semua dengan cara

memberikan penjelasan kepada karyawan, pasang banner, pasang spanduk tentang

bagaimana karyawan mempergunakan Alat Perlindungan Diri (APD) saat bekerja

yang sesuai dengan bidangnya. Adapun alat-alat yang digunakan saat bekerja pada

bagian penelitian adalah sebagai berikut:

Tabel III.2

Alat perlindungan diri karyawan pada bagian Penelitian di PLN Puslitbang

No Alat Perlindungan Diri Keterangan

1 Pelindung kepala atau helm Guna untuk melindungi kepala dari bendakeras, pukulan dan benturan, terjatuh danterkena arus listrik.

Page 53: harus di print - repository.bsi.ac.id

39

2 Kacamata pengaman Guna melindungi mata ketika berkerja misalkan terkena debu,sinar las dan lain-lain

3 Pelindung wajah Alat pelindung wajah dari percikan benda asing saat bekerja.

4 Masker Alat penyaring udara yang dihirup saat bekerja ditempat dengan kualitas buruk (misalnya debu, asap).

5 Penutup telinga Alat pelindung telinga saat bekerja di tempat yang bising.

6 Sarung tangan Alat pelindungan tangan pada saat bekerja ditempat yang mengakibatkan cedera tangan.

7 Sepatu boot Alat pengaman saat bekerja di tempat yang becek,berlumpur yang dilapisi dengan metal untuk melindungi kaki dari benda tajam dan panas.

8 Sepatu pelindung Alat yang seperti sepatu biasa , tapi berbahan kulit dilapisi dengan sol. Berfungsi mencegah kecelakaan fatal yang menimpa kaki seperti benda tajam, benda panas dan lain-lain.

9 Safety Belt Alat pelindung diri ketika pekerja bekerja/berada diatas ketinggian.

10 Pelampung Alat pelindung pengguna yang bekerja diatas air atau dipermukaan air agar terhindar dari bahaya tenggelam atau mengatur keterapungan pengguna agar dapat berada pada posisi tenggelam atau melayang di dalam air.

11 Jas laboratorium Alat perlindungan diri atau baju yang dikenakan selama pekerja di laboratorium.

12 Apron Baju yang berfungsi untuk melindungi diri dari cairan kimia, panas, uap , lembab dan radiasi.

Sumber: PLN Duren Tiga

Berdasarkan tabel III.2 dapat diketahui bahwa alat perlindungan diri yang wajib

digunakan karyawan bagian penelitian adalah alat perlindungan kepala atau helm

Page 54: harus di print - repository.bsi.ac.id

40

digunakan pada saat di laboratorium instrumen dan mekanikal, laboratorium

metalurgi dan pada saat di laboratorium sistem tenaga listrik. Kacamata pengaman

digunakan pada saat di laboratorium model fisik hidraulik. Perlindungan wajah

digunakan pada saat di laboratorium model fisik hidraulik. Masker digunakan pada

saat di laboratorium kimia dan lingkungan,laboratorium metalurgi. Penutup telinga

digunakan pada saat di laboratorium instrumen dan mekanikal, laboratorium tegangan

tinggi. Sarung tangan digunakan pada saat di laboratorium kimia dan lingkungan.

Sepatu bootdigunakan pada saat di laboratorium instrumen dan

mekanikal,laboratorium model fisik hidraulik, laboratorium metalurgi, laboratorium

tenaga air (LTA) Cipayung. Dan sepatu pelindung digunakan pada saat di

laboratorium kimia dan lingkungan, laboratorium teknik sipil, laboratorium hubungan

singkat, laboratorium kalibrasi, dan laboratorium sistem tenaga listrik. Safety belt

digunakan pada saat di laboratorium sistem tenaga listrik, laboratorium metalurgi.

Pelampung digunakan pada saat di laboratorium model fisik hidraulik, laboratorium

tenaga air (LTA) Cipayung. Jas laboratorium digunakan pada saat di laboratorium

kalibrasi. Dan apron digunakan pada saat di laboratorium kimia dan lingkungan,

laboratorium metalurgi. Alat perlindungan diri tersebut digunakan sesuai dengan

pekerjaannya, agar aman dalam melakukan pekerjaan.

Penggunaan Alat Perlindungan Diri (APD) wajib digunakan oleh karyawan

pada saat bekerja guna untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja di PLN

Puslitbang. Dan untuk saat ini PLN Puslitbang belum menerapkan sanksi pada

karyawan yang tidak menggunakan Alat Perlindungan Diri (APD) pada saat bekerja,

Page 55: harus di print - repository.bsi.ac.id

41

PLN Puslitbang akan memberhentikan pekerjaan karyawan tersebut apabila

pekerjaan nya beresiko besar dan juga memperingatkan karyawan tersebut.

Proteksi warehouse

1. Rambu-Rambu Pencegahan Kebakaran

Meskipun terlihat tidak penting namun berfungsi cukup besar dalam mencegah

adanya bahaya kebakaran, misalkan larangan merokok, area khusus merokok, dan

jalur evakuasi.

2. Alat Pemadam Kebakaran (APAR) Dry Chemical Powder & CO2

adalah alat perlindungan kebakaran aktif yang digunakan untuk memadamkan api

atau mengendalikan kebakaran kecil, umumnya dalam situasi darurat. Pada alat

pemadam ini berisi bahan kimia kering yang merupakan kombinasi daari Mono-

amoniten dan ammoniten sulphate. Serbuk kimia yang dikeluarkan akan

menyelimuti bahan yang terbakar sehingga memisahkan oksigen yang merupakan

unsur penting terjadinya kebakaran.

2. Hydrant Box

Adalah alat yang terletak di dalam maupun diluar gedung yang menyediakan

akses pasokan air untuk bertujuan pemadaman kebakaran.

3. Smoke detector

Adalah alat yang berfungsi secara otomatis menghidupkan alarm ketika

mendeteksi adanya asap kebakaran, inilah salah satu hal yang menyebabkan

adanya larangan merokok di dalam gedung.

Page 56: harus di print - repository.bsi.ac.id

42

4. Fire alarm Control Panel

Adalah sistem terintegrasi adanya gejala kebakaran, untuk kemudian memberi

peringatan (warning) dalam sistem evakuasi dan ditindak lanjuti dengan sistem

instalasi pemadam kebakaran (fire fighting system)

5. Cctv

Yaitu untuk memantau keadaan dalam suatu tempat, yang biasanya

berkaitandenngan keamanan atau tindak kejahatan, apabila terjadi hal-hal kriminal

dapat terekam kamera yang nantinya akan dijadikan sebagai bahan bukti serta

sebagai alat untuk mengetahui apakah suatu tempat tersebut mengalami sebuah

kecelakaan kerja.

6. Kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Kerja (P3K)

Kotak P3K berfungsi sebagai pertolongan pertama sebelum korban mendapat

pertolongan yang lebih baik di rumah sakit.

Tindakan Dalam Menghadapi Keadaan Darurat

Dalam menghadapi keadaan darurat, seperti terjadinya kebakaran pada PLN

Puslitbang tindakan yang dilakukan adalah memutus rantai segi tiga api, membuat

pengurangan kadar oxygen, menjauhkan benda terbuka dari api, mengisolasi sumber

api, penyelamatan dan evakuasi. Untuk tindakan evakuasi dilakukan atas perintah dari

ketua panitia keselamatan dan kesehatan kerja di PLN Puslitbang, dan evakuasi

tersebut dilakukan oleh petugas khusus yang sudah dibentuk oleh panitia keselamatan

dan kesehatan.

Page 57: harus di print - repository.bsi.ac.id

43

Tingkat Kecelakaan yang terjadi pada PLN Puslitbang

Berdasarkan data yang diperoleh, PT PLN (persero) Puslitbang

Ketenagalistrikan sampai saat ini belum pernah mengalami kecelakaan kerja pada

bagian penelitian. Dikarenakan karyawan PLN Puslitbang mematuhi peraturan yang

dibuat oleh perusahaan dengan menggunakan Alat Perlindungan diri (APD) pada saat

bekerja yang sesuai dengan bidangnya. Bila terjadi kecelakaan kerja tindakan yang

PLN Puslitbang lakukan ialah melakukan pertolongan pertama dengan membawa

karyawan ke klinik PLN Puslitbang yang ada didalam gedung PLN tersebut. Didalam

klinik tersebut terdapat dokter jaga dan asisten dokter, jika kecelakaan karyawan

hanya sebatas luka ringan atau luka luar maka langsung ditangani oleh dokter jaga

dengan kotak P3K yang disediakan. Apabila karyawan mengalami kecelakan yang

cukup berat dengan luka dalam maka perusahaan langsung merujuk karyawan

tersebut kerumah sakit terdekat.

3.2.3. Fasilitas dan Pelayanan Kesehatan Karyawan

Adapun fasilitas dan pelayanan untuk kesehatan para karyawan PLN adalah:

1. Kartu PLN Sehat

Kartu PLN Sehat di berikan pada seluruh karyawan yang berkerja di PLN. Kartu

PLN Sehat menunjuk Admedika sebagai pihak ketiga memberikan asuransi

kesehatan untuk karyawan mulai dari rawan jalan, rawat inap dan check lab.

Kartu PLN Sehat dapat digunakan mulai dari karyawan berserta keluarga

karyawan dengan catatan anak diatas umur 21 tahun tidak dapat menggunakan

Page 58: harus di print - repository.bsi.ac.id

44

fasilitas tersebut, dapat di kecualikan jika ada surat keterangan bahwa anak

tersebut belum bekerja atau masih sekolah.

2. Sistem Reimburse

Apabila karyawan sakit di hari libur maka perusahaan akan mengganti uang yang

sudah dikeluarkan karyawan untuk pengobatannya.

3. Medical Check up (Tahunan)

Medical check up yang dilaksanakan tiap tahun untukkaryawan PT PLN meliputi:

Tes pemeriksaan darah, tes pemeriksaan urine, pemeriksaan ECG, pemeriksaan

Rontgen, audiometri, pemeriksaan fisik (tinggi,berat badan,lingkar perut,visus

(penglihatan), dan buta warna), tes keseimbangan, dan pemeriksaan dokter.

Page 59: harus di print - repository.bsi.ac.id

45

BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Dari hasil tersebut bisa disimpulkan bahwa:

1. PT. PLN (persero) Puslitbang Ketenagalistrikan sudah memiliki kebijakan

mengenai keselamatan dan kesehatan kerja. Kebijakan di PLN dibuat

berdasarkan Undang-undang No. 1 Tahun 1970.

2. PT. PLN (persero) Puslitbang Ketenagalistrikan sudah menerapkan pemakaian

Alat Perlindungan diri (APD) pada karyawan yang sesuai dengan bidang

pekerjaannya, jika karyawan tidak mematuhi atau melanggar kebijakan maka

karyawan akan diberi peringatan dan tidak diperbolehkan melakukan

pekerjaan jika pekerjaan itu beresiko besar.

3. Kecelakaan kerja pada karyawan PLN Puslitbang Duren tiga sampai saat ini

belum pernah terjadi, karyawan di PLN Puslitbang selalu mematuhi apa yang

diperintahkan oleh PLN. Salah satunya dengan menggunakan alat

perlindungan diri pada saat bekerja, sesuai dengan bidang pekerjaannya.

Page 60: harus di print - repository.bsi.ac.id

46

4.2. Saran

Agar keselamatan dan kesehatan kerja pada karyawan di bagian penelitian PT.

PLN (persero) Puslitbang Ketenagalistrikan menjadi lebih baik, maka:

1. PT PLN (persero) Puslitbang Ketenagalistrikan perlu mempertahankan dan

lebih meningkatkan dalam menerapkan penggunaan alat perlindungan diri

(APD) pada di setiap bidang pekerjaan karyawannya.

2. Perlu adanya pelatihan karyawan baru untuk pertolongan pertama bila terjadi

adanya kebakaran.

Page 61: harus di print - repository.bsi.ac.id

47

Daftar Pustaka

Al Fajar, Siti dan Tri, Heru. 2015. Manajemen Sumber Daya Manusia (sebagai dasar meraih keunggulan bersaing). Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. Basri, Hasan., dan H.A. Rusdiana.2015. Manajemen Pendidikan dan Pelatihan. Bandung: CV. Pustaka Setia. Hanggraeni, Dewi. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI. Mangkunegara, Anwar Prabu. 2013. Manajemen Sumber Daya Perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Sedarmayanti. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia Reformasi Birokrasi dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Bandung. Suparyadi. 2015. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta.

Widodo, Suparno Eko. 2015. Manajemen Penegembangan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Page 62: harus di print - repository.bsi.ac.id

49

Page 63: harus di print - repository.bsi.ac.id

50

Page 64: harus di print - repository.bsi.ac.id

51

Page 65: harus di print - repository.bsi.ac.id

52

Page 66: harus di print - repository.bsi.ac.id

53

Page 67: harus di print - repository.bsi.ac.id

54

Page 68: harus di print - repository.bsi.ac.id

55

Page 69: harus di print - repository.bsi.ac.id

56

Page 70: harus di print - repository.bsi.ac.id

57

Page 71: harus di print - repository.bsi.ac.id

58

Page 72: harus di print - repository.bsi.ac.id

59

Page 73: harus di print - repository.bsi.ac.id

60

Page 74: harus di print - repository.bsi.ac.id

61