hari kedua - solider.id · kotak, yang memang diminta oelh panitia bersama agar kemudian kita enak...

34
1 DISKUSI TEMATIK HARI KEDUA “KRIMINALISASI & PERLINDUNGAN HUKUM” HARI KEDUA Hari, tanggal : Kamis, 26 Februari 2015 Tempat : Ruang Parang Pandan III, Ros-In Hotel, Yogyakarta Waktu : 09.10 – 11. 29 WIB Fasilitator : Tri Wahyu Peserta : Fani, Roni, Abid, Thomas, Arina, Okti, Ratna, Khoir, Iin dan Lutfi Wahyu Baik kita mulai ya. Assalamualaikum wr.wb. Salam sejahtera bagi kita semua. Salam inklusi. Ee yang pertama saya mohon maaf, terlambat, karena mendadak ada tamu. Kita akan berlanjut untuk ee melanjutkan yang kemarin yang kemarin sore kita bersama Mas Sharli LBH dan juga Mas Syafii sebagai pemandtik diskusi kita terkait dengan kriminalisasi dan perlindungan hukum. Saya sudah mencoba untuk memasukkan di kotak- kotak, yang memang diminta oelh panitia bersama agar kemudian kita enak dalam membacanya gitu ya, hasil didiskusi ini. Yang diminta oleh kepanitiaan besar, di kelompok kita pun di kelomppok yang lain, setidaknya ada 4 kotak, teman-teman ya. Ada e kotak yang saya berharap nanti bisa dibantu untuk kemudian ditambah sesuai dengan pengalaman dan juga informasi dari teman-teman. Yang pertama, kotak yang pertama adalah soal identifikasi isu-isu yang mengemuka serta masalah yang terjadi. Itu yang kotak pertama. Isunya apa? Misalnya terkait kriminalisasi dan isu terkait perlindungan hukum. Kemudian kotak yang kedua soal pemetaan stakeholder atau para pihak ya. Stakeholder atau para pihak termasuk penyebab gitu ya, penyebab dan siapa yang terkena dampak atas permasalahan. Penyebab dan siapa yang terkena dampak atas permasalahan. Kemudian yang ketiga, kotak yang ketiga yang nanti kita isi bersama, posisi dan agenda masyarakat sipil. Posisi dan agenda masyarakat sipil. Kemudian yang kotak terakhir adalah kotak rekomendasi. Rekomendasi dan bisa saja kemudian nanti juga bagian disini adalah rencana advokasi. Rekomendasi dan rencana advokasi. Itu teman-teman 4 kotak yang nanti coba kita isi bersama. Ee dan memang saya sudah mencoba memasukkan ya, ini tentu saja rancangan, draft, yang pasti kemudian bisa kita ganti kita ubah sesuaidengan masukkan teman-teman, karena ini ee apa diskusi partisipatif ya. Yang kotak pertama soal isu kriminalisasi mungkin mohon maaf saya akan membacakan dulu sebelum tentu nanti teman-teman saya berharap bisa memberikan masukkan.

Upload: doanliem

Post on 06-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

DISKUSI TEMATIK HARI KEDUA “KRIMINALISASI & PERLINDUNGAN HUKUM”

HARI KEDUA

Hari, tanggal : Kamis, 26 Februari 2015 Tempat : Ruang Parang Pandan III, Ros-In Hotel, Yogyakarta Waktu : 09.10 – 11. 29 WIB Fasilitator : Tri Wahyu Peserta : Fani, Roni, Abid, Thomas, Arina, Okti, Ratna, Khoir, Iin dan Lutfi

Wahyu Baik kita mulai ya. Assalamualaikum wr.wb. Salam sejahtera bagi kita semua. Salam inklusi. Ee yang pertama saya mohon maaf, terlambat, karena mendadak ada tamu. Kita akan berlanjut untuk ee melanjutkan yang kemarin yang kemarin sore kita bersama Mas Sharli LBH dan juga Mas Syafii sebagai pemandtik diskusi kita terkait dengan kriminalisasi dan perlindungan hukum. Saya sudah mencoba untuk memasukkan di kotak-kotak, yang memang diminta oelh panitia bersama agar kemudian kita enak dalam membacanya gitu ya, hasil didiskusi ini. Yang diminta oleh kepanitiaan besar, di kelompok kita pun di kelomppok yang lain, setidaknya ada 4 kotak, teman-teman ya. Ada e kotak yang saya berharap nanti bisa dibantu untuk kemudian ditambah sesuai dengan pengalaman dan juga informasi dari teman-teman. Yang pertama, kotak yang pertama adalah soal identifikasi isu-isu yang mengemuka serta masalah yang terjadi. Itu yang kotak pertama. Isunya apa? Misalnya terkait kriminalisasi dan isu terkait perlindungan hukum. Kemudian kotak yang kedua soal pemetaan stakeholder atau para pihak ya. Stakeholder atau para pihak termasuk penyebab gitu ya, penyebab dan siapa yang terkena dampak atas permasalahan. Penyebab dan siapa yang terkena dampak atas permasalahan. Kemudian yang ketiga, kotak yang ketiga yang nanti kita isi bersama, posisi dan agenda masyarakat sipil. Posisi dan agenda masyarakat sipil. Kemudian yang kotak terakhir adalah kotak rekomendasi. Rekomendasi dan bisa saja kemudian nanti juga bagian disini adalah rencana advokasi. Rekomendasi dan rencana advokasi. Itu teman-teman 4 kotak yang nanti coba kita isi bersama. Ee dan memang saya sudah mencoba memasukkan ya, ini tentu saja rancangan, draft, yang pasti kemudian bisa kita ganti kita ubah sesuaidengan masukkan teman-teman, karena ini ee apa diskusi partisipatif ya. Yang kotak pertama soal isu kriminalisasi mungkin mohon maaf saya akan membacakan dulu sebelum tentu nanti teman-teman saya berharap bisa memberikan masukkan.

2

Kriminalisasi isu yang mengemuka, yang saya catat yang pertama tentu kemarin masukan dari Mas Sharli ya, bahwa kriminalisasi yang dimaknai disini adalah dalam konteks sosial, tak sekedar hukum gitu. Karena kalau Mas Sharli kemarin sampaikan, kalau kriminalisasi hukum itu kira-kira adalah mengambil satu perbuatan dibawa ke hukum pidana, itu kriminalisasi. Tentu yang kita bicarakan disini tidak disitunya, tapi dalam hal –yang meminjam bahasa Mas Sharli adalah- konteks sosialnya. Yaitu proses menjerat seseorang menjadi tersangka, dengan menyalahgunakan, sori, menyalahgunakan kekuasaan dan instrumen hukum. Itu isu terkait dengan ___ kriminalisasi yang pertama kemarin. Jadi juga agar kita bedakan dengan yang konteks hukum ya, tapi terutama konteks sosialnya. Kemudian yang kedua, saya catat yang kemarin adalah pola kerja dari kriminalisasi itu adalah, tertulis disitu: manipulatif, rekayasa, -manipulatif, rekayasa- dan intimidatif. Itu pola kerja dari kriminalisasi yang kemairn juga Mas Sharli menyampaikan ke kita. Kemudian yang ketiga, dilakukan dengan melanggar hak-hak tersangka dan terdakwa dan juga saksi yang juga melanggar prosedur atau hukum acara, menabrak hukum acaranya, oke. Kemudian yang keempat, masuk di isu kriminalisasi yaitu bertujuan membungkam suara kritis. Menarik disini, membungkam suara kritis, memenjarakan orang, menakut-nakuti orang atau masyarakat. Saya berlanjut dulu. Kemudian yang kelima masih terkait isu kriminalisasi, dilakukan guna mendapat keuntungan-keuntungan tertentu, diluar manfaat penegakan hukum. Keuntungan tertentu, diluar manfaat penegakan hukum. Itu yang di isu kriminalisasinya ya, teman-teman yang sebenarnya kemarin kita mendapat bahan yang luar biasa dari Mas Sharli. Saya mencoba ini sebenarnya, ee apa kalau bicara kemudian soal isu, kan kita tidak hanya ngonceki atau menginventarisi soal permasalahan ya, tapi peluangnya. Sebenarnya kita ada peluang nggak sih dalam isu kriminalisasi? Ini sebenarnya ee apa informasi atau kemudian kebijakan yang sebenarnya bisa memagari rakyat, soal kemudian tidak ada tindak kriminalisasi. Bahwa nanti di praktiknya beda, tentu yang itu harus kita pastikan praktiknya agar bisa menjaga rakyat dari kriminalisasi. Tapi setidaknya ada peluang. Saya mencoba masuk disini yang saya berharap nanti teman-teman bisa memberikan masukan juga.

Yang pertama adalah Undang-undang Perlindungan Saksi dan Korban. Udndang-undang 13 tahun 2006 ada tertulis disitu, kita cuplik salah satu pasal, pasal 10 ayat 1: “Saksi, korban, dan pelapor tidak dapat dituntut secara hukum baik pidana maupun perdata atas laporan kesaksian yang akan, sedang, atau telah diberikannya.” Ini tentu kemudian kalau bicara soal regulasi yang kita ambil yang Gaman ya, Gaman untuk advokasi kita. Artinya ini sebenarnya bisa memagari kita. Soal praktek tentu kemudian nanti kita perjuangkan agar ini bisa terlaksana.

3

Yang kedua, saya mencoba ngambil dari teman-teman WALHI ya. Wahana Lingkungan Hidup Indonesia sering memakai ini, soal isu lingkungan, undang-undang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Kita cuplik misalkan salah satu pasal, pasal 66 “Setiap orang yang memperjuangkan hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat, tidak dapat dituntut secara pidana maupun digugatsecara perdata.” Ini lagi-lagi peluang, kalau meminjam bahasa teman-teman WALHI, sebenarnya ini ada hak imunitas bagi pejuang lingkungan. Tentu ini penting kita dialogkan. Apakah sudah ada hak imunitas bagi pejuang difabel? Kok sepertinya belum. Kok sepertinyabelum. Tapi ini coba kita onceki dulu. Di Undang-undang yang sudah ada Gaman kita untuk mengamankan rakyat dari kriminalisasi. Yang ketiga, karena Cuma empat saja ya, dua terakhir. KUHP kita tentu banyak didalamnya yang juga bermasalah, makanya sekarang lagi dibahas untuk disempurnakan dan tentu ini produk Belanda ya, produk kolonial dulu. Tapi ada menarik, di salah satu pasal di KUHP adalah “bukan pencemaran nama baik kalau demi kepentingan umum.” “Bukan pencemaran nama baik kalau demi kepentingan umum.” Tentu kita harus memperjuangkan dan membangun satu opini publik, bagaimana perjuangan advokasi kita itu sebenarnya demi kepentingan umum. Perjuangan hak difabel, perjuangan bagi rakyat, buruh, petani. Itu juga perjuangan bagi kepentingan umum, tidak hanya kepentingan kita, milik pribadi kita. Nah ini yang menarik di KUHP. “Bukan pencemaran nama baik kalau demi kepentingan umum.” Karena kadang-kadang kan yang kita advokasi kan tidak semua suka dengan advokasi kita. Ada juga pihak yang bertentangan dengan advokasi yang seringkali menggunakan cara untuk melaporkan pencemaran nama baik. Tapi kita punya peluang disitu. Dan yang keempat terakhir dan menurut saya ini sepertinya belum diganti, walaupun situasi nasional bareskrim terus mengkriminalisasi KPK, setidaknya kita pakai surat edaran mereka sendiri. Surat Edaran Bareskrim 7 Maret 2005, yang intinya adalah mendahulukan laporan kasus korupsi bukan pencemaran nama baik. Jadi kalau ada 2 kasus, kita ngadvokasi kasus korupsi dalam waktu bersamaannya, yang kita duga koruptor yang melaporkan kita ke polisi atau ke penegak hukum dengan pencemaran nama baik, maka dengan edaran Bareskrim, kita pakai bahwa kasus korupsinya dahulu yang didahulukan, bukan pencemaran nama baik. Saya hanya menambah sedikit kemarin, Mas Sharli karena mencontohkan beberapa teman di daerah termasuk misalnya saya. 2004 sebagai tersangka kasus korupsi, karena biar utuh ya informasinya, 2008 yang melaporkan

4

kawan-kawan termasuk saya itu sudah jadi terpidana. Dan akhirnya alhamdulillah masuk di hotel prodeo di Wirogunan. Korupsi dana purnatugas DPRD Kota Jogja dan dulu kita pakai ini, korupsinya dahulu baru pencemaran nama baik. Karena sudah terbukti bersalah, sampai di Mahkamah Agung, akhirnya koruptornya itu harus menjalani pidana. Dan kemudian teman-teman yang menjadi tersangka korupsi kemudian tidak diproses. Itu yang peluang teman-teman, yang di kotak pertama. Kemudian usul saya mungkin kita nanti di kriminalisasi dulu, sebelum beralih di perlindungan hukum bagi komunitas difabel. Pemetaan para pihaknya, dari diskusi sore kemarin. Para pihak yang terlibat, dalam soal kriminalisasi, kita pakai pemantik dari Mas Sharli, dilakukan aparat penegak hukum yang seringkali bekerjasama dengan mafia hukum dan peradilan, mafia hukum dan peradilan. Ya kalau film, mafia tentu jejaringnya nggak hanya satu orang. Ya ini juga gitu. Mafia hukum dan peradilan dulu bilangnya kaya’ kentut gitu: baunya ada tapi kemudian orangnya nggak ada. Tapi dulu di Mahkamah Konstitusi kan ada rekaman Anggodo dulu di sidang, akhirnya kemudian mafia itu sudah mulai terbongkar. Kemdian para pihak yang lain, yang juga kemarin sempat terdiskusikan adalah saya coba tulis disitu tapi teman-teman silahkan beri masukan nanti, “Negara, dalam hal ini pemerintah pusat dan daerah, yang cenderung diam dan malah jadi bagian pengkriminalisasi rakyat, nggak hanya pusat tapi juga pemda. Saya sebut pengkriminalisasi rakyat, ini yang coba kita masukkan. Karena tentu ini Konferensi Masyarakat Sipil Jogja, tidak hanya bicara pemerintah pusat tapi juga pemerintah daerah. Saya sebut juga kenapa bagian pengkriminalisasi rakyat, contoh kemarin Mas Sharli nyontohin petani tuh, Pak Tukijo. Pemda DIY malah diam, bahkan dia memang punya proyek pasir besi kan. Di Kulonprogo. Jadi kira-kira kalau mereka mau terbuka ya, mereka mungkin malah senang. Pak Tukijo itu dikriminalisasi. Pun juga ibu rumah tangga yang di Bantul, yang kemarin yang kemudian nyatanya juga ee apa Negara juga cenderung diam. Lalu masih di kota ini adalah seringkali relasi yang timpang antara penegak hukum dan rakyat, oke, relasi struktural yang timpang. Kemudian yang terkena dampak, saya coba catat dari hasil yang kemarin. Yang pertama adalah rakyat, petani, buruh, ibu rumah tangga, ijinkan nanti teman-teman beri informasi kalau ada juga teman-teman difabel, yang kemudian juga jadi korban kriminalisasi karena menjadi menarik. Agar kemudian kita kasus kita lebih utuh. Lalu yang kedua ada aktivis anti-korupsi, ada aktivis lingkungan, dan yang ketiga karena ini juga situasi nasional hari ini, pimpinan KPK yang terkena dampak karena kemudian me…mendorong pemersihan di tubuh POLRI ya. Lalu kotak ketiga,

5

teman-teman sebelum kotak terakhir rekomendasi, posisi dan agenda masyarakat sipil terkait dengan isu kriminalisasi. Yang pertama, ini tentu dikawal teman-teman LBH, lembaga bantuan hukum, PUSHAM, dan banyak teman-teman yang lain. Pendampingan hukum termasuk pendidikan hukum progresif dan kritis bagi rakyat. Ini yang kemarin yang mengemuka didiskusi sore kemarin. Pendidikan hukum progresif, bahasa Mas Syafii kemarin, kita pinjam prof Sacipto “hukum itu mestinya untuk manusia, bukan hukum untuk hukum” itu jadi mekanis. Tapi hukum untuk manusia. Yang kedua adalah agenda untuk pemantauan peradilan tentu peradilan tidak hanya di siding pengadilan, tapi mulai dari kepolisian, kejaksaan, dan peradilan. Yang ketiga dan ini juga mengemuka dalam beberapa minggu terakhir adalah aksi untuk melawan kriminalisasi baik terhadap rakyat maupun pimpinan KPK. Lalu terakhir teman-teman, untuk di kotak kriminalisasi, rekomendasi, usulan, ini saya catat dari usulannya Mas Sharli. Silahkan nanti teman-teman bisa menambah dan juga memberi catatan kritis. Satu sampai lima terutama tentu ini rekomendasi hukum ya advokasi hukum. Yang pertama adalah melaporkan dugaan pelanggaran HAM, kepada KOMNAS HAM. Karena seringkali ini soal upaya perjuangan rakyat kemudian dikriminalisasikan tadi juga pelanggaran hak misalnya atas perjuangan hak ekonomi, sosial, budaya, hak sipol (?) gitu ya, kepada KOMNAS HAM. Lalu yang kedua melaporkan penyidik yang bermasalah, yang melakukan kriminalisasi ke Profak, Propam terkait penyidikan yang salah. Yang ketiga mengajukan praperadilan. Jadi yang mengajukan praperadilan tidak hanya BG saja ya, dan yang menerima tentu tidak hanya hakim Sarpin saja karena hakim kontroversial itu. Yang keempat mendesak pihak penyidik untuk mengeluarkan SP3- surat perintah penghentian penyidikan- karena itu tadi ya: manipulatif, kemudian rekayasa itu. Kemudian yang kelima memaksimalkan proses persidangan, untuk membuktikan terhadap semua tuduhan. Tentu yang kelima kita masih ingat soal kemenangan advokasi di Jogja ya atas Ervaniya yang di PN Bantul yang akhirnya bisa membebaskan. Walaupun lagi-lagi kita harus berjuang karena Jaksa melakukan kasasi ke Mahkamah Agung. Yang keenam terakhir sepertinya di… usulan rekomendasi, silahkan nanti teman-teman bisa memberi cacatan kritis dan menambah. Negara dalam hal ini pemerintah pusat dan daerah, menjalankan mandat konstitusi dengan aktif melindungi rakyat dengan menolak kriminalisasi terhadap rakyat dan pimpinan KPK. Itu yang coba

6

kemarin saya ee tuliskan ee draftnya dari hasil 2 jam kemarin pemantik dari Mas Sharli dan Mas Syafii dan juga ditanggapi teman-teman. Monggo saya berharap teman-teman bisa memberikan masukan, catatan termasuk tambahan gitu ya. Seperti tadi saya usulkan siapa tahu kemudian malah teman-teman juga mengetahui ada informasi soal kriminalisasi terhadap misalnya teman-teman difabel, pejuang difabel, pejuang rakyat yang lain. Yang mungkin belum masuk disini. Monggo silahkan teman-teman. Sebelum teman-teman bisa memberikan pandangan dan penjelasan, ada teman baru. Mungkin bisa kenalan dulu. Mbak, silahkan.

Arini Ee selamat siang nama saya Arini. Saya dari PUSHAM UII.

Wahyu Mbak Arini, PUSHAM UII. Baik, terimakasihMbak Arini PUSHAM UII. Silahkan teman-teman, monggo. Ada masukan? Terkait dengan sementara kita akan fokus dulu di kriminalisasi dulu. Sebelum nanti yang di kotak besar yang perlindungan hukum bagi komunitas difabel. Silahkan. Monggo, kalau kemarin ada yang kelewat, termasuk kalau pagi ini ada infromasi berharga yang mesti kita dialogkan dan juga mesti saya tulis gitu. Silahkan.

Abid Ini saya melihat untuk poin-poin ini kan perspektifnya hukum banget ya. Ee mungkin apakah mungkin kita membuat rekomendasi terkait dengan di luar perspektif hukum begitu.

Wahyu Sangat mungkin bung! Ya ya sangat mungkin karena kemarin kan dua teman ini backgroundnya hukum. Jadi ya apalagi isu kriminalisasi salahsatunya memang dimensi hukum. Tapi saya sepakat sangat mungkin. Ee ada kemudian masukan-masukan ee di luar hukum gitu. Misalnya sosial atau yang lain dan saya percaya ini bisa memperkaya rekomendasi ini. Mungkin ada masukan Abid iya?

Abid Saya belum ada ini ya belum ada yang paling penting bagi saya sebenarnya apa ya… ya normatif sih, pendidikan bagi masyarakat tentang apa isu-isu kriminalisasi ini. Karena saya yakin masyarakat awam yang tidak bersinggungan dengan hukum, itu seringkali ya mengabaikan hal-hal seperti ini. Terus itu yang poin pertama. Terus mungkin yang kedua tadi di stakeholder, itu ada poin yang saya seringkali karena relasi yang timpang, antara penegak hukum dan rakyat. Saya rasa ada poin apa ya saya perlu kita perlu mendapatkan ee di poin rekomendasi ini ee terkait dengan penguatan institusi-institusi pemerintahan yang dia itu masih istilahnya dalam tanda kutip dipercaya oleh masyarakat sipil, seperti halnya KPK, KPK dan Komnas HAM seperti itu. Ee karena dengan adanya istilahnya institusi-institusi tersebut maka masyarakat sipil itu istilahnya punya kekuatan ee apa misal ber apa ya berhadapan langsung dengan penegak hukum yang korup, itu.(jeda agak lama menunggu fasilitator mengetik pendapat audiens pada kolom)

Wahyu Oke Abid. Luar biasa. Saya sudah masukkan usulan. Yang pertama, pendidikan bagi rakyat terkait kriminalisasi ya dan upaya advokasinya gitu

7

yaa. Oke, terkait kriminalisasi dan upaya advokasinya. Kemudian yang kedua, penguatan KPK, Komnas HAM, mungkin mungkin nggak kita masukkan LPSK? Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban begitu.

Abid O ya.

Wahyu Oke, LPSK. Sebagai sahabat rakyat saat berhadapan dengan penegak hukum yang korup danmelakukan kriminalisasi. Kalau boleh saya usul, monggo nanti teman-teman bisa masuk ya. Ini yang 3 sampai 7 mungkin upaya hukum gitu ya biar kemudian tidak tidak 3 sampai 7 gitu ya. Oke. Advokasi hukum. Advokasi hukum ABC gitu aja… biar tidak tadi… biar nggak hukum banget tadi. (mengetik masukan) Oke. Silahkan teman-teman, setidaknya mulai ada 3 ya. Karena tadi yang usulannya Mas Abid kita masukkan langsung di advokasi hukumnya. Usulan pertama adalah dan sepertinya ini menarik dan pasti betul ini jadi kerja utama kita. Pendidikan bagi rakyat terkait ee kriminalisasi, krimina-lisasi dan upaya advokasinya. Yang kedua penguatan KPK, Komnas HAM, LPSK sebagai sahabat rakyat saat berhadapan dengan penegak hukum yang korup dan melakukan kriminalisasi. Yang ketiga advokasi hukum. Yang kemarin diisukan Mas Sharli ya, mulai dari melaporkan dugaan pelanggaran HAM kepada Komnas HAM, melaporkan penyidik, lalu ada pra peradilan, ad SP3- Surat Perintah Penghentian Penyidikan, memaksimalkan proses persidangan untuk membuktikan terhadap suatu tuduhan. Oke mungkin kalau boleh misalnya ditambahkan disini, ee contoh… (mengetik) kemenangan gerakan rakyat untuk… pembebasan tersangka, terdakwa Ervani di Bantul. Ibu rumah tangga… (masih mengetik) Ervani Eni Handayani… Herwanto. Oke. Contoh merujuk.. kemenangan… kriminalisasi. Silahkan teman-teman. Monggo untuk masih kriminalisasi saya balik lagi ke..atas. Ada masukan? Sebelum kita beralih ke perlindungan hukum. Monggo, Mbak Arini.

Arini Ee sebelumnya saya minta maaf dari pertama tidak ikut bergabung karena saya juga baru tahu juga baru kemarin siang. Ee untuk menambahkan di kolom keempat tentang advokasi hukum. Ee tentang kriminalisasi, barangkali dalam konteks Jogja ada beberapa peraturan tingkat daerah, perda, yang kemudian mengkriminalkan pekerjaan-pekerjaan yang… bagi masyarakat tertentu itu bukan tindak kriminal. Semisal dalam perda di jogja yang terbaru tentang penanganan pengimis dan gelandangan, dimana untuk kategori pengamen ee itu juga dikatakan sebagai kriminal karena kemudian meminta-minta dengan atau tanpa menggunakan alat itu juga dikatakan sebagai pengemisan. Ee bagi sebagian teman-teman terutama mereka yang ada di jalan yang kemudian mencari makan dengan cara mengamen, ee tentu perda ini sangat memberatkan. Padahal sudah ketok palu dan tinggal menunggu ee apa ya pergubnya. Di dalam konteks perda penganan ee gelandangan dan pengemis… barangkali mungkin bisa ajukan, saya tidak tahu ya seperti apa alurnya, apakah kemudian bisa dilakukan

8

seperti ee yang teman-teman lakukan untuk perda penanganan ee Perempuan Pekerja Seks dengan sampai pada tingkat apa itu sekarang judicial review, atau apa yang pasti ee sensitivitas kita terhadap perda yang kemudian merugikan masyarakat, ee tidak memandang utuh pesoalan di masyarakat, ee seperti penanganan gelandangan dan pengemis ya menurut saya ada beberapa yang bisa diajukan judicial review atau tindakan-tindakan lain yang bisa kita lakukan di tingkat ee daerah tapi tidak hanya sekedar ee tidak karena ini sudah sifatnya ialah ee ketetapan hukum, berarti di kita advokasinya juga sampai pada akar-akarnya, kalau itu perda kemudian bagaimana caranya untuk mengubah rumusan-rumusan yang merugikan beberapa kelompok masyarakat.

Wahyu Saya tulis coba Mbak Arini nanti Mbak Arini teman-teman bisa menambah. Yang terkena dampak tadi kan ada petani, buruh, ibu rumahtangga, saya tulis disini komunitas jalanan, antara lain pengamen, oke. Kemudian tadi ada usulan Mbak Arini masuk disini misalnya soal uji material ya?

Arini Iya, uji materiil.

Wahyu Atau.. oke.

Arini Karena di undang-undang itu tidak mengatur secara detail ee di perda itu tidak mengatur secara detail dikatakan tindak pidana kemudian ialah meminta-minta dengan atau tanpa menggunakan ala tee apa blabla gitu. Yang artinya bagi teman-teman pengamen itu bisa menjadi dia kemudian ee dikenakan pidana, bahkan untuka teman-teman yang sedang menggalang dana, teman-teman mahasiswa, katakanlah ee saat ini koin untuk Australia. Dia menggalang dana yang katakanlah ya udah dia jalan menggalang dana karena udah karena perda itu tidak mengatur secara detail yaa kemungkinan kemungkinan untuk ee krimina- kriminalisasi itu juga terbuka. Artinya ee substansinya memang mudah sekali untuk multitafsir gitu.

Wahyu Saya coba masukkan dulu, ya nanti teman-teman ee bisa memberi tanggapan balik juga dari Mbak Arini. Saya masukkan di isu juga mbak ya. Jadi kriminalisasi melalui kebijakan ya. Ini kan menjadi menarik ini, masuk disini ya. Melalui kebijakan (sambil mengetik). Contoh…. Perda yang mengkriminalisasi pekerjaan atau gimana ini? Mengkriminalisasi rakyat gitu ya? Atau komunitas jalanan langsung aja? Oke.

Arini E ya karena karena ma- bunyi bunyi bunyi perdanya kemudian multitafsir sehingga kemudian bisa banyak orang dikriminalkan atas e perbuatannya.

Wahyu (dikatakan sambil mengetik) Oke. Melalui kebijakan, oke enam. Dapat juga… kriminalisasi melalui kebijakan, contoh perda yang mengkriminalisasi komunitas jalanan. Oke, tadi masuk. Dampaknya komunitas jalanan. Kemudian usulannya uji materiil atas kebijakan yang mengkriminalisasi rakyat. Perda… MA ya kalau perda ya.. atau umum aja uji materiil?

Arini Uji materiil saja

9

Wahyu Oke. Atas kebijakan yang mengkriminalisasi rakyat.

Arini Kriminalisasi itu kan…. mengkriminalkan suatu perbuatan yang di Negara kemudian yang mengkriminalkan suatu perbuatan yang sebelumnya itu bukan tindak criminal seperti itu.

Wahyu Oke.

Abid Kalau

Wahyu Silahkan Abid.

Abid Mungkin secara redaksional ini, karena ini ee itu kan berpotensi ya bukan bukan belum terjadi mungkin segala di apa ditarik yang ke ranah yang lebih luas mungkin untuk uji materil segala undang-undang yang terkait dengan itu. Atas kebijakan yang berpotensi mungkin gitu ya yang berpotensi untuk mengkriminalisasi rakyat. (selama proses-proses ini terdengar suara diskusi dari ruang sebelah dengan mikrofon)

Wahyu Mengkriminalisasi rakyat ya. Uji materiil atas kebijakan yang berpotensi mengkriminalisasi rakyat. Oke. (sambil mengetik) Kalau soal sisi parlemen, karena ini gini teman-teman, nanti siang jam 1, kalau informasi dari panitia bersama nanti kita mau ketemu dengan elemen Negara, dalam hal ini rencana pemerintah dan DPRD. Semoga mereka datang, kan gitu. Tapi kita bayangkan mereka datang, dan tentu nanti ada wakil fasilitator ini akan bacakan, kalau nggak salah Mbak Nunik atau Mbak Wiji. Nah maksud saya gini, ini tadi kan ada soal perda tuh. Oke uji materiil kebijakan yang berpotensi mengkriminalisasi rakyat karena kita Konferensi Masyarakat Sipil Jogja, contohnya perda, misalnya kan ke MA. Cuma mungkin nggak misalnya advokasi politik gitu? Parlemennya sendiri? Jadi parlemen bagaimana sikapnya ini atas kebijakan ini? Maksud saya kan kan tidak melulu kita itu kan advokasi ke MA, ke Jakarta. Maksud saya di daerah yang tentu dekat dengan kita, kalau bicara advokasi ini kan ada apa ‘smart’ gitu salah satunya, ada realistits juga gitu ee apa anu ya ee kalau bicara kita ngomong advokasi kan unsurnya kan seharusnya mesti realistis juga. Bahwa pilihanuji materiil termasuk ke Mahkamah Agung, tentu kerjasama dengan parlemen Jakarta bisa juga kita lakukan. Tapi bagaimana sih advokasi di Jogjanya sendiri, kaya’ gitu. Kalau tadi kan di Pemda-nya jelas tuh: Negara -pemerintah pusat, daerah- agar menjalankan mandat konstitusi dengan proaktif, pakai bahasa Pak Busyro ya, ‘proaktif’ melindungi rakyat. Dengan menolak kriminalisasi terhadap rakyat dan pimpinan KPK. Uji materiil atas kebijakan yang berpotensi berpotensi mengkriminalisasi rakyat, di sisi parlemennya. Di sisi parlemennya sendiri? Karena kalau ada satu isu, kelompok tentang pemilu ya, dan menarik teman-teman Pusmapol UII kemarin kan. Kita itu kan kencang atau aktif saat advokasi pra pemilu dan saat pemilu. Tapi pascapemilu setelah caleg itu jadi anggota legislatif, kira-kira, kritikannya kemarin kan masyarakat sipil cenderung sudah tidak terlalu aktif. Lha, bagaimana me- satu kritik otokritik yang menurut saya itu

10

konstruktiflah bagi masyarakat sipil dan kita tangkap itu untuk kita masukkan disini.

Arini Ee persoalan kemudian begini, ee saat kemudian ee itu perda, katakanlah ya untuk konteks perda, kalau itu perda.. sudah… sudah berbunyi seperti itu ee aplikasinya akan seperti itu. Saat kemudian perda itu kemudian mengatakan bahwa yang dikatakan sebagai meminta-minta dengan atau tanpa alat itu kemudian pengamen, dikatakan sebagai pengemisan, maka mereka akan terjaring. Gimana mengubah si pasal ini kan ee saat kemudian itu sudah

Wahyu Sudah digetok ya (panitia memasukkan coffee break)

Arini Sudah diketok kan, saat yang kemudian kita kawal ialah Pergubnya, supaya dia lebih humanis, kemudian katakanlah dia punya camp assessment tuh di Bantul untuk Perda ini. Bahwa setiap tindakan penertiban ee dari ee Perda mm orang-orang yang –maaf yang terjaring- kemudian akan di ditempatkan di camp assessment. Dengan berbagai persoalan pula. Maka camp assessment itu juga saat yang kami ketahui awal-awalnya itu dana operasionalnya juga diambil dari Danais.

Wahyu Assesmentnya?

Arini Assementnya. Camp assessment untuk awal-awal.

Wahyu Kalau spanduknya yang spanduknya kan kita mulai tahu ya. Kalau teman-teman kadang ke Bantul kemana itu kan, kalau kita memberi pada gelandangan pengemis itu kan _______ (sepertinya terdengar: ‘saya lupa’)

Arini Bisa dipidana gitu.

Wahyu Ya. Ee tu- berapa penjara berapalah. Itu kan spanduk itu kan ya sekarang mengemuka ya. Bukan sisi perlindungannya gitu lho. Oke oke.

Arini Artinya begini ee kalau ee menurut teman-teman ataupun e saya juga ya nggak mungkin ini ee untuk mengeluarkan katakanlah pekerjaan dengan cara mengamen dari ee dari ____ (“katakanlah tindak kriminal”), tidak mungkin kalai si perda tidak diubah. Memang mau tidak mau memang kita harus kesana juga. Cuma dalam waktu dekat yang kita bisa lakukan yang paling realistis untuk kita lakukan: Ada tidak mekanisme atau ee apa ya? Kemauan politik dari ee parlemen di daerah, untuk pengecualian-pengecualian yang tertentu. Saya nggak tahu saya juga nggak tahu gitu. Atau minimal kita bagaimana mengawal pergubnya atau memastikan pergub ini pergub ini ee berjalan dengan cara-cara yang humanis. Siapa kemudian yang akan mengontrol camp assessment? Ini

Wahyu Pergubnya belum belum

Arini Belum.

Ariniahyu Belum kebentuk ya?

Arini Belum kalau pergubnya.

Wahyu Draftnya?

Arini Ee setahu saya sampai ___ sampai sekarang belum. Ee camp assessment itu siapa kemudian yang akan memantau? Karena dibawah naungan Dinsos,

11

kemudian siapa yang akan memantau semisal kalau ada salah tangkap nih atau salah menempatkan, karena saya pernah masuk disana ada orang ditempatkan di dicampur dengan orang gila. Betapa tidak stressnya dia?! Kemudian siapa yang akan memastikan bahwa makanan yang diberikan kepada mereka ini layak? Hal-hal semacam itu kemudian regulasinya ee harus kita kawal penuh. Yang paling memungkinkan untuk dilakukan di tingkat daerah tapi secara materi kalau memang ingin mengeluarkan ee beberapa kelompok masyarakat yang rentan, jika rentan diinjak-injak pula ini nanti harus uji materi. Ini yang paling memungkinkan.

Wahyu Ee saya bantu menulis, artinya kan ini kalau bicara advokasi oke misalnya uji materiil yang di MA ya, kalau di daerah tadi ya, kawal … apa pergub ya?

Arini Iya pergub. Walaupun bagi beberapa teman itu juga

Wahyu Karena Perdanya sendiri bermasalah gitu lho.

Arini He-eh iya he-eh.. “Ya nggak maulah. Buat apa ada Perpu orang saya menolak Perda.” gitu. Tapi ya kita minimalisir ee beberapa teman mengatakan ya kita minimalisir ee berbagai macam pelanggaran disana. Karena-

Wahyu Atau dengan bahasa yang misalnya gini, kita umumkan, maksudnya kalau kita langsung pergub padahal turunan Perda yang bermasalah kan kira-kira kita melanjutkan satu kebijakan yang bermasalah

Arini …kita membenarkan…

Wahyu Kalau pakai dengan bahasa Abid tadi teman-teman nanti bisa masuk ya, teman-teman yang lain monggo. Misalnya kita kawal kebijakan daerah karena inikan Konferensi Sipil Masyarakat Jogja, di Nasional sudah kemarin. Kita fokus sementara agak di daerah, saya coba menulis misalnya: kawal kebijakan ee di daerah, agar humanis bagi kelompok rentan gitu atau gimana? Agar melindungi kelompok rentan?

Arini Ya ya.

Wahyu Akan memberikan perlindungan bagi kelompok rentan?

Arini Tidak hanya kelompok rentan sih ya semua masyarakatlah.

Wahyu Ya. (sambil mengetik) Bagi… bagi rakyat utamanya kelompok rentan?

Arini Ya hooh.

Wahyu (masih sambil mengetik) Kelompok.. rentan… agar tidak dikriminalisasi. Uji materiil, kebijakan… Oke. Saya udah masuk tadi usulannya Mbak Arini teman-teman. Tadi usulannya Mbak Arini sudah saya masukkan yang di isu ya. Ini tambahan isu kriminalisasi dan identifikasi masalahnya bahwa kriminalisasi dapat juga… kriminalisasi melalui kebijakan, contoh perda yang mengkriminalisasi komunitas jalanan, oke.

Arini Salahsatunya ya mas, salahsatu_____

Wahyu Yang mengkriminalisasi salahsatunya komunitas jalanan? Salahsatunya.. komu, oke, komunitas jalanan. Antaralain aja ya, mengkriminalisasi antara lain pada komunitas jalanan.

12

Arini Tapi kita bicara ee yang lebih tegas saja, pengamen. Karena komunitas jalanan ada beberapa ya.

Wahyu Pengamen. Pengamen sebagai bagian komunitas jalanan. Oke. Ya. Oke. Teman-teman kita sudah masukkan dari mbak Arini, tadi Mas Abid sudah masuk, Mbak Arini ini ada informasi sangat berharga: kriminalisasi melalui kebijakan. Contoh: Perda yang mengkriminalisasi rakyat, antara lain pada pengamen. Sebagai bagian komunitas jalanan. Kemudian usulannya: uji materiil atas kebijakan yang berpotensi mengkriminalisasi rakyat. Yang keenam kawal kebijakan daerah, agar memberikan perlindungan bagi rakyat utamanya rentan agar tidak dikriminalisasi, oke. Silahkan teman-teman, yang lain, kalau ada masukan? Termasuk tadi karena ini juga kita sambungkan nanti dengan perlindungan hukum bagi komunitas difabel. Tapi kalau soal kriminalisasi, ada informasi kalau terutama di Jogja gitu kalau ada teman difabel, pejuang difabel yang karena aktivitasnya perjuangan sosialnya menjadi tersangka. Belum?

Ratna Mungkin saya belum dengar ya.

Lutfi Semoga enggak

Wahyu Semoga enggak mbak semoga nggak, betul. Ya. Oke. Mas Lutfi, teman-teman yang lain, Mbak Ratna? Kalau ada masukan monggo kita masih di.. Abid, mainkan.

Abid Ee kemarin yang saya bilang terkait dengan penegak hukum, terutama hakim dan polisi. Ee permasalahan terkait dengan rekruitmen dan juga semacamnya itu apakah kita tidak bisa mengontrol terkait hal itu? Misalkan gini, apa misalnya kita me- apa istilahnya me…lakukan transparansi terhadap istilahnya rekruitmen terhadap hakim dan juga

Wahyu APH ya, aparat penegak hukum ya.

Abid Aparat penegak hukum.

Wahyu Oke oke oke. Agar dia

Abid Agar istilahnya

Wahyu Integritas nya

Abid Integritasnya bisa dipercayai. Daridulu saya mempertanyakan kenapa KPK itu bisa dipercayai sebegitu besarnya, tapi polisi dan jaksa ataupun penegak hukum yang lain itu tidak bisa dipercaya? Itu kenapa permasalahannya bisa terjadi ya tadi itu.

Wahyu Sepakat, oke. Saya tulis ya yang ketiga. Saya coba tulis nanti teman-teman bisa merevisi usulan dari Mas Abid, pemantauan rekruitmen ya, APH. Rekruitmen aparat penegak hukum, APH. Demi APH yang kredibel. Tidak korup dan berintegritas. Oke. Hal ini kan tentu sangat kaitan erat gitu. Kalau kemudian APH-nya kredibel, tidak korup, berintegritas, bayangan kita tentu potensi mengkriminalisasi akan semakin rendah gitu. Tapi kalau kemudian APH-nya itu tidak kredibel, korup, tidak berintegritas, potensinya akan makin besar. Oke. Ya karena tadi penyebabnya, kemarin kita pakai bahasa dari Mas Sharli, _____ APH yang seringkali bekerja sama dengan mafia

13

hukum dan peradilan. Ini kan tidak kredibel, tidak berintegritas ya. Oke. Oke. Silahkan teman-teman ada lagi? Kalau posisi agenda masyarakat sipil tentu kita menuliskan yang sudah dilakukan, hari ini dan kemarin. Tapi kalau usulan rekomendasi, tentu bayangannya ya kedepan. Yang mungkin belum kita jalankan tapi ini menarik dan strategis untuk kita lakukan. Silahkan.

Lutfi Tapi mungkin anu e

Wahyu Ya, Mas Lutfi.

Lutfi Karena kita kalau bicara terkait dengan istilahnya ______ lagi di Konferensi Masyarakat Sipil ya,

Wahyu Ya ya.

Lutfi Selama ini kan ee upaya hukum itu adalah bagian dari ___kedua kalau bisa dibilang karena lebih banyak pada posisi ee bagaimana kerja politik yang dimainkan. Kita kita lihat misalnya contohnya kemarin terjadi itu kan ee setelah ee apa isitilahnya agenda politik ya kemudian di satu sisi juga kemudian dan gerakan ini yang kemudian ee coba kita galang kembali. Artinya bahwa ee kedepan terkait dengan ini bicara kan terkait dengan proses kriminalisasi dan nanti ada perlindungan hukum yang tidak lepas dari persoalan bagaimana juga kita menggalang ee aksi politik. Aksi politik itu nanti pada turunannya bisa juga kan ee bagaimana menggalang kekuatan, kekuatan itu yang juga bisa di- bersama rakyat tetapi juga kita bisa berjejaring dengan misalnya anggota DPR yang itu menjadi kekuatan penambah bagi gerakan ee kedepan.

Wahyu Saya tulis ya. Misalnya tadi, galang kekuatan rakyat untuk aksi. Kalau nomor 4 naik aja gimana ya? Aksi politik lawan kriminalisasi. Oke. Aksi politik lawan… Aksi politik lawan kriminalisasi (sambil mengetik). Termasuk berjejaring dengan parlemen gitu?

Lutfi Iya.

Wahyu Oke saya tulis: termasuk berjejaring dengan parlemen. (sambil mengetik) Oke. Saya tulis teman-teman usulan dari Mas ee Lutfi, yang nomor 4 kita naikkan tadi. Eee… Galang kekuatan rakayat nomor tiga ya maaf, nomor tiga jadi nomor sat: galang kekuatan rakyat untuk aksi politik lawan kriminalisasi termasuk berjejaring dengan parlemen baik pusat maupun daerah ya. Karena contoh UU ITE kan sekarang lagi direvisi. Baik. (sambil mengetik) Pusat maupun daerah. Oke. Jadi inget tadi nggak hanya kebijakan daerah tapi juga nasional ya. Oke. Kebijakan daerah dan pusat. Oke makasih Mas Lutfi. Monggo ada lagi? Ini pemantauan peradilan saya sebut ya. Baik di kepolisian, kejaksaan, sidang pengadilan. Siang pengadilan. Oke. Silahkan ada lagi untuk yang kriminalisasi? Sembari berproses karena sudah ada snack. Haaa bisa mainkan. Ayo. Sembari jalan aja ya mohon maaf karena kita sampai jam 11. (panitia membagikan snack)

Lutfi Kalau ini dirasa cukup kita anu tema yang lain?

Wahyu He-eh. Karena habis kriminalisasi, tema perlindungan hukum bagi komunitas difabel. Kita ada dua itu. Monggo… ada usulan? Terus ini biar

14

mohon maaf ee karena ini jam 10.07 kita sampai jam 11 biar tetap jalan, ee teh atau kopi bisa gantian? Oh udah? Udah udah. Oke oke oke. Sori nggak lihat, oke. Silahkan teman-teman, monggo kalau masih ada ee terkait dengan kriminalisasi, ee Mas Roni atau Mbak Fani atau Thomas kalau ada masukan?

Thomas Saya tidak ada.

Wahyu Ya ya oke oke. Silahkan ini masih yang dikriminalisasi. Isu kriminalisasi, kalau ada.

Okti (penerjemah)

Sudah sepakat,

Wahyu Sudah sepakat? Oke.

Okti Karena kan kalau dari dalam pendidikan masyarakat itu kan

Wahyu Hukum?

Okti Itu kan sudah termasuk teman-teman difabel juga kan?!

Wahyu Ya ya. Ok, ya. Kalau dirasa cukup sementara kita akan berlanjut dulu ya. Tapi kalau nanti ada terbersit ada masukan nanti akan kembali ee. Kita akan berlanjut di ee yang kedua, karena kita kan kriminalisasi sudah, untuk yang perlindungan hukum bagi komunitas difabel. Seperti tadi ijinkan saya akan membacakan dulu hasil dari diskusi tematik kemarin bersama Mas Sharli dan Sas Syafii. Eee ada 4 kotak lagi lagi. Ee..

Yang pertama kotak soal isunya. Perlindungan hukum bagi komunitas difabel. Saya coba tulis disitu, perlindungan hukum dimaknai upaya untuk menghormati hak2 subyek hukum agar tidak dilanggar. Oke, upaya untuk menghormati hak-hak subyek hukum agar tidak dilanggar. Dan terhadap pihak yang melanggar, harus dimintakan pertanggungjawaban hukum. Ini kemarin yang dari Mas Sharli ya, saya tampilkan, saya masukkan disini. Lalu yang kedua, isu yang mengemuka soal perlindungan hukum bagi komunitas difabel. Ini terutama mungk- pembukanya perlindungan hukum secara umum dulu: Bahwa setiap warga negara berhak atas peradilan yang fair atau adil. Oke. Ini pembuka di isu perlindungan hukum. Lalu peluangnya, ini yang kemarin Mas Sharli ya, saya mohon maaf, masukkan dulu disini. Peluangnya untuk perlindungan hukum yang pertama kita di konstitusi Undang-undang Dasar 45 tentu ini pas amandemen keempat pasti ya. Pasal 28 D ayat 1, oke, ini terkait Hak Asasi Manusia ya, masuknya Hak Asasi Manusia di konstitusi kita. Kurang cetha ya?

Okti Iya.

Wahyu Sebentar-sebentar. Ada yang anu nggak? (membetulkan LCD yang blur atau tidak jelas terbaca tulisannya). Sementara ini dulu ya (tertawa kecil), sementara. Yang peluang yang pertama adalah konstitusi undang-undang dasar 45

15

pasal 28 D ayat 1. “Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan sama dihadapan hukum.” Ini konstitusi, lalu peluang yang lain. Ini dari Mas Sharli undang-undang hak asasi manusia 39 tahun 99 pasal 17 agak panjang saya bacakan, “Setiap orang tanpa diskriminasi berhak untuk memperoleh keadilan dengan mengajukan permohonan, pengajuan, dan gugatan baik dalam perkara pidana, perdata maupun administrasi serta diadili melalu proses peradilan yang bebas” tadi ya, adil, fair “dan tidak memihak sesuai dengan hukum acara yang menjamin pemeriksaan yang obejktif oleh hakim yang jujur dan adil untuk memperoleh putusan yang adil dan benar.” Ini peluang yang kedua. Konstitusi sudah, undang-undang HAM sudah. Saya masukkan dari Mas Syafii undang-undang 19 tahun 2011 raatifikasi konvensi hak-hak penyandang disabilitas, CRPD. Nanti pasalnya kita ambil ya. Pasal terkait perlindungan hukum. Kemudian kalau ini bicara Jogja, daerah, Perda DIY 4 tahun 2012 tentang perlindungan dan pemenuhan hak penyandang disabilitas. Lagi-lagi kalau soal praktik nanti kita bicarakan ya. Ini soal terutama dampak dan kemudian usulan rekomendasi. Tapi setidaknya kalau bicara peluang, sekarang sudah ada kebijakan ini. Ini di peluangnya, kotak ee isu masalah eeh masalahnya bawah masih ada satu lagi, ha. Permasalahan perlindungan hukum bagi komunitas difabel saya ambil dari Mas Syafii dan masukan dari teman-teman. Oke. Yang pertama di substansi hukumnya, yang menciderai kemanusiaan. Contoh mengemuka kemarin adalah pengertian saksi yang diskriminatif. Intinya adalah saksi itu adalah mesti mendegar, melihat, mengalami sendiri. Tentu ini diskriminatif bagi teman-teman difabel utamanya kemarin yang netra gitu. Kemudian ke perdataan, difabel ditempatkan berada di bawah pengampuan dan tidak bisa…. Dan tidak bisa menjadi subjek hukum yang berdiri sendiri. Ini ada KUH perdata pasal 433 saya cuplik dari Mas Syafii. Tadi KUHAP pasal 1 ayat 26 dari Mas Syafii juga. Kemudian undang-undang perkawinan 1 tahun 74. Ya: Perempuan karena difabilitas salah satu syarat sahnya laki-laki berpoligami. Tentu ini diskriminatif. Sisi yang lain tentu di tahun 74 situasi Orde Baru dan mestinya kemudian juga direformasi. Lalu ada syarat diskriminatif.. diskriminatif. Oke. Sehat jasmani dan rohani, yang seringkali praktiknya jadi sangat diskriminatif antara lain di undang-undang guru dan dosen, saya ambil dari cuplikan Mas Syafii kemarin. Undang-undang guru dan dosen, undang-undang kepolisian, undang-undang peradilan umum, oke. Tadi yang pertama adalah susbtansi atau isi hukmnya. Yang kedua adalah di APH-nya. Aparat penegak hukum yang tidak progresif. Saya catat disitu, dari hasil diskusi dua jam kemarin. Proses hukum baik penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan yang

16

tidak aksesibel. Oke. Kemarin cerita banyak teman-teman mau konfirmasi itu. Kemudian yang kedua masih lemahnya paradigma atau mindset kemarin baik pemahaman dan pengetahuan aparat penegak hukum terkait difabilitas. Oke. Lalu masalah yang ketiga, mengemuka soal sarana prasarana peradilan yang belum aksesibel, saya cuplik kemarin dari Mas Syafii dan juga diskusi kita. Kantor kepolisian, kejaksaan, pengadilan yang belum aksesibel bagi difabel. Lalu sarana prasarana fisik dan nonfisik yang tidak terfasilitasi. Oke. Dan yang terakhir budaya hukum lemah. Saya tulis disitu kemarin, dari ee diskusi kita dua jam dan juga masukan dari Mas Syafii, Mas Sharli. Stigma dari masyarakat, yaitu lemahnya penghormatan dan perlindungan hak difabel. Ada viktimisasi korban difabel. Sudah jadi korban, menjadi korban lagi. Misalnya kemarin ya, ee informasi dari Mbak Ratna, teman-teman yang lain begitu. Oke. Itu yang kotak yang pertama teman-teman. Terkait dengan isu dan masalah yang mengemuka terkait dengan perlindungan bagi komunitas difabel. Ijinkan saya membaca dulu kotak yang kedua. Soal para pihak yang terkait dan dampaknya. APH yang tidak berperspektif perlindungan hak difabel. Oke. Kemudian yang terkena dampaknya, difabel yang berhadapan dengan hukum. Baik sebagai saksi, tersangka, ataupun terdakwa. Karena ini ee kalau bahasa kemarin memang biar optimal ya. Karena seringkali kemudian ada juga potensi jadi tersangka atau terdakwa dan penting kemudian juga ada pemenuhan hak bagi teman-teman difabel. Kemudian dampak yang lain, tidak berani dan tidak mau memproses hukum. Terkait dengan kasus difabel misalnya menjadi korban karena dianggap jalur hukum adalah jalur yang berbiaya tinggi, berbelit-belit, rumit, kemudian meluaskan aib dan ketika diproses hukum APH sering menyalahkan difabel. Nanti mohon ee silahkan bisa dikritsi dan dimasukkan. Dampak lanjutannya adalah terjadi pelanggaran HAM secara sistemik kepada difabel. Antara lain secara langsung yaitu menyalahkan difabel, karena difabilitasnya. Kemudian tidak memproses hukum secara fair… atau adil. Maupun secara tidak langsung yaitu pembiaran terhadap kasus-kasus hukum terkait difabel. Jadi sudah diadukan, sudah dilaporkan tapi tidak ditangani. Beda jauh misalnya yang dilaporkan terkait pimpinan KPK. Cepet banget to?! Laporannya baru berapa hari langsung turunkan tim Bareskrim. Ya ini saya nambah aja situasi nasional hari ini. Kemudian kotak yang ketiga. Peran masyarakat sipil yang kemarin dan hari ini sudah kita lakukan. Pendampingan hukum dan pendampingan hak-hak difabel. Saya ingat kata-kata Mas Syafii dan di juga diperkuat hasil diskusi. Tidak cukup pendamping hukum tapi juga pendamping difabilitasnya. Dan ini bisa mengoptimalkan satu dengan yang lain karena ee apa pengakuan dari Mas Sharli sendiri LBH juga butuh bantuan dari teman-teman yang

17

punya kapasitas, keahlian terkait dengan pendampingan hak difabel tentu sesuai dengan ee apa ee difabelnya ya. Oke. Yang kedua adalah.. (ada yang menyela) Oh ya?

Okti Untuk yang kolom kedua

Wahyu Oke.

Okti Dari ee paragraf yang ketiga,

Wahyu Ya.

Okti Mungkin bisa ditambahkan untuk apa teman-teman itu tuh tidak paham bagaimana prosesnya hukum itu.

Wahyu Oke. Tidak paham proses hukum?

Okti Yes.

Wahyu Saya tulis disini, malah diatasnya aja ya: Tidak paham…. Tidak paham terkait proses hukum…. Untuk pemenuhan hak difabel. Oke. Oke. Baik saya berlanjut dulu di kotak ketiga teman-teman, untuk yang ee masyarakat sipil tadi, saya ulang sebentar, pendampingan hukum dan pendampingan hak-hak difabel, oke. Yang kedua pemantauan peradilan yang aksesibel. Oke. Yang ketiga saya tulis kemarin dari Mas Lutfi ya? Dan menurut saya ini menjadi menarik bisa ditambah teman-teman yang lain nanti. Perhatian dan kepedulian ormas, termasuk Ormas Keagamaan, terhadap isu difabel. Misal, Saya tulis disiti, disini sudah masuk dalam rekomendasi Muktamar Muhammadiyah. Oke. Yang diturunkan dalam program kerja di divisi atau majelis betul ya? majelis pemberdayaan masyarakat. Oke. PP atau? PP Muhammadiyah? Oke. Nanti teman-teman ormas keagamaan atau kemudian teman-teman yang saling berinteraksi dengan ormas yang lain mungkin juga bisa menambah. Karena ini menjadi menarik agar kita bisa sampaikan kita sudah bekerja juga untuk isu difabel ini. Ini sementara kotak ketiga yang coba saya tulis hasil diskusi kemarin. Lalu usulannya, yang kemarin banyak usulan mengemuka juga termasuk masukan dari Mas Syafii. Yang pertama adalah advokasi mengawal terbitnya peraturan Mahkamah Agung, atau Perma ya. (bunyi hape kemudian audiens tertawa) Perma, terkait peradilan yang aksesibel. Perma peradilan yang aksesibel. Baik sarana prasarananya, tadi sarprasnya, gedungnya, layanannya –ini yang nonfisik soal layanannya- maupun prosedur atau hukum acaranya sebagai Lex Spesialis, hukum khusus gitu contoh huk- anak misalnya. Hukum khusus. Seperti, gitu ya, peradilan anak. Oke. Yang kedua, usulannya advokasi mewujudkan RUU penyandang disabilitas, yang sekarang masuk prolegnas, oke. (sambil masih mengetik) Program legislasi nasional ya. Legislasi nasional. Kemudian RUU KUHAP –Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana dan RUU KUHP yang aksesibel. Oke. Yang ketiga, nanti saya berharap ada masukan luar biasa dari teman-teman karena menjadi penting setelah kehadiran Perda difabel ya, di DIY.

18

Bagaimana atau apa yang dirasakan teman-teman kan jadi menarik. Ada kebijakannya tapi praktiknya gimana? Tapi kita tulis dulu usulannya adalah kawal implementasi Perda Perlindungan Difabel DIY. Lagi-lagi ini biar kalaupun kebijakan itu baik nggak hanya jadi macan kertas. Nggak hanya baik di kertasnya, tapi juga masuk di ranah kebijakannya, termasuk mungkin anggarannya. Walaupun dibahas di kelompok sebelah. Oke. Yang keempat: Pendidikan hukum progresif dan kritis bagi difabel demi kesadaran, saya pinjam bahasa Mas Syafii kemarin. Kesadaran berhukum aksesibel bagi kaum difabel untuk mendorong perubahan struktural dan kultural. Oke. Jadi nggak cukup struktural, nggak cukup kebijakannya, tapi juga kulturalnya, dukungandari masyarakatnya. Untuk optimalisasi perjuangan pemenuhan hak difabel. Sudah 4 kotak, silahkan teman-teman ada masukan? Monggo termasuk tadi ya termasuk soal implementasi perda DIY karena menurut saya ini menjadi menarik gitu, karena kita ngomong soal Konferensi Masyarakat Sipil Jogja kan tentu yang ada disini nggak hanya nasional, karena kalau hanya nasional Konferensi Masyarakat Sipil nasional juga sudah membahas itu. Tapi menjadi menarik, kita juga memasukkan situasi di Jogja, situasi di DIY. Silahkan teman-teman, ada masukan?

Lutfi Saya saya mungkin bukan masukan tapi sedikit ee cerita

Wahyu Ya.

Lutfi Terkait dengan soal implementasi,

Wahyu Oke.

Lutfi Ee kebetulan juga kerjasama dengan CIQAL terkait dengan usulan Perda _____ di 5 kabupaten kota di Jogja. Menariknya misalnya kalau di Jogja ee proses implementasi sekalipun sudah ada ya ee Perdanya itu, tapi mungkin ee istilahnya perdanya itu juga di implementasinya itu bertabrakan dengan di lapangan bertabrakan dengan peraturan yang lain. Seperti contoh misalnya, ee kalau kita gunakan, ee penunjuk jalan atau guideline,

Ratna Guidingblock.

Lutfi Guidingblock gitu ya misalnya. Kemudian selama ini kan banyak jadi keluhan teman-teman tuna netra dan teman-teman yang lain. Tapi diperaturan itu jelas ee itu adalah ee khusus untuk penyandang disabilitas tapi pada implementasinya itu di jalan itu juga banyak difungsikan oleh ee apa namanya misalnya ee tukang parkir yang itu juga tukang parkir diberikan ijin disana. Kemudian juga untuk toko dan sebagainya. Nah ini kemarin yang menjadi keluhan kira-kira kalau udah mau seperti ini gimana? Sementara kita kan memang untuk membahas misalnya untuk mendorong yaa terwujudnya perda ini secara ideal berlaku, tapi juga kita harus mikir ada aspek-aspek yang lain sehingga itu menjadi perhatian bersama kita. Jadi yaa kadangkala disitu kita tarik tarik ulurnya, misalnya nggak mungkin kita mau benar-benar menggunakan ini untuk semua jalur fungsikan maksimal oleh teman-teman difabel sementara juga ada toko ada tukang parkir ada nasib-

19

nasib becak yang lain. Itu agak agak sedikit butuh kedepan mungkin pemikiran terkait dengan masalah penataan ruang.

Wahyu Ee misalnya kita masukkan dulu. Ee saya coba tulis karena ini menjadi menarik ya. Biar kemudian ini ada Jogja ya karena tadi nomor satu sudah mulai masuk soal Jogja. Karena ini sebenarnya kan ini terkait kemarin isi ya, ee isi kebijakan ______ kita masukkan disini misalnya tadi Mas Lutfi, misalnya isi perda difabel bertabrakan?

Lutfi Ya.

Wahyu Oke. Ee materi ya? Materi atau (sambil mengetik) substansi

Ratna Perda itu sudah bagus, tapi implementasinya itu kan selama ini harusnya kan kita monitoring supaya ya kaya’ itu tadi. Maksudnya bertabrakan kan ada mungkin perda lain yang mengijinkan disitu untuk parkir, itu to maksudte njenengan. Jadi kan memang dalam perda disabilitas itu bahwa guiding block itu memang hanya jalur khusus untuk tuna netra tapi ternyata dan saya juga ada perda lain yang memperbolehkan trotoar itu digunakan untuk parkir. Tapi kan seharusnya implementasinya kan nggak nggak boleh untuk parkir tapi kan ya guidingblock itu nggak boleh tertutuplah. Aku bingung e.

Wahyu Misalnya kita pakai: Implementasi perda difabel DIY yang bertabrakan dengan perda lain. Kita contohkan guidingblock gitu, biar biar jelas disini misalnya gitu.

Lutfi Bisa jadi seperti itu karena

Wahyu Karena

Lutfi Inikan sebenarnya kalau prosedurnya karena terkait dengan tata ruang.

Wahyu Ya ya.

Lutfi Tata ruang yang belum selesai gitu artinya tidak

Wahyu Memang dibahas di kelompok sebelah, tapi nggak apa-apa. Ini kan ini kan di perda ini kan pasti ada irisannya kan?

Lutfi Oke sehingga contoh kemarin kita coba berjalan itu ya kemarin kita coba memantau ya akhirnya bersitegang dengan pengelola parkir gitu kan.

Wahyu Kita tulis karena ini menjadi menarik ya. Maksudnya gini bayangannya kan lagi-lagi nanti Usulan sangat ideal dan tapi mesti kita kawal kan harmonisasi dan

Lutfi Ya.

Wahyu Aturan gitu, terkait dengan peraturan aksesibel kan?! Berarti kan nggak cukup dengan menerbitkan Perda tapi juga mengevaluasi

Ratna Itu harus ada monitoringnya

Wahyu Aturan-aturan lain yang mungkin malah belum aksesibel gitu.

Lutfi Ya.

Wahyu Saya tulis coba saya tulis ee apa: Implementasi, implementasi perda difabel DIY bertabrakan gitu ya? Dengan isi perda yang lain yang belum ramah yang belum aksesibel? Bertabrakan dengan isi substansi perda lain, yang belum

20

aksesibel. Contoh: langsung kita beri contoh saja, biar teman yang kelompok lain membaca juga langsung paham gitu. Guidingblock ya? Pengaturan guidingblock? Oke.

Lutfi Guiding block itu hanya menyontohkannya

Ratna Guidingblock yang digunakan untuk lahan parkir. Trotoar, trotoar.

Wahyu Trotoar yang Guidingblock gimana?

Ratna Yang ada guidingblocknya dan tertutup karena digunakan untuk lahan parkir

Wahyu Guidingblock di trotoar

Ratna Yang digunakan lahan parkir

Wahyu Di trotoar yang dipergunakan untuk

Ratna Sama untuk pedagang kak lima.

Wahyu Kalau bahasa dulu pekerja parkir ya? Oke pekerja parkir. Kalau bahasa perdanya kaya’nya juru ya? Juru parkir, juru atau pekerja parkir. Guidingblock di trotoar yang digunakan juru atau pekerja parkir. Oke.

Ratna Dan pedagang kaki lima mas.

Wahyu Dan komunitas PKL. Oke. Biar kita tidak, kita langsung masukkan ijinkan saya masukkan di usulan langsung, berarti ini menjadi penting untuk…. Apa implementasi kemudian tadi ya harmonisasi ya?

Lutfi Ya.

Wahyu Harmonisasi kebijakan, kebijakan nasional dan daerah agar aksesibel. Tidak bertabrakan dengan kebijakan pemenuhan perlindungan hak difabel. (suara kendaraan di luar). Saya tulis yang keempat, usulannya ada harmonisasi kebijakan, nasional dan daerah, agar aksesibel. Yaitu tidak bertabrakan dengan kebijakan perlindungan hak difabel. oke.

Lutfi Kalau secara spesifiknya terkait dengan tata ruang ya.

Wahyu Antara lain tata ruang ya,

Lutfi Biar anu

Wahyu Tata ruang. Kalau yang tadi kawal implementasi perda perlindungan difabel DIY ini tentu nanti anggaran, tapi nggak apa-apa karena ini kan perlindungan hukum kan juga kebijakan tapi juga anggaran. Misalnya anggaran juga gimana? Barangkali sudah dibahas disana, tapi kan barangkali gitu. Maksud sya, kalau dua-duanya bahas kan nggak apa-apa. Tapi kalau disana malah belum kan… oke. Kawal implememntasi perda perlindungan difabel DIY sekaligus politik anggaran ya yang pro. Sekaligus ee politik anggaran politik anggaran. Misalnya saya tulis karena ini kan tadi Mbak Arini juga ngomong Danais dan maksudnya saya berharap anggaran akan ngomong juga Danais disana sekaligus politik anggaran baik APBN, APBD, dan Danais yang berpihak gitu ya.

Ratna Undang-undang desanya?

Wahyu Yang apa?

21

Ratn Undang-undang desanya?

Wahyu Oya. APBN kawal implementasi perda perlindungan difabel DIY sekaligus politik anggaran baik APBN, APBN, ee APBN, APBD, Danais, Dana desa, dana…. dana desa yang pro perlindungan, kemajuan, dan pemenuhan hak difabel. oke. Saya tulis disini: kawal implementasi kawal implementasi perda perlindungan difabel DIY sekaligus perjuangan politik anggaran APBN, APBD, dan Danais, serta Dana desa yang pro perlindungan, kemajuan, pemenuhan hak difabel.

Ratna Itu perlu ditambahi monitoring nggak?

Wahyu Oke. Mengawal dan monitoring.

Ratna Karena sekarang kan sudah ada komite. Komite ini nanti kan yang akan menerima masukan kritikan terkait dengan implementasi. Jadi itu juga perlu ditambahkan poin, memaksimalkan atau mengefektifkan kerja

Wahyu Oke saya tulis, karena ini kan DIY ya.

Ratna Iya. Disabilitas.

Wahyu Memaksimalkan kerja komite penyandang hak disabilitas?

Ratna Iya.

Wahyu Memaksimalkan kerja komite…. (Ratna bertanya dengan Lutfi) kalau judulnya hak disabilitas mbak. Komite penyandang hak disabilitas. Memaksimalkan kerja komite penyandang disabilitas demi optimalisasi gitu ya? Atau gimana? Memaksimalkan kerja komite penyandang hak disabilitas yang akan… menerima hasil itu tadi? Atau? Yang bertugas menerima atau berwenang bahasane opo? Bertugas ya. Bertugas menerima hasil monitoring tadi? Implementasi perda? Monitoring hasil implementasi Perda difabel DIY. Oke maksimalkan kerja komite penyandang hak disabilitas yang bertugas menerima hasil monitoring has- hasil monitoring implementasi, oke perda difabel DIY, oke.

Ratna Yang poin nomor satu.

Wahyu Yang terima melakukan harmonisasi. Poin 1 yang usulan?

Ratna Ya.

Wahyu Oke. Silahkan. Advokasi mengawal terbitnya peraturan Mahkamah Agung terkait peradilan yang aksesibel

Ratna Nah ini peradilan yang aksesibel termasuk hakim, jaksa, itu khusus nggak itu? Karena kan dulu kita pernah ya mas membahas di dalam JADI kita, jaringan advokasi difabel di Indonesia, kita mengharapkan adanya peradilan yang aksesibel itu hakim khusus, jaksa khusus, karena kenapa kita mengusulkan seperti itu? selama ini kan hakim-hakim banyak yang tidak perspektif disabilitas

Wahyu Oke sepertinya. Tapi Mbak Arini teman-teman bisa nambah itu nanti akan terfasilitasi disini mbak. Jadi prosedur atau hukum acara sebagai lex spesialis hukum khusus seperti peradilan anak?

Ratna Itu sudah masuk disitu to?

22

Wahyu Ya ya.

Ratna Termasuk interpreter, nanti kan memang ee lebih nanti detailnya di aksesibilitas ya?

Wahyu Ya ya. Oke.

Ratna Berarti kan di poin itu udah masuk.

Wahyu Ya oke. Silahkan. Monggo teman-teman, karena ini kan termasuk contoh dari Mas Lutfi yang dari anu ya ee ormas keagamaan Muhammadiyah ya. Mungkin ada informasi yang lain karena ini menjadi menarik sebenarnya artinya kan kalau ormas-ormas difabel tentu sudah ya. Tapi kalau ada ormas keagamaan misalnya lintas agama gitu yang juga sudah mulai memasukkan agenda advokasi untuk pemenuhan hak difabel dalam program kerjanya. Ini sebenarnya menarik. Kalau bahasa Pak Busyro kemarin tentu agar kerja-kerja ormas agama tentu juga ada relasi dengan kerja-kerja sosial kemasyarakatan gitu. Silahkan kalau ada masukan, misalnya Abid, misalnya NU kalau ada informasi yang sudah ada gitu,

Abid Kalau di NU kan belum terorganisir secara kelembagaan, Cuma secara individu pun banyak apa ya orang-orang yang secara individu akhirnya membuat kelembaga-kelembagaan yang semacam membuat kaya’ semacam ya kan istilahnya basul masail. Basul masail dan juga apa ya semac- ya lembaga untuk teman-teman difabel. Itu aja kalau di NU belum pernah ada lembaganya.

Wahyu Kalau Basul masail khusus difabel pernah nggak? Kalau dulu, enggak, kalau dulu kan yang perpres anu itu lho perpres tanah itu lho. Kan kita pernah ada tuh di ponpes Pandanaran ya, waktu saya masih di forum LSM bareng serikat pet- petani pesantren itu, dulu pernah itu kita ada basul masail untuk perpres pengadaan tanah bagi kepentingan umum yang kita khawatir itu memang berpotensi menggerus hak-hak tanah. Karena kemarin usulan Mas Syafii soal fiqih difabel tuh.

Abid Iya. Kalau itu belum pernah dengar kalau..

Wahyu Oke oke. Kalau sebagai satu usulan gimana? Maksudnya kan, contoh ini isu anti korupsi. Saya mencontohkan setahu saya dulu kemitraan PANESI pernah ada kerjasama dengan ormas Muhammadiyah kemudian NU pun juga lintas agama yang lain misalnya ada kemudian soal itu tadi bagaimana kemudian ee teman-teman ormas keagamaan mendukung agenda pemberantasan korupsi, tentu ee dengan menambah ya ee dalil-dalil keagamaan yang bisa memperkuat soal perjuangan anti korupsi, yaa mungkin nggak gitu? Kalo kemarin usulannya soal fikih difabel itu. Tapi monggo kita perbincangkan. Karena kan ini saya tulis disini karena ini pengalaman dan informasi berharga dari Mas Lutfi. Kalau misalnya situasi masyarakat sipil yang mungkin belum, tapi kan kalau bicara usulan kan bisa ya, akan kita lakukan. Dan menurut saya jadi makin lengkap nih. Tadi kita ke actor negaranya sudah, aparat penegak hukumnya sudah, kebijakannya sudah, kalau ormas masyarakat sipilnya termasuk keagamaan, karena kalau

23

LSM LBH kan sepertinya juga sudah bekerja ya, tapi kalau ormas keagamaan kan bisa juga bareng dalam perjuangan pemenuhan hak difabel. menurut saya ini suatu advokasi yang luar biasa gitu kedepan gitu. Gimana? Kalau dengan bahasa tadi gerakan bersama tadi gimana ya? Untuk advokasi difabel, karena sebenarnya ini contoh Sukoharjo ya tapi kan kita nggak bisa masukkan disini karena ini kan DIY gitu, tapi kita komomanya ambil saja, kaya’ kemarin saya cerita Mas Lutfi. Ee advokasi difabel Sukoharjo ee dulu misalnya teman-teman apa SIGAB, beberapa teman difabel Jogja juga misalnya ciqal dan lain-lain termasuk Sukoharjo ya dulu ada PUSHAM, ada ICM kan untuk melibatkan Aisyiah gitu ya, teman-teman ormas keagamaan gitu. Itu kan satu ee agenda advokasi bagus dan kita punya kemenangan. Betul pemerkosaannya belum terbukti itu, tapi pencabulannya terbukti dan dulu sepuluh tahunan, sepuluh setengah atau berapa Biasanya kan hanya 2 tahun atau 3 tahun tapi ini kan bisa sampai 10 tahun dan ini kan menjadi efek jera bagi pelaku pemerkosa pencabulan bagi teman-teman difabel. Nah kalau kita masukkan disini, itu kan Sukoharjo tuh tapi kalau di DIY ini ada gerakan kolaboratif gitu, memungkinkan tidak? oke. Gerakan kolaboratif ya

Adib Sangat memungkinkan

Lutfi Karena saya pikir selama ini, kita tinggal ini aja ya artinya kan ini kan pertemuan-pertemuan seperti kaya’ gini menjadi suatu pengikat terkait _____ agar menjadi perhatian bersama karena ini terkait soal hak tadi seperti kemarin sudah dibahas. Tinggal bagaimana seperti yang kemarin kita sampaikan bahwa mungkin tinggal mungkin pada tingkat intensitasnya nanti kedepan ee bagaimana jadi terus kita kawal bersama.

Wahyu Memperkuat intensitas ya? Artinya kan juga sudah mulai terbangun, biar kalau pinjam bahasa Pak Busyro kan: Sering-seringlah ketemu, oke? Memperkuat intensitas gerakan bersama oke, saya tulis misalnya organisasi difabel, difabel, LBH, LSM, ormas keagamaan. Organisasi difabel, ormas keagamaan, LBH, LSM, pusat studi, bungkus. Oke. Organisasi mahasiswa ya, pemuda. Untuk perjuangan pemenuhan hak difabel, saya coba tulis teman-teman dan saya tampilkan ee usulan yang pertama karena ini ee sebenarnya menjadi roh ya, roh dari gerakan bersama. Memperkuat intensitas gerakan bersama baik Organisasi difabel, ormas keagamaan, LBH, LSM, pusat studi kampus, organisasi mahasiswa pemuda, organisasi perempuan, untuk perjuangan pemenuhan hak difabel di DIY, kalau gitu kemana? Kalau ini kan Konferensi Masyarakat Sipil DIY.

Abid Pak masuk

wahyu Silahkan

Abid Itu yang kampus lebih jadi dipisahkan jadi lembaga pendidikan, karena kemudian nanti kalau dalam konteks ini misalnya itu nanti pesantren masuk karena kalau misal di NU itu kan rohnya itu sebenarnya di pesantren bukan di lembaga NU.

24

Wahyu Lembaga pendidikan ya?

Abid Ya lembaga pendidikan.

Wahyu Oke. Ya. Kampus, pesantren gitu saya tulis? Atau lembaga pendidikan gitu?

Abid Ya lembaga pendidikan.

Wahyu Oke. Ya. Memperkuat intensitas intensitas oke, memperkuat intensitas gerakan bersama organisasi difabel, orgmas keagamaan, LBH, LSM, lembaga pendidikan, organisasi mahasiswa pemuda, organisasi perempuan untuk perjuangan advokasi pemenuhan hak difabel di DIY, oke. Oke saya tambahkan yang pertama tadi. Ini masuk malah jadi usulan yang pertama. Silahkan ada lagi?

Ratna Itu pak, yang nomor dua itu.

Wahyu Nggih. Gimana Mbak Ratna?

Ratna Tolong dibacakan

Wahyu Yang mana?

Ratna Nomor dua.

Wahyu Nomor dua. Advokasi mengawal terbitnya Peraturan Mahkamah Agung, Perma, terkait peradilan yang aksesible baik sarana prasarananya, terutama fisik ya, kemudian layanannya, ini yang nonfisik, maupun prosedur atau hukum acara... peradilan, aksesibel sebagai lex spesialis hukum khusus seperti peradilan anak

Ratna Perlindungan hukumnya udah bisa masuk disitu ya?

Wahyu Ya.

Ratna Soalnya kan selama ini pendekatannya pada kemiskinan ya bukan pada disabilitas. Jadi ee siapapun akan mendapatkan perlindungan hukum secara gratis

Wahyu Oh ya bantuan hukumnya ya? Bantuan hukumnya ya mbak?

Ratna Ya bantuan hukum, hooh.

Wahyu Oke. Sebentar, saya menurut saya ini mesti kita masuk dulu di masalah ini mbak. Biar kemudian lengkap ya, bantuan hukum, kebijakan bantuan hukum masih perspektifnya kemiskinan ya?

Ratna Ya.

Wahyu Belum memasukkan. Oke. Kebijakan bantuan hukum oleh Negara… bantuan hukum… perspektifnya masih berperspektif kemiskinan ya? Kemiskinan belum memasukkan difabel ya? Ijinkan karena ini masuk di isi ya? Isi saya naikkan die e yang usulnya Mas Syafii saya tambahkan substansi hukumnya. Saya masukkan disini. Oke. Isi kebijakan tadi yang… ee substansi hukum yang mencederai kemanusiaan. Sebentar agak berubah ini. Oke sudah masuk. Kebijakan bantuan hukum oleh Negara, undang-undang bantuan hukum masih berperspektif kemiskinan belum memasukkan difabel? Oke berarti kita masukkan disitu. Kalau pakai tadi bahasa Mbak Arini, saya tawarkan dari usulannya Mbak Ratna uji materiil ini gimana? Bantuan

25

hukum agar memasukkan karena kan isinya di undang-undang bantuan hukum itu bermasalah karena hanya kemiskinan, makanya ini SKTM to surat keterangan tidak mampu. Tapi teman-teman difabel belum masuk dalam kerangka di bantuan hukum itu, karena isinya bermasalah suka tidak suka kita harus oya kan kalau bicara agenda politik, revisi. Kalau agenda hukum uji materiil. Gimana?

Arini Iya bisa. Soalnya memang kalau saat memang undang-undangnya sudah berbunyi salah, maka mau tidak mau dilakukan dan konsekuensinya memang akan tinggi biaya, banyak tenaga, itu memang pekerjaan jangka panjang tapi kita juga harus memikirkan hal yang paling mungkin dilakukan menjadi agenda juga selain uji materi itu apa

Wahyu Misalnya kalau ini yang paling mudah kaya’ undang-undang ITE, ya dorongannya teman-teman kan ke revisi ya dan sekarang lagi dijalankan parlemen karena dulu ada anggota-anggota DPR datang ke Bantul to. Dan di beberapa daerah yang rakyat dikriminalisasi terkait dengan undang-undang informasi dan transaksi elektronik itu. Jangka pendek yang kira-kira terlalu tidak terlalu banyak biaya dan kita ini agenda pascapemilu tentu ya? Revisi itu, revisi

Arini He-eh. Kalau memang ada ee suatu apa tindakan yang bisa kita lakukan sudah harus sampai pencekalan

Wahyu Oke. Misalnya Dorongan ke parlemen agar melakukan revisi?

Arini Yaa.

Wahyu Oke. Dorongan ke parlemen, parlemen…. Agar melakukan revisi undang-undang bantuan hukum dengan memasukkan perspektif dif- difabel ya mbak ya? Perspektif difabel. Dorongan ke pemerintah dan parlemen ya. Pemerintah dan parlemen agar melakukan revisi terhadap undang-undang bantuan hukum termasuk perspektif difabel. Kalau tidak bersedia uji materiil, gimana? Lagi-lagi uji materiil tentu ini, soal Jakarta biaya… yang kira-kira revisi. Revisi undang-undang bantuan hukum, dengan memasukkan perspektif difabel…. Kalau tidak ada political will, masyarakat sipil melakukan uji materiil. Maksud saya ada langkah tahapannya itu dulu baru kemudian political will, baru kemudian uji materiil dan mungkin ini bisa juga kita adopsi ke yang kalau situasinya yang perda yang anu tadi gimana?

Arini Iya.

Wahyu Perda… ada kemauan kira-kira peluang kemauan politik Pemda dan DPRD nggak untuk merevisi yang komunitas jalanan tadi?

Arini Ee apa namanya kan kita saya juga nggak tahu ya apa namanya urutannya seperti apa sampai kita mau melakukan perubahan ee regulasi gitu. Tetapi saat kemudian ee parlemen tidak bersedia… ee atau alot sekali gitu, maka memang mau tidak mau larinya ke…

Wahyu JR.

Arini JR. Tapi kan juga berangkat dari pengalaman seperti perda, kalau konteks Jogja, perda penanganan prostitusi di Bantul, sampai sekarangpun itu jalan

26

di tempat. Padahal sudah berapa tahun? Dan biayanya biayanya sangat tinggi sekali dan ee mau tidak mau kita harus berjejaring dengan teman yang di Jakarta yang tidak berhenti dalam mengawal JR itu.

Wahyu Oke oke. Saya tulis disini misalnya, Kita pakai tahapannya itu dulu ya. Dorongan ke parlemen pemerintah dan parlemen agar melakukan revisi undang-undang bantuan hukum dengan memasukkan perspektif difabel, kalau tidak ada political will, political will.. jejaring dengan masyarakat sipil nasional ya?

Arini Iya.

Wahyu Masyarakat sipil nasinal untuk uji materiil. Uji materiil ke MK jelas karena undang-undang bantuan hukum ya. Oke. Mungkin nggak –mohon maaf saya agak naik biar ada tahapan misalnya di daerah dilakukan dulu karena nanti juga rencana bertemu dengan parlemen juga gitu. Yang tadi misalnya dorongan, itu dulu, dorongan ke pemerintah dan parlemen untuk melakukan revisi, kebijakan… revisi kebijakan daerah dan pusat yang berpotensi mengkriminalisasi rakyat kalau tidak ada political will ha gitu political will, jejaring dengan masyarakat sipil nasional untuk… melakukan uji materiil. Kalau tidak ada, pakai bahasa ini saja ya kemauan politik. Tidak ada kemauan politik, oke. Ya tadi juga kalau tidak ada kemauan politik penting jejaring dengan masyarakat sipil. Oke, sudah saya masukkan. Selain dari Mbak Ratna yang soal dana bantuan hukum. Oke. Silahkan, teman-teman untuk yang perlindungan hukum bagi komunitas difabel saya mungkin agak ulangi sebentar. Usulan rekomendasi: Pertama, memperkuat intensitas gerakan bersama kita. Yang kedua, advokasi mengawal terbitnya Perma, peradilan yang aksesibel. Tiga, advokasi mewujudkan RUU penyandang disabilitas, RUU KUHAP, RUU KUHP yang aksesibel. Empat, dorongan ke pemerintah parlemen melakukan revisi undang-undang bantuan hukum, memasukkan perspektif difabel, kalau tidak ada kemauan politik, uji materiil. Kemudian yang kelima, kawal implementasi dan monitoring Perda perlindungan difabel di DIY, sekaligus perjuangan politik anggaran baik APBN, APBD, dan Danais, serta dana desa yang pro perlindungan, kemajuan, dan pemenuhan hak difabel. Enam, memaksimalkan kerja komite penyandang hak disabilitas yang bertugas menerima hasil monitoring implementasi perda difabel DIY. Tujuh, melakukan harmonisasi kebijakannasional dan daerah, agar aksesibel, tidak bertabrakan dengan kebijakan perlindungan hak difabel antara lain soal tata ruang tadi. Delapan terakhir pendidikan hukum progresif dan kritis bagi difabel demi kesadaran berhukum aksesibel bagi kaum difabel untuk mendorong perubahan struktural dan kultural.

27

Monggo kalau ada masukan lagi.

Arini Untuk penguatan kapasitas ee

Wahyu APH ya?

Arini He-eh APH-nya.

Wahyu APH belum ya? Betul-betul.

Ratna Itu kan ada kaitannya dengan yang tadi saya sampaikan yang apa pengacara itu tadi, perspektif disabilitas.

Wahyu Oke saya tulis ya, penguatan kapasitas aparat penegak hukum, polisi, jaksa, hakim. Kaya’nya di undang-undang pengacara, pengacara itu penegak hukum yo satu ruang gimana? Atau dan pengacara kita tulis gitu ya? Aparat penegak hukum dan pengacara kan penting ya pengacara juga to?

Arini Tapi dia bukan bagian dari

Ratna Bukan bukan.

Wahyu Oke. Pengacara yang agar berperspektif itu ya. Berperspektif difabel, pemenuhan hak difabel. Oke. Penguatan kapasitas APH, polisi, jaksa, hakim, dan pengacara agar berperspektif pemenuhan hak difabel. Oke. Ada 9 usulan… rekomendasi dan rencana.

Lutfi Pas banget jam11

Wahyu Gimana?

Ratna Time keeper (tertawa)

Wahyu Oh jam 11! Ya jam 11. Oke karena sudah jam 11 kalau ada satu dua masukan terakhir gitu, monggo teman-teman karena mohon maaf habis ini ee teman-teman fasilitator kumpul untuk nyusun langsung digabungkan, dikompilasi di tujuh atau delapan isu ini gitu agar nanti jadi bahan dialog dengan pemerintah dan parlemen, jam satu! Jadi ee ini isitirahatnya dua jam, ishoma-nya.

Abid Mantab!

Wahyu Ya. Karena kami akan bertemu dulu dengan teman-teman fasilitator dulu. Fresh biar fresh (audiens tertawa) Silahkan kalau ada masukan teman-teman, di sesi akhir ini kalau ada masukan. Ee Mas Roni? Mbak Fani? Kalau ada masukan.

Ratna Cukup

Wahyu Cukup ya? Oke. Arini? Gimana?

Arini Kalau ee apa namanya masuk sini nggak ya?

Wahyu Mainkan mainkan.

Arini Layanan yang terintegrasi gitu, kalau khayalan saya itu kalau semisal ee ada si korban atau pelaku dia difabel (hape berbunyi) kemudian dia butuh kan kalau bayangan ee tadi udah masukkan kaya’ seperti ada assessment. Jadi saat si korban atau pelaku ini difabel yang berhadapan dengan hukum maka dia harus ada ee di tahap pertama di kepolisian harus ada assessment nih. Bahwa pelaku atau ee korbannya ini difabel, kalau kemudian dia punya kebutuhan atas rumah aman larinya kemana, kebutuhannya atas ee ini

28

kebutuhannya didampingi oleh psikolog dia larinya kemana, sampai pada persidangan itu terintegrasi terus gitu.

Wahyu Saya mau tanya, menairk ini. Usulannya menarik tapi saya mau tanya dan monggo Mbak Ratna, Mas Lutfi, dan teman-teman yang lain, perda kita apakah sudah karena ini sebenarnya isu dulu perempuan dan anak ya? Layanan integrasi itu kan juga mulai dijalankan kan? Misalnya termasuk apa UPPA –Undang Perlindungan Perempuan dan anak ya di kepolisian. Kalau di perda kita itu sudah mengenal itu nggak, layanan integrasi itu?

Lutfi Kaya’nya kalau kema- ini masih di tahap di anu ya di digodog juga,

Ahyu Iya iya.

Lutfi Tapi kemarin itu ee kita masih ee bekerjasama ___ pemenuhan hak

Wahyu Pemenuhan haknya ya?

Lutfi Mungkin itu salah satunya juga _____ Cuma secara teknis itu kan nanti kan juga ada yang mengintegrasikan misalkan anak itu mungkin

Wahyu Maksud saya kalau disini, coba kita cek ya. Mulai kita cek, ini kita cek. Kalau disini sudah ada layanan terintegrasi, kan bisa kita masukkan di monitoring itu, kan gitu? Kalau ada layanan integrasi disini, advokasinya kan monitoring agar ini kemudian praktiknya sesuai dengan isi di perda ini. Tapi kalau belum mungkin nanti kita bisa masukkan di RUU penyandang disabilitas atau RUU KUHAP agar ada prosedur tadi soal assessment dan yang lain gitu.

Arini Paling penting itu ya

Wahyu Coba ya coba ya.

Arini Di tahap awal sebelum dia memasuki semua…

Wahyu Kita layanan integrasi... ra ono. Assessment. (mencari kata kunci di dokumen perda) betul? Assess… bener?

Khoir Semuanya double S

Wahyu Sementara gini dulu, nanti anu yo. Gini, pake T nggak?

Okti Bahasa inggrisnya pakai T

Wahyu Gitu? Coba yo. Iya, iya Thomas? Hwaaa (audiens tertawa) mantap, mantap. _____ Siap Thomas, nggak ada. Sepertinya nggak ada, tapi coba kita cek ya, coba secara cepat kita cek Cuma 43 lembar kok. (audiens tertawa) Oke. Upaya.. hukum ya terutama hukumnya. SKPD, ini pendidikannya, masih pendidikan ini sarana prasarana. Lanjut SKPD ini sumber pendidikan inklusifnya masih pendidikan pekerjaan, pelatihan kerja, lanjut ya penempatan tenaga kerja, perluasan, belum… masih, hak kesempatan permodalan, penerimaan tenaga kerja, upah kontrak kerja, fasilitas kerja, penempatan tenaga kerja, kesehatan, pelayanan kesehatan… fasilitas pelayanan kesehatan, kespro, jaminan kesehatan, sosial, bantuan hukum, ini kita cek di bantuan hukum. Seni budaya, habis bantuan hukum langsung seni budaya olahraga? Perlindungan sosial dilaksanakan melalui bantuan sosial, bantuan hukum, pemda kabupaten kota melalui SKPD-SKPD fungsi bidang sosial menjadi penyelenggara fasilitator pelaksanaan, penyelenggara ___ sosial, jaminan sosial, pembiayaan sosial dan perlindungan sosial. Tapi

29

kan sosial ya?

Audiens Sosial

Wahyu 66 ini A bantuan sosial tapi 67 hanya ban- sosial ya?

Audiens Iya.

Wahyu Tapi kita cek dulu, kebawah kita cek dulu. Sepertinya yang hukum malah belum. Pemerintahan… politik… organisasi… hak politik ini, pemilu, hukum hukum hukum, oke. Pemerintah daerah, kabupaten bekerjasama dengan LBH menyediakan pelayanan pendampingan hukum yang terlibat dalam permasalahan hukum. Pemda, sarana prasarana, ketentuan lebih lanjut diatur dengan pergub, udah ada belum? Pergubnya?

Ratna Belum disahkan itu yang hukum belum.

Wahyu Belum? Lha ini masukkin. Belum ya, yang hukum belum? Kalau komite penyandang disabilitas sudah

Ratna Ya.

Wahyu Ada 2 pergub yang sudah apa ya? Komite penyandang disabilitas sama…

Ratna Yang jelas itu hukum.

Wahyu Jelas hukum hukum. Malah nanti kita masukin aja ya.

Ratna Ada tujuh to itu.

Wahyu Hukum belum? Nanti kita masukin.

Ratna Selama ini kan ee bantuan hukum itu kan pendekatannya kemiskinan itu.

Wahyu Oke. Masih pakai perspektif nasional yang kemiskinan, oke. Tanggap darurat, aksesibilitas, partisipasi masyarakat, pengarusutamaan penyandang disabilitas, pembiayaan, komite hak penyandang disabilitas. Nggak ada. Ini satu persen kan undang-undang penca to ya? Satu persen, 97 to pakai lagi disini, oke. Nggak ada berarti, tadi kita

Ratna Perdanya sudah bagus, implementasinya yang belum. (tertawa)

Wahyu Ya Cuma Pergubnya turunannya ra rung eneng mbak.

Ratna Ya makane.

Wahyu Oke. Kalau git- karena biar ini juga Jogja ya, Walaupun ini juga akan disuarakan secara nasional, tapi biar kemudian tadi ya misalnya kita masukkan dulu mengawal monitoring implemnetasi, oke, termasuk kan gitu pergub to? Termasuk apa.. dorongan. Dorongan terbitnya pergub. Dorongan terbitnya pergub tentang bantuan hukum? Atau apa tadi? Yang.. tadi hukum tadi

Arini Iya bantuan hukum

Wahyu Terbitnya… lebih lanjut tata cara penyediaan pelayanan pendampingan. Penyediaan pelayanan pendampingan.

Arini Pendampingan hukum ya?

Wahyu Pergub pendampingan hukum ya? Pergub pendampingan hukum? Mandat pasal 79 ayat 3 kita tulis, pergubpendampingan hukum, pendampingan hukum. Mandat pasal 79 ayat 3 perda difabel DIY. Belum ada ya hari ini belum ya? Oke. Perda difabel DIY. Oke. Menarik ini. Termasuk dorongan

30

terbitnya pergub pendampingan hukum, Mandat pasal 79 ayat 3 perda difabel DIY. Oke. Kalau tadi usulannya Arini berarti kan nggak bisa ngawal karena itu belum ada di perda. Kalau misalnya masuk disini gimana? Misalnya RUU penyandang disabilitas, KUHAP, KUHP itu disitu termasuk ya

Arini Itu cakupannya ee itu berlaku nasional

Wahyu Termasuk materi muatan tentang Apa tadi layanan integrasi?

Arini Ee Saat dia bicara tentang saat dia bicara KUHP KUHAP itu paling penting ee assesmentnya. Tahap awal sudah menyertakan assessment dari awal.

Wahyu Termasuk materi muatan tentang assessment? Assessment. Penilaian kebutuhan ya? Bahasa indonesianya? Penialian kebutuhan to?

Arini Ya he-eh he-eh.

Wahyu Penilaian penilaian kebutuhan… disabilitas? Atau gimana?

Arini Kebutuhan dari korban atau pelakunya?

Wahyu Kebutuhan difabel yang berhadapan dengan hukum, gitu to?

Arini Iya he-eh

Wahyu Kebutuhan difabel yang berhadapan dengan hukum. Oke. Materi muatan tentang assessment atau penilaian kebutuhan difabel yang berhadapan dengan hukum. Bersama layanan integrasinya gimana atau?

Arini Iya iya.

Wahyu Beserta

Arini Layanan yang terintegrasi

Wahyu Layanan integrasi integ- inte- integrasi, oke gitu? Advokasi mewujudkan RUU penyandang disabilitas yang sekarang masuk prolegnas. RUU KUHAP dan RUU KUHP yang aksesibel, termasuk materi muatan tentang assessment atau kebutuhan difabel yang berhadapan dengan hukum beserta layanan integrasinya. Oke gitu? Perlu nggak ditambah: baik pendampingan hukum maupun pendampingan disabilitas? Atau cukup?

Lutfi Cukup.

Wahyu Cukup ya. Oke.

Arini Bayangan saya, mas ya. Kalau ee assessment itu tidak hanya dibutuhkan difabel ee saat dia berhadapan dengan hukum.

Wahyu Oke.

Arini Tapi semisal ini hanya difabel yang di jalanan, yang menggunakan kursi roda di jalanan kemudian dia masuk ee katakanlah dia terjaring ya. Dia masuk camp assessment disitu kan juga akan dinilai kebutuhan dia apa? Kebutuhan dia sebetulnya di jalanan itu kenapa? Apakah karena memang dia mencari pekerjaan apakah karena dia dari keluarga broken? Jadi assessment itu tidak semata-mata ee saat difabel berhadapan dengan

31

hukum saja tapi ya difabel di semua sektor, mungkin itu aturannya mungkin di RUU ee penyandang disabilitas kali ya, jadi kalau dia di ee KUHAP atau KUHP, maka dia bicara teknis saat dia ee…

Wahyu Berhadapan dengan hukum ya?

Arini Saat dia berhadapan dengan hukum. Saat dia sebagai bagian dari masyarakat, dia akan bersinggungan dengan banyak hal yang itu memang harus dilihat kebutuhan dia sebetulnya apa? Dia nggak butuh peker- dia nggak butuh sekolah kok sekolahke, yo mubadzir. Dan ternyata butuhnya kembali ke keluarga, maka yang yang dijangkau tidak hanya ee difabelnya, tapi juga keluarganya harus dijangkau.

Wahyu Oke oke.

Ratna Itu pergubnya udah ada.

Wahyu Sudah ada pergubnya?

Ratna Dan itu sudah dilakukan assessment beberapa waktu yang lalu

Wahyu Oke. Sudah ya kalau ini ya? Oke oke.

Ratna Jadi sampai ke kebutuhan itu termasuk apa, jaminan kesehatan, layanan kesehatan, itu sudah ada yang belum memang ini hukum

Wahyu Oke tadi ya berarti masuk disini ya mengawal monitoring implementasi tadi udah ya. Oke. Oke teman-teman sepertinya sudah. Saya akan mengulang lagi di sesi akhir. Di kriminalisasi, usulan kita rekomendasi dan rencana advokasi ada 7. Oke. Ada 7 Usulan rekomendasi dan rencana advokasi. Saya bacakan ringkas. Peertama, pendidikan bagi rakyat, terkait kriminalisasi dan upaya advokasinya. Dua, penguatan KPK, Komnas HAM, LPSK, sebagai sahabat rakyat saat berhadapan dengan penegak hukum yang korup dan melakukan kriminalisasi. Tiga, pemantauan rekruitmen aparat penegak hukum, APH. Demi APH yang kredibel, tidak korup, dan berintegritas. Empat, advokasi hukum, pelaporan Komnas HAM, pelaporan ke Propam, pra peradilan, mendesak untuk SP 3, dan memaksimalkan proses persidangan untuk membuktikan terhadap semua tuduhan kriminalisasi. Oke. Kri-mi-nalisasi. Kri- (Audiens tertawa, fasilitator membetulkan catatan) kri-minalisasi. Contoh, kita sebut disini, merujuk kemenangan gerakan rakyat untuk pembebasan tersangka terdakwa kriminalisasi ibu rumah tangga, atau istri buruh yaitu Ervani Eni Handayani di PN Bantul. Oke. Biar kita nggak hanya identifikasi masalah ya. (beberapa auidens tertawa kecil) Ada kemenangan kitalah. Lima, Negara, pemerintah pusat dan daerah menjalankan mandat konstitusi dengan proaktif melindungi rakyat demimenolak kriminalisasi terhadap rakyat dan pimpinan KPK. Bagimana kalau termasuk parlemen ini, dimasukkan? Tidak hanya pemerintah? Apa ya nanti dialognya ini kan nggak hanya pemerintah ada yang parlemen juga Mas Rohmanu ya? (memastikan

32

ke Mas Rohmanu yang hadir di forum)

Rohmanu Ya.

Wahyu Tapi saya tawarkan teman-teman, biar yang suara itu nggak hanya pemerintah tapi juga parlemen dan ya kan kira-kira kalau dari politiknya kan wakil rakyat gitu ya. Gimana kalau kita masukkan parlemen juga? Oke. Dan parlemen (mengetik)… Negara juga parlemen… juga parlemen oke, udah masuk. Dorongan ke pemerintah parlemen untuk melakukan revisi kebijakan daerah dan pusat yang berpotensi mengkriminalisasi rakyat. Tadi ya contoh komunitas jalanan, pengamen tadi, kalau tidak ada kemauan politik penting jejaring dengan masyarakat sipil nasional untuk melakukan uji materiil. Tujuh, kawal mengawalya, oke. Mengawal kebijakan di daerah agar memberikan perlindungan bagi rakyat utamanya kelompok rentan agar tidak dikriminalisasi. Kemudian yang komunitas difabel: perlindungan hukum bagi komunitas difabel ada Sembilan, memperkuat intensitas gerakan bersama organisasi difabel, ormas keagamaan, LBH, LSM, lembaga pendidikan, organisasi mahasiswa pemuda, organisasi perempuan untuk perjuangan advokasi pemenuhan hak difabel di DIY. Dua, advokasi mengawal terbitnya perma, pengadilan aksesibel. Tiga, advokasi mewujudkan RUU penyandang disabilitas, KUHAP KUHP yang aksesibel, termasuk materi muatan tentang assessment –penilaian kebutuhan difabel-. Empat, Dorongan ke pemerintah parlemen agar melakukan revisi undang-undang bantuan hukum dengan memasukkan perspektif difabel. kalau tidak ada kemauan politik, penting jejaring dengan masyarakat sipil nasional untuk uji materiil ke MK. Lima, mengawal dan monitoring implementasi perda perlindungan difabel DIY, sekaligus perjuangan politik anggaran baik APBN, APBD, dan Danais serta Dana Desa yang pro perlindungan, pemajuan, pemenuhan hak difabel termasuk dorongan terbitnya pergub pendampingan hukum mandat pasal 79 ayat 3 perda difabel DIY yang sampai sekarang belum terbentuk. Oke nanti kita kroscek dengan teman yang lain. Enam, memaksimalkan kerja Komite penyandang hak disabilitas yang bertugas menerima hasil monitoring implementasi perda difabel DIY. Tujuh, melakukan harmonisasi kebijakan nasional, daerah agar aksesibel. Kalau nomor tujuh ini Negara gimana? Negara melakukan harmonisasi gitu? Kira-kira bukan kita gitu, tapi pemerintah dan parlemen. Terutama kalau sebenarnya di kementrian hukum HAM itu ada Dirjen Harmonisasi Perundang-undangan setahu saya Bu Hakristuti Hakrisnowo gitu. Negara ya? Negara melakukan harmonisasi kebijakan nasional dan daerah agar aksesibel tidak bertabrakan dengan hak pemenuhan difabel antara lain kebijakan tata ruang. Oke.

33

Delapan, pendidikan hukum progresif dan kritis bagi difabel demi kesadaran berhukum aksesibel bagi kaum difabel untuk mendorong perubahan struktural dan kultural. Oke. Sembilan, terakhir, penguatan kapasitas aparat penegak hukum; polisi, jaksa, hakim, dan pengacara agar berperspektif pemenuhan hak difabel. Sebenarnya ada satu, saya ingat kemarin Mas Abid atau Mas Lutfi, walaupun ini kira-kira teknis tapi menjadi penting sebenarnya di daerah. Audiensi dengan pimpinan APH di daerah, saya lupa yang kemaren yang polsek, polres. Kira-kira mungkin agak teknis itu tapi menurut saya itu sebenarnya strategis. Menarik gitu. Karena info yang saya dapat hari ini, kepala kejaksaan DIY diganti, Alhamdulillah tuntutkan kita hari ini udah dikabulkan gitu___ diganti gitu. Berarti minggu depan hari Senin itu ada serah terima, Kepala Kejaksaan tinggi DIY yang baru. Lha ini kan menarik sebenarnya. Kalau misalnya itu kita pakai gimana? Artinya kan soal penguatan kapasitas APH iya tapi kan kadang-kadang APH kita ini kan masih menganut semi-feodal gitu, butuh kepeloporan gitu. Nggak hanya anak buahnya atau APH yang muda-muda ini yang kita dorong tapi kan kalau apa ini ya pucuk-pucuk pimpinannya juga. Biasa. Nggak usah jauh-jauh lah, kalau kriminalisasi KPK, kepala Bareskrimnya Suwadi Alius nggak ada. Tapi kalau sudah ganti jadi Buwas ya, Budi Waseso kan jadi kaya’ gini gitu. Buwas.

Lutfi Buwas.

Wahyu Buwas. Bagaimana kalau itu gitu? Audiensi oke? Audiensi masyarakat sipil DIY? Audiensi masyarakat sipil DIY dengan pimpinan APH….oke. Agar APH di DIY berperspektif difabel. Oke. Karena pertanyaan lanjutannya sebenarnya: Ini pernah kita lakukan belum? Kalau audiens dengan kejaksaan kepolisian untuk mengungkapkan kasus Udin pernah. Untuk penuntasan aksus korupsi, kaya’ korupsi dana hibah Persiba pernah, berulang-ulang aksi iya, demo iya, bakar jerami di depan kejaksaan tinggi iya. Tapi kalau kemudian ini sebenarnya belum. Padahal sebenarnya ini menarik ya. Karena sebenarnya tadi, kemarin potret kasus yang puncak gunung es di daerah, di desa itu masih ada gitu. Ya kalau APH-nya bisa proaktif juga kan dan tidak mengviktimisasi korban difabel gitu. Oke ya? Kita masukkan ya: audiensi masyarakat DIY dengan pimpinan APH –polisi, jaksa, hakim- …. ya di DIY. Ya oke. Ada ada hubungannya ya 9 sama 10 ya? Penguatan kapasitas dengan soal kepemimpinan lah, kepemimpinan, agar pemimpin… Oke teman-teman apakah masih ada, silahkan? Ini sudah setengah 12 kurang 4 menit. Apa masih ada? Fani? Roni? Cukup ya? Oke kalau cukup kita bungkus. Applause buat kita semuanya (audiens bertepuk tangan) Terimakasih teman-teman kita semua. Ee kita istirahat ishoma nanti dengan panitia soal makan dimana kaya’ gitu, sampai jam 1. Oke jam 1 kita bertemu lagi di ruang besar ya karena nanti ada dialog dengan parlemen dan pemerintah daerah. Terimakasih temann-teman semua maturnuwun. Dan

34

saya mohon maaf bila presentasi ada kekurangan. Terimakasih wassalamualaikum wr. Wb.