hanjar latihan manajemen kewilayahan untuk para kapolsek

242
SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI LATIHAN MANAJEMEN KEWILAYAHAN (KAPOLSEK) BAHAN BELAJAR (HANJAR) Disusun dalam rangka Pelatihan Manajemen Kewilayahan Para Kapolsek AKBP H.DADANG DJOKO KARYANTO,SIP,SH,MH. GADIK MADYA CANDIDAT DOKTORAL ILMU PENDIDIKAN MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 1

Upload: woro-handayani

Post on 16-Apr-2017

2.021 views

Category:

Education


43 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

LATIHAN MANAJEMEN KEWILAYAHAN (KAPOLSEK)

BAHAN BELAJAR (HANJAR)

Disusun dalam rangka Pelatihan Manajemen Kewilayahan Para Kapolsek

AKBP H.DADANG DJOKO KARYANTO,SIP,SH,MH.GADIK MADYA CANDIDAT DOKTORAL ILMU PENDIDIKAN

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBIJAMBI 2016

KATA PENGANTAR

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 1

Page 2: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

Alhamdulillah, Penulis panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT.,

karena atas berkat dan rahmat-Nya sehingga Penulis dapat menyusun materi

bahan belajar (hanjar) pelatihan manajemen kewilayahan bagi para kapolsek

yang berjudul “Pelatihan Manajemen Kewilayahan ( Kapolsek) ”.

Penulisan materi Hanjar ini bertujuan untuk memenuhi atau sebagai

prosedur, syarat dan ketentuan yang harus dilengkapi oleh tenaga pendidik

(Gadik) SPN Polda Jambi, sebelum menyampaikan program latihan

pembelajaran kepada siswa latihan para Kapolsek pada waktu yang telah

ditentukan. Perlu diketahui bersama bahwa materi ini adalah materi hanjar

perdana, artinya baru pertama kali diselenggarakan kegiatan pelatihan dan

pembelajaran manajemen kewilayahan bagi para Kapolsek, dan sebagai dasar

ataupun rujukan materi belum ada serta belum dibuat. Oleh karena itu sebagai

wujud rasa tanggung jawab dan pengabdian pada dunia pendidikan terutama

pendidikan Polri, maka penulis / penyusun memberanikan diri untuk tampil

mempersembahkan naskah bahan belajar (Hanjar) ini

Tersusunnya bahan belajar (hanjar) ini tidak terlepas dari bantuan dan

dukungan berbagai pihak, maka penulis mengucapkan ribuan terima kasih

kepada:

1. Kepala Sekolah Polisi Negara (KA SPN) Polda Jambi, AKBP TJUK

WINARKO,SH,MH. selalu motivator yang secara tulus dan ikhlas

memberikan bimbingan dan arahan dalam dalam penyelesaian penulisan

bahan belajar (Hanjar) ini;

2. Rekan para tenaga pendidik (Gadik) SPN Polda Jambi, yang turut

memberikan saran masukan untuk lebih berbobotnya bahan belajar ini;

Selanjutnya saya mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada

kedua orang tua saya yaitu; Ayahanda Soedjati Djoko Santoso dan Ibunda

Karwati Tugiyarti (Alm) serta kedua mertua saya yaitu; Ayahanda Tri

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 2

Page 3: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

Soewandono dan Ibunda Setyowati Wardani, yang telah memberikan semangat

dan motivasi yang diiringi doa tulus-ikhlas, sehingga kegiatan pendidikan Penulis

berjalan sesuai waktu yang telah ditentukan.

Secara khusus Penulis mengucapkan terima kasih dan apresiasi atas

pengertiannya, buat yang tercinta istri saya; Woro Handayani, yang dengan

kesabaran dan ketulusannya selalu memberikan semangat agar segera

menyelesaikan studi tepat pada waktunya. Di samping itu buat buah hati yang

tersayang anak-anakku yaitu; Arumingtyas Khoni Dahlia, Wiradyo Adi Nugroho

dan Laksamana Widagdo, yang dengan keingintahuannya dan keluguannya

selalu menggoda dengan menanyakan kapan ayah menyelesaikan hanjar ini.

Dengan semua dorongan semangat dan doanya sehingga kegiatan

pembelajaran, pengajaran dan pelatihan yang Penulis selenggarakan berjalan

sesuai dengan rencana. Akhirnya materi bahan belajar (hanjar) pelatihan

manajemen kewilayahan bagi para kapolsek yang berjudul “Pelatihan

Manajemen Kewilayahan ( Kapolsek)” ini Penulis persembahkan kepada semua

pihak / rekan Gadik SPN Polda Jambi yang berkenan untuk menggunakan hanjar

ini.

Penulis berusaha berbuat nyata untuk dunia pendidikan Polri, dengan

semboyan “ Berbuat, dan berbuat daripada berdiam diri, lebih baik menghasilkan

sesuatu yang bermanfaat daripada merenungkan diri dan tidak bergerak alias

tidak menghasilkan sesuatu apapun”, “Tidak ada gading yang tak retak”, artinya

penulis merasa jauh dari kesempurnaan dan itulah apa adanya saya berusaha

untuk mempersembahkan karya Hanjar ini. Semoga amal dan partisipasi semua

pihak, baik yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu dapat mendapatkan

keridhoan dari Allah SWT.

Akhir kata penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi

para pembaca walaupun hanya berupa pemikiran-pemikiran yang sederhana,

namun paling tidak dapat menambah cakrawala pemikiran, pandangan dalam

penyempurnaan materi bahan belajar (hanjar) pelatihan manajemen kewilayahan

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 3

Page 4: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

bagi para kapolsek yang berjudul “Pelatihan Manajemen Kewilayahan

( Kapolsek) Amin.

Jambi, April 2016

Penulis

AKBP Dadang Djoko Karyanto

DAFTAR ISI

HALAMAN

JUDUL.........................................................................

..........................................1KATA PENGANTAR…....…........…….......……….....

…….....………...............2

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 4

Page 5: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

DAFTAR ISI……………………………………….………..................................3

BAB I TUGAS POKOK FUNGSI DAN PERAN-PERAN KAPOLSEK DAN

PARA PEJABATNYA PADA LEVEL POLSEK/TAA. Kompetensi Dasar ...........................................................................11

B. Indikator Hasil Belajar ......................................................................11

C. Apa Tugas Pokok Kapolsek/ Ta?......................................................12

D. Apa fungsi Kapolsek?.....................................................................12

E. Apa saja kegiatan yang harus dilakukan oleh Kapolsek/Ta?...........13

BAB II PENJABARAN PEMAHAMAN KAPOLSEK TENTANG MANAJEMEN OPERASIONAL POLSEK

A. Kompetensi Dasar...........................................................................19

B. Indikator Hasil Belajar.....................................................................19

C. Jelaskan bagian-bagian apa saja yang menunjukkan Manajemen

Operasional Polsek tugas pokok dan fungsi Polsek/ta mendasari

Perkap No. 23 Tahun 2010,tentang Susunan Organisasi Dan Tata

Kerja(SOTK) : .................................................................................20

D. Apakah itu manajemen, Jelaskan fungsi dasar Menejemen (POAC)

menurut teori dan konsep George R Terry? .................................34

E. Pertanyaan berikutnya adalah jelaskan fungsi dasar Menejemen

(POAC) George R Terry terkait manajemen operasional polsek?..35

1. Planning (Perencanaan)...............................................................36

2. Organizing (Pengorganisasian)....................................................37

3. Actuating (Penggerakan)..............................................................39

4. Controlling (Pengendalian/ Pengawasan)....................................39

F. Jelaskan manajemen operasional Polri (MOP) mendasari Perkap

No.9 tahun 2011 tentang manajemen operasi kepolisian; ...............42

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 5

Page 6: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

BAB III KEPEMIMPINAN A. Kompetensi Dasar.............................................................................78

B. Indikator Hasil Belajar.......................................................................78

C. Jelaskan teori, dan prinsip kepemimpinan .......................................79

1. Teori-teori kepemimpinan.............................................................79

2. Prinsip Kepemimpinan..................................................................81

E. Pendekatan Kepemimpinan................................................................82

F. Jelaskan tentang arti pemimpin dan kepemimpinan...........................83

1. Faktor-faktor penting....................................................................87

2. Unsur-unsur yang mendasari kepemimpinan.............................88

J. Jelaskan tugas, dan peranan pemimpin..............................................90

1. Tugas pemimpin.........................................................................90

2. Peranan Pemimpin.....................................................................91

BAB IV MANAJEMEN FUNGSI TEKNIS POLRIA. Kompetensi Dasar..............................................................................61

B. Indikator Hasil Belajar.........................................................................61

C. Jelaskan Tugas Pokok dan Fungsi Teknis Intelkam............................64

D. Jelaskan Tugas Pokok dan Fungsi Teknis Reskrim..........................65

E. Jelaskan Tugas Pokok dan Fungsi Teknis Lantas ...................66

BAB V KARAKTERISTIK WILAYAH TUGASB. Kompetensi Dasar............................................................................101

B. Indikator Hasil Belajar.......................................................................101

C. Jelaskan Profil dan Letak Wilayah dalam Provinsi Jambi, Letak

Wilayah dan Topografi, Klimatologi, Penggunaan Lahan, Potensi

Wilayah, Demografi Penduduk........................................................102

1. Profil dan Letak Wilayah dalam Provinsi Jambi................102

2. Letak Wilayah dan Topografi................................................103

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 6

Page 7: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

3. Klimatologi...........................................................................105

4. Penggunaan Lahan..............................................................106

5. Potensi Wilayah....................................................................107

6. Demografi Penduduk............................................................108

D. Mengapa Polisi perlu mengetahui Adat Istiadat suatu daerah/tempat109

1. Pengertian Adat Istiadat........................................................110

2. Polisi perlu ( harus ) mengetahui Adat Istiadat suatu daerah /

setempat................................................................................110

3. Latar Belakang Hukum Adat Jambi........................................110

4. Tujuan Hukum Adat Jambi.....................................................112

5. Dasar-dasar Hukum Adat Jambi............................................113

6. Hukum Tanah Adat................................................................116

7. Tanah Margo.........................................................................117

8. Semboyan masing-masing daerah dalam wilayah Provinsi Jambi

...............................................................................................119

BAB VI TERAMPIL MELAKSANAKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI KAPOLSEK

A. Kompetensi Dasar............................................................................120

B. Indikator Hasil Belajar.......................................................................121

C. Jelaskan apa itu Polsek dan mengapa perlu adanya komunikasi sosial

serta manajemen kesan..................................................................122

D. Polsek menerapkan Sistem manajemen bagi pelayanan umum.........126

E. Penerapan Analisa SWOTdalam Menganalisa Permasalahan127

1. Strenghts (kekuatan)..........................................................128

2. Weaknesses (Kelemahan).................................................128

3. Opportunity (kesempatan)..................................................129

4. Threat (ancaman)..............................................................129

5. SWOT untuk organisasi.....................................................130

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 7

Page 8: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

F. Perihal Terampil dalam melaksanakan tupoksi Kapolsek....................131

1. Kapolsek.........................................................................................131

2. Kanit Intel Polsek............................................................................132

3. Kanit Binmas (Babinkamtibmas)....................................................132

4. Kanit Sabhara (Turjawali)...............................................................132

5. Kanit Reskrim (Upaya Pengalihan Hukum)..................................132

G. Studi kasus sebagai bahan diskusi......................................................133

1. Sengketa Lahan.............................................................................133

2. Sengketa Agama...........................................................................134

3. Sengketa Adat...............................................................................134

4. Konflik Lahan Perkebunan Kelapa Sawit Di Desa Sumber Mulya

Dengan Desa Kota Raja Kecamatan Pelepat Ilir, Bungo..............135

5. Konflik Agama Kehadiran Tarekat Naqsabandiah........................136

BAB V P E N U T U P

A. Kesimpulan..............................................................................137

B. Saran.......................................................................................137

DAFTAR PUSTAKA

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 8

Page 9: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH JAMBI SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

LATIHAN MANAJEMEN KEWILAYAHAN (KAPOLSEK)

Umum

Bahwa berdasarkan Peraturan Kapolri Nomor 23 Tahun 2010 Tentang

Organisasi dan Tata Kerja Polres dan Polsek, kesatuan Polri tingkat Polsek/Ta

sebagai kesatuan tingkat kewilayahan menyelenggarakan tugas pokok Polri

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 9

Page 10: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

dalam pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum,

pemberian perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat, serta

tugas-tugas Polri lain dalam daerah hukumnya sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Terkait peran strategis Polsek/Ta sebagai salah satu unsur pelaksana

tugas tingkat Kewilayahan yang berada di bawah Kapolres/Ta, yang bertugas

menyelenggarakan tugas pokok Polri dalam pemeliharaan keamanan dan

ketertiban masyarakat, penegakan hukum, pemberian perlindungan,

pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat, serta tugas-tugas Polri lain

dalam daerah hukumnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan, maka tugas Polsek saat ini dan kedepan dihadapkan kepada

tantangan tugas yang tidak semakin ringan namun sebaliknya semakin multi

kompleks sehingga menambah spektrum beban tugas Polres/Ta kedepan,

antara lain menyangkut peran Polsek/Ta sebagai pelaksana tugas pokok Polri

ditingkat kewilayahan.

Dalam rangka kesamaan visi persepsi dan pola tindak yang sama

terhadap implementasi penyelenggaraan dalam pemeliharaan keamanan dan

ketertiban masyarakat, penegakan hukum, pemberian perlindungan,

pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat, serta tugas-tugas Polri lain

dalam daerah hukumnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan, maka dipandang perlu membuat/ menyusun naskah Latihan

Manajemen Kewilayahan (Kapolsek), artinya bagaimana tentang tata cara

menerapkan strategi manajemen dalam pengelolaan Polsek, bagaimana cara

bertindaknya Kapolsek, bagaimana personil seksi/fungsi polsek/ta, selain itu juga

membahas bagaimana cara mengatur secara tegas dan jelas reaktualisasi

kegiatan harkamtibmas dan pelayanan terhadap masyarakat secara terpadu,

tertib dan terkoordinasi setiap seksi dan fungsi/unit Polsek.

Dengan penyusunan membuat/ menyusun naskah Latihan Manajemen

Kewilayahan (Kapolsek), terkait manajemen operasional polsek (MOP)”

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 10

Page 11: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

dimaksud adalah terkandung sebagai media pembelajaran dan pedoman dasar

manajemen untuk mengatur polsek/Ta , kemudian sebagai acuan / kerangka

kerja bagi unsur pelaksanaan dilapangan maupun staf pada tingkat Polsek

dalam melaksanakan berbagai kegiatan harkamtibmas dan pelayanan terhadap

masyarakat untuk menciptakan situasi yang kondusif dan meningkatkan

pelayanan kepada masyarakat yang mempedomani kepada peraturan

perundang-undangan yang berlaku serta terintegrasi.

Sebagai dasar dan pedoman implementasi bagi unsur pelaksana tugas

tingkat Kewilayahan Polsek/ Ta dalam pelaksanaan manajemen operasional

(MOP) dan tata cara bertindak bagi personil seksi/fungsi pada tingkat Polsek,

sehingga lebih terkoordinasi, efektif, efisien dan dapat dipertanggung jawabkan

kepada masyarakat umum di wilayah hukum Polsek/ta pada Polres/ta jajaran

Polda Jambi.

Selain itu untuk menjelaskan prinsip-prinsip dasar dari Manajemen

Operasional Polsek (MOP) ini agar dapat dengan mudah dipahami oleh seluruh

personil Polsek/ Ta.

Dengan diberikannya materi Pelatihan Manajemen Operasional Polsek

(MOP) diharapkan mampu menerapkan dasar manajemen untuk mengatur

polsek/Ta , kemudian sebagai acuan / kerangka kerja bagi unsur pelaksanaan

dilapangan maupun staf pada tingkat Polsek dalam melaksanakan berbagai

kegiatan harkamtibmas dan pelayanan terhadap masyarakat.

Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk menjamin pemahaman tentang

Manajemen Operasional Polsek (MOP) hubungan tata cara kerja dan bertindak

personil Seksi/Fungsi Polsek/ Ta, sehingga tidak ragu-ragu dalam melakukan

tindakan. Untuk memastikan penerapan Prinsip dasar Manajemen Operasional

Polsek (MOP) guna terwujudnya persamaaan Visi, Persepsi, Kesatuan Tindak

dan Keseragaman dalam tindakan dilapangan pada pelaksanaan Tata Cara

Bertindak Personil Seksi/Fungsi Polsek/ Ta.

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 11

Page 12: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

Sebagai Pedoman atau kerangka kerja Polsek /Ta pada Polres/Ta

jajaran Polda Jambi agar selalu mendasari prinsip-prinsip yang terkandung di

dalam Naskah Latihan Manajemen Kewilayahan (Kapolsek) mendasari pedoman

manajemen operasional polsek (mop) dan hubungan tata cara kerja dan

bertindak personil Seksi/Fungsi Polsek/Ta ” dalam setiap kegiatan, tugas pokok,

fungsi dan perannya. Untuk mengintegrasikan berbagai kegiatan harkamtibmas

dan pelayanan yang diberikan oleh Polsek/ Ta yang sudah sesuai dengan

keinginan masyarakat dalam mendukung terciptanya situasi kamtibmas yang

kondusif dan mendapatkan pelayanan yang prima.

Harapannya semoga dengan dibuatnya Bahan Ajar Latihan Manajemen

Kewilayahan (Kapolsek), ini dapat menghasilkan personel yang memiliki

kemampuan mengendalikan, menata, menjalankan manajemen operasional

polsek secara tertib dan profesional.

Standar Kompetensi

Standar kompetensi untuk lulusannya yang diharapkan adalah :

1. Memahami tugas pokok dan fungsi para Kapolsek.

2. Memahami dan mampu melaksanakan Manajemen Operasional Polri

(MOP), baik dalam kegiatan Kepolisian dan operasional Kepolisian;

3. Memahami teori dan prinsip kepemimpinan.

4. Memahami manajemen fungsi teknis Polri.

5. Memahami karakteristik wilayah tugas.

6. Terampil melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagai Kapolsek.

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 12

Page 13: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

BAB I

TUGAS POKOK FUNGSI DAN PERAN-PERAN KAPOLSEK DAN PARA PEJABATNYA PADA LEVEL POLSEK/TA

A. Kompetensi DasarMemahami tentang memahami tugas pokok dan fungsi para

Kapolsek/Ta, artinya para Kapolsek harus mengetahui tupoksinya dan memiliki

kemampuan dasar Manajemen Operasional Polsek bagi para Kapolsek dalam

mengendalikan peran dan tugas personilnya serta harkamtibmas pada wilayah

hukumnya di tingkatan kewilayahan.

B. Indikator Hasil Belajar Indikator hasil belajar, merupakan penunjukkan pada batasan atas

rambu-rambu atau parameter yang telah dilaksanakan, terlihat hasil yang dicapai

(capaian dalam proses) dalam peristiwa belajar mengajar yang sudah dilakukan

dan telah ditentukan dalam program pendidikan dan pelatihan tahun anggaran

(prodiklat T.A.) antara lain :

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 13

Page 14: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

1. Mampu menyebutkan, memahami dan menjelaskan, apa tugas pokok

Kapolsek/ Ta?

2. Mampu menyebutkan, memahami dan menjelaskan, apa fungsi Kapolsek?

3. Mampu menyebutkan, memahami dan menjelaskan, apa saja kegiatan

yang harus dilakukan oleh Kapolsek/Ta?

4. Mampu menyebutkan, memahami dan menjelaskan apa Tugas Pokok

Polsek/ Ta jajaran Polres/Ta diwilayah hukum Polda Jambi?

5. Mampu menyebutkan, memahami dan menjelaskan masing-masing Seksi

dan Unit?

Polsek adalah lini institusi Polri terdepan pada satuan kewilayahan,

yang bersentuhan langsung dengan masyarakat, berkewajiban untuk

memberikan pelayanan terdepan setiap ada kejadian pelanggaran masyarakat,

kasus kriminal, permasalahan konflik sosial, sengketa lahan dan pertanahan,

termasuk segala aktifitas undangan dan perijinan yang menyangkut urusan

dinamika kegiatan masyarakat.

Polsek adalah institusi Polri yang berada pada tingkat kecamatan yang

berkewajiban memberikan perlindungan dan pengayoman kepada masyarakat,

dan melalui perangkat Babinkamtibmas berperan untuk menampung segala

permasalahan dan memberikan solusinya sehingga situasi keamanan dan

ketertiban masyarakat (kamtibmas) dapat terjaga.

C. Apa Tugas Pokok Kapolsek/ Ta?Tugas pokok Kapolsek/Ta adalah bertugas memimpin, membina,

mengatur dan mengendalikan satuan Organisasi di lingkungan Polsek dan unsur

pelaksanaan kewilayahan dalam jajarannya termasuk kegiatan pengamanan

markas serta memberikan saran pertimbangan kepada Kapolres yang terkait

dengan pelaksanaan tugasnya.1

1 Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pada Tingkat Kepolisian Resort Dan Kepolisian

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 14

Page 15: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

D. Apa fungsi Kapolsek?Fungsi Kapolsek adalah Pengawasan, pengendalian, pemimpin dan

pembina satuan organisasi di lingkungan Polsek dan unsur pelaksana

kewilayahan dalam jajarannya termasuk kegiatan pengamanan markas.

Kemudian memberikan saran pertimbangan kepada Kapolres yang terkait

dengan pelaksanaan tugasnya.

E. Apa saja kegiatan yang harus dilakukan oleh Kapolsek/Ta?Kegiatan yang harus dilakukan oleh Kapolsek/Ta antara lain adalah sebagai

berikut:

1. Memberikan arahan dan kebijakan strategis Polsek di bidang pembinaan

maupun operasional di lingkungan unsur Pengawas dan pembantu

pimpinan, unsur pelaksana tugas pokok, unsur pendukung dan unsur

pelaksana tugas kewilayahan.

2. Memberikan perintah/tugas kepada unsur pengawas dan pembantu

pelaksana pimpinan, unsur pelaksana tugas pokok, unsur pendukung dan

unsur pelaksana tugas kewilayahan.

3. Menerima laporan pelaksanaan tugas baik di bidang pembinaan maupun di

bidang operasional dari unsur pengawas dan pembantu pimpinan, unsur

pelaksana tugas pokok, unsur pendukung dan unsur pelaksana tugas

kewilayahan.

4. Pimpinan Gelar Tingkat Polsek : Kapolsek/Waka/Kaunit (disesuaikan

dengan kebutuhan dan kepentingan gelar perkara).

F. Tugas Pokok Polsek/Ta jajaran Polres/Ta jajaran diwilayah hukum Polda Jambi.

Sektor, Mabes Polri, Jakarta.

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 15

Page 16: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

Tugas pokok Polsek/Ta adalah bertugas menyelenggarakan tugas

pokok Polri dalam pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat,

penegakan hukum, pemberian perlindungan, pengayoman, dan pelayanan

kepada masyarakat, serta tugas-tugas Polri lain dalam daerah hukumnya sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.2

Secara umum pelaksanaan Tugas Pokok, Fungsi dan Peran Polsek/ Ta

Polres/Ta diwilayah hukum Polda Jambi tersebut diatas, diselenggarakan secara

terkoordinasi, terintegrasi dan efektif selaras dengan kewenangan yang telah

ditetapkan dalam pelaksanaan Tata Cara Bertindak Personil Seksi/Fungsi

Polsek /Ta dengan perincian tugas selektif di masing-masing Seksi dan Unit.

Pelaksanaan Tata Cara Bertindak Personil Seksi/Fungsi Polsek /Ta dengan

perincian tugas selektif di masing-masing Seksi dan Unit sebagai berikut :3

1. Unit Provos memiliki peran dan fungsi antara lain adalah:

a. Berfungsi sebagai unsur pelayanan pengaduan masyarakat

tentang penyimpangan perilaku dan tindakan personel Polri.

b. Berfungsi sebagai unsur penegakan disiplin dan ketertiban

personel Polsek.

c. Berfungsi sebagai unsur pengamanan internal, dalam rangka

penegakan disiplin dan kode etik profesi Polri.

d. Berfungsi sebagai unsur pelaksanaan pengawasan dan penilaian

terhadap personel Polsek yang sedang dan telah menjalankan

hukuman disiplin dan kode etik profesi.

e. pengusulan rehabilitasi personel Polsek yang telah

melaksanakan hukuman berdasarkan hasil pengawasan dan

penilaian yang dilakukan

2. Seksi Umum memiliki fungsi antara lain adalah:

2 Ibid, hal 32.3 Ibid, hal 36.

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 16

Page 17: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

a. perencanaan kegiatan, pelayanan administrasi umum serta

ketatausahaan dan urusan dalam antara lain kesekretariatan dan

kearsipan di lingkungan Polsek.

b. pelayanan administrasi personel dan sarpras.

c. pelayanan markas antara lain pelayanan fasilitas kantor, rapat,

protokoler untuk upacara, dan urusan dalam di lingkungan di

lingkungan Polsek.

d. perawatan tahanan dan pengelolaan barang bukti.

3.Seksi Humas memiliki fungsi antara lain adalah: :

a. pengumpulan dan pengolahan data serta peliputan dan

dokumentasi kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas

Polsek.

b. pengelolaan dan penyajian informasi sebagai bahan publikasi

kegiatan Polsek.

6. Seksi Hukum :

a. pemberian pelayanan bantuan hukum kepada kesatuan dan

personel Polsek beserta keluarganya.

b. pemberian pendapat dan saran hukum.

c. penyuluhan hukum kepada personel Polsek dan masyarakat

serta pembinaan hukum di lingkungan Polsek.

5. Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) :

a. pelayanan kepolisian kepada masyarakat secara terpadu, antara

lain dalam bentuk Laporan Polisi (LP), Surat Tanda Terima

Laporan Polisi (STTLP), Surat Pemberitahuan Perkembangan

Hasil Penyidikan (SP2HP), Surat Keterangan Tanda Lapor

Kehilangan (SKTLK), Surat Keterangan Catatan Kepolisian

(SKCK), Surat Tanda Terima Pemberitahuan (STTP), dan Surat

Izin Keramaian.

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 17

Page 18: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

b. pengkoordinasian dan pemberian bantuan serta pertolongan,

antara lain Tindakan Pertama di Tempat Kejadian Perkara

(TPTKP), Turjawali, dan pengamanan kegiatan masyarakat dan

instansi pemerintah.

c. pelayanan masyarakat melalui surat dan alat komunikasi, antara

lain telepon, pesan singkat, faksimile, jejaring sosial (internet).

d. pelayanan informasi yang berkaitan dengan kepentingan

masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

e. penyiapan registrasi pelaporan, penyusunan dan penyampaian

laporan harian kepada Kapolsek.

6. Unit Intelkam :

a. pembinaan kegiatan intelijen dalam bidang keamanan dan

produk intelijen di lingkungan Polsek.

b. pelaksanaan kegiatan operasional intelijen keamanan guna

terselenggaranya deteksi dini (early detection) dan peringatan

dini (early warning), pengembangan jaringan informasi melalui

pemberdayaan personel pengemban fungsi intelijen.

c. pengumpulan, penyimpanan, dan pemutakhiran biodata tokoh

formal atau informal organisasi sosial, masyarakat, politik, dan

pemerintah tingkat kecamatan/kelurahan.

d. pendokumentasian dan penganalisisan terhadap perkembangan

lingkungan serta penyusunan produk intelijen.

e. penyusunan intel dasar, prakiraan intelijen keamanan, dan

menyajikan hasil analisis setiap perkembangan yang perlu

mendapat perhatian pimpinan.

f. pemberian pelayanan dalam bentuk izin keramaian umum dan

kegiatan masyarakat lainnya, penerbitan SKCK kepada

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 18

Page 19: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

masyarakat yang memerlukan, serta melakukan pengawasan

dan pengamanan atas pelaksanaannya.

7. Unit Reskrim :

a. pelaksanaan penyelidikan dan penyidikan tindak pidana.

b. pelayanan dan perlindungan khusus kepada remaja, anak, dan

wanita baik sebagai pelaku maupun korban sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

c. pengidentifikasian untuk kepentingan penyidikan.

8. Unit Binmas :

a. pelaksanaan koordinasi dengan bentuk-bentuk pengamanan

swakarsa dalam rangka peningkatan kesadaran dan ketaatan

masyarakat terhadap hukum dan peraturan perundang-

undangan.

b. pembinaan dan penyuluhan di bidang ketertiban masyarakat

terhadap komponen masyarakat antara lain remaja, pemuda,

wanita, dan anak.

c. pemberdayaan peran serta masyarakat dalam kegiatan Polmas

yang meliputi pengembangan kemitraan dan kerja sama antara

Polsek dengan masyarakat dan pemerintah tingkat

kecamatan/kelurahan serta organisasi non pemerintah.

9. Unit Sabhara :

a. pelaksanaan tugas Turjawali;

b. penyiapan personel dan peralatan untuk kepentingan tugas

patroli, pengamanan unjuk rasa, dan pengendalian massa.

c. pemeliharaan ketertiban umum berupa penegakan hukum

Tipiring dan pengamanan TPTKP.

d. penjagaan dan pengamanan markas.

10. Unit Lantas :

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 19

Page 20: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

a. pembinaan partisipasi masyarakat di bidang lalu lintas melalui

kerja sama lintas sektoral dan Dikmaslantas.

b. pelaksanaan Turjawali lalu lintas dalam rangka

Kamseltibcarlantas

c. pelaksanaan penindakan pelanggaran serta penanganan

kecelakaan lalu lintas dalam rangka penegakan hukum.

11. Unitpolair :

a. menyelenggarakan fungsi kepolisian perairan, yang meliputi

patroli perairan, penegakan hukum di perairan, pembinaan

masyarakat pantai dan perairan lainnya.

b. Unitpolair menyelenggarakan fungsi pelaksanaan patroli,

pengawalan, penegakan hukum di wilayah perairan, dan

pembinaan masyarakat pantai di daerah hukum Polsek, dan

pelaksanaan transportasi kepolisian di perairan. Unitpolair

dipimpin oleh Kanitpolair yang bertanggung jawab kepada

Kapolsek dan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari di bawah

kendali Wakapolsek.

BAB II

PENJABARAN PEMAHAMAN KAPOLSEK TENTANG MANAJEMEN OPERASIONAL POLSEK

A. Kompetensi DasarPara Kapolsek harus memahami dan mampu melaksanakan

Manajemen Operasional Polri (MOP), baik dalam kegiatan Kepolisian dan

operasional Kepolisian. Artinya para Kapolsek wajib memahami dan memiliki

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 20

Page 21: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

kemampuan dasar Manajemen Operasional Polri serta mampu melaksanakan

dalam mengendalikan peran dan tugas personilnya serta harkamtibmas pada

wilayah hukumnya di tingkatan kewilayahan baik dalam kegiatan Kepolisian dan

operasional Kepolisian.

B. Indikator Hasil Belajar. Indikator hasil belajar, merupakan penunjukkan pada batasan atas

rambu-rambu atau parameter yang telah dilaksanakan, terlihat hasil yang dicapai

(capaian dalam proses) dalam peristiwa belajar mengajar yang sudah dilakukan

dan telah ditentukan dalam program pendidikan dan pelatihan tahun anggaran

(prodiklat T.A.) antara lain :

1. Mampu menjelaskan bagian-bagian yang menunjukkan Manajemen

Operasional Polsek, tugas pokok dan fungsi Polsek/ta mendasari Perkap

No. 23 Tahun 2010,tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja(SOTK)?

2. Mampu menjelaskan fungsi dasar Manajemen (POAC) George R Terry,

terkait manajemen operasional polsek(MOP);

3. Mampu menjelaskan manajemen operasional Kepolisian (MOK) mendasari

Perkap No.9 tahun 2011 tentang manajemen operasi kepolisian;

Polsek merupakan lini institusi Polri terdepan pada satuan

kewilayahan, yang bertugas bersentuhan langsung dengan masyarakat,

berkewajiban untuk memberikan pelayanan terdepan setiap ada kejadian

pelanggaran masyarakat, kasus kriminal, permasalahan konflik sosial, sengketa

lahan dan pertanahan, termasuk segala aktifitas undangan dan perijinan yang

menyangkut urusan dinamika kegiatan masyarakat. Sehubungan perihal diatas

maka Polsek sengaja dibentuk dan patut berada di tengah kehidupan masyarakat

pada tingkatan kecamatan, maka Polsek tersebut memiliki perangkat organisasi.

Karena Polsek adalah sebuah organisasi pada tataran kewilayahan

tingkat kecamatan, maka Polsek harus diisi dengan personil yang memiliki

kualifikasi kemampuan komunikasi sosial (komsos).

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 21

Page 22: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

Polsek merupakan institusi Polri yang berada pada tingkat kecamatan

yang berkewajiban memberikan perlindungan dan pengayoman kepada

masyarakat, dan melalui perangkat Babinkamtibmas berperan untuk

menampung segala permasalahan dan memberikan solusinya sehingga situasi

keamanan dan ketertiban masyarakat. Sehubungan dengan bahasan tersebut

diatas, maka keberadaan organisasi Polsek juga memiliki dasar yang tertera di

dalam Peraturan Kaplri Nomor. 23 Tahun 2010,tentang Susunan Organisasi Dan

Tata Kerja(SOTK) tingkat Polres.

C. Jelaskan bagian-bagian apa saja yang menunjukkan Manajemen Operasional Polsek tugas pokok dan fungsi Polsek/ta mendasari Perkap No. 23 Tahun 2010,tentang Susunan Organisasi Dan Tata Kerja(SOTK) :

Bagian yang menunjukkan Manajemen Operasional Polsek tugas

pokok dan fungsi Polsek/ta mendasari Perkap No. 23 Tahun 2010,tentang

Susunan Organisasi Dan Tata Kerja (SOTK) adalah sebagai berikut Manajemen

Operasional Polsek/ta tertera di dalam Bagian Kedua, tentang Susunan

Organisasi pada pasal 80, susunan organisasi Polsek terdiri dari, unsur

pimpinan, unsur pengawas, unsur pelayanan dan pembantu pimpinan, unsur

pelaksana tugas pokok, dan unsur pelaksana tugas Kewilayahan.

Pada pasal 81, unsur pimpinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 80 huruf a,

terdiri dari Kepala Polsek (Kapolsek) dan Wakil Kepala Polsek (Wakapolsek).

Pasal 82 unsur pengawas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 80 huruf b, yaitu

Unit Provos.

Pasal 83, unsur pelayanan dan pembantu pimpinan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 80 huruf c, terdiri dari, Seksi Umum (Sium), Seksi Hukum (Sikum),

dan Seksi Hubungan Masyarakat (Sihumas).

Pasal 84 unsur pelaksana tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 80

huruf d, terdiri dari SPKT, Unit Intelijen Keamanan (Unitintelkam), Unit Reserse

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 22

Page 23: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

Kriminal (Unitreskrim), Unit Pembinaan Masyarakat (Unitbinmas), Unit Samapta

Bhayangkara (Unitsabhara), Unit Lalu Lintas (Unitlantas), dan Unit Polisi Perairan

(Unitpolair).

Pasal 85 unsur pelaksana tugas Kewilayahan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 80 huruf e yaitu Kepolisian Subsektor (Polsubsektor).

Bagian ketiga unsur pimpinan paragraf 1 Kapolsek pasal 87(1) Kapolsek

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 81 huruf a merupakan pimpinan Polsek

yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kapolres. (2) Kapolsek

bertugas memimpin, membina, mengawasi, mengatur dan mengendalikan

satuan organisasi di lingkungan Polsek dan unsur pelaksana kewilayahan dalam

jajarannya termasuk kegiatan pengamanan

markas, dan memberikan saran pertimbangan kepada Kapolres yang terkait

dengan pelaksanaan tugasnya.

Paragraf 2 Wakapolsek pasal 88 (1) Wakapolsek sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 81 huruf b merupakan unsur pimpinan Polsek yang berada di bawah dan

bertanggung jawab kepada Kapolsek. (2) Wakapolsek bertugas membantu

Kapolsek dalam melaksanakan tugasnya dengan mengawasi, mengatur,

mengendalikan, dan mengkoordinir pelaksanaan tugas seluruh satuan organisasi

Polsek, dalam batas kewenangannya memimpin Polsek dalam hal Kapolsek

berhalangan, dan memberikan saran pertimbangan kepada Kapolsek dalam hal

pengambilan keputusan berkaitan dengan tugas pokok Polsek.

Pasal 89 menyebutkan tipe polsek antara lain Polsek Tipe Metropolitan, Polsek

Tipe Urban, dan Polsek Tipe Rural, Kapolsek

dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh Wakapolsek.

Bagian Keempat adalah unsur pengawas yaitu Unit Provos pasal 90 (1) Unit

Provos sebagaimana dimaksud dalam Pasal 82 merupakan unsur pengawas

yang berada di bawah Kapolsek. (2) Unit Provos bertugas melaksanakan

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 23

Page 24: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

pembinaan disiplin, pemeliharaan ketertiban, termasuk pengamanan internal,

dalam rangka penegakan disiplin dan kode etik profesi Polri dan pelayanan

pengaduan masyarakat tentang penyimpangan perilaku dan tindakan personel

Polri, (3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Unit

Provos menyelenggarakan fungsi pelayanan pengaduan masyarakat tentang

penyimpangan perilaku dan tindakan personel Polri, penegakan disiplin dan

ketertiban personel Polsek, pengamanan internal, dalam rangka penegakan

disiplin dan kode etik profesi Polri, pelaksanaan pengawasan dan penilaian

terhadap personel Polsek yang sedang dan telah menjalankan hukuman disiplin

dan kode etik profesi, dan pengusulan rehabilitasi personel Polsek yang telah

melaksanakan hukuman berdasarkan hasil pengawasan dan penilaian yang

dilakukan.

Pasal 91Unit Provos dipimpin oleh Kanit Provos yang bertanggung jawab kepada

Kapolsek dan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari di bawah kendali

Wakapolsek.

Pasal 93 Unit Provos dalam melaksanakan tugas dibantu oleh perwira, Unit

Pengamanan Internal (Unitpaminal), yang bertugas melakukan pengamanan

internal dalam rangka penegakan disiplin dan/atau kode etik profesi Polri,

pengusulan rehabilitasi personel Polsek yang telah melaksanakan hukuman

berdasarkan hasil pengawasan dan penilaian, dan Unit Provos, yang bertugas

melakukan pelayanan pengaduan masyarakat tentang penyimpangan perilaku

dan tindakan personel Polri, penegakan

disiplin dan ketertiban personel Polsek, serta pelaksanaan pengawasan dan

penilaian terhadap personel Polsek yang sedang dan telah menjalankan

hukuman disiplin dan/atau kode etik profesi Polri. Pasal 94 Unit Paminal

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 93 huruf a, hanya terdapat pada Polsek

Tipe Metropolitan.

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 24

Page 25: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

Bagian Kelima unsur Pelayanan dan Pembantu Pimpinan Paragraf 1 Sium Pasal

95 (1) Sium sebagaimana dimaksud dalam Pasal 83 huruf a merupakan unsur

staf pembantu pimpinan dan pelayanan yang berada di bawah Kapolsek. (2)

Sium bertugas menyelenggarakan perencanaan, pelayanan administrasi umum,

ketatausahaan dan urusan dalam, pelayanan markas, perawatan

tahanan serta pengelolaan barang bukti di lingkungan Polsek. (3) Dalam

melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), Sium

menyelenggarakan fungsi perencanaan kegiatan, pelayanan administrasi umum

serta ketatausahaan dan urusan dalam antara lain kesekretariatan dan kearsipan

di lingkungan Polsek, pelayanan administrasi personel dan sarpras, pelayanan

markas antara lain pelayanan fasilitas kantor, rapat, protokoler untuk upacara,

dan urusan dalam di lingkungan di lingkungan Polsek; dan perawatan tahanan

dan pengelolaan barang bukti. Pasal 96 Sium dipimpin oleh Kasium yang

bertanggung jawab kepada Kapolsek dan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari di

bawah kendali Wakapolsek.

Pasal 97 Sium dalam melaksanakan tugas dibantu oleh Urusan Perencanaan

Administrasi (Urrenmin), yang bertugas melakukan

perencanaan kegiatan dan administrasi personel serta sarpras, Urusan Tata

Urusan Dalam (Urtaud), yang bertugas melakukan pelayanan administrasi umum,

ketatausahaan dan urusan dalam, kearsipan, dan pelayanan markas di

lingkungan Polsek. Kemudian Urusan Tahanan dan Barang Bukti (Urtahti), yang

bertugas melakukan perawatan tahanan dan pengelolaan barang bukti.

Paragraf 2 Sikum Pasal 98 (1) Sikum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 83

huruf b merupakan unsur pelayanan dan pembantu pimpinan yang berada di

bawah Kapolsek. (2) Sikum bertugas memberikan pelayanan bantuan hukum,

pendapat dan

saran hukum, penyuluhan hukum serta pembinaan hukum di lingkungan Polsek.

(3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), Sikum

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 25

Page 26: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

menyelenggarakan fungsi pemberian pelayanan bantuan hukum kepada

kesatuan dan personel Polsek beserta keluarganya, pemberian pendapat dan

saran hukum, dan penyuluhan hukum kepada personel Polsek dan masyarakat

serta pembinaan hukum di lingkungan Polsek. Pasal 99 Sikum dipimpin oleh

Kasikum yang bertanggung jawab kepada Kapolsek dan dalam pelaksanaan

tugas sehari-hari di bawah kendali Wakapolsek.

Pasal 100 Sikum dalam melaksanakan tugas dibantu oleh Sub Seksi Bantuan

Hukum (Subsibankum), yang bertugas memberikan

pelayanan bantuan hukum kepada kesatuan dan personel Polsek beserta

keluarganya, dan Sub Seksi Penerapan Hukum (Subsirapkum), yang bertugas

memberikan pendapat dan saran hukum, pembinaan serta penyuluhan hukum.

Pasal 101 Sikum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 83 huruf b, hanya terdapat

pada Polsek Tipe Metropolitan dan Polsek Tipe Urban.

Paragraf 3 Sihumas Pasal 102 (1) Sihumas sebagaimana dimaksud dalam Pasal

83 huruf c merupakan unsur pelayanan dan pembantu pimpinan yang berada di

bawah Kapolsek. (2) Sihumas bertugas mengumpulkan, mengolah data dan

menyajikan informasi serta dokumentasi yang berkaitan dengan tugas Polsek.

(3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), Sihumas

menyelenggarakan fungsi pengumpulan dan pengolahan data serta peliputan

dan dokumentasi kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas Polsek;

dan pengelolaan dan penyajian informasi sebagai bahan publikasi kegiatan

Polsek.

Pasal 103 Sihumas dipimpin oleh Kasihumas yang bertanggung jawab kepada

Kapolsek dan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari di bawah kendali

Wakapolsek.

Pasal 104 Sihumas dalam melaksanakan tugas dibantu oleh Sub Seksi

Dokumentasi dan Peliputan (Subsidokliput), yang bertugas mendokumentasikan

dan meliput informasi yang berkaitan dengan tugas Polsek, dan Sub Seksi

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 26

Page 27: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

Publikasi (Subsipublikasi), yang bertugas melaksanakan pengelolaan informasi

dan mempublikasikan informasi kegiatan yang berkaitan dengan penyampaian

berita di lingkungan Polsek. Pasal 105 Sihumas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 83 huruf c, hanya terdapat pada Polsek Tipe Metropolitan, Polsek Tipe

Urban dan Polsek Tipe Rural.

Bagian Keenam unsur Pelaksana Tugas Pokok Paragraf 1 SPKT Pasal 106 (1)

SPKT sebagaimana dimaksud dalam Pasal 84 huruf a merupakan unsur

pelaksana tugas pokok yang berada di bawah Kapolsek. (2) SPKT bertugas

memberikan pelayanan kepolisian secara terpadu terhadap laporan/pengaduan

masyarakat, memberikan bantuan dan pertolongan, serta memberikan pelayanan

informasi. (3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2),

SPKT menyelenggarakan fungsi pelayanan kepolisian kepada masyarakat secara

terpadu, antara lain dalam bentuk Laporan Polisi (LP), Surat Tanda Terima

Laporan Polisi (STTLP), Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan

(SP2HP), Surat Keterangan Tanda Lapor Kehilangan (SKTLK), Surat Keterangan

Catatan Kepolisian (SKCK), Surat Tanda Terima Pemberitahuan (STTP), dan

Surat Izin Keramaian, pengkoordinasian dan pemberian bantuan serta

pertolongan, antara lain Tindakan Pertama di Tempat Kejadian Perkara (TPTKP),

Turjawali, dan pengamanan kegiatan masyarakat dan instansi pemerintah, c.

pelayanan masyarakat melalui surat dan alat komunikasi, antara lain telepon,

pesan singkat, faksimile, jejaring sosial (internet), pelayanan informasi yang

berkaitan dengan kepentingan masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan, dan penyiapan registrasi pelaporan, penyusunan dan

penyampaian laporan harian kepada Kapolsek. Pasal 107 SPKT dipimpin oleh Ka

SPKT yang bertanggung jawab kepada Kapolsek, dan dalam pelaksanaan tugas

sehari-hari di bawah kendali Wakapolsek.

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 27

Page 28: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

Paragraf 2 Unitintelkam Pasal 108 (1) Unitintelkam sebagaimana dimaksud Pasal

84 huruf b merupakan unsur pelaksana tugas pokok yang berada di bawah

Kapolsek. (2) Unitintelkam bertugas menyelenggarakan fungsi intelijen di bidang

keamanan meliputi pengumpulan bahan keterangan/informasi untuk keperluan

deteksi dini (early detection) dan peringatan dini (early warning), dalam rangka

pencegahan terjadinya gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat, serta

pelayanan perizinan, (3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud

pada ayat (2), Unitintelkam menyelenggarakan fungsi pembinaan kegiatan

intelijen dalam bidang keamanan dan produk intelijen di lingkungan Polsek,

pelaksanaan kegiatan operasional intelijen keamanan guna terselenggaranya

deteksi dini (early detection) dan peringatan dini (early warning), pengembangan

jaringan informasi melalui pemberdayaan personel pengemban fungsi intelijen,

pengumpulan, penyimpanan, dan pemutakhiran biodata tokoh formal atau

informal organisasi sosial, masyarakat, politik, dan pemerintah tingkat

kecamatan/kelurahan, pendokumentasian dan penganalisisan terhadap

perkembangan lingkungan serta penyusunan produk intelijen, penyusunan intel

dasar, prakiraan intelijen keamanan, dan menyajikan hasil analisis setiap

perkembangan yang perlu mendapat perhatian pimpinan, dan pemberian

pelayanan dalam bentuk izin keramaian umum dan kegiatan masyarakat lainnya,

penerbitan SKCK kepada masyarakat yang memerlukan, serta melakukan

pengawasan dan pengamanan atas pelaksanaannya. Pasal 109 Unitintelkam

dipimpin oleh Kanitintelkam yang bertanggung jawab kepada Kapolsek, dan

dalam pelaksanaan tugas sehari-hari di bawah kendali Wakapolsek.

Pasal 110 khusus untuk Polsek Tipe Metropolitan, Unitintelkam dalam

melaksanakan tugas dibantu oleh Perwira Unit Operasional (Panitopsnal), yang

bertugas melakukan pembinaan kegiatan intelijen dalam bidang keamanan, dan

mengumpulkan, menyimpan, dan melakukan pemutakhiran biodata tokoh formal

atau informal organisasi sosial, masyarakat, politik, dan pemerintah tingkat

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 28

Page 29: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

kecamatan/kelurahan, pendokumentasian dan penganalisisan terhadap

perkembangan lingkungan serta penyusunan produk intelijen untuk mendukung

kegiatan Polsek, dan pemberdayaan personel pengemban fungsi intelijen Perwira

Unit Administrasi (Panitmin), yang bertugas menyelenggarakan kegiatan

administrasi dan ketatausahaan, memberikan pelayanan dalam bentuk izin

keramaian umum dan kegiatan masyarakat lainnya, surat pemberitahuan

kegiatan politik, dan SKCK kepada masyarakat yang membutuhkan, dan

melakukan pengawasan dan pengamanan atas pelaksanaannya, dan Sub Unit

(Subnit), yang bertugas melaksanakan tugas-tugas operasional meliputi kegiatan

operasional intelijen dasar guna terselenggaranya deteksi dini (early detection)

dan peringatan dini (early warning), pengembangan jaringan informasi dan

penyusunan prakiraan intelijen dan menyajikan hasil analisis setiap

perkembangan yang perlu mendapat perhatian pimpinan.

Paragraf 3 Unitreskrim Pasal 111 (1) Unitreskrim sebagaimana dimaksud Pasal

84 huruf c merupakan unsur pelaksana tugas pokok yang berada di bawah

Kapolsek. (2) Unitreskrim bertugas melaksanakan penyelidikan dan penyidikan

tindakpidana, termasuk fungsi identifikasi. (3) Dalam melaksanakan tugas

sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Unitreskrim menyelenggarakan fungsi,

pelaksanaan penyelidikan dan penyidikan tindak pidana, pelayanan dan

perlindungan khusus kepada remaja, anak, dan wanita baik sebagai pelaku

maupun korban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

pengidentifikasian untuk kepentingan penyidikan. Pasal 112 Unitreskrim dipimpin

oleh Kanitreskrim yang bertanggung jawab kepada Kapolsek dan dalam

pelaksanaan tugas sehari-hari di bawah kendali Wakapolsek.

Pasal 113 Khusus untuk Polsek Tipe Metropolitan, Unitreskrim dalam

melaksanakan tugas dibantu oleh Perwira Unit Operasional (Panitopsnal), yang

bertugas melakukan pembinaan pelaksanaan penyelidikan dan penyidikan tindak

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 29

Page 30: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

pidana, menganalisis kasus beserta penanganannya, Perwira Unit Administrasi

(Panitmin), yang bertugas melaksanakan kegiatan administrasi penyidikan dan

ketatausahaan, Sub Unit Identifikasi (Subnitident), yang bertugas melakukan

identifikasi untuk kepentingan penyidikan, dan Sub Unit, yang bertugas

melakukan penyelidikan dan penyidikan tindak pidana di daerah hukum Polsek,

dan memberikan pelayanan dan perlindungan khusus kepada remaja, anak, dan

wanita baik sebagai pelaku maupun korban sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Paragraf 4 Unitbinmas Pasal 114 (1) Unitbinmas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 84 huruf d merupakan unsur pelaksana tugas pokok yang berada di bawah

Kapolsek. (2) Unitbinmas bertugas melaksanakan pembinaan masyarakat

meliputi kegiatan pemberdayaan Polmas, ketertiban masyarakat dan kegiatan

koordinasi dengan bentuk-bentuk pengamanan swakarsa, serta kegiatan kerja

sama dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat. (3) Dalam

melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Unitbinmas

menyelenggarakan fungsi a. pelaksanaan koordinasi dengan bentuk-bentuk

pengamanan swakarsa dalam rangka peningkatan kesadaran dan ketaatan

masyarakat terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan, pembinaan

dan penyuluhan di bidang ketertiban masyarakat terhadap komponen masyarakat

antara lain remaja, pemuda, wanita, dan anak, dan pemberdayaan peran serta

masyarakat dalam kegiatan Polmas yang meliputi pengembangan kemitraan dan

kerja sama antara Polsek dengan masyarakat dan pemerintah tingkat

kecamatan/kelurahan serta organisasi non pemerintah.

Pasal 115 Unitbinmas dipimpin oleh Kanitbinmas yang bertanggung jawab

kepada Kapolsek dan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari di bawah kendali

Wakapolsek.

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 30

Page 31: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

Pasal 116 Khusus untuk Polsek Tipe Metropolitan, Unitbinmas dalam

melaksanakan tugas dibantu oleh Perwira Unit Operasional (Panitopsnal), yang

bertugas merencanakan dan menyelenggarakan administrasi kegiatan

operasional pembinaan Masyarakat, Sub Unit Pembinaan Perpolisian Masyarakat

(Subnitbinpolmas), yang bertugas memberdayakan peran serta masyarakat dan

kegiatan Polmas, yang meliputi pengembangan kemitraan dan kerja sama antara

Polsek dengan masyarakat dan pemerintah tingkat kecamatan/kelurahan serta

organisasi non pemerintah dalam rangka menyelesaikan masalah-masalah sosial

yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Sub Unit Pembinaan Ketertiban

Masyarakat (Subnitbintibmas), yang bertugas melakukan pembinaan di bidang

ketertiban masyarakat terhadap komponen masyarakat antara lain remaja,

pemuda, wanita, dan anak; dan Sub Unit Pembinaan Keamanan Swakarsa

(Subnitbinkamsa), yang bertugas melaksanakan koordinasi dan pembinaan

teknis terhadap bentuk-bentuk pengamanan swakarsa dalam rangka

meningkatkan kesadaran dan ketaatan masyarakat terhadap hukum dan

peraturan perundang-undangan.

Paragraf 5 Unitsabhara Pasal 117 (1) Unitsabhara sebagaimana dimaksud Pasal

84 huruf e merupakan unsur pelaksana tugas pokok yang berada di bawah

Kapolsek. (2) Unitsabhara bertugas melaksanakan Turjawali dan pengamanan

kegiatan masyarakat dan instansi pemerintah, objek vital, TPTKP, penanganan

Tipiring, dan pengendalian massa dalam rangka pemeliharaan keamanan

dan ketertiban masyarakat serta pengamanan markas. (3) Dalam melaksanakan

tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Unitsabhara menyelenggarakan

fungsi pelaksanaan tugas Turjawali, penyiapan personel dan peralatan untuk

kepentingan tugas patroli, pengamanan unjuk rasa, dan pengendalian massa,

pemeliharaan ketertiban umum berupa penegakan hukum Tipiring dan

pengamanan TPTKP, dan penjagaan dan pengamanan markas. Pasal 118

Unitsabhara dipimpin oleh Kanitsabhara yang bertanggung jawab kepada

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 31

Page 32: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

Kapolsek dan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari di bawah kendali

Wakapolsek.

Pasal 119 Khusus untuk Polsek Tipe Metropolitan, Unitsabhara dalam

melaksanakan tugas dibantu oleh Perwira Unit Operasional (Panitopsnal), yang

bertugas mengendalikan kegiatan Turjawali, penegakan hukum Tipiring, TPTKP

dan pengamanan markas, Perwira Unit Administrasi (Panitmin), yang bertugas

merencanakan dan menyelenggarakan administrasi umum yang berkaitan

dengan pelaksanaan kegiatan Unitsabhara, Sub Unit Patroli (Subnitpatroli), yang

bertugas melaksanakan kegiatan Turjawali, penegakkan hukum Tipiring dan

TPTKP, dan Sub Unit Pengendalian Massa (Subnitdalmas), yang bertugas

melaksanakan pengamanan unjuk rasa dan pengendalian massa serta

melaksanakan kegiatan penjagaan dan pengamanan markas.

Paragraf 6 Unitlantas Pasal 120 (1) Unitlantas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 84 huruf f merupakan unsur pelaksana tugas pokok yang berada di bawah

Kapolsek. (2) Unitlantas bertugas melaksanakan Turjawali bidang lalu lintas,

penyidikan kecelakaan lalu lintas dan penegakan hukum di bidang lalu lintas. (3)

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Unitlantas

menyelenggarakan fungsi, pembinaan partisipasi masyarakat di bidang lalu lintas

melalui kerja sama lintas sektoral dan Dikmaslantas, pelaksanaan Turjawali lalu

lintas dalam rangka Kamseltibcarlantas, dan pelaksanaan penindakan

pelanggaran serta penanganan kecelakaan lalu lintas dalam rangka penegakan

hukum. Pasal 121 Unitlantas dipimpin oleh Kanitlantas yang bertanggung jawab

kepada Kapolsek dan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari di bawah kendali

Wakapolsek.

Pasal 122 Khusus untuk Polsek Tipe Metropolitan, Unitlantas dalam

melaksanakan tugas dibantu oleh, Perwira Unit Operasional (Panitopsnal), yang

bertugas melaksanakan dan mengendalikan Dikmaslantas dan kerja sama di

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 32

Page 33: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

bidang lalu lintas, Perwira Unit Administrasi (Panitmin) yang bertugas

merencanakan dan menyelenggarakan administrasi umum yang berkaitan

dengan pelaksanaan kegiatan Unitlantas, Sub Unit Kecelakaan (Subnitlaka),

yang bertugas menangani kecelakaan lalu lintas dalam rangka penegakan

hukum, dan Sub Unit Pengaturan, Penjagaan, Pengawalan, dan Patroli

(Subnitturjawali), yang bertugas melaksanakan kegiatan Turjawali dan

penindakan terhadap pelanggaran lalu lintas dalam rangka penegakan hukum

dan Kamseltibcarlantas.

Paragraf 7 Unitpolair Pasal 123 Unitpolair sebagaimana dimaksud dalam Pasal

84 huruf g merupakan unsur pelaksana tugas pokok yang berada di bawah

Kapolsek. Unitpolair bertugas menyelenggarakan fungsi kepolisian perairan, yang

meliputi patroli perairan, penegakan hukum di perairan, pembinaan masyarakat

pantai dan perairan lainnya. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud

pada ayat (2), Unitpolair menyelenggarakan fungsi pelaksanaan patroli,

pengawalan, penegakan hukum di wilayah perairan, dan pembinaan masyarakat

pantai di daerah hukum Polsek, dan pelaksanaan transportasi kepolisian di

perairan. Pasal 124 Unitpolair dipimpin oleh Kanitpolair yang bertanggung jawab

kepada Kapolsek dan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari di bawah kendali

Wakapolsek.

Bagian Ketujuh unsur Pelaksana Tugas Kewilayahan Pasal 125

Polsubsektor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 85 merupakan unsur

pelaksana tugas kewilayahan yang berada di bawah Kapolsek. Pasal 126

Polsubsektor bertugas menyelenggarakan tugas pokok Polri dalam pemeliharaan

keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, dan pemberian

perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat, serta tugas-

tugas Polri lain dalam daerah hukumnya sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan. Pasal 127 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 33

Page 34: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

dimaksud dalam Pasal 126, Polsubsektor berfungsi penyelenggaraan patroli dan

pengamanan kegiatan masyarakat dalam rangka pemeliharaan keamanan dan

ketertiban masyarakat, serta penegakan hukum Tipiring, pemberian pelayanan

kepolisian kepada masyarakat, dalam bentuk penerimaan dan penanganan

laporan/pengaduan, pemberian bantuan dan pertolongan termasuk pengamanan

kegiatan masyarakat, pemberdayaan peran serta masyarakat melalui Polmas

dalam rangka pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, guna

terwujudnya kemitraan serta membangun kepercayaan masyarakat terhadap

Polri, dan penyelenggaraan administrasi umum dan ketatausahaan. Pasal 128

Polsubsektor dipimpin oleh Kapolsubsektor yang bertanggung jawab kepada

Kapolsek.

Pasal 129 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 126,

Polsubsektor dibantu oleh Urusan Administrasi (Urmin), yang bertugas

menyelenggarakan administrasi umum dan ketatausahaan di lingkungan

Polsubsektor. Unit Patroli, yang bertugas melaksanakan patroli dan pengamanan

kegiatan masyarakat, serta penegakan hukum tindak pidana ringan, dan Unit

Pelayanan Masyarakat (Unityanmas), yang bertugas memberikan pelayanan

kepolisian kepada masyarakat, dalam bentuk penerimaan dan penanganan

laporan/pengaduan, pemberian bantuan dan pertolongan termasuk pengamanan

kegiatan masyarakat, serta melakukan pemberdayaan peran serta masyarakat

melalui Polmas dalam rangka pemeliharaan keamanan dan ketertiban

masyarakat, guna terwujudnya kemitraan serta membangun kepercayaan

masyarakat terhadap Polri.

D. Apakah itu manajemen, Jelaskan fungsi dasar Menejemen (POAC) menurut teori dan konsep George R Terry?

Manajemen adalah suatu proses pengaturan atau ketatalaksanaan

untuk mencapai suatu tujuan dengan melibatkan orang lain. Manajemen adalah

ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber – sumber lainnya secara

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 34

Page 35: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

efektif dan efesien untuk mencapai tujuan tertentu. Ada banyak fungsi

manajemen yang diungkapkan oleh para ahli manajemen, seperti : Planning

(Perencanaan), Organizing (Pengorganisasian), Commanding (Pemberian

Komando), Coordinating (Pengkoordinasian), Controlling (Pengawasan) oleh

Henry Fayol; Planning (Perencanaan), Organizing (Pengorganisasian), Staffing

(Penyusunan Pegawai), Directing (Pembinaan Kerja), Coordinating

(Pengkoordinasian), Reporting (Pelaporan), Budgeting (Anggaran) oleh Luther

Gullick; Planning (Perencanaan), Organizing (Pengorganisasian), Staffing

(Penyusunan Pegawai),Directing (Pembinaan Kerja), Controlling (Pengawasan)

oleh Harold Koontz dan Cyril O’Donnel; dan beberapa ahli manajemen lagi.

Namun dalam materi ini akan memuat fungsi manajemen yang lebih sederhana

dan bersifat menyeluruh oleh George R. Terry, yakni POAC (Planning,

Organizing, Actuating & Controlling). Mengapa POAC ? Karena POAC

merupakan fungsi manajemen yang bersifat umum dan meliputi keseluruhan

proses manajerial. Banyak para ahli yang menambah banyak pengertian dari

fungsi-fungsi manajemen, namun diantara banyak tambahan tersebut,

didalamnya sudah termasuk keempat fungsi yang diperkenalkan oleh George R

Terry, yakni Perencanaan, Pengorganisasian, Penggerak dan Pengawasan.

Menejemen adalah tindakan memikirkan dan mencapai hasil-hasil yang

diinginkan melalui usaha kelompok yang terdiri dari tindakan mendayagunakan

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 35

Page 36: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

bakat-bakat manusia dan sumber-sumber daya. Dengan kata lain menejemen

tidak lain daripada usaha meleksanakan hal-hal tertentu melalui manusia.4

Kapolsek harus berperan menjalankan manajemen dibidang

pengorganisasian antara lain berkewajiban menyatukan berbagai tipikal

pemikiran manusia dalam hal ini adalah anggota dan staf polsek yang

dipimpinnya, Kapolsek harus mampu menumbuhkan pemikiran loyalitas bawahan

terhadap pekerjaannya, institusi dimana mereka bekerja (polsek), tumbuhnya

loyalitas anggota /staf kepada atasan/ Kapolsek, kemudian Kapolsek harus

mampu membuat situasi harmoni dalam kehidupan organisasi polsek.

E. Pertanyaan berikutnya adalah jelaskan fungsi dasar Menejemen (POAC) George R Terry terkait manajemen operasional polsek?

Secara umum pelaksanaan Tugas Pokok, Fungsi dan Peran Polsek/ Ta

Polres/Ta diwilayah hukum Polda Jambi tersebut diatas, diselenggarakan secara

terkoordinasi, terintegrasi dan efektif selaras dengan kewenangan yang telah

ditetapkan dalam pelaksanaan Tata Cara Bertindak Personil Seksi/Fungsi

Polsek /Ta dengan perincian tugas selektif di masing-masing Seksi dan Unit.

Pelaksanaan Tata Cara Bertindak Personil Seksi/Fungsi Polsek /Ta dengan

perincian tugas selektif di masing-masing Seksi dan Unit sebagai berikut :

1. PLANNING (PERENCANAAN)Perencanaan merupakan susunan langkah-langkah secara sistematik

dan teratur untuk mencapai tujuan organisasi atau memecahkan masalah

tertentu. Perencanaan juga diartikan sebagai upaya memanfaatkan sumber-

sumber yang tersedia dengan memperhatikan segala keterbatasan guna

mencapai tujuan secara efisien dan efektif. Perencanaan merupakan langkah

awal dalam proses manajemen, karena dengan merencanakan aktivitas 4 George R.Terry alih bahasa DR.Winardi,SE. by Richard D Irwin, Asas-Asas

Menejemen, Edisi Kedelapan, Penerbit Alumni/1986/Bandung Kota Pos 272.Bandung,

1977,hal.4

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 36

Page 37: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

organisasi kedepan, maka segala sumber daya dalam organisasi polsek

difokuskan pada pencapaian tujuan organisasi.

Seksi Umum memiliki fungsi antara lain adalah: perencanaan kegiatan,

artinya Sium berupaya membantu Kapolsek/ Wakapolsek didalam menyusun

rencana kebutuhan dan kegiatan dan sebagai bahan laporan masukan tentang

berbagai rencana kebutuhan tingkat polsek ke Kapolres terutama kepada Kabag

perencanaan (Bagren Polres yang memiliki peran sebagai subbagian Program

dan Anggaran (Subbagprogar) membantu menyusun rencana jangka sedang dan

jangka pendek Polres, antara lain Renstra, Rancangan Renja, dan Renja; dan

membantu menyusun rencana kebutuhan anggaran Polres dalam bentuk RKA-

KL, DIPA, penyusunan penetapan kinerja, KAK atau TOR, dan RAB. Subbagian

Pengendalian Anggaran (Subbagdalgar), berperan membantu dalam membuat

administrasi otorisasi anggaran tingkat Polres dan menyusun LRA dan membuat

laporan akuntabilitas kinerja Satker). Sium dipimpin oleh Kasium yang

bertanggung jawab kepada Kapolsek dan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari di

bawah kendali Wakapolsek

2. ORGANIZING (PENGORGANISASIAN)Pengorganisasian diartikan sebagai kegiatan pembagian tugas-tugas

pada orang yang terlibat dalam aktivitas organisasi, sesuai dengan kompetensi

SDM yang dimiliki. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kegiatan ini

merupakan keseluruhan proses memilih orang-orang serta mengalokasikannya

sarana dan prasarana untuk menunjang tugas orang-orang itu dalam organisasi,

serta mengatur mekanisme kerjanya sehingga dapat menjamin pencapaian

tujuan program dan tujuan organisasi. Menurut George R. Terry, tugas

pengorganisasian adalah mengharmonisasikan kelompok orang yang berbeda,

mempertemukan macam-macam kepentingan dan

memanfaatkan seluruh kemampuan kesuatu arah tertentu.

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 37

Page 38: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

Artinya seorang pemimpin dalam hal ini adalah Kapolsek harus

mampu mengorganisir dan mengakomodir seluruh kepentingan-kepentingan

anggota, staf Polsek, baik yang sejalan/ kooperatif ataupun personil yang

berseberangan dengan kebijakan Kapolsek, memberdayakan segenap

kemampuan, mengatur mekanisme kerjanya, sehingga seluruh komponen

menjadi guyup, selaras, teratur, bersedia diperintah dan harmonis.

Tugas Kapolsek/Ta adalah memimpin, membina, mengatur dan

mengendalikan satuan Organisasi di lingkungan Polsek dan unsur pelaksanaan

kewilayahan dalam jajarannya termasuk kegiatan pengamanan markas. Artinya

Kapolsek menjalankan peran pengorganisasian (Organizing), hal ini dapat dilihat

secara rinci berbagai kegiatan yang harus dilakukan oleh Kapolsek/Ta antara lain

adalah sebagai berikut:

1. Mempedomani dan melaksanakan Perkap No. 23 Tahun 2010,tentang

Susunan Organisasi dan Tata Kerja(SOTK) adalah sebagai berikut

Manajemen Operasional Polsek/ta tertera di dalam bagian Kedua, tentang

Susunan Organisasi pada pasal 80, susunan organisasi Polsek terdiri dari,

unsur pimpinan, unsur pengawas, unsur pelayanan dan pembantu

pimpinan, unsur pelaksana tugas pokok, dan unsur pelaksana tugas

Kewilayahan. Aplikasi dan wujud nyata dalam pelaksanaan tugas

kesehariannya mendasari SOTK Perkap No. 23 tahun 2010 yang

merupakan cerminan pelaksanaan struktur organisasi polsek yang terpajang

di dinding Mapolsek/Ta;

Pada pasal 81, unsur pimpinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 80

huruf a, terdiri dari Kepala Polsek (Kapolsek) dan Wakil Kepala Polsek

(Wakapolsek);

2. Memberikan arahan dan kebijakan strategis Polsek di bidang pembinaan

maupun operasional di lingkungan unsur Pengawas dan pembantu

pimpinan, unsur pelaksana tugas pokok, unsur pendukung dan unsur

pelaksana tugas kewilayahan.

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 38

Page 39: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

3. Memberikan perintah/tugas kepada unsur pengawas dan pembantu

pelaksana pimpinan, unsur pelaksana tugas pokok, unsur pendukung dan

unsur pelaksana tugas kewilayahan.

4. Menerima laporan pelaksanaan tugas baik di bidang pembinaan maupun di

bidang operasional dari unsur pengawas dan pembantu pimpinan, unsur

pelaksana tugas pokok, unsur pendukung dan unsur pelaksana tugas

kewilayahan.

5. Pimpinan Gelar Tingkat Polsek : Kapolsek/Waka/Kaunit (disesuaikan

dengan kebutuhan dan kepentingan gelar perkara).

3. ACTUATING (PENGGERAKAN)Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak

diikuti dengan pelaksanaan kerja organisasi yang bertanggung jawab. Untuk itu

maka semua Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada harus dioptimalkan untuk

mencapai visi, misi dan program kerja organisasi. Pelaksanaan kerja harus

sejalan dengan rencana kerja yang telah disusun. Setiap pelaku organisasi harus

bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan peran, keahlian dan kompetensi masing-

masing SDM untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi yang telah

ditetapkan. Inti dari Actuating adalah menggerakkan semua anggota kelompok

untuk bekerja agar mencapai tujuan organisasi.

Kegiatan yang harus dilakukan oleh Kapolsek/Ta yang sejalan dengan

fungsi actuating (penggerak) antara lain adalah Memberikan perintah/tugas

kepada unsur pengawas dan pembantu pelaksana pimpinan, unsur pelaksana

tugas pokok, unsur pendukung dan unsur pelaksana tugas kewilayahan.

Kapolsek menggerakkan unit-unit opsnal dalam menciptakan situasi yang

kondusif di wilayah hukum polsek tersebut.

4. CONTROLLING (PENGENDALIAN/ PENGAWASAN)

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 39

Page 40: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

Controlling bukanlah hanya sekedar mengendalikan pelaksanaan

program dan aktivitas organisasi, namun juga mengawasi sehingga bila

diperlukan dapat mengadakan koreksi. Dengan demikian apa yang dilakukan

staff dapat diarahkan kejalan yang tepat dengan maksud pencapaian tujuan yang

telah direncanakan. Inti dari controlling adalah proses memastikan pelaksanaan

agar sesuai dengan rencana.

Agar pekerjaan berjalan sesuai dengan tujuan organisasi dan program

kerja maka dibutuhkan pengontrolan, baik dalam bentuk pengawasan, inspeksi

hingga audit. Kata-kata tersebut memang memiliki makna yang berbeda, tapi

yang terpenting adalah bagaimana sejak dini dapat diketahui penyimpangan-

penyimpangan yang terjadi, baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan

maupun pengorganisasian. Sehingga dengan hal tersebut dapat segera

dilakukan antisipasi, koreksi dan penyesuaian-penyesuaian sesuai dengan

situasi, kondisi dan perkembangan lingkungan sekitar organisasi.

Proses pengawasan sebagai bagian dari pengendalian akan mencatat

perkembangan organisasi kearah tujuan yang diharapkan dan memungkinkan

pemimpin mendeteksi penyimpangan dari perencanaan tepat pada waktunya

untuk mengambil tindakan korektif sebelum terlambat. Melalui pengawasan yang

efektif, terhadap aktivitas organisasi, maka upaya pengendalian mutu dapat

dilaksanakan dengan lebih baik.

Polsek/Ta adalah sebuah organisasi, tugas Kapolsek adalah

mengakomodir fungsi pengawasan/ pengendalian (controlling) antara lain adalah

Kapolsek menerima laporan pelaksanaan tugas baik di bidang pembinaan

maupun di bidang operasional dari unsur pengawas dan pembantu pimpinan,

unsur pelaksana tugas pokok, unsur pendukung dan unsur pelaksana tugas

kewilayahan. Melalui fungsi Unit Provos, Kapolsek melaksanakan peran dan

tugasnya antara lain adalah:

1. Berfungsi sebagai unsur pelayanan pengaduan masyarakat tentang

penyimpangan perilaku dan tindakan personel Polri.

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 40

Page 41: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

2. Berfungsi sebagai unsur penegakan disiplin dan ketertiban personel Polsek.

3. Berfungsi sebagai unsur pengamanan internal, dalam rangka penegakan

disiplin dan kode etik profesi Polri.

4. Berfungsi sebagai unsur pelaksanaan pengawasan dan penilaian terhadap

personel Polsek yang sedang dan telah menjalankan hukuman disiplin dan

kode etik profesi.

5. pengusulan rehabilitasi personel Polsek yang telah melaksanakan hukuman

berdasarkan hasil pengawasan dan penilaian yang dilakukan

Melalui tugas dan fungsi Unit Intelkam, Kapolsek berperan :

1. pembinaan kegiatan intelijen dalam bidang keamanan dan produk intelijen di

lingkungan Polsek.

2. pelaksanaan kegiatan operasional intelijen keamanan guna

terselenggaranya deteksi dini (early detection) dan peringatan dini (early

warning), pengembangan jaringan informasi melalui pemberdayaan personel

pengemban fungsi intelijen.

3. pengumpulan, penyimpanan, dan pemutakhiran biodata tokoh formal atau

informal organisasi sosial, masyarakat, politik, dan pemerintah tingkat

kecamatan/kelurahan.

4. pendokumentasian dan penganalisisan terhadap perkembangan lingkungan

serta penyusunan produk intelijen.

5. penyusunan intel dasar, prakiraan intelijen keamanan, dan menyajikan hasil

analisis setiap perkembangan yang perlu mendapat perhatian pimpinan.

6. pemberian pelayanan dalam bentuk izin keramaian umum dan kegiatan

masyarakat lainnya, penerbitan SKCK kepada masyarakat yang

memerlukan, serta melakukan pengawasan dan pengamanan atas

pelaksanaannya.

Petunjuk bagi suksesnya menejerial terkait 4 (empat) macam saran

sederhana antara lain adalah sebagai berikut: 1. Ketahuilah tujuan-tujuan

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 41

Page 42: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

institusi/organisasi, 2.pilihlah bawahan yang efektif, 3. Lakukan tindakan delegasi

dengan jalan menyuruh para bawahan mengambil keputusan-keputusan dalam

bidang pekerjaan mereka masing-masing dan, 4. Lakukanlah penelitian untuk

memastikan bahwa hasil-hasil yang dicapai, memuaskan.

Daftar lain meliputi tindakan-tindakan antara lain adalah sebagai

berikut:1. Pilihlah anggota-anggota kelompok saudara dengan cermat ,

2.memotivasikan mereka,3.kembangkanlah komunikasi yang baik, 4.

Usahakanlah untuk mencapai hubungan antar perorangan yang efektif antar

mereka, 5. Usahakanlah agar konflik-konflik antara para anggota kelompok

seminimal mungkin.5

Kapolsek juga berperan menggerakkan unit-unit opsnal yang dimiliki oleh Polsek

dalam melakukan kegiatan pengawasan/ pengendalian (controlling) kegiatan

masyarakat, artinya pengawasan/ pengendalian (controlling) yang dilakukan oleh

Kapolsek dan perangkat unit-unit Polsek adalah dalam rangka cipta kondisi

kamtibmas yang kondusif.

F. Jelaskan manajemen operasional Polri (MOP) mendasari Perkap No.9 tahun 2011 tentang manajemen operasi kepolisian;

Perkap Nomor 9 Tahun 2011 Tentang Manajemen Operasi Kepolisian

(Mok), Bab I (satu) Ketentuan Umum Pasal 1 (ayat 2-16), dalam peraturan ini

yang dimaksud dengan:

2. Manajemen Operasi Kepolisian adalah suatu proses penyusunan

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian dalam

rangka melaksanakan operasi kepolisian untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan secara efektif dan efisien.

3. Rencana Operasi yang selanjutnya disingkat Renops adalah suatu produk

perencanaan yang akan dijadikan pedoman dalam melakukan operasi

5 Ibid, hal.10

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 42

Page 43: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

kepolisian yang berisi situasi, tugas pokok, pelaksanaan, pengendalian,

administrasi, personel, sarana prasarana dan anggaran.

Operasi Kepolisian adalah serangkaian tindakan Polri dalam rangka

pencegahan, penanggulangan, penindakan terhadap gangguan keamanan

dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas), serta penanganan bencana yang

diselenggarakan dalam kurun waktu, sasaran, cara bertindak (CB),

pelibatan kekuatan dan dukungan sumber daya tertentu oleh beberapa

fungsi kepolisian dalam bentuk satuan tugas (Satgas).

4. Sasaran Operasi Kepolisian adalah bentuk potensi gangguan, ambang

gangguan dan gangguan nyata tertentu yang ditanggulangi dengan operasi

kepolisian.

5. Potensi Gangguan yang selanjutnya disingkat PG adalah situasi/kondisi

yang merupakan akar masalah dan/atau faktor stimulan/pencetus yang

berkorelasi erat terhadap timbulnya AG atau gangguan Kamtibmas.

6. Ambang Gangguan yang selanjutnya disingkat AG adalah suatu

situasi/kondisi Kamtibmas yang apabila tidak dilakukan tindakan

kepolisian, dikhawatirkan akan menimbulkan GN.

7. Gangguan Nyata yang selanjutnya disingkat GN adalah gangguan berupa

kejahatan, pelanggaran hukum atau bencana yang dapat menimbulkan

kerugian harta benda, jiwa-raga maupun kehormatan.

8. Target Operasi yang selanjutnya disingkat TO adalah sasaran yang

dipertajam berdasarkan skala prioritas dan dapat diukur untuk ditangani,

dicapai dalam penyelenggaraan operasi kepolisian.

10. Kontinjensi adalah suatu kejadian yang muncul secara tiba-tiba yang tidak

dapat diprediksikan (unpredictable), dapat menimbulkan gangguan

Kamtibmas yang disebabkan oleh faktor alam, manusia dan hewan.

11. Kuratif adalah CB yang dilakukan dalam operasi kepolisian berbentuk

pertolongan dan penyelamatan.

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 43

Page 44: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

12. Rehabilitasi adalah suatu upaya yang dilakukan dalam operasi kepolisian

untuk memulihkan atau mengembalikan keadaan atau situasi keamanan

dan ketertiban seperti keadaan semula.

13. Direktif adalah persetujuan, petunjuk dan arahan dari penanggung jawab

kebijakan operasi mengenai bentuk operasi, sandi operasi, waktu operasi

dan sumber anggaran yang akan digunakan untuk menyelenggarakan

operasi kepolisian.

14. Perintah Operasi yang selanjutnya disingkat PO adalah dokumen

administrasi operasi kepolisian yang berisikan jenis, sandi dan waktu

dimulainya operasi kepolisian.

15. Surat perintah pelaksanaan operasi yang selanjutnya disingkat Sprinlakops

adalah perintah kepada para petugas yang dilibatkan dalam operasi

kepolisian untuk melaksanakan operasi kepolisian dengan sandi, waktu

dan rincian tugas tertentu.

16. Latihan Praoperasi yang selanjutnya disingkat Latpraops adalah pelatihan

yang berupa teori dan praktek dalam rangka kesiapan sebelum

pelaksanaan operasi kepolisian.

Tujuan peraturan MOK tertera di Pasal 2, Dapat kita lihat Tujuan peraturan MOK

antara lain adalah sebagai berikut:

a. sebagai pedoman bagi pelaksana fungsi operasional Polri dalam operasi

kepolisian;

b. agar operasi kepolisian dapat terselenggara secara efektif dan efisien; dan

c. agar sasaran dan TO dapat dicapai sesuai rencana operasi.

Prinsip-prinsip dalam Manajemen Operasi Kepolisian tertera di dalam Pasal 3. Prinsip-prinsip dalam Manajemen Operasi Kepolisian, meliputi:

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 44

Page 45: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

a. integratif, yaitu melibatkan beberapa fungsi kepolisian dan unsur-unsur di

luar Polri yang dilandasi sikap saling memahami peran dan tugas masing-

masing;

b. proporsional, yaitu segala upaya dan tindakan yang dilakukan harus

seimbang dengan tugas, sasaran dan target dalam operasi kepolisian;

c. akuntabilitas, yaitu segala upaya dan tindakan yang dilaksanakan harus

dapat dipertanggungjawabkan;

d. efektif dan efisien, yaitu segala upaya dan tindakan yang dilaksanakan

dengan mempertimbangkan keseimbangan yang wajar antara hasil yang

akan dicapai dengan upaya, sarana prasarana dan anggaran yang

digunakan;

e. proaktif, yaitu pelaksanaan tugas operasi kepolisian dilakukan secara lebih

aktif untuk menuntaskan TO yang telah ditentukan; dan

f. non diskriminatif, yaitu setiap anggota Polri wajib menghormati dan

menjunjung tinggi hak asasi manusia dan perlakuan yang sama kepada

setiap orang yang dilayani.

Pedoman dasar manajemen operasi kepolisian, tertera didalam Bab 2

Manajemen Operasi Kepolisian, Bagian Kesatu tentang , Pedoman Dasar , Pasal

4. Pedoman dasar manajemen operasi kepolisian, meliputi:

a. penetapan sasaran;

b. waktu operasi;

c. penentuan CB;

d. pelibatan kekuatan;

e. dukungan anggaran; dan

f. pengawasan dan pengendalian.

Di dalam Pasal 5, ayat 1-4 antara lain adalah sebagai berikut:

(1) Penetapan sasaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a,

merupakan kegiatan yang direncanakan berdasarkan perkiraan khusus

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 45

Page 46: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

(Kirsus) intelijen, selanjutnya ditetapkan sasaran atau objek yang akan

dihadapi.

(2) Sasaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan melalui analisis

bentuk sasaran, waktu, tempat dan aspek-aspek yang menyertainya,

selanjutnya dipertajam dalam TO.

(3) TO sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi:

a. orang;

b. benda atau barang;

c. lokasi atau tempat;

d. kegiatan;

e. perkara; dan

(4) TO sebagaimana dimaksud pada ayat (3), ditetapkan dengan

memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. perkiraan keadaan khusus intelijen;

b. TO dapat dicapai dan dituntaskan selama operasi berlangsung; dan

c. TO dapat diukur secara kuantitatif dan/atau kualitatif.

Pasal 6, menjelaskan tentang waktu operasi, dan penetapan lama waktu operasi

kepolisian, antara lain tertera di dalam ayat :

(1) Waktu operasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b, merupakan

jumlah hari yang ditetapkan dalam penyelenggaraan operasi kepolisian.

(2) Penetapan lama waktu operasi kepolisian disesuaikan dengan bentuk,

sasaran, TO dan anggaran yang tersedia.

Di dalam Pasal 7 membahas tentang penentuan CB, CB digolongkan dalam

bentuk CB tehnis, CB taktis antara lain adalah sebagai berikut:

(1) Penentuan CB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf c, merupakan

urutan tindakan yang dipilih dalam pelaksanaan operasi kepolisian dengan

memperhatikan resiko kegagalan yang paling kecil.

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 46

Page 47: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

(2) CB sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi:

a. preemtif;

b. preventif;

c. represif;

d. kuratif; dan/atau

e. rehabilitasi.

(3) Cara Bertindak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat digolongkan

dalam bentuk :

a. Cara Bertindak tehnis; dan

b. Cara Bertindak taktis.

(4) CB tehnis sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a merupakan CB

yang telah diatur dalam masing-masing Peraturan Fungsi Kepolisian.

(5) CB taktis sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b merupakan CB dari

Satgas yang bersifat taktis kepolisian terhadap TO yang ditangani dan

penerapannya disesuaikan dengan situasi di lapangan.

Di dalam Pasal 8 menyatakan bahwa, Pelibatan kekuatan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 4 huruf d yang diorganisir dalam setiap operasi kepolisian,

harus memperhatikan:

a. Sasaran atau TO;

b. Cara Bertindak (CB);

c. kemampuan personel;

d. sarana dan prasarana; dan

e. anggaran.

Di dalam Pasal 9 menyebutkan bahwa:

(1) Dukungan anggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf e,

merupakan anggaran yang mendukung kebutuhan operasi kepolisian.

(2) Anggaran penyelenggaraan operasi kepolisian sudah tersedia sebelum

operasi dilaksanakan (cash on hand).

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 47

Page 48: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

Didalam Pasal 10 menyebutkan bahwa : Pengawasan dan pengendalian

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf f, merupakan bagian dari kegiatan

manajemen operasi agar dinamika operasi kepolisian dapat terselenggara sesuai

dengan perencanaan yang telah ditetapkan.

Bagian Kedua, adalah Jenis, pada Pasal 11, menyatakan bahwa Jenis operasi

kepolisian, terdiri dari:

a. operasi kepolisian terpusat; dan

b. operasi kepolisian kewilayahan.

Didalam Pasal 12 menjelaskan bahwa

(1) Operasi Kepolisian Terpusat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf

a merupakan operasi kepolisian yang manajemen operasinya

diselenggarakan oleh Mabes Polri.

(2) Operasi Kepolisian Terpusat meliputi operasi yang dilaksanakan oleh:

a. Mabes Polri secara mandiri;

b. Mabes Polri yang melibatkan personel satuan kewilayahan (Satwil);

dan

c. Mabes Polri dan Satwil.

(3) Operasi Kepolisian Terpusat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a

merupakan operasi yang diselenggarakan oleh Mabes Polri tanpa

melibatkan Satwil.

(4) Operasi Kepolisian Terpusat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b

merupakan operasi yang diselenggarakan dan dikendalikan oleh Mabes

Polri dengan melibatkan personel dari Satwil sebagai anggota Satgas.

(5) Operasi Kepolisian Terpusat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c

merupakan operasi yang diselenggarakan oleh Mabes Polri dan Satwil,

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 48

Page 49: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

yang masing-masing melaksanakan fungsi manajemen dengan bentuk dan

waktu operasi ditetapkan oleh Mabes Polri.

Pada Pasal 13 menyebutkan bahwa:

(1) Operasi Kepolisian Kewilayahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11

huruf b dilaksanakan pada tingkat:

a. Polda; dan

b. Polres.

(2) Operasi Kepolisian Kewilayahan merupakan operasi kepolisian yang

manajemen operasinya diselenggarakan oleh Polda dan Polres.

(3) Operasi Kepolisian Kewilayahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf a, meliputi operasi yang dilaksanakan oleh:

a. Polda secara mandiri;

b. Polda yang diback up Mabes Polri dan/atau melibatkan personel

Polres; dan

c. Polda dan Polres.

(4) Operasi Kepolisian Kewilayahan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

huruf a merupakan operasi yang diselenggarakan secara mandiri oleh

Polda.

(5) Operasi Kepolisian Kewilayahan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

huruf b merupakan operasi yang diselenggarakan dan dikendalikan oleh

Polda dengan back up dari Mabes Polri dan/atau melibatkan personel

Polres sebagai anggota Satgas.

(6) Operasi Kepolisian Kewilayahan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

huruf c merupakan operasi kepolisian yang manajemen operasinya

diselenggarakan oleh Polda dan Polres.

Pasal 14 menyebutkan bahwa :

(1) Operasi Kepolisian Kewilayahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13

ayat (1) huruf b meliputi operasi yang dilaksanakan oleh:

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 49

Page 50: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

a. Polres secara mandiri; dan

b. Polres yang diback up Polda.

(2) Operasi Kepolisian Kewilayahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf a merupakan operasi yang diselenggarakan secara mandiri oleh

Polres.

(3) Operasi Kepolisian Kewilayahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf b merupakan operasi yang diselenggarakan dan dikendalikan oleh

Polres dengan back up dari Polda sebagai anggota Satgas.

Sifat, Pasal 15, artinya pada pasal tersebut menyatakan “Sifat operasi

kepolisian”:

a. terbuka; atau

b. tertutup.

Didalam Pasal 16 menyebutkan bahwa:

(1) Operasi Kepolisian Terbuka sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf

a merupakan operasi kepolisian yang dapat dipublikasikan dan

mengedepankan tindakan preemtif dan preventif.

(2) Operasi Kepolisian Tertutup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf

b merupakan operasi kepolisian yang dapat dipublikasikan secara terbatas

dengan mengedepankan tindakan intelijen dan/atau represif.

Bagian Keempat, ,Bentuk, Pasal 17 menyebutkan bahwa:

(1) Bentuk operasi kepolisian, meliputi:

a. operasi intelijen;

b. operasi pengamanan kegiatan;

c. operasi pemeliharaan keamanan;

d. operasi penegakan hukum;

e. operasi pemulihan keamanan; dan

f. operasi kontinjensi.

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 50

Page 51: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

(2) Operasi intelejen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a

diselenggarakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan

tersendiri.

Didalam Pasal 18, menyebutkan bahwa :

(1) Operasi pengamanan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17

ayat (1) huruf b merupakan operasi kepolisian yang diselenggarakan oleh

Polri berkaitan dengan kegiatan masyarakat dan/atau pemerintah yang

berpotensi menimbulkan gangguan keamanan secara nyata dan dapat

mengganggu/menghambat perekonomian dan/atau sistem pemerintahan.

(2) Operasi pengamanan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

merupakan operasi kepolisian yang bersifat terbuka dengan

mengedepankan polisi berseragam, diarahkan pada sasaran AG,

penentuan TO secara kualitatif dan/atau kuantitatif, dengan CB preventif.

Didalam Pasal 19 menyebutkan bahwa:

(1) Operasi pemeliharaan keamanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17

ayat (1) huruf c merupakan operasi kepolisian yang kegiatannya

mengedepankan tindakan pencegahan dan penangkalan, melalui kegiatan

pembinaan masyarakat, simpatik, dalam rangka meningkatkan kesadaran

dan partisipasi masyarakat.

(2) Operasi pemeliharaan keamanan merupakan operasi kepolisian yang

bersifat terbuka dengan mengedepankan polisi berseragam, diarahkan

pada sasaran PG, AG, dan TO kualitatif dan/atau kuantitatif dengan CB

preemtif, preventif, represif dan represif non yustisial (persuasif edukatif).

Didalam Pasal 20 menyebutkan bahwa:

(1) Operasi penegakan hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat

(1) huruf d merupakan operasi kepolisian yang dilaksanakan berkaitan

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 51

Page 52: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

dengan penanggulangan berbagai gangguan keamanan berupa kejahatan

konvensional, transnasional, kejahatan terhadap kekayaan negara serta

kejahatan yang berimplikasi kontinjensi.

(2) Operasi penegakan hukum merupakan operasi kepolisian yang bersifat

tertutup dengan mengedepankan polisi tidak berseragam, diarahkan pada

sasaran GN, TO kuantitatif, dengan CB represif (penegakan hukum).

Didalam Pasal 21 menyebutkan bahwa:

(1) Operasi pemulihan keamanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17

ayat (1) huruf e merupakan operasi kepolisian yang diselenggarakan untuk

pemulihan situasi Kamtibmas yang terganggu akibat konflik sosial yang

meluas, kejahatan yang berintensitas tinggi dan dapat mengganggu

stabilitas Kamtibmas.

(2) Operasi pemulihan keamanan merupakan operasi kepolisian yang

bersifat terbuka dengan mengedepankan polisi berseragam, diarahkan

pada sasaran AG dan GN, TO kualitatif dan/atau kuantitatif dengan CB

preventif dan represif (penegakan hukum).

Didalam Pasal 22 menyebutkan bahwa:

(1) Operasi kontinjensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf f

merupakan operasi kepolisian yang dilaksanakan untuk menangani

kejadian/ peristiwa yang muncul secara mendadak, berkembang secara

cepat dan meluas sehingga mengganggu stabilitas keamanan dalam

negeri.

(2) Operasi kontinjensi merupakan operasi kepolisian yang bersifat terbuka

dan/atau tertutup, diarahkan pada sasaran AG, GN, TO kualitatif dan/atau

kuantitatif dengan CB preventif, represif, kuratif dan rehabilitatif.

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 52

Page 53: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

Pada Bagian Kelima, terdapat Fungsi Manajemen Operasi, Pasal 23

menyebutkan bahwa: “Fungsi Manajemen Operasi Kepolisian diselenggarakan

melalui tahap (Renorlakdal)”:

a. perencanaan;

b. pengorganisasian;

c. pelaksanaan; dan

d. pengendalian.

Pada Bab III Operasi Kepolisian Terpusat Bagian Kesatu Perencanaan Pasal 24

yang menyebutkan bahwa:

Perencanaan dalam penyelenggaraan operasi kepolisian terpusat yang

dilaksanakan oleh Mabes Polri secara mandiri, dilakukan dengan tahapan

kegiatan sebagai berikut:

a. penyusunan direktif Kapolri tentang rencana penyelenggaraan operasi

kepolisian;

b. penyusunan Kirsus intelijen dibuat oleh Baintelkam Polri;

c. rapat koordinasi dengan fungsi-fungsi yang dilibatkan atau instansi terkait;

d. penyusunan rencana Teknologi Informasi (TI) dibuat oleh Divisi TI Polri;

e. penyusunan Renops atau Renops Kontinjensi;

f. penyusunan surat perintah pelaksanaan operasi (Sprinlakops);

g. penyusunan rencana latihan (Renlat) dan penyelenggaraan latihan

praoperasi (Latpraops);

h. penyusunan dan pengiriman PO;

i. penyiapan format dan/atau belangko dan dokumen lain yang diperlukan;

j. penyusunan hubungan dan tata cara kerja (HTCK) operasi kepolisian;

k. penyiapan tanda pengenal operasi kepolisian, bila diperlukan;

l. penyaluran anggaran kepada yang berhak sesuai ketentuan yang berlaku;

m. pengecekan akhir dan pembagian dukungan sarana prasarana operasi

kepolisian sesuai kebutuhan; dan

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 53

Page 54: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

n. penyiapan ruang posko operasi yang berisi piranti lunak, piranti keras dan

panel data dalam bentuk digital.

Didalam Pasal 25 menyebutkan bahwa:

Perencanaan dalam penyelenggaraan operasi kepolisian terpusat yang

dilaksanakan oleh Mabes Polri dengan melibatkan personel kewilayahan,

dilaksanakan dengan tahapan kegiatan sebagai berikut:

a. melaksanakan tahapan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24;

b. memerintahkan Kapolda untuk menyiapkan kebutuhan personel, sarana

dan prasarana yang akan dilibatkan dalam operasi;

c. menerima penyerahan personel kewilayahan yang dilibatkan dalam

operasi kepolisian dari Kapolda; dan

d. menetapkan personel yang dilibatkan dalam operasi kepolisian terpusat

dengan surat perintah yang ditandatangani oleh Asops Kapolri.

Didalam Pasal 26 menyebutkan bahwa:

Perencanaan dalam penyelenggaraan operasi kepolisian terpusat yang

dilaksanakan oleh Mabes Polri dan Satwil, dilakukan dengan mekanisme sebagai

berikut:

a. Mabes Polri melaksanakan tahapan kegiatan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 24;

b. Satwil melaksanakan tahapan kegiatan sebagai berikut:

1. penyusunan Kirsus intelijen oleh Dit Intelkam Polda dan/atau

Satintelkam Polres;

2. rapat koordinasi dengan fungsi-fungsi yang dilibatkan atau instansi

terkait;

3. penyusunan rencana TI dibuat oleh Bid TI Polda dan TI Polres;

4. penyusunan Renops atau Renops Kontinjensi;

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 54

Page 55: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

5. penyusunan Sprinlakops;

6. penyusunan Renlat dan penyelenggaraan Latpraops;

7. penyusunan dan pengiriman PO;

8. penyiapan format dan/atau belangko dan dokumen lain yang

diperlukan;

9. penyusunan HTCK operasi kepolisian;

10. penyiapan tanda pengenal operasi kepolisian, bila diperlukan;

11. penyaluran anggaran kepada yang berhak sesuai ketentuan yang

berlaku;

12. pengecekan akhir dan pembagian dukungan sarana prasarana

operasi kepolisian sesuai kebutuhan; dan

13. penyiapan ruang posko operasi yang berisi piranti lunak, piranti

keras dan panel data dalam bentuk digital.

Didalam Pasal 27 menyebutkan bahwa :

Format-format mengenai administrasi operasi kepolisian terpusat tercantum

dalam lampiran “A” yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraturan ini.

Pada Bagian Kedua, adalah Pengorganisasian Pasal 28 menyebutkan bahwa:Pengorganisasian penyelenggaraan operasi kepolisian terpusat meliputi:

a. Penanggung Jawab Kebijakan Operasi;

b. Wakil Penanggung Jawab Kebijakan Operasi;

c. Kepala Perencanaan dan Pengendalian Operasi (Karendalops);

d. Kepala Operasi (Kaops);

e. Wakil Kepala Operasi (Wakaops);

f. Kepala Sekretariat Operasi (Kasetops);

g. Kepala Pusat Data Operasi (Kapusdataops); dan

h. Kepala Satuan Tugas (Kasatgas).

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 55

Page 56: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

Didalam Pasal 29 menyebutkan bahwa:

Pejabat yang mengawaki operasi terpusat yang dilaksanakan oleh Mabes Polri

secara mandiri dan/atau melibatkan personel kewilayahan, sebagai berikut:

a. Penanggung Jawab Kebijakan Operasi dijabat oleh Kapolri;

b. Wakil Penanggung Jawab Kebijakan Operasi dijabat oleh Wakapolri;

c. Karendalops dijabat oleh Asops Kapolri;

d. Kaops dijabat oleh fungsi yang dikedepankan pada tingkat Mabes Polri;

dan

e. Wakaops, Kasetops, Kapusdataops, dan Kasatgas dijabat oleh pejabat

fungsi yang dikedepankan atau perwira Polri yang ditunjuk.

Didalam Pasal 30 menyebutkan bahwa:

(1) Sebutan pejabat operasi kepolisian terpusat yang dilaksanakan oleh

Mabes Polri dan Satwil, untuk membedakannya di belakang nama jabatan

dalam struktur organisasi operasi ditambahkan pusat (pus), daerah (da),

atau Polres (res).

(2) Pejabat operasi tingkat Mabes Polri dan Satwil pada operasi kepolisian

terpusat sebagai berikut:

a. tingkat Mabes Polri:

1. Penanggung jawab kebijakan operasi dijabat oleh Kapolri;

2. Wakil penanggung jawab kebijakan operasi dijabat oleh

Wakapolri;

3. Karendalopspus dijabat oleh Asops Kapolri;

4. Kaopspus dijabat oleh pejabat fungsi yang dikedepankan; dan

5. Wakaopspus, Kasetopspus, Kapusdataopspus dan

Kasatgaspus dijabat oleh pejabat fungsi yang dikedepankan

atau perwira Polri yang ditunjuk.

b. tingkat Polda:

1. Kaopsda dijabat oleh Kapolda;

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 56

Page 57: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

2. Wakaopsda dijabat oleh Wakapolda;

3. Karendalopsda dijabat oleh Karoops Polda; dan

4. Kasetopsda, Kapusdataopsda dan Kasatgasda dijabat oleh

pejabat fungsi yang dikedepankan atau perwira Polri yang

ditunjuk.

c. tingkat Polres:

1. Kaopsres dijabat oleh Kapolres;

2. Wakaopsres dijabat oleh Wakapolres;

3. Karendalopsres dijabat oleh Kabagopsres; dan

4. Kasetopsres, Kapusdataopsres dan Kasatgasres dijabat oleh

pejabat fungsi yang dikedepankan atau perwira Polri yang

ditunjuk.

Pada Pasal 31 menyatakan:

Struktur organisasi operasi kepolisian terpusat tercantum dalam lampiran ”B”

yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraturan ini.

Pada Bagian Ketiga Pelaksanaan Pasal 32, menyebutkan bahwa

Pelaksanaan dalam penyelenggaraan operasi kepolisian terpusat dilaksanakan

dengan tahapan kegiatan sebagai berikut:

a. gelar pasukan untuk operasi kepolisian yang bersifat terbuka;

b. membuat rencana kegiatan (Rengiat) Satgas operasi kepolisian;

c. menggerakkan Satgas operasi kepolisian untuk menangani TO yang telah

ditetapkan;

d. memonitor, memetakan, dan ploting kegiatan operasi kepolisian;

e. menghimpun dan mendata laporan harian hasil operasi kepolisian;

f. membuat perkiraan cepat (Kirpat) apabila terjadi perubahan TO, yang

diikuti perubahan CB dan pelibatan kekuatan bila diperlukan;

g. membuat analisa dan evaluasi (Anev) harian atau mingguan; dan

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 57

Page 58: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

h. melaporkan pelaksanaan dan hasil operasi secara berjenjang kepada

penanggung jawab kebijakan operasi kepolisian melalui Karendalops.

Pada Bagian Keempat, Pengendalian, Pasal 33 menyebutkan bahwa:

Pengendalian dalam penyelenggaraan operasi kepolisian terpusat dilaksanakan

dengan tahapan kegiatan sebagai berikut:

a. pemantauan setiap pentahapan operasi dan hasil yang dicapai;

b. pemberian petunjuk dan arahan secara langsung, melalui surat atau voice data video (teleconfrence);

c. supervisi dan/atau asistensi;

d. konsolidasi sumber daya yang digunakan dalam operasi kepolisian;

e. penilaian yang berpedoman pada standar keberhasilan operasi kepolisian;

dan

f. pelaporan hasil akhir operasi kepolisian kepada penanggung jawab operasi

melalui Karendalops dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari

setelah operasi berakhir, dengan memuat:

1. pendahuluan;

2. pelaksanaan;

3. hasil yang dicapai; dan

4. penutup.

Pada Bab IV, Operasi Kepolisian Kewilayahan Tingkat Polda, Bagian Kesatu,

Perencanaan, Pasal 34 menyebutkan bahwa:

Perencanaan dalam penyelenggaraan operasi kepolisian kewilayahan yang

dilaksanakan oleh Polda secara mandiri dengan tahapan kegiatan sebagai

berikut:

a. melaporkan kepada Kapolri tentang rencana penyelenggaraan operasi

kepolisian;

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 58

Page 59: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

b. penyusunan dan pengiriman direktif Kapolda kepada Kasatwil dan/atau

Kasatker yang akan dilibatkan dalam operasi kepolisian;

c. penyusunan Kirsus intelijen dibuat oleh Ditintelkam Polda;

d. rapat koordinasi dengan fungsi-fungsi yang dilibatkan atau instansi terkait;

e. penyusunan rencana TI dibuat oleh Bidang TI Polda

f. penyusunan Renops atau Renops kontinjensi;

g. penyusunan Sprinlakops;

h. penyusunan Renlat dan penyelenggaraan Latpraops;

i. penyusunan dan pengiriman PO;

j. penyiapan format dan/atau belangko dan dokumen lain yang diperlukan;

k. penyusunan HTCK operasi kepolisian;

l. penyiapan tanda pengenal operasi kepolisian, bila diperlukan;

m. penyaluran anggaran kepada yang berhak sesuai ketentuan yang berlaku;

n. pengecekan akhir dan pembagian dukungan sarana prasarana operasi

kepolisian sesuai kebutuhan; dan

o. penyiapan ruang posko operasi yang berisi piranti lunak, piranti keras dan

panel data dalam bentuk digital.

Pada Pasal 35, menyebutkan bahwa:

Perencanaan dalam penyelenggaraan operasi kepolisian kewilayahan yang

dilaksanakan oleh Polda yang diback up Mabes Polri dan/atau melibatkan

personel Polres, dengan tahapan kegiatan sebagai berikut:

a. operasi kepolisian kewilayahan yang dilaksanakan oleh Polda yang diback up Mabes Polri:

1. Kapolda mengajukan permohonan bantuan kekuatan kepada

Kapolri, terlebih dahulu dikoordinasikan dengan Asops Kapolri;

2. permohonan disampaikan secara tertulis yang ditandatangani oleh

Kapolda;

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 59

Page 60: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

3. dalam hal permohonan disampaikan secara lisan, segera

ditindaklanjuti dengan permohonan secara tertulis;

4. menerima penyerahan personel Mabes Polri yang dilibatkan dalam

operasi kepolisian dari Asops Kapolri; dan

5. menetapkan personel yang dilibatkan dalam operasi kepolisian

dengan surat perintah yang ditandatangani oleh Kapolda.

b. operasi kepolisian kewilayahan yang dilaksanakan oleh Polda dengan

melibatkan personel Polres:

1. Kapolda memerintahkan Kapolres untuk menyiapkan sarana

prasarana dan personel yang akan dilibatkan;

2. menerima penyerahan personel Polres yang dilibatkan dalam

operasi kepolisian dari Kapolres; dan

3. menetapkan personel yang dilibatkan dalam operasi kepolisian

dengan surat perintah yang ditandatangani oleh Kapolda.

Pada Pasal 36, menyebutkan bahwa:

Perencanaan dalam penyelenggaraan operasi kepolisian kewilayahan yang

dilaksanakan oleh Polda dan Polres dengan tahapan kegiatan sebagai berikut:

a. Polda melaksanakan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34;

b. Polres melaksanakan kegiatan:

1. penyusunan Kirsus intelijen oleh Satintelkam Polres;

2. rapat koordinasi dengan fungsi-fungsi yang dilibatkan atau instansi

terkait;

3. penyusunan rencana TI oleh Seksi Teknologi Informasi Kepolisian

(SITIPOL);

4. penyusunan Renops atau Renops Kontinjensi;

5. penyusunan Sprinlakops;

6. penyusunan Renlat dan penyelenggaraan Latpraops;

7. penyusunan dan pengiriman PO;

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 60

Page 61: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

8. penyiapan format dan/atau belangko dan dokumen lain yang

diperlukan;

9. penyusunan HTCK operasi kepolisian;

10. penyiapan tanda pengenal operasi kepolisian, bila diperlukan;

11. penyaluran anggaran kepada yang berhak sesuai ketentuan yang

berlaku;

12. pengecekan akhir dan pembagian dukungan sarana prasarana

operasi kepolisian sesuai kebutuhan; dan

13. penyiapan ruang posko operasi yang berisi piranti lunak, piranti

keras dan panel data dalam bentuk digital.

Pasal 37

Format-format mengenai administrasi operasi kepolisian kewilayahan tingkat

Polda tercantum dalam lampiran “C” yang merupakan bagian tidak terpisahkan

dari peraturan ini.

Pada Bagian Kedua, Pengorganisasian, Pasal 38 menyebutkan bahwa:

Pengorganisasian dalam penyelenggaraan operasi kepolisian kewilayahan

meliputi:

a. Penanggung Jawab Kebijakan Operasi;

b. Wakil Penanggung Jawab Kebijakan Operasi;

c. Karendalops;

d. Kaops;

e. Wakaops;

f. Kasetops;

g. Kapusdataops; dan

h. Kasatgas.

Pada Pasal 39 menyebutkan bahwa:

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 61

Page 62: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

Pejabat operasi tingkat Polda pada operasi kepolisian kewilayahan yang

dilaksanakan oleh Polda secara mandiri dan Polda yang diback up Mabes Polri

dan/atau melibatkan personel Polres sebagai berikut:

a. Penanggung Jawab Kebijakan Operasi dijabat oleh Kapolda;

b. Wakil penanggung Jawab Kebijakan Operasi dijabat oleh Wakapolda;

c. Karendalops dijabat oleh Karoops Polda;

d. Kaops dijabat oleh pejabat fungsi yang dikedepankan pada tingkat Polda;

dan

e. Wakaops, Kasetops, Kapusdataops, dan Kasatgas dijabat oleh pejabat

fungsi yang dikedepankan atau perwira Polri yang ditunjuk.

Pada Pasal 40, menyebutkan bahwa :

(1) Sebutan pejabat operasi kepolisian kewilayahan yang dilaksanakan oleh

Polda dan Polres, untuk membedakannya di belakang nama jabatan dalam

struktur organisasi operasi ditambahkan daerah (da) atau Polres (res).

(2) Pejabat operasi tingkat Polda dan Polres pada operasi kepolisian

kewilayahan sebagai berikut:

a. tingkat Polda, meliputi:

1. Penanggung Jawab Kebijakan Operasi dijabat oleh Kapolda;

2. Wakil Penanggung Jawab Kebijakan Operasi dijabat oleh

Wakapolda;

3. Karendalopsda dijabat oleh Karoops Polda;

4. Kaopsda dijabat oleh pejabat fungsi yang dikedepankan; dan

5. Wakaopsda, Kasetopsda, Kapusdataopsda dan Kasatgasda

dijabat oleh pejabat fungsi yang dikedepankan atau perwira

Polri yang ditunjuk.

b. tingkat Polres, meliputi:

1. Kaopsres dijabat oleh Kapolres;

2. Wakaopsres dijabat oleh Wakapolres;

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 62

Page 63: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

3. Karendalopsres dijabat oleh Kabagopsres; dan

4. Kasetopsres, Kapusdataopsres dan Kasatgasres dijabat oleh

pejabat fungsi yang dikedepankan atau perwira Polri yang

ditunjuk.

Pasal 41

Struktur organisasi operasi kepolisian kewilayahan tingkat Polda tercantum dalam

lampiran ”D” yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraturan ini.

Pada Bagian Ketiga, Pelaksanaan, Pasal 42 menyebutkan bahwa :

Pelaksanaan dalam penyelenggaraan operasi kepolisian kewilayahan

dilaksanakan dengan tahapan kegiatan sebagai berikut:

a. gelar pasukan untuk operasi kepolisian yang bersifat terbuka;

b. membuat Rengiat Satgas operasi kepolisian;

c. menggerakkan Satgas operasi kepolisian untuk menangani TO yang telah

ditentukan;

d. memonitor, memetakan, dan ploting semua kegiatan operasi kepolisian;

e. menghimpun dan mendata laporan harian hasil operasi kepolisian;

f. membuat Kirpat apabila terjadi perubahan TO, yang diikuti perubahan CB

dan pelibatan kekuatan, bila diperlukan;

g. membuat Anev harian atau mingguan; dan

h. melaporkan pelaksanaan dan hasil operasi secara berjenjang kepada

penanggung jawab kebijakan operasi kepolisian melalui Karendalops.

Pada Bagian Keempat, Pengendalian, Pasal 43 menyatakan bahwa:

Pengendalian dalam penyelenggaraan operasi kepolisian kewilayahan

dilaksanakan dengan tahapan kegiatan sebagai berikut:

a. pemantauan setiap pentahapan operasi dan hasil yang dicapai;

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 63

Page 64: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

b. pemberian petunjuk dan arahan secara langsung melalui surat dan/atau

voice data video (teleconference);

c. supervisi dan/atau asistensi;

d. konsolidasi kekuatan yang digunakan dalam operasi kepolisian;

e. penilaian keberhasilan operasi kepolisian berpedoman pada standar

keberhasilan operasi kepolisian; dan

f. pelaporan hasil akhir operasi kepolisian kepada Kapolri melalui Asops

Kapolri dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari setelah operasi

berakhir, dengan memuat:

1. pendahuluan;

2. pelaksanaan;

3. hasil yang dicapai; dan

4. penutup.

Pada Bab V, Operasi Kepolisian Kewilayahan Tingkat Polres, Bagian Kesatu,

Perencanaan, Pasal 44, menyatakan bahwa:

Perencanaan dalam penyelenggaraan operasi kepolisian kewilayahan yang

dilaksanakan oleh Polres secara mandiri dengan tahapan kegiatan sebagai

berikut:

a. pemberitahuan kepada Polda tentang rencana penyelenggaraan operasi

kepolisian;

b. penyusunan Kirsus intelijen dibuat oleh Satintelkam Polres;

c. rapat koordinasi dengan fungsi-fungsi yang dilibatkan atau instansi terkait;

d. penyusunan rencana TI dibuat oleh Seksi TI Polres

e. penyusunan Renops atau Renops Kontinjensi;

f. penyusunan Sprinlakops;

g. penyusunan Renlat dan penyelenggaraan Latpraops;

h. penyusunan dan pengiriman PO;

i. penyiapan format dan/atau belangko dan dokumen lain yang diperlukan;

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 64

Page 65: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

j. penyusunan HTCK operasi kepolisian;

k. penyiapan tanda pengenal operasi kepolisian, bila diperlukan;

l. penyaluran anggaran kepada yang berhak sesuai ketentuan yang berlaku;

m. pengecekan akhir dan pembagian dukungan sarana prasarana operasi

kepolisian sesuai kebutuhan; dan

n. penyiapan ruang posko operasi yang berisi piranti lunak, piranti keras dan

panel data dalam bentuk digital.

Pasal 45

Perencanaan dalam penyelenggaraan operasi kepolisian kewilayahan yang

dilaksanakan oleh Polres yang diback up Polda, dengan tahapan kegiatan

sebagai berikut:

a. Kapolres mengajukan permohonan bantuan kekuatan kepada Kapolda,

yang terlebih dahulu dikoordinasikan dengan Karoops Polda;

b. permohonan disampaikan secara tertulis yang ditandatangani oleh

Kapolres;

c. dalam hal permohonan disampaikan secara lisan, segera ditindaklanjuti

dengan permohonan secara tertulis;

d. menerima penyerahan personel Polda yang dilibatkan dalam operasi

kepolisian dari Karoops Polda; dan

e. menetapkan personel Polda yang dilibatkan, dengan surat perintah yang

ditandatangani oleh Kapolres.

Pasal 46

Format-format mengenai administrasi operasi kepolisian kewilayahan tingkat

Polres tercantum dalam lampiran “E” yang merupakan bagian tidak terpisahkan

dari peraturan ini.

Pada Bagian Kedua, Pengorganisasian, Pasal 47, menyatakan bahwa:

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 65

Page 66: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

Pengorganisasian dalam penyelenggaraan operasi kepolisian kewilayahan

tingkat Polres:

a. Penanggung Jawab Kebijakan Operasi;

b. Wakil Penanggung Jawab Kebijakan Operasi;

c. Kaops;

d. Wakaops;

e. Karendalops;

f. Kasetops;

g. Kapusdataops; dan

h. Kasatgas.

Pada Pasal 48, menyebutkan bahwa:

Pejabat operasi tingkat Polres pada operasi kepolisian kewilayahan yang

dilaksanakan oleh Polres secara mandiri dan Polres yang diback up Polda

sebagai berikut:

a. Penanggung jawab kebijakan operasi dijabat oleh Kapolda;

b. Wakil penanggung jawab kebijakan operasi dijabat oleh Wakapolda;

c. Kaops dijabat oleh Kapolres;

d. Karendalops dijabat oleh Kabagops; dan

e. Kasetops, Kapusdataops, dan Kasatgas dijabat oleh pejabat fungsi yang

dikedepankan atau perwira Polri yang ditunjuk.

Pada Pasal 49, menyebutkan bahwa:

Struktur organisasi operasi kepolisian kewilayahan tingkat Polres tercantum

dalam lampiran ”F” yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraturan ini.

Pada Bagian Ketiga, Pelaksanaan, Pasal 50 menyebutkan bahwa:

Pelaksanaan dalam penyelenggaraan operasi kepolisian kewilayahan tingkat

Polres dilaksanakan dengan tahapan kegiatan sebagai berikut:

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 66

Page 67: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

a. gelar pasukan untuk operasi kepolisian yang bersifat terbuka;

b. membuat Rengiat Satgas operasi kepolisian;

c. menggerakkan Satgas operasi kepolisian untuk menangani TO yang telah

ditentukan;

d. memonitor, memetakan dan ploting semua kegiatan operasi kepolisian;

e. menghimpun dan mendata laporan harian hasil operasi kepolisian;

f. membuat Kirpat apabila terjadi perubahan TO, yang diikuti perubahan CB

dan pelibatan kekuatan, bila diperlukan;

g. membuat Anev harian/mingguan; dan

h. melaporkan pelaksanaan dan hasil operasi secara berjenjang kepada

penanggung jawab kebijakan operasi kepolisian melalui Karoops Polda.

Pada Bagian Keempat, Pengendalian, Pasal 51 menyebutkan bahwa:

Pengendalian dalam penyelenggaraan operasi kepolisian kewilayahan tingkat

Polres dilaksanakan dengan tahapan kegiatan sebagai berikut:

a. pemantauan setiap pentahapan operasi dan hasil yang dicapai;

b. pemberian petunjuk dan arahan secara langsung, melalui surat dan/atau

voice data video (teleconference);

c. supervisi dan/atau asistensi;

d. konsolidasi sumber daya yang digunakan dalam operasi kepolisian;

e. penilaian keberhasilan operasi kepolisian berpedoman pada standar

keberhasilan operasi kepolisian; dan

f. pelaporan hasil akhir operasi kepolisian kepada Kapolda melalui Karoops

Polda dalam waktu paling lambat 7 (tujuh) hari setelah operasi berakhir,

dengan memuat:

1. pendahuluan;

2. pelaksanaan;

3. hasil yang dicapai; dan

4. penutup.

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 67

Page 68: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

Pada Bab VI, Tugas Dan Tanggung Jawab, Bagian Kesatu, Penanggung

Jawab Kebijakan Operasi, Pasal 52, menyebutkan bahwa:

Penanggung jawab kebijakan operasi kepolisian terpusat dan kewilayahan

mempunyai tugas dan tanggung jawab:

a. menetapkan arah kebijakan operasi kepolisian; dan

b. memberikan direktif penyelenggaraan operasi kepolisian.

Bagian Kedua, Wakil Penanggung Jawab Kebijakan Operasi, Pasal 53:

Wakil penanggung jawab kebijakan operasi kepolisian terpusat dan kewilayahan

mempunyai tugas dan tanggung jawab:

a. membantu tugas penanggung jawab kebijakan operasi dalam penetapan

arah kebijakan operasi kepolisian;

b. memberikan saran pertimbangan dan membantu pelaksanaan tugas

penanggung jawab kebijakan operasi; dan

c. mewakili tugas penanggung jawab kebijakan operasi apabila berhalangan

dan melaporkan hasilnya pada kesempatan pertama.

Pada Bagian Ketiga, Karendalops, Pasal 54, menyebutkan bahwa:

Karendalops operasi kepolisian terpusat dan kewilayahan bertugas:

a. menerima arahan atau petunjuk dari penanggung jawab operasi untuk

diteruskan kepada jajaran pelaksana operasi;

b. membantu penanggung jawab operasi dalam pengendalian operasi;

c. melaksanakan rapat koordinasi dengan fungsi yang dilibatkan/instansi

terkait;

d. menyusun Renops;

e. menyusun Sprinlakops;

f. menyusun Renlat dan menyelenggarakan Latpraops;

g. menyusun dan mengirim PO;

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 68

Page 69: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

h. menyiapkan format dan/atau belangko dan dokumen lain yang diperlukan;

i. menyusun HTCK operasi kepolisian;

j. menyiapkan tanda pengenal operasi kepolisian, bila diperlukan;

k. menyalurkan anggaran kepada yang berhak sesuai ketentuan yang

berlaku;

l. melaksanakan pengecekan akhir dan pembagian dukungan sarana

prasarana operasi kepolisian sesuai kebutuhan;

m. melaksanakan supervisi dan/atau asistensi;

n. memantau setiap pentahapan operasi dan hasil yang dicapai;

o. memberikan petunjuk dan arahan secara langsung, melalui surat dan/atau

voice data video (teleconference);

p. melakukan konsolidasi sumber daya yang digunakan dalam operasi

kepolisian;

q. melakukan penilaian terhadap keberhasilan operasi kepolisian dengan

berpedoman pada standar keberhasilan operasi kepolisian; dan

r. melaporkan hasil kepada penanggung jawab kebijakan operasi/ Kaops

sesuai struktur organisasi.

Pada Pasal 55, menyebutkan bahwa:

(1) Karendalops tingkat Mabes Polri bertanggung jawab kepada penanggung

jawab kebijakan operasi Mabes Polri.

(2) Karendalops tingkat Polda bertanggung jawab kepada penanggung jawab

kebijakan operasi Polda atau Kaopsda.

(3) Karendalops tingkat Polres bertanggung jawab kepada Kaops atau

Kaopres.

Pada Bagian Keempat, Kaops, Pasal 56, menyebutkan bahwa:

(1) Kaops pada operasi kepolisian terpusat dan kewilayahan bertugas:

a. melaksanakan Latpraops;

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 69

Page 70: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

b. menyiapkan ruang pengendalian operasi yang berisi tentang peta

situasi, tugas pokok, pelaksanaan, administrasi, dan Kodal operasi

kepolisian yang ditempatkan di ruang pengendalian operasi dalam

bentuk digital;

c. melaksanakan dan mengendalikan operasi; dan

d. memimpin kegiatan Anev dan melaporkan hasilnya kepada

penanggung jawab kebijakan operasi.

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Kaops

dibantu oleh Kasetops, Kapusdataops, dan Kasatgas.

Pada Pasal 57, menyebutkan bahwa:

(1) Kaops tingkat Mabes Polri bertanggung jawab kepada penanggung jawab

kebijakan operasi Mabes Polri.

(2) Pada operasi kepolisian terpusat yang dilaksanakan Mabes Polri dan

Satwil, Kaops tingkat Polda bertanggung jawab kepada Kaopspus, dan

Kaopsres bertanggung jawab kepada Kaopsda atau Kapolda.

(3) Pada operasi kepolisian kewilayahan tingkat Polda yang dilaksanakan

secara bersama oleh Polda dan Polres, Kaopsda bertanggung jawab

kepada penanggung jawab kebijakan operasi Polda atau Kapolda, dan

Kaopsres bertanggung jawab kepada Kaopsda.

(4) Pada operasi kepolisian kewilayahan secara mandiri yang dilaksanakan

oleh Polres, dan Polres yang diback up oleh Polda, Kaops tingkat Polres

bertanggung jawab kepada penanggung jawab kebijakan operasi Polda

atau Kapolda.

Pada Bagian Kelima, Wakaops, Pasal 58, menyebutkan bahwa:

(1) Wakaops pada operasi kepolisian terpusat dan kewilayahan bertugas:

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 70

Page 71: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

a. memberikan saran pertimbangan dan membantu pelaksanaan

tugas Kaops;

b. mewakili dan mengendalikan pelaksanaan operasi, bila Kaops

berhalangan dan melaporkan hasilnya kepada Kaops pada

kesempatan pertama;dan

c. mengkoordinir tugas yang dilaksanakan Karendalops, Kasetops dan

Kapusdataops.

(2) Dalam melaksanakan tugasnya Wakaops bertanggung jawab kepada

Kaops.

Pada Bagian Keenam, Kasetops, Pasal 59, menyebutkan bahwa:

(1) Kasetops pada operasi kepolisian terpusat dan kewilayahan bertugas:

a. menyelenggarakan administrasi operasi;

b. menyusun Rengiat harian dan mingguan Kaops;

c. menghimpun Rengiat harian dan mingguan Kasatgas; dan

d. membuat laporan Anev harian/mingguan dan laporan akhir hasil

operasi.

(2) Dalam melaksanakan tugasnya Kasetops dibantu oleh unsur administrasi

dan sarpras, dan bertanggung jawab kepada Kaops.

Pada Bagian Ketujuh, Kapusdataops, Pasal 60, menyebutkan bahwa:

(1) Kapusdataops pada operasi kepolisian terpusat dan kewilayahan

bertugas:

a. menyiapkan posko dan perlengkapannya;

b. menghimpun dan mencatat laporan harian dari para Kasatgas;

c. memantau perkembangan situasi; dan

d. menyiapkan akses komunikasi (voice data video/teleconference, internet, faximile, handy talky dan telepon).

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 71

Page 72: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

(2) Dalam melaksanakan tugasnya Kapusdataops bertanggung jawab kepada

Kaops.

Pada Pasal 61, menyebutkan bahwa:

Kelengkapan ruang posko operasi kepolisian tercantum dalam lampiran “G” yang

merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraturan ini.

Pada Bagian Kedelapan, Kasatgas, Pasal 62, menyebutkan bahwa:

(1) Kasatgas pada operasi kepolisian terpusat dan kewilayahan bertugas:

a. membuat Rengiat;

b. menetapkan CB teknis dan taktis;

c. memimpin pelaksanaan operasi dalam pengungkapan atau

penyelesaian TO;

d. mengendalikan operasional Satgas; dan

e. melaporkan kegiatan dan hasil operasi.

(2) Dalam melaksanakan tugasnya Kasatgas bertanggung jawab kepada

Kaops.

Pada Bab VII, Sarana Prasarana Dan Anggaran, Bagian Kesatu, Sarana

Prasarana, Pasal 63, menyebutkan bahwa:

(1) Sarana prasarana menggunakan inventaris yang ada dan sarana

prasarana lain sesuai kebutuhan rencana operasi kepolisian.

(2) Sarana prasarana operasi kepolisian disiapkan oleh pengemban fungsi

pendukung bidang sarana prasarana yang dikoordinasikan dengan

Karendalops.

(3) Penetapan spesifikasi teknis sarana prasarana ditentukan oleh pengguna

akhir yang dikoordinasikan dengan Karendalops.

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 72

Page 73: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

(4) Pembiayaan operasionalisasi sarana prasarana khusus untuk operasi

kepolisian dibebankan pada anggaran operasi kepolisian.

Pada Bagian Kedua, Anggaran, Pasal 64, menyebutkan bahwa :

(1) Dukungan anggaran operasi kepolisian bersumber dari:

a. anggaran bersyarat Kapolri;

b. anggaran kontinjensi Satker Mabes atau Polda;atau

c. DIPA.

(2) Dalam hal satuan kewilayahan menerima bantuan kekuatan personel

dari kesatuan atas, anggarannya ditanggung oleh :

a. yang memberikan bantuan; dan/atau

b. yang menerima bantuan.

(3) Mekanisme penggunaan anggaran sesuai dengan ketentuan yang

berlaku dan ditetapkan sesuai alokasi anggaran yang tersedia.

(4) Dukungan anggaran operasi kepolisian meliputi:

a. latihan pra operasi;

b. penggelaran personel operasi;

c. dukungan operasional perorangan berupa uang saku, uang

makan/ektra puding, dana satuan, jasa angkutan, bekal

kesehatan dan kodal;

d. supervisi dan/atau asistensi;

e. perencanaan operasi;

f. pergeseran personel operasi;

g. operasional Satgas;

h. BBM;

i. akomodasi dan transportasi;

j. operasional kapal, pesawat dan/atau satwa;

k Kodal penanggung jawab kebijakan operasi;

l. administrasi operasi;

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 73

Page 74: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

m. Anev operasi kepolisian;

n. penyelidikan dan penyidikan;

o. dukungan operasional TI;

p. penggelaran peralatan;

q. dokumentasi dan publikasi; dan

r. sarana kontak.

Pada ketentuan Bab VIII, Ketentuan Penutup, Pasal 65, menyebutkan bahwa:

Pada saat peraturan ini mulai berlaku, semua peraturan yang berkaitan dengan

Manajemen Operasi Kepolisiaan dinyatakan masih berlaku sepanjang tidak

bertentangan dengan peraturan ini.

Pada Pasal 66 menyebutkan bahwa:

Peraturan Kapolri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap orang

mengetahuinya, Peraturan Kapolri diundangkan dengan penempatannya dalam

Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta, pada tanggal 22 Juni 2011, oleh Kapolri

Jenderal Drs. Timur Pradopo. Dalam Berita Negara Republik Indonesia Tahun

2011 Nomor . Diundangkan di Jakarta, pada tanggal 2011, oleh

Menteri Hukum Dan Ham Republik Indonesia, Patrialis Akbar

BAB IIIKEPEMIMPINAN

A. Kompetensi DasarPara Kapolsek harus memahami teori dan prinsip kepemimpinan dalam

mengendalikan peran dan tugas personilnya serta harkamtibmas pada wilayah

hukumnya di tingkatan kewilayahan.

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 74

Page 75: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

Para Kapolsek berkewajiban memahami konsep pemimpin dan

kepemimpinan, memahami teori, pendekatan, tipe-tipe dan syarat-syarat

kepemimpinan, memahami karakteristik pemimpin, memahami tugas, fungsi dan

peranan pemimpin.

B. Indikator Hasil Belajar Indikator hasil belajar, merupakan penunjukkan pada batasan atas

rambu-rambu atau parameter yang telah dilaksanakan, terlihat hasil yang dicapai

(capaian dalam proses) dalam peristiwa belajar mengajar yang sudah dilakukan

dan telah ditentukan dalam program pendidikan dan pelatihan tahun anggaran

(prodiklat T.A.) antara lain :

1. Mampu memahami dan menjelaskan teori, dan prinsip kepemimpinan

2. Mampu memahami dan menjelaskan tipe-tipe dan pendekatan

kepemimpinan;

3. Mampu memahami dan menjelaskan arti pemimpin dan kepemimpinan

4. Mampu memahami dan menjelaskan faktor-faktor penting dan Unsur-Unsur

Mendasar kepemimpinan, serta Kepemimpinan berdasarkan pendapat para

ahli;

5. Mampu memahami dan menjelaskan tugas, fungsi dan peranan pemimpin

Kebanyakan pemimpin-pemimpin efektif merupakan orang-orang

yang bermotivasi tinggi. Mereka dengan sukarela berusaha mencapai sasaran-

sasaran tinggi dan menetapkan standard-standard prestasi tinggi bagi mereka

sendiri. Mereka ingin mengetahui banyak hal, bersifat enersik dan ditantang oleh

problem-problem yang terpecahkan sekitar mereka.

Seseorang pemimpin menggugah keinginan seseorang untuk

melaksanakan sesuatu hal , ia menunjukkan arah yang harus ditempuh dan ia

membina anggota kelompok kearah penyelesaian hasil kerja kelompok. 6

6 Ibid, hal 343.

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 75

Page 76: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

Seorang Kapolsek adalah seorang pemimpin, maka sudah seharusnya

kapolsek berusaha dan berjuang untuk menjadi pemimpin yang efektif, memiliki

sasaran yang tinggi, berupaya untuk menetapkan standard prestasi tinggi dan

berani menghadapi berbagai tantangan problem yang menghadangnya.

C. Jelaskan teori, dan prinsip kepemimpinan !1.Teori-teori kepemimpinan

Teori-teori kepemimpinan, yang sering dipergunakan dan dikenal

dilingkungan akademisi, disajikan dalam proses pembelajaran terdiri dari :

a. Teori sifat ( Traits Theory )

b. Kepemimpinan memerlukan serangkaian sifat-sifat atau perangai

tertentu yang menjamin keberhasilan pada setiap situasi. Oleh karena

itu pemimpin dianggap memilik sifat-sifat yang dibawa sejak lahir dan

ia menjadi pemimpin karena memiliki bakat-bakat kepemimpinan.

c. Teori lingkungan ( Environmental theory )

d. Pemimpin akan timbul dalam situasi tertentu, dimana sekelompok

orang sangat memerlukan seseorang yang memilki kelebihan dan

ketrampilan tertentu untuk dapat mengatasi masalah-masalah yang

ada pada situasi tertentu.

e. Teori pribadi dan situasi ( Personal-situational theory )

f. Kepemimpinan seseorang ditentukan oleh kepribadiannya dengan

menyesuaikan kepada situasi yang dihadapi.

g. Teori interaksi dan harapan ( Interaction-Expectation theory )

h. Teori ini mendasarkan diri pada variabel-variabel : aksi, reaksi,

interaksi dan perasaan. Seorang pemimpin menggerakkan pengikut

dengan harapan bahwa ia akan berhasil, ia akan mencapai tujuan

organisasi, ia akan mendapatkan keuntungan, penghargaan dan

sebagainya.

i. Teori humanistik ( Humanistic theory )

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 76

Page 77: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

j. Teori berdasarkan bahwa “ manusia karena sifatnya adalah

organisme yang dimotivasi, sedangkan organisasi karena sifatnya

tersusun dan terkendali “. Teori ini memberi kelonggaran kepada

individu untuk mewujudkan motivasinya sendiri yang potensial untuk

memenuhi kebutuhannya dan memberikan sumbangan bagi

pencapaian tujuan organisasi.

k. Teori tukar-menukar ( Exchange theory )

l. Antara pemimpin dan yang dipimpin harus saling menerima dan

memberi(tukar-menukar pendapat ), sehingga akan selalu terjadi

gerak, yaitu gerak dari pengikutnya yang digerakkan oleh pemimpin.

Kemudian teori kepemimpinan yang terkenal yang sering ditampilkan

oleh George R Terry antara lain adalah Teori keadaan (The Situasional Theory),

teori kelakuan pribadi (The personal behavior theory), teori supportif (The

supportive theory, teori sosiologi (The sociological theory), teori psikologi (The

psichological theory), teori otokratis (The autocratic theory).7

2. Prinsip Kepemimpinan.

Prinsip Kepemimpinan yang sering disebut dan disampaikan di

dalam kegiatan seminar kepemimpinan sebagai pada saat ini antara lain

adalah berikut :

a. Prinsip pelayanan, bahwa kepemimpinan sekolah harus menerapkan

unsur-unsur pelayanan dalam kegiatan operasional organisasinya.

b. Prinsip persuasi, pemimpin dalam menjalankan tugasnya harus

memperhatikan situasi dan kondisi setempat demi keberhasilan

keberhasilan kepemimpinannya yang sedang dan yang akan

dilaksanakan.

c. Prinsip bimbingan, pemimpin organisasi hendaknya membimbing

personilnya kearah tujuan yang ingin dicapai dalam organisasi.

7 Ibid, hal 352.

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 77

Page 78: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

d. Prinsip efisiensi, mengarah pada cara hidup yang ekonomis dengan

pengeluaran sedikit untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-

besarnya.

e. Prinsip berkesinambungan, agar pemimpin pendidikan ini diterapkan

tidak hanya pada satu waktu saja, tetapi perlu secara terus menerus.

D. Jelaskan tipe-tipe dan pendekatan kepemimpinan!Tipe-Tipe Kepemimpinan adalah sebagai berikut:

1. Kepemimpinan yang otokratis

Seorang pemimpin yang otokratis ingin memperlihatkan kekuasaan dan

tanggung jawabnya, sehingga maju mundurnya organisasi tergantung pada

kepemimpinannya. Oleh sebab itu pengawasan terhadap bawahannya

sangat ketat, karena ia khawatir kalau pekerjaan bawahannya tidak sesuai

dengan apa yang diharapkan.

2. Kepemimpinan yang pseudo-demokratis

Pemimpin memperlihatkan kesan demokratis dalam kepemimpinanya

namun sebenarnya bersifat otokratis. Pemimpin memberi hak dan kuasa

kepada staff dibawahnya untuk menetapkan dan memutuskan sesuatu,

tetapi sesungguhnya ia bekerja dengan perhitungan, ia mengatur siasat agar

supaya kemauannya juga yang terwujud.

3. Kepemimpinan yang “ Laissez-faire “

Kepemimpinan ini menghendaki supaya pada bawahannya diberikan banyak

kebebasan. Pemimpin membiarkan para staff dibawahnya bekerja sesuka

hati, berinisiatif dan tidak diawasi dalam melaksanakan tugasnya. Pemimpin

ini bekerja tanpa rencana sehingga pekerjaan secara keseluruhan

diorganisasinya tersebut menjadi tidak teratur dan kacau balau.

4. Kepemimpinan yang demokratis

Pemimpin demokratis menganggap dirinya sebagai bagian dari

kelompoknya, yang bersama-sama dengan kelompoknya berusaha dan

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 78

Page 79: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

bertanggung jawab tentang tercapainya tujuan bersama. Staff organisasinya

bekerja dengan secara suka cita untuk memajukan program-program kerja

lembaganya. Semua program organisasinya dilaksanakan sesuai rencana,

yang disusun dan disepakati bersama, akhirnya tercapailah suasana

kekeluargaan yang harmonis dan menyenangkan.

E. Pendekatan Kepemimpinan;Kepemimpinan adalah suatu konsep yang kompleks sehingga para ahli

mengkaji masalah ini dari aneka sisi. Masing-masing sisi memiliki keunggulan

dan kelemahan masing-masing. Peter G. Northouse membagi pendekatan

kepemimpinan menjadi beberapa pendekatan antara lain adalah sebagaiberikut :

1. Pendekatan Sifat (Trait);2. Pendekatan Keahlian (Skill);3. Pendekatan Gaya (Style);

4. Pendekatan Situasional;

5. Pendekatan Kontijensi;

6. Teori Path-Goal;7. Teori Pertukaran Leader-Member;8. Pendekatan Transformasional;

9. Pendekatan Otentik;

10. Pendekatan Tim;

11. Pendekatan Psikodinamik.

F. Jelaskan tentang arti pemimpin dan difinisi kepemimpinan! 1. Arti pemimpin

Arti pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan

kelebihan, khususnya kecakapan/ kelebihan di satu bidang sehingga dia mampu

mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-

aktivitas tertentu demi pencapaian satu atau beberapa tujuan. Pemimpin adalah

seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan - khususnya kecakapan-

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 79

Page 80: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

kelebihan di satu bidang , sehingga dia mampu mempengaruhi orang lain untuk

bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk pencapaian satu

beberapa tujuan. (Kartini Kartono, 1994 : 181). Dalam bahasa Indonesia

"pemimpin" sering disebut penghulu, pemuka, pelopor, pembina, panutan,

pembimbing, pengurus, penggerak, ketua, kepala, penuntun, raja, tua-tua, dan

sebagainya. Sedangkan istilah Memimpin digunakan dalam konteks hasil

penggunaan peran seseorang berkaitan dengan kemampuannya mempengaruhi

orang lain dengan berbagai cara. Istilah pemimpin, kemimpinan, dan memimpin

pada mulanya berasal dari kata dasar yang sama "pimpin". Namun demikian

ketiganya digunakan dalam konteks yang berbeda.

2. Difinisi kepemimpinan

Difinisi kepemimpinan secara luas meliputi proses mempengaruhi

dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk

mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya.

Selain itu juga untuk mempengaruhi interprestasi mengenai peristiwa-peristiwa

para pengikutnya, pengorganisasian dan aktivitas-aktivitas untuk mencapai

sasaran, memelihara hubungan kerjasama dan kerja kelompok, perolehan

dukungan, dan kerjasama dari orang-orang diluar kelompok atau organisasi.

Kepemimpinan terkadang dipahami sebagai kekuatan untuk

menggerakkan dan memengaruhi orang. Kepemimpinan sebagai sebuah alat,

sarana atau proses untuk membujuk orang agar bersedia melakukan sesuatu

secara sukarela/ sukacita. Ada beberapa faktor yang dapat menggerakkan

orang yaitu karena ancaman, penghargaan, otoritas, dan bujukan.8

Pemimpin adalah suatu lakon/peran dalam sistem tertentu; karenanya

seseorang dalam peran formal belum tentu memiliki ketrampilan kepemimpinan

dan belum tentu mampu memimpin. Istilah Kepemimpinan pada dasarnya

berhubungan dengan ketrampilan, kecakapan, dan tingkat pengaruh yang dimiliki 8 Prof.Dr.Veithzal Rivai,MBA, Prof.Dr.Deddy Mulyadi,Msi, Kepemimpinan dan Perilaku

Organisasi. Edisi Ketiga. Rajawali Pers. Jakarta, 2012, hal. 2.

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 80

Page 81: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

seseorang; oleh sebab itu kepemimpinan bisa dimiliki oleh orang yang bukan

"pemimpin".

Pemimpin jika dialihbahasakan ke dalam bahasa Inggris menjadi

"LEADER", yang mempunyai tugas untuk me-LEAD anggota disekitarnya adalah

pemimpin, maka seorang pemimpin pastilah leader. Sedangkan makna LEAD

sendiri adalah

Loyality, seorang pemimpin harus mampu membangkitkan loyalitas rekan

kerjanya, artinya seorang pemimpin harus memiliki kemampuan menumbuhkan

kesetiaan kepada organisasi atau kesatuan dan pekerjaannya, bawahan menjadi

loyal kepada atasan, kemudian

memberikan loyalitasnya dalam kebaikan.

Educate, seorang pemimpin harus mampu untuk mengedukasi rekan-rekannya

dan mewariskan tacit knowledge pada rekan-rekannya.

Advice, memberikan saran dan nasehat dari permasalahan yang ada.

Discipline, yaitu seorang pemimpin harus mampu memberikan keteladanan

dalam berdisiplin dan menegakkan kedisiplinan

dalam setiap aktivitasnya. Tacit Knowledge adalah pengetahuan yang terdapat di

dalam otak/pikiran kita sesuai dengan pemahaman, keahlian dan pengalaman

seseorang biasanya pengetahuan ini tidak terstruktur, susah untuk didefinisikan

dengan bahasa formal dan isinya mencakup pemahaman pribadi. Pengetahuan

ini umumnya belum terdokumentasikan karena pengetahuan ini masih ada pada

keahlian atau pengalaman seseorang.

G. Pengertian KepemimpinanKepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang

lain agar supaya mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu (Thoha,

1983:123). Sedangkan menurut Robbins (2002:163) Kepemimpian adalah

kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok untuk mencapai tujuan.

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 81

Page 82: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

Sedangkan menurut Ngalim Purwanto (1991:26) Kepemimpinan adalah

sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan sifat-sifat kepribadian, termasuk

didalamnya kewibawaan untuk dijadikan sebagai sarana dalam rangka

meyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat melaksanakan tugas-

tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela, penuh semangat, ada

kegembiraan batin, serta merasa tidak terpaksa.

Dalam suatu organisasi kepemimpinan merupakan faktor yang sangat

penting dalam menentukan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh

organisasi. Kepemimpinan merupakan titik sentral dan penentu kebijakan dari

kegiatan yang akan dilaksanakan dalam organisasi.

Pengertian kepemimpinan, kepemimpinan juga dikatakan sebagai

proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas-aktivitas yang ada

hubungannya dengan pekerjaan para anggota kelompok. 3(Tiga) implikasi

penting yang terkandung dalam hal ini yaitu: (1) kepemimpinan itu melibatkan

orang lain baik itu bawahan maupun pengikut, (2) kepemimpinan melibatkan

pendistribusian kekuasaan antara pemimpin dan anggota kelompok secara

seimbang, karena anggota kelompok bukanlah tanpa daya, (3) adanya

kemampuan untuk menggunakan bentuk kekuasaan yang berbeda untuk

mempengaruhi tingkah laku pengikutnya melalui berbagai cara.9

H. Jelaskan faktor-faktor penting dan Unsur-Unsur Mendasari kepemimpinan!

1. Faktor-faktor penting

Faktor-faktor penting yang terdapat dalam pengertian kepemimpinan

antara lain adalah sebagai berikut:

a. Pendayagunaan Pengaruh;

b. Hubungan Antar Manusia;

c. Proses Komunikasi dan;

9 Ibid, hal.2.

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 82

Page 83: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

d. Pencapaian Suatu Tujuan.

2. Unsur-unsur yang mendasari kepemimpinan

Unsur-unsur yang mendasari kepemimpinan dari definisi-definisi yang

dikemukakan di atas, adalah sebagai berikut:

a. Kemampuan mempengaruhi orang lain (kelompok/bawahan);

b. Kemampuan mengarahkan atau memotivasi tingkah laku orang lain

atau kelompok;

c. Adanya unsur kerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

I. Tentang Kepemimpinan berdasarkan pendapat para ahli :1. “Perilaku individu ketika dia mengarahkan kegiatan kelompok untuk

mencapai tujuan bersama kelompok tersebut.” (Hemphill & Coons, 1957)2. “Pengaruh antarpersonal, dilakukan dalam suatu situasi, dan diarahkan

melalui proses komunikasi, untuk pencapaian suatu tujuan atau lebih.”

(Tannenbaum, Weshler & Masarik, 1961).3. “Suatu interaksi di antara sejumlah persona. salah seorang persona

memberikan informasi sedemikian rupa sehingga orang lain merasa

yakin terhadap apa yang disarankan atau diinginkan.” (Jacob, 1970)4. Adalah aktivitas para pemegang kekuasaan dan membuat keputusan

(Dubin, 1951) 5. Adalah langkah pertama yang hasilnya berupa pola interaksi kelompok

yang konsisten dan bertujuan menyelesaikan problem-problem yang

berkaitan (Humphill, 1954) 6. Adalah suatu proses mempengaruhi aktivitas kelompok dalam rangka

perumusan dan pencapaian tujuan (Stogdill, 1948)7. Adalah kegiatan dalam mempengaruhi orang lain untuk bekerja keras

dengan penuh kemauan untuk tujuan kelompok (George Terry) 8. Adalah mempengaruhi orang lain agar ikut serta dalam mencapai tujuan

umum. (Koontz Dan O’donnell)

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 83

Page 84: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

9. Adalah proses dalam mempengaruhi kegiatan-kegiatan seseorang atau

kelompok dalam usahanya mencapai tujuan di dalam suatu situasi

tertentu (Blanchard) 10. Adalah aktivitas mempengaruhi orang-orang agar mau bekerja sama

untuk mencapai beberapa tujuan yang mereka inginkan (Ordway Tead) 11. Adalah suatu kemampuan untuk mengajak atau mengarahkan orang-

orang tanpa memakai perlawanan atau kekuatan formal jabatan atau

keadaan luar (Reuter).12. Adalah kemampuan untuk menciptakan kegiatan kelompok mencapai

tujuan organisasi dengan efektivitas maksimum dan kerja sama dari tiap-

tiap individu (G.L. Freeman & E.K. Taylor).13. Adalah mempengaruhi kegiatan orang-orang lain (F.A. Nigro) 14. Adalah kemampuan mengajak orang-orang lain untuk mencapai tujuan

tertentu dengan penuh semangat (Keith Davis) 15. Beberapa istilah (terms) yang selama ini dikenal adalah : pemimpin

(leader), pimpinan, manajer. pemimpin (leader) adalah orang yang

melakukan atau menjalankan kepemimpinan (leadership). Sedangkan

“Pimpinan” mencerminkan kedudukan seseorang atau sekelompok pada

hierarki tertentu dalam suatu organisasi, yang mempunyai bawahan,

karena kedudukannya dimana yang bersangkutan mendapatkan atau

mempunyai kekuasaan formal (wewenang, authority), dan tanggung

jawab. istilah lain yang mempunyai makna sama dengan pimpinan

adalah “atasan” atau “kepala” dan sebagaimana telah banyak dikenal

“manajer”. sedangkan khusus dalam lingkup publik/pemerintahan,

pimpinan dikenal dengan sebutan “pejabat” yaitu seseorang yang

diangkat untuk menduduki/ memangku suatu jabatan.

J. Jelaskan tugas, dan peranan pemimpin!1. Tugas pemimpin

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 84

Page 85: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

Tugas pemimpin antara lain menurut James A.F Stonen, tugas utama

seorang pemimpin adalahsebagai berikut:

a. Pemimpin bekerja dengan orang lain. Seorang pemimpin

bertanggung jawab untuk bekerja dengan orang lain, salah satu

dengan atasannya, staf, teman sekerja atau atasan lain dalam

organjsasi sebaik orang diluar organisasi;

b. Pemimpin adalah tanggung jawab dan mempertanggungjawabkan

(akuntabilitas);

c. Seorang pemimpin bertanggungjawab untuk menyusun tugas

menjalankan tugas, mengadakan evaluasi, untuk mencapai outcome

yang terbaik. Pemimpin bertanggung jawab untuk kesuksesan

stafhya tanpa kegagalan;

d. Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas. Proses

kepemimpinan dibatasi sumber, jadi pemimpin hanya dapat

menyusun tugas dengan mendahulukan

prioritas. Dalam upaya pencapaian tujuan pemimpin harus dapat

mendelegasikan tugas-

tugasnya kepada staf;

e. Kemudian pemimpin harus dapat mengatur waktu secara

efektif,dan menyelesaikan masalah secara efektif;

f. Pemimpin harus berpikir secara analitis dan konseptual : Seorang

pemimpin harus menjadi seorang pemikir yang analitis dan

konseptual. Selanjutnya dapat mengidentifikasi masalah dengan

akurat. Pemimpin harus dapat menguraikan seluruh pekerjaan

menjadf lebih jelas dan kaitannya dengan pekerjaan lain;

g. Manajer adalah forcing mediator : Konflik selalu terjadi pada setiap

tim dan organisasi. Oleh karena itu, pemimpin harus dapat menjadi

seorang mediator (penengah);

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 85

Page 86: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

h. Pemimpin adalah politisi dan diplomat: Seorang pemimpin harus

mampu mengajak dan melakukan kompromi. Sebagai seorang

diplomat, seorang pemimpin harus dapat mewakili tim atau

organisasinya;

i. Pemimpin membuat keputusan yang sulit : Seorang pemimpin

harus dapat memecahkan masalah.

2. Peranan Pemimpin

Peranan pemimpin menurut Henry Mintzberg, Peran Pemimpin adalah

sebagai berikut:

a. Peran hubungan antar perorangan, dalam kasus ini fungsinya

sebagai pemimpin yang dicontoh, pembangun tim, pelatih, direktur,

mentor konsultasi;

b. Fungsi peran informal sebagai monitor, penyebar informasi dan juru

bicara;

c. Peran pembuat keputusan, berfungsi sebagai pengusaha,

penanganan gangguan, sumber alokasi, dan negosiator.

BAB IVMANAJEMEN FUNGSI TEKNIS POLRI

A. Kompetensi DasarPara Kapolsek harus memahami tentang manajemen fungsi teknis

Polri. Kemampuan untuk menguasai manajemen fungsi teknis Polri sangat

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 86

Page 87: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

diperlukan oleh seluruh personil Polri terutama yang bertugas pada

kewilayahan. Permasalahannya adalah keterbatasan jumlah personil pada jajaran

polsek, oleh karena itu seluruh personil polsek harus mampu dan menguasai

seluruh fungsi teknis Polri, mereka harus saling membantu (back up) seluruh unit

operasional yang ada.

B. Indikator Hasil Belajar Indikator hasil belajar, merupakan penunjukkan pada batasan atas

rambu-rambu atau parameter yang telah dilaksanakan, terlihat hasil yang dicapai

(capaian dalam proses) dalam peristiwa belajar mengajar yang sudah dilakukan

dan telah ditentukan dalam program pendidikan dan pelatihan tahun anggaran

(prodiklat T.A.) antara lain adalah sebagai berikut:

1. Mampu memahami dan menjelaskan fungsi teknis Shabara;

2. Mampu memahami dan menjelaskan fungsi teknis Binmas ;

3. Mampu memahami dan memjelaskan fungsi teknis Intelkam

4. Mampu memahami dan menjelaskan fungsi teknis reskrim;

5. Mampu memahami dan menjelaskan fungsi teknis lantas.

Kepolisian Negara Republik Indonesia yang selanjutnya disingkat Polri

adalah alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban

masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman,

dan pelayanan pada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam

negeri.10

Oleh karena itu berkaitan dengan program latihan manajemen

kewilayahan dimana para Kapolsek sebagai sasaran dalam prolat maka sudah

barang tentu materi dan pokok bahasannya tidak terlepas dari keberadaan peran

10 Jenderal Polisi Drs. Timur Pradopo. 2011. Peraturan Kepala Kepolisian Negara

Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2011 tentang Manajemen Operasi Kepolisian. Mabes

Polri, Jakarta, 2011, hal 2.

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 87

Page 88: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

Polres kewilayahan. Sehubungan dengan perihal tersebut diatas maka perlu

diketahui tentang apa tugas Polres? Maka dapat dijelaskan bahwa Polres

bertugas menyelenggarakan tugas pokok Polri dalam memelihara keamanan dan

ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan,

pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dan melaksanakan tugas-tugas

Polri lainnya dalam daerah hukum Polres, sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dijelaskan diatas, maka Polres

menyelenggarakan fungsinya yaitu memberikan pelayanan kepolisian kepada

masyarakat, dalam bentuk penerimaan dan penanganan laporan/pengaduan,

dengan kata lain pelayanan kepolisian kepada masyarakat secara terpadu,

antara lain dalam bentuk Laporan Polisi (LP), Surat Tanda Terima Laporan Polisi

(STTLP), Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan (SP2HP), Surat

Keterangan Tanda Lapor Kehilangan (SKTLK), Surat Keterangan Catatan

Kepolisian (SKCK), Surat Tanda Terima Pemberitahuan (STTP), dan Surat Izin

Keramaian.

Polsek juga memiliki unit intelkam sebagai pelaksanaan fungsi intelijen dalam

bidang keamanan guna terselenggaranya deteksi dini (early detection) dan

peringatan dini (early warning) di wilayah hukum polsek terutama tingkat

kecamatan.

Polsek juga mengemban tugas penyelidikan dan penyidikan tindak

pidana, fungsi identifikasi dan fungsi laboratorium forensik lapangan dalam

rangka penegakan hukum, serta pembinaan, koordinasi, dan pengawasan

Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS); pembinaan masyarakat, yang meliputi

pemberdayaan masyarakat melalui perpolisian masyarakat, pembinaan dan

pengembangan bentuk–bentuk pengamanan swakarsa dalam rangka

peningkatan kesadaran dan ketaatan warga masyarakat terhadap hukum dan

ketentuan peraturan perundang-undangan, terjalinnya hubungan antara Polri

dengan masyarakat, koordinasi dan pengawasan kepolisian khusus;

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 88

Page 89: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

pelaksanaan fungsi Sabhara, meliputi kegiatan pengaturan, penjagaan

pengawalan, patroli (Turjawali) serta pengamanan kegiatan masyarakat dan

pemerintah, termasuk penindakan tindak pidana ringan (Tipiring), pengamanan

unjuk rasa dan pengendalian massa, serta pengamanan objek vital, pariwisata

dan Very Important Person (VIP); pelaksanaan fungsi lalu lintas, meliputi

kegiatan Turjawali lalu lintas, termasuk penindakan pelanggaran dan penyidikan

kecelakaan lalu lintas serta registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor dalam

rangka penegakan hukum dan pembinaan keamanan, keselamatan, ketertiban,

dan kelancaran lalu lintas; pelaksanaan fungsi kepolisian perairan, meliputi

kegiatan patroli perairan, penanganan pertama terhadap tindak pidana perairan,

pencarian dan penyelamatan kecelakaan di wilayah perairan, pembinaan

masyarakat perairan dalam rangka pencegahan kejahatan, dan pemeliharaan

keamanan di wilayah perairan.

Dari uraian dan penjelasan diatas maka dapat dijabarkan bahwa tugas

pokok dan 5 (lima) fungsi teknis kepolisian yang mana ruang lingkup dan

tugasnya, Polres berkewajiban menjalan fungsi tersebut. Kemudian peranan

jajaran kewilayahan termasuk di dalamnya polsek secara total harus

melaksanakan peran tugas dan 5 (lima) fungsi teknis kepolisian itu.

A. Jelaskan tugas pokok dan fungsi teknis Shabara! 1. Tugas Pokok Sabhara

a. Memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan

masyarakat.

b. Mencegah dan menangkal seagala bentuk gangguan kamtibmas

baik berupa kejahatan maupun pelanggaran serta gangguan

ketertiban umum lainnya.

c. Melaksanakan tindakan Refresif Tahap Awal ( Repawal ) terhadap

semua bentuk gangguan kamtibmas lainnya guna memelihara

keamanan dan ketertiban masyarakat.

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 89

Page 90: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

d. Melindungi keselamatan orang, harta benda dan masyarakat.

e. Melakukan tindakan refresif terbatas (Tipiring dan pengakan

Perda)

f. Pemberdayaan dukungan satwa dalam tugas operasional Polri.

g. Melaksanakan SAR terbatas.

2. Fungsi Sabhara

Fungsi Sabhara merupakan sebagian Fungsi Kepolisian yang

bersifat preventif yang memerlukan keahlian dan keterampilan khusus

yang telah dikembangkan lagi mengingat masing-masing tugas yang

tergabung dalam fungsi Samapta perlu menyesuaikan dengan tuntutan

perkembangan masyarakat. Perumusan dan pengembangan Fungsi

Samapta meliputi pelaksanaan tugas polisi umum, menyangkut segala

upaya pekerjaan dan kegiatan pengaturan, penjagaan, pengawalan,

patroli, pengamanan terhadap hak Penyampaian Pendapat Dimuka Umum

(PPDU), Pembinaan polisi pariwisata, pembinaan badan usaha jasa

pengamanan ( BUJP ), SAR terbatas, TPTKP, TIPIRING dan GAK

PERDA, pengendalian massa ( dalmas ), negosiasi, pengamanan

terhadap proyek vital / obyek vital dan pemberdayaan masyarakat,

pemberian bantuan satwa untuk kepentingan perlindungan, pengayoman

dan pelayanan. pertolongan dan penertiban masyarakat.

B. Jelaskan Tugas Pokok dan Fungsi Teknis Binmas!1. Tugas Pokok Binmas

Tugas pokok Binmas adalah menyelenggarakan pembinaan

masyarakat yang meliputi pembinaan teknis Polmas dan kerja sama dengan

instansi pemerintah / lembaga / organisasi masyarakat, pembinaan bentuk-

bentuk pengamanan swakarsa serta pembinaan keamanan dan ketertiban

masyarakat dalam rangka memberdayakan upaya pencegahan masyarakat

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 90

Page 91: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

terhadap kejahatan serta meningkatkan hubungan sinergitas Polri-

masyarakat

2. Fungsi Binmas.

Fungsi Binmas antara lain adalah sebagai berikut:

a. Penyelenggaraan pembinaan teknis Polmas

b. Penyenggaraan kerjasama dengan instansi pemerintah / lembaga /

organisasi masyarakat

c. Pembinaan bentuk-bentuk pengamanan swakarsa

d. Pemberdayaan upaya pencegahan masyarakat terhadap kejahatan

e. Peningkatan hubungan sinergitas Polri – masyarakat

C. Jelaskan Tugas Pokok Dan Fungsi Teknis Intelkam!1. Tugas Pokok Intelkam adalah sebagai berikut:

a. Menyelenggarakan dan membina fungsi Intelijen bidang keamanan,

termasuk perkiraan intelijen, persandian, pemberian pelayanan dalam

bentuk surat izin/keterangan yang menyangkut orang asing, senjata

api dan bahan peledak, kegiatan sosial politik masyarakat dan Surat

Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) kepada masyarakat serta

melakukan pengamanan, pengawasan terhadap pelaksanaannya.

b. Membina dan menyelenggarakan kegiatan intelijen dalam bidang

keamanan, termasuk persandian dan produk intelijen, pembentukan

dan pembinaan jaringan intelijen Kepolisian baik sebagai bagian dari

kegiatan Satuan Intelkam maupun sebagai bahan masukan

penyusunan rencana kegiatan opreasional dan peringatan dini ( Early

Warning ).

c. Memberikan pelayanan administrasi dan pengawasan senjata api

atau bahan peledak, orang asing dan kegiatan sosial atau politik

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 91

Page 92: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

d. Mengumpulkan dan mengolah data serta menyajikan informasi dan

dokumentasi kegiatan Satuan Intelkam.

2. Fungsi Intelkam adalah sebagai berikut:

a. Penyelenggaraan kegiatan intelijen dalam bidang keamanan antara

lain persandian dan produk intelijen di lingkungan polres.

b. Pelaksanaan kegiatan opreasional intelijen kemanan guna

terselenggaranya deteksi dini ( Early Detection ) dan peringatan dini

(Early Warning) melalui pemberdayaan personil pengemban fungsi

Intelijen.

c. Pengumpulan, penyimpanan dan pemutakhiran biodata tokoh formal

atau informan organisasi social masyarakat, politik dan pemerintah.

d. Pengdokumentasian dan penganalisaan terhadap perkembangan

lingkungan strategi serta penyusunan produk intelijen untuk

mendukung kegiatan polres.

e. Penyusunan prakiraan intelijen keamanan dan menyajikan hasil

analisis setiap perkembangan yang perlu mendapat perhatian

pimpinan.

f. Pemberian pelayanan dalam bentuk surat ijin atau keterangan yang

menyangkut, orang asing, senjata api dan bahan peledak serta

kegiatan sosial atau politik masyarakat dan SKCK kepada masyarakat

yang membutuhkan serta melakukan pengawasan dan pengamanan

atas pelaksanaan.

D. Jelaskan Tugas Pokok Dan Fungsi Teknis Reskrim !

1. Tugas pokok Reskrim

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 92

Page 93: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

Tugas pokok Reskrim adalah sebagai berikut:Reskrim bertugas

membina fungsi dan menyelengarakan kegiatan-kegiatan penyelidikan dan

penyidikan tindak pidana termasuk fungsi Identifikasi dalam rangka

penegakan hukum, koordinasi dan operasional dan adminitrasi penyidikan

PPNS sesuai ketentuan-ketentuan dan peraturan yang berlaku.

2. Fungsi Teknis Reskrim

Fungsi Teknis Reskrim menyelengarakan fungsi antara lain

adalah sebagai berikut :

a. Pembinaan fungsi / penyelidikan tindak pidana, termasuk fungsi

Identifikasi serta kegiatan-kegiatan lain yang menjadi tugas Sat Reskrim

dalam lingkungan Polres.

b. Penyelenggaraan kegiatan-kegiatan penyelidikan / penyidikan tindak

pidana umum dan tertentu, dengan memberikan pelayanan /

perlindungan khusus kepada korban / pelaku remaja, anak dan wanita

dalam rangka penegakan hukum sesuai ketentuan hukum yang berlaku.

c. penyelenggaraan Fungsi Identifikasi baik untuk kepentingan penyidikan

maupun pelayanan umum.

d. Penyelenggaraan pembinaan teknis dan koordinasi dan pengawasan

operasional dan administrasi penyidik PPNS.

e. Pelaksanaan analisis setiap kasus dan isu-isu menonjol besetra

penanganannya dan mempelajari / mengkaji efektifitas pelaksanaan

tugas-tugas fungsi Reskrim

E. Jelaskan Tugas Pokok Dan Fungsi Teknis Lantas !1. Tugas Pokok Lantas

Tugas Pokok Lantas melaksanakan Turjawali (pengaturan, penjagaan,

pengawalan, dan patroli) lalu lintas, pendidikan masyarakat lalu lintas

(Dikmaslantas), pelayanan registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor dan

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 93

Page 94: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

pengemudi, penyidikan kecelakaan lalu lintas (sidik lakalantas) dan

penegakan hukum (gakkum) di bidang lalu lintas.

2. Fungsi Teknis Lantas

Fungsi Teknis Lantas adalah Penyelenggaraan tugas pokok Polri di bidang

Lalu Lintas dan merupakan penjabaran kemampuan teknis professional khas

Kepolisian, yang meliputi :

a. Penegakan Hukum Lantas ( Police traffic Law Enforcement )

b. Pendidikan Masyarakat tentang Lantas ( Police Traffic Education )

c. Ketekhnikan Lantas ( Police traffic Engineering )

d. Registrasi/Identifikasi Pengemudi dan Kendaraan ( Driver and Vehicle

Identification )

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 94

Page 95: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

BAB V KARAKTERISTIK WILAYAH TUGAS

A. Kompetensi DasarPara Kapolsek harus memahami karakteristik wilayah tugas.

Kompetensi ini diharapkan agar para Kapolsek beserta seluruh anggota unit

operasional dan staf polsek mampu menyesuaikan diri, tumbuhnya sikap

kewaspadaan dan antisipasi terhadap segala ancaman yang akan muncul terkait

gangguan kamtibmas diwilayahnya, memahami berbagai kendala yang akan

dihadapi sedini mungkin, harapannya berupaya mencari solusinya dan tidak

mengeluh terhadap berbagai tugas yang diembannya dalam melayani dan

mengayomi masyarakat.

B. Indikator Hasil Belajar Indikator hasil belajar, merupakan penunjukkan pada batasan atas

rambu-rambu atau parameter yang telah dilaksanakan, terlihat hasil yang dicapai

(capaian dalam proses) dalam peristiwa belajar mengajar yang sudah dilakukan

dan telah ditentukan dalam program pendidikan dan pelatihan tahun anggaran

(prodiklat T.A.) antara lain adalah sebagai berikut:

1. Mampu memahami dan menjelaskan Profil dan Letak Wilayah dalam

Provinsi Jambi, Letak Wilayah dan Topografi, Klimatologi, Penggunaan

Lahan, Potensi Wilayah, Demografi Penduduk;

2. Mampu memahami dan menjelaskan perlunya Polisi mengetahui Adat

Istiadat suatu daerah / tempat?

;

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 95

Page 96: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

C. Jelaskan Profil dan Letak Wilayah dalam Provinsi Jambi, Letak Wilayah dan Topografi, Klimatologi, Penggunaan Lahan, Potensi Wilayah, Demografi Penduduk!

Situasi klimatologi, profil dan letak wilayah dalam provinsi jambi,

letak wilayah dan topografi permasalahan penggunaan lahan, potensi wilayah,

demografi penduduk, adalah kondisi yang sangat mempengaruhi kemampuan

personil Polisi dalam mengemban tugas dikewilayahan

1. Profil dan Letak Wilayah dalam Provinsi JambiProvinsi Jambi dibentuk berdasarkan Undang-Undang Darurat Nomor

19 tahun 1957, tentang Pembentukan Daerah-Daerah Swatantra Tingkat I

Sumatera Barat, Jambi dan Riau, yang kemudian ditetapkan menjadi Undang-

Undang Nomor 61 tahun 1958 (Lembaran Negara Tahun 1958 Nomor 112), yang

terdiri dari 5 Kabupaten dan 1 Kota. Pada tahun 1999, dilakukan pemekaran

terhadap beberapa wilayah administratif di Provinsi Jambi melalui Undang-

undang Nomor 54 tahun 1999 tentang pembentukan Kabupaten Sarolangun,

Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung

Timur. Selanjutnya melalui Undang-undang nomor 25 tahun 2008, tentang

Pembentukan Kota Sungai Penuh, sehingga sampai tahun 2010, secara

administratif Provinsi Jambi menjadi 9 Kabupaten dan 2 Kota.

Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang

Tata Cara Pelaksanaan Tugas dan Wewenang serta Kedudukan Keuangan

Gubernur sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah Provinsi sebagaimana telah di

ubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2011, maka Gubernur juga

berkewajiban menyampaikan informasi kegiatan yang dilaksanakan oleh Instansi

Vertikal yang berada pada wilayah Pemerintah Provinsi Jambi.

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 96

Page 97: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

2. Letak Wilayah dan Topografi.Secara geografis Provinsi Jambi terletak pada 0o45’-2o45’ Lintang

Selatan, dan 101o10’-104o55’ Bujur Timur di bagian tengah Pulau Sumatera,

sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Riau. Sebelah Timur dengan Laut

Cina Selatan Provinsi Kepulauan Riau, sebelah Selatan berbatasan dengan

Provinsi Sumatera Selatan dan sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi

Sumatera Barat. Posisi Provinsi Jambi cukup strategis karena langsung

berhadapan dengan kawasan pertumbuhan ekonomi yaitu IMS-GT (Indonesia,

Malaysia, Singapura Growth Triangle). Luas wilayah Provinsi Jambi sesuai

dengan Undang-undang Nomor 19 tahun 1957, tentang Pembentukan Daerah-

Daerah Swatantra Tingkat I Sumatera Barat, Jambi dan Riau, yang kemudian

ditetapkan menjadi Undang-Undang Nomor 61 tahun 1958 (Lembaran Negara

Tahun 1958 Nomor 112) adalah seluas 53.435,72 km2 dengan luas daratan

50.160,05 km2 dan luas perairan 3.274,95 Km2 yang terdiri atas :

a. Kabupaten Kerinci 3.355,27 Km2 (6,67%)

b. Kabupaten Bungo 4.659 Km2 (9,25%)

c. Kabupaten Merangin 7.679 Km2 (15,25%)

d. Kabupaten Sarolangun 6.184 Km2 (12,28%)

e. Kabupaten Batanghari 5.804 Km2 (11,53%)

f. Kabupaten Muaro Jambi 5.326 Km2 (10,58%)

g. Kabupaten Tanjab Barat 4.649,85 Km2 (9,24%)

h. Kabupaten Tanjab Timur 5.445 Km2 (10,82%)

i. Kabupaten Tebo 6.641 Km2 (13,19%)

j. Kota Jambi 205,43 Km2 (0,41%)

k. Kota Sungai Penuh 391,5 Km2 (0,78%)

Secara administratif, jumlah kecamatan dan desa/kelurahan di Provinsi

Jambi tahun 2010 sebanyak 131 Kecamatan dan 1.372 Desa/Kelurahan, dimana

jumlah Kecamatan dan Desa/Kelurahan terbanyak di Kabupaten Merangin yaitu

24 Kecamatan dan 212 Desa/Kelurahan.

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 97

Page 98: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

Secara topografis, Provinsi Jambi terdiri atas 3 (tiga) kelompok variasi ketinggian

(Bappeda, 2010):

a. Daerah dataran rendah 0-100 m (69,1%), berada di wilayah timur sampai

tengah. Daerah dataran rendah ini terdapat di Kota Jambi, Kabupaten

Tanjung Jabung Barat, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, sebagian

Kabupaten Batanghari, Kabupaten Bungo, Kabupaten Tebo, Kabupaten

Sarolangun dan Kabupaten Merangin

b. Daerah dataran dengan ketinggian sedang 100-500 m (16,4%), pada

wilayah tengah. Daerah dengan ketinggian sedang ini terdapat di Kabupaten

Bungo, Kabupaten Tebo, Kabupaten Sarolangun dan Kabupaten Merangin

serta sebagian Kabupaten Batanghari; dan

c. 3) Daerah dataran tinggi >500 m (14,5%), pada wilayah barat. Daerah

pegunungan ini terdapat di Kabupaten Kerinci, Kota Sungai Penuh serta

sebagian Kabupaten Bungo, Kabupaten Tebo, Kabupaten Sarolangun dan

Kabupaten Merangin.

Provinsi Jambi memiliki topografi wilayah yang bervariasi mulai dari

ketinggian 0 meter dpl di bagian timur sampai pada ketingian di atas 1.000 meter

dpl, ke arah barat morfologi lahannya semakin tinggi dimana di bagian barat

merupakan kawasan pegunungan Bukit Barisan yang berbatasan dengan

Provinsi Bengkulu dan Sumatera Barat yang merupakan bagian dari kawasan

Taman Nasional Kerinci Seblat.

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 98

Page 99: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

3. KlimatologiProvinsi Jambi sebagai salah satu Provinsi di Sumatera yang terkenal

dengan iklim tropis dan kaya akan sumberdaya alam dan keanekaragaman

hayati, namun juga tetap menjadi kerentanan terjadi perubahan iklim. Gejala

perubahan iklim seperti kenaikan temperatur, perubahan intensitas dan periode

hujan, pergeseran musim hujan/kemarau, dan kenaikan muka air laut, akan

mengancam daya dukung lingkungan dan kegiatan seluruh sektor pembangunan.

Sepanjang tahun 2011, Provinsi Jambi memiliki karakteristik curah

hujan sedang dan lembab, sehingga Jambi termasuk daerah yang beriklim tropis.

Rata-rata curah hujan pada tahun 2010 mencapai 3.030 mm, sedangkan jumlah

penyinaran matahari 4,2 jam perhari dengan kelembaban udara rata-rata sebesar

97%. Suhu udara rata-rata mencapai 27 derajat Celsius, sedangkan untuk

dataran tinggi di Wilayah Barat mencapai 22 derajat celcius.

4. Penggunaan Lahan

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK) 99

Page 100: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

Di luar hutan, penggunaan lahan Provinsi Jambi masih didominasi oleh

perkebunan karet dengan kontribusi sebesar 26,20%. Diikuti oleh perkebunan

sawit sebanyak 19,22%. Sebagian besar lahan di Provinsi Jambi digunakan

untuk kegiatan budidaya pertanian, baik pertanian lahan sawah maupun

pertanian lahan bukan sawah. Berdasarkan karakter komplek ekologinya,

perkembangan kawasan budidaya khususnya untuk pertanian terbagi atas tiga

daerah yaitu kelompok ekologi hulu, tengah dan hilir. Masing-masing memiliki

karakter khusus, dimana pada komplek ekologi hulu merupakan daerah yang

terdapat kawasan lindung, ekologi tengah merupakan kawasan budidaya dengan

ragam kegiatan yang sangat bervariasi dan komplek ekologi hilir merupakan

kawasan budidaya dengan penerapan teknologi tata air untuk perikanan

budidaya dan perikanan tangkap.

5. Potensi Wilayah

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK)100

Page 101: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 26 Tahun 2008 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Kawasan Strategis Nasional adalah

wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh

sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan

keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau Iingkungan, termasuk

wilayah yang ditetapkan sebagai warisan dunia. Kawasan strategis nasional yang

berada di Provinsi Jambi ditetapkan dengan pertimbangan dari sudut kepentingan

fungsi dan daya dukung lingkungan hidup. Adapun Kawasan Strategis Nasional

yang termasuk dalam kawasan wilayah Provinsi Jambi meliputi :

a. Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (Provinsi Jambi, Sumatera Barat,

Bengkulu dan Sumatera Selatan);

b. Kawasan Taman Nasional Berbak (Provinsi Jambi);

c. Kawasan Taman Nasional Bukit Tigapuluh (Provinsi Jambi dan Riau);

d. Kawasan Taman Nasional Bukit Duabelas (Provinsi Jambi);

6. Demografi PendudukMenurut BPS (2010), penduduk Provinsi Jambi tahun 2010 berjumlah

3.092.265 jiwa dengan tingkat kepadatan rata-rata sebesar 61,65 jiwa/km2

kecuali Kota Jambi sebesar 2.588,99 jiwa/km2 dan Kota Sungai Penuh sebesar

210,20 jiwa/km2. Sebagaimana karakter ibukota Provinsi pada umumnya yaitu

sebagai pusat pemerintahan, industri dan perdagangan, maka Kota Jambi juga

merupakan daerah tujuan arus migrasi.

Dilihat dari posisi kewilayahan barat dan timur, maka prosentase

distribusi penduduk di kedua wilayah tersebut terlihat relative seimbang, yaitu

52% untuk wilayah timur (Batanghari, Muaro Jambi, Tanjung Jabung Barat,

Tanjung Jabung Timur dan Kota Jambi), dan 48% untuk wilayah barat (Kerinci,

Sungai Penuh, Merangin, Sarolangun, Bungo dan Tebo).

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK)101

Page 102: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

D. Mengapa Polisi perlu mengetahui Adat Istiadat suatu daerah / tempat?Polisi berperan sebagai pemecah masalah (solving problem) dalam

berbagai permasalahan yang menimpa masyarakat yang terjadi di wilayah

penugasan, oleh karena itu pada saat personil Polri berada di wilayah polsek

maka yang perlu mendapat perhatian utama adalah ketentuan yang berkaitan

adat istiadat dalam rangka menerapkan menejemen kesan. Hal ini diperlukan

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK)102

Page 103: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

dalam rangka penyesuaian diri dan penegasan kepada diri pribadi pada masing-

masing personil Polsek untuk berusaha beradaptasi dengan masyarakat dan

lingkungannya. Kecepatan dan kemampuan beradaptasi terhadap situasi,

kondisi masyarakat, pada wilayah penugasan bertujuan meminimalisir konflik,

meminimalisir permasalahan sebagai akibat ketidaktahuan personil Polisi itu

terhadap norma-norma yang berlaku di masyarakat. Kemudian mencegah

pelanggaran yang sering dilakukan oleh personil Polsek, dan mengurangi sikap

arogansi ataupun kesewenang-wenangan terkait pelaksanaan tupoksi Polri.

Polres/Ta beserta Polsek/Ta dan komunitas Babinkamtibmasnya

memiliki peran dalam penguasaan karakteristik, teritorial, dan wilayah hukumnya.

Oleh karena itu perlu bagi personil kepolisian yang bertugas dikewilayahan

hendaknya memahami apa itu adat istiadat masyarakat wilayah setempat.

1. Pengertian Adat IstiadatAdat Istiadat adalah tingkah laku yang telah menjadi kebiasaan dan

telah terstruktur dalam kehidupan suatu masyarakat. Tingkah laku

tersebut senantiasa dijunjung tinggi dan ditaati oleh seluruh

masyarakat yang berada dalam lingkungan daerah tersebut.

2. Polisi perlu ( harus ) mengetahui Adat Istiadat suatu daerah / setempat.Polisi perlu melakukan pendekatan secara humanis kepada

masyarakatnya, terkandung tujuan supaya dapat diterima oleh

masyarakat setempat secara tulus dan ikhlas, oleh karena itu, polisi

harus memahami adat istiadat masyarakat dimana polisi tersebut

bertugas. Adapun tujuannya adalah untuk mendapatkan dukungan /

simpati dari kelompok masyarakat setempat. Pendekatan yang harus

dilakukan oleh polisi terutama diarahkan kepada Tokoh Masyarakat

(tokoh agama/alim ulama, tokoh pemuda, cendekiawan dan lain-lain ).

Kegiatan pendekatan oleh polisi terhadap masyarakat adalah

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK)103

Page 104: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

merupakan keharusan sebagai upaya beradaptasi / membaur dengan

masyarakat dimana polisi yang bersangkutan bertugas, sebagaimana

pepatah mengatakan : ” Dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung ”.

3. Latar Belakang Hukum Adat Jambia. Hukum Adat Jambi telah ada sejak dahulu kala yang lahir

bersama-sama dengan Adat Jambi yang didalamnya

mengandung Hukum Adat, berkembang sejalan dengan

perkembangan masyarakat Jambi itu sendiri.

b. Sejak Rangkayo Hitam selaku penguasa kerajaan Jambi

membawa rakyat memeluk agama Islam, kemudian Adat Jambi

mulai menyesuaikan dengan kaidah agama serta sepanjang tidak

merusak iman dan taqwa menurut agama ada ketentuan-

ketentuan Hukum Syarak yang disesuaikan dengan ketentuan

Hukum Adat.

c. Keadaan Demografi / Kependudukan

Penduduk Jambi terdiri atas beberapa suku atau etnis baik

penduduk asli maupun penduduk pendatang, yaitu :

1). Penduduk Asli, terdiri dari :a) Suku Kubu yang dikenal dengan Suku Anak Dalam

( SAD )

b) Suku Bajau

c) Suku Kerinci dan Orang Batin

d) Suku Melayu Jambi

2). Penduduk PendatangPenduduk pendatang dari daerah lain juga sangat

mempengaruhi pertumbuhan jumlah penduduk Jambi dari

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK)104

Page 105: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

tahun ke tahun, dimana penduduk pendatang dimaksud

antara lain :

a) Suku Minangkabau, yang disebut masyarakat adat ” Penghulu ”

b) Palembang ( Sumatera Selatan ), yang disebut

masyarakat ”suku Pindah ”

c) Suku Jawa

d) Suku Sunda

e) Suku Bugis

f) Suku Banjar

g) Suku Batak

h) Suku Aceh

i) Suku/Etnis keturunan ( Cina, Arab dan India)

d. Penduduk asli Suku Kubu yang terkenal dengan sebutan “ Suku Anak Dalam ( SAD ) adalah juga bagian dari masyarakat /

penduduk “ Pucuk Jambi Sembilan Lurah “, namun mereka

tidak tunduk pada Hukum Adat Jambi karena mereka

mempunyai hukum adat sendiri.

e. Sebagai bagian dari masyarakat Jambi, penduduk pendatang

senantiasa tunduk pada Hukum Adat Jambi, seperti kata pepatah

: “ Dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung, Dimana Tembilang dicacak, disitu tanaman tumbuh, Dimana Air disauk disitu ranting dipatah “. Daerah Hukum Adat Jambi

disebut juga “ Pucuk Jambi Sembilan Lurah “.

f. Masyarakat Jambi ( Penduduk Asli ) seluruhnya beragama

Islam dan mereka sepakat menetapkan azas yang berbunyi : “ Adat Bersendi Syarak, Syarak Bersendi Kitabullah “ artinya :

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK)105

Page 106: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

Adat Jambi harus sesuai dengan Syari’at ajaran Islam

berdasarkan Al Qur’an dan Hadist.

4. Tujuan Hukum Adat Jambia. Para ahli hukum sebahagian berpendapat bahwa Hukum Adat

adalah Hukum yang tidak tertulis / tidak memiliki Naskah, namun

pendapat tersebut tidak selamanya benar karena Hukum Adat

Jambi dibuat dalam bentuk naskah sebagaimana hukum positif,

bentuk naskah dimaksud disebut pantun, seloko, pepatah-petitih yang hidup dalam masyarakat secara turun temurun dan

disepakati, diakui dan dipatuhi oleh warga masyarakat tersebut.

b. Sebagai pelaksana Hukum Adat tersebut adalah para Tua

Tengganai, cerdik pandai, alim ulama dan tokoh-tokoh adat yang

diumpamakan sebagai Daging Negeri ( pemimpin-pemimpin

adat yang keberadaannya diakui oleh masyarakat adat ). Hukum

Adat merupakan Hukum Perdamaian yang tegak kokoh ditengah

masyarakat. Sanksi hukum yang paling berat bagi pelanggar

Hukum Adat ini adalah “ sanksi moral “ dari masyarakat, yaitu

diasingkan dari masyarakat ( dari Mukonando ).

c. Hukum Adat Jambi sebagai hukum perdamaian, putusannya

selalu berdasar rasa keadilan dan oleh karena itu warga

masyarakat yang bersalah lebih mengutamakan penyelesaian

dengan Hukum Adat daripada hukum Positif.

Dalam Hukum Adat antara orang yang berperkara selalu

diupayakan : “ keruh dijernihkan, bengkok diluruskan “,

maksudnya dikembalikan kepada keadaan semula sebagaimana pepatah : “ Semak dihulu dikehulukan, semak dihilir dikehilirkan, semak ditengah, dikampungkan “. Dari

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK)106

Page 107: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

pepatah tersebut jelas bahwa semua sanksi Hukum Adat,

kembali kepada rasa keadilan dan kepatutan.

5. Dasar-dasar Hukum Adat Jambia Hukum Adat Jambi memiliki dasar / sendi yang kuat, karena

walaupun dalam rentan waktu panjang dan hidup dalam

kekuasaan permerintahan silih berganti namun keberadaan

hukum adat tersebut tetap kokoh ditengah – tengah masyarakat

hingga saat ini.

b Hukum Adat Jambi ternyata mengatur segi-segi kehidupan

perorangan maupun kemasyarakatan ( sosial ), sampai pada

persoalan yang sekecil-kecilnya dengan perangkat hukum yang

sederhana berupa ” pepatah – petitih dan seloko adat ”. Hukum Adat Jambi senantiasa dilaksanakan dengan jujur dan

penuh rasa tanggung jawab oleh para pelaksananya yaitu “

pemangku adat “ hal tersebut dilakukan demi terwujudnya

ketertiban dan rasa aman ditengah-tengah kehidupan

masyarakat.

c Adapun yang menjadi dasar / landasan hukum adat Jambi adalah

apa yang disebut dengan “Induk Undang” yang sekaligus

sebagai pandangan hidup yang membentuk watak dan

kepribadian anggota masyarakat Jambi yang dikenal dengan

semboya ” Pucuk Jambi Sembilan Lurah ”, terdiri dari 5 ( lima )

macam :

1) Titian Teras Bertangga Batu

2) Cermin Nan Tidak Kabur

3) Lantak Nan Tidak Goyah

4) Nan tidak Lapuk karena Hujan, tidak Lekang karena Panas

5) Kato Seiyo

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK)107

Page 108: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

Kelima dasar / landasan Hukum Adat Jambi tersebut

dinamakan : “Induk Undang Nan Lima”. Sesuai dengan

kedudukannya maka dalam menetapkan Hukum Adat atau

menyelesaikan persoalan yang timbul harus berdalilkan pada

prinsip-prinsip yang terkandung dalam Induk Undang tersebut.

” PRINSIP-PRINSIP INDUK NAN LIMA ” dimaksud adalah :Dasar Pertama : “Titian Teras Bertangga Batu”,

maksudnya : ketentuan yang bersumber

hadist Nabi dengan Firman Allah yang

tercantum dalam Al Qur’an yang disebut

“Syarak” dijadikan tuntunan utama.

Dasar Kedua : “Cermin Nan tidak Kabur”, maksudnya :

ketentuan yang sudah ada berasal dari

masa berabad – abad silam yang telah

terbukti kebenarannya dan kebaikannya

dalam mengayomi masyarakat.

Dasar Ketiga : “Lantak Nan Tak Goyah”, maksudnya :

dalam menentukan hukum dan

melaksanakannya orang berwenang

harus memiliki mental dan tekad yang

teguh sehingga keadilan bagi semua

orang dapat ditegakkan.

Dasar Keempat : “Nan Tidak Lapuk karena Hujan, tidak Lekang karena Panas”, maksudnya :

berpegang pada kebenaran yang tidak

berubah “Dianjak Layu, dianggu mati”.

Dasar Kelima : “Kato Seiyo”, maksudnya :

pembicaraan yang sudah

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK)108

Page 109: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

dimusyawarahkan / dimufakati. Kato

Seiyo diperoleh melalui perundingan

dengan mendengarkan pendapat orang

yang patut didengar sehingga dicapai

kesepakatan yang harus diakui dan

dipatuhi bersama, sebagaimana bunyi

seloko adat berikut ini :

- Elok air karena pembuluh- Elok kato karena mufakat- Bulat boleh digulingkan- Pipih boleh dilayangkan

6. Hukum Tanah Adata. Tanah Adat

1). Pada Zaman pemerintahan Sultan, daerah jambi dibagi

menjadi beberapa daerah yang disebut kalbu. Kalbu

dipimpin oleh seorang wakil Raja dengan nama

“Temenggung”. Setiap daerah / kalbu mempunyai daerah

bawahan, segala sesuatu persoalan diselesaikan dengan

musyawarah dalam kerapatan adat yang dipimpin Raja.

2). Pemerintahan Hindia Belanda sekitar tahun 1927

mengadakan pembagian daerah administratif sebagai

daerah bawahan yang disebut marga. Marga dikepalai oleh

seorang Pesirah yaitu sebagai kepala Pemerintahan juga

kepala Adat Marga tersebut.

3). Kelompok masyarakat hukum adat yang ada pada kalbu dan

marga, secara bersama-sama atau individu mempunyai

hubungan hukum dengan tanah yang berada dikawasan

masyarakat tersebut. Demikian juga dengan tanah warisan

leluhur berisikan wewenang untuk mempergunakan /

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK)109

Page 110: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

mengolah tanah dan segala yang ada di atas / bawahnya

termasuk perairan, sungai dan danau serta isinya.

4). Hubungan hukum antara masyarakat dengan tanah

lingkungan serta penggunaannya menjadi wewenang

kepala Adat setempat dan menurut konsepsi hukum dalam

wilayah masyarakat hukum adat yang bersangkutan

merupakan kekuasaan dari pada masyarakat itu sendiri

sehingga mereka dapat mengatur segala urusan yang

berkenaan dengan tanah yang ada dalam wilayah

persekutuannya.

7. Tanah Margoa. Status tanah dalam hukum adat disamping hak margo juga dikenal

hak milik perorangan.

- Tanah hak Margo, adalah hak yang dipunyai oleh semua anggota

masyarakat Margo, untuk menguasai seluruh tanah dalam

lingkungan wilayahnya.

- Tanah perorangan, adalah suatu hak yang diberikan kepada

warga desa atau orang luar atas sebidang tanah yang berada

dalam wilayah hak Margo.

b. Berdasar Hukum Adat, tanah bagi masyarakat Jambi mempunyai arti

luas dan status yang tersendiri dibanding dengan harta benda yang

lainnya. Masalah tanah berkaitan erat dengan kewenangan dari

masyarakat Hukum Adat untuk menguasai tanah yang ada dalam

lingkungannya, maupun dalam hubungannya dengan penguasaan

tanah oleh warga masyarakat dan untuk memanfaatkannya maupun

memungut hasil dari tanam tumbuh yang hidup diatasnya.

c. Proses terjadinya penguasaan dan milik perorangan atas Tanah hak Margo, adalah :

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK)110

Page 111: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

1) Membuka HutanMasyarakat Margo dalam membuka hutan dapat dilakukan

secara perseorangan ataupun secara bersama-sama. Jika

membuka lahan dilakukan secara perseorangan, maka tanah

tersebut menjadi hak milik perseorangan, tetapi jika dikerjakan

secara bersama-sama akan menjadi hak milik bersama yang

disebut dengan “ punyo besama “ misalnya kebun karet, kebun

durian, kebun duku, sawah atau tanaman lainnya.

2) Melalui perwarisan dan hibahSebagai kelangsungan pemilikan tanah oleh ahli waris dari tanah

yang bersumber dari Hak Margo melalui pewarisan, yaitu jika

yang empunya meninggal dunia maka harta berupa tanah

menurut hukum waris akan jatuh kepada ahli waris. Sementara

pemberian tanah melalui hibah seorang kepada orang lain yang

disukainya, hibah tersebut kadang-kadang tidak memakai surat

hanya dengan lisan dan diberitahukan kepada anggota keluarga.

3) Transaksi tanahTransaksi tanah terjadi melalui pembelian atau jual beli, hak atas

tanah telah beralih dari pemilik asal kepada si pembeli.

4) Perjajian bagi tanaman ( paroan )5) Penguasaan tanah melalui hubungan sewa menyewa.

d. Keadaan tanah hak Margo dapat diukur dengan 3 (tiga) unsur, yaitu :

1) Unsur masyarakat adat, yaitu kelompok orang yang masih

terikan tatanan hukum adatnya sebagai warga suatu

persekutuan.

2) Unsur wilayah, terdapatnya wilayah atau milik masyarakat

hukum adat yang menjadi lingkungan hidup para warga

persekutuan hukum tersebut.

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK)111

Page 112: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

3) Unsur hubungan antara masyarakat tersebut dengan

wilayahnya, yaitu terdapatnya tatanan hukum adat mengenai

perngurusan, penguasaan dan penggunaan tanah tersebut.

8. Semboyan masing-masing daerah dalam wilayah Provinsi Jambi :a. Provinsi Jambi : “Sepucuk Jambi Sembilan lurah”

b. Muaro Jambi : “Bumi Sailun Salimbai”

c. Batang Hari : “Serentak Bak Regam”

d. Tanjabbarat : “Bumi Serengkuh Dayung Serentak

Ketujuan”

e. Tanjabtimur: :“Sepucuk Nipah Serumpun Nibung”

f. Bungo : :“Bumi Langkah Serentak Limbai Seayun”

g. Tebo : “Serentak Galah Serengkuh Dayung”

h. Merangin : “Tali Undang Tambang Jeleti”

i. Sarolangun : “Sepucuk Adat Serumpun Peseko”

j. Kerinci : “Sepenggal Tanah Surga, Bumi Sakti Alam

Kerinci”

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK)112

Page 113: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

BAB VITERAMPIL MELAKSANAKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

KAPOLSEK

A. Kompetensi DasarPara Kapolsek harus mampu dan terampil dalam melaksanakan tugas

pokok dan fungsi sebagai Kapolsek. Pada pokok bahasan ini diharapkan

peserta didik/ siswa para Kapolsek mampu mengambil sikap, berbuat, berupaya

melalui tindakan nyata, menguasai prinsip dasar, asas-asas dan teori

manajemen dalam mengendalikan Polsek/Ta. Cepat tanggap darurat dalam

situasi kontijensi, Mahir dalam penguasaan manajemen operasional Kepolisian

dalam menjalankan kegiatan operasi dan menggerakkan unit operasional pada

struktur organisasi Polsek. Mumpuni, cepat, tanggap dalam berkomunikasi pada

tingkatan satuan atas Polres, bahkan tingkat Polda.

B. Indikator Hasil Belajar Indikator hasil belajar, merupakan penunjukkan pada batasan atas

rambu-rambu atau parameter yang telah dilaksanakan, terlihat hasil yang dicapai

(capaian dalam proses) dalam peristiwa belajar mengajar yang sudah dilakukan

dan telah ditentukan dalam program pendidikan dan pelatihan tahun anggaran

(prodiklat T.A.) antara lain adalah sebagai berikut:

1. Mampu memahami dan menjelaskan apa itu Polsek dan perlunya

komunikasi sosial serta manajemen kesan

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK)113

Page 114: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

2. Mampu memahami dan menjelaskan peran Polsek menerapkan Sistem

manajemen bagi pelayanan umum

3. Mampu menerapan analisa SWOTdalam menganalisa permasalahan

4. Perihal Terampil dalam melaksanakan tupoksi Kapolsek artinya mampu

memahami dan menjelaskan langkah-langkah Kapolsek;

5. Mampu mendiskusikan permasalahan dengan segera, mengambil inisiatif

cepat dalam kontijensi, menjalankan peran problem solving, memahami dan

memjelaskan kejadian dan permasalahan dengan runtut, teratur, dan

sistematis, menerapkan analisa Swot;

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK)114

Page 115: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

Polsek merupakan institusi Polri yang berada pada tingkat kecamatan

yang berkewajiban memberikan perlindungan dan pengayoman kepada

masyarakat, dan melalui perangkat Babinkamtibmas berperan untuk

menampung segala permasalahan dan memberikan solusinya sehingga situasi

keamanan dan ketertiban masyarakat. Sehubungan dengan bahasan tersebut

diatas, maka keberadaan organisasi Polsek juga memiliki dasar yang tertera di

dalam Peraturan Kapolri Nomor. 23 Tahun 2010,tentang Susunan Organisasi

Dan Tata Kerja(SOTK) pada tingkat Polres dan Polsek.

C. Jelaskan apa itu Polsek dan mengapa perlu adanya komunikasi sosial serta manajemen kesan!

Polsek dan Babinkamtibmasnya merupakan lini institusi Polri terdepan

pada satuan kewilayahan, yang bersentuhan langsung dengan masyarakat,

berkewajiban untuk memberikan pelayanan terdepan setiap ada kejadian

pelanggaran norma-norma masyarakat, kasus kriminal, permasalahan konflik

sosial, sengketa lahan dan pertanahan, termasuk segala aktifitas undangan dan

perijinan yang menyangkut urusan dinamika kegiatan masyarakat. Sehubungan

perihal diatas maka Polsek sengaja dibentuk dan patut berada di tengah

kehidupan masyarakat pada tingkatan kecamatan, maka Polsek tersebut

memiliki perangkat organisasi.

Karena Polsek merupakan sebuah organisasi pada tataran kewilayahan

tingkat kecamatan, maka Polsek harus diisi dengan personil yang memiliki

kualifikasi kemampuan komunikasi sosial (komsos) yang baik kepada

masyarakat. Kemudian yang menjadi pertanyaan kita adalah wajibkah Kapolsek

dan perangkat personilnya memiliki kemampuan dan penguasaan hukum adat,

segala norma-norma yang hidup dan timbul ditengah masyarakat?

Supaya terbangun komunikasi sosial yang baik, maka setiap personil

Polsek wajib mempelajari, memahami, menguasai segala norma-norma yang

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK)115

Page 116: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

telah terbangun dan ada di masyarakat. Dimanapun personil polsek itu bertugas

wajib menguasai karakteristik, perilaku masyarakat dan segala halnya terkait

dinamika kehidupan warganya. Kemudian yang tidak kalah pentingnya adalah

penguasaan terhadap diri pribadi personil tersebut, dengan kata lain

pengendalian diri yang tentunya dibekali pemahaman karakter masyarakat,

aturan institusi dan norma yang terbangun ditengah kehidupan masyarakat dan

norma agama. Selain itu kuasailah dan dapatkan segala data para pelaku

kriminal, para pelaku sumber permasalahan yang selalu meresahkan

masyarakat (penyebab timbulnya pemasalahan / trouble maker) dan kuasai

masyarakatnya.

Segala permasalahan yang timbul, pastilah diawali dengan munculnya

suatu komunikasi yang kurang baik, termasuk segala permasalahan yang

terbangun terkait perilaku adab dari personil Polsek. Solusinya adalah timbulkan

Manajemen Kesan yang terbaik, mengapa kita perlu tahu tentang manajemen

kesan? Manajemen kesan meliputi kesan pertama yang harus dimunculkan

ketika kita bertugas dan tampil perdana ditengah publik, wajib hadir ketika

mendapatkan undangan masyarakat, berikan kesan yang terampil, mumpuni, dan

sikap yang baik ketika tampil dalam penyelesaian setiap konflik yang muncul

ditengah masyarakat, bangun sikap yang tegas namun humanis sehingga rasa

keadilan akan selalu muncul pada saat kita menyelesaikan setiap konflik yang

ada dilingkungan kita.

Manajemen Kesan membahas kesan pertama pada saat muncul

perdana diwilayah tugasnya, personil polsek hendaknya menjauhkan sikap /

gestur sombong, angkuh, merasa sok hebat sekali, merasa paling pintar atau

mumpuni sendiri, sehingga tidak mau berkoordinasi dengan pihak manapun.

Pedomani istilah diatas langit masih ada langit lagi. Manajemen Kesan

mendorong kita untuk selalu bersikap ramah, welcome ketika warga ingin

mendekat. Manajemen Kesan mendorong kita untuk bersedia datang kepada

para tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, tokoh pendidik masyarakat,

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK)116

Page 117: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

dan segala hal dimana keberadaan tetua atau orang yang disegani warganya

wajib kita hormati, kita dekati dan selayaknya untuk didatangi. Sebagai personil

Polsek bersedia untuk menggalang tokoh pemuda, menggerakkan seluruh

kegiatan dan segenap potensi generasi pemuda dalam bidang kepramukaan,

bela diri (Karate, pencak silat dll), melakukan pendekatan kepada seluruh

pengurus cabang (pengcap) cabang olah raga, menggerakkan potensi

perpolisian melalui sekolah-sekolah dan perkampungan atau pedesaan yang ada

diwilayah tugasnya. Sikap welcome yang kita munculkan, tentunya dibarengi

dengan kewaspadaan dan penguasaan karakter wilayah tugas, penguasaan

masyarakat dan segala halnya, serta penguasaan terhadap perilaku diri pribadi

masing-masing personil polsek.

Manajemen Kesan mendorong personil Polsek untuk selalu

mengedepankan penampilan yang rapi dendi, jauh dari kesan kucel, kurang rapi,

dan penggunaan baju dinas dan atribut yang usang /lama sehingga terkesan

kurang semangat dalam menekuni profesi Polri dengan kata lain telah bosan

untuk menjadi anggota kepolisian kewilayahan.

Manajemen Kesan mendorong individu Polri agar di dalam

kesehariannya mencerminkan perilaku patuh kepada aturan artinya tidak

mengangkangi peraturan pemerintah yang telah ditetap oleh eksekutif dan badan

legislatif. Contoh sederhana di dalam keseharian wajib memberikan keteladanan

selama berkendaraan. Kalaupun menggunakan motor R-2 hendaknya

mengenakan helm keselamatan, kelengkapan motor R-2 sesuai dengan standar

pabrikan, jangan menggunakan knalopot resing sehingga berakibat kebisingan

dan terkesan mengganggu ketertiban umum. Cerminan kepatuhan kepada

hukum wajib kita tampilkan dan diperlihatkan kepada masyarakat.

D. Polsek menerapkan Sistem manajemen bagi pelayanan umum Polsek mengemban pelayanan umum, artinya polsek secara nyata

bertugas dan berkewajiban memberikan pelayanan kepada masyarakat

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK)117

Page 118: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

berkaitan dengan pelayanan SKCK, perijinan keramaian masyarakat, menerima

pengaduan dan laporan kejadian terkait permasalahan kriminalitas yang telah

terjadi dan memberikan surat tanda penerimaan laporan dan sebagainya. Selain

itu Polsek juga mendukung kebijakan pemerintahan sekarang untuk

menegakkan disiplin nasional yang dipelopori oleh aparatur negara, termasuk

juga Polri yang bersih dan berwibawa dan memberikan pelayanan kepada

masyarakat

Berkaitan dengan peningkatan disiplin nasional yang dipelopori oleh

aparatur negara yang bersih dan berwibawa dan memberikan pelayanan

kepada masyarakat memerlukan peningkatan profesi administrasi, mutu, dan

perilaku para pegawai negeri. Peningkatan efisiensi pelayanan umum dan

penetapan sistem-sistem administrasi lainnya yang mendukung . Untuk itu

diperlukan upaya-upaya sebagai berikut:11

1. Pemasyarakatan budaya kerja agar pegawai negeri beretos kerja dan

menyukai kerja dan menghasilkan kinerja yang bermutu;

2. Pelaksanaan melekat, yang benar-benar dilakukan secara nyata oleh

setiap atasan, baik dalam rangka pemasyarakatan budaya kerja,

peningkatan mutu manajemen adminstrasi unit kerja masing-masing atau

pelaksanan tugas rutin sehari-hari;

3. Peningkatan mutu kepemimpinan melalui seleksi pengangkatan, dalam

pangkat dan jabatan serta pengiriman mengikuti dikalat;

4. Penilaian dan penetapan terhadap kurikulum dan silabi pendidikan dan

pelatihan;

5. Peningkatan efisiensi manajemen pelayanan umum, dengan

menghilangkan sampul dan pos yang boros dan tidak diperlukan dalam

implementasinya, upaya tersebut dilakukan melalui koordinasi, integrasi

dan sinkronisasi11 Achmad Batinggi. H. Badu Ahmad. Manajemen Pelayanan Umum, Edisi 2.Cetakan

keenam, Penerbit H Universitas Terbuka,Jakarta, 2011.hal.1.22.

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK)118

Page 119: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

Polsek mulai sekarang berkewajiban untuk melakukan berbagai

perubahan dan pembenahan terkait manajemen pelayanan umum. Oleh karena

itu pembenahan manajemen pelayanan umum perlu segera dilakukan antara

lain dibidang-bidang berikut ini:12

1. Keterbukaan dan kemudahan prosedur;

2. Penetapan tarif yang jelas dan terjangkau;

3. Keterampilan aparatur dalam teknik pelayanan;

4. Penyediaan penampungan keluhan masyarakat;

5. Penciptaan sistem pengawasan berganda terhadap pelaksanaan prosedur;

6. Pemasyarakatan budaya kerja yang berorientasi pada kebutuhan

masyarakat.

E. Penerapan Analisa SWOTdalam Menganalisa PermasalahanAnalisa SWOT adalah sebuah analisa yang dicetuskan oleh Albert

Humprey pada dasawarsa 1960-1970an. Analisa ini merupakan sebuah

akronim dari huruf awalnya

yaitu Strenghts(kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunity (kesempatan) dan Threat (Ancaman). Metoda analisa SWOT ini bisa

dianggap sebagai metoda analisa yang paling dasar, yang berguna untuk

melihat suatu topik atau permasalahan dari 4 sisi yang berbeda. Hasil

analisa biasanya adalah arahan/rekomendasi untuk mempertahankan

kekuatan dan menambah keuntungan dari peluang yang ada, sambil

mengurangi kekurangan dan menghindari ancaman. Jika digunakan

dengan benar, analisa SWOT akan membantu kita untuk melihat sisi-sisi

yang terlupakan atau tidak terlihat selama ini.

Analisa ini bersifat deskriptif dan terkadang akan sangat subjektif, karena

bisa menjadi dua orang yang menganalisis pada sebuah organisasi akan

memandang berbeda pada ke empat bagian tersebut. Hal ini diwajarkan,

12 Ibid hal.1.23.

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK)119

Page 120: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

karena analisis SWOT adalah sebuah analisis yang akan memberikan

output berupa arahan dan tidak memberikan solusi “ajaib dalam sebuah

permasalahan. “Luck is a matter of preparation meeting opportunity ?

Keberuntungan adalah sesuatu dimana persiapan bertemu dengan

kesempatan (Oprah Winfrey). Konsep teori analisa SWOT yaitu penilaian

terhadap hasil identifikasi situasi untuk menentukan kategori suatu kondisi

sebagai kekuatan, kelemahan, peluang atau ancaman yang selanjutnya

diidentifikasikan guna menentukan cara-cara solusi atau alternatif pemecahan

masalah (Problem Solving) yang dihadapi sehingga tercipta suatu kondisi

sebagaimana yang diharapkan. Adapun dalam melakukan analisa SWOT, maka

akan diformulasikan suatu identifikasi situasi terhadap setiap permasalahan yang

ada dengan melakukan analisa dari penggabungan beberapa faktor yang

mempengaruhi antara lain:13

1. Strenghts (kekuatan)Strenghts (kekuatan) adalah situasi atau kondisi yang merupakan

kekuatan dari organisasi atau program pada saat ini. Strenght ini bersifat

internal dari organisasi atau sebuah program. Contoh Jumlah anggota

yang lebih dari cukup (kuantitatif), Berpengalaman dalam beberapa

kegiatan (kualitatif). Kenali kekurangan diri sendiri agar tidak sombong

dan ketahui kelebihan diri sendiri agar tidak rendah diri.

2. Weaknesses (Kelemahan) Weaknesses (Kelemahan) adalah kegiatan-kegiatan organisasi

yang tidak berjalan dengan baik atau sumber daya yang dibutuhkan oleh

organisasi tetapi tidak dimiliki oleh organisasi. Kelemahan itu terkadang

lebih mudah dilihat daripada sebuah kekuatan, namun ada beberapa hal

13 Freddy, Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis: Reorientasi Konsep Perencanaan Strategis Untuk Menghaapi Abad 21, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hlm. 19.

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK)120

Page 121: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

yang menjadikan kelemahan itu tidak diberikan solusi yang tepat

dikarenakan tidak dimaksimalkan kekuatan yang sudah ada.Contoh Kurang

terbinanya komunikasi antar anggota, Jaringan yang telah terbangun tidak

dimaksimalkan oleh seluruh anggota.

3. Opportunity (kesempatan)Opportunity (kesempatan) adalah faktor positif yang muncul dari

lingkungan dan memberikan kesempatan bagi organisasi atau program kita

untuk memanfaatkannya. Opportunity tidak hanya berupa kebijakan atau

peluang dalam hal mendapatkan modal berupa uang, akan tetapi bisa juga

berupa respon masyarakat atau isu yang sedang diangkat. Contoh

Masyarakat sedang menyukai tentang hal-hal yang bersifat reboisasi

lingkungan, Isu yang sedang diangkat merupakan isu yang sedang menjadi

topik utama.

4. Threat (ancaman)Threat (ancaman) adalah faktor negatif dari lingkungan yang

memberikan hambatan bagi berkembangnya atau berjalannya sebuah

organisasi dan program. Ancaman ini adalah hal yang terkadang selalu

terlewat dikarenakan banyak yang ingin mencoba untuk kontroversi

atau out of stream (melawan arus) namun pada kenyataannya organisasi

tersebut lebih banyak layu sebelum berkembang. Contoh Masyarakat

sudah jenuh dengan pilkada, Isu agama yang berupa ritual telah membuat

masyarakat bosan. Dalam contoh-contoh tersebut maka kita dapat melihat

apa yang dapat kita lakukan dan kita gunakan, serta apa yang tidak dapat

kita lakukan serta harus kita lengkapi.

Yang perlu diperhatikan dalam pembuatan analisis SWOT adalah :

SWOT analisis bisa sangat-sangat subjektif. Bisa saja terjadi 2(dua) orang

menganalisa 1(satu) lembaga/ institusi/organisasi yang sama

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK)121

Page 122: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

menghasilkan SWOT yang berbeda. Dengan demikian, hasil analisa SWOT

hanya boleh digunakan sebagai arahan dan bukan pemecahan masalah.

a. Pembuat analisa harus sangat-sangat realistis dalam menjabarkan

kekuatan dan kelemahan internal. Kelemahan yang disembunyikan

atau kekuatan yang tidak terjabarkan akan membuat arahan

strategi menjadi tidak bisa digunakan

b. Analisa harus didasarkan atas kondisi yang sedang terjadi dan

bukan situasi yang seharusnya terjadi

c. Hindari grey areas .

d. Hindari kerumitan yang tidak perlu dan analisa yang berlebihan.

Buatlah analisa SWOT sesingkat dan sesederhana mungkin.

5. SWOT untuk organisasiSWOT untuk organisasi. Dalam sebuah organisasi biasanya

setiap awal periode kepengurusan akan dilaksanakan pembuatan rencana

program kerja, untuk itu biasanya akan dilakukan sebuah analisis kondisi

mengenai suatu organisasi tersebut. Analisis SWOT biasanya dicantumkan

dalam GBHK (Garis-garis Besar Haluan Kerja) yang menjelaskan tentang

kondisi lingkungan organisasi baik kondisi internal maupun external.

Setelah dilakukan analisis SWOT maka jadi mengetahui kondisi

nyata apa yang terjadi di lingkungan internal dan external organisasi, maka

dapat mulai membuat rencana program kerja yang sesuai dengan kondisi

yang dibutuhkan dan mampu untuk dilaksanakan oleh pengurus tersebut.

Sebagai alat analisa, analisa SWOT berfungsi sebagai panduan

pembuatan peta. Ketika telah berhasil membuat peta, langkah tidak boleh

berhenti karena peta tidak menunjukkan kemana harus pergi, tetapi peta

dapat menggambarkan banyak jalan yang dapat ditempuh jika ingin

mencapai tujuan tertentu. Peta baru akan berguna jika tujuan telah

ditetapkan. Dan yang menjadi tujuan dari sebuah organisasi adalah Visi

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK)122

Page 123: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

dan Misi dari organisasi tersebut. Sehingga analisa SWOT dapat berjalan

dengan baik apabila visi dan misi organisasi telah terbangun.

F. Perihal Terampil dalam melaksanakan tupoksi Kapolsek , adapun langkah Polsek adalah sebagai berikut:1. Kapolsek

- Ketika menerima laporan Informasi Polsek Sebagai Baris Deteksi Dini

(PSBD);

- Mendisposisikan Ke Unit Jajaran / Membagi Tugas;

- Mengirimkan Laporan Info Khusus Ke Polres Tembusan Kasat Intel;

- Meminta Bantuan Polsek terdekat;

- Meminta perbantuan perkuatan BKO Polres;

- Koordinasi Tripika atau dengan istilah terkini Forkopimda;

2. Kanit Intel Polsek (sebagai Penyajian Intel Dasar)

- Mendalami kembali laporan informasi dengan materi :

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK)

KAPOLSEK

BAPULBAKET

SABHARA POLMAS

RESKRIM

JUMLAH RATIO

JUMLAH POLRI : JUMLAH PENDUDUKJUMLAH POLRI : JUMLAH MASA YG KONFLIK

JUMLAH RATIO

BABINKAMTIBMAS : JUMLAH PENDUDUKBABINKAMTIBMAS : JUMLAH MASA YG KONFLIK

123

Page 124: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

- Merancang, merencanakan, dan mengakomodir titik-titik kumpul

3. Kanit Binmas (Babinkamtibmas)- Fokus Group Diskusi

- Tokoh-tokoh Berpengaruh

- Pejabat Pemda tingkat Polsek

- Jaringan Babinkamtibmas

- Kepala Desa

4. Kanit Sabhara (TURJAWALI)- Lakukan Patroli

- Menempatkan personel terbuka di lokasi

- Mengatur penempatan personel BKO

- Melakukan Pengawalan / permintaan Pengawalan

5. Kanit Reskrim (Upaya Pengalihan Hukum)

- Lakukan Upaya Gakkum Dengan Polres

- Koordinasi Dengan Satuan Intel Polsek

- Pantau Dan Tangkap Keberadaan Pelaku

- Titipkan Tahanan Ke Tingkat Polres

Kapolsek harus mampu mendiskusikan permasalahan dengan segera,

mengambil inisiatif cepat dalam situasi kontijensi, menjalankan peran problem

solving, memahami dan menjelaskan kejadian dan permasalahan dengan runtut,

teratur, dan sistematis;

G. Studi kasus sebagai bahan diskusiPelaksanaan studi kasus yang akan dilaksanakan oleh para Kapolsek ,

diawali dengan langkah-langkah pembagian jumlah siswa secara berimbang,

kemudian gadik memberikan berbagai kegiatan diskusi dan simulasi tentang

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK)124

Page 125: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

berbagai langkah yang harus dilakukan terkait permasalahan yang timbul secara

tiba-tiba, ataupun telah diantisiapasi bakalan terjadi melalui kegiatan intelijen

tentang berbagai ancaman kamtibmas, sesuai dengan karakteristik daerah.

1. Sengketa LahanDikembangkan isu ke beberapa tokoh masyarakat yang berpotensi

konflik mengenai ditemukannya titik lokasi yang mengandung barang

tambang seperti intan, batubara atau biji besi. Titik lokasi tersebut berada 3

KM dari perbatasan hutan lindung. Kepada tokoh masyarakat

diyakinkankalau batas 3 KM ke tengah hutan lindung itu adalah lahan warga

yang potensial. Digalanglah masa khusus untuk mengalih pancang batas

hutan lindung sepanjang 3 KM ke arah dalam.

Ketiga pihak kehutanan mengetahui, terjadilah perseturuan (konflik

agrarian). Disamping itu, beberapa investor sudah tanda tangan akan

menggarap lahan yang dimaksudkan mengandung barang tambang.

Wartawan didatangkan. Berita mengenai potensi local ditayangkan.

Seterusnya berita konflik dan langkah – langkah pemerintah dalam

mengenainya. Keributan menjadi – jadi ketika di sekitar lahan tersebut

terdapat pula unsure masyarakat yang heterogen. Konflik utama muncul

antara warga asli dengan warga transmigrasi. Dan seterusnya ……

2. Sengketa AgamaDimulai dari isu pembelian sebidang tanah yang disana akan

dibangun rumah ibadah agama minoritas. Lahan tersebut sudah dikapling

dan diberi tanda papanisasi akan didirikan rumah ibadah agama minoritas.

Protes dikemukakan tokoh agama mayoritas atas pemberian izin

membangun rumah ibadah di lokasi mereka.

Sejumlah LSM ikut memperkeruh keadaan dengan melakukan

kegiatan yang bersifat membela keberadaan pembangunan rumah ibadah

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK)125

Page 126: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

tersebut. Beberapa kali telah terjadi bentrok antar pihak yang merasa

berkepentingan. Dan seterusnya.

3. Sengketa AdatDimulai dengan eksekusi penggusuran perkampungan tradisional

yang di sana juga terdapat pasar rakyat dengan dalil hukum, lokasi tersebut

merupakan tanah Pemda. Pemda sudah menyampaikan teguran tertulis

kepada tetua suku yang bertempat dilokasi bahwa akan dilakukan

penggusuran terkait akan dibangunnya pusat perbelanjaan yang lebih

modern.

Terjadi kekisruhan soal mana tanah Pemda, mana pula tanah kaum

adat. Masyarakat adat berdemontrasi ke Pemda. Bentrok dengan orang tak

dikenal. Dan seterusnya ……

4. Konflik Lahan Perkebunan Kelapa Sawit Di Desa Sumber Mulya Dengan Desa Kota Raja Kecamatan Pelepat Ilir, Bungo

Saya selaku Kades Sumber Mulya menghimbau kepada seluruh

masyarakat, pemuda agar bersatu untuk menduduki lahan perkebunan yang

telah digarap oleh PT. SAL.2 dimana lahan LU.2 milik kita dari transmigrasi

sudah di klaim Desa Kota Raja dan kita harus mengusir warga yang

mengaku dan menduduki lahan tersebut karena ini sudah tidak benar. Oleh

karena itu kami menghimbau kepada para tokoh, pemuda bapak-bapak agar

mempersiapkan segala sesuatunya perlengkapan seperti dodo sawit,

parang, tombak dan bendera serta kecepet laras panjang dan cuka getah,

bensin dll. Karena saatnya kita harus merebut dan membela harga diri kita,

haram hukumnya mundur. Karena sertifikat LU.2 yang dikumpulkan adalah

milik kita bukan milik warga Kota Raja dan biang kerok dari semua ini adalah

PT.SAL.2 kalau perlu nanti PT.SAL.2 kita bakar karena telah menjajah hak-

hak warga masyarakat. Rawe-rawe rantas, malang-malang tuntas. Maju

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK)126

Page 127: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

terus pantang mundur. Kepada ibu-ibu dan anak-anak, orang tua agar

mengungsi dulu ke desa tetangga dan para kerabat terdekat. .

5. Konflik Agama Kehadiran Tarekat NaqsabandiahPara alim ulama, tokoh adat, pemuda kami menghimbau agar

keberadaan aliran tarekat Naqsabandiah ini musnahkan dan mari kami tolak

dan bakar bangunan mesjid yang akan dibangun di wilayah desa kita Dusun

Daya Murni karena sudah jauh menyimpang dari ajaran Islam yang benar

dan tidak lagi sesuai dengan Al-Qura’an dan Sunnah Rasul. Mari bakar dan

penggal kepala mereka orang-orang kafir karena telah menyesatkan ajaran

Islam murni, halal darahnya para orang-orang kafir dan kami minta tepat jam

12 malam nanti kita ramai-ramai mendatangi lokasi mesjid mereka, bawa

bensin, parang dan lain-lain. Seluruh masyarakat berkumpul di kantor balai

Desa dipimpim Ketua Pemuda.

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK)127

Page 128: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

BAB VII

PENUTUP

A. KESIMPULANSetelah dicermati, disusun, dirancang, dan diupayakan penyusunan

bahan belajar latihan manajemen kewilayahan untuk para Kapolsek ini, maka

disimpulkan bahwa standar kompetensi untuk lulusannya yang akan diraih dan

diharapkan oleh institusi Polri, agar para Kapolsek antara lain adalah :

1. Memahami tugas pokok dan fungsi para Kapolsek.

2. Memahami dan mampu melaksanakan Manajemen Operasional Polri

(MOP), baik dalam kegiatan Kepolisian dan operasional Kepolisian;

3. Memahami teori dan prinsip kepemimpinan.

4. Memahami manajemen fungsi teknis Polri.

5. Memahami karakteristik wilayah tugas.

6. Terampil melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagai Kapolsek.

Capaian yang demikian tidaklah semudah seperti membalikkan kedua

telapak tangan, oleh karena itu perlunya upaya kuat dari semua pihak

(lembaga/SPN, siswa, tenaga pendidik) dalam menciptakan situasi dan iklim

pembelajaran yang kondusif dan penguasaan materi yang lengkap, situasi

kelas yang nyaman, terkini /up to date, terampil dan mumpuni serta profesional

dalam memberi pelatihan.

B. SARANSaran perlu disampaikan terkait keinginan pimpinan agar tercipta

komunikasi 2(dua) arah antara gadik dan siswa untuk memperoleh kemajuan

bersama dalam rangka mendidik dan memajukan personil Polri yang bertugas di

kewilayahan. Kemudian terkondisikan suasana belajar mengajar yang nyaman,

sesuai dengan kompetensinya. Oleh karena itu disarankan antara lain adalah :

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK)128

Page 129: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

1. Disarankan hanjar pelatihan manajemen kewilayahan (para kapolsek )

yang ada ini menjadi pedoman dalam pelaksanaan tugas para Kapolsek

dan berkelanjutan;

2. Disarankan hanjar pelatihan manajemen kewilayahan (para kapolsek )

apabila dirasa perlu untuk mendapatkan muatan yang lebih terkini

sekiranya semua pihak membantu memperkaya isi atau muatan keilmuan

sehingga penulis bangga hasil karyanya mendapatkan apresiasi dari

siapapun.

3. Penguasaan keilmuan yang mendorong agar siswanya terampil dalam

mengemban tugas kepolisian terutama ilmu manajemen, kepemimpinan,

penguasaan peraturan perundangan adalah urgent dan utama, akan tetap

yang paling pokok, prinsip dan terpenting adalah perihal pengendalian diri,

berupaya meningkatkan mutu adab, akhlakul karimah/ akhlak yang baik

dan terpuji sebagai cerminan aparatur negara yang mencerminkan

perilaku Pancasila dan beragama. Artinya negara mengharapkan terbentuk

sosok personil Polri yang berakhlak mulia/ terpuji yang memiliki

pengetahuan.

Demikian Bahan Belajar (Hanjar) Manajemen Kewilayahan (Kapolsek)

yang perdana ini disusun sebagai pedoman, dengan harapan para Kapolsek

menjadi terpola teliti, praktis, efektif, efisien, dan waspada serta terampil dalam

memberikan pelayan dan pengayoman kepada masyarakat sebagaimana yang

tertera di dalam peraturan Kapolri yang mengatur tentang manajemen

operasional kepolisian dan susunan organisasi dan tata kerja pada tingkat

kepolisian resort dan kepolisian sektor, serta bagamana mengelola suatu

gangguan kamtibmas dan penanganan permasalahan yang muncul, kemudian

mengatur, mengendalikan anggota unit operasional dan staf polsek secara

efektif dan efisien.

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK)129

Page 130: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. Mabes Polri, Jakarta.

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK)130

Page 131: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Pada Tingkat Kepolisian Resort Dan Kepolisian Sektor. Mabes Polri, Jakarta.

Jenderal Polisi Drs. Timur Pradopo. 2011. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2011 tentang Manajemen Operasi Kepolisian. Mabes Polri, Jakarta.

George R.Terry alih bahasa DR.Winardi,SE. by Richard D Irwin.1977. Asas-Asas Menejemen. Edisi Kedelapan. Penerbit Alumni/1986/Bandung Kota Pos 272.Bandung.

Prof.Dr.Veithzal Rivai,MBA, Prof.Dr.Deddy Mulyadi,Msi. 2012. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Edisi Ketiga. Rajawali Pers. Jakarta.

Bahder Johan Nasution. 2008. Metode Penelitian Ilmu Hukum. Cetakan Pertama. Mandar Maju, Bandung.

Jenderal Polisi Drs. Timur Pradopo. 2013. Pedoman Teknis tentang Penanganan Konflik Sosial (Konsep). Mabes Polri, Jakarta.

Letnan jenderal Polisi Anto Soedjarwo. 1982. Petunjuk Pelaksanaan Nopol Juklak/14/1982 tentang Sistem Pengumpulan, Pengolahan, dan Penyajian Data Lingkungan Operasi Polri. ABRI Mabes Polri. Jakarta.

H. Achmad Batinggi. H. Badu Ahmad.2011. Manajemen Pelayanan Umum. Edisi 2.Cetakan keenam.Penerbit Universitas Terbuka.Jakarta.

Tim Dosen Administrasi Pendidikan. 2012. Manajemen Pendidikan. Cetakan ke-5. Alfabeta. Bandung.

Dadang Djoko Karyanto.2013.Optimalisasi Kemampuan Bagdalops dalam Pengumpulan dan Pengolahan Data serta Penyajian Informasi dan Dokumentasi kegiatan Operasi dalam Rangka Terwujudnya Stabilitas Kamtibmas. Edisi ke-1. Biro Operasi Polda Jambi. Jambi.

Tim Dosen Administrasi Pendidikan. 2008. Manajemen Pendidikan. Cetakan ke-1. Penerbit Alfabeta. Bandung.

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK)131

Page 132: Hanjar Latihan Manajemen Kewilayahan untuk Para Kapolsek

SEKOLAH POLISI NEGARA POLDA JAMBI

Tim Biro Operasi.2010. Prosedur Tetap Sistim Pengamanan Markas Komando Kepolisian Daerah Jambi.Biro Ops Polda Jambi.Jambi

Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2009 tentang Implementasi Prinsip dan Standar HAM dalam penyelenggaraan Tugas Polri. Mabes Polri, Jakarta.

Tim Biro Operasi.2009. Rencana Kontijensi Menghadapi Bencana Alam di Polda Jambi.Biro Ops Polda Jambi.Jambi.

Tim Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (PusdalOpsPB).2010. Standart Operational Procedure (SOP) Provinsi Jambi..Jambi.

Freddy, Rangkuti.2013 Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis: Reorientasi Konsep Perencanaan Strategis Untuk Menghaapi Abad 21, PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

MANAJEMEN KE WILAYAHAN (KAPOLSEK)132